Drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

Pengertian Drama - Unsur, Jenis & Langkah Menurut Para Ahli - serupa.id Tutup • Donasi Pencarian untuk: Cari • Beranda • Seni • Fundamental Seni • Teori Seni • Praktik Seni • Desain • Sejarah • Aliran Seni Rupa • Sejarah Seni • Pendidikan • Filsafat • Informatika • Semua Kategori • Semua Artikel • Tentang • Kebijakan Privasi • Kontak Tutup Secara etimologi drama berasal dari bahasa Yunani, yakni draomai yang berarti berbuat, bertindak, berlaku, beraksi, dsb (Nurhayati, 2019, hlm.162).

Pernyataan serupa namun menggunakan asal kata yang berbeda diutarakan oleh Endraswara (2011, hlm.180) yang berpendapat bahwa drama adalah salah satu genre sastra yang secara etimologi berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti “melakukan sesuatu”. Jika kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama memiliki beberapa drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti yang menunjang pengertian sebelumnya, yaitu: drama adalah syair atau prosa yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku ( akting/seni peran) atau dialog yang dipentaskan.

Kedua, drama berarti cerita tau kisah yang melibatkan konflik/emosi yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Selanjutnya, Nurhayati (2019, hlm.161) berpendapat bahwa Drama adalah lakon atau cerita suatu kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan tokoh yang berisi konflik. Drama dapat mencakup dua hal, yakni drama sebagai karya sastra dan drama sebagai sebuah seni pementasan.

Pengertian Drama Menurut Para Ahli Menanggapi berbagai sedikit perbedaan mengenai pengertian drama yang telah diutarakan di atas, sebaiknya kita menelusuri pendapat ahli yang membahas mengenai pengerian sastra.

Hal ini dituukan ntuk mengonkritkan pengertian drama yang lebih matang dan sesuai dengan konvensi yang terbentuk di masa ini. Suyoto Suyoto (2006, hlm. 1) berpendapat bahwa drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu sepeerti tatat panggung, serta disaksikan oleh penonton.

Waluyo Menurut Waluyo (2006, hlm. 1) drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Budianta Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialog atau percakapan antara tokoh-tokoh yang ada (Budianta dkk, 2002, hlm. 95). Esser Sementara menurut Esser, (2007, hlm. 122) drama diartikan sebagai Handlung atau lakon yang lebih mengarah pada bagian dari pentasan (Theater).

Jenis-Jenis Drama (Pengertian Drama berdasarkan Jenis) Berbicara drama tidak dapat hanya mengacu pada satu jenis saja. Karena akan terdapat perbedaan pengertian berdasarkan jenis dramanya. Drama tidak hanya mencakup satu entitas saja, karena drama juga memiliki beberapa genre yang berbeda. Menurut Nurhayati (2019, hlm. 162) Drama dapat dibagi menjadi beberapa jenis drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti bentuk sastra cakapannya, sajian isi, kuantitas kecakapan, besaran pengaruh unsur seni lain dan bentuk lainnya.

Jenis-jenis drama tersebut adalah sebagai berikut ini. Jenis Drama Berdasarkan Bentuk Sastra Cakapannya • Drama Prosa, Merupakan drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa. • Drama Puisi, Yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun oleh puisi atau berdasarkan unsur-unsur (ciri) puisi. Jenis Drama Berdasarkan Sajian Isi • Tragedi, yaitu drama yang menampilkan tokoh sedih dan muram yang melibatkan situasi dan peristiwa duka atau tidak menguntungkan bagi tokoh didalamnya.

Konflik antar tokoh menjadi bumbu utama dalam jenis drama ini dan biasanya berakhir dengan malapetaka atau kesedihan. • Komedi, yaitu drama yang tidak bersifat menghibur dan berakhir dengan bahagia, meskipun dapat berisi satir atau menyindir. • Tragikomedi, seperti namanya, merupakan gabungan dari tragedi dan komedi yang dapat menggunakan alur dukacita dan berakhir dengan kebahagiana ( happy ending).

Jenis Drama Berdasarkan Kuantitas Cakapannya • Pantomim, Drama tanpa kata-kata atau komunikasi verbal namun mengutamakan bahasa tubuh dan mimik muka sebagai media komunikasi. • Minikata, yaitu drama yang menggunakan komunikasi verbal yang terbatas (sedikit sekali kata-kata). • Dialog-monolog, merupakan drama yang mengutamakan dan banyak menggunakan komunikasi verbal baik dalam dialog (komunikasi dua atau banyak arah) maupun monolog (berbicara satu arah).

Jenis Drama Berdasarkan Besarnya Pengaruh Unsur Seni Lainnya • Opera, yaitu drama yang menguatamakan seni suara atau seni musik pada umumnya. • Sendratari, yakni drama yang menonjolkan seni tari. • Tablo, adalah drama yang biasanya tidak menggunakan gerak atau dialog. Jenis Drama Bentuk Lainnya (Khas/Alternatif) • Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konvensi-konvensi utama dari struktur atau unsur drama seperti: alur, penokohan dan tema.

• Drama baca, naskah yang hanya lebih cocok untuk dibacakan, bukan untuk dipentaskan. • Drama borjuis, drama yang spesifik bertema tentang kehidupan kaum borjuis (bangsawan abad 18) yang sering menjadi bahan satir di masa itu. Pengertian Drama Berdasarkan Unsur Drama (Struktur Drama) Pengertian drama tercipta dari satuan unsur-unsur pembentuknya pula. Sehingga tercipta kesatuan yang dapat dikategorikan sebagai drama. Sebetulnya drama memiliki unsur-unsur atau struktur yang hampir serupa dengan drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti sastra lainnya.

Unsur-unsur pembentuk atau struktur dari drama tersebut adalah sebagai berikut ini. 1. Tema Tema adalah gagasan umum yang menjalin keseluruhan dari struktur isi drama yang ingin dikisahkan atau disampaikan oleh penulis naskah kepada penonton. Tema merupakan muara dari pemikiran Penulis atau Sutradara dalam merangkai cerita yang diciptakannya.

Tema dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu tema utama dan tema tambahan. • Tema utama, adalah tema secara keseluruhan yang menjadi landasan pokok dari suatu lakon drama • Tema tambahan, yaitu tema-tema kecil lain yang terdapat dalam drama untuk mendukung tema utama.

2. Tokoh dan Penokohan Tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan sebagai berikut: • Tokoh idaman, yaitu tokoh terpuji dengan karakter yang adil, gagah dan cenderung mengusung kebenaran. • Tokoh gagal / tokoh badutmerupakan tokoh yang memiliki pendirian yang bertentangan dengan tokoh lain (tokoh idaman/protagonis). Tokoh ini berfungsi untuk menegaskan dan memperkuat sosok tokoh yang bertentangan dengannya.

• Tokoh berkembang, adalah tokoh atau karakter yang mengalami perkembangan karakter, misalnya awalnya ia adalah orang yang naif dan polos, namun karena telah mengalami berbagai peristiwa yang menyulitkan, ia berubah menjadi sosok yang kelam.

• Tokoh statis, tokoh yang tidak mengalami perubahan baik secara pendirian maupun fisik dari awal hingga akhir kisah drama. 3. Latar Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu dan suasana di dalam suatu naskah drama. • Latar tempat, adalah penggambaran tempat kejadian dalam suatu naskah drama seperti nama Kota, di rumah, di meja makan hingga di medan pertempuran/perang.

• Latar waktu adalah waktu kejadian, tahun berapa rangkaian dalam peristiwa itu terjadi, misalnya, drama diawali dari hari drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti 16 desember 2019. • Latar suasana/budaya, yaitu penggambaran suasana dan budaya yang melatarbelakangi terjadinya suatu adegan atau peristiwa dalam drama; budaya jawa, sumatera, dsb.

4. Plot / Alur Sebagian ahli membedakan plot dalam drama menjadi “Bagian dalam Drama”. Hal itu karena drama menggunakan Dialog pula sebagai pengatur alur atau plot kisah yang terdapat didalamnya. Namun intinya sama saja; terdapat plot dalam drama. Berikut adalah pengaluran dalam drama: • Orientasi, adalah bagian dimana cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat, mengenalkan tokoh dan mulai memperkenalkan konflik yang mulai muncul.

• Komplikasi, atau bagian tengah cerita yang berisi pengembangan konflik hingga ke puncak konflik atau biasa disebut dengan klimaks. • Resolusi ( denouement) merupakan bagian penyelesaian konflik. Bagian ini menyelesaikan berbagai konflik yang telah terjadi di masa komplikasi.

Yang perlu menjadi catatan adalah plot atau alur drama tidak harus selalu berurutan. Bisa jadi konflik atau klimaks dimunculkan terlebih dahulu, baru kemudian orientasi dimulai dan akhirnya resolusi diberikan. 5. Dialog Dialog adalah berbagai percakapan yang terjadi antar tokoh dalam suatu drama.

Dalam drama, dialog adalah hal utama yang menjadi pencerita suatu kisah. Drama biasanya tidak memiliki narasi atau narator tepatnya, namun sebagian drama masih menggunakannya.

