Isim nakirah ialah isim yang masih umum atau global, kata benda yang mana, yang seperti apa, terdapat dimana, kepunyaan siapa, dan lain sebagainya,sehingga tidak bisa mengindikasikan benda tersebut, sebab maknanya umum. Ciri-ciri Nakiroh dan Ma’rifah Berikut ini adalah beberapa poin yang harus kita ketahui tentang ciri-ciri nakiroh dan ma’rifah di bawah ini : • Isimnya bertanwin • Nakiroh adalah tidak ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) • Menunjukan kata umum, bukan nama orang tertentu. Contohnya : ذَلِكَ بَيْتٌ Itu adalah sebuah rumah [Kata بَيْتٌ merupakan isim nakiroh, karena terlihat jelas ciri-cirinya terdapat tanwin di akhir huruf, tidak terdapat alif-lam, maka menunjukan sesuatu yang umum] Nakiroh adalah Ma’rifah adalah lawan dari nakirah.
Berarti maknanya adalah isim yang sudah jelas. Ada bebrapa isim yang sudah dianggap jelas (ma’rifah), yaitu: • IsimDhamir ( اسم الضمير ) Yaitu isim ma’rifah yang mabni, yang menunjukkan mutakallim, mukhatab, dan ghaib. Seperti “ أنا ، نحن ، هو ، انت ، …. “. • Isim Alam ( اسم العلم ) Yaitu isim yang menunjukkan nama seseorang, tempatatau sesuatu yang seperti itu. Seperti kata “ Muhammad, Jakarta, Indonesia, Sungai Nildan lain sebagainya. Isim Alam terbagi tiga; 1) Kunyah ( كنية ) Yaitu setiap tarkib/susunan kata yang diawali dengan kata-kata “ أب ، أم ، ابن “.
Contoh: أبو بكر ، أم كلثوم ، ابن nakiroh adalah …. 2) Laqab ( لقب ) Yaitu sesuatu yang dilabel/dinamai dengan suatu sifat. Dalam ðbahasa Indonesia disebut sebagai gelar. Contoh: الحافظ ، الصديق ، المأمون ، …. 3) Nama ( اسم ) Yaitu sesuatu yang bukan kunyah dan bukan pula laqab. Isim nakiroh adalah memiliki beberapa bentuk: o Mufrad ( مفرد ) Yaitu apabila isim/nama tersebut tunggal/satu kata. Contoh: علي ، محمد ، محمود ، ….
o Murakkab Idhafiy ( مركب إضافي ) Yaitu nama yang berasal dari tarkib idhafiy (mudhaf mudhaf ilaih). Contoh: عبد الله ، عبد الغفار ، نور الهداية ، …. o Murakkab Mazjiy ( مركب مزجي ) Yaitu nama yang tersusun bukan bentuk mudhaf mudhafun ilaih. Contoh: بور سعيد ، بوكيت تنجي ، … • IsimIsyarah ( اسم الإشارة ) Yaitu Isim ma’rifah yang menunjukkan sesuatu yang jelas dengan cara memberi isyarat.
Isim-isim isyarah tersebut diantaranya: هذا ، هذه ، ذلك ، تلك ، ……. Pembahasan tentang isim isyarah lebih lengkap silakan cek DISINI.
• Isim Maushul ( اسم الموصول ) Yaitu isim ma’rifah yang menunjukkan sesuatu yang jelas dengan perantara jumlah setelahnya yang disebut dengan Shilah.
Di antara isim maushul tersebut yaitu: الذي ، التي ، الذين ، اللاتي ، …. Pembahasan isim maushul lebih lengkap silakan cek DISINI. • Isim Ma’rifah dengan Alif Lam ( المعرف ب ال ) Yaitu setiap isim nakirah yang diberi ال di awalnya maka akan menjadi isim ma’rifah.
Contoh: كتاب (الكتاب) ، قلم ( القلم ) ، مدرسة (المدرسة) ، …. • Idhafah ke isim Ma’rifah Setiap isim nakirah yang diidhafahkan isim ma’rifah maka ia menjadi ma’rifah. Contoh : باب ( باب الفصل) ، مكتبة (مكتبة الجامعة) ، غرفة (غرفة الجلوس) ، … • Munada Maqshud ( منادى مقصود ) Yaitu isim nakirah yang memperoleh ma’rifah dengan cara Nida’ Contoh: يا بائع ، يا مدرس ، يا قادرون ، …. Lihat Juga : Harga Ready Mix Posting terkait: • Naudzubillah Min Dzalik Artinya • Isim Tafdhil • Huruf Nashab Posting pada lughah Ditag contoh isim nakirah, contoh isim nakirah dalam al quran, contoh kata benda (isim nakirah), isim nakirah pada surah al-falaq, makalah tentang isim nakirah dan ma'rifah, pembagian isim nakirah, perbedaan isim nakirah dan ma'rifah, pertanyaan tentang isim nakirah dan ma'rifah Post Terbaru • Program Kerja Osis • 16 Prospek Kerja Agribisnis • √ Larutan Non Elektrolit : Pengertian, Nakiroh adalah dan Penjelasannya • Motto OSIS nakiroh adalah Prospek Nakiroh adalah Teknik Industri dan Gajinya • Sinopsis Novel Dia Adalah Kakakku • Sinopsis Novel Sepotong Hati yang Baru • Sinopsis Novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah • Sinopsis Novel Sunset Bersama Rosie • Sinopsis Novel Selamat Tinggal Dalam kehidupan sehari-hari, sahabat muslim semua pasti pernah membicarakan suatu benda atau seseorang.
Objek yang dijadikan bahan pembicaraan belum tentu detail atau dikenal. Kata benda atau biasa disebut dengan isim terbagi menjadi dua, yaitu isim ma’rifat (khusus) dan isim nakirah (umum). Dalam pelajaran bahasa Indonesia, kata benda juga terbagi menjadi definitif dan indefinitif.
Kata benda definitif sifatnya lebih spesifik dan bisa didefinisikan. Contoh definitif adalah ‘pensil itu’, ‘mobil merk A’, dan lain sebagainya.
Sedangkan indefinitif adalah kata benda yang sifatnya tidak bisa didefinisikan secara tepat. Table of Contents • Pengertian Isim Nakirah • Tanda Nakirah • Berfaidah Ma’rifat • Dibaca Menyatu dengan Isimnya • Dibaca Terpisah dengan Isimnya • Tanda Tanwin • Pembagian Nakirah • Nakirah Tammah (نكرة تامة) • Nakirah Naqisah (نكرة ناقصة) • Sebab-Sebab Penggunaan Nakirah • Menginginkan Arti Tunggal • Ta’dzim • Taksir • Taqhir • Taqlil • Share this: • Related posts: Pengertian Isim Nakirah نكرة هي اسم يدل على شيء واحد ولكنه غير معين Pengertian isim nakirah hampir sama dengan kata benda indefinitif pada bahasa Indonesia.
Jadi, isim nakirah merupakan kata benda yang tidak bisa didefinisikan secara pasti atau maknanya tidak sempurna. Isim ini mempunyai fungsi sebagai permisalan dalam sebuah kalimat.
Terkadang isim ini juga dipakai sebagai penunjuk kesopanan ketika menceritakan kejadian yang dialami seseorang. Ketika menggunakan nakirah dalam kalimat, sahabat muslim tidak bisa mengidentifikasikan nakiroh adalah benda dengan jelas.
Hal tersebut dikarenakan isim atau kata benda yang disebutkan memiliki makna umum. Hal-hal yang tidak bisa diidentifikasikan adalah kepunyaan siapa, di mana letaknya, yang seperti apa, yang mana, dan lain sebagainya. Perhatikan contoh isim nakirah berikut: كَتَبْتُ رِسَالَةً Terjemahan: aku menulis surat Kata ‘surat’ dalam kalimat tersebut memiliki makna yang umum dan tidak menunjukkan surat apa atau kepada siapa.
Oleh karena itu, maksud dari kata ‘surat’ tersebut dapat mencakup surat non resmi dan surat resmi. Tanda Nakirah Berikut beberapa tanda nakiroh adalah dimiliki oleh nakirah: Baca Juga : Contoh Isim Ma’rifat • Berfaidah Ma’rifat Maksudnya berfaidah ma’rifat adalah dapat dimasuki oleh alif lam.
Jadi isim nakirah yang ditambah dengan alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat. قال ابن مالك نَكِرَةٌ قَـــــابِلُ أَلْ مُؤثِّــــرَاً # أَوْ وَاقِعٌ مَوْقِعَ مَا قَدْ ذُكِرَا “Nakirah adalah Isim yang dapat nakiroh adalah Al Ta’rif yang memberikan faidah pengkhususan”.
Contoh: رَجُلٌ ß الرَجُلُ Lelaki nakiroh adalah lelaki itu. • Dibaca Menyatu dengan Isimnya Dalam suatu kalimat yang huruf awalnya berupa huruf qomariyah, maka alif lamnya akan dibaca menyatu dengan isim. Perhatikan contoh berikut: ُالتِّيْن Kalimat tersebut dibaca “attinu” dan terjemahannya adalah “buah tin itu”. • Dibaca Terpisah dengan Isimnya Suatu kalimat yang huruf awalnya berupa huruf syamsiyah, maka alif lamnya dibaca secara terpisah dengan isim. Contoh: ُالْعِنَب Pada contoh kalimat tersebut dibaca “Al-inabu” dan terjemahannya adalah “buah anggur itu”.
• Tanda Tanwin Pada umumnya, penulisan isim nakirah akan diakhiri dengan tanda tanwin (كِتَابٌ). Selain itu, kalimat yang menggunakan nakirah juga diakhiri dengan bunyi N atau tanwin kitabun. Pembagian Nakirah Pembagian nakirah terdiri dari dua macam, yakni: • Nakirah Tammah (نكرة تامة) هي التي يكون معناها شائعا لكنها بتقييد Nakirah tammah merupakan nakirah yang mempunyai makna luas dan tidak ada batasannya. Misalnya kata (رَجُلٌ), yang artinya laki-laki dari sekian banyaknya kaum laki-laki yang tidak diketahui secara pasti oleh pembicara.
Lelaki tersebut tanpa dikenali apabila terdapat suatu tanda pengenal. Baca Juga : Tashrif Isim Fa’il • Nakirah Naqisah (نكرة ناقصة) هي التي يكون معناها شائعا لكنها بتقييد Nakirah naqisah merupakan nakirah yang maknanya luas, akan tetapi terdapat batasannya berupa sifat.
Misalnya kata (رَجُلٌ صَالحٌ), yang artinya laki-laki dari banyaknya kaum laki-laki yang shalih. Sebab-Sebab Penggunaan Nakirah • Menginginkan Arti Tunggal Dalam hal ini pembicara ingin menunjukkan benda atau orang secara umum berjumlah satu. Contoh: نَظَرْتُ إِلَى رَجُلٍ يَقُوْمُ أمَامِي “Saya melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan saya” • Ta’dzim Ta’dzim artinya pengagungan. Pembicara ingin menunjukkan bahwa suatu benda atau orang akan lebih agung jika disebutkan.
Contoh: فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍ “Maka umumkanlah perang” Kata ‘perang’ yang dimaksud dalam kalimat tersebut memiliki makna pertempuran apa saja. • Taksir Taksir memiliki arti memperbanyak. Kata benda yang digunakan dapat menunjukkan sesuatu hal dalam jumlah banyak dan kompleks.
Contoh: أَئِنَّا لَنَا لأَجْرًا “Apakah kami akan mendapat ganjaran”. Kata ‘ganjaran’ dalam kalimat tersebut mempunyai maksud yang banyak dan sempurna. • Taqhir Taqhir atau meremehkan adalah terpojoknya nilai suatu benda hingga dalam kondisi nakiroh adalah pantas untuk dijelaskan. Contoh: إِنْ نَظُنُّ إِلاَّ ظَنَّا “Kamu tidak beda hanya berprasangka dengan suatu prasangka”.
Kata ‘prasangka’ dalam kalimat tersebut memiliki maksud prasangka hina yang tidak bisa digunakan untuk pedoman. Baca Juga : Ciri-ciri Isim Muannats • Taqlil Taqlil memiliki arti menyedikitkan. Contoh: وَ رِضْوَانٌ مِنَ اللهِ أَكْبَرُ “Dan keridhoan dari Allah adalah lebih besar”.
Maksud dari keridhoan tersebut adalah tidak banyak namun nilainya sangat besar. Hal tersebut dikarenakan keridhoan-Nya merupakan puncak kebahagiaan tiap orang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa isim nakirah merupakan kata benda secara umum. Selain itu, nakirah menunjukkan keseluruhan dari jenis-jenis benda atau orang.
Oleh karena itu, sahabat muslim tidak bisa mendefinisikan makna dari nakirah secara jelas dan tepat. Related posts: • Jamak Taksir dan Contoh • Huwa Huma Hum • Maf’ul Liajlih dan contohnya Posted in ILMU NAHWU Tagged 10 contoh isim alif lam, 10 contoh kalimat isim nakirah dan marifah, 20 contoh isim nakirah, 20 contoh isim nakirah dan ma'rifah, 20 contoh kalimat isim nakirah, apa yang dimaksud isim ma'rifah, arti ma'rifah, arti nama nakira, bab nakirah nakiroh adalah ma'rifat, berapakah pembagian kalimat dalam bahasa arab, ciri ciri isim marifah dan contohnya, ciri ciri isim nakirah dan marifah, ciri-ciri isim nakirah dan contohnya, contoh isim alam, contoh isim alam dalam al qur'an, contoh isim ma'rifat, contoh isim nakirah dalam al quran, contoh kalimat isim alif lam, contoh kata benda (isim nakirah), contoh ma'rifat dalam tasawuf, contoh nakirah dan ma'rifah dalam al quran, fungsi isim nakirah, isim alam ada berapa, isim ma rifat di awal kalimat disebut, isim mubham adalah, isim umum dan khusus, jelaskan mengenai mudzakkar dan muannats, kaidah nakirah dan ma rifah, kata kerja yang terdiri dari 5 huruf disebut, kata kitaabun contoh dari isim, Keyword, lafadz isim dhomir, lafadz isim isyarah, macam macam isim ma'rifah, macam-macam al dalam nahwu, makalah tentang isim nakirah dan ma'rifah, nakirah dan ma rifah pdf, pembagian dhomir, pembagian isim nakirah, pengertian isim alam, pengertian isim ma'rifat, pengertian syibhul jumlah dan syaratnya, perbedaan nakiroh adalah nakirah dan ma'rifah, pertanyaan tentang isim nakirah dan ma'rifah, referensi isim nakiroh dan ma rifat, sebutkan 14 dhomir munfashil, sebutkan 6 tanda isim marifat, sebutkan macam macam isim ma rifat, sebutkan macam macam nakiroh adalah ma'rifat, sebutkan satu misal isim nakiroh, sebutkan satu misal na'at, tingkatan isim marifat Post navigation
Apa itu Isim Nakiroh?
Menurut Kitab alfiyah Ibnu Malik, Pengertian Isim Nakiroh adalah nakiroh adalah (kata benda) yang menerima alif lam yang menyebabkan kema’rifatan isim tersebut atau isim (kata benda) yang menempati tempatnya isim lain yang menerima alif lam. pengertian lainnya dari Isim Nakiroh adalah isim (kata benda) yang menyebutkan sesuatu yang tidak nakiroh adalah.
Sebagaimana di tulis oleh Syekh Mustafa al-Ghalayaini di dalam kitab Jami’ud durus نَكِرَةٌ هِيَ إِسْمٌ يدُلُّ عَلَى شَيْءٍ وَاحِدٍ، وَلَكِنَّهُ غَيْرُ مُعَيَّنٍ “Nakiroh adalah Isim yang menunjukkan arti satu tetapi tidak tertentu” Kata benda yang tidak ditentukan secara jelas itu seperti buku, rumah, masjid, sekolah, burung, singa, ayam, manusia dan sebagainya, sedangkan apabila kata benda tersebut sudah ditentukan atau sudah jelas, maka kata benda tersebut merupakan isim ma’rifat seperti meja amir, buku bahasa arab, masjid ‘nabawi dan sebagainya.
