Usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia dan pertanian masih menjadi mata pencaharian yang banyak ditemui. Melihat besarnya potensi pertanian yang ada, sudah selayaknya Indonesia mejadi lumbung pertanian di Asia Tenggara atau bahkan dunia. Sayangnya, produksi pertanian tidak selalu berjalan mulus dari waktu ke waktu. Menghadapi hal tersebut, pemerintah pun menyiapkan beberapa program dan metode untuk meningkatkan hasil produksi pertanian.

Apa saja? Cari tahu selengkapnya pada artikel berikut ini. Metode peningkatan produksi pertanian yang pertama dan sering dilakukan adalah melalui intensifikasi pertanian.

Dilakukan dengan cara mengelola lahan pertanian sebaik mungkin yang bertujuan meningkatkan hasil produksi. Intensifikasi sangat cocok diterapkan untuk daerah dengan potensi pertanian yang sempit. Misalnya, di wilayah Jawa dan Bali. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menyukseskan program intensifikasi pertanian adalah dengan sapta usaha tani.

Sapta usaha tani tersebut meliputi kegiatan seperti pemilihan bibit unggul, pengolahan tanah yang baik, dan melakukan pemupukan yang tepat. Selain itu juga dilakukan penyuluhan mengenai pengendalian hama penyakit, irigasi, pengelolaan pasca-panen serta pemasaran hasil pertanian. Cara kedua yang bisa dilakukan adalah lewat program divesifikasi pertanian. Diversifikasi pertanian merupakan usaha meningkatkan produksi pertanian dengan beberapa jenis produksi. Tujuannya untuk menghindari ketergantungan hanya dari satu jenis tanaman pertanian saja.

Dengan begitu, tanaman lain yang berpotensi menguntungkan juga semakin dikenal oleh masyarakat. Cara diversifikasi pertanian adalah dengan penanaman beragam jenis tanaman dalam satu lahan pertanian.

Keuntungannya akan berlipat ganda pada saat yang panen dalam lahan yang sama. Seperti ketika Anda menanam cabai rawit dan tomat sekaligus. Jadi, ketika dalam satu musim panen terdapat tanaman yang gagal panen masih ada tanaman lainnya yang dapat dijadikan cadangan sebagai sumber pendapatan bagi para petani. Dalam meningkatkan produksi pertanian, pemerintah juga melakukan terobosan yang inovatif dengan optimalisasi lahan rawa. Selama ini, lahan rawa dianggap kurang memiliki nilai yang produktif, maka dari itulah Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki program Selamatkan Rawa, Selamatkan Petani atau SERASI.

Program ini pun cukup berhasil meningkatkan produktivitas pertanian. Di Indonesia sendiri luas lahan rawa yang memiliki nilai potensial seluas 33.4 juta hektare. Dari luas tersebut, ada sekitar 14.2 juta hektare sudah diberdayakan untuk pemanfaatan sawah, 3.1 juta hektare lainnya sebagai lahan hortikultura dan 1.9 juta hektare digunakan untuk tanaman tahunan.

Metode SERASI ini dilakukan dengan cara menormalisasi irigasi. Teutama pada saluran air, pintu air, tanggul hingga pompa. Tidak hanya itu saja, pengolahan tanah, pemupukan dan pengendalian hama penyakit juga menjadi perhatian. Terakhir, peningaktan produksi pertanian harus dilakukan secara berkala dengan dukungan para stakeholder terkait seperti Kementerian Pertanian (Kementan).

Dukungan ini bisa dilakukan dengan pemberian alat dan mesin pertanian atau Alsintan untuk petani. Alat dan mesin tersebut digunakan ketika petani mulai melakukan pengolahan, panen, hingga pasca panen.

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN Pengolahan lahan pertanian adalah hal yang pertama kali perlu dilakukan sebelum melakukan budidaya. Sebelum melakukan budidaya ada baiknya mengerti kemana arah pengolahan lahan pertanian tersebut. Dalam pengolahan lahan pertanian terdapat 2 cara dalam pengolahannya, yaitu ekstensifikasi pertanian dan intensifikasi pertanian. Apa yang dimaksud dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Ekstesifikasi pertanian adalah perluasan areal pertanian ke wilayah yang sebelumnya belum dimanfaatkan manusia.

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

Sasarannya adalah ke lahan hutan, padang rumput steppe, lahan gambut, atau bentuk-bentuk lain lahan marginal (terpinggirkan). Istilah ini dalam bahasa Indonesia tidak ada hubungan langsung dengan pertanian ekstensif; dan dalam peristilahan internasional program demikian lebih dikenal sebagai agricultural (land) expansion (“perluasan lahan pertanian”). Berbeda halnya dengan ekstensifikasi pertanian, Intensifikasi pertanian adalah salah satu usaha untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan perhatian yang sudah ada.

Dalam melakukan intensifikasi pertanian, terdapat cara-cara yang penting yang perlu saudara ketahui dalam melakukannya. Cara ini disebut dengan Panca Usaha Tani.

Hal-hal yang termasuk dalam Panca Usaha Tani bisa saudara dapatkan pada halaman berikut. Panca Usaha Tani : • Pengolahan tanah yang baik 2. Pengairan/irigasi yang teratur 3. Pemilihan bibit unggul 4.

Pemupukan 5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi Sapta Usaha Tani: dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Pemasaran. pengairan yang teratur menyemprot hama Ekstensifikasi Pertanian Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfatkan.

Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut. Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya. Diversifikasi Pertanian Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang. Mekanisasi Pertanian penggunaan mesin pertanian modern Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama.

Rehabilitasi Pertanian Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif. Sebagai tindak lanjut dari program-program tersebut, pemerintah menempuh langkah-langkah sebagai berikut: Memperluas, memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi yang meluas di seluruh wilayah Indonesia Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan berbagai paket program yang diawali dengan program Bimbingan Masal (Bimas) pada tahun 1970.

Kemudian disusul dengan program intensifikasi Masal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) dan Supra Insus yang bertujuan meningkatkan produksi pangan secara berkesinambungan. Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang dilaksanakan untuk menunjang proses produksi pertanian.

Usaha-usaha meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan antara lain dengan cara : Membangun gudang-gudang, pabrik penggilingan padi dan menetapkan harga dasar gabah Memberikan berbagai subsidi dan insentif modal kepada para petani agar petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya. Menyempurnakan sistem kelembagaan usaha tani melalui pembentukan kelompok tani, dan Koperasi Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah yang bertujuan untuk memberikan motivasi produksi dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi para petani.

DAMPAK POSITIF REVOLUSI HIJAU Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat. Sebagai contoh: Indonesia dari pengimpor beras mampu swasembada. PERMASALAHAN DAN DAMPAK NEGATIF Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah. Penurunan keanekaragaman hayati.

Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk. Penggunaan peptisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten. IVA FACHMAWATI, SP.MM DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR
Di Indonesia yang usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani ternyata menjadikan negara tersebut sebagai negara agraris.

Indonesia banyak menghasilkan petani-petani handal dan tidak kalah dengan petani dari negara lain. Hasil pertanian sangat melimpah di Indonesia, mulai dari rempah-rempah, sayur-mayur dan buah-buahan, ubi, kentang, kopi, cokelat, padi, buah-buahan, dan lain sebagainya. Semua komoditi yang dihasilkan dari pertanian Indonesia tersebut ternyata tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat di dalam negeri, akan tetapi hasil panen adakalanya di ekspor ke luar negeri. Tak heran jika hasil ekspor juga menyumbang terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tiap tahunnya.