Baik ada ataupun tidak ada narator, dialog tetap menjadi pokok pengisahan dalam drama. 6. Amanat Amanat atau biasa disebut dengan pesan adalah ajaran atau moral didaktif yang disampaikan drama kepada Penonton. Amanat biasanya tidak disampaikan secara langsung, tetapi tersirat dengan sendirinya dari keseluruhan isi drama. Langkah Menulis Naskah Drama Menulis naskah drama dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, menulis naskah dari karya sastra lain yang sudah ada, misalnya adaptasi dari dongeng, cerpen atau novel yang telah ada.

Kedua, menciptakan naskah dari awal berdasarkan imajinasi, pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Meskipun kita memilih cara pertama yang berarti merujuk pada dongeng atau cerpen yang telah ada sebelumnya, kita akan tetap melakukan transformasi cerita tersebut kedalam naskah. Pada akhirnya, kita harus melalukan langkah-langkah yang harus dilakukan pada cara kedua. Berikut adalah cara membuat naskah drama dari awal tanpa referensi karya sastra yang telah ada: • Buat daftar pengalaman-pengalaman dan imajinasi menarik yang pernah kita alami sendiri atau berdasarkan pengamatan terhadap pengalaman orang lain atau fenomena sosial tertentu yang menarik.

Jika perlu, buat mind-map-nya terlebih dahulu. • Pilihlah satu dari list atau salah satu daftar yang telah dibuat sebelumnya. Pemilihan dapat didasarkan oleh konflik yang paling kuat atau fenomena yang paling menarik atau memiliki urgensi tinggi (misalnya: fenomena perusakan lingkungan di daerah tertentu). • Mulai catat dan kembangkan nama-nama serta tokoh yang terlibat dalam pengalaman, imajinasi atau fenomena sosial tersebut. • Catat dan bila perlu gambarkan juga latar, waktu, tempat dan suasana yang dapat menyokong naskah drama.

• Cari, kembangkan dan catat pula topik-topik yang dapat dikembangkan dari drama yang akan dibuat jika memungkinkan. • Mulai kembangkan dan gubah berbagai daftar-daftar diatas menjadi dialog yang konkret. Bila merasa diperlukan, buat narasinya terlebih dahulu dalam bentuk narasi sederhana yang bisa disertai oleh storyboard Referensi • Endraswara, Suwardi. (2005). Metode dan Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Buana Pustaka.

• Budianta, Melani. (2002). Membaca sastra: pengantar memahami sastra untuk perguruan tinggi. Yogyakarta: Indonesia Tera.

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

• Endraswara, Suwardi. (2011). Metode PembelajaranDrama: Apresiasi, Ekspresi, dan Pengkajian. Yogyakarta: KAPS.

• Waluyo, Herman J. (2006). Drama: Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya. • Rolf Esser. (2007). Das grosse Arbeitsbuch Literaturunterricht: Lyrick, Epik, Dramatik. Mülheim: Verlag an der Ruhr. • Suyoto, Agustinus. (2008.) Dasar-Dasar Apresiasi Drama. https://agsuyoto.files.wordpress.com/2008/08/pengantar-dr…. Diakses pada 14 Desember 2019. Artikel Terkait Batalkan balasan Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Ruas yang wajib ditandai * Komentar * Nama * Email * Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya. Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel. Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel. • Motivasi/Motivation dalam Manajemen (Teori-Praktik) • Directing (Pengarahan) – Pengertian, Prinsip-Prinsip & Jenis • Controlling, Pengendalian, atau Pengawasan & Evaluasi • Kepemimpinan: Pengertian, Unsur, Prinsip, Tingkat & Gaya • Staffing dan Actuating dalam Manajemen • Perilaku Organisasi: Pengertian, Sifat, Karakteristik & Pengembangan Trending • Model Pembelajaran Inquiry Learning (Penjelasan Lengkap) Semua Kategori • Aliran Seni Rupa (13) • Bahasa Indonesia (75) • Biografi (8) • Budaya (4) • Desain (20) • Filsafat (8) • Fundamental Seni (15) • Ilmu Pengetahuan Alam (33) • Ilmu Pengetahuan Sosial (37) • Informatika (29) • Inspirasi (21) • Linguistik (10) • Manajemen (10) • Metode Penelitian (11) • Pendidikan (73) • Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (37) • Prakarya dan Kewirausahaan (19) • Praktik Seni (10) • Sastra (33) • Sejarah (16) • Sejarah Seni (25) • Seniman Indonesia (5) • Seniman Drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti (3) • Teori Seni (86) Langganan Kata drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak.

Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting – meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.

Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar. Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action). Arti ketiga, drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience) • Moulton, Drama adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan langsung dalam tindakan).

• Balthazar Vallhagen, Drama adalah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia dalam gerakan. • Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau gerakan.

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

• Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana. • Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan.

• Seni Handayani, Drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.

• Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan. • Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan. • Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action. • Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action.

Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak.

Sebuah drama hanya terdiri atas dialog; mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan. Fase-fase dalam kurung diatas adalah petunjuk permainan untuk sutradara dan pemain.

Ini memandu para aktor dan sutradara maupun tetang penataan perlengkapan panggung. George Bernard Shaw ( 1856 – 1950 ), pelopor realisme dalam sejarah drama Inggris, memberi petunjuk secara panjang lebar pada nebentext-nya yang ditemukan dalam kebanyakan naskahnya karena ia tidak ingin interprestasi lakon-lakonnya menyeleweng dari apa yang sebenarnya ia kehendaki.

Tidak adanya narasi dalam drama bisa digantikan oleh akting para pemain yang, dengan menghubunkan diri mereka sendiri dengan perlengkapan, perlampuan dan iringan musik, menciptakan suasan dan menghidupkan panggung itu menjadi dunia yang amat nyata. Disamping itu, penjelasan tentang tokoh disampaikan melalui dialog antara tokoh yang membicarakan tokoh lain.

Pada puisi, daya ekpresi dan irama mentepati posisi yang dominan. Oleh karena itu, puisi tidak bercerita. Jika balada bertumpu pada narasi, sebab sebenarnya balada adalah kisah, atau cerita yang dinyanyikan.

Contohnya, mahabarata dan ramayana dalam bentuk tembang. Puisi yang dibaca dengan baik menjadi dramatik, seperti yang dilakukan Rendra, aktor baik. Maka “Tidak tidak diragukan lagi drama kadang dianggap diambil dari kata dramen yang berarti sesuatu untuk dimainkan.”Mungkin drama memperoleh hampir semua efektivitasnya dari kemampuannya untuk mengatur dan menjelaskan pengalaman manusia.

Oleh karenanya, drama, seperti halnya karya sastra pada umumnya, dapat dianggap sebagai interprestasi penulis lakon tentang hidup. Unsur dasar drama-perasaan,hasrat, konflik dan rekonsilasi merupakan unsur utama pengalaman manusia.

Dalam kehidupan nyata, semua pengalaman emosional tersebut merupakan kumpulan berbagai kesan yang saling ada hubungannya. Bagaimanapun juga, dalam drama, penulis lakon mampu mengorganisir semua pengalaman ini ke dalam satu pola yang bisa dipahami. Penonton melihat materi kehidupan nyata yang disajikan dalam bentuk yang padat makna dengan menghapus hal-hal yang tidak penting dan memberi tekanan kepada hal-hal yang penting.

Penulis lakon menulis drama untuk dipentaskan, ia menulis drama itu dengan membayangkan action dan ucapan para aktor diatas panggung. Jadi ucapan dan action yang terwujud dalam dialog itu adalah bagian paling penting, yang tanpa itu drama bukan benar-benar sebuah lakon.

Karena itu, sebuah drama mewujudkan action, emosi, pemikiran, karakterisasi, yang perlu digali dari dialog-dialog itu. Adalah satu keharusan bagi seorang sutradra untuk menganalisis drama sebelum memanggugkan drama itu.

• Drama komedi, drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan • Drama tragedi, drama yang ceritanya sedih dan penuh kemalangan • Drama komedi-tragedi, drama yang ada sedih dan juga ada lucunya • Opera, drama yang mengandung music dan nyanyian • Lelucon / Dagelan, drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka • Operet / Operette, drama seperti opera tetapi ceritanya lebih pendek • Pantomim, drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan • Tablau, drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik aggota tubuh dan mimik wajah pelakunya • Passie, drama yang mengandung unsur agama / religious • Wayang, drama yang pemainnya berupa boneka.

• Eksposisi : Isinya pemaparan masalah utama atau konflik utama yang berkaitan dengan posisi diametral antara protagonis dan antagonis. Hasil akhir : Antagonis berhasil menghimpun kekuatan yang lebih dominan. • Raising Action : Isinya menggambarkan pertentangan kepentingan antar tokoh. Hasil akhir : Protagonis tidak berhasil melemahkan Antagonis. Antagonis mengancam kedudukan Protagonis. Krisis diawali. • Complication : Isinya perumitan pertentangan dengan hadirnya konflik sekunder. Pertentangan meruncing dan meluas, melibatkan sekutu kedua kekuatan yang berseteru.

Hasil akhir : Antagonis dan sekutunya memenangkan pertentangan. Kubu protagonis tersudut. • Klimaks : Isinya jatuhnya korban dari kubu Protagonis, juga korban dari kubu Antagonis. Hasil akhir : Peristiwa-peristiwa tragis dan menimbulkan dampak besar bagi perimbangan kekuatan antar kubu. • Resolusi : Isinya hadirnya tokoh penyelamat, bisa muncul dari kubu protagonis atau tokoh baru yang berfungsi sebagai penyatu kekuatan kekuatan konflik, sehingga situasi drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti kosmotik dapat tercipta kembali.

