Ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

Siapakah Yang Pertama kali Menuliskan Harokat dan Titik pada Mushaf Al Quran? Voa-Islam- Al Quran itu secara keseluruhan tertulis pada masa Nabi Muhammad SAW, akan tetapi tidak terkumpul dalam satu tempat dan tidak tersusun secara urut surat suratnya dalam satu mushaf. Ketauhilah bahwa tersusunnya Al-Quran dan masa turunnya adalah pada masa kenabian, dan semuanya langsung di bimbing dengan wahyu Allah. Dalam kitab sejarah yang shahih, pengumpulan lembaran lembaran di lakukan pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan beliaulah yang menamai tulisan tulisan ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah dengan Mushaf.

keterangan ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dan Ibnu Abi Syaibah. Dalam riwayat yang di bawakan imam Bukhari dan At Tirmidzi, Zaid bin Tsabit menceritakan dengan panjang, dimana Kholifah Abu Bakar Sidiq memerintahkannya untuk mengumpulkan Al Quran. Abu Bakar berkata “Umar menemuiku dan berkata, Korban perang meluas pada hari Yamamah-yakni pada perang melawan Musailamah-hingga menimpa para penghafal Al Quran.

Aku kwatir dengan meninggalnya banyak penghafal Alquran di berbagai medan pertempuran, maka hilang pula banyak ayat Al Quran. Aku berpendapat, sebaiknya engkau mengumpulkan Al Quran” Setelah Zaid bin Tsabit menyelesaikan tugasnya, Mushaf itu berada pada Kholifah Abu Bakar hingga Allah mewafatkanya.

Kemudian di bawa Umar bin Khotob sampai Allah mewafatkanya, lalu di bawa oleh Hafshah binti Umar, demikian Imam Bukhari mengabadikan dalam sebuah riwayat dalam kitabnya. Kemudian pada masa Utsman bin Affan, Hudzaifah Ibnu Yaman mengusulkan untuk menyelamatkan umat islam dari perselisihan dalam masalah Kitab, karena saat itu Hudzaifah melihat banyak umat yang berbangga bangga dengan setiap bacaannya dan merasa paling bagus.

Maka Utsman bin Affan memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash dan Abdurahman bin Harist bin Hisyam untuk menyalinnya pada sejumlah mushaf. Berkata Utsman bin Affan “ Apabila kalian berselisih dengan Zaid bin Tsabit dalam satu bagian dari Al Quran maka tulislah itu dengan bahasa Quraisy, karena Al Quran itu hanyalah di turunkan dengan bahasa mereka” demikian Imam Bukhari mengkisahkan. Orang yang Pertama Kali Menuliskan Harokat dan Titik Pada Mushaf!

Ketauhilah bahwa keadaan mushaf Ustmani dahulu huruf hurufnya tidak bertitik, tidak berharokat dan tiada I’rabnya. Sebab ditinggalkanya i’rab saat itu-menurut pendapat ulama, karena mereka tidak membutuhkan i’rab pada masa pemerintahan Ustman.

Mengapa? Kerena mereka semuanya adalah orang orang Arab, mereka tidak mengenal salah baca dan tidak ada ilmu nahwu pada zaman mereka. Orang yang pertama kali menetabkan nahwu dan menyususn I’rab dalam mushaf adalah Abul Aswad Ad Dua’ali, seorang tabiin dari Basrah.

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

Di kisahkan bahwa dia mendengar seseorang membaca “أَنَّ ٱللَّهَ بَرِىٓءٌ مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ۙ وَرَسُولُهُۥ ۚ Sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang orang musrik dan dari Rasulnya (dengan huruf lam pada lafal Rasul berharokat kasrah) yang di maksudkan adalah QS At Taubah ayat 3. maka Abul Aswad memandang bahwa itu adalah kesalahan yang amat besar. Dia berkata “ maha Mulia wajah Allah Taala dari berlepas diri dari Rasulnya” kemudian dia menetapkan I’rab pada Mushaf.

Tanda I’rab itu berupa titik dengan warna merah yang berbeda dengan warna tinta yang termaktub dalam mushaf. Tanda fathah adalah titik di atas huruf.Tanda dhammah adalah titik di depan huruf.Sedang tanda kasrah adalah titik dibawah huruf. Tanda ghunnah adalah dua titik. Selanjutanya Al Khail bin Ahmad Al Farahidi membuat bentuk bentuk tanda huruf: Syaddad (tasdid) ,mad,hamzah,serta tanda sukun dan tanda washal (teruskan bacaan) sesudah itu.

kemudian I’rab berubah dari bentuk titik menjadi bentuk seperti yang ada sekarang ini. Orang yang pertama kali meletakan titik (pada huruf) dalam mushaf adalah Nashr bin Ashim Al Laittsi, di bawah perintah Al Hajaj bin Yusuf, Sang Gubernur Irak dan Khurasan.Dia memerintahkan untuk meletakan tanda pada huruf huruf yang serupa, dan selanjutanya di laksanakan oleh Nashr bin Ashim Al Laitsi Dia menuliskan titik, baik tunggal maupun berpasangan lantas membeda bedakan posisinya.

Dialah orang pertama yag mengadakan titik pada huruf ya’ da ta’.Mereka berkata “itu tidak mengapa, karena itu adalah cahaya baginya” Selanjutnya mereka juga mengadakan titik pada akhir ayat, lantas mereka membuat berbagai pembukaan dan penutupan.

Dengan demikian, Abul Aswad adalah orang pertama yang menentukan I’rab, kemudian Nashr bin Ashim adalah orang yang memberikan titik sesudahnya,lantas Al Khalil bin Ahmad adalah orang yang memindahkan I’rab menjadi bentuk seperti sekarang ini. Adapun penetapan persepuluh (sepersepuluh juz) diriwayatkan bahwa Khalifah Al Makmun dari dinasti Bani Abbasiyah memerintahkan hal itu.

di katakana pula bahwa Al Hajjaj yang melakukanya. Di riwayatkan juga bahwa Al Quran itu di bagi pada zaman Al Hajaj menjadi tiga puluh juz. Demikian kami tuliskan bersumber dari kitab Mausuah Al Illaj bil Quran Wa Al Adzkar karya syaikh Sya’ban Ahmad Shalih. Dengan sedikit pengolahan .semoga bermanfaat. [Protonema (voa-islam)] Suara Pembaca lainnya: • Surat Permohonan Maaf: Ambia Dahlan 'Stand Up Comedy' • GTA Konsen Pengiriman Da'i ke Pelosok Negeri • Istri Ustadz Fuad Al-Hazimi Kembali Masuk Rumah Sakit • Bedah buku Zionis dan Syiah bersatu hantam Islam di Semarang • Perampasan Hak & Robohkan Masjid Desa Tegal Luhur Sentul Bogor • Buku Panduan MUI 'PENYIMPANGAN SYI'AH DI INDONESIA' format PDF • Umaro' yang Menjerumuskan & Ulama yang 'Akrab' Aneka Larangan • Pernyataan Sikap MMI : Perayaan Idul Ghadir Syi'ah di Indonesia 11 Tentara Mesir Tewas 5 Terluka Dalam Serangan Pejuang Islamic State Di Semenanjung Sinai Ahad, 08 May 2022 16:00 Anies: Arus Perbaikan vs Arus Penghancuran Ahad, 08 May 2022 06:58 Koalisi Arab Bebaskan 163 Tahanan Syi'ah Houtsi Karena Alasan Kemanusiaan Sabtu, 07 May 2022 21:00 Taliban Perintahkan Wanita Afghanistan Kenakan Burqo Di Depan Umum Sabtu, 07 May 2022 20:45 Mantan Jenderal Militer Israel Serukan Israel Lenyapkan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Sabtu, 07 May 2022 20:15 Ratusan Kasus HIV/AIDS di Bekasi, Buah Busuk Sekulerisme Sabtu, 07 May 2022 10:06 Politisi PKS Desak Kemendikbud Ristek, Tindak Tegas Rektor ITK Budi Santosa Sabtu, 07 May 2022 06:26 Apa Kira-kira Penyebab Rektor ITK Menjadi Anti-Islam?

