• HOME • NEWS • Politik dan Hukum • Ekonomi • Humaniora • Megapolitan • Nusantara • Internasional • Olahraga • VIEWS • Editorial • Podium • Opini • Kolom Pakar • Sketsa • FOTO • VIDEO • INFOGRAFIS • WEEKEND • SEPAK BOLA • SAJAK KOFE • OTOMOTIF • TEKNOLOGI • RAMADAN tpa sarimukti LAINNYA • Live Streaming • Media Guru • Telecommunication Update DAYA tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat sudah melebihi kapasitas.
Dalam sehari, setidaknya 2.000 ton sampah dari empat kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya dibuang ke tempat ini. Sebelum Tempat Pengelolaan dan Pembuangan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka dioperasikan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat telah memperpanjang kontrak penggunaan dan perluasan TPA Sarimukti seluas 20 hektare hingga 2023 mendatang.
Tpa sarimukti DLH Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (12/3) mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan proses lelang TPPAS Regional Legok Nangka yang baru dilaksanakan sekitar 2-3 bulan lagi.
Saat ini, Pemprov Jabar juga sedang meminta persetujuan dewan berkaitan tentang tipping fee atau nilai pengolahan sampah yang akan dikeluarkan enam daerah yang diproyeksikan menampung sampah di antaranya dari Kota Bandung, Sumedang, Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Garut. "Insha Allah kurang lebih dua bulan lagi, mudah-mudahan lelang dengan tpa sarimukti persyaratan yang harus kita penuhi. Diantaranya persetujuan dewan mengenai tipping fee, kemudian dengan PLN kaitan kesepakatan untuk pembelian listrik andaikan ada bidder yang memakai teknologi waste to electricity ke listrik," terangnya.
Perwakilan UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Regional (PSTR) Provinsi Jawa Barat, Dhani Prianto Hadi beberapa waktu lalu menerangkan TPA Sarimukti sebenarnya dibuat untuk menampung sampah dengan jumlah relatif sedikit sebagai pengganti TPA Leuwigajah yang longsor pada 2005 lalu.
"Semula direncanakan beban sampah yang masuk hanya 1.200 ton per hari. Tapi karena pertumbuhan penduduk, jumlah sampah terus bertambah menjadi 2.000 ton per hari. TPA Sarimukti sudah melampaui daya tampungnya," ungkap Dhani, beberapa waktu lalu. (OL-15) BANDUNG, iNews.id - Kota Bandung dan sekitarnya terancam menjadi lautan sampah menyusul penghentian sementara aktivitas pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
Diketahui, TPA tersebut merupakan tempat membuang sampah dari kawasan Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, termasuk KBB. Akibat tpa sarimukti yang disebabkan habisnya bahan bakar minyak (BBM) untuk alat berat di TPA Sarimukti itu, sampah di kawasan Bandung Raya, khususnya Kota Bandung kini mulai menumpuk tak terangkut hingga memicu reaksi dari Pemkot Bandung.
BACA JUGA: Tersangka Pinjol Ilegal Ajukan Gugatan Praperadilan ke PN Bandung Melalui akun Instagram Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kota Bandung yang kemudian diunggah ulang oleh akun Instagram Wali Kota Bandung, Oded M Danial, Pemkot Bandung menyatakan bahwa truk pengangkut sampah milik Tpa sarimukti Bandung mulai tersendat dan harus mengantre lama untuk membuang sampahnya ke TPA Sarimukti. Pemkot Bandung juga meminta maaf kepada masyarakat terkait pengangkutan sampah yang belakangan ini tidak tepat waktu akibat persoalan di TPA Sarimukti tersebut.
BACA JUGA: Wujudkan Wisata Bandung Purba, Masterplan Geopark Rajamandala Disusun "Mohon maaf jika masih ada keterlambatan dalam pelayanan pengangkutan sampah, karena memang keadaan yang memaksakan untuk itu dan tidak bisa kami hindari," kata Oded di akun Instagramnya, Sabtu (6/11/2021). Dijelaskan juga bahwa saat ini, sejumlah truk pengangkut sampah milik Kota Bandung masih tertahan akibat kepadatan antrean menuju TPA Sarimukti sejak Jumat (5/11/2021) kemarin.
Bandung Barat, IDN Times - Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi lokasi pembuangan sampah dari empat Kabupaten Kota se-Bandung Raya.
Kondisi saat ini, daya tampung TPA Sarimukti telah melebihi kapasitas. Rencana awal, TPA ini dirancang untuk menampung sampah sebesar 1.200 ton per hari. Namun, kini angka sampah terus membengkak hingga 2.000 ton per hari.
IDN Times/Bagus F Menurut Perwakilan UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Tpa sarimukti (PSTR) Provinsi Jawa Barat, Dhani Prianto Hadi, kapasitas TPA Sarimukti memang sengaja menampung sampah dengan jumlah kecil.
