• [ April 14, 2022 ] Pengertian Retensi Karyawan dan Cara Meningkatkannya Sumber Daya Manusia (SDM) • [ February 15, 2022 ] Pengertian Multi Level Marketing (MLM) dan Cara Kerja MLM Manajemen Pemasaran • [ November 24, 2021 ] Pengertian IPO (Initial Public Offering) dan Keuntungan IPO Manajemen Keuangan • [ October 31, 2021 ] Pengertian Scatter Diagram (Diagram Tebar) dan Cara Membuatnya Manajemen Kualitas • [ October 14, 2021 ] Pengertian CAGR (Compound Annual Growth Rate) dan Cara Menghitung CAGR Manajemen Keuangan Pengertian Biaya Variabel (Variable Cost) dan Contohnya – Dalam setiap proses produksi, produsen atau perusahaan penghasil suatu produk/barang pasti akan mengeluarkan berbagai biaya.
Dalam manajemen keuangan, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh produsen tersebut biasanya dibagi menjadi dua kategori utama yaitu Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Variabel (Variabel Cost). Di artikel sebelumnya, kita telah membahas apa yang dimaksud dengan Biaya Tetap atau Fixed Cost (baca : Pengertian Biaya Tetap dan Contohnya). Maka di artikel ini kita akan membahas mengenai Biaya Variabel atau Variable Cost. Biaya variabel adalah biaya produksi atau pengeluaran yang berubah secara proporsional dengan jumlah barang yang diproduksi.
Dengan kata lain, biaya variabel akan meningkat dengan jumlah yang sama dengan barang yang diproduksinya. Jika jumlah unit barang yang diproduksi meningkat, maka biaya variabel juga akan meningkat sebesar perubahan jumlah unit dikalikan dengan biaya variabel per satuannya. Biaya Variabel atau variabel cost ini merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perhitungan total biaya dan mencari titik impas produksi atau Breakeven Point.
Biaya Variabel ini dapat dihitung sebagai jumlah biaya marjinal (Marginal Cost) dari semua unit yang diproduksi atau biaya yang berkaitan langsung dengan produksi suatu barang. Selain itu, semua Biaya Variabel adalah biaya langsung yaitu biaya yang dapat dengan mudah dikaitkan dengan objek biaya tertentu. Biaya variabel kadang-kadang disebut juga sebagai biaya unit-level atau biaya tingkat level karena biaya-biaya variabel tersebut bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi.
Contoh Biaya Variabel (Variabel Cost) Untuk lebih jelas mengenai Biaya Variabel, kita mengambil contoh produksi ponsel pintar. Setiap Ponsel Pintar atau Smartphone yang diproduksi harus memiliki 1 unit LCD (layar ponsel) seharga Rp. 800.000,. Ini berarti bahwa setiap 1 unti Ponsel Pintar yang diproduksi, biaya variabel akan naik Rp. 800.000,. Jika 100 unit ponsel pintar yang diproduksi, biaya variabel LCD akan menjadi Rp. 80.000.000,- (100 x Rp. 800.000,-). Jika 1000 unit ponsel pintar yang diproduksi maka biaya variabel LCD akan meningkat salah satu komponen bep adalah variable cost.
pengertian variable cost adalah Rp. 800.000.000,. Namun sebaliknya, jika hanya 10 unit ponsel pintar yang berhasil diproduksi, maka biaya variabel LCD akan menjadi Rp. 8.000.000,- saja. Dari contoh diatas dapat kita lihat bahwa semakin banyak unit ponsel pintar yang diproduksi semakin tinggi pula biaya variabelnya.
Sebaliknya, apabila hanya sedikit saja unit ponsel pintar yang diproduksi semakin rendah pula biaya variabel. Ini berarti bahwa biaya variabel dapat dikurangi hingga 0 atau sepenuhnya jika produksi terhenti (tidak menghasil produk sama sekali).
Hal ini sangat berbeda dengan biaya tetap atau fixed cost yang masih tetap ada atau tetap sama bahkan pada tingkat produksi “0” (nol). Untuk mencari total biaya variabel, kita dapat menggunakan persamaan atau rumus dibawah ini : Total Biaya Variabel = Total Jumlah Output x Biaya Variabel per unit Contoh kasus Untuk memproduksi sehelai baju batik, diperlukan kain batik, benang dan kancing dengan masing-masing harga Rp. 100 ribu, Rp. 10 ribu dan Rp. 5 ribu. Apabila dijumlahkan, maka untuk produksi 1 helai baju batik, diperlukan biaya variabel sebesar Rp.
115 ribu. Sebulan, perusahaan dapat memproduksi sebanyak 1000 helai baju batik. Berapakah Total Biaya Variabel baju batik tersebut? Penyelesaian : Total Biaya Variabel = Total Jumlah Output x Biaya Variabel per unit Total Biaya Variabel = 1.000 x 115.000 Total Biaya Variabel = 115.000.000 Jadi total biaya variabel adalah sebesar Rp.
115.000.000,. Pengertian Kepemimpinan dan Teori Kepemimpinan (Leadership) – Kepemimpinan adalah salah fungsi Manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai sasaran dan tujuan organisasinya.
Kemampuan kepemimpinan [.] • BEP atau singkatan dari Break Even Point merupakan parameter atau patokan yang umumnya digunakan untuk menentukan apakah bisnis Anda mengalami kerugian atau keuntungan. Dalam menghitung BEP, bisa dikatakan gampang-gampang susah karena banyak hal detail yang harus dipahami. Untuk memudahkan Anda dalam mempelajari BEP mulai dari apa itu pengertiannya hingga cara menghitungnya, berikut penjelasan lengkapnya.
Daftar Isi • 1 Pengertian BEP • 2 Manfaat BEP • 3 Analisis Break Even • 3.1 Dasar Anggapan Analisis Break Even Point • 3.2 1. Adanya klasifikasi biaya • 3.3 2. Biaya tetap selalu konstan • 3.4 3. Biaya variabel selalu dinamis • 3.5 4.
Harga jual tetap • 3.6 5. Hanya memproduksi satu barang • 4 Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point • 4.1 1. Fixed Cost • 4.2 2. Variable Cost • 4.3 3. Selling Price • 5 Rumus Break Even Point • 5.1 1. Dasar Unit • 5.2 2. Dasar Penjualan • 6 Cara Menghitung BEP • 6.1 1. Metode Persamaan • 6.2 2. Metode Kontribusi Unit • 6.3 3.
Metode Grafik • 7 Grafik Break Even Point • 7.1 Keterangan: • 8 Contoh Soal Menghitung BEP • 8.1 Penghitungan BEP Rupiah dan Target Laba • 8.2 Membuktikan Laba Yang Diperoleh • 9 Kesimpulan • 10 STOP!
Jangan biarkan bisnis Anda terjebak dengan laporan keuangan yang nggak sehat • 10.1 Related posts: Pengertian BEP Break Even Point (BEP) adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.
