Freddy budiman timnas

freddy budiman timnas freddy budiman timnas

KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERATerpidana mati kasus narkoba Freddy Budiman (38) tengah difoto oleh warga saat menghadiri rilis pengungkapan kasusnya. Dia masih mengendalikan peredaran narkoba dari dalam lapas. Rilis kasus Freddy diadakan di salah satu gudang miliknya di Mutiara Taman Palem, Jakarta Barat, Selasa (14/4/2015). JAKARTA, KOMPAS.com - Anak Freddy Budiman, Fikri, baru-baru ini menceritakan kisah almarhum ayahnya dalam tayangan video bersama Gritte Agatha di Youtube Gritte yang tayang pada 17 Maret 2021.

Freddy Budiman dikenal sebagai gembong narkoba yang telah dieksekusi mati di Lembaga Pemasyarakatan Nukambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada 29 Juli 2016. Dia divonis mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 15 Juli 2013 atas kasus kepemilikan 1,4 juta pil ekstasi yang diselundupkan dari China pada Mei 2012. Baca juga: Pesan Terakhir Freddy Budiman Sebelum Eksekusi Mati kepada Anak: Jaga Adik-adik, Jangan Menangis Sebelumnya, Freddy pernah divonis 3 tahun 4 bulan setelah tertangkap memiliki 500 gram sabu-sabu pada 2009.

Freddy kembali berurusan dengan polisi dan divonis 18 tahun penjara setelah terbukti memiliki 300 gram heroin, 27 gram sabu, dan 450 gram bahan pembuat ekstasi. Tak cukup sampai di situ.

Freddy si terpidana mati terciduk dan mengakui masih mengendalikan bisnis narkoba dari balik jeruji besi. Baca juga: Kesaksian Anak Freddy Budiman Jelang Eksekusi Mati Sang Ayah, Minta Shalat Isya Berjemaah hingga Tidak Boleh Menangis Freddy mengatur pembuatan narkoba jenis baru di mana pabriknya kemudian diketahui terletak di sebuah ruko di Cengkareng, Jakarta Barat, pada April 2015. Freddy bahkan juga mengendalikan peredaran narkoba di berbagai lapas, merekrut anak buahnya yang juga narapidana seperti dirinya.

Cara berkomunikasi dari dalam penjara Saat diwawancarai Kompas TV pada 15 April 2015, Freddy membeberkan caranya berkomunikasi dengan anak buahnya dari dalam penjara. Menurut Freddy, ia menggunakan fasilitas warung telepon (wartel) yang ada di LP Nusakambangan tempatnya mendekam kala itu. "Kalau di lapas itu ada wartelsus, wartel freddy budiman timnas pemasyarakatan.

Itu saya pakai untuk komunikasi. Jadi, selama ini saya berbincang itu lewat wartel di sana," kata Freddy. Baca juga: Kesaksian Anak Freddy Budiman: Ayah Terjaring Kasus Narkoba karena Faktor Lingkungan Dijelaskan Freddy, ia dipungut biaya untuk menggunakan fasilitas telekomunikasi di lapas itu.

"(pakai wartel) bayar, tergantung dari penggunaan kita ya," tambahnya. Berita Terkait Jadi Kurir Sabu, Kakak Freddy budiman timnas Narkoba Freddy Budiman Ditangkap Kesaksian Anak Freddy Budiman: Ayah Terjaring Kasus Narkoba karena Faktor Lingkungan Kesaksian Anak Freddy Budiman Jelang Eksekusi Mati Sang Ayah, Minta Shalat Isya Berjemaah hingga Tidak Boleh Menangis Sosok Freddy Budiman, Gembong Narkoba yang Pernah Terlibat Kasus Bilik Asmara Sosok Freddy Budiman di Mata Sang Anak: Dia Tetap Jadi Ayah yang Baik Berita Terkait Jadi Kurir Sabu, Kakak Gembong Narkoba Freddy Budiman Ditangkap Kesaksian Anak Freddy Budiman: Ayah Terjaring Kasus Narkoba karena Faktor Freddy budiman timnas Kesaksian Anak Freddy Budiman Jelang Eksekusi Mati Sang Ayah, Minta Shalat Isya Berjemaah hingga Tidak Boleh Menangis Sosok Freddy Budiman, Gembong Narkoba yang Pernah Terlibat Kasus Bilik Asmara Sosok Freddy Budiman di Mata Sang Anak: Dia Tetap Jadi Ayah yang Baik Kemampuan Komunikasi dan Retorika Dinilai Jadi Faktor Anies Digemari Anak Muda https://nasional.kompas.com/read/2021/03/22/14445231/kemampuan-komunikasi-dan-retorika-dinilai-jadi-faktor-anies-digemari-anak https://asset.kompas.com/crops/T40OJ5TmYI9RipnALfDavF_s3CQ=/0x45:682x500/195x98/data/photo/2020/06/01/5ed517a5b7a42.jpg JAKARTA, Indonesia — Kejaksaan Agung telah melaksanakan eksekusi hukuman mati terhadap terpidana kasus narkoba pada Jumat dini hari, 29 Juli, di Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah.

