Pembuat patung pancoran

pembuat patung pancoran

Merdeka.com - Pematung kawakan Indonesia, Edhi Sunarso meninggal dunia, Senin (4/1). Pembuat patung Pancoran tersebut meninggal dunia pukul 22.53 WIB di ICU Jogja Internasional Hospital. Salah satu karya dari Almarhum yang paling legendaris adalah Patung Dirgantara.

Bagi sebagian masyarakat DKI Jakarta mungkin patung ini pembuat patung pancoran asing. Sebab, kebanyakan orang mengetahui nama patung tersebut adalah Patung Pancoran karena letaknya yang berada di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan.

Patung ini menggambarkan lelaki kekar tengah menunjuk ke arah utara pakai pembuat patung pancoran kanannya dengan posisi setengah jongkok. Banyak orang menafsirkan berbeda-beda tentang bentuk patung ini. Salah satunya kabar bahwa arah itu menunjukkan lokasi harta karun Soekarno. Meski patung ini dibuat oleh Almarhum Edhi Sunarso, ide pembuatan kala itu berasal dari Presiden Soekarno alias Bung Karno. Ada keinginan pembuatan patung itu guna mengingatkan tentang dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan.

Patung ini menggambarkan manusia angkasa yang menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa raya. BACA JUGA: Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional di Masjid Raya Jakarta Islamic Center Kisah Mbah Yono, Seniman yang Buat Wajah Ganjar Pranowo dari Tanah Liat Patung ini dirancang Edhi sejak tahun 1964 hingga 1965, atas usul Soekarno.

Dalam perjalanannya, pembuatan patung sempat terhenti. Salah satu penyebabnya adanya peristiwa Gerakan 30 September PKI di tahun 1965. Patung itu akhirnya selesai dikerjakan setahun setelahnya. Patung Dirgantara terbuat dari bahan perunggu dengan berat patung 11 ton hingga kini masih berdiri kokoh.

Tinggi patung 11 meter, sementara tinggi voetstuk atau kaki patung 27 meter. Beberapa sumber menyebut bahwa pembiayaannya patung berasal dari kantong pribadi Bung Karno.

Bung Karno menjual sebuah mobil pribadinya untuk biaya pembuatan patung Pancoran. Versi lain menyebut pembangunan patung ini sempat terhenti karena kekurangan dana, lalu Soekarno rela menjual mobilnya demi berdirinya Patung Dirgantara di Pancoran. BACA JUGA: Istana Kawal Pengajuan Reog Ponorogo Jadi Warisan Tak Benda Indonesia ke UNESCO Sama-sama Seniman, Begini Serunya Obrolan Ridwan Kamil dengan Butet Tak hanya membiayai, proses pemasangan Patung Dirgantara juga selalu ditunggui oleh Bung Karno.

Bahkan kehadiran Bung Karno selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. Kehadiran Bung Karno juga merepotkan para pekerja. Bung Karno pun detail memperhatikan setiap pembangunan patung. Termasuk arah patung. karena hal ini kemudian muncul kabar Soekarno punya rencana tersendiri atas patung Dirgantara.

Soekarno dikabarkan menyimpan harta karun di suatu tempat dan lokasi itu ditunjukan oleh patung perunggu tersebut. [ang] 1 Nekat Berenang saat Ombak Tinggi, Tiga Wisatawan Tewas Tenggelam di Pantai Sukabumi 2 7 Rekomendasi Body Lotion dengan Sensasi Dingin untuk Lembapkan Kulit di Cuaca Panas 3 Kisah Kehidupan Seks Tentara Belanda di Indonesia 4 6 Potret Terbaru Aisyahrani Hamil Anak Ketiga, Penampilannya Mencuri Perhatian 5 Barisan Prajurit Kopaska TNI Menangis di Hutan, Alasannya Bikin Haru Selengkapnya JAKARTA, KOMPAS.com — Seniman Edhie Soenarso wafat dalam usia 83 tahun, Senin (4/1/2016) malam di Yogyakarta.

" Telah berpulang ke pangkuan Allah SWT, pematung Indonesia Empu Ageng Edhi Soenarso, malam ini pukul 23.15 di Pembuat patung pancoran Jogja International Hospital," demikian ditulis akun Facebook resmi milik Institut Seni Indonesia Jogjakarta, Selasa (5/1/2016).

Jenazah Edhie akan dimakamkan pada hari ini. Pembuat patung pancoran pemakaman dimulai dari rumah duka di Desa Nganti RT 2 RW 7, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Sastrawan Goenawan Mohamad melalui akun Twitter-nya mengenang Edhie sebagai pematung terbesar dalam sejarah seni rupa Indonesia. Edhie dikenal lewat karyanya berupa patung-patung besar di Jakarta, antara lain patung Dirgantara atau biasa disebut patung Pancoran di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Ia juga membuat patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.

Patung Selamat Datang bisa disebut karya pertama anak bangsa berbahan perunggu. Patung itu dibuat pada tahun 1959 atas pesanan Presiden Soekarno untuk menyambut pesta olahraga Asian Games IV (1962). Harian Kompas edisi 7 Juni 1999 memuat artikel yang isinya Edhie sempat ragu ketika diundang ke Istana Negara dan diminta oleh Bung Karno untuk membuat patung itu dengan tinggi sembilan meter.

Namun, berkat dukungan rekan-rekan seniman, pria kelahiran Salatiga, 2 Juli 1932, itu pun menyanggupi. Ia menyarankan kepada Bung Karno agar tinggi patung dikurangi menjadi enam meter. Edhie dibantu Trubus dalam proses pengerjaan patung modelnya, sedangkan pengecoran bahan perunggu dikerjakan oleh Gardono.

Pengerjaan patung selesai dalam waktu sembilan bulan. Imbalannya waktu itu Rp 3 juta. "Tidak untung, tidak rugi. Tetapi, kami pembuat patung pancoran karena berhasil membuktikan bahwa kami mampu menghasilkan patung berbahan perunggu," kata Edhie.

