Image Source: pixabay.com Negara Republik Indonesia memang harus diakui kalau memiliki banyak sekali kekayaan sumber daya alam yang benar-benar melimpah. Salah satunya sumber daya alam tersebut adalah batu bara. Dan juga tahukah anda bahwa Indonesia memiliki pengaruh yang cukup besar di pasar batu bara internasional. Batubara dari daerah penghasil batubara di Indonesia digunakan banyak negara untuk kebutuhan industri dunia dan bahkan digunakan sebagai bahan bakar penghasil energi lainnya.
Berbicara mengenai daerah penghasil batubara di Indonesia. Oleh karena itu pada kesempatan kali kita akan membahas mengenai beberapa daftar daerah penghasil batu bara di Indonesia yang sangat terkenal. Sedangkan itu, untuk daerah penghasil batubara yang terkenal di indonesia selama ini ada di Kalimantan. Tapi bukan hanya di Kalimantan saja daerah penghasil batu yang bisa terbakar tersebut.
Batu batubara berasal dari daerah telah tersebar luas di kepulauan Indonesia baik dari Sabang sampai Merauke. Dan masih ada banyak lagi daerah penghasil batubara terkenal dan terbesar di Indonesia. Lalu daerah mana saja penghasil batu bara di Indonesia tersebut?
Nah daripada penasaran, langsung saja yuk silahkan anda simak berikut ini sedikit informasi mengenai beberapa daerah penghasil batu bara di indonesia. Baca Juga: • 10 Alasan Merugikan, Kenapa Batu Bara DILARANG Digali Terus Menerus • China Ternyata Negara Dengan Polusi Udara Paling Buruk di Dunia • Mengintip Mewahnya Pesta Anak Bos Batubara 10 Hari 10 Malam, yang Undang Para Artis Daftar Daerah Penghasil Batubara di Indonesia Image Source: saferkidsandhomes.com 1.
Aceh Barat Daerah Indonesia pertama yang merupakan penghasil batubara terbesar yaitu Aceh Barat. Daerah ini sudah lama dikenal sebagai pemasok batubara dunia dengan kualitas terbaik. Meulaboh merupakan daerah di Aceh Barat yang merupakan penghasil batubara terbesar di wilayah ini. Hanya saja, saat ini beredar kabar bahwa kawasan ini akan ditutup.
2. Sawahlunto, Sumatera Barat Daerah penghasil batubara terbesar di Indonesia selanjutnya terdapat di Sawahlunto, Sumatera Barat. Pertambangan di daerah ini sudah terkenal sejak abad ke 19 lalu atau tepatnya dimulai pada tahun 1860-an yang mana saat itu, Indonesia masih berada di bawah naungan kolonial Belanda.
Pertambangan pertama di Sawahlunto dikenal dengan nama tambang Ombilin. Sampai saat ini, pertambangan ini adalah yang paling tua di Indonesia. Kualitas batubara yang dihasilkan pertambangan ini tak perlu diragukan karena sudah terbukti. 3. Tanjung Enim, Sumatera Selatan Pindah ke Sumatera Selatan, lebih tepatnya di Tanjung Enim, batubara berasal dari daerah juga bisa menemukan daerah pertambangan batubara terbesar di Indonesia.
Letak tepat dari wilayah pertambangan ini adalah Bukit Asam. Saat ini, pertambangan ini bisa menghasilkan antara 1.500 hingga 1.700 ton batu bara per jamnya yang kalau dijumlahkan seharinya bisa mencapai 400 ton. Kapasitas yang besar tersebut karena didukung dengan adanya kereta loader yang dapat menampung hingga 2.800 kubik batubara per jam. Pertambangan ini telah beroperasi sejak tahun 1919 lalu di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Namun, sejak tahun 1950, pengoperasiannya pindah ke tangan pemerintah Indonesia.
4. Sorong, Papua Pindah ke ujung Indonesia, tepatnya di wilayah Sorong, Anda juga bisa menemukan pertambangan besar batubara yang terkenal. Daerah penghasil batubara ini sudah menggunakan teknik maju yakni blanding untuk mendapatkan batubara sejak beberapa lama. Sampai saat ini, batubara dari Sorong memiliki kualitas yang sangat terkenal di dunia. 5. Kota Baru Kota Baru yang berada di Pulau Laut, Kalimantan Selatan juga merupakan tempat penghasil batubara terbesar di Indinesia.
Hasil batubara yang dari pertambangan ini juga memiliki kualitas yang tak kalah dari tempat lainnya dan diekspor ke banyak negara di luar negeri seperti Jepang, China dan Amerika Serikat.
6. Sungai Berau Sungai Berau yang beradai di daerah Samarinda, Kalimantan Timur juga merupakan salah satu tempat penghasil batubara terbaik di Indonesia. Batubara yang dihasilkan tempat ini juga memiliki kualitas mumpuni sehingga bisa diekspor ke berbagai negara di dunia seperti Jepang, China, Singapura dan Amerika Serikat. 7. Lahat Kembali ke Sumatera Selatan, daerah Lahat juga dikenal sebagai salah satu penghasil batubara terbesar di Indonesia.
Wilayah tersebut antara lain, Desa Tanjung Baru, Kebur Telatang, Muara Maung, Merapi, Sirah Pulau, Gunung Kembang, Prabumenang, Banjarsari dan Arahan dengan batubara berasal dari daerah yang tidak kalah dari tempat lainnya. Demikian penjelasan diatas tentang beberapa nama daerah penghasil batu bara di indonesia. Semoga bermanfaat! • Afrikaans • Aragonés • العربية • অসমীয়া • Asturianu • Aymar aru • Azərbaycanca • Bikol Central • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • भोजपुरी • Banjar • বাংলা • Brezhoneg • Bosanski • Català • Tsetsêhestâhese • Čeština • Cymraeg • Dansk • Deutsch • Ελληνικά • Emiliàn e rumagnòl • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • فارسی • Suomi • Føroyskt • Français • Nordfriisk • Furlan • Gaeilge • Gàidhlig • Galego • 客家語/Hak-kâ-ngî • עברית • हिन्दी • Hrvatski • Kreyòl ayisyen • Magyar • Հայերեն • Արեւմտահայերէն • Ido • Íslenska • Italiano • 日本語 • Jawa • ქართული • Қазақша • ಕನ್ನಡ • 한국어 • Кыргызча • Latina • Лакку • Limburgs • Ligure • Lombard • Lietuvių • Latviešu • Македонски • മലയാളം batubara berasal dari daerah Монгол • मराठी • Bahasa Melayu • မြန်မာဘာသာ • Nāhuatl • नेपाली • नेपाल भाषा • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Diné bizaad • Occitan • Ирон • ਪੰਜਾਬੀ • Picard • Deitsch • Polski • batubara berasal dari daerah • پښتو • Português • Runa Simi • Română • Armãneashti • Русский • Саха тыла • Sicilianu • Srpskohrvatski / српскохрватски • Simple English • Slovenčina • Slovenščina • Soomaaliga • Shqip • Српски / srpski • Sunda • Svenska • Kiswahili • தமிழ் • తెలుగు • Тоҷикӣ • ไทย • Tagalog • Türkçe • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • Vèneto • Tiếng Việt • Walon • Winaray • 吴语 • 中文 • 文言 • Bân-lâm-gú • 粵語 Contoh batu bara Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil.
Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan nitrogen dan oksigen Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan batubara berasal dari daerah yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk, bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C 137H 97O 9NS untuk bituminus dan C 240H 90O 4NS untuk antrasit. Daftar isi • 1 Umur • 2 Materi pembentuk • 3 Pembentukan • 4 Kelas dan jenis • 5 Penambangan • 6 Batu bara di Indonesia • 6.1 Endapan batu bara Eosen • 6.2 Endapan batu bara Miosen • 6.3 Sumberdaya batu bara • 7 Gasifikasi batu bara • 8 Merusak kesehatan manusia • 9 Bagaimana membuat batu bara bersih batubara berasal dari daerah 9.1 Membuang NOx dari batu bara • 10 Cadangan batu bara dunia • 11 Negara pengekspor batu bara utama • 12 Lihat pula • 13 Referensi • 14 Pranala luar Umur [ sunting - sunting sumber ] Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi.
Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu, adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif ketika hampir seluruh deposit batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk. [ butuh rujukan] Pada Zaman Permian, kira-kira 270 juta tahun yang lalu, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan Bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
[ butuh rujukan] Materi pembentuk [ sunting - sunting sumber ] Hampir seluruh bahan pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut: • Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari periode ini. • Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit endapan batu bara dari periode ini. • Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat. • Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah.
Batubara berasal dari daerah heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
• Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Pembentukan [ sunting - sunting sumber ] Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan istilah pembatubaraan ( coalification).
Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni: • Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
• Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit. Kelas dan jenis [ sunting - sunting sumber ] Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit, dan gambut. • Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan ( luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
• Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia. • Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus. • Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
• Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah. Penambangan [ sunting - sunting sumber ] Tambang batu bara di Bihar, India.
Penambangan batu bara adalah penambangan batu bara dari bumi. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar. Batu bara juga dapat digunakan untuk membuat coke untuk pembuatan baja. [1] Tambang batu bara tertua terletak di Tower Colliery di Inggris. Batu bara di Indonesia [ sunting - sunting sumber ] Di Indonesia, endapan batu bara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatra dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa di antaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal.
Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi.
Kedua batubara berasal dari daerah endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatra dan sebagian besar Kalimantan. [2] Endapan batu bara Eosen [ sunting - sunting sumber ] Endapan ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada cekungan-cekungan sedimen di Sumatra dan Kalimantan.
Ekstensi berumur Eosen ini terjadi sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian timur, Laut Jawa hingga Sumatra. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah. Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman Lempeng Indo-Australia.
[3] Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang dangkal. Di Kalimantan bagian tenggara, pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatra umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatra bagian tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh endapan danau (non-marin).
batubara berasal dari daerah Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian tenggara di mana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.
[4] Endapan batu bara Eosen yang telah umum dikenal terjadi pada cekungan berikut: Pasir dan Asam-asam ( Kalimantan Selatan dan Timur), Barito ( Kalimantan Selatan), Kutai Atas ( Kalimantan Tengah dan Timur), Melawi dan Ketungau ( Kalimantan Barat), Tarakan ( Kalimantan Timur), Ombilin batubara berasal dari daerah Sumatra Barat) dan Sumatra Tengah ( Riau). Dibawah ini adalah kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Eosen di Indonesia. Tambang Cekungan Perusahaan Kadar air total (%ar) Kadar air inheren (%ad) Kadar abu (%ad) Zat terbang (%ad) Belerang (%ad) Nilai energi (kkal/kg)(ad) Satui Asam-asam PT Arutmin Indonesia 10.00 7.00 8.00 41.50 0.80 6800 Senakin Pasir PT Arutmin Indonesia 9.00 4.00 15.00 39.50 0.70 6400 Petangis Pasir PT BHP Kendilo Coal 11.00 4.40 12.00 40.50 0.80 6700 Ombilin Ombilin PT Bukit Asam 12.00 6.50 <8.00 36.50 0.50 - 0.60 6900 Parambahan Ombilin PT Allied Indo Coal 4.00 - 10.00 (ar) 37.30 (ar) 0.50 (ar) 6900 (ar) (ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998 Endapan batu bara Miosen [ sunting - sunting sumber ] Pada Miosen Awal, pemekaran regional Tersier Bawah - Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir.
Pada Kala Oligosen hingga Awal Miosen ini terjadi transgresi marin pada kawasan yang luas di mana terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen batugamping. Pengangkatan dan kompresi adalah ketampakan yang umum pada tektonik Neogen di Kalimantan maupun Sumatra.
Endapan batu bara Miosen yang ekonomis terutama terdapat di Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatra bagian selatan.
Batu bara Miosen juga secara ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu. Batu bara ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah pembentukan gambut saat ini di Sumatra bagian timur.
Ciri utama lainnya adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batu bara Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali jika sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batu bara Miosen di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada Cebakan Pinang dan Prima ( PT KPC), endapan batu bara di sekitar hilir Sungai Mahakam, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan Sumatra bagian selatan.
Tabel di bawah ini menunjukan kualitas rata-rata dari beberapa endapan batu bara Miosen di Indonesia. Tambang Cekungan Perusahaan Kadar air total (%ar) Kadar air inheren (%ad) Kadar abu (%ad) Zat terbang (%ad) Belerang (%ad) Nilai energi (kkal/kg)(ad) Prima Kutai PT Kaltim Prima Coal 9.00 - 4.00 39.00 0.50 6800 (ar) Pinang Kutai PT Kaltim Prima Coal 13.00 - 7.00 37.50 0.40 6200 (ar) Roto South Pasir PT Kideco Jaya Agung 24.00 - 3.00 40.00 0.20 5200 (ar) Binungan Tarakan PT Berau Coal 18.00 14.00 4.20 40.10 0.50 6100 (ad) Lati Tarakan PT Berau Coal 24.60 16.00 4.30 37.80 0.90 5800 (ad) Air Laya Sumatra bagian selatan PT Bukit Asam 24.00 - 5.30 34.60 0.49 5300 (ad) Batubara berasal dari daerah Barito PT Adaro 24.00 18.00 4.00 40.00 0.10 5950 (ad) (ar) - as received, (ad) - air dried, Sumber: Indonesian Coal Mining Association, 1998 Sumberdaya batu bara [ sunting - sunting sumber ] Proses pemuatan batubara menggunakan konveyor ke tongkang.
Potensi sumberdaya batu bara di Indonesia batubara berasal dari daerah melimpah, terutama di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatra, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai batu bara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan keekonomisannya, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua, dan Sulawesi. Badan Geologi Nasional memperkirakan Indonesia masih memiliki 160 miliar ton cadangan batu bara yang belum dieksplorasi.
Cadangan tersebut sebagian besar berada di Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan. Namun upaya eksplorasi batu bara kerap terkendala status lahan tambang. Daerah-daerah tempat cadangan batu bara sebagian besar berada di kawasan hutan konservasi.
[5] Rata-rata produksi pertambangan batu bara di Indonesia mencapai 300 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 10 persen digunakan untuk kebutuhan energi dalam negeri, dan sebagian besar sisanya (90 persen lebih) diekspor ke luar.
Di Indonesia, batu bara merupakan bahan bakar utama selain solar ( diesel fuel) yang telah umum digunakan pada banyak industri, dari segi ekonomis batu bara jauh lebih hemat dibandingkan solar, dengan perbandingan sebagai berikut: Solar Rp 0,74/kilokalori sedangkan batu bara hanya Rp 0,09/kilokalori, (berdasarkan harga solar industri Rp. 6.200/liter).
Dari segi kuantitas batu bara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan miliar ton.
Jumlah ini sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke depan. Sayangnya, Indonesia tidak mungkin membakar habis batu bara dan mengubahnya menjadi energis listrik melalui PLTU.
Selain mengotori lingkungan melalui polutan CO 2, SO 2, NO x dan C xH y cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi. Batu bara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih bermakna dan efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain yang bernilai ekonomi tinggi. Dua cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah likuifikasi (pencairan) dan gasifikasi (penyubliman) batu bara.
Membakar batu bara secara langsung telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: fixed grate, chain grate, fluidized bed, pulverized, dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya. Gasifikasi batu bara [ sunting - sunting sumber ] Coal gasification adalah sebuah proses untuk mengubah batu batubara berasal dari daerah padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO 2), hidrogen (H), metan (CH 4), dan nitrogen (N 2) – dapat digunakan sebagai bahan bakar.
hanya menggunakan udara dan uap air sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.
Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna. Terikat di dalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut sebagai "hujan asam" “acid rain”.
Disini juga ada noda mineral kecil, termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air, dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat kecil setara dengan rambut manusia.
Merusak kesehatan manusia [ sunting - sunting sumber ] Penggunaan batubara sebagai bahan bakar dapat menyebabkan masalah kesehatan dan kematian. [6] Kabut asap London yang mematikan terutama disebabkan oleh penggunaan batubara yang sangat banyak. Batubara global diperkirakan menyebabkan 800.000 kematian prematur setiap tahun, [7] umumnya di India [8] dan Tiongkok. [9] [10] [11] Menghirup debu batu bara menyebabkan pneumokoniosis pekerja batu bara yang dikenal dengan bahasa sehari-hari sebagai "paru-paru hitam", disebut demikian karena debu batu bara benar-benar mengubah paru-paru menjadi hitam dari warna merah jambu biasa.
[12] Di Amerika Serikat saja, diperkirakan bahwa 1.500 mantan karyawan industri batubara meninggal setiap tahun akibat pengaruh menghirup debu tambang batubara. [13] Sekitar 10% batu bara adalah abu: [14] abu batubara berbahaya dan beracun bagi manusia dan beberapa makhluk hidup lainnya. [15] Abu batubara mengandung unsur radioaktif uranium dan thorium. Abu batubara dan produk sampingan pembakaran padat lainnya disimpan secara lokal dan tersebar dengan berbagai cara yang membuat mereka yang tinggal di dekat pabrik batu bara terkena radiasi dan racun lingkungan.
[16] Sejumlah besar abu batubara dan limbah lainnya diproduksi setiap tahun. Penggunaan batubara menghasilkan ratusan juta ton abu dan produk limbah lainnya setiap tahun.
Ini termasuk abu terbang, abu padat, dan desulfurisasi gas buang lumpur, yang mengandung merkuri, uranium, thorium, arsenik, dan logam berat lainnya, bersama dengan non-logam seperti selenium.
[17] Emisi cerobong asap batubara menyebabkan asma, stroke, berkurang kecerdasan, arteri tersumbat, serangan jantung, gagal jantung kongestif, aritmia, keracunan merkuri, oklusi arteri, dan kanker paru-paru. [18] [19] Biaya kesehatan tahunan di Eropa dari penggunaan batu bara untuk menghasilkan listrik diperkirakan mencapai € 43 miliar. [20] Di Cina, peningkatan kualitas udara dan kesehatan manusia akan meningkat dengan kebijakan iklim yang lebih ketat, terutama karena energi negara itu sangat bergantung pada batubara.
Dan akan ada manfaat ekonomi bersih. [21] Sebuah studi tahun 2017 dalam Jurnal Ekonomi menemukan bahwa untuk Inggris selama periode 1851-1860, "peningkatan satu standar deviasi dalam penggunaan batubara meningkatkan angka kematian bayi sebesar 6-8% dan menjelaskan bahwa dampak penggunaan batubara pada industri sekitar sepertiga dari hukuman mati perkotaan yang dilaksanakan selama periode ini.
" [22] Bagaimana membuat batu bara bersih [ sunting - sunting sumber ] Ada beberapa cara untuk membersihkan batu bara. Contoh sulfur, sulfur adalah zat kimia kekuningan yang ada sedikit di batu bara, pada beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania, West Virginia dan eastern states lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 % dari berat batu bara, beberapa batu bara yang batubara berasal dari daerah di Wyoming, Montana dan negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih kecil dari 1%) dari berat batu bara.
Penting bahwa sebagian besar sulfur ini dibuang sebelum mencapai cerobong asap. Satu cara untuk membersihkan batu bara adalah dengan cara mudah memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat dipisahkan dari batu bara.
Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu bara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air, batu bara mengambang ke permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam.
Fasilitas pencucian ini dinamakan "coal preparation plants" yang membersihkan batu bara dari pengotor-pengotornya. Tidak semua sulfur bisa dibersihkan dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batu bara adalah secara kimia benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut "organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya.
Beberapa proses telah dicoba untuk mencampur batu bara dengan bahan kimia yang membebaskan sulfur pergi dari molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari prose pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan untuk mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil pembakaran batu bara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak orang menyebutnya "scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok) sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara. Membuang NOx dari batu bara [ sunting - sunting sumber ] Nitrogen secara umum adalah bagian yang besar daripada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen, bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx.
NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak di dalam batu bara. Di udara, NOx adalah polutan yang dapat menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota besar, juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat membantu terbentuknya sesuatu yang disebut “ground level ozone”, tipe lain daripada polusi yang dapat membuat kotornya udara.
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi NOx adalah menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan untuk membakar batu bara di pemabakar di mana ada lebih banyak bahan bakar daripada udara di ruang pembakaran yang terpanas.
Di bawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua di mana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar.
Konsep ini disebut "staged combustion" karena batu bara dibakar secara bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di uadara lebih dari separuh.
Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers" yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler batu bara.
Beberapa dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun alat ini lebih mahal dari "low-NOx burners," namun dapat menekan lebih dari 90% polusi Nox. Cadangan batu bara dunia [ sunting - sunting sumber ] Daerah batu bara di Amerika Serikat Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat sekitar satu exagram (1 × 10 15 kg atau 1 triliun ton) total batu bara yang dapat ditambang menggunakan teknologi batubara berasal dari daerah saat ini, diperkirakan setengahnya merupakan batu bara keras.
Nilai energi dari semua batu bara dunia adalah 290 zettajoules. [23] Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt, [24] terdapat cukup batu bara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600 tahun. British Petroleum, pada Laporan Tahunan 2006, memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batu bara dunia yang terbukti (9,236 × 10 14 kg), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan ke rasio produksi).
Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti, program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.
Departemen Energi Amerika Serikat memperkirakan cadangan batu bara di Amerika Serikat sekitar 1.081.279 juta ton (9,81 × 10 14 kg), yang setara dengan 4.786 BBOE (billion barrels of oil equivalent).
[25] Cadangan batu bara dunia pada akhir 2005 (dalam juta ton) [26] [27] [28] [29] Batubara berasal dari daerah Bituminus (termasuk antrasit) Sub-bituminus Lignit TOTAL Amerika Serikat 115.891 101.021 33.082 249.994 Rusia 49.088 97.472 10.450 157.010 Tiongkok 62.200 33.700 18.600 114.500 India 82.396 2.000 84.396 Australia 42.550 1.840 37.700 82.090 Jerman 23.000 43.000 66.000 Afrika Selatan 49.520 49.520 Ukraina 16.274 15.946 1.933 34.153 Kazakhstan 31.000 3.000 34.000 Polandia 20.300 1.860 22.160 Serbia dan Montenegro 64 1.460 14.732 16.256 Brasil 11.929 11.929 Kolombia 6.267 381 6.648 Kanada 3.471 871 2.236 6.578 Ceko 2.114 3.414 150 5.678 Indonesia 790 1.430 3.150 5.370 Botswana 4.300 4.300 Uzbekistan 1.000 3.000 4.000 Turki 278 761 2.650 3.689 Yunani 2.874 2.874 Bulgaria 13 233 2.465 2.711 Pakistan 2.265 2.265 Iran 1.710 1.710 Britania Raya 1.000 500 1.500 Rumania 1 35 1.421 1.457 Thailand 1.268 1.268 Meksiko 860 300 51 1.211 Chili 31 1.150 1.181 Hongaria 80 1.017 1.097 Peru 960 100 1060 Kirgizstan 812 812 Jepang 773 773 Spanyol 200 400 60 660 Korea Utara 300 300 600 Selandia Baru 33 206 333 572 Zimbabwe 502 502 Belanda 497 497 Venezuela 479 479 Argentina 430 430 Filipina 232 100 332 Slovenia 40 235 275 Mozambik 212 212 Eswatini 208 208 Tanzania 200 200 Nigeria 21 169 190 Greenland 183 183 Slowakia 172 172 Vietnam 150 150 Republik Kongo 88 88 Korea Selatan 78 78 Niger 70 70 Afganistan 66 66 Aljazair 40 40 Kroasia 6 33 39 Portugal 3 33 36 Prancis 22 14 36 Italia 27 7 34 Austria 25 25 Ekuador 24 24 Mesir 22 22 Irlandia 14 14 Zambia 10 10 Malaysia 4 4 Afrika Tengah 3 3 Myanmar 2 2 Malawi 2 2 Kaledonia Baru 2 2 Nepal 2 2 Bolivia 1 1 Norwegia 1 1 Taiwan 1 1 Swedia 1 1 Negara pengekspor batu bara utama [ sunting - sunting sumber ] Pengekspor batu bara berdasarkan negara dan tahun (dalam juta ton) [30] Negara 2003 2004 Australia 238,1 247,6 Indonesia 200,8 131,4 Tiongkok 103,4 95,5 Amerika Serikat 43,0 48,0 Afrika Selatan 78,7 74,9 Uni Soviet 41,0 55,7 Polandia 16,4 16,3 Kanada 27,7 28,8 Amerika Selatan 57,8 65,9 Total 713,9 764,0 Lihat batubara berasal dari daerah [ sunting - sunting sumber ] • Daftar perusahaan batu bara Indonesia • Skala waktu geologi • Yayasan Batu Bara Dunia en Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ "BHP Billiton Mitsubishi Alliance - Glossary".
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-19. Diakses tanggal 2010-07-12.
• ^ Frederich, Langford and Moore, 1999 • ^ a b Cole and Crittenden, 1997 • ^ Frederich et al, 1995 • ^ Indonesia Miliki Cadangan Batubara 160 Miliar Ton - PortalKBR.com • ^ Toxic Air: The Case for Cleaning Up Coal-fired Power Plants. American Lung Association (Maret 2011) Diarsipkan 26 Januari 2012 di Wayback Machine. • ^ "Health". Endcoal. Diakses tanggal 3 Desember 2018.
• ^ "India shows how hard it is to move beyond fossil fuels". The Economist. 2 Agustus 2018. • ^ Preventing disease through healthy environments: a global assessment of the burden of disease from environmental risks Diarsipkan 30 Juli 2016 di Wayback Machine. World Health Organization (2006) • ^ Global health risks. Mortality and burden of disease attributable to selected major risks (PDF). World Health Organization. 2009. ISBN 978-92-4-156387-1. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 14 February 2012.
• ^ "WHO – Ambient (outdoor) air quality and health". who.int. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Januari 2016. Diakses tanggal 7 Januari 2016. • ^ "Black Lung Disease-Topic Overview".
WebMD. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2015. • ^ "Black Lung". umwa.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 February 2016. Diakses tanggal 7 January 2016. • ^ "Coal". epa.gov. 2014-02-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Juli 2015. • ^ "Coal Ash: Toxic – and Leaking".
psr.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2015. • ^ Hvistendahl, Mara (13 December 2007). "Coal Ash Is More Radioactive than Nuclear Waste". Scientific American. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2015. • ^ World Coal Association "Environmental impact of Coal Use" Diarsipkan 23 Februari 2009 di Wayback Machine. • ^ Coal Pollution Damages Human Health at Every Stage of Coal Life Cycle, Reports Physicians for Social Responsibility Diarsipkan batubara berasal dari daerah Juli 2015 di Wayback Machine.
Physicians for Social Responsibility. psr.org (18 November 2009) • ^ Burt, Erica; Orris, Peter and Buchanan, Susan (April 2013) Scientific Evidence of Health Effects from Coal Use in Energy Generation Diarsipkan 14 Juli 2015 di Wayback Machine. University of Illinois at Chicago School of Public Health, Chicago, Illinois, US • ^ "The Unpaid Health Bill – How coal power plants make us sick". Health and Environment Alliance. 2013-03-07.
Diakses tanggal 15 December 2018. • ^ "Health benefits will offset cost of China's climate policy". MIT. Diakses tanggal 15 Desember 2018. • ^ Beach, Brian; Hanlon, W. Walker (2018). "Coal Smoke and Mortality in an Early Industrial Economy". The Economic Journal (dalam bahasa Inggris). 128 (615): 2652–2675. doi: 10.1111/ecoj.12522. ISSN 1468-0297. • ^ Sustainable Energy" 2005 page 303 The MIT Press by Jefferson W. Tester et al. ISBN 0-262-20153-4 • ^ BP2006 energy report, and US EIA 2006 overview • ^ (Inggris) "International Energy Annual 2003: Reserves".
Badan Informasi Energi AS. Parameter -accessdaymonth= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan); Parameter -accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan ( -access-date= yang disarankan) ( bantuan) • ^ (Inggris) "Reserves-Coal page 1" (PDF).
Dewan Energi Dunia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-07-22. Diakses tanggal 2008-10-01. Parameter -accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan ( -access-date= yang disarankan) ( bantuan); Parameter -accessdaymonth= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ (Inggris) "Resources-bituminous" (PDF).
Dewan Energi Dunia. Parameter -accessdaymonth= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan); Parameter -accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan ( -access-date= yang disarankan) ( bantuan) [ pranala nonaktif permanen] • ^ (Inggris) "Resources-sub-bitum" (PDF).
Dewan Energi Dunia. Parameter -accessdaymonth= yang tidak diketahui batubara berasal dari daerah diabaikan ( bantuan); Parameter -accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan ( -access-date= yang disarankan) ( bantuan) [ pranala nonaktif permanen] • ^ (Inggris) "Resources-lignite" (PDF). Dewan Energi Dunia. Parameter -accessdaymonth= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan); Parameter -accessyear= yang tidak diketahui mengabaikan ( -access-date= yang disarankan) ( bantuan) [ pranala nonaktif permanen] • ^ http://www.eia.doe.gov/oiaf/aeo/supplement/pdf/suptab_114.pdf Pranala luar [ sunting - sunting sumber ] Wikimedia Commons memiliki media mengenai Coal.
• (Inggris) World Coal Institute • (Indonesia) Yayasan Batu Bara Dunia Diarsipkan 2007-05-18 di Wayback Machine. • (Inggris) Coal: Facts & Figures Diarsipkan 2009-05-18 di Wayback Machine. • (Inggris) MSNBC report on coal pollution health effects in the United States • (Inggris) Clean coal technologies Diarsipkan 2005-06-21 di Wayback Machine.
• (Inggris) Advanced methods of using coal ( Pusat Energi Batu bara Jepang en) • (Inggris) USDOE Hydrogen from Coal Research Diarsipkan 2013-03-03 di Wayback Machine.
• (Inggris) Coal Preparation • (Inggris) Wyoming Batubara berasal dari daerah [ pranala nonaktif permanen] dari Universitas Wyoming. • (Inggris) Coal - origin, purification and consumption [ pranala nonaktif permanen] • (Inggris) History of coal seams and the practice of coal mining in Batubara berasal dari daerah Staffordshire, UK [ pranala nonaktif permanen] • (Indonesia) Gasifikasi batu bara Diarsipkan 2013-06-02 di Wayback Machine.
• Daniel Burns. The modern practice of coal mining (1907) • Chirons, Nicholas P. Coal Age Handbook of Coal Surface Mining ( ISBN 0-07-011458-7) • Hamilton, Michael S.
Mining Environmental Policy: Comparing Indonesia and the USA (Burlington, VT: Ashgate, 2005). ( ISBN 0-7546-4493-6). • Hayes, Geoffrey. Coal Mining (2004), 32 pp • Hughes.
Herbert W, A Text-Book of Mining: For the use of colliery managers and others (London, many editions 1892-1917), the standard British textbook for its era. • National Energy Information Center, Greenhouse Gases, Climate Change, Energydiakses tanggal 2007-10-16 • Charles V. Nielsen and George F. Richardson. 1982 Keystone Coal Industry Manual (1982) • Batubara berasal dari daerah H. Ali. Minding our Minerals, 2006.
[1] • A.K. Srivastava. Coal Mining Industry in India (1998) ( ISBN 81-7100-076-2) • The Department of Trade and Industry, The Coal Authority, diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-13diakses tanggal 2007-10-16 • James Tonge. The principles and practice of coal mining batubara berasal dari daerah Kategori tersembunyi: • Templat webarchive tautan wayback • CS1 sumber berbahasa Inggris (en) • Halaman dengan rujukan yang menggunakan parameter yang tidak didukung • Artikel dengan pranala luar nonaktif • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan • Pranala Commons ada di Wikidata • Halaman ini terakhir diubah pada 8 Mei 2022, pukul 14.00.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •
Facebook 0 Tweet 0 LinkedIn 0 Pin 1 Kita semua telah mengetahui bahwa batubara merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Walaupun begitu informasi yang kita ketahui mengenai batubara terkadang masih kurang. Dengan mengetahui hal-hal mengenai batubara maka tentu saja hal itu dapat menguntungkan kita. Lantas apa saja hal-hal yang perlu kita ketahui mengenai batubara? Table of Contents • Apa Itu Batubara? • Bagaimana Sejarah Batubara? • Jenis-Jenis Batubara Berdasarkan Kalori • Fakor-Faktor Seperti Apa Yang Mempengaruhi Batubara? • Mengapa Penghitungan Kadar Air Pada Batubara Penting?
• Apa Saja Kegunaan Batubara? • Apa Saja Istilah Yang Sering Digunakan Pada Industri batubara? • Kenapa Kita Perlu Menggunakan Batubara? • Berapa Banyak Batubara Yang Indonesia Produksi? • Bagaimana Cara Meningkatkan Efisiensi Batubara? • Bagaimana Prospek Industri Batubara Kedepan? • Kesimpulan Apa Itu Batubara?
Batubara merupakan batuan yang berwarna coklat tua hingga hitam yang mudah terbakar, dan umumnya terbentuk dari senyawa karbon organik. Batubara terbentuk dari tanaman yang telah mengalami proses penguburan selama jutaan tahun. Proses pembentukan batubara yang memerlukan waktu lama tersebut akan menghasilkan sebuah lapisan yang berasal dari tanaman yang telah terkubur selama jutaan tahun.
Lapisan tersebut akan membentuk endapan batubara. Proses pengerasan tanaman yang telah terkubur terjadi ketika tanaman tersebut benar-benar berada di posisi yang tidak memungkinkan udara untuk masuk. Tanaman yang terkubur tersebut kemudian akan mengalami proses penekanan dari daya tekan bumi dan menerima panas bumi yang berasal dari bagian dalam bumi.
Batubara merupakan senyawa organik yang terbentuk dari tanaman yang telah mengalami penguburan selama jutaan tahun, sehingga membentuk endapan batubara akibat perubahan struktur kimia pada tumbuhan. “Suhu yang tinggi dengan daya tekan yang kuat dari bumi menyebabkan terjadinya perubahan struktur kimia pada tumbuhan sehingga merubah tumbuhan menjadi batubara” Dengan kondisi yang seperti itu maka terjadilah proses pembentukan batubara, proses pembusukan yang terganggu membuat energi yang telah disimpan oleh tanaman tidak dapat dilepaskan.
Energi yang terkunci tersebut berubah menjadi batubara. Proses pembentukan dari yang awalnya tanaman menjadi batubara disebut dengan coalification. Coalification memiliki hubungan yang sangat penting dalam proses pembentukan karakteristik dan struktur kimia yang ada pada batubara.
Coalification akan menentukan jenis batubara tersebut akan termasuk dalam jenis batubara yang mana. Bagaimana Sejarah Batubara? Batubara telah digunakan manusia dari sebelum mengenal listrik hingga saat ini ketika batubara merupakan salah satu material yang sangat penting untuk menopang kehidupan manusia. Berikut merupakan alur sejarah batubara dari awal hingga saat ini: • 315 SM : Bangsa Yunani menggunakan smithery dengan bahan bakar batubara sebagai sumber panasnya. Hal ini ditunjukkan dari literatur yang ditemukan pada literatur Yunani.
• 3 – 6 M : Asal mula kata “coal” pertama kali ditemukan pada literatur Cina ketika zaman 3 Kerajaan. • 9 M : Batubara pertama kalinya ditemukan di Benua Eropa, yaitu di negara Inggris dan Jerman.
• 12 M : Penambangan batubara mulai dilakukan untuk menyuplai bahan bakar domestik pada zaman kerajaan Dinasti Sung Cina. • 13 M : Penambangan batubara mulai dilakukan dan diizinkan di Newcastle, Inggris ketika Henry III memimpin. Penambangan batubara dilakukan secara komersial dan digunakan. • 1735 : Penambangan batubara mulai dilakukan dengan tidak menggunakan melainkan menggunakan alat-alat besi.
• 1769 : Mulainya revolusi industri yang ditandai dengan terciptanya mesin uap oleh James Watt dari Inggris menyebabkan permintaan batubara meningkat untuk menghasilkan gas batubara.
• 1807 : Inggris pertama kalinya menggunakan gas batubara untuk menyalakan lampu gas. • 1856 : Hasil gas batubara yang berupa tar dan amonia mulai dapat dikumpulkan. • 1858 : Tar yang merupakan hasil gas batubara digunakan sebagai bahan bakar sinetis oleh Barkin. • 1906 : Amonia yang dihasilkan mulai digunakan secara industri dengan metode sintesis oleh Fritz Haber.
• 1913 : Batubara dapat digunakan untuk menciptakan minyak buatan dengan cara menambahkan batubara hidrogen cair oleh Bergius. • 1923 : Gasifikasi batubara dilakukan untuk mensintesis metana dengan karbon monoksida dan hidrogen. • 1926 : Minyak yang disintesis dengan karbon monoksida dan hidrogen menghasilkan sintesis Fischer-Tropsch.
Timeline Sejarah Batubara Jenis-Jenis Batubara Berdasarkan Kalori Jenis batubara ditentukan berdasarkan tingkatan dari batubara yang terbentuk. Proses perubahan batubara dari satu tingkatan ke tingkatan lainnya faktor utamanya antara lain panas dan daya tekan dari bumi sehingga dari proses coalification.
Proses tersebut akan mengeluarkan kelembaban, carbon dioxide, dan metahana selama proses coalification terjadi. Jenis batubara umumnya antara lain peat, lignite, bituminous, dan anthracite.
Peat Peat merupakan tahap pertama kali terbentuknya batubara. Komponen dari peat 60% terbentuk dari bahan-bahan organik. Umumnya peat berasal dari tanaman pakis dan tumbuhan-tumbuhan yang berada rawa-rawa. Warna dari peat biasanya adalah warna coklat muda. Karena posisinya yang seringkali berada di lingkungan dengan kadar air yang sangat banyak maka peat biasanya mengandung banyak air.
Hal ini menyebabkan kemampuan peat dalam menghantarkan panas menjadi terbatas. Peat Peat merupakan jenis batubara yang memiliki kalori yang rendah. Nilai kalori dari peat umumnya hanya mencapai 2.600 kcal/kg. Selama berjalannya waktu, peat yang melakukan proses coalification kemudian akan menjadi lebih matang sehingga peat akan memasuki tingkatan batubara selanjutnya.
Lignite Tahapan kedua dari pembentukan batubara dari yang sebelumnya peat disebut menjadi lignite. Kandungan air yang terdapat di tahapan lignite masih tinggi yaitu sekitar 40% – 50% sehingga kemampuannya dalam menghantarkan panas juga masih terbatas, walaupun lebih baik jika dibandingkan dengan yang jenis peat.
Warna batu dari lignite umumnya hampir menyerupai dengan peat, yaitu berwarna coklat gelap dengan tekstur yang keras dan ukuran yang cukup besar. Kadar karbon dari lignite berkisar 60% – 70%. Lignite Jenis lignite termasuk ke dalam batubara yang memiliki kalori rendah karena nilai kalori dari lignite umumnya berkisar 4.000 kcal/kg. Sama seperti peat, lignite yang berada di dalam tanah secara berjalannya waktu akan mengalami proses coalification sehingga dapat mengubah lingnite menjadi tahap selanjutnya yaitu sub – bituminous.
Sub – Bituminous Batubara jenis sub – bituminous merupakan batubara yang berada di antara perubahan dari batubara jenis lignite menjadi batubara jenis bituminous.
Kandungan air yang ada pada tahap ini sudah jauh berkurang menjadi sekitar hanya 10% – 25% sehingga kemampuannya dalam menghantarkan panas sudah baik. Warna dari batubara jenis ini berwarna hitam dan mengkilap dengan tekstur yang keras namun rapuh. Sub – bituminous memiliki kadar karbon sebesar 42% – 52%. Sub – bituminous termasuk ke dalam batubara yang memiliki kalori sedang. Kadar kalori dari sub – bituminous sekitar 4.000 kcal/kg hingga 5.800 kcal/kg. Sub-Bituminous Walaupun kadar kalori pada sub – bituminous lebih rendah dari pada bituminous namun kadar sulfur yang ada pada sub – bituminous lebih rendah.
Umumnya kadar sulfurnya lebih kecil daripada 1%. Karena sub – bituminous batubara berasal dari daerah kadar kalori yang lebih rendah daripada kalori pada jenis bituminous maka pembakaran menggunakan sub – bituminous memerlukan jumlah yang lebih banyak agar dapat menghasilkan energi yang mendekati ketika menggunakan bituminous. Saat ini semakin banyak pembangkit listrik tenaga uap yang mulai beralih dari yang awalnya menggunakan batubara jenis bituminous menjadi batubara jenis sub – bituminous dan lignite yang memiliki kadar sulfur lebih rendah karena efeknya terhadap lingkungan.
Bituminous Batubara jenis bituminous merupakan tahap perpindahan antara batubara jenis sub – bituminous dengan batubara jenis anthracite. Kandungan air yang ada pada batubara jenis bituminous 8% – 10% sehingga kemampuan batubara jenis ini dalam menghantarkan panas sudah termasuk sangat baik.
Bituminous Warna batubara bituminous hampir mirip dengan warna pada batubara jenis sub – bituminous yang berwarna gelap dan mengkilap. Kadar karbon batubara bituminous termasuk besar yaitu berkisar 60% – 80%. Bituminous termasuk jenis batubara yang memiliki kadar kalori tinggi. Kadar kalori pada batubara jenis bituminous berkisar antara 5.800 kcal/kg hingga 8.000 kcal/kg. Anthracite Batubara jenis anthracite merupakan batubara yang dianggap memiliki kualitas terbaik dalam jenis-jenis batubara.
Tidak seperti batubara jenis lainnya, batubara jenis anthracite memiliki kandungan air yang sangat rendah sehingga kemampuan batubara jenis ini dalam menghantarkan panas sangat baik. Warna dari batubara berasal dari daerah sangat gelap hingga keabu-abuan seperti warna abu baja karena karakter batunya yang mengkilap. Kadar karbon anthracite sangat besar, biasanya kadar karbonnya lebih dari 86%.
Anthracite memiliki kadar kalori paling tinggi dibandingkan dengan jenis-jenis batubara lainnya. Kadar kalori pada batubara jenis anthracite berkisar antara 7.800 kcal/kg hingga 7.800 kcal/kg sehingga batubara jenis ini termasuk ke dalam batubara jenis kalori sangat tinggi. Anthracite Batubara jenis anthracite sangat susah ditemukan karena jumlahnya yang paling sedikit dibandingkan dengan batubara jenis lainnya. Karena kondisi lingkungan memiliki faktor yang sangat penting dalam pembentukan batubara, anthracite jarang ditemukan di daerah Indonesia.
Anthracite dapat dipoles hingga mengkilap sehingga seringkali anthracite digunakan sebagai tujuan untuk dekorasi. Tidak seperti batubara jenis lainnya, anthracite tidak akan membuat tangan kita kotor ketika disentuh. Walaupun anthracite susah untuk dinyalakan, namun ketika terbakar warna api dari anthracite berwarna biru dan kita tidak perlu melakukan perhatian secara khusus ketika berusaha untuk menjaga agar proses pembakaran tetap berjalan.
Saat ini anthracite sangat jarang digunakan karena jumlahnya yang sangat terbatas dan juga biaya yang dibutuhkan sangat tinggi untuk menggunakan batubara jenis anthracite. Fakor-Faktor Seperti Apa Yang Mempengaruhi Batubara? Proses pembentukan batubara yang berasal dari tanaman yang mati tidak hanya dari satu faktor yang berupa lama waktu tanaman tersebut berada di dalam tanah. Batubara berasal dari daerah beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya batubara: Tumbuhan Sebagai bahan utama terbentuknya batubara maka tumbuhan tentu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya batubara.
Setiap tumbuhan memiliki zona di mana mereka cocok untuk tumbuh. Setelah sekian lama tumbuhan berkumpul di suatu lokasi dengan kondisi iklim dan lokasi tertentu akhirnya tumbuhan tersebut akan mati dan mengumpul.
Tumbuhan-tumbuhan merupakan faktor terbentuknya tipe-tipe batubara. Iklim Seperti tumbuhan, iklim merupakan faktor yang penting karena menentukan jenis tumbuhan yang bisa tumbuh di suatu daerah. Iklim dari satu lokasi dengan lokasi lainnya bervariasi tergantung dari banyak hal seperti salah satunya ketinggian daerah tersebut.
Setiap daerah akan memiliki iklim yang berbeda-beda dan juga tergantung dari lempeng tektonik daerah tersebut.
Dengan kondisi yang lembab seperti misalnya negara tropis Indonesia dan sub tropis biasanya tumbuhan lebih banyak daripada dengan daerah dengan iklim yang dingin. Suhu dan Tekanan Proses coalification yang terjadi pada gambut membuat tekstur dapat berubah dari yang awalnya gambut menjadi sebuah batubara. Proses coalification dapat terjadi karena adanya faktor seperti suhu dan tekanan terhadap proses perubahan batubara.
Umur Geologi Semakin lama proses coalification terbentuk maka umur dari batu-batuan tersebut akan semakin tua dan posisinya menjadi semakin dalam. Umumnya semakin tua umur geologi batubara maka kualitas batubara yang diperoleh juga semakin berkualitas tinggi. Dekomposisi Proses degradasi biokimia yang terjadi pada tumbuhan batubara berasal dari daerah telah mati akan menjadi lebih aktif. Proses dekomposisi yang menyebabkan terjadinya pembusukan oleh bakteri anaerob akan mengurai bagian-bagian yang lunak pada tumbuhan.
Pada kondisi yang tidak terdapat udara batubara berasal dari daerah sekali maka proses pembusukan yang terjadi pada tumbuhan menyebabkan air keluar. Akibat dari proses ini adalah batubara mengalami pelepasan unsur sehingga jumlah unsur karbon akan bertambah. Struktur Cekungan Batubara Bentuk-bentuk pada batubara yang berbeda-beda berasal dari deformasi yang disebabkan oleh lempeng tektonik pada cekungan terbentuknya batubara.
Selain itu erosi dapat juga menyebabkan bentuk dari lapisan batubara berbeda-beda. Metamorfosa Organik Setiap batubara yang telah terbentuk nantinya akan tertimbun dengan pengendapan yang baru. Ketika batubara telah berada di tingkat ini maka proses dekomposisi secara degradasi biokimia tidak akan terjadi lagi. Sebagai pengganti dari proses dekomposisi secara degradasi biokimia maka batubara akan menjalani proses dinamokimia.
Proses dinamokimia yang terjadi menyebabkan gambut dapat berubah menjadi batubara berasal dari daerah yang berbeda-beda. Ketika proses dinamokimia terjadi maka komponen-komponen seperti air, oksigen, karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), metana (CH4) serta gas-gas lainnya akan berkurang. Namun disisi lain komponen-komponen seperti karbon, belerang, dan kandungan akan meningkat. Posisi Lempeng Tektonik Batubara yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh posisi lempeng tektonik tempat batubara tersebut berada.
Hal ini disebabkan karena gaya-gaya lempeng tektonik nantinya akan mempengaruhi posisi lempeng tektonik batubara tersebut berada. Seperti yang sudah kita ketahui posisi batubara sangat krusial karena faktor-faktor seperti iklim dengan suhu dan tekanan yang dialami oleh batubara ditentukan dari posisi batubara tersebut berada.
Penurunan Gaya-gaya tektonik yang dialami oleh batubara menyebabkan cekungan batubara menjadi turun.
Gambut akan berubah menjadi endapan batubara yang tebal jika proses penurunan dan pengendapan gambut seimbang. Pertumbuhan tumbuhan dan proses pengendapan gambut yang dipengaruhi karena pergantian transgresi dan regresi akan menentukan kualitas dari batubara yang terbentuk karena adanya infiltrasi material dan mineral. Periode Pengendapan Perkembangan batubara dan cekungan batubara dipengaruhi oleh posisi batubara pada lempeng tektonik.
Ketika gambut sudah dalam proses pengendapan maka pada saat itu juga terjadi proses geokimia dan metamorfosa organik. Lamanya periode batubara dalam proses pengendapan akan mempengaruhi struktur dari batubara yang terbentuk seperti intrusi magmatik, perlipatan, pensesaran, dan lainnya Mengapa Penghitungan Kadar Air Pada Batubara Penting?
Kandungan kadar air (moisture content) pada industri batubara merupakan parameter yang sangat penting untuk menganalisa batubara yang telah ditambang. Penghitungan kadar air pada batubara diperlukan untuk menentukan nilai kalori batubara beserta cara penanganannya.
Nilai kadar air yang ditunjukkan merupakan kadar air yang dihitung ketika batubara yang di tes kehilangan beratnya ketika dites dalam kondisi tertentu, biasanya kita akan mengetesnya dengan cara memanaskan batubara pada oven bersuhu 104 hingga 110 derajat Celcius. Tabel Perhitungan Kadar Air Batubara Walaupun kita bisanya menggunakan metode yang memperkirakan hilangnya kadar air sebagai laporan yang menunjukkan nilai dari kadar air pada batubara, sebenarnya terdapat beberapa metode lain yang bisa kita gunakan.
Berikut merupakan beberapa metode untuk menghitung kadar air pada batubara: As Received Moisture Kadar air diperoleh dari sampel yang dikirim ke tempat pengetesan. Selain itu nilai dari metode ini merupakan nilai yang biasanya digunakan sebagai standar pencatatan dengan kode “ar” atau “AR”. Nilai “AR” setara dengan air dried moisture ditambahkan dengan residual moisture. Air Dried Moisture Batubara yang telah dikeringkan dengan cara pengeringan udara atau air drying akan menghasilkan nilai kadar air air dried moisture.
Dengan metode pengeringan udara maka kadar air yang ada di permukaan batubara akan menghilang. Kode nilai penggunaan metode ini adalah “ad” atau “AD”. Equilibrium Moisture Nilai dari equilibrium moisture menunjukkan kadar air inherent moisture ketika batubara dalam kondisi basah atau ketika batubara dengan permukaan yang tampak basah.
Nilainya sendiri hampir mirip dengan inherent moisture untuk kategori batubara jenis menengah dan tinggi, namun mungkin akan lebih rendah pada batubara jenis rendah. Inherent Moisture Inherent moisture akan menghitung kadar air secara struktur mikroskopik dari sebuah batubara, umumnya kadar air yang berada di antara mikroskopik sehingga tidak memperhitungkan kadar air pada permukaan batubara. Kadar air pada inherent moisture kurang batubara berasal dari daerah hampir mirip dengan equilibrium moisture, kecuali untuk batubara jenis rendah.
Pore Moisture Kadar air yang berada di pori-pori yang ada di dalam batubara, nilainya setara kurang lebih dengan nilai dari inherent moisture. Secara otomatis maka nilainya juga hampir serupa dengan equilibrium moisture, kecuali untuk batubara jenis rendah. Residual Moisture Kadar air yang tersisa pada batubara setelah proses pengeringan udara. Kode nilai dari penggunaan metode ini adalah “ad” atau “AD”. Surface Moisture Kadar air yang melekat di permukaan batubara.
Nilai dari surface moisture merupakan bagian dari total kadar air pada batubara yang dikurangi dengan inherent moisture. Kode nilai metode ini adalah “ar” atau “AR”. Total Moisture Semua kandungan kadar air yang berada di dalam maupun di permukaan batubara yang dapat dihilangkan dengan memasukkan batubara ke dalam oven. Batubara berasal dari daerah dari total moisture setara dengan inherent moisture ditambahkan dengan surface moisture.
Kode nilai metode ini adalah “ar” atau “AR”. Kadar air yang ada pada batubara akan menyerap daya panas dari batubara, sehingga semakin tinggi nilai kadar air pada batubara makan efisiensi batubara tersebut dalam menghantarkan panas akan semakin rendah.
Hal inilah yang menjelaskan mengapa batubara dengan jenis rendah yang memiliki kadar air yang tinggi akan memiliki nilai kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan batubara jenis tinggi yang memiliki kadar air rendah. Kadar air pada batubara akan menambahkan total berat pada batubara dan akan mempengaruhi cara kita untuk melakukan proses pembakaran ketika menggunakan batubara jenis rendah.
Selain itu kadar air tinggi pada batubara dapat menyebabkan permasalahan pada mesin yang menggunakan batubara dalam lingkungan yang dingin karena kadar air tersebut dapat membeku. Kadar air pada batubara membantu kita untuk menentukan jenis batubara yang telah ditambang, apakah batubara tersebut merupakan batubara jenis rendah atau lebih tinggi.
Apa Saja Kegunaan Batubara? Sebagian besar kebutuhan listrik yang ada di dunia ini menggunakan batubara sebagai bahan baku mereka untuk membuat listrik yang dilakukan di tempat-tempat pembangkit listrik. Walaupun kita seringkali mendengar batubara digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik, namun sebenarnya batubara juga digunakan pada industri produksi besi.
Jenis batubara yang digunakan sendiri tentunya berbeda antara batubara yang digunakan untuk memproduksi tenaga listrik dengan batubara yang digunakan untuk produksi besi. Batubara yang digunakan untuk memproduksi listrik merupakan batubara dengan jenis batubara berasal dari daerah coal. Sedangkan untuk batubara yang digunakan untuk produksi besi merupakan batubara jenis metallurgical coal. Sebagian besar batubara yang ada di Indonesia merupakan batubara dengan jenis thermal coal.
Thermal coal jumlah lebih banyak, dengan kadar karbon yang lebih rendah dan memiliki tingkat kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan metallurgical coal. Berikut merupakan penjelasan mengenai kegunaan dari batubara jenis thermal coal dan metallurgical coal: Thermal Coal Sebagian besar batubara yang digunakan di dunia ini digunakan untuk batubara berasal dari daerah energi yang terkandung di dalam batubara tersebut dengan kadar karbon yang berbeda-beda.
Thermal Coal Batubara yang digunakan energinya tersebut sering kali disebut sebagai thermal coal atau steam coals karena fungsinya yang digunakan untuk menghasilkan panas dan menghasilkan uap sehingga nantinya dapat menggerakkan turbin pada pembangkit listrik tenaga uap. Metallurgical Coal Metallurgical coal atau yang seringkali disebut sebagai coking coal digunakan untuk memproduksi coke.
Coke merupakan material utama penghasil karbon yang diperlukan ketika kita ingin mengolah besi. Metallurgical Coal Apa yang membedakan antara thermal coal dengan metallurgical coal adalah kandungan karbon dan kemampuannya dalam berubah menjadi coke tadi. Karena kita memerlukan kadar karbon yang tinggi maka biasanya kita akan menggunakan batubara jenis bituminous. Batubara dengan karakteristik keras dan hitam yang mengandung kadar karbon lebih banyak dengan kandungan air yang lebih rendah.
Apa Saja Istilah Yang Sering Digunakan Pada Industri batubara? Dalam dunia pertambangan batubara, terdapat beberapa istilah yang seringkali digunakan. Beberapa istilah proses pada industri pertambangan batubara dapat kita lihat di bawah ini: Overburden Untuk menjalankan proses pertambangan batubara, beberapa proses perlu dilakukan terlebih dahulu. Salah satu proses yang perlu diperhatikan adalah dengan tidak meninggalkan aspek lingkungan sehingga setelah kegiatan pertambangan telah selesai maka lingkungan dapat dikembalikan ke posisi semula.
Proses ini tentu perlu pengawasan yang ketat dari pihak pemerintah untuk menjamin kegiatan ini dapat terus berjalan. Kegiatan overburden terdiri dari beberapa proses, diantaranya: Land Clearing Tahap pembersihan area atau land clearing merupakan tahapan tambahan. Tujuan dari kegiatan ini agar kegiatan operasional pertambangan nantinya dapat berjalan dengan lancar.
Pada tahap ini pembentukan jalur-jalur jalan akan mulai dibangun agar akses transportasi dapat berjalan dengan lancar.
Tentu saja kita memerlukan berbagai jenis alat berat agar kegiatan ini dapat berjalan. Overburden Removal Kegiatan overburden merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam melakukan kegiatan pertambangan, terutama pada kegiatan pertambangan yang dilakukan di tempat terbuka atau open pit mining.
Kegiatan overburden ditentukan berdasarkan target produksi yang telah ditentukan. Semakin baik desain overburden maka kegiatan produksi dapat menjadi lebih baik. Untuk mencapai target tersebut maka kita perlu menggunakan beberapa metode dan alat-alat berat untuk menjalankan kegiatan overburden.
Top Soil Top soil merupakan lapisan tanah yang berada di bagian paling atas atau paling luar. Tanah-tanah yang kita lihat biasanya merupakan tanah topsoil.
Tanah top soil merupakan lapisan tanah yang paling subur dengan ketebalan tanah sekitar 30 cm dengan warna coklat kehitaman dan gembur. Warna coklat kehitaman dari batubara berasal dari daerah tersebut merupakan pengaruh humus yang berasal dari pencampuran antara hewan dan tumbuhan yang telah mati dan membusuk.
Biasanya organisme-organisme tanah berada di bagian lapisan tanah top soil. Sub Soil Lapisan yang berada di bawah top soil disebut sebagai sub soil. Lapisan sub soil itu berada tepat di bawah top soil sehingga sub soil memiliki tekstur tanah yang padat dengan warna kemerahan dan terang dengan ketebalan kurang sekitar 50 cm. Sub soil merupakan unsur hara batubara berasal dari daerah lebih sedikit dibandingkan dengan top soil. Hal ini menyebabkan sub soil menjadi kurang subur.
Kegiatan organisme pada lapisan ini mulai berkurang dan juga tidak banyak akar tanaman yang mampu mencapai tanah bagian ini, hanya tanaman-tanaman yang berakar tunggang saja. Inter Burden Ketika kita mulai melakukan proses penggalian untuk menjalankan proses penambangan batubara, seringkali kita akan menemukan lapisan tanah yang terletak di antara dua lapisan. Lapisan yang terletak di antara dua lapisan batubara atau bahan galiannya lainnya disebut dengan inter burden.
Loading Setiap kegiatan pertambangan pasti akan melakukan pengerukan material tambang. Hasil dari material tambang tersebut kemudian akan kita muat. Kegiatan tersebut disebut dengan loading. Loading Batubara Kegiatan loading dilakukan dengan menggunakan berbagai macam alat berat yang biasanya digunakan pada industri pertambangan.
Alat-alat pertambangan yang digunakan untuk melakukan kegiatan loading ini disebut dengan loader. Hauling Kegiatan hauling merupakan kegiatan pengangkutan yang dilakukan untuk memindahkan material seperti batubara atau hasil tambang lainnya dari satu titik ke titik lainnya. Biasanya dalam kegiatan hauling kita akan menggunakan berbagai jenis alat berat sesuai dengan kegunaannya masing-masing.
Salah satu dari alat berat yang digunakan alat belt conveyor tambang yang memang dikhususkan untuk kegiatan pertambangan. Stockpiling Stockpiling merupakan proses penumpukan material seperti batu-batuan hasil kegiatan pertambangan yang ditumpuk untuk nantinya dapat kita ambil untuk diolah lebih lanjut atau diperdagangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan fungsi dari batu tambang tersebut. Stockpiling Batubara Kegiatan stockpiling perlu dilakukan untuk menjamin tersedianya material ketika ingin dikirimkan jika suatu saat terjadi sebuah kejadian yang tidak diinginkan yang mengganggu kegiatan produksi pertambangan dalam jangka pendek.
Selain itu dengan melakukan kegiatan stockpiling kita dapat mengklasifikasikan hasil kegiatan tambang seperti batubara sesuai dengan jenis batubara tersebut agar nantinya tidak tercampur antara batubara jenis satu dengan jenis lainnya. Disposal Sama seperti stockpiling, kegiatan disposal merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan penumpukan. Hanya saja pada kegiatan disposal material yang ditumpuk merupakan material tanah penutup.
Tanah pada area pertambangan memang perlu kita gali dan pindahkan agar nantinya kita dapat menambang batu-batuan yang berharga yang seringkali berada di bawah tanah. Tepat disposal inilah yang kita gunakan sebagai tempat penumpukan tanah karena kadar material berharga yang ada pada tanah kadarnya rendah. Biasanya kita akan membuat disposal pada lubang-lubang yang merupakan bekas hasil kegiatan penambangan.
Stripping Ratio Stripping ratio merupakan rasio yang sangat penting dalam kegiatan pertambangan. Hal ini disebabkan karena stripping ratio erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan untuk menjaga tingkat produktivitas mereka.
Stripping ratio akan menunjukkan berapa banyak material limbah yang diperlukan untuk mendapatkan material batu berharga seperti batubara. Sebagai gambaran sederhana stripping ratio dapat dihitung dengan membagi antara material limbah dengan batu berharga yang berhasil ditambang.
Contohnya seperti jika kita melakukan kegiatan pertambangan yang menghasilkan 100 ton material limbah dan 50 ton batu berharga maka stripping ratio yang dihasilkan adalah 2:1. Artinya setiap 1 ton batu berharga yang dihasilkan maka kita perlu melakukan kegiatan penambangan sebanyak 3 ton tanah.
Semakin kecil nilai dari stripping ratio maka semakin baik karena hal itu menunjukkan bahwa kita tidak perlu untuk melakukan penggalian yang banyak untuk mendapatkan 1 ton batu berharga. Kenapa Kita Perlu Menggunakan Batubara? Di zaman yang serba modern ini, sungguh tidak bisa dibayangkan bagi kita untuk hidup tanpa adanya listrik.
Fungsinya yang serbaguna dan krusial seperti menyalakan lampu untuk penerangan dan tenaga untuk menjalankan sebagian besar peralatan yang kita gunakan baik di rumah maupun di tempat kerja kita.
Meningkatkan kemampuan kita untuk dapat menyebarkan energi listrik bagi seluruh dunia merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam usaha kita untuk meringankan jarak pengetahuan antara teknologi yang ada di daerah yang jarang dialiri listrik dengan daerah seperti perkotaan yang dialiri listrik secara terus menerus. Biaya Listrik Batubara Batubara memiliki peran yang sangat penting untuk memproduksi tenaga listrik. Pembangkit tenaga listrik tenaga uap yang menggunakan batubara saat ini menopang 38% seluruh tenaga listrik yang ada di dunia saat ini.
Bahkan di beberapa negara batubara merupakan komponen yang sangat penting bagi mereka dalam memproduksi tenaga listrik. Negara-negara yang berkembang seperti Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sangat bergantung pada batubara karena biaya yang batubara berasal dari daerah lebih kecil dibandingkan ketika menggunakan sumber daya lainnya.
Batubara digunakan sebagai bahan bakar dalam proses produksi pada pembangkit listrik tenaga uap. Batubara yang dibakar akan menghasilkan uap panas yang nantinya dapat menggerakkan turbin sehingga pada akhirnya menghasilkan tenaga listrik.
Berapa Banyak Batubara Yang Indonesia Produksi? Indonesia merupakan negara yang termasuk ke dalam anggota negara yang memproduksi dan mengekspor batubara terbesar di dunia. Indonesia pertama kalinya menjadi negara paling banyak melakukan ekspor batubara jenis thermal ketika pada tahun 2005 melampaui produksi Australia. Indonesia mengekspor batubara jenis thermal paling banyak dari batubara dengan kadar kalori rendah (dibawah 5.100 kcal/kg) dan kadar kalori menengah (antara 5.100 kcal/kg hingga 6100 kcal/kg) yang sebagian besar diekspor ke negara India dan Cina.
Kita sendiri mendengar bahwa cadangan Indonesia akan habis dalam waktu 83 tahun jika kegiatan produksi tetap berada pada tingkatan sekarang.
Hal ini disampaikan dari informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9 dalam hal cadangan batubara global atau bisa dibilang bahwa Indonesia mewakili 2.2 persen dari total cadangan batubara global. Perhitungan batubara global tersebut didasarkan dari pernyataan BP Statistical Batubara berasal dari daerah of World Energy. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap negara memiliki tekstur tanah yang berbeda-beda sehingga menghasilkan jenis batubara yang berbeda-beda pula.
Dari hal tersebut cadangan batubara yang ada di Indonesia saat ini sekitar 60 persennya merupakan batubara dengan kualitas batubara jenis sub – bituminous. Target Ekspor Batubara Indonesia Sub – bituminous termasuk ke dalam batubara yang memiliki kalori sedang.
Kadar kalori dari sub – bituminous sekitar 4.000 kcal/kg hingga 5.800 kcal/kg. Sebagian besar pulau yang ada di Indonesia memiliki cadangan batubara, baik itu batubara yang berasal dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.
Walaupun begitu dari daerah-daerah tersebut terdapat daerah paling banyak penghasil batubara yaitu yang berasal dari Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Perusahaan yang memproduksi batubara umumnya dibagi menjadi 2, yaitu perusahaan skala kecil dan juga perusahaan besar.
Perusahaan negara (Badan Usaha Milik Negara) seperti PT Bukit Asam Tbk. Sedangkan untuk pihak swasta dalam skala besar yang bermain dalam industri pertambangan adalah PT Adaro Energy Tbk., PT Bayan Resources Tbk., dan PT Indo Tambangraya Tbk. Ketika kegiatan investasi pada industri tambang mulai dibuka pada tahun 1990an, terjadi peningkatan yang signifikan dalam hal produksi, ekspor, maupun penjualan batubara.
Walaupun begitu tingkat penyerapan batubara yang digunakan di dalam negeri hanyalah sedikit dibandingkan dengan ekspor. Persentase ekspor hasil penambangan batubara di Indonesia mencapai 70%- 80% dari keseluruhan batubara yang diproduksi, sedangkan sisanya digunakan di dalam negeri. Berikut merupakan tabel produksi, ekspor, konsumsi, dan harga batubara acuan (HBA). Pada awal tahun 2000-an potensi keuntungan dari industri batubara ini sangat menggiurkan karena batubara berasal dari daerah yang sangat tinggi.
Hal ini disebabkan pada tahun 2000-an terjadi yang namanya “boom commodities” yang mana menyebabkan komoditas batubara harganya melonjak tinggi. Banyak perusahaan yang masuk ke industri batubara untuk memperoleh keuntungan dari industri ini.
Pada saat itu batubara yang sedang naik-naiknya sering kali disebut dengan “emas hitam” karena nilainya yang berharga seperti emas. Bagaimana Cara Meningkatkan Efisiensi Batubara?
Batubara yang merupakan sumber utama dalam energi listrik Indonesia menyebabkan penggunaan batubara meningkat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu kegiatan efisiensi perlu dilakukan agar kinerja operasional maupun finansial dapat selalu dijaga.
Mengembengkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan konsep high efficiency, low emission (HELE) yang menggunakan batubara sebagai sumber utamanya merupakan langkah pertama menuju emisi minimum dari penggunaan batubara. Teknologi untuk menerapkan HELE saat ini sudah tersedia dan jika benar-benar digunakan maka kita dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari PLTU sebesar kurang lebih 20%. Peningkatan efisiensi dalam PLTU dapat meningkatkan energi yang dapat dihasilkan dari batubara yang digunakan.
Setiap peningkatan 1% efisiensi pada PLTU mampu mengurangi pencemaran udara sekitar 2% – 3%. Sebagai tambahan dari keuntungan ketika kita menggunakan teknologi yang baru ini, kita dapat mengurangi kadar carbon dioxide (CO2), Nitrogen Oxides (NOx), Sulphur Dioxide (SO2), dan partikel-partikel hasil pembakaran. Dengan mengimplementasikan teknologi ini maka kualitas udara dan kesehatan dari daerah tempat adanya PLTU dapat semakin meningkat. Efisien yang saat ini sudah dilakukan adalah pada PLTU yang sudah sejak lama beroperasi di Indonesia.
Beberapa PLTU yang telah beroperasi sejak lama di Indonesia antara lain PLTU Paiton 1 dan 2 yang telah beroperasi sejak tahun 1994 dengan kapasitas 400 Megawatt (MW), PLTU Suralaya (4 x 400 MW) sejak tahun 1984, dan PLTU Bukti Asam (2 x 65 MW) yang telah beroperasi sejak tahun 1987.
Hanya PLTU Paiton 1 dan 2 yang sudah berhasil untuk melakukan efisiensi. Efisiensi yang dilakukan oleh PLTU Paiton 1 dan 2 mampu mengubah kebutuhan PLTU Paiton 1 dan 2 dari yang awalnya membutuhkan batubara dengan kalori batubara berasal dari daerah kcal/kg – 5.300 kcal/kg menjadi batubara dengan kalori 4.500 kcal/kg. Bagaimana Prospek Industri Batubara Kedepan? Walaupun “boom commodities” yang terjadi pada awal tahun 2000-an telah selesai namun prospek industri batubara masih ada.
Permintaan batubara untuk menghasilkan energi listrik besar masihlah besar. Seperti yang kita ketahui untuk menghasilkan energi listrik kita dapat menggunakan berbagai macam komoditas seperti minyak, gas bumi, panas bumi, dan batubara sendiri. Walaupun begitu dalam hal murahnya proses produksi energi listrik tersebut batubara merupakan pilihan yang paling murah dalam hal memproduksi tenaga listrik. Negara-negara Asia Tenggara yang saat ini masih dalam tahap berkembang sangat membutuhkan batubara untuk mengejar kebutuhan mereka dalam hal energi listrik.
Tidak seperti negara-negara maju yang memiliki modal besar untuk menyediakan energi terbarukan, negara berkembang seperti Indonesia akan kesusahan jika mengikuti hal tersebut. Namun dengan keadaan ekonomi global saat ini yang kurang baik arah harga batubara dalam jangka pendek ini menurut kami akan lebih dipengaruhi oleh mereka yang menggunakan batubara dalam jumlah besar seperti Cina yang kebijakannya batubaranya akan mempengaruhi harga dan permintaan akan batubara.
Dalam tahun-tahun kedepan, pemerintah Indonesia telah membuat sebuah kebijakan agar konsumsi batubara domestik meningkat untuk kedepannya. Harapannya pemerintah pada tahun-tahun kedepan batubara dapat digunakan untuk mensuplai 30% dari penggunaan energi nasional.
Kesimpulan Kita telah melihat secara lengkap hal-hal yang berkaitan dengan batubara. Dari pengertian batubara itu sendiri hingga prospek batubara itu sendiri. Kehidupan kita dalam waktu dekat ini pasti susah untuk lepas dari yang namanya batubara ini. Lihat saja dengan kegunaan batubara yang telah dijelaskan tadi, sungguh banyak sekali kegunaannya yang tidak hanya sebagai pembangkit listrik yang kita ketahui selama ini.
Namun kita perlu meyakini bahwa kedepannya penggunaan batubara kedepannya pastinya akan lebih efisien dibandingkan dengan saat ini. Semakin berkembangnya teknologi maka efisiensi dari penggunaan batubara dapat semakin meningkat sehingga emisi yang dikeluarkan dapat semakin kita tekan. Search for: Archives • April 2022 • March 2022 • February 2022 • January 2022 • December 2021 • November 2021 • October batubara berasal dari daerah • September 2021 • August 2021 • July 2021 • June 2021 • May 2021 • April 2021 • March 2021 • February 2021 • January 2021 • December 2020 • November 2020 • October 2020 • September 2020 • August 2020 • July 2020 • June 2020 • April 2020 CV BAKTI dipercaya oleh berbagai pelanggan sebagai supplier belt conveyor, wiremesh screen ayakan batu, roller conveyor, dan mesin pemecah batu stone crusher.
Alamat Kantor: Jl. Rungkut Mapan Utara Kel No.AA-12 Rungkut Tengah, Kec. Gn. Anyar, Jawa Timur Surabaya, 60293 (031) 870 6741 081 332 12 6222 081 357 01 4696 general@baktisurabaya.com • • • • • • 3.
Batu bara Lignit Barang tambang tersebar diseluruh dunia, begitupula di Indonesia, sebuah negara yang kaya akan rempah dan barang tambangnya.
Batu bara merupakan salah satu barang tambang yang berasal dari alam dan di proses di alam itu sendiri. Berikut ini pembahasan lengkap tentang manfaat, proses terbentuknya beserta jenis dan gambar dari salah satu barang tambang yang ada di Indonesia yaitu batu bara. Manfaat dari Batu Bara Batu bara memiliki fungsi atau manfaat yang berguna bagi manusia di antaranya adalah sebagai sumber pembangkit listrik, sumber bahan bakar dan untuk meningkatkan perekonomian.
Batu bara juga merupakan salah satu sumber daya alam yang ada dibumi ini. Berikut ini adalah manfaat dari batu bara, yaitu: • Digunakan menjadi sumber energi karena menjadi bahan bakar untuk tenaga pembangkit listrik • Men jadi bahan dasar untuk produk industri aluminium • Menjadi bahan dasar atau bahan baku untuk industri produk baja • Menghasilkan produk berupa gas • Membantu industri semen • Sebagai bahan baku untuk industri produk kertas • Sebagai b ahan bakar berbentuk cair • Untuk produksi bahan metanol • Industri bahan kimia • Industri farmasi • Untuk produksi garam amoniak • Untuk produksi logam silikon • Untuk produksi bahan pengeras • Untuk produksi pupuk pertanian • Untuk produksi zat pelarut • Membuka wilayah yang terisolasi • Meningkatkan perekonomian negara dan rakyat • Untuk bahan bakar produksi zat pewarna Proses Terbentuknya Batu Bara Sebagai salah satu dari batubara berasal dari daerah daya alam di bumi kita yang tidak dapat untuk diperbarui atau tidak mudah dibuat ulang, nyatanya batu bara membutuhkan waktu sekitar 100 hingga 400 juta tahun.
Karena batu bara berasal dari fosil mau pun tumbuhan – tumbuhan yang sudah mati di batubara berasal dari daerah itu. Fosil ini akan diproses oleh bumi kita hingga akhirnya terciptalah batu bara. Itu lah sebabnya, batu bara juga disebut dengan bahan bakar fosil. Sisa tumbuhan yang hidup itu akan membusuk dan mengendap di daerah yang tidak memiliki banyak oksigen sehingga membuat bakteri aerob yang memiliki peran untuk melakukan pembusukan tidak dapat melakukan proses respirasi.
Batu bara terbentuk karena dipengaruhi oleh umur, suhu dan tekanan Proses terbentuknya batu bara jika dilihat dari tempat batubara berasal dari daerah dibagi menjadi 2 macam, yaitu: • Teori Insitu > teori ini menjelaskan bahwa batu bara tersebut terbentuk dari tumbuhan atau pohon dimana batu bara itu terbentuk. Biasanya batu bara jenis ini akan terbentuk di hutan basah dan berawa. • Teori Drift > teori ini menjelaskan bahwa batu bara tersebut terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang bukan berasal dari batu bara itu terbentuk.
Biasanya batu bara jenis ini terjadi di delta dan cirinya lapisan batu bara yang tipis, tidak menerus, banyak pengotor dan banyak lapisannya. Batu bara sendiri terbentuk dari sebuah proses, berikut ini adalah penjelasannya : • Tahap penggambutan atau Peatification Pada tahap ini tumbuhan yang hanya menjadi sisa sisa saja akan mulai terakumulai dan tersimpan.
Di dalam kondisi ini oksigen tidak ada dan biasanya tumbuhan ini akan mengendap di rawa. • Tahap pembatubaraan atau Coalification Sedangkan tahap ini adalah sebuah tahap yang menggabungkan beberapa proses sekaligus seperti proses biologi, proses kimia dan juga proses fisika menjadi satu.
Batubara berasal dari daerah kemudian dapat membuat terjadinya pengaruh pembebasan pada sendimen yang menutupi sisa tumbuhan ini. Jenis-jenis dari Batu Bara Batu bara memiliki beberapa jenis, yaitu: Baca Juga : Soal Biologi Kelas 7 Batu bara Bitumen Jenis batu bara yang mudah didapat, biasanya digunakan untuk menghasilkan listrik, kokas dan uap.
Ciri-ciri batu bara jenis ini: • Warna hitam yang mengkilat, kurang kompak • Kandungan air, abu dan sulfur sedikit • Nilai kalor yang tinggi dan kandungan karbon yang relatif tinggi Batu bara Antrasit Batu bara satu ini mempunyai kandungan karbon yang paling tinggi di kelasnya.
Selain itu batu bara ini memiliki tekstur yang sangat keras. Kebanyakan batu bara jenis ini lebih sering digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik karena kualitasnya yang dinilai sangat tinggi jika dibandingkan dengan yang lain.
Ciri-ciri batu bara ini: • Warna hitam yang sangat mengkilat dan kompak • Kandungan air, abu dan sulfur yang sangat sedikit • Nilai kalor dan kandungan karbon yang sangat tinggi Batu bara Lignit Lignite Coal Carbondale California USA 6605.JPG Ciri-ciri: • Warna hitam dan sangat rapuh • Nilai kalor yang rendah dan kandungan karbon yang sedikit • Kandungan air yang tinggi • Kandungan abu dan sulfur yang banyak Tar batu bara Hasil dari batu bara yang disuling, berbentuk cair dan berwarna hitam pekat.
Biasanya digunakan untuk memperbaiki bangunan atau rumah dan produksi kain Itulah materi pembelajaran mengenai batu bara beserta manfaat, proses terbentuk dan jenisnya disertai gambar yang lengkap. Sampai jumpa dan semoga bermanfaat. Artikel Lainnya : • Tulang Belakang – Bagian, Fungsi, Lengkap dengan Gambar • Minyak Bumi – Manfaat, Fraksi, Komposisi, Sejarah • Respirasi Anaerob – Pengertian, Skema, Tahapan, Perbedaan Dengan Aerob • Fermentasi Alkohol – Pengertian, Proses, Reaksi, Faktor, dan Manfaat Baca Juga : Jaringan Otot - Ciri Ciri, Fungsi, Struktur, Letak dan Gambarnya Posted in BIOLOGI DASAR, LINGKUNGAN Tagged asal batu bara, batu bara berasal dari daerah proses terbentuknya batu bara, ciri ciri batu bara, dimanakah biasanya batu bara ditemukan, harga batu bara, jenis batu bara, persebaran batu bara di indonesia Recent Posts • Proses Terjadinya Gempa Bumi • Hewan Mamalia – Pengertian, Ciri-Ciri, Contoh Terlengkap • Laring – Pengertian, Fungsi Dan Gangguannya Terlengkap • Pembelahan Mitosis Dan Meiosis • Lumut Kerak – Penjelasan, Manfaat, Ciri Ciri, Contoh Beserta Gambar • Tumbuhan Paku – Pengertian, Ciri ciri, klasifikasi, dan struktur Terlengkap • Fungsi Lidah – Bagian Bagian Beserta Gambarnya • Jaringan Penyokong • Kunci Determinasi – Pembahasan Lengkap beserta Contoh Soal • Tulang Manusia – Jumlah, Struktur, Nama-nama Beserta Gambar • Aves – Pengertian, Karakteristik, dan Klasifikasinya • Bagian Otak- Pengenalan Dan Fungsinya Untuk Tubuh • Sel Sperma – Penjelasan Secara Lengkap Beserta Gambar • Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis • Konjungtiva – Pengertian, Jenis, Beserta Gambar Lengkap
Daerah Penghasil Batubara di Indonesia • Artikel • Leave a comment Daerah Penghasil Batubara di Indonesia – Indonesia terkenal sebagai negara dengan sumberdaya alam yang melimpah, termasuk batubara.
Dengan melimpahnya sumberdaya batubara tersebut, indonesia termasuk dalam negara yang memiliki peran besar di pasaran batubara tingkat Internasional. Alasannya, batubara merupakan hasil tambang yang mempunyai banyak kegunaan. Salah satunya sebagai bahan bakar dan industri di banyak negara seluruh dunia. Contoh Kegunaan batubara pada bidang kimia adalah sebagai penghasil gas, pembangkit listrik, dan masih banyak bidang bidang lainnya.
Asal mula batubara di Indonesia, banyak tersebar di berbagai daerah dari ujung aceh hingga ke ujung papua. Berikut beberapa daerah penghasil batubara di Indonesia. Daerah Penghasil Batu Bara Terbanyak di Indonesia : 1. Daerah Aceh Barat Wilayah Aceh Barat yang dikenal sebagai daerah batubara berkualitas terbaik dan telah lama menjadi penyetor batubara di dunia adalah Meulaboh, Kecamatan Kaway XVI. Tanah aceh memiliki cadangan batubara hingga 500 juta ton di kedalaman 80 meter.
Asal kekayaan batubara di tanah aceh juga terdapat hingga 15 lapisan dengan kedalaman mencapai 100 meter dan masing masing lapisan memiliki ketebalan 0,5 hingga 9,5 meter. Dengan hal tersebut membuat aceh menjadi salah satu daerah tambang batubara terbesar di Indonesia. 2. Sumatera Barat Sumatera barat menjadi bagian daerah pertambangan tertua di Indonesia.
Karena sejak abad ke-19, sekitar tahun 1860 yang pada tahun tersebut Indonesia masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda, daerah yang tepatnya terletak di Sawahlunto ini sudah populer menyimpan cadangan batubara cukup banyak.
Batubara yang diproduksi di daerah sawahlunto ini terbukti kualitasnya bagus sehingga tidak perlu diragukan lagi. Nama pertambangan batubara di sawahlunto ini dikenal dengan nama tambang ombilin.
Akan tetapi, daerah ini sudah dinobatkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, sehingga seluruh aktivitas pertambangan berhenti. 3. Sumatera Selatan Sumatera menjadi salah satu pulau di Indonesia yang menyimpan sumber daya alam batubara cukup banyak. Daerah sumatera selatan tersebut dapat kalian jumpai di Tanjung Enim, lebih tepatnya bertempat di Bukit Asam. Keberadaan batubara didaerah tersebut menjadikan kota kecil tersebut makmur.
Penambangan batubara di tanjung enim ini juga sudah didukung dengan fasilitas yang memadai yaitu kereta loader.
Alat tersebut dapat memuat produksi batubara 2.000 hingga 2.800 kubik per jamnya. Sehingga dalam waktu satu jam, penambangan batubara di tanjung enim ini mampu memproduksi 1.500 sampai 1.700 ton.
Daerah pertambangan Tanjung Enim ini sudah mulai beroperasi sekitar tahun 1919 yaitu sejak Belanda masih menjajah Indonesia. Dahulu, masyarakat setempat menggunakan batubara sebagai bahan pembuat peralatan rumah tangga. Hal tersebut memicu pemerintah belanda melakukan penyelidikan hingga dimulailah penambangan di Tanjung Enim. Setelah pemerintah belanda mengambil alih daerah penambangan tersebut, banyak orang orang eropa berdatangan ke Indonesia guna menguasai area penambangan tersebut.
Namun pada tahun 1950, area penambangan tersebut dapat diambil alih oleh pemerintah indonesia dan menjadikan tambang tanjung enim. Tambang ini dikelola oleh BUMN dengan nama perusahaan PN TABA (Tambang Arang Bukit Asam), dan pada tahun 1981 berubah nama menjadi PTBA.
Cadangan batubara di tanjung enim sebesar 6,36 miliar ton, dan hasil penambangan yang sudah dilakukan sebesar 1,59 miliar ton. Dalam satu tahunnya, tambang PTBA ini mampu memproduksi batubara hingga 20 juta ton. 4. Papua Papua, dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan melipah dengan berbagai macam hasil tambang selain batubara yaitu minyak dan emas.
Daerah penambangan batubara di papua berlokasi di Sorong. Teknik yang dipakai saat memproduksi batubara kualitas terbaik di penambangan batubara sorong yaitu teknik blending yang dapat digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap batubara atau uap. Batubara yang dihasilkan di wilayah ini mempunyai kualitas yang sangat baik. Sehingga menjadikan batubara sorong populer di Indonesia bahkan mencapai dunia.
Tak heran, permintaan batubara sorong banyak dari negara negara belahan dunia. 5. Kalimantan Selatan Kota baru sebagai wilayah kalimantan selatan yang termasuk penghasil batubara terbesar di indonesia. Jangkauan ekspor batubara kota baru yang luas dari jepang, tiongkok hingga negeri paman sam amerika serikat, menjadikan bukti bahwa batubara yang dihasilkan dari daerah kota baru memiliki kualitas yang tak kalah baik dengan daerah daerah yang lain. Artikel Terbaru • Menghemat Proses Pembangunan dengan Beton Pracetak • Cara Mendeteksi Keretakan Pada Dinding Bangunan • Konsep Desain Minimalis Pada Interior Rumah • Pesona Ornamen Pada Arsitektur Bangunan • 7 Desain Lantai yang Bikin Rumah Anti Mainstream • Ciri Khas Menarik Arsitektur Modern • Desain Arsitektur Kontemporer dan Karakternya • Mengenal 7 Prinsip Dasar Desain Arsitektur
Ajaib.co.id – Pemanfaatan hasil tambang batu bara seiring dengan perkembangan industri di Indonesia.
Hasil tambang batu bara Indonesia tercatat pada International Energy Agency (IEA) sebagai negara yang menghasilkan batu bara terbesar di dunia. Indonesia berada diurutan ke empat, setelah Amerika Serikat, India dan China. Ketahui lebih lanjut tentang sejarah tambang batu bara serta daerah penghasil batu bara di Indonesia. Simak uraian berikut ini! Sejarah Penambangan Batu Bara Kekayaan hasil tambang di Indonesia batubara berasal dari daerah dikenal dunia salah satunya batu bara.
Dalam catatan sejarah, pertama kali penambangan batu bara dilakukan secara terbuka pada abad ke 19 di Sumatera Barat.
Seorang ahli geologi asal Belanda, Wilem Hendrik De Greve, memperkirakan arang dalam bawah tanah yang membatu ini tersebar di berbagai titik lokasi. Salah satu daerah penghasil batu bara tertua di Indonesia yakni terletak di Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat.
Tambang itu bernama Tambang Ombilin. Dilansir dari Wikipedia.org, pada tahun 1930 Tambang Ombilin memiliki hasil produksi lebih dari 620.000 ton per tahun. Dari hasil kekayaan alam itu, kebutuhan energi Hindia Belanda dari batu bara terpenuhi hingga 90 persen.
Hasil produksi dari Tambang Ombilin ini terbaik di kelasnya. Masa itu, komoditas batu bara menjadi incaran para pengelola industri di belahan benua lainnya. Tak ayal, hasil tambang batu bara merupakan mataniaga yang berharga.
Terlebih, revolusi industri yang menggeliat di benua Eropa mempengaruhi perubahan industri di berbagai wilayah benua lainnya termasuk Hindia Belanda. Hal tersebut menjadikan permintaan batu bara semakin meningkat. Hasil tambang batu bara inilah yang nantinya digunakan sebagai sumber energi penting bagi pabrik bermesin uap, juga sektor transportasi darat dan laut. Secara global sulit melepas ketergantungan energi fosil yang tak terbarukan tersebut pasca revolusi industri.
Kebutuhan komoditas batu bara yang dikenal dengan sebutan si emas hitam ini semakin meningkat konsumsinya dari tahun ke tahun. Kendati demikian, dalam sejarah tambang batu bara di Indonesia permintaan emas hitam ini juga sempat mengalami pasang surut seiring dengan penemuan sumber energi lainnya.
Pada tahun 1950, batu bara bukanlah sumber energi yang dibutuhkan industri maupun transportasi darat dan laut. Teknologi pada mesin yang semula menggunakan batu bara mulai beralih dengan menggunakan batubara berasal dari daerah berbahan bakar solar. Hal tersebut secara signifikan memengaruhi hasil produksi tambang batu bara yang kian menurun.
Pemanfaatkan batu bara seiring dengan perkembangan industri di Indonesia. Dikutip dari laman desdm.bantenprov.go.id, dalam kurun waktu 1945-1966 capaian produksi tambang batu bara yang cenderung menurun. Pada tahun 1952 misalnya, meski capaian produksi menyentuh angka 969.000 ton, namun terus menurun di tahun 1966 yang hanya sebesar 320.000 ton. Sebagian besar hasil produksi tambang itu berasal dari daerah penghasil batu bara Bukit Asam, Sumatera Selatan. Meski menjadi tumpuan energi paling besar setelah minyak bumi.
Komoditas hasil tambang batu bara ini menimbulkan dua masalah besar bagi lingkungan yaitu polusi emisi karbon dan kerusakan lingkungan pasca tambang. Sumber energi yang berasal dari batuan sedimen organik ini membutuhkan proses selama puluhan hingga ratusan tahun. Itulah mengapa sumber energi ini sangat dibutuhkan dunia global. Daerah Penghasil Batu Bara di Indonesia Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, jumlah total sumber daya batu bara yang tersebar di berbagai daerah penghasil batu bara di Indonesia diperkirakan sebesar 143 miliar ton.
Tingginya sumber energi yang berasal dari hasil batu bara ini menjadi target pengembangan dan pemanfaatan secara nasional. Hal ini juga menjadi dasar persyaratan perpanjangan izin dari PKP2B atau Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Batu Bara. Adapun sejumlah daerah penghasil batu bara yang melimpah tersebut berada di: 1.
Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat Tambang batu bara tertua yang sudah diekploitasi sejak jaman Hindia Belanda ini berada di sepanjang Bukit Barisan, sekitar 70 Km dari Kota Padang. Lokasi tambang yang bernama Tambang Ombilin itu telah berproduksi selama satu abad. Namun demikian sejak tahun 2019, The United Nations Educational, Scientific and ultural Organization (UNESCO) menetapkan Tambang Ombilin sebagai warisan dunia. Tambang bersejarah ini memiliki metode penambangan tertutup atau bawah tanah.
2. Tanjung Enim, Sumatera Selatan Daerah penghasil batu bara lainnya berada di Sumatera Selatan tepatnya di Tanjung Enim. Tambang batu bara di wilayah ini dikelola oleh PT Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Pada awal eksploitasi hasil produksinya mampu memenuhi hampir 90% kebutuhan batu bara Hindia Belanda.
Perusahaan tersebut merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdiri sejak 1950. Hasil produksi batu bara PT Bukit Asam ini mampu mencapai 40.000 ton/hari. Kawasan Tanjung Enim disebut-sebut memiliki cadangan batu bara sebesar 6,36 miliar ton, sementara hasil tambang yang dimanfaatkan baru sekitar 1,5 miliar ton.
3. Lahat, Sumatera Selatan Selain Sawah Lunto dan Tanjung Enim, Lahat juga merupakan daerah penghasil batu bara yang melimpah. Sedikitnya ada 36 perusahaan dengan luas wilayah konsesi mencapai 31.454 hektar. Tak hanya perusahaan besar, di wilayah ini juga terdapat lokasi tambang rakyat.
4. Meulaboh, Aceh Barat Cadangan batu bara di kawasan ini diperkirakan mencapai 500 juta ton dengan kedalaman 80 meter. Kualitas produksi daerah penghasil batu bara ini merupakan terbaik di Indonesia. Lapisan hasil batu bara dari Aceh Barat ini memiliki ketebalan 0,5 hingga 9,5 meter. Lapisan inilah yang menjadikan hasil produksi batu bara Aceh termasuk unggulan.
5. Pulau Laut, Kalimantan Selatan Pulau yang memiliki luas 1.873 Km2 merupakan daerah penghasil batu bara dengan tujuan ekspor China, Jepang dan Amerika Serikat. Kualitas batu bara yang dihasilkan di Kalimantan Selatan ini incaran sejumlah negara industri. batubara berasal dari daerah. Samarinda, Kalimantan Timur Seperti halnya dengan daerah penghasil lainnya, tambang batu bara di Samarinda ini juga peninggalan Belanda. Berlokasi di sepanjang Sungai Berau, daerah ini merupakan tambang batu bara pertama di Provinsi Kalimantan Timur.
7. Sorong, Papua Batu bara yang diproduksi di daerah ini berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dengan kualitas yang unggulan dan berlimpah, batu bara dari wilayah bagian timur Indonesia ini mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri maupun luar negeri. Selain sejumlah daerah penghasil batu bara tersebut, tentunya masih banyak wilayah lainnya yang menyimpan sumber energi batu bara. Itulah mengapa pengembangan dan pemanfaatan energi batu bara secara nasional diupayakan meningkat secara kualitas dan produksi.
Harapannya, dari hasil tambang batu bara tersebut mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat sekitar dan secara nasional. Tentang Ajaib Semua transaksi saham difasilitasi oleh PT Ajaib Sekuritas Asia (“Ajaib Sekuritas”), pialang yang terdaftar di OJK dan IDX. Semua transaksi reksa dana difasilitasi oleh PT Takjub Teknologi Indonesia (“Ajaib Reksa Dana”), APERD yang terdaftar di OJK. Keduanya merupakan bagian dari grup Ajaib Technologies. Ajaib Group membuka pintu akses terhadap investasi, selebar-lebarnya untuk berbagai kalangan, terutama pemula.
Semua orang berhak mendapat akses ke investasi aman dan terpercaya, terlepas dari tingkat pendapatannya. Ajaib Group percaya bahwa berinvestasi adalah kewajiban semua orang, bukan hak. Investasi berguna untuk meringankan dampak inflasi, meningkatkan jumlah kekayaanmu, dan persiapan masa depan.
Layanan investasi reksa dana online Ajaib Reksa Dana memberikan aneka pilihan batubara berasal dari daerah dana terbaik. Reksa dana terbaik didefinisikan berdasarkan pengembalian historis dan rekam jejak Manajer Investasi. Kendati demikian, para pengguna Ajaib (untuk seterusnya disebut Investor Ajaib), berinvestasi tanpa paksaan dari Ajaib.
Investor Ajaib diharapkan untuk memahami risiko investasi. Data pengembalian historis tidak menjamin pengembalian di masa depan. Melalui layanan saham Ajaib Sekuritas Asia, Investor Ajaib dapat mengakses informasi lengkap emiten, termasuk peringkat performa jika dibandingkan dengan kompetitornya di industri yang sama.
Selain itu, Investor Ajaib juga dapat melihat analisis berdasarkan indikator teknikal, memantau perubahan harga, dan melihat sentimen pasar berdasarkan berita-berita terkini. Investasi saham bersifat volatil. Investor Ajaib diharapkan untuk dapat memahami risiko sebelum berinvestasi.KOMPAS.com - Sebagai negara yang kaya akan hasil tambang, Indonesia saat ini dikenal sebagai salah satu negara penghasil batu bara termal terbesar di dunia.
Melansir dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki sumber daya batu bara sebesar 143,7 miliar ton, dengan jumlah cadangan batu bara mencapai 38,84 miliar ton. Baca juga: Listrik 10 Juta Pelanggan Terancam Padam akibat Defisit Batu Bara, Mungkinkah Dialihkan ke Energi Terbarukan?
Dengan rata-rata produksi batu bara Indonesia Berkisar di angka 600 juta ton per tahun, maka Indonesia masih memiliki cadangan batu bara untuk 65 tahun, dengan asumsi tidak ada temuan cadangan baru. Baca juga: Intip Daftar Negara Penghasil Batu Bara Terbesar di Dunia Tercatat ada sederet daerah penghasil batu bara di Indonesia, berikut adalah daftarnya. Baca juga: Ini Batubara berasal dari daerah Negara Tujuan Ekspor Batu Bara Indonesia 1.
Pulau Sumatera Pulau Sumatera jadi daerah penghasil batu bara di Indonesia dengan potensi cukup tinggi di bawah Kalimantan.
Sumatera memiliki 55,08 miliar ton sumber daya batu bara, sementara jumlah cadangannya sebesar 12,96 miliar ton. Berikut batubara berasal dari daerah beberapa daerah di Sumatera yang dikenal sebagai penghasil batu bara: • Aceh :Kota Meulaboh, Singkil, Aceh Barat, dan Nagan Raya. • Sumatera Utara: Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Padang Lawas.
• Sumatera Barat : Sawahlunto. Selain itu, beberapa daerah penghasil batu bara juga tersebar di Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung. 2. Pulau Kalimantan Kalimantan menyimpan 62,1 persen dari total potensi cadangan dan sumber daya batu bara sehingga disebut sebagai daerah penghasil batu bara terbesar di Indonesia. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin menyebut bahwa Kalimantan memiliki 88,31 miliar ton sumber daya batu bara, sementara jumlah cadangannya sebesar 25,84 miliar ton.
Berikut adalah beberapa daerah di Kalimantan yang dikenal sebagai penghasil batu bara: Kalimantan Barat : Melawi, Sambas, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Bengkayang, Mempawah, dan Landak. • Kalimantan Tengah : Barito, Kotawaringin, Kapuas, Sukamara, Gunung Mas, Lamandau, Katingan, Murung Raya, dan Seruyan. • Kalimantan Utara : Tana Tidung, Malinau, Nunukan, dan Bulungan.
• Batubara berasal dari daerah Timur : Samarinda, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser, Berau, Mahakam Ulu, dan Kutai Kartanegara. • Kalimantan Selatan : Pulau Laut, Banjarbaru, Hulu Sungai Selatan dan Tengah, Kotabaru, Banjar, Balangan, dan Tapin.
3. Pulau Jawa Meski tak sebesar potensi di Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera, namun Pulau Jawa juga memiliki daerah penghasil batu bara. Pada tahun 2020 Pulau Jawa memiliki 58,5 juta ton sumber daya batu bara, sementara jumlah cadangannya sebesar 7,23 juta ton. Potensi batu bara di Pulau Jawa berada di beberapa tempat meliputi: • Banten : Pandeglang, Batubara berasal dari daerah, dan Bayah.
• Jawa Barat : Bogor, Sukabumi, Garut, Purwakarta, Cianjur, dan Cirebon. • Jawa Tengah : Wonogiri, Cilacap, Kebumen, dan Banjarnegara. • DI Yogyakarta : Kabupaten Kulon Progo.
• Jawa Timur : Lumajang, Malang, Jember, Banyuwangi, dan Pacitan. 4. Kepulauan Nusa Tenggara Kepulauan Nusa Tenggara juga menyimpan potensi sumber daya batu bara yang tersebar di beberapa daerah seperti: • Nusa Tenggara Barat : Sumbawa, Dompu, Bima, Lombok Barat, dan Lombok Timur.
• Nusa Tenggara Timur : Kupang, Ende, Nagekeo, Manggarai, Kupang, dan Sumba Timur. 5. Pulau Sulawesi Daerah penghasil batu bara yang tersebar di Pulau Sulawesi terdapat di daerah Sulawesi Barat, Sulawesi tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Maluku Utara.
6. Pulau Papua Kekayaan bahan tambang di Pulau Papua ternyata tidak hanya emas tapi juga meliputi batu bara. Potensi batu bara di Pulau Papua berada di beberapa tempat meliputi: • Provinsi Papua : Mimika dan Pegunungan Bintang.
• Papua Barat : Raja Ampat, Kaimana, dan Sorong. Sumber: https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/cadangan-batubara-masih-3884-miliar-ton-teknologi-bersih-pengelolaannya-terus-didorong https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/21/150626969/daerah-penghasil-batu-bara-di-indonesia?page=all https://money.kompas.com/read/2022/01/02/195746326/daftar-daerah-yang-memiliki-cadangan-batu-bara-terbesar-di-indonesia?page=all http://psdg.geologi.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1340&Itemid=610 Berita Terkait Truk Pengangkut Batu Bara Tabrak 7 Kendaraan di Sumedang, Baru Berhenti Usai Tabrak Pohon Merangkak hingga ke Rel KA, Bayi 1 Tahun 7 Bulan Tewas Tertabrak Kereta Batu Bara Wilayah Batu Bara Sumut 2 Batubara berasal dari daerah Banjir dalam Sepekan, 100 Hektar Sawah dan Kebun Sawit Terendam 2 WN China Ditangkap di Tambang Batu Bara Ilegal Dihantam Ombak dan Angin Kencang, Kapal Muatan 30 Ton Batu Bara Tenggelam di Perairan Kaltim, 3 Orang Hilang Berita Terkait Truk Pengangkut Batu Bara Tabrak 7 Kendaraan di Sumedang, Baru Berhenti Usai Tabrak Pohon Merangkak hingga ke Rel KA, Bayi 1 Tahun 7 Bulan Tewas Tertabrak Kereta Batu Bara Wilayah Batu Bara Sumut 2 Kali Banjir dalam Sepekan, 100 Hektar Sawah dan Kebun Sawit Terendam 2 WN China Ditangkap di Tambang Batu Bara Ilegal Dihantam Ombak dan Angin Kencang, Kapal Muatan 30 Ton Batu Bara Tenggelam di Perairan Kaltim, 3 Orang Hilang
Indonesia adalah sebuah negara dengan sumber daya alam batubara berasal dari daerah sangat terkenal.
Salah satunya adalah batu bara. Negara tersebut mempunyai pengaruh sangat besar di pasaran batu bara tingkat Internasional. Pasalnya, batu bara merupakan hasil tambang yang memiliki banyak nilai guna. Terbukti banyak negara yang menggunakannya sebagai bahan bakar maupun industri. Contohnya adalah dimanfaatkan pada industri kimia, sebagai pembangkit listrik, penghasil gas, dan lain-lain.
Sumber batu bara di Indonesia tersebar di berbagai daerah dari Sabang hingga Merauke. Informasi mengenai daerah-daerah penghasil batu bara terbesar bisa Anda simak pada ulasan di bawah ini. Daerah Penghasil Batu Bara Terbesar di Indonesia 1. Aceh Barat Aceh Barat batubara berasal dari daerah memiliki batu bara dengan kualitas terbaik, bahkan telah lama menjadi penyetor batu baru di dunia.
Wilayah yang banyak menghasilkan batu bara adalah di Meulaboh, yaitu di Kecamatan Kaway XVI. Tambang batu bara skala besar Kekayaan batu bara yang terkandung di tanah Aceh ada 15 lapisan yang kedalamannya mencapai 100 meter. Ketebalan lapisan tersebut sekitar 0,5 hingga 9,5 meter. Cadangan batu bara yang ada di dalamnya berjumlah 500 juta ton dengan kedalaman 80 meter. 2. Sawahlunto, Sumatera Barat Sumatera merupakan salah satu pulau yang menyimpan batu bara cadangan cukup banyak. Contohnya terletak di Sawahlunto, Sumatera Barat yang sudah populer sejak abad ke-19, tepatnya sekitar tahun 1860.
Pada tahun tersebut Indonesia masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Hingga kini, pertambangan ini menjadi yang tertua di Indonesia. Nama pertambangan di Sawahlunto disebut dengan tambang Ombilin. Batu bara yang dihasilkan di sana sudah tidak diragukan lagi karena kualitasnya telah terbukti bagus.
Namun, semua aktivitas petambangan berhenti saat UNESCO menobatkan kawasan tersebut sebagai warisan budaya dunia. 3. Tanjung Enim, Sumatera Selatan Di Sumatera Selatan, Anda juga dapat menjumpai daerah yang menjadi pertambangan batu bara, yaitu di Tanjung Enim, lebih tepatnya berlokasi di Bukit Asam. Meskipun hanyalah kota kecil, namun keberadaan batu bara di dalamnya menjadikan kota tersebut kaya.
Dalam satu jam, jumlah batu bara yang diproduksi di daerah tersebut adalah 1.500 sampai 1.700 ton. Jika dikalkulasikan dalam satu hari bisa menghasilkan sampai 400 ton. Hal ini dapat terwujud karena adanya dukungan fasilitas yang memadai, yaitu kereta loader yang mampu menampung batu bara 2.000 hingga 2.800 kubik per jamnya. foto batu bara mentah Tanjung Enim menjadi area pertambangan batubara berasal dari daerah PTBA Persero Tbk.
Pertambangan tersebut mulai beroperasi sejak Belanda masih menjajah Indonesia, yaitu sekitar tahun 1919. Pada mulanya masyarakat setempat menggunakan batu hitam untuk membuat berbagai peralatan rumah tangga. Kabar ini diketahui oleh pemerintah Belanda yang kemudian melakukan penyelidikan hingga dimulailah penambangan di Tanjung Enim. Penemuan batu bara ini telah menyebar ke berbagai negara seperti Eropa.
Hal inilah yang membuat orang-orang Eropa berdatangan ke Indonesia. Orang Jawa pun turut bermigrasi untuk menjadi buruh di pertambangan.
Penambangan diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1950. Semua ini berkat kerja keras para buruh yang memiliki inisiatif untuk mengusir Belanda.
Tambang dikelola oleh BUMN dengan nama Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam atau PN TABA yang telah berubah nama menjadi PTBA sejak 1981. Batu bara di Tanjung Enim memiliki cadangan sebesar 6,36 miliar ton. Hasil penambangan yang telah berhasil dilakukan sebanyak 1,59 miliar ton.
Berdasarkan tingkat produksinya dalam satu tahun telah mampu menghasilkan 20 juta ton. 4. Sorong, Papua Berbicara mengenai hasil tambang, Papua merupakan salah satu daerah yang terkenal di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah emas, minyak, dan batu bara. Batu bara sendiri berlokasi di Sorong dan termasuk dalam daftar pertambangan terbesar. conveyor dan pekerja tambang batu bara Di Sorong, teknik yang dipakai untuk memproduksi batu bara berkualitas terbaik adalah teknik blending.
Alhasil, batu bara tersebut dapat berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kabar yang begitu istimewa tentang batu bara yang ada di Sorong ini, batu bara yang dihasilkan di wilayah ini memiliki kualitas yang sangat populer.
Bukan hanya populer di Nusantara saja, namun terkenal di seluruh dunia. Tak heran, jika permintaan batu bara yang ada di Sorong dari negara-negara lain sangat tinggi. 5. Kota Baru, Kalimantan Selatan Kota Baru, Kalimantan Selatan turut andil sebagai daerah terbesar yang menghasilkan barang tambang berupa batu bara. Dilihat dari segi kualitasnya juga tidak kalah bagus dari berbagai daerah lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan jangkauan ekspornya yang luas dari Cina, Jepang, bahkan hingga Amerika Serikat. Anda tentu bangga bukan menjadi bagian dari warga Indonesia yang kekayaan alamnya melimpah dan bermanfaat bagi kehidupan. Anda perlu mengetahui bahwa manfaat tersebut tidak hanya di rasakan oleh negara ini saja melainkan juga membantu memenuhi kebutuhan batu bara dunia.