Jawaban: c. bakal biji Penjelasan: yaitu jika penyerbukan telah mencapai kesempurnaan atau berhasil maka akan diikuti dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki saluran putik yang menuju bakal biji, bakal biji tersebut akan terjadi peristiwa lainnya yang yaitu proses pembuahan. * maaf jika salah. Daftar Isi : • Pengertian Fertilisasi • Proses Fertilisasi (Pembuahan) • 1. Ovulasi • 2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi • 3. Meningkatnya Hormon • 4.
Jika Sel Telur Tidak Dibuahi • 5. Jika Sel Telur Dibuahi • Proses Pepindahan Sel telur yang Sudah Dibuahi • Share this: • Related posts: Pengertian Fertilisasi Pengertian fertilisasi adalah pertemuan antara sel telur dan sperma di dalam tuba fallopi.
fertilisasi merupakan proses berfusinya pronukleus jantan pada sperma dengan pronukleus betina pada ovum hingga berbentuk zigot yang berlangsung di dalam tuba falopii (saluran telur). Setelah bertemu antara sel telur dan sperma maka akan membentuk zigot kemudian menjadi embrio yang nantinya akan menjadi cikal bakal janin.
Janin akan berkembang di dalam Rahim seorang ibu. Seorang ibu akan berperan aktif pada perkembangan si bayi. Bisanya ibu akan menambah nafsu makan karena merasa lapar terus menerus.
Proses Fertilisasi (Pembuahan) Proses fertilisasi atau pembuahan merupakan proses dimana sperma akan membuahi sel telur. Satu kali ejakulasi sperma dikeluarkan 300 juta – 400 juta sel sperma. Yang akan masuk membuai sel telur. Tetapi tidak semua bertahan hidup sampai ke sel telur. Dan yang berhasil membuahi hanya satu sperma pada sel telur. Berikut ini adalah tahapan proses fertilisasi atau pembuahan: 1.
Ovulasi Sebelum terjadi pembuahan, sel telur harus terjadi ovulasi telebih dahulu. Ovulasi adalah keluarnya sel telur dari ovarium atau indung telur setiap bulannya. Didalam ovarium banyak sel telur tetapi hanya satu yang keluar pada setiap bulannya.
Sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang. Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating hormone). 2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi Setelah keluar dari ovarium, sel telur akan berpindah ke saluran tuba falopi.
Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam saja, sehingga apabila tidak ada sperma yang membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi. 3. Meningkatnya Hormon Setelah sel telur berpindah ke saluran tuba falopi maka dinding Rahim akan bersiap-siap menebalkan dindingnya. Akan terjadi peningkatan hormon setelah sel telur meninggakan folikel. folikel dalam ovarium kemudian berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang bertugas menebalkan lapisan dinding Rahim.
4. Jika Sel Telur Tidak Dibuahi Jika sel telur tidak di buahi maka sel telur akan berpindah ke Rahim dan hancur biasa di sebut menstruasi pada wanita setiap bulannya. Menstruasi berbeda-beda pada wanita, ada yang 28 hari bahkan juga ada yang kurang dan lebih.
korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.
5. Jika Sel Telur Dibuahi Jika sel telur dibuahi terjadi fertilisasi yaitu pertemuan sperma dengan sel telur. Maka sperma akan menembus kedalam sel telur. Ketika sel telur sudah di buahi maka sperma akan gugur dan tidak bisa masuk kedalam sel telur. Proses Pepindahan Sel telur yang Sudah Dibuahi Perhatikan gambar di bawah ini: Proses awalnya terjadi pada ovarium yang memproduksi sel telur mengelurarkan sel setiap bulannya.
Pehatikan gambar di atas step by step berjalannya sel telur haingga menuju Rahim. Baca Juga: Respirasi Anaerob – Pengertian, Skema, Tabel Tahapan Pengertian dan Proses Gluconeogenesis Demikian Pembahasan yang menarik mengenai proses fertilisasi atau pembuahan pada manusia.
Semoga artikel ini bisa menambah wawasan serta informasi anda. Semoga artikel ini bisa membantu dan banyak membawa manfaat bagi anda semua yang membacanya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya, kunjungi terus Rumus.co.id banyak artikel menarik disana. Related posts: • Gangguan Pada Hati • Sistem Sosial • Contoh Masalah Sosial Posted in Biologi, Umum Tagged Fertilisasi, pembuahan, pengertian fertilisasi, proses Fertilisasi, Proses Fertilisasi (Pembuahan) pada Manusia, proses fertilisasi pada manusia, proses pembuahan pada manusia, Proses Pepindahan Sel telur yang Sudah Dibuahi, prosespembuahan Tulisan Terbaru • Gangguan Pada Hati • Iklim Fisis • Sistem Sosial • Contoh Masalah Sosial • Kesenjangan Sosial • Gangguan Pada Usus Besar • Iklim Oldeman • Rumus Trapesium – Pengertian, Jenis, Keliling, Luas, Beserta Contohnya • Perbedaan Etika dan Moral • Perbedaan Debit Dan Kredit • Perbedaan CV dan PT • Bagian Bagian Pada Telinga Beserta Gambar dan Fungsinya • Konsep Adalah • Perbedaan Cuaca Dan Iklim • Perbedaan Saham dan Obligasi
Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel telur dengan spermatozoa.
Ketika sel telur dilepaskan dari folikel di dalam ovarium, maka sel telur akan menuju ke tuba fallopi (saluran oviduk). Apabila pada keadaan tersebut terjadi hubungan seksual, maka spermatozoa akan dapat membuahi ovum dalam saluran tuba fallopi tersebut.
Spermatozoa akan bergerak dengan bantuan bagian ekornya. Pergerakan tersebut dapat mencapai 12 cm per jam di sepanjang tuba fallopi (saluran oviduk). Pergerakan spermatozoa dibantu juga oleh pergerakan dinding rahim dan dinding tuba falopi. Mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer agar spermatozoa dapat berenang dengan lancar setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di rahim menuju saluran telur untuk menemui dan membuahi sel telur.
Kejadian ini dapat digambarkan seperti seseorang yang berenang di sungai yang searah dengan arus sungai itu, sehingga perenang akan lebih cepat tiba di tempat tujuan.
Dan juga prostaglandin yang terdapat di dalam semen dapat merangsang pergerakan dinding rahim. Untuk dapat membuahi sel telur, jumlah spermatozoa tidak boleh kurang dari 20 juta. Dari jumlah tersebut hanya satu yang akan membuahi sel telur, dan yang lain akan mati dan terserap oleh tubuh. Dapat diibaratkan sebagai sebuah lomba dan hanya satu yang akan menjadi pemenang, dan itulah yang akan membuahi sel telur. Sesaat sebelum terjadinya fertilisasi, sperma melepaskan enzim pencerna yang bernama hialuronidase yang bertujuan untuk melubangi protein penyelubung telur.
Setelah dinding sel telur berlubang, maka sel sperma masuk ke dalam sel telur. Bagian yang masuk adalah kepala dan bagian tengah, sedangkan ekor dari sel sperma terputus dan tertinggal. Akhirnya, terjadilah pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Proses Fertilisassi(en.wikipedia.org) Dari pembuahan tersebut akan dihasilkan zigot yang bersifat diploid dan memiliki kromosom sebanyak 23 pasang atau 46 kromosom di antaranya 44 kromosom tubuh dan 2 kromosom kelamin. Di dalam 46 kromosom ini terdapat semua rumus untuk membentuk seorang manusia. Selanjutnya, zigot hasil pembuahan tersebut akan mengalami pembelahan secara mitosis.
Sel akan langsung mengalami pembelahan ganda dari yang semula satu sel menjadi dua, lalu menjadi empat, delapan dan seterusnya.
Pembelahan itu berlangsung di sepanjang saluran tuba fallopi, sambil berjalan menuju uterus. Di sepanjang tuba fallopi terdapat rambut-rambut getar yang selalu bergerak melambai ke arah rahim (uterus) yang ber-fungsi untuk memudahkan pergerakan zigot menuju rahim (uterus).
Selama berjalan menuju rahim, zigot aktif membelah. Pada saat itu dibutuhkan makanan untuk menjamin kehidupannya. Sumber makanannya adalah kuning telur, yang menyediakan makanan selama perjalanan zigot sampai dapat tertanam di dalam rahim.
Apabila perjalanan yang dilakukan zigot normal, dalam waktu 6 hari zigot sudah tertanam di dalam dinding rahim. Tetapi pada kasus yang tidak normal, dapat terjadi pergerakan zigot di sepanjang tuba falopi terlalu lambat dan bahkan zigot terhambat, akhirnya akan tertanam di dinding tuba falopi.
Keadaan ini sering disebut dengan istilah hamil di luar kandungan. Jika ini terjadi maka zigot tidak akan dapat tumbuh dengan normal, dan jika terjadi pertumbuhan pada zigot maka keadaan ini akan membahayakan ibunya, karena janin tersebut akan dapat memecahkan saluran tuba falopi.
Semakin cepat kelainan ini diketahui semakin baik hasil penanggulangannya. Tahap-tahap pembelahan zigot dimulai dari morula, kemudian berkembang menjadi blastula, selanjutnya blastula ini akan bergerak ke bagian rahim (uterus) dan sesampainya di rahim zigot yang aktif membelah akan mengebor lapisan lendir rahim dengan menggunakan enzim yang dapat melebur sel-sel pada lapisan tesebut.
Proses pengeboran ini dapat terjadi selama 4 - 5 hari, kemudian blastula akan tertanam pada dinding rahim. Peristiwa ini disebut implantasi. Implantasi adalah proses tertanamnya zigot pada dinding rahim. Implantasi yang terjadi setelah 1 minggu terjadinya fertilisasi. Pada saat ini, korpus iuteum menghasilkan hormon progesteron, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rahim.
Setelah terjadi perlekatan zigot di dalam dinding rahim, hormon estrogen dan progesteron mengatur agar menstruasi tidak terjadi. Blastula meneruskan pembelahan secara terus-menerus yang menghasilkan gastrula, kemudian menjadi embrio dan akhirnya embrio akan berkembang menjadi janin di dalam rahim.
Pada proses awal pembentukan zigot sampai tertanamnya di dalam rahim merupakan masa kritis, artinya kesalahan kecil sekalipun dapat berakibat fatal. Semua sistem terkait harus berjalan dengan tepat demi kelangsungan hidup sel-sel janin tersebut.
Setelah menemukan tempat tinggal yang aman dalam dinding rahim, janin tersebut selanjutnya akan dihidupi oleh cairan khusus yang dihasilkan dinding rahim. MENU • Home • SMP • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • IPS • IPA • SMA • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • IPA • Biologi • Fisika setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di Kimia • IPS • Ekonomi • Sejarah • Geografi • Sosiologi • SMK • S1 • PSIT • PPB • PTI • E-Bisnis • UKPL • Basis Data • Manajemen • Riset Operasi • Sistem Operasi • Setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di • Pancasila • Akuntansi • Agama • Bahasa Indonesia • Matematika • S2 • Umum • (About Me) 9.4.
Sebarkan ini: Pengertian Fertilisasi (Pembuahan) Pembuahan atau juga fertilisasi(singami). Pembuahan tersebut terjadi pada ovum didalam pengertian pembuahan itu senderipembuahan adalah suatu peristiwa bersatunya inti sel sperma dengan ovum. Peristiwa tersebut juga berlangsung ke dalam kandung lembaga didalam bakal biji.
Pembuahan tersebut dapat juga diartikan ialah sebagai bersatunya sperma serta juga ovum. Fertilisasi adalah proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang meliputi inti (genom) dan sitoplasma.Fertilisasi juga mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina, yang akan membentuk zygot yang mengandung satu sel. Secara embriologi, fertilisasi merupakan pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum, dan melibatkan penggabungan sitoplasma dan bahan nucleus (Toelihere, 1985).
Fertilisasi diawali dengan proses pembentukan gamet yang disebut dengan gametogenesis, yaitu proses pembentukan spermatozoa (spermatogenesis) pada jantan danpembentukan ovum (oogenesis) pada betina.Setelah proses fertilisasi berlangsung, dilanjutkan dengan proses embryogenesis yang meliputi pembelahan zigot, blastulasi, gastrulasi, dan neurolasi, dan proses akhir adalah organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh (Puja et al., 2010).
Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah ampula tuba uterania (Sadler,2015 : 32) Fertilisasi adalah proses penyatuan ovum (sel telur) dengan spermatozoa, dimana proses ini merupakan tahap awal pembentukan embrio (puja dalam susari,2016 : 1) Proses pembuahan adalah suatu proses yang rumit, yakni ialah sebagai berikut Serbuk sari pada tumbuhan biji yang tertutup menempel di kepala putik tumbuh yang membentuk suatu pembuluh serbuk sari (tabung serbuk sari).
putik tersebut, membentuk saluran yang menuju ke bakal buah yang mengandung suatu bakal biji. Didalam pembuluh serbuk sari tersebut terdapat 2(dua) inti generatif serta juga 1 inti vegetatif yang berasal dari adanya pembelahan inti serbuk sari.
2(Dua) inti generatif tersebut disebut juga inti sperma pertama serta juga inti sperma kedua. Inti sperma pertama serta juga kedua tersebut bergerak menuju ke bakal biji. Didalam kandung lembaga tersebut terdapat inti sel telur serta juga inti kandung lembaga sekunder atau juga biasa dikatakan ialah dengan inti polar. Inti sperma yang pertama masuk dengan melalui liang bakal biji (mikropil) tersebut menuju ke inti sel telur. Inti sperma pertama tersebut akan melebur dengan inti sel telur, Hal tersebut dikatakan ialah sebagai pembuahan pertama.
Hasil peleburan pada inti sperma pertama dengan sel telur ialah zigot. Zigot tersebut akan tumbuh dan menjadi lembaga atau embrio atau juga sebagai calon tumbuhan baru. Inti sperma kedua terus akan tetap masuk menuju ke sebelah dalam, kemudian inti sperma kedua tersebut melebur dengan inti setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di lembaga sekunder.
