إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَٰهُ بِقَدَرٍ Arab-Latin: Innā kulla syai`in khalaqnāhu biqadar Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. « Al-Qamar 48 ✵ Al-Qamar 50 » Ingin pahala jariyah dan bonus buku Rahasia Rezeki Berlimpah? Klik di sini untuk mendapatkan Tafsir Surat Al-Qamar Ayat 49 (Terjemah Arti) Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qamar Ayat 49 dengan text arab, latin dan artinya. Terdokumentasi kumpulan penjelasan dari berbagai ulama tafsir terhadap isi surat Al-Qamar ayat 49, antara lain sebagaimana tercantum: Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu dalam takaran yang telah Kami takdirkan dan Kami tetapkan, ilmu Kami telah mendahuluinya dan Kami menulisnya di Lauhul Mahfuzh.
Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu yang ada di alam ini dengan takdir yang telah lalu dari Kami, sesuai dengan pengetahuan Kami dan Kami tuliskan dalam Lauḥul Maḥfuẓ. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 49. إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنٰهُ بِقَدَرٍ (Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran) Yakni segala sesuatu yang diciptakan Allah telah disertai takdir yang ditetapkan Allah baginya.
Ingin pahala jariyah dan bonus buku Rahasia Rezeki Berlimpah?
Klik di sini untuk mendapatkan Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah 49. Sesungguhnya kami menciptakan setiap sesuatu itu dengan ukuran yang sesuai dengan yang telah diketahui dan tertulis di lauhil mahfudz sebelum ada penciptaannya.
Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah {Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran} sesuai ukuran sebelumnya dari Kami Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 49. “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran,” ini mencakup seluruh makhluk dan seluruh alam, baik alam atas maupun alam bawah, hanya Allah yang menciptakannya.
Tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada sekutu bagiNya dalam menciptakan semuanya. Allah menciptakan berdasarkan ketentuan yang telah terdahulu berdasarkan ilmuNya dan sesuai catatan penaNya berdasar waktu dan ukuran yang ditetapkan dan seluruh sifat yang tercakup dalam segala hal. Ingin pahala jariyah dan bonus buku Rahasia Rezeki Berlimpah? Klik di sini untuk mendapatkan An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi Surat Al-Qamar ayat 49: Allah menjelaskan bahwa setiap apa yang ada pada kehidupan ini telah ditakdirkan dan ditulis di Lauhul Mahfudz sejak dahulu, dan Allah memberikan kepada makhluk-Nya kewajiban yang dengannya Allah ciptakan mereka.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I Hal ini mencakup semua makhluk, dan alam bagian atas maupun bagian bawah. Dia menciptakannya dengan qadha’ (qadar) yang telah diketahui-Nya, tertulis oleh pena-Nya, demikian pula sifat-sifat yang ada padanya, dan bahwa yang demikian itu mudah bagi Allah. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman di ayat selanjutnya, “Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan seperti kejapan mata.” Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qamar Ayat 49 49-50.
Apa yang terjadi pada semua makhluk sudah ditetapkan oleh Allah. Sungguh, kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran, yaitu suatu sistem dan ketentuan yang telah ditetapkan. Dan ketahuilah bahwa semua perintah kami yang menyangkut apa pun hanyalah diungkapkan dengan satu perkataan yang mudah dan cepat, seperti kejapan mata Ingin pahala jariyah dan bonus buku Rahasia Rezeki Berlimpah? Klik di sini untuk mendapatkan Demikianlah bermacam penjabaran dari para mufassirin terhadap makna dan arti surat Al-Qamar ayat 49 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi ummat.
Dukunglah perjuangan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com. Sedang Populer • Surat Yasin • Surat al-Waqiah • Surat al-Kahfi • Surat al-Mulk • Surat ar-Rahman • Surat al-Fatihah Melansir Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesiaayat tersebut menjelaskan bahwa seluruh makhluk diciptakan-Nya sesuai ketentuan dan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “ Segala sesuatu telah ditetapkan ukurannya bahkan kelemahan dan kecerdasan.
” (HR. Ahmad dan Muslim dari Ibnu Umar). Mengutip Buku Pintar Al-Qur`an karya Abu Nizhan, pada suatu hari orang-orang kafir Quraisy mendatangi Rasulullah SAW dengan maksud untuk berbantahan masalah takdir. Allah pun kemudian menurunkan surat Al Qamar ayat 47 yang artinya: “ Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka. ” Setelah itu, Allah menurunkan surat Al Qamar ayat 49. (HR.
Muslim dan Tirmidzi). Diterangkan pula dalam buku Sekelumit Kandungan Isi Al Qur’an oleh Ahmad Hamid, jika Allah juga menciptakan segala makhluk hidup sesuai ukurannya. Perhatikanlah rambut manusia, ada yang hitam, ada yang pirang, ada yang lurus, bergelombang, dan keriting. Kaki binatang ada yang dua, empat, seribu, ada pula yang tidak berkaki.
Selain itu, Allah juga memberikan karunia-Nya dalam penciptaan bumi dan matahari. Sebagaimana dikutip dari buku Alquran dan Sains karya Ridwan Abdullah Sani, jika jarak bumi terlalu dekat dengan matahari, maka suhu bumi akan tinggi dan semua air yang ada di bumi akan menguap. Namun, jika jarak bumi dan matahari terlalu jauh, suhu bumi akan rendah dan air yang ada alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang bumi akan menjadi es. Variasi sedikit saja pada jarak matahari ke bumi akan menyebabkan dampak yang luar biasa pada iklim, musim, dan cuaca di bumi.
Kemiringan bumi sebesar 23,5 derajat saja menyebabkan perbedaan musim di bumi, yang dekat dengan matahari mengalami musim panas dan yang jauh dari matahari mengalami musim dingin.
Submit : 2015-04-01 02:13:32 Link sumber: http://tafsir.web.id/ Hal ini mencakup semua makhluk, dan alam bagian atas maupun bagian bawah. Dia menciptakannya dengan qadhaâ (qadar) yang telah diketahui-Nya, tertulis oleh pena-Nya, demikian pula sifat-sifat yang ada padanya, dan bahwa yang demikian itu mudah bagi Allah.
Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman di ayat selanjutnya, âDan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan seperti kejapan mata.â Menu • 📖 SURAH-SURAH ALQURAN • 📗 HADITS SHAHIH • 📘 BULUGHUL MARAM • KITAB THAHARAH (BERSUCI) • KITAB SHALAT • KITAB JENAZAH • KITAB ZAKAT • KITAB SHIYAM • KITAB HAJJI • KITAB NIKAH • KITAB URUSAN PIDANA • KITAB HUKUMAN • KITAB JIHAD • KITAB MAKANAN • KITAB SUMPAH DAN NAZAR • KITAB MEMUTUSKAN PERKARA • KITAB MEMERDEKAKAN BUDAK • KITAB KELENGKAPAN • 🙏 DO'A SEHARI-HARI • 🔉 AUDIO PODCAST • 💬 KAMUS ISTILAH ISLAM • ❓ SOAL & PERTANYAAN AGAMA • 🔀 AYAT ALQURAN ACAK • 🔀 HADITS ACAK • 🔀 ARTIKEL ACAK • 🐫 LAINNYA .
• Statistik Pencarian • Donasi • Beri Saran & Masukan • Tentang RisalahMuslim Tafsir QS. Al-‘Ankabut (29) : 49. Oleh Kementrian Agama RI Ayat ini menegaskan bahwa ayat-ayat Alquran merupakan petunjuk Allah, tidak ada kesamaran sedikit pun tentang pengertiannya. Allah memudahkan penafsirannya bagi orang-orang yang ingin mencari kebenaran yang hakiki.