Intensifikasi Pertanian Untuk meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat menghasilkan produk panen yang berkualitas tinggi, maka pemerintah dan banyak para petani di Indonesia mencari terobosan terbaru untuk memperoleh hasil panen yang optimal yakni dengan membuat sistem pertanian melalui teknik intensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian, maupun ekstensifikasi pertanian. Ketiga upaya peningkatan produksi panen tersebut sudah dilakukan sejak tahun 1950 yang dilatarbelakangi oleh ketertarikan pemerintah untuk mengkonversi lahan tanaman tebu menjadi lahan tanaman padi.

Rata-rata hasil produksi padi di Indonesia pada tahun 1956-1960 yakni berkisar 2 ton per hektar (Jatileksono, 1987). Selanjutnya pada tahun 1960 dan seterusnya swasembada pangan (beras) menjadi program utama pemerintah Indonesia.

Sehingga pada waktu itu, pemerintah Indonesia berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan produksi pada guna memenuhi kebutuhan di dalam negeri akibat lonjakkan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat tajam.

A. Intensifikasi Pertanian Intensifikasi pertanian merupakan usaha yang dilakukan petani untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia. Intensifikasi dianjurkan untuk menghasilkan produk pertanian yang tahan penyakit, menghasilkan buah,sayur dan makanan pokok yang berkualitas tinggi dan unggul.

Dalam pelaksanaan intensifikasi pertanian adakalanya para petani memperhatikan masalah pengelolaan tanah, pengadaan bibit unggul, penanaman, pemupukkan, pemberantasan hama serta penyakit pada tanaman, pemanenan dan kegiatan selama pasca panen.

Program Intensifikasi pertanian di Indonesia dilatarbelakangi oleh keinginan pemerintah dan rakyat untuk memperoleh hasil panen yang layak, cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, serta mampu untuk program intensifikasi pertanian diharapkan mampu untuk mengurangi dan mengendalikan hama tanaman yang sangat merugikan bagi petani, terutama hama jenis wereng, kutu busuk, kutu buah, ulat daun, serta tikus yang merupakan hewan pengerat dan sering menurunkan produksi tanaman padi.

Program intensifikasi pertanian terutama untuk meningkatkan produksi padi dibentuk sejak tahun 1960 melalui program BIMAS (Bimbingan Massal). Dalam proses perkembangannya, ternyata masyarakat Indonesia sangat dikeluhkan dengan adanya program intensifikasi pertanian terutama untuk padi.

Sebab, para petani dirugikan dengan adanya berbagai hama pengganggu tanaman sehingga pada tahun 1961, 1962 hingga 1969 produksi padi para petani Indonesia banyak yang mengalami serangan hama, serta tak heran jika banyak yang gagal panen. Akibat peristiwa tersebut, pemerintah mulai berupaya untuk mencarikan solusi atas permasalahan tersebut, sehingga pada tahun 1970 hingga 1980, pemerintah membuka ruang kepada rakyat untuk mengatasi masalah hama pada tanaman padi yakni dengan menggunakan berbagai jenis dan formulasi pestisida dengan beranekaragam bahan aktifnya.

Pada saat itu, penggunaan pestisida dilakukan untuk memberantas hama penggangu tanaman, namun bukan untuk mencegah atau mengendalikan agar hama tanaman tidak timbul kembali dan merusak tanaman.

Pada tahun 1970, 1971, hingga 1979, penggunan pestisida di kalangan petani sangat meningkat tajam, sehingga pada saat itupula produksi bahan makanan, seperti hasil pertanian kentang, ubi, padi, dan berbagai macam buah lainnya mencapai 34%, dan penggunaan pestisida pada saat itu terbukti mampu mematikan hama tanaman.

Namun, dengan penggunaan pestisida yang berlebihan di kalangan para petani Indonesia ternyata memberikan efek sangat buruk bagi lingkungan dan manusia itu sendiri. Sehingga pada tahun 1990 ke atas, penggunaan pestisida mulai dikurangi bahkan dilarang dengan alasan bahwa pestisida mampu mempercepat laju pencemaran udara dan pencemaran tanah, menimbulkan berbagai penyakit yang diderita oleh manusi jika terpapar oleh senyawa pestisida terutama bagi para petani maka akibatnya adalah kulit mengalami iritasi, mata merah dan berair, keracunan makanan akibat senyawa pestisida yang bercampur.

Dan efek buruk lainnya dari penggunaan pestisida yakni dapat meracuni buah dan sayur. Jika pestisida masuk dan terakumulasi di dalam daging buah dan dikonsumsi manusia, maka kemungkinan besar yang mengonsumsi makanan yang tercemar pestisida tersebut akan mengalami penyakit kanker, jika pada laki-laki menyebabkan prilakunya menjadi kewanita-wanitaan, dan lain sebagainya. Ada beberapa langkah penting untuk melaksanakan intensifikasi pertanian secara menyeluruh yakni dengan program “ Panca Usaha Tani” atau “ Lima Usaha Tani“.

Panca usaha tani ini berkembang pesat pada era pemerintahan presiden Soeharto yang merupakan bagian dari REPELITA pembangunan pertanian sangat digalakkan pada saat itu. Berikut ini panca usaha tani yang dapat dilakukan diantaranya: 1. Pemilihan dan Penggunaan Bibit Unggul Sebelum memanfaatkan lahan pertanian secara baik, maka para petani sebaiknya menggunakan bibit unggul baik yang dihasilkan dari hasil panen bibit sebelumnya atau ketika dibeli di pasaran.

Bibit unggul menjadi kunci penting untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas, tanaman subur, sehat, tinggi, berbuah bagus, akarnya kokoh, serta tahan terhadap berbagai macam serangan hama dan penyakit. Bibit unggul yakni jenis bibit yang disiapkan dan memiliki keunggulan dibandingkan varietas lainnya seperti bibit yang tahan terhadap penyakit dan jamur, bibit yang memiliki produktivitas tinggi, daya vigor tinggi, peka terhadap rangsangan pupuk, fase juvenile yang singkat, serta mempunyai keberanekaragaman bentuk, ukuran, dan warna.

Contoh bibit unggul seperti pada padi IR 64, PB 4, pada bibit padi rajalele, dan jagung tongkol (untuk produksi bahan makanan pokok). 2. Pengelolaan Lahan dan Tanah Pertanian Secara Tepat dan Terencana Setelah memperoleh bibit unggul, langkah selanjutnya yakni mengelola tanah untuk dipakai dalam penyemaian bibit dan media tumbuh kembang bibit hingga proses pemanenan.

Untuk mengelola lahan pertanian dapat ditempuh melalui cara modern dan konvensional (tradisional/manual). Cara modern dapat ditempuh dengan menggunakan cara mekanik yakni menggunakan traktor usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut sudah modern, sedangkan cara manual/konvensional dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti cangkul.

Metode tradisonal menggunakan cangkul memiliki kelemahan yakni sangat tidak efisien dan membutuhkan waktu cukup lama untuk menggarap lahan pertanian. 3. Pengaturan Irigasi atau Saluran Air Pengaturan pasokan air yang dialirkan ke lahan-lahan pertanian sangat penting untuk membuat struktur dan komponen tanah menjadi lembab dan berair sehingga akan memberikan nutrisi dan menjaga tanaman agar tetap sehat, tidak layu, dan kelangsungan hidupnya terjaga dengan baik.

Sebaiknya gunakan air secukupnya dan berdasarkan kebutuhan untuk dialiri di lahan pertanian.

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

Umumnya pemberian air tidak boleh melebih titik layu lahan. Dan pasokan air yang cukup di atas lahan sangat penting untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas panen nantinya.

