Hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

Pengertian Ilmu Filsafat,Menurut bahasa dan Istilah, Para Ahli dan Para Filosof, Dasar-Dasar, Ciri dan Syarat,Obyek dan Metode, serta Kegunaan Mempelajari Filsafat Pengertian Filsafat 1.

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

Menurut Etimologi Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia. Kata dasarnya adalah Philen/Philia yang berarti cinta atau mencintai dan Shopia artinya kea'rifan. Secara etimologi istilah filsafat mengalami perkembangan hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya cukup pesat diberbagai negara.

Perkembangan istilah filsafat ini selanjutnya dikenal dalam bahasa Inggris "Philosophy". Philos artinya cinta dan Shophy berarti Pengetahuan. Istilah filsafat juga sering dikenal diberbagai negara Arab dengan nama Hikmah. Ternyata kata hikmah yang sering digunakan oleh para pemikir arab, merupakan sinonim dari kata filsafat. Secara historis dalam pemikiran Islam, istilah filsafat mengandung makna sebagai hikmah.

Kata hikmah berasal dari bahasa Arab "Al-Hikmah". 2. Menurut Terminologi Menurut terminologis filsafat dapat diartikan sebagai berikut : • Filsafat adalah merupakan satu analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja terhadap sesuatu sacara sistimatis, suatu sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan. • Filsafat adalah usaha maksimal manusia dalam hal mencari kejelasan dan kecermatan secara gigih yang ilakukan secara terus menerus sampai kepada akarnya (Radiks) • Filsafat dapat diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki fakta-fakta, prinsip-prinsip dari realitas (kenyataan) juga tabiat serta tingkah laku manusia.

• Dewasa ini filsafat dapar diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki tentang dunia logika, etika, estetika, metafisika, serta teori ilmu pengetahuan (epistemologis) 3. Filsafat Menurut Para Ahli Ada beberapa pengertian filsafat yang dikemukakan para ahli sebagai berikut : • Louis O Kattsoff, memberikan pengertian secara praktis yaitu " Kegiatan pemikiran secara hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya dan sistimatis.

Maksudnya adalah berfikir yang mendalam dengan melalui perenungan dan bukan melamun juga bukan berfikir secara kebetulan yang sifatnya untung-untungan. Akan tetapi melalui perenungan yang mencoba untuk menyusun secara runtut suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang memadai dalam rangka memahami dunia tempat kita hidup, maupun memahami diri sendiri.

• Harold H.Titus., mengemukakan empat pengertian yaitu : • Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta. • Filsafat adalah metode pemikiran reflektif dan penyelidikan akliah • Filsafat adalah suatu perangkap masalah • Filsafat adalah perangkap atau teori sistem pemikiran • DC.Mulder., merumuskan sebagai berikut "Fisafat adalah pemikiran kritis tentang susunan kenyataan secra keseluruhan.

• Prof.Dr.Fuad Hasan., menyimpulkan bahwa filsafat adalah suatu ikhtisar untuk berfikir radikal, dalam arti mulai dari radiks atau akar-akarnya suatu fenomena atau gejala dari akar-akarnya suatu hal yang dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu bersifat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal • H.Hasbullah Bakri., memberikan pengertian filsafat secara praktis yaitu: berfilsafat artinya "berfikir" meskin begitu, tidak semua orang berfikir berfilsafat.

Meski berfilsafat ialah berfikir secara mendalam. Selanjutnya Hasbullah Bakri memberikan pengertian"Ilmu filsafat ialah ilmu yang menyelidiki sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya, sejauh yang dapat dicapai akal manusia, dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

4. Filsafat Menurut Para Filosof Beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para filosof, baik filosof klasik maupun filosof modern adalah sebagai berikut : • Socrates : Filsafat adalah berfikir untuk tahu, tahu adalah budi.

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

Oleh karena itu budi adalah tahu maka siapa yang tahu akan kebaikan dengan sendirinya akan berbuat baik, ia dapat disebut dengan orang yang berbudi • Plato, sebagai murid Socrates, mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berminat untuk mencapai kebenaran asli.

