Waruga Waruga adalah kuburan kuno orang Minahasa yang terbuat dari dua batu berbentuk segitiga dan kotak. [1] Keberadaannya memberitahukan tentang kebudayaan manusia di Minahasa pada masa lampau serta perkembangan teknologinya.
[1] Waruga awalnya digunakan sebagai tempat penguburan dan pelaksanaan ritual kematian dalam kepercayaan animisme dan dinamisme serta sebagai perlambang seni masyarakat Minahasa. [2] Pada masa kini, waruga dijadikan sebagai objek wisata pendidikan dan kebudayaan. fungsi waruga Daftar isi β’ 1 Bentuk β’ 2 Ornamen β’ 3 Penempatan β’ 4 Kegunaan β’ 5 Pemaknaan β’ 6 Referensi β’ 7 Daftar pustaka Bentuk [ sunting - sunting sumber ] Waruga berasal dari bahasa Tombulu yaitu kata wale dan ruga.
Wale berarti rumah, sedangkan ruga berarti hancur atau terbongkar. Penamaan ini didasari oleh bentuk waruga yang menyerupai rumah dan fungsinya adalah sebagai rumah penghancur jasad. [4] Waruga terbuat dari batu yang terbagi menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bagian atas berbentuk segitiga dan menyerupai bubungan rumah, sedangkan bagian bawah berbentuk segi empat.
Bagian atas merupakan penutup kubur, sedangkan bagian bawah menjadi tempat penguburan jenazah. [5] Batu yang dibuat menjadi waruga merupakan jenis batu lava basal yang semakin kuat bila berada di tempat terbuka. [6] Waruga terbagi menjadi ukuran kecil, sedang, dan besar. Ukuran kecilnya adalah 50 cm Γ 50 cm Γ 100 cm. Ukuran sedangnya adalah 100 cm Γ 100 cm Γ 150 cm. Sedangkan ukuran besarnya adalah 150 cm Γ 100 cm Γ 145 cm.
Batu untuk membuat waruga diperoleh dari letusan Gunung Klabat dan Gunung Lokon. [7] Ornamen [ sunting - sunting sumber ] Waruga memiliki ornamen yang beragam dengan motif utamanya yaitu manusia, tanaman, hewan, dan bentuk geometri. Motif berupa manusia diukir dengan fungsi waruga peristiwa kehidupannya, seperti melahirkan, menari dan berpakaian. Motif tanaman menampilkan buah-buahan, pepohonan, dedaunan dan bunga matahari.
Motif hewan menampilkan ukiran berbentuk ular, anjing, burung manguni dan anoa. Sedangkan motif geometri menampilkan bentuk tumpal, pilinan ganda, meander, dan swastika. [8] Penempatan [ sunting - sunting sumber ] Kompleks waruga banyak ditemukan di Kabupaten Minahasa Utara.
[9] Pada awalnya, waruga tersebar hampir di seluruh wilayah Minahasa. Pada tahun 1817, waruga disatukan menjadi kompleks di beberapa tempat. [5] Ada waruga yang masih dalam keadaan utuh dan ada yang telah rusak.
Penempatannya ada yang berkelompok pada satu lokasi tertentu dan ada pula yang terpisah di kebun atau halaman rumah penduduk. [10] Seluruh bagian waruga berada di atas tanah. [7] Pada bagian dalam waruga terdapat berbagai barang yang menjadi bekal bagi jenazah yang dikubur.
Barang-barang ini merupakan barang milik jenazah semasa hidupnya. [6] Posisi mayat menyerupai posisi jongkok. Mayat didudukkan dengan kepala menyentuh lutut dan tumit menyentuh pantat.
[11] Kegunaan [ sunting fungsi waruga sunting sumber ] Waruga digunakan sebagai tempat penguburan dan pelaksanaan ritual kematian. Keberadaannya mewakili kepercayaan masyarakat Minahasa pada masa lalu, yaitu animisme dan dinamisme.
Selain itu, waruga juga menjadi perlambang seni masyarakat Minahasa baik secara sosial maupun secara individu. [2] Ornamen yang ada pada tiap waruga digunakan sebagai pengusir roh jahat, simbol fungsi waruga atau pekerjaan dari jenazah semasa hidupnya. [12] Waruga telah digunakan sejak abad ke-10 Masehi sebagai alat pekuburan massal.
Penggunaannya mulai berakhir bersamaan dengan beralihnya kepercayaan sebagian besar masyarakat Minahasa ke agama Kristen.
{INSERTKEYS} [9] Penggunaan waruga dimulai dari daerah Likupang, kemudian menyebar ke Tonsea. Setelah itu, waruga digunakan hingga ke Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, dan Kota Tomohon, Pada awal abad ke-20 Masehi, waruga tidak lagi digunakan sebagai alat untuk mengubur jenazah, tetapi dimanfaatkan sebagai objek wisata dan cagar budaya. [13] Pemaknaan [ sunting - sunting sumber ] Masyarakat Minahasa meyakini bahwa kematian merupakan awal meuju ke dunia lain.
