Soal dan jawaban tentang pencemaran lingkungan IPA SMP kurikulum 2013 revisi. Tidak bosan-bosannya kami membagikan soal tentang pencemaran lingkungan hidup.
Kajian tentang lingkungan hidup memang penting untuk dipelajari karena kita sebagai bagian dari makhluk yang tinggal di bumi. Mau tidak mau, kita harus menjaga lingkungan agar tidak tercemar. Berbicara tentang soal tentang pencemaran lingkungan, sebenarnya kami sudah pernah membuat beberapa soal tentang lingkungan yang bisa anda buka, silahkan buka : 1.
40 Soal Biologi SMA : Pencemaran Lingkungan dan Jawabannya (Essay, Pilgan) 2. Soal Bilogi : Kerusakan dan pencemaran lingkungan + Kunci Jawaban Untuk selanjutnya kami akan membagikan lagi soal dan jawaban tentang pencemaran lingkungan.
Untuk soal yang kami bagikan kali ini agak sedikit berbeda dengan soal tentang dampak negatif penggunaan pestisida kecuali yang lain. Untuk jenis soal yang kami bagikan ini hanya ada satu jenis soal, yaitu soal pilihan ganda (multiple choice).
Dan untuk pilihan jawabannya hanya ada 4, yaitu dari a – e. Meskipun ada beberapa soal yang pilihan jawabannya sampai e. Soal dan Jawaban Bab Pencemaran Lingkungan IPA SMP Oleh karena itu, soal tentang lingkungan hidup kali ini sangat cocok untuk digunakan pada mata pelajaran IPA SMP. Untuk kurikulum 2013, materi lingkungan hidup dipelajari pada kelas 7.
Jika anda sedang membahas materi lingkungan hidup dan membutuhkan latihan soal tentang lingkungan hidup, dapat membuka soal lain yang sudah kami sampaikan di atas.
Jumlah soal yang cukup banyak, yaitu 50 soal pilihan ganda, kami pikir cukup untuk menguji kemampuan anda dalam memahami lingkungan hidup. Tentu saja, tidak lupa kami lampirkan kunci jawaban soal pencemaran lingkungan ini pada akhir artikel. Ya sesuai dengan judulnya, bahwa kami melengkapi soal dengan jawaban dan pembahasan.
Oya, jika anda membutuhkan soal essay tentang lingkungan hidup, silahkan mengunjungi : Kumpulan Soal Essay tentang Pencemaran Lingkungan dan Jawaban Namun begutu, kami sarankan anda tetap teliti dalam menjawab berbagai pertanyaan tentang lingkungan hidup. Siapa tahu ada pembahasan soal lingkungan hidup ini ada yang salah. Tanpa panjang lebar lagi, berikut ini soal pencemaran lingkungan SMP kurikulum 2013 Soal Pilihan Ganda Bab Pencemaran Lingkungan 1.
Salah satu jenis pencemaran lingkungan yang kita ketahui adalah pencemaran Air dan pencemaran tanah. Pncemaran air disebabkan . a. Rusaknya ekosistem air karena terlalu banyak ikan yang hidup b.
Masuknya polutan zat cair dan padat ke dalam tanah c. Masuknya polutan zat cair dan padat ke dalam ekosistem air d. Pencemaran oleh gas-gas kendaraan bermotor 2. Pengelolaan air salah satunya harus memenuhi syarat kimia yaitu. a. Ph air hrus dalam kondisi normal.
b. Air bebas dari segala bakteri terutama bakteri phatogen c. Air bening dan tidak berasa dan suhunnya berada di bawah suhu di luarnya d. Air minum harus menggunakan zat tertentu dalam jumlah tertentu. 3. Pengelolaan air harus yang baik salah satunya harus memenuhi syarat bakteriologis yaitu . a. Ph air harus dalam kondisi normal.
b. Air bebas dari segala bakteri terutama bakteri phatogen c. Air bening dan tidak berasa dan suhunnya berada di bawah suhu di luarnya d. Air minum harus menggunakan zat tertentu dalam jumlah tertentu. 4. Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk yaitu . a. Terbatasnya tempat tinggal b. Terbatasnya air bersih c. Terbatasnya udara bersih d.
Terbatasnya persediaan makanan 5. Di bawah ini yang merupakan sumber mata air yang layak untuk di konsumsi yaitu . a. Air limbah industri dan air got b. Air hujan dan air got c. Air sumur dan air pegunungan d. Air sumur dan air limbah industri 6. Jenis limbah pertanian yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan yaitu .
a. sisa makanan b. Minyak c. Detergen d. pestisida dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. Ada beberapa cara agar limbah rumah tangga yang masuk ke sungai tidak mencemari ekosistem, yaitu . a. Pembuangan limbah rumah tangga dilakukan malam hari supaya tidak mengenai penduduk yang beraktifitas di sungai b.
Melakukan pembungan limbah sedikit demi sedikit namun terus menerus c. Melakukan penyaringan terlebih dahulu agar zat kimia yang terdapat dalam limbah tidak masuk ke sungai d. Pembuangan dilakukan secara besar-besaran agar tidak terlalu sering melakukan pembuangan.
8. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar air sungai yang keruh dapat digunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu … a. Tidak mengkonsumsi air sungai lagi b. Melakukan penjernihan air c.
Mencuci baju disungai dengan sabun d. Membiarkan air sungai sampai jernih sendiri 9. Salah satu ulah manusia yang dapat menyebabkan pencemaran air adalah. a. tidak membuang sampah di sungai, menjaga kebersihan sungai b. melakukan terasering, menjaga ekosistem dan biota sungai c. menanam tumbuhan air dan membuang sabun disungai d. membuang sampah cair dan sampah padat kesungai, serta menggunakan pestisida secara berlebihan 10. Perhatikan uraian berikut! i) Menimbulkan keindahan lingkungan ii) Ganguan kesehatan iii) Meningkatnya daya tahan tubuh iv) Penurunan kualitas lingkungan Yang merupakan dampak buruk dari air limbah ditunjukkan oleh nomor .
a. iii dan iv b. ii dan iv c. i dan ii d. i dan iii 11. Agar limbah rumah tangga tidak mencemari lingkungan, maka sebaiknya limbah tersebut tidak … a. di buang ke tempat sampah b. dijadikan makanan hewan c. dibuang ke sungai d. dijadikan pupuk kompos 12. Salah satu cara menanggulangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah pabrik adalah .
a. mengolah limbah pabrik sebelum dibuang b. membatasi penggunaan bahan kimia c. mengurangi dan menutup industri bahan kimia d. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit 13. Tumbuhan sejenis alang-alang yang di tanam di sekitar perairan bermanfaat untuk mengatasi pencemaran air yang disebabkan oleh …. a. limbah pertanian b. logam berbahaya c. limbah minyak d. limbah rumah tangga 14. Jarak antara septi tank dengan sumber air yang ideal agar tidak terkena bakteri E. Coli adalah…. a. lebih dari 7 meter b.
kurang dari 5 meter c. kurang dari 10 meter d. lebih dari 10 meter 15. Peristiwa masuknya zat, energi/komponen lain ke dalam lingkungan udara dinamakan . a. pencemaran udara b. pencemaran suara c. pencemaran air d. pencemaran tanah 16. Di suatu ekosistem perairan terdapat zooplankton, ikan kecil, ikan besar, dan fitoplankton, maka DDT akan terakumulasi pada…. a. ikan besar b. zooplankton c.
fitoplankton d. ikan kecil 17. Limbah pertanian berikut ini yang dapat menjadi polutan adalah … a. sisa makanan dan plastic b. pupuk buatan dan pestisida buatan c. logam berat dan hujan asam d. sampah organik dan detergen 18. Berikut ini yang bukan dampak dari DDT yaitu . a. terakumulai pada konsumen akhir b.
hewan lain yang bermanfaat ikut mati c. bloomimg algae d. punahnya populasi burung tertentu 19. Adanya CO yang berlebih di udara dapat mengakibatkan terjadinya . a. berlubangnya ozon b. sesak nafas c.
pemanasan global d. hujan asam 20. Pencemaran yang disebabkan oleh jenis logam berat merupakan jenis pencemaran . a. tanah b. fisik c. kimiawi d. biologis 21. Adanya CO2 yang berlebih di udara dapat mengakibatkan terjadinya . a. berlubangnya ozon b.
sesak nafas c. pemanasan global d. hujan asam 22. Suatu zat yang mengakibatkan terjadinya pencemaran disebut …. a. limbah b. sampah c. polusi d. polutan 23. Penyakit Minamata yang terjadi di negara jepang disebabkan oleh … a. cadmium b. timbal c. belerang d. raksa 24. Pengaruh DDT sangat berbahaya terhadap makhluk hidup, misalnya jika DDT terkumpul dalam tubuh burung betina akan menyebabkan …. a. rusaknya organ-organ tubuh b. kemandulan c.
kematian d. tipisnya cangkang telur 25. Peristiwa masuknya zat atau komponen lainnya ke dalam lingkungan perairan sehingga mutu air terganggu dinamakan . a. pencemaran suara b. pencemaran tanah c. pencemaran air d. pencemaran udara 26.
Pencemaran yang disebabkan oleh bakteri E. coli dinamakan . a. pencemaran air b. pencemaran fisik c. pencemaran kimiawi d. pencemaran biologis 27. Pemberantasan hama dengan menggunakan predator dinamakan . a. konverter katalitik b. biopestisida c. bioremidiasi d. biological control 28. Tanaman yang bisa dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran air adalah….
a. semanggi b. kangkung c. teratai d. enceng gondok 29. Blooming algae disebabkan oleh …. a. air buangan yang mengandung detergen b. penggunaan pestisida yang berlebihan c. pembuangan limbah yang mengandung logam d. penggunaan pupuk buatan yang berlebihan 30. Bioremidiasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk membersihkan pencemaran dampak negatif penggunaan pestisida kecuali disebabkan oleh … a.
limbah industry b. limbah rumah tangga c. limbah minyak d. limbah pertanian 31. Pada air sungai yang telah tercemar akan terlihat tanda-tanda. a. Airnya tidak berbau busuk b.
Terdapat berbagai jenis fauna c. Airnya jernih dan tidak berwarna d. Ditumbuhi eceng gondok yang subur 32. Suhu lingkungan yang meningkat akan menyebabkan pemanasan global. Dampak dari pemanasan global adalah sebagai berikut, kecuali. a. Mencairnya es di kutub menyebabkan pulau-pulau kecil terendam b.
Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu c. Mencairnya es di kutub menyebabkan turunnya permukaan air laut d. Berkurangnya keanekaragaman hayati 33. Pengertian pencemaran air yang paling tepat adalah. a.
Masuknya makhluk hidup, zat dan energi serta komponen lainnya ke perairan sehingga tidak dapat digunakan b. Masuknya zat dan komponen lain ke perairan yang berasal dari industri sehingga tidak dapat digunakan c. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi yang berasal dari kegiatan manusia ke perairan d.
Masuknya zat, energi dan makhluk hidup ke perairan yang menyebabkan berubahnya tatanan perairan akibat kegiatan manusia atau proses alam 34. Yang bukan merupakan dampak negatif akibat kita membuang limbah padat sembarangan adalah .
a. Kesuburan tanah meningkat b. Dapat menurunkan kualitas tanah c. Mengurangi keindahan lingkungan d. Berkembangnya berbagai jenis penyakit 35. Dampak yang timbul jika kita menggunakan gas CFC pada kulkas, spray dan Ac adalah. a. Efek rumah kaca b. Pencemaran udara di lingkungan sekitar perumahan c.
Pencemaran udara di dalam rumah d. Meningkatnya kadar bahan pencemar 36. Yang tidak termasuk bentuk penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran tanah yaitu . a. Pemakaian pupuk dampak negatif penggunaan pestisida kecuali kebutuhan b. Sistem tanam monokultur c. Menanggulangi sampah plastik d. Mengelola sisa radioaktif 37. Contoh polusi udara yang terjadi secara alami adalah . a. Gas dari aktivitas gunung merapi b. Kebakaran hutan c. Pembakaran sampah d. Uap dari laut 38.
Salah satu upaya dalam pengendalian hama yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan adalah. a. Penyemprotan dengan insektisida b. Pengendalian dengan herbisida c. Penggunaan pestisida d. Pengendalian secara biologis 39. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran dan perusakan lingkungan yaitu . a. Mengadakan seminar b. Kerja bakti c. Menggunakan alam d. Menghayati alam e. Sikap bersahaja 40. Salah satu cara untuk mengatasi pencemaran udara oleh limbah pabrik adalah .
a. Menyaring limbah cait sebelum dibuang di sungai b. Memasang elektrostatik presipirator c. Mengolah limbah asap menjadi limbah cair d. Mendirikan Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali di daerah pedesaan e. Menanam pepohonan di sekitar wilayah pabrik 41. Pencemaran tanah banyak terjadi karena adanya sampah organik dan anorganik. Salah satu penyebab pencemaran tanah tersebut yaitu . a. Organik yaitu kaca, kertas dan besi b. Anorganik yaitu kaca, kertas dan besi c.
Anorganik yaitu daun, plastik dan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali d. Organik yaitu daun, kaca dan sisa makanan 42. Perhatikan uraian berikut! i) Perubahan warna ii) Perubahan bau dan rasa iii) Perubahan bentuk iv) Perubahan pH Ciri-ciri air tercemar berdasarkan sifat fisiknya ditunjukkan oleh nomor . a. ii dan iv b.
i dan iii c. i dan ii d. ii dan iii 43. Yang tidak termasuk dampak negatif dari aktivitas manusia yang membuang limbah padat sembarangan yaitu . a. Merusak ozon tabir ultra violet b. Mengurangi keindahan lingkungan c. Berkembangnya berbagai jenis penyakit d.
Dapat menurunkan kualitas tanah e. Kesuburan tanah meningkat 44. Salah satu dampak negatif akibat penggunaan gas CFC pada kulkas, spray dan AC yaitu .
A. Menimbulkan hujan asam B. Pencemaran udara di dalam rumah C. Menipisnya Ozon D. Pencemaran udara di lingkungan sekitar perumahan E. Efek rumah kaca 45. Berikut ini yang dapat merusak kelestarian lingkungan yaitu . a. Penghijauan b. Reboisasi c. Sampah plastic d. Sengkedan e. Evakuasi 46. Contoh polusi udara yang terjadi secara alami yaitu . a. Pembabatan hutan b.
Pembakaran sampah c. Uap dari laut d. Kebakaran hutan e. Gas dari aktivitas gunung merapi 47. Penggunaan pupuk pertanian secara terus-menerus akan mengakibatkan. A. pH tanah meningkat B. Berkurangnya hara tanah C. Tanah menjadi lebih subur D.
Menurunnya hama penyakit 48. Eutrofikasi dapat mengakibatkan . A. Blooming ganggang dan tumbuhan air B. Bioaugmentasi ganggang air C.
Matinya seluruh biota D. Bioakumulasi ganggang air 49. Kita tidak diperbolehkan menangkap ikan dengan aliran listrik atau racun, karena… A. Meningkatkan CO2 terlarut B. Menyebabkan erosi C. Mematikan semua biota, baik yang muda maupun yang tua D. Menurunkan kadar oksigen telarut 50. Berikut ini yang termasuk usaha penangkaran IN SITU adalah . A. Penangkaran orang utan B. London Botanical garden C. Kebun raya Bogor D. Kebun binatang Ragunan Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda Pencemaran Lingkungan 1 C 11 C 21 C 31 D 41 B 2 A 12 A 22 D 32 C 42 C 3 B 13 B 23 D 33 D 43 E 4 B 14 D 24 D 34 A 44 C 5 C 15 A 25 C 35 A 45 C 6 D 16 A 26 D 36 B 46 E 7 C 17 B 27 D 37 A 47 B 8 B 18 C 28 D 38 D 48 A 9 D 19 B 29 D 39 B 49 C 10 B 20 C 30 C 40 E 50 A Buka juga : 1.
40 Soal Biologi SMA : Pencemaran Lingkungan dan Jawabannya (Essay, Pilgan) 2. Soal Bilogi : Kerusakan dan pencemaran lingkungan + Kunci Jawaban Soal dan jawaban tentang pencemaran lingkungan IPA SMP Kurikulum 2013 telah kami sampaikan kepada pembaca, yaitu sejumlah 50 soal pilihan ganda/ pilgan.
Jika anda tidak puas menjawab pertanyaan tentang pencemaran lingkungan, silahkan buka soal IPA Biologi. SlideShare uses cookies to improve functionality and performance, and to provide you with relevant advertising. If you continue browsing the site, you agree to the use of cookies on this website. See our User Agreement and Privacy Policy.
SlideShare uses cookies to improve functionality and performance, and to provide you with relevant advertising. If you continue browsing the site, you agree to the use of cookies on this website. See our Privacy Policy and User Agreement for details. Top clipped slide • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • IPA SMP Kelas 7 Semester 2 • 1.
IlmuPengetahuanAlam•KelasVIISMP/MTs•Semester2 SMP/MTs KELAS VIISEMESTER 2 ISBN: 978-602-427-000-1 (jilid lengkap) 978-602-427-002-5 (jilid 1b) IlmuPengetahuanAlam HET ZONA 1 ZONA 2 ZONA 3 ZONA 4 ZONA 5 Rp13.500 Rp14.100 Rp14.700 Rp15.800 Rp20.300 Buku Mata Pelajaran IPA ini disusun untuk membantu siswa dalam mempelajari dan memahami konsep IPA sesuai kompetensi dasar yang diharapkan dalam kurikulum 2013.
Buku ini terdiri dari 9 Bab yang disusun secara runtut mengikuti struktur kompetensi dasar dan dibagi dalam 4 tema besar yaitu: Materi (Bab 1, 2, dan 3), Sistem (Bab 4) Perubahan (Bab 5, 6, 7, dan 8) dan Interaksi (Bab 9). Pembagian tema ini dimaksudkan agar siswa dapat dengan mudah memahami dan mengaitkan konsep-konsep yang terdapat pada masing-masing bab.
Pembahasan pada setiap babnya dalam buku ini, selalu diawali dengan proses dan aktivitas yang harus dikerjakan siswa (IPA sebagai inkuiri) baik dalam bentuk pertanyaan kasus, kegiatan pengamatan, atau percobaan sederhana. Hal ini diharapkan dapat memupuk keingintahuan siswa tentang topik yang akan dibahas. Kemudian, pembahasan dilanjutkan dengan penjelasan singkat topik tersebut yang disertai ilustrasi dan penerapannya dalam kehidupan serta review dan berpikir kritis. Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan siswa mendapatkan kemudahan untuk melatih kompetensinya terkait dengan mata pelajaran IPA.
Menjelang akhir bab diberikan renungan untuk penguatan kecerdasan emosional dan afektif serta menyadari hakikat diri sebagai makhluk Tuhan. Akhir bab berupa pertanyaan dan tugas, mulai dari sekedar mengingat konsep, kemudian penerapan konsep, berpikir tingkat tinggi, dan tugas proyek. Dengan cara ini, diharapkan pada diri peserta didik tumbuh kompetensi pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan yang diharapkan dalam pembelajaran IPA.
IlmuPengetahuanAlam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017 • 2. Hak Cipta © 2017 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013.
Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis dan laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui email buku@kemdikbud.go.id diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementerian Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali dan Kebudayaan.
Ilmu Pengetahuan Alam/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.--. Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. vi, 186 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 2 ISBN 978-602-427-000-1 (jilid Lengkap) ISBN 978-602-427-002-5 (jilid 1b) 1.
Sains — Studi dan Pengajaran I. Judul II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 507 Penulis : Wahono Widodo, Fida Rachmadiarti, dan Siti Nurul Hidayati. Penelaah : Herawati Susilo, Maria Paristiowati, I Made Padri, Dadan Rosana, Ahmad Mudzakir, dan Ana Ratna Wulan. Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Cetakan Ke-1, 2013 ISBN 978-602-1530-63-4 (jilid 1/1a) Cetakan Ke-2, 2014 (Edisi Revisi) ISBN 978-602-282-316-2 (jilid 1b) Cetakan Ke-3, 2016 (Edisi Revisi) Cetakan Ke-4, 2017 (Edisi Revisi) Disusun dengan huruf Myriad Pro, 11 pt.
ISBN 978-602-427-002-5 (jilid 1b) • 3. iiiIlmu Pengetahuan Alam Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Bila pada jenjang SD/ MI, semua mata pelajaran digabung menjadi satu dan disajikan dalam bentuk tema-tema, maka pada jenjang SMP/MTs pembelajaran sudah mulai dipisah- pisah menjadi mata pelajaran.
Sebagai transisi menuju ke pendidikan menengah, pemisahan ini masih belum dilakukan sepenuhnya bagi siswa SMP/MTs. Materi- materi dari bidang-bidang ilmu Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Bumi dan Antariksa masih perlu disajikan sebagai suatu kesatuan dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang utuh bagi siswa SMP/MTs tentang prinsip-prinsip dasar yang mengatur alam semesta beserta segenap isinya.
Buku IPA Kelas VII SMP/MTs ini disusun dengan pemikiran di atas. Bidang ilmu Biologi dipakai sebagai landasan pembahasan bidang ilmu yang lain.
Makhluk hidup digunakan sebagai objek untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang mengatur alam seperti objek alam dan interaksinya, energi dan keseimbangannya, dan lain-lain. Melalui pembahasan menggunakan bermacam bidang ilmu dalam rumpun ilmu pengetahuan alam, pemahaman utuh tentang alam yang dihuninya beserta benda-benda alam yang dijumpai di sekitarnya dapat dikuasai oleh peserta didik SMP/MTs.
Sesuai dengan konsep Kurikulum 2013, buku ini disusun mengacu pada pembelajaran IPA secara terpadu dan utuh, sehingga setiap pengetahuan yang diajarkan, pembelajarannya harus dilanjutkan sampai membuat siswa terampil dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya, dan bersikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk membimbing dan memfasilitasi siswa untuk belajar IPA, KATA PENGANTAR • 4. iv Kelas VII SMP/MTs Semester 2 termasukmeningkatkandanmenyesuaikandayaserapsiswadenganketersediaan kegiatan pada buku ini.
Guru dapat memperkayanya dengan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Bukuinimerupakanedisirevisi.Revisiterutamadilakukanuntukmenyesuaikan isibukudenganKompetensiDasarkelasVIImatapelajaranIPASMP/MTssertadalam semangat penyempurnaan Kurikulum 2013.
Tim penulis dibantu tim telah berupaya sebaik-baiknya dalam menyusun buku ini. Namun demikian, buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya.
Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045). Jakarta, Januari 2016 Penulis • 5. vIlmu Pengetahuan Alam Kata Pengantar. iii Daftar Isi.v Bab 1 Sistem Organisasi Kehidupan.1 A.
Sel sebagai Unit Struktural dan Fungsional Kehidupan.4 B. Jaringan-Jaringan pada .12 C. Organ-Organ pada Hewan dan Tumbuhan.14 D. Sistem Organ dan Organisme.18 Bab 2 Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan.28 A. Pengertian Lingkungan.29 B. Hal-hal yang Ditemukan dalam Suatu Lingkungan.31 C. Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola.33 D. Pola Interaksi Manusia Memengaruhi Ekosistem .41 Bab 3 Pencemaran Lingkungan.47 A. Definisi Pencemaran.49 B. Pencemaran Air.51 C.
Pencemaran Udara.59 D. Pencemaran Tanah.62 Bab 4 Pemanasan Global.68 A. Efek Rumah Kaca.72 B. Pengertian Pemanasan Global.74 C. Penyebab Pemanasan Global.75 D. Dampak Pemanasan Global.76 E. Usaha-usaha Menanggulangi Pemanasan Global.78 Daftar Isi • 6. vi Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Bab 5 Lapisan Bumi.83 A. Atmosfer.86 B. Litosfer.98 C. Hidrosfer.131 Bab 6 Tata Surya.146 A. Sistem Tata Surya.150 B. Kondisi Bumi.155 C. Kondisi Bulan.159 D. Gerhana.162 Glosarium.
169 Indeks. 173 Daftar Pustaka. 174 Profil Penulis . 178 Profil Penelaah . 181 Profil Editor . 185 • 7. Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup Istilah-istilah Penting Hierarki Biologi, Sel, Jaringan, Organ, Sistem Organ, Organisme Sumber: Bab 1 Tumbuhan tingkat tinggi Organisme Molekul Organ Sel Jaringan Sistem organ • 8.
2 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Apakah di kelasmu ada struktur organisasi kelas? Apakah kamu terlibat dalam organisasi tersebut? Ternyata jika diperhatikan, kamu merupakan bagian dari kelas.
Kelas kamu juga merupakan bagian dari kelas VII. Kelas VII merupakan bagian dari SMP/MTs. Jika ditelusuri lebih jauh, ternyata sekolah kamu adalah bagian dari sekolah-sekolah yang ada di kecamatan dan seterusnya. Artinya, kamu sebagai peserta didik merupakan unit terkecil dari organisasi sekolah di kecamatan. Setelah memahami bacaan di atas, coba perhatikan tubuhmu.
Apakah tubuhmu memiliki unit-unit penyusun? Untuk memahami hal tersebut, pada bab ini kamu akan mempelajari unit-unit penyusun tubuhmu. Kamu akan mempelajari mulai dari unit terkecil sampai membentuk tubuhmu dan alam di sekitarmu. Langkah awal untuk mempelajari hal ini, coba lakukan kegiatan berikut. Kegiatan 1.1 Mengamati Bagian Tubuh Katak Apa yang diperlukan dalam pengamatan ini?
1. Katak ( sp), kloroform, dan alkohol 70% atau formalin 4%. 2. Baki bedah untuk tempat membedah katak. 3. Pisau bedah dan gunting untuk membedah katak. 4. Jarum pentul untuk menusuk tangan dan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali katak.
5. Pinset atau penjepit untuk membantu pem- bedahan, yakni menjepit organ-organ bagian dalam katak. Bagaimana cara melakukan pengamatan ini? Perhatikan bagaimana gurumu melakukan pembedahan katak Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar: 1.1 Pola pembedahan katak Ayo Kita Lakukan • 9. 3Ilmu Pengetahuan Alam 1. Mula-mula katak dimasukkan ke dalam stoples, kemudian kapas yang dibasahi dengan klorofom dimasukkan juga ke dalam stoples.
Tutuplah stoples tersebut, tunggu hingga katak pingsan. Peringatan: 2. Letakkan katak pada baki bedah, kemudian rentangkan tangan dan kakinya. Setelah itu, tusuklah dengan jarum pentul agar posisi katak tidak berubah dan lebih mudah untuk dibedah (lihat Gambar 1.1). 3. Sayatlah bagian perut katak dengan gunting dan pisau bedah (lihat Gambar 1.1).
Peringatan: 4. Lakukan pengamatan pada bagian dalam katak tersebut. Organ apa saja yang terdapat di dalam tubuh katak dampak negatif penggunaan pestisida kecuali 5. Tuliskan hasil pengamatanmu. Perlu diingat bahwa hanya hasil pengamatan bukan perkiraan terhadap hasil pengamatan. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, kamu dapat mengamati struktur bagian dalam katak, seperti paru-paru, jantung, usus, dan lain-lain.
Ternyata, jika ditelusuri bagian-bagian tersebut tersusun atas unit-unit terkecil lagi. Dengan demikian, urutan-urutan unit-unit ini akan membentuk suatu tingkatan atau hierarki struktur. Hierarki struktur ini dinamakan hierarki biologi yang membentuk suatu organisasi kehidupan.
Gambar 1.2 menunjukkan struktur hierarki organisasi kehidupan yang dimulai dari atom-atom penyusun molekul yang berukuran mikro hingga ekosistem yang berukuran makro dan sangat kompleks. Hierarki seperti ini dinamakan • 10. 4 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Sumber: http://op.wikispaces.com Gambar 1.2.
Organisasi kehidupan A. Sel sebagai Unit Struktural dan Fungsional Kehidupan Pada hierarki organisasi kehidupan, sel berada di tingkatan struktural terendah yang masih mampu menjalankan semua fungsi kehidupan. Sel mampu melakukan regulasi terhadap dirinya sendiri, memproses energi, tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap lingkungan, serta melakukan reproduksi untuk melestarikan jenisnya.
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktural berbeda. Kedua jenis sel tersebut adalah sel prokariotik dan sel eukariotik. Pada sistem lima kingdom, hanya monera (bakteri dan ganggang biru) yang memiliki sel prokariotik.
Protista, jamur, tumbuhan, dampak negatif penggunaan pestisida kecuali hewan semuanya terdiri atas sel eukariotik. Sel prokariotik berasal dari bahasa Yunani, yaituberarti “sebelum” dan berarti nukleus.
Sel prokariotik memiliki nukleus/inti sel, tetapi inti sel tersebut tidak diselubungi membran inti. Sel eukariotik (bahasa Yunani, berarti “sejati/ sebenarnya”) merupakan sel yang memiliki inti sel dan inti sel tersebut dibungkus oleh membran inti.
Ayo Kita Pelajari • Struktur dan fungsi sel Mengapa Penting? • Untuk mendeskripsikan struktur dan fungsi sel Ekosistem • 11. 5Ilmu Pengetahuan Alam Sel prokariotik terdapat pada bakteri, termasuk sianobakteri. Sel Prokariota strukturnya lebih sederhana daripada struktur sel eukariota, karena tidak mempunyai organel yang terbungkus membran.
Batas sel ialah membran plasma. Di luar membran plasma terdapat dinding sel yang cukup kaku dan seringkali berupa kapsul luar yang biasanya mirip jeli.
Sebagian bakteri memiliki flagela (organel pergerakan), pili (struktur pelekatan), atau keduanya yang menonjol dari permukaan selnya. Nukleoid (DNA) tidak dibungkus membran Pili (b) Ribosom Membran Plasma Dinding Sel Kapsu l Flagela (a) Sumber: Campbell. 2002 Biologi Gambar 1.3 Struktur sel prokariotik(a), (b) (dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron) Sel-sel tersebut akan menyusun tubuh makhluk hidup melalui peng- organisasian yang sistematis. Dalam organisasi tubuh, sel memiliki peranan yang sangat penting.
Kamu tidak dapat mengamati sel secara jelas pada tanaman atau hewan hanya dengan mata telanjang. Kamu membutuhkan alat bantu berupa mikroskop. Bagaimana mikroskop dapat digunakan untuk mengamati bagian-bagian sel sehingga tampak jelas?
Coba lakukan pengamatan berikut ini. Kegiatan 1.2 Mengamati Sel Tumbuhan dengan Mikroskop Apa yang diperlukan dalam pengamatan ini? 1. Daun tanamanada yang menyebut Adam Hawa, daun sosongkokan, atau nanas kerang seperti Gambar 1.4. Ayo Kita Lakukan Kapsul Pili Dinding Sel Nukleoid (DNA) tidak dibungkus membran Flagea Membran Plasma Ribosom 0,5 • 12.
6 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 2. Mikroskoplengkapdengangelasobjek( )dankacapenutup 3. Silet 4. Pinset/jarum 5. Cawan petri 6. Pipet tetes 7. Sedikit air Bagaimana cara pengamatan ini? 1. Mula-mula, buat sayatan melintang daun Adam Hawa dengan arah menuju ke sum- bu tubuh.
2. Letakkan sayatan tersebut pada gelas objek. Kemudian, tetesi dengan air. Tu- tuplah secara perlahan, jangan sampai terbentuk gelembung udara. 3. Amati preparat tersebut dengan perbesar- an lemah. Kemudian, amati dengan perbe- saran kuat. 4. Amati bagian-bagian yang tampak. Gambarlah di buku tugasmu. 5. Tuliskan hasil pengamatanmu. Perlu diingat bahwa, hanya hasil pengamatan, bukan tafsiran terhadap hasil pengamatan.
Simpulkan Dari pengamatan yang kamu lakukan, buatlah kesimpulan tentang sel. Sumber: carlasbanggar. wordpress.com Gambar 1.4 • 13. 7Ilmu Pengetahuan Alam Kegiatan 1.3 Membandingkan Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan Apa yang diperlukan?
1. Bawang merah 2. Epitel pipi manusia 3. Pipet tetes 4. Mikroskop 5. Pisau atau silet 6. Gelas objek 7. Kaca penutup 8. Air 9. Sendok es krim/batang. Apa yang harus dilakukan? 1. Kupas bagian luar bawang merah dan potong umbi lapis bawang merah secara membujur menjadi dua belahan. 2. Angkat salah satu lapisan tipis dari kulit luar umbi tersebut. Minta bantuan guru jika kamu mengalami kesulitan 3.
Letakkan lapisan tipis tersebut di atas gelas objek! Kemudian, tetesi dengan setetes air. 4. Tutup dengan kaca penutup secara perlahan agar tidak muncul gelembung. 5. Amati di bawah mikroskop.
6. Gambarkan hasil pengamatanmu pada buku tugasmu dengan membuat tabel pengamatan (Tabel 1.1). Tentukan bagian-bagian membran sel, dinding sel, sitoplasma, inti sel, dampak negatif penggunaan pestisida kecuali vakuola. 1. Bukalah mulutmu. Oleskan ujung batang korek api ke pipimu sebelah dalam. Berhati-hatilah, jangan sampai tertusuk batang kayu tersebut. Letakkan pada gelas objek yang telah diberi setetes air, kemudian tutup dengan kaca penutup. Amati di bawah mikroskop. 2. Gambar hasil pengamatanmu pada tempat yang telah disediakan.
Tentukan bagian membran sel, sitoplasma, dan inti sel. Ayo Kita Lakukan • 14. 8 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Tabel 1.1 Pengamatan sel No. Gambar Hasil Pengamatan Keterangan 1. Sel bawang merah 2. Epitel pipi Tuliskan perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan berdasarkan hasil pengamatanmu. Tabel 1.2 Perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan No. Perbedaan Sel Tumbuhan Sel Hewan Presentasi Presentasikanlah hasil pengamatanmu di depan kelas. • 15.
9Ilmu Pengetahuan Alam Ingatlah • Sel merupakan unit terkecil kehidupan. Di dalam sel terdapat penyusun sel atau organel sel. Namun, organel tidak disebut sebagai unit terkecil kehidupan sebab organel tidak mampu hidup mandiri.
• Makhluk hidup bersel satu dapat hidup mandiri dan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri seperti energi, mineral, dan sebagainya. • Umumnya,selberukuranmikroskopis.Namun,adaselyangberukuran makroskopis (besar).
Seperti telur burung unta dan sel saraf zarafah yang memiliki panjang lebih dari 1 meter. Perhatikan Gambar 1.5. Sumber: Campbell, 2008. Biology dan David Sadava, 2011, Life: The Science of Biology Gambar 1.5 Kisaran ukuran sel Atom Lipid Protein Bakteri Manusia Paus BiruBurung Kolibri Kebanyakan sel Hewan dan Tumbuhan Skala dimulai dari bagian atas dengan 10 m dan menurun, setiap pengukuran di sisi kiri menunjukkan pengecilan ukuran 10x Kebanyakan sel berukuran 1-100 μm Cemara Kloroplas Telur Katak Virus T Molekul Sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm, sehingga hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Perhatikan skala yang dipakai. Skala dimulai dari bagian atas dengan 10 meter dan menurun. Setiap pengukuran di sisi kiri menunjukkan pengecilan ukuran sepuluh kali.
Pengukuran 1 centimeter (cm) = dampak negatif penggunaan pestisida kecuali m = 0,4 inci 1 milimeter (mm) = 10-3 m 1 mikrometer (µm) = 10-3 mm = 10-6 m 1 nanometer (nm) = 10-3 µm = 10-9 m • 16.
10 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Kegiatan 1.4 Kamu telah mempelajari tentang sel sebagai unit fungsional terkecil yang menyusun makhluk hidup. Untuk mempelajarinya, kita membutuhkan alat bantu seperti mikroskop. Mengapa sebagian besar sel berukuran kecil? Coba jelaskan. (Untuk dapat menjawabnya, perhatikan Gambar 1.6 berikut. Ayo Kita Lakukan Kegiatan 1.5 Tugas Projek Membuat Model Sel 1.
Bentuklah satu kelompok yang beranggotakan 5 orang, pilihlah salah satu projek yang akan kamu kerjakan. Membuat model sel hewan atau membuat model sel tumbuhan. Seperti contoh pada Gambar 1.7. 2. Buatlah model sel yang kamu pilih untuk dikumpulkan sebagai nilai hasil tugasmu. Luas permukaan meningkat sementara volume total tetap konstan Sumber: Gambar 1.6 Sel berukuran kecil • 17. 11Ilmu Pengetahuan Alam 3. Bekerjalah dengan kelompokmu dalam dampak negatif penggunaan pestisida kecuali bahan yang akan digunakan untuk membuat model yang sesuai dengan pilihanmu (tumbuhan/hewan)!
Apa yang diperlukan? 1. Gabus, tanah liat, atau lilin plastisin. 2. Lem, gunting atau pisau kecil, dan spidol warna (pisau kecil dan cat warna untuk membedakan bagian-bagian sel). Peringatan: Hati-hati dalam menggunakan gunting dan pisau. Apa yang akan dikerjakan?
1. Bentuk gabus/tanah liat/lilin plastisin menjadi bentuk model sel hewan atau tumbuhan sesuai pilihan kelompok. Perlu diingat, jangan lupa membuat dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. 2. Buatlah model sel tersebut lengkap dengan organel yang ada.
Beri warna yang berbeda untuk setiap organel yang berbeda dengan spidol warna/cat warna. 3. Berilah nomor atau nama tiap organel tersebut. 4. Langkah nomor 1 - 3 dapat digunakan dengan bahan yang berbeda, misalnya tanah liat. Sumber: catherinamuiyonto. blogspot.com Gambar 1.7 Model sel hewan 5. Laporkan hasilmu pada pertemuan berikutnya. • 18. 12 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Perlu direnungkan, bahwa sel yang ukurannya kecil ternyata terdiri atas organel-organel yang lebih kecil lagi dan saling membutuhkan satu sama lain.
Tidak ada yang dapat menghidupkan sel kecil tersebut, kecuali Tuhan Yang Maha Hidup dan Pemberi Kehidupan. Oleh karena itu, kita harussenantiasabersyukuratasanugerahTuhanSangPemberiKehidupan. Coba kembali renungkan. Mengapa pada sel hewan tidak dijumpai dinding sel, sedangkan pada sel tumbuhan terdapat dinding sel? Tuhan Yang Maha Kuasa juga pasti memiliki rahasia lain yang menakjubkan dibalik itu, bukan? Refleksi B. Jaringan-jaringan pada Hewan dan Tumbuhan Setiap sel suatu organisme memiliki ukuran yang bervariasi.
Ukuran sel mencerminkan fungsi yang dilakukan sel bersangkutan. Semua fungsi hidup organisme bersel satu dilakukan oleh sel tunggal itu sendiri.
Pada organisme bersel banyak, seringkali dampak negatif penggunaan pestisida kecuali tidak dapat bekerja sendiri. Setiap sel bergantung kepada sel yang lain. Kerja sama dan interaksi di antara sel ini menyebabkan organisme dapat mempertahankan hidupnya. Sel- sel yang mempunyai fungsi dan bentuk sama akan berkelompok. Kelompok sel disebut jaringan. Kegiatan 1.6 Mengamati Jaringan Apakah jaringan tersusun atas sel-sel yang memiliki ciri yang sama?
Apa yang diperlukan? Ayo Kita Lakukan Ayo Kita Pelajari • Jaringan Mengapa Penting? • Untuk menjelaskan bagian-bagian jaringan dan fungsinya. • 19. 13Ilmu Pengetahuan Alam 1. Daun 4. Silet 2.
Mikroskop 5. Pewarna metilen biru 3. Gelas objek dan kaca penutup 6. Pipet tetes Apa yang harus dilakukan? 1. Jaringan tumbuhan a. Sayatlah daun atau batang tumbuhan dengan membujur atau melintang setipis mungkin.
b. Letakkan di atas gelas objek dan tetes dengan pewarna metilen biru. Kemudian, tutuplah dengan kaca penutup. c. Amati di bawah mikroskop. Gambarlah jaringan tumbuhannya pada buku tugasmu. d. Identifikasilah bagian-bagian jaringan tersebut.
Tabel 1.3 Jaringan tumbuhan Gambar Keterangan 2. Jaringan hewan a. Siapkan preparat awetan hewan (sel otot polos) yang ada di sekolahmu. b. Amatilah di bawah mikroskop. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali jaringan-jaringan hewan tersebut. Tabel 1.4 Jaringan hewan Gambar Keterangan • 20. 14 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Analisislah hasil pengamatanmu dan jawablah pertanyaan berikut. 1. Bagaimana struktur jaringan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Identifikasilah.
2. Bagaimana struktur jaringan hewan? Identifikasilah. 3. Bandingkan struktur jaringan hewan dan tumbuhan tersebut. Apakah persamaan dan perbedaannya? Lakukan hal-hal berikut untuk mengevaluasi hasil pengamatanmu. 1. Buat kesimpulan dari hasil pengamatanmu.
2. Kumpulkan hasil pengamatanmu kepada gurumu. Mintalah penda- patnya. Tumbuhan mempunyai bermacam-macam jaringan. Jaringan pembuluh kayu ( ) berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun, sedangkan jaringan pembuluh tapis ( ) mengangkut zat makanan dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
Hewan maupun manusia mempunyai bermacam-macam jaringan juga. Ada jaringan epitel, jaringan otot, jaringan tulang rawan, jaringan saraf, dan sebagainya. C. Organ-organ pada Hewan dan Tumbuhan Pada waktu dampak negatif penggunaan pestisida kecuali jaringan tumbuhan, kamu perlu memotong salah satu bagian tumbuhan, misalnya daun.
Di dalam daun, ternyata ada beberapa macam jaringan. Kumpulan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali beberapa macam jaringan yang berbeda akan membentuk satu kesatuan untuk melakukan fungsi tertentu disebut organ. Ayo Kita Pelajari • Organ Mengapa Penting? • Untuk menjelaskan bagian-bagian organ dan fungsinya. dampak negatif penggunaan pestisida kecuali 21. 15Ilmu Pengetahuan Alam Kegiatan 1.7 Organ yang terdapat pada tumbuhan Apa yang diperlukan? 1. Tanaman pacar air yang masih memiliki akar dan daun yang telah direndam batang dan akarnya dengan larutan pewarna merah selama 2 x 24 jam 2.
Pisau kecil dan gunting 3. Kertas label 4. Alat tulis Apa yang harus dilakukan? 1. Amati keseluruhan tanaman pacar air tersebut. 2. Identifikasilah bagian-bagian tanaman tersebut (akar, batang, dan daun).
Beri label pada setiap bagiannya untuk mempermudah pengamatanmu. Tuliskan fungsinya 3. Gunakan gunting atau silet untuk memotong organ-organ tumbuhan tersebut. Berhati-hatilah saat memotong. Peringatan: Berhati-hatilah dalam menggunakan gunting atau silet. Cucilah gunting dan silet tersebut setelah selesai digunakan. Tabel 1.5 Organ tumbuhan pacar air Gambar Keterangan Tumbuhan Pacar Air Utuh Bagian Daun Bagian Batang Bagian Akar Ayo Kita Lakukan • 22.
16 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Kegiatan Bereksplorasi Untuk melengkapi keterampilan mengenai sel, jaringan, dan organ, kamu diminta untuk melakukan eksplorasi terhadap ketiga hal tersebut. Eksplorasi dilakukan dengan menelusuri gambar dan mengidentifikasi penjelasan pada gambar. 1. . 2. . 3. . 4. . 5. . 6. . 7. . Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 1.8 Struktur Tumbuhan Lakukan langkah-langkah berikut 1. Perhatikan Gambar 1.8 di atas. 2. Sebutkan organ pada bagian tumbuhan yang ditunjuk.
3. Identifikasilah letak organ tersebut beserta fungsinya. 4. Catatlah hasil pengamatanmu pada buku tugasmu. 5. Carilah informasi melalui buku, majalah, koran, internet, atau sumber yang lain. Ayo Lakukan • 23. 17Ilmu Pengetahuan Alam 6. Tulislah kesimpulan dari hasil pengamatan kegiatan ini pada buku tugasmu. 7. Laporkan hasil kegiatanmu kepada gurumu dan mintalah pen- dapatnya.
Kegiatan 1.8 Bagian-Bagian Tubuh Kamu telah mempelajari bahwa makhluk hidup tersusun atas unit terkecil yang disebut sel. Sel berkumpul membentuk jaringan dan jaringan akan menyusun organ.
Sekarang, tentukan bagian tubuh manusia yang termasuk sel, jaringan, atau organ dengan memberi tanda centang (√) pada kolom sel, jaringan, atau organ pada Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali 1.6 berikut. Tabel 1.6 Bagian-bagian tubuh Gambar Bagian Tubuh Nama Sel Jaringan Organ Gambar 1.9 Gambar 1.10 Ayo Kita Latihan • 24. 18 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Gambar Bagian Tubuh Nama Sel Jaringan Organ Gambar 1.11 Gambar 1.12 Gambar 1.13 Sumber: D. Sistem Organ dan Organisme Kamu sudah menemukan bermacam- macam organ yang terdapat pada tum- buhan dan manusia.
Beberapa organ yang bekerja sama untuk melakukan fungsi kerja tertentu disebut. Lanjutkan kegiatan ini untuk mem- pelajari sistem organ dan organisme. Ayo Kita Pelajari • Sistem organ dan organisme Mengapa Penting? • Menjelaskan sistem organ dan organisme • 25. 19Ilmu Pengetahuan Alam Kegiatan 1.9 Sistem Organ dan Organisme Sebutkan organ-organ yang dapat ditemukan pada tubuh manusia dan telusuri fungsi masing-masing organ tersebut.
Jawablah pertanyaan tersebut melalui percobaan berikut. Apa yang diperlukan? - Torso/model manusia Lakukan langkah-langkah berikut ini. 1. Perhatikan torso/model tubuh manusia yang ada di sekolahmu.
2. Identifikasilah organ-organ yang menyusun torso tersebut. Kemudian dampak negatif penggunaan pestisida kecuali cara menyusun sistem organ-organ tersebut. 3.
Catatlah hasil pengamatanmu dalam Tabel 1.7 berikut ini. Tabel 1.7 Organ dan sistem organ No. Organ Fungsi Sistem Organ 1. 2. 3. 4. dst Simpulkan hasil pengamatanmu. Ayo Lakukan Kegiatan 1.10 Bagian-bagian Tubuh Sistem organ merupakan bentuk kerja sama antarorgan untuk me- lakukan fungsinya.
Dalam melaksanakan kerja sama ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling bergantung dan saling memengaruhi satu sama lainnya.Tanpa ada kerja sama dengan organ lain, maka proses dalam tubuh tidak akan terjadi.
Sistem organ manusia lebih detil dapat dilihat pada Tabel 1.8. Sistem organ, organ, dan fungsi yang masih belum terisi silahkan kamu cari sendiri dari berbagai referensi. Ayo Kita Latihan • 26. 20 Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali VII SMP/MTs Semester 2 Pelajari sistem organ manusia yang terdapat padaTabel 1.8. Kemudian tuliskan nama masing-masing organ tersebut pada gambar yang tersedia.
Tabel 1.8 Sistem Organ Manusia No. Sistem Organ Gambar Organ Fungsi 1. Sistem pencernaan Gambar 1.14 Sistem pencernaan Mulut (lidah, gigi), faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, hati, rektum, pankreas, dan anus Mencerna makanan, mengabsorbsi molekul-molekul makanan yang sudah disederhanakan 2.
Sistem pernapasan Gambar 1.15 Sistem pernapasan 3. Sistem gerak (rangka) Gambar 1.16 Sistem gerak (rangka) Tulang Menyokong dan melindungi organ dalam • 27. 21Ilmu Pengetahuan Alam No Sistem Organ Gambar Organ Fungsi 4. Sistem transportasi/ sirkulasi/ peredaran darah Gambar 1.17 Sistem Sirkulasi Jantung, arteri, vena, kapiler, dan sel-sel darah.
Mengangkut oksigen dan sari makanan ke seluruh sel tubuh, dan mengangkut zat hasil metabolisme yang tidak berguna keluar dari sel tubuh, serta melindungi tubuh dari mikroorganisme penyebab penyakit. 5. Gambar 1.18 Sistem Saraf 6. Sistem ekskresi Gambar 1.19 Sistem Ekskresi Paru-paru, ginjal, kulit, dan hati Mengeluarkan sisa metabolisme yang tidak terpakai dari dalam tubuh dan menjaga keseimbangan sel dengan lingkungannya 7.
Sistem reproduksi Gambar 1.20 Sistem Reproduksi Ovarium, rahim, dan vagina. Perkembangbiakan Sumber: • 28. 22 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Sekarang kamu sudah mengetahui bahwa di dalam tubuh terdapat beberapa sistem organ. Pada kelompok makhluk hidup multiseluler seperti manusia, antarsistem organ saling berhubungan dan bekerja sama untuk menjalankan fungsinya.
Sistem organ ini kemudian membentuk organisme, yaitu satu jenis makhluk hidup/individu, misalnya manusia. Penerapan Konsep Kamu telah mempelajari bahwa organisme tersusun atas sistem organ yang tersusun atas organ.
Apakah makhluk hidup tingkat rendah memiliki organ dan sistem organ? Coba pikirkan dan temukan jawabannya. Lakukanlah eksplorasi. Kegiatan 1.11 Mengamati Organisme Apa yang perlu disiapkan dalam eksplorasi ini? 1. Sampel air yang menggenang beserta serasahnya dan tumbuhan air yang dibiarkan beberapa hari (dapat diambil dari air selokan yang terdapat di sekitar sekolah, rumah, atau persawahan).
Cucilah kedua tanganmu dengan sabun setelah melakukan kegiatan ini. 2. Mikroskop. 3. Gelas objek dan kaca penutup. 4. Pipet tetes. Ayo Lakukan • 29. 23Ilmu Pengetahuan Alam Apa yang harus dilakukan? 1. Ambil sedikit air genangan dengan menggunakan pipet tetes. 2. Teteskan satu tetes pada gelas objek dan tutup dengan kaca penutup. Tutuplah gelas objek secara perlahan dan hati-hati. 3. Amati preparat tersebut dengan mikroskop. 4.
Gambarlah organisme atau bagian organisme yang tampak pada mikroskop di buku tugasmu. Analisislah hasil pengamatanmu dengan menjawab pertanyaan berikut. 1. Termasuk organisme atau bagian tubuh organisme apa yang kamu lihat? 2. Tuliskan kesimpulan yang didapat dari kegiatan ini di buku tugasmu.
Kemudian laporkan hasil pengamatan pada gurumu. Kita sebagai manusia patut bersyukur atas nikmat yangTuhan berikan. Tak ada satu pun yang Tuhan ciptakan secara sia-sia. Semua ciptaan Tuhan memiliki manfaat dan fungsi tertentu bagi kehidupan. Mari kita renungkan apa yang sudah Tuhan berikan kepada manusia. Organ-organ yang Tuhan ciptakan sangat sempurna. Tuhan meletakkan organ-organ tubuh manusia sesuai tempatnya, sehingga tampak indah dan sempurna.
Semua organ tubuh manusia terjalin dalam satu kesatuan tubuh. Semua organ berfungsi, bergerak, dan bekerja sama sesuai dengan peranannya masing-masing.Mataberfungsisebagaialatpenglihatan,telingaberfungsi sebagai alat pendengaran, dan lain sebagainya. Bayangkan jika semua organ tidak mau bergerak sesuai dengan fungsinya maka akan terjadi mata jadi telinga, telinga jadi mulut, kaki jadi kepala. Tidak akan pernah dapat menjadi satu kesatuan, Maha Besar Tuhan Yang Maha Pencipta. Refleksi • 30.
24 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Kita telah mempelajari tentang Sistem Organisasi Kehidupan, tahukah kamu ilmuwan yang sudah berjasa untuk pengembangan ilmu yang telah kita pelajari ini? • Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Hooke (1635-1703) merupakan seorang kimiawan dan fisikawan yang melakukan riset di bidang optik dan geometri. Salah satu temuan pentingnya adalah mikroskop tetes, lensanya dibuat dari tetesan kaca pijar yang berbentuk cakram bikonkaf.