Atau filsafat adalah tiada lain pengetahuan tentang segala yang ada. • Aristoteles (murid Plato), filsafat hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya menyelidiki sebab dan asas segala yang ada. Disamping itu mengartikan filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika. • Marcus Tulius Cicero, Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu Yang Maha Agung dan usaha-usaha untuk mencapai yang tersebut • Al-Kindi, Filsafat ialah ilmu tentang hakekat segala yang ada, baik yang ada pada dunia fisika maupun metafisika • Al-Farabi, filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud, dan bagaimana hakikat yang sebenarnya.

• Immanuel Kant, filsafat adalah pengetahuan yang menjadi pokok pangkal segala pengetahuan yang tercakup didalamnya empat persoalan : 1.Apa yang dapat diketahui manusia (jawabannya metafisika).2.Apa yang seharusnya diketahui manusia (jawabannya etika). 3.Sampai dimana harapan manusia (jawabannya Agama). 4.Apa itu manusia (jawabannya Antropologi). • Rene Descartes, filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok pangkal penyelidikan.

Dasar-dasar Filsafat dan Problematikanya secara garis besar dasar-dasar filsafat dibagi kedalam beberapa aspek, seperti Ontologi, Kosmologi, Efistemologi, dan Oxiologi.

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

Ontologi berasal dari bahasa Yunani, "Onto" artinya yang ada dan "logos" berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang wujud (being) sesuatu sejauh itu ada.

Oleh karena itu ontlogi bukan saja mempelajari tentang hakekat Tuhan, akan tetapi juga mempelajari substansi dan hakekat suatu benda dan persoalan lainnya. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani Episteme berarti pengetahuan dan logos artinya ilmu atau teori.

Jadi epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang pengetahuan dalam mengkaji asal usul filsafat dan benda Secara terminologi epistemologi adalah salah satu problem logika yang dapat menentukan kebenaran dan cara memperoleh pengetahuan tentang filsafat yang tepat, yang merupakan cara yang ditempuh dalam memperoleh pengetahuan filsafat, baik yang teoritis maupun yang praktis.

Aksiologi, berasal dari bahasa Yunani juga yaitu "Axio" berarti bermanfaat atau bernilai dan "logos" berarti ilmu pengetahuan. Jadi aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai estetika dan etika terhadap hasil dari pengetahuan. Aksiologi juga merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai terhadap persoalan kefilsafatan, nilai yang dimaksud adalah nilai guna, nilai fungsi dan nilai manfaat.

Kosmologi, adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu "kosmos" berarti alam (material) dan logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi kosmologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang struktur dan lapisan alam beserta isinya yang melibatkan manusia sebagai subjek Logika, berasal dari kata "logic" berarti akal atau rasio.

Jadi logika adalah cabang filsafat yang mepelajari tentang hukum-hukum atau silogisme-silogisme dalam mengumpulkan data, dengan menggunakan metode deduktif dan induktif, negasi-negasi terhadap proposisi-proposisi yang akhirnya akan mendapatkan kesimpulan yang bersifat rasional. Ciri-ciri dan Syarat-syarat Berfilsafat Fikiran kefilsafatan atau berfilsafat merupakan usaha manusia untuk menyusun suatu bagan konsepsional (rencana kerja), konsep ini merupakan hasil generalisasi serta abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses dalam hubungan yang umum.

Filsafat pada dasarnya merupakan 'Pemikiran' tentang hal-hal atau proses seperti diatas. Jadi filsat itu merupakan hasil menjadi serta sadarnya manusia mengenai dirinya sendiri sebagai pemikir di dalam dunia yang dipikirkan.