Sejak itu, ia dipercaya Bung Karno untuk mengerjakan patung-patung lain, seperti patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng dan patung Dirgantara. Karya-karya Edhie sungguh terasa ekspresif dan monumental. Pada tahun 2012, sutradara Lasja Fauzia Susatyo dan seniman grafis Alit Ambara meluncurkan film dokumenter berjudul Begini Lho, Ed!. Film ini berkisah tentang perjalanan hidup Edhie.
Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak menyimpan sejarah.

Beragam jenis karya seni tiga dimensi dapat diabadikan di tempat-tempat tertentu, khususnya karya seni tiga dimensi patung. Jakarta termasuk kota yang menyimpan banyak sejarah. Namun karena pengaruh efek modernisasi, masyarakat sering melupakan hal-hal yang terjadi di masa lampau. Sejarah di kota Jakarta yang dapat selalu diingat adalah adanya Patung Pancoran karena patung ini berdiri megah di pusat keramaian Jakarta.

Lihat saja ketika Anda berkendara melintasi Jalan Gatot Subroto, Jakarta, mata pasti akan langsung tertuju pada patung yang menjulang tinggi ini. Letak Patung Pancoran Patung ini dikenal dengan nama Patung Pancoran, namun sebenarnya patung ini bernama Patung Dirgantara.

Mengapa orang-orang biasa menyebut patung ini Patung Pancoran? Hal ini dikarenakan letak patung ini berada di tengah perempatan Pancoran yang membatasi daerah Perdatam dengan Tebet, Jakarta Selatan. Karena hal inilah orang-orang biasa menyebutnya Patung Pancoran.

Lokasi Patung Pancoran berada di depan komplek perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma. Patung ini berdiri kokoh diatas tugu miring yang membelah fly over di kawasan Pancoran. Lalu mengapa patung ini dinamakan Patung Dirgantara? Yuk, kita simak ulasan berikut. Asal Mula Nama Patung Dirgantara Ide pembuatan patung ini sesuai dengan keinginan Presiden Ir. Soekarno yakni mengenai dunia penerbangan Indonesia (Dirgantara).

Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang artinya menunjukkan semangat keberanian bangsa Indonesia didasarkan pada kejujuran, keberanian dan semangat mengabdi. Menurut Edhi Sunarso, patung ini merupakan gambaran untuk memimpin penerbangan Indonesia agar lebih maju karena dulunya berada di belakang markas AU. Model yang memeragakan pose dari patung ini adalah Ir. Soekarno dan wajah dari patung ini adalah Edhi Sunarso. Posisi Tubuh Patung Pancoran Tubuh Patung Pancoran ini berposisi berdiri dengan tangan yang mengacung ke arah utara yaitu mengarah pada Bandar Udara Internasional Kemayoran.

Dulu, bandara itu merupakan bandara yang melayani seluruh rute penerbangan domestik dan internasional, namun saat ini Bandara Kemayoran dipindah ke Bandara International Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta. Artikel terkait: • Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara • Sejarah Kerajaan Majapahit • Pertempuran Medan Area • Peristiwa Bandung Lautan Api Pembuatan Patung Pancoran Patung Pancoran (patung dirgantara) dibuat sekitar tahun 1964 – 1966 berdasarkan rancangan Edhi Sunarso.

Patung ini dikerjakan oleh pematung keluarga Arca Yogyakarta PN Hutama Karya dan IR. Sutami sebagai arsitek pelaksana. Untuk proses pengecorannya, dilakukan oleh pimpinan I Gardono. Pengerjaan patung sebenarnya selesai pada tahun 1964 di Yogyakarta, namun sempat mengalami keterlambatan karena adanya peristiwa Gerakan 30 September PKI tahun 1965 dan akhirnya selesai pada akhir tahun 1966.

Akan tetapi, bila Patung Pancoran diamati lebih dekat, permukaan patung sebenarnya masih terlihat kasar. Banyak tambalan las penyambung antar satu bagian dengan bagian lainnya.

Patung terlihat masih kasar dikarenakan Edhi Sunarso mengumpulkan semua barang yang terbuat dari perunggu, kemudian dileburkan dan beberapa bagian lainnya disambung. Meskipun begitu, bangunan patung ini sangat kokoh karena pembuat patung pancoran penopang yang melengkung setengah kurva tanpa tiang penyangga. Proses Pemasangan Patung Pancoran Proses pemasangan Patung Pancoran selalu ditunggui oleh Ir. Soekarno, sehingga mengakibatkan aparat keamanan negara sering kerepotan saat bertugas menjaga keamanan.

Patung ini terbuat dari bahan perunggu yang memiliki berat keseluruhan 11 ton dengan tinggi 11 meter dan tinggi voetstuk (kaki patung) 27 meter. Dengan pemasangan menggunakan derek tarikan tangan, patung ini terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton. Biaya Pemasangan Patung Biaya pemasangan patung baru bisa dibayar sekitar 5 juta dari total dana 12 juta yang sementara masih ditanggung oleh Edhi Sunarso.

pembuat patung pancoran

Patung ini merupakan monumen terakhir yang tak pernah diresmikan oleh Ir. Soekarno karena beliau terlanjur sakit, lalu gugur. Biaya pemasangan tak pernah dilunasi oleh pemerintah walau Ir.

Soekarno sempat menjual mobil pribadinya yang harganya sekitar 1 juta. Biaya pemasangan patung pun tidak bisa dilunasi. Kini, Edhi Sunarso telah wafat pada hari Senin, tanggal 4 Januari 2016, pukul 22.53. Jenazah Almarhum Edhi Sunarso disemayamkan di Sleman, Yogyakarta dan dimakamkan di Makam Seniman Imogiri. Artikel terkait: • Pertempuran Surabaya 10 November 1945 • Pahlawan Nasional Wanita di Indonesia • Peristiwa Rengasdengklok Siapakah Edhi Sunarso Edhi Sunarso adalah salah seorang pelopor seni patung modern Indonesia yang jarang diliput oleh pemberitaan.