Mikroskop buatan Hooke adalah penyempurnaan dari mikroskop Leuwenhook. Penemuan ini dipublikasikan dalam bentuk buku berisi cara pembuatan dan teknik penggunaan mikroskop yang diberi judul Micrographia.
Melalui mikroskop buatannya ini Hooke dapat mengamati sel hewan dan sel tumbuhan. Sel pertama yang diamati adalah sel jaringan gabus pada tumbuhan. Hooke juga yang pertama kali menyebutkan kata sel dalam jurnal penelitiannya. • Theodore Schwann (1810-1882) seorang ahli pengetahuan berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh hewan tersusun atas sel. Kemudian Schwann mengusulkan dua azas yang dikenal dengan teori sel, yaitu semua organisme terdiri atas sel, dan sel merupakan unit dasar dampak negatif penggunaan pestisida kecuali kehidupan.
Jauh sebelum masa para ahli tersebut, seorang ilmuwan yang bernama Ibnu Sina (980- 1037) telah mempelajari banyak hal tentang ilmu pengetahuan alam, di antaranya tentang fungsi dampak negatif penggunaan pestisida kecuali tubuh. Selain itu juga Alexander Oparin (1894-1980) merupakan ilmuwan sains dari bangsa barat yang terjun dalam bidang biologi.
Oparin adalah orang pertama yang membuktikan bahwa sel muncul sebelum adanya gen atau protein. INFO ILMUWAN • 31. 25Ilmu Pengetahuan Alam Organisme merupakan bagian hierarki struktur makhluk hidup yang membentuk organisasi kehidupan.
Hierarki struktur ini disebut hierarki Biologi. Organisasi kehidupan terdiri atas atom molekul organel sel sel jaringan organ sistem organ organisme. Sel berada di tingkatan struktural terendah yang masih mampu menjalankan semua fungsi kehidupan.
Sel mampu melakukan regulasi terhadap dirinya sendiri, memroses energi, tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap lingkungan, serta melakukan reproduksi. Kerja sama dan interaksi di antara sel-sel ini menyebabkan organisme dapat mempertahankan hidupnya. Sel-sel yang mempunyai fungsi dan bentuk yang sama akan berkelompok.
Kelompok sel itu dinamakan jaringan. Kumpulan dari beberapa macam jaringan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan untuk melakukan fungsi tertentu disebut organ. Sistem organ merupakan bentuk kerja sama antarorgan untuk melakukan fungsi tertentu.
RANGKUMAN • 32. 26 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Uji kompetensi Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar. 1. Perhatikan gambar sel di bawah ini. Identifikasilah bagian-bagiannya. Bagian-bagian yang menyusun sel tumbuhan A.
. B. . C. . D. . E. . F. . G. . H. . I. . J. . K. . L. . M. . N. . Gambar 1.21 Sel Sumber: 2. Apayangterjadidengansistemorgantertentu,jikasalahsatuorganpenyusun- nyamengalamikerusakan?Dapatkahsistemorgantersebutberfungsidengan baik? a. Bagian sel manakah yang menjadi penentu sel tersebut menjadi sel hidup atau sel mati? b. Apa yang terjadi apabila organ yang ditunjuk dengan huruf (I) pada Gambar 1.21 tidak berfungsi dengan baik? c. Bagian manakah yang disebut dinding sel?
Mengapa sel ini memiliki dinding sel? Jelaskan. • dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. 27Ilmu Pengetahuan Alam 3. Perhatikan gambar sistem pencernaan di bawah ini. Sebutkan bagian-bagian yang diberi tanda dengan huruf a sampai dengan r. Organ-organ penyusun sistem pencernaan a. . b. . c. .
d. . e. . f. . g. . h. . i. dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. j. . k. . l. . m. . o. . p. . q. . Gambar 1.22 Sistem Pencernaan Sumber: 4. Mengapa mikroskop merupakan sesuatu yang sangat berguna untuk mempelajari sel? Jelaskan. Pemecahan Masalah Kulit merupakan bagian tubuh manusia yang paling luas, rapat, dan kuat. Apakah kulit termasuk organ? Mengapa kulit yang kuat dapat berdarah? Kemukakan alasanmu! • 34. Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan Istilah-istilah Penting Lingkungan, Ekosistem, Saling Ketergantungan, Pola Interaksi Bab 2 Sumber: • 35.
29Ilmu Pengetahuan Alam Perhatikan Gambar 2.1 di bawah ini. Pada gambar (a) terlihat burung bangau bertengger di puncak pohon sedang berjemur setelah mencari makan di daerah sekitar Suaka Margasatwa, Pulau Rambut, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pada Gambar (b) terlihat seekor biawak sedang mengendap- endap mencari mangsa di tempat yang sama dengan burung bangau. Oleh karena itu, jika burung bangau tersebut berada di bawah, maka bangau akan menjadi santapan bagi biawak. Peristiwa seperti ini sering terjadi di semua tempat bahwa sesama makhluk hidup saling berinteraksi.
Sumber: Dokumen pribadi Drs. Paskal Sukandar, M.Si Gambar 2.1 (a) Burung bangau yang bertengger pada pohon, (b) Seekor biawak sedang mengendap mencari makan di Suaka Margasatwa Pulau Rambut DKI Jakarta (a) (b) Pada Bab 2 ini, kamu akan mempelajari interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Untuk memahami bab ini dengan baik, coba pahami lebih dahulu mengenai lingkungan dan melakukan pengamatan terhadap lingkungan.
A. Pengertian Lingkungan Istilah berasal dari kata " ", yang memiliki makna " " Berdasarkan istilah tersebut, lingkungan secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks, sehingga dapat memengaruhi satu sama lain.
Kondisi yang saling memengaruhi Ayo Kita Pelajari • Pengertian Lingkungan Mengapa Penting? • Untuk menjelaskan konsep lingkungan dan komponennya • 36. 30 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 ini membuat lingkungan selalu dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi. Selain itu, komponen lingkungan itu dapat saling memengaruhi dengan kuat.
Ada saatnya kualitas lingkungan berubah menjadi baik dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi buruk. Perubahan itu dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu lingkungan tersebut. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan abiotik. 1. Komponen biotik, terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik. 2. Komponen abiotik, terdiri atas benda-benda tidak hidup di antaranya air, tanah, udara, dan cahaya.
Kegiatan 2.1 Mempelajari Lingkungan Apa yang kamu amati pada Gambar 2.2? Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali gambar tersebut terdapat air, ikan, dan tumbuhan air. 1. Bagian yang hidup adalah . 2. Bagian yang tidak hidup adalah . 3. Bagaimana bagian yang hidup dan tidak hidup dapat berinteraksi? Alat dan Bahan 1. Botol plastik bekas air mineral ukuran 2 liter 2.
Gunting 3. Pasir 4. Kerikil 5. Penggaris 6. Air 7. Tumbuhan dan, 8. Ikan kepala timah/ 9. Makanan ikan Sumber: akuarium.forum.o-fish.com Gambar 2.2. Ekosistem buatan Ayo Kita Lakukan • 37. 31Ilmu Pengetahuan Alam Lakukan percobaan dengan langkah-langkah berikut. a. Potonglah bagian atas dari botol plastik yang telah dicuci.
b. Tuangkan lapisan pasir setebal 5-10 cm di bagian dasar botol. c. Isilah botol tersebut dengan air sampai 5 cm di bawah permukaan botol dan biarkan terbuka selama 2 hari. Jaga volume air agar tetap stabil dengan menambahkan air untuk mengganti air yang menguap dari botol.
d. Tanamlah dan tambahlah 2 cm lapisan kerikil. e. Bila air telah jernih, tambahkanlah seekor ikan kepala timah atau ikan koki atau ikan lain yang berukuran kecil.
f. Berilah makan ikan dengan memasukkan makanan ikan secukupnya setiap hari. g. Sekarang kamu telah membuat suatu lingkungan yang disebut ekosistem. h. Amatilah ekosistemmu setiap hari dan catatlah apa yang kamu amati dalam buku catatanmu.
Pastikan kamu mengamati tentang bagian yang hidup dan bagian yang tidak hidup dalam ekosistemmu. Analisislah hasil kegiatanmu dengan menjawab pertanyaan berikut! a. Bagaimana bagian-bagian dalam botol berinteraksi untuk menyusun ekosistem? Jelaskan! b. Apa yang diperlukan untuk menjaga agar ekosistem tersebut sehat? Presentasikan hasil percobaanmu di depan kelas.
B. Hal-hal yang Ditemukan dalam Suatu Lingkungan Di sekolah, kamu menghabiskan waktu dalam ruangan kelas untuk berinter- aksi dengan teman dan guru. Setelah kegiatan sekolah selesai, mungkin kamu pergi ke lapangan olahraga, ke toko buku, atau berjalan menuju tempat bermain. Setiap hari, kamu menuju ke tempat yang berbeda di sekitarmu.
Pernahkah kamu mencatat tempat yang kamu kunjungi? Apakah kamu juga mempelajari interaksimu dengan lingkungan yang kamu kunjungi? • 38. 32 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Setiapmakhlukhidupmemerlukan ling- kungan tertentu sebagai tempat hidupnya.
Tahukah kamu, tempat hidup dinamakan. Dalam suatu habitat, terdapat ber- bagai jenis makhluk hidup ( ) dan makhluk tak hidup ( ). Tempatyangkamukunjungimerupakan suatu habitat bagi suatu makhluk hidup. Pada tempat tersebut akan terjadi interaksi antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Kegiatan 2.2 Mengamati Ekosistem Amati Gambar 2.3, dan catat pengamatanmu. • Ada tanaman padi • Ada tanah tempat tumbuh tanaman padi • Ada .
• Ada . Buatlah pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan tersebut. 1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4-5 orang. 2. Catatlah jenis-jenis ekosistem apa saja yang diamati di lingkungan sekolahmu. 3. Catatlah semua makhluk hidup dan makhluk tak hidup yang terdapat pada lingkungan tersebut dalam suatu tabel seperti berikut. Kerjakan di buku tugasmu. Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 2.3 Siswa mengamati lingkungan di sekitar sekolah Ayo Kita Lakukan Ayo Kita Pelajari • Komponen lingkungan Mengapa Penting?
• Untuk mengetahui dan mengidentifikasikan komponen biotik dan abiotik dalam lingkungan • 39. 33Ilmu Pengetahuan Alam Tabel 2.1 Hasil pengamatan lingkungan No. Makhluk Hidup (Biotik) Jumlah Makhluk tak hidup (Abiotik) Keterangan 1. … … … … 2. … … … … 3. … … … … 4. … … … … 5. … … … … … … … … … 4. Buatlah kesimpulan dari kegiatanmu dengan mengaitkan peran setiap komponen tersebut. C. Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola Jika kamu mengamati bagian ke- cil ekosistem seperti pada kegiatan sebelumnya, atau seluruh ekosistem yang luas seperti lautan, kamu dapat mengetahui hubungan keterkaitan di antara organisme yang terdapat dalam ekosistem tersebut.
Setiap organisme tersebut tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi. Terjadi interaksi antara komponen biotik dengan kom- ponen abiotik, dan terjadi interaksi antarsesama komponen biotik. Ayo Kita Pelajari • Interaksi dalam ekosistem Mengapa Penting?
• Untuk mengetahui dan menjelaskan pola interaksi dalam ekosistem Ayo Pikirkan • Pernahkah kamu melihat suatu daun yang berlubang? • Apa yang menyebabkan daun tersebut berlubang? • 40. 34 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 1. Interaksi Antara Makhluk Hidup dengan Makhluk Hidup yang Lain. Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan. Seperti rantai makanan, jaring- jaring makanan, dan piramida makanan. Selain itu, melalui bentuk hidup bersama, yaitu simbiosis.
Perhatikan Gambar 2.4 dan 2.5. Sumber: Piramida makanan.idfk.bogor.net Sumber: Anneahira.com Gambar 2.4 Piramida makanan Gambar 2.5 Jaring-jaring makanan. 2. Macam-macam Simbiosis Simbiosis merupakan bentuk hidup bersama antara dua individu yang berbeda jenis. Ada tiga (3) macam simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme.
merupakan suatu hubungan dua jenis individu yang saling memberikan keuntungan satu sama lain. adalah hubungan interaksi dua jenis individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak, tetapi pihak lain tidak mendapatkan kerugian.
merupakan hubungan dua jenis individu yang memberikan keuntungan kepada salah satu pihak dan kerugian pada pihak yang lain. Perhatikan Gambar 2.6. Contoh simbiosis mutualisme adalah antara jamur dan akar pohon pinus.
Jamur mendapatkan makanan dari pohon pinus, sedangkan pohon pinus mendapatkan garam mineral dan air lebih banyak jika bersimbiosis dengan jamur. Unit Energi 0,01 1 10 1000 Unit Energi Unit Energi Unit Energi • 41.
35Ilmu Pengetahuan Alam Contoh simbiosis komensalisme adalah antara tanaman anggrek dengan pohon mangga. Tanaman anggrek mendapatkan keuntungan berupa tempat hidup, sedangkan pohon mangga tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian dari keberadaan tanaman anggrek tersebut. Contoh simbiosis parasitisme adalah antara kutu rambut dan manusia. Kutu rambut memperoleh keuntungan dari manusia berupa darah yang diisap sebagai makanannya sedangkan manusia akan merasakan gatal pada kulit dikepalanya.
(a) (b) (c) Sumber: f4-preview.awardspace.com m.kidnesia.com sukasains.com Gambar 2.6 Macam-macam simbiosis pada makhluk hidup (a) Komensalisme (ikan badut dengan anemon) (b) Parasitisme (tumbuhan tali putri dengan inangnya) (c) Mutualisme (lebah dengan bunga) 3. Peran Organisme Berdasarkan Kemampuan Menyusun Makanan Berdasarkan kemampuan menyusun makanan, peran organisme dibagi dan.
Organisme heterotrof, berdasarkan jenis makanannya dibagi lagi menjadi 3 (tiga), dampak negatif penggunaan pestisida kecuali, dan. (a) (b) (c) Sumber: id.inter-pix.com httpgrant.d11.org news.detik.com Gambar 2.7 Macam-macam hewan berdasarkan makanannya (a) herbivora (b) karnivora (c) omnivora menjadi 2 (dua), yaitu • 42. 36 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Untuk memahami ekosistem, kamu harus melakukan kegiatan berikut.
Kegiatan 2.3 Memahami Saling Ketergantungan antara Makhluk Hidup Kamu akan melakukan si- mulasi tentang saling ketergan- tungan makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Dengan kegi- atan ini, kamu diharapkan me- mahami pentingnya setiap or- ganisme bagi kehidupan. Benda yang diperlukan. 1. Benang kasur atau tali rafia. 2. Kartu-kartu yang berisi komponen ekosistem.
Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam atau di luar kelas. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Pilih salah satu ekosistem. 2. Berkumpullah bersama temanmu membentuk lingkaran. 3. Bagilah peran temanmu masing-masing. Misalnya, temanmu yang pertama sebagai pohon dan memegang ujung tali. 4. Temanmu yang kedua yang berada di seberang teman pertama menyebutkan salah satu komponen ekosistem hutan tropis, selan- jutnya menjelaskan keterkaitan dengan komponen sebelumnya.
Misalnya burung, hubungannya sebagai tempat hidup. 5. Kemudian tali dihubungkan lagi ke teman ketiga yang berada di seberang teman kedua. Hal ini terus dilakukan sampai semua teman sudah memegang tali rafia yang mewakili komponen hutan tropis. Sumber: Dok.
Kemdikbud Gambar 2.8 Benang kasur Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 2.9 Tali rafia Ayo Kita Lakukan • 43. 37Ilmu Pengetahuan Alam Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 2.10 Peserta didik bermain simulasi saling ketergantungan pada hutan tropis 6. Setiap peserta didik harus memegang tali. 7. Guru menyebutkan salah satu komponen hutan tropis. Peserta didik yang memerankan komponen tersebut menggoyang-goyangkan tali yang dipegangnya, dan semua peserta didik diminta komentarnya apa yang dirasakan?
Ternyata, semua peserta didik akan merasakan getaran dari tali rafia tersebut. 8. Selanjutnya, guru menyebutkan salah satu komponen hutan lain, dan meminta melepaskan tali yang dipegangnya. Akibatnya, ada (komponen lain) yang talinya tidak kencang lagi dan komponen tersebut harus melepaskan talinya. 9. Buatlah kesimpulan berdasarkan kegiatan ini yang berkaitan dengan interaksi antarkomponen ekosistem hutan tropis. 1. Perhatikan Gambar 2.11. Berapa rantai makanankah yang terlihat pada gambar jaring-jaring makanan tersebut?
2. Apakah rantai makanan yang satu dengan yang lain saling ber- hubungan? Jelaskan. Ayo Kita Latihan • 44. 38 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Sumber: dc228.4shared.com Gambar 2.11 Jaring-jaring makanan 3.
Tuliskan rantai makanan yang ditunjukkan pada Gambar 2.11 di atas. Isikan jawabannya pada tabel berikut. No. Rantai Makanan Bentuk interaksi Keterangan 1. Contoh: Tumbuhan tikus elang pengurai Produsen- konsumen - pengurai Produsen = tumbuhan Konsumen = tikus dan elang Pengurai = jamur 2.
3. 4. Burung Musang Elang Pengurai • 45. 39Ilmu Pengetahuan Alam 1. Apakah yang akan terjadi apabila salah satu organisme tidak tersedia di alam?
2. Apakah yang akan terjadi jika produsen dalam suatu ekosistem punah? Coba prediksikan. Jelaskan alasanmu. Berpikir Kritis Eksplorasi Kamu telah melakukan simulasi tentang saling ketergantungan antara makhluk hidup (Kegiatan 2.3). Sekarang, lanjutkan dengan eksplorasi. Adapun yang akan dieksplorasi adalah ekosistem di sekitar sekolah.
Kegiatan 2.4 Mengetahui bentuk saling ketergantungan Setiapmakhlukhidupmemilikikebutuhanyangberbedadarimakhluk hidup atau komponen ekosistem yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, ada berbagai macam bentuk saling ketergantungan antarmakhluk hidup. Buatlah pertanyaan berdasarkan deskripsi tersebut. Bahan atau alat yang dibutuhkan 1.
Alat tulis 2. Kaca pembesar (bila perlu) Lakukan langkah-langkah berikut ini. 1. Perhatikan dan amatilah ekosistem sawah, kolam ikan, lapangan rumput, atau ekosistem lain di sekitar sekolahmu. 2. Dapatkah kamu menentukan bentuk saling ketergantungan antara komponen-komponen dalam ekosistem? Ayo Kita Lakukan • 46. 40 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Petunjuk Keselamatan Kerja Hati-hatilah dalam melakukan pengamatan, jangan memetik tumbuhan dan jangan melakukan kontak langsung dengan hewan yang kamu temui, cucilah tangan kamu setelah melakukan kegiatan ini.
3. Catat hasil pengamatanmu pada tabel berikut. No. Makhluk hidup I Makhluk hidup II Bentuk saling ketergantungan 1. … … … 2. … … … 3. … … … 4. … … … 5. … … … … … … … Apa yang dapat kamu simpulkan?
1. Bentuk saling ketergantungan organisme-organisme yang kamu temukan adalah. 2. Contoh bentuk saling ketergantungan adalah. Presentasi Presentasikan hasil pengamatanmu dampak negatif penggunaan pestisida kecuali depan kelas. • 47. 41Ilmu Pengetahuan Alam D. Pola Interaksi Manusia Memengaruhi Ekosistem Alam yang awalnya sebagai sa- habat bagi manusia, dapat menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Mengapa? Untuk menjawab perta- nyaan tersebut, lakukan pengamatan di bawah ini.
Ayo Pikirkan • Pernahkah kamu melihat gerakan ikan dan menghitung gerakan membuka menu- tupnya (tutup insang) selama 1 menit ( ) pada habitat air yang bersih? Bagaimana apabila habitatnya diganti dengan air yang tercemar? Adakah perbedaan gerakan dan frekuensi membuka dan menutupnya operkulum? Untuk men- jawab semua pertanyaan tersebut, lakukan kegiatan berikut.
Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 2.12 Ikan dalam air habitat yang bersih Kegiatan 2.5 Mengetahui keadaan Ikan pada air bersih dan tercemar Siapkan dua stoples. Satu stoples diisi air bersih sedangkan stoples lainnya diisi air tercemar.
Masukkan seekor ikan pada masing-masing stoples. Amati ikan dalam stoples yang telah disiapkan, tulis hasil peng- amatanmu. Misalnya, gerakan ikan, berapa kali membuka menutupnya insang selama 1 menit. Dari hasil pengamatanmu, buatlah pertanyaan. Bagaimanakah pengaruh . terhadap . Ayo Lakukan Ayo Kita Pelajari • Interaksi manusia memengaruhi ekosistem Mengapa Penting? • Untuk mengetahui dan memahami interaksi manusia dalam memengaruhi ekosistem • 48. 42 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Lakukan percobaan dengan langkah-langkah berikut.
1. Siapkan 4 buah stoples kosong, 4 ekor ikan kecil, dan 2. Isi setiap stoples dengan: a. air bersih, b. air sabun mandi (2 tetes/250 mL), c. air sabun detergen (2 tetes/250 mL), d. obat nyamuk dampak negatif penggunaan pestisida kecuali (2 tetes/250 mL). 3. Masukkan ikan-ikan tersebut ke dalam stoples. Lakukan analisis dengan langkah-langkah berikut.
1. Amati ikan dalam waktu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. 2. Diskusikan hasil pengamatanmu dengan teman di kelas dan gurumu. Presentasikan hasil pengamatanmu di depan kelas • Al-Tamimi adalah ilmuwan pada abad ke-10 M yang menulis buku mengenai hubungan antara ekologi dengan lingkungan yang cukup lengkap. Buku itu berisi tentang berbagai tipe polusi udara di berbagai negara dan hubungannya dengan kondisi geografi, berbagai macam penyakit akibat polusi udara dan berbagai macam infeksi alami, prosedur higienisasi lingkungan ketika epidemi penyakit terjadi, cara mengatasi polusi air, cara merawat air di kolam dan berbagai macam polusinya.
Selain Al- Tamimi, Qusta Ibnu Luqa, salah seorang penerjemah dan penulis buku terkemuka di abad ke-10 M menghasilkan karyanya yang terkait dengan isu lingkungan dengan risalah tentang penyakit menular. Dalam risalahnya, dijelaskan hubungan antara penyakit menular dengan polusi lingkungan.
Polusi yang berasal dari bumi, antara lain uap dari hutan dan rawa-rawa, serta asap dari gunung berapi. Lingkungan yang banyak polusinya membuat penyakit menular dapat menular dengan lebih cepat. Selain itu, dijelaskan pula bahwa cuaca yang sangat ekstrem dapat menurunkan kekebalan tubuh manusia. INFO ILMUWAN. • 49. 43Ilmu Pengetahuan Alam • Howard Thomas Odum (1924-2002) adalah seorang ahli ekologi Amerika.
Jurnal pertama yang dipublikasikan berjudul pada tahun 1950. Thomas Odum sangat terkenal di berbagai negara melalui bukunya. Buku ini menjadi panduan dan pegangan utama bagi para pelajar yang ingin menekuni bidang ekologi di lebih dari 13 negara. Lingkungan secara umum diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu.
Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks sehingga dapat memengaruhi satu sama lain. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen dampak negatif penggunaan pestisida kecuali terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik.
Komponen abiotik terdiri atas benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, dan sebagainya. Setiap organisme tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada organisme lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi. Pola interaksi ini terjadi antara komponen biotik dan komponen abiotik serta antara komponen biotik dan biotik.
Interaksiantaramakhlukhidupdenganmakhlukhidupyanglaindapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan (rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan), maupun melalui bentuk hidup dampak negatif penggunaan pestisida kecuali, yaitu simbiosis.
Berdasarkan cara menyusun makanannya, makhluk hidup dapat berperan sebagai organisme dan. Manusia juga memiliki interaksi dengan lingkungan. Berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam me- nyebabkankualitaslingkunganturunsampaiketingkattertentu,akibatnya lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
RANGKUMAN • 50. 44 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Uji kompetensi Perhatikan Gambar 2.13 berikut ini. Ekosistem Sawah dan Berbagai Permasalahannya Sumber: belajar.kemdikbud.go.id Gambar 2.13 Rantai makanan pada ekosistem sawah Ekosistem sawah merupakan salah satu ekosistem buatan manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Tumbuh-tumbuhan yang dikembangkan pada ekosistem sawah umumnya merupakan produk-produk pertanian, seperti padi.
Namun, pada kenyataannya padi bukan hanya sumber makanan pokok bagi manusia, tetapi juga bagi makhluk hidup lainnya. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali, terjadi aliran energi dan materi dari padi ke beberapa makhluk hidup lainnya yang dampak negatif penggunaan pestisida kecuali menurunnya jumlah sumber makanan pokok manusia.
Salah satu contoh makhluk hidup pemakan padi pada ekosistem sawah adalah serangga. Banyaknya serangga yang mencari makanan pada ekosistem sawah mengun- dang kehadiran katak pemangsa serangga. Akibatnya, para petani juga harus berhadapan dengan katak yang banyak berada di sawah.
Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas pertanian masyarakat. Oleh karena itu, petani melakukan banyak upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, jawablah pertanyaan berikut dengan benar. 1. Jika para petani melakukan pemberantasan serangga, apa yang akan terjadi pada populasi padi dan katak?
Jelaskan. • 51. 45Ilmu Pengetahuan Alam 2. Apa saja yang mungkin memengaruhi keseimbangan ekosistem sawah tersebut? Coba identifikasikanlah 5 komponen abiotik yang ada. 3. Apa yang akan terjadi jika produsen pada ekosistem sawah tersebut habis karena suatu bencana alam, misalnya terjadi banjir? 4. Mengapa (padi, serangga, katak, ular, dan elang) dapat hidup di satu tempat yang sama, yaitu ekosistem sawah?
Jelaskan jawabanmu berdasarkan Gambar 2.13. 5. Apabila pada ekosistem sawah tersebut tidak ada ular, coba jawab hal-hal yang akan terjadi berikut ini. a. Apa yang akan terjadi dengan populasi katak pada ekosistem sawah tersebut? b. Apa yang akan terjadi pada populasi elang pada ekosistem sawah tersebut? c. Apa dampak yang ditimbulkan pada aktivitas pertanian yang dilakukan oleh para petani pada eksosistem sawah tersebut?
6. Perhatikan gambar berikut! Sumber: • 52. 46 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Sebuah pabrik terletak berdekatan dengan sungai yang mengalir melalui perumahan. Pabrik ini beroperasi setiap hari. Penduduk perumahan yang terletak di sebelah timur sungai sering mengalami permasalahan iritasi pada mata mereka, sedangkan penduduk sebelah barat tidak mengalaminya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jelaskan.
7. Gambar di bawah ini memperlihatkan contoh saling ketergantungan yang terjadi pada organisme perairan. Sepanjang hari, organisme-organisme tersebut memberi atau memanfaatkan (a) atau (b) seperti dalam gambar. Apakah gambar (a) dan (b) diatas dapat mewakili saling ketergantungan organisme? Jelaskan. • 53. Pencemaran Lingkungan Istilah-istilah Penting Pencemaran, Air, Udara, Tanah, Lingkungan, Polutan, Tercemar, Ekosistem, Limbah, Limbah Rumah Tangga, Limbah Industri, dan Limbah Pertanian.
Bab 3 Sumber: Biologi, 2010 • 54. 48 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Manusia mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahte- raan hidup. Bagaimana caranya? Di antaranya dengan mendirikan pabrik- pabrik yang dapat mengolah hasil alam menjadi bahan pangan dan sandang. Pesatnya kemajuan teknologi dan in- dustrialisasi berpengaruh terhadap kualitas lingkungan.
Munculnya pabrik-pabrik yang menghasilkan asap dan limbah buangan dapat mengakibatkan pencemaran ling- kungan. Gambardibawahinimenunjukkanbeberapahalyangterjadidilingkungan kita. Gambaran tentang apakah itu? Coba pikirkan. Sumber: Biologi, 2010 Ayo Amati Terjadinya perubahan lingkungan akan memengaruhi keberadaan atau kelangsungan makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Makhluk hidup pada suatu lingkungan selalu tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, apabila ada salah satu komponen yang berubah, maka akan menyebabkan perubahan pada makhluk hidup lain yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Coba perhatikan kedua gambar berikut. Ayo Kita Pelajari • Pencemaran air • Pencemaran udara • Pencemaran tanah Mengapa Penting? • Untuk mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis pencemaran, sumber pencemar, dampaknya dan juga bagaimana cara mengatasi atau mengurangi pencemaran.
• 55. 49Ilmu Pengetahuan Alam Sumber: Depdiknas, 2009 Gambar 3.1 Daun yang jatuh ke sungai Sumber: Depdiknas, 2009 Gambar 3.2 Seseorang yang membuang sampah ke sungai Apa perbedaan dari kedua gambar tersebut?
Coba carilah perbedaan mengenai akibat yang ditimbulkan dari dua kejadian tersebut. Pada Gambar 3.1, beberapa daun jatuh dari pohon ke sungai. Daun-daun tersebut akan terbawa air sungai dan tidak menyebabkan bau dan air tetap jernih. Akan tetapi, pada Gambar 3.2 sampah-sampah yang dibuang ke sungai akan menghambat arus sungai dan dapat menyebabkan bau yang tidak sedap dan menyebabkan air menjadi keruh.
Hal ini akan memengaruhi kehidupan makhluk hidup yang berada di sungai.
A. Definisi Pencemaran Berikan contoh lain mengenai tergang- gunya keseimbangan lingkungan karena aktivitas manusia. Keinginan manusia untuk meningkat- kan kesejahteraan hidup, akan memaksa- nya mendirikan pabrik-pabrik yang dapat mengolah hasil alam menjadi bahan pangan dan sandang.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi dan industrialisasi, akan berpengaruh terhadap kualitas ling- kungan. Munculnya pabrik-pabrik yang menghasilkanasapdanlimbahbuangannya mengakibatkan pencemaran lingkungan di sekitarnya.
Sumber: www.wikipedia.org Gambar 3.3 Limbah Pabrik • 56. 50 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Pencemaran lingkungan merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas lingkungan. Pen- cemaran lingkungan ( ) merupakan segala sesuatu baik berupa bahan-bahan fisika maupun kimia yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Menurut UU RI Nomor 23 Tahun dampak negatif penggunaan pestisida kecuali, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali.
Jadi, pencemaran lingkungan terjadi akibat dari kumpulan kegiatan manusia ( ) dan bukan dari kegiatan perorangan ( ). Selain itu, pencemaran dapat diakibatkan oleh faktor alam, contoh gunung meletus yang menimbulkan abu vulkanik.
Seperti meletusnya Gunung Merapi. Zatyangdapatmencemarilingkungandandapatmengganggukelangsungan hidup makhluk hidup disebut polutan. Polutan ini dapat berupa zat kimia, debu, suara, radiasi, atau panas yang masuk ke dalam lingkungan.
Kapan suatu zat dapat dikatakan sebagai polutan? 1) kadarnya melebihi batas kadar normal atau diambang batas; 2) berada pada waktu yang tidak tepat; 3) berada pada tempat yang tidak semestinya. Manusia tidak dapat mencegah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh faktor alam. Tetapi manusia, hanya dapat mengendalikan pencemaran yang diakibatkanolehfaktorkegiatannyasendiri.Sepertilimbahrumahtangga,industri, zat-zat kimia berbahaya, tumpahan minyak, asap hasil pembakaran hutan dan minyak bumi serta limbah nuklir.
Untuk memahami tentang pencemaran, lakukan kegiatan berikut. Di lingkungan terdapat faktor abiotik dan biotik yang menyusunnya. Keseimbangan lingkungan hanya dapat terwujud apabila ada keselarasan antara faktor abiotik dan faktor biotik Sumber: Encarta Encylpoedia, 2005 Gambar 3.4 Gunung meletus • 57. 51Ilmu Pengetahuan Alam Kegiatan 3.1 Mengetahui tentang pencemaran lingkungan 1. Siapkanlah air dari selokan depan sekolahmu sebanyak 100 mL, air dari sumur sekolah 100 mL, dan air mineral 100 mL.
2. Siapkan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru sebanyak masing-masing 3 lembar. 3. Siapkan tiga buah gelas kimia berukuran 250 mL, dan berikanlah label pada gelas masing–masing dengan tabel A, B, dan C. 4. Masukkan air selokan ke dalam gelas kimia berlabel A, air sumur ke dalam gelas kimia berlabel B, dan air mineral pada gelas berlabel C.
5. Periksalah keasaman dari masing-masing air dengan menggunakan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Amati warna kertas lakmus sebelum dimasukkan dan sesudah dimasukkan pada gelas kimia. Diskusikan hasilnya dengan temanmu dalam kelompok.
Ayo Kita Lakukan B. Pencemaran Air Dalam kehidupan sehari-hari, makhluk hidup selalu membutuhkan air, termasuk manusia. Kita sangat membutuhkan air bersih untuk berbagai kegiatan, antara lain minum, mandi, mencuci, memasak, dan sebagainya.
Salah satu ciri air bersih adalah tidak tercemar. Bagaimana air dikatakan tercemar? Air dikatakan tercemar apabila air itusudahberubah,baikwarna,bau,maupun rasanya. Sesuai dengan hasil kegiatanmu, air yang tercemar memiliki keasaman yang berbeda dengan air yang tidak tercemar. Pencemaran air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air.
Akibatnya, kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Sumber: Geografi SMP, 2005 Gambar 3.5 Mencari air bersih • 58. 52 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Pencemaran air merupakan kondisi air yang menyimpang dari sifat-sifat air dari keadaan normal.
Kualitas air menentukan kehidupan di perairan laut ataupun sungai. Apabila perairan tercemar, maka keseimbangan ekosistem di dalamnya juga akan terganggu. Air dapat tercemar oleh komponen-komponen anorganik, di antaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Komponen-komponen logam berat ini berasal dari kegiatan industri.
Kegiatan industri yang melibatkan penggunaan logam berat, antara lain industri tekstil, pelapisaan logam, cat/tinta warna, percetakan, bahan agrokimia, dan lain-lain.
Beberapa logam berat ternyata telah mencemari air di negara kita, melebihi batas yang berbahaya bagi kehidup- an (Wisnu,1995). dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. Faktor Penyebab Pencemaran Air Pencemaran air dapat terjadi pada sumber mata air, sumur, sungai, rawa- rawa, danau, dan laut.
Bahan pencemaran air dapat berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. a. Limbah Industri Air limbah industri cenderung mengandung zat berbahaya. Oleh karena itu, kita harus mencegahnya agar tidak membuang air limbah industri ke saluran umum.
Kegiatan industri selain menghasilkan produk utama (bahan jadi), juga menghasilkan produk sampingan yang tidak terpakai, yaitu limbah.
Jenis limbah yang berasal dari industri dapat berupa limbah organik yang bau seperti limbah pabrik tekstil atau limbah pabrik kertas. Selain itu, limbah anorganik berupa cairan panas, berbuih dan berwarna, serta mengandung asam belerang, berbau menyengat.
Seperti limbah pabrik baja, limbah pabrik emas, limbah pabrik cat, limbah pabrik pupuk organik, limbah pabrik farmasi, dan lain-lain.
Jika limbah industri tersebut dibuang ke saluran air atau sungai, akan menimbulkan pencemaran air dan merusak atau memusnahkan organisme di dalam ekosistem tersebut. Limbah industri yang berupa logam berat sering dialirkan ke sungai, sehingga sungai menjadi tercemar.
Jenis-jenis logam berat adalah raksa, timbal, dan kadmium di mana ketiganya sangat berbahaya bagi manusia apabila mengonsumsinya. Misalnya, pencemaran raksa yang terjadi di Minamata, Jepang. Para nelayan di sekitar teluk Minamata memakan ikan yang tercemar raksa. Akibatnya, mereka mengalami kerusakan saraf yang disebut penyakit Minamata. Lebih dari delapan puluh orang yang meninggal akibat penyakit ini. • 59. 53Ilmu Pengetahuan Alam b.
Limbah Rumah Tangga Coba perhatikan kegiatan yang terjadi di dalam rumah tangga, pasar, perkantoran,rumahmakan,penginapan, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan di tempat tersebut akan menghasilkan sampah/limbah yang dinamakan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga merupakan limbah yang berasal dari hasil samping kegiatan perumahan. Seperti limbah rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan (hotel), rumah makan, dan puing-puing bahan bangunan serta besi-besi tua bekas mesin-mesin atau kendaraan. Limbah rumah tangga dapat berasal dari bahan organik, anorganik, maupun bahan berbahaya dan beracun.
Limbah organik adalah limbah seperti kulit buah sayuran, sisa makanan, kertas, kayu, daun dan berbagai bahan yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Limbah yang berasal dari bahan anorganik, antara lain besi, aluminium, plastik, kaca, kaleng bekas cat, dan minyak wangi. Di perairan, sampah mengalami proses penguraian oleh mikroorganisme. Akibat penguraian tersebut, kandungan oksigen dalam perairan juga menurun.
Menurunnya kandungan oksigen dalam perairan akan merugikan kehidupan biota di dalamnya. c. Limbah Pertanian Air limbah pertanian sebenarnya ti- dak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Namun dengan digunakannya fertilizer sebagai pestisida yang kadang- kadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air. Pada sektor pertanian juga dapat terjadi pencemaran air.
Terutama akibat dari penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian tertentu, seperti insektisida dan herbisida. Sumber: Biologi, 2010 Gambar 3.6 Sampah rumah tangga Sumber: www.wikipedia.org Gambar 3.7 • 60. 54 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Limbah bahan berbahaya dan beracun, antara lain timbul akibat adanya kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian biasanya menggunakan obat-obatan pembasmi hama penyakit seperti pestisida, misalnya insektisida. Selain itu, kegiatan pertanian menggunakan pupuk, misalnya urea.
Penggunaan pupuk yang berlebihan juga dapat menyebabkan suburnya ekosistem di perairan kolam, sungai,waduk,ataudanau.Pupukyangtidakterserapketumbuhanakanterbuang menuju perairan. Akibatnya, terjadi atau tumbuh suburnya ganggang di atas permukaan air. Tanaman ganggang ini dapat menutupi seluruh permukaan air, sehingga mengurangi kadar sinar matahari yang masuk ke dalam perairan tersebut.
Akibatnya, proses fotosintesis terganggu dan kadar oksigen yang terlarut dalam air menurun sehingga merugikan makhluk hidup lain yang berada di dalamnya. 2. Dampak Pencemaran Air Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi lingkungan, seperti hal-hal berikut.
a. Penurunan Kualitas Lingkungan Pembuangan bahan tercemar secara langsung ke dalam perairan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada perairan tersebut. Misalnya, pembuangan limbah organik dapat menyebabkan peningkatan mikroorganisme atau kesuburan tanaman air, sehingga menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam air.
Hal ini menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem di dalamnya. b. Gangguan Kesehatan Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit.Tidak menutup kemungkinan di dalam air limbah tersebut mengandung virus dan bakteri yang menyebabkan penyakit.
Air limbah juga bisa digunakan sebagai sarang nyamuk dan lalat yang dapat membawa (vektor) penyakit tertentu. Berikut dijabarkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air. Tabel 3.1 Hasil pengamatan lingkungan. No. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Penyakit 1. Virus - Rota virus - Virus hepatitis A - Virus poliomyelitis Diare pada anak Hepatitis A Poliomyelitis • 61. 55Ilmu Pengetahuan Alam No. Penyebab Penyakit 2. Bakteri Kolera Diare atau disentri Tifus abdominale Paratifus Disentri 3.
Protozoa Disentri amoeba Balantidiasis Giardiasis 4. Metazoa Ascariasis Clonorchiasis Dyphylobothriasis Taeniasis Schistosomiasis Sumber : Kesehatan Lingkungan, 2005 c. Pemekatan Hayati Coba kamu pikirkan apabila suatu perairan tercemar oleh bahan beracun. Bahan beracun itu dapat meresap ke dalam tubuh alga, atau mikroorganisme lainnya. Selanjutnya, hewan-hewan kecil (zooplankton) akan memakan alga tersebut, kemudian zooplankton akan dimakan oleh ikan ikan kecil dan ikan besar akan memakan ikan yang kecil.
Apabila ikan-ikan besar tersebut ditangkap oleh manusia dan dimakan, maka bahan beracun tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia. Zooplankton yang makan alga tidak hanya satu, tetapi banyak sel alga. Dengandemikian,zooplanktontersebutsudahmengandungbahanberacunyang banyak. Demikian juga halnya dengan ikan kecil yang memakan zooplankton, dan ikan besar akan memakan ikan kecil tidak hanya satu.
Makin banyak memakan ikan-ikan kecil, maka makin banyak bahan pencemar yang masuk ke tubuh ikan besar. Bagaimana dengan tubuh manusia jika sering makan ikan yang beracun tersebut? d. Mengganggu Pemandangan Kadang-kadang air dampak negatif penggunaan pestisida kecuali mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu pemandangan kota.
Meskipun air yang tercemar tidak menimbulkan bau, perubahan warna air mengganggu pandangan mata kita. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan dan keasrian kota. • 62. 56 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 e. Mempercepat Proses Kerusakan Benda Adasebagianairlimbahyangmengandungzatyangdapatdiubaholehbakteri menjadi gas yang dapat merusak seperti H2 S.
Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada besi. Agar terhindar dari hal-hal di atas, sebaiknya sebelum dibuang, air limbah harus diolah terlebih dahulu dan memenuhi ketentuan Baku Mutu Air Limbah.
Kegiatan 3.2 Mengetahui dampak pencemaran air 1. Siapkanlah tiga buah gelas bekas air mineral yang ukurannya sama (200 mL). 2. Berilah label pada masing-masing gelas dengan menuliskan A, B, dan C. 3. Isilah masing-masing gelas dengan air mineral sebanyak 150 mL (mengukur air dengan menggunakan gelas ukur). Kalau tidak ada gelas ukur, isilah dengan jumlah yang sama banyak.
4. Siapkanlah tiga ekor ikan kecil sejenis yang ukuran besarnya sama (kamu dapat menggunakan ikan kecil apapun yang ukurannya sama yang ada di daerahmu). 5. Siapkanlah detergen dan sendok kecil atau untuk lebih detail kamu dapat menggunakan timbangan digital untuk mengukur jumlah detergennya.
6. Ambillah satu sendok kecil detergen, lalu masukkan ke dalam gelas B. 7. Lakukanlah hal yang sama dengan ukuran dua kalinya (dua sendok kecil) detergen dan masukkan ke dalam gelas C. 8. Gelas A tidak ditambahkan detergen. 9. Setelah semuanya siap, ambillah ikan kecil yang kamu siapkan, dan masukkan ke dalam gelas masing-masing satu ekor. 10. Amatilah apa yang terjadi pada ikan (kondisi) pada periode waktu tertentu. Catatlah semua hasil pengamatanmu. Laporkan hasil kegiatanmu. Presentasikan di depan kelas.
Ayo Kita Lakukan • 63. 57Ilmu Pengetahuan Alam 3. Cara Penanggulangan Pencemaran Air Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan (yakni bahan organik yang dapat terurai oleh aktivitas makhluk hidup), meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.
Pengolahan air limbah dapat dilakukan sebagai berikut (Sulistyorini, 2009). a. Pembuatan Kolam Stabilisasi Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolamkolam (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam (pemusnahan mikroorganisme patogen). Kolam ini dapat digunakan oleh semua kalangan karena mudah memilikinya dan murah harganya.
b. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Pengolahan air limbah ini menggunakan alat-alat khusus. Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu (pengolahan pertama), (pengolahan kedua), dan (pengolahan lanjutan). merupakan pengolahan pertama yang bertujuan untuk memisahkan zat padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi. merupakan pengolahan kedua yang bertujuan untuk mengoagulasikan, menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah.
merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi atau unsur hara, khususnya nitrat dan fosfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan mikroorganisme patogen.
Sumber: Kesehatan Lingkungan, 2005 Gambar 3.8. Instalasi pengolahan air limbah • 64. 58 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 c. Pengelolaan Excreta banyak terkandung dalam air limbah rumah tangga. banyak mengandung bakteri patogen penyebab penyakit.
Jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan berbagai penyakit. Pengelolaan dapat dilakukan dengan menampung dan mengolahnya pada jamban atau yangadadisekitartempattinggal,dialirkanketempatpengelolaan,ataudilakukan secara kolektif.
Untuk mencegah meresapnya air limbah ke sumur atau resapan air, jamban yang dibuat harus sehat. Syaratnya, tidak mengotori permukaan tanah, permukaan air dan air tanah di sekitarnya, tidak menimbulkan bau, sederhana, jauh dari jangkauan serangga (lalat, nyamuk, atau kecoa), murah, dan diterima oleh pemakainya.
Pengelolaan dalam dapat diolah secara anaerobik menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga. Selain itu, pengelolaan dengan tepat akan menjauhkan kita dari penyakit bawaan air. Dalam meminimalisasi sampah hasil limbah rumah tangga khususnya, dapat dilakukan upaya pengurangan sampah.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Kistinnah (2009) bahwa cara menangani limbah cair dan padat diharapkan tidak menyebabkan polusi dengan prinsip ekologi yang dikenal dengan istilah 4R, yaitudampak negatif penggunaan pestisida kecuali,dan. 1) Recycle (Pendaurulangan) Proses misalnya untuk sampah yang dapat terurai dijadikan kompos. Kompos ini dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik.
Cacing tanah dapat menyuburkan tanah dan kompos digunakan untuk pupuk. 2) Reuse (Penggunaan Ulang) Proses dilakukan untuk sampah yang tidak dapat terurai dan dapat dimanfaatkan ulang. Misalnya botol bekas sirop dapat digunakan lagi untuk menyimpan air minum.
3) Reduce adalah melakukan pengurangan bahan/penghematan. Contoh- nya jika akan berbelanja ke pasar atau supermarket, sebaiknya dari rumah membawa tas.
Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali meminta tas plastik dari toko atau supermarket kalau akhirnya hanya dibuang saja. • 65. 59Ilmu Pengetahuan Alam 4) Repair artinya melakukan pemeliharaan. Contohnya membuang sampah tidak sembarangan, terutama tidak membuang sampah di perairan. Pencemaran air sudah sangat memprihatinkan, sehingga membu- tuhkan peran serta semua pihak untuk mengatasi dan mengurangi pencemaran tersebut. Coba pikirkanlah. Bagaimana kamu membantu mengatasi dan mengurangi pencemaran air?
Ayo Pikirkan C. Pencemaran Udara Udara adalah salah satu faktor abiotik yang memengaruhi kehidupan komponen (makhluk hidup). Udara mengandung senyawa-senyawa dalam bentuk gas, di antaranya mengandung gas yang amat penting bagi kehidupan, yaitu oksigen. Dalam atmosfer bumi terkandung sekitar 20% oksigen yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di dalamnya. Oksigen berperan dalam pembakaran senyawa karbohidrat di dalam tubuh organisme melalui pernapasan.
Reaksi pembakaran tidak hanya terjadi di dalam tubuh, namun kita pun sering melakukannya, seperti pembakaran sampah atau lainnya. Hasil samping dari pembakaran adalah senyawa karbon (CO2 dan CO) yang akan dibuang ke udara. Meningkatnya populasi makhluk hidup, maka proses pembakaran pun semakin meningkat. Dengan demikian, konsentrasi senyawa karbondiudarameningkat.Karbondioksidaamatpentingbagiprosespembuatan makanan (fotosintesis) bagi tumbuhan.
Dengan demikian, peningkatan senyawa karbon di udara dapat teratasi. Namun, dengan meningkatnya populasi manusia menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal meningkat.
Hal ini membuat pembukaan ladang atau hutan untuk pemenuhan permintaan tempat tinggal Sumber: www.pestaola.gr Gambar 3.9. Polusi udara dari asap pabrik • 66. 60 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 ini. Belum lagi kasus (penebangan liar) yang membuat populasi tumbuhan berkurang.
Padahal hasil dari pembentukan makanan melalui fotosintesis menghasilkan oksigen dampak negatif penggunaan pestisida kecuali sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Dengan demikian mulai terjadi kasus tentang pencemaran udara. Pencemaran udara didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana udara mengandung senyawa- senyawa kimia atau substansi fisik maupun biologi dalam jumlah yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, hewan, ataupun tumbuhan, serta merusak keindahan alam serta kenyamanan, atau merusak barang-barang perkakas ( ).
1. Macam-macam Pencemaran Udara a. Pencemaran Udara Primer Pencemaranudarainidisebabkanlangsungdarisumberpencemar.Contohnya peningkatan kadar karbon dioksida yang disebabkan oleh aktivitas pembakaran oleh manusia. b. Pencemaran Udara Sekunder Berbeda dengan pencemaran udara primer, pencemaran udara sekunder terjadi disebabkan oleh reaksi antara substansi-substansi pencemar udara primer yang terjadi di atmosfer. Misalnya, pembentukan ozon yang terjadi dari reaksi kimia partikel-partikel yang mengandung oksigen di udara.
2. Faktor Penyebab Pencemaran Udara Beberapa kegiatan baik dari alam ataupun manusia menghasilkan senyawa- senyawa gas yang membuat udara tercemar. Berikut ini adalah penyebab pencemaran udara. a. Aktivitas Alam Aktivitas alam dapat menimbulkan pencemaran udara di atmosfer.
Kotoran- kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak mengandung senyawa metana yang dapat meningkatkan suhu bumi dan akibatnya terjadi pemanasan global. Proses yang serupa terjadi pada siklus nitrogen di atmosfer. • 67. 61Ilmu Pengetahuan Alam Selain itu, bencana alam seperti meletusnya gunung berapi dapat menghasil- kan abu vulkanik yang mencemari udara sekitar yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan tanaman.
Kebakaran hutan yang terjadi akan menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak yang dapat mencemari udara dan berbahaya bagi kesehatan hewan dan manusia.
b. Aktivitas manusia Kegiatan-kegiatan manusia kini kian tak terkendali, kemajuan industri dan tek- nologi membawa sisi negatif bagi lingkungan. Mengapa? Karena tidak ditangani dengan baik. Berikut ini merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. 1) Pembakaran sampah. 2) Asap-asap industri. 3) Asap kendaraan. 4) Asap rokok. 5) Senyawa-kimia buangan seperti CFC, dan lain-lain.
3. Dampak Pencemaran Udara Pencemaran udara mengakibatkan kerugian bagi banyak organisme peng- huni bumi. Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara antara lain bagi kesehatan, tumbuhan, efek rumah kaca, dan rusaknya lapisan ozon.
a. Kesehatan Terbuktibahwakualitasudarayangmenurunakibatpencemaranmenimbulkan berbagai penyakit. ISPA (infeksi saluran pernapasan) adalah salah satunya.
Saluran pernapasan merupakan gerbang masuknya udara ke dalam tubuh. Udara yang kotor membawa senyawa-senyawa yang tidak baik bagi kesehatan. Tentu saja, pengendapan-pengendapan logam yang terlarut pada udara dapat mengendap di paru-paru dan dapat menimbulkan iritasi.
Akibat yang lebih serius dari polusi udara adalah emfisema, yaitu gejala kesulitan pengangkutan oksigen. Kadar karbon monoksida yang terlalu banyak di udara (lebih banyak dari oksigen) dapat menghambat pengikatan oksigen di dalam tubuh. Oleh karena itu tubuh akan kekurangan oksigen, sehingga sesak napas, terjadi pusing, dan berlanjut pada kematian apabila tidak ditangani dengan baik.