4. Pemberian Pupuk Pada Dosis Yang Tepat Tanpa pemberian pupuk buatan, sebenarnya tanah sendiri sudah memiliki unsur hara esensial bagi tanaman. Pemberian pupuk tambahan dilakukan dengan melihat usia tanaman serta menempatkan pupuk pada jarak tertentu. Terkadang para petani jika memberikan pupuk terlalu dekat dengan akar tanaman, maka tak menutup kemungkinan tanaman tersebut akan layu dan berujung pada kematian tanaman, oleh karena itu memberi jarak yang cukup saat pemupukan tanaman sangat penting.

Pemberian pupuk pada tanaman dapat dengan menggunakan pupuk dari kotoran hewan ternak, seperti pupuk kandang yang memiliki komposisi dari feses kambing,ayam,unta,sapi dan lainnya.

Pupuk kompos dan NPK buatan yang berasal dari sisa-sisa dedaunan juga penting sebagai tambahan nutrisi bagi tumbuhan. Pemberian pupuk perlu melihat usia tanaman yang akan diberi pupuk, dosis, serta cara dan jenis pupuk yang hendak ditambahkan pada tumbuhan.

Sehingga jika pemberian pupuk tidak tepat akan berefek pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 5. Pemberantasan Organisme Penggangu Tanaman Pemberantasan organisme pengganggu tanaman bertujuan sebagai pemeliharaan tanaman.

Sebab, masalah yang umum dihadapi oleh para petani yakni hama dan penyakit pada tanaman. Hama tanaman yang sangat mengganggu terutama ulat dan wereng yang merusak struktur daun, serta gulma yang menggangu pada taanaman untuk tumbuh dan berkembang. Terkadang penggunaan pestisida kimia tidak semata-mata untuk memberantas hama, dapat juga menggunakan pestisida alami, misalnya dengan menggunakan predator alami (misalnya: Ular untuk memutus mata rantai perkembangan tikus di sawah agar produktivitas panen padi meningkat), sehingga keseimbangan eksositem terus terjaga dengan baik.

Adanya intensifikasi pertanian tentunya memiliki dampak nyata di dunia pertanian. Tentunya intensifikasi pertanian memiliki dampak positif dan dampak negatif.

Dampak positif dengan adanya intensifikasi pertanian yakni produksi panen menjadi meningkat akibat pemilihan benih bibit yang berkualitas, ekosistem di lahan pertanian menjadi stabil, hasil panen rata-rata meningkat seperti yang pernah terjadi 1960-1970 sehingga produksi makanan pernah meningkat hingga 34% dan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Sementara itu dampak negatif dari adanya intensifikasi pertanian seperti; (1) Dampak pengelolaan tanah yang kurang diperhatikan dapat merusak struktur tanah dan ekosistem di dalamnya dan ini banyak terjadi pada saat penggunaan alat berat seperti traktor. (2) Dampak buruk pemupukan secara terus-menerus dan tidak terkendali secara baik dapat menyebabkan tanah menjadi asam sehingga pH tanah menjadi menurun, sehingga hasil pertanian tidak produktif.

Termasuk unsur hara Nitrogen yang terkandung di dalam pupuk dapat menyebabkan terbentuknya larutan nitrit di dalam tanah yang dapat meresap di sumur warga sekitar daerah pertanian.

(3) Dampak dari penggunaan pestisida berlebih dapat menyebabkan dapat menyebabkan mudah berkembangnya hama dan gulma menjadi resisten (kebal terhadap senyawa obat/pestisida), terjadinya resurgensi (hama timbul kembali), terjadinya ledakan populasi hama terutama yang umum adalah hama ulat dan wereng, keracuanan serta iritasi kulit pada manusia, terjadinya pencemaran udara, air, dan tanah, serta berefek buruk bagi daging buah/sayur yang terpapar senyawa kimia pestisida (dapat meracuni hasil panen;buah,sayur,dan sebagainya).

B. Ekstensifikasi Pertanian Ekstensifikasi pertanian yaitu perluasan areal pertanian ke wilayah yang sebelumnya belum pernah dimanfaatkan manusia. Program ekstensifikasi pertanian memiliki sasaran terhadap lahan-lahan seperti lahan hutan, padang rumput steppe, lahan gambut pada rawa-rawa, serta bentuk-bentuk lain pada tanah marginal (lahan terpinggirkan). Dalam peristilahan internasional dikenal dengan “agricultural (land) expansion”. Ekstensifikasi pertanian bertujuan untuk mengatasi masalah kurangnya lahan produktif pertanian, perluasan lahan dilakukan dengan mencari lahan-lahan baru yang bisa ditanami tanaman dan menghasilkan nilai tambah dari hasil panen untuk memenuhi kehidupan masyarakat.

Ekstensifikasi pertanian biasanya dilakukan di wilayah-wilayah Indonesia seperti Irian Jaya, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Ekstensifikasi pertanian dapat dilakukan oleh petani itu sendiri atau melalui perantara pemerintah sebagai pusat penyelenggara. Namun, biasanya ekstensifikasi pertanian ini dilakukan sendiri (oleh petani), berkesinambungan, dan adanya pengawasan dari pemerintah setempat. Berikut ini macam-macam dari ekstensifikasi pertanian yang masih terus diterapkan pada pertanian Indonesia.

1. Perluasan Lahan Pertanian dengan Pembukaan Hutan Baru Sistem pertanian nomaden (berpindah-pindah) lahan pertanian sudah sering dilihat pada para petani Indonesia.

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

Sistem pertanian nomaden sudah dilakukan oleh petani Indonesia sejak dulu. Cara pertanian nomaden dilakukan secara serentak terhadap lahan tertentu, atau sendiri-sendiri yakni dengan cara membakar tumbuhan di sekitar lahan, kemudian tanahnya digarap dan atau dicangkul kemudian ditanami berbagai jenis sayur mayur, tanaman buah, tanaman obat dan jenis lainnya. Keuntungan dari pembukaan lahan hutan untuk lahan pertanian yakni tingkat kesuburan lahan masih tinggi akibat banyaknya dedaunan yang menyusun komposisi tanah di dalamnya.

2. Perluasan Lahan Pertanian dengan Pembukaan Lahan Kering Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan kering dapat dilakukan dengan penangan khusus. Lahan kering maksudnya yaitu lahan atau tanahnya kering, tandus, atau tanahnya kurang subur akibat sedikitnya kandung unsur hara. Dalam pemanfaatannya, lahan kering dapat dimanfaatkan dengan penambahan jenis tanaman yang dapat meningkatkan kesuburan tanah di lokasi itu yakni dengan menanam berbagai tumbuhan seperti kacang-kacangan, pohon lamtoro, dan dapat menambah nutrisi dalam tanah berupa tambahan air, pupuk.

3. Perluasan Lahan Pertanian dengan Pembukaan Lahan Gambut pada Tanah Rawa Lahan gambut umumnya tersebar di wilayah atau daerah rawa-rawa. Di tanah gambut, sangat potensial jika ditanami jenis tumbuhan tertentu sehingga dapat meningkatkan produksi panen.

Di tanah gambut beberapa jenis tanaman yang dapat ditanam yakni kangkung, genjer, tanaman pakis, dan padi. Di Indonesia yang memiliki lahan gambut/berawa banyak terdapat di Kalimantan dan Sumatera.

Adanya ekstensifikasi pertanian tentunya memberikan dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak postifinya yakni lahan yang kering,gersang,tandus dapat dioptimalkan kembali fungsinya sehingga dapat ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat meningatkan produktivitas panen untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sementara itu untuk dampak negatif diantaranya; (1). Terjadinya kerusakan ekosistem pada lahan-lahan tertentu. Dapat kita lihat misalnya pada lahan hutan yang sebenarnya hutan itu sendiri memiliki banyak flora dan fauna yang ada di dalamnya.

