Jakarta - Serangan virus corona atau corona virus saat ini telah mencapai beberapa negara di dunia. Negara yang telah membenarkan adanya infeksi coronavirus, meningkatkan pengamanan dan upaya pencegahan masuknya virus. Usaha pencegahan misal cuci tangan pakai air dan sabun serta menggunakan masker. Upaya lain juga dilakukan supaya korban infeksi virus corona bisa segera pulih, sehingga tak perlu menambah korban jiwa.
Sebagai pengingat pentingnya upaya pencegahan, berikut informasi seputar 2019- nCoV. 1. Apa itu virus corona? Dikutip dari Web MD, coronavirus sebetulnya virus umum yang kebanyakan tidak berbahaya.
Virus corona menginfeksi hidung, sinus, dan tenggorokan bagian atas. Meski begitu, infeksi beberapa jenis virus corona ternyata bisa berdampak serius. Virus corona mengakibatkan 585 kematian akibat Middle East respiratory syndrome (MERS), yang muncul pertama kali pada 2012 di Arab Saudi. Sebelumnya pada 2003, corona virus corona itu apa menyebabkan 774 kematian akibat Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Pada akhir Januari 2020, WHO mengindentifikasi 2019- nCoV di China. Pada akhir Januari 2020, ada sekitar 300 kasus yang teridentifikasi di China.
Tiap negara telah menyiapkan upaya pencegahan dan pengamanan, namun virus corona tetap mampu menyebar ke seluruh dunia. 2. Ciri virus corona Virus corona atau corona virus pertama kali diidentifikasi pada 1960, namun tidak diketahui asal virusnya. Nama corona virus berasal dari bentuknya yang mirip mahkota. Pada beberapa kasus, virus corona bisa menginfeksi hewan dan manusia. Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus influenza pada umumnya. Coronavirus menyebar melalui batuk dan bersin mereka yang terinfeksi.
Penyebaran juga bisa terjadi lewat sentuhan tangan, wajah, dan pegangan pintu atau bagian lain yang umum disentuh. Tiap orang mungkin pernah terinfeksi corona virus atau virus corona itu apa corona sedikitnya sekali. Di Amerika, infeksi coronavirus biasa terjadi pada musim dingin dan gugur. Infeksi biasa terjadi pada anak-anak, namun siapa saja bisa terkena coronavirus. 3. Penyebaran virus corona Infeksi virus corona kini semakin menyebar hingga ke 13 negara di dunia.
Negara tersebut adalah China, Jepang, Prancis, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Nepal, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, dan Vietnam. Dikutip dari detik inet, John Hopkins University di Amerika mengembangkan peta digital untuk memantau penyebaran virus corona 2019-nCoV di dunia.
Peta ini dikembangkan Center for System Science and Engineering (CSSE) yang merupakan peta real time. Peta bisa diakses di https://gisanddata.maps.arcgis.com/. Semua titik berwarna merah pada peta bisa diklik untuk info kasusnya. Makin besar titiknya, maka makin banyak kejadian infeksi virus corona di lokasi tersebut.
(row/erd) Meski telah lebih dari 2 tahun menghadapi pandemi, masih banyak yang kebingungan membedakan antara Coronavirus dan COVID-19. Keduanya kerap kali digunakan bersamaan karena memang berkaitan satu sama lain. Namun, bukan berarti keduanya memiliki definisi yang sama. Agar tidak lagi memahami Coronavirus, simak ulasan lengkapnya berikut ini! Baca semua artikel tentang coronavirus (COVID-19) di sini. Apa itu coronavirus?
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan sejumlah penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus merupakan virus zoonosis, artinya virus ini menyebar dari hewan ke manusia.
Virus corona pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1960 dalam hidung pasien yang terkena flu biasa ( common cold ). Sebagian besar coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya. Virus ini diberi nama berdasarkan struktur mirip mahkota di permukaannya.
“Corona” dalam bahasa Latin berarti “halo” atau “mahkota”. Dua coronavirus pada manusia, yaitu OC43 dan 229E, adalah virus yang bertanggung jawab atas terjadinya flu biasa. Sementara p enyakit SARS, MERS, dan COVID-19 yang menjadi pandemi saat ini disebabkan oleh tipe coronavirus lain.
Investigasi menunjukkan bahwa virus corona virus corona itu apa SARS (SARS-CoV) ditularkan dari musang ke manusia. Pada wabah MERS, hewan yang menyebarkan coronavirus MERS-CoV ke manusia adalah unta dromedaris. Sementara itu, coronavirus yang menyebabkan COVID-19 (SARS-CoV-2) diduga kuat berasal dari trenggiling. Namun sampai sekarang investigasi asal mula penularan virus ke manusia ini masih terus diselidiki oleh WHO.
Penyebaran coronavirus sama seperti virus yang penyebab flu lainnya, yakni melalui droplet yang keluar ketika batuk, bersin, atau berbicara. Virus ini juga dapat menular apabila Anda menyentuh barang yang terkontaminasi, lalu menyentuh hidung, mata, dan mulut tanpa mencuci tangan.
Perbedaan coronavirus dengan COVID-19 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa coronavirus adalah sekelompok besar virus termasuk SARS-Cov-2 yang menyebabkan COVID-19. Perlu diketahui bahwa ada proses dan tujuan yang berbeda untuk penamaan virus dan penyakit. Virus diberi nama berdasarkan struktur genetiknya untuk membantu pengembangan tes diagnostik, vaksin, dan obat-obatan.
Ahli virologi dan organisasi ilmiah besar melakukan tugas-tugas tersebut.
Pemberian nama virus dilakukan oleh International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV). Sementara penyakit diberi nama untuk memungkinkan para ilmuwan melakukan pengamatan tentang pencegahan penyakit, penyebaran, penularan, keparahan dan pengobatan.