• 68. 62 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 b. Bagi Tumbuhan Abu vulkanik dari meletusnya gunung berapi membuat udara tercemar dan memicu terpicunya hujan asam. Hujan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali mengandung senyawa sulfur yang bersifat asam. Kondisi asam ini dapat mematikan tanaman setempat. Oleh karena itu kita sering menemui begitu banyak tanaman dan pohon yang rusak akibat hujan asam atau abu vulkanik.
c. Efek Rumah Kaca Konsentrasi karbon dioksida dan karbon monoksida yang tinggi di atmosfer akan memicu terjadinya efek rumah kaca, yakni peningkatan suhu bumi.
CO dan CO2 akan membentuk semacam lapisan yang akan menahan panas bumi keluar, sehingga panas yang ditimbulkan bumi akan terkungkung di dalam seperti pada rumah kaca. d. Rusaknya Lapisan Ozon CFC merupakan senyawa yang sering digunakan dalam produk-produk pendingin (AC) dan aerosol. Ketika CFC terurai di atmosfer, maka akan memicu reaksi dengan oksigen penyusun ozon.
Dengan demikian, ozon akan terurai yang menyebabkan lapisan ozon berlubang. Padahal lapisan ozon berfung- si sebagai pelindung Bumi dari panas yang dipancarkan oleh Matahari. Sinar UV yang dihasilkan oleh Matahari dapat memicu kanker, dengan adanya ozon, masuknya sinar UV ini akan diredam sehingga dampak yang ditimbulkan lebih sedikit.
Sayangnya, pemanasan global yang kini terjadi salah satunya diakibatkan oleh rusaknya lapisan ozon. Pada saat ini CFC untuk pendingin dan aerosol telah diganti dengan bahan lain yang ramah lingkungan. D. Pencemaran Tanah Ketika suatu zat berbahaya atau ber- acun telah mencemari permukaan tanah, maka pasti dapat menguap, tersapu air hujan, dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian mengendap sebagai zat kimia Sumber: http//pencemarantanah.com Gambar 7. Contoh pencemaran tanah • 69. 63Ilmu Pengetahuan Alam beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung pada kehidupan manusia, ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pencemaran tanah adalah suatu keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungantanahalami.Pencemaraninibiasanyaterjadikarenakebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan subpermukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat ( ).
1. Faktor Penyebab Pencemaran Tanah Tidak jauh berbeda dengaa pencemaran air dan udara, pencemaran tanah juga banyak sekali penyebabnya. Penyebab tersebut di antaranya limbah do- mestik, limbah industri, dan limbah pertanian. a. Limbah Domestik Limbah domestik dapat berasal dari daerah seperti pemukiman penduduk (pedagang, tempat usaha, hotel dan lain-lain); kelembagaan (kantor-kantor pemerintahan dan swasta); serta tempat-tempat wisata. Limbah domestik tersebut dapat berupa limbah padat dan cair.
Adapun perbedaan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali padat dan cair, yaitu sebagai berikut. Limbah padat dapat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diurai- kan oleh mikroorganisme. Seperti plastik, serat, keramik, kaleng-ka- leng dan bekas bahan bangunan yang menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
Limbah cair dapat berupa tinja (feses), detergen, oli, cat. Jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro- organisme di dalam tanah. • 70. 64 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Kedua limbah tersebut (padat dan cair) mempunyai dampak buruk bagi tanah, hingga akhirnya dapat mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup tanpa kecuali kehidupan manusia itu sendiri. Apalagi untuk limbah padat yang merupakan bahan pencemar yang akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang.
Bungkus plastik yang dibuang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak .Haliniyangmenyebabkanlapisantanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air, sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang. Akibatnya, tanaman sulit tumbuh bahkan akan mati karena tidak memperoleh makanan untuk tumbuh dan berkembang.
b. Limbah Industri Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah industri juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil bu- angan industri berupa padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari proses pengolahan.
Misalnya sisa pengolahan pabrik gula,kertas, rayon,serta pengawetan buah, ikan, daging, dan lain-lain. Limbah industri berupa limbah cair yang merupakan hasil peng- olahan dalam suatu proses produksi. Misalnya sisa-sisa pengolahan indus- tri pelapisan logam dan industri ki- mia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen, dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, dan Cd dapat mencemari tanah.
Sumber: Buku Mari Belajar IPA Gambar 3.11. Sampah menumpuk merupakan pencemaran daratan • 71. 65Ilmu Pengetahuan Alam Hg, Zn, Pb, dan Cd merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikro- organisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
c. Limbah Pertanian Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermatapencarian sebagai petani. Akan tetapi, karena ketidaktahuan, tidak sedikit petani yang menggunakan pupuk sintetik melebihi ketentuan, atau caranya tidak tepat. Akibatnya, limbah pertanian yang berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman tanah tercemar.
Misalnya, pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah. Akibatnya, kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman, tetapi juga mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu, penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut 2.
Dampak Pencemaran Tanah Semua pencemaran pasti akan merugikan makhluk hidup terutama manusia. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh, dan kerentanan populasi yang terkena. Contohnya saja kromium berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Raksa dan siklodiena dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena akan mengakibatkan kerusakan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali hati ditandai seperti keracunan.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Ada beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata, dan ruam kulit untuk paparan kimia yang telah disebutkan di atas.
Pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. • 72. 66 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Selain kesehatan manusia yang terganggu, pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun dan berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan Arthropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya, perubahan ini dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, dapat memberi dampak negatif penggunaan pestisida kecuali yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan tersebut rendah, maka bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.
Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan, dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
3. Cara Penanggulangan Pencemaran Tanah Berikut ini ada dua cara utama yang dapat dilakukan apabila tanah sudah tercemar, yaitu dan. Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau ) dan ex- situ (atau ).
• 73. 67Ilmu Pengetahuan Alam Pembersihan adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah. Pembersihan ini terdiri atas (injeksi), dan. Pembersihan meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya adalah, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya, zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
Pembersihan ini jauh lebih mahal dan rumit. adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Salahsatumikroorganismeyangberfungsisebagaibioremediasiadalahjamur. Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah.
Jamur tersebut dapat berperan langsung karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah. Jamur tersebut tidakdapatberperanlangsungkarenamenstimulirpertumbuhanmikroorganisme bioremediasi lain, seperti bakteri tertentu, jamur, dan sebagainya. • 74. Pemanasan Global Bab 4 Istilah-istilah Penting Efek Rumah Kaca, Perubahan Iklim, Pemanasan Global, Atmosfer Sumber: • 75. 69Ilmu Pengetahuan Alam Pernahkah kamu mengamati perubahan musim yang terjadi akhir-akhir ini?
Dalam pelajaran IPS, kamu ketahui bahwa bulan Mei hingga September di Indonesia berlangsung musim kemarau dan bulan Oktober hingga April berlangsung musim penghujan. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini, perubahan musim di negara kita tidak dapat diprediksi lagi, terkadang bulan Mei di Indonesia masih turun hujan dan di bulan November di Indonesia masih berlangsung musim kemarau.
Adapun yang lebih menakjubkan lagi peristiwa tersebut tidak dapat diprediksikannya musim ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, akan tetapi terjadi juga di negara-negara lain di dunia. Pernahkah kalian mendengar berita turunnya salju di Arab? Berita munculnya Matahari, ketika musim salju diTiongkok? Mengapa hal ini dapat terjadi?
Apakah yang akan terjadi pada Bumi kita? Ternyata, peristiwa tersebut berkaitan erat dengan perubahan iklim di dunia. Perubahan iklim tersebut terjadi karena adanya perubahan lingkungan.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perubahan lingkungan terjadi sebagai akibat dari aktivitas manusia. Maha Besar Tuhan yang telah menciptakan alam dengan keseimbangannya. Oleh karena itu, marilah belajar dengan sungguh-sungguh serta berusaha untuk melestarikan alam sebagai wujud ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kelak menjadi manusia yang cerdas dan peduli terhadap semua ciptaan Tuhan.
Mengamati Perhatikan Gambar 4.1 yang terdapat di halaman 70. Menanya AdakahperbedaansuhudarikeduaGambar4.1padahalaman70tersebut? Menalar Apa yang dapat kamu simpulkan dari gambar tersebut? Untuk lebih jelas, mari lakukan kegiatan berikut. Untuk memahami hal tersebut di atas, buatlah pemodelan tentang efek rumah kaca.
Ayo Amati • 76. 70 Kelas VII SMP/MTs Semester 2 Pemodelan Efek Rumah Kaca 1. Buatlah kelompok kerja bersama temanmu sebanyak 4 orang siswa. 2. Siapkanlah alat dan bahan sebagai berikut. Alat dan Bahan Jumlah Stoples kaca 2 buah Termometer 2 buah Handuk yang direndam dengan air hangat selama 3 menit 2 buah Stopwatch 1 buah Plastik secukupnya Karet gelang secukupnya Peringatan Hati-hati ketika memegang termometer.
Apabila termometer patah atau pecah, jangan menyentuhnya. Mintalah gurumu untuk menanganinya. 3. Lakukan langkah-langkah berikut. a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Berikan label pada ma- sing-masing stoples, ya- itu A dan B. c. Masukkan handuk yang telah direndam dampak negatif penggunaan pestisida kecuali air hangat selama 3 menit ke stoples A dan stoples B.
d. Masukkan termometer ke dalam kedua stoples tersebut. (Pastikan temperatur awal pada termometer adalah sama). e. Tutuplah stoples A dengan plastik, kemudian ikat dengan karet gelang hingga rapat. f. Letakkan stoples A dan stoples B di bawah sinar Matahari atau lampu. Sumber: Buku Mari Belajar IPA Gambar 4.1. Pemodelan efek rumah kaca • 77. 71Ilmu Pengetahuan Alam g. Pastikan bahwa kedua stoples tersebut menerima energi panas yang sama. h. Catatlah suhu pada kedua stoples setiap 3 menit sekali, selama 15 menit.
i. Buatlah tabel seperti Tabel 4.1. Masukkan hasil pengamatanmu. Kerjakan di buku tugasmu. j. Setelah 15 menit, jauhkan kedua stoples tersebut dari energi panas dan amati apa yang terjadi. Tabel 4.1 Hasil pengamatan pemodelan efek rumah kaca No. Waktu (menit) Temperatur (o C) Stoples A Stoples B 1. 3 2.
6 3. 9 4. 12 5. 15 4. Dari data yang diperoleh buatlah grafik hubungan waktu dan suhu pada stoples A dan stoples B. Suhu (o C) Waktu (menit) 5. Gunakanlah pensil warna yang berbeda untuk menggambar diagram garis pada kedua hasil pengamatan (stoples A dan stoples B).
Teknologi Ramah Lingkungan: Energi, Transportasi, Industri, dsb - serupa.id Tutup • Donasi Pencarian untuk: Cari • Beranda • Seni • Fundamental Seni • Teori Seni • Praktik Seni • Desain • Sejarah • Aliran Seni Rupa • Sejarah Seni • Pendidikan • Filsafat • Informatika • Semua Kategori • Semua Artikel • Tentang • Kebijakan Privasi • Kontak Tutup 4.1 Artikel Terkait Teknologi ramah lingkungan adalah bentuk aplikasi teknologi dengan tujuan memberi kemudahan bagi aktivitas dan pemenuhan kebutuhan manusia dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan seperti tidak menghasilkan limbah berbahaya dan menggunakan energi dari sumber daya alam yang dapat diperbarui (Tim Kemdikbud, 2017, hlm.
243). Jika kita mengamati sekitar, teknologi yang digunakan oleh masyarakat sudah sangat membantu aktivitas kehidupan. Mulai dari penggunaan sepeda motor dan mobil untuk bepergian, hingga listrik yang sudah tidak dapat dilepaskan lagi dari kehidupan sehari-hari. Namun, dibalik manfaat yang luar biasa tersebut, tersimpan bermacam potensi perusakan lingkungan dan alam yang justru dapat berpotensi memberikan malapetaka bagi manusia.
Contohnya adalah bagaimana kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi gas buang yang menyebabkan pemanasan global yang dampak negatifnya sangat besar terhadap kita. Kendaraan bermotor juga ditenagai oleh bahan bakar bensin ( gasolin) maupun Diesel. Selain berbahaya bagi alam dan kesehatan manusia (termasuk makhluk hidup lainnya) kedua bahan tersebut diambil dari fossiel fuel yang membutuhkan 650 juta tahun untuk terbentuk.
Artinya, cadangan minyak bumi itu akan ada habisnya. Coba bayangkan jika suatu saat cadangan tersebut habis. Bisa jadi manusia tidak akan dapat menggunakan teknologi kendaraan bermotor lagi. Jika kita terus kecanduan terhadap minyak bumi, diperkirakan cadangannya akan habis pada tahun 2052. Oleh karena itu, penggunaan teknologi ramah lingkungan adalah suatu keharusan yang tidak dapat dihindari lagi. Aplikasi Teknologi Ramah Lingkungan Lalu seperti apa penerapan atau aplikasi teknologi ramah lingkungan?
Teknologi ramah lingkungan dapat diaplikasikan pada beberapa bidang kehidupan di antaranya bidang energi, lingkungan, industri, dan transportasi (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 211). Teknologi Ramah Lingkungan Bidang Energi Teknologi ramah lingkungan dapat diterapkan pada bidang energi sebagai upaya mencari sumber energi alternatif untuk masa depan.
Contoh aplikasi teknologi ramah lingkungan dalam bidang energi adalah: • bahan bakar dari tumbuhan ( biofuel), • gas dari tumbuhan ( biogas), • sel surya ( solar cell), • pembangkit listrik tenaga air ( hydropower), • pembangkit listrik tenaga pasang surut air laut dan ombak ( ocean power), • pembangkit listrik tenaga air ( wind power), • geotermal, • fuel cell dan hydrogen power.
Di bawah ini adalah penjelasan masing-masing teknologi tersebut. Bahan Bakar dari Tumbuhan ( Biofuel) Biofuel adalah jenis bahan bakar alternatif yang berasal dari bahan-bahan organik. Biofuel termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui karena dapat diolah langsung dari bahan organik seperti tumbuh-tumbuhan.
Hal ini berbeda jauh dengan bahan bakar fosil yang perlu jutaan tahun untuk dihasilkan, tumbuhan dapat dibudidayakan dalam hitungan mingguan hingga bulanan saja. Ada dua jenis biofuel, yakni dalam bentuk etanol ( bioethanol), dan biodiesel. Berikut adalah pemaparannya.
• Etanol (C2 H 5 OH) Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang dapat dibuat dengan fermentasi karbohidrat atau reaksi kimia gas alam. Beberapa tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti jagung, sorgum, dan singkong.
• Biodiesel Biodiesel berasal dari lemak nabati, misalnya dari minyak kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) atau minyak jarak pagar (Jatropha curcas L.). Biogas Biogas adalah bahan bakar alternatif yang diperoleh dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob, yakni bakteri yang hidup di lingkungan tanpa oksigen. Bakteri anaerob bekerja dengan cara mengubah zat organik menjadi gas metana (CH4 ) sebesar 75%, dan sisanya adalah gas karbon dioksida, hidrogen, serta hidrogen sulfida.
Kandungan yang digunakan sebagai sumber bahan bakar ramah lingkungan adalah gas metana. Bahan organik yang banyak digunakan dalam pembuatan biogas berasal dari kotoran dan urine hewan ternak.
Sel Surya ( Solar Cell) Teknologi sel surya atau solar cell bekerja dengan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan photovoltaic (PV) cell. Sel surya berbentuk tipis dan terbuat dari silikon (Si) yang dimurnikan atau polikristalin silikon dengan beberapa logam yang mampu menghasilkan listrik. Bagaimana sel surya mengubah energi matahari menjadi listrik?
Ketika cahaya matahari mengenai panel surya, cahaya menghasilkan emisi elektron pada komponen panel. Elektron itu kemudian dihubungkan dengan sistem tertentu sehingga dihasilkan listrik. Selanjutnya, listrik tersebuti dialirkan dan disimpan pada baterai, sehingga dapat digunakan bahkan pada saat mendung atau malam hari (sedang tidak ada matahari).
Pembangkit Listrik Tenaga Air ( Hydropower) Tenaga air atau hydropower adalah energi ramah lingkungan yang memanfaatkan energi gerak (energi kinetik) dari aliran air untuk menghasilkan listrik. Cara yang paling umum untuk memanfaatkan hydropower ini yaitu dengan membangun dan membendung sungai besar untuk membentuk tempat penampungan air. Air yang dibendung dialirkan melalui suatu pipa besar dengan debit atau laju tertentu untuk memutar turbin generator yang akan menghasilkan listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Air Laut dan Ombak ( Ocean Power) Ocean Power dapat menghasilkan listrik dari energi pasang surut air laut dan ombak di beberapa pantai yang level ketinggian air dapat naik atau turun hingga 6 meter bahkan lebih.
Caranya, dengan membangun bendungan yang melintasi bibir pantai untuk mengambil energi pada aliran air laut untuk digunakan sebagai hydropower yang memutar turbin generator. Pembangkit Listrik Tenaga Angin ( Wind Power) Pembangkit listrik tenaga angin bekerja dengan menangkap angin untuk memutarkan turbin sehingga dapat diubah menjadi energi listrik.
Tenaga angin telah menjadi sumber energi kedua terbesar di dunia setelah panel surya. Ada dua jenis pembangkit listrik tenaga angin yang saat ini dikembangkan, yaitu pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di daratan dan yang dibangun di pantai.
Pembangkit listrik tenaga angin yang dibangun di daratan harus terletak di daerah yang jauh dari pemukiman dan sedikit populasi penduduk. Sementara itu di pantai angin akan bergerak lebih cepat, lebih kuat, dan lebih stabil daripada angin yang bergerak di daratan.
Namun membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membangunnya. Angin terbentuk akibat perbedaan derajat dari sinar matahari yang menyinari bumi pada daerah ekuator dan daerah kutub menyebabkan terjadinya perbedaan panas di antara daerah tersebut.
Bersama dengan adanya rotasi bumi, terjadilah aliran udara yang disebut angin. Geotermal Energi geotermal merupakan panas yang tersimpan dalam tanah, lapisan dasar bumi, dan cairan dalam kerak bumi. Ilmuwan memperkirakan bahwa hanya dengan menggunakan 1% dari panas yang tersimpan sedalam 5 km dalam kerak bumi, dapat menghasilkan energi 250 kali lebih banyak dari minyak dan gas alam yang tersimpan di seluruh lapisan bumi. Salah satu cara untuk memanfaatkan energi geotermal adalah dengan menggunakan sistem pompa panas geotermal “geothermal heat pump system”.
Sistem ini dapat memanaskan dan mendinginkan sebuah rumah dengan memanfaatkan perbedaan temperatur. Sistem tersebut banyak digunakan di negara yang memiliki empat musim. Pada musim dingin, suatu pipa yang diletakkan dalam tanah dapat mengalirkan cairan yang membawa panas dari dasar bumi menuju sistem pendistribusian panas di rumah. Sebaliknya, pada musim panas, sistem ini bergerak berlawanan, memindahkan panas dari rumah dan menyimpannya dalam tanah. Geotermal juga dapat diambil dari lapisan bumi dampak negatif penggunaan pestisida kecuali lebih dalam dengan sistem yang disebut hydrothermal reservoir.
Terdapat area di mana air dalam tanah bertemu dengan batuan panas sehingga terbentuk uap yang kemudian terakumulasi di antara bebatuan tersebut. Uap air yang terkumpul dalam jumlah besar akan menimbulkan tekanan yang tinggi. Aliran uap itu dapat digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga dapat menghasilkan listrik. Fuel Cell dan Hydrogen Power Matahari menghasilkan energi yang menjaga keberlangsungan hidup di bumi melalui penggabungan inti (fusi) atom-atom hidrogen.
Hidrogen merupakan unsur kimia paling sederhana dan paling banyak di alam semesta. Misalnya, hydrogen sendiri ditemukan dalam air (H20). Oleh karena itu, para ilmuwan menyatakan bahwa gas hidrogen (H2 ) akan menjadi bahan bakar di masa depan. Agar harapan itu dapat terwujud, ilmuwan saat ini fokus untuk mengembangkan sel bahan bakar “fuel cell” yang menggabungkan gas hidrogen (H2 ) dan gas oksigen (O2 ).
Reaksi antara gas H2 dengan O2 menghasilkan energi panas yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber listrik. Reaksi antara keduanya dapat dituliskan sebagai berikut: 2 H2 + O2 → 2 H2 O + energi.
Teknologi Ramah Lingkungan Bidang Transportasi Teknologi ramah lingkungan dapat diterapkan pada bidang transportasi. Tentunya dengan upaya menciptakan kendaraan yang tidak menghasilkan emisi atau limbah yang berbahaya bagi lingkungan dan menggunakan energi terbarukan. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali teknologi ramah lingkungan dalam bidang transportasi adalah kendaraan hidrogen, bus surya, dan mobil listrik. Kendaraan Hidrogen ( Hydrogen Vehicle) Kendaraan hidrogen adalah kendaraan yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar penggerak mesinnya.
Di dalam kendaraan ini terpasang alat yang mampu mengubah energi kimia dari hidrogen menjadi energi mekanik. Alat tersebut bekerja dengan cara membakar hidrogen dalam mesin pembakaran internal atau dengan mereaksikan hidrogen dengan oksigen dalam fuel cell untuk menggerakkan motor listrik.
Selain mobil berbahan bakar hidrogen, beberapa negara telah mengembangkan sepeda hidrogen, sepeda motor hidrogen, dan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali hidrogen. Saat ini beberapa perusahaan pesawat terbang juga tengah mengembangkan pesawat terbang berbahan bakar hidrogen. Mobil Surya ( Solar Car) Mobil surya merupakan mobil yang energi utamanya berasal dari sinar matahari.
Salah satu contoh mobil surya adalah bus surya. Bus yang menggunakan sinar matahari sebagai mesin penggerak dan memberikan energi pada alat-alat listrik dalamnya.
Pada bus surya ini terdapat panel surya yang terpasang pada atap bus. Panel surya ini dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik yang dapat digunakan oleh mesin bus.
Negara yang pertama kali menerapkan bus surya ini yaitu Australia, tepatnya di kota Adelaide. Mobil Listrik ( Electric Car) Mobil listrik adalah mobil yang didorong oleh satu atau lebih motor listrik, menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai atau alat penyimpanan energi yang lain. Motor elektrik ini mampu memberikan tenaga putaran dengan cepat dan memberikan percepatan yang singkat dan mengalahkan mobil bahan bakar fosil, suara yang dihasilkan juga sangat halus.
Sebetulnya mobil ini pertama kali dibuat pada tahun 1884 oleh seorang berkebangsaan Inggris, Thomas Parker. Namun mobil listrik ini baru berkembang pesat pada tahun 2008, semenjak ditemukannya teknologi pengaturan tenaga baterai. Perkembangannya kian menggeliat karena sebagian besar negara maju menargetkan pelarangan mobil berbahan bakar fosil pada tahun 2025.
Sehingga tidak ada pilihan lain kecuali mobil listrik. Keuntungan dari penggunaan mobil listrik ini antara lain mengurangi polusi udara, karena mobil ini tidak menghasilkan polutan dan mengurangi efek rumah kaca. Teknologi Ramah Lingkungan Bidang Lingkungan Teknologi ramah lingkungan dalam bidang lingkungan adalah berbagai teknologi yang memiliki banyak manfaat antara lain pelestarian lingkungan, pencegah banjir, dan memperbaiki wilayah tercemar.
Contoh teknologi ramah lingkungan dalam bidang lingkungan adalah biopori, fitoremediasi, teknologi toilet pengompos, dan teknologi pemurnian air. Biopori Biopori adalah membuat area yang dibuat berlubang-lubang kecil (berpori) yang di isi sampah organik yang nantinya akan menyerap air hujan ke tanah dengan lebih baik. Teknologi ini juga dikenal dengan istilah teknologi lubang resapan (TLR), merupakan teknik untuk membuat wilayah resapan air hujan. Teknik biopori memiliki prinsip yang sama dengan sumur resapan atau penampungan air.
Biopori sangat bermanfaat bagi pelestarian keseimbangan lingkungan karena akan menjaga kesuburan dan kelestarian organisme tanah. Fitoremediasi Fitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik (Tim Kemdikbud, 2017, hlm.
225). Melalui fitoremediasi ini polutan (zat penyebab polusi) seperti logam berat, pestisida, minyak, dan zat lain yang mengotori tanah, air, atau udara dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
Teknologi fitoremediasi baru berkembang pada awal tahun 1990, yaitu dimulai dari kesuksesan dalam memperbaiki daerah tercemar oleh zat radioaktif sesium (Cs), stronsium (Sr), dan uranium (U) di Chernobyl, Rusia dengan menggunakan tumbuhan bunga matahari.
Toilet Pengompos ( Composting Toilet) Toilet pengompos adalah toilet kering yang menggunakan proses secara aerob untuk menghancurkan atau mendekomposisi feses yang dihasilkan manusia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai pengganti toilet air pada umumnya. Toilet ini biasanya ditambah dengan campuran serbuk gergaji, sabut kelapa, atau lumut tertentu untuk membantu proses aerob, menyerap air, dan mengurangi bau. Proses dekomposisi ini umumnya lebih cepat dari proses dekomposisi secara anaerob yang digunakan pada septic tank.
Pemurnian Air ( Water Purification) Pemurnian air merupakan suatu proses penghilangan zat-zat kimia, kontaminan biologis, partikel-partikel padat, dan gas-gas dari air yang terkontaminasi atau kotor. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghasilkan air yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Terdapat dua jenis dari proses pemurnian air, yakni: • Pemurnian Air Sederhana Pemurnian air dapat dilakukan dengan membuat alat yang berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat lapisan-lapisan bahan seperti pasir, kerikil, batu, arang, ijuk atau sabut kelapa, dan dapat juga ditambah dengan kapas atau kain katun.
• Teknologi Osmosis Balik Osmosis balik merupakan teknologi pemurnian air yang menggunakan prinsip kebalikan dengan prinsip osmosis. Osmosis balik menggunakan prinsip tekanan untuk mengatasi tekanan osmotik yang terjadi secara alami. Teknologi Ramah Lingkungan Bidang Industri Bidang industri merupakan salah satu bidang yang berpengaruh besar terhadap lingkungan karena sangat berkecenderungan untuk menghasilkan limbah polutan dalam proses produksinya.
Oleh karena itu berbagai upaya teknologi ramah lingkungan juga mulai banyak diterapkan. Salah satu contoh teknologi ramah lingkungan dalam bidang industri adalah biopulping.
Biopulping Biopulping adalah teknologi ramah lingkungan yang terinspirasi dari proses pelapukan kayu dan sampah tanaman oleh mikroorganisme.
Proses pelapukan dilakukan secara alami oleh beberapa jenis mikroba dan jamur, sehingga sampah dari pohon-pohon yang telah mati akan kembali diserap oleh alam secara alami. Salah satu kendala besar yang dihadapi oleh para pemilik industri berbahan baku kayu seperti pabrik kertas adalah proses pengolahan limbah yang mengandung zat kayu (lignin) yang membutuhkan proses lama dan berbahaya terhadap kelestarian lingkungan sekitar.
Biasanya limbah dari pabrik kertas akan diuraikan dengan menggunakan bahan kimia seperti soda api, sulfit, dan garam sulfida. Bahan kimia ini akan memberikan efek negatif jika digunakan secara terus menerus. Biopulping menjadi jawaban atas kendala ini. Perilaku Hemat Energi dalam Keseharian Penggunaan berbagai teknologi ramah lingkungan tentu menjadi jawaban terbesar atas pencegahan pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Namun tentunya hal tersebut akan terjadi jika kita semua mau menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kesadaran dan kebiasaan manusia dalam melakukan perilaku hemat energi dalam keseharian juga menjadi kunci utama dalam keberhasilannya.
Berbagai perilaku hemat energi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya adalah sebagai berikut. • Membudayakan penggunaan sepeda atau berjalan kaki untuk kegiatan sehari-hari. Selain menghemat BBM, penggunaan sepeda dan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali kaki juga dapat mengurangi polusi udara dan menyehatkan. • Mematikan kendaraan jika sedang tidak digunakan dan jangan terlalu lama menyalakan kendaraan ketika akan digunakan.
• Mematikan lampu saat tidur dan saat siang hari. Oleh karena itu, saat membangun atau merenovasi rumah, sebaiknya membuat rumah dengan banyak jendela sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah. • Jika menggunakan pompa air listrik untuk mengalirkan air, penuhilah bak mandi dan tempat penampungan air dalam sekali waktu. • Membuat jadwal mencuci dan menyetrika pakaian secara teratur, misal dua kali seminggu untuk seluruh pakaian yang kotor.
• Jika menggunakan kendaraan, sebaiknya berangkat lebih pagi agar terhindar dari kemacetan. Kemacetan di jalan membuat kendaraan membuang bahan bakar dampak negatif penggunaan pestisida kecuali percuma. • Memilih peralatan rumah tangga yang hemat energi.
Misalnya mengganti lampu pijar yang menghasilkan warna kuning dengan lampu neon yang menghasilkan warna putih atau lampu LED (light emitting diode) yang dapat bertahan hingga 15 tahun. • Tidak membuang kertas-kertas bekas begitu saja, tanamkan dalam diri bahwa setiap menggunakan sebuah kertas, berarti kita telah menebang sebuah pohon.
• Menggunakan air secukupnya saat mandi dan mencuci. Teknologi Tidak Ramah Lingkungan Sebagai pengingat, prinsip pelestarian lingkungan yang digunakan teknologi ramah lingkungan adalah tidak menghasilkan limbah berbahaya dan menggunakan energi alam yang dapat diperbarui.
Apabila suatu teknologi tidak sesuai dengan prinsip tersebut, berarti teknologi itu termasuk teknologi tidak ramah lingkungan. Pengolahan Minyak Bumi Eksploitasi minyak bumi memiliki banyak dampak negatif terhadap tanah, udara, air, makhluk hidup, dan iklim.
Sebelum dilakukan penambangan minyak bumi ini, hutan terlebih dahulu ditebang dan aliran air dikeringkan. Selanjutnya, timbunan tanah berpasir, bebatuan, dan tanah lempung diambil sehingga bebatuan dan pasir minyak dapat terlihat. Bebatuan dan pasir minyak tersebut digali dengan bantuan alat berat, lalu dibawa menggunakan truk besar menuju tempat pemrosesan selanjutnya.
Bebatuan dan pasir minyak dicampur dengan air panas untuk diambil kandungan minyaknya yang selanjutnya diolah di kilang minyak.
Penambangan minyak bumi jenis ini menghasilkan polusi udara berupa debu, uap, asap, dan bau yang menyelimuti daerah tambang.
Selain itu, penambangan ini menghasilkan emisi gas rumah kaca tiga hingga lima kali lebih besar daripada tambang minyak bumi pada umumnya. Pengolahan Batu Bara Batu bara merupakan bahan bakar yang paling kotor di antara bahan bakar yang lain. Bahkan sebelum batu bara dibakar, proses produksi batu bara, sehingga siap digunakan pun telah merusak tanah dan mencemari air dan udara. Di dalam batu bara terkandung banyak karbon dan sulfur. Ketika dibakar, sulfur akan dilepas dalam bentuk gas belerang dioksida (SO2 ).
Pembakaran batu bara juga menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah yang sangat banyak. Partikel-partikel ini dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan penyakit pernapasan. Permasalahan lain akibat pembakaran batu bara yaitu adanya emisi zat radioaktif. Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai sumber energi menghasilkan zat radioaktif 100 kali lebih banyak daripada pembangkit listrik tenaga nuklir.
Referensi • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Artikel Terkait Batalkan balasan Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai * Komentar * Nama * Email * Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel. Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel. • Motivasi/Motivation dalam Manajemen (Teori-Praktik) • Directing (Pengarahan) – Pengertian, Prinsip-Prinsip & Jenis • Controlling, Pengendalian, atau Pengawasan & Evaluasi • Kepemimpinan: Pengertian, Unsur, Prinsip, Tingkat & Gaya • Staffing dan Actuating dalam Manajemen • Perilaku Organisasi: Pengertian, Sifat, Karakteristik & Pengembangan Trending • Model Pembelajaran Inquiry Learning (Penjelasan Lengkap) Semua Kategori • Aliran Seni Rupa (13) • Bahasa Indonesia (75) • Biografi (8) • Budaya (4) • Desain (20) • Filsafat (8) • Fundamental Seni (15) • Ilmu Pengetahuan Alam (33) • Ilmu Pengetahuan Sosial (37) • Informatika (29) • Inspirasi (21) • Linguistik (10) • Manajemen (10) • Metode Penelitian (11) • Pendidikan (73) • Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (37) • Prakarya dan Kewirausahaan (19) • Praktik Seni (10) • Sastra (33) • Sejarah (16) • Sejarah Seni (25) • Seniman Indonesia (5) • Seniman Mancanegara (3) • Teori Seni (86) Langganan DAFTAR ISI dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Rangkuman Materi Bioteknologi Kelas 12 • Pengertian Bioteknologi • Macam-Macam Bioteknologi • Bioteknologi konvensional • Bioteknologi modern • Dampak Bioteknologi Bagi Masyarakat • Dampak positif • Dampak negatif • Contoh Soal & Pembahasan Bab Bioteknologi UN Biologi SMA • Contoh Soal & Pembahasan Bab Bioteknologi SBMPTN Biologi SMA Rangkuman Materi Bioteknologi Kelas 12 Pengertian Bioteknologi Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan mahluk hidup atau organisme melalui prinsip-prinsip rekayasa, sistem atau proses biologis untuk meningkatkan potensi organisme atau mahluk hidup tersebut.
Macam-Macam Bioteknologi Bioteknologi konvensional Ciri-cirinya: • Hanya sebatas manipulasi pada lingkungan dan media tumbuh tidak sampai pada tahap rekayasa genetika • Tidak menggunakan alat yang banyak dan rumit • Diproduksi dalam jumlah kecil • Mengandalkan jasa mikroorganisme melalui proses fermentasi • Mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri dan fungi • Contoh produknya tempe, tape, alkohol, asam cuka, yogurt, kecap, brem, oncom Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali modern Ciri-cirinya: • Mikroorganisme hanya sebagai agen • Membutuhkan peralatan yang modern dan canggih • Menggunakan teknik DNA rekombinan • Mengubah atau memanipulasi sifat organisme target • Prosesnya dibantu dengan melakukan kloning gen • Contohnya sintesis insulin dari bakteri, tanaman transgenik (tomat tahan hama, tahan cuaca, dan kandungan nutrisi meningkat) Dampak Bioteknologi Bagi Masyarakat Dampak positif • Meningkatkan nilai tambah bahan makanan, contohnya susu menjadi yogurt, keju, dan mentega • Meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit, contohnya tanaman kapas tahan hama • Membantu manusia untuk memperoleh keturunan, contohnya program bayi tabung • Memberikan solusi untuk menangani pencemaran lingkungan, contohnya: • Clostridium butycirum: menghasilkan gas hidrogen sebagai bahan bakar tanpa polusi • Methanobacterium: menghasilkan biogas dari kotoran • Melestarikan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali hayati, contohnya teknik kultur jaringan pada tanaman • Meningkatkan penanganan pada dunia kedokteran, contohnya: • Insulin yang dihasilkan bakteri E.
Coli • Interferon dari hasil teknik hibridoma • Antibiotik penisilin yang dihasilkan bakteri penicillium notatum Dampak negatif • Kemungkinan adanya kerusakan pada plasma nutfah alami • Adanya potensi pergeseran akibat transfer gen dari organisme transgenik • Berpotensi memunculkan pencemaran biologis karena adanya transfer gen dari organisme transgenik • Bisa menimbulkan penyakit baru yang lebih resisten • Membentuk barier spesies (spesies penghalang) • 1 dan 2 • 1 dan 3 • 2 dan 3 • 3 dan 4 • 4 dan 5 PEMBAHASAN : Beberapa aplikasi bioteknologi sebagai berikut: • Fertilisasi invitro: pembuahan buatan spermatozoa dan ovum di luar tubuh individu melalui suatu media (bioteknologi modern) • Teknik kultur jaringan: memperbanyak tumbuhan secara vegetatif menggunakan boltol kultur dengan media dan kondisi tertentu (bioteknologi konvensional) • Teknologi hibridoma: metode penggabungan dua sel untuk menghasilkan antibodi monoklonal dalam jumlah yang besar (bioteknologi modern) • Bioremidiasi: memanfaatkan mikroorganisme untuk mengendalikan polutan di lingkungan dengan mengubah struktur kimia polutan (bioteknologi modern) • Teknologi transgenik: metode bioteknologi tanaman agar menghasilkan karakter baru (varietas unggul) pada berbagai jenis tanaman (bioteknologi modern) Nomor 4 dan 5 benar Jawaban E • Hanya sebatas manipulasi pada lingkungan dan media tumbuh tidak sampai pada tahap rekayasa genetika • Tidak menggunakan alat yang banyak dan rumit • Diproduksi dalam jumlah kecil • Mengandalkan jasa mikroorganisme melalui proses fermentasi • Mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri dan fungi • Contoh produknya tempe, tape, alkohol, asam cuka, yogurt, kecap, brem, oncom Bioteknologi modern Ciri-cirinya: • Mikroorganisme hanya sebagai agen • Membutuhkan peralatan yang modern dan canggih • Menggunakan teknik DNA rekombinan • Mengubah atau memanipulasi sifat organisme target • Prosesnya dibantu dengan melakukan kloning gen • Contohnya sintesis insulin dari bakteri, tanaman transgenik (tomat tahan hama, tahan cuaca, dan kandungan nutrisi meningkat) Jawaban E • Rekayasa genetika • Teknologi plasma • Teknologi hibridoma • Fermentasi • Kultur jaringan PEMBAHASAN : Antibiotik diperoleh melalui proses fermentasi (metabolisme mikroorganisme tertentu) dengan cara memasukkan bakteri pada tabung inokulasi dan memberikan media yang tepat untuk pertumbuhan bakteri.
Kemudian bakteri tersebut dimurnikan dan dihasilkan antibiotik. Antibiotik ini bersifat menghambat pertumbuhan dan merusak mikroorganisme lain. Jawaban D • Kemungkinan adanya kerusakan pada plasma nutfah alami • Adanya potensi pergeseran akibat transfer gen dari organisme transgenik • Berpotensi memunculkan pencemaran biologis karena adanya transfer gen dari organisme transgenik • Bisa menimbulkan penyakit baru yang lebih resisten • Membentuk barier spesies (spesies penghalang) Jawaban A • Teknologi hibridoma • Teknologi dampak negatif penggunaan pestisida kecuali • Pencangkokkan gen • Pencangkokkan nukleus • Teknik kultur jaringan PEMBAHASAN : Teknik-teknik pada bioteknologi, diantaranya: • Teknologi hibridoma: menggabungkan dua sel yaitu sel limpa yang memiliki antibodi tertentu dengan sel kanker.
Sel kanker berperan dalam mempercepat reproduksi sel sekaligus mempercepat pembentukkan antibodi dalam jumlah besar dan tidak mengubah ekspresi gen yang dihasilkan oleh sel limpa sehingga tidak berbahaya bagi manusia.
• Teknologi plasmid/ pencangkokkan gen untuk menghasilkan hormon atau enzim tertentu dari bakteri • Pencangkokkan nukleus: dimanfaatkan untuk menghasilkan organisme baru tanpa melalui proses perkawinan • Teknik kultur jaringan: metode memperbanyak tumbuhan dengan cara vegetatif Jawaban A • Tidak dapat bereproduksi secara vegetatif • Tidak dapat bereproduksi secara generatif • Tanaman rentan terkena penyakit • Pengendalian hama harus lebih terpadu • Menggunakan medium khusus untuk penanamannya PEMBAHASAN : Radiasi induksi adalah salah satu pemuliaan tanaman dengan cara pemilihan bibit tanaman yang memiliki sifat unggul.
Teknik ini tidak menghasilkan biji menghasilkan sehingga tanaman tidak dapat berkembangbiak secara generatif. Jawaban B Tumpahan minyak di lautan dapat menyebabkan terputusnya rantai makanan. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali bioteknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi tumpahan minyak tersebut adalah … • Hibridoma • Transplantasi inti • Rekombinasi gen • Kloning bakteri • Bioremidiasi PEMBAHASAN : Beberapa aplikasi pada bioteknologi diantaranya: • Hibridoma: teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi antara sel B limfosit dengan sel kanker untuk menghasilkan antibodi • Transplantasi inti: memindakan inti sel somatik (sel tubuh) ke dalam sel telur lain untuk menghasilkan embrio • Rekombinasi gen: membentuk susunan gen baru dengan memindahkan segmen DNA dari satu sel ke sel yang lain sehingga dihasilkan keturunan yang berbeda dari induknya • Bioremidiasi:Â memanfaatkan mikroorganisme untuk mengendalikan polutan di lingkungan dengan mengubah struktur kimia polutan (bioteknologi modern) Jawaban E • 1, 2, dan 3 • 1, 3, dan 5 • 2, 3, dan 4 • 2, 3, dan 5 • 3, 4, dan 5 PEMBAHASAN : Bioteknologi konvensional Ciri-cirinya: • Hanya sebatas manipulasi pada lingkungan dan media tumbuh tidak sampai pada tahap rekayasa genetika • Tidak menggunakan alat yang banyak dan rumit • Diproduksi dalam jumlah kecil • Mengandalkan jasa mikroorganisme melalui proses fermentasi • Mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri dan fungi Jawaban B • Jenis mikroba yang berbeda mengekskresikan enzim-enzim yang berbeda • Makin lama proses fermentasi maka jenis makanan yang dihasilkan berbeda • Tempe tidak memerlukan ruang steril, tauco dan kecap memerlukan ruang steril • Tauco dan kecap difermentasikan oleh bakteri, tempe difermentasikan oleh jamur • Tempe, tauco, dan kecap difermentasikan oleh bakteri yang berbeda PEMBAHASAN : Tauco, tempe, dan kecap dibuat dengan teknik bioteknologi konvensional yaiutu mengandalkan jasa mikroorganisme melalui proses fermentasi.
Mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri dan fungi. • Tauco: hasil fermentasi kacang kedelai oleh jamur Aspergillus orizae • Tempe: hasil fermentasi kacang kedelai oleh jamur Rhizopus orizae • Kecap : hasil fermentasi kacang kedelai oleh jamur Aspergillus wentii dan Aspergillus soyae Dengan bahan yang sama tapi difermentasi oleh jamur (fungi) yang berbeda, ternyata dihasilkan produk yang berbeda.
Hal ini disebabkan karena setiap jamur mengekskresikan enzim yang berbeda-beda. Jamur termasuk salah satu jenis mikroorganisme. Jawaban A • Tanaman disekitarnya yang berbeda jenis tumbuh kerdil karena tanaman transgenik banyak menyerap unsur hara • Hewan yang mengkonsumsi tanaman transgenik menjadi mandul karena terkontaminasi gen asing • Populasi kupu-kupu yang membantu proses penyerbukan musnah dampak negatif penggunaan pestisida kecuali produksi tanaman menurun • Tubuh tanaman transgenik tidak dapat diuraikan oleh bakteri sehingga menjadi limbah pertanian • Dalam waktu yang lama hama menjadi kebal sehingga perlu menggunakan pestisida dosis tinggi PEMBAHASAN : Dampak terhadap lingkungan dari adanya tanaman transgenik tahan hama, yaitu: • Merusak keseimbangan dan pencemaran ekosistem • Pada awal masa tanam, hama yang memakan tanaman transgenik akan mati.
Tapi lama kelamaan akan resisten. • Hama yang telah resisten menyebabkan petani harus menambah dosis pestisida sehingga tanah menjadi tercemar Jawaban E • Teknik hibridoma • Fertilisasi invitro • Transplantasi nukleus • DNA rekombinan • Fusi gen PEMBAHASAN : Fertilisasi invitro adalah pembuahan buatan spermatozoa dan ovum di luar tubuh individu melalui suatu media. Bioteknologi ini membantu pasangan suami istri yang tidak dapat menghasilkan keturunan melalui program bayi tabung.
Sel telur istri diambil untuk dibuahi oleh sel sperma di luar rahim Jawaban B • Kloning transfer inti • Transgenik • Kultur jaringan • Klonning embrio • Hibridoma PEMBAHASAN : Teknik-teknik pada bioteknologi diantaranya: • Kloning transfer inti: menghasilkan embrio hidup dari sel somatik (sel tubuh) dengan sel dampak negatif penggunaan pestisida kecuali untuk tujuan reproduksi atau penyembuhan • Transgenik: menyisipkan gen bakteri yang mengandung racun serangga sehingga tanaman akan tahan hama dan penyakit • Kultur jaringan: memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif • Klonning embrio: mengekstrak sel induk dari embrio mahluk hidup yang dikloning.
Sel induk ini dapat diubah menjadi jaringan tubuh untuk mengganti organ yang rusak • Hibridoma: teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi antara sel B limfosit dengan sel kanker untuk menghasilkan antibodi Jawaban B • Inti dari sel induk dapat meningkatkan kualitas gen-gen unggul • Seluruh sifat-sifat induk pendonor yang diwariskan kepada keturunannya • Sebagian besar sifat-sifat induk pendonor diwariskan kepada keturunannya • Interaksi antara inti sel donor dan sitoplasma ovum membentuk sifat unggul • Muatan inti diploid pendonor ke sel haploid mengaktifkan gen-gen unggul PEMBAHASAN : Domba Dolly dihasilkan melalui teknik transplantasi inti yaitu menggabungkan inti sel kelenjar susu domba finn dorset dengan sitoplasma sel telur domba balcak face.
Hasilnya berupa domba yang memiliki sifat sesuai dengan pendonor inti karena inti selnya mengandung kromosom yang didalamnya terdapat gen pembawa sifat. Jawaban B Tahapan yang dilakukan pada rekayasa genetika (teknik plasmid) adalah sebagai berikut: • Memasukkan plasmid yang sudah direkayasa ke dalam tubuh bakteri • Ekstraksi plasmid (cincin DNA) • Identifikasi gen yang diinginkan • Mengembangbiakan bakteri dalam tabung fermentasi • Dihasilkan produk yang diinginkan Urutan proses genetika (teknik plasmid) adalah … • 1-2-3-4-5 • 2-1-3-4-5 • 3-2-1-4-5 • 3-4-1-2-5 • 4-3-2-1-5 PEMBAHASAN : Kemajuan di bidang rekayasa genetika salah satu contnhya adalah kloning insulin dengan bantuan bakteri Escherichia coli.
Proses penyisipan gen yang diinginkan ke dalam plasmid bakteri untuk menghasilkan bakteri yang memiliki sifat sesuai gen yang diinginkan. Teknologi ini dinamakan teknologi plasmid. Tahapan teknik plasmid, sebagai berikut: dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Mengidentifikasi gen yang diinginkan • Mengekstraksi plasmid • Menyisipkan plasmid hasil rekayasa ke dalam tubuh bakteri • Mengembangbiakan bakteri dalam tabung fermentasi • Bakteri yang berkembangbiak dengan baik akan menghasilkan koloni bakteri yang diinginkan Jawaban C • Enzim retriksi memotong DNA • DNA polimerase memperbanyak DNA • Reverse transcriptase memproduksi cDNA dari mRNA • Elektroforesis memisahkan fragmen DNA • DNA ligase memotong DNA, menghasilkan fragmen DNA yang berujung lancip PEMBAHASAN : Bahan-bahan yang digunakan dalam teknologi DNA rekombinan: • Enzim retriksi: memotong DNA dan menghasilkan fragmen DNA yang berujung lancip • DNA polimerase: memperbanyak jumlah DNA • Reverse transcriptase: memproduksi cDNA dari mRNA • Elektroforesis: memisahkan fragmen DNA berdasarkan ukuran berat molekul dan struktur fisik molekul • DNA ligase: menyambungkan potongan-potongan DNA yang baru disintesis Jawaban E • Isolasi gen insulin dari manusia • Penyisipan DNA donor ke dalam vektor kuning • Pemotongan DNA donor dan vektor menggunakan enzim retriksi endonuklease • Transformasi vektor rekombinan ke dalam sel bakteri • Deteksi ekspresi gen insulin pada sel bakteri • Pembuatan cDNA gen insulin Urutan yang benar tahapan pekerjaan yang harus dampak negatif penggunaan pestisida kecuali adalah … • 1-2-3-4-5-6 • 1-2-4-3-5-6 • 1-6-2-3-4-5 • 1-6-3-2-4-5 • 1-3-2-4-6-5 PEMBAHASAN : Kemajuan di bidang bioteknologi salah satunya adalah kloning insulin dengan bantuan bakteri Escherichia coli.
Teknologi ini dinamakan teknologi plasmid. Kekurangan insulin menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus yang dapat mengganggu kesehatan. Tahapan kloning insulin sebagai berikut: • Mengisolasi plasmid (bahan genetik bakteri berupa untaian DNA) dari Escherichia coli. • Plasmid yang telah diisolasi kemudian dipotong menggunakan enzim restriksi endonuklease.
• Kemudian enzim DNA ligase menyambungkan/menyisipkan DNA kode insulin pada plasmid dan menghasilkan DNA rekombinan. • DNA rekombinan yang terbentuk ditransformasikan ke dalam sel bakteri. • Bakteri Escherichia yang berkembangbiak dengan baik akan menghasilkan koloni bakteri cDNA gen insulin.
• Mendeteksi kenampakkan gen insulin pada sel bakteri. Jawaban E • Penerjemah kode genetik • Pembentuk protein antibodi • Pembawa gen asing ke dalam sel bakteri • Penghasil metabolit sekunder di dalam sel • Pemotong gen asing yang dicangkokkan ke bakteri PEMBAHASAN : Plasmid merupakan molekul DNA di luar kromosom yang dapat berpindah dari satu bakteri ke bakteri lain dan akan memiliki sifat yang sama dengan inangnya. Selain itu plasmid juga dapat memperbanyak diri melalui proses replikasi sehingga dapat menghasilkan plasmid dalam jumlah banyak.
Oleh karena itu plasmid sangat tepat digunakan sebagai vektor atau pembawa gen asing untuk disisipkan ke dalam sel bakteri target. Jawaban C • 1-2-3-4 • 2-3-1-4 • 3-2-4-1 • 3-1-2-4 • 4-2-3-1 PEMBAHASAN : Kultur jaringan adalah metode untuk memperbanyak tanaman dari sel-sel tanaman induk di lingkungan buatan yang terpisah dari induknya dengan memanfaatkan sifat totipotensi tanaman tersebut. Tahapannya secara berurutan: • Mengambil sel atau jaringan tanaman yang akan ditumbuhkan pada media kultur jaringan • Media kultur jaringan berisi nutrisi dan zat tumbuh • Proses pembentukkan kalus (sel yang belum berdeferensiasi) • Memotong kalus untuk memperoleh plantlet/tanaman kecil • Kalus tumbuh menjadi tanaman-tanaman kecil • Pembiasaan tanaman baru di tanah Jawaban Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali • Menggunakan endonuklease retriksi untk penggandaan DNA • Membutuhkan DNA polimerase untuk pemanjangan DNA • Penggunaan suhu rendah untuk mendenaturasi DNA • Perbanyakan DNA secara invitro PEMBAHASAN : Beberapa fungsi PCR, sebagai berikut: • PCR dimulai ketika denaturasi DNA pada suhu tinggi • Primer DNA menempel dan memperpanjang DNA • Teknik untuk memperbanyak DNA secara invitro • Reaks PCR sama dengan reaksi penggandaaan pada mahluk hidup • PCR bereaksi dengan bantuan enzim DNA polimerase Nomor 2 dan 4 benar Jawaban C • Peptidoglikan • DNA ligase • DNA rekombinan • Enzim retriksi • Plasmid PEMBAHASAN : • Peptidoglikan: protein penyusun dinding sel bakteri • DNA ligase: menyambungkan potongan-potongan DNA yang baru disintesis pada rekayasa genetika • DNA rekombinan: DNA hasil rekayasa genetika • Enzim retriksi: memotong DNA dan menghasilkan fragmen DNA yang berujung lancip pada proses rekayasa genetika • Plasmid: sebagai vektor atau pembawa gen asing untuk disisipkan ke dalam sel bakteri target Jawaban A Aktivitas berikut yang terkait dengan kloning adalah … • Transfusi darah • Transplantasi ginjal • Perbanyakan tanaman secara invitro • Perbanyakan tanaman secara generative • Domba dolly hasil perkawinan domba jenis black face dan finn dorset PEMBAHASAN : Kloning adalah proses pengambilan informasi genetika dari suatu organisme untuk menciptakan sejumlah salinan identik dirinya, dengan cara invitro ataupun secara vegetatif.