Break even dan analisis hubungan biaya, salah satu komponen bep adalah variable cost. pengertian variable cost adalah, dan laba merupakan teknik-teknik perencanaan laba dalam jangka pendek dengan mendasarkan analisisnya pada variabilitas penghasilan penjualan ataupun biaya terhadap volume kegiatan. Menurut Syarifuddin Alwi (1990: 239), Break Even Point (BEP) merupakan suatu keadaan perusahaan di mana dengan keadaan tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian namun juga perusahaan tidak mendapatkan laba sehingga terjadi keseimbangan atau impas.
Hal ini bisa terjadi bila perusahaan dalam pengoperasiannya menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Dari pengertian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan di mana perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan yang bisa juga disebut pendapatan dan biaya seimbang. Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.
Untuk dapat menentukan analisis Break Even Point (BEP) biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dan bertambah dengan adanya perubahan volume kegiatan.
Sedangkan, biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Manfaat BEP Dari pengertian di atas, jelas dengan memahami BEP, Anda sebagai pebisnis akan merasakan beberapa manfaat dalam membaca laporan akuntansi perusahaan Anda. Lantas, apa saja manfaat dari BEP? Baca Juga : Meninjau Neraca Saldo Yang Tidak Balance Dirangkum dari penjelasan menurut beberapa pakar, seperti Bustami dan Nurlela (2006), serta Carter dan Usry, berikut beberapa manfaat BEP untuk bisnis Anda, yaitu: • Mencegah terjadinya kerugian karena perusahaan bisa mengetahui berapa minimal jumlah produk yang harus dijual agar biaya modal bisa tertutupi.
• Perusahaan juga bisa mengetahui berapa minimal jumlah produk yang harus dijual agar mendapatkan keuntungan.
• BEP juga bisa jadi kacamata bagi perusahaan agar bisa melihat berapa nilai berkurangnya penjualan, sehingga kerugian bisa dicegah. • Perusahaan bisa mengetahui apa saja dampak dari adanya perubahan harga jual produk, biaya produksi barang, dan volume penjualan produk.
• Perusahaan berpotensi mendapatkan keuntungan karena bisa menentukan apa saja produk yang harus dibuat dan bisa laku di pasaran. • Menjadi buku panduan dalam menyelesaikan masalah terkait produksi dan investasi. • Membantu mengambil keputusan final perusahaan terkait produk, apakah harus dipertahankan atau dihapuskan saja.
Analisis Break Even Menurut Bambang Riyanto (1997: 359), yang dinamakan analisis impas (break-even) adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel keuntungan, dan volume penjualan. Dasar Anggapan Analisis Break Even Point Menurut Munawir (2012: 197), ada beberapa dasar anggapan yang digunakan dalam analisis BEP seperti: 1.
Adanya klasifikasi biaya Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel dan prinsip variabilitas biaya dapat diterapkan dengan tepat.
Terhadap biaya semi variabel harus dilakukan pemisahan menjadi unsur tetap dan unsur variabel secara teliti baik dengan menggunakan pendekatan analitis maupun historis. 2. Biaya tetap selalu konstan Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Pada umumnya perusahaan yang dapat berproduksi dalam jumlah besar (tanpa melampaui kapasitas penuh) akan dapat bekerja dengan efisien dan akan dapat menekan biaya yang terjadi termasuk biaya tetapnya.
3. Biaya variabel selalu dinamis Bahwa biaya variabel akan berubah secara proporsional (sebanding) dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan. 4. Harga jual tetap Bahwa harga jual per satuan barang tidak akan berubah berapa pun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum.
5. Hanya memproduksi satu barang Bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualan ( sales mix) akan tetap konstan atau tidak mengalami perubahan.
Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini. 1. Fixed Cost Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll. 2. Variable Cost Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat.
Baca Juga : Bagaimana Melakukan Audit Persediaan pada Perusahaan Dagang Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll. 3. Selling Price Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi. Rumus Break Even Point Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai berikut. 1. Dasar Unit Berapa unit jumlah barang / jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP = FC / (P-VC) 2. Dasar Penjualan Berapa Rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC / (1 - (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)).
Istilah ini biasa juga disebut dengan nama Margin Kontribusi Per Unit. Cara Menghitung BEP Ada tiga cara yang bisa Anda gunakan untuk menghitung BEP. Masing-masing cara bisa diterapkan dalam kasus yang berbeda sesuai kebutuhan perusahaan. Tiga cara menghitung BEP adalah menggunakan metode persamaan, metode grafik, dan metode margin kontribusi. Berikut penjelasannya: 1. Metode Persamaan Metode ini digunakan menggunakan data laporan laba rugi perusahaan. Terdapat tahapan perhitungan yang harus dilakukan menggunakan data ini, yakni dengan rumus berikut: • Tentukan berapa jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi untuk mencapai BEP.
• Gunakan rumus: BEP unit = Total Biaya Tetap (Fixed Cost) / (Harga Jual Per Unit Produk – Biaya Variabel Setiap Unit Produk) • Kemudian, lanjutkan dengan rumus berikut untuk mengetahui berapa pendapatan yang harus diterima agar mencapai titik impas.
• BEP rupiah = Total Biaya Tetap (Fixed Cost)/(1 – Biaya Variabel Setiap Unit Produk / Harga Jual Per Unit) 2. Metode Kontribusi Unit Ini merupakan cara menghitung BEP menggunakan data jumlah margin kontribusi. Apa maksudnya? Margin kontribusi adalah selisih antara pendapatan dengan biaya variabel. Metode perhitungan ini dilakukan agar perusahaan bisa tahu berapa keuntungan yang didapat dari produk yang dijual dengan mengukur hasil dari penjualan terhadap keuntungan.
Perhitungan bisa dilakukan menggunakan tahapan rumus berikut: • Margin Kontribusi Unit = Pendapatan – Biaya Variabel (Variable Cost) • Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi/Penjualan • Kemudian, dilanjutkan dengan menggunakan rumus berikut: • BEP Unit = Biaya Tetap / Margin Kontribusi Per Unit atau • BEP = Biaya Tetap / (Harga Jual – Biaya Variabel) • Untuk BEP rupiah, rumusnya: • BEP Rupiah = Biaya Tetap / Rasio Margin Kontribusi 3.
Metode Grafik Henry Simamora (2012) menyebut, grafik BEP dapat menunjukkan hal penting bagi pengusaha. Grafik ini mampu mempermudah pengusaha mengevaluasi perubahan volume penjualan tahun lalu dan memperbaikinya di tahun yang akan datang. Grafik ini akan menunjukkan titik impas perusahaan. Sumbu X menggambar akan volume penjualan, sementara sumbu Y menggambarkan biaya.