Dari 14 terpidana yang direncanakan untuk dieksekusi, akhirnya hanya 4 orang yang meregang nyawa. Di antaranya adalah Freddy Budiman, salah satu bandar narkoba terbesar di Indonesia.

Freddy pertama kali masuk penjara setelah terbukti atas freddy budiman timnas 500 gram methamphetamine pada 2009 lalu. Setelah bebas pada 2011, ia pun ditangkap kembali akibat kepemilikan metamphetamine serta alat pembuatan narkoba. Ia mendapatkan vonis mati setelah terbukti tertangkap mengontrol peredaran 1,4 juta pil ekstasi dari balik jeruji besi.

Kini ia telah mendapatkan eksekusi hukuman mati. Menurut Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, hak hukum Freddy sebelum dieksekusi sudah dipenuhi, termasuk permintaan terakhir yang diajukan. Sebelum berhadapan dengan regu tembak, Freddy meminta supaya dikumpulkan anak-anak yatim untuk mendoakan dan berpesan agar dikuburkan di Surabaya, Jawa Timur, tempat asalnya. Berikut 5 hal tentang Freddy Budiman yang mungkin belum Anda ketahui. Terlibat di dunia narkoba sejak usia belasan tahun Sejak usia belasan tahun, Freddy telah berkecimpung di dunia narkoba.

Ia telah mencoba hampir seluruh jenis narkoba dari mulai putauw, sabu-sabu, dan inex, sejak di bangku sekolah di Surabaya. Setelah berhubungan bertahun-tahun dengan pengedar dan bandar narkoba, ia kadang diminta menjadi kurir atau menemani sang bandar bertemu dengan bandar besar di Jakarta.

Karir Freddy di ibu kota dimulai selepas SMA dan menemui temannya yang juga merupakan seorang bandar narkoba.

freddy budiman timnas

“Jadi di usia 20 tahunan dia sudah kenal bandar besar pemegang diskotik di daerah kota. Bahkan, mafia narkoba sudah dia kenal,” ujar seorang penyanyi dangdut yang dikabarkan dekat dengan Freddy, Anggita Sari, kepada media. Dari pengalamannya malang melintang di dunia hitam, dengan cepat Freddy membangun jaringan di Tiongkok freddy budiman timnas Belanda. Membuat pabrik narkoba di dalam jeruji Masuk ke penjara tak membuat Freddy jera. Ia bahkan mendapatkan vonis mati setelah terbukti tertangkap mengontrol peredaran 1,4 juta pil ekstasi dari balik jeruji besi.

Tak hanya mengedarkan, ternyata Freddy juga membangun pabrik narkoba jenis pil ekstasi selama berada di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang pada 2013 lalu. Menurut laporan Harian Terbit, Freddy menjadikan sejumlah narapidana sebagai karyawan dan memanfaatkan beberapa oknum sipir sebagai kurir. Mendapatkan fasilitas hotel di Nusakambangan Tak hanya sampai di situ, nampaknya Freddy memang memiliki pengaruh yang besar di lapas. Media melaporkan bahwa di Lapas Batu di Nusakambangan, Freddy ditempatkan di sel tahanan khusus yang lebih luas dari sel tahanan lainnya.

“Kalau narapidana lain harus berdesak-desakan dengan belasan hingga puluhan narapidana, Freddy ini seperti memiliki kamar sendiri,” kata Wakil Direktur Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri Kombes Nugroho Aji.

Selain itu Freddy juga bisa berhubungan dengan dunia luar dengan membawa televisi dan telepon genggam. Fasilitas tersebut diduga yang memuluskan usaha narkoba Freddy dari balik jeruji besi. Pernah memukul wartawan Hubungan Freddy dengan awak media sempat bersitegang.

Seorang juru kamera mendapatkan pukulan dari Freddy saat sedang meliput pemusnahan barang bukti di gedung Bareskrim Mabes Polri pada Agustus 2013 silam. Freddy tampak beringas dan berusaha melempar sebuah botol minuman ke arah wartawan yang merekam dirinya yang sedang menyaksikan acara pemusnahan tersebut.

