Dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

MENU • Home • SMP • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • IPS • IPA • SMA • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • IPA • Biologi • Fisika • Kimia • IPS • Ekonomi • Sejarah • Geografi • Sosiologi • SMK • S1 • PSIT • PPB • PTI • E-Bisnis • UKPL • Basis Data • Manajemen • Riset Operasi • Sistem Operasi • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • Agama • Bahasa Indonesia • Matematika • S2 • Umum • (About Me) Customer Service memegang peranan yang sangat penting.

Dalam dunia perbankan tugas utama seorang CS ialah untuk memberikan pelayanan dan membina hubungan dengan masyarakat. Customer service bank dalam melayani para nasabah selalu berusaha menarik dan ramah dengan cara merayu para calon nasabah menjadi nasabah bank yang bersangkutan dengan berbagai cara. CS juga harus bisamenjaga nasabah lama agar tetap menjadi nasabah bank. Customer Service Secara Etimologis Pelayanan (service) secara etimologis, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Dahlan, dkk.,) menyatakan pelayanan ialah ”usaha melayani kebutuhan orang lain”.

Secara etimologis, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Dahlan, dkk.,) menyatakan pelayanan ialah ”usaha melayani kebutuhan orang lain”. Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.

Haksever et al (2000) menyatakan bahwa jasa atau pelayanan (services) didefinisikansebagai kegiatan ekonomi yang menghasilkan waktu, tempat, bentuk dan kegunaan psikologis. Menurut Edvardsson et al (2005) jasa atau pelayanan juga merupakan kegiatan, proses dan interaksi dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan merupakan perubahan dalam kondisi orang atau sesuatu dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan kepemilikan pelanggan.

Pelanggan (customer) secara etimologis, menurut Institute of Customer adalah ”A customer is somebody who receives customer service from a service deliverer.” ( Pelangganadalahseseorang yang menerimapelayanandaripemberipelayanan) Customer Service secaraTerminologi • Menurut Kasmir (2003, 216) penegrtian customer service secara umum adalah“ setiap kegiatan yang diperuntukan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah”.

• Menurut Philip Kotler (2002,143) “pelayananatau service adalah setiap kegiatan atau mamfaat yang dapat diberikan suatu pihak kepada pihak lain nya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk pisik”.

• Menurut businesscasesstudies.co.uk “Customer service is the service provided to customers before, during and after purchasing and using goods and services. Good customer service provides an experience that meets customer expectations. It produces satisfied customers. Bad customer service can generate complaints. It can result in lost sales, because consumers might take their business to a competitor.” ( customer service layanan yang diberikan kepada pelanggan sebelum, selama dan setelah membeli dan menggunakan barang dan jasa.

Layanan pelanggan yang baik memberikan pengalaman yang memenuhi harapan pelanggan. Ini menghasilkan pelanggan yang puas. Layanan pelanggan yang buruk dapat menghasilkan keluhan. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan penjualan karena konsumen mungkin membawa bisnis mereka kepesaing.) • Turban et al.

(2002) menyatakanbahwa “Customer service is the provision of service to customers before, during and after a purchase.” (Customer service adalah pemberian pelayanan kepada pelanggan sebelum, selama dan setelah pembelian.) • Menurut Institute of Customer Service “Customer service is the sum total of what an organisation does to meet customer expectations and produce customer satisfaction.

“ (Customer Service adalah jumlah total dari apa yang organisasi lakukan untukmemenuhi harapan pelanggan dan menghasilkan kepuasan pelanggan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Fungsi, Dan Tugas Teller Bank Beserta Syarat Menjadi Teller Bank Secara Lengkap Tugas Customer Service Banyak bank ingin selalu dianggap baik oleh nasabah karena nasabah akan menjadi pelanggan setia terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Disamping itu, bank juga berharap dari pelayanan baik yang diberikan, nasabah dapat ikut mempromosikan bank kepada nasabah lain.

Hal ini merupakan keuntungan tersendiri bagi bank. Dalam memberikan pelayanan yang baik, bank telah menetapkan standar yang didukung dengan sarana dan prasarana yang ada sehingga kepuasan nasabah dapat terpenuhi. Selain itu, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri. Dalam hal ini, bank menggunakan kriteria untuk membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik yang didorong oleh beberapa faktor pendukung yang berpengaruh langsung terhadap mutu pelayanan yang diberikan.

Yang pertama adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut.

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

Manusia (Customer Service Officer) yang melayani nasabah harus memiliki kemampuan melayani pelanggan secara tepat dan cepat. Disamping itu, Customer Service Officer harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah, dan bertanggung jawab penuh terhadap nasabahnya.

Yang kedua adalah faktor tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana yang dimiliki harus dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini. Pada akhirnya, sarana dan prasarana ini dioperasikan oleh manusia yang berkualitas. Sehingga, kedua faktor pendukung di atas, saling menunjang satu sama lainnya. Setelah ada faktor pendukung yang berpengaruh terhadap mutu layanan, terbentuklah ciri-ciri pelayanan yang baik, antara lain sebagai berikut: • Sarana Physic Sarana physic terdiri dari dua unsur yaitu tersedianya karyawan yang baik dan tersedianya sarana dan prasarana yang baik.

Customer Service Officer yang baik harus ramah, sopan, menarik, cepat tanggap, pandai bicara, menyenangkan serta pintar, karena kenyamanan nasabah sangat tergantung dari Customer Service Officer yang melayaninya. Selain itu, Customer Service Officer juga harus mampu memikat dan mengambil hati nasabah sehingga nasabah semakin tertarik. Demikian juga, dengan cara kerja karyawan yang rapih, cepat, dan cekatan. Salah satu hal yang paling penting yang harus diperhatikan adalah sarana dan prasarana yang dimiliki bank.

Peralatan dan fasilitas yang dimiliki seperti ruang tunggu dan ruang untuk menerima tamu harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai sehingga membuat nasabah merasa nyaman, betah, dan tidak bosan di ruangan tersebut. • Tanggung Jawab Dalam menjalankan kegiatan pelayanan, Customer Service Officer harus mampu bertanggung jawab melayani setiap nasabah dari awal hingga selesai. Nasabah akan merasa puas jika mereka merasakan adanya tanggung jawab dari Customer Service Officer tersebut.

Apabila ada nasabah yang tidak dilayani secara tuntas akan menjadi citra yang buruk bagi bank. Nasabah yang tidak puas tersebut selalu membicarakan hal-hal yang negatif tentang bank, dan biasanya suatu keburukan akan lebih cepat berkembang dari pada kebaikan.

• Responsif Seorang Customer Service Officer harus mampu melayani saecara cepat dan tepat. Dalam melayani nasabah, Customer Service Officer harus melakukannya sesuai prosedur layanan yang ditetapkan bank.

Layanan yang diberikan harus sesuai jadwal dan jangan membuat kesalahan (sesuai prosedur bank dan keinginan nasabah).

Melayani secara cepat artinya melayani dalam batasan waktu yang normal. Pelayanan untuk setiap transaksi sudah memiliki standar waktu, namun karyawan juga harus pandai mengatur waktu dan jangan berbicara hal-hal diluar konteks pekerjaan secara berlebihan pada saat melayani nasabah. Sedangkan melayani secara tepat artinya jangan sampai terjadi kesalahan baik dalam hal pembicaraan maupun pekerjaan. Proses yang terlalu lama dan berbelit-belit akan membuat nasabah menjadi tidak betah dan malas berhubungan kembali.

