Oogenesis merupakan proses pembentukan sel telur atau ovum yang terjadi di ovarium (indung telur). Ovarium merupakan salah satu bagian organ reproduksi yang hanya terdapat pada tubuh wanita. Tahapan oogenesis terjadi dalam tiga tahapan yaitu penggandaan, pertumbuhan, dan pematangan. Pada tahapan tersebut terjadi oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor pembelahan sel secara mitosis dan meiosis yang membentuk oogonium menjadi ootid dan tiga oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor polar.
Selanjutnya, ootid akan berkembang menjadi ovum sedangkan tiga badan polar akan mengalami degenerasi atau kemunduran/peluruhan. Bagaimanakah penjelasan pada masing–masing tahapan oogenesis pada pembentukan sel telur wanita?
Cari tahu jawabannya melalui bahasan di bawah. [Ringkasan] Organ Reproduksi Wanita Sebelum ke bahasan tahapan oogenesis, sebaiknya sobat idschool mengetahui dimana oogenesis terjadi. Pada bagian awal disinggung bahwa oogenesis terjadi di ovarium yang merupakan salah satu bagian dari organ reproduksi wanita. Selain ovarium, ada bagian – bagian lain yang tergabung dalam organ reproduksi wanita.
Organ reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu organ reproduksi bagian dalam dan luar. Pada organ reproduksi wanita bagian luar terdiri dari vulva, labium mayor, labium minor, klitoris, saluran kelamin, dan saluran urine. Sedangkan organ reproduksi wanita bagian dalam meliputi indung telur/ovarium, saluran tuba falopi, uterus/rahim, dan lubang peranakan. • Vulva: labium mayora, labium minora, dan klitoris • Saluran kelamin dan saluran urine Organ reproduksi wanita bagian dalam: • Indung telur/ovarium: menghasilkan sel telur • Oviduk/tuba fallopii: tempat terjadinya pembuahan • Uterus/rahim: tempat menempel dan berkembangnya janin • Lubang peranakan: saluran tempat berlangsungnya kopulasi/masuknya sel sperma Setelah mengenal bagian – bagian pada organ reproduksi wanita, selanjutnya sobat idschool akan mempelajari tahapan oogenesis pada pembentukan sel telur wanita.
Bagian – bagian organ reproduksi wanita yang diberikan di atas akan memudahkan sobat idschool mengenali tempat terjadi tahapan oogenesis. Baca Juga: Hormon – Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Hipofisis Penjelasan Tahapan–Tahapan Oogenesis Proses oogenesis berlangsung sejak individu dalam bentuk janin/embrio.
Ovarium dalam tubuh embrio berjumlah sekitar 600.000 oogonium/sel induk telur. Pada saat embrio berumur lima bulan, oogonium memperbanyak diri secara mitosis membentuk kurang lebih 7 juta oosit primer. Pada saat umur 6 bulan, oosit primer dalam tahap meiosis (profase I), setelah itu, terjadi pengurangan jumlah oosit primer sampai lahir.
Bayi yang lahir memiliki dua ovarium yang mengandung sekitar 2 juta oosit primer. Kemudian, oosit primer yang sedang tahap membelah tersebut istirahat (dorman) sampai masa pubertas. Pada waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya susut lagi menjadi sekitar 300.000 – 400.000 oosit primer. Setelah masuk masa pubertas, perempuan akan mengalami menstruasi. Pada waktu itu, kelenjar hipofisis mampu menghasilkan FSH dan oosit primer yang terbentuk melanjutkan pembelahan meiosis menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama.
Sel yang berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang berukuran kecil disebut badan polar pertama. Oosit sekunder akan membelah menjadi ootid dan badan polar. Sedangkan badan polar pertama menghasilkan dua badan polar. Oosit sekunder akan keluar pada saat ovulasi. Jika tidak terjadi pembuahan oleh sperma, oosit sekunder akan mati. Namun, jika terjadi pembuahan oleh sperma maka oosit sekunder akan melengkapi tahapan meiosis II. Hasil dari tahapan tersebut adalah satu sel yang besar disebut ootid dan satu sel yang kecil disebut badan polar kedua.
Saat menjelang terjadinya peleburan inti sel telur dengan inti sperma, ootid berkembang menjadi ovum (telur). Ketiga badan polar yang menempel pada ovum tidak berfungsi dan mengalami degenerasi atau kemuduran/peluruhan. Proses oogenesis seperti yang dijelaskan di atas terjadi dalam tiga tahapan yaitu penggandaan, pertumbuhan, dan pematangan.
Penjelasan masing – masing tahapan oogenesis pada pembentukan sel telur wanita diberikan seperti berikut. Tahap Oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor Tahan penggandaan terjadi dalam ovarium janin ketika masih dalam kandungan. Pada saat tahap ini, sel primordial (bakal calon ovum) mengalami pembelahan mitosis membentuk oogonium yang bersifat diploid (2n).
Tahap Pertumbuhan Berikutnya, tahapan pertumbuhan pada oogensis terjadi pada ovarium bayi. Pada tahap pertumbuhan, oogonium mengalami pembelahan mitosis membentuk oosit primer yang bersifat diploid. Selajutnya, oosit primer berada dalam keadaan dorman (istirahat) sampai anak perempuan mengalami masa puber yang ditandai dengan menstruasi.
Tahap Pematangan Tahapan yang terakhir adalah tahap pematangan, tahapan ini dimulai pada masa puber. Pada tahapan pematangan terjadi perubahan hormonal dalam tubuh anak perempuan. Perubahan ini mengakibatkan oosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan oosit sekunder dan badan polar/badan kutub. Baca Juga: Pembelahan Sel (Mitosis dan Meiosis) Urutan Pembelahan Sel pada Oogenesis Oogenesis merupakan tahapan awal dari serangkaian proses reproduksi wanita.
Sel telur berasal dari sel induk telur yang disebut oogonium. Dalam oogonium terkandung kromoson sebanyak 23 pasang. Sel – sel oogonium yang terdapat pada ovarium bersifat diplod dan membelah secara mitosis. Proses oogenesis dimulai dari oogonium yang bersifat diploid yang membelah secara mitosis menjadi oosit primer yang bersifat diploid. Selanjutnya, oosit primer yang bersifat diploid akan melakukan pembelahan meiosis I menghasilkan oosit sekunder (haploid) dan polosit primer (haploid).
Oosit sekunder yang bersifat haploid akan melakukan pembelahan meiosis II menjadi ootid (haploid) dan polosit sekunder (haploid). Sedangkan polosit primer akan membelah menjadi dua polosit sekunder (haploid). Ootid yang bersifat haploid akan mengalami diferensiasi atau pendewasaan menjadi ovum yang bersifat haploid. Sedangkan 3 polosit sekunder akan mengalami degenerasi atau peluruhan.
Baca Juga: Tahapan Spermatogenesis Hormon yang Mempengaruhi Oogenesis Proses yang terjadi pada oogenesis dipengaruhi oleh berbagai jenis hormon. Hormon – hormon tersebut dihasilkan oleh hipofisis dan ovarium.
Beberapa hormon yang berperan dalam proses oogenesis beserta fungsinya diberikan sepeti berikut. • FSH (Follicle Stimulating Hormone): memberi sinyal kepada folikel – folikel di dalam ovarium agar membuat ovum • Estrogen: menunjukkan ciri – ciri sekunder pada wanita yang telah masuk pubertas/dewasa • Progesteron: mempertebal dinding rahim untuk mempersiapkan kehamilan jika terjadi pemuahan sel telur/ovum • LH (Luteinizing Hormone): membentuk korpus luteum setelah pelepasan sel telur (ovulasi) Baca Juga: Jumlah Kromosom pada Manusia Normal Contoh Soal dan Pembahasan Beberapa contoh soal di bawah akan menambah pemahaman sobat idschool mengenai tahapan pada oogenesis.
Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi pembahasannya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai patokan keberhasilan memahami dan mengerjakan soal tentang tahapan oognenesis.
Contoh 1 – Soal Tahapan Oogenesis Tahap oogenesis pada bayi perempuan yang baru lahir telah sampai pada fase …. A. ootid B. oogonium C. oosit primer D. oosit sekunder E. badan polar Pembahasan: Tahapan oogeneis pada bayi perempuan yang baru lahir terjadi pada tahapan pertumbuhan. Pada tahap pertumbuhan, oogonium mengalami pembelahan mitosis membentuk oosit primer yang bersifat diploid. Selajutnya, oosit primer berada dalam keadaan dorman (istirahat) sampai anak perempuan mengalami masa puber yang ditandai dengan menstruasi.
Jadi, tahap oogenesis pada bayi perempuan yang baru lahir telah sampai pada fase oosit primer. Jawaban: C Contoh 2 – Soal Tahapan Oogenesis Hormon yang memicu berkembangnya folikel dan penebalan dinding rahim secara berturut – turut adalah ….