Dengan demikian ciri-ciri kefilsafat dapat dibatasi sebagai berikut : • Adanya hubungan antara jawaban-jawaban yang difilsafati, maksudnya dari sekian banyak pertanyaan yang diberikan atau yang diperoleh dari berbagai persoalan yang dihadapi membutuhkan jawaban-jawaban yang memiliki hubungan timbal balik. Contohnnya : apa yang diamakan kebenaran ? maka seorang filosof harus menemukan apa yang dikatakan kenyataan. Maksudnya bila pertanyaan tentang kebenaran, hendak dijawab.

Maka filosof berusaha untuk menjawab terhadap pertanyaan yang menyangkut dengan pertanyaan yang lain, seperti tentang "kenyataan". • Adanya pemikiran yang koheren, maksudnya perenungan filsafat berusaha untuk menyusun bagan yang koheren atau runtut (konsisten), yaitu suatu perenungan filsafat tidak boleh mengandung pertanyaan-pertanyaan yang bertentangan. Contoh : bila hujan turun, maka tidak mungkin jawabannya tidak benar bahwa hujan turun. hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya Berfikir rasional, maksudnya bahwa perenungan filsafat harus berdasar pada konsepsional yaitu bagan-bagan yang bersifat logis yang hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya hubungan satu dengan yang lain.

Menyelesaikan persoalan-persoalan dengan yang berdasar pada premis-premis logis.

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

• Berfikir komprehensif, maksudnya adalah seorang filosof berusaha memberikan penjelasan tentang dunia seluruhnya termasuk dunia dirinya sendiri. Filsafat dalam bentuk ini adalah mencari kebenaran dalam bentuk yang paling umum. • Memahami pandangan dunia luas dengan analisa, perenungan filsafat disini berusaha memahami segenap kenyataan dengan jalan menyusun suatu pandangan dunia yang memberikan yang memberikan keterangan dunia semua dan semua hal yang ada di dalamnya.

Dengan demikian, kenyataan menunjukkan bahwa hanya orang-orang tertentu yang dapat mengemukakan pendapat secara filosofi, karena filsafat itu sendiri merupakan hasil renungan manusia terdalam.

Perenungan manusia yang mendalam tentang sesuatu persoalan hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya menggunakan metode berfikir. Dengan demikian ciri khas dari pada berfikir yang filosofis adalah : • Radikal, berasal dari kata "Radix" berarti akar, berfikir radikal berfikir sampai konsekwensinya yang terakhir.

• Sistematis, yaitu berfikiran logis bergerak selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang paling berhubungan antara satu dengan yang lain secara teratur. Atau dengan kata lain sistimatis dapat dijelaskan sebagai berikut : "Seorang pelajar filsafat dalam menghadapi filsafat mesti bermula dari perjalanan menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas beberapa cabang filsafat, setelah itu ia mempelajari teori hakekat yang meruakan cabang lain.

Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filsafat nilai. • Universal, yaitu berfikir secara umum dan tidak secara tetrtentu (khusus) atau tidak terbatas pada bagian tertentu kebenarannya. Maksudnya kebenaran yang diperoleh ilmu pengetahuan lewat penyelidikan misalnya bukan bersifat universal, akan tetapi keuniversalan filsafat adalah kebenaran bersifat umum yang memenuhi metode filsafat.

• Logis, artinya segala kebenaran yang diperoleh dari perenungan yang mendalam mesti masuk akal, atau kebenaran yang bersifat masuk akal, atau fikiran yang dinyatakan dengan bahasa.

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

Soeryanto Poespowardoyo mengemukakan ciri-ciri filsafat sebagai berikut : • Reflektif, yaitu menemukaunsur yang hakiki, berfilsafat disini adalah harus menghubungkan gejala-gejala objek yang dibahas dengan dirinya sendiri, yaitu dengan mengadakan perenungan yang mendalam baik dalam pengamatan maupun penghayatan.

• Kritis dan Rasional, maksudnya adalah berusaha untuk menemukan pengertian nilai dan makna dilakukan dengan kemampuan yang tinggi secara kodrati.

