Daftar Isi • Belanda Tiba di Vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun • VOC Berdiri • Tujuan VOC • Markas VOC • Hak Istimewa VOC • Runtuhnya VOC dan Faktor Penyebabnya Sejarah Negara Com – VOC adalah sebuah kongsi dagang Hindia Timur Belanda yang didirikan tanggal 20 maret 1602.
Organisasi ini merupakan persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli aktivitas perdagangan di Asia. Pada tahun 1596, empat buah kapal dagang Belanda yang dipimpin oleh Cornelis di Houtman tiba di Banten, Jawa Barat.
Pada waktu itu menurut catatan sejarah, Banten merupakan pelabuhan terbesar di Jawa Barat, dan merupakan pusat perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi dari berbagai daerah termasuk dari Maluku. Belanda Tiba di Banten Rombongan kedua bangsa Belanda tersebut tiba di Banten pada tahun 1598. Rombongan ini dipimpin oleh Jacob van Neck dan Warwyek. Mereka bersikap santun dalam berhubungan dengan Banten. Oleh karena itu, mereka diterima dengan baik oleh para penguasa Banten saat itu. Hal ini pernah dibahas secara sekilas di artikel Belanda pertama kali tiba di Banten tahun 1596 VOC Berdiri Di Indonesia saat itu, bangsa Belanda bersaing baik di antara mereka sendiri maupun dengan bangsa Barat lainnya.
Untuk mengatasi persaingan tersebut, atas prakarsa pembesar Belanda yang bernama Olden Barneveld mendirikan kongsi dagang yang diberi nama Vereenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC.
VOC berdiri pada tanggal 20 Maret 1602. Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Susunan pengurusnya terdiri dari 17 orang yang disebut “Heeren XVII” atau dalam bahasa Indonesia disebut Tuan-Tuan Tujuh Belas, dan dikepalai oleh Francois Witter. Tujuan VOC Tujuan utama didirikannya VOC ada 4, yaitu sebagai berikut : • Menghindari persaingan tidak sehat sesama pedagang Belanda, sehingga memperoleh keuntungan maksimal.
• Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa maupun Asia. • Berusaha memperoleh keuntungan sebesar-besarnya melalui monopoli perdagangan. • Membantu pemerintah Belanda mengusir penjajah Spanyol. Markas VOC Pada awalnya, markas besar VOC berada di Ambon, Maluku. Pada masa Gubernur jenderal Jan Pieterzoon Coen, markas VOC dipindah ke Jayakarta (Batavia).
Pemerintah Belanda memberikan hak monopoli kepada VOC untuk kelancaran usaha dagangnya. Hak Istimewa VOC Dalam menjalankan perdagangannya, VOC memiliki 5 hak istimewa yang tertuang dalam Octrooi. Hak-hak istimewa tersebut adalah sebagai berikut: • Hak monopoli perdagangan. • Hak untuk memiliki tentara. • Hak untuk melakukan perluasan wilayah ke Asia, Afrika, dan Australia. • Hak untuk melakukan peperangan, membuat perdamaian, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja yang dikuasai.
• Hak untuk mencetak uang. Runtuhnya VOC dan Faktor Penyebabnya VOC mengalami kemunduran pada pertengahan abad ke-18. Pada tahun 1795 dibentuk panitia yang bertugas menggagas pembubaran VOC. Pada tahun yang sama, octrooi yang dimiliki VOC dihapus. Pada tanggal 31 Desember 1799, organisasi dagang Belanda tersebut dibubarkan.
VOC menderita kerugian sekitar 134,7 juta gulden. Penyebab keruntuhan VOC ada 8 faktor utama, yaitu sebagai berikut: • Korupsi yang dilakukan para petinggi. • Anggaran yang membengkak akibat perluasan wilayah kekuasaan. • Biaya perang yang ditanggung sangat besar. • Persaingan dengan kongsi dagang lain, seperti kongsi dagang Portugis yang bernama Compagnie de Indies dan kongsi dagang Inggris yang bernama East Indian Company. • Utang yang sangat besar. • Pemberian laba yang sangat besar kepada pemegang saham, walaupun sedang mengalami kemunduran.
• Berkembangnya paham liberalisme di Belanda, sehingga monopoli yang diterapkan sudah tidak sesuai lagi. Selengkapnya tentang paham liberalisme silahkan baca di artikel Paham liberalisme dalam sejarah dunia • Pendudukan Prancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795. Itulah sekilas pembahasan sejarah VOC, semoga menjadi tambahan catatan sejarah nasional kita bahwa di zaman dahulu bangsa Barat telah mengembangkan berbagai politik perdagangan untuk menguasai dunia. Vereenigde Oost indische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.
Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang mengeluarkan pembagian saham. Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
VOC terdiri 6 Bagian ( Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam. Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan. Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun Kumpeni.
Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni adalah tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda. Latar belakang Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497– 1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya.
Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda.
Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman -kolonisasi- dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman).
Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal. Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda.
Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda.
ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia” pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595– 1597. Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda.
Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur.
Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara.
Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara. Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah ( Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli.
Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal. Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 – 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 – 1623).
Hak istimewa Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602 meliputi: • Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri; • Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk: • memelihara angkatan perang, • memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian, • merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda, • memerintah daerah-daerah tersebut, • menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan • memungut pajak.
Garis waktu Pada 1652, Jan van Riebeeck mendirikan pos di Tanjung Harapan (ujung selatan Afrika, sekarang ini Afrika Selatan) untuk menyediakan kapal VOC untuk perjalanan mereka ke Asia Timur. Pos ini kemudian menjadi koloni sungguhan ketika lebih banyak lagi orang Belanda dan Eropa lainnya mulai tinggal di sini. Pos VOC juga didirikan di Persia (sekarang Iran), Benggala (sekarang Bangladesh) dan sebagian India), Ceylon (sekarang Sri Lanka), Malaka (sekarang Malaysia), Siam (sekarang Thailand), Cina daratan ( Kanton), Formosa (sekarang Taiwan) dan selatan India.