Banyak masyarakat Indonesia yang masih merasa asing dengan nama ini. Namun, ternyata Edhi Sunarso banyak mempersembahkan karya patungnya untuk Indonesia. Hampir semua karya patungnya bercerita mengenai perjalanan sejarah bangsa, yaitu: • Patung Selamat Datang di Bundaran HI • Patung Pancoran (Dirgantara) • Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta • Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur Karya lain dari Edhi Sunarso yaitu: • Rangkaian diorama sejarah Indonesia di kaki Monumen Nasional (Monas) • Tugu Muda (Semarang) • Monumen Jendral Gatot Subroto (Surakarta) • Monumen Yos Sudarso (Biak) • Monumen Panglima Sudirman (Pacitan) • Patung Soeharto (Kemusuk, DIY) Pembersihan Patung Pancoran Pembersihan Patung Pancoran pertama kali dilakukan oleh Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta pada tanggal 25 Agustus 2014.

Proses pembersihan Patung Pancoran tidak bisa dilakukan sekali jalan, namun membutuhkan empat tahapan, yaitu: • Pembersihan tahap pertama menggunakan air bersih yang bertujuan untuk menghilangkan debu-debu yang menempel.

• Pembersihan tahap kedua menggunakan ekstrak jeruk nipis yang bertujuan untuk menghilangkan polutan, oksidasi dan korosi (karat) yang ada di badan patung. Setelah itu, badan patung didiamkan selama 5-10 menit, lalu dibilas perlahan dengan air bersih.

• Pembersihan tahap ketiga menggunakan bahan kimia senyawa alkali gliserol yang bertujuan untuk membersihkan polutan dan korosi akut. Biasanya bagian lekukan di tangan dan kaki karena bagian tersebut adalah bagian paling lembab, sehingga mudah mengalami korosi. Setelah bagian yang berkarat dilumuri cairan alkali gliserol, diamkan sejenak selama 5 menit, lalu dibersihkan menggunakan air bersih, kemudian dikeringkan dengan aseton.

• Pembersihan tahap keempat yaitu patung dibersihkan secara keseluruhan menggunakan air bersih. Untuk mempercepat pengeringan digunakan senyawa organik aseton yang bertujuan untuk mempercepat penguapan air yang ada di badan patung. Setelah benar-benar kering, patung diberi Paraloid B-72 yang dilarutkan dalam chlorothene yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Hal ini akan menjadikan patung terlindungi dari berbagai macam pembuat patung pancoran perusak lingkungan.

Bila semua proses pembersihan selesai, patung dapat terawat setidaknya sampai 5-10 tahun kedepan. Pembersihan patung membutuhkan waktu 7-10 hari dan dilakukan oleh 7 orang professional (ahli memanjat dan membersihkan patung bersertifikat resmi).

Para pekerja bekerja dalam 2 shift karena maksimal hanya 4 orang yang boleh berada diatas patung untuk melakukan pembersihan. Untuk melakukan pembersihan patung dibutuhkan persiapan matang, yaitu: • Pemasangan alat keamanan dan keselamatan pada pekerja • Pemasangan konstruksi untuk memanjat patung • Membuat ruang untuk mempermudah tim dalam melakukan pembersihan Faktor Yang Berpengaruh Pada Kerusakan Patung Patung Pancoran memang nampak terlihat kokoh, namun sebenarnya tetap ada risiko yang bisa membuatnya rusak.

Ada dua faktor yang memengaruhi rusaknya patung, yaitu: • Faktor internal ==> bahan dari patung • Faktor eksternal ==> cuaca, polusi, dan sebagainya Tantangan Saat Membersihkan Patung Pancoran Bukan pekerjaan mudah dalam membersihkan Patung Pancoran, namun juga bukan masalah besar.

Tantangan utama saat membersihkan patung yaitu kepadatan lalu lintas di fly over Pancoran dengan ruang gerak yang terbatas.

Tantangan kedua yaitu kondisi dibawah patung harus steril dari lalu lalang kendaraan karena penggunaan bahan kimia. Untuk pembersihan yang menggunakan bahan kimia beresiko dilakukan pada malam hari. [accordion] [toggle title=”Artikel Terkait”] • Sejarah Lagu Indonesia Raya • Sejarah Pembuat patung pancoran Garuda • Sejarah Bahasa Indonesia • Danau Situ Gintung • Sejarah Gitar • Sejarah Alat Musik Angklung • Sejarah Sepak Bola • Sejarah Danau Singkarak • Sejarah Jakarta • Perang Gerilya Indonesia • Perjuangan Pembebasan Irian Barat • Asal Usul Nusantara • Sejarah Patung Buddha Tidur [/toggle] [toggle title=”Artikel Lainnya”] [one_third] • Biografi W.R.

Soepratman • Pertempuran Medan Area • Sejarah Pembela Tanah Air • Sejarah Great Wall China • Sejarah 12 Kerajaan Islam Di Indonesia • Sejarah Great Wall China • Sejarah PETA • Sejarah Benua Amerika • Sejarah Berdirinya Budi Utomo • Sejarah PKI • Perundingan Hooge Valuwe • Agresi Militer Belanda 2 • Sejarah Televisi di Indonesia • Sejarah Jembatan Ampera • Pahlawan Nasional Wanita • Sejarah Kerajaan Majapahit • Sejarah 12 Kerajaan Islam Di Indonesia • Sejarah Perjanjian Tordesillas • Sejarah Kota Tua Jakarta • Sejarah Brunei Darussalam • Sejarah Bank Indonesia [/one_third] [one_third] • Sejarah Islam di Indonesia • Sejarah Danau Toba • Sejarah Minangkabau • Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara • Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah • Sejarah Situs Ratu Boko • Sejarah Partai Nasional Indonesia • Sejarah Lahirnya TNI • Sejarah Indische Partij • Arti Tut Wuri Handayani • Sejarah Candi Gedong Songo • Candi Peninggalan Agama Hindu • Candi Peninggalan Budha • Perkembangan Nasionalisme Indonesia • Sejarah PETA • Sejarah Benua Amerika [/one_third] [one_third_last] • Masa Penjajahan Belanda di Indonesia • Peristiwa Bandung Lautan Api • Sejarah Konstantinopel • Sejarah Rusia • Sejarah Kerajaan Tarumanegara • Sejarah Kerajaan Sriwijaya • Peristiwa G30S/PKI • Sejarah Nazi • Pembuat patung pancoran Pembentukan PPKI • Sejarah Google • Sejarah MPR • Sejarah Pengembalian Irian Barat • Sejarah Sumpah Pemuda • Sejarah Runtuhnya Uni Soviet • Penyebab Terjadinya Pertempuran Ambarawa • Sejarah Timor Timur • Sejarah Perumusan UUD 1945 [/one_third_last] [/toggle] [/accordion] Rudi lantas menampilkan wajah Patung Pancoran ke media sosial.

