KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) memonitor terjadinya fenomena La Nina lemah yang cukup berpotensi meningkatkan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa La Nina cukup berpengaruh terhadap peluang curah hujan di Indonesia, tetapi ini bukan badai. "Kami mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi curah hujan lebih tinggi akibat kondisi La Nina.
Tapi, La Nina ini bukan badai tropis ya," kata Dwikorita dalam konferensi pers, Senin (18/10/2021). Baca juga: Apa itu La Nina dan Dampaknya Bagi Indonesia La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi. Dwikorita menjelaskan, fenomena La Nina terjadi ketika suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal.
Pendinginan ini berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah. Selain itu, angin pasat ( trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudra Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia. Hal ini menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat. Karena massa air hangat berpindah tempat, air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik akan naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah tadi. Hal ini disebut upwelling dan membuat SML turun.
Dengan demikian, La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musim hujan apa itu la nina bmkg Indonesia terjadi, selain angin muson. "Dengan kata lain, Indonesia saat ini lebih hangat, di sana lebih dingin, sehingga terjadi anomali atau perbedaan. Secara teori apabila perbedaan itu mencapai minus 0,5 maka itu dinyatakan sebagai ambang batas terbentuknya La Nina," jelasnya. Lebih lanjut, hal ini akan menyebabkan terjadinya aliran massa udara basah, tetapi bukan sirkulasi yang kencang seperti terjadinya badai tropis.
Baca juga: Dampak Fenomena El Nino dan La Nina bagi Iklim di Indonesia Berita Terkait BMKG: Waspada La Nina di Indonesia, Ini Wilayah yang Terkena Dampaknya Waspadai Hujan Lebat Sepekan Mendatang Akibat La Nina, Ini Wilayahnya Bisa Picu Indonesia Alami Tahun Basah 2021, Ini Manfaat Baik La Nina PBB Sebut La Nina Telah Capai Puncak, tapi Dampaknya Masih Berlanjut Fenomena La Nina Picu Potensi Musim Kemarau Basah 2021 Berita Terkait BMKG: Waspada La Nina di Indonesia, Ini Wilayah yang Terkena Dampaknya Waspadai Hujan Lebat Sepekan Mendatang Akibat La Nina, Ini Wilayahnya Bisa Picu Indonesia Alami Tahun Basah 2021, Ini Manfaat Baik La Nina PBB Sebut La Nina Telah Capai Puncak, tapi Dampaknya Masih Berlanjut Fenomena La Nina Picu Potensi Musim Kemarau Basah 2021 Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) menyampaikan peringatan dini waspada La Nina menjelang akhir tahun 2021.
Peringatan ini berdasarkan pengamatan data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik terbaru. "Suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina sebesar minus 0.61 pada Dasarian I Oktober 2021. Kondisi ini berpotensi terus berkembang," ujar BMKG dalam situsnya dikutip detikEdu pada Jumat (22/10/2021). Baca juga: BMKG: Apa itu la nina bmkg Cuaca Jakarta Hari Ini, Kenapa Terasa Apa itu la nina bmkg Panas?
Berdasarkan kejadian La Nina pada 2020, curah hujan akan mengalami peningkatan pada November 2021-Januari 2022. Terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan. Curah hujan bulanan di wilayah tersebut naik 20-70 persen lebih besar dibanding normal.
Secara umum, La Nina akan hadir dengan intensitas lemah-sedang hingga akhir Februari 2022. Potensi peningkatan curah hujan identik dengan risiko banjir. "Perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.
Pemerintah dan masyarakat harus menyiapkan langkah pengelolaan sumber daya air dan mitigasi bencana," tulis BMKG. Baca juga: 5 Jurusan Kuliah yang Mudah Dapat Kerja dengan Gaji Tinggi Apa itu La Nina yang diperingatkan BMKG? Peringatan kewaspadaan terhadap La Nina telah diterbitkan BMKG hampir tiap tahun. Fenomena La Nina berkebalikan dengan El Nino yang identik dengan peningkatan suhu, kemarau panjang, yang berdampak pada kesulitan air dan kekeringan.
La Nina adalah turunnya Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah hingga kurang dari kondisi normalnya.
Pendinginan SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. Akibatnya terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum. Pada bulan September, Oktober, November dampak La Nina terasa di wilayah selatan, tengah dan timur. Sedangkan pada Desember, Januari, Februari efek La Nina bisa dirasakan di wilayah tengah-utara.
Sesuai peringatan BMKG, fenomena La Nina yang artinya yang artinya anak perempuan berisiko memicu bencana hidrometeorologi. Bencana ini meliputi banjir, longsor, angin kencang atau puting beliung ataupun terjadinya badai tropis.