Grafik Break Even Point Grafik BEP merupakan salah satu metode yang digunakan dalam perhitungan titik impas. Keterangan: • Garis horizontal menunjukkan volume penjualan • Garis vertikal menunjukkan biaya • Perpotongan garis horizontal dan vertikal adalah BEP • Sisi kiri garis BEP adalah kerugian • Sisi kanan garis BEP adalah laba atau profit Baca Juga : TIPS MENGONTROL DEBIT DAN KREDIT BISNIS Grafik ini bisa menjadi alat bagi pengusaha untuk melihat kondisi perusahaan.
Grafik jadi alat untuk melakukan evaluasi penjualan dari tahun lalu, kemudian melakukan perubahan di tahun yang akan datang.
Contoh Soal Menghitung BEP Agar bisa memahaminya, mari kita praktikkan langsung rumus ini dengan simulasi: Total Biaya Tetap (FC) senilai Rp 100 juta Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 60 ribu Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu Penghitungan BEP Unit: BEP = FC/ (P – VC) BEP = 100.000.000 / (80.000 – 60.000) BEP = 5000 Penghitungan BEP Rupiah dan Target Laba BEP = FC / (1 - (VC/P)) BEP = 100.000.000 / (1 – (60.000/80.000)) BEP salah satu komponen bep adalah variable cost.
pengertian variable cost adalah Rp400.000.000 Dari salah satu komponen bep adalah variable cost. pengertian variable cost adalah inilah, perusahaan dapat meramalkan keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa penjualan minimumnya. Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut: BEP - Laba = (FC + Target Laba) / (P - VC) Mari kita pelajari simulasi untuk menghitung target laba ini.
Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba salah satu komponen bep adalah variable cost. pengertian variable cost adalah Rp 80 juta per bulan. BEP - Laba = (FC + Target Laba) / (P - VC) BEP – Laba = (100.000.000 + 80.000.000) / (80.000 – 60.000) BEP – Laba = 180.000.000 / 20.000 BEP – Laba = 9.000 unit atau BEP – Laba = Rp 720 juta (didapat dari: 9000 unit x Rp 80.000) Membuktikan Laba Yang Diperoleh Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 9.000 unit bernilai Rp 720.000.000, perusahaan akan mendapatkan laba Rp 80 juta, mari kita periksa berikut ini.
Penjualan Rp 720.000.000 FC Rp 100.000.000 Total VC (Rp 60.000 x 9000 unit) Rp 540.000.000 Total Biaya Rp 640.000.000 Laba Rp 80.000.000 (Dihitung dengan cara: Penjualan – (FC + Total VC)) Kesimpulan Dalam berbisnis, tentunya analisis break even point sangat membantu pelaku bisnis untuk memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya dengan uang atau pendapatan yang diterima.
BEP ini menjadi komponen terpenting yang wajib ada di dalam suatu software akuntansi dan manajemen bisnis. Pada intinya, ketika menjalankan sebuah usaha pastikan ada perhitungan yang jelas. Hal ini dilakukan agar mengurangi terjadinya kesalahan atau kerugian pada sebuah perusahaan.
Meskipun tidak dipungkiri, bahwa kesalahan atau kerugian itu hal yang pasti dalam sebuah usaha. Tidak ada salahnya jika kita berusaha untuk memperkecil hal tersebut terjadi. Fasilitas penghitungan Break Even Point menjadi lebih mudah namun lebih komprehensif dengan kita memanfaatkan software akuntansi, coba sekarang dengan Zahir Online di sini. Komentar • rifdah on Beginilah Cara Rekonsiliasi Bank Yang Benar • Ir. Hasbi Nur on 6 Tips Mengelola Perusahaan yang Mengalami Kerugian • Khairunnisa on Mengenal Jenis – Jenis Standar ISO • Vivi on Sistem Informasi Akuntansi: Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Contohnya • Vivi on Sistem Informasi Akuntansi: Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Contohnya
Pada saat mempelajari akuntansi biaya, sering kali membahas mengenai variable costing.
Dalam artikel kali ini akan di bahas pengertian lengkap dan bagaimana cara menerapkannya ke dalam dunia bisnis. Ketika menerapkannya, tergantung perusahaan yang akan melibatkan biaya produksi tersebut dapat berubah secara proporsional atau tidak. Untuk dapat menilai cara tersebut, hal ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya variabel, biaya semi-variabel dan biaya tetap.
“Dengan ketentuan variable costing walaupun tidak ada produksi ataupun produksi yang dilakukan tidak mencapai yang sesuai ditetapkan, meski begitu perusahaan tetap membayar biaya atau mengeluarkan uang.” Biaya variable biasanya dilihat tergantung pada volume produksi jika biaya variabel naik maka produksi usaha akan meningkat begitu juga jika biaya variabel menurun produksi usaha juga akan menurun, namun jika biaya tetap adalah kebalikan biaya salah satu komponen bep adalah variable cost.
pengertian variable cost adalah dan biaya semi-variabel adalah bagian dari kedua biaya tersebut. Pengertian Variable Costing Variable costing yaitu harga pokok produksi variabel yang merupakan salah satu cara penentuan harga pokok produksi yang dapat membebankan setiap elemen biaya produksi seperti biaya overhead, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja. Dengan cara menentukan harga pokok produk ciri ini akan menentukan syarat apa saja yang termasuk kedalam metode variable costing yaitu sebagai berikut : • Biaya bahan baku langsung • Biaya tenaga kerja langsung • Biaya komisi • Biaya upah lembur • Biaya kebutuhan alat-alat produksi Tujuan Adanya Variable Costing Pada saat mengambil keputusan dalam jangka pendek, adanya tujuan variable costing merupakan penentuan harga pokok produksi dengan memenuhi keinginan pihak manajemen ketika ingin mendapatkan suatu informasi.
Dengan cara tersebut dapat dilihat sebagai berikut : • Pertama dalam segi pihak manajemen, berguna dalam mengetahui adanya kontribusi dengan menentukan besarnya laba pada rencana yang dilalui dan dianalisa sebagai hubungan cost-volume-profit dengan adanya pengambilan keputusan bagi pihak manajemen dengan jangka pendek.
• Kedua dalam segi pihak manajemen, yaitu dapat memudahkan dan dapat mengendalikan kegiatan operasional yang sudah berjalan. Sehingga bisa menetapkan dan bertanggung jawab kepada departemen lain pada suatu perusahaan.
Kelebihan Pada Variable Costing 3 Kelebihan yang perlu Anda pahami adalah sebagai berikut : 1. Kelebihan Pertama, Dapat Menentukan Pengambilan Informasi Jangka Pendek. Adanya pihak manajemen dengan menggunakan variable costing, dapat menentukan pengambilan keputusan dengan jangka pendek.
Contoh ketika menerima pesanan khusus dari pelanggan bisa ditentukan harga jualnya. 2. Kelebihan Kedua, Dapat Merencanakan Laba Jangka Pendek. Dari pihak manajemen untuk mendapatkan suatu informasi laba dengan jangka pendek, mengenai laba sebaiknya dilakukan perhitungan biaya yang dipisahkan sesuai dengan perilaku dan perubahan volume produksi. 3. Kelebihan Ketiga, Dapat Mengendalikan Biaya Dengan adanya pihak manajemen sebaiknya sudah mengetahui biaya tetap dari informasi laporan laba rugi.
