Pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan. Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar. Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk.Hidup ini singkat.

https://virdasbdm.wordpress.com/ Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H).

Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badr. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan.

Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil. Pendahuluan Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah 500 kaki).

Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang, untuk mengatasi hal ini Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu “Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh.

Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami.” Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut.

Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri Rasulullah yang juga istri Ali. Rasulullah sendiri berada di sayap kiri.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu Sufyan tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut. Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa Abu Sufyan bertempur di front yang terbatas dimana infantri dan kavalerinya tidak terlalu berguna.

Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir. Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud.

Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahl, masing-masing berkekuatan 100 orang.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Amr bin Al Aas ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tapi tugasnya terutama untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraish dibawa oleh Talha bin Abu Talha. Sebab kekalahan dalam Perang Uhud Kisah ini ditulis di Sura Ali ‘Imran ayat 140-179. Dalam ayat2 di Sura Ali ‘Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah (ayat 141) – ujian bagi Muslim mu’min dan munafik (ayat 166-167). “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (ayat 142)?

Bahkan jika Muhammad sendiri mati terbunuh, Muslim harus terus berperang (ayat 144), karena tiada seorang pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145). Lihatlah para nabi yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah (ayat 146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena Allah Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat 151).” Ayat2 di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud.

Penjelasan yang lebih lengkap bisa dibaca di Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 276 Memang benar bahwa para Muslim hampir saja mampu menghabisi musuh2nya kaum pagan Quraish ketika kemudian perhatian mereka teralihkan. Ketika tentara Muslim melihat para wanita Quraish mengangkat bajunya sehingga menampakkan gelang pergelangan kaki dan kaki2 mereka, mereka mulai berteriak-teriak dan menzalimi mereka.

Tanpa peduli akan perintah2 Muhammad, mereka meninggalkan tempat2 jaga mereka dan lalu mengejar wanita2 ini – karena itulah Allah mengijinkan kaum pagan membunuhi para Muslim yang meninggalkan kedudukannya sebagai suatu ujian (ayat 152-153). Tentara Muslim kalah karena salah mereka sendiri (ayat 165).

Gambar bukit uhud • Laman • 20 TIPS HIDUP BAHAGIA • About • BIOGRAFI BAND \m/ • BIOGRAFI JJWW BIG FAMILY • BUKU TAMU • cerita humor lucu gairah adik ipar • Cerita lucu antara Guru dan Murid • Cerita Lucu Dewasa Kisah Si Jono • Cerita Lucu perkelahian situs jaringan • Contoh Format Surat Lamaran Kerja & Format Daftar Riwayat Hidup • Download disini gan ! • gambar kartun lucu flu babi • gambar pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah film ayam • gambar-gambar lucu David Beckam kepergok • ILMU PENGETAHUAN • Kamus Besar Bahasa China • kartun gambar lucu bahaya rokok • kartun gambar lucu kejujuran saat chatting • kartun gambar lucu tiup balon • Kartun Lucu Gambar bayi • Kartun lucu nyelametin jam tangan • Kartun lucu selebriti • kartun lucu tikus and kucing • Kisah seorang gadis di RS • MAKNA DARI SEBUAH KATA • PROFILE BAND • Punya 3 Anak Menikah Semua • SEJARAH BANI UMMAYAH – PERANG ISLAM • SEJARAH BLUETOOTH • SEJARAH GOOGLE • SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL • SEJARAH PENEMUAN INTERNET • SEJARAH PERANG KHAIBAR • SEJARAH PERANG UHUD – PERANG ISLAM • SEJARAH PERTEMPURAN BUSRAH – PERANG ISLAM • SEJARAH SALAHUDDIN AL – AYYUBI • SEJARAH SEJARAH • SHARE DESIGN / MERCHENDISE • SHARE MY PROJECT !

• Tips – Tips • Tutorial Photoshop dan XARA 3D • Wawancara dengan pengemis Menu • HOME • RAMADHAN • Kabar Ramadhan • Puasa Nabi • Tips Puasa • Kuliner • Fiqih Ramadhan • Hikmah Ramadhan • Video • Infografis • NEWS • Politik • Hukum • Pendidikan • Umum • News Analysis • UMM • UBSI • Telko Highlight • NUSANTARA • Jabodetabek • banten • Jawa Barat • Jawa Tengah & DIY • Jawa Timur • kalimantan • Sulawesi • Sumatra • Bali Nusa Tenggara • Papua Maluku • KHAZANAH • Indonesia • Dunia • Filantropi • Hikmah • Mualaf • Rumah Zakat • Sang Pencerah • Ihram • Alquran Digital • ISLAM DIGEST • Nabi Muhammad • Muslimah • Kisah • Fatwa • Mozaik • INTERNASIONAL • Timur tengah • Palestina • Eropa • Amerika • Asia • Afrika • Jejak Waktu • Australia Plus • DW • EKONOMI • Digital • Syariah • Bisnis • Finansial • Migas • pertanian • Global pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah Energi • REPUBLIKBOLA • Klasemen • Bola Nasional • Liga Inggris • Liga Spanyol • Liga Italia • Liga Dunia • Internasional • Free kick • Arena • Sea Games 2021 • SEAGAMES 2021 • Berita • Histori • Pernik • Profil • LEISURE • Gaya Hidup • travelling • kuliner • Parenting • Health • Senggang • Republikopi • tips • TEKNOLOGI • Internet • elektronika • gadget • aplikasi • fun science & math • review • sains • tips • KOLOM • Resonansi • Analisis • Fokus • Selarung • Sastra • konsultasi • Kalam • INFOGRAFIS • Breaking • sport • tips • komik • karikatur • agama • JURNAL-HAJI • video • haji-umrah • journey • halal • tips • ihrampedia • REPUBLIKA TV • ENGLISH • General • National • Economy • Speak Out • KONSULTASI • keuangan • fikih muamalah • agama islam • zakat • IN PICTURES • Nasional • Jabodetabek • Internasional • Olahraga • Rana • PILKADA 2020 • berita pilkada • foto pilkada • video pilkada • KPU Bawaslu • SASTRA • cerpen • syair • resensi-buku • RETIZEN • Info Warga • video warga • teh anget • INDEKS • LAINNYA • In pictures • infografis • Pilkada 2020 • Sastra • Retizen • indeks Perang Uhud memberi pelajaran berharga bagi umat Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah Islam mencatat sejumlah peperangan yang menjadi bukti perjuangan Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin kala itu. Salah satu peristiwa penting yang terjadi di masa Rasulullah SAW yang terjadi pada bulan Syawal adalah Perang Uhud. Baca Juga • Peristiwa Perang Penting di Zaman Nabi Muhammad (1) • Peristiwa Perang Penting di Zaman Nabi Muhammad (2-Habis) • Ide Brilian Parit dari Negeri Persia dalam Perang Khandaq Perang Uhud ini menjadi ajang balas dendam kekalahan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar sebelumnya.