Jika hutan dihabisi, pohon-pohonnya ditebang atau dibakar, maka kemungkinan besar hewan-hewan yang tinggal di ranting-ranting pohon dan sekitaran hutan tersebut akan kehilangan habitat asli mereka, sehingga kepunahan jenis di hutan tersebut kemungkinan besar akan terjadi. (2). Berkurangnya habitat alami hewan di alam.

Hal ini dapat kita lihat pada saat penebangan pohon, pembakaran hutan, dan pembangunan gedung-gedung, sehingga hewan-hewan asli penghuni habitat di wilayah tersebut akan kehilangan tempat tinggal, serta aktivitas kesehariannya pun mulai terganggu dan rusak. (3) Terjadinya pemanasan global ( Global Warming) karena aktivitas pembakaran dan penyempitan hutan dan pepohonan yang semakin sulit ditemui.

C. Diversifikasi Pertanian Diversifikasi pertanian yakni pemanfaatan lahan pertanian untuk dua kepentingan yang memiliki daya guna sekaligus. Hal ini bertujuan untuk menghindari ketergantungan dari satu hasil pertanian, artinya petani dapat menggunakan satu lahan untuk dua kepentingan bisnis misalnya dapat ditempuh dengan berbagai cara seperti; (1) Memperbanyak jenis kegiatan pertanian; Contohnya: selain petani menanam jagung, juga petani tersebut berternak itik dan maupun berternak ikan, membuka tambak.

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

(2) Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan tertentu; Contohnya: Dalam sebuah ladang, selain ditanami singkong, juga ditanamai padi ladang, atau juga ditanamai jagung, tanaman palawija, kacang tanah, sayur-mayur, ubi jalar, dan lain sebagainya.

Diversifikasi pertanian sangat penting dilakukan oleh para petani untuk menghasilkan produksi panen yang banyak dan beragam dari hanya memiliki satu lahan saja.

Dari kegiatan Diversifikasi pertanian tentu petani banyak diuntungkan karena selain mendapatkan hasil panen beragam, juga kesejahteraan hidup (penghasilan berupa uang) akan semakin banyak sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, kegiatan diversifikasi pertanian dapat menambah pengalaman masyarakat petani untuk dapat mengelola lahan dengan berbagai teknik, serta pengetahuan untuk memberi nilai jual dan peluang menghasilkan banyaknya upah pertanian semakin meningkat.

Diversifikasi pertanian terbukti mampu memberikan sumbangsih terhadap kesadaran kepada masyarakat untuk bertani. Sebab pekerjaan seperti mencangkul, menanam buah dan sayur mayur tidak hanya ditugaskan kepada petani semata. Seorang guru, siswa, pekerja kantor, dan apapun jenis profesi dapat melakukan program diversifikasi pertanian, contohnya yaitu menanam berbagai jenis tanaman obat, sayur, bunga, dan sebagainya di lahan yang terdapat di halaman rumah, dan lingkungan sekolah.

Hal ini penting untuk melatih manusia untuk memiliki jiwa tani.

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

Cari Artikel Artikel Terbaru • Hasil Saya Menanam Buah Jambu Kristal Hijau, Buahnya Lebat Sekali • Alasan Menanam Jahe Di Polybag Lebih Bagus Hasilnya Daripada Di Tanah Biasa • Testimoni Mosehat Untuk Penyakit Hipertensi (Darah Tinggi) • Mengenal Komunitas Pertanian Sariagri Indonesia • Ayo Cintai Petani dan Produk Lokal Bersama IT’s Buah • Fungsi/Peran/Manfaat Bakteri Nitrobacter, Nitrosomonas dan Azotobacter di Bidang Pertanian • Mengenal Bakteri Rhizobium leguminosarum di Bidang Pertanian • Anda Mau Jadi Influencer/Blogger Sekaligus Petani Milenial?

Mengapa Tidak. • Kelebihan dan Kelemahan Sistem “Rotasi Tanam” Dalam Bidang Pertanian • Bakteri Rhizobium leguminosarum Dalam Bidang Pertanian • Ciri-Ciri dan Penyebab Tanah Tidak Subur, Gersang, dan Tandus • Mengapa Penting Berkebun Jahe Selama Pandemi COVID-19? • Cara Menanam Jahe Di Lahan Sempit Perkotaan (Kompleks Perumahan)? Why Not ! • Cara Menunaskan Bibit Jahe yang Mudah dan Praktis, Dijamin Berhasil ! • Cara Memperbanyak Rimpang Jahe Agar Berbuah Banyak dan Berlimpah • Musim Hujan Tiba, Kini Waktunya Menanam Jahe, Kamu Harus Coba ya?

• Pengertian, Contoh, dan Aplikasi MicroGreens dalam Kehidupan Sehari-hari • Bagaimana Ciri Tanaman Jahe Sehat dan Siap Panen?

• Berapa Lama Masa Tanam Jahe di Wadah Polybag? • Berapa Harga Jahe Selama Pandemik COVID-19? Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertanian Pengolahan lahan pertanian adalah hal yang pertama kali perlu dilakukan sebelum melakukan budidaya. Sebelum melakukan budidaya ada baiknya mengerti kemana arah pengolahan lahan pertanian tersebut.

Dalam pengolahan lahan pertanian terdapat 2 cara dalam pengolahannya, yaitu ekstensifikasi pertanian dan intensifikasi pertanian. Apa yang dimaksud dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. Ekstensifikasi pertanian adalah perluasan areal pertanian ke wilayah yang sebelumnya belum dimanfaatkan manusia.

Sasarannya adalah ke lahan hutan, padang rumput steppe, lahan gambut, atau bentuk-bentuk lain lahan marginal (terpinggirkan). Istilah ini dalam bahasa Indonesia tidak ada hubungan langsung dengan pertanian ekstensif; dan dalam peristilahan internasional program demikian lebih dikenal sebagai agricultural (land) expansion (“perluasan lahan pertanian”). Berbeda halnya dengan ekstensifikasi pertanian, Intensifikasi pertanian adalah salah satu usaha untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan perhatian yang sudah ada.

Dalam melakukan intensifikasi pertanian, terdapat cara-cara yang penting yang perlu saudara ketahui dalam melakukannya. Cara ini disebut dengan Panca Usaha Tani. Hal-hal yang termasuk dalam Panca Usaha Tani bisa saudara dapatkan pada halaman berikut. Demikian sedikit tentang penjelasan. Lebih jelasnya anda boleh mengklik kata yang berwarna biru.

Panca Usaha Tani : 1. Pengolahan tanah yang baik 2. Pengairan/irigasi yang teratur 3. Pemilihan bibit unggul 4. Pemupukan 5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi Sapta Usaha Tani: dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Pemasaran. pengairan yang teratur menyemprot hama Ekstensifikasi Pertanian Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfatkan.

Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut. Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.

Usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut Pertanian Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.

Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang. Mekanisasi Pertanian penggunaan mesin pertanian modern Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas.

Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama. Rehabilitasi Pertanian Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif.

Sebagai tindak lanjut dari program-program tersebut, pemerintah menempuh langkah-langkah sebagai berikut: Memperluas,memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi yang meluas di seluruh wilayah Indonesia Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan berbagai paket program yang diawali dengan program Bimbingan Masal (Bimas) pada tahun 1970. Kemudian disusul dengan program intensifikasi Masal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) dan Supra Insus yang bertujuan meningkatkan produksi pangan secara berkesinambungan.

Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang dilaksanakan untuk menunjang proses produksi pertanian. Usaha-usaha meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan antara lain dengan cara : Membangun gudang-gudang, pabrik penggilingan padi dan menetapkan harga dasar gabah Memberikan berbagai subsidi dan insentif modal kepada para petani agar petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya.

