Ahli Mikrobiologi Kesehatan Sumsel, Prof. Dr.H.Yuwono, M.Biomed ketika dikonfirmasi menjelaskan panjang lebar menjawab keluhan tersebut. Baik itu apa saja syarat-syarat orang yang boleh vaksin booster dan yang sebaiknya tidak vaksin booster. Apa manfaat vaksin booster mengingat contoh kasus meskipun sudah divaksin booster masih kena covid-19. "Jadi kalau ada orang habis divaksin booster terus demam itu biaso.
Itu namanya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)," ungkap Prof. Dr.H.Yuwono, M.Biomed kepada Sripoku.com, Selasa (8/2/2022). Yuwono yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Pusri Palembang sendiri mengaku saat dirinya divaksin booster bulan Agustus 2021 juga merasakan efek demam. Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini: Ini Deretan Sanksi Baru AS dan Inggris untuk Rusia Jelang Perayaan Hari Kemenangan Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Senin 9 Mei 2022 Sentimen The Fed Bisa Jadi Momentum Beli Saham, Tapi… Sentimen The Fed Bisa Jadi Momentum Beli Saham, Tapi… LIVE : Harga emas 24 karat Pegadaian hari ini (08:19 WIB) LIVE : Proyeksi analis soal IHSG setelah libur Lebaran (07:58 WIB) Bisnis.com, JAKARTA - Ketika proses vaksinasi covid-19 sudah dimulai di banyak negara, muncul laporan sejumlah efek samping yang muncul.
Efek samping yang sering dilaporkan dari vaksin Covid-19 yakni kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot. Kelelahan telah dilaporkan oleh sekitar 63 persen subjek penelitian yang menerima vaksin, sementara sakit kepala dan nyeri otot masing-masing memengaruhi sekitar 55 dan 38 persen peserta.
Sejumlah kecil peserta melaporkan menggigil, nyeri sendi, atau demam setelah vaksinasi. Dr Matthew Heinz berkata reaksi terhadap kenapa habis vaksin corona demam kedua cenderung lebih merupakan respon yang intens, yang masuk akal, mengingat sistem kekebalan Anda sudah terpapar. “Ketika mendapat dosis lain, maka akan ada semacam respons yang lebih cepat dan lebih kuat. Itu sangat masuk akal secara imunologis, ”tambahnya.
"Dalam studi klinis dengan vaksin, sebagian besar efek sampingnya ringan sampai sedang," kata MHRA. Semisal, sebagian besar efek samping vaksin AstraZeneca sembuh dalam beberapa hari, dengan beberapa masih ada seminggu setelah vaksinasi. Efek samping yang umum dari vaksin ini adalah: Nyeri, nyeri, hangat, kemerahan, gatal, bengkak atau memar di tempat suntikan diberikan. Umumnya merasa tidak enak badan Merasa lelah (kelelahan) Menggigil atau merasa demam Sakit kepala Merasa sakit (mual) Nyeri sendi atau nyeri otot.
Efek samping umum lainnya - mempengaruhi hingga satu dari 10 orang - termasuk: Benjolan di tempat suntikan Demam Sedang sakit (muntah) Gejala mirip flu, seperti demam tinggi, radang tenggorokan, pilek, batuk dan menggigil. Dr Heinz menyarankan agar orang-orang mungkin ingin menjadwalkan vaksinasi mereka pada saat kondisi lebih fit untuk mengelola potensi efek samping seperti kelelahan atau sakit kepala. “Jangan lakukan itu pada jam 9 pagi dalam perjalananmu ke kantor. Lakukan di penghujung hari, jika Anda bekerja dengan jam kenapa habis vaksin corona demam normal, atau hari di mana Anda libur, "katanya.
Jika Anda mengalami nyeri di sekitar tempat suntikan, mungkin diobati dengan obat yang dijual bebas. Obat-obatan tersebut juga dapat membantu meredakan demam, sakit kepala, nyeri otot, atau nyeri sendi.
" Terpopuler • Sinopsis Film Viral, Sci-fi Horor tentang Virus Mematikan di Bioskop Trans TV • 4 Langkah Penting Penanganan Hepatitis Akut • Bunda, Begini Cara Mengelola THR Anak agar Tak Habis Sia-sia • 4 Tanda Jantung Anda Bermasalah pada Kaki Anda • Lagi Kenapa habis vaksin corona demam Daun, Ini 3 Karakter Utama Drakor The Sound of Magic
KOMPAS.com - Kita tentu sudah sering mendengar cerita tentang efek demam yang muncul usai vaksinasi, bukan?
Ketika anak-anak mendapatkan vaksin tertentu, pada malam harinya mereka kerap mengalami demam atau setidaknya perasaan tak nyaman pada tubuh. Lantas, bagaimana dengan vaksin Covid-19?
Sejumlah laporan di Amerika Serikat menyebutkan, gejala pada tubuh akibat vaksin ini amat beragam. Baca juga: Adakah Efek Samping Vaksin Covid-19 pada Tubuh Seperti halnya semua vaksin lain, kita pun mungkin mengalami beberapa efek samping usai vaksinasi.
Mungkin akan ada rasa nyeri atau bengkak di tempat suntikan, dan mungkin rasa demam, kelelahan, ataupun sakit kepala.
Bagi kebanyakan orang, efek samping vaksin ini bisa menjadi amat ringan atau sedang, dan bertahan 1-2 hari. Namun, bagi sebagian orang lain, efek sampingnya bisa membuat mereka merasa seperti sedang flu, atau memengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, demam adalah efek samping yang umum dari vaksinasi. Jadi, penting untuk mengetahui apa yang harus dilakukan ketika kita mengalami demam setelah mendapatkan vaksin Covid-19. Baca juga: Strain Baru Virus Corona Ditemukan, Bagaimana Nasib Vaksin? "Saat divaksin, sistem kekebalan tubuh akan diaktifkan untuk membangun respons perlindungan terhadap protein virus," kata Dr Sanjeev Jain, MD, dokter spesialis imunologi dan penyakit dalam di Columbia Asthma and Allergy Clinic.
Karena sistem kekebalan tubuh dihidupkan oleh vaksin, maka tubuh akan meresponsnya, sering kali dengan memanaskan diri dari dalam. "Ketika mediator inflamasi menyebar ke seluruh tubuh, kita juga dapat kenapa habis vaksin corona demam demam, nyeri otot, dan sakit kepala," kata Dr. Jain.
Namun, jika tidak ada demam, itu tidak berarti sistem kekebalan tidak merespons vaksin dengan baik. Menurut Cleveland Clinic, lebih dari 50 persen orang yang divaksin tidak mengalami efek samping sama sekali, tetapi vaksin Covid-19 tetap bisa 94 persen efektif di tubuh mereka.
Kapan harus khawatir? Dr Jain mengatakan, kita tak perlu melihat demam pasca-vaksinasi dalam konteks efek samping yang lain untuk mengetahui kapan demam itu perlu dikhawatirkan. "Efek samping demam yang normal biasanya akan berkembang pada hari yang sama ketika kita menerima vaksin." Baca juga: Perlukah Persiapan saat Akan Menerima Vaksin Covid-19? "Dan kemungkinan akan disertai dengan gejala lain yang sering dilaporkan, seperti nyeri di tempat suntikan dan pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak sisi yang disuntik," kata dia.
Akan tetapi, efek samping lain dapat kenapa habis vaksin corona demam isyarat kita untuk memeriksakan diri ke dokter. "Jika Anda mengembangkan gejala tambahan yang tidak terkait dengan vaksin seperti sakit leher, diare, sesak napas, atau batuk, maka itu harus ditindaklanjuti," sebut dia. Bagaimana merawat demam pasca-vaksinasi? Biasanya, efek samping pasca-vaksin cenderung hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun, Dr Jain mengatakan, ada cara untuk merawat diri sendiri jika kita merasa tidak nyaman pasca-vaksinasi.
"Jika demam naik di atas 39 derajat celsius, mungkin tepat menggunakan obat untuk menurunkan demam," kata dia kepada Bustle. Baca juga: Minum Obat Pereda Nyeri dan Demam Usai Vaksinasi Covid-19, Bolehkah? Kita juga harus memastikan tubuh mendapat waktu tidur dan asupan air yang cukup. “Hidrasi yang cukup dan istirahat juga dapat bermanfaat bagi pasien yang mengalami demam pasca-vaksinasi,” kata Dr.
Jain. Di atas semua itu, jika ada pertanyaan atau kekhawatiran terkait dengan pengalaman kesehatan yang terjadi, jangan ragu untuk menghubungi dokter. Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi. Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains.
Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa. Kita peduli, pandemi berakhir! Berawal dari Komplain, Winson Shoemaker Tembus Pasar Sepatu Dunia https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/25/103507920/berawal-dari-komplain-winson-shoemaker-tembus-pasar-sepatu-dunia https://asset.kompas.com/crops/3aZ5Qo-vgvH9j8pAP_X1LqdeWK0=/0x0:0x0/195x98/data/photo/2021/02/24/60361e091c5c3.jpeg KOMPAS.com - Setelah disuntik vaksin Covid-19, sebagian orang mungkin merasakan efek samping, termasuk salah satunya meriang.
Melansir Bustle, meriang adalah efek samping yang diketahui terjadi pada beberapa jenis vaksin, seperti Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca. Beberapa orang yang merasakan meriang setelah divaksin mungkin merasa khawatir. Jika Anda salah satunya, tak perlu khawatir karena efek samping seperti ini wajar terjadi. "Fakta bahwa tubuh mengalami efek samping vaksin Covid-19, seperti sakit kepala, demam, meriang, atau nyeri pada bagian yang disuntik adalah hal yang baik." "Artinya, tubuh kita memulai respons imun yang baik," kata dokter penyakit dalam, Dr Vivek Cherian, MD.
Baca juga: Tiba di Indonesia, Ketahui Potensi Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca Penyebab meriang setelah divaksin Setelah disuntik, sistem kekebalan tubuh kita akan belajar bagaimana menanggapi Covid-19. Kemudian, sistem kekenalan akan mengirimkan "persenjataannya" untuk melawan ancaman baru tersebut. Mengubah suhu tubuh adalah salah satunya. Hipotalamus, wilayah di otak kita yang mengontrol suhu tubuh, akan meningkatkan kenapa habis vaksin corona demam sebagai respons terhadap virus yang masuk ke dalam tubuh.
Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi. Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains.
Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi. Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Jakarta - Demam setelah vaksin booster umumnya dialami sebagian orang. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan stamina tubuh, sehingga beberapa efek samping vaksin booster turut dialami.
Demam setelah vaksin booster menjadi hal yang tidak perlu di khawatirkan. Sebagaimana disampaikan Satgas COVID-19, demam menjadi salah satu Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) setelah vaksin booster. Penanganannya pun dapat dilakukan dengan mudah. Meski demam setelah vaksin booster dialami sebagian orang, namun Satgas COVID-19 menekankan hal itu bukanlah masalah. Sebab, dalam uji klinisnya vaksin booster tidak menimbulkan KIPI bergejala berat.
"Sejauh ini telah dilakukan uji klinis pemberian booster vaksin dan ditemukan tidak ada indikasi KIPI berat pada subjek penelitian," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 beberapa waktu lalu yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Vaksin untuk Ibu Hamil, Ini Jenis yang Disetujui Kemenkes Lantas, bagaimana cara mengatasi demam setelah vaksin booster? Simak ulasan yang sudah detikcom rangkum berikut ini. Demam Setelah Vaksin Booster: Penyebab KIPI Sebelum mengetahui penyebab demam setelah vaksin booster, mari simak dahulu pengertian KIPI.
Mengutip laman Covid19.go.id, KIPI merupakan gejala medis yang terjadi setelah vaksin/imunisasi.
Hal ini diduga berkaitan erat dengan vaksin atau imunisasi yang diberikan. "Jika tubuh bereaksi dengan KIPI setelah menerima vaksinasi, tetap tenang. Reaksi nyeri, bengkak, dan kemerahan di lokasi suntikan dapat diatasi dengan kompres dengan air dingin. Jika demam dapat mengompres atau mandi dengan air hangat, perbanyak minum air putih, istirahat, dan minum obat bila perlu," demikian keterangan dalam situs COVID-19, seperti yang dilihat detikcom beberapa waktu lalu.
Demam Setelah Vaksin Booster: Ini Hal yang Perlu Dilakukan Demam setelah vaksin booster terjadi karena KIPI. Umumnya, KIPI hanya bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya.
Baca juga: Vaksin Sinopharm Boosternya Apa? Kini Dapat Izin Penggunaan Darurat BPOM Jika kamu mengalami demam setelah vaksin booster, tetap tenang dan tak perlu khawatir. Mengutip laman covid19.go.id, berikut hal-hal yang perlu dilakukan guna meredakan demam: • Tetap tenang dan tidak panik • Untuk menurunkan demam setelah vaksin, kamu hanya perlu mandi dengan air hangat atau kompres • Perbanyak minum air putih hangat • Istirahat yang cukup • Jika demam belum reda, kamu disarankan minum obat sesuai dengan anjuran petugas kesehatan • Setelah vaksinasi, laporkan semua reaksi atau keluhan yang dialami kepada petugas kesehatan melalui nomor yang tertera di kartu vaksinasi Demam setelah vaksin booster disebabkan karena KIPI.
pemerintah pun bakal menanggung biaya penanganannya.
Simak halaman berikutnya.
Merdeka.com - Kemenkes mengungkap efek samping dari vaksin Covid-19 merk AstraZeneca. Bagi para peserta vaksin yang merasa demam usai divaksinasi merupakan hal yang lumrah.
Juru bicara vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi membenarkan efek samping vaksin AstraZeneca salah satunya yakni demam. Namun kata dia, demam tersebut akan reda dan hanya berlangsung selama 1-2 hari. "Iya efek sampingnya demam, pusing, mual. Kenapa habis vaksin corona demam kalau demam bisa saja. Tapi itu akan hilang dalam 1-2 hari," kata Nadia saat dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (16/5).
Nadia kemudian menjelaskan penyebab timbulnya efek samping dari vaksin AstraZeneca itu. Dia mengatakan, platform vaksin AstraZeneca berbeda dengan vaksin lainnya. BACA JUGA: Negara Berpotensi Rugi Rp50 Miliar Jika 640 Ribu Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa Bio Farma: 1,53 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Berpotensi Kedaluwarsa "Ini karena beda platform vaksinnya, platform vektor adenovirus," terangnya.
Diketahui bahwa vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca-Oxford dengan nama AZD1222 dikembangkan dengan platform vektor adenovirus. Artinya, vaksin ini dikembangkan dari virus yang biasanya menginfeksi simpanse dan dimodifikasi secara genetik untuk menghindari kemungkinan konsekuensi penyakit pada manusia.
Nadia membenarkan virus tersebut membawa sebagian materi dari virus Corona yaitu protein spike. Sedangkan vaksin Covid-19 Sinovac menggunakan platform inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan. Metode ini sudah sering dipakai dalam pengembangan vaksin lain seperti vaksin polio dan flu.
Namun, Nadia menegaskan, kedua vaksin tersebut sudah teruji dan aman digunakan untuk manusia. BACA JUGA: 2.200 Vaksin AstraZeneca Kedaluarsa Masih Disimpan, Dinkes Buleleng Tunggu Regulasi Indonesia Bakal Dapat Hibah 63,4 Juta Vaksin Covid-19: Ada Pfizer, Moderna, Sinopharm "Semuanya sudah teruji, aman kok. Hanya kan pasti kalau ada beda reaksi tiap individu, kalau platformnya beda," jelasnya. "Kan sudah ada model lainnya, jadi karena respon vaksin sangat individual.
Karena ada dua kasus dari batch yang sama, maka perlu dilihat juga dari aspek batch tersebut," lanjutnya. Sebelumnya, Nadia juga menyampaikan, Kementerian Kesehatan memutuskan untuk menghentikan sementara pendistribusian dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
Selama penghentian sementara ini, kata Nadia, BPOM akan melakukan pengujian toksisitas dan sterilitas. "Tidak semua batch dihentikan distribusi dan penggunaannya. Hanya batch CTMAV547 saja yang dihentikan, sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua minggu," katanya.
BACA JUGA: Besok, 1 Juta Lebih Vaksin Covid-19 di RI akan Kedaluwarsa, Terbanyak AstraZeneca Kemenkes: Hampir Semua Provinsi Ada Vaksin Kedaluwarsa, Terbanyak di Jateng Keputusan pemerintah untuk menghentikan sementara penggunaan dan distribusi vaksin AstraZeneca batch CTMAV547, merupakan bentuk kehati-hatian akan efek samping yang terjadi.
