Seragam ipm muhammadiyah

seragam ipm muhammadiyah

Pada tahun 70-an dan seragam ipm muhammadiyah awal, terdapat stigma yang dilekatkan kepada aktivis organisasi kepelajaran dan kemahasiswaan, bahwa kebanyakan mereka adalah orang-orang yang suka membolos, prestasi akademik pas-pasan, pola hidup tak teratur, dan untuk mahasiswa masa studinya panjang.

Tak terkecuali aktivis IPM, yang kesemuanya pelajar di tingkat ranting, pelajar dan mahasiswa di tingkat cabang dan daerah, serta hampir semuanya mahasiswa di tingkat wilayah dan pusat. Stigma tersebut bukannya tanpa alasan. Ketika saya menjadi Wakil Ketua Pimpinan Ranting SMA Muhammadiyah 1Yogyakarta misalnya, memang sering ijin tidak mengikuti pelajaran karena harus mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi yang diselenggarakan IPM sendiri maupun menghadiri undangan-undangan dari organisasi atau lembaga lain.

Demikian halnya teman-teman yang lainbahkan kantor IPM Ranting menjadi tempat yang seringkali tetap ramai pada jam-jam pelajaran. Di tingkat daerah sampai pusat, prestasi akademik anggota pimpinan yang menjadi mahasiswa agaknya kurang menggembirakan.

seragam ipm muhammadiyah

Rata-rata waktu yang ditempuh untuk menyelesaikan studinya lebih lama. Hingga kepemimpinan Seragam ipm muhammadiyah Makhasi (almarhum) pada periode 1983–1986, PP IPM masih didominasi oleh mahasiswa-mahasiswa yang berusia di atas 25 tahun. Teman-teman seangkatan saya di PW IPM DIY (periode 1983–1986), rata-rata menyelesaikan studinya juga dengan waktu tambahan.

Sebut saja Eka Wuryanta (Ketua I), Agus Amarullah (Ketua II), Nurhayati (Ketua III), Azwir Alimuddin (Sekretaris Umum), Wikan Eka Pramuji (Sekretaris I), M.

Agus Syamsuddin (Sekretaris II), Syahrial Suandi (Bendahara), Noor Hurriyati (Wk Bendahara), Untung Cahyono (Dep. Dakwah), Ton Martono (Dep PIP), Marwati Abdullah (Dep. PIP), Kastian Indriawati (Dep. Ipmawati), Mahmudiah Firdiani (Dep.

Ipmawati).

seragam ipm muhammadiyah

Saya sendiri termasuk yang ditinggalkan teman-teman seangkatan, dan menyelesaikan S1 bersama dengan adik angkatan. Aktif di organisasi pada masa-masa itu memang memberikan keasyikan tersendiri. Saya melihat teman-teman aktifis IPM sangat menikmatinya sehingga seragam ipm muhammadiyah meninggalkan kegiatan-kegiatan lainnya, termasuk kegiatan studi, untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi.

Apalagi tema-tema perjuangan yang bersifat ideologis, mampu membangkitkan semangat rela berkorban untuk kepentingan perjuangan. Salah satu bentuk pengorbanannya adalah “terpaksa ”menyelesaikan studinya dalam masa yang lebih lama.

Ketika menjadi Ketua Umum PD IPM Kota Yogyakarta (1981–1983), pada tahun 1983 an saya mendapatkan pertanyaan dari Allahuyarham bapak Muhammad Djaziem, sekretatris PDM Kota Yogyakarta pada waktu itu, tentang bagaimana perkembangan studi saya di Fakultas Kedokteran.

seragam ipm muhammadiyah

Agaknya beliau mengkhawatirkan studi saya karena hampir setiap hari melihat saya di kantor IPM yang kebetulan satu atap dengan kantor PDM, serta dalam berbagai kegiatan IPM dan Muhammadiyah.