Pemberian nama penyakit secara resmi dilakukan oleh WHO dalam International Classification of Diseases (ICD). Jenis-jenis coronavirus Coronavirus memiliki banyak jenis. Nama virus biasanya dibedakan berdasarkan tingkat keparahan penyakit yang disebabkan dan seberapa jauh penyebarannya. Hampir semua orang pernah terinfeksi virus corona setidaknya sekali seumur hidupnya, biasanya terjadi saat anak-anak. Meskipun umumnya muncul pada musim gugur dan dingin, coronavirus juga bisa virus corona itu apa di Indonesia yang beriklim tropis.
Sejauh ini ada enam jenis virus corona yang diketahui menginfeksi manusia. Empat di antaranya adalah: • 229E • NL63 • 0C43 • HKU1 Dua jenis sisanya adalah coronavirus yang lebih langka, yakni MERS-CoV penyebab penyakit MERS dan SARS-CoV penyebab SARS.
Pada awal Januari 2020, pemerintah Tiongkok melaporkan kasus infeksi coronavirus jenis baru yang menyebabkan gejala mirip pneumonia. Virus tersebut tidak memiliki kesamaan dengan tipe coronavirus mana pun.
Virus tersebut mulanya dikenal sebagai novel coronavirus 2019 (2019-nCoV). Setelah melewati berbagai pengamatan dan penelitian, 2019-nCoV secara resmi berganti nama menjadi SARS-CoV-2. SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dicurigai menular dari hewan kelelawar dan ular ke manusia. Akan tetapi, pada akhir Januari, virus ini juga telah dikonfirmasi menular dari manusia ke manusia.
Gejala infeksi coronavirus Orang yang terinfeksi virus ini akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Gejala infeksi coronavirus biasanya bergantung dari jenis virus dan seberapa serius infeksinya. Jika Anda mengalami infeksi pernapasan atas yang ringan hingga sedang, seperti flu biasa, gejala Anda terkena coronavirus adalah: • Hidung berair • Sakit kepala virus corona itu apa Batuk • Sakit tenggorokan • Demam • Tidak enak badan atau kelelahan (malaise) Jenis virus corona lain bisa menyebabkan gejala yang lebih serius.
Infeksi ini dapat mengarah ke bronkitis dan pneumonia, terutama pada orang-orang dari kelompok berisiko. Beberapa infeksi yang lebih parah akibat coronavirus adalah yang umumnya lebih sering terjadi pada pengidap gangguan hati dan jantung, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, bayi, dan orang tua. Penyakit yang disebabkan oleh coronavirus Beberapa jenis coronavirus adalah penyebab penyakit infeksi virus yang serius.
Berbagai penyakit yang mungkin bisa disebabkan oleh coronavirus adalah sebagai berikut. MERS Sekitar 858 orang meninggal dunia karena MERS, yang pertama kali muncul pada 2012 di Arab Saudi dan di negara lain di Timur Tengah, Afrika, Asia, dan Eropa.
Pada April 2014, orang Amerika pertama mendapat perawatan khusus di rumah sakit karena MERS di Indiana dan kasus lain dilaporkan juga terjadi di Florida. Keduanya diketahui baru kembali dari Arab Saudi. Pada Mei 2015, kejadian luar biasa MERS terjadi di Korea, yang merupakan kejadian luar biasa terbesar di virus corona itu apa Arab. Gejala MERS akibat coronavirus adalah demam, kesulitan bernapas, dan batuk. Penyakit menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang telah terinfeksi.
Namun, semua kasus MERS berkaitan dengan orang yang baru kembali dari perjalanan ke Semenanjung Arab. MERS berakibat fatal pada 30-40% pengidapnya. SARS Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV. Penyakit ini biasanya mengakibatkan pneumonia yang mengancam jiwa. Virus itu awalnya muncul di Provinsi Guangdong di Tiongkok Selatan pada November 2002, hingga akhirnya tiba di Hong Kong. SARS-CoV kemudian mulai menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan menginfeksi orang di 37 negara.
Pada 2003, sebanyak 774 orang meninggal dunia karena kejadian luar biasa SARS. Pada tahun 2015, tidak ada laporan lebih lanjut tentang kasus SARS. Gejala penyakit SARS berkembang dalam waktu seminggu dan diawali dengan demam. Sama seperti flu, gejala yang dirasakan orang dengan penyakit SARS akibat coronavirus adalah: • Batuk kering • Panas dingin • Diare • Sesak napas Pneumonia, infeksi paru-paru parah, mungkin akan berkembang setelahnya. Pada tahap lanjut, SARS menyebabkan kegagalan pada paru-paru, hati, atau jantung.
COVID-19 (Coronavirus disease 2019) Pada akhir Desember 2019, World Health Organization (WHO) mengumumkan kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Pada 7 Januari, novel coronavirus diidentifikasi sebagai penyebab kasus tersebut. Virus yang saat itu dikenal sebagai 2019-nCoV ini belum pernah ditemukan sebelumnya pada manusia.
Penelitian dalam Journal of Medical Virology menyebut bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi virus corona baru ini terpapar daging hewan liar yang dijual di pasar makanan laut Huanan. Pasar Huanan juga menjual hewan liar seperti kelelawar, ular, dan trenggiling. Menurut penelitian tersebut, virus penyebab COVID-19 berasal dari ular.
Virus corona itu apa ini turut menjadi bukti bahwa konsumsi hewan liar bisa meningkatkan risiko penularan penyakit baru. WHO sendiri telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Meski begitu, Wuhan, kota pertama wabah penyakit ini, tidak lagi mencatat kasus baru per 19 Maret 2020.
Hal ini kontras dengan belahan dunia lain yang justru terus mencatatkan kenaikan kasus. Apakah Anda berisiko terkena Covid-19? Cek gejalanya di sini! Bagaimana penyebaran coronavirus? Seperti yang telah disebutkan, coronavirus adalah virus zoonosis.