Pada 1662, Koxinga mengusir Belanda dari Taiwan. Perusahaan ini hampir selalu terjadi konflik dengan Inggris; hubungan keduanya memburuk ketika terjadi Pembantaian Ambon pada tahun 1623. Pada abad ke-18, kepemilikannya memusatkan di Hindia Timur. Setelah peperangan keempat antara Provinsi Bersatu dan Inggris ( 1780– 1784), VOC mendapatkan kesulitan finansial, dan pada 17 Maret 1798, perusahaan ini dibubarkan, setelah Belanda diinvasi oleh tentara Napoleon Bonaparte dari Perancis.
Hindia Timur diserahkan kepada Kerajaan Belanda oleh Kongres Wina di 1815. trioanaksejarah kami tim yang terdiri dari 3 orang yang demen sejarah. miss pink megang twitter beserta kultwitnya, aku miss green pegang wordpress, miss blue pegang tumblr View Full Profile → ARSIP ARSIP Upddate Twiter • 23 Feb 1945 - Perang Dunia II: Ibu kota Filipina, Manila direbut pasukan Amerika Serikat 9 years ago • 23 FEB 1919 - Benito Mussolini membentuk Partai Fasis di Italia.
9 years ago • Sejarah Arsenal FC has been chirpified! chirpstory.com/li/56181 9 years ago • Hitler pernah tinggal di Austria saat muda. RT Jika Kamu bukan homo 9 years ago • bravo @ Arsenal !!!!! http://t.co/RxxsI1mHEI 9 years ago Follow @IngatDulu
• Acèh • Afrikaans • العربية • Asturianu • Azərbaycanca • تۆرکجه • Беларуская • Български • Banjar • বাংলা • Català • Čeština • Cymraeg • Dansk • Deutsch • Ελληνικά • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • فارسی • Suomi • Français • Frysk • Galego • ગુજરાતી • עברית • हिन्दी • Hrvatski • Magyar • Ido • Íslenska • Italiano • 日本語 • Jawa • ქართული • Қазақша • ಕನ್ನಡ • 한국어 • Lietuvių • Latviešu • Minangkabau • Македонски • മലയാളം • मराठी • Bahasa Melayu • မြန်မာဘာသာ • Nedersaksies • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Occitan • Polski • پنجابی • Português • Română • Русский • سنڌي • Srpskohrvatski / српскохрватски • Simple English • Slovenščina • Српски / srpski • Vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun • Svenska • தமிழ் • ไทย • Tagalog • Türkçe • Українська • اردو • Tiếng Việt • 吴语 • 中文 • Bân-lâm-gú • 粵語 • Voorcompagnieën/Pra-kompeni (1594–1602) Compagnie van Verre Brabantsche Compagnie Compagnie van De Moucheron Veerse Compagnie Penerus Hindia Belanda Didirikan 20 Maret 1602 melalui penggabungan empat perusahaan dagang Belanda Pendiri Johan van Oldenbarnevelt dan Staten Generaal Ditutup 31 Desember 1799 Kantor pusat Tokoh kunci Heeren XVII/Dewan Tujuh Belas ( Republik Belanda, 1602-1799) Gubernur Jenderal Hindia Belanda ( Batavia, 1610-1800) Produk Rempah-rempah, sutra, keramik, logam, hewan ternak, teh, padi, kedelai, tebu, anggur, kopi Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, secara resmi bernama Persatuan Perusahaan Hindia Timur ( bahasa Belanda: Vereenigde Oostindische Compagnie; VOC) didirikan pada 20 Maret 1602.
[1] VOC adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde Westindische Compagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat.
Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia [2] sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.
[3] Salah satu pemegang saham VOC terbesar adalah Isaac Le Maire, seorang pengusaha dan investor keturunan Yahudi asal Walonia (sekarang Belgia).
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah persekutuan badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas serta hak-hak istimewa ( octrooi). [1] Misalnya VOC boleh memiliki tentara, memiliki mata uang, bernegosiasi dengan negara lain hingga menyatakan perang. [1] Banyak pihak menyebut VOC sebagai negara di dalam negara.
VOC memiliki enam bagian ( Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam. [4] Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII atau 17 tuan. [5] Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan. Di kalangan orang Indonesia bahkan juga di Malaysia, VOC memiliki sebutan populer kompeni atau kumpeni.
[6] Istilah ini berasal dari kesalahan orang Indonesia ketika mengucapkan compagnie dalam bahasa Belanda yang merujuk pada makna perusahaan. [6] Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.
Kamar Dagang VOC di Amsterdam. Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Harapan ( Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika. [7] Sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya.
Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun, demikian juga dengan bangsa Belanda. [8] Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik permukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatra dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (permukiman).
Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal. Selama abad ke-16, perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama.
Sebelum revolusi di negeri Belanda, kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerja sama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol, dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan menjadi tidak melewati Belanda.
Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. Ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah interkontinental.
Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada 1595-1597 dengan kapal dan awak mereka mengalami banyak kerusakan. [9] Pada 1596, empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda.
Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, di sini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal.
Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan. [10] Pada 31 Desember 1600, Inggris memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia bernama Perusahaan Hindia Timur Britania dan berpusat di Kalkuta.
Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Prancis pun tak mau ketinggalan dengan mendirikan Perusahaan Hindia Timur Prancis tahun 1604. Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie. Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, Prancis, dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur.
Untuk menghadapai masalah ini, Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda yang waktu itu masih berbentuk republik, untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara.
Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah ( Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli.
Metode yang digunakan untuk mempertahankan monopoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal. Pos perdagangan yang lebih tenteram terletak di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki. Daerah ini adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang.
Octrooi, piagam pendirian Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang memuat hak-hak istimewa VOC di Nusantara. Hak oktrooi adalah keistimewaan yang dimiliki VOC untuk menjalankan perdagangan di kawasan Hindia. [11] Isi hak oktroi Octrooi memuat tujuan didirikannya VOC.