Freddy berontak dan mengejar wartawan yang terus menyorot kamera ke arahnya. Ia pun berhasil memukul seorang wartawan yang berasal dari salah satu stasiun televisi. Sempat dikabarkan gabung ISIS Awal tahun ini, Freddy sempat dikabarkan bergabung dan mengirimkan hasil penjualan narkobanya kepada Freddy budiman timnas Islam Irak dan Suriah (ISIS).

freddy budiman timnas

Kemungkinan tersebut pun sempat diselidiki oleh Densus 88. “Nanti saya cek ke Densus (Datasemen Khusus 88 Anti Teror), itu yang menyelidiki Densus,” kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat itu, ketika dikonfirmasi, pada 20 Januari 2016. Namun ternyata kabar tersebut tidak terbukti. “Setelah diselidiki ternyata tidak ada aliran ke sana (Suriah),” kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso pada 22 Februari. —Rappler.com BACA JUGA: • Jampidum: Empat terpidana telah dieksekusi mati • Eksekusi mati telah dilakukan di Nusakambangan • LINI MASA: Yang perlu kamu tahu tentang eksekusi mati tahap tiga
Penyalahgunaan dadah atau tindakan mengedar dadah tidak pernah membawa kebaikan, tetapi sebaliknya.

Setiap yang terlibat dengannya pasti akan menghadapi kehancuran. Dan jika Colombia mempunyai lagenda raja dadah dunia iaitu Pablo Escobar, Indonesia juga mempunyai rakan sejawatan, dikenali sebagai Freddy Budiman. Terjerumus dalam dunia dadah sejak usia belasan tahun Freddy Budiman telah menceburkan diri dalam dunia dadah sejak berusia belasan tahun.

Ketika masih bersekolah mengenah di Surabaya, Freddi telah mencuba hampir semua jenis freddy budiman timnas bermula dari heroin, ecstasy hinggalah ke syabu. Setelah bertahun-tahun berhubung dengan pengedar dadah, Freddy kadang-kala diminta untuk menjadi penghantar atau menemani pengedar untuk berjumpa dengan seorang pengedar yang lebih besar di Jakarta.

Karier Freddy di ibu kota bermula selepas menamatkan sekolah menengah dan menemui rakannya yang juga merupakan seorang pengedar dadah. Di usia semuda 20 tahun, Freddy sudah mengenali pengedar dadah besar yang memiliki kelab malam di bandar. Malah, dia juga freddy budiman timnas mafia dadah. Menggunakan segala pengalamannya dalam dunia serba hitam ini, Freddy dengan pantas membina rangkaiannya di China dan Belanda. Gemar membantu orang lain Keluarga Freddy Budiman dikenali oleh jirannya sebagai orang yang mempunyai personaliti yang sopan dan baik.

Menurut sumber, Freddy berasal dari keluarga perniagaan di mana bapanya adalah peniaga yang berjaya. Freddy digambarkan oleh kenalan sebagai seorang yang ramah dan pandai bersosial. Malah, menurut kenalannya, dia kerap membantu orang yang dalam kesusahan dengan memberikan wang dan makanan. Apabila ditanya, dia hanya menjawab dia sentiasa mempunyai rezeki.

Tiada siapa yang tahu apa punca rezeki Freddy. Masuk keluar penjara kerana dadah Freddy telah direkodkan pernah dipenjarakan di Penjara Cipinang pada tahun 1997 kerana ke dadah. Tidak serik, dia ditangkap semula selepas itu kerana kes dadah. Pada tahun 2009, Freddy dijatuhkan hukuman penjara 3 tahun 4 bulan kerana memiliki 500 gram methamphetamine.

freddy budiman timnas

Selepas dibebaskan, Freddy kembali bertindak sebagai pengedar dadah. Namun, dia sekali lagi ditangkap oleh pihak berkuasa pada tahun 2011 apabila kereta miliknya diperiksa dan menemukan sejumlah barang bukti berupa 300 gram heroin, 27 gram sabu, dan 450 gram bahan pembuat ecstasy. Disabitkan kesalahan, Freddy dijatuhkan hukuman penjara 9 tahun. Diberikan fasiliti yang mewah dalam penjara Di dalam penjara, Freddy mempunyai pengaruh yang besar. Media melaporkan bahawa di Penjara Batu di Nusakambangan, dia ditempatkan di bilik khusus yang lebih besar daripada bilik banduan lain.