Jawaban C • Yang dimasukkan melalui plasmid terekspresi pada tumbuhan atau hewan transgenik • Yang dimasukkan melalui plasmid akan berintegrasi dengan genom tanaman transgenik • Berkombinasi dengan DNA genom yang terdapat di dalam inti • Turut berekspresi pada tanaman atau hewan transgenik • Mempertahankan ekspresi gen target PEMBAHASAN : Peranan gen asing pada rekayasa genetika: • sebagai gen pembawa dan membentuk vektor rekombinan • terekspresi pada tanaman atau hewan transgenik • plasmid berintergrasi dengan genom tanaman transgenik • berkombinasi dengan DNA genom di dalam inti • plasmid terkespresi pada tumbuhan atau hewan transgenik Jawaban E • Mempunyai plasmid • Mempunyai enzim • Mempunyai totipotensi tinggi • Dapat bersimbiosis dengan manusia • Berkembangbiak dengan cepat PEMBAHASAN : Keuntungan menggunakan bakteri Escherichia coli, yaitu: • Mudah diperoleh dari lingkungan sekitar • Dapat berkembangbiak dengan cepat • Memiliki sifat yang tetap dan tidak berubah-ubah Jawaban E SEBAB Dalam teknologi hibridoma, ekspresi gen yang dikehendaki tidak mengalami perubahan dengan hadirnya sel kanker.
PEMBAHASAN : Teknologi hibridoma pada penderita kanker adalah menggabungkan dua sel yaitu sel limpa yang dampak negatif penggunaan pestisida kecuali antibodi tertentu dengan sel kanker. Sel kanker berperan dalam mempercepat reproduksi sel sekaligus mempercepat pembentukkan antibodi dalam jumlah besar dan tidak mengubah ekspresi gen yang dihasilkan oleh sel limpa sehingga tidan berbahaya bagi manusia.
Pernyataan benar, alasan benar, ada hubungan Jawaban A SEBAB Gen yang mengkode insulin dari sel pankreas manusia dapat disisipkan pada plasmid bakteri. PEMBAHASAN : Kemajuan di bidang bioteknologi salah satunya adalah kloning insulin dengan bantuan bakteri Escherichia coli. Teknologi ini dinamakan teknologi plasmid.
Kekurangan insulin menyebabkan seseorang menderita diabetes melitus yang dapat mengganggu kesehatan. Tahapan kloning insulin sebagai berikut: • Mengisolasi plasmid (bahan genetik bakteri berupa untaian DNA) dari Escherichia coli.
• Plasmid yang telah diisolasi kemudian dipotong menggunakan enzim restriksi endonuklease. • Kemudian enzim DNA ligase menyambungkan/menyisipkan DNA kode insulin pada plasmid dan menghasilkan DNA rekombinan. • DNA rekombinan yang terbentuk ditransformasikan ke dalam sel bakteri.
• Bakteri Escherichia yang berkembangbiak dengan baik akan menghasilkan koloni bakteri cDNA gen insulin. • Mendeteksi kenampakkan gen insulin pada sel bakteri.
Pernyataan benar, alasan benar, ada hubungan Jawaban A • Molekul-molekul basa dalam DNA • Basa dengan basa komplemennya • Ikatan gula dengan basa • Molekul asam nukleat dalam daerah tertentu PEMBAHASAN : Enzim retriksi akan memotong DNA dengan memutuskan ikatan fosfat yang menghubungkan nukleotida DNA pada tempat tertentu sehingga menghasilkan ujung lancip dan ujung tumpul.
Nomor 4 benar Jawaban D SEBAB Bahan radioisotope mempunyai pancaran radiasi yang dapat dideteksi. PEMBAHASAN : Radiasi yang dipancarkan unsur radioisotope apabila memasuki tubuh hewan atau tanaman dapat dideteksi keberadaan dan perilakunya (bahan perunut). Kandungan radioisotope dapat memperlihatkan kualitas dan kuantitas unsur yang berada di dalam tubuh hewan, tumbuhan, bahkan di dalam tubuh manusia. Pernyataan benar, alasan benar, ada hubungan Jawaban A • Candida albicans • Candida utilis • Trichoderma dampak negatif penggunaan pestisida kecuali • Sacharomyces cerevisae PEMBAHASAN : • Candidan albicans: jamur penyebab infeksi pada tubuh manusia • Candida utilis dan sacharomyces cerevisae : merupakan PST sebagai suplemen pakan ternak (sumber probiotik) • Trichoderma reesel: berfungsi menghambat pertumbuhan patogen nomor 2 dan 4 benar Jawaban C • Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bagian I 24/08/2015 • Rangkuman, Contoh Soal Penyetaraan Redoks Pembahasan & Jawaban 06/06/2020 • Rangkuman, Contoh Soal Laju Reaksi Pembahasan & Jawaban 10/06/2020 • Contoh Soal & Pembahasan Elektrolisis & Hukum Faraday 19/09/2015 • Rangkuman, Contoh Soal & Pembahasan Vektor 13/02/2022 • Rangkuman Materi, Contoh Soal Concord & Pembahasannya 05/05/2022 • Rangkuman, Contoh Soal Passive Sentence Jawaban & Pembahasannya 29/04/2022 • Rangkuman, Contoh Soal Present Future Perfect Jawaban & Pembahasannya 18/04/2022 • Rangkuman, Contoh Soal Past Perfect Continuous Jawaban & Pembahasannya 16/04/2022 • Rangkuman, Contoh Soal Past Perfect Tense Jawaban & Pembahasannya 15/04/2022
Contoh Soal Pencemaran Lingkungan Pilihan Ganda dan Kunci Jawaban beserta Pembahasan – Pencemaran lingkungan merupakan masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau proses alam.
Sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Pengertian Pencemaran Lingkungan dan Jenis-jenisnya”. Faktor penyebab pencemaran lingkungan sebagai berikut : • Hasil kegiatan manusia • Limbah rumah tangga • Limbah hasil produksi pertanian >> penggunaan pestisida • Penggunaan zat radioaktif sebagai irradiator >> kepentingan rumah sakit untuk bidang radiografi • Penggunaan kendaraan bermotor • Produksi pertambangan • Produksi industri • Proses perubahan alamiah, pada umumnya terjadi akibat dari bencana alam seperti aktivitas vulkanisme dan tektonisme, serta unsur-unsur langit Simak Juga Materi : Pencemaran Lingkungan 1 – 10 Contoh Soal Pencemaran Lingkungan dan Jawaban 1.
Suatu zat yang menyebabkan terjadinya pencemaran disebut …. A. sampah B. polutan C. limbah D. polusi Jawaban : B 2. Pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri termasuk dalam pencemaran …. A. biologis B. kimiawi C.
fisik D. tanah Jawaban : A 3. Pencemaran yang terjadi karena timbunan logam berat termasuk ke dalam pencemaran …. A. fisik B. kimiawi C. biologis D. air Jawaban : B 4. Peristiwa masuknya zat atau komponen lainnya ke dalam lingkungan perairan sehingga mutu air terganggu disebut pencemaran ….
A. tanah B. air C. udara D. suara Jawaban : B 5. Pengelolaan air salah satunya harus memenuhi syarat kimia, yaitu …. A. pH air harus dalam kondisi normal B. air bebas dari segala bakteri terutama bakteri phatogen C. air dan tidak berasa dan suhunnya berada di bawah suhu di luarnya D. air minum harus menggunakan zat tertentu dalam jumlah tertentu. Jawaban : A Simak Juga : Soal Teknologi Ramah Lingkungan 6. Berikut ini yang merupakan sumber mata air yang layak untuk di konsumsi adalah ….
A. air limbah industri B. air got C. air pegunungan D. air hujan Jawaban : C 7. Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah …. A. terbatasnya tempat tinggal B. terbatasnya air bersih C. terbatasnya udara bersih D. terbatasnya persediaan makanan Jawaban : B 8. Tanaman yang dapat dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran air adalah …. A. teratai B. kangkung C, semanggi D. enceng gondok Jawaban : D 9. Salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik adalah ….
A. mengolah limbah pabrik sebelum dibuang B. menutup industri bahan kimia C. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit D. membatasi penggunaan bahan kimia Jawaban : A 10. Jenis limbah pertanian yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan adalah …. A. sisa makanan B. minyak C. pestisida D. detergen Jawaban : C 11 – 20 Contoh Soal Pencemaran Lingkungan Pilihan Ganda dan Jawaban 11. Berikut ini yang bukan merupakan dampak negatif dari pembuangan limbah padat adalah …. A. menurunkan kualitas tanah B.
mengurangi keindahan lingkungan C. kesuburan tanah meningkat D. berkembangnya berbagai penyakit Jawaban : C 12. Salah satu upaya pengendalian hama yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan adalah dampak negatif penggunaan pestisida kecuali.
A. penyemprotan dengan insektisida B. pengendalian dengan herbisida C. pengendalian secara biologis D. penyemprotan menggunakan pestisida Jawaban : C 13.
Penyakit Minamata di jepang disebabkan oleh logam berat yang bernama …. A. timbal B. belerang C. cadmium D. raksa Jawaban : D 14. Pengaruh DDT sangat berbahaya terhadap makhluk hidup. Apabila DDT terkumpul dalam tubuh burung betina akan menyebabkan …. A. kematian B.
kemandulan C. rusaknya organ tubuh D. menipisnya cangkang telur Jawaban : B 15. Sampah plastik dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, karena …. A. tidak dapat dibakar B. mudah larut dalam air C. sulit diuraikan mikroorganisme D. dapat meracuni habitat tanah Jawaban : C Lihat Juga : Soal Tekanan 16. Peristiwa masuknya zat atau komponen lain ke dalam lingkungan udara disebut pencemaran …. A. air B. suara C. tanah D. udara Jawaban : D 17.
Efek rumah kaca sebagai masalah lingkungan secara global terjadi karena…. A. kenaikan kadar karbondioksida B. naiknya kelembaban udara C. adanya radiasi sinar ultraviolet D. suhu lingkungan yang rendah Jawaban : A 18. Pencemaran CO (mono oksida) sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, karena …. A. daya tahan tubuh menurun B. menyumbat saluran pernapasan C. penyerapan oksigen terganggu D.
penglihatan menjadi kabur Jawaban : B 19. Proses fisiologi pada tumbuhan yang mampu dampak negatif penggunaan pestisida kecuali sumber daya udara adalah …. A. fermentasi B. transpirasi C. fotosintesis D. ekskresi Jawaban : B 20. Berikut ini merupakan bahan-bahan pencemar udara yang meruigikan manusia, kecuali …. A. NO2 B.
CO2 C. O2 D. CFC Jawaban : C 21 – 30 Soal Pencemaran Lingkungan dan Pembahasan 21. Contoh polusi udara yang terjadi secara alami adalah … a. Gas dari aktivitas gunung merapi b. Kebakaran hutan c. Pembakaran sampah d. Uap dari laut Jawaban : A 22. Salah satu upaya dalam pengendalian hama yang tidak menimbulkan pencemaran lingkungan adalah… a. Penyemprotan dengan insektisida b. Pengendalian dengan herbisida c. Penggunaan pestisida d.
Pengendalian secara biologis Jawaban : D 23. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran dan perusakan lingkungan yaitu … a.
Mengadakan seminar b. Kerja bakti c. Menggunakan alam d. Menghayati alam Jawaban : B 24. Salah satu cara untuk mengatasi pencemaran udara oleh limbah pabrik adalah … a. Menyaring limbah cait sebelum dibuang di sungai b. Memasang elektrostatik presipirator c. Mengolah limbah asap menjadi limbah cair d.
Menanam pepohonan di sekitar wilayah pabrik Jawaban : D 25. Pencemaran tanah banyak terjadi karena adanya sampah organik dan anorganik. Salah satu penyebab pencemaran tanah tersebut yaitu …. a. Organik yaitu kaca, kertas dan besi b. Anorganik yaitu kaca, kertas dan besi c. Anorganik yaitu daun, plastik dan besi d. Organik yaitu daun, kaca dan sisa makanan Jawaban : B Baca Juga : Soal Pesawat Sederhana 26. Yang tidak termasuk dampak negatif dari aktivitas manusia yang membuang limbah padat sembarangan yaitu … a.
Merusak ozon tabir ultra violet b. Mengurangi keindahan lingkungan c. Berkembangnya berbagai jenis penyakit d. Kesuburan tanah meningkat Jawaban : D 27. Salah satu dampak negatif akibat penggunaan gas CFC pada kulkas, spray dan AC yaitu … a. Menimbulkan hujan asam b. Pencemaran udara di dalam rumah c. Menipisnya Ozon d.
Pencemaran udara di lingkungan sekitar perumahan Jawaban : C 28. Berikut ini yang dapat merusak kelestarian lingkungan yaitu … a. Penghijauan b. Reboisasi c. Sampah plastic d. Sengkedan Jawaban : C 29. Contoh polusi udara yang terjadi secara alami yaitu … a. Pembabatan hutan b. Pembakaran sampah c. Uap dari laut d. Gas dari aktivitas gunung merapi Jawaban : D 30. Penggunaan pupuk pertanian secara terus-menerus akan mengakibatkan… a. Ph tanah meningkat b.
Berkurangnya hara tanah c. Tanah menjadi lebih subur d. Menurunnya hama penyakit Jawaban : B 31 – 40 Contoh Soal Pencemaran Lingkungan dan Pembahasan 31. Eutrofikasi dapat mengakibatkan …. a. Blooming ganggang dan tumbuhan air b. Bioaugmentasi ganggang air c. Matinya seluruh biota d. Bioakumulasi ganggang air Jawaban : A 32. Kita tidak diperbolehkan menangkap ikan dengan aliran listrik atau racun, karena… a.
Meningkatkan CO2 terlarut b. Menyebabkan erosi c. Mematikan semua biota, baik yang muda maupun yang tua d. Menurunkan kadar oksigen telarut Jawaban : C 33. Berikut ini yang termasuk usaha penangkaran IN SITU adalah … a. Penangkaran orang utan b. London Botanical garden c. Kebun raya Bogor d. Kebun binatang Ragunan Jawaban : A 34. Salah satu jenis pencemaran lingkungan yang kita ketahui adalah pencemaran Air dan pencemaran tanah. Pencemaran air disebabkan … a.
Rusaknya ekosistem air karena terlalu banyak ikan yang hidup b. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali polutan zat cair dan padat ke dalam tanah c. Masuknya polutan zat cair dan padat ke dalam ekosistem air d. Pencemaran oleh gas-gas kendaraan bermotor Jawaban : C 35. Pengelolaan air salah satunya harus memenuhi syarat kimia yaitu… a.
Ph air hrus dalam kondisi normal. b. Air bebas dari segala bakteri terutama bakteri phatogen c. Air bening dan tidak berasa dan suhunnya berada di bawah suhu di luarnya d. Air minum harus menggunakan zat tertentu dalam jumlah tertentu. Jawaban : A Lihat disini : Soal Klasifikasi Materi dan Perubahannya 36. Pengelolaan air harus yang baik salah satunya harus memenuhi syarat bakteriologis yaitu …. a. Ph air harus dalam kondisi normal. b. Air bebas dari segala bakteri terutama bakteri phatogen c.
Air bening dan tidak berasa dan suhunnya berada di bawah suhu di luarnya d. Air minum harus menggunakan zat tertentu dalam jumlah tertentu. Jawaban : B 37. Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk yaitu … a. Terbatasnya tempat tinggal b. Terbatasnya air bersih c. Terbatasnya udara bersih d. Terbatasnya persediaan makanan Jawaban : B 38. Di bawah ini yang merupakan sumber mata air yang layak untuk di konsumsi yaitu ….
a. Air limbah industri dan air got b. Air hujan dan air got c. Air sumur dan air pegunungan d. Air sumur dan air limbah industri Jawaban : C 39. Logam yang bersifat racun sebagai salah satu dari hasil pembakaran bensin adalah…. a. Fe b. Ag c. Sn d. Pb Jawaban : D 40. Salah satu cara yang tepat untuk mengurangi pencemaran udara yaitu … a. Memperbanyak penanaman tumbuhan hijau b.
Memakai kendaraan bermotor berbahan bakar gas c. Menghilangkan kendaraan bermotor d. Menggunakan mobil listrik Jawaban : A 41 – 50 Contoh Soal Pencemaran Lingkungan dan Kunci Jawaban 41.
Pencemaran air oleh pupuk menyebabkan ledakan tumbuhan air yang dinamakan … a. Amonifikasi b. Eutrofikasi c. Oksigenisasi d. Denitrifikasi Jawaban : B 42.
Sampah plastik selain mengurangi kemampuan daya dukung tanah, juga sulit terurai. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu …. a. Menggunakan kemasan plastik secara berulang b. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya plastik c. Menolak kantong plastik ketika berbelanja d. Melakukan penelitian tentang bahaya plastik Jawaban dampak negatif penggunaan pestisida kecuali A 43. Penggunaan DDT dalam peningkatan hasil pertanian sebagai pemusnah hama ternyata menganggu ekosistem.
Gangguan yang dapat terjadi yaitu…. a. DDT bersenyawa dengan zat lain sehingga beracun b. Meningkatnya populasi serangga yang bukan hama c.
Menghambat pertumbuhan tanaman d. Terjadi peningkatan polutan di lingkungan Jawaban : D 44. Dalam suatu ekosistem, apabila gas karbon dioksida semakin berkurang, maka jenis organisme yang terkena dampak negatif secara langsung adalah…. a. Bakteri b. Jamur c. Tumbuhan d. Hewan Jawaban : C 45. Salah satu peran lapisan ozon berperan dalam melindungi kehidupan di bumi yaitu dengan cara…. a. Menyerap panas matahari b.
Menahan radiasi sinar uv c. Menahan radiasi elektormagnetik d. Menahan radiasi sinar alfa Jawaban : B Simak Soal berikut : Soal Unsur, Senyawa dan Campuran 46. Salah satu upaya manusia melestarikan lingkungan yaitu dengan cara….
a. Meningkatkankan hasil pembangunan b. Menjaga keseimbangan ekosistem c. Meningkatkan devisa negara d. Melindungi hewan langka Jawaban : B 47. Masyarakat yang tinggal di sekitar peternakan sapi mengeluh karena limbah kotoran sapi dapat mencemari lingkungan. Salah satu solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan….
a. Menjadi tambahan bahan bangunan b. Mengolah menjadi makanan ternak c. Mengeringkan kotoran d. Memproses menjadi biogas Jawaban : D 48. Salah satu prinsip penanggulangan sampah dengan cara menggunakan kembali barang bekas disebut…. a. Reduce b. Recycle c. Reuse d. Recovery Jawaban : C 49. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan undang-undang lingkungan. a. Peningkatan devisa Negara b. Mencegah kerusakan lingkunga c. Menindak pelaku perusak lingkungan d.
Meningkatkan kualitas hidup Jawaban : A 50. Jenis limbah pertanian yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan yaitu … a. Sisa makanan b. Minyak c. Detergen d. Pestisida Jawaban : D 51 – 60 Contoh Soal Pencemaran Lingkungan dan Penyelesaian 51. Ada beberapa cara agar limbah rumah tangga yang masuk ke sungai tidak mencemari ekosistem, yaitu … a.
Pembuangan limbah rumah tangga dilakukan malam hari supaya tidak mengenai penduduk yang beraktifitas di sungai b. Melakukan pembungan limbah sedikit demi sedikit namun terus menerus c. Melakukan penyaringan terlebih dahulu agar zat kimia yang terdapat dalam limbah tidak masuk ke sungai d.
Pembuangan dilakukan secara besar-besaran agar tidak terlalu sering melakukan pembuangan. Jawaban : C 52. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar air sungai yang keruh dapat digunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu … a. Tidak mengkonsumsi air sungai lagi b.
Melakukan penjernihan air c. Mencuci baju disungai dampak negatif penggunaan pestisida kecuali sabun d. Membiarkan air sungai sampai jernih sendiri Jawaban : B 53. Salah satu ulah manusia yang dapat menyebabkan pencemaran air adalah… a.
Tidak membuang sampah di sungai, menjaga kebersihan sungai b. Melakukan terasering, menjaga ekosistem dan biota sungai c. Menanam tumbuhan air dan membuang sabun disungai d. Membuang sampah cair dan sampah padat kesungai, serta menggunakan pestisida secara berlebihan Jawaban : D 54. Agar limbah rumah tangga tidak mencemari lingkungan, maka sebaiknya limbah tersebut tidak … a. Di buang ke tempat sampah b. Dijadikan makanan hewan c.
Dibuang ke sungai d. Dijadikan pupuk kompos Jawaban : C 55. Salah satu cara menanggulangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah pabrik adalah … a. Mengolah limbah pabrik sebelum dibuang b. Membatasi penggunaan bahan kimia c. Mengurangi dan menutup industri bahan kimia d.
Membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit Jawaban : A Lihat Juga : Soal Zat Adiktif dan Psikotropika 56. Tumbuhan sejenis alang-alang yang di tanam di sekitar perairan bermanfaat untuk mengatasi pencemaran air yang disebabkan oleh …. a. Limbah pertanian b. Logam berbahaya c. Limbah minyak d. Limbah rumah tangga Jawaban : B 57. Jarak antara septi tank dengan sumber air yang ideal agar tidak terkena bakteri E.
Coli adalah…. a. Lebih dari 7 meter b. Kurang dari 5 meter c. Kurang dari 10 meter d. Lebih dari 10 meter Jawaban : D 58. Peristiwa masuknya zat, energi/komponen lain ke dalam lingkungan udara dinamakan …. a. Pencemaran udara b. Pencemaran suara c. Pencemaran air d. Pencemaran tanah Jawaban : A 59. Di suatu ekosistem perairan terdapat zooplankton, ikan kecil, ikan besar, dan fitoplankton, maka DDT akan terakumulasi pada….
a. Ikan besar b. Zooplankton c. Fitoplankton d. Ikan kecil Jawaban : A 60. Limbah pertanian berikut ini dampak negatif penggunaan pestisida kecuali dapat menjadi polutan adalah … a. Sisa makanan dan plastic b. Pupuk buatan dan pestisida buatan c.
Logam berat dan hujan asam d. Sampah organik dan detergen Jawaban : B 61 – 70 Contoh Soal Pencemaran Lingkungan dan Jawaban 61. Berikut ini yang bukan dampak dari DDT yaitu … a. Terakumulai pada konsumen akhir b. Hewan lain yang bermanfaat ikut mati c. Bloomimg algae d. Punahnya populasi burung tertentu Jawaban : C 62. Adanya CO yang berlebih di udara dapat mengakibatkan terjadinya … a.
Berlubangnya ozon b. Sesak nafas c. Pemanasan global d. Hujan asam Jawaban : B 63. Pencemaran yang disebabkan oleh jenis logam berat merupakan jenis pencemaran …. a. Tanah b. Fisik c. Kimiawi d. Biologis Jawaban : C 64. Adanya CO2 yang berlebih di udara dapat mengakibatkan terjadinya … a. Berlubangnya ozon b. Sesak nafas c. Pemanasan global d. Hujan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Jawaban : C 65. Suatu zat yang mengakibatkan terjadinya pencemaran disebut …. a.
Limbah b. Sampah c. Polusi d. Polutan Jawaban : D Lihat Juga : Soal Pertumbuhan dan Perkembangan Mahluk Hidup 66. Penyakit Minamata yang terjadi di negara jepang disebabkan oleh … a. Cadmium b. Timbal c. Belerang d. Raksa Jawaban : D 67. Pengaruh DDT sangat berbahaya terhadap makhluk hidup, misalnya jika DDT terkumpul dalam tubuh burung betina akan menyebabkan …. a. Rusaknya organ-organ tubuh b. Kemandulan c. Kematian d.
Tipisnya cangkang telur Jawaban : D 68. Peristiwa masuknya zat atau komponen lainnya ke dalam lingkungan perairan sehingga mutu air terganggu dinamakan … a. Pencemaran suara b. Pencemaran tanah c. Pencemaran air d. Pencemaran udara Jawaban : C 69. Pencemaran yang disebabkan oleh bakteri E. coli dinamakan … a. Pencemaran air b. Pencemaran fisik c. Pencemaran kimiawi d. Pencemaran biologis Jawaban : D 70.
Pemberantasan hama dengan menggunakan predator dinamakan … a. Konverter katalitik b. Biopestisida c. Bioremidiasi d. Biological control Jawaban : D 71 – 80 Soal Pencemaran Lingkungan dan Jawaban 71. Tanaman yang bisa dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran air adalah….
a. Semanggi b. Kangkung c. Teratai d. Enceng gondok Jawaban : D 72. Blooming algae disebabkan oleh …. a. Air buangan yang mengandung detergen b.
Penggunaan pestisida yang berlebihan c. Pembuangan limbah yang mengandung logam d. Penggunaan pupuk buatan yang berlebihan Jawaban : D 73. Bioremidiasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk membersihkan pencemaran yang disebabkan oleh … a. Limbah industry b. Limbah rumah tangga c. Limbah minyak d. Limbah pertanian Jawaban : C 74. Pada air sungai yang telah tercemar akan terlihat tanda-tanda….
a. Airnya tidak berbau busuk b. Terdapat berbagai jenis fauna c. Airnya jernih dan tidak berwarna d. Ditumbuhi eceng gondok yang subur Jawaban : D 75. Suhu lingkungan yang meningkat akan menyebabkan pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah sebagai berikut, kecuali… a. Mencairnya es di kutub menyebabkan pulau-pulau kecil terendam b. Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu c. Mencairnya es di kutub menyebabkan turunnya permukaan air laut d. Berkurangnya keanekaragaman hayati Jawaban : C Baca Juga : Soal Sistem Reproduksi 76. Pengertian pencemaran air yang paling tepat adalah….
a. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi serta komponen lainnya ke perairan sehingga tidak dapat digunakan b. Masuknya zat dan komponen lain ke perairan yang berasal dari industri sehingga tidak dapat digunakan c. Masuknya makhluk hidup, zat dan energi yang berasal dari kegiatan manusia ke perairan d. Masuknya zat, energi dan makhluk hidup ke perairan yang menyebabkan berubahnya tatanan perairan akibat kegiatan manusia atau proses alam Jawaban : D 77.
Yang bukan merupakan dampak negatif akibat kita membuang limbah padat sembarangan adalah … a. Kesuburan tanah meningkat b. Dapat menurunkan kualitas tanah c. Mengurangi keindahan lingkungan d. Berkembangnya berbagai jenis penyakit Jawaban : A 78.
Dampak yang timbul jika kita menggunakan gas CFC pada kulkas, spray dan Ac adalah…. a. Efek rumah kaca b. Pencemaran udara di lingkungan sekitar perumahan c. Pencemaran udara di dalam rumah d. Meningkatnya kadar bahan pencemar Jawaban : A 79. Yang tidak termasuk bentuk penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran tanah yaitu … a.
Pemakaian pupuk sesuai kebutuhan b. Sistem tanam monokultur c. Menanggulangi sampah plastik d. Mengelola sisa radioaktif Jawaban : B 80. Penggunaan insektisida dan pemupukan secara berlebihan dapat menyebabkan pencemaran….
a. Udara dan tanah b. Air dan udara c. Air dan tanah d. Udara dan ozon Jawaban : C Sudah selesai membaca dan berlatih soal ini ? Ayo lihat dulu Daftar Soal Biologilainnya Semua manusia itu pintar. Namun yang membedakannya proses kecepatan belajar. pada suatu saat ada peserta didik yang belajar dalam 1-3 pertemuan.
ada juga yang membutuhkan 3 pertemuan lebih untuk dapat memahami materi. Dengan kata lain, Belajar tergantung kondisi dan keadaan seseorang untuk memahami materi. baik itu cuaca, suasana, perasaan dan lingkungan yang mempengaruhi. Maka temukanlah kondisi terbaik dirimu untuk belajar. Jika kamu tidak mengerti materi yang diajarkan gurumu hanya saja kamu belum menemukan kondisi terbaik untuk belajar. Karena tidak ada manusia yang bodoh hanya saja malas atau tidak fokus.
MENU • Home • SMP • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • IPS • IPA • SMA • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • IPA • Biologi • Fisika • Kimia • IPS • Ekonomi • Sejarah • Geografi • Sosiologi • SMK • S1 • PSIT • PPB • PTI • E-Bisnis • UKPL • Basis Data • Manajemen • Riset Operasi • Sistem Operasi • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • Agama • Bahasa Indonesia • Matematika • S2 • Umum • (About Me) 11.1.
Sebarkan ini: Pengertian Tanah Tanah merupakan bagian kerak bumi yang memiliki susunan dari mineral serta bahan organik. Tanah begitu vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi sebab tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan adanya hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Bentuk tanah yang memiliki rongga-rongga juga menjadi lokasi yang baik untuk akar untuk bernafas serta tumbuhan.
Tanah juga menjadi tempat hidup berbagai mikroorganisme. Untuk sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan sebagai tempat bergerak dan hidup. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik dampak negatif penggunaan pestisida kecuali akar untuk bernapas dan tumbuh.
Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dampak negatif penggunaan pestisida kecuali lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Kerusakan Tanah – Pengertian, Penyebab, Perubahan, Ciri, Mengatasi Tanah Menurut Para Ahli Menurut beberapa ahli ilmu tanah, ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang utama: • Pedologi,di mana pada kajian ini mempelajari tanah sebagai objek geologi. Pedologi terdiri atas pemerian tanah (inventarisasi sifat dan perilaku tanah); genesis tanah (asal dan perkembangan tanah); sistematik (klasifikasi tanah berdasarkan pedogenesis, sebaran, dan fungsi); dan ekologi tanah (tanah sebagai lingkungan pertumbuhan tanaman, ternak, dan manusia).
• Edafologi, atau ilmu kesuburan tanah, mempelajari tanah sebagai benda pendukung kehidupan. Edafologi (ilmu tanah terapan)berhubungan dengan pemanfaatan tanah untuk pertanian, silvikultur, dan hortikultur; pemahaman kesuburan tanah untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang lebih baik serta memperbaiki dan mempertahankan kesuburan (produktivitas).
Kata tanah (Soil) berasal dari bahasa Perancis kuno yang merupakan turunan dari bahasa Latin Solum yang berarti lantai atau dasar. • Permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali. • Keadaan bumi di suatu tempat.
• Permukaan bumi yang diberi batas. • Bahan-bahan dari bumi, bumi sebagai bahan sesuatu (pasir,batu cadas, dll) Tanah adalah produk tranformasi mineral dan bahan organik yang terletak di permukaan sampai ke dalam tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan.
• Definisi tanah menurut Henry D. Foth : Tanah berarti bagian permukaan terpisah dari bumi dan bulan sebagaimana dibedakan dari batuan yang padat. • Menurut Prof. Dr. Ir. H. Sarwono Hardjowigeno, M.Sc : Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman.
• Menurut J.J. Berzelius Tanah ialah sebagai laboratorium kimia tempat proses dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi.“Swedia, 1803” • Menurut Justus Von Liebig Mengajukan teori keseimbangan hara tanaman “theory balanchesheet of plan naturation” yang menganggap tanah sebagai tabung reaksi dimana dapat diketahui jumlah dan jenis hara tanamannya.“Jerman, 1840” • Menurut Friedrich Fallou Tanah dianggap dampak negatif penggunaan pestisida kecuali hasil pelapukan oleh waktu yang menggerogoti batuan keras dan lambat laun mengadakan dekomposisi.
“1855” • Menurut Dokuchaiev Pengertian tanah harus dihubungkan dengan iklim dan dapat digambarkan sebagai zone-zone geografi yang luas, yang dalam skala peta dunia tidak hanya dihubungkan dengan iklim, tetapi juga dengan lingkungan tumbuhan. “Rusia, 1877” • Menurut A.S. Thaer Permukaan planet terdiri atas bahan remah dan lepas yang disebut tanah, yang merupakan akumulasi dan campuran berbagai bahan, seperti unsur-unsur; Si, Al, Ca, Mg, Fe dan lain-lain. “1909” • Menurut Humphry Davy Tanah ialah sebagai laboratorium alam yang menyediakan unsur hara bagi tanaman.“Inggris, 1913” • Menurut C.F.
Marbut Tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu dan mempunyai sifat tebal mulai dari selaput tipis sampai lebih dari 3 meter yang berbeda dari bahan dibawahnya dalam hal; warna, sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologinya.“Rusia, 1914” • Menurut Ramman Tanah sebagai bahan batuan yang sudah dirombak menjadi partikel-partikel kecil yang telah berubah secara kimiawi bersama-sama dengan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang hidup di dalam dan diatasnya.“Jermana, 1917” Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Erosi Serta Metode Konservasi Tanah Secara Lengkap Konsep Tanah Konsep ilmu tanah yang dilandasi keilmuan kimia dan geologi dipelopori oleh seorang pakar berkebangsaan Jerman, Justus von Liebig (1840), yang selanjutnya mendasari konsep ilmu tanah yang berkembang di Amerika.
Konsep ini disebut teori keseimbangan, tanah merupakan tempat cadangan hara yang suatu saat dapat diserap oleh tumbuhan, yang keberadaannya dapat digantikan dengan pupuk kandang, kapur, dan pupuk kimia. Teori ini disebut juga dengan Hukum Minimum Liebig. Berbagai konsep tentang tanah berbeda-beda, berikut disampaikan konsep tanah berdasarkan pandangan ahli ilmu tanah.
• Tanah sebagai Pijakan Bumi Tanah merupakan landasan yang mendukung kegiatan dan tempat tinggal. Tanah merupakan landasan untuk melakukan aktivitas yang mendukung kehiduapan. Tanah mempengaruhi lokasi jalan rintis dan tempat berkemah. Berbagai kemampuan daerah yang berbeda-beda untuk pertumbuhan tanaman dan hewan, tetapi bisa saja tidak terpikirkan keadaan tersebut berhubungan dengan perbedaan tanah.
Pengenalan tanah sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman timbul jauh sesudah itu. • Tanah sebagai Medium Untuk Pertumbuhan Tanaman Tanah merupakan daerah peralihan antara yang hidup dan yang mati tempat tumbuh menggabungkan energi surya dan karbondioksida dari atmosfer dengan hara dan air dari tanah menjadi jaringan hidup.
Kebudayaan manusia sampai pada pandangan berburu tanah merupakan medium untuk pertumbuhan dana. Pada tahun 3000 SM, desa-desa pertanian bermunculan hingga ke Skandinavia di Eropa. Para petani tersebut telah dapat mengenal perbedaan tanah dan lebih menyukai tanah berlumpur (tanah yang berkembang dari loes, yaitu lumpur halus (silt) yang tertiup angin). Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan tanah untuk memberikan hasil pertanian untuk menentukan pajak. Dari semua konsep tanah, yang paling penting bagi kebanyakan orang adalah konsep tanah sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman.
• Tanah sebagai Mantel Batuan yang Lapuk Ahli geologi menjadi tertarik pada tanah sebagai produk pelapukan. Tanah diklasifikasikan sebagai aluvial, residual, kapur, silikon, pasir, tanah liat, dan sebagainya.
Adanya penambahan organik pada dampak negatif penggunaan pestisida kecuali atas mantel yang lapuk atau regolit. Karena regolit dapat terkena erosi dan akhirnya diangkut ke samudera, tanah dapat dianggap sebagai “batuan dalam perjalanan ke laut”.
tanah bertindak sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman. • Tanah sebagai Campuran Bahan Tanah dianggap sebagai satu di antara 4 komponen dasar semua benda, selain api, air, dan udara. Konsep tanah sebagai campuran bahan berguna dalam membahas tanah sebagai teknik, tanah sebagai sistem 3 fase, dan tanah sebagai produk buatan pabrik. • Konsep Tanah Teknik Tanah sebagai bahan teknik adalah bahan yang tak terkonsolidasi (dikokohkan) yang tersusun dari partikel padat yang terpidah-pisah dengan cairan dan gas yang menduduki ruangan-ruangan antarpertikel tersebut.
Longsoran tanah dan batuan di sepanjang jalan raya merupakan masalah teknik biasa di pegunungan. Tanah rabuk cenderung untuk mengendap dan tidak cocok sebagai bahan landasan untuk jalan dan bangunan. • Tanah sebagai Sistem 3 Fase Tanah dapat didefinisikan sebagai sistem 3 fase yang terdiri atas padatan, cairan, dan gas. Fase padat terdiri atas partikel mineral yang membentuk kerangka yang padatnya humus atau partikel organik terabsorpsi.
Fase cair kebanyakan adalah air dari presipitasi, yang terdapat sebagai lapisan yang mengelilingi partikel fase padat dan menduduki ruang pori yang lebih kecil. Ruangan pori yang lebih besar terisi oleh gas kecuali tanah dan atmosfer. Kegiatan biologis, seperti pernapasan akar, penguraian bahan organik, menyerap oksigen dan menghasilkan karbondioksida. Akibatnya, terdapat difusi (penyebaran) oksigen yang terus-menerus dari atmosfer ke dampak negatif penggunaan pestisida kecuali tanah dan karbondioksida dari tanah ke atmosfer.
Volume udara dan air mempunyai hubungan timbal balik secara langsung satu sama lain melalu drainase, penguapan/pertumbuhan tanaman, ruangan pori yang diduduki air menjadi terisi oleh udara lagi. Lapisan tanah bawah bercirikan bahan organik yang jauh lebih sedikit dibanding tanah permukaan. Tanah organik, seperti rabuk atau gambut, mempunyai lebih banyak bahan organik dibanding bahan mineral. • Tanah sebagai Tubuh yang Terorganisasi Pengetahuan tentang tanah menimbulkan keperluan akan konsep tanah yang dapat menampung kenyataan-kenyataan baru.
Cara memandang tanah yang revolusioner dikembangkan Dokuchaev di Rusia sekitar 1870. Ia mengamati berbagai macam tanah dan mengamati bahwa tanah tertentu berulang ulang terdapat pada situasi tertentu. Bahwa setiap macam tanah mempunyai morfologi unik yang terdiri karena kombinasi iklim, makhluk hidup (tumbuhan dan hewan), bahan induk tanah, fotografi, dan umur lahan. Tanah adalah produk evolusi dan berubah mengikuti waktu. • Tanah sebagai Sumber Daya Alam Perubahan penggunaan dan intensitas pendayagunaan tanah merupakan bagian dari perkembangan.
Perubahan-perubahan ini akan membantu memperjelas tekanan masa kini dan mendatang yang kiranya akan meningkat sehubung dengan penggunaan tanah dalam masyarakat. Hal ini sering mengakibatkan kehidupan normal dan (pengembara), karena orang yang mengikuti migrasi hewan atau berimigrasi mengikuti musim untuk memperoleh makan yang cukup. Keadaan alami diperlukan untuk menunjang satu orang dalam ekonomi pengumpul makanan. • Tanah sebagai Peralihan Tempat kita Hidup Pendayagunaan tanah adalah konsep tanah sebagai daerah peralihan antara atmosfer dan litosfer.
Di sampin sebagai sumber daya dasar untuk produksi makanan, tanah menampung dan memurnikan air serta membuang limbah. Tanah sendiri dapat merupakan pencemar berupa debu di udara dan berupa sedimen dalam air. Konsep pendayagunaan tanah diolah menjadi konsep yang mempertimbangkan dampak pendayagunaan tanah terhadap semua segi kehidupan termasuk mutu lingkungan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Keunggulan Letak Indonesia” Definisi & ( Iklim – Geostrategis – Tanah ) Fungsi Tanah Tanah berperan sebagai tempat tumbuh tanaman.
Tanah mampu menyediakan air dan berbagai unsur baik mikro maupun makro. Tanah juga mampu menyediakan oksigen (O 2) bagi pertumbuhan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali.
Tanah menopang berdirinya tanaman. Akar harus tumbuh dengan baik agar dapat menyerap berbagai unsur yang terkandung di dalam tanah, serta agar dapat menopang tanaman dengan baik. Tanah berperan sebagai tempat hidup organisme dan mikroorganisme, termasuk manusia di dalamnya.
Tanah juga sebagai tempat hidup berbagai macam vegetasi yang hidup di atasnya. Tanah dapat menjadi penyangga atau buffer system. Artinya, apabila terdapat senyawa-senyawa yang sifatnya meracun atau zat pencemar di dalam tanah, maka tanah secara otomatis akan menyaring atau menetralisir bahan atau senyawa tersebut. Fungsi Umum Tanah • Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman • Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara) • Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara) • Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
• lokasi pembangunan berbagai infrastruktur, seperti bangunan rumah, kantor, supermarket, jalan, terminal, stasiun dan bandara. • Sebagai tempat berdiri tegak nya dan bertumpunya sebuah tanaman.
• Fungsi yang selanjutnya yaitu untuk penyediaan dan gudangnya air bagi suatu tanaman. Fungsi Tanah bagi Tanaman Tanah merupakan sumber daya alam yang penting dan dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali adanya tanah, tidak akan ada kehidupan di muka Bumi, khususnya di daratan.
Tanah juga merupakan media yang sangat baik untuk menanam tanaman atau tumbuhan. yang berbeda- beda juga akan mempengaruhi kesuburan tanaman yang ditanam. Namun meski demikian, tanah tetap merupakan media tanam yang sangat baik, tentu saja dengan mencampurnya dengan beberapa bahan yang dapat menyuburkan tanaman, seperti pupuk organik, dan lain sebagainya. Selain menjadi media tanam yang baik, masih ada lagi fungsi atau manfaat yang dimiliki oleh tanah.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai fungsi- fungsi tanah bagi tanaman/ tumbuhan, khususnya sebagai media tumbuh bagi tanaman. Fungsi atau manfaat tanah ini tentu saja akan menjadikan kita lebih menyadari akan pentingnya tanah dan pentingnya menyediakan lahan kosong untuk bisa ditanami oleh pepohonan atau tanaman.
Berikut ini merupakan manfaat atau fungsi tanah bagi tanaman/ tumbuhan sebagai media tanam: • Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran Fungsi atau manfaat dari tanah bagi tanaman yang pertama adalah tanah sebagai tempat tumbuh dan tembat berkembangnya perakaran.
Dalam fungsi ini, tanah yang mempunyai dua peranan utama, yakni sebagai penyokong tegak tumbuhnya trubus atau bagian atas tanaman, dan sebagai penyerap zat- zat yang dibutuhkan oleh tanaman. • Penyedia kebutuhan primer tanaman Tidak hanya manusia saja yang belajar kebutuhan dan mempunyai kebutuhan primer. Namun semua makhluk hidup juga mempunyai kebutuhan primernya masing- masing, tak terkecuali tanaman. Tanah merupakan media yang menyediakan kebutuhan primer dari tanaman untuk dapat melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi.
Beberapa kebutuhan primer dari tumbuhan yang disediakan oleh tanah, meliputi air, serta unsur- unsur hara lainnya. • Penyedia kebutuhan sekunder tanaman Selain mempunyai kebutuhan primer, ternyata tumbuhan juga mempunyai kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder dari tanaman atau tumbuhan ini dengan tujuan agar tanaman tersebut bisa melakukan aktivitasnya secara optimum.
Beberapa bahan yang menunjang aktivitas tanaman agar berjalan optimum antara lain zat- zat aditif yang diproduksi oleh biota, terutama oleh mikroflora tanah seperti: a. zat- zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam- asam organik khas), b. antiboitik dan juga toksin yang berguna sebagai anti penyakit tanaman yang ada di dalam tanah, serta c. senyawa atau enzim yang berguna dalam penyediaan kebutuhan primer atau transformasi zat- zat toksin eksternal seperti pestisida dan limbah industri yang berbahaya.
• Sebagai habitat biota tanah Fungsi tanah sebagai habitat biota tanah ini baik yang bersifat positif karena terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang bersifat negatif karena merupakan hama penyakit pada tanaman.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Indikator Polusi Udara Dan Polusi Tanah Jenis Tanah Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya. • Tanah Aluvial Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai.
Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu. Karakteristik : Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. Persebaran : Tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi, papua dan jawa.
• Tanah Andosol Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman. Karakteristik : Warna dari tanah andosol coklat keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman.
Tanah ini sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.
Persebaran : Di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah andosol seperti di daerah jawa, bali, sumatera dan nusa tenggara. • Tanah Entisol Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili.
Karakteristik : Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai parangteritis Jogjakarta. Persebaran : Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di pantai parangteritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.
• Tanah Grumusol Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman. Karakteristik : Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam.
Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan. Persebaran : Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur.
Karena teksturnya yang kering maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati. • Tanah Humus Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur.
Karakteristik : Tanah Humus sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman. Persebaran : Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi.
• Tanah Inseptisol Tanah Inseptisol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan.
Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan yang asri. Karakteristik : Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik.
Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet. Persebaran : Tanah inseptisol tersebar di berbagai derah di Indonesia seperti di sumatera, Kalimantan dan papua. • Tanah Laterit Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah desa dan perkampungan.
Karakteristik : Tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan karena kandungan yang ada di dalamnya pula. Persebaran : Persebarannya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. • Tanah Latosol Tanah Latosol Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Karakteristik : Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut.
Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium. Persebaran : Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat, Bali dan Papua. • Tanah Litosol Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.
Karakteristik : Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir. Persebaran : Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit tinggi, nusa tenggara barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.
• Tanah Kapur Tanah kapur Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan. Karakteristik : Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya. Persebaran : Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.
• Tanah Mergel Tanah Mergel Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan bantuan hujan namun tidak merata. Karakteristik : Tanah ini subur dan bisa ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Selain itu juga terdapat banyak mineral dan air di dalamnya. Persebaran : Tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah seperti di Solo (Jawa Tengah), Madiun dan Kediri (Jawa Timur).
• Tanah Organosol Tanah Organosol Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti tumbuhan, gambut dan rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan memiliki curah hujan tinggi. Karakteristik : Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir.
Kandungan unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH 0,4) saja.
Persebaran : Tanah ini biasanya ditemukan di daerah pantai dan hampir tersebar di seluruh pulau di Indonesia seperti sumatera, papua, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan nusa tenggara. • Tanah Oxisol Tanah oxisol merupakan tanah yang kaya akan zat besi dan alumunium oksida. Tanah jenis ini juga sering kita temui di daerah tropis di Indonesia dari daerah desa hingga perkotaan. Karakteristik : Ciri-ciri dari tanah oxisol ini antara lain adalah memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya hanya kurang dari 1 meter saja.
warnanya merah hingga kuning dan memiliki tekstur halus seperti tanah liat. Persebaran : Biasanya terdapat di daerah beriklim tropis basah dan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali untuk perkebunan subsisten seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya. • Tanah Padas Tanah padas sebenarnya tidak juga bisa dibilang sebagai tanah karena sangat keras hampir seperti dengan batuan. Karakteristik : Hal ini dikarenakan kandungan air didalamnya hampir tidak ada karena tanah padas sangat padat bahkan tidak ada air.
Unsur hara yang ada di dalamnya sangat rendah dan kandungan organiknya sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Tanah padas tidak cocok digunakan untuk bercocok tanam. Persebaran : Jenis tanah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia secara merata. • Tanah Pasir Tanah pasir Seperti dengan namanya tanah pasir merupakan pelapukan dari batuan pasir. Tanah ini biasanya banyak di daerah sekitar pantai atau daerah kepulauan. Karakteristik : Tanah pasir tidak memiliki kandungan air dan mineral karena teksturnya yang sangat lemah.
Tanah pasir akan sangat mudah ditemukan di daerah yang berpasir di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah tanah pasir terluas di dunia. Jenis tanaman yag cocok untuk tanah ini adalah umbi-umbian. Persebaran : Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki persebaran tanah pasir.
• Tanah Podsol Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga bebatuan kecil. Karakteristik : Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki perkembangan profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki tekstur pasir hingga lempung.
Kandungan organiknya sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan yang tinggi tapi suhunya rendah. Persebaran : Persebaran tanah ini antara lain meliputi Kalimantan utara, Sulawesi utara dan papua serta daerah lainnya yang tidak pernah kering alias selalu basah. • Tanah Podsolik Merah Kuning Tanah Podsolik Tanah ini sangat mudah ditemukan di seluruh wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata.
Karakteristik : Tanah ini bewarna merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat mudah mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic untuk kesuburan tanah serta pupuk baik hayati maupun hewani. Persebaran : Tanah ini dapat digunakan untuk perkebunan dan persawahan serta dapat ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan dan Jawa terutama jawa bagian barat.
• Tanah Liat tanah liatTanah liat adalah jenis tanah yang terdiri dari campuran dari aluminium serta silikat yang memiliki diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah liat terbentuk dari adanya proses pelapukan batuan silika yang dilakukan oleh asam karbonat dan sebagian diantaranya dihasilkan dari aktivitas panas bumi. Karakteristik : Tanah liat tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia secara merata.
Biasanya digunakan untuk membuat kerajinan hingga keperluan lainnya. Tanah liat biasanya memiliki warna abu abu pekat atau hampir mengarah ke warna hitam, biasanya terdapat di bagian dalam tanah ataupun di bagian permukaan. Persebaran : Tanah liat hampir tersebar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia, hanya yang membedakannya adalah kedalaman tanah tersebut. Selain 18 Jenis tanah ada 10 jenis tanah lainnya yang ada di Indonesia ataupun di dunia. Karakteristik Tanah Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan.
Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen. Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.
Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah dampak negatif penggunaan pestisida kecuali didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam). Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang.
Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching).
Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen.
Warna tanah kemerahan atau kekuningan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini.
Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang.
Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori. • Tanah Podzol Jenis tanah Ultisol ini memiliki lapisan solum tanah yang agak tebal, yaitu 90-180 cm dengan batas-batas antara horizon yang nyata.
Warna tanah ini kemerah-merahan hingga kuning atau kekuning-kuningan. Struktur B horizonnya adalah gumpak, sedangkan teksturnya dari lempung berpasir hingga liat sedangkan kebanyakannya adalah lempung berliat. Konsistensinya adalah gembur dibagian atas (top soil) ean teguh dibagian lapisan bawah tanah (sub soil). Kandungan bahan organik pada lapisan olah (top soil) adalah kurang dari 9 persen dan umumnya sekitar 5 persen.
Kandungan unsur hara tanaman seperti N, P, K, dan Ca umumnya rendah dan reaksibtanah (pH) sangat rendah yaitu antara 4-5,5. Tingkat permeabilitas, infiltrasi dan perkolasinya sedang hingga lambat, pada lapisan permukaan umumnya sedang dan makin kebawah makin lambat.
Tanah ini mempunyai sifat kimia yang kurang baik, sedangkan sifat fisiknya tidak mantap dengan stabilitas agregat kurang. Sebagai akibatnya tanah ini mudah terkena bahaya erosi akibat gerakan air. Sebagai bukti banyak terdapat erosi parit yang cukup dalam di daerah-daerah jenis tanah ini. Sifat-sifat lain dari tanah Ultisol atau Podsolik Merah kuning ini adalah pembentukan struktur cukup baik akan tetapi tidak mantap.
Kandungan mineral liat kaolinitnya tinggi, sehingga jumlah air yang tersedia bagi tanaman agak berkurang. Dengan demikian maka produktivitas tanah adalah rendah sampai sedang. Adapun penyebarannya terutama di sepanjang sungai-sungai besar yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan di pelembahan-pelembahan serta daratan tinggi.
Bentuk wilayahnya adalah datar sampai agak melandai, oleh sebab itu sifat kimia dan fisik dari tanah ultisol sangat bervariasi, banyak tergantung kepada bahan induk dan letak topografinya.