Diketahui bahwa terdapat laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang diduga disebabkan oleh AstraZeneca Batch CTMAV547. "Penghentian sementara batch tersebut merupakan upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini". Diketahui pemerintah menerima 3.852.000 dosis AstraZeneca pada 26 April 2021 lalu melalui skema Covax Facility/WHO. Dari jumlah tersebut, ada 448.480 dosis vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
[rnd] Baca juga: Kemenkes Setop Penggunaan 448.480 Dosis Vaksin AstraZeneca Keluarga Belum Putuskan Soal Autopsi Jenazah Trio Fauqi Investigasi Kasus Trio, Komnas KIPI & BPOM Uji Sterilitas dan Toksisitas AstraZeneca Komnas KIPI Didesak Segera Ungkap Penyebab Meninggalnya Trio Setelah Divaksinasi Pemerintah Didesak Investigasi Meninggalnya Trio Setelah Divaksinasi AstraZeneca Harus Ada yang Bertanggung Jawab jika Warga Meninggal Akibat Vaksinasi 1 Nekat Berenang saat Ombak Tinggi, Tiga Wisatawan Tewas Tenggelam di Pantai Sukabumi 2 7 Rekomendasi Body Lotion dengan Sensasi Dingin untuk Lembapkan Kulit di Cuaca Panas 3 Kisah Kenapa habis vaksin corona demam Seks Tentara Belanda di Indonesia 4 6 Potret Terbaru Aisyahrani Hamil Anak Ketiga, Penampilannya Mencuri Perhatian 5 Barisan Prajurit Kopaska TNI Menangis di Hutan, Alasannya Bikin Haru SelengkapnyaPetugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa 25 Januari 2022.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kebut program vaksinasi booster atau dosis ketiga di wilayah Jabodetabek setelah mendeteksi adanya lonjakan kasus Omicron di Indonesia. ANTARA FOTO/Galih Pradipta Melansir dari Verywell Health, Sabtu, 11 Desember 2021, efek samping vaksin Covid-19 mulai terjadi dalam beberapa jam hingga 12 jam setelah vaksin Covid-19. Orang-orang biasa melaporkan efek samping sistemik, termasuk demam. Namun, ini bukan berarti hal yang buruk. "Yang baik itu kalau ada reaksi terhadap vaksinasinya," kata Ketua Tim Pengembangan Vaksin Merah Putih Universitas Indonesia, Budiman, seperti dikutip dari Antara, Rabu, 21 Juli 2021.
Anda tak perlu khawatir karena reaksi itu tidak akan memakan waktu lama. Demam akan berhenti dalam waktu 24-48 jam setelah suntikan Anda.
Meski begitu, Anda mungkin masih merasakan sedikit kelelahan atau nyeri lengan setelah itu. Melansir dari laman UNICEF, Kamis, 1 Juli 2021, Anda bisa mengompres kening dengan air hangat. Selain itu, mandilah dengan air hangat, perbanyak minum air putih, dan istirahat.
Jika dibutuhkan, minumlah obat sesuai anjuran petugas kesehatan. Lalu, bagaimana jika tubuh Anda tidak demam kenapa habis vaksin corona demam mengalami reaksi lainnya setelah vaksinasi? Budiman mengatakan ini karena dua kemungkinan, yaitu karena suhu saat penyimpanan dan transportasi vaksin tidak dijaga dengan benar sehingga vaksin mengalami kerusakan.
AMELIA RAHIMA SARI Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 pada Anak: Kejadian Ikutan, Gejala, dan Penanganan
Ini Deretan Sanksi Baru AS dan Inggris untuk Rusia Jelang Perayaan Hari Kemenangan Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Senin 9 Mei 2022 Sentimen The Fed Bisa Jadi Momentum Beli Saham, Tapi… Sentimen The Fed Bisa Jadi Momentum Beli Saham, Tapi… LIVE : Harga emas 24 karat Pegadaian hari ini (08:19 WIB) LIVE : Proyeksi analis soal IHSG setelah libur Lebaran (07:58 WIB) Bisnis.com, JAKARTA - Jika di masa kecil pernah mendapatkan vaksinasi, baik di lingkungan rumah atau di sekolah, ada kalanya Anda mengalami demam di malam hari.
Selain itu, di daerah sekitar lokasi penyuntikan akan timbul memar yang dikenal kalangan awam sebagai bengkak. Dampak-dampak seperti itu kerap membuat anak ketakutan saat menjalani vaksinasi. Tak jarang, anak menangis ketakutan sebelum menjalani vaksinasi. Bahkan, ada pula anak yang sampai pingsan, karena ketakutan.
Baca Juga : Vaksinolog Sebut Tidak Ada Vaksin Covid-19 yang Efektif 100 Persen Berikut video edukasi tentang vaksinasi dari Dokter Dirga: Kasus Vaksinasi Covid-19 Sementara itu, berdasar catatan Bisnis, ketika proses vaksinasi Covid-19 dimulai di banyak negara, muncul laporan sejumlah efek samping yang muncul.
Efek samping yang sering dilaporkan dari vaksin Covid-19 yakni kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot. Kelelahan telah dilaporkan oleh sekitar 63 persen subjek penelitian yang menerima kenapa habis vaksin corona demam, sementara sakit kepala dan nyeri otot masing-masing memengaruhi sekitar 55 dan 38 persen peserta.
Sejumlah kecil peserta melaporkan menggigil, nyeri sendi, atau demam setelah vaksinasi.
Peserta lebih mungkin melaporkan gejala tersebut setelah dosis kedua vaksin. Terkait hal ini, pakar kesehatan dari Tucson, Arizona, AS, Dr Matthew Heinz menyebutkan bahwa reaksi terhadap dosis kedua cenderung lebih merupakan respons yang intens, yang masuk akal, mengingat sistem kekebalan sudah terpapar.
“Ketika mendapat dosis lain, maka akan ada semacam respons yang lebih cepat dan lebih kuat. Itu sangat masuk akal secara imunologis,” tambahnya. Sementara menurut MHRA (The Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency), badan eksekutif dari Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial di Inggris, dalam studi klinis dengan vaksin, sebagian besar efek sampingnya ringan sampai sedang.
Semisal, sebagian besar efek samping vaksin AstraZeneca sembuh dalam beberapa hari, dengan beberapa masih ada seminggu setelah vaksinasi. Efek samping yang umum dari vaksin ini adalah: • Nyeri, nyeri, hangat, kemerahan, gatal, bengkak atau memar di tempat suntikan diberikan.
• Umumnya merasa tidak enak badan • Merasa lelah (kelelahan) • Menggigil atau merasa demam • Sakit kepala • Merasa sakit (mual) • Nyeri sendi atau nyeri otot.
Efek samping umum lainnya - mempengaruhi hingga satu dari 10 orang - termasuk: • Benjolan di tempat suntikan • Demam • Sedang sakit (muntah) • Gejala mirip flu, seperti demam tinggi, radang tenggorokan, pilek, batuk dan menggigil.
Dr Heinz menyarankan agar orang-orang menjadwalkan vaksinasi pada saat kondisi lebih fit untuk mengelola potensi efek samping seperti kelelahan atau sakit kepala.
“Jangan lakukan itu pada kenapa habis vaksin corona demam 9 pagi dalam perjalananmu ke kantor. Lakukan di pengujung hari, jika Anda bekerja dengan jam kerja normal, atau hari di mana Anda libur, "katanya.
Jika Anda mengalami nyeri di sekitar tempat suntikan, mungkin diobati dengan obat yang dijual bebas. "Obat-obatan tersebut juga dapat membantu meredakan demam, sakit kepala, nyeri otot, atau nyeri sendi," ujarnya. #satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun Terpopuler • PNS Boleh WFH Seminggu Usai Libur Lebaran, Kapan Masuk Kantor Lagi?
• Niat Bayar Utang Puasa Ramadan, Bolehkah Puasanya Dicicil atau Harus Sekaligus? • Tender Gorden DPR Dimenangkan Penawar Tertinggi Rp43,5 Miliar, Kok Bisa? • Odesa Dihantam Rudal, Kapal Rusia Kembali Ditenggelamkan Pasukan Ukraina • Kemenag Izinkan 50 Persen Pegawai WFH Usai Libur Lebaran 9-13 Mei