Selain itu, dia juga boleh berhubung dengan dunia luar dengan dibenarkan membawa TV dan telefon bimbit. Mengatur penyeludupan dadah dari China dan Belanda Walaupun dipenjara, ia tidak menghalang Freddy untuk meneruskan perniagaan haramnya. Baru setahun berada di sebalik jeriji besi di Penjara Cipinang, Freddy telah mengatur penyeludupan 1.4 juta pil ecstacy dari China dan 400,000 ecstasy dari Belanda. Kes penyeludupan yang dianggap paling besar dalam tempoh 10 tahun ketika itu freddy budiman timnas dihidup pihak berkuasa.

Dan dengan itu, Majlis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat telah menjatuhkan hukuman mati kepada Freddy Budiman pada Julai 2013. Menghasilkan dadah di dalam penjara Freddy kemudiannya dpindahkan daripada Penjara Cipinang ke Nusakambangan, namun ia tidak membantutkan perniagaannya.

Sebelum dipindahkan, Freddy sempat memberikan alat-alat pembuat dadah kepada seorang banduan yang bernama Tjejep Setiawan. Menurut Tjejep, sehari selepas pemindahan Freddy, segala alatan tersebut dipindahkan ke bengkel pertukangan di Gedung Balai Latihan Kerja Penjara Cipinang. Dan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak berkuasa membuahkan hasil apabila mereka menemui loji penghasilan dadah di dalam penjara. Selain menemukan alat pembuat syabu, pemeriksaan tersebut juga menemui sebuah balang yang mengandungi fosforus freddy budiman timnas, alatan mencetak, tin berisi cecair putih, buku catatan, telefon bimbit dan beberapa paket syabu.

freddy budiman timnas

Freddy kemudiannya dibawa ke Jakarta untuk disiasat berkenaan kes ini. Akhirnya, pihak berkuasa mendapati bahawa semua peralatan tersebut dibawa masuk oleh Freddy ketika dipenjara di Penjara Cipinang. Dia juga telah menjadikan beberapa orang freddy budiman timnas sebagai pekerja dan mengambil kesempatan daripada beberapa pengawal sebagai penghantar dadah. Hubungan intim dengan artis dan model di penjara (Vanny Rossyane) Selama Freddy dipenjarakan, dia dilaporkan sering berhubungan dengan wanita-wanita cantik termasuklah model.

Bukan hanya bercinta, Freddy pernah didedahkan mengadakan hubungan intim di dalam sebuah bilik khas di penjara. Antara nama-nama yang didedahkan termasuklah penyanyi dan model, seperti Anggita Sari dan Vanny Rossyane.

(Anggita Sari) Dalam satu temubual, Vanny memberitahu bahawa mereka diberikan sebuah bilik khas yang mewah di dalam penjara untuk melakukan hubungan terlarang itu. Malah, mereka juga menyalahgunakan dadah ketika berada di bilik khas itu.

Vanny menuduh Anggita sebagai individu yang membuatkan hubungannya dengan Freddy retak, membuatkan kedua-duanya bermusuhan. Insaf dan bertaubat sebelum dihukum bunuh Sejahat mana pun hati manusia, akan bertaubat lah dia jika diberikan hidayah Allah. Freddy Budiman akhirnya mula menampakkan perubahan dalam diri.

Di hujung nyawanya, Freddy dilaporkan telah freddy budiman timnas bertaubat. Ketua Penjara Batu Nusakambangan memberitahu bahawa Freddy membaca Al-Quran dengan begitu banyak sehingga khatam 10 kali pada bulan Ramadhan tahun 2016. Dia juga berpuasa sunat pada hari Isnin dan Khamis.

Dihukum mati dengan skuad penembak Dan pada hari Jumaat, tanggal 29 Julai 2016 bersamaan, Freddy Budiman menemui ajalnya di Penjara Nusakambangan Cilacap, Jawa Tengah dengan ditembak sebanyak dua kali. Freddy dilaporkan bertakbir sebelum hukuman dijalankan.

Freddy budiman timnas juga meninggalkan pesanan kepada masyarakat: “Pesan saya kepada orang-orang (yang terlibat) dengan dadah, sudah sampai masanya untuk bertaubat. Dadah tidak ada hasilnya. Ke mana pun usaha yang dilakukan, pasti akan tertangkap,". Dan walaupun pernah bergelar pengedar dadah berkelas atasan, Freddy ingin anak-anaknya untuk menjadi orang yang soleh iaitu ulama.

Rujukan: 1. Bangkapos 2. Megapolitan 3. Panjimas 4. Fokus Islam Kejaksaan Freddy budiman timnas (Kejagung) telah mengeksekusi mati Freddy Budiman di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Sebelum berpulang untuk selamanya, Freddy sempat freddy budiman timnas pesan kepada anaknya. Dilansir Kompas.com, Rohaniwan Hasan Makarim di Dermaga Wijaya Pura, Cilacap mengatakan bahwa Freddy banyak berpesan sebelum dia meninggal. Di antaranya pesan untuk anaknya supaya jadi orang yang saleh.

aktual.com Hasan menyebut Freddy telah pasrah menghadapi hukuman yang diterimanya. Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu, Abdul Haris juga mengungkap kata-kata terakhir Freddy Budiman, terpidana mati asal Indonesia yang sudah dieksekusi dini hari tadi di Pulau Nusamkambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Sebelum dieksekusi, Freddy Budiman dipertemukan dengan istri dan anak-anaknya untuk menyampaikan pesan terakhir.

Kemudian kepada para petugas lapas dia juga sempat mengatakan salam perpisahan. Dia meminta maaf dan berterima kasih atas segala bantuan yang didapatkannya selama ini. Abdul mengaku tak melihat secara langsung eksekusi terhadap empat terpidana mati tersebut. Baca Juga: Eksekusi Hukuman Mati Ternyata Tak Murah, Ini Rincian Biayanya!

kabarterpilih.top Sebelum Freddy Budiman dihukum mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar), berbagai upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali telah diberikan tetapi MA menolaknya. Meski dipenjara di LP Cipinang, Freddy masih bisa mengendalikan bisnis narkobanya hingga ke luar negeri. Di dalam penjara, Freddy melakukan musyawarah jahat dengan Chandra Halim untuk mengimpor 1,4 juta pil ekstasi dari Hong Kong. Operasi disusun rapi melibatkan banyak pihak tapi aparat berhasil mengendusnya dan membongkar aksi itu pada 2013.

Dari terbongkarnya aksi Freddy mengimpor pil ekstasi tersebut, aparat mengendus ada yang berbeda dengan kamar penjara Freddy di LP Cipinang. Setelah digerebek, terungkap Freddy membuat pil ekstasi di dalam kamarnya. Berbagai perkakas dan bahan baku sabu dia dapatkan dari luar dengan menyuap para sipir penjara. Lanjutkan membaca artikel di bawah Editor’s picks • Kronologi Bus Angkutan Mudik Terguling di Tol Cikampek • Libur Lebaran Usai, Jakarta Kembali Terapkan Ganjil Genap Hari Ini • Viral Rombongan Pesepatu Roda Salip Motor dan Mobil di Jalan Raya Gatsu Setelah kasus ini terbongkar, Freddy segera dipindahkan ke Pulau Nusakambangan.

Tapi lagi-lagi Freddy tidak kapok dan terus mengendalikan bisnis narkobanya. Bermodal Blackberry, Freddy mengoperasikan jaringannya dari dalam penjara super maximum security tersebut dengan aset mencapai miliaran rupiah.

ramadan.arah.com Tim eksekutor telah mengeksekusi empat terpidana mati di pulau Nusakambangan pada Jumat 29 Juli 2016 dini hari. Para jenazah dibawa ke sejumlah tempat terpisah sesuai dengan pesan terpidana sebelum menghadap regu tembak.

Keempat terpidana mati itu adalah Freddy Budiman (Indonesia), Seck Osmane (Nigeria), Michael Titus Igweh (Nigeria) dan Humphrey Ejike (Nigeria). Berdasarkan informasi yang dihimpun, Michael Titus Igweh akan dibawa ke PGI RS Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Kemudian, Seck Osmane akan dibawa ke RS Carolus Jakarta Pusat. Sementara, Freddy Budiman dipulangkan ke tanah kelahirannya di Surabaya, Jawa Timur.

Freddy juga meninggalkan pesan untuk masyarakat. Dalam video tersebut, dia berpesan kepada orang-orang yang terlibat narkoba untuk sudah saatnya bertobat. Narkoba tidak ada hasilnya. Kemana-mana usahanya, pasti akan ditangkap. Narkoba juga membikin hancur keluarga sehingga harus dihindari.

Lebih lanjut, Freddy Budiman mengatakan pelaku narkoba yang tidak ditangkap maka akan membuat hancur keluarga dan masa depan. Seperti yang dirasakannya saat ini.

freddy budiman timnas

Setiap kerja (bisnis narkoba), pasti tertangkap, jadi hasilnya nol, dan itu artinya Allah tidak mengizinkan. Dia juga berpesan kepada para terpidana mati kasus narkoba saat ini untuk segera bertobat kepada Freddy budiman timnas.

Freddy Budiman juga mengaku mendapat hidayah saat masih mendekam di Lapas Batu, Pulau Nusakambangan, sehingga bisa mempelajari Islam. Dia mengatakan dalam ajaran Islam yang dipelajarinya, Allah yang berhak menentukan dirinya mati atau hidup. Dia sudah dikasih waktu untuk bertobat dalam penjara. Jika dia masuk daftar eksekusi mati, dia menyatakan siap dan menganggap bahwa Allah masih mencintainya. Baca Juga: Narkoba Digital, Sebuah Fenomena yang Kontroversial.

Berita Terpopuler • Hamas Mulai Bangkit, Menkeu Israel: Ini Semua Kesalahan Netanyahu • 10 Potret Liburan Ayu Ting Ting dan Keluarga ke Jogja, Ayah Rozak Hits • Kamu Workaholic? Waspadai 7 Tanda Kamu Terlalu Keras ke Diri Sendiri • 10 Fakta Elon Musk, Orang Terkaya di Dunia yang Baru Membeli Twitter • BMKG: Freddy budiman timnas, Suhu Panas Terik Terjadi hingga Pertengahan Mei • 10 Momen Nagita Slavina Masak Makan Malam buat Teman-teman Artisnya • Libur Lebaran Usai, Jakarta Kembali Terapkan Ganjil Genap Hari Ini • Menko Muhadjir: Biaya Pasien Hepatitis Akut Ditanggung BPJS Kesehatan • 10 Potret Baby Ameena dalam Berbagai Ekspresi, Gemasnya Kebangetan
Freddy Budiman Lahir ( 1977-07-18)18 Juli 1977 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Meninggal 29 Juli 2016 (2016-07-29) (umur 39) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia Sebab meninggal Eksekusi tembak Hukuman kriminal • 3 tahun 4 bulan penjara (2009) • 18 tahun penjara (2011) • Hukuman mati (2013) [1] Alasan Pengedaran sabu Freddy Budiman (18 Juli 1977 – 29 Juli 2016) adalah seorang pengedar narkoba yang akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Ia adik dari Eko Subagyo, yang juga tertangkap mengedarkan sabu. [2] Freddy Budiman juga menjadi terkenal akibat perlakuan istimewa dengan mendapat ruangan untuk berhubungan seksual, berdasarkan pengakuan kekasihnya sebelum ia dieksekusi. Ia juga dengan mudah mengembangkan jaringan pengedar dan meracik narkoba sendiri di dalam lapas.

freddy budiman timnas

{INSERTKEYS} [3] [4] Daftar isi • 1 Masa kecil • 2 Pengedaran • 3 Eksekusi • 4 Referensi Masa kecil [ sunting - sunting sumber ] Freddy Budiman dikenal teman-temannya sebagai orang yang luwes bergaul. Ia mahir bermain biliar. Saat bertemu kembali di Karongan, temannya Salamun mengingat bahwa Freddy berbisnis kacamata.

[5] Meski sering bermain biliar dan minum-minuman keras, mereka tidak pernah berjudi atau pun memakai narkoba seperti yang dilakukan Freddy saat ini. [6] Pengedaran [ sunting - sunting sumber ] Freddy Budiman sebenarnya adalah pengedar kambuhan. Ia sudah berkali-kali tertangkap dan dipenjara, tetapi tidak pernah bertobat. Ia pernah ditangkap pada tahun 2009 karena memiliki 500 gram sabu, dan divonis 3 tahun 4 bulan penjara atas kasus tersebut.

Tahun 2011, ia kembali berurusan dengan petugas karena memiliki ratusan gram sabu dan bahan pembuat ekstasi. Tak kapok, Freddy lalu menjadi terpidana 18 tahun karena kasus narkoba di Sumatera dan menjalani masa tahanannya di Lapas Cipinang. Namun penjara malah menjadi tempat nyamannya menjalankan bisnis narkoba. Ia tertangkap mengimpor 1,4 juta butir ekstasi dari RRC. Tahun 2014, ia membuat pengakuan mengagetkan kepada Haris Azhar kalau dirinya meminta bantuan polisi, BNN, dan Bea Cukai untuk memasukkan narkoba ke Indonesia.

Selisih harga yang sangat besar membuat ia mampu menyuap banyak pihak. [7] Eksekusi [ sunting - sunting sumber ] Freddy Budiman dieksekusi pada tanggal 29 Juli 2016 di Lapangan Tunggal Panaluan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Eksekusinya dilaksanakan oleh regu tembak Brimob. Ia merupakan terpidana mati pertama yang dieksekusi selain 13 terpidana mati lainnya, setelah permohonan Peninjauan Kembali (PK) ditolak oleh Mahkamah Agung.

