Anak yang pintar mengemukakan keinginannya melalui kata-kata juga lebih sering mendapat apresiasi daripada anak yang tidak bisa berbahasa dengan baik. Namun demikian, sebagai orangtua, kita sering kali lalai dalam mengajari anak tata cara berbahasa yang baik dan benar. Seringkali kita beranggapan, bahasa anak itu sebatas cukup dimengerti dan sesuai dengan bahasa sehari-hari. Kita membiarkan perkembangan keterampilan berbahasa anak secara alakadarnya dan tidak pernah mengajari mereka bagaimana berbahasa yang baik dan benar.
Padahal pada periode masa kanak-kanak, mengajari anak berbahasa sesuai kaidah merupakan pintu gerbang bagi anak untuk memasuki dunia ilmu pengetahuan. Kapan keterampilan berbahasa harus mulai diasah? Bunda, apa bila kita terbiasa membiarkan anak hanya mendengar dan berbicara dengan menggunakan bahasa yang tidak baku, anak akan mengalami kesulitan ketika kelak harus mempelajari pelajaran-pelajaran di sekolah atau membaca literatur-literatur ilmiah.
Selain hal tersebut, bahasa juga amat menentukan apa dan bagaimana si anak harus mempelajari lingkungannya. Bahasa bisa mengembangkan kemampuan belajar atau bahkan menghambat keinginan anak untuk belajar. Montessori menyebutkan usia antara 1,5 tahun hingga 3 tahun merupakan periode sensitif bagi perkembangan kemampuan berbahasa bagi anak. Pada periode ini kemampuan berbahasa anak berkembang pesat. Dan jika Anda memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu, pada periode inilah saat yang tepat untuk mengajarkan berbagai bahasa pada buah hati Anda.
“Otak anak kecil mempunyai kemampuan khusus untuk belajar bahasa, suatu kemampuan yang akan jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak dengan berjalannya waktu, “ demikian dinyatakan Dr. Wilder Penfielld, seorang ahli bedah syaraf, yang selama 25 tahun menjabat direktur Intitut Neurologi Universitas Mc.
Gill di Montreal, dikutip dari buku Meningkatkan Kecerdasan Anak karangan Joan Beck. Dr. Penfield menjelaskan, bahwa selama tahun-tahun pertama dari kehidupan anak, otaknya membentuk “unit-unit bahasa” yang mencatat segala seuatu yang didengarnya. Unit-unit ini saling berhubungan dengan sel-sel syaraf yang lain yang mengatur kegiatan motorik, berpikir dan fungsi intelek lainnya. Bagaimana caranya agar anak terampil menggunakan bahasa yang jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak dan benar?
1. Berikan model yang baik Anak adalah peniru yang ulung. Anda dan orang terdekatnya akan menjadi model bagi anak dalam berbahasa. Hal ini berarti, kemampuan Anda berbahasa akan mempengaruhi perkembangan keterampilan berbahasa anak.
Biasakanlah untuk senantiasa mengucapkan kata-kata yang baku dan benar pada masa periode sensitif anak untuk menanamkan unit bahasa yang benar. 2. Latih anak untuk terbiasa mengucapkan jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak benar Ketika anak belajar mengucapkan sepatah kata, latihlah anak untuk mengucapkan kata-kata dengan tepat. Misalkan : biasakan mengucapkan kata “tidak” bukan “enggak”. 3. Bacakan cerita Membacakan cerita untuk anak, selain menambah pengetahuan juga membiasakan anak untuk mendengarkan pengucapan kosakata yang baik dan benar.
Kosakata ini akan tersimpan dengan baik dalam kortex-kortex otak anak. Dan kelak akan memudahkannya mempelajari materi-materi peajaran di sekolah. Baca juga : Manfaat mendongeng untuk anak 4. Jauhkan anak dari tontonan yang tidak mendidik Tontonan di televisi yang kerap mengumbar kata-kata yang kasar, tidak sopan dan jauh dari konsep berbahasa yang baik, bisa menimbulkan kekacauan pada anak.
Mereka cenderung mengucapkan kata-kata yang sering mereka dengar, terkadang tanpa mengetahui maksud dan tujuannya. Baca juga : 10 Film Kartun Terlarang untuk Anak Demikianlah Parents, semoga bermanfaat….
Referensi : • Metode Pengajaran Montessori Untuk Anak Pra-Sekolah, Elizabeth G.Hainstock, Pustaka Delapratasa, Jakarta, 1999 • Meningkatkan Kecerdasan Anak, Joan Beck, Pustaka Delapratasa, Jakarta,2000 • Kehamilan • Tips Kehamilan • Trimester Pertama • Trimester Kedua • Trimester Ketiga • Melahirkan • Menyusui • Tumbuh Kembang • Bayi • Balita • Prasekolah • Praremaja • Usia Sekolah • Parenting • Pernikahan • Berita Terkini • Seks • Keluarga • Kesehatan • Penyakit • Info Sehat • Vaksinasi • Kebugaran • Gaya Hidup • Keuangan • Travel • Fashion • Hiburan • Kecantikan • Kebudayaan • Lainnya • TAP Komuniti • Beriklan Dengan Kami • Hubungi Kami • Jadilah Kontributor Kami Tag Kesehatan Aspek Perkembangan Anak Usia Dini: Teori dan Pola Perkembangan – Penting bagi orang tua untuk mengikuti tahap perkembangan anak.
Di setiap tahapan tersebut, mereka akan menunjukkan sebuah kebiasaan yang baru. Bila Mums dan Dads bisa mengarahkan dengan penuh kesabaran, kebiasaan yang bagus akan terbentuk. Bahkan, nilai kepercayaan diri terhadap diri mereka sendiri bisa berubah.
Karenanya, tidak jarang orang tua akan menemukan keahlian spesifik yang bisa dikembangkan. Mums dan Dads perlu mengetahui terdapat 6 aspek perkembangan anak usia dini. Di dalam setiap aspek ini, tidak hanya kebutuhan fisik saja yang perlu diperhatikan, melainkan juga hal-hal yang bersifat sosial, kejiwaan, dan sebagainya.
Setiap aspek ini berpengaruh satu sama lain dalam mempersiapkan si Kecil menjadi pribadi yang sehat, baik secara jasmani maupun jiwa. Daftar Isi • 1 Aspek-aspek Perkembangan Anak Usia Dini • 1.1 Nilai Agama dan Moral • 1.2 Fisik Motorik • 1.3 Kognitif • 1.4 Bahasa • 1.5 Sosial Emisional • 1.6 Seni • 2 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Perkembangan Anak • 2.1 Lakukan Pemeriksaan Secara Rutin • 2.2 Tahapan Perkembangan Hanyalah Sebatas Pedoman • 2.3 Tahapan perkembangan dimulai Dari Kepala dan Terus Turun • 2.4 Cara Menstimulasi Perkembangan Anak • 2.5 Apabila Tahapan Perkembangan Tampak Tidak ada Kemajuan • 3 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan • 3.1 Teori Behaviorisme • 3.2 Teori Maturationis • 3.3 Teori Interaksi • 3.4 Teori Psikoanalisis • 3.5 Teori Pengaruh • 3.6 Teori Konstruktivisme • 4 Pola Perkembangan Anak • 4.1 Perkembangan Fisik • 4.2 Perkembangan Sosial • 4.3 Perkembangan Emosional • 4.4 Perkembangan Intelektual Aspek-aspek Perkembangan Anak Usia Dini • Nilai Agama dan Moral • Mengenal agama yang ajarkan.
• Mengerjakan ibadah. • Berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, dsb. • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. • Mengetahui hari besar agama. • Menghormati (toleransi) agama orang lain. • Fisik Motorik Motorik Kasar • Melakukan pergerakan tubuh secara penyelarasan untuk melatih kelenturan, keseimbangan serta kelincahan anak. • Melakukan penyelarasan gerakan mata, kaki, tangan, kepala dalam mengikuti tarian Melakukan permainan fisik dengan aturan.
• Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri. • Melakukan kegiatan kebersihan diri. Motorik Halus • Menggambar sesuai gagasannya. • Meniru bentuk. jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan. • Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan benar. • Menggunting sesuai dengan pola. • Menempel gambar dengan tepat.
• Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci. Kesehatan dan Perilaku Keselamatan • Berat badan sesuai tingkat usia.
• Tinggi badan sesuai standar usia. • Berat badan sesuai dengan standar tinggi badan. • Lingkar kepala sesuai tingkat usia. • Menutup hidung dan mulut (misal, ketika batuk dan bersin). • Membersihkan, dan membereskan tempat bermain.
• Mengetahui situasi yang membahayakan diri. • Memahami tata cara menyebrang. • Mengenal kebiasaan buruk bagi kesehatan (rokok, minuman keras).
• Kognitif Belajar dan Pemecahan Masalah • Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi ketika air ditumpahkan). • Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima social. • Memakai pengetahuan dalam bentuk yang baru.
• Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah (ide, gagasan di luar kebiasaan). Berpikir Logis • Mengetahui perbedaan berdasarkan ukuran lebih besar kurang besar panjag dan pendek • Menunjukkan idenya dalam memilih permainan (contohnya ayo kita meniru gaya sapi).
• Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan. • Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah). • Mengatur benda berdasarkan bentuk, warna serta ukuran • Bisa mengatur benda yang lebih banyak ke dalam bentuk yang sama, atau bentuk berpasangan yang lebih dari 2 variasi.
• Mengenal pola ABCD-ABCD. • Bisa menyusun benda berdasarkan dari ukuran yang paling kecil hingga ukuran yang ke paling besar Berpikir Simbolik • Menyebutkan lambang bilangan 1-10. • Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung. • Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan. • Mengenal beberap macam lambang huruf. • Merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau tulisan (ada benda pensil yang diikuti tulisan dan gambar pensil).
• Bahasa Memahami Bahasa • Mengerti beberapa perintah secara bersamaan. • Mengulang kalimat yang lebih kompleks. • Memahami aturan dalam suatu permainan. • Senang dan menghargai bacaan. Mengungkapkan Bahasa • Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks. • Mengatakan bentuk gambar yang mempunyai bunyi yang sama. • Berbicara secara lisan, mempunyai perdanaan kata dan mengenal bentuk-bentuk untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung.
• Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap. • Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain. • Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan. • Menunjukkkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita. Keaksaraan • Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal. • Mengenali huruf pertama dari benda-benda yang ada di sekitarnya. • Menyebutkan bentuk gambar yang mempunyai suara atau huruf awal yang sama.
• Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf. • Membaca nama sendiri. • Menuliskan nama sendiri. • Memahami arti kata dalam cerita. • Sosial Emisional Kesadaran Diri • Memperlihatkan kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan situasi. • Menunjukan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal. • Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar (mengendalikan diri secara wajar). Rasa Tanggung jawab Diri Sendiri dan Orang lain • Tahu akan hak nya.
• Mentaati aturan kelas (kegiatan, aturan). • Mengatur diri sendiri. • Bertanggung jawab atas perilakunya untuk kebaikan diri sendiri. Perilaku Prososial • Bermain dengan teman seumura. • Mengetahui perasaan temannya dan merespon secara wajar. • Berbagi dengan orang lain. • Menghargai hak/pendapat/karya orang lain. • menggunakan fikiran untuk menyelesaikan masalah.
• Bersikap kooperatif dengan teman. • Menunjukkan sikap toleran. • Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang-sedih-antusias dsb). • Mengenal sopan santun sama dengan nilai sosial budaya dilingkungan tersebut. • Seni Buah Hati Bisa Menikmati Beberapa Alunan Music atau Suara • Anak bersenandung atau bernyanyi sambil mengerjakan sesuatu.
• Memainkan alat musik/instrumen/benda bersama teman. Tertarik dengan kegiatan seni • Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar. • Menggunakan berbagai macam alat musik tradisional maupun alat musik lain untuk menirukan suatu irama atau lagu tertentu. • Bermain drama sederhana. • Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam. • Melukis dengan berbagai cara dan objek. • Membuat karya misalnya wujud sebenarnya dengan bahan sepertikertas, plastisin, balok, dll. Hal yang Perlu Diketahui Tentang Perkembangan Anak Setiap aspek perkembangan anak yang telah disebutkan di atas memang perlu untuk diperhatikan oleh setiap orang tua, bahkan dilatih sedini mungkin.
Akan tetapi, tak perlu merasa khawatir jika anak tidak menunjukkan perkembangan yang sama dengan anak lain seumurnya. Ada beberapa hal yang perlu Mums dan Dads ketahui tentang perkembangan anak ini, antara lain: • Lakukan Pemeriksaan Secara Rutin Cara terbaik untuk memastikan bahwa si Kecil mengalami perkembangan yang sesuai usianya adalah dengan membawanya untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter anak ataupun bidan.
Tenaga medis ini nantinya akan memeriksa perkembangan fisik si Kecil dan berbicara dengan Mums tentang kemajuan apa yang telah dicapai, termasuk apa yang dapat dilakukan untuk menstimulasinya di kemudian hari.
• Tahapan Perkembangan Hanyalah Sebatas Pedoman Ingatlah bahwa tahapan perkembangan ini bukanlah suatu pedoman mutlak yang perlu diterapkan. Beberapa bayi ada yang melewati satu tahapan lebih awal, namun ada pula yang justru melewati lebih lambat dari yang lainnya.
Setiap bayi berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Perkembangan yang terjadi lebih lambat dari rata-rata bukanlah cerminan kemampuannya di masa depan. • Tahapan perkembangan dimulai Dari Kepala dan Terus Turun Jangan khawatir jika si Kecil mungkin mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam proses berbicaranya, namun justru tak menunjukkan banyak perkembangan untuk berjalan.
Ketahuilah bahwa tahapan perkembangan anak dimulai dari kepala dan bergerak terus ke bawah dalam urutan tertentu. Si Kecil tidak akan mencapai keterampilan baru sebelum dia bisa mengembangkan kontrol otot atau pola pikir tertentu yang dibutuhkan oleh keterampilan baru tersebut. • Cara Menstimulasi Perkembangan Anak Mums dapat memeberikan stimulasi untuk mendukung perkembangan si Kecil, namun bukan berarti Mums dapat membuatnya memiliki keterampilan baru yang belum siap dikembangkannya.
Melakukan stimulasi untuk perkembangannya dapat dilakukan dengan mengajaknya bermain, membacakan cerita, menyanyikan lagu dan mengajaknya menari, atau membiarkan anak bereksplorasi sendiri dengan lingkungannya.
Melakukan sentuhan fisik seperti menyentuh, memeluk, menggelitik, dan memijatnya juga bisa menjadi cara yang tepat untuk menstimulasi perkembangan anak. • Apabila Tahapan Perkembangan Tampak Tidak ada Kemajuan Jika memang Mums merasa perkembangan si Kecil tidak lagi mengalami kemajuan, segera bicarakan dengan dokter. Semakin cepat Mums mengonsultasikannya pada dokter, dokter dapat menganalisa penyebab dan mengambil tindakan lebih lanjut.
Melihat perkembangan si Kecil dari waktu ke waktu jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak sangat menyenangkan. Rasa tak sabar menantikan hal baru yang bisa dilakukannya pasti sering Mums alami. Akan tetapi, tak perlu langsung memaksakan perkembangan si Kecil jika memang ia belum mencapai tahapan seperti anak-anak lainnya. Ingatlah bahwa perkembangan setiap anak berbeda. Untuk membantu Mums memantau perkembangan si Kecil, Mums juga bisa memanfaatkan Fitur Checklist Aplikasi Teman Bumil!
Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Ada 6 teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak,di antaranya sebagai berikut : • Teori Behaviorisme Kelakuan bisa dibuat dengan memberikan jawaban pada bentuk kata-kata maupun tindakan tertentu. • Teori Maturationis Pengalaman memainkan peranan yang sangat penting dalam perkembangan. Teori ini percaya bahwa suatu tingkatan perkembangan anak adalah penentu yang paling utama dalam hal jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak social dan intelektual,terutama didalam lingkungan sekolah.
• Teori Interaksi Bahwa anak-anak itu membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan. Anak-anak bukanlah suatu objek penerimapengetahuan yang pasif,melainkan mereka dengan aktif melakukan pengaturan pengalaman mereka kedalam struktur mental yang kompleks.
• Teori Psikoanalisis Anak-anak bergerak melalui langkah-langkah yang berbeda dengan tujuan untuk mencari kepuasan yang berasal dari sumber berbeda,dimana mereka juga harus berusaha untuk menyeimbangkan keadaan tersebut dengan harapan orang tua. • Teori Pengaruh Seorang anak akan berkembang secara menyeluruh. Perkembangan di satu area pasti memengaruhi perkembangan di dalam area yang lain.
• Teori Konstruktivisme Bertolak dari suatu keyakinan bahwa belajar adalah membangun pengetahuan itu sendiri, setelah dicernakan dan kemudian dipahami dalam diri individu dan merupakan perbuatan dari dalam diri seseorang.
Pola Perkembangan Anak Ada beberapa pola perkembangan anak,yaitu sebagai berikut : • Perkembangan Fisik Perkembangan fisik berlangsung secara teratur,tidak secara acak. Perkembangan bayi ditandai dengan adanya perubahab dari aktivitas yang tidak terkendali menjadi suatu aktivitas yang terkendali. Perkembangan fisik pada masa bayi berjalan dengan cepat. Bayi belajar untuk mengendalikan kepala,menggapai sebuah objek,dan barang kali berdiri dan berjalan ditahun pertama tersebut. Apabila buah hati tumbuh dari kebolehan alat mereka tidaklah samacepatnya dengan seperti pada masa kanak-kanak, tetapihal tersebut berlangsung terus sepanjang masa kanak-kanak.
Beberapa hal dapat membantu kita dalam mengembangkan keadaan fisik dari anak-anak lewat kegiatan-kegiatan : • Menyediakan permainan diluar ruangan. Permainan yang ada sebaiknya merupakan permainan yang dapat mengembangkan keterampilan memanjat,berlari,melompat,dan seterusnya. • Meyakinkan anak-anak bahwa mereka memiliki suatu kesempatan untuk berada di dalam suatu area permainan yang berisi matras,bola karet dan target,dan bahan-bahan lain yang dapat mendukung perkembangan anak.
• Perkembangan Sosial Perkembangan social dan emosional bayi juga tidak dapat dibedakan,pada respons yang diberikan terhadap suatu stimuli seperti lapar atau dingin maka akan menimbulkan tangisan yang tidak dikhususkan bagi stimuli tersebut. Ketika anank berusia tiga tahun,anak mulai membangun suatu hubungan dengan keluarga mereka dan juga dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarga mereka.
Mereka juga mencoba untuk membuat sebuah strategi untuk menyatakan keinginan mereka dan beberapa ide tentang identifikasi terhadap peran seks. • Perkembangan Kepribadian,guru yang berfikir tentang prilaku anak-anak akan merencanakan program yang menyediakan banyak peluang untuk anak-anak untuk membangun kepercayaan dan untuk membuat berbagai pilihan serta merasakan sukses dari pilihan yang mereka buat sendiri.
• Perkembangan Konsep Diri,konsep diri dikembangkan secara bertahap; anak mengembangkan konsep dirinya sebagai seorang individu yang terpisah dari orang lain selama beberapa tahun. Melalui interaksi pertama anak dengan orang tua dan keluarga dan kemudian dengan orang lain di luar keluarga tersebut,anak secara berangsur-angsur mulai mengembangkan suatu konsep mengenaiseperti apa mereka dan siapa mereka.
• Peran Dari Permainan,pengalaman bermain sangat penting di dalam perkembangan social dan emosional dari anak-anak. Anak-anak dapat memainkan berbagai peran dan prilaku serta mendapatkan umpan balik tentang kecocokkan dari prilaku dalam bermain. Anak-anak yang lebih muda sering memainkan peran anggota keluarga, dan seiring dengan pengalaman yang mereka miliki maka mereka juga mulai mencoba untuk memainkan peran di luar peran keluarga tersebut. • Agresi,aspek yang lain tentang pembangunan social yang patut mendapat perhatian adalah agresi.
Para guru dan orangtua mempunyai kaitan dengan prilaku yang agresif pada anak-anak. Hasil dari studi menunjukan bahwa prilaku yang agresif di kelas dapat dikurangi dengan menyediakan bahan-bahan,ruang yang cukup sedemikian hingga anak-anak tidak mempunyai alasan untuk bersaing antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. • Identifikasi Peran Seks,sebelum anak yang berusia tiga tahun mulai untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri sebagai anak laki-laki atau anak perempuan, maka pada usia ini mereka sudah dapat mengidentifikasi orang lain sebagai anak laki-laki atau perempuan.
