Rabu abu untuk agama apa

rabu abu untuk agama apa

Rabu Abu: Yl 2:12-18; 2Kor 5:20-6:2; Mat 6:1-6.16-18 "Apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi" Setiap agama atau keyakinan iman hemat saya senantiasa mengajarkan pentingnya berpuasa atau bermatiraga. Orang-orang yang dikenal sakti dan bijak pada umumnya telah menjalani matiraga atau puasa yang cukup lama, dimana mereka harus menyepi atau menyendiri, misalnya di gua-gua, di hutan belantara, di gunung-gunung, di pantai yang sepi, di padang pasir dst.

Di dalam kesepian dan kesendirian tersebut mereka berdoa, merenung dan berrefleksi dalam rangka menemukan kehendak Ilahi, yang kemudian dijadikan pedoman atau pegangan dalam hidup sehari-hari. Sayang dan sungguh memprihatinkan matiraga pada masa kini jika dicermati sungguh mengalami erosi atau kurang memperoleh perhatian di tengah-tengah sikap mental kebanyakan orang yang materialistis, konsumptif dan hedonis. Mulai hari ini kita umat Katolik diajak untuk memasuki masa Puasa, masa bertobat atau masa berahmat selama kurang lebih empat puluh hari, dalam rangka mempersiapkan diri untuk mengenangkan puncak iman Kristiani, yaitu wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus.

Maka marilah kita masuki dan jalani masa Puasa ini dengan tekun dan rendah hati, antara lain kita perdalam dan tingkatkan hidup doa, matiraga, sosial dan persaudaraan sejati. " Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air rabu abu untuk agama apa, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.

rabu abu untuk agama apa

Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Mat 6: 16-18). Tujuan puasa, matiraga atau lakutapa lahir, sebagaimana diajarkan oleh St.Ignatius Loyola ' mempunyai tiga maksud utama: 1. Menyilih dosa-dosa lampau, 2. Mengalahkan diri dan 3. Untuk mencari dan mendapatkan suatu rahmat atau anugerah' (lih LR St.Ignatius Loyola no 87): 1. Agar dapat menyilih dosa-dosa kiranya perlu mengenal atau mengetahui dosa-dosanya dengan benar dan tepat.

rabu abu untuk agama apa

Kita tak mungkin mengenal dan mengetahui dosa-dosa kita dengan tepat dan benar di dalam keramaian atau kebisingan, melainkan di dalam keheningan dan kesepian kita akan lebih mudah rabu abu untuk agama apa dan mengetahuinya.

Untuk itu kita perlu menyendiri atau tinggal di tempat yang tersembunyi, sehingga kita dapat mawas diri dengan baik, awas terhadap diri sendiri, kenal dengan baik akan diri sendiri, sebagai orang berdosa yang dipanggil Tuhan. 2. Ketika kita kenal diri sendiri, maka kita juga akan mampu mengalahkan diri sendiri, maksudnya mengarahkan diri kepada kehendak Tuhan.

Dengan kata lain yang dimaksudkan mengalahkan diri sendiri adalah ' nafsu taat kepada budi, dan semua kemampuan-kemampuan yang lebih rendah makin tunduk kepada yang lebih luhur' (ibid.). Kita diharapkan mampu mengendalikan atau mengarahkan derap langkah atau gerak raga atau anggota tubuh kita sesuai dengan kehendak Tuhan dan tidak lagi mengikuti keinginan, kehendak atau nafsu sendiri.

3. Rahmat yang kita dambakan antara lain adalah tobat, semangat atau sikap mental untuk memperbaharui diri terus-menerus, sehingga kita dapat menjadi orang Katolik atau orang beriman yang peduli dan berbagi, antara lain senantiasa melakukan pekerjaan baik meski kecil rabu abu untuk agama apa sesederhana sekalipun, sebagai menjadi tema APP tahun ini.

Dengan kata lain kita diharapkan berubah menjadi atau memperdalam diri sebagai orang baik dan peduli terhadap kebutuhan orang lain, terutama mereka yang miskin dan berkekurangan. Perbuatan baik atau kepedulian kita tidak perlu digembar-gemborkan atau diumumkan dimana-mana, melainkan lakukanlah saja dengan diam-diam. Meskipun tidak akan diketahui atau dipuji orang lain hendaknya tetap berbuat baik dan peduli kepada orang lain.

" Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2Kor 5:20-21) " Berilah dirimya didamaikan dengan Allah", inilah yang hendaknya kita refleksikan atau renungkan dan kemudian kita hayati atau laksanakan.

Apakah kita tidak berdamai dengan Allah? Jika kita jujur dan benar mawas diri kiranya kita akan mengakui dan menghayati bahwa kita tidak senantiasa hidup dalam perdamaian dengan Allah, karena dosa-dosa kita, entah besar atau kecil.

rabu abu untuk agama apa

Semakin tambah usia dan pengalaman pada umumnya juga semakin bertambah dosa-dosanya, itulah yang pada umumnya terjadi. Hidup berdamai dengan Allah rabu abu untuk agama apa hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur dan dengan demikian senantiasa hidup saling mengasihi tanpa batas dan dengan bebas.

Kita semua diciptakan, dikandung, dilahirkan dan dibesarkan di dalam dan oleh kasih, namun rabu abu untuk agama apa sering kita tidak tahu dan tidak mau berterima kasih, padahal kita semua telah menerima kasih secara melimpah ruah dari Allah melalui orang-orang yang telah mengasihi, memperhatikan dan mendampingi hidup dan perjalanan panggilan kita.

Tanpa kasih kita tak mungkin dapat ada, tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya pada saat ini. Aneka macam bentuk penyelewengan, ketidak-setiaan atau perselingkuhan hemat saya merupakan bentuk pelanggaran kasih dari mereka yang tak tahu dan tahu mau berterima kasih. Bukankah kita sering menyeleweng, tidak setia dan hanya hidup mengikuti selera atau keinginan pribadi alias sering berdosa? Marilah dengan rendah hati kita berusaha untuk berdamai dengan Allah alias bertobat.

"Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu" (Yl 2:12-14).

Marilah kita dengan rendah hati mengakui dosa-dosa kita serta mohon kasih pengampunan Tuhan, " sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia". Hendaknya kita juga tidak takut dan malu untuk saling mengakui dosa dan minta maaf atau kasih pengampunan, dan marilah kita tunjukkan diri kita sebagai orang yang sungguh mengasihi dan menyayangi, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

" Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan atau masalah" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24).

Berbagai rangsangan dan masalah ada di sekitar hidup dan kerja kita dimanapun dan kapanpun, yang merayu kita untuk tidak sabar serta berselingkuh alias tidak setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita. Tuhan telah begitu sabar terhadap kita, yang lemah, rapuh dan berdosa ini, maka marilah kita salurkan kesabaran tersebut kepada saudara-saudari kita. " Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!

Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat" (Mzm 51:3-6a) Ign 22 Februari 2012 • ► 2022 (1) • ► Januari (1) • ► 2021 (14) • ► September (1) • ► Agustus (1) • ► Juli (2) • ► Mei (4) • ► April (3) • ► Maret (3) • ► 2020 (8) • ► November (4) • ► Oktober (4) • ► 2013 (170) • ► Oktober (3) • ► Juni (28) • ► Mei (26) • ► April (24) • ► Maret (30) • ► Februari (27) • ► Januari (32) • ▼ 2012 (355) • ► Desember (30) • ► November (27) • ► Oktober (29) • ► September (30) • ► Agustus (31) • ► Juli (28) • ► Juni (29) • ► Mei (31) • ► April (27) • ► Maret (29) • ▼ Februari (30) • 2 Maret • 1Maret • 29 Feb • 28 Feb • 27 Feb • Minggu Prapaska I • 25 Feb • 24 Feb • 23 Feb • Rabu abu • 21 Feb • 20 Feb • Minggu Biasa VII • 18 Feb • 17 Feb • 16 Feb • 15 Feb • 14 Feb • 13 Feb • Minggu Biasa VI • 11 Feb • 10 Feb • 9 Feb • 8 Feb • 7 Feb • 6 Feb • Minggu Biasa V • 4 Feb • 3 Feb • 2 feb • ► Januari (34) • ► 2011 (360) • ► Desember (30) • ► November (35) • ► Oktober (28) • ► September (29) • ► Agustus (31) • ► Juli (26) • ► Juni (30) • ► Mei (34) • ► April (29) • ► Maret (29) • ► Februari (28) • ► Januari (31) • ► 2010 (332) • ► Desember (28) • ► November (29) • ► Oktober rabu abu untuk agama apa • ► September (29) • ► Agustus (29) • ► Juli (32) • ► Juni (27) • ► Mei (19) • ► April (27) • ► Maret (29) • ► Februari (26) • ► Januari (29) • ► 2009 (85) • ► Desember (29) • ► November (30) • ► Oktober (19) • ► Agustus (1) • ► April (1) • ► Maret (3) • ► Februari (2) • Komisi Seminari KWI • Komisi Keadilan dan Perdamaian KWI • Keuskupan Malang • Keuskupan Purwokerto • keuskupan Makassar • Keuskupan Denpasar • Keuskupan Sibolga • Keuskupan Tanjung Karang • Keuskupan Sintang • Paroki Kosambi Baru - St.Matias Rasul, Jakarta • Paroki Tanjung Priok - St.

Fransiskus Xaverius, Jakarta • Paroki Ciputat - St. Nikodemus, Jakarta • Paroki Grogol - St. Kristoforus, Jakarta • Paroki Santo Yusup - Gedangan, Semarang • Paroki Kelahiran Santa Perawan Maria - Surabaya • Paroki Salib Suci - Purwakarta • Paroki Santa Perawan Maria di Fatima - Sragen • Paroki Katedral Kristus Raja - Purwokerto • Paroki Santo Antonius Purbayan - Surakarta • Paroki Katedral - St.

Maria Diangkat ke Surga - Rabu abu untuk agama apa • Paroki Batu - Gereja Katolik Gembala Baik - Malang • Paroki Santa Maria Assumpta - Klaten • Paroki Santa Maria Annuntiata - Sidoarjo • Paroki Santo Fransiskus Assisi - Makassar • Paroki Santo Matias Cinere - Jakarta • Paroki Maria Immaculata - Slaw i • Paroki Bojong Indah - St.

Thomas Rasul - Jakarta • Paroki Maria Pertolongan Orang Kristen - Sidikalang • Paroki Hati SP Maria Tak Bercela - Kumetiran - Yogyakarta • Paroki Santo Arnoldus Janssen - Bekasi • Paroki Jatibening - St. Leo Agung - Bekasi • Paroki St. Petrus - Pekalongan • Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan, Bantul-Yogyakarta • Paroki Santo Joannes Baptista - Parung • Paroki Santa Bernadet - Ciledug • Paroki Santa Theresia - Balikpapan • Paroki Santo Antonius - Muntilan • Paroki Hati Kudus Yang Mahakudus - Makassar • Paroki Pejompongan - Kristus Raja • Paroki Karawaci - St.

Agustinus • Paroki St. Matias - Cinere • Paroki Santa Maria - Kartasura • Paroki St.Ignatius - Magelang • Paroki Thomas - Kelapa Dua • P aroki St.

Vincentius - Langsep, Malang • Paroki Katedral - Gereja St. Petrus, Bandung • Paroki Luwuk - St. Maria Bintang Kejora • Paroki Lumajang - Gereja Maria Ratu Damai • Paroki Negara - St. Petrus - Bali • Paroki Madiun I - St.

Cornelius • Paroki - Kelapagading - St. Yakobus • Paroki Wedi - Maria Bunda Kristus • Paroki Karanganyar/Jumapolo - St. Stephanus • Paroki Pekan Baru - St.

Maria dari Fatima • Gereja Maria Bunda Segala Bangsa - Nusa Dua - Bali • Wilayah IV - Paroki Tomang, Jakarta • OMK Wilayah III - Paroki Santo Thomas • Rumah-Doa • Santothomasrasul • Bunda Maria • Kuria Batam • Pormadi • Dedy Hartarto • Mendaki Gunung Karmel • Thomas Kempis • Peduli Keluarga • Komunitas Gereja MBK • SMPK - Kraksaan • Adorasi Abadi • Leoerk - Aku ; Iman, dan Dunia • Yayasan Tarakanita - Wilayah Surabaya • UKKK-Ubaya • Silent is Gold • News Update Dospo • iwan-00789 • Leonardus Budi Kristanto • FX.

Sukendar Wignyosumarta, Pr • Bintang Damai • Renungan Pagi • Komunitas Pradnyawidya • Gemparbatu • Cius • Henri Yulianto Press • Seminari Tinggi St. Paulus Yogyakarta • Paskah • Marianus FT • Recharge - Aruibab • Program Katekese • Renungan Pribadi • Reflection • Forum Guru Agama Katolik • Belia Spy United • OMK Mikael • Mudika Hati Kudus Yesus - Tanah Mas • Buletin Jendela - Muntilan • Juniars • Mudika Ratu Pencinta Damai • Laci Hati • Susteran Santa Lusia • HUKL Lobam • Ordo Karmel Indonesia • Legio Batam • Goedang Bahasa dan Sastra • Community Of Grace • Starpearl • Rabu abu untuk agama apa • Serafien - Perangkai Bunga Liturgis • Christophorus Bayu Kurniawan • Kontribusi Para Mantan • Via et Vita et Veritas • Pro Kinotakara K-Link • Jogjaklink116 • Saksi Kristus Menyapa • Ordo Salib Suci • Adorasi Ekaristi Abadi - Keuskupan Bandung • Inge Florist • Paroki-Paroki • Warta Kasih • Blencong - Laskar Gusti • Caping Gunung • Mudika Indonesia • Urun Rembug • Perhimpunan Vincentius Jakarta • Katolik Indonesia • KKS Pangkalpinang • Mas Ben Berkata-Kata • Wilayah St.