[8] Sesuai keinginan terakhirnya, Freddy dimakamkan di Surabaya, tanah kelahirannya, tepatnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mbah Ratu, Jalan Demak, di dekat rumahnya di Krembangan, Surabaya. [8] Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ Media, Kompas Cyber (22 Maret 2021). "Pengakuan Freddy Budiman Sebelum Dieksekusi Mati: Kendalikan Narkoba dari Penjara usai Dipaksa Sindikat Halaman all".

KOMPAS.com . Diakses tanggal 31 Juli 2021. • ^ Wijayanto, ed. (21 Juli 2020). "Teruskan Jejak Freddy Budiman Jualan Sabu, Sang Kakak Dicokok Polisi". JawaPos.com . Diakses tanggal 2 September 2020.

Lebih dari satu parameter -website= dan -work= yang digunakan ( bantuan) [ pranala nonaktif permanen] • ^ Purwaningsih, Ayu (25 Juli 2018). "Skandal Penjara Mewah Khusus Koruptor Indonesia: Lapas Sukamiskin" . Diakses tanggal 2 September 2020. • ^ "Mirip Kasus Freddy Budiman, Kisah Napi Narkoba Bayar Kamar Rp 1,4 Juta Per Hari". kumparan . {/INSERTKEYS}

freddy budiman timnas

Diakses tanggal 2 September 2020. • ^ Nurul Arifin (29 Juli 2016). "Teman Kecil Kenang Masa-Masa Main Billyard Bersama Freddy Budiman". Okezone. Diakses tanggal 2 September 2020. • ^ Freddy Budiman, Bandar Narkoba Dermawan tapi Gemar Mabuk.

dari situs tempo • ^ Menilik Kembali Kisah Freddy Budiman, Bandar Narkoba Raksasa yang Berani Sebut Pernah Suap Pejabat BNN Ratusan Miliar Rupiah, Berpotensi Jadi Informan Tapi Terlanjur Dieksekusi Mati. dari situs grid.id • ^ a b Masfiatur Rochma (29 Juli 2016). "Freddy Budiman dieksekusi 11 hari setelah rayakan ulang tahun ke-39".

merdeka.com. Diakses tanggal 2 September 2020. Kategori tersembunyi: • Halaman dengan rujukan yang memiliki parameter duplikat • Artikel dengan pranala luar nonaktif • Artikel dengan pranala luar freddy budiman timnas permanen • Pages to import images to Wikidata • Articles with hCards • Semua orang yang sudah meninggal • Semua artikel biografi • Artikel biografi April 2022 • Semua artikel rintisan • Rintisan biografi Indonesia • Semua artikel rintisan April 2022 • Rintisan biografi Indonesia April 2022 • Halaman ini terakhir diubah pada 3 April 2022, pukul 01.17.

• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan freddy budiman timnas berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •
Lahir ( 1977-07-18)18 Juli 1977 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Meninggal 29 Juli 2016 (2016-07-29) (umur 39) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia Sebab meninggal Eksekusi tembak Hukuman kriminal • 3 tahun 4 bulan penjara (2009) • 18 tahun penjara (2011) • Hukuman mati (2013) [1] Alasan Pengedaran sabu Freddy Budiman (18 Juli 1977 – 29 Juli 2016) adalah seorang pengedar narkoba yang akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman mati.

freddy budiman timnas

Ia adik dari Eko Subagyo, yang juga tertangkap mengedarkan sabu. [2] Freddy Budiman juga menjadi terkenal akibat perlakuan istimewa dengan mendapat ruangan untuk berhubungan seksual, berdasarkan pengakuan kekasihnya sebelum ia dieksekusi. Ia juga dengan mudah mengembangkan jaringan pengedar dan meracik narkoba sendiri di dalam lapas. [3] [4] Masa kecil Freddy Budiman dikenal teman-temannya sebagai orang yang luwes bergaul. Ia mahir bermain biliar. Saat bertemu kembali di Karongan, temannya Salamun mengingat bahwa Freddy berbisnis kacamata.

[5] Meski sering bermain biliar dan minum-minuman keras, mereka tidak pernah berjudi atau pun memakai narkoba seperti yang dilakukan Freddy saat ini. [6] Pengedaran Freddy Budiman sebenarnya adalah pengedar kambuhan. Ia sudah berkali-kali tertangkap dan dipenjara, tetapi tidak pernah bertobat. Ia pernah ditangkap pada tahun 2009 karena memiliki 500 gram sabu, dan divonis 3 tahun 4 bulan penjara atas kasus tersebut.