Hal tersebut juga disebut dengan pembuahan kedua. Hasil peleburan inti sperma kedua dengan inti kandung lembaga sekunder tersebut akan dapat membentuk putih lembaga didalam (endosperma).
Endosperma adalah suatu cadangan makanan untuk si calon tumbuhan baru. Jadi, pada tumbuhan biji tertutup terjadi suatu pembuahan dua kali sehingga disebut dengan pembuahan ganda.
Fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetik yang berasal dari kedua orang tuanya (Sudarwati, 1990:23). Syarat fertilisasi yaitu adanya ovum yang matang dan siap dibuahi oleh sperma. Proses fertilisasi dapat dibagi menjadi empat aktivitas utama : • Hubungan (kontak) serta pengenalan sperma dan sel telur • Pengaturan pemasukan sperma ke dalam sel telur • Peleburan bahan genetik dari sperma dan sel telur • Aktivasi metabolik telur untuk memulai perkembangan Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Otot Jantung – Sejarah, Anatomi, Bagian, Lapisan, Macam, Karakteristik, Kerja, Sifat, Penyakit, Memelihara Macam-macam Fertilisasi (Pembuahan) Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu : • Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
• Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): spermadimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pembelahan Sel – Pengertian, Jenis, Mitosis, Meiosis, Gametogenesi, Perbedaan, Fungsi, Tujuan Fungsi utama Fertilisasi (Pembuahan) • Fungsi reproduksi Dalam hal ini ,fertilisasi memungkinkan terjadinya pemindahan unsur- unsur genetik dari orangtua atau induknya.
Jika pada gametogenesis terjadi reduksi (pengurangan) unsur genetik dari diploid menjadi haploid, maka pada fertilisasi dimungkinkan pemulihan kembali unsur genetiknya, 1n dari gamet jantan dan 1n dari gamet betina sehingga diperoleh individu normal 2n. • Fungsi perkembangan Pada fungsi ini,fertilisasi menyebabkan gertakan atau rangsangan pada sel telur untuk menyelesaikan proses meiosisnya dan membentuk pronukleus betina yang akan melebur (syngami) dengan pronukleus jantan membentuk zigot dan seterusnya berkembang menjadi embrio dan fetus.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Struktur Kromosom : Fungsi, Jenis, Susunan dan Jumlah Jenis Fertilisasi (Pembuahan) Pembuahan tersebut terbagi atas 2(dua) yakni pembuahan diluar tubuh (fertilisasi eksternal) serta juga pembuahan didalam tubuh (fertilisasi internal) • Fertilisasi eksternal (Pembuahan diluar tubuh) adalah suatu proses pembuahan ovum oleh sel sperma yang pembuahannya tersebut terjadi di luar tubuh suatu organisme tersebut.
Contohnya katak serta ikan. • Fertilisasi internal (Pembuahan didalam tubuh) adalah suatu proses pembuahan ovum oleh sel sperma yang pembuahannya tersebut terjadi di dalam tubuh suatu organisme tersebut. pembuahan tersebutberfungsi untuk dapat menghindarkan gangguan dari luar serta jugapembuahan internal ini tersimpan di dalam rahim.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pertumbuhan Mikroorganisme Beserta Penjelasannya Proses Fertilisasi (Pembuahan) Fertilisasi diawali dengan proses pembentukan gamet yang disebut dengan gametogenesis, yaitu proses pembentukan spermatozoa(spermatogenesis) pada jantan dan pembentukan ovum (oogenesis) pada betina.
Spermatogenensis berlangsung di dalam testis pada bagian tubulus seminiferus, sedangkan oogenesis di dalam ovarium.
• Fase Persiapan Proses pertama dari fertilisasi adalah adanya minat seksual pada manusia yang sangata kompleks yang melibatkan berbagai faktor psikologis. Ada 2 jenis respon seksual secara psikologis yang terjadi pada manusia (campbell: 2008: 174)yaitu : vangokongesti dan myotonia. Vangokongesti adalah pengisian jaringan dengan darah sedangkan myotonia adalah peningkatan tegangan otot. Kedua respond inilah yang menyebabkan vagina dan penis siap untuk hubungan seksual Pada pria vangokongesti ini menyebabkan perubahan bentuk dari penisyang disebabkan terisinya pembuluh darah pada penis yang pada akhirnya menyebabkan kontraksi yang disebut dengan ereksi.
Ereksi atur oleh saraf simpatis dan para simpatis. Saraf parasimpatis merangsang pembuluh darah untuk melebar sehingga volume darah yang masuk ke penis meningkat. Sedangkan saraf simpatis merangsang untuk penyempitan pembuluh darah, sehingga darah yang masuk ke penis menurun Pada perempuan respon seksual ini dapat berupa vangokongesti dan juga myotonia.
Respon vangokongesti pada perempuan menyebabkan ereksi pada klitoris dan menyebabkan labia mayor dan minor menjadi mengembang sehingga penis bisa masuk. Respon myotonia pada perempuan dapat berupa ereksi pada puting susu • Fase Persiapan Sperma dan Fase Persiapan Ovum • Persiapan Sperma Sperma pada laki-laki dibentuk di tubulus seminiferous yang terdapat pada bagian testis yang dibungkus oleh skrotum, selanjutnya sperma dari tubulus seminiferous ini sperma disalurkan ke saluran saluran yang menggulung yang disebut epididimis (campbell,2008 : 172).
Pada manusia, sperma memerlukan waktu +- 3 minggu untuk melewati saluran epipidimis yang panjangnya hamper 6 meter ini.
Selama perjalanan melewati epididimis ini sperma mengalami pematangan dan menjadi motil. Setelah dari Epididimis sperma akan disalurkan ke saluran yang bernama vas deferens. Sebelum sperma disalurkan ke uretra, 3 kelenjar akan menjalankan tugasnya, yaitu vesikula seminalis, kelenjar prostat dan juga kelenjar-kelenjar bulbouretra.3 kelenjar tersebut membantu dalam pembentukan cairan semen.
Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60% dari cairan semen. Cairan dari vesikula seminalis ini bersifat kental, agak kekuningan dan bersifat basa.
Cairan yang dihasilkan vesikula seminalis ini mengandung mukus,gula fruktosa, enzim penggumpal, dan prostaglandin. Kelenjar prostat menyekresikan cairannya langsung ke uretracairan yang dihasilkan bersifat encer dan mirip susu. Mengandung enzim antikoagulan dan sitrat (salah satu nutrient sperma). Kelenjar bulbouretra menghasilkan mucus jernih yang berfungsi untuk menetralkan asam urin yang tersisa pada uretra. • Fase Persiapan Ovum Ovum yang dihasilkan dari tahap oogenis dari ovarium akan dikeluarkan menuju oviduk.
Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium akan ditangkap oleh fimbria bagian dari tuba fallopi. Selanjutnya ovum yang telah dibawa akan disalurkan oleh cilia pada tuba fallopi untuk disalurkan ke bagian ampula isthmus untuk siap dibuahi oleh sperma • Masuknya sperma ke dalam vagina betina (Ejakulasi) Sebelum terjadi proses fertilisasi, akan terjadi ejakulasi terlebih dahulu yaitu keadaan di mana ditandai dengan keluarnya cairan semen yang mengandung sperma dari suatu penis dan keadaan ini lazim disertai dengan keadaan tubuh yang disebut sebagai orgasme.
Ejakulasi mungkin di anggap tabu untuk diperbincangkan, akan tetapi ejakulasi tersebut sangat baik bagi kesehatan. Berikut beberapa manfaat ejakulasi bagi kesehatan pria, diantaranya : • Dapat mencegah kanker prostat Sebuah studi yang dikembangkan lembaga penelitian khusus prostat di Harvard menyatakan bahwa semakin jarang pria ejakulasi, maka semakin besar risiko terkena kanker prostat.
Sebab selama ejakulasi, kelenjar prostat akan mengeluarkan racun dan sel karsionegik penyebab kanker prostat. • Dapat mencegah penyakit vasocongestion Pria yang jarang ejakulasi biasanya setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di mengalami rasa sakit di skrotumnya untuk sementara waktu.
Rasa sakit ini dikenal dengan istilah populer bola biru (blue balls) atau dalam istilah medisnya dinamakan vasocongestion. Dengan ejakulasi, seorang pria dapat terhindar dari penyakit tersebut. Sebab, ejakulasi akan mengeluarkan cairan yang apabila menumpuk di skrotum dapat menyebabkan vasocongestion. • Meningkatkan kualitas sperma Ejakulasi ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas sperma.
Bagi pasangan suami istri yang sedang program memiliki anak, 3 sampai 4 kali ejakulasi lewat hubungan seksual dalam seminggu akan membuat air mani suami jadi lebih berkualitas dan ereksi tahan lama. • Menghindar dari stres Saat sedang ejakulasi, zat dalam otak yang dapat menyalurkan rasa bahagia ikut terdistribusi dengan baik di dalam tubuh.
Sehingga pria sedang stres akan sangat terbantu jika dia bisa ejakulasi dengan lancar. Selain itu, aliran darah dan kekakuan otot pria pun juga akan berkurang. Sehingga tingkat stres akan berkurang karena ejakulasi.
• Baik untuk kesehatan kulit Tahukah anda bahwa spermidine, yaitu suatu senyawa yang ada di dalam air mani dapat memperlambat proses penuaan dini ? Spermidine juga mampu melindung sel dari kerusakan dan dapat meningkatkan kualitas sel darah. • Meningkatkan kualitas tidur Ejakulasi biasanya disertai dengan orgasme. Saat orgasme, tubuh mengeluarkan hormon dopamin, hormon aksitosin dan hormon endorfin.
Ketika hormon ini telah bekerja, akan membuat tubuh menjadi rileks dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Pada proses fertilisasi ini, sperma disalurkan ke tubuh betina melalui media yang dimasukkan atau kontak langsung dengan kelamin betina.
Spermatozoa harus mempunyai kemampuan untuk mencapai tempat terjadinya fertilisasi di bagian ampula dari Tuba fallopi. Beberapa faktor fisiologis yang berpengaruh terhadap kecepatan perjalanan spermatozoa adalah volume ejakulat, tempat deposisi, dan anatomi saluran reproduksi betina. Pertama, spermatozoa akan memasuki vagina,dimana akan terjadi seleksi dengan adanya perbedaan pH antara spermatozoa (pH=7) dan vagina (pH=4). Setelah melewati vagina, spermatozoa yang telah terseleksi akan memasuki serviks.
Dalam serviks, hanya spermatozoa yang normal yang dapat lewat, hal ini dikarenakan spermatozoa yang normal dapat bergerak melewati cincin-cincin anulir pada serviks. Sampai akhirnya menuju uterus, dimana mengalami kapasitasi yakni proses pendewasaan spermatozoa oleh cairan endometrium sehingga spermatozoa dapat menembus lapisan-lapisan sel telur.
Tempat utama terjadinya proses kapasitasi adalah pada ampula isthmus junction. Transport sel telur untuk menuju ampula isthmus junction dimulai pada saat menjelang ovulasi, pada saat itu estrogen dominan dan bersama oksitosin akan menyebabkan terjadinya derakan peristaltik yang aktif.
Setelah terjadi ovulasi, sel telur akan ditangkap oleh fimbrae yang terdapat pada infundibulum dengan adanya gerak peristaltik tersebut, sel telur akan terdorong masuk hingga ampulla hingga mencapai ampula isthmus junction (Mujahid dalam susari 2016 : 4). • Proses Penetrasi Sel Sperma kedalam Sel Ovum Tempat terjadinya penyatuan ovum dengan spermatozoa adalah di dalam ampula dari tuba fallopii. Pada pertemuan ini, ovum masih terbungkus oleh sel-sel granulose yang berasal dari folikel dan selubung ovum (Puja dalam susari., 2016 : 3).
Proses penetrasi ovum yang terdiri dari tiga tahap (sadler : 2015 :34)yaitu : • Fase penetrasi Korona radiata • Fase penetrasi Zona pelusida • Penyatuan membrane sel oosit dan sperma • Penetrasi korona radiata Korona radiata merupakan bagian terluar dari ovum, untuk mempenetrasinya, tentu sperma berlomba-lomba dengan ratusan juta sperma lainnya (sekitar 200-300 juta sperma) karena hanya satu sperma yang dapat menembus korona radiate.
Diperkirakan, sperma lainnya membantu spermatozoa yang membuahi untuk menembus sawar pelindung gamet wanita lainnya. Hanya sperma yang telah terkapasitasi lah yang dapat menembus korona radiate. • Penetrasi Zona Pelucida.
Zona pelucida adalah selubung glikoprotein yang memudahkan spermatozoa mengadakan pengikatan dan reaksi akrosom. Dapat dikatakan, zona pelucida meruapakan lapisan kedua setelah korona radiata. Reaksi akrosom ini diperantarai oleh ligan ZP3, yaitu suatu protein zona pelucida yang berfungsi sebagai reseptor sperma. Pelepasan enzim akrosom (akrosin) akan memudahkan sperma menembus zona pelusida.
Permeabilitas sperma ini akan berubah ketika spermatozoa berkontak dengan permukaan oosit. Kontak ini akan memacu oosit mensekresikan enzim lisosim yang akan mengubah sifat zona pelucida untuk mencegah penetrasi sperma dan menginaktifkan tempat-tempat reseptro spesifik untuk sperma lain di permukaan ini.
Dapat dikatakan, saat satu sperma telah menembus zona pelucida, ovum akan mengondisikan agar tak ada sperma lain yang masuk. • Fusi membrane sel sperma dan oosit Setelah melekat, membrane plasma sperma dan sel telur menyatu dan melakukan reaksi-reaksi atau aktifitas lain yang akhirnya dapat menghasilkan zigot • Kendala yang dihadapi oleh sperma ketika menuju ovum Masuknya sperma ke dalam tubuh betina tidak langsung menuju ovum, melainkan melewati beberapa kendala atau rintangan terlebih dahulu diantaranya : 1.
Asam vagina mematikan sperma Berdasarkan tipe kromosom kelaminnya, terdapat dua jenis sperma yang diproduksi testis pria, yaitu sperma tipe X (22A+X) dan tipe Y (22A+Y). Masing-masing memiliki karakteristik berbeda, salah satunya diketahui bahwa sperma tipe X lebih tahan terhadap keasaman vagina dibanding sperma tipe Y.
Sehingga tak heran banyak sperma Y yang kemudian mati ( meski cairan sperma sudah dilengkapi senyawa yang bersifat basa). Kondisi semacam ini kemudian disiasati melalu aktivitas foreplay (pemanasan) sebelum bercinta.
Agar kondisi vagina menjadi lebih basah lalu basa, hingga sperma Y bisa ikut bertahan. 2. Mati kelelahan Banyak faktor yang menyebabkan sperma mati sebelum bertemu ovum, bahkan jauh sebelum masuk ke rahim apalagi saluran telur. Meski kelenjar-kelenjar di tubuh wanita sudah turut membantu pergerakan sperma melalui produksi lendir (di vagina atau mulut rahim), tetap saja banyak sperma yang mati.
Salah satu penyebabnya adalah kelelahan. Sumber tenaga bagi pergerakan sperma sendiri berasal dari bagian leher/tengah yang banyak mengandung mitokondria ( organel pembentuk energi/ATP). Sama halnya dengan manusia, kondisi fisik sperma tentu saja berbeda satu sama lain. Ada yang dianugerahi fisik kuat ada juga yang lemah. Nah, bagi sperma yang dianugerahi fisik lemah ( terkait kemampuannya memproduksi energi), sangat memungkinkan mereka sudah mati kelelahan meski masih di awal perjalanannya.
Kondisi sperma yang mati karena kelelahan ini terus berlangsung hingga tahap-tahap akhir menuju ovum. 3. Antibodi wanita memakan sperma Bertolak belakang dengan kegembiraan sperma yang berhasil melewati mulut rahim, tubuh wanita justru menganggap kehadiran mereka sebagai ancaman. Ya, sperma yang masuk ke rahim, dideteksi sebagai benda asing yang secara otomatis akan ditanggapi tubuh wanita dengan pengeluaran antibodi ( senyawa pertahanan).
Antibodi ini selanjutnya akan “memakan” sperma-sperma dan tak heran ribuan sperma akan mati di tahap ini. 4. Salah jalan Melalui siklus menstruasi wanita, bisa diambil kesimpulan bahwa tiap bulannya ovarium wanita (secara normal) akan melepas satu ovum.
Ovum yang telah keluar ( peristiwanya disebut Ovulasi) selanjutnya akan bergerak menuju saluran telur (tuba fallopi/oviduct). Saluran telur pada wanita terdiri dari bagian kiri dan kanan sesuai dengan keberadaan ovarium. Di sekitar satu per tiga bagian saluran telur tersebut (entah sebelah kiri atau kanan), ovum pun akan menunggu kedatangan sperma.
Sementara itu, dari satu kelompok sperma yang sudah berhasil melewati uterus/rahim, akan terbagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok akan menuju saluran telur sebelah kiri, sedangkan kelompok lain akan menuju saluran telur sebelah kanan. Dari sini bisa kita lihat bahwa meskipun dalam proses perjalanan sperma, ovum telah melepas senyawa kimia yang mampu menjadi sinyal deteksi keberadaannya, tetap saja ada banyak sperma yang harus gigit jari karena “salah jalan”. Menurut literatur, dari ratusan juta sperma yang dikeluarkan pria, hanya tersisa ribuan sperma yang bisa bertahan sekaligus tidak salah jalan menuju saluran telur di mana ada sel telur menunggu di sana.
5. Terperangkap silia pada saluran telur Rintangan selanjutnya yang dihadapi sperma adalah keberadaan silia pada saluran telur. Pada saluran telur, silia terus bergerak menjuntai tak ubahnya sapuan-sapuan halus. Hal ini membuat pergerakan sperma pun menjadi terhambat. Tidak hanya itu, kehadiran silia juga membuat banyak sperma terjebak atau terperangkap. Tidak bisa bergerak lalu mati. 6. Lapisan pelindung ovum Rintangan terhadap sperma juga datang dari sel telur itu sendiri.
Di antaranya adalah adanya lapisan pelindung ovum yang tak ayal menyusahkan sperma untuk membuahinya, seperti: • Korona Radiata: merupakan lapisan ovum paling luar dan paling tebal.
Bentuknya tampak seperti tonjolan-tonjolan menjuntai yang mampu menghalangi pergerakan sperma. Bahkan mampu membuat sperma tergencet. Alhasil, banyak sperma yang mati. • Zona Pellusida: lapisan pelidung ovum bagian tengah yang tebal. • Membran Vitellin: lapisan transparan di bagian dalam ovum. Saat satu sperma sudah berhasil melewati ketiga lapisan pelindung ini, maka secara otomatis inti sel sperma akan mampu membuahi inti sel telur hingga terjadi fertilisasi.
Saat satu sperma sudah masuk, maka ovum secara otomatis akan mengeluarkan semacam enzim yang mampu mencegah masuknya sperma-sperma lain. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Bioteknologi Beserta Penjelasannya Perjalanan Spermatozoa Ketempat Fertilisasi Setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di spermatozoa meliputi tiga tahapan sebagai berikut : • Dalam Tubuh Jantan Spermatozoa yang telah dihasilkan di dalam tubulus seminiferus melalui proses spermatogenesis akan keluar dari tubulus seminiferus bercampur dengan plasma semen masuk ke vas efferent.
Proses ini terjadi akibat adanya tekanan volume dari dalam tubulus. Dari vas efferent, spermatozoa selanjutnya masuk ke duktus epididimis. Dalam tahapan ini, spermatozoa juga mengalami proses maturasi atau pematangan. Tahap selanjutnya spermatozoa yang sebelumnya pada duktus epididimis selanjutnya masuk ke vas deferent.
Di daerah ini, spermatozoa akan menerima sekreta yang dihasilkan oleh glandula vesikula seminalis untuk selanjutnya bermuara di duktus ejakulatorius.
Tahap perjalanan selanjutnya sebelum diejakulasikan dalam bentuk semen, spermatozoa juga akan menerima sekreta dari kelanjar prostate dan bulbouretralis. • Di Luar Tubuh Jantan Peristiwa ini hanya ditemukan pada hewan-hewan tertentu, yaitu pada hewan yang mengalami pembuahan diluar tubuh seperti ikan, amfibia.
Peristiwa ini diawali dengan dikeluarkannya spermatozoa oleh hewan jantan ke dalam medium berupa air dan secara serentak juga betina akan mengeluarkan ovum. Spermatozoa yang dikeluarkan kemudian bergerak aktif untuk melakukan pembuahan. Untuk hewan-hewan lainnya yaitu reptilia, aves dan mamalia, peristiwa ini tidak terjadi karena proses pembuahannya terjadi di dalam tubuh betina.
• Dalam Tubuh Betina Spermatozoa yang dideposisikan pada vagina, serviks, ataupun uterus pada saat perkawinan harus mempunyai kemampuan untuk mencapai tempat terjadinya fertilisasi di ampula bagian caudal dari uterus. Beberapa peniliti setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di bahwa kemampuan spermatozoa untuk mencapai tempat fertilisasi adalah karena pergerakan spermatozoa itu sendiri, sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa itu akibat pengaruh saluran reproduksi betina.
Beberapa factor fisiologi yang berpengaruh terhadap kecepatan perjalanan spermatozoa adalah volume ejakulat, tempat deposisi, dan anatomi saluran reproduksi betina. Lama waktu yang dibutuhkan spermatozoa agar sampai ke tempat fertilisasi berkisar antara 2-60 menit. Dari sekian banyak spermatozoa yang diejakulasikan, hanya sedikit yang mampu mencapai ampula dan kebanyakan mati pada saluran reproduksi betina. Hal ini mungkin sebagai akibat adanya fagositosis oleh sel darah putih dan arah balik ke vagina.
Spermatozoa yang dideposisikan pada vagina harus melewati serviks sebelum mencapai oviduk. Mekanisme pergerakan spermataozoa melewati serviks masih diperdebatkan. Ada yang menyatakan bahwa pergerakan yang cepat melewati serviks adalah akibat kontraksi vagina dan uterus selama kopulasi. Teori yang lain menjelaskan bahwa spermatozoa yang motil mampu malakukan penetrasi dan migrasi melewati mukus serviks.
Perjalanan spermatozoa melintasi uterus sampai ke tautan uterus tuba sangat cepat dan hal ini disebabkan oleh adanya bantuan kontraksi otot uterus. Seperti pada serviks, isthmus pada oviduk diperkirakan juga sebagai tempat penampungan spermatozoa untuk beberapa waktu sebelum bergerak ke ampula berlangsungnya fertilisasi. Pergerakan spermatozoa dari isthmus ke ampula berlangsung terutama akibat kontraksi otot. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metabolisme Sel Beserta Penjelasannya Enzim Berperan dalam Proses Fertilisasi Untuk membantu proses atau berjalan fertilisasi, terdapat beberapa enzim yang berperan dalam proses fertilisasi, yaitu Spermatozoa akan mengeluarkan enzim yang terdiri dari : • Hyaluronidase Hyaluronidase, enzim yang dihasilkan dalam testis.
Untuk melarutkan asam hyaluronad yang meyelimuti sel-sel granulosa pada sekeliling ovum (corona radiata). Peranan hyaluronidase banyak juga yang meragukan, karena meski beberapa hewan tidak mengandung enzim ini, namun masih dapat membuahi ovum.
• Antifertilizin Antifertilizin, sebagai lawan dari fertilizin yang dihasilkan oleh ovum. Jika fertilizin bertindak sebagai antigen maka antifertilizin merupakan antibodinya. Oleh adanya interaksi antara kedua zat tersebut terjadi agglutinasi spermatozoa yang ada disekitar ovum, sehingga ada sebagian yang menumbuk ovum lalu mencoba untuk menerobos masuk.
Sebagaimana halnya fertilizin, antifertilizin juga bersidfat speific. Sukar sekali terjadi proses agglutinasi jika perjumpaan gamet itu berbeda species. Berbeda spesies berarti berbeda pula susunan asam amino dan monosakarida pada molekulnya, dan dinding bonding-sitenya pun berbeda, keduanya tidak memiliki kecocokan dalam hal struktur. Antifertilizin terdiri dari molekul protein asam, dan dapat dilepaskan dari spermatozaa dengan berbagai cara, seperti pembekuan atau pemanasan.
Zat ini juga dapat dibebaskan dari spermatozao setelah diagglutinasi dengan meneteskan fertilizin kedalam semen. Oleh adanya agglutinasi tersebut antifertilizin keluar, dan spermatozoanya tidak akan mampu lagi membuahi. • Akrosin Akrosin, merupakan semacam protease yang dapat memecah protein mirip dengan tripsin yang dihasilkan oleh pancreas, untuk mencernakan protein dalam usus.
Zat ini keluar dari akrosom spermatozoaketika terjadir reaksi akrosom zat ini dapat menghancurkan zona pellucida. Dan tidak seluruh daerah zona ini akan dihancurkan, hanya disuatu tempat kecil yang cukup sebagai jalan masuk spermatozoa kedalam ovum. • Zat penelur Zat penelur,bekerja untuk merangsang betina agar mengeluarkan telur, sebagai zat penyeimbang zat yang dikeluarkan oleh betina, ini terdapat pada hewan yang melakukan pembuahan eksternal.
Selain zat yang dsebutkan diatas, spermatozoa juga meiliki flagellum yang dapat membantunya dalam bergerak mendekati ovum, dan memungkinnya aktif berenang dalam lendir semen hingga menerobos zona pellucida dari ovum.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Embriogenesis Fasikuler, Gambus, Pembuluh Dan Pada Tumbuhan Kelainan dalam Fertilisasi (Pembuahan) Setiap ovulasi tidak selalu diikuti oleh fertilisasi dan tidak semua fertilisasi meghasilkan individu normal. Kegagalan fertilisasi din1ana proses fertilisasi tidak beriangsung dapat terjadi pada kasus-kasus intertilitas baik dari induk bet ina maupun pejantan atau asinkronisasi antara estrus (ovulasi) dengan proses kopulasi (inseminasi).
Pada kasus kelainan fertilisasi dimana fertilisasi berlangsung akan tetapi zigot atau individu yang terbentuk mengalami kelainan dapat terjadi akibat proses fertilisasi yang normal dari sel gamet yang memiliki kelainan (seperti kejadian nondisjunction) atau proses fertilisasi itu sendiri berlangsung tidak normal.
Contoh kelainan fertilisasi yang mungkin terjadi adalah : • Zigot Haploid Zigot haploid adalah suatu perkembangan yang tidak sempurna dimana hanya salah satu dari sel gamet yang berperan dalam perkembangan berikutnya. Perkembangan lebih lanjut dari embrio haploid akan terhenti karena kegagaian in1plantasi.
• Androgenesis Keadaan dimana terjadi setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di, tetapi hanya pronukleus jantan yang berperan pada proses perkembangan selanjutnya tanpa diikuti oleh perkembangan pronukleus betina. Oleh karena itu, embrio yang dihasilkan hanya memiliki unsur genetik tetua jantan (embrio jantan haploid).
• Ginogenesis Kejadian fertilisasi dimana embrio yang terbentuk hanya dari pronukleus betinatanpa diikuti oleh perkembangan pronukleus jantan. Embrio yang dihasilkan dari keadaan tersebut hanya memiliki unsur genetik dari induk bet ina (embrio betina haploid). • Zigot Poliploidi Poliploid adalah keadaan dimana jumlah kromosom embrio hasil fertiiisasi berjumlah 3n ( Triploid), 4n ( Tetraploid) atau lebih.
Hal ini dapat terjadi sebagai akibat kejadian: • Kejadian Polispermia, dimana satu sel telur dibuahi oleh dua atau lebih spermatozoa, • Kejadian kariokinesis (proses pembelahan inti sel) tanpa disertai sitokinesis, (proses pemisahan sitoplasma) sehingga sel telur memiliki inti lebih dari satu.
• Embrio Partenogenesis Perkembangan embrio yang terbemuk tanpa peran sedikitpun dari sperrnstozoa, dimana oosit dapat berkembang karena aktivasi selain daripada spermatozoa. Seperti pada embrio ginogenetik, embrio partenogenetik hanya mempunyai unsur genetik dari betina (bisa haploid alau diploid). Dalam perkembangan teknologi kultur in vitro, kejadian embrio partenogenetik dapat diupayakan melalui aktivasi oosit setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di menggunakan bahan kimia (etanol), aliran lislrik ataupun proses maturasi diperpanjang (over IIIaturation).
Untuk memperoleh embrio parthenogenesis yang diploid maka proses pelepasan benda kutub II dihambat schingga sel telur yang teraktivasi telap akan memiliki kromosom 2n. Sebarkan ini: • • • • • Posting pada Biologi, IPA, SMA Ditag apa yang dimaksud dengan kehamilan, contoh hewan fertilisasi eksternal, dimana fertilisasi secara normal terjadi, dimana tempat terjadinya proses fertilisasi pada manusia, dimanakah terjadinya fertilisasi pada manusia, Enzim Berperan dalam Proses Fertilisasi, fertilisasi adalah brainly, fertilisasi aves, fertilisasi dan kehamilan kelas 9, fertilisasi eksternal, fertilisasi mamalia internal atau eksternal, fertilisasi menghasilkan zigot yang bersifat, fertilisasi pada tumbuhan, fertilisasi pdf, fertilisasi sistem reproduksi, fertilisasi tumbuhan, Fungsi utama Fertilisasi (Pembuahan), implantasi adalah, istilah implantasi, jelaskan arti menstruasi, jelaskan fertilisasi eksternal, jelaskan fungsi cairan ketuban bagi janin, jelaskan istilah implantasi, jelaskan istilah zigot, jelaskan pembuahan yang terjadi pada pisces, jelaskan pengertian ovulasi, jelaskan pengertian zigot, jelaskan proses kehamilan, Jenis Fertilisasi (Pembuahan), jenis fertilisasi ayam, jurnal proses fertilisasi secara detail pdf, Kelainan dalam Fertilisasi (Pembuahan), Macam-macam Fertilisasi (Pembuahan), makala tentang fertilisasi, makalah fertilisasi, makalah fertilisasi pada hewan, makalah proses konsepsi, makalah proses pembuahan, ovulasi adalah peristiwa, pembuahan pada tumbuhan adalah, pembuahan yang terjadi diluar tubuh disebut, Pengertian Fertilisasi (Pembuahan), pengertian fertilisasi brainly, pengertian fertilisasi dan implantasi, pengertian fertilisasi pada hewan, pengertian fertilisasi pada tumbuhan, Pengertian Pembuahan, pengertian zigot, peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut, Perjalanan Spermatozoa Ketempat Fertilisasi, pertumbuhan embrio pada kadal, Proses Fertilisasi (Pembuahan), proses fertilisasi dan kehamilan, proses fertilisasi pada ikan, proses fertilisasi pada tumbuhan, proses fertilisasi pdf, proses pembentukan sel telur ovum disebut, syarat fertilisasi, Syarat Fertilisasi (Pembuahan), tahap perkembangan embrio, tahapan fertilisasi, tempat tumbuh dan berkembangnya embrio, urutan perkembangan embrio, video fertilisasi dan perkembangan embrio, video gametogenesis pada tumbuhan, video reproduksi pada manusia, video terjadinya pembuahan sel telur, zigot adalah Navigasi pos Pos-pos Terbaru • Pengertian Gerakan Antagonistic – Macam, Setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di, Tingkat, Anatomi, Struktur, Contoh • Pengertian Dinoflagellata – Ciri, Klasifikasi, Toksisitas, Macam, Fenomena, Contoh, Para Ahli • Pengertian Myxomycota – Ciri, Siklus, Klasifikasi, Susunan Tubuh, Daur Hidup, Contoh • “Panjang Usus” Definisi & ( Jenis – Fungsi – Menjaga ) • Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli Beserta Peran Dan Fungsinya • “Masa Demokrasi Terpimpin” Sejarah Dan ( Latar Belakang – Pelaksanaan ) • Pengertian Sistem Regulasi Pada Manusia Beserta Macam-Macamnya • Rangkuman Materi Jamur ( Fungi ) Beserta Penjelasannya • Pengertian Saraf Parasimpatik – Fungsi, Simpatik, Perbedaan, Persamaan, Jalur, Cara Kerja, Contoh • Higgs domino apk versi 1.80 Terbaru 2022 • Contoh Soal Psikotes • Contoh CV Lamaran Kerja • Rukun Shalat • Kunci Jawaban Brain Out • Teks Eksplanasi • Teks Eksposisi • Teks Deskripsi • Teks Prosedur • Contoh Gurindam • Contoh Kata Pengantar • Contoh Teks Negosiasi • Alat Musik Ritmis • Tabel Periodik • Niat Mandi Wajib • Teks Laporan Hasil Observasi • Contoh Makalah • Alight Motion Pro • Alat Musik Melodis • 21 Contoh Paragraf Deduktif, Induktif, Campuran • 69 Contoh Teks Anekdot • Proposal • Gb WhatsApp • Contoh Daftar Riwayat Hidup • Naskah Drama • Memphisthemusical.Com
Buka Tutup • Fertilisasi adalah proses ketika sel telur bertemu sel sperma dan bersatu membentuk zigot, lalu berkembang menjadi embrio sebagai cikal bakal pembentukan janin; • Fertilisasi atau proses pembuahan disebut juga sebagai konsepsi dan menjadi awal terjadinya kehamilan; • Untuk mengetahui dan menghitung usia kehamilan biasanya dimulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT), yaitu sekitar 2 minggu sebelum proses pembuahan terjadi; • Proses pembuahan atau fertilisasi diawali dengan masa ovulasi hingga implantasi.
Dalam proses ini, terjadi perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke dalam rahim; • Munculnya hormon kehamilan (hCG) juga menjadi tanda dan akan dideteksi oleh alat tes kehamilan (test pack) sebagai tanda tanda awal kehamilan; • Klik untuk membeli paket pemeriksaan kesuburan via HDMall dengan berbagai promo menarik; • Anda juga dapat membeli berbagai obat hormon dan alat kontrasepsi serta paket birth control dari rumah melalui HDmall.
*Gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia dan bisa COD; • Gunakan fitur chat untuk berkonsultasi dengan apoteker kami secara gratis seputar obat dan pemeriksaan yang Anda butuhkan. Proses pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan sel sperma untuk bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai cikal bakal janin.
Fertilisasi disebut juga sebagai konsepsi, dan inilah awal mula terjadinya kehamilan. Meski demikian, dokter umumnya menghitung awal kehamilan dari hari pertama haid terakhir ( HPHT), yaitu sekitar 2 minggu sebelum proses pembuahan terjadi.
Mengapa demikian? karena tanggal pasti proses fertilisasi tersebut tidak dapat diketahui, sedangkan HPHT dapat dengan mudah diketahui dan diingat. Baca juga: Belajar Menghitung Usia Kehamilan Lantas, bagaimana terjadinya proses pembuahan?
Mari kita simak tahapan demi tahapan proses fertilisasi atau konsepsi berikut ini. Proses Pembuahan (Fertilisasi) pada Manusia 1. Ovulasi Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi terlebih dahulu. Ovulasi yaitu keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur) yang normalnya terjadi setiap bulan. Seperti dijelaskan disini: proses terjadinya menstruasi. Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel telur yang berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang.
Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating hormone). Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang dicetuskan oleh hormon LH (Leutenizing hormone).
Proses ovulasi umumnya terjadi sekitar 2 minggu sebelum haid berikutnya. Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak hanya satu, dan hal inilah yang menjadi alasan terjadinya hamil kembar. 2. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju rahim. Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam sehingga ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi jika tidak ada yang membuahinya.
3. Meningkatnya hormon Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang bertugas menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap sebagai ‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.
4. Jika sel telur tidak dibuahi Jika tak ada sperma yang membuahi sel telur, sel telur akan berpindah ke rahim dan hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya.
Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid. 5. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi) Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos masuk dalam sel telur, proses pembuahan bisa terjadi. Sel telur akan mengalami perubahan sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk. Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya mengandung kromosom Y, bayinya laki-laki.
Sebaliknya, jika spermanya berkromosomkan X, yang lahir nanti adalah bayi perempuan. 6. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi.
Namun, sel telur yang telah dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari. Gambar proses pembuahan hingga implantasi dalam rahim Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan cepat sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring berpindahnya sel telur dari saluran tuba falopi ke rahim.
Setelah itu, barulah sel telur mulai berimplantasi atau menanamkan diri ke dinding rahim. Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya. Beberapa mendapati munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini, lapisan dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal.
Penutup ini akan tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti. Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang menjadi gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.
7. Munculnya hormon kehamilan Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG). Keberadaan hormon inilah yang dideteksi oleh alat tes kehamilan.
Umumnya, butuh waktu 3-4 minggu dari hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca oleh setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di pack. Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan dilakukan setelah telat haid saja.
Bila hasil tesnya negatif, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa pasti tidak ada kehamilan. Sebaliknya, tunggulah seminggu lagi untuk melakukan tes ulang. Baca juga: Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Tes Kehamilan Dengan Test Pack? Ajukan pertanyaan dengan promosi dan dapatkan jawabannya dalam 60 menit 40.000 HealthCoins Pertanyaan Anda akan dijawab dalam waktu 60 menit dan Anda akan menerima pemberitahuan secepatnya melalui email Jika pertanyaan Anda tidak terjawab dalam waktu 60 menit, kami akan mengembalikan 20.000 HealthCoins dan pertanyaan Anda akan diturunkan ke Pertanyaan Reguler.
Pertanyaan Anda akan dijawab dalam waktu 24 jam sebagai gantinya. Jika pertanyaan Anda tidak terjawab dalam 24 jam, kami akan mengembalikan semua HealthCoins. (gratis) Pertanyaan Anda akan diprioritaskan bagi setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di, perawat, dan apoteker yang terverifikasi dalam waktu 2 hari agar Anda bisa mendapatkan jawaban yang lebih banyak Standar Pemeriksaan Konten HonestDocs Konten ini ditulis atau ditinjau oleh praktisi kesehatan dan didukung oleh setidaknya tiga referensi dan sumber yang dapat dipercaya.
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk mengirimkan konten yang akurat, komprehensif, mudah dipahami, terbaru, dan dapat ditindaklanjuti.
Anda dapat membaca proses editorial lengkap di sini. Jika Anda memiliki pertanyaan atau komentar tentang artikel kami, Anda dapat memberi tahu kami melalui WhatsApp di 0821-2425-5233 atau email di [email protected] Buka di app
KOMPAS.com - Fertilisasi atau pembuahan merupakan proses berfungsinya pronuklesus jantan pada sperma dengan pronukleus betina pada ovum atau sel telur.
Proses tersebut berbentuka zigot yang berlangsung di dalam tuba falopii (saluran sel). Proses fertilisasi Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), peristiwa penting pertama dalam pembuahan adalah penggabungan membran dari dua gamet.
Baca juga: Terobosan Baru, Ahli Jepang Bikin Program Fertilisasi Lewat Darah Kemudian menghasilkan pembentukan saluran yang memungkinkan lewatnya bahan dari satu sel ke sel lainnya. Hasil pembuahan adalah sel (zigot) yang mampu menjalani pembelahan sel untuk membentuk individu baru. Fertilisasi terjadi pada oosit sekunder yang mengandung ovum yang dibuahi oleh sperma dan terjadi di tuba falopii.
Untuk kejadiannya fertilisasi sebagai berikut: • Penetrasi sperma Oosit sekunder memgeluarkan fertilizin untuk menarik sperma agar mendekati. Sperma harus menembus lapisan-lapisan yang mengelilingi oosit (telur yang belum matang) sekunder dengan cara mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melarutkan senyawa hialuronid pada corona radiata.
Baca juga: Proses Pembentukan Urin Kemudian pengerluarkan akrosin untuk menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan anti fertilizin agar dapat melekata pada oosit sekunder. • Proses di sel telur Sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu.
Itu terjadi agar zona pelusida tidak dapat ditembuh soleh sperma yang lainnya. Nantinya penetrasi sperma akan merangsang sel telur. Itu dilakukan untuk menyelesaikan proses meiosis II yang menghasilkan tiga badan polar dan ovum.
• Setelah penetrasi Setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti atau nukleus pada kepala sperma akan membesar dan ekor sperma akan berdegradasi. • Penggabunagsan inti Selanjutnya penggabungan ini sperma yang mengandung 23 kromosom dengan inti ovum yang setelah penyerbukan selanjutnya akan terjadi proses pembuahan fertilisasi di 23 kromosom.
Baca juga: Sistem Peredarah Darah Manusia Proses tersebut kemudian sehingga menghasilkan zigot. Pematangan adalah langkah terakhir dalam produksi telur fungsional (oogenesis) yang dapat berasosiasi dengan spermatozoon dan mengembangkan reaksi mencegah masuknya lebih dari satu spermatozoon. Selain itu, sitoplasma telur yang matang dapat mendukung perubahan yang mengarah pada fusi spermatozoal dan inti telur dan memulai perkembangan embrionik.
Struktur sperma Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pada sperma memiliki beberapa bagian sebagai berikut: • Kepala yang berinti tebal dan sedikit sitoplasma yang diselubungi tebal yang disebut akrosom.
• Badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma dan banyak mengandung mitokondria sebagai penghasil energi untuk pengerakan sperma. • Ekor untuk alat pergerakan sperma. Baca juga: Sistem Saraf pada Manusia Pada bagian akrosom sperma menghasilkan enzim, sebagai berikut: • Hialuronidase, enzim yang dapat melarutkan hialuronid pada corona radiata, sehingga sperma dapat menembus ovum.
• Akrosin, protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida • Anti Fertilizin, antigen terhadap ovum sehingga sperma dapat melekat pada sel telur.