Ibukota kalimantan tengah

ibukota kalimantan tengah

Pakar perencanaan wilayah dan kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Maryati, mengatakan pemerintah perlu memperhatikan dampak lingkungan dari pemindahan ibu kota yang berimbas pada pembangungan kantor pemerintahan yang notabene dibarengi fasilitas pendukung lain, seperti sarana pendidikan, kesehatan dan permukiman.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI), Zuliansyah, memandang pemindahan ibukota sebagai suatu hal yang realistis, mengingat kondisi Jakarta yang terhimpit bencana banjir dan kemacetan, serta kepadatan penduduk yang terus mendesak, namun masyarakat saat ini belum melihat adanya urgensi pemindahan ibukota. "Sekali lagi ini menyangkut aspek yang tidak satu dua.

Urusan banjir mungkin di sini tidak. Urusan gempa di sini ibukota kalimantan tengah. Tapi apa, kesiapan infrastruktur harus dimulai dari nol lagi.

ibukota kalimantan tengah

Itu juga salah satu pertimbangan-pertimbangan masalah sosial politiknya, masalah sosiologi masyarakatnya, semuanya, semuanya dilihat semuanya," terang Jokowi. Namun, pakar perencanaan wilayah dan kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Sri Maryati menuturkan pemerintah perlu memperhatikan dampak lingkungan dari pemindahan ibu kota yang berimplikasi pada pembangunan kantor pemerintahan yang notabene dibarengi fasilitas pendukung lain, seperti sarana pendidikan, kesehatan dan pemukiman.

• Acèh • العربية • Asturianu • تۆرکجه • Basa Bali • Български • Banjar • Mìng-dĕ̤ng-ngṳ̄ • Cebuano • Čeština • Dansk • Deutsch • Zazaki • English • Esperanto • Español • Euskara • فارسی • Suomi • Français • Nordfriisk • Galego • Bahasa Hulontalo • 客家語/Hak-kâ-ngî • עברית • हिन्दी • Ilokano • Italiano • 日本語 • Jawa • ქართული • 한국어 • Lietuvių • Madhurâ • Basa Banyumasan • Minangkabau • Македонски • മലയാളം • Монгол • मराठी • Bahasa Melayu • မြန်မာဘာသာ ibukota kalimantan tengah Nederlands • Polski • پنجابی • Português • Русский • ᱥᱟᱱᱛᱟᱲᱤ • Srpskohrvatski / српскохрватски • Slovenčina • Српски / srpski • Sunda • Svenska • ไทย • Türkçe • Татарча/tatarça • Українська • اردو • Tiếng Việt • Winaray • 吴语 • 中文 • Bân-lâm-gú • 粵語 • Agama Islam 74,11% Kristen 19,90% - Protestan 16,67% - Katolik 3,23% Hindu 5,84% Buddha 0,11% Konghucu 0,01% Lainnya 0,03% [2] [3] • Bahasa Indonesia (resmi) Dayak (dominan) — Dayak Bakumpai — Dayak Ngaju, Banjar, Bugis, Jawa, Madura, Melayu — Melayu Kotawaringin • IPM 71,25 ( 2021) tinggi [4] Zona waktu UTC+07:00 ( WIB) Kode pos Daftar • 0513 - Muara Teweh • 0522 - Ampah (Dusun Tengah, Barito Timur) • 0525 - Buntok • 0526 - Tamiang Layang • 0528 - Purukcahu • 0531 - Sampit • 0532 ibukota kalimantan tengah Pangkalan Bun, Kumai • 0536 - Palangkaraya, Kasongan • 0537 - Kuala Kurun • 0538 - Kuala Pembuang • 0539 - Kuala Kuayan (Mentaya Hulu, Kotawaringin Timur) Kode ISO 3166 ID-KT Pelat kendaraan KH Kode Kemendagri 62 APBD Rp 4.412.108.656.900,- (2018) PAD Rp 1.400.710.256.900,- (2018) DAU Rp 1.614.203.045.000,- ( 2020) [5] Lagu daerah Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah (disingkat Kalteng) adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan.

Ibu kotanya adalah Kota Palangka Raya. Berdasarkan sensus tahun 2010, provinsi ini memiliki populasi 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan. Data BPS Kalimantan Tengah tahun 2021 menunjukkan penduduk provinsi ini tahun 2020 bertambah menjadi 2.670.00 (Laki-laki 1.385.700 jiwa dan perempuan 1.284.300 jiwa). [2] Kalimantan Tengah mempunyai 13 kabupaten dan 1 kota. [2] Populasi historis Tahun Jumlah Pend.

±% 1971 701.936 — 1980 954.353 +36.0% 1990 1.396.486 +46.3% 1995 1.627.453 +16.5% 2000 1.801.965 +10.7% 2010 2.212.089 +22.8% 2020 2.670.000 +20.7% Source: Badan Pusat Statistik 2020 Daftar isi • 1 Sejarah • 2 Kondisi dan sumber daya alam • 2.1 Kondisi alam • 2.2 Keanekaragaman hayati • 2.3 Sumber daya alam • 3 Demografi • 3.1 Suku Bangsa • 3.2 Agama • 3.3 Pendidikan • 4 Pemerintahan • 4.1 Daftar gubernur • 4.2 Forum Koordinasi Pimpinan Daerah • 4.3 Dewan Perwakilan • 4.4 Daftar kabupaten dan kota • 4.5 Daftar kecamatan, desa, dan kelurahan • 5 Pertahanan dan Keamanan • 6 Media • 6.1 Televisi • 6.2 Media Online • 6.3 Media Cetak • 7 Perekonomian • 7.1 Tenaga kerja • 7.2 Potensi perikanan • 7.3 Pertambangan • 7.4 Transportasi • 7.4.1 Jarak Palangka Raya dengan ibu kota kabupaten • 8 Seni dan budaya • 8.1 Seni musik • 8.2 Seni vokal • 8.3 Tarian • 8.4 Seni Kriya • 8.5 Upacara adat • 8.6 Pakaian pengantin • 9 Lihat pula • 10 Referensi • 11 Pranala luar Sejarah Menurut legenda suku Dayak yang berasal dari Panaturan Tetek Tatum yang ditulis oleh Tjilik Riwut mengisahkan orang pertama yang menempati bumi atau menginjakan kakinya di Kalimantan adalah Raja Bunu.

Pada abad ke-14 Maharaja Supayaryanata, gubernur Majapahit memerintah di Kerajaan Negara Dipa (Amuntai) yang berpusat di Candi Agung dengan wilayah mandalanya dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting dengan daerah-daerah yang disebut Sakai, yaitu daerah batang sungai Barito, Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit, Labuan Amas, Biaju Kecil (Kapuas-Murung), Biaju Besar (Kahayan), Sebangau, Mendawai, Katingan, Sampit dan Pembuang dengan kepala-kepala daerahnya masing-masing yang disebut Mantri Sakai (Kepala Distrik), sedangkan wilayah Kotawaringin pada masa itu merupakan kerajaan tersendiri.

[6] Kerajaan Negara Dipa dilanjutkan oleh Kerajaan Negara Daha dengan raja pertamanya Miharaja Sari Babunangan Unro miharaja= maharaja. Raja tersebut telah mengantar salah seorang puteranya yang bernama Raden Sira Panji Kesuma alias Uria Gadung (Uria= Aria) untuk memegang kekuasaan wilayah Tanah Dusun [atau Barito Raya] yang berkedudukan di JAAR – SANGGARWASI. Pada abad ke-16, Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah mandala Kesultanan Banjar, penerus Negara Daha yang telah memindahkan ibu kota ke hilir sungai Barito tepatnya di Banjarmasin, dengan wilayah mandalanya yang semakin meluas meliputi daerah-daerah dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru.

Pada abad ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan Nyai Siti Biang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Tentara Biaju kerapkali dilibatkan dalam revolusi di istana Banjar, bahkan dengan aksi pemotongan kepala ( ngayau) misalnya saudara ibukota kalimantan tengah Nyai Biang Lawai bernama Panglima Sorang yang diberi gelar Nanang Sarang membantu Raja Maruhum menumpas pemberontakan anak-anak Kiai Di Podok.

Selain itu orang Biaju (sebutan Dayak pada zaman dulu) juga pernah membantu Pangeran Dipati Anom (ke-2) untuk merebut tahta dari Sultan Ri'ayatullah. Raja Maruhum menugaskan Dipati Ngganding untuk memerintah di negeri Kotawaringin. Dipati Ngganding digantikan oleh menantunya, yaitu Pangeran Dipati Anta-Kasuma putra Raja Maruhum sebagai raja Kotawaringin yang pertama dengan gelar Ratu Kota Waringin.

Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah suami dari Andin Juluk binti Dipati Ngganding dan Nyai Tapu binti Mantri Kahayan. Di Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma menikahi wanita setempat dan memperoleh anak, yaitu Pangeran Amas dan Putri Lanting. [6] Pangeran Amas yang bergelar Ratu Amas inilah yang menjadi raja Kotawaringin, penggantinya berlanjut hingga Raja Kotawaringin sekarang, yaitu Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah.

Kontrak pertama Kotawaringin dengan VOC-Belanda terjadi pada tahun 1637. [7] Menurut laporan Radermacher, pada tahun 1780 telah terdapat pemerintahan pribumi seperti Kyai Ingebai Suradi Raya kepala daerah Mendawai, Kyai Ingebai Sudi Ratu kepala daerah Sampit, Raden Jaya kepala daerah Pembuang dan kerajaan Kotawaringin dengan rajanya yang bergelar Ratu Kota Ringin ibukota kalimantan tengah Berdasarkan traktat 13 Agustus 1787, Sultan Batu dari Banjarmasin menyerahkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada VOC, sedangkan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa sepanjang daerah Kuin Utara, Martapura, Hulu Sungai sampai Ibukota kalimantan tengah Pattai, Distrik Sihoeng dan Mengkatip menjadi daerah protektorat VOC, Belanda.

Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia Belanda. CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN 4 Mei 1826.

/ B 29 September 1826 No. 10, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. [9] [10] Secara de facto wilayah pedalaman Kalimantan Tengah tunduk kepada Hindia Belanda semenjak Perjanjian Tumbang Anoi pada tahun 1894. Selanjutnya kepala-kepala daerah di Kalimantan Tengah berada di bawah Hindia Belanda.

ibukota kalimantan tengah

{INSERTKEYS} [11] Sekitar tahun 1850, daerah Tanah Dusun (Barito Raya) terbagi dalam beberapa daerah pemerintahan yaitu: Kiaij Martipatie, Moeroeng Sikamat, Dermawijaija, Kiaij Dermapatie, Ihanjah dan Mankatip. [12] [13] Sejak tahun 1845, Hindia Belanda membuat susunan pemerintahan untuk daerah zuid-ooster-afdeeling van Borneo [meliputi daerah sungai Kahayan, sungai Kapuas Murung, sungai Barito, sungai Negara serta Tanah Laut] selain Residen terdapat juga Rijksbestierder alias Kepala Pemerintahan Pangeran Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana.

Di dalam hierarki pemerintahan tersebut terdapat nama kepala suku Dayak seperti Tumenggung Surapati dan Toemenggoeng Nicodemus Djaija Negara. [14] [15] Berdasarkan Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, daerah-daerah di wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling menurut Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8. [16] Daerah-daerah di Kalteng tergolong sebagai negara dependen dan distrik dalam Kesultanan Banjar.

[17] Sebelum abad XIV, daerah Kalimantan Tengah termasuk daerah yang masih murni, belum ada pendatang dari daerah lain. Saat itu satu-satunya alat transportasi adalah perahu. Tahun 1350 Kerajaan Hindu mulai memasuki daerah Kotawaringin.