Sehingga pihak manajamen fokus terhadap pengendalian biaya tetap. Baca Juga Artikel : Penjelasan Lengkap Harga Pokok Penjualan dan Harga Jual Kekurangan Pada Variable Costing Sesudah membahas kelebihan yang sudah disebutkan diatas, simak berikut ini adanya kekurangan variable costing bagi pihak manajemen berikut ini : 1. Biasanya dalam menerapkannya akan sangat kesulitan dalam membagi elemen antara biaya variabel dengan biaya tetap.
2. Biasanya dalam membagi sifat elemen biaya variable dan biaya tetap akan terasa sulit dilakukan pada variable costing dalam menentukan biaya. 3. Untuk pihak manajemen sangat penting ketika tetap harus melakukan pelaporan keuangan laba rugi untuk keperluan eksternal, walaupun cara mengimplementasikannya tidak sesuai dengan standar akuntansi. 4. Dalam penentuan laba dengan volume penjualan menggunakan variable costing sangat cocok digunakan pada produk yang tidak bersifat musiman, jika ada perusahaan menggunakannya pada produksi yang bersifat musiman pasti akan mengalami kerugian besar.
Dengan penjelasan tersebut mulai dari tujuan hingga kelebihan maupun kekurangan bagi perusahaan. Ketika perusahaan Anda menggunakan variable costing, Anda sebaiknya memperhatikan pembukuan laporan keuangan mengenai biaya dan pendapatan yang sesuai secara transksi uang keluar dan uang masuk, begitu juga pengelolaan arus kas, persediaan produksi perusahaan dan sebagainya.
Bukan hanya membantu pembukuan Anda saja, Harmony Accounting Software dapat menyusun laporan keuangan, membuat invoice secara otomatis dan mengontrol persediaan Anda. Yuk miliki sekarang juga, dan saksikan juga bagaimana Harmony membantu ribuan pebisnis dalam rangka acara di Fintax Fair. Harmony akan membantu Anda walaupun tidak memiliki background akuntansi, konsultasikan dengan kami di live chat Harmony dan pakai fitur-fitur menarik lainnya yang bisa Anda gunakan.
Tunggu apalagi? Segera daftarkan akun Anda dan dapatkan software GRATIS 30 Hari disini. Contoh Soal Jurnal Penyesuaian Untuk Perusahaan Jasa dan Dagang Ingin lebih memahami dan menerapkan jurnal dalam usaha Anda? Dalam artikel kali ini Anda akan lebih belajar mengenai contoh soal jurnal penyesuaian dan membahas studi… Persamaan Dasar Akuntansi: Penjelasan dan Contohnya Seringkali pebisnis merasa belum mengetahui persamaan dasar akuntansi secara lengkap.
Akan tetapi teori persamaan dasar akuntansi ini merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi siklus akuntansi… Penjelasan dan Cara Menghitung BEP (Break Even Point) dalam Bisnis Bisa dikatakan hampir semua pengusaha mengetahui istilah BEP (Break Event Point). Tetapi apakah Anda mengetahui cara menghitung BEP? Sebagai seorang pemilik bisnis, Anda wajib mengetahui… Cara Membuat Laporan Laba Rugi Lengkap Beserta Contohnya Pada umumnya, cara membuat laporan laba rugi adalah sebuah kewajiban pada setiap perusahaan maupun setiap industri lainnya dengan melakukan teknik pelaporan yang sama.
Dalam pendidikan… 4 Contoh Jurnal Khusus dan Penjelasan Lengkapnya Istilah jurnal dalam akuntansi beragam seperti contoh jurnal khusus, jurnal penyesuaian, jurnal umum, jurnal penutup dan jurnal koreksi.
Setiap jurnal yang ada tentunya juga memiliki… Daftar Isi • Pengertian Biaya Variabel (Variable Cost) • Cara Menghitung Biaya Variabel (Variable Cost) • Jenis-jenis Biaya Variabel (Variable Cost) • Biaya Variabel Teknis • Biaya Variabel Diskresioner • Contoh Biaya Variabel (Variable Cost) • Tentang Kami Pengertian Biaya Variabel (Variable Cost) Menurut Santoso (2021), pengertian variable cost adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah tergantung pada volume barang atau jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
Jumlah biaya variabel bisa mempengaruhi beberapa metrik-metrik lainnya seperti biaya tetap, lamanya proyek yang dilakukan perusahaan, hingga rentang potongan harga suatu produk. Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Laporan Keuangan Secara Tepat? Cara Menghitung Biaya Variabel (Variable Cost) Cara menghitung variable cost adalah dengan mengalikan biaya variabel per unit dengan jumlah produksi sesuai dengan rumus berikut.
TVC = VC x Q Dengan kepanjangan sebagai berikut, TVC = Biaya variabel total VC = Biaya variabel per unit Q = Jumlah produksi Contoh: Dalam satu produksi dihasilkan barang sebanyak 500 unit, biaya yang dihabiskan untuk per unitnya adalah Rp5.000. Berapakah biaya variabel total yang dikeluarkan perusahaan? Dengan menggunakan rumus sebelumnya, maka: TVC= VC x Q TVC= Rp5.000 x 500 TVC= Rp2.500.000 Jenis-jenis Biaya Variabel (Variable Cost) Dalam jurnal “Analisis Konsep dan Perilaku Biaya”, biaya variabel bisa dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: Biaya Variabel Teknis Merupakan jenis biaya variabel, di mana terdapat hubungan yang erat antara input dan output.
Contohnya adalah bahan baku. Apabila pemilik toko roti meningkatkan jumlah bahan baku pembuatan roti, maka otomatis biaya variabel akan meningkat dan jumlah roti yang dihasilkan pun akan meningkat. Biaya Variabel Diskresioner Berbeda dengan biaya variabel teknis, biaya variabel diskresioner hanya bekerja dengan mempengaruhi satu variabel saja, di mana kenaikan output akan meningkatkan jumlah input dan biaya variabel, namun kenaikan jumlah input tidak menjamin kenaikan output.
Sebagai contohnya, apabila ditetapkan biaya promosi adalah 10% dari profit penjualan, kenaikan penjualan akan ikut meningkatkan biaya promosi. Namun sebaliknya, kenaikan biaya promosi tidak menjamin kenaikan profit penjualan.
Baca juga: Pengertian, Rumus, dan Contoh Persamaan Dasar Akuntansi Contoh Biaya Variabel (Variable Cost) Beberapa contoh variable cost adalah sebagai berikut. • Biaya pembelian bahan baku.