Pada tahap ini, pesan moral disampaikan, yang biasanya berupa solusi moral yang berkaitan dengan tema atau konflik yang sudah diusung. Pada awal plot kita ada eksposisi. Ini memberi penonton informasi yang diperlukan tentang peristiwa sebelumnya, situasi sekarang atau tokoh-tokohnya. Dalam kebanyakan lakon, sudah sejak awal pengarang memberi tekanan kepada satu pertanyaan atau konplik penting.

Pada awal kisah Romeo and Juliet, Shakespeare telah menyajikan pertengkaran antara Sampson, Gregory lawan Baltazar dan Abraham, satu penjelasan yang memberi ‘Leitmotive’ kepada tema, konplik dan rekonsiliasinya. • Gregory : Anda berkelahi, ya ? • Abraham : Berkelahi? Ah, ngak, nggak! • Sampson : Tapi kalau ya, saya drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti anda, saya mengabdi sebaik anda • Abraham : ah, tak akan lebih baik.

• Sampson : Baiklah • Gregory : (kesamping kepada Sampson, melihat Tybalt keluar panggung) Katakanlah lebih baik. Itu salah satu dari orang majikanku datang. • Sampson : Ya, lebih baik. • Abraham : Bohong! • Sampson : Cabut pedangmu, kalau kamu lelaki. Gregory, ingat hantamanmu. ( mereka berkelahi ).

Terkadang juga ada eksposisi tentang tokoh-tokoh. Sebuah film berjudul Jango versus Santana dapat dijadikan contoh. Film itu dimulai dengan sebuah pemandangan. Sebidang tanah tandus dengan pohon-pohon kaktus tumbuh disana-sini. Sementara fokus kamera bergerak kearah kanan, seorang lelaki dengan baju kotor dan basah kuyup tampak berlutut didepan sebuah makam. Lelaki itu berdiri dan kamera mengambil gambarnya dalam teknik medium.

Posisi enface memberikan gambaran jelas tokot itu. Ia tak mengalami kemalangan, tapi ia menghadapinya dengan tegar. Pelukisan singkat tapi hampir lengkap dari tokoh tersebut memberi titik awal yang jelas untuk memulai film itu.

Dalam eksposisi itu, unsur-unsur konpliknya statis. Melalui satu insiden yang merangsang maka action mulai bergerak. Disini konflik dramatik besar mulai jelas menyatukan kejadian – kejadian dalam lakon itu.

Insiden yang merangsang dalam Romeo and Juliet tampak ketika Tybalt mengenali Romeo dan ingin menantang berkelahi. Presiden dari stimulasi itu terjadi ketika inang memberi tahu Juliet bahwa Romeo adalah anggota keluarga Montague. Unsur statis dalam eksposisi itu mulai bergerak dan konflik sehari-hari antara Sampson versus Abraham makin lama makin menjadi makin serius.

( Babak I ) timbul serentetan konflik ketika Romeo membocorkan rahasianya kepada teman-temannya, memanjat tembok kebun keluarga Capulet, dan menunggu Juliet muncul dijendelanya waktu gadis itu muncul, keduanya saling mengungkapkan cinta dan memutuskan untuk kawin lari ( Babak II). Makin lama lakon itu makin tegang sampai pendeta sampai pendeta Laurence berharap, setelah menyeleggarakan upacara pernikahan, pertikaian antara keluarga itu akan berakhir dan Romeo berpendapat begitu.

Kisah cinta sederhana antara pemuda dan pemudi itu sekarang berkembang menjadi idealisme yang melibatkan masalah besar yang dihadapi kedua orang tua itu.

Tidak diragukan bahwa konflikasi tersebut menuju suatu krisi, satu titik balik ketika informasi yang sebelumnya dirahasiakan sedikit sebagian terungkap dan masalah dramatik itu bisa dijawab. Meskipun Juliet sudah menikah dengan Romeo, ia tidak berterus terang pada ayahnya. Oleh karenanya itu, Capulet tetap menjalankan rencananya untuk menikahkan Juliet dengan Paris.

Karena pernikahan akan berlangsung pada hari kamis, pendeta Laurence mengusulkan agar pada hari rabu Juliet harus menelan ramuan yang akan membuatnya mati suri; sementara Laurence akan mengirimkan pesan pada Romeo untuk menyelamatkan Juliet dari makam keluarga Capulet, karena ia merasa yakin gadis itu akan dimakamkan disana. Capulet, karena ditentang oleh putrinya, memutuskan untuk mengajukan pernikahan itu sehari.

Rencana itu membuat Juliet harus segera mereguk racun tadi. Agar rencananya tidak terhalang, ia menyuruh inang keluar dan tanpa pikir panjang langsung mereguk racun tadi. Paginya inang menemukan Juliet sudah tak bernyawa. Laurence dan Paris tiba; tapi upacara pernikahan harus diubah menjadi upacara pemakaman ( Babak IV ). Bagian terakhir dari lakon itu, sering disebut resolusi, berkembang dari krisis sampai tirai ditutup untuk terakhir kalinya.

Ini terkadang mengumpulkan berbagai alur action dan membawa situasinya ke suatu keseimbangan baru, dengan demikian hasilnya bisa jadi memuaskan, tapi mungkin juga mengecewakan harapan penonton.

Karena tidak tahu bahwa Jliet hanya kelihatannya mati, Balthazar tiba di Mantua sebelum pendeta tiba dan memberi tahukan tentang kematian Juliet. Mendengar itu Romeo membeli racun untuk bunuh diri dimakam Juliet. Setelah membunuh Paris, Romeo mereguk racun itu. Ketika terjaga, Juliet menemukan Romeo yang sudah mati dan bunuh diri. Pertikaian kedua keluarga itu berakhir di atas dua kekasih yang sudah mati ( Babak V ) Kebanyakan dari kita mengira bahwa drama berasal dari Yunani Kuno. Namun demikian, sebuah buku yang berjudul A History of the theatre menunjukan pada kita bahwa pemujaan pada Dionisus, yang kelak diubah kedalam festival drama di Yunani, berasal dari Mesir Kuno.

Tek Piramid yang bertanggal 4000SM. Adalah naskah Abydos Passion Play yang terkenal. Tentu saja para pakar masih meragukan apakah teks itu drama atau bukan sebelum Gaston Maspero menunjukan bahwa dalam teks tersebut ada petunjuk action dan indikasi berbagai tokohnya. Ada tiga macam teori yang mempersoalkan asal mula drama. Menurut Brockett, drama mungkin telah berkembang dari upacara relijius primitif yang dipentaskan untuk minta pertolonga dari Dewa.

Upacara ini mengandung banyak benih drama. Para pendeta sering memerankan mahluk superaalami atau binatang; dan kadang – kadang meniru action berburu, misalnya.

Kisah-kisah berkembang sekitar beberapa ritus dan tetap hidup bahkan setelah upacara itu sendiri sudah tidak diadakan lagi. Kelak mite-mite itu merupakan dasar dari banyak drama. Teori kedua memberi kesan bahwa himne pujian dinyanyikan bersama didepan makam seorang pahlawan.

Pembicara memisahkan diri dari koor dan memperagakan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan almarhum pahlawan itu. Bagian yang diperagakan makin lama makin rumit dan koor tidak dipakai lagi.

Seorang kritisi memberi kesan bahwa sementara koor makinlama makin kurang penting, muncul pembicara lain. Dialog mulai terjadi ketika ada dua pembicara diatas panggung. Teori ketiga memberi kesan bahwa drama tumbuh dari kecintaan manusia untuk bercerita.

Kisah – kisah yang diceritakan disekeliling api perkemahan menciptakan kembali kisah – kisah perburuan atau peperangan, atau perbuatan gagah seorang pahlawan yang telah gugur. Ketiga teaori itu merupakan cikal-bakal drama. Meskipun tak seorang pun merasa pasti mana yang terbaik, harus diingat bahwa ketiganya membicarakan tentang action. Konon, action adalah intisari dari seni pertunjukan.
MENU • Home • SMP • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • IPS • IPA • SMA • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • IPA • Biologi • Fisika • Kimia • IPS • Ekonomi • Sejarah • Geografi • Sosiologi • SMK • S1 • PSIT • PPB • PTI • E-Bisnis • UKPL • Basis Data • Manajemen • Riset Operasi • Sistem Operasi • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • Agama • Bahasa Indonesia • Matematika • S2 • Umum • (About Me) Pengertian Drama Menurut Para Ahli, Bentuk, Unsur, Ciri Dan Contohnya – Drama adalah genre (jenis) sastra yang menggambarkan gerak kehidupan manusia.

Drama menggambarkan realitas kehidupan, karakter dan perilaku manusia melalui partisipasi dan dialog yang dipentaskan. Cerita dan kisah-kisah dalam drama konflik dan beban emosional yang secara khusus ditujukan untuk teater. Memainkan dibuat dengan cara yang akan dipentaskan untuk dinikmati oleh penonton. Drama membutuhkan kualitas komunikasi, situasi dan tindakan. Kualitas dapat dilihat dari bagaimana konflik atau masalah dapat disajikan secara keseluruhan dan dalam drama pemenasan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Contoh Kata Sapaan : Pengertian, Kalimat, Jenis, Ciri [ LENGKAP ] Pengertian Drama 4.3. Sebarkan ini: Drama adalah genre (jenis) sastra yang menggambarkan gerak kehidupan manusia.