BMKG menyarankan masyarakat dan pemerintah segera mengambil langkah yang diperlukan menghadapi La Nina. Langkah ini untuk menekan efek yang dialami masyarakat menghadapi siklus bencana tahunan. Simak Video " Wawancara Khusus Kepala BMKG: Tantangan Indonesia Hadapi Perubahan Iklim" [Gambas:Video 20detik] (row/lus)
SHUTTERSTOCK/CHOKCHAI POOMICHAIYAIlustrasi musim hujan yang dipengaruhi La Nina.
BMKG merilisi anomali iklim La Nina sedang berkembang di Samudera Pasifik, dampak La Nina bagi Indonesia dapat menyebabkan cuaca ekstrem dengan curah hujan yang tinggi, serta berakibat pada bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan, bahwa fenomena La Nina yang akan terjadi bukanlah badai tropis. Masyarakat memang diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko dampak termonitornya fenomena La Nina, tetapi Dwikorita berkata, masyarakat juga jangan salah persepsi mengira La Nina sebagai badai tropis ataupun badai topan besar yang akan datang. "Kami mengimbau agar masyarakat mewaspadai potensi curah hujan lebih tinggi akibat kondisi La Nina.
Tapi, La Nina ini bukan badai tropis ya," kata Dwikorita dalam Konferensi Pers, Senin (18/10/2021). Baca juga: BMKG Monitor Adanya Fenomena La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia? La Apa itu la nina bmkg adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih apa itu la nina bmkg atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.
Dwikorita menjelaskan, fenomena La Nina terjadi ketika Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal. Pendinginan ini berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah.
Selain itu, angin pasat ( trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudera Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia. Hal ini menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat. Karena massa air hangat berpindah tempat, maka air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik akan naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah tadi. Hal ini disebut upwelling dan membuat SML turun. Kondisi ini akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama.
Sehingga, La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musim hujan di Indonesia terjadi, selain angin muson. "Dengan kata lain, Indonesia saat ini lebih hangat, di sana lebih dingin, sehingga terjadi anomali atau perbedaan.
Secara teori apabila perbedaan itu mencapai minus 0,5 maka itu dinyatakan sebagai ambang batas terbentuknya La Nina," jelasnya. Lebih lanjut, hal ini akan menyebabkan terjadinya aliran massa udara basah, tetapi bukan sirkulasi yang kencang seperti terjadinya badai tropis. Baca juga: Waspada, BMKG Keluarkan Peringatan Dini La Nina Berita Terkait Bisa Picu Indonesia Alami Tahun Basah 2021, Ini Manfaat Baik La Nina Fenomena La Nina Picu Potensi Musim Kemarau Basah 2021 Dampak Fenomena El Nino dan La Nina bagi Iklim di Indonesia Apa itu La Nina dan Dampaknya Bagi Indonesia BMKG Monitor Adanya Fenomena La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Berita Terkait Bisa Picu Indonesia Alami Tahun Basah 2021, Ini Manfaat Baik La Nina Fenomena La Nina Picu Potensi Musim Kemarau Basah 2021 Dampak Fenomena El Nino dan La Nina bagi Iklim di Indonesia Apa itu La Nina dan Dampaknya Bagi Indonesia BMKG Monitor Adanya Fenomena La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Memahami Fenomena ENSO, El Nino dan La Nina – ENSO merupakan singkatan dari El Nino Southern Oscillation.
Fenomena ENSO terdiri dari tiga fase yaitu El Nino, La Nina dan Netral. ENSO sendiri merupakan fenomena alam berupa fluktuasi suhu muka laut di sekitar bagian tengah dan timur ekuator Samudera Pasifik yang berinteraksi dengan perubahan kondisi atmosfer di atasnya. Fluktuasi suhu muka laut tersebut kemudian akan menghasilkan episode El Nino, La Nina dan fase netral yang berevolusi secara bergantian [1].
Fluktuasi suhu muka laut pada Samudera Pasifik pada saat fase El Nino dan fase La Nina membentuk pola naik turun yang terlihat seperti sebuah osilasi.
Fluktuasi suhu muka laut tersebut akan berkaitan dengan pada pola tekanan udara yang diamati pada Darwin dan Tahiti di mana kedua kota ini berada di Belahan Bumi Selatan (BBS). Maka para ahli menyebut fenomena yang berkaitan dengan dinamika suhu muka laut dan atmosfer serta fase el nino dan la nina dengan istilah El Nino Southern Oscillation yang disingkat ENSO [2]. WMO menyebutkan fenomena ENSO dengan fase El Nino dan fase La Nina di dalamnya merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi pola iklim pada berbagai belahan dunia.