Tahun 2011, ia kembali berurusan dengan petugas karena memiliki ratusan gram sabu dan bahan pembuat ekstasi. Tak kapok, Freddy lalu menjadi terpidana 18 tahun karena kasus narkoba di Sumatera dan menjalani masa tahanannya di Lapas Cipinang. Namun penjara malah menjadi tempat nyamannya menjalankan bisnis narkoba. Ia tertangkap mengimpor 1,4 juta butir ekstasi dari RRC. Tahun 2014, ia membuat pengakuan mengagetkan kepada Haris Azhar kalau dirinya meminta bantuan polisi, BNN, dan Bea Cukai untuk memasukkan narkoba ke Indonesia.

Selisih harga yang sangat besar membuat ia mampu menyuap banyak pihak. [7] Eksekusi Freddy Budiman dieksekusi pada tanggal 29 Juli 2016 di Lapangan Tunggal Panaluan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Eksekusinya dilaksanakan oleh regu tembak Brimob. Ia merupakan terpidana mati pertama yang dieksekusi selain 13 terpidana mati lainnya, setelah permohonan Peninjauan Kembali (PK) ditolak oleh Mahkamah Agung. [8] Sesuai keinginan terakhirnya, Freddy dimakamkan di Surabaya, tanah kelahirannya, tepatnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mbah Ratu, Jalan Demak, di dekat rumahnya di Krembangan, Surabaya.

[8] • ^ Media, Kompas Cyber (22 Maret 2021). "Pengakuan Freddy Budiman Sebelum Dieksekusi Mati: Kendalikan Narkoba dari Penjara usai Dipaksa Sindikat Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 31 Juli 2021. • ^ Wijayanto, ed. (21 Juli 2020). "Teruskan Jejak Freddy Budiman Jualan Sabu, Sang Kakak Freddy budiman timnas Polisi". JawaPos.com. Diakses tanggal 2 September 2020. Lebih dari freddy budiman timnas parameter -website= dan -work= yang digunakan ( bantuan) [ pranala nonaktif permanen] • ^ Purwaningsih, Ayu (25 Juli 2018).

"Skandal Penjara Mewah Khusus Koruptor Indonesia: Lapas Sukamiskin". Diakses tanggal 2 September 2020. • ^ "Mirip Kasus Freddy Budiman, Kisah Napi Narkoba Bayar Kamar Rp 1,4 Juta Per Hari". kumparan. Diakses tanggal 2 September 2020. • ^ Nurul Arifin (29 Juli 2016). "Teman Kecil Kenang Masa-Masa Main Billyard Bersama Freddy Budiman". Okezone. Diakses tanggal 2 September 2020.

freddy budiman timnas

• ^ Freddy Budiman, Bandar Narkoba Dermawan tapi Gemar Mabuk. dari situs tempo • ^ Menilik Kembali Kisah Freddy Budiman, Bandar Narkoba Freddy budiman timnas yang Berani Sebut Pernah Suap Pejabat BNN Ratusan Miliar Rupiah, Berpotensi Jadi Informan Tapi Terlanjur Dieksekusi Mati.

freddy budiman timnas situs grid.id • ^ a b Masfiatur Rochma (29 Juli 2016). "Freddy Budiman dieksekusi 11 hari setelah rayakan ulang tahun ke-39".

merdeka.com. Diakses tanggal 2 September 2020. Kategori: • Tanggal kelahiran 18 Juli • Kelahiran 1977 • Tanggal kematian 29 Juli • Kematian 2016 • Meninggal usia 39 • Pengedar • Tokoh kriminal • Semua tokoh Indonesia {{bottomLinkPreText}} {{bottomLinkText}} This page is based on a Wikipedia article written by contributors ( read/ edit).

Text is available under the CC BY-SA 4.0 license; additional terms may apply. Images, videos and audio are available under their respective licenses. • Date: {{current.info.dateOriginal -- 'Unknown'}} • Date: {{(current.info.date - date:'mediumDate') -- 'Unknown'}} • Credit: • Uploaded by: {{current.info.uploadUser}} on {{current.info.uploadDate - date:'mediumDate'}} • • License: {{current.info.license.usageTerms -- current.info.license.name -- current.info.license.detected -- 'Unknown'}} • License: {{current.info.license.usageTerms -- current.info.license.name -- current.info.license.detected -- 'Unknown'}} • View file on Wikipedia

Indonesia Lawyers Club - Geger Testimoni Freddy Budiman (Part 1)




2022 www.videocon.com