Istilah untuk drama di masa penjajahan Belanda di Indonesia disebut tonil itu. Tonil kemudian diganti dengan istilah-play yang dikembangkan oleh PKG Mangku VII. Drama berasal dari kode dalam bahasa Jawa dan wara. Sandi berarti rahasia, sementara wara (warah) berarti mengajar. Maka istilah menyiratkan ajaran teater yang dilakukan oleh simbol. Pengertian Drama Menurut Para Ahli • Moulton,Drama adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan langsung dalam tindakan).

• Balthazar Vallhagen,Drama adalah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia dalam gerakan. • Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau gerakan.

• Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog antara pemimpin di sana. • Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting) yang dipentaskan. • Seni Handayani, Drama adalah bentuk komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan.

• Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama dipentaskan. • Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan.

• Menurut KBBI : drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yan menyedihkan.

BENTUK-BENTUK DRAMA • Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan menjadi dua • • Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi. • Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa. • Berdasarkan sajian isinya • • Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan.

Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.

• Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia. • Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan. • Berdasarkan kuantitas cakapannya • • Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata • Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata. • Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.

• Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya • • Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik. • Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi. • Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi. • Bentuk-bentuk lain • • Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.

• Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan. • Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kam bangsawan (muncul abad ke-18).

• Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa. • Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau keruntuhan tokoh utama • Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).

• Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas. • Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).

Hakikat Drama Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan.

Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah.

Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di depan khalayak umum.

Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung. Ciri ciri Drama • 1.Drama merupakan prosa modern yang dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan di pentaskan. • 2.Naskah drama boleh berbentuk prosa atau puisi. • 3.Drama terdiri dari pada diaolog yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan. • 4.Pemikiran dan gagasan pengarang disampaikan melalui dialog-dialog watak-wataknya.

• 5.Konflik ialah unsur-unsur penting dalam drama. Konflik digerakan oleh watak-watak dalam plot,elemen penting dalam skrip drama. • 6.Sebuah skrip yang tidak didasari oleh konflik tidak dianggap sebagai drama yang baik.

• 7.Gaya Bahasa dalam sebuah drama juga penting karena menunjukkan latar masa dan masyarakat yang di wakilinya,sekaligus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat yang digambarkan oleh pengarang. Contoh Naskah Drama Anak Pemeran: 1.Katrin Yustina 2.Nurjanah 3.Puri 4.Nisya 5.Linda (pembaca prolog). Prolog Seorang murid baru (Nisya) pindahan dari Jakarta sedang memasuki gerbang sekolah,tiba-tiba datanglah Katrin. Katrin : hai kamu anak baru ya? Nama kamu siapa? Nisya : ya,….namaku Nisya.

Fury : (Sambil mengulurkan tangan) namaku Fury! Emang kamu pindahan dari mana dan masuk kelas apa.???? Nisya : aku dari Jakarta …………disini Aku tonggal di Jalan Surapati. Kata kepala Sekolah aku masuk kelas V1-D.Kalau kamu siapa ?

(Nisya mengulurkan tangan kepada Katrin). Katrin : aku Katrin…. wah kebetulan kita juga murid kelas V1-D. Drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti lama tampak Nurjanah datang mendekat sambil menyapa ketiganya. Nurjanah: siapa ini Fur.??? Fury : Oh ini namanya Nisya.!! Katrin : Kenalan sendiri dong.

(sambil menggangkat tangan Nisya ke tangan Nurjanah). Nurjanah menyodorkan tangannya ke arah Nisya mereka berdua bersalaman. Nurjanah : eh Nisya…….Entar di kelas kamu duduk disebelahku aja gimana??? Soalanya bangku disebelahku kosong.

Nisya : Oh iya deh… Fury : Iya sekalian aja gabung sama kita. Katrin : Ya kan kalau belajar kelompok hanya 3 orang kalau sama kamu kan jadi pas Empat orang.!!!!!

Nisya : Aku sih asyik aja,….aku malah seneng punya temen baru yang baik dan Asyik seperti kalian. Mereka berempat tertawa menuju kelas. Perbedaan Drama dengan Teater Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda uangkapannya.Teater berasal dari kata yunanikuno “theatron” yang secara harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata teater selalu mengandung arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata yunanai ‘dran’ yang berarti berbuat, berlaku atau beracting.

Drama cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Didalam seni sastra, drama setaraf denagn jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi peristiwa atau cerita tentang manusia kemudian diangkat kesuatu pentas sebagai suatau bentuk pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulan teater tercipta karena adanya drama. Struktur Drama • Tema, tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar disusunya atau dibuatnya drama; • Plot atau alur, drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti jalinan cerita dari awal sampai akhir cerita.

Jalinan cerita ini berupa jalannya cerita dalam drama yang berupa permasalahan, konflik, klimaks cerita atau permasalahan, dan akhir atau penyelesaian permasalahan; • Penokohan dan perwatakan, penokohan atau perwatakan merupakan jati diri seorang tokoh.

Apakan seoarang tokoh itu baik, jahat, buruk, pendengki atau memiliki watak lainya. Perwatakan atau penokohan dalam pementasan drama dapat dilihat secara langsung oleh penonton pementasan tersebut dari sikap, ucapan, tingkah laku, suara serta tingkah laku lainya. Namun secara teori, drama sendiri mengungkapkan penokohan atau perwatakan yang dimiliki seorang tokoh yang dilakukan secara eksplisit dan implisit.

Eksplisit dari pendapat atau komentar tokoh lain dalam cerita, dan implisit dari tingkah polah tokoh itu sendiri; • Dialog, dialog atau percakapan merupakan unsure utama yang membedakan drama dengan cerita lain. Dialog dalam drama merupakan dialog yang digunaknan dalam kehidupan sehari-hari sesuai hakikat drama yang merupkan tiruan kehidupan masyarakat.

Dialog merupakan hal yang sangat vital bagi sukses tidaknya sebuah drama yang dipentaskan, apabila pemeran tokoh dapat menyampaikan dialog dengan penuh penghayatan niscaya keindahan dan tujuan pementasan dapat tercapai; • Setting, setting merupakan latar terjadinya cerita. Setting meliputi setting waktu, setting waktu tempat, dan setting ruang; • Amanat, merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang lewar drama yang diciptakan.

Amanat sebuah drama dapat kita ketahui setelah kita mengapresiasi drama tersebut; • Petunjuk teknis, petunjuk teknis merupakan petunjuk mementaskan atau mengaudiovisualkan naskah drama. Petunjuk teknis juga biasa disebut teks samping; • Drama sebagai interpretasi kehidupan, unsur ini bukan merupakan unsure fisik melainkan lebih pada unsure idea atau pandangan dasar dalam menyusun drama yang merupakan tiruan kehidupan manusia atau miniature kehidupan manusia yang dipentaskan.

UNSUR UNSUR PEMENTASAN DRAMA • Dalam pentas drama sekurang-kurangnya ada 6 unsur yang perlu dikenal, yaitu (1) naskah drama, (2) sutradara, (3) pemeran, (4) panggung, (5) perlengkapan panggung : cahaya, rias, bunyi, pakaian, dan (6) penonton. • Naskah drama. Adalah bahan pokok pementasan. Secara garis besar naskah drama dapat berbentuk tragedi (tentang kesedihan dan kemalangan), dan komedi (tentang lelucon dan tingka laku konyol), serta disajikan secara realis (mendekati kenyataan yang sebenarnya dalam pementasan, baik dalam bahasa, pakaian, dan tata panggungnya, serta secara simbolik (dalam pementasannnya tidak perlu mirip apa yang sebenarnya terjadi dalam realita, biasanya dibuat puitis, dibumdui musik-koor-tarian, dan panggung kosong tanpa hiasan yang melukiskan suatu realitas, misalnya drama karya Putu Wijaya.

Naskah yang telah dipilih harus dicerna atau diolah, bahkan mungkin diubah, ditambah atau dikurangi disinkronkan dengan tujuan pementasan tafsiran sutradara, situasi pentas, kerabat kerja, peralatan, dan penonton yang dibayangkannya. • Setelah naskah, faktor sutradara memegang peranan yang penting. Sutradara inilah yang bertugas mengkoordinasikan lalu lintas pementasan agar pementasannya berhasil. Ia bertugas membuat/mencari naskah drama, mencari pemeran, kerabat kerja, penyandang dana (produsen), dan dapat mensikapi calon penonton.

• Pemeran inilah yang harus menafsirkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Memang sutradaralah yang menentukannya, tetapi tanpa kepiawaian dalam mewujudkan pemeranannya, konsep peran yang telah digariskan sutradara berdasarkan naskah, hasilnya akan sia-sia belaka.

• Secara garis besar variasi panggung dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya, sehingga semua penonton dapat mengamati pementasan secara keseluruhan dari luar panggung. Kedua, panggung berbentuk arena, sehingga memungkinkan pemain berada di sekitar penonton.

• Cahaya (lighting) diperlukan untuk memperjelas penglihatan penonton terhadap mimim pemeran, sehingga tercapai atau dapa mendukung penciptaan suasana sedih, murung, atau gembira, dan juga dapat mendukung keratistikan set yang dibangun di panggung.

• Bunyi (sound effect). Bunyi ini memegang peran penting. Bunyi dapat diusahakan secara langsung (orkestra, band, gamelan, dsb), tetapi juga dapat lewat perekaman yang jauh hari sudah disiapkan oleh awak pentas yang bertanggung jawab mengurusnya. • Sering disebut kostm (costume), adalah pakaian yang dikenakan para pemain untuk membantu pemeran dalam menampilkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Dengan melihat kostum yang dikenakannya para penonton secara langsung drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti menerka profesi tokoh yang ditampilkan di panggung (dokter, perawat, tentara, petani, dsb), kedudukannya (rakyat jelata, punggawa, atau raja), dan sifat sang tokoh trendi, ceroboh, atau cermat).

• Berkat rias yang baik, seorang gadis berumur 18 tahun dapat berubah wajah seakan-akan menjadi seorang nenek-nenek. Dapat juga wajah tampan dapat dipermak menjadi tokoh yang tampak kejam dan jelek. Semua itu diusahakan untuk lebih membantu para pemeran untuk membawakan perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan naskah dan tafsiran sutradara.

• Penonton. Dalam setiap pementasan faktor penonton perlu dipikirkan juga. Jika drama yang dipentaskan untuk para siswa sekolah sendiri, faktor mpenonton tidak begitu merisaukan. Apabila terjadi kekeliruan, mereka akan memaafkan, memaklumi, dan jika pun mengkritik nadanya akan lebih bersahabat. Akan tetapi, dalam pementasan untuk umum, hal seperti tersebut di atas tidak akan terjadi. Oleh karena itu, jauh sebelum pementasan sutradara harus mengadakan survei perihal calon penonton.

Jika penontonnya ”ganas” awak pentas harus diberi tahu, agar lebih siap, dan tidak mengecewakan para penonton. PEMBAGIAN TUGAS DALAM PEMENTASAN DRAMA • Sebelum sampai pada penggarapan naskah untuk pementasan, terlebih dahulu perlu kita kenal beberapa fungsi atau peran dalam pementasan. Pada dasarnya kerja pementasan adalah kerja kelompok atau tim. Tim terbagi menjadi dua, yaitu tim penyelenggara dan tim pementasan. Yang dimaksud tim penyelenggara pementasan adalah orang-orang yang bekerja untuk melaksanakaan “acara” pementasan.

Tim penyelenggara meliputi ketua panitia (pimpinan produksi), sekretasis, bendahara, sie dana, sie publikasi, sie perlengkapan, sie dokumentasi, si konsumsi, dam masih banyak lagi. Tim ini berperan dalam “menjual” karya seni (drama).

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

Sukses tidaknya acara pementasan (dengan indikasi jumlah penonton yang banyak, keuntungan finansial minimal balik modal, apresiasi penonton, soundsistem, lighting yang bagus) bergantung pada tim ini. • Tim kedua adalah tim pementasan. Yang dimaksud tim pementasan adalah sekelompok orang yang bertugas menyajikan karya seni (drama) untuk ditonton. Tim pementasan terdiri dari sutradara, penulis naskah, tim artistik, tim tata rias, tim kostum, tim lighting, dan aktor.

Sebenarnya tim pementasan ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu tim on stage (di atas panggung) atau aktor, dan tim behind stage (belakang panggung). Kedua tim ini memiliki peran yang sama dalam mensukseskan pertunjukan/pementasan. • Pertama-tama kita bahas dulu tim pementasan beserta tugas dan kewenangannya.

• Seperti kita ketahui bersama, sutradara adalah pimpinan pementasan. Ia bertugas melakukan casting (memilih pemain sesuai peran dalam naskah), mengatur akting para aktor, dan mengatur kru lain dalam mendukung pementasan. Pada dasarnya seorang sutradara berkuasa mutlak sekaligus bertanggung jawab mutlak atas pementasan.

• Penulis Naskah. Sebenarnya ketika sebuah naskah dipilih untuk dipentaskan, penulis naskah sudah “mati”.

Artinya, ia tidak memiliki hak lagi untuk drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti visualisasi atas naskahnya. Tanggung jawab visualisasi ada pada sutradara. Biasanya, dalam perencanaan akting, seorang penulis naskah hanya diminta sebagai komentator. • Penata Panggung. Tugas utama penata panggung adalah mewujudkan latar (setting panggung) seperti yang diinginkan oleh sutradara.

Biasanya sutradara akan berdiskusi dengan penata panggung untuk mewujudkan setting panggung yang mendukung cerita. • Penata Cahaya. Tugas utama penata cahaya adalah merencanakan sekaligus memainkan pencahayaan pada saat pementasan sehingga pencahayaan mendukung penciptaan latar suasana panggung. Jelas bahwa penata caha perlu berkoordinasi dengan penata panggung.

Seorang penata cahaya harus memiliki pengetahuan memadai dalam hal mixer cahaya. • Penata Rias dan Busana. Tugas utama penata rias dan busana adalah mewujudkan rias dan kostum para aktor sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut oleh sutradara.

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

Biasanya, penata rias dan busana berkoordinasi erat dengan sutradara. • Penata Suara.

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

Tugas utama penata suara adalah mewujudkan sound effect yang mendukung pementasan. Bersama dengan penata busana, penata panggung, dan penata cahaya, penata suara menciptakan latar yang mendukung pementasan. Jelas bahwa prasyarat untuk menjadi penata suara adalah memiliki kemampuan mengelola soundsistem dan soundeffect.

• Tugas utama aktor adalah memerankan tokoh yang ditugaskan kepadanya oleh sutradara. • Tim penyelenggara dan kewenangannya adalah sebagai berikut. • Ketua Panitia • Sekretaris • Bendahara • Sie Drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti • Sie Dana • Sie Dokumentasi • Sie Drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti • Sie Konsumsi • Sie Tempat Demikian Penjelasan Tentang Pengertian Drama Menurut Para Ahli Berserta Unsurnya Semoga Bermanfaat Untuk Semua Pembaca GuruPendidikan.Com 😀 Sebarkan ini: • • • • • Posting pada S1, SMA, SMK Ditag 15 pengertian drama menurut para ahli, 15 pengertian seni teater menurut para ahli, aspek kajian drama, ciri ciri drama, Contoh Drama, definisi drama, drama adalah, Drama Komedi, drama modern adalah, Drama sekolah, fungsi drama, fungsi seni drama, jelaskan pengertian drama baru, jurnal pengertian drama menurut para ahli, kaidah kebahasaan drama, karakteristik drama, Nakah drama, pengertian bermain drama menurut para ahli, Pengertian Drama, pengertian drama menurut kbbi, pengertian teater menurut para ahli indonesia, sebutkan kriteria menentukan tokoh utama, sebutkan struktur drama, sebutkan unsur unsur pementasan drama, struktur cerita drama, Struktur drama, teori tentang drama, tuliskan tujuan drama, Unsur-unsur drama Navigasi pos Pos-pos Terbaru • Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli Beserta Peran Dan Fungsinya • “Masa Demokrasi Terpimpin” Sejarah Dan ( Latar Belakang – Pelaksanaan ) • Pengertian Sistem Regulasi Pada Manusia Beserta Macam-Macamnya • Rangkuman Materi Jamur ( Fungi ) Beserta Penjelasannya • Pengertian Saraf Parasimpatik – Fungsi, Simpatik, Perbedaan, Persamaan, Jalur, Cara Kerja, Contoh • Higgs domino apk versi 1.80 Terbaru 2022 • Pengertian Gizi – Sejarah, Perkembangan, Pengelompokan, Makro, Mikro, Ruang Lingkup, Cabang Ilmu, Para Ahli • Proses Pembentukan Urine – Faktor, Filtrasi, Reabsorbsi, Augmentasi, Nefron, zat Sisa • Peranan Tumbuhan – Pengertian, Manfaat, Obat, Membersihkan, Melindungi, Bahan Baku, Pemanasan Global • Diksi ( Pilihan Kata ) Pengertian Dan ( Fungsi – Syarat – Contoh ) • Contoh Soal Psikotes • Contoh CV Lamaran Kerja • Rukun Shalat • Kunci Jawaban Brain Out • Teks Eksplanasi • Teks Eksposisi • Teks Deskripsi • Teks Prosedur • Contoh Gurindam • Contoh Kata Pengantar • Contoh Teks Negosiasi • Alat Musik Ritmis • Tabel Periodik • Niat Mandi Wajib • Teks Laporan Hasil Observasi • Contoh Makalah • Alight Motion Pro • Alat Musik Melodis • 21 Contoh Paragraf Deduktif, Induktif, Campuran • 69 Contoh Teks Anekdot • Proposal • Gb WhatsApp • Contoh Daftar Riwayat Hidup • Naskah Drama • Memphisthemusical.Com PENGERTIAN Drama berasal dari bahasa Yunani draomai, yang berarti ‘berbuat’‘bertindak’, atau ‘beraksi’.

Drama merupakan tiruan kehidupan yang manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Drama disebut juga sandiwara. Kata ini berasal dari bahasa Jawa, yaitu ‘sandi’ yang berarti ‘tersembunyi’ dan ‘warah’ yang berarti ‘ajaran’. Dengan demikian, sandiwara berarti ajaran yang tersembunyi dalam tingkah laku dan percakapan. Drama dalam arti luas adalah suatu bentuk kesenian yang mempertunjukkan sifat atau budi pekerti manusia dengan gerak dan percakapan di atas pentas atau panggung.

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

Drama merupakan bentuk seni yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Dengan melihat drama, penonton seolah-olah melihat kehidupan dan kejadian dalam masyarakat.

Hal ini karena drama merupakan potret kehidupan manusia. Drama mencakup 2 bidang seni, yaitu seni sastra (untuk naskah drama) dan seni peran/pentas (pementasan). Sebuah naskah drama akan menjadi lengkap/ utuh ketika dipentaskan.

UNSUR-UNSUR DRAMA Drama memiliki unsur-unsur sebagai berikut. 1. tokoh dan penokohan Tokoh memiliki posisi yang sangat penting karena bertugas mengaktualisasikan cerita/ naskah drama di atas pentas. Dalam cerita drama tokoh merupakan unsur yang paling aktif yang menjadi penggerak cerita.oleh karena itu seorang tokoh haruslah memiliki karakter, agar dapat berfungsi sebagai penggerak cerita yang baik.

Di samping itu dalam naskah akan ditentukan dimensi-dimensi sang tokoh. Biasanya ada 3 dimensi yang ditentukan yaitu: Dimensi fisiologi (ciri-ciri badani) antara lain usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, cirri-ciri muka,dll. Dimensi sosiologi (latar belakang) kemasyarakatan misalnya status sosial, pendidikan, pekerjaan, peranan dalam masyarakat, kehidupan pribadi, pandangan hidup, agama, hobby, dan sebagainya.

Dimensi psikologis (latar belakang kejiwaan) misalnya temperamen, mentalitas, sifat, sikap dan kelakuan, tingkat kecerdasan, keahlian dalam bidang tertentu, kecakapan, dan lain sebagainya. Apabila kita mengabaikan salah satu saja dari ketiga dimensi diatas, maka tokoh yang akan kita perankan akan menjadi tokoh yang kaku, timpang, bahkan cenderung menjadi tokoh yang mati. Berdasarkan perannya, tokoh terbagai atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita dan memiliki kaitan dengan tokoh utama.

Dari perkembangan sifat/perwatakannya, tokoh dan perannya dalam pementasan drama terdiri 4 jenis, yaitu tokoh berkembang, tokoh pembantu, tokoh statis dan tokoh serba bisa.

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

Tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perkembangan selama pertunjukan. Misalnya, tokoh yang awalnya seorang yang baik, namun pada akhirnya menjadi seorang yang jahat. Tokoh pembantu adalah tokoh yang diperbantukan untuk menjelaskan tokoh lain.

Tokoh pembantu merupakan minor character yang berfungsi sebagai pembantu saja atau tokoh yang memerankan suatu bagian penting dalam drama, namun fungsi utamanya tetap sebagai tokoh pembantu.

Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan karakter dari awal hingga akhir dalam dalam suatu drama. Misalnya, seorang tokoh yang berkarakter jahat dari awal drama akan tetap bersifat jahat di akhir drama.

Tokoh serba bisa adalah tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain (all round). Misalnya, tokoh yang berperan sebagai seorang raja, namun ia juga berperan sebagai seorang pengemis untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.

2. alur (plot) Alur adalah jalinan cerita. Secara garis besar, plot drama dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: Pemaparan (eksposisi) Bagian pertama dari suatu pementasan drama adalah pemaparan atau eksposisi. Pada bagian ini diceritakan mengenai tempat, waktu dan segala situasi dari para pelakunya.

Kepada penonton disajikan sketsa cerita sehingga penonton dapat meraba dari mana cerita ini dimulai. Jadi eksposisi berfungsi sebagai pengantar cerita. Pada umumnya bagian ini disajikan dalam bentuk sinopsis. Komplikasi awal atau konflik awal Kalau pada bagian pertama tadi situasi cerita masih dalam keadaan seimbang maka pada bagian ini mulai timbul suatu perselisihan atau komplikasi.

Konflik merupakan kekuatan penggerak drama. Klimaks dan krisis Klimaks dibangun melewati krisis demi krisis. Krisis adalah puncak plot dalam adegan.

Konflik adalah satu komplikasi yang bergerak dalam suatu klimaks. Peleraian Pada tahap ini mulai muncul peristiwa yang dapat memecahkan persoalan yang dihadapi. Penyelesaian (denouement) Drama terdiri dari sekian adegan yang di dalamnya terdapat krisis-krisis yang memunculkan beberapa klimaks. Satu klimaks terbesar di bagian akhir selanjutnya diikuti adegan penyelesaian.

Alur cerita akan hidup jika terdapat konflik. Konflik merupakan unsur yang memungkinkan para tokoh saling berinteraksi. Konflik tidak selalu berupa pertengkaran, kericuhan, atau permusuhan di antara para tokoh.

Ketegangan batin antartokoh, perbedaan pandangan, dan sikap antartokoh sudah merupakan konflik. Konflik dapat membuat penonton tertarik untuk terus mengikuti atau menyaksikan pementasan drama. Bentuk konflik terdiri dari drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti, yaitu konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan lingkungan alamnya ( konflik fisik) atau dengan lingkungan manusia ( konflik sosial).

Konflik fisik disebabkan oleh perbenturan antara tokoh dengan lingkungan alam. Misalnya,seorang tokoh mengalami permasalahan ketika banjir melanda desanya. Konflik sosial disebabkan oleh hubungan atau masalah social antarmanusia. Misalnya, konflik terjadi antara buruh dan pengusaha di suatu pabrik yang mengakibatkan demonstarasi buruh. Konflik Internal adalah konflik yang terjadi dalam diri atau jiwa tokoh.

Konflik ini merupakan perbenturan atau permasalahan yang dialami seorang tokoh dengan dirinya sendiri, misalnya masalah cita-cita, keinginan yang drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti, keputusan, kesepian, dan keyakinan. Kedua jenis konflik diatas dapat diwujudkan dengan bermacam peristiwa yang terjadi dalam suatu pementasan drama. Konflik-konflik tersebut ada yang merupakan konflik utama dan konflik-konflik pendukung. Konflik Utama (bias konflik eksternal, konflik internal, atau kedua-duannya) merupakan sentral alur dari drama yang dipentaskan, sedangkan konflik-konflik pendukung berfungsi utnuk mempertegas keberadaan konflik utama.

3. dialog Dialog berisikan kata-kata. Dalam drama para tokoh harus berbicara dan apa yang diutarakan mesti sesuai dengan perannya, dengan tingkat kecerdasannya, pendidikannya, dsb. Dialog berfungsi untuk mengemukakan persoalan, menjelaskan perihal tokoh, menggerakkan plot maju, dan membukakan fakta.

Jalan cerita drama diwujudkan melalui dialog (dan gerak) yang dilakukan pemain. Dialog-dialog yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang diperankan dan dapat menunjukkan alur lakon drama. Melalui dialog-dialog antarpemain inilah penonton dapat mengikuti cerita drama yang disaksikan. Bahkan bukan hanya itu, melalui dialog itu penonton dapat menangkap hal-hal yang tersirat di balik dialog para pemain. Oleh karena itu, dialog harus benar-benar dijiwai oleh pemain sehingga sanggup menggambarkan suasana.

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

Dialog juga harus berkembang mengikuti suasana konflik dalam tahap-tahap alur lakon drama. Dalam percakapan atau dialog haruslah memenuhi dua tuntutan • dialog harus menunjang gerak laku tokohnya.

Dialog haruslah dipergunakan untuk mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung; dan harus pula dapat mengungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan para tokoh yang turut berperan di atas pentas.

• Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja; para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan alamiah. 4. latar latar atau setting adalah penempatan ruang dan waktu, serta suasana cerita. Penataan latar akan menghidupkan suasana.

Penataan latar akan menghidupkan suasana, menguatkan karakter tokoh, serta menjadikan pementasan drama semakin menarik. Oleh karena itu, ketetapan pemilihan latar akan ikut menentukan kualitas pementasan drama secara keseluruhan. 5. tema Tema drama adalah gagasan atau ide pokok yang melandasi suatu lakon drama.

Tema drama merujuk pada sesuatu yang menjadi pokok persoalan yang ingin diungkapkan oleh penulis naskah. Tema itu bersifat umum dan terkait dengan aspek-aspek kehidupan di sekitar kita.

Tema Utama adalah tema secara keseluruhan yang menjadi landasan dari lakon drama, sedangkan tema tambahan merupakan tema-tema lain yang terdapat dalam drama yang mendukung tema utama. Bagaimana menemukan tema dalam drama? Tema drama tidak disampaikan secara implisit. Setelah menyaksikan seluruh adegan dan dialog antarpelaku dalam pementasan drama, kamu akan dapat menemukan tema drama itu. Kamu harus menyimpulkannya dari keseluruhan adegan dan dialog yang ditampilkan. Maksudnya tema yang ditemukan tidak berdasarkan pada bagian-bagian tertentu cerita.