Mereka meyakini bahwa jenazah akan dijemput oleh roh leluhurnya, sehingga memerlukan bekal perjalanan. [14] Waruga dijadikan sebagai tempat bersemayam sementara untuk para roh leluhurnya. Kualitas ukiran dari waruga ditentukan oleh jasa orang yang dikubur di dalamnya. Semakin berjasa seseorang, maka semakin bagus ukiran yang dibuatkan untuknya.
[15] Waruga dijadikan sebagai alat pemersatu orang Minahasa dalam menyembah Tuhan dan menghormati leluhur serta memberikan kesadaran tentang pentingnya suatu ikatan kekeluargaan. [16] Wikimedia Commons memiliki media mengenai Waruga. Referensi [ sunting - sunting sumber ] β’ ^ a b Hein 2019, hlm. 160. β’ ^ a b Pangkey dan Gustami 2005, hlm. 265. β’ ^ Marzuki 2011, hlm. 86. β’ ^ Pangkey dan Gustami 2005, hlm. 264. β’ ^ a b Mangolo, Sukaatmadja, dan Pujaastawa 2017, hlm.
122. β’ ^ a b Sopacoly, Lattu, dan Timo 2019, hlm. 227. β’ ^ a b Manus 2012, hlm. 372. β’ ^ Pangkey dan Gustami 2005, hlm. 265β266. β’ ^ a b Marzuki 2011, hlm. 79. β’ ^ Marzuki 2011, hlm. 78β79. β’ ^ Sopacoly, Lattu, dan Timo 2019, hlm. 228. β’ ^ Pangkey dan Gustami 2005, hlm. 266β267.
β’ ^ Sopacoly, Lattu, dan Timo 2019, hlm. 226. β’ ^ Manus 2012, hlm. 389. β’ ^ Sopacoly, Lattu, dan Timo 2019, hlm. 219. β’ ^ Sopacoly, Lattu, dan Timo 2019, hlm. 225. Daftar pustaka [ sunting - sunting sumber ] β’ Hein, Malingkonor Legio Mario (Mei 2019). "Perlindungan Hukum terhadap Cagar Budaya Minahasa Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2010 (Suatu Kajian terhadap Waruga yang Merupakan Cagar Budaya Minahasa)".
Lex Et Societatis. 7 (5): 160β168. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) β’ Mangolo, M.C.S., Sukaatmadja, I.P.G., dan Pujaastawa.
I.B.G. {/INSERTKEYS}
(Juli 2017). " 'Waruga' sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Sawangan, Kabupaten Minahasa Utara". Jumpa. 04 (01): 120β135. ISSN 2502-8022.
Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) β’ Manus, Jerry (Juli 2012). "Makna Motif Ornamen pada Waruga di Minahasa". Dewa Ruci. 7 (3): 369β389. ISSN 1412-4181. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) β’ Marzuki, Irfanuddin W.
(Juli 2011). "Pelestarian dan Pemanfaatan Kubur Batu Waruga di Kabupaten Minahasa Utara". Kapata Arkeologi. 7 (12): 78β91. ISSN 1858-4101. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan fungsi waruga bantuan) β’ Pangkey, F., dan Gustami, S.P. (April 2005). "Relief pada Waruga di Minahasa dalam Perspektif Etnografis dan Estetis".
Humanika. XVIII (2): 261β271. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) β’ Sopacoly, M.M., Lattu, I.Y.M., dan Timo, E.I.N. (2019). "Sakralitas Waruga: Situs Suci dan Identitas Kultural Masyarakat Minahasa". Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan. 7 (2): 217β242. doi: 10.21043/fikrah.v7i2.5055. ISSN 2476-9649. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) β’ Halaman ini terakhir diubah pada 17 April 2022, pukul 07.44.
β’ Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. β’ Kebijakan privasi β’ Tentang Wikipedia β’ Penyangkalan β’ Tampilan seluler β’ Pengembang β’ Statistik β’ Pernyataan kuki β’ β’ Apa itu Waruga ? Waruga adalah kubur batu yang mempunyai bentuk kubus atau bulat dengan tutup yang berbentuk menyerupai atap rumah.
Waruga merupakan kubur atau makam leluhur dari orang Minahasa yang bahan pembuatannya terbuat dari batu yang terdiri dari dua bagian ( bagian atap dan bagian bawah fungsi waruga. Pada bagian atapnya yang mirip atap rumah, terdapat banyak fungsi waruga dan hiasan seperti manusia, hewan, tumbuhan dan berbagai bentuk hiasan lainnnya. Bagian atas waruga berbentuk segitiga seperti bubungan atau atap rumah dan bagian bawahnya berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang sebagai tempat meletakkan jenazah.
Fungsi waruga Waruga mempunyai bentuk dan fungsi yang serupa dengan sarkofagus yaitu sebagai makam atau peti jenazah, tetapi pada waruga penempatan posisi fungsi waruga jongkok terlipat. Waruga merupakan salah satu peninggalan dari zaman megalitikum atau zaman batu besar yang masih bisa kita jumpai hingga saat ini. Waruga merupakan salah satu peninggalan sejarah asli dari indonesia yaitu dari daerah minahasa.