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

• Integratif, maksudnya adalah berusaha melihat secara keseluruhan tanpa dipengaruhi oleh hal-hal yang subyektif. Obyek dan Metode Filsafat 1. Obyek filsafat • Obyek Material, menyelidiki segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik material maupun non material. Termasuk masalah nilai dan sebagainya. Seperti masalah dunia metafisika : Tuhan, alam malaikat, surga dan neraka.

Juga tak ketinggalan yaitu masalah nilai-nilai hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya ada pada alam dan manusia. • Obyek formal, menyelidiki segala sesuatu yang dengan sedalam-dalamnya guna mengetahui yang sesungguhnya atau secara esensial.

2. Metode Filsafat • Metode contemplative atau perenungan yang serius, yaitu memikirkan segala sesuatu tanpa seharusnya ada kontak lansung dengan obyeknya. Adapun obyek comtemplative itu dapat berupa apa saja. Seperti halnya : makna kematian, hidup, kebenaran, keadilan dan sebagainya.

• Deduktif, hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya metode berfikir yang dimulai dari suatu realitas yang bersifat umum guna memperoleh kesimpulan yang lebih khusus. • Induktif, yaitu metode berfikir yang dimulai dari realitas yang bersifat khusus kemudian menganalisa cermat berdasarkan pengamatan untuk mengambil kesimpulan yang bersifat umum. Dengan menggunakan metode berfikir seperti diatas, maka seorang filosofi dapat berfikir secara sistematis dinamis, yaitu dapat berfikir dari tingkat indra sampai dengan tingkat religius.

Selain metode tersebut diatas, beberapa metode yang digunakan oleh para filosof antara lain : • Metode kritis, yaitu metode yang digunakan Socrates dan Plato dengan menggunakan sistem yang bersifat analisa dan pendapat yang menjelaskan dan memperlihatkan pertentangan dengan jalan bertanya (berdialektika) • Metode intuitif, yaitu metode yang digunakan Plotinus dan Bergson, dengan jalan intropeksi intuitif yaitu dengan cara membersihkan intelektual dengan menggunakan simbol-simbol sekaligus pensucian moral.

• Metode Skolastik yaitu metode yang sering digunakan oleh Aristoteles dan Thomas Aqiunus yang sifatnya deduktif, yaitu bertitik dengan prinsip-prinsip dan defenisi-defenisi.

• Metode Matematis yaitu metode yang digunakan Rene Descrates dengan jalan menganalisa melalui hal-hal yang kompleks, kemudian mencapai intuisi akan hakikat yang sederhana dan kemudian diadakan reduksi-reduksi secara matematis.

• Metode Empiris yaitu yang ditokohi oleh Thomas Hobbes, John Locke Berkeley serta David Hume, yang mengajikan pengertian yang benar itu berdasarkan pengalaman • Metode Transendental, metode ini sering dipakai Immanel Kant neo-Skolastik yang bertitik tolak pada pengertian tersebut dengan jalan analisa yang diselidiki secara apriori. • Metode Dialektis, metode ini digunakan oleh filosof besar seperti Hegel, Karl Max, yang caranya mengikuti dinamika berfikir secara dinamis seperti mengadakan : Tesa-sintesa untuk mencapai hakekat.

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

Kegunaan Mempelajari Filsafat Secara garis besar kegunaan mempelajari filsafat terdiri dari dua, yaitu kegunaan teoritis dan praktis. Pertama, kegunaan teoritis yaitu dapat membimbing manusia untuk berfikir secara sistimatis serta rasional sehingga dapat memperoleh ksimpulan yang benar. kedua, kegunaan secara praktis bahwa orang berfilsafat dapat dibuktikan dalam kehidupan kesehariannya seperti dalam penggunaan pada pengetahuan tentang logika, etika, estetika, dan lain-lain • Hadits Tentang Niat - Penjelasan Hadist Innamal A'malu Binniyat - Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW dikatakan bahwa segala amal perbuatan tergantung dari niatnya.