Antonius Padua-Katedral Jakarta • Lingkungan Kaligarang • Rak Puisi • Seminari St. Yohanes Don Bosco -Keuskupan Agung Samarinda • BPK PKK - Keuskupan Agung Pontianak • Shalam Creative Ministry • Donny PR • Mudika St. Agustinus SMBK - Malang • Ogut 267 • Berita Katolik • KOMSOS Paroki St.Maria Kartasura • Bina Iman Anak (BIA) Paroki St.Arnoldus Janssen-Bekasi • Seputar Liturgi & Perayaan Ekaristi • Keluarga Dominikan Indonesia • Make Some Noice • Mudika Bramin • STFT Widya Sasana Malang • MP3- Lagu Pujian • Venesia • Seputar Agatha • Wong-Sangar • Harum Ginting • Renungan Pribadi • Apriano • FX.Margono Bersyukur • omiti Liturgi, Our Lady Of Fatima - Beluran • Hidup Dalam Urapan • Retret - Semakin Tua Semakin Manis • Yogie • Kolom Bahasa • Cindy's Blablaland • Incredible Faith • Doamu - Imanmu - Harapanmu • Seminari Menengah Yohanes Maria Vianney • KKS Pangkalpinang • Sormin Pagaran Dolok • BC-Magazine • Gema Liturgi • Iman Katolik dalam Agama dan Gereja Katolik • Agama Katolik • Iman Katolik dalam Agama dan Gereja site • ImanKatolik • Renungan Harian Iman Katolik • FaceBook ImanKatolik Rabu Abu merupakan hari pertama dari masa Pra Paskah dalam liturgi tahunan gerejawi.

Hari Rabu Abu sendiri jatuh setiap hari Rabu40 hari sebelum hari Paskah tiba. Pada hari Rabu Abu ini, semua umat akan datang ke gereja dan diberi tanda salib pada bagian dahi yang menjadi sebuah simbol untuk pengingat umat sebagai tanda kesedihan, penyesalan yang mendalam serta pertobatan. Berikut ini, kami akan mengulas secara lengkap mengenai asal usul, makna serta perayaan Rabu Abu lengkap, silahkan disimak berikut ini.

Asal Usul Hari Rabu Abu Penggunaan abu dalam liturgi Rabu Abu ini berasal dari Perjanjian Lama, dimana abu menjadi lambang perkabungan, rasa sesal, berkabung dan juga pertobatan umat. Pada abad ke-5 SM setelah Yunus berseru supaya orang kembali pada Tuhan dan melakukan pertobatan, Kota Niniwe kemudian memaklumkan puasa serta mengenakan kain kabung dan taja menyelubungi dirinya dengan kain kabung sembari duduk di atas abu. Yesus juga sudah menyinggung tentang pemakaian abu yang ditujukan untuk kota yang menolak melakukan pertobatan dari dosa walau sudah melihat sendiri mujizat secara nyata dan mendengarkan kabar gembira.

Pada Abad Sebelum 5 Masehi Gereja Perdana menggunakan abu sebagai simbolis yang juga serupa. Tertulianus menulis dalam bukunya yakni “De Poenitentia” sekitar 160 sampai 220, jika pendosa rabu abu untuk agama apa mau bertobat harus hidup tanpa bersenang-senang dan mengenakan kain kabung serta abu.

Sejarawan Gereja perdana juga menulis dalam bukunya yakni “Sejarah gereja” jika ada seorang murtad bernama Natalis yang datang pada Paus Zephyrinus dengan mengenakan kain kabung serta abu lalu memohon pengampunan. Dalam masa yang sama, maka diwajibkan bagi mereka untuk menyatakan tobat di muka umum dan imam akan memakaikan abu pada kepala mereka sesudah melakukan pengakuan. Pada abad pertengahan, mereka yang sedang menghadapi ajal akan dibaringkan di atas tanah beralaskan kain kabung lalu diperciki dengan abu dan imam akan memberikan berkat pada orang tersebut dengan air suci sambil berkata ,”Ingat engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.” Sesudah itu, imam akan bertanya, “Puaskah engkau dengan kain rabu abu untuk agama apa dan abu sebagai pernyataan tobatmu di hadapan Tuhan pada hari penghakiman?” Yang mana akan dijawab orang tersebut dengan, “Saya puas.” Artikel terkait: • Bertumbuh dan Berbuah di Dalam Kristus • Allah Tritunggal • Tanda Salib Katolik • Karakter Kristus • Keluarga Kristen Pada Abad 8 Pra Paskah Dengan beberapa contoh tersebut, akhirnya abu dipakai sebagai tanda awal masa Pra Paskah yakni persiapan selama 40 hari dan belum termasuk hari minggu untuk menyambut hari Paskah.

Ritual perayaan Rabu Abu ini ditemukan pada masa Gregorian Sacramentary yang terbit sekitar abad ke-8. Kemudian sekitar tahun 1000, imam Anglo Saxon yakni Aelfric berkotbah yakni, “Kita membaca dalam kitab-kitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa mereka yang menyesali dosa-dosanya menaburi diri dengan abu serta membalut tubuh mereka dengan kain kabung.

rabu abu untuk agama apa

Sekarang, marilah kita melakukannya sedikit pada awal Masa Prapaskah kita, kita menaburkan abu di kepala kita sebagai tanda bahwa kita wajib menyesali dosa-dosa kita terutama selama Masa Prapaskah.” Sesudah abad pertengahan tersebut, maka gereja memakai abu sebagai tanda dimulainya masa pertobatan Pra Paskah sehingga kita bisa mengingat jika kita tidaklah abadi dan sudah menyesali segala dosa yang sudah diperbuat.

Sedangkan pada perayaan Rabu Abu sekarang ini, au diambil dari daun palma yang sudah diberkati di hari Minggu Palma pada tahun sebelumnya yang kemudian di bakar dan pastur akan memberkati abu tersebut lalu menorehkannya pada dahi umat beriman membentuk tanda salib sambil berkata, “Ingat, engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu,” atau “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.” Makna Hari Rabu Abu Perayaan Paskah sendiri merupakan perayaan penting untuk kehidupan iman bagi umat yang percaya.

Paskah dikatakan sebagai jantung sebab Paskah adalah pusat dari semua yang menghidupi seluruh kehidupan iamn orang percaya sepanjang hidup seperti yang sudah tertulis dalam rangkaian Tahun Liturgi.

Tanpa adanya Paskah, maka tidak akan ada perayaan apa pun juga demikian pula tidak akan ada janji keselamatan. Paskah tidak hanya sebagai hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus saja, namun juga penderitaan serta kematian Kristus. Masa Rabu Abu ini menjadi awal pembaharuan diri, intropeksi diri serta pertobatan. Namun bukan berarti sesudah masa Paskah, umat bisa berbuat semaunya tanpa ada pertobatan.

Sikap selalu mawas diri dan juga pertobatan menjadi panggilan hidup bagi umat yang percaya seumur hidupnya. Rabu Abu sendiri bukan hanya sekedar paham akan arti abu sebagai pertobatan serta rasa penyesalan atas segala dosa yang sudah dilakukan sekaligus menghayatinya dengan melakukan puasa.

Akan tetapi, Rabu Abu yang merupakan sebuah pertobatan namun masih saja melakukan dosa, maka itu menandakan jika kita belum memahami dengan baik apa itu arti dari Rabu Abu.

Rabu Abu bisa dikatakan sudah benar-benar kita pahami jika melakukan puasa dengan menahan rabu abu untuk agama apa nafsu serta berpantang dan juga tidak berbuat dosa lagi serta semakin peduli dengan sesama, sebagai berikut makannya: • Makna Rabu Abu Lewat Abu Sebagai Simbol Abu menjadi sesuatu hal yang dibenci orang bersih, sebab abu akan mudah menempel dan bertebaran dimanapun yang akan merusak atau mengurangi keindahan.

Akan tetapi, deu dan juga abu juga mudah untuk dibersihkan dan kumpulan abu juga mudah terbang berserakan saat terhembus dengan angin. Selain itu, semua yang dibakar menjadi abu maka sudah tidak akan ada artinya lagi. Abu memiliki sifat yang kotor, mudah untuk dipindahkan dan tidak memiliki arti. Akan tetapi, dalam Rabu Abu maka abu mempunyai sebuah arti tersendiri. Selama beberapa abad sebelu Kristus, abu ini juga sudah digunakan sebagai arti pertobatan dan dalam Kitab Kejadian juga disebutkan jika manusia tercipta dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu.

Ini terjadi sebelum Roh Allah dihembuskan pada manusia, sebab tanpa adanya Roh Allah maka manusia tidak akan ada artinya layaknya seperti debu dan tanpa adanya Allah, maka manusia hanya bisa berbuat dosa. Jika dilihat dari segi teologis, makna dari Rabu Abu sendiri adalah para umat yang percaya mengungkapkan sikap penyesalan serta pertobatan yang didasari dengan kesadaran kefanaan diri serta betapa bergantungnya kita dengan rahmat Kristus. Sedangkan tanda sali dari abu yang ada pada dahi yang rabu abu untuk agama apa pada perayaan Rabu Abu tidak hanya sebagai tanda saja, namun memiliki maksud yaki memungkinkan setiap individu untuk menghayati makna Rabu Abu meskipun sudah ada penjelasan secara objektifnya.

Simbol abu ini selayaknya dijadikan tanda peringatan jika kita adalah manusia yang penuh akan dosa dan sudah membuat Yesus disalibkan karena dosa yang sudah kita perbuat. Karena itulah, umat yang datang ke gereja pada masa Rabu Abu akan diberi tanda salib dengan abu pada bagian dahi sebagai pengingat kita akan ritual Israel Kuno saat seseorang menabur abu di atas kepala atau seluruh bagian tubuh sebagai tanda akan kesedihan, pertobatan dan rasa menyesal yang mendalam.

(baca juga: Perbedaan Agama Kristen dan Katolik) • Makna Rabu Abu Lewat Puasa Semenjak hari Rabu Abu sampai hari raya Paskah, maka 40 hari tersebut digunakan umat untuk berpuasa. Angka 40 ini diambil dari 40 hari Yesus melakukan puasa. Karena kita merupakan milik Kristus sepenuhnya, maka seluruh umat juga diajak untuk berusaha memahami makna tersebut. Puasa yang dilakukan ini adalah sikap menyangkal diri dari berbagai hal yang disukai dan umat akan menghindari semua hal tersebut dari mulai masa Rabu Abu sampai Paskah seperti contohnya kebiasaan minum alkohol, merokok, makan berbagai hidangan nikmat dan berbagai kebiasaan buruk seperti iri hati, marah, dendam, malas, nafsu, sombong dan berbagai sikap dan sifat buruk lainnya.

Semua puasa ini dilakukan untuk memperbaharui hidup sebab ciri utama dari pengikut Yesus adalah sikap pertobatan yang dinyatakan lewat pembaharuan hidup.

rabu abu untuk agama apa

Sedangkan tradisi puasa yang dilakukan Protestan bukan berarti hanya ikut-ikutan semata. Namun memang karena juga digunakan untuk melatih rohani supaya semakin terbuka dalam menghayati perrtobatan sebagai sikap hidup. Pertobatan yang dimaksud adalah kehidupan kita yang semakin baik dan menjadi berkenan di mata Tuhan serta memelihara semua kekudusan hidup.

Makna pertobatan sendiri tidak hanya sekedar pembubuhan abu pada bagian dahi dengan membuat tanda salib, namun juga diikuti dengan pertobatan hati. “Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu”. Jadi yang dikehendaki oleh Tuhan dalam ibadah puasa adalah “hati yang mau dikoyakkan”.

Dengan ini maka kita akan bersungguh-sungguh dalam menyesali semua kesalahan serta dosa dan rabu abu untuk agama apa kembali untuk mengalami kasih serta pengampunan dari Allah yang terjadi dalam setiap kehidupan kita setiap hari. (baca juga: Peran Gereja Dalam Masyarakat) Artikel terkait: • Mujizat Tuhan Yesus • Cara Masuk Kristen • Perbedaan Islam dan Kristen • Makna Doa Bapa Kami • Alasan Orang Islam Masuk Kristen Pantang dan Berpuasa Rabu Abu Pantang untuk makan daging ataupun makanan lain dilihat dari yang sudah ditentukan Konferensi para Uskup sudah seharusnya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali jika hari Jumat tersebut termasuk dalam hitungan hari raya.

Sementara pantang dan puasa juga harus dilakukan pada hari Rabu Abu serta Jumat Agung untuk memperingati sengsara serta wafat Tuhan kita Yesus Kristus. Pantang ini dilakukan oleh umat yang sudah genap berusia 14 tahun, sementara untuk puasa mengikat semua usia dewasa sampai umur 60 tahun. Rabu abu untuk agama apa orang Katolik sangat wajib untuk berpuasa di hari Rabu Abu dan juga Jumat Agung. • Arti Puasa Puasa dalam umat Kristen berarti hanya makan kenyang sekali dalam sehari dan bisa disesuaikan masing-masing orang seperti kenyang, tidak kenyang dan tidak kenyang atau tidak kenyang, kenyang dan tidak kenyang atau tidak kenyang, tidak kenyang dan kenyang.

Sedangkan untuk pantang yang juga wajib dilakukan umat Katolik pada hari Rabu Abu serta setiap hari Jumat sampai Jumat Suci yakni berjumlah 7 kali selama masa Pra Paskah. Yang diwajibkan untuk berpantang adalah semua orang Katolik yang sudah berusia 14 tahun keatas. Pantang ini memiliki arti pantang daging, pantang garam, pantang rokok, pantang gula, pantang hiburan seperti televisi, film dan sebagainya. Oleh karena ringannya berpuasa dan pantang, maka sudah seharusnya puasa dan pantang ini untuk dilaksanakan sebagai bentuk semangat bertobat untuk semua umat beriman meliputi pribadi, keluarga atau kelompok.

(baca juga: Makna Kebangkitan Yesus) • Arti Pantang dan Puasa Puasa merupakan tindakan yang dilakukan secara sukarela yakni tidak makan dan minum seluruhnya dalam arti tidak makan atau minum sama sekali atau sebagian atau mengurangi makan atau minum.