Preambule octrooi berbunyi, "VOC dibentuk untuk menyediakan arah dan memberikan navigasi vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun perdagangan di Hindia Timur." Perdagangan di nusantara selama 200 tahun dikuasai VOC berdasarkan piagam octrooi pada tahun 1598 perusahaan yang ada kala itu digabungkan menjadi sebuah kongsi dagang.Pada bulan maret 1602 terbentuk Perserikatan Maskapai Hindia Timur, François Valentijn dalam Oud En Nieuw Oost-indien (1602) mencatat octrooi diberikan parlemen Belanda.
Octrooi, piagam pendirian Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) yang memuat hak-hak istimewa VOC di Nusantara. [12] Pada 1603, VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan dan pada 1610, Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), tetapi memilih Jayakarta sebagai pusat administrasi VOC.
Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605-1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621-1623). Sehingga pada tanggal 31 Desember 1799 banyaknya pejabat VOC yang terlibat korupsi menyebabkan beban utang VOC menjadi semakin banyak, sehingga VOC sendiri bangkrut dan pailit.
VOC dinyatakan bubar oleh Gubernur Jendral VOC Van Overstraten, Semua utang piutang dan segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.
[13] Hak istimewa [ sunting - sunting sumber ] Sebuah saham Perusahaan Hindia Timur Belanda, tertanggal 7 November 1623, untuk jumlah 2.400 florin. Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (piagam/ charter) tanggal 20 Maret 1602 meliputi: • Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri; • Hak kedaulatan ( soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk: • Memelihara angkatan perang, • Memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian, • Merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda, • Memerintah daerah-daerah tersebut, • Menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan • Memungut pajak.
Garis waktu [ sunting - sunting sumber ] Pada 1652, Jan van Riebeeck mendirikan pos di Tanjung Harapan (ujung selatan Afrika, sekarang ini Afrika Selatan) untuk menyediakan kapal VOC untuk perjalanan mereka ke Asia Timur.
Pos ini kemudian menjadi koloni sungguhan ketika lebih banyak lagi orang Belanda dan Eropa lainnya mulai tinggal di sini. Pos VOC juga didirikan di Persia (sekarang Iran), Benggala (sekarang Bangladesh) dan sebagian India), Ceylon (sekarang Sri Lanka), Malaka (sekarang Malaysia), Siam (sekarang Thailand), Cina daratan ( Kanton), Formosa (sekarang Taiwan) dan selatan India. Pada 1662, Koxinga mengusir Belanda dari Taiwan. Pada 1669, VOC merupakan perusahaan pribadi terkaya dalam sepanjang sejarah, dengan lebih dari 150 perahu dagang, 40 kapal perang, 50.000 pekerja, angkatan bersenjata pribadi dengan 10.000 tentara, dan pembayaran dividen 40%.
Perusahaan ini hampir selalu mengalami konflik dengan pihak Inggris; hubungan keduanya memburuk ketika terjadi Pembantaian Ambon pada tahun 1623. Pada abad ke-18, kepemilikannya dipusatkan di Hindia Timur. Setelah peperangan keempat antara Provinsi Bersatu dan Inggris ( 1780- 1784), VOC mendapatkan kesulitan finansial, dan pada 17 Maret 1798, perusahaan ini dibubarkan, setelah Belanda diinvasi oleh tentara Napoleon Bonaparte dari Prancis.
Hindia Timur diserahkan kepada Kerajaan Belanda oleh Kongres Wina di 1815. Tujuan [ sunting - sunting sumber ] Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”.
Yang dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang pada kurun Juni 1580 – Desember 1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak merebut dominasi perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa Belanda masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara. Kebangkrutan dan Pembubaran [ sunting - sunting sumber ] Pada pertengahan abad ke-18, VOC mengalami kebangkrutan karena beberapa sebab sehingga dibubarkan.
Penyebab kebangkrutan VOC sendiri disebabkan karena maraknya korupsi di dalam organisasi VOC yang dilakukan oleh petingginya. Di saat yang bersamaan VOC juga harus berperang menghadapi Inggris yang berakhir dengan direbutnya semua kantor VOC. [14] Heeren Zeventien juga dianggap bertanggungjawab terhadap kebangkrutan VOC, mereka dianggap lalai karena membiarkan para pejabat menjalankan bisnis pribadi namun pada praktiknya mereka mengambil keuntungan lebih untuk memperkaya diri.
Heeren Zeventien juga dianggap tidak sigap dalam menanggapi keluhan pegawainya, seperti saat mereka enggan menyediakan serdadu dan kelasi kapal yang baik mutunya. Selain itu, keterlibatan VOC dalam perang di Jawa, Sumatra, dan Maluku menjadi penyebab kebangkrutan VOC.
[15] Hingga akhirnya VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799 dengan meninggalkan utang sebesar 136,7 juta gulden. [16] Kapal VOC [ sunting - sunting sumber ] • Kapal VOC Amsterdam • Kapal VOC Batavia Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • Garis waktu sejarah Indonesia • Daftar Penguasa Hindia Belanda • Jan Pieterszoon Coen • Perusahaan Hindia Timur Britania, didirikan pada 1600 • Perusahaan Hindia Timur Denmark, didirikan pada 1616 • Perusahaan Hindia Barat Belanda, didirikan pada 1621 • Perusahaan Hindia Timur Prancis, didirikan pada 1664 • Perusahaan Hindia Timur Swedia, didirikan pada 1731 • Dagh Register • Penaklukan Kepulauan Banda oleh Belanda Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ a b c "Hari Ini VOC Berdiri".
Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-21. • ^ http://www.kb.nl/themas/geschiedenis-en-cultuur/koloniaal-verleden/voc-1602-1799 Diarsipkan 2015-02-07 di Wayback Machine. VOC at the National Library of the Netherlands (in Dutch) • ^ Mondo Visione web site: Chambers, Clem. "Who needs stock exchanges?" Exchanges Handbook. -- retrieved 21 August 2011. • ^ Boxer, C.R (1983). Jan Kompeni: Sejarah VOC dalam Perang dan Damai 1602-1799.
Sinar Harapan. • ^ "Riwayat di Balik Berdirinya Kompeni Dagang VOC". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-21. • ^ a b "Inilah Asal Usul Kata "Kompeni "". Berdikari Online. 2018-11-21. Diakses tanggal 2019-08-21. • ^ Ames 2009, hlm. 1. • ^ Parthesius 2010, hlm. 33. • ^ Hannigan 2015, hlm. 83. • ^ Hannigan 2015, hlm. 85. • ^ https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/17/180000869/hak-oktroi--pengertian-dan-isinya?page=all • ^ https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/17/180000869/hak-oktroi--pengertian-dan-isinya • ^ https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/03/080000669/runtuhnya-voc?page=all • ^ "Kebangkrutan VOC".
Parameter -access_date= yang tidak diketahui vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun diabaikan ( bantuan) • ^ "17 Tuan dan Kebangkrutan VOC". Parameter -access_date= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ "Karena Korupsi, VOC Bubar Saat Jelang Tahun Baru".
Parameter -access_date= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) Kepustakaan [ sunting - sunting sumber ] • Parthesius, Robert (2010). Dutch Ships in Tropical Waters, The development of the Dutch East India Company (VOC) shipping network in Asia 1595-1660. Amsterdam: Amsterdam University Press. ISBN 9048501237. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • Ames, Glenn J (2009). Em nome de Deus: The Journal of the First Voyage of Vasco da Gama to India, 1497-1499 (European Expansion and Indigenous Response).
Leiden: Koninklijke Brill NV. ISBN 9789047429876. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • Hannigan, Tim (2015). A brief history of Indonesia : sultans, spices, and tsunamis : the incredible story of Southeast Asia's largest. Tokyo; Vermond; Singapore: TUTTLE Publishing. ISBN 978-0-8048-4476-5. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • Boxer, C.R (1983). Jan Kompeni: Sejarah VOC dalam Perang dan Damai 1602-1799 (dalam Bahasa Indonesia).
Sinar Harapan. Pranala luar [ sunting - sunting sumber ] Wikimedia Commons memiliki media mengenai Dutch East India Company. • (Inggris) Saham tertua di dunia (VOC 1606) • (Inggris) Mencicipi petualangan - Sejarah rempah-rempah juga sejarah perdagangan The Economist, 17 Desember 1998.
• (Indonesia) VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) • Halaman ini terakhir diubah pada 2 Maret 2022, pukul 12.04. • Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • • Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda) atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.
Disebut Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan perserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham. Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa.
Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara. VOC terdiri 6 Bagian (Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn dan Rotterdam.
Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan. Di Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni.
Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni adalah tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat berbahaya.
Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga dengan bangsa Belanda.
Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik pemukiman (kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi (pemukiman). Dengan latar belakang perdagangan inilah awal kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal. Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama.
Sebelum revolusi di negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda.
Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal.
Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.
Adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang dinamakan The British East India Company dan berpusat di Kalkuta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Perancis pun tak mau ketinggalan dan mendirikan French East India Company tahun 1604. Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur).
Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri.
Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara. Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli.
Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal. Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 - 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 - 1623). Pada 1652, Jan van Riebeeck mendirikan pos vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun Tanjung Harapan (ujung selatan Afrika, sekarang ini Afrika Selatan) untuk menyediakan kapal VOC untuk perjalanan mereka ke Asia Timur.
Pos ini kemudian menjadi koloni sungguhan ketika lebih banyak lagi orang Belanda dan Eropa lainnya mulai tinggal di sini.
Pos VOC juga didirikan di Persia (sekarang Iran), Benggala (sekarang Bangladesh) dan sebagian India), Ceylon (sekarang Sri Lanka), Malaka (sekarang Malaysia), Siam (sekarang Thailand), Cina daratan (Kanton), Formosa (sekarang Taiwan) dan selatan India. Pada 1662, Koxinga mengusir Belanda dari Taiwan.
Pada 1669, VOC merupakan perusahaan pribadi terkaya dalam sepanjang sejarah, dengan lebih dari 150 perahu dagang, 40 kapal perang, 50.000 pekerja, angkatan bersenjata pribadi dengan 10.000 tentara, dan pembayaran dividen 40%. Perusahaan ini hampir selalu terjadi konflik dengan Inggris; hubungan keduanya memburuk ketika terjadi Pembantaian Ambon pada tahun 1623.
Pada abad ke-18, kepemilikannya memusatkan di Hindia Timur. Setelah peperangan keempat antara Provinsi Bersatu dan Inggris (1780-1784), VOC mendapatkan kesulitan finansial, dan pada 17 Maret 1798, perusahaan ini dibubarkan, setelah Belanda diinvasi oleh tentara Napoleon Bonaparte dari Perancis. Hindia Timur diserahkan kepada Kerajaan Belanda oleh Kongres Wina di 1815. Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”.
Yang dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang pada kurun Juni 1580 – Desember 1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak merebut dominasi perdagangan di Asia.
Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa Belanda masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara. Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan. Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.
Sejarah Lahirnya VOC ( Vereenigde Oostindische Compagnie) Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda ( Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.
Disebut Hindia Timur karena ada pula Geoctroyeerde Westindische Compagnie yang merupakan persekutuan dagang untuk kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia [1] sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham.
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah persekutuan badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalnya VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain.
Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara. VOC memiliki enam bagian ( Kamers) di Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland), Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam.
Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh belas sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan; delegasi Amsterdam berjumlah delapan. Di kalangan orang Indonesia VOC memiliki sebutan populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur).
Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri.
Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda yang waktu itu masih berbentuk republik, untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara. Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli.
Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembu.nuhan massal. Pos perdagangan yang lebih tentram terletak di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki. Daerah ini adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 – 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 – 1623).
Harga rempah – rempah yang tinggi di pasaran Eropa membuat bangsa Eropa tergiur untuk mencari dan mendapatkannya lebih banyak lagi.
Indonesia sebagai negeri yang kaya akan rempah – rempah menjadi sasaran empuk terutama sejak dijajah oleh Belanda, kekayaan alam berupa rempah – rempah semakin terungkap. Kepulauan Nusantara telah lama diincar oleh para pedagang Eropa karena terkenal akan kesuburannya dan mudah ditanami oleh tanaman apapun. Voc (Vereenigde Oost Indische Compagnie) adalah suatu persekutuan dagang atau kongsi dagang Hindia Timur yang didirikan pada 20 Maret 1602.
Latar Belakang VOC VOC disebut negara didalam negara karena membentuk sistem pemerintahan sendiri dalam negara Indonesia berkat hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda. VOC memiliki monopoli untuk beraktivitas di bidang perdagangan di Asia pada awal penjajahan Belanda di Indonesia.
VOC dianggap sebagai perusahaan pertama bersistem pembagian saham juga perusaahaan multinasional pertama.
Salah satu hak octrooi atau hak istimewa dalam sejarah VOC Belanda adalah hak untuk memiliki tentara sendiri, mata uang sendiri dan diberi kewenangan untuk bernegosiasi dengan negara lain, bahkan untuk menyatakan perang. 1.
Kedatangan orang-orang Eropa melalui jalur laut Latar belakang VOC dimulai dengan kedatangan orang – orang Eropa melalui jalur laut yang dibuat Vasco da gama pada 1497 – 1498 dari Eropa ke India melalui Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika.
Jalur ini menghilangkan persaingan dengan para pedagang dari Timur Tengah untuk mendapatkan akses ke Asia Timur, yang tadinya ditempuh lewat jalur darat yang sangat berbahaya. Tujuan orang Eropa pada awalnya dengan mendatangi Asia Timur dan Tenggara adalah untuk berdagang, begitu juga dengan bangsa Belanda. Namun misi dagang tersebut kemudian dilanjutkan dengan penjajahan karena ingin menguasai seluruh harta kekayaan alam Indonesia.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah – rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utamanya. Sebelum terjadinya revolusi di Belanda, kota Antwerp berperan penting sebagai distributor di Eropa Utara, namun setelah tahun 1591, Portugis bekerjasama dengan berbagai firma dagang dari Jerman, Spanyol dan Italia, menggunakan Hamburg sebagai pelabuhan utama dan tempat pendistribusian barang – barang yang berasal dari Asia.
Itu berarti jalur perdagangan pada saat itu tidak lagi melewati Belanda. 2. Perubahan rute perdagangan Portugis Perubahan rute perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak bisa menyuplai permintaan yang semakin meningkat terutama permintaan akan lada, sehingga harga lada naik tinggi. Selain itu, persekutuan Portugal dan kerajaan Spanyol yang sedang berperang dengan Belanda di tahun 1580 membuat Belanda khawatir. Maka Belanda juga ikut memasuki perdagangan rempah – rempah interkontinental tersebut.
Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan jalur rahasia pelayaran Portugis. Cornelis de Houtman kemudian berlayar ke Banten yang saat itu menjadi pelabuhan utama pulau Jawa pada 1595 – 1597.
Disini Houtman mengalami konflik dengan Portugis dan penduduk lokal sehingga kembali berlayar ke Timur lewat pantai utara Jawa.
Mereka kembali ke Belanda setelah kehilangan banyak awak pada tahun berikutnya karena berbagai konflik dengan penduduk lokal, namun berhasil membawa rempah – rempah yang cukup untuk menghasilkan keuntungan dagang. Ketahui juga mengenai sejarah perang Banten yang berhubungan dengan VOC. 3. Persaingan yang tidak sehat Seiring waktu berjalan, kongsi dagang yang terbentuk antara para pedagang asing di Indonesia semakin banyak hingga mulai timbul persaingan yang tidak sehat.
Hal ini menyebabkan pemerintah Belanda mengalami kerugian karena para pedagang Belanda juga saling bertikai, belum lagi terjadinya persaingan dengan pedagang Spanyol dan Portugis.
Sebagai tanggapan pada tahun 1598 pemerintah dan parlemen Belanda (staten generaal) yang diwakili oleh Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan untuk membentuk kongsi dagang yang lebih besar berupa perusahaan dagangsebagai awal sejarah berdirinya VOC. Terlebih lagi, pada tahun 1600 Inggris telah lebih dulu membentuk kongsi dagang di kawasan Asia bernama EIC (East India Compay) yang semakin menimbulkan rasa khawatir para pedagang Belanda.
Pada 20 Maret 1602 kemudian didirikan kongsi dagang bernama Persekutuan Perusahaan Hindia Timur atau VOC (Veerenidge Oostindische Compagnie). 4. Pengelolaan utama VOC diserahkan kepada Heeren XVII (Heeren Zeventien) Pengelolaan utama VOC diserahkan kepada dewan direksi perusahaan yang dinamakan Heeren XVII (Heeren Zeventien) atau yang artinya “17 Tuan – tuan” beranggotakan 17 orang perwakilan dari para pemilik saham di Belanda.
Enam bagian VOC atau Kamers terletak di Enkhuizen, Delft, Hoorn, Rotterdam, Amsterdam serta Middelburg. Amsterdam memiliki jumlah perwakilan terbesar sebagai kota perdagangan terbesar yang dimiliki Belanda, juga kebanyakan para pemilik saham VOC berasal dari kota tersebut. Jumlah perwakilan terbanyak kedua dimiliki kota Middelburg karena pelaut VOC paling banyak berasal dari kota itu. VOC juga diberi hak oktroi, yaitu hak istimewa untuk memiliki armada, pasukan, benteng, gudang, hak menyatakan perang atau berdamai dengan negara lain demi bisa menguasai perdagangan rempah – rempah.
5. Strategi dan operasi VOC Heeren XVII mengadakan pertemuan setiap 2 – 3 kali setahun untuk mengatur strategi dan operasi VOC. Seorang Gubernur Jenderal ditugaskan untuk memegang kekuasaan di wilayah Indonesia, yang awalnya berkedudukan di Ambon lalu kemudian dipindahkan ke Jakarta dengan tanggung jawab kepada Heeren XVII. Di bawah Gubernur Jenderal ada para pemimpin cabang (Opperhoofden) yang tugasnya mengepalai gudang serta benteng VOC di berbagai wilayah.
Tujuan dan Hak VOC Latar belakang VOC dan tujuan pembentukannya tercantum dalam perundingan pada tanggal 15 Januari 1602 yaitu untuk membantu kebutuhan dana pemerintahan Belanda serta menguasai Indonesia, termasuk kerajaan dan pelabuhannya.
VOC juga dibentuk untuk menghindari persaingan yang akan merugikan para pedagang Belanda, mencari keuntungan agar dapat membiayai perang melawan Spanyol, memperkuat kedudukan Belanda diantara bangsa lain di Eropa, juga memonopoli perdagangan di Nusantara. Hak – hak istimewa VOC yaitu: • Mengadakan perjanjian dengan negara lain • Membentuk pasukan tentara dan mendirikan benteng pertahanan • Mengeluarkan, mencetak dan mengedarkan mata uang sendiri • Memerintah area diluar kekuasaan Belanda serta membentuk pengadilan • Mengumumkan perang dan damai kepada musuh • Menarik pajak dan membentuk pemerintahan sendiri • Berhak sebagai wakil kerajaan Belanda di Indonesia • Hak untuk memonopoli perdagangan • Hak untuk mengangkat dan memberhentikan pekerjanya sendiri.
Karena hak – hak istimewa yang dimiliki tersebut, VOC dapat berkembang sangat pesat namun tidak menghiraukan adanya hak vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun Indonesia dan bertindak secara sewenang – wenang.
Akibat penjajahan Belanda di Indonesia pun membuat rakyat Indonesia sengsara. VOC selanjutnya merebut Maluku dari Portugis, dan hal itu dilakukan pada tahun 1605 ketika benteng Portugis di Ambon direbut VOC dengan mudah. VOC memberi nama benteng tersebut sebagai benteng Victoria dan sekaligus memulai tonggak pertama penjajahan bangsa Belanda di Indonesia. Pada tahun 1609 Ambon berhasil dikuasai oleh VOC dan mengangkat Pieter Both sebagai Gubernur Jendral pertamanya (1610 – 1614).
Ia kemudian menjalin hubungan dengan para penguasa di Maluku antara lain di Hitu, Banda dan Haruku. Ambon dijadikan sebagai markas VOC karena Maluku adalah penghasil rempah terbesar di Nusantara. Karena Jayakarta dianggap sebagai kota yang strategis maka Belanda melalui VOC pun merebutnya pada 1611 dan mengganti namanya menjadi Batavia pada 1619 dalam sejarah jakarta untuk menjadi pusat kekuasaan Vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun pertama di Indonesia dengan dipimpin Jan Pieterszoon Coen.
Masa penjajahan Belanda di Indonesia tidak berjalan mulus karena rakyat melakukan perlawanan seperti dalam sejarah perang Banjar dan sejarah perang Aceh melawan Belanda.11. Sebarkan ini: VOC persekutuan dagang belanda untuk memonopoli perdagangan di Asia salah satunya di Indonesia. VOC adalah kepanjangan singkatan dari (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang dibentuk sejak tanggal 20 Maret tahun 1602.
VOC yaitu kongsi dagang terbesar di nusantara untuk menggabungkan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur dalam memperkuat kedudukan Belanda di Indonesia.
Latar Belakang Pembentukan VOC Pembentukan VOC di Indonesia oleh Belanda ini tentu saja mempunyai dasar atau kehendak untuk memonopoli Indonesia di bidang perdagangan.
Dan sebenarnya bukan saja Belanda yang mempunyai kehendak untuk menguasai perdagangan di Indonesia, Negara Inggris pun juga mempunyai niat yang serupa.
Bahkan, Inggris dapaat disebut melangkah lebih dulu daripada VOC dengan membentuk suatu perserikatan dagang untuk kawasan Asia di tahun 1600 yang kala itu diberi nama EIC (East India Company).
adanya EIC ini membuat Belanda cemas atas dominasi perdagangan di Indonesia. Sehingga, persaingan yang ada di antara para pedagang Belanda sendiri kemudian beralih menjadi persatuan serta kesepakatan untuk membentuk suatu persekutuan untuk menghadang gerak langkah dari EIC.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para pedagang Belanda untuk membendung EIC ini tidak ada cara lain kecuali dengan mempersatukan para pedagang Belanda dalam sebuah wadah atau perserikatan dagang.
Dan kemudian, salah satu orang anggota parlemen dari Belanda yang bernama Johan van Oldebanevelt mengajukan usul atau pendapat mengenai penggabungan pedagang – pedagang Belanda menjadi serikat dagang. dan pada tanggal 20 Maret 1602 atas prakarsa dari Pangeran Maurits serta Olden Barneveld didirikanlah suatu perkumpulan kongsi perdagangan yang bernama Verenigde Oost-Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur).
Untuk menjalankan VOC ini, ada pengurus pusat yang terdiri dari 17 orang. VOC kemudian membuka kantor pertamanya di Indonesia yang berada di Banten yang diketuai oleh Francois Wittert pada tahun 1602. Lihat Juga: √Administrasi Adalah Tujuan Pembentukan VOC Di Indonesia Dalam pembentukannya, VOC di Indonesia sendiri mempunyai beberapa tujuan yang spesifik.
Sehingga sesungguhnya mereka mempunyai road map yang jelas pada saat dibentuk, bukan asal serta tanpa tujuan yang jelas. sebab pada masa itu, sesungguhnya ada banyak pedagang Belanda yang juga tengah menjalankan dagang dan bisnisnya di Indonesia.
1. Menghindari persaingan dagang yang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda agar keuntungan maksimal bisa didapat 2. memperkokoh keadaan Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya. 3. Membantu berupa dana ke pemerintah Belanda yang sedang berjuang melawan Spanyol yang masih menduduki Belanda.
Hak Istimewa atau Hak Octroi VOC Terdapat beberapa hak istimewa atau hak octroi yang diberikan oleh Pemerintah Belanda kepada VOC di Indonesia. berikut di bawah point-point pentingnya. • Hak monopoli perdagangan • Hak mencetak dan mengedarkan uang • Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai • Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja • Hak memiliki tentara sendiri • Hak mendirikan benteng • Hak menyatakan perang dan damai • Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa setempat.
• Hak menjalankan kekuasaan kehakiman Politik Vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun Yang Dilancarkan VOC Untuk mendukung VOC dalam menjalankan misi untuk menguasai perdagangan serta memonopoli perdagangan di Indoensia, VOC mempunyai strategi terutama dalam politik ekonominya.
setiap strategi politik ekonomi yang dijalankan VOC tersebut senantiasa menguntungkan VOC dan merugikan rakyat Indonesia. Ada beberapa politik ekonomi yang tetapkan VOC di Indonesia contohnya seperti di bawah ini : 1.
Verplichhte Leverantie Verplichhte Leverantie adalah memaksa pribumi untuk menjual hasil bumi dengan harga yang sudah diterakpan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk menjual hasil bumi kepada pedagang lain selain VOC.
Hasil bumi tersebut diantaranya yaitu lada, kapas, kayu manis, gula, beras dan nila binatang ternak. Lihat Juga: Visi dan Misi Adalah 2. Contingenten Contingenten adalah kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berbentuk hasil bumi.
3. Ektripasi Ektripasi adalah hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang bisa mengakibatkan merosotnya harga. 4. Pelayaran Hongi Pelayaran Hongi merupakan bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan yang dilakukan oleh VOC. Pelayaran ini dilakukan untuk menghindari adanya penyelundupan serta perdagangan pasar gelap yang menyalahi aturan VOC.
Tindakan yang dilakukan oleh VOC untuk yang melanggar peraturan atau ketentuan yang telah disepakati VOC yaitu penyitaan barang dagangan, dijebloskan ke penjara dan yang paling kejinya dijual sebagai budak di pasar budak bahkan sampai pada yang terberat yakni menghabisi nyawa.
Kemunduran VOC di Indonesia Setelah sekian lama menduduki Indonesia serta menjadikan Indonesia sebagai ladang emasnya, VOC kemudian mengalami kemunduran atau runtuh. Dan bahkan pada puncaknya VOC dibubarkan oleh Belanda sebab beberapa penyebab utama. Berikut dibawah ini Penyebab keruntuhan VOC : 1. Banyak pegawai VOC yang korupsi 2. VOC terjerat banyak hutang 3. Pengeluaran VOC yang semakin besar akibat melakukan perang 4. Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa 5.
Penggunaan tentara sewaan yang membebani kas VOC 6. Adanya perang yang terus menerus oleh VOC sehingga memakan biaya yang cukup besar terutama ketika perang melawan Diponegoro 7. Pembagian deviden (laba dari kegiatan perdagangan) kepada pemilik saham walaupun kas VOC mengalami defisit Demikianlah artikel dari pengajar.co.id tentang VOC Semoga Dapat Bermanfaat Bagi Kita Semua!
Sebarkan ini: • Facebook • Twit • WhatsApp Posting pada S1, SD, SMA, SMK, SMP, UMUM Ditag apa itu hak oktroi, vereenigde oost indische compagnie voc dibentuk pada tanggal 20 maret tahun yang dimaksud batigslot politiek, dampak voc, dutch east india company worth, dutch west india company, eic adalah, english east india company, french east india company, hak istimewa voc, hak oktroi, hak oktroi voc, hak oktroi voc dan contohnya, hak oktroi yang dimiliki voc, jelaskan alasan pendirian voc, jelaskan secara singkat tentang 3g, kapan voc dibubarkan, kebijakan kebijakan voc di indonesia, kebijakan voc, kemunduran voc, kepanjangan dari voc dan artinya, kepanjangan eic, kepanjangan voc, keserakahan dan kekejaman voc, keserakahan voc, kewenangan voc, koleksi arsip kartografi f de haan, lahirnya voc, lahirnya voc secara singkat, latar belakang berdirinya voc, latar belakang voc, latar belakang voc brainly, masa kejayaan voc, masa pemerintahan johannes van den bosch, mata uang voc, mengapa inggris mendirikan eic, mengapa voc berhasil menguasai indonesia, pegawai voc, pemimpin voc, pendiri voc, pengertian eic, pengertian voc brainly, penyebab kemunduran voc, perkembangan voc, pertanyaan tentang voc, pokok peraturan tanam paksa, portuguese east india company, sebutkan kebijakan yang dibuat oleh daendels, sebutkan latar belakang berdirinya voc, sejarah eic, sejarah singkat voc, sejarah voc, sejarah voc lengkap, sejarah voc pdf, sejarah voc singkat, soal pilihan ganda tentang voc, swedish east india company, tokoh tokoh voc, total kekayaan voc, tujuan berdirinya voc, tujuan eic, tujuan voc, tujuan voc brainly, tujuan voc datang ke indonesia, vereenigde oostindische compagnie, voc adalah, voc adalah brainly, voc adalah singkatan dari, voc dutch, volatile organic compounds adalah Artikel Terbaru • Momen Inersia • √ Manusia Purba Di Indonesia : SejarahPengertian dan Jenisnya • Manajemen Pemasaran Adalah • Kompetensi Adalah • Implementasi Adalah • Manajemen Operasional Adalah • E-book Adalah • Talak Adalah • Senyawa Adalah • Perbedaan Senyawa dan Campuran • Momentum dan Impuls • Metamorfosis Sempurna dan Tidak • Gerakan Literasi Sekolah • Seni Tari • Dikotil
pemerintah dan Parlemen Belanda ( Staten Generaal) pada 1598 mengusulkan agar antar kongsi dagang Belanda bekerja sama membentuk sebuah perusahaan dagang yang lebih besar.
Usulan ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi antarkongsi yang telah ada. Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang India Timur”.
VOC secara resmi didirikan di Amsterdam. Adapun tujuan dibentuknya VOC ini antara lain untuk: (1) menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada, (2) memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain. VOC di pimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17, sehingga di sebut “Dewan Tujuh Belas” (de heeren XVII). Mereka terdiri dari delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di belanda.
Markas besar dewan ini berkedudukan di amsterdam. Dan menjalankan tugas, Voc ini memiliki beberapa kewenangan dan hak-hak antara lain: • melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat Magelhaens, termasuk Kepulauan Nusantara, • membentuk angkatan perang sendiri, • melakukan peperangan, • mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat, • mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri, • mengangkat pegawai sendiri, dan • memerintah di negeri jajahan.
Sebagai sebuah kongsi dagang, dengan kewenangan dan hak-hak di atas, menunjukkan bahwa VOC memiliki hak-hak istimewa dan kewenangan yang sangat luas. VOC sebagai kongsi dagang bagaikan negara dalam negara.
Dengan memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan bolehmelakukan peperangan, maka VOC cenderung ekspansif. VOC terus berusaha memperluas daerah-daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan monopolinya. VOC juga memandang bangsa-bangsa Eropa yang lain sebagaimusuhnya. Mengawali ekspansinya tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir Portugis dari Ambon. Benteng pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC.
Benteng itu kemudian oleh VOC diberi nama Benteng Victoria. Pada awal pertumbuhannya sampai tahun 1610, “Dewan Tujuh Belas” secara langsung harus menjalankan tugas-tugas dan menyelesaikan berbagai urusan VOC, termasuk urusan ekspansi untuk perluasan wilayah monopoli. Dapat Kamu bayangkan “Dewan Tujuh Belas” yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda mengurus wilayah yang ada di Kepulauan Nusantara.
Sudah barang tentu “Dewan Tujuh Belas” tidak dapat menjalankan tugas sehari-hari secara cepat dan efektif. Sementara itu persaingan dan permusuhan dengan bangsa-bangsa lain juga semakin keras. Berangkat dari permasalahan ini maka pada 1610 secara kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam organisasi VOC, yakni jabatan gubernur jenderal.
Gubernur jenderal merupakan jabatan tertinggi yang bertugas mengendalikan kekuasaan di negeri jajahan VOC. Di samping itu juga dibentuk “Dewan Hindia” ( Raad van Indie).
Tugas “Dewan Hindia” ini adalah memberi nasihat dan mengawasi kepemimpinan gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Sebagai gubernur jenderal yang pertama, Pieter Both sudah tentu harus mulai menata organisasi kongsi dagang ini sebaik-baiknya agar harapan mendapatkan monopoli perdagangan di Hindia Timur dapat diwujudkan. Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di Banten pada tahun 1610.
Pada tahun itu juga Pieter Both meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Penguasa Jayakarta waktu itu, Pangeran Wijayakrama sangat terbuka dalam hal perdagangan.
Pedagang dari mana saja bebas berdagang, di samping dari Nusantara juga dari luar seperti dari Portugis, Inggris, Gujarat/India, Persia, Arab, termasuk juga Belanda. Dengan demikian Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda Kelapa menjadi kota dagang yang sangat ramai.
Kemudian pada tahun 1611 Pieter Both berhasil mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, guna pembelian sebidang tanah seluas 50×50 vadem ( satu vadem sama dengan 182 cm) yang berlokasi di sebelah timur Muara Ciliwung. Tanah inilah yang menjadi cikal bakal hunian dan daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa dan menjadi cikal bakal Kota Batavia.
Di lokasi ini kemudian didirikan bangunan batu berlantai dua sebagai tempat tinggal, kantor dan sekaligus gudang. Pieter Both juga berhasil mengadakan perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan berhasil mendirikan pos perdagangan di Ambon. Sumber: Sejarah SMA/MA Kelas XI Kemdikbud 2014
Pertama, akan dijelaskan tentang VOC.
Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda ( Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 dan merupakan persekutuan dagang asal Belanda yang menggunakan sistem monopoli perdagangan di Asia.
Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional pertama di duniasekaligus perusahaan pertama yang mengeluarkan sistem pembagian saham. Meskipun VOC merupakan persekutuan badan dagang, tetapi badan dagang ini didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas yang istimewa.
Contohnya, VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara. VOC memiliki enam bagian di Amsterdam, Middelburg, Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam. Delegasi dari 6 bagian ini disatukan sebagai Heeren XVII (terjemahkan sendiri). 6 bagian ini menyumbangkan delegasi ke dalam Heeren XVII sesuai dengan proporsi modal yang mereka bayarkan. Sebutan Kompeni atau Kumpeni adalah istilah populer VOC di kalangan rakyat Indonesia.
Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih mengenal Kompeni karena penindasannya dan pemerasan kepada rakyat Nusantara yang menyedihkan.
Latar belakang datangnya VOC ke Indonesia Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan di ujung selatan Afrika.
Awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan. Misi dagang yang kemudian dilanjutkan dengan politik kolonisasi dilakukan oleh Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaçao, tujuan Belanda sejak awal adalah murni kolonisasi.
Di abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis dengan menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan utama. Namun ternyata perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan harga lada meroket pada saat itu. Selain itu Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang sedang dalam keadaan perang dengan Belanda pada saat itu) pada tahun 1580, menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi Belanda.
ketiga faktor tersebutlah yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia” pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar menuju Indonesia, dan merupakan kontak pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal.
Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan. The British East India Company adalah para pedagang Inggris yang memulai mendirikan perusahaan dagang di Asia pada 31 Desember 1600 yang berpusat di Kalkuta. Kemudian Belanda menyusul tahun 1602 dan Perancis mendirikan French East India Company tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur.
Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara.
Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Indonesia, seperti di Maluku, yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, pemerasan dan pembunuhan massal.
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi meliputi: • Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens untuk kepentingan sendiri; • Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk: • memelihara angkatan perang, • memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian, • merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda, • memerintah daerah-daerah tersebut, • menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri, dan • memungut pajak.
Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran karena: • Banyak pegawai VOC yang korupsi • Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan • Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak • Pembayaran Devident bagi pemegang saham • Bertambahnya saingan dagang di Asia • Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.
Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia. sumber ringkasan: http://id.wikipedia.org/wiki/Vereenigde_Oostindische_Compagnie Dengan sedikit perubahan Semoga membantu!!!