Namun Kemajuan ilmu pengetahuan dalam memahami dan memodelkan ENSO telah meningkatkan kemampuan prediksi guna mengantisipasi bencana yang ditimbulkan seperti kekeringan ataupun banjir. Asal Mula Penyebutan El Nino dan La Nina El Nino berarti anak lelaki dalam bahasa Spanyol. Kata El Nino merupakan istilah yang digunakan para nelayan di Amerika Selatan untuk mendefinisikan kemunculan “kolam” air hangat yang tidak biasa di Samudera Pasifik.
Kemunculan kolam air hangat ini biasanya pada menjelang natal hingga awal tahun. Adapun La Nina berarti gadis kecil, juga dalam bahasa Spanyol.
La Nina digunakan para nelayan untuk menjelaskan meluasnya suhu muka laut yang dingin di sekitar Amerika Selatan [3]. Evolusi El Nino dan La Nina terjadi setiap 3-7 atau 8 tahun [3] yang memberikan dampak langsung pada nelayan Amerika Selatan. Pada episode El Nino, para nelayan akan merasakan dampak berupa penurunan hasil tangkapannya [1].
Sebaliknya pada episode La Nina hasil tangkapan ikan mereka bertambah. Hal ini berkaitan dengan terjadinya upwelling pada evolusi El Nino dan La Nina. Karakteristik Fase Enso Netral, La Nina dan El Apa itu la nina bmkg Sebagaimana disebutkan di atas, evolusi ENSO memiliki tiga fase yaitu El Nino, La Nina dan Netral. Ketiga fase berkaitan dengan fluktuasi suhu muka laut dan interaksinya dengan atmosfer di atasnya.
Karenanya ENSO disebut juga kopling dari dari suhu muka laut dan atmosfer. 1. ENSO – Fase Netral Pada fase netral disebut juga kondisi normal dari ENSO, di mana tidak terjadi El Nino maupun La Nina. Pada fase ENSO netral atau normal, suhu muka laut, pola hujan kawasan tropis dan sirkulasi atmosfer berada dalam kondisi rata-ratanya [4]. Perhatikan gambar fase Enso Netral di bawah ini. Gambar 1. Enso fase netral atau normal; sumber gambar IRI [5] Selama fase normal Enso, angin pasat berhembus secara konstan ke arah barat dari kawasan Pasifik timur sepanjang ekuator [6].
Hembusan angin pasat yang dikenal juga sebagai sirkulasi Walker timuran apa itu la nina bmkg menghasilkan juga arus laut yang mengarah ke barat.
Desakan angin dan arus laut ini menyebabkan muka laut di sekitar Indonesia naik sekitar 50 cm lebih tinggi dibanding muka laut di wilayah Peru [5].
BoM [5] menyebutkan fase Enso Netral sebagai fase normal iklim di kawasan ini karena periode terjadinya lebih dari setengah dari total periode terjadinya fase netral, fase El Nino dan fase La Nina. Pada fase netral, dinamika atmosfer akan dikendalikan oleh faktor iklim yang lain [1]. Selama fase Enso Netral, suhu muka laut di barat Pasifik akan selalu lebih hangat dari bagian timur Pasifik.
Umumnya suhu laut yang relatif lebih dingin di Pasifik Timur menyebabkan iklim yang lebih kering di kawasan tersebut. Pada fase enso netral ini upwelling atau naiknya air laut kaya nutrisi terjadi di pantai Pasifik utara Amerika Selatan. Upwelling mendukung ekosistem laut yang sehat dan mendorong peningkatan produksi perikanan di kawasan Pasifik timur. Sebagaimana terlihat pada Gambar 1 tentang fase netral Enso, pada bagian bawah atmosfer aliran udara bergerak dari timur ke barat, demikian juga arus laut di permukaan.
Pada bagian atas atmosfer, aliran udara bergerak dari barat ke timur, karena adanya konvergensi pada area laut yang hangat di barat Pasifik. Konvergensi tersebut mendorong pembentukan hujan pada kawasan tersebut termasuk Indonesia [3].
Termoklin akan miring ke bawah ke arah barat ekuator Pasifik. Termoklin adalah lapisan batas antara air hangat pada bagian atas dan air dingin pada bagian bawah lautan. Kemiringan termoklin pada fase Enso Netral akan mendorong terjadinya upwelling di kawasan apa itu la nina bmkg Pasifik. 2. ENSO – Fase La Nina Fase La Nina disebut fase Enso dingin (cold phase) [7]. Ada juga yang menyebut La Nina sebagai fase Enso normal yang diperkuat.