Dengan begitu maka niat adalah perkara yang sangat penting dalam islam. Salah satu hadits tentang niat yang umum dikenal adalah Innamal A'malu Binniyat, hadist hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya menjelaskan bagaimana pentingnya kedudukan niat dalam segala amal perbuatan dan ibadah.

Lalu bagaimana penjelasan dan maksud hadits tersebut. Simak berikut ini makna isi kandungan, pendpaat para uama dan penjelasan lengkap hadist tentang niat.

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.

Artinya : Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, "Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatantergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya yang dia niatkan.

Penjelasan Hadits Tentang Niat Pendapat para ulama : Imam Syafi’i berkata “ Hadits ini mencangkup sepertiga ilmu “. Abu Ubaid berkata “ Tidak ada di antara hadits-hadits Nabi Saw yang lebih mencangkup sesuatu, lebih mencukupi dan lebih banyak faedahnya selain hadits ini “.

Kenapa bisa dikatakan sepertiga ilmu ? karena sesungguhnya perbuatan seorang hamba adakalanya dari hatinya, lisannya dan anggota tubuhnya, maka niat merupakan salah satu dari tiga bagian tersebut dan lebih kuat karena niat terkadang menjadi ibadah yang tersendiri sedangkan selainnya butuh terhadap niat.

Oleh karenanya ada hadits yang mengatakan “ Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya “. Asbabul wurud Hadits : Ketika Rasul Saw tiba di Madinah untuk hijrah, beliau berkhutbah dengan hadits tersebut, karena beliau mengetahui ada seorang sahabat yang melakukan hijrah untuk menikahi seorang wanita yang bernama Muhajir Ummu Qois, maka Nabi Saw mengingatkannya dan semua sahabatnya akan pentingnya niat di dalam berhijrah. Rasulullah Saw menghkhususkan hijrah adalah تنبيها على الكل بالبعض (sebagai peringatan untuk keseluruhan dengan menggunakan kata khusus) atau istilah ushul fiqihnya خاص معموم (khusus namun umum jangkauannya).

Fiqhul Hadits : Ada banyak faedah dan hikmah yang bisa di ambil dalam hadits tersebut, di antaranya : - Sesungguhnya tidak ada amalan yang diterima kecuali berdasarkan niat, misalnya tidak sah melakukan wudhu atau sholat jika tidak di awali dengan niatnya masing-masing.

- Sesungguhnya manusia diberi pahala dan siksa menurut niatnya, jika niatnya baik, maka amalnya baik.

Jika niatnya buruk maka amalnya buruk walaupun bentuknya baik. - Segala perbuatan manusia terdiri dari tiga bagian yaitu; keta’atan, kema’shiatan dan perkara mubah.

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

Pertama: Kema’shiatan ; Perbuatan maksiat tidak bisa dirubah sama sekali dengan niat baik. Seperti seseorang yang mencuri harta orang lain dengan niat untuk disedahkan ke faqir miskin, maka ini hukumnya tetap dosa dan haram.

Atau membangun masjid dengan biaya dari hasil riba atau berangkat haji dengan biaya hasil korupsi, maka ini semua hukumnya haram dan berdosa karena itu perbuatan maksyiat dan tidak bisa dirubah dengan niat baik. Maka apa yg sering kita dengar dari saudara kita yang melakukan perbuatan maksyiat tapi dia berasalan “ Yang penting niatnya baik “, misalnya tidak memakai kerudung dengan niat beradaptasi dengan warga yang ada dilingkungannya yg tidak memakai kerudung, maka ini adalah suatu kesalahan.

Atau duduk bersama teman-temannya yang sedang menggunjing orang lain dengan niatan idkhoolus surur (supaya menyenangkan hati teman), walaupun idkholus surur itu merupakan ibadah yang baik maka ia tetap berdosa karena ia telah salah meletakkan niat. Bahkan orang yang seperti ini mendapatkan dua dosa karena niatnya yang baik dengan perbuatan buruk merupakan satu keburukan lainnya. Dan jika ia sudah mengetahui hal ini, maka ia berarti sengaja menentang syare’at dan jika ia tidak mengetahui hal ini, maka ia berdosa sebab ketidaktahuannya.