Lantas netizen pun menjadi heboh. Melalui karya Rudy tersebut, netizen bisa mengetahui secara jelas wajah patung tersebut. Dalam catatan Tempo, patung tersebut bernama Monumen Dirgantara. Patung itu diprakarsasi dan dibangun Presiden Sukarno pada 1964-1967.

Baca: Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Saat pembuat patung pancoran, Sukarno menjual mobil seharga Rp 1,750 pembuat patung pancoran untuk menambahi kekurangannya. "Dia memberikannya untuk biaya pembuatan patung," katanya. Menurut Asvi, Monumen Dirgantara merupakan salah satu monumen yang nasibnya ironis. "Tidak pernah ada yang meresmikan," ujarnya. Sebab, sejak 12 Maret 1967, saat Soeharto diangkat menjadi presiden, peran sang proklamator itu dibatasi hingga ia wafat pada 21 Juni 1970.

Pada akhir 1980-an, Patung Pancoran diganggu estetikanya dengan pembangunan dua jalur jalan tol layang dalam kota.
March 2, 2014 Patung Pancoran dengan nama lain Monumen Patung Dirgantara yaitu satu diantara monumen patung yang ada di Jakarta. Sebelumnyakami sempat menulis perihal arti patung pembuat patung pancoran di jakarta. Letak monumen ini ada di lokasi Pancoran, Jakarta Selatan. Pas di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya adalah Markas Besar TNI Angkatan Hawa.

Posisinya yang strategis lantaran adalah pintu gerbang menuju Jakarta untuk beberapa pendatang yang barusan mendarat di Bandar Hawa Halim Perdanakusuma. Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso seputar th. 1964 – 1965 dengan pertolongan dari Keluarga Arca Yogyakarta.

Sedang pembuat patung pancoran pengecorannya dikerjakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini meraih 11 Ton.

Sesaat tinggi patung itu sendiri yaitu 11 Mtr., serta kaki patung meraih 27 Mtr. Sistem pembangunannya dikerjakan oleh PN Hutama Karya dengan IR. Sutami untuk arsitek pelaksana. Pelaksanaannya pernah alami keterlambatan lantaran momen Gerakan 30 September PKI di th.

1965. Rancangan patung ini menurut atas keinginan Bung Karno untuk menghadirkan keperkasaan bangsa Indonesia di bagian dirgantara. Penekanan dari design patung itu bermakna bahwasanya untuk meraih keperkasaan, bangsa Indonesia memercayakan sifat-sifat Jujur, Berani serta Semangat. Keseluruhan cost pembuatan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran pada th. 1964 yaitu 12 juta rupiah. Cost awal dijamin oleh Edhi Sunarso, sang pemahat.

Bung Karno jual mobil pribadinya seharga 1 juta rupiah pada saat itu. Pemerintah sendiri cuma membayar 5 juta rupiah. Bekasnya, sebesar 6 juta rupiah, jadi hutang pemerintah yang hingga saat ini tak sempat terbayar. Manusia besar dengan ide besar. Itu suatu julukan lain pembuat patung pancoran Bung Karno. Tanda-tanda manusia besar, terdapat pada peninggalannya yang abadi. Dalam banyak hal, Bung Karno penuhi persyaratan itu. Ajarannya perihal Marhaenisme, penemuan ideologi Pancasila, dan semangat kebangsaan, sekurang-kurangnya tetap dapat kita rasakan sampai detik ini.

Sekalipun ia “dikubur” tiga dasawarsa lamanya, jejak-jejak peninggalan serta karya besar Bung Karno bergeming dari gerusan zaman. Tak hanya inspirasi serta ide berbentuk isme, ajaran, spirit, serta nilai-nilai sosial serta politik, Pembuat patung pancoran Karno juga mewariskan monumen-monumen.

Ia menggagas pembangunan masjid Istiqlal yang ia targetkan melebihi kekokohan candi borobudur. Ia membuat tugu selamat datang di Bundaran HI sebagai icon ibukota. Ia membangun tugu pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng. Ia juga kobarkan semangat bangsa lewat Patung Dirgantara di Pancoran. Nah, yang dimaksud paling akhir, yaitu konsentrasi tulisan ini. Bisa disebut, tersebut peninggalan paling akhir Bung Karno.

Digagas th. 1965, waktu matahari kekuasaannya telah cenderung ke barat. Yaitu pematung Edhi Sunarso yang memperoleh kehormatan, kerjakan pembuatan patung itu. Teman dekat anehdidunia. com Edhi yaitu pematung yang paling disayangi Bung Karno. Ia juga yang ditunjuk bikin patung “Selamat Datang” di Bundaran HI. Edhi ingat persis, saat instruksi Bung Karno diterimanya. Hatinya pernah mandeg-mangu, ragu-ragu, bimbang, serta bimbang. Untuk seniman patung, ia belum sempat sekalipun bikin patung dengan bahan perunggu.