Dengan demikian, pasukan kaum Musyrikin telah melakukan persiapan dengan matang untuk menyerang kaum Muslimin. Seperti dinukilkan dari buku berjudul Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW Jilid 3 oleh KH. Moenawar Chalil, disebutkan setidaknya lebih dari 3.000 tentara disiapkan, di antaranya 200 orang berkuda dengan bersenjata lengkap dan lainnya berkendaraan unta, dan 700 orang memakai baju besi. Dipimpin oleh Abu Sufyan, tentara Musyrikin bergerak menuju Madinah sembari membawa tuhan mereka yang paling besar, yaitu Hubal dan diiringi perempuan-perempuan penyanyi.

Sementara itu, dari kalangan kaum Muslimin, Rasulullah SAW mengerahkan setidaknya 1.000 tentara yang juga dipimpin olehnya langsung.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Akan tetapi, sebanyak 300 orang yang merupakan orang-orang munafik mundur dan menarik diri dari peperangan. Golongan munafik tersebut dipimpin oleh Abdullah bin Ubay. Dengan semangat ke medan perang, Nabi Muhammad SAW dan pasukan kaum Muslimin berangkat menuju Uhud pada waktu pagi, Sabtu pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah 11 Syawal tahun ke-3 Hijriyah, dan kemudian pada petang hari itu juga mereka telah kembali ke Madinah. Namun, setelah dari Uhud tersebut dan kembali ke Madinah, Nabi SAW selanjutnya melakukan persiapan perang kembali.

Dalam pertempuran Uhud ini, pasukan kaum Muslimin terdesak dan mendapat kekalahan besar. Banyak di antara tentara Islam yang gugur dalam perang tersebut. Dalam kitab-kitab tarikh menurut riwayat Ibnu Hisyam dalam Sirahnya disebutkan, tentara kaum Muslimin yang gugur dalam Perang Uhud berjumlah sekitar 70 orang. Salah satu dari golongan muhajirin yang wafat sekaligus merupakan paman Nabi Muhammad SAW adalah Hamzah bin Abdul Muthalib.

Para syuhada yang gugur dalam perang ini dikuburkan di lokasi perang di Gunung Uhud. Bahkan, Nabi Muhammad SAW pun mengalami luka parah dari serangan musuh. Utbah bin Abi Waqqash melemparkan potongan besi dan mengenai muka Nabi hingga, wajah beliau terluka dan salah satu gigi depan beliau patah.
Jakarta - Umat muslim memasuki minggu pertama bulan Syawal setelah Hari Raya Idulfitri 1443 H.

Menyambut bulan istimewa ini, hendaknya kita mengenali keutamaan dan hikmah peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Syawal. Salah satunya yakni melalui khutbah Jumat Syawal pertama setelah Ramadan.

Bulan Syawal adalah bulan pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah keberkahan. Umat muslim dapat mengerjakan amalan sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW, mulai dari puasa pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah hari di bulan Syawal, memperbanyak sedekah, dan amalan lainnya. Baca juga: Puasa Syawal Dikerjakan Tidak Berurutan, Ini Hukumnya Bulan Syawal juga menyimpan sejarah penting yang berpengaruh bagi kehidupan Rasulullah SAW dan peradaban Islam.

Salah satunya yaitu Perang Uhud yang meletus pada 15 Syawal. Dalam Al Qur'an disebutkan, Perang Uhud merupakan salah satu ujian ketaatan kepada sunah dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Berikut selengkapnya tentang hikmah Perang Uhud di bulan Syawal bagi umat muslim, seperti dikutip dari Bunga Rampai Bincang Syariah oleh Mohammad Hafid, Lc., M.H.: Khutbah Jumat Syawal Minggu Pertama Bulan Syawal kita kenal sebagai bulan yang menggembirakan.

Sebab, di dalamnya terdapat momen dan suasana Lebaran. Tentunya yang namanya Lebaran kita identik dengan hari kesenangan. Terbukti, hari ini menjadi hari makan makan, hari silaturrahim, hari penampilan baju dan busana baru, serta menjadi hari jalan-jalan bersama orang terkasih. Momen dan suasana seperti ini bagi kita sebagai umat muslim Indonesia tidaklah cukup satu hari dua hari yaitu pada hari 1 Syawal saja.

Melainkan, terus berlanjut hingga hari kedelapan bulan Syawal. Artinya, momen ini berlangsung lebih dari satu minggu dan berakhir dengan Lebaran yang dikenal dengan Lebaran ketupat. Itulah sepintas gambaran pemaknaan hari Lebaran bagi kita sebagai masyarakat Indonesia. Kita sebagai umat Nabi Muhammad saw tentunya tidak boleh larut sedalam-dalamnya dalam momen Lebaran yang berlangsung berhari-hari di bulan Syawal ini, hingga kita melupakan perjuangan Nabi Muhammad saw beserta para sahabatnya, khususnya di bulan ini.

Bagi Nabi Muhammad saw beserta sahabat dan pengikutnya, bulan ini, di samping menjadi bulan yang seharusnya riang gembira, ternyata menjadi bulan yang menyedihkan. Karena di bulan inilah kaum muslimin harus menerima kekalahan dalam perang Uhud. Jatuh banyak korban akibat satu kesalahan yang dilakukan oleh pasukan kaum muslimin yang tertipu dengan harta.

Baca juga: Pahala Puasa Syawal 6 Hari, Seperti Puasa Setahun hingga Menjaga Istiqomah Salah satunya adalah paman Nabi sendiri, yaitu Sayyidina Hamzah yang syahid wafat karena kaum kafir Quraisy. Saya ingin mengajak saudara yang budiman untuk membaca kembali sejarah peperangan yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya, khususnya perang Uhud ini, yang menelan banyak korban.

Tujuannya tiada lain kecuali mengorek dan mengambil hikmah serta pelajaran, untuk kemudian bisa dijadikan bekal dalam menata kehidupan selanjutnya. Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Syawal tahun ke-3 Hijriah di kaki gunung Uhud, di utara Madinah. Perang Uhud terjadi akibat kekalahan kaum kafir Quraisy pada satu tahun sebelumnya. Kaum kafir Quraisy ingin menebus kekalahan yang terjadi pada saat itu. Mereka menyusun kekuatan sebaik mungkin dengan menyiapkan segala hal untuk bertekad mengalahkan kaum muslimin pada perang ini.