Artinya, virus ini menular dari hewan ke manusia. Penularan antar-manusia juga bisa terjadi walau belum diteliti secara khusus. Seiring perkembangannya, virus ini dapat menular melalui beberapa cara. Virus MERS-CoV penyebab penyakit MERS dapat menular melalui dua cara. Pertama, dari hewan ke manusia. Dalam hal ini, unta dipercaya sebagai sumber utama virus. Penyakit SARS diketahui berasal dari kelelawar dan musang.
Penularan virus terjadi melalui droplet (percikan air liur), udara atau cairan yang keluar dari sistem pernapasan melalui kontak dekat. Ada pula kemungkinan droplet virus corona penyebab SARS bertahan di udara dan menular melalui perantara ini. Namun, penularan melalui udara lebih umum terjadi di lingkungan rumah sakit. Serupa dengan SARS, COVID-19 awalnya diketahui bersumber dari hewan ular.
Mereka yang awalnya terjangkit virus ini diketahui telah memakan hewan liar di Pasar Huanan Meski begitu, seiring perkembangannya, para ahli meyakini bahwa COVID-19 menular dari orang ke orang melalui droplet dan udara. Itu sebabnya, virus ini juga disebut sebagai virus SARS tipe 2 (SARS-CoV-2). Secara umum, penularan coronavirus terjadi melalui berbagai cara berikut ini.
• Melalui udara (virus keluar dari mereka yang batuk dan bersin tanpa menutup virus corona itu apa. • Sentuhan atau jabat tangan dengan pasien positif. • Menyentuh permukaan benda yang terdapat virus kemudian menyentuh wajah virus corona itu apa, mata, dan mulut) tanpa mencuci tangan. Diagnosis penyakit akibat coronavirus Berikut adalah beberapa cara untuk mendiagnosis coronavirus yang dilakukan oleh dokter untuk mencari informasi tentang virus corona yang mungkin menjangkiti Anda.
• Melihat riwayat kesehatan Anda, termasuk gejala yang Anda rasakan. • Melakukan pemeriksaan fisik. • Melakukan tes darah.
• Melakukan tes laboratorium terhadap dahak, sampel dari tenggorokan melalui tes usap atau PCR, atau spesimen pernapasan lainnya. Jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan, Anda perlu memberi tahu dokter soal lokasi yang baru Anda kunjungi atau kontak dengan hewan. Sebagian besar infeksi MERS-CoV ditemukan berasal dari Semenanjung Arab. Sementara itu, untuk SARS-CoV umumnya berasal dari daerah Tiongkok. Penting pula untuk memberi tahu dokter apabila Anda baru saja dari daerah wabah atau tempat-tempat umum yang dicurigai terinfeksi virus ini.
Kontak dengan hewan-hewan pembawa virus ini, seperti unta dan ular, atau menggunakan produk berbahan unta juga penting untuk disampaikan demi membantu diagnosis penyakit akibat coronavirus. Bagaimana mengobati penyakit akibat coronavirus? Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona pada manusia, begitu juga dengan COVID-19 yang kini tengah mewabah.
Sebagian besar penyakit akibat virus termasuk COVID-19 adalah self-limiting disease. Artinya, penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya. Walau demikian, ada hal-hal yang dapat meredakan gejala penyakit akibat coronavirus, antara lain: • Minum obat flu, obat pereda nyeri, dan pereda demam yang disarankan seperti paracetamol.
• Gunakan pelembap ruangan atau mandi dengan air panas untuk melegakan sakit tenggorokan dan batuk. • Jika Anda mengalami sakit ringan, Anda perlu banyak menambah asupan cairan melalui air putih dan makanan berkuah dan bernutrisi. • Memperbanyak istirahat. • Mengonsumsi vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, kombinasikan dengan beberapa vitamin dan mineral seperti vitamin A, E, D, serta B kompleks.
Pencegahan penularan coronavirus Untuk mencegah infeksi virus corona itu apa ini, Anda dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Anda dapat mengonsumsi makanan bergizi untuk mempertahankan sistem imun Anda.
Pasalnya, penyakit akibat virus umumnya dapat dicegah dengan ketahanan tubuh yang baik. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan, antara lain. • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik. • Menggunakan masker saat berpergian ke luar rumah atau saat berinteraksi dengan orang lain.
• Menjaga jarak minimal 2 meter dengan orang lain. • Hindari menyentuh wajah (hidung, mulut, dan mata) dengan tangan yang kotor. • Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit atau bergejala. • Hindari daerah di mana infeksi/wabah terjadi. • Bersihkan barang yang sering Anda sentuh. • Tutupi virus corona itu apa Anda saat batuk dan bersin dengan tisu dan segera cuci tangan. • Menjalani vaksinasi flu atau vaksinasi Covid-19. • Melakukan karantina mandiri (berdiam diri) di rumah jika sakit.
Seluruh dunia saat ini juga sedang menerapkan physical distancinguntuk pandemi COVID-19 dengan membatasi aktivitas di luar rumah serta kontak dengan orang lain.
Ini adalah cara yang efektif untuk mengurangi risiko penularan dan meratakan kurva pandemi COVID-19. Ji, W., Wang, W., Zhao, X., Zai, J., & Li, X.
(2020). Cross‐species transmission of the newly identified coronavirus 2019‐nCoV. Journal of medical virology, 92(4), 433-440. https://doi.org/10.1002/jmv.25682 CDC. (2020).Coronavirus - About - Prevention and Treatment. Retrieved January 12, 2022, from https://www.cdc.gov/coronavirus/about/prevention.html MedlinePlus.