Sesaat perintah Bung Karno terang, ia menginginkan patung dengan bahan perunggu. Waktu raut berwajah susah menyembunyikan perasaan hatinya, Bung Karno selekasnya memahami. Maka, berkatalah Bung Karno pada Edhi, “”Hey Ed, anda mempunyai rasa bangga berbangsa serta bernegara tak? Apa butuh saya menyuruh seniman luar untuk kerjakan monumen dalam negeri sendiri? Saya tidak ingin kau coba-coba, kau mesti mampu.

” Saat 1 minggu yang didapatkan Bung Karno, dijawab selesai oleh Edhi dengan menghimpun rekan-teman pematung di Yogya, serta wujudkan harapan Bung Karno dalam tiruan yang terbuat dari gypsum.

Style melambaikan tangan laiknya orang menyongsong kehadiran teman dekat, diperagakan segera oleh Bung Karno. Style itu juga yang lalu jadi jenis pada patung Tugu Selamat Datang di bundaran HI. Nah, lain lagi cerita Patung Dirgantara, Pancoran. Proyek itu pembuat patung pancoran mangkrak, dengan kata lain berhenti. Momen 30 September 1965, yaitu penyebab terancam tidak berhasilnya pembuatan patung itu.

Bung Karno hadapi hantaman dari dalam negeri. Ia didemo hampir setiap hari. Klimaksnya yaitu penolakan MPRS atas pertanggungjawaban Bung Karno, pada momen pemberontakan PKI tadi.

Buntutnya keduanya sama kita kenali, Bung Karno dilengserkan, serta Soeharto diorbitkan. Nasib patung Dirgantara yang digagas Bung Karno untuk lambang semangat bangsa, terombang-ambing. Walau demikian, Bung Karno bukan hanya manusia yang meninggalkan histori ke-plin-plan-an.

Bung Karno tak sempat mengajarkan sikap yang kurang bertanggungjawab. Pembuat patung pancoran, sekalipun nasibnya sendiri di ujung tanduk. Posisinya untuk presiden terancam. Desakan dalam serta luar negeri menekan dianya, Bung Karno terus komit. Ia menyempatkan diri untuk memonitor perubahan proyek patung dirgantara tadi. Pada Bung Karno, dengan suara prihatin, Edhi melaporkan kemandegan proyek tadi. Sekalipun pedestial atau tiang penyangga patung pembuat patung pancoran usai, namun pekerjaan terancam mandeg, lantaran pemerintahan transisi tak menggubrisnya.

Di segi lain, dalam status tahanan politik, dalam keadaan tubuh yang semakin ringkih digerogoti sakit ginjalnya, Bung Karno keukeuh menyelesaikan proyek terakhirnya. Edhi sendiri tidak mampu melanjutkan pekerjaan itu, mengingat dianya juga telah dililit utang untuk pekerjaan itu. Maklumlah, seluruhnya proyek pembuatan monumen yang ia lakukan atas perintah Bung Karno, tak memakai sejenis dokumen perintah resmi negara.

Murni masalah keyakinan. Atas keadaan itu, Bung Karno lalu memanggil Edhi serta memberinya duit Rp 1, 7 juta. Terakhir Edhi baru tahu, duit itu hasil penjualan mobil pribadi Bung Karno.

Dengan duit pembuat patung pancoran, sekalipun belum cukup tutup seluruhnya cost, Edhi segera menyelesaikan pelaksanaan patung Dirgantara. Alkisah… pada pagi yang cerah, di hari Minggu tanggal 21 Juni 1970, Edhie tengah ada di puncak Tugu Dirgantara. Tiba-tiba, melintas iring-iringan mobil jenazah. Salah seseorang pekerja dibawah sontak memberitahu Edhi, bahwasanya yang baru saja melalui yaitu iring-iringan mobil jenazah… jenazah Bung Karno, sang penggagas Tugu Dirgantara.

Lemas lunglai Edhi untuk mendengar berita itu. Ia juga segera turun dari puncak Tugu Dirgantara, serta menyusul ke Blitar, berikan penghormatan paling akhir pada Putra Pembuat patung pancoran Fajar. Belum selesai duka berlalu, Edhi semangat menyelesaikan amanat paling akhir Bung Karno. Sekalipun pekerjaan itu meninggalkan utang negara. Sekalipun patung itu tak sempat diresmikan oleh pemerintahan Soeharto.

Tugu Dirgantara tegar berdiri, menggelorakan semangat, mengekspresikan muka Gatotkaca. Muka perkasa yang menaruh duka dibalik pembuatannya. Sebagian narasi perihal misteri acungan tangan patung pancoran Konon patung pancoran menunjuk suatu tempat di mana bung karno letakkan harta kekaya’annya yg diakui bisa melunasi hutang negara.

pembuat patung pancoran

Sebagian orang menceritakan bahwasanya patung ini menghadap ke suatu pelabuhan sunda kelapa yang disebut jantung peradaban bangsa indonesia sepanjang di jajah belanda. Tetapi ada juga yang katakan dahulu maksud di bangunnya tugu pancoran yaitu untuk menyebutkan bahwasanya kiblat politik indonesia yaitu ke RUSIA arah komunis???

Tugu pancorana mempunyai nama asli patung dirgantara jadi arah utara yang di tunjukkan oleh jari tugu pancoran itu yaitu lokasi bandara di jakarta yang dahulu ada di kemayoran jakarta sebelum saat di geser kan ke cengkareng Bagaimanapun juga narasi dari tugu pancoran atau patung pancoran itu, sesekali luangkan untuk kagum pada hasil karya anak bangsa kita serta ambillah hikmah postifnya bahwasanya tugu itu tetap semangat pembuat patung pancoran berdiri bagaimanapun persoalan yang dihadapi bangsa kita ini.

SEMANGAT!!! Baca Berita Unik lainnya di aslibanget.com dan Anda juga bisa melihat video lucu dan isnpiratif di website tersebut
Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta.

Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan IR. Sutami sebagai arsitek pelaksana.

Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI di tahun 1965. Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia pembuat patung pancoran sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat.

Total biaya pembuatan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran pada tahun 1964 adalah 12 juta rupiah. Biaya awal ditanggung oleh Edhi Sunarso, sang pemahat.

Bung Karno menjual mobil pribadinya seharga 1 juta rupiah pada waktu itu. Pemerintah sendiri hanya membayar 5 juta rupiah. Sisanya, sebesar 6 juta rupiah, menjadi hutang pemerintah yang sampai saat ini tidak pernah terbayar.

Manusia besar dengan gagasan besar.

pembuat patung pancoran

Itu sebuah julukan lain buat Bung Karno. Ciri-ciri manusia besar, terletak pada peninggalannya yang kekal. Dalam beberapa hal, Bung Karno memenuhi kriteria itu.

Ajarannya tentang Marhaenisme, penemuan ideologi Pancasila, serta semangat kebangsaan, setidaknya masih bisa kita rasakan hingga detik ini. Sekalipun ia “dikubur” tiga dasawarsa lamanya, jejak-jejak peninggalan pembuat patung pancoran karya besar Bung Karno bergeming dari gerusan zaman. Selain ide dan gagasan berupa isme, ajaran, spirit, dan nilai-nilai sosial dan politik, Bung Karno juga mewariskan monumen-monumen.

Ia menggagas pembangunan masjid Istiqlal yang ia targetkan melebihi kekokohan candi borobudur. Ia merancang tugu selamat datang di Bundaran HI yang menjadi icon ibukota. Ia mendirikan tugu pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng. Ia juga mengobarkan semangat bangsa melalui Patung Dirgantara di Pancoran. Nah, yang disebut terakhir, adalah fokus tulisan ini. Boleh dibilang, itulah peninggalan terakhir Bung Karno.

Digagas tahun 1965, saat matahari kekuasaannya sudah condong ke barat. Adalah pematung Edhi Sunarso yang mendapat kehormatan, mengerjakan pembuatan patung itu. Sahabat anehdidunia.com Edhi adalah pematung kesayangan Bung Karno. Ia pula yang ditunjuk membuat patung “Selamat Datang” di Bundaran HI. Edhi ingat persis, ketika instruksi Bung Karno diterimanya. Hatinya sempat mandeg-mangu, ragu-ragu, bimbang, dan galau.

Sebagai seniman patung, ia belum pernah sama sekali membuat patung dengan bahan perunggu. Sementara perintah Bung Karno jelas, ia menghendaki patung pembuat patung pancoran bahan perunggu.

Saat raut wajahnya sulit menyembunyikan perasaan hatinya, Bung Karno segera paham. Maka, berkatalah Bung Karno kepada Edhi, “”Hey Ed, kamu punya rasa bangga berbangsa dan bernegara tidak? Apa perlu saya menyuruh seniman luar untuk mengerjakan monumen dalam negeri sendiri? Saya tidak mau kau coba-coba, kau harus sanggup.” Waktu satu minggu yang diberikan Bung Karno, dijawab tuntas oleh Edhi dengan mengumpulkan teman-teman pematung di Yogya, dan mewujudkan harapan Bung Karno dalam replika yang terbuat dari gypsum.

pembuat patung pancoran

Gaya pembuat patung pancoran tangan laiknya orang menyambut kedatangan sahabat, diperagakan langsung oleh Bung Karno. Gaya itu pula yang kemudian menjadi model pada patung Tugu Selamat Datang di bundaran HI. Nah, lain lagi kisah Patung Dirgantara, Pancoran. Proyek itu sempat mangkrak, alias terhenti. Peristiwa 30 September 1965, adalah pemicu terancam gagalnya pembuatan patung itu. Bung Karno menghadapi hantaman dari dalam negeri. Ia didemo nyaris tiap hari. Klimaksnya adalah penolakan MPRS atas pertanggungjawaban Bung Karno, terhadap peristiwa pemberontakan PKI tadi.

Buntutnya sama-sama kita ketahui, Bung Karno dilengserkan, dan Soeharto diorbitkan. Nasib patung Dirgantara yang digagas Bung Karno sebagai simbol semangat bangsa, terombang-ambing.

Meski begitu, Bung Karno bukan manusia yang meninggalkan sejarah ke-plin-plan-an. Bung Karno tidak pernah mengajarkan sikap yang kurang bertanggung jawab. Alhasil, sekalipun nasibnya sendiri di ujung tanduk. Posisinya sebagai presiden terancam. Tekanan dalam dan luar negeri menghimpit dirinya, Bung Karno tetap komit.

Ia menyempatkan diri untuk memantau perkembangan proyek patung dirgantara tadi. Kepada Bung Karno, dengan nada prihatin, Edhi melaporkan kemandegan proyek tadi. Sekalipun pedestial atau tiang penyangga patung sudah selesai, tapi pekerjaan terancam mandeg, karena pemerintahan transisi tidak menggubrisnya. Di sisi lain, dalam status tahanan politik, dalam kondisi badan yang makin ringkih digerogoti sakit ginjalnya, Bung Karno keukeuh menuntaskan proyek terakhirnya.

Edhi sendiri tak sanggup meneruskan pekerjaan itu, mengingat dirinya pun sudah dililit utang untuk pekerjaan itu. Maklumlah, semua proyek pembuatan monumen yang ia kerjakan atas perintah Bung Karno, tidak menggunakan semacam dokumen pembuat patung pancoran resmi negara.

Murni soal kepercayaan. Atas kondisi tersebut, Bung Karno lantas memanggil Edhi dan memberinya uang Rp 1,7 juta. Belakangan Edhi baru tahu, uang itu hasil penjualan mobil pribadi Bung Karno.

Dengan uang itu, sekalipun belum cukup menutup semua biaya, Edhi langsung menuntaskan pengerjaan patung Dirgantara. Alkisah… di pagi yang cerah, di hari Minggu tanggal 21 Juni 1970, Edhie sedang berada di puncak Tugu Dirgantara. Tiba-tiba, melintas iring-iringan mobil jenazah.

pembuat patung pancoran

Salah seorang pekerja di bawah sontak memberi tahu Edhi, bahwa yang barusan lewat adalah iring-iringan mobil jenazah… jenazah Bung Karno, sang penggagas Tugu Dirgantara. Lemas lunglai Edhi demi mendengar berita itu. Ia pun langsung turun dari puncak Tugu Dirgantara, dan menyusul ke Blitar, memberi penghormatan terakhir kepada Putra Sang Fajar. Belum usai duka berlalu, Edhi bersemangat menuntaskan amanat terakhir Bung Karno.

Sekalipun pekerjaan itu meninggalkan utang negara. Sekalipun patung itu tidak pernah diresmikan oleh pemerintahan Soeharto. Tugu Dirgantara tegar berdiri, menggelorakan semangat, mengekspresikan wajah Gatotkaca. Wajah perkasa yang menyimpan duka di balik pembuatannya.

Beberapa cerita tentang misteri acungan tangan patung pancoran • Konon patung pancoran menunjuk sebuah tempat dimana bung karno meletakkan harta kekaya'annya yg dipercaya dapat melunasi hutang negara. • Beberapa orang menceritakan bahwa patung ini menghadap ke sebuah pelabuhan sunda kelapa yang merupakan jantung peradaban bangsa indonesia selama di jajah belanda.

• Namun ada juga yang bilang dulu maksud di bangunnya tugu pancoran adalah untuk menyatakan bahwa kiblat politik indonesia adalah ke RUSIA arah komunis??? • Tugu pancorana punya nama asli patung dirgantara jadi arah utara yang di tunjukan oleh jari tugu pancoran tersebut adalah lokasi bandara di jakarta yang dulu ada di kemayoran jakarta sebelum di pindah kan ke cengkarengBuat kalian yang sering lewat jembatan layang di daerah Pancoran, pasti sering liat dong patung yang dijuluki nama Patung Pancoran?

Di tengah jalanan yang penuh kendaraan, patung yang juga dikenal dengan nama Patung Dirgantara ini terlihat sangat mencolok, bahkan lucu dan menarik. Posenya yang unik—seperti pembuat patung pancoran mengejar atau menunjuk sesuatu—sering menjadi bahan bercanda orang Jakarta.

Namun, kalian tahu tidak pembuat patung pancoran kalau di balik patung ini, terdapat banyak cerita sedih? Patung ini dipahat oleh Edhi Sunarso, seorang tokoh yang terkenal sebagai pembuat patung bersejarah. Contoh karya-karya lain dari Edhi adalah Patung Selamat Datang di Bunderan HI dan Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, Jakarta. Atas instruksi Bung Karno, Edhi Sunarso mulai memahat Patung Pancoran yang ditujukan untuk menjadi icon keperkasaan Indonesia.

Hasilnya, dengan partisipasi dari beberapa tokoh lainnya, Edhi membuat patung yang memiliki tinggi 11 meter dengan kaki patung setinggi 27 meter menggunakan bahan perunggu. Kisah sedih dari Patung Pancoran dimulai dari proses pembangunannya yang penuh kesulitan. Peristiwa Gerakan 30 September PKI pada tahun 1965 nyaris membuat pembangunan patung ini gagal. Pada masa itu, Bung Karno didemo secara terus-menerus. Kondisi di Indonesia menjadi tidak stabil.

Alhasil, proses pembangunan Patung Pancoran ini pun terhambat. Selain itu, pembangunan patung yang memiliki berat 11 ton ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan biaya pembangunan patung ini, Bung Karno sampai harus menjual mobil pribadinya.

Itu pun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan anggarannya yang mencapai 12 juta rupiah (pada tahun 1964 loh, bukan 2018!). Bahkan sampai sekarang, masih ada hutang negara yang belum terbayar terkait dengan pembangunan Patung Pancoran.

Yang paling sedih adalah di tengah pengerjaan Patung Pancoran, Bung Karno wafat, sehingga tidak bisa melihat hasil akhir dari ide dan perintahnya. Padahal Bung Karno lah yang meminta Patung Pancoran untuk dibangun. Terlebih lagi, Bung Karno sendiri yang memeragakan pose Patung Pancoran. Edhi yang mendengar kabar wafatnya Bung Karno pun seketika menyusul Bung Karno ke Blitar untuk memberikan penghormatan terakhirnya. Untungnya, patung ini akhirnya berhasil berdiri pada masa pemerintahan Soeharto.

Namun, dibalik kesenangan ini, tetap ada cerita sedihnya guys. Presiden Soeharto tidak meresmikan monumen ini. Bahkan, sampai hari ini, walaupun sudah menjadi salah satu landmark Jakarta, Patung Pancoran belum diresmikan. Yang menarik, walaupun sudah berdiri, pembuat patung pancoran ini sebetulnya belum selesai. Dari jauh, memang patung ini terlihat sempurna dan tidak ada yang aneh. Tetapi, jika kita lihat secara lebih dekat, kita akan menemukan permukaan patung tersebut masih kasar dan tidak rapi.

Nah, tapi kecacatan ini akan terus dijaga sebagai bentuk cagar budaya, pemerintah sekarang tidak memiliki rencana untuk menyelesaikan atau memperbaikinya. Setelah bertahun-tahun berdiri, Patung Pancoran mengalami kerusakan karena beberapa faktor seperti bahan perunggu dari patung, cuaca, dan polusi. Pada tanggal 25 Agustus 2014, patung ini akhirnya dibersihkan untuk pertama kalinya. Proses pembersihannya pun tidak sederhana.

Pertama, Patung Pancoran disiram menggunakan air bersih untuk menghilangkan debu yang menempel. Selanjutnya, patung ini dibersihkan dengan ekstrak jeruk nipis untuk menghilangkan polusi dan karat.

Lalu, bahan kimia digunakan untuk melepaskan polutan dan korosi akut dari patung tersebut. Terakhir, patung dibilas kembali dengan air dan setelah kering, patungnya diberi lapisan pelindung. Hari ini, Patung Pancoran telah menjadi monumen yang terabaikan. Semua yang sering lewat daerah Pancoran pasti tahu. Dulu, Patung Pancoran berada di tengah lapangan yang megah, membuat patung ini sangat mencolok pembuat patung pancoran menjadi objek wisata.

Tapi sekarang, patung ini dilewati jalan layang, hingga dasarnya tidak lagi tampak jelas.

pembuat patung pancoran

Keperluan pembangunan dan kemajuan infrastruktur ternyata lebih penting dibandingkan patung ini. Perlahan-lahan, Patung Pancoran tenggelam dalam pembangunan infrastruktur baru dan kendaraan bermotor. Belum lagi, pasti kalian sering lihat meme dari Patung Pancoran ini kan? Monumen yang tadinya bertujuan untuk menjadi simbol keberanian rakyat Indonesia sekarang berubah menjadi bahan bercanda rakyat Indonesia. Contohnya, belum lama ini terjadi gempa bumi di Banten. Beberapa jam kemudian, muncul banyak foto Patung Pancoran sedang loncat diikuti caption "Reaksi Patung Pancoran saat Gempa".

Selain itu, pose Patung Pancoran berasal langsung dari ide Bung Karno sering dijadikan bahan candaan dalam acara keluarga, acara orientasi siswa, dan lainnya. "Coba ada yang bisa memperagakan pose Patung Pancoran?" dan "Itu tuh kayak Patung Pancoran," diikuti dengan tawa terbahak-bahak. Tentu kalian juga pernah mendengar bercandaan ini kan?

Kalau dipikir-pikir, kasihan tidak sih Patung Pancoran ini? Sebetulnya patung ini membawa pesan yang baik, tapi dari awal pembangunannya banyak sekali ya masalahnya. Dari situasi yang tidak kondusif, biaya yang kurang, sampai kurangnya perhatian masyarakat. Masa lalu memang tidak bisa kita rubah, tapi masa depan bisa kita ubah. Mulai sekarang, yuk kita berikan Patung Pancoran perhatian dan hormat yang layak! Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
JAKARTA, KOMPAS.com — Patung Tugu Pancoran atau Patung Dirgantara sudah berdiri sejak tahun 1966 di kawasan Jakarta Selatan.

Walau demikian, pembuatnya, Edhi Sunarso, disebut-sebut pembuat patung pancoran memperoleh upahnya secara penuh. Hal ini terungkap dari pengakuan putri Edhi, Titiana Irawani. Namun, dia belum mengetahui berapa besar uang yang seharusnya diterima sang ayah untuk mewujudkan patung yang digagas oleh Bung Karno itu. "Memang benar, bapak seharusnya mendapatkan haknya, tetapi enggak tahulah. Kami juga bingung.

Enggak tahu harus meminta kepada siapa.," kata Titiana kepada Warta Kota, Jumat (29/8/2014) lalu. Ada yang menyebut, biaya pembuatan patung yang tengah dimandikan tersebut, pada masanya, mencapai Rp 12 juta. Namun, yang diperoleh Edhi hanya pembuat patung pancoran. Sisanya belum dibayarkan oleh Pemerintah Indonesia hingga saat ini.

pembuat patung pancoran

Ada pembuat patung pancoran yang bilang bahwa Edhi mengeluarkan biaya Rp 7 juta, tetapi hanya Rp 1,7 juta yang kembali kepadanya. Itu pun merupakan hasil penjualan mobil merek Buick milik Soekarno. Titiana, anak kedua dari empat bersaudara Edhi-Kustiyah, tidak membantah hal itu. Namun, dia tidak tahu persis berapa angka pasti biaya total pembuatan patung itu, juga berapa utang pemerintah kepada Edhi.

"Jadi memang, waktu itu patungnya belum selesai, Bung Karno keburu wafat. Bapak sampai menjual barang-barang milik pribadi. Apa yang bisa pembuat patung pancoran ya dijual karena bapak ingin mewujudkan keinginan idealisme Bung Karno," kata Titiana. Imam Besar Istiqlal Ingin MK Tolak Legalisasi Perkawinan Beda Agama https://nasional.kompas.com/read/xml/2014/09/05/09431691/Imam.Besar.Istiqlal.Ingin.MK.Tolak.Legalisasi.Perkawinan.Beda.Agama https://asset.kompas.com/crops/iAkcInvyixLGZpJDZoXhrNb4r9o=/0x0:0x0/195x98/data/photo/2014/06/02/1459088240t.jpg
Patung Dirgantara Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta.

Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. [1] Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara.

Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Ide pertama pembuatan patung adalah dari Presiden Soekarno yang menghendaki agar dibuat sebuah patung mengenai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia angkasa, yang berarti menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa Sejarah [ sunting - sunting sumber ] Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta.

Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter.

Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana. Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI pada tahun 1965. Patung Dirgantara pada tahun 1971.

pembuat patung pancoran

Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara.

Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat. Proses pemasangan Patung Dirgantara sering ditunggui oleh Bung Karno, sehingga kehadirannya selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara.

Alat pemasangannya sederhana saja yaitu dengan menggunakan Derek tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton. [2] Pemasangan patung Dirgantara akhirnya dapat selesai pada akhir tahun 1966. Patung Dirgantara ditempatkan di lokasi ini karena strategis, merupakan pintu gerbang kawasan Jakarta Selatan dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusumah selain itu dekat dengan (dahulu) Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia.

Catatan Kaki [ sunting - sunting sumber ] • ^ "Dirgantara, Monumen". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id .

pembuat patung pancoran

Diakses tanggal 2020-02-12. • ^ "Patung Dirgantara Pancoran". 22 Juli 2012. Pranala luar [ sunting - sunting sumber ] Wikimedia Commons memiliki media mengenai Dirgantara monument.

• (Indonesia) Monumen Dirgantara, Hasil Penjualan Mobil Pribadi • (Indonesia) Patung Dirgantara Pembuat patung pancoran • Halaman ini terakhir diubah pada 6 Agustus 2021, pukul 06.08. • Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •

KISAH DI BALIK BERDIRINYA PATUNG PANCORAN




2022 www.videocon.com