Ciri-cirinya : • Mudah basah jika terkena air • merupakan tanah yang subur • warnanya kuning dan kuning kelabu • terdapat didaerah pegunungan tinggi beriklim basah dengan curah hujan tinggi. Persebarannya: Nusa Tenggara Pemanfaatan : perladangan palawija dan perkebunan karet, kopi, teh, kina dan buah-buahan. • Tanah Pasir Tanah pasir merupakan tanah yang bersifat kurang baik untuk pertanian.
Tanah ini terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Kapasitas serap air pada tanah pasir sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70% partikel tanah berukuran besar (0,02-2mm). Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang pori besar diantara butir-butirnya.
Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi berstruktur lepas dan gembur. Tanah yang dampak negatif penggunaan pestisida kecuali atas partikel besar kurang dapat menahan air. Air dalam tanah akan berinfiltrasi, bergerak ke bawah melalui rongga tanah. Akibatnya tanaman kekurangan air dan menjadi layu. Kondisi semacam ini apabila berlangsung terus menerus dapat mematikan tanaman. Tekstur tanah akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyimpan dan menyediakan unsur hara.
Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Air yang dapat diserap tanaman adalah air yang berada dalam pori-pori tanah di lapisan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali tanaman. Ciri-cirinya : • Sedikit mengandung bahan organik sehingga kurang subur • Tidak berstruktur Persebarannya : Pantai barat Sumatera Barat, Jawa Timur dan Sulawesi • Tanah Padas Tanah padas adalah tanah yang amat padat, karena mineral di dalamnya dikeluarkan oleh air yang terdapat di lapisan tanah sebelah atasnya.
Jenis tanah ini terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia. Ciri-cirinya : Padat dan miskin mineral Persebarannya : di seluruh wilayah Indonesia • Tanah Humus Humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Humus dikenal sebagai sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengalami perombakan oleh organisme dalam tanah, berada dalam keadaan stabil, berwarna coklat kehitaman.
Secara kimia, humus didefinisikan sebagai suatu kompleks organik makromolekular yang mengandung banyak kandungan seperti fenol, asam karboksilat, dan alifatik hidroksida. Ciri-ciri : Humus biasanya berwarna gelap dan dijumpai terutama pada lapisan tanah atas sehingga tidak stabil terutama apabila terjadi perubahan regim suhu, kelembapan dan aerasi.
Humus bersifat koloidal seperti liat tetapi amorfous, luas permukaan dan daya jerap jauh melebihi liat dengan kapasitas tukar kation 150-300 me/100 g, liat hanya 8-100 me/100 g.
Humus mempunyai kemampuan meningkatkan unsur hara tersedia seperti Ca, Mg, dan K, humus juga merupakan sumber energi jasad mikro serta memberikan warna gelap pada tanah. Persebarannya : Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua Pemanfaatan : lahan pertanian Manfaat humus Humus memiliki kontribusi terbesar terhadap kebertahanan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali kesuburan tanah.
Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman dan akan berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah.
Senyawa humus juga berperan dengan sangat memuaskan terutama dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida dampak negatif penggunaan pestisida kecuali senyawa-senyawa organik toksik.
Dengan demikian sudah selayaknya pupuk-pupuk organik yang kaya akan humus ini menggantikan peran dari pupuk-pupuk sintesis dalam menjaga kualitas tanah. • Tanah mergel Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan kapur, tanah liat, dan pasir. Banyak terdapat di lereng pegunungan, dan dataran rendah. Tanah mergel termasuk tanah subur. Ciri-cirinya : Terdapat didaerah pegunungan dan dataran rendah. Persebarannya : pulau Jawa. Pemanfaatannya : untuk jenis tanaman keras seperti pohon jati Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Biosfer – Faktor, Pencemaran, Tata Ruang Hidup, Sumber Daya, Contohnya Faktor dan Proses Pembentuk Tanah Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah mulai dari bahan induk disebut genesa tanah.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, tetapi hanya lima faktor yang dianggap penting yaitu; • Iklim Iklim merupakan faktor yang amat penting dalam proses pembentukan tanah. Suhu dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap intensitas reaksi kimia dan fisika di dalam tanah. Setiap suhu naik 100 C maka kecepatan reaksi menjadi dua kali lipat. Reaksi-reaksi olehmikroorganisme. juga sangat dipengaruhi oleh suhu tanah Adanya curah hujan dan suhu tinggi di daerah tropika menyebabkan reaksi kimia berjalan cepat sehingga proses pelapukan dan pencucian berjalan cepat.
Akibatnya banyak tanah di indonesia telah mengalami pelapukan lanjut, rendah kadar unsur hara dan bereaksi masam. Di daerah-daerah yang beriklim lebih kering seperti di Indonesia bagian timur pencucian tidak berjalan intensif sehingga tanahnya kurang masam dan lebih tinggi kadar basa-basanya. • Organisme Pengaruh organisme dalam proses pembentukan tanah tidaklah kecil. Akumulasi bahan organik, siklus unsur hara, dan pembentukan stuktur tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme dalam tanah.
Di samping itu unsur nitrogen dapat diikat ke dalam tanah dari udara oleh mikroorganisme, baik yang hidup sendiri di dalam tanah maupun yang bersimbiose dengan tanaman. Demikian juga vegetasi yang tumbuh di tanah tersebut dapat merupakan penghalang untuk terjadinya erosi, sehingga mengurangi jumlah tanah permukaan yang hilang. Di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat tanah adalah sangat sangat nyata.
Vegetasi hutan membentuk tanah-tanah hutan berwarna merah sedang vegetasi rumput-rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyaknya sisa-sisa bahan organik yang tertinggal dari akar-akar dan sisa rumput.
Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman juga sangat berpengaruh terhdap sifat-sifat tanah. Jenis-jenis cemara akan memberi kation-kation logam seperti Ca, Mg dan K yang rendah dibanding dengan tanaman berdaun lebar, di mana serahsanya lebih banyak mengandung basa-basa.
Akbitnya tanah di bawah pohon pinus biasanya lebih masam daripada tanah di bawah pohon jati dan sebagainya. Pencucian basa-basa biasanya juga lebih intensif pada tanah-tanah di bawah pohon pinus. • Bahan induk Sifat-sifat dari bahan induk masih tetap terlihat, bahkan pada tanah humid yang telah mengalami pelapukan sangat lanjut. Misalnya tanah-tanah bertekstur pasir adalah akibat dari kandungan pasir yang tinggi dari bahan induk.
Susunan kimia dan mineral bahan induk tidak hanya mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan, tetapi kadang-kadang menetukan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali vegetasi alami yang tumbuh di atasnya.
Terdapatnya batu kapur di daerah humid akan menghambat tingkat kemasaman tanah. Di samping itu, vegetasi yang hidup di atas tanah berasal dari batu kapur biasanya banyak mengandung basa-basa lapisan tanah atas melalui serasah dari vegetasi tersebut maka proses pengasaman tanah menjadi lebih lambat.
Batu-batuan di mana bahan induk tanah berasal dapat dibedakan menjadi: 1. Batuan beku Batuanbeku yaitu batuan yang terbentuk karena magma yang membeku.Batuan beku terdiri atas: • Batuan beku atas: magma membeku di permukaan bumi (batuan vulkanik).
• Batuan beku gang (terobosan): magma menerobos retakan-retakan atau patahan-patahan dalam bumi dan membeku di antara sarang magma dan permukaan bumi. • Batuan beku dalam: magma membeku di dalam bumi. Berdasar atas kandungan SiO2, batuan beku dibedakan menjadi batuan beku yang bersifat masam, intermedier dan alkalis. Batuan induk masam menghasilkan tanah yang masam pula, sedang batuan induk alkalis pada umumnya menghasilkan tanah-tanah alkalis, tetapi bila mengalami pencucian lanjut karena curah hujan tinggi dapa pula membentuk tanah masam.
Salah satu bentuk yang khas dari bahan volkanik adalah abu volkan. Bahan ini merupakan bahan volkanik yang disemburkan dari gunung api sewaktu gunung api tersebut meletus. Abu volkan ada yang banyak mengandung gelas volkan yang amorf (tipe vitrik), ada pula yang banyak mengandung fragmen batuan (tipe litik). Tanah yang terbentuk dari abu volkan umumnya merupakan tanh-tanah yang subur misalnya tanah Andosol (Andisol).
2. Batuan sedimen Batuan sedimen terdiri atas: • Batuan endapan tua terdiri dari bahan endapan (umumnya endapan laut) yang dampak negatif penggunaan pestisida kecuali diendapkan berjuta tahun yang lalu hingga telah membentuk batuan yang keras. Beberapa contoh dari batuan endapan tua ini adalah : Batuan gamping : Merupakan endapan laut, banyak mengandung karang laut. Sebagian besar terdiri dari CaCO3 (kalsit) dan CaMg (CO3)2 (dolomit).
Batu pasir : Banyak mengandung pasir kuarsa (SiO2). Batu liat : Ada yang bersifat masam ada yang alkalis (shale/napal dan sebagainya). Kadar liat tinggi • Bahan endapan baru: belum menjadi batu. – Diendapkan oleh air, misalnya di daerah dataran banjir, atau dataran aluvial.
– Diendapkan oleh angin misalnya pasir pantai, loess dan sebagainya 3.Batuan Metamorfosa (malihan) Berasal dari batuan beku atau sedimen yang karena tekanan dan suhu sangat tinggi berubah jadi jenis batuan lain.
Batuan metamorfosa umumnya bertekstur lembar (foliated texture) akibat rekritalisasi dari beberapa mineral dan orientasi mineral menjadi paralel sehingga terbentuk lembar-lembar. Batuan metamorffosa dengan lembar-lembar halus disebut schist (misalnya mika schist) sedang dengan yang lembar-lembar kasar disebut gneis (misalnya granit gneis).
Beberapa jenis batuan metamorfosa tidak menunjukkan foliated texture tersebut misalnya kwarsit (dari batu pasir) dan marmer (dari batu kapur karbonat). 4. Bahan Induk Organik Di daerah hutan rawa yang selalu tergenang air, proses penghancuran bahan organikberjalan lebih lambat daripada proses penimbuhan, maka terjadilah akumulasi bahan organik.
Dengan demikian maka terbentuklah tanah-tanah organik atau tanah gambut (Histosol), seperti banyak ditemukan di pantai timur sumatra, pantai barat, selatan, timur kalimantan, dan pantai selatan irian jaya. Di Indonesia, terutama di jawa dan beberapa tempat di luat jawa banyak ditemukan tanah-tanah berkembang dari bahan-bahan volkanik.
Tanah-tanah ini terdapat disekitar gunung berapi dan umumnya merupakan tanah subur karena bahan volkanik tersebut banyak mengandung mineral mudah lapuk yang kaya akan unsur hara, seperti K, Ca, Mg dan sebagainya. Di lain pihak terutama di luar jawa banyak ditemukan tanah-tanah berasal dari bahan induk batuan endapan laut yang amat tua misalnya batuan liat (diendapkan pada zaman tertier), sehingga banyak ditemukan pula tanah-tanah kurus dan masam di daerah tersebut.
• Topografi Relief adalah perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu daerah termasuk di dalamnya perbedaan kecuraman dan bentuk lereng.
Relief mempengaruhi proses pembentuk tanah dengan cara: • mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan masa tanah, • mempengaruhi dalamnya air tanah, • mempengaruhi besarnya erosi, dan • mengarahkan gerakan air berikut bahan-bahan yang terlarut didalamnya. Topografi (bentuk wilayah atau relief) suatu daerah dapat menghambat atau mempercepat pengaruh iklim. Di daerah yang datar atau cekung di mana air tidak mudah hilang dari tanah atau menggenang, pengaruh iklim menjadi tidak jelas dan terbentuklah tanah berwarna kelabu atau banyak mengandung karatan sebagai akibat genangan air tersebut.
Didaerah bergelombang, drinase tanah lebih baik sehingga pengaruh iklim (curah hujan, suhu) lebih jelas dan pelapukan serta pencucian berjalan lebih cepat. Di daerah yang berlereng curam kadang-kadang terjadi terus menerus erosi permukaan sehinggaterbentuklah tanah-tanah dangkal.
Sebaliknya, pada kaki-kaki lereng tersebut sering ditemukan tanah dengan profil dalam akibat penimbuhan bahan-bahan yang dihanyutkan dari lereng atas tersebut. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali tanah yang umumnya berhubungan dengan relief adalah tebal solum, tebal dan kandungan bahan organik horison A, kandungan air tanah (relative wetness), warna tanah, tingkat perkembangan horison, reaksi tanah (pH), kejenuhan basa, kandungan garam mudah larut dan lain-lain.
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah (dinamis) sehingga akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus maka tanah-tanah yang semakin tua juga semakin kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Profil tanah juga semakin berkembang dengan meningkatnya umur. Karena proses pembentuk tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi: tanah muda (immature atau young soil), tanah dewasa (mature soil) dan tanah tua (old soil).
Tanah muda: pada tingkat ini proses pembentukan tanah terutama berupa proses pelapukan bahan organik dan bahan mineral, pencampuran bahan organik dan bahan mineral dipermukaan tanah dan pembentuk struktur tanah karena pengaruh bahan organik tersebut. Hasilnya adalah pembentukan horison A dan horison C. Sifat tanah masih didominasi oleh sifat-sifat bahan induknya. Termaksuk tanah muda adalah jenis tanah Entisol (Aluvial, Regosol).
Tanah dewasa: dengan proses yang lebih lanjut maka tanah-tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa yaitu dengan proses pembentukan horison B. Horison B yang terbentuk adalah horison B yang masih muda (bw) sebagai hasil dari proses alterasi bahan induk (terbentuk struktur tanah, warna lebih merah dari bahan induk) atau ada penambahan bahan-bahan tertentu (liat dan lain-lain) dalam jumlah sedikit dari lapisan atas. Pada tingkat ini tanah mempunyai kemampuan berproduksi tertinggi, karena unsur-unsur hara di dalam tanah dampak negatif penggunaan pestisida kecuali tersedia, akibat pelapukan mineral dan pencucian unsur hara belum lanjut.
Jenis tanah yang termaksuk dalam tingkat ini antara lain Inceptisol (Latosol Coklat, dan lain-lain), Andesol, Vertisol, Mollisol dan sebagainya. Tanah tua: dengan meningkatnya umur maka proses pembentuk tanah berjalan lebih lanjut, sehingga terjadi perubahan-perubahan yang lebih nyata pada horison A, E, EB, BE, Bt, (Bs), (Bo), BC dan lain-lain. Di samping itu pelapukan mineral dan pencucian basa-basa makin meningkat sehingga tinggal mineral-mineral yang sukar lapuk di dalam tanah dan tanah menjadi kurus dan masam.
Jenis-jenis tanah tua tersebut antara lain adalah tanah Ultisol (Podsohik Merah Kuning) dan Oxisol (laterit). • Waktu Banyaknya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda.
Tanah yang berkembang dari batuan yang keras memerlukan waktu yang lebih lama untuk pembentukan tanah dibanding dengan yang berasal dari bahan induk yang lunak dari lepas. Dari bahan induk volkanik lepas seperti abu dampak negatif penggunaan pestisida kecuali api, dalam waktu kurang dari 100 tahun telah dapat terbentuk tanah muda. Tanah dewasa dapat terbentuk dalam waktu 1.000 – 10.000 tahun seperti halnya tanah Spodosol di Alaska yang berkembang dari bahan induk berpasir (1.000 tahun) dan tanah Molisol di Amerika Serikat yang berkembang dari bahan induk berlempung lepas (10.000 tahun).
Tanah berasal dari abu Gunung Krakatau letusan tahun 1883, membentuk horison A setebal 25 cm selama 100 tahun (1883-1983), terutama yang tidak terjadi erosi. Di tempat-tempat yang terjadi erosi ketebalan horison A hanya mencapai 5 cm atau kurang (hardjowigeno, et al, 1983). Perlu dicatat bahwa tingkat perkembangan tanah tidak setara dengan tingkat pelapukan tanah.
Tingkat perkembangan tanah berhubungan dengan perkembangan pembentukan horison-horison tanah, sedang tingkat pelapukan tanah berhubungan dengan tingkat pelapukan mineral dalam tanah. Tanah muda yang baru mempunyai horison A dan C dapat berupa tanah yang baru sedikit mengalami pelapukan bila berasal dari bahan induk baru seperti abu volkan, tetapi dapat juga telah mengalami pelapukan lanjut bila berasal dari bahan induk tua atau bahan induk yang telah mengalami pelapukan lanjut di tempat lain.
Kekeringan dan erosi dapat menghambat perkembangan tanah. Dalam periode waktu yang sama (umur yang sama) tanah di suatu tempat mungkin telah berkembang lanjut sedang di tempat lain yang beriklim kering atau terus menerus tererosi, mungkin tanahnya belum berkembang. Oleh karena itu, tua mudanya tanah tidak dapat dinyatakan dari umur tanah tersebut (dalam tahun), tetapi harus didasarkan pada tingkat perkembangan horison-horison tanah yang ada.
Proses perkembangan tanah mula-mula berjalan agak cepat tetapi makin tua tanah, proses tersebut berjalan sangat lambat. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Jenis, Dan Penyebab Terjadinya Tanah Longsor Beserta Cara penjegahannya Lengkap Komponen Penyusun Tanah Komponen penyusun tanah adalah bahan yang berpengaruh terhadap pembentukan tanah, sehingga menjadi satu kesatuan bagian yang utuh dan membentuk bagian baru.
Empat bahan utama penyusun tanah adalah bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan Mineral Bahan mineral berasal dari pelapukan batu-batuan susunan di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batuan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali di lapuk batuan : batuan beku/vulkanik (dari gunung berapi), batuan endapan (sedimen) dan batuan metamorfosa bahan mineral dapat dibedakan menjadi : – fraksi tanah halus (fine earth fraction) berukuran <2 mm (pasir, debu dan liat) – fragmen batuan (rock fragment) berukuran >2 mm (kerikil, kerakal dan batu) Pelapukan Pelapukan adalah proses alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam, baik secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pemecahan-pemecahan, penghancur luluh lantakan, tranformasi bebatuan dan mineral-mineral penyusunnya menjadi material lepas (regolit) di permukaan bumi.
Bahan Organik Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada di dalamnya Sumber bahan organik tanah : Sumber primer, yaitu jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa daun, ranting, cabang, batang, buah dan akar.
Sumber sekunder, yaitu jaringan organik fauna yang dapat berupa kotorannya dan mikrofauna. Sumber lain dari luar, yaitu pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk bokasi (kompos) dan pupuk hayati. Peran bahan organik terhadap tanah • Sifat fisik tanah, meliputi : stimulan terhadap granulasi tanah memperbaiki struktur tanah menjadi remah meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam menetralisir daya rusak butir-butir hujan menghambat erosi mengurangi pelindian (pencucian/leaching) • Sifat kimia tanah, meliputi : meningkatkan ketersediaan hara dari proses mineralisasi bagian bahan organik yang mudah terurai menghasilkan humus tanah yang berperan secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali tanah lebih besar ketimbang koloid anorganik meningkatkan ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan P oleh asam-asam organik hasil dekomposisi bahan organik.
• Sifat biologi tanah, meliputi : meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah (makrobia dan mikrobia tanah) meningkatkan populasi organisme tanah Air Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat menyerap atau di tahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan grafitasi.
Karena adanya gaya-gaya di dalam tanah maka kondisi air dapat dibedakan menjadi: • Air higrokopis : air yang diserap oleh tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman (adanya adhesi antara tanah dan air) • Air dampak negatif penggunaan pestisida kecuali : air di dalam tanah, dimana gaya adhesi dan kohesi lebih kuat dari grafitasi, sehingga air dapat diserap oleh tanaman. • Kapasitas lapang : keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi, sehingga dapat diserap oleh tanaman.
• Titik layu permanen : kandungan air tanah, dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dan tanah, sehingga tanaman layu • Air tersedia : selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi kadar air pada layu permanen Udara Udara dan air mengisi pori-pori tanah, banyaknya pori-pori didalam tanah kurang lebih 50% dari volume tanah, jumlah air dan udara berubah-ubah tergantung kondisi iklim.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Hujan Asam – Sejarah, Penyebab, Proses, Dampak, Pengendalian, Pencegahan, UU, Contohnya Proses Pembentukan Tanah Tanah terbuat dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan.
Proses pembentukan tanah dikenal juga sebagai “pedogenesis”. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas beberapa lapisan atau sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan tentang asal serta proses-proses kimia, fisika, serta biologi yang sudah dilalui tubuh tanah tersebut. Seorang pakar dari Swiss yang bekerja di Amerika Serikat (Hans Jenny), menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan utama yang telah mengalami modifikasi akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), serta relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalanya waktu.
Berdasarkan dinamika kelima faktor itu terbentuklah bermacam jenis tanah serta bisa dilakukan klasifikasi tanah. Tanah terbentuk melalui proses pelapukan baik terhadap batuan organik maupun batuan anorganik. Ada beberapa jenis pelapukan, diantaranya adalah pelapukan fisik ( mekanis) pelapukan kimia dan pelapukan biologis. • Pelapukan Fisik (Mekanis) Pelapukan fisik meliputi fragmentasi batuan (bedrock) menjadi butiran-butiran dan akhirnya menjadi tanah. Contoh proses ini adalah disebabkan oleh pembekuan air diwaktu dini ( malam hari atau saat hujan) dan mencair nya air saat panas siang hari.
Pertumbuhan alar tanaman juga menyebabkan terjadinya fragmentasi batuan di bawah tanah. • Pelapuan Kimia Pelapukan kimia meliputi penghancuran secara kimiawi bahan-bahan mineral dari batuan akibat fragmentasi batuan akibat reaksi air dan udara pada batuan.
Larutnya batu kapau oleh air merupakan salah satu contoh pelapukan ini. Yang ,membentuk sebuah stalaktit yang menggantung pada lubang gua, atau terbentuknya dolina ( cekungan ) dan sungai dabawah tanah. • Pelapukan Biologis Pelapukan ini berupa penghancuran yang dilakukan binatang, seperti rayap, cacing dan tikus.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Geologi – Pengetahuan, Alam, Sejarah,Ilmu, Cabang Ilmu, Contohnya Pencemaran tanah Pencemaran tanah akibat masuknya benda asing (contohnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah serta mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas tanah.
Pencemaran bisa terjadi disebabkan adanya kebocoran limbah cair atau bahan kimia dari industri atau penggunaan pestiida; fasilitas kormesial; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah dan limbah industri dampak negatif penggunaan pestisida kecuali langsung dibuang ke tanah secara sembarangan.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Relief Daratan, Gambar, Bentuk Dan Contohnya Permasalahan Tanah Penurunan kesuburan tanah • Alih Guna Hutan Menjadi Tanaman Semusim. Alih guna lahan dari utan menjadi tanaman semusim mengakibatkan perubahan sistem yang terdapat didalamnya. Sehingga tanah yang sebelumnya subur karena sirklus hara yang tertutup, saat penggunaan lahan menjadi pertanian intensif unsur hara terserap terus menerus tanpa adanya masukan BO dari sekitarnya.
• Pola Tanam Yang Salah Pola tanam yang duterapkan petani salah dengan adanya satu jenis komoditas yag ditanam setiap musimnya tanpa adanya pergiliran tanaman, sehingga unsur hara yang ada di tanah diambil secara terus menerus sesuai dengan kebutuhannya. • Penggunaan Pupuk Kimia Secara Terus Menerus. Penggunaan pupuk kimia yang diterapkan petani selama revolusi hijau menjadikan kerusakan tanah karena residu yang disebabkan bahan kimia.
Tanah yang terkena bahan kimia terus menerus akan mengalami degradasi kesuburan dan mengalami ketergantungan akan bahan kimia. • Terjadinya Leaching Unsur Hara.
Leaching atau pencucian akan mengakibatkan kehilangan unsur hara karena terbawa oleh air turun ketanah yang paling bawah sehingga slit diambil akar bahkan tidak dapat diambil akar tanaman. • Terjadinya Penguapan Unsur Hara. Penguapan unsur hara dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun dikarenakan tanah tidak tertutup tanaman, sehingga sinar matahari dapat langsung mengenai tanah.
• Bencana Alam. Bencana alam ini yang dapat menyebabkan menurunnya dampak negatif penggunaan pestisida kecuali tanah adalah adanya tsunami, banjir dan longsor. Karena dapat mengikis tanah dan menghilangkan bagian yagn subur. • Bekas Pertambangan Yang Semakin Berkembang.
Penurunan kesuburan tanah terjadi di daerah pertambangan yang merusak ekosistem dan meninggalkan logam berat yang merusak tanah. Sehingga sulit untuk ditanami. • Masukan Bo Yang Rendah. Akibat dari pertanian yang intensif dan penggunan tanaman semusim mengakibatkan pemasukan bahan organik rendah seperti seresah. • Penggunaan Pestisida Kimia. Penggunaan pestisida kimia untuk membunuh hama dan penyakit akan mempengaruhi kesuburan tanah juga karena residu yang ditimbulkan.
Saat pengaplikasian pestisida pasti mengenahi tanah. • Bahan Induk Sudah Resisten Terlapuk. Tanah yang sudah mengalami tingkat pelapukan lanjut akan cenderung ketersediaan haranya rendah. Karena masukan dari bahan induk yang telah resisten terlapuk. • Tanaman Penutup Tanah Sedikit. Penutup tanah yang sedikit dampak negatif penggunaan pestisida kecuali kurang sehingga tanah terbuka menyebabkan leaching, penguapan dan erosi.
Karena itu penutup tanah menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Selain itu penutup tanah bisa juga sebagai masukan BO. • Rendahnya Biodiversitas Dalam Tanah. Rendahnya biodiversitas dalam tanah menyebabkan kesuburan menurun karena organisme/mikroorganisme merupakan faktor dan indikator kesuburan tanah. Kehidupan organisme/mikroorganisme yang membuat lubang untuk menambah pori-pori tanah, mempercepat pelapukan BO dan menghasilkan kotoron yang digunakan tanaman untuk kebutuhan hara.
• Sifat Irreversible Tanah. Sifat irreversible tanah jika telah mengalami kerusakan karena salah pengolahan mengakibatkan sifat tanah tersebut tidak dapat kembali seperti semula. Erosi Tanah Terjadinya erosi mengakibatkan kesuburan tanah menurun sebab bagian top soil yang subur tererosi.
Semakin besar erosi yang terjadi kesuburan tanah juga akan menurun drastis dan mengakibatkan longsor yang malah mengakibatkan kehilangan solum tanah. Pencemaran tanah Limbah Pabrik Yang Mencemari Tanah. Pembuangan limbah-limbah pabrik dapat menurunkan kesuburan tanah karena terjadi pencemaran yang mengakibatkan tanaman sulit tumbuh. Penanggulangan : • Konservasi tanah secara fisik, kimiawi & biologis, mis.
dengan terasering, penanaman contour, penanaman dalam jalur ( strip cropping). • Penggunaan pupuk organik & penanaman dengan rotasi. • Penghutanan kembali. • Pengurangan penggaraman & penggenangan ( waterlogging). • Evaluasi tata guna lahan. • Keputusan Pemerintah berdasarkan evaluasi lahan (potensi, kesesuaian, faktor sosioekonomi) à pengelolaan sesuai dengan Tata Ruang Nasional RI • Informasi tentang sumberdaya lahan yang diperlukan (mis.
untuk pertanian: informasi iklim, tanah, hidrologi dsb.) • Konservasi Daftar Pustaka • Harmanto ,Gatot. 2008. Geografi Bilingual untuk SMA/MA kelas X Semester 1 dan 2.
Penerbit Yrama Widya: Bandung. • http://agro-sosial.blogspot.com/2013/01/karakteristik-tanah-ultisol-podsolik.html • http://putroeintan.blogspot.com/2011/07/tanah-pasir.html • http://id.wikipedia.org/wiki/Humus • http://triegeography.blogspot.com/2012/04/jenis-jenis-tanah-diindonesia.html • http://nydalchubby-iniminnie.blogspot.com/2011/10/makalah-mengenaitanah.html • http://ariadiyudha.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-dan-persebaran-tanahdi.htm Sebarkan ini: • • • • • Posting pada Biologi, Geografi, IPA, SMA, SMK, SMP Ditag #faktor pembentuk tanah, apa syarat tanah subur, artikel tentang tanah, definisi tanah berdasarkan pendekatan geologi, definisi tanah secara umum, deskripsi tanah, faktor yang mempengaruhi sifat fisik tanah, Fungsi tanah, harga tanah per meter di bandar lampung, jelaskan 4 fungsi utama tanah, Jenis-Jenis tanah, jurnal definisi tanah pdf, jurnal pengertian tanah liat, jurnal pengertian tanah menurut para ahli, Karakteristik Tanah, kedalaman tanah adalah, klasifikasi tanah lunak, komponen penyusun tanah, komponen tanah, komponen tanah menurut para ahli, Konsep Tanah, makalah fase fase tanah, makalah komponen penyusun tanah, makalah proses pembentukan tanah, materi tanah, mineral tanah pdf, pemanfaatan tanah dampak negatif penggunaan pestisida kecuali biasanya untuk, Pembentukan Tanah, Pencemaran tanah, pengertian profil tanah, Pengertian tanah, pengertian tanah dalam akuntansi, pengertian tanah dalam ekonomi, pengertian tanah humik, pengertian tanah lempung, pengertian tanah menurut para ahli, pengertian tanah menurut uupa, pengertian tanah mineral, pengertian tanah pdf, pengertian dampak negatif penggunaan pestisida kecuali secara umum, perkembangan dan pengertian tanah, Permasalahan Tanah, ppt komponen tanah, profil tanah, proses pembentukan tanah, proses pembentukan tanah pdf, sebutkan proses pembentukan tanah, sejarah perkembangan kesuburan tanah, susunan tubuh tanah, tanah dalam akuntansi adalah, tanah dijual di sukarame bandar lampung, tanah kavling di kemiling bandar lampung, Tanah Menurut Para Ahli, tanah merupakan pdf, tanah mineral, tanah murah, tinjauan pustaka pelapukan Navigasi pos Pos-pos Terbaru • Pengertian Dinoflagellata – Ciri, Klasifikasi, Toksisitas, Macam, Fenomena, Contoh, Para Ahli • Pengertian Myxomycota – Ciri, Siklus, Klasifikasi, Susunan Tubuh, Daur Hidup, Contoh • “Panjang Usus” Definisi & ( Jenis – Fungsi – Menjaga ) • Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli Beserta Peran Dan Fungsinya • “Masa Demokrasi Terpimpin” Sejarah Dan ( Latar Belakang – Pelaksanaan ) • Pengertian Sistem Regulasi Pada Manusia Beserta Macam-Macamnya • Rangkuman Materi Jamur ( Fungi ) Beserta Penjelasannya • Pengertian Saraf Parasimpatik – Fungsi, Simpatik, Perbedaan, Persamaan, Jalur, Cara Kerja, Contoh • Higgs domino apk versi 1.80 Terbaru 2022 • Pengertian Gizi – Sejarah, Perkembangan, Pengelompokan, Makro, Mikro, Ruang Lingkup, Cabang Ilmu, Para Ahli • Contoh Soal Psikotes • Contoh CV Lamaran Kerja • Rukun Shalat • Kunci Jawaban Brain Out • Teks Eksplanasi • Teks Eksposisi • Teks Deskripsi • Teks Prosedur • Contoh Gurindam • Contoh Kata Pengantar • Contoh Teks Negosiasi • Alat Musik Ritmis • Tabel Periodik • Niat Mandi Wajib • Teks Laporan Hasil Observasi • Contoh Makalah • Alight Motion Pro • Alat Musik Melodis • 21 Contoh Paragraf Deduktif, Induktif, Campuran • 69 Contoh Teks Anekdot • Proposal • Gb WhatsApp • Contoh Daftar Riwayat Hidup • Naskah Drama • Memphisthemusical.ComPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK IN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 116 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan; Mengingat : 1.
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI KESEHATAN.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan bahan tersebut daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat menyebabkan keadaan gejala putus zat.
2. Produk Tembakau adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan dengan cara dibakar, dihisap, dan dihirup atau dikunyah. 3. Rokok adalah salah satu Produk Tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.
4. Nikotin adalah zat, atau bahan senyawa pyrrolidine yang terdapat dalam nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan.
5. Tar adalah kondensat asap yang merupakan total residu dihasilkan saat Rokok dibakar setelah dikurangi Nikotin dan air, yang bersifat karsinogenik. 6. Iklan Niaga Produk Tembakau yang selanjutnya disebut Iklan Produk Tembakau, adalah iklan komersial dengan tujuan memperkenalkan dan/atau memasyarakatkan barang kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan Produk Tembakau yang ditawarkan. 7. Promosi Produk Tembakau adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu Produk Tembakau untuk menarik minat beli konsumen terhadap Produk Tembakau yang akan dan sedang diperdagangkan.
8. Sponsor Produk Tembakau adalah segala bentuk kontribusi langsung atau tidak langsung, dalam bentuk dana atau lainnya, dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh lembaga atau perorangan dengan tujuan mempengaruhi melalui Promosi Produk Tembakau atau penggunaan Produk Tembakau. 9. Label adalah setiap keterangan mengenai Produk Tembakau yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada Produk Tembakau, dimasukkan ke dalam, ditempatkan pada, atau merupakan bagian Kemasan Produk Tembakau.
10. Kemasan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus Produk Tembakau baik yang bersentuhan langsung dengan Produk Tembakau maupun tidak.
11. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan Produk Tembakau.
12. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau badan, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan hukum. 13. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
14. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
15. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. 16. Kepala Badan adalah kepala badan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pengawasan obat dan makanan. Pasal 2 (1) Penyelenggaraan pengamanan penggunaan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan diarahkan agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
(2) Penyelenggaraan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. melindungi kesehatan perseorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungan dari bahaya bahan yang mengandung karsinogen dan Zat Adiktif dalam Produk Tembakau yang dapat menyebabkan penyakit, kematian, dan menurunkan kualitas hidup; b. melindungi penduduk usia produktif, anak, remaja, dan perempuan hamil dari dorongan lingkungan dan pengaruh iklan dan promosi untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau; c.
meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya merokok dan manfaat hidup tanpa merokok; dan d. melindungi kesehatan masyarakat dari asap Rokok orang dampak negatif penggunaan pestisida kecuali.
Pasal 3 Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai: a. Produk Tembakau; b. tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah; c. penyelenggaraan; d.
peran serta masyarakat; dan e. pembinaan dan pengawasan. BAB II PRODUK TEMBAKAU Pasal 4 Produk Tembakau yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi Rokok dan Produk Tembakau lainnya yang penggunaannya terutama dengan cara dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya, yang mengandung Zat Adiktif dan bahan lainnya yang berbahaya bagi kesehatan.
Pasal 5 (1) Selain Produk Tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Produk Tembakau yang mengandung nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya dan/atau hasil olahannya termasuk pembuatan sintetis yang jenis dan sifatnya sama atau serupa dengan yang dihasilkan oleh nicotiana spesies dan penggunaannya dengan cara dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya termasuk dalam ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Produk Tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. BAB III TANGGUNG JAWAB Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali DAN PEMERINTAH DAERAH Pasal 6 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya bertanggung jawab mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi pengamanan bahan yang mengandung Zat Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali berupa Produk Tembakau bagi kesehatan.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi dan edukasi atas pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan.
Pasal 7 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka pengamanan bahan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan.
(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah mendorong pelaksanaan diversifikasi Produk Tembakau. BAB IV PENYELENGGARAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 8 Penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan meliputi: a. produksi dan impor; b.
peredaran; c. perlindungan khusus bagi anak dan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali hamil; dan d. Kawasan Tanpa Rokok. Bagian Kedua Produksi dan Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Pasal 9 Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 10 (1) Setiap orang yang memproduksi Produk Tembakau berupa Rokok harus melakukan pengujian kandungan kadar Nikotin dan Tar per batang untuk setiap varian yang diproduksi.
(2) Ketentuan mengenai pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku terhadap Rokok klobot, Rokok klembak menyan, cerutu, dan tembakau dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. (3) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku apabila perkembangan teknologi telah mampu melakukan pengujian kandungan kadar Nikotin dan Tar terhadap Rokok klobot, Rokok klembak menyan, cerutu, dan tembakau iris.
Pasal 11 (1) Pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilakukan di laboratorium yang sudah terakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Hasil pengujian kandungan kadar Nikotin dan Tar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Kepala Badan.
Pasal 12 (1) Setiap orang yang memproduksi Produk Tembakau dilarang menggunakan bahan tambahan kecuali telah dapat dibuktikan secara ilmiah bahan tambahan tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan. (2) Bahan tambahan yang dapat digunakan pada produksi Produk Tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Menteri. (3) Setiap orang yang memproduksi Produk Tembakau yang menggunakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh Menteri berupa penarikan produk atas biaya produsen.
Pasal 13 (1) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau berupa Rokok putih mesin dilarang mengemas kurang dari 20 (dua puluh) batang dalam setiap Kemasan. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi Produk Tembakau selain Rokok putih mesin. (3) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau berupa Rokok putih mesin dengan Kemasan kurang dari 20 (dua puluh) batang dalam setiap Kemasan sebagaimana dimaksud dampak negatif penggunaan pestisida kecuali ayat (1) dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 14 (1) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan. (2) Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk gambar dan tulisan yang harus mempunyai satu makna.
(3) Peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercetak menjadi satu dengan Kemasan Produk Tembakau. Pasal 15 (1) Setiap 1 (satu) varian Produk Tembakau wajib dicantumkan gambar dan tulisan peringatan kesehatan yang terdiri atas 5 (lima) jenis yang berbeda, dengan porsi masing-masing 20% (dua puluh persen) dari jumlah setiap varian Produk Tembakaunya.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berlaku bagi industri Produk Tembakau nonPengusaha Kena Pajak yang total jumlah produksinya tidak lebih dari 24.000.000 (dua puluh empat juta) batang per tahun.
(3) Industri Produk Tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mencantumkan paling sedikit 2 (dua) jenis gambar dan tulisan peringatan kesehatan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri. Pasal 16 Ketentuan lebih lanjut mengenai gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15 diatur dengan Peraturan Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.
Pasal 17 (1) Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dicantumkan pada setiap Kemasan terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau. (2) Setiap Kemasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencantumkan 1 (satu) jenis gambar dan tulisan peringatan kesehatan.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi Rokok klobot, Rokok klembak menyan, dan cerutu Kemasan batangan. (4) Pencantuman gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen), diawali dengan kata “Peringatan” dengan menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian atau seluruhnya; b.
gambar sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dicetak berwarna; dan c. jenis huruf harus menggunakan huruf arial bold dan font 10 (sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan, dampak negatif penggunaan pestisida kecuali warna putih di atas latar belakang hitam. (5) Gambar dan tulisan peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak boleh tertutup oleh apapun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 18 Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau tanpa mencantumkan peringatan kesehatan berupa gambar dan tulisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17 dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 19 Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau berupa Rokok wajib mencantumkan informasi kandungan kadar Nikotin dan Tar sesuai hasil pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 pada Label setiap Kemasan dengan penempatan yang jelas dan mudah dibaca. Pasal 20 Pencantuman informasi tentang kandungan kadar Nikotin dan Tar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 wajib ditempatkan pada sisi samping setiap Kemasan Produk Tembakau, dibuat kotak dengan garis pinggir 1 mm (satu milimeter), warna kontras antara warna dasar dan tulisan, ukuran tulisan paling sedikit 3 mm (tiga milimeter), sehingga dapat terlihat dengan jelas dan mudah dibaca.
Pasal 21 Selain pencantuman informasi tentang kadar Nikotin dan Tar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, pada sisi samping lainnya dari Kemasan Produk Tembakau wajib dicantumkan: a.
pernyataan, “dilarang menjual atau memberi kepada anak berusia di bawah 18 tahun dan perempuan hamil”; dan b. kode produksi, tanggal, bulan, dan tahun produksi, serta nama dan alamat produsen. Pasal 22 Pada sisi samping lainnya dari Kemasan Produk Tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dapat dicantumkan pernyataan, “tidak ada batas aman” dan “mengandung lebih dari 4000 zat kimia berbahaya serta lebih dari 43 zat penyebab kanker”. Pasal 23 Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau tanpa mencantumkan informasi kandungan kadar Nikotin dan Tar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21 dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 24 (1) Setiap produsen dilarang untuk mencantumkan keterangan atau tanda apapun yang menyesatkan atau kata-kata yang bersifat promotif. (2) Selain larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap produsen dilarang mencantumkan kata “Light”, “Ultra Light”, “Mild”, “Extra Mild”, “Low Tar”, “Slim”, “Special”, “Full Flavour”, “Premium” atau kata lain yang mengindikasikan kualitas, superioritas, rasa aman, pencitraan, kepribadian, ataupun kata-kata dengan arti yang sama.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi Produk Tembakau yang sudah mendapatkan sertifikat merek sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau yang mencantumkan keterangan atau tanda apapun yang menyesatkan atau kata-kata yang bersifat promotif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Ketiga Peredaran Pasal 25 Setiap orang dilarang menjual Produk Tembakau: a. menggunakan mesin layan diri; b.
kepada anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun; dan c. kepada perempuan hamil. Pasal 26 (1) Pemerintah melakukan pengendalian Iklan Produk Tembakau. (2) Pengendalian Iklan Produk Tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada media cetak, media penyiaran, media teknologi informasi, dan/atau media luar ruang.
Pasal 27 Pengendalian Iklan Produk Tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, antara lain dilakukan sebagai berikut: a. mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dan tulisan sebesar paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari total durasi iklan dan/atau 15% (lima belas persen) dari total luas iklan; b. mencantumkan penandaan/tulisan “18+” dalam Iklan Produk Tembakau; c. tidak memperagakan, menggunakan, dan/atau menampilkan wujud atau bentuk Rokok atau sebutan lain yang dapat diasosiasikan dengan merek Produk Tembakau; d.
tidak mencantumkan nama produk yang bersangkutan adalah Rokok; e. tidak menggambarkan atau menyarankan bahwa merokok memberikan manfaat bagi kesehatan; f. tidak menggunakan kata atau kalimat yang menyesatkan; g.
tidak merangsang atau menyarankan orang untuk merokok; h. tidak menampilkan anak, remaja, dan/atau wanita hamil dalam bentuk gambar dan/atau tulisan; i.
tidak ditujukan terhadap anak, remaja, dan/atau wanita hamil; j. tidak menggunakan tokoh kartun sebagai model iklan; dan k. tidak bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Pasal 28 Selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Iklan Produk Tembakau di media cetak wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a.
tidak diletakkan di sampul depan dan/atau belakang media cetak, atau halaman depan surat kabar; b. tidak diletakkan berdekatan dengan iklan makanan dan minuman; c. luas kolom iklan tidak memenuhi seluruh halaman; dan d. tidak dimuat di media cetak untuk anak, remaja, dan perempuan. Pasal 29 Selain pengendalian Iklan Produk Tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, iklan di media penyiaran hanya dapat ditayangkan setelah pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat.
Pasal 30 Selain pengendalian Iklan Produk Tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, iklan di media teknologi informasi harus memenuhi ketentuan situs merek dagang Produk Tembakau yang menerapkan verifikasi umur untuk membatasi akses hanya kepada orang berusia 18 (delapan belas) tahun ke atas. Pasal 31 Selain pengendalian Iklan Produk Tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, iklan di media luar ruang dampak negatif penggunaan pestisida kecuali memenuhi ketentuan sebagai berikut: a.
tidak diletakkan di Kawasan Tanpa Rokok; b. tidak diletakkan di jalan utama atau protokol; c. harus diletakkan sejajar dengan bahu jalan dan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali boleh memotong jalan atau melintang; dan d. tidak boleh melebihi ukuran 72 m² (tujuh puluh dua meter persegi). Pasal 32 Dalam rangka memenuhi akses ketersediaan informasi dan edukasi kesehatan masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyelenggarakan iklan layanan masyarakat mengenai bahaya menggunakan Produk Tembakau.
Pasal 33 Ketentuan lebih lanjut mengenai Iklan Produk Tembakau diatur dengan peraturan instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penyiaran.
Pasal 34 Ketentuan lebih lanjut mengenai Iklan Produk Tembakau di media luar ruang diatur oleh Pemerintah Daerah. Pasal 35 (1) Pemerintah melakukan pengendalian Promosi Produk Tembakau. (2) Ketentuan pengendalian Promosi Produk Tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebagai berikut: a. tidak memberikan secara cuma-cuma, potongan harga, hadiah Produk Tembakau, atau produk lainnya yang dikaitkan dengan Produk Tembakau; b.
tidak menggunakan logo dan/atau merek Produk Tembakau pada produk atau barang bukan Produk Tembakau; dan c. tidak menggunakan logo dan/atau merek Produk Tembakau pada suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan.
Pasal 36 (1) Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau yang mensponsori suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. tidak menggunakan nama merek dagang dan logo Produk Tembakau termasuk brand image Produk Tembakau; dan b. tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau. (2) Sponsor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang untuk kegiatan lembaga dan/atau perorangan yang diliput media.
Pasal 37 Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau yang menjadi sponsor dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan hanya dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. tidak menggunakan nama merek dagang dan logo Produk Tembakau termasuk brand image Produk Tembakau; dan b.
tidak bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau. Pasal 38 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengendalian Sponsor Produk Tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dan Pasal 37 diatur oleh Pemerintah Daerah. Pasal 39 Setiap orang dilarang menyiarkan dan menggambarkan dalam bentuk gambar atau foto, menayangkan, menampilkan atau menampakkan orang sedang merokok, memperlihatkan batang Rokok, asap Rokok, bungkus Rokok atau yang berhubungan dengan Produk Tembakau serta segala bentuk informasi Produk Tembakau di media cetak, media penyiaran, dan media teknologi informasi yang berhubungan dengan kegiatan komersial/iklan atau membuat orang ingin merokok.
Pasal 40 Setiap orang yang mengiklankan dan/atau mempromosikan Produk Tembakau tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 35, Pasal 36, Pasal 37, dan Pasal 39, dikenakan sanksi administratif oleh Menteri dan/atau menteri terkait berupa: a.
penarikan dan/atau perbaikan iklan; b. peringatan tertulis; dan/atau c. pelarangan sementara mengiklankan Produk Tembakau yang bersangkutan pada pelanggaran berulang atau pelanggaran berat. Bagian Keempat Perlindungan Khusus Bagi Anak Dan Perempuan Hamil Pasal 41 Penyelenggaraan perlindungan anak dan perempuan hamil terhadap bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau, dilaksanakan secara terpadu dan komprehensif melalui kegiatan pencegahan, pemulihan kesehatan fisik dan mental serta pemulihan sosial.
Pasal 42 Kegiatan pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dilakukan dalam rangka memberi pemahaman kepada anak dan perempuan hamil mengenai dampak buruk penggunaan Produk Tembakau. Pasal 43 (1) Kegiatan pemulihan kesehatan fisik dan mental sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ditujukan untuk memulihkan kesehatan baik fisik maupun mental anak dan ibu hamil akibat penggunaan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau.
(2) Pemulihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan antara lain: a. pemeriksaan fisik dan mental; b. pengobatan; c.
pemberian terapi psikososial; d. pemberian terapi mental; dan/atau e. melakukan rujukan. (3) Pemulihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten.
Pasal 44 (1) Kegiatan pemulihan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan anak yang mengalami disfungsi sosial akibat penggunaan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau agar dapat melaksanakan fungsi sosial secara wajar. (2) Kegiatan pemulihan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui rehabilitasi sosial dalam bentuk antara lain: a. motivasi dan diagnosis psikososial; b. perawatan dan pengasuhan; c.
pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan; d. bimbingan mental spiritual; e. bimbingan fisik; f. bimbingan sosial dan konseling psikososial; g. pelayanan aksesibilitas; h. bantuan dan asistensi sosial; i. bimbingan resosialisasi; j. bimbingan lanjut; dan/atau k. melakukan rujukan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial.
Pasal 45 Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau dilarang memberikan Produk Tembakau dan/atau barang yang menyerupai Produk Tembakau secara cuma-cuma kepada anak, remaja, dan perempuan hamil. Pasal 46 Setiap orang dilarang menyuruh anak di bawah usia 18 (depalan belas) tahun untuk menjual, membeli, atau mengonsumsi Produk Tembakau. Pasal 47 (1) Setiap penyelenggaraan kegiatan yang disponsori oleh Produk Tembakau dan/atau bertujuan untuk mempromosikan Produk Tembakau dilarang mengikutsertakan anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun.
(2) Setiap orang yang menyelenggarakan kegiatan yang disponsori Produk Tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengikutsertakan anak di bawah usia 18 (delapan belas) tahun dikenakan sanksi oleh pejabat Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya. Pasal 48 (1) Dalam rangka memberikan perlindungan kepada anak terhadap bahaya bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan posko pelayanan selama 24 (dua puluh empat) jam. (2) Posko pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa hotline service atau call center.
Bagian Kelima Kawasan Tanpa Rokok Pasal 49 Dalam rangka penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok.
Pasal 50 (1) Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 antara lain: a. fasilitas pelayanan kesehatan; b. tempat proses belajar mengajar; c. tempat anak bermain; d. tempat ibadah; e. angkutan umum; f. tempat kerja; dan g. tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan. (2) Larangan kegiatan menjual, mengiklankan, dan mempromosikan Produk Tembakau tidak berlaku bagi tempat yang digunakan untuk kegiatan penjualan Produk Tembakau di lingkungan Kawasan Tanpa Rokok.
(3) Larangan kegiatan memproduksi Produk Tembakau tidak berlaku bagi tempat yang digunakan untuk kegiatan produksi Produk Tembakau di lingkungan Kawasan Tanpa Rokok. (4) Pimpinan atau penanggung jawab tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menerapkan Kawasan Tanpa Rokok. Pasal 51 (1) Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf f dan huruf g menyediakan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali khusus untuk merokok.
(2) Tempat khusus untuk merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus merupakan ruang terbuka yang berhubungan langsung dengan udara luar. Pasal 52 Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya dengan Peraturan Daerah. BAB V PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 53 (1) Masyarakat dapat berperan serta dalam rangka pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
(2) Peran serta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, badan hukum atau badan usaha, dan lembaga atau organisasi yang diselenggarakan oleh masyarakat. Pasal 54 Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dilaksanakan melalui: a. pemikiran dan masukan berkenaan dengan penentuan kebijakan dan/atau pelaksanaan program pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan; b.
penyelenggaraan, pemberian bantuan, dan/atau kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan; c. pengadaan dan pemberian bantuan sarana dan prasarana bagi penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan; d.
keikutsertaan dalam pemberian bimbingan dan penyuluhan serta penyebarluasan informasi kepada masyarakat berkenaan dengan penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan; dan e.
kegiatan pengawasan dan pelaporan pelanggaran yang ditemukan dalam rangka penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan. Pasal 55 Peran serta masyarakat dalam rangka penyelenggaraan upaya pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Pasal 56 Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah bekerja sama dengan lembaga terkait lainnya untuk menyebarluaskan informasi dan edukasi penyelenggaraan pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Bagian Kesatu Pembinaan Pasal 57 Menteri, menteri terkait, Kepala Badan, dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan pembinaan atas penyelenggaraan pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi kesehatan dengan: a.
mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok; b. mencegah perokok pemula dan melakukan konseling berhenti merokok; c. memberikan informasi, dampak negatif penggunaan pestisida kecuali, dan pengembangan kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat; dampak negatif penggunaan pestisida kecuali.
bekerja sama dengan badan/atau lembaga internasional atau organisasi kemasyarakatan untuk menyelenggarakan pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan e.
memberikan penghargaan kepada orang atau badan yang telah berjasa dalam membantu penyelenggaraan pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi kesehatan. Pasal 58 (1) Menteri, menteri terkait, Kepala Badan, dan Pemerintah Daerah melakukan upaya pengembangan dalam rangka diversifikasi Produk Tembakau yang penggunaannya akan membawa manfaat bagi kesehatan.