• Komunikatif Mampu berkomunikasi artinya Customer Service Officer harus mampu dengan cepat memahami keinginan nasabah. Selain itu, Customer Service Officer harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti.

Komunukasi harus dapat membuat nasbah senang sehingga jika nasabah mempunyai masalah, nasabah tidak segan-segan mengemukakannya kepada Customer Service Officer. Mampu berkomunikasi dengan baik juga akan membuat setiap permasalahan menjadi jelas sehingga tidak timbul salah paham.

• Keamanan Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi artinya Customer Service Officer harus menjaga kerahasiaan informasi data nasabah, terutama yang berkaitan dengan uang dan pribadi nasabah. Dalam perusahaan perbankan kerahasiaan nasabah sangat dijunjung tinggi.

Bank tidak boleh sembarangan memberikan informasi kecuali memang dipersyaratkan oleh undang-undang. Menjaga rahasia nasabah merupakan ukuran kepercayaan nasabah kepada bank. • Kecakapan Untuk menjadi Customer Service Officer yang khusus melayani nasabah, customer service harus memiliki kemampuan dan pengetahuan tertentu.

Karena tugas customer service selalu berhubungan dengan nasabah. Customer Service Officer harus dididik khusus mengenai kemampuan dan pengetahuan untuk menghadapi nasabah maupun kemampuan dalam bekerja. • Pemahaman Berusaha memahami kebutuhan nasabah artinya karyawan hgarus cepat tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh nasabah. Usahakan mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan nasabah secara tepat. • Kredibilitas Kepercayaan calon nasabah kepada bank mutlak diperlukan sehingga calon nasabah mau menjadi nasabah bank yang bersangkutan.

Kepercayaan merupakan ujung tombak bank untuk menjalankan aktivitasnya. Sekali pelayanan yang diberikan dapat memuaskan nasabah, maka akan menimbulkan kepercayaan kepada nasabah tersebut. Karena meningakatkan kepercayaan lebih berat dari pada mempertahankan kepercayaan yang sudah diberikan.

• Keramahan Keramahan adalah sikap positif dan perilaku terhormat yang harus ditunjukkan kepada setiap nasabah. Karyawan bank harus menjalin kermahan dan keakraban kepada nasabah, agar nasabah merasa senang dan nyaman ketika berhadapan dengan karyawan bank.

• Hubungan Masing-masing bagian dalam bank harus memiliki kemudahan akses dalam berkomunikasi dengan nasabahnya. Sehingga apabila nasabah ingin berkomunikasi dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan dengan bagian tertentu nasabah dapat berbicara langsung dengan karyawan bank yang bersangkutan. • Sesepsionis Untuk menerima tamu yang datang dengan ramah tamah, sopan, tenang, simpatik, menarik, dan menyenangkan.

Dalam hal ini customer service harus bersikap selalu memberi perhatian, berbicara dengan suara yang lembut dan jelas. Selama melayani sih pelanggan, customer service tidak diperkenankan merokok, makan, minum atau berbincang-bincang sesama karyawan.

• Deskman Untuk memberikan informasi mengenai suatu produk-produk perusahaan, menjelaskan manfaat dan ciri-ciri produk, menjawab pertanyaan pelanggan mengenai produk serta membantu pelanggan yang membutuhkan pertolongan seperti mengisi formulir. • Salesman Untuk menjual produk; melakukan cross selling; mengadakan pendekatan dan mencari pelanggan baru; berusaha membujuk pelanggan yang baru dan berusaha dalam mempertahankan pelanggan yang lama; serta berusaha mengatasi setiap suatu permasalahan yang dihadapi pelanggan, termasuk keberatan dan keluhan pelanggan.

• Komunikator Untuk memberikan segala informasi dan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan. Di samping itu, juga sebagai tempat menampung keluhan, keberatan, atau konsultasi berbagai hal yang ada kaitannya dengan sebuah produk perusahaan secara keseluruhan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 12 Pengertian Marketing Menurut Para Ahli Lengkap Peranan Dasar Customer Service Pada dasarnya pelayanan terhadap nasabah tergantung pada karyawan bank yang melayaninya. Namun, agar pelayanan menjadi berkualitas dan memiliki keseragaman, setiap Customer Service perlu dibekali dengan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar pelayanan. Kualitas yang diberikan tentunya harus sesuai dengan standar tertentu yang diinginkan bank. Tanpa standar tertentu, Customer Service Officer bank akan sulit untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.

Berikut ini adalah dasar-dasar pelayanan yang baik yang harus dimengerti dan dipahami oleh Customer Service Officer, antara lain sebagai berikut: • Berpakaian dan berpenampilan yang rapih dan bersih Customer Service Officer harus mengenakan seragam yang sepadan dengan kombinasi yang menarik. Pakaian yang dikenakan harus memberikan kesan yang benar-benar memikat konsumen. • Percaya diri, bersikap akrab, dan penuh senyum Dalam melayani nasabah Customer Service Officer tidak boleh ragu-ragu, akan tetapi harus memiliki keyakinan dan percaya diri yang tinggi.

Customer Service juga harus bersikap akrab dan penuh senyum dengan raut muka yang menarik setulus hati serta tidak dibuat-buat. • Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama nasabah Pada saat nasabah datang, Customer Service Officer harus menyapanya terlebih dahulu. Usahakan menyapa dengan menyebutkan namanya agar terasa lebih akrab. • Tenang, sopan, dan hormat tekun mendengarkan setiap pembicaraan Pada saat melayani nasabah, Customer Service harus dalam keadaan tenang, tidak terburu-buru, dan sopan dalam bersikap.

Kemudian tunjukkan sikap menghormati sekaligus berusaha memahami nasabah. • Tekun mendengarkan setiap pembicaraan dan menerima keluhan dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan baik Customer Service harus tekun mendengarkan pembicaraan nasabah dan berusaha menerima keluhan nasabah dengan baik.

Dengan begitu, nasabah akan merasa dihargai dengan baik. • Berbicara jelas dengan bahasa yang baik dan benar Berbicara jelas dengan bahasa yang baik dan benar adalah dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

Suara yang digunakan juga harus jelas dalam arti mudah dipahami dan jangan menggunakan istilah-istilah sulit yang tidak dipahami oleh nasabah. • Bergairah dalam melayani dan tunjukkan kemampuan Seorang Customer Service harus meunjukkan pelayanan yang prima dengan memahami keinginan dan kemauan nasabah.

Dalam memberikan informasi ke nasabah, Customer Service harus memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang produk bank sehingga nasabah dapat terbantu. • Jangan menyela atau memotong pembicaraan Saat nasbah berbicara jangan menyela atau memotong pembicaraannya.

Kemudian hindari kalimat yang bersifat teguran atau sindiran, dan jangan berdebat apabila terjadi sesuatu dengan nasabah. • Mampu meyakinkan nasabah serta memberikan kepuasan Setiap pelayanan yang diberikan harus mampu meyakinkan nasabah dengan argumen-argumen yang masuk akal.

