Abu Bakar As-Shiddiq adalah khalifah pertama yang menggantikan Nabi Muhammad SAW. Nama asli beliau adalah Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin sa’ad bin Taym bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Gholib al-Qurasy at-Taimiy. Abu Bakar sendiri bertemu silsilah keturunan dengan Rasulullah Saw yakni pada Murrah. Dikatakan oleh Imam Nawawi dalam Tahzib nya, bahwa nama Abu Bakar RA yaitu Abdullah itu benar dan masyhur.
Dan dikatakan juga bahwa nama beliau adalah Atiq. Namun semua Ulama membenarkan bahwa Atiq merupakan Laqob atau julukan Abu bakar RA. Terdapat beberapa pendapat yang mengatakan asal mula Abu Bakar mendapatkan Laqob atau julukan tersebut. Perdapat pertama adalah Hadist yang dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Aisyah RA : Sesungguhnya Abu Bakar RA masuk bersama Rasulullah SAW, lalu Rasulullah bersabda : Wahai Abu Bakar !
engkau telah dibebaskan oleh Allah dari api neraka, maka ketika itu pula ia dinamakan Atiq.
Pendapat kedua adalah diriwayatkan oleh AT-Thabrani dari Al-Qasim bin Muhammad : sesungguhnya Aisyah RA bertanya tentang nama Abu Bakar RA, lalu ia menjawab, bahwa nama Abu Bakar adalah Abdullah. Maka berkata : sesungguhnya orang-orang memanggilnya Atiq adalah disebabkan pada saat itu Abu bakar memiliki tiga anak laki-laki yakni Atiq, Mu’taq dan Muaitiq.
Pendapat ketiga adalah mengapa dijuluki Atiq, diriwayatkan oleh Tabrani dari Ibnu Abbas RA berkata : Abu Bakar dijuluki Atiq karena ketampanan wajahnya. Lalu apa yang menyebabkan Abu Bakar mendapatkan gelar As-Shiddiq ? Diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadrak nya dari Aisyah RA berkata : datang orang-orang Musyrik kepada Abu Bakar RA, lalu berkata mereka : apakah engkau telah mendatangi sahabatmu ( Nabi Muhammad SAW ) ? ia mengaku Isra ke Baitul Maqdis semalam.
Abu Bakar berkata nama abu bakar sebelum masuk islam adalah apakah berkata begitu ? lalu mereka berkata : iya. Lalu Abu Bakar pun berkata : benar, sesungguhnya saya percaya walaupun lebih jauh perjalanannya dari itu, maka dari peristiwa ini lah ia dinamakan As-Shiddiq. Baca Juga: Ini Penjelasan Kebiasaan Santri Menata Sandal Kiainya Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Abi Yahya : tidak terhitung berapa kali ia mendengar Ali bin Abi Thalib RA berkata diatas minbar : sesungguhnya Allah Swt menamai Abu Bakar RA, atas lisan Nabi Muhammad SAW yang Shiddiq.
( Jalaluddin Asy-Suyuthi : Tarikh Khulafa’I : 35-38 ). Sosok Sahabat yang dijamin masuk surga ini tentu tak asing bagi umat Islam. Beliau dikenal sebagai Khalifah pertama umat Islam dan orang paling dekat di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Siapa lagi kalau bukan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu. Beliau adalah orang-orang paling awal memeluk Islam (As-Sabiqun Al-Awwalun). Sebelum masuk Islam, nama Abu Bakar adalah Abdul Ka'bah (artinya hamba Ka'bah), kemudian diganti oleh Nabi menjadi Abdullah (hamba Allah).
Rasulullah memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (artinya yang berkata benar) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya sehingga beliau dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq". Menurut al-Tanthawy, nama Abu Bakar sendiri merupakan julukan yang menunjukkan bahwa orang tersebut adalah sosok pemimpin kabilah terpandang dan terhormat.
Abdullah dijuluki Abu Bakar karena kedudukannya yang terhormat di tengah Suku Quraisy, baik dari segi nasab maupun strata sosial. Penyebab Abu Bakar Memeluk Islam Dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah, Syekh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury menceritakan kisah Abu Bakar memluk Islam. Disebutkan bahwa Abu Bakar adalah seorang pedagang sukses di zaman Jahiliyah.
Beliau masuk Islam setelah bermimpi di tanah Syam. Dalam tidurnya, beliau bermimpi matahari dan bulan berada di atas pangkuannya. Kemudian beliau memegang keduanya dengan tangan dan mendekatkan keduanya pada dada. Setelah itu beliau menutupi keduanya dengan selendangnya. Ketika terjaga dari mimpinya, beliau bergegas menemui seorang pendeta Nasrani untuk menanyaikan tafsir mimpinya itu.
"Aku telah melihat sebuah mimpi demikian. Aku minta Anda mentakbirkannya," kata Abu Bakar. "Darimana kamu berasal" tanya pendeta Nasrani itu. "Dari Kota Mekkah," jawab Abu Bakar. "Dari kabilah mana kamu terlahir," tanya pendeta. "Dari Kabilah Taim," jawab Abu Bakar. "Apa pekerjaanmu?" tanya pendeta lagi. "Berdagang," jawab Abu Bakar. Kemudian pendeta itu menjelaskan kepadanya: "Akan datang pada zaman kehidupanmu seorang laki-laki yang berasal dari keturunan Hasyim.
Laki-laki itu bernama Muhammad Al-Amin. Ia berasal dari Kabilah Hasyim. Ia akan menjadi seorang Nabi akhir zaman. Andai ia tidak terlahir, niscaya Allah tidak akan menciptakan langit dan bumi dan seisinya. Begitu juga andai ia tidak terlahirkan maka Dia tidak akan menciptakan Adam, para Nabi dan para Rasul.
Ia adalah pemimpin para Nabi, para Rasul dan penutup mereka. Kamu akan masuk ke dalam agamanya. Kamu akan menjadi menteri baginya dan khalifah setelahnya. Inilah takbir mimpimu." "Sebenarnya aku telah mengetahui ciri-ciri Muhammad dan sifat-sifatnya dalam Kitab Taurat, Injil, dan Zabur. Aku pun telah masuk Islam dan menyembunyikan keislamanku karena takut dengan orang-orang Nasrani," ungkap Pendeta itu.
Setelah Abu Bakar mendengar penjelasan tentang ciri-ciri dan sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari pendeta itu, hatinya pun menjadi luluh dan ingin sekali menemui Rasulullah. Kemudian Abu Bakar pulang ke Mekkah dan mencarinya. Abu Bakar pun bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Ia tidak sabar sebentar saja tanpa melihatnya. Ketika kebersamaan Abu Bakar dan Rasulullah telah berlangsung lama, maka pada suatu hari Rasulullah bertanya kepadanya: "Hai Abu Bakar!
Tiap hari kamu menemuiku serta menemaniku, tetapi mengapa kamu belum masuk Islam?" Abu Bakar menjawab: "Kalau Anda adalah seorang Nabi, maka sudah pasti memiliki mukjizat." Rasulullah berkata: "Apakah belum cukup bagimu mukjizatku berupa mimpi yang kamu lihat di tanah Syam, kemudian mimpimu itu ditakbirkan oleh pendeta Nasrani dan ia memberitahumu tentang keislamannya?" Sesaat setelah mendengar penjelasan Rasulullah itu, Abu Bakar berkata: "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah." Akhirnya Abu Bakar masuk Islam dan bersungguh-sungguh dalam keislamannya.
Abu Bakar lahir di Kota Mekkah sekitar Tahun 573 (tahun kedua dari Tahun Gajah). Beliau lebih muda 2,5 tahun dari baginda Nabi Muhammad. Abu Bakar wafat di Madinah pada usia 63 tahun pada 8 Jumadil Awal 13 Hijriyah karena sakit yang dideritanya. Beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW di Kompleks Masjid Nabawi Madinah. Dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam menggambarkan Abu Bakar sebagai orang yang sangat dan lembut terhadap kaumnya, jujur, memiliki kedudukan yang tinggi di tengah kaumnya.
Beliau berhasil mengislamkan banyak orang yang menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam, di antaranya 'Utsman bin 'Affan. Abu Bakar juga turut serta dalam berbagai perang seperti Perang Badar dan Perang Uhud. Kedekatan dan kesetiaannya kepada Nabi Muhammad merupakan satu keistimewaannya. Baca Juga: Karomah Abu Bakar Shiddiq yang Tidak Diketahui Banyak Orang شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ nama abu bakar sebelum masuk islam adalah تَشۡكُرُوۡنَ Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil.
Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka wajib menggantinya, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah Ayat 185) • khalifah abu bakar • sayyidina abu bakar • kisah abu bakar ashshiddiq • kisah sahabat nabi • sahabat nabi • Kisah Penolakan Ali Bin Abu Thalib Tatkala Abu Bakar Dilantik Jadi Khalifah • Beginilah Kondisi Para Sahabat setelah Berakhirnya Bulan Ramadhan • Kisah Istri-Istri Rasulullah SAW: Cemburu Berat Aisyah kepada Shafiyah • Sayyidah Shafiyah: Tawanan Perang, Putri Ulama Yahudi yang Dinikahi Rasulullah SAW • Kisah Ibrahim bin Nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Ketika Kuburan Kian Ramai dan Kota Makin Sepi • Dua Kisah Sahabat Nabi SAW yang Rutin Membaca Surah Al-Ikhlas dalam Setiap Sholat • Kisah Dalam Al-Qur'an yang Terulang dan yang Tak Terulang Kembali REKOMENDASI • Anjuran Berdoa di Malam Nishfu Syaban dan Puasa di Siang Harinya • Membesuk dan Mendoakan Orang Sakit Bisa Jadi Sebab Kesembuhan • Ibadahnya Biasa Saja tapi Dia Calon Penghuni Surga, Ini Amalannya • Kisah Tobat Pembunuh 100 Orang yang Bikin Malaikat Berselisih • Ini Pendapat Gus Mus, Mengapa Kita Dipaksa Menyendiri dan Menjaga Jarak • Kisah Nabi Musa dan Anak yang Saleh, Pemilik Sapi Betina Dari Abdullah, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalain akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya.