Sebab, TPA ini dibuat sebagai solusi darurat peristiwa bencana sampah Leuwigajah tahun 2005 lalu. "Semula direncanakan beban sampah hanya yang masuk hanya 1.200 ton per hari.
Tapi karena ada pertumbuhan penduduk, jumlah sampah jadi bertambah. Sekarang menjadi 2.000 ton per hari. Jadi over capacity hampir 800 ton per hari. TPA ini sudah melampaui daya tampungnya," ungkap Dhani saat ditemui di TPA Sarimukti, Cipatat, KBB, Rabu (19/2).
IDN Times/Bagus F Selain daya tampung sampah yang melebihi kapasitas, angkutan sampah ke TPA Sarimukti juga kerap menjadi biang macet di ruas tpa sarimukti kawasan Cipatat.
Kemacetan itu diduga akibat jumlah arus balik atau ritase truk yang sangat tinggi. Tercatat sebanyak 400 rit tiap hari masuk ke Sarimukti. "Ritasenya juga luar biasa. Sampai 400 rit per hari. Pantas jika sering macet," sebutnya. IDN Times/Bagus F Dengan kondisi tersebut, PSTR Jawa Barat akan melakukan perpanjangan kontrak TPA Sarimukti sampai 2025, serta melakukan penambahan luas lahan sebesar 21,2 hektare. Saat ini PTSR Jawa Barat telah mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dari Kementerian Tpa sarimukti Hidup dan Kehutanan (KLHK) sampai tahun 2025.
Meski begitu penggunaan TPA Sarimukti bakal dibatasi hingga tahun 2023. Karena pada tahun itu direncanakan TPA Legoknangka sudah bisa dioperasikan untuk mengganti TPA Sarimukti.
"Kebutuhannya sampai 2023, tapi izin perpanjangannya sampai 2025. Saat ini IPPKH sudah keluar dari kementerian kehutanan (KLHK) dengan luasan 21,2 hektare. Tapi kalau tahun 2023 Legoknangka selesai, kita akan pindahkan ke sana," jelasnya. IDN Times/Bagus F Setelah TPA Legoknangka beroperasi tahun 2023 nanti, barulah dilakukan penataan ulang di Sarimukti. Direncanakan akan menjadi TPA zona barat di wilayah Bandung Raya yang tidak lagi menerapkan sistem pengelolaan sampah Controlled Landfill.
"Bukan lagi menggunakan sistem Controlled Landfill tapi nanti akan ada pabrik pengolahan sampah juga. Jadi nanti ada dua zona pembuangan sampah di wilayah Bandung Raya. Zona Barat, Sarimukti dan zona timur, Legoknangka," pungkasnya. TRENDING • Disindir Ridwan Kamil, Yana Mulyana Pastikan Masalah GBLA Selesai • Waspada Kemacetan! Hampir 50 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta • Tak Ditemukan, Tim SAR Hentikan Pencarian Korban Tenggelam di Subang • Jalur Arteri Padat Imbas One Way di Tol, Menhub: Prioritaskan Pemudik • Prakiraan Cuaca Hari Ini 8 Mei 2022, Sebagian Tasikmalaya Bakal Berawan • Prakiraan Cuaca Hari Ini 8 Mei 2022, Sebagian Kota Bandung Bakal Berawan • Kecelakaan Lalu Lintas Arus Mudik-Balik 2022 Turun Dibanding 2019 • Cuaca Hari Ini 9 Mei 2022: Kabupaten Bandung Berawan Sepanjang Hari • Cuaca Hari Ini 8 Mei 2022: Kabupaten Bandung Berawan Siang dan Sore Hari • Inspiratif, Kisah Sukses Konten Kreator Lokal Manfaatkan TikTok KBRN, Cimahi : Aktivitas pengangkutan dan pembuangan sampah ke TPA Sarimukti di Kampung Cigedik, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sudah berjalan kembali secara normal, Senin (8/11/2021).
"Pembuangan sampah sudah dilakukan sejak Minggu siang, dan tercatat ada enam armada truk dari KBB yang sudah menurunkan sampahnya di TPA Sarimukti," ungkap Kepala UPT Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat Nurjaman, pagi tadi.
Menurut Nurjaman, pembuangan sampah sudah berjalan normal sejak Minggu siang sejak jam 12.00 WIB. "Hari ini sudah mulai lancar meskipun ada penjadwalan pembuangan di TPA karena sebelumnya sempat ada antrean truk," ujarnya. Ia menjelaskan, untuk hari ini 30 truk sampah di Tpa sarimukti sudah kembali berjalan. Hanya saja berdasarkan jadwal terbaru, pembuangan dimulai dari pukul 08.00 WIB dari asalnya sejak subuh. Tidak hanya itu, TPA juga ditutup pukul 16.00 WIB dari asalnya sampai malam.