Dalam ayat yang lain, Allah ﷻ berfirman: وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ Dan sungguh, telah Kami mudahkan Alquran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? ( Al-Qamar [54]: 17) Para Ahli Kitab yang ingin mencari kebenaran, dengan mudah dapat memahami Alquran. Dengan demikian, mereka mau beriman kepadanya dan meyakini bahwa Muhammad adalah benar-benar seorang rasul. Allah ﷻ berfirman kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada orang-orang kafir yang tidak percaya kepada kerasulan beliau: وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَسْتَ مُرْسَلًاۗ قُلْ كَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًاۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهٗ عِلْمُ الْكِتٰبِ Dan orang-orang kafir berkata, "Engkau ( Muhammad) bukanlah alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang Rasul." Katakanlah, "Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu Al- Kitab menjadi saksi antara aku dan kamu.
( Ar-Ra’d [13]: 43) Maksud ayat di atas adalah ulama– ulama Ahli Kitab menjadi saksi atas kerasulan Muhammad, karena telah membaca dalam kitab– kitab mereka akan kedatangannya. Dengan demikian, ada di antara Ahli Kitab yang beriman kepada Nabi Muhammad, di antaranya orang-orang yang telah disebutkan di atas. Allah menegaskan lagi bahwa Alquran itu terpelihara dalam dada kaum Muslimin. Mereka menghafalnya secara turun temurun sehingga tidak seorangpun dapat mengubahnya.
Selanjutnya ayat ini menerangkan bahwa tidak ada seorang pun yang mengingkari ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang zalim.
Ayat ini merupakan isyarat bagi Ahli Kitab bahwa mereka telah mengetahui dari kitab suci mereka tentang kenabian Muhammad dan penurunan Alquran kepadanya. Namun demikian, banyak di antara mereka yang mengingkari kebenaran itu setelah mengetahuinya. Allah ﷻ berfirman: وَلَمَّا جَاۤءَهُمْ كِتٰبٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُوْا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُوْنَ عَلَى الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ مَّا عَرَفُوْا كَفَرُوْا بِهٖ فَلَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ Dan setelah sampai kepada mereka Kitab ( Alquran) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya.
Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar. ( Al-Baqarah [2]: 89) Selain bermakna isyarat bagi Ahli Kitab, ayat ini juga merupakan cercaan Allah yang ditujukan kepada orang-orang musyrik Mekah yang mengingkari ayat-ayat-Nya. Mereka tidak percaya kepada Alquran dan kerasulan Muhammad ﷺ yang sudah menjadi kebenaran yang nyata. Mereka ini disebut oleh Allah sebagai orang yang zalim. Sifat zalim ini adalah sifat yang paling tepat bagi mereka karena menyembunyikan kebenaran yang sebetulnya telah mereka ketahui.
Allah ﷻ berfirman: Tafsir QS. Al Ankabut (29) : 49. Oleh Muhammad Quraish Shihab: Kitab ini tidak mengandung keraguan, bahkan kitab ini adalah ayat-ayat yang jelas dan terjaga di dalam dada orang-orang yang dikaruniai ilmu oleh Allah. Tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami–setelah mengetahuinya–kecuali orang-orang yang zalim terhadap kebenaran dan diri mereka sendiri.
Oleh tim Mujamma’ Raja Fahd arahan Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu asy-Syaikh: Sebaliknya Alquran adalah ayat-ayat yang nyata dan jelas petunjuknya kepada kebenaran yang dijaga oleh para ulama. Tiada yang menolak dan mendustakan ayat-ayat Kami melainkan orang-orang yang zalim lagi menentang yaitu orang-orang yang mengetahui kebenaran namun menyimpang darinya.
Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi: (Sebenarnya Alquran itu) Alquran yang kamu datang dengan membawanya (adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu) orang-orang mukmin yang menghafalnya.
(Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang lalim) yakni orang-orang Yahudi, mereka mengingkarinya, padahal Alquran telah jelas bagi mereka.
Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi: Dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Sebenarnya Alquran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang. Al-‘Ankabut [29]: 49) Alquran ini adalah ayat-ayat yang jelas yang menunjukkan kepada perkara yang hak, di dalamnya terkandung perintah, larangan, dan kebaikan, dihafal oleh semua ulama.
Allah telah memberikan kemudahan kepada mereka untuk membacanya, menghafalnya, dan menafsirkannya, sebagaimana yang disebutkan oleh alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS. Al-Qamar [54]: 17, 22, 32, 40) Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Tiada seorang nabi pun melainkan dianugerahi sesuatu yang serupa dengan apa yang diimani (dipercayai) oleh manusia (di masanya), dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku hanyalah wahyu yang diturunkan Allah kepadaku, maka aku berharap semoga aku adalah yang paling banyak pengikutnya di antara mereka (para nabi).
Di dalam hadis Iyad ibnu Hammad yang terdapat di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan bahwa: Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman: Sesungguhnya Aku akan mengujimu dan menjadikanmu sebagai ujian serta akan menurunkan kepadamu sebuah kitab yang tidak akan tercuci (terhapuskan) oleh air, kamu dapat membacanya dalam keadaan tidur dan terjaga.
seandainya air dipakai untuk mencuci tempat yang dituliskan padanya Alquran, tentulah tempat itu tidak diperlukan lagi, dan karena disebutkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan: Seandainya Alquran itu ditulis pada lembaran kulit, maka api tidak dapat membakarnya ( Al Qur’an). Karena Alquran itu telah dihafal di dalam dada para penghafalnya, sering dibaca oleh lisan dan menarik hati serta mengandung mukjizat, baik dari segi lafaz maupun maknanya.
Untuk itulah maka disebutkan di dalam kitab– kitab terdahulu sehubungan dengan sifat umat Nabi Muhammad ﷺ ini, bahwa kitab– kitab mereka berada di dalam dada mereka.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna firman-Nya: Sebenarnya Alquran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.
(QS. Al-‘Ankabut [29]: 49) Sebenarnya pengetahuan yang menyatakan bahwa kamu tidak pernah membaca sebelumnya ( Al Qur’an) sesuatu kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu ayat-ayat yang jelas, itu semuanya telah dihafal di dalam dada orang-orang yang telah dianugerahi ilmu dari kalangan Ahli Kitab. Pendapat ini dinukil oleh Ibnu Jarir dari Qatadah dan Ibnu Juraij, sedangkan riwayat di atas hanya dinukil dari Al-Hasan Al-Basri.
Menurut hemat kami, riwayat tersebutlah yang diketengahkan oleh Al-Aufi dari Ibnu Abbas, lalu dikatakan oleh Ad-Dahhak, yang merupakan pendapat yang terkuat. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.
(QS. Al-‘Ankabut [29]: 49) Tiada yang mengingkarinya, atau yang mengurangi haknya, atau yang menolaknya selain orang-orang yang aniaya. Yakni orang-orang yang melampaui batas lagi angkuh, mereka yang mengetahui kebenaran, tetapi berpaling darinya, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.
(QS. Yunus [10]: 96-97) Unsur Pokok Surah Al Ankabut (العنكبوت) Surat Al-‘Ankabut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai "Al ‘Ankabuut" berhubung terdapatnya perkataan Al-‘Ankabuut yang berarti "laba-laba" pada ayat 41 surat ini, di mana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala– berhala itu dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur.
Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syua’ib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Keimanan: ▪ Bukti-bukti tentang adanya hari berbangkit dan ancaman terhadap orang-orang yang mengingkarinya.
▪ Tiap-tiap diri akan merasakan mati dan hanya kepada Allah mereka akan kembali. ▪ Allah akan menjamin rezeki tiap-tiap makhluk-Nya. Hukum: ▪ Kewajiban berbuat baik kepada dua orang ibu bapak.
▪ Kewajiban mengerjakan shalat karena shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar. ▪ Kewajiban menentang ajakan mempersekutukan Allah sekalipun datangnya dari ibu bapak. Kisah: ▪ Kisah-kisah cobaan yang dialami oleh Nabi Nuh `alaihis salam, Nabi Ibrahim ` alaihis salam, Nabi Luth `alaihis salam, Nabi Syua’ib ` alaihis salam, Nabi Daud `alaihis salam, Nabi Shaleh `alaihis salam, Nabi Musa `alaihis salam. Lain-lain: ▪ Cobaan itu perlu untuk menguji keimanan seseorang.
▪ Usaha manusia itu manfa’at nya untuk dirinya sendiri bukan untuk Allah. ▪ Perlawanan terhadap kebenaran pasti hancur. Ayat ini terdapat dalam surah Al Ankabut. Surah Al-‘Ankabut (bahasa Arab:العنكبوت) adalah surah ke-29 dalam Alquran.
Surah ini terdiri atas 69 ayat serta termasuk golongan surah-surrah Makkiyah. Dinamai Al-‘Ankabut berhubung terdapatnya kata Al- ‘Ankabut yang berarti Laba-Laba pada ayat 41 surah ini, di mana Allah mengumpamakan para penyembah berhala-berhala itu dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur.
Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu’aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Nomor Surah 29 Nama Surah Al Ankabut Arab العنكبوت Arti Laba-laba Nama lain – Tempat Turun Mekkah Urutan Wahyu 85 Juz Juz 20 (ayat 1-44) sampai juz 21 (45-69) Jumlah ruku’ 7 ruku’ Jumlah ayat 69 Jumlah kata 983 Jumlah huruf 4321 Surah sebelumnya Surah Al-Qasas Surah selanjutnya Surah Ar-Rum Kandungan Surah Al Ankabut ۞ QS. 29:3 • Keluasan ilmu Allah • Sikap orang mukmin terhadap fitnah ۞ QS.
29:4 • Kebodohan orang kafir • Maksiat dan dosa ۞ QS. 29:5 • Al Sami’ (Maha Pendengar) • Al ‘ Alim (Maha megetahui) • Kiamat telah dekat • Kebenaran hari penghimpunan • ۞ QS. 29:6 • Allah tidak membutuhkan makhlukNya • Al Ghaniy (Maha Kaya) • Kebutuhan muslim terhadap amal saleh ۞ QS. 29:7 • Ajakan masuk Islam • Toleransi Islam • Iman adalah ucapan dan perbuatan • Keutamaan iman • Amal shaleh sebagai pintu kebaikan ۞ QS.
29:8 • Kebenaran hari penghimpunan • Menghitung amal kebaikan ۞ QS. 29:9 • Pahala iman • Iman adalah ucapan dan perbuatan • Keutamaan iman • Amal shaleh sebagai pintu kebaikan • ۞ QS. 29:10 • Keluasan ilmu Allah • Ar Rabb (Tuhan) • Sifat orang munafik • Sikap orang munafik terhadap Islam • ۞ QS. 29:11 • Keluasan ilmu Allah • Siksa orang munafik ۞ QS. 29:12 • Menanggung dosa orang lain ۞ QS. 29:13 • Mendustai Allah • Setiap makhluk ditanya pada hari penghimpunan • Sifat hari penghitungan • Menanggung dosa orang lain • ۞ QS.
29:14 • Keadilan Allah dalam menghakimi • Azab orang kafir ۞ QS. 29:15 • Orang mukmin selalu dalam lindungan Allah Ta’ala ۞ QS. 29:16 • Tauhid Uluhiyyah • Kewajiban hamba pada Allah ۞ QS. 29:17 • Kebenaran hari penghimpunan • Kebodohan orang kafir • Kelemahan tuhan selain Allah • Kewajiban hamba pada Allah • ۞ QS.
29:18 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 29:19 • Dalil- dalil adanya Allah Ta’ala • Kekuasaan Allah • Beberapa ayat yang menjelaskan tentang hari kebangkitan • Manusia dibangkitkan dari kubur • ۞ QS. 29:20 • Kekuasaan Allah • Al Qadiir (Maha Penguasa) • Manusia dibangkitkan dari kubur ۞ QS. 29:21 • Sifat Masyi’ah (berkehendak) • Kebenaran hari penghimpunan • Menyiksa pelaku maksiat • Ampunan Allah terhadap pelaku maksiat • Ampunan Allah dan rahmatNya ۞ QS.
29:22 • Al Wali (Maha Pelindung) • An-Nashir (Maha Penolong) • Maksiat dan dosa ۞ QS. 29:23 • Mengingkari hari kebangkitan • Azab orang kafir • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir • Maksiat dan dosa • ۞ QS. 29:24 • Orang mukmin selalu dalam lindungan Allah Ta’ala • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 29:25 • Terputusnya hubungan antara orang musyrik dengan tuhan mereka • Sifat hari penghitungan • Sifat ahli neraka dan kejahatan mereka • Kebodohan orang kafir • Siksa orang kafir ۞ QS.
29:26 • Ar Rabb (Tuhan) • Al Hakim (Maha Bijaksana) • Al ‘Aziz (Maha Mulia) ۞ QS. 29:27 • Balasan dan pahala dari Allah ۞ QS. 29:29 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 29:30 • Ar Rabb (Tuhan) ۞ QS. 29:31 • Tugas-tugas malaikat • Keadilan Allah dalam menghakimi • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat • ۞ QS.
29:32 • Orang mukmin selalu dalam lindungan Allah Ta’ala • Tugas-tugas malaikat • Azab orang kafir ۞ QS. 29:33 • Orang mukmin selalu dalam lindungan Allah Ta’ala • Tugas-tugas malaikat • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat • ۞ QS. 29:34 • Keadilan Allah dalam menghakimi • Azab orang kafir ۞ QS. 29:36 • Kewajiban hamba pada Allah ۞ QS. 29:37 • Azab orang kafir • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 29:38 • Sifat iblis dan pembantunya • Azab orang kafir • Istidraj (memperdaya) ۞ QS.
29:39 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 29:40 • Keadilan Allah dalam menghakimi • Azab orang kafir ۞ QS. 29:41 • Wali Allah dan wali syetan • Kelemahan tuhan selain Allah ۞ QS. 29:42 • Keluasan ilmu Allah • Al Hakim (Maha Bijaksana) • Al ‘Aziz (Maha Mulia) • Kelemahan tuhan selain Allah • ۞ QS.
29:44 • Dalil- dalil adanya Allah Ta’ala • Kekuasaan Allah ۞ QS. 29:45 • Keluasan ilmu Allah ۞ QS. 29:46 • Tauhid Uluhiyyah • Kewajiban dan keutamaan beriman pada kitab- kitab • Islam agama para nabi • Islam agama fitrah • Toleransi Islam ۞ QS. 29:47 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 29:49 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 29:50 • Ar Rabb (Tuhan) ۞ QS. 29:51 • Dalil- dalil adanya Allah Ta’ala • Kasih sayang Allah yang luas • Hikmah penurunan kitab- kitab samawi ۞ QS.