Belajar kedokteran memerlukan ketekunan luar biasa sehingga kalau sering ditinggal bolos, dapat dipastikan hasilnya tidak menggembirakan. Saya memang sedang dalam prestasi tidak baik waktu itu, nilai ujian banyak yang D dan E dengan Indeks Prestasi semester itu kurang dari 2.

Namun jawaban yang saya berikan kepada seragam ipm muhammadiyah pada waktu itu adalah: “ Belajar di Perguruan Tinggi seperti berada dalam menara gading yang belum tentu bermanfaat bagi perjuangan. Saya akan melakukan yang terbaik untuk perjuangan meskipun terpaksa tidak menyelesaikan kuliah”. Saat ini saya merasakan kekonyolan jawaban saya seragam ipm muhammadiyah sepertinya menjadi sebuah pembelaan diri atas prestasi yang jauh dari “ baik”.

Pak Djaziem barangkali kecewa dengan jawaban saya tersebut, tetapi beliau hanya tersenyum sambil manggut-manggut dan berkata: “ S ebaiknya nak Agus selesaikan dengan baik kuliahnya, nanti pasti bermanfaat untuk perjuangan!”.

Tingginya semangat berorganisasi dimanifestasikan pula dalam bentuk berkegiatan hingga jauh larut malam bahkan hingga lewat tengah malam.

seragam ipm muhammadiyah

Tentu akibatnya dapat segera kita duga: jangankan melaksanakan shalat tahajud, shalat subuhpun sering kesiangan. Rapat-rapat di siang haripun kadang-kadang sangat mengasyikkan sehingga ketika adzan terdengar tidak segera menghentikan rapat dan bersegera shalat berjama’ah. Kondisi para aktifis IPM tersebut tidak luput dari perhatian para Pemimpin Muhammadiyah. Allahuyarham Pak Muhammad Djasman Al Kindie misalnya, sering mengolokpara Pemimpin IPM dengan kalimat: “ A ktifis kok telat” Beliau juga sering bertanya kepada teman-teman anggota PP IPM: “ K apan selesai kuliahnya?” PP IPM periode kepemimpinan Masyhari Makhasi sebagai Ketua Umum dan Isma’il Ts Siregar sebagai Sekretaris Umum (1982–1985), sering bersilaturrahim dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti Pak AR Fachruddin, pak Jarnawi Hadikusuma, pak Djasman Al Kindie dan lain sebagainya, untuk mendapatkan bimbingan dan nasehat dari tokoh-tokoh penting Muhammadiyah tersebut.

Pak Djasman yang disamping menjadi anggota PP Muhammadiyah juga menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, adalah tokoh Muhammadiyah yang sering mengingatkan teman-teman PP IPM untuk segera menyelesaikan studinya. Beliau berharap agar Perguruan Tinggi Muhammadiyah dipimpin oleh kader-kader yang sudah terbina dalam ortom yang memenuhi kualifikasi memimpin perguruan tinggi. Para orang tua dan pendidik banyak yang memberikan nasehat kepada para aktifis organisasi untuk mengurangi aktifitas organisasinya dan lebih memperhatikan belajarnya.

Orang tua saya termasuk yang mencemaskan pendidikan saya. Berkali-kali beliau menasehati untuk lebih fokus pada pendidikan tanpa harus meninggalkan organisasi sama sekali. Bapak saya (Drs H Affandi) adalah aktifis sekaligus tokoh Muhammadiyah sejak masih muda yang tahu betul kehidupan berorganisasi.

Beliau tentu berharap, anaknya menjadi seragam ipm muhammadiyah Muhammadiyah, tetapi dengan pendidikan yang baik. Pola kegiatan dalam IPM serta kondisi internal organisasi seragam ipm muhammadiyah mempengaruhi prestasi studi, pola hidup yang kurang teratur, dan kehidupan berorganisasi menjadi bahan perenungan teman-teman dalam berbagai kesempatan formal dan non formal pada periode kepemimpinan Masyhari Makhasi.