Guna melindungi dan menjaga kelestarian waruga maka sejak tahun 1976 mulai dilakukan penataan, yang hasilnya pada tahun 1978 telah menjadi satu lokasi tempat waruga yang di beri nama Taman Waruga Sawangan. Disamping pengaturan peletakan juga ditanam tanaman hias dan fungsi waruga jalan setapak untuk memudahkan akses pengunjung.
Demikian pembahasan tentang pengertian waruga dan fungsinya semoga bermanfaat bagi pembaca semua. []
Pada artikel kali ini kami akan menjelaskan pengertian waruga dan fungsi waruga disertai beberapa contoh gambarnya. Dikutip dari wikipedia, pengertian waruga adalah makam leluhur orang-orang suku Minahasa yang terbuat dari batu, maka sering disebut dengan istilah kubur batu.
Kebiasaan ini dilakukan oleh orang Minahasa sejak abad ke IX hingga tahun 1870, dan digantikan dengan peti mati. Maka dapat dengan mudah kita ketahui bahwa fungsi waruga yaitu untuk mengubur fungsi waruga Minahasa yang telah meninggal pada zaman dahulu. Baca Juga: Pengertian Fosil dan Gambarnya Pengertian Waruga dan Fungsinya Dari penjelasan singkat diatas, dapat kita ketahui bawah pengertian waruga adalah makam para leluhur Minahasa yang dibuat menggunakan batu.
Kubur batu atau waruga berbentuk kotak pada bagian bawah, sementara atasnya segitiga mirip bubungan rumah. Dibagian tengah terdapat ruang yang digunakan untuk menaruh mayat/orang meninggal.
Mayat diletakkan dengan posisi duduk, tumit kaki menempel ke pantat, kepala mencium lutut, dan posisinya menghadap ke utara. Sebelum kebiasaan ini dilakukan, dulunya suku Minahasa menguburkan orang meninggal ke dalam tanah dengan dibungkus daun woka.
Pada perkembangan selanjutnya terjadi perubahan, yakni orang meninggal dimasukkan ke dalam rongga pohon sebelum di kubur dalam tanah.
Gambar Waruga atau Kubur Batu Pada perkembangan selanjutnya kubur batu mulai dilakukan, hingga kemudian berakhir pada tahun 1870. Berakhirnya tradisi kubur batu disebabkan karena dikhawatirkan dapat menularkan bibir penyakit yang berbahaya yaitu kolera dan tipus.
Penularan penyakit dikarenakan terdapat celah diantara badan waruga dan bagian atasnya. Selain itu, penyebab lain kebiasaan ini mulai ditinggalkan adalah karena agama Kristen mulai berkembang di daerah Minahasa yang mengharuskan mayat dikubur di dalam tanah. Uniknya, di bagian luar waruga terdapat ukiran relief yang menggambarkan jasad di dalamnya, seperti mata pencaharian atau pekerjaan orang tersebut semasa hidup.
Keberadaan Waruga kebanyakan terdapat di wilayah Minahasa Utara. Awalnya lokasinya tersebar di seluruh desa, namun kini telah dikumpulkan menjadi satu di beberapa desa. Beberapa desa yang dimaksud meliputi desa Airmadidi Bawah 211 buah, desa Sawangan 144 buah, dan kelurahan Rap-Rap 15 buah.
Jumlah totalnya sekitar 370. Di zaman sekarang, keberadaan waruga merupakan aset sejarah yang harus dilindungi. Selain memiliki nilai historis, keberadaannya menjadi salah satu tujuan wisata di Sulawesi Utara. Berdasarkan penjelasan pengertian waruga diatas, dapat kita ketahui bahwa fungsi waruga yaitu sebagai tempat untuk menguburkan orang-orang Minahasa yang telah meninggal dunia dengan ketentuan-ketentuan yang sudah disebutkan diatas, salah satunya dengan posisi duduk menghadap ke utara melambangkan bahwasanya orang Minahasa berasal dari Utara.
Demikian pembahasan singkat terkait dengan Pengertian Waruga dan Fungsinya disertai Gambar. Semoga bermanfaat dan berguna bagi pembaca semua. Baca juga artikel menarik dan informatif lainnya tentang sejarah maupun tempat wisata di Indonesia maupun dunia. Kurang lebihnya kami mohon maaf, sekian terima kasih. Apa itu Waruga ?
Apakah kamu sudah pernah mendengar nya ? kalau belum ini adalah penjelasannya Waruga adalah kubur batu yang mempunyai bentuk fungsi waruga atau bulat dengan tutup yang berbentuk menyerupai atap rumah.Pada bagian atapnya yang mirip atap rumah, terdapat banyak pahatan dan hiasan seperti manusia, hewan, tumbuhan dan berbagai bentuk hiasan lainnnya.
ada juga penjelasan mengenai Waruga yaitu Waruga merupakan kubur atau makam leluhur dari orang Minahasa yang bahan pembuatannya terbuat dari batu yang terdiri dari fungsi waruga bagian ( bagian atap dan bagian bawah ) yang menarik dari waruga ini adalah fungsi waruga mayat nya.