Jika dilihat dari segi kejiwaan, maka puasa memiliki arti memurnikan hati sehingga lebih muda memusatkan perhatian untuk berdoa. Selain itu, puasa juga merupakan bentuk dari kurban atau persembahan sehingga puasa pantas disebut doa dengan tubuh sebab dengan menjalankan puasa, maka seseorang akan menata kembali hidup serta tingkah laku dalam segi rohaninya. (baca juga: Janji Tuhan Bagi Orang Percaya) Dengan berpuasa, maka kita akan mengungkapkan rasa lapar akan Tuhan dan juga kehendak-Nya.

Kita akan mengorbankan segala kesenangan dan keuntungan sesaat dengan penuh rasa syukur atas kelimpahan karunia Tuhan. Dengan ini, maka sifat serakah bisa dikurangi sekaligus mewujudkan penyesalan atas dosa di masa lalu. Dengan berpuasa, maka kita bisa menemukan diri kita yang sebenarnya sehingga bisa membangun pribadi yang selaras, puasa akan membebaskan diri kita dari segala ketergantungan jasmani serta ketidakseimbangan emosi dan semangat serupa juga berlaku pada saat kita sedang berpantang.

(baca juga: Tujuan Hidup Orang Kristen) Artikel terkait: • Cara Puasa Orang kristen • Makna Paskah • Sakramen Baptis • Sejarah Rabu abu untuk agama apa Alkitab • Cara Bertobat Orang Kristen Perayaan Dalam Hari Rabu Abu Dalam gereja Katolik, Rabu Abu menjadi hari pertama dari dimulainya masa Pra Paskah yang jika dalam bahasa Inggris disebut denga Lent yakni masa persiapan untuk menyambut hari raya Paskah yakni hari kebangkitan Yesus kristus pada hari Minggu Paskah.

Tepatnya, Rabu Abu akan diperingati setiap hari ke-46 sebelum Paskah, sebab Paskah sendiri akan jatuh pada tanggal berbeda di setiap tahunnya begitu juga dengan Rabu Abu. Inilah beberapa perayaan yang sering dilakukan dalam hari raya abu sebagai berikut: • Dalam misa Rabu Abu ini, maka abu akan diberikan pada umat dari hasil pembakaran daun palma yang sudah diberkati dan diberikan pada minggu Palma setahun sebelumnya.

Gereja Katolik di seluruh dunia juga meminta umat untuk mengembalikan daun palma yang sudah dibawa pulang dan sudah mengering dari perayaan Paskah tahun lalu untuk dibawa kembali ke gereja yang nantinya akan dibakar sampai menjadi abu.

• Abu ini akan diberkati oleh Pastur dan diperciki dengan air suci dan umat akan maju secara berbaris untuk menerima tanda salib dari abu di bagian dahi. Pastur akan memberikan tanda salib di dahi tersebut sambil berkata “Ingatlah, manusia dari abu kembali menjadi abu, dari debu kembali menjadi debu”.

rabu abu untuk agama apa

• Rabu Abu menjadi hari yang secara khusus diperuntukan bagi kita para pendosa yang ingin kembali ke dalam Gereja dan menyesali atas semua dosa dalam wujud pertobatan.

Abu ini akan menjadi pengingat atas semua dosa yang sudah kita perbuat dan umat Katolik sendiri umumnya akan membiarkan abu tersebut tetap berada di dahi sebagai wujud kerendahan hati. Artikel terkait: • Penciptaan Manusia • Bahasa Roh • Penyaliban Yesus • Simbol Kristen • Dosa Turunan Menurut Kristen Selain itu, Gereja Katolik juga menekankan tentang pentingnya bentuk penyesalan dari dosa yang dinyatakan dengan cara berpuasa dan pantang makan daging.

Untuk semua umat yang berusia diantara 18 sampai 60 tahun akan diminta untuk berpuasa yakni hanya boleh makan malam lengkap tanpa daging atau dengan kata lain makan kenyang satu kali sehari. Sedangkan untuk umat yang sudah berusia lebih dari 14 tahun juga harus menahan diri untuk memakan daging atau makanan lain yang mengandung daging pada hari Rabu Abu.

Berpuasa dan pantang sendiri bukanlah menjadi hal sederhana dalam bentuk penyesalan atas semua dosa, akan tetapi juga menjadi persediaan untuk kehidupan spiritual. Rabu abu untuk agama apa masa Pra Paskah, sudah seharusnya memberikan sebuah poin atau arti yang mendalam sebelum akhirnya hari raya Paskah tiba. Pusat dari ibadah Rabu Abu sendiri adalah Kristus yakni dengan simbol abu, maka kita kembali diingatkan dan disadarkan kembali jika kita sebagai rabu abu untuk agama apa sangat membutuhkan penebusan Kristus sebab kita tidak akan bisa menyelamatkan diri kita sendiri karena kefanaan serta dosa-dosa kita.

Setiap umat sangat memerlukan belas kasih dan kerahiman dari Allah sebab kita hanyalah debu dan akan kembali menjadi debu. Related Posts • Rosenmontag: Asal Usul, Tujuannya, dan Tata Perayaannya • Hukum Aborsi Menurut Agama Kristen Sesuai Ayat Alkitabiah • 5 Contoh Perbuatan Dosa dalam Kristen yang Perlu Dihindari • 4 Tata Cara Ibadah Perayaan Rabu Abu yang Wajib Dipahami • 7 Cara Doa Dikabulkan Dengan Segera dan Cepat Menurut Kristen
Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska.

Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Rabu abu untuk agama apa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2). 1. Mengapa hari Rabu? Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari.

Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu). Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu. 2. Mengapa Rabu “Abu”? Abu adalah tanda pertobatan.

Kitab Suci rabu abu untuk agama apa abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6). Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu. Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” ( you are dust, and to dust you shall return).” 3.

Tradisi Ambrosian Namun demikian, ada tradisi Ambrosian yang diterapkan di beberapa keuskupan di Italia, yang menghitung Masa Prapaskah selama 6 minggu, termasuk hari Minggunya, di mana kemudian hari Jumat Agung dan Sabtu Sucinya tidak diadakan perayaan Ekaristi, demi merayakan dengan lebih khidmat Perayaan Paskah. Tentang hal ini sudah pernah diulas di sini, silakan klik.

Shalom Bu Ingrid, Saya mau tanya bu, apakah boleh penerimaan abu dilakukan dirumah?, karena suami saya sakit dan tidak memungkinkan untuk mengikuti rabu abu, padahal ini adalah pertama kalinya dia akan menerima abu, setelah dibaptis secara Katolik. Jika tidak boleh, apakah benar bisa menerima abu ketika hari minggu (setelah Rabu Abu)? Terima kasih atas jawaban dan penjelasannya. GBU Salam Ita, Secara pastoral oleh karena sakit dan halangan yang masuk akal, maka Anda bisa minta kepada prodiakon paroki, untuk menerimakan abu sekaligus menerimakan komuni di rumah untuk suami Anda.

Abu ialah tanda dioleskan di dahi atau ditaburkan di kepala, sebagai tanda pertobatan hati, sikap perilaku agar menjalani hidup yang makin sesuai sesuai dengan status sebagai anak-anak Allah. Dengan abu kita menyadari kedosaan dan kerapuhan kita yang hanya mengandalkan Allah. Hal ini termasuk upacara sakramentalia.