Tokoh-tokoh PP IPM pada waktu itu antara lain Mas Haedar Nashir, Mas Hamdan Hambali, mbak Siti Noordjannah Djohantini, Mas Ismail Ts Siregar, Mas Sunardi, Pak Rofiq Handoyo, Pak Khoiruddin Bashori, Mas Ichwan Bagyo, Mbak Zumrochah, Mas Yususf A Hasan, Mbak Eko Rinianti, Mas Fuad Abdullah, Mas Hudiyanto, Kang Agus Kusnadi, Pak Setia Irianto, Mas Kasmir Tri Putra, Dik Noor Hurriyati, Mbak Nur Fadhliah. Saya sendiri menjadi anggota Departemen Kader merangkap sebagai Ketua Umum PW IPM DIY.

1. IPM merupakan organisasi dakwah di kalangan pelajar. Sebagai organisasi dakwah, semestinya apapun yang dilakukan IPM adalah untuk membina pelajar menjadi pribadi-pribadi muslim yang sebenar-benarnya: bertauhid murni, berakhlak mulia, beribadah dengan tertib, dan bermu’amalat duniawiyah sesuai ajaran Islam. Oleh karena itu sistem organisasi haruslah mendorong terlaksananya ajaran Islam dengan baik, khususnya pelaksanaan ibadah mahdhah yang tatacara dan waktu pelaksanaannya sudah ditentukan.

Mu ncullah tekad yang dirumuskan dalam kalimat: “ Kita harus tertib beribadah” 2. Sebagai organisasi pelajar, IPM semestinya membina pelajar agar dapat menyelesaikan tugas belajar mereka dengan baik.

Tugas utama pelajar adalah belajar. Oleh karena itu, sistem organisasi hendaknya menjamin semua aktifisnya dapat belajar dengan baik sehingga dapat menyelesaikan studinya tepat waktu dengan prestasi cemerlang. Muncullah tekad yang dirumuskan dalam kalimat: “Kita harus tertib belajar!” 3. Sebagai sebuah organisasi, IPM haruslah menjadi organisasi yang solid dengan sistem yang baik, semua aktifitas dan dinamikanya diarahkan menuju terwujudnya tujuan IPM: “ T erwujudnya pelajar muslim seragam ipm muhammadiyah berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, berguna bagi masyarakat, dalam rangka mewujudkan tujuan Muhammadiyah”.

Semua aktifisnya harus mau tunduk pada aturan-aturan organisasi yang telah disepakati, dan mensubordinasikan diri dalam organisasi. Muncullah tekad: “ Kita harus tertib dalam berorganisasi”. “Tertib beribadah, tertib belajar, dan tertib berorganisasi” diformalisasikan menjadi bagian dari strategi perjuangan IPM yang kemudian dipopulerkan dengan istilah “ Tri tertib” atau “ 3 Tertib”. Secara tidak langsung, strategi tersebut berdampak positif bagi upaya untuk mempersiapkan para aktifis IPM menjadi kader persyarikatan, kader ummat dan kader bangsa yang terbaik.

Pengertian ibadah sangatlah luas, menyangkut semua upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya, meninggalkan larangan-larangan-Nya, serta senantiasa berbuat sesuai dengan syari’at-Nya. Ibadah ada yang umum dan yang khusus.

seragam ipm muhammadiyah

Ibadah yang umum adalah segala seragam ipm muhammadiyah yang diijinkan syara’, sedangkan yang khusus adalah ibadah yang tatacara mengerjakannya telah ditetapkan dengan cara-cara yang khusus [1]. Dalam pengertian umum, ketertiban beribadah haruslah diaktualisasikan dalam bentuk menjalani kehidupan di dunia ini menurut yang dikehendaki ajaran Islam. Termasuk di dalamnya, hal-hal yang menyangkut keyakinan (aqidah), akhlak, ibadah (dalam arti khusus), dan mu’amalat duniawiyat.

Tetapi dalam pengertiannya yang khusus, ketertiban beribadah diaktualisasikan dengan menjalankan ibadah seperti yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang telah diputuskan oleh Majlis Tarjih sebagai cara yang paling rajih. Ketertiban beribadah diawali dengan tertib shalat.