Tahun 1365, Kerajaan Hindu dapat dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Beberapa kepala suku diangkat menjadi Menteri Kerajaan. Tahun 1520, pada waktu pantai di Kalimantan bagian selatan dikuasai oleh Kesultanan Demak, agama Islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1615 Kesultanan Banjar mendirikan Kerajaan Kotawaringin, yang meliputi daerah pantai Kalimantan Tengah. Daerah-daerah tersebut ialah: Sampit, Mendawai, dan Pembuang. Sedangkan daerah-daerah lain tetap bebas secara otonom menjalankan hukum adat Dayak-Kaharingan, dipimpin langsung oleh para kepala suku, bahkan banyak dari antara mereka yang menarik diri masuk ke pedalaman.

Di daerah Pematang Sawang Pulau Kupang, dekat Kapuas, Kota Bataguh pernah terjadi perang besar. Perempuan Dayak bernama Nyai Undang memegang peranan dalam peperangan itu. Nyai Undang didampingi oleh para satria gagah perkasa, di antaranya Tambun, Bungai, Andin Sindai, dan Tawala Rawa Raca.

Di kemudian hari nama pahlawan gagah perkasa Tambun Bungai, menjadi nama Kodam XI Tambun Bungai, Kalimantan Tengah. Tahun 1787, dengan adanya perjanjian antara Sultan Banjar dengan VOC, berakibat daerah Kalimantan Tengah, bahkan nyaris seluruh daerah, dikuasai VOC. Sekitar tahun 1835 misionaris Kristen mulai beraktivitas secara leluasa di selatan Kalimantan.

Pada 26 Juni 1835, Barnstein, penginjil pertama Kalimantan tiba dan mulai menyebarkan agama Kristen di Banjarmasin. Pemerintah lokal Hindia Belanda malahan merintangi upaya-upaya misionaris [18] Pada tanggal 1 Mei 1859 pemerintah Hindia Belanda membuka pelabuhan di Sampit.

[19] Tahun 1917, Pemerintah Penjajah mulai mengangkat masyarakat setempat untuk dijadikan petugas-petugas pemerintahannya, dengan pengawasan langsung oleh para penjajah sendiri. Sejak abad XIX, penjajah mulai mengadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan dengan maksud untuk memperkuat kedudukan mereka.

Namun penduduk pribumi, tidak begitu saja mudah dipengaruhi dan dikuasai. {/INSERTKEYS}

ibukota kalimantan tengah

Perlawanan kepada para penjajah mereka lakukan hingga abad XX. Perlawanan secara frontal, berakhir tahun 1905, setelah Sultan Mohamad Seman gugur sebagai kusuma bangsa di Sungai Menawing dan dimakamkan di Puruk Cahu.

Tahun 1835, Agama Kristen Protestan mulai masuk ke pedalaman. Hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus ibukota kalimantan tengah, para penjajah tidak mampu menguasai Kalimantan secara menyeluruh. Penduduk asli tetap bertahan dan mengadakan perlawanan. Pada Agustus 1935 terjadi pertempuran antara suku Dayak Punan yaitu Oot Marikit dengan kaum penjajah.

Pertempuran diakhiri dengan perdamaian di Sampit antara Oot Marikit dengan menantunya Pangenan atau Panganon dengan Pemerintah Belanda. Orang-orang Portugis dari Makau sudah berdagang ketika VOC-Belanda tiba di Banjarmasin pada ibukota kalimantan tengah 1679 dengan maksud mengamankan perdagangan itu dan mengusir pedagang negara Makao dari pasar itu. Ambisi para pedagang negara Portugis yang terlibat dalam pasar ini lebih besar daripada yang dibayangkan oleh VOC-Belanda. Kompeni mengetahui bahwa karena perebutan kekuasaan internal, Sultan Dipati Anom (Raden Kasuma Lelana) ditantang oleh kedua keponakannya, dua putra Sultan Ratu Anom (Raden Kasuma Alam gelar Sultan Saidullah 1), yakni Suria Angsa dan Suria Negara, dan bantuan Portugis tersebut telah didaftar sebagai pemberontak melawan Sultan Dipati Anom (Raden Kasuma Lelana gelar Pangeran Suria Nata 2).

Portugis dari Macao memulai upaya pertama mereka untuk memonopoli produksi lada Banjarmasin.

ibukota kalimantan tengah

Kebijakan intervensi Portugis dan mendukung penggulingan Sultan Dipati Anom akhirnya berhasil dengan Suria Angsa menjadi Sultan dan Portugis memperoleh hak-hak komersial. Hak-hak komersial ini tidak sama dengan monopoli tetapi cukup mengecewakan VOC-Belanda, yang sudah tidak senang dengan kerusuhan politik Banjarmasin yang tak berkesudahan, bahwa Perusahaan (Kompeni) berhenti berdagang di Banjarmasin pada tahun 1681; VOC-Belanda yakin bahwa dapat mengamankan stok lada tambahan dari peningkatan produksi lada di Palembang dan Banten.

[20] Pada masa kekuasaan Sultan Saidillah sekitar ibukota kalimantan tengah 1685, Portugis mengirim seorang pastur bernama Ventigmilia. [21] Jenderal Macau seperti Andrea Coelo Viera, Aloysius Francesco Cottigno, maupun Kapten Kapal Emmanuelle Araugio Graces, sama-sama ingin menjadi sponsor perjalanan pastor Antonio Ventimiglia ke tanah Borneo.

Penjelajahannya dimulai per tanggal 16 Januari 1688 dari Macau. Pada tanggal 2 Februari 1688, Antonio Ventimiglia tiba di Banjarmasin dengan kapal Potugis (sekutu Sultan Suria Angsa dari Banjar), untuk mengembangkan agama Katolik di udik negeri Banjar di sepanjang sungai Barito dan akhirnya ia meninggal di udik pada tahun 1691.

[22] [23] Cay Deponattee (Kiai Dipanata), seorang pria dengan karakter kejujuran terbesar di antara mereka, mengatakan kepada Daniel Beeckman, bahwa beberapa tahun yang lalu datang ke bagian-bagian itu seorang pendeta Portugis, atau biarawan, yang dengan perilakunya yang sopan dan cara-caranya yang menawan telah memperoleh banyak manfaat bagi agama Kristen, tetapi tidak puas untuk berkhotbah di antara mereka, dia harus pergi ke pedesaan di antara orang-orang pedalaman yang biadab, yang disebut Byajos, yang oleh mereka dia dibunuh dengan kejam.

[24] [25] Menurut Hermogenes Ugang, pada abad ke 17, seorang misionaris Roma Katholik bernama Antonio Ventimiglia pernah datang ke Banjarmasin. Dengan perjuangan gigih dan ketekunannya hilir-mudik mengarungi sungai besar di Kalimantan dengan perahu yang telah dilengkapi altar untuk mengurbankan Misa, ia berhasil membaptiskan tiga ribu orang Ngaju menjadi Katholik.

Pekerjaan dia dipusatkan di daerah hulu Kapuas (Manusup) dan pengaruh pekerjaan dia terasa sampai ke daerah Bukit. Namun, atas perintah Sultan Banjarmasin, Pastor Antonius Ventimiglia kemudian dibunuh.

Alasan pembunuhan adalah karena Pastor Ventimiglia sangat mengasihi orang Ngaju, sementara saat itu orang-orang Ngaju mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Sultan Surya Alam/Tahliluulah, karena orang Biaju (Ngaju) pendukung Gusti Ranuwijaya penguasa Tanah Dusun-saingannya Ibukota kalimantan tengah Surya Alam/Tahlilullah dalam perdagangan lada.

ibukota kalimantan tengah

{INSERTKEYS} [26] Dengan terbunuhnya Pastor Ventimiglia maka beribu-ribu umat Katholik orang Ngaju yang telah dibaptiskannya, kembali kepada iman asli milik leluhur mereka. Yang tertinggal hanyalah tanda-tanda salib yang pernah dikenalkan oleh Pastor Ventimiglia kepada mereka. Namun tanda salib tersebut telah kehilangan arti yang sebenarnya.

Tanda salib hanya menjadi benda fetis (jimat) yang berkhasiat magis sebagai penolak bala yang hingga saat ini terkenal dengan sebutan lapak lampinak dalam bahasa Dayak atau cacak burung dalam bahasa Banjar. Pada masa penjajahan, suku Dayak di daerah Kalimantan Tengah, sekalipun telah bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap berada dalam lingkungannya sendiri.

Tahun 1919, generasi muda Dayak yang telah mengenyam pendidikan formal, mengusahakan kemajuan bagi masyarakat sukunya dengan mendirikan Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, yang dipelopori oleh Hausman Babu, M.

Lampe, Philips Sinar, Haji Abdulgani, Sian, Lui Kamis, Tamanggung Tundan, dan masih banyak lainnya. Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, bergerak aktif hingga tahun 1926. Sejak saat itu, Suku Dayak menjadi lebih mengenal keadaan zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928, kedua organisasi tersebut dilebur menjadi Pakat Dayak, yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah Hausman Babu, Anton Samat, Loei Kamis.

Kemudian dilanjutkan oleh Mahir Mahar, C. Luran, H. Nyangkal, Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Handuran, Amir Hasan, Christian Nyunting, Tjilik Riwut, dan masih banyak lainnya. Pakat Dayak meneruskan perjuangan, hingga bubarnya pemerintahan Belanda di Indonesia. Tahun 1945, Persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak, kemudian mempunyai cabang di seluruh Kalimantan, dipelopori oleh Johanes Chrisostomus Oevaang Oeray, F.C. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959, Persatuan Dayak bubar, kemudian bergabung dengan PNI dan Partindo.

Akhirnya Partindo Kalimantan Barat meleburkan diri menjadi IPKI. Di daerah Kalimantan Timur berdiri Persukai atau Persatuan Suku Kalimantan Indonesia di bawah pimpinan Kamuk Tupak, W.

Bungai, Muchtar, R. Magat, dan masih banyak lainnya. Tahun 1942, Kalimantan Tengah disebut Afdeeling Kapoeas-Barito yang terbagi 6 divisi. [27] Provinsi Borneo saat masa awal kemerdekaan, tahun 1945. Kondisi dan sumber daya alam Kondisi alam Bagian Utara terdiri Pegunungan Muller Swachner dan perbukitan, bagian Selatan dataran rendah, rawa dan paya-paya.

Berbatasan dengan tiga Provinsi Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Selatan dan Barat serta Laut Jawa.

Wilayah ini beriklim tropis lembap yang dilintasi oleh garis equator. Keanekaragaman hayati Banyak yang belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai, gunung/bukit, dataran rendah dan paya, segala macam vegetasi tropis mendominasi alam daerah ini.

Orangutan merupakan hewan endemik yang masih banyak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting yang memiliki areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan.

Terdapat beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan, trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet/beo dan hewan lain yang bervariasi tinggi. Sumber daya alam Hutan mendominasi wilayah 80%. Hutan primer tersisa sekitar 25% dari luas wilayah. {/INSERTKEYS}

ibukota kalimantan tengah

Lahan yang luas saat ini mulai didominasi kebun Kelapa Sawit yang mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan karet dan rotan rakyat masih tersebar hampir diseluruh daerah, terutama di Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kotawaringin Timur.

Banyak ragam potensi sumber alam, antara lain yang sudah diusahakan berupa tambang batubara, emas, zirkon, besi. Terdapat pula tembaga, kaolin, batu permata dan lain-lain. Demografi Suku Bangsa Tiga etnis dominan di Kalimantan Tengah yaitu etnis Dayak (45,98%), Jawa (21,93%) dan Banjar (21,28%).

[28] Kawasan utama etnis Dayak yaitu daerah hulu dan pedalaman, Kawasan utama etnis Jawa yaitu daerah transmigrasi dan Kawasan utama etnis Banjar yaitu daerah pesisir, perbatasan Kalimantan Selatan dan perkotaan. Suku Dayak adalah suku terbesar di Kalteng.

Beberapa subetnis Dayak yang terdapat di Kalteng yaitu Ngaju (mendiami daerah aliran sungai Kapuas, Kahayan, Rungan Manuhing, Barito dan Katingan. ), Bakumpai (mendiami tepian daerah aliran sungai Barito ), Maanyan (mendiami bagian timur Kalteng seperti Barito Timur dan Barito Selatan), Ot Danum (mendiami daerah utara Kalteng), Siang Murung (mendiami Timur Laut Kalteng/Kabupaten Murung Raya), Taboyan (mendiami sepanjangan tepian aliran Sungai Teweh), Lawangan (mendiami bagian timur Kalteng/Barito Timur), Dusun (mendiami wilayah aliran sungai Barito dari Barito Selatan sampai Murung Raya), dan subetnis lainnya.

Orang Dayak di Kalteng umumnya berprofesi sebagai petani dan pegawai pemerintahan. Suku Jawa merupakan suku terbesar kedua di Kalteng. Di beberapa kabupaten, seperti Kotawaringin Barat, Seruyan dan Pulang Pisau, etnis Jawa adalah penduduk mayoritas. Orang Jawa di Kalteng umumnya berprofesi sebagai petani, pegawai, TNI/Polri, pedagang makanan dan pekerja tambang/sawit.

Kesenian Jawa seperti kuda lumping, reog, wayang kulit dan bahasa Jawa masih bertahan di kantong-kantong transmigrasi di Kalteng. Besarnya proporsi orang Jawa di Kalteng karena banyaknya transmigrasi asal Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur yang masuk ke Kalteng.

Suku Banjar merupakan suku terbesar ketiga di Kalteng. Di Kalteng, orang Banjar banyak berada di wilayah perkotaan seperti Palangka Raya, Kotawaringin Timur, Kabupaten Barito Timur dan Kapuas yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Selatan. Orang Banjar di Kalteng ibukota kalimantan tengah bekerja sebagai pedagang dan wiraswasta, sehingga kuliner, masakan dan bahasa Banjar cukup dominan di Kalteng. Berbagai upacara adat Banjar, seperti pada upacara pernikahan, kelahiran (tasmiyah), batamat Al Qur'an, baayun mulud dan sebagian kesenian Banjar, seperti sinoman hadrah dan maulid habsyi masih sering ditampilkan di Kalteng.

Suku Melayu merupakan suku terbesar keempat di Kalteng yang menempati pesisir Sukamara dan Kotawaringin Barat, perbatasan Kalimantan Barat juga sebagian wilayah di Kabupaten Lamandau. Melayu di Kalteng biasa disebut Melayu Kotawaringin atau Teringin yang adat budayanya tidak jauh berbeda dengan orang Melayu di Kalbar & Suku Banjar di Kalimantan Selatan.

Suku Madura merupakan suku terbesar kelima di Kalteng. Di Kalteng, orang Madura yang juga banyak berprofesi sebagai pedagang di pasar tradisional banyak mendiami daerah Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur. Setelah konflik etnis tahun 2001, sebagian warga Madura sudah berangsur-angsur kembali ke Kalteng. Komposisi Suku Bangsa di Kalimantan Tengah selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : [29] Nomor Suku bangsa Jumlah (2010) [28] Konsentrasi (2010) 1 Asal Kalimantan (di luar Dayak) 588.650 26,67% 2 Jawa 478.434 21,68% 3 Banjar 464.260 21,03% 4 Dayak 450.682 20,42% 5 Melayu 86.322 3,91% 6 Madura 42.668 1,93% 7 Sunda 28.565 1,29% 8 Asal NTT 15.370 0,70% 9 Batak 12.324 0,56% 10 Bugis 8.040 0,36% 11 Bali 7.362 0,33% 12 Tionghoa 5.130 0,23% 13 Suku-suku lainnya 19.560 0,89% Total 2.207.367 100,00% Pada dasarnya bahasa yang digunakan secara luas di Kalimantan Tengah adalah Bahasa Dayak dan Bahasa Indonesia.

Persebaran Bahasa Banjar ke Kalimantan Tengah karena besarnya jumlah perantauan Ibukota kalimantan tengah Banjar asal Kalimantan Selatan sehingga Bahasa Banjar digunakan sebagai bahasa perdagangan dan bahasa sehari-hari.

[30] Masyarakat Suku Jawa di lokasi transmigrasi umumnya menuturkan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Dayak yang dominan digunakan oleh Suku Dayak di Kalimantan Tengah, di antaranya Bahasa Ngaju yang digunakan di daerah sungai Kahayan dan Kapuas.

[31] Bahasa Bakumpai dan Bahasa Maanyan dituturkan oleh penduduk di sepanjang daerah aliran sungai Barito dan sekitarnya dan Bahasa Ot Danum yang digunakan oleh suku Dayak Ot Danum di hulu sungai Kahayan dan sungai Kapuas. Agama Agama yang dipeluk masyarakat Kalimantan Tengah berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah 2019, yaitu: [32] Nomor Agama Jumlah Konsentrasi Keterangan 1 Islam 1.897.722 73,82% dipeluk oleh Suku Banjar, Jawa, Melayu, Madura, Sunda, serta sebagian Kecil Suku Dayak dan Batak.

2 Kristen Protestan 430.661 16,75% dipeluk oleh sebagian besar Suku Dayak, Batak, Minahasa, Flores, Papua 3 Kristen Katolik 80.119 3,12% dipeluk oleh sebagian besar Suku Dayak, Batak, Minahasa, Flores, Papua ibukota kalimantan tengah Hindu/ Kaharingan 158.181 6,15% Kaharingan adalah kepercayaan suku Dayak Kalimantan Tengah yang pada Sensus 2010 digabungkan dalam kelompok Lainnya.

Penganut Agama Kaharingan tersebar di daerah Kalimantan Tengah dan banyak terdapat di bagian hulu sungai, antara lain hulu sungai Kahayan, sungai Katingan dan hulu sungai lainnya.

[33] Dan Kaharingan sudah masuk kedalam agama Hindu yang umumnya dianut oleh orang Bali 5 Buddha 2.798 0,11% dipeluk oleh orang Tionghoa 6 Konghucu 208 0,01% dipeluk oleh orang Tionghoa 7 Lainnya 1.050 0,04% Pendidikan Geliat dunia pendidikan di Kalimantan Tengah sekarang sedang berkembang dengan pesat.

Hal tersebut ditandai dengan bermunculannya berbagai lembaga pendidikan serta keberadaan beberapa Universitas dan Sekolah Tinggi. Universitas Negeri Palangka Raya dan Untama merupakan Universitas-universitas Negeri yang ada di Kalimantan Tengah, selain itu terdapat Universitas Muhammadiyah serta beberapa perguruan tinggi lainnya yang ikut memberikan sumbangan dalam ibukota kalimantan tengah mutu pendidikan di Kalimantan Tengah, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai serta Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Palangka Raya.

Tak lupa pula berbagai Universitas maupun Sekolah Tinggi rintisan yang terdapat di Kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah. Pemerintahan Daftar gubernur Artikel utama: Daftar gubernur Kalimantan Tengah No. Foto Gubernur Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Wakil Gubernur 1 R.T.A. Milono 1 Januari 1957 30 Juni 1958 1 [ket. 1] — 2 Tjilik Riwut 30 Juni 1958 17 Februari 1967 2 [ket.

2] Reinout Sylvanus (1961—67) 3 Reinout Sylvanus 17 Februari 1967 3 Oktober 1978 — 4 Willy Ananias Gara 3 Oktober 1978 7 Oktober 1983 4 — Eddy Sabara 7 Oktober 1983 23 Januari 1984 — ibukota kalimantan tengah Gatot Amrih 23 Januari 1984 21 Januari 1989 5 Victor Phaing (1986–91) 6 Suparmanto 21 Januari 1989 23 Januari 1994 6 [35] H.

J. Andries (1991–96) 7 Warsito Rasman 17 Juli 1994 Juli 1999 7 Elieser Gerson (1996–99) — Rappiudin Hamarung (Penjabat) Juli 1999 8 Maret 2000 — Siswanto Adi 8 Asmawi Agani 8 Maret 2000 23 Maret 2005 8 [36] Nahson Taway — Sodjuangon Situmorang (Penjabat) 23 Maret 2005 4 Agustus 2005 — — 9 Agustin Teras Narang 4 Agustus 2005 3 Agustus 2010 9 ( 2005) Achmad Diran 4 Agustus 2010 4 Agustus 2015 10 ( 2010) — Hadi Prabowo (Penjabat) 5 Agustus 2015 25 Mei 2016 — — 10 Sugianto Sabran 25 Mei 2016 25 Mei 2021 11 ( 2016) Said Ismail 25 Mei 2021 Petahana 12 ( 2020) Edy Pratowo Keterangan • ^ Gubernur Pembentuk Provinsi Kalteng [34] • ^ Gubernur Kalteng Pertama - Babat Alas Forum Koordinasi Pimpinan Daerah • Gubernur: H.

Sugianto Sabran • Wakil Gubernur: H. Edy Pratowo, S.Sos., M.M. • Sekretaris Daerah: (Pj.) Drs. H. Nuryakin, M.Si • Ketua DPRD: Wiyatno, S.P.

• Kapolda: Irjen. (Pol.) Drs. Nanang Avianto, M.Si. • Danrem 102/Pjg: Kolonel. Inf. Yudianto Putrajaya, S.E., M.M. • Kepala Kejaksaan Tinggi: Iman Wijaya, S.H., M.Hum., • Ketua Pengadilan Tinggi: Dr.

Zainuddin, S.H., M.Hum. • Ketua Pengadilan Tinggi Agama: Dr. H. Samparaja, S.H., M.H • Wakil Ibukota kalimantan tengah Pengadilan Tata Usaha Negara: Andry Asani, S.H., M.H.

Dewan Perwakilan Artikel utama: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Tengah DPRD Kalimantan Tengah beranggotakan 45 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Kalimantan Tengah terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Kalimantan Tengah yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 28 Agustus 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Palangkaraya, Mohammad Hatta, di Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Tengah.

[37] [38] [39] Komposisi anggota DPRD Kalimantan Tengah periode 2019-2024 terdiri dari 11 partai politik dimana PDI Perjuangan adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 12 kursi. Pada Pemilu 2014, DPRD Kalimantan Tengah menempatkan 45 orang wakilnya yang tersebar ke dalam beberapa fraksi, dengan perolehan suara mayoritas diraih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

[40] [41] [42] Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kalimantan Tengah periode pertama yang pada awalnya dilantik pada tahun 1958 dan kemudian disesuaikan jumlah anggotanya pada 1959 hingga terbentuknya DPRD Gotong Royong. [43] [44] Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode 1958-1959 1959-1961 Masyumi 3 ibukota kalimantan tengah Partai Dayak 3 3 PNI 2 2 PSII 1 1 PKI 2 1 NU 2 1 PKT 1 1 PPTI 1 1 SKDI 1 1 KKB 1 1 Jumlah Anggota 17 15 Jumlah Partai 10 10 Daftar kabupaten dan kota Artikel utama: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari 13 kabupaten, 1 kota, 136 kecamatan, 139 kelurahan dan 1.432 desa.

Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 2.502.630 jiwa dengan ibukota kalimantan tengah luas wilayah 153.564,50 km². [46] [47] No. Kode Kemendagri Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km2) Penduduk (jiwa) 2017 Kecamatan Kelurahan Desa 1 62.04 Kab. Barito Selatan 8.830,00 123.396 6 7 86 2 62.13 Kab.

Barito Timur 3.834,00 109.949 10 3 100 3 62.05 Ibukota kalimantan tengah. Barito Utara 8.300,00 152.308 9 10 93 4 62.10 Kab. Gunung Mas 10.805,00 137.662 12 13 114 5 62.03 Kab. Kapuas 14.999,00 409.862 17 17 214 6 62.06 Kab. Katingan 17.500,00 147.939 13 7 154 7 62.01 Kab. Kotawaringin Barat 10.759,00 244.292 6 13 81 8 62.02 Kab. Kotawaringin Timur 16.796,00 408.029 17 17 168 9 62.09 Kab.

Lamandau 6.414,00 77.251 8 3 85 10 62.12 Kab. Murung Raya 23.700,00 ibukota kalimantan tengah 10 9 116 11 62.11 Kab.

Pulang Pisau 8.997,00 126.381 8 4 95 12 62.07 Kab. Seruyan 16.404,00 143.414 10 3 97 13 62.08 Kab. Sukamara 3.827,00 58.143 5 3 29 14 62.71 Kota Palangka Raya 2.399,50 258.550 5 30 - TOTAL 153.564,50 2.502.630 136 139 1432 Pertahanan dan Keamanan Kalimantan Tengah merupakan wilayah KOREM 102/PJG, KODAM XII/Tanjungpura yang bermarkas di Palangka Raya.

Kawasan TNI-AU terdapat di Lanud Iskandar ( Pangkalan Bun). Polda Kalimantan Tengah membawahi 14 Kepolisian Resort (Polres). Media Televisi • JURNAL TV (Dalam Proses Perizinan) • TVRI Kalteng Media Online • Prokalteng • KaltengOke • Inikalteng • Balanganews • Kalteng Today • Borneo News • Kalteng Ekspres • Jurnal Borneo • Media Dayak • Kalamanthana • Berita Sampit • Mata Kalteng • Corong Nusantara Media Cetak • Kalteng Pos • Palangka Post ibukota kalimantan tengah Tabengan • Radar Sampit Perekonomian Tenaga kerja Penduduk Usia 15 Tahun Lebih Menurut Kegiatan [48] Kegiatan utama Februari 2006 Agustus 2006 Februari 2007 Februari 2008 Penduduk Usia 15 Tahun Lebih 1.387.244 1.398.307 1.411.568 1.438.271 Angkatan Kerja 991.764 944.266 1.100.430 1.077.831 Bekerja 991.764 944.266 1.045.186 1.026.211 Potensi perikanan Potensi perikanan di Kalimantan Tengah sangat besar, khususnya perikanan air tawar.

Hal itu dikarenakan luasnya wilayah perairan tawar seperti sungai, danau dan rawa di Kalimantan Tengah. Potensi laut Kalimantan Tengah 94.500 km2 dengan panjang garis pantai ± 750 km memiliki berbagai jenis ikan pelagis, udang, rajungan, dan lainnya. Pantai laut di selatan Kalimantan Tengah merangkai 7 (tujuh) kabupaten; yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau, dengan panjang garis pantai ± 750 km.

Sedangkan perairan umum dengan luas ± 2.29 juta Ha dengan potensi sumberdaya ikannya yang cukup besar perlu pengelolaan dan pemanfaatan secara baik. Produksi perikanan tangkap tahun 2013 sebesar 101.891,8 ton meningkat sebesar 7,31 % dibandingkan produksi perikanan tangkap tahun 2012 sebesar 94.954,1 ton. Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Tangkap adalah sebanyak 21.770 RTP yang terdiri dari 5.340 RTP Perikanan Laut dan 16.430 RTP Perikanan Darat. Jumlah produksi perikanan budidaya pada tahun 2013 sebesar 53.519,43 ton mengalami peningkatan sebesar 20,70 % dari produksi tahun 2012 sebesar 42.441,28 ton dengan luas lahan budidaya seluas 6.960,8 Ha.

Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Budidaya pada tahun 2013 sebanyak 20.312 RTP. Pengembangan usaha pengolahan perikanan skala kecil dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana pengolahan kepada Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR).

Pada tahun 2013, jumlah produksi olahan hasil perikanan sebesar 6.149,9 ton meningkat sebesar 0,73 % dari total produksi tahun 2012 sebesar 6.104,8 ton. Tingkat Konsumsi Ikan di Kalimantan Tengah cukup tinggi yaitu 46,03 kg/kapita/tahun, lebih besar daripada Tingkat Konsumsi Ikan Nasional sebesar 35,62 kg/kapita/tahun. Jumlah Unit Pengolahan di Kalimantan Tengah sebanyak 2.837 UPI sedangkan Unit Pemasaran sebanyak 7.994 UPI.

Pertambangan Sebagian besar penduduk di wilayah Katingan, Khususnya Kecamatan Katingan Tengah bermata pencaharian sebagai petani dan penambang. Hasil tambang utama yang diperoleh adalah emas dan puya (pasir zirkon) yang berwarna merah. Masyarakat dalam melakukan penambangan masih bersifat tradisional sehingga hasil yang diperoleh ibukota kalimantan tengah optimal. Transportasi Bandar udara Tjilik Riwut Palangka Raya melayani penerbangan dari dan ke Surabaya dan Jakarta direct, menggunakan pesawat jet jenis Boeing 737-200, 737-300 dan 737-400.

Penerbangan ini dilayani oleh 4 maskapai, yaitu: Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Batik Air, dan Wings Air. Bandar udara kesayangan masyarakat Palangka Raya ini memiliki pcn 29 fczu, bisa dilintasi dengan mobil maupun taksi. Jarak Palangka Raya dengan ibu kota kabupaten Berikut adalah beberapa jarak antar kota di kabupaten Kalimantan Tengah; [49] ibu kota kabupaten Darat (km) Keterangan Batas Ibukota kalimantan tengah - (Anjir Serapat) KLK 142 km TML 276 km 418 km (via Kalsel) BNT 183 km 511 km (via Kalsel) MTW 326 km 605 km (via Kalsel) PRC 411 km 702 km (via Kalsel) KKN 180 km - KSN 88 km - SPT 227 km - KLP 457 km - PBU 449 km - SKR 686 km - Batas Kalteng-Kalbar - (Kudangan) Seni dan budaya Seni musik Perpaduan Rumah Betang dengan Rumah Baanjung menghasilkan Rumah Betang Ba' anjung (Huma Gantung) di Desa Buntoi.

Seni musik yang dikenal di daerah ini antara lain: Chordophone • Kacapi • Rebab • Dambus • Sampe Idiophone • Berbagai jenis Gong • Kangkanung Membranophone • Berbagai jenis Kendang (Gandang) • Katambung Seni vokal Seni vokal yang populer di wilayah ini adalah: • Pantun Seloka • Karungut • Kandan • Mansana • Kalalai Lalai • Ngendau • Barayah • Natum • Dodoi • Marung Tarian Jenis-jenis tarian yang terdapat di daerah ini antara lain: • Tari Hugo dan Huda • Tari Putri Malawen • Tari Tuntung Tulus dari Barito Timur • Tari Giring-giring • Tari Manasai • Tari Balian Bawo • Tari Balian Dadas • Manganjan • Tari Kanjan Halu • Tari Deder • Tari Mandau • Tari Kinyah • Tari Jepen Kotawaringin dan Sukamara Seni Kriya Seni kriya yang berkembang di wilayah ibukota kalimantan tengah adalah: • Seni pahat patung Sapundu • Seni lukis • Rajah • Anyaman • Seni dari bahan Getah Nyatu • Topeng Sababuka Upacara adat • Ibukota kalimantan tengah • Tampung Tawar (upacara menolak bala) • Marumpak Kutamara (upacara menggiring pengantin lelaki menuju kediaman pengantin wanita) • Ibukota kalimantan tengah Tiwah (upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal) • Wara (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal) • Balian (upacara pengobatan) • Ibukota kalimantan tengah Sekepeng (hampir serupa dengan Marumpak Kutamara) • Potong Pantan (upacara peresmian atau penyambutan tamu kehormatan) • Mapalas (upacara membuang sial atau membersihkan diri dari malapetaka) • Ijambe (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah ibukota kalimantan tengah Pakaian pengantin • Busana Pengantin Dayak Busana pengantin pria Dayak Kalimantan Tengah memakai celana panjang sampai lutut, selempit perak atau tali pinggang dan tutup kepala.

Perhiasan yang dipakai adalah inuk atau kalung panjang, cekoang atau kalung pendek dan kalung yang terbuat dari gigi binatang. Pengantin wanita memakai kain berupa rok pendek, rompi, ikat kepala dengan hiasan bulu enggang gading, kalung dan subang. • Busana Pengantin Kotawaringin • ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-24.

Diakses tanggal 2020-07-04. • ^ a b c d "Provinsi Kalimantan Tengah Dalam Angka 2021" (pdf). www.kalteng.bps.go.id. hlm. 7, 115, 357.

Diakses tanggal 16 April 2021. • ^ "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 April 2021. • ^ ibukota kalimantan tengah Pembangunan Manusia Menurut Provinsi 2019-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 26 November 2021. • ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 16 April 2021. Periksa nilai tanggal di: -date= ( bantuan) • ^ a b (Melayu) Ras, Johannes Jacobus (1990).

Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh. Malaysia: Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9789836212405. ISBN 983-62-1240-X • ^ (Belanda) L. C. van Dijk, Ne©erland's vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Camobdja, Siam en Cochin-China, Scheltema, 1862 • ^ (Inggris) The New American Encyclopaedia (1865).

"The New American Encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge". 2. D. Appleton. • ^ Hindia-Belanda (1965).

Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia-Belanda 1635-1860 (PDF). Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat. hlm. 228. • ^ Perkara 4. Sri Paduka Sultan Adam salinkan kepada radja dari Nederland segala negeri jang tersebut dibawah ini: Pulau Tatas dan Kuin sampai di subarang kiri Antasan Ketjil dan pulau Burung mulai dari kuala Bandjar subarang kanan sampai di Pantuil dan di Pantuil subarang pulau Tatas lantas ke timur Rantau Kuliling dengan segala sungai2nja Kelajan Ketjil Kelajan Besar dan kampung jang di subarang pulau Tatas sampai di sungai Messa di ulu kampung Tjina lantas ke darat sampai di sungai Baru sampai di sungai Lumbah dan pulau Bakumpai mulai dari kuala Bandjar subarang kiri mudik sampai di kuala Andjaman di kiri milir sampai kuala Lopak dan segala tanah Dusun semuanja desa2 kiri kanan mudik ibukota kalimantan tengah ulu mulai Mengkatip sampai terus negeri Siang dan di ilir sampai di kuala Marabahan dan tanah Dajak Besar Ketjil dengan semuanja desa2nja kiri kanan mulai di kuala Dajak mudik ka ulu sampai terus ke ilir sungai Dajak dengan segala tanah di daratan jang takluk padanja dan tanah Mendawai Sampit Pembuang semuanja desa2nja dengan segala tanah jang takluk padanja dan tanah Kutaringin Sintang Lawey Djelei semuanja desa2nja dengan segala tanah jang takluk padanja.

Dan Taboniou dan segala tanah Laut sampai di Tandjung Silatan dan ke timur sampai watas dengan Pagatan dan ka oetara sampai di kuala Maluka mudik sungai Maluka Selingsing Lijang Anggang Banju Irang lantas ke timur sampai di gunung Pamaton sampai watas dengan tanah Pagatan dan negeri jang di pasisir timur Pagatan Pulau Laut Batu Litjin Pasir Kutai Barau semuanja dengan tanah2 jang takluk padanja.

• ^ (Inggris) Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië (1861). "Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië". 23 (1-2).

Nederlandsch-Indië: 205. • ^ "Borneo in 1850". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-30. Diakses tanggal 2012-03-21. • ^ "Borneo 1800-1857". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-05.

Diakses tanggal 2012-03-21.

ibukota kalimantan tengah

• ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 21. Lands Drukkery. hlm. 80. • ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1849). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 22. Lands Drukkery. hlm. 83. • ^ Nederlandisch Indië (1849). "Staatsblad van Nederlandisch Indië, voor het jaar 1849" (dalam bahasa Belanda).

Batavia: Ter Lands-drukkerij. • ^ (Inggris) Royal Geographical Society (Great Britain) (1856). "A Gazetteer of the world: or, Dictionary of geographical knowledge, compiled from the most recent authorities, and forming a complete body of modern geography -- physical, political, statistical, historical, and ethnographical". 5. A. Fullarton. • ^ (Indonesia) Ukur, Fridolin (2000). Tuaiannya sungguh banyak: sejarah Gereja Kalimantan Evanggelis sejak tahun 1835.

BPK Gunung Mulia. hlm. 42. ISBN 9789799290588. ISBN 979-9290-58-9 • ^ (Inggris) Zuhdi, Susanto (2002). Cilacap (1830-1942): bangkit dan runtuhnya suatu pelabuhan di Jawa. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799023698. ISBN 979-9023-69-6 • ^ George Bryan Souza (2004). The Survival of Empire: Portuguese Trade and Ibukota kalimantan tengah in China and the South China Sea 1630-1754 (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. hlm. 126. ISBN 0-521-53135-7. ISBN 9780521531351 • ^ (Indonesia) J.

U. Lontaan (1985). Menjelajah Kalimantan. Penerbit Baru. hlm. 91. • ^ (Indonesia) Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan. Bandjarmasin: Fadjar. • ^ http://jejakrekam.com/2018/10/14/perjuangan-penuh-keringat-pastor-ventimiglia/ • ^ Pinkerton, John (1812). A general collection of the best and most interesting voyages and travels in all parts of the world: many of which are now first translated into English : digested on a new plan.

11. Longman. hlm. 134. • ^ Beeckman, Daniel (1718). A Voyage to and from the Island of Borneo. hlm. 1346. Parameter -authorlinks= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ "Salinan arsip" (PDF).

Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-01-18. Diakses tanggal 2011-07-17. • ^ "Borneo in 1942". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-03. Diakses tanggal 2011-07-05. • ^ a b "Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). Badan Pusat Statistik. 23 Mei 2012. hlm. 36–41. Diakses tanggal 9 September 2021. • ^ Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin, M.

Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, dan Agus Pramono (2015). Demography of Indonesia’s Ethnicity. Institute of Southeast Asian Studies dan BPS – Statistics Indonesia.

Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Soto Mengalir sampai Jauh. - KOMPAS.com. Diakses 28 Januari 2014. • ^ http://multitree.org/codes/daya • ^ "Sensus Penduduk 2010 - Penduduk Menurut Wilayah dan Agama Yang Dianut - Provinsi Kalimantan Tengah". Diakses tanggal 2014-01-28. • ^ (Prancis) Sevin, Olivier (1983).

Les Dayak du centre Kalimantan: étude géographique du Pays ngaju, ibukota kalimantan tengah la Seruyan à la Kahayan. IRD Editions.

ISBN 9782709907002. Hapus pranala luar di parameter -title= ( bantuan)ISBN 2-7099-0700-3 • ^ Sosilo, Herman (4 Juli 2013). "Sejarah Singkat Terbentuknya Provinsi Kalimantan Tengah".

ibukota kalimantan tengah

Website Pemerintah Kalimantan Tengah. Diakses tanggal 27 Mei 2016. • ^ "Calon Tua Vs Calon Muda". Tempo.co.id.

27 November 1993. Diakses tanggal 27 Juli 2020. • ^ "Pemilihan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah Propinsi Dan Dua Kabupaten / Kota Di Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005". Website Pemerintah Kalimantan Tengah. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-27. Diakses tanggal ibukota kalimantan tengah Januari 2018. • ^ "45 Anggota DPRD Kalteng Dilantik, Ketua Umum PKS Kalteng : Kembalikan Kepercayaan Lembaga Dewan".

Banjarmasin Post. Diakses tanggal 2019-09-25. • ^ "Anggota DPRD Kalteng Periode 2019 - 2024 Resmi Dilantik". www.borneonews.co.id (dalam bahasa Inggris).

Diakses tanggal 2019-09-25. • ^ "45 Anggota DPRD Kalteng Terpilih 2019 Resmi Dilantik". rri.co.id (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2019-09-25. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui ( link) • ^ Borneo Kini: Ini komposisi anggota DPRD Kalteng 2014-2019 [ pranala nonaktif permanen], diakses ibukota kalimantan tengah Juli 2015 • ^ Kalteng Pos: Anggota DPRD Kalteng Ramai-ramai Dukung Kotara [ pranala nonaktif permanen], diakses 28 Juli 2015 • ^ Kalteng Antara: KPU Kalteng Tetapkan Anggota DPRD Periode 2014-2019, diakses 28 Juli 2015 • ^ Kalteng, Pimpinan dan Anggota DPRD (2004-01-01).

45 Tahun Kiprah dan Pengabdian DPRD Kalteng (FULL). Indomedia. ISBN 9789799733962. • ^ "DPRD - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH". www.dprd-kaltengprov.go.id. Diakses tanggal 2019-09-25. • ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29 .

ibukota kalimantan tengah

Diakses tanggal 2018-07-11. • ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan".

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. • ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.

• ^ Sumber: Badan Pusat Statisktik, Provinsi Kalimantan Tengah • ^ PROFIL DAERAH KALIMANTAN TENGAH STRUKTUR, LUAS, DAN Ibukota kalimantan tengah KE Ibu kota PROVINSI Diarsipkan 2013-06-05 di Wayback Machine. Jarak Antar Ibu kota Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah (km) Diarsipkan 2021-03-04 di Wayback Machine. Pranala luar • (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi • (Indonesia) Informasi Lengkap Ibukota kalimantan tengah Kalimantan Tengah • • (Indonesia) Profil Demografi Kalteng • (Indonesia) Profil Ekonomi Kalteng • (Indonesia) Profil Wisata Ibukota kalimantan tengah • (Indonesia) Ekonomi Regional Kalteng • (Indonesia) Statistik Regional Kalteng • (Indonesia) Situs Lembaga Studi Dayak 21 Diarsipkan 2021-03-14 di Wayback Machine.

• (Indonesia) Situs Orang Palangka Raya • (Indonesia) Situs Komunitas Warga Kalimantan Tengah Diarsipkan 2008-07-23 di Wayback Machine. • (Indonesia) Portal Daring Tentang Kalimantan Tengah • (Indonesia) Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Diarsipkan 2011-06-25 di Wayback Machine.

• (Indonesia) Situs Pemerintah Kota Palangka Raya • (Indonesia) Situs Lowongan Kerja Kalimantan Tengah Kategori tersembunyi: • Halaman dengan argumen formatnum non-numerik • Galat CS1: tanggal • CS1 sumber berbahasa Belanda (nl) • CS1 sumber berbahasa Inggris (en) • Halaman dengan rujukan yang menggunakan parameter yang tidak didukung • Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list • Galat CS1: pranala luar • Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui • Artikel dengan pranala luar nonaktif • Artikel dengan pranala luar nonaktif permanen • Templat webarchive tautan wayback • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN • Halaman yang menggunakan multiple image dengan pengubahan ukuran gambar otomatis • Pages using infobox settlement with unknown parameters • Pages using infobox settlement with no coordinates • Koordinat di Wikidata • Artikel Wikipedia dengan penanda BNF • Artikel Wikipedia dengan penanda NKC • Halaman dengan peta • Halaman ini terakhir diubah pada 6 Mei 2022, pukul 11.48.

• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •
Sebagai pemuda asli Palangka Raya,ada baiknya aku mesti mengetahui asal mula pemberian nama “Palangka Raya” di ibukota Kalimantan Tengah.Setelah tanya tanya,cari cari,akhirnya ku temukan sejarah pemberian nama tersebut.Berikut ulasan terlengkapnya : Ihwal pemilihan Tempat dan Nama ibukota Provinsi kalimantan Tengah P E N G A N T A R Naskah artikel bertajuk seperti tersebut di atas memenuhi permintaan Kepala Biro HUMAS Setda Kalimantan Tengah tentang penulisan name Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

Dibuat agak panjang karena berpendapat, kalau dibuat singkat dan sepotong-sepotong kurang dipahami oleh generasi muda mendatang. Penulisan Nama Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah itu sendiri adalah Palangka Raya. Naskah artikel tersebut diserahkan kepada Kepala Biro HUMAS waktu itu adalah Saudara Drs.

Harun Al Rasyid pada tanggal 23 Juni 2003 – yakni ± 6,5 tahun silam – “diangkat kembali” untuk diketahui oleh Sidang Pembaca. I. KEDUDUKAN IBUKOTA KALIMANTAN TENGAH 1. Pemilihan Tempat Bakal Ibukota Adanya “suara-suara” yang menghendaki Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah dimana warga masyarakat dari Kabupaten Barito menghendaki Ibukota kalimantan tengah Teweh atau Buntok, dart Kabupaten Kapuas minta agar Kuala Kapuas atau Pulang Pisau dan warga Ibukota kalimantan tengah Kotawaringin menghendaki Sampit atau Pangkalan Bun.

Karena adanya permintaan dan perbedaan, untuk mengatasinya maka Gubernur Pembentuk Provinsi Kalimantan Tengah R.T.A. Milono mengambil suatu kebijaksanaan membentuk suatu Panitia untuk mencari tempat yang pantas dan dapat diterima oleh sebagian besar Masyarakat Kalimantan Tengah. Awal Januari 1957 terbentuklah Panitia dimaksud terdiri dari : a) M. Mahar, Ketua Kongres Rakyat Kalimantan Tengah sebagai Ketua merangkap Anggota.

b) Tjilik Riwut, Residen pada Kementerian Dalam Negeri dpb pada Gubernur Pembentuk Provinsi Kalimantan Tengah. c) G. Obus, Bupati Kepala Daerah DPB pada Gubernur Pembentuk Provinsi Kalimantan Tengah, sebagai Anggota, d) E.

Kamis, Pensiunan Pamong Praja/Kiai (Wedana) dan Pimpinan PT Sampit Dayak, sebagai Anggota. e) C. Mihing, Pejabat pada Jawatan Penerangan Provinsi Kalimantan di Banjarmasin sebagai Sekretaris merangkap Anggota, dan sebagai Tenaga Ahli adalah : – R.

Moenasier, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Persiapan Provinsi Kalimantan Tengah, – Ir D.A.W. van Der Pijl, Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Persiapan Provinsi Kalimantan Tengah/Kepala Bagian Gedung-Gedung. Panitia melaksanakan tugasnya : mengadakan rapat-rapat serta menghubungi tokoh-tokoh Kalimantan Tengah, para pejabat Militer dan Sipil tingkat Kalimantan di Banjarmasin, serta melakukan penelitian di lapangan dengan melaksanakan pertemuan dengan para tokoh masyarakat setempat pada daerah yang menjadi tujuan daripada penelitian.

Pada akhir Februari 1957 telah selesai melaksanakan tugas dan menyampaikan Laporan kepada Gubernur Pembentuk Provinsi Kalimantan Tengah; kesimpulan dari Penelitian yang dilakukan Panitia adalah Sekitar desa Pahandut, di Kampung Bukit Jekan dan sekitar Bukit Tangkiling ditetapkan untuk calon Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

Bahwa kesimpulan dan merupakan usul ditetapkannya calon Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah telah memenuhi kriteria yang digariskan sebagai tugas Panitia, dan dilengkapi lagi dengan lain-lain alasan dipandang dari segi politik, ekonomi, pertahanan dan psikologis.

Hasil kerja Panitia tersebut diterima baik oleh Gubernur R.T.A. Milono dan untuk seterusnya disampaikan kepada Pemerintah Pusat c.q. Menteri Dalam Negeri dan mendapat persetujuan sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat, yakni : Bahwa lokasi sekitar desa Pahandut antara Kampung Bukit Jekan dan Bu¬kit Tangkiling ditetapkan untuk calon Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

Sedangkan untuk namanya ― nama Ibukota itu nantinya ― masih harus dicari dan digali yang sesuai dengan maksud dan tujuan daripada pembangunan kota tersebut. Untuk itu, Panitia masih diperpanjang “masa kerjanya”, untuk mencari dan merumuskan suatu nama bagi Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

Namun untuk sementara, nama Ibukota disebut Pahandut. Demikianlah pada pasal 2 ayat (1) UUDrt Nomor 10 Tahun 1957 menyatakan : Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah adalah Pahandut; UUDrt Nomor 10 Tahun 1957 berlaku efektif pada 23 Mei 1953.

2. Pemberian Nama Ibukota Panitia yang masa kerjanya diperpanjang itu, maka pelaksanaan tugasnya selanjutnya menghubungi kemudian melakukan kegiatan berupa, pertemuan/rapat, diskusi dan musyawarah dengan para tokoh masyarakat – baik yang ada di Banjarmasin maupun tokoh-tokoh Masyarakat Ibukota kalimantan tengah Tengah dari tiga Kabupaten.

Maka tersebutlah sejumlah nama-nama yang telah memberikan masukan serta pemikiran bagi nama Ibukota Kalimantan Tengah. Dalam melaksanakan tugasnya, Panitia bersama-sama para tokoh itu berupaya “menggali” khasanah perbendaharaan baik yang berkenaan dengan nama-mama dalam seni dan budaya, sejarah serta religi daripada Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Adapun mereka, diantaranya B. Baboe, A.

Muhir, Damang Ibukota kalimantan tengah. Tundjan, M. Ismael, Gani Gandrung, J.R. Lama, J.M. Nahan, Damang Salilah, dan tak kurang pula adalah Tjilik Riwut, Anggota aktif mendampingi Ketua Panitia M. Mahar dalam menuntaskan mencari dan menetapkan nama bagi Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Pada akhir April 1957 Panitia bersama-sama tokoh masyarakat dapat menyelesaikan tugasnya yang sebelumnya telah pula dibekali pemikiran-pemikiran dari R.T.A. Milono, Gubernur Pembentuk Provinsi Kalimantan Tengah.

Dengan demikian penetapan nama Ibukota merupakan perpaduan pemikiran baik dari Panitia beserta tokoh-tokoh Masyarakat Kalimantan Tengah dengan pemikiran dari Gubernur Milono. Pemberian nama Ibukota itu “diangkat” dari Sejarah Tanah Dayak Kalimantan Tengah yakni tentang awal Kejadian Alam Semesta.

: Penciptaan Jagat Raya yang dalam Religi Suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah dikenal dengan PANATURAN, merupakan “babon” dalam perjalanan kehidupan Kebudayaan, Hukum Adat, Tata Tertib hidup bermasyarakat untuk berinteraksi timbal balik dalam kaidah yang disebut Belom Bahadat.

ibukota kalimantan tengah

Dengan demikian, nama yang dipilih dan ditetapkan itu adalah berasal dari sumber yang sangat mendasar, nama bagi Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah itu adalah PALANGKA RAYA ibukota kalimantan tengah dari dua biji kata, yang mempunyai semantik-kata secara anzich, tapi juga mempunyai makna kata masing-masing pula….

3. Cuplikan Bahwa Penciptaan Jagat Raya adalah awal serta asal usul dari Karya RANYING HATALLA (Tuhan Yang Maha Esa) yang berkenaan dengan penciptaan manusia, cuplikan : Disebutkan, nenek moyang berasal dari “alam atas” diturunkan ke bumi.

ibukota kalimantan tengah

Negeri asal dari alam atas (langit) bernama Lewu Nindan Tarung, sedangkan tempat mula pertama di bumi disebut bernama Lewu Pantai Danum Kalunen. 3.1. Tersebutlah pasangan suami-isteri (pasutri) Manyamei Tunggal Garing Janjahunan Laut – Kameloh Putak Bulau Janjulen Karangan (untuk selanjutnya nama pasutri itu disingkat dan disebut : sang suami Manyamei dan istri disebut Kameloh atau Putir / Putri saja.

Demikianlah pasutri Manyamei dan Putir/Kameloh berputra laki-laki semua kembar tiga, yang tertua bernama Maharaja Sangiang„ yang tengah bernama Maharaja Sangen dan yang bungsu bernama Maharaja Bunu (mengenai nama tiga kembar itu, pihak Majelis Agama Kaharingan, tidak menggunakan Maharaja, tapi Raja Sangiang, Raja Sangen dan Raja Bunu).

3.2. Nenek Moyang. Arkian tersebutlah Maharaja (Raja) Bunu atas ketentuan Ranying Hatalla diturunkan ke bumi (dunia) menjadi nenek moyang manusia (manusia Dayak Kalimantan Tengah).

Di Bumi dipilih untuk tempat tinggal Maharaja (Raja) Bunu yakni Bukit Samatuan, dari situlah keturunannya menyebar mengisi muka bumi. Maharaja Bunu yang diturunkan ke bumi itu memakai kendaraan angkasa yang disebut dengan nama Palangka Bulau Lambayung Nyahu, nelun bulau namburak ije sambang garantung, secara singkat disebut Palangka Bulau saja.

Palangka Bulau dilengkapi dengan muatan bekal baik sarana dan segala keperluan hidup seperti semua perkakas/peralatan bercocok tanam, berburu, perkakas/ peralatan membuat senjata, bibit padi disebut parei-behas, behas parei nyangen tingang pulut lumpung penyang, bibit buah-buahan/tetumbuhan, bibit ternak/satwa.

Parei Behas (Padi Beras) yang merupakan bahan makanan pokok (nasi) sekaligus menjadi tambahan darah daging yang menghidupkan, dan beras (behas) juga dapat digunakan sebagai sarana secara ritual komunikasi (behas tawur). 3.3. Palangka Bulau 3.3.1. Palangka, dalam konteks kendaraan angkasa yang memang atas perintah Ranying Hatalla digunakan untuk “mengantar” Maharaja Bunu ke bumi adalah wahana besar (kendaraan besar), oleh Hardeland dikatakan : “Palangka, ein Gestell, fast in der Form einer Bestell, …ein Gestell vorn in einem Boote ….

“ (Dr Aug. Hardeland : Dajack-Deutaches Worterbuch – 1859 halaman 401). Sebagai wahana angkasa, maka berarti juga Palangka adalah wadah atau tempat, dan itu berarti adalah kata benda yang berdiri sendiri. 3.3.2. Bulau, artinya emas. Dalam Bahasa Dayak Ngaju, emas, intan dan perak adalah logam mulia menjadi harta kekayaan yang tertinggi nilai nya yang disebut panatau panuhan, sedangkan emas, intan dan perak disebut singkat bulau salaka, artinya logam mulia yang sangat berharga yang tinggi nilainya.

Dalam konteks religi Suku Dayak Ngaju, sorga-loka atau sorgawi tempat tinggal terakhir kediaman manusia bersama Ranying Hatalla yang sangat suci, mulia dan besar. Oleh Hanteran digambarkan negeri sorgawi itu sebagai : habusung Intan, habaras Bulau, hakarangan Lamiang, maksudnya bahwa indahnya sorga itu tiada taranya, adanya kehidupan yang suci dan mulia di bawah naungan Ranying Hatalla (Tuhan Yang Maha Suci, Maha-esa dan Maha-kuasa, penuh kedamaian dan penuh Ke Agungan. Keadaan dan suasana surgawi yang demikian disingkat dan disimpulkan sebagai hal RAYA, sebagaimana disebut oleh Ibukota kalimantan tengah.

Perkataan (entri) RAYA pada Kamus Dwibahasa Dayak Ngaju – Indonesia disebutkan artinya : besar sekali, akbar (lihat Albert A.Bingan – Offeny A.

Ibrahim: Kamus Dwibahasa Dayak Ngaju – Indonesia, cetakan ke-2 halaman 260). 3.3.3. Palangka Bulau = Palangka Raya Sebagai telah dikemukakan pada ad 3.3.1. dan ad 3.3.2. kiranya dipahami bila para pendiri/pelaku Sejarah Pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah, Panitia Mencari Tempat dan Pemberian Ibukota kalimantan tengah Ibukota dan arahan pemikiran Gubernur Pembentuk Provinsi Kalimantan Tengah RTA Milono yang menetapkan nama PALANGKA RAYA bagi Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

Penulisannya terpisah, bukan digabungkan (bukan ditulis serangkai). Dan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah Palangka Raya dicantumkan pada pasal 2 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 1958 tentang penetapan UUDrt Nomor 10 Tahun 1957. Memang pada ayat (1) pasal 2 UU No. 21 Tahun 1958 tertulis Palangkaraya, itu merupakan suatu friksi diuraikan kemudian di bawah nanti. Dan dari semula penulisan nama Ibukota Kalimantan Tengah Palangka Raya, adalah ditulis terpisah, jadi bukan ditulis serangkai, hal itu dapat disimak dari: a) Pidato Gubernur Milono pada upacara Perdamaian GMTPS di Pahandut tanggal 18 Mei 1957, antara lain dikatakan “sedangkan ibu kota Provinsi Kalimantan yang mungkin di Pahandut ini, saya robah namanya menjadi “Palangka Raya”, yang berarti Kabinet telah melahirkan ibu kota “Palangka Raya”.

Palangka artinya wadah yang suci, yang dijatuhkan dari atas kayangan. Dari itu peliharalah nama yang suci lagi mulia ini”. (Harian Bintang Timur Jakarta edisi 22 Mei 1957, judul berita : Upacara Perdamaian Dengan Sumpah “Tatakrotan”. Untuk hal yang sama, lihat Tjilik Riwut Kalimantan Memanggil – 1958 halaman 131-132, op Kalimantan Membangun – 1979, halaman 139. b) Kantor Berita ANTARA memberitakan kunjungan Presiden Soekarno antara lain dimuat di Harian Bintang Timur, Jakarta tanggal 16 Juli 1957 dengan judul Presiden ke Palangka Raya….

II. EJAAN BAHASA INDONESIA 1. Ejaan Soewandi Menurut catatan sejarah, pada tahun 1901 Ch. Van Ophuijsen menyusun Kitab Logat Melayu, berisi aturan ejaan resmi yang berlaku di Hindia Belanda. Ejaan itu berlalu sampai tahun 1947. Diketahui, di zaman Hindia Belanda, Bahasa Melayu telah diajarkan kepada murid sekolah-sekolah pribumi Indonesia. Setelah Indonesia Merdeka, perkembangan Bahasa Indonesia telah dua kali mengalami perubahan ejaan, yakni : (1) Ejaan Soewandi, berlaku Maret 1947, yang paling menonjol perubahan untuk huraf oe menjadi u (kalau menurut ejaan Ophuijsen, “oentoeng” pada ejaan Soewandi menjadi “untung”.

(2) Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), oleh Presiden ditetapkan berlaku efektif pada, tanggal 16 Agustus 1972. Penyempurnaan meliputi penetapan pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penggunaan tanda baca. Sebenarnya EYD itu dapat dikatakan Ejaan Priyono, karena Dr. Priyon-lah yang memulai menyusunnya, EYD berlaku sepenuhnya di Malaysia, Serawak – Sabah dan Brunai Darus Salam.

Pada penulisan yang menonjol adalah dj, tj dan ch misalnya djadi, tjari dan chusus, pada EYD penulisannya menjadi jadi, ibukota kalimantan tengah, dan khusus.

Jadi pada hakekatnya EYD adalah Ejaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu (Indonesia ibukota kalimantan tengah Malaysia – Brunai Darus Salam). Dalam pelaksanaan EYD tersebut losmudian oleh Menteri P. dan K. RI berturut-turut dikeluarkan masing-masing berupa Pedoman Umum EYD, Pedoman Umum Pembentukan Istilah.

Pedoman Umum tersebut telah dicermatkan pada forum Rapat Kerja Panitia Kerja Sama Kebahasaan tiga negara (Indonesia – Malaysia – Brunai Darus Salam).

ibukota kalimantan tengah

2. Pengecualian dan Hal Khusus 2.1. Dalam EYD yang berlaku sejak 16 Agustus 1972, berkenaan pemakaian huruf-huruf (penulisan) dj, tj, dan ch apabila, karena alasan hukum, sejarah, akte maka dikecualikan (ditulis dengan penulisan yang demikian itulah) demikian pula apabila menyangkut hal yang sifatnya khusus sekalipun berkenaan dengan nama kota/ daerah (unsur geografi). Bila bersangkutan nama sesuatu kota/daerah, sekalipun meliputi lebih dari dua biji kata, namun karena bermakna khusus, maka tidak perlu ditulis serangkai.

Hal itu akan dikemukakan berikutnya nanti. 2.2. Beberapa tahun/puluhan tahun yang lalu, Direktorat Agraria Kalimantan Tengah dalam kerangka pelaksanaan pengurusan tanah berkalian dengan pembuatan akte tanah, mengeluarkan ketentuan tempat/kampung/desa dan kota, penulisannya adalah serangkai, misalnya Tumbang Rungan, Sungei Hanyo dan Kuala Kapuas dianjurkan ditulis serangkai, menjadi Tumbangrungan, Sungeihanyo dan Kualakapuas.

3. Terjadinya Friksi 3.1. Dalam hal penulisan baik mulai dibangunnya kota Palangka Raya, nampak terjadi adanya friksi, dalam arti penggeseran fakta atau pengabaian atau yang bermakna, misalnya pada tugu peringatan pemancangan tiang pertama, dalam lempengan batu prasasti terpatri tulisan/penulisan : “perletakan batu pertama pembangunan kota”, padahal faktanya adalah pemancangan tiang pertama, nama yang sejak awal terdiri atas 2 biji kata, pada prasasti ditulis menjadi satu kata (gabungan kata) yakni serangkai “Palangkaraya” yang semestinya Palangka Raya.

3.2. Nama Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah yang dikirim ke Jakarta bagi keperluan penyusunan/pembuatan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 itu aslinya ditulis Palangka Raya. Tapi lagi-lagi terjadi friksi, karena pada Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 1958, penulisan nama. Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah adalah Palangkaraya ! III. ALASAN KHUSUS 1. Nama-Nama Kota Indonesia Sekalipun EYD memberi pedoman penulisan bagi nama mengenai geografi. (nama kota/daerah), namun tiadalah menafikan apabila nama kota mengandung arti dan makna khusus.

Dalam hal yang demikian, salah satu Ibukota Provinsi dari Republik kita adalah Banda Aceh Ibukota Provinsi Aceh Nanggroe Darusalam, penulisannya bukan Bandaaceh !

Adalah merupakan “kebetulan” lahirnya Provinsi Daerah Istimewa Aceh hampir bersamaan dengan lahirnya Provinsi Otonom Kalimantan Tengah. Banda Aceh memang lebih tua dibandingkan dengan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah Palangka Raya yang dibangun di tengah hutan rimba belantara, yang bagi warga Kalimantan Tengah nama Ibukotanya mempunyai makna khusus berlatar belakangkan sejarahnya, maka penulisannya adalah Palangka Raya.

2. Ternyata Negara Serumpun (Malaysia dan Brunai Dasuasalam) yang ejaannya Bahasa Melayu sama dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) agaknya punyai alasan khusus, maka nama Ibukota Negaranya memiliki 2-biji kata dan 3-biji kata, tetapi penulisannya tidak digabungkan (tidak serangkai) melainkan: Kuala Lumpur, Ibukota Negara Malaysia/Kerajaan Malaysia, Bandar Seri Bagawan, Ibukota Kerajaan/Kesultanan Brunai Darussalam.

Di Negara Bagian lingkup Kerajaan Malaysia yang nama ibukotanya terdiri dari 2-biji kata seperti Kuala Trengganu dan Kota Bharu (dapat dilihat dalam buku pariwisata Papineau’s Guide to Kuala Lumpur, Capital of Malaysia, Edisi Ke-9 Ibukota kalimantan tengah 1970). 3. Di Luar Negeri terutama di Negara maju dan telah mantap sekali istilah-istilah geografi, termasuk nama Ibukota dan kota-kota besar/kecil, tetap ada yang tidak ditulis serangkai (gabung-kata) misalnya : (1) Nederland, kedudukan pemerintahannya bernama kota Den Haag (Ibukota Kerajaan adalah Amsterdam), dan masih memiliki 2-kota kecil masing-masing bernama Den Burg dan Den Helder.

Amerika Serikat, Ibukota bernama Washington District Columbia (Washington D.C.), kota dunia New York, itu pada pantai Timur sedangkan di pantai Barat ada kota-kota San Diego, San Jose, San Francisco dan Los Angeles. Di Amerika Selatan misalnya Buenos Aires (ibukota Negara ArgentinaRio De Janeiro (Negara Brasil; di Benua Asia antara lain New Delhi (Ibukota Republik India), Phnom Penh (Ibukota Kerajaan Kamboja), kota Da Nang di Republik Vietnam); Chiang Mai (kota Pariwisata) di Thailand; kota Luang Prabang (di Negara Laos).

Di Afrika misalnya Addis Abeba (Etiopia), Dar es Salam (Republik Tanzania) Di Benua Australia, terdapat juga kota kecil yang namanya terdiri atas 2 biji kata, diantaranya Iron Knou dan Alice Springs. IV. KESIMPULAN 1. Berdasarkan latar belakang sejarah, kepercayaan Religi dan Mite (Mythe) tentang ihwal Penciptaan Jagat Raya, maka nama Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah Palangka Raya yang bermakna Wadah/Tempat Yang Suci dan Mulia, penulisannya adalah terpisah, tidak serangkai/tidak digabung-katakan!

2. Pertama, penulisan nama ibukota atau daerah bukan terletak pada kaidah Bahasa, ibukota kalimantan tengah pada Pedoman EYD, tertulis serangkai nama Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah tercantum pasal 2 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 1958 merupakan friksi.

(+++++). hehehe bagaimana mantaf bukan, jadi bila mana ada yang ibukota kalimantan tengah bagaimana penulisan nama ibukota Kalteng maka kita bisa jawab,,hehe salam Juli 2010 S S R K J S M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 « Jun Agu » • travellnista • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok.

Coba lagi nanti. • Top Posts • Logo logo yang terkesan porno.Ya Ampun • Asal Nama Ibukota Kalimantan Tengah • My Facebook 'Tama Outsider Buat Lencana Anda • Arsip Arsip • Kategori Kategori • Update • Jogja Youth Fest 2011 Ekpresi Jiwa Muda • 5 Hacker Cantik • Saat Anak TI Jatuh Cinta • Dasar Logika Informatika • Dasar Algoritma Dan Pemrograman • Manajemen Umum • Tipe Wanita Anak TI • Enable Registry Editor • Registry Yang sering di ubah Operator Warnet • Robot-Robot Upacara Bendera 17 Agustus • Kalimantan adalah Pulau terbesar di Indonesia.

Kalimantan ini memiliki sejumlah kabupaten dan kota yang tidak asing lagi kita dengar, adapun salah satu Kota yang familiar misalnya adalah Kota Pontianak (memiliki tugu katulistiwa) Kota Banjarmasin, dan kota-kota lainnya. Adapun untuk Nama-Nama Provinsi di Kalimantan beserta Ibukotanya adalah sebagai berikut.

KALBAR atau kepanjangan dari Kalimantan Barat adalah salah satu Provinsi terbesar di Indonesia, bahkan di wilayah ini juga memiliki Kabupaten terbesar di Indonesia. Untuk Ibukota Kalimantan Barat berada di Kota Pontianak dengan luas wilayah yang dimilki secara keseluruhan dari Provinsi ini adalah 147,307.00 KM atau sekitar 7.698 persen wilayah Indonesia berada di Provinsi Kalimantan Barat.

Wilayah selanjutnya yang menjadi bagian Provinsi di Pulau Kalimantan adalah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan Ibukota provinsi ini berada di Kota Bajarmasin dengn ciri khas kotanya memiliki banyak sekali jumlah pasar. Luas Provinsi ini adalah 38,744.23 Kilo Meter atau sekitar 2.025 persen luas Indonesia berada di provinsi ini.
• Halaman ini terakhir diubah pada 29 April 2022, pukul 11.25.

• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •
Dahulu kala pada masa zaman es ( glasial), bumi hanya memiliki satu benua yang disebut Pangea.

Benua tersebut seiring berjalannya waktu membelah menjadi 2, yaitu Laurasia dan Gondwana. Membelahnya Pangea dikarenakan lempeng tektonik selimut bumi bergerak dengan kecepatan 16 mm per tahun.

Pergerakan tersebut didorong oleh faktor gerak tektogenesa dan epirogenesa. Waktu berjalan tanpa ada yang mampu menghentikannya. Sontak pergerakan lempeng tektonik semakin tak terhindarkan. Sehingga terbentuklah 5 benua yang ada di dunia yaitu Asia, Afrika, Amerika, Afrika, dan Eropa. Ada satu lagi benua di dunia yang bernama Antartika. Beberapa para ahli berpendapat bahwa Antartika tidak termasuk benua dikarenakan populasi manusia yang minim bahkan hampir tidak ada.

Salah satu benua yaitu Asia, merupakan yang terluas ibukota kalimantan tengah dunia. Jajaran teratas pulau besar yang ada di dunia bisa ditemukan di Asia. Negara di Asia yang memiliki banyak pulau besar yaitu Indonesia. Di negara ini 5 pulau besar menempati kedudukannya, yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua.

Terdapat hal menarik yang asyik dibahas dari salah satu pulau tersebut, yaitu Kalimantan. Kalimantan Pada kenyatanya bahwa fakta pulau kalimantan ini dahulu disebut Borneo, bahkan hingga sekarang nama tersebut masih berlaku. Secara administrasi, Pulau Kalimantan terdapat 3 negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darrussalam. Luas Pulau Kalimantan mencapai 743.330 km². Dengan angka tersebut maka Kalimantan merupakan pulau terluas nomor 3 di dunia setelah Papua.

Berbicara tentang pulau tidak terlepas dari bahasan administrasinya. Sedikit ulasan di atas telah disinggung bahwa terdapat 3 negara yang berdiri di tanah Borneo. Indonesia mendapatkan hak terluas atas ibukota kalimantan tengah Borneo ±73%. Administrasi provinsi atas Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berada di Pulau Kalimantan memiliki 5 provinsi.

Antara lain Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Apa saja Ibukotanya? Topik tersebut akan diulas pada uraian materi sebagai berikut.

Sejarah Kalimantan Kalimantan merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang dikenal juga dengan nama Borneo. Nama Borneo diberikan oleh kolonial Inggris dan Ibukota kalimantan tengah pada masa penjajahan.

Secara demografi (ilmu yang membahas tentang penduduk), Pulau Kalimantan memiliki populasi sebesar 21.258.000 jiwa per tahun 2014. Dengan jumlah tersebut ditemukan kepadatan 21,52/km².

Kepadatan penduduk dihitung dari jumlahnya per luas wilayah. Orang asli Kalimantan biasanya mengonsumsi sagu sebagai bahan makanan pokok. Hal ini dikarenakan beras sulit ditanam. Kerajaan yang pernah berjaya di Pulau Kalimantan adalah Kutai Kartanegara. Bukti hadirnya kerajaan tersebut adalah ditemukannya Prasasti Yupa.

Hutan di Pulau Kalimantan merupakan habitat alami bagi orangutan, landak, rusa, tapir, gajah borneo, badak borneo, dan beberapa spesies hutan lainnya. Lalu nama Kalimantan sendiri dibentuk oleh penduduk setempat yang berasal dari Mangga Klemantan. Yaitu buah endemik yang hanya bisa ditanam di Pulau Kalimantan. Negeri seribu sungai juga ibukota kalimantan tengah sebutan bagi Pulau Kalimantan. Sungai terbesar dan terluas yang terdapat di Indonesia letaknya di Pulau Kalimantan, yaitu Sungai Kapuas.

Kalimantan sendiri terbagi atas 5 provinsi dengan penjelasan sebagai berikut. Ibukota di Kalimantan Ibukota merupakan pusat pemerintahan dan administrasi wilayah tingkat provinsi. Kemajuan daerah bisa dilihat dari pesatnya kemajuan ibukota provinsi.

Maka tidak heran jika wilayah tersebut selalu dikaitkan dengan surganya infrastruktur dan pusat perdagangan. Hingga kini, terbentuklah 5 provinsi di Pulau Kalimantan. Provinsi selalu memiliki ibukota untuk melancarkan pemerintahan di berbagai daerah. Berikut beberapa ibukota provinsi di Kalimantan. Samarinda, Kalimantan Timur Kalimantan Timur terbentuk pada tahun 1959. Awalnya, ibukota provinsi ini terletak di Kota Balikpapan.

Namun karena kurangnya syarat administrasi, pada tahun 1971 ibukota Provinsi Kalimantan Timur dipindahkan ke Kota Samarinda. Provinsi tersebut memiliki sumber devisa yang menggiurkan bagi pemerintah daerah maupun Indonesia. Yaitu kehadiran PLTU yang menyumbang 40% listrik di seluruh penjuru negeri.

PLTU adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Munculnya uap terjadi karena pembakaran batubara. Provinsi Kalimantan Timur terkenal dengan persediaan batubara yang melimpah. Kondisi ini bagai buah simalakama yang memiliki 2 sisi. Sisi sebelah ibukota kalimantan tengah bahwa batubara ibukota kalimantan tengah energi untuk PLTU sehingga menyediakan listrik bagi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Sisi lain menjelaskan bahwa kehadiran PLTU dan tambang batubara membawa dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Tambang batubara meninggalkan bekas galian yang memakan korban terutama anak-anak. Bekas galian tersebut berbentuk kubangan air dengan kedalaman terbilang ekstrim. Niat untuk mandi atau bermain air berujung petaka karena dalamnya kubangan tersebut.

Hingga kini, banyak korban berjatuhan akibat bekas galian yang dibiarkan begitu saja. Tidak hanya bekas galian tambang, PLTU juga merugikan masyarakat sekitar. Uap sisa pembakaran tersebut mengandung zat kimia berbahaya yang mengancam kesehatan manusia terutama bagian pernapasan.

Tidak hanya manusia, tanah dan tumbuhan pun terancam kualitasnya akibat paparan asap sisa pembakaran. Disamping itu, Samarinda merupakan kota yang berjasa karena merupakan tempat persediaan produksi listrik negara. Banjarmasin, Kalimantan Selatan Ibukota Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan ibukota provinsi tersebut terletak di Banjarmasin. Penetapan Banjarmasin sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Ibukota kalimantan tengah sudah terjadi sejak Indonesia belum terbentuk, tepatnya tahun 1937.

Kala itu, Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Di kota ini banyak ditemukan orang melayu, sampit, dayak, sebagai suku asli penghuni Pulau Kalimantan. Minyak Sawit merupakan sumberdaya alam terbesar yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan.

B aca juga; Pasar di Banjarmasin di Kalimantan Selatan Pontianak, Kalimantan Barat Ibukota Kalimantan Barat Pontianak adalah ibukota Provinsi Kalimantan Barat.

Penetapannya terjadi setahun setelah Indonesia merdeka tepatnya tahun 1946. Pontianak merupakan daerah yang istimewa, sebab disini dilalui garis khatulistiwa. Bukti tersebut ditandai oleh monumen khatulistiwa. Di Pontianak sering dijumpai orang etnis Tionghoa. Hal ini disebabkan sejak masa kolonial Belanda, Pontianak menjadi tujuan bagi para orang Tiongkok untuk berjualan. Di Pontianak banyak ditemukan kebun durian. Bisa dibilang bahwa Kalimantan Barat merupakan daerah yang menyediakan durian sepanjang tahun.

Jika berkunjung disini, pastikan membawa tabir surya. Sebab pada saat musim kemarau, suhu di Pontianak bisa mencapai 42°C pada siang hari. Selain itu, Pontianak merupakan kota terbesar se-Pulau Kalimantan. Jadi tidak heran jika beberapa artis-artis di Indonesia merupakan orang asli Pontianak.

Palangkaraya, Kalimantan Tengah Palangkaraya merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Penetapannya terjadi pada tahun 1957. Di Kalimantan Tengah terdapat kilang minyak yang menjadi bahan baku pembuatan BBM (Bahan Bakar Minyak).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina Persero Tbk membangun kilang minyak di Provinsi Kalimantan Tengah, sebab disana merupakan tambang yang menggiurkan. Tarakan, Kalimantan Utara Fakta Kalimantan Utara menyebutkan bahwasanya wilayah inilah yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Provinsi ini menjadi yang termuda diantara yang lain. Ibukota Provinsi Kalimantan Utara terdapat di Tarakan.

Penetapannya terjadi pada tahun ibukota kalimantan tengah. Mata uang Indonesia yaitu rupiah tidak menjadi yang utama disini. Hal ini disebabkan mata uang ringgit milik Malaysia juga berlaku. Hingga sekarang, Tarakan digunakan sebagai praktek Guru Garis Depan (GGD) dalam mengemban amanah mengajar di perbatasan. B aca juga; • 34 Provinsi dan Ibukotanya di Indonesia • 122 DAFTAR Daerah 3T di Indonesia • Bahasa Daerah di Indonesia 34 Provinsi Dunia ini memang ladangnya ilmu, maka dari itu kita harus senantiasa mencari sumber wawasan dan edukasi agar menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Sekian artikel kali ini semoga bermanfaat bagi pembaca. Salam sukses!• [ April 6, 2022 ] Profil Negara Ukraina (Ukraine) Profil Negara • [ March 24, 2022 ] Profil Negara Jerman (Germany) Profil Negara • [ March 20, 2022 ] Negara-negara Anggota G20 (Group of Twenty) Pengetahuan Ibukota kalimantan tengah • [ March 11, 2022 ] Profil Negara Rusia (Russia) Profil Negara • [ February 10, 2022 ] Profil Negara Amerika Serikat (United States of Amerika) Profil Negara Daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Tengah – Provinsi Kalimantan Tengah adalah salah satu dari lima Provinsi yang terletak di Pulau Kalimantan.

Provinsi yang biasanya disebut dengan KalTeng ini merupakan provinsi terbesar kedua setelah Provinsi Papua. Luas Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah 153.564,50 Km² dengan jumlah penduduk sebanyak 2.447.428 jiwa. Suku asli Kalimantan Tengah adalah Suku Dayak. Secara geografis, Provinsi Kalimantan Tengah berada di antara 0°45’ – 3°30’ Lintang Selatan dan 111°-116° Bujur Timur. Di sebelah Barat Kalimantan Tengah berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat, sedangkan di di sebelah Timurnya Kalimantan Tengah berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan.

Di Utaranya Kalimantan Tengah berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan juga Provinsi Kalimantan Timur. Di sebelah Selatannya terdapat Laut Jawa yang memisahkan daratan Pulau Kalimantan dengan Pulau Jawa. Provinsi Kalimantan Tengah didirikan pada tanggal 23 Mei 1957 berdasarkan Dasar Hukum UU Darurat Republik Indonesia No. 10 Tahun 1957 tentang “PEMBENTUKAN DAERAH SWATANTRA PROPINSI KALIMANTAN TENGAH DANPENGUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1956 (LEMBARAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 1956)”.

Oleh karena itu, Tanggal 23 Mei 1957 diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Tengah. Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah adalah Kota Palangka Raya. Daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Kalimantan Tengah Secara Administratif, Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari 13 Kabupaten dan 1 Kota. Berikut ini adalah daftar 13 Kabupaten dan 1 Kota di Provinsi Kalimantan Tengah. No. Kabupaten/Kota Ibu kota Luas Wilayah 1 Kabupaten Barito Selatan Buntok 8.830,00 km 2 2 Kabupaten Barito Timur Tamiang Layang 3.834,00 km 2 3 Kabupaten Barito Utara Muara Teweh 8.300,00 km 2 4 Kabupaten Gunung Mas Kuala Kurun 10.805,00 km 2 5 Kabupaten Kapuas Kuala Kapuas 14.999,00 km 2 6 Kabupaten Katingan Kasongan 17.500,00 km 2 7 Kabupaten Kotawaringin Barat Pangkalan Bun 10.759,00 km 2 8 Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit 16.796,00 km 2 9 Kabupaten Lamandau Nanga Bulik 6.414,00 km 2 10 Kabupaten Murung Raya Puruk Cahu 23.700,00 km 2 11 Kabupaten Pulang Pisau Pulang Pisau 8.997,00 km 2 12 Kabupaten Sukamara Sukamara 3.827,00 km 2 13 Kabupaten Seruyan Kuala Pembuang 16.404,00 km 2 14 Kota Palangka Raya Palangka Raya 2.399,50 km 2 10 Perusahaan Teknologi Terbesar di Dunia – Perusahaan Teknologi adalah Perusahaan yang produk utamanya adalah perangkat keras komputer, internet, perangkat telekomunikasi, perangkat lunak, semikonduktor, e-commerce dan layanan-layanan komputer lainnya.

Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Fortune [.]
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 14 kabupaten/kota yang terdiri dari 13 kabupaten dan 1 kota, dengan luas wilayah sebesar 153.564,50 km2. Kabupaten/kota yang mempunyai luas wilayah terbesar di Provinsi Kalimantan Tengah adalah Kabupaten Murung Raya dengan luas wilayah sebesar 23.700,00 km2, diikuti oleh Kabupaten Katingan dengan luas wilayah sebesar 17.500,00 km2, dan kemudian oleh Kabupaten Kotawaringin Timur dengan luas wilayah sebesar 16.796,00 km2.

Ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah adalah Kota Palangka Raya. Berikut adalah daftar 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah yang diurutkan secara alfabetis, lengkap dengan kode wilayah menurut Peraturan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, nama ibu kota kabupaten dan luas wilayah dari masing-masing kabupaten/kota tersebut.

No Kode Wilayah Kabupaten/Kota Ibu Kota Kabupaten Luas Wilayah (km2) Luas Ibukota kalimantan tengah (%) 1 62.04 Kabupaten Barito Selatan Buntok 8.830,00 5,75% 2 62.13 Kabupaten Barito Timur Tamiang Layang 3.834,00 2,50% 3 62.05 Kabupaten Barito Utara Muara Teweh 8.300,00 5,40% 4 62.10 Kabupaten Gunung Mas Kuala Kurun 10.805,00 7,04% 5 62.03 Kabupaten Kapuas Kuala Kapuas 14.999,00 9,77% 6 62.06 Kabupaten Katingan Kasongan 17.500,00 11,40% 7 62.01 Kabupaten Kotawaringin Barat Pangkalan Bun 10.759,00 7,01% 8 62.02 Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit 16.796,00 10,94% 9 62.09 Kabupaten Lamandau Nanga Bulik 6.414,00 4,18% 10 62.12 Kabupaten Murung Raya Puruk Cahu 23.700,00 15,43% 11 62.11 Kabupaten Pulang Pisau Pulang Pisau 8.997,00 5,86% 12 62.07 Kabupaten Seruyan Kuala Pembuang 16.404,00 10,68% 13 62.08 Kabupaten Sukamara Sukamara 3.827,00 2,49% 14 62.71 Kota Palangka Raya – 2.399,50 1,56% Provinsi Kalimantan Tengah 153.564,50 100,00% Daftar kabupaten/kota di provinsi ibukota kalimantan tengah Aceh, Bali, Banten, Bengkulu, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara.

Catatan: Data kode wilayah, nama kabupaten/kota, dan luas wilayah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan.

Recent Posts • Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022 • Daftar Puskesmas di Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi • Daftar Puskesmas di Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi • Daftar Puskesmas di Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi • Daftar Puskesmas di Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi • Daftar Puskesmas di Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi • Daftar Puskesmas di Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi • Daftar Puskesmas di Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi • Daftar Puskesmas di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi • Kurs Pajak Terbaru (+ PDF KMK Tahun 2021)

Daftar Provinsi di Pulau Kalimantan




2022 www.videocon.com