Hal ini karena pada fase La Nina hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya. Ahrens [2] menyebutkan dengan menguatnya angin pasat yang mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin. Hal ini karena kekosongan massa air laut yang berpindah ke barat, diisi oleh massa air laut yang lebih dingin dari bagian bawah lautan Pasifik timur. Dengannya maka episode La Nina disebut juga fase dingin dari Enso tersebut.
La Nina umumnya memberi dampak berupa peningkatan curah hujan di kawasan ekuator barat Pasifik termasuk Indonesia dan potensi kekeringan di kawasan ekuator timur Pasifik [4]. Peningkatan curah hujan di bagian barat Pasifik karena adanya peningkatan sistem konvektif. Peningkatan sistem konvektif karena desakan dari pasat timuran yang menggeser sistem konvektif yang biasanya ada di ekuator tengah Pasifik ke arah barat Pasifik hingga wilayah perairan Indonesia bagian tengah dan timur.
Gambar 2. Enso fase La Nina ; sumber gambar IRI [5] Selama Enso dengan fase La Nina, karakteristik yang terbentuk sebagaimana terlihat pada Gambar 2 di atas sebagai berikut : • Pada sirkulasi bagian bawah atmosfer, selama fase La Nina terjadi penguatan pasat timuran yang berhembus ke barat ke Pasifik bagian tengah dan barat hingga Indonesia.
Anomali tekanan udara yang lebih tinggi dari biasanya meluas hingga Pasifik tengah ekuator, sedang pada Pasifik barat anomali tekanan menjadi lebih rendah dari biasanya. Gradien tekanan ini yang mendorong penguatan pasat timuran atau juga yang merupakan sirkulasi Walker timuran. • Arus laut di permukaan juga mengalami penguatan dari timur ke barat sepanjang ekuator dari Pasifik timur ke bagian barat. Hal ini merupakan dampak timbal balik dari penguatan angin pasat.
Artinya pada fase La nina, terjadi peningkatan perpindahan massa air laut di bagian permukaan sebagai hasil dari mendinginnya suhu muka laut dibanding rata-ratanya atau dibanding pada saat fase Enso netral pada kawasan ekuator timur dan tengah Pasifik.
• Sirkulasi atmosfer bagian atas juga mengalami penguatan pergerakan dari barat ke timur. Adanya konvergensi pada lapisan bawah atmosfer di atas permukaan laut yang hangat di barat Pasifik membuat massa udara yang sangat lembab tersebut bergerak naik. Proses naiknya massa udara menyebabkan potensi terjadinya hujan deras.
Sampai pada bagian atas atmosfer massa udara yang naik telah kering karena telah melepaskan kandungan uap air menjadi hujan. Adanya divergensi pada bagian atas atmosfer menyebabkan massa udara bergerak ke timur lalu turun di atas lautan yang dingin di Pasifik timur. • Selama fase La Nina Pada termoklin akan semakin miring ke barat Pasifik, di mana pada Pasifik timur lapisan termoklin menjadi lebih tinggi dari normalnya.
Dampaknya berupa peningkatan upwelling yang memungkinkan peningkatan air laut yang kaya nutrisi naik ke permukaan laut di sekitar ekuator Pasifik timur. Pada akhirnya selama fase La Nina terjadi peningkatan hasil tangkapan nelayan di Pasifik timur. 3. ENSO – Fase El Nino Fase El Nino disebut juga sebagai fase Enso hangat. Fase El Nino ini merupakan anomali iklim dari kondisi normal.
Angin pasat yang biasa berhembus dari timur ke barat melemah. Pelemahan ini dikaitkan dengan meluasnya suhu muka laut yang hangat di timur dan tengah Pasifik. Naiknya suhu muka laut di Pasifik Timur menyebabkan perubahan pada sirkulasi atmosfer [1]. Hingga saat ini masih belum terjawab penyebabnya meningkatnya suhu muka laut di kawasan ekuator bagian timur Pasifik Perubahan sirkulasi atmosfer pada fase El Nino dipicu menurunnya tekanan udara di timur Pasifik dan sebaliknya di barat Pasifik tekanan udara justru meningkat [2].
Pusat konvektif bergeser ke Pasifik tengah karena Walker timuran melemah dan Walker barat menguat menuju wilayah konvektif, sebagaimana terlihat pada Gambar 3 berikut. Gambar 3. Enso fase El Nino; sumber gambar IRI [5] Karena perubahan sirkulasi atmosfer karenanya fase El Nino disebut juga fase kebalikan dari kondisi Enso Netral dan juga La Nina.
Di Indonesia kemunculan El Nino dikaitkan dengan terjadinya kemarau panjang sebagaimana yang terjadi pada tahun 1997 dan 2015. Sebaliknya di wilayah Amerika Selatan terjadi peningkatan curah hujan. Karakterisitik lautan dan atmosfer yang terbentuk selama fase El Nino sebagai berikut : • Sirkulasi pada bagian bawah atmosfer melemah karena terbentuknya anomali tekanan rendah pada bagian tengah dan timur Pasifik sedang di barat Pasifik anomali tekanan tinggi meningkat.