“ Shalat merupakan tiang agama, siapa yang menegakkannya berarti telah menegakkan agama, dan siapa yang merobohkannya, telah merobohkan agama”. Seseorang dinyatakan tertib shalatnya apabila cara melaksanakannya sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAWsebagaimana diputuskan oleh Tarjih, di awal waktu, dan berjama’ah.

seragam ipm muhammadiyah

Sebagai aktifis IPM, melaksanakan shalat dengan tatacara sesuai putusan tarjih adalah salah satu seragam ipm muhammadiyah loyalitas kepada Muhammadiyah. Meskipun ada tatacara lain yang boleh jadi benar, tetapi putusan tarjih adalah pilihan jama’i dalam Muhammadiyah yang seharusnya menjadi bagian dari identitas Anggota Muhammadiyah.

Ada kesepakatan tak tertulis: yang mempunyai faham berbeda dengan putusan Tarjih, boleh diamalkan hanya dalam kehidupan pribadi dan tidak diajarkan kepada orang lain. Dalam Taruna Melati, materi ibadah praktis dimanfaatkan betul untuk membimbing dan meluruskan cara shalat (termasuk thaharah) sebagaimana diputuskan oleh Majlis Tarjih.

Semangat tertib beribadah memunculkan kesadaran positif di kalangan tokoh-tokoh IPM untuk tidak lagi menunda shalat fardhu karena alasan apapun. Bila terdengar adzan, sepenting apapun rapat yang tengah berlangsung harus diskors untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Kegiatan-kegiatan yang berpotensi mengganggu pelaksanaan shalat fardhu, seperti rapat atau kongkow-kongkow sampai jauh larut malam yang dapat menyebabkan terlambat shalat subuh sedapat mungkin dihindari kecuali untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat emergency.

Teman-teman juga saling memotivasi untuk meningkatkan stamina spiritual dengan membiasakan shalat tahajud, rawatib, dan dhuha. · Mendorong teman-teman seragam ipm muhammadiyah kebiasaan belajar.

seragam ipm muhammadiyah

Bila mereka yang tidak aktif di organisasi dapat tertib belajar pada waktu dan tempat yang sama setiap hari, para aktifis IPM dimotivasi untuk bisa belajar di mana saja, misalnya ketika menunggu rapat di kantor, di sela-sela mengisi acara Taruna Melati, dan kegiatan apa saja. Seragam ipm muhammadiyah yang sangat mendalam KHA Dahlan terhadap QS Ali Imran 104 di atas, memberikan inspirasi beliau membentuk organisasi yang kemudian dinamai Muhammadiyah.

Dalam paham KHA Dahlan segolongan ummat yang dimaksud adalah orang-orang yang mau berhimpun dalam organisasi untuk melaksanakan Dakwah Islam, Amar Makruf, Nahi Mungkar. Karena ayat tersebut merupakan perintah, maka berhimpun dalam organisasi menjadi wajib. Paham KHA Dahlan tersebut diperkuat dengan kaidah ushul yang menyatakan: “Maa Laa yatimmu al wajib illa bihi fahuwa wajib”, yang artinya: Suatu kewajiban yang tidak dapat sempurna pelaksanaannya kecuali dengan adanya suatu alat, maka pengadaan alat tersebut menjadi wajib.

Memperjuangkan Islam tidak mungkin tanpa organisasi, sebab musuh-musuh Islam terlalu kuat untuk dihadapi secara individual. Perjuangan menegakkan Islam hanyalah mungkin dilakukan dengan organisasi yang baik. Maka berorganisasi hukumnya wajib bagi setiap ummat Islam, sebagai cara untuk melaksanakan jihad fi sabilillah. Kesadaran bahwa ber IPM merupakan bagian dari jihad fii sabilillah menimbulkan semangat bersungguh-sungguh dalam berorganisasi yang diwujudkan dengan kesediaan menjalankan organisasi sesuai sistem yang telah disepakati dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatannya dengan niat ibadah kepada Allah SWT untuk mendapatkan ridha-Nya.

Semangat menjalankan 3 tertib, diikuti pula upaya mempercepat proses regenerasi dengan memberikan kesempatan kepada kader-kader muda untuk memimpin PP IPM. Dalam Konpiwil IPM di Yogyakarta yang diselenggarakan menjelang Muktamar ke 7 IPM di Cirebon tahun 1986, disepakati batas usia maksimal Pimpinan IPM adalah 25 tahun, termasuk di PP IPM. Artinya, anggota pimpinan ketika telah berusia 25 tahun haruslah digantikan oleh kader lainnya.

Kepemimpinan Khairuddin Bashori seragam ipm muhammadiyah Umum) dan Azwier Alimuddin (Sekretaris Umum) pada periode 1986–1999 yang merupakan hasil Muktamar Cirebon berada dalam seragam ipm muhammadiyah peralihan di mana masih diberikan toleransi boleh berusia 25 tahun pada awal periode. Periode selanjutnya batas usia 25 tahun untuk akhir masa jabatan.

Alhamdulillah, periode-periode selanjutnya pada kepemimpinan Jamaluddin Ahmad, Athaillah, Izzul Muslimin, dan seterusnya, meskipun nama IPM berubah menjadi IRM, Pimpinan Pusat dapat dipimpin oleh kader-kader muda yang ketika naik ke tampuk pimpinan masih berusia sekitar 22 tahun. Sdr Slamet bahkan baru 21 tahun saat terpilih menjadi ketua PP IPM dalam Muktamar di Bantul 2010 yang lalu.

Dan yang menurut saya sangat menarik dan menggembirakan, saat ini banyak adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA/SMK) yang menjadi Ketua PD IPM. Ternyata mereka dapat mengukir prestasi yang membanggakan. Khatimah Demikianlah catatan subyektif saya tentang 3 tertib. Bila ada hal-hal yang tidak pas, kiranya teman-teman yang terlibat langsung dalam proses perumusannya dapat meluruskannya. Maklum, mengingat peristiwa yang telah berlalu lebih 27 tahun lewat, bukanlah perkara mudah.

Saya mohon maaf kepada para senior dan teman –teman yang saya sebutkan karena lambatnya proses penyelesaian studi. Saya tidak melihatnya sebagai aib, tetapi lebih merupakan bagian proses sejarah dan pembelajaran yang harus dilewati sebagai hasil ijtihad pada masa itu. Toh cepat lambatnya masa studi tidaklah selalu berkorelasi dengan kesuksesan karir selanjutnya. Menurut pendapat saya, 3 tertib adalah strategi yang tak lapuk oleh waktu dan tetap penting untuk masa-masa yang akan datang, khususnya sebagai strategi untuk mempersiapkan kader-kader persyarikatan, kader ummat, dan kader bangsa.

Terlebih pada era di mana sistem pembelajaran di sekolah menengah dan perguruan tinggi kurang memberikan ruang gerak yang memadai untuk berorganisasi, urgensinya menjadi semakin terasa.

Organisasi memiliki fungsi yang amat penting sebagai media terbaik untuk menghasilkan pemimpin.

seragam ipm muhammadiyah

Bila IPM berhasil menjadikan strategi 3 tertib tersebut menjadi bagian dari budaya organisasi, Insya Allah menghasilkan banyak pemimpin hebat. “ IPM era 80 an menghasilkan Mas Busyro Muqaddas sebagai salah satu kader terbaik bangsa Indonesia, Mas Haedar Nashir sebagai salah satu kader terbaik persyarikatan, dan mbak Siti Noordjannah Djohantini sebagai kader yang dipercaya memimpin ‘Aisyiyah.

Saya yakin prestasi tersebut dapat ditradisikan oleh generasi-generasi berikutnya ”. *) Penulis adalah dr.

seragam ipm muhammadiyah

H. Agus Sukaca, M.Kes, merupakan dokter jebolan UGM yang saat ini masih menjabat sebagai Dokter Praktek Umum di Samarinda, 1993–sekarang, Dosen Akper Muhammadiiyah Samarinda, 1995–sekarang, Direktur RS Khusus Bedah, Bersalin, dan Anak “ Qurrata A’yun” Samarinda, 2004–sekarang.

Ketua PW Tapak Suci Kalimantan Timur tahun 2000–2005, Ketua PW Muhammadiyah Kalimantan Timur, periode 2005– 2010. Ketua Majelis Ulama Indonesia Propinsi Kalimantan Timur periode 2007–2012. Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Pereiode 2010–2015.Pernah seragam ipm muhammadiyah amanah sebagai Ketua I Pimpinan Pusat IPM tahun 1986-1989. ATRIBUT DAN LAMBANG ORGANISASI A. Mars Ikatan Pelajar Muhammadiyah Menyesuaikan belum ditik B. Lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah • Pencipta :.

• Gambar :. • Ukuran :. • Arti Lambang : •. •. •. C. Lencana/ Badge: Lencana/ Badge adalah: D. Bendera: 1. Lambang : 2. Bentuk : 3. Warna dasar: E. Kartu Tanda Anggota: 1. Kartu Tanda Anggota dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat 2. Prosedur Pengurusan KTA. a. Memenuhi persyaratan yang telah diatur dalam AD & Seragam ipm muhammadiyah. b. Mengajukanpermohonan secara tertulis kepada Pimpinan Pusat, lewat pertimbangan pimpinan cabang, dilengkapi pas photo ukuran 3 X 4berwarna, dan biaya Administrasi Rp.

3.000,- 3. Bentuk KTA : (menyusul) Catatan: Saya belum tahu untuk aturan KTA yang baru apakah diserahkan kepadaPimpinan Daerah atau siapa. Saya usul untuk diurus di Pimpinan Pusat,agar ada kesamaan dan tersentralnya data anggota.

F. Pakaian Seragam: 1. Jaket seragam ipm muhammadiyah jas lengan panjang warna kuning. 2. Celana berwarna coklat muda. 3. Badge Ikatan Pelajar Muhammadiyah di pasang pada dada sebelah kiri di atasnya diletakkan tingkat Pimpinan Pusat, Wilayah, Daerah, atau Cabang.

• Nethood • KWARPUS Hizbul Wathan • PP Aisyiyah • PP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah • PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah • PP Muhammadiyah • PP Nasyiatul Aisyiyah • PP Pemuda Muhammadiyah • PP Tapak Suci • Pendukung • PD IPM Batam • PD IPM Gresik • PD IPM Makassar • Ranting • SMA MUH 1 Unismuh Makassar • SMP Unismuh Makassar Ditujukan ke semua pengurus, anggota, bahkan simpatisan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, di level Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, hingga Pimpinan Ranting untuk turut serta mengisi weblog ini dengan berbagai kegiatan dan info yang terkait dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Tulisan atau info dapat dikirim melalui email : pcipmkarunrung@gmail.com • Arsip Tulisan Arsip Tulisan
Paket seragam muhammadiyah yang ditawarkan Arto Konveksi beragam modelnya.

seragam ipm muhammadiyah

Model menyesuaikan tingkatan sekolah baik tk, sd, smp atau sma dan sederajat. Selain itu model seragam juga mengikuti kegunaannya misalnya seragam sekolah yang resmi secara nasional, seragam ciri khas sekolah dan seragam untuk ekstra kulikuler.

Model Seragam SMP memiliki standar warna nasional. Ciri khas warnanya yaitu atasan putih dan bagian bawah dongker.

seragam ipm muhammadiyah

Bagian atasan untuk laki-laki bisa dibuat lengan pendek atau lengan panjang dan bawahannya menggunakan celana panjang. Sedangkan untuk perempuan atasan menggunakan lengan panjang dan bawahan menggunakan rok.

Seragam SMP muhammadiyah biasanya dilengkapi dengan logo bendera indonesia dan logo organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Pada bagian lengan kanan dilengkapi dengan tulisan asal sekolah atau asal kota. Siswi di sekolah muhammadiyah bagi yang beragama islam wajib mengenakan jilbab.

Nah, pada bagian jilbab biasanya diberi sablon atau bordir identitas sekolahnya. Aksesoris pada seragam ini mirip dengan seragam SMP. Bahan yang digunakan juga umumnya seragam ipm muhammadiyah seperti bahan atasan menggunakan ero, oxford atau drill sedang untuk celana atau rok menggunakan bahan drill.

Ukuran seragam SMA biasanya menggunakan ukuran dewasa, sedangkan seragam SMP menggunakan satu ukuran dibawah ukuran dewasa.

Selain seragam smp dan sma, sekolah muhammadiyah memiliki seragam khusus yaitu seragam IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah). Seragam ini memiliki ciri khas warna krem untuk atasan dan warna coklat untuk bawahan. Model yang digunakan sama dengan model seragam ipm muhammadiyah seragam SMP atau seragam SMA. Bahan yang digunakan pun relatif sama. Selanjutnya kita akan membahas seragam ekstrakulikuler yang sering digunakan di sekolah muhammadiyah.

Ada 2 ekstrakulikuler wajib di sekolah muhammadiyah yang tidak dimiliki sekolah lain, yaitu Hizbul Wathan dan Tapak Suci. Hizbul Wathan adalah organisasi kepanduan seperti pramuka di bawah Muhammadiyah.

seragam ipm muhammadiyah

Hizbul Wathan bahkan sudah ada sebelum Indonesia merdeka lho. Seragam Hizbul Wathan (HW) modelnya hampir sama dengan seragam pramuka. Hanya perbedaan warna saja. Bagian atas menggunakan warna khaki dan bagian bawah menggunakan warna biru dongker seperti seragam SMP.

Seragam HW dilengkapi banyak kantong di baju atau celananya. Bahkan untuk seragam perempuan atasannya bisa terdapat 4 kantong. Seragam dilengkapi dengan logo hizbul wathan, tanda satuan dan asal wilayah HW (Kwartir Wilayah). Keterangan lebih lanjut simak gambar di bawah ini ya. Tapak Suci merupakan ekstrakulikuler bela diri di sekolah muhammadiyah. Ya, Indonesia memang terkenal dengan pencak silat, nah tapak suci ini salah satu perguruan pencak silat yang diperhitungkan di Indonesia.

Jadi siswa-siswa sekolah muhammadiyah juga belajar bela diri ternyata yang asli budaya lokal Indonesia. Nah seragam tapak suci mirip-mirip dengan seragam bela diri lainnya.

Simpel, tidak ada ritsleting atau kancing. Karena memang didesain supaya kuat dan awet dari tarikan atau gesekan. Warna dominannya adalah merah dengan garis-garis kuning.

Dilengkapi sabuk dengan warna yang berbeda beda sesuai tingkatan. Nggak lengkap jika sekolah tidak memilikis seragam olahraga. Olahraga menjadi mata pelajaran wajib di sekolah, biar pelajar kita pada sehat, hehe. Seragam olahraga biasanya dibuat sesuai kreativitas masing-masing sekolah. Tidak ada patokan baku seragam olahraga harus bagaimana. Seragam olahraga sering disebut dengan seragam training. Disclaimer: Setiap seragam custom memiliki perkiraan harga & waktu pengerjaan yang berbeda beda, jadi konsultasikan dengan CS kami ya.

Hasil scan warna kain umumnya lebih gelap 5%-10% dan size baju jadi terdapat toleransi 1cm-2cm. Seragam ipm muhammadiyah step by step arahan dari cs kami untuk mendapatkan produk seperti yang anda inginkan. Salam hangat dari Arto Konveksi Jogja.

Seragam IPM




2022 www.videocon.com