(2020). Coronavirus Infections - Coronavirus. Retrieved January 12, 2022, from https://medlineplus.gov/coronavirusinfections.html WHO. (2020). Coronavirus. Retrieved January 12, 2022, from https://www.who.int/health-topics/coronavirus WHO. (2020).Q&A on coronaviruses. Retrieved January 12, 2022, from https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses Naming the coronavirus disease (COVID-19) and the virus that causes it.
(n.d.). Retrieved January 12, 2022, from https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and-the-virus-that-causes-it
KOMPAS.com - Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 sedang mewabah di banyak negara di dunia.
Tahukah kamu apa itu wabah virus Corona? Virus Corona Dikutip dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), pada akhir Desember 2019, otoritas kesehatan masyarakat China melaporkan sejumlah kasus sindrom pernafasan akut di Kota Wuhan, provinsi Hubei, China. Ilmuwan China segera mengidentifikasi virus Corona baru sebagai agen penyebab utama. Penyakit ini sekarang disebut sebagai Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19. Penyebab COVID-19 disebut sindrom pernafasan akut parah Corona Virus 2 (SARS CoV-2).
Ini adalah jenis baru virus corona yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Wabah awal di Wuhan menyebar dengan cepat, memengaruhi wilayah lain di China. Kasus-kasus serupa segera terdeteksi di beberapa negara lain.
Hampir di setiap benua terdapat negara yang terjangkit virus Corona seperti Asia, Eropa, Australia, Afrika dan Amerika. Baca juga: Virus: Sejarah, Ciri-ciri dan Penyebarannya Mengutip World Health Organization (WHO), COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan.
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami penyakit pernafasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa virus corona itu apa memerlukan perawatan khusus.
Orang lanjut usia (lansia) yang berusia di atas 60 tahun dan yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernafasan kronis, dan kanker, memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah hingga kematian. Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan COVID-19 adalah mempunyai wawasan memadai mengenai penyakit tersebut dan cara penyebarannya.
Jakarta - Virus Corona saat ini telah menginfeksi lebih dari 100 negara di dunia dan mengakibatkan 6.400 orang meninggal dunia. WHO pun telah menyatakan virus Corona sebagai pandemi.
Artinya, virus Corona telah menyebar ke hampir seluruh dunia dan populasi dunia kemungkinan akan terkena infeksi dari virus ini. Jadi, sebagian dari populasi dunia akan jatuh sakit.
Penyebab Virus Corona Sampai saat ini belum diketahui penyebab dari virus Corona, virus corona itu apa diketahui virus ini disebarkan oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk manusia. Diketahui virus Corona berasal dari Kota Wuhan di China dan muncul pada Desember 2019. Bahaya Virus Corona Berdasarkan penelitian, bahaya virus Corona bisa menyebabkan kematian.
Bahkan, pasien yang terinfeksi dan sembuh akan mengalami kerusakan permanen pada paru-paru dan antibodi. Baca juga: Kemenkes Pastikan Info 'Driver Ojol Positif Corona Berkeliaran' Hoax! Gejala Virus Corona Virus Corona muncul dengan beberapa gejala yang berbeda-beda pada tubuh pasiennya. Namun, secara umum, gejala virus Corona adalah flu, demam, batuk, hingga sesak napas. Penyembuhan Virus Corona Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk mengobati virus Corona.
Namun, tercatat ada beberapa orang yang telah sembuh dari virus Corona setelah menjalani isolasi serta perawatan di rumah sakit.
Di Indonesia, misalnya, per 15 Maret 2020, pemerintah mengklaim telah ada 8 orang yang sembuh dari virus Corona.
Hal itu didasari dua kali pemeriksaan spesimen tidak ditemukan kembali virus Corona dalam tubuh. (pay/erd)
Coronavirus (COVID-19) adalah penyakit berjangkit yang berpunca daripada virus corona yang baru ditemui.
Kes pertama yang dilaporkan adalah pada Disember 2019 di Wuhan, China. COVID-19 menyerang manusia dalam cara yang berbeza. Simptom-simptom virus ini adalah seperti demam, batuk kering dan keletihan. Bagi warga emas, kanak-kanak dan pengidap penyakit kritikal seperti masalah jantung, diabetes, masalah pernafasan yang kronik, dan kanser adalah berisiko tinggi untuk terkena jangkitan. Simptom serius adalah seperti sukar bernafas atau nafas pendek, sakit dada atau terasa tertekan di bahagian dada dan pergerakan yang terhad.
COVID-19 berjangkit melalui tranmisi zarah pernafasan manusia dan sentuhan. Virus corona itu apa berada dalam jarak yang dekat dengan pesakit yang mempunyai simptom, transmisi zarah akan mudah berlaku apabila mulut dan hidung mereka terdedah. Transmisi zarah juga akan mudah berlaku dikawasan sekeliling pesakit. Terdapat beberapa cara pencegahan yang digariskan oleh World Health Organization (WHO) untuk melambatkan transmisi COVID-19, • Basuh tangan menggunakan sabun dengan kerap atau gunakan hand sanitizer dengan alchohol.
• Kekalkan jarak sekurang-kurangnya 1 meter daripada orang yang dijangkiti batuk atau selsema. • Kurangkan meletakkan tangan dikawasan muka. • Tutup mulut dan hidung apabila batuk atau bersin. • Duduk dirumah jika berasa tidak sihat. • Kurangkan merokok atau aktiviti lain yang melemahkan jantung. • Amalkan penjarakkan bagi mengelakkan berada dalam kumpulan orang yang ramai atau sesak. Sentiasa amalkan kebersihan diri dan segera berjumpa doktor jika berasa kurang sihat atau mengalami simptom – simptom jangkitan.
Foto : Laman web rasmi Kementerian Kesihatan Malaysia Rujukan : • World Health Organization. Modes of transmission of virus causing COVID-19: implication for IPC precaution recommendations; 2019. https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/modes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations Tarikh Input: 30/08/2020 - Kemaskini: 04/12/2020 - aslamiah
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.