A. LH dan FSH B. LH dan estrogen C. FSH dan progesteron D. FSH dan estrogen E. estrogen dan progesteron Pembahasan: Hormon yang berperan dalam proses oogenesis beserta fungsinya diberikan sepeti berikut. • FSH (Follicle Stimulating Hormone): memberi sinyal kepada folikel – folikel di dalam ovarium agar membuat ovum • Estrogen: menunjukkan ciri – ciri sekunder pada wanita yang telah masuk pubertas/dewasa • Progesteron: mempertebal dinding rahim untuk mempersiapkan kehamilan jika terjadi pemuahan sel telur/ovum • LH (Luteinizing Hormone): membentuk korpus luteum setelah pelepasan sel telur (ovulasi) Jadi, hormon yang memicu berkembangnya folikel dan penebalan dinding rahim secara berturut – turut adalah FSH dan progesteron.
Jawaban: C Contoh 3 – Soal Tahapan Oogenesis Pembahasan: Fertilisasi adalah proses perleburan dua jenis sel kelamin yaitu sel sperma dan sel telur.
Temapat terjadinya fertilisasi berada di tuba fallopi/oviduk atau saluran telur. Letak oviduk ditunjukkan pada huruf N. Ovulasi merupakan proses pelesan sel terlur dari ovarium. Bagian gambar yang merupakan ovarium ditunjuk oleh huruf M. Implantasi merupakan perkembangan janin yang terjadi pada bagian uterus/rahim. Letak uterus/rahim pada gambar yang diberikan di atas ditunjuk oleh huruf P.
Jadi, tempat terjadinya fertilisasi, ovulasi, dan implantasi secara urut ditunjukkan gambar dengan huruf (N), (M), (P). Jawaban: D Demikianlah ulasan materi tahapan oogenesis pada pembentukan sel telur wanita. Tiga tahapan oogenesis tersebut meliputi pembelahan, pertumbuhan, dan pematangan.
Terimakasih sudah mengunjungi idschool(dot)net, semoga bermanfaat. Baca Juga: 4 Tahapan Siklus Menstruasi pada Wanita Norma Jawaban : B. 3, 1, dan 6 Pembahasan : Ovarium berfungsi sebagai tempat oogenesis serta menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang ditunjukkan oleh nomor 3. Umumnya, fertilisasi terjadi di sepertiga bagian atas tuba fallopi yang ditunjukkan oleh nomor.
Sedangkan, endometrium berfungsi sebagai tempat implantasi zigot dan pertumbuhan janin yang ditunjukkan oleh nomor 6.
JAWABAN: Sesuai dengan gambar yang terdapat di lampiran, maka oogenesis, fertilisasi, dan implantasi zigot, secara berturut turut terjadi di bagian nomor : 3, 1, dan 2. PEMBAHASAN LEBIH LANJUT: Pada gambar organ reproduksi pada wanita yang tertera pada lampiran, dapat kita lihat bagian bagian organ yang ditunjuk dengan nomor sebagai berikut ini: Nomor 1 menunjukkan bagian tuba fallopi atau sering disebut juga dengan oviduk yang berfungsi sebagai tempat fertilisasi.
Nomor 2 menunjukkan bagian rahim atau sering disebut dengan uterus yang berfungsi sebagai tempat implantasi atau penempelan zigot dan tempat tumbuhnya janin sebelum dilahirkan. Nomor 3 menunjukkan bagian ovarium yaitu sebagai tempat pembentukan ovum atau disebut dengan proses oogenesis. Nomor 4 menunjukkan jaringan ikat yang mengokohkan posisi ovarium agar tidak bergeser atau tetap pada tempatnya.
Nomor 5 menunjukkan vagina yaitu sebagai jalan masuknya sperma ke organ reproduksi wanita serta sebagai jalan lahirnya bayi. Selain organ yang ditunjuk dengan angka, ada pula bagian lain yaitu antara lain: - Fimbriae yaitu bagian ujung tuba fallopi yang berupa rumbai rumbai yang berfungsi untuk menangkap ovum yang matang dan keluar dari ovarium untuk selanjutnya masuk ke tuba fallopi. - Infudibulum yaitu berupa corong ujung dari tuba fallopi sebagai tempat menempelnya fimbria - Serviks yaitu leher rahim yaitu pemisah antara rahim denga vagina.
Semoga penjelasan di atas cukup membantu kalian dalam memahami materi ini ya :) -(R)- Mata pelajaran: BIOLOGI Kelas: IX SMP Kategori: SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA Kata kunci: ORGAN REPRODUKSI WANITA, TUBA FALLOPI, RAHIM, OVARIUM Kode kategori berdasarkan kurikulum KTSP: 9.4.2 Gambar dan jelaskan proses ovulasi, fertilisasi, implantasi, dan embryogenesis • Proses ovulasi Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur ( oogenesis).
Di dalam proses ini sel telur akan disertai dengan suatu kelompok sel yang disebut sel folikel. Pada manusia, perkembangan oogenesis dari oogonium menjadi oosit terjadi pada embrio dalam kandungan dan oosit tidak akan berkembang menjadi ovum sampai dimulainya masa pubertas. Pada masa pubertas, ovum yang sudah matang akan dilepaskan dari sel folikel dan dikeluarkan dari ovarium. Proses pelepasan dari ovarium disebut ovulasi.
Sel ovum siap untuk dibuahi oleh sel spermatozoa dari pria, yang apaabila berhasil bergabung akan membentuk zigot. Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks sekunder.
Estrogen dan progesteron berperan dalam persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga berperan dalam memberikan sinyal kepada kelenjar hipotalamus dan pituitari dalam mengatur sikuls menstruasi.
Setelah sel telur diovulasikan, maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak pelan menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma di (tuba fallopi), sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan brkembang menjadi sebuah proses kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi di tuba fallopi, maka dapat terjadi kehamilan ektopik, di mana kehamilan tidak terjadi di rahim.
Perkembangan janin pada kehamilan ektopik, dapat terjadi di tuba fallopi sendiri, bibir rahim, bahkan ovarium.
• Proses fertilisasi ProsesFertilisasiyaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin.
Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari.
Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
Tahapan waktu dalam fertilisasi : • Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel. • Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula.
Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga balstosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari.
Oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari. • Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
• Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus. • Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio.
Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.
• Progesteron dan estrogen, merupakan hormone yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta.
Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormone progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus.
• Prolaktin merupakan hormone yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi. • HCG (Hormone Chorionic Gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan.
Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor kehamilan.
Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan. • Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan. gambar perkembangan ovum setelah fertilisasi Hormon yang berperanan dalam kehamilan Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan • Relaksin merupakan hormone yang mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis • Estrogen merupakan hormone yang mempengaruhi hormone progesterone yang menghambat kontraksi uterus.
• Oksitosin merupakan hormone yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus. • Proses implantasi Pada akhir minggu pertama (hari ke-5 sampai hari ke-7) zigot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lender dibawah pengaruh progesterone dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput rahim yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofobas zigot tersebut dapat menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus (terjadi implantasi). • Proses embryogenesis Pembelahan/perkembangan awal embrio Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali.
Sel-sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya, disebut blastomer. Sesudah 3-4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira-kira pada hari ke-3 sampai ke-4 pascafertilisasi).
Morula terdiri dari inner cell mass ( kumpulan sel-sel di sebalah dalam, yang akan tumbuh jaringan-jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel disebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblaskira-kira pada hari ke-5 sampai ke-6, dirongga sela-sela inner cell mass merembaes cairan menembus zona pellucida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista.
Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini zigot disebut berada dalam stadium blastula atau pembentukan blastokista. Inner cell kemudian disebut sebagai embrioblas, dan outer cell mass kemudian disebut sebagai trofoblas. Search Recent Posts • TANDA BAHAYA KEHAMILAN • TEHNIK PERTOLONGAN PERSALINAN SUNGSANG oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor “STRATEGI PELYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN DI KOMUNITAS” • ASFIKSIA NEONATORUM • ASKEB NEONATUS BBLR (BERAT BAYI LAHIR RENDAH) Recent Comments Archives • December 2014 • November 2014 • September 2014 • August 2014 • June 2014 Categories • Uncategorized Meta • Register • Log in • Entries feed • Comments feed • WordPress.com
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuahan atau fertilisasi adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus.
Biasanya melibatkan penggabungan dan penyatuan bahan nucleus Pembuahan, proses penyatuan gamet pria dan wanita,terjadi di ampulla tuba fallopi.
Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur.
Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu menbuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom. Pada umumnya, pembuahan mungkin saja terjadi dalam rentang satu minggu setelah calon ibu selesai haid atau 14 hari sebelum siklus haid berikutnya. Dengan kata lain, inilah masa subur calon ibu.
Dalam 7 – 10 hari berikutnya, sel telur yang sudah dibuahi akan “tertanam” (implantasi) pada dinding rahim. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang ada pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah defenisi dari fertilisasi? 2. Bagaimana proses terjadinya fertilisasi ? 3. bagaimana fase dalam proses fertilisasi?
4. apa hasil dari fertilisasi/ pembuahan? 5. apakah defenisi implantasi? 6. bagaimana proses terjadinya implantasi? 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan 1. Untuk mengetahui defenisi fertilisasi 2. Untuk mengetahui proses terjadinya fertilisasi 3.