29:52 • Keluasan ilmu Allah • Al Syahid (Maha Menyaksikan) • Al ‘ Alim (Maha megetahui) • Azab orang kafir • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS.
29:53 • Usia dan rezeki sesuai dengan takdir • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir • Penangguhan (siksa) orang kafir di dunia • Maksiat dan dosa • ۞ QS. 29:54 • Nama-nama neraka • Sifat ahli neraka dan kejahatan mereka • Azab orang kafir • Maksiat dan dosa • ۞ QS. 29:55 • Kedahsyatan hari kiamat • Keadilan Allah dalam menghakimi • Sifat neraka • Azab orang kafir • Balasan dari perbuatannya ۞ QS. 29:56 • Sikap orang mukmin terhadap fitnah • Kewajiban hamba pada Allah ۞ QS.
29:57 • Kematian pasti terjadi pada setiap makhluk hidup • Kebenaran hari penghimpunan ۞ QS. 29:58 • Pahala iman • Keabadian surga • Sifat surga dan kenikmatannya • Perbedaan derajat di surga • Perbuatan baik adalah penyebab masuk surga ۞ QS. 29:59 • Ar Rabb (Tuhan) ۞ QS. 29:60 • Al Razzaq (Maha Pemberi rezeki) • Al Sami’ (Maha Pendengar) • Al ‘ Alim (Maha megetahui) • Usia dan rezeki sesuai dengan takdir • ۞ QS. 29:61 • Dalil- dalil adanya Allah Ta’ala • Tauhid Rububiyyah • Kekuasaan Allah • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir • Kebodohan orang kafir ۞ QS.
29:62 • Keluasan ilmu Allah • Sifat Masyi’ah (berkehendak) • Al ‘ Alim (Maha megetahui) • Usia dan rezeki sesuai dengan takdir • ۞ QS. 29:63 • Tauhid Uluhiyyah • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir • Kebodohan orang kafir ۞ QS.
29:64 • Kebaikan yang ada di alam akhirat ۞ QS. 29:65 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 29:66 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir • Penangguhan (siksa) orang kafir di dunia • Maksiat dan dosa ۞ QS. 29:67 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir • Kebodohan orang kafir ۞ QS.
29:68 • Mendustai Allah • Nama-nama neraka • Sifat ahli neraka dan kejahatan mereka • Azab orang kafir • Maksiat dan dosa ۞ QS. 29:69 • Keutamaan iman • Hidayah (petunjuk) dari Allah Mujahadah berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata jahada, yang berarti …َبَارَكَ ٱلَّذِى نَزَّلَ ٱلْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِۦ لِيَكُونَ لِلْعَٰلَمِينَ نَذِيرًا Dalil di atas adalah nama-nama lain dari Alquran, yaitu إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ Dalil di atas adalah nama-nama lain dari Alquran, yaituSalah satu tokoh dalam kisah umat masa lalu yang dapat dipetik pelajaran sebagai teladan yang baik … Tujuan utama diturunkannya Alquran kepada umat manusia adalah … Masyarakat Arab sebelum Islam memiliki kebiasaan buruk, alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang memiliki kebiasaan baik.
Di bawah ini yang tidak termasuk kebiasaan baik masyarakat Arab sebelum Islam alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang … Berikut ini yang bukan merupakan substansi dakwah Rasulullah di Mekkah adalah … Dalam QS.
Al-Muddassir ayat 1-7 adalah menjadi dasar bagi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan dakwah di Mekkah secara … Dari proses dakwah secara diam-diam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melakukan dakwah di Mekkah, maka terdapat beberapa sahabat yang masuk Islam pertama kali.
Mereka dikenal dengan sebutan … Cara yang pertama kali ditempuh oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melakukan dakwah di Mekkah secara terang- terangan adalah … Sebagai perumpamaan orang yang mengajak berbuat baik, tetapi dirinya sendiri tidak melakukan adalah … Berikut kedudukan orang yang menuntut ilmu, kecuali … potongan ayat di atas terdapat pada Alquran surah … Ilmuan muslim yang dalam bidang kedokteran yang berasal dari Persia yaitu … Siapakah nabi yang lebih memilih ilmu daripada harta?
Pencarian Terbaru • apa itu hilah • robbi laa tadzarni fardan wa anta khoirul waaritsin • arti ruqyatun dalam kamus • tasbih malaikat langit tertinggi • makna hadis لا يغلق الرهن • hadits menyusui dewasa • tafsir al anfal 50 • mvidiyo meyiksa twanan cewe hamil di ab ganistan • makna hadits makanan cukup untuk dua orang cukup untuk tiga orang • Radhiyallohu • radhiallahu wa Anna wa radhoh artinya • muwatta artinya • rabbanaghfirlana dzunubana waliwa • hadist sesungguhnya agama itu mudah • doa menerima sodaqoh
tirto.id - Apa saja ayat Al Quran yang menjelaskan tentang Qada dan qadar?
Apa itu Qada dan Qadar, beserta perbedaannya? Berikut penjelasan selengkapnya. Qada dan qadar saling berhubungan dan dikuatkan dengan dalil naqli dari Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad. Qada dan qadar menjadi bagian dari keimanan seorang muslim. Keduanya merupakan rukun iman yang terakhir dalam Islam, setelah beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul, dan hari akhir. Tanpa mengimani keberadaan qada dan qadar maka belum sempurna keimanan seorang muslim.
Pengertian qada dan qadar berbeda, namun saling berkaitan antara keduanya. Pengertian Qada dan Qadar Qada yaitu setiap ketetapan dari Allah subhanahu wa ta'ala semenjak dari zaman azali atau sebelum diciptakan alam semesta sesuai kehendak-Nya, mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk ciptaan-Nya. Sementara untuk qadar, yaitu perwujudan dari qada Allah dalam kadar tertentu sesuai kehendak-Nya.
Secara sederhana, qada adalah ketetapan dari Allah yang saat ini belum terjadi dan itu semua menjadi rahasia Ilahi. Qada seperti "rencana" dan qadar adalah "perwujudan" dari qada. Qadar disamakan padanan maknanya dengan kata "takdir" atau segala sesuatu yang telah terjadi pada makhluknya. Laman Kemendibudmenuliskan, jika hubungan antara qada dan qadar tidak bisa dipisahkan. Keduanya merupakan satu kesatuan yang saling terhubung.
Dengan mengimani qada dan qadar, maka setiap muslim seharusnya tidak bermalas-malasan dan berusaha melakukan yang terbaik agar mendapatkan takdir yang lebih baik pula.
Usaha atau ikhtiar berkaitan erat dengan takdir manusia. Meski setiap manusia tidak bisa mengatahui qada Allah atas dirinya, namun sebagian dari takdirnya dapat diubah melalui usaha yang maksimal sekali pun hasil akhir tetap diserahkan kepada Allah.
Dalil Naqli tentang Qada dan Qadar Sebuah dalil naqli terkait ini dapat dilihat dalam Al-Quran surat Ar-Ra'd ayat 11: لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ Lahuu mu'aqqibaatum mim baini yadaihi wa min khalfihii yahfazuunahuu min amril laah; innal laaha laa yughayyiru maa biqawmin hattaa yughayyiruu maa bianfusihim; wa izaaa araadal laahu biqawmin suuu'an falaa maradda lah; wa maa lahum min duunihiiminw waali Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS Ar-Ra'd: 11) Selain melalui surat Ar-Ra'd ayat 11, dalil naqli yang berkaitan dengan qada dan qadar masih banyak lagi, baik yang bersumber dari Al Quran mau pun hadits Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam.
Di antara dalil tersebut sebagai berikut seperti dikutip dari laman Al Manhaj: 1. Surah Al-Qamar ayat 49 Artinya: "Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran". 2. Surah Al-Ahzab ayat 38 وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا .wa kaana amrul laahi qadaram maqduuraa Artinya: …Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”.
3. Surah Al-Hijr ayat 21 وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ Wa im min shai'in illaa 'indanaa khazaaa 'inuhuu wa maa nunazziluhuuu illaa biqadarim ma'luum Artinya: “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.” 3. Surah Al-Mursalaat ayat 22-23 إِلَىٰ قَدَرٍ مَعْلُومٍ فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ Illaa qadarim ma'luum; Faqadarnaa fani'mal qoodiruun Artinya: “Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” 4.
Surat Al-Furqan ayat 2 وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا. .wa khalaqa kulla shai'in faqaddarahuu taqdiiraa “…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”. 5. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ …Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan, ‘Se-andainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti terjadi'… .” (HR.
Muslim, no. 2664). 6. Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih dari Thawus, dia mengatakan: “Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan ketentuan takdir. Dan aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, ‘Segala alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang itu dengan ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan.’” (Muslim, no.
2655). Contoh Perilaku dari Iman kepada Qada dan Qadar Iman kepada qada dan qadar, selain dilakukan dalam hati, juga terjewantah dalam perilaku sehari-hari. Berikut perilaku-perilaku yang dapat diterapkan sebagai buah dari keimanan kepada qada dan qadar, sebagaimana dikutip dari uraian " Beriman kepada Qada dan Qadar " yang diterbitkan Kementerian Agama RI: • Jika seseorang memahami konsep qada dan qadar, maka ia tidak akan pasrah pada takdir, namun terus berikhtiar jika ingin meraih tujuan dan keinginannya.
• Allah tidak akan menyalahi hukum-Nya, Dia berlaku dengan adil dan sesuai dengan ketetapan yang maha bijaksana. Karena itulah, seorang muslim tidak mengeluh dan menyalahkan keadaan yang menimpanya, sesulit apa pun itu. • Tidak boleh sombong jika sudah mencapai suatu prestasi atau pencapaian. Segala hal yang terjadi karena campur tangan dan izin Allah SWT. • Tidak boleh putus asa, serta senantiasa berprasangka baik pada Allah SWT. • Berusaha menyusun usaha dan strategi, khususnya, dalam hal pekerjaan sehingga hasilnya efektif dan efisien.
• Jika memperoleh rezeki, seorang muslim patut bersyukur. Sementara itu, jika mengalami musibah, ia bersabar. Hikmah Beriman kepada Qada dan Qadar Berikut hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari keimanan kepada qada dan qadar: • Dengan memahami konsep qada dan qadar yang benar, seorang muslim senantiasa optimis, berikhtiar, serta bertawakal kepada Allah SWT.
• Seseorang yang memahami qada dan qadar tidak akan berprasangka buruk, baik kepada Allah maupun kepada makhluk-Nya. • Allah SWT menciptakan makhluknya dengan segenap kemampuan, anggota tubuh, atau kelebihan tertentu. Dengan berkah tersebut, seorang muslim diwajibkan berusaha untuk memperoleh kehidupan yang layak dan tidak berputus asa dengan rahmat Allah SWT. • Kita menyadari bahwa manusia diciptakan berbeda-beda dan beragam.
Hikmahnya adalah untuk saling mengenal dan bekerja sama. • Dengan qada dan qadar, seorang muslim sadar bahwa segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan memiliki tugas masing-masing. Karena itulah, ia tidak patut menyombongkan diri atau merasa rendah diri dari orang lain.
• Setiap manusia memiliki kehendak bebas. Kendati sudah ada ketetapannya, namun ia diberi keleluasaan untuk memilih. Dari pilihannya itulah ia memperoleh balasan, baik itu balasan di dunia atau balasan di akhirat. • Allah SWT akan memberikan berkah dan hasil yang maksimal sesuai usaha hambanya, jika ia mau berusaha. • Mampu membedakan antara jalan yang baik dan yang buruk karena masing-masing memiliki akibat atau konsekuensinya.
• Tidak ada sesuatu sia-sia yang diciptakan Allah SWT. Dengan segala kemampuan yang sudah diberikan, manusia sepatutnya memanfaatkan potensinya untuk mencapai hal-hal yang ia inginkan.
Islam itu ajaran yang tinggi (mulia), bersifat universal, sangat sesuai dengan fitrah, suci, indah, sempurna, dan tidak ada ajaran lain yang mampu menandinginya.
Salah satu pokok ajarannya ialah keimanan pada qada dan qadar. Setiap muslim dan muslimah wajib beriman bahwa ada qada dan qadar Allah yang beriaku untuk seluruh makhluk-Nya, balk takdir yang menguntungkan dirinya atau sesuai keinginannya maupun sebaliknya.
Apa pun kenyataannya, kita harus yakin bahwa di balik setiap takdir yang terjadi pasti mengandung hikmah bagi manusia. Dalil naqli adalah dalil yang diambil dari Al Quran dan hadis. Banyak sekali dalil mengenai keimanan terhadap qada dan qadar, antara lain sebagai berikut. 1. Firman Allah swt. قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ Artinya: "Katakanlah, sesekali-sekali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.
Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah orang beriman harus bertawakal." (QS. At Taubah: 51) 2. Firman Allah swt.
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَٰكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ Artinya: “Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan.
maka apabila telah tiba waktu (yang telah ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya." alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang An Nahl: 61) Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dikatakan bahwa telah diperintahkan kepada Malaikat fibril supaya menulis empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya, dan nasib rugi atau beruntungnya Adapun dalil aqli adalah dalil yang diambil dari akal yang sehat.
Akal sehat membenarkan adanya kejadian di luar kehendak dan perhitungan akal manusia. Akal sehat juga mengakui adanya peraturan, ukuran, undang-undang, sifat, serta hukum alam atau sunatullah yang berlaku bagi alam semesta, umpamanya api bersifat panas, tanah bersifat padat, atau air laut terasa asin. Orang yang ingin pintar harus belajar, ingin kaya harus berusaha, dan ingin merdeka harus berjuang.
Allah telah membuat ketentuan takdir bahwa untuk mencapai sesuatu harus dengan berusaha, sedangkan ketentuan-ketentuan itu tidak dapat diubah. Firman Allah swt. الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya),dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukurannya dengan serapi-rapinya." (QS Al Furqan: 2)Menu • 📖 SURAH-SURAH ALQURAN • 📗 HADITS SHAHIH • 📘 BULUGHUL MARAM • KITAB THAHARAH (BERSUCI) • KITAB SHALAT • KITAB JENAZAH • KITAB ZAKAT • KITAB SHIYAM • KITAB HAJJI • KITAB NIKAH • KITAB URUSAN PIDANA • KITAB HUKUMAN • KITAB JIHAD • KITAB MAKANAN • KITAB SUMPAH DAN NAZAR • KITAB MEMUTUSKAN PERKARA • KITAB MEMERDEKAKAN BUDAK • KITAB KELENGKAPAN • 🙏 DO'A SEHARI-HARI • 🔉 AUDIO PODCAST • 💬 KAMUS ISTILAH ISLAM • ❓ SOAL & PERTANYAAN AGAMA • 🔀 AYAT ALQURAN ACAK • 🔀 HADITS ACAK • 🔀 ARTIKEL ACAK • 🐫 LAINNYA .
• Statistik Pencarian • Donasi • Beri Saran & Masukan • Tentang RisalahMuslim Tafsir QS. Al-Qamar (54) : 49. Oleh Kementrian Agama RI Seluruh makhluk diciptakan-Nya sesuai ketentuan dan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya.
Karena itu bila seseorang dihukum karena ketetapan dan hukum-hukumnya itu. Dan segala sesuatu akan terjadi sesuai ketetapan-Nya. Dalam ayat lain Allah juga berfirman mengenai ketetapan atau takdir yaitu: وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰى. وَاَنَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰى Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
( An-Najm [53]: 39-40) Dalam hadis sahih yang diriwayatkan Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah: Rasulullah ﷺ bersabda, "Minta tolonglah kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Bila sesuatu menimpamu, maka katakanlah, Allah telah menetapkannya.
Apa yang Dia kehendaki, Dia kerjakan, dan jangan kamu berkata: seandainya aku berbuat begini maka akan begitu.
Sesungguhnya kata "seandainya" membuka (kemungkinan pada) perbuatan setan. Sesuai dengan hadis Rasulullah ﷺ: Rasullah saw bersabda: segala sesuatu ditetapkan ukurannya bahkan kelemahan dan kecerdasan.
(Riwayat Imam Ahmad dan Muslim dari Ibnu ‘ Umar) Allah ﷻ berfirman: لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ Baginya (manusia) ada malaikat– malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya.
Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Ar-Ra’d [13]: 11) Oleh Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi: (Sesungguhnya segala sesuatu itu Kami) dinashabkan oleh Fi’il yang terdapat pada firman selanjutnya yang berfungsi menafsirkannya (ciptakan menurut ukuran) masing-masing.
Menurut suatu qiraat lafal Kulla dibaca KuIlu dan dianggap sebagai Mubtada, sedangkan Khabarnya adalah lafal Khalaqnaahu. Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi: Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS. Al-Qamar [54]: 49) Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: dan Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
(QS. Al-Furqaan [25]: 2) Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi, yang menciptakan dan yang menyempurnakan (penciptaan-Nya) dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.
(QS. Al-A’la [87]: 1-3) Yakni Dia telah menentukan ukuran masing-masing makhluk-Nya dan memberi petunjuk kepada semua makhluk-Nya. Karena itulah maka para imam dari kalangan Ahlus Sunnah menyimpulkan dalil dari ayat ini yang membuktikan akan kebenaran dari takdir Allah yang terdahulu terhadap makhluk-Nya. Yaitu pengetahuan Allah subhanahu wa ta’ala akan segala sesuatu sebelum kejadiannya dan ketetapan takdir-Nya terhadap mereka sebelum mereka diciptakan oleh-Nya.
Dan dengan ayat ini serta ayat-ayat lainnya yang semakna, juga hadis– hadis yang sahih, kalangan Ahlus Sunnah membantah pendapat golongan Qadariyah, yaitu suatu golongan yang muncul di penghujung masa para sahabat. Kami telah membicarakan hal ini dengan alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang berikut semua hadis yang berkaitan dengannya di dalam Syarah Kitabul Iman, bagian dari Syarah Imam Bukhari.
Berikut ini kami akan mengetengahkan sebagian hadis– hadis yang berkaitan dengan ayat yang mulia ini. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki’, telah menceritakan kepada kami Sufyan As-Sauri, dari Ziad ibnu Ismail As-Sahmi, dari Muhammad ibnu Abbad ibnu Ja’far, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa orang-orang musyrik Quraisy datang kepada Nabi ﷺ dengan tujuan berdebat dengannya dalam masalah takdir, maka turunlah ayat: (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka pada wajahnya.
(Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka." Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS. Al-Qamar [54]: 48-49) Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Turmuzi serta Ibnu Majah melalui hadis Waki’ dari Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama. Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Ad-Dahhak ibnu Makhlad, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnul Haris, dari Amr ibnu Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa ayat-ayat berikut tiada lain diturunkan berkaitan dengan ahli qadar, yaitu firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka.
(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka pada wajahnya. (Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka." Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS. Al-Qamar [54]: 47-49) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Saleh Al-Intaki, telah menceritakan kepadaku Qurrah ibnu Habib, dari Kinanah, telah menceritakan kepadaku Jarir ibnu Hazim, dari Sa’id ibnu Amr ibnu Ja’dah, dari Ibnu Zurarah, dari ayahnya, dari Nabi ﷺ, bahwa beliau membaca firman-Nya: (Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka." Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukurannya.
(QS. Al-Qamar [54]: 48-49) Lalu Nabi ﷺ bersabda: Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sebagian dari umatku yang kelak ada di akhir zaman, mereka mendustakan takdir Allah. Telah menceritakan pula kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepada kami Marwan ibnu Syuja’ Al-Jazari, dari Abdul Malik ibnu Juraij, dari Ata ibnu Abu Rabah yang mengatakan bahwa ia datang kepada Ibnu Abbas yang saat itu sedang menimba air dari sumur zamzam, sedangkan bagian bawah kainnya kebasahan.
Lalu aku berkata kepadanya, bahwa sebagian orang ada yang membicarakan masalah takdir. Maka Ibnu Abbas berkata, "Benarkah mereka telah membicarakannya?" Aku menjawab, "Ya." Maka dia berkata, "Demi Allah, tiadalah ayat berikut diturunkan melainkan berkenaan dengan mereka," yaitu firman-Nya: Rasakanlah sentuhan api neraka’. Sesunguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS. Al-Qamar [54]: 48-49) Mereka adalah seburuk-buruk umat ini, maka janganlah kamu jenguk orang-orang sakit mereka, jangan pula kamu menyalatkan orang-orang mati mereka.
Dan jika kamu menjumpai seseorang dari mereka, coloklah matanya dengan kedua jarimu. Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini melalui jalur lain yang sebagiannya ada yang berpredikat marfu’.
Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Al-Auzai’, dari sebagian saudara-saudaranya, dari Muhammad ibnu Ubaidul Makki, dari Abdullah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa pernah dikatakan kepadanya perihal seorang lelaki yang baru tiba di kalangan mereka, lelaki itu mendustakan takdir. Maka Ibnu Abbas berkata, "Tunjukkanlah (tuntunlah) aku kepadanya —yang saat itu Ibnu Abbas telah buta—." Mereka bertanya, "Hai Abul Abbas, apakah yang hendak engkau lakukan terhadapnya?" Ibnu Abbas menjawab, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya jika aku dapat menangkapnya, aku benar-benar akan menggigit hidungnya hingga putus.
Dan sesungguhnya jika yang kutangkap itu adalah lehernya, aku benar-benar akan meremukkan kepalanya, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Seakan-akan (diperlihatkan) kepadaku kaum wanita Bani Fihr berkeliling di kalangan Bani Khazraj, sedangkan pantat mereka digoyang-goyangkan dalam keadaan musyrik.
Itulah permulaan syirik yang terjadi di kalangan umat ini. Dan demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sungguh benar-benar akan membinasakan diri mereka sendiri buruknya pendapat mereka, hingga mereka berani mengatakan bahwa Allah tidak menakdirkan kebaikan sebagaimana mereka pun tidak percaya bahwa Allah menakdirkan keburukan’." Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya dari Abul Mugirah, dari Al-Auza’i, dari Al-Ala ibnul Hajjaj, dari Muhammad ibnu Ubaid, lalu disebutkan hal yang semisal, tetapi mereka tidak ada yang mengetengahkannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Yazid, telah menceritakan kepada kami Sa’id, dari Abu Ayyub, telah menceritakan kepadaku Abu Sakhr, dari Nafi’ yang mengatakan bahwa Ibnu Umar mempunyai sahabat dari kalangan penduduk negeri Syam yang biasa saling berbalas surat dengannya. Kemudian Ibnu Umar berkirim surat kepadanya yang menyebutkan, "Sesungguhnya telah sampai kepadaku suatu berita yang mengatakan bahwa engkau telah memperbincangkan sesuatu mengenai takdir, maka sejak sekarang engkau tidak usah lagi berkirim surat kepadaku (putuslah hubunganku denganmu), karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Kelak di kalangan umatku akan ada beberapa kaum yang mendustakan takdir‘." Abu Daud telah meriwayatkan hadis ini dari Imam Ahmad Ibnu Hambal dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Anas ibnu Iyad, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Abdullah maula Gafrah, dari Abdullah ibnu Umar, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Bagi tiap-tiap umat ada Majusinya, dan Majusinya umatku ialah orang-orang yang mengatakan tidak ada takdir. Jika mereka sakit, jangan kalian jenguk; dan jika mereka mati, jangan kalian saksikan (menghadiri) jenazah mereka. Tiada seorang pun dari Sittah yang mengetengahkan hadis ini dari jalur tersebut.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Rasyidin, dari Abu Sakhr Humaid ibnu Ziad, dari Nafi’, dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Kelak di kalangan umat ini terdapat kutukan.
Ingatlah, hal itu terjadi di kalangan orang-orang yang mendustakan takdir dan kaum Zindiq. Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkan hadis ini melalui Abu Sakhr alias Humaid ibnu Ziad dengan sanad yang sama.
Imam Turmuzi menilai hadis ini hasan sahih garib. Imam Ahmad mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnut Tabba’, telah menceritakan kepadaku Malik, dari Ziad ibnu Sa’d, dari Amr ibnu Muslim, dari Tawus Al-Yamani yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Umar mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Segala sesuatu terjadi berdasarkan takdir hingga kelemahan dan kepandaian.
Imam Muslim meriwayatkan hadis ini secara munfarid melalui Malik. Di dalam hadis sahih telah disebutkan sebagai berikut: Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu lemah. Jika kamu tertimpa suatu perkara, maka katakanlah, "Allah telah menakdirkan (nya), apa yang Dia kehendaki pasti terjadi." Dan janganlah kamu mengatakan bahwa seandainya aku melakukan anu, niscaya hal ini tidak terjadi.
Karena sesungguhnya law (mengandai-andai) membuka pintu masuk bagi perbuatan setan. Di dalam hadis yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepadanya: Ketahuilah bahwa sekiranya umat ini bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu yang tidak ditakdirkan oleh Allah bagimu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikannya kepadamu.
Dan seandainya mereka bersatu untuk menimpakan mudarat kepadamu dengan sesuatu yang tidak ditakdirkan oleh Allah atas dirimu, niscaya mereka tidak dapat menimpakan mudarat itu kepadamu. Telah kering semua pena dan semua alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang telah ditutup.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Siwar, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Mu’awiyah, dari Ayyub. ibnu Ziad, telah menceritakan kepadaku Ubadah ibnul Walid ibnu Ubadah, telah menceritakan kepadaku ayahku, bahwa ia menjenguk Ubadah yang sedang sakit yang menurut pendapatnya tidak ada harapan lagi untuk dapat sembuh.
Lalu ia berkata, "Wahai Ayahku, berwasiatlah kepadaku dan bersungguh-sungguhlah bagiku." Maka Ubadah mengatakan, "Dudukkanlah aku." Setelah mereka mendudukkannya, ia berkata, "Hai Anakku, sesungguhnya engkau masih belum merasakan manisnya iman dan masih belum sampai kepada hakikat ilmu mengenai Allah sebelum engkau beriman kepada takdir, takdir yang baik dan takdir yang buruk." Aku bertanya, "Hai Ayahku, bagaimanakah caranya agar aku dapat mengetahui takdir yang baik dan takdir yang buruk?" Ia menjawab, "Perlu engkau ketahui bahwa apa yang luput darimu sudah menjadi takdir tidak akan mengenai dirimu, dan apa yang mengenai dirimu sudah menjadi takdir tidak akan luput darimu.
Hai Anakku, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya yang pertama diciptakan oleh Allah ialah Al-Qalam, kemudian Allah berfirman kepadanya, ‘Tulislah!’ Maka di saat itu juga Al-Qalam bergerak menulis tentang semua makhluk yang akan terjadi sampai hari kiamat.
Hai Anakku, jika engkau mati dalam keadaan tidak beriman terhadapnya, niscaya masuk nerakalah kamu." Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini dari Yahya ibnu Musa Al-Balkhi, dari Abu Daud At-Tayalisi, dari Abdul Wahid ibnu Sulaim, dari Ata ibnu Abu Rabah, dari Al-Walid ibnu Ubadah, dari ayahnya dengan sanad yang sama.
Lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih garib. Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari Rib’i ibnu Khirasy, dari seorang lelaki, dari Ali ibnu Abu Talib yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Tidaklah seseorang di antara kalian beriman sebelum beriman kepada empat perkara, yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku adalah utusannya yang Dia utus dengan membawa kebenaran; beriman kepada adanya hari berbangkit sesudah mati; dan beriman dengan takdir yang baik dan takdir yang buruk.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi melalui hadis An-Nadr ibnu Syumail, dari Syu’bah, dari Mansur dengan sanad yang sama.
Hal yang sama telah diriwayatkan. Dan Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Abu Daud At-Tayalisi dari Syu’bah, dari Mansur, dari Rib’i, dan Ah, lalu Turmuzi mengatakan bahwa riwayat ini menurutku lebih sahih. Hal yang sama telah diriwayatkan pula oleh Ibnu Majah melalui hadis Syarik, dari Mansur, dari Rib’i, dari Ali dengan sanad yang sama Di dalam kitab Sahih Muslim telah disebutkan melalui riwayat Abdullah ibnu Wahb dan lain-lainnya, dari Abu Hani’ Al-Khaulani dari Abu Abdur Rahman Al-Habli, dari Abdullah ibnu Amryang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Sesungguhnya Allah telah menulis semua takdir makhluk sebelum Dia menciptakan langit dan bumi dalam jarak lima puluh ribu tahun.
Ibnu Wahb menambahkan firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam hadisnya: dan adalah ‘Arasy-Nya di atas air. ( Hud: 7) Imam Turmuzi telah meriwayatkan pula hadis ini, dan ia mengatakan bahwa predikat hadis ini kalau tidak hasan, sahih, atau garib. Unsur Pokok Surah Al Qamar (القمر) Surat Al Qamar terdiri atas 55 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Ath Thaariq.
Nama " Al Qamar" (bulan) diambil dari perkataan " Al Qamar" yang terdapat pada ayat yang pertama surat ini. Pada ayat ini diterangkan tentang terbelahnya bulan sebagai mukjizat Nabi Muhammad ﷺ Keimanan: ▪ Pemberitaan bahwa datangnya hari kiamat alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang dekat.
▪ Semua yang ada pada alam adalah dengan ketetapan Allah. ▪ Kehendak Allah pasti berlaku. ▪ Tiap-tlap pekerjaan manusia dicatat oleh malaikat. Kisah: ▪ Kisah kaum yang mendustakan rasul– rasul di masa dahulu, seperti kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud dan Fir’aun.
Lain-lain: ▪ Orang-orang kafir dikumpulkan di akhirat dalam keadaan hina dan akan menerima balasan yang setimpal. ▪ Celaan terhadap orang-orang yang tidak memperhatikan ayat-ayat Alquran. Ayat ini terdapat dalam surah Al Qamar. Surah Al-Qamar (Arab: القمر“Bulan”) adalah surah ke-54 dalam Alquran. Surah ini tergolong surah makkiyah, terdiri atas 55 ayat. Dinamakan Al-Qamar yang berarti Bulan berasal dari kata Al-Qamar yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Pada ayat ini diterangkan tentang terbelahnya bulan sebagai mukjizat Nabi Muhammad ﷺ. Nomor Surah 54 Nama Surah Al Qamar Arab القمر Arti Bulan Nama lain Iqtarabat Tempat Turun Mekkah Urutan Wahyu 37 Juz Juz 27 Jumlah ruku’ 3 ruku’ Jumlah ayat 55 Jumlah kata 342 Jumlah huruf 1470 Surah sebelumnya Surah An-Najm Surah selanjutnya Surah Ar-Rahman Kandungan Surah Al Qamar ۞ QS.
54:1 • Kiamat telah dekat • Terbelahnya bulan di masa Rasul ۞ QS. 54:2 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 54:3 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir • Maksiat dan dosa ۞ QS. 54:6 • Tugas-tugas malaikat • Sifat hari penghitungan ۞ QS. 54:7 • Kedahsyatan hari kiamat • Manusia dibangkitkan dari kubur • Pedihnya penderitaan manusia pada hari kebangkitan ۞ QS. 54:8 • Kedahsyatan hari kiamat • Kebenaran hari penghimpunan • Keadaan orang kafir pada hari penghimpunan ۞ QS.
54:10 • Ar Rabb (Tuhan) ۞ QS. 54:11 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat ۞ QS. 54:12 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat ۞ QS. 54:13 • Orang mukmin selalu dalam lindungan Allah Ta’ala • Pahala iman ۞ QS. 54:14 • Orang mukmin selalu dalam lindungan Allah Ta’ala • Pahala iman • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat • ۞ QS.
54:16 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat ۞ QS. 54:17 • Hikmah penurunan kitab- kitab samawi ۞ QS. 54:19 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat ۞ QS. 54:20 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat ۞ QS. 54:21 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat • Maksiat dan dosa ۞ QS. 54:22 • Hikmah penurunan kitab- kitab samawi ۞ QS. 54:26 • Penangguhan (siksa) orang kafir di dunia • Maksiat dan dosa ۞ QS. 54:30 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat • Maksiat dan dosa ۞ QS.
54:31 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat ۞ QS. 54:32 • Hikmah penurunan kitab- kitab samawi ۞ QS. 54:34 • Orang mukmin selalu dalam lindungan Allah Ta’ala ۞ QS. 54:35 • Orang mukmin selalu dalam lindungan Allah Ta’ala • Pahala iman • Keutamaan iman ۞ QS.
54:36 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 54:37 • Orang mukmin selalu dalam lindungan Allah Ta’ala • Maksiat dan dosa ۞ QS.
54:38 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat ۞ QS. 54:39 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat ۞ QS. 54:40 • Hikmah penurunan kitab- kitab samawi ۞ QS. 54:42 • Al ‘Aziz (Maha Mulia) • Al Muqtadir (Maha Kuasa) • Azab orang kafir • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat ۞ QS.
54:43 • Maksiat dan dosa ۞ QS. 54:44 • Keingkaran dan kedurhakaan orang kafir ۞ QS. 54:45 • Azab orang kafir ۞ QS. 54:46 • Nama-nama hari kiamat • Kedahsyatan hari kiamat • Azab orang kafir • Penangguhan (siksa) orang kafir di dunia • Maksiat dan dosa ۞ QS. 54:47 • Azab orang kafir • Maksiat dan dosa ۞ QS. 54:48 • Keadaan orang kafir pada hari penghimpunan • Nama-nama neraka • Memasuki neraka • Sifat neraka • Azab orang kafir ۞ QS.
54:49 • Kebenaran dan hakikat takdir • Segala sesuatu ada takdirnya ۞ QS. 54:50 • Kekuasaan Allah ۞ QS. 54:51 • Azab orang kafir • Menyiksa pelaku maksiat • Maksiat dan dosa ۞ QS. 54:52 • Lembaran catatan amal perbuatan • Menghitung amal kebaikan ۞ QS. 54:53 • Tugas-tugas malaikat • Lembaran catatan amal perbuatan • Menghitung amal kebaikan ۞ QS.
54:54 • Pahala iman • Perbuatan baik adalah penyebab alquran surah al qamar ayat 49 adalah salah satu dalil naqli tentang surga ۞ QS. 54:55 • Pahala iman • Al Muqtadir (Maha Kuasa) • Al Maliik (Raja) • Sifat surga dan kenikmatannya • Pembukuan Alquran dilakukan pada masa khalifah … Setiap bencana dan musibah yang menimpa manusia di bumi sudah tertulis dalam kitab … Bu Nindi mempersiapkan pakaian bayi, karena bu Nindi tidak lama lagi akan melahirkan bayinya, perilaku bu Nindi termasuk meyakini … Allah Subhanahu Wa Ta`ala.Allah Subhanahu Wa Ta`ala tidak akan merubah nasib suatu kaumsebelum kaum itu sendiri yang merubahnya, arti ayat tersebut terdapat dalam Alquran surah ar-Rad ayat … Salah satu contoh hikmah beriman kepada qada bagi siswa adalah … Allah Subhanahu Wa Ta`ala Melihat semua apa yang di lakukan oleh hambanya, karena Allah bersifat … Dalam memutuskan suatu perkara, Dinda sangat adil karena Dinda meneladani sifat Allah … Salah satu cara mengagungkan tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta`ala yaitu … dengan … Tata cara membaca Alquran dimulai dengan … Dalam surah Alquran, At-Tin artinya … Pencarian Terbaru • apa itu hilah • robbi laa tadzarni fardan wa anta khoirul waaritsin • arti ruqyatun dalam kamus • tasbih malaikat langit tertinggi • makna hadis لا يغلق الرهن • hadits menyusui dewasa • tafsir al anfal 50 • mvidiyo meyiksa twanan cewe hamil di ab ganistan • makna hadits makanan cukup untuk dua orang cukup untuk tiga orang • Radhiyallohu • radhiallahu wa Anna wa radhoh artinya • muwatta artinya • rabbanaghfirlana dzunubana waliwa • hadist sesungguhnya agama itu mudah • doa menerima sodaqoh
2.
manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan tujuan penciptaannya. namun, kesempurnaan manusia lebih ditekankan kepada asp … ek non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan tersebut daripada aspek fisik. hal ini diantaranya diisyaratkan dalam kandungan ayat-ayat q.s. ali-imran (3) : 190-191 dan q.s. qaaf (50) : 16.
a. tuliskan terjemah q.s. ali-imran (3) : 190-191 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut! b.
tuliskan terjemah q.s. qaaf (50) : 16 dan jelaskan secara ringkas hakikat manusia menurut ayat tersebut! c. jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut! 3, manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarakat. a. jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ? b. jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam qs. al-hujuraat: 13 dan qs. az-zukhruf: 32 c.
jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani! d. sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera!