Apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

Perilaku manusia memiliki peranan penting dalam kehidupannya di muka bumi. Sikap dan perilaku yang buruk akan menimbulkan efek tidak baik bahkan merugikan, sebaliknya sikap yang menimbulkan kebaikan akan mendatangkan manfaat dan kesan positif. Setiap sikap yang dibuat oleh seseorang, entah itu baik dan buruk dapat memberikan sebuah persepsi sesuai dengan efeknya. Berikut hubungan antara persepsi dengan latar belakang budaya. Saat ini ada banyak hubungan persepsi dengan tingkah laku yang bisa mempengaruhi seseorang dalam pergaulan, bekerja, berkegiatan di lingkungan dan sebagainya.

Untuk itu, ketahuilah beberapa efek dari persepsi terhadap sikap manusia berikut ini : 1. Membentuk Prasangka Persepsi dapat membentuk suatu prasangka pada seseorang, melalui persepsi seseorang dapat memberikan satu penilaian atau pikiran mengenai satu hal. Prasangka yang dihasilkan dari persepsi bisa saja negatif dan juga positif, bagaimana sebuah tindakan yang dilakukan seseorang sehingga menghasilkan sebuah prasangka yang baik.

Contoh hubungan antara persepsi komunikasi dan perilaku seseorang. 2. Menciptakan Perasaan Hubungan persepsi dengan tingkah laku dapat menghasilkan sebuah perasaan, apakah perasaan itu senang, sedih ataukah menderita. Semua itu bisa dirasakan setelah persepsi menimbulkan reaksi perasaan tentang sebuah informasi atau reaksi seseorang.

Perasaan yang baik umumnya bisa memberikan efek positif dan menghasilkan sebuah semangat dan sebuah antusias dalam diri seseorang. Berikut ini beberapa macam macam apersepsi secara umum. 3. Membentuk Pola Sikap Persepsi juga dapat membentuk sebuah pola sikap pada diri seseorang, hasil dari persepsi dapat terlihat dari sikap sehari – hari. Apabila seseorang mempersepsikan suatu hal dengan buruk, maka sikap yang akan dihasilkan juga akan buruk. Jika persepsi bisa menghasilkan sebuah sikap yang baik, maka sudah pasti orang tersebut mampu melakukan suatu hal yang bermanfaat dan juga baik dalam hidupnya.

Contoh efek dari kesalahan persepsi dalam psikologi yang harus diketahui. 4. Membuat Emosi Selanjutnya hubungan persepsi dengan tingkah laku yaitu bisa membuat emosi orang menjadi berdampak. Sebuah persepsi bisa menimbulkan pada emosi, emosi sedih akibat dari persepsi yang sedih dan terharu. Persepsi yang senang, bisa mempengaruhi emosi yang bahagia dan tenang.

Terkadang emosi seseorang bisa saja menjadi labil dikarenakan banyak faktor, salah satunya yaitu persepsi. Karena itu penting bisa mengontrol persepsi yang bisa mempengaruhi emosi agar lebih stabil. Berikut ini gangguan perkembangan persepsi yang wajib diketahui.

5. Menciptakan Komunikasi Komunikasi bisa terjadi akibat dari sebuah persepsi yang ada, apabila seseorang ingin melakukan sesuatu yang ada dipikiran dan disalurkan melalui persepsi, maka ia dapat mengkomunikasikan semua itu kepada orang lain atau orang yang dikenal.

Komunikasi menjadi media bagi siapa saja yang ingin mengungkapkan segala keluh kesah, rasa, emosi, persepsi, perasaan dan sebagainya. Sehingga menjadikan suatu feedback, apakah itu baik atau sebaliknya negatif. Kenali beberapa macam-macam persepsi dalam psikologi.

6. Menciptakan Rasa Ingin Tahu Hal lain yang bisa mempengaruhi persepsi pada sikap seseorang yaitu menimbulkan rasa ingin tahu. Umumnya rasa penasaran atau keingintahuan orang begitu besar, terutama jika persepsinya memaksa ia untuk mencari tahu apakah yang sedang terjadi atau mengenai suatu berita dan informasi. Jika rasa ingin tahu ini termasuk kategori yang positif maka akan membuat pelakunya beruntung, namun jika sebaliknya maka ada menimbulkan pelakunya tidak disukai orang lain.

Berikut contoh persepsi dalam psikologi komunikasi yang bisa Anda apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu.

Nah, demikianlah beberapa contoh dan penjelasan mengenai hubungan persepsi dengan tingkah laku pada diri seseorang.

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

Semoga menjadi manfaat dan menambah wawasan Anda. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendirian karena manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dengan kebutuhan tersebut, antara individu yang satu dengan individu lainnya membentuk suatu kelompok. Agar dapat diterima oleh kelompok, setiap individu yang memiliki perilku yang berbeda-beda, haruslah mengerti tentang norma-norma yang ada di dalam kelompok tersebut.

Perilaku individu di dalam kelompok merupakan sesuatu yang lebih dari sekadar total jumlah dari setiap tindakan dengan cara mereka sendiri-sendiri. Ketika para individu berada dalam kelompok, mereka bertindak berbeda daripada ketika mereka sedang sendirian. Untuk lebih jelasnya, postingan ini menjelaskan konsep dasar kelompok. Kelompok didefenisikan sebagai dua atau lebih individu, yang berinteraksi dan saling tergantung antara satu dengan yang lain,yang bersama-sama ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Kelompok dapat berbentuk formal atau informal. Kelompok formal maksudnya jika kita mendefenisikannya sebagai struktur organisasi, dengan memberikan penugasan pekerjaan yang membentuk kelompok tugas kelompok kerja.

Dalam kelompok formal, perilaku yang harus ditunjukkan oleh seseorang ditentukan dan diarahkan untuk tujuan organisasi. Sebaliknya, apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu informal merupakan aliansi yang tidak terstruktur atau tidak ditetapkan secara organisasional.

Dalam lingkungan kerja, kelompok-kelompok semacam ini terbentuk secara alamiah sebagai suatu tanggapan terhadap kebutuhan untuk mengadakan kontak sosial. Kelompok formal terbagi atas beberapa kategori, yaitu kelompok perintah (command group) dan kelompok tugas (task group).

Kelompok perintah ditentukan oleh struktur organisasi. Kelompok ini terdiri dari para bawahan yang melapor langsung pada manajer tertentu. Seorang kepala sekolah dasar dan dua belas orang guru membentuk suatu kelompok perintah, begitu pun seorang direktur audit kantor pos dan lima orang inspekturnya.

Kelompok tugas, juga ditentukan secara organisasional, mewakili orang-orang yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Akan tetapi, batasan dari kelompok tugas ini tidak terbatas pada hierarki dari atasan langsungmnya. Batasannya bisa melewati hubungan perintah.

Contohnya, jika seorang mahasiswa perguruan tunggi dituduh melakukan tindak kriminal di kampus, maka hal ini memerlukan komunikasi dan koordinasi antara dekan keamanan, dan penasihat mahasiswa tersebut.

Formasiseperti itu dapat mewakili kelompok tugas. Perlu dicatat bahwa seluruh kelompok perintah juga merupakan kelompok tugas, namun kelompok tugas dapat melintasi seluruh organisasim, sebaliknya kelompok perintah tidak. Kelompok informal terbagi atas beberapa kategori yaitu kelompok kepentingan (interest group) dan kelompok persahabatan (friendship group). Orang-orang yang mungkin atau tidak mungkin bergabung menjadi kelompok perintah atau kelompok tugas biasa, dapat menggabungkan diri untuk mencapai tujuan tertentu yang memperhatikan kepentingan diri masing kelompok.

Inilah yang disebut dengan kelompok kepentingan. Para pegawai yang memainkan musik bersama untuk mengisi jadwal liburan apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu, untuk mendukung seorang rekan yang dipecat, atau berupaya meningkatkan pendapatan mewakili formasi dari lembaga gabungan utnuk kemudian mencapai kepentingan mereka yang sama.

Sedangkan kelompok persahabatan sering kali terbentuk karena para anggota individunya memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama. Kesetiakawanan sosial, yang seringkali berkembang di luar situasi kerja, bisa berdasarkan padacontohnya, usia yang sebaya, yang mendukung kelompok sepak bola “Big Red” dari Nebraska, berasal dari universitas yang sama, atau memiliki pandangan politik yang sama. Mengapa orang-orang bergabung dalam kelompok ?

Berikut alasan dan manfaatnya : • Keamanan : Dengan bergabung dalam suatu kelompok, para individu dapat mengurangi rasa ketidakamanan untuk “berdiri sendiri”. Orang-orang merasa lebih kuat, memiliki lebih sedikit keraguan pada diri sendiri, dan menjadi lebih resisten terhadap ancaman ketika mereka merupakan bagian dari suatu kelompok. • Status : Masuknya ke dalam suatu kelompok dianggap penting karena kelompok memberikan pangakuan dan status bagi para anggotanya. • Harga Diri : Kelompok dapat memberikan perasaan akan berharganya seseorang.

Disamping memberikan status pada mereka yang berada di luar kelompok tersebut, keanggotaan juga memberi tambahan perasaan berharga sebagai anggota dari kelompok itu sendiri. • Afiliasi : Kelompok dapat memenuhi kebutuhan sosial.Orang-orang menikmati interaksi yang reguler yang berasal dari keanggotaannya dalam kelompok. Bagi banyak orang, interaksi ‘on the job’ merupakan sumber utama bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka akan keanggotaan (afiliasi).

• Kekuasaan : Apa yang tidak dapat dicapai secara individu seringkali mungkin terwujud melalui aksi kelompok. Jumlah yang banyak menyebabkan adanya kekuasaan. • Pencapaian Tujuan : Ada saat-saat dibutuhkannya lebih dari satu orang untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu ada kebutuhan untuk mengumpulkan banyak bakat, pengetahuan, atau kekuasan agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan.

Dari contoh-contoh tersebut, maka pihak manajemen akan mengandalkan penggunaan kelompok formal. Sekian postingan dari saya, semoga bermanfaat 🙂
Abstrak-Kajian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara tingkah laku ibu bapa dengan tingkah laku di kalangan remaja kecamatan Kota Baru Jambi Indonesia. Tiga dimensi hubungan tingkah laku ibu bapa yang dikaji ialah keperibadian, ilmu dan kemahiran keibubapaan. Seramai 210 orang pelajar dari Sekolah Menengah Atas yang telah dipilih secara rawak sebagai responden.

Kajian Korelasi ini menggunakan soal selidik sebagai instrumen pengumpulan data. Data kajian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif dan inferensi dengan bantuan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) version 23.0.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahawa tahap tingkah laku ibu bapa pada dimensi keperibadian dan kemahiran keibubapaan adalah rendah dan dimensi ilmu berada pada tahap sederhana.

Hasil analisis inferensi pula menunjukkan bahawa tingkah laku ibu bapa adalah berhubung dengan tingkah laku remaja, ketiga-tiga dimensi tingkah laku ibu bapa, keperibadian, ilmu dan kemahiran keibubapaan adalah berhubung secara positif dengan tingkah laku remaja.

Implikasi utama kajian ini adalah mendedahkan bahawa tingkah laku ibu bapa adalah memainkan peranan penting terhadap tingkah laku remaja. Kata Kunci: Amalan, Kemahiran keibubapaan, tingkah laku 1.

Pengenalan Remaja adalah sebuah fasa yang sangat bermakna bagi setiap individu. Ia satu peringkat perkembangan yang penting dalam kehidupan seseorang kerana ia merupakan fasa peralihan daripada alam kanak-kanak.

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

Peralihan ini telah menghantarkan remaja pada pelbagai perubahan emosi dan fizikal yang menuntut kawalan daripada ibu dan bapa. Sebagi asset kepada pentas pembangunan Negara iaitu penentu kepada jatuh bangunnya generasi dan pentadbiran masa hadapan, maka sudah seharusnya ibu bapa serius dalam mendidik para remaja. Menurut teori Pembelajaran Sosial Bandura (1997) berpendapat bahawa remaja banyak belajar melalui peniruan. Oleh hal yang demikian, tingkahlaku remaja terhasil akibat daripada pengalaman, asuhan dan mengikut kehendak ibu bapa dan masyarakat.

Kajian ini bertujuan untuk mengenal pasti perkaitan antara persekitaran keluarga dengan tingkah laku devian di kalangan pelajar remaja di Daerah Pontian, Johor. Seramai 210 pelajar dari beberapa buah sekolah menengah di Daerah Pontian telah dipilih sebagai responden bagi kajian ini. Statistik deskriptif iaitu frekuensi dan min digunakan untuk analisis taburan. Manakala statistik inferensi iaitu analisis korelasi Pearson apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu untuk menganalisis hubungan antara persekitaran keluarga dengan tingkah laku devian remaja.

Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara ciri-ciri tingkah laku ibu bapa dengan tingkah laku devian remaja Parenting behaviour is determined by a range of factors including personality, psychopathology, values, social support, child characteristics and socio-cultural influences.

It has also been suggested that an individual's style of child-rearing is influenced by the style of parenting that they experienced as children. The relationships between children who fail-to-thrive and their parents are often characterized by interactional difficulties. Previous research using retrospective accounts suggested that mothers of children who fail-to-thrive for non-organic reasons themselves showed high levels of abuse, neglect, and deprivation during their childhoods.

However, to date no one has investigated prospectively what kinds of parents failure-to-thrive individuals become. This paper examines the parenting experiences of individuals who had received psychosocial intervention for their non-organic failure-to-thrive as children over 20 years ago, Results suggest that where initial intervention failed to bring about long-term changes in family interactional patterns, there was a greater incidence of failure-to-thrive in the next generation.

These families were characterized by dissatisfaction with the child, high levels of stress associated with the parenting role, and low levels of social support, However, where the family environment in the original study had changed substantially, the former clients' outcomes were more positive with their own children. These parents tended to find interaction with their children more rewarding, had good support networks and low levels of stress.

The characteristics of particular cases are discussed in detail to illustrate apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu between these two groups of individuals. There is research evidence to suggest the presence of dysfunctional families and rearing practices in the background of behavioural problems among adolescents.

This study aimed to validate the Self-Report Family Inventory (SFI) in a Russian sample (n = 219) of juvenile delinquents and to compare the influence of family functioning and of parental rearing factors on their behavioural/psychological problems. The results reveal a somewhat different factor structure of the SFI, as compared to the original.

In general, both groups of family variables had higher levels of correlations with behaviour problems in the violent subgroup of delinquents.

Furthermore, family functioning appeared as a more powerful predictor of behavioural problems compared to parental rearing factors in this sample of delinquents. Copyright © 2000 John Wiley & Sons, Ltd. We studied the predictive relations between reports of parenting behavior on the one hand and academic achievement and reported behavior problems of young children on the other hand.

Data were gathered for 352 children and their parents from kindergarten to 2nd grade. The results indicated that in the academic domain, low supportive and high controlling parenting practices were modestly related to poor subsequent math achievement.

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

Children's externalizing and attention problem behavior was clearly predictive of high levels of control in mothers and low levels of support in fathers. The combination of high parental support and control was especially associated with high levels of problem behavior. However, when previous parenting and child adjustment were taken into account, the magnitude of the predictive power of parenting for child adjustment, and of child adjustment for parenting, remained limited.

Currently, my team is exploring S-L models. We focus on S-L activities/courses that apply S-L at Malaysia universities. one of our aims is to compile the best practice S-L. We are looking forwar d to having feedbacks and suggestions from teachers/ tutors/instructors/graduates who experienced/conducted S-L.

. [more] View project Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komitmen organisasi dengan kekompakan kelompok pada anggota komunitas CBR di Kalimantan Timur.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang. Pengumpulan data menggunakan skala likert. Penelitian ini menggunakan metode uji coba. Teknik analisis data untuk penelitian ini . [Show full abstract] menggunakan korelasi product moment dan uji hipotesis menggunakan uji korelasi Pearson dari program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 21. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan, dengan nilai yang diperoleh dari Hasil uji korelasi linieritas dengan f hitung 0,050 dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan linier.

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson diperoleh r hitung = 0. 998> r tabel = 0. 235 dan p = 0.000 <0. 050, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel komitmen organisasi dengan kekompakan kelompok pada anggota komunitas CBR di Kalimantan Timur View full-text Abstrak: Keusahawanan adalah satu bidang yang penting bagi sesebuah negara kerana ia dapat menghakis budaya makan gaji disamping dapat membantu membangunkan ekonomi negara.

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

Oleh itu, penerapan ilmu keusahawanan perlu dilakukan sejak peringkat sekolah bagi mencukil bakat dan mengasah minat pelajar untuk menceburi bidang keusahawanan. Salah satu usaha pihak sekolah mahupun institusi pengajian . [Show full abstract] tinggi adalah melaksanakan kem keusahawanan untuk mewujudkan budaya keusahawanan dikalangan para pelajar. Justeru itu, kajian ini bertujuan untuk melihat keberkesanan kem keusahawanan yang dijalankan terhadap sikap, minat, pemikiran dan kemahiran dalam kalangan pelajar Maktab Rendah Sains Mara (MRSM).

Responden kajian melibatkan 88 orang pelajar MRSM Kuala Klawang yang terdiri daripada tingkatan satu, dua, tiga dan empat.

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

Rekabentuk kajian adalah berbentuk kuantitatif dimana instrumen kajian menggunakan soal selidik dengan skala Likert 5 mata. Data dianalisis dengan menggunakan perisian Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 21.0. Dapatan kajian menunjukkan secara keseluruhannya pelajar MRSM Kuala Klawang mempunyai kecenderungan yang tinggi terhadap bidang keusahawanan dari aspek sikap, minat, pemikiran dan kemahiran.

Ini menunjukkan bahawa setiap aktiviti yang dilaksanakan memberi kesan yang positif kepada pelajar MRSM Kuala Klawang yang terlibat didalam kem ini. Kata kunci: Kem Keusahawanan, Sikap, Minat, Pemikiran dan Keusahawanan, Pelajar MRSM ______________________________________________________________________________ Pengenalan Isu pengangguran dalam kalangan graduan bukan merupakan masalah baru kepada negara.

Kadar pengangguran di negara ini dilihat semakin meningkat dari tahun ke tahun dan menimbulkan kebimbangan kepada pihak kerajaan. Pembangunan sektor keusahawanan pada ketika ini dilihat antara agenda dan initiatif penting kerajaan dalam membasmi masalah pengangguran tersebut. Selain daripada menangani isu pengangguran, keusahawanan dilihat mampu membantu kerajaan dalam meningkatkan ekonomi negara, membuka ruang kerja kepada masyarakat, di samping mewujudkan masyarakat yang berdaya saing demi meneruskan pertumbuhan ekonomi negara dalam era globalisasi ini (Syed, 2013).

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

Justeru itu, langkah kerajaan dalam memperkenalkan pendidikan keusahawanan di peringkat sekolah dan institusi pengajian tinggi merupakan langkah terbaik dalam menerapkan dan membudayakan keusahawanan di kalangan para pelajar.

Bidang keusahawanan perlu dibangunkan Read more Bahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena bahasa berfungsi sebagai alat penghubung antar satu individu dengan individu lainnya baik dalam keluarga, masyarakat maupun dalam bernegara. Bahasa merupakan bunyi yang teratur, dan mengikuti kelaziman yang berlaku bagi penutur bahasa yang bersangkutan.

Berdasarkan . [Show full abstract] Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa itu sendiri diartikan sebagai sistem daripada lambang apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu berupa bunyi yang dipakai untuk melahirkan pikiran dan perasaan.

Dengan berbahasa manusia memungkinkan untuk membentuk diri sebagai makhluk yang bernalar, berbudaya, beradab dan membina hubungan antar sesama, untuk menyampaikan warisan kekayaan nenek moyang di masa lampau, menjalani kehidupan di masa kini dan perencanaan untuk masa yang akan datang.

Menurut pendapat Kridalaksana dalam Abdul Chaer (1994:8) bahwa bahasa adalah suatu lambang bunyi arbriter oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi. Seseorang perlu mempelajari tata bahasa yang baik dan benar terutama pada saat kita hendak berbicara dengan orang yang tidak sebahasa dengan kita, atau pada saat kita hendak menterjemahkan bahasa asing. Hal ini sangat penting apabila ingin menjalin komunikasi yang baik dan benar, khususnya dalam berbahasa asing.

Dalam penelitian ini, hanya memcakup tentang BahasaJepang. 090722011 Read more Kajian tinjauan ini bertujuan untuk mengenal pasti apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu pengetahuan dan kesediaan guru-guru Sains sekolah menengah terhadap strategi Pembelajaran Berasaskan Otak (PBO) dalam pengajaran dan pembelajaran. Kajian melibatkan 100 orang guru Sains dari beberapa sekolah di daerah Kuala Langat, Selangor.

Dalam kajian ini, instrumen soal selidik dengan lima skala Likert digunakan bagi tujuan pengumpulan . [Show full abstract] data. Kajian rintis dijalankan terhadap 30 orang responden bagi menentukan kesahan dan kebolehpercayaan instrumen. Hasil kajian rintis menunjukkan item yang digunakan mempunyai nilai kebolehpercayaan yang tinggi dan kekal digunakan dalam kajian sebenar. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat min dan sisihan piawai manakala statistik inferensi MANOVA digunakan untuk menguji hipotesis kajian.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan perisian komputer program Statistical Package for the Social Science (SPSS) 26.0. Secara umumnya, hasil kajian menunjukkan tahap pengetahuan guru mengenai PBO adalah tinggi manakala tahap kesediaan guru mengaplikasikan strategi PBO dalam PdPc adalah rendah. Analisis inferensi menunjukkan secara keseluruhannya tempoh pengalaman mengajar adalah tidak signifikan terhadap pemboleh ubah bersandar dalam kajian dengan nilai F=1.637 dan sig 0.139, p> 0.05.

Jantina juga adalah tidak signifikan terhadap tahap pengetahuan PBO dan tahap kesediaan mengaplikasikan PBO dalam PdPc terhadap pemboleh ubah bersandar dalam kajian dengan nilai F= 1.195 dan sig 0.307, p>0.05.

Oleh itu, kajian ini adalah diharapkan dapat membantu guru-guru mempelbagaikan strategi yang berkesan bagi meningkatkan motivasi dan kefahaman murid. Read more TERBENTUKNYA SIKAP DAN PRILAKU Prilaku Manusia Dalam Lingkungan Sosial (HBSE) Dosen Pengampu : Fatmawati S.Psi., M.Sc Disusun oleh: M. SULTAN ALMAUDUDI (150404018) Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY Darussalam – Banda Aceh 2016 BAB I PENDAHULUAN • Latar Belakang Definisi psikologi Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata yunani: psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu.

Jadi secara harafiah psikologi berarti ilmu jiwa. [1] Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok.

Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Selain itu, sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut “ attitude” pertama kali digunakan oleh Herbert spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjukan suatu status mental seseorang.

[2] Kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi itulah yang dinamakan sikap. Jadi sikap ialah suatu hal yang menentukan sikap sifat hakekat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan datang.

[3] Menurut Ensiklopedi Amerika, tingkah laku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungan. Tingkah laku timbul apabila ada sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi, yakni disebut dengan rangsangan. Tingkah laku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Tingkah laku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.

Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. 1.2 Proses dan Komponen Sikap Terdapat tiga komponen sikap, tiga komponen sikap itu adalah komponen respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif, dan komponen respons evaluative perilaku. Ketiga komponen itu secara bersama merupakan penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang ( Manstead, 1996; Strickland, 2001) • Komponen Respons evaluative kognitif Gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa atau situasi sebagai sasaran sikap.

Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau ide seseorang tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling sederhana, komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir. Aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia.

Nilai – nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu. [4] • Komponen Respons evaluative afektif Adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap.

Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu,atau suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya oaring kulit hitam ke daerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan rasa cemas banyak warga kulit putih. • Komponen Respons evaluative perilaku Adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek sikap.

Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang melakukan tendensi untuk melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari sekelompok etnis tertentu, namun karena tindakan itu secara social dan legal dilarang, maka ia tidak melakukannya.

Berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu sesuai dengan keyakinandan keinginannya. [5] Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek. Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya.

Dari manapun kita memulai dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem. komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan Ketiga komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk sikap. Jelasnya : • Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahirtetapi harus dipelajari selama perkembangan hidupnya.

Karena itu sikap selalu berubah-ubah dan dapat dipelajari. Berbeda dangan instink/naluri manusia yang dibawanya sejak lahir. Ia bersifat tetap dan mempunyai sifat motif-motif biogenetis seperti: rasa lapar, haus seksual.

• Sikap semata-mata tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan suatu objek. Pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan satu objek saja, melainkan juga dapat berkenaan dengan deretan-deretan objek-objek yang serupa. Misalnya: si A seorang pemberani.

Dalam hal ini mungkin bukan si A sendiri yang pemberani, melainkan orang-orang sebangsa A juga pemberani. • Sikap, pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi; sedangkkan pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada. [6] BAB II PEMBAHASAN • Landasan Teori Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai kesiapan untuk bertindak. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner Dictionary, sikap merupakan cara menempatkan atau membawa diri,merasakan, jalan pikiran, dan perilaku.

[7] G.W.Allport mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

{INSERTKEYS} [8] Dalam sikap ini ada beberapa pengertian tentang sikap ( attitude) dan perilaku ( behavior) Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan mental yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh terhadap respons individu, organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perceptual, dan kognitif.

Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Jadi sikap didevinisikan sebagai berikut : ”sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu” [9] Sikap ( Attitude) adalah: • Berorientasi kepada respon Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek.

• Berorientasi kepada kesiapan respon Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan • Berorientasi kepada skema triadic Sikap merupakan konstelasi komponen-komponenkognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

[10] Perilaku, dalam pengertian umum adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. [11] Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Secara biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Drs. Sunaryo M.Kes perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Jadi, Psikologi Perilaku mempelajari bagaimana mengembangkan perilaku hidup organisme dalam menanggapi kondisi tertentu. Pengkondisian klasik dan operan mendefinisikan Perilaku Psikologi.

Psikologi perilaku didasarkan pada teori bahwa perilaku semua dipelajari melalui pengkondisian. Perilaku Psikologi, juga dikenal sebagai behaviorisme, berpendapat bahwa semua perilaku yang diperoleh oleh interaksi dengan lingkungan, melalui dua jenis utama conditioning, operant conditioning dan pengkondisian klasik. Perilaku psikolog berteori bahwa semua perilaku dapat dipelajari dan dinilai tanpa mempertimbangkan keadaan mental internal.

Perilaku mempunyai beberapa dimensi, yaitu: • Fisik, dapat diamati, digambarkan dan dicatat baik frekuensi, durasi dan intensitasnya. • Ruang, suatu perilaku mempunyai dampak kepada lingkungan (fisik maupun sosial) dimana perilaku itu terjadi.

• Waktu, suatu perilaku mempunyai kaitan dengan masa lampau maupun masa yang akan datang. B. Pembentukan dan Perubahan Sikap Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis.

Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat mengalami perubahan. Sesuai yang di nyatakan oleh Sheriff & Sheriff (1956), bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia berkenaan dengan objek teretntu (Hudaniah, 2003). Sikap timbul karena adanya stimulus.

Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsanga oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya : keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dan lam pembentukan sikap putra-putrinya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang sangat dominan. Sikap seseorang tidak selamanya. Iia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesan.

Antara perbuatan dan sikap adanya timbal balik. Tetapi sikap tidak selamanya menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku.orang-orang terkadang menampakan diri dalam keadaan “diam” saja.

Hal ini tidak berarti bahwa ayah itu tidak bersikap. Ayah itu telah bersikap, hanya perwujuan sikapnya diam memang dalam kasus ini ada dua kemungkinan: • Ayah itu diam- diam dengan alasan kalau buru- buru anak itu dilerai, akan menimbulkan kebiasaan tidak baik. • Ayah itu akan cepat- cepat bertindak misalnya menggendong atau membelikan kueh kesukannya agar anaak itu cepat berhenti menangis.

Sikap atau attitude merupakan organisasi kognitif yang dinamis, yang banyak dimuati unsur- unsur emosional (efektif) dan disertai kesiagaan untuk beraksi. Banyak orang yang lebih suka mempergunakan istilah sikap hidup atau sikap emosi; karena sikap saja lebih mencerminkan posisi jasmaniah. Sedang pada attitude ini banyak terdapat unsur efektif dan folutif kemauan, dan kesedian untuk beraksi atau bertingkah laku tertentu.

Mac Dougall (kartono, Kartini, 1994 : 297). menyebutkan attitude/ sikap sebagai santimen. Maka santimen merupakan totalitas dari instink- instink yang terorganisir, yang berkaitan erat dengan emosi- emosi, dan semuanya menjadi sumber penyebab tingkah laku manusia; sehingga menimbulkan bentuk tingkah laku yang berkesinambungan, teratur dan berlangsung cukup lama.

Jadi sikap sosial merupakan organisasi dari unsur- unsur kognitif, emosional dan momen- mmen kemauan, yang khusus di pengaruhi oleh pengalaman- pengalaman masa lampau, sehingga sifatnya sangat dinamis, dan memberikan pengarahan pada setiap tingkah laku.

[12] Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembanganya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau grup. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau ligkungan yang terima.

Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek. [13] Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain: • Faktor intern : yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri.

[14] Faktor ini brupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang dating dari luar. Misalnya, orang yang sangat haus, akan lebih memperhatikan perangsang yang dapat menhilangkan hausnya itu dari perangsang-perangsang yang lain.

• Faktor ekstern : yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya, interaksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya melalui alat-alat komunikasi seperti : surat kabar, radio, televise, majalah dan sebagainya.

Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi denagan sendirinya, sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan didalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televise dan sebagainya.

[15] • Proses Pembentukan dan Perubahan Sikap Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam: • Adopsi Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya suatu sikap.

• Diferensiasi Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. • Integrasi Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk sikap menegenal hal tersebut.

• Trauma Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman– pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap. • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya.

Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah: • Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat.

Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas. • Kebudayaan.

B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

• Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. • Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

• Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

• Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama.

contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka. [16] BAB III HUBUNGAN SIKAP DAN TINGKAH LAKU Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tingkah laku di dukung oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak.

Tetapi beberapa penelitian yang mencoba menghubungkan antara sikap dan tingkah laku menunjukkan hasil yang agak berbeda , yaitu menunjukan hubungan yang kecil saja atau hubungan yang negatif. [17] Adanya hubungan yang erat antara sikap (attitude) dengan tingkah laku (behavior) didukung oleh pengertian sikap yang mengatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak.

[18] Dalam penelitian-penelitian yang dilakukan oleh warner dan De Fluer (1969) didevinisikan adanya 3 postula hubungan antara sikap dan tingkah laku. • Postula keajengan (consistency) : sikap verbal merupakan alasan yang masuk akal untuk menduga apa yang akan dilakukan oleh seseorang bila ia berhadapan oleh objek sikapnya. Bukti yang kuat untuk postula ini kerap kali ditemukan di dalam pola tingkah laku individu yang memiliki sikap ekstrim terhadap yang khusus.

Misalnya: Skala Prasangka. • Postulat ketidak ajengan (inconsistency) : postulat ini membantah adanya hubungan yang konsisten antara sikap dan tingkah laku adlah dimensi individual yang berbeda dan terpisah. Jadi, sikap dan tingkah laku tidak tergantung sama lain. • Postulat konsistensi kontingen (postulat keajengan yang tidak tertentu). Postulat ini mengusulkan bahwa hubungan antara sikap dan tingkah laku tergantung pada faktor-faktor situasi tertentu pada variable antara.

[19] • Fungsi Sikap Fungsi sikap dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu: • sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicabel, artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama.

Justru karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama dan pengalamn bersama. Biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu objek.

Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelmpoknya atau dengan anggota kelompoknya yang lain. • Sikap befungsi sebagai alat pengatur tingkah laku. kita tau bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya merupakan aksi- aksi yang spontan terhadap sekitarnya. • Sikap berfungsi sebagai pengatur pengalaman. Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima pengalaman- pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang bersal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana- mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani.

Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih. Sikap berfungsi sebagai pernyataan keperibadian sikap sering mencerminkan pribadi sesorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. [20] BAB IV KESIMPULAN Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial.

Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan.

Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang tidak bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam. Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulusyang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S – R atau suatu kaitan Stimulus – Respon.

Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar, manusia belajar dari lingkungannya dan dari hasil belajar itulah ia berperilaku.

Bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia berkenaan dengan objek teretntu Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sikapdan tingkah laku, antara lain: • Faktor intern : yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. • Faktor ekstern : yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia.

Kemudian sikap akan terbentuk atau berubah melalui empat macam; Adopsi, Diferensiasi, Integrasi,dan Trauma. Oleh karena itu, manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Pendekatan ini juga berpendirian bahwa manusia dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis.

Perilaku adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau dimotivasikan oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan (Rakhmat,1994).

Pendekatan ini juga disebut psikologi Stimulus-Response (S-R). Pendekatan S-R yang ketat tidak mempertimbangkan pengalaman kesadaran seseorang. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. “ Psikologi Sosial,” Rineka Cipta: Jakarta. Cet Kedua, 2002 Azwar, Saifuddin. “Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.” Yogyakarta: Pustaka Pelajar. {/INSERTKEYS}

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

2009. Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2010. Sarwoni, Wirawan, Sarlito. “ Pengantar Umum Psikologi,” Bulan Bintaang: Jakarta. Cet kedua, 1982. Sri Utami Rahayuningsih. 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www.Atttitude,blogspot.Com, diakses Rabu, 12 Oktober 2016. Pukul. 22:00 http://himasio-unsyiah.blogspot.co.id/2011/10/sikap-sosial.html diakses pada Rabu, 12 Oktober 2016.

http://www.psychoshare.com/file-821/psikologi-kepribadian/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses pada Senin, 10 Oktober 2016. [1] Sarlito Wirawan Sarwoni, “ Pengantar Umum Psikologi,” (Bulan Bintaang: Jakarta. Cet kedua, 1982), halm. 9.

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

{INSERTKEYS} [2] Abu Ahmadi, “ Psikologi Sosial,” (Rineka Cipta: Jakarta. Cet Kedua, 2002). Halm. 161. [3] Ibid., halm. 162. [4] Sarwoni, “ Pengantar Umum,” halm.

9. [5] Ahmadi, “ Psikologi Sosial,” halm. 162. [6] Ahmadi, “ Psikologi Sosial,” halm. 179. [7] dalam Ramdhani,2008. [8] Menunit G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak.

[9] Sarwoni, “ Pengantar Umum,” halm. 103. [10] Sri Utami Rahayuningsih. 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www. Atttitude, blogspot.Com, diakses Rabu, 12 Oktober 2016. Pukul. 22:00 [11] Soekidjo Notoatmodjo, 1987: halm. 1. [12] http://himasio-unsyiah.blogspot.co.id/2011/10/sikap-sosial.html diakses pada Rabu, 12 Oktober 2016. [13] Ahmadi, “ Psikologi Sosial,” halm. 170. [14] Ibid., halm.

171. [15] Ibid. hlm 170. [16] http://www.psychoshare.com/file-821/psikologi-kepribadian/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diakses pada Senin, 10 Oktober 2016.

[17] Ibid., Net [18] Abu Ahmadi “Psikologi Sosial” halm. 173. [19] Ibid., halm 173-176. [20] Abu Ahmadi “ Psikologi Sosial” halm. 179.
SOAL 1 Pancasila sebagai dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan jiwa seluruh rakyat Indonesia.

… Jelaskan mengapa Pancasila disebut sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesie: SOAL 2 Jelaskan sikap sikap yang harus dimiliki oleh masyarakat Indonesia agar dapat mempertahankan persatuan dalam keberagaman
Pengertian Tingkah Laku Manusia – Tingkah laku jika dilihat dari sudut biologis merupakan suatu kegiatan yang sangat berkaitan dengan aktifitas manusia dan perlu diiteliti baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengertian tingkah laku merupakan suatu respon seseorang karena adanya rangsangan dari luar atau lingkungan. Rangsangan inilah yang nantinya akan tumbuh suatu reaksi atau sejenis perilaku.

Pada umumnya perilaku manusia merupakan salah satu proses interaksi individu terhadap lingkungan yang terbukti bahwa manusia itu adalah makhluk hidup. Untuk tingkah laku sendiri bisa dipelajari dengan berbagai macam cara. Mulai dari memperhatikan, memahami, menghayati, menjelaskan tentang apa yang terjadi pada proses tersebut. Cara yang digunakan bersangkutan dengan anak-anak. Namun tidak ada bedanya dengan cara yang digunakan untuk orang dewasa. Namun dalam hal ini ada beberapa metode pengertian tingkah laku dari para ahli untuk cara penyelidikannya, antara lain: • Metode pengamatan Untuk mempelsjari tingkah laku seorang anak perlu menerapkan metode ini yaitu dengan mengamati dari jarak jauh tanpa diketahui anak.

Di sini bisa dicatat tentang perilaku yang terlihat. Metode pencatatan perlu teliti dan cepat-cepat dalam mencatatnya. Sistem pengamatan ini bisa ditujukan kepads satu anak secara terus menerus atau kepada beberapa anak secara bergantian.

• Metode tes dan eksperimen Dalam meneliti anak tidak mudah yang dibayangkan. Perlu menerapkan metode eksperimen dan tes. Untuk metode eksperimen hanya terbatas tentang penyelidikan yang bisa diamati dengan indera, namun untuk gejala rohani masih sulit dilihat. Eksperimen bermanfaat dilakukan karena setiap kelemahan pasti ada kelebihan. Seperti peristiwa yang diulang-ulang dan diselidiki secara teliti. Sedangkan untuk tes bisa mengajukan beberapa pertanyaan sesuai dengan tingkat usia.

Tes ini bisa melihat tentang kecerdasan anak mulai dari sangat bodoh, bodoh, normal, pintar, cerdas sampai jenius. • Metode klinis Bentuk penelitian yang ditujukan untuk anak dengan cara mengajak berbicara, mengamati dan tanya jawab.

Penggunaan metode ini berasal dari kombinasi antara observasi dan eksperimen. Metode ini digunakan untuk meneliti pola pikir, perilaku dan perkembangan bahasa anak. {/INSERTKEYS}

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

Dengan metode ini mudah mendapatkan berbagai macam informasi langsung dari sumbernya. • Metode pengumpulan Metode ini meliputi angket yang berupa daftar pertanyaan yang tersusun untuk mendapatkan suatu informasi dari objek yang akan diteliti dan dipelajari.

Biografi yaitu dengan mempelajari dan memahami tentang riwayat hidupnya. Baik yang ditulis sendiro muapun ditulis oleh pihak lain. Biografi ini bisa dijadikan bahan untuk meneliti lebih dalam tentang kejiwaan anak yang akan diselidiki dengan mudah. Bisa juga menyelidiki lewat buku harian. Biasanya buku harian merupakan media untuk mengungkapkan kejiwaaan seseorang. Itulah tingkah laku dan cara untuk mempelajarinya yang wajib untuk diketahui dan dilaksanakan jika ingin mengetahui tentang jenis tingkah laku seseorang.

Namun sebelum menyelidiki tingkah laku orang lain, sebaiknya perbaiki dulu pengertian tingkah laku diri sendiri.

apa hubungan antara kepentingan pribadi dengan tingkah laku individu

Artikel Lainnya : • Pengertian Botani Dalam Biologi

AKL1 Video Artikel02 kel2 klsJ




2022 www.videocon.com