Untuk mengetahui fase fertilisasi 4. Untuk mengetahui hasil fertilisasi 5. Untuk mengetahui defenisi implantasi dan proses implantasi BAB II PEMBAHASAN FERTILISASI DAN IMPLANTASI A. PENGERTIAN Fertilisasi/konsepsi Konsepsi didefenisikan sebagai pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (sel telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), pengabungan gamet dan implantasi embrio didalam uterus.
1. Ovum ovum merupakan sel terbesar pada badan manusia. Setiap bulan satu ovum atau kadang-kadang lebih menjadi matur, denan sebuah penjamu mengelilingi sel pendukung.Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah.
Ovum tidak dapat berjalan sendiri. Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba uterina, sehingga silia tuba tersebut dapat menangkap ovum dan menggerakkannya sepanjang tuba menuju ringga rahim.
Ada dua lapisan pelindung yang melindungi ovum. Lapisan pertama berupa membran tebal tidak berbentuk, yang disebut zona pellusida.lingkaran luar yang disebut korona radiata,terdiri dari sel-sel oval yang dipersatukan oleh asam hialuronat. Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila tidak difertilisasi oleh sperma, ovum berdegenerasi dan direabsorpsi. Pada waktu ovulasi sel telur yang telah masak dilepaskan dari ovarium.
Dengan gerakan seperti menyapu oleh fimbria tuba uterina, ia ditangkap infundibulum. Selanjutnya ia masuk kedalam ampulae sebagai hasil gerakan silia dan kontraksi otot. Sebuah ovum mungkin ditangkap /masuk kedalam infundibulum tuba yang berlawanan. Keadaan ini disebut migrasi eksterna.ovum biasanya dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi dan akan mati dalam 12 jam bila tidak segera dibuahi.
2. Spermatozoa Spermatozoa terdiri 3 bagian yaitu: a. Kaput(kepala) yang mengandung bahah nukleus. b. Ekor berguna untuk bergerak c. Bagian silindrik, menghubungkan kepala dan ekor. Pada saat coitus kira-kira 3-5 cc semen ditumpahkan kedalam fornik posterior, dengan jumlah spermatozoa sekitar 200-500 juta. Dengan gerakan ekotrnya sperma masuk kedalam kanalis servialis.
Di dalam rongga uterus dn tuba gerakan sperma terutama disebab kan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut. Sperma tozoa ,kira-kira 1 jam setelah coitus. Ampula tuba merupakan tempat terjadinya fertilisasi.
Hanta beberapa ratus sperma yang bisa mencapai tempat ini. Sebagian besar mati sebagai akibat keasaman vagina, sebagian lagi hilang/ mati dalam perjalanan. Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi wanita sampai empat hari. 3. fertilisasi penghamilan(fertilisasi) adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sel mani dan sel telur. Konsepsi/ fertilisasi/pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur dituba fallopi(rustam mochtar,1998:18).
Sedangkan menurut (manuaba,1998:99) konsepsi/fertilisasi/pembuahan adalah pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan membentuk zigot. JadiFertilisasi adalah proses peleburan/ penyatuan antara satu sel sperma dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang dan membentuk zigot yang umumnya terjadi pada sepertiga dari panjang saluran telur yaitu di ampulla tuba fallopi.
Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. • Untuk terjadinya setiap kehamilan harus ada: 1.
ovum (sel telur), terdapat nukleus, mengandung vitelus, zona pelusida, korona radiata, siap dibuahi setelah 12 jam.
2. Spermatozoa (sel mani), kepala(lonjong& sedikit gepeng=> hialuronidase), leher, ekor(panjangnya 10 kali panjang kepala, bertahan hidup selama 3 jam dalam genitalia. 3. Pembuahan(konsepsi=fertilisasi) 4. Nidasi(implantasi) 5.
plasentasi 6. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu menbuahi oosit.
Mereka harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom. Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam.
Selama waktu itu, suatu selubung glikoprotein dari protein-protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom. Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi oleh protein-protein zona.
Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin. Pada fertilisasi mencakup 3 fase: 1. penembusan korona radiata 2. penembusan zona pelusida 3. fusi oosit dan membrane sel sperma fase 1 : penembusan korona radiata Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan.
Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel korona.
Fase 2 : penembusan zona pelusida Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom.
Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan bertemu dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang melapisi membrane plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik spesies.
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit. Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit.
Setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang berbeda : 1. reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat terlepasnya butir-butir kortikal oosit a. selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lain b. zona pelusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah penambatan dan penetrasi sperma dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah.
2. melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya segera setelah spermatozoa masuk. Salah satu dari sel anaknya hamper tidak mendapatkan sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive. Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam sebuah inti oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor yang dikenal sebagai pronukleus wanita.
3. penggiatan metabolic sel telur. Factor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan seluler dan molekuler yang berhubungan dengan awal embriogenesis. Saat fusi antara sel membran sperma dengan sel telur sudah terjadi maka terjadi 3 peristiwa penting pada oosit : 1.
Depolarisasi membran sel telur sehingga terjadi blokade primer terhadap polispermia ( spermatozoa lain tak dapat masuk kedalam sel telur ). Hanya satu pronukelus pria yang dapat berfusi dengan pronukleus wanita dan menjaga keadaan diploid dari zygote.
2. Reaksi kortikal. Menyebabkan zona pellucida menjadi keras sehingga mencegah sperma lain untuk berikatan dengan zona pellucida. Terjadi blokade sekunder terhadap polispermia. 3. Pembelahan meiosis II pada sel telur. Badan polar II terbentuk dan dikeluarkan dari sel telur sehingga memastikan bahwa pronukelus wanita bersifat haploid.
Sekali lagihal ini akan menjaga agar zygote tetap diploid. Kegagalan untuk menjaga sifat diploid pada hasis konsepsi sering menyebabkan kegagalan proses kehamilan.
Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu : a)Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi b)Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): sperma dimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan fertilisasi.Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut.Kadang-kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.
Berikut ini gambaran detil proses pembuahan, yaitu: Sel telur dikeluarkan dari permukaan ovarium sekitar hari ke 14 dari siklus haid. Sel telur ini ditangkap oleh ujung saluran telur (tuba Fallopii) yang berbentuk corong, kemudian berjalan di dalam tuba karena adanya kontraksi otot. Fertilisasi atau pembuahan oleh satu sperma umumnya terjadi pada sepertiga dari panjang saluran telur. Sel yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam 24 jam. Pembelahan berulang-ulang akan membentuk bola sel yang disebut zigot.
Zigot terus membelah diri selama berjalan di dalam saluran. Di dalam bola sel terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit. Blastosit sampai di rongga rahim. Implantasi terjadi sekitar hari ke 6, biasanya bagian atas rahim di sisi ovarium mengeluarkan sel telur. Pada hari ke 10, embrio sudah tertanam erat. Masa embrionik ini dimulai sejak momen ini sampai minggu ke-8. Setelah minggu kedelapan, embrio disebut sebagai janin.
Setelah berada dalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel telur dan membran inti (nukleus) sperma pecah. Membran yang baru terbentuk di sekeliling kromatin sperma membentuk pronukelus pria.
Membran inti oosit yang baru juga terbentuk di sekelilingpronukleus wanita. Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom memisahkan diri dan terjadilah pembelahan sel pertama.
Hal penting dalam proses fertilisasi: o Penyatuan spermatozoa dan oosit II untuk membentuk sel diploid zigot. o Fertilisasi terjadi di ampula tuba.
o Ovum mengerluarkan zat gynogamon yang terdiri dari fertilizin. o Spermatozoa mengeluarkan zat androgamon. o Kapasitasi di sperma pengkondisian sperma dan akrosomnya untuk menembus membran sel. o Reaksi akrosom Sperma melepas enzim untuk mencerna sel corona radiata dari zona pelusida untuk menembus oosit. o Fusi pronukleus Sperma yang menembus oosit kehilangan flagelum dan membran nukleusnya sehingga pronukleus betina dan jantan bersatu, DNA nya bereplikasi dan kromosomnya berbaris pada bidang ekuator serta pembuahan mitosis pertama langsung terjadi.
Hasil utama konsepsi/fertilisasi/ pembuahan: 1. pengembalian menjadi jumlah kromosom diploid lagi, separuh dari ayah dan separuhnya dari ibu. Olah karena itu, zigot mengandung kombinasi kromosom baru yang berbeda dari kedua orang tuanya. 2. Pewarisan sifat-sifat (separu sifat oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor dan separuh sifat ayah) 3. Ini disebabkan karena zigot mengandung separuh sifat ibunya dan separuh ayahnya.
a. Penentuan jenis kelamin b. Jenis kelamin ditentukan diawal terjadinya pembuahan. Pada manusia struktur (46, xy) adalah wanita, sedangkan (46,xx) adalah laki-laki.
c. Permulaan pembelahan segmentasi(cleavage) d. Segera setelah terjadinya pembuahan, zigot dalam 8-14 jam akan memulai pembelahan segmentai pertama, yang disusul dengan pembelahan-pembelahan selanjutnya dengan kecepatan tiap 10-12 jam.