Jum'at, 06 May 2022 21:23 Musim Umroh Bagi Jemaah Asing Akan Berakhir Pada 31 Mei Jum'at, 06 May 2022 21:15 Intelijen Inggris: Rusia Ingin Rebut Kota Pelabuhan Mariupol Ukraina Sebelum Hari Kemenangan Jum'at, 06 May 2022 21:00 Rusia Klaim Tidak Akan Gunakan Senjata Nuklir Di Ukraina Jum'at, 06 May 2022 20:30 Laporan: Raksasa Media Sosial Gagal Menindak 89 Persen Postingan Kebencian Anti-Muslim Jum'at, 06 May 2022 19:59 Khutbah Jumat: Tanda Sukses Ramadhan Kita Jum'at, 06 May 2022 08:41 Soal Pria Injak Quran, Politisi PKS Sukabumi: Perlu Didalami Motif Perbuatannya Jum'at, 06 May 2022 08:38 Inilah 5 Cara Islam Menjaga Perempuan dari Kejahatan Seksual Jum'at, 06 May 2022 02:55 Kekerasan Seksual Marak, Islam Punya Solusi!

Jum'at, 06 May 2022 02:39 Home - Redaksi - Advertisement - Kirim Naskah - Pedoman Pemberitaan Media Siber Seluruh materi situs voa-islam boleh dicopy, diperbanyak dan disebarluaskan untuk dakwah, dengan syarat mencantumkan sumbernya (voa-islam) KONTAK REDAKSI: redaksi@voa-islam.com Kami menerima dakwah bil qalam, naskah berita, artikel dan opini yang sesuai dengan misi dan visi voa-islam.com akan dipublikasikan non komersial, semoga menjadi amal shalih.

Jum'at, 06/05/2022 21:23 Apa Kira-kira Penyebab Rektor ITK Menjadi Anti-Islam? • Kekerasan Seksual Marak, Islam Punya Solusi! • Intelijen Inggris: Rusia Ingin Rebut Kota Pelabuhan Mariupol Ukraina Ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah Hari Kemenangan • Khutbah Jumat: Tanda Sukses Ramadhan Kita • Taliban Perintahkan Wanita Afghanistan Kenakan Burqo Di Depan Umum Jakarta - Pemahaman mengenai macam-macam harakat diperlukan untuk menghasilkan bacaan Al Quran yang sempurna.

Membaca dengan tepat sesuai dengan hukum tajwid dan tidak terburu-buru juga telah dijelaskan dalam salah satu firmanNya yakni surat Al Muzzammil ayat 4, أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا Artinya: "atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan (tartil)." Baca juga: 30 Huruf Hijaiyah dan Tanda Bacanya, Dasar Membaca Al Quran Lantas, apa itu harakat dalam huruf hijaiyah?

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

Melansir dari buku Pengantar Al Imla' Dasar (Kaidah Praktis Menulis Arab) karya Muh. Yunan Putra, Lc., M. HI, harakat secara bahasa dapat diartikan sebagai gerakan. Namun, bila disematkan dalam huruf hijaiyah, harakat berperan sebagai sebagai tanda baca bagi huruf-huruf hijaiyah (al dhabt). Sebab itu, harakat juga kerap disebut sebagai baris tanda bunyi huruf-huruf hijaiyah.

Artinya, huruf-huruf hijaiyah itu tidak dapat dilafalkan atau dibaca sebelum diberi baris atau harakat. Terutama, menentukan pengucapan huruf hijaiyah dalam Al Quran serta memberi bunyi a, i, dan u pada suatu huruf. Secara garis besar, ada 6 macam-macam harakat yang dikenal dalam ilmu tajwid. Mulai dari fathah, dhammah, kasrah, fathatain (tanwin fatah), dhammatain (tanwin dhammah), kasratain (tanwin kasrah), sukun, hingga tasydid.

Penjelasan selengkapnya dapat disimak pada pemaparan berikut, 6 Macam Harakat dalam Huruf Hijaiyah 1. Harakat fathah ( ﹷ ) Harakat yang berbentuk layaknya garis horizontal kecil yang berada di atas suatu huruf hijaiyah dan melambangkan fonem /a/.

Harakat tersebut untuk menandai huruf hidup. Secara harfiah, fathah itu sendiri berarti membuka layaknya membuka mulut saat mengucapkan fonem /a/. Contohnya adalah sebagai berikut, a (اَ), ba (بَ), ta (تَ), atau tsa (ثَ). 2. Harakat kasrah ( ِ- ) Harakat yang berbentuk layaknya garis horizontal miring kecil dan berada di bawah satu huruf hijaiyah.

Harakat ini melambangkan fonem /i/. Secara harfiah, kasrah bermakna melanggar. Contoh huruf hijaiyah dengan harakat kasrah adalah ji (ج ِ), hi (حِ), khi (خ ِ), atau di (دِ). 3. Harakat dhammah ( ُ- ) Salah satu harakat dari macam-macam harakatadalah dhammah. Harakat ini berbentuk seperti wawu kecil dan terletak di atas satu huruf hijaiyah.

Harakat dhammah melambangkan fonem /u/. Contoh huruf hijaiyah dengan harakat dhammad yakni, dzu (ذُ), ru (رُ), zu ( زُ), atau su (سُ). 4. Harakat tanwin Selanjutnya adalah harakat tanwin. Harakat ini menjadi baris yang melambangkan bunyi /an/,/in/, atau /un/ sebagai tanda huruf hidup. Harakat tanwin terbagi menjadi tiga macam di antaranya, fathatain atau tanwin fathah ( ً- ), kasratain atau tanwin kasrah ( ٍٍ- ), dan dhammatain atau tanwin dhammah ( ٌ- ). Contoh untuk huruf dengan harakat fathatain adalah qan (قً), fan (فً), atau 'an (غً).

Baca juga: Jumlah Huruf Hijaiyah Ada Berapa? Begini Penjelasannya Khusus untuk tanda baca atau harakat fathatain atau tanwin fathah, harus menambahkan huruf alif setelahnya. Kecuali pada dua huruf berikut yakni, hamzah (ء) dan ta' makfulah atau marbuthah (ة). Sementara itu, tiga contoh untuk kasratain dan dhammatain secara berturut-turut adalah tin (طٍ), yin (يٍ), dzin (ذٍ), nun (نٌ), لٌ (lun), atau mun (مٌ).

5. Harakat sukun ( ْ- ) Harakat sukun adalah penanda hilangnya vokal yaitu tanda mati sebuah huruf hijaiyah.

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

Tanda baca ini tidak dibaca dan tidak menghasilkan bunyi apapun. Contoh huruf hijaiyah dengan harakat ini adalah almautu (الْمَوْتُ). 6. Harakat syiddah atau tasydid ( ّ- ) Terakhir, harakat syiddah atau tasydid yang bermakna tanda baca yang berbunyi tebal atau huruf ganda. Contohnya adalah anna ( اَ نَّ) atau madda (مَدَّ). Nah, semoga penjelasan macam-macam harakatdan contohnya di atas bisa dipahami ya, detikers! Simak Video " KuTips: Tips Betah Baca Al-Qur'an Biar Khatam Pas Ramadan!" [Gambas:Video 20detik] (rah/lus)
Pemberian titik pada huruf hijaiyah ini memang belakangan dibanding pemberian harakat dalam Al-Qur’an.

Pemberian tanda ini bertujuan untuk membedakan bilamana ada huruf yang tulisannya sama dan pengucapannya yang berbeda seperti contoh : ث (tsa) ، ت (ta) ، ب (ba) ، ذ (dzal) ، د (dal) Beliau Abu Aswad ad-Duali adalah penggagas ilmu nahwu dan pakar tata bahasa arab dari Kinanah. Nama aslinya adalah Dzolam bin Amr atau lebih dikenal dengan julukannya Abu Aswad ad-Duali.

Beliau dilahirkan pada masa Nabi Muhammad SAW. Pada penulisan mushaf Al-Quran pertama kali hurufnya ditulis tanpa adanya pembedaan titik. Salah satu hikmahnya adalah untuk memberi beraneka ragam qira’at yang ada.

Namun, seiring berkembangnya zaman dan kuantitas interaksi umat muslim arab dan bangsa non arab. Terjadi kesalahan pembacaan yang disebut al-Ujmah. Apa itu Ilmu Qiraat? Tidak hanya itu, sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa Abu Aswad adalah orang yang ikut perang jamal bersama Ali bin Abi Tholib dan dia termasuk pembesar kelompok pendukung Ali.

Dan orang yang paling sempurna akal serta pendapatnya diantara mereka. Bahkan Muhammad bin Salam al-Jumahi berkata : Khazanah Qura'aniyah adalah platform pendidikan tentang kekayaan keindahan Al-Qur'an.

Dimulai dari dakwah digital karena tingginya pengguna internet. Pentingnya mempelajari Al-Quran dapat dikemas sedemikian rupa untuk memberikan dampak signifikan kepada umat.

Visi misi kami adalah membumikan Al-Qur'an di dalam segala sendi kehidupan termasuk konten untuk pendidikan masyarakat.

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

Untuk para penuntut ilmu kami mengembangkan online course sebagai fasilitas terintegrasi untuk mempelajari Al-Qur'an secara terstruktur. Semua upaya ini dilakukan dengan semata-mata mengharapkan ridha dan pertolongan Allah 1.

Ulama yang pertama kali memberikan baris dan titik pada huruf-huruf Al-Quran adalah. A. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi B. Imam Al-Zuhri C. Umar bin Abdul Aziz D. Hasan Al-Basri 2. Nafi’ Al Adawiy pernah diutus oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz sebagai guru di. A. Damaskus B. Yaman C. Bahrain D. Mesir 3. Pada realitasnya banyak sejarawan yang memandang negatif terhadap Muawiyah, karena keberhasilannya dalam perang Siffin dicapai melalui cara.

Tolong semua soalnya dijawab ya kak, kalo ga bisa yang kakak tahu aja deh, besok di kumpul soalnya T_T
This article talks about the Umayyad dynasty.

After the Khulafaur Rasyidin ending, comes a new leadership led by Muawiyah ibn abu sofyan with the name of the Umayyad dynasty. Issues to be discussed in this article is a turn of the head of state system, the development of religious sciences, social and cultural systems, causes deterioration Umayyad dynasty.

System replacement head of state in nature monarci Umayyad dynasty or kingdom, in stark contrast to the leadership of Khulafaur Rasyidin. At this time many advances in the field of science and religion so many discovered new sciences. There is little difference between the original and mawali Arab nation, the Arab nation and the nation mawali dominate a nation that's number two.

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

Artikel ini berbicara mengenai Dinasti Umayyah. Setelah masa Khulafaur Rasyidin berakhir muncullah kepemimpinan baru yang dipimpin oleh Muawiyah Bin Abu Sufyan dengan nama Dinasti Umayyah. Permasalahan yang akan dibahas dalam artikel ini adalah Sistem penggantian kepala Negara, Perkembangan ilmu-ilmu keagamaan (Ulum al-Syar’iyah), Sistem sosial budaya (arab-mawali), Sebab-sebab kemumduran Bani Umayyah.

Sistem penggantian Kepala Negara dalam Dinasti Umayyah lebih bersifat monarci atau kerajaan, berbeda sekali dengan masa kepemimpinan khulafaur rasyidin.Pada masa ini banyak kemajuan-kemajuan dalam bidang keilmuwan dan keagamaan sehingga banyak ditemukan ilmu-ilmu baru.Terdapat sedikit perbedaan antara orang Arab asli dan Mawali, bangsa Arab lebih mendominasi dan bangsa Mawali menjadi bangsa yang nomor dua.

Berakhirnya kekuasaan Ali bin Abi Thalib mengakibatkan lahirnya kekuasaan baru yang berpola dinasti atau kerajaan. Bentuk dinasti yang cenderung bersifat kekuasaan turun-temurun hanya untuk mempertahankan kekuasaan, adanya unsur otoriter, kekuasaan, mutlak, kekerasan, diplomasi yang dibumbui dengan tipu daya, dan hilangnya keteladanan nabi Muhammad Saw.

untuk bermusyawarah dalam menentukan pemimpin merupakan gambaran umum tentang kekuasaan dinasti sesudah Khulafaur rasyidin. Setelah masa khulafaur rasyidin benar-benar berakhir (dengan terbunuhnya kholifah terakhir, Ali binf Abi Thalib), maka dinasti-dinasti baru pun muncul.

Sejak tahun 661 M, kekuasaan politik mulai ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah pegang oleh dinasti-dinasti tertentu, seperti Dinasti Umayyahdi Damaskus, diikuti Dinasti Abbasiyah di Baghdad, dan sisa-sisa kekhalifahan Umayyah Bara di Kordoba.

Pada masa berikutnya, dinasti-dinasti yang ada antara lain yaitu Fatimiyyah di Kairo (909-1171 M), Al-Murabitun, dan Al-Muwahhidun di barat Laut Afrika serta dinasti-dinasti regional yang memerintah kawasan-kawasan geografis yang lebih kecil. Kebanyakan dari penguasa-penguasa tersebut berasal dari bangsa Arab atau keturunan Arab.

Hampir semua sejarawan membagi Dinasti Umayyah menjadi dua, yaitu yang pertama, Dinasti Umayyah yang dirintis dan didirikan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang berpusat di Damaskus (syiria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah system pemerintahan dari system khilafah pada system mamlakat (kerajaan atau monarki) dan kedua, Dinasti Umayyah di Andalusia (Siberia) yang pada awalnya merupakan wilayah taklukan Umayyah dibawah pimpinan seorang gubernur pada zaman Walid bin Abd Malik, kemudian diubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas setelah berhasil menaklukkan Dinasti Umayyah di Damaskus.

[1] Dinasti Umayyah merupakan kerajaan islam pertama yang didirikan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Perintisan dinasti ini dilakukan dengan cara menolak pembaiatan terhadap Ali bin Abi Thalib, kemudian ia memilih berperang dan melakukan perdamaian dengan pihak Ali bin Abi Thalib, dengan strategi politik yang sangatmenguntungkan baginya. Jatuhnya Ali bin Abi Thalib dan naiknya Mu’awiyah juga disebabkan oleh keberhasilan pihak Khawarij (kelompok yang menentang dari Ali bin Abi Thalib) membunuh Ali bin Abi Thalib.

Meskipun kemudian tampak kekuasaan dipegang oleh putranya, Hasan, namun tanpa dukungan yang kuat dan kondisi politik yang kacau, akhirnya kepemimpinannya pun hanya bertahan sampai beberapa bulan. [2] Masa kekuasaan Dinasti Umayyah hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14 orang khalifah.

Khalifah yang pertama adalah Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Sedangkan khalifah yang terakhir adalah Marwan bin Muhammad. Diantara mereka ada pemimpin yang berjasa di berbagai bidang sesuai dengan kehendak zamannya, sebaliknya ada pula khalifah yang tidak patuh dan lemah.Adapun urutan khilafah Bani Umayyah adalah sebagai berikut.

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah sebagai upaya untuk menghindari pertumpahan darah kaum muslimin dan untuk menyatupadukan mereka.Akan tetapi Hasan memberikan beberapa syarat kepada Muawiyah bin Abu Sufyan diantara syaratnya adalah pertama, Muawiyah harus berjanji tidak mencaci-maki ayahnya (Ali Bin Abi Thalib) di atas mimbar khutbah.

Yang kedua adalah bahwa Muawiyah harus berjanji jabatan khilafah itu tidak diwariskannya sebagai turunan kepada anak-cucunya., tetapi diserahkan kepada keputusan musyawarah kaum Muslimin. [8]Dengan demikian, Mu’awiyah menjadi khalifah yang legal sejak tahun 41 H atau 661M.

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

yang dikenal dengan “Amul Jamaah”. Mu’awiyah di bai’at oleh umat Islam di Kufah, sedangkan Hasan dan Husain dikembalikan ke Madinah. Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal pemerintahan Bani Umayyah, Muawiyah mencoba merubah system pemerintahan yang bersifat demokratis, seperti pada masa Khulafaur Rasyidin, menjadi Monarchiheridetis (kerajaan turun temurun).

Suksesi kepemimpinan secara turun temurun ditunjukkan ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia (bai’at) terhadap anaknya, Yazid bin Muawiyah. [9] Pada masa itu, umat Islam telah bersentuhan dengan peradaban Persia dan Bizantium. Oleh karena itu, Mu’awiyah juga bermaksud meniru cara sukses kepemimpinan yang ada di Persia dan Bizantium, yaitu monarki (kerajaan).

Akan tetapi, gelar pemimpin pusat tidak disebut raja (malik).Mu’awiyah tetap menggunakan gelar khalifah dengan makna konotatif yang diperbaharui.Jika zaman khalaifah (penganti) yang dimaksudkan adalah Khalifah Rasul Saw. (khalifah al-rasul) adalah pemimpin masyarakat, sedangkan pada zaman Bani Umayyah, yang dimaksud adalah khalifah Allah (khalifat Allah) adalah pimpinan yang diangkat oleh Allah. Langkah awal dalam rangka memperlancar pengangkatan Yazid sebagai penggantinya adalah menjadikan Yazid bin Mu’awiyah sebagai putra mahkota (tahun 53 H).

[10] Khalifah Umayyah mendirikan suatu pemerintahan yang terorganisasi dengan baik. “Ketika Mu’awiyah menj adi penguasa terjadi banyak kesulitan pemerintahan imperium yang didesentralisasikan itu tampak kacau. Muncul berbagai anarkisme dan ketidakstabilan kaum nomad menyebabkan ketidakstabilan dimana-mana dan hilangnya kesatuan.Ikatan teokrasi yang telah mempersatukan kekhalifahan yang lebih dahulu, tanpa dapat dihindari telah dihancurkan oleh pembunuhan Utsman, oleh perang saudara sebagai akibatnya, dan oleh pemindahan ibukota dari Madinah.Oligarki di Mekah di kalahkan dan dicemarkan.Mu’awiyah mencoba untuk mencari suatu dasar baru bagi kepaduan imperium.Oleh karena itulah, dia mengubah kedaulatan agama menjadi negara sekuler.

Sekalipun demikian, unsur agama didalam pemerintahan dan pemerintahan tidak hilang sama sekali. Mu’awiyah tetap mematuhi formalitas agama dan kadang-kadang menunjukkan dirinya sebagai pejuang Islam. [11] Mu’awiyah wafat pada tahun 60 H di Damaskus karena sakit dan di ganti oleh anaknya, Yazid yang telah ditetapkannya sebagai putra mahkota sebelumnya.

Diantara orang yang paling tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Mu’awiyah adalah Husen bin Ali, Abdurrahman bin Abu Bakar, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, dan Abdullah bin Zubair. Seluruh negeri membaiat dirinya pada masa pemerintahan ayahnya kecuali sejumlah kecil orang di Madinah.Yazid berusaha untuk memaksa mereka. Maka Abdurrahman bin Abu Bakar, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas membaiatnya. Sedangkan Husen dan Abdullah bin Zubair pergi ke Mekah dan tidak membaiatnya.

Keduannya menginginkan kekhalifahan berada di tangannya. Yazid tidak sekuat ayahnya dalam memerintah, banyak tantangan yang dihadapinya, antara lain ialah membereskan pemberontakan kaum Syiah yang telah membaiat Husain sepeninggal Mu’awiyah. Terjadi perang di Karbala yang menyebabkan terbunuhnya Husain, cucu Nabi Muhammad Saw.Yazid menghadapi para pemberontak Mekah dan Madinah ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah keras.Dinding ka’bah runtuh dikarenakan lemparan munjaniq, alat pelempar batu pada lawan.Peristiwa tersebut merupakan aib besar pada masanya.

[13] Penduduk Madinah memberontak terhadap Yazid dan memecatnya dan kemudian mengangkat Abdullah bin Hanzalah dari kaum Anshor. Mereka memenjarakan kaum Umayyah di Madinah dan mengusirnya dari kota suci kedua bagi umat Islam itu, sehingga terjadilah bentrok fisik antara pasukan yang dikirim oleh Yazid yang dipimpin oleh Muslim bin Uqbah Al-Murri, dan penduduk Madinah. Peperangan antara kedua pasukan itu terjadi di al-Harrah yang dimenangkan olehpasukan Yazid, pada tahun 63 H.

sedangkan kaum Quraisy mengangkat Abdullah bin Muti’ sebagai pemimpin mereka tanpa pengakuan terhadap kepemimpinan Yazid. [14] Lain halnya dengan penduduk Mekah, sebagian dari mereka membaiat Abdullah bin Zubair sebagai khalifah. Maka pasukan Yazid yang telah menundukkan Madinah meneruskan perjalanannya ke Mekah untu menguasainya. Abdullah bin Zubair selamat dari gempuran pasukan yazid karena ada berita bahwa Yazid telah wafat sehingga ditariklah pasukannnya ke Suriah.

Akan tetapi, kota Mekah menjadi porak poranda akibat perlakuan pasukanYazid tersebut. Yazid wafat pada tahun 64 H setelah memerintah selama 4 tahun dan digantikan oleh anaknya, Mu’awiyah II. [15] Ia hanya memerintah kurang lebih 40 hari dan meletakkan jabatannya sebagai khalifah tiga bulan sebelum wafatnya. Ia mengalami tekanan jiwa berat karena tidak sanggup memikul tanggung jawab jabatan yang sangat besar tersebut.

Dengan wafatnya, maka habislah riwayat keturunan Mu’awiyah dalam melanggengkan kekuasaan dan berganti ke Bani Marwan.

Mu’awiyah II diganti oleh Marwan bin Hakam, seorang yang memegang stampel khalifah pada masa Utsman bin Affan. Ia adalah gubernur Madinah di masa Mu’awiyah dan penasihat Yazid di Damaskus di masa pemerintahan putra pendiri daulah Umayyah itu. Ketika Mu’awiyah II wafat dan tidak menunjuk siapa penggantinya, maka keluarga besar Umayyah mengangkatnya sebagai khalifah.Ia dianggap orang yang dapat mengendalikan kekuasaan karena pengalamannya, sedangkan orang lain yang pantas memegang jabatan khalifah itu tidak didapatkannya.

Padahal keadaan itu rawan dengan terjadinya perpecahan di tubuh bangsa Arab sendiri dan ditambah dengaan pemberontakan kaum Khawarij dan Syi’ah yang bertubi-tubi.Khalifahyang baru itu menghadapi segala kesulitah satu demi satu.Ia dapat mengalahkan kabilah Ad-Dahhak bin Qais, kemudian menduduki Mesir dan menetapkan putrannya Abdul Aziz sebagai gubernurnya. Abdul Aziz adalah ayah Umar, seorang khalifah Bani Umayyah yang masyhur itu.Marwan menundukkan Palestina, Hijaz dan Irak.

Namun ia cepat pergi dan hanya memerintah selama 1 tahun, ia wafat pada tahun 65 H dan menunjuk anaknya, Abdul Malik dan Abdul Aziz sebagai pengganti sepeninggalnya secara berurutan.