Karena menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setriap oran Islam. Dari sinilah pentingnya belajar ilmu karena segala bentuk kebaikan dan keburukan bisa diketahui dengan syare’at. Maka orang bodoh sudah pasti steiap waktunya condong menuju kesetan dan kehancuran. Oleh karena itu Sahl At-Tusturi Rh berkata “ Tidak ada maksyiat kepada Allah swt yang lebih besar dari pada kebodohan. Kemudian seseorg bertanya “ Wahai Abu Muhammad, apakah engkau mengetahui sesautu yang lebih berbahaya daripada kebodohan ?

beliau menjawab “ Ya ada yaitu bodoh dengan kebodohannya “. Nabi Muhammad Saw bersabda “ Orang bodoh tidak ditoleran atas kebodohannya dan tidaklah halal orang bodoh berdiam atas kebodohannya dan tidaklah halal orang alim berdiam atas ilmunya “.

Kedua : Keta’atan ; segala perbuatan ta’at berkaitan dengan niat di dalam kebsahan dan kelipatan pahalanya. Misalnya ia berbuat ta’at dengan niat karena Allah Swt bukan karena riya (pamer) untuk org lain maka keta’atannya diterima oleh Allah Swt dan sebaliknya jika niat riya maka keta’atannya akan berubah menjadi maksyiat.

Dan jika di dalm satu kebaikan atau keta’atan memungkinkan untuk mendapatkan pahala yang berlipat jika niat baiknya di perbanyak, misalnya duduk di masjid, dari duduk di masjid ini kita bisa memperoleh pahala yang banyak dan berlipat dengan niat : 1.

Berkeyakinan masjid adalah rumah Allah swt, maka org yang masuk ke dalamnya adalah pengunjung atau tamu Allah. Maka dia berniat mengunjungi Allah Swt. Nabi Saw telah menjanjikan orang yang niat bertamu ke rumah Allah dalam sabdanya “ Barangsiapa yg duduk di masjid maka ia berarti telah ziarah ke Allah Swt, maka berhak bagi yg diziarahi memuliakan tamunya “.

2. Menunggu sholat, maka duduknya di masjid ditulis sholat oleh Allah Swt. 3. Menghindari anggota tubuh dari perbuatan dosa 4.

Memfokuskan pikiran untuk Allah dan bertafakkur hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya nikmat Allah. 5. Untuk berdzikir kpd Allah Swt atau untuk mendngarkan dzikir. Nabi Saw bersabda “ Barangsiapa yang berangkat ke masjid untuk berdzikir kpd Allah Swt atau untuk mendengarkan dzikir, maka ia seperti mujahid di jalan Allah “.

6. Niat mendapat faedah ilmu dengan amar makruf nahi munkar, karena di hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya masjid terkadang ada orang yang salah dalam sholatnya atau ada orang yang melakukan kesalahan, maka dia memberi petunjuk kepdanya maka ia pun mendapat pahala yang berlipat, karena orang yg menunjukkan kebaikan pada orang lain seperti orang yg melakukannya.

hadits tentang menuntut ilmu beserta artinya

7. Niat mencari teman untuk bersaudara kerena Allah swt. Dan seterusnya… Ketiga : Perkara Mubah, bisa menjadi pahala atau qurbah (kedekatan kepada Allah) dengan niat yang baik atau bisa memperoleh pahala yang berlipat dengan niat baik yang banyak.

Misalnya makan, ini adalah hal mubah dan bisa mendapat pahala degannya jika diniatkan dengan niat yang baik, misalnya melaksanakan perintah Allah swt dan supaya kuat dalam beribadah. Demikianlah hadits tentang niat lengkap beserta penjelasan hadist Innamal A'malu Binniyat yang bisa kami share.

Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi ilmu bagi kita semua. Wallahu a'lam. (sumber : http://www.piss-ktb.com)

Hadist Kewajiban Menuntut Ilmu




2022 www.videocon.com