B. IMPLANTASI PENGERTIAN IMPLANTASI/NIDASI Nidasi atau impalntasi adalah peristiwa tertanamnya/ bersarangnya sel telur yang telah dibuahi(fertilized egg) kedalam endometrium, Atau Implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium terjadi pada hari ke 6 (blastula).
sel telur yang telah dibuahi(zigot)akan segera membelah dirimembentuk bola padat terdiri atas sel sel anak yang lebih kecil yang disebut blastomer. Pada hari ketiga, bola tersebut terdiri atas 16 sel blastomer dan disebut morula.pada hari ke 4 didalam bola tersebut mulai terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula. • Dua stuktur penting didalam blastula adalah: 1. Lapisan luar yang disebut trofoblas, yang akan menjadi plasent 2. Embrioblas (inner cell mass) yang kelak akan menjadi janin.
Pada hari ke 4 blastula masuk kedalam endometrium dan pada hari ke 6 menempel pada endometrium. Pada hari ke 10 seluruh blastula(blastokis) sudah terbenam dalam endometrium dan dengan demikian nidasi oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor selesai. Nidasi terjadi mungkin karena trofoblast mempunyai daya untuk menghancurkan sel-sel endometrium. Hancuran endometrium dipergunakan sebagai bahan makanan oleh telur.
Tempat nidasi biasanya pada dinding depan dan dinding belakang didaerah fundus uteri. Pembuluh darahn endometrium pecah dan sebagian wanita akan mengalami perdarahan perdarahan ringan akibat implantasi (bercak darah atau perdarahan ringan pada saat seharusnya terjadi menstruasi berikutnya).
Vili korion yang berbentuk seperti jari, terbentuk diluar trofoblas dan menyusup masuk kedalam daerah yang mengandung banyak pembuluh darah dan mendapat oksigen dan gizi dari aliran darah ibu serta membuang karbondioksida dan produk sisa kedalam darah ibu. Setelah implantasi, endometrium disebut desidua.
Desidua yang terdapat antar sel telur dan dinding rahim disebut desidua basalis. Bagian yang menutup blastosis atau desidua yang terdapat antara telur dan cavum uteri ialah desidua kapsularis dan bagian yang oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor sisa uterus adalah desidua vera.
Faktor-faktor yang diperlukan agar proses implantasi berlangsung dengan baik ada 3 : 1. Leukemia inhibiting factorsuatu sitokin. 2. Integrininteraksi antar sel. 3. Transforming growth factor betastimulasi pembentukan sinsitium dan menghambat invasi trofobla. B. JENIS-JENIS IMPLANTASI Berdasarkan kedalaman proses implantasi bisa kita bedakan atas tiga yaitu: 1. implantasi interstitial/profundal. yaitu blastosis menembus lapisan epitel rahim dan berkembang di dalam endometrium 2.
implantasi eksentrik yaitu blastosis terletak di dalam suatu kripta atau lipatan selaput lendir rahim. Implantasi ini terjadi pada rodensia 3.
implantasi superfisialisentral yaitu Implantasi superficial (sentral) yaitu blastosis ada di ruangan lumen rahim. • Implantasi profundal dan eksentrik terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara invasive. sedangkan implantasi superfisial terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara non invasive. • Implantasi interstisial terjadi pada manusia, sipanse dan marmut dimana invasi embrio merusak jaringan ‘stroma uterus sedemikian dalam kemu dian embrio masuk kedalam stroma dan permukaan uterus akan menutup daerah bekas masuknya embrio.
• Pada implantasi eksentrik seperti pada monyet, resus, anjing, kucing dan tikus kerusakan stroma terjadi hanya sebagian dan embrio yang berkembang masih berhubungan dengan lumen uterus.
Pada implantasi superfisial seperti pada kuda, babi,sapi, domba dan kambing, perlekatan hanya terjadi pada permukaan uterus dan relatif tidak terjadi. 2Proses terjadinya Implantasi Implantasi adalah proses bersarangnya blastosis dalam rahim, sehingga terjadi hubungan antara selaput ekstra embrionik dengan selaput lendir rahim.
Pada reptilia, unggas bertelur, implantasi berarti proses melekatnya blastosis pada kuning telur oleh karena embrio berkembang di luar tubuh induk. Pada waktu terjadi implantasi, blastosis berperan aktif. Dengan teknik sinematografi dapat diperlihatkan bahwa dari blastosis ada penjuluran kaki palsu menembus lapisan epitel rahim. Pada stadium progestasi, rahim mampu mengimplantasi sepotong jaringan otot / tumor. Keadaan ini menunjukkan bahwa rahim juga aktif pada waktu implantasi.
Sinkronisasi antara blastosis dan kesiapan endometrium merupakan faktor penting untuk kesempurnaan implantasi. keterlambatan perkembangan atau keterlambatan blastosis masuk ke dalam rahim atau endometrium belum siap menerima blastosis mengakibatkan kegagalan implantasi.
Sinkronisasi antara blastosis dan keadaan rahim penting pada proses pelaksanaan transfer embrio. Menjelang terjadi implantasi, zona pelusida lenyap dengan jalan lisis. Sebelum implantasi, cairan blastosul mengandung banyak ion kalium dan bikarbonat. Bahan ini berasal dari cairan rahim. Setelah terjadi implantasi, jumlah kalium dan bikarbonat berkurang, sehingga sama dengan kadar yang terdapat di dalam serum induk. Tetapi kadar protein dan glukosa fosfor serta klori yang mula-mula rendah menjadi tinggi, sehingga mencapai kadar seperti di dalam serum induk.
Menurunnya kadar bikarbonat mungkin akibat meningkatnya kadar ensim karbonik anhidrase di dalam endometrium rahim. Kadar ensim meningkat menyebabkan asam karbonat terurai menjadi CO2 dan O2 yang akan dikeluarkan melalui peredaran darah induk. Pelepasan bikarbonat dari blatosis mempermudah tropoblas melekat pada selaput lendir rahim, dengan demikian memperlancar implantasi. Setelah zona pellusida lenyap, sel-sel tropoblas langsung berhadapan dengan epitel rahim dan sel-sel tersebut berproliferasi.
Pada saat itu blastosis berubah menjadi semacam gelembung, panjangnya bisa lebih dari beberapa sentimeter dan cakram embrio berupa suatu penebalan dibagian tengah gelembung tersebut BAB III PENUTUP 1.4 KESIMPULAN Fertilisasi adalah proses peleburan/ penyatuan antara satu sel sperma dengan satu sel telur (ovum) yang sudah matang.
Fertilisasi atau pembuahan oleh satu sperma umumnya terjadi pada sepertiga dari panjang saluran telur. Pembuahan terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam. Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang.
Pada akhir minggu pertama yaitu hari ke 5 dan ke 7 zigot mencapai kavum uteri, pada saat itu uterus berada dalam siklus sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron sebagai lapisan endometrium dinding rahim kaya akan pembuluh darah dan muara kelenjer rahim terbentuk dengan aktif. Implantasi terjadi sekitar 7 – 10 hari setelah ovulasi.
Oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor hasil konsepsi bertahan hidup lebih dari 14 hari setelah ovulasi, corpus luteum ovarium akan terus menghasilkan progesteron. Perkembangan zigot / kehamilan dimulai oleh fertilisasi yang melibatkan masa gestasi dan festus ,berdurasi 266 hari/38 minggu. 1.5 SARAN Diharapkan kepada mahasiswi Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik khususnya semester II dapat memahami makalah yang kami bahas yaitu tentang proses fertilisasi atau pembuahan dan implantasi.
Untuk menunjang pembelajaran selanjutnya khususnya pada mata pelajaran ASKEB I. Agar menjadi tenaga kesehatan yang berkompeten dalam memberikan asuhan kebidanan. DAFTAR PUSTAKA Cambridde, 1998. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan Sistem Reproduksi. Jakarta : EGC Manuaba ,ida,bagus,GDE.1999. Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: arcan Prawiruharjo,sarcuono.1999. Ilmu kebidanan edisi 5.jakarta:EGC Blogger TemplatesDe Templates
MENU • Home • SMP • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • IPS • IPA • SMA • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • IPA • Biologi • Fisika • Kimia • IPS • Ekonomi • Sejarah • Geografi • Sosiologi • SMK • S1 • PSIT • PPB • PTI • E-Bisnis • UKPL • Basis Data • Manajemen • Riset Operasi • Sistem Operasi • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • Agama • Bahasa Indonesia • Matematika • S2 • Umum • (About Me) 9.4.
Sebarkan ini: Pengertian Fertilisasi (Pembuahan) Pembuahan atau juga fertilisasi(singami). Pembuahan tersebut terjadi pada ovum didalam pengertian pembuahan itu senderipembuahan adalah suatu peristiwa bersatunya inti sel sperma dengan ovum. Peristiwa tersebut juga berlangsung ke dalam kandung lembaga didalam bakal biji.
Pembuahan tersebut dapat juga diartikan ialah sebagai bersatunya sperma serta juga ovum. Fertilisasi adalah proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang meliputi inti (genom) dan sitoplasma.Fertilisasi juga mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina, yang akan membentuk zygot yang mengandung satu sel.