Dan seorang budak juga pemimpin atas atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya. Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.
(HR. Bukhari No. 4789)
Abu bakar lebih muda dari Nabi Muhammad saw,dengan selisih 2 tahun & beberapa bulan.Abu bakar as-Siddiq dilahirkan pada tahun 571 M atau dua tahun setelah Nabi Muhammad saw.
Pada masa kecilnya, ia diberi nama Abdul Ka’bah. Nama ini diberikan kepadanya karena ibunya bernazar untuk memberikan nama itu ketika sedang hamil. Setelah masuk islam, namanya di ubah menjadi Abdullah oleh Nabi Muhammad saw.
Setelah masuk islam, nama lengkapnya menjadi Abdullah bin Kuhafah at-Taimi.
Ayahnya bernama Usman (disebut juga Abi Kuhafah) bin Amir bin Amr bin sa’d Taim. Ibunya bernama ummu Khair Salma binti Sakhr. Kedua orang tuanya beraal dari uku Taim yang banyak melahirkan tokoh terhormat. Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad saw. Karena ia adalah orang yang paling cepat masuk islam. Dalam bahasa Arab, berarti bersegera. Abu Bakar memeluk islam dengan segera telah diajak oleh Nbi Muhammad saw. Tanpa berpkir panjang. Adapun gelar as-Siddiq diberikan karena ia selalu membenarkan Nabi Muhammad saw.
Dalam berbagai pristiwa, terutama peristiwa Isra Mikrj. Dalam bahasa Arab, kata as-Siddiq berarti amat membenarkan. Pada masa kecil, abu Bakar as- Siddiq dikenal sebagai anak yang baik, sabar, jujur, dan lemah lembut. Sifat-sifatnya itu membuatnya disukai masyarakat. Ia brsahabat dengan Nabi Muhammad sw.
Sejak keduanya masih remaja, ketika berusia dewasa, ia mulai mencari nafkahdengan jalan berdagang. Ia dikenal jujur dan dapat dipercaya dalam menjalankan dagang usahanya. Abu Bakar as-Siddiq juga dikenal mahir dalam ilmu nasab. Ilmu nasab adalah pengetahuan mengenai sil-silah keturunan.
Ia menguasai dengan baik berbagai nasib kabilah dan suku-suku arab. Abu as-Siddiq juga mengetahui tinggi rendahnya derajat masing- masing suku dalam bangsa arab, ia terlebih lagi suku raisy. Masih banyak orang muslim yang belum mengetahui siapa nama asli dari Abu Bakar yang sesungguhnya. Hal ini wajar, mengingat sejak kecil kebanyakan anak hanya diajarkan untuk mengingat nama-nama julukan yang populer dari para sahabat nabi.
Oleh karena itu, mari cari tahu siapa nama Abu Bakar yang sesungguhnya di dalam artikel ini. Abu Bakar terlahir dengan nama yang cukup berbeda dari nama yang biasanya kita dengar. Nama asli Abu Bakar ialah Abdullah bin Abi Quhafah Utsman. Adapun silsilah keluarganya yaitu Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin sa’ad bin Taym bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Gholib al-Qurasy at-Taimiy.
Pendapat kedua yaitu hadist yangdiriwayatkan oleh AT-Thabrani dari Al-Qasim bin Muhammad : “Sesungguhnya Aisyah RA bertanya tentang nama Abu Bakar, lalu ia menjawab, bahwa nama Abu Bakar adalah Abdullah. Maka berkata, Sesungguhnya orang-orang memanggilnya Atiq disebabkan pada saat itu Abu bakar memiliki tiga anak laki-laki yakni Atiq, Mu’taq dan Muaitiq.
Abu Quhafah bukanlah nama aslinya melainkan julukan saja kunyah nama aslinya adalah Utsman bin Amir bin Amr.
Sebelum dengan Abu Bakar nama abu bakar sebelum masuk islam adalah riwayat Al-Waqidi Ummu Ruman pernah menikah dengan Abdullah bin Haris. Bilal Bin Rabah Sahabat Yang Selalu Menjaga Wudlunya Di 2021 Orang Iman Islam Biografi Abu Bakar As Siddiq 2. Nama aslinya abu bakar as siddiq adalah. Sebagaimana orang-orang yang pertama masuk Islam cobaan yang diderita Abu Bakar As-Sidiq cukup banyak.
Semoga bermanfaat 15 votes Thanks 43. Abu Bakar as Siddiq nama aslinya adalah Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amr bin Kab bin Sad bin Taym bin Murroh bin Kab bin Lu-ay bin Gholib al Qurosy at taymi.
2016 03 27 Brother Lim Jooi Soon Kenapa Saya Peluk Islam Surau Saidiyina Abu Bakar As Siddiq. Abu Bakar ash-Shiddiq 573 634 M menjadi khalifah 632 634 M lahir dengan nama Abdus Syams Abu bakar adalah gelar yang diberikan masyarakat muslim kepadanya. Gelar As-Sidiq yang dipercaya diberikan Nabi Muhammad SAW sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.
Begitu pula dengan Ummu al-Khair nama aslinya adalah Salmah binti Sakhar bin Amr bin Kaab bin Saad nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Tim. Secara nasab Abu Bakar as Siddiq keturunan dari bani taymi dan berasal dari suku Quraisy selain itu nasab beliau bertemu dengan nasab.
Ada pula yang berpendapat bahwa namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah. Abu Bakar As-Shidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang mempunyai nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi.
Hooliganisa Urwell D. Hooliganisa Nama aslinya adalah Abdul Kabah hamba Kabah. Beliau adalah Abu Bakar yang dikemudian hari mendapat gelar Ash-Shiddiq. ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ 3. Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah Abu Quhafah adalah kunya atau nama panggilan ayahnya. Pada zaman pra Islam ia bernama Abu Kabah kemudian diganti oleh Nabi SAW menjadi Abdullah.
Abu Bakar as-Siddiq 11 – 13 H632-634 M Abu Bakar as-Shiddiq lahir pada tahun 573 M. Saudagar Yang Sukses Dan Berhati Mulia. Para Ulama bersepakat yang dimaksud Shahib dalam ayat diatas adalah Abu Bakar. Setelah melahirkan seorang putra yang diberi nama Tufail bin Abdullah suami Ummu Rumah Abdullah bin Haris meninggal dunia. Sang suami memiliki nama Abu Quhafah dan sang istri bernama Ummu Al-Khair. Nama aslinya adalah Abdullah bin Abi Quhafah.
Abu Bakar diberi gelar oleh Rasulullah SAWas-Siddiq artinya yang benar. Abu Bakar adalah orang yang masuk Islam pertama kali. Kisah Abu Bakar Assalamualaikum sahabat lamosea. Ia mendapat gelar as-Shiddiq setelah masuk Islam. Namun tahukah anda siapa nama asli dari Abu Bakar yang te.
Nama aslinya adalah Abdullah bin Abu Kuhafah. NAMA ASLI ABU BAKAR AS-SIDDIQ ra ADALAH. Beliau lahir pada tahun 573 M. Gelar ini diberikan langsung oleh Allah SWT.
Nasab dan Nama Asli Abu Bakar as Siddiq RA. Kalau ditanya siapa khalifah pertama dalam islam. Karena beliau adalah sosok yang menemani Nabi ketika berhijrah. Abu Bakar As Siddiq Visual Ly. Sejak kita kecil sampai.
Kali ini saya akan menulis kisah tentang sahabat Nabi Muhammad yang paling pertama masuk islam dari kalangan laki-laki. Abu Bakar Ash Shiddiq Wikipedia Bahsa Aceh Ensiklopedia Bibeueh.
Nasab dan Karakter Kisah Abu Bakar diawali dengan mengungkap nama aslinya. Mengenal Sahabat Nabi Khalifah Rasyidin 1 Abu Bakar As Siddiq Radhi Allahu Anhu 11 13 H 632 634 M Nama Aslinya Adalah Abdul Ka Di 2020 Nama Sahabat Kelahiran. Nama sebelum muslim adalah Abdul Kabah. Pendapat kedua adalah diriwayatkan. Nama aslinya adalah Abdullah bin Abu Quhafah Utsman. Mengenal Sahabat Nabi Khalifah Rasyidin 1 Abu Bakar As Siddiq Radhi Allahu Anhu 11 13 H 632 634 M Nama Aslinya Adalah Abdul Ka Di 2020 Nama Sahabat Kelahiran.
Nama aslinya adalah Zainab binti Abd dari Bani Kinanah. Tentu jawabannya adalah Abu Bakar As-Syiddiq ra. Abu Bakar juga dijuluki sebagai orang yang paling bertaqwa.
Haul Syekh Nawawi Al Bantani Ulama Nusantara Yang Mendunia Mekkah Dunia Pondok Good Deeds Brings Light To The Heart Dari Ibn Abbas Ra Berkata Diantara Doa Nabi Saw Wahai Allah Jadikan Mens Tshirts Mens Tops Mens Graphic Tshirt Assalamualaikum Guys Diskon Menjelang Lebaran Masih Berlangsung Buat Teman Teman Yang Masih Belum Belanja Silahkan Kunjungi Online S T Shirt Women Clothes Pin Di Ulama Syaikh Ahmad Ibnu Ajibah Al Hasani Ulama Tasawuf Penulis Nahwu Sufi Spanyol Pin On Tausiyah Mengenal Kh Bisri Mustofa Ayahanda Gus Mus Ulama Yang Dijuluki Singa Podium Singa Ayah Podium Pin On Tausiyah Mengenal Sahabat Nabi Khalifah Rasyidin 1 Abu Bakar As Siddiq Radhi Allahu Anhu 11 13 H 632 634 M Nama Aslinya Adalah Abdul Ka Nama Sahabat Kelahiran Kategori wallpaper Tag aslinya, bakar, siddiq Navigasi Tulisan
• Acèh • Afrikaans • العربية • مصرى • Asturianu • Azərbaycanca • تۆرکجه • Башҡортса • Беларуская • Български • বাংলা • Brezhoneg • Bosanski • Català • Нохчийн • کوردی • Čeština • Dansk • Dagbanli • Deutsch • Zazaki • ދިވެހިބަސް • Ελληνικά • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • فارسی • Suomi • Français • Galego • Hausa • עברית • हिन्दी • Hrvatski • Magyar • Հայերեն • ГӀалгӀай • Ido • Íslenska • Italiano • 日本語 • Jawa • ქართული • Қазақша • ಕನ್ನಡ • 한국어 • Kurdî • Кыргызча • Latina • Lëtzebuergesch • Лакку • Лезги • Latviešu • Malagasy • Македонски • മലയാളം • मराठी • Bahasa Melayu • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • ߒߞߏ • Occitan • ਪੰਜਾਬੀ • Polski • پنجابی • پښتو • Português • Română • Русский • سنڌي • Srpskohrvatski / српскохрватски • Simple English • Slovenčina • Slovenščina • Soomaaliga • Shqip • Српски / srpski • Sunda • Svenska • Kiswahili • தமிழ் • తెలుగు • Тоҷикӣ • ไทย • Tagalog • Türkçe • Татарча/tatarça • ئۇيغۇرچە / Uyghurche • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • Tiếng Việt • Winaray • Wolof • 吴语 • 中文 • Bân-lâm-gú • 粵語 Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan.
Mohon bantu kami mengembangkan artikel ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus. Cari sumber: "Abu Bakar Ash-Shiddiq" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR ( Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini) Putri • Asma' • Aisyah • Ummu Kultsum Agama Islam Abdullah bin Abu Quhafah ( bahasa Arab: عبد الله بن أبي قحافة; 573 – 23 Agustus 634/21 Jumadil Akhir 13 H) atau yang lebih dikenal dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq ( bahasa Arab: أبو بكر الصديق), adalah salah satu pemeluk Islam awal, salah satu sahabat utama Nabi, dan khalifah pertama yang di- bai'at sepeninggal Nabi Muhammad wafat.
Melalui putrinya, Aisyah, Abu Bakar merupakan ayah mertua Nabi Muhammad. [1] [2] Ash-Shiddiq yang merupakan julukan Nabi Muhammad kepada Abu Bakar merupakan salah satu gelar yang paling melekat padanya. [ butuh rujukan] Bersama ketiga penerusnya, Abu Bakar dimasukkan ke dalam kelompok Khulafaur Rasyidin.
[3] Sebagai salah seorang pemeluk awal Nama abu bakar sebelum masuk islam adalah, [4] Abu Bakar telah mengambil berbagai peran besar. Melalui ajakannya, Abu Bakar berhasil mengislamkan banyak orang yang di kemudian hari menjadi tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam, di antaranya adalah ' Utsman bin 'Affan yang kemudian menjadi khalifah ketiga.
Abu Bakar juga turut serta dalam berbagai perang seperti Perang Badar (624 M/2 H) dan Perang Uhud (625 M/3 H). [ butuh rujukan] Kedekatan dan kesetiaannya pada Nabi Muhammad merupakan satu hal yang sangat melekat pada diri Abu Bakar, utamanya terlihat saat mendampingi Nabi Muhammad hijrah ke Madinah dan kepatuhannya dalam menerima keputusan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah, meski nama abu bakar sebelum masuk islam adalah sahabat Nabi kala itu tidak menyepakati perjanjian tersebut karena dipandang berat sebelah.
[ butuh rujukan] Abu Bakar dinyatakan sebagai khalifah sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Abu Bakar menjadi khalifah pertama umat Islam yang menjadi awal dari Kekhalifahan Rasyidin. [ butuh rujukan] Masa kekuasaannya yang singkat, dipusatkan pada pemadaman pemberontakan suku-suku Arab yang menolak tunduk pada Abu Bakar. nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Dalam memerintah, Abu Bakar berusaha mengeluarkan kebijakan yang tidak berbeda dengan Nabi Muhammad, seperti penolakannya untuk mencopot Khalid bin Walid dari kedudukannya sebagai panglima.
[ butuh rujukan] Daftar isi • 1 Nama dan silsilah • 2 Kehidupan awal • 3 Ciri Fisik • 4 Memeluk Islam • 4.1 Kehidupan setelah masuk Islam • 5 Masa bersama Nabi • 5.1 Penyiksaan oleh suku Quraisy • 6 Pengangkatan sebagai khalifah • 7 Memadamkan pemberontakan • 8 Penaklukan Persia • 9 Penaklukan Syam • 10 Al-Qur'an • 11 Kematian • 12 Keluarga • 12.1 Orangtua • 12.2 Pasangan • 12.3 Anak • 13 Rujukan Nama dan silsilah [ sunting - sunting sumber ] Nama lengkap Abu Bakar adalah 'Abdullah bin 'Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhar, dan dia bernama Quraisy bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan at-Taimi al-Qurasyi.
[6] [7] Bertemu nasabnya dengan Nabi Muhammad pada kakeknya yang bernama Murrah bin Ka'ab [8] dan ibu dari Abu Bakar adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim. [3] Nama lahir Abu Bakar diperdebatkan. Sebagian besar sumber mencatat nama lahirnya adalah Abdullah ( bahasa Arab: عَبْدُ ٱللهِ). Dalam bahasa Arab, nama Abdullah berarti "hamba Allah".
Namun, sumber lain mencatat nama asli Abu Bakar adalah Abdul Ka'bah ( bahasa Arab: عَبْدُ ٱلْكَعْبَة), yang memiliki arti "hamba Ka'bah". [9] [10] Telah diriwayatkan bahwa Abdullah adalah gelar yang digunakan oleh Abu Quhafah untuk Abu Bakar.
[9] Nabi memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq". [ butuh rujukan] Kehidupan awal [ sunting - sunting sumber ] Abu Bakar lahir di kota Makkah sekitar tahun 573 (tahun kedua dari tahun gajah [3]), dari keluarga kaya dalam Bani Taim dari suku Quraisy. [11] Ayah Abu Bakar bernama Abu Quhafah Utsman (panggilan Abu Quhafah) dan ibunya bernama Salma binti Sakhar (panggilan Ummul Khair).
[ butuh rujukan] Abu Bakar menghabiskan masa kecilnya seperti anak Arab pada zaman itu di antara suku Badui yang menyebut diri mereka dengan nama Ahl-i-Ba'eer atau rakyat unta. [ butuh rujukan] Pada masa kecilnya, Abu Bakar sering sekali bermain dengan dengan unta dan kambing, dan kecintaannya terhadap unta inilah yang memberinya nama "Abu Bakar" yang berarti, bapaknya unta.
[12] Ketika umurnya berusia 10 tahun, Abu Bakar pergi ke Suriah bersama ayahnya dengan kafilah dagang. Nabi Muhammad yang pada saat itu berusia 12 tahun juga bersama kafilah tersebut. Pada tahun 591, Abu Bakar yang pada saat itu berusia 18 tahun pergi untuk berdagang, berprofesi sebagai pedagang kain yang memang sudah menjadi bisnis keluarga.
[ butuh rujukan] Dalam tahun-tahun mendatang Abu Bakar sering sekali bepergian dengan kafilahnya. Perjalanan bisnis membawanya ke Yaman, Suriah dan beberapa tempat lainnya. Perjalanan bisnis inilah yang membuatnya semakin kaya dan semakin berpengalaman dalam berdagang. [ butuh rujukan] Bisnisnya semakin berkembang, mempengaruhi status sosial Abu Bakar.
Meskipun ayahnya Abu Quhafah Utsman masih hidup, Abu Bakar diakui sebagai kepala sukunya. [ butuh rujukan] Seperti anak-anak lain dari keluarga pedagang Makkah yang kaya, Abu Bakar adalah orang terpelajar (bisa menulis dan membaca) dan dia menyukai puisi. Abu Bakar biasanya menghadiri pameran tahunan di Ukaz dan ikut berpatisipasi dalam simposium puitis. [ butuh rujukan] Ia memiliki ingatan yang bagus dan pemahaman yang baik mengenai silsilah atau asal usul suku-suku Arab, sejarah dan juga politik mereka.
[13] Sebuah cerita ketika Abu Bakar masih kecil, ayahnya membawanya ke Ka'bah, dan meminta Abu Bakar berdoa kepada berhala. Setelah itu ayahnya pergi untuk mengurus urusan bisnis lainnya, meninggalkan Abu Bakar sendirian dengan berhala-berhala tersebut. Abu Bakar lalu berdoa kepada berhala, "Ya Tuhanku, aku sedang membutuhkan pakaian, berikanlah kepadaku pakaian".
Berhala tersebut tetap acuh tak acuh tidak menanggapi permintaan Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar berdoa kepada berhala lainnya dan mengatakan "Ya Tuhanku, berikanlah aku makanan yang lezat, lihatlah aku sangat lapar". Berhala itu masih tidak memberikan jawaban apapun dan acuh tak acuh. Melihat permintaannya tidak dikabulkan, kesabaran Abu Bakar habis lalu mengangkat sebuah batu dan berkata kepada berhala tersebut. "Di sini saya sedang mengangkat batu dan akan mengarahkannya kepadamu, kalau kamu memang tuhan, maka lindungilah dirimu sendiri".
Abu Bakar lalu melemparkan batu tersebut ke arah berhala dan meninggalkan Ka'bah. Setelah itu, Abu Bakar tidak pernah lagi datang ke Ka'bah untuk menyembah berhala-berhala di Ka'bah. [14] Ciri Fisik [ sunting - sunting sumber ] Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan.
Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar. Beliau berkulit putih, bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus wajahnya, dahinya muncul, dan ia sering memakai hinaa dan katm. Memeluk Islam [ sunting - sunting sumber ] Setelah kembali dari perjalanan bisnis dari Yaman, Abu Bakar diberi tahu oleh teman-temannya bahwa ketika beliau tidak berada di Makkah, Muhammad menyatakan dirinya bahwa beliau adalah seorang utusan Allah.
Ibnu Jarir ath-Thabari, ahli sejarawan muslim yang paling terkenal, dalam bukunya Tarikh ath-Thabari mengutip perkataan dari Muhammad bin Sa'ad bin Abi Waqqash, yang mengatakan: “ Aku bertanya kepada ayahku apakah Abu Bakar orang pertama yang masuk Islam. Beliau menjawab, "Tidak, lebih dari 50 orang masuk Islam sebelum Abu Bakar, tetapi beliau lebih unggul sebagai seorang Muslim.
Umar bin Khattab masuk Islam setelah 45 laki-laki dan 21 perempuan. Adapun salah satu yang terkemuka dalam Islam dan iman, itu adalah Ali bin Abi Thalib.
[15] ” Sunni dan Syi'ah mempertahankan pendapat mereka bahwa orang kedua yang secara terang-terangan menerima Muhammad sebagai utusan Allah adalah Ali bin Abi Thalib, dan orang yang pertama adalah Khadijah. [16] Ibnu Katsir dalam bukunya Al-Bidayah wan Nihayah memiliki pendapat yang berbeda dengan pendapat di atas. Dia berpendapat bahwa wanita yang pertama kali masuk Islam adalah Khadijah.
Zaid bin Haritsah adalah budak pertama yang masuk Islam. Ali bin Abi Thalib adalah anak kecil pertama yang masuk islam karena pada waktu ia masuk Islam, Ali belum dewasa pada waktu itu.
Adapun laki-laki dewasa yang bukan budak yang pertama kali masuk islam yaitu Abu Bakar. [17] Dalam kitab Hayatussahabah, dituliskan nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Abu Bakar masuk Islam setelah diajak oleh Muhammad. [18] Diriwayatkan oleh Abu Hasan Al-Athrabulusi dari Aisyah, ia berkata: “ Sejak zaman jahiliyah, Abu Bakar adalah kawan Rasulullah.
Pada suatu hari, dia hendak menemui Rasulullah, ketika bertemu dengan Rasulullah, dia berkata, "Wahai Abul Qosim (panggilan Nabi), ada apa denganmu sehingga engkau tidak terlihat di majelis kaummu dan orang-orang menuduh bahwa engkau telah berkata buruk tentang nenek moyangmu dan lain lain lagi?" Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah dan aku mengajak kamu kepada Allah." Setelah selesai Rasulullah berbicara, Abu Bakar nama abu bakar sebelum masuk islam adalah masuk Islam.
Melihat keislamannya itu, dia gembira sekali, tidak ada seorang pun yang ada di antara kedua gunung di Mekkah yang merasa gembira melebihi kegembiraan dia. Kemudian Abu Bakar menemui Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Sa'ad bin Abi Waqqas, mengajak mereka untuk masuk Islam. Lalu, mereka pun masuk Islam. [ butuh rujukan] ” Abu Bakar lalu mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
[19] [20] Kehidupan setelah masuk Islam [ sunting - sunting sumber ] Istri pertama Abu Bakar yang bernama Qutailah binti Abdul Uzza tidak menerima agama Islam lalu Abu Bakar menceraikannya.
Istrinya yang lain yang bernama Ummi Ruman menjadi mualaf. [ butuh rujukan] Semua anak Abu Bakar menerima agama Islam kecuali Abdurrahman bin Abi Bakar sehingga membuat mereka berpisah, walaupun pada akhirnya Abdurrahman kelak menjadi seorang Muslim setelah Perjanjian Hudaibiyyah. [ butuh rujukan] Masuk Islamnya Abu Bakar membuat banyak orang masuk Islam.
beliau membujuk teman dekatnya untuk masuk Islam sehingga banyak temannya menerima ajakan tersebut. [19] [20] Masa bersama Nabi [ sunting - sunting sumber ] Ketika Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, ia pindah dan hidup bersama Nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Bakar. [ butuh rujukan] Saat itu Muhammad menjadi tetangga Abu Bakar.
[ butuh rujukan] Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama lainnya. [ butuh rujukan] Mereka berdua berusia sama dan hanya berselisih 2 tahun 1 bulan lebih muda daripada muhammad, pedagang dan ahli berdagang. [ butuh rujukan] Penyiksaan oleh suku Quraisy [ sunting - sunting sumber ] Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan.
Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar. Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Makkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka.
Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan. Salah seorang budak yang dibelinya lalu kemudian dibebaskan adalah Bilal bin Rabah.
Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah. Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya.
Bahkan pun setelah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam telah meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi meninggalnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ini. Segera setelah kematiannya, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Tsaqifah Bani Saidah yang terletak di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun 632 M.
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, di mana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib ( menantu Nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah sendiri, sementara kaum Sunni berpendapat bahwa Rasulullah menolak untuk menunjuk penggantinya.
Kaum Sunni berargumen bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara Syi'ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dan lain-lain, tidak pernah meninggalkan umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terakhir.
Banyak hadits yang menjadi referensi dari kaum Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal Rasulullah. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (ber baiat) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan).
Kaum Sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum Syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.
Pengangkatan sebagai khalifah [ sunting - sunting sumber ] Setelah Rasul berpulang, berkumpullah kepala-kepala kaum Anshar, baik pihak Aus maupun persukuan Khazraj, dalam sebuah balairung milik Bani Sa'idah. Mereka bermaksud hendak memilih Sa'ad ibnu Ubadah menjadi khalifah Rasulullah, sebab ia adalah kepala tertinggi kaum Anshar pada waktu itu.
[3] Berita permusyawaratan itu lekas sampai kepada orang-orang besar di kalangan Muhajirin. Saat itu juga dengan segera mereka pergi ke balairung. Baru saja sampai, Abu Bakar langsung berpidato, menyarankan Anshar agar memilih salah satu dari dua tokoh Muhajirin menjadi khalifah : Abu Ubaidah atau Umar.
Setelah selesai Abu Bakar berpidato, berdirilah Habbab ibnu Al Munzir, menyatakan penolakannya. Ia mengusulkan agar masing-masing dari kubu Anshar dan Muhajirin memiliki khalifahnya sendiri-sendiri. Mendengar itu, Umar lalu menyambung pembicaraannya, "Jangan sekali-kali menyebutkan itu. Tidak dapat berhimpun dua kepala dalam satu kekuasaan." Hebat sekali pertentangan Umar dengan Habbab pada saat itu. Basyir ibnu Sa'ad, seorang yang terpandang dari golongan Aus Anshar, tampil ke depan, "Wahai kaum Anshar, memang kita mempunyai beberapa kelebihan dalam perjuangan.
Namun, ingatlah pekerjaan besar itu kita kerjakan bukanlah karena mengharapkan yang lain, hanyalah semata-mata mengharapkan ridha Allah dan menaati Nabi kita. Oleh sebab itu, tidaklah pantas kita memanjangkan mulut menyebut-nyebutkan jasa itu pada manusia. Ingat pula bahwa Muhammad saw. jelas dari Quraisy, kaumnya lebih berhak menjadi penggantinya untuk mengepalai kita. Jangan bertingkah dengan saudara-saudara kita Muhajirin, jangan berselisih." Majlis pun menjadi tenang. Ketika itu, berkatalah Abu Bakar, "Ini ada Abu Ubaidah dan Umar, pilihlah mana di antara keduanya yang kamu sukai dan berbaiatlah." [3] Dengan serentak keduanya membantah.
Abu Ubaidah dan Umar, justru mencalonkan Abu Bakar sebagai khalifah. Pertimbangannya, Abu Bakar pernah mendampingi Rasulullah ketika bersembunyi dalam gua pada saat masa hijrah ke Madinah. Selain itu, Abu Bakar juga nama abu bakar sebelum masuk islam adalah ditetapkan sebagai pengganti Rasulullah dalam shalat ketika ia sakit. Basyir ibnu Sa'ad dari Aus ikut mendukung pencalonan Abu Bakar. Berduyun-duyunlah anggota Aus yang lain membaiat Abu Bakar. Melihat itu, anggota-anggota Khazraj pun terpengaruh, juga ikut tampil ke depan untuk membaiat Abu Bakar.
Melihat pihak lain telah berduyun-duyun membaiat Abu Bakar, Bani Hasyim pun tidaklah dapat mengelak lagi. Mereka sadar bahwa perkara ini bukan perkara keluarga, melainkan siapakah orang yang paling mulia di sisi Rasulullah.
Sementara itu, Ali bin Abi Thalib tidak hadir di situ, karena sedang menjaga jenazah Rasulullah. Karena itu, ia tidak turut membaiat. Ali sendiri pun akhirnya membaiatnya juga, yaitu beberapa waktu setelah istrinya, Fathimah binti Rasulullah, wafat.
[3] Setelah orang-orang selesai membaiatnya, Abu Bakar pun berpidato sebagai sambutan atas kepercayaan orang nama abu bakar sebelum masuk islam adalah pada dirinya. Wahai manusia, sekarang aku telah menjabat pekerjaan ini, tetapi tidaklah aku orang yang lebih baik daripada kamu. Jika aku telah berlaku baik dalam jabatanku, sokonglah aku. Namun, jika aku berlaku salah, tegakkanlah aku kembali. Kejujuran adalah suatu amanat, kedustaan adalah suatu khianat. Orang yang kuat di antara kamu, di sisiku ia lemah, karena aku tarik darinya untuk hak si lemah.
Orang yang lemah di sisimu, di sisiku ia kuat, sehingga akan kuberikan haknya dari si kuat, insyaa Allah. Taatlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun, kalau aku melanggar perintah Allah dan Rasul, tidak usah kamu mengikutiku. [3] Memadamkan pemberontakan [ sunting - sunting sumber ] Baru saja tersiar kabar kematian Rasul, bergeraklah kelompok-kelompok pemberontak hendak melepaskan diri dari persatuan Islam yang baru tegak.
Sebelum mengatur persiapan untuk memerangi pemberontak, Abu Bakar lebih dahulu hendak menyempurnakan angkatan perang di bawah Usamah. Pada saat itu, Usamah baru kira kira 17 tahun. Usamah diangkat langsung oleh Rasulullah menjadi kepala perang. [3] Banyak ketua Quraisy menjadi prajurit di bawah perintahnya. Abu Bakar pergi ke tempat pemberhentian angkatan perang Usamah, untuk melepasnya berangkat.
Abu Bakar meminta Usamah untuk mengizinkan Umar tidak ikut berperang. Abu Bakar membutuhkan Umar untuk menemaninya dalam mengatur pemerintahan dalam negeri. [3] Permintaan itu dikabulkan oleh Usamah. Ketika mereka akan berangkat, Abu Bakar berpidato : Jangan berkhianat. Jangan memungkiri janji. Jangan menganiaya jasad musuh yang telah mati. Jangan membunuh anak-anak, orang tua dan perempuan. Jangan memotong batang kurma. Jangan membakar dan jangan menumbangkan kayu-kayuan yang berbuah.
Jangan menyembeli kambing, sapi dan unta, kecuali sekadar untuk dimakan. Kalau kamu bertemu dengan suatu kaum yang telah menyisihkan dirinya dalam gereja-gereja, hendaklah dibiarkan saja.
Kalau diberi makanan oleh orang lain, hendaklah membaca nama Allah ketika memakannya. Hai Usamah, berbuatlah dengan apa yang diperintahkan Rasulullah kepadamu di negeri Qudha'ah, jangan engkau lalaikan sedikit pun perintah Rasulullah. [3] Setelah itu Abu Bakar melepaskan tentara itu di Jurf, lalu ia kembali ke Madinah.
Usamah berangkat dan mengepung negeri Qudha'ah. Setelah empat puluh hari pertempuran hebat, Usamah kembali dengan kemenangan. Tentara yang pergi ke Qudha'ah bukan sedikit jumlahnya, sehingga menimbulkan kesan pada musuh-musuh yang lain. Setelah pulang, Usamah dan tentaranya disuruh untuk beristirahat. Abu Bakar turun tangan memimpin pasukannya langsung untuk menyelesaikan pemberontakan kaum Abs dan Dzubyan di luar Kota Madinah.
Selama memimpin pasukan, Abu Bakar menyerahkan kepemimpinan Kota Madinah kepada orang lain. Setelah Abu Bakar berhasil memadamkan pemberontakan itu, ia mengumpulkan tentaranya di Zhul Qishshah [3], sekitar 15 km dari Madinah, menghadap ke Najd. Disana, ia membagi sebelas buah bendera kepada sebelas orang panglima perang.
[3] • Khalid ibnu Al Walid, ke Thulaihah ibnu Khuwailid al-Asadi di negeri Bazuakhah. Kalau sudah selesai, lanjut ke Malik ibnu Nuwairah di negeri Batthaah. • Ikrimah ibnu Abu Jahal, ke Musailamah di Yamamah. • Syurahbil ibnu Hasanah, menyusul Ikramah di belakang. • Al-Muhajir ibnu Abi Umayah, ke Aswad al-Insyi di Yaman.
• Hudzaifah ibnu Muhsin, ke negeri Daba di Umman • Arfajah ibnu Hartsamah, ke negeri Mahrah. • Suwaid ibnu Muqarrin, ke Tihamah nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Yaman • Al-Ala' ibnu Al-Hadhrami, ke Bahrain • Thuraifah ibnu Hajiz, ke Bani Sulaim dan Hawazin • 'Amru ibnu Al-Ash, ke Qudha'ah • Khalid ibnu Sa'id ke daerah tanah tinggi di Syam Berkat para kepala perang itu, dalam masa yang tidak berapa lama, seluruh pemberontakan dan huru-hara dapat disapu bersih.
Seluruh Jazirah Arab bersatu kembali di bawah satu bendera. Penaklukan Persia [ sunting - sunting sumber ] Setelah aman huru-hara dalam negeri, khalifah menghadap ke luar negeri untuk menaklukkan negeri Persia. Diangkatnya kepala perang besar yang masyhur, yakni Saifullah (Khalid ibnu Al-Walid). nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Kalau rencana ini berhasil, perjalanan boleh diteruskan hingga ke batas-batas Hindustan.
Sebagai pembantunya, diangkat Iyadh ibnu Ghanam yang datang dari Irak. Khalid berhasil memasuki Persia, mulai dari pinggir Sungai Furrat sampai ke Ubullah, mengelilingi Syam dan Irak. Di beberapa tempat, mereka bertempur dengan tentara-tentara Persia, Romawi dan Arab. Khalid lebih suka berduel beradu tombak melawan kepala-kepala kaum, sebab dengan demikian tempo perang dapat disingkatkan. Kalau suatu negeri ditaklukkannya, maka disana ia akan mengangkat seorang amir untuk mengatur khiraj (cukai) dari ahli dzimmah.
Di satu sisi, nama Khalid menakutkan musuh. Namanya lebih dahulu mengegerkan tempat-tempat yang belum dimasukinya. Di sisi lain, Khalid sangat dipuji oleh musuhnya, sebab para petani dan pertaniannya tidak pernah diganggu, melainkan dipeliharanya. [3] Oleh sebab itu, jika Khalid masuk ke negeri Arab yang masih berada sebagai vassal Persia, orang-orang itu lebih suka diperintah Khalid dan membelot dari pemerintahan yang lama.
Sementara itu, agama mereka tidak diganggu, karena memeluk agama masehi. Pasukan 'Iyadh berhasil menguasai Daumatul Jandal sampai ke Irak. Mereka bertemu dengan pasukan Khalid di Hirah. Penaklukan Syam [ sunting - sunting sumber ] Abu Bakar mengirimkan surat kepada penduduk Mekah, Tha'if, Yaman, negeri Arab yang lain sampai ke Najd dan seluruh Hijaz.
Mereka diperintahkan bersiap untuk membentuk suatu bala tentara besar untuk menaklukan negeri Syam, pusat Kerajaan Romawi pada masa itu. [3] Tiap-tiap panglima perang telah diberikan daerah tugas mereka. Abu Ubaidah ke Homsh. Yazid ibnu Abu Sufyan ke negeri Damsyik. Syurahbil ibnu Hasanah ke negeri Ardan. Amr ibnu al-Ash dan al-Qamah ibnu Mujzri ke Palestina.
Kalau sudah selesai, al-Qamah dapat melanjutkan ke Mesir. [3] Puncaknya adalah pertempuran besar di Yarmuk.
Pertempuran berlangsung alot, berminggu-minggu. Hal ini disebabkan tiap-tiap kepala perang khalifah mengendalikan tentaranya sendiri-sendiri, tidak ada panglima perang besar untuk menyatukan komando. Padahal, orang Romawi sudah bermaksud untuk hendak keluar dari benteng untuk melakukan serangan besar.
Pada suatu waktu, datanglah Khalid dengan tiba-tiba, setelah selesai menaklukan Persia. Ia mendapat surat dari Khalifah yang menyuruhnya lekas bergerak ke Romawi.
Setelah sampai di sana, Khalid mengusulkan sistem bergilir untuk memimpin komando seluruh pasukan menjadi satu. [3] Panglima-panglima itu pun menerima usulan Khalid. Untuk hari pertama, Khalid memimpin komando seluruh pasukan.
Baru saja Khalid memimpin, pasukan khalifah mendapatkan kemenangan, sehingga besoknya tidak ada yang berani menggantikannya lagi. Pada hari ketujuh bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, Abu Bakar ditimpa sakit. Setelah Abu Bakar merasa bahwa telah dekat ajalnya, ia mengusulkan Umar bin al-Khattab untuk menjadi khalifah. Kehendak Abu Bakar diterima oleh sahabat-sahabatnya.
Setelah lima belas hari lamanya menderita penyakit itu, beliau wafat pada 21 Jumadil Akhir 13H (22 Agustus 634 M). Ia memerintah selama 2 tahun, 3 bulan dan 10 hari. [3] Beliau dikebumikan di samping makam Rasulullah.
Ketika peperangan sangat hebatnya, datang surat dari Madinah yang menyatakan bahwa Abu Bakar telah wafat. Sekarang yang memerintah adalah Umar, bukan Abu Bakar lagi. Khalid diperintahkan Umar untuk berhenti memimpin peperangan untuk digantikan oleh Abu Ubaidah. Surat itu hanya disimpannya sampai peperangan selesai, untuk mencegah kekacauan dalam pasukan. Setelah Romawi kalah dan pasukan khalifah menang, barulah Khalid datang kepada Abu Ubaidah untuk menyerahkan kekuasaan pimpinan pasukan.
Khalid menjadi serdadu biasa dan meneruskan pertempuran di tempat-tempat yang lain. Setelah kemenangan di Yarmuk, secara berturut turut jatuh negeri Nama abu bakar sebelum masuk islam adalah, Damsyik, Homsh, Humat, Halb, dan lain lain.
Al-Qur'an [ sunting - sunting sumber ] Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al-Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-Kazzab dalam Perang Yamamah, banyak para penghafal Al-Qur'an yang terbunuh dalam pertempuran. Umar lantas meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al-Qur'an oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, dikumpulkan lembaran Al-Qur'an dari para penghafal Al-Qur'an dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khattab dan kemudian disimpan oleh Hafshah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan Utsman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks Al-Qur'an yang dikenal saat ini.
Kematian [ sunting - sunting sumber ] Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.
Penggantian posisi khalifah dari Nabi Muhammad kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq telah diisyaratkan dalam sebuah hadits. Pada hadits ini, Nabi Muhammad melakukan perbincangan kepada seorang wanita.
Pada akhir percakapan, wanita tersebut menanyakan kepada Nabi Muhammad pertanyaan yang mengisyaratkan kematian Nabi Muhammad dan cara menemuinya ketika itu terjadi. Nabi Muhammad menjawab bahwa jika wanita tersebut tidak lagi dapat bertemu dengannya, maka urusannya dialihkan kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq.
[21] Isyarat lain juga diberikan langsung oleh Nabi Muhammad dalalm sebuah surat yang ditujukannya langsung kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq. Surat ini berisi gagasan Nabi Muhammad untuk membentuk kekhalifahan. Dalam surat ini nabi mengusulkan Abu Bakar sebagai khalifah karena ia yakin para sahabat akan menerimanya. Penerimaan ini diyakini karena kepeloporan dan keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq bagi kaum mukminin di masa Nabi Muhammad.
Hadis lain yang mengisyaratkan posisi Abu Bakar sebagai khalifah untuk menggantikan Nabi Muhammad diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi dari Hudzaifah bin Yaman, Ibnu Mas'ud, Ibnu Umar, dan Abu Darda'.
Kedudukan nama abu bakar sebelum masuk islam adalah ini adalah hadis sahih. [21] Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di kota Madinah karena sakit yang dideritanya pada usia 63 tahun.
Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah, di samping makam Nabi Muhammad. Keluarga [ sunting - sunting sumber ] Orangtua [ sunting - sunting sumber ] Ayah — ' Utsman bin 'Amir (540– Maret 635), juga dikenal dengan nama Abu Quhafah. Berasal dari Bani Taim. Abu Quhafah baru menganut Islam setelah penaklukkan Makkah. Dia meninggal beberapa bulan setelah mangkatnya Abu Bakar. [22] (hlm.87) Ibu — Salma binti Shakhar, juga dikenal dengan sebutan Ummu al-Khair.
Salma merupakan sepupu Abu Quhafah dan juga berasal dari Bani Taim. Salma termasuk orang yang telah masuk Islam sebelum Nabi Muhammad hijrah dan yang mendatangi kediaman Arqam. [23] [24] Dia meninggal pada masa kekhalifahan putranya.
[25] Pasangan [ sunting - sunting sumber ] Abu Bakar menikahi empat wanita, yang melahirkannya tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan dan mereka masing-masing: [26] • Qutailah binti Abdul Uzza bin Sa'ad bin Jabir bin Malik bin Hasl bin Amir bin Lu'ay, dan dia adalah ibu dari Abdullah dan Asma'. • Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Abdu Syams bin Attab bin Udzainah bin Subai' bin Dahman bin Al-Harits bin Ghanm bin Malik bin Kinanah al-Kinaniyah, dan dia adalah ibu dari Aisyah dan Abdurrahman.
Dia meninggal pada bulan Dzulhijjah di tahun 4 H atau 5 H atau 6 H. [27] • Asma' binti Umais bin Ma'ad bin Al-Harits bin Taim asy-Syahraniyah al-Khats'amiyah, dan dia adalah ibu dari Muhammad. Sebelumnya ia adalah istri dari Ja'far bin Abi Thalib. Setelah Ja'far nama abu bakar sebelum masuk islam adalah ia menikah dengan Abu Bakar. Setelah Abu Bakar wafat ia menikah dengan Ali bin Abi Thalib. [28] • Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair al-Khazrajiyah al-Anshariyah, dikatakan namanya Mulaikah binti Kharijah, dan dia adalah ibu dari Ummu Kultsum.
[29] Anak [ sunting - sunting sumber ] Abu Bakar memiliki enam anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan: [30] • Abdurrahman bin Abi Bakar, ibunya adalah Ummu Ruman, dan dia adalah saudara Aisyah, meninggal pada tahun 53 H atau 55 H atau 56 H. [31] • Abdullah bin Abi Bakar, ibunya adalah Qutailah binti Abdul Uzza, dan dia adalah saudara Asma', dan dialah yang membawakan makanan dan memberitahukan berita tentang kaum Quraisy kepada Nabi dan ayahnya Abu Bakar saat mereka berada di gua setiap malam, meninggal pada masa kekhalifahan pertama Abu Bakar di bulan Syawal pada tahun 11 H.
[32] • Muhammad bin Abi Bakar, ibunya adalah Asma' binti Umais, dan dia adalah saudara Abdullah bin Ja'far dari ibunya dan saudara Yahya bin Ali dari ibunya. [33] • Asma' binti Abi Bakar, ibunya adalah Qutailah binti Abdul Uzza, dia adalah istri dari az-Zubair bin al-Awwam dan ibu dari Abdullah bin az-Zubair, ia dijuluki Dzatun Nithaqain. [34] • Aisyah binti Abi Bakar, ibunya adalah Ummu Ruman, dan dia adalah istri dari Nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Muhammad dan yang paling terkenal di antara para wanita, dia dijuluki Ash-Shiddiqah binti Ash-Shiddiq dan Ummul Mu'minin, dan dia adalah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad dari seluruh orang-orang, meninggal pada 57 H atau 58 H pada malam selasa tujuh belas malam selama bulan Ramadhan, dan dimakamkan di pemakaman al-Baqi'.
[35] • Ummu Kultsum binti Abi Bakar, ibunya adalah Habibah binti Kharijah, ia dilahirkan setelah wafatnya Nabi Muhammad. [36] Rujukan [ sunting - sunting sumber ] • ^ "Sahih al-Bukhari 3896 - Merits of the Helpers in Madinah (Ansaar) - كتاب مناقب الأنصار - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)".
sunnah.com. Diakses tanggal 2021-12-09. • ^ "Sahih Muslim 1422d - The Book of Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)".
sunnah.com. Diakses tanggal 2021-12-09. • ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Prof. Dr. Hamka (2016) Sejarah Umat Islam : Pra-kenabian hingga Islam di Nusantara Jakarta : Gema Insani • ^ Ibn Hishām, ʻAbd al-Malik (2000). Sirat Ibn Hisham (edisi ke-1st). Cairo: al-Falah Foundation. hlm. 41. ISBN 9775813808. Diakses tanggal 16 July 2021. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Zuhri, Muhammad (1989). Terjemah Tarakh al-Tasryi' al-Islami.
Indonesia: Darul Ikhya. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Usud al-Ghabah fi Ma'rifat ash-Shahabah, Ibnul Atsir al-Jazari, Darul Kutub al-Ilmiyyah, edisi pertama 1415 H-1994 M, jilid 3 hlm 310 • ^ Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah, Ibnu Hajar al-'Asqalani, 4/144-145 • ^ Sirah wa Hayah Ash-Shiddiq, Majdi Fathi As-Sayyid, hlm 27 • ^ a b Khan, Saniyasnain (2014-12-31).
Great Caliph German (goodword) (dalam bahasa Inggris). Goodword Books. • ^ Ibnu Qutaibah, al-Ma'arif, halaman 167. • ^ Al-Jubouri, I.M.N. (2010). Islamic Thought: From Mohammed to September 11, 2001. Berlin. hlm. 53. ISBN 9781453595855. • ^ Drissner, Gerald (2016). Islam for Nerds - 500 Questions and Answers. Berlin: createspace.
hlm. 432. ISBN 978-1530860180. • ^ Az-Zarkali. Al-A'lam. Darul Ilmi lil Malayin. Edisi ke-15. Mei 2002. • ^ Prof. Masud-Ul-Hasan. Sidiq-I-Akbar Hazrat Abu Bakr. hlm 2. • ^ Tarikh ath-Thabari jilid.2 hlm 60 • ^ M. Th. Houtsma et al., eds., E.J. Brill's first Encyclopaedia of Islam, 1913–1936, Leiden: E. J. Brill, 8 vols. with Supplement (vol. 9), 1991. ISBN 90-04-09796-1 • ^ The Biography Of Abu Bakr As Siddeeq by Dr.
Ali Muhammad As-Sallaabee (Published 2007) • ^ Pramono, Agus (2021). Buku Perkembangan Ilmu Pengetahuan & Teknologi Dalam Perspektif Islam. Deepublish.
hlm. 65. ISBN 9786230232282. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ a b Al-Bidayah wan Nihayah 3/26 • ^ a b Merriam-Webster's Encyclopedia of World Religions by Wendy Doniger ISBN 978-0-87779-044-0 • ^ a b Katsir, Ibnu (2018).
Dahsyatnya Hari Kiamat. Diterjemahkan oleh Nurdin, Ali. Jakarta: Qisthi Press. hlm. 3. ISBN 978-979-1303-85-9. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ As-Suyuthi, Jalaluddin. Tarikh al-Khulafa. Translated by Jarrett, H. S. (1881). The History of the Caliphs. Calcutta: The Asiatic Society. • ^ Ibnu Hajar.
Al-Ishabah, vol. 8. • ^ Muhammad bin Ishaq (1955). Sirat Rasul Allah (The Life of Muhammad). Oxford University Press. hlm. 117. • ^ Ibnu Hajar. Al-Ishabah, vol. 4. • ^ Sirah Abi Bakar Ash-Shiddiq, Ali Ash-Shalabi, hlm 21-22 • ^ Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 7 hlm 320 • ^ Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 7 hlm 12 • ^ Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 7 hlm 61 • ^ Sirah Abi Bakar Ash-Shiddiq, Ali Ash-Shalabi, hlm 22-24 • ^ Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 3 hlm 462 • ^ Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 5 hlm 97 • ^ Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 3 hlm 300 • ^ Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 7 hlm 7 • ^ Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 7 hlm 186 • ^ Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 7 hlm 373 Abbad bin Bisyr · Abbas bin Abdul-Muththalib · Abdullah bin Abbas · Abdullah bin Abdul-Asad · Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi · Abdullah bin Ja'far · Abdullah bin Mas'ud · Abdullah bin Rawahah · Abdullah bin Salam · Abdullah bin Ubay · Abdullah bin Umar · Abdullah bin Ummi-Maktum · Abdullah bin Zubair · Abdurrahman bin Abi Bakar · Abdurrahman bin Auf · Abu Ayyub al-Anshari · Abu Bakar · Abu Dujanah · Abu Dzar Al-Ghifari · Abu Hudzaifah bin al-Mughirah · Abu Hurairah · Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir · Abu Martsad al-Ghanawi · Abu Musa Al-Asy'ari · Abu Qatadah · Abu Sufyan · Abu Sufyan bin Harits · Abu Thalhah al-Anshari · Abu Ubaidah bin al-Jarrah · Abu al-Aas bin al-Rabi' · Abu Darda · Abu Hudzaifah bin Utbah · Abu Sa'id al-Khudri · Attab bin Usaid · Al-Ala'a Al-Hadrami · Al-Barra' bin Malik · Al-Harits bin Hisyam · Al-Nahdiah · Ali bin Abi Thalib · Amir bin Abi Waqqas · Amir bin Fuhairah · Amru bin al-Jamuh · Amru bin Tsabit · Ammar bin Yasir · Amru bin Ash · An-Nu'man bin Muqarrin · An-Nu'man bin Malik · Anas bin Malik · Aqil bin Abu Thalib · Arfajah al-Bariqi · Aus bin As-Shamit · Basyir bin Sa'ad · Bilal bin Rabah · Bilal bin al-Harits · Al-Fadhl bin al-Abbas · Fatimah binti Asad · Fatimah binti Hizam · Fairuz ad-Dailami · Ghaurats bin Harits · Habibah binti Ubaidillah · Hakim bin Hazm · Halimah As-Sa'diyah · Hamzah bin Abdul-Muththalib · Hanzhalah bin Abi Amir · Haritsah binti al-Muammil · Hasan bin Ali · Hatib bin Abi Baitah · Hisyam bin al-Ash · Hudzaifah bin al-Yaman · Hujr bin Adi · Husain bin Ali · Ikrimah bin Abu Jahal · Ja'far bin Abi Thalib · Jarir bin Abdullah al-Bajali · Julaybib · Khabbab bin al-Arat · Khadijah binti Khuwailid · Khalid bin Sa`id · Khalid bin Walid · Khawlah binti Tsa'labah · Khubaib bin Adi · Khunais bin Hudzafah · Khuzaimah bin Tsabit · Khawlah binti Hakim · Layla binti al-Minhal · Lubabah binti al-Harith · Lubaynah · Malik bin Nuwairah · Marwan bin al-Hakam · Miqdad bin Amr · Mua'dz bin Jabal · Muawiyah bin Abu Sufyan · Muhammad bin Maslamah · Mughirah bin Syu'bah · Mush'ab bin Umair · Qatadah bin an-Nu'man · Qudamah bin Mazh'un · Rabi'ah bin Umayah · Rabi'ah bin Harits · Rukanah al-Mutthalibi · Sa'ad bin ar-Rabi' · Sa'ad bin Abi Waqqas · Sa'ad bin Mu'adz · Sa'ad bin 'Ubadah · Saffiyah binti Abdul-Muththalib · Sa’id bin Al-Ash · Said bin Amir al-Jumahi · Said bin Zayd · Salim Maula Abi Hudzaifah · Salman al-Farisi · Shuhaib ar-Rumi · Sumayyah binti Khayyat · Syaibah bin 'Utsman · Tamim ad-Dari · Thalhah bin Ubaidillah · Thalib bin Abu Thalib · Tsuwaibah · Ubadah bin ash-Shamit · Ubadah bin Al-Khasykhasy · Ubaidah bin al-Harits · Ubay bin Ka'ab · Umamah binti Zainab · Umar bin Khattab · Ummi Hani · Ummi Kultsum binti Ali · Ummi Kultsum binti Jarwila Khuzima · Ummi Syarik · Ummi Ubays · Uqbah bin Amir · Urwah bin Mas'ud · Usamah bin Zaid · Usaid bin Hudhair · Utbah bin Ghazwan · Utsman bin Affan · Utsman bin Mazh'un · Utsman bin Hunaif · Wahab bin Umair · Wahab bin Sa'ad · Wahsyi bin Harb · Waraqah bin Naufal · Yazid bin Abu Sufyan · Zaid bin Arqam · Zaid bin Haritsah · Zaid bin Tsabit · Zainab binti Ali · Zubair bin Awwam · Zunirah al-Rumiyah Wikimedia Commons memiliki media mengenai Abu Bakr.
Kategori tersembunyi: • Halaman dengan rujukan yang menggunakan parameter yang tidak didukung • CS1 sumber berbahasa Inggris (en) • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN • Wikipedia pages with incorrect protection templates • Artikel yang membutuhkan referensi tambahan April 2022 • Semua artikel yang membutuhkan referensi tambahan • Artikel mengandung aksara Arab • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan • Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan April 2022 • Artikel yang tidak memiliki referensi April 2022 • Semua artikel yang tidak memiliki referensi • Pages using navbox columns without the first column • Semua artikel biografi • Artikel biografi April 2022 • Pranala kategori Commons ada di Wikidata • Halaman ini terakhir diubah pada 6 April 2022, pukul 04.22.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •Abu Bakar As Siddiq merupakan salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang menjadi khalifah pertama bagi umat muslim setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Namun sudahkah kamu tahu siapa nama asli Abu Bakar As Siddiq dan kisah biografi singkat dari sosok khulafaur rasyidin pertama tersebut? Jika belum, yuk simak ulasannya berikut ini! Dikutip dari laman p2k.itbu.ac.id (diakses pada 11/9/21), nama asli Abu Bakar As Siddiq ialah Abdul Ka’bah yang artinya hamba Ka’bah.
Namun mengutip dari sumber lain, yakni dalam buku Aku Cinta Islam, A. Rofiq (2016: 15), sahabat Rasulullah SAW tersebut disebutkan memiliki nama lahir Abdus Syams. Sedangkan nama Abu Bakar yang selama ini umat muslim ketahui tersebut merupakan nama julukan dari masyarakat Arab kepadanya saat itu. Sebelum masuk islamnama asli Abu Bakar As Siddiq ialah Nama abu bakar sebelum masuk islam adalah Ka’bah, barulah setelah beliau memeluk agama islam Rasulullah SAW mengubah nama Abu Bakar menjadi Abdullah dengan gelar As Siddiq.
Mengapa Abu Bakar diberi gelar As Siddiq oleh Rasulullah SAW? Alasannya ialah karena Abu Bakar merupakan sahabat setia Rasulullah yang kerap kali berkata benar atau membenarkan segala ucapan Rasulullah, khususnya menjadi pembenar atas kejadian Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW nama abu bakar sebelum masuk islam adalah banyak diragukan pada saat itu. Gelar As Siddiq yang melekat pada diri Abu Bakar tersebut juga memiliki makna bahwasanya Abu Bakar adalah sosok yang terpercaya karena selalu berkata jujur dan benar.
Saat Rasulullah SAW mengalami sakit keras, Abu Bakar As Siddiq dipercaya oleh Rasulullah untulk menggantikanya menjadi iman dalam sholat. Pada saat itu pula para ahli menyebut bahwa penunjukan Abu Bakar sebagai imam tersebut adalah isyarat bahwasanya Abu Bakar akan melanjutkan kepemimpinan Rasulullah atas umat muslim. Kemudian pada tahun 632 masehi, Abu Bakar As Siddiq diangkat sebagai khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Dalam catatan sejarah islam, masa kepemimpinan Abu Bakar As Siddiq terbilang singkat sebab beliau menjadi khalifah selama 2 tahun saja. Meski terbilang singkat, namun selama kemimpinannya Abu Bakar As Siddiq berhasil membawa islam dalam kemajuan pesat dalam bidang sosial, budaya dan hukum.
Disamping itu, beliau juga berhasil memperluas kekuasaan islam hingga ke Persia, sebagian Jazirah Arab dan Bizantium.
Abu Bakar lahir dengan nama Abdullah bin Abu Quhafah at-Taimy (nama sebenarnya Utsman). Sementara ibunya bernama Ummu al-Khair (sebetulnya bernama Salma binti Sakhar).
Jika nasab Abu Bakar dari bapaknya ditarik ke atas, maka akan bertemu dengan garis keturunan Nabi Muhammad pada Murrah bin Ka’ab. Ia lahir di Makkah pada 573 M atau lebih kurang dua tahun enam bulan setelah Tahun Gajah. Dari situ bisa diketahui bahwa Abu Bakar lebih muda 2,5 tahun dari Nabi Muhammad.
Abu Bakar berasal dari keluarga pedagang yang kaya. Hal itu yang memengaruhi kehidupannya sehingga kelak ketika dewasa dia menjadi pedagang yang sukses. Keluarga berada juga membuat Abu Bakar menjadi pribadi yang terpelajara. Ia kerap kali pergi ke luar Makkah, ke Yaman, Syam, dan tempat lainnya. Kendati demikian, tidak ada informasi yang memadai—yang sampai kepada kita- mengenai masa kecil dan masa remaja Abu Bakar. Namun demikian, sebagaimana diketahui bahwa pada saat itu masyarakat Arab tengah berada dalam zaman jahiliyah—di mana mereka menyembah berhala, Abu Bakar juga diajarkan untuk menyembah berhala sejak kecil.
Pernah suatu hari Abu Bakar meminta makanan dan pakaian kepada berhala. Tentu saja berhala itu tidak mengabulkan permintaannya. Karena kesabarannya habis, Abu Bakar mengangkat batu dan mengancam berhala tersebut; ‘Kamu bukan lah Tuhan kalau tidak bisa melindungi dirimu’.
Seketika, berhala tersebut dipukul dengan batu hingga hancur. Maka sejak saat itu, Abu Bakar tidak lagi menyembah berhala. Disebutkan Muhammad Husain Haekal dalam Abu Bakr as-Siddiq (2004), pada masa remaja—lepas dari masa anak-anak- Abu Bakar bekerja sebagai pedagang kain. Usahanya sukses. Dagangnya berkembang pesat. Ia memperoleh laba yang cukup besar. Di usianya yang masih muda itu, Abu Bakar menikah dengan Qutailah binti Abdul Uzza.
Dari perkawinannya dengan Qutailah, Abu Bakar memiliki dua, yaitu Abdullah dan Asma. Perihal nama, julukan, dan gelar Ali At-Tanthawy dalam Abu Bakar al-Shiddiq (1986) menjelaskan, nama Abu Bakar sebelum masuk Islam adalah Abdul Ka’bah. Ketika masuk Islam, Nabi Muhammad mengganti namanya menjadi Abdullah. Ulama Ahlussunnah dalam berbagai periwayatan kemudian lebih mengenal nama Abu Bakar as-Shiddiq. Ada juga yang berpendapat bahwa nama Abu Bakar sebelum memeluk Islam adalah Atiq. Mungkin nama ini dinisbatkan kepada Ka’bah yang lain, yaitu Baitul Atiq (Rumah Purba).
Ada sejarah nama abu bakar sebelum masuk islam adalah terkait dengan nama Atiq ini. Jadi, sebelumnya ibu Abu Bakar tidak pernah memiliki anak laki-laki. Ibunya kemudian bernazar, jika ia melahirkan anak laki-laki maka akan diberi nama Abdul Ka’bah dan akan disedekahkan kepada Ka’bah.
Betul saja, anak yang dinanti-nantikan lahir. Setelah tumbuh besar, anak tersebut diberi nama Atiq (yang dibebaskan). Riwayat lain menyebutkan bahwa Atiq bukanlah nama Abu Bakar sebelum memeluk Islam, melainkan itu adalah julukan bagi dia karena kulitnya yang putih (atiq).
Ada juga pendapat yang menyebut kalau julukan Atiq bagi Abu Bakar adalah pemberian Nabi Muhammad. Sementara nama Abu Bakar banyak ditemukan dalam berbagai periwayatan. Dalam keterangan buku Abu Bakar as-Siddiq (Muhammad Husain Haekal, 2004), semula tidak dijelaskan alasan mengapa dia dijuluki Abu Bakar, namun penulis-penulis kemudian menyimpulkan bahwa dia dijuluki demikian karena dia adalah orang yang paling dini (bakr) memeluk Islam—di bandingkan dengan yang lainnya.
Ali al-Tanthawy memiliki alasan berbeda mengapa dia diberi julukan Abu Bakar. Menurut al-Tanthawy, al-bakru bermakna unta yang masih muda. Julukan bakran menunjukkan bahwa orang tersebut merupakan sosok pemimpin kabilah yang memiliki kedudukan yang sangat terpandang dan terhormat. Abdulullah dijuluki Abu Bakar karena kedudukannya yang terhormat di tengah Suku Quraisy, baik dari segi nasab maupun strata sosial.
Adapun gelar as-Siddiq, menurut pendapat yang masyhur, disematkan di belakang nama Abu Bakar setelah peristiwa Isra Mi’raj. Dia langsung membenarkan kisah Nabi Muhammad tentang Isra Mi’raj, sementara yang lainnya meragukannya—bahkan tidak mempercayainya. Bagi mereka, Isra Mi’raj—perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan kemudian berlanjut ke Sidratul Muntaha dalam waktu satu malam- adalah sesuatu yang mustahil terjadi.
Akan tetapi, Abu Bakar mempercayai Nabi Muhammad dan semua khabar yang datang dari langit. Tanpa meragukan sedikit pun. Menerima Islam tanpa ragu sedikit pun Ketika Nabi Muhammad menyerukan ajaran Islam, Abu Bakar langsung menerimanya dengan tanpa ragu sedikit pun.
Dia menjadi laki-laki pertama yang memeluk agama Islam—tentunya setelah Nabi Muhammad. Dalam satu hadits, Nabi Muhammad menyampaikan testimoni terkait dengan masuk Islamnya Abu Bakar tanpa adanya keraguan di dalamnya. “Tidak seorang pun yang pernah kuajak memeluk Islam yang tidak tersendat-sendat dengan begitu berhati-hati dan ragu, kecuali Abu Bakar bin Abi Quhafah.
Ia tidak menunggu-nunggu dan tidak ragu ketika kusampaikan kepadanya,” kata Nabi Muhammad. Lantas apa yang menyebabkan Abu Bakar menerima Islam denga begitu mudahnya? Dalam Abu Bakar as-Siddiq (Muhammad Husain Haekal, 2004), Abu Bakar sudah sangat mengenal Nabi Muhammad. Kejujurannya, kelurusan hatinya, dan kejernihan pikirannya.
Sehingga apa pun yang disampaikan Nabi Muhammad, ia mempercayainya dengan penuh kemantapan. Tidak ada keraguan dalam hatinya tentang Nabi Muhammad. Abu Bakar nama abu bakar sebelum masuk islam adalah sudah mengenal Nabi Muhammad sebelum beliau diangkat menjadi seorang nabi dan rasul karena keduanya tinggal di kampung yang sama. Dia tinggal di sebuah kampung di Makkah di mana saudagar-saudagar kaya tinggal, termasuk Sayyidah Khadijah.
Setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad juga tinggal di daerah itu. Dari situ, keduanya saling mengenal satu sama lainnya. Di samping itu, Abu Bakar adalah seorang yang memiliki pandangan bahwa penyembahan berhala itu sebuah kebodohan dan kepalsuan belaka.
Dalam Sirah Nabawiyah-nya, Ibnu Hisyam menggambarkan Abu Bakar sebagai orang yang sangat dan lembut terhadap kaumnya, jujur, memiliki kedudukan yang tinggi di tengah kaumnya, dan terhindar dari kebiasaan buruk kaum jahiliah seperti bermain wanita, minum minuman keras, dan lainnya. Seolah-olah Abu Bakar telah mengamalkan ajaran Islam, meskipun saat itu ajaran Islam belum diturunkan.
Hal-hal itu juga yang membuat Abu Bakar mudah menerima Islam. Pewarta: Muchlishon Editor: Fathoni Ahmad