Customer Service juga harus mampu memberikan kepuasan kepada nasabah atas pelayanan yang diberikan. • Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, mintalah bantuan Dalam praktiknya, terkadang ada hal-hal yang tidak mampu atau tidak sanggup kita lakukan sendiri. Dalam hal ini, jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, mintalah bantuan kepada yang sanggup dan mengerti akan permasalahan tersebut.

• Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan nasabah akan dilayani Jika pada saat tertentu Customer Service dalam keadaan sibuk dan tidak dapat melayani salah satu nasabah, beritahukan kepada nasabah kapan mereka akan dilayani dengan simpatik. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Tugas, Jabatan, Dan Syarat Menjadi Frontliner Serta Fungsinya Lengkap Fungsi, Manfaat dan Budaya Fungsi dalam Customer Service Dalam menjalankan suatu fungsi dan tugasnya, seorang customer service harus benar-benar memahami tugas customer service dan fungsi customer service dengan baik sehingga mampu menjalankan tugasnya dengan prima.

Fungsi customer service yang harus dijalankan setiap waktu yaitu sebagai berikut : • Sebagai resepsionis Sebagai resepsionis, customer service mempunyai fungsi sebagai penerima tamu yang datang ke perusahaan. Tamu di sini bisa siapa saja, entah itu pelanggan, calon pelanggan, supplier, atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dalam hal ini CS harus bersikap ramah, sopan dan menyenangkan.

• Sebagai deskman Sebagai deskman, fungsi customer service yaitu sebagai orang yang melayai berbagai macam aplikasi (permohonan) yang diajukan oleh pelanggan atau calon pelanggan. Permohonan mulai dari mengisi formulir sampai dengan kelengkapan data yang dibutuhkan atau dipersyaratkan. • Sebagai salesman Sebagai salesman, customer service adalah seorang yang menjual produk kepada pelanggan atau calon pelanggan. Dalam hal ini, customer service harus bisa menjelaskan sesuatu yang berkaitan dengan produk.

Tujuannya yaitu supaya pelanggan atau calon pelanggan tertarik hingga akhirnya membeli. Dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan fungsi ini, customer service juga sekaligus sebagai pelaksana cross selling terhadap pelanggan. • Sebagai customer relation officer Sebagai customer relation officer, tugas customer service sebagai orang yang bisa membina hubungan baik dengan semua pelanggan, termasuk dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan membujuk atau merayu supaya pelanggan bertahan, tidak lari dari perusahaan yang bersangkutan jika menghadapai masalah.

• Sebagai komunikator Sebagai komunikator, CS adalah sebuah penghubung antara perusahaan dengan pelanggan atau pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dalam hal ini, fungsi CSyaitu untuk menghubungi pelanggan dan memberikan informasi tentang segala sesuatu yang ada hubungannya antara perusahaan dengan pelanggan.

Tuntutan dalam Customer Service Service Excellent (Pelayanan Prima) Pelayanan Prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan / masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi.

Pelayanan prima adalah segala upaya terbaik dan sempurna dari seseorang yang diwujudkan dalam bentuk memenuhi kebutuhan orang lain, sehingga orang tersebut merasa puas.

Pelayanan prima adalah layanan yang bermutu tinggi, layanan yang istimewa yang terbaik dan layanan yang prima. Service Excellent menggambarkan etos/budaya kerja suatu perusahaan/bank/organisasi dan karyawannya.

Apapun pelayanan kepada masyarakat tentunya telah ada suatu ketetapan tata laksananya, prosedur dan kewenangan sehingga penerima pelayanan puas apa yang telah diterimanya.

Sehubungan dengan itu pelayanan kepada masyarakat harus mempunyai makna mutu pelayanan yang : • Memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan prosedur yang ditetapkan untuk penyelesaian setiap tugas dalam pemberian pelayanan.

• Memuaskan pelanggan artinya bahwa setiap keinginan orang yang menerima pelayanan merasa puas, berkualitas dan tepat waktu dan biaya terjangkau. Manfaat Pelayanan prima • Meningkatkan rasa loyalitas nasabah/public • Meningkatkan pangsa pasar • Meningkatkan penjualan dan laba • Meningkatkan reputasi perusahaan/organisasi • Menghindari pertentangan • Menerima pesanan ulang dari si pembeli • Meningkatkan junmlah nasabah utama dan nasabah baru • Menghemat biaya pemasaran dan budget promosi • Mengurangi jumlah keluhan • Meningkatkan moral karyawan • Meningkatkan produktivitas karyawan • Meningkatkan hubungan baik antar sesama karyawan • Hanya beberapa karyawan yang mengeluh • Hanya beberapa karyawan yang suka absen dan suka terlambat • Mengurangi jumlah karyawan yang keluar dari perusahaan Budaya pelayanan prima Untuk memberikan pelayanan yang baik, cepat, dan cermat, maka suatu bank perlu memahami dan melaksanakan budaya pelayanan prima, yaitu suatu system pelayanan yang bertujuan untuk menyenangkan dan memuaskan nasabah.

Budaya pelayanan prima mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : • System (method) Mempunyai system dan prosedur pelayanan yang baik dan efisien melalui operasional.

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

• Perlengkapan operasional (machines) Mempergunakan perlengkapan yang canggih agar dapat memberikan pelayanan yang cepat dan dengan administrasi yang tertib. • Karyawan/pegawai yang professional • Memenuhi persyaratan fisik, mental, kepribadian maupun persyaratan social • Mngenal banknya dengan baik • Mengenal produk-produk banknya, termasuk manfaat dan cirri-cirinya • Mengenal nasabah dengan keinginan dan kebutuhannya • Memiliki pengetahuan tentang menjual produk • Menguasai prosedur pelayanan yang baik • Mengetahui etiket pelayanan • Memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar komunikasi • Memiliki pengetahuan tentang hubungan dengan nasabah • .Dapat mengoperasikan perlengkapan operasional dengan baik • .Mengetahui ketentuan-ketentuan tentang rahasia bank (nasabah merasa aman) • .Dapat dipercaya, bertanggung jawab, cepat tanggap • .Dapat membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi nasabah (solusinya) • Pimpinan (Management) Ada partisipasi dan bimbingan secara aktif dari pimpinan.

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

Dengan memahami dan melaksanakan budaya pelayanan prima, maka daya saing bank akan meningkat. Setiap pekerjaan adalah potret diri dari pelakunya. Kadangkala kwalitas yang berbeda merupakan kegagalan dan keberhasilan dalam melakukan sesuatu mendekati kebenaran atau melakukannya secara tepat, berkualitas adalah seperti membubuhkan tanda tengannya sendiri. Jadi, kepuasan customer/nasabah identik dengan “sukses”.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Tugas Supervisor : Pengertian, Fungsi, Dan Tanggung Jawab Lengkap Sikap dan Langkah Customer Service Sikap Dalam Pelayanan Prima Dalam memberikan pelayanan prima, setiap petugas pelayanan dituntut untuk menampilkan diri/ sikap sebagai customer service sebagai berikut: • Sikap ramah Pelayan dituntut mampu menciptakan suasana hati yang riang, dalam menghadapi pelanggan, senyum yang dapat menyejukkan hati orangyang memandangnya, ucapanyang simpatik, tidak menyinggung perasaan orang lain.

• Sikap sopan/ santun Mampu menghargai orang lain sesuai strata, baik umur, maupun tingkatan sosial lainnya. • Sikap membantu dan waspada Berusaha memenuhi keinginan pelanggan, atau berusaha mencarikan solusi atas permasalahan yang disampaikan oleh pelanggan • Sikap yakin dan meyakinkan Yakin artinya percaya diri, karena telah memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan penampilan yang sepadan dengan tugas yang dilaksanakan, sehingga akan mampu meyakinkan dan diyakini orang lain.

• Sikap teliti Teliti atau cemat adalah mampu memperhatikan sampai permasa lahanyang terkecil/ detail shg tidak ada permasalahanyang disampaikan oleh pelanggan terlewatkan, tanpa mendapatkan perhatian dari pelayan (respek terhadap pelanggan) • Sikap informatif Dengan ihklas memberikan informasi, secara cepat, tepat dan akurat, kepada pelanggan, shg pelanggan tidak kegelapan/ kebingungan.

• Sikap menghargai waktu Tidak membiarkan waktu berlalu tanpa makna yang positif. Tidak menunda –nunda pekerjaan Langkah Dalam Pelayanan Prima • Membuat standar kuwalitas pelayanan (membuat persyaratan, prosedur, batas waktu, dll) baik dalam bentuk pengumuman/ buku panduan. • Penyelesaian permohonan pelayan (Sesuai batas waktu yang ditetapkan). • Meniadakan segala macam/ bentuk pungutan yang tidak resmi.

• Melakukan penelitian secara berkala untuk mengetahui kepuasan pelanggan. dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan Menata sistem/ prosedur pelayanan secara berkesinambungan, sesuai dengan tuntutan dan dinamika perkembangan masyarakat. • Membuka kesempatan kpd masyarakat, untuk menyampaikan saran/ pengaduan tentang pelayanan yang diberikan (secara langsung/ melalui media).

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Administrasi Perkantoran” Pengertian & ( Ruang Lingkupnya ) Pedoman atau Unsur Customer Service • Penampilan Personal dan fisik sebagaimana layanan kantor depan (resepsionis) memerlukan persyaratan seperti : wajah harus menawan, badan harus tegap / tidak cacat, tutur bahasa menarik, familiar dalam perilaku, penampilan penuh percaya diri, busana harus menarik • Tepat Waktu dan janji Secara utuh dan prima petugas pelayanan dalam menyampaikan perlu diperhitungkan janji yang disampaikan kepada pelanggan bukan sebaliknya selalu ingkar janji.

Demikian juga waktu jika mengutarakan 2 hari selesai harus betul-betul dapat memenuhinya. • Kesediaan Melayani Sebagaimana fungsi dan wewenang harus melayani kepada para pelanggan, konsekuensi logis petugas harus benar-benar bersedia melayani kepada para pelanggan.

• Pengetahuan dan Keahlian Sebagai syarat untuk melayani dengan baik, petugas harus mempunyai pengetahuan dan keahlian. Disini petugas pelayanan harus memiliki tingkat pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu yang disyaratkan dalam jabatan serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya.

• Kesopanan dan Ramah Tamah Masyarakat pengguna jasa pelayanan itu sendiri dan lapisan masyarakat baik tingkat status ekonomi dan sosial rendah maupun tinggi terdapat perbedaan karakternya maka petugas pelayanan masyarakat dituntut adanya keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois dan santun dalam bertutur kepada pelanggan. • Kejujuran dan Kepercayaan Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat dipergunakan berbagai aspek, maka dalam penyelenggaraannya harus transparan dari aspek kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam pembiayaan dan jujur dalam penyelesaian waktunya.

Dari aspek kejujuran ini petugas pelayanan tersebut dapat dikategorikan sebaga pelayanan yang dipercaya dari segi sikapnya, dapat dipercaya dari tutur katanya, dapat dipercaya dalam menyelesaikan akhir pelayanan sehingga otomatis pelanggan merasa puas. Unsur pelayanan prima dapat ditambah unsur yang lain. • Kepastian Hukum Dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan sadar bahwa hasil pelayanan terhadap masyarakat yang berupa surat keputusan, harus mempunyai legitimasi atau mempunyai kepastian hukum.

Bila setiap hasil yang tidak mempunyai kepastian hukum jelas akan mempengaruhi sikap masyarakat, misalnya pengurusan KTP, KK dllbila ditemukan cacat hukum akan mempengaruhi kredibilitas instansi yang mengeluarkan surat legitimasi tersebut. • Keterbukaan Secara pasti bahwa setiap urusan/kegiatan yang memperlakukan ijin, maka ketentuan keterbukaan perlu ditegakan. Keterbukaan itu akan mempengaruhi unsur-unsur kesederhanaan, kejelasan informasi kepada masyarakat.

• Efisien Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat adalah efisiensi dan efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga menghasilkan biaya yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta hasil kualitas yang tinggi. Dengan demikian efisiensi dan efektifitas merupakan tuntutan yang harus diwujudkan dan perlu diperhatikan secara serius. • Biaya Pemantapan pengurusan dalam pelayanan diperlukan kewajaran dalam penentuan pembiayaan, pembiayaan harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat dan pengeluaran biaya harus transparan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Tidak Rasial Pengurusan pelayanan dilarang membeda-bedakan kesukuan, agama, aliran dan politik dengan demikian segala urusan harus memenuhi jangkauan yang luas dan merata. • Kesederhanaan Prosedur dan tata cara pelayanan kepada masyarakat untuk diperhatikan kemudahan, tidak berbelit-belit dalam pelaksanaan. Selain standar kualitas pelayanan,unsure pelayanan prima merupakan salah satu pedoman/ acuan dalam memberikan pelayanan antara lain : • Kesederhanaan Prosedur pelayanan harus mudah, cepat, tepat, lancar, tidak berteletele, mudah dipahami dan mu dah dilaksanakan.

• Kejelasan Ada kepastian, tetap, tidak meragukan dan nyata. • Keamanan Proses serta hasil pelayanan, dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan kepastian hukum, bagi masyarakat. • Keterbukaan Masyarakat memperoleh informasi yang jelas tentang prosedur, persyaratan, serta pejabat yang bertanggung jawab, waktu penyelesaian, dan biaya yang wajib dibayar.

• Efisien Persyaratan yang diwajibkan hanya yang berkaitan langsung dengan pelayanan dan tidak ada pengulangan persyaratan. • Ekonomis Hemat, pelayanan harus wajar, sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. • Keadilan yang merata Semua konsumen/pelanggan/ masyarakat yang dilayani, harus diperlakukan sama.

• Ketepatan Waktu Waktu pelayanan tidak berlarut-larut, petugas datang tepat waktu, (sesuai jadual) dan urusan pelayanan, selesai tepat waktu. Sebarkan ini: • • • • • Posting pada Ekonomi, Manajemen, S1, Umum Ditag #contoh customer service, #fungsi customer service, #pengertian customer service, #tugas customer service, #tujuan customer service, alasan bekerja sebagai customer service, apa itu customer service bank, arti call center, cara berbicara customer service, contoh kasus customer service di rumah sakit, customer service attendant gramedia adalah, customer service menurut kotler, customer service provider, customer service zalora, customer support, customer support adalah, etika customer service pdf, etika marketer bank, gaji customer service, gaji customer service rumah sakit, jasa customer service, jelaskan pengertian dari customer eyes level, job desk customer service bank, job desk customer service officer, job desk customer service representative, kriteria cs, kualifikasi customer service, makala customer service, manfaat customer service, materi customer care, panduan customer service, pengertian cs bank, pengertian customer care, pengertian customer service bank, pengertian customer service menurut para ahli, pengertian deskman, pengertian hotline service, pengertian teller, peran customer service, peranan customer service menurut para ahli, program kerja customer service, rangkaian jasa customer service, total quality service adalah, tugas cleaning service, tugas customer service attendant gramedia, tugas customer service bank, tugas customer service di bandara, tugas customer service di pertamina, tugas customer service di perusahaan, tugas customer service menurut para ahli, tugas customer service online shop, tugas customer service pln, tugas customer service rumah sakit, tugas customer service telkomsel, tugas dan kewajiban teller, tugas dan wewenang customer service, tujuan cs, uraian tugas customer service di rumah sakit Navigasi pos Pos-pos Terbaru • “Panjang Usus” Definisi & ( Jenis – Fungsi – Menjaga ) • Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli Beserta Peran Dan Fungsinya • “Masa Demokrasi Terpimpin” Sejarah Dan ( Latar Belakang – Pelaksanaan ) • Pengertian Sistem Regulasi Pada Manusia Beserta Macam-Macamnya • Rangkuman Materi Jamur ( Fungi ) Beserta Penjelasannya • Pengertian Saraf Parasimpatik – Fungsi, Simpatik, Perbedaan, Persamaan, Jalur, Cara Kerja, Contoh • Higgs domino apk versi 1.80 Terbaru 2022 • Pengertian Gizi – Sejarah, Perkembangan, Pengelompokan, Makro, Mikro, Ruang Lingkup, Cabang Ilmu, Para Ahli • Proses Pembentukan Urine – Faktor, Filtrasi, Reabsorbsi, Augmentasi, Nefron, zat Sisa • Peranan Tumbuhan – Pengertian, Manfaat, Obat, Membersihkan, Melindungi, Bahan Baku, Pemanasan Global • Contoh Soal Psikotes • Contoh CV Lamaran Kerja • Rukun Shalat • Kunci Jawaban Brain Out • Teks Eksplanasi • Teks Eksposisi • Teks Deskripsi • Teks Prosedur • Contoh Gurindam • Contoh Kata Pengantar • Contoh Teks Negosiasi • Alat Musik Ritmis • Tabel Periodik • Niat Mandi Wajib • Teks Laporan Hasil Observasi • Contoh Makalah • Alight Motion Pro • Alat Musik Melodis • 21 Contoh Paragraf Deduktif, Induktif, Campuran • 69 Contoh Teks Dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan • Proposal • Gb WhatsApp • Contoh Daftar Riwayat Hidup • Naskah Drama • Memphisthemusical.Com LEGISLASI, REGISTRASI DAN LISENSI DALAM KEBIDANAN 1.

Legislasi Pengertian Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi ( pengaturan kompetensi ), registrasi ( pengaturan kewenangan ), dan lisensi ( pengaturan penyelenggaraan kewenangan ).Ketetapan hukum yang mengantur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan dan pengabdiannya.

(IBI) Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang adalah dengan mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan, minimal sekarang para bidan yang membuka praktek atau memberikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3. Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum terjun ke dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur apakah tenaga kesehatan tersebut layak bekerja sesuai dengan keahliannya.

Mengingat maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap tahunnya. Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa menjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat izin yang dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi, Tujuan Legislasi Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi : 1. Mempertahankan kualitas pelayanan 2.

Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profisionalisme SIB adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh DEPKES yang menyatakan bahwa bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan. Registrasi Pengertian Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tesebut.

Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhaap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya.

(Registrasi menurut keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 900/MENKES/SK/VII/2002). Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi, maka akan mendapatkan haknya untuk ijin praktik ( lisensi ) setelah memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi. Tujuan Registrasi a) Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkembang pesat.

b) Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian kasus mal praktik. c) Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik Aplikasi proses regisrtasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikut, bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi kepada kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB ( surat ijin bidan ) selambat-lambatnya satu bulan setelah menerima Ijasah bidan.

Kelengkapan registrasi menurut Kepmenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002 adalah meliputi: fotokopi ijasah bidan, fotokopi transkrip nilai akademik, surat keterangan sehat dari dokter, pas foto sebanyak 2 lembar.

SIB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui, serta merupakan dasar untuk penerbitan lisensi praktik kebidanan atau SIPB ( surat ijin praktik bidan ). SIB tidak berlaku lagi karena: dicabut atas dasas ketentuan perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakunya dan tidak mendaftar ulang, dan atas permintaan sendiri. Syarat Registrasi Pada saat akan mengajukan registrasi, maka akan diminta untuk melengkapi dan membawa beberapa syarat, antara lain : 1) Fotokopi ijasah bidan 2) Fotokopi Transkrip nilai akademik 3) Surat keterangan sehat dari dokter 4) Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

Contoh bentuk permohonan registrasi atau SIB : KOP DINAS KESEHATAN PROPINSI SURAT IZIN BIDAN ( SIB ) No. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Regisrtasi dan Praktik Bidan, bahwa kepada: Nama : Tempat/Tgl.

Lahir : Lulusan : Dinyatakan telah terdaftar sebagai Bidan pada Dinas Kesehatan Propinsi …………………. dengan Nomor Regisrtasi …………………. dan diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan praktik kebidanan di seluruh Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

SIB berlaku sampai dengan tanggal …………………………… pasfoto ………….,………….2000 An. Mentri Kesehatan RI Kepala Dinas Kesehatan Propinsi …………………… ( ……………………………. ) Tembusan : 1. Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Depkes RI 2. Kepala Biro Kepegawaian, Setjen Depkes RI 3. Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Lisensi Pengertian Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri.

Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan. Tujuan lisensi dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan a) Memberikan kejelasan batas wewenang b) Menetapkan sarana dan prasarana c) Meyakinkan klien Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Ijan Praktik Biadan).

SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan cara mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atua Kota setempat dengan memenuhi persyaratan sebagai beriku: fotokopi SIB yang masih berlaku, fotokopi ijasah bidan, surat persetujuan atasan, surat keterangan sehat dari dokter, rekomendasi dari organisasi profesi, pas foto.

Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap kode etik serta kesanggupan melakukan praktik bidan.

Bentuk penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan inilah yang diaplikasikan dengan rencana diselenggarakannya Uji Kompetensi bagi bidan yang mengurus SIPB atau lisensi.

Meskipun Uji Kompetensi sekarang ini baru pada tahap uji coba dibeberapa wilayah, termaksud Propinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, sehingga ,memang belum dibakukan.

SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui kembali. Syarat Lisensi 1) Fotokopi SIB yang masih berlaku 2) Fotokopi ijasah bidan 3) Surat keterangan sehat 4) Rekomendasi dari organisasi profesi 5) Pas foto ukurab 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar Aspek legal dalam praktik kebidanan Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan.

Dari dua dimensi dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adlah kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan. Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis.

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk pembangunan dalam negri, salah satunya dalam aspek kesehatan. 1.UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidaup sehat bagi setiap warga negara indonesiamelalaui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.dengan adanya arus globalisasi salah satu focus utama agar mampu mempunyai daya saing adalah bagaiamana peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia dibentuk sejak janin didalam kandugan, masa kelahiran dan masa bayi dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan masa tumbuh kembang balita. Hany asumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki pengetahuan dankemampuan sehingga mampu survive dan mampu mengantisipasi perubahan serta mampu bersaing.

2.Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Karena pelayanan bidan meliputi kesehatanreproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin,masa hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa klimakterium dan menoupause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra sekolah. 3.Visi pembangunan kesehatan indonesia sehat 2010 adalah derajat kesehatan yang optimal dengan strategi: paradigma sehat, profesionlisme, JPKM dan desentralisasi.

Otonomi dalam pelayanan kebidanan Profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggungjawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based.

Accountability diperkuat dengan satu landasan hukum yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan. Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandini untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.

Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui: 1.Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. 2.Penelitian dalam bidang kebidanan.

3.Pengembangan ilmu dan tekhnologi dalam kebidanan. 4.Akreditasi. 5.Sertifikasi. 6.Registrasi. 7.Uji Kompetensi. 8.Lisensi Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait dengan pelayanan kebidana antara lain sebagai berikut: 1)Kepmenkes Republik Indonesia 900/ Menkcs/SK/ VII/ 2002 Tentang registrasi dan praktik bidan. 2)Standar Pelayanan Kebidanan, 2001. 3)Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang Standar Profesi Bidan.

4)UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 5)PP No 32/Tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan. 6)Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Tentang organisasi dan tata kerja Depkes.

7)UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi daerah. 8)UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 9)UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, dan transplantasi 10)Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 585/ Menkes/ Per/ IX/ 1989 Tentang Persetujuan Tindakan Medik. 11)UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan Keluarga Berencana.

a) UU No.10/1992 Tentang pengembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. b) UU No.23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di Dalam Rumah Tangga. Tujuan Otonomi Dalam Pelayanan Kebidanan Supaya bidan mengetahui kewajiban otonomi dan mandiri yang sesuai dengan kewenangan yang didasari oleh undang – undang kesehatan yang berlaku. Selain itu tujuan dari otonomi pelayanan kebidanan ini meliputi : 1)Untuk mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan Misalnya mengumpulkan data – data dan mengidentifikasi masalah pasien pada kasus tertentu.

2)Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan. Merencanakan asuhan yang akan diberikan pada pasien sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien tersebut. 3)Untuk mengetahui perkembangan kebidanan melalui penelitian. 4)Berperan sebagai anggota tim kesehatan Misalnya membangun komunikasi yang baik antar tenaga kesehatan, dan menerapkan keterampilan manajemen 5)Untuk melaksanakan dokumentasi kebidanan Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan, mengidentifikasi perubahan yang terjadi dan melakukan pendokumentasian.

Persyaratan Suatu ketentuan untuk melaksanakan praktek kebidanan dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan sesuai dengan bentuk – bentuk otonomi bidan dalam praktek kebidanan. Syarat – syarat dari otonomi pelayanan kebidanan meliputi : 1)Administrasi Seorang bidan dalam melakukan praktek kebidanan, hendaknya memiliki sarana dan prasarana yang melengkapi pelayanan yang memiliki standard dan sesuai dengan fasilitas kebidanan.

2)Dapat diobservasi dan diukur Mutu layanan kesehatan akan diukur berdasarkan perbandingannya terhadap standar pelayanan kesehatan yang telah disepakati dan ditetapkan sebelum pengukuran mutu dilakukan. 3)Realistic Kinerja layanan kesehatan yang diperoleh dengan nyata akan diukur terhadap criteria mutu yang ditentukan, untuk melihat standar pelayanan kesehatan apakah tercapai atau tidak Kegunaan Otonomi Dalam Pelayanan Kebidanan Otonomi pelayanan kesehatan meliputi pembangunan kesehatan, meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk meningkatkan sumber daya dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan yang berkualitas Registrasi Registrasi adalah proses seorang profesi untuk mendaftarkan dirinya kepada badan tertentu untuk mendapatkan kewenangan dan hak atas tindakan yang dilakukan secara professional setelah memenuhi syarat – syarat yang telah ditetapkan oleh badan tersebut.

Pengertian registrasi menurut keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 yaitu proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhadap seorang bidan setelah memenuhi standar penampilan minimal yang ditetapka sehingga mampu dalam melaksanakan profesinya.

Setelah terpenuhnya persyaratan yang ada, maka tenaga profesi tersebut telah mendapatkan surat izin melakukan praktik. Tujuan : 1)Mendata jumlah dan dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan melakukan praktik 2)Meningkatkan mekanisme yang objektif dan komprehensif dalam penyelesaian dalam kasus malpraktik. 3)Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.

Persyaratan : Beberapa syarat yang mesti dilengkapi pada saat mengajukan registrasi: 1)Fotocopy ijazah bidan 2)Fotocopy transkip nilai akademik 3)Surat keterangan sehat dari dokter 4)Pas foto 4 X 6 sebanyak 2 lembar Masa berlaku registrasi yaitu dalam rentang waktu 5 tahun, setelah 5 tahun bidan harus melakukan registrasi ulang. Kegunaan Registrasi berguna untuk mendapatkan surat izin bidan sebagai dasar menerbitkan surat izin praktek bidan.

Bidan teregistrasi merupakan seseorang yang telah menamatkan pendidikan bidan dan telah mampu menrapkan kemampuannya dalam memberikan asuhan kepada ibu dan anak sesuai dengan standar profesinya.

Lisensi Praktik Kebidanan Lisensi praktik kebidanan merupakan proses administrasi yang dilakukan pemerintah dalam mengeluarkan surat izin praktik yang diberikan kepada suatu tenaga profesi untuk pelayanan yang mandiri.

Menurut IBI : Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan. Tujuan 1)Memberikan kejelasan batas wewenang Dalam hal ini, seorang bidan harus mengetahui wewenang yang harus dilakukannya sesuai dengan standar profesi yang dimiliki dan sesuai dengan undang – undang yang berlaku agar dalam menjalankan profesinya tidak melakukan pelanggaran – pelanggaran.

2)Menetapkan sarana dan prasarana Seorang profesi juga harus mengetahui apa – apa saja sarana dan prasana yang mesti dimiliki dalam melakukan praktek profesi. 3)Meyakinkan klien Dalam melakukan asuhan terhadap klien, seorang tenaga profesi harus bisa meyakinkan klien tersebut terhadap asuhan yang telah kita berikan dan jelaskan. Persyaratan Syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam mengajukan license praktik suatu profesi meliputi : 1)Fotokopi SIB yang masih berlaku 2)Fotokopi ijazah bidan 3)Surat keterangan sehat 4)Rekomendasi dari organisasi profesi 5)Pas foto ukurab 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar Cari untuk: Tulisan Terakhir • ISSUE ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN • ISSUE ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN • LEGISLASI, REGISTRASI DAN LISENSI DALAM KEBIDANAN • ISSUE ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN • Prinsip etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan Komentar Terbaru Arsip • Oktober 2014 Kategori • Tak Berkategori Meta • Daftar • Masuk • Feed entri • Feed Komentar • WordPress.com
• العربية • ܐܪܡܝܐ • Asturianu • Azərbaycanca • تۆرکجه • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • Bosanski • Català • کوردی • Čeština • Dansk • Deutsch • Zazaki • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • فارسی • Suomi • Na Vosa Vakaviti • Français • Frysk • Galego • ગુજરાતી • עברית • हिन्दी • Hrvatski • Հայերեն • Ido • Íslenska • Italiano • 日本語 • Jawa • Taqbaylit • ភាសាខ្មែរ • ಕನ್ನಡ • 한국어 • Latina • Lietuvių • Latviešu • Basa Banyumasan • Македонски • മലയാളം • मराठी • Bahasa Melayu • Mirandés • مازِرونی • नेपाली • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • ਪੰਜਾਬੀ • Polski • Português • Runa Simi • Română • Русский • Саха тыла • Srpskohrvatski / српскохрватски • සිංහල • Simple English • Slovenščina • Shqip • Српски / srpski • Sunda • Svenska • Kiswahili • தமிழ் • తెలుగు • Тоҷикӣ • ไทย • Tagalog • Setswana • Türkçe • Українська • Tiếng Việt • Winaray • 吴语 • ייִדיש • Yorùbá • 中文 • 粵語 Organisasi Kemahasiswaan di Lithuania Organisasi ( bahasa Yunani: ὄργανον, organon - alat) merupakan wadah atau tempat berkumpulnya orang dengan 3 sistematis, terpimpin, terkendali, terencana, rasional dalam memanfaatkan segala sumber daya baik dengan metode, material, lingkungan dan uang serta sarana dan prasarana, dan lain sebagainya dengan efisien dan efektif untuk bisa mencapai tujuan organisasi.

[1] Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen.

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

{INSERTKEYS} [2] Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi, perilaku organisasi, atau analisis organisasi. [2] Daftar isi • 1 Definisi • 2 Partisipasi • 2.1 Unsur-unsur • 2.2 Jenis-jenis organisasi • 2.3 Syarat-syarat • 3 Bentuk-bentuk organisasi • 4 Lihat juga • 5 Referensi Definisi [ sunting - sunting sumber ] Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.

[2] Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya ( uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

[2] Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut. • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

[3] • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. [4] • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

[5] • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan ( entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. [6] Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.

{/INSERTKEYS}

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

{INSERTKEYS} [2] Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran [2] Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. [2] Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.

[2] Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur. [2] Partisipasi [ sunting - sunting sumber ] Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. [7] Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.

[2] Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan. [2] Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.

[2] Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. [2] Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. [2] Unsur-unsur [ sunting - sunting sumber ] Menurut Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi: [2] • Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.

• Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.

{/INSERTKEYS}

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

• Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”. Jenis-jenis organisasi [ sunting - sunting sumber ] • Formal • Informal • Non formal Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut: [2] • Pikiran ( psychological participation) • Tenaga ( physical participation) • Pikiran dan tenaga • Keahlian • Barang • Uang Syarat-syarat [ sunting - sunting sumber ] Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu.

• Waktu. Untuk dapat berpartisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan di sini adalah untuk memahami pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan diperlukan peran serta. [2] • Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.

[2] • Subjek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi di mana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya. [2] • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalaupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.

[2] • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil. [2] • Para pihak yang bersangkutan bebas di dalam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

[2] • Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan pada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan.

Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif. [2] Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas. [2] Bentuk-bentuk organisasi [ sunting - sunting sumber ] • Organisasi politik • Organisasi sosial • Organisasi mahasiswa • Organisasi olahraga • Organisasi sekolah • Organisasi negara • Organisasi pemuda • Organisasi agama • Organisasi terlarang Lihat juga [ sunting - sunting sumber ] • Sosiologi organisasi • Kongres Pemuda Indonesia • Pemuda Pancasila • Komite Nasional Pemuda Indonesia Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ Ambarwati, Arie (April 2018).

Perilaku dan Teori Organisasi (PDF). Malang: Media Nusa Creative. hlm. 3. ISBN 978-602-462-052-3. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x Keith Davis, Human Relations at Work, (New York, San Francisco, Toronto, London: 1962).Hlm.15-19 • ^ Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 1976. Understanding Practice and Analysis. New York: Random House.Hlm.

132 • ^ D, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.Hlm. 56 • ^ Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1984.

Sociology. Edisi keenam. International Student Edition. Tokyo: Mc.Graw-Hill Book Company Inc.Hlm. 89 • ^ Stephen P.Robbins. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi, (Jakarta: Arcan: 1994), hlm.4 • ^ WS, Winkel. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.Hlm.75 • Halaman ini terakhir diubah pada 14 Februari 2022, pukul 12.06. • Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.

Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • • • Afrikaans • አማርኛ • Aragonés • العربية • الدارجة • অসমীয়া • Asturianu • अवधी • Azərbaycanca • تۆرکجه • Башҡортса • Žemaitėška • Bikol Central • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • भोजपुरी • বাংলা • བོད་ཡིག • Brezhoneg • Bosanski • Буряад • Català • Mìng-dĕ̤ng-ngṳ̄ • Нохчийн • Cebuano • کوردی • Corsu • Čeština • Чӑвашла • Cymraeg • Dansk • Deutsch • Ελληνικά • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • Estremeñu • فارسی • Suomi • Võro • Føroyskt • Français • Arpetan • Furlan • Frysk • Gaeilge • Kriyòl gwiyannen • Gàidhlig • Galego • Gaelg • 客家語/Hak-kâ-ngî • Hawaiʻi • עברית • हिन्दी • Fiji Hindi • Hrvatski • Kreyòl ayisyen • Magyar • Հայերեն • Interlingua • Interlingue • Ilokano • ГӀалгӀай • Íslenska • Italiano • ᐃᓄᒃᑎᑐᑦ/inuktitut • 日本語 • Patois • Jawa • ქართული • Қазақша • Kalaallisut • ភាសាខ្មែរ • ಕನ್ನಡ • 한국어 • Къарачай-малкъар • कॉशुर / کٲشُر • Kurdî • Kernowek • Кыргызча • Latina • Lëtzebuergesch • Lingua Franca Nova • Limburgs • Ladin • ລາວ • Lietuvių • Latviešu • Madhurâ • मैथिली • Basa Banyumasan • Malagasy • Македонски • മലയാളം • Монгол • ဘာသာ မန် • मराठी • Bahasa Melayu • Malti • Mirandés • မြန်မာဘာသာ • Napulitano • नेपाली • नेपाल भाषा • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Novial • Nouormand • Occitan • Livvinkarjala • Ирон • ਪੰਜਾਬੀ • Kapampangan • Picard • Polski • Piemontèis • پنجابی • پښتو • Português • Runa Simi • Română • Русский • Русиньскый • Саха тыла • ᱥᱟᱱᱛᱟᱲᱤ • Sardu • Sicilianu • Scots • سنڌي • Davvisámegiella • Srpskohrvatski / српскохрватски • සිංහල • Simple English • Slovenčina • Slovenščina • Gagana Samoa • ChiShona • Soomaaliga • Shqip • Српски / srpski • Sesotho • Sunda • Svenska • Kiswahili • தமிழ் • తెలుగు • Tetun • Тоҷикӣ • ไทย • ትግርኛ • Türkmençe • Tagalog • Tok Pisin • Türkçe • Xitsonga • Татарча/tatarça • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • Vèneto • Vepsän kel’ • Tiếng Việt • Volapük • Winaray • 吴语 • IsiXhosa • ייִדיש • Vahcuengh • 中文 • Bân-lâm-gú • 粵語 • IsiZulu Indoktrinasi di dalam kelas, penggabungan konten politik dalam materi pembelajaran atau dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan yang menyalahgunakan perannya untuk mengindoktrinasi siswa bertentangan dengan tujuan pendidikan yang mencari kebebasan berpikir dan berpikir kritis.

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. [1] Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”.

Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan. dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak mereka.

Daftar isi • 1 Filosofi pendidikan • 2 Fungsi pendidikan • 3 Ekonomi • 4 Referensi • 5 Lihat pula • 6 Pranala luar Filosofi pendidikan [ sunting - sunting sumber ] Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya." [ butuh rujukan] Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. Fungsi pendidikan [ sunting - sunting sumber ] Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut: • Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.

• Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat. • Melestarikan kebudayaan.

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

• Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut. • Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.

• Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.

• Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya. • Memperpanjang masa remaja.

Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya. Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut: • Transmisi (pemindahan) kebudayaan.

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

• Memilih dan mengajarkan peranan sosial. • Menjamin integrasi sosial. • Sekolah mengajarkan corak kepribadian. • Sumber inovasi sosial. Ekonomi [ sunting - sunting sumber ] Telah dikemukakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi sangat penting bagi negara-negara untuk dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

[3] Analisis empiris cenderung mendukung prediksi teoretis bahwa negara-negara miskin harus tumbuh lebih cepat dari negara-negara kaya karena mereka dapat mengadopsi teknologi yang sudah dicoba dan diuji oleh negara-negara kaya.

Namun, transfer teknologi memerlukan manajer berpengetahuan dan insinyur yang mampu mengoperasikan mesin-mesin baru atau praktik produksi yang dipinjam dari pemimpin dalam rangka untuk menutup kesenjangan melalui peniruan. Oleh karena itu, kemampuan suatu negara untuk belajar dari pemimpin adalah fungsi dari efek "human capital". Studi terbaru dari faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi agregat telah menekankan pentingnya lembaga ekonomi fundamental [4] dan peran keterampilan kognitif.

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

{INSERTKEYS} [5] Pada tingkat individu, ada banyak literatur, umumnya terkait dengan karya Jacob Mincer, [6] tentang bagaimana laba berkaitan dengan pendidikan dan modal manusia lainnya.

Karya ini telah memotivasi sejumlah besar studi, tetapi juga kontroversial. Kontroversi utama berkisar bagaimana menafsirkan dampak sekolah. [7] [8] Beberapa siswa yang telah menunjukkan potensi yang tinggi untuk belajar, dengan menguji dengan intelligence quotient yang tinggi, mungkin tidak mencapai potensi penuh akademis mereka, karena kesulitan keuangan. [ reason-actually some students at the low end get better treatment than those in the middle with grants, etc.

needs RS] Ekonom Samuel Bowles dan Herbert Gintis berpendapat pada tahun 1976 bahwa ada konflik mendasar dalam pendidikan Amerika antara tujuan egaliter partisipasi demokratis dan ketidaksetaraan tersirat oleh profitabilitas terus dari produksi kapitalis di sisi lain.

[9] Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ Dewey, John (1916/1944). Democracy and Education. The Free Press. hlm. 1–4.

ISBN 0-684-83631-9. Periksa nilai tanggal di: -date= ( bantuan) • ^ ICESCR, Article 13.1 • ^ Eric A. Hanushek (2005). Economic outcomes and school quality.

{/INSERTKEYS}

dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan

International Institute for Educational Planning. ISBN 978-92-803-1279-9. Diakses tanggal 21 October 2011. • ^ Daron Acemoglu, Simon Johnson, and James A. Robinson (2001). "The Colonial Origins of Comparative Development: An Empirical Investigation". American Economic Review. 91 (5): 1369–1401. doi: 10.2139/ssrn.244582. JSTOR 2677930. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Eric A. Hanushek and Ludger Woessmann (2008).

"The role of cognitive skills in economic development" (PDF). Journal of Economic Literature. 46 (3): 607–608. doi: 10.1257/jel.46.3.607. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-01-05. Diakses tanggal 2014-01-23. • ^ Jacob Mincer (1970). "The distribution of labor incomes: a survey with special reference to the human capital approach". Journal of Economic Literature. 8 (1): 1–26. JSTOR 2720384. • ^ David Card, "Causal effect of education on earnings," in Handbook of labor economics, Orley Ashenfelter and David Card (Eds).

Amsterdam: North-Holland, 1999: pp. 1801–1863 • ^ James J. Heckman, Lance J. Lochner, and Petra E. Todd., "Earnings functions, rates of return and treatment effects: The Mincer equation and beyond," in Handbook of the Economics of Education, Eric A.

Hanushek and Finis Welch (Eds). Amsterdam: North Holland, 2006: pp. 307–458. • ^ Samuel Bowles; Herbert Gintis (18 October 2011). Schooling In Capitalist America: Educational Reform and the Contradictions of Economic Life.

Haymarket Books. ISBN 978-1-60846-131-8. Diakses tanggal 21 October 2011. Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • Pendidikan di Indonesia Pranala luar [ sunting - sunting sumber ] • Education di Curlie (dari DMOZ) • (Inggris) Educational Resources Diarsipkan 2005-04-10 di Wayback Machine. from UCB Libraries GovPubs • (Inggris) UNESCO Institute for Statistics: International comparable statistics on education systems Diarsipkan 2007-05-15 di Wayback Machine. • (Inggris) OECD education statistics • (Inggris) Child and Teacher Educational Diarsipkan 2013-05-03 di Wayback Machine.

from Kireet Joshi • (Inggris) Planipolis: a portal on education plans and policies Diarsipkan 2010-07-04 di Wayback Machine. • (Inggris) IIEP Publications on Education Systems • Antropologi • arkeologi • budaya • sosial • Ekonomi • ekonomi makro • ekonomi mikro • Geografi • manusia • terpadu • Hukum • Sejarah hukum • dalam mengadakan sarana dan prasarana kita harus melakukan hukum • Yurisprudensi • Ilmu politik • administrasi publik • hubungan internasional • kebijakan publik • psefologi • Psikologi • abnormal • biopsikologi • kepribadian • kognitif • perkembangan • sosial • Sejarah • budaya • ekonomi • politik • sosial • Sosiologi • demografi • Internet • kriminologi • pedesaan • perkotaan Interdisipliner • Antrozoologi • Ekologi manusia • Ekologi politik • Ekonomi politik • Filsafat ilmu pengetahuan • ekonomi • sejarah • psikologi • ilmu sosial • Ilmu informasi • Ilmu kognitif • Ilmu regional • Kajian bisnis • Kajian budaya • Kajian gender • Kajian global • Kajian internasional • Kajian komunikasi • Kajian makanan • Kajian masyarakat • Kajian media • Kajian pembangunan • Kajian sains • sejarah • Kajian sains dan teknologi • Kajian wilayah • Kerja sosial • Kesehatan masyarakat • Lingkungan • ilmu sosial • kajian • Pendidikan • Perencanaan • daerah • penggunaan lahan • perkotaan • Sejarah teknologi Kategorisasi lainnya • Halaman ini terakhir diubah pada 27 Maret 2022, pukul 07.49.

• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •

BAB 10"MANAJEMEN PEMBIAYAAN,SARANADAN PRASARANA"byYolanda lDosenPengampu Dr.Muhammad Kristiawan,M.Pd




2022 www.videocon.com