Mayat dimasukan di dalam ruang batu dalam posisi duduk atau jongkok, tumit kaki menempel pada pantat dan kepala mencium lutut fungsi waruga saat mereka dalam fungsi waruga ibu nya. Batu untuk waruga di ambil dari Gunung Tataan yang lokasi nya memang berada di sebrang desa sawangan.
Dan semua waruga menghadap utara, alasan nya kenapa karena nenek moyang orang minahasa berasal dari utara fungsi waruga yang tak kalah unik adalah Di setiap waruga tersebut terdapat ukiran yang melambangkan profesi pekerjaan si mayat saat hidup. Sekitar komplek waruga juga terdapat makam2 umum lain nya ada yang kristen dan ada juga islam.
Tapi yag komplek waruga ini terpisah dan dikelilingin tembok. Tahun 1995 tempat ini perna di calonkan menjadi salah satu SITUS Fungsi waruga DUNIA UNESCO. Lokasi waruga yang terkenal dan dijadikan CAGAR ALAM berada di Desa Sawangan, Air Madidi. Sekitar 25km dari manado. Cara menuju kesana nya juga gampang banget, kalo bawa kendaraan pribadi cukup ambil arah ke BITUNG, nanti 15 km dari Manado (jalan nya cuman lurus tanpa belok2) akan sampai di pertigaan air madidi, belok kanan lurus sekitar 5km maka dah di desa sawangan, tinggal cari lokasi nya di sebelah kiri jalan masuk gang sekitar 100 meter.
Total Waruga yang tersebar di minahasa sekitar Β±2000 kuburan, akan tetapi yang berada di Waruga Sawangan sekitar 144 waruga. Bagian atas waruga berbentuk segitiga seperti bubungan atau atap rumah dan bagian bawahnya berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang sebagai tempat meletakkan jenazah. Di Taman Purbakala Waruga Sawangan ada 144 Waruga yang Bisa Ditemui Salah satu situs peninggalan sejarah yang telah berubah menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Provinsi Sulawesi Utara adalah Waruga Sawangan.
Jika masyarakat di tanah Toraja Sulawesi Selatan memiliki tradisi khas mengubur mayat di dalam tebing batu, masyarakat suku Minahasa, Sulawesi Utara juga memiliki tradisi yang khas dalam pemakaman. Wisata ini, berada di Desa Sawangan, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Fungsi waruga Waruga mempunyai bentuk dan fungsi yang serupa dengan sarkofagus yaitu sebagai makam atau peti jenazah, tetapi pada waruga penempatan posisi mayat jongkok terlipat.Waruga merupakan salah satu peninggalan dari zaman megalitikum atau zaman batu besar yang masih bisa kita jumpai hingga saat ini.Waruga merupakan salah satu peninggalan sejarah asli dari indonesia yaitu dari daerah minahasa.Guna melindungi dan menjaga kelestarian waruga maka sejak tahun 1976 mulai dilakukan penataan, yang hasilnya pada tahun 1978 telah menjadi satu lokasi tempat waruga yang di beri nama Taman Waruga Sawangan.
Disamping pengaturan peletakan juga ditanam tanaman hias dan fungsi waruga jalan setapak untuk memudahkan akses fungsi waruga. Bagi masyarakat Minahasa tempo dulu kematian dimaknai seperti ular berganti kulit, yaitu berubah dari kehidupan nyata untuk masuk ke dalam alam roh.
Untuk membantu proses perubahan itu, seseorang yang telah meninggal akan dibuatkan rumah berupa peti kubur batu berukuran 2Γ2 meter dengan tinggi sekitar 2 meter. Masyarakat Minahasa menyebutnya dengan Waruga. Waruga adalah kubur batu yang mempunyai bentuk kubus, dengan atap berbentuk segitiga yang menyerupai bubungan atap rumah saat ini.
Pada bagian atap, banyak terdapat hiasan pahatan berupa manusia, hewan, atau tumbuhan. Hiasan pahatan menggambarkan berapa jenazah yang tersimpan di dalam waruga, sekaligus menggambarkan mata pencarian orang tersebut semasa hidup.
Sedangkan pada bagian bawah yang berbentuk kubus, merupakan ruangan untuk tempat meletakkan jenazah. Orang yang telah meninggal dunia, diletakkan dengan posisi menghadap ke utara dan didudukkan dengan tumit menempel pada pantat dan kepala mencium lutut. Persis seperti posisi seorang bayi pada saat berada di dalam kandungan.
Hal ini berkaitan dengan keyakinan masyarakat Minahasa bahwa orang yang sudah meninggal akan kembali ke posisi dimana saat dia di dalam kandungan, yaitu dalam posisi jongkok.
Penutup dengan motif wanita beranak menunjukkan yang dikubur adalah dukun beranak, gambar binatang menunjukkan yang dikubur dalam Waruga adalah pemburu. Penutup yang diukir gambar beberapa orang menunjukkan yang dikubur adalah satu keluarga.
Jumlah orang yang dikubur dalam Waruga ditandai dengan ukiran berupa garis di samping penutup Waruga. Sementara cungkup atau penutup yang polos kemungkinan merupakan Waruga tertua saat itu belum ada kebiasaan mengukir atau memahat penutup Waruga. Banyak objek wisata situs purbakala kubur batu Waruga yang dapat anda temui di minahasa antara lain di daerah Airmadidi, Rap-Rap, serta Sawangan namun wisatawan lebih mengenal desa sawangan.
anda bisa melihat Waruga dalam jumlah yang banyak dengan berbagai bentuk yang sudah terkumpul disebuah lokasi yang berada disekitar pemukiman warga. Di Taman Purbakala Waruga Sawangan ada 144 Waruga yang bisa ditemui. Konon ketika jasad dimasukkan dalam Waruga akan disertakan pula benda-beda berharga seperti piring keramik, gelang dan benda tajam (pisau).
Menurut catatan sejarah, Fungsi waruga mulai digunakan oleh orang Minahasa pada abad ke IX. Namun sekitar tahun 1860, kebiasaan mengubur dalam Waruga mulai dilarang oleh Belanda. Kemudian pada tahun1870, Fungsi waruga Minahasa mulai membuat peti mati sebagai pengganti Waruga. Meski merupakan komplek pemakaman, Taman Kubur Batu Waruga jauh dari kesan menyeramkan.
Suasana alam yang indah dan berpadu dengan udara yang sejuk, membuat siapapun justru betah berlama-lama di sini. Mengunjungi Taman Kubur Batu Waruga, terasa seperti menyusuri lorong waktu untuk mengenal lebih dekat dengan kebudayaan Minahasa. Tak jauh dari komplek Waruga, berdiri pula rumah adat Minahasa yang berfungsi sebagai museum.
Didalam museum, anda bisa melihat berbagai peninggalan zaman dahulu kala mulai dari alat makan, perhiasan, berbagai perabotan, hingga alat perang. Tak ada tarif fungsi waruga untuk masuk ke kawasan ini. Pengunjung hanya disodorkan buku tamu, kemudian menuliskan nominal partisipasi untuk operasional. Menurut juru kunci, Anton Jatuna, uang-uang yang terkumpul kemudian akan diberikan pada pemerintah.
Untuk menuju ke Waruga Sawangan tidaklah begitu sulit. Dari Kota Manado anda hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk tiba di Desa Sawangan. Hot Post β’ Virtual Tour sebagai alternatif berwisata sebelum ke Kampung Kali Paremono Magelang Februari 18, 2021 β’ Kota Cantik Palangkaraya Dinilai cocok dijadikan Ibu Kota R.Iini Alasannya April 6, 2018 β’ Kamu kepo ?
ini adalah Asal Usul Suku Dayak, pasti kamu kaget April 6, 2018 β’ katanya Bidadari fungsi waruga di Kalimantan? berikut alasannya April 6, 2018
soalbelajar.web.id β Pengertian Waruga Beserta Fungsinya! Masih banyak yang tidak mengetahui apa itu waruga, padahal bukan hal yang asing di Indonesia. Waruga merupakan sebutan yang diambil dari Bahasa Minang dan berasal dari daerah yang sama untuk kuburan yang terbuat dari batu yang memiliki bentuk bulat atau kubus yang mempunyai tutup seperti atap rumah.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa waruga fungsi waruga makam atau kubur orang Minahasa untuk leluhur, dengan bahan-bahan pembuatan dari batu dan terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian bawah serta bagian atap. Demi menjelaskan pengertian waruga, untuk bagian bawah, dibuat standar makam seperti biasanya yaitu berbentuk kotak dengan adanya ruang di bagian tengah untuk menyimpan mayat atau jenazah. Sedangkan bagian atas dibuat serupa dengan atap dan terdapat pahatan-pahatan manusia, tumbuhan, hewan, maupun pahatan bentuk lain.
Waruga sudah ada sejak zaman batu besar atau zaman megalitikum, dan masih ada hingga sekarang.
Fungsi dari waruga sendiri sama seperti fungsi untuk sarkofagus, yaitu sebagai tempat untuk penyimpanan jenazah, peti, atau makam. Perbedaannya, untuk waruga jenazah yang disimpan di dalamnya harus jongkok dan terlipat. Agar waruga ini tidak hilang ditelan zaman, maka diadakan penataan di tahun 1976 untuk waruga.
Lalu di tahun 1978 bisa dilihat hasilnya, waruga dikumpulkan dalam satu tempat yang saat ini dinamakan Taman Waruga Sawangan. Jadi, kamu jangan hanya mengetahui pengertian waruga, tetapi juga kabar dari waruga di zaman modern seperti saat ini. Baca juga : Pengertian Nekara dan Sejarahnya di Indonesia Menurut orang Minahasa Utara sendiri, waruga bukan benda sembarangan dan terbilang berharga.
Waruga adalah tempat penitipan sementara untuk jiwa-jiwa para leluhur di sana. Sedangkan untuk fungsi waruga dari orang-orang Kristiani, waruga tidak ada bedanya dengan kuburan pada umumnya. Agar pengertian waruga bisa lebih jelas, untuk menyimpan jenazah di dalam waruga, terdapat beberapa cara-cara yang harus dilakukan dan ditaati.
Di antaranya, jenazah yang dimasukkan ke dalam waruga harus dihadapkan ke arah utara. Lalu, jenazah dibuat untuk duduk, tumit kaki harus menempel pada bokong (pantat) dengan kepala dari jenazah mencium lutut. Awalnya, waruga tidak hanya dikumpulkan dalam satu tempat, tetapi juga tersebar di beberapa wilayah Sulawesi Utara, yaitu Minahasa, Minahasa Utara, dan Tomohon.
Sedangkan untuk penempatan waruga, dapat diletakkan di perkebunan, halam rumah, bahkan ada pula di area perkantoran. Beberapa waruga memang masih terawat baik, tetapi ada pula yang juga sengaja dirusak. Akibat ada yang dirusak itulah waruga kemudian dikumpulkan dalam satu tempat seperti yang sudah dijelaskan di atas. Baca juga : Inilah Perbedaan Fungsi waruga dan Abris Sous Roche Setelah waruga disatukan di Taman Waruga Sawangan, hal ini justru membuat wisatawan menjadi tertarik.
Bahkan, dalam sehari pengunjung taman waruga tersebut bisa sampai ratusan wisatawan. Dalam pengertian waruga, cara pembuatannya terbilang mistis, maka dari itu dihimbau kepada seluruh wisatawan yang datang berkunjung agar tidak merusak waruga yang ada di dalamnya.
Selain mistis, pembuatan waruga fungsi waruga pun bisa dibilang unik. Alasannya adalah karena pemilik waruga membuatnya fungsi waruga untuk jenazahnya nanti ketika ia meninggal dunia. Menurut warga setempat, dulu orang-orang Minahasa Utara akan membawa dua buah batu besar sambil menyeberangi sungai, dan terkadang mereka melakukan itu sambil menggendong anak. Informasi mengenai pengehentian digunakannya waruga masih belum jelas, dan tidak ada yang mengetahuinya.
Data yang ada, waruga dihentikan sekitar tahun 1800-an. Penyebab pastinya pun masih belum diketahui dengan pasti juga, tetapi orang-orang mempercayai pada masa itu banyak yang terkena penyakit kolera sehingga waruga tidak tertutup secara baik. Itulah ulasan mengenai pengertian waruga.
Terima kasih telah membaca di soalbelajar dan semoga artikel ini bisa membantu kamu.
Indonesia dikenal memiliki banyak suku dan bahasa. Kekayaan suku dan budaya berakibat pada banyaknya juga adat istiadat. Dikutip dari buku yang fungsi waruga Hukum Adat dan Perlindungan Hak Ulayat Masyarakat Adat Istijab (2020: 6), βadat merupakan pencerminan dari kepribadian suatu individu, masyarakat, dan bangsa yang merupakansalah satu penjelmaan dari jiwa bangsa yang bersangkutan dari waktu ke waktu.
Sementara adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosia; yang sejak lama telah ada tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, merupakan fungsi waruga, dalm masyarakat bumiputera/Inddonesia asli bermaksud mengatur tata tertib masyarakat. Setiap suku yang ada di Indonesia memiliki adat yang unik, salah satunya yang ditunjukkan oleh warga suku Minahasa yang bernama Waruga.Perkembangan Zaman Batu Besar atau Zaman Megalitikum diperkirakan sudah ada sejak Zaman Batu Muda hingga Zaman Logam.
Kebudayaan Megalitikum merupakan zaman dimana manusianya menghasilkan bangunan dari batu besar, pada umumnya diperuntukan bagi tempat beribadah terhadap arwah nenek moyang dalam sistem kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Bentuk peninggalan-peninggalan Zaman Megalitikum tersebut terbuat dari batu besar yang pembentukannya sesuai dengan kepentingan upacara tertentu.
Maka dari itu, hasil kebudayaan Zaman Megalitikum memiliki maknanya masing-masing. Berikut beberapa peninggalan hasil budaya pada Zaman Batu Besar, simak yuk! Menhir (instagram.com/marieddu_marieddu) Menhir merupakan tugu atau tiang yang berasal dari batu. Menhir dibangun sebagai lambang atau tanda peringatan kepada arwah nenek moyang.
Hasil budaya menhir ini memiliki banyak fungsi, di antaranya untuk sarana pemujaan kepada arwah nenek moyang, digunakan untuk mengikat binatang korban persembahan untuk arwah nenek moyang, tempat penampung roh-roh yang datang dan tempat memperingati kepala suku atau seseorang yang sudah meninggal. Menhir diletakkan pada tempat tertentu dan kita dapat menjumpainya di Sumatera Selatan serta Kalimantan. Dolmen (instagram.com/loire_forez_tourisme) Dolmen merupakan meja batu besar yang memiliki permukaan rata.
Bentuk dari dolmen seperti alas yang berbentuk lempengan batu besar dengan permukaan datar, kemudian diberikan empat batu panjang sebagai penyangganya. Hasil budaya dolmen ini mempunyai kegunaan untuk tempat meletakkan roh, tempat duduk ketua suku agar memperoleh berkat magis para leluhur, dan tempat meletakkan sesaji.
Kita dapat menjumpainya di Jawa Timur serta Sumatera Selatan. Dan ternyata dolmen ini tidak hanya ditemukan di Indonesia, namun juga ada di Eropa, Asia, dan Afrika, terutama di sepanjang pesisir pantai.
Punden Berundak (twitter.com/KenzieRyvantya) Fungsi waruga berundak merupakan bangunan bertingkat dengan tanjakan kecil yang menyerupai anak tangga sebagai tempat memuja roh para nenek moyang. Punden berundak biasanya didirikan di daerah dataran rendah yang tidak berpegunungan, maka mereka membuat bangunan tinggi semacam gunung yang dipuncaknya bersamayam arwah nenek moyang sesuai kepercayaan Animisme.
Pada perkembangannya, punden berundak digunakan sebagai dasar pembuatan keraton, candi dan sebagainya. Kita dapat menjumpainya di Jawa Barat, Kabupaten Sukabumi (Pangguyangan dan Gunung Padang), Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Rangkasbitung, Kabupaten Kuningan hingga daerah Banten Selatan. Baca Juga: Kaya Budaya Lokal, 5 Lokasi di Hong Kong Ini Jadi Peninggalan Sejarah Kubur Batu (instagram.com/ermandaka) Kubur batu merupakan peti jenazah pada zaman batu besar yang dipendam dalam tanah.
Bentuk kubur batu ini ialah persegi panjang dengan alas, sisi, dan tutupnya yang fungsi waruga dari batu kemudian disusun menjadi sebuah peti. Hasil budaya kubur batu ini adalah wadah penguburan mayat sebagai tempat untuk menyimpan mayat yang terbuat dari batu. Kita dapat menjumpainya di daerah Kuningan, Jawa Barat. Waruga (instagram.com/idataufiktb) Waruga merupakan kubur batu yang bentuknya bulat atau kubus dengan tutup menyerupai atap rumah.
Waruga memiliki fungsi dan bentuk yang hampir sama dengan sarkofagus. Namun posisi mayat ditempatkan dalam keadaan jongkok terlipat. Hasil kebudayaan Zaman Megalitikum seperti waruga ini penemuannya berada di daerah Minahasa dan banyak ditemukan di sekitar Gilimanuk Bali.
Sarkofagus (twitter.com/Valiant Budi) Sarkofagus merupakan peti jenazah yang bentuknya menyerupai lesung, namun memiliki tutup dibagian atasnya. Biasanya wadah dan tutupnya berukuran sama.
Sarkofagus digunakan sebagai penyimpanan atau penguburan jenazah seperti peti mati. Mayat umumnya diposisikan lurus, terlentang, atau pun miring dengan posisi tangan lurus atau menyilang.
Hasil kebudayaan ini ditemukan di Indonesia. Wilayah persebaran sarkofagus cukup luas, yakni di Bali, Tapanuli, Sumba, Minahasa, Bondowoso, dan Jawa Timur. Arca atau Patung (twitter.com/andinbaja) Hasil kebudayaan Zaman Batu Besar selanjutnya ialah arca atau patung. Arca atau patung merupakan bangunan berbentuk manusia atau binatang yang terbuat dari batu sebagai simbol pemujaan dan lambang nenek moyang.
Penemuannya terdapat di daerah pegunungan wilayah Bengkulu dan Palembang atau lebih tepatnya di Fungsi waruga Tinggi Pasemah. Ternyata, banyak sekali ya hasil peninggalan budaya pada Zaman Megalitikum. Sangat unik-unik sekali, bukan? Peninggalan yang mana nih yang ingin kamu kunjungi? Baca Juga: 5 Tempat Peninggalan Sejarah di Karawang yang Kini Jadi Tempat Wisata Berita Terpopuler β’ Hamas Mulai Bangkit, Menkeu Israel: Ini Semua Kesalahan Netanyahu β’ 10 Potret Liburan Ayu Ting Ting dan Keluarga ke Jogja, Ayah Rozak Hits β’ Kamu Workaholic?
Waspadai 7 Tanda Kamu Terlalu Keras ke Diri Sendiri β’ 10 Fakta Elon Musk, Orang Terkaya di Dunia yang Baru Membeli Twitter β’ BMKG: Waspada, Suhu Panas Terik Terjadi hingga Pertengahan Mei β’ 10 Momen Nagita Slavina Masak Makan Malam buat Teman-teman Artisnya β’ Libur Lebaran Usai, Jakarta Kembali Terapkan Ganjil Genap Hari Ini β’ Menko Muhadjir: Biaya Pasien Hepatitis Akut Ditanggung BPJS Kesehatan β’ 10 Potret Baby Ameena dalam Berbagai Ekspresi, Gemasnya Kebangetan
Fungsi waruga Waruga mempunyai bentuk dan fungsi yang serupa dengan sarkofagus yaitu sebagai makam atau peti jenazah, tetapi pada waruga penempatan posisi mayat jongkok terlipat.
Waruga merupakan salah satu peninggalan dari zaman megalitikum atau zaman batu besar yang masih bisa kita jumpai hingga saat ini. Waruga merupakan salah satu peninggalan sejarah asli dari indonesia yaitu dari daerah minahasa.
Guna melindungi dan menjaga kelestarian waruga maka sejak tahun 1976 mulai dilakukan penataan, yang hasilnya pada tahun 1978 telah menjadi satu lokasi tempat waruga yang di beri nama Taman Waruga Sawangan. Disamping pengaturan peletakan juga ditanam tanaman hias dan dibuat jalan setapak untuk memudahkan akses fungsi waruga.
Demikian pembahasan tentang pengertian waruga dan fungsinya semoga bermanfaat 1. fungsi waruga karakteristik inovasi menurut tingkat kepentingannya. a. identifikasi karakteristik inovasi sesuai urutan kepentingannya! b. berikanlah pen β¦ jelasan dan argumentasi anda tentang inovasi yang diminati calon penggunanya! 2. menurut rogers (1996), pengembangan inovasi dalam system social terjadi dalam enam tahapan.
a. identifikasi 6 (enam) proses pengembangan inovasi menurut rogers (1996) dan berikan penjelasan secukupnya! b. kaitannya inovasi dalam persaingan bisnis, sebutkan beberapa alasan mengapa suatu perusahaan harus membangun kemampuan inovasi! 3. a. opinion leader atau pemimpin pendapat, dalam komunikasi inovasi dapat memerankan beberapa fungsi dalam dinamika bagi kelompoknya fungsi waruga fungsi dari opinion leader nya!
b. analisislah fungsi kepadatan hubungan dalam jaringan komunikasi menurut hanneman dan ridle (2005)! c. bagaimanakah indicator analisis terhadap jaringan komunikasi dan menurut scott (2000) dan derajat pengukurannya? 2. perusahaan baja ringan berencana untuk mendirikan pabrik baru, dengan tiga laternatif lokasi, yaitu kota a, b dan c dalam melakukan pemilihan lokas β¦ i, pihak manajemen telah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh di setiap lokasi, bobot kepentingan setiap faktor, dan skor untuk masing-masing lokasi sebagai berikut.
2. untuk mencapai sebuah tujuan, setiap manusia wajib memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh oleh manusia. begitu juga fungsi waruga menciptakan m β¦ asyaraka madani harus memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dan diimplentasi dalam tatanan kehidupan umat manusia. prinsip-prinsip tersebut adalah 1) keadilan, 2) supremasi hukum 3), egalitarianisme (persamaan), 4) pluralisme, 5) pengawas sosial. jelaskan kelima prinsip tersebut!
KOMPAS.com - Waruga adalah bentuk kuburan kuno yang terbuat dari dua batu berbentuk fungsi waruga dan kotak.
Waruga banyak ditemukan di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Keberadannya merupakan bukti kebudayaan masa lampau. Fungsi waruga awalnya, waruga digunakan sebagai makam dan ritual kepercayaan animisme atau dinamisme. Waruga juga menjadi simbol seni dari masyarakat Minahasa yang kini digunakan sebagai wisata edukasi dan kebudayaan.
Baca juga: Dolmen: Pengertian, Fungsi waruga, dan Lokasi Penemuan Asal-usul Waruga Diperkirakan, waruga merupakan sistem pemakaman zaman megalitikum yang berlangsung sekitar 1500 SM. Fungsi dari waruga adalah sebagai makam, di mana orang Minahasa diduga telah menggunakannya sejak abad ke-9. Pada awalnya, orang Minahasa yang meninggal dibungkus dengan woka, atau sejenis daun palem.
Dalam perkembangannya, mereka mulai menggunakan waruga, di mana jenazah akan diletakkan dalam posisi menghadap ke utara karena percaya nenek moyangnya berasal dari utara.
Waruga berasal dari dua kata dalam bahasa Tombulu, yakni wale yang memiliki makna rumah, dan ruga yang berarti hancur atau terbongkar. Penamaan ini didasarkan pada bentuk waruga yang mirip dengan rumah penghancur jasad atau tempat untuk melakukan kremasi. Baca juga: Sarkofagus: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, dan Lokasi Penemuan Mengapa Ibu Kota Indonesia Pernah Dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta?
https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/22/110000479/mengapa-ibu-kota-indonesia-pernah-dipindah-dari-jakarta-ke-yogyakarta- https://asset.kompas.com/crops/uCdy3LbVvNY2dowLiQKovzsYXIU=/147x7:921x523/195x98/data/photo/2021/06/22/60d20cd3989e9.jpg