Isim nakiroh mempunyai 2 tanda, yakni terdapat tanwin, dan tidak terdapat huruf alim lam sebelum kata benda. Isim nakiroh ketika I’rob nashob maka tandanya fathan tain, ketika I’rob jar maka tandanya kasroh tain dan ketika I’rob rofa’ maka tandanya dhommah tain. Contoh Isim Nakiroh Berikut adalah 14 contoh isim Nakiroh beserta artinya كِتَابٌ (buku), مَاءٌ (air), دَابَّةٌ (Hewan Melata), رَجُلٌ(laki-laki), نِسَاءٌ (wanita), مَسْجِدٌ (masjid), مَدْرَسَةٌ(sekolah), بَيتٌ(rumah), قَلَمٌ (pena), بَقَرَةٌ (sapi), اُسْتَاذٌ (guru), اَرْضٌ (bumi), قِرْطَاسٌ (kertas), بَابٌ (pintu)مَكْتَبٌ (meja), Contoh Kalimat Dengan Isim Nakiroh Berikut adalah 7 contoh kalimat dengan isim nakiroh, adapun lafadz yang menunjukkan isim nakiroh penulis berikan garis kuning supaya memudahkan di dalam mempelajari dan memahaminya.
• اَكْتُبُ فِى مَكْتَبٍ artinya saya sedang menulis di meja, maktabin adalah isim nakiroh • اَقْرَأُ الْقُرْآنَ فِى مَسْجِدٍ artinya saya menulis al qur’an di masjid, masjidin adalah isim nakiroh • تِلْكَ مِسْطَرَةٌ artinya itu adalah penggaris, mistorotun adalah isim nakiroh • هَذِهِ نَافِذَةٌ artinya ini adalah jendela, nafidzatun adalah isim nakiroh • رَاَيتُ مَسْجِدًا فِى تِلْكَ قَرْيَةٍ artinya saya melihat masjid di desa itu, masjidan dan qoryatin adalah isim nakiroh • دَخَلْتُ بَيْتً اَمِنًا artinya saya telah masuk masuk rumah dengan aman, baitan adalah isim nakiroh.
• قُلْتُ اُسْتَاذً فِى فَصْلٍ artinya saya telah berkata ustadz di kelas, ustadzan dan fashlin adalah isim nakiroh • فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ Artinya " Di nakiroh adalah ada tali dari sabut yang dipintal.", hablun dan masadin adalah contoh isim nakiroh di dalam nakiroh adalah qur’an surat Al-Lahab Ayat 5. • وَلَاۤ اَنَاۡ عَا بِدٌ مَّا عَبَدْ تُّمْ Artinya " dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,".
‘aabidun adalah contoh isim nakiroh di dalam al qur’an surat Al-Kafirun Ayat 4. • الَّذِيْۤ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ Artinya " yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.”. Juu’in dan khoufin adalah contoh isim nakiroh di dalam al qur’an surat Quraisy Ayat 4. • تَرْمِيْهِمْ بِ حِجَا رَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍ Artinya " yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,".
Khijaarotin dan sijjiilin adalah contoh isim nakiroh di dalam al qur’an surat Al-Fiil Ayat 4. • فَجَعَلَهُمْ كَ عَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ Artinya "s ehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).". ‘asfin adalah contoh isim nakiroh di dalam al nakiroh adalah surat Al-Fiil Ayat 5.
Isi Tulisan Ini Adalah: • Pengertian: Apa Itu Isim Nakiroh? • Perbedaan Isim Nakiroh dan Ma’rifat • Dari definisi di atas, dapat diketahui perbedaannya: • Biar lebih jelas, lihat contohnya berikut ini: • Ciri Ciri Isim Nakirah • Tanda Isim Nakirah • Contoh Isim Nakiroh Dalam Al Quran • Latihan Soal Isim Nakiroh dan Ma’rifat Pengertian: Apa Itu Isim Nakiroh?
Secara umum, isim nakirah adalah isim yang bersifat umum, kebalikan dari isim ma’rifah, yaitu isim yang bersifat khusus. Di dalam kitab Jami’ud Durus Al ‘Arabiyah, dijelaskan sebagai berikut: والنكرةُ إِسمٌ دلَّ على غير مُعّينٍ كرجلٍ وكتابٍ ومدينةٍ Nakirah adalah isim yang menunjukkan kepada sesuatu yang tidak spesifik, seperti rojulun, kitabun, madinatun.
Jadi, bisa kita simpulkan sebagai berikut: Isim nakiroh adalah isim yang pengertiannya belum jelas, masih nakiroh adalah umum, belum diketahui batasan-batasannya.
Perbedaan Isim Nakiroh dan Ma’rifat Dari definisi di atas, dapat diketahui perbedaannya: • ma’rifat: khusus, sudah menunjuk ke “yang mana”. • nakiroh: umum, belum spesifik, tidak jelas mana isim yang dimaksud. Biar lebih jelas, lihat contohnya berikut ini: • بَيْتٌ, artinya rumah.
belum spesifik rumah yang mana, bisa rumah siapa saja, rumah yang mana saja, ini adalah contoh nakiroh. • الْبَيْتُ, artinya “ rumah itu“, sudah spesifik menunjuk ke rumah yang mana, ini adalah contoh ma’rifah. Kalau dalam Bahasa Inggris, isim ma’rifah itu ditandai dengan menggunakan THE.
Contohnya: The book, buku yang itu. Nah, gimana, mudah-mudahan sudah paham ya perbedaan nakirah dan ma’rifah. Ciri Ciri Isim Nakirah Semua isim selain isim ma’rifah adalah isim nakirah. Isim ma’rifah sendiri terdiri atas: • Isim dhomir.
• Isim Isyarah. • Isim Maushul. • Isim Alam. • Isim + Al (ال) • Isim yang dimudhofkan dengan 5 isim di atas. • Al Munada Al Maqshud. Jadi, untuk mengetahui apakah termasuk nakiroh atau ma’rifat, kita harus hafal ketujuh ma’rifat di atas.
Jika ism tidak termasuk dalam 7 kategori tersebut, maka dia adalah ism nakirah. Setelah kita menghafal macam-macam isim ma’rifat, maka kita akan bisa melakukan analisis dengan mudah, apakah suatu isim masuk ke kategori ma’rifat atau nakirah.
Tanda Isim Nakirah Salah satu tanda bahwa isim masuk ke kategori nakiroh adalah: ada tanwin di isim tersebut. Contohnya: رَجُلٌ، كِتَابٌ، عَالِمٌ.
Kecuali isim alam (nama), meskipun dia bertanwin, dia adalah isim ma’rifat. Contohnya: مُحَمَّدٌ، زَيْدٌ، هِنْدٌ. Nama (baik nama orang, tempat, dan sebagainya), meskipun bertanwin, dia adalah isim ma’rifat.
Macam-macam isim nakirah sendiri bisa berupa: • isim mufrod, contohnya: رَسُوْلٌ. • jamak taksir, contohnya: رُسُلٌ. Contoh Isim Nakiroh Dalam Al Quran Beberapa contoh isim nakiroh yang ada di dalam Al Quran di antaranya sebagai berikut: • Surat Al Baqarah ayat 7: وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ. • Surat Al Baqarah ayat 10: فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٞ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضٗاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ.
• Surat Al Baqarah ayat 17: مَثَلُهُمۡ كَمَثَلِ ٱلَّذِي ٱسۡتَوۡقَدَ نَارٗا. • Surat Al Baqarah ayat 19:وۡ كَ صَيِّبٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَٰتٞ وَ رَعۡدٞ وَ بَرۡقٞ. Latihan Soal Isim Nakiroh dan Ma’rifat Untuk memperlancar pengetahuan kamu tentang materi ini, silakan tentukan, di antara isim-isim berikut, mana yang termasuk ma’rifat dan mana yang nakiroh. • مَنْ اَنْتَ ( di sini kalimat مَنْ termasuk nakirah atau ma’rifat?) • بَيْتُ اللهِ • سَيَّارَةٌ • لَيْلٌ • قَمَرٌ Mudah-mudahan setelah membaca materi ini dan nakiroh adalah soal, kamu makin paham apa itu isim nakiroh dan bisa memberikan contohnya dengan jelas.