Selanjutnya mereka mulai mengembangkan konsep identitas seksual dan sikap mereka tentang peran yang sesuai bagi pria dan wanita. • Perkembangan Emosional Perkembangan emosional seperti perkembangan fisik dan social,mengikuti tahapan perkembangan yang dapat diramalkan tentang pertumbuhan. Bayi bereaksi terhadap emosi apapun dengan mengeluarkan suara tangisan yang tidak dibedakan. Anak kecil memiliki perilaku yang sangat memaksa.
Meraka hanya memiliki sedikit kendali dari dorongan hati mereka dan mudah merasa putuh asa. Bagi anak yang berada di bangku Taman Kanak –kanak dan kelas satu,sudah dapat menyatakan dan melabelkan suatu emosi yang luas. Mereka dapat menguraikan rasa sedih yang mereka alami,rasa marah,atau perasaan senang dan juga menguraikan suatu situasi yang merupakan emosi yang dihasilkan oleh anak-anak yang lain. • Perkembangan Intelektual Perkembangan kognisi mengacu pada perkembangan anak dalam berfikir dan kemampuan untuk member alas an.
Perkembangan kognitif dari anak-anak yang lebih muda diuraikan dalam beberapa teori yang berbedadi daam kurun waktu yang berbeda.
Para pendukung teori behavior memiliki segi pandang bahwa anak-anak tumbuh dengan mengumpulkan informasi yang semakin bayak dari hari ke hari. Piaget dalam Nixon dan Gould menguraikan perkembangan kognitif dari anak-anak dalam beberapa langkah,yang mencangkup tahap sensorimotor,pra operational,dan tahap konkret operasional. Tahapan-tahapan ini mengembngkan anak untuk bertumbuh kearah kedewasaan dan juga pengalaman. Demikian sedikit pembahasan mengenai Aspek Perkembangan Anak Usia Dini: Teori dan Pola Perkembangan semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita semua, dan kami ucapkan Terima Kasih telah menyimak ulasan kami.
Jika kalian merasa ulasan kami bermanfaat mohon untuk dishare :). Baca juga artikel lainnya tentang: • 9 Elemen Penting Pada Bisnis Model Canvas: Alasan dan Contoh • Sejarah Komputer Dari Generasi ke Generasi dan Perkembangannya! • Pengertian Mukjizat: Tujuan, Fungsi dan Macam!
• Pengertian Bulan Muharam: Keutamaan Puasa, Peringatan, Sejarah • Perbedaan Yupa dan Prasasti: Pengertian, Sejarah, Fungsi, Isi Posting pada Umum Ditag 6 aspek perkembangan anak usia dini dan contohnya, 6 aspek perkembangan aud pdf, 6 aspek perkembangan manusia, aspek aspek perkembangan peserta didik, aspek aspek perkembangan remaja, aspek perkembangan anak pdf, aspek perkembangan anak usia 5-6 tahun, aspek perkembangan anak usia dini kurikulum 2013, aspek perkembangan kognitif anak usia dini, aspek perkembangan manusia, aspek perkembangan seni di indonesia, aspek perkembangan sosial anak usia dini, contoh 7 aspek perkembangan anak, deskripsi perkembangan anak usia dini, fungsi perkembangan anak usia dini, fungsi perkembangan aud, hakikat perkembangan anak usia dini, hakikat perkembangan anak usia dini pdf, indikator pencapaian hasil belajar paud, jelaskan fase perkembangan anak usia dini, jurnal 6 aspek perkembangan anak usia dini, jurnal aspek perkembangan anak usia dini, jurnal aspek perkembangan anak usia dini pdf, jurnal perkembangan bahasa anak usia dini pdf, jurnal psikologi perkembangan anak usia dini, karakteristik pengembangan aud, kognitif, makalah 6 aspek perkembangan anak usia dini, makalah aspek perkembangan anak usia dini, makalah perkembangan anak, makalah perkembangan anak usia dini, pengaruh bermain terhadap enam aspek perkembangan anak usia dini, pengertian aspek perkembangan, pengertian perkembangan anak, pengertian perkembangan anak usia dini, perkembangan fisik individu, perkembangan motorik remaja pdf, perkembangan secara psikologis, pola perkembangan anak usia dini, pola perkembangan aud, sebutkan aspek aspek perkembangan, tugas perkembangan anak usia dini, tugas perkembangan masa remaja adalah Navigasi pos
• #RAMADAN • #COVID-19 jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak Community • Pregnancy • Getting Pregnant • First Trimester ( 1 - 13 weeks ) • Second Trimester ( 14 - 27 weeks ) • Third Trimester ( 28 - 41 weeks ) • Birth • Baby • 0-6 months • 7-12 months • Kid • 1-3 years old • 4-5 years old • Big Kid • 6-9 years old • 10-12 years old • Life • Relationship • Health and Lifestyle • Home and Living • Fashion and Beauty • Di usia enam tahun, anak mulai memasuki usia Sekolah Dasar.
Dibanding pada masa taman kanak-kanak, anak akan lebih mengeksplor lingkungan sosial secara mandiri di usia ini. Di usia ini juga anak akan mulai menikmati hubungan teman sebaya yang lebih baik. Sehingga penting bagi anak untuk mulai belajar keterampilan sosial yang baik. Selain untuk mendapatkan penerimaan sosial, ini dapat mengurangi stres pada anak-anak ketika beradaptasi di sekolah. Keterampilan sosial adalah keterampilan yang membutuhkan penyempurnaan terus-menerus seiring bertambahnya usia anak.
Untuk itu, yuk cari tahu apa saja keterampilan sosial yang perlu diajarkan pada anak ketika ia berusia enam tahun, yang telah Popmama.com rangkum berikut ini! Freepik/Pch.vector Seperti yang Mama ketahui, keterampilan sosial memberi anak-anak berbagai manfaat. Ini terkait dengan kesuksesan yang lebih besar di sekolah dan hubungan yang lebih baik dengan teman sebaya. Selain itu, dilansir dari Very Well Family, ada beberapa manfaat lainnya yang bisa anak dapatkan, yaitu: • Hasil pendidikan dan karir yang lebih baik: Para peneliti dari Penn State dan Duke University menemukan bahwa anak-anak yang lebih baik dalam berbagi, mendengarkan, bekerja sama, dan mengikuti aturan lebih mungkin untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Mereka juga lebih mungkin untuk dipekerjakan pada usia 25 tahun. • Kesuksesan yang lebih baik dalam hidup: Keterampilan sosial yang baik juga dapat membantu anak-anak memiliki masa depan yang lebih cerah. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health, keterampilan sosial dan emosional anak mungkin merupakan prediktor kesuksesan terbesar di masa dewasa.
• Persahabatan yang lebih kuat: Anak-anak yang memiliki keterampilan sosial yang kuat dan dapat bergaul dengan baik dengan teman sebaya cenderung lebih mudah berteman.
Faktanya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences menunjukkan bahwa persahabatan masa kanak-kanak baik untuk kesehatan mental mereka. • Melatih keterampilan yang lebih kompleks: Persahabatan juga memberi anak-anak kesempatan untuk melatih keterampilan sosial yang lebih maju, seperti pemecahan masalah dan resolusi konflik.
Setelah mengetahui apa saja manfaat yang didapatkan, berikut adalah keterampilan sosial yang perlu Mama ajarkan: Freepik/Prostooleh Kesediaan untuk berbagi makanan ringan atau berbagi mainan bisa sangat membantu anak-anak untuk berteman. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Science, anak-anak semuda usia dua tahun sudah dapat menunjukkan keinginan untuk berbagi dengan orang lain, tetapi biasanya hanya ketika sumber daya mereka berlimpah.
Namun, anak-anak antara usia tiga dan enam tahun sering egois ketika harus berbagi. Anak mungkin enggan berbagi setengah dari kuenya dengan teman, karena anak merasa lebih sedikit untuk ia nikmati sendiri. Meskipun Mama mungkin tidak ingin memaksa anak untuk berbagi mainan tertentu atau dengan anak-anak lainnya, Mama dapat secara teratur menunjukkan bagaimana cara berbagi pada anak.
Pujilah anak karena ia mencoba berbagi dan tunjukkan bagaimana perasaan orang lain. Katakan sesuatu seperti, “Kamu memilih untuk berbagi camilan dengan adikmu. Aku yakin dia merasa senang tentang itu. Itu hal yang bagus untuk dilakukan.” Freepik/gpointstudio Bekerja sama adalah sebuah perilaku kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Anak-anak yang bisa bekerja sama akan menghormati ketika orang lain mengajukan permintaan.
Anak juga siap berkontribusi, berpartisipasi, dan membantu. Keterampilan kerjasama yang baik sangat penting untuk berhasil bergaul dalam komunitas. Untuk anak sekolah, kerja jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak dapat melibatkan apa saja, mulai dari belajar bersama hingga melakukan permainan yang mengharuskan semua orang untuk berpartisipasi. Beberapa anak mungkin mengambil posisi kepemimpinan, sementara yang lain akan merasa lebih nyaman mengikuti instruksi.
Bagaimana pun juga, kerja sama adalah kesempatan besar bagi anak-anak untuk belajar lebih banyak tentang diri sendiri dan orang lain. Untuk mengajarkan anak tentang kerja sama, cobalah berbicara dengannya tentang pentingnya kerja sama tim, dan bagaimana pekerjaan menjadi lebih baik ketika semua orang ikut serta.
Ciptakan kesempatan bagi keluarga untuk bekerja sama. Misalnya, Mama menugaskan setiap anggota keluarga pekerjaan tertentu menyiapkan makan malam. Kemudian ketika kerja sama membuahkan hasil, seperti pekerjaan cepat selesai, maka tekankan pentingnya kerja sama pada anak. Freepik/Pressfoto Mendengarkan bukan hanya tentang berdiam diri, namun mendengarkan adalah bagaimana anak mampu menyerap apa yang orang lain katakan. Mendengarkan juga merupakan komponen penting dari komunikasi yang sehat.
Dan sebagian besar pembelajaran di sekolah, bergantung pada kemampuan anak untuk mendengarkan apa yang dikatakan guru. Menyerap materi, mencatat, dan memikirkan apa yang dikatakan menjadi semakin penting, seiring dengan kemajuan akademis anak. Memberikan anak banyak kesempatan untuk berlatih mendengarkan, dapat memperkuat keterampilan ini. Misalnya, saat membacakan buku untuk anak, berhentilah secara berkala dan minta ia untuk memberi tahu tentang apa yang Mama bacakan.
Berhentilah sejenak dan katakan, “Ceritakan apa yang kamu ingat tentang dongeng ini.” Bantu anak mengisi kekosongan yang ia lewatkan dan ingatkan anak untuk terus mendengarkan saat Mama melanjutkan.
Pelajaran mendengarkan juga mengajarkan anak untuk tidak memotong saat orang lain sedang berbicara. Freepik/Pch.vector Anak yang kesulitan untuk mengikuti arahan, cenderung mengalami berbagai konsekuensi. Dari harus mengulang tugas pekerjaan rumah hingga mendapat masalah karena perilaku buruk. Apakah Mama menginstruksikan anak untuk membersihkan kamarnya, atau memberi tahunya cara meningkatkan keterampilan sepak bola, penting bagi anak untuk dapat mengambil arahan dan mengikuti instruksi.
Namun, sebelum mengharapkan anak untuk mengikuti petunjuk dengan baik, penting bagi Mama untuk menjadi ahli dalam memberikan petunjuk. Ada beberapa kesalahan yang harus dihindari dalam memberikan petunjuk, yaitu: • Jangan memberikan anak lebih dari satu petunjuk pada satu waktu. Alih-alih mengatakan, “Ambil sepatumu, simpan bukumu, dan cuci tanganmu,” tunggu sampai sepatu diambil, kemudian berikan perintah berikutnya.
• Jangan membuat pertanyaan sebagai petunjuk. Bertanya, "Maukah kamu mengambil mainanmu sekarang?" ini menyiratkan bahwa anak memiliki pilihan untuk mengatakan tidak. Setelah Mama memberikan arahan kepada anak, mintalah ia untuk mengulangi kembali apa yang Mama katakan.
Tanyakan, "Apa yang harus kamu lakukan sekarang?" dan tunggu sampai anak menjelaskan apa yang ia dengar dari Mama. • Jangan lupa bahwa kesalahan itu normal. Adalah normal bagi anak untuk terganggu, berperilaku impulsif, atau melupakan apa yang seharusnya ia lakukan. Lihat setiap kesalahan sebagai kesempatan untuk membantunya mempertajam keterampilan mengikuti arahan. Selain menghindari kesalahan di atas, Mama dapat melatih keterampilan anak dalam mengikuti arahan dengan jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak ketika mampu mengikuti arahan dengan tepat.
Seperti mengatakan, “Terima kasih telah mematikan TV langsung setelah Mama memintamu melakukannya.” Jika anak kesulitan mengikuti petunjuk, beri ia kesempatan untuk berlatih mengikuti perintah sederhana. Katakan hal-hal seperti, “Tolong berikan remot itu ke Mama,” dan kemudian berikan pujian langsung untuk mengikuti petunjuk.
Freepik/Rawpixel-com Beberapa anak adalah pembicara yang hebat. Mereka bisa dengan mudah duduk di samping orang asing dan mengajaknya berbicara tanpa tahu bahwa orang lain merasa tidak nyaman.
Untuk mencegahnya, penting untuk mengajari anak bagaimana menghormati ruang pribadi orang lain. Buat aturan yang mendorong anak untuk menghormati ruang pribadi orang lain. Misalnya seperti, "Ketuk pintu sebelum membukanya," dan "Tangan tidak boleh iseng," dan contoh lainnya.
Jika anak mengambil barang dari tangan orang lain atau mendorong saat tidak sabar, tentukan konsekuensinya. Jika anak berdiri terlalu dekat dengan orang saat berbicara, gunakan itu sebagai momen yang bisa diajarkan. Ajarkan anak untuk berdiri sejauh satu lengan dari orang-orang ketika mereka sedang berbicara.
Ketika anak sedang mengantri, bicarakan berapa jarak dengan orang yang ada di depannya, dan bicarakan tentang menjaga tangannya untuk diri sendiri. Mama juga dapat memainkan berbagai permainan peran untuk membantu anak berlatih menggambarkan ruang pribadi yang sesuai.
Freepik Kontak mata yang baik adalah bagian penting dari komunikasi. Beberapa anak seringkali kesulitan untuk melihat orang yang sedang diajak bicara. Apakah anak pemalu dan lebih suka menatap lantai, tekankan pentingnya kontak mata yang baik. Jika anak kesulitan dengan kontak mata, berikan pengingat cepat setelah kejadian. Dengan suara lembut, tanyakan, "Ke mana mata harus melihat ketika seseorang berbicara padamu?". Namun ingat agar tidak terlalu mengintimidasi, agar anak yang pemalu tidak semakin cemas.
Dan, berikan pujian ketika anak ingat untuk melihat orang ketika mereka berbicara. Untuk melatih kontak mata yang baik, Mama dapat menunjukkan kepada anak bagaimana rasanya melakukan percakapan dengan seseorang yang tidak melakukan kontak mata. Minta anak untuk bercerita, kemudian Mama dapat menatap lantai, memejamkan mata, atau melihat ke mana-mana kecuali ke arah anak. Kemudian, minta anak untuk menceritakan kisah lain dan lakukan kontak mata yang tepat saat ia berbicara.
Setelah itu, tanyakan bagaimana rasanya dan mana yang lebih nyaman. Freepik/Pressfoto Mengucapkan tolong dan terima kasih serta menggunakan tata krama yang baik dapat membantu anak mendapatkan perhatian untuk alasan yang tepat. Guru, orangtua lain, dan anak-anak lain akan menghormati anak yang santun.
Namun tentu saja, mengajarkan tata krama terkadang terasa seperti perjuangan yang berat. Dari berteriak di meja makan hingga bertindak tidak tahu berterima kasih, semua anak terkadang kesulitan untuk bersikap sopan santun. Namun, penting bagi anak untuk mengetahui bagaimana bersikap sopan dan hormat, terutama ketika ia berada di rumah orang lain atau di sekolah.
Untuk membangun keterampilan sosial ini, jadilah teladan yang baik dengan menunjukkan sopan santun. Itu berarti mengatakan, "Tidak, terima kasih," dan "Ya, tolong," kepada anak secara teratur. Pastikan Mama juga menggunakan sopan santun saat berinteraksi dengan orang lain. Ingatkan anak ketika ia lupa untuk menggunakan sopan santun, dan pujilah ketika anak bersikap sopan. Nah itulah beberapa keterampilan sosial yang perlu diajarkan pada anak di usia enam tahun. Ketika Jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak tidak menekankan pentingnya keterampilan sosial ini, ada beberapa kemungkinan negatif yang bisa terjadi.
Pexels/Thirdman Jadi apa konsekuensi potensial dari keterampilan sosial yang buruk? Dilansir dari Very Well Family, anak-anak yang tidak memiliki keterampilan sosial dan emosional lebih mungkin untuk memiliki: • Ketergantungan pada bantuan publik • Masalah hukum • Masalah penyalahgunaan zat • Masalah hubungan Tidak memiliki keterampilan sosial untuk berinteraksi dengan orang lain juga cenderung meningkatkan stres pada anak.
Misalnya, jauh dari keluarga membuat anak stres. Ketika ia tidak dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, itu hanya akan menjadi lebih buruk. Kabar baiknya adalah bahwa keterampilan sosial dapat diajarkan. Tidak pernah terlalu dini untuk mulai menunjukkan kepada anak bagaimana bergaul dengan orang lain. Dan tidak ada kata terlambat untuk mengasah keterampilannya. Mulailah dengan keterampilan sosial paling dasar terlebih dahulu dan terus asah keterampilan anak dari waktu ke waktu.
Tetap semangat untuk mengajarkan keterampilan sosial ya Ma! Baca juga: • 7 Perilaku Sosial Dasar yang Harus Dipelajari Setiap Anak • Kenali Tahap 3 Perkembangan Psikososial Anak, Inisiatif vs Bersalah • Inilah Faktor Keberhasilan Perkembangan Psikososial pada Anak Sekolah Istilah masa kanak-kanak diakui ataupun tidak memang tak terasa asing bagi kita.
Sebab istilah masa kanak-kanak sudah pasti dilalui oleh semua orang.
Masa kanak-kanak bisa dikatakan sebagai masa ke emasan ( golden age) ataupun masa indra, di masa tersebutlah bukan hanya orang tua mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi orang tua juga mengajarkan tentang norma sosial dan tata krama.
Oleh karena itu tak jarang masa kanak-kanak yang baik dan nantinya berpengaruh pada proses perkembanganya setelah dewasa bagi laki-laki maupun wanita. Daftar Isi • 1 Masa Kanak-Kanak • 1.1 Pengertian Masa Kanak-Kanak • 1.2 Macam Perkembangan Masa Kanak-Kanak • 1.2.1 Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal • 1.2.2 Perkembangan Masa Kanak-Kanak Menengah • 1.2.3 Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir • 1.3 Sebarkan ini: • 1.4 Posting terkait: Masa Kanak-Kanak Diakui atupun tidak, masa kanak-kanak dimulai pada usia 2 hingga 6 tahun.
Sehingga perkembanggnya dalam penjelasan masa kanak-kanak dapat digolongkan menjadi 3, yaitu kanak-kanak awal ( early chilhood), kanak-kanak menengah dan akhir. Pengertian Masa Kanak-Kanak Adapun pengertian masa kanak-kanak menurut para ahli diungkapkan oleh Rahadjo (2009) adalah masa kanak-kanak dapat diartikan sebagai periode perkembangan seseorang yang dimulai dari masa bayi hingga berusia 5, 6, sampai 10 tahun, bahkan kadang periode masa kanak-kanak ini sering disebut atau dikenal sebagai tahun-tahun prasekolah.
Macam Perkembangan Masa Kanak-Kanak Bentuk perkembangan yang ada dalam masa kanak-kanak antara lain; • Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal Perkembangan masa kanak-kanak ini terjadi ketika seorang anak memasuki usia 5 sampai 6 tahun atau bila dilihat dari segi pendidikan menempuh arti pendidikan TK (Taman Kanak-Kanak), pengetahuan kognitifnya pada masa kanak-kanak awal masih bersifat subyektif dan kemudian berkembang menjadi obyektif. Perkembangan kognitif yang diperoleh anak TK dapat dikelompokan menjadi kelompok A yang biasa dikenal sebagai tahap praoperasional.
Pada tahap praoperasiona atau kelompok A ini, aktivitas berfikirnya belum mempunyai sistem yang langsung terorganisasi tetapi anak mulai bisa memahami realitas di lingkungannya. Ruang lingkup daya pikir yang diperoleh dalam perkembangan masa-kanak-kanak awal ini menurut Siti Partini (2003) meliputi, hal-hal sebagai berikut; • Pengatahuan kongnitifnya dilakukan dengan menyebut urutan bilangan.
• Membilang atau mengenal konsep bilanga dan atau benda-benda. • Anak dapat menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan secara sederhana. • Anak dapat menciptakan berbagai bentuk bilangan dengan suatu benda sesuai dengan pengetahuan yang dimilki.
• Anak dapat mengenal suatu bentuk konsep bilangan sama • Perkembangan Masa Kanak-Kanak Menengah Perkembangan masa kanak-kanak menengah dapat dilakukan oleh seorang anak dengan mengklasifikasikan atau mengelompokkan suatu bentuk benda-benda berdasarkan ciri-ciri yang sama. Selain itu juga anak dapat menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan. Hingga pada akhirnya perkembangan masa kanak-kanak menengah dapat memecahkan permasalahan atau probelm solving yang sederhana.
• Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir Perkembangan masa kanak-kanak akhir ini seorang anak sudah mampu bernegasi atau istilah asingnya negation. Masa ini seorang anak bisa melakukan hal yang kongkrit secara operasional, seperti anak memahami hubungan-hubungan benda yang satu dengan benda benda yang lain, sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya.
Masa kanak-akan akhir juga bisanya seorang anak sudah mampu menghubungankan timbal balik dari ilmu pengethuan yang dimilikinya, seperti anak telah dapat mengetahui hubungan sebab dan akibat dalam suatu keadaan yang dialaminya. Sehingga apapun untuk identitas yang dialami oleh masa kanak-kanak akhir, yakni seorang anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan benda yang ada dari pengetahuan yang didapatkannya.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian masa kanak-kanak menurut para ahli dan perkembanggnya, baik perkembangan masa kanak-kanak awal, perkembangan masa kanak-kanak menengah, dan perkembangan masa kanak-kanak akhir.
Posting terkait: • Pengertian Outsourcing, Tujuan, Kelebihan, Kekurangan, dan 2 Contohnya • 10 Contoh Ekowisata di Indonesia dan di Dunia • Lingkungan Pengendapan dan Contohnya Posting pada Info Pendidikan, IPS Ditag masa kanak-kanak, masa kanak-kanak masa kanak-kanak akhir, pengertian masa kanak-kanak, pengertian masa kanak-kanak menurut ahli, perkembangan masa kanak-kanak awal, perkembangan masa kanak-kanak menengah Navigasi pos
• Artikel • Forum • PRIMAGRO 9AAE • Produk • FRISIAN FLAG PRIMAGRO 1+ • FRISIAN FLAG PRIMAGRO 3+ • FRISIAN FLAG JUNIO • FRISIAN FLAG PRIMAMUM • Poin PRIMA • Tentang Poin PRIMA • Daftar Poin Prima • Tabung Poin • Tukar Hadiah • Syarat & Ketentuan • Aplikasi • Kalkulator Kehamilan • Parenting Style Test • Emo Meter • Rapor Tumbuh Kembang • Kamus Kehamilan • Kalkulator Gizi • Kalkulator Kesuburan • Grafik Pertumbuhan • Akademi Keluarga Prima • Beli di sini • • Masuk / Daftar Masa kanak-kanak adalah masa dengan banyak proses tumbuh dan kembang.
Setiap anak akan mengalami berbagai perkembangan yang menunjukkan bahwa otak dan kemampuannya berkembang. Salah satu perkembangan yang sangat penting untuk selalu dipantau jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak orangtua adalah perkembangan kemampuan kognitif si Kecil.
Kemampuan kognitif adalah sebuah konstruksi proses yang melibatkan otak. Ini termasuk kemampuan jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak berpikir, mengingat, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Tentunya ini merupakan sebuah kemampuan yang penting sekali untuk diperhatikan, karena akan sangat berpengaruh pada kehidupan si Kecil.
Teori Perkembangan Kognitif Ada sebuah teori perkembangan kognitif yang dikembangkan oleh seorang psikolog Swiss, Jean Piaget, yang dikenal dengan nama Teori Piaget. Pertama kali diterbitkan pada 1952, Piaget berpendapat bahwa kemampuan kognitif adalah sebuah proses genetik yang didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Semakin usia bertambah, maka susunan sel sarafnya semakin kompleks sehingga kemampuannya pun turut meningkat.
Saat seseorang tumbuh, ia akan beradaptasi secara biologis terhadap lingkungannya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya beberapa perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Piaget menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir dan kekuatan mental anak yang usianya berbeda, maka kualitatifnya pun akan berbeda. Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget membagi tahapan perkembangan kemampuan kognitif anak menjadi empat, yaitu: Baca selengkapnya • Tahap Sensorimotor (0 - 24 Bulan) Pertama ada tahap sensorimotor yang dialami oleh bayi baru lahir (0 bulan) hingga usia 24 bulan atau 2 tahun.
Di tahap awal kehidupan, si Kecil masih sangat terbatas dari segi kemampuan. Namun, setiap anak terlahir dengan bawaan berupa refleks dan rangsangan untuk mencari tahu dunianya.
Perkembangannya berdasarkan pada tindakan yang dilakukan secara bertahap. Ia juga belum mampu mempertimbangkan apa saja keinginan, kepentingan, dan kebutuhan orang lain yang membuatnya dianggap egosentris. Beberapa kemampuan yang dimiliki oleh si Kecil di tahap usia ini antara lain: • Suka memperhatikan sesuatu dengan waktu lama.
• Memperhatikan suatu objek sebagai hal yang tetap dan ingin merubah letaknya. • Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dari objek di sekelilingnya. • Mencari rangsangan melalui suara dan sinar lampu.
• Mengartikan sesuatu dengan cara memanipulasinya. • Tahap Pra-Operasional (2 - 7 Tahun) Ciri utama perkembangan kemampuan kognitif si Kecil di tahap ini adalah mulai berkembangnya konsep intuitif dan penggunaan simbol.
Tahap pra-operasional ini terbagi menjadi dua, yaitu: • Pre-operasional (2 - 4 tahun): si Kecil sudah mampu mengembangkan konsepnya menggunakan bahasa sederhana yang sering mengalami kesalahan dalam memahami suatu objek.
Ciri-cirinya antara lain: • Mampu mengelompokkan objek secara tunggal dan mencolok. • Mampu mengumpulkan benda-benda berdasarkan kriteria. • Mampu menyusun beberapa benda secara berderet. • Self counter yang sangat menonjol. • Intuitif (4 - 7 tahun): pengetahuan yang diperoleh si Kecil didasarkan pada kesan yang agak abstrak.
Ia dapat menyimpulkan, tapi belum mampu mengungkapkannya dengan kata-kata. Untuk itu si Kecil di kategori usia ini sudah mampu mengutarakan isi hatinya, khususnya bagi anak yang mempunyai banyak pengalaman. Ciri-ciri si Kecil di tahap ini antara lain: • Sudah mulai mengenali hubungan secara logis atas hal-hal yang lebih rumit. • Meski kurang menyadari, tapi si Kecil sudah dapat mengkategorikan objek. • Dapat mewujudkan ide yang ada di pikirannya. • Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun) Tahap ketiga perkembangan kemampuan kognitif anak adalah operasional konkret yang dimiliki oleh anak di kategori usia 7-11 tahun.
Berikut adalah ciri-ciri perkembangan di tahapan ini: • Sudah mampu mengelompokkan objek atau situasi tertentu dan mengurutkan sesuatu. • Kemampuannya dalam mengingat dan berpikir logis juga semakin meningkat. • Memahami konsep sebab-akibat secara rasional dan sistematis. • Mulai dapat belajar membaca dan matematika. • Sikap egosentrisnya semakin berkurang secara perlahan. • Tahap Operasional Formal (Mulai 11 Tahun) Memasuki usia pra-remaja, anak pada tahapan operasional formal memiliki beberapa ciri sebagai berikut: • Sudah menguasai penalaran dan berpikir secara abstrak.
• Mampu menarik kesimpulan dari informasi yang ia dapat. • Memahami konsep yang bersifat abstrak, seperti nilai dan cinta. • Sudah dapat melihat realitas yang terkadang bisa abu-abu, tidak melulu hitam dan putih.
Kemampuan ini sangat penting karena akan membantu ia melewati masa peralihan dari fase remaja menuju fase dewasa. Baca juga: Pengaruh Peran Ayah dalam Keluarga pada Anak [Psikologi] Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Perkembangan jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak kognitif si Kecil itu berbeda-beda, Bu.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu sebagai berikut: • Faktor Keturunan Faktor keturunan akan menentukan perkembangan si Kecil secara intelektual. Artinya, seorang anak kemungkinan akan mempunyai kemampuan berpikiran yang mirip dengan orangtuanya, apakah normal, di bawah normal, atau di atas normal. • Faktor Lingkungan Selain faktor keturunan, faktor lingkungan pun turut mempengaruhi tingkat kognitif jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak intelegensi si Kecil.
Ada dua faktor lingkungan yang paling meningkatkan perkembangan kognitif si Kecil, yaitu keluarga dan sekolah. • Faktor Keluarga Seorang anak yang memiliki hubungan sehat dengan orangtuanya umumnya akan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak memilikinya.
Hubungan sehat di sini maksudnya adalah anak mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari kedua orangtuanya. Hal tersebut sebagai fasilitas pendukung perkembangan kognitif seorang anak. Sebaliknya, anak yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan orangtuanya, maka perkembangan kognitifnya pun tidak baik.
• Faktor Sekolah Guru memainkan peran sebagai pengganti orangtua di sekolah. Di tempat tersebut gurulah yang berperan dalam mengembangkan kemampuan kognitif murid-muridnya. Guru dan sekolah yang baik akan menghasilkan murid-murid yang berkemampuan kognitif baik pula. Stimulasi Kemampuan Kognitif Si Kecil Tentunya si Kecil akan membutuhkan stimulasi yang tepat agar kemampuan kognitifnya dapat berkembang dengan baik.
Untuk itu, Ibu perlu menerapkan beberapa rangsangan seperti berikut ini: • Belajar berhitung itu tidak selalu membosankan lho, Bu. Bila dilakukan dengan cara yang menyenangkan, si Kecil pasti akan suka belajar berhitung. Misalnya saja dengan mengajak si Kecil menghitung jumlah mainannya sambil dimasukkan ke dalam kotak mainan. Dengan cara ini, ia pasti akan bersemangat.
• Bermain puzzle. Mengajak si Kecil bermain puzzle akan membantu proses berpikirnya, Bu. Dari aktivitas ini, ia akan belajar berpikir secara strategis, mempertimbangkan berbagai cara, serta mengambil keputusan agar bisa berhasil menyusun puzzle dengan sempurna. • Bermain peran. Melalui permainan peran, kemampuan motorik dan daya imajinasi si Kecil akan terlatih dengan baik. Tak hanya itu, permainan ini juga dapat mengasah logika, memperkaya kosakata, hingga mengenalkannya pada beragam karakter.
• Bermain musik. Ibu pasti sudah tahu bukan kalau musik itu memiliki manfaat bagi si Kecil? Musik dapat dijadikan sebagai media untuk menyampaikan sebuah pesan yang positif untuk si Kecil. Selain itu, ia juga bisa berlatih irama dan ketukan melalui bunyi pada beberapa alat musik. Baca Juga: 7 Manfaat Memberikan Cerita Bergambar pada Si Kecil Demikianlah informasi tentang perkembangan kognitif anak yang penting untuk Ibu ketahui. Kalau si Kecil kini berada di tahap apa, Bu?
Pastikan Ibu selalu mendukung anak dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan susu bubuk pertumbuhan Frisian Flag 123 PRIMANUTRI yang mengandung Omega 3, Omega 6, Minyak Ikan, zat besi, asam sialat dan sphingomyelin dalam tabel informasi gizi untuk memperkuat memori dan proses informasi di otak yang mendukung Anak menjadi Pintar. Jika Ibu punya masih pertanyaan seputar tumbuh kembang bayi, Ibu bisa mengunjungi laman Tanya Pakar.
Di sana pertanyaan yang Ibu ajukan akan dijawab langsung oleh ahlinya. Jangan lupa untuk registrasi dulu supaya bisa menggunakan fitur tersebut! Sumber: Kumparan Ditinjau oleh: Yeni Novianti, S.Gz Dengan menjadi anggota Ibu&Balita, Ibu bisa mendapat keuntungan seperti: informasi terbaru mengenai kehamilan sampai tahap pertumbuhan si Kecil, kesempatan tanya jawab dengan pakar-pakar kami, dan berbincang dengan ibu-ibu lain tentang dunia si Kecil.
Selain itu, Ibu juga bisa memenangkan hadiah-hadiah menarik dengan mengikuti program poin dan hadiah Ibu&Balita. Untuk info lebih lanjut, silakan buka halaman ini. Pemberian ASI merupakan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat. Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan merupakan cara optimal untuk memberi makan kepada bayi.
Setelah itu bayi harus menerima makanan pelengkap dengan terus menyusu hingga dua tahun atau lebih. Nutrisi ibu yang baik membantu mempertahankan persediaan dan kualitas ASI yang memadai. Pengenalan pemberian susu botol secara tidak benar, sebagian atau seluruhnya, atau makanan dan minuman pelengkap lainnya dapat memberikan dampak negatif pada proses menyusui, yang mungkin tidak dapat dipulihkan lagi. Konsultasikan dengan dokter Anda dan pertimbangkan implikasi sosial dan finansial sebelum memutuskan untuk menggunakan pengganti ASI atau jika Anda mengalami kesulitan dalam menyusui.
Ikuti petunjuk penggunaan, persiapan dan penyimpanan pengganti ASI atau makanan dan minuman komplementer lainnya dengan hati-hati karena penggunaan yang tidak tepat atau tidak diperlukan dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.
Keterampilan sosial adalah serangkaian kemampuan yang dapat membantu anak untuk bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.
Jenisnya beragam, di antaranya kerja jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak, tata krama, hingga kontak mata. Ada banyak manfaat keterampilan sosial untuk anak, mulai dari memiliki persahabatan yang kuat hingga meningkatkan prestasi di sekolah. Advertisement Apa itu keterampilan sosial? Pengertian keterampilan sosial adalah sekelompok kemampuan yang membantu seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik lewat kata-kata, bahasa tubuh, hingga penampilan.
Sebagai makhluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan satu sama lain, memiliki kemampuan sosial yang baik akan membuat hidup lebih mudah dan menyenangkan. Bahkan ada penelitian yang menyebutkan bahwa keterampilan sosial berpengaruh kepada tingkat keberhasilan seseorang di masa depan.
Kabar baiknya, keterampilan ini bisa dipelajari sejak dini. Setiap anak bisa memilikinya. Apalagi keterampilan sosial atau social skill adalah kemampuan yang bisa diasah seumur hidup. Semakin dini keterampilan ini dipelajari, semakin banyak waktu yang dimiliki anak untuk mengasahnya. Jenis keterampilan sosial yang bisa Anda ajarkan pada anak Keterampilan sosial perlu dimiliki anak sejak dini Keterampilan sosial lebih dari sekadar berkomunikasi dengan orang lain. Ada banyak jenis keterampilan sosial yang dapat Anda ajarkan kepada anak sejak dini, di antaranya: 1.
Berbagi Mendidik anak untuk berbagi dapat membantunya untuk lebih mudah bergaul di kemudian hari. Pada usia dua tahun, anak-anak menunjukkan keinginan berbagi mainan atau makanan kepada orang lain. Namun mereka akan melakukannya jika memiliki mainan dalam jumlah berlebih. Berbeda dengan anak usia tiga hingga enam tahun yang cenderung lebih pelit. Menginjak usia 7 tahun, mereka kembali terdorong untuk berbagi.
Anak yang bahagia dengan dirinya cenderung lebih suka berbagi. Keterampilan ini juga membuat rasa percaya diri mereka meningkat.
Anda bisa mendidik anak sejak dini untuk berbagi lewat makanan dan mainan. Jika dikembangkan, sikap berbagi bisa berubah menjadi sikap altruisme (dermawan) yang dapat terbawa hingga dewasa. 2. Menyimak Melatih anak menyimak dapat mempersiapkan mereka menjadi pendengar yang baik.
Menyimak bukan hanya sekedar mendengarkan, tetapi juga memahami apa yang disampaikan. Anak yang menguasai kemampuan menyimak bisa menyerap pelajaran yang disampaikan guru dengan lebih baik.
Nantinya skill ini juga akan membantu mereka menjadi pendengar yang baik saat dalam hubungan persahabatan, percintaan, hingga pekerjaan.
Melatih anak menyimak dapat Anda lakukan lewat membacakan cerita kepadanya. Saat membaca cerita, pastikan untuk berhenti sesaat dan menanyakan pada anak sejauh mana mereka mendengarkan cerita tersebut. 3. Tata krama Mengajarkan anak tata krama kepada anak sejak dini dapat membuat mereka lebih mudah dihargai dan disukai orang lain, baik itu guru, orangtua murid lainnya, hingga temannya.
Terlebih, tata krama yang baik bisa membuat anak terbiasa untuk berperilaku sopan kepada orang lain saat dewasa nanti. Cara mengajarkan anak tata krama dapat dimulai dengan melatihnya mengucapkan kata “tolongâ€, “maafâ€, dan “terima kasihâ€.
Cobalah untuk mengajarkan anak secara berkelanjutan untuk menggunakan bahasa yang sopan, jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak pada orang yang lebih tua.
Meski terkadang mereka lupa tata krama saat sifat kanak-kanaknya muncul, tetaplah berusaha mengingatkan. Berikan pujian jika anak bersikap baik pada orang lain dan tegur jika bertindak tidak sopan. Fungsi keterampilan sosial yang satu ini dapat membantu anak untuk bisa diterima dengan baik di lingkungan sosialnya. 4. Kerja sama Keterampilan sosial pada anak Kerja sama adalah salah satu kemampuan yang wajib dimiliki jika seseorang ingin mengintegrasikan dirinya dalam komunitas.
Oleh karena itu, hal ini perlu diajarkan pada anak sejak dini. Anda dapat melatihnya dengan memberikan permainan yang membutuhkan kerja sama. Bisa juga menyuruh anak bersama saudara kandungnya (jika ada) untuk sama-sama merapikan kamar mereka.
Anda juga perlu mengingatkan manfaat bekerja sama secara rutin. Anak-anak akan lebih cepat mengerjakan tugas jika dilakukan bersama. 5. Mengikuti aturan dan instruksi Memahami instruksi dapat menjadi keterampilan sosial yang penting dimiliki Anak yang tidak suka mengikuti aturan cenderung lebih sering menemukan masalah dibandingkan anak yang patuh. Mulai dari mengerjakan PR ulang karena tidak mengikuti instruksi guru hingga melanggar aturan sekolah.
Anda dapat melatih anak mengikuti aturan dengan memberikan perintah yang mudah dan jelas. Misalnya, Anda ingin menyuruh anak membereskan kamarnya, di mana ada sepatu yang bergeletakan, mainan yang berserakan, hingga bantal yang tidak pada tempatnya. Jangan langsung memberikan perintah untuk membereskan ketiganya.
Lakukan secara bertahap, misalnya, pertama-tama berikan instruksi untuk merapikan sepatu. Setelah selesai, baru berikan perintah berikutnya untuk merapikan bantal, dan seterusnya. Jangan pula terlalu keras dalam mendisiplinkan anak bila mereka melakukan kesalahan, terutama di awal-awal.
Sebab, hal ini adalah wajar dan kesalahan merupakan bagian dari proses belajar. 6. Kontak mata Melakukan kontak mata saat berbicara dengan orang lain dapat menunjukkan tanda percaya diri yang tinggi. Meski beberapa anak pada dasarnya memiliki sikap pemalu, Anda dapat melatih mereka untuk melakukan kontak mata untuk membangun rasa percaya dirinya. 7. Menghormati ruang privasi orang lain Contoh keterampilan sosial yang perlu ditanamkan sejak dini pada anak adalah menghormati ruang privasi orang lain.
Pasalnya, anak-anak kerap ingin berbincang dengan orang lain dalam jarak yang dekat, tanpa memikirkan kenyamanan orang tersebut.
Untuk menanamkan keterampilan sosial ini, Anda perlu membuat peraturan di rumah agar anak bisa menghormati privasi orang lain. Misalnya, ketuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar saudaranya. Atau, jangan menyentuh badan orang lain saat berbincang dengannya.
8. Tanggung jawab Tanggung jawab juga menjadi salah satu keterampilan sosial anak yang perlu diasah sejak dini. Ajari anak untuk bertanggung jawab atas hal-hal yang mereka miliki, mulai dari merapikan mainan, mengerjakan tugas rumah, hingga membuang sampah. Jangan biarkan anak melempar tanggung jawabnya kepada orang lain.
Selain itu, ajarkan anak bahwa tugas sekolah atau kebersihan kamar juga menjadi tanggung jawab yang perlu mereka emban. 9. Mampu menerima kritikan dari orang lain Contoh keterampilan sosial yang wajib dipelajari adalah mampu menerima kritikan dari orang lain. Ajari anak untuk bisa menerima kritikan orang lain dengan lapang dada, terutama jika kritikan itu datang dari orang yang berpengalaman, misalnya orangtua, kakek, nenek, atau guru di sekolah.
Manfaat mengajarkan keterampilan sosial pada anak Keterampilan sosial dapat berdampak baik pada kehidupan anak Ketika anak memiliki keterampilan sosial yang baik, terdapat sejumlah manfaat yang dapat mereka rasakan di dalam kehidupannya, seperti: • Memiliki persahabatan yang kuat Di usia dini, anak-anak umumnya mulai membentuk persahabatan dengan anak seusianya atau teman bermainnya.
Dengan social skill yang baik, anak akan mudah mendapatkan teman baru dan cenderung akrab dengan mereka. Persahabatan di masa kecil ini sangat baik untuk kesehatan mental anak. Mereka jadi tidak mudah stres dan dapat menikmati masa kecilnya dengan bahagia • Cenderung lebih berprestasi di sekolah dan pekerjaan Sebagai orangtua, Anda pasti menginginkan anak-anak mencapai keberhasilan di masa depannya.
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mewujudkannya adalah mengajarkan kemampuan sosial. Sebuah riset di Amerika Serikat yang dilakukan oleh para peneliti dari Penn State dan Duke University mengungkapkan bahwa anak-anak usia 5 tahun dengan kemampuan sosial, seperti menyimak, berbagi, bekerja sama, cenderung berkeinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah dan cepat mendapatkan pekerjaan.
• Peluang sukses lebih besar Studi lainnya menemukan bahwa tingkat kemampuan sosial dan emosional anak pada masa taman kanak-kanak, bisa menjadi faktor untuk memprediksi tingkat kesuksesannya di masa depan. Baca Juga • Transisi Masa Kecil Menuju Remaja, Apa Saja Perkembangan Anak 10 Tahun?
• 7 Cara Mengatasi Anak Tidak Mau Makan Nasi yang Ampuh • 6 Cara Membantu Anak Tidak Naik Kelas agar Ia Tak Patah Semangat Catatan dari SehatQ Mengajari anak kemampuan sosial sejak usia dini dapat memperbesar peluang kesuksesannya di masa depan. Namun, manfaat utamanya adalah menjadikan mereka pribadi yang percaya diri dan dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Untuk berdiskusi lebih lanjut tentang cara mendidik anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download sekarang di App Store dan Google Play. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/seven-social-skills-for-kids-4589865 Diakses pada 22 Januari 2021 Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-secret-life-shyness/201704/can-social-skills-be-taught Diakses pada 22 Januari 2021 Nature. https://www.nature.com/articles/s41562-018-0389-1#:~:text=Human%20beings%20are%20a%20social,many%20global%20challenges%20we%20face. Diakses pada 31 Maret 2022 Very Well Family.
https://www.verywellfamily.com/seven-social-skills-for-kids-4589865 Diakses pada 31 Maret jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak Life Hack. https://www.lifehack.org/articles/communication/15-social-skills-that-will-make-you-successful-every-aspect-life.html Diakses pada 31 Maret 2022 Huffington Post.
https://www.huffpost.com/entry/10-social-skills-essentia_b_7203280 Diakses pada 31 Maret 2022 Bayi & Menyusui 10 Mainan Bayi 0-12 Bulan yang Baik untuk Tumbuh Kembang Si Kecil Mainan bayi yang tepat dapat membantu tumbuh kembang Si Kecil, mulai dari kemampuan motoriknya, imajinasinya, hingga pertumbuhan fisiknya.
Tidak semua mainan bayi dapat dipilih, terutama yang bisa membahayakan kesehatan SI Kecil.MAKALAH PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK DAN ANAK AWAL diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan dan Bimbingan Peserta Didik yang dibimbing oleh Ibu Teti Ratnawulan S., Dra., M.Pd.
oleh: Asep Kurniawan 41032121101012 M. Yupi Giri L. 41032121101101 Tanti Cristianti 41032121101019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG 2013 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK DAN ANAK AWAL” Makalah ini berisikan tentang Perkembangan Anak Tahun Pertama sampai Masa Anak Awal.
Kami mengharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang perkembangan anak. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Bandung, 23 Oktober 2013 Penyusun BAB I PENDAHULUAN • 1. Latar belakang Manusia berkembang tidak hanya dari masa kelahiran saja tetapi dari masa konsepsi manusia sudah mulai berkembang. Masa konsepsi mempunyai arti waktu dimana sel telur (ovum) bertemu sperma.
Pada saat itu pula manusia berkembang hingga mempunyai bagian-bagian tubuh yang lengkap. Perkembangan manusia akan terus berlanjut sampai saat pengambilan ruh tiba. Semua makhluk Tuhan tidak akan tahu kapan perkembangan dalam dirinya itu terhenti. Menurut E.B Hurlock perkembangan bersifat kualitatif dan kuantitatif, artinya proses perkembangan ada yang dapat diukur dan adapula yang tidak dapat diukur. Misalnya perkembangan otak manusia tidak dapat kita lihat proses perkembangannya, yang kita lihat adalah gejala-gejalanya.
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. Bagi kebanyakan anak-anak seringkali jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak tidak ada akhirnya sewaktu mereka tidak sabar menunggu saat didambakan yakni pengakuan dari masyarakat bahwa mereka bukan anak-anak lagi melainkan “ Orang Dewasa”.
Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan. Masa kanak-kanak awal berlangsung dari 2 th sampai 6 th, oleh para pendidik dinamakan sebagai usia pra-sekolah. Perkembangan fisik pada masa ini berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya diletakkan pada masa bayi menjadi cukup baik. Pada saat masa awal kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai keterampilan dan senang mencoba hal-hal baru.
Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.
Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
• 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1) Perkembangan Anak dalam Tahun Pertama (6-12 Bulan) 2) Perkembangan Anak Tahun Kedua (1-2,6 Tahun) 3) Akhir Masa Kanak-kanak (usia 3-4 Tahun) 4) Masa Anak Awal (usia 4-6 Tahun) • 3. Tujuan Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui: 1) Perkembangan Anak dalam Tahun Pertama (6-12 Bulan) 2) Perkembangan Anak Tahun Kedua (1-2,6 Tahun) 3) Akhir Masa Kanak-kanak (usia 3-4 Tahun) 4) Masa Anak Awal (usia 4-6 Tahun) BAB 2 PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK DAN ANAK AWAL • 1.
Perkembangan Anak dalam Tahun Pertama (6-12 Bulan) Pada masa ini, anak sudah memiliki kecakapan-kecakapan khusus. Kecakapan ini terbagi atas dua macam, yaitu: 1) Kecakapan Instinktif Atas Pengaruh dari Dalam Pada triwulan pertama, anak telah mampu mengangkat dan memalingkan kepala. Pada triwulan kedua, anak telah dapat menegakkan badan dan duduk, sedangkan pada triwulan ketiga anak telah dapat merangkak dan pada triwulan keempat ia sudah mulai berdiri dan berjalan.
2) Kecakapan Instinktif Atas Pengaruh dari Luar Pada triwulan pertama anak telah dapat memalingkan kepala dengan mengarahkan mata dan telinga bila mendapat rangsang getar atau cahaya.
Pada triwulan kedua anak telah mulai berusaha menangkap apa saja yang dilihatnyadan anak sudah mulai dapat menirukan sesuatu. Kecakapan umum tahun pertama menurut Dr. A. Chorus terbagi atas tiga macam kecakapan umum, yakni: 1) Penguasaan Badan Pada tahap pengasaan badan, anak sudah dimulai: a) Mengamati mainannya; b) Dapat meluruskan dan memalingkan kepalanya meskipun susah; c) Menarik-narik pakaiannya; d) Memperhatikan sesuatu sejurus dan mengamati permainan; e) Memutar badan dari sikap meniarap ke sikap melentang; dan f) Mulai belajar merangkak, berdiri dan belajar; 2) Pergaulan Anak dengan Benda Pada tahap ini anak sudah mulai: a) Mampu membuka kepalan tangannya bila tersentuh; b) Mampu menggenggam sesuatu jika diberi sesuatu; c) Dapat memegang mainannya; d) Dapat memegang sesuatu dan memasukkannya ke dalam mulut; e) Dapat melempar atau mengglingkan bola; dan f) Dapat bermain balok atau bola; 3) Pergaulan Anak dengan Sesama Manusia Pada tahap ini anak sudah mulai: a) Dapat tersenyum, memandang orang; b) Dapat tertawa berbunyi; c) Mulai mengenal ibunya; d) Menangis atau menunjukkan perasaan yang tidak enak; e) Dapat mereaksi wajah orang lain; dan f) Dapat bermain sembunyi wajah; Anak memiliki cara belajar sendiri.
Sejauh ini cara anak belajar dikelompokkan menjadi tiga jenis cara belajar, yakni: 1) Belajar Instinktif Belajar instinktif yaitu belajar yang berwujud berkembangnya segala kemampuan yang telah ada tanpa bantuan dari luar. Sebagai contoh, anak mampu makan dan minum sendiri, dari yang tidak mampu bergerak jadi mampu bergerak. 2) Belajar dari Pengalaman Belajar dari pengalaman yaitu belajar yang diperoleh melalui pengalaman-pengalaman si anak.
3) Belajar dari Pembiasaan Belajar dari pembiasaan yaitu suatu pembelajaran secara berulang-ulang yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Sebagai contoh, cara anak bertingkah laku dan berbicara. • 2. Perkembangan Anak Tahun Kedua (1-2,6 Tahun) Dalam tahun kedua ini, kanak-kanak memiliki tingkat perkembangan yang pesat.
Perkembangan yang dimaksud meliputi perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan bermain, dan perkembangan menggambar. Berikut ini adalah perkembangan yang dimaksud. 1) Perkembangan Motorik Perkembangan motorik pada anak memiliki ciri-ciri motorik yang melalui empat tahap yaitu: a) Gerakannya tidak disadari, tidak disengaja dan tanpa arah. Sebagai contoh, anak menggerakkan kaki dan tangannya, memasukkan tangan ke mulut dan mengedipkan mata.
b) Gerakan yang tidak khas. Artinya gerakan tersebut timbul sesuai dengan rangsangannya. c) Gerakannya dilakukan dengan masal. Artinya gerakan tersebut diikuti oleh seluruh anggota tubuhnya. d) Gerakannya diikuti jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak gerakan-gerakan lain yang tidak begitu penting.
Gerakan-gerakan ini semakin terdeferensiasi. Sebagai contoh, berkedip pada saat matanya terkena cahaya, bibirnya terkena sesuatu.
Selain itu anak suka melakukan tindakan yang berlebihan serta berteriak-teriak dan membuat kegaduhan. 2) Perkembangan Bahasa Menurut Sys Heyster, ada tiga fungsi bahasa, yaitu: a) Bahasa sebagai alat pernyataan isi jiwa Sebagai contoh, ucapan “aduh” merupakan kata spontan diucapkan untuk menyatakan isi jiwanya.
b) Bahasa sebagai peresapan (mempengaruji orang lain) Sebagai contoh, kata “aduhai indahnya”. Kalimat tersebut adalah kalimat yang diucapkan untuk mempengaruhi orang agar mempunyai pendapat yang sama dengan dia. c) Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan pendapat Sebagai contoh, kalimat “nama saya adalah …” ini adalah suatu ungkapan untuk menyatakan pendapat.
Pada umumnya, perkembangan bahasa anak dibedakan atas empat masa, yaitu: a) Masa pertama (1-1,6 tahun) Pada masa ini anak sudah mulai mampu berkata-kata meskipun hanya berupa potongan-potongan kata seperti ma, pa.
selain itu, anak mulai mampu menirukan ucapan dan mengidentifikasi sesuatu berdasarkan bunyi/suara benda seperti kucing disebut meong. b) Masa kedua (1,6-2 tahun) Pada masa ini anak sudah mulai ingin memperbaharui perbendaharaan katanya dengan menanyakan “apa itu?” c) Masa ketiga (2-2,6 tahun) Pada masa ini anak sudah mulai nampak makin sempurna dalam merangkai kata-kata. d) Jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak keempat (2,6 hingga akhir masa kanak-kanak) Pada masa ini keinginan anak untuk mengetahui segala sesuatunya semakin bertambah.
Setiap jawaban akan menimbulkan pertanyaan baru. 3) Perkembangan Bermain Menurut Lazarus, anak bermain karena anak butuh istirahat setelah belajar. Adapun jenis-jenis permainan yang dimainkan pada masa kanak-kanak antara lain: a) Permainan gerak dan fungsi Yang dimaksud ialah permainan yang mengutamakan gerak dan berisi kegembiraan di dalam bergerak.
b) Permainan destruktif Yaitu permainan merusak benda-benda dengan maksud untuk mencari tahu komponen pembentuk benda-benda tersebut. c) Permainan konstruktif Yaitu anak suka sekali menyusun balok, batu dan sebagainya.
d) Permainan ilusi Yaitu jenis permainan yang mengembangkan imajinasi anak seperti bermain peran. e) Permainan reseptif Artinya apabila orang tua menceritakan sesuatu maka anak akan membayangkan bahwa dirinya adalah pelaku dalam cerita tersebut. f) Permainan prestasi Yaitu jenis permainan yang dilombakan. 4) Perkembangan Menggambar Dalam perkembangan menggambar terdapat tiga tahap perkembangan, yaitu: a) Tahap pertama Anak membuat coretan baru kemudian menyebutkan namanya.
b) Tahap kedua Anak menyebutkan nama gambarnya sambil membuat coretan. c) Tahap ketiga Anak lebih dahulu menyebutkan apa yang akan digambar baru kemudian membuat coretan.
Menurut Kerschensteiner terdapat lima pembagian gambar anak, yaitu: a) s.d. usia 3 tahun dinamakan masa corengan b) s.d.
usia 7 tahun disebut masa bagan c) s.d. usia 9 tahun disebut masa bentuk dan garis d) s.d. usia 10 tahun disebut masa siluet e) s.d. usia 14 tahun disebut masa perspektif • 3. Akhir Masa Kanak-kanak (usia 3-4 Tahun) Pada masa ini anak cenderung agresif dan posesif.
Masa ini disebut juga masa Trotz (masa peralihan). Pada masa ini anak menjadi keras kepala, pembangkang, tidak menurut, dan sebagainya. Pada masa ini anak sudah mulai menemukan dirinya. Anak juga sudah mulai memiliki kehendak sendiri dam tidak mau tunduk pada perintah orang lain.
Di samping itu, anak juga sudah mulai menyadari akan kepemilikan terhadap sesuatu (posesif). Pada masa ini terdapat sifat-sifat yang menjadi ciri masa Trotz, yaitu: 1) Egosentris, artinya segala sesuatu ingin dipusatkan kepadanya demi kepentingannya.
Ia menuntut agar seluruh lingkungannya berada di bawah kekuasaannya. 2) Selalu menentang, membantah segala permintaan, suruhan, larangan, anjuran, keharusan, dan sebagainya. 3) Ia selalu berusaha menarik perhatian. 4) Dia selalu minta untuk dihargai dan dipuji serta tidak mau dicela.
5) Selalu menuntut adanya kebebasan. 6) Keberaniannya bertambah dan rasa takutnya berkurang. Berkaitan dengan sifat tersebut, hendaknya orang tua tidak banyak memerintah, melarang, menyuruh atau campur tangan. Kalaupun orang tua hendak menasehati atau melarangnya, maka harus dilakukan dengan kata-kata yang enak, santai, penuh senda gurau, tidak formil, tidak tegang.
Bujuk, sanjung, dan ajuran yang santai akan lebih berhasil daripada perintah atau larangan. • 4. Masa Anak Awal (4-6 Tahun) Masa kanak-kanak awal adalah masa yang sangat penting, karena dalam rentang 5 masa kanak-kanak (Pranatal, masa bayi dan terlatih,masa kanak-kanak pertama, masa kanak-kanak kedua dan masa remaja), pribadi dan sikap seseorang dibentuk.
Bila pada masa penting itu seseorang anak ” salah bentuk”, akibatnya bisa fatal. Pada awal masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai berbagai keterampilan karena anak senang mengulang, hal mana belajar keterampilan.
Awal masa kanak-kanak ditandai oleh moralitas dengan paksaan, suatu masa dimana anak belajar mematuhi peraturan secara otomatis melalui hukuman dan pujian. Periode ini juga masa menegakan disiplin dengan cara berbeda, ada yang dikenakan disiplin yang otoriter, lemah, dan demokratis.
Perkembangan pada masa anak awal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: 1) Perkembangan Jasmani dan Rohani Pada masa ini jasmani anak sudah mulai menampakkan fungsinya dengan baik, anak tidak perlu lagi dibantu setiap saat dalam memenuhi kebutuhannya. Misalnya anak sudah mulai dapat mengambil sesuatu, makan sendiri, dan lain-lain. 2) Keluarga Keluarga sangat mempengaruhi perkembangan anak karena keluarga adalah tempat pembentukkan watak anak selain pembentuk pribadi anak.
Di keluarga, jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak ditanamkan rasa keagamaan, sifat, kebiasaan, hobi, cita-cita dan sebagainya. Dalam perkembangannya, anak merasa perlu untuk berada di dalam komunitas yang lebih luas dari keluarganya.
Hal ini disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk tumbuh menjadi makhluk masyarakat yang sehat. Oleh sebab itu, anak perlu dididik untuk dapat mengembangkan harga dirinya sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk mencapai tujuan itu, peran orang tua dan pendidik adalah membimbing dan mengarahkan dengan cara: 1) Memberi kebebasan bergaul dengan siapapun saja dalam masyarakat dengan mengingat norma-norma pergaulan keluarga atau sekolah.
2) Mendidik anak agar memiliki rasa harga diri yang sehat. Misalnya dengan membiarkan anak berpikir sendiri, berbuat sendiri berpendapat sendiri.
Dengan memberikan penghargaan jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak setimpal setiap menunjukkan kemampuannya dengan membimbing anak yang menjumpai kesukaran. BAB 3 PENUTUP • 1. Kesimpulan Dari pembahasan pada Bab 2 didapat kesimpulan sebagai berikut: 1) Perkembangan mempunyai arti suatu proses perubahan individu yang pelaksanaannya teratur berawal dari masa konsepsi dan berlangsung sampai akhir hayat.
Dalam perkembangan, banyak berbagai proses yang saling terkait yaitu proses biologis, kognitif, psikososial. Ketiga proses ini tidak dapat terpisahkan satu sama lain. 2) Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang lain. 3) Masa anak-anak dimulai kira-kira usia 2 tahun sampai kira-kira usia 13 tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria.
4) Masa anak-anak dibagi menjadi dua yaitu masa anak-anak awal dan masa anak-anak akhir. Masa anak-anak awal berlangsung dari usia 4 tahun sampai dengan usia 6 tahun.
5) Masa perkembangan dalam tahun pertama (6-12 bulan), anak sudah memiliki kecakapan khusus dan kecakapan umum. 6) Masa perkembangan dalam tahun kedua (1-2,6 tahun), anak mulai memasuki perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan bermain, dan perkembangan menggambar.
7) Pada akhir masa kanak-kanak (3-4 tahun), anak cenderung agresif dan posesif. 8) Pada masa anak awal (4-6 tahun), anak perlu dididik untuk dapat mengembangkan harga dirinya sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya. • 2. Saran Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami masih memerlukan kritik dan saran jelaskan keterampilan yang bisa dikembangkan pada masa kanak-kanak membangun serta bimbingan, terutama dari Dosen.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami sebagai penyusun, terutamanya : Daftar Pustaka Ramdhan, Rizky. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Juni 15, 2011. UMSU, FKIP. http://rizkypena.blogspot.com/ Ratnawulan, Teti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: FKIP UNINUS Bandung. http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/04/perkembangan-peserta-didik-makalah/ http://psychologynews.info/psikologi-perkembangan/perkembangan-masa-kanak-kanak-awal/ http://robinvanmurdock.blogspot.com/2013/07/perkembangan-masa-kanak-kanak-awal.html Cari untuk: Tulisan Terakhir • NEGOSIASI • Teks Laporan Hasil Observasi • BIOGRAFI • PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK DAN ANAK AWAL • Kata Mutiara dalam “SAYAP-SAYAP PATAH” Kahlil Gibran Arsip • Januari 2021 • Agustus 2020 • Maret 2020 • Oktober 2013 • Agustus 2012 • Juni 2012 • Mei 2012 • Maret 2012 • Februari 2012 Kategori • Uncategorized Meta • Daftar • Masuk • Feed entri • Feed Komentar • WordPress.com