Walaupun tema dalam drama itu cendrung ”abstrak”, kita dapat menunjukkan tema dengan menunjukkan bukti atau alasan yang terdapat dalam cerita.

Bukti-bukti itu dapat ditemukan dalam narasi pengarang, dialog antarpelaku, atau adegan atau rangkaian adegan yang saling terkait, yang semuannya didukung oleh unsur-unsur drama yang lain, seperti latar, alur, dan pusat pengisahan.

6. pesan/amanat Setiap karya sastra selalu disisipi pesan atau amanat oleh penulisnya. Dengan demikian pula dengan drama. Hanya saja, amanat dalam karya sastra tidak ditulis secara eksplisit, tetapi secara implisit.

Penonton menafsirkan pesan moral yang terkandung dalam naskah yang dibaca atau drama yang ditontonnya. 7. interpretasi kehidupan Maksudnya adalah pementasan drama itu seolah-olah terjadi dengan sesungguhnya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari meskipun hanya merupakan tiruan kehidupan.

Drama adalah bagian dari suatu kehidupan yang digambarkan dalam bentuk pentas Pementasan drama memilki unsur-unsur sebagai berikut. 1. cerita Cerita dalam drama seringkali mengusung masalah/persoalan kehidupan. Cerita dalam drama disusun dalam bentuk dialog, yang disebut naskah drama atau skenario. drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti. pelaku Pelaku drama (pemain drama, aktor, atau aktris) adalah pembawa cerita.

Merekalah yang membawakan/menyampaikan cerita kepada penonton. Dalam menyampaikan cerita kepada penonton, pelaku memliki dua alat, yaitu dialog (ucapan) dan gerak (perbuatan) 3.

sutradara Sutradara bertugas menerjemahkan dan mewujudkan isi cerita kepada penonton melalui ucapan dan perbuatan (akting) para pelaku di panggung. 4. panggung Panggung merupakan tempat pementasan atau tempat para pelaku mengekspresikan watak tokoh sesuai dengan isi cerita. 5. penonton Penonton merupakan penikmat drama. Penonton berfungsi untuk mendukung kelangsungan hidup drama.

• Tamu • 4.202.290 hits • Arsip Arsip • Kategori • kebahasaan (19) • kesastraan (22) • paragraf (8) • surat (1) • Uncategorized (8) • • Blogroll • WordPress Blog • referensi • bahasa kita • bekti patria • e-dukasi.net • Horison Online • Kompas • kumpulan cerpen kompas • menulis kreatif • pojok sastra • polisi EyD • Pusat Bahasa • wikipedia • tulisan terbaru • Teks Eksplanasi • Teks Prosedur • Materi Novel • Hikayat • Teks Eksposisi • Tag • aliterasi • alur • amanat • analogi • asonansi • bahasa indonesia • buku • campuran • cerita • citraan • deduksi • deduktif • definisi • deskripsi • deskriptif • diksi • diri • drama • editorial • eksposisi • ekspositoris • fiksi • gaya bahasa • generalisasi • ilustrasi • induksi • induktif • intrinsik • karangan • karya sastra • kata • kata ulang • kelas X SMA • klasifikasi • latar • majas • menulis • narasi • naratif • niaga • novel • objektif • orang lain • parafrase • parafrase bebas • parafrase terikat • paragraf • penalaran • penawaran • penokohan • perbandingan • perkenalan • permintaan • persajakan • prosa • proses • puisi • resensi • rima • rima akhir • rima datar • sastra indonesia • sebab akibat • silogisme • spasial • subjektif • sudut pandang • sugestif • surat • surat kabar • tajuk rencana • tema • ulang • unsur intrinsik • unsur puisi
Secara Etimologi istilah drama berasal dari bahasa Yunani yaitu “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak atau bereaksi.

Selanjutnya drama didefinisikan sebagai “Bentuk seni yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak atau aksion dan percakapan atau dialog.”, (Tjahyono: 1998: 186). Drama termasuk kedalam karya sastra baru. Istilah-istilah dalam Drama a. Adegan : Bagian kecil dari babak drama, b. Babak : Bagian besar dari suatu babak drama, c. Dialog : Percakapan antar pelaku drama, d. Episode : Bagian Cerita, e. Lakon : Drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti yang dimainkan dalam drama, f.

Naskah : Karangan yang masih ditulis dengan tangan, g. Komedi : Drama yang lucu dan menggembirakan, h. Tragedi : Drama menyedihkan, i. Peran : Pemain drama B. Jenis-Jenis Drama Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya. Dalam bentuk pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu : berdasarkan penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan keberadaan naskah drama tersebut.

Berdasarkan penyajian kisah, drama dapat dibedakan menjadi 8 jenis, antara lain: • Tragedi: drama yang bercerita tentang kesedihan. • Komedi: drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan kelucuan. • Tragekomedi: perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi. • Opera: drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi musik.

• Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik. • Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama tersebut dagelan.

• Tablo: jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai gerakan. • Sendratari: drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti antara seni drama serta seni tari. Berdasarkan dari sarana pementasannya, pembagian jenis drama antara lain: • Drama Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.

• Drama Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat dilihat, tepai hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja dengan melalui radio. • Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi tidak dapat diraba.

• Drama Film: drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya dipertunjukkan di bioskop. • Drama Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang. • Drama Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia sungguhan, tetapi digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa orang. 1. Unsur Intrinsik Drama Unsur instrinsik ialah unsur yang membangun suatu drama. Dapat dikatakan, unsur ini ialah komponen yang terdapat di dalam suatu drama. Bagan- bagian yang membangun suatu drama.

Adapun komponen- komponen yang membangun suatu drama yang dikatakan sebagai unsur instrinsik ialah: a. Judul Judul merupakan nama suatu drama, atau hal apapun. Dalam karya seni, judul memiliki peranan penting yang dapat menunjukkan isi cerita secara singkat. Selain itu, dengan melihat judul, kita akan mengetahui beberapa hal atau jalan cerita dari suatu drama.

Judul dapat menunjukkan siapa tokoh utama dalam drama tersebut, alur cerita, dan sebagainya. Sebagai contoh suatu drama berjudul “si manis jembatan ancol”, dari judul drama tersebut kita dapat mengetahui tokoh utama dalam tersebut ialah “si manis” penghuni jembatan ancol. Setidaknya, dari judul mampu membuat penasaran (red: rasa ketertarikan) penonton meningkat. Oleh karena itu, judul merupakan unsur kunci dalam suatu drama atau drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti ainnya (buku, novel, dan lain-lain).

b. Tema Tema merupakan keseluruhan dari cerita yang dibuat tema adalah ide pokok yang menjadi dasar atau pokok utama dari drama. Dapat dikatakan tema sebagai “akar” pada suatu drama.

Dengan bertolakkan dari tema, unsur-unsur instrinsik drama dikembangkan dan dikarang sedemikian rupa mengikuti tema yang telah ditentukan, seperti alur, pertokohan, latar, gaya bahasa, judul, dan lainya. c. Plot Plot atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun sedemikian rupa dari tahapan-tahaapan peristiwa sehingga membentuk rangkaian cerita.

Tahapan-tahapan dalam alur meliputi - tahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan pengenalan tokoh- tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain sebaginya. - pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada pengenalan konflik. Pada tahap ini, konflik yang merupakan bumbu agar suatu drama lebih menarik akan terjadi. Konflik- konflik ini drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti melibatkan semua pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton akan mengenal alur dari cerita yang dibuat.

- komplikasi, tahap komplikasi atau tahap peningkatan konflik, semaki banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik utama pada alur cerita. - Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada.

Ditahapan ini merupakan tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita. - Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik yang ada. Teka teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal- awal cerita akan terungkap pada tahap ini.

Sering kali, perwatakan yang aseli dari setiap tokoh akan muncul di tahapan ini. - Akhir, pada tahap ini adalahbagian the ending of the story, dalam tahap ini semua konfiks telah terpecahkan dan merupakan akhir dari cerita. Macam-macam plot dalam suatu cerita yaitu: - Alur maju (prograsif), set cerita berjalan maju, mulai dari masa kini ke masa yang akan datang.

- Alur mundur (regreasif), kebalikan dari alur progresif. Set cerita berjalan mundur, yang mana masa kini adalah sebuah hasil dari konflik-konflik yang terjadi pada masa lalu. - Alur campuran, alur cerita yang mencampurkan masa kini dengan masa lalu dan juga dengan masa depan. Di sebut juga alur bolak- balik. Cerita dengan alur ini mengungkakpakn konflik yang belum selesai dari masa lalu, masa sekarang, dan penyelesaian di masa depan.

Saling terkait satu sama lain. d. Tokoh cerita/ perwatakan Tokoh cerita meriupakan individu- individuyang memainkan peran, terlibat dalam cerita atau konflik pada sebuah drma.

Macam-macam tokoh dalam sebuah cerita: - Berdasarkan peran: tokoh utama (central) merupakan tokoh yang dikuatkan atau tokoh utama dalam sebuah cerita atau drama. Sedangkan tokoh tambahan (figuran) merupakan tokoh yang membantu atau mendukung cerita. Dalam cerita, dapat memiliki beberapa tokoh utama, yang dapat dikenali dengan sering munculnya dalam cerita. Sedangkan tokoh figuran hanya muncul beberapa scene, kehadirannya hanya untuk menunjang cerita dari tokoh utama. - Berdasarkan watak, tokoh antagonis adalah tokoh yang digambarkan sebagai sosok yang penuh keliciikan, jahat dan penyebab munculnya suatu konflik.

Sedangkan tokoh protagonis, merupakan tokoh yang mengalami konflik bersama tokoh antagonis. - Berdasarkan perkembangan, tokoh statis yaitu tokoh yang relative tetp tidak megalami perubahan dari mulai cerita sampai akhir. Sedangkan tokoh yang berkembang ialah tokoh yang mengalami perubahan seiring dengan konflik- konflik yang terjadi pada alur cerita. e. Dialog Dialog merupakan serangkaian percakapan dalam cerita. Teknik dialog amat penting bagi sebuah cerita. Masign-masing tokoh sangat dikuatkan denga dialog yang diucapkan serta gaya atau mimik wajah.

f. Konflik Konflik merupakan masalah, pertikaian, pertentangan yang terjadi pada suatu drama. Konflik ini dialami oleh tokoh utama dengan dibantu oleh tokoh-tokoh penunjang.

Setiap drama atau cerita memliki konflik yang berbeda- beda. Konflik sebuah drama akan menambah ketertarikan para penonton. Bahkan sebaiknya mampu mengajak penonton seolah-olah larut dalam pertikaian yang terjadi antar tokoh (red: merasakan). Konflik antar tokoh menyimpan teka-teki yang membuat penonton semakin pensaran dengan kelanjutan cerita dan bagaimana endingnya.

g. Latar atau setting Merupakan tempat terjadinya setiap peristiwa yang berlangsung dalam alur cerita. Tak hanya itu, latar mencakup peralatan, waktu, pakaian, budaya, serta yang berhubungan dengan kehidupan para tokoh dalam cerita. h. Amanat Tentu dalam sebuah cerita ingin menyampaikan sebuah pesan-pesan moral kepada penonton. Amanat ini disampaikan secara tersirat artinya tidak tertulis dalam naskah namun dapat diambil hikmah dari alur, konflik cerita. Ini merupakan bagian amat penting dan tidak boleh dilupakan dalam sebuah drama.

i. Bahasa Bahasa yang digunakan dalam sebuah drama memiliki kekhasan yang mengacu pada budaya, kehidupan sehari-hari, sosial budaya, serta pendidikan. Bahasa digunakan untuk menghidupkan cerita, agar cerita senantiasa komunikatif.

drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti

2. Unsur ekstrinsik Drama Merupakan unsur yang datang dari luar namun mempengaruhi sebuah cerita yang disajikan. Artinya, unsur-unsur ekstrinsik tidak terlibat pada jalannya certa, namun keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi perkembangan sebuah cerita.

Oleh karena itu, dapat dijumpai kasus sebuah drama yang terbengkalai dikarenakan oleh faktor ini. Yang termasuk unsur ekstrinsik sebuah drama yaitu: - Faktor ekonomi, - Faktor politik - Faktor sosial- budaya - Faktor pendidikan - Faktor kesehatan - Faktor psikologis pemain dan kru - Kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.

Karena rumitnya drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti drama atau teater, sehingga seorang pemain haruslah melakukan tahapan-tahapan bermain drama atau teater di bawah ini: a. Casting (Pemilihan Pemain sesuai dengan watak); b. Pembacaan Naskah; drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti. Penghafalan Naskah; d. Penghayatan Naskah; e. Pengembangan latihan dengan improvisasi; f. Pementasan. E. Hukum Panggung Dalam pementasan drama, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh para pemain dari drama itu sendiri.

Peraturan itulah yang disebut dengan “Hukum Panggung”. Berikut ini akan diuraikan hukum panggung yang ada dalam pementasan drama; a. Blocking Seorang Pemain hendaknya dapat mengatur diri saat berdiri di atas panggung, tidak diperkenankan bagi seorang pemain untuk membelakangi penonton atau juri dalam pementasan atau lomba drama. b. Backing Pemain harus dapat mengatur arah berdiri karena tidak boleh melakukan penyampingan badan yang berdampak pada gerakan yang menutupi penonton.

Misal : Ketika pemain naik ke panggung, dan mengesampingi penonton, maka si pemain tidak diperkenankan untuk melakukan gerakan tangan yang dapat menutupi penonton.

c. Moving Perpindahan dilakukan karena adanya motivasi yang tepat untuk berpindah, Ketika Melakukan perpindahan. Si pemain tidak boleh menutupi pemain lain yang sedang berdialog.

d. Grouping Pengelompokan dimaksudkan untuk menyeimbangkan posisi panggung. Jangan melakukan posisi penumpukan pada satu sudut, melainkan harus mnyeimbangkan kebeberapa sudut di atas panggung. e. Crossing Penyilangan dilakukan untuk membagi gerak secara rapi, Penyilangan juga dilakukan pemain untuk menghindari blocking dan penumpukan posisi pemain. Selain itu, arah keluar harus sama dengan arah masuk. F. Ciri-ciri Pementasan Drama Ada kemiripan antara drama dan teater, namun dalam pementaan drama ada ciri-ciri yang khas.

Ciri tersebut sebagai berikut: a. Dalam drama vokal tidak harus kuat, karena diperkuat atau diambil oleh mikrofon, b. Emosi tidak perlu kuat, karena akan diperkuat oleh kamera, c. Make up cukup tipis karena akan diperkuat oleh kamera. d. Pengambilangan secara partial atau sebagian-sebagian yang dipotong sangat pendek sesuai dengan yang akan diceritakan, sehingga adegan yang salah bisa diulang-ulang hingga mencapai seperti yang dikehendaki oleh sutradara Materi terkait : Analisis Pementasan Drama
NASKAH DRAMA :: Pengertian Drama – Contoh Naskah Drama – Naskah Drama Singkat – Kata drama berasal dari bahasa yunani draomai yang berarti berasal dari bahasa Greek; tegasnya dari kata kerja dran yang berarti “berbuat, to act atau to do”.

Demikianlah dari segi etimologinya, drama mengutamakan perbuatan, gerak, yang merupakan inti hakikat setiap karangan yang bersifat drama. Pengertian drama menurut Moulton. Dia mengatakan bahwa “drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak” (life presented in action) ataupun Bathazar Verhagen yang mengemukakan bahwa “drama adalah kesenian melukis sifat dan sikap manusia dengan gerak” (Slametmuljana dalam Tarigan, 1985: 70).

Jadi, drama adalah sebuah cerita yang membawakan tema tertentu dengan dialog dan gerak sebagai pengungkapannya. Pengertian drama menurut Budianta dkk., (2002: 95). Drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada (Budianta dkk., 2002: 95). Dalam pertunjukkan drama, yang paling penting adalah dialog atau percakapan yang terjadi di atas panggung karena dialog tersebut menentukan isi dari cerita drama yang dipertunjukkan.

Dalam kehidupan sekarang, drama mengandung arti yang lebih luas ditinjau apakah drama sebagai salah satu genre sastra atau drama sebagai sebuah kesenian yang mandiri. Naskah drama merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa, sedangkan pementasan drama adalah salah satu jenis kesenian mandiri yang merupakan integrasi antara berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, seni lukis (dekorasi dan panggung), seni kostum, seni rias, seni tari, dan lain sebagainya.

Jika kita membicarkan pementasan drama, maka kita dapat mengarahkan ingatan pada wayang, ludruk, ketoprak, lenong, dan film. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa drama menggambarkan suatu perbuatan yang dilakukan oleh para tokohnya sesuai dengan cerita dan dalam melakukan perbuatan-perbuatan tersebut ada tujuan yang harus dipenuhi serta ada pula hal-hal yang menghambat untuk mencapai tujuan itu. Drama merupakan suatu pertunjukkan yang membawakan sebuah cerita, media yang digunakan untuk menyampaikan cerita tersebut melalui gerak dan dialog-dialog yang dilakukan oleh para tokohnya.

Related Posts of "NASKAH DRAMA :: Pengertian Drama Menurut Ahli" • Pengertian Musik Tradisional • KARYA ILMIAH :: Pengertian dan Contoh Karya Ilmiah • TEORI IPA : Komponen Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) • Pengertian Komunikasi, Unsur dan Proses • Pengertian Agama Menurut Ahli • TEORI ATOM : Model Teori Atom Rutherford4. bacalah surat dinas berikut, kemudian tulislah unsur-unsur surat dinas tersebut secara urut dari nomor (1) s.d.

(10)! organisasi siswa intra sekola … h (osis) smp persada nusantara jalan hati damai, nomor 67 jakarta (021) 77485 (1) (2) 10 november 2020 nomor : 088/osis-n/11/2020 hal : mengikuti turnamen bola basket (3) (4) yth. ketua osis smp bina bangsa di jakarta (5) dengan hormat, (6) dalam rangka memperingati hari jadi smp persada nusantara, kami akan menyelenggarakan turnamen bola basket tingkat smp se-jakarta.

(7) . (8) demikian surat ini, atas partisipasi saudara, kami berterima kasih. hormat kami, (9) ketua osis, dewangga krisna (10)​

Trilogi Drama Demokrasi di Yunani Ternyata di Buat-buat???




2022 www.videocon.com