• Biaya tenaga kerja harian. • Biaya lembur tenaga kerja. • Biaya transportasi. • Biaya BBM. Untuk bisa lebih memahami mengenai variable cost, simak contoh kasusnya berikut ini. Diasumsikan sebuah toko roti memerlukan biaya Rp100.000 untuk membuat kue dengan rincian biaya Rp50.000 untuk bahan mentah dan Rp50.000 untuk biaya tenaga kerja langsung untuk pembuatan 100 kue. Berikut tabel yang menunjukkan bagaimana biaya variabel berubah tergantung pada jumlah barang yang diproduksi. Biaya 0 Kue 100 Kue 300 Kue 500 Kue Bahan mentah Rp0 Rp50.000 Rp150.000 Rp250.000 BBM Rp0 Rp50.000 Rp150.000 Rp250.000 Total biaya variabel Rp0 Rp100.000 Rp300.000 Rp500.000 Dapat disimpulkan bahwa, semakin banyak output yang dihasilkan maka biaya variabel toko roti juga akan semakin meningkat, dan berlaku juga sebaliknya.
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai pengertian, jenis, dan rumus variable cost. Tidak terlalu rumit, bukan? Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi kamu yang hendak membuka bisnis atau membuat laporan keuangan perusahaan.
Baca juga: Pengertian dan Cara Salah satu komponen bep adalah variable cost. pengertian variable cost adalah CAR (Capital Adequacy Ratio) Tentang Kami Pintu adalah aplikasi jual beli bitcoin dan aset crypto lainnya yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah investasi dan trading, bukan? Belakangan ini, semakin banyak orang yang tertarik untuk berinvestasi dan trading untuk memperoleh penghasilan tambahan maupun passive income, salah satunya adalah melalui crypto.
Per Mei 2021 lalu, jumlah investor aset crypto di Indonesia pun telah melampaui pasar modal dan mencapai 6,5 juta orang. Untuk kamu yang tertarik berinvestasi di bidang ini, download Pintu sekarang!
Di Pintu, jual beli crypto bisa dimulai dari Rp11.000 saja, lho! Referensi: Dewi Sri, Analisis Konsep dan Perilaku Biaya.
Diakses tanggal: 4-10-2021 Hastutik S, Kartini E, Suharsono, et al, Strategi Akuntansi Manajemen. Diakses tanggal: 4-10-21 Pratama FA, Akuntansi Biaya.
Diakses tanggal: 4-10-21 Santoso HB, Produk Kreatif dan Kewirausahaan SMK/MAK Kelas XI Semester 2. Diakses tanggal: 4-10-21 Will Kenton, Variable Cost. Diakses tanggal: 4-10-2021
Di bidang ekonomi, Break Even Point atau BEP adalah komponen penting dari keberlanjutan perusahaan.
Salah satu fungsi BEP adalah meramalkan dampak perubahan biaya dan efisiensi terhadap profitabilitas. Baik bagi pemilik bisnis maupun investor, data dari BEP bisnis yang beroperasi sangat penting.
Memahami cara menghitung dan menganalisis BEP adalah penting bagi pemilik bisnis untuk mempertahankan kendali atas operasi keuangan perusahaan dan di kemudian hari.
Untuk membantu kamu memahami BEP, yuk ketahui pengertian, konsep, tujuan, komponen, dan cara menghitung BEP di bawah ini. Baca juga: 8 Contoh monkey business yang merugikan dan perlu dihindari Apa itu BEP ( Break Event Point)?
BEP adalah perhitungan untuk menentukan jumlah penjualan agar kembali modal. (Sumber: iStock) BEP adalah perhitungan bisnis yang digunakan untuk menentukan jumlah penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau mengembalikan modal, pada titik mana bisnis mulai mengharapkan keuntungan. Untuk setiap pengusaha, memahami titik impas sangat penting. Tanpa menghitung BEP, pemilik bisnis akan menghadapi banyak kesulitan, mulai dari menentukan margin keuntungan hingga memperkirakan kapan perusahaan mereka akan mengembalikan modal.
Dalam posisi BEP, tidak ada kerugian atau keuntungan yang dialami perusahaan, itulah mengapa disebut titik impas. Dengan demikian, referensi BEP menjadi penting bagi pemilik bisnis untuk mengkonfigurasi beberapa item untuk meningkatkan penjualan dan menghasilkan keuntungan.
Baca juga: Mengenal bussiness intelligence salah satu komponen bep adalah variable cost. pengertian variable cost adalah manfaatnya Konsep BEP ( Break Event Point) Salah satu konsep BEP adalah penggolongan biaya harus dalam biaya tetap dan variabel. (Sumber: iStock) Sangat penting untuk memahami nilai BEP suatu produk. Dengan menentukan BEP, suatu bisnis dapat meramalkan kinerja keuangannya pada periode-periode berikutnya.
Menurut Susan Irawati, dalam buku “Manajemen Keuangan”, asumsi dasar BEP adalah sebagai berikut: • Penggolongan biaya yang dikeluarkan dalam suatu perusahaan harus dalam biaya tetap dan biaya variabel. • Biaya variabel berubah secara total sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak berubah secara total.
• Besarnya jumlah biaya tetap tidak berubah meskipun terjadi perubahan aktivitas, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah-ubah. • Saat menganalisis periode, harga jual per unit adalah konstan. • Asumsi bahwa jumlah produk dari setiap produksi dianggap selalu habis terjual. • Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk. Jika perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk, maka saldo hasil penjualan masing-masing produk tetap ada. Asumsi dasar ini akan membantu dalam memodifikasi rumus untuk menghitung BEP.
Secara umum, dasar-dasar ini merupakan aturan tetap untuk menghitung BEP yang benar. Jika kamu mengabaikan ini, perhitungan nilai BEP sangat mungkin untuk gagal. Baca juga: 9 Segmen business model canvas untuk merancang bisnis startup Tujuan analisis BEP ( Break Event Point) Tujuan analisis BEP adalah untuk menentukan langkah-langkah efisien perusahaan. (Sumber: iStock) BEP bertanggung jawab atas beberapa fungsi yang berbeda dalam perusahaan. Tujuan analisis BEP adalah sebagai berikut: • Mengetahui nilai BEP memungkinkan pengusaha untuk memperkirakan volume kapasitas produksi yang akan tersisa setelah BEP tercapai.
Dengan menentukan nilai BEP, maka dapat memilih proyeksi keuntungan maksimum yang mungkin terjadi. • Nilai BEP memungkinkan untuk menentukan langkah-langkah efisiensi yang dapat dilakukan perusahaan.
Ketika manufaktur berjalan secara otomatis, biaya tetap dan variabel berubah. Ini karena biaya variabel yang terkait dengan tenaga kerja diganti dengan biaya tetap yang terkait dengan mesin. • Nilai BEP membantu pengusaha mengetahui perubahan nilai keuntungan jika terjadi perubahan harga produk. Hubungan antara nilai BEP, biaya produk, dan keuntungan adalah paralel, sehingga jika nilai salah satu elemen meningkat, elemen lainnya juga akan meningkat, dan sebaliknya.