Penyakit akibat infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari Coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai dari lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak dan bayi, sampai ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona yang disebut COVID-19 ( Corona Virus Disease 2019) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Virus ini menular dengan sangat cepat dan menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara memberlakukan kebijakan lockdown untuk mencegah virus Corona makin meluas. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang termasuk dalam kelompok Coronavirus adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome ( MERS).
Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yakni Coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Bila Anda memerlukan pemeriksaan COVID-19, klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat: • Rapid Test Antibodi • Swab Antigen (Rapid Test Antigen) • PCR Tingkat Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19) Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 15 Maret 2022 adalah 5.914.532 orang, dengan jumlah kematian 152.745 jiwa.
Dari angka tersebut, diketahui tingkat kematian ( case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 2,6%. Jumlah ini menurun dari 3,4% pada bulan Januari 2022 virus corona itu apa.
Jika dilihat berdasarkan usia, kelompok usia >60 tahun memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Sedangkan, bila dilihat dari jenis kelamin, 52,3 % penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 47,7% sisanya adalah perempuan. Meski jumlah kematian akibat COVID-19 tergolong tinggi, angka kesembuhan dari COVID-19 juga terus bertambah. Data terakhir menyebutkan, jumlah penyintas atau orang yang pernah terinfeksi virus Corona kemudian sembuh adalah 5.462.344 orang.
Gejala Virus Corona (COVID-19) Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita COVID-19 dengan gejala berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, atau nyeri dada.
Keluhan tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu: • Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius) • Batuk kering • Sesak napas Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu: • Diare • Sakit kepala • Konjungtivitis • Hilangnya kemampuan mengecap rasa • Hilangnya kemampuan untuk mencium bau ( anosmia) • Ruam di kulit Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari virus corona itu apa 2 minggu setelah penderita terpapar virus Corona.
Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi ini disebut happy hypoxia. Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR.
Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah Anda, klik di sini. Kapan harus ke dokter Segera lakukan isolasi mandiri jika Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas, virus corona itu apa jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19.
Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Bila Virus corona itu apa menduga telah terpapar virus Corona tetapi tidak mengalami gejala apa pun atau bergejala ringan, tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit.
Anda cukup isolasi mandiri di rumah selama 10 hari sejak munculnya gejala, ditambah dengan 3 hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan. Jika muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan yang perlu dilakukan dan obat yang perlu dikonsumsi. Bila Anda memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, jangan langsung ke rumah sakit, karena risiko Anda tertular atau menularkan virus Corona ke orang lain akan meningkat.
Anda dapat membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi ALODOKTER agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat membantu Anda. ALODOKTER juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus Corona dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar di bawah ini. Penyebab Virus Corona (COVID-19) Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh C oronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan.
Pada sebagian besar kasus, C oronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, MERS ( Middle-East Respiratory Syndrome) dan SARS ( Severe Acute Respiratory Syndrome).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu: • Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin • Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19 • Melakukan kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19 Virus Corona juga bisa menular melalui benda-benda yang sering disentuh, misalnya uang, gagang pintu, atau permukaan meja.
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.
Karena mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh sebab itu, para tenaga medis dan orang-orang yang sering kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO, terdapat beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Varian yang dimaksud dibagi menjadi dua jenis, yaitu variant of concern (VOC) dan variant of interest (VOI).
VOC adalah varian virus SARS-CoV-2 yang dapat meningkatkan risiko penularan COVID-19 dengan cepat, memperparah gejala, dan mengurangi efektivitas terapi. Berikut ini adalah jenis variant of concern tersebut: • Varian Alfa (B.1.1.7) yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020. • Varian Beta (B.1.351/B.1.351.2/B.1.351.3) yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2020.
• Varian Gamma (P.1/P.1.1/P.1.2) yang pertama kali ditemukan di Brazil pada November 2020. • Varian Delta (B.1.617.2/AY.1/AY.2/AY.3) yang pertama kali ditemukan di India pada Oktober 2020. • Varian Omicron (B.1.1.529) yang pertama kali ditemukan di beberapa negara pada November 2021.
Sementara itu, VOI adalah varian yang saat ini sedang diteliti karena dicurigai berpotensi menjadi VOC. Jenis varian tersebut adalah: • Varian Lamda (c.37) yang pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020.
• Varian Mu (B.1621) yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021. Diagnosis Virus Corona (COVID-19) Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien tinggal di daerah atau baru saja bepergian ke wilayah yang memiliki banyak kasus COVID-19, serta apakah pasien kontak dengan penderita atau orang yang diduga terinfeksi virus Corona sebelum gejala muncul.
Selanjutnya, guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut: • Rapid test, untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh dalam melawan virus Corona • Rapid test antigen, untuk mendeteksi antigen, yaitu protein yang ada di bagian terluar virus • Swab test atau tes PCR ( polymerase chain reaction), untuk mendeteksi virus Corona di dalam lapisan hidung • CT scan atau Rontgen dada, untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru • Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih dan C-reactive protein Hasil rapid test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang sudah terinfeksi virus Corona, tetapi bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman atau virus yang lain.
Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum tentu menandakan bahwa Anda mutlak terbebas dari virus Corona. Pengobatan Virus Corona (COVID-19) Pada pasien bergejala ringan atau tanpa gejala, dokter akan menyarankan untuk isolasi mandiri di rumah, sambil tetap melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah: • Merujuk pasien dengan gejala berat untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan • Meresepkan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien • Menganjurkan pasien untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup • Menganjurkan pasien untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh Sementara, pada pasien dengan gejala berat, dokter akan memberikan rujukan untuk menjalani karantina di rumah sakit rujukan.