Menyempurnakan sistem kelembagaan usaha tani melalui pembentukan kelompok tani, dan Koperasi Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah yang bertujuan untuk memberikan motivasi produksi dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi para petani. DAMPAK POSITIF REVOLUSI HIJAU Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat. Sebagai contoh: Indonesia dari pengimpor beras mampu swasembada. PERMASALAHAN DAN DAMPAK NEGATIF Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi sawah.

Penurunan keanekaragaman hayati. Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk. Penggunaan peptisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten. Karena Intensifikasi pertanian adalah suatu usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan yang sudah ada maka bentuk intensifikasi apa saja bisa digunakan asalkan memperhatikan beberapa hal, agar hasil pertanian lebih banyak lagi semacam penambahaan pupuk, pemilihan bibit unggul, salauran air, irigasi, pemberantasan hama dengan baik dll.

Suka Suka Bergabunglah dengan 5.513 pengikut lainnya Alamat Email: Ikuti Sosial Media • Tampilkan diankirtley.kristi’s profil di Facebook • Tampilkan dkr1st1’s profil di Twitter • Tampilkan dkr1st1’s profil di Instagram • Tampilkan dhyankirtleykristi’s profil di YouTube Tidak ada gambar Instagram yang ditemukan.

Laman • Akuntansi • Barat • Ilmu • Lirik Lagu
Kali ini Matob akan membagiakan opini kami tentang bagaimana cara atau usah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di Indonesia. Indonesia Negara Agraris Indonesia adalah negara agraris, hampir 30% wilayah negara ini merupakan daerah pertanian. Namun, hasil pertanian kita terutama pangan sangat rendah. Bahkan, beberapa tahun terakhir kita harus mengimpor bahan dasar produksi pangan dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan yang ada di Indonesia.

Padahal di pertengahan dekade 80-an kita menjadi negara swasembada pangan terutama beras. Bahkan kita, turut menyelematkan krisis pangan yang ada di Etopia. Masa kejayaan pertanian kita, seolah hanya menjadi bagian dari romantisme sejarah kejayaan pangan negeri ini.

Dan kisah kejayaan pangan tersebut pun tidak berlangsung dengan gemilang dalam kurun waktu yang panjang, setelah kita dihadapkan krisis moneter pada awal tahun 90-an. Yang menyebabkan krisis ekonomi dan menurunnya kualitas dan kuantitas produk pertanian. Salah satu sebab yang menjadi faktor keburukan kita dalam mengelola pertanian adalah dari dulu kita tidak mempunyai kemampuan yang baik dalam mengelola pertanian, prihal teknik pengelolaannya beserta mekanisme penjualannya.

Selain itu, ketergantungan petani dengan pupuk kimia yang merusak tanah dan didesain merugikan petani yang dilakukan perusahaan pupuk dengan iming-iming meningkatnya hasil pertanian dan efektifitas dalam proses tanam yang akhirnya membuat petani tergantung oleh mereka.

Sejak saat itulah petani tidak mampu menentukan harga hasil pertaniannya sendiri dan harus tunduk serta patuh pada kepentingan korporasi pupuk. Selain itu, adanya kepentingan politik internasional yang membuat negara ini sering kali gagap dalam memposisikan diri yang akhirnya hanya tunduk dalam kebijakan internasional meskipun hal tersebut merugikan negara ini. Melihat persoalan pertanian dan kondisi pertanian yang ada di negara ini yang semakin lama semakin memprihatinkan ini.

Melalui artikel ini, penulis akan mengeksplore lebih jauh mengenai cara meningkatkan usaha pertanian. Oleh karena itu, artikel ini sangat penting untuk dikaji lebih jauh karena mayoritas penduduk negara kita adalah berprofesi sebagai petani dan mengantungkan hidupnya pada pertanian. Namun, tidak sedikit dari mereka pula yang mengetahui cara atau mekanisme yang baik dalam bertani. Mulai dari proses tanam, panen, dan jual.

Ketidaktahuan mereka dalam sistem pengelolaan pertanian itulah, yang menyebabkan mereka harus menjadi orang yang paling rugi dalam jarring-jaring pertanian karena ada beberapa orang yang memanfaatkannya. Oleh karena itu, artikel ini mencoba ekplore lebih jauh mengenai pertanian dan usaha pertanian. Pengertian usaha pertanian Usaha tani adalah sekumpulan kegiatan dalam budidaya pertanian, baik itu mengolah tanah, menanam, memanen, hingga menjual produk pertanian atau kegiatan merawat, membesarkan, dan menternak hewan hingga tahap penjualan.

Adapaun orang yang melakukan usaha tani biasa dikenal dengan nama petani atau yang melakukan usaha tani yang berhubungan dengan hewan ataupun unggas disebut peternak.

READ Startup Pertanian : Membantu Petani Dalam Proses Pendistribusian Usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut Hasil Pertanian Pertanian merupakan kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan juga kehutanan.

Pertanian menjadi salah satu sektor yang sangat penting di negera ini dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Pasalnya, lebih dari 50% penduduk negara ini mengantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Oleh karena itu, kegiatan pertanian juga dianggap sebagai bentuk kegiatan ekonomi. Ada beberapa hal yang menjadi dasar dalam sistem pertanian. Sistem ladang, sistem sawah, dan sistem perkebunan. Adapun yang dimaksud dalam sistem ladang adalah pengolahan tanah yang dilakukan sangat minimum, dengan tingkat produktivitas yang dilakukan oleh petani bergantung pada ketersediaan humus pada tanah.

Sistem sawah adalah usaha pertanian yang membutuhkan teknik budidaya yang tinggi. Sistem sawah ini membutuhkan stabilitas biologi yang tinggi karena pengolahan tanah dan air termasuk dalam bagian dari sistem ini. Dalam sistem ini, kesuburan tanah sangat diperhatikan. Karena hal tersebut sangat mempengaruhi hasil pertanian.

Sistem perkebunan merupakan bagian dari sistem pertanian yang komersial dan kapitalistik. Dalam sistem perkebunan inilah tanaman yang ditanam dalam sistem ini adalah tanaman ekspor yang dapat diproduksi secara makro.

Sehingga dalam sistem perkebunan ini biasanya dibuka untuk memenuhi industri kecil ataupun membuka lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, agar pertanian dalam segala sistem tetap menjadi produk prioritas unggulan ekonomi negara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Maka penting untuk mengetahui cara meningkatkan hasil pertanian yang memiliki kuantitas yang banyak dan kualiatas yang baik.

Upaya Meningkatkan Hasil Produksi Pertanian Lalu bagaimana langkah usaha yang dapat ditempuh untuk meningkatkan hasil produksi pertanian? 1. Intensifikasi Pertanian Intensifikasi pertanian merupakan cara pengolahan lahan dengan sebaik-baiknya guna meningkatkan hasil pertanian dengan memanfaatkan pelbagai sarana yang ada.

Daerah yang sering mengunakan cara ini dalam upaya meningkatkan usaha hasil pertanian adalah Jawad an Bali. Hal tersebut dikarenakan, daerah ini memiliki luas lahan yang sempit. Salah satu cara yang bisa dilakukan mengunakan Intensifikasi pertanian adalah dengan mengunakan program panca usaha tani yang berlanjut sapta usaha tani. Berikut adalah sapta usaha tani ; • Pengolahan tanah yang baik • Pengairan secara teratur • Penggunaan bibit yang unggul • Lakukan pemupukan secara teratur sampai menyerap ke bagian bagian akar • Langkah pemberantasan hama serta penyakit pada tanaman • Pengolahan setelah panen 2.