(2) Diversifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai upaya melindungi kelestarian tanaman tembakau. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 59 (1) Menteri, menteri terkait, Kepala Badan, dan Pemerintah Daerah melakukan pengawasan atas pelaksanaan upaya pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
(2) Dalam rangka pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, menteri terkait, Kepala Badan, dan Pemerintah Daerah dapat mengambil dampak negatif penggunaan pestisida kecuali administratif terhadap pelanggaran ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini sesuai dampak negatif penggunaan pestisida kecuali ketentuan peraturan perundang- undangan.
Pasal 60 (1) Pengawasan terhadap Produk Tembakau yang beredar, promosi, dan pencantuman peringatan kesehatan dalam iklan dan Kemasan Produk Tembakau dilaksanakan oleh Kepala Badan. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Badan dan berkoordinasi dengan instansi terkait. (3) Dalam melakukan pengawasan Produk Tembakau yang beredar, iklan, dan promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan dapat mengenai sanksi administratif berupa: a.
teguran lisan; b. teguran tertulis; c. penarikan produk; d. rekomendasi penghentian sementara kegiatan; dan/atau e. rekomendasi penindakan kepada instansi terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d dan huruf e harus dilaksanakan oleh instansi penerima rekomendasi dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengawasan Produk Tembakau yang beredar, pencantuman peringatan kesehatan dalam iklan dan Kemasan Produk Tembakau, dan promosi diatur oleh Kepala Badan.
BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 61 Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor Produk Tembakau harus menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17 paling lambat 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan. Pasal 62 (1) Setiap orang yang mempromosikan dan/atau mengiklankan Produk Tembakau harus menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 35 paling lambat 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
(2) Setiap orang memproduksi, mengimpor, dan/atau mengedarkan Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Tembakau yang menjadi sponsor suatu kegiatan harus menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 36, dan Pasal 37 paling lambat 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 63 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4276) dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. Pasal 64 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, maka Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4276), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 65 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Desember 2012 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Jakarta pada tanggal 24 Desember 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 278 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI KESEHATAN I.
UMUM Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat tersebut, diselenggarakan berbagai upaya kesehatan di mana salah satu upaya dimaksud adalah pengamanan Zat Adiktif yang diatur dalam Pasal 113 sampai dengan Pasal 116 dan Pasal 199 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam Pasal 113 ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dinyatakan bahwa Produk Tembakau merupakan Zat Adiktif.
Dalam kaitannya dengan bidang kesehatan, konsumsi Produk Tembakau terutama Rokok, menjadi masalah tersendiri, karena sebenarnya di dalam Produk Tembakau yang dibakar terdapat lebih dari 4.000 (empat ribu) zat kimia antara lain Nikotin yang bersifat adiktif dan Tar yang bersifat karsinogenik. Dampak negatif penggunaan tembakau pada kesehatan telah lama diketahui, dan kanker paru merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia, di samping dapat menyebabkan serangan jantung, impotensi, penyakit darah, enfisema, stroke, dan gangguan kehamilan dan janin yang sebenarnya dapat dicegah.
Merokok merugikan kesehatan baik bagi perokok itu sendiri maupun orang lain disekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif). Perokok mempunyai risiko 2-4 kali lipat untuk terkena penyakit jantung koroner dan risiko lebih tinggi untuk kematian mendadak. Gencarnya iklan, promosi, dan sponsor Rokok berdampak pada semakin meningkatnya prevalensi merokok pada anak-anak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa iklan, promosi, dan sponsor Rokok menimbulkan keinginan anak-anak untuk mulai merokok, mendorong anak-anak perokok untuk terus merokok dan mendorong anak-anak yang telah berhenti merokok untuk kembali merokok.
Pengaturan iklan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan belum optimal untuk mencegah meningkatnya perokok pemula dan mengingat bahwa Produk Tembakau telah dinyatakan sebagai Zat Adiktif berdasarkan Pasal 113 ayat (2) Undang-Undang Kesehatan, maka Pemerintah perlu melakukan pengendalian terhadap iklan, promosi, dan sponsorship Produk Tembakau.
Perlindungan terhadap bahaya paparan asap Rokok orang lain (perokok pasif) perlu dilakukan mengingat risiko terkena penyakit kanker bagi dampak negatif penggunaan pestisida kecuali pasif 30% (tiga puluh persen) lebih besar dibandingkan dengan yang tidak terpapar asap Rokok. Perokok pasif juga terkena penyakit lainnya seperti perokok antara lain penyakit jantung iskemik yang disebabkan oleh asap Rokok. Masyarakat berhak mendapatkan informasi dan peringatan yang jelas dan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali atas dampak yang ditimbulkan akibat merokok.
Walaupun lebih dari 90% (sembilan puluh persen) masyarakat pernah membaca peringatan kesehatan berbentuk tulisan di bungkus Rokok, hampir separuhnya tidak percaya dan 26% (dua puluh enam persen) tidak termotivasi berhenti merokok. Studi di berbagai negara membuktikan peringatan tertulis yang disertai gambar lebih efektif daripada hanya berbentuk tulisan saja. Oleh karena itu, pesan kesehatan pada Kemasan Rokok wajib dicantumkan dalam bentuk gambar dan tulisan untuk meningkatkan kesadaran perokok dan bukan perokok akan bahayanya merokok bagi kesehatan.
Agar efektif, peringatan kesehatan harus mudah dilihat, relevan dan mudah diingat serta menggambarkan aspek yang perlu diketahui oleh Setiap Orang. Pengamanan Produk Tembakau bagi kesehatan perlu dilaksanakan dengan pemberian informasi tentang kandungan kadar Nikotin, Tar yang ada pada setiap batang Rokok, walaupun kadar berapa pun tidak aman dikonsumsi, pencantuman peringatan kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau berupa gambar dan tulisan, pengaturan produksi dan penjualan Produk Tembakau, persyaratan periklanan, promosi dan Sponsor Produk Tembakau serta prinsip penerapan Kawasan Tanpa Rokok.
Peran masyarakat dalam upaya pengamanan Produk Tembakau bagi kesehatan perlu ditingkatkan agar tujuan dari Peraturan Pemerintah ini tercapai dengan optimal. Pembinaan dan pengawasan oleh Menteri Kesehatan, menteri terkait, dan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan atas pelaksanaan upaya pengamanan Produk Tembakau bagi kesehatan dilaksanakan di berbagai bidang sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk menjamin kelestarian tanaman tembakau dengan tetap mengupayakan pengembangan mutu tanaman tembakau agar dapat bersaing dengan mutu tembakau impor dan mampu memenuhi kebutuhan tembakau bagi industri Rokok dalam negeri.
Pengamanan Produk Tembakau bagi kesehatan ini juga perlu dilaksanakan secara terpadu dengan lintas sektor terkait dan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Yang dimaksud dengan “bahan lainnya” antara lain karbon monoksida dan Tar yang di dalamnya terkandung 4000 (empat ribu) senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Pasal 5 Ayat (1) Produk Tembakau lain yang termasuk dalam ketentuan ini ditujukan bagi varian Produk Tembakau lain yang akan ada di kemudian hari sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang penggunaannya juga akan membahayakan bagi kesehatan.
Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Bentuk informasi dan edukasi atas pengamanan bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi kesehatan termasuk iklan layanan masyarakat. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Huruf a Pengaturan produksi meliputi uji kandungan kadar Nikotin dan Tar, penggunaan bahan tambahan, Kemasan dan Label, peringatan kesehatan.
Huruf b Pengaturan peredaran meliputi penjualan, iklan, promosi, dan sponsor. Huruf c Pengaturan perlindungan ditujukan bagi anak, remaja dan ibu hamil agar tidak memberikan kemudahan untuk memperoleh Produk Tembakau. Huruf d Pengaturan Kawasan Tanpa Rokok dimaksudkan untuk melindungi kesehatan individu dan masyarakat dari bahaya asap Rokok orang lain. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Ayat (1) Keharusan melakukan pengujian kandungan kadar Nikotin dan Tar dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai bahaya merokok.
Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 11 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “laboratorium yang terakreditasi” adalah laboratorium yang telah memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang.
Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 12 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “bahan tambahan” antara lain penambah rasa, penambah aroma, dan pewarna. Cengkeh, klembak, atau kemenyan tidak termasuk bahan tambahan, melainkan sebagai bahan baku. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 13 Ayat (1) Maksud dari pelarangan membuat Kemasan Rokok kurang dari 20 (dua puluh) batang bertujuan agar harga Rokok tidak mudah terjangkau oleh konsumen.
Ayat (2) Yang dimaksud dengan “Produk Tembakau selain Rokok putih mesin” antara lain Rokok kretek tangan, Rokok kretek mesin, Rokok klobot, Rokok klembak menyan, cerutu, dan tembakau iris dikemas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 14 Ayat (1) Pencantuman peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dan tulisan dalam Kemasan Produk Tembakau dimaksudkan untuk mengedukasi dan menginformasikan kepada masyarakat tentang bahaya akibat penggunaan Produk Tembakau secara lebih efektif.
Ayat (2) Gambar dan tulisan peringatan kesehatan dalam setiap Kemasan Produk Tembakau mempunyai pengertian yang sama.
Ayat (3) Yang dimaksud dengan “tercetak menjadi satu dengan Kemasan” adalah bahwa peringatan kesehatan tersebut bukan merupakan stiker yang ditempelkan pada Kemasan Produk Tembakau. Pasal 15 Ayat dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Yang dimaksud dengan “porsi masing-masing” adalah untuk setiap jenis atau merek dagang yang diproduksi harus menggunakan kelima peringatan kesehatan. Misal : Merek produk A yang akan diproduksi untuk tahun X adalah 1000 (seribu) bungkus, maka: - 200 (dua ratus) bungkus menggunakan gambar dan tulisan peringatan kesehatan jenis kesatu; - 200 (dua ratus) bungkus menggunakan gambar dan tulisan peringatan kesehatan jenis kedua; - 200 (dua ratus) bungkus menggunakan gambar dan tulisan peringatan kesehatan jenis ketiga; - 200 (dua ratus) bungkus menggunakan gambar dan tulisan peringatan kesehatan jenis keempat; dan - 200 (dua ratus) bungkus menggunakan gambar dan tulisan peringatan kesehatan jenis kelima.
Hal ini dimaksudkan agar tiap jenis atau merek dagang tidak hanya memilih satu diantara lima tetapi menggunakan kelimanya untuk setiap merek, 1 (satu) peringatan untuk setiap Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas.
Pasal 16 Koordinasi dilakukan dalam hal penggantian jenis gambar peringatan kesehatan. Pasal 17 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “Kemasan terkecil” adalah bungkus Rokok yang berhubungan langsung dengan Produk Tembakau, sedangkan Kemasan yang lebih besar antara lain slop. Adanya pencantuman gambar dan tulisan peringatan kesehatan pada Kemasan baik kecil maupun besar, merupakan sarana edukasi yang paling efektif untuk masyarakat.
Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Kewajiban mencantumkan informasi kandungan kadar Nikotin dan Tar bertujuan untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang bahaya Tar dan Nikotin bagi kesehatan. Selain menyebabkan ketergantungan (adiksi), Nikotin dapat juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah termasuk pembuluh darah koroner yang memberi oksigen pada jantung dan penggumpalan sel darah.
Karena penyempitan pembuluh darah, maka jantung akan memompa atau bekerja lebih keras, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah, karbondioksida akan mengikat hemoglobin menggantikan oksigen. Tidak adanya aliran oksigen ke otot jantung ditambah penyempitan dan penyumbatan arteri koroner yang mengakibatkan serangan jantung.
Sedangkan Tar yang bersifat karsinogenik dapat menyebabkan penyakit kanker. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “menyesatkan atau kata-kata yang bersifat promotif” antara lain memperdayakan atau cenderung bermaksud menciptakan kesan keliru tentang dampak kesehatan dari Produk Tembakau atau seolah-olah produk tembakau memberi manfaat untuk kesehatan pada Label Produk Tembakau.
Ayat (2) Kata “Light”, “Ultra Light”, “Mild”, “Extra Mild”, “Low Tar”, “Slim”, “Special”, “Full Flavour”, dan “Premium” dapat menyesatkan karena Rokok bersifat adiktif sehingga perokok akan menghisap lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan adiksi Nikotinnya. Ayat (3) Cukup jelas.
Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 25 Huruf a Pelarangan ini dimaksudkan untuk mempersempit jangkauan anak untuk memperoleh Produk Tembakau.
Huruf b Pelarangan ini dimaksudkan untuk menghindari penjualan kepada anak di bawah umur. Huruf c Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Huruf a Yang dimaksud dengan “sampul depan dan/atau belakang media cetak” termasuk halaman/cover tempelan yang dilekatkan baik pada bagian depan ataupun bagian belakang sampul media cetak. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Pasal 29 Yang dimaksud dengan “media penyiaran” adalah media elektronik yang meliputi televisi dan radio.
Pasal 30 Yang dimaksud dengan “media teknologi informasi” adalah semua media online yang menggunakan fasilitas internet. Pasal 31 Yang dimaksud dengan “media luar ruang” adalah segala benda yang diletakkan di luar ruang yang tidak digunakan sebagai alat penunjang aktivitas proses produksi dan peredaran Produk Tembakau.
Media luar ruang tersebut antara lain papan reklame, billboard, display, baliho, poster, megatron, stiker, spanduk, umbul-umbul, neon box, lampu hias, papan nama, balon udara, gerobak, rumah, gardu, tempat ojek, tenda, bus, mobil, motor, halte, dan sarung ban. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Cukup jelas. Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan “produk lainnya” antara lain barang-barang selain Produk Tembakau yang menggunakan merek dagang, atau yang dapat menimbulkan persepsi baik langsung maupun tidak langsung dengan Produk Tembakau.
Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Huruf a Yang dimaksud dengan “ brand image” termasuk diantaranya semboyan yang digunakan oleh Produk Tembakau dan warna yang dapat diasosiasikan sebagai ciri khas Produk Tembakau yang bersangkutan.
Huruf b Cukup jelas. Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 39 Ketentuan larangan menyiarkan dan menggambarkan Produk Tembakau antara lain dalam film, sinetron, dan acara televisi lainnya kecuali tayangan/liputan berita. Pasal 40 Cukup jelas. Pasal 41 Cukup jelas. Pasal 42 Cukup jelas.
Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas. Pasal 45 Yang dimaksud dengan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali yang menyerupai Produk Tembakau” antara lain makanan dan minuman termasuk permen yang berbentuk seperti Produk Tembakau. Pasal 46 Cukup jelas. Pasal 47 Ayat (1) Yang dimaksud dengan “kegiatan” antara lain konser musik. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 48 Cukup jelas. Pasal 49 Cukup jelas. Pasal 50 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas.
Huruf d Cukup jelas. Huruf e Yang dimaksud dengan “angkutan umum” adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa kendaraan darat, air, dan udara. Huruf f Yang dimaksud dengan “tempat kerja” adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
Huruf g Yang dimaksud dengan “tempat umum” adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh masyarakat umum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat yang dikelola oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat. Yang dimaksud dengan “tempat lainnya” adalah tempat terbuka tertentu yang dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat.
Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 51 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan “ruang terbuka” adalah ruangan yang salah satu sisinya tidak ada dinding ataupun atapnya sehingga asap rokok dapat langsung keluar di udara bebas.
Pasal 52 Cukup jelas. Pasal 53 Cukup jelas. Pasal 54 Cukup jelas. Pasal 55 Cukup jelas. Pasal 56 Yang dimaksud dengan “lembaga terkait” antara lain meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi, lembaga pendidikan, dan perkumpulan kepemudaan. Pasal 57 Cukup jelas. Pasal 58 Ayat (1) Diversifikasi dimaksudkan agar penggunaan Produk Tembakau tidak membahayakan bagi kesehatan. Diversifikasi Produk Tembakau dapat dilakukan antara lain dengan mengolah daun tembakau sehingga diperoleh bahan kimia dasar yang dapat digunakan sebagai pestisida, obat bius, produk kosmetik (pengencang kulit), industri farmasi, dan lain-lain.
Dengan demikian daun tembakau tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan Rokok tetapi dapat pula digunakan sebagai bahan baku berbagai macam produk hasil diversifikasi. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 59 Cukup jelas. Pasal 60 Ayat (1) Pengawasan oleh Kepala Badan terhadap peredaran Produk Tembakau terkait dengan kebenaran kandungan kadar Nikotin dan Tar dan persyaratan Label yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pengawasan oleh Kepala Badan terhadap peredaran iklan dan promosi terkait dengan pencantuman peringatan kesehatan berupa gambar dan tulisan serta persyaratan yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Ayat (2) Yang dimaksud dengan “instansi terkait” adalah instansi yang terkait dengan periklanan, promosi, dan sponsorship, antara lain Kementerian Komunikasi dan Informatika, Komisi Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Indonesia, Lembaga Sensor Film, Dewan Pers, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Keuangan, dan Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Ayat (3) Penarikan produk dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan dan/atau Badan Pengawas Obat dan Makanan sesuai kewenangan masing-masing berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 61 Cukup jelas. Pasal 62 Cukup jelas. Pasal 63 Cukup jelas. Pasal 64 Cukup jelas. Pasal 65 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5380
• Afrikaans • Aragonés • العربية • অসমীয়া • Asturianu • Azərbaycanca • Беларуская • Български • भोजपुरी • বাংলা • Bosanski • Català • Čeština • Cymraeg • Dansk • Deutsch • डोटेली • Ελληνικά • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • فارسی • Suomi • Français • Gaeilge • Galego • Avañe'ẽ • עברית • हिन्दी • Hrvatski • Kreyòl ayisyen • Magyar • Հայերեն • Interlingua • Ido • Íslenska • Italiano • 日本語 • ქართული • Taqbaylit • Қазақша • ಕನ್ನಡ • 한국어 • Kurdî • Latina • Luganda • Limburgs • Lietuvių • Latviešu • Македонски • മലയാളം • मराठी • Bahasa Melayu • Malti • မြန်မာဘာသာ • नेपाली • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Occitan • ਪੰਜਾਬੀ • Polski • پنجابی • پښتو • Português • Rumantsch • Română • Русский • Srpskohrvatski / српскохрватски • සිංහල • Simple English • Slovenčina • Slovenščina • Shqip • Српски / srpski • Svenska • Kiswahili • தமிழ் • ไทย • Tok Pisin • Türkçe • Татарча/tatarça • Українська • اردو • Tiếng Việt • Winaray • 吴语 • 中文 • 粵語 Hutan hujan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Ini adalah Sungai Gambia di Taman Nasional Niokolo-Koba, Senegal. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi dan variabilitas kehidupan di Bumi. Keanekaragaman hayati biasanya merupakan ukuran variasi pada tingkat genetik, spesies, dan ekosistem. [1] Biodiversitas daratan (terestrial) biasanya lebih besar di sekitar khatulistiwa, [2] akibat iklim yang hangat dan produktivitas primer ( aliran energi) yang tinggi.
[3] Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di Bumi, dan paling bervariasi di daerah tropis. [4] Meskipun ekosistem hutan tropis hanya mencakup 10 persen dari permukaan Bumi, tapi ekosistem ini memiliki sekitar 90 persen spesies yang ada di dunia. [5] Keanekaragaman hayati laut biasanya tertinggi di sepanjang pantai Samudra Pasifik bagian barat, tempat suhu permukaan laut paling tinggi, dan di pita lintang tengah di semua lautan.
Keanekaragaman spesies juga dipengaruhi gradien lintang. [6] Keanekaragaman hayati umumnya cenderung mengelompok di titik panas, [7] dan telah meningkat seiring waktu, [8] [9] tetapi kemungkinan akan melambat di masa depan. [10] Perubahan lingkungan yang cepat biasanya menyebabkan kepunahan massal. [11] [12] [13] Lebih dari 99,9 persen dari semua spesies yang pernah hidup di Bumi, yang berjumlah lebih dari lima miliar spesies, [14] diperkirakan telah punah. [15] [16] Perkiraan jumlah spesies Bumi saat ini berkisar antara 10 juta hingga dampak negatif penggunaan pestisida kecuali juta; [17] sekitar 1,2 juta spesies telah dicatat, tetapi lebih dari 86 persen di antaranya dampak negatif penggunaan pestisida kecuali dideskripsikan.
[18] Pada Mei 2016, para ilmuwan melaporkan bahwa diperkirakan ada 1 triliun spesies yang berada di Bumi saat ini, dan hanya seperseribu dari satu persen yang telah dideskripsikan. [19] Jumlah total pasangan basa DNA di Bumi diperkirakan 5,0 x 10 37 dengan berat 50 miliar ton. [20] Sebagai perbandingan, total massa biosfer diperkirakan sebanyak 4 TtC (triliun ton karbon). [21] Pada Juli 2016, para ilmuwan mengidentifikasi satu set yang terdiri atas 355 gen dari leluhur universal terakhir (LUCA) dari semua organisme yang hidup di Bumi.
[22] Usia Bumi diperkirakan sekitar 4,54 miliar tahun. [23] [24] [25] Bukti yang tak terbantahkan tentang awal kehidupan di Bumi paling tidak berasal dari 3,5 miliar tahun yang lalu, [26] [27] [28] yaitu selama era Eoarkean setelah kerak geologis mulai mengeras, setelah sebelumnya meleleh pada eon Hadean.
Ada fosil tikar mikrob yang ditemukan di batupasir berumur 3,48 miliar tahun di Australia Barat. [29] [30] [31] Bukti fisik awal lain dari zat biogenik adalah grafit pada batuan metasedimentari berumur 3,7 miliar tahun yang ditemukan di Greenland Barat. [32] Pada tahun 2015, "sisa-sisa kehidupan biotik" ditemukan di batuan berumur 4,1 miliar tahun di Australia bagian barat. [33] [34] Menurut salah satu peneliti, "Jika kehidupan muncul relatif cepat di Bumi . maka ia bisa menjadi hal yang umum di alam semesta." [33] Sejak kehidupan dimulai di Bumi, lima kepunahan massal besar dan beberapa peristiwa kecil telah menurunkan keanekaragaman hayati secara besar dan mendadak.
Eon Fanerozoikum (540 juta tahun terakhir) ditandai dengan pertumbuhan keanekaragaman hayati yang cepat melalui letusan Kambrium, sebuah periode ketika mayoritas filum organisme multiseluler pertama kali muncul. [35] Selama 400 juta tahun berikutnya terjadi beberapa kali kepunahan massal, yaitu hilangnya keanekaragaman hayati secara besar-besaran. Pada periode Karbon, hancurnya hutan hujan menyebabkan hilangnya kehidupan tumbuhan dan hewan.
[36] Peristiwa kepunahan Perm–Trias yang berlangsung 251 juta tahun lalu merupakan kepunahan terburuk; organisme vertebrata memerlukan waktu 30 juta tahun untuk kembali pulih dari peristiwa ini.
[37] Kepunahan terakhir, yaitu peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen yang terjadi 65 juta tahun lalu, lebih menarik perhatian dibandingkan peristiwa kepunahan lainnya karena mengakibatkan kepunahan dinosaurus non-avian.
[38] Sejak munculnya manusia, pengurangan keanekaragaman hayati dan hilangnya keanekaragaman genetik terus berlangsung. Peristiwa ini dinamakan kepunahan Holosen, yaitu pengurangan yang terutama diakibatkan oleh manusia, terutama penghancuran habitat.
[39] Sebaliknya, keanekaragaman hayati memberi pengaruh positif terhadap kesehatan manusia melalui berbagai cara, walaupun beberapa dampak negatifnya sedang dipelajari. [40] Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali tahun 2011–2020 sebagai Dekade Keanekaragaman Hayati PBB, [41] dan periode 2021–2030 sebagai Dekade Restorasi Ekosistem PBB.
[42] Menurut Laporan Penilaian Global tentang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem pada tahun 2019 oleh IPBES, 25% spesies tumbuhan dan hewan terancam punah akibat aktivitas manusia.
[43] [44] [45] Daftar isi • 1 Etimologi • 2 Definisi • 3 Distribusi • 3.1 Gradien lintang • 3.2 Titik panas • 4 Evolusi • 4.1 Kronologi • 4.2 Diversifikasi • 5 Manfaat untuk manusia • 5.1 Keseimbangan bukti • 5.2 Pertanian • 5.3 Kesehatan manusia • 5.4 Bisnis dan industri • 5.5 Kenyamanan, budaya dan nilai estetika • 5.6 Layanan ekologi • 6 Jumlah spesies • 7 Laju kehilangan spesies • 8 Ancaman • 8.1 Pengrusakan habitat • 8.2 Spesies pendatang dan invasif • 8.2.1 Pencemaran genetik • 8.3 Eksploitasi berlebihan • 8.4 Persilangan, pencemaran/erosi genetik, dan keamanan pangan • 8.5 Perubahan iklim • 8.6 Overpopulasi manusia • 9 Kepunahan Holosen • 10 Konservasi • 10.1 Teknik perlindungan dan pemulihan • 10.2 Alokasi sumber daya • 11 Kawasan perlindungan • 11.1 Taman nasional • 11.2 Cagar alam dan suaka margasatwa • 11.3 Hutan lindung • 11.4 Kebun binatang • 11.5 Kebun botani • 12 Status hukum • 12.1 Internasional • 12.1.1 Uni Eropa • 12.2 Hukum tingkat nasional • 13 Batas analitikal • 13.1 Hubungan antara taksonomi dan ukuran • 14 Lihat pula • 15 Catatan • 16 Referensi • 17 Bacaan lebih lanjut • 18 Pranala luar • 18.1 Dokumen • 18.2 Perkakas • 18.3 Sumber lain Etimologi [ sunting - sunting sumber ] • 1916 – Istilah keanekaragaman biologis ( biological diversity) pertama kali digunakan oleh J.
Arthur Harris pada makalahnya yang berjudul "The Variable Desert" dalam jurnal Scientific American, JSTOR 6182: "Pernyataan dasar bahwa wilayah tersebut memiliki flora yang kaya akan genus dan spesies serta keragaman asal geografis atau afinitas yang sepenuhnya tidak memadai sebagai deskripsi keanekaragaman biologis yang sebenarnya." [a] • 1975 – Istilah keanekaragaman alami ( natural diversity) diperkenalkan (oleh Divisi Sains dari Konservasi Alam pada studi tahun 1975, "Preservasi Keanekaragaman Alami") [b] [ butuh rujukan] • 1980 – Thomas Lovejoy memperkenalkan istilah keanekaragaman biologis ( biological diversity) pada komunitas ilmiah melalui buku.
[46] Istilah ini dengan cepat digunakan secara umum. dampak negatif penggunaan pestisida kecuali • 1985 – Berdasarkan Edward O. Wilson, penyingkatan istilah menjadi biodiversitas ( biodiversity) dilakukan oleh W.
G. Rosen: Forum Nasional tentang Biodiversitas . dibentuk oleh Walter G. Rosen . Dr. Rosen mewakili NRC/NAS sepanjang tahap perencanaan proyek. Lebih jauh, ia memperkenalkan istilah "biodiversitas". [c] [48] • 1985 – Istilah "biodiversitas" muncul dalam artikel, "Rencana Baru untuk Mengonservasi Biota Bumi" oleh Laura Tangley. [49] • 1988 – Istilah biodiversitas pertama kali muncul dalam publikasi. [50] [51] • Saat ini – Istilah biodiversitas telah digunakan secara luas.
Definisi [ sunting - sunting sumber ] Istilah "keanekaragaman hayati" paling banyak dipakai untuk menggantikan istilah yang sudah lebih dahulu didefinisikan dengan jelas, yaitu keanekaragaman spesies dan kekayaan spesies.
[52] Ahli biologi sering kali mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai "keseluruhan gen, spesies, dan ekosistem di suatu wilayah". [53] [54] Keuntungan dari definisi ini yaitu menggambarkan sebagian besar keadaan dan menyajikan pandangan terpadu tentang jenis keanekaragaman hayati tradisional yang telah diidentifikasi sebelumnya: • keanekaragaman taksonomi (biasanya diukur pada tingkat keanekaragaman spesies) • keanekaragaman ekologis (sering dilihat dari perspektif keanekaragaman ekosistem) • keanekaragaman morfologi (yang berasal dari keanekaragaman genetik dan keanekaragaman molekuler [55]) • keanekaragaman fungsional (yang merupakan ukuran jumlah spesies yang berbeda secara fungsional dalam suatu populasi, misalnya cara makan yang berbeda, pergerakan yang berbeda, predator vs mangsa, dll.
[56]) Konstruksi bertingkat ini konsisten dengan Datman dan Lovejoy. Definisi eksplisit yang konsisten dengan interpretasi ini pertama kali dituliskan dalam makalah Bruce A. Wilcox yang ditugaskan oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam dan Sumber Daya Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali (IUCN) dalam Konferensi Taman Nasional Dunia 1982. Definisi Wilcox yaitu "Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman bentuk kehidupan .
pada semua tingkat sistem biologis (yaitu, molekuler, organisme, populasi, spesies, dan ekosistem) .". [57] Pada tahun 1984, Wilcox kembali mendefisikan keanekaragaman hayati secara genetis sebagai keanekaragaman alel, gen, dan organisme, yang mempelajari proses seperti mutasi dan transfer gen yang mendorong terjadinya evolusi. [57] Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1992 mendefinisikan "keanekaragaman hayati" sebagai "variabilitas di antara organisme hidup dari semua sumber, dampak negatif penggunaan pestisida kecuali, antara lain, ekosistem darat, ekosistem laut dan perairan lainnya, serta kompleks ekologis di tempat mereka menjadi bagiannya: termasuk keanekaragaman dalam spesies, di antara spesies, dan ekosistem".
[58] Definisi ini digunakan dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB. [58] Sementara itu, definisi Gaston dan Spicer dalam buku mereka "Biodiversity: an Introduction" adalah "variasi kehidupan di semua tingkatan organisasi biologis". [59] Distribusi [ sunting - sunting sumber ] Distribusi spesies vertebrata darat yang masih hidup.
Keanekaragaman tertinggi ditunjukkan dengan warna merah di wilayah ekuator dan semakin menurun ke arah kutub (berwarna biru) (Mannion 2014).
[60] Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata. Sifatnya sangat beragam di seluruh penjuru Bumi, serta di dalam kawasan tertentu. Beberapa faktor memengaruhi keanekaragaman semua makhluk hidup ( biota), misalnya suhu, curah hujan, ketinggian, tanah, geografi, dan keberadaan spesies lain.
Studi tentang distribusi spasial organisme, spesies, dan ekosistem, adalah ilmu biogeografi. Tingkat keanekaragaman secara konsisten lebih tinggi di daerah tropis dan di beberapa wilayah lokal lainnya, seperti Wilayah Tanjung Floristik, dan umumnya lebih rendah di wilayah kutub.
Hutan hujan yang sejak lama memiliki iklim basah, seperti Taman Nasional Yasuní di Ekuador, memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. [61] [62] Keanekaragaman hayati darat diperkirakan 25 kali lebih besar dibandingkan keanekaragaman hayati lautan.
[63] Metode baru yang digunakan pada tahun 2011, memperkirakan keseluruhan jumlah spesies di Bumi sebesar 8,7 juta, dengan 2,1 juta di antaranya diperkirakan hidup di lautan. [64] Namun, perkiraan ini tampaknya kurang mewakili keanekaragaman mikroorganisme.
Gradien lintang [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Gradien lintang dalam keanekaragaman spesies Secara umum, keanekaragaman hayati semakin meningkat dari daerah kutub ke daerah tropis.
Dengan demikian, lokasi yang garis lintangnya lebih rendah memiliki lebih banyak spesies dibandingkan daerah yang garis lintangnya lebih tinggi. Hal ini sering disebut sebagai gradien lintang dalam keanekaragaman spesies. Beberapa faktor ekologis mungkin berkontribusi pada gradien ini, tetapi faktor utamanya adalah suhu rata-rata yang di ekuator yang tinggi dibandingkan dengan kutub.
[65] [66] [67] Meskipun keanekaragaman hayati darat semakin menurun dari garis khatulistiwa ke kutub, [68] beberapa penelitian menyimpulkan bahwa sifat ini tidak diverifikasi dalam ekosistem perairan, terutama dalam ekosistem laut.
[69] Distribusi parasit secara latitudinal tampaknya tidak mengikuti aturan ini. [70] Pada tahun 2016, hipotesis alternatif ("keanekaragaman hayati fraktal") diusulkan untuk menjelaskan gradien lintang keanekaragaman hayati. [71] Dalam studi ini, ukuran kumpulan spesies dan sifat fraktal ekosistem digabungkan untuk memperjelas beberapa pola umum gradien ini. Hipotesis ini mempertimbangkan suhu, kelembaban, dan produksi primer bersih (NPP) sebagai variabel utama ceruk ekosistem dan sebagai poros dari hipervolume ekologis.
Dengan cara ini, dimungkinkan untuk membangun hipervolume fraktal, yang dimensi fraktalnya naik menjadi tiga, yang bergerak ke arah khatulistiwa. Titik panas [ sunting - sunting sumber ] Titik panas keanekaragaman hayati adalah wilayah dengan spesies endemik tingkat tinggi yang telah mengalami pengrusakan habitat yang luar biasa.
[72] Istilah titik panas ( hotspot) diperkenalkan pada tahun 1988 oleh Norman Myers. [73] [74] [75] [76] Meskipun titik panas tersebar di seluruh dunia, kebanyakan di antaranya merupakan kawasan hutan dan sebagian besar terletak di daerah tropis.
Hutan Atlantik Brasil dianggap sebagai salah satu titik panas, yang berisi sekitar 20.000 spesies tumbuhan, 1.350 vertebrata, dan jutaan serangga, sekitar setengahnya tidak ditemukan di tempat lain. [77] [ butuh rujukan] Pulau Madagaskar dan India juga sangat terkenal. Kolombia dicirikan oleh keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan tingkat spesies tertinggi berdasarkan satuan luas di seluruh dunia dan memiliki jumlah endemik terbesar (spesies yang secara alami tidak ditemukan di tempat lain) di negara mana dampak negatif penggunaan pestisida kecuali.
Sekitar 10% dari spesies organisme di Bumi dapat ditemukan di Kolombia, termasuk lebih dari 1.900 spesies burung, lebih banyak daripada di Eropa dan Amerika Utara, Kolombia memiliki 10% spesies mamalia dunia, 14% spesies amfibi, dan 18% dari spesies burung di dunia. [78] Hutan kering Madagaskar dan hutan hujan dataran rendah memiliki rasio endemisme yang tinggi. [79] [ butuh rujukan] Karena pulau ini terpisah dari daratan Afrika 66 juta tahun yang lalu, banyak spesies dan ekosistemnya yang berevolusi secara mandiri.
[80] Dengan 17.000 pulau, Indonesia memiliki luas 1.354.555 mil persegi (1.904.560 km2) dan memiliki 10% dari tumbuhan berbunga di dunia, 12% dari [[mamalia, serta 17% dari reptil, amfibi, dan burung. [81] Banyak daerah dengan keanekaragaman hayati dan/atau endemisme yang tinggi muncul dari habitat khusus yang memerlukan adaptasi yang tidak biasa, misalnya, lingkungan pegunungan Alpen di pegunungan tinggi, atau rawa gambut Eropa Utara.
[ butuh rujukan] Sulit untuk mengukur perbedaan keanekaragaman hayati secara akurat. Bias seleksi di antara para peneliti dapat menimbulkan penelitian empiris yang bias untuk perkiraan modern mengenai keanekaragaman hayati.
Evolusi [ sunting - sunting sumber ] Keanekaragaman fosil laut yang tampak selama Fanerozoikum. [82] Kronologi [ sunting - sunting sumber ] Keanekaragaman hayati merupakan hasil dari evolusi selama 3,5 miliar dampak negatif penggunaan pestisida kecuali.
Asal-usul kehidupan belum dipastikan oleh sains, tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa kehidupan mungkin telah ada hanya beberapa ratus juta tahun setelah Bumi terbentuk. Hingga sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu, semua kehidupan terdiri dari mikroorganisme, yaitu arkea, bakteri, serta protozoa dan protista bersel tunggal. Sejarah keanekaragaman hayati pada Eon Fanerozoikum (540 juta tahun terakhir), dimulai dengan pertumbuhan yang cepat melalui letusan Kambrium, yaitu periode ketika hampir setiap filum organisme multiseluler pertama kali muncul.
Selama kurang lebih 400 juta tahun berikutnya, keanekaragaman invertebrata menunjukkan sedikit peningkatan tren secara keseluruhan, sementara keanekaragaman vertebrata menunjukkan tren peningkatan eksponensial secara keseluruhan.
[83] Peningkatan dramatis dalam keanekaragaman ini juga diikuti dengan hilangnya keanekaragaman besar secara berkala yang digolongkan sebagai peristiwa kepunahan massal.
[83] Kerugian yang signifikan terjadi ketika hutan hujan mengalami kerusakan pada periode Karbon. [36] Kepunahan yang terburuk adalah peristiwa kepunahan Perm-Trias, 251 juta tahun yang lalu.
Organisme vertebrata membutuhkan waktu 30 juta tahun untuk kembali pulih dari peristiwa ini. [37] Catatan fosil menunjukkan bahwa beberapa juta tahun terakhir memiliki keanekaragaman hayati terbesar sepanjang sejarah. [83] Namun, tidak semua ilmuwan mendukung pandangan ini, karena ada ketidakpastian mengenai seberapa kuat rekaman fosil tersebut mengalami bias akibat ketersediaan dan pelestarian fosil yang lebih besar pada periode geologi baru-baru ini.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa dengan melakukan koreksi atas pengambilan sampel artefak, keanekaragaman hayati modern mungkin tidak jauh berbeda dari keanekaragaman hayati 300 juta tahun yang lalu, [84] sedangkan peneliti lain menganggap catatan fosil telah cukup mencerminkan diversifikasi kehidupan. [83] Perkiraan keanekaragaman spesies makroskopis global saat ini berkisar dari 2 juta hingga 100 juta, dengan perkiraan terbaik sekitar 9 juta, [64] sebagian besar di antaranya merupakan artropoda.
[85] Keragaman tampaknya terus meningkat tanpa adanya seleksi alam. [86] Diversifikasi [ sunting - sunting sumber ] Keberadaan daya dukung global, yang membatasi jumlah kehidupan yang dapat hidup sekaligus pada satu waktu, masih diperdebatkan.
Timbul pula pertanyaan seperti apakah batas tersebut juga akan membatasi jumlah spesies. Catatan kehidupan di laut menunjukkan pola pertumbuhan logistik, sementara kehidupan di darat (serangga, tanaman, dan tetrapoda) menunjukkan peningkatan keanekaragaman yang eksponensial. Seperti yang dinyatakan dalam sebuah penelitian bahwa, "Tetrapoda belum menginvasi 64 persen area yang berpotensi layak huni dan bisa jadi bahwa tanpa pengaruh manusia, keanekaragaman hayati dan taksonomi tetrapoda akan terus meningkat secara eksponensial sampai mengisi sebagian besar atau semua area ekologis yang ada." [83] Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali itu, keanekaragaman juga terlihat terus meningkat dari waktu ke waktu, terutama setelah kepunahan massal.
[87] Di sisi lain, perubahan selama Eon Fanerozoikum berkorelasi jauh lebih baik dengan model hiperbolik (model yang banyak digunakan dalam biologi populasi, demografi dan sosiologi makro, serta keanekaragaman hayati fosil) dibandingkan dengan model eksponensial dan logistik. Model logistik menyiratkan bahwa perubahan dalam keanekaragaman dipandu oleh umpan balik positif tingkat pertama (lebih banyak leluhur, lebih banyak keturunan) dan/atau umpan balik negatif yang timbul dari keterbatasan sumber daya.
Model hiperbolik menyiratkan umpan balik positif tingkat kedua. Perbedaan dalam kekuatan umpan balik tingkat kedua akibat intensitas persaingan antarspesies mungkin menjelaskan rediversifikasi Ammonoidea yang lebih cepat dibandingkan dengan Bivalvia setelah kepunahan Permian akhir.
[88] Model hiperbolik pertumbuhan populasi dunia muncul dari umpan balik positif tingkat kedua antara ukuran populasi dan laju pertumbuhan teknologi. [89] Karakter hiperbolik dari pertumbuhan keanekaragaman hayati dapat juga dijelaskan dengan umpan balik antara keragaman dan kompleksitas struktur komunitas.
Kesamaan antara kurva keanekaragaman hayati dan populasi manusia mungkin berasal dari fakta bahwa keduanya berasal dari campur tangan tren hiperbolik dengan dinamika siklus dan stokastik. [89] [90] Namun, sebagian besar ahli biologi sepakat bahwa periode sejak kemunculan manusia adalah bagian dari kepunahan massal baru, yang disebut peristiwa kepunahan Holosen, yang terutama disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan manusia terhadap lingkungan. [91] Tingkat kepunahan saat ini dipandang cukup untuk menghilangkan sebagian besar spesies di planet Bumi dalam 100 tahun.
[92] Spesies baru ditemukan secara rutin (rata-rata antara 5–10.000 spesies baru setiap tahun, kebanyakan merupakan serangga) dan banyak di antara mereka yang belum diklasifikasikan (diperkirakan bahwa hampir 90% dari semua artropoda belum diklasifikasikan).
[85] Sebagian besar keanekaragaman terestrial ditemukan di hutan tropis dan secara umum, wilayah daratan memiliki lebih banyak spesies dibandingkan lautan; sekitar 8,7 juta spesies mungkin ada di Bumi dan sekitar 2,1 juta di antaranya hidup di lautan. [64] Manfaat untuk manusia [ sunting - sunting sumber ] Musim panas lapangan di Belgia (Hamois).
Bunga-bunga berwarna biru adalah cyanus Centaurea dan yang merah adalah Papaver rhoeas. "Manfaat ekosistem adalah rangkaian manfaat yang disediakan ekosistem bagi umat manusia." [93] Spesies alami, atau biota, merupakan penjaga semua ekosistem. Seolah-olah dunia alami adalah rekening bank yang besar dari aset modal yang mampu membayar dividen seumur hidup tanpa batas waktu, tetapi hanya jika modalnya dipertahankan. [94] Manfaat ini meliputi tiga bentuk layanan: • Layanan penyediaan yang melibatkan produksi sumber daya terbarukan (misalnya makanan, kayu, air tawar) [93] • Layanan pengatur yang mengurangi perubahan lingkungan (misalnya peraturan iklim, pengendalian hama atau penyakit) [93] • Layanan budaya yang mewakili nilai dan kenikmatan manusia (misalnya estetika lanskap, warisan budaya, rekreasi luar ruangan, dan signifikansi spiritual).
[95] Ada banyak klaim tentang dampak negatif penggunaan pestisida kecuali keanekaragaman hayati terhadap layanan ekosistem ini, terutama layanan penyediaan dan pengaturan. Survei mendalam melalui tinjauan sejawat dilakukan untuk mengevaluasi 36 klaim tentang efek keanekaragaman hayati terhadap layanan ekosistem. Hasilnya, 14 klaim tersebut divalidasi, 6 klaim bercampur antara didukung atau tidak didukung, 3 klaim tidak benar, dan 13 klaim kekurangan cukup bukti untuk mendapatkan kesimpulan definitif.
[93] Pertanian [ sunting - sunting sumber ] Hutan hujan Amazon di Amerika Selatan Keanekaragaman pertanian dapat dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama yaitu keanekaragaman intraspesifik, yang mencakup variasi genetik dalam satu spesies, seperti kentang ( Solanum tuberosum) yang terdiri dari berbagai bentuk dan jenis (misalnya di AS yang membandingkan kentang cokelat muda dengan kentang baru atau kentang ungu, semua kentang tersebut berbeda, tetapi merupakan bagian dari spesies yang sama, S.
tuberosum). Kategori kedua disebut keanekaragaman interspesifik dan mengacu pada jumlah dan jenis spesies yang berbeda.
Contoh keanekaragaman yaitu berbagai tumbuhan berbeda yang ditanam oleh petani sayuran kecil, misalnya kentang, wortel, paprika, selada, dan sebagainya. Keanekaragaman pertanian juga dapat dibagi menjadi keanekaragaman yang 'direncanakan' atau keanekaragaman 'terkait'.
Pengelompokan ini merupakan klasifikasi fungsional dan bukan sifat intrinsik kehidupan. Keanekaragaman yang direncanakan misalnya tumbuhan yang didukung, ditanam, atau dibesarkan oleh petani (misalnya tanaman, simbion, dan hewan ternak), yang dapat dibedakan dengan keanekaragaman 'terkait' yang muncul dari tumbuhan tanpa diatur (misalnya herbivora serta spesies gulma dan patogen). [96] Pengendalian keanekaragaman hayati terkait merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi petani.
Pada pertanaman tunggal (monokultur), pendekatan yang diambil untuk memberantas keanekaragaman terkait umumnya menggunakan pestisida yang merusak secara biologis, peralatan mekanis dan teknik rekayasa transgenik, kemudian rotasi tanaman. Meskipun sebagian petani pertanaman campuran (polikultur) menggunakan teknik yang sama, mereka juga menggunakan strategi pengendalian hama terpadu serta strategi yang lebih padat karya, tetapi umumnya kurang bergantung pada modal, bioteknologi, dan energi.
Keanekaragaman interspesifik juga menentukan sebagian variasi makanan kita. Keanekaragaman intraspesifik, berupa variasi alel dalam satu spesies, juga menawarkan kita pilihan untuk memilih diet. Jika pertanaman tunggal mengalami kegagalan panen, kita mengandalkan keanekaragaman pertanian untuk menanam kembali lahan dengan tumbuhan baru. Jika tanaman gandum dihancurkan oleh hama, kita mungkin menanam varietas gandum yang lebih kuat pada tahun berikutnya, dengan mengandalkan keanekaragaman intraspesifik.
Kita juga dapat meninggalkan produksi dampak negatif penggunaan pestisida kecuali di daerah tersebut dan menanam spesies lain yang berbeda, tergantung pada keanekaragaman interspesifik.
Bahkan, masyarakat agraris yang terutama menanam secara monokultur, pada titik tertentu tetap bergantung pada keanekaragaman hayati. • Wabah Kelaparan Besar Irlandia tahun 1846 akibat matinya tanaman kentang merupakan faktor utama dalam kematian satu juta orang dan emigrasi jutaan lainnya. Hal ini diakibatkan oleh penanaman kentang yang hanya dua varietas, yang keduanya rentan terhadap penyakit busuk daun, akibat Phytophthora infestans, yang tiba pada tahun 1845. [96] • Ketika rice grassy stunt virus melanda sawah dari Indonesia hingga India pada 1970-an, sebanyak 6.273 varietas diuji ketahanannya.
Hanya satu varietas yang tahan, yaitu varietas India dan telah dikenal di dunia ilmu pengetahuan sejak 1966. Varietas ini membentuk hibrida dengan varietas lainnya yang sekarang banyak ditanam.
[97] • Ketika karat kopi akibat Hemileia vastatrix yang menyerang perkebunan kopi di Sri Lanka, Brasil, dan Amerika Tengah pada tahun dampak negatif penggunaan pestisida kecuali, varietas yang tahan ditemukan di Etiopia. [98] Penyakit itu sendiri merupakan bentuk keanekaragaman hayati. Pertanaman tunggal adalah faktor yang berkontribusi terhadap bencana pertanian, termasuk runtuhnya industri anggur Eropa pada akhir abad ke-19, dan epidemi penyakit busuk daun pada jagung di Amerika Serikat bagian selatan pada tahun 1970.
[99] Meskipun sekitar 80 persen dari pasokan makanan manusia berasal dari 20 jenis tumbuhan saja, [ butuh rujukan] [100] manusia menggunakan setidaknya 40.000 spesies. [ butuh rujukan] Banyak orang tergantung pada spesies ini untuk makanan, tempat tinggal, dan pakaian.
[ butuh rujukan] [100] Keanekaragaman hayati yang masih hidup menyediakan sumber daya untuk meningkatkan variasi makanan dan produk lainnya yang cocok untuk digunakan manusia, meski laju kepunahan memperkecil potensi tersebut. [92] Kesehatan manusia [ sunting - sunting sumber ] Keanekaragaman kanopi hutan di Pulau Barro Colorado, Panama, menghasilkan tampilan buah yang berbeda.
Relevansi keanekaragaman hayati terhadap kesehatan manusia menjadi isu politik internasional, ketika bukti ilmiah menunjukkan implikasi kesehatan dunia akibat hilangnya keanekaragaman hayati. [101] [102] [103] Masalah ini terkait erat dengan isu perubahan iklim, [104] karena banyak risiko kesehatan—yang mengantisipasi perubahan iklim—dikaitkan dengan perubahan keanekaragaman hayati (misalnya perubahan populasi dan distribusi vektor penyakit, kelangkaan air bersih, dampak terhadap keanekaragaman hayati pertanian dan sumber makanan, dan lain-lain).
Spesies yang paling mungkin hilang adalah mereka menjadi penyangga melawan penularan penyakit infeksi, sementara spesies yang bertahan cenderung merupakan spesies yang meningkatkan penularan penyakit, seperti pada kasus infeksi virus West Nile, penyakit Lyme, dan infeksi Hantavirus, menurut sebuah penelitian di Universitas Cornell.
[105] Meningkatnya permintaan dan kurangnya ketersediaan air minum di planet ini merupakan tantangan tambahan bagi masa depan kesehatan manusia. Sebagian masalahnya terletak pada keberhasilan pemasok air untuk meningkatkan suplai, dan kegagalan kelompok penggerak pelestarian sumber daya air. [106] Meskipun distribusi air bersih meningkat, di beberapa bagian dunia tetap tidak setara.
Menurut WHO pada 2008, hanya 71% dampak negatif penggunaan pestisida kecuali dunia yang dapat mengakses air bersih yang bisa diminum. [107] Sebagian masalah kesehatan dipengaruhi oleh keanekaragaman hayati, seperti keamanan dan ketahanan pangan, penyakit menular, ilmu dan sumber daya kedokteran, serta kesehatan sosial dan psikologis. [108] Keanekaragaman hayati juga diketahui berperan penting dalam mengurangi risiko bencana dan dalam upaya pemulihan pascabencana.
[109] [110] Keanekaragaman hayati memberi dukungan penting dalam penemuan obat dan ketersediaan sumber daya obat. [111] dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Sebagianobat berasal dari sumber biologi (baik secara langsung atau tidak langsung): setidaknya 50% senyawa farmasi di pasar AS berasal dari tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, sementara sekitar 80% populasi dunia berrgantung pada obat-obatan dari alam (yang digunakan baik dalam praktik medis modern maupun tradisional) untuk kesehatan primer.
[102] Hanya sebagian kecil spesies liar yang telah diteliti untuk mengetahui potensi medisnya. Keanekaragaman hayati merupakan hal penting untuk kemajuan seluruh bidang bionik. Analisis pasar dan ilmu pengetahuan keanekaragaman hayati menunjukkan bahwa penurunan keluaran dari sektor farmasi sejak pertengahan 1980-an dapat dikaitkan dengan perpindahan dari eksplorasi produk alami ( pencarian hayati) menjadi pendekatan genomik dan kimia sintetis, karena nilai dari produk farmasi yang belum ditemukan mungkin tidak memberikan insentif yang cukup tinggi bagi perusahaan di pasar bebas untuk mencarinya akibat tingginya biaya riset dan pengembangan; [113] sementara itu, produk alami memiliki sejarah panjang dalam mendukung inovasi dalam bidang ekonomi dan kesehatan yang signifikan.
[114] [115] Ekosistem laut sangat penting, [116] walaupun pencarian hayati yang tidak sesuai dapat meningkatkan hilangnya keanekaragaman hayati serta melanggar hukum masyarakat dan negara tempat sumber tersebut diambil. [117] [118] [119] Bisnis dan industri [ sunting - sunting sumber ] Traktor dan kereta gandengnya yang digunakan dalam produksi pertanian. Banyak bahan baku industri diambil langsung dari sumber biologis, termasuk bahan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali, serat, pewarna, karet, dan minyak.