Karena gradien tekanan antara Pasifik tengah dan timur menurun, dampaknya aliran angin pasat dari timur Pasifik ke arah barat melemah. Sebaliknya munculnya aliran Walker baratan dari Pasifik barat menuju wilayah tekanan rendah di Pasifik bagian tengah hingga timur. • Sirkulasi arus laut permukaan akan mengikuti sirkulasi atmosfer yang terbentuk di atasnya. Dengan demikian selama episode el nino terjadi perpindahan massa air laut dari barat ke timur sebagai hasil dari proses naiknya suhu muka laut di Pasifik tengah dan timur.
• Terbentuknya konvergensi pada bagain tengah dan timur Pasifik menyebabkan massa udara naik dan meningkatkan proses konventif yang membentuk potensi hujan deras di kawasan tersebut. Massa udara yang naik hingga lapisan atas atmosfer menjadi kering setelah melepaskan uap air dalam proses konvektif kemudian bergerak ke barat Pasifik kemudian turun di lautan yang lebih dingin di barat Pasifik tersebut.
• Selama fase El Nino kemiringan termoklin berkurang yang menekan terjadinya upwelling. Dampaknya adalah tangkapan ikan nelayan di Pasifik timur berkurang. Kesimpulan Tentang Enso, El Nino dan La Nina • Enso merupakan fenomena yang terbentuk karena interaksi lautan dan atmosfer di kawasan ekuator bagian tengah dan timur Pasifik.
• Enso dengan Fase Netral disebut juga sebagai normal iklim di kawasan tengah dan timur Pasifik. • Fase La Nina merupakan fase dingin Enso dan disebut juga fase enso normal yang diperkuat. • Fase El Ninoa merupakan fase hangat Enso di mana polanya merupakan kebalikan dari fase La Nina.
Demikian apa itu la nina bmkg tentang Memahami Fenomena ENSO, El Nino dan La Nina. Adapun sumber rujukan tentang Enso, El Nino dan La Nina ini dikutip dari : [1] WMO No. 1145 – ENSO [2] Ahrens – Essential of Meteorology [3] PMEL NOAA – FAQ ENSO [4] CPC NOAA – EnsoFaq [5] IRI – Enso Phase [6] BOM – Video El Nino La Nina [7] NOS NOAA – Ninonina Sumber : https://www.climate4life.info/2018/11/memahami-fenomena-enso-el-nino-dan-la-nina.html Post navigation Leave a Reply Cancel reply Your email address will not be published.
Required fields are marked apa itu la nina bmkg Comment Name * Email * Website Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Recent Posts • Informasi Iklim April 2022 • Prakiraan Musim Kemarau 2022 • Informasi Iklim Maret 2022 • Informasi Iklim Februari 2022 • Informasi Iklim Januari 2022 • Informasi Iklim Desember 2021 • Apa itu la nina bmkg Iklim November 2021 • Informasi Iklim Oktober 2021 • Prakiraan Musim Hujan 2021/2022 • Informasi Iklim September 2021 • Informasi Iklim Agustus 2021 • Informasi Iklim Juli 2021 • Informasi Iklim Juni 2021 • Data Klimatologi Tahun 2019 • Data Klimatologi Tahun 2020 • Buletin Iklim Mei 2021 • Informasi Iklim April 2021 • Prakiraan Musim Kemarau 2021 • Informasi Iklim Maret 2021 • Informasi Iklim Februari 2021 • Informasi Iklim Januari 2021 • (no title) • Informasi Iklim November 2020 • Informasi Iklim Oktober 2020 • Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
JAKARTA - Kabid Diseminasi Apa itu la nina bmkg Iklim dan Kualitas Udara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ), Hary Tirto Djatmiko menjelaskan, La Nina biasa dikenal kejadian La Nina atau La Nina event adalah anomali suhu permukaan Samudra Pasifik yang lebih ringan dari kondisi normal.
Biasanya akan diikuti perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya, berupa peningkatan angin pasat Timuran lebih kuat dari kondisi normalnya dan telah berlangsung beberapa bulan.
"Kondisi La Nina dapat berlangsung dengan durasi selama beberapa bulan hingga 2 tahun," kata Hary saat dihubungi SINDOnews, Jumat (23/10/2020). Dia menambahkan, perubahan di Samudra Pasifik berupa interaksi laut dan atmosfer La Nina terjadi dalam siklus antar tahunan dikenal sebagai El Nino dengan perulangan kejadian 2 sampai 8 tahun. (Baca juga; Waspada La Nina, Bekasi Siaga Hadapi Banjir dan Longsor ) "La Nina berdampak pada peningkatan curah hujan di Apa itu la nina bmkg barat Indonesia sebagian Asia Tenggara lainnya dan bagian utara Australia Brazil bagian utara dan sebagian pantai barat Amerika Serikat," tambahnya.
(Baca juga; Pemprov DKI Diminta Segera Siapkah Langkah untuk Antisipasi Dampak La Nina ) Sebaliknya menyebabkan curah hujan yang lebih rendah di sebagian pantai Timur Asia bagian tengah Afrika dan sebagian Amerika bagian tengah serta dapat menyebabkan juga iklim lebih dingin di sebagian wilayah barat dan timur Afrika Jepang sebagian besar pantai barat Amerika Serikat dan Brasil bagian Selatan.
BMKG memantau perkembangan La Nina dengan menganalisa indeks Nino 3.4 yang menggambarkan anomali suhu muka laut di wilayah Samudra Pasifik Tengah. "Indeks Nino 3.4 selama 7 dasarian terakhir (70 hari) berada pada kisaran -0,5 sg -1.0 telah memenuhi kriteria kejadian La Nina,” katanya.
Potensi dampak La Nina pada curah hujan bulanan yang meningkat seiring masuknya awal musim hujan. Akumulasi curah hujan> 300 mm per bulan umumnya terjadi di pesisir Barat Sumatera Wilayah sekitar Pegunungan Bukit Barisan Kalimantan bagian barat dan Utara sebagian Papua.
(Baca juga; Fenomena La-Nina Sedang Berkembang, Dampaknya Apa di Indonesia? ) La Nina menambah curah hujan secara signifikan pada Oktober sampai November pada awal musim hujan Selain faktor (monsun). La Nina menguatkan curah hujan bulanan seperti pada bulan Oktober sebagian besar wilayah Indonesia kecuali sebagian Sumatera dan Kalimantan.
Pada November sebagian wilayah terutama Indonesia bagian tengah timur dan selatan. Pada bulan Desember sebagian wilayah terutama wilayah Indonesia timur dan selatan. Untuk peningkatan curah hujan di bulan Januari sebagian besar wilayah Indonesia tidak mengalami peningkatan curah hujan signifikan bulan Februari peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia di bagian utara pengurangan curah hujan di bagian Barat pada bulan Maret sebagian wilayah terutama wilayah Indonesia timur dan selatan "Meskipun La Nina kurang berpengaruh signifikan pada Hujan bulan Januari sampai Februari akumulasi curah hujan tetap tinggi berkaitan dengan puncak penguatan monsun Asia," tutup Hary.
KOMPAS.com - La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.
La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musim hujan di Indonesia terjadi, selain angin muson.
Nama La Nina diambil dari bahasa Spanyol yang berarti gadis kecil. Fenomena ini merupakan keblaikan dari fenomena El Nino yang menyebabkan panas di Indonesia. Baca juga: Apa Itu El Nino, Fenomena yang Menyebabkan Panas di Indonesia Terjadinya La Nina Dilansir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ketika terjadinya fenomena ini, Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal. Pendinginan ini berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah.
Selain itu, angin pasat (trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudera Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia. Hal ini menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat. Karena massa air hangat berpindah tempat, maka air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik akan naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah tadi.
Hal ini disebut upwelling dan membuat SML turun. Kondisi ini akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama.
Baca juga: Dampak Fenomena El Nino dan La Nina bagi Iklim di Indonesia Mengukur La Nina Fenomena La Nina bisa diukur dan di kelompokkan menjadi beberapa macam. Dua cara yang bisa digunakan untuk mengukur La Nina adalah dengan sea surface temperature (SST) dan southern oscilation index (SOI).
Pembagian pertama dengan cara SST akan mengelompokkan fenomena ini sebagai berikut: • La Nina lemah, jika Apa itu la nina bmkg bernilai lebih besar dari -0,5 dan berlangsung selama 3 bulan berturut-turut. • La Nina sedang, jika SST menunjukkan nilai -0,5 sampai -1 dan berlangsung minimal tiga bulan berturut-turut. • La Nina kuat, jika nilai SST lebih kecil dari -1 selama setidaknya tiga bulan berturun-turut.
Cara kedua adalah dengan SOI. SOI mencatat perbedaan tekanan udara permukaan di daerah Pasifik Timur dengan tekanan udara permukaan daerah Indo-Australia. Cara ini bisa mengukur La Nina dan El Nino sekaligus tergantung hasil perhitungannya. SOI diukur lebih lama dari SST, SOI diukur selama enam bulan.
Jika angkanya +5 sampai +10 maka tahun tersebut akan disebut dengan tahun La Nina. Baca juga: Laporan PBB: 2017 adalah Tahun Terpanas Tanpa El Nino dalam Satu Abad Dampak La Nina terhadap Indonesia Sesuai pembahasan di atas, La Nina menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat. Seberapa dahsyat dampaknya bergantung dari derajat fenomena itu, apakah lemah, sedang, atau berat. Pada kondisi berat, fenomena ini bisa memicu berbagai bencana alam seperti banjir, banjir bandang, dan longsor.
Maka dari itu, masyarakat perlu lebih waspada jika La Nina terjadi. Namun, perlu diketahui bahwa fenomena ini mungkin tidak terjadi di semua bagian di Indonesia.
Biasanya kejadian ini hanya akan berdampak pada beberapa wilayah saja. Berita Terkait Dampak Fenomena El Nino dan La Nina bagi Iklim di Indonesia Apa Itu El Nino, Fenomena yang Menyebabkan Panas di Indonesia Bisa Picu Indonesia Alami Tahun Basah 2021, Ini Manfaat Baik La Nina Apa Dampak Fenomena La Nina bagi Indonesia?
Ini Penjelasan BMKG PBB Sebut La Nina Telah Capai Puncak, tapi Apa itu la nina bmkg Masih Berlanjut Berita Terkait Dampak Fenomena El Nino dan La Nina bagi Iklim di Indonesia Apa Itu El Nino, Fenomena yang Menyebabkan Panas di Indonesia Bisa Picu Indonesia Alami Tahun Basah 2021, Ini Manfaat Baik La Nina Apa Dampak Fenomena La Nina bagi Indonesia?
Ini Penjelasan BMKG PBB Sebut La Nina Telah Capai Puncak, tapi Dampaknya Masih Berlanjut 12 Cara Pencegahan Covid-19, Strategi Sederhana Lindungi Diri dari Virus https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/18/193100223/12-cara-pencegahan-covid-19-strategi-sederhana-lindungi-diri-dari-virus https://asset.kompas.com/crops/XpWD2y4HfEKVAlEChf9g0Yle_xE=/5x0:5038x3355/195x98/data/photo/2020/11/13/5fae347fcf280.jpgTRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai fenomena La Nina.
Lantas apa yang dimaksud dengan La Nina? Apa bedanya dengan El Nino? "La Nina itu sederhananya lawan atau kontradiksi dari El Nino," ungkap Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Indra Gustari, saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (3/10/2020). "Secara umum kita sebut El Nino-Southern Oscillation (ENSO)," imbuh Indra.
Indra menyebut, ENSO adalah fenomena global dan tidak hanya Indonesia yang merasakan dampaknya. "Jadi itu adalah hasil dari interaksi laut dan atmosfer, tidak hanya cuacanya," ujar Indra. Baca: Prakiraan Cuaca BMKG di 33 Kota, Minggu 4 Oktober 2020: 11 Kota Bercuaca Cerah Berawan di Pagi Hari Untuk mengenali fenomena baik El Nino maupun La Nina, Indra menyebut digunakan anomali suhu permukaan laut di wilayah ekuator pasifik tengah, yang letaknya di sebelah timur Indonesia.
"Jika anomali suhu di perairan tersebut minus di bawah -0,5 derajat celcius, disebut La Nina. Kalau positif di atas +0,5 derajat celcius disebut Apa itu la nina bmkg Nino," ungkapnya.
Indra menyebut fenomena tersebut berpengaruh pada sirkulasi udara.
tirto.id - Apa itu La Nina? Apakah Anda merasa akhir-akhir ini intensitas hujan semakin meningkat di wilayah Anda serta beberapa daerah lain di Indonesia? Bagi Indonesia, fenomena La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah, menurut keterangan resmi BMKG. Dampak fenomena La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim/bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri.
Selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) dan Kelvin, atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby.
Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kluster/kumpulan awan berpotensi hujan. Aktifitas fenomena La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Lantas apa beda La Nina dengan El Nino? Beda La Nina dan El Nino Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Siswanto kepada Tirto mengatakan keduanya sama sama anomali iklim laut di Samudera Pasifik tengah dan timur yang berdampak ke Indonesia.
"La Nina (si gadis) dan El Nino (si boy) yang turut mempengaruhi iklim di wilayah Indonesia," ujarnya. La Nina didefinisikan sebagai kondisi penyimpangan (anomali) suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya.
Sedangkan El Nino, penyimpangan (anomali) suhu permukaan laut tersebut lebih hangat daripada kondisi normalnya El Nino dan La Nina dinyatakan sebagai “Kejadian El Nino atau Kejadian La Nina” apabila kondisi penyimpangan (anomali) suhu permukaan laut Apa itu la nina bmkg Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih hangat atau lebih dingin setidaknya 0.5C daripada kondisi normalnya, yang diikuti oleh perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya berupa peningkatan angin pasat timuran lebih kuat pada kondisi La Nina, atau pelemahan angin pasat timur pada kondisi El Nino dan telah berlangsung beberapa bulan.
BMKG melakukan analisis Indeks Nino 3.4 yang menggambarkan anomali suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik Tengah (wilayah Nino 3.4) untuk memantau perkembangan La Nina.
Kondisi La Nina ini dapat berlangsung dengan durasi selama beberapa bulan hingga dua tahun dan berulang setiap beberapa tahun (siklus 2-8 tahun). Kejadian La Nina juga dapat mempengaruhi pola cuaca/iklim global.
Perubahan apa itu la nina bmkg Samudra Pasifik berupa interaksi laut dan atmosfer (La Nina/El Nino) terjadi dalam siklus antar tahunan dikenal sebagai El Nino – Southern Oscillation (ENSO) Perubahan di Samudra Pasifik berupa interaksi laut dan atmosfer (La Nina/El Nino) terjadi dalam siklus antar tahunan dikenal sebagai El Nino – Southern Oscillation (ENSO) "Kalau La Nina umumnya membuat curah hujan bertambah (tahun basah seperti tahun 2010), sedangkan El Nino umumnya membuat curah hujan berkurang (tahun kering seperti 1997 dan 2015)," tuturnya.
BMKG: Dampak La Nina Musim Hujan Terjadi hingga Pertengahan 2022 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa potensi peningkatan curah hujan atau biasa disebut musim hujan masih dapat terjadi hingga pertengahan 2022.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan hal ini terjadi karena La Nina masih bertahan hingga pertengahan 2022, sehingga 47 persen zona musim (ZOM) di Indonesia diprediksi terlambat memasuki musim kemarau. "Artinya potensi peningkatan curah hujan masih dapat terjadi hingga pertengahan 2022," ujar Dwikorita dilansir dari Antara.
Dwikorita mengatakan dari hasil pemantauan perkembangan musim hujan di 2021-2022, hingga awal Maret menunjukkan hampir seluruh zona musim di wilayah Indonesia atau 97,08 telah memasuki musim hujan. Menurutnya, kondisi iklim di Indonesia, sangat tergantung pada kondisi di Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. "Hingga pertengahan Februari 2022, pemantauan terhadap anomali iklim global di dua samudra tersebut yaitu di Samudra Pasifik ekuator, menunjukkan La Nina masih berlangsung, dan Samudra Hindia menunjukkan Indian Ocean Dipole (IOD) Mode dalam kondisi netral," kata dia.
Kemudian indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan wilayah Pasifik atau Pasifik tengah dalam kondisi La Nina, demikian dengan IOD Mode dalam kondisi apa itu la nina bmkg. Kondisi ENSO fase dingin ini, atau La Nina diprediksi akan terus melemah, dan beralih menuju netral pada periode Maret, April, dan Mei 2022.
Selanjutnya, pemantauan kondisi IOD Mode diprediksi akan kembali netral pada bulan Maret hingga Agustus 2022. "Prediksi ini akan terus kami perbarui setiap sepuluh harian," kata dia. Selain itu kedatangan musim kemarau umumnya berkaitan erat dengan peralihan angin Barat atau monsun Asia, menjadi angin Timuran ata monsun Australia. Menurutnya, hingga Februari 2002, apa itu la nina bmkg angin monsun Asia masih cukup kuat sesuai dengan normalnya, dan diperkirakan masih berlaku hingga Maret 2022.
BMKG memprediksi peralihan angin monsun terjadi seiring aktifnya monsun Australia pada akhir April 2022, dan mulai mendominasi wilayah Indonesia pada bulan Mei hingga Agustus 2022.
Lalu apa bedanya dengan El Nino?
"La Nina itu sederhananya lawan atau kontradiksi dari El Nino," ungkap Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Indra Gustari, saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (3/10/2020). "Secara umum kita sebut El Nino-Southern Oscillation (ENSO)," imbuh Indra. Indra menyebut, ENSO adalah fenomena global dan tidak hanya Indonesia yang merasakan dampaknya.
"Jadi itu adalah hasil dari interaksi laut dan atmosfer, tidak hanya cuacanya," ujar Indra. Untuk mengenali fenomena baik El Nino maupun La Nina, Indra menyebut digunakan anomali suhu permukaan laut di wilayah ekuator pasifik tengah, yang letaknya di sebelah timur Indonesia.