Metode perawatan yang dapat diberikan antara lain: • Pemberian infus cairan agar tetap terhidrasi • Pemasangan ventilator atau alat bantu napas • Pemberian obat, seperti pengencer darah, antiperadangan, antiinterleukin-6 (IL-6), remdesivir, atau favipiravir Komplikasi Virus Corona (COVID-19) Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut ini: • Pneumonia(infeksi paru-paru) • Infeksi sekunder pada organ lain • Gagal ginjal • Acute cardiac injury • Acute respiratory distress syndrome • Kematian Di samping itu, ada pula istilah long haul COVID-19.
Istilah ini merujuk kepada seseorang yang sudah dinyatakan sembuh melalui hasil negatif pemeriksaan PCR, tetapi tetap mengalami keluhan, seperti lemas, batuk, nyeri sendi, nyeri dada, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar, atau demam yang hilang timbul.
Pencegahan Virus Corona (COVID-19) Saat ini, Indonesia sedang menjalankan program vaksinasi COVID-19 secara bertahap. Hingga Maret 2022, data menunjukkan 92,89% penduduk telah menerima vaksin dosis pertama dan sekitar 72,88% telah menerima vaksin dosis kedua. Tambahannya, sebanyak 6,67% penduduk sudah menerima vaksin booster. Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap virus Corona.
Selain itu, vaksinasi juga bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Dengan begitu, masyarakat yang tidak dapat menjalani vaksin karena memiliki kondisi tertentu, seperti reaksi alergi berat terhadap vaksin, dapat terlindungi. Untuk mencapai tujuan di atas, vaksin COVID-19 kini sudah dapat diberikan pada anak usia 6–18 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sementara untuk orang yang memiliki riwayat penyakit atau menderita kondisi tertentu, vaksinasi bisa dilakukan, tetapi harus ada izin dari dokter.
Vaksinasi merupakan cara terbaik untuk mencegah COVID-19. Namun, Anda juga tetap harus menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus Corona, yaitu: • Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari virus corona itu apa lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
• Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan atau mengikuti ibadah di hari raya. • Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
• Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan. • Tingkatkan daya tahan tubuh dengan menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres. • Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek. • Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
• Jaga kebersihan lingkungan dan kebersihan rumah, termasuk benda-benda yang sering disentuh. Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu: • Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu.
Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain. • Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan. • Hubungi pihak rumah sakit untuk menjemput bila gejala yang Anda alami bertambah berat. • Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Virus corona itu apa benar-benar sembuh. • Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
• Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain. • Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain. • Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
Perlu diketahui, kondisi-kondisi yang perlu ditangani langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, akan dilakukan dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19.
Tujuannya adalah agar Anda tidak tertular virus Corona selama di rumah sakit. Apabila Anda ingin mendapatkan virus corona itu apa banyak informasi mengenai gejala, pencegahan, dan penanganan infeksi virus Corona, silakan download aplikasi ALODOKTER di Google Play atau App Store.
Melalui aplikasi ALODOKTER, Anda juga bisa chat langsung dengan dokter dan membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit.Pada manusia, beberapa Virus Corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona yang paling baru ditemukan menyebabkan penyakit Virus Corona COVID-19.
Apa itu COVID-19? COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019. Apa saja gejala COVID-19?
Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan mulai secara bertahap.
Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi tidak mengembangkan gejala apa pun dan merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.
Akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020 dunia kesehatan dihebohkan dengan merebaknya virus misterius di China yang telah menyebar ke negeri-negeri lain.
Belakangan diketahui bahwa itu adalah virus corona, atau coronavirus, yang dapat menyebabkan penyakit berbahaya .
Apa itu virus corona? Bagaimana cara penyebaran virus corona? Apa penyakit yang disebabkan oleh virus corona? Artikel ini akan mengulas secara garis besar mengenai virus corona: definisi, cara penyebaran atau penularannya, ciri-ciri sudah tertular virus ini, penyakit-penyakit yang disebabkannya, dan cara mencegah penularannya.
Informasi dalam artikel ini dirangkum dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, silakan lihat bagian “sumber referensi” di akhir artikel untuk melihat sumber-sumbernya. Apa Itu Virus Corona? Virus corona (coronavirus, disingkat CoV) adalah keluarga besar virus yang terdiri dari banyak jenis virus. Berbagai jenis virus corona itu dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari batuk pilek biasa hingga yang lebih berbahaya seperti sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).
Virus corona adalah zoonosis, artinya cara penyebaran virus ini bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Penyelidikan yang telah dilakukan secara terperinci menemukan bahwa SARS-CoV ditularkan dari musang ke manusia, dan MERS-CoV dari unta arab ke manusia. Tetapi ada beberapa jenis virus corona pada hewan yang sampai saat ini diketahui belum menginfeksi manusia.
Pada virus corona itu apa Desember 2019, kantor WHO di China diberitahu tentang kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kemudian pada 7 Januari 2020 pihak berwenang China mengidentifiasikan bahwa penyebabnya adalah virus corona baru (novel coronavirus). Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO memberi nama khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, yaitu COVID-19 yang adalah singkatan dari coronavirus disease 2019 (penyakit virus corona 2019).
Belakangan virus corona baru itu juga diberi nama SARS-CoV-2, singkatan dari severe acute respiratory syndrome coronavirus 2. Wabah di Wuhan itu dikaitkan dengan pasar makanan laut dan pasar hewan hidup yang besar di sana, mengingat cara penyebaran virus corona yang melalui hewan. Belakangan semakin banyak pasien dilaporkan tidak mengunjungi pasar hewan, yang menunjukkan bahwa penyebarannya dari orang ke orang. Tidak hanya di China, kasus infeksi virus tersebut juga dilaporkan terjadi di Italia, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Jepang, Malaysia, Australia, Jerman, Amerika Serikat, Prancis, Indonesia, dan banyak negara lainnya (lebih dari 100 negara).