Maka bisa dilakukan oleh asisten imam (prodiakon paroki) atau petugas lain sesuai maksudnya. Hendaknya prodiakon memakai buku ibadat Rabu Abu untuk rumusan doanya. Karena situasi … Read more » Shalom team Katolisitas, Beberapa minggu terakhir ini, romo paroki saya gencar ‘menjelaskan’ bahwa perayaan Rabu Abu (yg ditandai dgn pemberian abu di dahi) itu bisa di lakukan pada hari Rabu, Kamis, Jumat dan sabtu pagi (misa pertama).

Jadi maksudnya, dari hari Rabu abu itu s/d sabtu pagi nya. Apakah hal ini benar? Berdasarkan apa? (mungkin ada kutipan Hukum Kanon yg bisa saya baca?). Trus satu lagi, agak out of topic mgkn… dari romo paroki yg sama, beliau jg sempat menjelaskan perbedaan antara ‘pesta’‘perayaan’, ‘hari raya’, dll. Sayangnya saya lupa dgn tepat, jadi bolehkah saya mendapat penjelasan mengenai itu … Read more » Salam Riderz, Untuk pertanyaan pertama, sebaiknya perayaan dilakukan pada hari Rabu Abu karena ada perayaan dengan doa-doa dan tatalaksana khusus pada hari ini sehingga mendapat nama Rabu Abu.

Bila ada alasan pastoral yang kuat untuk memberikan abu pada hari Kamis, Jumat, atau Sabtu sesudah Rabu Abu, sebaiknya ditanyakan ke keuskupan bersangkutan. Untuk pertanyaan kedua, keterangan tentang hal ini bisa dibaca KHK, Kan 1246-1248; juga PUMR (Pedoman Umum Misale Romawi) no 353-355. Penjelasan tingkatannya dan penentuan dalam Tahun Liturgi dapat dilihat dalam Pengantar dan isi buku Penanggalan Liturgi.

Berdasrkan data-data itu, kita bedakan tingkatan perayaan: Hari Raya dan Hari Minggu (dalam … Read more » Bu Ingrid, Apakah hari yang benar-benar wajib pantang puasa itu cuma Rabu Abu dan Jumat Agung? Apakah di hari Rabu dan Jumat lain selama masa pra paskah, kita wajib pantang?

Jika iya, seandainya saya gak mau pantang di hari tsb (karena pulang kampung dan gak sanggup menahan godaan untuk makan enak, atau lagi travelling ke negara lain dimana gak sanggup menahan godaan untuk makan enak), apakah bisa saya ganti dengan hari lain? Apakah saya berdosa karena itu? Terima kasih Bu. Shalom Lina, Ya, hari yang diwajibkan sebagai hari puasa dan pantang menurut Hukum Gereja Katolik adalah hari Rabu Abu dan Jumat Agung.

Namun Kitab Hukum Gereja yang sama mengajarkan bahwa hari Jumat sepanjang tahun (kecuali Jumat dalam oktaf Natal dan oktaf Paska) adalah hari pantang. Silakan membaca dua artikel berikut, yaitu: Berpuasa dan berpantang menurut Gereja KatolikMengapa kita berpantang dan berpuasa?

Prinsipnya, yang tertulis dalam hukum Gereja adalah ketentuan minimum, sehingga tentu saja boleh, jika kita mau melakukan lebih atas dasar kasih kepada Tuhan dan sebagai tanda pertobatan dan silih untuk mendoakan pertobatan dunia. Maka pada dasarnya puasa dan pantang … Read more » Dear Bu Ingrid, Terima kasih atas jawabannya.

Saya masih mau menanyakan 2 hal berikut: 1. “Kan. 1251 – Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup HENDAKNYA dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus.” —> Kata “HENDAKNYA” berarti tidak wajib dan hanya anjuran ya Bu?

2.

rabu abu untuk agama apa

“Memang sesuai dari yang kita ketahui, ketentuan dari Konferensi para Uskup di Indonesia menetapkan selanjutnya … Read more » Shalom Lina, 1. Sesungguhnya, kalau dalam bahasa Inggris Kan 1251 berbunyi: “Abstinence from meat, or from some other food as determined by the Episcopal Conference, is to be observed on all Fridays, unless a solemnity should fall on a Friday.

Abstinence and fasting are to be observed on Ash Wednesday and Good Friday.” Maka terjemahan yang lebih pas, seharusnya bukan “hendaknya dilakukan” tetapi “harus” dilakukan. Namun jika sampai diterjemahkan sebagai hendaknya, juga tetap bermuatan suatu himbauan yang kuat, bukan hanya sekedar anjuran, mengingat bahwa kata yang sama yaitu “hendaknya”/ “are to be” digunakan untuk menjelaskan pantang dan puasa wajib pada … Read more » Dear Bu Ingrid, Kalau begitu, kesimpulannya adalah umat katolik wajib pantang tiap jumat kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya dong.

Jika tidak melakukannya, berarti berdosa karena melanggar peraturan gereja. Apakah seperti itu? Jika memang begitu adanya, kenapa gereja kurang mensosialisasikan peraturan ini ke umat ya? Atau saya yang tidak tahu ya? Mohon penjelasannya Bu. Terima kasih Salam Lina, Mengenai aturan puasa dan pantang, KWI tidak berkata apapun, namun aturan pantang dan puasa tiap prapaskah diterbitkan oleh keuskupan.

Sedangkan di luar waktu prapaskah, mengikuti ketentuan kanonik. Silakan Anda yang sudah tahu menyebarkan warta ini kepada umat. Salam RD. Yohanes Dwi Harsanto Dear katolisitas, mau tanya Masa prapaskah dimulai pada hari Rabupertanyaannya mengapa rabu abu untuk agama apa hari Rabu?

Ada apa dengan hari Rabu? Lalu jikalau di hari rabu tersebut kita tidka puasa karena lupa, ada undangan perkawinan atau karena sakit yang intinya membuat kita tidak dapat puasa. dapatkah puasanya digantikan ke hari yang lain? Kalau memang bisa apa ya harus hari Rabu juga ? Atau bisa hari Kamis atw hari Jumat.

Terima kasih GBU ………… Shalom Dave, Tentang mengapa masa Prapaskah dimulai pada hari Rabu, silakan membaca artikel di atas, silakan klik. Tentu pertama- tama harus diusahakan agar jangan sampai terlewat/ lupa berpuasa maupun berpantang pada hari tersebut. Umumnya di gereja pada hari Minggu sebelumnya sudah diingatkan kepada umat agar tidak lupa. Namun demikian, jika karena satu dan lain hal, lupa/ terlewat puasa, maka silakan digantikan ke hari yang lain, tidak perlu harus hari Rabu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org Terima kasih atas jawabannya, Bu Ingrid, kemarin kebetulan saya ikut pembekalan PI di paroki untuk masa prapaskah. Pada waktu sesi tanya jawab kebetulan ada umat yang bertanya sama seperti pertanyaan yang saya ajukan tentang tidak dapatnya puasa di hari yang diwajibkan (Rabu Abu dan atau Jumat Agung) apakah bisa diganti atau tidak. lalu imam dari keuskupan yang memberikan materi itu menjawab “ya silakan ibu rabu abu untuk agama apa dosa”.