• Karena BEP berfungsi untuk menentukan perubahan laba, BEP juga dapat menentukan kerugian. Bagi pengusaha, dengan mengetahui nilai BEP, pengusaha dapat mengantisipasi nilai kerugian ketika terjadi penurunan penjualan. Baca juga: Rasio profitabilitas: Pengertian, fungsi, 8 jenis hingga contoh kasusnya Komponen penghitungan dasar BEP ( Break Event Point) Komponen penghitungan BEP adalah fixed cost, variable cost, dan laba.
(Sumber: iStock) Terdapat beberapa komponen yang berkontribusi terhadap penghitungan dasar nilai BEP yaitu fixed cost, variable cost, dan laba/profit. Penjelasan dari masing-masing komponen yang berkontribusi terhadap terbentuknya BEP adalah sebagai berikut. 1. Fixed cost Komponen pertama dalam penghitungan dasar BEP adalah biaya tetap ( fixed cost) yaitu biaya yang tetap konstan terlepas dari perubahan proses produksi.
Perubahan yang dimaksud adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi barang dari waktu ke waktu. Contoh biaya tetap adalah penyusutan, tenaga kerja, bangunan, atau sewa gudang.
2. Variable cost Komponen yang selanjutnya dalam penghitungan dasar BEP adalah biaya variabel ( variable cost). Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang berubah secara proporsional dengan seberapa banyak perusahaan memproduksi atau menjual.
Biaya variabel meningkat atau menurun tergantung pada produksi atau volume penjualan perusahaan, biaya tersebut naik saat produksi meningkat dan turun saat produksi menurun. Beberapa hal termasuk ke dalam variable cost adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, peralatan sekali pakai, dan sebagainya. 3. Laba atau profit Komponen yang selanjutnya dalam penghitungan dasar BEP adalah margin laba, sesuatu yang wajib ditambahkan pada harga produk begitu BEP-nya terhitung. Besarnya margin laba merupakan kekuasaan pemilik bisnis sehingga pemilik bisnis bisa menetapkan margin laba dengan nominal berapapun.
Baca juga: Begini cara membuat visi misi perusahaan dan contohnya Cara perhitungan BEP ( Break Event Point) Cara menghitung BEP adalah dalam jumlah unit dan mata uang. (Sumber: iStock) Setelah mengetahui apa saja komponen dasar dalam BEP, maka selanjutnya kamu perlu mengetahui bagaimana cara menghitung BEP. Ada dua cara untuk menghitung BEP, yang pertama didasarkan pada unit dan yang lainnya didasarkan pada mata uang, misalnya rupiah. Untuk menghitung BEP dalam satuan atau unit, maka rumus yang berlaku adalah sebagai berikut: BEP = Fixed costs / (revenue per unit – variable cost per unit) Sementara untuk menghitung BEP dalam mata salah satu komponen bep adalah variable cost.
pengertian variable cost adalah, maka rumus yang berlaku adalah sebagai berikut: BEP = BEP in units x sales price per unit Demikian beberapa penjelasan mengenai pengertian, konsep, tujuan, komponen, hingga cara menghitung BEP. BEP adalah cara yang tepat untuk menganalisis bagaimana perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga semua keputusan yang diambil adalah hal yang tepat. Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official.
Nah, kalau kamu ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, yuk, sign up di EKRUT sekarang juga karena banyak peluang kerja dari perusahaan dan startup ternama menantimu! Sumber: • Investopedia • Corporate Finance Institute • Freshbooks Tags tips kerja strategi bisnis Share
Daftar isi • Pengertian BEP Adalah • Pengertian BEP Menurut Para Ahli • 1. Zulian Yamit • 2. Henry Simamora • 3. S. Munawir • 4.
Mulyadi • 5. Subur Harahap • Komponen BEP • 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) • 2. Biaya Variabel (Variable Cost) • 3.
Harga Penjualan (Selling Price) • Tujuan BEP • Manfaat BEP • Rumus BEP • 1. BEP dalam Unit • 2.
BEP dalam Rupiah • Contoh Perhitungan BEP Pengertian BEP Adalah Apa yang dimaksud dengan BEP (Break Salah satu komponen bep adalah variable cost. pengertian variable cost adalah Point)? Dalam ilmu ekonomi akuntansi dan bisnis, pengertian BEP adalah suatu titik tertentu dimana pengeluaran/ biaya dan pendapatan berada pada posisi yang seimbang (titik impas) sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan.
Pendapat lain mengatakan bahwa pengertian BEP adalah suatu keadaan dimana kegiatan operasi perusahaan tidak menderita kerugian dan juga tidak memperoleh laba (impas) karena jumlah biaya yang dikeluarkan sama dengan jumlah pendapatan.
Teknik analisis Break Even Point ini digunakan oleh suatu perusahaan untuk menganalisis proyeksi seberapa banyak unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima agar perusahaan tersebut berada pada titik impas atau balik modal. Baca juga: Pengertian Neraca Pengertian BEP Menurut Para Ahli Agar lebih memahami apa itu BEP (Break Even Point), maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini: 1. Zulian Yamit Menurut Zulian Yamit (1998:62), pengertian BEP adalah suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (Total Revenue = Total Cost).
2. Henry Simamora Menurut Henry Simamora (2012:170), definisi BEP adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak ada laba maupun rugi bersih.
3. S. Munawir Menurut S. Munawir (2002), pengertian BEP adalah suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total penghasilan = total biaya) 4. Mulyadi Menurut Mulyadi (1997:72), pengertian BEP adalah suatu keadaan dimana suatu perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian, dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
5. Subur Harahap Menurut Subur Harahap (2004), pengertian BEP adalah suatu kondisi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian. Artinya semua biaya yang telah dikeluarkan untuk operasi produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.
Baca juga: Laporan Laba Rugi Komponen BEP Break Even Poin (BEP) terdiri dari beberapa komponen di dalamnya.
Adapun komponen-komponen BEP adalah sebagai berikut: 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang konstan jika perusahaan melakukan kegiatan produksi ataupun tidak melakukan produksi. Contoh biaya tetap diantaranya; gaji tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, biaya peralatan, dan lain sebagainya.
2. Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya variabel adalah biaya per unit dimana sifatnya dinamis tergantung pada tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan meningkat maka biaya variabelnya akan meningkat. Contoh biaya variabel; biaya listrik, biaya bahan baku, biaya kantong plastik, dan lain sebagainya.
3. Harga Penjualan (Selling Price) Harga penjualan adalah harga jual yang ditetapkan per unit barang atau jasa yang telah diproduksi oleh perusahaan. Baca juga: Pengertian Akuntansi Tujuan BEP Setiap perusahaan tentu ingin memperoleh laba dari kegiatan usahanya. Untuk mencapai hal itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan terkait dengan Break Even Point, yaitu: • Menekan biaya produksi dan operasional sampai serendah mungkin tanpa mengesampingkan kualitas dan kuantitas sehingga perusahaan dapat mempertahankan tingkat harga produk.
• Menentukan harga produk dengan penuh perhitungan sehingga harga produk sesuai dengan laba yang dikehendaki. • Meningkatkan volume kegiatan semaksimal mungkin. Tiga poin di atas harus dilakukan secara bersamaan karena masing-masing memberikan dampak bagi keseluruhan kegiatan operasi.
Itulah sebabnya struktur laba suatu perusahaan sering digambarkan dalam Break Even Point (BEP) untuk memudahkan memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan, dan laba.
Manfaat BEP Setelah mengetahui pengertian BEP dan tujuannya, maka kita juga akan mengetahui apa saja manfaatnya bagi suatu perusahaan. Menurut Bustami dan Nurlela (2006:208), berikut ini adalah beberapa manfaat BEP: • Perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan minimun yang harus dipertahankan agar tidak merugi.
• Perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai agar memperoleh laba. • Perusahaan dapat mengetahui seberapa besar berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. • Perusahaan mengetahuai sejauh mana dampak perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan. • Perusahaan dapat menentukan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat keuntungan yang telah ditargetkan. Sedangkan menurut Carter dan Usry, ada dua manfaat analisis Break Even Poin bagi suatu perusahaan adalah: • Perusahaan mendapatkan informasi maupun pedoman dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.
Misalnya penambahan/ penggantian fasilitas produksi atau investasi dalam aktiva tetap lainnya. • Perusahaan mendapat informasi yang dapat membantu proses pengambilan keputusan, dalam kaitannya keputusan menutup usaha atau tidak, dan kapan sebaiknya suatu perusahaan dihentikan. Rumus BEP Rumus BEP Ada dua macam rumus yang dapat digunakan untuk analisis Break Even Point, yaitu: 1.
BEP dalam Unit BEP = FC/ (P – VC) Dalam rumus ini kita dapat mengetahui berapa unit jumlah barang/ jasa yang harus diproduksi untuk mendapatkan titik impas. Keterangan : • BEP: Break Even Point • FC: Fixed Cost • P: Price per unit • VC: Variabel Cost 2. BEP dalam Rupiah BEP = FC/ [1 – (VC/S)] Dalam rumus ini kita dapat mengetahui berapa Rupiah yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas.
Note: perhitungan [1-(vc/s)] disebut juga dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit. Keterangan : • BEP: Break Even Point • FC: Fixed Cost • VC: Variabel Cost • P: Price per unit • S: Sales Volume Contoh Perhitungan BEP Diketahui sebuah perusahaan PT.
Elang Mandiri di bidang peralatan perkakas martil memiliki data sebagai berikut: • Kapasitas produksi yang dapat dipakai 100.000 unit mesin martil. • Harga jual per satuan adalah Rp 6000,- per unit. • Total biaya tetap adalah Rp 100.000.000,- dan total biaya variabel adalah Rp 200.000.000,. Rincian masing-masing biaya tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Fixed Costs (FC) • Overhead pabrik: Rp 40.000.000,- • Biaya distribusi: Rp 45.000.000,- • Biaya administrasi: Rp 15.000.000,- Total FC = Rp 100.000.000,- 2. Variable Costs (VC) • Biaya bahan: Rp 60.000.000,- • Biaya tenaga kerja: Rp 65.000.000,- • Overhead pabrik: Rp 15.000.000,- • Biaya distribusi: Rp 40.000.000,- • Biaya administrasi: Rp 20.000.000,- Total VC: Rp 200.000.000,- Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan BEP nya: 1. Total penjualan => 100.000 unit x Rp 6000 = Rp 600.000.000,- 2.
Biaya tetap unit => 100.000.000/ 100.000 = Rp 1.000,- per unit. 3. Biaya variabel unit => 200.000.000/ 100.000 = Rp 2.000,- per unit. BEP dalam unit => Rp 100.000.000,-/ (Rp 6000 – Rp 2000) = 25.000 unit. Artinya, perusahaan tersebut harus menjual 25.000 unit agar dapat BEP.
BEP dalam Rupiah => Rp 100.000.000,-/ [1 – (Rp 200.000.000/ Rp 600.000.000) = Rp 150.000.000. Artinya, perusahaan tersebut akan BEP setelah mendapat omset sebesar Rp 150.000.000,.
Perhitungan tersebut dapat dibuktikan dengan rumus BEP = Unit BEP x harga jual unit. BEP => 25.000 x Rp 6000,- = Rp 150.000.000,- Baca juga: Analisis SWOT Itulah penjelasan ringkas mengenai pengertian BEP (Break Even Point), rumus BEP, komponen, manfaat, dan contoh perhitungan BEP secara sederhana. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.Variable cost & Fixed cost adalah dua jenis biaya yang pasti ditemukan di semua jenis perusahaan.
Fixed cost sendiri merupakan biaya tetap di mana biaya tersebut tidak dipengaruhi oleh penjualan atau kondisi tertentu yang dialami oleh perusahaan. Baik ada penjualan atau tidak perusahaan wajib memiliki anggaran biaya tetap.
Apa saja unsur biaya tetap? Misalnya sewa ruko, biaya listrik, biaya pegawai, atau biaya asuransi. Bagaimana dengan variable cost atau biaya tidak tetap? Seperti namanya, biaya tidak tetap selalu berubah-ubah tergantung dengan penjualan.
Apa saja yang termasuk ke dalam biaya tetap? Bahan baku, peralatan, tenaga kerja langsung, dan biaya produksi lainnya. Sebagai contoh dengan mengambil restoran cepat saji favorit sedunia ( McDonald’s) sebagai contoh usaha yang memiliki fixed cost dan variable cost untuk lebih mudah memahami konsep ini.
• Variable Cost (Biaya Variabel) • Contoh Variable Cost di Perusahaan • Komisi Penjualan • Biaya Listrik salah satu komponen bep adalah variable cost. pengertian variable cost adalah Air • Biaya Transportasi • Biaya Tenaga Kerja Langsung • Biaya Peralatan • Fixed Cost (Biaya Tetap) • Contoh Fixed Cost di Perusahaan • Gaji Karyawan • Sewa Tempat Usaha • Depresiasi/Penyusutan • Semi Variable Cost (Biaya Semi Tidak Tetap) • Kesimpulan Variable Cost (Biaya Variabel) Bahan baku cheeseburger seperti roti, kentang goreng dan beef patty adalah contoh biaya tidak tetap restoran cepat saji McDonald.
Mengapa? Karena semakin banyak McDonald menjual chee seburger tersebut, semakin banyak bahan baku yang digunakan, yang membuat biaya variabel restoran tersebut semakin tinggi.