[16] Abdul Malik menjadi khalifah setelah ayahnya Marwan bin Hakam meninggal pada tahun 65 H/ 684 M. Pada saat itu khalifah yang legal adalah Abdurrahman bin Zubair. Kemudian dia berhasil mengambil Irak dari tangan Abdurrahman bin Zubairdan menaklukkan Hijaz secara keseluruhan. Setelah Abdurrahman bin Zubair terbunuh, maka ia dibaiat oleh seluruh masyarakat muslim.

Dia menjadi khalifah sejak tahun 73 H/692 M. Keadaan negara aman berada di tangannya. Khalifah Abdul Malik adalah orang kedua ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah yang dalam deretan para khalifah Bani Umayyahyang disebut-sebut sebagai “Pendiri kedua” bagi kedaulatan Umayyah.Iadikenal sebagai khalifah dalam ilmu agamanya, terutama dibidang fiqh.

Ia telah berhasih mengembalikan sepenuhnya integritas wilayah dan wibawa keluarga Umayyah dari segala pengacau negara pada masa-masa seblumnya.

Mulai dari gerakan separatis Abdullah bin Zubair di Hijaz, pemberontakan kaum Syi’ah dan khawarij, sampai kepada aksi terror yang dilakukan oleh Al-Mukhtar bin Ubaid as-Saqafy di wilayah Kufah, dan pemberontakan yang dipimpin oleh Mus’ab bin Zubair di Irak.

Ia juga menundukkan tentara Romawi yang sengaja membuat kegundahan sendi-sendi pemerintahan Umayyah. Ia memerintah menggunakan bahasa Arab sebgaai bahasa administrasi di wilayah Umayyah, yang sebelumnya masih memakai bahasa yang bermacam-macam, seperti bahasa Yunani di Syam, bahasa Persia di Persia dan bahasa Qibti di Mesir.

Ia juga memerintahkan untuk mencetak uang secara teratur, membangun beberapa gedung dan masjid serta saluran-saluran air. [17] Khalifah Abdul Malik memerintah paling lama, yakni 21 tahun ditopang oleh para pembantunya yang juga termasuk orang kuat dan menjadi kepercayaannya, seperti al-Hajjaj bin Yusuf yang gagah berani di medan perang dan Abdul Aziz saudaranya yang dipercaya memegang kekuasaan sebagai gubernur Mesir.

Al-Hajjaj bin Yusuf menjadi gubernur wilayah Hijaz setelah menundukkan Abdullah bin Zubair yang memberontak di wilayah tersebut. Gubernur itu dipindahkan ke Irak setelah dapat menaklukkan para pembangkang disana.Ia juga menundukkan raja Turki, Ratbil yang berusaha menyerang Sijitstan yang sudah menjadi wilayah Islam dan membunuh gubernurnya, dengan pasukan yang dipimpin oleh Abdurrahman bin Al-Asy’as.

Padahal telah disepakati perjanjian damai antara kedua belah pihak, sehingga penguasa Turki itu harus membayar jizyah kepada Umayyah. Akan tetpa, pasukan Islam berakhir dengan tragis karena perselisihan intern yang terdapat dalam elite penguasa muslim sendiri, yakni antara al-Hijjaj dengan al-Asy’as. Tidak terelakkan lagi, terjadilahkontak senjata antara keduannya yang akhirnya dimenangkan oleh al-Hijjaj karena dibanu oleh Khalifah Abdul Malik.

Disamping Berjaya dimedan perang, al-Hijjaj juga berhasil memperbaiki slauran-saluran air sungai Eufrat dan Tigris, memajukan perdagangan, dan memperbaiki system ukuran timbang, takaran dan keuangan, disamping menyempurnakan tulisan mushaf Al-Qur’an dengan titik pada huruf-huruf tertentu. Khalifah Abdul Malik wafat tahun 86 H dan diganti oleh putranya yang bernama Al-Walid. [18] Khalifah al-Walid bin Abdul Malik memerintah sepuluh tahun lamanya (86-96 H). pada masa pemerintahannya, kekayaan dan kemakmuran melimpah ruah.

Kekuasaan Islam melangkah keSpanyol dibawah pimpinan pasukan Thariq bin Ziyad ketika Afrika Utara dipegang oleh gubernur Musa bin Nushair. Karena kekayaan melimpah maka ia sempurnakan pembangunan gedung-gedung, pabrik-pabrik dan jalan-jalan yang dilengkapi dengan sumur untuk para kafilah yang berlalu lalang di jalur tersebut.

Ia membangun Masjid al-Amawi yang terkenal hingga masa kini di Damaskus. Disamping itu, ia menggunakan kekayaan negerinya untuk menyantuni para yatim piatu, fakir miskin, dan penderita cacat seperti orang lumpuh, buta, dan sakit kusta.

Khafilah al-Walid bin Abdul Malik wafat tahun 96 H dan digantikan oleh adiknya, Sulaiman sebagaimana wasiat ayahnya. [19] Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik tidak sebijak kakaknya, ia kurang bijaksana, suka harta sebagaimana yang diperhatikan ketika ia menginginkan harta rampasan perang (ghanimah) dari spanyolyang dibawa oleh Musa bin Nushair. Ia menginginkan harta itu jatuh ke tangannya, bukan ke tangan kakaknya, al-Walid yang saat itu masih hidup meskipun dalam keadaann sakit.Musa bin Nushair diperintahkan oleh Sulaiman agar memperlambat kedatangannya ke Damaskus dengan harapan harta yang dibawanya itu jatuh ke tangannya.

Namun, Musa tidak melaksanakan perintah Sulaiman tersebut, yang mengaibatkan ia disiksa dan dipecat dari jabatannya ketika Sulaiman naik menjadi khalifah menggantikan al-Walid. [20] Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik dibenci oleh rakyatnya karena tabiatnya yang kurang bijaksana itu.

Para pejabatnya terpecah belah, demikian pula masyarakatnya. Orang-orang yang berjasa di masa para pendahulunya disiksanya, seperti keluarga Hajjaj bin Yusuf dan Muhammad bin Qosim yang menundukkan India. Ia menunjuk Umar bi Abdul Aziz sebagai penggantinya sebelum meninggal pada tahun 99 H. [21] Adapun masa ketiga yang besar ialah Umar bin Abdul Aziz. Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, namun Umar merupakan ‘lembaran putih’ Bani Umayyah dan sebuah periode yang berdri sendiri, mempunyai karakter yang tidak tidak terpengaruhi oleh berbagai kebijaksanaan daulah Bani Umayyah yang banyak disesali.

Ia merupakan personifikasi seorang khalifah yang taqwa dan bersih, suatu sikap yang jarang sekali di temukan pada sebagian pemimpin Bani Umayyah.

[22] Khalifah yang adil adalah putra Abdul Aziz, gubernur Mesir.Ia lahirdi Hilwan dekat Kairo, atau Madinah menurut sumber yang lain. Rupanya keadilan itu menurun dari khalifah Umar bin Khattab yang menjadi kakeknya dari jalur ibunya. Ia menghabiskan waktu di Madinah untuk mendalami ilmu agama Islam, khususnya ilmu hadits dan ketika menjadi khalifah ia memerintahkan kaum muslimin untuk menuliskan hadits, dan inilah perintah pertama dari penguasa Islam umar adalah orang yang rapi dalam berpakaian, memakai wewangian dengan rambut yang panjang dan cara jalan tersendiri, sehingga mode Umar itu ditiru banyak ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah pada masanya.

[23] Ia dikawinkan dengan Fatimah, putri Abdul Malik, kalifah Umayyah yang sekaligus sebagai pamanya. Ia diangkat menjadi gubernur Madinah oleh Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, salah seorang sepupunya, tetapi ia dipecat dari jabatannya itu karena masalah putra mahkota. Berbekal pengalamannya sebagai pejabat, kaya akan ilmu dan hart, serta sebagai bangsawan Arab yang mulia, ia diangkat menjadi khalifah menggantikan Sulaiman, adik al-Walid.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz berubah tingkah lakunya, ia menjadi seorang zahid, sederhana, bekerja keras, dan berjuang tanpa henti sampai akhir hayatnya yang hanya memerintah kurang lebih dua tahun. [24] Khalifah yang kaya itu menguasai tanah-tanah perkebunan di Hijaz, Syiria, Mesir, Yaman dan Bahrain yang menghasilka kekayaan 40.000 dinar tiap tahun.

Namun setelah menduduki jabatan barunya, khalifah Umar bin Abdul Aziz mengembalikan tanah-tanah yang dihibahkan kepadanya dan meninggakan kebiasaan-kebiasaan lamanya serta menjual barang-barang mewahnya untuk diserahkan hasil penjualannya ke baitul mal. Disamping itu, ia mengadakan perdamaian antara Amawiyah dan Syi’ah seta Khawarij, menggantikan peperangan dan mencegah caci maki terhadap Khalifah ali bin Abi Thalib dalam khutbah Jum’at dan diganti dengan bacaan ayat berikut.

[25] Khalifah yang adil itu berusaha memperbaiki segala tatanan yang ada dimasa kekhalifahnya, seperti menaikkan gaji para gubernur, memeratakan kemakmuran dengan meberi santunan kepada fakir miskin dan memperbarui dinas pos. Ia juga menyamakan kedudukan orang-orang non-Arab sebagai warga kelas dua dengan orang-orang Arab.

Ia mengurang beban pajak dan menghentikan pembayaran jizyah bagi orang-orang Islam baru. [26] Kekhalifahan Umayyah mulai mundur sepeninggal khalifah Umar bin Abdul Aziz. Meskipun tidak secemerlang tiga khalifah yang masyhur sebagaimana khalifah diatas, khalifah Hisyam bin Abdul Malik perlu dicatat sebagai khalifah yang sukses.

Ia memerintah dalam waktu yang panjang, yakni 20 tahun (105-125 H). Ia dapat juga bisa dikategorikan sebagai khalifah Umayyah yang terbaik karena kebersihan pribadinya, pemurah, gemar kepada keindahan, berakhlak mulia dan tergolong teliti terutama dalam soal keuangan, disamping bertaqwa dan berbuat adil. Pada masa pemerintahannya terjadi gejolak yang dipelopori oleh kaum Syi’ah yang bersekutu dengan kaum Abbasiyah mereka menjadi kuat karena kebijaksanaan yang diterapkan oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz yang bertindak yang bertindak lemah lembut terhadap semua kelompok.Dalam diri keluarga Umayyah sendiri terjadi perselisihan tentang putra mahkota yang melemahkan posisi Umayyah.

[27] Khalifah Umar meninggal pada tahun 101 H dan diganti oleh Yazid II bin Abdul Malik (101-105 H). Pada masa pemerintahannya timbul perselisihan antara kaum Maduriyah dan Yamaniyah. Pemerintahannya yang sangat singkat itu mempercepat proses kemunduran Umayyah.

Kemudian diganti oleh khalifah Hisyam bin Abdul Malik. [28] Dia menjadi khalifah berdasarkan wasiat pamannya, Hisyam bin Abdul Malik. Dikenal sebagai sosok yang menuruti hawa nafsunya dan tindakan-tindakan yang tidak pantas.Sehingga, banyak manusia yang jengkel terhadapnya dan secara diam-diam mereka membaiat sepupunya yang bernama Yazid bin Walid yang dikenal sebagai sosok yang sholeh.Maka, Yazid menerukan agar Walid dicopot saat dia tidak berada di tempat.

Kemudian dia mengirimkan sejumlah pasukan pada Walid bin Yazid dan membunuhnya pada tahun 126 H/ 743 M. Walid berkuasa selama setahun 3 bulan. Dia menjadi khalifah setelah kakaknya Yazid. Saat itulah Marwan bin Muhammad melakukan pemberontakan yang menyatakan akan balas dendam atas kematian Walid bin Yazid dan menyerukan untuk membaiat kedua anak Walid bin Yazid yang kemudian dibunuh oleh Ibrahim di dalam penjara.

Marwan sampai ke Damaskus dan Ibrahim melarikan diri.Pemerintahannya hanya berumur 70 hari saja. Setelah itu Marwan bin Muhammad naik tahta. Ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah periode Dinasti Umayyah belum ada pendidikan formal. Putra-putra khalifah Bani Umayyah biasanya akan “disekolahkan” ke badiyah, gurun Suriah, untuk mempelajari bahasa Arab murni, dan mendalami puisi.

Kesanalah Mu’awiyah mengirimkan putranya yang kemudian menjadi penerusnya, Yazid. Masyarakat luas memandang orang yang dapat membaca dan menulis bahasa aslinya, bisa menggunakan busur dan panah, dan pandai berenang sebagai seorang terpelajar. Orang semacam itu disebut dengan al- K amilyang sempurna. Kemampuan berenang sangatlah dihargai terutama bagi mereka yang hidup di daerah pantai Mediterania.

[32] Pada masa itu Abu Aswad Ad-Duali (wafat 681 M) menyusun gramatika Arab dengan memberikan titik pada huruf-huruf hijaiyah yang semula tidak bertitik.Usaha ini besar artinya dalam mengembangkan dan memperluas bahasa Arab, serta mempermudah orang membaca dan mempelajari dan menjaga barisan yang menentukan gerak kata dan bunyi suara serta ayunan iramanya, sehingga dapat diketahui maknanya.Kerajaan ini pun telah mulai menempatkan dirinya dalam ilmu pengetahuan dengan ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah buku-buku bahasa Yunani dan Kopti (Kristen Mesir).

[34] Para penguasa dinasti Umayyah telah menjadikan islam sebagai daulah (negara), kemudian dikuatkan dan dikembangkanlah bahasa Arab dalam wilayah kerajaan Islam.

Upaya tersebut dilakukan dengan menjadikan bahasa arab sebagai bahasa resmi dalam tata usaha negara dan pemerintahan, sehingga pembukuan dan surat menyurat harus menggunakan bahasa Arab, yang sebelumnya menggunakan bahasa Romawi atau bahasa Persia daerah-daerah bekas jajahan mereka dan Persia.

Dinasti Umayyah juga mendirikan sebuah kota kecil sebagai pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pusat kegiatan ilmu dan kebudayaan itu dinamakan marbad, kota satelit dari Damaskus. Di kota Marbad inilah, berkumpul para pujangga, filsuf, ulama, penyair, dan cendekiawan lainnya, sehingga kota ini biberi gelar ukadz-nya Islam.

Ilmu qira’at adalah ilmu seni baca al-Qur’an.Ilmu qira’at merupakan ilmu syariat agam tertua, yang telah dibina sejak zaman khulafaur rasyidin.Kemudian, pada masa dinasti Umayyah, dikembangkan, sehingga menjadi cabang ilmu syariat yang sangat penting. Pada masa ini, lahir para ahli qira’at ternama, seperti Abdullah bin Qusair dan Ashim bin Abi Nujud. Ketika kaum muslimin telah berusaha memahami al-Qur’an, ternyata ada satu hal yang harus mereka butuhkan, yaitu ucapan-ucapan Nabi Muhammad Saw.yang dinamakan hadits.Oleh karena itu, muncullah usaha manusia untuk mengumpulkan hadits sekaligus menyelidiki asal usulnya, sehingga menjadi satu ilmu yang berdiri sendiri yang dinamakan ilmu hadits.

Penguasa muslim pertama yang membolehkan penghimpunan hadist adalah khalifah Umar bin Abdul Azis.

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

8 sejak itu hadist mulai dihimpun dan dicatat untuk memelihara keshahihan hadist, munculah metode sanad, yang berarti penyandaran suatu ucapan pada orang yang menyatakanya. Dengan metode sanan munculah beberapa istilah diantaranya; Pada masa Dinasti Umayyah, Karena wilayahnya berkembang sangat luas, khususnya ke wilayah diluar Arab, maka ilmu nahwu sangat diperlukan.Hal tersebut dikarenakan pula bertambahnya orang-orang Ajam (non-Arab) yang masuk Islam, sehingga keberadaan bahasa Arab sangat dibutuhkan.

Oleh karena itu, dibutuhkanlah ilmu nahwu, dan berkembanglah satu cabang ilmu yang penting untuk memperlajari berbagai ilmu agama islam. Jughrafi pada masa Dinasti Umayyah telah berkembang menjadi ilmu tersendiri. Demikian pula ilmu tarikh (ilmu sejarah), baik sejarah umum maupun sejarah islam pada khususnya. Adanya pengembangan dakwah islam ke daerah-daerah baru yang luas dan jauh menimbulkan gairah untuk mengarah ilmu jughrafi (ilmu bumi atau geografi), demikian pula ilmu tarikh.

Kedua ilmu ini lahir pada masa Dinasti Umayyah, yang berkembang suatu ilmu yang betul-betul berdiri sendiri pada masa ini. Untuk kepentingan pembinaan dakwah islamiyah, pada masa Dinasti Umayyah, dimulai pula penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa-bahasa lain ke dalam bahasa Arab.Dengan demikian, jelaslah bahwa gerakan penerjemahan telah dimulai pada zaman ini, hanya baru berkembang pesat pada zaman dinasti ebrikutnya yaitu Dinasti abbasiyah.

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

Adapun mula-mula yang melakukan usaha penerjemah adalah Khalid bin Yazid, seorang pangeran yang sangat cerdas dan ambisius. Ketika gagal memperoleh kursi kekhalifahan ia focus di bidang ilmu pengertahuan, diantaranya mengusahakan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa lain ke bahasa Arab. 3. Kelas sosial ketiga adalah anggota-anggota sekte, dan para pemilik kitab suci yang diakui, yang disebut dengan ahl al-Dzimmahyaitu orang Yahudi, Kristen dan Saba yang telah mengikat perjanjian dengan umat Islam.

Dalam status semacam itu, orang dzimmi mendapatkan tingkat toleransi yang tinggi, tentu saja setelah mereka membayar pajak tanah dan pajak kepala. [39] Mawali berasal dari Maula, budak tawanan perang yang sudah dimerdekakan.Mereka itu mula-mula berasal dari bangsa Persia atau keturunannya, baik kedua ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah tuanya berasal dari Persia atau salah satunya dari bangsa Arab.Dalam perkembangan selanjutnya kata Mawali diperuntukkan pula bagi bangsa selain Arab.

Istilah itu muncul karena Bani Umayyah berusaha untuk meninggikan derajat bangsa Arab sebagai penguasa diantara bangsa lain yang dikuasai. Karena kefanatikannya kepada bangsa Arab khalifah Abdul Malik bin Marwan mewajibkan bahasa Arab menjadi bahasa resmi negara sehingga semua perintah dan peraturan serta komunikasi secara resmi memakai bahasa Arab.

Akibatnya bahasa Arab dipelajari orang. Tumbuhlah ilmu Qowaid dan ilmu lain untuk mempelajari bahasa Arab. Bahasa Arab menjadi bahasa resmi di banyak negara sampai saat ini: Irak, Syiria, Mesir, Libanon, Libia, Tunisia, Aljazair, Maroko, disamping Saudi Arabia,Yaman, Emirat Arab, dan sekitarnya.

[41] Dalam bidang sosial budaya, Bani Umayyah telah membuka terjadinya kontak antarbangsa muslim (Arab) dengan negeri-negeri taklukanyang memiliki tradisi yang luhur, seperti Persia, Mesir, Eropa, dan lain sebagainya. Hubungan tersebut melahirkan kreativitas baru yang menakjubkan di bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kehidupan Keluarga Istana. Ketika malam tiba, para khalifah menikmati hiburan dan jamuan sosial.Muawiyah sangat suka mendengar kisah sejarah, anekdot terutama dari Arab Selatan dan pembacaan puisi.

Untuk memuaskan kegemarannya, ia mendatangkan seorang ahli cerita dari Yaman, Abid ibn Syaryah, yang menghibur khalifah sepanjang malam dengan kisah-kisah kepahlawanan masa lalu. Minuman yang paling disukai adalah sirup buah, yang sering menjadi tema lagu-lagu Arab dan hingga kini masih bisa dinikmati di Damaskus, dan kota-kota lainnya.

Minuman itu biasanya sangat diminati oleh kaum wanita. [43] Diantara aktivitas masa silam yang menarik minat para khalifah dan para pengiringnya adalah berburu, balapan kuda, dan dadu.Polo, yang merupakan olahraga favorit keluarga Abbasiyah, mungkin diperkenalkan oleh orang Persia menjelang akhir pemerintahan Umayyah.Berburu merupakan olahraga yang pertama kali dikembangkan di Arab, dengan menggunakan anjing saluki ( saluqi, dari Saluq di Yaman).

[44] Kehidupan Umum Ibukota. Bisa dikatakan bahwa irama kehidupan dan karakteristik Damaskus tidak banyak berubah sejak menjadi ibukota Dinasti Umayyah. Dulu, seperti juga sekarang, di jalan-jalan sempit dan padat, banyak ditemui orang Damaskus, yang mengenakan celana lebar, sepatu dengan ujung berwarna merah, dan sorban besar, terlihat menepu-nepuk pundak orang badui yang berbusana longgar, menggunakan kafiyah (tutup kepala) dan iqal (ikat kepala), atau ada juga orang Ifranji yang berpakaian Eropa.

Seperti halnya di perkotaan, orang Arab dusun tinggal di wilayah mereka yang terpisah sesuai dengan afiliasi kesukuan mereka.Di damaskus, Hims, Aleppo, dan kota-kota lainnya, harah (pemukiman) ini masih bisa dikendali dengan baik.Dinasti Umayyah yang bisa kita saksikan sekarang di Damaskus adalah teknik pengairan yang tak tertandingi padsa masanya di dunia Timur, dan hingga jinni masih berfungsi dengan baik.

Nama Yazid diabadikan sebagai nama sebuah kanal, Nahr Yazid, yang digali atau mungkin diperkuas dari Barada, untuk menyempurnakan irigasi di Gutah. Oasis subur di luar Damaskus, serta taman-tamannya yang indah merupakan hasil dari pengairan Barada. Di samping Nahr Yazid, Barada juga terbagi menjadi empat cabang saluran yang menyebarkan kesuburan dan kesegaran ke seluruh kota. [45] Keruntuhan daulah Bani Umayah berawal dari diangktnya Hisyam bin Abdul Malik menjadi khalifah atas wasiat dari saudaranya, Yazid bin Abdul Malik bin Marwan.

Sedankan Walid bin Abdul Malik dijadikan putra mahkota setelah pemerintahan Hisyam. Dia menerima kepemimpinan dari Hisyam pada bulan Rabiul Akhir tahun 125 H. [46] Selain daripada itu para penguasa Bani Umayah tidak menghargai jasa pahlawan.Para pahlawan besar yang mengabdikan diri kepada Bani Umayah dan semestinya memperoleh penghargaan dan penghormatan, tetapi malah dijebloskan ke dalam penjara dan dibunuh.Kerajaan Islam pada zaman kekuasaan Bani Umayah semakin luas sehingga sulit untuk mengendalikan dan mengawasinya, terlebih lagi dengan semakin berkurangnya penguasa yang berwibawa untuk mengawasi suatu wilayah.

[49] Sepeninggal Umar bin Abdul Azis kekhalifahan Bani Umayah berada di tangan Yazid bin Abdul Malik. Penguasa yang satu ini terlalu gandrung dengan ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat. Kerusuhan terus berlanjut hingga pemerintahan Hisyam bin Abduk Malik.

Pada zaman ini muncul kekuatan baru yang berasal dari Bani Hasyim didukung golongan mawali.Kekuatan ini menjadi tantangan berat bagi kaum Pemerintah Bani Umayah. Hisyam bin Abdul Malik sebenarnya khalifah yang kuat dan terampil, tetapi dia muncul ketika pemerintahan diambang kehancuran. Sepeninggal Hisyam khalifah yang tampil bukan hanya lemah, tetapi juga bermoral buruk, Hal ini memperkuat golongan oposisi.Akhirnya pada tahun 750 M, daulah Bani Ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah digulingkan Bani Abbasiyah yang bersekutu dengan Abu Muslim Al Khurasani.

[50] Di saat-saat terakhir kekhalifahan bani Umayah dipegang oleh Marwan bin Muhammad, benar-benar dalam keadaan sudah gawat. Marwan berhadapan dengan dengan berbagai persoalan, dia sibuk menutup hutang para pendahulunya, sementara itu pasukan Romawi timur bergerak hingga mampu menguasai pesisir barat asia kecil dengan semenanjung Greek, pantai Levantine, pulau Cyprus, pulau Rodes, dan Aradus. Sementara itu Marwan juga harus menghadapi pemberontakan [56] Sebenarnya dia adalah penguasa yang besar, tapi dia muncul ketika keadaan Bani Umayah benar-benar dalam keadaan merosot.

[57] Di saat terjadi banyak kekacauan itu gerakan Abbasiyah yang selama ini menyusun kekuatan secara rahasia dan mendapat dukungan dukungan dari Bani Hasyim golongan syi’ah dan kaum Mawali, menumpahkan seluruh kekuatannya untuk menggempur habis-habisan Bani Umayah.Gerakan Abbasiyah ini berhasil menguasai seluruh khurasan, dan selanjutnya menuju Irak untuk menghancurkan pasukan Marwan.Khalifah Marwan mlarikan diri ke Mesir dan ditankap di sebuah biara di pelabuhan Abusir, di Muara Sungai Nil.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Dinasti Umayyah lahir dari gejolak politik yang haur akan kekuasaan. Dinasti Umayyah masuk Islam setelah penaklukan kota Mekah, dan hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menjaga kehormatan dan kelanggengan kekuasaan.

Akhirnya ambisi Dinasti Umayyah tercapai juga oleh keturunan yang bernama Muawiyah bin Abi Sufyan hingga mencapai masa keemasaaannya. Dan dalam system pergantian pemimpin Dinasti ini menggunakan system turun temurun, sehingga hanya keluarga kerajaanlah yang dapat memimpin kerajaan.

Walaupun di permukaan tampak kacau akan tetapi pada masa kejayaannya dinasti ini mampu menghasilkan ilmuwan-ilmuwan serta karya-karya muslim popular. [3] Pengertian kata “Bani” menurut bahasa berarti anak, anak cucu atau keturunan. Dengan demikian yang dimaksud dengan Bani Umayyah adalah anak, anak cucu atau keturunan dari Bani Umayyah bin Abdi Syams dari satu keluarga.

Sedangkan kata “Dinasti” bermakna raja-raja yang memerintah, dan semuanya berasal dari satu keturunan.Jadi, Dinasti Umayyah adalah keturunan raja-raja yang memerintah, yang berasal dari Bani Umayyah. Adapun istilah lain yang sering digunakan adalah “daulah” yang berarti kekuasaan, pemerintahan, atau negara. Dengan ungkapan lain, Daulah Bani Umayyah adalah negara yang diperintah oleh Dinasti Umayyah yang raja-rajanya berasal dari Bani Umayyah.

[6] Alexander Agung adalah maharaja tersohor dari masa helenisme awal.Penaklukan Athena oelh Philip II dari Makedonia mengakhiri dominasi Athena atas seluruh Yunani.Alexander Agung, Putra Philip II (lahir tahun 356 SM), segera dididik dalam pola Yunani oelh Aristoteles. Ketika Philip II meninggal dunia pada tahun 336, Alexander muda langsung dinobatkan sebagai raja pada tahun yang sama.Dalam masa Alexander Agung inilah, hampir wilayah sekitar Laut Tengah ditaklukkan dan disatukan sebagai satu imperium.

Pada masa pemeintahannya (336-323 SM), proses helenisasi dapat berlangsung secara luas. Namun, Alexander Agung tidak membasmi budaya dan kepercayaan budaya setempat.Ia menghargai dewa-dewa setempat, sebagaimana ia menyembah dewa-dewi Yunani. Ini memberi ciri sinkretis pada agama masa helenisme. Karena keberanian, kepahlawanan, dan keterbukaannya terhadap agama/budaya setempat, ia mendapatkan penghargaan istimewa di seluruh wilayah hellenistik. Ia diakui sebagai raja ilahi, bukan hanya ketika masih hidup, tetapi juga setelah ia meninggal dunia ].

Ia menerima gelar “yang agung”; kuil dibuat di berbagai wilayah untuk menyembahnya; patung dibuat untuk melambangkannya sebagai pahlawan ilahi [Ayub Ranoh, Kepemimpinan Kharismatis; Tinjauan Teologis-Etis atas Kepemimpinan Sukarno (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), hlm. 139-140]
Setelah wafatnya Rasulullah SAWIslam dipimpin oleh para Khulafaur Rasyidin, yaitu para sahabat Rasullah SAW yang adil dan bijaksana sehingga perse … baran Islam sangat luas, salah satunya adalah sahabat Umar bin Khattab Radiyaullohu'an.

Dalam kepemimpinannya Islam berkembang ke berbagi belahan bumi dan Umar memiliki inovasi dalam ekonomi, negara dan lainnya. Tuliskan 2 perkembangan yang terjadi di masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab Radiyaullohu'an 5.Berikut ini yang bukan merupakan larangan ketika wukuf adalah. A.memakai pakaian berjahit B.memakai wewangian bagi perempuan C.membunuh hewa … n D.memakai pakaian berjahit bagi wanita 6.jamaah haji indonesia berangkat ke Padang Arafah satu hari menjelang wukuf.Hal itu untuk mengurangi kemacetan dan mempermudah pengaturan kendaraan dalam pemberangkatan jamaah haji.Wukuf dilaksanakan pada tanggal.zulhijah A.8 B.9 C.10 D.11 10.selama berada ditanah suci,pak ahmad mèlakasanakan tawaf bersama istrinta setelah selesai salat subuh.Tawaf yang mereka laksanakan adalah tawaf A.sunah B.qudum C.ifada D.wada TOLONG YA BANTU CEPAT, YG BANTU SAMA² PUNYA PENGALAMAN BELAJAR BARENG.MAKASIHJawaban A.

Khalid bin Yazid menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali. Jawaban B. Hasan Basri menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan. Jawaban C. Aswad ad-Duali menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban D. Imam Malik menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah C. Aswad ad-Duali Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.
1.Ulama yang meletakan grametika arab yang memberi titik pada huruf hijyyah.

A.khalid bin yazid B.abu aswad ad-duali C.umar bin abdul aziz D.ali bin abi thalib 2.orang yang melapori munculnya penerjemaahan dan bahasa asing ke dalam bahasa arab adalah. A.khalid yazid B hasan basri C.abu aswad ad duali D imam malik Tolong bantu jawab plies!! Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarak … at.

a. jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ? b. jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam qs. al-hujuraat: 13 dan qs. azzukhruf: 32 c. jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani! d. sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!. jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

b. jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam qs. al-hujuraat: 13 dan qs. az-z … ukhruf: 32 c. jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani! d. sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera! 2. manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya. namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada asp … ek non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik.

hal ini diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat q.s. ali-imran (3) : 190-191 dan q.s. qaaf (50) : 16. a. tuliskan terjemah q.s. ali-imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

b. tuliskan terjemah q.s. qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut ayat tersebut! c. jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut!

3, manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat. a. jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?

ulama yang meletakkan gramatika arab dengan memberi titik pada huruf hijaiyah

b. jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam qs. al-hujuraat: 13 dan qs. az-zukhruf: 32 c. jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani! d. sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!

45 Ulama Nusantara Pengarang Kitab Berbahasa Arab




2022 www.videocon.com