Di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 dilaporkan kasus positif COVID-19 yang pertama. Dan saat artikel ini ditulis, penyelidikan sedang berlangsung untuk mempelajari virus ini lebih lanjut.
Bagaimana Cara Penyebaran Virus Corona? Meski virus corona berasal dari hewan, namun cara penyebaran virus ini pada manusia umumnya menular dari orang yang telah terinfeksi ke orang lain dari jarak dekat (sekitar 6 kaki atau 180 cm).
Apa saja cara penularan virus corona dari orang ke orang itu? Diperkirakan penularannya bisa melalui: • Udara, melalui bersin dan batuk • Kontak fisik langsung, misalnya melalui sentuhan atau berjabat virus corona itu apa • Menyentuh benda atau permukaan yang telah terkontaminasi virus, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan • Kontaminasi tinja (jarang terjadi) Credit Photo: Wavebreakmedia / iStock Virus corona dianggap paling menular saat seseorang yang terinfeksi telah menunjukkan gejala-gejala.
Karena itu disarankan untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dan menghindari kontak langsung dengan seseorang yang memiliki gejala mirip flu. Baca keterangan lebih lengkap tentang cara penularan penyakit ini di artikel ini: “ Bagaimana Sebenarnya Cara Penularan Virus Corona?” Apa Saja Gejala Tertular Virus Corona Itu? Jenis virus corona yang umum menyerang manusia, seperti tipe 229E, NL63, OC43, dan HKU1, biasanya virus corona itu apa dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas yang ringan hingga sedang, misalnya batuk pilek biasa.
Kebanyakan orang pernah terinfeksi virus tersebut. Dan penyakit yang disebabkan oleh virus corona itu biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat. Apa saja gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus corona yang umum pada manusia itu? Berikut beberapa yang sering muncul: • Hidung meler • Sakit kepala • Batuk • Sakit tenggorokan • Demam • Perasaan tidak enak badan Virus corona pada manusia kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah, misalnya pneumonia atau bronkitis.
Namun hal itu lebih sering dialami oleh orang yang mengidap penyakit jantung dan pembuluh darah, orang yang punya sistem kekebalan yang lemah, anak bayi, dan lansia.
Gejala Infeksi Penyakit Corona COVID-19 Untuk infeksi jenis penyakit corona yang baru mewabah belakangan ini, yaitu COVID-19, dilaporkan bahwa orang yang telah terinfeksi mengalami tingkat keparahan gejala yang bervariasi. Ada yang tanpa gejala, hanya sedikit gejala, hingga yang gejalanya sangat parah.
Berikut adalah gejala-gejala infeksi corona COVID-19 yang mesti diwaspadai: • Demam • Batuk • Sesak napas Lembaga Centers for Disease Control and Prevention meyakini bahwa gejala-gejala tersebut dapat muncul dalam 2 – 14 hari setelah seseorang terkena virus. Ini didasarkan atas apa yang telah diamati sebelumnya pada masa inkubasi virus MERS-CoV.
Baca keterangan lebih lengkap mengenai virus corona itu apa penyakit COVID-19 di artikel ini: “ Apa Saja Ciri-Ciri Terkena Virus Penyakit COVID-19?” Gejala Infeksi Jenis Virus Corona Lainnya Dua jenis virus corona pada manusia, MERS-CoV dan SARS-CoV, diketahui dapat menyebabkan penyakit yang memiliki gejala-gejala cukup berat.
Apa saja gejala yang ditimbulkan oleh virus corona itu? Gejala infeksi MERS-CoV biasanya terdiri dari demam, batuk, dan sesak napas yang sering berlanjut menjadi pneumonia. Sekitar 3 atau 4 dari setiap 10 pasien yang dilaporkan terinfeksi MERS-CoV meninggal dunia.
Kasus MERS terus terjadi, terutama di negeri-negeri Semenanjung Arab. Sedangkan pada infeksi SARS-CoV, gejala-gejala yang umumnya ditimbulkan antara lain demam, menggigil, dan sakit badan yang biasanya berlanjut menjadi pneumonia. Tidak seperti penyakit MERS, tidak ada kasus penyakit SARS pada manusia yang dilaporkan di mana pun di dunia sejak 2004. Apabila Anda mengalami gejala-gejala seperti di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Beritahukan padanya jika Anda baru-baru ini habis bepergian ke daerah yang terdapat kasus COVID-19 atau jika pernah bertemu dengan orang yang positif COVID-19. Dan beritahukan juga pada dokter jika Anda baru saja dari negeri di Semenanjung Arab, mengingat sebagian besar kasus infeksi MERS-CoV terjadi di sana. Apa Saja Penyakit yang Disebabkan oleh Virus Corona Itu? Virus corona terdiri dari empat sub-kelompok utama, yaitu alfa, beta, gama, dan delta.
Virus corona pada manusia pertama kali diidentifikasi pada pertengahan tahun 1960-an. Hingga sekarang telah diidentifikasi ada tujuh virus corona yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia: • 229E (virus corona alfa) • NL63 (virus corona alfa) • OC43 (virus corona beta) • HKU1 (virus corona beta) • MERS-CoV (virus corona beta yang menyebabkan penyakit MERS) • SARS-CoV (virus corona beta yang menyebabkan SARS) • SARS-CoV-2 (virus corona yang baru diidentifikasi di akhir tahun 2019) Jenis virus corona yang paling sering menyebabkan penyakit pada manusia ialah tipe 229E, NL63, OC43, dan HKU1.
Apa penyakit yang disebabkan oleh virus corona itu? Pada umumnya keempat tipe itu menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan atas yang ringan hingga sedang. Contohnya adalah sakit batuk pilek biasa (common cold). Pada kasus yang lebih jarang, keempat tipe itu juga dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, virus corona itu apa bronkitis dan pneumonia. Credit Photo: Kateryna Kon / 123rf Kadang-kadang virus corona yang menginfeksi hewan dapat berkembang dan menyerang manusia sehingga menjadi jenis virus corona yang baru pada manusia.