Perang Uhud terjadi antara kaum muslimin yang berjumlah 700 orang, yang dipimpin langsung oleh baginda Nabi Muhammad SAW, dan pasukan kaum kafir, dengan jumlah 3.000 orang dengan pimpinan Abu Sufyan dan Khalid bin Walid. Strategi yang digunakan oleh Nabi Muhammad adalah dengan menempatkan pasukan panah di punggung bukit untuk melindungi kaum muslimin jika diserang dan membentengi dari serangan balik pasukan berkuda musuh. Beliau berpesan agar para pemanah tersebut tidak meninggalkan tempat dengan alasan apapun.

Pasukan Islam di bawah komando Rasulullah SAW bertempur dengan hebat sehingga memperoleh kemenangan. Pegulat yang paling menonjol di antara mereka ialah Abu Dujanah, Thalhah, Hamzah, Ali, Nadr bin Anaas, Sa'id bin Rabi, dan lain-lain.

Pertempuran ini bisa berakhir dengan kemenangan mutlak bagi kaum muslimin kalau saja pasukan panah yang bertugas melindungi Rasullullah SAW dan pasukan di medan tempur tidak turun memperebutkan harta yang ditinggalkan musuh. Komandan mereka, yaitu Abdullah bin Jubair mengingatkan mereka akan instruksi Rasulullah SAW yang harus dipatuhi, yaitu jangan sekali-kali meninggalkan posisi mereka. Akan tetapi, peringatan itu tidak mereka dengarkan. Mereka bahkan meninggalkan celah yang seharusnya mereka jaga.

Inilah kesalahan fatal mereka karena pasukan Quraisy tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka berputar untuk menerobos dari belakang, melalui celah yang ditinggalkan itu. Akibat serangan itu, pasukan Islam menjadi kocar-kacir, banyak diantara mereka yang terbunuh dan melarikan diri. Banyak juga yang menderita luka parah, termasuk Rasulullah SAW.

Beliau mendapat luka cukup serius akibat kepungan pasukan kafir yang berhasil menerobos sampai ke depan beliau dan menyerang beliau sampai gigi gerahamnya pecah. Kaum kafir Quraisy membunuh Mush'ab bin Umair, pemegang bendera perang, di depan Rasulullah SAW, maka bendera itu perang beliau serahkan kepada Ali bin Abi Thalib.

Pertempuran itu berlangsung sampai terbenamnya matahari sehingga pasukan musyrikin merasa letih. Akhirnya, mereka mengundurkan diri untuk kembali ke Makkah tanpa berhasil merealisasi target mereka karena ketabahan dan keberanian Rasulullah SAW dalam mempertahankan Madinah. Dua Pelajaran Penting Kita sebagai generasi penerus Rasulullah SAW yang berada di suatu zaman yang jauh dari peperangan,tentunya dalam membaca ulang ini tidaklah ingin mengembalikan sejarah silam.

Bukan itu tujuannya. Tapi ingin mengorek semangat, pesan, serta pelajaran guna dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan. Perang bagi kita yang sesungguhnya adalah bagaimana kita bisa membentengi diri dengan segala senjata dari serangan hawa nafsu yang menjerumuskan hingga kita jauh dari kesuksesan. Setidaknya ada dua pelajaran berharga dari kekalahan kaum muslimin saat Perang Uhud.

Kita sebagai umat Nabi Muhammad saw harus menjadikannya sebagai pedoman dalam menata kehidupan selanjutnya.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Mulai dari hal-hal yang paling kecil sekalipun hingga ke yang paling besar. Pertama, kemaksiatan dapat mencegah kesuksesan dan kemenangan.

Lihatlah betapa kemaksiatan telah merenggut kemenangan yang seharusnya didapat oleh kaum muslimin. Hanya satu kemaksiatan yang dilakukan oleh para pemanah bisa menggagalkan kemenangan. Mereka melanggar perintah Nabi untuk tetap siaga di tempat dengan turun gunung memperebutkan harta yang ditinggalkan oleh kaum kuffar setelah mereka mampu mengusirnya.

Namun pada akhirnya, kaum kuffar menyerang balik dengan menempati posisi yang ditempati kaum muslimin sebelumnya. Akhirnya kekalahan menjemput mereka sementara kemenangan menjauh mendekati kaum kafir. Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 152: وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللّٰهُ وَعْدَهٗٓ اِذْ تَحُسُّوْنَهُمْ بِاِذْنِهٖ ۚ حَتّٰىٓ اِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِى الْاَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَآ اَرٰىكُمْ مَّا تُحِبُّوْنَ ۗ مِنْكُمْ مَّنْ يُّرِيْدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرِيْدُ الْاٰخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ ۚ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ ۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ - ١٥٢ 152: Dan sungguh, Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mengabaikan perintah Rasul setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai.

Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk mengujimu, tetapi Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin. Sungguh kemaksiatan telah menjadi pangkal segala kerusakan dan kegaduhan. Kesenangan akan sulit didapat. Keadilan serta kemakmuran tidak akan meninggalkan jejak.

Puncaknya kesuksesan dan pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah akan menjadi harapan belaka. Tidak akan bisa dijemput apalagi dirangkul. Maka usahakan kita dengan segala filter dan benteng untuk tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan. Agar kita bisa menjemput kemenangan dan kesuksesan. Kita harus teguhkan kembali pada diri kita bahwa kemenangan kaum muslimin dijauhkan oleh Allah hanya karena satu kemaksiatan.

Di samping, Nabi Adam AS pun dikeluarkan dari surga akibat satu kemaksiatan yang dilakukan. Janganlah kita menganggap remeh satu kemaksiatan walaupun tergolong kecil untuk selalu dilakukan terus menerus.

Karena akibatnya akan fatal. Hati akan buta. Kemuliaan dan karamah akan sirna. Apalagi keberkahan. Akan semakin menjauh. Kedua, bahayanya mencintai dunia. Kemaksiatan yang terjadi dalam Perang Uhud dengan tidak mengindahkan perintah Rasulullah SAW untuk tetap siaga dalam posisi semula diakibatkan oleh kecintaan terhadap dunia. Mereka terpana dan tertarik mengejar dunia dengan meninggalkan akhiratnya. Akhirnya, bukanlah dunia yang didapat akan tetapi kekalahan yang harus dihadapi hingga mengakibatkan jatuhnya banyak korban.

Dari perang ini kita belajar bahwa kecintaan terhadap dunia dapat merusak hati kita yang menjadi mesin penggerak segala kebaikan. Kita akan sulit berbuat baik, apalagi melakukan perintah-perintah Allah SWT. Kita akan lupa diri, apalagi tuhan kita.

Akhirnya, kemenangan dan kesuksesan sangat sulit kita dapatkan. Allah dan Rasul-Nya Saw menjelaskan dalam surah Al Ankabut ayat 64, وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ Artinya: "Dan tidaklah kehidupan dunia ini kecuali hanya sebatas senda gurau dan permainan, dan sesungguhnya akhirat adalah kehidupan sejati. jikalau mereka mengetahui," Marilah kita teguhkan diri kita untuk tetap tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan sekecil apapun bentuknya hingga dilakukan terus menerus.

Bersamaan dengan itu juga kita juga tidak boleh terpukau apalagi terseret untuk cinta dunia. Sebagaimana dijelaskan, jurang kemaksiatan dan cinta dunia, keduanyalah yang begitu nampak dalam kehidupan ini akan konseksuensi dan akibatnya. Keduanyalah yang menjadi awal dari segala bentuk kerusakan. Keduanyalah yang mencegah kebaikan nampak di permukaan. Serta keduanyalah yang dapat mengakibatkan kesuksesan serta kemenangan tinggal harapan belaka. Tanpa mewujud nyata dalam kehidupan.

Wallahu a'lam. Demikian contoh khutbah Jumat Syawal pertama setelah Lebaran yang bisa kita ambil hikmah di dalamnya. Semoga bermanfaat. Simak Video " Momen Massa Buruh Gelar Salat Jumat di Depan Gedung DPR" [Gambas:Video 20detik] (twu/rah) Berawal dari rasa kekecewaan dan dendam kaum kafir Quraisy kepada kaum Muslimin karena kekalahan mereka dalam perang badar pada bulan Ramadhan 624 Masehi.

Abu Sufyan dalam versi penduduk Mekkah yang tidak mengakui kenabian Muhammad SAW, kekalahan dalam perang badar tersebut dianggap sebagai sebuah penyergapan yang memukul aktivitas utama kehidupan kota metropolis-perdagangan mereka.

Terkait hal ini, Abu Sufyan segera mendesak para penduduk Makkah untuk melancarkan serangan kembali sebagai balasan. Dan Abu Sufyan memimpin langsung pasukan perang Orang Quraisy kota Makkah untuk Menyerang kaum Muslimin.

Dengan membawa Pasukan Sekitar 3.000 Orang terlatih Termasuk di dalamnya pasukan Berbaju Zirah. Tak Hanya itu mereka juga diperkuat 200 pasukan Kaveleri. Dan peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan sejarah perang ain jalut yang sudah beda cerita. Sejarah Perang Uhud Keberangkatan pasukan Orang Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan terjadi setahun setelah Perang Badar, tepatnya pada 625 Masehi bulan Syawal tahun ke-tiga Hijriyah.

Rombongan pasukan ini berjalan dari Makkah hingga tiba di dua mata air Lembah Sabkhah, dari saluran air di atas lembah yang menuju Madinah dan naasnya, pasukan Muslimin tidak mengetahui bahwa, ada pemukiman pasukan dari Makkah yang dipimpin pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah Abu Sufyan telah berkemah dengan jarak tidak begitu jauh dari Madinah.

Baru sampai dua-tiga hari kemudian, Kaum Muslimin akhirnya mengetahui informasi, bahwa Kaum Muslimin Madinah sedang berada pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah ancaman. Hal ini diberitahukan oleh Abbas (Paman Nabi yang masih berada di Makkah) dengan diam-diam mengirimkan surat kepada keponakannya (Nabi Muhammad). Pada akhirnya, setelah informasi dari mata-mata yang dikirim Nabi untuk menandai musuh, Kaum Muslimin pun mengadakan sebuah pertemuan pada Jumat 6 Syawal, 3 Hijriyah.

Di dalam pertemuan tersebut, Nabi mengatakan untuk tetap bertahan di dalam Kota dengan membiarkan pasukan musuh menyerbu Kota, tentunya ini menjadi pilihan yang lebih bijak.

Dengan harapan, strategi ini mampu memukul mundur pasukan musuh daripada harus meladeni pertempuran di tempat terbuka, mengingat musuh sudah berada sangat dekat dari Kota Madinah. Selain itu, disebabkan juga karena jumlah pasukan, pengalaman tempur dan persiapan musuh jauh lebih unggul dari Kaum Muslimin, sehingga kemungkinan kecil untuk mengalahkannya di medan terbuka. Strategi dan keajaiban dalam perang ini kurang lebih sama dengan sejarah perang badar.

Di dalam hal ini, Rasulullah juga melihat pada Kaum Muslimin masih terdapat Euforia kegemilangan pada Perang Badar, satu tahun sebelumnya. Beberapa diantaranya begitu bersemangat untuk menyambut kedatangan musuh di luar Kota Madinah. “Rasulullah, kami tidak ingin bertempur di jalan-jalan Madinah. Pada zaman Jahiliyah, kami selalu menjaga agar hal itu tidak terjadi. Ada baiknya, setelah kedatangan Islam, hal itu tetap dilestarikan” ujar seorang Anshar.

Mendengar pernyataan tersebut, Nabi tanpa bicara langsung mengenakan baju Zirah, dan mempersiapkan persenjataan untuk menuju ke medan perang. Melihat reaksi Nabi, membuat para sahabat lain merasa terkejut. Ada yang merasa bahwa, yang baru saja terjadi tidaklah pantas, karena terkesan seperti membangkang perintah Nabi. Terkait hal ini, mengakibatkan perdebatan kecil diantara mereka, “Bukankah Rasulullah sebenarnya telah menjelaskan sesuatu pada kalian, tetapi kalian menghendaki yang lain.

Jadi, Hamzah temuilah Rasulullah dan katakan kepada beliau, segala keputusan kami serahkan kepada Rasulullah.” Ujar salah satu sahabat kepada Hamzah bin Abdul Mutholib (Paman Rasulullah). Segera Hamza menemui Nabi dan menyampaikan pesan tersebut. Mendengar pesan demikian, Nabi bersabda, “Bukanlah seorang Nabi, bila Ia telah memakai baju Zirahnya, lalu menanggalkannya dan surut sebelum perang terlaksana”.

Maka, dengan sabda tersebut, Kaum Muslimin berangkat dari Madinah ke pegunungan Uhud dengan jumlah pasukan yang hanya sepertiga dari pasukan Quraisy (1000). Rupanya, masih harus berkurang, karena ada perselisihan saat berada di perjalanan, dan ketika pasukan ini sampai di wilayah Syauth, Abdullah bin Ubay bin Salul bersama pasukannya yang berjumlah 300 orang memilih pulang ke Madinah.

Mereka memiliki 2 alasan, pertama. Peperangan ini tidak mungkin terjadi karena perjalanan sudah cukup jauh tetapi mereka belum menemukan perkemahan musuh. Kedua, mereka tidak ingin bertempur di luar teritori Madinah.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Dengan pulangnya pasukan yang di pimpin oleh Ibnu Salul yang berjumlah 300 orang. Maka Rosulullah hanya memiliki 700 pasukan dan harus melawan pasukannya Orang Quraisy Madinah (pimpinan Abu Sufyan) dengan jumlah 3.000 Orang. Bukan hanya demikian, jumlah pasukan Kaum Muslimin pun kembali berkurang.

Saat Nabi memulangkan beberapa pasukan di barisannya yang dianggap masih terlalu muda, diantaranya : Abdullah bin Amru, Zaid bin Tsabit, Usamah bin Zaid dan masih banyak lagi, yang dijumlahkan ada sekitar 14 remaja. Kekalahan Kaum Muslimin Sesampainya di Bukit Uhud, Nabi Muhammad SAW mengatur pasukannya menjadi beberapa formasi, 50 untuk pemanah di bawah pimpinan Abdullah bin Jubair di posisi puncak Bukit, dan lainnya di bawah antara bukit untuk menyerang musuh.

Dari riwayat Imam Muslim (terj. As-Sirah An-Nabawiyyah, 2005: 492), peperangan terjadi begitu dahsyat. Situasi awal pertempuran di dominasi oleh pasukan Rasulullah, terutama karena keberadaan pasukan pemanah di atas bukit yang bisa melihat pergerakan musuh di bawah, untuk membangkitkan semangat pasukan di tengah-tengah pertempuran.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Rasulullah mengambil sebilah pedang yang jatuh dan menawarkannya kepada pasukannya “Siapa yang akan mengambil pedang ini dariku?”, kemudian pasukan Nabi berebut untuk mengambilnya. “Aku ya Rasulullah, Akuu…”. Rasulullah pun melanjutkan kalimatnya, “Siapa yang mengambil pedang ini, dan menggunakannya dengan benar?”. Sontak para pasukan yang tadi berebutan terdiam. Hingga akhirnya, Abu Dujannah maju dan mengatakan bahwa dirinya akan mengambil pedang tersebut, “Aku akan mengambil pedang itu dan menggunakannya dengan benar”.

Namun, situasi menjadi berbalik ketika Kaum Muslimin di Bukit melihat kemenangan seperti sudah di ujung mata, Ashab bin Jabir berkata dari puncak bukit, “Mari kita ambil harta rampasannya!”. Ibnu Jubair (pemimpin pasukan pemanah) mencoba mengingatkan, “Apa kalian lupa pesan Nabi?”. Tanpa memperdulikan peringatan tersebut, mereka pun turun dari bukit. Sehingga, kemenangan di periode pertama di bukit Uhud pun hilang saat Kholid bin Walid bersama pasukan Kavalerinya menyadari kecerobohan pasukan pemanah Nabi dengan mengitari bukit, Kholid bin walid menyerang pasukan ini dari belakang.

Hal yang membuat kemudian lembah Uhud menjadi jebakan sempurna bagi Kaum Muslimin, kini menjadi membuat mereka terdesak dari arah depan dan belakang. Dengan begitu, para pasukan Nabi susah membedakan mana lawan dan kawan, sehingga mereka juga saling serang dan mengakibatkan memakan korban yang sangat banyak hingga 70-75 orang Muslim. Sementara korban Kaum Qurays hanya 22-37 orang.

Selain itu, perlu diketahui beberapa sejarah lainnya tentang islam, seperti sejarah perang salib, penyebab perang Yaman dan Arab Saudi, serta masih banyak lagi lainnya.
• Acèh • العربية • Авар • Azərbaycanca • تۆرکجه • বাংলা • Bosanski • Català • Нохчийн • کوردی • Deutsch • English • Esperanto • Español • فارسی • Suomi • Français • Hausa • עברית • Italiano • 日本語 • Қазақша • Lietuvių • മലയാളം • Bahasa Melayu • Nederlands • Norsk bokmål • ߒߞߏ • Occitan • Polski • پنجابی • پښتو • Português • Română • Русский • سنڌي • Srpskohrvatski / српскохрватски • Simple English • سرائیکی • Soomaaliga • Svenska • தமிழ் • Тоҷикӣ • ไทย • Türkçe • Татарча/tatarça • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • 中文 Pertempuran Uhud Bagian dari Perang Muslim-Quraisy Nabi Muhammad dan Tentara Muslim di Perang Uhud Tanggal 23 Maret 625 Lokasi Di lembah yang terletak di depan Gunung Uhud, sekitar 5 mil dari Madinah Hasil jalan buntu *kemenangan taktis ke Mekah Quraisy • Kaum Muslim menerima kerugian yang signifikan, tetapi orang Mekah gagal merebut Madinah.

Pihak terlibat Muslim Madinah Quraisy Mekah Tokoh dan pemimpin Muhammad Ali bin Abi Thalib Hamzah bin Abdul-Muththalib † Mush'ab bin Umair † Abdullah bin Jubair † [1] Mundzir bin Amr [1] Zubair bin Awwam [1] Ubadah bin ash-Shamit [2] Abu Sufyan Hindun binti Utbah Ikrimah bin Abu Jahal Khalid bin Walid Kekuatan 700 infanteri, 2 kavaleri 3,000 infanteri, 200 kavaleri [3] Korban 75 27 Ghazwah (turun langsung dalam pertempuran) • Waddan • Buwath • Safwan • Asyirah • Badar • Sawiq • Qaynuqa • Bahran • Al-Kidr • Hamra' al-Asad • Uhud • Dzi Amr • Dzatu al-Riqa` • Dumatul Jandal • Khandaq • Bani Quraizhah • Bani Mustaliq • Bani Lahyan • Al-Gabah • Fathu Makkah • Khaybar • Hunayn • Tha'if • Tabuk • Eid • Zakat • Thi Amr • Ghatfan • Bahran • Al-Asad • Badru Ukhra • Bani Nadhir • Thi Qerd • Hudaybiyyah • Awtas • Hawazan Sariyyah (Pertempuran atas perintahnya) • Penyergapan • Qirdah • Mu'tah • Dzatu as-Salasil • Yarmuk • Pengepungan Nakhla • Penyergapan Najd • Penyergapan Al-Is • Bani Sulaim • Invasi al-Khabt • Ekspedisi Batn Edam • Ekspedisi Qatan Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 23 Maret 625 M ( 7 Syawal 3 H).

Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar. Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.

Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Rasulullah menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki).

Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang. Untuk mengatasi hal ini, Rasulullah menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah sangat tegas dan jelas yaitu "Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh. Jauhkan kavaleri dari belakang kita.

Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami." Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri rasulullah yang juga istri Ali, sedangkan rasulullah sendiri berada di sayap kiri.

Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah). Abu Sufyan tentu lebih memilih pertempuran terbuka di mana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut.

Tetapi Rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa Abu Sufyan bertempur di front yang terbatas di mana infanteri dan kavalerinya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir.

Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal, masing-masing berkekuatan 100 orang. Amr bin Ash ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tetapi tugasnya terutama untuk koordinasi.

Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraisy dibawa oleh Thalhah bin Abi Thalhah. Kondisi sebelum peperangan [ sunting - sunting sumber ] Sebelum peperangan, pasukan muslimin telah menguasai seluruh jalur perdagangan yang menghubungkan Makkah dengan Syam dan Irak. Mereka melakukan pencegahan atas suku Quraisy sehingga tidak dapat melewati kedua jalur tersebut. Jalur perdagangan yang tersisa bagi suku Quraisy adalah jalur perdagangan dari Makkah ke Habasyah.

Pada saat ini, pasukan muslimin juga menjadikan madinah sebagai basis aman untuk kegiatan dakwah dan pangkalan militer. [4] Di sisi lain, pasukan musyrikin dari suku Quraisy mengumpulkan laba hasil perdagangan untuk dipakai membeli perbekalan dan senjata serta menyewa pasukan. Pengelolaanya diserahkan kepada Abu Sufyan bin Harb. Sedangkan kaum musyrikin di Madinah dan sekelilingnya sebagian besar mengadakan perjanjian damai dengan pasukan muslimin di Madinah.

Mereka tidak ikut dalam peperangan dan memilih untuk menetap di pemukiman mereka. [5] Di Madinah juga tidak ada lagi penduduk yang berasal dari kaum Yahudi. Ini terjadi setelah pengusiran Bani Qaynuqa akibat melanggar perjanjian damai. Kaum Yahudi di sekeliling kota Madinah memilih mengadakan perjanjian damai dengan pasukan muslimin. [6] Jumlah pasukan [ sunting - sunting sumber ] Pasukan muslimin berjumlah 700 orang yang terbagi menjadi pasukan infanteri dan pasukan kavaleri.

Jumlah pasukan infanteri sebanyak 650 orang. Jumlah pasukan kavaleri sebanyak 50 orang. Sedangkan pasukan musyrikin berjumlah 3.000 orang. Sebanyak 2.900 orang berasal dari suku Quraisy dan para sekutunya. Sedangkan 100 orang lainnya berasal dari Bani Tsaqif. Sebanyak 700 orang memakai baju besi. Pasukan musyrikin dilengkapi dengan 200 ekor kuda dan 3.000 ekor unta. Pemimpinny adalah Abu Sufyan bin Harb. Para istri dari pemuka suku Quraisy turut serta dalam pasukan ini.

[7] Strategi perang [ sunting - sunting sumber ] Pasukan musyrikin [ sunting - sunting sumber ] Pasukan musyrikin berkumpul di perkampungan Ash-Shamghah yang berada dekat dengan kota Madinah. Pasukan ini melepaskan unta dan kuda untuk memakan rumput di ladang yanng dimiliki kaum Anshar.

Setelahnya, perjalanan mereka dilanjutkan ke Al-Aqiq. Mereka kemudian singgah di bagian bawah dari gunung Uhud. Jaraknya hanya 5 mil dari kota Madinah. [8] Pasukan musyrikin dibagi menjadi pasukan sayap kanan dan sayap kiri. Pasukan sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid, sedangkan pasukan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal.

Sementara panji perang dibawa oleh Thalhan bin Abi Thalhah dari Bani Abdul Dar. Susunan pasukan dari pasukan musyrikin adalah barisan. Keamanan barisan dilakukan oleh kavaleri dari pasukan sayap kiri dan sayap kanan. [8] Kekalahan pasukan muslimin [ sunting - sunting sumber ] Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan.

Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar. Kisah ini ditulis di surah Ali Imran ayat 140-179. Dalam ayat-ayat di surah Ali Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah (ayat 141) – ujian bagi muslim mukmin dan munafik (ayat 166-167). "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah orang-orang yang sabar (ayat 142)?

Bahkan jika Muhammad sendiri mati terbunuh, Muslim harus terus berperang (ayat 144), karena tiada seorang pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145).

Lihatlah para nabi yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah (ayat 146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena Allah Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat 151)." -- Ayat-ayat di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud.

Penjelasan yang lebih lengkap bisa dibaca di Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Buku 52, Nomor 276 Sebagaimana manusia biasa, wajar bila seseorang terlupa akan sesuatu. Begitu juga pasukan yang berjaga di atas bukit Uhud. Mereka terlupa dan akhirnya turun ke lembah untuk mengambil hak pemenang perang.

Melihat banyak pasukan dari pihak Islam yang meninggalkan pos di atas pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah, Khalid bin Walid memerintahkan pasukan kafir yang tersisa untuk berbalik kembali dan menyerang pasukan Islam.

Pos di atas bukit direbut oleh kafirin dan pasukan Islam yang tersisa di sana dibunuh, termasuk Hamzah paman Rasulullah. Referensi [ sunting - sunting sumber ] Catatan kaki [ sunting - sunting sumber ] • ^ a b c Najeebabadi, Akbar Shah, History of Islam, Vol.1, hlm. 171 • ^ Gil, Moshe (1997-02-27). Ibn Sa'd, 1(1), 147 VII(2), 113f, Baladhuri, Tarikh Tabari, 1 2960, Muqaddasi, Muthir, 25f; Ibn Hisham, 311. Cambridge University press. hlm.

119. ISBN 0521599849. Diakses tanggal 26 January 2020. • ^ Watt (1964) p. 136 • ^ Khaththab 2019, hlm. 227. • ^ Khaththab 2019, hlm. 228. • ^ Khaththab 2019, hlm.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

228-229. • ^ Khaththab 2019, hlm. 229. • ^ a b Khaththab 2019, hlm. 230. Daftar pustaka [ sunting - sunting sumber ] • Khaththab, Mahmud Syait (2019). Rasulullah Sang Panglima: Meneladani Strategi dan Kepemimpinan Nabi dalam Berperang. Sukoharjo: Pustaka Arafah. ISBN 978-602-6337-06-1. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • Halaman ini terakhir diubah pada 29 Maret 2022, pukul 08.19.

• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •
PERTEMPURAN Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 23 Maret 625 M (7 Syawal 3 Hijriyah). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar.

Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah ﷺ sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan. Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.

Rasulullah ﷺ menempatkan pasukan Islam di kaki bukit Uhud di bagian barat. Tentara Islam berada dalam formasi yang kompak dengan panjang front kurang lebih 1.000 yard. ilustrasi, foto: unplash Sayap kanan berada di kaki bukit Uhud sedangkan sayap kiri berada di kaki bukit Ainain (tinggi 40 kaki, panjang 500 kaki).

Sayap kanan Muslim aman karena terlindungi oleh bukit Uhud, sedangkan sayap kiri berada dalam bahaya karena musuh bisa memutari bukit Ainain dan menyerang dari belakang. Untuk mengatasi hal ini, Rasulullah ﷺ menempatkan 50 pemanah di Ainain dibawah pimpinan Abdullah bin Jubair dengan perintah yang sangat tegas dan jelas yaitu “Gunakan panahmu terhadap kavaleri musuh.

Jauhkan kavaleri dari belakang kita. Selama kalian tetap di tempat, bagian belakang kita aman. jangan sekali-sekali kalian meninggalkan posisi ini. Jika kalian melihat kami menang, jangan bergabung; jika kalian melihat kami kalah, jangan datang untuk menolong kami.” Di belakang pasukan Islam terdapat 14 wanita yang bertugas memberi air bagi yang haus, membawa yang terluka keluar dari pertempuran, dan mengobati luka tersebut.

Di antara wanita ini adalah Fatimah, putri rasulullah yang juga istri Ali, sedangkan rasulullah sendiri berada di sayap kiri. BACA JUGA: Keberanian Wahab pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah Qabus di Perang Uhud Pertempuran Uhud, Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan pasukan Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur.

Selain itu juga meniadakan keuntungan pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik Rasulullah ﷺ). Abu Sufyan tentu lebih memilih pertempuran terbuka di mana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut.

Tetapi Rasulullah ﷺ hal ini dan memaksa Abu Sufyan bertempur di front yang terbatas di mana infanteri dan kavalerinya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap Madinah dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke Madinah terbuka bagi tentara kafir. Foto: PInterest Tentara Quraish berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. Abu Sufyan mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal, masing-masing berkekuatan 100 orang.

Amr bin Ash ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tetapi tugasnya terutama untuk koordinasi. Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraisy dibawa oleh Thalhah bin Abi Thalhah. Lalu dalam kondisi tersebut, apakah Allah SWT tak turunkan malaikat untuk membantu umat Muslim?

Dalam kitab Sirah Nabawiyyah karya Muhammad Ridha dijelaskan, terdapat sejumlah pendapat dan juga hadis yang menyatakan mengenai perihal itu.

Ubaid bin Umair misalnya, berkata: “Para malaikat tidak ikut berperang dalam perang Uhud,”. Senada dengan hal itu, Al-Waqidi pun berkata: “Telah menceritakan kepadaku Ibnu Abi Sibrah dari Abdul Hamid bin Sahal, dari Umar bin al-Hakam, dia berkata: “Rasulullah ﷺ tak bertemu seorang pun malaikat dalam perang Uhud. Mereka (malaikat) hanya ada pada perang Badar”. Apa Penyebab Kekalahan Kaum Muslimin Pada Pertempuran Uhud? Secara jumlah dan alat perang, Pertempuran Uhud pasukan kaum Muslimin memang kalah dibandingkan dengan pasukan musyrikin Quraisy.

Di samping itu, kekalahan ini juga disebabkan karena sebagian tentara Muslim menyalahi perintah Nabi Muhammad ﷺ sebagai panglima perang. Awalnya, kemenangan dalam Perang Uhud nyaris berpihak kepada kaum Muslimin. Namun mereka malah turun sehingga Allah berikan kekalahan. Allah SWT berfirman: Loading. أولما أصابتكم مصيبة قد أصبتم مثليها قلتم أني هذا قل هو من عند أنفسكم “Apakah ketika kalian ditimpa musibah (di perang uhud) sementara kalian telah mendapatkan kemenangan dua kali lipat (di perang badar), kalianpun berkata: “Bagaimana kami bisa kalah?

Katakan, “(Musibah kekalahan itu) berasal dari diri kalian sendiri” (QS. Ali-Imran: 165). BACA JUGA: Mengenang Kembali Perang Uhud Allah tidak mengatakan: “Kekalahan itu akibat pasukan musuh yang jumlahnya jauh lebih besar dan lebih kuat”. Tapi akibat kesalahan kalian sendiri Sebuah renungan yang perlu dicamkan, Di Perang Hunain sebaliknya, jumlah kaum muslim 3x lipat lebih besar dari pasukan musuh.

Namun kaum muslimin kalah di putaran pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah, akibat merasa bangga dengan jumlah yang banyak. Allah Ta’ala berfirman: لقد نصركم الله فى مواطن كثيرة ويوم حنين إذ أعجبتكم كثرتكم فلم تغن عنكم شيئا وضاقت عليكم الأرض بما ربحت ثم وليتم مدبرين “Sesungguhnya Allah SWT telah menolongmu di tempat tempat yang banyak dan di hari perang Hunain. Ingatlah di saat itu kalian merasa ujub dengan jumlah yang banyak, padahal jumlah yang banyak itu tidak bermanfaat sedikitpun untuk kalian dan menjadi sempitlah bumi yang luas itu bagi kalian dan kalianpun lari ke belakang” (QS.

At-Taubah: 25). Merasa ujub dengan jumlah yang banyak ternyata sebab kekalahan kaum muslimin di perang Hunain. Apa Keistimewaan Gunung Uhud? Keistimewaan Jabal Uhud, Gunung yang Menjadi Saksi Rasulullah ﷺ Diisukan Gugur dalam Perang. Gunung ini memiliki nilai spiritual dan sejarah bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Dengan ketinggian kurang lebih 1.050 mdpl, menjadikan Jabal Uhud ada yang menyebutnya gunung, ada pula yang menyebutnya bukit.

[] SUMBER: WIKIPEDIA I REPUBLIKAKOMPAS.com - Perang Uhud adalah perang kedua antara kaum Muslim di Madinah dan kaum Quraisy. Dalam perang yang terjadi pada 3 Hijriah atau 625 M ini, kaum Quraisy membawa lebih dari 3.000 pasukan, termasuk di antaranya pasukan dengan unta dan pemanah.

Sementara kaum Muslim yang berada di bawah pimpinan Nabi Muhammad membawa kurang lebih 1.000 pasukan dari Madinah. Kedua kubu bertempur hebat, yang diakhiri dengan kekalahan kaum Muslim. Lantas, apa penyebab kekalahan kaum Muslim pada Perang Uhud?

Baca juga: Perang Uhud (625): Latar Belakang dan Kronologi Peristiwa Para pemanah meninggalkan posisinya Pada 13 Syawal tahun 3 Hijriah, Nabi Muhammad dan pasukannya berdiskusi mengenai strategi yang digunakan dalam Perang Uhud.

Hasilnya, pasukan Muslim sepakat akan berperang di luar Kota Madinah demi keamanan masyarakat. Akan tetapi, tepat sebelum perang dimulai, salah seorang sahabat Nabi, yaitu Abdullah Ibnu Ubayy, yang tidak sepakat dengan strategi Nabi Muhammad, memutuskan membelot dan membawa sebanyak 300 pasukannya. Akibatnya, pasukan Muslim yang awalnya berjumlah 1.000 orang menurun menjadi 700 orang.

Pesan Nabi Muhammad sebelum perang berlangsung adalah agar para pemanah yang diposisikan di bukit tidak meninggalkan tempatnya apapun yang terjadi. Berita Terkait Perang Fijar: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Peran Nabi Muhammad Pertempuran Zab, Puncak Pergolakan Revolusi Abbasiyah Khalid bin Walid, Sahabat Nabi yang Dijuluki Pedang Allah Perang Riddah, Pertempuran Abu Bakar Melawan Kaum Murtad Perang Qadisiyah: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak Berita Terkait Perang Fijar: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Peran Nabi Muhammad Pertempuran Zab, Puncak Pergolakan Revolusi Abbasiyah Khalid bin Walid, Sahabat Nabi yang Dijuluki Pedang Allah Perang Riddah, Pertempuran Abu Bakar Melawan Kaum Murtad Perang Qadisiyah: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak
Menu • HOME • RAMADHAN • Kabar Ramadhan • Puasa Nabi • Tips Puasa • Kuliner • Fiqih Ramadhan • Hikmah Ramadhan • Video • Infografis • NEWS • Politik • Hukum • Pendidikan • Umum • News Analysis • UMM • UBSI • Telko Highlight • NUSANTARA • Jabodetabek • banten • Jawa Barat • Jawa Tengah & DIY • Jawa Timur • kalimantan • Sulawesi • Sumatra • Bali Nusa Tenggara • Papua Maluku • KHAZANAH • Indonesia • Dunia • Filantropi • Hikmah • Mualaf • Rumah Zakat • Sang Pencerah • Ihram • Alquran Digital • ISLAM DIGEST • Nabi Muhammad • Muslimah • Kisah • Fatwa • Mozaik • INTERNASIONAL • Timur tengah • Palestina • Eropa • Amerika • Asia • Afrika • Jejak Waktu • Australia Plus • DW • EKONOMI • Digital • Syariah • Bisnis • Finansial • Migas • pertanian • Global • Energi • REPUBLIKBOLA • Klasemen • Bola Nasional • Liga Inggris • Liga Spanyol • Liga Italia • Liga Dunia • Internasional • Free kick • Arena • Sea Games 2021 • SEAGAMES 2021 • Berita • Histori • Pernik • Profil • LEISURE • Gaya Hidup • travelling • kuliner • Parenting • Health • Senggang • Republikopi • tips • TEKNOLOGI • Internet • elektronika • gadget • aplikasi • fun science & math • review • sains • tips • KOLOM • Resonansi • Analisis • Fokus • Selarung • Sastra • konsultasi • Kalam • INFOGRAFIS • Breaking • sport • tips • komik • karikatur • agama • JURNAL-HAJI • video • haji-umrah • journey • halal • tips • ihrampedia • REPUBLIKA TV • ENGLISH • General • National • Economy • Speak Out • KONSULTASI • keuangan • fikih muamalah • agama islam • zakat • IN PICTURES • Nasional • Jabodetabek • Internasional • Olahraga • Rana • PILKADA 2020 • berita pilkada • foto pilkada • video pilkada • KPU Bawaslu • SASTRA • cerpen • syair • resensi-buku • RETIZEN • Info Warga • video warga • teh anget • INDEKS • LAINNYA • In pictures • infografis • Pilkada 2020 • Sastra • Retizen • indeks Jabal Uhud, termasuk salah satu bukit yang sangat memiliki nilai sejarah penting dalam sejarah Islam.

Di bukit ini, terjadi peperangan yang sangat memilukan dalam sejarah Islam. Pasukan kaum Muslimin yang dipimpin langsung Nabi Muhammad SAW, bertempur habis-habisan dengan kaum musyrikin Kota Makkah. Kisah pilu ini, digambarkan oleh Rasul dengan menyebut bukit ini sebagai bukit yang nantinya akan bisa dilihat di Surga.

Jadi, umat Islam yang kini akan melaksanakan ibadah haji dan menyempatkan diri untuk berziarah ke Bukit Uhud, insya Allah saat berada di Surga juga akan menyaksikan kembali bukit ini. Kepiluan Nabi Muhammad di Bukit Uhud, tak lepas dari kisah pertempuran yang terjadi di kawasan ini. Dalam pertempuran itu, ratusan sahabat nabi gugur. Termasuk juga paman Rasul, Hamzah bin Abdul Muthalib, gugur dan dimakamkan di bukit ini. Bahkan, Nabi Muhammad SAW mengatakan, kaum Muslimin yang gugur dan dimakamkan di Uhud tak memperoleh tempat lain kecuali ruhnya berada pada burung hijau yang melintasi sungai Surgawi.

Burung-burung itu memakan makanan dari buah-buahan yang ada di taman surga, dan tak akan pernah kehabisan makanan. Di kawasan Uhud itu, pertempuran spiritual dan politik dalam arti sebenarnya memang terjadi. Ketika itu, pasukan diberi pilihan antara kesetiaan pada agama dan kecintaan pada harta. Melihat lokasi dan kawasan perbukitan yang mengelilinginya, maka orang bisa membayangkan bagaimana sulitnya medan perang ketika itu.

Perang di kawasan Uhud, bermula dari keinginan balas dendam kaum kafir Quraisy seusai kekalahan mereka dalam Perang Badar. Mereka berencana menyerbu umat Islam yang ada di Madinah.

Peristiwanya terjadi pada 15 Syawal 3 H, atau sekitar bulan Maret 625.

pasukan kaum muslimin yang bertempur dalam perang uhud berjumlah

Menghadapi rencana penyerbuan tersebut, Rasulullah memerintahkan barisan pasukan Muslimin menyongsong kaum kafir itu di luar Kota Madinah. Strategi pun disusun. Sebanyak 50 pasukan pemanah, oleh Rasulullah yang memimpin langsung pasukannya, ditempatkan di atas Jabal Uhud. Mereka diperintahkan menunggu di bukit tersebut, untuk melakukan serangan apabila kaum Quraisy menyerbu, terutama pasukan berkudanya.

Sedangkan pasukan lainnya, menunggu di celah bukit. Maka, perang antara pasukan kaum Muslimin yang berjumlah 700 orang melawan kaum musyrikin Makkah yang berjumlah 3.000 orang, akhirnya berkobar.

Dalam perang dahsyat itu pasukan Muslimin sebenarnya sudah memperoleh kemenangan yang gemilang. Namun, kemanangan tersebut berbalik menjadi kisah pilu, karena pasukan pemanah kaum Muslimin yang tadinya ditempatkan di Bukit Uhud, tergiur barang-barang kaum musyrikin yang sebelumnya sempat melarikan diri. Melihat kaum musyrikin melarikan diri dan barang bawaannya tergeletak di lembah Uhud, pasukan pemanah meninggalkan posnya dengan menuruni bukit.

Asal Usul Perang Uhud Dan Keajaibannya Setelah Idul Fitri




2022 www.videocon.com