Baca juga: materi nahwu shorof lengkap. Search for: Isi Blog Isi Blog Artikel Paling Hot • Dzonna Wa Akhwatuha (ظَنَّ Zhonna dan Saudaranya) Beserta Contohnya • Inna Wa Akhwatuha Dan Contohnya, Pada Isim Maupun Khobar • Isim Nakiroh adalah dan Saudaranya Beserta Contohnya (Belajar Kitab Jurumiyah) • Mubtada dan Khobar Beserta Contohnya (Belajar Kitab Jurumiyah) • Naibul Fail: Contoh, Pengertian, Syarat, Pembagian, Penjelasan Lengkap
Dalam memahami tafsir al-Qur’an, dibutuhkan seperangkat keilmuan yang dalam hal ini dikenal dengan ilmu tafsir dan Ulumul Qur’an.
Pembahasan tentang nakirah dan ma’rifah merupakan salah satu bagian dari kaidah tafsir. Dengan mempelajarinya akan lebih mudah memahami makna al-Qur’an. Nakirah dan ma’rifah sendiri memiliki pembahasan yang luas. Namun, tulisan ini akan lebih fokus membahas tentang pengertian nakirah dan ma’rifah serta tujuan penggunannya dalam al-Qur’an. Pengertian Nakirah dan Ma’rifah Pada dasarnya, nakirah dan ma’rifah termasuk dalam pembahasan ilmu tata bahasa Arab, tepatnya dikenal dengan isim (kata benda) nakirah dan isim ma’rifah.
Nakirah berarti kata yang menunjuk pada sesusatu yang umum dan tidak spesifik, sedangkan ma’rifah berarti kata benda yang menunjuk pada suatu hal tertentu ( spesifik). Baca Juga: Ulumul Quran: Asal Usul dan Sinonimitas Kata Alquran Adapun dalam Ilmu Tafsir, pengertiannya berarti penggunaan isim nakirah dan ma’rifah dalam al-Qur’an. Dalam ilmu nahwu, nakirah dan ma’rifah terfokus pada objeknya. Dimana focus pada sesuatu hal yang umum ataupun khusus, dengan pembagian lagi di dalamnya.
Sedikit berbeda dengan ruang lingkupnya dalam kaidah ilmu tafsir. Isim nakirah dan ma’rifah dalam al-Qur’an memiliki maksud dan tujuan yang berbeda pada tiap ayatnya. Tujuan penggunaan isim nakirah dan ma’rifah pada suatu ayat belum tentu dapat disamakan dengan ayat yang lain.
Tujuan Penggunaan Isim Nakirah dalam Al-Quran Dalam Muqaddimah Tafsir Kemenag disebutkan jika nakirah dalam al-Qur’an seringkali mengandung makna yang berbeda. Sehingga makna nakirah pada suatu ayat berbeda dengan ayat yang lain, walaupun lafadnya sama.
Memahami nakirah tentu perlu dipertimbangkan kembalimaknanya. Untuk memudahkannya terdapat beberapa tujuan penggunaan nakirah dalam al-Qur’an. Pertama, untuk menunjuk pada orang tertentu. Salah satu nakirah yang menggunakan tujuan ini terdapat dalam Surat al-Qashas Ayat 20. وَجَاۤءَ رَجُلࣱ مِّنۡ أَقۡصَا ٱلۡمَدِینَةِ یَسۡعَىٰ قَالَ یَـٰمُوسَىٰۤ إِنَّ ٱلۡمَلَأَ یَأۡتَمِرُونَ بِكَ لِیَقۡتُلُوكَ فَٱخۡرُجۡ إِنِّی لَكَ مِنَ ٱلنَّـٰصِحِینَ Kata رَجُلࣱ, yang tergolong isim nakirah, pada ayat tersebut bukan bermakna laki-laki secara umum.
Namun, menunjuk pada salah seorang lelaki yang memberi kabar perihal Fir’aun yang akan membunuh Nabi Musa. Kedua, untuk menunjuk pada spesies tertentu. Contohnya pada Surat Shad ayat 49. هَـٰذَا ذِكۡرࣱۚ وَإِنَّ لِلۡمُتَّقِینَ لَحُسۡنَ مَـَٔابࣲ Isim nakirah pada ayat ini adalah kata ذِكۡرࣱۚ yang berarti penghormatan.
Maksud dari penghormatan dalam hal ini adalah untuk para Nabi. Ayat sebelumnya bercerita tentang perjuangan Nabi Ismail, Yasa dan Zulkifli yang telah bersabar menghadapi beragam respon umat kepadanya.
Baca Juga: Pentingnya Ulumul Quran Nakiroh adalah Sarana Menggali Pesan Tuhan Ketiga, untuk mengagungkan sesuatu. Salah satu contoh penggunaan nakirah yang bermakna ini adalah pada Surat al-Baqarah ayat 10 “ nakiroh adalah عَذَابٌ عَظِیمࣱ”.
Dalam konteks ini, kata ‘adhim yang bermakna agung mengindikasikan makna siksaan yang kuat atau pedih. Keempat, untuk menunjuk makna banyak yang contohnya terdapat dalam Surat as-Syu’ara ayat 41. فَلَمَّا جَاۤءَ ٱلسَّحَرَةُ قَالُوا۟ لِفِرۡعَوۡنَ أَىِٕنَّ لَنَا لَأَجۡرًا إِن كُنَّا نَحۡنُ ٱلۡغَـٰلِبِینَ Nakirah dalam ayat ini adalah kata ajran yang berarti upah.
Meskipun berbentuk tunggal, menurut al-Baidhawi disini maknanya banyak, karena konteks ayat ini menceritakan para penyihir dari pihak Fir’aun yang melawan Nabi Musa, mengharapkan upah yang banyak bahkan mengincar jabatan tinggi di kerajaan.
Kelima, untuk tujuan merendahkan. Salah satu contohnya ada pada Surat al-Jatsiyah ayat 32. وَإِذَا قِیلَ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقࣱّ وَٱلسَّاعَةُ لَا رَیۡبَ فِیهَا قُلۡتُم مَّا نَدۡرِی مَا ٱلسَّاعَةُ إِن نَّظُنُّ إِلَّا ظَنࣰّا وَمَا نَحۡنُ بِمُسۡتَیۡقِنِینَ Menurut al-Qutrhubi yang dikutip adalam Muqaddimah Tafsir Kemenag, nakirah disini adalah kata dhanna yang bermakna dugaan.
Maknanya dianggap sebagai merendahkan karena seakan menghina orang kafir apabila mereka tidak memercayai hari kiamat, padahal itu akan terjadi, maka mereka akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya selama di dunia.
Keenam, menunjukkan makna sedikit atau sebagian. Contohnya pada Surat al-Isra’ ayat 1. سُبۡحَـٰنَ nakiroh adalah أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا Kata laylan disitu berkedudukan sebagai nasab yang berupa isim nakirah.
Kata tersebut mengandung makna sebgian malam, bukan sepenuhnya. Sehingga perjalanan Isra’ Nabi Muhammad berdurasi sebagian malam, tidak satu malam penuh. Tujuan penggunaan isim ma’rifah dalam al-Qur’an Penggunaan isim ma’rifah dalam al-Qur’an juga memiliki makna yang berbeda di tiap ayatnya.
Selain itu, untuk memahami ayat ma’rifah juga perlu mengetahui siyaq al-kalam atau konteks dari suatu ayat. Hal itu dikarenakan penggunaannya seringkali memiliki tujuan yang lebih dalam dari maknanya. Berikut tujuan penggunaan ma’rifah dalam al-Qur’an. Baca Juga: At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran, Pengantar Petunjuk Adab Berinteraksi dengan Al-Quran Pertama, pemakaian isim ma’rifah yang berupa kata ganti sebab konteks pembicaran mengharuskan demikian.