Tiga contoh kasus seperti ini adalah virus SARS-CoV, MERS-CoV, dan yang terbaru SARS-CoV-2.
Apa penyakit yang disebabkan oleh ketiga jenis virus corona itu? Virus SARS-CoV menyebabkan sindrom pernapasan akut parah (SARS); virus MERS-CoV menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS); dan virus SARS-CoV-2 diidentifikasi sebagai penyebab mewabahnya penyakit pneumonia di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Pada hari Selasa tanggal 11 Februari 2020, WHO memberi nama khusus untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2, yaitu COVID-19. Ini singkatan dari coronavirus disease 2019.
Bagaimana Cara Mencegah Penularan Virus Corona? Sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin untuk melindungi diri terhadap infeksi virus corona. Tetapi Anda bisa berupaya mencegah penularan virus corona dengan cara: • Sering mencuci tangan dengan virus corona itu apa dan air mengalir selama setidaknya 20 detik atau dengan hand sanitizer berbahan dasar alkohol • Menghindari menyentuh virus corona itu apa, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci bersih • Menghindari kontak dekat dengan siapapun yang memiliki gejala-gejala batuk pilek atau flu • Memakai masker saat berada di wilayah yang banyak terjadi kasus virus corona • Memasak daging dan telur sampai benar-benar matang • Menghindari kontak tanpa pelindung dengan hewan ternak atau hewan liar Untuk informasi mengenai cara mencuci tangan yang benar dan saksama silakan baca artikel ini “ Langkah-Langkah Mencuci Tangan Menurut WHO“.
Untuk informasi mengenai cara memakai masker yang benar untuk mencegah penyebaran virus corona silakan baca artikel ini “ Cara Pakai Masker yang Benar Menurut WHO“. Cara Mencegah Penularan Virus Corona ke Orang Lain Apabila Anda sedang mengalami gejala-gejala batuk pilek, ada baiknya Anda memikirkan kepentingan orang lain. Lindungi orang lain agar tidak tertular dengan cara berikut: • Tetap tinggal di rumah saat sedang sakit • Hindari kontak dekat dengan orang lain • Tutupi mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk atau bersin.
Langsung buang tisu ke tempat sampah dan cuci tangan Anda. • Mencuci tangan setelah batuk atau bersin • Bersihkan dan sterilkan benda-benda dan permukaan di sekitar Anda • Memakai masker agar cairan dari hidung atau dari batuk dan bersin tidak mengenai orang lain. Jika sudah terkena infeksi virus corona dan mengalami gejala-gejala, apa yang bisa dilakukan untuk mengobati gejala-gejala itu?
Saat ini belum ada obat yang khusus untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Tetapi Anda bisa meringankan gejala-gejalanya dengan: • Minum obat untuk pereda rasa sakit dan untuk penurun demam (Catatan: Jangan berikan obat aspirin pada anak-anak) • Mandi air hangat untuk membantu meringankan sakit tenggorokan dan batuk-batuk Jangan pergi bepergian apabila Anda mengalami gejala batuk pilek.
Segeralah periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami demam, batuk, dan susah bernapas. Beritahukan juga pada dokter apabila Anda belakangan ini baru dari negera-negara yang dilaporkan terdapat kasus virus corona.
Baca keterangan mengenai panduan pencegahan penularan virus corona oleh WHO dan Kemenkes Indonesia di artikel ini: Pencegahan Penularan Virus Corona Menurut WHO & Kemenkes Kesimpulan tentang Virus Corona Apa itu virus corona? Virus corona (coronavirus, disingkat CoV) adalah sekelompok besar virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari batuk pilek biasa (common cold) hingga yang parah seperti bronkitis, pneumonia, penyakit SARS, dan penyakit MERS.
Bagaimana cara penyebaran virus corona? Virus corona pada manusia umumnya menular dari orang ke orang. Cara penyebaran virus corona dari orang ke orang antara lain melalui udara (bersin dan batuk); kontak dekat (sentuhan atau berjabat tangan); menyentuh benda atau permukaan yang terkena virus lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata; dan kontaminasi tinja. Apa saja gejala tertular virus corona?
Beberapa gejala yang sering muncul antara lain hidung meler, sakit kepala, virus corona itu apa, sakit tenggorokan, demam, dan perasaan tidak enak badan. Apa gejala tertular virus penyakit corona COVID-19? Beberapa gejala yang mesti diwaspadai yaitu batuk, demam, dan sesak napas. Segeralah periksa ke dokter jika Anda mengalaminya. Apa saja penyakit yang disebabkan oleh virus corona?
Beberapa contoh penyakit yang dapat disebabkan virus corona yaitu batuk pilek biasa, pneumonia, bronkitis, penyakit MERS, dan penyakit SARS. Bagaimana cara mencegah penularan virus corona? Karena belum ada vaksin untuk melindungi diri dari infeksi virus ini, maka setiap orang perlu mengupayakan kebersihan pribadi untuk mencegah penyebaran virus ini. Caranya yaitu dengan sering mencuci tangan hingga bersih; tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum dicuci; dan menghindari kontak dekat dengan orang sakit.
Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang virus corona. Semoga informasi ini dapat menambah kewaspadaan Anda terhadap virus yang sedang ramai dibicarakan ini. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com. Sumber Referensi: World Health Organization. Coronavirus.
URL: https://www.who.int/health-topics/coronavirus Centers for Disease Control and Prevention. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). URL: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/index.html Centers for Disease Control and Prevention. Coronavirus. URL: https://www.cdc.gov/coronavirus/index.html