Jadi variable cost adalah biaya yang akan berubah menjadi besar atau kecil tergantung pada banyaknya produk dan jasa yang dihasilkan atau dijual. Semakin banyak produk yang dijual atau dihasilkan, biaya variabel akan semakin tinggi dan sebaliknya. Ingin gunakan software akuntansi? Simak dahulu artikel berikut sebelum membeli: Panduan Komprehensif Software Akuntansi Contoh Variable Cost di Perusahaan Tidak hanya bahan baku, ada beberapa biaya lagi yang biasa dianggap sebagai variable cost di perusahaan.
Komisi Penjualan Perusahaan pada umumnya memiliki salesman. Salah satu insentif supaya salesman semangat berjualan banyak adalah dengan memberikan dia komisi (biasanya berupa persentase) dari omset penjualan yang dia capai.
Artinya semakin tinggi omset yang dihasilkan, semakin besar variable cost (berupa komisi) yang perlu dikeluarkan perusahaan.
Biaya Salah satu komponen bep adalah variable cost. pengertian variable cost adalah & Air Listrik dan air juga akan dihitung biayanya pada akhir bulan tergantung dari penggunaan.
Pada umumnya, pengunaan sumber daya yang diukur bisa dianggap sebagai biaya variabel. Sebenarnya dalam suatu perusahaan, biaya terbesar yang terjadi adalah di fixed cost atau biaya tetap. Apabila ingin menghasilkan keuntungan, Anda harus memastikan penjualan melebihi fixed cost terlebih dahulu.
Biaya Transportasi Apabila perusahaan Anda memerlukan jasa pengiriman, ini juga dianggap sebagai variable cost karena biasanya ekspedisi membebankan biaya berdasarkan jarak tempuh pengiriman.
Begitu juga apabila karyawan perusahaan Anda memerlukan jasa transportasi seperti taksi dan ojek online untuk pulang pergi dari tempat client, cost akan naik turun berdasarkan seringnya mereka mengunjungi client tersebut. Biaya Tenaga Kerja Langsung Maksudnya tenaga kerja langsung di sini adalah tenaga kerja yang terlibat dengan proses produksi secara langsung. Misalnya biaya tenaga tambahan karena kelebihan permintaan dimana di saat bersamaan karyawan juga terpaksa lembur sehingga perlu dibayar lemburannya.
Biaya Peralatan Bukannya peralatan termasuk fixed cost? Tidak juga. Hal yang menjadi biaya peralatan menjadi biaya tidak tetap adalah karena nilai fungsi. Misalnya saja bensin, oli mesin, sparepart, bahkan alat makan sekali pakai. Fixed Cost (Biaya Tetap) McDonald boleh menjual 1000, 2000 atau bahkan 3000 burger dalam satu bulan, gaji karyawan dan biaya sewa bangunan akan tetap sama.
Itulah yang dimaksud dengan fixed cost. Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang jumlahnya tetap tanpa terpengaruhi oleh banyak atau sedikitnya barang yang dijual atau dihasilkan. Apa artinya untuk perusahaan? Biaya tetap akan terasa makin hemat apabila produksi atau penjualan makin besar dalam periode satu bulan. Karena fixed cost bersifat tetap dan cenderung stabil, perusahaan dapat mengantisipasi dan membuat budgeting untuk mengendalikan pengeluaran biaya tersebut. Contoh Fixed Cost di Perusahaan Sebenarnya variable cost hanya sedikit saja dibandingkan dengan fixed cost yang dampaknya lebih besar ke salah satu komponen bep adalah variable cost.
pengertian variable cost adalah keuangan perusahaan. Apabila ingin memastikan perusahaan tetap mendapatkan keuntungan setiap akhir bulannya, pastikan penjualan perusahaan lebih besar daripada fixed cost yang ada. Gaji Karyawan Gaji biasanya adalah salah satu komponen terbesar dari biaya perusahaan.
Dan gaji adalah fixed cost karena meskipun perusahaan tidak berjualan apapun (seperti yang terasakan dari efek Corona), gaji tetap harus dibayar. Sewa Tempat Usaha Apabila tempat usaha Anda bukan milik sendiri melainkan disewa, biaya itu akan tetap stabil dari bulan ke bulan sesuai kontrak sewa yang disepakati. Depresiasi/Penyusutan Penyusutan adalah pengurangan nilai dari aset perusahaan yang dilakukan rutin setiap bulan. Contoh aset atau yang juga disebut aktiva tetap adalah mesin pabrik, kendaraan operasional, gedung dan lainnya.
Karena penyusutan terjadi setiap akhir bulan, ini adalah bagian dari fixed cost perusahaan. Semi Variable Cost (Biaya Semi Tidak Tetap) Pelajaran bonus. Apakah Anda tahu setiap nomor telepon yang terdaftar di rumah ataupun tempat usaha, meskipun tidak dipakai, ada biaya abonemen sebesar Rp. 70.000 per bulan? Misalnya di McDonald terpasang nomor telepon tersebut untuk keperluan menerima order dari call center pusat.
Meskipun tidak dipakai untuk melakukan panggilan keluar sama sekali, setiap bulan cabang McDonald tersebut harus membayar Rp. 70.000. Tetapi, kalau mereka memakai telepon tersebut untuk melakukan konfirmasi pesanan ke customer, mereka harus membayar lagi sesuai dengan jumlah menit yang digunakan untuk melakukan panggilan keluar.
Ini yang disebut dengan semi variable cost. Semi variable cost adalah biaya yang sudah ada komponen biaya tetapnya, tetapi akan menjadi lebih tinggi lagi apabila ada penggunaan atau penjualan seperti contoh biaya telepon di atas.
Kesimpulan Semua biaya yang terjadi di dalam suatu perusahaan dapat dikategorikan menjadi 3 jenis biaya, yaitu fixed cost, variable cost dan semi variable cost. Fixed cost adalah biaya tetap yang tidak berubah meskipun perusahaan sedang ramai atau sepi. Variable cost adalah biaya variabel yang bisa naik atau turun tergantung ramai atau sepinya produksi/penjualan perusahaan tersebut.
Dan yang terakhir, semi variable cost, adalah kombinasi dari fixed cost dan variable cost. Untuk memudahkan Anda mengatur anggaran dan akuntasi bisnis, Anda bisa menggunakan software akuntansi terintegrasi seperti MASERP. Laporan keuangan bisnis Anda seperti laba rugi, neraca, barang terlaris sudah tersiapkan secara otomatis di fitur Daftar Laporan (Report Center) MASERP.
Dengan kemudahan tersebut, Anda bisa mentracking progress bisnis kapan pun dan darimana pun tanpa harus menunggu akhir bulan apalagi sampai ada kerugian. Apabila Anda ingin berbicara dengan vendor software ERP Indonesia dan lokal, Anda dapat menghubungi MAS Software dengan klik gambar di bawah ini!
Ada promo menarik khusus customer baru di bulan April! Jangan sampai kelewatan, ya!