Contohnya pada surat Taha ayat nakiroh adalah إِنِّیۤ أَنَا۠ رَبُّكَ فَٱخۡلَعۡ نَعۡلَیۡكَ إِنَّكَ بِٱلۡوَادِ ٱلۡمُقَدَّسِ طُوࣰى Isim ma’rifah yang menggunakan kata أَنَا۠ pada ayat ini karena memang konteksnya membutuhkan kata ganti tersebut.
Surat taha ayat 12 membicarakan tentang wahyu Allah kepada Nabi Musa. Kata أَنَا۠ disitu berarti Allah, yang sedang memberi perintah kepada Nabi Musa. Kedua, ma’rifah yang berupa nama orang dan benda bertujuan untuk meyakinkan lawan bicara. Salah satu contohnya adalah pada Surat al-Ikhlas ayat 1, ” قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ “. Ma’rifah dalam ayat ini adalah kata ahadun.
Penggunaan nakiroh adalah esa dengan disini bertujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa Allah itu esa, hanya ada satu dan tidak ada yang lain.
Ketiga, ma’rifah yang menggunakan isim isyaroh (kata tunjuk) bermaksud untuk: • Menjelaskan suatu hal yang ekstrem. • Mengindikasikan kebodohan dari mitra bicara • Menunjukkan jarak (jauh atau dekat) • Merendahkan objek yang ditunjuk (yang berjarak dekat) • Menjelaskan bahwa objek yang ditunjuk pantas mendapatkan sifat yang disebut sesudahnya Salah satu contoh penggunaan isim isyaroh bertujuan untuk menjelaskan objek pantas mendapatkan sifat yang disebut sesudahnya adalah pada Surat al-Baqarah ayat 5.
أُو۟لَـٰۤئكَ عَلَىٰ هُدࣰى مِّن رَّبِّهِمۡۖ وَأُو۟لَـٰۤئكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ al-Baidhawi menyebutkan bahwa nakirah dalam ayat diatas adalah lafadz أُو۟لَـٰۤئكَ yang merupakan isim isyaroh. Isim isyaroh disini merujuk pada sekelompok orang yang disebutkan pada ayat sebelumnya. Kelompok tersebut adalah otang yang beriman, melaksanakan sholat, menginfakkan sebagian hartanya.
Keempat, ma’rifah yang menggunakan isim maushul bermaksud untuk menyamarkan nama dari subjek yang dibicarakan atau nakiroh adalah bersifat umum. Salah satu contoh dari penyamaran nama disini adalah cerita tentang Nabi Yusuf dengan Istri dari Raja Mesir pada Surat Yusuf ayat 23. وَرَ ٰوَدَتۡهُ ٱلَّتِی هُوَ فِی بَیۡتِهَا عَن نَّفۡسِهِۦ وَغَلَّقَتِ ٱلۡأَبۡوَ ٰبَ وَقَالَتۡ هَیۡتَ لَكَۚ قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ رَبِّیۤ أَحۡسَنَ مَثۡوَایَۖ إِنَّهُۥ لَا یُفۡلِحُ ٱلظَّـٰلِمُونَ Dalam ayat tersebut, tidak disebutkan nama istri Raja mesir disini namun menggunakan isim maushul “allati” yang menunjuk pada perempuan (dalam hal ini istri raja Mesir).
Kelima, ma’rifah yang berupa idhofah bertujuan untuk meringkas perkataan dan mengagungkan mudhof atau menjadikan ma’rifah bermakna umum. Salah satu contoh yang menjadikan ma’rifah bermakna umum adalah pada Surat an-Nur ayat 63. لَّا تَجۡعَلُوا۟ دُعَاۤءَ ٱلرَّسُولِ بَیۡنَكُمۡ كَدُعَاۤءِ بَعۡضِكُم بَعۡضࣰاۚ قَدۡ یَعۡلَمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ یَتَسَلَّلُونَ مِنكُمۡ لِوَاذࣰاۚ فَلۡیَحۡذَرِ ٱلَّذِینَ یُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦۤ أَن تُصِیبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ یُصِیبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِیمٌ Ma’rifah pada ayat ini adalah kata أَمۡرِهِ yang bermakna perintah Allah.
Perintah disini tidak terkhusus pada suatu perintah, namun perintah Allah secara keseluruhan. Beberapa tujuan dari nakirah dan ma’rifah di atas belum mewakili keseluruhan tujuan digunakannya kaidah tersebut dalam al-Qur’an. Namun, jika menemukan ayat lain yang berbentuk mirip dengan contoh diatas, bisa jadi juga nakiroh adalah makna atau tujuan yang sama. Selain itu, terdapat pengulangan nakirah dan ma’rifah pada sebagian ayat. Hal ini juga memiliki tujuan yang berbeda.
Wallahu a’lam. TENTANG KAMIDengan semangat membangun peradaban islami berbasis tafsir Al Quran, nakiroh adalah berusaha memenuhi asupan kebutuhan masyarakat terhadap kitab suci Al Quran, baik terjemah, tafsir tematik dengan materi yang aktual di masyarakat, maupun Ulumul Quran yang merupakan perangkat keilmuan dalam memahami Alquran
Pengertian Nakiroh adalah Nakirah Dan Contohnya Bahasa Arab Pengertian Isim Nakirah – Dalam ilmu nahwu bahasa arab ada istilah isim nakirah, dimana ia adalah kebalikan dari isim ma’rifat.
Untuk pembahasan tentang isim ma’rifat sendiri sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, Untuk melihat penjelasan tersebut lebih lanjut silahkan lihat disini : Pengertian Isim Ma’rifat Di dalam bahasa Indonesia, isim nakirah sama halnya dengan kata yang bersifat umum, ia tidak terkait pada satu benda tertentu misalnya kata ikan, ia masih termasuk kata yang sifatnya umum (nakirah) lain halnya dengan kata ikan mas yang sudah menunjukan jenis ikan tertentu (ma’rifat). Definisi Isim Nakirah Pengertian isim nakirah menurut ilmu nahwu ialah sebagai berikut : كُلُّ اسْمٍ شَائِعٍ فِى جِنْسِهِ لاَ يَخْتَصُّ بِهِ وَاحِدٌ دُوْنَ آخَرَ yaitu setiap isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan sesuatu perkara dan lainnya.
Selain itu, isim nakirah ialah isim yang layak dimasuki alif dan lam sehingga nantinya ia menjadi isim ma’rifat, contoh سَيَّارَةٌ (mobil) → ini termasuk isim nakirah karena dari segi arti juga masih umum, lain halnya jika ia sudah dimasuki alif dam lam seperti السَيَّارَةٌ (sebuah mobil) ia termasuk isim ma’rifat karena sudah dimasuki alif dan lam.
Baca juga : Pengertian Mubtada dan Khabar Demikianah pembahasan ilmu nahwu bahasa arab mengenai pengertian isim nakirah lengkap beserta contohnya dalam bahasa arab. Semoga bermanfaat. Isim adalah kata benda dalam artian bahasa Indonesia, yaitu kalimah yang menyatakan atas sesuatu yang dapat dibendakan dan tidak memiliki keterkaitan dengan waktu. Berdasarkan jelas dan tidaknya yang dimaksud, kalimah isim dalam bahasa Arab dibagi menjadi dua macam: nakirah dan ma'rifat.
Dalam tataran kalimah, keduanya sama-sama sebagai kata benda. Namun, dalam lingkup arti dan penggunaannya, antara isim nakirah dan isim ma'rifat itu berbeda. Pengertian Isim Nakirah dan Ma'rifat Kata nakirah ( نكرة ) secara bahasa dapat diartikan sebagai nakiroh adalah yang tak tentu atau belum dikenal.
Pada umumnya, isim nakirah didefinisikan sebagai setiap kalimah/kata yang tidak menunjuk pada makna tertentu. Artinya, isim tersebut masih belum menyatakan atau menerangkan suatu makna secara spesifik (umum). Imam ibnu Malik juga telah menjelaskan tentang pengertian isim nakirah dalam kitabnya "Alfiyah ibnu Malik" berbentuk nadham yang berbunyi : نَكِرَةٌ قَابِلُ أَلْ مُؤَثِّرَا - أَوْ وَاقِعٌ مَوْقِعَ مَا قَدْ ذُكِرَ Artinya : "Isim nakirah adalah isim yang menerima alif+lam ( ال ) yang memengaruhi kema'rifatan atau menempati posisi isim yang dapat menerima alif+lam ( ال ).
Dari pengertian isim nakirah yang dijelaskan oleh Imam ibnu Malik di atas, dapat dipahami secara jelas bahwa yang dimaksud dengan isim nakirah adalah isim yang layak menerima tambahan alif+lam ( ال ) di awal kalimahnya, yang di mana alif+lam tersebut dapat memberikan dampak atau pengaruh terhadap kema'rifatan isim itu sendiri, atau isim tersebut menempati posisi dari isim yang layak menerima tambahan alif+lam dengan kriteria sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
Contohnya seperti " رَجُلٌ " (laki-laki), kata ini belum tentu dalam penunjukannya, dan ia layak menerima tambahan alif+lam (menjadi " الرَّجُلُ "), sehingga ia disebut sebagai isim nakirah.
Apabila ada isim yang layak menerima tambahan berupa alif+lam (dibaca al), namun tambahan tersebut tidak memberikan dampak atau pengaruh terhadap kema'rifatan isim yang dimasukinya, maka nakiroh adalah termasuk golongan isim nakirah. Contohnya adalah kata " العَبَّاسْ ", isim ini memang menerima al ( ال ), tetapi tambahan tersebut tidak memberikan dampak pada kema'rifatan, karena baik terdapat tambahan al ( ال nakiroh adalah atau tidak, kata tersebut tetaplah bersifat ma'rifat.
Baca juga: Contoh Isim Nakirah dan Ma'rifah Tidak semua isim nakirah itu dapat menerima tambahan alif+lam, ada sebagian isim yang bersifat nakirah tetapi ia tidak layak menerima tambahan. Contohnya kata " ذُوْ " yang bermakna " صَاحِبٌ " (empunya/pemilik), isim ini tidak menerima tambahan huruf alif+lam, namun disebut sebagai isim nakirah. Karena kata tersebut menempati posisi dari kata " صَاحِبٌ " yang layak menerima tambahan alif+lam (isyarah bait " أَوْ وَاقِعٌ مَوْقِعَ مَا قَدْ ذُكِرَ ").
Adapun pengertian isim ma'rifat itu kebalikan dari isim nakirah, yaitu isim yang menyatakan makna nakiroh adalah, yang sudah menjelaskan atau menerangkan sebuah makna yang spesifik (khusus). Contohnya adalah kata " الأَسَدُ " (singa ini), " الإِنْسَانُ " (manusia tertentu), " مُحَمَّدٌ " (Muhammad), " زَهْرَةُ البَنَفسَجِ " (bunga banafsaj), dan nakiroh adalah sebagainya.
Ciri-ciri Isim Nakirah dan Ma'rifat Sebenarnya pembahasan tentang ciri-ciri isim nakirah dan ma'rifat sudah tercakup dalam penjelasan sebelumnya. Akan tetapi, memungkinkan juga untuk disederhanakan lagi agar mudah diserap dan dipahami oleh pemula. Ciri-ciri isim nakirah adalah : • Patut menerima tambahan al ta'rif (al " ال " yang berfungsi mema'rifatkan isim).
Contoh : " زَهْرَةٌ " (bunga), " فَرَسٌ " (kuda), " إِنْسَانٌ " (manusia), dan lain-lain. • Menduduki tempat isim yang layak menerima al ta'rif. Contoh : " ذُو " dengan makna " صَاحِبٌ " (pemilik), dan " مَنْ " nakiroh adalah makna " شَخْصٌ " (seseorang). Adapun ciri-ciri isim ma'rifat adalah tidak ditemukannya ciri yang terdapat pada isim-isim yang nakirah. Macam-macam Isim Ma'rifat Ada 6 macam isim ma'rifat, yaitu : • Isim dhamir(kata ganti), adalah isim yang berfungsi sebagai kata ganti dari orang/benda (aqil dan ghairu aqil).
Contoh : " هُوَ/هِيَ " (dia), " أَنْتُمْ/أَنْتُنَّ " (kalian), " هُنَّ/هُمْ " (mereka), dan sejenisnya. • Isim isyarah (kata tunjuk), adalah isim yang menerangkan makna tertentu dengan penunjukan. Contoh : " هَذَا/هَذِهِ " (ini), " ذَلِكَ/تِلْكَ " (itu). • Isim alam (nama), adalah isim yang menunjukkan atas nama seseorang/tempat/benda.
Contoh : " عَائِشَةٌ " (Aisyah), " مَكَّةُ " (Makkah), " نِيْلٌ " (sungai Nil), dan lain-lain. • Nakiroh adalah yang mudhaf kepada isim ma'rifat. Contoh : " إِبْنِي " (anakku), kata " إبْنٌ " adalah nakirah, ia menjadi ma'rifat karena menjadi mudhaf dari dhamir ya' mutakallim (ma'rifat).
• Isim yang kemasukan al ta'rif.
Setiap isim nakirah yang dimasuki al ta'rif maka menjadi ma'rifat. Contoh : " الرَّجُلُ " (laki-laki ini), " القَلَمُ " (pena ini), " السَّيْفُ " (pedang ini), dan sebagainya. • Isim maushul, adalah isim yang menerangkan makna tertentu dengan perantara kalimat yang terjatuh setelahnya (shilah maushul).
Contoh : " الَّذِي ", " الَّتِي" الَّذِيْنَ ", " مَا ", dan sejenisnya. Macam-macam isim ma'rifat yang telah disebutkan di atas sebagaimana penjelasan dalam bait nadham Alfiyah ibnu Malik : وَغَيْرُهُ مَعْرِفَةٌ كَهُمْ وَذِى - وَهِنْدَ وَابْنِي وَالغُلَامِ وَالَّذِي Artinya : "Dan selain nakirah itu ma'rifat, seperti " هُمْ " (dhamir), " ذِى " (isyarah), " nakiroh adalah " (alam), " إِبْنِي nakiroh adalah (mudhaf kepada ma'rifat), " الغُلامُ " (kemasukan al ta'rif), dan " الَّذِي " (maushul).
Akan tetapi, dalam kitab syarah nakiroh adalah as-Syafiyah Syekh ibnu Malik menambahkan isim munada maqshud, yaitu isim nakirah yang menjadi ma'rifat setelah digunakan untuk memanggil seseorang yang sudah dikehendaki, seperti ucapan " يَارَجُلُ " (wahai pemuda).
Sehingga menjadi 7 macam isim ma'rifat. Tingkatan Isim Ma'rifat Mengenai tingkatan isim ma'rifat, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama ahli nahwu.
Ada yang mengatakan bahwa isim yang paling ma'rifatnya ma'rifat adalah isim dhamir, karena begitu jelas maksud dan pengkhususannya sehingga tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya.
Misal ucapan " قُلْتُ " tidak mungkin ia mengandung makna kecuali diriku sendiri, ucapan " قُلْتَ " tidak mungkin ia menunjukkan kecuali kepada mukhathab, atau ya' pada ucapan " nakiroh adalah " tidak mungkin bermakna kecuali untuk mutakallim. Oleh karenanya, isim dhamir dianggap sebagai tingkatan isim ma'rifat yang tertinggi. Tingkatan isim ma'rifat yang selanjutnya adalah isim alam.
Karena isim alam nakiroh adalah isim yang jelas dalam menunjukkan sesuatu yang dikenali tanpa adanya qarinah. Berbeda dengan isim isyarah dan maushul yang membutuhkan qarinah. Akan tetapi, jika isim alam tersebut dirujukkan pada asma'-asma' yang khusus bagi Allah, maka isim alam lah yang paling ma'rifatnya ma'rifat dibandingkan dengan isim dhamir.
Seperti lafadz jalalah " اللّه ", tidak mungkin kemudian memuat makna kecuali Tuhan yang disembah, dan tidak ada keraguan sama sekali akan hal itu. Tingkatan isim ma'rifat yang ketiga adalah isim isyarah, karena menunjukkan sesuatu yang dikenalinya secara tepat, namun membutuhkan qarinah. Misal lafadz " هَذَا " (isyarah untuk yang hadir), yang membutuhkan qarinah berupa yang hadir/ada di situ. Kemudian setelah isim isyarah ada isim maushul sebagai tingkatan keempat isim ma'rifat, yaitu isim yang menyatakan secara tepat atas yang dikenali dengan perantara shilah atau kalimat setelahnya.
Isim maushul ini dapat berupa maushul untuk hadir dan ghaib, berbeda dengan isim isyarah yang pada aslinya hanya untuk hadir. Oleh karena itu isim maushul berada di bawah isim isyarah dalam tingkatan isim ma'rifat. Tingkatan isim ma'rifat yang selanjutnya adalah isim yang disisipi al ta'rif, kemudian disusul oleh isim yang mudhaf kepada isim-isim yang ma'rifat. • Al-Jumlah 9 • Asmaul Khamsah 1 • Fiil Amr 4 • Fiil Madhi 4 • Fiil Mudhari 5 • Isim Alam 3 • Nakiroh adalah Dhomir 5 • Isim Isyarah 2 • Isim Jamak 7 • Isim Maushul 5 • Isim Tasniyah 4 • Jumlah Nakiroh adalah 6 • Jumlah Ismiyah 5 • Jurumiyah 3 • Kalam 3 • Kalimah Fiil 9 • Kalimah Huruf 3 • Kalimah Isim 26 • Kana dan Saudaranya 6 • Mubtada Khobar 12 • Murab Mabni 9 • Nahwu Wadhih 2 • Nakirah Marifat 4 • Syair Nakiroh adalah 2 • Tashrif 9 • Wazan Mauzun 6
Sebelum melangkah lebih jauh membahas nakiroh dan ma'rifah, temen-temen harus memahami terlebih dahulu bahwa isim (kata benda) itu dibagi menjadi dua, yaitu: umum dan khusus, yang dalam bahasa Arab dinamakan juga dengan isim nakirah (umum) dan makrifah (khusus).
1. Nakirah Isim nakirah ialah isim yang masih umum atau global, kata benda yang mana, yang seperti apa, terdapat dimana, kepunyaan siapa, dan lain sebagainya,sehingga tidak bisa mengindikasikan benda tersebut, sebab maknanya umum. 2. Makrifah Isim makrifah ialah kata benda yang berarti khusus dan memiliki kandungan arti tertentu sehingga membuat mutakallim (orang yang berbicara) dan pendengar sudah memahami apa yang dimaksud. A. Ciri-ciri Nakiroh dan Ma'rifah Berikut ini adalah beberapa poin yang harus kita ketahui tentang ciri-ciri nakiroh dan ma'rifah di bawah ini : 1.
Nakirah • Isimnya bertanwin ( ً ٍ ٌ ) • Biasanya tidak ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ال ) • Menunjukan kata umum, bukan nama orang tertentu.
Contohnya : ذَلِكَ بَيْتٌ Itu adalah sebuah rumah [Kata بَيْتٌ merupakan isim nakiroh, karena terlihat jelas ciri-cirinya terdapat tanwin di akhir huruf, tidak terdapat alif-lam, maka menunjukan sesuatu yang umum] 2. Ma'rifah • Dibubuhi dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di awalnyaContohnya : الوَلَدُ صَالِحٌ Anak itu adalah anak sholeh [kata الوَلَدُ termasuk isim Ma'rifah, karena terdapat huruf alif-lam di awalnya] • Jika dalam suasana idhafahIdhafah ialah dua isim yang digabung menjadi satu, sehingga menimbulkan makna yang baru, isim pertama menjadi mudhof dan isim kedua menjadi mudhof ilaih, contoh kata: كِتَابُ زَيْدٍ > Kitab milik Zaid kedua kata di atas sebenarnya dua kata yang berbeda, tapi setelah digabungkan dan mengikuti aturan main idhofah, maka keduanya menjadi ma'rifah atau kata khusus 'kitab milik zaid' > sudah dapat diketahui bersama bahwa kitab tersebut adalah milik Zaid.
• Jika kata yang di-idhafat-kan untuk kata tunjuk (isim isyarah)Contohnya : فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ Maka hendaklah mereka menyembah tuhan empunya rumah ini (Ka’bah)[isim isyaroh هَٰذَا beridhofah dengan kata الْبَيْتِmaka otomatis kata هَٰذَا الْبَيْتِ sudah menjadi ma'rifah, walaupun sebenarnya kata الْبَيْتِ saja itu sudah ma'rifah karena ia mempunyai alif-lam.
• Jika kata ganti (isim dhamir) Contohnya : أنَا كاتب الدرس Saya adalah orang yang mencatat pelajaranSemua isim dhamir baik adalah termasuk ma'rifah, macam-macam isim dhamir bisa diliat pada link di bawah ini: Pengertian Isim Dhomir dan Pembagiannya dalam Ilmu Nahwu • Jika kata sambung (isim mausul) الذين يرثون الفردوس Yang bakal mewarisi surge firdaus Baca Juga: Pengertian, Pembagian, dan Contoh-contoh Isim Maushul (اسم الموصول) dalam Ilmu Nahwu • Jika kata tunjuk (isim isyarah)Contohnya : هَٰذَا كتاب ini adalah suatu buku Baca Juga: Pengertian Isim Isyarah (الإسْمُ الإشَارَةِ) dalam Imu Nahwu • Jika isim alam (nama orang)Isim alam ialah kata yang mengindikasikan suatu nama orang atau diri, gelar, lokasi atau nama semacam gelar Contohnya : قَالَ زَيْدٌ لِأبِيْهِ Zaid berkata pada ayahnya B.
Sebab-sebab Penggunaan Nakirah dan Makrifat 1. Nakirah • Menginginkan arti tunggal, seperti:نَظَرْتُ إِلَى رَجُلٍ يَقُوْمُ أمَامِي Saya melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan sayaMaksudnya ialah satu orang laki-laki. • Menginginkan jenisnya, seperti:وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ Dan pada penglihatan-penglihatan mereka tersebut ada penutup.Maksudnya ialah semacam penutup yang asing yang tidak dikenal oleh para insan dengan teknik menutup terhadap sesuatu yang tidak bisa ditutupi oleh penutup-penutup yang lain.
• Ta’dzim (pengagungan), dalam definisi bahwa dia ialah lebih agung daripada bila diterangkan atau disebutkan, laksana :فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍ Maka umumkanlah perangMaksudnya ialah dengan pertempuran apa saja. • Taktsir (memperbanyak), seperti:أَئِنَّا لَنَا لأَجْرًا Apakah kami bakal mendapatkan ganjaran).Maksudnya ialah yang sempurna yang banyak.
• Tahqir (meremehkan) maksudnya ialah terperosoknya nakiroh adalah sampai untuk suatu suasana dimana dia tidak pantas untuk dijelaskan. Seperti :إِنْ نَظُنُّ إِلاَّ ظَنَّا Kamu tidak beda hanyalah berprasangka dengan sebuah prasangkaMaksudnya ialah prasangka hina yang tidak bisa dijadikan sebagai pedoman.
Jika tidak demikian, maka mereka tentu mengikutinya, sebab itulah kelaziman mereka. • Taqlil (menyedikitkan), laksana :وَ رِضْوَانٌ مِنَ اللهِ أَكْبَرُ dan keridlaan dari Allah ialah lebih besar.Maksudnya ialah keridlaan yang tidak banyak dari-Nya ialah lebih besar daripada surga-surga.
Karena keridlaan-Nya ialah pincak masing-masing kebahagiaan. Sedikit dari-Mu Cukup untukku, namun Sedikit-Mu Tiada dapat dikatakan sedikit. 2. Ma'rifah • Dengan teknik menuliskan nakiroh adalah ‘alam (nama), supaya semula diketahui oleh pendengarnya dengan teknik menuliskan suatu nama yang eksklusif baginya, laksana :قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد Katakanlah: “Dialah Allah yang satu • untuk menghormati atau menghinakan, andai penyebutannya secara jelas mewajibkan hal itu.
Contoh dari pemuliaan ialah penyebutan Ya’qub dengan gelarnya, Isra’il, sebab nama tersebut dari Allah. Mengenai gelar ini terdapat dalam ulasan khusus dalam Ilmu Tafsir (Ulumul Quran) Dan misal penghinaan ialah : تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ Celakalah Abu LahabDan pada nama ini ada suatu nakiroh adalah lain, yakni sindiran bahwa dia tergolong penghuni Neraka Jahanam.
• Dengan menunjukkannya (isyarah) guna membedakannya dengan pembedaan yang lebih sempurna serta menghadirkannya di dalam pikiran pendengar secara kasat mata, seperti: هَذَا خَلْقُ اللهِ فَأَرُوْنِى مَاذَا خَلَقَ الَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهِ Ini ialah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah kepadaku apa yang dapat dibuat oleh yang selain-Nya. • Bagi pemaparan sebab ketidaktahuan pendengar, nakiroh adalah dia tidak dapat mengetahuinya kecuali dengan isyarat indrawi.
Dan ayat ini sesuai untuk misal ini. Dan untuk menyatakan sejauhmana kedekatan dan kejauhannya. Maka dipakai isim isyarah. • Bermaksud guna menghinakannya dengan memakai kata penunjuk dekat, seperti ucapan kaum kuffar :أَ هَذَا الَّذِى يَذْكُرُ ءَالِهَتَكُمْ mereka berkata: “Apakah ini orang yang mencaci tuhan-tuhanmu. • Bagi maksud mengagungkannya dengan memakai kata penunjuk jauh, laksana : ذَالِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ Kitab tersebut tiada keraguan di dalamnya • Bagi lebih menyerahkan perhatian kepadanya dengan memakai kata penunjuk sesudah sebelumnya dilafalkan sifat-sifat yang mengindikasikan bahwa urusan tersebut memang pantas untuk mendapat imbalan dari apa yang dilafalkan nakiroh adalah, seperti: أُولَئِكَ عَلَى هُدًا مِنْ رَّبِّهِمْ وَ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan tuntunan dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang berbahagia.
• Atau dengan memakai isim maushul sebab keengganan untuk melafalkan nama spesialnya, yang mungkin diakibatkan untuk menutupinya, menghinanya atau untuk destinasi lain. Seperti:وَ الَّذِى قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ Dan orang yang berbicara kepada kedua orang tuanya: “ah [ekspresi menolak/tidak suka]”. • Dan ma’rifah dengan idhafah sebab keadaannya, yang adalah jalan sangat ringkas atau untuk memuliakan mudlaf, seperti: إِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, anda tidak memiliki keterampilan terhadap mereka.
• Atau guna maksud yang umum, seperti: فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ أَمْرِهِ Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah-Nya tersebut menjadi takut. Maksudnya ialah semua perintah-perintah Allah.
Demikianlah beberapa penjelasan tentang Nakiroh dan Ma'rifah, semoga dapat menambah pengetahuan kita tentang Nahwu dan bahasa Arab ya, selamat Belajar. :) syamsul arifin Nakiroh adalah 8, 2019 at 6:09 AM Isim Alam itu isim yg menunjukkan nama seseorang, contoh: محمد، زيد، فاطمة، محمود Tidak semua isim alam itu ghoiru munshorif, tergantung apakah isim tersebut mempunyai illat ghoiru munshorif atau tidak.
Contoh kata فاطمة merupakan isim alam yang ghoiru munshorif karena mempunyai dua illat, illat yang pertama karena ia memang 'isim alam', illat kedua karena terdapat ta ta'nits.
Untuk pembahasan isim ghoiru munshorif bisa lgsg ke sini ya kak: https://arabunaa.blogspot.com/2017/05/pengertian-isim-ghoiru-munshorif-dalam.html Terimakasih sudah berkunjung :) Delete Blogging March 4, 2020 at 11:21 AM sepertinya sudah keluar dari pembahasan Nahwu nih lur, hehe tapi ndak papa mari kita bahas, untuk nama yang mengandung sifat Allah maka harus di awali dengan 'abd (عبد) menunjukkan arti hamba, jadi kalo ada yg namanya rahman, seharusnya nama panjangnya itu 'abdur rahman' yg artinya 'hambanya dzat yang maha penyayang'.
tapi kalo namanya cuma rahman saja maka tidak boleh lur karena menyamai sifat Allah. Wa Allahu 'Alam. Semoga bermanfaat Delete Unknown December 27, 2020 at 1:09 AM Amil adalah kosakata bahasa arab,yang sangat penting untuk dasar memahami ilmu nahwu buat para ibtida,karena didalam kitab amil terdapat kosakata² yang sangat lengkap,contoh لفظية ومعنوية فلفظية منها احد ومعنوية منها سبعة الخ.
Dan seterusnya,mangkanya kudu hafal kitab amil Reply Delete • ► 2020 (23) • ► July (7) • ► June (6) • ► May (3) • ► April (3) nakiroh adalah ► January (4) • ▼ 2019 (78) • ► December (8) • ► November (9) • ► October (14) • ▼ September (21) • DOWNLOAD KITAB SYARAH QOTHRUN NADA WA BALLU SHODA.
• Nakiroh adalah KITAB QOWAIDUL IMLA (قواعد الإملاء) PDF FREE • Pengertian Inna wa Akhwatuha (إنّ و أخواتها) dalam. • Pengertian Nakirah dan Marifah (النكرة والمعرفة) d. • Pengertian Mustatsna (المستثنى) dalam Ilmu Nahwu • Pengeritan Munada (المنادى) berserta Macam-macamny. • Pengertian Tamyiz (التمييز) dalam Ilmu Nahwu • Pengertian Maful Bih (مفعول به) dalam Ilmu Nahwu • Pengertian MAFUL MUTHLAQ (المَفْعُوْلُ المُطْلَقُ).
• DOWNLOAD KITAB AS-SHORF AT-TALIMI (النحو التعليمي). • DOWNLOAD KITAB AN-NAHWU AT-TALIMI (النحو nakiroh adalah. • Pengertian Maful Fiih (مفعول فيه) dalam Ilmu Nahwu • Pengertian Maful Maah (المفعول معه ) dalam Ilmu Nahwu • DOWNLOAD FULL NADHOM ALFIYAH IBNU MALIK (BESERTA T. • Pengertian Maful Liajlih (المفعول لأجله) beserta C. • DOWNLOAD KITAB TAUDHIHUN NAHWI (توضيح النحو) SYAR. • DOWNLOAD FULL KITAB ASYBAH WAN NADHOIR FIN NAHWI (.
• DOWNLOAD FULL KITAB NAHWU WADHIH JILID 1, 2, dan 3. • Pengertian Isim Istifham (اسم الاستفهام) dalam Ilm.
• Singkatan Huruf Pegon untuk Memaknai Kitab Kuning . • Isim Mu"rab dan Isim Mabni (المعرب والمبني) besert. • ► August (3) • nakiroh adalah July (12) • ► May (4) • ► March (1) • ► February (6) • ► 2018 (11) • ► October (6) • ► March (5) • ► 2017 (24) • ► May (6) • ► April (4) • ► March (3) • ► February (7) • ► January (4) Bagi anda yang kuliah di jurusan sastra Arab & sedang membuat sekripsi Arab tapi selalu disuruh revisi oleh dosen, atau anda yang mempunyai tugas bahasa Arab yg perlu diterjemah tapi nakiroh adalah ada waktu untuk menerjemah atau mungkin bingung cara menerjemahnya.
jangan khawatiir. kami menerima jasa menerjemahkan dokumen dari Bahasa Arab ke Indonesia atau dari bhs indonesia ke bhs Arab. Kontak kami: 089622008876