Ekstensifikasi Pertanian Ekstensifikasi pertanian adalah usaha meningkatkan hasil produksi pertanian dengan cara memperluas lahan.

Adapun cara memperluas lahan dapat dilakukan dengan membuka area hutan, memanfaatkan daerah sekitar rawa, membuka semak bekular, membuka lahan pertanian yang belum dimanfaatkan, serta membuka persawahan pasang surut. READ 7 Jenis Tanaman Hias Gantung Ini Layak Dipajang di Rumah, Eksotik dan Menyejukkan! Selain itu, ekstensifikasi dapat pula memanfaatkan lahan perkotaan dengan mengunakan gang atau halaman rumah.

Pertanian seperti ini biasanya mengunakan model holtikultura atau vertikultur. Cara seperti ini biasanya dilakukan di daerah yang jarang penduduknya, sehingga masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan dengan baik. Biasanya terjadi di daerah Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

3. Diversifikasi Pertanian Diversifikasi pertanian merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dengan cara memanfaatkan beberapa jenis produksi. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada satu tanaman. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan mengunakan du acara : • Memperbanyak jenis kegiatan pertanian Untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, petani tidak hanya menanam produk pertanian saja melainkan juga berternak hewan maupun ikan.

Dalam satu lahan pertanian apalagi kalau memiliki perairan yang bagu di sawahnya, bisa dimanfaatkan juga untuk perikanan. Seperti halnya dilakukan oleh petani di Dusun Cibluk, Mergoluweh, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Petani di daerah tersebut memanfaatkan lahan sawah selain menanam padi juga bertenak ikan mina. Dalam satu hektar lahan dapat menghasilkan omset 120 juta. • Memperbanyak jenis tanaman dalam satu lahan Salah satu cara yang bisa meningkatkan usaha hasil pertanian, petani menanam lebih dari satu produk pertanian.

Misalnya dalam satu lahan pertanian ada dua atau tiga jenis tanaman yang ditanam. Pada musim kemarau bisanya petani menanam jagung dalam satu lahan pertanian. Diversifikasi pertanian mengharuskan dalam satu lahan tidak hanya jagung saja yang ditanam kalau petani menginginkan hasil yang lebih banyak, misalnya menanam jagung dengan kacang.

4. Mekanisasi Pertanian Mekanisasi pertanian oleh beberapa orang diartikan dengan cara yang berbeda. Mekanisasi pertanian bisa berarti sebagai pengenalan dan pemanfaatan dari apa saja yang bersifat mekanis untuk menjalankan kegiatan pertanian.

Bantuan sifatnya mekanis itu termasuk segala macam alat atau perlengkapan yang dapat bergerak dengan menggunakan tenaga manusia, tenaga hewan, motor berbahan bakar, motor listrik, air, angin, dan sumber-sumber energi lainnya.

Mekanisasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian dengan mengunakan mesin-mesin modern (teknologi). Dengan cara ini, petani bisa lebih efektif dan efesien dalam melakukan pengolahan pertanian. Efektivias dan efesiensi tersebut tentunya akan memangkas tenaga serta waktu yang dihabiskan untuk mengelola pertanian. Cara seperti ini biasanya digunakan di kota-kota maju atau negara-negara modern yang akses pada teknologinya lebih mudah. Mekanisasi pertanian berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yang ada dan modernisasi pertanian.

Karenanya ada yang mengartikan bahwa sekarang ini teknologi mekanisasi yang digunakan di bidang pertanian dalam proses produksi hingga pasca panen tidak lagi hanya teknologi yang didasarkan pada penggunaan energi mekanis. Teknologi yang digunakan sekarang sudah mulai mempergunakan teknologi yang lebih modern seperti elektronika, sensor, tenaga nuklir, sampai teknologi robotik. Penggunaan jenis-jenis teknologi tersebut dimulai dari proses produksi, proses panen, sampai pada penanganan dan pengolahan hasil-hasil pertanian.

READ Startup Pertanian : Membantu Petani Dalam Proses Pendistribusian Produk Hasil Pertanian Intinya dalam artian yang luas Mekanisasi pertanian adalah berbagai tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas lahan, produktifitas tenaga kerja, dan memperkecil ongkos produksi dengan menggunakan alat-alat dan mesin dalam proses produksi sehingga tercapai efisiensi, efektifitas yang berujung pada peningkatan produktifitas, peningkatan kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja yang harus ditanggung oleh petani.

5. Rehabilitasi Lahan Rehabilitasi Lahan merupakan usaha yang dilakukan dengan cara memperbaiki lahan yang awalnya tidak produktif menjadi lahan yang produktif. Hal tersebut bisa dilakuakan dengan cara mengolah tanah kembali pasca panen atau menganti tanaman yang tidak produktif ke tananaman yang produktif. Sebenarnya pemerintah juga ikut campur dalam meningkatkan jumlah hasil pertanian yang ada di Indonesia. Cara yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan usaha hasil pertanian antara lain : • Memperluas, memperbaiki, dan memelihara jaringan irigasi secara meluas di seluruh Indonesia.

• Menyempurnakan sistem pertanian pangan dengan menerapkan pelbagai cara seperti melakukan bimbingan masal • Melakukan pembangunan pabrik pupuk dan pestisida guna melancarkan produksi hasil pertanian.

6. Subsidi Produksi Untuk Petani Cara lain untuk meningkatkan hasil produksi pertanian adalah dengan membangun gudang serta pabrik penggilingan padi dengan harga dasar gabah, sehingga petani tidak diberatkan.

Selain itu, dapat juga dilakukan dengan cara memberikan subsidi secara intensif kepada petani guna meningkatkan pengelolaan budidaya pertaniannya.

Minimalnya, dapat meringankan petani dalam mengeluarkan budget produksi pertanian. Hal lain yang bisa dilakukan sebenarnya memotong rantai distribusi pertanian yang merugikan petani, mengurangi pengunaan pupuk pestisida kimia yang menyebabkan kerusakan tanah, dan juga melakukan land reform agar kepemilikan lahan tidak hanya dimiliki oleh sekelompok orang tertentu.

Penutup Yang terpenting sebenarnya menguatkan dan mendidik generasi penerus agar bangga dan ingin menjadi petani. Pasalnya generasi di bidang pertanian Indonesia mengalami penurunan jumlah kuantitas dan kualitas. Mendidik dan mempersiapkan generasi penerus di bidang pertanian bisa menjadi perhatian serius oleh pemerintah.

Sehingga kebutuhan pangan kita dapat dipenuhi oleh kita sendiri. Pos-pos Terbaru • Pelatihan Komunikasi – TDX Indonesia • Mengenal Bentuk Bentuk Ketimpangan Sosial • Mengenal Jenis Jenis Sistem Ekonomi • Tipe Perkecambahan Pada Tumbuhan • Perbedaan Fotosintesis dan Kemosintesis • Bunyi Hukum Archimedes • Mengenal Komponen Enzim • Hukum Hardy Weinberg • Bunyi Hukum Faraday • Cara Menghitung Modus dan Median
Produktivitas merupakan hasil yang diinginkan pada waktu panen (penerimaan) yang dibandingkan dengan biaya (pengorbanan) yang dikeluarkan.

Produktivitas pertanian yang baik tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan hasil pertanian yang tinggi, namun juga menunjang kesejahteraan para petani. Untuk meningkatkan produktivitas pertanian sendiri, ada sejumlah upaya yang bisa dicoba.