Bukan hanya itu, lanjut dia, aktivitas pembuangan juga dibatasi hanya sampai Jumat sedangkan Sabtu dan Minggu libur. Padahal biasanya pembuangan dilayani setiap hari, sehingga itu menjadi hal yang sedang disiasati oleh pihaknya agar tidak ada penumpukan sampah di masyarakat. "Surat edaran resminya belum ada, tapi rencana pembuangan sampah di TPA Sarimukti hanya dari pukul 08.00-16.00 WIB dan Sabtu-Minggu libur, sudah akan dilakukan mulai pekan ini," terangnya.
Menurutnya, mengantisipasi persoalan penumpukan sampah pihaknya mendorong agar Pemda KBB segera memiliki lahan TPA alternatif. Terlebih TPA Sarimukti akan berakhir masa beoperasinya pada 2023 mendatang. Sehingga produksi sampah Tpa sarimukti yang mencapai 150 ton/hari bisa terakomodir. "Kami ingin KBB segera punya TPA sendiri, jadi pelayanan sampah ke masyarakat tidak terganggu ketika ada persoalan seperti ini. Untuk kondisi sekarang, pengangkutan juga masih tpa sarimukti jadwalnya karena kemarin sempat ada penumpukan," pungkasnya.
LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama enam kepala daerah di Bandung Raya dan Garut menandatangani naskah perubahan perjanjian kerja sama pengelolaan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka di Gedung Sate, Kota Bandung pada Rabu, 27 Oktober 2021 lalu.
Hadir dalam penandatanganan dari Bandung Raya yakni Wali Kota Bandung Oded M Danial, Bupati Bandung Dadang Supriatna, Plt Wali Kota Cimahi Ngatiyana, dan Plt Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan. Sementara Sumedang dan Garut diwakili tanpa mempengaruhi keabsahan kerja sama. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Tpa sarimukti pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Sopyan Hernadi.
“Karena kita sudah hitung-hitung itu bukan hanya Tpa sarimukti operasional, menyangkut juga pembiayaan. Dan itu sudah ditandatangi komitmen itu,” kata Sopyan saat dihubungi pada Selasa, 16 November 2021. Meski begitu, Sopyan menegaskan, total 800 ton itu dapat ditingkatkan sampai 1.025 ton sampah dibuang ke TPPAS Legok Nangka. “Itu yang 800 (ton) itu sebenarnya di dalam komitmen kita dan memang diperjanjian kerja samanya itu dapat ditingkatkan sampai 1.025 ton,” ucap Sopyan.
Baca Juga: Sampah di TPS Ciwastra Bandung Numpuk, Meluber ke Belakang Pasar dan Tpa sarimukti Menyengat Berarti, kurang lebih ada ratusan ton sampah Kota Bandung yang tidak dapat dikirim ke Legok Nangka. Tentang itu, Sopyan menjelaskan bahwa sisa sampah yang tidak terkelola akan dikelola di luar TPPAS Legok Nangka. “Akan dikelola di luar Legok Nangka,” singkatnya.
Sopyan memaparkan komitmen pembayaran di TPPAS Legok Nangka sesuai dengan kuota yang telah disepakati. Jadi, bila mana Kota Bandung membuang sampah di TPPAS Legok Nangka kurang dari jumlah yang sudah diberikan, maka pembayaran tetap normal seperti perjanjian awal.
Bandung Barat, IDN Times - Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Sarimukti sudah tidak memiliki kapasitas lagi untuk menampung sampah dari empat Kabupaten/Kota di Bandung Raya.
Sedikitnya, 2.000 ton sampah Bandung Raya menumpuk di TPA tersebut. Lahan di TPSA Sarimukti yang berada di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) hanya bisa menampung sampah 1.200 ton per hari. Artinya, setiap hari TPA Sarimukti sudah over kapasitas sebanyak 800 ton per hari.
TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat. IDN Times/Bagus F) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Prima Mayaningtyas menyebutkan, TPA Sarimukti sudah melakukan perluasan hingga 20 hektare lahan pembuangan sampah sampai 2023. Diperkirakan, TPA Sarimukti hanya bisa menampung sampah kurang dari tahun 2024.
"Sarimukti tidak bisa diperpanjang lebih dari 2024, alasannya karena sebenarnya sudah over kapasitas," ungkap Prima di Bandung Barat, Jumat (13/3/2021). TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.
(IDN Times/Bagus F) Prima mengatakan, DLH Jabar tpa sarimukti ini sedang mengurus Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk perluasan lahan TPA Sarimukti. Namun, batas maksimum penggunaan lahan di TPA Sarimukti hanya bisa sampai 2023. "Lagi kita urus Ipal-nya, ada Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Cuma perpanjangannya ini sudah keluar tahun lalu. Nah itu yang bisa dilakukan perpanjangan dan perluasan, tapi sebenarnya perluasan itu hanya untuk waktu dan pegangan 2023," kata Prima.
TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat. (IDN Times/Bagus F) Prima menjelaskan, saat ini Pemprov Jabar juga tengah menyiapkan Tempat Pengelolaan dan Pembuangan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka untuk bisa beroperasi. Proses lelang bakal dibuka menunggu persetujuan DPRD Jabar berkaitan dengan tipping fee atau nilai pengolahan sampah yang akan dikeluarkan enam daerah yang diproyeksikan menampung sampah. Keenam daerah itu di antaranya Kota Bandung, Sumedang, Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat dan Garut.
"Kurang lebih dua bulanan lagi kita bisa langsung lelang dengan beberapa persyaratan yang harus kita penuhi," ujar Prima. "Di antaranya persetujuan dewan mengenai tipping fee, kemudian persetujuan PLN untuk pembelian listrik andai kata nanti ada bidder yang memakai teknologi waste to electricity atau dari sampah ke listrik," tambahnya TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat.
(IDN Times/Bagus F) Di sisi lain, DLH juga tengah menyiapkan saluran air untuk operasional TPA. Tpa sarimukti, air yang digunakan nanti akan bersumber dari Gunung Karembi yang disalurkan langsung hingga sampai TPA Legoknangka. "Kita juga lagi bebenah kaitannya dengan air. Bagaimana pemasangan air yang jauhnya kurang lebih 18 kilometer dari Gunung Karembi masuk ke Legoknangka untuk operasional TPA," pungkasnya.
TRENDING • Disindir Ridwan Kamil, Yana Mulyana Pastikan Masalah GBLA Selesai • Waspada Kemacetan! Hampir 50 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta • Tak Ditemukan, Tim SAR Hentikan Pencarian Korban Tenggelam di Subang • Jalur Arteri Padat Imbas One Way di Tol, Menhub: Prioritaskan Pemudik • Prakiraan Cuaca Hari Ini 8 Mei 2022, Sebagian Tasikmalaya Bakal Berawan • Prakiraan Cuaca Hari Ini 8 Mei 2022, Sebagian Kota Bandung Bakal Berawan • Kecelakaan Lalu Lintas Arus Mudik-Balik 2022 Turun Dibanding 2019 • Cuaca Hari Ini 9 Mei 2022: Kabupaten Bandung Berawan Sepanjang Hari • Cuaca Hari Ini 8 Mei 2022: Kabupaten Bandung Berawan Siang dan Sore Hari • Inspiratif, Kisah Sukses Konten Kreator Lokal Manfaatkan TikTokLENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Tpa sarimukti Barat, sudah kelebihan kapasitas.
Karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat diminta segera merealisasikan operasional TPPAS Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung. "Ada sekitar 450 truk per hari yang mengangkut sampah dari wilayah Bandung Raya membuat kondisi TPA Sarimukti mengalami kelebihan daya tpa sarimukti atau over kapasitas," kata Anggota Pansus II DPRD Provinsi Jawa Barat Ali Rasyid di Bandung, Ahad, 20 Juni 2021, dilansir dari Republika.co.id.
Dengan kondisi seperti itu, kata Ali, diperlukan pengolahan dengan teknologi yang modern di TPA. Ia mengatakan jika kondisi tersebut dibiarkan maka akan berdampak negatif terhadap ekosistem alam terutama dampak kesehatan dan kondisi alam di TPA Sarimukti yang dapat mengakibatkan bencana. Menurut dia, sebagai solusi permasalahan tersebut maka pembangunan TPPAS Legok Nangka di Kabupaten Bandung yang merupakan proyek strategis nasional dalam penanggulangan sampah di Kawasan Bandung Raya harus tpa sarimukti direalisasikan.
"Tentunya kami dari DPRD Provinsi Jawa Barat sangat mendukung segera beroperasinya TPPAS Legok Nangka dalam upaya menanggulangi sampah di wilayah Bandung Raya," kata dia. Pentingnya Operasional TPPAS Legok Nangka Keberadaan Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Legok Nangka menjadi sangat penting untuk mewujudkan kawasan permukiman yang sehat dengan lingkungan yang bersih dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat Jawa Barat.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mengatakan kelanjutan pembangunan TPPAS Regional Legok Nangka di Kab. Bandung ini harus dilakukan dengan serius. “Terkait kelanjutan pembangunan TPPAS Regional Legok Nangka, tentunya DPRD Jawa Barat memandang ini harus dilakukan secara serius”, ujar Ineu disela monitoring Pembangunan TPPAS Regional Legok Nangka bersama Pimpinan dan Anggota Komisi IV di Kecamatan Nagreg Kab.
Bandung, Jumat 18/10/2019. Ineu menambahkan sudah ada komitmen antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan enam Pemerintah Daerah pengguna layanan pengelolaan sampah TPPAS Regional Legok Nangka yakni Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Pemkab Garut, Pemkab Sumedang, Pemkab Bandung Barat, dan Pemkot Cimahi sebagai syarat dimulainya proses lelang TPPAS Regional Legok Nangka.
The large population and the diversity of activities in big cities in Indonesia have resulted in the emergence of common problems in urban infrastructure services, such as solid waste problems.
One of them is the city of Bandung which has the highest landfill load, which is tpa sarimukti m 3 (BPLHD, 2008). According to data from PD Kebersihan Bandung City, that waste services only tpa sarimukti 62.73% of the total waste generation. Currently, waste in the city of Bandung is disposed of at the Sarimukti TPA, which tpa sarimukti located in Cipatat District, West Bandung Regency.
This location and the city of Bandung is relatively far, tpa sarimukti is about 45 km from the center of Bandung. The results of the evaluation transport trucks from TPS to TPA Sarimukti at 1 ritation obtained a total time of 10 hours, in the waste collection system only exist one driver who works day and night.
The potential gas from CO2 and CH4 landfills to cause a greenhouse effect, it is necessary to capture gas. The IPL configuration, TPA sarimukti consists of an Anaerobic Pond, Aerobic Pool, Sedimentation Pond and Sanitation Pool. However, the parameters for COD, BOD, TDS, free ammonia, and H2S have not met the quality standard. The treatment efficiency is low for COD of only 20% due to the design depth that does not meet the design criteria, the number of aerators is insufficient or the aerators are not started according to the requirements so that the oxygen supply in the aerobic pond is reduced.
Abstrak Besarnya jumlah penduduk dan keragaman aktivitas di kota-kota besar di Indonesia, mengakibatkan munculnya persoalan umum dalam pelayanan prasarana perkotaan, seperti masalah persampahan. Salah satunya adalah Kota Bandung yang memiliki beban penimbunan tertinggi sampah berdasarkan luas lahan TPA yang ada yaitu sebesar 3,55 m 3 ( Kemitraan pemerintah daerah (local government partnership) merupakan program strategis yang penting dilakukan daerah untuk menangani permasalahan publik.
Kangpisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan Sampah) adalah gerakan pemerintah Kota Bandung dalam melakukan pengolahan sampah yang difokuskan pada penanganan sampah yang bersumber dari rumah tangga. Pengelolaan sampah ini ditetapkan dalam UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan di turunkan ke dalam Peraturan Daerah No 9 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah. A study was conducted to identify the water quality status of Kelantan River Basin, Peninsular Malaysia, covering five sub-catchments (Nenggiri, Galas, Lebir, Pergau, and Kelantan downstream (DS)) during the dry and rainy seasons.
Water samples were collected from 27 sampling stations along the Kelantan River at the years 2017 and 2018. The data consists of temperature, pH, total suspended tpa sarimukti (TSS), dissolved oxygen (DO), biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), ammonia tpa sarimukti (AN), nitrate (NO3), phosphorus (P), and manganese (Mn).
The water quality status was identified by calculating the water quality index (WQI) based on the National Water Quality Standards for Malaysia (NWQS) using six parameters. The study explores the spatial approach in assessing water quality status to produce an assessment index.
Results showed that water quality status during the dry season at Kelantan River Basin was in class III for all sub-catchments, where the water can only be used for livestock drinking and tolerant species of fishes. Meanwhile, the quality of the water during the rainy season was in class III for the sub-catchments of Lebir, Pergau, and Kelantan DS. The Galas’ sub-catchment was in class IV, and the Nenggiri’s sub-catchment was experiencing the worse condition (in class V).
Overall, the water quality in the Kelantan River Basin is at a moderate level, whereby more focus on the Nenggiri’s and the Galas’ sub-catchments should be take it seriously to ensure that the river water pollution levels in Kelantan are well under control. The issues of freshwater pollutions and the high demand of clean freshwater for daily human activities have forced developing countries such as Malaysia to continuously monitor the quality of the freshwater.
The present study objective is to present the trend of water quality status in the Kelantan River downstream, Peninsular Malaysia from 2005 to 2018.
Water samples were collected during dry and monsoon seasons from a sampling station located at downstream of the Kelantan River.
Water quality parameters such as temperature, pH and dissolved oxygen (DO) were measured in situ while other parameters were analysed in the laboratory based on retrieved water samples. Water quality status was determined based on National Water Quality Standard (NWQS) for River in Malaysia by calculating the water quality index (WQI) according to the concentration of six water quality parameters involving pH, dissolved oxygen (DO), biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), suspended solids (TSS) and Ammonia Nitrogen (AN).
The results showed that Kelantan River had good water quality during the dry season classified in Class II at 2005. The water quality was found to be slightly lower during the monsoon season in year 2006.
In addition, increasing the number of construction, tpa sarimukti activities in the land use areas, land use changes and the sewage water from domestic, industrial, wet market and food outlets in the Kelantan State have declined the tpa sarimukti quality in Kelantan River from Class II (in 2005) to Class III (in 2010 and 2011) and to become Class IV in 2017 to 2018. The results of the present study are expected to give valuable information for the water managers in order to deal with better strategies in controlling the quality of freshwater at the Kelantan River and minimize the incidence of pollution-oriented problems, thus the water can be tpa sarimukti for various water uses with appropriate quality.
Understanding the dynamics of sediment transport and erosion-deposition patterns in the locality of a coastal structure is vital to evaluating the performance of coastal structures and predicting the changes in coastal dynamics caused by a specific structure.
The nearshore hydro-morphodynamic responses to coastal structures vary widely, as these responses are complex functions with numerous parameters, including structural design, sediment and wave dynamics, angle of approach, slope of the coast and the materials making up the beach and structures.
This study investigated the sediment transport and erosion-deposition patterns in the locality of a detached low-crested breakwater protecting the cohesive shore of Carey Island, Malaysia. The tpa sarimukti used for this study were collected from field measurements and secondary sources from 2014 to 2015.
Sea-bed elevations were monitored every two months starting from December 2014 to October 2015, in order to quantify the sea-bed changes and investigate the erosion-deposition patterns of the cohesive sediment due to tpa sarimukti existence of the breakwater. In addition, numerical modelling was also performed to understand the impacts of the breakwater on the nearshore hydrodynamics and investigate the dynamics of fine sediment transport around the breakwater structure.
A coupled two-dimensional hydrodynamics-sediment transport model based on Reynolds averaged Navier-Stokes (RANS) tpa sarimukti and cell-centered finite volume method with flexible meshing approach was adopted for this study. Analysis of the results showed that the detached breakwater reduced both current speed and wave height behind the structure by an average of 0.12 m/s and 0.1 m, respectively.
Also, the breakwater made it possible for trapped suspended sediment to settle in a sheltered area by approximately 8 cm in height near to the first main segment of the breakwater, from 1 year after its construction. The numerical results were in line with the field measurements, where sediment accumulations were concentrated in the landward area behind the breakwater.
In particular, sediment accumulations were concentrated along the main segments of the tpa sarimukti structure during the Northeast (NE) season, while concentration near the first main segment of the breakwater were recorded during the Southwest (SW) season.
The assessment illustrated that the depositional patterns were influenced strongly by the variations in seasonal hydrodynamic conditions, sediment type, sediment supply and the structural design.
Detached breakwaters are rarely considered for cohesive shores; hence, this study provides new, significant benefits for engineers, scientists and coastal management authorities with regard to seasonal dynamic changes affected by a detached breakwater and its performance on a cohesive coast. There is no adequate research available on the responses of coastal morphodynamic to low-crested breakwaters along the cohesive shore. Since the shore responses to coastal structures vary widely among different case studies, it is necessary to evaluate the performance of these structures before they are chosen as a coastal protection alternative.
In the present study, we investigated the bed level changes and the accretion–erosion pattern on intertidal area of the cohesive shore in Malaysia due to the presence of low-crested breakwater from the year 2009 to 2014.
The bathymetry data was obtained during a project in Carey Island, Malaysia. The results showed that the existing breakwater have successfully increased the bed level behind the structure. The increase of sediment accumulation have reached (Formula presented.)/m2 five years after the construction of the breakwater. However, the increased bed level five years after its installation is still not sufficient to fulfill the required bed level and hydraulic regime for the mangroves survival.
Thus, the bed levels need to be increased further to establish a suitable hydraulic regime for the mangrove rehabilitation project at the site. This paper describes the use of remote sensing, Geographic Information System (GIS), and a distributed hydrologic and water quality model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) for assessing the rainfall-runoff and sedimentation load in multiple watersheds.
In this study, necessary data sets representing land uses, hydrology, weather, soils, elevation, and surface characteristics were integrated in a GIS in tabular, vector and grid formats.
The land use maps that were derived from Lands at-5 TM imagery using a combination of different classification tpa sarimukti, gave an average accuracy of 95%. Results from the data analysis have shown that the model is able to predict the stream flow and sedimentation load satisfactorily, even after seven years of calibration.
Based on the hydrological simulation results obtained, the SWAT model appeared to satisfactorily represent the hydrologic response of a river basin, and it can be used for long-term river basin management. Resort hotels tpa sarimukti hotels that provide accommodation (lodging) for a certain period of time. Usually located in the center of tourism activity, which is suitable for resting during the holiday season by families or groups.
The location is usually in an area with fresh air and is cool and has a beautiful view (for example in a mountainous area, near a beach or lake). Resort hotels as a place to . [Show full abstract] rest must pay attention to the comfort of residents. And one of them is by paying attention to the climatic factor in the planning and design so that thermal comfort can be created in the building.
From the above description, a proposal emerged to design a Resort Hotel, which is a resort and lodging facility that offers entertainment and sports facilities. One of the most prominent is the emphasis on planning and designing natural lighting and ventilation systems.
Abstrak Hotel resort merupakan hotel yang menyediakan akomodasi (penginapan) untuk masa waktu tertentu. Biasanya terdapat di daerah pusat kegiatan pariwisata, yang cocok untuk beristirahat selama musim liburan oleh keluarga tpa sarimukti kelompok. Lokasinya biasanya di daerah yang berhawa segar serta sejuk dan berpemandangan yang indah (misalnya di daerah pegunungan, dekat pantai atau danau).
Hotel resort sebagai tempat untuk beristirahat harus memperhatikan kenyamanan penghuni. Dan salah satunya adalah dengan memperhatikan faktor iklim dalam perencanaan dan perancangannya sehingga dapat tercipta kenyamanan termal di dalam tpa sarimukti.
Dari gambaran di atas timbul tpa sarimukti untuk merancang sebuah Hotel Resort, yang merupakan fasilitas peristirahatan dan penginapan yang menawarkan fasilitas hiburan dan olahraga.
Salah satu yang paling menonjol adalah dengan menekankan pada perencanaan dan perancangan sistem pencahayaan dan penghawaan alami. PENDAHULUAN Arsitektur tpa sarimukti seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan.
Secara tradisional, resort diartikan sebagai tempat untuk mengadakan interaksi sosial, menghadiri acara sosial, dan meningkatkan kesehatan. Kepariwisataan modern menghubungkan resort dengan pengalaman relaksasi, kemewahan, pelayanan dan perawatan. Iklim memiliki pengaruh besar bagi seluruh infrastruktur dan arsitektur di seluruh dunia dan sepanjang sejarah [1]-[8]. Salah satu alasan terciptanya perbedaan arsitektur regional tpa sarimukti setiap wilayah adalah perbedaan reaksi terhadap iklim.
Perencanaan lingkungan juga merupakan hasil reaksi terhadap iklim yang ada [9]-[18]. Vitruvius, seorang arsitek abad pertama sebelum masehi mengatakan: "kita harus mulai memperhatikan negara dengan berbagai iklim, di mana rumah akan dibangun jika rancangan untuk rumah tersebut akan diperbaiki.
Sebuah tipe rumah cocok untuk Mesir, yang lain cocok untuk View full-text Situ is defined as a water container above ground level that is formed naturally or artificially, where the water sources are derived from groundwater and/or surface water. Situ has a variety of important functions, such as: a place for water parking and water catchment areas, being used as irrigation, recharge water in groundwater basins, clean water reserves, land fisheries, recreational .
[Show full abstract] facilities and natural attraction. In order to increase the benefit value of building it, it is necessary to conduct a review of exsiting conditions to further tpa sarimukti scenarios to improve its utilization. The methods used in this situ optimization study are 1) Analysing the mainstay discharge; 2) Analysing the situ reservoir and the resulting outcome. For irrigation purpose, the water availability and water collection are taken into the account in water storage calculation.
The calculation of the water need for irrigation was done by referring to the standard of Irrigation Planning Criteria of the Directorate General of Irrigation (1986), and FAO Article No. 24 on "Crop Warter Requirements". Situ storage capacity is a function of river morphology. Water balance is a balance between water needs (Qr) and water availability (Qa).
In this case, the water balance in Situ was taken into account in a coverage at the irrigation area level.
The existing water balance was prepared in two stages, namely calculating water needs, then simulating the condition of the storagel based on the discharge that enters situ and the retrieval and loss due to evaporation, runoff and leakage. The result of the simulation was obtained that the potential is still able to provide irrigation area services of 20 ha, tpa sarimukti the previous 4 ha of rice fields.
Abstrak Situ adalah suatu wadah genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan, dengan sumber air yang berasal dari air tanah dan/atau air permukaan. Situ memiliki berbagai fungsi penting, antara lain sebagai tempat parkir air dan kawasan resapan air, disamping dapat dimanfaatkan sebagai irigasi, recharge air pada cekungan air tanah, cadangan air bersih, perikanan darat, sarana rekreasi maupun wisata alam.
Untuk meningkatkan nilai manfaat bangunan situ, perlu dilakukan kajian terhadap kondisi exsiting untuk selanjutnya dibuat scenario peningkatan pemanfaatannya. Metode yang digunakan dalam studi optimasi situ ini adalah 1) Menganalisa debit andalan; dan 2) Mengkaji tampungan situ dan outcome yang dihasilkan.
Kebutuhan tpa sarimukti diperhitungkan terhadap ketersediaan air dan kebutuhan di pengambilan, yakni untuk irigasi. Perhitungan kebutuhan untuk air irigasi dilakukan dengan mengacu pada standar Kriteria Perencanaan Irigasi dari Dirjen Pengairan (1986), dan Artikel FAO No 24 mengenai "Crop Warter Requirements".
Kapasitas tampungan Situ merupakan fungsi dari morfologi sungai. Neraca air merupakan keseimbangan antara kebutuhan air (Qr) dan ketersediaaan air (Qa). Dalam hal ini neraca air di Situ diperhitungkan dalam suatu cakupan ditingkat daerah irigasi. Neraca air di situ eksisting disusun dalam dua tahap, tpa sarimukti menghitung kebutuhan air, kemudian mensimulasikaan kondisi tampungan tpa sarimukti debit yang masuk ke Situ dan pengambilan serta kehilangan akibat penguapan, limpasan dan kebocoran.
Hasil dari simulasi tersebut didapat bahwa potensi situ masih dapat memberikan pelayanan luasan irigasi sebesar 20 Ha, dari sebelumnya 4 Ha persawahan. View full-text Banjir adalah suatu bencana alam yang sejak dahulu sering terjadi di Indonesia terutama pada saat musim penghujan mengingat banyak sekali daerah aliran sungai (DAS) di wilayah Indonesia. Informasi mengenai aliran dan debit banjir di sungai sangat penting sebagai pengetahuan kepada masyarakat sekitar daerah sungai yang dapat digunakan sebagai referensi atau data untuk tindakan penanggulangan .
[Show full abstract] banjir oleh pihak terkait. Pada literatur ini, karakteristik aliran dan debit sungai di beberapa sungai di Indonesia diantaranya Sungai Sario, Sungai Talawaan dan Sungai Kawangkoan akan dibahas.
Berdasarkan tiga sungai tersebut, dapat disimpulkan bahwa besarnya debit banjir dipengaruhi oleh letak geografi sungai, topografi dan cross section masing-masing sungai, curah hujan harian maksimum yang terjadi pada daerah aliran sungai (DAS), perubahan penggunaan lahan, bentuk profil sungai, dan elevasi sungai tersebut. Abstract Flood is a natural disaster that has often occurred in Indonesia, especially during the rainy season considering the many watersheds in Indonesia.
Information about characteristic of flood discharge in the river is very important as knowledge to the community around the river area that can be used as a reference or data for flood management measures by the relevant parties.
In this literature, the characteristics of flood discharge in several rivers in Indonesia including Sario River, Talawaan River and Kawangkoan River will be discussed. Based on those three rivers, it can be concluded that the magnitudes of flood discharges are influenced by the river's topography and its cross section, the maximum daily rainfall that occurs in the watershed, changes in land use, the form of river profile, and the surface elevation of the river.
PENDAHULUAN Air merupakan benda terpenting dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, maupun makhluk hidup lainnya [1]-[9]. Namun, aliran dan debit air berlebih dan tidak terkontrol (seperti banjir) dapat menimbulkan bahaya bagi manusia dan sekitarnya [10]-[15]. Banjir adalah masalah umum yang sering terjadi di wilayah Indonesia, terutama di wilayah padat penduduk, tpa sarimukti di daerah perkotaan [16]. Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh banjir View full-text Groundsill is a threshold building that is erected transversely in the flow of the river, so that it can serve to reduce the speed of river currents.
Analysis of the impact of groundsill buildings on several rivers is very important to provide information to the public about the effectiveness of the tpa sarimukti building in addressing some of the problems around the river.
Based on the results of . [Show full abstract] analysis tpa sarimukti several rivers in Indonesia, it was found that groundsill buildings can be one of the ways out that can be done to deal with the problem of snarling at the bottom of the river.
The groundsill building was found to have reduced the speed of river currents and increased the rate of deposition at the upper part of its structure. In addition, the existence of groundsill structures can protect buildings around the river from snarling. This is because groundsill buildings reduce the transportation of sediment on the river so that it can control the riverbed.
Groundsill can also restore the condition of the river that has been destroyed and maintain the buildings around the river. Abstrak Groundsill merupakan bangunan ambang yang didirikan secara melintang pada alur sungai, sehingga dapat berfungsi untuk mengurangi kecepatan arus sungai. Analisis dampak keberadaan dari bangunan groundsill pada beberapa sungai menjadi sangat penting untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai efektivitas dari bangunan groundsill tersebut dalam mengatasi sebagian permasalahan di sekitar sungai.
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa sungai di Indonesia, didapati bahwa bangunan groundsill dapat menjadi salah satu jalan keluar yang bisa dilakukan untuk menangani permasalah gerusan di dasar sungai.
Bangunan groundsill didapati telah mengurangi kecepatan arus sungai dan meningkatkan laju pengendapan pada bagian hulu strukturnya. Selain daripada itu, keberadaan struktur groundsill dapat melindungi bangunan-bangunan disekitar sungai dari gerusan. Hal ini dikarenakan bangunan groundsill mengurangi transportasi sedimen pada sungai sehingga dapat mengendalikan pnurunan dasar sungai. Tpa sarimukti juga dapat mengembalikan kondisi sungai yang telah tergerus dan menjaga bangunan-bangunan yanga ada di sekitar sungai.
View full-text