Dari sini saya menarik kesimpulan bahwa puasa di hari Rabu Abu apabila umat tidak dapat berpuasa karena sesuatu hal maka itu tidak dapat diganti dengan hari lain. Karena kita telah dianggap tidak melaksanakan perintah … Read more » Shalom Dave, Mohon maaf atas jawaban saya yang kurang lengkap. Seharusnya memang seperti yang dikatakan oleh imam tersebut, yaitu silakan mengaku dosa jika sampai lupa berpuasa dan berpantang pada hari yang ditentukan, karena hal pantang dan puasa itu merupakan salah satu dari kelima perintah Gereja, yang mengikat kita semua yang sudah dibaptis Katolik.

Untuk membaca tentang kelima perintah Gereja, silakan klik di sini. Sama seperti seseorang yang tidak mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Rabu abu untuk agama apa dan hari raya yang diwajibkan Gereja, harus mengaku dosa, demikian pula seseorang yang tidak berpuasa dan berpantang pada hari- hari yang ditentukan, juga harus mengaku dosa … Read more » Romo pembimbing: Rm.

Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. - Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. - Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD - Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr.

- Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. - Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. - Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.- Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL - Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC -Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti - Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.

@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja.

Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.

Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. Musa tinggal di gunung Allah selama 40 hari (Kel 24:18; 34:28), Elia berkelana selama 40 hari sebelum ia tiba di gua ketika ia mendapat penglihatan (1Raj 19:8), Niniwe diberi waktu selama 40 hari untuk bertobat (Yun 3:4), dan sebelum memulai karya pewartaan-Nya, Yesus melewatkan 40 hari di padang gurun untuk berdoa dan berpuasa (Mat 4:2).
Daftar Isi • Arti Rabu Abu dalam Agama Kristen • Makna Arti Rabu Abu dalam Agama Katolik • 1.

Penggunaan Kata Abu • 2. Memasuki Masa Pra-Paskah • 3. Menabur Dosa • 4. Menyesali Dosa • 5. Datangnya Kerajaan Allah Arti Rabu Abu dalam Agama Kristen Bersamakristus.org – Makna ibadah rabu abu dalam Kristen. Rabu Abu merupakan salah satu ibadah di gereja yang dilaksakan setelah ibadah minggu, yaitu transfigurasi Yesus. Dalam peristiwa ini, ada pernyataan Kristus sebagai anak Allah yang ada dengan tubuh dari kemuliaan-Nya.

Maka dari itu adanya Minggu Transfigurasi menjadi bagian yang akan mengakhiri masa-masa epifani. Setelah itu, kemudian umat Kristiani akan memasuki masa-masa pra-Paskah yaitu dinamakan dengan Rabu Abu. Tentunya perayaan ini juga memiliki makna sama seperti ibadat-ibadat dalam agama Kristen lainnya.

Tapi mungkin masih banyak yang belum memahami apa makna dan arti Rabu Abu. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami rabu abu untuk agama apa membahasnya secara lengkap dan Anda bisa menyimak ulasannya pada pembahasan di bawah ini. Makna Arti Rabu Abu dalam Agama Katolik Tanpa banyak basa basi lagi, langsung saja silahkan simak pembahasan lengkapnya pada ulasan lengkap di bawah berikut ini.

Berikut rangkumannya dari berbagai sumber. 1. Penggunaan Kata Abu Yesus Kristus menyinggung penggunaan kata abu, dalam hal ini berarti kota-kota yang menolak bertobat dari dosa mereka.

Meski mereka sudah melihat mukjizat dan telah mendengarkan kabar gembira. Seandainya mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu terjadi di Tirus dan Sidon, maka sudah lama orang-orang di situ bertobat dengan memakai pakaian kabung dan abu. Matius 11:21 2. Memasuki Masa Pra-Paskah Abu digunakan sebagai tanda adanya masa pra-Paskah, yaitu masa di mana kita mempersiapkan selama 40 hari memasuki Paskah. Ibadah Rabu Abu telah ditemukan sejak masa awal oleh Greforian Acramentary yang telah diterbitkan sekitar abad kedelapan.

3.

rabu abu untuk agama apa

Menabur Dosa Sekitar tahun 1000-an, seorang iman Anglo Saxon yang bernama Elfric telah menyampaikan khotbah. Isi khotbahnya adalah sebagai berikut.

Kita membaca dalam kitab-kitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa mereka yang menyesali dosa-dosanya menaburi diri dengan abu serta membalut tubuh mereka dengan kain kabung. Sekarang, marilah kita melakukannya sedikit pada awal masa pra-Paskah kita, kita menaburkan abu di kepala kita sebagai tanda bahwa kita wajib menyesali dosa-dosa kita terutama selama masa pra-Paskah. 4. Menyesali Dosa Gereja juga telah menggunakan arti abu sebagia tanda permulaan masa tobat pra-Paskah.

Kita juga mengingat akan suatu hal yang tak abadi dan suatu saat kita akan meyesali dosa-dosa kita. 5. Datangnya Kerajaan Allah Masa pra-paskah menjadi masa untuk menunjukkan belas kasih tulus yang telah dinyatakan kepada mereka yang merasa kekurangan, yang harus menjadi bagian dari silih dan tobat kita.

Sehingga, itu bisa mencerminkan tindakan kesetiakawanan dan keadilan yang sangat penting bagi datangnya kerajaan Allah di dunia ini. Akhir Kata Sekian pembahasan lengkap dari kami mengenai makna ibadah rabu abu dalam kristen. Mudah-mudahan kita bisa lebih memaknai Rabu Abu dengan semakin baik setelah mengetahui maknanya.

Baca: • Tata Cara Perayaan Rabu Abu Kristen • Makna Tri Hari Suci dalam Katolik • Doa Kristen agar Mendapat Keturunan Terbaru • Cara Memelihara Iman Kristen • Cara Pindah Agama dari Protestan ke Katolik • Aliran Sesat dalam Agama Kristen • Ajaran Saksi Yehuwa • Cara Beribadah Agama Katolik • Ciri Ciri Saksi Yehuwa • Cara Hidup Bahagia Kristen • Ayat Alkitab Tentang Makanan • Tanggung Jawab Ayah dalam Keluarga Kristen • Makanan yang Dilarang Advent
• Afrikaans • Alemannisch • العربية • Boarisch • Žemaitėška • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • Banjar • Brezhoneg • Català • Cebuano • Čeština • Kaszëbsczi • Cymraeg • Dansk • Deutsch • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • فارسی • Suomi • Føroyskt • Français • Frysk • Gaeilge • Galego • עברית • Hrvatski • Magyar • Հայերեն • Íslenska • Italiano • 日本語 • Jawa • ភាសាខ្មែរ • 한국어 • Ripoarisch • Latina • Lëtzebuergesch • Limburgs • Lietuvių • Latviešu • Malagasy • മലയാളം • मराठी • Bahasa Melayu • Rabu abu untuk agama apa • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Occitan • Deitsch • Polski • Português • Română • Русский • Sardu • Srpskohrvatski / српскохрватски • සිංහල • Simple English • Slovenčina • Slovenščina • Српски / srpski • Svenska • Kiswahili • தமிழ் • ไทย • Tagalog • Türkçe • Українська • اردو • Tiếng Việt • Walon • Winaray • 吴语 • 中文 • 粵語 Salib ditandai dari abu atau debu di dahi seorang umat Dirayakan oleh Banyak orang Kristen Kegiatan Misa, Kebaktian gereja, Kebaktian Ilahi, Liturgi Ilahi Mengoleskan abu di dahi Tanggal Rabu dalam minggu ketujuh sebelum Paskah Tahun 2021 26 Februari Tahun 2022 2 Maret Tahun 2023 2 Maret Tahun 2024 22 Februari Frekuensi Tahunan Terkait dengan Shrove Tuesday/ Mardi Gras Karnaval Prapaskah Paskah Tahun Liturgi Gereja Ritus Barat • Adven • Natal • Epifani • Masa Biasa • Masa Pra-Paskah • Rabu Abu • Pekan Suci • Jumat Dukacita • Minggu Palma • Senin Suci • Selasa Suci • Rabu Suci • Kamis Putih • Jumat Agung • Sabtu Suci • Minggu Paskah • Senin Paskah • Kenaikan • Pentakosta Gereja Ritus Timur • Eksaltasi Salib • Puasa Natal • Natal • Teofani • Prapuasa Agung • Puasa Agung • Senin Bersih • Minggu Ortodoksi • Pekan Suci • Minggu Rabu abu untuk agama apa • Senin Suci • Selasa Suci • Rabu Suci • Kamis Putih • Jumat Agung • Sabtu Suci • Paskah • Pentakosta • Transfigurasi • Tertidurnya Theotokos Kotak ini: • lihat • bicara rabu abu untuk agama apa sunting Rabu Abu adalah sebuah hari raya Kekristenan untuk beribadah dan berpuasa, rabu abu untuk agama apa bukan merupakan suatu hari raya wajib, [1] sebagai tanda perkabungan, pertobatan, dan merendahkan diri menuju kemenangan kebangkitan Kristus.

[2] Dalam gereja Kristen tradisi/ritus barat (termasuk Gereja Katolik Roma dan Protestanisme), Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi tahunan gerejawi.

Hari tersebut ditentukan jatuh pada hari Rabu, 40 hari sebelum hari Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu, atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum hari Jumat Agung.

Nama Rabu Abu berasal dari pengolesan abu pertobatan di dahi para jemaat disertai dengan ucapan "Bertobatlah dan percayalah pada Injil" atau diktum "Ingatlah bahwa engkau adalah debu, dan engkau akan kembali menjadi debu".

[3] [2] Abu tersebut dipersiapkan dengan membakar daun palem dari perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Pada hari itu umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan, dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester, yaitu Ester 4:1, 3).

Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": " Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan." Seringkali pada hari ini bacaan di Gereja diambil dari Alkitab bagian kitab 2 Samuel 11 -12, perihal raja Daud yang berzinah dan bertobat.

Banyak orang Katolik menganggap hari Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang. Pada hari ini umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang. Kalender [ sunting - sunting sumber ] • 1970: 11 Februari • 1971: 24 Februari • 1972: 16 Februari • 1973: 7 Maret • 1974: 25 Februari • 1975: 12 Februari • 1976: 3 Maret • 1977: 23 Februari • 1978: 8 Februari • 1979: 28 Februari • 1980: 20 Februari • 1981: 4 Maret • 1982: 24 Februari • 1983: 16 Februari • 1984: 7 Maret • 1985: 20 Februari • 1986: 12 Februari • 1987: 4 Maret • 1988: 17 Februari • 1989: 8 Februari • 1990: 28 Februari • 1991: 13 Februari • 1992: 4 Maret • 1993: 24 Februari • 1994: 16 Februari • 1995: 1 Maret • 1996: 21 Februari • 1997: 12 Februari • 1998: 25 Februari • 1999: 17 Februari • 2000: 8 Maret • 2001: 28 Februari • 2002: 13 Februari • 2003: 5 Maret • 2004: 25 Februari • 2005: 9 Februari • 2006: 1 Maret • 2007: 21 Februari • 2008: 6 Februari • 2009: 25 Februari • 2010: 17 Februari • 2011: 9 Maret • 2012: 22 Februari • 2013: 13 Februari • 2014: 5 Maret • 2015: 18 Februari • 2016: 10 Februari • 2017: 1 Maret • 2018: 14 Februari • 2019: 6 Maret • 2020: 26 Februari • 2021: 17 Februari • 2022: 2 Maret • 2023: 22 Februari • 2024: 14 Februari • 2025: 5 Maret • 2026: 18 Februari • 2027: 10 Februari • 2028: 1 Maret • 2029: 14 Februari • 2030: 6 Maret • 2031: 26 Februari • 2032: 11 Februari • 2033: 2 Maret • 2034: 22 Februari Di banyak negara berkebudayaan Katolik Roma di Eropa dan Amerika, Rabu Abu didahului masa karnaval (termasuk misalnya Mardi Gras) yang berakhir pada hari Selasa, sehari sebelum Rabu Abu.

Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • Jumat Agung • Minggu Sengsara • Paskah Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ "The Liturgical Calendar" (dalam bahasa Inggris). Reformed Church in America.

rabu abu untuk agama apa

2018. Diakses tanggal 13 March 2018. • ^ a b "Renungan Harian®: Februari 2016". Yayasan Gloria. Diakses tanggal 16 Maret 2019. • ^ "The Roman Missal [Third Typical Edition, Chapel Edition]". Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 March 2016. Yesus Kristus ( Minggu Sengsara · Perjamuan Malam · Penangkapan · Penyaliban/Kematian · Penguburan) · Masa Prapaskah ( Rabu Abu) rabu abu untuk agama apa Masa Prapuasa Agung · Puasa Agung · Pekan Suci · Minggu Palma · Triduum Paskah ( Kamis Putih · Jumat Agung · Doa Jumat Agung · Sabtu Suci · Kebaktian Malam Paskah) · Masa Paskah · Pekan Paskah ( Minggu Paskah · Senin Paskah · Selasa Paskah · Rabu Paskah · Kamis Paskah · Jumat Paskah · Sabtu Paskah) · Oktaf Paskah · Pertengahan Pentakosta · Asensi · Pentakosta · Minggu Trinitas · Puasa Para Rasul · Salam Paskah Tradisi • Pentakosta • Masa Pertobatan Musim Panas • Tritunggal Mahakudus • Tubuh Kristus P • Hati Yesus yang Tersuci • S.

Yohanes Pembabtis • S. Petrus dan Paulus • Darah Kristus • SPM Mengunjungi Elisabet • Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya • SPM Diangkat ke Surga • Kelahiran SPM • Salib Suci P • Masa Pertobatan Musim Gugur • SPM Bunda Allah • Kristus Raja • Semua Orang Kudus • Hari Arwah • SPM Dipersembahkan kepada Allah • Halaman ini terakhir diubah pada 1 Maret 2022, pukul 09.30.

• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •

Rabu Abu Tidak Sesuai Dengan Kitab Suci?




2022 www.videocon.com