Penasaran apa saja? Simak informasi selengkapnya di bawah ini! Salah satu upaya meningkatkan produktivitas pertanian adalah melalui intensifikasi. Intensifikasi pertanian sendiri merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil pertanian yang dilakukan dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang telah ada. Intensifikasi pertanian dilakukan melalui program Panca Usaha Tani, yang kemudian dilanjutkan dengan program Sapta Usaha Tani.

Upaya meningkatkan produktivitas pertanian ini biasa dimanfaatkan sebagai solusi lahan pertanian yang sempit. Pengoptimalan lahan pertanian pun dapat membuat produktivitas lebih optimal. Untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan memperluas lahan pertanian, ekstensifikasi pertanian perlu dilakukan. Pemerintah Indonesia pun menjadikan ekstensifikasi pertanian sebagai salah satu solusi terhadap lahan pertanian yang semakin sempat. Upaya ini sendiri merupakan usaha meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara melakukan perluasan lahan pertanian baru.

Seperti membuka hutan dan semak belukar, hingga daerah sekitar rawa-rawa. Daerah pertanian yang belum digunakan juga termasuk langkah dalam ekstensifikasi pertanian.

Ektensifikasi pertanian sendiri dapat dilakukan baik oleh petani maupun berdasarkan program yang dibuat oleh pemerintah. Umumnya, perluasan lahan pertanian ini dilakukan secara mandiri, dilakukan secara berkesinambungan, serta memperoleh pengawasan keseluruhan dari pemerintah. Langkah yang tepat untuk memenuhi tingginya permintaan kebutuhan pangan ini pun banyak jenisnya, tergantung lahan yang digunakan.

Di antaranya pembukaan hutan baru, pembukaan lahan kering, hingga perluasan lahan pertanian melalui pembukaan lahan gabut. Diversifikasi pertanian merupakan usaha penganekaragaman jenis tanaman pertanian.

Langkah ini dilakukan dengan tujuan menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian saja, sehingga selanjutnya dapat berdampak positif untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Diversifikasi pertanian bisa dilakukan salah satunya dengan sistem tumpangsari – misalnya lahan ditanami kacang panjang, jagung, dan jenis tanaman lainnya.

Bisa juga dengan memperbanyak jenis kegiatan pertanian – misalnya selain bertani, petani juga beternak ikan atau ayam.BERDESA.COM – Keberhasilan usaha peningkatan produksi pertanian memang dipengaruhi oleh banyak faktor.

Namun dari banyak faktor tersebut, ada beberapa faktor yang sangat tergantung pada upaya yang dilakukan oleh sumber daya manusia, diantaranya penyiapan lahan, penerapan tata cara budidaya yang benar, cara panen yang tepat dan pengolahan pasca panen yang bagus.

Hal-hal tersebut tentu memiliki konten teknologi yang berpengaruh secara langsung dan harus mendorong peningkatan produktivitas. Banyak pelaku pertanian di Indonesia yang mengeluhkan rendahnya hasil atau tingkat produktivitas panen. Namun jarang di antara mereka yang mau melakukan evaluasi dan introspeksi lebih jauh. Kebanyakan dari mereka melakukan aktivitas pertanian dari mulai pengolahan hingga pemanenan dengan cara-cara konvensional.

Minimnya informasi mengenai cara efektif peningkatan hasil produksi pertanian, keterbatasan sumber daya, dan kurangnya tingkat intervensi positif dari pihak penyuluh pertanian juga turut berpengaruh pada kegagalan peningkatan produksi pertanian tersebut. Berikut beberapa usaha untuk meningkatkan hasil pertanian. • Intensifikasi Pertanian Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana.

Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit. Baca Juga Hilirisasi, Cara Meningkatkan Keuntungan Produk Desa Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program panca usaha tani, meliputi kegiatan sebagai berikut : Panca Usaha Tani : • Pengolahan tanah yang baik • Pengairan/irigasi yang teratur • Pemilihan bibit unggul • Pemupukan • Pemberantasan hama dan penyakit tanaman • Ekstensifikasi Pertanian Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfaatkan.

Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut. Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya. • Diversifikasi Pertanian Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian.

Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan. Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang. • Mekanisasi Pertanian Baca Juga Deretan Produk Desa Donokerto Sleman, Siap-siap Nge-Online Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern.

Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama. • Rehabilitasi Pertanian Adalah usaha usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif.

(bd02) (siapbisnis.net) Baca juga : Jasa Distribusi Produksi Pertanian Desa
Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian yang banyak dilakukan di Indonesia. Pertanian merupakan suatu proses menghasilkan bahan pangan, ternak serta produk agroindustri.

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

Proses ini dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber daya alam mulai dari tumbuhan sampai dengan hewan. Memanfaatkan sumber daya alam untuk pertanian sebaiknya disertai dengan budidaya. Namun sayangnya ada banyak orang yang hanya mengambil keuntungan semata dari pertanian dan sama sekali tidak melakukan budidaya. Alhasil kekayaan alam akan semakin terkuras habis hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia semata.

Pengertian usaha tani Usaha tani merupakan sekumpulan kegiatan dalam budidaya. Petani adalah orang yang melakukan usaha tani seperti “petani padi”, “ petani ikan” dan lain sebagainya. Bagi mereka yang melakukan usaha tani dengan membudidayakan hewan, disebut dengan peternak. Pertanian merupakan salah satu sektor agribisnis yang dianggap sebagai kegiatan ekonomi. Dalam dunia pertanian, sistem ladang disebut sebagai sistem yang paling primitif.

Dalam pertanian, pengolahan tanah yang dilakukan sangatlah minimum, selain itu, tingkat produktivitas yang dilakukan oleh para petani juga bergantung pada ketersediaan humus pada tanah. Tanaman pangan pertanian Tanaman pangan merupakan salah satu contoh pertanian yang banyak dipilih di Indonesia. Di negara kita, banyak tanaman pangan yang dipilih sebagai kegiatan ekonomi penduduk seperti padi, umbi-umbian, jagung dan lain-lain.

Mereka yang berada di tanah kering, biasanya memilih sistem tegal untuk pekarangannya. Hal ini dikarenakan sumber air yang jauh dari lokasi pertanian. Sistem ini dilakukan oleh mereka yang telah menetap lama di daerah tersebut. Meski demikian sistem tegal memiliki tingkat pengelolaan yang rendah dan tidak membutuhkan tenaga yang besar. Penggunaan jasa hewan juga jarang diperlukan dalam sistem ini. Tanaman yang dipilih sebagai sumber produksi adalah jenis tanaman yang tahan dengan iklim kering.

(baca : cara mencegah hama) Sistem sawah merupakan salah satu usaha pertanian yang membutuhkan teknik budidaya yang tinggi. Dalam sistem sawah, terdapat stabilitas biologi yang tinggi karena pengolahan tanah dan air dilibatkan dalam sistem ini. Tidak heran, jika tingkat kesuburan tanah pun bisa dipertahankan.

Sistem sawah membutuhkan pengairan serta drainase yang baik. Sistem sawah memiliki potensi yang besar untuk memproduksi jenis tanaman pangan layaknya palawija serta padi. Sistem perkebunan biasanya dipilih untuk mereka yang lebih memilih memproduksi jenis tanaman ekspor.

Ada banyak contoh produk bahan ekspor seperti teh, coklat, karet, kopi dan lain-lain. Hingga kini sistem perkebunan terus berkembang mengingat kebutuhan ekspor yang juga memerlukan banyak barang produksi.

Meningkatkan Hasil Pertanian Bukan hanya satu atau 2 orang petani, namun ada banyak petani yang mengeluh akibat produksi barang pertanian mereka menurun hasilnya. Dalam hal ini diperlukan cara meningkatkan hasil pertanian yang jitu yakni: • Intensifikasi pertanian Intensifikasi pertanian merupakan salah satu cara pengolahan lahan pertanian sebaik-baiknya guna meningkatkan hasil dengan memanfaatkan beragam jenis sarana.

Intensifikasi pertanian banyak dipilih sebagai cara meningkatkan hasil pertanian di Jawa serta pulau Bali. Hal ini dikarenakan, di pulau Jawa dan Bali lahan pertaniannya cenderung sempit. Intensifikasi pertanian bisa dilakukan dengan cara menjalankan program panca usaha tani yang berlanjut dengan sapta usaha tani.

Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan dalam meningkatkan hasil pertanian melalui sapta usaha tani adalah: • Pengolahan tanah yang baik • Pengairan secara teratur • Penggunaan bibit yang unggul • Lakukan pemupukan secara teratur sampai menyerap ke bagian bagian akar • Langkah pemberantasan hama serta penyakit pada tanaman • Pengolahan setelah panen • Ekstensifikasi pertanian Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara membuka area hutan, memanfaatkan daerah sekitar rawa, membuka semak belukar, serta membuka lahan pertanian yang belum digunakan. Tidak hanya itu, namun ekstensifikasi pertanian juga bisa dilakukan dengan cara membuka persawahan pasang surut. Cara meningkatkan hasil pertanian yang satu ini banyak dipilih dan dilakukan pada daerah dengan penduduk yang jarang. Sebagai contohnya adalah pulau Sumatera serta Kalimantan juga Irian Jaya.

• Diversifikasi pertanian Diversifikasi pertanian merupakan salah satu jenis usaha yang dilakukan dengan cara memanfaatkan beberapa jenis produksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya ketergantungan pada salah satu jenis tanaman saja. Dalam melakukan diversifikasi ada 2 cara yang bisa dilakukan yakni dengan memperbanyak jenis kegiatan pertanian.

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

Sebagai contohnya adalah petani tumbuhan pangan, yang juga beternak seperti pengelompokan hewan ayam serta ikan.

Cara kedua adalah dengan memperbanyak jenis tanaman yang terdapat pada satu lahan. Sebagai contoh adalah dengan menanam tanaman jagung sekaligus padi pada satu ladang. • Mekanisasi pertanian Cara meningkatkan hasil pertanian ini dilakukan dengan cara memanfaatkan mesin-mesin pertanian yang modern.

usaha meningkatkan produksi pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar hasil pertanian lebih banyak melalui panca usaha tani disebut

Mekanisasi pertanian banyak diterapkan di luar pulau Jawa terutama pada daerah yang memiliki lahan pertanian yang luas. Pada mekanisasi pertanian, tenaga manusia serta hewan bukanlah sebagai tenaga pengolah lahan yang utama. • Rehabilitasi pertanian Cara meningkatkan hasil pertanian yag selanjutnya adalah dengan melakukan rehabilitasi pertanian. Usaha ini dilakukan dengan cara memperbaiki lahan yang awalnya tidak lagi produksi menjadi lahan yang kembali produktif.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang tidak lagi menghasilkan menjadi jenis tanaman yang menghasilkan. Dalam mengembangkan pertanian di Indonesia, pemerintah tidaklah angkat tangan melainkan juga ikut membantu melalui langkah-langkah yang berikut ini: • Memperluas serta memperbaiki juga memelihara jaringan irigasi secara meluas di seluruh wilayah Indonesia • Menyempurnakan sistem pertanian pangan dengan cara menerapkan beragam cara seperti halnya melakukan bimbingan massal • Melakukan pembangunan seperti pabrik pupuk dan pabrik insektisida juga pestisida guna melancarkan produksi hasil pertanian Selain itu, cara lain untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan membangun gudang serta pabrik penggilingan padi dengan harga dasar gabah.

Sehingga petani tidak merasa diberatkan. Cara lainnya adalah dengan memberikan beragam jenis subsidi serta intensif modal untuk para petani supaya kemampuan dalam produksi pertanian mereka meningkat. Bentuk pula kelompok tani juga KUD di seluruh pelosok desa. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi penduduk serta memberikan solusi bagi mereka yang tengah menghadapi kesulitan dalam hal produksi. Contoh Produksi Pertanian Ada beberapa contoh tanaman yang biasa dipilih untuk dibudidayakan sebagai tanaman produksi dalam pertanian seperti: • Teh Teh merupakan salah satu jenis tanaman yang digunakan sebagai campuran dalam minuman.

Teh bisa tumbuh dan berkembang dengan baik asalkan syarat-syarat yang berikut ini terpenuhi: • Ditanam di daerah pegunungan dengan udara yang sejuk. • Ketinggian dataran yang baik mulai dari 200 hingga 2000 meter di atas permukaan air laut. Semakin tinggi teh ditanam pada suatu daerah, maka kualitas teh juga akan semakin baik.

• Mendapatkan sinar matahari yang cukup. (baca : fungsi cahaya matahari bagi tumbuhan) • Tanaman yang digunakan subur dengan curah hujan yang banyak. Daerah yang memiliki banyak perkebunan teh adalah Jawa Barat tepatnya di Priangan, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Pematang Siantar serta daerah Bengkulu. Teh dalam negeri umumnya diekspor ke Amerika, Belanda, Jerman, Australia serta Singapura. • Tebu Tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia lainnya adalah jenis tanaman tebu.

Tebu menghasilkan gula yang setiap hari kita gunakan untuk keperluan memasak serta membuat minuman. Tebu dianggap sebagai tanaman rumput yang berdiri kokoh dan kuat.

Tebu dapat tumbuh dengan baik jika syarat-syarat yang berikut ini dipenuhi: • Ditanaman di daerah yang kering dan beriklim panas namun lembab dengan suhu diantara 25ºC-28ºC • Daerah dengan curah hujan kurang dari 100 mm pertahunnya Supaya tanaman tebu mampu menghasilkan kadar gula yang tinggi, anda diharapkan memperhatikan waktu penanamannya. Saat masih muda, tanaman ini membutuhkan banyak air untuk hidup.

Saat tebu mulai tua, kebutuhan air sudah tidak lagi terlalu diperlukan. Adapun daerah penghasil tebu di Indonesia antara lain adalah pulau Jawa, Lampung, Nusa Tenggara serta Sumatera Selatan. • Kopi Satu lagi jenis tanaman yang banyak digunakan sebagai bahan minuman adalah kopi. Jenis tanaman ini bisa tumbuh subur jika ditanam di area pegunungan. Adapun syarat tumbuh kopi antara lain adalah: • Lahan yang subur • Udara sekitar yang sejuk • Tumbuh pada ketinggian 10 hingga 1500 meter di atas permukaan air laut • Perlu banyak sinar matahari serta hujan • Bisa pula tumbuh di dataran rendah Di Indonesia kopi mulai di tanam di pulau Jawa di tahun 1696 dengan jenis kopi Arabika yang berasal dari Afrika Timur atau tepatnya di Ethiopia.

Kopi selanjutnya yang dikenal masuk ke Indonesia adalah jenis kopi Liberika yang berasal dari Afrika Barat. Karena jenis kopi ini mudah terserang penyakit, maka pengembangan jenis kopi lain yakni jenis kopi robusta dilakukan.

Kopi robusta merupakan jenis kopi yang berasal Afrika Barat. Kopi robusta banyak ditemukan di pulau Jawa serta pulau Sumatera. Jenis kopi ini cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian 10 hingga 800 meter di atas permukaan air laut.

Menanam tanaman terlebih jenis tanaman produksi sebaiknya diakukan sesuai dengan jenis tanaman sehingga tanaman bisa memberi hasil yang terbaik.

Konsep dan Implementasi Pertanian Terpadu/Integrated Farming




2022 www.videocon.com