Keanekaragaman hayati juga penting untuk keamanan sumber daya seperti air, kayu, kertas, serat, dan makanan. [120] [121] [122] Akibatnya, hilangnya keanekaragaman hayati merupakan faktor risiko yang signifikan dalam pengembangan bisnis dan ancaman bagi keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
[123] [124] Kenyamanan, budaya dan nilai estetika [ sunting - sunting sumber ] Keanekaragaman hayati memperkaya kegiatan rekreasi seperti mendaki, mengamati burung, atau mempelajari sejarah alam. Keanekaragaman hayati mengilhami musisi, pelukis, pemahat, sastrawan, dan seniman lainnya. Banyak kebudayaan melihat diri mereka sebagai bagian integral dari alam yang mengharuskan mereka untuk menghormati makhluk hidup lainnya.
Kegiatan populer seperti berkebun, memelihara ikan, dan mengumpulkan spesimen sangat tergantung pada keanekaragaman hayati. Jumlah spesies terlibat dalam kegiatan tersebut mencapai puluhan ribu, meskipun sebagian besar tidak diperdagangkan. Hubungan yang cukup kompleks dan kurang dipahami terjadi antara habitat alam asli dari hewan dan tumbuhan ini (yang sering kali bersifat eksotik) dengan kolektor, pemasok, peternak, dan pelaku budi daya komersial, serta orang-orang yang mempromosikan pemahaman dan kenikmatan mereka.
Masyarakat umum memberi respons yang baik terhadap paparan organisme langka dan tidak biasa, yang mencerminkan nilai yang melekat pada mereka. Secara filosofis dapat dikatakan bahwa keanekaragaman hayati memiliki nilai estetika dan spiritual yang dampak negatif penggunaan pestisida kecuali untuk umat manusia itu sendiri. Gagasan ini dapat digunakan sebagai penyeimbang terhadap anggapan bahwa hutan tropis dan ekologi alam lain hanya layak dikonservasi karena manfaat yang mereka berikan.
[125] Layanan ekologi [ sunting - sunting sumber ] Pendakian di Eagle Creek, Oregon, AS. Keanekaragaman hayati mendukung banyak layanan ekosistem: "Sekarang ada bukti nyata bahwa hilangnya keanekaragaman hayati mengurangi efisiensi pada komunitas ekologis yang menangkap sumber daya biologis penting, menghasilkan biomassa, menguraikan dan mendaur ulang nutrisi penting biologis .
Ada bukti kuat bahwa keanekaragaman hayati meningkatkan stabilitas fungsi ekosistem melalui waktu . Komunitas yang beragam lebih produktif karena mengandung spesies kunci yang memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas dan perbedaan sifat fungsional di antara organisme yang meningkatkan penangkapan jumlah sumber daya.
Dampak hilangnya keanekaragaman terhadap proses ekologis mungkin cukup besar untuk menyaingi dampak dari banyak pendorong global perubahan lingkungan lainnya. Mempertahankan berbagai proses ekosistem di berbagai tempat dampak negatif penggunaan pestisida kecuali waktu membutuhkan tingkat keanekaragaman hayati yang lebih tinggi dibandingkan proses tunggal di satu tempat dan waktu." [93] Keanekaragaman hayati berperan dalam mengatur kimiawi atmosfer dan persediaan air kita, serta terlibat secara langsung dalam pemurnian air, daur ulang nutren, dan penyediaan tanah yang subur.
Eksperimen dengan lingkungan terkendali menunjukkan bahwa manusia tidak dapat membangun ekosistem untuk mendukung kebutuhan manusia dengan mudah; [126] misalnya penyerbukan serangga tidak dapat ditiru, meskipun telah ada upaya untuk menciptakan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali buatan menggunakan pesawat tanpa awak.
[127] Kegiatan ekonomi penyerbukan saja mewakili antara $ 2,1–14,6 miliar pada tahun 2003. [128] Jumlah spesies [ sunting - sunting sumber ] Jumlah temuan dan perkiraan spesies di darat dan laut.
Menurut penelitian Mora dan rekannya, jumlah spesies darat diperkirakan sekitar 8,7 juta, sementara jumlah spesies laut jauh lebih rendah, diperkirakan 2,2 juta. Para penulis menyampaikan bahwa perkiraan ini paling diyakini untuk organisme eukariota dan kemungkinan mewakili batas bawah keanekaragaman prokariota. [129] Perkiraan lain termasuk: • 220.000 tumbuhan berpembuluh, yang jumlahnya diperkirakan menggunakan metode hubungan spesies-area.
[130] • 0,7–1 juta spesies laut. [131] • 10–30 juta serangga; [132] (dari sekitar 0,9 juta yang kita kenal sekarang) [133] • 5–10 juta bakteri. [134] • 1,5–3 juta fungi, perkiraan berdasarkan data dari daerah tropis, situs nontropis jangka panjang dan studi molekuler mengungkapkan spesiasi samar. [135] Sekitar 0,075 juta spesies fungi didokumentasikan pada tahun 2001. [136] • 1 juta tungau.
[137] • Jumlah spesies mikroorganisme tidak diketahui secara pasti, tetapi Ekspedisi Pengambilan Sampel Lautan Global secara dramatis meningkatkan perkiraan keanekaragaman genetik dengan mengidentifikasi sejumlah besar gen baru dari sampel plankton yang hidup di dekat permukaan di berbagai lokasi laut, yang diawali pada periode 2004–2006.
[138] Temuan ini pada akhirnya dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam cara sains mendefinisikan spesies dan kategori taksonomi lainnya. [139] [140] Karena tingkat kepunahan meningkat, banyak spesies yang masih ada dapat punah sebelum dideskripsikan. [141] Tidak mengherankan, pada filum hewan, kelompok yang paling banyak dipelajari adalah burung dan mamalia, sedangkan ikan dan artropoda adalah kelompok hewan yang paling sedikit dipelajari.
[142] Laju kehilangan spesies [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Hilangnya keanekaragaman hayati “ Kita tidak lagi harus membenarkan keberadaan hutan tropis lembab dengan alasan lemah bahwa mereka mungkin memiliki tumbuhan obat-obatan yang menyembuhkan penyakit manusia. Teori Gaia memaksa kita untuk melihat bahwa mereka menawarkan lebih dari hal ini. Dengan kapasitas untuk melakukan evapotranspirasi sejumlah besar uap air, mereka berfungsi untuk menjaga planet ini tetap dingin dengan mengenakan kerai berupa awan putih pemantul.
Mengganti mereka dengan lahan pertanian dapat memicu bencana yang berskala global. ” — James Lovelock, dalam Biodiversity ( E. O. Wilson (Ed)) [143] Pada abad ke-21, penurunan keanekaragaman hayati semakin banyak diamati. Pada tahun 2007, Menteri Lingkungan Federal Jerman Sigmar Gabriel mengutip perkiraan bahwa hingga 30% dari semua spesies akan punah pada tahun 2050.
[144] Dari jumlah tersebut, sekitar seperdelapan spesies tumbuhan yang diketahui saat ini terancam punah. [145] Perkiraan kepunahan mencapai 140.000 spesies per tahun (berdasarkan teori spesies-area).
[146] Angka ini menunjukkan praktik ekologi yang tidak berkelanjutan karena hanya sedikit spesies yang muncul setiap tahun. [ butuh rujukan] Hampir semua ilmuwan mengakui bahwa laju kehilangan spesies pada saat ini lebih besar dibandingkan dengan seluruh periode sejarah manusia, dengan laju kepunahan terjadi ratusan kali lebih tinggi dibandingkan laju kepunahan normal. [145] Pada 2012, beberapa penelitian menunjukkan bahwa 25% dari semua spesies mamalia dapat punah dalam 20 tahun.
[147] Secara absolut, planet ini telah kehilangan 58% keanekaragaman hayati sejak tahun 1970 menurut sebuah studi 2016 oleh Dana Dunia Untuk Alam (WWF).
[148] The Living Planet Report 2014 yang diterbitkan WWF mengklaim bahwa "jumlah mamalia, burung, reptil, amfibi, dan ikan di seluruh dunia, rata-rata, sekitar setengah ukurannya pada 40 tahun yang lalu".
Dari jumlah tersebut, 39% merupakan angka untuk hilangnya satwa liar darat, 39% untuk satwa liar laut, dan 76% untuk satwa liar air tawar. Keanekaragaman hayati mengalami pukulan terbesar di Amerika Latin, yaitu anjlok sebesar 83 persen. Negara-negara berpenghasilan tinggi menunjukkan peningkatan 10% dalam keanekaragaman hayati, sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah mengalami penurunan.
Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa negara-negara berpenghasilan tinggi menggunakan sumber daya ekologis lima kali lebih banyak dibandingkan negara-negara berpenghasilan rendah. Meskipun demikian, negara-negara kaya melakukan alih daya penipisan sumber daya ke negara-negara miskin, yang menderita kerugian ekosistem terbesar. [149] Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam PLOS One menemukan bahwa biomassa kehidupan serangga di Jerman telah menurun tiga perempat dalam 25 tahun terakhir.
Dave Goulson dari Universitas Sussex menyatakan bahwa penelitian mereka menunjukkan bahwa manusia "tampaknya membuat bidang tanah luas yang tidak ramah untuk sebagian besar bentuk kehidupan, dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju kehancuran total ( "Armageddon") ekologis.
Jika kita kehilangan serangga maka semuanya akan runtuh." [150] Ancaman [ sunting - sunting sumber ] Pada tahun 2006, banyak spesies secara resmi diklasifikasikan sebagai spesies langka atau genting atau terancam; para ilmuwan juga memperkirakan bahwa jutaan spesies lainnya memiliki risiko yang belum diakui secara formal.
Sekitar 40 persen dari 40.177 spesies yang dinilai menggunakan kriteria Daftar Merah IUCN sekarang terdaftar sebagai terancam punah, totalnya yaitu 16.119. [151] Jared Diamond menggambarkan "Kuartet Jahat", yaitu pengrusakan habitat, pemburuan berlebihan, spesies pendatang, dan kepunahan sekunder.
[152] Edward O. Wilson lebih memilih akronim HIPPO, yang merujuk pada pengrusakan habitat ( habitat destruction), spesies invasif ( invasive species), polusi, over populasi manusia, dan panen berlebih ( over-harvesting). [153] [154] Klasifikasi yang paling otoritatif yang digunakan saat ini adalah Klasifikasi Ancaman langsung IUCN [155] ( versi 2.0 dirilis pada 2016) yang telah diadopsi oleh organisasi konservasi internasional utama seperti The Nature Conservancy AS, World Wildlife Fund, Conservation International, dan BirdLife International.
Ada 11 ancaman langsung utama terhadap konservasi, yaitu: • Pengembangan tempat tinggal dan area komersial (area perumahan dan daerah perkotaan, area komersial dan industri, serta area pariwisata dan rekreasi). • Kegiatan pertanian dan akuakultur. • Pertambangan dan produksi energi. • Transportasi dan layanan koridor.
• Penggunaan sumber daya hayati (perburuan, pembunuhan, penebangan, dan kegiatan perikanan). • Intrusi dan aktivitas manusia yang mengubah, menghancurkan, atau mengganggu habitat dan spesies dari kecenderungannya menunjukkan perilaku alami (kegiatan rekreasional, perang, dan aktivitas ilegal). • Modifikasi sistem alami (pengelolaan air, penciptaan api, dan proyek lainnya seperti reklamasi).
• Spesies, patogen, dan gen yang invasif dan bermasalah. • Pencemaran. • Kejadian dampak negatif penggunaan pestisida kecuali yang merusak (gempa bumi, tsunami, dan tanah longsor). • Perubahan iklim. Pengrusakan habitat [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Pengrusakan habitat Kerusakan habitat berperan penting dalam kepunahan, terutama terkait dengan kerusakan hutan tropis.
[156] Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap hilangnya habitat meliputi overkonsumsi, overpopulasi, berubahnya penggunaan tanah, penggundulan hutan, pencemaran ( pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah), dan pemanasan global atau perubahan iklim.
[157] [158] Ukuran habitat dan jumlah spesies saling berkaitan secara sistematis. Spesies yang fisiknya lebih besar dan spesies yang tinggal di lintang rendah atau di hutan atau lautan lebih sensitif terhadap pengurangan area habitat. [159] Konversi ke ekosistem standar yang "sederhana" (misalnya pembuatan monokultur setelah penggundulan hutan) secara efektif menghancurkan habitat beragam spesies yang telah menempati lokasi tersebut sebelum konversi.
Bahkan bentuk-bentuk pertanian yang paling sederhana pun memengaruhi keanekaragaman, melalui pembersihan atau pengeringan lahan, mencegah gulma dan hama, serta hanya mendorong sejumlah spesies tumbuhan dan hewan tertentu secara terbatas. Di sejumlah negara, hak milik atau lemahnya penegakan hukum dikaitkan dengan penggundulan hutan dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Sebuah studi pada 2007 yang dilakukan oleh Yayasan Sains Nasional menemukan bahwa keanekaragaman hayati dan keanekaragaman genetik bersifat kodependen, artinya keanekaragaman di antara spesies membutuhkan keanekaragaman dalam satu spesies, dan sebaliknya. "Jika salah satu tipe dihapus dari sistem, siklusnya dapat rusak dan komunitas menjadi didominasi oleh satu spesies." [160] Saat ini, ekosistem yang paling terancam merupakan ekosistem air tawar, menurut Penilaian Ekosistem Milenium pada 2005, yang dikonfirmasi oleh "Penilaian Keragaman Hewan Air Tawar", yang diselenggarakan oleh platform keanekaragaman hayati, dan Institut Prancis, Institut de recherche pour le développement.
[161] Kepunahan bersama adalah salah satu bentuk kerusakan habitat. Hal ini terjadi ketika kepunahan atau penurunan pada satu spesies menyertai proses serupa pada spesies lainnya, seperti pada tumbuhan dan kumbang. [162] Sebuah laporan pada 2019 mengungkapkan bahwa lebah dan serangga penyerbuk lainnya telah dihilangkan dari hampir seperempat habitat mereka di Britania Raya.
Kecelakaan populasi telah terjadi sejak 1980-an dan memengaruhi keanekaragaman hayati. Peningkatan pertanian industri dan penggunaan pestisida, yang dikombinasikan dengan penyakit, spesies invasif, dan perubahan iklim, mengancam masa depan serangga ini dan pertanian yang mereka dukung. [163] Spesies pendatang dan invasif [ sunting - sunting sumber ] Burung Lophura nycthemera jantan asal dari Asia Timur yang telah diperkenalkan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali beberapa wilayah Eropa karena alasan hias.
Penghalang seperti sungai, laut, samudra, gunung, dan gurun yang besar mendorong keanekaragaman dengan memungkinkan evolusi independen di kedua sisi penghalang tersebut, melalui proses spesiasi alopatrik. Istilah spesies invasif diberikan pada spesies yang menembus penghalang alami yang biasanya membuat mereka terkekang. Tanpa adanya penghalang, spesies tersebut menempati wilayah baru, sering kali menggantikan spesies asli dengan menduduki relung mereka, atau dengan menggunakan sumber daya yang biasanya akan mempertahankan kehidupan spesies asli.
Jumlah spesies invasif telah meningkat setidaknya sejak awal 1900-an. Berbagai spesies semakin banyak dipindahkan oleh manusia (sengaja dan tidak sengaja). Dalam beberapa kasus, spesies yang berpindah mengakibatkan perubahan drastis dan kerusakan pada habitat baru mereka (misalnya kerang zebra dan kumbang Agrilus planipennis di wilayah Danau-Danau Besar dan ikan singa atau lepu di sepanjang pantai Atlantik Amerika Utara).
Beberapa bukti menunjukkan bahwa spesies invasif lebih kompetitif di habitat barunya mereka karena mereka lebih sedikit mengalami gangguan oleh patogen. [164] Studi lainnya melaporkan bukti yang membingungkan yang kadang-kadang menunjukkan bahwa komunitas yang kaya spesies memiliki banyak spesies asli dan eksotik secara bersamaan, [165] sementara beberapa studi mengatakan bahwa ekosistem yang beragam lebih tangguh dan tahan terhadap tumbuhan dan hewan invasif. [166] Pertanyaan pentingnya adalah, "Apakah spesies invasif menyebabkan kepunahan?" Banyak penelitian mengutip dampak spesies invasif pada spesies asli, [167] tetapi tidak mengakibatkan kepunahan.
Spesies invasif dampak negatif penggunaan pestisida kecuali meningkatkan keanekaragaman lokal (yaitu keanekaragaman alfa), yang mengurangi pergantian keanekaragaman (yaitu keanekaragaman beta).
Keanekaragaman gama secara keseluruhan dapat diturunkan karena spesies akan punah akibat sebab lainnya. [168] Meskipun demikian, bahkan beberapa pendatang yang paling berbahaya (misalnya penyakit elm Belanda, kumbang penggerek abu zamrud, kumbang penggerek kastanye di Amerika Utara) tidak menyebabkan spesies inangnya punah. Kepunahan lokal, penurunan populasi, dan homogenisasi keanekaragaman hayati regional jauh lebih umum ditemukan. Aktivitas manusia sering kali menjadi penyebab spesies invasif melintasi penghalang mereka, [169] yang memindahkan mereka untuk dimakan atau untuk keperluan lainnya.
Oleh karena itu, aktivitas manusia memungkinkan spesies untuk bermigrasi ke daerah baru (dan dengan demikian menjadi invasif) terjadi pada skala waktu yang jauh lebih pendek dibandingkan waktu alami yang diperlukan bagi suatu spesies untuk memperluas jangkauannya. Tidak semua spesies pendatang bersifat invasif, atau semua spesies invasif tidak dampak negatif penggunaan pestisida kecuali didatangkan.
Dalam kasus-kasus seperti kerang zebra, invasi saluran air AS terjadi tanpa disengaja. Dalam kasus lain, seperti garangan di Hawaii, perpindahan dilakukan dengan sengaja tetapi tidak efektif (tikus yang nokturnal tidak rentan terhadap garangan yang diurnal).
Dalam kasus lain, seperti kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia, perpindahan menghasilkan manfaat ekonomi yang substansial, tetapi manfaat tersebut disertai dengan konsekuensi mahal yang tidak diinginkan.
Pada akhirnya, spesies pendatang mungkin secara tidak sengaja merugikan spesies yang tergantung pada spesies yang digantikannya.
Di Belgia, tanaman perdu Prunus spinosa dari Eropa Timur membentuk daun lebih cepat dibandingkan rekan-rekannya di Eropa Barat sehingga mengganggu kebiasaan makan kupu-kupu Thecla betulae (yang memakan daun). Kedatangan spesies baru sering mengakibatkan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali endemik dan spesies lokal lainnya tidak dapat bersaing dengan spesies eksotik dan tidak dapat bertahan hidup.
Organisme eksotik dapat berupa predator, parasit, atau hanya mengalahkan spesies asli untuk mendapatkan nutrisi, air dan cahaya. Saat ini, beberapa negara telah mengimpor begitu banyak spesies eksotik, terutama tanaman pertanian dan tanaman hias, sehingga fauna atau flora asli mereka mungkin kalah jumlah.
Misalnya, pengenalan kudzu dari Asia Tenggara ke Kanada dan Amerika Serikat telah mengancam keanekaragaman hayati di wilayah tertentu. [170] Pencemaran genetik [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Pencemaran genetik Spesies endemik dapat terancam punah [171] melalui proses pencemaran genetik, yaitu persilangan, introgresi, dan kelebihan genetik yang tidak terkendali.
Pencemaran genetik menyebabkan homogenisasi atau penggantian genom lokal sebagai hasil dari keuntungan numerik dan/atau kesesuaian dari suatu spesies pendatang. [172] Persilangan dan introgresi merupakan efek samping dari kedatangan dan invasi. Fenomena ini dapat sangat merugikan spesies langka yang terpapar dengan spesies yang lebih berlimpah. Spesies yang berlimpah dapat kawin silang dengan spesies langka dan membanjiri lungkang gennya.
Masalah ini tidak selalu terlihat dari pengamatan morfologis (penampilan luar) saja. Beberapa tingkat aliran gen merupakan adaptasi normal, dan tidak semua konstelasi gen dan genotipe dapat dilestarikan. Namun, persilangan dengan atau tanpa introgresi dapat mengancam keberadaan spesies langka. [173] [174] Eksploitasi berlebihan [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Eksploitasi berlebihan Eksploitasi berlebihan terjadi ketika sumber daya dikonsumsi pada tingkat yang tidak berkelanjutan.
Hal ini terjadi di darat dalam bentuk perburuan dan penebangan kayu yang berlebihan, konservasi tanah yang buruk di bidang pertanian, dan perdagangan satwa liar ilegal. Sekitar 25% perikanan dunia saat ini ditangkap secara berlebihan sampai pada titik ketika biomassa mereka saat ini berada di dampak negatif penggunaan pestisida kecuali tingkat yang memaksimalkan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali mereka. [175] Hipotesis perburuan berlebihan, yaitu suatu pola kepunahan hewan besar yang dihubungkan dengan pola migrasi manusia, dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa kepunahan megafauna dapat terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat.
[176] Persilangan, pencemaran/erosi genetik, dan keamanan pangan [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Ketahanan pangan dan erosi genetik Dalam pertanian dan peternakan, Revolusi Hijau memopulerkan penggunaan persilangan konvensional untuk meningkatkan hasil produksi.
Sering kali keturunan hasil persilangan berasal dari negara-negara maju dan selanjutnya disilangkan dengan varietas lokal di negara berkembang untuk menciptakan galur berproduksi tinggi yang tahan terhadap iklim dan penyakit setempat. Pemerintah dan industri lokal telah mendorong persilangan. Sebelumnya, lungkang gen yang sangat besar dari keturunan liar dan keturunan asli telah runtuh dan menyebabkan erosi genetik dan pencemaran genetik yang luas.
Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman genetik dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan. [177] Organisme termodifikasi secara genetika memiliki materi genetik yang diubah oleh rekayasa genetik. Tanaman rekayasa genetik telah menjadi sumber umum bagi pencemaran genetik, tidak hanya pada varietas liar tetapi juga pada varietas domestik yang berasal dari persilangan klasik. [178] [179] [180] [181] [182] Erosi genetik dan pencemaran genetik berpotensi menghancurkan genotipe unik, sehingga bisa menciptakan ancaman terhadap ketahanan pangan.
Penurunan keanekaragaman genetik melemahkan kemampuan tanaman dan ternak untuk disilangkan dalam rangka melawan penyakit dan bertahan hidup dari perubahan iklim. [177] Perubahan iklim [ sunting - sunting sumber ] Beruang kutub di laut es Samudra Arktik, di dekat Kutub Utara. Perubahan iklim mulai memengaruhi populasi beruang. Pemanasan global merupakan ancaman besar bagi keanekaragaman hayati global. [183] [184] Misalnya, terumbu karang—yang menjadi titik panas keanekaragaman hayati—akan hilang pada abad ini jika pemanasan global terus berlanjut dengan laju saat ini.
[185] [186] Perubahan iklim terbukti memengaruhi keanekaragaman hayati. Peningkatan karbon dioksida di atmosfer pasti memengaruhi morfologi tumbuhan [187] dan mengasamkan samudra, [188] sementara perubahan suhu memengaruhi jangkauan hidup spesies, [189] [190] [191] fenologi, [192] dan cuaca, [193] tetapi, untungnya, dampak utama yang diprediksi masih merupakan potensi yang akan muncul di masa depan. Kepunahan besar belum diprediksi, bahkan ketika perubahan iklim secara drastis mengubah biologi banyak spesies.
Pada tahun 2004, sebuah studi kolaboratif internasional di empat benua memperkirakan bahwa 10 persen spesies akan punah pada tahun 2050 karena pemanasan global. "Kita perlu membatasi perubahan iklim atau kita akan berada dalam kesulitan bersama banyak spesies lain, mungkin punah," kata Dr. Lee Hannah, salah satu penulis makalah dan kepala ahli biologi perubahan iklim di Pusat Ilmu Pengetahuan Keanekaragaman Hayati Terapan di Konservasi Internasional.
[194] Sebuah penelitian pada 2015 memperkirakan bahwa hingga 35% karnivora dan ungulata terestrial dunia akan menghadapi risiko kepunahan yang lebih tinggi pada tahun 2050 akibat efek perubahan iklim ditambah penggunaan lahan yang diprediksi dengan skenario laju pembangunan manusia masa kini. [195] Perubahan iklim telah mengubah waktu ketika kelelawar ekor bebas Brasil ( Tadarida brasiliensis) muncul untuk mencari makan menjadi senja hari. Perubahan ini diyakini terkait dengan pengeringan daerah akibat kenaikan suhu.
Kemunculan yang lebih awal ini membuat kelelawar menjadi pemangsa yang lebih besar dan meningkatkan persaingan dengan serangga lain yang mencari makan pada waktu senja atau siang hari. [196] Overpopulasi manusia [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Overpopulasi manusia Populasi dunia berjumlah hampir 7,6 miliar pada pertengahan 2017 (kira-kira satu miliar lebih banyak dibandingkan tahun 2005) dan diperkirakan akan mencapai 11,1 miliar pada tahun 2100.
[197] Sir David King, mantan kepala penasihat ilmiah untuk pemerintah Inggris, mengatakan pada parlemen: "Sudah jelas bahwa pertumbuhan populasi manusia secara besar-besaran selama abad ke-20 berdampak lebih besar pada keanekaragaman hayati dibandingkan faktor tunggal lainnya." [198] [199] Paling tidak sampai pertengahan abad ke-21, hilangnya keanekaragaman hayati murni di seluruh dunia mungkin akan sangat bergantung pada tingkat kelahiran manusia di seluruh dunia.
[200] Ahli biologi seperti Paul R. Ehrlich dan Stuart Pimm mencatat bahwa pertumbuhan populasi manusia dan konsumsi berlebihan adalah pendorong utama kepunahan spesies. [201] [202] [203] Menurut sebuah studi pada tahun 2014 oleh WWF, populasi manusia global sudah melebihi biokapasitas planet; dibutuhkan 1,5 kali biokapasitas Bumi untuk memenuhi kebutuhan kita saat ini.
[204] Laporan lebih lanjut menunjukkan bahwa dampak negatif penggunaan pestisida kecuali semua orang di planet ini memiliki jejak kaki dari rata-rata penduduk Qatar, kita akan membutuhkan 4,8 Bumi dan jika kita menjalani gaya hidup penduduk AS yang khas, kita dampak negatif penggunaan pestisida kecuali membutuhkan 3,9 Bumi. [149] Kepunahan Holosen [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Kepunahan Holosen Tingkat penurunan keanekaragaman hayati dalam kepunahan Holosen (kepunahan massal keenam) setara atau melebihi tingkat penuruhan pada lima peristiwa kepunahan massal sebelumnya menurut catatan fosil.
[205] [206] [207] [208] [209] [210] [211] Hilangnya keanekaragaman hayati menyebabkan hilangnya modal alami yang menyediakan kebutuhan barang dan layanan pada ekosistem. Dari perspektif metode yang dikenal sebagai Ekonomi Alam, nilai ekonomi dari 17 layanan ekosistem untuk biosfer Bumi (dihitung pada tahun 1997) diperkirakan memiliki nilai US $ 33 triliun (3,3x10 13) per tahun.
[212] Pada tahun 2019, Platform Kebijakan-Ilmu Pengetahuan Antar Pemerintah tentang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem menerbitkan Laporan Penilaian Global tentang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem, sebuah studi terbesar dan paling komprehensif hingga saat ini mengenai keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem.
Laporan ini dibuat sebagai ringkasan bagi para pembuat kebijakan. Kesimpulan utamanya yaitu • Selama 50 tahun terakhir, keadaan alam telah memburuk pada tingkat yang semakin cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya. • Penggerak utama kemunduran ini adalah perubahan dalam penggunaan lahan dan laut, eksploitasi makhluk hidup, perubahan iklim, polusi, dan spesies invasif.
Kelima pendorong ini, pada gilirannya, disebabkan oleh perilaku sosial, dari konsumsi hingga tata kelola. • Kerusakan ekosistem mengacaukan 35 dari 44 target PBB yang dipilih, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Majelis Umum PBB untuk kemiskinan, kelaparan, kesehatan, air, iklim kota, lautan, dan tanah.
Hal ini dapat menimbulkan masalah persediaan makanan, air, udara umat manusia. • Untuk mengatasi masalah ini, umat manusia akan membutuhkan perubahan transformatif, termasuk pertanian berkelanjutan, pengurangan konsumsi dan limbah, kuota perikanan, dan pengelolaan air kolaboratif.
Pada halaman 8, laporan ini mengusulkan ringkasan "memungkinkan visi tentang kualitas hidup yang baik yang tidak memerlukan konsumsi bahan yang terus meningkat" sebagai salah satu langkah utama. Laporan tersebut menyatakan bahwa "Beberapa jalur dipilih untuk mencapai tujuan yang terkait dengan energi, pertumbuhan ekonomi, industri dampak negatif penggunaan pestisida kecuali infrastruktur, konsumsi dan produksi berkelanjutan (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 7, 8, 9, dan 12), serta target terkait dengan kemiskinan, ketahanan pangan, dan kota (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 1, 2 ,dan 11), dapat memiliki dampak positif atau negatif yang substansial pada alam dan pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lainnya".
[213] [214] Konservasi [ sunting - sunting sumber ] Penyusutan gletser Aletsch di Pegunungan Alpen Swiss (situasi pada tahun 1979, 1991 dan 2002), akibat pemanasan global. Biologi konservasi mulai matang pada pertengahan abad ke-20 ketika ahli ekologi, naturalis, dan ilmuwan lain dampak negatif penggunaan pestisida kecuali meneliti dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan penurunan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali hayati global.
[216] [217] [218] Etika konservasi menyarankan pengelolaan sumber daya alam untuk mempertahankan keanekaragaman hayati dalam spesies, ekosistem, proses evolusi, serta budaya manusia dan masyarakat. [206] [216] [218] [219] [220] Biologi konservasi mengalami perubahan terkait rencana strategis yang akan diambil untuk melindungi keanekaragaman hayati. [216] [221] [222] Melestarikan keanekaragaman hayati global merupakan prioritas dalam rencana konservasi strategis yang dirancang untuk melibatkan kebijakan publik dan isu yang berpengaruh di dalam masyarakat, ekosistem, dan budaya dalam skala lokal, regional dan global.
[223] Rencana aksi yang disusun mengidentifikasi cara mempertahankan kesejahteraan manusia menggunakan modal alam, modal pasar, dan layanan ekosistem. [224] [225] Dalam Pedoman Uni Eropa 1999/22/EC, kebun binatang digambarkan memiliki peran dalam pelestarian keanekaragaman hayati hewan liar dengan melakukan penelitian atau berpartisipasi dalam program pemuliaan. Teknik perlindungan dan pemulihan [ sunting - sunting sumber ] Penghilangan spesies eksotik akan memungkinkan spesies yang telah terdampak negatif oleh mereka untuk memulihkan relung ekologinya kembali.
Spesies eksotik yang telah menjadi hama dapat diidentifikasi secara taksonomi (misalnya dengan Sistem Identifikasi Otomatis Digital [DAISY], dengan menggunakan kode batang kehidupan).
[226] [227] Secara praktis, penghilangan hanya dilakukan pada kelompok individu besar karena pertimbangan biaya ekonomi. Ketika populasi spesies asli yang tersisa di suatu daerah dapat hidup berkelanjutan dan hidupnya menjadi terjamin, spesies yang "hilang" yang menjadi kandidat untuk reintroduksi (pendatangan kembali) dapat diidentifikasi menggunakan basis daya seperti Encyclopedia of Life dan Fasilitas Informasi Keanekaragaman Hayati Global.
• Perbankan keanekaragaman hayati menempatkan nilai moneter terhadap keanekaragaman hayati. Salah satu contohnya adalah Kerangka Kerja Pengelolaan Vegetasi Asli Australia. • Bank gen merupakan kumpulan spesimen dan materi genetik. Beberapa bank bermaksud untuk memperkenalkan kembali spesies ke ekosistem (misalnya melalui pembibitan pohon). [228] • Pengurangan dan penargetan pestisida yang lebih baik memungkinkan lebih banyak spesies yang mampu bertahan hidup di daerah pertanian dan perkotaan.
• Pendekatan spesifik lokasi mungkin kurang berguna untuk melindungi spesies yang bermigrasi. Salah satu pendekatan lain adalah membuat koridor satwa liar yang sesuai dengan pergerakan hewan.
Batas-batas nasional dan batas lainnya dapat mempersulit pembuatan koridor. Alokasi sumber daya [ sunting - sunting sumber ] Investasi sumber daya yang difokuskan pada area terbatas dengan potensi keanekaragaman hayati yang lebih tinggi diperkirakan membawa hasil yang lebih besar dan cepat dibandingkan menyebarkan sumber daya secara merata atau berfokus pada area yang keanekaragamannya rendah.
[229] Strategi kedua berfokus pada area yang mempertahankan sebagian besar keanekaragaman asli mereka, yang biasanya hanya membutuhkan sedikit restorasi atau bahkan tidak ada. Area ini biasanya merupakan area nonperkotaan dan nonpertanian. Daerah tropis sering kali cocok dengan kedua kriteria tersebut, mengingat keanekaragaman aslinya yang tinggi dan pembangunan yang relatif kurang.
[230] Kawasan perlindungan [ sunting - sunting sumber ] Kawasan perlindungan dimaksudkan untuk memberikan perlindungan pada hewan liar dan habitatnya yang juga mencakup cagar hutan dan cagar biosfer. [231] Kawasan perlindungan didirikan di seluruh dunia dengan tujuan spesifik untuk melindungi dan melestarikan tumbuhan dan hewan. Beberapa ilmuwan meminta komunitas global untuk menetapkan 30 persen dari Bumi sebagai kawasan perlindungan pada tahun 2030 dan 50 persen pada tahun 2050, untuk mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh manusia.
[232] Taman nasional [ sunting - sunting sumber ] Taman nasional adalah area yang dipilih oleh pemerintah atau organisasi swasta untuk melindungi area tersebut secara khusus dari kerusakan atau degradasi dengan tujuan konservasi keanekaragaman hayati dan lanskap.
Taman nasional biasanya dimiliki dan dikelola oleh pemerintah nasional atau negara bagian. Jumlah pengunjungnya dibatasi, terutama untuk memasuki area rapuh tertentu. Para pengunjung hanya diizinkan masuk untuk tujuan belajar, budaya, dan rekreasi. Operasi kehutanan, penggembalaan hewan, dan perburuan hewan diatur, sementara eksploitasi habitat atau satwa liar dilarang. Cagar alam dan suaka margasatwa [ sunting - sunting sumber ] Cagar alam dan suaka margasatwa ( wildlife sanctuaries) hanya bertujuan untuk mengonservasi spesies dan memiliki karakteristik: • Batas-batasnya tidak dibatasi oleh peraturan suatu negara.
• Pembunuhan, perburuan, atau penangkapan spesies apa pun dilarang kecuali oleh atau di bawah kendali otoritas tertinggi di departemen yang bertanggung jawab atas pengelolaan suaka. • Kepemilikan pribadi dapat diizinkan. • Kegiatan kehutanan dan penggunaan lainnya juga bisa diizinkan. Hutan lindung [ sunting - sunting sumber ] Hutan memainkan peran penting untuk menyimpan berbagai spesies flora dan fauna, termasuk spesies endemik.
Spesies tumbuhan dan hewan yang terbatas pada wilayah geografis tertentu disebut spesies endemik. Pada hutan yang dilindungi, hak untuk melakukan beberapa kegiatan seperti berburu dan merumput kadang-kadang diberikan kepada masyarakat yang tinggal di pinggiran hutan, yang mempertahankan mata pencaharian mereka sebagian atau seluruhnya dari sumber daya hutan atau produknya.
Hutan yang tidak diklasifikasikan memiliki karakteristik berupa hutan besar yang tidak dapat diakses, banyak di antaranya yang tidak dihuni, dan dinilai kurang penting secara ekologis dan ekonomis. Kebun binatang [ sunting - sunting sumber ] Di kebun binatang, hewan hidup dipelihara untuk tujuan rekreasi, pendidikan, dan konservasi. Kebun binatang modern memiliki layanan kedokteran hewan, memberikan peluang bagi spesies terancam untuk berkembang biak di penangkaran, dan biasanya membangun lingkungan yang mensimulasikan habitat asli hewan dalam lingkungan perawatan mereka.
Kebun binatang memainkan peran utama dalam membangun kesadaran masyarakat tentang perlunya melestarikan alam. Kebun botani [ sunting - sunting sumber ] Di kebun botani atau kebun raya, tumbuhan ditanam dan dipajang terutama untuk tujuan ilmiah dan pendidikan. Mereka terdiri dari koleksi tanaman hidup yang ditanam di luar ruangan atau di bawah kaca pada rumah kaca dan konservatori. Kebun botani juga dapat mencakup koleksi tumbuhan kering atau herbarium dan fasilitas seperti ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, museum, dan penanaman eksperimental atau penelitian.
Status hukum [ sunting - sunting sumber ] Sejumlah besar usaha dilakukan untuk melestarikan karakteristik alami Air Terjun Hopetoun, Australia sambil terus memungkinkan akses pengunjung. Internasional [ sunting - sunting sumber ] • Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB (1992) dan Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati; • Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITES); • Konvensi Ramsar (lahan basah); • Konvensi Bonn tentang Spesies yang Bermigrasi; • Konvensi Warisan Dunia (secara tidak langsung dengan melindungi habitat keanekaragaman hayati) • Konvensi regional, misalnya Konvensi Apia • Perjanjian bilateral, misalnya Perjanjian Burung Migrasi Jepang-Australia.
Kesepakatan global seperti Konvensi Keanekaragaman Hayati, memberikan "hak nasional yang berdaulat atas sumber daya hayati" (bukan properti). Perjanjian tersebut mengikat suatu negara untuk "melestarikan keanekaragaman hayati", "mengembangkan sumber daya untuk keberlanjutan", dan "berbagi manfaat" yang dihasilkan dari penggunaannya. Negara dengan keanekaragaman hayati yang memungkinkan untuk melakukan pencarian hayati atau mengumpulkan produk alami, mengharapkan untuk mendapat sebagian manfaat alih-alih membiarkan individu atau lembaga yang menemukan sumber daya tersebut hanya untuk keperluan pribadi mereka.
Pencarian hayati dapat menjadi salah satu jenis pembajakan hayati ketika prinsip-prinsip tersebut tidak dihormati. [233] Prinsip kedaulatan dapat mengandalkan pada apa yang dikenal sebagai Perjanjian Berbagi Akses dan Perjanjian (ABAs). Konvensi Keanekaragaman Hayati menyiratkan persetujuan antara negara sumber dan kolektor, untuk menentukan sumber daya mana yang akan digunakan dan untuk apa, serta untuk menciptakan perjanjian yang adil mengenai pembagian keuntungan.
Uni Eropa [ sunting - sunting sumber ] Pada bulan Mei 2020, Uni Eropa (UE) menerbitkan Strategi Keanekaragaman Hayati untuk tahun 2030. Strategi ini merupakan bagian penting dari strategi mitigasi perubahan iklim Uni Eropa. Dari 25% anggaran Eropa yang akan digunakan untuk memerangi perubahan iklim, sebagian besar akan digunakan untuk mengembalikan keanekaragaman hayati dan solusi berbasis alam.
Strategi Keanekaragaman Hayati UE untuk tahun 2030 mencakup target berikutnya: • Melindungi 30% wilayah laut dan 30% wilayah daratan, terutama hutan berumur tua. • Menanam 3 miliar pohon pada tahun 2030. • Mengembalikan setidaknya 25.000 kilometer sungai, sehingga mereka akan mengalir bebas. • Mengurangi penggunaan pestisida hingga 50% pada tahun 2030. • Meningkatkan pertanian organik. Dalam program EU terkait, yaitu dari Sawah ke Garpu Fork disebutkan bahwa targetnya adalah membuat dampak negatif penggunaan pestisida kecuali pertanian UE menjadi organik pada tahun 2030.
[234] • Meningkatkan keanekaragaman hayati di bidang pertanian. • Memberikan € 20 miliar per tahun untuk masalah ini dan menjadikannya bagian dari praktik bisnis. Menurut halaman strategi tersebut, sekitar setengah dari PDB global bergantung pada alam. Di Eropa, banyak unsur ekonomi yang menghasilkan triliunan € per tahun, tergantung pada alam. Manfaat Natura 2000 saja di Eropa berkisar antara € 200 hingga € 300 miliar per tahun.
[235] Hukum tingkat nasional [ sunting - sunting sumber ] Keanekaragaman hayati dipertimbangkan dalam beberapa keputusan politik dan hukum: • Hubungan antara hukum dan ekosistem telah ada sejak zaman kuno dan berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati. Hal ini terkait dengan hak milik pribadi dan publik. Hukum dapat menentukan perlindungan bagi ekosistem yang terancam, serta berbagai hak dan kewajiban masyarakat (misalnya hak memancing dan berburu). [ butuh rujukan] • Hukum yang mengatur spesies muncul belakangan.
Hukum ini mengatur spesies apa saja yang harus dilindungi karena mereka mungkin terancam punah. Undang-Undang Spesies Terancam AS adalah contoh dari usaha untuk mengatasi permasalahan "hukum dan spesies". • Hukum yang mengatur lungkang gen baru muncul sekitar seabad terakhir. [ butuh rujukan] Domestikasi dan pemuliaan tanaman bukanlah hal baru, tetapi kemajuan dalam rekayasa genetik menyebabkan diciptakannya hukum yang lebih ketat yang di antaranya mengatur distribusi organisme termodifikasi secara genetik, paten gen, dan paten proses.
[236] Pemerintah masih belum memutuskan dengan pasti apakah akan berfokus pada, misalnya, gen, genom, atau organisme dan spesies. [ butuh rujukan] Akan tetapi, keseragaman standar hukum yang mengatur penggunaan keanekaragaman hayati belum tercapai. Bosselman berpendapat bahwa keanekaragaman hayati tidak boleh digunakan sebagai standar hukum dan mengklaim bahwa masih ada area ketidakpastian ilmiah yang menyebabkan tidak efisiennya administrasi dan meningkatkan litigasi meningkat tanpa mempromosikan tujuan pelestarian.
[237] India meloloskan Undang-Undang Keanekaragaman Hayati pada tahun 2002 untuk mengonservasi keanekaragaman hayati di India. Undang-undang ini juga mencakup mekanisme pembagian manfaat secara adil dari penggunaan sumber daya hayati dan pengetahuan tradisional. Batas analitikal [ sunting - sunting sumber ] Hubungan antara taksonomi dan ukuran [ sunting - sunting sumber ] Dari semua spesies yang telah dideskripsikan, kurang dari 1% yang telah diteliti lebih lanjut dari sekadar mencatat keberadaan mereka.
[238] Sebagian besar spesies Bumi merupakan mikrob. Fisika keanekaragaman hayati kontemporer dianggap "terpaku tegas pada dunia yang terlihat [makroskopik]". [239] Sebagai contoh, kehidupan mikrob secara metabolik dan lingkungan lebih beragam dibandingkan kehidupan multiseluler (misalnya pada ekstremofil). "Pada pohon kehidupan, didasarkan pada analisis subunit kecil RNA ribosom, kehidupan yang terlihat oleh mata hanya meliputi ranting kecil yang hampir tak terlihat.
Hubungan terbalik antara ukuran makhluk hidup dan populasinya berulang lebih tinggi pada tangga evolusi "pada perkiraan pertama, semua spesies multiseluler di Bumi adalah serangga". [240] Tingkat kepunahan serangga yang tinggi mendukung hipotesis kepunahan Holosen. [241] [242] Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • Bioversity International • Defaunasi • Hari Internasional Keanekaragaman Hayati • Hukum Evolusioner Kekuatan-Nol • Indikator ekologi • Keanekaragaman genetik • Keanekaragaman spesies • Negara megadiversitas • Penggundulan hutan dan pemanasan global • Peringatan Ilmuwan Dunia bagi Kemanusiaan Catatan [ sunting - sunting sumber ] • ^ "The bare statement that the region contains a flora rich in genera and species and of diverse geographic origin or affinity is entirely inadequate as a description of its real biological diversity." • ^ "The Preservation of Natural Diversity." • ^ "The National Forum on BioDiversity .
was conceived by Walter G. Rosen . Dr. Rosen represented the NRC/NAS throughout the planning stages of the project. Furthermore, he introduced the term biodiversity".
Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ "What is biodiversity?" (PDF). United Nations Environment Programme, World Conservation Monitoring Centre. • ^ Gaston, Kevin J. (11 Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali 2000). "Global patterns in biodiversity". Nature. 405 (6783): 220–227. doi: 10.1038/35012228. PMID 10821282. • ^ Field, Richard; Hawkins, Bradford A.; Cornell, Howard V.; Currie, David J.; Diniz-Filho, J. (1 January 2009). Alexandre F.; Guégan, Jean-François; Kaufman, Dawn M.; Kerr, Jeremy T.; Mittelbach, Gary G.; Oberdorff, Thierry; O’Brien, Eileen M.; Turner, John R.
Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. "Spatial species-richness gradients across scales: a meta-analysis". Journal of Biogeography. 36 (1): 132–147. doi: 10.1111/j.1365-2699.2008.01963.x. • ^ Gaston, Kevin J.; Spicer, John I. (2013-04-22). Biodiversity: An Introduction dampak negatif penggunaan pestisida kecuali bahasa Inggris). John Wiley & Sons. ISBN 978-1-118-68491-7. • ^ Young, Anthony. "Global Environmental Outlook 3 (GEO-3): Past, Present and Future Perspectives." The Geographical Journal, vol.
169, 2003, p. 120. • ^ Tittensor, Derek P.; Mora, Camilo; Jetz, Walter; Lotze, Heike K.; Ricard, Daniel; Berghe, Edward Vanden; Worm, Boris (28 July 2010). "Global patterns and predictors of marine biodiversity across taxa". Nature. 466 (7310): 1098–1101. Bibcode: 2010Natur.466.1098T. doi: 10.1038/nature09329. PMID 20668450.
• ^ Myers, Norman; Mittermeier, Russell A.; Mittermeier, Cristina G.; Da Fonseca, Gustavo A. B.; Kent, Jennifer (24 February 2000). "Biodiversity hotspots for conservation priorities". Nature. 403 (6772): 853–858.
Bibcode: 2000Natur.403.853M. doi: 10.1038/35002501. PMID 10706275. • ^ McPeek, Mark A.; Brown, Jonathan M. (1 April 2007). "Clade Age and Not Diversification Rate Explains Species Richness among Animal Taxa". The American Naturalist. 169 (4): E97–E106.
doi: 10.1086/512135. PMID 17427118. • ^ Peters, Shanan. "Sepkoski's Online Genus Database". University of Wisconsin-Madison. Diakses tanggal 10 April 2013. • ^ Rabosky, Daniel L.
(1 August 2009). "Ecological limits and diversification rate: alternative paradigms to explain the variation in species richness among clades and regions". Ecology Letters. 12 (8): 735–743. doi: 10.1111/j.1461-0248.2009.01333.x. PMID 19558515. • ^ Charles Cockell; Christian Koeberl & Iain Gilmour (18 May 2006). Biological Processes Associated with Impact Events (edisi ke-1). Springer Science & Business Media. hlm. 197–219. Bibcode: 2006bpai.book.C. ISBN 978-3-540-25736-3. • ^ Algeo, T.
J.; Scheckler, S. E. (29 January 1998). "Terrestrial-marine teleconnections in the Devonian: links between the evolution of land plants, weathering processes, and marine anoxic events".
Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences. 353 (1365): 113–130. doi: 10.1098/rstb.1998.0195. PMC 1692181. • ^ Bond, David P.G.; Wignall, Paul B. (1 June 2008). "The role of sea-level change and marine anoxia in the Frasnian–Famennian (Late Devonian) mass extinction" (PDF). Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology. 263 (3–4): 107–118. doi: 10.1016/j.palaeo.2008.02.015.
• ^ Kunin, W.E.; Gaston, Kevin, ed. (31 December 1996). The Biology of Rarity: Causes and consequences of rare—common differences. ISBN 978-0-412-63380-5.
Diakses tanggal 26 May 2015. • ^ Stearns, Beverly Peterson; Stearns, S. C.; Stearns, Stephen C. (2000). Watching, from the Edge of Extinction. Yale University Press. hlm. preface x. ISBN 978-0-300-08469-6. Diakses tanggal 30 May 2017. • ^ Novacek, Michael J. (8 November 2014). "Prehistory's Brilliant Future". The New York Times. Diakses tanggal 25 December 2014. • ^ G. Miller; Scott Spoolman (2012). Environmental Science – Biodiversity Is a Crucial Part of the Earth's Natural Capital.
Cengage Learning. hlm. 62. ISBN 978-1-133-70787-5. Diakses tanggal 27 December 2014. • ^ Mora, C.; Tittensor, D.P.; Adl, S.; Simpson, A.G.; Worm, B. (23 August 2011). "How many species are there on Earth and in the ocean?". PLOS Biology. 9 (8): e1001127. doi: 10.1371/journal.pbio.1001127. PMC 3160336. PMID 21886479. • ^ Staff (2 May 2016). "Researchers find that Earth may be home to 1 trillion species".
National Science Foundation. Diakses tanggal 6 May 2016. • ^ Nuwer, Rachel (18 July 2015). "Counting All the DNA on Earth". The New York Times. New York: The New York Times Company. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 18 July 2015. • ^ "The Biosphere: Diversity of Life". Aspen Global Change Institute. Basalt, CO. Diakses tanggal 19 July 2015.
• ^ Wade, Nicholas (25 July 2016). "Meet Luca, the Ancestor of All Living Things". The New York Times. Diakses tanggal 25 July 2016. • ^ "Age of the Earth". U.S. Geological Survey. 1997. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 December 2005.
Diakses tanggal 10 January 2006. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Dalrymple, G. Brent (2001).
"The age of the Earth in the twentieth century: a problem (mostly) solved". Special Publications, Geological Society of London. 190 (1): 205–221. Bibcode: 2001GSLSP.190.205D. doi: 10.1144/GSL.SP.2001.190.01.14. • ^ Manhesa, Gérard; Allègre, Claude J.; Dupréa, Bernard & Hamelin, Bruno (1980). "Lead isotope study of basic-ultrabasic layered complexes: Speculations about the age of the earth and primitive mantle characteristics".
Earth and Planetary Science Letters. 47 (3): 370–382. Bibcode: 1980E&PSL.47.370M. doi: 10.1016/0012-821X(80)90024-2. • ^ Schopf, J. William; Kudryavtsev, Anatoliy B.; Czaja, Andrew D.; Tripathi, Abhishek B. (5 October 2007). "Evidence of Archean life: Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali and microfossils". Precambrian Research. Earliest Evidence of Life on Earth. 158 (3–4): 141–155.
Bibcode: 2007PreR.158.141S. doi: 10.1016/j.precamres.2007.04.009. • ^ Schopf, J. William (29 June 2006). "Fossil evidence of Archaean life". Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences (dalam bahasa Inggris). 361 (1470): 869–885. doi: 10.1098/rstb.2006.1834. ISSN 0962-8436. PMC 1578735. PMID 16754604. • ^ Hamilton Raven, Peter; Brooks Johnson, George (2002).
Biology. McGraw-Hill Education. hlm. 68. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali 978-0-07-112261-0. Diakses tanggal 7 July 2013. • ^ Borenstein, Seth (13 November 2013). "Oldest fossil found: Meet your microbial mom".
AP News. • ^ Pearlman, Jonathan (13 November 2013). " 'Oldest signs of life on Earth found' – Scientists discover potentially oldest signs of life on Earth – 3.5 billion-year-old microbe traces in rocks in Australia".
The Telegraph. Diakses tanggal 15 December 2014. • ^ Noffke, Nora; Christian, Daniel; Wacey, David; Hazen, Robert M. (8 November 2013). "Microbially Induced Sedimentary Structures Recording an Ancient Ecosystem in the ca. 3.48 Billion-Year-Old Dresser Formation, Pilbara, Western Australia". Astrobiology. 13 (12): 1103–1124. Bibcode: 2013AsBio.13.1103N. doi: 10.1089/ast.2013.1030. PMC 3870916. PMID 24205812. • ^ Ohtomo, Yoko; Kakegawa, Takeshi; Ishida, Akizumi; Nagase, Toshiro; Rosing, Minik T.
(8 December 2013). "Evidence for biogenic graphite in early Archaean Isua metasedimentary rocks". Nature Geoscience. 7 (1): 25–28. Bibcode: 2014NatGe.7.25O. doi: 10.1038/ngeo2025. • ^ a b Borenstein, Seth (19 October 2011). "Hints of life on what was thought to be desolate early Earth". • ^ Bell, Elizabeth A.; Boehnike, Patrick; Harrison, T.
Mark; et al. (24 November 2015). "Potentially biogenic carbon preserved in a 4.1 billion-year-old zircon" (PDF). Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A. 112 (47): 14518–14521. Bibcode: 2015PNAS.11214518B. doi: 10.1073/pnas.1517557112. ISSN 1091-6490. PMC 4664351. PMID 26483481. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-11-06.
Diakses tanggal 2020-05-23. • ^ "The Cambrian Period". University of California Museum of Paleontology. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 May 2012. Diakses tanggal 17 May 2012. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ a b Sahney, S.; Benton, M.J. & Falcon-Lang, H.J. (2010). "Rainforest collapse triggered Pennsylvanian tetrapod diversification in Euramerica".
Geology. 38 (12): 1079–1082. Bibcode: 2010Geo.38.1079S. doi: 10.1130/G31182.1. • ^ a b Sahney, S. & Benton, M.J. (2008). "Recovery from the most profound mass extinction of all time". Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences. 275 (1636): 759–765. doi: 10.1098/rspb.2007.1370.
PMC 2596898. PMID 18198148. • ^ "Cretaceous-Tertiary mass extinction videos, news and facts". BBC Nature. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 June 2017. Diakses tanggal 5 June 2017. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Vignieri, S.
(25 July 2014). "Vanishing fauna (Special issue)". Science. 345 (6195): 392–412. doi: 10.1126/science.345.6195.392. PMID 25061199. • ^ Sala, Osvaldo E.; Meyerson, Laura A.; Parmesan, Camille (26 January 2009). Biodiversity change and human health: from ecosystem services to spread of disease. Island Press. hlm. 3–5. ISBN 978-1-59726-497-6. Diakses tanggal 28 June 2011. • ^ "United Nations Decade on Biodiversity - United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization".
www.unesco.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 11 August 2017. • ^ "New UN Decade on Ecosystem Restoration to inspire bold UN Environment Assembly decisions". 6 March 2019. • ^ Staff (6 May 2019). "Media Release: Nature's Dangerous Decline 'Unprecedented'; Species Extinction Rates 'Accelerating '". Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services. Diakses tanggal 9 May 2019. • ^ Watts, Jonathan (6 May 2019).
"Human society under urgent threat from loss of Earth's natural life". The Guardian. Diakses tanggal 9 May 2019. • ^ Plumer, Brad (6 May 2019). "Humans Are Speeding Extinction and Altering the Natural World at an 'Unprecedented' Pace". The New York Times. Diakses tanggal 9 May 2019. • ^ Soulé, Michael E.; Wilcox, Bruce A. (1980). Conservation biology: an evolutionary-ecological perspective. Sunder*land, Mass: Sinauer Associates. ISBN 978-0-87893-800-1. • ^ "Robert E. Jenkins". Nature.org. 18 August 2011.
Diarsipkan dampak negatif penggunaan pestisida kecuali versi asli tanggal 19 September 2012. Diakses tanggal 24 September 2011. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Wilson, E. O. (1988). Biodiversity. National Academy Press.
hlm. vi. doi: 10.17226/989. ISBN 978-0-309-03739-6. PMID 25032475. • ^ Tangley, Laura (1985). "A New Plan to Conserve the Earth's Biota". BioScience. 35 (6): 334–336+341. doi: 10.1093/bioscience/35.6.334. JSTOR 1309899. • ^ Wilson, E.O. (1 January 1988). Biodiversity. National Academies Press. ISBN 978-0-309-03739-6. online edition Diarsipkan 13 September 2006 di Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Machine.
• ^ Global Biodiversity Assessment: Summary for Policy-makers. Cambridge University Press. 1995. ISBN 978-0-521-56481-6.
Annex 6, Glossary. Used as source by "Biodiversity", Glossary of terms related to the CBD Diarsipkan 2011-09-10 di Wayback Machine., Belgian Clearing-House Mechanism. Retrieved 26 April 2006.
• ^ Walker, Brian H. (1992). "Biodiversity and Ecological Redundancy". Conservation Biology (dalam bahasa Inggris). 6 (1): 18–23. doi: 10.1046/j.1523-1739.1992.610018.x. ISSN 1523-1739. • ^ Tor-Björn Larsson (2001). Biodiversity evaluation tools for European forests.
Wiley-Blackwell. hlm. 178. ISBN 978-87-16-16434-6. Diakses tanggal 28 June 2011. • ^ Davis. Intro To Env Engg (Sie), 4E. McGraw-Hill Education (India) Pvt Ltd. hlm. 4. ISBN 978-0-07-067117-1. Diakses tanggal 28 June 2011. • ^ Campbell, AK (2003). "Save those molecules: molecular biodiversity and life". Journal of Applied Ecology. 40 (2): 193–203.
doi: 10.1046/j.1365-2664.2003.00803.x. • ^ Lefcheck, Jon (20 October 2014). "What dampak negatif penggunaan pestisida kecuali functional diversity, and why do we care?". sample(ECOLOGY). Diakses tanggal 22 December 2015. • ^ a b Wilcox, Bruce A. 1984. In situ conservation of genetic resources: determinants of minimum area requirements. In National Parks, Conservation and Development, Proceedings of the World Congress on National Parks, J.A.
McNeely and K.R. Miller, Smithsonian Institution Press, pp. 18–30. • ^ a b D. L. Hawksworth (1996). Biodiversity: measurement and estimation. Philosophical Transactions of the Royal Society of London. Series B, Biological Sciences. 345. Springer. hlm. 6. doi: 10.1098/rstb.1994.0081. ISBN 978-0-412-75220-9. PMID 7972355. Diakses tanggal 28 June 2011.
• ^ Gaston, Kevin J.; Spicer, John I. (13 February 2004). Biodiversity: An Introduction. Wiley. ISBN 978-1-4051-1857-6. • ^ Mannion, Philip D. (1 Maret 2014). "Patterns in Palaeontology: The latitudinal biodiversity gradient". Palaeontology Online. 4 (Article 3): 1–8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-24.
Diakses tanggal 2020-10-07. • ^ "A Durable Yet Vulnerable Eden in Amazonia". Dot Earth blog, New York Times. 20 January 2010. Diakses tanggal 2 February 2013. • ^ Margot S. Bass; Matt Finer; Clinton N. Jenkins; Holger Kreft; Diego F. Cisneros-Heredia; Shawn F. McCracken; Nigel C.
A. Pitman; Peter H. English; Kelly Swing; Gorky Villa; Anthony Di Fiore; Christian C. Voigt; Thomas H. Kunz (2010). "Global Conservation Significance of Ecuador's Yasuní National Park". PLOS ONE. 5 (1): e8767. Bibcode: 2010PLoSO.5.8767B. doi: 10.1371/journal.pone.0008767. PMC 2808245. PMID 20098736. • ^ Benton M. J. (2001). "Biodiversity on land and in the sea". Geological Journal. 36 (3–4): 211–230. doi: 10.1002/gj.877. • ^ a b c Mora, C.; et al. (2011).
"How Many Species Are There on Earth and in the Ocean?". PLOS Biology. 9 (8): e1001127. doi: 10.1371/journal.pbio.1001127. PMC 3160336. PMID 21886479. • ^ Mora C & Robertson DR (2005). "Causes of latitudinal gradients in species richness: a test with fishes of the Tropical Eastern Pacific" (PDF). Ecology. 86 (7): 1771–1792. doi: 10.1890/04-0883. • ^ Currie, D. J.; Mittelbach, G. G.; Cornell, H. V.; Kaufman, D.
M.; Kerr, J. T.; Oberdorff, T. (2004). "A critical review of species-energy theory". Ecology Letters. 7 (12): 1121–1134. doi: 10.1111/j.1461-0248.2004.00671.x. • ^ Allen A. P.; Gillooly J. F.; Savage V. M.; Brown J. H. (2006). "Kinetic effects of temperature on rates of genetic divergence and speciation". PNAS. 103 (24): 9130–9135. Bibcode: 2006PNAS.103.9130A.
doi: 10.1073/pnas.0603587103. PMC 1474011. PMID 16754845. • ^ Hillebrand H (2004). "On the generality of the latitudinal diversity gradient" (PDF). The American Naturalist. 163 (2): 192–211. doi: 10.1086/381004. PMID 14970922. • ^ Karakassis, Ioannis; Moustakas, Aristides (September 2005). "How diverse is aquatic biodiversity research?". Aquatic Ecology. 39 (3): 367–375. doi: 10.1007/s10452-005-6041-y. • ^ Morand, Serge; Krasnov, Boris R. (1 September 2010).
The Biogeography of Host-Parasite Interactions. Oxford University Press. hlm. 93–94. ISBN 978-0-19-956135-3. Diakses tanggal 28 June 2011. • ^ Cazzolla Gatti, R (2016). "The fractal nature of the latitudinal biodiversity gradient". Biologia. 71 (6): 669–672. doi: 10.1515/biolog-2016-0077. • ^ Biodiversity A-Z. "Biodiversity Hotspots". • ^ Myers N (1988). "Threatened biotas: 'hot spots' in tropical forests".
Environmentalist. 8 (3): 187–208. doi: 10.1007/BF02240252. PMID 12322582. • ^ Myers N (1990). "The biodiversity challenge: expanded hot-spots analysis" (PDF).
Environmentalist. 10 (4): 243–256. CiteSeerX 10.1.1.468.8666. doi: 10.1007/BF02239720. PMID 12322583. • ^ Tittensor D.; et al. (2011). "Global patterns and predictors of marine biodiversity across taxa" (PDF). Nature. 466 (7310): 1098–1101. Bibcode: 2010Natur.466.1098T. doi: 10.1038/nature09329. PMID 20668450. • ^ McKee, Jeffrey K. (December 2004). Sparing Nature: The Conflict Between Human Population Growth and Earth's Biodiversity. Rutgers University Press. hlm.
108. ISBN 978-0-8135-3558-6. Diakses tanggal 28 June 2011. • ^ Galindo-Leal, Carlos (2003). The Atlantic Forest of South America: Biodiversity Status, Threats, and Outlook.
Washington: Island Press. hlm. 35. ISBN 978-1-55963-988-0. • ^ "Colombia in the World". Alexander von Humboldt Institute for Research on Biological Resources. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 October 2013. Diakses tanggal 30 December 2013. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ godfrey, laurie.
"isolation and biodiversity". pbs.org. Diakses tanggal 22 October 2017. • ^ "Madagascar – A World Apart: Eden Evolution". www.pbs.org. Diakses tanggal 6 June 2019. • ^ Normile, Dennis (10 September 2010). "Saving Forests to Save Biodiversity". Science. 329 (5997): 1278–1280. Bibcode: 2010Sci.329.1278N. doi: 10.1126/science.329.5997.1278. PMID 20829464. Diakses tanggal 28 December 2010. • ^ Rosing, M.; Bird, D.; Sleep, N.; Bjerrum, C.
(2010). "No climate paradox under the faint early Sun". Nature. 464 (7289): 744–747. Bibcode: 2010Natur.464.744R. doi: 10.1038/nature08955.
PMID 20360739. • ^ a b c d e Sahney, S.; Benton, M.J.; Ferry, Paul (2010). "Links between global taxonomic diversity, ecological diversity and the expansion of vertebrates on land".
Biology Letters. 6 (4): 544–547. doi: 10.1098/rsbl.2009.1024. PMC 2936204. PMID 20106856. • ^ Alroy, J; Marshall, CR; Bambach, RK; Bezusko, K; Foote, M; Fursich, FT; Hansen, TA; Holland, SM; et al. (2001). "Effects of sampling standardization on estimates of Phanerozoic marine diversification". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 98 (11): 6261–6266. Bibcode: 2001PNAS.98.6261A. doi: 10.1073/pnas.111144698. PMC 33456. PMID 11353852.
• ^ a b "Mapping the web of life". Unep.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 July 2010. Diakses tanggal 21 June 2009. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Okasha, S. (2010). "Does diversity always grow?". Nature. 466 (7304): 318. Bibcode: 2010Natur.466.318O. doi: 10.1038/466318a. • ^ "Stanford researchers discover that animal functional diversity started poor, became richer over time".
biox.stanford.edu. 11 March 2015. • ^ Hautmann, Michael; Bagherpour, Borhan; Brosse, Morgane; Frisk, Åsa; Hofmann, Richard; Baud, Aymon; Nützel, Alexander; Goudemand, Nicolas; Bucher, Hugo; Brayard, Arnaud (2015). "Competition in slow motion: the unusual case of benthic marine communities in the wake of the end-Permian mass extinction". Palaeontology. 58 (5): 871–901.
doi: 10.1111/pala.12186. • ^ a b Markov, AV; Korotaev, AV (2008). "Hyperbolic growth of marine and continental biodiversity through the phanerozoic and community evolution". Journal of General Biology. 69 (3): 175–194.
PMID 18677962. • ^ Markov, A; Korotayev, A (2007). "Phanerozoic marine biodiversity follows a hyperbolic trend". Palaeoworld. 16 (4): 311–318. doi: 10.1016/j.palwor.2007.01.002. • ^ National Survey Reveals Biodiversity Crisis Diarsipkan 7 June 2007 di Wayback Machine.
American Museum of Natural History • ^ a b Wilson, Edward O. (1 January 2002). The Future of Life. Alfred A. Knopf. ISBN 978-0-679-45078-8. • ^ a b c d e Cardinale, Bradley; et al. (2012). "Biodiversity loss and its impact on humanity" (PDF). Nature. 486 (7401): 59–67.
Bibcode: 2012Natur.486.59C. doi: 10.1038/nature11148. PMID 22678280. • ^ Wright, Richard T., and Bernard J.
Nebel. Environmental Science : toward a Sustainable Future. Eighth ed., Upper Saddle River, N.J., Pearson Education, 2002. • ^ Daniel, T. C.; et al. (21 May 2012). "Contributions of cultural services to the ecosystem services agenda". Proceedings of the National Academy of Sciences. 109 (23): 8812–8819. Bibcode: 2012PNAS.109.8812D. doi: 10.1073/pnas.1114773109. PMC 3384142. PMID 22615401. • ^ a b Vandermeer, John H.
(2011). The Ecology of Agroecosystems. Jones & Bartlett Learning. ISBN 978-0-7637-7153-9. • ^ "Rice Grassy Stunt Virus". Lumrix.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 July 2011.
Diakses tanggal 21 June 2009. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Wahl, GM; Robert de Saint Vincent B; Derose, ML (1984). "Effect of chromosomal position on amplification of transfected genes in animal cells". Nature. 307 (5951): 516–520.
Bibcode: 1984Natur.307.516W. doi: 10.1038/307516a0. PMID 6694743. • ^ "Southern Corn Leaf Blight". Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2011.
Diakses tanggal 13 November 2007. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ a b Aswathanarayana, Uppugunduri (2012).
Natural Resources – Technology, Economics & Policy. Leiden, Netherlands: CRC Press. hlm. 370. ISBN 978-0-203-12399-7. • ^ World Health Organization(WHO) and Secretariat of the Convention on Biological Diversity (2015) Connecting Global Priorities: Biodiversity and Human Health, a State of Knowledge Review.
See also Website of the Secretariat of the Convention on Biological Diversity on biodiversity and health. Other relevant resources include Reports of the 1st and 2nd International Conferences on Health and Biodiversity. Diarsipkan 7 January 2009 di Wayback Machine.
See also: Website of the UN COHAB Initiative Diarsipkan 4 February 2009 di Wayback Machine. • ^ a b Chivian, Eric, ed. (15 May 2008). Sustaining Life: How Human Health Depends on Biodiversity. OUP US. ISBN dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. • ^ Corvalán, Carlos; Hales, Simon; Anthony J. McMichael (2005). Ecosystems and Human Well-being: Health Synthesis. World Health Organization. hlm. 28. ISBN 978-92-4-156309-3.
• ^ (2009) "Climate Change and Biological Diversity" Convention on Biological Diversity Retrieved 5 November 2009 • ^ Ramanujan, Krishna (2 December 2010). "Study: Loss of species is bad for your health". Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Chronicle. Diakses tanggal 20 July 2011. • ^ The World Bank (30 June 2010).
Water and Development: An Evaluation of World Bank Support, 1997–2007. World Bank Publications. hlm. 79. ISBN 978-0-8213-8394-0. • ^ "Drinking-water". World Health Organization.
• ^ Gaston, Kevin J.; Warren, Philip H.; Devine-Wright, Patrick; Irvine, Katherine N.; Fuller, Richard A. (2007). "Psychological benefits of greenspace increase with biodiversity". Biology Letters. 3 (4): 390–394. doi: 10.1098/rsbl.2007.0149. PMC 2390667. PMID 17504734. • ^ "COHAB Initiative: Biodiversity and Human Health – the issues". Cohabnet.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 September 2008.
Diakses tanggal 21 June 2009. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ "World Wildlife Fund (WWF): "Arguments for Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali website". Wwf.panda.org.
Diakses tanggal 24 September 2011. • ^ Mendelsohn, Robert; Balick, Michael J. (1 April 1995). "The value of undiscovered pharmaceuticals in tropical forests". Economic Botany. 49 (2): 223–228.
doi: 10.1007/BF02862929. • ^ (2006) "Molecular Pharming" GMO Compass Retrieved 5 November 2009, GMOcompass.org Diarsipkan 8 February 2008 di Wayback Machine. • ^ Mendelsohn, Robert; Balick, Michael J.
(1 July 1997). "Notes on economic plants". Economic Botany. 51 (3): 328. doi: 10.1007/BF02862103. • ^ Harvey, Alan L. (1 October 2008). "Natural products in drug discovery". Drug Discovery Today.
13 (19–20): 894–901. doi: 10.1016/j.drudis.2008.07.004. PMID 18691670. • ^ Hawkins E.S., Reich; Reich, MR (1992). "Japanese-originated pharmaceutical products in the United States from dampak negatif penggunaan pestisida kecuali to 1989: an assessment of innovation".
Clin Pharmacol Ther. 51 (1): 1–11. doi: 10.1038/clpt.1992.1. PMID 1732073. • ^ Roopesh, J.; et dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. (10 February 2008). "Marine organisms: Potential Source for Drug Discovery" (PDF). Current Science. 94 (3): 292. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 11 October 2011.
Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Dhillion, SS; Svarstad, H; Amundsen, C; Bugge, HC (2002). "Bioprospecting: Effects on environment and development".
Ambio. 31 (6): 491–493. doi: 10.1639/0044-7447(2002)031[0491:beoead]2.0.co;2. JSTOR 4315292. PMID 12436849. • ^ Cole, A. (16 July 2005). "Looking for new compounds in sea is endangering ecosystem". BMJ. 330 (7504): 1350. doi: 10.1136/bmj.330.7504.1350-d. PMC 558324. PMID 15947392. • ^ "COHAB Initiative – on Natural Products and Medicinal Resources". Cohabnet.org.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2017. Diakses tanggal 21 June 2009. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ IUCN, WRI, World Business Council for Sustainable Development, Earthwatch Inst. 2007 Business and Ecosystems: Ecosystem Challenges and Business Implications • ^ Millennium Ecosystem Assessment 2005 Ecosystems and Human Well-being: Opportunities and Challenges for Business and Industry • ^ "Business and Biodiversity webpage of the U.N.
Convention on Biological Diversity". Cbd.int. Diakses tanggal 21 June 2009. • ^ WRI Corporate Ecosystem Services Review. See also: Examples of Ecosystem-Service Based Risks, Opportunities and Strategies Diarsipkan 1 April 2009 di Wayback Machine. • ^ Corporate Biodiversity Accounting.
See also: Making the Natural Capital Declaration Accountable.
• ^ Tribot, A.; Mouquet, N.; Villeger, S.; Raymond, M.; Hoff, F.; Boissery, P.; Holon, F.; Deter, Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali.
(2016). "Taxonomic and functional diversity increase the aesthetic value of coralligenous reefs" (PDF). Scientific Reports. 6: 34229. Bibcode: 2016NatSR.634229T. doi: 10.1038/srep34229. PMC 5039688. PMID 27677850. • ^ Broad, William (19 November 1996).
"Paradise Lost: Biosphere Retooled as Atmospheric Nightmare". The New York Times. Diakses tanggal 10 April 2013.
• ^ Ponti, Crystal (3 March 2017). "Rise of the Robot Bees: Tiny Drones Turned into Artificial Pollinators". NPR. Diakses tanggal 18 January 2018. • ^ LOSEY, JOHN E.; VAUGHAN, MACE (1 January 2006). "The Economic Value of Ecological Services Provided by Insects". BioScience. 56 (4): 311. doi: 10.1641/0006-3568(2006)56[311:TEVOES]2.0.CO;2. • ^ Mora, Camilo; Tittensor, Derek P.; Adl, Sina; Simpson, Alastair G. B.; Worm, Boris; Mace, Georgina M. (23 August 2011). "How Many Species Are There dampak negatif penggunaan pestisida kecuali Earth and in the Ocean?".
PLOS Biology. 9 (8): e1001127. doi: 10.1371/journal.pbio.1001127. PMC 3160336. PMID 21886479. • ^ Wilson, J. Bastow; Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali, Robert K.; Dengler, Jürgen; Pärtel, Meelis (1 August 2012). "Plant species richness: the world records".
Journal of Vegetation Science. 23 (4): 796–802. doi: 10.1111/j.1654-1103.2012.01400.x. • ^ Appeltans, W.; Ahyong, S. T.; Anderson, G; Angel, M. V.; Artois, T.; and 118 others (2012). "The Magnitude of Global Marine Species Diversity". Current Biology. 22 (23): 2189–2202. doi: 10.1016/j.cub.2012.09.036. PMID 23159596. • ^ "Numbers of Insects (Species and Individuals)". Smithsonian Institution. • ^ Galus, Christine (5 March 2007).
"Protection de la biodiversité : un inventaire difficile". Le Monde (dalam bahasa French). Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui ( link) • ^ Proceedings of the National Academy of Sciences, Census of Marine Life (CoML) News.BBC.co.uk • ^ Hawksworth, D.
L. (24 July 2012). "Global species numbers of fungi: are tropical studies and molecular approaches contributing to a more robust estimate?". Biodiversity and Conservation. 21 (9): 2425–2433. doi: 10.1007/s10531-012-0335-x. • ^ Hawksworth, D (2001). "The magnitude of fungal diversity: The 1.5 million species dampak negatif penggunaan pestisida kecuali revisited".
Mycological Research. 105 (12): 1422–1432. doi: 10.1017/S0953756201004725. • ^ "Acari at University of Michigan Museum of Zoology Web Page".
Insects.ummz.lsa.umich.edu. 10 November 2003. Diakses tanggal 21 June 2009. • ^ "Fact Sheet – Expedition Overview" (PDF). J. Craig Venter Institute. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 29 June 2010.
Diakses tanggal 29 August 2010. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Mirsky, Steve (21 March 2007). "Naturally Speaking: Finding Nature's Treasure Trove with the Global Ocean Sampling Expedition". Scientific American. Diakses tanggal 4 May 2011.
• ^ "Article collections published by the Public Library of Science". PLoS Collections. doi: 10.1371/issue.pcol.v06.i02 (tidak aktif 2020-05-25). Diakses tanggal 24 September 2011. • ^ McKie, Robin (25 September 2005). "Discovery of new species and extermination at high rate". The Guardian. London. • ^ Bautista, L.M.; Pantoja, J.C.
(2005). "What species should we study next?" (PDF). Bull. Br. Ecol. Soc. 36 (4): 27–28. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-12-20. Diakses tanggal 2020-05-31. • ^ Richard E. Leakey; Roger Lewin (4 November 1996). The sixth extinction: biodiversity and its survival. Phoenix. hlm. 137–142. ISBN 978-1-85799-473-5. Diakses tanggal 27 June 2011. • ^ Gabriel, Sigmar (9 March 2007).
"30% of all species lost by 2050". BBC News. • ^ a b Reid, Walter V. (1995). "Reversing the loss of biodiversity: An overview of international measures". Arid Lands Newsletter. Ag.arizona.edu. • ^ Pimm, S. L.; Russell, G.
J.; Gittleman, J. L.; Brooks, T. M. (1995). "The Future of Biodiversity" (PDF). Science. 269 (5222): 347–350. Bibcode: 1995Sci.269.347P. doi: 10.1126/science.269.5222.347. PMID 17841251. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-15. Diakses tanggal 2012-07-12. • ^ "Researches find threat from biodiversity loss equals climate change threat".
Winnipeg Free Press. 7 June 2012. • ^ World Wildlife Fund • ^ a b Living Planet Report 2014 (PDF), World Wildlife Fund, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 6 October 2014diakses tanggal 4 October 2014 Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Editor, Damian Carrington Environment (18 October 2017). "Warning of 'ecological Armageddon' after dramatic plunge in insect numbers".
The Guardian. • ^ Lovett, Richard A. (2 May 2006). "Endangered Species List Expands to 16,000". National Geographic. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 August 2017. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Moulton, Michael P.; Sanderson, James (1 September 1998). Wildlife Issues in a Changing World. CRC-Press. ISBN 978-1-56670-351-2.
• ^ Chen, Jim (2003). "Across the Apocalypse on Horseback: Imperfect Legal Responses to Biodiversity Loss". The Jurisdynamics of Environmental Protection: Change and the Pragmatic Voice in Environmental Law. Environmental Law Institute. hlm. 197. ISBN 978-1-58576-071-8. • ^ "Hippo dilemma". Windows on the Wild. New Africa Books. 2005.
ISBN 978-1-86928-380-3. • ^ "IUCN's Classification of Direct Threats (v2.0)". CMP-OpenStandards.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-23. Diakses tanggal 22 February 2019. • ^ Ehrlich, Paul R.; Ehrlich, Anne H.
(1983). Extinction: The Causes and Consequences of the Disappearance of Species. Ballantine Books. ISBN 978-0-345-33094-9. • ^ Mac Nally, Ralph; Bennett, Andrew F.; Thomson, James R.; Radford, James Q.; Unmack, Guy; Horrocks, Gregory; Vesk, Peter A.
(July 2009). "Collapse of an avifauna: climate change appears to exacerbate habitat loss and degradation". Diversity and Distributions (dalam bahasa Inggris). 15 (4): 720–730. doi: 10.1111/j.1472-4642.2009.00578.x. • ^ Nogué, Sandra; Rull, Valentí; Vegas-Vilarrúbia, Teresa (2009-02-24).
"Modeling biodiversity loss by global warming on Pantepui, northern South America: projected upward migration and potential habitat loss".
Climatic Change. 94 (1–2): 77–85. Bibcode: 2009ClCh.94.77N. doi: 10.1007/s10584-009-9554-x. ISSN 0165-0009. • ^ Drakare, Stina; Lennon, Jack J.; Hillebrand, Helmut (2006). "The imprint of the geographical, evolutionary and ecological context on species-area relationships". Ecology Letters. 9 (2): 215–227. doi: 10.1111/j.1461-0248.2005.00848.x. PMID 16958886. • ^ "Study: Loss Of Genetic Diversity Threatens Species Diversity".
Enn.com. 2007-09-26. Diakses tanggal 2009-06-21. • ^ Ilmu Koneksi 22 (Juli 2008) • ^ Koh L. P., Dunn R. R., Sodhi N. S., Colwell R. K., Proctor H. C., Smith V. S. (2004). "Species Coextinctions and the Biodiversity Crisis" (PDF). Science. 305 (5690): 1632–4. Bibcode: 2004Sci.305.1632K. doi: 10.1126/science.1101101. PMID 15361627.
Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-03-26. Diakses tanggal 2012-07-12. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ "Bees and other pollinating insects have disappeared from quarter of UK habitats, scientists say". The Independent. 2019-03-26. Diakses tanggal 2020-06-01. • ^ Torchin, Mark E.; Lafferty, Kevin D.; Dobson, Andrew P.; McKenzie, Valerie J.; Kuris, Armand M. (6 February 2003). "Introduced species and their missing parasites".
Nature. 421 (6923): 628–630. Bibcode: 2003Natur.421.628T. doi: 10.1038/nature01346. PMID 12571595. • ^ Levine, Jonathan M.; D'Antonio, Carla M. (1 October 1999). "Elton Revisited: A Review of Evidence Linking Diversity and Invasibility". Oikos. 87 (1): 15. doi: 10.2307/3546992. JSTOR 3546992. • ^ Levine, J. M. (5 May 2000). "Species Diversity and Biological Invasions: Relating Local Process to Community Pattern". Science. 288 (5467): 852–854.
Bibcode: 2000Sci.288.852L. doi: 10.1126/science.288.5467.852. PMID 10797006. • ^ GUREVITCH, J; PADILLA, D (1 September 2004). "Are invasive species a major cause of extinctions?". Trends in Ecology & Evolution. 19 (9): 470–474. doi: 10.1016/j.tree.2004.07.005. PMID 16701309. • ^ Sax, Dov F.; Gaines, Steven D.; Brown, James H. (1 December 2002). "Species Invasions Exceed Extinctions on Islands Worldwide: A Comparative Study of Plants and Birds".
The American Naturalist. 160 (6): 766–783. doi: 10.1086/343877. PMID 18707464. • ^ Jude, David auth., ed. by M. Munawar (1995). The lake Huron ecosystem: ecology, fisheries and management. Amsterdam: S.P.B. Academic Publishing.
ISBN 978-90-5103-117-1. Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list ( link) • ^ "Are invasive plants a threat to native biodiversity? It depends on the spatial scale".
ScienceDaily. 11 April 2011. • ^ Mooney, H. A.; Cleland, EE (2001). "The evolutionary impact of invasive species". Proceedings dampak negatif penggunaan pestisida kecuali the National Academy of Sciences.
98 (10): 5446–5451. Bibcode: 2001PNAS.98.5446M. doi: 10.1073/pnas.091093398. PMC 33232. PMID 11344292. • ^ "Glossary: definitions from the following publication: Aubry, C., R. Shoal and V. Erickson. 2005. Grass cultivars: their origins, development, and use on national forests and grasslands in the Pacific Northwest. USDA Forest Service. 44 pages, plus appendices.; Native Seed Network (NSN), Institute for Applied Ecology, Corvallis, OR".
Nativeseednetwork.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 February 2006. Diakses tanggal 21 June 2009. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Rhymer, Judith M.; Simberloff, Daniel (1996). "Extinction by Hybridization and Introgression". Annual Review of Ecology and Systematics. 27: 83–109. doi: 10.1146/annurev.ecolsys.27.1.83.
JSTOR 2097230. • ^ Potts, Bradley M.; Barbour, Robert C.; Hingston, Andrew B. (2001). Genetic Pollution from Farm Forestry Using Eucalypt Species and Hydrids: A Report for the RIRDC/L & WA/FWPRDC Joint Venture Agroforestry Program. RIRDC. ISBN 978-0-642-58336-9. ISSN 1440-6845. RIRDC.gov.au RIRDC Publication No 01/114; RIRDC Project No CPF – 3A Diarsipkan 5 January 2016 di Wayback Machine.; Australian Government, Rural Industrial Research and Development Corporation • ^ Grafton, R.
Q.; Kompas, T.; Hilborn, R. W. (2007). "Economics of Overexploitation Revisited". Science. 318 (5856): 1601. Bibcode: 2007Sci.318.1601G. doi: 10.1126/science.1146017. PMID 18063793. • ^ Burney, D. A.; Flannery, T.
F. (July 2005). "Fifty millennia of catastrophic extinctions after human contact" (PDF). Trends in Ecology & Evolution. 20 (7): 395–401.
doi: 10.1016/j.tree.2005.04.022. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali 16701402. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 10 June 2010.
• ^ a b "Genetic Pollution: The Great Genetic Scandal"; Diarsipkan 18 May 2009 di Wayback Machine. • ^ Pollan, Michael (9 December 2001). "The year in ideas: A TO Z.; Genetic Pollution; By Michael Pollan, The New York Times, December 9, 2001".
The New York Times. Diakses tanggal 21 June 2009. • ^ Ellstrand, Norman C. (2003). Dangerous Liaisons? When Cultivated Plants Mate with Their Wild Relatives.
Nature Biotechnology. 22. The Johns Hopkins University Press. hlm. 29–30. doi: 10.1038/nbt0104-29. ISBN 978-0-8018-7405-5. Reviewed in Strauss, Steven H; DiFazio, Stephen P (2004). "Hybrids abounding". Nature Biotechnology. 22 (1): 29–30. doi: 10.1038/nbt0104-29. • ^ Zaid, A. (1999). "Genetic pollution: Uncontrolled spread of genetic information". Glossary of Biotechnology and Genetic Engineering. Food and Agriculture Organization of the United Nations. ISBN 978-92-5-104369-1.
Diakses tanggal 21 June 2009. • ^ "Genetic pollution: Uncontrolled escape of genetic information (frequently referring to products of genetic engineering) into the genomes of organisms in the environment where those genes never existed before". Searchable Biotechnology Dictionary. University of Minnesota. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 February 2008.
• ^ "The many facets of pollution". Bologna University. Diakses tanggal 18 May 2012. • ^ "Climate change and biodiversity" (PDF). Intergovernmental Panel on Climate Change. 2005. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 5 February 2018. Diakses tanggal 12 June 2012.
Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Kannan, R.; James, D. A. (2009). "Effects of climate change on global biodiversity: a review of key literature" (PDF).
Tropical Ecology. 50 (1): 31–39. ISSN 0564-3295. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-04-15. Diakses tanggal 21 May 2014.
• ^ "Climate change, reefs and the Coral Triangle". wwf.panda.org. Diakses tanggal 9 November 2015. • ^ Aldred, Jessica (2 July 2014). "Caribbean coral reefs 'will be lost within 20 years' without protection". the Guardian. Diakses tanggal 9 November 2015. • ^ Ainsworth, Elizabeth A.; Long, Stephen P. (18 November 2004).
"What have we learned from 15 years of free-air CO2 enrichment (FACE)? A meta-analytic review of the responses of photosynthesis, canopy properties and plant production to rising CO2". New Phytologist. 165 (2): 351–372. doi: 10.1111/j.1469-8137.2004.01224.x. PMID 15720649. • ^ Doney, Scott C.; Fabry, Victoria J.; Feely, Richard A.; Kleypas, Joan A. (1 January 2009). "Ocean Acidification: The Other CO Problem". Annual Review of Marine Science. 1 (1): 169–192.
Bibcode: 2009ARMS.1.169D. doi: 10.1146/annurev.marine.010908.163834. PMID 21141034. • ^ Loarie, Scott R.; Duffy, Philip B.; Hamilton, Healy; Asner, Gregory P.; Field, Christopher B.; Ackerly, David D. (24 December 2009). "The velocity of climate change". Nature. 462 (7276): 1052–1055. Bibcode: 2009Natur.462.1052L. doi: 10.1038/nature08649. PMID 20033047.
• ^ Walther, Gian-Reto; Roques, Alain; Hulme, Philip E.; Sykes, Martin T.; Pyšek, Petr (1 December 2009). Kühn, Ingolf; Zobel, Martin; Bacher, Sven; Botta-Dukát, Zoltán; Bugmann, Harald. "Alien species in a warmer world: risks and opportunities" (PDF). Trends in Ecology & Evolution. 24 (12): 686–693.
doi: 10.1016/j.tree.2009.06.008. PMID 19712994. • ^ Lovejoy, Thomas E.; Hannah, Lee Jay (2005). Climate Change and Biodiversity. Revue Scientifique et Technique (International Office of Epizootics). 27. New Haven: Yale University Press. hlm. 41–55. ISBN 978-0-300-10425-7. PMID 18819663. • ^ Hegland, Stein Joar; Nielsen, Anders; Lázaro, Amparo; Bjerknes, Anne-Line; Totland, Ørjan (1 February 2009). "How does climate warming affect plant-pollinator interactions?". Ecology Letters.
12 (2): 184–195. doi: 10.1111/j.1461-0248.2008.01269.x. PMID 19049509. • ^ Min, Seung-Ki; Xuebin Zhang; Francis W. Zwiers; Gabriele C. Hegerl (17 February 2011). "Human contribution to more-intense precipitation extremes". Nature. 470 (7334): 378–381. Bibcode: 2011Natur.470.378M. doi: 10.1038/nature09763. PMID 21331039. • ^ Brown, Paul (8 January 2004). "An unnatural disaster". The Guardian. London. Diakses tanggal 21 June 2009.
• ^ Visconti, Piero; et al. (February 2015). "Projecting global biodiversity indicators under future development scenarios". Conservation Letters. 9: 5–13. doi: 10.1111/conl.12159. • ^ Frick, W. F.-Stepanian, P. M., Kelly -J. F., Howard -K. W., Kuster -C. M. -Kunz T. H. -& Chilson -P. B. (2 August 2012) -Climate and Weather Impact Timing of Emergence of Bats -Retrieved from https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0042737 • ^ "World Population Prospects 2017" (PDF).
Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 June 2018. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ " Citizens arrest". The Guardian. 11 July 2007. • ^ " Population Bomb Author's Fix For Next Extinction: Educate Women". Scientific American. 12 August 2008. • ^ Dumont, E.
(2012). "Estimated impact of global population growth on future wilderness extent" (PDF). Earth System Dynamics Discussions.
3 (1): 433–452. Bibcode: 2012ESDD.3.433D. doi: 10.5194/esdd-3-433-2012. • ^ Pimm, S. L.; Jenkins, C. N.; Abell, R.; Brooks, T. M.; Gittleman, J. L.; Joppa, L. N.; Raven, P. H.; Roberts, C. M.; Sexton, J. O. (30 May 2014). "The biodiversity of species and their rates of extinction, distribution, and protection" (PDF).
Science. 344 (6187): 1246752. doi: 10.1126/science.1246752. PMID 24876501. Diakses tanggal 15 December 2016. The overarching driver of species extinction is human population growth and increasing per capita consumption.
• ^ Sutter, John D. (12 December 2016). "How to stop the sixth mass extinction". CNN. Diakses tanggal 1 January 2017. • ^ Graham, Chris (11 July 2017). "Earth undergoing sixth 'mass extinction' as humans spur 'biological annihilation' of wildlife".
The Telegraph. Diakses tanggal 25 July 2017. • ^ Carrington, Damian (30 September 2014). "Earth has lost half of its wildlife in the past 40 years, says WWF".
The Guardian. Diakses tanggal 20 January 2017. • ^ Dirzo, Rodolfo; Hillary S. Young; Mauro Galetti; Gerardo Ceballos; Nick J. B. Isaac; Ben Collen (2014). "Defaunation in the Anthropocene" (PDF). Science. 345 (6195): 401–406. Bibcode: 2014Sci.345.401D. doi: 10.1126/science.1251817. PMID 25061202. In the past 500 years, humans have triggered a wave of extinction, threat, and local population declines that may be comparable in both rate and magnitude with the five previous mass extinctions of Earth’s history.
• ^ a b Wake D. B., Vredenburg V. T. (2008). "Are we in the midst of the sixth mass extinction? A view from the world of amphibians". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 105: 11466–11473. Bibcode: 2008PNAS.10511466W. doi: 10.1073/pnas.0801921105.
PMC 2556420. PMID 18695221. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-19. Diakses tanggal 2012-07-12. • ^ Koh, LP; Dunn, RR; Sodhi, NS; Colwell, RK; Proctor, HC; Smith, VS (2004).
"Species coextinctions and the biodiversity crisis".
Science. 305 (5690): 1632–1634. Bibcode: 2004Sci.305.1632K. doi: 10.1126/science.1101101. PMID 15361627. [ pranala nonaktif] • ^ McCallum M.
L. (2007). "Amphibian Decline or Extinction? Current Declines Dwarf Background Extinction Rate" (PDF). Journal of Herpetology. 41 (3): 483–491.
doi: 10.1670/0022-1511(2007)41[483:ADOECD]2.0.CO;2. ISSN 0022-1511. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 17 December 2008. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Jackson, J. B. C. (2008). "Colloquium Paper: Ecological extinction and evolution in the brave new ocean".
Proceedings of the National Academy of Sciences. 105: 11458–11465. Bibcode: 2008PNAS.10511458J. doi: 10.1073/pnas.0802812105. PMC 2556419. PMID dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. • ^ Dunn R. R. (2005). "Modern Insect Extinctions, the Neglected Majority" (PDF). Conservation Biology. 19 (4): 1030–1036. doi: 10.1111/j.1523-1739.2005.00078.x. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 8 July 2009. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Ceballos, Gerardo; Ehrlich, Paul R.; Barnosky, Anthony D.; García, Andrés; Pringle, Robert M.; Palmer, Todd M.
(2015). "Accelerated modern human–induced species losses: Entering the sixth mass extinction". Science Advances. 1 (5): e1400253. Bibcode: 2015SciA.1E0253C. doi: 10.1126/sciadv.1400253. PMC 4640606. PMID 26601195. • ^ Costanza, R.; d'Arge, R.; de Groot, R.; Farberk, S.; Grasso, M.; Hannon, B.; Limburg, Karin; Naeem, Shahid; et al.
(1997). "The value of the world's ecosystem services and natural capital" (PDF). Nature. 387 (6630): 253–260. Bibcode: 1997Natur.387.253C. doi: 10.1038/387253a0. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 December 2009. Parameter -url-status= yang tidak dampak negatif penggunaan pestisida kecuali akan diabaikan ( bantuan) • ^ Summary for policymakers of the global assessment report on biodiversity and ecosystem services of the Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (PDF).
the Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services. 6 May 2019. Diakses tanggal 10 May 2019.
• ^ Deutsche Welle, Deutsche (6 May 2019). "Why Biodiversity Loss Hurts Humans as Much as Climate Change Does". Ecowatch. Diakses tanggal 10 May 2019. • ^ Millennium Assessment (2005). Ekosistem dan Kesejahteraan Manusia: Sintesis Keanekaragaman Hayati. World Resources Institute, Washington, DC.
[249] [250] • ^ a b c Soule Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali. E.; Soule, Michael E. (1986). "What is conservation biology?". BioScience. 35 (11): 727–734. doi: 10.2307/1310054.
JSTOR 1310054. • ^ P. Davis (1996). Museum dan Lingkungan Alam. Leicester University Press. • ^ a b F. van Dyke (2008). Biologi Konservasi: Yayasan, Konsep, Aplikasi, ed 2. Springer Verlag. hal 478. ISBN 978-1-4020-6890-4 (hc). • ^ Hunter, ML (1996) Dasar-dasar Biologi Konservasi.
Blackwell Science Inc, Cambridge, Massachusetts. ISBN 0-86542-371-7. • ^ BW Bowen (1999). "Melestarikan gen, spesies, atau ekosistem? Menyembuhkan patah yayasan kebijakan konservasi ". Ekologi Molekuler, 8: S5-S10. • ^ ME Soule (ed.) (1986). Biologi Konservasi: Ilmu kelangkaan dan keanekaragaman. Sinauer Associates Inc • ^ Margules C.
R., Pressey R. L. (2000). "Systematic conservation planning" (PDF). Nature. 405 (6783): 243–253. doi: 10.1038/35012251. PMID 10821285. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2009-02-05. Diakses tanggal 2012-07-12. • ^ Contoh: Gascon, C., Collins, JP, Moore, RD, Gereja, DR, McKay, JE dan Mendelson, JR III (eds) (2007).
Konservasi Amfibi Rencana Aksi. IUCN / SSC Amfibi Specialist Group. Gland, Swiss dan Cambridge, Inggris. 64pp. Amphibians.org Diarsipkan 2007-07-04 di Wayback Machine., lihat juga Milleniumassesment.org, Europa.eu Diarsipkan 2009-02-12 di Wayback Machine. • ^ Luck, Gary W.; Daily, Gretchen C.; Ehrlich, Paul R. (2003). "Population diversity and ecosystem services" (PDF).
Trends in Ecology & Evolution. 18 (7): 331–336. doi: 10.1016/S0169-5347(03)00100-9. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2006-02-19. Diakses tanggal 2012-07-12. • ^ "Millenniumassessment.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-13. Diakses tanggal 2012-07-12. • ^ "Barcode of Life". Barcoding.si.edu. 2010-05-26. Diakses tanggal 2011-09-24. • ^ "Pemberantasan hewan eksotis (unta) di Australia".
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-01. Diakses tanggal 2012-07-12. • ^ "Belgium creating 45 "seed gardens"; gene banks with intent to reintroduction". Hbvl.be. 2011-09-08. Diakses tanggal 2011-09-24. • ^ Conservationists Use Triage to Determine which Species to Save and Not; Like battlefield medics, conservationists are being dampak negatif penggunaan pestisida kecuali to explicitly apply triage to determine which creatures to save and which to let go 23 July 2012 Scientific American.
• ^ Jones-Walters, L.; Mulder, I. (2009). "Valuing nature: The economics of biodiversity" (PDF). Journal for Nature Conservation. 17 (4): 245–247. doi: 10.1016/j.jnc.2009.06.001. • ^ Mulongoy, Kalemani Jo; Chape, Stuart (2004). Protected Areas and Biodiversity: An Overview of Key Issues (PDF).
Montreal, Canada and Cambridge, UK: CBD Secretariat and UNEP-WCMC. hlm. 15 and 25. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-09-22. Diakses tanggal 2020-06-06. • ^ Baillie, Jonathan; Ya-Ping, Zhang (14 September 2018). "Space for nature". Science. 361 (6407): 1051. Bibcode: 2018Sci.361.1051B. doi: 10.1126/science.aau1397. PMID 30213888. • ^ Shiva, Vandana (January 2007). "Bioprospecting as Sophisticated Biopiracy". Signs: Journal of Women in Culture and Society (dalam bahasa Inggris).
32 (2): 307–313. doi: 10.1086/508502. ISSN 0097-9740. • ^ "From Farm to Fork". European Commission website. European Union. Diakses tanggal dampak negatif penggunaan pestisida kecuali May 2020.
• ^ "EU Biodiversity Strategy for 2030". European Commission website. European Union. Diakses tanggal 25 May 2020. • ^ "Gene Patenting". Ornl.gov. Diakses tanggal 21 June 2009. • ^ "Fred Bosselman, A Dozen Biodiversity Puzzles, 12 N.Y.U. Environmental Law Journal 364 (2004)" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 20 July 2011. Diakses tanggal 24 September 2011.
Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Wilson Edward O (2000). "On the Future of Conservation Biology". Conservation Biology. 14 (1): 1–3. doi: 10.1046/j.1523-1739.2000.00000-e1.x.
• ^ Nee S (2004). "More than meets the eye". Nature. 429 (6994): 804–805. Bibcode: 2004Natur.429.804N. doi: 10.1038/429804a. PMID 15215837. • ^ Stork, Nigel E. (2007). "Biodiversity: World of insects". Nature. 448 (7154): 657–658. Bibcode: 2007Natur.448.657S.
doi: 10.1038/448657a. PMID 17687315. • ^ Thomas J. A.; Telfer M. G.; Roy D. B.; Preston C. D.; Greenwood J. J. D.; Asher J.; Fox R.; Clarke R. T.; Lawton J. H. (2004). "Comparative Losses of British Butterflies, Birds, and Plants and the Global Extinction Crisis". Science. 303 (5665): 1879–1881. Bibcode: 2004Sci.303.1879T. doi: 10.1126/science.1095046. PMID 15031508. • ^ Dunn, Robert R. (2005). "Modern Insect Extinctions, the Neglected Majority".
Conservation Biology. 19 (4): 1030–1036. doi: 10.1111/j.1523-1739.2005.00078.x. Parameter -s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) Bacaan lebih lanjut [ sunting - sunting sumber ] • Leveque, C. & J. Mounolou (2003) Keanekaragaman Hayati. New York: John Wiley. ISBN 0-470-84957-6 • Margulis, L., Dolan, Delisle, K., Lyons, C.
Keanekaragaman Kehidupan: Panduan Bergambar untuk Lima Kerajaan. Sudbury: Jones & Bartlett Publishers. ISBN 0-7637-0862-3 • Alexander V. Markov, dan Andrey V. Korotayev (2007) "Fanerozoikum keanekaragaman hayati laut mengikuti tren hiperbolik" Palaeoworld 16 (4): pp 311-318 Diarsipkan 2009-04-16 di Wayback Machine.
• Moustakas, A. & I Karakassis (di tekan). [ pranala nonaktif permanen] Sebuah analisis geografis dari penelitian keanekaragaman hayati akuatik diterbitkan sehubungan dengan jejak ekologis negara di mana pekerjaan dilakukan. [ pranala nonaktif permanen] Stochastic Penelitian Lingkungan dan Penilaian Risiko, [ pranala nonaktif permanen] DOI: 10.1007/s00477-008-0254-2.
• Novacek, MJ (ed.) (2001) Krisis Keanekaragaman Hayati: Kehilangan Apa Hitungan. New York: American Museum Buku Sejarah Alam. ISBN 1-56584-570-6 • D + C-Wawancara dengan Achim Steiner, UNEP: "tanggung jawab Generasi kita yang Diarsipkan 2011-01-01 di Wayback Machine. Pranala luar [ sunting - sunting sumber ] Lihat informasi mengenai biodiversity di Wiktionary. Dampak negatif penggunaan pestisida kecuali memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Keanekaragaman hayati.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Biodiversity. • NatureServe: Portal untuk mengakses beberapa jenis data keanekaragaman hayati yang tersedia untuk umum. • Lembaran fakta tentang keanekaragaman hayati oleh Pusat Sistem Berkelanjutan Universitas Michigan.
• Gambar berwarna tentang titik panas keanekaragaman hayati vertebrata. Dokumen [ sunting - sunting sumber ] • Laporan Sintesis Keanekaragaman Hayati (PDF) oleh Millennium Ecosystem Assessment (MA, 2005) • Peta titik panas konservasi internasional • Zhuravlev, Yu.
N., ed. (2000) Стратегия сохранения биоразнообразия Сихотэ-Алиня = A Biodiversity Conservation Strategy for the Sikhote-Alin' Vladivostok: Russian Academy of Sciences, Far Eastern Branch Diarsipkan 2016-02-06 di Wayback Machine.
Perkakas [ sunting - sunting sumber ] • GLOBIO, program berkelanjutan untuk memetakan dampak kegiatan manusia di masa lalu, saat ini, dan masa depan pada keanekaragaman hayati.
• World Map of Biodiversity peta interaktif dari United Nations Environment Programme World Conservation Monitoring Centre • Biodiversity Information Serving Our Nation (BISON), menyediakan gerbang untuk melayani, mencari, memetakan, dan mengunduh catatan kejadian spesies terintegrasi dari berbagai sumber data di Amerika Serikat.
Sumber lain [ sunting - sunting sumber ] • Biodiversity Heritage Library – Perpustakaan digital terbuka untuk literatur taksonomik. • Pemetaan keanekaragaman hayati • Encyclopedia of Life – Dokumentasi semua spesies organisme di Bumi. Kategori tersembunyi: • CS1 sumber berbahasa Inggris (en) • Halaman dengan rujukan yang menggunakan parameter yang tidak didukung • Templat webarchive tautan wayback • Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list • Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list • Artikel dengan pranala luar nonaktif • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan April 2022 • Articles with attributed pull quotes • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen • Pranala kategori Commons dari Wikidata • Artikel Wikipedia dengan penanda GND • Artikel Wikipedia dengan penanda BNF • Artikel Wikipedia dengan penanda EMU • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN • Artikel Wikipedia dengan penanda LNB • Artikel Wikipedia dengan penanda NDL • Artikel Wikipedia dengan penanda MA • Halaman ini terakhir diubah pada 4 April 2022, pukul 19.23.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •