PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang yang mewarnai Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Pestisida banyak digunakan karena mempunyai kelebihan dapat diaplikasikan dengan mudah dan hasilnya dapat dirasakan dalam waktu yang relatif singkat serta dapat diaplikasikan dalam areal yang luas.
Namun dalam penggunaannya, petani seringkali masih menyalahi aturan yaitu seperti halnya dalam penggunaan dosis yang masih melebihi takaran dan bahkan mencampur beberapa jenis pestisida dengan alasan untuk meningkatkan daya racun pada hama dan penyakit tanaman.
Sehingga, dosis yang digunakan pun seolah tidak diperdulikan lagi yang penting OPT bisa dikendalikan. Dari cara penggunaan di atas mungkin saja bisa mengendalikan hama secara instan namun apakah mereka sadar bahwa dengan penggunaan pestisida kimia tersebut akan ada dampak negatif terhadap ekosistem dan bahkan bagi manusia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnnya,maka dapat kami ambik kesimpulan bahwa rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut: β’ Apa pengertian pestisida? β’ Bagaimana mengetahui dampak negative dari penggunaan pestisida terhadap kesuburan tanah, lingkungan, dan kesehatan manusia β’ Bagaimana mengetahui dampak negative menggunakan pestisida berlebihan PEMBAHASAN A.
Pengertian Pestisida Hampir semua diantara kita pernah mendengar kata Pestisida, sejenis : Fungisida, Insektisida, Herbisida, Bakterisida, Akarisida, Moluskisida, Perekat-Pembasah, Pupuk Daun, Calsium Super, atau nama lainnya. Hampir dalam semua sisi kehidupan kita tidak bisa lepas dari pestisida dalam berbaga ibentuknya.
Dari gunung sampai pantai, dari desa sampai kota. Petani di pegununganpun tidak lepas dari penggunaan pestisida. Petani sayuran di Dieng, Kopeng, atau petani tembakau dilereng gunung Sindoro pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan Sumbing.
Pembasmi hama atau Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu.
Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.
Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun" tergantung dari sasarannya. Penggunaan pestisida dalam pembangunan di berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan masyarakat, perdagangan dan industri semakin meningkat. Pestisida terbukti mempunyaiperanan yang penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pada bidang pertanian termasuk pertanian rakyat maupun perkebunan yang dikelola secara profesional dalam pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan besar menggunakan pestisida yang sebagian besar adalah golongan organofosfat. Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia.
Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan dan bidang pertanian. Pestisida adalah salah satu hasil teknologi modern yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Beberapa abad terakhir, penggunaan pestisida telah meningkatkan produksi pertanian secara signifikan. Penggunaan dengan cara yang tepat dan aman adalah hal mutlak yang harus dilakukan mengingat walau bagaimanapun, pestisida adalah bahan yang beracun.
Penggunaan pestisida bertujuan untuk menekan populasi Organisme Pengganggu Tanaman ( OPT ) secara cepat dibandingkan dengan pengendalian lainnya. Kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna dalam membantu petani merawat pertaniannya.
Pestisida dapat mencegah tanaman cabai dari serangan OPT. Hal ini berarti jika para petani menggunakan pestisida, hasil panen tanaman cabai akan meningkat dan akan membuat hidup para petani cabai menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian.Tetapi. Di lain pihak dengan penggunaan pestisidamaka kehilangan hasil akibat OPT dapat ditekan, tetapi menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Dengan adanya dampak buruk dari pestisida, para petani lebih dianjurkan menggunakan sistem pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Tetapi pertanian dengan metode ini juga memiliki resiko yaitu rentan untuk terserang hama. Tetapi hasil dari pertanian ini sangat sehat dan tidak akan mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, para petani diharapkan tidak terlalu banyak menggunakan pestisida dan melakukan pertanian organik.
Pertanian organik ini sangat bermanfaat dan tidak memiliki efek samping yang membahayakan bagi lingkungan maupun tubuh. B.
Dampak negatif dari penggunaan pestisida terhadap kesuburan tanah, lingkungan, dan kesehatan manusia Kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna dalam membantu petani merawat pertaniannya. Pestisida dapat mencegah tanaman cabai dari serangan OPT. Hal ini berarti jika para petani menggunakan pestisida, hasil panen tanaman cabai akan meningkat dan akan membuat hidup para petani cabai menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian.Tetapi.
Di lain pihak dengan penggunaan pestisidamaka kehilangan hasil akibat OPT dapat ditekan, tetapi menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Memang dapat diakuipestisida banyak memberi manfaat dan keuntungan. Diantaranya, cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih panjang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan.
Manfaat yang lain, secara ekonomi penggunaan pestisida relatif menguntungkan. Namun, bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak buruk. Akhir-akhir ini disadari bahwa pemakaian pestisida, khususnya pestisida sintetis ibarat pisau bermata dua.
Dibalik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian, terselubung bahaya yang mengerikan. Tak bisa dipungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Kerugian berupa timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat dikelompokkan atas 3 bagian : pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan. Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, (2).
Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan (3). Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman. 1. Pengaruh Negatif Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia Pestisida secara harfiah berarti pembunuh hama, berasal dari kata pest dan sida.
Pest meliputi hama penyakit secara luas, sedangkan sida berasal dari kata βcaedoβ yang berarti membunuh. Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis adalah biosida yang tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran. Tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan target termasuk tanaman, ternak dan organisma berguna lainnya.
Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatannya.
Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.
Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan.
Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Kejadian tersebut umumnya disebabkan kurangnya perhatian atas keselamatan kerja dan kurangnya kesadaran bahwa pestisida adalah racun. Kadang-kadang para petani atau pekerja perkebunan, kurang menyadari daya racun pestisida, sehingga dalam melakukan penyimpanan dan penggunaannya tidak memperhatikan segi-segi keselamatan.
Pestisida sering ditempatkan sembarangan, dan saat pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan sering tidak menggunakan pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik, tanpa baju lengan panjang, dan tidak mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Juga cara penyemprotannya sering tidak memperhatikan arah angin, sehingga cairan semprot mengenai tubuhnya.
Bahkan kadang-kadang wadah tempat pestisida digunakan sebagai tempat minum, atau dibuang di sembarang tempat. Kecerobohan yang lain, penggunaan dosis aplikasi sering tidak sesuai anjuran. Dosis dan konsentrasi yang dipakai kadang-kadang ditingkatkan hingga melampaui batas yang disarankan, dengan alasan dosis yang rendah tidak mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan.
Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun.
Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan).
Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat masuk ke dalam jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 β 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver.
Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras untuk produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintesis (Sevin). Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan.
Kejadian ini merupakan musibah terburuk dalam sejarah produksi pestisida sintesis. Selain keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi akibat sisa racun (residu) pestisida yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan.
Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, tanpa sadar telah kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Apabila jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut.
Makin tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen. 2. Pestisida Berpengaruh Buruk Terhadap Kualitas Lingkungan Masalah yang banyak diprihatinkan dalam pelaksanaan program pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah masalah pencemaran yang diakibatkan penggunaan pestisida di bidang pertanian, kehutanan, pemukiman, maupun di sektor kesehatan.
Pencemaran pestisida terjadi karena adanya residu yang tertinggal di lingkungan fisik dan biotis disekitar kita. Sehingga akan menyebabkan kualitas lingkungan hidup manusia semakin menurun. Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Pencemaran dapat terjadi karena pestisida menyebar melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya. Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun. Dari beberapa hasil monitoring residu yang dilaksanakan, diketahui bahwa saat ini residu pestisida hampir ditemukan di setiap tempat lingkungan sekitar kita. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap organisma bukan sasaran.
Oleh karena sifatnya yang beracun serta relatif persisten di lingkungan, maka residu yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah. Residu pestisida telah diketemukan di dalam tanah, ada di air minum, air sungai, air sumur, maupun di udara.
Dan yang paling berbahaya racun pestisida kemungkinan terdapat di dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, seperti sayuran dan buah-buahan. Aplikasi pestisida dari udara jauh memperbesar resiko pencemaran, dengan adanya hembusan angin.
Pencemaran pestisida di udara tidak terhindarkan pada setiap aplikasi pestisida. Sebab hamparan yang disemprot sangat luas. Sudah pasti, sebagian besar pestisida yang disemprotkan akan terbawa oleh hembusan angin ke tempat lain yang bukan target aplikasi, dan mencemari tanah, air dan biota bukan sasaran.
Pencemaran pestisida yang diaplikasikan di sawah beririgasi sebahagian besar menyebar di dalam air pengairan, dan terus ke sungai dan akhirnya ke laut. Memang di dalam air terjadi pengenceran, sebahagian ada yang terurai dan sebahagian lagi tetap persisten. Meskipun konsentrasi residu mengecil, tetapi masih tetap mengandung resiko pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan lingkungan. Sebagian besar pestisida yang jatuh ke tanah yang dituju akan terbawa oleh aliran air irigasi.
Di dalam air, partikel pestisida tersebut akan diserap oleh mikroplankton-mikroplankton. Oleh karena pestisida itu persisten, maka konsentrasinya di dalam tubuh mikroplankton akan meningkat sampai puluhan kali dibanding dengan pestisida yang mengambang di dalam air. Mikroplankton-mikroplankton tersebut kelak akan dimakan zooplankton. Dengan demikian pestisida tadi ikut termakan. Karena sifat persistensi yang dimiliki pestisida, menyebabkan konsentrasi di dalam tubuh zooplankton meningkat lagi hingga puluhan mungkin ratusan kali dibanding dengan yang ada di dalam air.
Bila zooplankton zooplankton tersebut dimakan oleh ikan-ikan kecil, konsentarsi pestisida di dalam tubuh ikan-ikan tersebut lebih meningkat lagi.
Demikian pula konsentrasi pestisida di dalam tubuh ikan besar yang memakan ikan kecil tersebut. Rantai konsumen yang terakhir yaitu manusia yang mengkonsumsi ikan besar, akan menerima konsentrasi tertinggi dari pestisida tersebut. 3. Pestisida Meningkatkan Perkembangan Populasi Jasad Penganggu Tanaman Tujuan penggunaan pestisida adalah untuk mengurangi populasi hama. Akan tetapi dalam kenyataannya, sebaliknya malahan sering meningkatkan populasi jasad pengganggu tanaman, sehingga tujuan penyelamatan kerusakan tidak tercapai.
Hal ini sering terjadi, karena kurang pengetahuan dan perhitungan tentang dampak penggunaan pestisida. Ada beberapa penjelasan ilmiah yang dapat dikemukakan mengapa pestisida menjadi tidak efektif, dan malahan sebaliknya bisa meningkatkan perkembangan populasi jasad pengganggu tanaman.
Berikut ini diuraikan tiga dampak buruk penggunaan pestisida, khususnya yang mempengaruhi peningkatan perkembangan populasi hama. C. Dampak penggunaan pestisida secara berlebihan Pestisida jika dilihat dari segi positifnya bisa membantu manusia dalam pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan membasmi hama yang merusak pertanian manusia.
Namun disisi lain pestisida juga mempunyai dampak buruk bagi manusia dan lingkungan di sekitarnya jika penggunaannya terlalu berlebihan. Sebaiknya penggunaan pestisida berdasarkan aturan pakai agar bisa mengurangi dampak buruk dari pemakaiannya. Jika ada solusi lain mungkin para petani akan mulai meninggalkan penggunaan pestisida tersebut. Hal ini membuat para petani menjadi serba salah dan dirundung dilema.
Apabila tidak menggunakan pestisida, petani akan merugi karena tanaman mereka digerogoti oleh hama. Namun jika menggunakan pestisida, tanaman mereka akan terbebas dari hama, tapi berdampak buruk bagi lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh dampak negatif dari penggunaan pestisida yang berlebihan yang perlu untuk diketahui : 1. Menurunkan Kesuburan Tanah dan Mencemari Air Ada hal yang perlu diingat bahwa bahan kimia hampir tidak akan terurai dalam tanah ataupun air.
Bahan kimia yang terserap tanaman dan sisa tanaman yang diuraikan oleh mikroba tanah pun masih akan meninggalkan sisa zat kimia dalam tanah. Lama-kelamaan zat kimia tersebut akan mengurangi kesuburan tanah karena membunuh mikroorganisme bermanfaat serta menghalangi penguraian unsur hara dalam tanah. 2.
Pestisida Kimia Menyebabkan Resistensi OPT Resistensi adalah sifat kebal terhadap bahan tertentu yang diperoleh OPT dari kemampuan adaptasi dan evolusi untuk mempertahankan hidup dari paparan zat kimia. Resistensi hanya terjadi pada penggunaan pestisida kimia saja dan tidak terjadi pada penggunaan pestisida organik. Itulah sebabnya mengapa kini petani semakin sulit untuk mengatasi OPT. Padahal, mereka sudah menggunakan pestisida kimia yang sama dengan yang dianjurkan petani lain.
3. Pertumbuhan Tanaman tidak Normal Penggunaan pestisida berlebihan tidak hanya menyebabkan tanaman rusak tetapi membuat pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal. Kondisi seperti kerdil, bercak pada daun, buah banyak yang rusak dan juga adanya perubahan warna pada daun tidak hanya disebabkan oleh kurangnya nutrisi pada tanaman tersebut tetapi bisa juga disebabkan karena penggunaan pestisida yang berlebihan.
4. Pestisida Meninggalkan Residu pada Tanaman Pestisida jenis insektisida dan fungisida sistemik biasanya mengandung bahan kimia sistemik yang mudah terserap tanaman dan disalurkan ke seluruh bagian tanaman untuk melindungi setiap bagian tanaman dari gigitan serangga perusak.
Sayangnya, sisa pestisida kimia ini masih akan tertinggal dalam jangka waktu yang lama di dalam tanaman hingga masa panen tiba. Sebagai tambahan informasi, bahwa pestisida golongan organochlorines termasuk pestisida yang resisten pada lingkungan dan meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan, contohnya DDT, Cyclodienes, Hexachlorocyclohexane (HCH), endrin.
PENUTUP A. Kesimpulan Pembasmi hama atau Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Tak bisa dipungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana.
Kerugian berupa timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat dikelompokkan atas 3 bagian : (1).Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, (2). Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan (3). Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman.
Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida menyebar melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya.
Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Pestisida banyak digunakan karena mempunyai kelebihan dapat diaplikasikan dengan mudah dan hasilnya dapat dirasakan dalam waktu yang relatif singkat serta dapat diaplikasikan dalam areal yang luas.
Mengendalikan hama secara instan namun apakah mereka sadar bahwa dengan penggunaan pestisida kimia tersebut akan ada dampak negatif terhadap ekosistem dan bahkan bagi manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Anonim a, 2013. http://usitani.wordpress.com/2009/02/26/dampak-negatif-penggunaan - pestisida/. Diakses pada tanggal 10 mei 2013 pukul 16:45. Anonim b, 2013. http://www.tanindo.com/index.php?option=com _content & view = section & layout = blog & id=9&Itemid=15.
Diakses pada tanggal 10 mei 2013 pukul 16:45. Hidayat Natawigena dan G. Satari. 1981. Kecenderungan Penggunaan Pupuk dan Pestisida dalam Intensifikasi Pertanian dan Dampak Potensialnya Terhadap Lingkungan. Seminar terbatas 19 Maret 1981 Lembaga Ekologi Unpad Bandung. Mulyani, S. dan M. Sumatera. 1982. Masalah Residu Pestisida pada Produk Hortikultura. Simposium Entomologi, Bandung 25 β 27 September 1982. Oka, Ida Nyoman.
1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. KOMPAS.com - Pemakaian pestisida bisa memberikan manfaat dalam sektor pertanian untuk mengendalikan hama, penyakit, dan gulma. Pestisida merupakan bahan kimia yang beracun yang digunakan untuk membunuh hama. Dampak pemakaian pestisida berlebih untuk pertanian Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan untuk pertanian itu sendiri.
Dilansir dari BPTP Kalimantan Selatan, berikut dampak pestisida terhadap pertanian. β’ Resurgensi, yaitu meningkatnya reproduksi hama β’ Timbulnya hama sekunder β’ Hama resisten terhadap pestisida β’ Berkurangnya musuh alami. Baca juga: Pestisida Bikin Lebah Kurang Tidur, Ini Dampak untuk Lingkungan Dampak pemakaian pestisida berlebih terhadap kesehatan Manusia berisiko terpapar pestisida, dengan dua cara.
Pertama, pekerja pertanian yang terpapar ketika sedang menyemprotkan pestisida. Kedua, adalah dengan memakan sayur yang disemprot dengan pestisida. Pemakaian pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi manusia.
Dilansir dari NCBI, masalah kesehatan yang mungkin muncul akibat paparan pestisida adalah sebagai berikut: β’ Penurunan fungsi imun β’ Gangguan keseimbangan hormon β’ Menurunkan fungsi otak β’ Gangguan kesuburan β’ Kanker, terutama kanker di saluran cerna β’ Pada pekerja yang terpapar pestisida yang berlebihan, gejala yang mungkin langsung muncul adalah pusing, mual, muntah, lelah, iritasi kulit, iritasi mata.
Berita Terkait Pestisida Dapat Merusak Fungsi Otak pada Bayi Lebah, Kenapa Begitu? Studi Baru: Peneliti Temukan, Kecoak Makin Kebal Pestisida Ini Dia, Sayur dan Buah Paling Banyak Residu Pestisida Stroberi Paling Banyak Mengandung Residu Pestisida Makanan Organik Bukan Satu-satunya Solusi Hindari Pestisida Berita Terkait Pestisida Dapat Merusak Fungsi Otak pada Bayi Lebah, Kenapa Begitu? Studi Baru: Peneliti Temukan, Kecoak Makin Kebal Pestisida Ini Dia, Sayur dan Buah Paling Banyak Residu Pestisida Stroberi Paling Banyak Mengandung Residu Pestisida Makanan Organik Bukan Satu-satunya Pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan Hindari Pestisida Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama Capai 100 Juta, Bisakah Mencegah Gelombang Ketiga di Indonesia?
https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/12/203000523/vaksinasi-covid-19-dosis-pertama-capai-100-juta-bisakah-mencegah-gelombang https://asset.kompas.com/crops/T4Cy2CgPKr8Ic3TgJT4BEW_KJWY=/0x0:5351x3567/195x98/data/photo/2021/07/12/60ec23c7864e6.jpg
Penggunaan bahan kimia dalam industri pertanian, perkebunan dan kehutanan merupakan hal yang biasa.
Namun nyata, seiring perkembangan teknologi pestisida menggunakan bahan kimia, masih ada beberapa petani dan masyarakat lainnya yang menggunakan pestisida berlebihan.
Diawal penggunaan memang hama dan penyakit tanaman berkurang tetapi mereka akan mengeluhkan masalah baru akibat dampak penggunaan pestisida secara berlebihan. Berikut ini dampak negatif penggunaan pestisida berlebihan yang perlu diketahui tidak hanya bagi petani tetapi anda sekalian. 1. Tanaman Yang Ditanam Rusak Tanaman yang bagus adalah tanaman yang pertumbuhannya baik dan dapat dilihat dari kondisi tanaman apakah sehat atau tidak.
Beberapa ilmuan dan peneliti memiliki beberapa kategorinya masing-masing karena setiap tanaman berbeda. Tanaman yang menggunakan pestisida berlebihan bisa dibilang berpotensi mengalami kerusakan.
Kondisi seperti munculnya bercak pada daun, kondisi buah banyak yang rusak dan perubahan pada warna daun. 2. Pertumbuhan Tanaman Tidak Normal Penggunaan pestisida berlebihan tidak hanya menyebabkan tanaman rusak tetapi membuat pertumbuhan tanaman tidak normal.
Kondisi seperti kerdil tidak hanya disebabkan oleh kurangnya nutrisi pada tanaman tetapi bisa disebabkan karena penggunaan pestisida yang menyebabkan kerusakan pada tanaman sehingga pada akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal.