Secara embriologi, fertilisasi merupakan pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum, dan melibatkan penggabungan sitoplasma dan bahan nucleus (Toelihere, 1985). Fertilisasi diawali dengan proses pembentukan gamet yang disebut dengan gametogenesis, yaitu proses pembentukan spermatozoa (spermatogenesis) pada jantan danpembentukan ovum (oogenesis) pada betina.Setelah proses fertilisasi berlangsung, dilanjutkan dengan proses embryogenesis yang meliputi pembelahan zigot, blastulasi, gastrulasi, dan neurolasi, dan proses akhir adalah organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh (Puja et al., 2010).
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah ampula tuba uterania (Sadler,2015 : 32) Fertilisasi adalah proses penyatuan ovum (sel telur) dengan spermatozoa, dimana proses ini merupakan tahap awal pembentukan embrio (puja dalam susari,2016 : 1) Proses pembuahan adalah suatu proses yang rumit, yakni ialah sebagai berikut Serbuk sari pada tumbuhan biji yang tertutup menempel di kepala putik tumbuh yang membentuk suatu pembuluh serbuk sari (tabung serbuk sari).
putik tersebut, membentuk saluran yang menuju ke bakal buah yang mengandung suatu bakal biji. Didalam pembuluh serbuk sari tersebut terdapat 2(dua) inti generatif serta juga 1 inti vegetatif yang berasal dari adanya pembelahan inti serbuk sari.
2(Dua) inti generatif tersebut disebut juga inti sperma pertama serta juga inti sperma kedua. Inti sperma pertama serta juga kedua tersebut bergerak menuju ke bakal biji. Didalam kandung lembaga tersebut terdapat inti sel telur serta juga inti kandung lembaga sekunder atau juga biasa dikatakan ialah dengan inti polar.
Inti sperma yang pertama masuk dengan melalui liang bakal biji (mikropil) tersebut menuju ke inti sel telur. Inti sperma pertama tersebut akan melebur dengan inti sel telur, Hal tersebut dikatakan ialah sebagai pembuahan pertama.
Hasil peleburan pada inti sperma pertama dengan sel telur ialah zigot. Zigot tersebut akan tumbuh dan menjadi lembaga atau embrio atau juga sebagai calon tumbuhan baru. Inti sperma kedua terus akan tetap masuk menuju ke sebelah dalam, kemudian inti sperma kedua tersebut melebur dengan inti kandung lembaga sekunder.
Hal tersebut juga disebut dengan pembuahan kedua. Hasil peleburan inti sperma kedua dengan inti kandung lembaga sekunder tersebut akan dapat membentuk putih lembaga didalam (endosperma).
Endosperma adalah suatu cadangan makanan untuk si calon tumbuhan baru. Jadi, pada tumbuhan biji tertutup terjadi suatu pembuahan dua kali sehingga disebut dengan pembuahan ganda. Fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetik yang berasal dari kedua orang tuanya (Sudarwati, 1990:23). Syarat fertilisasi yaitu adanya ovum yang matang dan siap dibuahi oleh sperma. Proses fertilisasi dapat dibagi menjadi empat aktivitas utama : • Hubungan (kontak) serta pengenalan sperma dan sel telur • Pengaturan pemasukan sperma ke dalam sel telur • Peleburan bahan genetik dari sperma dan sel telur • Aktivasi metabolik telur untuk memulai perkembangan Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Otot Jantung – Sejarah, Anatomi, Bagian, Lapisan, Macam, Karakteristik, Kerja, Sifat, Penyakit, Memelihara Macam-macam Fertilisasi (Pembuahan) Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu : • Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
• Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): spermadimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pembelahan Sel – Pengertian, Jenis, Mitosis, Meiosis, Gametogenesi, Perbedaan, Fungsi, Tujuan Fungsi utama Fertilisasi (Pembuahan) • Fungsi reproduksi Dalam hal ini ,fertilisasi memungkinkan terjadinya pemindahan unsur- unsur genetik dari orangtua atau induknya.
Jika pada gametogenesis terjadi reduksi (pengurangan) unsur genetik dari diploid menjadi haploid, maka pada fertilisasi dimungkinkan pemulihan kembali unsur genetiknya, 1n dari gamet jantan dan 1n dari gamet betina sehingga diperoleh individu normal 2n. • Fungsi perkembangan Pada fungsi ini,fertilisasi menyebabkan gertakan atau rangsangan pada sel telur untuk menyelesaikan proses meiosisnya dan membentuk pronukleus betina yang akan melebur (syngami) dengan pronukleus jantan membentuk zigot dan seterusnya berkembang menjadi embrio dan fetus.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Struktur Kromosom : Fungsi, Jenis, Susunan dan Jumlah Jenis Fertilisasi (Pembuahan) Pembuahan tersebut terbagi atas 2(dua) yakni pembuahan diluar tubuh (fertilisasi eksternal) serta juga pembuahan didalam tubuh (fertilisasi internal) • Fertilisasi eksternal (Pembuahan diluar tubuh) adalah suatu proses pembuahan ovum oleh sel sperma yang pembuahannya tersebut terjadi di luar tubuh suatu organisme tersebut.
Contohnya katak oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor ikan. • Fertilisasi internal (Pembuahan didalam tubuh) adalah suatu proses pembuahan ovum oleh sel sperma yang pembuahannya tersebut terjadi di dalam tubuh suatu organisme tersebut.
pembuahan tersebutberfungsi untuk dapat menghindarkan gangguan dari luar serta jugapembuahan oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor ini tersimpan di dalam rahim.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pertumbuhan Mikroorganisme Beserta Penjelasannya Proses Fertilisasi (Pembuahan) Fertilisasi diawali dengan proses pembentukan gamet yang disebut dengan gametogenesis, yaitu proses pembentukan spermatozoa(spermatogenesis) pada jantan dan pembentukan ovum (oogenesis) pada betina.
Spermatogenensis berlangsung di dalam testis pada bagian tubulus seminiferus, sedangkan oogenesis di dalam ovarium. • Fase Persiapan Proses pertama dari fertilisasi adalah adanya minat seksual pada manusia yang sangata kompleks yang melibatkan berbagai faktor psikologis.
Ada 2 jenis respon seksual secara psikologis yang terjadi pada manusia (campbell: 2008: 174)yaitu : vangokongesti dan myotonia. Vangokongesti adalah pengisian jaringan dengan darah sedangkan myotonia adalah peningkatan tegangan otot. Kedua respond inilah yang menyebabkan vagina dan penis siap untuk hubungan seksual Pada pria vangokongesti ini menyebabkan perubahan bentuk dari penisyang disebabkan terisinya pembuluh darah pada penis yang pada akhirnya menyebabkan kontraksi yang disebut dengan ereksi.
Ereksi atur oleh saraf simpatis dan para simpatis. Saraf parasimpatis merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga volume darah yang masuk ke penis meningkat. Sedangkan saraf simpatis merangsang untuk penyempitan pembuluh darah, sehingga darah yang masuk ke penis menurun Pada perempuan respon seksual ini dapat berupa vangokongesti dan juga myotonia. Respon vangokongesti pada perempuan menyebabkan ereksi pada klitoris dan menyebabkan labia mayor dan minor menjadi mengembang sehingga penis bisa masuk.
Respon myotonia pada perempuan dapat berupa ereksi pada puting susu • Fase Persiapan Sperma dan Fase Persiapan Ovum • Persiapan Sperma Sperma pada laki-laki dibentuk di tubulus seminiferous yang terdapat pada bagian testis yang dibungkus oleh skrotum, selanjutnya sperma dari tubulus seminiferous ini sperma disalurkan ke saluran saluran yang menggulung yang disebut epididimis (campbell,2008 : 172).
Pada manusia, sperma memerlukan waktu +- 3 minggu untuk melewati saluran epipidimis yang panjangnya hamper 6 meter ini. Selama perjalanan melewati epididimis ini sperma mengalami pematangan dan menjadi motil.
Setelah dari Epididimis sperma akan disalurkan ke saluran yang bernama vas deferens. Sebelum sperma disalurkan ke uretra, 3 kelenjar akan menjalankan tugasnya, yaitu vesikula seminalis, kelenjar prostat dan juga kelenjar-kelenjar bulbouretra.3 kelenjar tersebut membantu dalam pembentukan cairan semen. Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60% dari cairan semen.
Cairan dari vesikula seminalis ini bersifat kental, agak kekuningan dan bersifat basa. Cairan yang dihasilkan vesikula seminalis ini mengandung mukus,gula fruktosa, enzim penggumpal, dan prostaglandin.
Kelenjar prostat menyekresikan cairannya langsung ke uretracairan yang dihasilkan bersifat encer dan mirip susu. Mengandung enzim antikoagulan dan sitrat (salah satu nutrient sperma).
Kelenjar bulbouretra menghasilkan mucus jernih yang berfungsi untuk menetralkan asam urin yang tersisa pada uretra. • Fase Persiapan Ovum Ovum yang dihasilkan dari tahap oogenis dari ovarium akan dikeluarkan menuju oviduk. Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium akan ditangkap oleh fimbria bagian dari tuba fallopi. Selanjutnya ovum yang telah dibawa akan disalurkan oleh cilia pada tuba fallopi untuk disalurkan ke bagian ampula isthmus untuk siap dibuahi oleh sperma • Masuknya sperma ke dalam vagina betina (Ejakulasi) Sebelum terjadi proses fertilisasi, akan terjadi ejakulasi terlebih dahulu yaitu keadaan di mana ditandai dengan keluarnya cairan semen yang mengandung sperma dari suatu penis dan keadaan ini lazim disertai dengan keadaan tubuh yang disebut sebagai orgasme.
Ejakulasi mungkin di anggap tabu untuk diperbincangkan, akan tetapi ejakulasi tersebut sangat baik bagi kesehatan. Berikut beberapa manfaat ejakulasi bagi kesehatan pria, diantaranya : • Dapat mencegah kanker prostat Sebuah studi yang dikembangkan lembaga penelitian khusus prostat di Harvard menyatakan bahwa semakin jarang pria ejakulasi, maka semakin besar risiko terkena kanker prostat.
Sebab selama ejakulasi, kelenjar prostat akan mengeluarkan racun dan sel karsionegik penyebab kanker prostat. • Dapat mencegah penyakit vasocongestion Pria yang jarang ejakulasi biasanya akan mengalami rasa sakit di skrotumnya untuk sementara waktu. Rasa sakit ini dikenal dengan istilah populer bola biru (blue balls) atau dalam istilah medisnya dinamakan vasocongestion.
Dengan ejakulasi, seorang pria dapat terhindar dari penyakit tersebut. Sebab, ejakulasi akan mengeluarkan cairan yang apabila menumpuk di skrotum dapat menyebabkan vasocongestion. • Meningkatkan kualitas sperma Ejakulasi ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas sperma. Bagi pasangan suami istri yang sedang program memiliki anak, 3 sampai 4 kali ejakulasi lewat hubungan seksual dalam seminggu akan membuat air mani suami jadi lebih berkualitas dan ereksi tahan lama.
• Menghindar dari stres Saat sedang ejakulasi, zat dalam otak yang dapat menyalurkan rasa bahagia ikut terdistribusi dengan baik di dalam tubuh. Sehingga pria sedang stres akan sangat terbantu jika dia bisa ejakulasi dengan lancar. Selain itu, aliran darah dan kekakuan otot pria pun juga akan berkurang.
Sehingga tingkat stres akan berkurang karena ejakulasi. • Baik untuk kesehatan kulit Tahukah anda bahwa spermidine, yaitu suatu senyawa yang ada di dalam air mani dapat memperlambat proses penuaan dini ? Spermidine juga mampu melindung sel dari kerusakan dan dapat meningkatkan kualitas sel darah. • Meningkatkan kualitas tidur Ejakulasi biasanya disertai dengan orgasme. Saat orgasme, tubuh mengeluarkan hormon dopamin, hormon aksitosin dan hormon endorfin.
Ketika hormon ini telah bekerja, akan membuat tubuh menjadi rileks dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Pada proses fertilisasi ini, sperma disalurkan ke tubuh betina melalui media yang dimasukkan atau kontak langsung dengan kelamin betina.
Spermatozoa harus mempunyai kemampuan untuk mencapai oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor terjadinya fertilisasi di bagian ampula dari Tuba fallopi.
Beberapa faktor fisiologis yang berpengaruh terhadap kecepatan perjalanan spermatozoa adalah volume ejakulat, tempat deposisi, dan anatomi saluran reproduksi betina. Pertama, spermatozoa akan memasuki vagina,dimana akan terjadi seleksi dengan adanya perbedaan pH antara spermatozoa (pH=7) dan vagina (pH=4). Setelah melewati vagina, spermatozoa yang telah terseleksi akan memasuki serviks. Dalam serviks, hanya spermatozoa yang normal yang dapat lewat, hal ini dikarenakan spermatozoa yang normal dapat bergerak melewati cincin-cincin anulir pada serviks.
Sampai akhirnya menuju uterus, dimana mengalami kapasitasi yakni proses pendewasaan spermatozoa oleh cairan endometrium sehingga spermatozoa dapat menembus lapisan-lapisan sel telur. Tempat utama terjadinya proses kapasitasi adalah pada ampula isthmus junction.
Transport sel telur untuk menuju ampula isthmus junction dimulai pada saat menjelang ovulasi, pada saat itu estrogen dominan dan bersama oksitosin akan menyebabkan terjadinya derakan peristaltik yang aktif. Setelah terjadi ovulasi, sel telur akan ditangkap oleh fimbrae yang terdapat pada infundibulum dengan adanya gerak peristaltik tersebut, sel telur akan terdorong masuk hingga ampulla hingga mencapai ampula isthmus junction (Mujahid dalam susari 2016 : 4).
• Proses Penetrasi Sel Sperma kedalam Sel Ovum Tempat terjadinya penyatuan ovum dengan spermatozoa adalah di dalam ampula dari tuba fallopii. Pada pertemuan ini, ovum masih terbungkus oleh sel-sel granulose yang berasal dari folikel dan selubung ovum (Puja dalam susari., 2016 : 3).
Proses penetrasi ovum yang terdiri dari tiga tahap (sadler : 2015 :34)yaitu : • Fase penetrasi Korona radiata • Fase penetrasi Zona pelusida • Penyatuan membrane sel oosit dan sperma • Penetrasi korona radiata Korona radiata merupakan bagian terluar dari ovum, untuk mempenetrasinya, tentu sperma berlomba-lomba dengan ratusan juta sperma lainnya (sekitar 200-300 juta sperma) karena hanya satu sperma yang dapat menembus korona radiate. Diperkirakan, sperma lainnya membantu spermatozoa yang membuahi untuk menembus sawar pelindung gamet wanita lainnya.
Hanya sperma yang telah terkapasitasi lah yang dapat menembus korona radiate. • Penetrasi Zona Pelucida. Zona pelucida adalah selubung glikoprotein yang memudahkan spermatozoa mengadakan pengikatan dan reaksi akrosom. Dapat dikatakan, zona pelucida meruapakan lapisan kedua setelah korona radiata.
Reaksi akrosom ini diperantarai oleh ligan ZP3, yaitu suatu protein zona pelucida yang berfungsi sebagai reseptor sperma. Pelepasan enzim akrosom (akrosin) akan memudahkan sperma menembus zona pelusida. Permeabilitas sperma ini akan berubah ketika spermatozoa berkontak dengan permukaan oosit. Kontak ini akan memacu oosit mensekresikan enzim lisosim yang akan mengubah sifat zona pelucida untuk mencegah penetrasi sperma dan menginaktifkan tempat-tempat reseptro spesifik untuk sperma lain di permukaan ini.
Dapat dikatakan, saat satu sperma telah menembus zona pelucida, ovum akan mengondisikan agar tak ada sperma lain yang masuk. • Fusi membrane sel sperma dan oosit Setelah melekat, membrane plasma sperma dan sel telur menyatu dan melakukan reaksi-reaksi atau aktifitas lain yang akhirnya dapat menghasilkan zigot • Kendala yang dihadapi oleh sperma ketika menuju ovum Masuknya sperma ke dalam tubuh betina tidak langsung menuju ovum, melainkan melewati beberapa kendala atau rintangan terlebih dahulu diantaranya : 1.
Asam vagina mematikan sperma Berdasarkan tipe kromosom kelaminnya, terdapat dua jenis sperma yang oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor testis pria, yaitu sperma tipe X (22A+X) dan tipe Y (22A+Y).
Masing-masing memiliki karakteristik berbeda, salah satunya diketahui bahwa sperma tipe X lebih tahan terhadap keasaman vagina dibanding sperma tipe Y. Sehingga tak heran banyak sperma Y yang kemudian mati ( meski cairan sperma sudah dilengkapi senyawa yang bersifat basa). Kondisi semacam ini kemudian disiasati melalu aktivitas foreplay (pemanasan) sebelum bercinta.
Agar kondisi vagina menjadi lebih basah lalu basa, hingga sperma Y bisa ikut bertahan. 2. Mati kelelahan Banyak faktor yang menyebabkan sperma mati sebelum bertemu ovum, bahkan jauh sebelum masuk ke rahim apalagi saluran telur. Meski kelenjar-kelenjar di tubuh wanita sudah turut membantu pergerakan sperma melalui produksi lendir (di vagina atau mulut rahim), tetap saja banyak sperma yang mati. Salah satu penyebabnya adalah kelelahan. Sumber tenaga bagi pergerakan sperma sendiri berasal dari bagian leher/tengah yang banyak mengandung mitokondria ( organel pembentuk energi/ATP).
Sama halnya dengan manusia, kondisi fisik sperma tentu saja berbeda satu sama lain. Ada yang dianugerahi fisik kuat ada juga yang lemah. Nah, bagi sperma yang dianugerahi fisik lemah ( terkait kemampuannya memproduksi energi), sangat memungkinkan mereka sudah mati kelelahan meski masih di awal perjalanannya. Kondisi sperma yang mati karena kelelahan ini terus berlangsung hingga tahap-tahap akhir menuju ovum. 3. Antibodi wanita memakan sperma Bertolak belakang dengan kegembiraan sperma yang berhasil melewati mulut rahim, tubuh wanita justru menganggap kehadiran mereka sebagai ancaman.
Ya, sperma yang masuk ke rahim, dideteksi sebagai oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor asing yang secara otomatis akan ditanggapi tubuh wanita dengan pengeluaran antibodi ( senyawa pertahanan).
Antibodi ini selanjutnya akan “memakan” sperma-sperma dan tak heran ribuan sperma akan mati di tahap ini. 4. Salah jalan Melalui siklus menstruasi wanita, bisa diambil kesimpulan bahwa tiap bulannya ovarium wanita (secara normal) akan melepas satu ovum. Ovum yang telah keluar ( peristiwanya disebut Ovulasi) selanjutnya akan bergerak menuju saluran telur (tuba fallopi/oviduct).
Saluran telur pada wanita terdiri dari bagian kiri dan kanan sesuai dengan keberadaan ovarium. Di sekitar satu per tiga bagian saluran telur tersebut (entah sebelah kiri atau kanan), ovum pun akan menunggu kedatangan sperma. Sementara itu, dari satu kelompok sperma yang sudah berhasil melewati uterus/rahim, akan terbagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok akan menuju saluran telur sebelah kiri, sedangkan kelompok lain akan menuju saluran telur sebelah kanan. Dari sini bisa kita lihat bahwa meskipun dalam proses perjalanan sperma, ovum telah melepas senyawa kimia yang mampu menjadi sinyal deteksi keberadaannya, tetap saja ada banyak sperma yang harus gigit jari karena “salah jalan”.
Menurut literatur, dari ratusan juta sperma yang dikeluarkan pria, hanya tersisa ribuan sperma yang bisa bertahan sekaligus tidak salah jalan menuju saluran telur di mana ada sel telur menunggu di sana.
5. Terperangkap silia pada saluran telur Rintangan selanjutnya yang dihadapi sperma adalah keberadaan silia pada saluran telur. Pada saluran telur, silia terus bergerak menjuntai tak ubahnya sapuan-sapuan halus. Hal ini membuat pergerakan sperma pun menjadi terhambat. Tidak hanya itu, kehadiran silia juga membuat banyak sperma terjebak atau terperangkap.
Tidak bisa bergerak lalu mati. 6. Lapisan pelindung ovum Rintangan terhadap sperma juga datang dari sel telur itu sendiri. Di antaranya adalah adanya lapisan pelindung ovum yang tak ayal menyusahkan sperma untuk membuahinya, seperti: • Korona Radiata: merupakan lapisan ovum paling luar dan paling tebal.
Bentuknya tampak seperti tonjolan-tonjolan menjuntai yang mampu menghalangi pergerakan sperma. Bahkan mampu membuat sperma tergencet.
Alhasil, banyak sperma yang mati. • Zona Pellusida: lapisan pelidung ovum bagian tengah yang tebal. • Membran Vitellin: lapisan transparan di bagian dalam ovum. Saat satu sperma sudah berhasil melewati ketiga lapisan pelindung ini, maka secara otomatis inti sel sperma akan mampu membuahi inti sel telur hingga terjadi fertilisasi.
Saat satu sperma sudah masuk, maka ovum secara otomatis akan mengeluarkan semacam enzim yang mampu mencegah masuknya sperma-sperma lain. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Bioteknologi Beserta Penjelasannya Perjalanan Spermatozoa Ketempat Fertilisasi Perjalanan spermatozoa meliputi tiga tahapan sebagai berikut : • Dalam Tubuh Jantan Spermatozoa yang telah dihasilkan di dalam tubulus seminiferus melalui proses spermatogenesis akan keluar dari tubulus seminiferus bercampur dengan plasma semen masuk ke vas efferent.
Proses ini terjadi akibat adanya tekanan volume dari dalam tubulus. Dari vas efferent, spermatozoa selanjutnya masuk ke duktus epididimis. Dalam tahapan ini, spermatozoa juga mengalami proses maturasi atau pematangan. Tahap selanjutnya spermatozoa yang sebelumnya pada duktus epididimis selanjutnya masuk ke vas deferent. Di daerah ini, spermatozoa akan menerima sekreta yang dihasilkan oleh glandula vesikula seminalis untuk selanjutnya bermuara di duktus ejakulatorius.
Tahap perjalanan selanjutnya sebelum diejakulasikan dalam bentuk semen, spermatozoa juga akan menerima sekreta dari kelanjar prostate dan bulbouretralis. • Di Luar Tubuh Jantan Peristiwa ini hanya ditemukan pada hewan-hewan tertentu, yaitu pada hewan yang mengalami pembuahan diluar tubuh seperti ikan, amfibia. Peristiwa ini diawali dengan dikeluarkannya spermatozoa oleh hewan jantan ke dalam medium berupa air dan secara serentak juga betina akan mengeluarkan ovum.
Spermatozoa yang dikeluarkan kemudian bergerak aktif untuk melakukan pembuahan. Untuk hewan-hewan lainnya yaitu reptilia, aves dan mamalia, peristiwa ini tidak terjadi karena proses pembuahannya terjadi di dalam tubuh betina. • Dalam Tubuh Betina Spermatozoa yang dideposisikan pada vagina, serviks, ataupun uterus pada saat perkawinan harus mempunyai kemampuan untuk mencapai tempat terjadinya fertilisasi di ampula bagian caudal dari uterus. Beberapa peniliti menyatakan bahwa kemampuan spermatozoa untuk mencapai tempat fertilisasi adalah karena pergerakan spermatozoa itu sendiri, sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa itu akibat pengaruh saluran reproduksi betina.
Beberapa factor fisiologi yang berpengaruh terhadap kecepatan perjalanan spermatozoa adalah volume ejakulat, tempat deposisi, dan anatomi saluran reproduksi betina. Lama waktu yang dibutuhkan spermatozoa agar sampai ke tempat fertilisasi berkisar antara 2-60 menit. Dari sekian banyak spermatozoa yang diejakulasikan, hanya sedikit yang mampu mencapai ampula dan kebanyakan mati pada saluran reproduksi betina. Hal ini mungkin sebagai akibat adanya fagositosis oleh sel darah putih dan arah balik ke vagina.
Spermatozoa yang dideposisikan pada vagina harus melewati serviks sebelum mencapai oviduk. Mekanisme pergerakan spermataozoa melewati serviks masih diperdebatkan. Ada yang menyatakan bahwa pergerakan yang cepat melewati serviks adalah akibat kontraksi vagina dan uterus selama kopulasi.
Teori yang lain menjelaskan bahwa spermatozoa yang motil mampu malakukan penetrasi dan migrasi melewati mukus serviks. Perjalanan spermatozoa melintasi uterus sampai ke tautan uterus tuba sangat cepat dan hal ini disebabkan oleh adanya bantuan kontraksi otot uterus.
Seperti pada serviks, isthmus pada oviduk diperkirakan juga sebagai tempat penampungan spermatozoa untuk beberapa waktu sebelum bergerak ke ampula berlangsungnya fertilisasi. Pergerakan spermatozoa dari isthmus ke ampula berlangsung terutama akibat kontraksi otot. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metabolisme Sel Beserta Penjelasannya Enzim Berperan dalam Proses Fertilisasi Untuk membantu proses atau berjalan fertilisasi, terdapat beberapa enzim yang berperan dalam proses fertilisasi, yaitu Spermatozoa akan mengeluarkan enzim yang terdiri dari : • Hyaluronidase Hyaluronidase, enzim yang dihasilkan dalam testis.
Untuk melarutkan asam hyaluronad yang meyelimuti sel-sel granulosa pada sekeliling ovum (corona radiata). Peranan hyaluronidase banyak juga yang meragukan, karena meski beberapa hewan tidak mengandung enzim ini, namun masih dapat membuahi ovum. • Antifertilizin Antifertilizin, sebagai lawan dari fertilizin yang dihasilkan oleh ovum. Jika fertilizin bertindak sebagai antigen maka antifertilizin merupakan antibodinya.
Oleh adanya interaksi antara kedua zat tersebut terjadi agglutinasi spermatozoa yang ada disekitar ovum, sehingga ada sebagian yang menumbuk ovum lalu mencoba untuk menerobos masuk.
Sebagaimana halnya fertilizin, antifertilizin juga bersidfat speific. Sukar sekali terjadi proses agglutinasi jika perjumpaan gamet itu berbeda species. Berbeda spesies berarti berbeda pula susunan asam amino dan monosakarida pada molekulnya, dan dinding bonding-sitenya pun berbeda, keduanya tidak memiliki kecocokan dalam hal struktur. Antifertilizin terdiri dari molekul protein asam, dan dapat dilepaskan dari spermatozaa dengan berbagai cara, seperti pembekuan atau pemanasan.
Zat ini juga dapat dibebaskan dari spermatozao setelah diagglutinasi dengan meneteskan fertilizin kedalam semen. Oleh adanya agglutinasi tersebut antifertilizin keluar, dan spermatozoanya tidak akan mampu lagi membuahi. • Akrosin Akrosin, merupakan semacam protease yang dapat memecah protein mirip dengan tripsin yang dihasilkan oleh pancreas, untuk mencernakan protein dalam usus.
Zat ini keluar dari akrosom spermatozoaketika terjadir reaksi akrosom zat ini dapat menghancurkan zona pellucida. Dan tidak seluruh daerah zona ini akan dihancurkan, hanya disuatu tempat kecil yang cukup sebagai jalan masuk spermatozoa kedalam ovum. • Zat penelur Zat penelur,bekerja untuk merangsang betina agar mengeluarkan telur, sebagai zat penyeimbang zat yang dikeluarkan oleh betina, ini terdapat pada hewan yang melakukan pembuahan eksternal.
Selain zat yang dsebutkan diatas, spermatozoa juga meiliki flagellum yang dapat membantunya dalam bergerak mendekati ovum, dan memungkinnya aktif berenang dalam lendir semen hingga menerobos zona pellucida dari ovum. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Embriogenesis Fasikuler, Gambus, Pembuluh Dan Pada Tumbuhan Kelainan dalam Fertilisasi (Pembuahan) Setiap ovulasi tidak selalu diikuti oleh fertilisasi dan tidak semua fertilisasi meghasilkan individu normal.
Kegagalan fertilisasi din1ana proses fertilisasi tidak beriangsung dapat terjadi pada kasus-kasus intertilitas baik dari induk bet ina maupun pejantan atau asinkronisasi antara estrus (ovulasi) dengan proses kopulasi (inseminasi). Pada kasus kelainan fertilisasi dimana fertilisasi berlangsung akan tetapi zigot atau individu yang terbentuk mengalami kelainan dapat terjadi akibat proses fertilisasi yang normal dari sel gamet yang memiliki kelainan (seperti kejadian nondisjunction) atau proses fertilisasi itu sendiri berlangsung tidak normal.
Contoh kelainan fertilisasi yang mungkin terjadi adalah : • Zigot Haploid Zigot haploid adalah suatu perkembangan yang tidak sempurna dimana hanya salah satu dari sel gamet yang berperan dalam perkembangan berikutnya. Perkembangan lebih lanjut dari embrio haploid akan terhenti karena kegagaian in1plantasi. • Androgenesis Keadaan dimana terjadi fertilisasi, tetapi hanya pronukleus jantan yang berperan pada proses perkembangan selanjutnya tanpa diikuti oleh perkembangan pronukleus betina.
Oleh karena itu, embrio yang dihasilkan hanya memiliki unsur genetik tetua jantan (embrio jantan haploid). • Ginogenesis Kejadian fertilisasi dimana embrio yang terbentuk hanya dari pronukleus betinatanpa diikuti oleh perkembangan pronukleus jantan. Embrio yang dihasilkan dari keadaan tersebut hanya memiliki unsur genetik dari induk bet ina (embrio betina haploid).
• Zigot Poliploidi Poliploid adalah keadaan dimana jumlah kromosom embrio hasil fertiiisasi berjumlah 3n ( Triploid), 4n ( Tetraploid) atau lebih. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat kejadian: • Kejadian Polispermia, dimana satu sel telur dibuahi oleh dua atau lebih spermatozoa, • Kejadian kariokinesis (proses pembelahan inti sel) tanpa disertai sitokinesis, (proses pemisahan sitoplasma) sehingga sel telur memiliki inti lebih dari satu. • Embrio Partenogenesis Perkembangan embrio yang terbemuk tanpa peran sedikitpun dari sperrnstozoa, dimana oosit dapat berkembang karena aktivasi selain daripada spermatozoa.
Seperti pada embrio ginogenetik, embrio partenogenetik hanya mempunyai unsur genetik dari betina (bisa haploid alau diploid). Dalam oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor teknologi kultur in vitro, kejadian embrio partenogenetik dapat diupayakan melalui aktivasi oosit dengan menggunakan bahan kimia (etanol), aliran lislrik ataupun proses maturasi diperpanjang (over IIIaturation).
Untuk memperoleh embrio parthenogenesis yang diploid maka proses pelepasan benda kutub II dihambat schingga sel telur yang teraktivasi telap akan memiliki kromosom 2n. Sebarkan ini: • • • • • Posting pada Biologi, IPA, SMA Ditag apa yang dimaksud dengan kehamilan, contoh hewan fertilisasi eksternal, dimana fertilisasi secara normal terjadi, dimana tempat terjadinya proses fertilisasi pada manusia, dimanakah terjadinya fertilisasi pada manusia, Enzim Berperan dalam Proses Fertilisasi, fertilisasi adalah brainly, fertilisasi aves, fertilisasi dan kehamilan kelas 9, fertilisasi eksternal, fertilisasi mamalia internal atau eksternal, fertilisasi menghasilkan zigot yang bersifat, fertilisasi pada tumbuhan, fertilisasi pdf, fertilisasi sistem reproduksi, fertilisasi tumbuhan, Fungsi utama Fertilisasi (Pembuahan), implantasi adalah, istilah implantasi, jelaskan arti menstruasi, jelaskan fertilisasi eksternal, jelaskan fungsi cairan ketuban bagi janin, jelaskan istilah implantasi, jelaskan istilah zigot, jelaskan pembuahan yang terjadi pada pisces, jelaskan pengertian ovulasi, jelaskan pengertian zigot, jelaskan proses kehamilan, Jenis Fertilisasi (Pembuahan), jenis fertilisasi ayam, jurnal proses fertilisasi secara detail pdf, Kelainan dalam Fertilisasi (Pembuahan), Macam-macam Fertilisasi (Pembuahan), makala tentang fertilisasi, makalah fertilisasi, makalah fertilisasi oogenesis fertilisasi dan implantasi zigot secara berturut-turut terjadi di bagian bernomor hewan, makalah proses konsepsi, makalah proses pembuahan, ovulasi adalah peristiwa, pembuahan pada tumbuhan adalah, pembuahan yang terjadi diluar tubuh disebut, Pengertian Fertilisasi (Pembuahan), pengertian fertilisasi brainly, pengertian fertilisasi dan implantasi, pengertian fertilisasi pada hewan, pengertian fertilisasi pada tumbuhan, Pengertian Pembuahan, pengertian zigot, peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut, Perjalanan Spermatozoa Ketempat Fertilisasi, pertumbuhan embrio pada kadal, Proses Fertilisasi (Pembuahan), proses fertilisasi dan kehamilan, proses fertilisasi pada ikan, proses fertilisasi pada tumbuhan, proses fertilisasi pdf, proses pembentukan sel telur ovum disebut, syarat fertilisasi, Syarat Fertilisasi (Pembuahan), tahap perkembangan embrio, tahapan fertilisasi, tempat tumbuh dan berkembangnya embrio, urutan perkembangan embrio, video fertilisasi dan perkembangan embrio, video gametogenesis pada tumbuhan, video reproduksi pada manusia, video terjadinya pembuahan sel telur, zigot adalah Navigasi pos Pos-pos Terbaru • Pengertian Gerakan Antagonistic – Macam, Sinergis, Tingkat, Anatomi, Struktur, Contoh • Pengertian Dinoflagellata – Ciri, Klasifikasi, Toksisitas, Macam, Fenomena, Contoh, Para Ahli • Pengertian Myxomycota – Ciri, Siklus, Klasifikasi, Susunan Tubuh, Daur Hidup, Contoh • “Panjang Usus” Definisi & ( Jenis – Fungsi – Menjaga ) • Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli Beserta Peran Dan Fungsinya • “Masa Demokrasi Terpimpin” Sejarah Dan ( Latar Belakang – Pelaksanaan ) • Pengertian Sistem Regulasi Pada Manusia Beserta Macam-Macamnya • Rangkuman Materi Jamur ( Fungi ) Beserta Penjelasannya • Pengertian Saraf Parasimpatik – Fungsi, Simpatik, Perbedaan, Persamaan, Jalur, Cara Kerja, Contoh • Higgs domino apk versi 1.80 Terbaru 2022 • Contoh Soal Psikotes • Contoh CV Lamaran Kerja • Rukun Shalat • Kunci Jawaban Brain Out • Teks Eksplanasi • Teks Eksposisi • Teks Deskripsi • Teks Prosedur • Contoh Gurindam • Contoh Kata Pengantar • Contoh Teks Negosiasi • Alat Musik Ritmis • Tabel Periodik • Niat Mandi Wajib • Teks Laporan Hasil Observasi • Contoh Makalah • Alight Motion Pro • Alat Musik Melodis • 21 Contoh Paragraf Deduktif, Induktif, Campuran • 69 Contoh Teks Anekdot • Proposal • Gb WhatsApp • Contoh Daftar Riwayat Hidup • Naskah Drama • Memphisthemusical.ComOogenesis, fertilisasi, dan implantasi zigot, secara berturut-turut terjadi dibagian bernomor.
A. 1,2 ,dan 6 B. 3,1, dan 6 C. 3,2, dan 5 D. 6,5,dan 4 E. 7,1, dan 6 Jawaban: B. 3,1, dan 6 Pembahasan: • Oogenesis di ovarium (3) • fertilisasi di tuba falopi (1) • implantasi zigot di endometrium uterus (6) *Baca buku halaman 419 Baca Selengkapnya : Pembahasan Uji Kompetensi Materi Sistem Reproduksi Kelas 11 Kurikulum 2013