Pertumbuhan demikian lebih menunjukkan ke arah negatif. Baca : pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 3. Kandungan Nutrisi Tanaman Bercampur Dengan Pestisida Beberapa tanaman yang memiliki lapisan kulit yang tipis akan lebih mudah menyerap cairan yang berada di atasnya. Hal ini bisa terjadi pada penggunaan pestisida. Beberapa petani menggunakan pestisida cair dengan teknik semprot karena sangat mudah dalam aplikasinya.
Namun karakteristik tanaman yang memiliki lapisan kulit yang tipis atau tidak memiliki lapisan kulit akan lebih mudah menyerap pestisida jika dibandingkan dengan tanaman yang memiliki kulit yang tebal.
Hal ini bisa berdampak pada kandungan nutrisi pada tanaman yang ditanaman bisa bercampur dengan pestisida. 4. Predator Alami Berkurang Hama pada tanaman pastinya berbeda-beda. Pada konsep rantai makanan pastinya setiap individu tidak hanya memiliki 1 predator pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan. Misalnya ulat yang mengkonsumsi daun pada tanaman sehingga daun akan lebih mudah bolong dan muncul benjol-benjol terutama pada tanaman jambu. Pada saat hama ulat hilang tentunya menjadi keberkahan tersendiri.
Namun hama pada jambu tidak hanya ulat saja, ada beberapa hama jambu seperti lalat buah. Bisa saja pada saat petani menyemprotkan cairan pestisida tidak menyebabkan hama lalat buah mati.
Hal ini bisa menyebabkan masalah baru bukan ?. 5.
Muncul Hama Baru Seperti penjelasan sebelumnya, berkurangnya hama predator alami pada tanaman berkurang bisa menyebabkan munculnya hama baru. Munculnya hama baru tentunya penggunaan pestisida akan lebih ditingkatkan sehingga penggunaan pestisida bisa berlebihan. 6. Biaya Perawatan Lebih Mahal Faktor hama predator alami berkurang dan muncul hama serta penyakit baru tanaman, dapat menyebabkan biaya perawatan tanaman lebih mahal.
Oleh karena itu petani bisa mengantisipasi dengan menggunakan bahan alami dalam penggunaan pestisidanya. Walaupun membutuhkan jumlah yang lebih banyak, justru petani tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih mahal.
Untuk pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan ini memang beberapa konsumen cukup banyak yang memilih produk yang organik karena penggunaan pestisida yang alami. Kalau petani mencoba hal ini tentunya harga nilai jual yang dihasilkan akan lebih tinggi karena pasar petani organik masih jarang ditemukan. Baca : cara mekanisasi pertanian. Dampak negatif penggunaan pestisida berlebihan tidak hanya merugikan baik untuk tanaman, hewan disekitar tetapi manusia pun ikut merasakan dampaknya.
Hal ini perlu diperhatikan baik bagi petani atau pemilik kebun yang ingin bercocok tanam harus memperhatikan resiko yang ada. Memang penggunaan pestisida dapat mengurangi hama tanaman tersebut. Namun alangkah baiknya petani mencari langkah baru untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida.
Demikian Informasi yang dapat disampaikan dosen biologi mengenai dampak negatif penggunaan pestisida berlebihan. Semoga dapat menambah ilmu pengetahuan anda.
Belajar biologi jadi asyik dan menyenangkan bersama dosen biologi. DAMPAK PENGGUNAAN PESTISIDA 1.1 Pendahuluan Pestisida adalah salah satu hasil teknologi modern yang mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Penggunaannya dengan cara yang tepat dan aman merupakan hal mutlak yang harus dilakukan mengingat pestisida adalah bahan yang beracun.
Penggunaan pestisida yang salah atau pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat menimbulkan dampak negatif baik langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan manusia dan lingkungan (Ika, 2007).
Pestisida, β Pest Killing Agent β merupakan obat-obatan atau senyawa kimia yang umumnya bersifat racun, digunakan untuk membasmi jasad pengganggu tanaman baik hama, penyakit maupun gulma. Pemberian tambahan pestisida pada suatu lahan merupakan aplikasi dari suatu teknologi yang diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas, membuat pertanian lebih efisien, dan ekonomis.
Namun pestisida dengan intensitas pemakaian yang tinggi dan dilakukan secara terus-menerus pada setiap musim tanam akan menyebabkan beberapa kerugian, antara lain residu pestisida akan terakumulasi pada produk-produk pertanian dan perairan, pencemaran pada lingkungan pertanian, penurunan produktivitas, keracunan pada hewan, keracunan pada manusia yang berdampak buruk terhadap kesehatan manusia.
Manusia akan mengalami keracunan, baik akut maupun kronis yang berdampak pada kematian (Prameswari, 2007). Bahan-bahan kimia (pestisida) telah dibuktikan secara nyata dan jelas memberikan dampak buruk.
Penggunaan bahan-bahan kimia pada pertanian dianggap dapat membantu kemajuan dan perkembangan pertanian selanjutnya.
Namun pada negara-negara berkembang telah sadar bahwa bahan kimia justru sebagai penyebab utama terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh karena itu negara berkembang telah mengurangi penggunaan bahan kimia, dan lebih menyukai produk-produk pertanian yang organik atau bebas bahan kimia, serta ramah lingkungan (Prameswari, 2007).
Definisi dari pestisida pes memiliki arti hama, sedangkan cide berarti membunuh, sering disebut β Pest Killing Agent β yaitu semua bahan yang digunakan untuk membunuh, mencegah, mengusir hama dan merupakan bahan yang digunakan untuk merangsang dan mengendalikan hama. Pestisida dalam praktek penggunaannya digunakan bersama-sama dengan bahan lain misalnya dicampur minyak untuk melarutkannya, dicampurkan pada air pengencer, penyebaran dan penyemprotan.
Berdasarkan ketahanannya di lingkungan, pestisida dapat dikelompokkan atas dua golongan. Pestisida yang resisten yaitu pestisida yang dapat meninggalkan pengaruh terhadap lingkungan dan pestisida yang kurang resisten. 1.2. Materi : A. Dampak Penggunaan Pestisida pada Lingkungan Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran.
Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya (Saβid, 1994).
Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian yang alami dan bebas dari pengaruh pestisida walaupun produk pertanian tersebut di dapat dengan harga yang lebih mahal dari produk pertanian yang menggunakan pestisida (Ton, 1991). Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai (Saβid, 1994).
Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu berdampingan dengan masalah pencemaran lingkungan sejak bahan-bahan kimia tersebut dipergunakan di lingkungan. Sebagian besar bahan-bahan kimia pertanian pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan disemprotkan jatuh ke tanah dan didekomposisi oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di atmosfer dimana akan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke tanah (Uehara, 1993). Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah.
Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahan-bahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.
Berikut ini akan diuraikan bebrapa dampak penggunaan pestisida yang berhubungan dengan lingkungan dan ekosistem. 1) Punahnya Spesies Polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis hewan mengalami keracunan dan kemudian mati.
Berbagai spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda dan larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar dan ada pula yang tidak. Meskipun hewan mampu beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya.
Bila batas tersebut terlampaui, hewan tersebut akan mati. 2) Peledakan Hama Penggunaan pestisida dapat pula mematikan predator. Jika predator punah, maka serangga dan hama akan berkembang tanpa kendali. 3) Gangguan Keseimbangan lingkungan Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem.
Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan energi menjadi berubah.
Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur biogeokimia menjadi terganggu. 4) Kesuburan Tanah Berkurang Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat juga menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah. Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur tanah (pemadatan tanah dan erosi), penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan dan pemasaman tanah, kelebihan garam dipermukaan tanah, dan polusi tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi degradasi tanah atau lahan adalah : (1) pembukaan lahan (deforestration) dan penebangan kayu hutan secara berlebihan untuk kepentingan domestik, (2) penggunaan lahan untuk kawasan peternakan/penggembalaan secara berlebihan (over grazing), dan (3) aktivitas pertanian dalam penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan (Hakim, 2002). B. Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia Pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman, dalam Konsep Pengendalian Hama Terpadu pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian.
Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil panen dapat dikurangi. Tetapi, benefit bagi produksi pertanian tanaman tersebut bukan tidak menimbulkan dampak. Para ahli menyatakan bahwa salah satu penyebab terbesar penyakit dan penuaan dini pada manusia adalah banyaknya bahan kimia yang ada di lingkungan kita, dan rekayasa genetika yang kerap dilakukan pada budidaya bahan pangan non-organik merupakan salah satu penyebabnya.
Sekitar 40 % kematian di dunia disebabkan oleh pencemaran lingkungan termasuk tanaman-tanaman yang dikonsumsi manusia, sementara dari 80 ribu jenis pestisida dan bahan kimia lain yang digunakan saat ini, hampir 10 % bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Sebuah penelitian tentang kanker juga pernah menyatakan bahwa sekitar 1,4 juta kanker di dunia disebabkan oleh pestisida. Penggunaan pestisida sangat berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja dipertanian diracuni oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat penggunaan pestisida.
Dalam beberapa kasus keracunan pestisida, petani dan pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan di pertanian lainnya terkontaminasi (terpapar) pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida (pan AP,2001). Di samping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat beresiko terkontaminasi pestisida melalui udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pestisida juga beresiko terkontaminasi pestisida.
Penelitian terbaru mengenai bahaya pestisida terhadap keselamatan nyawa dan kesehatan manusia sangat mencengankan. WHO (World Helth Organization) dan Program Lingkungan PBB memperkirakan ada 3 juta orang yang bekerja pada sektor pertanian di negara-negara berkembang terkena racun pestisida dan sekitar 18 ribu orang diantaranya meninggal setiap tahunnya (Miller, 2004).
Menurut NRDC (Natural Resources Defenns Council) tahun 1998, hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penderita kanker otak, leukemia dan cacat pada anak-anak awalnya disebabkan tercemar pestisida kimia. C. Kesimpulan Penggunaan pestisida di sektor pertanian selain menimbulkan dampak positif bagi petani, ternyata dapat juga menimbulkan dampak negatif. Dampak positif yang timbul adalah : dapat membasmi atau mengendalikan jasad pengganggu tanaman baik hama, penyakit maupun gulma, sehingga dapat membantu petani meningkatkan produktivitasnya, membuat pertanian lebih efisien, dan ekonomis.
Sedangkan dampak negative yang ditimbulkan adalah terjadinya kerusakan lingkungan dan ketidakseimbangan ekosistem serta menimbulkan keracunan bagi manusia yang berujung pada kematian dan timbulnya berbagai penyakit.
Sumber : ttps://www.academia.edu/20420579/DAMPAK_PENGGUNAAN_PESTISIDA https://jurnalee.files.wordpress.com/2015/03/pestisida-dampak-dan- upaya-pencegahannya-menggunakan-bioinsektisida.pdf Disusun oleh : Ike Wahyuni, SP_ Penyuluh Pertanian Muda pada Kecamatan Sangir Kab.
Solok Selatan
SariAgri - Merebaknya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), seringkali membuat petani melakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia banyak digunakan karena dapat diaplikasikan dengan mudah dan hasilnya dapat dirasakan dalam waktu yang relatif singkat serta dapat diaplikasikan dalam areal yang luas.
Namun dalam penggunaannya, petani seringkali masih menyalahi aturan dengan menggunakan pestisida kimia dalam dosis yang melebihi takaran dan bahkan mencampur beberapa jenis pestisida kimia dengan alasan untuk meningkatkan daya racun pada hama dan penyakit tanaman.
Sehingga, dosis yang digunakan pun seolah tidak diperdulikan lagi dengan asumsi agar OPT bisa dikendalikan. Dilansir dari laman Dirjen tanaman pangan Kementerian pertanian (Kementan), berikut dampak yang ditimbulkan pestisida kimia pada lingkungan: 1. Menurunkan kesuburan tanah dan mencemari air Bahan kimia hampir tidak akan terurai dalam tanah ataupun air.
Bahan kimia yang terserap tanaman dan sisa tanaman yang diuraikan oleh mikroba tanah pun masih akan meninggalkan sisa zat kimia dalam tanah. Lambat laun zat kimia tersebut akan mengurangi kesuburan tanah karena membunuh mikroorganisme bermanfaat serta menghalangi penguraian unsur hara dalam tanah.
Baca Juga: 5 Khasiat Menakjubkan Buah Melon, Bikin Langsing Hingga Awet Muda 9 Tips Hilangkan Residu Pestisida Berbahaya pada Buah dan Sayuran 2.
Pestisida kimia menyebabkan resistensi OPT Resistensi adalah sifat kebal terhadap bahan tertentu yang diperoleh OPT dari kemampuan adaptasi dan evolusi untuk mempertahankan hidup dari paparan zat kimia.
Resistensi hanya terjadi pada penggunaan pestisida kimia saja dan tidak terjadi pada penggunaan pestisida organik. Itulah sebabnya mengapa kini petani semakin sulit untuk mengatasi OPT. Padahal, mereka sudah menggunakan pestisida kimia yang sama dengan yang digunakan petani lain. 3. Pertumbuhan tanaman tidak normal Penggunaan pestisida kimia berlebihan tidak hanya menyebabkan tanaman rusak tetapi membuat pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal.
Kondisi seperti kerdil, bercak pada daun, buah banyak yang rusak dan juga adanya perubahan warna pada daun tidak hanya disebabkan oleh kurangnya nutrisi pada tanaman tersebut tetapi bisa juga disebabkan pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan penggunaan pestisida yang berlebihan. 4. Pestisida kimia meninggalkan residu pada tanaman Pestisida jenis insektisida dan fungisida sistemik biasanya mengandung bahan kimia sistemik yang mudah terserap tanaman dan disalurkan ke seluruh bagian tanaman untuk melindungi setiap bagian tanaman dari gigitan serangga perusak.
Adapun sisa pestisida kimia ini masih akan tertinggal dalam jangka waktu yang lama di dalam tanaman hingga masa panen tiba. Bahkan, jika residu pestisida masih menempel di buah atau sayuran ketika dikonsumsi, maka akan membahayakan kesehatan manusia.
Pestisida golongan organochlorinest termasuk pestisidayang resisten pada lingkungan dan meninggalkan residu yang terlalu lama dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan, contohnya DDT, Cyclodienes, Hexachlorocyclohexane (HCH), dan Endrin.
(Sariagri/Arif Ferdianto)
Dampak penggunaan pestisida sangat buruk bagi kesehatan jika sampai masuk ke dalam tubuh kita. Untuk itu guna mencegah pestisida masuk ke tubuh kita, maka diperlukan penanganan khusus terhadap sayur-sayuran dan juga buah-buahan yang kita konsumsi setiap hari. Anda bisa mencucinya sampai bersih sebelum mengonsumsinya secara langsung. Baca juga : β’ peredaran darah pada serangga β’ sistem ekskresi pada serangga β’ sistem pernapasan pada serangga β’ pertanian modern β’ pertanian organik β’ cara meningkatkan hasil pertanian Dampak Penggunaan Pestisida Pestisida jika dilihat dari segi positifnya bisa membantu manusia dalam hal membasmi hama yang merusak pertanian manusia.
Namun disisi lain pestisida juga mempunyai dampak buruk bagi manusia dan lingkungan di sekitarnya jika penggunaannya terlalu berlebihan.
Sebaiknya penggunaan pestisida berdasarkan aturan pakai agar bisa mengurangi dampak buruk dari pemakaiannya. Jika ada solusi lain mungkin para petani akan mulai meninggalkan penggunaan pestisida tersebut. Hal ini membuat para petani menjadi serba salah dan dirundung dilema. Apabila tidak menggunakan pestisida, petani akan merugi karena tanaman mereka digerogoti oleh hama. Namun jika menggunakan pestisida, tanaman mereka akan terbebas dari hama, tapi berdampak buruk bagi lingkungan.
Pada artikel kali ini akan membahas mengenai dampak penggunaan pestisida. Yuk kita simak bersama-sama, penjelasannya sebagai berikut : Baca juga : β’ contoh tanaman berakar serabut β’ cara merunduk tanaman β’ cara mencangkok tanaman β’ peran cahaya dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman β’ contoh tumbuhan berakar tunggang β’ sistem gerak pada tumbuhan Penggunaan Pestisida pada Lingkungan Penggunaan pestisida terlalu berlebihan akan berpengaruh buruk bagi lingkungan yang ada di sekitarnya.
Pestisida bisa mengancam kondisi keseimbangan ekosistem yang ada. Pestisida akan menyebar luas karena terbawa oleh angin dan akan meracuni seluruh makhluk hidup yang berada di lingkungan sekitarnya. Akibat terburuknya adalah hama akan menjadi semakin meningkat karena rantai makanan mereka terganggu. Di dalam rantai makanan jika salah satu komponen terganggu maka komponen lainnya akan ikut terganggu sehingga bisa menimbulkan kekacauan.
Contohnya seperti menurunnya jumlah serangga yang ada akan mempengaruhi konsumen tingkat berikutnya yang membutuhkan serangga sebagai sumber makanan utamanya. Jika penggunaan pestisida di area sawah yang dekat dengan sungai, secara tidak langsung pestisida yang terbang terbawa oleh angin dan tercampur ke air sungai, maka akan menimbulkan air sungai menjadi mengandung racun.
Selanjutnya makhluk hidup yang hidup di dalam sungai akan ikut teracuni. Nantinya ada yang langsung mati, ada juga yang bertahan. Nah ikan-ikan yang masih mampu bertahan ini, jika tertangkap oleh manusia dan dimakan, maka akan membuat manusia menjadi ikut terpapar.
Ternyata pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan kita sadari begitu luasnya pengaruh penggunaan pestisida terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. Baca juga : β’ jenis jenis tanaman paku β’ bagian bagian tumbuhan lumut β’ tumbuhan yang hidup di dataran tinggi β’ fungsi jaringan parenkim β’ adaptasi morfologi pada tumbuhan β’ struktur dan fungsi jaringan akar Penggunaan Pestisida pada Manusia Dampak penggunaan pestisida kali ini juga berpengaruh terhadap penggunanya sendiri yakni manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, pestisida tidak bisa terlepas dari manusia, khususnya para petani. Pestisida mempunyai dampak baik dan dampak buruk bagi manusia. Untuk lebih jelasnya anda bisa lihat penjabaran di bawah ini : β’ Dampak Baik Penggunaan Pestisida Bagi Kehidupan Manusia Dalam lingkungan pertanian, tentunya manusia sudah tidak asing lagi dengan yang namanya pestisida.
Pestisida sudah menjadi bagian utama dari kebutuhan bercocok tanam para petani. Untuk menjaga kondisi tanaman mereka agar tetap baik, kemudian bisa tumbuh dan berkembang dengan maksimal, maka para petani memutuskan menggunakan pestisida untuk membasmi serangga dan hama lain yang mengganggu tanaman mereka tersebut. Dengan begitu sayur-sayuran, buah-buahan ataupun tanaman pertanian lainnya menjadi lebih subur, segar dan sehat tanpa adanya hama yang mengganggu.
Selanjutnya para petani saat musim panen tiba, mereka akan memperoleh hasil yang baik dan keuntungan yang cukup besar. β’ Dampak Buruk Dari Penggunaan Pestisida Bagi Kehidupan Manusia Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan pestisida sangat merugikan bagi manusia, terutama berdampak buruk pada kondisi kesehatannya.
Dampaknya bisa dirasakan dari mulai proses penyiapan pestisida sampai proses penyemprotan pestisida berlangsung. Pada saat proses penyiapannya, jika terjadi kontak langsung dengan kulit, maka akan menimbulkan gatal-gatal dan juga iritasi. Selain itu saat petani melakukan penyiapan tanpa menggunakan sarung tangan dan terkontaminasi ke pakaiannya, bisa menimbulkan resiko keluarga di rumah ikut terpapar pestisida.
Selain itu pada saat proses penyemprotan berlangsung, seberapa tebal masker yang digunakan tidak memberi perlindungan yang berarti.
Karena setelah proses penyemprotanpun pestisida masih menempel pada tanaman dan sewaktu-waktu bisa beterbangan dengan bebas. Baca juga : β’ tumbuhan paling mahal di dunia β’ fungsi haustorium pada tumbuhan β’ akibat kurang air bagi tumbuhan β’ akibat kekurangan cahaya pada tumbuhan β’ jaringan parenkim pada tumbuhan β’ jaringan xilem dan floem Pada saat itulah petani yang sehari-hari sibuk merawat sawahnya secara tidak langsung akan menghirup pestisida tersebut.
Selanjutnya akan menimbulkan gangguan pada pernafasannya, merasakan pusing, mual-mual, muntah, tak jarang ada yang pingsan, dan bahkan hal terburuknya bisa mengakibatkan kematian. Ada beberapa jenis pestisida yang bisa merusak otak dan sel saraf. Pestisida ini mengandung zat yang bernama neurotoksin. Biasanya manusia yang sudah terpapar pestisida jenis ini di dalam tubuhnya adalah, terganggunya daya ingat seseorang terhadap suatu hal, sangat sulit untuk melakukan konsentrasi, perilaku atau pun kepribadian menjadi berubah, mulai mengalami kelumpuhan total, hilangnya tingkat kesadaran, sampai terjadi koma.
Kemudian pestisida seringkali merusak bagian hati yang memang berfungsi sebagai penawar racun. Berarti pestisida memang mempunyai zat racun yang kadarnya cukup tinggi, sampai-sampai bagian hati saja bisa rusak. Kerusakan tersebut ditandai dengan terjangkitnya penyakit hepatitis.
Ditemukan juga pestisida mengakibatkan gangguan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Kadar pestisida yang digunakan dengan takaran berbeda-beda, ada yang membuat suatu reaksi penyebab alergi itu muncul.
Dengan demikian secara tidak langsung pestisida akan melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga infeksi pun tidak bisa dihindari lagi. Selanjutnya tubuh manusia akan sangat mudah terinfeksi berbagai penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Baca juga : β’ ciri ciri tumbuhan asoka β’ ciri ciri tumbuhan β’ hama dan penyakit pada tumbuhan β’ contoh tumbuhan monokotil dan dikotil β’ contoh tumbuhan gymnospermae β’ contoh mutasi pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan tumbuhan Penggunaan Pestisida pada Tanah Penggunaan pestisida yang sangat berlebihan juga bisa membawa dampak buruk terhadap kondisi kesuburan tanah.
Tanah yang terpapar pestisida tingkat kesuburannya akan menurun. Cacing tanah pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan membuat tanah menjadi subur jadi enggan mendekati bagian tanah yang terpapar pestisida tersebut.
Bukan hanya cacing tanah yang akan pergi ataupun mati, namun fauna-fauna lainnya yang hidup di tanah tersebut juga akan ikut musnah, seperti halnya semut, ular, dan lain sebagainya. Jika populasi ular semakin menurun, maka sangat beresiko terhadap berkembang biaknya tikus yang nantinya akan membuat para petani menjadi merugi. Untuk itu disarankan tidak menggunakan pestisida secara berlebihan. Gunakanlah sesuai aturan pakai dan seperlunya saja. Baca juga β’ pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan β’ kelebihan-perkembangbiakan vegetatif di banding generatif β’ jaringan penyokong pada tumbuhan β’ tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab β’ tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan β’ tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia β’ tumbuhan berbiji terbuka dan tertutup β’ reproduksi vegetatif alami dan buatan pada tumbuhan Dapat diambil kesimpulan bahwa artikel mengenai dampak penggunaan pestisida yang sudah diulas secara detail dan dikemas dengan menarik, diharapkan bisa memudahkan dalam membantu mempelajari serta memahami lebih dalam lagi.
Sehingga nantinya mungkin bisa dijadikan sebagai bahan referensi untuk anda dalam menambah wawasan baru. Sampai disini dulu ya artikel kali ini yang membahas mengenai dampak penggunaan pestisida. Semoga bisa bermanfaat bagi anda dan terima kasih sudah meluangkan sedikit waktunya untuk membaca artikel saya ini.
Sampai jumpa di lain kesempatan.ASTALOG.COM β Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (βhamaβ) yang diberi akhiran -cide (βpembasmiβ). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.
Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun. Definisi Pestisida Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Menurut PP No. 7 tahun 1973, yang dimaksud pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk: β Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
β Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma. β Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan. β Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk. β Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak. β Memberantas atau mencegah hama-hama air. β Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
β Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air. PELAJARI: Pengertian Pelanggaran Hak Asasi Dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, yang dimaksud dengan pestisida adalah zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.
FAO mendefinisi pestisa sebagai βzat atau campuran zat yang bertujuan untuk mencegah, membunuh, atau mengendalikan hama tertentu, termasuk vektor penyakit bagi manusia dan hewan, spesies tanaman atau hewan yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerusakan selama produksi, pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan, penyimpanan, transprtasi, atau pemasaran bahan pertanian (termasuk hasil hutan, hasil perikanan, dan hasil peternakan).
Istilah ini juga mencakup zat yang mengendalikan pertumbuhan tanaman, merontokkan daun, mengeringkan tanaman, mencegah kerontokkan buah, dan sebagainya yang berguna untuk mengendalikan hama dan memitigasi efek dari keberadaan hama, baik sebelum maupun setelah panen.
Dampak positif: β Dapat diaplikasikan dengan mudah β Dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat. β Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat β Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat β Mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi, terutama jangka pendek Dampak negatif: β Keracunan pestisida β Keracunan terhadap ternak dan hewan peliharaan.
β Keracunan pada ikan dan biota lainnya. β Keracunan terhadap satwa liar. β Keracunan terhadap makanan. β Kematian musuh alami organisme pengganggu β Kenaikan populasi pengganggu β Dapat menyebabkan timbulnya resistensi β Residu β Pencemaran lingkungan β Menghambat perdagangan PELAJARI: Keunggulan Apa yang Dimiliki Iklim Muson Tropis?
Akibat Penggunaan Berlebihan Dampak negatif dari penggunaan pestisida dapat membuat ekosistem di sekitar persawahan tersebut menjadi rusak atau musnah. Pemakaian pestisida secara berlebihan merupakan suatu pemborosan. Selain pemborosan, penggunaan pestisida yang berlebihan juga menimbulkan berbagai masalah yang serius serta merugikan manusia dan hewan.
Konsekuensi penggunaan pestisida yang berlebihan dan intensif dapat menyebabkan dampak negatif seperti: β Dapat meracuni manusia dan hewan domestic β Meracuni organisme yang berguna, mislanya musuh alam,I hama,lebah dan serangga yang membantu penyerbukan, dan satwa liar yang mendukung fungsi kelestarian alam.
β Mencemari lingkungan dengan segala akibatnya, termasuk residu pestisida. β Menimbulkan strain hama baru yang resisten terhadap pestisida. β Menimbulkan terjadinya resurgensi hama atau peristiwa meningkatnya populasi hama setelah diperlakukan dengan pestisida tertentu. β Menyebabkan terjadinya ledakan hama sekunder dan hama potensial. β Memerlukan biaya yang mahal karena sifat ketergantungan keberhasilan budi daya tanaman pada pestisida.
Bahaya Penggunaan Pestisida Berlebihan β Mengapa penggunaan pestisida yang berlebihan tidak boleh dilakukan oleh para petani?
Simak artikel ini sampai akhir untuk menemukan penyebab dan alasannya. Penggunaan Pestisida Dalam Pertanian Perlu diketahui bahwa dampak pestisida yang berlebihan sebenarnya sudah ada sejak dulu, para petani di selalu diberi peringatan akan hal tersebut. Baik dalam pemberian pada sayuran, buah-buahan, maupun pada tanaman lainnya. Penggunaan pestisida yang berlebihan bisa memberikan dampak yang negatif dan bisa menjadi ancaman pada ketahanan pangan bagi pengkonsumsinya. Oleh sebab itu, dalam dunia pertanian, perindustrian serta perkebunan para petani tidak dianjurkan menggunakan pestisida secara berlebihan.
D engan menggunakan perstisida secara berlebihan maka dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan baik dalam pertanian, penurunan pemakaian pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan, terjadinya keracunan pada hewan, hingga keracunan pada manusia.
Untuk jenis pestisida yang terbuat dari bahan kimia sebenarnya boleh saja digunakan untuk bertani. Namun dengan tujuan untuk melindungi tanaman dari virus, hama, serta berbagai jenis penyakit tanaman lainnya. Akan tetapi, kini seiring berjalannya waktu banyak sekali petani yang mengeluh mengenai masalah baru. Akibat dari pemakaian pestisida yang berlebihan maka menyebabkan banyak sekali alasan mengapa petani harus memperhatikan beberapa hal.
Berikut ini alasan mengapa para petani sebaiknya tidak memakai pestisida secara berlebihan karena dapat berdampak negatif pada tanaman dan juga manusia yang mengkonsumsinya.
Bahaya Penggunaan Pestisida Berlebihan Oleh karena itu penggunaan pestisida menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh para petani yang ingin bercocok tanam.
Berikut ini dampak dari pemakaian pestisida secara berlebihan : 1. Predator Alami Tidak Hilang Tapi Berkurang Contoh saja pada tanaman jambu, dimana ketika menyemprotkan pestisida yang berlebihan pada tanaman tersebut maka hal tersebut mungkin bisa saja menghilangkan ulat yang biasanya mengkonsumsi daun pada tanaman tersebut. Namun sebenarnya hama pada tanaman jambu tersebut tidak hanya ada pada daunya saja, namun ada juga hama jambu yang terdapat didalam buah jambu tersebut.
Oleh sebab itu, walaupun sudah melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman hama, maka didalam buah juga akan tetap ada.
Maka dari itu bisa dibayangkan sendiri pada saat menyemprotkan pestisida secara berlebihan maka hal tersebut bisa menyebabkan masalah baru lagi bagi yang mengkonsumsinya. 2. Munculnya Hama Baru Meskipun hama alami pada tanaman akan berkurang, namun ternyata penggunaan pestisida berlebihan akan menyebabkan munculnya hama baru. Maka dari itu, bukan tidak mungkin lagi jika penggunaan bahan kimia pestisida akan lebih ditingkatkan sehingga dapat mengakibatkan penggunaannya menjadi berlebihan.
3. Biaya Perawatan Jadi Lebih Mahal Dengan berkurangnya hama alami dan muncul hama baru serta penyakit baru pada tanaman tentu dapat mengakibatkan biaya perawatan tanaman menjadi membengkak.
Dengan demikian petani tidak boleh memakai bahan kimia seperti pestisida secara berlebihan. Petani umumnya dianjurkan menggunakan bahan pestisida alami yang jauh lebih aman. Walaupun dalam penggunaannya membutuhkan lebih banyak namun Anda tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. 4. Tanaman Jadi Rusak Penggunaan pestisida yang berbahan kimia secara berlebihan tidak akan membuat tanaman yang ditanam menjadi lebih sehat dan segar tapi justru akan membuat tanaman menjadi rusak.
Untuk itu para petani sebaiknya memperhatikan penggunaan pestisida tersebut dengan baik. Untuk ciri β ciri tanaman yang menggunakan pestisida berlebihan biasanya akan muncul bercak pada daun, buah banyak yang rusak, serta terjadinya perubahan warna pada daun. 5. Pertumbuhan Tanaman Tidak Normal Dalam penggunaan pestisida secara berlebihan tidak hanya akan berdampak buruk pada manusia tapi juga berdampak pada tanaman tersebut karena tidak dapat tumbuh dengan normal.
Penggunaan pestisida berlebihan justru akan menyebabkan tanaman menjadi lambat dalam pertumbuhannya, bahkan bisa seperti kerdil. 6. Kandungan Nutrisi Bercampur dengan Pestisida Pada sebagian tanaman ada yang mempunyai lapisan kulit yang sangat tipis, jadi lebih mudah menyerap berbagai cairan yang ada di atasnya.
Jika menggunakan pestisida dengan berlebihan maka cairan pestisida tersebut justru akan lebih mudah diserap oleh tanaman dan akan berdampak pada kandungan nutrisi yang ada pada tanaman tersebut. Umumnya untuk penggunaan bahan kimia bagi para petani merupakan hal yang lumrah dan wajar. Terlebih lagi penggunaan pestisida saat ini terkesan menjadi cara yang baik dalam mengendalikan hama tanaman yang menyerang. Dalam hal pengaplikasian ternyata pestisida dianggap lebih mudah, terlebih pada area yang lebih luas dan penggunaan pestisida tersebut bertujuan agar para petani bisa mendapatkan hasil dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Namun ada baiknya jika para petani digital mencari cara dalam mengurangi hama tanaman yang baru agar dapat mengurangi dampak penggunaan pestisida dalam tanaman tersebut. Khususnya dalam penggunaannya, para petani umumnya sering menyalahkan aturan dengan alasan sebagai media meningkat daya racun yang ada pada tanaman. Sehingga sering meremehkan dosis penggunaannya.