Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

• Afrikaans • Alemannisch • አማርኛ • Aragonés • العربية • مصرى • অসমীয়া • Asturianu • Aymar aru • Azərbaycanca • تۆرکجه • Башҡортса • Boarisch • Žemaitėška • Bikol Central • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • भोजपुरी • Bamanankan • বাংলা • བོད་ཡིག • Brezhoneg • Bosanski • Буряад • Català • Cebuano • ᏣᎳᎩ • کوردی • Čeština • Kaszëbsczi • Чӑвашла • Cymraeg • Dansk • Deutsch • Ελληνικά • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • Estremeñu • فارسی • Suomi • Võro • Føroyskt • Français • Arpetan • Nordfriisk • Furlan • Frysk • Gaeilge • Gagauz • Kriyòl gwiyannen • Gàidhlig • Galego • Avañe'ẽ • Gaelg • Hausa • 客家語/Hak-kâ-ngî • עברית • हिन्दी • Hrvatski • Kreyòl ayisyen • Magyar • Հայերեն • Interlingua • Interlingue • Igbo • Ilokano • Ido • Íslenska • ᐃᓄᒃᑎᑐᑦ/inuktitut • 日本語 • Patois • Jawa • ქართული • Kabɩyɛ • Қазақша • Kalaallisut • ភាសាខ្មែរ • ಕನ್ನಡ • 한국어 • कॉशुर / کٲشُر • Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan • Kernowek • Кыргызча • Latina • Ladino • Лезги • Lingua Franca Nova • Luganda • Limburgs • Ligure • Lombard • ລາວ • Lietuvių • Latgaļu • Latviešu • मैथिली • Basa Banyumasan • Malagasy • Македонски • മലയാളം • Монгол • ဘာသာ မန် • मराठी • Bahasa Melayu • Mirandés • မြန်မာဘာသာ • مازِرونی • Nāhuatl • Plattdüütsch • Nedersaksies • नेपाली • नेपाल भाषा • Li Niha • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Novial • Nouormand • Occitan • Ирон • ਪੰਜਾਬੀ • Pälzisch • Polski • پنجابی • پښتو • Português • Runa Simi • Rumantsch • Română • Armãneashti • Русский • Русиньскый • Ikinyarwanda • संस्कृतम् • Саха тыла • ᱥᱟᱱᱛᱟᱲᱤ • Sardu • Sicilianu • Scots • سنڌي • Srpskohrvatski / српскохрватски • සිංහල • Simple English • Slovenčina • Slovenščina • ChiShona • Soomaaliga • Shqip • Српски / srpski • Seeltersk • Sunda • Svenska • Kiswahili • Ślůnski • Sakizaya • தமிழ் • తెలుగు • Tetun • Тоҷикӣ • ไทย • ትግርኛ • Türkmençe • Tagalog • Tok Pisin • Türkçe • Xitsonga • Татарча/tatarça • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • Vèneto • Vepsän kel’ • Tiếng Việt • Walon • Winaray • 吴语 • IsiXhosa • მარგალური • ייִדיש • 中文 • 文言 • Bân-lâm-gú • 粵語 Pertanian Umum • Agribisnis • Agroindustri • Agronomi • Ilmu pertanian • Jelajah bebas • Kebijakan pertanian • Lahan usaha tani • Mekanisasi pertanian • Menteri Pertanian • Perguruan tinggi pertanian • Perguruan tinggi pertanian di Indonesia • Permakultur • Pertanian bebas ternak • Pertanian berkelanjutan • Pertanian ekstensif • Pertanian intensif • Pertanian organik • Pertanian urban • Peternakan • Peternakan pabrik • Wanatani Sejarah • Sejarah pertanian • Sejarah pertanian organik • Revolusi pertanian Arab • Revolusi pertanian Inggris • Revolusi hijau • Revolusi neolitik Tipe • Akuakultur • Akuaponik • Hewan ternak • Hidroponik • Penggembalaan hewan • Perkebunan • Peternakan babi • Peternakan domba • Peternakan susu • Peternakan unggas • Peladangan • Portal:Pertanian Gambaran klasik pertanian di Indonesia Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.

[1] Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak, meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bio enzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. [2] Kelompok ilmu- ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, teknik pertanian, biokimia, dan statistika juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya.

"Petani" adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak secara khusus disebut sebagai peternak.

Daftar isi • 1 Cakupan pertanian • 2 Sejarah singkat pertanian dunia • 3 Pertanian kontemporer • 4 Tenaga kerja • 4.1 Keamanan • 5 Sistem pembudidayaan tanaman • 6 Sistem produksi hewan • 7 Masalah lingkungan • 7.1 Masalah pada hewan ternak • 7.2 Masalah penggunaan lahan dan air • 7.3 Pestisida • 7.4 Perubahan iklim • 8 Energi dan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan • 8.1 Mitigasi kelangkaan bahan bakar fosil • 9 Ekonomi pertanian • 10 Lihat pula • 11 Referensi • 12 Pranala luar Cakupan pertanian [ sunting - sunting sumber ] Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia.

[3] Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman. Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu.

Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar ( hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah).

Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian. Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/ bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran.

Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif ( intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis.

Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industri selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.

Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah pertanian berkelanjutan ( sustainable agriculture). Pertanian unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya.

Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial. Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas.

Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.

Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponik) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian. Sejarah singkat pertanian dunia [ sunting - sunting sumber ] Daerah " bulan sabit yang subur" di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan alat-alat pengolahnya. Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan pemeliharaan dan pembudidayaan hewan yang pertama kali.

Selain itu, praktik pemanfaatan hutan sebagai sumber bahan pangan diketahui sebagai agroekosistem yang tertua. [4] Pemanfaatan hutan sebagai kebun diawali dengan kebudayaan berbasis hutan di sekitar sungai. Secara bertahap manusia mengidentifikasi pepohonan dan semak yang bermanfaat. Hingga akhirnya seleksi buatan oleh manusia terjadi dengan menyingkirkan spesies dan varietas yang buruk dan memilih yang baik.

[5] Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian ( serealia, terutama gandum kuno seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut.

Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir pada era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian.

Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda ( neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan. Pada 5300 tahun yang lalu di China, kucing didomestikasi untuk menangkap hewan pengerat yang menjadi hama di ladang. [6] Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat ( Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara).

Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut ( millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda. Hewan ternak yang pertama kali di domestikasi adalah kambing/ domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing.

Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini. Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.

Tanaman serat didomestikasikan di saat yang kurang lebih bersamaan dengan domestikasi tanaman pangan. China mendomestikasikan ganja sebagai penghasil serat untuk membuat papan, tekstil, dan sebagainya; kapas didomestikasikan di dua tempat yang berbeda yaitu Afrika dan Amerika Selatan; di Timur Tengah dibudidayakan flax.

[7] Penggunaan nutrisi untuk mengkondisikan tanah seperti pupuk kandang, kompos, dan abu telah dikembangkan secara independen di berbagai tempat di dunia, termasuk Mesopotamia, Lembah Nil, dan Asia Timur. [8] Pertanian kontemporer [ sunting - sunting sumber ] Citra inframerah pertanian di Minnesota. Tanaman sehat berwarna merah, genangan air berwarna hitam, dan lahan penuh pestisida berwarna coklat Pertanian pada abad ke 20 dicirikan dengan peningkatan hasil, penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, pembiakan selektif, mekanisasi, pencemaran air, dan subsidi pertanian.

Pendukung pertanian organik seperti Sir Albert Howard berpendapat bahwa di awal abad ke 20, penggunaan pestisida dan pupuk unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan yang berlebihan dan secara jangka panjang dapat merusak kesuburan tanah. Pendapat ini drman selama puluhan tahun, hingga kesadaran lingkungan meningkat di awal abad ke 21 menyebabkan gerakan pertanian berkelanjutan meluas dan mulai dikembangkan oleh petani, konsumen, dan pembuat kebijakan.

Sejak tahun 1990-an, terdapat perlawanan terhadap efek lingkungan dari pertanian konvensional, terutama mengenai pencemaran air, [9] menyebabkan tumbuhnya gerakan organik. Salah satu penggerak utama dari gerakan ini adalah sertifikasi bahan pangan organik pertama di dunia, yang dilakukan oleh Uni Eropa pada tahun 1991, dan mulai mereformasi Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa pada tahun 2005.

[10] Pertumbuhan pertanian organik telah memperbarui penelitian dalam teknologi alternatif seperti manajemen hama terpadu dan pembiakan selektif. Perkembangan teknologi terkini yang dipergunakan secara luas yaitu bahan pangan termodifikasi secara genetik. Di akhir tahun 2007, beberapa faktor mendorong peningkatan harga biji-bijian yang dikonsumsi manusia dan hewan ternak, menyebabkan peningkatan harga gandum (hingga 58%), kedelai (hingga 32%), dan jagung (hingga 11%) dalam satu tahun.

Kontribusi terbesar ada pada peningkatan permintaan biji-bijian sebagai bahan pakan ternak di Cina dan India, dan konversi biji-bijian bahan pangan menjadi produk biofuel. [11] [12] Hal ini menyebabkan kerusuhan dan demonstrasi yang menuntut turunnya harga pangan. [13] [14] [15] International Fund for Agricultural Development mengusulkan peningkatan pertanian skala kecil dapat menjadi solusi untuk meningkatkan suplai bahan pangan dan juga ketahanan pangan. Visi mereka didasarkan pada perkembangan Vietnam yang bergerak dari importir makanan ke eksportir makanan, dan mengalami penurunan angka kemiskinan secara signifikan dikarenakan peningkatan jumlah dan volume usaha kecil di bidang pertanian di negara mereka.

[16] Sebuah epidemi yang disebabkan oleh fungi Puccinia graminis pada tanaman gandum menyebar di Afrika hingga ke Asia. [17] [18] [19] Diperkirakan 40% lahan pertanian terdegradasi secara serius.

[20] Di Afrika, kecenderungan degradasi tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan lahan tersebut hanya mampu memberi makan 25% populasinya. [21] Pada tahun 2009, China merupakan produsen hasil pertanian terbesar di dunia, diikuti oleh Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat, berdasarkan IMF.Pakar ekonomi mengukur total faktor produktivitas pertanian dan menemukan bahwa Amerika Serikat saat ini 1.7 kali lebih produktif dibandingkan dengan tahun 1948.

[22] Enam negara di dunia, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Australia, Argentina, dan Thailand mensuplai 90% biji-bijian bahan pangan yang diperdagangkan di dunia. [23] Defisit air yang terjadi telah meningkatkan impor biji-bijian di berbagai negara berkembang, [24] dan kemungkinan juga akan terjadi di negara yang lebih besar seperti China dan India. [25] Tenaga kerja [ sunting - sunting sumber ] Pada tahun 2011, International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa setidaknya terdapat 1 miliar lebih penduduk yang bekerja di bidang sektor pertanian.

Pertanian menyumbang setidaknya 70% jumlah pekerja anak-anak, dan di berbagai negara sejumlah besar wanita juga bekerja di sektor ini lebih banyak dibandingkan dengan sektor lainnya. [26] Hanya sektor jasa yang mampu mengungguli jumlah pekerja pertanian, yaitu pada tahun 2007.

Antara tahun 1997 dan 2007, jumlah tenaga kerja di bidang pertanian turun dan merupakan sebuah kecenderungan yang akan berlanjut. [27] Jumlah pekerja yang dipekerjakan di bidang pertanian bervariasi di berbagai negara, mulai dari 2% di negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, hingga 80% di berbagai negara di Afrika. [28] Di negara maju, angka ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan abad sebelumnya.

Pada abad ke 16, antara 55 hingga 75 persen penduduk Eropa bekerja di bidang pertanian. Pada abad ke 19, angka ini turun menjadi antara 35 hingga 65 persen. [29] Angka ini sekarang turun menjadi kurang dari 10%. [28] Keamanan [ sunting - sunting sumber ] Batang pelindung risiko tergulingnya traktor dipasang di belakang kursi pengemudi Pertanian merupakan industri yang berbahaya.

Petani di seluruh dunia bekerja pada risiko tinggi terluka, penyakit paru-paru, hilangnya pendengaran, penyakit kulit, juga kanker tertentu karena penggunaan bahan kimia dan paparan cahaya matahari dalam jangka panjang. Pada pertanian industri, luka secara berkala terjadi pada penggunaan alat dan mesin pertanian, dan penyebab utama luka serius. [30] Pestisida dan bahan kimia lainnya juga membahayakan kesehatan.

Pekerja yang terpapar pestisida secara jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fertilitas. [31] Di negara industri dengan keluarga yang semuanya bekerja pada lahan usaha tani yang dikembangkannya sendiri, seluruh keluarga tersebut berada pada risiko. [32] Penyebab utama kecelakaan fatal pada pekerja pertanian yaitu tenggelam dan luka akibat permesinan. [32] ILO menyatakan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi yang membahayakan tenaga kerja.

[26] Diperkirakan bahwa kematian pekerja di sektor ini setidaknya 170 ribu jiwa per tahun. Berbagai kasus kematian, luka, dan sakit karena aktivitas pertanian sering kali tidak dilaporkan sebagai kejadian akibat aktivitas pertanian. [33] ILO telah mengembangkan Konvensi Kesehatan dan Keselamatan di bidang Pertanian, 2001, yang mencakup risiko pada pekerjaan di bidang pertanian, pencegahan risiko ini, dan peran dari individu dan organisasi terkait pertanian.

[26] Sistem pembudidayaan tanaman [ sunting - sunting sumber ] Budi daya padi di Bihar, India Sistem pertanaman dapat bervariasi pada setiap lahan usaha tani, tergantung pada ketersediaan sumber daya dan pembatas; geografi dan iklim; kebijakan pemerintah; tekanan ekonomi, sosial, dan politik; dan filosofi dan budaya petani.

[34] [35] Pertanian berpindah ( tebang dan bakar) adalah sistem di mana hutan dibakar. Nutrisi yang tertinggal di tanah setelah pembakaran dapat mendukung pembudidayaan tumbuhan semusim dan menahun untuk beberapa tahun. [36] Lalu petak tersebut ditinggalkan agar hutan tumbuh kembali dan petani berpindah ke petak hutan berikutnya yang akan dijadikan lahan pertanian.

Waktu tunggu akan semakin pendek ketika populasi petani meningkat, sehingga membutuhkan input nutrisi dari pupuk dan kotoran hewan, dan pengendalian hama. Pembudidayaan semusim berkembang dari budaya ini. Petani tidak berpindah, namun membutuhkan intensitas unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan pupuk dan pengendalian hama yang lebih tinggi.

Industrialisasi membawa pertanian monokultur di mana satu kultivar dibudidayakan pada lahan yang sangat luas. Karena tingkat keanekaragaman hayati yang rendah, penggunaan nutrisi cenderung seragam dan hama dapat terakumulasi pada halah tersebut, sehingga penggunaan pupuk dan pestisida meningkat.

[35] Di sisi lain, sistem tanaman rotasi menumbuhkan tanaman berbeda secara berurutan dalam satu tahun. Tumpang sari adalah ketika tanaman yang berbeda ditanam pada waktu yang sama dan lahan yang sama, yang disebut juga dengan polikultur.

[36] Di lingkungan subtropis dan gersang, preiode penanaman terbatas pada keberadaan musim hujan sehingga tidak dimungkinkan menanam banyak tanaman semusim bergiliran dalam setahun, atau dibutuhkan irigasi. Di semua jenis lingkungan ini, tanaman menahun seperti kopi dan kakao dan praktik wanatani dapat tumbuh. Di lingkungan beriklim sedang di mana padang rumput dan sabana banyak tumbuh, praktik budidaya tanaman semusim dan penggembalaan hewan dominan. [36] Sistem produksi hewan [ unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan - sunting sumber ] Artikel utama: Peternakan, Budi daya perikanan, dan Hewan ternak Sistem produksi hewan ternak dapat didefinisikan berdasarkan sumber pakan yang digunakan, yang terdiri dari peternakan berbasis penggembalaan, sistem kandang penuh, dan campuran.

[37] Pada tahun 2010, 30 persen lahan di dunia digunakan untuk memproduksi hewan ternak dengan mempekerjakan lebih 1.3 miliar orang. Antara tahun 1960-an sampai 2000-an terjadi peningkatan produksi hewan ternak secara signifikan, dihitung dari jumlah maupun massa karkas, terutama pada produksi daging sapi, daging babi, dan daging ayam. Produksi daging ayam pada periode tersebut meningkat hingga 10 kali lipat. Hasil hewan non-daging seperti susu sapi dan telur ayam juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

Populasi sapi, domba, dan kambing diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2050. [38] Budi daya perikanan adalah produksi ikan dan hewan air lainnya di dalam lingkungan yang terkendali untuk konsumsi manusia. Sektor ini juga termasuk yang mengalami peningkatan hasil rata-rata 9 persen per tahun antara tahun 1975 hingga tahun 2007. [39] Selama abad ke-20, produsen hewan ternak dan ikan menggunakan pembiakan selektif untuk menciptakan ras hewan dan hibrida yang mampu meningkatkan hasil produksi, tanpa memperdulikan keinginan untuk mempertahankan keanekaragaman genetika.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

Kecenderungan ini memicu penurunan signifikan dalam keanekaragaman genetika dan sumber daya pada ras hewan ternak, yang menyebabkan berkurangnya resistansi hewan ternak terhadap penyakit. Adaptasi lokal yang sebelumnya banyak terdapat pada hewan ternak ras setempat juga mulai menghilang. [40] Produksi hewan ternak berbasis penggembalaan amat bergantung pada bentang alam seperti padang rumput dan sabana untuk memberi makan hewan ruminansia.

Kotoran hewan menjadi input nutrisi utama bagi vegetasi tersebut, namun input lain di luar kotoran hewan dapat diberikan tergantung kebutuhan. Sistem ini penting di daerah di mana produksi tanaman pertanian tidak memungkinkan karena kondisi iklim dan tanah.

[36] Sistem campuran menggunakan lahan penggembalaan sekaligus pakan buatan yang merupakan hasil pertanian yang diolah menjadi pakan ternak.

[37] Sistem kandang memelihara hewan ternak di dalam kandang secara penuh dengan input pakan yang harus diberikan setiap hari. Pengolahan kotoran ternak dapat menjadi masalah pencemaran udara karena dapat menumpuk dan melepaskan gas metan dalam jumlah besar. [37] Negara industri menggunakan sistem kandang penuh untuk mensuplai sebagian besar daging dan produk peternakan di dalam negerinya.

Diperkirakan 75% dari seluruh peningkatan produksi hewan ternak dari tahun 2003 hingga 2030 akan bergantung pada sistem produksi peternakan pabrik. Sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di negara yang saat ini merupakan negara berkembang di Asia, dan sebagian kecil di Afrika.

[38] Beberapa praktik digunakan dalam produksi hewan ternak komersial seperti penggunaan hormon pertumbuhan menjadi kontroversi di berbagai tempat di dunia. [41] Masalah lingkungan [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Dampak lingkungan dari pertanian Pertanian mampu menyebabkan masalah melalui pestisida, arus nutrisi, penggunaan air berlebih, hilangnya lingkungan alam, dan masalah lainnya.

Sebuah penilaian yang dilakukan pada tahun 2000 di Inggris menyebutkan total biaya eksternal untuk mengatasi permasalahan lingkungan terkait pertanian adalah 2343 juta Poundsterling, atau 208 Poundsterling per hektare.

[42] Sedangkan di Amerika Serikat, biaya eksternal untuk produksi tanaman pertaniannya mencapai 5 hingga 16 miliar US Dollar atau 30-96 US Dollar per hektare, dan biaya eksternal produksi peternakan mencapai 714 juta US Dollar. [43] Kedua studi fokus pada dampak fiskal, yang menghasilkan kesimpulan bahwa begitu banyak hal yang harus dilakukan untuk memasukkan biaya eksternal ke dalam usaha pertanian.

Keduanya tidak memasukkan subsidi di dalam analisisnya, namun memberikan catatan bahwa subsidi pertanian juga membawa dampak bagi masyarakat. [42] [43] Pada tahun 2010, International Resource Panel dari UNEP mempublikasikan laporan penilaian dampak lingkungan dari konsumsi dan produksi. Studi tersebut menemukan bahwa pertanian dan konsumsi bahan pangan adalah dua hal yang memberikan tekanan pada lingkungan, terutama degradasi habitat, perubahan iklim, penggunaan air, dan emisi zat beracun.

[44] Masalah pada hewan ternak [ sunting - sunting sumber ] PBB melaporkan bahwa "hewan ternak merupakan salah satu penyumbang utama masalah lingkungan".

[45] 70% lahan pertanian dunia digunakan untuk produksi hewan ternak, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai lahan penggembalaan maupun lahan untuk memproduksi pakan ternak. Jumlah ini setara dengan 30% total lahan di dunia. Hewan ternak juga merupakan salah satu penyumbang gas rumah kaca berupa gas metana dan nitro oksida yang, meski jumlahnya sedikit, namun dampaknya setara dengan emisi total CO 2. Hal ini dikarenakan gas metana dan nitro oksida merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan 2.

Peternakan juga didakwa sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya deforestasi. 70% basin Amazon yang sebelumnya merupakan hutan kini menjadi lahan penggembalaan hewan, dan sisanya menjadi lahan produksi pakan. [46] Selain deforestasi dan degradasi lahan, budi daya hewan ternak yang sebagian besar berkonsep ras tunggal juga menjadi pemicu hilangnya keanekaragaman hayati.

Masalah penggunaan lahan dan air [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Dampak lingkungan dari irigasi Transformasi lahan menuju penggunaannya untuk menghasilkan barang dan jasa adalah cara yang paling substansial bagi manusia dalam mengubah ekosistem bumi, dan dikategrikan sebagai penggerak utama hilangnya keanekaragaman hayati.

Diperkirakan jumlah lahan yang diubah oleh manusia antara 39%-50%. [47] Degradasi lahan, penurunan fungsi dan produktivitas ekosistem jangka panjang, diperkirakan terjadi pada 24% lahan di dunia. [48] Laporan FAO menyatakan bahwa manajemen lahan sebagai penggerak utama degradasi dan 1.5 miliar orang bergantung pada lahan yang terdegradasi.

Deforestasi, desertifikasi, erosi tanah, kehilangan kadar mineral, dan salinisasi adalah contoh bentuk degradasi tanah. [36] Eutrofikasi adalah peningkatan populasi alga dan tumbuhan air di ekosistem perairan akibat aliran nutrisi dari lahan pertanian. Hal ini mampu menyebabkan hilangnya kadar oksigen di air ketika jumlah alga dan tumbuhan air yang mati dan membusuk di perairan bertambah dan dekomposisi terjadi. Hal ini mampu menyebabkan kebinasaan ikan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menjadikan air tidak bisa digunakan sebagai air minum dan kebutuhan masyarakat dan industri.

Penggunaan pupuk berlebihan di lahan pertanian yang diikuti dengan aliran air permukaan mampu menyebabkan nutrisi di lahan pertanian terkikis dan mengalir terbawa menuju ke perairan terdekat.

Nutrisi inilah yang menyebabkan eutrofikasi. [49] Pertanian memanfaatkan 70% air tawar yang diambil dari berbagai sumber di seluruh dunia. [50] Pertanian memanfaatkan sebagian besar air di akuifer, bahkan mengambilnya dari lapisan air tanah dalam laju yang tidak dapat dikembalikan ( unsustainable).

Telah diketahui bahwa berbagai akuifer di berbagai tempat padat penduduk di seluruh dunia, seperti China bagian utara, sekitar Sungai Ganga, dan wilayah barat Amerika Serikat, telah berkurang jauh, dan penelitian mengenai ini sedang dilakukan di akuifer di Iran, Meksiko, dan Arab Saudi.

[51] Tekanan terhadap konservasi air terus terjadi dari sektor industri dan kawasan urban yang terus mengambil air secara tidak lestari, sehingga kompetisi penggunaan air bagi pertanian meningkat dan tantangan dalam memproduksi bahan pangan juga demikian, terutama di kawasan yang langka air. [52] Penggunaan air di pertanian juga dapat menjadi penyebab masalah lingkungan, termasuk hilangnya rawa, penyebaran penyakit melalui air, dan degradasi lahan seperti salinisasi tanah ketika irigasi tidak dilakukan dengan baik.

[53] Pestisida [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Dampak lingkungan dari pestisida Penggunaan pestisida telah meningkat sejak tahun 1950-an, menjadi 2.5 juta ton per tahun di seluruh dunia. Namun tingkat kehilangan produksi pertanian tetap terjadi dalam jumlah yang relatif konstan. [54] WHO memperkirakan pada tahun 1992 bahwa 3 juta manusia keracunan pestisida setiap tahun dan menyebabkan kematian 200 ribu jiwa.

[55] Pestisida dapat menyebabkan resistansi pestisida pada populasi hama sehingga pengembangan pestisida baru terus berlanjut. [56] Argumen alernatif dari masalah ini adalah pestisida merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi pangan pada lahan yang terbatas, sehingga dapat menumbuhkan lebih banyak tanaman pertanian pada lahan yang lebih sempit dan memberikan ruang lebih banyak bagi alam liar dengan mencegah perluasan lahan pertanian lebih ekstensif.

[57] [58] Namun berbagai kritik berkembang bahwa perluasan lahan yang mengorbankan lingkungan karena peningkatan kebutuhan pangan tidak dapat dihindari, [59] dan pestisida hanya menggantikan praktik pertanian yang baik yang ada seperti rotasi tanaman. [56] Rotasi tanaman mencegah penumpukan hama yang sama pada satu lahan sehingga hama diharapkan menghilang setelah panen dan tidak datang kembali karena tanaman yang ditanam tidak sama dengan yang sebelumnya.

Perubahan iklim [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Perubahan iklim dan pertanian Pertanian adalah salah satu yang mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim memiliki dampak bagi pertanian. Perubahan iklim memiliki pengaruh bagi pertanian melalui perubahan temperatur, hujan (perubahan periode dan kuantitas), kadar karbon dioksida di udara, radiasi matahari, dan interaksi dari semua elemen tersebut.

[36] Kejadian ekstrem seperti kekeringan dan banjir diperkirakan meningkat akibat perubahan iklim. [60] Pertanian merupakan sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Suplai air akan menjadi hal yang kritis untuk menjaga produksi pertanian dan menyediakan bahan pangan. Fluktuasi debit sungai akan terus terjadi akibat perubahan iklim.

Negara di sekitar sungai Nil sudah mengalami dampak fluktuasi debit sungai yang mempengaruhi hasil pertanian musiman yang mampu mengurangi hasil pertanian hingga 50%.

[61] Pendekatan yang bersifat mengubah diperlukan untuk mengelola sumber daya alam pada masa depan, seperti perubahan kebijakan, metode praktik, dan alat untuk mempromosikan pertanian berbasis iklim dan lebih banyak menggunakan informasi ilmiah dalam menganalisis risiko dan kerentanan akibat perubahan iklim.

[62] [63] Pertanian dapat memitigasi sekaligus memperburuk pemanasan global. Beberapa dari peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer bumi dikarenakan dekomposisi materi organik yang berada di tanah, dan sebagian besar gas metanan yang dilepaskan ke atmosfer berasal dari aktivitas pertanian, termasuk dekomposisi pada lahan basah pertanian seperti sawah, [64] dan aktivitas digesti hewan ternak.

Tanah yang basah dan anaerobik mampu menyebabkan denitrifikasi dan hilangnya nitrogen dari tanah, menyebabkan lepasnya gas nitrat oksida dan nitro oksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca. [65] Perubahan metode pengelolaan pertanian mampu mengurangi pelepasan gas rumah kaca ini, dan tanah dapat difungsikan kembali sebagai fasilitas sekuestrasi karbon.

[64] Energi dan pertanian [ sunting - sunting sumber ] Sejak tahun 1940, produktivitas pertanian meningkat secara signifikan dikarenakan penggunaan energi yang intensif dari aktivitas mekanisasi pertanian, pupuk, dan pestisida. Input energi ini sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil. [66] Revolusi Hijau mengubah pertanian di seluruh dunia dengan peningkatan produksi biji-bijian secara signifikan, [67] dan kini pertanian modern membutuhkan input minyak bumi dan gas alam untuk sumber energi dan produksi pupuk.

Telah terjadi kekhawatiran bahwa kelangkaan energi fosil akan menyebabkan tingginya biaya produksi pertanian sehingga mengurangi hasil pertanian dan kelangkaan pangan. [68] Rasio konsumsi energi pada pertanian dan sistem pangan (%) pada tiga negara maju Negara Tahun Pertanian (secara langsung & tidak langsung) Sistem pangan Britania Raya unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan 2005 1.9 11 Amerika Serikat [70] 1996 2.1 10 Amerika Serikat [71] 2002 2.0 14 Swedia [72] 2000 2.5 13 Negara industri bergantung pada bahan bakar fosil secara dua hal, yaitu secara langsung dikonsumsi sebagai sumber energi di pertanian, dan secara tidak langsung sebagai input untuk manufaktur pupuk dan pestisida.

Konsumsi langsung dapat mencakup penggunaan pelumas dalam perawatan permesinan, dan fluida penukar panas pada mesin pemanas dan pendingin. Pertanian di Amerika Serikat mengkonsumsi sektar 1.2 eksajoule pada tahun 2002, yang merupakan 1% dari total energi yang dikonsumsi di negara tersebut. [68] Konsumsi tidak langsung yaitu sebagai manufaktur pupuk dan pestisida yang mengkonsumsi bahan bakar fosil setara 0.6 eksajoule pada tahun 2002.

[68] Gas alam dan batu bara yang dikonsumsi melalui produksi pupuk nitrogen besarnya setara dengan setengah kebutuhan energi di pertanian.

China mengkonsumsi batu bara untuk produksi pupuk nitrogennya, sedangkan sebagian besar negara di Eropa menggunakan gas alam dan hanya sebagian kecil batu bara. Berdasarkan laporan pada tahun 2010 yang dipublikasikan oleh The Royal Society, ketergantungan pertanian terhadap bahan bakar fosil terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

Bahan bakar yang digunakan di pertanian dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis tanaman, sistem produksi, dan lokasi. [73] Energi yang digunakan untuk produksi alat dan mesin pertanian juga merupakan salah satu bentuk penggunaan energi di pertanian secara tidak pangsung. Sistem pangan mencakup tidak hanya pada produksi pertanian, namun juga pemrosesan setelah hasil pertanian keluar dari lahan usaha tani, pengepakan, transportasi, pemasaran, konsumsi, dan pembuangan dan pengolahan sampah makanan.

Energi yang digunakan pada sistem pangan ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan energi pada produksi hasil pertanian, dapat mencapai lima kali lipat.

[70] [71] Pada tahun 2007, insentif yang lebih tinggi bagi petani penanam tanaman non-pangan penghasil biofuel [74] ditambah dengan faktor lain seperti pemanfaatan kembali lahan tidur yang kurang subur, peningkatan biaya transportasi, perubahan iklim, peningkatan jumlah konsumen, dan peningkatan penduduk dunia, [75] menyebabkan kerentanan pangan dan peningkatan harga pangan di berbagai tempat di dunia.

[76] [77] Pada Desember 2007, 37 negara di dunia menghadapi krisis pangan, dan 20 negara telah menghadapi peningkatan harga pangan di luar kendali, yang dikenal dengan kasus krisis harga pangan dunia 2007-2008. Kerusuhan akibat menuntut turunnya harga pangan terjadi di berbagai tempat hingga menyebabkan korban jiwa. [13] [14] [15] Mitigasi kelangkaan bahan bakar fosil [ sunting - sunting sumber ] Prediksi M.

King Hubbert mengenai laju produksi minyak bumi dunia. Pertanian modern sangat bergantung pada energi fosil ini. [78] Pada kelangkaan bahan bakar fosil, pertanian organik akan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pertanian konvensional yang menggunakan begitu banyak input berbasis minyak bumi seperti pupuk dan pestisida.

Berbagai studi mengenai pertanian organik modern menunjukan bahwa hasil pertanian organik sama besarnya dengan pertanian konvensional. [79] Kuba pasca runtuhnya Uni Soviet mengalami kelangkaan input pupuk dan pestisida kimia sehingga usaha pertanian di negeri tersebut menggunakan praktik organik dan mampu unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan makan populasi penduduknya. [80] Namun pertanian organik akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan jam kerja.

[81] Perpindahan dari praktik monokultur ke pertanian organik juga membutuhkan waktu, unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan pengkondisian tanah [79] untuk membersihkan bahan kimia berbahaya yang tidak sesuai dengan standar bahan pangan organik. Komunitas pedesaan bisa memanfaatkan biochar dan synfuel yang menggunakan limbah pertanian untuk diolah menjadi pupuk dan energi, sehingga bisa mendapatkan bahan bakar dan bahan pangan sekaligus, dibandingkan dengan persaingan bahan pangan vs bahan bakar yang masih terjadi hingga saat ini.

Synfuel dapat digunakan di tempat; prosesnya akan lebih efisien dan mampu menghasilkan bahan bakar yang cukup untuk seluruh aktivitas pertanian organik. [82] [83] Ketika bahan pangan termodifikasi genetik (GMO) masih dikritik karena benih yang dihasilkan bersifat steril sehingga tidak mampu direproduksi oleh petani [84] [85] dan hasilnya dianggap berbahaya bagi manusia, telah diusulkan agar tanaman jenis ini dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai penghasil bahan bakar, karena tanaman ini mampu dimodifikasi untuk menghasilkan lebih banyak dengan input energi yang lebih sedikit.

[86] Namun perusahaan utama penghasil GMO sendiri, Monsanto, tidak mampu melaksanakan proses produksi pertanian berkelanjutan dengan tanaman GMO lebih dari satu tahun. Di saat yang bersamaan, praktik pertanian dengan memanfaatkan ras tradisional menghasilkan lebih banyak pada jenis tanaman yang sama dan dilakukan secara berkelanjutan. [87] Ekonomi pertanian [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Subsidi pertanian dan Ekonomi pedesaan Ekonomi pertanian adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi produk dan jasa pertanian.

[88] Mengkombinasikan produksi pertanian dengan teori umum mengenai pemasaran dan bisnis adalah sebuah disiplin ilmu yang dimulai sejak akhir abad ke 19, dan terus bertumbuh sepanjang abad ke-20.

[89] Meski studi mengenai pertanian terbilang baru, berbagai kecenderungan utama di bidang pertanian seperti sistem bagi hasil pasca Perang Saudara Amerika Serikat hingga sistem feodal yang pernah terjadi di Eropa, telah secara signifikan mempengaruhi aktivitas ekonomi suatu negara dan juga dunia.

[90] [91] Di berbagai tempat, harga pangan yang dipengaruhi oleh pemrosesan pangan, distribusi, dan pemasaran pertanian telah tumbuh dan biaya harga pangan yang dipengaruhi oleh aktivitas pertanian di atas lahan telah jauh berkurang efeknya. Hal ini terkait dengan efisiensi yang begitu tinggi dalam bidang pertanian dan dikombinasikan dengan peningkatan nilai tambah melalui pemrosesan bahan pangan dan strategi pemasaran.

Konsentrasi pasar juga telah meningkat di sektor ini yang dapat meningkatkan efisiensi. Namun perubahan ini mampu mengakibatkan perpindahan surplus ekonomi dari produsen (petani) ke konsumen, dan memiliki dampak yang negatif bagi komunitas pedesaan.

[92] Digitalisasi perlu untuk merespon keterbatasan tenaga kerja dan juga meningkatkan efisiensi yang mampu meningkatkan produktivitas bisnis, value, produk dan konsumen baru men-distruptive teknologi budidaya konvensional. Baik selama proses bahkan hingga memasarkan produk pertanian, digitalisasi begitu efisien.

Perlahan, para petani tidak gagap teknologi digital, dan bahkan bisa meningkatkan produkvitas sektor pertanian, hal ini tentu masih banyak tugas untuk mewujudkan petani menjadi petani digital. [93] Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi secara signifikan pasar produk pertanian, dalam bentuk pemberian pajak, subsidi, tarif, dan bea lainnya. [94] Sejak tahun 1960-an, kombinasi pembatasan ekspor impor, kebijakan nilai tukar, dan subsidi mempengaruhi pertanian di negara berkembang dan negara maju.

Pada tahun 1980-an, para petani di negara berkembang yang tidak mendapatkan subsidi akan kalah bersaing dikarenakan kebijakan di berbagai negara yang menyebabkan rendahnya harga bahan pangan. Di antara tahun 1980-an dan 2000-an, beberapa negara di dunia membuat kesepakatan untuk membatasi tarif, subsidi, dan batasan perdagangan lainnya yang diberlakukan di dunia pertanian. [95] Namun pada tahun 2009, masih terdapat sejumlah distorsi kebijakan pertanian yang mempengaruhi harga bahan pangan.

Tiga komoditas yang sangat terpengaruh adalah gula, susu, dan beras, yang terutama karena pemberlakuan pajak. Wijen merupakan biji-bijian penghasil minyak yang terkena pajak paling tinggi meski masih lebih rendah dibandingkan pajak produk peternakan.

[96] Namun subsidi kapas masih terjadi di negara maju yang telah menyebabkan rendahnya harga di tingkat dunia dan menekan petani kapas di negara berkembang yang tidak disubsidi. [97] Komoditas mentah seperti jagung dan daging sapi umumnya diharga berdasarkan kualitasnya, dan kualitas menentukan harga.

Komoditas yang dihasilkan di suatu wilayah dilaporkan dalam bentuk volume produksi atau berat. [98] Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • ^ Safety and health in agriculture.

International Labour Organization. 1999. ISBN 978-92-2-111517-5. Diakses tanggal 13 September 2010. • ^ Harahap, Fitra Syawal (2021). Dasar-dasar Agronomi Pertanian. Mitra Cendekia Media.

hlm. 2. ISBN 9786236957851. • ^ Lamangida, Saiman (2021). "DEKAN HADIRI PENANDA TANGANAN IMPLEMENTASI KERJASAMA JURUSAN PETERNAKAN DENGAN DINAS PERTANIAN PROVINSI GORONTALO".

ung.ac.id. Diakses tanggal 2022-01-04. • ^ Douglas John McConnell (2003). The Forest Farms of Kandy: And Other Gardens of Complete Design. hlm. 1. ISBN 978-0-7546-0958-2.

• ^ Douglas John McConnell (1992). The forest-garden farms of Kandy, Sri Lanka. hlm. 1. ISBN 978-92-5-102898-8. • ^ "Kucing Piaraan Tertua di Dunia Ditemukan". Kompas. 17 Desember 2013. • ^ Hancock, James F. (2012). Plant evolution and the origin of crop species (edisi ke-3rd). CABI. hlm. 119. ISBN 1845938011. • ^ UN Industrial Development Organization, International Fertilizer Development Center (1998).

The Fertilizer Manual (edisi ke-3rd). Springer. hlm. 46. ISBN 0792350324. • ^ Scheierling, Susanne M. (1995). "Overcoming agricultural pollution of water : the challenge of integrating agricultural and environmental policies in the European Union, Volume 1".

The World Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-05. Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ "CAP Reform". European Commission. 2003. Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ "At Tyson and Kraft, Grain Costs Limit Profit". The New York Times. Bloomberg. 6 September 2007. • ^ McMullen, Alia (7 January 2008). "Forget oil, the new global crisis is food".

Financial Post. Toronto. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-13. Diakses tanggal 2013-11-13. • ^ a b Watts, Jonathan (4 December 2007). "Riots and hunger feared as demand for grain sends food costs soaring", The Guardian (London).

• ^ a b Mortished, Carl (7 March 2008). "Already we have riots, hoarding, panic: the sign of things to come?", The Times (London). • ^ a b Borger, Julian (26 February 2008). "Feed the world? We are fighting a losing battle, UN admits", The Guardian (London).

• ^ "Food prices: smallholder farmers can be part of the solution". International Fund for Agricultural Development. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-05. Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ McKie, Robin; Rice, Xan (22 April 2007). "Millions face famine as crop disease rages", The Observer' (London).

• ^ Mackenzie, Debora (3 April 2007). "Billions at risk from wheat super-blight". New Scientist. London (2598): 6–7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-09. Diakses tanggal 19 April 2007. • ^ Leonard, K.J. (February 2001). "Black stem rust biology and threat to wheat growers". USDA Agricultural Research Service. Diakses tanggal 2013-04-22. • ^ Sample, Ian (31 August 2007). "Global food crisis looms as climate change and population growth strip fertile land", The Guardian (London).

• ^ "Africa may be able to feed only 25% of its population by 2025", mongabay.com, 14 December 2006. • ^ "Agricultural Productivity in the United States".

USDA Economic Research Service. 5 July 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-01. Diakses tanggal 2013-04-22. • ^ " The Food Bubble Economy". The Institute of Science in Society.

• ^ Brown, Lester R. "Global Water Shortages May Lead to Food Shortages-Aquifer Depletion". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-07-24. Diakses tanggal 2013-11-13. • ^ "India grows a grain crisis". Asia Times (Hong Kong). 21 July 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-21. Diakses tanggal 2013-11-13. • ^ a b c "Safety and health in agriculture".

International Labour Organization. 21 March 2011. Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ AP (26 January 2007). "Services sector overtakes farming as world's biggest employer: ILO". The Financial Express. Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ a b "Labor Force – By Occupation". The World Factbook. Central Intelligence Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-22. Diakses tanggal 2013-05-04. • ^ Allen, Robert C. "Economic structure and agricultural productivity in Europe, 1300–1800" (PDF).

European Review of Economic History. 3: 1–25. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-10-27. Diakses tanggal 2013-11-13. • ^ "NIOSH Workplace Safety & Health Topic: Agricultural Injuries".

Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ "NIOSH Pesticide Poisoning Monitoring Program Protects Farmworkers". Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ a b "NIOSH Workplace Safety & Health Topic: Agriculture". Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ "Agriculture: A hazardous work". International Labour Organization.

15 June 2009. Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ "Analysis of farming systems". Food and Agriculture Organization. Diakses tanggal 2013-05-22. • ^ a b Acquaah, G. 2002. Agricultural Production Systems. pp. 283–317 in "Principles of Crop Production, Theories, Techniques and Technology".

Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ. • ^ a b c d e f Chrispeels, M.J.; Sadava, D.E. 1994. "Farming Systems: Development, Productivity, and Sustainability". pp. 25–57 in Plants, Genes, and Agriculture. Jones and Bartlett, Boston, MA. • ^ a b c Sere, C.; Steinfeld, H.; Groeneweld, J. (1995). "Description of Systems in World Livestock Systems – Current status issues and trends". U.N. Food and Agriculture Organization.

Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-26. Diakses tanggal 2013-09-08. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ a b Thornton, Philip K. (27 September 2010). "Livestock production: recent trends, future prospects". Philosophical Transactions of the Royal Society B.

365 (1554). doi: 10.1098/rstb.2010.0134. • ^ Stier, Ken (September 19, 2007). "Fish Farming's Growing Dangers". Time. • ^ P. Ajmone-Marsan (May 2010). "A global view of livestock biodiversity and conservation – GLOBALDIV". Animal Genetics. 41 (supplement S1): 1–5. doi: 10.1111/j.1365-2052.2010.02036.x. • ^ "Growth Promoting Hormones Pose Health Risk to Consumers, Confirms EU Scientific Committee" (PDF).

European Union. 23 April 2002. Diakses tanggal 2013-04-06. • ^ a b Pretty, J; et al. (2000). "An assessment of the total external costs of UK agriculture". Agricultural Systems. 65 (2): 113–136.

doi: 10.1016/S0308-521X(00)00031-7. • ^ a b Tegtmeier, E.M.; Duffy, M. (2005). "External Costs of Agricultural Production in the United States" (PDF). The Earthscan Reader in Sustainable Agriculture. • ^ International Resource Panel (2010).

"Priority products and materials: assessing the environmental impacts of consumption and production". United Nations Environment Programme.

Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-24. Diakses tanggal 2013-05-07. • ^ "Livestock a major threat to environment". UN Food and Agriculture Organization.

29 November 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-28. Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ Steinfeld, H.; Gerber, P.; Wassenaar, T.; Castel, V.; Rosales, M.; de Haan, C. (2006). "Livestock's Long Shadow – Environmental issues and options" (PDF). Rome: U.N. Food and Agriculture Organization. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-06-25. Diakses tanggal 5 December 2008. • ^ Vitousek, P.M.; Mooney, H.A.; Lubchenco, J.; Melillo, J.M.

(1997). "Human Domination of Earth's Ecosystems". Science. 277: 494–499. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Bai, Z.G., D.L. Dent, L. Olsson, and M.E. Schaepman (November 2008). "Global assessment of land degradation and improvement 1:identification by remote sensing" (PDF).

FAO/ISRIC. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-12-13. Diakses tanggal 2013-05-24. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Carpenter, S.R., N.F. Caraco, D.L. Correll, R.W. Howarth, A.N. Sharpley, and V.H. Smith (1998). "Nonpoint Pollution of Surface Waters with Phosphorus and Nitrogen". Ecological Applications. 8 (3): 559–568. doi: 10.1890/1051-0761(1998)008[0559:NPOSWW]2.0.CO;2. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Molden, D.

(ed.). "Findings of the Comprehensive Assessment of Water Management in Agriculture". Annual Report 2006/2007. International Water Management Institute. Diakses tanggal 2013-05-07. • ^ Li, Sophia (13 August 2012). "Stressed Aquifers Around the Globe". New York Times. Diakses tanggal 2013-05-07. • ^ "Water Use in Agriculture". FAO. November 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-15. Diakses tanggal 2013-05-07.

• ^ "Water Management: Towards 2030". FAO. March 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-10. Diakses tanggal 2013-05-07. • ^ Pimentel, D. T.W. Culliney, and T. Bashore (1996.). "Public health risks associated with pesticides and natural toxins in foods". Radcliffe's IPM World Textbook. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1999-02-18. Diakses tanggal 2013-05-07. Periksa nilai tanggal di: -year= ( bantuan) Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ WHO.

1992. Our planet, our health: Report of the WHU commission on health and environment. Geneva: World Health Organization. • ^ a b Chrispeels, M.J. and D.E. Sadava. 1994. "Strategies for Pest Control" pp.355–383 in Plants, Genes, and Agriculture. Jones and Bartlett, Boston, MA.

• ^ Avery, D.T. (2000). Saving the Planet with Pesticides and Plastic: The Environmental Triumph of High-Yield Farming. Indianapolis, IN: Hudson Institute. • ^ "Home". Center for Global Food Issues. Diakses tanggal 2013-05-24. • ^ Lappe, F.M., J. Collins, and P. Rosset. 1998. "Myth 4: Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan vs.

Our Environment" pp. 42–57 in World Hunger, Twelve Myths, Grove Press, New York. • ^ Harvey, Fiona (18 November 2011). "Extreme weather will strike as climate change takes hold, IPCC warns". The Guardian. • ^ "Report: Blue Peace for the Nile" (PDF).

Strategic Foresight Group. Diakses tanggal 2013-08-20. • ^ "World: Pessimism about future grows in agribusiness". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-10. Diakses tanggal 2013-11-17. • ^ "SREX: Lessons for the agricultural sector".

Climate & Development Knowledge Network. Diakses tanggal 2013-05-24. • ^ a b Brady, N.C. and R.R. Weil. 2002. "Soil Organic Matter" pp. 353–385 in Elements of the Nature and Properties of Soils. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.

• ^ Brady, N.C. and R.R. Weil. 2002. "Nitrogen and Sulfur Economy of Soils" pp. 386–421 in Elements of the Nature and Properties of Soils. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ. • ^ " World oil supplies are set to run out faster than expected, warn scientists". The Independent. 14 June 2007. • ^ Robert W. Herdt (30 May 1997). "The Future of the Green Revolution: Implications for International Grain Markets" (PDF). The Rockefeller Foundation.

hlm. 2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-10-19. Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ a b c Schnepf, Randy (19 November 2004).

"Energy use in Agriculture: Background and Issues" (PDF). CRS Report for Congress. Congressional Research Service. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-09-27. Diakses tanggal 2013-09-26. • ^ Rebecca White (2007). "Carbon governance from a systems perspective: an investigation of food production and consumption in the UK" (PDF).

Oxford University Center for the Environment. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-19. Diakses tanggal 2013-11-17. • ^ a b Martin Heller and Gregory Keoleian (2000). "Life Cycle-Based Sustainability Indicators for Assessment of the U.S.

Food System" (PDF). University of Michigan Center for Sustainable Food Systems. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-14. Diakses tanggal 2013-11-17. • ^ a b Patrick Canning, Ainsley Charles, Sonya Huang, Karen R. Polenske, and Arnold Waters (2010). "Energy Use in the U.S. Food System". USDA Economic Research Service Report No. ERR-94. United States Department of Agriculture. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-18.

Diakses tanggal 2013-11-17. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Wallgren, Christine; Höjer, Mattias (2009). "Eating energy—Identifying possibilities for reduced energy use in the future food supply system".

Energy Policy. 37 (12): 5803–5813. doi: 10.1016/j.enpol.2009.08.046. ISSN 0301-4215. • ^ Jeremy Woods, Adrian Williams, John K. Hughes, Mairi Black and Richard Murphy (August 2010). "Energy and the food system".

Philosophical Transactions of the Royal Society. 365 (1554): 2991–3006. doi: 10.1098/rstb.2010.0172. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Smith, Kate; Edwards, Rob (8 March 2008). "2008: The year of global food crisis". The Herald. Glasgow. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ "The global grain bubble".

The Christian Science Monitor. 18 January 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-11-30. Diakses tanggal 2013-09-26.

• ^ "The cost of food: Facts and figures". BBC News Online. 16 October 2008. Diakses tanggal 2013-09-26. • ^ Walt, Vivienne (27 February 2008). "The World's Growing Food-Price Crisis". Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-29. Diakses tanggal 2013-11-17. • ^ "World oil supplies are set to run out faster than expected, warn scientists". The Independent. 14 June 2007.

• ^ a b "Can Sustainable Agriculture Really Feed the World?". University of Minnesota. August 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-25. Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ "Cuban Organic Farming Experiment". Harvard School of Public Health. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-01. Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ Strochlic, R.; Sierra, L. (2007).

"Conventional, Mixed, and "Deregistered" Organic Farmers: Entry Barriers and Reasons for Exiting Organic Production in California" (PDF). California Institute for Rural Studies. Diakses tanggal 2013-04-15. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ P. Read (2005). "Carbon cycle management with increased photo-synthesis and long-term sinks" (PDF). Geophysical Research Abstracts. 7: 11082. • ^ Greene, Nathanael (December 2004).

"How biofuels can help end America's energy dependence". Biotechnology Industry Organization. • ^ R. Pillarisetti and Kylie Radel (2004). "Economic and Environmental Issues in International Trade and Production of Genetically Modified Foods and Crops and the WTO". 19 (2). Journal of Economic Integration: 332–352. Parameter -month= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Conway, G. (2000). "Genetically modified crops: risks and promise". 4(1): 2. Conservation Ecology.

• ^ Srinivas (2008). "Reviewing The Methodologies For Sustainable Living". 7. The Electronic Journal of Environmental, Agricultural and Food Chemistry. Parameter -month= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ "Monsanto failure". New Scientist. 181 (2433). London. 7 February 2004. Diakses tanggal 18 April 2008. • ^ "Agricultural Economics". University of Idaho. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-01.

Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ Runge, C. Ford (June 2006). "Agricultural Economics: A Brief Intellectual History" (PDF). Center for International Food and Agriculture Policy. hlm. 4. Diakses tanggal 2013-09-16.

• ^ Conrad, David E. "Tenant Farming and Sharecropping". Encyclopedia of Oklahoma History and Culture. Oklahoma Historical Society. Diarsipkan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan versi asli tanggal 2013-05-27. Diakses tanggal 2013-09-16. • ^ Stokstad, Marilyn (2005). Medieval Castles. Greenwood Publishing Group.

ISBN 0313325251. • ^ Sexton, R.J. (2000). "Industrialization and Consolidation in the US Food Sector: Implications for Competition and Welfare". American Journal of Agricultural Economics. 82 (5): 1087–1104. doi: 10.1111/0002-9092.00106. • ^ Novalius, Feby (8 Januari 2019). "Digitalisasi Pertanian Mampu Tingkatkan Produksi hingga Tekan Biaya Pemasaran".

Okezone. Diakses tanggal 12 Oktober 2020. • ^ Peter J. Lloyd, Johanna L. Croser, Kym Anderson (March 2009).

"How Do Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Policy Restrictions to Global Trade and Welfare Differ Across Commodities" (PDF). Policy Research Working Paper #4864. The World Bank. hlm. 2–3. Diakses tanggal 2013-04-16. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Kym Anderson and Ernesto Valenzuela (April 2006). "Do Global Trade Distortions Still Harm Developing Country Farmers?" (PDF). World Bank Policy Research Working Paper 3901.

World Bank. hlm. 1–2. Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ Peter J. Lloyd, Johanna L. Croser, Kym Anderson (March 2009). "How Do Agricultural Policy Restrictions to Global Trade and Welfare Differ Across Commodities" (PDF). Policy Research Working Paper #4864. The World Bank. hlm. 21. Diakses tanggal 2013-04-16. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Glenys Kinnock (24 May 2011).

"America's $24bn subsidy damages developing world cotton farmers". The Guardian. Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ "Agriculture's Bounty" (PDF). May 2013. Diakses tanggal 2013-08-19. Pranala luar [ sunting - sunting sumber ] Wikimedia Commons memiliki media mengenai Agriculture. • (Indonesia) Departemen Pertanian Republik Indonesia Diarsipkan 2007-02-03 di Wayback Machine. • (Inggris) Organisasi Pangan dan Pertanian PBB • (Inggris) Departemen Pertanian AS Diarsipkan 2008-07-08 di Wayback Machine.

• Halaman ini terakhir diubah pada 28 Februari 2022, pukul 01.27. • Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • • “Selama saya kuliah di UPH, saya diberikan kesempatan untuk mengikuti beberapa kompetisi matematika di luar kampus. Hal ini memberikan pengalaman yang berharga untuk saya.

Selain itu, saya juga merasakan keakraban dan kebersamaan lintas angkatan yang tinggi dengan teman-teman satu jurusan, bahkan satu fakultas.” KISAH INSPIRATIF – PANJI WIDIARDA RABOWO, CORPORATE ACTUARY YANG BEKERJA DENGAN INTEGRITAS DAN PROFESIONALISME Kecintaannya pada bidang matematika membawa pria dengan nama lengkap Panji Widiarda Rabowo, alumni jurusan Matematika UPH angkatan 2009, menjadi salah satu dari segelintir Corporate Actuary di PT Tugu Reasuransi Indonesia.

Sebagai satu-satunya aktuaris yang memiliki gelar FSAI atau kualifikasi seorang aktuaris, Panji – sebagaimana ia disapa, mengakui bahwa tanggung jawab yang diembannya sebagai aktuaris tidak mudah.

Tugasnya termasuk pada menjaga dan meningkatkan kualitas data, melakukan perhitungan cadangan teknis, dan menyusun sekaligus menandatangani Laporan Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan tahunan. “Tugas aktuaris sebenarnya sangat penting. Dalam hal kualitas data, saya harus memastikan kualitasnya baik dan semakin baik agar keputusan yang diambil manajemen berdampak baik pada profitabilitas dan solvabilitas perusahaan. Dan dalam perhitungan cadangan teknis juga penting, karena besarnya cadangan teknis yang dihitung oleh aktuaris akan mempengaruhi profit perusahaan saat ini dan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban klaim di masa yang akan datang,” jelas Panji.

Dalam menjalani kariernya sebagai seorang aktuaris, Panji mengakui bahwa banyak tantangan yang harus dilaluinya. Pertama, ia harus mampu menjaga profesionalitas dan etika profesi.

Hasil kerja aktuaris yang terkadang tidak sesuai dengan keinginan manajemen perusahaan, baik itu berupa hasil perhitungan maupun saran, mengharuskan Panji untuk harus mampu menjaga konsistensi hasil pekerjaannya serta mampu meyakinkan perusahaan bahwa hasil tersebut sudah tepat dan adalah demi kebaikan perusahaan. Kedua, penyesuaian teori dengan aplikasi industri reasuransi.

Perbedaan teori dan metode yang ada untuk bisnis asuransi dan reasuransi sering kali tidak dapat langsung diaplikasikan. Maka dari itu, tak jarang Panji harus menyesuaikan dahulu teori dengan bisnis sebenarnya. Panji merasa beruntung mendapat kesempatan untuk menjalani pendidikannya di UPH, terutama dengan mata kuliah Matematika Keuangan, Matematika Aktuaria, dan Teori Risiko yang disesuaikan dengan mata ujian PAI sehingga ia dapat mempelajari dan menyelesaikan 10 mata ujian PAI dengan lebih cepat.

Ilmu yang didapatkannya dari UPH, ditambah dengan profesionalitas yang diterapkannya dalam pekerjaan, ia percaya bahwa semua fasilitas yang didapatkannya ini membantu mendorong kariernya dalam bidang aktuaria. “Selama saya kuliah di UPH, kebetulan saya diberikan kesempatan untuk mengikuti beberapa kompetisi matematika di luar kampus, baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional.

Hal ini memberikan pengalaman yang berharga untuk saya dan teman-teman yang mengikuti kompetisi itu. Selain itu, saya juga merasakan keakraban dan kebersamaan lintas angkatan yang tinggi dengan teman-teman satu jurusan, bahkan satu fakultas,” tutup Panji dengan senyuman.

“Pendidikan sangat penting dalam pekerjaan, namun bukan melulu soal teori, bukan soal ujian dan lain sebagainya. Dalam dunia pendidikan, ada banyak hal yang diperoleh. Skill presentasi, komunikasi dan berelasi dengan rekan studi, jadi bukan semata-mata hanya yang di unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan kertas adalah segalanya,” ungkap Noel Immanuel, alumni UPH jurusan Biologi angkatan 2012.

Noel saat ini tengah meniti karier di perusahaan Kalbe Farma sebagai Microbiologist di Dept. R&D Analytical Development. Disini, Noel bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan rekan kerja satu tim dalam melakukan pengembangan produk baru Kalbe Farma, khususnya obat dan suplemen kesehatan. Terlibat dalam bidang Research and Development membuat Noel berperan besar dalam membantu perusahaan tempatnya bekerja agar terus berinovasi dan memberikan terobosan di bidangnya sehingga menjadi perusahaan kesehatan bertaraf internasional.

Dalam perjalanan kariernya, Noel selalu berpegang pada integritas dan komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik di dalam pekerjaannya. “Di bidang Industri, khususnya di bidang riset, dana merupakan hal yang krusial dan tidak bisa dihilangkan dan tentunya selalu ada kompetisi. Namun dengan adanya kompetisi itu, R&D harus bisa mengeluarkan produk-produk yang berkhasiat dan juga bisa bersaing di segmennya. Kami harus memiliki data-data akurat yang sesuai dengan aktual hasil analisa sehingga bisa memberikan produk yang terbaik bagi konsumen,” jelas Noel.

Jejak karier Noel tentu tidak terlepas dari dunia pendidikan yang telah Noel lalui semasa dirinya menjajaki jenjang studi di UPH. Bagi Noel, pendidikan merupakan sebuah investasi jangka panjang yang bisa menjadi bekal seseorang untuk berkarya dan berkarir, serta memiliki peran penting untuk membangun relasi.

“Belajar di UPH itu belajar tentang kehidupan. Teori adalah satu hal, menerapkannya di kehidupan nyata adalah hal yang lebih penting,” tuturnya. Dapat berkarier di usia muda sebagai salah satu staff anggota di Markas Besar Persatuan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, merupakan suatu pencapaian membanggakan yang diraih oleh Hillary Bakrie, alumni UPH jurusan Manajemen angkatan 2011.

Hillary memiliki tanggung jawab untuk membuat PBB menjadi instansi yang dapat bekerja sama dengan generasi muda sebagai equal partners untuk pembangunan dunia, menjunjung peran anak muda sebagai innovators dan solutions makers, membawa hak dan potensi anak muda agar terwakilkan di PBB.

Hillary juga menjalankan program dimana para generasi muda dari seluruh dunia dapat berkontribusi dalam agenda global Sustainable Development Goals yang harus dicapai ditahun 2030.

“Tantangan yang seringkali saya hadapi adalah bagaimana saya, selaku staff muda di PBB, dapat membantu PBB menghadapi berbagai tantangan, khususnya dalam mengatasi berbagai isu-isu kemanusiaan.

Menurut saya, ini merupakan tantangan bukan hanya karena perkembangan isu-isu baru, namun juga karena respon dan solusi yang disiapkan harus dapat mencakup lensa multidimensional agar nantinya dampak positif dari respon-respon ini dapat dinikmati untuk generasi sekarang maupun bagi generasi-generasi di masa depan,” ungkap Hillary. Apa yang telah dilalui oleh Hillary merupakan suatu perjalanan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Dari semua itu, Hillary melihat bahwa dunia pendidikan yang pernah ia terima di UPH telah menjadi bekal berguna yang memampukannya bisa berkarier seperti sekarang.

“Tanpa menjalani jenjang pendidikan, tentunya saya tidak akan bisa berada disini seperti sekarang. Di dunia pendidikan inilah saya menerima berbagai nilai-nilai berharga yang membuat saya dapat berpikir kritis, serta dipersiapkan untuk meraih masa depan yang luar biasa.” Tuturnya.

Dari semua itu, terucap pesan dari Hillary bagi generasi muda yang tengah meniti jejak perkuliahan di UPH, “Make the most out of your education! It’s such a privilege to study in a leading education institution that gives you access to global opportunities and to be surrounded with such supportive environment.” – Hillary Bakrie “Setiap momen selama 4 tahun saya menjalani masa studi di UPH telah memberikan banyak pengalaman berharga, seperti praktek jurnalistik di lapangan, kesempatan mengikuti organisasi kampus, hingga kegiatan-kegiatan sosial yang saya lakukan bersama rekan-rekan seperjuangan,” ungkap Angeline Callista, alumni UPH jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2012.

Nilai-nilai pendidikan yang didapat oleh Angel telah menjadi bagian dari fondasi dalam menjalani kariernya saat ini sebagai Managing Director PT Nara Sinergy, sebuah perusahaan yang bergerak untuk membantu komunitas dan perusahaan, khususnya dalam melaksanakan program pengelolaan sampah dan dampak sosial. Angel berperan sebagai pemimpin yang mengelola tim dan bertanggung jawab untuk mengembangkan setiap program kerja.

Bukan sebuah perjalanan mudah bagi Angel untuk dapat berdiri sebagai seorang pemimpin. Namun semangat dan tekad pantang menyerah telah memampukannya untuk dapat bertahan sampai hari ini.

“Saya sadar bahwa perjalanan karier merupakan sebuah hal yang dipenuhi dengan jatuh bangun. Jika saya merasa lelah, saya akan mengingat kembali alasan pertama saya memulai karier. Saya bersyukur melihat bagaimana pekerjaan saya dapat memberikan dampak bagi orang-orang yang saya temui, baik yang terlibat dengan saya secara langsung, maupun mereka yang menjadi penerima manfaat dari program yang diberikan,” tutur Angel.

Perjalanan yang telah dilalui oleh Angel membuatnya kembali melihat buah dari dunia pendidikan yang telah ia rasakan. “Pendidikan bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan, namun merupakan kunci dari kebebasan. Tidak bisa dipungkiri, mungkin saya tidak dapat mengingat seluruh pelajaran yang saya pelajari di sekolah, namun pendidikan membuat saya paham, bagaimana saya harus bersikap dalam menghadapi sesuatu.

Pendidikan menetapkan langkah saya, untuk terus maju, untuk terus belajar dan melangkah ke depan,” – Angeline Callista. Fondasi Yang Tepat Untuk Tetap Berdiri Kuat “ Core values yang saya pegang dalam menjalani karier adalah kemauan untuk terus mengembangkan kemampuan saya dan mempelajari hal-hal baru dengan komitmen dan integritas,” ucap Rizki Hiro, alumni Universitas Pelita Harapan (UPH) Program Studi Akuntansi tahun 2012 yang saat ini menjabat sebagai relationship manager di PT.

Bank Mandiri (Persero). Menggeluti bidang perbankan, Rizki bertanggung jawab untuk menjaga hubungan dengan debitur, mengakuisisi atau mendapatkan debitur baru, dan mengimplementasikan manajemen risiko maupun monitoring kredit.

“Dalam mengemban tanggung jawab, tentunya saya harus memiliki integritas dan komitmen. Kedua nilai ini akan berdampak terhadap risiko kredit, kepatuhan, hukum, dan reputasi perusahaan,” tambahnya.

Peran sebagai seorang relationship manager tentu tidak lepas begitu saja dari berbagai tantangan, baik dari faktor eksternal maupun internal, termasuk tantangan membagi waktu dan skala prioritas. “Tantangan terbesar yang saya hadapi dalam pekerjaan adalah cara untuk membagi waktu dan membuat skala prioritas terhadap pekerjaan mana yang harus saya dahulukan.

Menurut saya istilah ‘ multitasking’ adalah bagaimana kita memprioritaskan pekerjaan yang akan kita kerjakan terlebih dahulu dilihat dari tingkat urgency dan high impactnya,” jelas Rizki.

Rizki bersyukur bahwa dirinya dapat menjalani jenjang perguruan tinggi di UPH yang membuatnya menemukan cikal bakal nilai integritas serta komitmen. Bagi Rizki, pendidikan tidak hanya selalu mengenai teori atau materi yang diajarkan oleh dosen, bukan juga sekedar berbicara mengenai nilai IPK, tetapi tentang sebuah proses dalam membentuk karakter dan kualitas diri. “Nilai-nilai yang saya dapat selama berada di dunia pendidikan telah menjadi salah satu bagian penting di dalam kehidupan saya.

Tanpa disadari, ternyata nilai-nilai inilah yang menjadi fondasi untuk saya berdiri hingga sekarang,” – Rizki Hiro. Kenn Ruslim, alumni Universitas Pelita Harapan (UPH) Program Studi Manajemen tahun 2005, saat ini bekerja sebagai Assistant Vice President at MUFG Bank Ltd (Singapore Branch). Sebagai credit analyst dengan portofolio perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasi di Singapura, Kenn bertanggungjawab untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap fasilitas kredit yang diberikan kepada klien dan juga terlibat aktif dalam memonitor rekan-rekan yang baru bergabung dalam perusahaan.

Tidak hanya itu, bekerja di sebuah perusahaan internasional membuat Kenn semakin memiliki relasi dengan rekan-rekan mancanegara. Dirinya mengaku, ini merupakan tantangan terbesar yang dihadapinya selama menapaki dunia kerja. Beradaptasi di lingkungan kerja dengan latar belakang budaya yang berbeda merupakan suatu tantangan yang tidak mudah.

Kenn bersyukur semasa Ia menempuh studi di UPH, dirinya mendapatkan banyak pengalaman, khususnya dalam berinteraksi dengan sesama rekan mahasiswa dari berbagai latar belakang, budaya, hingga negara. “Pengalaman yang saya alami dulu memang tidak sebanding dengan pengalaman yang saya alami saat ini di dunia profesional, namun berkat exposure selama berkuliah di UPH, saya menjadi lebih unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan untuk menyesuaikan diri saya untuk menjadi bagian dari diversity tersebut,” jelasnya.

Perjalanan Kenn di UPH telah membantunya menemukan bekal berharga yang menolongnya dalam meniti karier saat ini. Pendidikan, sosialisasi, hingga berbagai pengalaman berkesan yang telah ia terima di UPH, kini membentuk suatu rangkaian cerita yang membuatnya tiba di titik dimana Kenn dapat berdiri hari ini.

“Berkarya di dunia pendidikan membuat saya semakin sadar bahwa pendidikan berperan penting dalam mengembangkan kreativitas dan membentuk dasar kepribadian seseorang,” ungkap Edberg N. Warbung, alumni UPH jurusan Teacher’s College (pendidikan menengah matematika/fisika) angkatan 2007 sekaligus lulusan Magister Teknologi Pendidikan UPH angkatan 2014. Sebagai seorang kepala sekolah di SMAK Tunas Bangsa, Jakarta Barat, Edberg melihat dengan jelas bahwa dunia pendidikan adalah wadah yang sangat diperlukan bagi setiap orang untuk dibentuk dan diajar, menerima nilai akademis maupun membentuk kedewasaan.

“Dunia pendidikan hadir untuk memperlengkapi seseorang dengan nilai-nilai yang berguna bagi masa depan. Melalui dunia pendidikan, perspektif kita akan suatu hal akan lebih luas sehingga kita memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat melangkah maju ke depan,” tuturnya. Dedikasi Edberg dalam dunia pendidikan ini tidak terlepas dari kesempatannya menuntut ilmu di UPH. Tidak hanya menerima beasiswa 100%, Edberg juga mendapatkan pembelajaran berkualitas dari para pendidik yang berkompeten.

Menjadi suatu kebahagiaan bagi Edberg dimana dirinya bisa menjadi bagian dari keluarga UPH. “UPH telah berkontribusi besar atas pencapaian saya hari ini. Tempat dimana saya bertumbuh dan mengalami perubahan, membantu saya menemukan potensi diri, serta memberikan ruang bagi setiap mahasiswa untuk bisa berkarya.

Suatu kebanggaan tersendiri menjadi almamater UPH!” “Pengalaman saya yang menarik dari masa-masa kuliah saya di UPH adalah ketika saya dipercaya untuk bergabung dalam kepanitiaan untuk event-event kampus. Hal ini menjadi pengalaman yang membantu saya dalam bersosialisasi dan membangun koneksi,” ujar William Benedictus, alumni Universitas Pelita Harapan jurusan Akuntansi tahun 2010.

Pengalaman yang diperolehnya semasa kuliah inilah yang kemudian berperan besar menuju kesuksesan dalam berkarier, terutama dalam membangun hubungan dengan rekan kerja maupun client. Menjalani peran sebagai manager di PT. Deloitte Advis Indonesia afiliasi dari Deloitte Southeast Asia Ltd, member dari Deloitte, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang financial advisory services, William harus memiliki social skills yang baik untuk dapat memegang beberapa project dengan klien multinasional, BUMN, dan juga para konglomerat di Indonesia.

“Pada masa itu, UPH adalah salah satu universitas yang menawarkan kelas internasional dimana saya dapat belajar dengan bahasa pengantar full English yang pada akhirnya membantu saya untuk berkarir di multinational company. Apalagi di tempat saya bekerja ini sangat banyak melakukan interaksi dengan pihak-pihak mancanegara,” jelas William saat ditanya alasannya memilih UPH sebagai tempat menimba ilmu.

Tak terlepas dari itu, William juga percaya bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam menunjang karier seseorang. Perjalanan William di UPH juga membuatnya bertemu dengan para dosen yang sangat berkompeten dalam memberikan pengajaran dan senantiasa memberikan contoh di kehidupan nyata. Perjalanan karier William membuatnya menemukan nilai-nilai penting yang harus diterapkan di dalam dunia pekerjaan, “Integrity adalah salah satu hal penting yang dibutuhkan dalam dunia pekerjaan.

Selain itu, profesionalisme dalam bekerja seperti kedisiplinan, kompetensi, dan tepat waktu sangat diperlukan untuk mendatangkan hasil yang terbaik,” paparnya.

Kesuksesan William di bidang yang ia tekuni tak lepas dari berbagai tantangan. “Tantangan terbesar yang saya hadapi saat ini adalah dengan jumlah project yang banyak tetapi team project yang terbatas, namun bisnis harus tetap berjalan dan saya percaya semakin sulit sebuah perjuangan, maka semakin indah suatu kemenangan,” tambahnya.

“Motto hidup saya adalah jangan pernah takut untuk memulai hal baru. Kita memang tidak akan pernah tahu hal itu akan berhasil atau tidak, tetapi teruslah berdoa dan berusaha lakukan yang terbaik,” tutur Bisma Tri Putra, alumni UPH jurusan Hubungan Internasional angkatan 2006 yang saat ini menjabat sebagai Chief Operational Officer (COO) di Mercu Buana Rice Mill Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penggilingan beras, peternakan kambing, budidaya padi, perikanan dan sayuran maupun buah-buahan.

Bisma bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan operasional pabrik Rice Mill, mulai dari perencanaan hingga kegiatan pemasaran. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya inilah, Bisma selalu konsisten terhadap motto hidup yang ia pegang sehingga memampukannya untuk tetap melangkah dan bertahan. Sebagai seorang kaum muda millenial yang telah dipercaya untuk menjadi seorang pemimpin, Bisma harus menghadapi berbagai tantangan, terlebih di tengah masa pandemi yang memicu banyak perubahan di dalam industri beras nasional.

“Tantangan terbesar saat ini adalah kondisi pandemi yang menuntut banyak perubahan. Selain itu, situasi pasar setiap tahun pun berubah, faktor cuaca juga mempengaruhi, begitu juga dengan perubahan-perubahan program pemerintah,” jelasnya. Dalam menghadapi setiap tantangan tersebut, Bisma terus berpegang terhadap nilai-nilai yang ia pegang dalam berkarir; disiplin, dapat dipercaya, dan pantang menyerah. Bisma pun menyadari nilai yang ia pegang merupakan hasil dari pendidikan yang Ia dapatkan selama berkuliah di UPH, “Dunia pendidikan memiliki peran yang penting, khususnya untuk memberikan bekal yang luar biasa dalam kesiapan dunia kerja.

Saat saya menjalani studi Hubungan Internasional di UPH, saya mempelajari banyak hal yang berguna bagi karir saya saat ini, seperti networking, diplomasi, negosiasi, public speaking, bahkan cara berorganisasi,” tuturnya. Perjalanan Bisma di UPH sebagai seorang perantau dari kota Semarang juga membuatnya belajar bagaimana menjalin relasi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Hal ini membuat Bisma mendapatkan nilai-nilai baru setiap harinya dan melihat UPH sebagai rumah kedua yang membantunya belajar akan berbagai hal.

“Dalam perjalanan karir selama lebih dari 10 tahun, saya bersyukur Tuhan masih memimpin dan mempercayakan segala sesuatunya kepada saya. Ilmu hukum yang saya dapat di UPH menjadi suatu nilai berharga dalam perjalanan karier saya.” tutur Agus Askin Harta Mulya, alumni Hukum UPH angkatan 2005. Saat ini, Askin bertanggung jawab sebagai managing partner di HAS Attorneys at Law, firma hukum di Jakarta yang berfokus memberikan jasa hukum di bidang commercial dispute dan corporate law.

Askin juga mendirikan usaha start-up, Peppo Indonesia. Sebagai Founder dan Chief Legal Officer, Askin berkoordinasi dan melakukan perencanaan perusahaan, dan memastikan kepatuhan dan kepatutan dalam perusahaan dijalankan oleh setiap stakeholders.

“Hal yang paling memotivasi saya adalah dorongan untuk terus menjadi berkat bagi sesama. Saya ingin membagikan nilai-nilai positif yang telah saya terima, sehingga orang-orang di sekitar saya juga dapat merasakan manfaat dari nilai-nilai tersebut.” ungkap Askin. Perjalanan karier yang telah ia tempuh hingga hari ini membuatnya semakin melihat bahwa dunia pendidikan yang telah ia tempuh menjadi suatu bekal berharga yang membuatnya dapat melangkah lebih jauh.

Disitulah Askin menyadari bahwa pendidikan merupakan dasar dari segala sesuatu, serta akan menghasilkan buah atas uji coba. Komitmen untuk menjadi berkat bagi sesama juga tercermin melalui firma hukum HAS Attorneys at Law. Di bawah pimpinan Askin, HAS Attorneys at Law dinominasikan untuk memperoleh pro bono award tahun 2021 dalam 3 kategori sekaligus pada penghargaan yang diselenggarakan oleh salah satu platform terkemuka di Indonesia.

Tak terlepas dari semua itu, jejak langkah Askin tidak membuatnya melupakan nilai utama dalam merintis dunia karier, “Nilai-nilai yang saya tekankan adalah takut akan Tuhan dan peduli sesama.

Dari nilai-nilai ini, saya baru bisa menerapkan istilah “Ora et Labora” yang artinya berdoa dan bekerja.” ucapnya. Lebih lanjut, Askin pun teringat akan masa-masa dirinya selama berada di UPH. “Di kampus ini, saya memiliki kualitas belajar yang baik dan saya memiliki teman-teman Berkarier unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan bidang entertain merupakan suatu perjalanan yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh Jerome Kurnia, alumni Fakultas Hukum angkatan 2012.

Selama menjalani masa studi di UPH, ada banyak hal berkesan yang Jerome rasakan, mulai dari pembelajaran, hingga kehadiran rekan-rekan yang membuatnya merasakan suasana keluarga baru. “Jika diminta untuk menyebut satu pengalaman yang menarik yang kulewati di UPH, maka akan sangat susah.

Karena terlalu banyak kenangan yang indah. Yang paling kusyukuri adalah, aku dapat bertemu orang-orang yang sangat lekat dan berkesan di dalam hidupku hingga hari ini,” ungkapnya. Perjalanan Jerome di UPH juga turut membuatnya menemukan passion atas hidupnya.

“Sejak bangku sekolah, aku selalu gemar mengikuti kelompok teater. Dimulai dari kelompok teater sekolah, hingga kompetisi teater di luar,” tutur Jerome. Tanpa mengesampingkan dunia pendidikannya, Jerome pun mencoba peruntungannya sebagai seorang aktor, dan mulai menggeluti bidang hiburan. Berkat kepiawaiannya di bidang akting, Jerome semakin dipercaya untuk membintangi industri film tanah air, termasuk beberapa film layar lebar seperti Dilan 1991 (2019), Bumi Manusia (2019), Milea: Suara Dari Dilan (2019), Penyalin Cahaya, dan A World Without (2021).

Dalam beberapa kesempatan, Jerome juga berhasil menyabet penghargaan bergengsi Festival Film Indonesia (FFI) 2021 untuk kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik, serta masuk dalam nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik di FFI 2019. Berkarier di dunia entertain tidak membuat Jerome melupakan nilai-nilai pendidikan yang ia dapatkan selama di UPH. “Peran pendidikan sangatlah penting, karena sebagai aktor kita harus bisa memahami secara mendalam tentang suatu peran yang kita jalani,” tak terlepas dari itu, sebagai mahasiswa Hukum, Jerome juga turut dibekali dengan pengetahuan hukum, sehingga Jerome dapat memahami koridor hukum yang tepat serta batasan dalam membuat suatu karya.

Perjalanan Jerome membuatnya menemukan nilai-nilai berharga bagi dirinya. “Yang terpenting adalah bagaimana kita harus memiliki ketulusan, keseriusan, serta sikap menghargai satu sama lain. Bercerminlah dengan diri kita di masa lalu dan jadikanlah itu sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik!” – Jerome Kurnia. “Gelar akademik bukanlah penentu sebuah kesuksesan.

Tetapi dengan memiliki gelar akademik, kita memiliki langkah besar untuk menggapai kesuksesan,” ucap Erick Tan, lulusan terbaik UPH untuk jurusan Matematika, konsentrasi aktuaria angkatan 2010. Sebagai mahasiswa Jurusan Matematika, tentunya Erick harus berkutat dengan angka dan rumus yang rumit. Namun, kualitas pendidikan di UPH membuat Erick dapat mengikuti setiap pelajaran dengan baik dan menikmati masa-masa di dunia perkuliahan, seperti kehidupan di asrama, kegiatan BEM, dan saat-saat menjalin relasi dengan teman-teman seperjuangan dari latar belakang yang berbeda.

“Jurusan matematika melatih saya untuk dapat memiliki keterampilan teknis, analitis, serta perhitungan rumus yang kuat. Tentunya, pelajaran-pelajaran ini menjadi keterampilan yang sangat berguna khususnya di dunia kerja,” tutur Erick. Setiap pelajaran yang ia terima menjadi suatu bekal berharga, terutama di bidangnya saat ini. Sebagai Senior Actuarial Associate 2 at PwC Singapore, Erick memiliki tanggung jawab untuk memimpin tim, dan berkoordinasi dengan klien.

Pekerjaan aktuaris yang dilakukannya berupa IFRS 17, Appointed Actuary work, actuarial valuation, pricing dan product development, actuarial modelling, financial risk, capital issues, audit, Merger & Acquisitions (M&A) dan due diligence. Dalam menjalani setiap tanggung jawab pekerjaannya, Erick melakukan semua itu dengan profesional dan totalitas, terbuka terhadap pengajaran dan masukan, serta bekerja sepenuh hati dan penuh kesabaran.

Nilai-nilai inilah yang membuat Erick mampu bertahan dan terus berkembang. “Setiap usaha kita tidak akan sia-sia. Jerih payah yang kita berikan akan mendatangkan hasil yang sepadan!” ujar Erick. Apa yang telah dilalui oleh Erick merupakan suatu perjalanan yang dipenuhi oleh proses, tantangan, namun juga tidak luput dari hasil yang memuaskan. Terucap sebuah pesan dari seorang Erick untuk melengkapi apa yang telah dicapainya sampai hari ini, “Thanks very much UPH for bridging me to where I am today!

I hope all the graduates from UPH can be success and together we make proud of our alma mater. UPH is the best and always will be!” – Erick Tan. “Sejak duduk di kelas 1 SMA, UPH telah menjadi satu-satunya universitas yang ada di hati saya dan akan saya pilih kelak,” ungkap Glenda Fransisca, alumni UPH jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2015.

Bagi Glenda, UPH merupakan wadah yang tepat dengan pendidikan yang berkualitas, fasilitas yang memadai, serta memiliki koneksi yang luas menuju karier profesional.

Pilihan Glenda pun tidak berubah. Menjadi mahasiswa UPH memberikannya berbagai pelajaran dan pengalaman berharga, “Salah satu pengalaman berkesan selama di UPH adalah ketika saya mengikuti program magang. Disini saya benar-benar memiliki kesempatan untuk belajar di dunia karier profesional, belajar akan berpikir kritis, suka duka dikejar deadline, hingga mengenal etika maupun lingkungan kerja,” tutur Glenda.

Pengalaman magang Glenda menjadi pintu bagi dirinya untuk masuk ke dalam dunia kerja. Di tempat yang samalah Glenda memulai jejak kariernya, sebelum akhirnya perjalanannya tiba di titiknya saat ini, Senior Marketing & Promotion F&B Ismaya Group.

Glenda bertanggung jawab untuk mengkoordinasi perencanaan dan eksekusi kegiatan promosi, berkolaborasi dengan tim lainnya, serta melakukan analisa untuk mencapai target penjualan.

Di dalam menjalani karier profesionalnya, terdapat nilai-nilai yang selalu Glenda pegang agar tetap mampu melangkah dan juga bertahan, “Kita harus selalu membangun koneksi, berkomitmen, memiliki priortias kerja, dan memiliki keberanian serta kejujuran. Nilai-nilai inilah yang akan menolong kita untuk bisa lebih maju dari sebelumnya,” ungkap Glenda. Perjalanan karier profesional yang telah dijalani oleh Glenda membuatnya semakin mengerti bahwa dunia pendidikan merupakan wadah yang penting untuk mempersiapkan seseorang masuk dalam dunia kerja.

Pendidikan yang diterima seseorang akan menjadi bekal yang berguna dalam menggapai cita-cita, mewujudkan impian dan menyongsong hari esok yang lebih baik. “Nilai terpenting di dalam dunia pendidikan adalah ketika kita dapat menikmati setiap proses pembelajaran, pengalaman, dan relasi pertemanan.

Nilai-nilai inilah yang nantinya akan menjadi bekal berharga untuk menyongsong masa depan,” ungkap Christine Monteiro, alumni UPH jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 1997 dan Magister Manajemen angkatan 2014.

Tidak hanya nilai maupun pembelajaran akademik, selama menjadi mahasiswa UPH, ada begitu banyak hal-hal berkesan yang Christine alami, “Saya tidak akan lupa terhadap slogan yang selalu saya baca ketika saya menyusuri lobby UPH, Responsibility Begins With Me,” kenang Christine. Slogan inilah yang ternyata menjadi satu dari banyak nilai yang Christine ingat dalam menjalani karier professionalnya.

Sebuah perjalanan panjang, sebelum akhirnya Christine dapat berdiri sebagai seorang CEO Of Dotty Mind, sebuah perusahaan yang bergerak untuk memberikan pelatihan bagi individu di dunia pekerjaan, agar dapat lebih berkompeten di bidangnya. Disaat bersamaan, Christine juga telah dipercaya untuk menjadi seorang direktur di PT. Redphoenix Kreatif Genesis (RKG), sebuah perusahaan yang berfokus pada produk digital seperti digital kuitansi, digital materai, maupun digital signature, guna memberikan efisiensi dalam bekerja dan menghasilkan ide-ide kreatif di tengah perkembangan digital.

Berdiri sebagai seorang pemimpin merupakan salah satu pencapaian Christine. Namun, dari semua itu, Christine melihat bahwa yang terpenting adalah bagaimana kehadirannya dapat memberikan dampak positif bagi sesama. Tidak hanya fokus pada kesuksesan individu, tetapi berjuang agar hidup ini dapat bermakna bagi orang lain.

“Pendidikan bagi saya sangat penting karena bukan hanya tentang menghafal buku, tetapi juga tentang pembentukan karakter, pola pikir, dan soft skills yang berguna dalam meniti karier,” ungkap Irene Ursula, alumni UPH jurusan Akuntansi. Selama menjalani masa studi di UPH, Irene mengaku mendapat banyak pelajaran berharga yang membentuknya tidak hanya dari sisi akademik, tetapi juga dari sisi karakter maupun kepribadian.

Perjalanan Irene di UPH juga turut membantunya mengembangkan skill maupun kompetensinya dalam bidang yang ia tekuni. Buah dari proses pembelajaran tersebut memampukan Irene sebagai Founder of Beautyhaul, Somethinc & Glowinc Potion. PT BEAUTE HAUL INDONESIA merupakan beauty e-commerce berupa produk kecantikan yang menjadi one stop beauty solution untuk lokal dan internasional.

Peran utama Irene saat ini adalah menangani bagian branding, concept & product development. Tanggung jawabnya tersebut tentu tidak lepas dari berbagai tantangan yang ada, khususnya bagaimana Irene harus dapat mengatur dan memimpin tim yang besar, serta memberikan edukasi bagi orang-orang baru yang berada di timnya. Dalam menghadapi tantangan yang ada, Irene berpegang pada nilai-nilai yang ia pegang dalam kariernya; Collaboration, Responsible, Eccentric, Agile, Tough & Efficient.

Nilai-nilai tersebut tak datang tanpa sebab, pengalamannya selama menempuh pendidikan di UPH telah membantunya menemukan setiap nilai tersebut. “Salah satu hal yang memotivasi saya dalam meniti karier saya adalah Bapak Mochtar Riady.

Beliau selalu memberitahu agar kami supaya berani memikirkan hal-hal yang besar, tidak hanya itu, kita juga harus memiliki keberanian untuk berjuang dalam mewujudkan hal-hal besar yang kita harapkan,” tutur Irene. Bagi Irene, UPH telah menjadi wadah bagi dirinya untuk dapat bertumbuh hingga ia dapat berdiri seperti sekarang. Terucap harapan dari sosok Irene agar UPH dapat terus menjadi kampus yang mendidik dan membentuk mahasiswanya untuk bertumbuh secara holistis dan mampu menjadi pemimpin di masa depan.

“UPH is a very great place for you to study, learn & play at the same time,” – Irene Ursula. Hidup Bukan Kompetisi, Nikmati Setiap Proses dan Perjalanan “Dapat mengikuti kelas-kelas Liberal Arts seperti Philosophy of Science, Ethics, World Religions merupakan pengalaman yang cukup unik bagi saya. Saya rasa tidak banyak kampus yang menawarkan kelas-kelas tersebut di Indonesia,” ungkap Dailami Firdaus, alumni UPH jurusan Manajemen.

Ada begitu banyak kesan yang didapat oleh Dailami selama dirinya menjalani perkuliahan di UPH, mulai dari suasana kelas internasional, mendapatkan banyak teman dari latar belakang yang berbeda, hingga kurikulum pengajaran yang berkualitas. Apa yang didapat oleh Dailami ini menjadi bekal yang sangat berguna dalam perjalanannya meniti karier, hingga kini ia dapat berdiri sebagai New Project & Business Development Manager PT Waskita Karya (Persero) Tbk, khususnya dalam mengawal proses pengembangan bisnis dan investasi di lingkungan Waskita Karya Group.

Berada di dunia kerja membuat Dailami sadar betapa pentingnya bekal yang bisa didapat selama di dunia pendidikan, “Sangatlah penting, mengingat tren bisnis yang sangat cepat berubah akibat perkembangan zaman, sehingga mengharuskan seorang Business Development Specialist untuk terus meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan,” ucapnya.

Bagi Dailami, dunia pendidikan telah memberikannya ragam nilai yang sangat berharga sebelum masuk ke dalam dunia kerja. Dailami memiliki tanggung jawab yang besar atas pekerjaan dan perusahaannya. Berbagai tantangan harus ia hadapi. Dari semua itu, Dailami selalu memegang teguh nilai integritas dan profesionalisme.

Dan yang terpenting, Dailami selalu berpesan, “Hidup ini bukanlah kompetisi untuk membuktikan siapa yang terbaik. Nikmati saja setiap perjalanan dan proses kehidupan,” – Dailami Firdaus. UPH, Pilihan Menjanjikan Untuk Masa Depan Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan.

“Dapat berkuliah di UPH merupakan suatu kebanggaan. Disinilah saya dibentuk dan merasakan berbagai perubahan,” ungkap Desiree Tan, alumni UPH jurusan Akuntansi angkatan 2011. UPH telah menjadi tempat dimana Desiree mendapatkan berbagai pelajaran dan ragam pengalaman yang penuh kesan. Nilai yang didapat di dunia pendidikan ini membuat Desiree paham betapa pentingnya dibentuk di wadah yang tepat untuk bisa berkarya di dunia karier profesional, hingga pada akhirnya kini ia telah dipercaya menjadi seorang IT Auditor Manager di PWC Indonesia, sebuah perusahaan jaringan jasa profesional multinasional di bidang audit dan perpajakan, yang dianggap sebagai salah satu dari empat firma akuntansi terbesar di dunia.

Desiree bertanggung jawab untuk membangun tim, memimpin koordinasi, serta menjaga hubungan dengan para klien. Bisa berada di titik ini merupakan sebuah kebanggaan bagi Desiree. Tentunya, hal ini juga tidak terlepas dari pengalaman yang pernah didapat oleh Desiree selama dirinya berkuliah di UPH, “Di akhir masa studi saya di UPH, saya dipercaya untuk menjadi seorang Asisten Lab.

Hal ini membuat saya belajar banyak hal, termasuk bagaimana harus berpikir kritis dan kreatif,” tutur Desiree. Perjalanan kariernya pun membuatnya sadar akan nilai-nilai penting yang harus selalu ia jaga dalam berkarya di dunia kerja, “Jangan pernah berhenti meningkatkan kapasitas diri dan buatlah supaya kehadiran kita bisa membawa dampak positif bagi sesama.” Perjalanan karier Desiree membuatnya teringat akan alasannya memilih UPH dulu, yakni kualitas pendidikan yang menjanjikan, serta relasi yang kuat menuju karier profesional.

Desiree melihat bahwa UPH adalah wadah yang tepat, namun hal ini juga harus didukung oleh respon hati yang tepat, yakni dengan keterbukaan untuk selalu belajar, mengasah karakter, kepribadian, serta memaknai setiap masa studi sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menuju karier professional. Panggilan Hati Untuk Menjadi Dampak Bagi Sesama “UPH is one of the best moment in my life!”, ungkap Ferdy D. Savio, alumni UPH Jurusan Teknik Industri angkatan 2003 dan Magister Manajemen 2008.

Saat ini, Ferdy menjabat sebagai President Director di PT Smartplus Accelerator Indonesia. Di perusahaan ini, Ferdy turut berperan sebagai seorang business coach dan sebagai mentor. Ferdy juga turut andil untuk mendirikan Yayasan Anda Baik Indonesia. Sebagai seorang business coach, Ferdy telah mengunjungi lebih dari 30 kota di seluruh Indonesia untuk memberikan edukasi, serta pendampingan bagi para pengusaha maupun pelaku UKM dalam melakukan pengembangan strategi bisnis.

Tidak hanya itu, sejak tahun 2015, Ferdy telah dipercaya untuk membantu Kementrian Riset dan Teknologi sebagai tenaga ahli yang mendampingi inkubator bisnis dan tenant-tenant startup teknologi di seluruh Indonesia.

“Awalnya, setiap tahun saya keliling Indonesia menggunakan dana pribadi untuk melakukan aktivitas sosial sebagai bentuk pelayanan saya kepada Tuhan dan juga sesama. Tidak disangka ternyata akhirnya saya malah masuk lebih dalam dan berprofesi sebagai seorang business coach,” tutur Ferdy.

Sebelum menjadi seorang business coach, perjalanan karier Ferdy juga tidak terlepas dari masa-masa sulit yang pernah dihadapi, bahkan kebangkrutan yang pernah dialaminya. Di momen sulit itulah Ferdy mendapatkan motivasi dan semangat dari rekan-rekannya untuk bangkit.

Dari sinilah kemudian Ferdy tergerak untuk menjadi seorang business coach, sebab ia tahu bahwa membagikan semangat dan motivasi kepada orang lain akan membawa suatu perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Menjadi seorang business coach membuat Ferdy teringat betapa berharganya nilai-nilai yang pernah didapatnya selama di UPH. Berbagai kontribusi yang diberikan oleh para pengajar di dunia pendidikan, ilmu, maupun pelajaran-pelajaran yang didapatnya selama di UPH telah menjadi suatu bekal yang berarti di dalam kehidupannya.

Nilai inilah yang kemudian membuat Ferdy semakin sadar bahwa motivasi maupun nilai kehidupan yang dibagikan kepada sesama akan membawa suatu berkah yang berarti bagi orang lain. Apa yang telah dilalui oleh Ferdy menjadi suatu rangkaian kehidupan yang penuh dengan arti. Perjalanannya menjadi seorang business coach merupakan wujud kontribusi yang dilakukannya, dengan harapan semakin banyak orang-orang yang melihat indahnya sebuah motivasi menuju perubahan hidup yang lebih baik.

Responi Panggilan, Berkarya Sebagai Peneliti “Saya masuk UPH awalnya tidak direncanakan. Tapi pada akhirnya saya tahu bahwa Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan menjadi jalan yang membuat saya mengerti akan rencana Tuhan,” tutur Rahmadi Trimananda, alumnus UPH Fakultas Ilmu Komputer angkatan 2002. Perjalanan Rahmadi sebagai mahasiswa UPH membuatnya semakin memantapkan jejak kariernya, hingga akhirnya kini ia telah berdiri sebagai salah satu peneliti di bidang cybersecurity (keamanan dan privasi data) yang tergabung di dalam ProperData, sebuah pusat penelitian hasil kolaborasi 5 institusi ternama di dunia, yakni University Of California (Irvine dan Davis), Northeastern University, University Of Southern California, dan IMDEA.

Dalam pekerjaannya sebagai peneliti, Rahmadi juga bertanggung jawab untuk berkoordinasi dan bekerjasama dengan mahasiswa-mahasiswi studi doktoral untuk melakukan penelitian dan menghasilkan terobosan yang berhubungan dengan keamanan dan privasi data. Di dalam pekerjaannya, Rahmadi dituntut untuk dapat menghadirkan berbagai ide maupun inovasi baru, khususnya dalam menghadirkan keamanan pada perangkat yang terintegrasi dengan internet, seperti smartphone, kamera pintar (smart camera), colokan listrik pintar (smart plug), lampu pintar (smart light), voice assistant, televisi pintar (smart TV), hingga teknologi virtual reality headset.

Tentunya hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri yang harus ia hadapi. Di balik setiap tantangan tersebut, Rahmadi selalu memegang nilai integritas dan kedisiplinan. “Tuhan memberikan panggilan agar saya dapat berkarya sebagai seorang peneliti. Dengan kedisiplinan dan integritas tinggi, saya yakin bahwa karya yang kami ciptakan bersama dapat berguna bagi banyak orang,” tutur Rahmadi. Perjalanan karier Rahmadi membuatnya teringat akan nilai-nilai penting yang bisa didapat di dunia pendidikan.

Bekal akademik, relasi, hingga tugas-tugas perkuliahan dapat memacu cara berpikir kreatif seseorang dalam melakukan pemecahan masalah. Pada akhirnya berbagai hal inilah yang dapat menolong seseorang untuk menghadapi dunia kerja. Responsibility Begins With Me “Bagi saya, pendidikan adalah suatu hal yang penting. Pendidikan seperti sebuah tiket yang diberikan menuju jalan kesuksesan. Respon yang benar terhadap sebuah pendidikan yang kita terima akan membuat seseorang satu langkah lebih depan meraih keberhasilan,” tutur Chandra Wijaya, alumni UPH jurusan Teknik Industri angkatan 1999 dan Magister Manajemen 2003.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

Kurikulum yang berkualitas, fasilitas yang baik, hingga jalinan relasi internasional menjadi alasan Chandra memilih UPH sebagai wadah untuk dirinya belajar. Selama menjalani jenjang studi di UPH, Chandra telah diperlengkapi dengan berbagai bekal yang sangat berharga, seperti nilai-nilai akademik, relasi, hingga berbagai pengalaman yang membuat jiwa kepemimpinannya semakin terasah dan terbentuk. Saat ini, Chandra telah dipercaya sebagai Regional sales Director di perusahaan Cummins Asia Pasific yang berada di Singapura.

Cummins Inc sendiri merupakan sebuah perusahaan yang menyediakan mesin, komponen, alat besar maupun perlengkapan alat-alat yang dibutuhkan di dalam industri teknik. Chandra telah diberi tanggung jawab untuk memimpin tim yang fokus pada pemasaran di wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan. “Integritas dan kerjasama tim, dua hal ini merupakan nilai yang sangat penting di dalam menjalani karier,” ungkap Chandra. Perjalanan karier Chandra sebagai seorang pemimpin tidak terlepas dari berbagai tantangan yang harus ia hadapi.

Namun Chandra memandang setiap tantangan yang harus ia hadapi merupakan suatu proses pembelajaran untuk dapat melangkah lebih baik dan dapat mengerjakan tanggung jawab yang lebih besar. Dalam semua itu, Chandra selalu menekankan satu hal penting di dalam kehidupan, “Responsibility begins with me” – Chandra Wijaya UPH Menjadi Komponen Penting Bagi Fondasi Kehidupan Saat Ini “UPH telah menjadi tempat dimana saya mendapatkan berbagai momen tak terlupakan di dalam kehidupan,” ungkap Christopher Anthony, mahasiswa UPH Teknik Sipil 2002 dan Magister Teknik Sipil 2007.

Ada begitu banyak pengalaman berkesan yang didapat selama berkuliah di UPH. Mulai dari pengalaman berorganisasi, keterlibatan dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil, Forum Komunikasi Antar Kampus, hingga menjadi bagian dari tim pionir gerakan mentoring di Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan di tahun 2006. “Semua pengalaman itu menjadi momen-momen berharga yang tidak akan pernah tergantikan,” tuturnya.

Bagi Christopher, UPH juga telah menjadi wadah dimana ia mendapatkan bekal akademik yang berguna, khususnya untuk memulai karier profesional dalam dunia kerja. Saat ini Christopher berperan sebagai Country Sales Manager Novade Solutions Private Limited representative di Indonesia, sebuah IT Solutions Provider yang berhubungan dengan industri bangunan dan konstruksi. Christopher bertanggung jawab atas kinerja Novade Solutions agar dapat mendukung para proyek konstruksi maupun pengembangan real estate developer baik swasta maupun BUMN, khususnya dari sisi digitalisasi site management.

Sebagai seorang pemimpin, ada satu nilai yang selalu Christopher pegang, “A leader is always under construction. Di titik manapun kita berdiri saat ini, pastikan kita selalu menjadi pribadi yang mau belajar dan juga memiliki kerendahan hati,” tuturnya. Hal ini bukan bermaksud untuk menjadi alasan ketika berbuat salah, tetapi justru menjadi penyemangat untuk terus mencoba agar lebih baik, terbuka untuk hal baru, agar semakin tajam dan profesional.

Selain itu, memiliki integritas dalam dunia kerja, serta pentingnya karakter merupakan nilai yang tidak akan lekang oleh waktu. UPH telah menjadi salah satu komponen penting yang menjadi pondasi kokoh buat kehidupan Christopher hingga di titik sekarang ini.

Terucap harapan darinya agar UPH dapat terus menjadi wadah yang menghasilkan generasi pemimpin masa depan, yang mengetahui identitas dirinya di hadapan Tuhan, bertanggung jawab, serta kompeten dari sisi profesionalisme kerja dan berakar dalam iman untuk kemajuan bangsa. “Jadilah cahaya bukan untuk menyilaukan, namun untuk menunjukan jalan. Jadilah garam bukan untuk membawa pemisahan karena beda rasa, tetapi menjadi pembawa perubahan: memberi harapan di tengah kehambaran dan keputusasaan.” – Christopher Anthony Memilih UPH sebagai wadah untuk menuntut ilmu, Mariska Adriana, Alumni Program Studi Design Produk 2008, saat ini telah dipercaya sebagai Chief Marketing Officer (CMO) di sebuah start up Klikdaily yang bergerak di bidang grosir online dan ritel mikro.

Sebagai CMO dari start up terkemuka di Indonesia yang telah bermitra dengan lebih dari 300 merek nasional dan lokal, Mariska bertanggung jawab dalam mengawasi divisi Marketing, Business, Development, dan Merchandising. Untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin, Mariska selalu berusaha memberikan yang terbaik, tidak hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan, “Motivasi saya dalam berjuang meniti karier tentunya adalah keluarga.

Saya juga percaya bahwa di dalam jerih payah usaha yang saya lakukan, selalu ada penyertaan Tuhan yang akan saya rasakan,” jelas Mariska. Di dalam perjalanan kariernya, Mariska selalu memegang nilai integritas, kerja cerdas, inovatif dan totalitas. Nilai-nilai ini tidak datang dengan sendirinya, melainkan hasil pembelajaran dari pengalaman dan pendidikan yang ia dapatkan selama di UPH.

Hal inilah yang membuat Mariska sadar akan pentingnya peran pendidikan dalam membentuk identitas diri sebelum masuk ke dalam dunia kerja. “Pendidikan itu sangat penting, karena melalui pendidikan, pola pikir saya dibentuk. Saya memang bekerja di bidang yang berbeda dengan studi kuliah saya, namun, perkuliahan membuat saya belajar mengenai etos kerja, skills, dan networking yang tentu sangat berguna dalam karier saya saat ini,” ungkap Mariska. Tidak hanya nilai-nilai akademis, berbagai pengalaman berharga juga didapatkan Mariska selama meniti jenjang perguruan tinggi di UPH.

“Di program studi Design Produk, kami sering sekali bekerja di workshop, baik pria maupun wanita semuanya harus mahir dalam menggunakan alat-alat berat di workshop. Melalui pengalaman inilah saya belajar banyak hal dan juga bisa membangun relasi dengan banyak orang,” tuturnya. Bagi Mariska, UPH telah menjadi wadah yang memperlengkapinya dengan banyak hal. Setiap program studi dan aktivitas akademis yang ada di UPH benar-benar mempersiapkan para mahasiswa untuk masuk ke dalam dunia kerja professional.

Dari semua itu, Mariska berharap agar UPH semakin maju, inovatif, dan dapat mempertahankan nilai-nilai integritas sebagai wadah yang membentuk seseorang menjadi lulusan yang berkelas! “Selama berkuliah di UPH, pengalaman yang menarik dan berkesan adalah ketika saya bisa berkesempatan melakukan magang setiap tahunnya. Dari situ kita bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari dan juga mengetahui hal apa yang masih perlu kita kembangkan,” ungkap Kenneth Li, alumni UPH Jurusan Manajemen tahun 2008.

Berbagai pengalaman berharga telah didapatkan oleh Kenneth selama dirinya menjalani masa studi di UPH, termasuk pengalaman berorganisasi, membangun relasi dengan rekan-rekan dari berbagai jurusan berbeda, serta menerima bekal akademik dari para dosen yang berkompeten di bidangnya. Nilai dan pengalaman yang Kenneth dapatkan selama menjalani dunia pendidikan telah menjadi salah satu faktor penting yang memampukan Kenneth kini dapat berdiri sebagai Managing Partner MDI Ventures Singapore, sebuah perusahaan modal ventura yang telah berinvestasi di 15 negara, serta memiliki total dana kelolaan mencapai 10 Trilliun rupiah.

Kenneth bertanggung jawab untuk menggalang dana dari investor, yang kemudian akan digunakan sebagai investasi dalam sektor teknologi. Kenneth harus memastikan bahwa investasi yang telah diterima dapat memberikan timbal balik yang positif untuk para investor yang sudah mempercayakan dananya. Perjalanan karier Kenneth membuatnya menemukan satu dari sekian nilai yang penting di dalam menjalani dunia pekerjaan, “Tidak menyia-nyiakan sebuah kepercayaan yang telah diberikan, berkomitmen untuk selalu memberikan hasil yang terbaik,” tuturnya.

Bagi Kenneth, membangun sebuah kepercayaan adalah bagian dari kunci kesuksesan. Apabila seseorang dapat dipercaya, maka hal ini akan menjadi suatu modal yang penting untuk bisa bertahan di tengah berbagai tantangan dan kehadiran para kompetitor.

Dapat berdiri sebagai seorang pemimpin adalah salah satu pencapaian yang diraih oleh Kenneth. Bukan tanpa kegagalan, melainkan penuh lika-liku perjuangan.

Itulah kenapa Kenneth selalu berkata, “Kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Jangan takut mengalami kegagalan, tetapi jadikan itu sebagai motivasi untuk lebih giat lagi dan mencari keberhasilan,” tuturnya.

Kesuksesan yang diraih Kenneth pun tak lupa membuatnya memberikan kesan bagi UPH, “An international campus that nurtured global leaders.” Dulu Mewakili UPH di Liga Golf, Kini Sukses Jadi Pengusaha Fashion Golf “Ada banyak hal yang dimiliki UPH dan tidak dimiliki oleh universitas lain, seperti kurikulum, fasilitas, jaringan relasi, hingga nilai-nilai moral yang diterapkan.

Sungguh gak pernah menyesal pilih UPH!” ungkap Rex Andrew, alumni UPH fakultas Hukum angkatan 2011. Selama menjalani masa studi di UPH, Andrew melihat bahwa nilai-nilai pendidikan merupakan suatu modal yang penting untuk dimiliki sebelum masuk ke dalam dunia kerja. Selama di UPH, Andrew diperlengkapi dengan berbagai pengetahuan, nilai-nilai, serta pengajaran yang membuatnya terlatih untuk memiliki pola pikir kritis, kreatif, dan cermat dalam melakukan analisa sebelum akhirnya mengambil keputusan.

Tidak hanya itu, UPH juga menjadi wadah dimana Andrew mengenal berbagai kegiatan, organisasi, hingga aktivitas yang dapat mengembangkan bakat dan juga kreativitas yang dimilikinya. “Salah satu pengalaman yang tidak terlupakan adalah ketika saya berkesempatan mewakili UPH di ajang liga mahasiswa cabang GOLF dan selama dua tahun berturut-turut UPH berhasil mendapatkan juara 2,” ungkap Andrew.

Pengalaman inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Andrew mengembangkan kreativitasnya di bidang usaha, yakni bisnis fashion golf. Saat ini, Andrew bertanggung jawab sebagai Founder untuk bisnis Ölörogolf, sebuah brand golf yang memproduksi apparel dan aksesoris golf. Sampai hari ini, Ölöro telah memiliki 40 join store baik online maupun offline, dan turut menangani kebutuhan pakaian maupun kostum golf yang dibutuhkan perusahaan multinational & national, group & komunitas golf.

Kehadiran Ölöro juga telah menembus pasar luar negeri dan bersaing dengan brand-brand asing. Bisa berada di titik ini merupakan sebuah perjalanan panjang yang harus Andrew lalui.

“Fighting spirit, ketekunan, dedikasi, dan fokus terhadap tujuan. Setiap jerih payah dari apa yang dilakukan akan mendatangkan hasil yang membanggakan,” tutur Andrew. Apa yang telah Andrew lalui tidak lepas dari bekal yang pernah ia dapat selama di UPH.

Andrew pun berharap agar UPH tetap konsisten dalam mencetak alumni yang berdampak dan dapat membawa nilai positif bagi bangsa! UPH is a place that our feet may leave, but not our hearts “Dulu saya tinggal di Bandung, karena ingin keluar dari comfort zone, akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di UPH. Dan ternyata, UPH telah menjadi rumah kedua bagi saya yang memberikan berbagai pelajaran, terutama pembelajaran rohani, pembentukan karakter, dan bagaimana melayani sesama,” ungkap Felicia Wijaya, alumni Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2006.

Perjalanan Feli di UPH bisa dibilang merupakan suatu perjalanan yang membuatnya menemukan nilai-nilai berharga, membentuk karakter, kepribadian, dan cikal bakal jiwa kepemimpinan. Tidak pernah terpikirkan oleh Feli sebelumnya bahwa nilai-nilai tersebut menjadi bekal berharga yang memampukannya untuk berdiri sebagai seorang Assistant Director of Convention Sales di Hotel Intercontinental Bandung, yang merupakan bagian dari IHG Hotels and Resort.

IHG sendiri memiliki 6.031 hotel di seluruh dunia. Sebuah perubahan total, mungkin inilah yang dirasakan oleh Feli. Ia teringat akan perjalanan masa studinya, saat-saat dimana ia adalah sosok introvert dan takut untuk bersosialisasi.

Tidak pernah ada di dalam benak pikirannya bahwa ia akan menjadi seorang pemimpin. Namun ternyata semua berubah ketika ia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) di UPH, serta turut berpartisipasi dalam berbagai acara yang diadakan kampus. Semua yang Feli lalui membuatnya berkata, “It totally changed my life.” Semua yang Feli dapatkan inilah yang ternyata sungguh-sungguh menjadi pelajaran yang sangat berarti, khususnya di dalam karier dan dunia pekerjaannya.

Bagi Feli, terdapat sebuah nilai yang penting untuk dipegang dalam menjalani karier. Menyelesaikan segala pekerjaan sebagaimana semua itu adalah bentuk ibadah kepada Tuhan. Nilai inilah yang selalu Feli genggam, hingga memampukannya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap tanggung jawab yang harus diselesaikan. Dalam semuanya itu, Feli selalu berpesan, “Lakukan yang terbaik dan jadilah seseorang yang tidak tergantikan,” tuturnya.

Bukan sebuah perjalanan mudah, tetapi membawa suatu rangkaian kisah yang indah. Ada tantangan, pelajaran, hambatan, namun semua itu menjadi rangkaian cerita yang mengagumkan. Dari apa yang telah Feli lalui sampai hari ini, tersirat sebuah kenangan yang tidak terlupakan, “UPH is a place that our feet may leave, but not our hearts,” – Felicia Wijaya.

Pendidikan Menjadi Titik Awal Sebuah Kesuksesan Menjadi seorang pemimpin tentu memiliki berbagai tanggung jawab dan tantangan yang harus dihadapi. Alexander Ivantandri, alumni Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan 2010 yang saat ini menjabat sebagai Direktur PT. Eselka Struktur Optima, menghadapi setiap tantangan itu dengan terus berpegang pada nilai hidup dan juga motivasi dalam berjuang meniti karir.

“Tantangan terbesar yang saya hadapi adalah mengelola tim agar dapat bekerja secara optimal sehingga dapat menyelesaikan proyek dalam time frame yang sudah ditentukan, menjaga hubungan yang baik dengan klien-klien kami, serta mengatur dan mengembangkan perusahaan agar menjadi lebih baik,” ungkap Alexander yang memimpin sebuah perusahaan bidang jasa perencanaan struktur bangunan, audit, dan assesment kelayakan struktur bangunan, “Kunci untuk mendapatkan produktivitas dan hasil yang lebih baik adalah bukan dengan bekerja lebih keras melainkan bekerja unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan lebih pintar,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Alexander, yang saat ini memiliki gelar PhD. di civil engineering, percaya bahwa pendidikan memiliki peran yang penting bagi seseorang dalam meniti karirnya. Ia pun bersyukur memiliki orang tua yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam hidupnya tidak hanya saat dia berkarir, melainkan semenjak dirinya menempuh pendidikan termasuk saat menapaki jenjang kuliah di UPH. Selama berkuliah di UPH, Alexander dapat mengembangkan kompetensinya dalam bidang teknik melalui kesempatan-kesempatan mengikuti kompetisi yang berguna dalam pengembangan karirnya.

“Salah satu pengalaman menarik saat kuliah di UPH adalah ketika saya dan teman-teman teknik sipil mengikuti lomba Beton Nasional di salah satu universitas swasta. Kami mempelajari banyak hal menarik dalam pembuatan spesimen beton,” jelasnya. Ia mengakui bahwa UPH telah menjadi awal baginya dalam menitir karir. Ia pun berharap UPH dapat terus berkembang menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia yang dapat menjadi titik awal bagi pemimpin-pemimpin lainnya untuk memulai karir dan meraih kesuksesan mereka.

“Terima kasih telah menjadi starting point dalam karir saya. Saya berharap UPH dapat terus berkembang menjadi salah satu universitas yang terbaik,” tutur Alexander. Memaknai Pelajaran Di Dalam Perjalanan “Life is a learning journey”, ungkap Bapak Yussy Santoso, Alumni Mahasiswa Magister Management UPH angkatan 1999.

Beliau berpesan agar jangan pernah berpikir bahwa setelah lulus dari universitas setelah itu berhenti belajar, tetapi teruslah mengembangkan diri dan pengalaman.

Ini merupakan salah satu kunci sukses Bapak Yussy Santoso dalam menjalani karier profesionalnya sampai ke posisinya saat ini sebagai Human Capital Director di Group Mulia di usia yang cukup muda, yaitu sejak menginjak usia 38 tahun. Bapak Yussy Santoso sangat mensyukuri perkembangan karier professional yang telah ditempuhnya di bidang pengembangan organisasi dan sumber daya manusia. Baginya, hal ini dapat dicapai karena dukungan banyak orang, khususnya keluarga, terutama almarhum Ayah dan Ibunda, serta dukungan maupun kepercayaan dari istri tercinta.

Pembentukan yang dialami oleh Bapak Yussy Santoso juga tak terlepas dari peranan ex-atasan yang telah memberikan kepercayaan, kesempatan berkembang, dan berbagai tanggung jawab yang mampu diselesaikan dengan baik.

“Hargailah posisi anda dengan terus membawa perkembangan dan perubahan bagi perusahaan dimana anda bekerja”, dan “khawatirlah ketika posisi dan kompensasi anda meningkat namun akuntabilitas dan hasil yang anda berikan tetap sama”, ini adalah salah satu prinsip yang beliau pegang dalam meniti karier profesionalnya. Memegang teguh nilai Integritas dan keterbukaan terhadap hal-hal baru menjadi kunci bagaimana Bapak Yussy Santoso dapat bertahan dan tetap kompetitif.

Beliau beranggapan bahwa dimanapun, kapanpun, selalu ada hal-hal baru yang bisa dipelajari dari orang-orang maupun situasi yang ia hadapi.

Sama halnya dengan perjumpaannya dengan rekan-rekan semasa di kampus, pentingnya membangun relasi dengan sesama, semua itu akan mendatangkan pelajaran-pelajaran berharga yang mendatangkan suatu nilai kehidupan.

Nilai-nilai unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan yang akan membentuk kedewasaan seseorang dan menjadi sebuah pelajaran berharga.

Terucap sebuah harapan dari Bapak Yussy Santoso agar UPH dapat menjadi universitas yang terdepan dalam meningkatkan kualitas dunia pendidikan di Indonesia. Tak terlepas dari semua itu, Bapak Yussy Santoso juga berharap agar dirinya dapat menjadi pengajar di UPH, dan memberikan kontribusi untuk membangun sumber daya manusia di Indonesia, berbagi pengalaman kepada anak-anak muda, untuk dapat mempersiapkan diri sejak dini dan menyongsong persaingan di masa mendatang.

Maksimalkan Setiap Kesempatan, Meraih Bagian Yang Tuhan Sediakan “Saya bukan tipe orang yang terlau banyak membuat target untuk diri sendiri dalam hal perkembangan karier. Namun, ketika ada kesempatan yang datang di depan saya, saya berusaha memanfaatkan dan melakukan yang terbaik. Jika ditanya 10 tahun yang lalu, saya tidak terpikir akan menjadi direksi dari perusahaan yang revenue nya mencapai US$180 juta,” ungkap Maya Devi, alumni UPH Jurusan Pangan Angkatan 2005. Adalah PT. Tereos FKS Indonesia (TFI), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pati dan pemanis (bahan baku industri makanan dan minuman, kertas, pakan ternak, dll).

Tereos FKS Indonesia adalah perusahaan dengan kapasitas terbesar di Indonesia, mencapai lebih dari 450.000 MT kapasitas giling jagung per tahun dan memberikan kontribusi sekitar 30% dari kebutuhan pati nasional. Di perusahaan inilah Maya berdiri sebagai Commercial dan Supply Chain Director. Peran Maya di perusahaan ini sangatlah krusial, ia bertanggung jawab memberikan arahan untuk strategi penjualan perusahaan dan pembelian bahan baku utama, yaitu jagung. Tidak hanya itu, Maya juga ditunjuk menjadi direksi mewakili pemegang saham bersama dengan presiden direktur.

Bukan suatu perjalanan mudah bagi Maya sehingga dirinya dapat berdiri di titik ini. Maya bersyukur memiliki keluarga yang selalu mendukung dan menjadi penyemangat di dalam perjalanan yang harus ia lalui. Tak terkecuali peran pendidikan yang ia terima selama di UPH. UPH telah menjadi bagian dari rangkaian kisah indah yang memberikannya berbagai pelajaran dan pengalaman tak terlupakan.

Mulai dari kesempatan untuk menjadi supervisor bagi mahasiswa Teacher’s College, perjumpaan dengan rekan-rekan dari seluruh pelosok Indonesia yang harus ia bimbing, dan pengalaman akademis lain yang ia dapatkan sebagai pelajaran berharga. Masa-masa kuliah yang Maya lalui membuatnya selalu berkata, “Enjoy your time in the university dan jangan hanya menghabiskan waktu dengan mengikuti kelas saja.

Berpartisipasi aktif di kegiatan-kegiatan lain dan juga bangun network dengan teman-teman antar jurusan. Di dunia kerja nanti, hal ini akan sangat membantu,” tuturnya. Apa yang telah dilalui oleh Maya membuatnya begitu bersyukur atas setiap lika-liku perjalanan yang telah dilewatinya. Ia yakin, kalau bukan karena Tuhan dan nilai integritas yang ia pegang dalam menjalani karier, tentunya ia tidak akan berdiri sebagai seorang Maya yang sekarang.

Setiap proses yang telah Maya jalani membuatnya melihat berbagai karya Tuhan di dalam kehidupannya. “Dibalik setiap jerih payah, selalu ada hasil akhir yang tak kalah indah,” Sebuah Warisan Yang Penuh Arti Sebongkah berlian dibalik dunia pendidikan. Inilah yang Raymond Christantyo dapatkan selama dirinya menjalani masa studi sebagai mahasiswa UPH, baik ketika dirinya menjalani program studi sebagai mahasiswa UPH Jurusan Ekonomi di tahun 2010, maupun ketika dirinya melanjutkan masa studi Program Magister Manajemen UPH di tahun 2014.

“Saya melihat UPH memiliki nilai-nilai penting yang sering ditekankan semasa kuliah, bahkan saya bawa sebagai pegangan hidup, yaitu True Knowledge, Faith in Christ, and Godly Character. Hal itulah yang membuat saya yakin memilih UPH sebagai tempat untuk saya belajar,” ungkap Raymond. Tak terlepas dari posisi Raymond sebagai Head of Brand and Communications di 2 Institusi pendidikan tinggi, yaitu Kalbis Institute dan Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), UPH telah menjadi tempat dimana Raymond menemukan nilai-nilai penting yang ia pegang dalam meniti kariernya di dunia pendidikan.

“Nilai Godly Character yang saya terima selama di UPH, membuat saya sadar bahwa hidup hanya satu kali, maka saya harus berguna dan bermanfaat untuk orang banyak. Salah satunya melalui dunia pendidikan,” tutur Raymond. Tidak hanya itu, perjalanan Raymond di UPH juga membuatnya menemukan sebuah modal penting untuk memasuki dunia kerja, yakni dedikasi dan attitude yang baik.

Sebab tanpa adanya dedikasi dan attitude yang baik, maka nilai akademik tidak akan ada artinya. Berbagai nilai berharga yang Raymond dapatkan selama di UPH juga semakin memotivasi dirinya untuk bisa menjadi berkat bagi banyak orang, dan mewariskan nilai-nilai berharga itu kepada generasi selanjutnya, “Pendidikan karakter sangat penting, khususnya bagaimana mendidik anak-anak muda yang seringkali menilai segala sesuatu dari uang.

Yang terpenting adalah mewariskan good character dan bagaimana hidup kita dapat berguna bagi banyak orang, itulah kesuksesan yang sebenarnya,” ujar Raymond. Dalam semua yang telah Raymond lalui, terlintas rasa syukur dan terucap harapan darinya agar nilai-nilai UPH yang ia genggam dan bagikan sekarang, dapat menjadi suatu benih yang tertanam, bertumbuh, serta menghasilkan buah yang mendatangkan perubahan bagi banyak orang. Jejak Langkah Tanpa Penyesalan “Rasa takut akan penyesalan merupakan motivasi yang besar bagi saya untuk melakukan yang terbaik setiap harinya”, Inilah yang diungkapkan oleh Joshua Putra Satrio, mahasiswa UPH Jurusan Teknologi Pangan angkatan 2012.

Mengambil keputusan untuk masuk dalam jurusan ini merupakan suatu tantangan tersendiri baginya. Ia melihat jurusan pangan sebagai program studi yang jarang dan terdengar unik. Tanpa mengecilkan mimpi dan tujuan, berani melangkah dengan penuh kepastian, Joshua pun memulai jejak akademisi sebagai mahasiswa jurusan teknologi pangan.

“Pendidikan sangat penting karena dari pendidikan yang sebelumnya saya jalani, saya mendapatkan critical thinking, inisiatif, kreatifitas dan relasi yang saya perlukan. Terutama pengalaman-pengalaman dalam berorganisasi pada saat menjalani masa kuliah”, ungkapnya. Semua itu menjadi rangkaian kenangan berkesan yang membentuk kepribadian Joshua hingga ia dapat melangkah untuk mencapai impian yang ia tetapkan.

Kini, Joshua berdiri sebagai seorang co-founder PT. Joomba Karya Indonesia, atau yang lebih familiar dengan sebutan Joomba.id, sebuah brand untuk minuman sehat yang kini telah memiliki lebih dari 90 outlets di beberapa wilayah tanah air, termasuk di JABODETABEK, Bandung, Surabaya, Pekanbaru, Balikpapan, Palembang, Yogyakarta, Medan, Banjarmasin, dan Bandar Lampung.

Tentunya pencapaiannya ini tidak terlepas dari hasrat Joshua untuk terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, terbuka terhadap perubahan dan melakukan improvisasi, keteguhan mental, serta membangun sebuah kerjasama tim yang baik. Apa yang telah dilalui oleh Joshua membuatnya menemukan sebuah keyakinan bagi dirinya. “Seberapa besar kita berani bermimpi, disitulah diri kita berada nanti”, tuturnya. Berdiam diri hanya akan mendatangkan penyesalan, itulah yang membuat Joshua selalu melangkah dan berusaha untuk menjadi lebih baik setiap harinya.

Dalam setiap tantangan yang ia hadapi sampai hari ini, kehadiran keluarga dan orang-orang tersayang menjadi penyemangat terbaik untuk selalu melangkah ke depan, mewujudkan mimpi sembari menatap hari esok yang penuh dengan pengharapan. Sebuah Kebanggaan Menjadi Alumni UPH “UPH itu adalah rumah bagi generasi penerus masa depan yang dididik untuk tangguh menghadapi persaingan di dalam dunia internasional,” ungkap Hendra Yuniarto, alumni UPH jurusan Sistem Informasi angkatan 2000.

Fasilitas, kualitas, dan pelayanan, hal ini yang membuat Hendra memilih UPH sebagai wadah untuk dirinya dibentuk, baik dari segi pengalaman, pendidikan, hingga pembentukan karakter.

Bagi Hendra, nilai-nilai yang ia dapatkan selama menjalani dunia pendidikan di UPH merupakan suatu bekal berharga yang membentuk kualitas diri, menambah wawasan, membentuk pola pikir, kreativitas, dan kemampuan untuk merancang strategi.

Berbekal nilai-nilai yang Hendra miliki, setelah melalui perjalanan panjang kini Hendra dapat berdiri sebagai seorang Chief Marketing Officer KFC Indonesia. Hendra bertanggung jawab penuh dalam berkoordinasi dengan tim untuk mengatur promosi, dan melakukan inovasi sebagai bentuk pengembangan produk-produk di PT Fast Food Indonesia, meliputi brand KFC, Tacobell dan KFC Naughty by Nature.

Bukan hal mudah bagi Hendra untuk membuat strategi pemasaran sebuah brand besar dengan jumlah 748 outlet di 33 provinsi. Berbagai tantangan harus Hendra hadapi, khususnya bagaimana Hendra dan timnya harus dapat memperluas jaringan maupun jangkauan industri.

“Melakukan setiap pekerjaan dengan sepenuh hati seperti ketika saya beribadah kepada Tuhan,” demikian nilai yang selalu Hendra pegang sebagai fondasi di dalam kariernya.

Hendra memandang bahwa setiap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya adalah sebuah ibadah dan pelayanan yang dapat ia persembahkan kepada Tuhan. Itulah kenapa Hendra akan selalu memberikan yang terbaik untuk setiap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Dalam semua itu, kehadiran keluarga tercinta juga turut menjadi penyemangat utama di tengah setiap perjalanan hidup yang dilalui oleh Hendra.

Berada di titik ini merupakan salah satu pencapaian yang sangat Hendra syukuri. Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan telah menjadi rumah bagi Hendra untuk mendapatkan ragam pengalaman dan pendidikan yang berarti, dan menjadi wadah yang turut membentuk Hendra sebagaimana ia berdiri sampai hari ini.

“Kuliah tidak menjamin seseorang akan menjadi sukses. Namun dengan dibentuk di dunia kuliah, maka seseorang akan memiliki bekal untuk dapat meraih kesuksesan,” – Hendra Yuniarto.

Sebuah Kebanggaan Menjadi Alumni UPH Memimpin dan bertanggung jawab atas target penjualan 242 cabang perusahaan di 25 area di seluruh Indonesia bukanlah suatu hal mudah bagi seorang Evan Sugiarto Ongkowidjojo, alumni UPH Jurusan Manajemen tahun 2005, yang kini menjabat sebagai Deputy Division Head PT Indomobil Finance Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam bisnis jasa pembiayaan motor, mobil, kendaraan niaga, alat berat, properti dan pembiayaan mikro. Evan Ong bertugas untuk merancang kebijakan, strategi, program, perbaikan proses, unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan pengembangan sumber daya manusia.

Di tengah berbagai tantangan yang harus Evan Ong hadapi, sosoknya tetap mampu bertahan, bahkan melahirkan berbagai inovasi yang baru. Perjalanan karier Evan Ong membuatnya menemukan nilai-nilai yang memampukannya untuk bertahan hingga hari ini, hidup di dalam integritas, menjunjung nilai etika, dan menjalani keseharian dengan iman tertuju kepada Tuhan. Terjun ke dalam karier profesional membuat Evan Ong seolah bertemu kembali dengan nilai-nilai yang pernah ia pelajari selama di UPH dulu.

“Pendidikan di UPH banyak sekali memberikan contoh-contoh studi kasus sehingga sangat relate dengan kondisi bisnis aktual,” ungkapnya. Bagi Evan Ong, dunia pendidikan formal yang didapatnya memberikan fundamental serta membangun kerangka berpikir dalam melakukan pengambilan keputusan.

Berbagai pelajaran dan pengalaman yang didapat oleh Evan Ong selama di UPH menjadi suatu bekal yang berguna dalam menghadapi dunia kerja. Apa yang telah Evan Ong capai hingga hari ini tentu membuatnya begitu bersyukur. Bersyukur atas pekerjaan, bersyukur atas keluarga, bersyukur atas kehadiran seorang ayah yang luar biasa, bersyukur atas kehadiran rekan-rekan dan juga UPH.

Tersirat harapan dari seorang Evan Ong agar kiranya UPH dapat selalu eksis dengan menekankan pembelajaran holistik, serta dapat menghadirkan generasi pemimpin masa depan. “Be Proud. Lulusan UPH terbukti sangat disegani di seluruh perusahaan Indonesia” – Evan Ongko.

UPH, Bagian Dari Rangkaian Doa “UPH adalah jawaban doa buat saya ketika dibangku sekolah. Melalui UPH saya telah dipersiapkan menjadi generasi yang menjunjung tinggi nilai kebenaran untuk membawa dampak yang baik didalam dunia pekerjaan (marketplace)” ungkap Lioe Yanto Haryono, alumni Teknik Informatika tahun 2001. Bagi seorang Yanto, UPH telah menjadi kampus impiannya sejak dulu. Terbersit harapan agar dirinya dapat meniti jejak langkah dan menuntut ilmu sebagai mahasiswa UPH.

Rasa syukur pun terucap ketika impian itu menjadi nyata. UPH telah menjadi wadah bagi Yanto untuk dirinya mendapatkan bekal akademik, menemukan potensi talenta, mengalami pembentukan karakter, mempertemukannya dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia maupun dari luar negeri. “Banyak nilai yang saya peroleh dan hidupi semasa dibangku kuliah untuk tetap terus terpelihara sampai sekarang, memberikan dampak yang positif bagi kemajuan dalam pekerjaan/ karier”, ucapnya.

Saat ini, Yanto telah dipercaya untuk menjabat sebagai Vice President of information Technology di MODENA, salah satu perusahaan produsen peralatan memasak pertama di Emilia Romagna, Italia – wilayah yang terkenal dengan industrialisme dan desainnya, menjadi rumah bagi merk mobil dan peralatan konsumen ternama.

MODENA banyak berinvestasi dalam R&D dan desain produk yang mengarah pada peluncuran berbagai kategori produk mulai dari solusi rumah, profesional, energi dan mobilitas. Yanto bertanggung jawab terhadap perjalanan transformasi digital yang berkelanjutan untuk mendukung kebutuhan bisnis dan operasional perusahaan dengan mengedepankan culture of customer-obessed, agility and innovation.

Berbagai tantangan harus dihadapi oleh Yanto. Ia harus membangun dan mentransformasi organisasi untuk terus dapat beradaptasi dan berkembang, serta mendukung pertumbuhan dan ekspansi bisnis. Dalam menghadapi berbagai tantangan itu, terdapat nilai-nilai yang selalu Yanto pegang sehingga ia dapat bertahan, yakni takut akan Tuhan, hidup dalam integritas dan kejujuran, berani melangkah keluar dari zona nyaman, serta memberi dedikasi terbaik selagi masih ada kesempatan.

Perjalanan yang telah Yanto lalui sampai hari ini membuatnya sadar akan pentingnya menggunakan setiap detik kehidupan untuk mengerjakan hal yang baik. “Hidup ini adalah kesempatan untuk kita bisa semaksimal mungkin mengembangkan potensi dan talenta yang kita miliki untuk menjadi berkat dan dampak bagi keluarga dan kehidupan orang lain.” Dan ketika Yanto melihat perjalanan hidupnya sampai hari ini, ia tak luput memandang UPH sebagai tempat dimana ia bertumbuh, berkembang, dan dipersiapkan untuk menjadi pribadi yang siap menghadapi masa depan.

Dibentuk Melalui Pengalaman di UPH, Verlin Vitriana Kini Berdiri Sebagai Pemimpin Mempresentasikan tugas kuliah di depan kelas bisa jadi bukanlah hal yang disukai oleh banyak orang.

Namun bagi Verlin Vitriana, mahasiswa UPH jurusan Manajemen 2009, kebiasaan melakukan presentasi inilah yang justru menjadi satu dari pengalaman tak terlupakan selama dirinya menjalani dunia perkuliahan. Pengalaman ini membuat mentalnya semakin terlatih, serta mengasah dirinya menjadi lebih tegas, serta berani tampil untuk bersuara di depan khalayak.

Selain itu, selama menjalani masa perkuliahan Verlin merasakan peran penting dari para dosen yang telah memberikan ilmu serta pelajaran-pelajaran berharga.

Semua yang didapat Verlin membuatnya semakin terbentuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana, khususnya dalam mengambil keputusan. Saat ini, Verlin telah dipercaya menjadi Direktur di PT Berkat Cemerlang Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran bahan pewarna untuk berbagai produk seperti plastik, cat, tinta, kertas, karet, maupun bahan-bahan tekstil.

Verlin memiliki peran besar untuk membawa arah perusahaan, dan bertanggung jawab atas setiap produksi yang dilakukan perusahaan. Di samping itu, Verlin juga harus menjalankan tugasnya sebagai Direktur Yayasan Global Maju Bersama, sebuah tempat kursus bahasa yang menawarkan program Pendidikan Bahasa Mandarin, Inggris, dan Indonesia.

Yayasan Global Maju Bersama juga memiliki misi untuk memberikan pelatihan bagi anak berkebutuhan khusus, baik pengidap autis, hiperaktif, down syndrome, celebral palsy, disleksia, dan kelainan lainnya.

Tanggung jawab yang dimiliki oleh Verlin bukanlah pekerjaan yang mudah untuk unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan. Verlin harus bisa membagi waktu, serta menyelesaikan setiap tugas-tugasnya sebagai seorang pemimpin. Di tengah ragam kesulitan maupun tantangan yang harus Verlin hadapi, integritas selalu menjadi nilai yang ia pegang. Nilai dari sebuah integritas inilah yang membuat Verlin mampu bertahan dan dapat menjalankan setiap tanggung jawab yang harus diselesaikan.

Ketika Verlin memandang setiap perjalanan yang telah dilaluinya, terbersit kenangan kecil dimana ia dulu hanyalah seorang mahasiswa yang suka berdiri mempresentasikan tugas kuliah. Namun ternyata semua itu menjadi suatu pengalaman masa muda yang membentuk dirinya untuk berdiri sebagai seorang pemimpin bagi perusahaannya. Nilai Yang Berharga Untuk Masa Depan Meniti jejak akademik sebagai mahasiswa jurusan Manajemen Angkatan 2008 merupakan awal mula perjalanan seorang David Gunawan.

David menjadikan UPH sebagai pilihan yang utama karena ia melihat bahwa UPH merupakan kampus yang sangat baik dari segi mendidik, terutama karena nilai-nilai Kristiani yang selalu diajarkan, serta pembentukan karakter para mahasiswa-mahasiswi sesuai dengan Godly character.

Berbagai nilai yang didapatkan oleh David semasa di UPH menjadi pelajaran-pelajaran berharga yang semakin membentuk karakter, mental, serta unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan. Karena itu, bagi David dunia perkuliahan dapat menjadi suatu wadah penting bagi setiap orang untuk mendapatkan bekal yang sangat berguna sebelum memulai perjalanan di dalam dunia pekerjaan. Saat ini David telah dipercaya sebagai komisaris utama PT Minyak Urapan Anggur, dan diberi tanggung jawab di bidang operasional, marketing, serta finance.

Perjalanan David di dalam perusahaan yang bergerak untuk melakukan supply Pinelube Oil di seluruh Sinarmas Groups ini telah dimulainya sejak tahun 2013 silam. David pun harus menghadapi berbagai tantangan untuk tetap bertahan, terutama bagaimana era digital yang semakin berkembang pesat, sehingga membuat David harus terus berinovasi agar dapat bertahan di tengah kehadiran para kompetitor.

Dari semua itu, terdapat nilai yang selalu David pegang, yakni menjunjung tinggi nilai kejujuran, serta memiliki integritas di dalam menjalani dunia pekerjaan. Dan yang terpenting dari semua itu, David tidak lupa untuk selalu mengandalkan Tuhan sebagai kekuatan utama bagi dirinya untuk dapat bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Lika-liku perjalanan yang dihadapi oleh David membuatnya menemukan makna dibalik pantang menyerah. Bukan suatu perjalanan yang mudah untuk dihadapi, namun selama ada semangat dan tekad untuk bertahan, maka setiap jerih payah yang dilakukan akan mendatangkan hasil yang mengagumkan.

Rangkaian kisah yang telah dilalui oleh David membuatnya kembali mengingat nilai-nilai yang pernah didapatnya selama di UPH dulu, yakni True Knowledge, Faith in Christ and Godly Character. Bagi David, nilai-nilai ini menjadi suatu bekal yang tak lekang oleh waktu.

Nama Baik Lebih Berharga Daripada Harta Menjadikan panggilan hidup sebagai motivasi untuk menggapai masa depan, hal inilah yang membuat Gihon Yabessy Lohanda melangkah maju demi meraih impiannya. Sejak muda, Gihon memantapkan langkahnya di bidang musik.

Melihat UPH sebagai universitas yang sangat berkompeten di bidang ini, Gihon memilih UPH sebagai tempatnya menimba ilmu. “I like to think myself as a soldier sometimes, and whatever mission given unto me is considered mission to be accomplished”, ungkap mahasiswa jurusan Conservatory of Music angkatan 2003 ini.

Perjalanan Gihon dalam menapaki jejak Langkah di UPH bukanlah suatu perjalanan mudah. Dalam perjuangannya mencapai kelulusan, berbagai tantangan harus ia hadapi. Bahkan ia nyaris tidak lulus tepat waktu oleh karena kendala biaya yang sempat dialaminya di semester akhir.

Di tengah keadaan itu, Gihon bersyukur memiliki pimpinan fakultas yang tidak henti memberikannya dukungan sehingga ia tetap dapat menyelesaikan perkuliahan tepat pada waktunya. Membawa musik sebagai latar belakang dirinya meniti karir adalah awal mula perjalanan karir seorang Gihon. Waktu demi waktu berlalu, berbagai tantangan harus ia hadapi. “Sebagai seniman sangat tidak terlatih dalam bidang management, accounting, financial skill, dan hal-hal seputar marketing.

Harus belajar banyak hal baru selain harus terus mengembangkan my art craftmanship,” tuturnya. Namun panggilan hidup itulah yang selalu menjadi motivasi seorang Gihon untuk membawanya menuju hari esok yang lebih baik. Dari panggilan hidup yang ia responi, kini Gihon dapat berdiri sebagai seorang Direktur PT Seniman Senang Selalu, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang musik (pendidikan musik, produksi musik dan juga performing entertainment). Berada di titik ini merupakan suatu perjalanan panjang yang membentuk Gihon menjadi pribadi rendah hati dan memiliki kerinduan untuk terus belajar serta menghargai sesama.

Hal-hal ini yang membuat Gihon menemukan sebuah nilai kehidupan, “nama baik lebih berharga daripada uang/harta.” Segenggam Nilai dalam Perjalanan Hidup Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri, ini adalah nilai-nilai yang selalu dipegang teguh oleh Mei Lestiorina Nainggolan, Alumni Fakultas Keperawatan UPH tahun 2009, yang kini telah dipercaya menjabat sebagai Head Division of Nursing Division & Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Operations di Siloam Hospital Medan.

Tanggung jawab yang berat ini telah dijalankan oleh Mei sejak 2015 silam. Ia harus bertanggung jawab untuk membangun tim perawat yang solid, berpotensi, serta memiliki kerendahan hati untuk diproses dan dibentuk. “Tantangan terbesar saya saat ini adalah bagaimana supaya tim keperawatan mempunyai sebuah passion (a passionate team) dalam memberikan pelayanan kesehatan dan edukasi kesehatan dengan kompetensi yang memadai.

Memiliki tanggung jawab dan memberikan pelayanan yang terbaik, sehingga Siloam Hospital Medan dapat selalu menjadi pilihan utama masyarakat”, ungkap Mei. Perjalanan Mei untuk bisa di titik ini tidak terlepas dari peran luar biasa mendiang Ibu yang selalu hadir di dalam kehidupannya, kehadiran keluarga di sisinya, hingga bekal akademik yang ia miliki. Bagi Mei, pendidikan yang ia dapatkan selama di UPH merupakan suatu bekal yang sangat penting baginya. “Dengan bekal pendidikan yang memadai, seorang karyawan akan lebih cakap dalam menjalankan peran dan fungsinya.

Saya sendiri sangat membutuhkan pendidikan yang mumpuni, relevan, dan setinggi-tingginya dalam melaksanakan peran dan fungsi saya”, tuturnya. Mei pun mengungkapkan harapannya agar di waktu mendatang ia dapat melanjutkan jenjang pendidikan program Magister Keperawatan di UPH. Jejak langkah seorang Mei di dalam meniti karir juga membuatnya menemukan nilai-nilai yang penting untuk dimiliki, baik sebelum maupun ketika memasuki dunia pekerjaan.

Mei menyebutnya dengan sebutan “5B”, yakni: Bersemangat, Bersukacita, Belajar keras, Bertekun (disiplin dalam semua hal postif) dan (Jangan Lupa) Berdoa. Kiat ini menjadi hal wajib yang selalu diterapkan oleh Mei setiap hari, sembari menyongsong hari esok yang lebih baik. Dari semua yang telah dilaluinya, terucap untaian syukur dari Mei untuk UPH yang telah menjadi wadah yang membentuk dirinya dan seluruh rekan-rekan seperjuangan lainnya.

Ia pun berharap agar di waktu mendatang, UPH dapat terus membuka kesempatan bagi anak-anak bangsa Indonesia yang berprestasi dan kurang mampu untuk mendapatkan bantuan Pendidikan (beasiswa) selain FoN dan TC. “Terima kasih sebesar-besarnya karena telah hadir dan ada sampai saat ini dengan visi dan misi yang istimewa untuk kami semua sehingga kami juga menjadi lulusan-lulusan Pendidikan Tinggi yang istimewa.

God bless UPH, always.” – Mei Lestiorina Nainggolan. Initiative, Diligent, Honest, Loyal are Keys to Success “Don’t stop contributing back to the campus whatever it takes! Whether we realize it or not, it will shape us into the person we needed to be as we walk through our career paths,” says Yoseph Wicaksono, alumnus to UPH’s Applied Communication Science Alumnus 2008.

Working in the industry has allowed Yoseph to being DOKU’s VP of Business Expansion and Regional Sales. DOKU, a company that provides solution for local electronic payments as well as offering payment options to its customers requires Yoseph to lead the business division, now focusing especially to assist growth at DOKU Bali’s branch.

Entrusted with such responsibility can not be separated from the role of education. In fact, Yoseph had to go through great trials and tests prior to his current position. Yet, the softskills he’s learnt at UPH has helped him to communicate more effectively in front of an audience, adapting to different situation and circumstances, as well as learning to understand people’s nature and characters.

In addition, Yoseph’s active participation in various campus activities – including Student Body (BEM-UPH), student association department (HMJ-Ilkom UPH) and Spiritual Growth for Students (SGS-UPH) – has enrich his knowledge, ones which are useful for his current career. Every hardships that Yoseph has gone through have only made him realize the keys to success: having high initiative, being diligent, honesty, and loyalty in whichever department he is placed.

Furthermore, support from his family only adds to his drive to be successful. COVID-19 favors no one, including Yoseph. Working in a digital company requires Yoseph to strive for cohesiveness and maintain coordination with his teammate. Evenmoreso, the presence of similar competitors is also a challenge that makes Yoseph always have to innovate so that the company can excite the market with even more beneficial products. That being said, Yoseph has always been determined to increase his capacity and is open to changes.

This strong determination has enabled Yoseph to always move forward despite the presence of challenges. Wella Christie – Berani Bereksplorasi & Membangun Relasi Bagi Masa Depan Berkesempatan untuk menjadi penyiar radio UPH dan belajar hal-hal seputar radio announcer selama menjalani perkuliahan menjadi modal utama yang membentuk mental seorang Wella Christie, Alumni Fakultas Komunikasi UPH angkatan 2009 yang kini berdiri sebagai seorang Chief Marketing Officer & Founder PT Eyelovin Cantika Indonesia, sebuah marketplace contact lenses pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 2009, dan kini menjadi salah satu situs informasi serta toko lensa kontak terlengkap dan terpercaya di Indonesia.

Selama menjalani studi di UPH, kehadiran para dosen yang berkualitas sungguh-sungguh berperan penting dalam mengasah dan mengajarkan dirinya untuk bebas mengeksplorasi serta mengembangkan setiap potensi dan kemampuan dalam berkarya. Ditambah berbagai fasilitas kampus yang mendukung mahasiswa/i untuk dapat berkreasi, kehadiran para senior yang memberikan arahan dan masukan, hal ini menjadi dukungan yang membuat Wella dapat memaksimalkan potensi dirinya, dan membuatnya semakin berani menggunakan setiap peluang yang ia temukan di UPH untuk berkarya.

Itulah kenapa Wella selalu berkata “jangan takut mengeksplorasi kegiatan yang disediakan kampus, dari kegiatan tersebutlah kita bisa mendapatkan banyak teman baru yang bisa membuka peluang usaha“.

Perjalanan seorang Wella unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan di UPH tidak hanya membuatnya mengenal nilai-nilai akademik, tetapi juga membuatnya mengerti nilai dari sebuah tim kerja, disiplin, dan kejujuran. Berbagai tantangan kini dihadapi oleh Wella, khususnya bagaimana ia tetap harus membangun suatu perencanaan, proses dan eksekusi tim marketing untuk dapat menjangkau pelanggan lebih luas.

Dengan ilmu pendidikan yang telah ia miliki, hal tersebut menjadi bekal yang sangat berguna bagi dirinya dalam menjalani dunia pekerjaan yang saat ini ia tekuni. Di tengah berbagai tantangan tersebut, Wella terus melangkah dan fokus meniti karier, melakukannya dengan penuh semangat dan sukacita, sembari menatap keluarga sebagai alasan yang membuatnya memiliki kekuatan di tengah berbagai tantangan yang ia hadapi.

UPH merupakan tempat untuk belajar dan bertumbuh dan telah mempersiapkan saya memiliki kehidupan profesional saya saat ini, terutama selama masa bakti saya di Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM).

Aktivitas berorganisasi ini mengasah kemampuan skill kepemimpinan dengan tanggung jawab dan kesempatan untuk bertemu dengan stakeholder yang sangat besar. Asas kekeluargaan yang dijunjung tinggi dalam HMJM juga mengajarkan untuk selalu memimpin dengan kerendahan hati (lead with humility) Memberikan 1000% dalam Setiap Tanggung Jawab & Berintegritas, Steaven M. Livan Lakukan Perencanaan & Implementasi Rancangan Strategi Tahunan dengan Stakeholder Lintas Negara Memiliki integritas dan bekerja berdasarkan pedoman merupakan nilai yang harus dijalani oleh setiap pribadi, terlepas dari peran dan tanggung jawab masing-masing.

Integritas – inilah yang menjadi acuan dalam bekerja, menurut Steaven Michael Livan, Alumni Manajemen UPH angkatan 2010. Ia dipercayakan untuk membantu proses aktivitas penggalangan dana (fundraising) perusahaan; menjalin hubungan dengan investor; serta melakukan perencanaan dan implementasi rancangan strategi tahunan dengan stakeholder lintas negara (Indonesia, Thailand, Hong Kong, dan Singapura) di Orami, sebuah perusahaan berbasis teknologi untuk membantu orang tua untuk berbelanja dan mendapatkan wawasan terkait cara mengasuh anak.

Tidak hanya berintegritas saja – Steaven juga selalu mengerjakan setiap tanggung-jawab yang dipercayakan kepadanya dengan sikap excellence. “Perencanaan itu penting, namun permasalahan operasional yang tidak terencana itu pasti selalu ada dan tugas kita untuk selalu menentukan solusi terbaik agar tujuan utama tetap dapat direalisasi. Dalam situasi ini, integritas menjadi kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan harian di lapangan. Selain itu, selalu berikan 1000% untuk setiap tugas yang diberikan, terlepas dari jenuhnya atau banyaknya tugas yang ada juga penting.

Rasanya tidak hanya semasa kuliah saja saya harus mampu membagi waktu antara tugas dan berorganisasi, saat inipun saya juga masih harus melatih diri dalam manajemen waktu dan menentukan skala prioritas yang dapat berubah setiap minggu,” kata Steaven.

Tentu pendidikan memiliki peran penting dalam perjalanan karier Steaven hari ini. Selain dari dukungan fasilitas dan lokasi yang strategis, melalui pendidikannya di UPH Steaven telah dipersiapkan dengan ilmu dan aktivitas organisasi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan hidup secara mandiri.

“UPH merupakan tempat untuk belajar dan bertumbuh dan telah mempersiapkan saya memiliki kehidupan profesional saya saat ini, terutama selama masa bakti saya di Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM). Aktivitas berorganisasi ini mengasah kemampuan skill kepemimpinan dengan tanggung jawab dan kesempatan untuk bertemu dengan stakeholder yang sangat besar.

Asas kekeluargaan yang dijunjung tinggi dalam HMJM juga mengajarkan untuk selalu memimpin dengan kerendahan hati (lead with humility).

Saya berharap UPH dapat terus menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di tingkat internasional, baik profesional maupun pelaku bisnis di lintas industri,” tutup Steaven. Salah satu pengalaman paling tidak terlupakan yang saya lalui di UPH adalah mengikuti komunitas international moot court, yang mengenalkan saya ke dunia baru dan seperti dimensi lain dari kuliah hukum pada umumnya.

Kegiatan moot court memakan sangat banyak waktu dan memberikan dampak positif yang begitu besar terhadap arah perjalanan saya dalam kuliah hukum. Tanpa adanya kegiatan moot court, mungkin saya tidak akan menjadi diri saya yang sekarang. Thank you UPH for a great 3.5-years of education that blasted me off to a life-long journey of serving God and others!

Mempertimbangkan Berbagai Risiko & Aspek Hukum, Wynne Prasetyo Berkarier Dalam Bidang Hukum Bisnis “Tim hukum memiliki sudut pandang yang unik dibanding peran-peran bisnis yang saat ini ada di Xendit. Ketika tim bisnis terus berupaya mencari kesempatan baru dan memanfaatkan momentum, tim hukum berperan untuk mengkaji dan mempertimbangkan berbagai risiko dan aspek hukum dari langkah bisnis yang sedang dan ingin dilakukan.

Sering saya dengar di berbagai perusahaan di Indonesia, tim hukum dianggap sebagai tim yang selalu bilang tidak, tim yang selalu mempersulit pergerakan bisnis. Padahal, in life, you get to where you want to be not only by taking the roads you did, but also by leaving the roads you didn’t take.

Same applies in the life of a business,” kisah Wynne, sebuah tawa ringan mengiringi ceritanya. Ialah Wynne Prasetyo, alumni Hukum UPH angkatan 2009 yang saat ini menjabat sebagai Legal Counsel (Head of Indonesia Operations) di Xendit.

Dalam tanggung jawab tersebut, Wynne dan timnya diharapkan dapat membangun infrastruktur hukum untuk mendukung perkembangan dan kemajuan perusahaan.

Perusahaan tempat Wynne bekerja saat ini bergerak sangat cepat dalam menyeimbangi kebutuhan pasar domestik dan regional, sehingga dukungan hukum yang cukup memberikan proteksi namun tetap memberikan jalan untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan sangatlah krusial. Namun tentu saja, Wynne juga ingin setiap anggota timnya selalu bertumbuh secara profesional. Wynne pun mengakui bahwa ia tidak mendefinisikan dirinya dengan jabatan, titel, atau peringkat apapun yang dipegangnya.

Baginya, melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati, tulus, dan membuatnya bahagia menjalani karier tersebut akan membawanya pada kepercayaan yang lebih tinggi. Wynne turut bersyukur telah menjalani pendidikannya di UPH. Baginya, pendidikan merupakan salah satu kunci penting yang dapat membentuk pola pikir serta kepribadian seseorang.

Melalui pendidikan, ia tidak hanya mendapatkan ilmu praktis, namun juga nilai-nilai moral yang ditanamkan oleh para dosen. Sebagai lulusan jurusan hukum, salah satu pengalaman terbaik Wynne di UPH adalah Moot Court, sebuah kegiatan yang bahkan sempat ia menangkan saat duduk dibangku SMA dan kemudian dilanjutkan dengan mengikuti kompetisi-kompetisi moot court berskala internasional di Fakultas Hukum UPH.

“Salah satu pengalaman paling tidak terlupakan yang unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan lalui di UPH adalah mengikuti komunitas international moot court, yang mengenalkan saya ke dunia baru dan seperti dimensi lain dari kuliah hukum pada umumnya. Kegiatan moot court memakan sangat banyak waktu dan memberikan dampak positif yang begitu besar terhadap arah perjalanan saya dalam kuliah hukum.

Tanpa adanya kegiatan moot court, mungkin saya tidak akan menjadi diri saya yang sekarang. Thank you UPH for a great 3.5-years of education that blasted me off to a life-long journey of serving God and others!” tutup Wynne dengan semangat. Berkuliah di UPH merupakan salah satu keputusan dan pengalaman yang membantu membentuk diri saya sekarang, terutama melalui pengalaman berorganisasi di BEM.

Melalui BEM, masa kuliah saya jadi memiliki lebih banyak warna dan exposure. Selain itu, saya juga bertemu dengan banyak sekali orang baik dalam kampus maupun di luar kampus yang memiliki dampak besar bagi hidup saya hingga sekarang Memperkenalkan Makanan Indonesia ke Mancanegara, Dennis Oswald Tannos Kembangkan Galada.id Dennis Oswald Tannos, Alumni Teknik Informatika UPH angkatan 2008 yang saat ini adalah sebagai Founder sekaligus CEO dari Galada, berhasil menyajikan makanan Indonesia kaya rempah dalam kemasan siap saji yang mudah disajikan kapan dan dimana saja.

Saat ini menu makanan hasil karyanya telah dicoba oleh pelanggan di lebih dari 40 kota di Indonesia dan bahkan di lebih dari 6 negara di dunia. Perjalanan sukses Dennis dimulai dari kebiasaannya berbagi makanan kepada tetangga dan teman-teman, dimana Dennis mendapatkan masukan mengenai makanan yang dimasak serta menemukan bahwa makanan ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau kemampuan memasak namun tetap ingin mengkonsumsi makanan yang baik secara kualitas.

“Dimulai dari pesanan beberapa teman yang tinggal di daerah, disitulah kami merasa perlu berinovasi terhadap packaging agar dapat dikirim ke luar kota sekalipun. Kami mendapati juga bahwa semua pembeli kami memang hanya menginginkan makanan Indonesia yang comforting dan mengingatkan mereka pada kampung halaman.

Melalui Galada, kami ingin menjadi bagian dari cerita dimana makanan Indonesia dapat dikenal di seluruh dunia dan disandingkan dengan makanan-makanan terkenal dari negara lainnya,” kisah Dennis. Merintis sebuah usaha dari nol tentu memiliki tantangannya tersendiri, termasuk tantangan untuk terus berinovasi menu agar rasa penasaran pembeli terus muncul dan kembali melakukan pemesanan.

Beruntung bagi Dennis, lingkungan pertemanan serta bimbingan spiritual yang baik yang ia dapatkan di UPH menjadi mesin yang mendorongnya untuk terus berkarya bagi Indonesia. Ditambah dengan keluarga yang terus mendukungnya, Dennis terus mengelola usaha yang dimilikinya dengan tanggung jawab dan bergantung pada Tuhan. “Berkuliah di UPH merupakan salah satu keputusan dan pengalaman yang membantu membentuk diri saya sekarang.

Terutama melalui pengalaman berorganisasi di BEM karena melalui BEM-lah saya merasa masa perkuliahan saya memiliki lebih banyak warna dan exposure. Selain itu, saya juga bertemu dengan banyak sekali orang baik dalam kampus maupun di luar kampus yang memiliki dampak besar bagi hidup saya hingga sekarang. Needless to say, I’m proud to be part of UPH,” tutup Dennis, sebuah tawa ringan mengiringi kisahnya. Saat memutuskan untuk berkuliah di UPH, saya melihat bahwa UPH merupakan salah satu dari pilihan kampus swasta terbaik yang ada di Indonesia, termasuk mMendapatkan kesempatan untuk diajar oleh seorang dosen yang sampai saat ini masih menjadi panutan saya.

Walaupun ada banyak hal yang menjadi pergumulan saat beliau mengajar dulu, tapi ilmu yang beliau sampaikan ternyata dibutuhkan industri kerja saya saat ini Shella Natasha, Alumni Ilmu Komunikasi UPH, Menemukan Jalan Tengah Bagi Semua Orang Melalui Komunikasi Bekerja dibidang komunikasi untuk sebuah perusahaan start up tentu membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi yang tinggi.

Apalagi dengan tuntutan agar pesan yang ingin disampaikan oleh management dapat diterima oleh seluruh karyawan dengan pemahaman yang benar, kemampuan berkomunikasi yang baik dan efektif sangat dibutuhkan oleh Shella Natasha, alumni Ilmu Komunikasi UPH angkatan 2009.

Sebagai Internal Communications & Engagement Lead di DANA, Shella tidak hanya harus mengkomunikasikan pesan dengan baik, namun juga mampu membagi tugas dengan tim agar kegiatan dan aktivitas beragam yang diimplementasikan perusahaan dapat meningkatkan engagement karyawan.

“Karena latar belakang pendidikan saya sejalan dengan karier yang sedang saya jalani, saya tidak memiliki kesulitan tertentu untuk beradaptasi dengan pekerjaan saya saat ini.

Namun tentu saja, setiap pekerjaan ada tantangannya. Bagi saya, latar belakang karyawan yang berbeda-beda, juga jumlah karyawan dengan pesebaran yang beragam menjadi tantangan tersendiri menjadi tantangan tersendiri dalam pekerjaan saya.

Namun saya percaya, jika saya bekerja dengan integritas dan kegigihan serta mengutamakan teamwork dan menerapkan pola pikir Customer First, saya akan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan mencapai target apapun yang diberikan oleh perusahaan,” Shella menjelaskan. Bagi Shella, pendidikan memegang peran penting dalam kariernya hari ini. Melalui pendidikan yang dijalaninya di UPH, ia ditempa untuk memiliki kerangka berpikir yang dibutuhkannya serta terus termotivasi untuk mengembangkan diri sendiri.

Shella sendiri juga merasa bersyukur karena telah mendapatkan sosok pendidik yang secara tidak langsung memberikan dampak besar terhadap pola kerja yang dimilikinya saat ini.

“Saat memutuskan untuk berkuliah di UPH, saya jelas melihat bahwa UPH merupakan salah satu dari pilihan kampus swasta terbaik yang ada di Indonesia. Salah satunya termasuk mendapatkan kesempatan untuk diajar oleh seorang dosen yang sampai saat ini masih menjadi panutan saya.

Walaupun ada banyak hal yang menjadi pergumulan saat beliau mengajar dulu, tapi ilmu yang beliau sampaikan ternyata dibutuhkan industri kerja saya saat ini,” tutup Shella unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan penuh antusiasme. 4 tahun belajar di UPH memberikan banyak sekali pengalaman yang menarik dan berkesan bagi saya, salah satunya adalah eratnya pertemanan dan persahabatan dengan rekan-rekan mahasiswa lain, baik yang satu angkatan maupun dengan kakak kelas dan adik kelas.

Karena jumlah murid setiap jurusan yang masih terbatas dan kampus sendiri waktu itu juga baru dalam tahap pengembangan awal, kami semua terlibat sebagai satu keluarga besar yang saling bahu membahu untuk membuat UPH lebih dikenal didunia pendidikan di Indonesia Termotivasi Dari Pengalaman Hidup, Kariyanto Memutuskan Untuk Berjuang dan Meniti Karier di Jakarta Integritas, rasa hormat, disiplin, memimpin dengan teladan, dan kesediaan untuk bekerja ekstra adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman Kariyanto Hardjosemarto, Alumni Management UPH angkatan 1995, dalam menjalani tanggung jawab sebagai Head of Sales Operation and Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia.

Keseharian pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, ini dipenuhi dengan tanggung jawab untuk pengambilan keputusan dalam hal penetapan produk-produk yang akan dipasarkan di Indonesia termasuk harganya; merencanakan pemesanan kendaraan baik CBU maupun kits dari kendaraan yang akan dirakit secara local sampai dengan distribusinya kepada seluruh dealer di Indonesia; menentukan strategi penjualan yang tepat agar target yang telah ditetapkan bisa tercapai; memastikan bahwa para konsumen puas dengan pengalaman pembelian kendaraannya; dan juga memastikan business partner atau para dealer beroperasi berdasarkan standar yang telah ditetapkan dan mendapatkan profit.

Kerry – sebagaimana ia biasa dikenal diantara koleganya – tentu sudah terbiasa menghadapi berbagai tantangan dalam hal pekerjaannya, seperti saat ini yang menjadi tantangan utamanya adalah transisi ke digitalisasi dalam proses penjualan, elektrifikasi kendaraan, kondisi pasar pasca pandemi, serta kelangkaan suplai akibat krisis semikonduktor yang terjadi secara global.

Keinginan untuk menjadi teladan bukan hanya terjadi saat ini saja saat sudah terjun ke dunia professional, akan tetapi hal itu juga sudah menjadi keinginannya sejak memutuskan untuk kuliah di UPH. “Saya berasal dari keluarga petani di pelosok kampung di Jawa Timur. Orang tua saya pedagang sayur keliling dari satu pasar ke pasar yang lain dan belum ada keluarga atau tetangga yang meniti karier sebagai pekerja profesional di Jakarta waktu itu, sehingga kondisi itu akhirnya memotivasi saya untuk mendapatkan kesempatan berkuliah di Jakarta dengan harapan suatu saat saya bisa mendapatkan karier yang baik di ibukota.

Dan setelah mulai bekerja pun yang menjadi motivasi utama saya adalah bagaimana bisa berhasil di pekerjaan saya serta menjadi contoh yang baik untuk keluarga dan saudara – saudara saya,” kisah Kerry, keteguhan tercermin dalam nada bicaranya. Kerry yang berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari Lippo Group untuk berkuliah di UPH, tidak pernah melupakan kenangan masa ia menempuh pendidikan di UPH. “4 tahun belajar di UPH memberikan banyak sekali pengalaman yang menarik dan berkesan bagi saya, salah satunya adalah eratnya pertemanan dan persahabatan dengan rekan-rekan mahasiswa lain, baik yang satu angkatan maupun dengan kakak kelas dan adik kelas.

Karena jumlah murid setiap jurusan yang masih terbatas dan kampus sendiri waktu itu juga baru dalam tahap pengembangan awal, kami semua terlibat sebagai satu keluarga besar yang saling bahu membahu untuk membuat UPH lebih dikenal didunia pendidikan di Indonesia. Pengalaman menarik lainnya yang tidak akan pernah saya lupa adalah bagaimana UPH menjadi tempat saya pertama kali naik lift, pertama kali menerima kue ulang tahun, dan pertama kali naik mobil mewah (yaitu Mercedes-Benz C180) juga milik teman saya di UPH.

Saya berharap UPH tetap menjadi center of excellence yang mencetak lulusan yang unggul secara akademis, memiliki karakter yang baik dan cinta kepada tanah air,“ tutup Kerry. Salah satu pengalaman yang paling saya ingat adalah kesempatan untuk bisa bergabung satu periode Badan Eksekutif Mahasiswa UPH (BEM-UPH) dan satu periode Majelis Perwakilan Mahasiswa UPH (MPM-UPH). Saya belajar banyak dari hidup berorganisasi, terutama kemampuan untuk membagi waktu antara menyelesaikan tugas kuliah dan berkontribusi di organisasi kemahasiswaan – hal ini masih saya aplikasikan juga di dunia pekerjaan Mengasah Kemampuan Time-Management Sejak Kuliah, Daniel Moeis Kini Dipercaya Beberapa Proyek Besar Bersamaan “Satu value yang sampai sekarang tetap saya pegang adalah motto yang saat saya kuliah dulu terpajang dipintu masuk UPH: ‘Responsibility Begins With Me’.

Zaman sekarang banyak orang yang memilih-milih pekerjaan, mau yang mudah, mau cepat untung dan lain sebagainya. Namun, bagi saya apapun pekerjaan yang saya hadapi, saya harus mulai bertanggung jawab dari diri saya sendiri. Saya harus bisa menunjukkan bahwa setiap pekerjaan yang diberikan bisa diselesaikan dengan cepat dan juga baik. Selebihnya ditunjang oleh etos kerja yang efektif, efisien, jujur dan terus mau belajar hal – hal yang baru,” ucap Daniel.

Ialah Daniel Moeis, alumni Arsitektur UPH angkatan 2005 yang saat ini dipercaya sebagai Marketing Director of Triniti Land, dimana ia bertanggung jawab untuk pengembangan properti dengan luas lebih dari 150 hektar di sejumlah wilayah Indonesia termasuk Jakarta, Tangerang, Batam, Bogor dan juga Lampung. Ia tidak hanya menghidupi prinsip yang dibawanya sejak kuliah tersebut, namun juga tetap mengutamakan Tuhan dan keluarga.

Ia mengakui bahwa kerinduannya adalah untuk mempermudah dan membantu hidup orang lain. “Kendala terbesar saya sebetulnya ada di dua area. Yang pertama adalah bagaimana membagi waktu untuk setiap project agar semua mendapatkan hasil yang maksimal.

Project lama atau project baru mempunyai value prioritas yang memerlukan dedikasi yang terbaik, bukan hanya sekedar berjalan saja. Yang kedua adalah bagaimana membawa perusahaan tidak hanya bersaing di pasar offline saja, tetapi juga dapat menjangkau pasar online yang semakin hari semakin berkembang. Keadaan saat ini membuat beberapa aktivitas tatap muka semakin terbatas, sehingga penting untuk perusahaan bisa tetap berjalan walaupun terkendala pada waktu dan tempat,” jelas Daniel.

Daniel percaya bahwa pendidikannya di UPH telah melengkapi dirinya untuk bekerja dengan maksimal dalam bidang yang ditekuninya saat ini. Baginya, UPH telah memberikan ilmu praktis berstandar global, network yang luas, serta kesempatan yang sangat luas untuk mengasah soft-skills yang masih ia pakai dalam pekerjaannya hari ini.

“Banyak sekali pengalaman menarik dan berkesan selama saya berkuliah di UPH, salah satunya adalah kesempatan untuk bisa bergabung satu periode Badan Eksekutif Mahasiswa UPH (BEM-UPH) dan satu periode Majelis Perwakilan Mahasiswa UPH (MPM-UPH). Saya belajar banyak dari hidup berorganisasi, terutama kemampuan untuk membagi waktu antara menyelesaikan tugas kuliah dan berkontribusi di organisasi kemahasiswaan – hal ini masih saya aplikasikan juga di dunia pekerjaan.

Maju terus UPH!” tutup Daniel dengan antusias. Selalu Bekerja Keras dan Memberikan yang Terbaik, Roberto Saputra Kini Dipercaya Menjadi Chief Brand Officer PT Smartfren Telecom Tbk. Sebagai alumni angkatan pertama UPH tahun 1994, yang mengambil program studi Teknik Industri, Roberto Saputra memiliki kesan yang mendalam terhadap UPH.

Kedekatan antar mahasiswa membuat Roberto amat bersyukur mengambil keputusan untuk berkuliah di UPH. “Saat saya hendak kuliah dulu, tidak banyak universitas swasta yang membuka jurusan Teknik Industri. Pas sekali saat itu saya dengar UPH baru saja buka, ada jurusan Teknik Industri-nya, dan ditambah juga dengan visi misi UPH yang kuat membuat saya makin tertarik masuk UPH. Menjadi angkatan pertama sebuah universitas mungkin menjadi dilemma bagi banyak orang, namun saya malah sangat terkesan dengan kedekatan mahasiswa dan dosen diangkatan pertama dan kedua, dimana kelasnya kecil sehingga interaksi kita lebih fleksibel.

Saat itu, kami juga masih merasakan berkuliah di gedung Dynaplast dan gedung parkir yang disulap jadi kelas (sekarang gedung B), sehingga kami menjadi mudah mengenal teman-teman jurusan lain,” ucap Roberto. Saat ini Roberto dipercayakan tanggungjawab sebagai Chief Brand Officer di PT Smartfren Telecom Tbk., dimana ia mengemban tugas untuk meningkatkan minat konsumen terhadap produk dan solusi internet (brand building) serta memastikan bahwa produk yang ditawarkan perusahaannya bisa dikenal dan relevan untuk target market yang dibidik (marketing and communication).

Termasuk didalam tugas Roberto adalah untuk mencari cara agar dalam era digital saat ini, perusahaan dapat mengantisipasi consumer shift dari offline ke online, selalu up-to-date terhadap tren dan kemajuan teknologi, serta tangkas dalam menghadapi kompetitor.

“Pribadi yang berperan besar dalam memotivasi saya untuk maju dan berkarya adalah ayah saya, dimana beliau juga merupakan salah satu dosen UPH saat saya berkuliah dulu. Kami selalu berangkat bersama ke kampus dan meskipun unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan banyak berbincang, saya melihat apa yang beliau lakukan untuk keluarga.

Ayah saya adalah pekerja keras, tidak banyak mengeluh dan selalu ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga,” ucap Roberto. Roberto juga mengatakan bahwa dalam menjalani kariernya, nilai-nilai seperti integritas, keinginan untuk terus belajar, bekerja keras untuk mewujudkan mimpi, dan menjadi berkat bagi tempat kerja kita adalah faktor penting untuk diterapkan. Tanpa nilai-nilai ini, kita tidak akan mampu berkarya dengan maksimal.

“Dream high, believe that all things are possible! Kesulitan yang kita hadapi hari ini adalah kesempatan bagi kita untuk menjadi orang yang lebih baik. Kita hanya perlu mengubah mindset dan respon kita terhadap setiap masalah yang datang,” tutupnya dengan semangat.

Berkolaborasi Untuk Pendidikan yang Lebih Baik di Indonesia, Steven Sutantro Melatih & Mendampingi Komunitas 4.000 Pelatih Kutipan yang berkata “jika Anda ingin pergi cepat, Anda bisa pergi sendiri. Jika Anda ingin pergi jauh, pergilah bersama-sama”, adalah prinsip yang dipegang teguh oleh Steven Sutantro, Google Certified Coach di REFO, partner professional development Google for Education di Indonesia.

Steven, sapaan akrab pria kelahiran Jakarta ini yang merupakan alumni Teacher’s College UPH angkatan 2007, dimana saat ini ia dipercaya untuk mengelola pelatihan, pendampingan serta komunitas 4.000 trainer, innovator & educator bersertifikasi Google for Education pada 34 provinsi di Indonesia. Steven percaya bahwa kolaborasi berbagai pihak dibutuhkan untuk membangun kualitas manusia Indonesia yang lebih baik, sehingga berkolaborasi dengan Kemendikbudristek menjadi pilihan terbaik Steven saat ini.

Steven pun mengakui bahwa perjalanannya bersama REFO untuk mendidik trainer, innovator, dan educator yang berkualitas masih sangat panjang. Ia melihat bahwa masih banyak sumber daya manusia di Indonesia yang belum memiliki pola pikir, pengalaman, dan keahlian digital yang dibutuhkan. Terinspirasi dari passion, karya, dan dampak dalam bidang teknologi yang dibawa oleh pendiri startup digital yang sukses memecahkan masalah lewat aplikasi digital, Steven terus berjuang untuk memberikan pelatihan dan pendampingan agar pendidikan di Indonesia dapat mengalami kemajuan pesat satu dekade mendatang.

Panggilan untuk mentransformasi pendidikan di Indonesia tentu tidak terbentuk dengan sendirinya. Dibutuhkan kurikulum dan kesempatan berkolaborasi dengan dosen dan rekan-rekan mahasiswa dalam melakukan penelitian maupun dalam menyelenggarakan kegiatan untuk memperlengkapi Steven.

Baginya, masa-masa kuliah di UPH menjadi batu loncatan penting yang mempertajam panggilan tersebut. “Pendidikan di UPH memberikan fondasi berupa nilai-nilai kepemimpinan dan keahlian yang relevan yang membentuk saya menjadi coach & pengajar profesional yang berdampak.

UPH juga telah memberikan kesempatan pada saya untuk belajar dari dosen yang memberikan teladan hidup, perspektif yang baru, pengalaman nyata inspiratif, serta keahlian yang relevan yang dibutuhkan untuk mentransformasi pendidikan Indonesia,” ucap Steven. Saya belajar banyak hal di UPH, terutama dalam hal organisasi dan kepemimpinan. Mengambil bagian dalam kepengurusan sebuah organisasi tidak hanya melatih kita untuk melakukan yang terbaik atau menyelesaikan sebuah kegiatan sampai selesai, tapi juga bagaimana kita saling membantu satu sama lain untuk bertumbuh, baik secara pribadi maupun bersama agar dapat mencapai tujuan yang lebih besar Mengembangkan Potensi & Mendidik Siswa Dibidang Teknologi, Juventia Vicky Responi Panggilan Melalui Hacktiv8 Perkembangan teknologi di Indonesia mengalami lompatan yang sangat besar dua dekade ini.

Dan tidak dapat dipungkiri, dengan kemajuan teknologi yang cepat ini, dibutuhkan developer-developer yang memahami sistem back-end dan mampu mengembangkannya dengan baik. Ialah Juventia Vicky, alumni Ilmu Komunikasi UPH angakatan 2007, yang dipercaya untuk mengkoordinasi admission, marketing, bisnis, operasional, dan departemen sumber daya manusia serta mengembangkan Hacktiv8 Indonesia, sebuah program pendidikan online yang mempersiapkan pemula untuk menjadi developer yang siap kerja dalam bidang teknologi.

Mengembangkan potensi dan mendidik pribadi yang akan menjadi pemimpin masa depan dibidang teknologi merupakan sebuah panggilan yang Vicky responi melalui Hacktiv8. Vicky percaya bahwa salah satu cara untuk berdampak bagi sebuah tempat (atau bahkan negara) adalah dengan fokus terhadap pengembangan kepemimpinan.

“Kalau untuk saya pribadi, sangat penting untuk memahami the ‘why’ dibalik setiap hal yang saya lakukan. Dengan memahami alasan mengapa saya melakukan sesuatu itulah saya dapat terus memotivasi diri, karna saya meyakini dampak yang saya dapat berikan untuk masa depan yang lebih baik. Intinya, the ‘why’ memberikan saya energi untuk mencapai hal-hal yang saat ini menurut orang tidak mungkin. Dalam tanggung jawab yang saya jalani di Hacktiv8, saya dan tim tidak hanya ingin memberikan hard-skill kepada teman-teman supaya mereka menjadi developer yang siap kerja – namun kami juga rindu melihat mereka memiliki mindset yang transformasional sehingga pada akhirnya mereka akan terpacu untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki.

Maka dari itu, di Hactiv8 kami memiliki counselor untuk membantu siswa/i untuk mengenal diri mereka juga,” ucap Vicky. Bagi wanita kelahiran Kalimantan ini, Vicky, menjalani pendidikan di UPH merupakan sebuah keputusan besar yang harus ia ambil.

Ia mengakui bahwa keluar dari zona nyaman adalah sebuah hal yang menakutkan bagi banyak orang, apalagi untuk memutuskan merantau pada usia muda. Namun Vicky percaya bahwa pendidikan adalah faktor penting yang akan membantunya untuk berkembang dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik sehingga memilih UPH adalah keputusan terbaik yang diambilnya saat itu. “Saya belajar banyak hal di UPH, terutama dalam hal organisasi dan kepemimpinan.

Mengambil bagian dalam kepengurusan sebuah organisasi tidak hanya melatih kita untuk melakukan yang terbaik atau menyelesaikan sebuah kegiatan sampai selesai, tapi juga bagaimana kita saling membantu satu sama lain untuk bertumbuh, baik secara pribadi maupun bersama agar dapat mencapai tujuan yang lebih besar. Kalau untuk saya pribadi, saya waktu itu dipercaya untuk menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) periode 2009.

Awalnya saya menolak ketika senior saya meminta saya untuk mengejar posisi tersebut, soalnya saya bukan tipe orang yang terampil berbicara didepan umum, apalagi untuk menikmati tampil didepan publik. Namun saya bersyukur beliau tidak berhenti meyakinkan saya bahwa saya mampu dan akan diperlengkapi untuk peran ini. Bahkan, dosen-dosen saya ikut mendorong saya. Waktu itu, sembari bercanda, salah satu dosen saya berkata, ‘kalau kamu ga naik jadi ketua HMJ, saya ngga mau lagi ngomong sama kamu’,” kisah Vicky, sebuah tawa mengiringi ceritanya.

Dimuridkan untuk Memuridkan, Heinz Wokaz Penuhi Panggilan Sebagai Seorang Guru & Mentor Bagi Murid-Muridnya Menjadi seorang guru, tidak hanya mengajarkan ilmu praktis kepada siswa/i, namun juga harus menjadi teladan sekaligus sahabat bagi anak didik, itulah komitmen yang terus dijalani dengan sepenuh hati, bertanggung jawab dan gigih oleh seorang Heinz Pearly Wokas, Alumni Magister Teknologi Pendidikan UPH angkatan 2008, dalam meresponi panggilan Tuhan dengan maksimal.

“Saya sangat beruntung mendapatkan kesempatan belajar dan bekerja di institusi yang sangat peduli dengan visi dan misinya. Visi dan misi Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) sejalan dengan visi dan misi pribadi saya sehingga saya tidak terlalu kesulitan dalam menyesuaikan dua hal tersebut. Selain itu, saya pikir sebagai orang Kristen, kita diberikan hak istimewa untuk menjadi alat Tuhan untuk menjangkau dan mendidik mereka dalam kebenaran. Pekerjaan saya saat ini memungkinkan saya melakukan kedua hal tersebut dengan leluasa,” ucap Heinz yang saat ini menjabat sebagai Kepala SMA Dian Harapan Holland Village (HV) Manado sekaligus sebagai Head of School SDH HV.

Heinz memilih untuk melanjutkan pendidikan magisternya di UPH yang berawal dari tawaran beasiswa penuh. Seiring dengan berjalannya waktu, ia semakin yakin bahwa bukan kebetulan dirinya dibentuk dan menempuh pendidikan di UPH. “Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa saya dibentuk secara intensional untuk menjadi guru Kristen.

UPH sebagai universitas Kristen, telah berupaya sedemikian rupa menyiapkan para lulusannya untuk menjadi agen perubahan yang efektif di ladang pelayanan masing-masing.

Saya pun merasa sangat beruntung mendapatkan dosen-dosen yang bukan hanya peduli dengan perkembangan kompetensi saya sebagai mahasiswa, tetapi juga keseluruhan hidup saya sebagai murid Kristus yang perlu dimuridkan,” tutup Heinz. Saya beruntung mendapatkan beasiswa penuh yang ditawarkan oleh International Teachers College (ITC) UPH. Awalnya, saya ragu untuk menjadi seorang guru, namun, pengalaman yang saya dapatkan – termasuk persahabatan dengan teman sekelas dari berbagai benua, bimbingan dengan profesor yang sangat peduli terhadap mahasiswanya, dan kesempatan magang yang luas – membuat saya jatuh cinta dengan pekerjaan saya saat ini sekaligus jatuh cinta dengan pendidikan yang ditawarkan oleh UPH.

Saya bangga telah berjuang dengan sampai akhir dan menjadi bagian dari alumni ITC UPH A Teacher and A Steward, Thomas F. Harefa Responds to God’s Calling At such a young age, Thomas Ferdinand Harefa, Alumnus to International Teacher’s College UPH cohort 2016 has been entrusted to be Life International School’s Secondary Principal, a Christian school located at Sihanoukville, Cambodia. This Balikpapan-born principal is responsible to co-lead a diverse international team of Christian educators in creating an optimal learning environment and spiritual climate for their Secondary students, one to which will support the community to meet the school’s vision, mission and expected student outcomes.

“For a Christian school administrator, the most important aspect of leadership is one’s relationship with God. I believe it is important (and to some extent rewarding) to become a ‘Martha’ in handling various things at a time, but the Lord calls us to be a ‘Mary’ — to commune with Him and love Him with all our heart, mind, soul, and strength.

I aim to exhibit Christ-like authenticity, accountability, and compassion as a school administrator. This is only possible through my daily commitment to be under His Word,” Thomas, or so is he known in his day-to-day errand, explains. ‘A smooth sea never made a skilled sailor’, so the saying goes.

And the same applies for Thomas in his responsibility as a Secondary Principal. He makes use most of his time juggling day-to-day academic and administrative matters that pertains to our school community.

Ranges from setting strategic school-wide policies to pastoral care of the teaching staff. Despite the difficulties however, Thomas believed that the Lord works in all things and has provided meaningful milestones throughout the past academic year. Furthermore, Thomas believes that education has played in important role in his life. And as an administrator that strives to bring Shalom to wherever God calls him to administer, Thomas is humbled and grateful to have been able to attend UPH for his undergraduate education.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan was fortunate enough to have attained the full scholarship offered by the International Teachers College (ITC) at UPH.

At first, I was hesitant to be a teacher, however, the experience that I was enabled to have – including friendship with classmates across continents, mentorship with caring professors, and purposeful internships – made me fell in love with the high level of meaningful education that was offered. I am proud to have fought the good fight and call myself an alumnus of ITC at UPH,” Thomas closes with a smile. Sebagai angkatan pertama di UPH, tentunya banyak pertimbangan saat hendak memilih UPH sebagai tempat studi.

Tapi pada akhirnya, saya meyakini bahwa UPH adalah universitas yang sangat memperhatikan kualitas lulusannya. Dimana hal itu tampak pada komitmen UPH dalam dunia pendidikan tinggi, bagaimana interaksi mahasiswa dan dosen, kualifikasi dosen pengajar, serta diikutsertakannya mahasiswa dan orang tua dalam memberikan penilaian terhadap kualitas pendidik serta metode pendidikan yang dirancang dengan baik Ricky Rizky, Business Director Rayspeed Asia Rencanakan, Implementasikan, serta Percepat Proses Akselerasi Perkembangan Human Resource “Sebagai angkatan pertama di UPH, tentunya banyak pertimbangan saat hendak memilih UPH sebagai tempat studi.

Tapi pada akhirnya, saya meyakini bahwa UPH adalah universitas yang sangat memperhatikan kualitas lulusannya. Dimana hal itu tampak pada komitmen UPH dalam dunia pendidikan tinggi, bagaimana interaksi mahasiswa dan dosen, kualifikasi dosen pengajar, serta diikutsertakannya mahasiswa dan orang tua dalam memberikan penilaian terhadap kualitas pendidik serta metode pendidikan yang dirancang dengan baik,” ucap Ricky, salah satu alumni Teknik Industri UPH angkatan 1994.

Saat ini, Ricky – sapaan pria kelahiran Malang ini – menjabat sebagai Business Development Director di Rayspeed Asia, salah satu perusahaan yang menyediakan jasa pengiriman barang secara internasional. Tanggung jawab utama Ricky terletak pada development services, dimana ia dituntut untuk selalu mempelajari perkembangan terbaru dan menyesuaikan jasa yang tersedia dengan cepatnya perkembangan yang terjadi – baik untuk layanan baru maupun yang layanan yang masih berjalan. Dengan dukungan dari orang-orang terdekat, orang tua dan keluarganya, Ricky tetap berpegang untuk bekerja dengan kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab.

Bagi Ricky, tantangan terbesar yang harus ia taklukkan di era ini terletak pada Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Capital Development. Kemudahan akses terhadap informasi menghasilkan perubahan besar-besaran, terutama dalam kultur tempat kerja. Lingkup pekerjaan yang dulunya sudah diatur secara berkala kini memaksa Ricky untuk mampu menyesuaikan layanan perusahaan dan bahkan merencanakan, mengimplementasi, serta mempercepat akselerasi proses tersebut.

Metode baru dalam pengajaran dan training yang tepat saat ini adalah proses yang tidak bisa dikatakan statis namun harus bersifat dinamis. Ricky bersyukur bahwa pendidikannya di UPH telah memperlengkapinya untuk menjalani tanggung jawabnya hari ini. Terlebih lagi, ia juga percaya bahwa sampai hari ini pun, UPH masih memberikan kualitas pendidikan yang sangat baik untuk mahasiswa/i-nya.

“Saya yakin bahwa UPH masih tetap pada komitmennya diawal dalam bidang pendidikan ini dengan fasilitas laboratorium, perpustakaan, serta dosen-dosen yang berkualitas yang ada. Sangat sayang sekali apabila mahasiswa yang berkesempatan kuliah di UPH tidak memanfaatkan semua resources yang ada itu dengan maksimal. Terutama dalam proses belajar mengajar, sistem dua arah dari awal sudah dibuktikan oleh UPH, dimana dosen dan mahasiswa bisa berdiskusi dan berdebat dalam hal akademis,” tutup Ricky.

Berkuliah di UPH memberikan banyak kenangan menyenangkan, terutama dalam berbagai macam event seperti UPH Festival maupun acara-acara fakultas selama 4 tahun saya berkuliah. Tetapi hal yang paling berkesan bagi saya adalah menjadi calon ketua senat pada periode 2006 dan bisa aktif bergorganisasi menjadi wakil ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM-UPH).

Pengalaman ini memberikan saya bekal yang luar biasa dalam hal bergorganisasi dan bekerja sama dengan berbagai macam karakter orang Alvin Jufitrick, Alumni Arsitektur UPH 2004, Menjalani Kehidupan yang Berintegritas dan Unggul Integritas dan spririt of excellence menjadi etos kerja yang selalu diutamakan oleh Alvin Jufitrick, Alumni Arsitektur UPH Angkatan 2004, dalam menjalani kariernya sebagai sebagai salah satu direktur UOB Asset Management Indonesia.

Dalam rangkaian kepercayaan yang diberikan kepadanya, terutama dalam bidang distribusi dan pengembangan produk investasi UOB asset management, Alvin dituntut untuk merencanakan dan memperhatikan perkembangan overseas distribution, digital partnership dan alternative investment – tiga area yang membutuhkan perhatian ekstra seiring dengan pengembangan literasi keuangan dan peningkatan kesadaran investasi terjadi secara eksponensial di Indonesia. Alvin percaya bahwa dua nilai tersebut tidak hanya berlaku dalam kariernya, namun juga dalam menjalani kehidupan diluar dunia kerja.

Baginya, dua nilai ini turut menjadi cerminan diri seseorang dalam setiap keputusan yang diambil, karena setiap keputusan akan berdampak bagi lingkungan sekitar. “Menurut saya, menjaga konsistensi dalam pekerjaan dan karir yang selaras dengan nilai-nilai yang saya pegang sangatlah penting karena saya sedang berjuang untuk keluarga dan menjadi pribadi yang berdampak positif bagi sesama. Secara sadar ataupun tidak, setiap keputusan yang kita ambil akan memiliki dampak bagi lingkungan sekitar kita,” ucap Alvin.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

Pendidikan yang berkualitas turut mengambil andil dalam kehidupan Alvin hari ini. Dan menentukan pilihan untuk melanjutkan pendidikan S1 di UPH merupakan pilihan yang tepat baginya. Reputasi dan fasilitas yang ditawarkan oleh UPH tentu menjadi faktor penting selain dari bagaimana pengalaman berorganisasi yang ia jalani di UPH dulu menjadi bekal bagi kariernya hari ini.

“Berkuliah di UPH memberikan banyak kenangan menyenangkan, terutama dalam berbagai macam event seperti UPH Festival maupun acara-acara fakultas selama 4 tahun saya berkuliah. Tetapi hal yang paling berkesan bagi saya adalah menjadi calon ketua senat pada periode 2006 dan bisa aktif bergorganisasi menjadi wakil ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM-UPH). Pengalaman ini memberikan saya bekal yang luar biasa dalam hal bergorganisasi dan bekerja sama dengan berbagai macam karakter orang,” tutup Alvin Ni Putu Sri Artati, Alumni Teknik Informatika UPH Mengkontribusikan Kemampuannya Untuk Masyarakat Luas “Perjalanan karir saya hari ini sebetulnya adalah cita-cita sejak remaja.

Saya ingin sekali dapat mengkontribusikan kemampuan saya kepada masyarakat luas, terutama setelah saya melihat masih banyak masyarakat yang belum mampu atau belum memiliki akses yang sama untuk pendidikan maupun hal yang lainnya,” kisah Ni Putu Sri Artati, alumni Teknik Informatika UPH angkatan 2001. Sri, sapaan akrab wanita kelahiran Tabanan, Bali yang kini menjabat sebagai Vice President of Performance Measurement untuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, secara khusus untuk bidang Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Keuangan & Strategi.

Merupakan tanggung jawab Sri untuk mengelola Corporate Performance Management dan berfokus pada analisa kinerja finansial bank, serta membuat pedoman untuk menilai kontribusi unit business, product, branch, dan electronic channels dalam mendorong peningkatan return Bank. “Perusahaan saya saat ini adalah perusahaan BUMN dan disana saya unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan kesempatan untuk berbagi pada masyarakat Indonesia karena BUMN diberi mandat untuk tidak hanya run the business namun juga berkegiatan guna mendorong kemaslahatan masyarakat Indonesia,” Sri melanjutkan.

Tentu, kepercayaan yang diberikan kepada Sri hari unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan tidak datang tanpa tantangan. Sebagai Vice President of Performance Measurement, ia dituntut untuk mampu berkolaborasi lintas bidang, mencari dan mengembangkan ide-ide baru agar timeline dan kualitas laporan kinerja keuangan terus meningkat, serta menghasilkan analisa dan strategi yang tajam agar perusahaannya dapat terus bersaing secara sehat.

Namun dengan selalu mengingat bahwa belajar merupakan bagian dari proses hidupnya, persisten, belajar dari pengalaman, dan juga menghormati adat istiadat di tempat kerjanya, Sri percaya bahwa ia akan terus berkembang.

Bagi Sri, UPH seperti pelita yang berdayaguna untuk sesama. Fasilitas yang lengkap dan lingkungan yang hijau bukan menjadi fokus utama baginya, namun dalam uniknya persahabatan yang ditemukannya ketika menjalani kuliah. “UPH menurut saya unik, baik dari sisi lingkungan, mahasiswa-mahasiswanya, dan juga cara mengelola jalannya pendidikan. Selain karena saya senang dengan perpustakaan UPH yang lengkap dan dosen yang selalu available on-time di kampus, saya belajar banyak hal dari teman-teman di UPH, khususnya untuk terus berjuang, pantang menyerah, dan selalu ada jalan untuk survive,” Sri menyimpulkan.

Dosen-dosen yang ahli dibidangnya serta kesediaan mereka dalam membimbing dan memfasilitasi mahasiswa/i seperti saya untuk berkembang menjadi salah satu unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan saya kembali melanjutkan pendidikan S2 saya di UPH.

Saya tertarik untuk memahami pengelolaan SDM karena saya melihat dosen-dosennya memiliki pengalaman yang luar biasa dan saya merasa berada di tempat yang tepat Mariska Makmud, Regional Human Capital Business Partner Siloam Hospitals Group Terus Asah Kemampuan Berpikir Strategis Bekerja secara jarak jauh tentu memberikan tantangan tersendiri bagi Mariska Makmud, alumni UPH jurusan Hubungan Internasional 2006 & Magister Manajemen 2011.

Sejak pertengahan 2007 lalu, Mariska – sapaan wanita kelahiran Jakarta ini – bekerja untuk Siloam Hospitals Group dan saat ini dipercaya sebagai Regional Human Capital Business Partner (HCBP) untuk area Kalimantan dan Sulawesi. Selain dituntut untuk melakukan berbagai improvement dalam human capital agar mencapai Operational Excellence, Mariska juga diharapkan dapat menjadi business partner yang tidak hanya mendukung pimpinan Regional dan pimpinan unit rumah sakit, namun juga memberikan masukan dalam penerapan kebijakan dan prosedur human capital disetiap unit Siloam di area Kalimantan dan Sulawesi.

Maka dari itu, Mariska terus mengasah kemampuannya dalam berpikir strategis agar dapat mendukung dan memfasilitasi pimpinan regional serta direktur unit rumah sakit secara maksimal.

“Saya pribadi sangat menjunjung sikap profesionalisme dan integritas dalam menjalankan tanggung jawab yang dipercayakan kepada saya saat ini. Saya yakin bahwa untuk menjadi pribadi yang unggul dalam pekerjaan, saya harus menjadi contoh bagi human capital unit agar apa yang mereka lakukan juga sesuai dengan nilai yang benar.

Selain itu, saya percaya empati dan kepedulian juga penting. Saya ingin dapat terus menghargai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap orang dan berorientasi pada development mereka agar dimanapun mereka ditempatkan, mereka dapat memberikan layanan yang terbaik terhadap setiap orang yang datang, terlepas dari jabatan kami masing-masing,” kisah Mariska.

Mariska tidak pernah menyesali keputusannya untuk melanjutkan pendidikan di UPH. Baginya, UPH tidak hanya menjadi tempat yang tepat untuk belajar, namun juga untuk bertumbuh. Dengan banyaknya organisasi kemahasiswaan dan kegiatan character building, Mariska merasakan betul karakternya terasah melalui berbagai aktivitas seperti mentoring, tutor, serta program character building.

Dan terlebih penting, pengalaman dibimbing oleh dosen-dosen yang ahli dibidangnya menjadi alasan pendidikan Mariska di UPH begitu berkesan. “Dosen-dosen yang ahli dibidangnya serta kesediaan mereka dalam membimbing dan memfasilitasi mahasiswa/i seperti saya untuk berkembang menjadi salah satu alasan saya kembali melanjutkan pendidikan S2 saya di UPH.

Saya tertarik untuk memahami pengelolaan SDM karena saya melihat dosen-dosennya memiliki pengalaman yang luar biasa dan saya merasa berada di tempat yang tepat. Saya berdoa UPH selalu menjadi tempat terbaik untuk belajar dan bertumbuh bagi mahasiswa/i-nya,” tutup Mariska dengan hangat.

Bagi saya, UPH sebetulnya sudah seperti rumah kedua, atau mungkin lebih tepatnya sekarang adalah kantor kedua karena saya masih aktif mengajar disini. Mulai dari saya berkuliah di UPH, saya melihat bahwa dengan visi misi UPH yang ada telah melahirkan banyak pemimpin-pemimpin baru, dan saya tidak pernah ragu atas kemampuan UPH dalam hal ini David Widyanto, Alumni Desain Produk UPH yang Terus Menantang Diri Untuk Keluar Dari Zona Nyaman “Salah satu pengalaman paling berkesan yang saya lalui di UPH adalah selama di workshop Desain Produk (sekarang School of Design), membangun suatu produk dari bahan-bahan mentah, dimana hal itu mempunyai kepuasan sendiri yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Semua keseruan itu harus dibayar dengan baju berlubang karena kena percikan las dan pulang kampus dengan aroma serbuk kayu,” kisah David, diiringi dengan sebuah tawa ringan. David Widyanto, Alumni Desain Produk UPH angkatan 2002 dan Magister Teknik Industri angkatan 2009, sampai saat ini masih aktif mengajar untuk Desain Produk UPH, ia juga mengisi kesehariannya dalam product development dan operasional workshop Axocraft – sebuah workshop yang menyediakan jasa produksi dalam skala kecil dan konsultasi desain produk yang ia dirikan sejak 2013 bersama rekannya.

David mengakui bahwa dengan latar belakang pendidikannya dibidang Desain Produk dan Teknik Industri, ia harus menyesuaikan diri lagi untuk mengurus administrasif, akuntansi, dan pemasaran Axocraft.

Namun dengan minat yang besar dan kapabilitas yang ia percaya dapat terus dikembangkan, David tak henti belajar dan berkembang dalam bidang karier yang ditekuninya.

Bagi David, UPH tidak hanya menjadi tempat mengemban ilmu, namun juga ditempa menjadi pemimpin yang berkontribusi bagi sekitarnya. David percaya bahwa dengan support system yang memberikan masukan membangun serta mendukung keputusannya, ia dapat terus berdampak bagi sekitarnya.

“Bagi saya, UPH sebetulnya sudah seperti rumah kedua, atau mungkin lebih tepatnya sekarang adalah kantor kedua karena saya masih aktif mengajar disini. Mulai dari saya berkuliah di UPH, saya melihat bahwa dengan visi misi UPH yang ada telah melahirkan banyak pemimpin-pemimpin baru, dan saya tidak pernah ragu atas kemampuan UPH dalam hal ini. Harapan saya adalah pemimpin-pemimpin tersebut menjadi pemimpin yang berempati dan relevan dengan lingkungannya,” tutup David.

Direktur PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk, Iqbal Farabi, Maksimalkan Peluang Melalui Penggunaan IT “Waktu saya bergabung, yang pertama kali saya benahi adalah penguatan teknologi informasi – yang kalau kata anak-anak sekarang sih, ‘ngonten’.

Saya mulai mengerahkan tim untuk memanfaatkan media sosial, termasuk Instagram, TikTok, podcast, serta kanal-kanal lain yang mengikuti perkembangan jaman. Ternyata hasilnya luar biasa, terutama dalam dua tahun belakangan ini ketika kita semua bergantung sekali dengan IT.

Dari sana, perusahaan GMTD justru mendapatkan perhatian dan mendapat respon baik berupa peningkatan jumlah sales,” Kisah Iqbal, ketika diminta untuk menceritakan sedikit mengenai pendekatan yang ia gunakan untuk meningkatkan public awareness terhadap proyek terbaru yang dijalankannya. Ialah Iqbal Farabi, Alumni UPH jurusan Hukum 1996 dan Magister Hukum 2002, yang saat ini dipercaya untuk mengembangkan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD), salah satu proyek properti terbaru Lippo Group di area Makassar, Sulawesi Selatan.

Kepercayaan ini tentu tidak mudah untuk siapapun, mengingat banyaknya kompetitor serta melambatnya daya beli masyarakat akibat pandemi yang melanda. Terlebih lagi, Iqbal juga harus beradaptasi dengan pola kerja yang memaksa dirinya untuk bekerja jarak jauh atau harus lebih fleksibel karena lokasi site berada di kawasan Indonesia Timur. Bagi Iqbal, peran orang tua dan keluarga merupakan kunci baginya untuk terus memberikan yang terbaik dan berkontribusi bagi masyarakat.

Ia percaya, bahwa selain menjadi pribadi yang jujur, pekerja keras, keinginan untuk terus belajar, ikhlas, serta mengerjakan segala sesuatu sampai tuntas, orang tua dan keluarga menjadi titik berat fokusnya hari ini. “Saya masuk UPH tahun 1996, orang tua saya yang mendorong untuk mengambil pendidikan hukum. Harapan mereka saat itu sangat besar supaya saya bisa sukses. Saat ini saya melihat bahwa harapan dan mimpi kedua orang tua saya tercapai, salah satunya dengan menyekolahkan saya di UPH,” lanjut Iqbal.

Bagi mahasiswa yang sedang melanjutkan pendidikan, Iqbal berpesan, “Jadilah mahasiswa yang pintar sekali atau aktif sekali berorganisasi karena UPH dengan network yang sudah dibangun sampai detik ini akan memberikan kemudahan bagi siswanya untuk bisa beraktualisasi di masyarakat. Sayang sekali jika ilmu yang kita dapat plus pergaulan yang dijalankan semasa kuliah, tidak bisa dimaksimalkan nilai nilai positifnya baik di kampus maupun saat nanti lulus.” Saya sangat bersyukur berkesempatan untuk dididik oleh dosen yang juga sangat perhatian.

Saat bimbingan di FISIP dengan dosen pembimbing, tidak hanya melulu soal akademik yang dibahas tapi dosen juga memberikan banyak nasehat yang berguna sebagai bekal hidup. Mereka tidak hanya mengajarkan akademik tapi moral, etika, teladan dan terus menginspirasi para mahasiswanya untuk menjadi pemimpin masa depan Bekerja Tanpa Mengorbankan Integritas, Sandra Rani Menjalani Tanggung Jawab Sebagai VP Sales PT.

Cempaka Kreasi Sekawan Sandra Rani Juwita, Alumni Ilmu Komunikasi UPH Angkatan 2003, saat ini menjabat sebagai VP Sales dari PT. Cempaka Kreasi Sekawan yang merupakan pemilik dari merk Artisan Professionnel dan Mercredi Beaute untuk penjualan produk bulumata dan kosmetik lokal ke kota-kota di seluruh Indonesia.

Dengan persaingan ketat yang dihadapi Artisan Professionnel dan Mercredi Beaute, Sandra terus mengusahakan pemasaran produk yang kreatif agar produk perusahaannya dapat dipasarkan secara merata dan diterima dengan baik oleh pasar di Indonesia baik melalui jalur online maupun offline.

“Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan untuk mengambil bagian dalam membangun perusahaan ini, terutama untuk melihat kemajuan masing-masing individu baik dari segi karier maupun kesejahteraan, baik founder maupun anggota tim lainnya, mengambil bagian untuk mencapai titik dimana kami berada saat ini, yaitu melihat produk kami diterima dan dipakai oleh Makeup Artist ternama baik dalam maupun luar negri.

Energi dan semangat merekalah yang memotivasi saya untuk terus memberikan yang terbaik dalam tugas dan tanggung jawab saya ini,” kisah Sandra dengan antusias. Sandra percaya bahwa keberadaannya saat ini tak lepas dari suatu keputusan penting yang pernah ia ambil dulu, yaitu keputusan untuk menempuh pendidikan di UPH. Baginya, UPH telah memperlengkapinya dengan ilmu praktis, nilai-nilai seperti keinginan untuk terus maju dan bertumbuh tanpa mengorbankan integritas, serta komunitas suportif yang terus mendorong Sandra untuk menjadi pemimpin yang membawa dampak positif bagi sekelilingnya.

“Saya tidak pernah lupa bagaimana saya bertemu dengan teman-teman yang saat ini masih memegang integritas dan nilai-nilai yang baik dalam hidup saat saya bergabung dengan kegiatan kemahasiswaan dulu. Mereka adalah teman-teman sejati yang dulu saling mendukung dan saling menyemangati baik dalam segi akademik, sosial ataupun kerohanian. Di saat satu sibuk membuat tugas sampai kurang tidur, kita saling menyemangati.

Saat bersama-sama berjibaku mencari dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan event kampus, kita sama-sama berjuang sekuat tenaga. Saat salah seorang mengalami masalah keluarga, semua mendukung dan memberikan masukan-masukan positif. Belum lagi kakak kelas, dosen yang juga sangat perhatian. Kadang ketika bimbingan di FISIP dengan dosen pembimbing, tidak hanya melulu soal akademik yang dibahas tapi dosen juga memberikan banyak nasehat yang berguna sebagai bekal hidup.

Mereka tidak hanya mengajarkan akademik tapi moral, etika, teladan dan terus menginspirasi para mahasiswanya untuk menjadi pemimpin masa depan,” kenang Sandra sambil tersenyum. Menjalani pendidikan di UPH merupakan waktu yang menyenangkan untuk saya, dimana saya berkesempatan untuk bertemu dengan teman-teman yang luar biasa dan juga diajar pendidik yang berdedikasi. Saya merasa bahwa gaya belajar yang dibawakan oleh beberapa dosen saya sangat menarik karena mereka datang dari latar belakang professional sehingga mampu memberikan contoh kasus yang nyata terjadi dalam pekerjaan mereka terkait materi yang sedang dibahas Young and Professional, Naomi Michelle is Entrusted To Grow Industry Lead, Brand Partnership at Indonesia’s Renowned Ride-hailing Company Age does not define what one achieves if they rely on God, work hard, work smart and always gives their best.

And for Naomi Michelle, UPH’s Applied Communication Science alumnus cohort 2013, being as young as 26 does not hinder her to be an Industry Lead & Brand Partnership for Indonesia’s well-known ride-hailing company. Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan her day to day responsibilities, Naomi is required to be able to create blueprint and go-to market strategies for collaborative purposes, lead her team in achieving common goals, as well as work together across division to create business strategies and developing or innovate new products.

Naomi’s education at UPH has indeed become an important stepping stone in her career. UPH’s strategic location, complete facilities and also availability of international classes have unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Naomi more assurance to choose UPH.

And more importantly, UPH has opened opportunities for her to develop spiritually, contribute to society unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan eagerness for high achievement in all aspects of her life. “My undergraduate years at UPH was few of the most exciting years for me. I’ve had the opportunity to meet amazing friends and be taught by dedicated lecturers. Amongst the many lecture styles my lecturers had, I enjoyed learning from my lecturers who are also practitioners.

They provided real case examples that occur in their work as the course progresses,” Naomi concluded. Kezia Amelia, Solo-Violinist Asal Indonesia yang Konsisten dan Kreatif dalam Mengunggah Konten di Sosial Media Bermain musik seperti sudah menjadi denyut nadi bagi kehidupan seorang Kezia Amelia, Alumni UPH Conservatory of Music angkatan 2008.

Ia dan biolanya adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan, sebagaimana ia ingin menyampaikan musik dengan warnanya sendiri melalui biola seperti Vanessa Mae, David Garrett dan Ayasa. Untuk mengembangkan karier solo violin-nya tersebut, Kezia tak hanya rutin mengunggah konten lagu-lagu terkenal di sosial media, namun juga berkolaborasi dengan rekan-rekan musisi lainnya. “Aku mulai belajar biola umur 14 tahun.

Waktu itu les privat di Surabaya, kota asalku. Agak terlambat memang, tapi untungnya sejak umur 6 tahun aku belajar piano, jadi sudah ada dasar teori musik. Setelah lulus SMA aku memutuskan untuk kuliah di UPH Conservatory of Music karena aku suka bermain musik dan juga sudah ikut kegiatan musik di Surabaya seperti orkestra, masterclass dan masih banyak lagi.

Awalnya aku masuk dengan major instrument piano, tapi setelah setahun aku memutuskan untuk pindah ke major instrument violin. Sebenarnya waktu itu tingkat permainan biolaku masih belum ‘mumpuni’ untuk anak kuliah, tapi Alm. Dr. Tomislav Dimov bersedia membimbing aku dan kami bekerja sama untuk mengejar ketinggalanku,” kisah Kezia dengan antusias.

Konsistensi, kreativitas, dan juga manajemen emosi yang baik menjadi tiga dari banyaknya rintangan yang harus Kezia lalui dalam meniti karier dalam industri entertainment. Belum lagi harus berada jauh dari keluarga, Kezia terus berjuang agar dapat tetap produktif disituasi yang baik maupun buruk. Dengan menyampaikan musik dengan warna mereka sendiri melalui biola Kezia percaya bahwa dengan excellence dalam apapun yang dikerjakannya, maka ia akan dapat terus memberikan yang terbaik – bahkan ketika client tidak meminta hal tersebut dari project yang sedang digarap.

Dan Kezia bersyukur bahwa dengan menjalani pendidikan di UPH, ia telah dipertemukan dengan pendidik yang suportif dan rekan-rekan yang hingga saat ini aktif berkolaborasi dengannya. “Bagi aku, bagian yang paling menyenangkan dari berkuliah di UPH adalah teman-teman yang aku dapatkan, karena sampai sekarang pun aku masih berkolaborasi bersama mereka dalam beberapa project. Selain itu, pengalaman dibimbing oleh dosen major Violin-ku, alm. Tomislav Dimov, sampai aku bisa menggelar 3 konser klasik untuk project kelulusan UPH adalah sesuatu yang akan selalu aku ingat,” tutup Kezia.

Menerapkan Pola Kerja “Amati, Temukan Solusi, dan Mengatur Kembali Strategi”, Janice Malinda Tingkatkan Traffic GoFresh Melakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaan dan peran yang dipercayakan kepadanya merupakan nilai yang dijunjung tinggi oleh Janice Malinda, Alumni Ilmu Komunikasi UPH angkatan 2014, yang saat ini berkarier sebagai Product Marketing Manager pada perusahaan Gojek untuk produk GoFresh.

Menjadi tugas utama Janice untuk memikirkan, menyiapkan dan mengimplementasikan campaign serta communication plan agar pelaku usaha memiliki awareness terhadap platform ini, meningkatkan traffic dalam aplikasi, dan mengubah traffic tersebut menjadi kosumen tetap bagi GoFresh.

Dalam peran ini, Janice juga banyak bekerja sama lintas divisi untuk memastikan seluruh jajaran divisi terkait sudah siap menghadapi campaign yang akan dijalankan. “Secara teknis, mencapai target yang sudah kita buat dalam tim adalah sebuah tantangan tersendiri,” ucap Janice. “Saya dan teman-teman product marketing harus jeli untuk melihat jika ada hal-hal yang tidak berjalan dengan baik, mencari tahu apa yang salah, lalu kemudian menyesuaikan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan lagi untuk menentukan langkah selanjutnya,” kisah Janice ketika ditanya mengenai tantangan tersulit yang harus dihadapinya.

Bagi Janice, pendidikan memiliki peranan penting dalam perjalanan self-actualization serta self-improvement. Ilmu dan praktik yang diperolehnya selama masa studi di UPH tidak hanya mengukuhkan fondasi iman Kristen yang selaras dengan apa yang Janice dan keluarganya percayai, namun juga membentuk pola pikir yang dibutuhkan untuk kariernya saat ini.

“Mungkin pekerjaan saya saat ini terkesan tidak selaras dengan peminatan jurnalistik yang saya ambil, tapi ada banyak hal yang saya pelajari saat kuliah yang kini bermanfaat untuk pekerjaan saya saat ini. Dari segi ilmu, kelas public speaking adalah kelas yang paling memorable.

Saya diminta bicara di depan semua orang pada saat kelas, jadi terasa betul praktiknya, dan skill yang diasah di kelas ini pun masih berguna hingga hari ini.

Dari segi pengalaman organisasi, klub debat PHASED memainkan peran yang penting bagi saya. PHASED membuka kesempatan bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang dan menyediakan ruang bagi saya untuk membahas topik-topik yang real dan relevan secara terstruktur. Terlebih dari itu, pendidikan di UPH banyak mengajarkan saya mengenai cara bekerja sama dengan orang lain, pentingnya memiliki target dan rencana terstruktur, melatih saya menjadi pribadi yang rajin dan bertanggungjawab, serta membuka peluang perkenalan dengan pribadi-pribadi hebat,” Janice menyimpulkan.

Ketertarikan saya terhadap audio engineering bermula ketika saya kuliah di COM UPH. Memahami science di balik dunia musik, merupakan hal yang sangat menarik bagi saya. Mengerjakan tugas kuliah dan bertemu teman-teman yang memiliki ketertarikan serupa, pun punya peran penting dalam membentuk saya menjadi diri saya yang sekarang.

Bahkan pertemanan kami berlanjut sampai sekarang dan berlangsung dengan baik sampai ke ranah professional Menghasilkan Karya Kelas Dunia, Perjalanan Ivan Gojaya Dimulai Dari Alat Seadanya Mahasiswa/i dan Alumni Conservatory of Music UPH (COM UPH) pasti akrab dengan nama ROEMAHIPONK, sebuah studio produksi musik dan audio yang berlokasi di Lippo Karawaci, Tangerang. Bagaimana tidak, ROEMAHIPONK yang dirintis oleh Music Producer dan Audio Engineer, Ivan Gojaya, Alumni Conservatory of Music angkatan 2007 telah menjadi “rumah” bagi banyak mahasiswa/i sejak 2009 lalu untuk memenuhi kebutuhan rekaman mereka.

ROEMAHIPONK tidak hanya telah menjadi saksi atas ratusan lagu diciptakan, namun juga telah mengasah kemampuan Ivan, atau yang lebih sering disapa Iponk, sebagai mahasiswa sound design dalam mempraktekkan ilmu yang dipelajarinya. Pada tahun 2011, ROEMAHIPONK memperluas ruang lingkup kerjanya ke sebuah ruko, dan perlahan-lahan berkembang menjadi studio komersil.

Iponk kini dipercaya untuk menangani berbagai macam kebutuhan produksi musik dan audio post, baik untuk artis independen, label rekaman, maupun untuk kebutuhan iklan, film, dan gambar bergerak lainnya. “Saya menemukan ketertarikan terhadap instrumen musik yang bersifat ritmis, terutama drums, sejak usia 7 tahun. Namun, karena tidak memungkinkan bagi saya untuk memiliki drumset pada saat itu, saya akhirnya menekuni instrumen gitar dan kemudian menyadari bahwa yang saya cintai adalah music as a whole, tidak terpaut pada salah satu instrumen musik.

Sampai akhirnya dibangku SMA, saya mulai memproduksi musik di kamar dengan alat yang ada sampai kemudian orangtualah yang mendukung secara penuh dan meyakinkan saya untuk mengambil pendidikan formal di dalam bidang yang saya cintai, yaitu musik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kecintaan saya pada musiklah yang memotivasi saya untuk menjalani karier saya saat ini,” kisah Iponk dengan antusias.

Kerja keras, keinginan belajar, memahami dan mengerjakan setiap project dengan sepenuh hati, serta ketulusan menjadi nilai yang Iponk pegang dalam membangun kepercayaan dari para musisi, klien, dan calon klien yang selera dan preferensinya berbeda-beda. Menurut Iponk, dalam bidang yang ia jalani, banyak hal ditentukan oleh selera dan selera tidak bisa dipaksakan kepada semua orang, sehingga menjadi sangat penting untuknya membangun kepercayaan tersebut.

Selain itu, komunikasi juga menjadi tantangan tersendiri bagi Iponk. Pemahaman dan pembahasaan teknis yang digunakan dalam industri musik masih berbeda-beda, sehingga tantangan komukasi seringkali muncul dan berpengaruh di dalam kultur kerja, mindset, dan ekspektasi klien terhadap peran producer/audio engineer.

Bersyukur bagi Iponk, UPH telah memperlengkapinya dengan banyak ilmu dan networking yang kini menjadi support system baginya dalam industri musik.

“Ketertarikan saya terhadap audio engineering bermula ketika saya kuliah di COM UPH. Memahami science di balik dunia musik, merupakan hal yang sangat menarik bagi saya. Mengerjakan tugas kuliah dan bertemu teman-teman yang memiliki ketertarikan serupa, pun punya peran penting dalam membentuk saya menjadi diri saya yang sekarang.

Bahkan pertemanan kami berlanjut sampai sekarang dan berlangsung dengan baik sampai ke ranah professional,” tutup Iponk. Pendidikan MHI UPH ini merupakan hal yang di luar ekspektasi saya di awal. Ternyata, para Dosen pengajar sangat kompoten, kritis dan memiliki track record dan latar belakang professional yang luar biasa sehingga memberi pengalaman terhadap pengetahuan Politik, Ekonomi, Sosial, antropolgi hingga teori yang sangat memadai. Selain itu, letak strategis kampus pascasarjana UPH serta jam kuliah yang sesuasi dalam adaptasi dengan kegiatan pekerjaan-pekerjaan saya menjadi nilai tambah untuk saya melanjutkan pendidikan saya Memanfaatkan Waktu Dengan Sebaik-baiknya, Abhiram Singh Yadav Berkontribusi untuk Indonesia Melalui Karir dan Pemikiran Pepatah yang mengatakan “ do it with passion or not at all” menjadi kutipan yang sangat menggambarkan Abhiram Singh Yadav, Alumni Magister Hubungan Internasional UPH 2018.

Saat ini, pria yang akrab disapa Abhi tak hanya aktif menjabat sebagai Staf Khusus Wakil Ketua DPR RI Bidang Politik dan Keamanan, namun juga mengemban tanggung jawab sebagai Founder & CEO dari PT. Arya Sinergy Yadavas (Yadavas Group), Komisaris di Archean Group Indonesia, Pengamat & Peneliti Politik Hubungan Internasional, dan juga Ketua Umum untuk IKA (Ikatan Alumni) Magister Hubungan Internasional UPH. Sejak muda, Abhi memang menikmati kegiatan berorganisasi dan melalui pengalamannya inilah yang kemudian memperlengkapinya dengan network dan ilmu pengetahuan yang luas.

Salah satu cara Abhi mengatur kesibukannya adalah mengoptimalkan berkegiatan dari pagi, lalu diikuti dengan mengatur ritme meeting sehingga berbagai agenda dapat terlaksana sesuai rencana setiap harinya.

Memiliki berbagai kesibukan tentunya tak luput dari berbagai tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam menghadapi pandemi yang menghambat pertumbuhan diberbagai industri, dimana dibutuhkan kreatifitas tersendiri dalam mengelola investasi bisnis dan seni bekerja yang baru untuk mengoptimalkan kinerja dalam pemerintahan.

Dengan dukungan dari orangtua dan istri, Abhi terus berpacu melawan waktu, bergerak dengan efisiensi serta berkontribusi secara intelektual dalam bentuk opini diberbagai media nasional. Beberapa judul tulisan Abhi yang diterbitkan termasuk “Indonesia Dalam Diskursus Indo-Pasifik”; “Gotong Royong Melawan Pandemi“; dan “HAM dan Inklusivitas Indo-Pasifik”. Mendalami ilmu Hubungan Internasional telah memperlengkapi Abhi dalam perjalanannya berkiprah pada organisasi tingkat nasional dan internasional.

Selain itu, ia juga diasah untuk memiliki pola pandang yang konstruktif terhadap berbagai isu global yang terus terjadi, serta nilai-nilai yang selalu dipegangnya yakni kejujuran, kehausan untuk terus mencari ilmu, dan membantu orang lain tanpa pamrih. “Pendidikan MHI UPH ini merupakan hal yang unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan luar ekspektasi saya di awal.

Ternyata, para Dosen pengajar sangat kompoten, kritis dan memiliki track record professional yang luar biasa. Latar belakang para Dosen pun sangat beragam, baik dari Pembuat Kebijakan, LIPI, Professor senior, hingga Lembaga-lembaga internasional sehingga memberi pengalaman terhadap pengetahuan Politik, Ekonomi, Sosial, antropolgi hingga teori yang sangat memadai.

Dan mereka semua sangat humanis dan memahami pebutuhan masing-masing mahasiswa. Sebagai hasil, selama menekuni ilmu di MHI UPH, para dosen telah mendorong dan menginspirasi saya untuk menulis dua jurnal berscopus. Selain itu, letak strategis kampus pascasarjana UPH serta jam kuliah yang sesuai dalam adaptasi dengan kegiatan pekerjaan-pekerjaan saya menjadi nilai tambah untuk saya melanjutkan pendidikan saya,” tutup Abhi. Ada dua hal yang sangat berkesan bagi saya dalam menjalani pendidikan Magister Administrasi Rumah Sakit: pertama adalah pembiasaan target waktu yang mepet.

Tugas-tugas yang banyak dengan deadline pendek, sangat melatih saya pada posisi sekarang. Jadinya terbiasa dengan begitu banyak target dengan limited deadlines. Aspek kedua adalah Case Studies yang di bahas bersama team. Hal ini memberikan kesempatan dan tantangan dalam cara berpikir dari pemikiran sempit ke pemikiran yang lebih luas, lebih sistematis Abedneju G W Sangkaeng, Seorang Pembelajar Dalam Setiap Bidang Kehidupan Menjalani pendidikan Magister Administrasi Rumah Sakit di UPH 2014 silam telah memberikan kesan mendalam untuk seorang Abedneju G W Sangkaeng, kerap disapa Argo.

Bagi pria kelahiran Manado ini, pendidikan tidak hanya menjadi pintu masuk untuk pengetahuan, namun terlebih dalam pembentukan cara berpikir yang sistematis serta memberikan landasan untuk mengembangkan analytical skills dan critical thinking.

“Ada dua hal yang sangat berkesan bagi saya dalam menjalani pendidikan Magister Administrasi Rumah Sakit: pertama adalah pembiasaan target waktu yang mepet. Tugas-tugas yang banyak dengan deadline pendek, sangat melatih saya pada posisi sekarang. Jadinya terbiasa dengan begitu banyak target dengan limited deadlines. Aspek kedua adalah Case Studies yang di bahas bersama team.

Hal ini memberikan kesempatan dan tantangan dalam cara berpikir dari pemikiran sempit ke pemikiran yang lebih luas, lebih sistematis dengan menggunakan energy team work. Saya menjadi lebih terlatih dan terbuka bekerja secara team,” ucap Argo. Peran dan tanggung jawab Argo sebagai President Director di PT Raja Gunung Paksi Tbk adalah untuk memastikan agar seluruh kegiatan operasional perusahaan berjalan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.

Beberapa tahun belakangan ini, Argo dan Board of Directors lainnya di PT Raja Gunung Paksi Tbk bertindak bersama-sama dalam satu tim untuk mereformasi 3 hal: transformasi tata kelola organisasi dari perusahaan yang berbasis pada manajemen keluarga menjadi perusahaan yang professional; mengimplementasi ESG (Environment, Social & Governance) sebagai salah satu persyaratan Green Initiative yang diterapkan Pasar International Green sebagai salah satu kriteria yang diminta dari semua produk baja yang mereka beli; dan juga beradaptasi pada industry 4,0 dimana PT Gunung Raja Paksi Tbk melanjutkan transformasi kearah digitalisasi semua aspek dalam organisasi.

Dalam menjalani seluk beluk dunia professional, Argo menemukan banyak sosok mentor luar biasa yang memberikan inspirasi dan teladan baginya. Dua diantaranya adalah Bapak Charlo Mamora, seorang mentor yang membantu Argo untuk memahami bahwa Human Resource adalah sebuah divisi yang tak ayalnya membutuhkan kemampuan berpikir kritis, holistik, dan strategis dan Bapak Paulus Bambang Widjanarko, pribadi yang menginspirasi Argo – sebagai seorang professional yang juga adalah seorang ayah – untuk terus berjuang dalam membagi waktu untuk Tuhan, keluarga, dan pekerjaan.

Dan terlebih dari itu, Argo juga percaya bahwa penting bagi dirinya untuk dapat menerapkan kerendahan hati, sifat dapat dipercaya, serta resiliensi. Argo percaya bahwa jika kita menyadari bahwa semua adalah pemberian Tuhan – bukan atas kuat gagah manusia, bertanggung jawab dan transparan atas setiap keputusan yang diambil, dan kemampuan untuk mencari solusi ketimbang mengeluh, maka kita akan berhasil dalam setiap tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita.

“Tahun ini adalah tahun yang sangat menantang pagi pencari kerja. Pertama karena banyak sekali lapangan kerja baru yang dapat dilakukan secara remote, dan kedua karena pasar tenaga kerja semakin banyak menghasilkan lulusan dari sekolah-sekolah terbaik dari seluruh penjuru dunia.

Oleh karena itu, penting sekali bagi anak-anak muda untuk menemukan passionnya terlebih dulu. Kedua kembangkan karakter yang baik. Karena knowledge without Character, will lead to destruction. Tapi sebaliknya Character without knowledge will lead you to nowhere,” tutup Argo, untuk teman-teman yang tahun ini akan memulai kariernya didunia professional.

Pengalaman terbaik dan paling berkesan saya selama di Teknologi Pangan UPH adalah saat saya berkesempatan untuk mengambil Dual Degree program ke University of Newcastle, Australia. Pengalaman tersebut yang membentuk profil terbaik diri saya yang membantu saya saat pertama melamar kerja di sebuah perusahaan setelah saya lulus kuliah Veliana Lim, Pribadi yang Memiliki Ide Kreatif Dalam Memasarkan Produk & Berkolaborasi Dengan Berbagai Tim Menjadi pribadi yang memiliki ide-ide kreatif untuk memikirkan cara memasarkan produk dengan unik dari yang sudah ada di pasar, jeli dalam melihat peluang pasar dan melakukukan riset mengenai apa yang dibutuhkan konsumen, serta menetapkan marketing treatment apa yang tepat dilakukan untuk meningkatkan market share menjadi tantangan yang harus ditaklukkan Veliana Lim, Alumni Teknologi Pangan UPH angkatan 2010.

Saat ini, Veliana dipercayakan tanggung jawab sebagai Brand Manager untuk PT Mayora Indah Tbk, dimana ia harus mampu berkolaborasi dengan berbagai tim dalam menciptakan, memonitor, dan mengevaluasi aktivitas pemasaran yang dilakukan untuk mendukung strategi yang telah ditetapkan sebelumnya serta berkolaborasi dengan berbagai tim yang berkaitan dengan produk dan pemasaran.

Tanggung jawab Veliana tentu terdengar terlalu mudah jika hanya dirangkum dalam satu kisah singkat, namun membangun brand equity dengan strategi terbaik berlandaskan consumer and market research yang baik sejatinya adalah sebuah tugas panjang yang membutuhkan waktu dan ketelitian untuk dilaksanakan. Dengan berbagai macam kesulitan yang ditemui Veliana sepanjang perjalanan kariernya, ia terus berjalan dengan integritas, rasa tanggung jawab yang tinggi, bekerja sepenuh hati, dan keinginan untuk terus belajar.

Veliana percaya bahwa dengan menerapkan empat nilai ini, ia akan menjadi pribadi yang lebih baik dan terus melihat kemajuan dalam banyak sisi. Terlebih dari itu, Veliana juga percaya bahwa dukungan teknis dan moral yang diberikan oleh atasan, kolega, teman-teman dan keluarganya menjadi penyemangat yang Tuhan sediakan baginya.

Bagi Veliana, pendidikan merupakan sebuah asset penting yang harus dimiliki setiap orang, terlepas dari bidang pekerjaannya saat ini. Ditempa dengan hard-skill, soft-skill serta attitude didapatkan Veliana dari pendidikan lanjutan. Baginya, ketiga hal ini menjadi faktor pendukung yang krusial untuk membuka jendela dunia dan peluang kesempatan yang lebih besar untuk bisa mendapatkan pekerjaan dan bertemu orang-orang terbaik.

“Pengalaman terbaik dan paling berkesan saya selama di Teknologi Pangan UPH adalah saat saya berkesempatan untuk mengambil Dual Degree program ke University of Newcastle, Australia. Pengalaman tersebut yang membentuk profil terbaik diri saya yang membantu saya saat pertama melamar kerja di sebuah perusahaan setelah saya lulus kuliah,” tutup Veliana. UPH membuka gerbang saya untuk masuk ke dalam industri musik. Pendidikan formal yang didapat membuat saya paham bahwa musik sangatlah luas dan kompleks, baik dari segi praktik dan juga ilmunya.

COM mengajarkan saya tidak hanya sekedar bermain gitar/musik namun lebih daripada itu. Filosofi, sejarah, dan ilmu lainnya membangun saya sebagai musisi yang berkarakter, berwawasan luas, dan professional Ibarat Kupu-Kupu yang Harus Bermetamorfosis, Demikianlah Karier Nathania Jualim Sebagai Musisi Wanita Indonesia “Mengingat kaum musisi wanita yang minoritas dibandingkan dengan pria khususnya di dunia pergitaran, seringkali memang musisi/gitaris wanita dianggap sebelah mata, dianggap tidak berkompeten untuk dapat bersaing di industri musik.

Masyarakat pun akhirnya mengganggap kalau musisi wanita itu hanya menggunakan ‘kekuatan fisik’ dan visual untuk dapat bertahan di industri musik Indonesia, padahal nyatanya ada saja musisi wanita yang memang mempunyai kemampuan bermusik yang setara atau bahkan melebihi kaum pria,” kisah Nathania Jualim, musisi sekaligus gitaris lulusan Conservatory of Music UPH angkatan 2014.

Perjalanan karier wanita kelahiran Bandung ini tidak semudah yang banyak orang bayangkan. Ia mulai diperkenalkan pada alat musik piano pada usia 9 tahun, lalu diikuti dengan drum pada usia 11, sampai akhirnya berlabuh pada gitar di usia 12 tahun.

Layaknya seekor kupu-kupu yang harus berevolusi dari seekor ulat, dibentuk melalui sebuah kepompong, lalu kemudian berubah menjadi kupu-kupu yang cantik, demikianlah filosofi dibalik album “Metamorfosa” karya Nathania. “Metamorfosa adalah mini album perdana saya yang dirilis tahun 2019. Analogi proses seekor ulat menjadi kupu-kupu tersebut kemudian digambarkan lewat proses perjalanan diri seorang Nathania Jualim sebagai musisi/gitaris dari awal mula bermusik hingga saat ini.

Sebuah album yang menjadi buah perkenalan akan musikalitas Nathania Jualim yang bermetamorfosis seiring menekuni karier bermusiknya. Metamorfosa berisikan 5 lagu (4 lagu instrumental dan 1 lagu bervokal) yang dimana kelima lagu tersebut diciptakan dan diaransemen oleh saya sendiri,” ucapnya.

Dengan dukungan penuh unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan ayah, ibu, dan kakaknya, Nathania kemudian memutuskan untuk terjun sepenuh hati ke dunia musik dan melanjutkan pendidikan sarjananya di UPH setelah lulus SMA. Dengan kerendahan hati, integritas, profesionalisme, Nathania terus mengasah kemampuannya dalam bermain gitar, untuk dapat ‘hidup’ dari musik dan berkembang diindustri musik.

Baginya, pribadi yang mau bekerja sama, komunikatif, dan memiliki manajemen waktu yang baik akan membuktikan perjuangan yang kini diperjuangkannya. “UPH membuka gerbang saya untuk masuk ke dalam industri musik.

Pendidikan formal yang didapat membuat saya paham bahwa musik sangatlah luas dan kompleks, baik dari segi praktik dan juga ilmunya. COM mengajarkan saya tidak hanya sekedar bermain gitar/musik namun lebih daripada itu. Filosofi, sejarah, dan ilmu lainnya membangun saya sebagai musisi yang berkarakter, berwawasan luas, dan professional,” tutup Nathania. Berkontribusi Pada Perkembangan Ilmu Data dan Kecerdasan Artifisial, Wandi Susanto Menjawab Panggilan Sebagai Senior Manager, Data Science Lazada South-East Asia Pada era yang semakin terdigitalisasi ini, peran seorang data scientist menjadi kian penting dalam perusahaan besar.

Tanggung jawab inilah yang diambil oleh Wandi Susanto, Alumni Teknik Elektro UPH angkatan 2004, untuk mengembangkan proyek Ilmu Data seperti sistem rekomendasi dan kecerdasan kompetitif menggunakan AI (Machine Learning/Deep Learning). Sebagai Senior Manager, Data Science untuk Lazada South East Asia, tantangan yang dihadapinya pun tidak main-main. Pertumbuhan pesat ilmu data serta kecerdasan artifisial membuat Wandi harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dan makalah penelitian baru.

Dalam menjalani kariernya, dukungan orang tua menjadi motivasi utama Wandi untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Ia percaya, bahwa selain memiliki dorongan yang kuat untuk maju dari dalam diri sendiri, pendidikan juga menjadi elemen penting dalam kariernya saat ini. Menurut Wandi, pendidikan menjadi sebuah faktor krusial dalam kariernya karena pendidikan meletakkan dasar dan mempersiapkan dirinya untuk menjadi profesional. “Saya belajar banyak selama masa pendidikan saya di Teknik Elektro UPH.

Dosen-dosen saya selama kuliah telah membimbing saya untuk menjadi seorang sarjana yang kemudian mendapatkan beasiswa ke Jerman. Itu adalah pengalaman yang mengubah hidup yang selalu saya syukuri,” ucap Wandi.

Untuk teman-teman yang baru akan memulai karier didunia profesional, Wandi berpesan untuk kita dapat berpikiran terbuka dan mengenali peluang. Situasi yang kita hadapi telah berubah selama pandemi dan sekarang adalah waktunya untuk menjadi dunia pascapandemi bersama dengan teknologi & industri yang berubah dengan cepat. Mengikuti Dinamika Perkembangan Zaman, Ansela Astrid Bayudi Beralih Menjual Perhiasan Emas Online Berbelanja online sudah menjadi seperti nafas kehidupan bagi masyarakat Indonesia.

Semua produk, mulai dari pakaian, peralatan rumah tangga, sampai perhiasan sekalipun kini bisa kita dapatkan hanya dalam beberapa kali ketuk saja pada ponsel pintar. Kesempatan inilah yang diambil oleh Ansela Astrid Bayudi, Alumni Usaha Perjalanan Wisata UPH angkatan 1997, dalam mengalihkan penjualan Toko Teguh Mas dan TM Diamond, dua toko miliknya yang menjual perhiasan emas, logam mulia dan juga perhiasan berlian dari offline menjadi online.

Astrid melihat bahwa dengan semakin besarnya minat masyarakat akan pembelanjaan online, maka akan semakin besar pula minat masyarakat untuk belanja perhiasan emas secara online. Toko Teguh Mas dan TM Diamond merupakan sebuah usaha yang yang dirintis oleh ayah Astrid pada tahun 1980-an.

Bermodalkan ketekunan, mental baja dan kerja keras, beliau berhasil membesarkan Toko Teguh Mas bersama dengan sang istri. Kini, saat usaha ayahnya dipercayakan kepadanya, Astrid terus berinovasi serta memberikan harga yang kompetitif untuk pelanggan Toko Teguh Mas. Astrid percaya bahwa kejujuran dan kerja keras yang ia terapkan dalam menjalani usahanya ini sangat membantunya saat menghadapi berbagai macam tantangan.

“Intinya, janganlah takut untuk memulai sebuah bisnis baru, jatuh bangun dalam merintis usaha adalah hal yang biasa. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa bangun saat kita terjatuh, itu merupakan pengalaman yang paling berharga,” ucap Astrid.

Inovasi yang berhasil Astrid terapkan dalam usahanya tentu tidak terlepas dari pendidikan yang ia dapatkan di UPH. Walaupun usaha yang dijalaninya kini berbeda dari pendidikan yang diterimanya, Astrid tetap percaya bahwa pendidikanlah yang sejatinya telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang mampu berpikir dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara sistematis dan efisien.

Menurut Astrid, bekal pendidikan yang baik memudahkan jalan seseorang menuju kesuksesan. “Pendidikan Usaha Wisata UPH mengajarkan banyak hal kepada saya, antara lain bagaimana untuk selalu sabar dan tersenyum dalam menghadapi bermacam-macam jenis pelanggan. Hal ini menurut saya sangat penting dalam mengembangkan usaha toko yang saya miliki,” tutup Astrid.

Pengalaman paling penting saat menjalani pendidikan pascasarjana di UPH menurut saya adalah bisa bertemu dengan berbagai karakter manusia, dan juga berdiskusi secara bebas dan terbuka. Dosen pun memberikan ruang agar kita bisa berdiskusi, saling memberikan gambaran dan pola pikir baru – hal ini mengembangkan pemikiran dasar tentang bagaimana kita bisa melihat suatu permasalahan.

Berkolaborasi dan Bersinergi, Aji Aditra Perdana Kelola Area Komersial Mandalika Grand Prix Association Aji Aditra Perdana, Alumni Magister Ilmu Komunikasi UPH angkatan 2017, saat ini mengemban tugas sebagai Head of Marketing di Mandalika Grand Prix Association, dimana ia mengelola semua area komersial Mandalika Grand Prix Association, termasuk sponsorship, ticketing, event, intelectual property, dan brand development acara Grand Prix, seri kejuaraan balap motor kelas utama yang diselenggarakan di sirkuit jalanan.

Tak hanya itu, ia juga harus menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak yang terlibat, untuk melakukan kordinasi dan bersinergi dalam menyelenggarakan acara tahunan berskala internasional agar dapat mengembangkan intellectual property, dimana monetisasinya menjadi tantangan tersendiri yang dihadapi.

Dalam menjalani kariernya, Aji percaya bahwa dukungan dari keluarga inti memberikan semangat dan dorongan yang luar biasa. Keinginannya untuk memiliki banyak cerita dan juga pengalaman yang nantinya bisa menjadi pegangan hidup anak-anaknya kelak menjadi motivasi terbesarnya dalam meniti kariernya saat ini.

Dengan demikian, ia selalu melakukan yang terbaik bagi pekerjaan yang sedang dijalani, dengan nilai integritas yang tinggi serta kemauan untuk menjadikan pekerjaan adalah sebuah karya adalah nilai krusial yang ia pegang teguh dalam menjalani kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

“Saat ini dunia profesional mengalami banyak guncangan, diperlukan penetrasi kreatif yang akan mengubah dunia kedepannya. Bekerja tidak lagi memerlukan kehadiran fisik, hal ini bisa memaksimalkan waktu untuk lebih efisien bekerja. Berikan extra miles dan juga tunjukan terobosan baru di tengah dunia yang sedang beradaptasi ini,” saran Aji, terutama bagi anak muda yang akan terjun ke dunia bekerja.

Bagi Aji, pendidikan memainkan peranan penting, tidak hanya bagi dirinya namun juga bagi semua orang. Melalui pendidikan, seseorang akan bisa mendapatkan wawasan baru dan juga landasan berpikir yang ilmiah. Dengan berlandaskan pemahaman tersebut, ia kemudian memilih untuk menempuh pendidikan pascasarjananya di UPH. “Pengalaman paling penting saat menjalani pendidikan pascasarjana di UPH menurut saya adalah bisa bertemu dengan berbagai karakter manusia, dan juga berdiskusi secara bebas dan terbuka.

Dosen pun memberikan ruang agar kita bisa berdiskusi, saling memberikan gambaran dan pola pikir baru – hal ini mengembangkan pemikiran dasar tentang bagaimana kita bisa melihat suatu permasalahan.

Yang tidak kalah penting juga bagaimana berkuliah di UPH membuka banyak networking baru yang berperan untuk berkembangnya kita di masa depan,” tutup Aji. Pendidikan di Magister Ilmu Komunikasi UPH sangat berkesan bagi saya karena diskusi dan interaksi dengan para pengajar berjalan dua arah secara efektif. Saya diberikan ruang untuk menyampaikan argumen dari berbagai perspektif dan mendapatkan esensi dari pentingnya media dan komunikasi dari dosen yang profesional di bidangnya.

Banyak konsep dan teori yang relevan bahkan hasil diskusi dengan para dosen menjadi inspirasi untuk pekerjaan sehari-sehari saya sebagai praktisi komunikasi Menerapkan Nilai Servant Leader, Vicky Dwi Saputra Menjalani Tanggung Jawab Sebagai Internal Communications Lead di Unilever Indonesia Dipercayakan tanggung jawab sebagai seorang Internal Communications Lead untuk Unilever Indonesia bukanlah sebuah perkara mudah, karena dibutuhkan kemampuan komunikasi yang efektif, relevan, dan kreatif agar pesan yang disampaikan oleh korporasi dapat diterima dengan baik oleh seluruh karyawan dari berbagai latar belakang yang berbeda.

Adalah tugas seorang Vicky Dwi Saputra, alumni Magister Ilmu Komunikasi UPH angkatan 2016, untuk memimpin divisi komunikasi internal di Unilever Indonesia, dimana ia diminta untuk menghidupkan nilai-nilai dari Unilever Indonesia serta memastikan setiap karyawan mengetahui dan memahami dinamika internal. Melalui tanggung jawabnya ini, Vicky berharap dapat mendorong partisipasi aktif tim dan membangun kultur organisasi yang inklusif. Bagi Vicky, orang-orang disekitarnya merupakan penyemangat yang krusial untuknya terus bertumbuh, baik secara personal maupun professional.

Dengan dukungan dari orang tua, keluarga, serta teman-teman seperjuangan di Unilever Indonesia, Vicky terus berjuang untuk mengejar purpose hidupnya. Vicky percaya bahwa tugas yang dipercayakan kepadanya ini memberinya ruang yang lebih luas untuk dapat membuat orang lain merasa lebih diakui dan berdaya. Nilai yang Vicky pegang, yakni seorang pemimpin yang melayani, telah membentuk dirinya dalam menjadi pribadi yang lebih bijak dalam menahan ego, bertoleransi, serta berempati saat berinteraksi dengan banyak orang dengan karakteristik yang berbeda.

Harapan Vicky dalam mengembangkan potensi diri telah menghantarkannya kepada pendidikan Magister Ilmu Komunikasi di UPH. Vicky yakin bahwa pendidikan adalah modal penting untuk dirinya dapat memaksimalkan potensi dan menguatkan purpose hidupnya. “Pendidikan di Magister Ilmu Komunikasi UPH sangat berkesan bagi saya karena diskusi dan interaksi dengan para pengajar berjalan dua arah secara efektif.

Saya diberikan ruang untuk menyampaikan argumen dari berbagai perspektif dan mendapatkan esensi dari pentingnya media dan komunikasi dari dosen yang profesional di bidangnya. Banyak konsep dan teori yang relevan bahkan hasil diskusi dengan para dosen menjadi inspirasi untuk pekerjaan sehari-sehari saya sebagai praktisi komunikasi,” ucap Vicky. Untuk teman-teman yang akan memulai perjalanan kuliahnya tahun ini, Vicky berpesan agar teman-teman dapat jalani prosesnya dengan hati dan tetap menikmati dinamika perkuliahan dengan bahagia dan penuh rasa syukur.

Selalu ingat tujuan awal menjalani perkuliahan bahkan saat menghadapi masa-masa sulit sekalipun dan terus jaga komitmen untuk lulus tepat waktu dengan hasil terbaik. “Percaya bahwa dibalik kerja keras teman-teman, ada kebahagiaan dari orang-orang tercinta. Good luck!” tutup Vicky. Yang paling berkesan adalah pengalaman berorganisasi di kampus, karena dapat bertemu dengan individu dari jurusan lain sehingga bisa mendapatkan perspektif yang beragam, serta membangun relasi dengan banyak pihak.

Tidak hanya murid dari jurusan lain, tapi juga para pemimpin kampus dan pihak luar lainnya. Hal ini sangat mempersiapkan saya dalam memasuki dunia kerja Atasi Isu Lingkungan Indonesia, Christine Go dan RefillMyBottle Bangun RefillStation di Seluruh Indonesia Isu lingkungan yang terjadi di Indonesia menarik perhatian Christine Go, Alumni Management UPH angkatan 2008, untuk tergabung dalam gerakan RefillMyBottle, sebuah komunitas non-profit yang bergerak untuk mengurangi sampah botol plastik sekali pakai.

RefillMyBottle merupakan sebuah gerakan yang dimulai dari Bali, dimana jumlah wisatawan yang tinggi tiap tahunnya berdampak terhadap jumlah penggunaan botol minum plastik sekali pakai.

Air keran yang tidak dapat langsung di minum membuat para wisatawan harus mengkonsumsi air minum dalam kemasan plastik, ditambah dengan manajemen sampah yang belum maksimal, maka jutaan sampah botol berakhir di TPA, terbuang ke laut atau dibakar dan menghasilkan gas beracun. RefillMyBottle membangun jejaring dan membuat peta isi ulang yang menunjukkan lokasi di mana saja seseorang bisa mengisi botol air minum sehingga tidak lagi perlu membeli air kemasan plastik.

Saat ini, Christine dan rekan-rekan komunitas telah berhasil membangun jaringan RefillStation menjadi lebih dari 4,000 titik, dimana Christine bekerja sama dengan toko, restoran, hotel, kantor, dan tempat umum lainnya yang bersedia menjadi RefillStation. Berawal dari keresahan Christine terkait masalah sampah plastik yang ia lihat saat diving di laut, Christine kemudian memutuskan untuk memberikan edukasi kepada anak pesisir tentang kelestarian laut sekaligus melanjutkan pendidikan dibidang Climate Change and Development.

Dalam pedidikannya tersebut, Christine melakukan riset mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan barang-barang pakai ulang, salah satunya botol minum dan hasil risetnya tersebut menunjukkan bahwa faktor infrastruktur seperti ketersediaan mesin isi ulang menjadi salah satu alasan utama seseorang untuk membawa atau tidak membawa botol minum. Melalui riset tersebut, Christine memutuskan untuk bergabung dengan RefillMyBottle dan bersama-sama membangun jejaring isi ulang air minum tanpa kemasan plastik sebagai solusi untuk permasalahan yang ingin ia selesaikan.

Bersama komunitas RefillMyBottle, Christine berharap bahwa ia dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan konsep keberlanjutan dan memberikan akses untuk hidup lebih selaras dengan bumi, karena sustainability adalah sebuah tujuan akhir yang harus diusahakan bersama-sama sebagai sebuah kesatuan.

Christine percaya bahwa pendidikan merupakan aset penting yang harus dimiliki setiap orang, baik itu pendidikan formal maupun informal. Selain berkomunitas di dalam dan di luar kampus serta pembelajaran mandiri melalui situs online, Christine melihat bahwa akses pendidikan formal yang berkualitas membuka opsi perjalanan karier yang lebih luas.

Melalui pendidikan yang didapatkannya di UPH, Christine semakin memahami pentingnya berkomunitas dan melihat sebuah isu dari sudut pandang lain. “Yang paling berkesan adalah pengalaman berorganisasi di kampus, karena dapat bertemu dengan individu dari jurusan lain sehingga bisa mendapatkan perspektif yang beragam, serta membangun relasi dengan banyak pihak.

Tidak hanya murid dari jurusan lain, tapi juga para pemimpin kampus dan pihak luar lainnya. Hal ini sangat mempersiapkan saya dalam memasuki dunia kerja,” tutup Christine.

Pendidikan di UPH sangat berkesan untuk saya. Terutama, karena UPH mengajarkan para mahasiswa dan mahasiswi-nya untuk selalu mengutamakan Tuhan dan memiliki karakter yang saleh (Godly Character). Menurut saya, penanaman nilai-nilai seperti inilah yang membedakan UPH dengan kebanyakan Universitas yang lain. Di UPH, selain dibimbing untuk meraih kesuksesan secara jasmani, mahasiswa dan mahasiswi juga diarahkan untuk memilki pengenalan dan pengertian akan Tuhan dengan benar Menjadi Berkat Melalui Sosial Media, Rachel Angela Rutin Unggah Cover Lagu Rohani Membawa dampak bagi anak muda adalah impian semua orang, termasuk Rachel Angela, alumni Fakultas Hukum UPH angkatan 2017.

Dengan suara merdu yang Tuhan berikan kepadanya, ia kini menjalani karier dibidang tarik suara, menyanyikan lagu-lagu rohani Kristen melalui platform sosial media yang dimilikinya. Dengan doa dan dukungan luar biasa dari keluarga terdekat, ia memantapkan hati untuk fokus membagikan konten rohani setelah mengumulkan jenis konten seperti apa yang akan dibawakan.

“Keputusan itu merupakan mujizat bagi saya, karena tidak mungkin rasanya, kalau bukan Tuhan yang mengubah hati dan mimpi saya. Impian yang saya pupuk sejak kecil berubah arah 180 derajat, tanpa adanya kekecewaan maupun penyesalan sampai hari ini. Saya pernah mencoba untuk menuruti saran teman-teman saya tersebut dengan hanya fokus menggunakan sosial media saya untuk keperluan pekerjaan saja tanpa melibatkan pelayanan (fokus untuk kover lagu sekuler saja), dengan pemikiran bahwa pelayanan tidak harus dilakukan lewat sosial media, tapi bisa dilakukan lewat tempat lain.

Tapi hati saya sangat-sangat tidak damai, malah lebih galau dari sebelumnya, sampai-sampai ‘fokus untuk pekerjaan saja’ itu hanya saya lakukan selama 2 hari. Dari situ saya berdoa lagi, saya terus berdoa sampai akhirnya pada suatu pagi Tuhan memberikan kemantapan hati kemana saya harus melangkah. Hari itu saya menelepon mama saya, saya bilang: ‘Ma, Rachel sudah tahu apa yang Rachel akan pilih, Rachel memilih untuk sepenuhnya melayani Tuhan, mengenai pekerjaan, Rachel yakin Tuhan sudah sediakan, bagi Tuhan terlalu mudah untuk memberkati Rachel lewat caraNya’,” kisah Rachel.

Rachel mengakui bahwa dalam melayani sekalipun, ia menemukan tantangan yang harus dihadapi. Namun dengan kedisiplinan, konsistensi, kreativitas, Rachel melawan rasa jenuh tersebut agar konten yang dihasilkannya tetap relate dan dapat menyampaikan pesan yang dititipkan kepadanya dengan baik kepada anak-anak muda seusianya. Rachel percaya, bahwa saat ia mengandalkan Tuhan, menjalani pelayanan dengan kasih, serta membangun hubungan pribadi yang dekat dengan Tuhan, maka pelayanan yang ia lakukan akan berbuah manis pada waktunya.

Selain itu, Rachel juga percaya bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam perjalanan kariernya. Ia percaya bahwa melalui pendidikan yang ia dapatkan di UPH, ia belajar untuk menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah saat menghadapi kegagalan, lebih disiplin, konsisten, serta kreatif. Dan lebih dari itu, Rachel percaya bahwa sejalan dengan pelayanan yang dilakukannya ilmu hukum sangat bermanfaat untuk mengurus kontrak-kontrak tertulis ketika ia mendapat tawaran pekerjaan seperti endorsement dan Brand Ambassador.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan di UPH sangat berkesan untuk saya. Terutama, karena UPH mengajarkan para mahasiswa dan mahasiswi-nya untuk selalu mengutamakan Tuhan dan memiliki karakter yang saleh (Godly Character).

Menurut saya, penanaman nilai-nilai seperti inilah yang membedakan UPH dengan kebanyakan Universitas yang lain. Di UPH, selain dibimbing untuk meraih kesuksesan secara jasmani, mahasiswa dan mahasiswi juga diarahkan untuk memilki pengenalan dan pengertian akan Tuhan dengan benar” tutup Rachel dengan senyuman.

Masa kuliah di UPH sungguh berkesan bagi saya karena saya terekspos dengan banyaknya pengalaman dan pengetahuan yang membentuk diri sebagaimana pribadi saya saat ini.

Menurut saya, selain tentunya pengalaman, yang paling berguna hingga saat ini adalah social skill kita, sebagai investasi dalam networking di masa mendatang dan seterusnya Memfasilitasi Pegiat Industri Kreatif untuk Berkolaborasi Elrica Sofridia Mengemban Tanggung Jawab Sebagai Chief Operating Officer untuk Creative Nest Indonesia Pepatah yang berkata “tidak ada kekuatan yang setara dengan seorang wanita yang bertekad untuk bangkit” – adalah pepatah yang sangat menggambarkan Elrica Sofridia, Alumni Desain Komunikasi Visual UPH 2004 sekaligus alumni Magister Teknik Industri UPH 2009.

Sebagai seorang Chief Operating Officer untuk Creative Nest Indonesia, adalah tugas Elrica – sapaan sehari-hari wanita kelahiran Malang ini – untuk memastikan bahwa setiap divisi berfungsi dengan baik dalam menjalankan tugasnya, mengarahkan perusahaan, dan juga mencari peluang lain yang lebih inovatif untuk mengembangkan perusahaan itu sendiri. Creative Nest Indonesia, sebuah creative hub dan juga training center yang memiliki visi untuk menjadi wadah sekaligus memfasilitasi para pelaku dan pegiat industri kreatif telah menjadi rumah kedua Elrica sejak 2019.

Ia berharap, melalui Creative Nest, banyak pelaku kreatif untuk dapat saling berkolaborasi, saling melengkapi, dan terus berkembang dalam membuat karya-karya yang berkualitas. Dalam menjalani tugasnya, Elrica memegang teguh integritas, sikap kritis, dan adaptatif. Ia percaya bahwa dengan tuntutan zaman yang mengharuskannya selalu kreatif dan up-to-date untuk mengikuti kebutuhan, pergerakan, dan perkembangan zaman dalam industri kreatif ini, tiga nilai tersebut tidak boleh luput dari perhatiannya.

Selain itu, dukungan dari keluarga, partner, serta team juga harus diakui Elrica memberi dorongan yang luar biasa baginya dari hari ke hari. Bagi Elrica, pendidikan merupakan modal yang sangat penting untuk dimiliki. Jika pendidikan yang diterima baik, maka kerangka atau pola pikir dalam diri seseorang akan terbentuk dengan baik – dimana kerangka berpikir ini akan menghasilkan life-skill yang solutif.

Terlebih dari itu, pendidikan juga membantunya menjadi lebih open-minded dan mengolah informasi atau pengetahuan dengan lebih baik untuk dapat diaplikasikan. “Masa kuliah di UPH sungguh berkesan bagi saya karena saya terekspos dengan banyaknya pengalaman dan pengetahuan yang membentuk diri sebagaimana pribadi saya saat ini. Menurut saya, selain tentunya pengalaman, yang paling berguna hingga saat ini adalah social skill kita, sebagai investasi dalam networking di masa mendatang dan seterusnya,“ tutup Elrica.

Psikologi UPH telah membantu saya tidak hanya dari segi pendidikan akan tetapi juga pengembangan karakter. Saya lebih percaya diri ketika saya bertemu dengan orang dalam hal bisnis maupun pribadi. Sebagai contoh, ketika ada konflik diantara karyawan-karyawan saya, bekal yg saya terima dari waktu saya kuliah bisa saya pakai untuk membantu menyelesaikan konflik tersebut Mengandalkan Tuhan dan Tidak Takut Gagal, Aviana Nastasia Jalani Mandat Sebagai Director of Operations I Can Read Indonesia – Solo Bahasa Inggris menjadi aset yang sangat penting dalam masa globalisasi ini.

Dan terutama bagi Aviana Nastasia, Alumni Psikologi UPH 2006, Director of Operations I Can Read Indonesia, cabang Solo, adalah panggilan hidupnya untuk dapat membantu anak-anak Indonesia memahami bahasa Inggris dengan lebih efektif dan efisien. Pertengahan 2020 lalu, Aviana bergabung dengan I Can Read, salah satu Lembaga Kursus Bahasa Inggris yang terkemuka di Asia, terutama di Indonesia.

Sebagai Director of Operations di salah satu center mereka di Solo, Aviana mengatur semua kegiatan operasional center tersebut, termasuk proses perencanaan hingga pelaksanaan operasional. Melalui metode pembelajaran yang menggabungkan berbagai gaya belajar seperti auditori, visual, dan kinestetik, Aviana percaya bahwa Bahasa Inggris akan lebih mudah dan lebih cepat dipahami anak-anak.

Dalam menjalani unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan saat ini, Aviana mengakui bahwa tantangan terbesar yang ia hadapi adalah menyesuaikan ide-ide marketing yang didapat dari I Can Read Pusat (Jakarta) dengan kondisi Solo yang adalah kota kecil, baik secara harga dan metodenya.

Namun melalui tantangan inilah Aviana belajar untuk semakin bergantung pada Tuhan, tidak takut pada kegagalan, dan juga secara rutin mengambil waktu untuk beristirahat dan menghabiskan waktu dengan keluarga.

Ia percaya, bahwa ketika ia selalu melibatkan Tuhan dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya, Tuhan akan bekerja dan membantunya untuk dapat bangkit dan belajar dari kegagalan yang dihadapinya. Aviana percaya bahwa pendidikan adalah modal penting yang harus dimiliki tiap orang, termasuk dirinya.

Dukungan yang diberikan oleh ayahnya untuk dapat terus belajar dan meraih mimpi setinggi-tingginya selaras dengan pendidikan yang dijalani Aviana di Psikologi UPH.

UPH diakuinya tidak hanya telah memperlengkapinya dengan ilmu praktis, namun juga pengembangan karakter. “Psikologi UPH telah membantu saya tidak hanya dari segi pendidikan akan tetapi juga pengembangan karakter. Saya lebih percaya diri ketika saya bertemu dengan orang dalam hal bisnis maupun pribadi.

Sebagai contoh, ketika ada konflik diantara karyawan-karyawan saya, bekal yg saya terima dari waktu saya kuliah bisa saya pakai untuk membantu menyelesaikan konflik tersebut,” tutup Aviana. Menyediakan Musik Berkualitas untuk Acara Pernikahan, Alumni Conservatory of Music UPH Cetuskan Joshua Setiawan Entertainment Memberikan dan menampilkan musik yang berkualitas dalam acara-acara seperti pernikahan dan lain sebagainya merupakan tujuan Joshua Setiawan, Alumni Conservatory of Music UPH 2010, dalam membangun Joshua Setiawan Entertainment, sebuah Music Entertainment yang bergerak dalam industri Wedding di Indonesia.

Dengan ketekunan, kekuatan mental, dan kegigihan dalam bekerja, Joshua memulai usahanya ini 2018 lalu, tak lama setelah dirinya menyelesaikan pendidikan di Conservatory of Music UPH.

Joshua, sapaan akrab pria kelahiran Bali ini, mengakui bahwa merintis sebuah Music Entertainment di Indonesia bukanlah perkara mudah. Sebagai seorang seniman yang lahir dengan latar belakang keluarga yang bermusik, Joshua paham betul bahwa ada banyak music entertainment diluar sana yang tidak memahami musik namun sudah menawarkan jasa dengan harga sangat terjangkau.

Resikonya, ada banyak acara pernikahan yang memperdengarkan musik yang kurang berkualitas. Dengan demikian, Joshua ingin memperbaiki hal tersebut. Menurut Joshua, pendidikan adalah modal yang penting untuk dimiliki, terutama untuknya merintis usaha Joshua Setiawan Entertainment. Joshua percaya bahwa ia pertama-tama harus paham produk apa yang akan ia jual kepada konsumen, sehingga konsumen merasa keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik dalam memberikan jasa tersebut.

Dan salah satu cara yang ia yakini untuk dapat mengetahui apa yang harus berikan adalah melalui pendidikan yang tepat, sesuai, benar, dan professional.

“Semua yang saya dapatkan di Conservatory of Music UPH sangat penting dan berguna dalam dunia kerja saya sekarang ini, termasuk juga dosen-dosen pengajar saya yang berkualitas dan memang sudah teruji dalam bidang mereka masing-masing,” tutup Joshua. Banyak yang menganggap pendidikan hanya didapat pada saat kita ada di kelas dan belajar, namun menurut saya pendidikan juga bisa didapat pada saat kita aktif berkegiatan dan berorganisasi di kampus.

Pengalaman dan pelajaran yang saya terima selama mengikuti organisasi di kampus masih saya bawa sampai sekarang Fadi Filip Anugerah, Alumni Hubungan Internasional 2012 Berkontribusi Untuk Meningkatkan Profil Dari Sektor Air dan Sanitasi Indonesia Satu lagi alumni UPH lulusan Hubungan Internasional angkatan 2012 memberikan sumbangsih bagi Indonesia dalam bentuk pemikiran.

Ialah Fadi Filip Anugerah, yang dipercaya sebagai salah satu tenaga ahli muda komunikasi di Bidang Air minum dan Sanitasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Dalam kesehariannya, Fadi – sapaan sehari-hari pemuda kelahiran Malang ini – dipercaya mencari cara untuk meningkatkan profil dari sektor air dan sanitasi, agar dapat menjadi isu prioritas baik itu di tingkat nasional sampai ke tingkat daerah.

Selain itu, ia dan rekan-rekan kerjanya juga dipercaya untuk mempersiapkan perhelatan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) pada bulan November 2021, sebuah wadah kolaborasi dan advokasi terbesar di sektor air dan sanitasi. Dalam menjalani perannya sebagai seorang tenaga ahli muda komunikasi, Fadi mengakui bahwa tantangan terbesar yang dihadapinya saat ini adalah untuk mengemas strategi komunikasi dan advokasi yang tepat agar dapat diterima dengan baik diseluruh lapisan masyarakat.

Berangkat dari data terkait capaian akses sanitasi yang aman di Indonesia, saat ini akses sanitasi dan air minum di rumah tangga hanya sekitar 7,6% dan air minum aman sekitar 11,9% – kedua angka ini masih jauh dari target nasional, sehingga diperlukan kerja ekstra untuk meningkatkan angka tersebut.

Namun Fadi meyakini pepatah yang mengatakan, ‘sebuah hasil pasti tidak akan mengkhianati prosesnya’. Ia percaya bahwa dengan kerja keras, mau mengikuti proses dengan baik, dan pantang menyerah, maka hasil yang didapatkan pun akan baik.

Kepercayaan yang diberikan kepada Fadi di Bappenas tentu tidak terlepas dari pendidikan yang didapatnya selama di UPH. Fadi yang selalu menyempatkan waktu untuk belajar dari orang- orang hebat di lingkungannya, baik dari yang lebih senior maupun junior, meyakini bahwa pendidikan tidak hanya didapatkan melalui pelajaran dalam kelas, namun juga dari kegiata- kegiatan lain yang diikutinya selama di kampus, seperti aktif dalam kepanitaan, kepengurusan dalam organisasi, dan pada saat ia berkesempatan magang di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Filipina.

“Banyak yang menganggap pendidikan hanya didapat pada saat kita ada di kelas dan belajar, namun menurut saya pendidikan juga bisa didapat pada saat kita aktif berkegiatan dan berorganisasi di kampus. Pengalaman dan pelajaran yang saya terima selama mengikuti organisasi di kampus masih saya bawa sampai sekarang. Selain itu, saya juga sangat terkesan dengan pengalaman saya menjadi anak magang di Kedutaan Besar Indonesia di Filipin tahun 2014 lalu – banyak hal yang saya pelajari dengan “terjun bebas” ke dunia pekerjaan saat itu, mulai dari bekerja dengan orang orang yang lebih dewasa, membangun relasi dengan teman-teman baru yang mempunyai latar belakang yang berbeda sampai bagaimana caranya memberikan hasil kerja yang baik walaupun dibawah tekanan.” tutup Fadi.

Saya ingat ketika pertama kali melangkahkan kaki masuk ke lobi kampus UPH, ada ukiran besar bertuliskan ‘Responsibility Begins With Me’. Ini menjadi slogan yang menjadi pedoman ketika saya menuntut ilmu maupun berinteraksi dengan para sahabat seperjuangan saya di UPH. Saya yang awalnya sangat academic mindset juga jadi lebih terbuka wawasannya akan berlimpahnya peluang di dunia bisnis dan investasi dari sesama kawan UPH lintas jurusan Bekerja Dengan Disiplin dan Optimisme, William O.

Mamudi Dipercaya Mengemban Tugas Sebagai Senior Technical Analyst di PT Samuel Sekuritas Indonesia Melakukan investasi pada pasar modal kini semakin diminati masyarakat Indonesia. Kesadaran mengenai perencanaan finansial yang baik untuk memenuhi kebutuhan dimasa depan kini sudah menjadi seperti kebutuhan utama. Dibalik hasil analisa yang dapat diakses nasabah PT Samuel Sekuritas Indonesia, adalah tugas William Oktafbipian Mamudi, Alumni Fisika UPH 2003 untuk memberikan update situasi pasar modal terbaru serta memberikan rekomendasi saham-saham dengan dinamika yang menarik bagi para nasabah.

Dengan kepercayaan yang diemban William sebagai Senior Technical Analyst, ia harus jeli membaca peluang, baik dari saham-saham pada sektor penggerak ekonomi tradisional maupun saham-saham yang luput dari radar para investor tetapi berpeluang memberikan nilai return lebih dimasa depan.

Sejak duduk dibangku kuliah dulu, William memegang teguh nilai kedisiplinan dan optimisme. Ia percaya, bahwa dengan menerapkan disiplin mengikuti strategi yang sudah dibangun susah payah, strategi investasi yang sudah teruji akan berhasil dalam jangka panjang. William juga percaya bahwa optimisme harus dibangun dalam diri sendiri serta melalui networking yang baik.

Ketika ia berdiskusi dengan rekan-rekan seperjuangannya di UPH, ia mulai terbiasa dengan ide bahwa orang Tionghoa percaya krisis memberikan bahaya sekaligus peluang, dimana ia kini percaya bahwa dalam keadaan krisis akan selalu bangkit investor generasi berikut yang berhasil karena berani mengambil peluang di tengah bahaya.

Dengan demikian, William terus merasa optimis dengan dunia investasi Indonesia. Dalam menjalani kariernya, William tentu menemukan kesulitan yang harus ia lalui. Sebagai seorang chartist professional, William pertama-tama harus mampu mempertahankan objektivitasnya, terutama dalam menghadapi karakter klien yang berbeda-beda. Selain itu, William juga harus mampu menjelaskan dengan hasil analisa chart-nya dengan bijak jika rekomendasinya bertentangan dengan bias personal investor.

William sangat percaya bahwa Indonesia akan mengarah lebih baik di masa depan. Kesuksesan William saat ini dalam bidang analisa pasar modal tentu tidak lepas dari pendidikan yang dijalaninya di UPH. William yang saat itu mendapatkan kesempatan untuk menerima beasiswa fisika dan diajarkan langsung oleh Prof.

Yohanes Surya mengakui bahwa ia percaya bahwa tanggung jawab dimulai dari diri sendiri dan ia terus mengingat pedoman ini dalam menjalani karier. “Saya ingat ketika pertama kali melangkahkan kaki masuk ke lobi kampus UPH, ada ukiran besar bertuliskan ‘Responsibility Begins With Me’.

Ini menjadi slogan yang menjadi pedoman ketika saya menuntut ilmu maupun berinteraksi dengan para sahabat seperjuangan saya di UPH. Saya yang awalnya sangat academic mindset juga jadi lebih terbuka wawasannya akan berlimpahnya peluang di dunia bisnis dan investasi dari sesama kawan UPH lintas jurusan,” tutup William.

Di pendidikan Magister Manajemen UPH, saya terkesan pada sesi presentasi proyek kelompok dimana dosen memberikan kami studi kasus yang real dan tidak berdasarkan text book. Disini saya belajar untuk menganalisis kasus secara comprehensive sekaligus berlatih cara mempresentasikan suatu proyek dengan baik di depan khalayak umum, yang mana amat sangat penting untuk role saya saat ini yaitu untuk convicing the professionals Mengubah Angka Menjadi Cerita, Yoselin Indrawati Menekuni Karier Sebagai Senior Research Executive Sekaligus C reative Expert Beberapa tahun belakangan ini, iklan-iklan yang bermunculan dihadapan konsumen Indonesia menjadi kian menarik dan meyakinkan.

Apalagi didukung dengan hadirnya platform belanja online yang memberikan banyak kemudahan, konsumen tentu tidak terhindarkan dari kegiatan berbelanja. Perubahan perilaku masyarakat ini membuat tugas Yoselin Indrawati, Alumni Magister Manajemen UPH angkatan 2018, menjadi semakin menantang. Sebagai Senior Research Executive sekaligus creative expert untuk salah satu firma yang memfasilitasi kebutuhan perusahaan-perusahaan di Indonesia terkait perilaku belanja konsumen, merupakan tugas Yoselin untuk memahami dinamika reaksi audience ketika terekspos terhadap jenis-jenis iklan tertentu kemudian mengolah serta menuangkan data tersebut dalam bentuk laporan yang didasarkan pada kombinasi human understanding dan big data.

Terlebih dari itu, Yoselin juga dituntut untuk mampu memberikan presentasi laporan, workshop, dan serta penulisan beberapa artikel terkait big data learning. Tentu perjalanan menjadi seorang Senior Research Executive yang sekaligus dipercayakan tugas seorang creative expert tidak mudah.

Ternyata, mempresentasikan laporan hasil analisanya kepada klien merupakan tantangan terbesar yang Yoselin masih harus ia taklukkan sampai saat ini. “Membuat report adalah satu tantangan tersendiri, tapi mempresentasikan di hadapan professionals dan panggung yang cukup besar, itu adalah tantangan saya yang sesungguhnya.

Dulu saya berpikir bahwa presentasi hanya sebatas menceritakan angka: baik atau buruk – tapi ternyata, presentasi adalah bagaimana kita mengubah angka jadi suatu cerita yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya, dan bagaimana mengubah angka jadi suatu keputusan yang dapat kita berikan tindakan setelah itu dan harus disesuaikan dengan human understanding,” ucap Yoselin, yang memegang teguh kerendahan hati dan sikap mau belajar. Rasa ingin tahu dan sifat yang suka mengamati membuat Yoselin bersemangat dalam meniti kariernya dalam bidang consumer-behavior research dan creative.

Baginya, menganalisa reaksi manusia terhadap commercial advertising yang saat ini bertebaran didunia maya merupakan sebuah kegiatan yang menyenangkan. Bagi Yoselin, ada kekaguman tersendiri ketika ia melihat iklan dengan dikemas dengan sangat baik dan terlebih pada pengiklan yang mampu membawa emosi konsumen dengan cara menuangkan suara kolektif masyarakat kedalam iklan tersebut.

Bagi Yoselin, pendidikan adalah modal penting yang harus dimiliki setiap orang, terlepas dari pekerjaannya. Selain memperlengkapinya dengan dasar-dasar untuk berkomunikasi serta cara jitu untuk memahami reaksi seseorang yang didasarkan oleh tingkat kebutuhan mereka, Pendidikan pasca-sarjana yang Yoselin jalani di UPH terlebih mengasah kemampuannya untuk menganalisa kasus secara lebih mendalam dan lengkap.

“Di pendidikan Magister Manajemen UPH, saya terkesan pada sesi presentasi proyek kelompok dimana dosen memberikan kami studi kasus yang real dan tidak berdasarkan textbook.

Disini saya belajar untuk menganalisis kasus secara komprehensif sekaligus berlatih cara mempresentasikan suatu proyek dengan baik di depan khalayak umum, yang mana amat sangat penting untuk peran saya saat ini yaitu untuk meyakinkan para profesional,” tutup Yoselin. Terus Belajar dan Pantang Menyerah, Karnika Grikanandini Terus Dorong Diri untuk Jadi Pribadi yang Membawa Nilai Tambah Bagi Perusahaan Dibalik promosi sebuah brand yang efektif, tentu ada banyak perencana hebat dibelakang layar yang mengatur strategi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan produk tersebut.

Karnika Grikanandini, Alumni Ilmu Komunikasi UPH angkatan 2012 adalah salah satunya. Sebagai Brand Manager di Unilever Indonesia, tugas Nika – sapaan wanita kelahiran Jakarta ini – adalah untuk mengembangkan berbagai jenis produk yang dijual Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dari end to end, mulai dari mencari consumer insights sampai mencari solusi untuk menjawab insights tersebut agar setiap brand yang dimiliki Unilever dapat terus menghasilkan produk yang diperlukan masyarakat.

Sebagai seorang Brand Manager, tentu ada banyak tantangan yang harus Nika hadapi, termasuk untuk memahami sisi pemasaran sekaligus sisi bisnis perusahaannya secara keseluruhan.

Ia harus belajar mengenai mesin yang ada di pabrik, kemasan, hingga proses pembuatan produk. Melalui pemahaman yang selalu diperbaharui ini, ia kemudian dapat memberikan solusi yang lebih maksimal untuk perkembangan brand-nya from end to end.

Melalui setiap tantangan maupun kegagalan yang dihadapinya, Nika terus bertekun dan pantang menyerah. Ia percaya bahwa setiap kesulitan yang dihadapinya akan menjadi batu loncatan yang berharga dimasa yang akan datang.

Nika mengakui bahwa pendidikan adalah modal yang penting dalam kariernya saat ini. Menurutnya, pendidikan yang ia jalani di UPH telah memperlengkapinya dengan ilmu praktis serta soft-skill, termasuk problem solving, time management, dan juga semangat pantang menyerah. Nika percaya bahwa dengan ilmu yang ia miliki, ia dapat menjadi pribadi yang bermanfaat untuk perusahaan, orang-orang sekitarnya, serta Indonesia.

“Buat saya, yang paling berkesan saat kuliah dulu adalah banyaknya organisasi yang tersedia di UPH, mulai dari organisasi kemahasiswaan seperti HMJ atau BEM sampai organisasi club yang luar biasa di ilmu komunikasi seperti TV Club dan juga Radio Club.

Melalui pengalaman saya mengikuti BEM, club radio, dan membantu acara-acara HMJ ilkom lainnya, saya mempelajari time management dan project management yang saya terus pakai dalam pekerjaan saya sampai hari ini,” tutup Nika.

Memanggang Kue Dengan Cinta, Iven Kawi, Founder Ivenoven, Ingin Selalu Memberikan yang Terbaik untuk Pelanggannya Kue – sebuah kue adalah representasi hari spesial seseorang atau keluarga yang biasanya tersedia dalam pesta perayaan keluarga Indonesia. Kurang pas rasanya jika pada hari tersebut dirayakan tanpa kue. Selain rasa kue yang enak, tentu kue yang cantik dan bisa didekorasi khusus atau custom-design menjadi keinginan semua orang.

Adalah Iven Kawi, alumni Akuntansi UPH angkatan 2004, founder IVENOVEN yang membuat semua harapan kue ulang tahun masyarakat Indonesia terwujud: selain andal membuat dekorasi kue menggunakan buttercream sesuai yang diinginkan oleh pembeli, ia juga menciptakan sendiri rasa kue berikut isi di setiap lapisan untuk menciptakan penggabungan rasa yang enak dan seimbang.

Perjalanan Iven dalam dunia cakery berawal ditahun 2014 ketika anak pertamanya memasuki usia balita dan meminta dibelikan kue dari toko kue untuk dinikmati sebagai kudapan. Iven yang sedari kecil memang menyukai kue dan sudah terbiasa membantu Ibunya membuat kue sendiri akhirnya memutuskan untuk melakukan hal yang sama untuk anaknya karena kue buatan sendiri dibuat menggunakan bahan-bahan yang terbaik termasuk penggunaan telur ayam kampung dan tidak menggunakan bahan artifisial dalam campuran kue.

Tidak berhenti pada membuatkan kue untuk anaknya, Iven kemudian mulai mencoba membuat berbagai macam jenis kue dan membaginya kepada teman-teman komunitas gereja. Dari salah satu teman gereja yang kemudian memesan kue secara profesional kepada Iven untuk ulangtahun-nya, Iven kemudian memutuskan untuk menekuni bisnis ini dengan bantuan suaminya untuk mengatur pemasaran IVENOVEN di media sosial sampai sekarang dan sudah membawahi kurang lebih 20 orang tenaga kerja profesional lulusan di bidang pastry.

Dalam mengembangkan IVENOVEN, Iven bertekad untuk selalu memberikan yang terbaik. “ Bake with love; to bake as if it is for my own family,” ucap Iven – inilah prinsip yang menjadi landasannya untuk terus berkreasi dan memanggang kue. Iven percaya, dukungan dari mama, teman-teman yang menjadi pembeli pertamanya, serta suami dapat terus memberikan dirinya semangat untuk terus berkarya.

Dan betul saja, apa yang dimulai 1 sampai 2 kue dalam seminggu kemudian berkembang menjadi 10 sampai 15 kue, dan terus berkembang lagi menjadi 60 sampai 70 kue per minggu. Bahkan Iven juga diundang untuk membagikan kemampuannya dalam mendekorasi kue di beberapa negara.

Kesuksesan Iven saat ini tentu tidak terlepas dari pendidikan yang dijalaninya di UPH. Menurutnya, pendidikan tidak hanya membuka pintu akademis, namun terlebih pintu untuk mengembangkan diri serta untuk membangun relasi. “Hal penting yang saya pelajari saat kuliah dulu yang kini sangat bermanfaat dalam bisnis saya adalah cara membuat laporan keuangan.

Sekecil apapun usaha kita, penting untuk membuat laporan, membuat anggaran dan manajemen biaya, menghitung harga pokok produksi, harga pokok penjualan, menghitung inventory, dan masih banyak lainnya. Saya bersyukur, di UPH mendapatkan pengalaman-pengalaman yang baik termasuk di luar bidang akademis juga, seperti leadership dan spiritual,” cerita Iven.

Iven berpesan untuk memulai dari apa yang kita punya sekarang, sekecil apapun itu. Era digital ini telah membantu setiap orang untuk dapat mengakses informasi menjadi lebih mudah sehingga bisa mendapatkan inspirasi dan belajar di mana saja kapan saja. Oleh sebab itu setiap anak muda yang ingin sukses di bidang yang diminati agar terus belajar, sesuaikan, kembangkan, terapkan, lalu ulangi, karena dunia terus berputar, kita juga perlu terus-menerus belajar agar selalu bisa berkembang.

Memenuhi Panggilan Menjadi Dokter Dengan Keterampilan dan Sikap yang Excellent Tentu tidak sedikit dari anak Indonesia yang ketika ditanya “apa cita-citamu kalau sudah besar nanti?”, jawabannya adalah “mau menjadi seorang dokter”.

Pun demikian bagi dr. Natalia M. Christina Sp.B, dokter Spesialis Bedah Umum Siloam Hospitals Lippo Village, Alumni Kedokteran UPH 2004. Baginya, menjadi seorang dokter tidak hanya menjadi sebuah cita-cita, namun juga sebuah upaya yang ia kejar terus sampai hari ini untuk dapat membantu anggota keluarganya yang membutuhkan pertolongan medis. dr. Natalia berkisah bahwa di keluarga besarnya, tidak ada anggota keluarganya yang memiliki latar belakang medis dan ia merasa sangat terpukul ketika harus kehilangan akibat kurangnya pemahaman maupun pertolongan medis yang tersedia saat itu.

dr. Natalia menyadari penuh bahwa menjadi seorang dokter merupakan tanggung jawab yang besar. Diperlukan kasih, sukacita, dan ikhlas yang sama besarnya saat ia bertemu pasien dan membantu mencari solusi terbaik terhadap kebutuhan pasien.

Menurut dr. Natalia, tantangan terbesar yang dihadapinya merupakan keterbatasan obat, alat, maupun finansial yang tersedia sehingga ia tidak selalu dapat bergerak cepat. Sebelum ia dipanggil untuk kembali melayani di Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Natalia sempat bekerja dibeberapa rumah sakit dan disanalah ia melihat ada begitu banyak pasien yang membutuhkan tindakan segera, namun dengan sumber daya yang terbatas, ia tidak dapat membantu lebih banyak.

Namun mengingat masa pendidikannya di UPH, dr. Natalia terus menjalankan semuanya dengan tepat dan sukacita. Menurut dr. Natalia, pendidikan merupakan modal yang penting bagi siapapun untuk meniti karier, terutama untuk seorang dokter. Ia bersyukur bahwa UPH tidak hanya menitikberatkan pendidikan pada ilmu (science), namun juga pada skill dan terlebih attitude. Selain itu, mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan Hospital Exposure ditahun pertamanya kuliah dulu juga merupakan tolok ukur penting.

Melalui pengalaman tersebut, dr. Natalia dapat melihat lebih dekat kehidupan seorang dokter, mulai dari tuntutan waktu, tantangan, serta baik buruknya secara lebih dekat. Hal-hal ini telah mempersiapkan dirinya lebih baik untuk menjadi dokter yang bertanggung jawab unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan kini.

“Pendidikan di UPH mengajarkan kami untuk tetap berusaha dan gigih, bertahan untuk melakukan yang terbaik ditengah banyaknya tantangan. Pandemi Covid saat ini menggoda kami untuk diam saja dan tidak berbuat apa-apa, tapi pendidikan UPH memotivasi kami untuk tetap bertahan dalam pelayanan, dan bahkan ikut serta dalam bakti sosial untuk vaksin demi kesehatan masyarakat yang lebih lagi,” tutup wanita kelahiran Manado ini dengan senyuman.

Pengalaman yang berkesan untuk saya ketika berkuliah di DKV UPH diantaranya adalah latihan ketahanan mental, dimana dalam tugas-tugas yang diberikan, saya dilatih untuk tidak mudah menyerah, teliti, fokus, presisi, rapih, cepat, namun di saat yang sama dituntut untuk hasil yang maksimal.

Sehingga, ketika keluar ke dunia kerja bidang apapun, nilai-nilai di atas masih selalu saya terapkan Berkreasi Sambil Menyampaikan Pesan Positif, Glory Josephine Immanuela Cetuskan Rupa Cerita Dibalik design warna-warni menarik hati Rupa Cerita, sebuah artwear apparel yang lahir 2018 lalu, adalah Glory Josephine Immanuela, alumni Desain Komunikasi Visual UPH angkatan 2016. Berbagai jenis desain yang dituangkan pada media jaket denim karya Rupa Cerita-pun sudah eksis di panggung Indonesian Idol musim ke-sebelas.

Nama-nama yang menghiasi panggung tersebut menyukai pesan positif yang disuarakan oleh Rupa Cerita. Kini, Rupa Cerita semakin banyak diminati masyarakat – termasuk gubernur Bank Indonesia di Singapura serta cucu presiden ke-7 Indonesia. “Waktu awal Rupa Cerita meluncurkan produk-produknya Agustus 2018, komunitas gereja kami sangat suportif dan mendukung. Banyak dari teman kami yang membeli dan menggunakan diberbagai acara, sehingga gerakan ini sangat mempromosikan Rupa Cerita.

Aku selalu percaya kalau Tuhan-lah yang menjadi akses utamaku. Ia yang dapat memegang pintu-pintu kesempatan. Jadi kalau Rupa Cerita sudah berjalan sejauh ini, aku dapat saksikan bahwa Tuhan-lah yang menjadi penolongku,” kisah Glory, yang juga rindu untuk membuat orang tuanya senang dan bangga. Perjalanan Glory membangun Rupa Cerita sebagai sebuah custom artwear yang membawa nilai positif kepada generasi muda tentu bukannya tanpa tantangan.

Sebagai sebuah bisnis start-up, seluruh kegiatan Rupa Cerita dijalankan oleh Glory dan tim kecilnya. Ia mengakui, bahwa dengan pesanan yang kian hari kian bertambah, ia sempat merasa kewalahan untuk menentukan alur pekerjaan dalam tim. Selain itu, menemukan partner pelukis yang memiliki kemampuan baik dalam mentransfer desain ke dalam lukisan jaket juga menjadi salah satu tantangan yang harus ditaklukkannya kini.

Namun Glory percaya bahwa ketika ia setia dalam perkara kecil, baik itu project maupun client, maka satu saat nanti ia akan dipercayakan perkara besar. Maka dari itu, Glory tetap tekun, bekerja keras, dan selalu mengandalkan Tuhan di dalam langkah yang ia lalui. Glory percaya bahwa pendidikan yang dijalaninya di UPH merupakan sebuah aset penting yang dimilikinya sebagai seorang desainer.

Menurut Glory, ilmu yang didapatkannya di Desain Komunikasi Visual (Desain Grafis) lebih dari sekedar pengetahuan dasar untuk membangun sebuah brand, mempresentasikan karya seni, ataupun untuk memasarkan produk tersebut, namun juga melatih ketahanan mentalnya sebagai seorang desainer. “Pengalaman yang berkesan untuk saya ketika berkuliah di DKV UPH diantaranya adalah latihan ketahanan mental, dimana dalam tugas-tugas yang diberikan, saya dilatih untuk tidak mudah menyerah, teliti, fokus, presisi, rapih, cepat, namun di saat yang sama dituntut untuk hasil yang maksimal.

Sehingga, ketika keluar ke dunia kerja bidang apapun, nilai-nilai di atas masih selalu saya terapkan,” tutup Glory. Bantu Rehabilitasi Motorik Pasien, Jessica Hariwijaya Jalani Panggilan sebagai Medical Music Therapist Musik – sebuah elemen kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia.

Dalam sejarah perkembangannya, musik tak hanya menjadi sarana untuk manusia mengungkapkan perasaan, namun juga untuk menyembuhkan kesehatan. Adalah tugas Jessica Hariwijaya sebagai seorang Medial Music Therapist di Siloam Hospitals Lippo Village, Alumni Conservatory of Music UPH angkatan 2013, untuk membantu pemulihan fungsi motorik, bicara, kognisi, psikologis dan sosial, serta mengurangi kegelisahan dalam masa perawatan pasien rawat inap.

Setelah magang di rumah sakit yang sama tahun 2017 lalu, kinerja Jessica yang memuaskan membuat pihak rumah sakit menawarkan posisi tetap baginya didepartemen Rehabilitasi Medik untuk program Music Therapy. Sejak saat itu, departemen rehabilitasi medik sudah jauh berkembang dan membantu banyak pasien selama masa pemulihannya.

Menjadi seorang Medial Music Therapist tentu membutuhkan ketangguhan, determinasi dan intuisi dalam menangani pasien yang berbeda-beda. Jessica mengakui bahwa tekanan fisik dan psikologis yang bersamaan selalu ada telah membentuknya menjadi pribadi yang sabar dan berempati. “Secara fisik, kita dituntut harus selalu siap on-foot selama 6 hari seminggu.

Secara psikologis, pasien yang datang ke kita pastinya semua memiliki masalah dan stress yang sangat berat. Sebagai Medial Music Therapist, selain saya harus menghadapi stress yang diproyeksikan pasien, saya harus tetap mampu membantu pasien mencapai tujuan rehabilitasinya,” ucap wanita yang mencintai musik sejak kecil ini.

Panggilan hidup yang Jessica temukan untuk melayani sebagai seorang Medical Music Therapist tentu tidak lepas dari pendidikan yang dijalaninya di UPH. Ia merasa bahwa pendidikannya menjadi salah satu landasan penting yang membawa dirinya menjadi siapa dirinya hari ini, sebagaimana ia percaya bahwa making an impact is as important as making an income.

“Pengalaman yang berkesan selama saya di UPH adalah masa praktikumya. Karena kita dapat langsung mempraktekkan teori yang dipelajari di kelas pada masyarakat yang membutuhkan,” tutup Jessica. Teknik Industri UPH mempersiapkan saya ke kondisi nyata ketika kami bekerja. Logika, organisasi, operational, prosedur, ergonomi, efektivitas dan efisisiensi merupakan hal-hal yang sangat unik yang hanya dipelajari di Teknik Industri.

Lulusan Teknik Industri sangat diuntungkan karena dapat dengan cepat beradaptasi dengan dunia pekerjaan di bidang apapun dengan menggunakan prinsip-prinsip ini. Mendi Susanto, Lulusan Teknik Industri UPH yang Memimpin Dengan Kejujuran, Kesetiaan, Integritas, dan Hidup Benar Kejujuran, kesetiaan, integritas, dan hidup benar dihadapan Tuhan adalah nilai yang dipegang teguh oleh seorang Mendi Susanto, presiden direktur untuk PT Data Labs Analytics sekaligus Alumnus Teknik Industri UPH angkatan 1996.

Dalam menjalani kariernya, Mendi, sapaan akrab pria kelahiran Bengkulu ini, dituntut untuk berjalan berdasarkan nilai-nilai tersebut terutama dalam mengambil keputusan penting dan strategis dalam perusahan, manajemen kegiatan operasional ataupun sumber daya perusahaan, dalam memastikan kepuasan stakeholder dan konsumen terhadap kinerja perusahaan, maupun dalam menjaga cashflow perusahaan agar tetap sehat.

Menurut Mendi, pikiran dan tindakan yang diambil berdasarkan nilai-nilai tersebut akan terlihat dari hasil, kualitas dan standar pekerjaan yang ia lakukan – pohon yang baik akan mengeluarkan buah yang baik pula. Sebagai salah satu orang yang merasakan perubahan kemajuan teknologi dari analog menjadi digital, sikap adaptif bukanlah sesuatu yang baru untuk Mendi. Namun menurutnya, semua orang termasuk dirinya akan harus terus beradaptasi pada perubahan dan memikirkan cara-cara baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan.

Mengelola kondisi keuangan ditengah pandemi, ditambah dengan sumber daya manusia Indonesia yang belum terampil yang mempunyai integritas dalam pekerjaannya menjadikan tugas Mendi kian menantang. Namun berada ditengah keluarga, mentor, dan orang-orang hebat mendorong Mendi untuk selalu memberikan yang terbaik dalam berkarier.

Kesuksesan Mendi tentu tidak terlepas dari pendidikan yang dijalaninya di UPH dua puluh tahun silam. Sebagai salah satu angkatan awal UPH, Mendi percaya bahwa pendidikan merupakan faktor penting dalam hidupnya. Pendidikan telah mengajarkannya cara berpikir, bersikap, bertingkah laku dalam masyarakat dan pengetahuan mengenai dunia sekitarnya dan kemungkinan untuk mengubahnya menjadi lebih baik.

“Teknik Industri UPH mempersiapkan saya ke kondisi nyata ketika kami bekerja. Logika, organisasi, operational, prosedur, ergonomi, efektivitas dan efisisiensi merupakan hal-hal yang sangat unik yang hanya dipelajari di Teknik Industri.

Lulusan Teknik Industri sangat diuntungkan karena dapat dengan cepat beradaptasi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dunia pekerjaan di bidang apapun dengan menggunakan prinsip-prinsip ini. Maka tidak heran lulusan Teknik Industri dapat ditemui di berbagai bidang dari yang klasik seperti manufaktur, sampai ke bidang yang kekinian seperti Pengusaha Properti, Desainer, Pengusaha Kuliner, Banker, IT, Startup Founder, Venture Capital Stakeholder sampai ke jenjang nasional seperti politikus dan pejabat di Lembaga Pengelola Investasi Nasional,” tutup Mendi.

Alumni DKV UPH Tawarkan Jasa Desain yang Berkarakter dan Inovatif Melalui Fortelin Creative Studio Dengan perkembangan di berbagai sektor bisnis, teknologi, dan sosial media yang begitu pesat di Indonesia, peran desain yang berkarakter dan berdampak menjadi kian penting. Melihat peluang dalam kebutuhan tersebut, Cindy Lim, Alumni Desain Komunikasi Visual (DKV) UPH angkatan 2009 melahirkan Fortelin Creative Studio – sebuah studio desain grafis dan kreatif yang berbasis di Jakarta dengan visi untuk menyediakan jasa solusi kreatif dan inovatif agar brand dari berbagai lini dapat berkembang melalui branding yang terintegrasi.

Berasal dari kata “Fortælling” yang memiliki makna cerita atau narasi, Fortelin memiliki visi untuk menjadi solusi bagi banyak brand dalam mengembangkan bisnis, membangun identitas, dan menceritakan kisah mereka melalui karya desain dan bahasa visual. Cindy mengakui bahwa berkecimpung dalam dunia desain grafis dan seni berangkat dari kecintaannya terhadap bidang gambar dan lukis. Cindy yang sewaktu kecil senang menuangkan apa yang ada dalam imajinasinya pada secarik kertas kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di UPH setelah lulus SMA dan mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual untuk memperdalam dan mengeksplorasi passion dan skill di bidang seni.

Tentu dalam perjalanannya sebagai designer dipenuhi dengan tantangan – tuntutan untuk terus memperbarui ilmu, beradaptasi, dan mengikuti perkembangan teknologi dan selera pasar menjadi beberapa kriteria yang menurut Cindy harus ia asah terus untuk bersaing di industri kreatif yang ketat. Ia berharap dengan keunggulannya tersebut, ia dapat selalu memberikan servis yang terbaik dan menciptakan desain berkualitas tinggi.

“Kepercayaan yang diberikan oleh klien-klien saya dalam mengerjakan desain untuk membantu bisnis mereka berkembang adalah motivasi utama saya dalam memperjuangkan Fortelin. Saya merasa sangat puas ketika saya dapat berkontribusi dan memberikan solusi untuk bisnis mereka dari segi visual atau desain.

Desain bukan hanya pekerjaan bagi saya – it’s who I am. Hal ini juga yang mendorong saya untuk terus berkarya, memberikan dan menciptakan desain yang terbaik,” ucap Cindy dengan penuh antusiasme. Kesuksesan Cindy dalam mengembangkan sebuah studio kreatif tentu tidak terlepas dari pendidikan yang dijalaninya di UPH. Dengan memegang teguh kejujuran, integritas, konsistensi, menghormati orang lain, serta kerendahan hati, Cindy yang saat kuliah mendapat kesempatan untuk mengikuti program beasiswa ternyata juga turut aktif dalam kegiatan organisasi dan kepanitiaan yang diselenggarakan.

Cindy percaya bahwa melalui pengalaman akademis dan non-akademisnya selama di UPH membentuk dirinya saat ini dan merupakan proses yang sama penting dalam kehidupannya. “Saya yakin dengan nilai-nilai, kurikulum serta fasilitas yang sangat memadai dan baik yang dimiliki oleh UPH. UPH menjadi stepping stone bagi saya dalam berkarir, karena di UPH saya mendapat banyak sekali pelajaran dan pengalaman, karakter saya dibentuk, dan kemampuan saya diasah.

Semua itu menjadi bekal bagi saya unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan saya terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya,” tutup Cindy. Music For Sleeping: Lelap, Sebuah Portable Speaker Karya Alumni CoM UPH untuk Dunia “Karya yang baik adalah yang menjawab kebutuhan banyak orang, dibuat dari hati dan sampai ke hati”, begitu prinsip Nina Sari Ishak dalam berkarya lewat musik. Alumni UPH Conservatory of Music angkatan 2006 ini baru saja meluncurkan karyanya, sebuah album musik pengantar tidur yang dikemas dalam bentuk portable speaker dan dilengkapi dengan lampu tidur.

Album yang berjudul “Music for Sleeping: Lelap” ini juga telah dirilis secara digital bertepatan dengan World Sleep Day 2021 dan mendapat sambutan yang baik. Sejak peluncurannya, produk Lelap Speaker Lamp telah terjual hampir 1,000 unit ke berbagai kota di Indonesia dan juga mancanegara seperti Taiwan, Singapura, Australia, hingga Amerika Serikat.

“Lelap adalah ide yang muncul ketika saya mendengar banyak orang yang sering mengeluh karena susah tidur. Mereka yang mengalami stress, gangguan kecemasan, depresi dan kesepianlah yang menginspirasi saya untuk berbuat lewat musik.

Komposisi musiknya dibuat berdasarkan siklus tidur manusia ketika tidur. Mulai dari tahap relaksasi, mengantuk, tertidur pulas hingga bermimpi. Judul-judulnya sengaja saya tulis dalam bahasa Indonesia, agar bahasa Indonesia dapat dikenal di pasar musik internasional,” ujar Nina yang memulai kariernya sebagai seorang guru musik di UPH College.

Di tengah masa sulit, Nina berusaha untuk konsisten menulis karya dengan inovasi dan semangat kreatifitas. Lewat Stretta Music Production, rumah produksi musik yang dirintisnya, Nina kini berkarya di balik layar membuat musik untuk iklan, jingle, dan film.

“Stretta merupakan proyek tugas akhir saya ketika masih berkuliah di UPH tahun 2010 silam. Idenya kemudian berkembang menjadi Stretta Chamber Orchestra, komunitas musik untuk berkarya bersama teman-teman di kampus. Project pertama Stretta adalah mengiringi UPH Awards tahun 2011. Sebuah kenangan manis dan pencapaian membanggakan buat anak kampus kala itu. Sejak saat itu, Stretta Music berjalan dan tampil dari event ke event, dari pesta pernikahan kecil-kecilan hingga festival jazz seperti Locafore Jazz Festival di Bandung dan Java Jazz International Festival di Jakarta.

Stretta Music pernah diundang ke Taiwan untuk merepresentasikan musik Indonesia di Taiwan,” kisah Nina mengenang perjalanan kariernya. Keberhasilannya dalam meniti karier tidak lepas dari hubungan pertemanan tulus saat masa kuliah di UPH. Melalui kegiatan-kegiatan organisasi kampus yang diikutinya, Nina bertemu dengan teman-teman yang memiliki semangat dan kecintaan yang sama untuk membangun ekosistem seni yang sehat di Indonesia.

“Nilai yang selalu saya pegang adalah lakukanlah apapun yang Tuhan percayakan untuk tangan kita kerjakan dengan terhormat dan belajarlah kepada siapapun yang datang ke dalam hidup kita dengan penuh hormat.

Karena masa depan kita ditentukan oleh dengan siapa kita bergaul dan belajar hari ini,” tutup Nina dengan senyuman. Mengaktivasi Desain Kreatif Melalui Studio Kreatif ‘Takita Fusion Art Studio Apa yang membuat Anda memutuskan membeli produk atau menggunakan jasa suatu brand?

Ternyata pengaruh dari brand image atau citra dari suatu perusahaan, bahkan termasuk personal brand, merupakan salah satu faktor yang penting bagi konsumen untuk dapat mempercayai suatu produk/jasa/perusahaan, sampai akhirnya memutuskan untuk membeli produk/jasa brand tersebut lalu akhirnya menjadi konsumen setia. Dalam membangun identitas sebuah brand, peran visual nyatanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan, bukan sekedar menciptakan visual yang enak dilihat secara estetika semata, namun dapat berkomunikasi dengan baik, bahkan menjadi solusi.

Demikian diungkapkan oleh Anastasia Callista atau yang biasa dipanggil Anast—co-founder and creative director di ‘Takita by Fusion Art Studio, dan juga alumni Desain Komunikasi Visual (DKV) UPH 2006. Anast membagikan pengalaman studi dan kariernya kepada peserta webinar yang umumnya siswa/i SMA dari berbagai daerah di Indonesia, pada acara ‘Liburan Bareng Yuk,’ yang digelar Universitas Pelita Harapan (UPH).

Webinar ini bertujuan untuk menginspirasi dan membuka wawasan para siswa SMA yang akan melanjutkan kuliah. Anast memulai kisahnya dari bagaimana dia memilih program studi sesuai minatnya hingga awal memulai karier di bidang desain. Terinspirasi dari film-film animasi Walt Disney yang ditonton sejak kecil, membuat Anast tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai cara pembuatannya, bagaimana menuangkan imajinasi yang abstrak ke dalam rupa visual (nyata), bagaimana cara menggambarnya, membuat gambar-gambar tersebut bergerak dan hingga akhirnya menjadi satu film animasi yang utuh.

Hal ini juga yang membawanya tertarik ke dunia seni dan desain, hingga memutuskan untuk berkuliah di program studi (prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) UPH dan akhirnya fokus ke dunia desain grafis.

Bagi Anast, keputusan memilih DKV UPH juga punya alasan yang mendasar. Selain karena memiliki akreditasi A, prodi DKV UPH juga didukung dosen-dosen praktisi (pekerja profesional di bidangnya), sehingga akan dilengkapi oleh ilmu praktis dalam pengajarannya. Selain itu, faktor lingkungan kampus yang nyaman serta adanya pelajaran character development, menjadi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan plus untuk UPH. “Ini menarik banget ya karena selain memang kita perlu ilmu pengetahuan, karakter yang baik juga diperlukan banget buat kita nanti bekerja ataupun di social life kita,” ungkap Anastasia.

Setelah lulus kuliah, Anast bekerja di salah satu creative studio di Jakarta, kemudian pada tahun 2013 Anast dan partner mulai membangun creative studio sendiri yakni ‘Takita by Fusion Art Studio. Berawal dari mulut ke mulut, di studio kecil, Anast mengerjakan pekerjaan-pekerjaan desain untuk bisnis milik keluarga, kerabat serta teman-teman dekat, sampai akhirnya sekarang Anast dan tim bekerjasama dengan brand-brand ternama, baik skala nasional maupun internasional.

Menjadi lulusan dari Program Studi DKV, ada banyak hal menarik yang dapat dipelajari dan dikerjakan. Anast memberikan contoh, beberapa di antaranya adalah membangun identitas visual brand (logo dan aplikasinya), mendesain Point of Purchase (POP)—untuk membantu konsumen memutuskan dalam membeli produk/jasa dari suatu brand dibandingkan dengan kompetitornya, mendesain packaging (desain kemasan), menjadi illustrator, dan bahkan yang saat ini sedang berkembang pesat adalah ke arah digital media seperti desain website, social media, apps dan lainnya.

Selain fokus membangun creative studio sendiri, Anast juga aktif berbagi ilmu dan keahlian praktis, sebagai dosen tamu di prodi DKV UPH.

Tentunya kehadiran para praktisi seperti Anast menjadi salah satu nilai lebih dalam proses pendidikan di DKV UPH, guna menghasilkan lulusan desainer grafis yang mampu berkompetisi. Selama saya kuliah di UPH, saya diberikan kesempatan untuk mengikuti beberapa kompetisi matematika di luar kampus. Hal ini memberikan pengalaman yang berharga untuk saya. Selain itu, saya juga merasakan keakraban dan kebersamaan lintas angkatan yang tinggi dengan teman-teman satu jurusan, bahkan satu fakultas Panji Widiarda Rabowo, Corporate Actuary yang Bekerja Dengan Integritas dan Profesionalisme Kecintaannya pada bidang matematika membawa pria dengan nama lengkap Panji Widiarda Rabowo, alumni jurusan Matematika UPH angkatan 2009, menjadi salah satu dari segelintir Corporate Actuary di PT Tugu Reasuransi Indonesia.

Sebagai satu-satunya aktuaris yang memiliki gelar FSAI atau kualifikasi seorang aktuaris, Panji – sebagaimana ia disapa, mengakui bahwa tanggung jawab yang diembannya sebagai aktuaris tidak mudah. Tugasnya termasuk pada menjaga dan meningkatkan kualitas data, melakukan perhitungan cadangan teknis, dan menyusun sekaligus menandatangani Laporan Aktuaris tahunan.

“Tugas aktuaris sebenarnya sangat penting. Dalam hal kualitas data, saya harus memastikan kualitasnya baik dan semakin baik agar keputusan yang diambil manajemen berdampak baik pada profitabilitas dan solvabilitas perusahaan.

Dan dalam perhitungan cadangan teknis juga penting, karena besarnya cadangan teknis yang dihitung oleh aktuaris akan mempengaruhi profit perusahaan saat ini dan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban klaim di masa yang akan datang,” jelas Panji.

Dalam menjalani kariernya sebagai seorang aktuaris, Panji mengakui bahwa banyak tantangan yang harus dilaluinya. Pertama, ia harus mampu menjaga profesionalitas dan etika profesi. Hasil kerja aktuaris yang terkadang tidak sesuai dengan keinginan manajemen perusahaan, baik itu berupa hasil perhitungan maupun saran, mengharuskan Panji untuk harus mampu menjaga konsistensi hasil pekerjaannya serta mampu meyakinkan perusahaan bahwa hasil tersebut sudah tepat dan adalah demi kebaikan perusahaan.

Kedua, penyesuaian teori dengan aplikasi industri reasuransi. Perbedaan teori dan metode yang ada untuk bisnis asuransi dan reasuransi sering kali tidak dapat langsung diaplikasikan. Maka dari itu, tak jarang Panji harus menyesuaikan dahulu teori dengan bisnis sebenarnya. Panji merasa beruntung mendapat kesempatan untuk menjalani pendidikannya di UPH, terutama dengan mata kuliah Matematika Keuangan, Matematika Aktuaria, dan Teori Risiko yang disesuaikan dengan mata ujian PAI sehingga ia dapat mempelajari dan menyelesaikan 10 mata ujian PAI dengan lebih cepat.

Ilmu yang didapatkannya dari UPH, ditambah dengan profesionalitas yang diterapkannya dalam pekerjaan, ia percaya bahwa semua fasilitas yang didapatkannya ini membantu mendorong kariernya dalam bidang aktuaria. “Selama saya kuliah di UPH, kebetulan saya diberikan kesempatan untuk mengikuti beberapa kompetisi matematika di luar kampus, baik tingkat propinsi maupun tingkat nasional.

Hal ini memberikan pengalaman yang berharga untuk saya dan teman-teman yang mengikuti kompetisi itu. Selain itu, saya juga merasakan keakraban dan kebersamaan lintas angkatan yang tinggi dengan teman-teman satu jurusan, bahkan satu fakultas,” tutup Panji dengan senyuman.

Bagi Agata Verencia, Setiap Kesempatan Menyanyi adalah Anugerah Suara merdu wanita kelahiran Jember satu ini pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita.

Selain berduet dengan Mike Mohede dalam lagu “Terlalu Besar” ditahun 2010, ia juga menyanyikan single berjudul “Anugerah Terindah” dalam album rohaninya “Ku Berserah” ditahun 2016.

Ialah Agata Verencia, alumni Ilmu Komunikasi UPH angkatan 2015, yang memulai perjalanan karier menyanyinya pada usia dini melalui sebuah kompetisi menyanyi.

Lalu ketika umurnya menginjak usia 7 tahun, ia mendapat kesempatan untuk mempelajari teknik-teknik vokal yang baik. Sisanya, adalah sejarah. “Usia saya 12 tahun ketika saya pertama kali datang ke Impact Music Indonesia.

Saat itu saya diminta untuk menyanyikan sebuah lagu diiringi langsung oleh Produser di tempat tersebut. Kebetulan pada saat itu Impact Music sedang mengerjakan sebuah album dari Jason Irwan ‘Tuhan Selalu Punya Cara’. Beliau merasa cocok dengan karakter vokal saya dan langsung memberikan sebuah lagu untuk dipelajari dan direkam untuk masuk ke album tersebut. Puji Tuhan, respon dari satu lagu itu cukup baik sehingga Impact Music memberikan saya kesempatan-kesempatan berikutnya,” kisah Veren dengan antusias.

Seperti judul singlenya, ‘Anugerah Terindah,’ Veren mengakui bahwa banyak hal dalam hidupnya merupakan anugerah. Setiap kesempatan menyanyi yang dipercayakan kepadanya merupakan anugerah untuk mengucap syukur atas talenta yang Tuhan berikan.

Keluarga dan mentornya juga merupakan anugerah Tuhan berikan agar ia bisa terus berkembang dan menjadi berkat bagi sekitarnya. Pun, Veren percaya unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan memilih program studi Ilmu Komunikasi di UPH merupakan sebuah anugerah yang tidak luput dari rencana Tuhan untuk hidupnya.

Ilmu Komunikasi dirasa telah mengajarkannya banyak dan sangat relevan dengan kariernya. Ilmu Public Speaking, salah satu kelas yang diambil pada tahun pertama kuliah, dirasa menjadi sangat berguna ketika ia diminta untuk bernyanyi dan berbagi Firman Tuhan. Kemampuan untuk beradaptasi dengan jumlah dan target audience, situasi dan culture tempat, serta membangun karakter dalam berpakaian dan keunikan dalam gaya penyampaian juga dipelajarinya melalui kelas tersebut.

Selain itu, cara membangun image dengan Media Sosial pribadi juga dipelajarinya selama menjalani kuliah.

Dan yang paling berkesan baginya, adalah rasa kekeluargaan yang didapatkannya di UPH – baik dari dosen maupun organisasi yang dijalaninya. “Saya merasa kuliah di UPH saya bisa dapat komunitas yang baik, jaringan yang luas. Dosen-dosen yang saya temui juga semuanya membangun. Kekeluargaannya kental sekali. Kegiatan kemahasiswaannya juga banyak dan sangat membekali kita dengan soft skill yang dalam dunia karir sangat dibutuhkan,” tutup Veren.

Eveline Wirawan, Alumni Management UPH, Cetuskan Usaha Piyama yang Nyaman dan Stylish “ The first step is always the hardest. Saya memulai Kitakita di tahun 2018. Pada saat itu media sosial dan toko daring belum seramai saat ini sehingga brand kami sulit untuk ditemukan dan dikenal banyak orang,” kisah Eveline Wirawan, founder Kitakita, ketika ditanya mengenai kesulitan yang dihadapinya dalam merintis usahanya tersebut. Sebagai sebuah brand yang produk utamanya adalah piyama, Eveline – sapaan akrab wanita manis alumni Management UPH angkatan 2012 ini – mengakui bahwa peran sosial media serta minat masyarakat terhadap tren fashion sangat membantunya dalam mengembangkan piyama yang tidak hanya nyaman dipakai, namun juga memiliki desain up to date agar bisa dipakai keluar rumah.

Dengan menerapkan nilai produksi quality over quantity, Eveline berharap dapat terus berkontribusi membantu pekerja lokal dalam menciptakan karya-karya yang kreatif dan dapat diturunkan ke generasi selanjutnya. Menurut Eveline, UPH merupakan tempat yang membantunya bertumbuh secara emosional dan berkembang secara karakter menjadi pribadi yang lebih baik. Ia juga percaya bahwa pendidikan merupakan modal penting yang dimilikinya untuk menjalani usahanya. Melalui pendidikan yang dijalaninya di UPH, ia mendapatkan pandangan, gambaran, dan motivasi dunia berbisnis bahkan sebelum terjun ke dunia bisnis sesungguhnya.

“Selama menempuh pendidikan di UPH, saya sangat terkesan dengan pembelajaran yang dibawakan oleh para dosen.

Materi yang disampaikan bersifat informatif dan sangat berguna untuk diterapkan dalam berbisnis maupun kehidupan sehari-hari,” tutup Eveline. Menjalani pendidikan di UPH telah membentuk saya menjadi pribadi yang lebih tangguh dan gigih.

Selain ilmu dari teori yang saya dapat dalam kelas, saya diperlengkapi dengan skill membangun relasi dan komunikasi dengan masyarakat, menjadi pribadi yang profesional, serta kemampuan untuk mengatasi masalah dengan baik melalui berbagai macam organisasi yang ada Kevin Addy Sjahputra, William’s Casual Dining Head Chef, Membawa Kreativitas dan Konsistensi Naik Level Industri FnB di Indonesia adalah salah satu bisnis yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Dengan banyaknya inovasi menu dan konsep restoran yang bermunculan, tidak heran jika seorang Kevin Addy Sjahputra, alumni Manajemen Perhotelan UPH angkatan 2011, juga menemukan denyut nadinya dalam dunia kuliner. Sebagai Head Chef di William’s Casual Dining, restoran yang menyajikan hidangan rumahan Western-Asian di bilangan Jakarta Selatan, pria yang biasa disapa Kevin ini menikmati kehidupan dapur yang terus bergerak, serba cepat, dan penuh tantangan.

“Menjadi seorang Head Chef menuntut saya untuk memiliki ide-ide terbaru sehingga pelanggan tidak merasa bosan terhadap makanan yang kami sajikan di William’s. Dan terlebih penting, adalah tanggung jawab yang saya pegang untuk menjaga kepuasan pelanggan dengan standar kualitas restoran yang konsisten,” ungkap Kevin.

Bagi Kevin, menjadi pribadi yang kreatif dan konsisten dalam menjaga kualitas adalah proses yang menyenangkan untuk ia jalani. Apalagi mengingat juga bahwa tidak ada batas waktu yang mengharuskannya untuk berhenti berkarya sebagai seorang koki, Kevin yang berangkat dari masa kecil yang nakal membuatnya terus belajar dan termotivasi untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Dalam menjalani kariernya, Kevin mengakui bahwa menjalani pendidikan di UPH telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih tangguh dan gigih. Selain ilmu dari teori yang didapatkannya dalam kelas, Kevin merasa diperlengkapi dengan skill membangun relasi dan komunikasi dengan masyarakat, menjadi pribadi yang profesional, serta kemampuan untuk mengatasi masalah dengan baik melalui berbagai macam organisasi yang ada di UPH.

Pelajaran-pelajaran ini, ditambah dengan sikap jujur dan hasrat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam keterampilan dan rohani, membuat langkahnya kian mantap untuk mengembangkan kariernya dalam dunia kuliner.

“Untuk teman-teman yang juga ingin merintis usaha dibidang FnB, pesan saya, be creative and innovative! Selama masih muda, jangan takut gagal. Dunia FnB akan selalu menuntut kita untuk menghasilkan produk-produk yang menarik dan tidak ada salahnya untuk mencoba dan mengeluarkan ide-ide yang ada,” tutup Kevin dengan senyuman.

Kesulitan Masa Kecil Rieke Caroline Menjadi Pemicu untuk Mencetuskan Kontrakhukum.com Kontrak Hukum adalah platform digital yang memberikan layanan legal untuk bisnis secara terpercaya, termudah, dan terjangkau; serta merupakan bukti nyata dari tekad seorang Rieke Caroline, alumni Ilmu Hukum UPH angkatan 2006, untuk memberikan akses kepada informasi dan layanan legal secara merata kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Berangkat dari pengalaman masa kecil tentang kerugian bisnis yang dialami oleh sang ayah karena kurangnya pemahaman akan legal, Rieke bertekad mempelajari ilmu hukum dan berjanji untuk melindungi keluarganya dari kejadian serupa. Belasan tahun kemudian, Rieke mempunyai tujuan hidup yang lebih besar, yaitu untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya legalitas dalam membangun bisnis kepada masyarakat luas, sehingga kejadian pahit yang pernah menimpa keluarganya tidak terulang kepada orang lain.

Mengembangkan sebuah layanan legal berbasis digital pertama di Indonesia merupakan tantangan besar. Salah satu tantangan tersebut adalah mengubah persepsi masyarakat terkait proses legalitas yang selama ini rumit, mahal, dan memakan waktu. Menurut Rieke, dengan bantuan inovasi teknologi yang dimanfaatkan oleh Kontrak Hukum, proses melengkapi legalitas bisnis dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Meski demikian, Rieke berkomitmen untuk memberikan layanan yang tetap berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia.

Keberhasilan Rieke tidak terlepas dari pendidikan yang dia tempuh saat kuliah di UPH. Lulusan terbaik Fakultas Hukum pada wisuda 2010 ini mengakui bahwa standar tinggi pendidikan yang UPH berikan telah berpengaruh banyak akan kesuksesannya. “Standar tinggi yang saya dapatkan selama berpendidikan di UPH memicu saya untuk give back to the society dengan standar terbaik pula,” ucapnya.

Untuk teman-teman yang saat ini sedang menjalani pendidikan secara daring, Rieke berpesan untuk bersyukur bahwa selama pandemi ini kita tidak perlu menghabiskan waktu dalam perjalanan untuk mengejar pendidikan karena energi yang sama bisa kita alokasikan untuk berbagai hal yang lebih bermanfaat, seperti untuk pengembangan diri. Terlebih, pastikan kita selalu bertanggung jawab, disiplin dalam menyelesaikan tugas, tidak lupa bersenang-senang, dan menjaga kesehatan! Wehelpyou.id, Jasa Pengiriman barang Door to Door on Demand, Dicetuskan Oleh M.

Noor Sutrisno, Alumni Teknik Sipil UPH Aktivitas berbelanja online kini semakin mudah saja – dengan segala kemudahan yang tersedia dalam genggaman tangan kita, jasa pengiriman yang efisien dan berintegritas turut menjadi kunci kenyamanan berbelanja konsumen. Efisiensi dan integritas inilah yang diberikan oleh Wehelpyou.id melalui Wehelpyou-Delivery, sebuah platform digital yang menyediakan pelayanan pengiriman barang door to door secara on-demand, untuk pengiriman barang dalam dan luar kota dan bahkan luar negeri.

Diinisiasi oleh M. Noor Sutrisno, alumni Teknik Sipil UPH angkatan 2005, Wehelpyou.id mengorkestrasi consumer service platform yang ada di Indonesia. Dan dalam kurun waktu beberapa tahun saja, Wehelpyou-Delivery telah mengorkestrasi 1.000.000 armada first mile dan lebih dari 14.000 drop point di seluruh Indonesia. Dalam mengembangkan Wehelpyou.id, Ino – sebagaimana ia biasa dipanggil, menemui beberapa tantangan menarik dalam perjalanannya.

Dengan latar belakang pendidikan yang cukup berbeda dengan bidang yang digelutinya kini, tantangan pertama yang harus dihadapi Ino adalah untuk menemukan sumber daya manusia IT yang berkualitas dan memiliki pengalaman di dalam membangun mobile apps. Setelah tantangan tersebut berlalu dan aplikasi Wehelpyou sudah siap dipasarkan, tantangan berikutnya adalah strategi yang tepat untuk memperkenalkan aplikasi tersebut kepada masyarakat.

Tantangan ketiga dan tidak kalah penting, adalah tahap penggalangan dana. Diakuinya bahwa dalam proses penggalangan dana ini dibutuhkan koordinasi yang baik dan kesatuan hati dari berbagai divisi yang ada dalam perusahaan.

Selain dari memegang integritas, keinginan untuk terus berkembang, berinovasi, dan memiliki prinsip untuk selalu bersinergi dalam berkarier, Ino mengakui bahwa pendidikan memainkan peran penting dalam kesuksesannya. “Pendidikan itu mengajarkan kita untuk memiliki pola kerja yang nantinya dibutuhkan di dunia kerja.

Metode kita di dalam menyelesaikan setiap permasalahan itu yang setiap orang perlu pelajari. Kehidupan selama 4 tahun di UPH dan lingkungan sekitar Lippo Karawaci jelas memberikan pengalaman dan pola hidup positif yang terus saya gunakan sampai hari ini,” ucapnya. Salah satu kesan Ino dalam menjalani pendidikannya di UPH adalah usahanya bersama teman-teman dari jurusan Teknik Sipil untuk membentuk tim sepak bola agar dapat bertanding dalam acara-acara olahraga kampus.

“Ketika saya masuk di Teknik Sipil tahun 2005, jurusan tersebut bahkan tidak memiliki tim sepak bola untuk mengikuti Porseni. Namun dengan sebuah visi sederhana, pelan-pelan kami membangun tim sepak bola sehingga sejak tahun 2007, Teknik Sipil menjadi sebuah tim sepak bola yang diperhitungkan. Ini mengajarkan saya untuk jangan pernah takut untuk membuat sesuatu dari nol,” tutup Ino. Dea Tunggaesti, Lulusan Hukum UPH Aktif Berpartisipasi untuk Penegakan Hukum Lebih Baik Bagi seorang Dea Tunggaesti, alumni Ilmu Hukum UPH angkatan 2000, memenuhi panggilan untuk berkecimpung dalam bidang hukum merupakan sebuah kehormatan.

Kesibukannya dalam menjadi seorang Sekjen di PSI, Partner untuk Tungga Ramli, Counselor untuk Assegaf & Kawilarang Law Firm, Arbiter untuk BAORI, serta dosen disalah satu universitas swasta di Jakarta menjadi caranya untuk berkontribusi terhadap penegakan hukum di Indonesia.

Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan segudang kesibukannya tersebut, Dea mengaku bahwa ia ingin memanfaatkan waktu yang ia miliki dengan sebaik-baiknya dan mengerjakan tanggung jawab setiap pekerjaan dengan maksimal.

Menurut Dea, kariernya dalam menjadi seorang pengacara wanita di Indonesia tidak menjadi masalah. Dimuka hukum, baik pengacara wanita maupun pria memiliki ruang gerak yang sama untuk membela kebenaran, walaupun menurutnya bagi sebagian besar wanita, harus beradu pendapat membela klien bukanlah sebuah kegiatan yang menyenangkan.

Tantangan terbesar baginya justru berakar pada sumber daya manusia Indonesia, dimana sebagian besar masyarakat dirasa masih memiliki kesadaran yang rendah terhadap hukum, ditambah lagi dengan aparat yang belum bekerja dengan “bersih”. Dengan demikian, Dea aktif berpartisipasi dalam berbagai gerakan untuk penegakan hukum yang lebih baik.

“Saya mencoba menjalani peran yang saya lakukan dengan ikhlas. Saya yakin bahwa ini adalah jalan yang Tuhan berikan untuk saya, jadi tugas saya adalah untuk menjalaninya dengan sungguh-sungguh tanpa ada ambisi apapun dibaliknya,” ungkap Dea.

Dalam menjalani kariernya, Dea mengakui bahwa pendidikannya di UPH memegang peranan penting. Saat menjalani pendidikannya tersebut, Dea mengakui bahwa ia terkesan dengan pendidik yang tegas dan padat ilmu.

Melalui kelas tersebut, ia belajar untuk menyimak bahan bacaan yang diminta untuk dibaca sebelum kelas, siap jika sewaktu-waktu diminta untuk menjawab pertanyaan, sekaligus menjadi semakin kompak untuk brainstorming dengan teman-teman terkait dengan artikel yang diberikan. “Kuliah di UPH sangat mempengaruhi saya dalam berprofesi di bidang hukum.

Selain didukung dengan dosen-dosen yang handal dan sangat ahli dibidangnya, UPH memberikan saya kesempatan untuk memperluas jaringan pertemanan yang sampai saat ini menjadi jaringan bisnis saya,” tutup Dea.

Puteri Indonesia Intelegensia 2020, Alumni Hubungan Internasional Indonesia, Bergerak Dibidang Kesejahteraan Sosial Tahun 2020 merupakan tahun yang bersejarah bagi wanita manis kelahiran Manado satu ini.

Baru sebentar ia lulus pendidikan sarjana, ia dinobatkan menjadi Puteri Indonesia Intelegensia sekaligus Puteri Indonesia Favorit Sosial Media dalam ajang Puteri Indonesia 2020, kontes kecantikan skala nasional.

Adalah Desiree Magdalena Roring, alumni Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan angkatan 2015, yang kini mengemban tugas menjadi pembicara dalam berbagai acara terkait pendidikan, mencetuskan LEBIH DARI MIMPI, sekaligus melanjutkan pendidikan double degree dalam bidang bisnis dan kesejahteraan sosial.

Wanita yang dalam kesehariannya kerap disapa Esi mengakui bahwa keputusannya untuk mengikuti ajang Puteri Indonesia merupakan keputusan yang tepat dan juga berperan besar dalam kehidupannya. Melalui ajang tersebut, Esi membuktikan bahwa ia dapat menantang dirinya untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, mendapatkan koneksi secara lebih luas dan strategis, serta membuka banyak kesempatan untuk berkarya lebih lagi untuk Indonesia.

Esi percaya bahwa latar belakang pendidikan dan kontes kecantikan yang diikutinya merupakan proses timbal balik yang saling melengkapi. Baginya, menjadi seorang duta bagi isu anak adalah bagian dari tanggung jawab yang ingin ia raih melalui LEBIH DARI MIMPI, sebuah organisasi non-profit yang memberikan pendidikan softskill untuk anak-anak berumur 6-12 tahundi area Tangerang.

Passion yang dimiliki Esi dalam bidang child issues membuatnya rindu menjangkau lebih banyak anak-anak di Indonesia dan membekali mereka untuk bisa menjadi seperti yang mereka cita-citakan, terutama dalam mengembangkan kepercayaan diri masing-masing anak sehingga nantinya mereka memiliki bekal yang sama dalam proses mencapai cita-cita. Selama menempuh pendidikannya di UPH, Esi mengakui bahwa ia senang dan sangat bersyukur telah mendapatkan kesempatan untuk turut aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kampus.

“Nilai yang saya pelajari dari UPH adalah True Knowledge, Faith in Christ dan Godly Character. Menurut saya, dengan kesehatan rohani yang baik, karakter yang positif, ditambah dengan pengetahuan yang baik, maka saya bisa terus dan bahkan lebih lagi bermanfaat bagi banyak orang,” tutup Esi. Komitmen untuk Menggunakan Waktu Sebaik-baiknya Adalah Kunci Bekerja Efektif Seorang Antakirana Fajar menyingsing, elang menyongsong, sebuah peribahasa yang sangat menggambarkan seorang Antakirana, alumni Magister Pendidikan Universitas Pelita Harapan angkatan 2010.

Anta, sebagaimana ia biasa dipanggil, adalah seorang ayah, Founder dan CEO dari PT. Komunika Cipta Performa, sekaligus penulis lima buku motivasi. Bagaimana ia mempunyai waktu dan semangat untuk melakukan semua kegiatan tersebut? “Kuncinya disini adalah komitmen mempergunakan waktu sebaik-baiknya dan tidak menunda-nunda. Saya mempraktekkan apa yang diajarkan oleh John C. Maxwell, yaitu Energy Management dimana saya perlu memutuskan kapan akan mengalokasikan waktu dan energi terbaik saya untuk bekerja.

Begitupun dalam menulis buku – buku terakhir saya – Success Guides from A to Z, saya tulis selama 2 tahun. Ini pun dengan disiplin memaksakan diri untuk menulis beberapa halaman tiap harinya,” sahutnya dengan antusias. Anta mengakui bahwa dalam kesehariannya, ia terbiasa membagi waktu untuk bekerja, keluarga, pengembangan diri, dan juga pelayanan.

Menurutnya, justru tantangan terbesar yang ia hadapi adalah menemukan cara untuk terus dapat mengembangkan diri. Sebagai soerang coach dan trainer, tentu diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang terbarukan dan relevan bagi klien-kliennya.

Maka dari itu, ia selalu berusaha untuk mengikuti program tersertifikasi, membaca buku, serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

“Saat itu saya terinspirasi dengan salah satu mentor saya yang juga lulusan dari Master Pendidikan di UPH. Saya juga ingat pada waktu itu UPH memang memiliki akreditasi dan kualitas pembelajaran yang sangat baik saat saya mencari program S2 untuk Master Pendidikan.

Dan yang paling berkesan saat berkuliah di UPH adalah networking-nya Bertemu dengan teman-teman dan orang-orang hebat, pasti selalu menyenangkan bagi saya.

Mereka banyak sekali memberikan saya masukan, inspirasi dan pengetahuan,” ucap Anta. Anta berpesan bagi mahasiswa/i dan semua anak muda Indonesia agar menerapkan prinsip ABC dalam kehidupannya. A untuk Accepting, yakni menerima diri sendiri dan perubahan yang terjadi; B untuk Believing, yakni mempercayai potensi dan kekuatan diri untuk berespon benar terhadap kehidupan; dan C untuk Connecting, yakni membangun hubungan, terkoneksi dan berkolaborasi dengan orang lain untuk pencapaian yang lebih besar.

Dengan menerapkan prinsip ABC ini, Anta percaya bahwa setiap individu akan dapat menjadi bagian yang dari sebuah visi dalam mewujudkan sesuatu yang lebih bermakna. Meresponi Panggilan Sampai Menjadi Tujuan, Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan C. Tjahyadi Membangun Karier Sebagai Seorang Financial Advisor Menjadi seorang Financial Advisor di usia muda bukanlah sebuah hal yang mudah.

Apalagi untuk menjabat sebagai Chief Marketing Officer di sebuah financial firm, tentu dibutuhkan lebih dari sekedar skill untuk dapat mencapai prestasi tersebut. Adalah Samuel Christian Tjahyadi, alumni Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer UPH angkatan 2012 yang kini berkarier di SOC Financial sejak 2017. Dengan passion yang dimilikinya untuk dunia keuangan sejak duduk dibangku Sekolah Dasar, ia kemudian memutuskan untuk berkarier dibidang yang sama dan bahkan masuk dalam jajaran Global Premier Association of Financial Professionals: Million Dollar Round Table® dan Most Respected Advisor (MRA): Top 1000 Financial Advisor di Asia.

Sebagai seorang penasihat keuangan, Samuel percaya bahwa akumulasi kekayaan terletak pada pendapatan yang besar dan peran serta perencana dan penasihat keuangan yang kredibel. Baik untuk keuangan jangka panjang maupun jangka pendek, ketika disertai dengan perencanaan keuangan yang tepat, maka kekayaan yang dibangun dapat bertahan dan dimultiplikasi lebih lagi.

Dengan pola pikir demikian, Samuel terbiasa menjadikan setiap hari sebagai tantangan terbesar sehingga ia selalu siap menerapkan perubahan demi perubahan yang terjadi. Keberhasilan yang telah dicapai seorang Samuel tentu tidak lepas dari pembentukan yang dilalui sepanjang masa pendidikannya di UPH. Pola pikir kritis, analitis, dan matematis yang diterapkan selama menjalani pendidikan ilmu komputer telah membantu membentuk siapa dirinya kini dalam lingkup kerja.

Ia percaya bahwa misi UPH yakni Faith in Christ, True Knowledge dan Godly Character menjadi fondasi dan akselerator dalam kehidupan kariernya. “UPH selalu memukau saya secara pribadi, mulai dari sejak masa orientasi, hingga kelulusan. Rasa kagum tersebut memicu saya untuk ikut melayani melalui organisasi di UPH dan memperkuat koneksi dan support system dengan teman-teman alumni. Tak lupa hal utama, berkuliah dengan keharusan dan kehausan, dosen-dosen di UPH sangat suportif dan relevan dengan situasi kondisi dunia saat ini,” tutupnya.

Saya percaya, melalui kegagalan, kita paling banyak mendapatkan pelajaran. Jangan pernah takut untuk mengeluarkan ide dan jangan takut untuk gagal. Oleh karena itu, ketekunan untuk terus berusaha demi menghasilkan yang terbaik dan kerendahan hati adalah nilai yang menurut saya penting dimiliki saat ide atau strategi kita gagal.

Pradhana Harsaputera, Managing Director Magnus Digital Memegang Teguh Ketekunan dan Kerendahan Hati Dalam Bekerja “Saya percaya, melalui kegagalan, kita paling banyak mendapatkan pelajaran. Jangan pernah takut untuk mengeluarkan ide dan jangan takut untuk gagal. Oleh karena itu, ketekunan untuk terus berusaha demi menghasilkan yang terbaik dan kerendahan hati adalah nilai yang menurut saya penting dimiliki saat ide atau strategi kita gagal.

Kita tidak boleh menyerah dan harus saling menolong sesama yang membutuhkan bantuan kita,” ucap Pradhana ketika ditanya mengenai nilai yang dipegangnya selama menjalani kuliah dan karier.

Sebagai Managing Director dari Magnus Digital Agency & Consultancy, ketekunan dan kerendahan hati merupakan nilai yang diterapkan Pradhana Harsaputera, alumni Ilmu Komunikasi UPH angkatan 2005. Dengan tanggung jawab yang diembannya, ia harus menguasai infomasi mengenai pengoptimalan pemasaran digital dan aktivasi brand, menjadi pendengar yang baik untuk dapat memahami berbagai permintaan klien, serta adaptif terhadap strategi dan teknis baru di dunia digital.

Sudah tidak mengagetkan jika perkembangan digital esok hari sudah berbeda dengan hari ini – semua pelaku usaha harus adaptif dan beralih menjual barangnya secara daring, apalagi dengan situasi yang tidak menentu, seperti pandemi. Menurut Pradhana, pendidikan juga menjadi fondasi penting unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan era yang berkembang pesat ini.

Pendidikan menjadi modal utama seseorang untuk dipraktekkan di dunia professional, terutama untuk menerapkan nilai-nilai, teori, dan etika dalam menjalankan bisnis. Berlandaskan kesadaran tersebut, Pradhana yang kala itu menjalani pendidikan sarjananya di UPH turut mengakui bahwa momen paling berkesan adalah berkompetisi dengan rekan-rekan seangkatan untuk mencapai nilai terbaik.

Sebagai individu, ia merasa tertantang untuk memahami konten yang diajarkan sekaligus untuk menghasilkan kreasi membanggakan untuk UPH. Pradhana berpesan untuk semua pelajar yang sedang menghadapi pendidikan daring untuk menetapkan tujuan di awal semester dan melihat secara berkala apakah sudah sesuai dengan tujuan, membiasakan diri untuk membuat time-management schedule dengan baik (termasuk didalamnya daily, weekly, dan time-blocking schedule) agar dapat menetapkan prioritas pengerjaan, membuat ruang belajar senyaman mungkin untuk memperlancar kegiatan belajar online, aktif berpartisipasi dalam kelas online – termasuk bertanya dan berkomunitas, dan tidak lupa untuk berani gagal atau berani berbagi ide karena dari situlah kita akan mendapatkan ilmu terbaik.

Sagensie Corp., Advertising Agency Co-Founded by Karmela Christy “Go the extra mile, consistency, trustworthy and excellent services” adalah prinsip teguh yang dipegang oleh Karmela Christy, seorang co-founder Sagensie Corporation. Prinsip ini telah membawanya melahirkan karya terbaik yang diberikan kepada satu dan banyaknya client yang mempercayakan nama mereka pada Sagensie Corporation. Salah satunya adalah Astra International. Lomba 17 Agustus yang mengusung konsep virtual untuk tetap merayakan semangat kemerdekaan, diikuti oleh selebritas ternama seperti Jerome Polin, Raffi Ahmad dan Enzy Storia menjadi terobosan terbaik Sagensie Corporation ditengah peliknya tahun 2020.

Sagensie Corporation yang mengusung excellent services, memberikan pelayanan terbaiknya dalam bentuk full-service marketing, digital dan entertainment yang mencakup branding, visual strategist, social media dan ads management, digital commercials, short movies, web series, dan lainnya.

Berangkat dari ketertarikan sebuah mata kuliah Integrated Marketing Communication, Karmela Christy yang lulus mengantungi Sarjana Ekonomi, Fakultas Manajemen, Universitas Pelita Harapan angkatan 2005, memiliki mimpi yang kuat untuk bisa mendirikan sebuah Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan & Digital Agency yang tak hanya melahirkan sebuah ide kreatif namun inovatif dan kompetitif.

Mimpi, tujuan dan doa yang kuat tersebut membuat Sagensie Corporation ada ditangannya kini. Menggabungkan kata Sage dan Agency, Sage yang memiliki arti bijak dalam refleksi dan pengalaman, Karmela berharap perusahaan dan tim-nya bersinergi untuk bisa menghasilkan karya dan inovasi terbaik serta mencetak generasi muda yang bijak, memiliki semangat untuk hasil yang excellent dan takut akan Tuhan.

Bagi Karmela, ilmu yang paling berharga selama berkuliah di UPH adalah berorganisasi dan bekerja part-time. Kedua hal ini mendorongnya secara maksimal untuk menjadi mahasiswi yang tak hanya aktif namun innovative.

Baginya, hal itu adalah kesempatan berharga untuk bisa mengasah softskill dan hardskill yang saat ini menjadi landasan terkuat kesuksesannya dalam berkarir dan berbisnis.

Arsitek Merangkap Desainer, Ayudya Paramita Cetuskan Hlaii, Brand Pakaian Zero-Waste Pattern Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang kebetulan, demikian kata pepatah bijak. Berangkat dari cita-cita masa kecilnya untuk menjadi seorang arsitek dan juga perancang busana, Ayudya Paramitha atau yang biasa disapa Mitha, alumni Arsitektur UPH angkatan 2006 telah mencapai kedua cita-citanya tersebut, yakni meniti karier di Andramatin, salah satu biro arsitek terbaik di Indonesia serta melahirkan Hlaii, sebuah lini usaha fashion yang mengedepankan teknik zero waste pattern.

Dengan segala keterbatasan sumber daya manusia, modal, dan pengetahuan Mitha pada bidang fashion, Mitha percaya bahwa tantangan tersebut menjadi nilai lebih bagi Hlaii. Keterbatasan tersebut melahirkan ide sistem made by order, sehingga Hlaii tidak hanya menciptakan pakaian yang eksklusif bagi klien-kliennya, namun yang terpenting, berkontribusi dalam mengurangi limbah tekstil yang diproduksi industri fashion. Berdiri sejak tahun 2016, Hlaii – yang dibaca “Helai”, memiliki makna “sehelai kain yang diolah sedemikian rupa namun dapat dikembalikan kepada bentuk awalnya” – yang berawal dari usaha Mitha untuk membuat pakaian untuk dikenakan pada sebuah acara kantor.

Bermodalkan intuisi, teknik folding dan draping, serta bantuan tukang jahit langanannya, Mitha mengolah 1 helai kain tersebut menjadi sebuah karya yang layak dikenakan. Terlebih mengesankan, teman-teman kantor Mitha menyukai desain yang dibuatnya dan menawarkan untuk membeli pakaian buatan Mitha.

Sejak saat itu, Mitha memberanikan diri untuk menjual baju buatannya ke pasar yang lebih luas dengan bantuan media sosial. Kepercayaan yang diberikan oleh klien-klien Hlaii terus mendorong Mitha untuk mengembangkan kemampuannya mengolah kain untuk beragam kebutuhan, terutama untuk gaun pernikahan dan lainnya.

Dengan kepekaan terhadap lingkungan, rasa bertanggung jawab dalam mengelola bumi, serta usaha untuk terus menghasilkan pola-pola yang orisinil dan kreatif, Mitha terus maju dan menciptakan karya terbaiknya.

Keberhasilan Mitha kini tentu tidak terlepas dari pendidikan yang didapatkannya di UPH. Mata kuliah Studio Artsitektur terutama dalam kreativitas yang ditekankan bidang arsitektur mempertajam kepekaan Mitha terhadap proporsi dan komposisi, bahkan saat mendesain.

Riset tugas akhir Mitha yang mengangkat topik revitalisasi pemukiman pemulung turut berkontribusi dalam mengembangkan kepekaannya terhadap pengelolaan limbah, sehingga dalam menciptakan karya-karya Hlaii, Mitha berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi limbah yang dihasilkan. Ia percaya, bahwa jika kita selalu memberikan yang terbaik, memiliki etika yang baik, dan bekerja dengan sepenuh hati, maka kita akan menggiring kita ke masa depan yang lebih baik. “Saya bersyukur bisa diberi berkat dan kesempatan kuliah arsitektur di UPH.

Segala bekal yang saya dapat selama berkuliah di UPH banyak menolong saya dari awal karier hingga saat ini, terutama untuk menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan aktif. Dosen-dosen banyak menghadirkan dosen tamu yang merupakan praktisi dari dalam maupun luar negeri untuk berbagi ilmu, insight, serta memperluas koneksi yang baik di kemudian hari,” tutup Mitha. Bekerja Dengan Kreativitas dan Fleksibilitas, Michael Handojo, Alumni Desain Interior UPH Dirikan Fuze Collective Sebagaimana medium komunikasi terus berkembang, demikian juga design dan style terus berubah untuk menyesuaikan gaya hidup generasi yang sedang berkembang di era digital ini.

Adalah Fuze Collective yang berkantor pusat di Bali, sebuah studio desain yang dicanangkan oleh Michael Handojo, alumni Desain Interior UPH angkatan 2013 bersama Francisca Simon, salah satu rekan kerja ditempat kerja sebelumnya, sejak awal 2020 ini.

Dengan mengedepankan fleksibilitas waktu dan tempat bahkan jauh sebelum pandemi berlangsung, Fuze berusaha mengintegrasikan komposisi sesuai dengan konteks untuk berekspresi. Dengan visi “an integrated design studio”, Fuze sudah dipercaya oleh beberapa klien besar, terutama oleh investor asing yang tertarik untuk membangun sebuah tempat persinggahan di Bali. Villa Massilia yang mendapat perhatian besar, merupakan salah satunya. Mengedepankan konsep interior yang modern sekaligus bersahaja, Villa Massilia menjadi salah satu hotel pamersatu di Bali yang memiliki desain kontemporer sekaligus natural.

Berbekal latar belakang dan minat yang besar pada setiap proyek, Fuze hadir untuk memberikan hasil terbaik dan keleluasaan lebih pada klien dalam merealisasikan desain interior pada bangunan yang diimpikan. Nilai-nilai seperti kreativitas, berpikiran terbuka, komunikasi, dan fleksibilitas dalam konteks professional yang dipegang oleh Michael tidak terlepas dari pendidikan yang dijalaninya di UPH. Michael mengakui bahwa pendidikannya di UPH mempersiapkannya secara mental untuk dunia profesional, terutama untuk berimajinasi seluas-luasnya, menentukan sendiri kapan dan sampai dimana akan bekerja, serta untuk mengedepankan profesionalisme dalam bekerja.

Terlebih dari itu, kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Desain Interior membentuknya menjadi pribadi yang berpikir secara terintegrasi dan terstruktur.

“Tentu bagi kebanyakan mahasiswa design, lembur dan kerja keras kami selama kuliah menjadi cerita dan pengalaman yang sangat berharga. Salah satu pengalaman paling berharga selama saya kuliah adalah menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Desain Interior, disitu saya belajar untuk berkomunikasi dan membawa diri saya lebih jauh, dan tidak hanya berpatokan pada ilmu design, tetapi berpikir secara ter-integrasi dan terstruktur.

Lenny Pariyanto, Lulusan Aristektur UPH Menyalurkan Kecintaannya Terhadap Bangunan dan Utilitasnya Melalui LITO LIGHTING Mengedepankan disain pencahayaan yang premium (premium lighting design) dengan perpaduan sempurna antara keindahan dan teknologi pada arsitektur, interior serta landscape dengan budget ekonomis merupakan jasa yang ditawarkan oleh Lito Lighting, perusahaan yang bergerak di bidang pencahayaan yang dipimpin oleh Lenny Pariyanto, Alumni Arsitektur UPHangkatan 1995.

Dengan visi untuk menyediakan jasa special lighting yang unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dengan harga yang kompetitif, Lenny dan tim telah dipercaya untuk menangani pencahayaan berbagai gedung ternama, termasuk beberapa hotel di Surabaya dan Bandung, gedung-gedung komersil di Jakarta, serta toko di pusat perbelanjaan. Didirikan pada Maret 2004, Lenny terus berusaha menjaga kepuasan klien yang beragam dan terus beradaptasi dalam mengembangkan kualitas pekerjaan Lito sebagai sebuah perusahaan.

Sejak kecil Lenny yang memang menyukai kegiatan menggambar, mengoleksi aneka senter, dan mengagumi betapa cahaya sangat berperan dalam tampilan suatu bangunan, mendapat kepercayaan diri untuk terjun pada ranah disain special lighting, berkat dukungan dari sang Ayah yang mengajarkan dan menginspirasi Lenny untuk selalu belajar tanpa henti, mengerjakan hal-hal yang ia sukai, dan selalu memberikan yang terbaik dalam hal apapun yang ia kerjakan, tanpa meninggalkan moral dan nilai dalam kehidupan.

Keberhasilan Lenny dalam mengembangkan Lito tidak terlepas dari pendidikan yang didapatkannya di UPH. Ilmu yang dipelajari mengenai bangunan dan utilitasnya sangat menunjang pekerjaannya kini. Dimulai dari memahami pola pikir dan konsep arsitektur, alur sirkulasi hingga penyelesaian ruang demi ruang secara detail memberikan Lenny nilai lebih yang ia butuhkan untuk mengerjakan desain pencahayaan secara maksimal.

Lenny percaya bahwa semua usaha yang dilakukannya akan membuahkan hasil yang manis jika berangkat dari hati yang tulus, ikhlas dan bersih, berintegritas, dan menjaga keharmonisan hubungan kekeluargaan dengan seluruh tim dan rekan kerja. “Momen yang tak terlupakan sepanjang menjalani kuliah arsitektur di UPH adalah serunya sewaktu dateline yang sudah dekat untuk mengumpulkan tugas, entah kenapa selalu terjadi momen saat-saat begadang untuk mengejar setoran gambar, menyelesaikan maket, dan menyiapkan presentasi buat esok paginya, apalagi jika dikerjakan bersama teman – teman, rasa kebersamaan, tolong menolong, dan perasaan senasib sepenanggungan sebagai anak arsitek,” tutup Lenny.

Harta Sungana, Business Director Generali Indonesia yang terus mengukir prestasi Menjadi inspirasi untuk mencapai financial freedom, serta keleluasaan untuk pensiun muda dan pensiun kaya merupakan cita-cita banyak orang.

Demikian juga dengan Harta Sungana, Business Director Generali Indonesia Young and Dynamic, perusahaan asuransi jiwa asal Italia. Jauh melampaui cita-cita tersebut, Harta juga mengemban misi untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk masyarakat luas.

Keinginannya untuk membuka lapangan pekerjaan, membawa timnya pada kesuksesan, membantu klien, keluarga, dan teman agar terhindar dari resiko keuangan ini membawanya untuk berkarier di Generali, salah satu dari 10 besar asuransi dunia yang memiliki pengaman investasi yang unik.

Memiliki segudang prestasi yang diperoleh tidak membuat Harta cepat puas dengan pencapaiannya. Dengan dorongan tersebut, Harta menyelesaikan pendidikan magisternya lebih awal. Ya, Harta adalah alumni Magister ManajemenUPH angkatan 2001.

Harta turut mengakui bahwa pendidikannya di UPH telah melengkapi ilmu yang sudah dimilikinya, khususnya dalam ilmu pemasaran. Harta berpesan untuk para agen insuransi masa kini agar menjadi pribadi yang bisa diandalkan oleh klien, memiliki jiwa yang terdorong untuk terus menorehkan prestasi, sekaligus untuk selalu rendah hati dan memiliki tabiat yang baik. Ia percaya, jika seorang agen memiliki tiga kualitas ini, maka dalam kondisi terburuk sekalipun, mereka akan mampu berjuang dan bangkit lagi hingga mencapai performa maksimal mereka selagi muda.

Sembapur, Startup Buatan Sandiaga Uno, Seorang Doktor of Research in Management Startup Sembapur, yang merupakan singkatan dari Sembako dan Bahan Dapur, adalah program nyata dari social enterpreneurship Dr.

H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A. Pengusaha yang kini sudah menyandang gelar Doktor of Research in Manajemen (DRM) dari UPH menyatakan bahwa usaha yang diluncurkannya bulan Agustus 2020 ini sudah berhasil menggandeng ratusan mitra, termasuk UMKM dan perusahaan distributor. Sebagai kewirausahaan yang terlahir dari kepedulian Sandi terhadap masyarakat yang kurang mampu, Sembapur sekaligus diharapkan dapat mendorong kelahiran pengusaha makanan dan meningkatkan daya jual UMKM kepada pasar yang lebih luas melalui penggunaan teknologi informasi yang tepat dan mudah diakses.

Hanya melalui satu klik ke www.sembapur.com, bahan pangan seperti beras, minyak, mi instan, dan telur dapat dijangkau dengan harga yang stabil dan berkeadilan. Dimulai dengan program ‘Oke Oce’ yang kemudian dilanjutkan dengan ‘Rumah Siap Kerja’, Sembapur adalah program ketiga karya Sandi untuk memberikan solusi bagi masyarakat Indonesia. Dengan inovasi, proaktivitas, serta keberanian untuk mengambil resiko, Sandi menghadirkan solusi untuk menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau sekaligus menjamin ketersediaan pasokan.

Bahkan, saat ini Sembapur menjadi satu-satunya lokapasar di Indonesia yang terfokus pada kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Dalam waktu dekat, Sembapur diharapkan dapat segera melebarkan sayapnya ke daerah-daerah lain di pulau Jawa dan menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan. Selama menjalani studi di DRM UPH, Sandi mempelajari nilai kewirausahaan yang turut diterapkan pada startup Sembapur, seperti motivasi untuk memecahkan masalah yang ada disekitarnya dan mengukir prestasi, memiliki rasa peduli, serta memiliki orientasi kewirausahaan.

Dengan nilai-nilai ini, Sandi bergerak maju untuk memberikan dampak lebih luas serta menyulut semangat kewirausahaan pada generasi muda Indonesia. Sandi berpesan, “Kesempatan sekolah di UPH adalah sebuah kesempatan emas. You are learning the best from the best, with the best of the best. Gunakan kesempatan ini sebagai saluran berkat bagi kita untuk memberikan manfaat.

Ilmu pada akhirnya harus bisa bermanfaat bagi masyarakat. Be the best of the best”. Arvan Kusniawan: Lulusan Teknik Informatika UPH Bangun Usaha Optimalisasi Keuntungan “Pendidikan yang saya dapatkan dari Teknik Informatika UPH mendukung saya dan tim untuk membangun bisnis ini, terutama melalui kelas alogaritma, database, matematika, statistika, dan bahkan saat saya menulis skripsi yang saya dapatkan dulu.

Saya rasa, lingkungan UPH dan pendidikan yang up to date merupakan keunggulan jurusan ini,” buka Arvan. Wajah dibalik kesuksesan IT Solusi Digital adalah Arvan Kusniawan, alumni Teknik Informatika UPH angkatan 2007. Selain menyediakan jasa pembuatan website toko online, perusahaan, atau aplikasi mobile yang lengkap dan up to date, perusahaan digital yang didirikan Arvan pada tahun 2011 ini, namun juga dapat diakses setiap pebisnis yang mengembangkan usaha mereka, baik itu usaha kecil, menengah, maupun profesional.

Dengan visi dan misi Solusi dan Digital, Arvan percaya bahwa memahami kesulitan dan perjalanan pelanggan adalah kunci untuk terus berkembang dalam mengembangkan bisnis yang dimulainya. Sejak tahun 2018, Arvan kembali merintis bisnisnya yang bernama Popkon Teknologi Indonesia. Arvan dipercaya untuk mengoptimalkan pendapatan usaha melalui produk Popkon, PopCorn Technology, untuk beberapa nama besar industri FnB Indonesia termasuk Kopi Soe, DumDum Group, Pick Cup, Wake Cup, dan S2 Group (restoran Seroeni, Merah Jambu, Tiger & Crane).

Menurut Arvan, memahami kesulitan pelanggan adalah kunci yang penting untuk mengembangkan bisnisnya. Arvan memutuskan untuk membuat satu aplikasi eksklusif untuk satu pelanggan sehingga dengan demikian perusahaannya mampu menyediakan solusi yang lebih efektif untuk memudahkan pengguna.

Dibalik setiap aplikasi yang dibuatnya, Arvan menerapkan kerendahan hati untuk terus mau belajar serta tidak lupa juga memberikan yang terbaik. Keberhasilan Arvan dalam membangun dan mengelola bisnisnya sampai pada titik ini berawal dari pendidikan yang holistis dan up to date juga. Arvan mengakui bahwa pendidikannya di UPH telah memperlengkapinya dengan ilmu yang dibutuhkan. Arvan mengakui bahwa beberapa alumnus UPH juga kini bekerjasama dengan Arvan di PopCorn Technology adalah pribadi yang memiliki keinginan untuk terus belajar, pekerja keras, dan gigih dalam pekerjaan mereka sehingga output yang diberikan selalu memuaskan.

Arvan berharap akan terus lahir pemuda yang bersikap seperti ini dalam pekerjaan mereka. Satu Lagi Lulusan Ilmu Komunikasi Menjadi Jurnalis Kompeten Jika Anda pernah menonton program TV semi-dokumenter sejarah berjudul “SINGKAP” atau acara kuliner “FOOD STORY” di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia, maka Anda baru saja melihat hasil karya yang dicetuskan oleh alumni Ilmu Komunikasi UPH angkatan 2010, Retna Pramestiningrum. Sebagai Associate Producer di KompasTV, ketertarikan Retna terhadap dunia komunikasi sudah ada sejak lama di bangku Sekolah Menengah Atas.

Ia mengakui bahwa kesempatan untuk menjadi sosok dibalik pesan yang disampaikan melalui media cetak, media elektronik, maupun melalui media sosial memiliki daya pikat tersendiri baginya.

Retna melihat bahwa UPH memiliki fasilitas lengkap untuk menunjang mahasiswa/i jurnalistiknya, dan terlebih juga kesempatan untuk belajar langsung dari dosen yang berpengalaman dan kompeten.

Melalui proses belajar mengajar tersebut, ia didorong untuk mampu membuka pikiran seluas-luasnya serta memahami teori dan praktek jurnalistik didalam kelas. Terlebih penting, Retna merasa bahwa UPH menawarkan sifat kekeluargaan antara dosen dan mahasiswa/i, sehingga ia merasa lebih percaya diri untuk berkarya dan menuangkan kreativitasnya. “Bekal utama yang saya dapatkan selama berkuliah di UPH adalah berpikir kritis dan melihat sebuah masalah dari berbagai sudut pandang.

Itulah yang saya pegang hingga menjadi jurnalis sekarang. Jika saya mendapat informasi dari berbagai sumber, wajib bagi para jurnalis untuk criticize it! Apalagi dengan maraknya informasi di sosial media, berbagai perspektif hadir untuk diteliti dan ditelaah terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada publik,” jawab Retna antusias.

Persaingan kerja yang ketat di industri media menjadikan Retna sebagai pribadi yang kreatif, disiplin, dan bertanggung jawab. Menurutnya, pengalaman mengikuti berbagai organisasi selama kuliah telah membantu membentuk kepribadiannya tersebut. Melalui klub UPH Radio dan UPH TV yang diikutinya, Retna mengasah ilmu, termasuk mencari berita, menulis naskah, hingga menjadi presenter.

Dari kedua organisasi tersebut, Retna mengaku tidak canggung lagi ketika masuk ke dunia televisi karena bekal pengalaman tersebut hampir sama ketika memasuki dunia kerja. Ia yakin, bahwa melalui latar belakang ilmu akademis yang dimilikinya, ia akan dapat memberikan dampak lebih luas terhadap lingkungan, termasuk kesempatan untuk berbagi pengalamannya selama di dunia pertelevisian.

Industrial Engineering Graduate Succeeds In Industrial Consultancy Field Learning Industrial Engineering isn’t only speaking about engineering. In Universitas Pelita Harapan’s Industrial Engineering (TI UPH), students will also gain valuable life skills. This notion is supported Fanny Murhayati, TI UPH Alumni cohort 1999, who now Kantar Indonesia hires as their Marketing Director. Kantar is fundamentally a multinational company working on research and consultation, headquartered at the United Kingdom.

Fanny’s 15 years experience in Industrial consultancy has given her the eye for company’s strategic or business plan. From local to multi-national, from Fast Moving Consumer Goods (FMCG) to finance – you mention it. She will be able to tell how that one particular business runs. According to Fanny, the knowledge she’s gained from UPH’s Industrial Engineering are applicative across industries. Among them, lessons about how the overall workflow in the factory or is commonly known as “supply chain” is the most advantageous.

“These lessons taught me the overall process, beginning with procurement to marketing the end product,” Fanny, who started her career at The Nielsen Company Indonesia, says.

Fanny further gain various life skills including how to prioritize work, create project management, and skills to organize work. Furthermore, she also learns how to motivate others, working in harmony, speaking, independence, prioritizing, and time management both individually and through group setting through non-akademic activities. What started at TI UPH now transforms into a skillset Fanny keeps up her sleeve, especially in market research and competitive analysis field.

Enhanced by quality academic education, the aforementioned life skills are applied in her day-to-day work. Lulusan Musik UPH Menjadi Satu-satunya Pemegang Sertifikasi MMT, MTA, MT-BC di Indonesia Satu-satunya orang yang memegang sertifikasi MMT, MTA, MT-BC di Indonesia adalah Kezia Karnila Putri, alumni sekaligus dosen Conservatory of Music Universitas Pelita Harapan (CoM UPH) angkatan 2012.

Sertifikasi ini didapatkannya setelah ia memenuhi praktek klinis lapangan sebanyak 1,000 jam untuk membantu lansia yang menderita Alzheimer dan juga dewasa dengan isu mental seperti PTSD, borderline, bipolar di Kanada. Setelah menyelesaikan pendidikannya di UPH pada tahun 2015, Kezia langsung melanjutkan pendidikannya ke Kanada dimana ia kemudian menjalankan praktek klinis lapangan dan mendapatkan Certification Board of Music Therapy (America) maupun Canadian Association of Music Therapy (Canada), sebuah sertifikasi yang sudah diakui dunia.

Kezia yang kini juga dipercaya untuk menjabat sebagai Ethics & Research Team di World Federation of Music Therapy mengakui bahwa pendidikannya di UPH telah membentuknya untuk menjadi pribadi yang kreatif, toleran, dan gigih dalam menghadapi tantangan sebagai terapis.

Melalui pendidikan musik pula ia melihat bagaimana musik mempengaruhi manusia begitu dalam, bagaimana Tuhan menciptakan manusia begitu unik dan multilayered, dan bahkan bermanfaat untuk mengenal dirinya sendiri. “Saran saya, be open to learning. Dirimu sendiri yang akhirnya mementukan apa yang kamu mau pelajari. Sebaik-baiknya dosen, kalau kamu tertutup dengan pengetahuan, kamu akan dapat hanya sedikit dan sebaliknya.

Dan, buatlah apa yang kamu lakukan bermanfaat untuk dirimu dan orang lain – bukan hanya salah satu. Dengan demikian, kepuasan yang kamu dapatkan akan seimbang,” tutup Kezia dalam Alumni Homecoming session UPH Festival, Agustus 2020 lalu.

Alumni Psikologi UPH Memenuhi Panggilan Sebagai Ketua Program Studi Menjadi pribadi yang berdampak bagi sekitar merupakan keinginan semua orang, termasuk Jessica Ariela, alumni Psikologi UPH angkatan 2007. Kerinduannya untuk bisa berbagi kepada lebih banyak orang dalam satu waktu membuatnya membulatkan tekad dan mengambil komitmen untuk menjadi Ketua Program Studi Psikologi Universitas Pelita Harapan (UPH).

Jessica percaya bahwa sebagai sarana untuk melatih calon konselor maupun psikolog, pendidikan memberikannya ruang gerak lebih luas sehingga ia dapat memberikan dampak yang lebih luas juga. Melalui sesi alumni sharing pada acara UPH Festival 2020 lalu, Jessica juga mengakui bahwa selain memberikannya energi, mengajar menjadi tempat baginya untuk menjadi wadah untuk berbagi kebaikan khususnya dalam memajukan kesehatan mental dan psikologis di Indonesia lewat lulusan-lulusan dari Fakultas Psikologi UPH.

Pengalaman positif yang didapatnya selama menempuh pendidikan di UPH, terutama kepedulian dan ketulusan dosen-dosen yang selama ini telah mendidiknya menjadi faktor penentu dalam menentukan tempat untuknya berkontribusi bagi almamaternya.

“Dosen di UPH tidak menyulitkan mahasiswa ketika membutuhkan bantuan – saya betul merasakan bahwa mereka mengajar dengan peduli dan tulus selama kita sebagai mahasiswa tahu batasannya.

Di UPH, kita punya relasi yang baik antara dosen dengan mahasiswa,” kenang Jessica. “Jangan lupa juga untuk terus tanya Tuhan bagaimana ilmu psikologi bisa kalian manfaatkan sehingga kalian bisa pakai ilmu yang kalian punya untuk berdampak bagi orang lain,” tutupnya. Alumni Desain Interior yang Piawai Mendesain Program Community Development Bergabung dalam aktivitas Non-Governmental Organization (NGO), terlebih di bidang lingkungan dan budaya, menarik perhatian Dewie Anggaraini Putri, atau yang biasa disapa Dewie, alumni Desain Interior UPH 2013.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

Dewie yang mendalami ilmu desain, kini terjun ke dalam profesi yang berhubungan dengan pelayanan untuk kemanusiaan dalam tim Bali Water Protection (BWP) yang merupakan proyek dari IDEP Foundation. Dalam menjalankan pekerjaannya, Dewie mengaku banyak pengetahuan dan skill yang didapat saat kuliah di School of Design UPH, dapat diimplementasikan ke dalam pekerjaannya di NGO. Diantaranya, metode analisa dan pengumpulan data untuk mengatasi persoalan dalam suatu komunitas.

“Kalau dulu saya belajar menganalisa ruang, sekarang skala-nya satu wilayah atau pulau. Kalau dulu mendesain ruang, sekarang mendesain program. Saya bersyukur metode design thinking yang di ajarkan di UPH sangat terpakai di pekerjaan saya sekarang ini,” ungkap Dewie. Oleh karenanya, Ia sangat bersyukur berkesempatan bergabung di IDEP Foundation, sebuah organisasi yang berfokuskan pada community development melalui permakultur dimana ada pemahaman antropologi dan budaya di dalamnya, yang merupakan bidang yang sangat diminati Dewie.

Selain itu, melalui BWP ini ia dapat ikut memberikan kontribusi positif dalam tumbuh kembangnya komunitas lokal dan masyarakat luas. Bergabung dalam tim Bali Water protection di IDEP, tugas utama Dewie adalah untuk membangun hubungan dengan pemerintah, donor, partnerships, alliances, dan juga komunitas lokal.

Selain itu, Dewie kini piawai untuk mendesain dan mengembangkan program aktivitas yang mendukung program utama, yang berfokus pada konservasi air tanah, membuat proposal, hinga report proposal.

Bagi Dewie, sebagai lulusan Desain Interior School of Design UPH, pengetahuan dan skill yang didapat sangat membantu untuk terjun dalam berbagai bidang profesi. Prinsipnya, jangan takut untuk belajar sesuatu yang baru, karena hal tersebut dapat membawa kita ke perspektif yang baru, menemukan berbagai macam peluang dan membawa kita ke pengalaman baru. Mahasiswa Fakultas Kedokteran UPH Dapat Banyak Kesempatan Hand-On Learning dan Soft Skill untuk Dukung Profesi Tuntutan profesi membuat mahasiswa kedokteran harus siap menjalani pendidikan untuk dapat menangani pasien dalam situasi apapun.

Selain banyak belajar teori, juga harus melakukan praktek menangani pasien di rumah sakit. Beruntung bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH), memiliki sistem kuliah yang memberikan banyak kesempatan kepada mahasiswa mendapatkan pengalaman hands-on learning dan soft skill yang sangat mendukung profesi.

Manfaat kuliah di FK UPH unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan diakui dr. Niken Ageng Rizki, Sp.THTKL, saat membagikan kisahnya sebagai mahasiswa FK UPH dan perjalan kariernya sebagai dokter spesialis THT bedah kepala dan leher kepada ratusan siswa SMA yang mengikuti webinar ‘Ceritaku’ yang diadakan UPH pada Sabtu, 20 Juni 2020.

“Senangnya di FK UPH ada banyak kegiatan asistensi seperti misalnya bedah. Kami terjun ke unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dan langsung hands-on. Beda dengan universitas-universitas lain yang tidak langsung dapat kesempatan tindakan,” cerita dr.

Niken, alumni FK UPH 2007. Selain mendapatkan pengetahuan yang mendalam di bidang kedokteran, mahasiswa FK UPH juga diperlengkapi dengan soft skill yang sangat berguna untuk menjalani profesinya sebagai dokter. Di antaranya, melalui mata kuliah non-akademis dan berbagai kegiatan dan kemahasiswaan baik di lingkungan universitas, tingkat nasional, hingga internasional. “Waktu kuliah di FK UPH saya banyak diperlengkapi dengan mata kuliah non-akademis seperti kepemimpinan, critical thinking, dan kemampuan bahasa Inggris yang baik untuk menjadi batu loncatan menjalani pekerjaan saat ini.

Saya juga aktif ikut di senat mahasiswa, dan ikut organisasi Asian Medical Student Association UPH (AMSA-UPH) di mana saya ditunjuk menjadi delegasi Indonesia buat konferensi luar negeri. Beruntung saya juga mendapat kesempatan mengikuti ajang Miss UPH Scholar tahun 2009,” ungkap dr. Niken yang mengaku kegiatan-kegiatan ini membentuknya menjadi dokter yang punya hati. Terbukti, di masa pandemi ini dr.

Niken terus aktif bertugas sebagai dokter spesialis di Siloam Hospitals dan RSU Cipto Mangun Kusumo, dan dikenal sebagai dokter yang ramah dan teliti dalam menangani pasien.

Baginya sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab profesi untuk menangani pasien dalam situasi apapun. Semua ini berawal saat menempuh pendidikan kedokteran di FK UPH. UPH Menolong Han Yoo Ra Menemukan Jati Diri Menemukan jati diri menjadi kunci penting dalam kehidupan seorang Han Yoo Ra, Youtuber dan Content Creator asal Korea Selatan, yang juga alumni Ilmu Komunikasi UPH 2010.

Bagi selebgram yang popular di kalangan anak muda Indonesia ini, studi di UPH tidak hanya memberinya kesempatan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan organisasi yang sangat bermanfaat, namun juga membekali dia dengan ilmu serta integrasi iman Kristen yang aplikatif.

Semua yang didapat di UPH inilah yang membantu Yoo Ra menemukan siapa dirinya. Yoo Ra, biasa Ia dipanggil, mengakui dirinya telah menemukan identitas dan tujuannya dalam Tuhan sehingga apapun yang orang lain katakan tentang dirinya tidak akan menggoyahkannya lagi.

Termasuk kecantikan yang unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan apa yang terlihat, akan terpancar dari dalam dirinya. “Waktu aku kuliah dulu, aku berkesempatan mengikuti ajang Miss UPH Scholar (MUS) 2011. Aku justru dari kuliah ngga merasa secantik atau sepintar teman-teman yang waktu itu ikut berkompetisi, tapi aku memanfaatkan ajang MUS ini untuk menantang diri sendiri,” ungkap Yoo Ra.

Pergumulan malah datang setelah penobatan dirinya menjadi Miss UPH Scholar 2011. Gaya hidup yang cukup berbeda di luar kegiatan yang dijalankan selama masa jabatannya di Miss UPH Scholar membuatnya bertanya-tanya mengenai apakah sebetulnya Ia layak menjadi sosok yang merepresentasikan UPH. Secara kasat mata, Yoo Ra mendapatkan semua yang seseorang bisa inginkan: ketenaran, gelar, dan kesempatan untuk membawa pengaruh bagi sekitar. Namun, Yoo Ra merasa bahwa pencapaiannya kini malah bukan sesuatu yang diinginkannya dalam hidup.

Ia terlalu sibuk menjadi sosok yang orang lain harapkan sehingga dirinya merasa kesepian dan kehilangan jati diri. Tampil cantik merupakan sesuatu yang sangat biasa bagi Yoo Ra. Banyak orang pun sering memberikan pujian terkait penampilannya. Walaupun demikian, Youtuber unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Korea Selatan yang tumbuh di Indonesia ini ternyata mengalami kesulitan dalam menerima pujian “cantik”.

Kisah perjalannya menemukan definisi beauty (cantik) kerap dibagikan Yoo Ra untuk menginspirasi anak-anak muda. Termasuk dia juga menjadi narasumber dalam berbagai acara yang diadakan UPH, di antaranya acara Summer Virtual Program “ Beauty Tamed the Beast” pada 30 Juni 2020 lalu, yang diikuti siswa/i SMA seluruh Indonesia.

“Tidak ada definisi mutlak untuk beauty (kecantikan). Beauty adalah kompilasi dari kualitas diri seseorang atau sesuatu. Kalau aku sendiri tidak tahu diri aku, bagaimana aku bisa menyebut diri aku cantik atau tidak?

Kita harus selalu tanya lagi kepada Tuhan, siapa sih kita sebenernya? Tuhan, pencipta kita, yang tau seperti apa kita harus bertumbuh,” lanjut Yoo Ra. Melalui kisahnya, Han Yoo Ra membukakan tentang pentingnya menemukan jati diri dan mengajak setiap anak muda untuk berani menjadi diri sendiri, berpegang pada prinsip dan tidak mentoleransi prinsip tersebut demi penerimaan orang lain. Ini yang membedakannya dari Youtuber lainnya, bahkan menjadikannya seorang influencer yang memiliki ciri khas.

Pasangan Lulusan TI dan DKV UPH Berbagi Kisah Sukses Bawa ‘Siomay LeeLoo’ Raih 5 Penghargaan Berawal dari passion untuk berbisnis di bidang Food and Beverage (F&B), Franky dan Yunita, pasangan suami istri alumni UPH, berhasil mengangkat produk lokal siomay menjadi bisnis dengan brand SIOMAY LEELOO dan telah mendapat 5 penghargaan bergengsi.

Kelima penghargaan tersebut; Indonesia Most Admired Award 2020, Indonesia Excellent Quality Award 2018, Indonesian Best Quality Award 2017, Anugerah Wirausaha Indonesia 2016, The Most Enjoyable QuickBites 2016 by GoFood.

Kunci keberhasilan bisnis ini diakui keduanya ada pada 3C yaitu Commitment, Consistency dan Care. Sehingga pelan-pelan Siomay LeeLoo bisa bertumbuh dan berkembang karena mendapat kepercayaan dan support dari para customer.

Kemampuan menjalankan 3C ini diakui Franky dan Yunita, sangat didukung oleh apa yang mereka dapatkan dari pendidikan di UPH.

“Ilmu dari Teknik Industri sangat membantu untuk menjalankan bisnis ini. Apalagi usaha siomay ini dikelola sendiri dari produksi, sampai ke penjualan. Jadi semua ilmu yang dipelajari bisa terapkan mulai dari soal produksi, manajemen stok, sampai kepada manajemen penjualan, dan sebagainya,” Jelas Franky alumni Teknik Industri (TI) UPH 1995. Sedangkan Yunita, istrinya, alumni Desain Komunikasi Visual (DKV) UPH 1995 menerapkan apa yang dipelajari saat kuliah ke dalam konsep desain untuk mendukung marketing Siomay LeeLoo, mulai dari desain packaging, desain logo/ brand, sampai semua materi display dan marketing.

Keberhasilan mengelola bisnis ini juga tidak terlepas dari kegigihan keduanya untuk terus bertahan dari membuka satu counter di tahun 2007, hingga saat ini Siomay LeeLoo telah membuka lebih dari 30 outlet di daerah Jakarta, Tangerang, Bogor dan Depok. Keunggulan dari Siomay LeeLoo ini sendiri ada pada rasa siomay-nya yang khas dan berasa ikannya yakni dari bahan baku ikan tenggiri pilihan, tanpa bahan pengawet dan bumbu kacangnya yang disukai oleh pembelinya.

Didukung kejelian dalam berbisnis, Franky dan Yunita mampu membawa Siomay LeeLoo menjadi produk favorit. Lulusan Desain Interior UPH Raih Gelar “Asia Young Designer of The Year” Pertama dari Indonesia ‘Rumah Kopi’ sebuah konsep rumah komunal yang mengakomodir kearifan lokal sekelompok masyarakat kampung Buni Kasih di Jawa Barat, karya Greta Elsa, alumni Desain Interior UPH 2014, berhasil memenangkan kompetisi internasional Asia Young Designer Award (AYDA) 2019/2020 untuk kategori Interior Design.

Prestasi Greta menjadi kebanggaan School of Design Universitas Pelita Harapan (SoD UPH) sekaligus Indonesia, karena menjadi Warga Negara Indonesia pertama yang memenangkan Asia Young Designer of The Year di ajang internasional AYDA Summit 2020. Greta berhasil meraih prestasi tertinggi di ajang AYDA mengungguli 700 peserta lainnya dari 15 negara. Prestasi ini diakui Greta diperoleh berkat ilmu desain dan pembentukan karakter untuk menjadi desainer andal yang diajarkan di SoD UPH.

“Studi di UPH tidak hanya mengembangkan ilmu desain yang saya miliki, namun juga membentuk karakter saya untuk menjadi desainer andal, melalui eksperimen, eksplorasi, berani gagal, berani mencoba hal baru, dan semangat terus mengejar yang lebih baik,” kata Greta antusias. Greta berhasil menunjukkan kekuatan karakter dan budaya Indonesia yang luar biasa melalui karya desain yang dihasilkannya.

Hal ini sekaligus membuktikan keunggulan pembelajaran di School of Design UPH, yang kuat dalam aspek disiplin ilmu desain serta dalam pembentukan karakter untuk menjadi designer yang andal. Konsep Rumah Kopi ini berangkat dari tujuan mulia sekelompok pemuda kota untuk mensejahterakan masyarakat di kampung Buni Kasih, dengan memanfaatkan potensi agrikultur kopi yang tumbuh di area tersebut.

Konsep rumah komunal yang dirancang Greta ditujukan untuk melestarikan kearifan lokal melalui penggunaan material lokal serta meminimalisir dampak lingkungannya.

Melalui adanya Rumah Kopi, siklus keberlanjutan Kampung Buni Kasih diharapkan akan bertahan dan bahkan berkembang dalam aspek budaya, sosial, lingkungan, dan ekonomi. Prinsip-prinsip untuk menjadi designer andal yang diajarkan di SoD UPH mendukung Greta menghasilkan karya ‘Rumah Kopi’ yang diakui tim juri mampu menunjukkan kekuatan karakter dan budaya Indonesia yang luar biasa.

Bahkan mendapat penghargaan dan pujian dari tim juri sebagai karya yang melampaui harapan dengan tingkat detil dan visi dalam desainnya. Atas prestasinya, Greta mendapatkan beasiswa senilai USD 10.000 di Harvard Graduate School of Design di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.

Cerita Koffie – Sukses Memanfaatkan Peluang Bisnis Kopi Kekinian Berbicara tentang kopi, tentu punya deskripsi yang berbeda-beda.

Ada yang mengatakan kopi ialah teman produktif ada juga yang mengatakan kopi itu seni. Dalam event virtual Liburan Bareng Yuk (LBY) pada tanggal 28 Mei 2020, yang digelar UPH untuk mengisi liburan para siswa SMA, hadir narasumber pebisnis muda yang merintis di bisnis kopi kekinian.

Nah, dia adalah Martin, owner Cerita Koffie dan juga alumni Manajemen Perhotelan UPH 2015. Berkecimpung dalam dunia kopi, ternyata berawal dari kegagalan Martin masuk dalam club Gastronomy saat kuliah. Kegagalannya tersebut tidak mematahkan semangatnya untuk mengikuti lomba-lomba memasak lainnya. Sampai akhirnya Ia menemukan tempat untuk part timer di salah satu coffee shop di Gading Serpong.

Dari situ Martin unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan menemukan bahwa belajar kopi itu seru. November 2019 menjadi awal Martin memulai coffee shopnya sendiri dengan brand @ceritakoffie.id dengan tagline Every Cup Tells a Story, di Alam Sutera. Pengalaman menjadi barista memberikan Martin kemampuan membuat specialty coffee yang rasanya masih original misalnya Americano, Cappucino, Latte dan Manual Brew.

Martin melihat peluang bahwa bisnis specialty coffee itu trennya mulai turun karena harga di specialty coffee lumayan mahal. Martin berpikir bagaimana jika create kopi dengan harga yang lebih ekonomis, mengikuti tren bisnis yang ada di Indonesia. Hasilnya, sampai dengan saat ini, bisnis kopi Martin bisa merambah ke 8 kota di seluruh Indonesia.

Keberhasilan Martin dalam mengembangkan bisnisnya tentu tidak lepas dari ilmu yang Ia dapatkan dari pendidikannya di Manajemen Perhotelan UPH. Ada banyak ilmu yang didapat saat kuliah dan diaplikasikan dalam bisnisnya saat ini. Mulai dari bagaimana running bisnis dari awal sampai sukses, bagaimana cara buat produk yang disukai banyak orang melalui test panel dll.

Sampai dengan saat ini, Martin pun tetap menggunakan tes panel untuk mengembangkan menunya. Sebagai alumni dan seseorang yang sudah mulai mengembangkan bisnis sendiri, Martin tak lupa memberikan tips dan saran kepada para anak muda yang ingin memulai bisnis.

Pertama, tentukan mau buka bisnis seperti apa? Jika kopi mau buka coffee shop mewah dengan dekorasi atau tempat duduknya yang bagus atau mau buka coffee shop dengan model take away seperti cerita koffie? Kedua, harus punya signature menu dari bisnis kamu, yang unik dari coffee shop lainnya. Ketiga, baru cari modal, salah satunya bisa melalui investor dengan sistem bagi hasil 50:50. Lewat pengalaman yang dibagikan Martin diharapkan dapat memotivasi para peserta webinar dan juga anak muda pada umumnya untuk tidak takut punya cita-cita.

Tentunya harus didukung dengan pengetahuan yang mumpuni. Bisa dimulai dengan kuliah di fakultas yang tepat. Seperti Fakultas Pariwisata UPH, yang sudah banyak menghasilkan lulusan yang berhasil di bisnis kuliner. Yuk, cari tahu infonya di www.uph.edu. ARSITEK & PENULIS BUKU “THE EXTRAORDINARY OF THE ORDINARY GURUSINA” Bondan Petra Diponegoro, alumni ArsitekturUPH 2011 adalah salah satu yang menjadi perwakilan bidang arsitektur untuk mendampingi revitalisasi kampung Adat Gurusina yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Tahun 2018 lalu, kampung yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur dimana 27 dari 33 rumah tradisional ditambah 6 struktur bangunan adat lainnya terbakar.

Bantuan lebih jauh dari Pemerintah tidak hanya berfungsi untuk merevitalisasi area keberlangsungan hidup mereka, namun juga agar budaya setempat yang tertuang pada bangunan adat tidak hilang begitu saja. Dengan demikian, tugas Bondan dalam pekerjaan ini tidak terbatas pada pemantauan lebih jauh perkembangan pembangunan, tetapi juga merencanakan adaptasi dan mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak bencana serupa dimasa depan.

Selama masa pembangunan kembali Kampung Adat Gurusina, Bondan mengaku ada banyak pelajaran berharga yang Ia dapatkan dari terlibat langsung dalam proses pembangunan ini serta mampu untuk lebih menghargai material bangunan yang berasal dari alam sekitar. Sementara masyarakat unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan diingatkan kembali untuk menghargai tradisi dan budaya yang mereka miliki.

Pengalaman tersebut, Bondan tuangkan juga dalam buku yang Ia tulis bersama rekannya “The Extraordinary of the Ordinary Gurusina” Walaupun bukan pekerjaan pertama yang dipercayakan padanya, Pembangunan kembali Gurusina dirasa tepat bagi Bondan untuk dapat mengimplementasikan ilmu yang sudah didapatkannya selama menjajak kuliah di UPH. Kolaborator di Formologix Lab ini merasa bahwa menjalani studi di UPH merupakan sebuah pengalaman yang menarik.

“Banyak part dari pendidikan yang didapatkan merupakan first hand experience dimana kita sendiri juga menjadi percobaan eksperimen dalam eksplorasi pendidikan arsitektur dalam konteks umumnya di Indonesia,” ungkapnya. Hubungan baik dengan teman dan para dosen sewaktu kuliah diakui oleh Bondan masih terus terjalin dan memberikan motivasi lebih untuk terus belajar dan tidak puas dengan satu proyek atau kegiatan yang dijalani.

Bondan bepesan agar mahasiswa UPH bisa lebih bebas dalam menentukan masa depannya sesuai dengan tujuannya masing-masing tanpa harus dibebani keterbatasan dalam mengembangkan diri. Bondan percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin dilakukan baik itu meneruskan yang sudah ada ataupun memulai kembali dari awal sebuah karir, dan tentunya pribadi yang terbentuk dari lingkungan pendidikan yang baik akan pula berdampak baik bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

BELAJAR KUNCI UNTUK MENJADI ADAPTIF DAN MENCOBA HAL BARU Michael Susanto Pardi, alumni UPH Magister Manajemen 2017 yang saat ini memimpin 6 perusahaan sekaligus, mempunyai pengalaman karier yang menarik untuk dibagikan.

Meskipun dia menjabat sebagai salah satu direksi dalam 6 perusahaan tersebut, namun mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda. Ada yang di bidang Sales & Marketing, Procurement, HR, Manufacturing, Business Development, IT, dll.

Perusahaan yang dipimpinnya juga bukan main-main, di mana 5 di antaranya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing dan 1 lainnya di bidang produsen bahan kimia yang memasok seluruh kebutuhan bahan kimia penjernih pada Perusahaan Air Minum di Indonesia dan juga export ke lebih dari 40 negara.

Selain untuk air bersih, target market dari perusahaan-perusahaan yang dipimpin Michael juga digunakan untuk industri-industri hilir, seperti makanan dan minuman, keramik, detergent, biodiesel, tekstil, minyak goreng, dsb.

Karenanya, sangat penting untuk menjaga produksi tetap berlangsung bahkan dimasa PSBB seperti ini. Bagi Michael, memimpin 6 perusahaan tentu membutuhkan juggling brain dan fisik yang sehat.

Disamping itu, dalam mengembangkan tiap perusahaan pasti memiliki strategi, manajemen, permasalahan operasional, teknologi bahkan sampai ke sub culture yang berbeda-beda.

Contohnya, secara umum Michael membangun culture perusahaan yang utama adalah People First, Kindness, Teamwork, Autonomy, dan Trust. “Dengan membangun culture tersebut, maka team management bisa menjalankan tugas dan direction dari Board of Directors dengan kreatifitas, freedom dan accountability,” ungkap Michael.

Hal tersebut diaplikasikan dari ilmu yang juga Ia dapatkan ketika kuliah di UPH. Terlebih, Ia diperlengkapi untuk melakukan riset mendalam dalam menganalisa suatu masalah sehingga jalan keluar yang diambil tidak hanya baik untuk perusahaannya, namun juga untuk segenap karyawan dan hasil akhir produk yang akan dikonsumsi masyarakat. “Belajar adalah kata kunci di saat krisis seperti krisis Covid-19 ini.

Kita perlu menjadi manusia atau organisasi yang aktif belajar sehingga kita punya kemampuan adaptif dan mencoba hal-hal baru. Belajar bisa dari mana saja, bisa dari rules, teori, data dari buku, podcast, atau youtube. Dengan memiliki ilmu yang memadai, kita bisa melakukan eksekusi dengan cepat, eksekusi cepat adalah kunci keberhasilan.” pesan Michael.

Kesibukannya dalam dunia bisnis, ternyata tidak membuat Michael lupa untuk mangabdikan ilmunya bagi kemajuan bangsa dan negara. Selain menjadi Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik Indonesia (AKIDA), ia juga rutin menjadi dosen tamu di beberapa kampus, terutama di jurusan engineering.

Semangat, terus belajar dan berkontribusi bagi bangsa! IEMM UPH JADI PILIHAN MIKHA UNTUK STUDI LANJUT DI HARVARD UNIVERSITY Selain memiliki paras cantik dan multitalenta, public figure Mikha Tambayong tetap mengutamakan pendidikannya. Hal ini dibuktikan dengan keinginan besarnya untuk menempuh S2 di Harvard University.

Alumni Ilmu Hukum UPH 2013 ini berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan menyandang predikat cumlaude. Kini Mikha telah melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di program International Executive Master of Management (IEMM) UPH. Melalui program tersebut, Mikha mendapat kesempatan untuk mengikuti short course pada Juni 2020 serta akan mendapatkan professional certificate dari Harvard University. Mikha mengakui bahwa kesempatan kuliah magister di Harvard University datang setelah dia mendaftar dan melakukan tes pada program International Master di UPH untuk program studi Manajemen.

Dia akan menjalani masa studinya di dua kampus, yaitu UPH dan Harvard University, dengan jangka waktu masing-masing satu tahun. “Kebetulan aku ambil program IEMM di UPH. Alasannya, karena aku sudah pernah kuliah di UPH saat S1 dan dosennya sangat mendukung aku dalam menjalani studi sambil berkarir. Selain itu, relevan juga karena sekarang aku juga punya bisnis.

Environment di sini juga sangat nyaman dan mendukung untuk studi,” ungkapnya. Pada studi magisternya ini, Mikha memilih program studi yang berbeda dari program studi pada program S1-nya yang membuat dirinya harus belajar lebih ekstra tentang mata kuliah dasar manajemen. Namun, hal ini membuatnya semakin gigih dan tertantang untuk keluar dari zona nyamannya.

Program ini dirasa sangat relevan sama pekerjaannya saat ini karena Ia juga punya bisnis. “Aku ambil kelas lain dulu sebelum ambil kelas manajemennya, karena nggak ada dasarnya cuma ya kebetulan aku lihat programnya bagus. Aku bisa dapat kelas di luar, terus juga mungkin lebih relevan sama pekerjaanku sekarang karena aku punya bisnis juga,” jelasnya. Mikha juga sekaligus memberikan pesan kepada generasi muda yang memiliki mimpi, tetapi belum terwujud.

“Bagi semua orang dengan mimpi yang mungkin mustahil, miliki keberanian untuk memulai dari yang kecil, dan yang paling penting hormati serta cintai orang tuamu setiap saat, karena doa mereka sangat membantumu,” tandas Mikha. Ilmu HI Membuka Jalan Terjun ke Profesi Jurnalis Ternyata lulusan Hubungan Internasional (HI) punya banyak peluang karier di berbagai bidang.

Ilmu dan keterampilan dalam berkomunikasi yang dipelajari di program studi HI menjadi salah satu keunggulan dari bidang ini. Ternyata prodi HI justru menjadi jalan untuk untuk terjun ke profesi jurnalis, seperti pengalaman Mercy Widjaja, alumni HI UPH2014. Menjadi jurnalis atau reporter adalah cita-cita Mercy sejak kecil dan Ia bersyukur ketika lulus langsung bekerja di Metro TV, stasiun televisi swasta terpercaya di Indonesia.

Walau dalam perjalanannya ada banyak tantangan yang dilewati dan effort yang dilakukan secara khusus ketika Ia menjadi reporter di lapangan, namun tak membuatnya putus asa. Hanya dalam waktu 1 tahun ia berhasil masuk ke studio. Sebagai fresh graduate HI UPH dan juga reporter muda, Mercy mengaku sebelum mendapat kesempatan tampil di studio, Ia harus benar-benar mengerti dan menguasai materi yang ada di lapangan sehingga Ia bisa mengkomunikasikannya kepada pendengar dengan jelas.

Dan hal tersebut cukup mudah diadaptasi, berkat bekal ilmu yang Ia dapatkan ketika kuliah di UPH. Satu hal yang semakin membuat Mercy yakin untuk bekerja di industri media dan jurnalistik adalah sistem kerja yang dinamis.

Baginya, setiap hari selalu ada hal baru yang bisa dipelajari baik dari kesempatan bertemu banyak orang dari berbagai latar belakang maupun dari materi-materi yang Ia mesti persiapkan.

Saat ini Ia bertanggung jawab mencari analisa dan prediksi pergerakan saham, serta melaporkannya di program Zona Bisnis dan Newsline Bisnis. Selain itu, Ia juga melaporkan berita ekonomi terkini baik nasional maupun internasional.

Mengawali Studi Hukum di FH UPH untuk Jadi Pengacara Terkenal Seperti anak muda umumnya, sejak di bangku sekolah Hendra Ong, alumni Fakultas HukumUPH Angkatan 2000, sudah bercita-cita menjadi pengacara terkenal. Cita-cita ini semakin kuat sejak ia lulus sebagai Sarjana Hukum dari FH UPH. Setelah 14 tahun lebih berkiprah di bidang legal dan dalam memimpin berbagai proyek penting bagi perusahaan internasional dan multinasional terutama di industri penerbangan menjadikan Hendra seseorang yang strategis untuk digandeng Dentons HPRP, salah satu firma hukum terkemuka di Indonesia sebagai Corporate and Commercial and Resources & Infrastructure partner.

Dalam menekuni kariernya, Hendra menyebutkan tiga hal utama yang menjadi kunci kesuksesannya, yaitu bekerja dengan smart, membina hubungan baik dengan setiap orang, serta memberikan pelayanan yang terbaik.

Setiap elemen dari kunci tersebut diterapkannya dengan tanggung jawab yang besar, dimulai dari proses mencari individu yang tepat dan membentuk tim yang maksimal untuk setiap pekerjaan yang dilakukan.

Menurut Hendra, sudah tugasnya sebagai team leader harus mampu melihat titik tersebut dan menempatkan setiap individu di tempat yang tepat bagi mereka sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat dicapai dengan lebih efisien dan efektif. Hendra mengakui bahwa karier yang dijalaninya ini sudah diinginkannya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pandangannya tentang bagaimana seorang advokat adalah seorang individu yang pandai dan sukses dalam hubungan sosial mejadi pemicu untuk Hendra bekerja keras dan mencapai milestones dalam kariernya saat ini.

Cita-cita ingin menjadi pengacara terkenal, kerja keras untuk dapat memecahkan permasalahan dari setiap klien yang diwakilkan. Selain itu, dalam menjalani kariernya ia selalu berpegang pada prinsip tanggung jawab, dapat dipercaya, dan disiplin. Menurutnya, tiga hal ini adalah modal yang penting untuk dimiliki setiap individu selain memiliki pengetahuan yang dalam akan bidang yang dikerjakan dan tidak pernah berhenti dalam proses pengembangan diri. Dalam perjalanannya menuju sukses, pilihan Hendra untuk menyelesaikan pendidikan sarjananya di UPH menjadi pilihan integral.

Menurutnya, UPH tidak hanya memiliki dosen-dosen yang berpengalaman, namun juga lingkungan pendidikan yang mendukung proses belajar mengajar yang baik. Tidak kalah penting, network yang baik yang dimiliki teman-teman di UPH merupakan nilai tambah yang sangat berguna saat berkerja.

Menurut Hendra, saat ini UPH saat ini sudah menjadi salah satu universitas yang menghasilkan lulusan berkualitas digaet perusahaan-perusahaan besar, termasuk di firma hukum besar di Indonesia.

“Khususnya di dunia hukum, banyak law firm besar di Indonesia yang selalu memberikan slot untuk lulusan UPH,” ucap Hendra.Belajar dari pengalamannya, Hendra berpesan untuk mahasiswa/i yang masih menyelesaikan pendidikannya untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, dapat dipercaya, dan selalu disiplin dalam bekerja.

‘Proses tidak akan membohongi hasil’, pepatah ini sudah dibuktikan Hendra, demikian yang akan terjadi jika seseorang selalu memberikan yang terbaik untuk setiap pekerjaan yang dilakukan. COM UPH MELAHIRKAN MUSISI BERKUALITAS INTERNASIONAL BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) menyatakan bahwa musik memiliki potensi industri yang besar dan menjanjikan, dapat menjadi jaminan untuk kamu yang ingin terjun di industri kreatif ini. Misalnya, bermimpi jadi penyanyi ‘ superstar’ yang berprestasi.

Kenapa harus ragu? Contohnya Dira Sugandi, jebolan Conservatory of Music UPH 2000 – penyanyi Jazz Indonesia yang tidak perlu diragukan kualitasnya baik nasional maupun internasional. Beberapa musisi internasional kenamaan pun sudah pernah berduet dengan wanita kelahiran kota Bandung ini, sebut saja Jason Mraz, David Foster, dan musisi lainnya.

Memiliki kualitas dan track record yang unggul, tidak menjadikan Dira enggan membagikan pengalaman dan tips ‘ How to Sing Like a Superstar’ kepada peserta seminar yang umumnya siswa/i SMA dari berbagai daerah, di acara UPH Featuring The Expert #dirumahajatetapseru, 10 Juni 2020 melalui ZOOM Meeting. Menjadi seorang superstar menurut Dira artinya menjadi seorang yang profesional. Pengalamannya berduet dengan musisi internasional, membuat Dira semakin menyadari bagaimana seharusnya menjadi seorang profesional.

Beberapa kriteria yang harus dimiliki diantaranya bersikap rendah hati, memiliki sikap yang baik, selalu lakukan persiapan maksimal, dan yang juga penting memiliki bekal pengetahuan praktis maupun teori di bidang musik. Dira menyebutkan pengalaman pendidikan formal yang Ia dapat dari Conservatory of Music UPH, sebagai faktor penting dalam kariernya.

Hal ini terbukti ketika dirinya berhasil lolos dan terpilih berduet dengan Andrea Bocelli. Ia terpilih salah satunya karena Ia punya gelar sarjana formal yang didapatkan dari CoM UPH.

Dira juga memberi tips dasar menjadi seorang penyanyi profesional. Pertama, passion, membuat seseorang nyaman dengan diri sendiri ketika di panggung, kuasai teknik dasar menyanyi, adalah dasar untuk melangkah menjadi penyanyi profesional. Kedua, penguasaan materi, tentunya bukan sekadar hafal lirik dan melodi, tapi paham pesan apa yang ingin kita sampaikan. Penguasaan materi membuat kita memiliki penguasaan panggung yang baik, menyanyi dari hati, dan bisa menjadi story-teller yang dapat merebut perhatian penonton.

“Jangan lupa sempatkan diri untuk eye contact dengan penonton dan just have fun!” Melalui Webinar ini, Dira mengajak peserta untuk terus berlatih dan mempraktikan kemampuannya. “Bisa dimulai dengan melakukan imitating penyanyi favorit,” pesan Dira.

Melalui CoM UPH, setiap lulusan dibekali menjadi pemusik dan artis handal serta profesional dengan kualitas yang unggul, karakter yang baik, dan mampu menjawab kebutuhan industri musik di Indonesia maupun dunia Internasional. Pengalaman Berorganisasi dan Relasi Alumni Kunci Sukses Mengembangkan Karier “Building Brands, Telling Stories” adalah value yang dipegang teguh seorang Frebriansyah Hermawan dalam pengambilan keputusan karir maupun bisnisnya.

Posisi kepemimpinan yang dipercayakan pada alumni Teknologi Pangan UPH 2009 ini membuatnya tak bisa main-main – terutama mengingat misi hidupnya, yakni untuk membangun dan mengembangkan brand Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam negeri. Ia ingin bisnis-bisnis ini dapat mempunyai akses kepada strategi dan branding yang sama dengan merek-merek besar. Ia berharap dapat membantu bisnis-bisnis tersebut untuk tidak hanya mampu bertahan di zaman ini, namun juga untuk memiliki level persaingan sekelas merek-merek besar.

Saat ini, Frebriansyah bergerak pada bidang marketing, branding, advertising. Beberapa perusahaan yang dipimpinnya termasuk Namakaze sebagai co-founder dan Managing Director Sabda Indonesia. Perhatian utamanya akhir-akhir ini banyak diberikan terhadap Sabda Indonesia, sebuah perusahaan branding yang membantu klien ternama seperti Danone, Lumix, Sosro, dan Mayora.

Sebagai sebuah perusahaan yang tergolong masih muda, Frebriansyah percaya Sabda Indonesia memiliki peluang berkembang kedepannya sehingga usaha dan fokus secara khusus akan sepadan dengan perkembangannya.

Walaupun memiliki latar belakang yang sama sekali berbeda dengan dunia yang digelutinya kini, Frebriansyah merasa ilmu yang didapatkannya tidaklah sia-sia. Kemampuan menulis laporan yang terasah selama kuliah menjadi ilmu yang membedakannya sebagai seorang marketer. Justru melalui penulisan hingga 5 laporan mingguan dan membaca ratusan jurnal, bermanifestasi sebagai analytical dan strategic thinking yang terasah.

Alhasil, Frebriansyah mampu memahami permasalahan dengan lebih cepat, tepat, dan rancangan pemikiran yang terstruktur dan jelas. Selain itu, pengalaman berorganisasi dan relasi alumni yang baik menjadi kunci penting bagi Frebriansyah. Menurutnya, pengalaman berorganisasi menjadi pemicu pilihan kariernya kini.

Melalui kegiatan berorganisasi, Frebriansyah belajar untuk bekerjasama dengan banyak orang, “menjual” acara kepada pihak sponsor, hingga cara membuat event yang sukses. Frebriansyah tidak luput memuji relasi alumni UPH yang bagus sehingga Ia mendapat kesempatan untuk bekerja di Nutrifood setelah lulus.

Dalam menemukan panggilannya, Frebriansyah menerapkan kerangka berpikir “Ikigai” dari Negeri Sakura. Setelah menjelajah sebanyak-banyaknya dibawah usia 25 tahun, Ia memfokuskan diri terhadap pekerjaan yang Ia geluti berdasarkan 3 kerangka “Ikigai”; (1) apakah ada market untuk produk yang ingin Ia jual, (2) apakah Ia pandai melakukannya, (3) apakah Ia memiliki dalam bidang tersebut.

Menurutnya seseorang akan berhasil jika pribadi tersebut menjawab ‘ya’ untuk ketiga komponen ini. Lulusan UPH Mampu Bersaing dan Menjadi Pemimpin di Masyarakat Pada usia yang masih tergolong muda – yakni 25 tahun –Yuni Priskila Ginting tidak hanya sudah menjadi seorang legal advisor di 2 perusahaan besar, namun juga berhasil menyelesaikan studinya sampai mendapatkan gelar Doktor Ilmu Hukum.

Keinginannya untuk menjadi pemimpin yang menjadi berkat bagi sekelilingnya membuatnya bergegas menyelesaikan studi doktoralnya. Sebagai praktisi di bidang hukum, kesibukan Yuni cukup padat. Selain tugas utamanya sebagai legal advisor untuk PT. Wahana Kreator Nusantara dan di PT. Meprofarm, ia juga aktif sebagai dosen tamu dan narasumber di bidang hukum pidana dan Haki.

Baginya, menangani unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan proyek baik di industri farmasi dan kreatif, seperti pengurusan ijin edar dan merek dagang serta pembuatan film/serial dengan beberapa perusahaan seperti PT. KHARISMA STARVISION PLUS dan PT. DUNIA VISITAMA PRODUKSI (fremantlemedia), membuatnya selalu antusias, karena di setiap pekerjaannya Yuni menikmati setiap proses, target dan pencapaian yang berbeda dalam setiap penanganannya.

Di tengah kesibukannya, Yuni terus memiliki semangat belajar, bahkan ia tercatat sebagai Doktor Ilmu Hukum termuda di Indonesia. Melalui disertasinya berjudul “ Tindak Pidana Pencucian Uang Sebagai Tindak Pidana Lanjutan Dari Perdagangan Narkotika“, menjadi cerminan kepeduliannya terhadap upaya penerapan hukum di Indonesia.

Dengan tegas Yuni menekankan bahwa masih maraknya perdagangan narkotika di Indonesia menjadi bukti bahwa negara masih belum menerapkan sanksi yang menimbulkan efek jera, sehingga negara mengalami kerugian dari segala lini. Solusi yang Yuni tawarkan adalah penerapan dua sanksi bagi pelaku, yaitu sanksi menurut undang-undang unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dan sanksi menurut undang-undang tindak pidana pencucian uang.

Berlandaskan desertasi ini pula Yuni kerap menjalankan sosialisasi anti narkoba dan mengingatkan mahasiswanya untuk menjauhi narkoba. Ia ingin mengubah pola pikir masyarakat terkait dengan berkembangnya jenis kejahatan yang bersangkutan dengan tidak pidana narkotika. Kecintaan pada ilmu hukum tidak terlepas dari almamaternya Fakultas Hukum UPH yang telah membekalinya dengan ilmu pengetahuan, karakter, dan critical thinking, sehingga ia lebih siap terjun ke masyarakat.

Yuni mengakui UPH mampu memenuhi kebutuhan mahasiswanya, sesuai dengan tingkatannya. Itu sebabnya ia konsisten memilih FH UPH untuk setiap jenjang pendidikan, dari S1, S2, hingga S3. Bahkan mengikuti pendidikan advokat yang diselenggarakan di UPH dan lulus ujian Peradi. Menyelesaikan pendidikan setiap strata dengan tepat waktu adalah krusial bagi Yuni. Karenanya, meskipun selama studi di program Magister dan Doktor di UPH Yuni tetap bekerja, namun ia dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu.

Tidak lain, diakui Yuni, karena UPH memiliki program pascasarjana yang dirancang sangat baik, dengan pemilihan waktu belajar, lokasi yang tepat dan strategis, ditambah pengajar yang kompeten.

Bukan hanya itu, ia juga mengakui banyak mendapatkan koneksi luas, yang sangat dibutuhkan dalam pekerjaannya. Semua yang ia dapatkan di UPH memberikan bekal yang lengkap, bukan hanya ilmu pengetahuan tetapi juga mental untuk terjun ke masyarakat. Bahkan Yuni membuktikan, tamatan UPH mampu untuk bersaing dan menjadi pemimpin di bidangnya, serta memberikan kontribusi sebagai agent of change di tengah masyarakat, sesuai dengan visi dan misi UPH yang sudah ditanamkan.

GIVE THE BEST, NEVER STOP LEARNING, AND BE GRATEFUL Prinsip give the best, never stop learning, and be grateful menjadi kunci keberhasilan Noviana, alumni Manajemen 2010, yang saat ini dipercaya sebagai Portfolio Manager di Salim Group, perusahaan konglomerasi terbesar di Indonesia.

Dengan memegang prinsip tersebut, Ia dapat menghadapi setiap tantangan dalam menjalankan kariernya. Sebagai Portfolio Manager, Noviana bertugas menangani investasi, termasuk mengembangkan dan menerapkan strategi untuk perusahaan-perusahaan yang dimiliki atau yang bekerjasama dengan Salim Group.

Bagi Noviana, tugas ini sangat menarik. Tidak tanggung-tanggung, dia berhasil memanage kurang lebih 20+ perusahaan dengan membuat standarisasi laporan keuangan. Melalui profesinya ini, Noviana belajar dari bermacam-macam industri dan bertemu dengan banyak owner perusahaan, mulai dari belajar berkolaborasi, berinteraksi, berbagi ide dan pemikiran serta mendapatkan cara pandang baru dalam menghadapi berbagai jenis masalah hingga menemukan solusi dari masalah-masalah tersebut.

Berbekal ilmu yang didapat ketika kuliah di Business School UPH, menjadi modal terjun ke dunia finance dan management. Menurutnya, tugas-tugas di masa kuliah, melatih dia untuk dapat mengatur waktu dan memprioritaskan tugas.

Lingkungan kampus, serta komunitas yang baik dan dosen-dosen yang berkualitas, sangat berguna untuk membentuk dia menjadi individu yang bertumbuh dalam berbagai aspek. “Saya mendapatkan sudut pandang yang baru dari kelas-kelas yang diajarkan oleh dosen-dosen selama perkuliahan, yang akhirnya dapat saya pakai dalam menghadapi masalah yang ada di dunia kerja dan mengatur pola pikir saya dalam mengambil keputusan,” tutur Noviana. Sebelum berkarier unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Salim Group, Noviana memulai kariernya di PT Indofood Sukses Makmur sebagai Risk Analyst selama hampir 3 tahun.

Project yang berhasil ia kerjakan saat itu adalah memegang project perbaikan SOP Risk Management secara keseluruhan. Kemudian tahun 2016 lanjut berkarier di startup company bidang FnB selama 2 tahun sebagai sebagai Head of Financial and Administration.

Dari mengurus 1 brand hingga berkembang menjadi 5 brand, dari memanage team dibawah 10 orang menjadi 60 orang. Perjalanan karier Noviana tak lepas dari prinsip yang terus Ia pegang yakni always give the best in everything, never stop learning and be grateful.

Dengan memegang prinsip tersebut, Ia dapat menghadapi setiap tantangan dalam menjalankan kariernya. Secara khusus dalam bidang pekerjaannya saat ini di Salim Group, diharapkan dengan management yang baik dan didukung dengan perhitungan finance yang matang, startup-startup yang dipegangnya dapat berkembang hingga mendukung perekonomian mikro, yang berdampak pada perkembangan perekonomian makro. COPA DE FLORES, BERANGKAT DARI DESAIN UNTUK MENCIPTAKAN KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK Desain bukan melulu soal keindahan, tetapi desain digunakan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Inilah salah satu sisi penting dari mempelajari desain yang diperoleh Dyandrastra Mairavida, Alumni Arsitektur2013, profesional Arsitek, yang juga c o-founder & creative director dari brand fashion Copa de Flores, sebuah social enterprise di bidang fashion.

Meskipun merupakan hal yang masih baru, namun Dyandra tertarik untuk memasuki dan mempelajari bisnis ini. Bersama dengan 7 partner, yang punya ketertarikan sama pada budaya, mereka ingin memperkenalkan warisan budaya Indonesia ke masyarakat luas, dimulai dari teman-teman anak muda disekitarnya.

Copa de Flores adalah purposeful textile catalyst dengan misi untuk menanamkan nilai kepada para konsumen sehingga menjadikan mereka sebagai fashionably– humanist, dengan mengolah tenunan tangan tradisional untuk pemberdayaan para perempuan penenun Flores. Terinspirasi oleh cinta ibu kepada anak-anak, Dyandra dan partners menamai kreasi mereka sebagai faithful companion, dengan harapan bahwa produk yang dipasarkan dapat menjadi teman yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya untuk semua orang.

“Kami mendedikasikan setiap kreasi Copa de Flores untuk menghormati kesetaraan, melindungi keberadaan warisan budaya maupun sastra Indonesia, dan untuk memenuhi gerakan fashion yang bertanggung jawab untuk kehidupan yang lebih baik dengan sistem ekonomi sirkular yang kami buat. Karenanya, setiap koleksi yang dikeluarkan selalu memiliki story unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dengan tema yang beda-beda.

Tujuannya untuk meningkatkan awareness terhadap suatu peristiwa bersejarah yang pastinya memiliki banyak pelajaran bermakna. Sedangkan untuk tenunnya sendiri selalu memiliki pesan berdasarkan motifnya, yang biasanya merupakan curahan hati para mama-mama penenun. Poin-poin diatas, kami olah dan padupadankan sesuai tema setiap koleksi agar pesan yang diangkat tersampaikan dengan baik,” jelas Dyandra.

Kualitas dan orisinalitas kain tenun, menjadi keunggulan dan keunikan Copa de Flores. Bahan ditenun langsung oleh tangan mama-mama di desa Flores menggunakan alat tenun gedongan, dengan bahan-bahan alami, diolah menjadi produk dengan desain yang timeless with a twist and versatile. Setiap material post production juga dimanfaatkan kembali menjadi produk-produk turunan agar tidak terbuang percuma, sekaligus meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.

Melalui Copa de Flores, Dyandra dan partners juga berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi, kesetaraan gender perempuan di Flores dengan mengangkat potensi diri mereka. Di antaranya bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan kolaborasi antara pengrajin desa, komunitas perempuan adat, perempuan dengan sindrom paska psikologis korban pelanggaran HAM dan pelecehan seksual, juga komunitas penyandang cacat, bersama-sama melakukan kegiatan menenun sebagai media pemulihan jiwa berbasis meditasi visual.

“Bagi kami kolaborasi adalah kunci agar kita dapat mencapai tujuan bersama, dan impact yang akan dihasilkan dari kolaborasi pun pasti lebih besar,” ungkap Dyandra. Meski sebelumnya Dyandra menempuh studi pada jurusan Arsitektur, Dyandra merasa mendapatkan apa yang Ia butuhkan untuk menjalankan usaha ini. Salah satunya adalah pelajaran bagaimana desain digunakan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Lewat beberapa mata kuliah saat belajar di UPH, Dyandra belajar menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar dengan mengasah nilai nilai sosial.

‘PAKAI LAGI’ PRODUK YANG LAHIR DARI KEPEDULIAN PADA LINGKUNGAN Siapa sangka, berawal dari kesadaran memanfaatkan sampah plastik sekali pakai, bisa melahirkan bisnis. Nama produk yang sederhana tapi powerful, Pakai Lagi (@_pakailagi), yang digagas oleh Eliza Aristanto alumni Desain Produk UPH 2014.

Persoalan yang disebabkan oleh sampah plastik memang menjadi masalah dunia. Data yang dipublikasikan The Asian Post, Juni 2018, menunjukkan Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik nomor dua di dunia. Ini bukanlah pencapaian yang dapat dibanggakan. Berangkat dari concern terhadap kondisi tersebut, Eliza berusaha mencari tahu bagaimana mengolah sampah plastik menjadi barang yang lebih bernilai dan dapat digunakan oleh masyarakat berkali-kali. Prosesnya tidak singkat, karena ada banyak eksplorasi plastik (fokusnya di kantong plastik) yang dilakukan oleh Eliza.

Saat ini, produk-produk yang diproduksi Pakai Lagi kebanyakan dari jenis plastik konvensional yakni plastik bekas yang biasa digunakan sehabis belanja dari supermarket. Plastik bekas tersebut diolah menjadi produk yang dapat digunakan kembali seperti contoh kotak pensil, clutch, pouch serbaguna, tas dan card wallet. Pakai Lagi juga berusaha untuk mengurangi penggunaan bahan baru, sehingga untuk packaging menggunakan barang-barang yang sudah ada, misalnya kertas bekas atau dus bekas makanan.

“Pakai Lagi berusaha untuk menggunakan 100% material limbah plastik yang sudah diolah tersebut, tapi apabila ingin menggunakan kombinasi material lain, kami juga berusaha menggunakan material yang pembuatan aman untuk lingkungan serta sustainable,” ungkap Eliza.

Selain disibukan dalam mengembangkan Pakai Lagi, Eliza juga sedang juggling dalam 2 pekerjaan lainnya yakni sebagai junior designer di studio desain dan menjadi asisten dosen di Desain Produk UPH.

Ilmu desain yang Ia dapatkan ketika kuliah, dapat diimplementasikan dalam bisnis dan pekerjaannya saat ini, seperti contoh proses desain, technical drawing, membuat 3D dengan aplikasi maupun prototype. Bermodal keterampilan yang diperoleh, Eliza terus mengeksplore dalam berbagai bidang pekerjaan, hingga dapat bekerja dalam beberapa bidang. Kuncinya, terus melatih diri, tekun, mau berbagi dan menentukan prioritas pekerjaan serta mengatur waktu dengan sebaiknya.

HI UPH MEMBEKALI ILMU DAN NETWORKING MENUJU KARIER DI DUNIA DIPLOMATIK Bekerja di Kedutaan merupakan pengalaman yang luar biasa bagi Masayu Octoria, alumni Hubungan Internasional (HI) UPH 2011. Setelah melalui beberapa bidang pekerjaan, sejak lulus kuliah, kini Masayu mendapatkan kesempatan yang dia idam-idamkan, dunia diplomasi internasional. Sebagai seorang Commercial Adviser di bidang pangan dan pertanian di Kedutaan Denmark di Indonesia, tugasnya mengharuskan Ia untuk berinteraksi secara langsung dengan regulator dari kedua belah pihak.

Secara bersama, Masayu mengembangkan sektor pertanian Indonesia dengan tujuan untuk memperbaiki petani Indonesia. Bermodal keterampilan diplomasi dan pengetahuan di bidang ekonomi politik yang diperoleh saat kuliah di HI UPH, baginya bukan hal baru untuk menavigasi politik dan ekonomi Indonesia yang dapat diandalkan oleh para diplomat.

Melalui tugas yang diembannya, Masayu membantu untuk membangun dan mendorong hubungan kedua negara dengan mempromosikan kepentingan yang saling menguntungkan keduabelah pihak. Bukan hanya itu, ia juga dipercaya untuk memberikan masukan-masukan untuk pembuat keputusan tingkat tinggi dan regulator dari kedua negara.

Hal ini merupakan suatu kehormatan bagi Masayu. Tak heran jika ia memberikan hasil memuaskan dalam proyek-proyek yang dipimpinnya, baik dalam proyek pengembangan dan proyek komersial. Untuk proyek-proyek pengembangan, tugas Masayu adalah bekerja sama dengan para regulator Indonesia untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang akan dikembangkan dan kerangka potensial untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut. Sedangkan untuk proyek komersial, tugasnya adalah untuk mempromosikan dan menyesuaikan pihak Denmark dengan sektor bisnis Indonesia.

Keduanya terkait dengan sektor pangan dan pertanian. Di balik keberhasilannya, Masayu belajar untuk menemukan makna di dalam setiap pekerjaannya, baik bagi masyarakat, maupun bagi orang-orang yang bekerja sama para regulator.

“Prinsip saya dalam bekerja adalah: tekun, selalu ingin berkembang, dan tetap rendah hati. Selalu berusaha untuk mengembangkan diri, dan jangan pernah membandingkan diri Anda dengan apa yang dilakukan orang lain, just continue and making your own path,” ungkap Masayu. Perjalanan karier Masayu, salah satunya tak lepas dari dukungan dan bimbingan para dosen semasa kuliah yang memicu minatnya di bidang ekonomi politik, yang akhirnya mengantarnya mendapatkan kesempatan memperoleh tawaran dari salah satu universitas terkemuka dunia untuk melanjutkan pendidikan di bidang International Political Economics, London School of Economics and Social Science.

Lingkungan kampus UPH juga berkontribusi mengembangkan potensinya dalam berbagai bidang khususnya di bidang diplomasi. “Belajar dari pengalaman, saya juga mendorong para mahasiswa untuk selalu memanfaatkan waktu di semasa kuliah sebanyak-banyaknya, temukan apa passionmu, bekerja keras dan bangun network. Suatu saat network yang dibangun akan membuka pintu untuk opportunity,” demikian pesan Masayu terkhusus untuk adik-adik kelasnya, mahasiswa/I UPH.

BERANI KELUAR DARI ZONA NYAMAN DENGAN MENCOBA HAL BARU Mewakili provinsi Maluku dalam ajang Miss Indonesia 2019, Yolanda Luciana Tuasela berhasil menyisihkan 34 finalis lainnya dan meraih prestasi sebagai 5th runner up Miss Indonesia 2019. Tak hanya bermodalkan paras yang cantik, lulusan UPH Surabaya Prodi Manajemen ini juga punya bakat karate.

Ia mengaku telah berkecimpung dengan karate sejak kelas 3 SD dan terus digeluti hingga kuliah. “Saya masih sering aktivitas karate sewaktu kuliah, malah saya bisa kuliah karena beasiswa karate,” ungkap Yolanda. Yolanda bercerita bahwa pengalamannya semasa kuliah sangat membantu dalam memperluas relasi dan pengetahuannya sehingga pola pikirnya pun menjadi lebih kritis, detail dan perfeksionis dalam mengambil suatu keputusan.

Yolanda juga menunjukkan bahwa pendidikan adalah modal utama Yolanda dalam ajang ini karena Ia sama sekali tidak ada background modelling. “Menurut saya, proses seleksi cukup ketat ketika tahap wawancara, di situlah kemampuan analisa saya diuji unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan menurut saya apa yang saya dapat di bangku kuliah sangat terpakai,” ujar Yolanda.

Melalui ajang ini, Yolanda memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman dengan mencoba hal baru. Bukan hal yang mudah, namun Yolanda tak menyerah. Selama masa karantina, tak hanya mengembangkan potensi namun turut membentuk karakter Yolanda hingga akhirnya berhasil mengharumkan Provinsi Maluku dan tentunya membanggakan bagi UPH.

BANGUN KEPERCAYAAN DIRI DAN HARAPAN ANAK-ANAK MARGINAL LEWAT KOMUNITAS ‘KELAS GAMBAR’ Bagi sebagian orang, mengambar mungkin suatu hal yang biasa saja. Namun tidak bagi Galih Wismoyo, alumni dari Desain Interior UPH 2002 founder Kelas Gambar, sebuah komunitas sosial untuk anak-anak marginal.

Berawal dari niat melakukan kegiatan sosial melalui kelas menggambar untuk anak-anak di panti asuhan di bulan Ramadan pada tahun 2017, Galih bersama rekannya, Teddy Afif, berhasil menjadikan aktivitas menggambar sebagai suatu kegiatan yang berguna dan berdampak bagi banyak anak-anak marginal di Jakarta.

Membangun kepercayaan diri dan harapan, itulah dampak nyata dari kegiatan Kelas Gambar yang dibangun Galih dan partner. Ini dibuktikan dari antusias anak-anak berusia 6-12 tahun yang tergabung dalam komunitas Kelas Gambar, seperti dikutip dari Intisari.grid.id, Galih bersama dengan 10 anak didiknya yang tinggal di kolong jembatan Kampung Melayu, Jakarta Timur, berhasil mengadakan pameran bertajuk “Krayon Kami Karya Kami” yang diselenggarakan di Atrium Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, menampilkan 43 karya, pada 23 Februari-3 Maret 2019.

Apa yang diajarkan lewat menggambar? Ternyata menurut Galih, lewat aktivitas menggambar bisa meningkatkan kemampuan anak-anak dalam melihat sesuatu, melakukan observasi, dan lebih dapat berempati baik dengan lingkungan maupun teman.

Hasilnya dituangkan dalam gambar di atas kertas gambar menggunakan crayon. Kegiatan komunitas Kelas Gambar kini tumbuh menjadi workshop rutin yang diberikan secara gratis, dan terus berkembang tidak hanya di satu tempat tetapi juga di berbagai tempat di Jakarta, bahkan di beberapa daerah di Indonesia.

Menariknya, Galih tetap memfokuskan aktivitasnya untuk menjangkau anak-anak marginal dan korban bencana. Ini tidak tidak terlepas dari keyakinannya bahwa semua lapisan masyarakat berhak mendapatkan pendidikan seni yang layak. Dengan kata lain, seni adalah untuk semua kalangan dan bisa dilakukan oleh siapa saja.

Semangat dari aktivitas seni ini terbukti sangat efektif membangun kepercayaan diri dan harapan. Khusus pada anak-anak yang mengalami berbagai tekanan, Galih menjadikan kegiatan ini sebagai art theraphy. Seperti yang dilakukannya di lokasi bencana di Lombok tahun 2019, anak-anak diajak untuk sejenak melupakan trauma setelah gempa atau kejadian-kejadian yang menimpa lingkungan mereka.

Kelas Gambar juga dilakukan di Batam, untuk anak-anak yang mengalami trauma kekerasan seksual akibat perdagangan anak-anak. Metode yang digunakan adalah anak-anak bebas mengambar objek apa saja yang mereka lihat.

Selain kesibukannya dalam Kelas Gambar, Galih juga bekerja sebagai full time muralis/seniman dan seminggu sekali mengajar di UPH Prodi Desain Komunikasi Visual untuk mata kuliah Studio Pendukung, yang diajarkan yaitu basic storytelling and screenwriting.

Tidak hanya itu saja, dia juga menjalankan perusahaan keluarga di bidang tata boga yakni Proklamasi Catering. Dalam menjalani aktivitas yang beragam dan padat, Galih selalu memanfaatkan setiap waktu dengan maksimal.

Ini sudah dilatih sejak dia kuliah di UPH. Apa yang dipelajari di Desain Interior UPH, sangat membantu untuk bekerja dalam tekanan, mengorganisasi load pekerjaan dalam jumlah banyak dan men- delivery-nya dalam deadline yang sudah ditentukan.

Bahkan disiplin ilmu Desain yang dipelajari, dapat diterapkan dalam hampir semua aspek kehidupan termasuk aspek sosial. “Yang terpenting, selalu berani mengeksplorasi minat dan bakat, serta jangan meletakkan diri sendiri di dalam box tertentu. Dengan demikian kita akan selalu bisa mengejutkan diri kita sendiri dengan hal-hal hebat dan positif yang bisa kita lakukan,” pesan Galih untuk mahasiswa/I UPH saat ini. Menuangkan Talenta dalam Rancangan Bermakna Mendalami ilmu desain pada program studi Desain Interior UPH 2009, menjadi awal bagi Levina Putri Limanjaya, untuk terjun ke profesinya saat ini sebagai interior designer.

Pengalamannya mengerjakan proyek-proyek design seperti ritel dan resto terkemuka, telah menghasilkan karya-karya desain yang out of the box. Hingga tahun 2016, Levina bersama 4 partnernya unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Studio.talk, sebuah studio konsultan yang berbasis kolaboratif dalam bidang arsitektur, desain interior, dan desain produk. “Motivasi utamanya dalam bisnis ini bukan menghasilkan uang semata, melainkan sebagai sarana yang dapat mengasah dan menuang talenta untuk menghasilkan rancangan-rancangan yang bermakna dan memuaskan.” Rancangan bermakna menurut Levina adalah hasil desain yang berfungsi sesuai dengan kebutuhan klien (fungsi dan estetika).

“Jadi kita tidak hanya sekedar bekerja, tetapi saya mendapatkan kesempatan untuk terus belajar dari segi talenta dan personal self-growth,” ungkap Levina. Motivasi tersebut, menurut Levina, menjadi keunggulan dari studio.talk yaitu terjalinnya sifat kekeluargaan yang erat di dalam satu tim, suka bereksperimen dengan hal-hal baru dan bertukar pikiran antar satu sama lain.

Selain itu, semangat berkolaborasi, menjadi kekuatan dari karya-karya yang dihasilkan studio.talk. Tidak hanya kolaborasi dengan tim tetapi juga dengan klien.

Karena melalui diskusi, akan ada titik tengah antara desainer dan klien, menghasilkan rancangan yang harmonis tetapi tetap unik. Sebagai Interior Designer, Levina telah menyelesaikan beberapa proyek di antaranya hotel, rumah tinggal, restoran, perkantoran, ruang Instalasi dan desain furnitur. Ada juga beberapa proyek yang langsung dipimpin Levina, di antaranya kantor MRT (Mass Rapid Transit) di Depo Lebak Bulus dan desain furnitur rotan yang berhasil di showcase di Maison Objet, Paris pada tahun 2019, di bawah naungan BEKRAF.

Setiap proyek sifatnya berbeda-beda. Levina menjelaskan, dalam setiap bagian yang dikerjakan, kita harus selalu all out dan mempunyai mindset yang positif, tekun, disiplin, dan mengerjakan pekerjaan sesuai dengan panggilan hidup. Untuk tantangannya tentu ada, namun hal tersebut tidak menjadi kendala asal selalu menjaga kualitas desain sesuai dengan keunikan masing-masing, terutama dalam segi teknis dan eksekusi.

Eksistensi Levina dalam bisnis design interior tidak terlepas dari modal pendidikan yang ditempuh di UPH. Menurutnya, ada banyak materi perkuliahan di UPH yang dapat diimplementasikan dalam profesinya saat ini, salah satunya yang krusial adalah proses pola pikir pada saat membuat suatu konsep ruang.

Jelas, pendidikan dan profesi yang berjalan linear menghasilkan produktivitas dan kreativitas yang lebih maksimal. Semangat berkarya Levina dan terus hasilkan rancangan-rancangan bermakna! To do Something New is Always Exciting Lulusan Teknik Elektro tidak selalu terjun ke bidang yang serius. Aulia Mahariza, alumni Teknik Elektro UPH 1999 yang satu ini ternyata sukses di bisnis industry kreatif.

Selama 15 tahun menjalankan bisnis di industry kreatif dengan membuat event, iklan dan film mengantarkan Aulia menjadi bagian dalam event besar Indonesia yakni Asian Para Games 2018. Menjadi Director of Ceremony dari INAPGOC (Indonesia Asian Para Games Organizing Committee) saat Opening dan Closing Ceremony Asian Para Games 2018 merupakan project paling berkesan bagi Aulia. Hal ini juga yang menjadi kontribusi terbesarnya untuk bangsa Indonesia. “I’m part of history in the making.

Mulai dari mengurus, mengatur dan menjalankan Opening dan Closing Ceremony ini – ya tentunya bersama dengan semua tim yang terlibat. Mungkin kalau di Asian Games ada Wisnutama – di Asian Paragames ada saya lah,” ungkapnya dengan bangga. Dalam berbisnis, khususnya di industri kreatif, tentu ada banyak sekali tantangan yang dihadapi salah satunya yakni dituntut untuk selalu mengerti perkembangan zaman. Aulia juga memiliki kiat khusus untuk tetap eksis, diantaranya aktif mencari referensi perkembangan zaman, rajin nonton film, dan jalan-jalan.

Kedepannya, Aulia ingin mengembangkan sayap untuk mencoba sesuatu yang baru yang menjadi passionnya yakni berbisnis kuliner. Karena baginya, to do something new is always exciting. Selain Asian Para Games, ada beberapa proyek yang juga sukses di tangannya, dan banyak diantaranya menuntut kreativitas serta perhitungan yang berani, yakni: Musikal Lutung Kasarung sebagai produser (Bersama Didi Petet sebagai sutradara); 7 film layar lebar sebagai Produser dan produser eksekutif (Bersama Rudi Soedjarwo); Synchronize Festival sebagai tim awal dari Dyandra.

“Beruntung sekali saya bisa masuk UPH, banyak yang saya unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dan mendukung pekerjaan saya. Mulai dari pelajaran di Elektro yang bermanfaat untuk diaplikasikan, khususnya dalam hitung-hitungan saya lumayan tajam dan yang utama adalah logika berfikir yang sangat berguna dalam kehidupan sebenernya.

Selain itu, lingkungannya juga sangat kondusif karena dulu tahun 1998/1999 kan banyak banget demo-demo,” kenangnya. Oleh karenanya dia berharap mahasiswa/I UPH bisa lebih kreatif, perbanyak sosialisasi dengan teman-teman kuliah karena itu berguna di kehidupan setelah kampus. Berawal Mencari Solusi Kini Sukses Membangun Beragam Bisnis Berawal dari ide untuk menjual 100 produk terbaik IT saja, jadi tidak banyak produk atau bahkan ribuan atau jutaan item di website, Tritan Saputra, Alumni Teknik Industri UPH 1994, direktur utama limabenua.com, akhirnya berkembang membangun beragam anak perusahaan, diantaranya www.vcloudpointindonesia.com, www.primeresto.com, www.meeberpos.comwww.meeberian.com, www.makanabis.com.

Siapa sangka, bisnisnya dari satu menjadi lima dan terus berkembang. Bidang bisnis yang dikembangkan juga beragam, beberapa diantaranya ada yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan dan kebersihan kota yakni www.mazabuta.com, dengan beberapa group nya www.groen-indonesia.com, www.sewatoilet.com, www.reksoratan-indonesia.com.

Ada juga yang berkecimpung di bidang property dan management property seperti www.marketingproperti.com, dan www.menaramannamulia.com. Selain sibuk dengan bisnis-bisnisnya, ternyata Tritan juga aktif berkontribusi dalam berbagai organisasi bisnis dan organisasi profesi, seperti menjadi Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Ketua Bidang Industri Kreatif DPP Aosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional (APTIKNAS), Ketua Bidang Industri Kreatif DPP Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo), Ketua Bidang DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia Jatim (AREBI), serta Pengurus Ikatan Alumni Lemhannas.

Luar biasa! Kepiawaiannya untuk membangun bisnis berbasis teknologi tidak terlepas dari ilmu yang diperolehnya selama di bangku kuliah.

Tidak hanya bertangan dingin dalam bisnis, dia juga memiliki hati untuk berdampak bagi banyak orang. “Semua profesi tentu ada tantangannya masing-masing. Namun harus tetap bersemangat di dalam setiap tantangan dan harus terus belajar untuk lebih baik lagi serta berupaya menjadi pemimpin yang mempunyai dampak sosial bagi banyak orang,” jelas Tritan. Menariknya, Tritan selalu ingat apa yang disampaikan dosennya saat kuliah dulu untuk terus mencari solusi lebih efisien dan lebih efektif dalam memecahkan masalah.

Pesan itu diterjemahkan Tritan sebagai falsafah hidupnya yaitu menjadi terus kreatif. “bahasa kerennya sekarang agile,” ungkapnya. Saat awal berdiri di tahun 1994, menurut Tritan, UPH masih sangat minim fasilitas dibanding saat ini, namun pendirinya sejak awal memiliki komitmen yang sangat luar biasa, yaitu menghadirkan pendidikan berkualitas, serta mendorong lulusannya terus maju dan berkarya.

Pendidik memberikan ilmu dengan lugas dan keakraban antar mahasiswa yang masih terasa karena jumlah mahasiswanya yang sangat sedikit. Lingkungan yang memadai, dulu masih sepi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan membuat suasana kampus menjadi sangat berkesan.

“Jadi saat ini, dengan fasilitas yang sudah jauh lebih memadai dibanding tahun saya dulu kuliah, harusnya mahasiswa/i UPH lebih berhasil. Manfaatkan kesempatan yang ada dan gunakan fasilitas yang disediakan lebih maksimal untuk menunjang pendidikan. Seperti ungkapan yang saya pegang ini: Orang awam menunggu kesempatan, orang pintar meraih kesempatan, orang cerdik menciptakan kesempatan,” pesan Tritan. UPH Kampus Inovatif dan Visioner Dunia medis merupakan dunia yang terus berkembang.

Ini juga yang membuat dr. Jonathan Satryautama, MMRS, alumni FK UPH 2007 dan Magister Manajemen Rumah Sakit 2016 UPH, yang berprofesi sebagai dokter umum di salah satu rumah sakit swasta di daerah Jakarta Utara, tak pernah berhenti untuk terus mendalami dan berencana melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Ia pun mengakui bidang kedokteran sesuai dengan passionnya. Dan itu dibangun sejak dia kuliah di FK UPH. Baginya, medicine is an art dan juga long-life learning karena banyak hal baru yang terjadi dan perkembangan dari waktu ke waktu mengenai dunia kedokteran juga bervariasi.

Karenanya dalam mengedukasi pasien, ia selalu menggunakan pendekatan yang berbeda, sesuai dengan kondisi setiap pasien. Misalnya, dalam menyampaikan pesan kesehatan perlu komunikasi yang baik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik tanpa mengesampingkan nilai kejujuran dan manusiawi.

Sebagai Alumni UPH, Jonathan selalu unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan untuk mengimplementasikan ilmu yang ia peroleh dalam menjalankan tugasnya di RS untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien, baik dalam memberikan pelayanan jasa medis dan managerial di RS.

Berusaha mewujudkan pelayanan medis yang profesional, strategis dan humanity dalam sisi pelayanan, merupakan mottonya. Sikap terhadap profesinya ini diakui ditanamkan sejak kuliah di FK UPH.

Karenanya ia sangat tidak ragu mengakui UPH sebagai sebagai kampus yang memiliki visi sangat inovatif dan visioner. Semua itu diimplementasikan lewat kurikulum pendidikannya, didukung fasilitas dan teknologi yang modern serta tenaga pengajar yang profesional dan berkualitas, sehingga mendukung perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan proses belajar.

Kepercayaannya pada UPH dibuktikan saat memutuskan studi lanjut S2nya. Ilmu manajemen yang diperolehnya pun diabdikan untuk mendukung tugas dalam menjalankan profesinya.

Berkat keterampilan yang dimiliki Ia dapat dipercaya sebagai salah satu asisten Prof.DR.dr.Satyanegara Sp.BS sehingga dapat mengembangkan keilmuan yang dimilikinya. “ If you are working something exciting, you don’t have to be pushed but the vision pulls you,” pesannya. KliniCard, Medical Reference ID Card Praktis Untuk Aktivitas Klinis Sehari-Hari Para praktisi medis, baik itu dokter, calon dokter dan atau perawat, saat ini dapat dipermudah dengan Klinicard.

Klinicard merupakan kartu referensi yang berisikan informasi rujukan medis. Sebagai contoh, Advanced Cardiac Life Support (ACLS), kartu yang berisi informasi algoritma atau langkah-langkah penanganan yang perlu dilakukan seorang dokter pada saat terjadi kasus kedaruratan medis jantung.

Terobosan menarik ini merupakan yang pertama di Indonesia, oleh Aldoni Latumahina, alumni Fakultas Kedokteran UPH 2003. “Sebelum KliniCard dikeluarkan pertama kali tahun 2016, saya belum pernah menemukan item dengan ide serupa dipasarkan ke kalangan praktisi medis di Indonesia,” ungkap Aldoni.

Ide awal pembuatan produk ini bermula saat Ia mencari ECG ruler atau kartu yang bisa digunakan untuk membantu pembacaan hasil rekam jantung. Barang ini memang jarang dijumpai dan Aldoni kesulitan untuk menemukan penjual di Indonesia, sehingga akhirnya Ia memutuskan untuk membuat sendiri.

Beberapa teman sejawat lalu ikut tertarik untuk memiliki sehingga Ia memutuskan untuk membuat ‘ line of product’ yang mencakup topik-topik yang lazim dijumpai atau digunakan dalam aktivitas klinis sehari-hari. Tujuan utama dari produk ini tentu untuk memudahkan dokter saat memberikan referensi medis yang bisa diakses dengan cepat pada saat bekerja, memastikan terapi yang diberikan tepat dan ‘ patient safety’ terjaga. Sejak mulai dipasarkan pada pertengahan 2016, KliniCard sudah digunakan oleh lebih dari 700 dokter, mahasiswa kedokteran dan praktisi medis lainnya di berbagai kota di Indonesia mulai dari Aceh hingga Jayapura.

Strategi marketing yang digunakan saat ini menggunakan platform sosial media (@klinicard), berbagai platform marketplace Indonesia maupun pemasaran dari mulut ke mulut.

Apa yang dilakukan Aldoni tidak terlepas dari bekal pendidikan di FK UPH. Ia mengakui FK UPH tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga membuka wawasan dunia kedokteran yang sangat berguna untuk karirnya. Dan yang membanggakan, sebagai lulusan FK UPH, ia merasa siap bersaing di dunia kedokteran Indonesia.

“Bagi saya pribadi, saya sangat bersyukur karena tanpa berkuliah di UPH saya tidak mendapatkan pengalaman-pengalaman berharga yang membuka begitu banyak kesempatan untuk saya di dunia kerja, termasuk mengembangkan KliniCard,” tutup Aldoni. Pengalaman Kuliah Membuka Jalan Sukses Berbisnis di Industri Tour & Travel Berawal dari ketertarikan dalam bidang Tour & Travel dan Manajemen airlines, mengantar Suryadi alumni UPH program studi Usaha Perjalanan Wisata 2006 ini, semakin eksis berbisnis di bidang yang sama.

Tidak tanggung-tanggung, saat ini memimpin di beberapa bidang bisnis Tour & Travel, diantaranya PT. Saung Bulian Tour & Travel (2013), IndoTravelStore Wholesaler (2017), dan Sales Touch For Trip Korea – Korea Land Operator (2018). Ternyata, kesuksesan bisnis Suryadi berawal dari jurusan yang dipilihnya saat kuliah di UPH. Ia mengakui kariernya sangat relevan dengan apa yang dia dapat saat kuliah.

Tidak heran bila pertama kali terjun ke dalam industri ini, dia dapat beradaptasi dengan cepat. “Hampir 70% pelajaran adalah praktek. Ditambah saat kuliah dulu, waktu masih duduk di Semester 2, saya terpilih sebagai Ketua HMJ Usaha Wisata Periode 2007-2008. Saat itu saya menjabat Ketua HMJ paling muda dalam sejarah organisasi di UPH. Kesempatan itu semakin menambah peluang untuk belajar bersosialisasi, meningkatkan leadership, membuat keputusan, dan memperkuat jaringan,” kenang Suryadi.

Lewat pengalaman kuliah dan bekarier di industri tour & travel, kemampuan leadershipnya semakin terasah. Ia juga mempunyai sejumlah kiat yang menjadikannya berhasil memimpin di industri ini, diantaranya menciptakan loyalitas konsumen, inovasi produk yang berkesinambungan sesuai trend pasar, serta integritas dan kepercayaan.

“Tidak kalah penting, kita juga harus memperhatikan nilai-nilai kejujuran serta kualitas pelayanan yang kita berikan. Karena bisnis di bidang tour & travel dengan produk yang sama sangat banyak diluaran sana namun hal tersebut jangan dianggap sebagai suatu ancaman atau tantangan melainkan menjadi motivasi untuk meningkatkan mutu pelayanan yang terbaik bagi konsumen.

Ibaratnya satu konsumen puas maka dia akan membawa minimal 10 konsumen baru untuk kita,” jelasnya. Suryadi menyakini industri usaha wisata di Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar. Untuk berhasil di industri ini butuh spesialisasi dan profesionalitas. “Dengan begitu kita bisa mendapatkan kepercayaan konsumen maupun supplier. Walaupun bisnis usaha wisata juga sangat dipengaruhi dengan faktor eksternal situasi dan kondisi seperti keamanan, suhu politik maupun seperti disaat pandemi COVID-19 ini, kita harus yakin bahwa faktor eksternal bersifat sementara dan akan kembali normal pada saatnya,” ungkap Suryadi optimis.

Sebagai lulusan UPH, Suryadi berharap mahasiswa/i UPH yang masa kini disebut milenial, agar terus mengikuti perkembangan dunia dari segala aspek termasuk teknologi dan lain-lain, agar mampu menciptakan peluang kerja baru (berwirausaha) walaupun jenis usaha tersebut mungkin belum terpikirkan oleh orang banyak.

“Saya sangat bangga jika ada banyak mahasiswa/i UPH mempunyai kecendrungan untuk berwirausaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja bukan sebagai pencari kerja,” serunya dengan antusias. Berkarir Tak Hanya dari Prestasi, Namun Juga dari Interpersonal Skill yang Diasah di UPH Berawal dari kesempatan yang diberikan UPH menjadi salah satu Scholarship Grantee, Outstanding Freshman of the Year di UPH Award dan menjadi Resident Assistant termuda di UPH Dormitory, menjadi langkah awal bagi Lydia, alumni Akuntansi UPH 2010 dalam memulai perjalanan kariernya sebagai Auditor di salah satu Kantor Akuntan Publik Big Four, Deloitte.

Bekerja sebagai Auditor, Lydia didorong untuk bekerja dengan time management yang bagus sehubungan dengan deadline yang ketat dan pipeline yang banyak. Di Deloitte, Ia bekerja dekat dengan top level management dan klien perusahaan Jepang. Sekarang Ia dipercayakan untuk berpartisipasi dalam memberikan social impact di salah satu perusahaan startup Decacorn, Gojek, sebagai Analyst. “Di Gojek saya bekerja dengan lingkungan multicultural yang mengasah cara berpikir, cara menyelesaikan masalah, sampai dengan cara berinteraksi dengan orang yang berbeda culture, background, dan experience”, ungkap Lydia menceritakan perjalanan kariernya hingga di posisinya saat ini.

Sebagai layanan berbasis teknologi, Gojek bukan hanya menjadi on-demand multi service platform dan teknologi pembayaran digital, akan tetapi juga telah menjadi bagian dari lifestyle masyarakat. Dengan hadirnya Gojek, kini masyarakat dengan mobilitas yang tinggi dan jadwal yang padat dapat mempunyai efisiensi waktu yang lebih maksimal.

Dengan demikian setiap solusi yang diberikan oleh Lydia dan tim di Gojek akan secara langsung atau tidak langsung berdampak kepada masyarakat. Misalnya dengan inovasi baru untuk menjawab kebutuhan masyarakat, dengan kata lain, mengisi gap antara supply yang minim dengan demand yang tinggi. Di Gojek, Lydia pernah sekaligus merangkap sebagai Analyst, Marketing Strategist dan Auditor yang berhasil meluncurkan dan mengembangkan unit bisnis baru dari nol di bidang food dengan ~6K transaksi, senilai IDR 300 juta sebulan, hanya dalam waktu 1,5 bulan.

Tak berhenti sampai di sini, sebagai Analyst, Ia juga berhasil menerapkan strategi pricing yang tepat dan analisis customer demand, yang mampu meningkatkan transaksi ~4x selama 3 bulan setelah brand diluncurkan. Saat berperan sebagai Marketing Strategist, Lydia berhasil menerapkan multiple channels marketing strategy, yang berhasil meningkatkan pertumbuhan user sebanyak ~3.5x selama 3 bulan setelah brand diluncurkan. Dan saat berperan sebagai Auditor, Ia juga berhasil meningkatan efisiensi waktu sebanyak ~40% dan cost saving sebanyak ~20% dengan meningkatkan business improvement processes dan membuat rencana turn-around.

Ia mengakui, prestasi dan kariernya tidak terlepas dari pendidikan yang diperoleh di UPH. Dimulai dari karirnya sebagai Auditor. Teori-teori yang didapatkan selama kuliah dapat diterapkan secara real di dunia kerja. Tak kalah penting, ia menggunakan kesempatan saat kuliah untuk meningkatkan interpersonal skill dan menjalin koneksi yang berguna. “Mengadopsi sistem pembelajaran Harvard Business School, UPH membantu saya dalam mempertajam cara berpikir dan mempersiapkan saya untuk menjadi pemimpin yang tranformasional di masa depan.

Harapannya kiranya UPH terus berkarya dalam memberikan pendidikan yang holistic dan menghasilkan lulusan yang menginspirasi dan memberikan dampak positif bagi lingkungan”, tuturnya.

Lulusan DKV Sukses Bangun Brand Lokal Bercitarasa Global Anda pernah mendengar brand EATLAH? Brand produk makanan dan minuman siap saji ini ternyata dibangun dari ide sekelompok anak muda yang ingin mengangkat produk lokal yang baik secara branding.

Ide ini digagas Michael Chrisyanto, alumni DKV UPH2006, Founder sekaligus Chief Branding and Design EATLAH, bersama kedua partnernya. EATLAH diperkenalkan pada pertengahan tahun 2016, berawal dari unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan resto di lokasi Pantai Indah Kapuk, dan dalam 3 tahun sudah memiliki lebih dari 26 cabang di dalam dan di luar Jakarta.

Michael meyakini pentingnya sebuah brand untuk memperkuat posisi produk di pasar. Dari hasil riset bersama rekannya, Ia melihat peluang di bisnis makanan cepat saji yang baik secara branding. Dan tentunya dengan produk yang juga baik. EATLAH bukan bisnis pertama Michael, sebelumnya ia sudah membangun dua bisnis lainnya yaitu DRINKLAH dan CHIPSLAH.

EATLAH menjadi booming dimulai dengan menu makanan Indonesia yaitu nasi, telur goreng dan ayam goreng yang dibalut dengan saus salted egg. Brand EATLAH sendiri terinspirasi dari cara Singaporean mengajak orang makan dengan kata-kata “EATLAH”. “Saya kebetulan bertemu dengan kedua partner yakni Charina sebagai Marketing dan Riesky sebagai Products Development.

Mereka tinggal di Singapore dan terbiasa memakan salted egg chicken dari resto cepat saji. Sementara saya juga sedang banyak mengerjakan restoran di Indonesia. Kemudian kami bersinergi membuat produk makanan siap saji dengan menu utama salted egg chicken ala Indonesia. Dari sana muncullah EATLAH,” lanjutnya.

Selain unsur branding dan produk, packaging juga menjadi salah satu keunikan EATLAH. Awalnya EATLAH menggunakan kertas putih, karena saat itu sempat sulit mencari produsen craft paper. Namun Michael yang sejak awal memiliki visi untuk menggunakan craft paper sebagai packaging produknya, berhasil menggandeng salah satu produsen craft paper, yang waktu itu sempat mau tutup karena pasarnya sepi, hingga sekarang menjadi supplier untuk packaging EATLAH. “Saya senang bisa membantu produsen craft paper ini, yang hingga kini permintaannya melonjak tinggi,” tutur Michael.

Michael menegaskan motivasi bisnis yang dia bangun bukan untuk mencari keuntungan pribadi, lebih utama dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi banyak orang. Dan keinginan untuk mengangkat brand lokal yang bisa diterima luas.

Produk inipun dapat berkompetisi di era digital dengan system pesan antara menggunakan ojek online (ojol). Pesan yang dibangun dari produk EATLAH adalah makanan siap saji yang lezat, direpresentasikan dari logo yang BOLD, SIMPLE, and FAST.

Tentu ini related dengan background pendidikan Michael yaitu Desain Komunikasi Visual. Semua yang Ia pelajari di DKV UPH sangat aplikatif di dunia bisnis yang dia tekuni. Ia pun bersyukur selama kuliah dapat mengakses koleksi buku-buku desain yang baik di perpustakaan UPH. Hingga kini Ia terus belajar, mengikuti perkembangan teknologi, dan peluang bisnis untuk dapat menciptakan sebuah bisnis yang sesuai perkembangan jaman.

Yang terpenting bagi Michael bukanlah untuk menjadi pemenang di pasar, tapi mengangkat produk lokal bersaing di pangsa global. “Mari kita bersama membangun rasa cinta produk lokal, instead makanan luar, sehingga brand Indonesialah yang menang,” ajak Michael. Mengangkat Industri Musik Indonesia Lewat Profesi Sound Designer Perkembangan industri kreatif di Indonesia menyuburkan profesi-profesi baru di bidang musik.

Salah satunya profesi sound designer. Karya-karya musik hasil olahan sound designer semakin tumbuh subur dan diminati. Kontribusi seorang sound designer diperlukan dalam sebuah live performance maupun dalam proses produksi rekaman. Ternyata, ada proses panjang yang harus dilalui untuk menghasilkan sebuah sebuah karya musik yang dapat dinikmati oleh kita sebagai audience dan juga oleh musisi itu sendiri.

Terbukti, kontribusi sound designer mampu mengangkat industri musik Indonesia. Hal ini diakui salah seorang profesional sound design, yang ikut meramaikan dunia musik Indonesia yaitu Christian Edo Yuwono – Founder of Led’s Production, lulusan Seni Musik UPH 2013. Menurut Edo, peran sound designer sangat penting dalam pembuatan sebuah karya musik. Musisi tentunya akan melalui proses perekaman, proses mixing, dan penguasaan perangkat teknis (technical stuff) dan mengangkat nilai estetik dari musik yang dihasilkan, sehingga menjadi sebuah karya musik bisa dinikmati oleh semua orang.

Sejak awal berkuliah, Edo sangat tertarik pada bidang music art dan teknologi. Karenanya, Ia merasa bisa mendapatkan keduanya dalam program peminatan sound design di Fakultas Seni Musik UPH. Menjadi lulusan seni musik – sound designer, tentunya ada banyak sekali peluang bisnis yang dapat ditekuni. Beberapa contoh, dalam industri musik (music production) bisa menjadi Recording Engineer, Mixing Engineer, Mastering Engineer, dan Live Sound Engineer.

Lalu dalam industri Film, sebagai Foley Artist, Editor Audio dan Mix Engineer tentunya. “Prinsipnya, maksimalkan potensi diri dengan memberikan seluruh potensi dalam setiap acara dan dengan tetap rendah hati. Karena disaat kita memberikan yang terbaik dari versi kita, maka kita akan bisa memberikan energi positive untuk sekitar kita,” ungkap Edo. Saat ini, Edo sedang fokus dalam mengembangkan Live Production Facilities (@ledsproduction), yang bergerak dibidang jasa rental dengan menyediakan semua kebutuhan produksi seperti sound system, audio production pencahayaan, dan dekorasi.

Selain itu, Edo juga bekerja sebagai freelance engineer, untuk beberapa acara konser dan musical, dan bekerja di salah satu audio post di Jakarta sebagai mixing engineer. Semua ini diakuinya tidak terlepas dari bekal yang diperoleh saat kuliah di UPH. “UPH memberikan dasar yang kuat, menjadi tempat untuk mengekspresikan diri dan mengoptimalkan potensi,” tutup Edo. Earlitha, Kecintaan Pada Bidang Matematika Mengantarnya Ke Profesi Aktuaris Matematika merupakan sebuah bidang yang bersifat sangat kuantitatif.

Sebagai sebuah pelajaran, Matematika memerlukan jawaban yang eksak untuk setiap pertanyaannya. Earlitha, biasa Ia disapa, sejak SD mengakui sudah mulai menyukai bidang Matematika. Ia sangat menyukai tantangan soal Matematika berapapun sulitnya.

Bagi alumni Matematika UPH2015 ini, terdapat sebuah kesenangan tersendiri ketika sebuah soal berhasil diselesaikan. Karenanya sejak SMA Earlitha memang berniat untuk masuk bidang Matematika. Setelah mencari banyak universitas, Earlitha merasa UPH paling sesuai karena Ia melihat UPH sangat konsen dengan bidang Matematika aktuaria. Menurutnya, selama studi mahasiswa dipersiapkan sangat matang untuk menjadi Aktuaris terbaik.

Ini diikuti dengan pembekalan baik berupa sertifikasi maupun keahlian yang dibutuhkan di dunia karir. Selain itu, UPH adalah satu-satunya universitas yang memiliki penyetaraan ke sertifikasi SOA (Society of Actuaries), poin ini membuat Earlitha sangat yakin bisa berkembang di bidang aktuaria.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

Setelah lulus S1 Matematika, Earlitha ternyata sudah memiliki 11 sertifikasi SOA dan PAI (Persatuan Aktuaris Indonesia). Di usia yang masih muda, Ia telah mendapatkan gelar FSAI setengah tahun setelah itu. Ujian tersebut telah Ia ikuti bahkan sejak Ia masih kuliah di tingkat awal.

Earlitha bersyukur UPH sudah memfasilitasi mahasiswanya dengan penyetaraan SOA, ini adalah salah satu nilai plus yang luar biasa bagi mahasiswa UPH, penyetaraan ini hanya ada di UPH.

Dengan mengikuti beberapa mata kuliah yang sudah ditentukan, mahasiswa sudah mendapatkan 3 penyetaraan SOA VEE. Selain itu kurikulum di Matematika UPH sangat sesuai dengan sertifikasi, hal ini sangat mempermudah mahasiswa untuk mengikuti ujian profesionalisme tersebut. Bidang Aktuaris saat ini masih sangat diperlukan dan menjanjikan di Indonesia. Saat ini masih banyak tenaga Aktuaris luar yang berkontribusi di Indonesia.

Untuk menjadi Aktuaris, sertifikasi profesional menjadi tiket. Oleh karenanya, Earlitha mendorong dan berbagi tips, untuk bisa berhasil dalam ujian sertifikasi, dimulai dari niat dari diri sendiri dan usaha yang besar untuk belajar mandiri. “Mengambil ujian sambil kuliah bukan hal yang mudah tapi juga bukan tidak mungkin.

Kita harus melakukannya dengan ketekunan dan dengan mengandalkan Tuhan dalam segala hal yang kita kerjakan. Ketika terjun di karir juga, tentu yang dinilai perusahaan tidak hanya pencapaian-pencapaian akademik, namun lebih kepada hasil kerja dan kontribusi yang bisa diberikan kepada perusahaan,” ungkap Earlitha yang berhasil mendapatkan apresiasi dari perusahaan tempatnya bekerja. Selain berkarir sebagai Aktuaris, Ia juga rajin menulis di blog post di www.actuaryinreality.com, Earlitha juga memiliki online shop di bidang calligraphy, baik jasa tulis, live events maupun produk-produknya.

Ternyata waktu dan semangatnya masih bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan aktivitas yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain serta memberikan keuntungan tambahan. Andi Martin, Kreator Animasi Superhero Indonesia Saat ini, industri konten di dunia sedang sangat menggairahkan karena makin banyaknya platform penyedia konten seperti Netflix, Disney plus, Amazon Prime Video, dsb. Animasi merupakan salah satu konten yang sangat digemari untuk semua umur.

Di Indonesia sendiri tahun 2020 ada 4 film animasi layar lebar. Serial animasi di platform youtube pun mulai bermunculan dengan jumlah subscriber yang makin banyak. Andi Martin, CEO Kratoon Channel, awalnya bergerak di bidang game developer, menggembangkan game online pertama buatan Indonesia bernama Inspirit: Arena. Game atau film hanya salah satu media, passion-nya terletak di story telling, universe creation dan intellectual property creation.

Dengan visi ingin menghadirkan Disney-nya Indonesia, Andi pun berevolusi dari sekedar studio menjadi perusahaan bergerak di character producing dan licensing.

Untuk menghasilkan produk animasi ini, Andi mengaku tidak cukup hanya dibekali teori tetapi juga wawasan yang tentunya dari pelaku unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan kreatif yang kian dinamis dan bergerak sangat cepat. Sebelum meneruskan pendidikannya di Universitas Pelita Harapan (UPH), Andi sempat kuliah di Savannah College of Art and Design, jurusan Desain Komunikasi Visual.

Tahun 1996, Ia memulai perkuliahannya, namun kemudian terpaksa berhenti dan pulang ke Indonesia dikarenakan krisis ekonomi. Tahun 1997, Andi pun melanjutkan studinya ke jurusan yang sama di UPH. Saat itu, hanya UPH yang bersedia menerima kredit perkuliahannya dari Amerika Serikat. “Semua saya belajar sendiri diluar pendidikan resmi untuk siap di industri kreatif, apalagi saat saya mulai belum banyak perusahaan yang bergerak di bidang game,” ungkap Andi.

Prinsipnya, jangan mudah menyerah. Justru bagi Andi, sering gagal itu bagus untuk kesehatan. Melalui animasinya, Andi berkontribusi terhadap Indonesia dengan membuat sosok jagoan super Indonesia bernama Hebring dan berhasil mendapatkan penghargaan 2nd prize dari Asean-Japan Centre dalam ajang Asean Character award 2014.

Kemudian awal tahun 2019 dipercaya membantu membuat cerita hidup bapak Jokowi dalam bentuk animasi adalah salah satu kebanggaan buat Andi. “Untuk jangka panjang, saya pengen bisa menghibur dan mendidik anak-anak Indonesia lewat animasi dan karakter-karakter asal Indonesia bisa berjaya di dunia adalah impian saya,” tutup Andi Martin. Titian Jewelry: Perhiasan hand-made Unik dari Material Alam Siapa sangka, Titian Jewelry terlahir dari tugas akhir 2 perempuan muda lulusan Desain Produk UPH.

Tugas akhir ini merupakan persyaratan kelulusan saat mereka kuliah di UPH dan kemudian terus dikembangkan hingga saat ini. Mereka adalah Michellie Danara dan partnernya Merlyn Awang. Menurut Michellie, selling point dari brand Titian Jewelry adalah keunikan produknya yang menggunakan material tulang sapi, mother of pearl, dan batu-batuan. Inilah, katanya, yang memaksimalkan craftsmanship dari pengrajin.

Disamping itu, desainnya sangat cocok untuk wanita Indonesia yang berusia 20 tahun ke atas. “Bisnis perhiasan ini sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa dengan meningkatnya pendapatan perkapita Indonesia serta semakin tingginya awareness target market mengenai perhiasan hand-made.

Oleh karenanya berharap tidak hanya di Indonesia, tapi dapat menjangkau pasar internasional juga,” ungkap Michellie. Selain keunggulan produk, bagi Michellie, yang diperlukan dalam memulai suatu bisnis adalah tujuan dari bisnis itu sendiri. Hal ini yang menjadi spirit dari hadirnya Titian Jewelry, yaitu bertujuan untuk mempertahankan dan mengembangkan pengrajin yang masih ada di Bali.

Mulai dari mengedukasi pengrajin mengenai value yang mereka punya, memberikan rate yang lebih tinggi kepada pengrajin, dan memperkenalkan kepada target market akan craftsmanship yang dimiliki oleh pengrajin-pengrajin ini.

Michellie bercerita, memutuskan membuat produk di Bali berawal dari perjumpaan dengan pengrajin-pengrajin yang luar biasa pada saat internship di Bali. Dari hasil pengamatan, turunnya daya tarik usaha perhiasan dikarenakan hancurnya harga jasa yang ditawarkan, persaingan dengan barang impor dari China, dan alat-alat yang kurang mengikuti jaman.

Akhirnya banyak dari para pengrajin memutuskan bahwa menjadi pengrajin bukanlah pekerjaan yang memiliki masa depan yang cerah. Mereka berhenti mengajarkan keterampilan ini kepada anak-anak mereka dan mulai mencari alternatif pekerjaan lain. “Dari situ kami memutuskan untuk membuat Titian Jewelry, dengan memberikan timbal balik yang adil kepada pengrajin, kami berharap agar pengrajin-pengrajin mulai bisa melihat bahwa pekerjaan mereka dihargai, berani menaikkan jasa mereka, dan berani membuat workshop sendiri di rumah mereka,” ungkap Michellie.

Semakin berkembangnya suatu bisnis, hadirnya kompetitor menjadi hal yang biasa. Menyikapi hadirnya kompetitor, Titian Jewelry punya kiat sendiri, diantaranya terus mengikuti perubahan, melakukan hal-hal baru, seperti mengeluarkan desain baru, atau ikut mempelajari teknik marketing yang dilakukan kompetitor. Sedangkan untuk tantangan terbesar yang saat ini dihadapi oleh Titian Jewelry, Michellie mengungkapkan, dengan cara mempertahankan standar dan kualitas produk, dikarenakan banyaknya step dan pihak yang terlibat untuk menghasilkan sebuah produk Titian Jewelry ini.

Selain itu, konsistensi juga harus terus dijaga. Hal yang tidak boleh diabaikan dalam menjalankan bisnisnya, kata Michellie, adalah dukungan dan dorongan dari keluarga, teman-teman, dosen dan staf UPH, yang memberikan banyak insight kepada Titian Jewelry. Selama berkuliah di UPH, pelajaran baik yang didapat dikelas maupun pengalaman di luar kelas sangat membantu Michellie dalam mengembangkan bisnisnya.

Mulai dari membentuk etika kerja, hingga hal-hal teknis seperti efisiensi dalam sistem produksi produk. Menjadi notaris dan PPAT merupakan sebuah anugerah dan berkat juga tanggung jawab bagi Nency, alumni Ilmu Hukum UPH 2007. Proses panjang menjadi notaris dan PPAT tentu bukan hal yang mudah bagi Nency.

Ada banyak unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dan peluh yang mungkin orang lain tidak tahu, tapi Nency tidak menyerah, dan menikmati setiap proses.

“Ada sebuah kutipan yang mengatakan semakin kamu mendekati puncak gunung, semakin berat jalan dan alur yang kamu hadapi, tingkat kecuraman, kadar oksigen, cuaca yang ekstrem, dan banyak hal lainnya.

Tetapi saat kamu berhasil sampai di puncak, kamu tidak akan pernah berhenti bersyukur, bukan hanya bersyukur karena akhirnya sudah tiba di puncak tetapi bersyukur karena kamu pernah melewati step by step untuk sampai di puncak. Orang yang mendapat segala sesuatunya dengan instan akan berbeda dengan orang yang mendapatkan sesuatu melewati sebuah proses. Karena proses itulah yang membentuk karakter seseorang saat dia dibenturkan oleh keadaan di sekelilingnya yang negative, dia tetap bisa positive,” ceritanya.

Saat ini Nency juga aktif di dalam organisasi Ikatan Notaris Indonesia untuk mendukung segala langkah yang ditempuh pemerintah dalam bidang hukum. Menjalani profesi ini, Nency punya kiat yakni berusaha melakukan dan menjadi yang terbaik. Mendisiplinkan diri untuk bersikap jujur, baik, sopan, rendah hati, sehingga kehadirannya dalam memangku jabatan profesi maupun dalam kehidupan sehari-hari dapat diterima dan menjadi berkat bagi masyarakat. Oleh karenanya, motto UPH selalu menjadi dasar ketika Ia bekerja.

Bagi Nency, UPH bukan hanya sebagai Universitas tempat Ia berkuliah. UPH adalah sebuah tempat yang sudah berhasil unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Ia menjadi seorang wanita yang memiliki ilmu yang dapat menunjang profesinya saat ini, seorang wanita yang memiliki keyakinan kuat akan kuasa dan kehadiran Tuhan dalam setiap tindakan yang Ia lakukan dalam profesinya saat ini, serta menjadikan Ia notaris yang berilmu dan beretika.

Diproses Menjadi Perancang Produk Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Lingkungan sejak Kuliah Selain membekali mahasiswa dengan kemampuan akademik dan non-akademik, UPH berupaya menghasilkan lulusan yang memberikan sumbangsi yang baik bagi masyarakat. Karenanya, School of Design UPH seperti program studi Desain Produk berupaya menghasilkan desain yang inovatif, kreatif, fungsional dan estetis menggunakan bahan ramah lingkungan dan berdampak baik bagi masyarakat.

Inilah salah satu dasar yang diajarkan program studi Desain Produk UPH. Ini menjadi nilai dasar yang juga diterapkan oleh lulusan Desain Produk UPH angkatan 2015 yakni Agnesia Cahaya, seorang freelance designer dan perintis brand Caleo dalam menekuni karirnya saat ini. Selama kuliah di UPH, Agnesia mengaku banyak terlibat dalam pengalaman kerja yang membantunya menemukan passionnya yaitu merancang tas.

Ia mulai benar-benar menekuni passionnya saat mengerjakan tugas akhir dan kemudian Ia teruskan menjadi bisnis tas yang laris hingga saat ini. Bisnisnya ini dapat ditemukan melalui akun Instagram @caleoofficial. Agnesia yang saat ini tengah menjalin kerjasama dan meningkatkan craftmanship dengan pengrajin dari Cirebon dan Tangerang, mengaku bahwa setiap pembelajaran yang Ia dapatkan di UPH masih terus ia pakai. Pembelajaran seperti skill tangan, teknik menggambar, proses rendering, mengakses desain ke komputer, hingga proses pembuatan produk dan kerjasama dengan pengrajin merupakan proses yang saling berkesinambungan satu sama lain dan tidak bisa lepas dari dunia desain.

Tentunya semua ini diusahakan dengan bahan ramah lingkungan. Bagi Agnesia, merancang produk dengan kualitas baik tidak harus merusak lingkungan. Proses ini juga yang membuatnya tekun dalam menjalankan karirnya. Bagi Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan, ini bukan semata-mata hanya untuk meraih keuntungan namun bagaimana mengembalikannya untuk kemuliaan Tuhan.

Inilah salah satu nilai yang selalu ditekankan di UPH yang masih terus Ia pegang sampai saat ini. Agnesia percaya, segala sesuatu yang dilakukan untuk kemuliaan Tuhan akan memberi hasil yang baik pula. “Di UPH ini aku selalu diajarkan untuk selalu bersyukur pada Tuhan Yesus dalam setiap proses yang dialami baik di dalam maupun di luar kelas.

Karena itu, aku selalu berpikir apakah yang aku lakukan ini terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan? Bagaimana dampaknya pada perkembangan diri aku? Aku percaya kalo memang ini hal yang baik Tuhan percayakan, kedepannya pasti dapat berjalan dengan lancar,” tutur Agnesia. Jam(u)an, Bisnis Kuliner Kekinian yang Berdampak Untuk Anak Indonesia Sociopreneur atau Wirausaha Sosial sekarang ini menjadi tren dikalangan milenial.

Mendirikan bisnis tidak hanya soal keuntungan tetapi juga bagaimana dampak dan kontribusinya terhadap masyarakat. Thea Magdalena merupakan salah satu millennial perempuan yang menjadi penggagas wirausaha sosial bagi anak-anak. Mottonya ialah “A business should not only be profitable but also positively impactful for all stakeholders.” Thea, yang merupakan alumni Manajemen UPH 2008, berkeyakinan kuat bahwa nasib bangsa berkaitan erat dengan kualitas generasi muda.

Setiap anak berhak memiliki impian dan kesempatan untuk mengejar impian tersebut. Untuk dapat mencapai apa yang di cita-citakan, setiap anak harus sehat secara tubuh dan jiwa. Keyakinan tersebut yang menjadi ide dibalik bisnis kuliner yang saat ini Ia kembangkan. Melalui pembelian bowl Jam(u)an, Thea ingin mengajak setiap konsumennya untuk bisa menjadi dampak bagi anak Indoneisa dengan berpartisipasi membantu angka perbaikan gizi di tempat-tempat yang saat ini masih memiliki angka kecukupan gizi rendah ( malnutrisi) khususnya desa-desa di Flores NTT bersama sociopreneur Duanyam.

“Jadi kalo membeli menu Jam(u)an, bukan hanya sekedar makan enak dan kenyang tapi ajak pembeli untuk turut beramal. Kita salurkan sebagian pendapatan dari setiap bowl yang dijual untuk membantu anak-anak malnutrisi di Indonesia,” ungkap Thea. Sekilas tentang Jam(u)an, ada cerita yang ingin disampaikan oleh Thea melalui gambar yang terlukis di setiap bowl.

Thea mengungkapkan cerita tentang masa kecilnya dalam produknya, yaitu mengenai hati seorang keturunan Jawa-Manado yang ingin membawa dampak bagi Indonesia. Thea percaya setiap usaha harus berdampak positif tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri namun juga untuk orang lain, khususnya tempat Ia berada, Indonesia.

Jam(u)an : Jawa Manado, karena Thea keturunan Jawa Manado. (u) : hashtag/ campaign purpose #jamuanuntukindonesia Selain Jam(u)an, Thea juga mengembangkan beberapa bisnis lainnya yakni Kana Catering, Kana Petite, dan Althea Memoirs.

Baginya, prinsip berbisnis sama halnya dengan kehidupan, seperti berlari marathon. Lakukan hal-hal yang akan berdampak baik kepada sustainability perusahaan dan endurance kita dengan integritas, keadilan, kerja keras dan keikhlasan untuk hal-hal yang diluar kuasa / otoritas kita. Diakui Thea, kuliah di UPH merupakan bagian positif yang besar dalam kehidupannya. Tidak hanya kuliah, dulu Thea juga aktif sebagai student athlete basket di kampus.

Thea belajar banyak hal termasuk bagaimana untuk hidup disiplin, taat kepada otoritas, dan seimbang dalam bertanggung jawab kepada Tuhan, tugas kuliah, dan team. Thea juga belajar bahwa apapun yang kita lakukan, baik belajar, berlatih ataupun bertanding basket, bertujuan untuk menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik, bukan untuk earthly achievement, tetapi lebih kepada divine purpose of life.

“Karakter saya terbangun dengan signifikan saat saya menjadi student athlete UPH, dan hal ini yang menjadi bekal buat saya ketika masuk ke dunia karier dan bisnis. Saya sangat bersyukur bahwa saya memiliki musim hidup itu,” tutup Thea.
I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Pelajaran reformasi subsidi bahan bakar fosil di Timur Tengah dan Afrika. Penghapusan subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien adalah salah satu agenda penting perubahan iklim global dan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Keberadaan subsidi bahan bakar fosil cenderung mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi produk yang berlebihan dan mengurangi anggaran pemerintah untuk membiayai kegiatan publik seperti infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Subsidi bahan bakar di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara diperkirakan mencapai setengah dari subsdi energi global. Kenaikan harga energi memberikan tekanan yang cukup signifikan di sisi sosial karena manfaatnya umumnya tidak langsung dirasakan oleh masyarakat luas.

Reformasi subsidi yang akan dilakukan sering dikaitkan dengan melemahnya daya beli masyarakat. Jarring pengaman sosial yang lebih kuat, misalnya melalui mekanisme bantuan tunai menjadi dukungan yang diberlukan untuk melindungi daya beli masyarakat sebagai upaya untuk menjaga tingkat konsumsi.

Tanpa penyiapan jaring pengaman sosial, reformasi subsidi energi dapat berumur pendek dan berpotensi menyebabkan ketidakstabilan politik yang serius. Contohnya adalah Yaman. Reformasi subsidi bahan bakar yang dilakukan pada 2014 menimbulkan protes dan mengakibatkan pengambilalihan pemerintahan.

Begitu juga yang terjadi di Tunisia, dan Yordania pada 2014 dan 2018. Reformasi subsidi yang dilakukan mengakibatkan protes masyarakat yang dimanfaatkan untuk memberikan tekanan pada pemerintahan yang berjalan. Tantangan terbesar dari reformasi subsidi energi adalah dampak langsung pada mata pencaharian warga akibat kenaikan harga dan inflasi.

Belajar dari apa yang terjadi pada negara negara tersebut, pelaksanaan reformasi subsidi bahan bakar fosil umumnya memang dilakukan ketika terdapat tekanan fiskal yang besar.

Meksipun demikian pelaksanaan reformasi subsidi energi dibarengi dengan mitigasi dampak sosialnya. Negara seperti Maroko dan Tunisia relative cukup berhasil karena reformasi subsidi energi yang dilakukan berdampak pada perluasan jaring pengaman sosial yang ada melalui pemberian subsidi pangan untuk membatasi dampak kenaikan harga energi terhadap biaya pangan. Negara lain berhasil menggunakan mekanisme bantuan tunai diantaranya Iran, Jordan, dan Arab Saudi.

Iran mengganti hampir semua subsidi energinya dengan bantuan tunai universal. Jordan menggunakan transfer uang tunai ketika harga minyak global menyentuk US$100 per barel untuk 20 persen kuantil masyarakat berpendapatan rendah. Selain itu komunikasi efektif yang mendorong perubahan perilaku diperlukan untuk membuat reformasi subsidi energi yang kurang popular menjadi lebih diterima terutama pada saat ketidakpercayaan pemerintah meluas dan mengalami defisit legitimasi. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Simalakama Minyak Goreng.

Polemik seputar minyak goreng kini memasuki babak baru. Usai Kejagung menetapkan tersangka kasus suap izin ekspor kelapa sawit dan produk turunannya yang menyebabkan minyak goreng langka di pasar, Presiden Joko Widodo mengambil langkah berani dengan melarang ekspor produk sawit dengan turunannya mulai 28 April 2022, demi menjamin kepastian stok dalam negeri.

Akibat larangan ekspor ini, beberapa saham emiten sawit anjlok pada perdagangan di awal pekan ini. Tercatat saham PT London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP), PT Triputra Agro Persada Tbk.

dan PT Astra Agro Lestari Tbk. ditutup melemah sekitar 6,8-6,9% pada tanggal 25 April 2022. Sementara itu di pasar global, harga CPO untuk kontrak bulan Juli 2022 di bursa Malaysia juga langsung melesat 6% hingga 6.738 ringgit per ton yang merupakan harga tertinggi sejak Maret 2022. Kebijakan larangan ekspor ini dinilai dapat menimbulkan sejumlah masalah dan akan membawa dampak berantai bagi perekonomian, antara lain kelebihan pasokan komoditas hasil tanaman sawit di dalam negeri.

Selain itu, larangan ini juga dapat berdampak pada anjloknya kinerja ekspor Indonesia yang berujung pada seretnya neraca perdagangan. Kebijakan ini bahkan juga langsung berimbas terhadap petani kelapa sawit. Di Provinsi Riau, misalnya, harga jual Tandan Buah Segar (TBS) dari petani ke pabrik kelapa sawit langsung anjlok mulai Rp300 hingga Rp1.000 per kilogram.

Keadaan petani sawit ini seakan mengulang kondisi awal tahun lalu, saat Kementerian Perdagangan menetapkan aturan DMO dan DPO kelapa sawit. Tidak dapat dipungkiri, persoalan sawit dan minyak goreng bagaikan buah simalakama.

Di satu sisi, pemerintah ingin mengendalikan harga agar harga minyak goreng terkendali dengan pasokan yang memadai, sekaligus memberantas mafia-mafia minyak goreng. Namun, kebijakan yang yang diterapkan pemerintah acapkali memberikan dampak negatif bagi pihak lain, khususnya para pengusaha dan petani.

Sejak kebijakan penerapan DMO dan DPO kelapa sawit, banyak pihak menentang langkah pemerintah tersebut. Akar masalah pun tidak selesai. Kabar terbaru juga menyebutkan bahwa kebijakan larangan ekspor ini tidak berlaku untuk seluruh produk CPO melainkan hanya terbatas pada produk refined, bleached, deodorized (RBD) palm olein yang merupakan bahan baku utama pembuatan minyak goreng dan makanan olahan, sedangkan untuk ekspor crude palm oil tetap diizinkan dengan harapan stok minyak goreng domestic terjaga tanpa mengurangi potensi pendapatan ekspor CPO.

Meskipun demikian, simalakama minyak goreng juga belum selesai karena untuk memastikan ketersediaan stok minyak goreng domestic tidak cukup hanya dengan larangan saja, tapi yang lebih utama adalah bagaimana memastikan pengawasan menyeluruh terhadap efektifitas kebijakan tersebut dan bagaimana mengantisipasi dampak spillover dari kebijakan ini khususnya bagi masyarakat luas sehingga kegagalan program kebijakan DMO dan DPO Sawit di beberapa waktu lalu tidak terulang kembali.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum 5 negara penghasil nikel. Saat ini nikel jadi salah satu harta karun dunia yang harganya kian melonjak tiap tahun. Berdasarkan data Mineral Commodity Summaries 2022, pada tahun 2021, rata-rata harga nikel di bursa logam London (LME) tahunan diperkirakan meningkat 30% dibandingkan dengan tahun 2020.

Di Indonesia sendiri, produksi tambang meningkat sekitar 30%. Produksi itu difasilitasi oleh commissioning yang sedang berlangsung dari proyek nikel pig iron dan stainless steel terintegrasi. Dikutip dari Investing News, berikut lima negara penghasil nikel terbesar di dunia tahun 2021: • Indonesia merupakan negara yang memproduksi nikel terbanyak di dunia. Total produksi tambang di Indonesia mencapai 1 juta Metrik Ton (MT) pada tahun 2021. Diketahui produksi Indonesia tahun 2017 hanya sebesar 345.000 MT.

Indonesia juga memiliki cadangan nikel sebesar 21 juta MT. • Filipina saat ini memiliki 30 tambang nikel. Analis komoditas dengan S&P Global Market Intelligence telah memperkirakan bahwa produksi nikel yang ditambang di Filipina, dapat meningkat pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 9% antara tahun 2021 dan 2025 untuk mencapai sekitar 500.000 MT.

• Rusia menempati posisi ketiga dalam daftar negara penghasil nikel terbesar di dunia. Diketahui, Rusia telah mengalami penurunan produksi nikel dalam beberapa tahun terakhir. Misalnya, pada tahun 2018, produksi nikel mencapai 272.000 MT. Namun di tahun 2021, produksi turun hingga mencapai 250.000 MT saja.

• Kaledonia Baru juga mengalami penurunan produksi nikel dalam beberapa tahun terakhir, yakni turun dari 220.000 MT pada 2019 menjadi 190.000 MT pada 2021. Perekonomian negara ini sebagian besar bergantung pada harga nikel. • Australia adalah negara penghasil nikel terbanyak di dunia ke-5. Walaupun masuk daftar ke-5, Australia mengalami penurunan produksi dari 180.000 MT pada 2019, menjadi 160.000 MT pada 2021.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Gejolak kenaikan harga minyak. Pendapatan dari keuntungan tingginya harga minyak dan gas ( windfall profit) dunia dinilai tidak cukup untuk menutupi tanggungan subsidi energi untuk menjaga harga Pertalite, solar, dan LPG 3 kg di bawah keekonomian. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Kemenko Bidang Perekonomian, windfall yang diperoleh dari PNBP dari sektor migas paling tinggi sekitar Rp100 triliun. Nominal tersebut masih jauh di bawah anggaran yang dibutuhkan pemerintah untuk subsidi BBM yang diperkirakan mencapai Rp277 triliun dengan asumsi harga minyak mentah mencapai US$100 per barel.

Sementara untuk subsidi LPG, dengan asumsi harga ICP naik menjadi US$100 per barel dari US$63 per barel, akan meningkatkan subsidi LPG hingga Rp130-Rp150 triliun. Di sisi lain, dari simulasi kenaikan harga minyak yang dilakukan oleh salah satu lembaga, diperkirakan kenaikan harga LPG 3kg akan beresiko terhadap daya beli 40% kelompok pengeluaran terbawah.

Inflasi diperkirakan tembus 5% di 2022 apabila dilakukan kenaikan harga Pertalite dan LPG 3 kg secara bersamaan. Di sisi lain, beban kenaikan subsidi BBM semakin besar disebabkan karena masih besarnya penyalahgunaan BBM bersubsidi.

BPH Migas menlaporkan penyalahgunaan BBM bersubsidi pada kuartal I-2022 mencapai 327 ribu liter. BPH Migas mendapatkan praktik pengoplosan solar bersubsidi sebanyak 100 ton di Sumatera Selatan, kemudian Tasikmalaya unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan 22 ton dan beberapa daerah lainnya.

Untuk mengurangi penyelewengan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperjelas kriteria konsumen yang berhak menggunakan BBM bersubsidi melalui revisi lampiran Perpres 91.

Pemerintah juga mulai melakukan ujicoba subsidi tertutup untuk mempermudah penyaluran BBM bersubsidi yang tepat sasaran. Pelaksanaan subsidi tertutup sudah dalam tahap uji coba di sejumlah daerah di Jawa Barat. Dari hasil uji coba tersebut, akan dilakukan evaluasi terkait dengan apa yang menjadi kekurangan dan perbaikan yang perlu dilakukan untuk kemudian akan dilaksanakan secara lebih menyeluruh di Indonesia.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Harga CPO Akan Melonjak Seiring Adanya Kebijakan Larangan Ekspor CPO Indonesia, Imbas tingginya harga minyak goreng dalam negeri, pemerintah akan memberlakukan larangan ekspor crude palm oil (CPO) mulai 28 April 2022.

Langkah ini sebagai upaya pemerintah untuk memastikan kebutuhan minyak goreng dalam negeri dapat terpenuhi dan terjangkau bagi masyarakat. Imbas dari larangan ekspor CPO tersebut akan memicu kelangkaan suplai CPO global, mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen utama. Hal ini akan semakin memperparah isu supply chain yang terganggu belakangan ini. Sementara di satu sisi, permintaan terhadap CPO terus meningkat dengan pemulihan ekonomi saat ini.

Di saat bersamaan, konflik tersebut juga membuat pasokan minyak bunga matahari berkurang drastis mengingat keduanya menyumbang hampir 75% dari ekspor global. Sementara itu, pasokan minyak kedelai dari Amerika selatan juga masih belum kunjung pulih. Alhasil, negara yang membutuhkan minyak kedelai maupun minyak biji matahari pun beralih ke CPO. Permasalahan supply CPO global tidak hanya terganggu oleh adanya larangan ekspor CPO Indonesia.

Kondisi ekspor Malaysia yang belum optimal semakin membuat pasokan semakin ketat. Tercatat, ekspor CPO Malaysia pada 1-15 April turun hingga di kisaran 14%-23% pada periode yang sama di bulan Maret.

Jadi, kunci harga CPO ke depan bisa turun adalah meredanya konflik Rusia-Ukraina, hingga diangkatnya larangan ekspor Indonesia serta membaiknya pasokan dari Malaysia. Seiring kebijakan larangan ekspor ini tentu saja akan membanjiri produksi CPO di dalam negeri. Pada tahun 2021, total produksi CPO Indonesia diperkirakan mencapai 46,89 juta ton, sementara konsumsi nasional untuk agrofuel dan pangan diperkirakan 16,29 juta ton.

Artinya terdapat 30 juta-an ton yang selama ini dialokasikan untuk diekspor. Sebagai komoditas utama Indonesia, larangan tersebut juga dapat berimbas pada sejumlah leading indikator ekonomi Indonesia seperti ekspor, neraca dagang, cadangan devisa bahkan nilai tukar rupiah, yang pada akhirnya berpengaruh pada prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini nilai tukar rupiah yang masih relatif stabil karena maraknya aktivitas ekspor, telah depresiasi sebesar 0,65 persen.

Dengan larangan ekspor, kebijakan yang diterapkan yaitu bea keluar USD200 per ton dengan biaya pungutan sebesar USD375 per ton tidak berlaku sementara waktu. Industri perkebunan sawit seolah kehilangan tenaga dengan kebijakan tersebut. Disparitas harga antara pasar domestik dan internasional sudah terlihat sejak kuartal akhir tahun lalu sebelum perang Rusia-Ukraina yang disebabkan cuaca buruk dan kekurangan suplai dari Malaysia akibat penurunan produksi.

Sehingga harga CPO terus mengalami kenaikan dan sangat menarik untuk menaikan neraca keuangan emiten sawit. Larangan ekspor tentu berpotensi menurunkan kinerja keuangan emiten sawit. Tak hanya itu, pelaku pasar juga seketika merespons kebijakan tersebut dengan pelepasan saham, sehingga penurunan nilai saham tak terbendung.

Padahal saat ini adalah momentum untuk terus meningkatkan kinerja penjualan dari aktivitas ekspor yang harga acuannya tinggi, namun suplai domestik lebih membutuhkan bantuan untuk menjaga ketersediaan danstabilitas harga dalam negeri. Kalau berkaca pada kebijakan pencabutan izin ekspor batubara pada Januari lalu akibat tidak terpenuhinya kewajiban DMO, emiten batu bara langsung gencar memenuhi kewajiban DMO-nya. Selang hampir sebulan, larangan ekspor tersebut dicabut.

Diharapkan pencabutan larangan ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak ini kembali mendorong perusahaan sawit untuk meningkatkan pasokan minyak goreng dalam negeri sehingga harganya dapat kembali normal, sehingga larangan ekspor dapat dicabut dan emiten sawit dapat kembali menikmati momentum harga acuan global yang tinggi melalui ekspor.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Cabut 1.118 Izin Usaha Pertambangan. Tim Pelaksana Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi telah mencabut 1.118 izin usaha pertambangan (IUP) yang luasnya mencapai 2.707.443 hektare (ha) per 24 April 2022. 1.118 IUP tersebut terdiri dari • Nikel sebanyak 102 IUP dengan luas 161.254 ha. • Batubara sebanyak 271 IUP dengan luas 914.136 ha. • Tembaga sebanyak 14 IUP atau setara dengan 51.563 ha.

• Bauksit sebanyak 50 IUP atau setara 311.294 ha. • Timah sebanyak 237 IUP atau seluas 374.031 ha. • Emas sebanyak 59 IUP atau seluas 529.869 ha dan • Mineral lainnya sebanyak 385 IUP atau seluas 365.296 ha. Terdapat kriteria yang melatarbelakangi IUP dicabut, yakni: • IUP tersebut digadaikan di bank, atau IUP diambil lalu diperjualbelikan, atau IUP tersebut diambil dan hanya disimpan di pasar keuangan tanpa mengimplementasikannya di lapangan.

Atau IUP tersebut hanya disimpan dan baru sekian tahun kemudian dikelola. • IUP tersebut dimiliki pengusaha, namun pengusaha tersebut tidak mengurus Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Kemudian, IUP-nya ada, IPPKH ada, namun tidak mengurus Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB). • IUP, IPPKH, dan RKAB ada, namun usahanya tidak kunjung dijalankan. Hal ini biasanya karena pengusaha kekurangan keuangan.

Harapan pemerintah, pemberian izin tersebut adalah untuk memacu proses percepatan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan hirilisasi, juga sekaligus, untuk mencuptakan nilai tambah pada Kawasan-kawasan ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia.

Akan tetapi, jika perusahaan kekurangan modal, maka harus segera mencari investor, tetapi tidak terlalu lama. Sebab jika terlalu lama, akan menghambat pengusaha lain yang sudah jelas mempunyai modal untuk berusaha.

Penguasaan aset-aset negara tidak hanya dikuasai oleh pihak tertentu saja, melainkan dapat dikelola oleh orang-orang yang memiliki kapasitas. Diharapkan adanya kolaborasi bersama antara dunia usaha, pemerintah dan distribusi kepada masyarakat sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Tantangan Proyek Strategis Nasional (PSN) hulu migas.

Terdapat empat PSN sektor hulu migas dengan total investasi mencapai US$ 37,21 miliar yang memiliki potensi produksi minyak sebesar 65.000 barel per hari (BOPD) serta gas sebesar 3.484 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), dua dari empat PSN dihadapkan pada tantangan pencarian mitra pengganti.

1. Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) masih mencari mitra pengganti untuk pengalihan participating interest (PI) WK Rapak Ganal dengan investasi mencapai US$ 6,98 miliar. Proyek yang ditargetkan onstream pada kuartal IV 2025 ini diprediksi akan mundur dari target awal. Proyek IDD Gendalo dan Gehem diperkirakan bakal menambah produksi minyak sebesar 27 ribu barel per hari (bph) dan gas sebesar 844 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). 2. Proyek Abadi Masela Proyek ini diharapkan menambah produksi 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.

Inpex sedang melakukan studi untuk implementasi Carbon Capture and Storage (CCS) sekaligus menyelesaikan permasalahan partnership di proyek ini antara Inpex dan Shell. Proyek dengan investasi mencapai US$ 19,8 miliar ini tengah merampungkan tahapan persiapan Front End Engineering Design (FEED) meliputi survei metocean dengan perkembangan 98,24%, survei Amdal, serta pembebasan lahan non hutan dengan perkembangan 85%.

Proyek ini diharapkan rampung pada kuartal II 2027 mendatang. 3. Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) Proyek Jambaran Tiung Biru hingga kuartal I 2022 telah mencapai 96,10% dengan estimasi onstream pada Juli 2022 mendatang.

Proyek dengan investasi mencapai US$ 1,53 miliar ini diharapkan menambah produksi gas sebesar 190 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). 4. Proyek Tangguh Train 3 Perkembangan Proyek Tangguh Train III oleh British Petroleum (BP) mencapai 94,71% untuk onshore dan 99,4% untuk offshore.

Proyek dengan investasi US$ 8,9 miliar ini diharapkan onstream pada Desember 2022 mendatang. Proyek Tangguh Train III sempat tertunda akibat terjadinya outbreak covid pada proyek. Diharapkan proyek akan tetap onstream pada desember 2022 sesuai dengan jadwal. II. Sektor EBTKE dan Ketengalistrikan Bukan Batu Bara Apalagi Emas, Ini Harta Karun Indonesia Sesungguhnya: Sudah Hasilkan Devisa Rp3.220 Triliun, Pemerintah telah memutuskan akan melarang ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng per 28 April mendatang.

Kebijakan itu ditempuh untuk menjaga ketersediaan minyak goreng dengan harga yang terjangkau. Pemerintah menyadari benar berbagai risiko atas keputusan itu, termasuk kehilangan devisa yang tak sedikit dari ekspor CPO. Jika pelarangan eskpor CPO berlangsung selama sebulan, maka devisa yang menguap sebesar USD3 miliar atau Rp42,9 triliun.

Perhitungan itu berdasarkan nilai eskpor CPO pada Maret lalu. Semakin lama larangan ekspor CPO diberlakukan, semakin besar pula devisa yang hangus. Tahun lalu ekspor CPO Indonesia mencapai USD35 miliar atau lebih dari Rp500 triliun (kurs Rp14.300).

Jumlah itu naik jika dibanding tahun 2020 yang sebesar USD18,44 miliar (data BPS). Ekspor CPO memang telah menjadi andalan Negeri Sawit ini untuk mendulang devisa sejak lebih dari dua dekade. Di tahun 2000 ekspor CPO Indonesia sebanyak 4,1 juta ton senilai USD1,1 miliar dolar. Jika menghitung mundur sejak tahun 2000 hingga 2020, berdasarkan data Statistik Kelapa Sawit 2018 nilai eskpor minyak sawit Indonesia terbilang fantastis, mencapai USD229 miliar.

Jika dirupiahkan dengan mengacu kurs tengah BI di masing-masing tahunnya, nilai ekspor minyak sawit mencapai Rp2.720 triliun. Jika ditambah dengan nilai ekspor tahun 2021, maka jumlahnya menembus Rp3.220 triliun.

Benar-benar wow! Jika hanya mengukur dari tahun 2012 hingga 2018, nilai ekspor minyak sawit (CPO) mencapai USD115,67 miliar. Sementara jika mengacu data BPS di rentang waktu yang sama, ekspor logam mulia (yang di dalamnya termasuk emas) hanya sebesar USD18,33 miliar atau sekitar 15,84% dari total ekspor minyak sawit.

Hanya batu bara yang mampu membuat ekspor minyak sawit bertekuk lutut. Di sepanjang periode 2012-2018 nilai ekspor batu bara mencapai USD131,84 miliar atau 13,9% lebih besar dibanding total ekspor minyak sawit.

Namun di tahun 2021, ekspor minyak sawit menjadi jawara dengan perolahan devisa sebesar USD35 miliar. Sementara ekspor batu bara sebesar USD26,54 miliar. Yang perlu dicatat adalah masalah keberlanjutan ekspor antara minyak sawit dan batu bara atau bahan tambang lainnya. Kementerian ESDM mengungkap sumber daya batu bara Indonesia saat ini berjumlah 113 miliar ton dengan cadangan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan hanya 33 miliar ton.

Dengan produksi antara 500 juta hingga 600 juta per tahun, maka dalam beberapa tahun ke depan cadangan batu bara Indonesia akan ludes. Dengan catatan, tidak ditemukan lagi cadangan terbukti baru. Cadangan batu bara diperkirakan akan habis tahun 2040. Ini akan habis kalau tidak melakukan eksplorasi. Cadangan hari ini tidak pernah bertambah, kalau cadangan kan artinya sudah terbukti bisa ditambang dan memiliki nilai ekonomi Ditambah dengan kebijakan dunia terkait energi bersih dan pengurangan emisi karbon, nasib komoditas batu bara sebagai harta karun Indonesia semakin suram ke depannya.

Dunia telah bersepakat untuk mengurangi penggunaan energi dari batu bara saat KTT COP26 di Glasgow, akhir tahun lalu. China sebagai pengguna batu bara terbesar di dunia sudah berjanji akan mengurangi konsumsinya.

Sementara Indonesia akan menghentikan pembangkit listrik batu bara pada 2025. Sementara, ekspor minyak sawit tidak tergantung pada cadangan. Sebagai komoditas yang bisa diperbarui, minyak sawit akan terus ada.

Caranya dengan peremajaan pohon sawit (replanting). Apalagi, iklim Indonesia sangat bersahabat dengan pohon sawit. Jadi minyak sawit sejatinya adalah harta karun Indonesia yang tak akan pernah habis. Minyak sawit akan selalu menjadi pendulang devisa. Itulah hakikat harta karun sejati.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Ditemukan potensi tambang emas dan tembaga dengan potensi sebesar 1,1 miliar ton (Mt) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Penemuan tersebut diumumkan oleh PT Sumbawa Timur Mining (STM). STM merupakan pemegang kontrak karya generasi ke-7 yang ditandatangani pemerintah Indonesia pada 19 Februari 1998.

Sementara pemegang saham STM mayoritas dimiliki oleh Vale S.A melalui Esatern Star Resources Pty Ltd sebanyak 80 persen dan PT Antam Tbk 20 persen. Dalam perkiraan Sumbawa Timur Mining, perkiraan terbaru potensi sumber daya tembaga dan emas Onto di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat sebesar 1,1 miliar ton (Mt) dengan rincian 0,96 persen Cu (Tembaga) dan 0,58 g/t Au (Emas).

Total potensi sumber daya mineral Tereka sebesar 1,0 Mt @ 0,7 persen Cu dan 0,4 g/t Au. Perkiraan potensi sumber daya mineral Onto per Desember 2021 meningkatkan sebesar 0,4 Mt.

Atau setara dengan peningkatan sebesar kurang lebih 20 persen dibandingkan dengan per Desember 2019. Perkiraan potensi sumber daya mineral ini merupakan hasil dari pengeboran 74 lubang dengan total kedalaman 74.130 meter. Rencananya, pengeboran dilanjutkan pada 2022 untuk mendukung studi lebih lanjut guna menentukan ukuran, luas dan karakteristik potensi sumber daya mineral Onto.

Sampai saat ini, secara total, STM telah menyelesaikan 108 lubang bor dengan total kedalaman 115.591 meter di dalam kawasan KK di Onto dan prospek lain sejak eksplorasi dimulai pada tahun 2010. Presiden Direktur Sumbawa Timur Mining mengatakan, perkiraan potensi sumber daya mineral terbaru ini memperkuat keyakinan perusahaan bahwa sumber daya mineral Onto memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sebuah operasi pertambangan tembaga kelas dunia. Untuk mempersiapkan hal tersebut perusahaan masih memiliki pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, seperti mempelajari berbagai faktor teknis, lingkungan, sosial dan finansial yang merupakan bagian dari studi kelayakan yang saat ini sedang dikerjakan.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Global learned reformasi subsidi bahan bakar fosil. Sudah cukup lama keberadaan subsidi energi fosil menjadi perhatian global untuk dihapuskan.

Berdasarkan data UNDP, setiap tahunnya pemerintah secara global, mengeluarkan rata-rata US$423 miliar dolar untuk mensubsidi konsumsi bahan bakar fosil. Jika dibandingkan anggaran yang dibutuhkan untuk mengatasi krisis iklim global bagi kelompok miskin dunia, jumlah pengeluaran subsidi bahan bakar fosil mencapai sekitar empat kali lipat.

Dan sebagaimana yang terjadi di banyak negara, keberadaan subsidi menimbulkan distorsi pasar, inefisiensi, dan menguntungkan kelompok masyarakat terkaya. Meskipun tidak banyak dirasakan oleh kelompok rentan, namun jika reformasi subsidi bahan bakar fosil tidak dirancang dengan baik dapat lebih membahayakan rumah tangga miskin dan rentan.

Reformasi subsidi yang dilakukan justru menimbulkan kenaikan harga yang dapat berdampak pada masyarakat termiskin dan berpotensi memicu keresahan sosial.

Namun, penghapusan subsidi energi yang berhasil adalah kunci untuk memperkuat posisi fiskal dan meningkatkan kesehatan manusia, serta mengurangi emisi gas rumah kaca dengan biaya efektif.

Berdasarkan studi yang dilakukan UNDP, munculnya krisis COVID 19 memperkuat alasan pelaksanaan reformasi subsidi bahan bakar fosil sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kemerosotan ekonomi. Selain itu, penurunan harga minyak ke posisi yang paling rendah semakin mendorong reformasi yang akan dilakukan.

Faktor politik menjadi pendorong penting yang menenukan waktu dan intensitas pelaksanaan reformasi. Sementara kenaikan harga bertahap dan dapat diprediksi diinginkan dari perspektif ekonomi dan sosial untuk membatasi gangguan pada rumah tangga dan perusahaan, faktor ekonomi politik adalah kunci keberhasilan implementasi.

Jaring pengaman sosial perlu dikembangkan untuk melindungi dan memberdayakan masyarakat sehingga dapat diterima secara sosial. Reformasi subsidi bahan bakar fosil harus fokus pada penguatan manfaat kesejahteraan sosial, termasuk mekanisme transfer tunai seperti pendapatan dasar sementara.

Dukungan yang diberikan harus memprioritaskan populasi yang rentan seperti pekerja informal, penyandang disabilitas, dan masyarakat berpenghasilan rendah. Strategi komunikasi publik yang efektif dan keterlibatan pemangku kepentingan yang mendalam juga menjadi kunci keberhasilan reformasi subsidi.

Untuk mencapai hal ini diperlukan interaksi langsung yang jelas dengan pemangku kepentingan. Strategi komunikasi harus mencerminkan prioritas publik dan dengan jelas menunjukan hubungan antara reformasi harga energi yang dilakukan dan hasil kebijakan yang lebih luas.

Pengelolaan dan koordinasi pemangku kepentingan di internal pemerintah juga penting untuk pengembangan dan implementasi kebijakan yang efektif. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pengembangan PLTS masih Hadapi Kendala, Kementerian Energi dan Sumber Daya MIneral (ESDM) meyakini energi matahari ( surya) memiliki potensi dalam penyediaan listrik nasional untuk mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang.

Keyakinan tersebut didasarkan pada komposisi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang ada saat ini, di mana dari 587 GW kapasitas pembangkit yang ada, sebesar 361 GW atau lebih dari 60 persen diantaranya akan berasal dari energi surya.

Untuk mendorong pemanfaatan energi surya, pemerintah memiliki tiga program besar yaitu PLTS atap, PLTS ground-mounted skala besar dan PLTS terapung. Implementasi beragam program ini membutuhkan kontribusi dari banyak pihak, tak hanya pemerintah, pemegang wilayah usaha, maupun pengembang energi terbarukan, tetapi juga para pengguna energi, seperti sektor komersial dan industri. Kendati ada kenaikan jumlah proyek PLTS pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, implementasinya belum optimal.

Skema lelang belum diterapkan sehingga sejumlah proyek menjadi sulit mendapat dukungan pembiayaan. Selain itu adalah ketentuan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), seperti disebutkan dalam Permen Perindustrian No. 5 Tahun 2017.

Disebutkan nilai TKDN modul surya minimal 40 persen. Lalu menjadi minimal 60 persen sejak 1 januari 2019. Hal ini tidak didukung oleh kesiapan industri dalam negeri. Pendanaan proyek relative mahal dari dalam negeri. Jika pembiayaan dari luar, berbunga tinggi karena mereka melihat masih ada resiko yang dipakai pada perangkat surya. Dari sisi regulasi saat ini KESDM dalam hal ini Ditjen EBTKE sedang mengevaluasi Permen ESDM No.

26 Tahun 2021, tentang PLTS Atap yang terhubung pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.

Dalam beleid itu diatur kapasitas atap dibatasi paling tinggi (maksimum) sesuai kapasitas terpasangnya. Dengan adanya kata maksimum menjadi dipahami bahwa boleh jika dibawah angka masksimal kapasitas terpasangnya. Terlepas dari sejumlah kendala tersebut, tenaga surya memiliki potensi besar karena bisa dibangun cepat dan harganya pun kian kompetitif.

Esensi PLTS alah gotong royong. Artinya setiap rumah atau industri bisa memasangnya. Jadi jika ada kebutuhan investasi besar dapat ditanggung oleh masyarakat. Masyarakat tidak minta subsidi yang diminta adalah agar dipermudah untuk mendapat ijin pemasangan PLTS. Selain itu juga, untuk mengembangkan PLTS ini, dukungan dari manufaktur lokal sangat diperlukan guna memenuhi TKDN dan memberikan manfaat yang besar untuk dalam negeri terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Disamping itu aspek kemudahan akses pembiayaan murah, insentif, dan fasilitas pembiayaan lainnya sangat penting untuk memberikan kelayakan finansial dan meningkatkan investasi energi terbarukan seperti PLTS III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Kebutuhan bijih nikel berpotensi meningkat.

Investasi industri pengolahan dan pemurnian nikel diprediksi semakin meningkat di tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengungkapkan tren investasi kian menarik sehingga kebutuhan bijih nikel pun berpotensi mengalami peningkatan seiring maraknya investasi smelter ke depannya.

Dari total kebutuhan bijih nikel tahun lalu yang mencapai 70-an juta ton, permintaan tahun ini berpotensi menembus 100 juta ton. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sebanyak 2 smelter terintegrasi bisa beroperasi tahun ini. Kedua smelter terintegrasi yang dimaksud adalah Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berlokasi di Maluku Utara, dan smelter milik PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) di Kalimantan Selatan.

Di luar target di atas, terdapat smelter dengan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) PT Smelter Nikel Indonesia di Banten yang berdiri sendiri alias stand alone juga dijadwalkan dapat beroperasi pada tahun ini. Di tengah tren investasi dan permintaan bijih nikel yang kian tinggi, pelaku usaha menilai masih ada sejumlah hal yang patut jadi perhatian pemerintah. Harga jual-beli bijih nikel sudah dipatok mengikuti Harga Patokan Mineral (HPM) sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun Tahun 2020.

Kendati demikian, saat ini banyak industri pengolahan lebih memilih untuk membeli dengan HPM bulan Maret yang lebih rendah ketimbang HPM bulan April. Pemerintah harus mengambil langkah bagaimana memanfaatkan momentum dengan harga nikel yang luar biasa sehingga ada penerimaan untuk negara dan pemerintah harus membuat aturan yang disesuaikan dengan kondisi keadaan proses di lapangan.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Tindakan berani dalam mengatasi kenaikan harga minyak dunia. Meningkatnya harga minyak mentah dan gas dunia, mendongkrak biaya produksi energi dan beban subsidi BBM dan LPG hingga sekitar 3 kali lipat, dari sekitar Rp78 triliun menjadi Rp234 triliun. Selain tambahan beban fiskal bagi negara, kenaikan tersebut juga memberikan tekanan cashflow bagi badan usaha yang menyediakan BBM dan LPG bersubsidi. Ditambah lagi, Pemerintah masih memiliki hutang kepada badan usaha hingga Rp93,1 triliun, akumulasi dari tahun 2020 dan 2021.

Meskipun demikian, kondisi tersebut bagi sejumlah pihak dianggap bukan menjadi alasan bagi Pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga. Pemerintah diminta untuk melakukan pengendalian harga energi terutama bahan bakar minyak, LPG, serta listrik guna menjaga agar laju inflasi tahun ini tidak melonjak.

Tingginya inflasi dikhawatirkan akan memukul masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah yang saat ini masih belum pulih dari dampak Covid 19. Dari simulasi yang dilakukan oleh beberapa lembaga, apabila harga energi seperti Pertalite, LPG, dan listrik dibiarkan naik maka dapat meningkatkan inflasi tahun ini hingga 5,5% year on year.

Di sisi lain jika harga Pertalite, LPG, dan listrik tetap, inflasi tahun ini diperkirakan pada kisaran 3,5%. Angka ini dengn memperhitungkan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai menjadi 11% dan kenaikan pertamax yang dilakukan awal April lalu. Asian Development Bank, sebelumnya memperkirakan tangkat inflasi Indonesia tahun ini antara 2% hingga 4% jika tidak ada kenaikan harga energi. Pemerintah diharapkan mencari strategi lain untuk mengatasi beban fiskal yang dihadapi tanpa membebani masyarakat.

Ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Pertama, melakukan transformasi subsidi energi dari sebelumnya subsidi berbasis komoditas menjadi subsidi langsung kepada masyarakat yang berhak. Melalui skema subsidi langsung diperkirakan akan mengurangi mengurangi penyalahgunaan barang bersubsidi dan meningkatkan akurasi penggunaan subsidi kepada pengguna yang tidak berhak.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021, sekitar 40% masyarakat terbawah yang berada pada desil 1 sampai 4, yakni kelompok sangat miskin dan rentan miskin hanya menikmati 20% subsidi.

Sementara 80% dinikmati sekitar 60% masyarakat teratas. LPG juga dari rumah tangga terbawah hanya menikmati 24% dari manfaat subsidi. Â Pilihan lainnya, pemerintah tetap memberikan subsidi namun, nilainya diberlakukan tetap misalnya antara Rp2.000 sampai dengan Rp3.000 per liter dan hanya diperuntukan untuk pengguna tertentu misalnya angkutan umum.

Pemerintah juga perlu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait masalah yang dihadapi dari meningkatnya harga energi. Masyarakat perlu mendapatkan edukasi kebijakan penyesuaian harga yang dilakukan pada dasarnya adalah kebijakan yang diambil bukan semata mata untuk mengatasi beban fiskal negara tetapi juga merupakan wujud kebijakan yang lebih fair bagi masyarakat melalui pemberian bantuan/subsidi langsung kepada masyarakat miskin dan rentan.

II Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Menekan Efek Inflasi Energi. Inflasi menjadi salah satu kekhawatiran utama negara-negara di dunia saat ini.

Isu inflasi akan dibahas di dalam Pertemuan Kedua tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) G20 yang digelar di Amerika Serikat (AS), pekan ini.

Kenaikan harga-harga atau inflasi menjadi akar dari dinamika ekonomi yang berisiko menhambat laju pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19. Selain pandemi Covid-19, invasi Rusia ke Ukraina turut membuat harga-harga pangan dan energi dunia melonjak.

Negara-negara pengimpor tak kuasa menahan kenaikan harga komoditas tersebut. Lonjakan harga memicu banjir inflasi di banyak negara termasuk Indonesia. Sejumlah produk energi di dalam negeri seperti bahan bakar minyak (BBM) mau tak mau akan mengikuti harga minyak dunia dan keekonomian dari produk itu. Seperti kita ketahui, Pemerintah telah menaikkan produk BBM Pertamina merek Pertamax. Kini, mulai ada wacana bahwa pemerintah juga akan mulai mengutak-atik rencana untuk menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar, liquefied petroleum gas atau LPG, dan tarif dasar listrik (TDL) dalam waktu dekat.

Tentu saja rencana tersebut menuai beragam tanggapan. Ada yang pro, ada yang kontra. Di satu sisi, rencana penaikan harga barang energi tak lepas dari alasan riil karena harga keekonomiannya telah jauh lebih tinggi dari harga jual kepada masyarakat. Jika tidak segera dilakukan penyesuaian harga, anggaran untuk subsidi akan membengkak. Di sisi lain, kepekaan pemerintah dikritik jika tetap menaikkan harga BBM, gas, dan listrik dalam waktu dekat.

Hal itu karena masyarakat baru merasakan kenaikan harga sejumlah komoditas lain, seperti minyak goreng, dan bahan pokok lainnya. Masyarakat baru mulai menggerakkan kembali roda perekonomian setelah hampir 2 tahun dilanda oleh pandemi Covid-19. Mereka membutuhkan ruang lebih untuk meningkatkan perekonomian mereka agar dapat lebih baik lagi. Apalagi, momentum Idul Fitri dan tahun ajaran baru yang berdekatan juga harus menjadi pertimbangan pemerintah jika ingin melakukan penyesuaian harga sejumlah produk energi.

Hal ini karena di kedua momen tersebut masyarakat biasanya memiliki pengeluaran yang lebih banyak. Jangan sampai inflasi yang dipicu kenaikan harga produk energi, akan memukul daya beli masyarakat, terutama kelas bawah.

Kita melihat pemerintah sebenarnya telah berupaya untuk mengurangi dampak dari kenaikan harga komoditas global tersebut. Perlu diakui bahwa tekanan terhadap pemerintah memang cukup besar untuk menjaga keseimbangan harga konsumsi energi dan kekuatan anggaran negara. Subsidi kepada BUMN seperti Pertamina dan PLN tetap dilakukan seraya membagi dana bantuan tunai langsung kepada masyarakat kelas bawah.

Tentu saja defisit anggaran negara akan membengkak. Namun, itu menjadi konsekuensi logis. Jika melihat contoh di negara lain, dikarenakan situasi dan kondisi politik, merekan tak memiliki ruang untuk mengarahkan anggaran negara guna memberikan subsidi ataupun bantuan langsung tunai seperti yang dilakukan Indonesia.

Inggris, Korsel, dan Jerman memilih untuk menerapkan kebijakan pemotongan pajak atau subsidi harga bahan bakar dalam upaya untuk mengurangi pukulan harga energi yang membebani standar biaya hidup. Kita melihat pemerintah masih memiliki opsi-opsi lain untuk menjaga keseimbangan anggaran dan tekanan inflasi. Beberapa program pemerintah seperti kebijakan konversi listrik dan bahan bakar perlu terus dipacu dan dimaksimalkan.

Pemerintah juga bisa menerapkan strategi mekanisme subsidi silang hasil windfall penerimaan negara dari ekspor minerba dan perkebunan untuk disalurkan kepada BUMN. Terkait subsidi energi, perlu dipahami bahwa subsidi tepat sasaran masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah disamping tentu saja diperlukan edukasi mendasar kepada masyarakat untuk sekadar tahu diri posisi atau kelas mereka apakah ada di dalam golongan layak subsidi atau tidak karena terkadang pihak yang giat bersuara di ruang publik karena merasa dirugikan oleh kebijakan penyesuaian harga justru dari golongan masyarakat melek teknologi yang notabene berada pada kelas non-subsidi Namun, yang terpenting pemerintah harus tetap fokus untuk memastikan pasokan BBM dan gas agar tidak terjadi kelangkaan.

Isu kelangkaan akan sangat mudah membakar api inflasi menyala lebih besar. Tentu tak ada yang menginginkan roda pemulihan terhambat aral inflasi. III. Sektor Geologi, MIneral, Batubara dan Umum Tawaran diskon batu bara oleh Rusia. Rusia menawarkan batu baranya kepada India dengan diskon yang besar menyusul sanksi larangan impor yang diterapkan negara-negara Uni Eropa (UE) mulai pertengahan Agustus 2022 atas invasi ke Ukraina.

Mengutip laporan S&P Global Commodity Insights, diskon yang ditawarkan pemerintah Rusia membuat harga batu baranya menjadi lebih murah dibandingkan dengan batu bara asal Australia dan Afrika Selatan.

India membeli batu bara dengan kadar kalori neto (net as receive/NAR) 5.500 kkal per kg dari Rusia dengan harga US$ 160-165 per metrik ton CFR (cost and freight). Pemuatan sudah dilakukan pada 16 April dengan biaya kargo US$ 35-36 per metrik ton. Adapun Batu bara Newcastle NAR 5.500 kkal/kg NAR dengan kadar ash 23% dihargai US$ 195/mt FOB pada 14 April.

Di tanggal yang sama, harga batubara Richards Bay NAR 5.500 kkal/kg berada pada level US$ 272,65/mt. Sedangkan harga batu bara Rusia dengan kadar kalori kotor (gross as receive/GAR) 6.300 kkal/kg di level US$ 170/mt FOB. Tawaran diskon batu bara oleh Rusia datang ketika India tengah berjuang untuk meningkatkan stok untuk pembangkitan listrik.

Menurut data Central Electric Authority (CEA), per 13 April pembangkit listrik di India hanya memiliki stok batu bara sebesar 23,17 metrik ton, yang hanya cukup untuk operasional selama 8 hari ke depan. Beberapa negara bagian di India kemungkinan akan mengalami pemadaman listrik massal dalam beberapa minggu ke depan jika permasalahan pasokan ini tidak segera teratasi.

Pemerintah India sudah berupaya memasifkan produksi oleh badan usaha milik negara dan melelang blok batu bara ke perusahaan swasta untuk menambah kapasitas produksi dan mengurangi ketergantungan dan menghentikan impor pada 2030. Sepanjang tahun ini para pembeli India mengalami gangguan pasokan salah satunya juga karena larangan ekspor batu bara Indonesia pada Januari, dan melonjaknya harga setelah Rusia menginvasi Ukraina yang berujung pada jatuhnya berbagai macam sanksi, termasuk larangan impor Eropa.

Pelaku pasar berharap ada peningkatan permintaan batu bara Rusia dari pembeli India jika harga terus kompetitif dibandingkan dengan batu bara dari negara lain. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Transformasi subsidi BBM dapat cegah kelangkaan bbm bersubsidi. Kelangkaan pasokan BBM untuk jenis solar dan pertalite yang terjadi di sejumlah lokasi menjadi keluhar masyarakat.

Tidak terkecuali bagi kelompok petani. BBM jenis solar termasuk bahan bakar yang cukup penting di sektor pertanian. Bahan bakar tersebut digunakan untuk kegiatan produksi, penanganan, penyimpanan paska panen, pengolahan, termasuk juga distribusi logistik. Di sektor produksi, solar unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan untuk pompa air.

Jika solarnya terkendala, maka pengairan akan terhambat, jika pengairan terhambat maka akan terjadi food loss. Bahan bakar solar juga dibutuhkan untuk kegiatan paska panen, terutama untuk mengeringkan jagung atupun padi. Alat pengering yang digunakan masih mengkonsumsi solar. Jika tidak dilakukan pengeringan, maka produk yang dipanen memiliki kadar laktosa yang tinggi. Jika kadar laktosanya tinggi, maka komoditas tersebut menjadi tidak sehat.

Selanjutnya untuk proses pengnataran dari tempat produksike gunang penyumpanan. Proses ini membutuhkan jasa logistic yang operasional kendaraanya masih sangat tergantung dengan solar.

Jika kendaraan logistic tersebut kesulitan mendapatkan solar makan akan berdampak pada keamanan pasokan dan ketersediaan produk di konsumen. Kelangkaan solar yang terjadi perlu mendapat evaluasi lebih dalam karena ada potensi penyelewengan dari sektor perkebunan kelapa sawit dan pertambangan. Transformasi subsidi energi perlu segera dilaksanakan. Pengalihan subsidi langsung kepada masyarakat akan lebih tepat dilakukan dibanding diberikan kepada komoditasnya.

Data rumah tangga miskin juga sudah semakin baik. Melalui pemberian bantuan langsung tunai kepada masyarakat, potensi kebocoran akan menjadi jauh lebih kecil karena tidak ada lagi gap untuk jenis komoditas yang serupa.

Proses pengalihan subsidi energi diusulkan tidak dilakukan sekaligus melainkan melalui penyesuaian secara bertahap. Hal ini untuk menghindari syok perekonomian di sisi masyarakat yang berpotensi timbul jika subsidi BBM langsung dilepas atau dikurangi secara drastis.

Meskipun demikian, jika subsidi tetap diberikan, maka besarannya harus dibatasi dan tetap. Hal ini diperlukan agar pemerintah bisa menjaga alokasi keuangan budgetnya. Dengan pemberian subsidi tetap, dinamika harga yang terjadi tidak akan memberikan tambahan beban bagi keuangan pemerintah.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pemerintah ‘Sengat’ Rakyat soal Wacana Kenaikan Tarif Listrik. Pemerintah dalam hal ini KESDM memberikan sinyal bahwa tarif listrik akan naik dalam waktu dekat.

Tariff adjustment pada listrik diperlukan, sehingga biaya yang dikenakan kepada konsumen mendekati biaya pokok penyediaan listrik atau BPP. Melalui kebijakan ini, pemerintah disebut dapat menghemat kompensasi APBN sebesar Rp7 triliun hingga Rp16 triliun. Jika benar harga BBM Pertalite dan tarif listrik segera naik, bukan tidak mungkin masyarakat akan semakin tercekik harga-harga.

Jangan lupa, pemerintah juga baru menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) jadi 11 persen, yang sedikit banyak membuat masyarakat bakal merogoh kocek sedikit lebih dalam membayar barang dan jasa. Memang, tidak dapat dipungkiri menaikkan tarif listrik dan harga Pertalite mungkin bisa mengurangi beban APBN.

Namun di sisi lain tentu menambah beban masyarakat. Jika beban masyarakat semakin berat, justru akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Khawatirnya, biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk mendongkrak ekonomi ini malah akan lebih besar. Sebab, kenaikan tarif listrik dan harga Pertalite akan mengerek biaya produksi. Dari sisi konsumsi, ancamannya inflasi. Jelas, harga barang-barang yang menggunakan konsumsi listrik dan Pertalite, tentu akan meningkat.

Oleh karena itu, sebaiknya rencana menaikkan tarif listrik dan harga Pertalite ditunda dulu sampai situasi ekonomi yang terancam oleh inflasi akibat kenaikan harga komoditas mereda. Saat ini, beberapa negara unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dunia seperti Amerika Serikat (AS), Turki, Inggris, Sri Lanka hingga Pakistan tengah menghadapi inflasi.

Ancaman inflasi untuk Indonesia pun di depan mata. Dalam keadaan seperti ini, semestinya pemerintah lebih dulu memikirkan bagaimana APBN itu digunakan sebagai penyelamat, dan menjadi manuver untuk menjaga daya beli masyarakat.

III. Sektor Geologi, MIneral, Batubara dan Umum Peraturan Presiden (Perpres) nomor 55 tahun 2022. Presiden menetapkan Perpres nomor 55 tahun 2022 tentang Pendelegasian pemberian Perizinan Berusaha di Bidang Pertambangan Mineral dan Batu bara (Minerba).

Perpres tersebut mengatur penyerahan pemberian perizinan berusaha di bidang pertambangan minerba yang semula terkonsentrasi pada pemerintah pusat kini dilimpahkan sebagian kepada pemerintah provinsi.

Adapun pelimpahan izin tersebut berupa pemberian sertifikat standar dan izin, pembinaan atas pelaksanaan perizinan berusaha yang didelegasikan, serta pengawasan atas pelaksanaan perizinan berusaha yang didelegasikan. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Minerba memaparkan pemberian sertifikat standar meliputi kegiatan konsultasi dan perencanaan usaha jasa pertambangan, penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, pengangkutan, lingkungan pertambangan, dan reklamasi pasca tambang.

Dalam pelaksanaan pengawasan, gubernur menugaskan inspektur tambang dan pejabat pengawas yang nantinya wajib melaporkan hasil pengawasan. Selanjutnya, pemberian izin ini terdiri atas Izin Usaha Pertambangan (IUP) dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk komoditas mineral bukan logam dengan ketentuan berada dalam satu daerah provinsi atau wilayah laut sampai dengan 12 mil.

Lebih lanjut, Perpres tersebut juga mengatur pelimpahan Surat Izin Pertambangan Batuan (SIPB), Izin Pertambangan Rakyat (IPR), Izin Pengangkutan dan Penjualan untuk komoditas mineral bukan logam, Izin Pengangkutan dan Penjualan untuk komoditas mineral bukan logam jenis tertentu.Kemudian, izin Pengangkutan dan Penjualan untuk komoditas batuan, Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) untuk satu daerah provinsi, IUP untuk penjualan komoditas mineral bukan logam, IUP untuk penjualan komoditas mineral bukan logam jenis tertentu dan IUP untuk penjualan komoditas batuan.

Selain kewenangan Pemberian Perizinan Berusaha, Pemerintah Pusat mendelegasikan sebagaian kewenangan untuk mendukung pengelolalaan pertambangan mineral dan batu bara meliputi pemberian dan penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) mineral bukan logam, mineral bukan logam jenis tertentu, dan batuan dengan ketentuan berada dalam satu daerah provinsi atau wilayah laut sampai dengan 12 mil.

Perpres tersebut juga melimpahkan penerapan harga patokan mineral bukan logam, penetapan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan patokan mineral bukan logam jenis tertentu, dan penetapan harga patokan batuan dan pemberian rekomendari atau persetujuan yang diberikan dengan kewenangan yang didelegasikan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin mengatakan, Perpres ini tidak dibuat dalam rangka perbedaan kewenangan antara pusat dan daerah melainkan untuk melengkapi pelaksanaan Undang-Undang (UU) Minerba Nomor 3 Tahun 2022. Pelimpahan sebagian pemberian izin kepada Pemprov diatur dalam Pasal 35 ayat 4. Ridwan mengatakan, pelimpahan sebagian kewenangan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi dimaksudkan untuk mewujudkan tata kelola yang baik dan efektif.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Lonjakan harga minyak dunia berimbas pada disparitas harga energi subsidi dan nonsubsidi. Selisih harga yang cukup tinggi antara harga subsidi dan nonsubsidi pun menjadi faktor utama kenaikan konsumsi komoditas energi nonsubsidi.

Disparitas harga yang terjadi menimbulkan masalah baru yaitu untuk komoditas LPG 3 kg konsumsinya yang juga mengalami lonjakan. Tidak hanya dikonsumsi masyarakat kecil, LPG subsidi juga memang menjadi hak dari pelaku UMKM. Adapun, disparitas harga juga menjadi tantangan untuk kelompok masyarakat kelas bawah.

Selisih harga antara LPG subsidi dan nonsubsidi yang semakin lebar membuat masyarakat kelas menengah bermigrasi ke komoditas subsidi. Wacana perubahan mekanisme subsidi dari terbuka menjadi tertutup menjadi salah satu opsi untuk menekan kenaikan konsumsi energi bersubsidi, beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan sistem subsidi tertutup antara lain: • Mengoptimalkan pendataan penduduk penerima subsidi (lintas sectoral) • Timing yang tepat, mengingat konsumsi LPG yang besar pada UMKM perlu menjadi perhatian agar tidak meningkatkan tekanan biaya produksi UMKM yang diakibatkan oleh kenaikan harga LPG.

• Pengawasan distribusi BBM (solar) bersubsidi khususnya yang berada disekitar wilayah pertambangan dan perkebunan II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan PLN Operasikan Kabel Listrik Bawah Laut Terpanjang di Indonesia, PT PLN (Persero) mengoperasikan jaringan interkoneksi Sumatera Bangka melalui bawah laut.

Kabel interkoneksi 150 kV ini merupakan yang terpanjang di Indonesia yang akan menghubungkan sistem besar Sumatera untuk mengalirkan listrik ke Bangka. pengoperasian kabel listrik bawah laut terpanjang di Indonesia ini diharapkan mampu mendorong perekonomian Bangka. dengan adanya sistem interkoneksi ini berpotensi memberikan penghematan biaya pokok produksi sebesar Rp 795 per kWh atau sekitar Rp 1,03 triliun per tahun.

Sistem interkoneksi ini juga bisa menghindari defisit daya di Bangka saat terjadi pemeliharaan ataupun gangguan. Dengan sistem interkoneksi ini juga kami bisa melepas ketergantungan penggunaan bahan bakar minyak sistem interkoneksi itu selaras dengan rencana pemerintah untuk menyambungkan jaringan kelistrikan di berbagai pulau.

Pemerintah telah merencanakan adanya super grid, yaitu infrastruktur kelistrikan yang membentang dari timur hingga ke barat.

PLN akan memperhatikan juga faktor supply and demand dalam interkoneksi tersebut. PLN juga akan menyambungkan kabel dari Sumatera ke Bintan yang dilanjutkan dari Bintan ke Batam. Setelah itu, jaringan serupa juga akan disambungkan ke Singapura. Ke depan Indonesia bisa menjadi negara pengekspor listrik.

Ini merupakan sebuah delegasi luar biasa. Cita-cita bukan jadi negara importir melainkan eksportir, termasuk listrik. Sistem interkoneksi berpotensi mengurangi pemakaian BBM BO sebesar 91,98 juta liter dan B30 sebesar 137,29 juta liter per tahun.

Kabel laut sepanjang 36 kilometer sirkit (kms) yang terhubung ke Bangka merupakan yang terpanjang di Indonesia. PLN juga menciptakan interkoneksi dengan membangun submarine kabel, saluran udara tegangan tinggi 150 kV sepanjang 25,7 kilometer (km), dan saluran kabel tanah 3,4 km.

Bangka sangat membutuhkan listrik dari Sumatera. Ada banyak potensi di Bangka yang menunggu pasokan listrik seperti tambak udang, hotel, smelter timah, pengolahan sawit, dan industri kecil. Karena Bangka bukan penghasil batu bara dan gas, cara efektif dan efisien mengalirkan listrik adalah menyambungkan kabel laut dari Sumatera. Interkoneksi ini sangat dinantikan oleh masyarakat Bangka, apalagi kelistrikan di Pulau Bangka saat ini masih defisit.

Pembangunan infrastruktur kelistrikan interkoneksi Sumatera-Bangka ini juga menggantikan pembangkit tenaga gas, yang biaya pembangunannya mahal sekali. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Besaran setoran royalti yang baru. Pemerintah melalui Kementerian ESDM menetapkan besaran setoran royalti yang baru bagi para pengusaha tambang batu bara di Indonesia. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2022 tentang Perlakuan Perpajakan dan/atau Penerimaan Negara Bukan Pajak di Bidang Usaha Pertambangan Batubara.

Merujuk beleid tersebut, maka skema tarif progresif bakal diberlakukan ke depannya untuk pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian.

Tarif bakal dikenakan beragam bergantung pada harga batubara acuan (HBA), yaitu: • HBA berada di angka kurang dari 70 dolar Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan per ton maka besaran royalti adalah 14 persen dari HBA dikalikan hasil produksi. • HBA diantara 70-80 dolar AS per ton maka royalti dikenakan sebesar 17 persen harga dikalikan produksi. • HBA diantara 80-90 dolar AS per ton maka setoran royalti sebesar 23 persen dari harga.

• HBA diantara 90-100 dolar AS per ton maka setoran royalti sebesar 25 persen dari harga dikali produksi. • HBA diatas 100 dolar AS per ton maka besaran royalti sebesar 28 persen dari harga dikali produksi. Dengan demikian, pada saat HBA rendah, tarif PNBP produksi batubara yang diterapkan tidak terlalu membebani pemegang IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian.

Sebaliknya, pada saat harga komoditas naik seperti saat ini, negara mendapatkan penerimaan negara dari PNBP produksi batubara yang semakin tinggi. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mengungkapkan pelaku usaha memastikan siap mengikuti ketentuan yang ada. Dengan kondisi saat ini HBA April dipatok 288,40 dolar AS per ton, maka para pengusaha tambang wajib menyetorkan royalti sebesar 28 persen dari HBA dikali produksi perusahaan pada bulan berjalan tersebut.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mengatakan bahwa Implementasi peraturan ini diharapkan mampu menangkap momentum pertumbuhan positif sektor pertambangan batubara saat ini. Hal ini terutama karena sektor ini mampu tumbuh positif sebesar 6,6% (yoy) di tahun 2021, lebih tinggi dari pertumbuhan PDB nasional serta tetap mampu menjaga keseimbangan antara upaya peningkatan penerimaan negara dengan upaya tetap menjaga keberlanjutan pelaku usaha, sehingga akan menjadi fondasi terwujudnya keberlanjutan pendapatan untuk mendukung konsolidasi fiskal ke depan.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Strategi mengatasi dampak berganda kenaikan harga minyak. Tingginya harga minyak mentah dunia menimbulkan efek berganda terhadap perekonomian.

Selain berpotensi meningkatkan inflasi, tingginya harga minyak dapat mengancam prospek pertumbuhan ekonomi.

Tidak hanya di Indonesia, kekhawatiran tersebut banyak terjadi di sejumlah negara. Bahkan sejumlah bank sentral di beberapa negara tengah berusaha menahan tekanan kenaikan harga tersebut di tengah pemulihan dari pandemic Covid 19. Meskipun beberapa negara eksportir masih mendapat keuntungan dari kenaikan harga minyak, namun sebagian besar justru terpukul karena peningkatan tagihan yang terjadi di perusahaan dan konsumen serta penurunan daya beli akibat harga-harga barang lainnya yang lebih mahal.

Analisis dari Bloomberg menyebutkan bahwa kenaikan harga minyak mentah hingga US$100 dapat mengangkat inflasi sekitar setengah persen di Amerika Serikat dan Eropa. JP Morgan memperkirakan, kenaikan harga minyak US$150 per barel akan menghentikan ekspansi global dan meningkatkan inflasi global hingga lebih dari tujuh persen. Goldman Sach Group memperkirakan kenaikan 50 persen harga minyak akan mengangkat inflasi utama rata-rata 60 basis poin dimana negara-negara berkembang akan mendapatkan pukulan yang paling besar.

Untuk mengatasi kenaikan inflasi tersebut, sejumlah bank sentral seperti Bank Sentral Eropa, dan Reserve Bank of India akan menaikan suku bunganya. Selain itu, beberapa negara seperti Korea Selatan, Inggris, dan Jerman memilih memotong pajak atas bahan bakar minyak.

Korea Selatan memutuskan untuk memperpanjang pemotongan pajak atas produk minyak sebesar 30 persen, naik dari 20 persen saat ini sampai dengan bulan Mei untuk meminimalkan dampak dari melonjaknya harga energi. Inggris mengumumkan pemotongan pajak bahan bakar sebesar 5 pence per liter selama 12 bulan dan pengurangan pajak jangka panjang untuk pekerja. Pemerintah Inggris juga berencana untuk meningkatkan dana dunkungan rumah tangga bagi mereka yang terkena dampak biaya energi yang lebih tinggi.

Tarif energi surya dan pemanas juga diberlakukan tarif PPN nol persen, turun dari sebelumnya lima persen. Demikian juga Jerman yang melakukan tambahan anggaran hingga US$16,5 miliar untuk meringankan beban dunia usaha dan rumah tangga dari kenaikan harga bahan bakar, termasuk juga memangkas pajak bahan bakar sebesar 30 sen untuk tiga bulan ke depan. Namun kebijakan pemotongan pajak bahan bakar tersebut dianggap sebagai hal yang kontradiksi bagi Singapura karena dianggap hanya akan menguntungkan kelompok yang lebih kecil dan umumnya yang lebih kaya.

Lebih penting lagi, kebijakan seperti itu akan menurunkan insentif untuk beralih ke moda transportasi yang lebih hemat energi yang merupakan salah satu elemen penting dalam mendorong kehidupan yang berkelanjutan. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Menelisik Ancaman Transisi Energi di Indonesia.

Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) di awal bulan ini menjadi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan terakhir puncak bencana iklim, apabila emisi karbon tidak diturunkan minimal 45% dari emisi tahunan sekarang. Menurut IPCC, transisi energi fosil ke terbarukan harus dimulai tahun ini juga. Energi adalah sektor paling banyak menyumbang emisi gas rumah kaca penyebab krisis iklim.

Seperti diketahui bersama, Indonesia telah memiliki rencana transisi energi menggunakan energi baru terbarukan (EBT) untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca.

Berdasarkan dokumen National Determined Contribution (NDC) Indonesia memiliki target menurunkan emisi karbon sebesar 29% atas usaha sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada 2030 dan nol emisi karbon pada 2060. Ditambah lagi sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2060, pembangkit listrik batu bara milik PLN akan dipensiunkan lebih cepat sementara milik swasta, kontraknya tidak akan dilanjutkan.

Pembangkit listrik dari gas alam, akan dipensiunkan setelah 30 tahun. Meski demikian, penggunaan pembangkit listrik batu bara akan berakhir pada 2057 dan gas alam pada 2054. Harapannya setelah 2030, pembangkit listrik yang dibangun hanya menggunakan energi baru terbarukan. Pengembangan EBT di Indonesia sendiri akan difokuskan pada berbagai bentuk dan variasi sumber EBT sebab Indonesia memiliki karakteristik geografis yang unik.

Sehingga Indonesia tidak akan menggunakan jenis EBT yang homogen di seluruh wilayah. Pembangkit Listrik Tenaga Surya akan mendominasi tetapi pembangkit listrik tenaga angin, ombak, geothermal, air dan nuklir tetap akan dibangun dan dioptimalkan sesuai dengan potensi lokal di daerah masing-masing.

Meskipun rencana pengembangan EBT dan transisi energi sudah dipersiapkan dengan baik tetap ada ancaman yang perlu diwaspadai. Ancaman pertama berasal dari sisi pembiayaan. Seperti diketahui bersama, Indonesia membutuhkan total investasi Rp 77.000 triliun hingga 2060 untuk mencapai target nol emisi bersih, atau setara 5 kali lipat dari produk domestik bruto Indonesia di 2020.

Oleh karena itu pendanaan dan investasi teknologi sangat dibutuhkan untuk menjamin berhasilnya program ini. Ancaman kedua berkaitan juga dengan finansial, dampak tingginya investasi di bidang EBT dan transisi energi ini membuat fokus pembiayaan akan tersedot kesana sehingga berpotensi mengurangi alokasi pendanaan masalah lain yang juga krusial seperti kelaparan, ketidaktersediaan air bersih, gizi buruk dan penyakit menular, ketimpangan pendidikan, dan kemiskinan yang berujung pada kesenjangan sosial.

Oleh karenanya, ketimbang hanya fokus pada mitigasi bencana iklim melalui transisi energi, tidak kalah penting untuk menekankan pada pentingnya peningkatan kapasitas adaptasi. Kapasitas adaptasi merespons perubahan iklim sangat terkait dengan tingkat kesejahteraan, pengetahuan, dan kepemilikan teknologi. Oleh karenanya, negara-negara, sektor swasta, dan NGO juga harus berfokus pada peningkatan kapasitas adaptasi dalam menghadapi bencana iklim.

Selanjutnya ancaman lain juga datang dari proses penyediaan bahan baku untuk menunjang transisi energi itu sendiri khususnya di sektor transportasi. Peningkatan adopsi kendaraan listrik maupun kendaraan ramah lingkungan juga berpotensi mengabaikan kelestarian lingkungan akibat tindakan percepatan penambangan logam tanah jarang (komponen baterai mobil listrik) maupun deforestasi akibat perluasan lahan sawit (penggunaan biofuel) sebab kita tahu bahwa perkebunan sawit juga menyimpan banyak masalah terkait perebutan lahan dengan masyarakat lokal.

Oleh sebab itu, penting untuk memastikan bahwa penambangan bahan baku bagi sumber energi hijau dilakukan dengan metode yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, serta tidak mencederai hak-hak publik.

Ancaman terakhir datang sebagai akibat dari ketimpangan perkembangan teknologi EBT secara global. Di era fossil fuel, ketergantungan terjadi antara negara pemasok dengan penyuplai. Akan tetapi, di era energi hijau, setiap negara berpotensi mengembangkan sumber energinya sendiri-sendiri, sesuai kapasitas dan potensi energi terbarukan yang dimiliki.

Kemampuan untuk melakukan transisi energi sangat ditentukan oleh pembiayaan, SDM, dan teknologi. Dengan kemampuan yang tidak seimbang dan skema pembiayaan yang belum jelas, transisi energi berpotensi menyebabkan ketergantungan baru ketika negara berkembang tertinggal dari negara maju.

Pada saat negara maju mencapai target lebih cepat, mereka memiliki power untuk mengontrol negara berkembang melalui tawaran bantuan pembiayaan, tawaran suplai energi, dan lain sebagainya.

Ketergantungan baru ini merupakan salah satu dampak yang harus diwaspadai Indonesia dan negara-negara berkembang dalam proses transisi energi. Kesimpulannya, transisi energi harus memastikan suplai energi tersedia dan terjangkau bagi publik. Jika tidak, proses transisi berpotensi menyebabkan kelangkaan atau kenaikan harga energi.

Kelangkaan energi akan mengganggu hampir keseluruhan aspek kehidupan dan menyebabkan krisis di mana-mana. Selain itu, transisi energi juga harus memastikan aspek keberlanjutan lingkungan dan keadilan sosial bagi seluruh penduduk Indonesia. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Harga Batubara Acuan (HBA) kembali merangkak naik di bulan April 2022 menjadi US$288,40 per ton, dari US$203,69 per ton pada Maret 2022. Kenaikan tersebut merupakan dampak dari keputusan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) yang melakukan embargo terhadap pasokan energi dari Rusia.

Konflik tersebut juga berimbas pada diembargonya batu bara Rusia oleh Jepang. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengingatkan bahwa tingginya harga batu bara, disamping dapat meningkatkan ekonomi nasional melalui ekspor juga dapat menyebabkan inflasi.

Krisis tersebut memicu negara konsumen mengalihkan batu bara sebagai sumber energi. Tingginya permintaan yang tidak ditopang dengan pasokan memadai menyebabkan harga batubara terus menguat. Kondisi ini langka, jangan sampai tidak bisa memanfaatkan. Ekspor batu bara saat ini sangat berpotensi namun jangan lupa kebutuhan batu bara dalam negeri kita harus tetap terpenuhi. Dalam beberapa tahun terakhir produksi batubara Indonesia selalu berada di atas 500 juta ton.

Pada 2018 lalu produksi batubara mencapai 557,77 juta ton. Produksi kemudian meningkat menjadi 616,16 juta ton di 2019. Produksi sempat turun menjadi 565,69 juta ton di 2020 sebelum kembali meningkat pada 2021 menjadi 608,69 juta ton.

Untuk tahun ini, produksi ditargetkan mencapai 663 juta ton. Disisi lain industri semen menyebutkan bahwa meski mendapat harga batu bara khusus dari pemerintah yaitu US$ 90 per ton, namun kebutuhan batu bara saat ini cenderung sulit terpenuhi. Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menjelaskan bahwa Dari total DMO nasional, PLN sendiri sudah mengambil porsi sekitar 77%, jadi sisa 33% ini yang masih diperebutkan oleh industri semen dan lainnya.

Oleh sebab itu, saat ini perusahaan meminta dukungan berupa tambahan supply batu bara dengan harga sesuai Kepmen ESDM No 58/2022. Pasalnya volume batu bara tidak mencukupi kebutuhan produksi seluruh pabrik SIG yang akhirnya berdampak pada berkurangnya produksi semen dan utilisasi pabrik potensi rendah.

I. Sektor Minyk dan Gas Bumi Risiko shortage di pasar energi. Pasar energi berada dalam kondisi resiko kekurangan pasokan karena kurangnya investasi jangka panjang dalam hidrokarbon. Ketersediaan sumber sumber energi terbarukan diperkirakan belum cukup untuk memenuhi pertumbuhan permintaan yang ada. Meskipun lebih banyak investasi yang disuntikan ke sektor minyak dan gas, namun hal tersebut masih belum cukup untuk menutupi kekurangan pasokan di tahun mendatang.

Negara-negara yang tergabung di dalam OPEC+ diharapkan dapat berkomitmen untuk menjaga tingkat produksi bulanannya. Arab Saudi dan Rusia yang mengepalai blok OPEC+ perlu secara bertahap membawa kembali pasokan ke pasar menyusul pengurangan produksi yang terjadi di tahun 2022 sebagai dampak dari adanya penurunan permintaan akibat terjadinya pandemic. Produksi minyak mentah OPEC+ pada bulan Maret dan Februari turun pertama kali dalam kurun waktu setahun terakhir. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya pengetatan pasar yang dipicu oleh perang Rusia- Ukraina, sanksi yang diberikan kepada Rusia, dan gangguan yang terjadi di Kazakhtan dan Libya.

Tiga belas anggota OPEC meningkatkan produksi sebesar 60 ribu barel per hari menjadi 28,7 juta barel per hari, namun lebih dari sembilan anggota lainnya mengalami penurunan hingga 160 ribu barel per hari. Hal ini mengakibatkan kesenjangan yang lebih lebar antara produksi OPEC dan kuota yang ditetapkan sehingga menimbulkan keragauan pada OPEC untuk memenuhi permintaan minyak global yang terus meningkat.

Kekhawatiran atas atas kemampuan produksi OPEC+, dalam kombinasi dengan perang Rusia-Ukraina dan pulihnya permintaan minyak, telah membantu mengangkat patokan Platts Dated Brent menjadi hampir $140/b dalam beberapa minggu terakhir, meskipun turun menjadi $98,28/b pada 7 April sebagaimana Badan Energi Internasional mengumumkan pelepasan stok 120 juta barel dari cadangan minyak strategis, yang dipimpin oleh AS.

• Pemimpin non-OPEC Rusia, yang terkena sanksi barat, produksi minyak mentahnya turun menjadi 10,04 juta barel per hari. Banyak pedagang telah berhenti bertransaksi dengan komoditas Rusia, dan analis memperkirakan penutupan produksi akan meningkat pada bulan April dan Mei, meskipun beberapa aliran beralih ke pelanggan Asia UEA dan Arab Saudi adalah satu-satunya produsen grup dengan kapasitas cadangan yang lebih dari cukup untuk membantu meringankan harga dan menebus kesenjangan yang disebabkan oleh larangan impor minyak Rusia di negara-negara seperti AS dan Inggris.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Listrik Jadi Motor Penggerak Ekonomi, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sukses mencatatkan kenaikan penjualan listrik pada triwulan I-2022 sebanyak 8,42% year on year (yoy) menjadi 65,42 Terra Watt hour (TWh). Kenaikan penjualan listrik menjadi sinyal bahwa perekonomian kembali pulih. Aktivitas masyarakat kembali pulih sehingga mendorong konsumsi listrik. Terutama di sektor industri dan retail, konsumsi listrik semakin meningkat.

Konsumsi listrik di sektor industri pada triwulan pertama tahun ini mencapai 21.953 Giga Watt hour (GWh). Angka itu 33,56% dari total konsumsi nasional. Jika dibandingkan Maret tahun lalu pertumbuhan konsumsi sektor industri masih 4%.

Namun tahun ini naik 16%. Di antara semua sektor, industri tekstil berkontribusi paling besar, yaitu 2,8 GWh atau tumbuh 14% pada Maret tahun ini. Sedangkan sektor besi dan baja sebesar 2,01 GWh atau naik 10%. Sedangkan industri kimia tumbuh 8% dengan konsumsi sebesar 1,6 GWh dan industri semen tumbuh 7 persen dengan konsumsi sebesar 1,4 GWh.

Kenaikan penjualan listrik diikuti dengan peningkatan daya tersambung pelanggan. Pada Maret 2022, jumlahnya mencapai 153.744 Mega Volt Ampere (MVA) atau tumbuh 11,28 persen dibandingkan tahun lalu. Tidak dapat dipungkiri pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bertumpu pada kelistrikan. Oleh karena itu, peran PT PLN (Persero) sebagai motor penggerak perekonomian sangat penting.

Tak hanya sebagai motor penggerak saja, peran PLN dalam sektor kelistrikan di Indonesia harus bisa menjadi lebih strategis. Indonesia mempunyai potensi pengembangan listrik berbasis sumber daya alam sendiri sangat banyak, seperti tenaga matahari, angin dan air yang bisa dimaksimalkan pengelolaannya.

Yang biasanya SDA kita dikelola untuk membangun pertumbuhan ekonomi negara lain, kali ini SDA ini harus bisa kita kelola untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

PLN bisa memanfaatkan market dalam negeri ini untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, membuka kesempatan usaha baru agar masyarakat juga bisa terdongkrak kesejahteraannya Saat ini PLN terus mendorong penggunaan pembangkit listrik yang bahan bakarnya berbasis kekuatan dalam negeri. Pengembangan pembangkit yang selama ini berbasis pada bahan baku fosil ke depan akan diubah oleh PLN menjadi berbasis energi baru terbarukan.

Sejumlah upaya juga terus dilakukan PLN demi meningkatkan pemanfaatan listrik sektor industri. Salah satunya melalui captive power acquisition yang merupakan bentuk dukungan layanan PLN dalam pemenuhan pasokan listrik untuk pelanggan industri yang masih mengoperasikan pembangkit listrik sendiri. Melalui layanan ini, pelanggan yang memiliki captive power dapat menghentikan operasi pembangkit listriknya dan mempercayakan suplai listriknya secara penuh kepada PLN.

Dengan begitu, pelanggan dapat lebih fokus pada urusan pengembangan bisnisnya dan tidak lagi disibukkan dalam pengoperasian pembangkit listriknya sendiri. Selain itu juga, PLN terus berupaya mencari celah pasar baru. Sejumlah sektor pun kini disasar PLN, seperti pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan, serta kelautan dan mengkampanyekan gaya hidup baru yaitu electrifying lifestyle lewat penggunaan peralatan elektronik yang rendah emisi dan ramah lingkungan serta menjalankan sejumlah program yang meringankan pelanggan seperti diskon biaya tambah daya listrik dan kemudahan layanan pasang baru.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Logam Tanah Jarang bukan radioaktif. Logam tanah jarang alias rare earth ternyata banyak terkandung di alam Indonesia. Komoditas yang unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan ini disebut-sebut menjadi salah satu harta karun yang dimiliki alam Indonesia. Indonesia memiliki potensi Logam Tanah Jarang (LTJ) yang tersebar di berbagai daerah. Sejauh ini dari sembilan lokasi yang berpotensi kedapatan mengandung rare earth element, ada delapan lokasi di Indonesia yang sudah terpetakan.

Namun informasi itu disebut masih baru dalam tahap eksplorasi awal. Namun dari berbagai wilayah tersebut, Bangka Belitung menjadi daerah yang mempunyai keterdapatan LTJ paling besar. Monasit sebanyak 186.663 ribu ton dan senotim 20,734 ton. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth element (RRE) bukan lagi dikelompokkan sebagai mineral radioaktif.

Namun demikian, harta karun langka tersebut saat ini telah masuk dalam kelompok golongan mineral logam. Dirjen Minerba Kementerian ESDM, mengatakan bahwa pengelompokan LTJ sebagai mineral logam sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba). Sehingga dalam pemanfaatannya tidak perlu meminta izin dari Badan Pelaksana Ketenaganukliran yakni Badan Tenaga Nuklir Nasional alias Batan.

Namun, seorang pengamat mengungkapkan belum tersentuhnya logam tanah jarang di Indonesia yaitu lantaran regulasi di Tanah Air yang mengatur logam tanah jarang dinilai tidak kondusif untuk investasi. Pasalnya, ada Peraturan Pemerintah No.23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara yang memasukkan salah satu mineral yang mengandung logam tanah jarang utama yakni monasit sebagai mineral radioaktif.

Karena itu mineral radioaktif, jadi semua kegiatan pertambangan eksplorasi dan produksi mengikuti UU Ketenaganukliran No.10 tahun 1997. Hal tersebut tidak mudah karena tidak boleh swasta yang melakukan, melainkan harus BUMN. Jadi praktiknya saat ini tidak ada satu kegiatan usaha logam tanah jarang.

LTJ saat ini sedang menjadi komoditas yang banyak dicari, bahkan pihak swasta China sudah mengaku ingin membeli semua kandungan logam tanah jarang di Indonesia. Mineral tersebut banyak ditemui di tambang timah. PT Timah telah berhasil mengekstraksi logam tanah jarang jenis monasit dari timah sebanyak 300 ton monasit hidroksida. Namun mineral langka tersebut tak bisa dijual atau diproses lebih lanjut karena terkendala teknologi, pasar, dan tata kelola dan aturan pengusahaannya.

Direktur Utama PT Timah juga mengungkapkan bahwa harus ada kepastian pasar untuk LTJ hasil produksi PT Timah yang akan digunakan di dalam negeri atau di luar negeri. Pemerintah diharapkan untuk segera menentukan apakah rare earth akan digunakan di dalam negeri atau boleh diekspor. Kemenperin pun saat ini telah mempersiapkan peta jalan untuk pengembangan logam tanah jarang, karena dari fungsinya sangat strategis untuk industri pertahanan, medis, dan teknologi hijau ke depannya I.

Sektor M inyak dan Gas Bumi Diversifikasi Energi Salah Satu Upaya untuk dapat mengurangi ketergantungan akan impor Liquid Petroleum Gas (LPG yang masih tinggi) Beberapa langkah yang dapat di akselerasi dalam penyediaan dan pemanfaatan Gas adalah: • Penggunaan gas alam yang massif untuk pembangkit listrik, industri dan rumah tangga • Meningkatkan produksi Rich gas hingga 500ribu ton per tahun mulai 2022, selaras dengan peningkatana produksi LPG dari pengembangan kilang minyak • Megembangkan DME dan Metanol dari IUP BUMN dan PKP2B • Mendorong penggunaan kompor listrik untuk rumah tangga juga dapat memberikan konstribusi yang signifikan terhadap impor LPG.

Pada tahun 2030 diperkirakan kebutuhan LPG Indonesia mencapai 9,7 juta ton. Jika diasumsikan tanpa impor, maka pemenuhannya berasal dari LPG Eksisting sebesar 1,2 juta, jargas 1,1 juta, kompor listrik 2,1 juta, rich gas 0,5 juta, LPG dari kilang 1,8 juta, DMe dan Methanol 3 juta. Dengan melakukan berbagai langkah pengurangan gas impor tersebut, maka Indonesia dapat menghemat anggaran sebesar US$ 4 miliar per tahun mulai 2022 hingga 2040 yang akan berdampak langsung pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pemerintah Perlu Patok Harga LPG Batubara, Pemerintah tengah mendorong pengembangan gasifikasi batu bara melalui dimethyl eter atau DME. Sebagai syarat pengembangan gasifikasi batubara, pemerintah perlu mangatur harga khusus baik untuk bahan baku batubara maupun untuk harga gas DME tersebut. Saat ini pemerintah memang belum menentukan harga khusus bagi produk gas yang dihasilkan dalam gasifikasi batubara itu, namun jika mengacu harga DME, maka harga gas yang dihasilkan akan berfluktuatif mengikuti harga DME tersebut.

Oleh karena itu, maka pemerintah perlu memformulasikan harga DME secara khusus. Formulasi harga DME perlu dirumuskan dan memerlukan satu formulasi yang tidak berfluktuasi karena jika berfluktuai seperti LPG maka kompensasi yang diberikan pemerintah nantinya akan begitu besar. Saat ini KESDM terus melakukan kajian dari waktu ke waktu terkait formulasi harga DME. Seperti diketahui, pemerintah terus berupaya menekan impor LPG, dengan mendorong produk hilirisasi batu bara kalori rendah, nantinya batubara kalori rendah akan diproses menjadi DME untuk subbitusi LPG.

Proyek DME sangatlah penting karena bisa mengurangi impor LPG yang selama ini mencapai 6-7 juta ton pertahun atau sekitar 80 persen dari kebutuhan LPG di dalam negeri. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum PT PLN (Persero) terus mendorong pemanfaatan material fly ash dan bottom ash (FABA) atau limbah padat yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap untuk membangkitkan ekonomi masyarakat.

Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN mengatakan limbah batu bara hasil pembakaran PLTU yang dulu jadi momok, saat ini sudah menjadi limbah bukan B3 (bahan berbahaya beracun), sehingga limbah tersebut kini bisa dimanfaatkan termasuk diperdagangkan untuk mendulang rupiah dalam jumlah tak sedikit.

Meskipun telah menjadi limbah non B3, FABA dalam pemanfaatannya perlu mendapatkan persetujuan lingkungan. Di samping itu juga diharapkan memenuhi standar baik standar nasional, standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan standar dari negara lain atau internasional serta best available techniques (BAT) dan best environmental practices (BEP).Di banyak negara sudah sepakat FABA bukanlah limbah non B3.

Perlakuan FABA sebagai limbah non B3 dapat disepakati di Indonesia, sehingga dalam operasionalnya nanti bisa menjadi lebih fleksibel, masif, dan bijaksana secara lingkungan.

PLN memastikan tidak akan membuang limbah FABA tetapi akan lebih mengoptimalkan pemanfaatannya karena dapat memberikan nilai ekonomi atas limbah tersebut terutama bagi masyarakat mulai dari konstruksi, infrastruktur, pertanian dan lainnya.

Saat ini, perseroan tengah menjalin komunikasi intensif dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam rangka uji teknis dan mendapatkan sertifikasi terkait pemanfaatan FABA supaya secara teknis limbah FABA dapat digunakan untuk konstruksi jalan raya maupun untuk bahan bangunan.

Baya yang ditimbulkan dengan pemanfaatan FABA secara matematika sederhana bisa memberikan manfaat 50 persen. Direktur Operasi I PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menuturkan dari berbagai wilayah operasional PLTU di bawah PJB ada sebanyak 58 persen PLTU yang menghasilkan FABA dalam jumlah banyak. Di area pembangkit di Sumatra, bisa sekitar 57 persen dari FABA, Pulau Kalimantan bisa sampai 85 persen, di Pulau Jawa sekitar 61 persen, Pulau Sulawesi baru 4 persen karena baru mulai aktif mengimplementasikannya.

Di Nusa Tenggara cukup masif dilakukan bersama PLN wilayah 86 persen dan Maluku sudah 80 persen. Untuk peluang pemanfaatan FABA seperti penguatan jalan dan untuk beton perkerasan.

Ternyata setelah diuji lebih kuat dari beton yang terbuat dari semen, pembuatan puffing, dan batako serta bata ringan. Ada fungsi lain, seperti di Bangka Belitung, diupayakan sebagai penetralisasi air asam tambang, unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan perairan digunakan sebagai breakwater. Ada potensi dimanfaatkan sebagai pupuk yang saat ini masih dikaji untuk memperbaiki kondisi tanah.

Produk FABA juga bisa untuk mencegah abrasi, rehabilitasi lahan tambang, dan bagaimana digunakan sebagai material terumbu karang, untuk perbaikan daerah pesisir. FABA juga bisa memberdayakan UMKM masyarakat dengan menjadi pengusaha paving, batako, dan desa diharapkan mengembangkan BUMDes. Di PLTU Belitung, PJB bekerja sama dengan masyarakat untuk memproduksi batako dan lainnya dengan memanfaatkan empat ton FABA dan ada yang sampai 50 ton pemanfaatan FABA di kawasan Pacitan.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Skenario Jepang mengurangi ketergantungan pasokan Rusia. Pemerintah Jepang diminta untuk mempertimbangkan lebih banyak terllibat dalam pengadaan LNG sebagai bagian dari strategi merespon kondisi darurat untuk menjaga ketahanan energi di tengah invasi yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Hal ini merupakan bagian dari Tindakan darurat Jepang dalam menjaga barang-barang strategis dan rantai pasokan energi nasional.

Terlebih hal ini dilakukan pada saat perusahaan Jepang semakin sulit untuk berkomitmen pada kontrak pasokan LNG jangka panjang di tengah ketidakpastian atas permintaan, ditambah dengan meningkatnya tekanan untuk netralitas karbon dan komitmen Jepang untuk mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia sebagai bagian dari kesepakatan antara negara G7.tercatata Saat ini Rusia menyediakan sekitar 9% dari total LNG impor Jepang sebesar 74,3 juta MT dan termasuk lima pemasok LNG terbesar di 2021.

Rusia juga merupakan pemasok batubara terbesar ke tiga setelah Australia dan Indonesia memasok 19,73 juta mt atau 11 persen dari total impor Jepang sekitar 182,63 juta mt. Rusia menyediakan sekitar 4 persen dari total impor minyak mentah jepang sebesar 2,48 juta barel per hari pada 2021. Sementara pasokan dari Timur Tengah mencapai 92 persen dari impor. Fasilitas penyulingan jepang juga mulai menangguhkan penandatanganan kontrak impor minyak mentah Rusia yang baru.

Idemitsu juga menangguhkan perdagangan batubara dari Rusia di tengah ketidakpastian atas penyelesaian pembayaran dan kemungkinan gangguan logistic. Krisis ukraina juga berdampak pada pengadaan LNG pembangkit listrik dan gas Jepang karena perusahaan menghindari pengambilan kargo LNG dari Rusia. Langkah lain yang dipertimbangkan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional adalah Jepang membangun sistem untuk memantau transportasi LNG nasional, persediaan, dan prospek pasokan dan permintaan secara teratur sambal meningkatkan kerangka kerja untuk menukar kargo bahan bakar antara perusahaan Jepang selama keadaan darurat.

Jepang juga akan menyiapkan sistem untuk melakukan pengawasan jaringan pasokan batubara negara tersebut dan menganaisis risiko dalam mengimpor batubara dari Rusia guna mempertimbangkan sumber pasokan batubara alternatif.

Pemerintah Jepang juga berencana untuk meningkatkan dukungannya melalui Japan Oil, Gas and metals National Corporation milik negara untuk akuisisi perusahaan perusahaan Jepang atas asset hulu migas untuk mengamankan pasokan minyak dan LNG tahun mendatang.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Tarif Listrik Indonesia Lebih Murah Dibandingkan Negara di ASEANPemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM) memastikan tetap menjaga daya beli masyarakat di tengah maraknya kenaikan harga komoditas energi di tengah konflik geopolitik global. Kepastian ini bisa dibuktikan dari besaran tarif tenaga listrik di Indonesia saat ini.

Berdasarkan data PLN pada Maret 2022, tarif listrik Indonesia dinilai masih murah dan bisa bersaing dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara (negara-negara Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) Besaran tarif rata-rata saat ini untuk pelanggan rumah tangga non subsidi (tariff adjustment) Rp 1.445 per kWh. Besaran tarif ini jauh lebih murah dibanding tarif listrik rumah tangga di Thailand yang mencapai Rp 1.597 per kWh, Vietnam Rp 1.532 per kWh, Singapura Rp 2.863 per kWh, dan Filipina Rp 2.421 per kWh.

Sementara untuk golongan Bisnis Menengah-TR, tarif listrik di Indonesia ditetapkan Rp 1.445 per kWh. Masih lebih murah dibandingkan di Filipina Rp1.636/kWh, Malaysia Rp 1.735/kWh, Vietnam Rp 1.943/kWh, dan Singapura Rp 2.110/kWh.

Namun, untuk golongan ini tarif Indonesia untuk golongan ini hanya sedikit di atas Thailand Rp 1.413/kWh bahkan pada golongan Bisnis Besar-TM, tarif listrik di Indonesia merupakan yang termurah se-ASEAN, yaitu Rp 1.115/kWh. Jika dibandingkan konsumen kelas yang sama di Singapura mencapai Rp 2.063/kWh, Vietnam Rp 1.787/kWh, Filipina Rp 1.603/kWh, Thailand Rp 1.370/kWh, dan Malaysia Rp 1.227/kWh. Di samping itu, terdapat tarif untuk jenis pengguna Industri Menengah-TM, tarif listrik di Indonesia Rp 1.115/kWh yang dinilai lebih murah daripada tarif di Singapura yang mencapai Rp 1.922/kWh, Filipina Rp 1.567/kWh, dan Vietnam Rp 1.117/kWh.

Tarif tersebut berada sedikit di atas Malaysia yang tarifnya Rp 1.060/kWh dan Thailand Rp 991/kWh. Adapun jenis pengguna industri besar di Indonesia Rp 997/kWh. Hanya sedikit lebih tinggi dibanding Thailand Rp 990/kWh dan Malaysia Rp 991/kWh. Untuk kelas industri besar, Singapura mematok tarif Rp 1.863/kWh, Filipina Rp 1.559/kWh, dan Vietnam Rp 1.060/kWh. Tarif ini sebagai langkah stimulus pemerintah guna menggaet investor untuk memperbaiki iklim bisnis di Indonesia di tengah pandemi.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Indonesia Akan Kesulitan Penuhi Permintaan Batubara Eropa. Komisi Eropa pada Selasa (5/4) mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, termasuk larangan membeli batubara Rusia dan kapal-kapal Rusia memasuki pelabuhan UE.

Eropa bergantung pada Rusia untuk sekitar 45 persen dari impor batubaranya. Menurut seorang eksekutif senior Asosiasi Penambang Batubara Indonesia (ICMA), Indonesia sebagai salah satu pengekspor batubara utama dunia, kini telah mencapai batas produksi dan tidak mungkin memenuhi permintaan Eropa untuk pasokan tambahan jika Uni Eropa melarang impor batubara Rusia.

Pemerintah Indonesia tahun ini menargetkan produksi 663 juta ton, tujuan yang sudah sulit dipenuhi oleh para penambang karena pembatasan ekspor yang tidak terduga pada bulan Januari dan cuaca basah yang berkepanjangan mempengaruhi produksi. Indonesia juga telah memperketat pengawasan atas penjualan domestik wajibnya setelah stok PLN jatuh ke titik terendah belakangan ini.

Kementerian ESDM memperkirakan ekspor batu bara Indonesia pada Januari-Maret 2022 mencapai 37,64 juta ton, dibandingkan dengan 53,77 juta ton pada periode yang sama tahun lalu. Selain itu, pasar Eropa sebagian besar membutuhkan batu bara dengan kadar menengah hingga tinggi, sementara sebagian besar penambang Indonesia memproduksi batu bara dengan kadar lebih rendah.

Ongkos angkut batubara Indonesia ke Eropa juga tidak kompetitif dengan pemasok lain. Sementara itu, Direktur Eksekutif ICMA mengatakan, beberapa penambang yang mungkin memperluas produksi mereka akan memerlukan persetujuan pemerintah untuk produksi dan ekspor tambahan. Permintaan tersebut biasanya diajukan pada bulan April-Juni. Harga patokan batubara bulanan Indonesia telah melonjak ke rekor 288,40 dolar AS per ton untuk bulan April ini, karena permintaan global yang tinggi.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Perkembangan inflasi nasional dari kenaikan harga. Indeks harga konsumen (IHK) tercatat mengalami inflasi sebesar 0,66% mom pada Maret 2022. Inflasi disebabkan oleh kenaikan seluruh komponen inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi tertinggi yakni sebesar 1,47% mom dengan andil inflasi sebesar 0,38 ppt. Tercatat terjadi peningkatan harga di sejumlah komoditas seperti cabai merah, tahu mentah, gula pasir, pepaya, unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan kretek filter, bawang putih, daging sapi, daging ayam ras, tempe, cabai rawit, bawang merah, telur ayam ras, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga, sewa rumah, sabun detergen bubuk/cair, tarif angkutan udara, bensin, kue kering berminyak, dan emas perhiasan.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain tomat dan beras. Hampir semua kota mengalami inflasi pada Maret 2022. Dari 90 kota IHK, 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Seluruh kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Cilacap sebesar 1,19% mom dan terendah terjadi di Bekasi sebesar 0,38% mom. Inflasi juga terjadi hampir di semua kota di luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 40 kota, dimana 38 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,86% mom dan terendah terjadi di Kupang sebesar 0,09% mom. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar -0,27% mom dan terendah terjadi di Kendari sebesar -0,07% mom. Komponen Inflasi inti juga tercatat menguat pada Maret 2022. Berdasarkan komponennya, inflasi komponen inti tercatat sebesar 0,30% mom. Sementara itu, inflasi komponen yang harganya diatur pemerintah dan komponen yang harganya bergejolak mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,73% mom dan 1,99% mom.

Komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen yang harganya bergejolak memberikan andil/sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,20 ppt, 0,13 ppt, dan 0,33 ppt. Kondisi inflasi diperkirakan akan mengalami tren terus ke depannya seiring dengan terus membaiknya pemulihan ekonomi. Mobilitas masyarakat diperkirakan akan terus meningkat didorong oleh pelonggaran PPKM akibat penurunan jumlah kasus COVID-19 beberapa hari terakhir.

Ini akan meningkatkan perputaran uang sehingga sehingga memicu inflasi. Tekanan di sisi penawaran juga akan tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depandi tengah ketidakpastian konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan harga komoditas, energi, dan pangan semakin meningkat.

Hal ini memaksa pemerintah untuk menyesuaikan beberapa harga energi dan bahan bakar non-subsidi. Selain itu, konflik tersebut juga menaikkan harga emas sebagai salah satu aset yang dinilai paling aman. Inflasi diperkirakan berada pada kisaran 4% II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Potensi Destabilisasi dalam Transisi Energi?

Pagelaran G20 Summit tinggal menghitung bulan. Event besar itu akan berlangsung pada bulan Oktober-November di Indonesia, tepatnya di Bali. Dengan membawa tajuk utama yaitu “ Recover Together, Recover Stronger“, harapan besar bagi negara di dunia dapat berkolaborasi. Sebagai informasi, Forum G20 juga mendukung gerakan politis yang erat kaitannya pada Paris Agreement on Climate Change di 2015, dan the 2030 Agenda for Sustainable Development.

Setidaknya terdapat tiga agenda utama dalam Forum G20 tahun ini yaitu: 1) kesehatan yang inklusif; 2) transformasi ekonomi digital; dan 3) transisi energi terbarukan. Khusus untuk agenda yang ketiga, Indonesia beserta stakeholder terkait juga telah menyelenggarakan Side Meeting Energy Transition Working Group (ETWG) di bulan Maret lalu. Selain itu keseriusan pemerintah Indonesia juga dapat dilihat dari kerjasama yang telah dilakukan untuk mendorong transisi energi terbarukan.

Pada bulan Juni tahun 2021, pemerintah Indonesia menekan kontrak kerjasama dengan pemerintah Norwegia untuk mendorong transisi energi listrik bertenaga air ( hydroelectric). Tidak sampai disitu, penekanan kontrak kerjasama juga terjalin dengan pemerintah Jepang.

Poin penting dalam dokumen kerjasama memuat poin utama tentang kolaborasi pengembangan teknologi Carbon, Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Dengan kata lain, kita dapat melihat bagaimana upaya langkah percepatan transisi energi terbarukan sangat gencar dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sederet pertanyaan pun mengemuka tentang opsi keberhasilan dan kegagalan inovasi transisi energi terbarukan.

Dalam mengupas hal tersebut, Geels (2002) telah menawarkan bangunan tiga level analisis, yaitu makro, meso dan mikro. Pada tingkat makro disebut sebagai lanskap. Ide dasar lanskap mengungkapkan kondisi eksternal yang tengah berkembang pada ranah wacana. Di tingkat meso disebutnya sebagai rezim. Rezim menggambarkan kegiatan kelompok sosial untuk mengambil peran, memelihara, dan menghubungkan ke teknis sosial.

Misalnya, pengguna, ilmuwan, pembuat kebijakan, dan kelompok kepentingan. Pada level mikro melekat istilah niche. Niche diartikan sebagai ‘ruang inkubasi’ dimana kebaruan ide yang berasal dari pengetahuan aktor dibentuk. Dengan meminjam tiga level analisis ini, kita dapat menelaah bahwa Indonesia menunjukkan reaksi positif pada level makro, yaitu landskap.

Reaksi positif ditunjukkan dengan sikap dukungan terhadap wacana transisi energi terbarukan yang tengah berkembang. Kondisi sosial-politik-ekonomi saat ini menunjukkan adanya krisis iklim yang berujung kepada krisis energi. Risiko yang tengah mengancam membuat adanya dorongan transformasi ulang penggunaan energi.

Pada level meso, kita diperlihatkan dengan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan nyata pada serangkaian penandatangan serangkaian kerjasama antara negara Indonesia dengan negara lain.

Dukungan lainnya juga ditunjukkan dengan disahkannya regulasi kendaraan bertenaga listrik. Melalui penerbitan Peraturan Presiden Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan 55 unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan 2019 serta Peraturan Menteri Penindustrian Nomor 27 tahun 2020 menunjukkan betapa seriusnya langkah pemerintah ini.

Presiden, Menteri dan jajaran lembaga Kementerian telah mengeluarkan serangkaian statement yang kuat bahwa momentum pandemi Covid-19 menjadi waktu yang tepat bagi Indonesia untuk mendorong transisi energi terbarukan. Terakhir pada level niche, kita melihat tentang beragam keinginan politik dari Presiden Joko Widodo telah mempelancar langkah inovasi transisi energi.

Transfer pengetahuan yang telah diupayakan oleh beliau, berujung kepada sikap kooperatif dari Menteri dan jajaran lembaga Kementerian. Oleh karenanya, kita dapat melihat indikasi-indikasi kuat dari pemerintah Indonesia untuk transisi energi terbarukan.

Maka tidak mengherankan pula bagaimana Indonesia mendapat kepercayaan kuat untuk berkontribusi besar pada forum G20.

Premis utama Geels (2002) mengatakan bahwa inovasi dapat terwujud ketika tiga level diatas dapat merespon positif satu sama lain. Namun, dirinya menyadari tentang bagaimana kontroversi politik yang menguat pada level meso, yaitu rezim.

Tarik ulur politis melekat pada level meso dimana pendalaman atas hal itu dilakukan Geels pada tahun 2014. Geels (2014) menyimpulkan bahwa perlawanan dan ketahanan rezim produksi batu bara, gas, dan nuklir saat ini meniadakan manfaat dari peningkatan penyebaran energi terbarukan. Transisi energi terbarukan memiliki harapan yang terlalu tinggi bahwa inovasi ‘hijau’ akan cukup untuk membawa transisi rendah karbon (Geels, 2014). Justru sebaliknya, dorongan adanya transisi energi terbarukan berdampak kepada cost yang cukup besar, baik pada aspek ekonomi maupun politik.

Pada dimensi ekonomi, potensi negatif yang muncul adalah kerugian industri bahan bakar fosil. Dengan mengambil kasus di Britania Raya, rezim bahan bakar fosil akan mengalami ‘kesulitan’ sehingga berujung kepada destablisasi ekonomi. Begitupun pada sisi politis. Permainan pelaku bisnis yang kuat pada industri bahan bakar fosil, perlahan terkikis oleh dorongan energi terbarukan sehingga berujung kepada destabilisasi politik.

Geels (2014) kemudian menutup dengan kesimpulan terkait pentingnya perumusan awal untuk menentukan agenda masa depan energi terbarukan sehingga kontroversi antar pembuat kebijakan, pelaku bisnis dan masyarakat dapat terminimalisasi. Transisi energi terbarukan telah membentuk persepsi publik tentang tujuan positif. Kita telah mengesampingkan tentang makna perubahan energi yang sebetulnya tidak hanya membentuk pengetahuan dan value baru, tetapi juga membentuk serangkaian pertanyaan, dilema dan dampak yang tidak diinginkan.

Guna menghindari risiko ini, pemerintah Indonesia perlu memperhitungkan cost dan benefits pada transisi energi terbarukan agar destablisasi ekonomi dan politik dapat terhindarkan. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Keterbukaan Perjanjian dan Perizinan Tambang.

Komisi Informasi Pusat memutus bahwa dokumen perizinan maupun perjanjian usaha tambang adalah dokumen publik yang wajib terbuka. Hal itu terlihat dalam putusan terhadap gugatan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kalimantan Timur dengan objek gugatan berupa salinan dokumen Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Upaya perpanjangan izin dan kontrak dianggap harus transparan karena dalam upaya perpanjangan tersebut terjadi renegosiasi hak dan kewajiban dalam sebuah perizinan.

Apabila tertutup, tentu berisiko menimbulkan kerugian bagi publik, yang selama ini (sebelum perpanjangan) telah menerima banyak kerugian mulai dari kerusakan lingkungan, perampasan ruang hidup, dan potensi kerugian lainnya. Menjadi menarik kemudian untuk ditelaah, bagaimana dokumen perjanjian maupun pemberian legalitas (perizinan) yang diperjanjikan dan/atau diberikan oleh pemerintah kepada swasta dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) adalah informasi yang harus diketahui publik. Dalam pengelolaan SDA, amanat konstitusi mengatakan bahwa negara mengelola kekayaan (SDA) dari sabang sampai Merauke untuk kemakmuran rakyat; sebesar-besarnya (Pasal 33 UUD 1945).

Negara mengusahakan lahan dan segala hal yang bisa dieksploitasi darinya; atas nama kemakmuran rakyat. Dalam perjalanannya, ditemukan bahwa negara tidak dapat mengusahakan dan mengeksploitasi SDA secara mandiri. Atas itu, dimungkinkan lahan dari Sabang sampai Merauke dan SDA yang terkandung di dalamnya diusahakan bekerja sama atau memberikan legalitas kepada swasta dengan skema konsesi, kemudian berubah menjadi perjanjian, dan terbaru perizinan.

Dalam logika kedaulatan negara, peralihan ke rezim perizinan dapat dipandang sebagai perwujudan supremasi publik atas kepemilikan privat. Dalam rezim perjanjian, negara berkedudukan sebagai pihak dalam perjanjian berstatus badan hukum privat, sedang dalam rezim perizinan jelas negara berdiri lebih tinggi atau dalam posisi mengontrol eksploitasi.

Dalam rezim hukum Pertambangan Minerba (Mineral dan Batu Bara) terbaru dikenal Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sebagai dokumen pemberian izin oleh negara untuk mengusahakan lahan milik negara di sektor pertambangan. Sederhananya, terjadi peralihan dari rezim perjanjian ke rezim perizinan sejak berlakunya Undang-undang No. 4 Tahun 2009 jo Undang-undang No. 3 Tahun 2020.

Hal menarik bahwa dalam ketentuan peralihan Undang-undang No. 4 Tahun 2009 disebutkan bahwa Kontrak Karya yang ada sebelum UU ini berlaku, akan tetap dianggap sah sampai masa perjanjian habis.

Menarik, karena dengan begitu muncul pertanyaan; apakah yang harus dibuka hanyalah dokumen legalitas Usaha Pertambangan dalam rezim perizinan, atau termasuk pula Kontrak Karya serta P2PKB, yang merupakan dokumen warisan rezim perjanjian yang cenderung bersifat privat.

Dalam menjawab pertanyaan tersebut, faktanya bahwa Indonesia terlibat dalam Extractive Industries Transparency Initiative (EITI), yang merupakan komitmen beberapa negara.

Keterbukaan kontrak dan izin industri ekstraktif merupakan norma global yang sedang berkembang pesat. Saat ini, sudah lebih dari 44 negara mempublikasikan setidaknya beberapa kontrak atau izin ekstraktif mereka.

EITI sebagai sebuah inisiasi kolektif bertujuan membangun dan mengimplementasikan sebuah standar global bagi transparansi dan akuntabilitas sektor ekstraktif. EITI diasosiasikan sebagai upaya menuju keadaan yang disebut Governance by Disclosure atau pemaparan transparansi sebagai norma global dalam pemerintahan. Sebagaimana EITI telah muncul sebagai norma internasional yang menghendaki harus transparan dalam pengelolaan bisnis ekstraktif di atas tanah negara, terlepas dari apa bentuk kerja sama atau pemberian legalitasnya, maka dokumen tersebut harus terbuka.

Selain itu, dokumen pertambangan sebagai dokumen publik adalah wujud kedaulatan negara atas SDA yang terkandung di bumi Indonesia dan kedaulatan tersebut adalah perintah konstitusi. Undang-Undang Dasar 1945 dengan jelas menyebutkan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Artinya ketika pemerintah Indonesia mengadakan perjanjian dengan perusahaan untuk mengelola SDA, pemerintah melakukannya atas nama dan sebesar-besar kemakmuran rakyat Indonesia.

Agar masyarakat Indonesia dapat meminta pertanggungjawaban pemerintah dan perusahaan atas kesepakatan yang dibuat, rakyat harus diberikan akses terhadap kontrak-kontrak dan dokumen-dokumen perizinan yang memuat rincian transaksi tersebut.

Industri ekstraktif yang sering digadang berperan besar dalam pembangunan ekonomi, banyak melahirkan masalah seperti konflik agraria, perusakan lingkungan, bahkan persoalan korupsi. Ini erat kaitannya dengan tidak transparannya dokumen pertambangan. Publik tidak bisa mengetahui muatan izin, sehingga konflik kerap muncul belakangan atas dasar ketidaktahuan atau kurang partisipatifnya penyusunan hingga pengeluaran izin usaha. Tidak transparannya dokumen perjanjian dan perizinan pertambangan melahirkan konflik yang multidimensional.

Mulai dari konflik agraria (perampasan ruang hidup), konflik lingkungan (degradasi hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat), sampai permasalahan korupsi akibat muatan kontrak-kontrak terselubung dalam dokumen perjanjian dan/atau perizinan pertambangan mineral dan batu bara. Permasalahan yang timbul dari tidak transparannya dokumen pertambangan akan dapat diminimalisir apabila publik mendapatkan akses untuk meninjau dokumen-dokumen tersebut.

Lebih lanjut, keterbukaan dokumen perjanjian dan perizinan akan memberi insentif bagi pemerintah dan perusahaan untuk berhati-hati dalam menyusun muatan perjanjian dan perizinan.

Mereka memiliki insentif yang kuat untuk menyepakati ketentuan-ketentuan yang dipandang adil oleh semua, baik itu pemerintah, perusahaan, maupun masyarakat. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Temuan laporan IPCC terbaru terhadap dampak perubahan iklim. Berdasarkan laporan terbaru yang dikeluarkan oleh UNFCC, dunia dianggap belum dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan kecepatan yang diperlukan untuk mencegah perubahan iklim.

Emisi GRK antropogenik terlihat meningkat sejak 2010 di seluruh sektor utama secara global. Pengurangan emisi CO2 dari bahan bakar fosil dan proses industri yang disebabkan karena perbaikan efiensi energi dan peningkatan intensitas energi lebih kecil dibandingkan dari peningkatan emisi dari bertambahnya aktivitas global di industri, penyedia energi, transportasi, pertanian, dan bangunan.

Meskipun demikian, perkembangan teknologi yang ada memberikan solusi bagi krisis iklim yang terjadi dan mendorong berkembangnya energi bersih dengan harga yang semkin kompetitif. Sebagai contoh, biaya unit energi surya antara tahun 2010 sampai 2019 telah turun hingga 85 persen, sedangkan tenaga angin turun 55 persen, dan baterai lithium-ion turun 85 persen. Pengurangan biaya ini terjadi karena pemanfaatan teknologi energi bersih tumbuh puluhan kali lipat sementara pemanfaatan kendaraan listrik tumbuh jauh lebih besar hingga ratusan kali lipat.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

Berdasarkan laporan tersebut, tahun 2020 merupakan tahun yang krusial untuk menentukan kondisi iklim selanjutnya. Di saat semakin banyak negara dan perusahaan yang menetapkan target untuk menetapkan target mencapai emisi nol bersih pada 2050, konsentrasi atmosfer global CO2 masih terus meningkat setiap tahun.

• Peningkatan emisi dalam dua dekade terakhir tercatat menjadi peningkatan tertinggi. Jika tren ini dibarkan maka dunia tidak akan mampu menahan pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius. Perlu dilakukan perubahan total terhadap kegiatan dan aktivitas manusia. Langkah yang setengah setengah diperkirakan tidak akan dapat mengurangi separuh gas rumah kaca pada tahun 2030.

Ada sejumlah pilihan dan tools yang dapat dipertimbangkan untuk dapat dilakukan dalam mengurangi separuh emisi global pada tahun 2030, mulai dari meningkatkan efisiensi energi, menghentikan dan membalikan deforestasi global, termasuk mengembangkan transportasi berkelanjutan dan energi bersih.

Diperlukan juga pengambilan keputusan yang lebih efektif di semua tangkat pemerintahan, penyelarasan arus keuangan yang lebih baik, unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan peningkatan kerjasama internasional. Terlabih generasi saat ini merupakan peluang terbesar untuk menerapkan solusi bersih guna menumbuhkan ekonomi, meningkatkan kesehatan yang akan dinikmati manfaatnya oleh generasi berikutnya.

Secara umum laporan terbaru yang dikeluarkan oleh UNFCC menunjukan jika saat ini dampat perubahan iklim sudah lebih luas dan berbahaya dari yang dibayangkan.

Bahkan bahaya yang ada akan meningkat lebih cepat dengan temperature yang lebih tinggi II. Sektor EBTKE dan Ketengalistrikan Mewujudkan Target Energi Terbarukan, Keseriusan pemerintah dalam pengembangan investasi EBT seakan tak main-main, segala upaya dilakukan pemerintah agar target bauran EBT sebesar 23% pada 2025 dapat tercapai.

Berdasarkan data dari KESDM porsi bauran EBT pada 2021 mencapai 11, 5%. Pengurangan eisi GRK mencapai 69,5 juta ton CO2e atau Dalam mencapai 104% dari target sebesar 67 juta ton CO2e.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir kapasitas pembangkit EBT sebesar 1.730 MW dengan kenaikan rata-rata sebesar 4,3% pertahunnya. Adapun kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik EBT pada 2021 mencapai 654,76 MW dari target 854,78 MW. Kendati terjadi peningkatan bauran, namun kontribusi EBT terhadap energi nasional masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain.

Tantangan yang membayang di depan mata adalah investasi di sektor EBT yang sangat tinggi dan regulasi yang kerap berubah.Serangkaian tantangan yang belum terselesaikan inilah yang membuat pengadaan energi terbarukan di Indonesia masih focus pada energi murah ketimbang energi bersih.

Untuk meningkatkan pengembangan bisnis energi hijau membuat pemerintah memandang perlu untuk segera melakukan pembenahan di banyak sisi. Saat ini, pemerintah mendorong percepatan pengembangan EBT dengan penyelesain Rancangan Peraturan Presiden Harga Energi Baru Terbarukan.

Tidak hanya itu, Kementerian terkait juga tengah mengawasi penerapan Permen KESDM tentang PLTS Atap dan pengawasan mandatory BBN yang terdiri dari Biofuel, Boidiesel dan lainnya.

Dari sisi fiscal pemerintah berupaya untuk memberi insentif fiscal dan non-fiskal untuk EBT, kemudahan perizinan berusaha dan mendorong kebutuhan kearah energi listrik misalnya kendaraan listrikdan kompor listrik. Upaya pemerintah dari seluruh sisi tidak hanya dilakukan dalam rangka mengejar target tetapi juga untuk menjaring minat investor menanamkan modal di sektor EBT.

Tidak hanya pemerintah industri juga dituntut untuk bertranformasi kearah energi hijau dengan cepat seiring dengan gencarnya kampanye isu penyelamatan lingkungan dan pentingnya menjaga planet bumi agar tetap terlindungi. Namun transisi energi harus dilakukan dengan cermat agar keseimbangan anatara bisnis inti dan kebutuhan terhadap energi hijau dapat terjaga.

Pada akhirnya, semua bermuara pada upaya mengawal pencapaian target bauran energi baru terbarukan. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Harga Batu Bara Tinggi, Momentum Penerimaan Negara Bisa Meningkat.

Di tengah situasi kenaikan harga batu bara dunia yang makin meningkat saat terjadi konflik geopolitik di Eropa akibat serangan Rusia terhadap Ukraina, pemerintah bisa memperbesar angka ekspor batu bara ke pasar Asia, sekaligus mengupayakan perluasan pasar di luar Asia Pasifik.Pakar ekonomi dan energi Universitas Gadjah Mada, mengatakan peningkatan ekspor batu bara dengan memanfaatkan momentum tingginya harga batu bara bisa dijadikan solusi jangka pendek bagi pemerintah untuk menambal kebutuhan dana untuk memenuhi kebutuhan energi dan BBM di dalam negeri.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan harga minyak mentah dunia telah berkontribusi pada peningkatan defisit neraca perdagangan migas pada Februari 2022. BPS melaporkan neraca perdagangan migas Indonesia kembali defisit sebesar US$1,91 miliar pada Februari 2022. Angka tersebut meningkat 43,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/m-to-m) serta melonjak 329,9 persen dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya (year on year/YoY).

Sehingga bisa dikatakan neraca perdagangan migas Indonesia selalu mengalami defisit dalam 7 tahun terakhir. Saat ini diketahui industri batu bara berkontribusi pada peningkatan devisa dari ekspor, PNBP, termasuk juga meningkatkan pendapatan dari perusahaan yang pada akhirnya ikut mengerek perekonomian masyarakat dan tenaga kerja yang bergantung pada sektor minerba, khususnya batu bara. Sebelumnya, Menteri Keuangan menyebutkan bahwa penerimaan negara dari sektor pertambangan mineral dan batubara sebesar Rp124,4 triliun di tahun 2021, yang mencakup pajak, bea keluar, hingga Penerimaan Negara Bukan Pajak/PNBP.

Ini adalah penerimaan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Pencapaian rekor penerimaan negara dari sektor minerba tersebut dipicu oleh meningkatnya harga komoditas pertambangan, seperti batu bara dan komoditas mineral yang memberikan kontribusi besar. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Konsumsi Pertalite Naik 15%. Imbas dari kenaikan harga BBM Pertamax (RON 92) membuat masyarakat ramai-ramai beralih menggunakan BBM Pertalite (RON 90).

Pertamina mencatat lonjakan konsumsi Pertalite pasca kenaikan harga Pertamax mencapai hingga 15% dari kuota penyaluran, lonjakan konsumsi ini diprediksi hanya bersifat sementara. Selain itu stok Pertalite juga masih berada di level aman yakni 19 hari. Beberapa langkah mitigasi untuk kembali menaikan meningkatkan konsumsi Pertamax, antara lain menyiapkan sejumlah program promo maupun hadiah serta edukasi terkait BBM berkualitas tinggi dan ramah lingkungan.

Kuota Pertalite untuk tahun 2022 ditetapkan sebesar 23,05 juta KL. Berdasarkan realisasi penyaluran hingga Februari 2022 tercatat lonjakan konsumsi telah terjadi. Konsumsi untuk dua bulan pertama tahun ini mencapai 4,25 juta KL atau melebih 18,5% dari kuota year to date (ytd).

Hingga akhir tahun ini konsumsi Pertalite diprediksi bakal melonjak hingga 26,5 juta kl atau setara 15% di atas kuota 23,05 juta kl. Adapun langkah antisipasi dari melonjaknya konsumsi pertalite terhadap besaran subsidi adalah dengan mensubtitusi dengan windfall kenaikan penerimaan negara dari ekspor komoditas batubara dan sawit. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Peran PLTA dalam Pengembangan Energi TerbarukanIndonesia memiliki potensi besar di bidang Energi Baru Terbarukan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan atau renewable energy seperti tenaga air, surya, panas bumi dan angin.

Namun, pemanfaatan potensi EBT tersebut masih sangat kecil. Sampai akhir 2021, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total kapasitas pembangkit EBT masih 11.152 MW, sementara itu total kapasitas pembangkit listrik di Indonesia mencapai 73.736 MW. Data yang sama menunjukkan, tingkat bauran energi baru terbarukan (energy mix) sampai akhir 2021 mencapai 13,5 persen.

Dalam rencana energi nasional, pemerintah ingin mencapai tingkat bauran energi sebesar 23 persen pada 2025. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Nasional (RUPTL) 2021-2030, untuk mencapai level tersebut, tambahan kapasitas pembangkit EBT yang dibutuhkan sebesar 10.640 MW.

Pembangkit listrik tenaga air merupakan penyokong terbesar pembangkit EBT. Pada 2021, gabungan pembangkit listrik tenaga air mencapai 6.601,9 MW. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional 2017, potensi PLTA mencapai 94.476 MW. Dengan kapasitas yang sekarang, potensi PLTA yang termanfaatkan baru 6,99 persen. Meskipun masih kecil, sumbangan PLTA terhadap total kapasitas pembangkit EBT tergolong besar.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, per 2021, kontribusi PLTA dalam EBT mencapai 59 persen. Dalam RUPTL 2021-2030 juga disebutkan bahwa PLN menargetkan penambahan kapasitas PLTA sebesar 3.150 MW. PLTA juga bisa diandalkan sebagai pembangkit beban dasar (base load power plant), yang bisa menggantikan peran PLTU Batu Bara di masa datang.

Sebagai gambaran, pemerintah sudah mencanangkan target netral karbon (net zero emission) pada 2060. Sektor energi, termasuk kelistrikan, menjadi kontributor utama pengurangan emisi karbon tersebut.Selain itu, biaya pembangkitan dengan menggunakan EBT sudah semakin turun dan kompetitif, termasuk harga listrik yang berasal dari PLTA dan harga jual listrik PLTA saat ini sudah berada di kisaran Rp943-945 per kWh (di bawah Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan Nasional Tahun 2020 sebesar Rp 1027 per kWh).

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Paladium Jadi Logam Mulia Berkinerja Terbaik Sepanjang kuartal I-2022. Konflik antara Rusia dan Ukraina membuat pelaku pasar beralih ke safe haven sehingga membuat harga emas menguat. Seiring dengan penguatan harga emas, harga logam mulia lainnya ikut terangkat. Logam mulia berhasil catatkan kinerja yang baik sepanjang kuartal I-2022. Paladium berhasil menguat hingga 17,92% pada periode tersebut.

Kemudian disusul oleh perak yang tercatat harganya naik sebesar 7,49%. Lalu, harga emas berhasil naik hingga 5,90% pada tiga bulan pertama di tahun ini.

Terakhir, terdapat platinum yang harganya mengalami kenaikan sebesar 3,02%. Paladium merupakan bahan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan untuk pembuatan mobil listrik dan baterai listrik yang tidak hanya diuntungkan dengan kenaikan harga emas tetapi secara fundamental, ketidakseimbangan pasokan dan permintaan turut membuat harganya melonjak tajam.

Direktur TRFX Garuda Berjangka menjelaskan pada titik tertingginya, harga paladium sempat menyentuh US$ 3.425, namun pada 31 Maret, harganya sudah turun ke US$ 2.255 seiring turunnya harga emas.

Dari sisi fundamental, 2022 yang merupakan tahun pemulihan ekonomi membuat permintaan terhadap paladium meningkat tajam. Di saat yang bersamaan, dari sisi pasokan masih terhambat karena beberapa tambang produksinya belum normal.

Ditambah lagi, terjadinya masalah rantai pasokan global turut mendorong ketidakseimbangan makin tinggi. Memasuki kuartal II-2022, konflik geopolitik masih akan jadi sentimen utama mengingat pembicaraan Rusia-Ukraina berpotensi alot, sehingga diperkirakan bahwa harga logam mulia masih berpotensi menguat, walau mungkin tidak akan setinggi seperti di kuartal I-2022.

Pada kuartal II-2022, diperkirakan harga paladium bisa bergerak ke area US$ 2.400. Lalu, harga platinum berpotensi ke kisaran US$ 1.000. Sementara harga emas dan perak masing-masing diperkirakan ke level US$ 2.000 dan US$ 26. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Berbagi beban kenaikan harga minyak. Melonjaknya kenaikan harga minyak dunia berdampak terhadap peningkatan harga keekonomian produk BBM dan LPG di dalam negeri. Dengan perkembangan harga ICP di bulan Maret 2022 yang sudah mencapai lebih dari US$110 per barel ada potensi harga jual keekonomian bahan bakar minyak untuk jenis RON 92 dapat mencapai lebih Rp17.000 per liter, sementara untuk jenis BBM RON 90 dapat mencapai lebih dari Rp16.000 per liter, sementara untu jenis BBM solar dapat mencapai Rp17.000 per liter.

Kondisi ini menimbulkan dilemma bagi pemerintah mengingat harga yang ditetapkan di masyarakat masih jauh di bawah dari harga keekonomian tersebut. Jika harga jual ke masyarakat disesuaikan dampaknya akan menurunkan daya beli masyarakat dan berpotensi meningkatkan angka kemiskinan. Jika tidak disesuaikan beban anggaran negara untuk memberikan kompensiasi semakin besar dan badan usaha berpotensi mengalami kerugian. Meskipun demikian, tren kenaikan harga minyak dunia juga diikuti dengan kenaikan untuk komoditas yang lain seperti batubara, mineral, dan CPO.

Adanya kenaikan harga komoditas tersebut di sisi lain memberikan tambahan penerimaan negara baik dari pajak maupun non pajak yang dapat dioptimalkan untuk menutupi selisih harga jual keekonomian bbm dengan harga yang nantinya akan ditetapkan kepada masyarakat. Berdasarkan data Susenas tahun 2020 diperkirakan bahwa dari total jumlah BBM bersubsidi yang disediakan, sekitar 40 persen diantaranya justru dikonsumsi oleh pengguna kendaraan pribadi roda empat.

Kondisi ini mengindikasikan jika penyaluran subsidi BBM masih banyak yang dinikmati oleh kelompok masyarakat yang kurang berhak atau mampu. Berdasarkan hal tersebut, sebagian pihak menyarankan agar momentum kenaikan harga minyak global yang terjadi saat ini digunakan oleh Indonesia untuk metransformasi penyaluran subsidi BBM yang selama ini berbasis komoditas menjadi berbasis orang.

Peralihan subsidi berbasis barang menjadi berbasis orang ini dapat disampaikan dalam bentuk bantuan langsung dan perlindungan sosial serta subsidi tarif transportasi umum. Dengan dilakukannya transformasi penyaluran subsidi BBM tersebut, beban berat yang dipikul akibat kenaikan harga minyak global dapat terbagi tidak sepenuhnya kepada pemerintah, namun juga badan usaha penyalur migas, badan usaha penghasil batubara dan kelapa sawit, serta kelompok masyarakat mampu.

Selain itu dengan mengalihkan subsidi berbasis barang kepada berbasis orang maka arus kas badan usaha penyalur BBM dapat menjadi lebih sehat karena tidak terganggu dengan lamanya pencairan dana kompensasi yang diberikan oleh Pemerintah. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Insentif PLTS Atap Bantu Percepatan Target Bauran EBT Nasional, Indonesia yang memiliki iklim tropis berpotensi dapat mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya hingga sebesar 32,5 GigaWatt.

Untuk itu pemerintah berupaya mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga surya (PLTS) Atap untuk membantu tercapainya 23% bauran energi baru dan terbarukan di tahun 2025. Pemerintah mentargetkan bisa mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap untuk sebesar 3,61 GW secara bertahap hingga tahun 2025, sebagai upaya untuk membantu tercapainya bauran energi tersebut. Di tahun ini pemerintah berharap bisa mengembangkan PLTS Atap sebesar 450 MW, sementara dari sisi pencapaian hingga Februari 2022, telah dihasilkan 59,84 MWpenergi listrik dari PLTS Atap, yang disalurkan kepada pelanggan sebanyak 5.321 pelanggan.

Meskipun pencapaian tersebut masih jauh dari target, pemerintah akan terus mendorong pengembangan PLTS Atap dengan melibatkan publik lebih besar. Pemerintah juga akan mendorong industri lokal untuk bisa menopang pengembangan PLTS Atap ini, dan diharapkan bisa tercipta pasar baru di sektor industri, rumah tangga dan sosial, sehingga pada ujungnya akan mendorong pemulihan ekonomi. Bagi anggota masyarakat dan industri pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang tertarik untuk memiliki instalasi PLTS Atap, dapat memanfaatkan insentif yang didistribusikan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) sekitar Rp.

23 miliar dalam rangka mendorong penggunaan PLTS Atap. Program ini dibuka bagi 1.296 pelanggan PLN dari berbagai kategori (rumah tangga, bisnis, industri, dan sosial).

Insentif ini merupakan dana hibah yang berasal dari Global Environment Facility (GEF) dan disalurkan melalui program Sustainable Energy Fund (SEF) dari UNDP Indonesia melalui proyek MTRE3 (Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency).

Tujuan pemberian insentif pemasangan PLTS Atap ini merupakan dukungan dari UNDP Indonesia sebagai mitra pemerintah, dalam hal ini Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, dalam mencapai target bauran energi dan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan dalam sistem energi Indonesia. Program insentif PLTS Atap erat kaitannya dengan visi dan misi yang diemban BPDLH, yakni mengendalikan dampak perubahan iklim, hingga penerapan efisiensi energi lewat penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) serta konservasi energi.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Perbedaan pandangan antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Perindustrian perihal kebutuhan batu bara untuk industri dalam negeri. Kementerian ESDM menilai kebutuhan batu bara untuk industri dalam negeri dinilai sudah bisa terpenuhi jika melihat dari Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) yang sudah disusun perusahaan dan telah mendapatkan persetujuan pemerintah.

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara, Kementerian ESDM, mengatakan dari besaran rencana produksi yang ada pada tahun ini, maka besaran DMO 25% dinilai sudah mencukupi kebutuhan yang ada. Pemenuhan DMO juga akan tercapai jika seluruh pihak terkait dapat melaksanakan kewajiban yang ada. Untuk saat ini pemerintah khususnya Kementerian ESDM masih tetap pada keputusan DMO batu bara sebesar 25%. Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam Kementerian Perindustrian, menegaskan bahwa Kemenperin telah memproyeksikan adanya peningkatan kebutuhan batu bara yakni sekitar 150 juta ton.

Termasuk juga nanti untuk industri lain, hal ini setara 30% DMO dan terlebih dengan ditetapkannya kebijakan harga US$90 per ton. Para pelaku industri telah meminta agar pemerintah memberikan ketegasan dan kepastian untuk pasokan batu bara bagi konsumen sesuai harga yang ditetapkan dalam Kepmen ESDM Nomor 58.K/HK.02/MEM.B/2022 tentang Harga Jual Batubara untuk Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku/Bahan Bakar Industri di Dalam Negeri.

Berdasarkan ketentuan dalam beleid tersebut, maka Kementerian ESDM bisa memberikan penugasan kepada perusahaan batu bara untuk memasok pada industri.

Aturan ini berlaku untuk seluruh industri kecuali industri pengolahan/pemurnian unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan logam atau smelter. Selain itu, para pelaku usaha industri yang telah melakukan kontrak jual beli dengan perusahaan penambang sebelum hadirnya beleid ini diwajibkan untuk melakukan negosiasi ulang untuk kontrak yang ada sesuai dengan harga yang telah ditentukan sebesar US$ 90 perton.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Peta jalan pengembangan hydrogen Tiongkok dorong penurunan biaya hydrogen global. Hydrogen merupakan salah satu element penting bagi masa depan sistem energi Tiongkok. Tiongkok berencana meluncurkan pengembangan Hydrogen pada tahun ini, dengan fokus terhadap penurunan biaya green hydrogen dan pembangunan kapasitas hydrogen domestic. Tiongkok adalah negara terbaru yang menetapkan strategi hydrogen jangka panjang melengkapi 20 negara lainnya yang sudah merilis strategi pengembangan hydrogen jangka panjang.

Berdasarkan data dari China Hydrogen Alliance, peta jalan hydrogen Tiongkok lebih menekankan pada pembangunan rantai pasok dalam negeri mulai dari pengembangan elektrolisis sampai menghasilkan permintaan di pengguna akhir tanpa banyak tergantung kepada impor.

Hal ini menyiratkan Tiongkok akan memprioritaskan pengembangan industri lokal hydrogen yang keberadaannya akan menambah kapasitas hydrogen global secara signifikan dan menurunkan biaya produksi hydrogen. CHA memperkirakan kapasitas elektrolisis di Tiongkok, berdasarkan peta jalan pengembangan hydrogen Tiongkok, akan mencapai 80 GW pada 2030. Apabila seluruh kapasitas tersebut berhasil di bangun, maka akan mendorong peningkatan kapasitas hydrogen terpasang global yang sebelumnya diperkirakan mencapai 54,9 GW pada 2030 oleh IEA.

Peningkatan kapasitas hydrogen global juga akan berpengaruh terhadap biaya produksi hydrogen di masa mendatang. Sebelumnya IEA memperkirakan biaya produksi hydrogen secara global diperkirakan akan berkisar antara US$1,3-US$3,5 per kg pada 2030 di wilayah yang memiliki banyak sumber energi terbarukan.

Berdasarkan studi yang dilakukan CHA, biaya produksi hydrogen khususnya di Tiongkok, termasuk capex diperkirakan akan terus menurun dari US$4 per kg pada 2025 menjadi US$2,4 per kg pada 2030.

Pada akhirnya, strategy pengembangan Hydrogen Tiongkok bertujuan untuk mempercepat substitusi penggunaan bahan bakar fosil yang mengakibatkan Tiongkok sangat bergantung terhadap minyak mentah, gas alam, dan LNG. Saat ini, Tiongkok adalah produsen dan konsumen terbesar hydrogen di dunia. Pada 2020, lebih dari 63,5 persen pasokan hydrogen Tiongkok diproduksi dari gasifikasi batubara, 21 persen berasal dari proses industri seperti pengilangan, 13 persen dari gas alam, dan 1,5 persen dari elektrilisis air yang belum seluruhnya berasal dari listrik energi terbarukan.

Pembangunan hydrogen di Tiongkok akan fokus pada peralihan hydrogen yang berbasis bahan bakar fosil ke hydrogen dari energi terbarukan. S&P global commodity insight memperkirakan biaya produksi hydrogen untuk SMR dengan CCS adalah US$6,58 per kg di Australia Bagian Barat, dan 8,6 pound per kg di UK. Produksi hydrogen yang berasal dari elektrolisis alkaline mencapai US$2,6 per kg di Australia, US$11,9 per kg di Jepang, dan US$16,0 per kg di UK Hydrogen akan memainkan peran kunci dalam mendekarbonisasi industri besi baja Tiongkok yang saat ini berkisar sekitar 54 persen dari output industri besi baja global, dan industri semen Tiongkok yang produksinya mencapai 60 persen dari produksi global.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Komitmen BUMN Energi Perluas Portofolio Energi Hijau. Pengembangan energi bersih dan ramah lingkungan menjadi suatu keniscayaan yang harus segera disiapkan pelaku industri di Tanah Air agar produk yang dihasilkan tidak mendapatkan sanksi pajak karbon. Apalagi seperti kita ketahui bersama, pemerintah juga telah berkomitmen akan mengurangi emisi karbon untuk mencapai net zero emission pada 2060.

Sebagai salah satu perusahaan yang terus didorong pemerintah untuk segera beradaptasi dalam menghadapi tren transisi energi, PT Pertamina (Persero) terus berakselerasi dengan proyek-proyek energi hijaunya, dari hulu hingga hilir.

Sebagai informasi, dalam 5 tahun ke depan, Pertamina setidaknya telah menetapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan EBT sekitar US$11 miliar dengan target peningkatan bauran EBT menjadi 17% dan pengurangan emisi karbon hingga 30% pada 2030 Perluasan portofolio energi hijau tersebut meliputi energi panas bumi, hidrogen, baterai EV dan sistem penyimpanan energi, gasifikasi, kilang hijau, bioenergi, serta sirkuler ekonomi karbon dan energi baru terbarukan, salah satunya sebagai project developer untuk proyek-proyek solar PV.

Sejumlah proyek energi hijau tersebut diharapkan dapat mewujudkan energi bersih yang diperlukan dalam transisi energi dan mengejar target pemerintah dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025. Secara khusus untuk proyek sektor panas bumi, salah satu anak usaha Pertamina yaitu Pertamina NRE berencana meningkatkan kapasitas pembangki dari 672 MW di tahun 2020 menjadi 1128 MW di tahun 2026. Selain itu PNRE juga memulai inisiatif pemanfaatan hydrogen hijau di Indonesia yang akan menggunakan listrik dari lapangan panas bumi Pertamina dengan potensi total 8.600-kilogram hydrogen per hari.

Sementara dari portofolio baterai EV dan system penyimpanan energi, Pertamina berpartisipasi dalam perusahaan patungan pengembangan baterai dalam pengembangan ekosistem baterai, termasuk swapping dan charging business. Harapannya, pada 2090 nanti Pertamina NRE dapat memproduksi baterai 140 GWh.

Sementara untuk gasifikasi, Pertamina NRE juga mengembangkan pembangunan pabrik metanol untuk gasifikasi dengan kapasitas 1.000 ktpa. Pabrik metanol tersebut diproyeksikan on stream pada 2025 dengan kapasitas 5.200 ktpa. Selanjutnya untuk kilang hijau dengan kapasitas 6—100 ktpa, diproyeksikan pada 2025. Adapun untuk bioenergi peningkatan kapasitas pembangkit pada 2026, terdiri atas biomassa/biogas 153 MW, bio blending gasoil & bensin, biocrude dari alga dan etanol 1.000 ktpa yang on stream pada 2025.

Kemudian terdapat proyek circular carbon economy di beberapa daerah dengan kegiatan untuk daur ulang pada biomassa dan biogas dan reduce pada solar PV, EV, dan LNG Bunkering serta penggunaan kembali ( reuse) CO2 untuk EOR dan methanol. Untuk PLTS, saat ini Pertamina NRE memiliki kapasitas solar PV 12,4 MW dan perseroan menargetkan tambahan 200 MW PLTS dapat diinstalasi tahun ini. Dengan agenda besar Pertamina dalam program transisi energi ini jelas diperlukan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu Energy Transition Working Group (ETWG) dalam rangkaian kegiatan Presidensi G-20 dapat menjadai momentum tepat bagi BUMN Energi ini untuk mensosialisasikan dan mendapat dukungan dari stakeholder energi global. Rekomendasi dan kebijakan yang akan disusun negara anggota Presidensi G20 ini harus diterjemahkan ke dalam policy action dan business action.

Setidaknya, ada tiga fokus utama sektor bisnis di G20, yaitu akselerasi transisi energi, pendanaan, dan kerja sama global. Bagaimana pun, transisi energi itu harus berjalan adil dan terjangkau untuk semua pihak.

Peralihan dari energi fosil ke energi baru terbarukan, tidak boleh meningkatkan angka kemiskinan, apalagi saat ini Indonesia masih unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan sumber energi fosil.

Aspek pendanaan juga perlu menjadi perhatian utama karena sektor bisnis memahami transisi energi membutuhkan biaya besar. Karena itulah, fokus terakhir adalah kerja sama global untuk mencapai tujuan itu bersama-sama dengan saling mendukung dan mengakomodasi menjadi satu kesepakatan III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Komoditas pasir kuarsa. Sejumlah pengusaha asal China yang bergerak di bidang industri pengolahan bahan baku hasil pertambangan mineral bukan logam, berburu pasir kuarsa di beberapa daerah di Indonesia.

Adapun spesifikasi yang menjadi target buruan itu adalah pasir kuarsa yang mengandung kadar silika di atas 99,5 persen dan kadar besi di bawah 120 ppm. Ketua Umum Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (HIPKI) menjelaskan bahwa komoditas pasir kuarsa di Indonesia menjadi primadona sejak pemerintah membuka kran ekspor melalui kebijakan Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Menteri Perdagangan Nomor : 19 Tahun 2021.

HIPKI telah melakukan survei potensi pasir kuarsa di sejumlah daerah di Indonesia ada 4 provinsi yang disurvey, yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Komoditas pasir kuarsa akan mampu berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan pemulihan ekonomi nasional. Pajak atau retribusi pasir kuarsa yang masuk dalam golongan mineral bukan logam jenis tertentu ini, semuanya masuk ke kas daerah.

Karena itu, daerah yang memiliki potensi kuarsa pasti akan merasakan dampaknya. Beberapa investor pun banyak yang berminat di sektor pertambangan ini dan berkomitmen untuk membangun smelter atau industri pengolahan dan pemurnian pasir kuarsa di Indonesia yang saat ini sedang dalam proses study kelayakan. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Rubel Untuk Gas Rusia.

Eskalasi global antara Rusia dan Ukraina membawa gejolak perdagangan internasional, terutama pada harga minyak dan gas. Rusia yang juga salah satu eksportir energi terbesar dunia, saat ini juga memaksa negara lain membayarnya dengan mata uang Rusia, rubel, karena akses devisa Moskow yang saat ini terblokir. Kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan tetap memasok gas alam sesuai dengan volume dan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dalam kontrak yang telah disepakati sebelumnya namun mengubah jenis mata uang transaksi menjadi rubel, bukan dengan dolar atau euro merupakan reaksi atas aksi negara para pemberi sanksi sebelumnya.

Uni Eropa sendiri bergantung pada 41% impor gas dan 27% minyak dari Rusia. Pasokan yang terbatas akan membuat harga energi kian mahal. Setelah pernyataan Putin, harga gas Eropa melonjak 18,49% menjadi Euro 117 per MWh maka diperkiraka inflasi Uni Eropa diperkirakan meroket 6,5% year-on-year pada bulan Maret. Sanksi ekonomi yang dimotori oleh US kepada Rusia dapat mendorong negara-negara menjauh dari dolar, banyak konsekuensi dari kebijakan perdagangan minyak tanpa dolar yang dapat mengubah ekonomi global.

Indonesia mungkin mengalami dampak yang tidak langsung karena impor terbesar minyak dan gas berasal dari Arab Saudi. Namun dari sisi demand dengan kenaikan harga minyak dan gas internasional ini langsung berdampak kepada potensi kenaikan harga BBM di dalam negeri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) volume impor minyak mentah Indonesia terbesar dari Arab Saudi mencapai 4,42 juta ton dengan nilai US$ 2,27 miliar.

Sumber minyak mentah Indonesia juga berasal dari Nigeria (US$ 1,94 miliar), Australia (US$ 809,3 juta), Angola(US$ 432 juta). II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Penerapan Sistem Digital Untuk Pembangkit EBT, PLN saat ini menerapkan sistem digital pada pembangkit listrik guna menjawab tantangan intermitten atau ketidakstabilan Energi EBT yang masih tergantung pada kondisi alam dan cuaca. Ketidakstabilan EBT memberikan tekanan terhadap sistem pembangkit listrik, sehingga diperlukan sisem digital untuk mengatasi tekanan itu.

Dengan masuknya era energi terbarukan berbasis alam maka diperlukan sistem digitalisasi untuk mengimbangi fluktuasi pembangkit berbasis alam. Dulu fluktuasi listrik hanya terjadi pada demand saja, yaitu siang konsumsi listrik naik, sore turun, malam hari naik lagi, dan tengah malam konsumsi listrik turun. Ketika masuknya pembangkit EBT, seperti listrik tenaga surya dan angin yang bersifat intermitten, membuat perseroan kian sering mengatur pengoperasian pembangkit listrik saat PLTS memproduksi listrik, maka pembangkit energi fosil yang dimiliki PLN akan diturunkan, lalu saat jam 2 siang produksi listrik PLTS turun, maka pembangkit energi fosil dipacu untuk menghasilkan listrik.

Di pembangkit ada 5.000 sensor, dari 5.000 sensor itu harus dibangun suatu expert system, ini kepanasan, tekanan kurang, dan lain-lain langsung dilakukan koreksi.

Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan adanya digitalisasi pembangkit tersebut, pembangkitnya menjadi kurang efisien. PLN telah melakukan digitalisasi pembangkit pada anak usahanya baik sistem dari PT Indonesia Power maupun PT Pembangkitan Jawa Bali yang masing-masing punya sistem digital untuk pembangkit berupa teknologi ICORE dan REOC. Tak hanya itu PLN juga melakukan peluncuran Green Booster yang merupakan sistem digital untuk mengelola penambahan energi baru terbarukan di dalam negeri.

PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero) memproyeksikan pengembangan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) akan mengalami peningkatan besar-besaran mulai 2028. Salah satu pemicunya yaitu kemajuan teknologi baterai yang semakin murah. Setelah itu, kenaikan secara eksponensial akan mulai terjadi pada 2040. Pada 2045 porsi EBT sudah mendominasi total pembangkit, dekade berikutnya seluruh pembangkit listirk di Indonesia berasal dari EBT.

PLN berkomitmen mendukung pemerintah untuk mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025 yang ditunjukkan pada pilar transformasi green PLN. Transformasi PLN untuk pilar green dengan berupaya memimpin transisi energi Indonesia melalui peningkatan EBT secara pesat dan efisien. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Persiapan Indonesia Emas di Tahun 2045.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI menyampaikan, bahwa proyeksi ekonomi global masih menujukan tren pemulihan yang semakin baik dengan adanyaa angka penurunan kasus Covid 19. Meski demikian, kenaikan inflasi global yang memicu sejumlah negara melakukan normalisasi kebijakan moneter, serta ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa antara Rusia dan Ukraina. Indonesia, ditengah ketidakpastian mampu tumbuh 3,7 persen secara year on year (YoY) dan sektor industri masih menjadi penopang dengan kontribusi PDB yaitu 18 persen dan pertumbuhan sekitar 4,90 persen di kuartal ke-4 2022.

Pertumbuhan ini relatif lebih baik dibandingkan negara-negara tetangga seperti Vietnam yang tumbuh 2,6 persen, atau negara di Eropa seperti Jerman yang hanya 2,8 persen. Pencapaian ini, tak terlepas dari upaya pemerintah untuk terus menjalankan kebijakan hilirasi guna meningkatkan nilai tambah sumber daya alam (SDA) di dalam negeri dan terus mendorong sektor manufaktur di Indonesia dan memberikan dampak luas seperti peningkatan devisa dari ekspor, peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja serta menjadi sumber penerimaan negara.

Terkait persiapan Indonesia emas 2045, keberhasilan Indonesia emas adalah Indonesia harus mampu keluar dari status midle income trap. Selain itu, Indonesia juga harus terus mendorong penciptaan sumber daya manusia unggul. Guna mewujudkan hal itu, perlu dukungan kampus-kampus. Pasalnya, Indonesia memiliki banyak potensi ekonomi digital. Indonesia tentunya membutuhkan SDM-SDM dengan jumlah sebesar 9 juta sampai tahun 2030.

Inilah yang menjadi tangangan agar perguruan-perguruan tinggi mampu mencetak sarjana yang digital literate. Sebagai informasi, kontribusi perekonomian berbasis digital dari pengembangan potensi ini, bisa mencapai Rp 4.434 triliun atau 16 persen dari PDB.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Strategi penyediaan energi Eropa mengurangi ketergantungan Rusia. Amerika Serikat sepakat untuk menyediakan tambahan sekitar 15 miliar meter kubik pasokan gas alam cair bagi Eropa tahun ini.

Amerika Serikat juga menyetujui untuk menyediakan sekitar 50 meter kubik bahan bakar kepada Eropa hingga 2030. Hal tersebut bertujuan agar negara-negara anggota Uni Eropa dapat melepaskan diri dari ketergantungan gas Rusia yang saat ini mencapai 40 persen dari kebutuhan Eropa. Upaya Uni Eropa untuk menghukum Rusia yang menginvasi Ukraina dengan mengurangi pasokan gas Rusia bukan pekejaan mudah karena pasokan gas yang dikirimkan Rusia mencapai 150 miliar meter kubik setiap tahunnya melalui pipa.

Para pemimpin Eropa juga akan memastikan agar harga LNG, gas dan hydrogen yang diperoleh dari negara lain seperti AS, Timur Tengah, Afrika, dan kawasan Mediterania didapat dengan harga terjangkau mengingat akan berdampak terhadap kenaikan harga energi yang tinggi untuk konsumen rumah tangga.

Gagasan untuk secara sukarela menggabungkan daya beli negara di Eropa dilakukan untuk membantu menjaga harga tetap rendah. Invasi yang terjadi di Ukrainia juga telah mengakibatkan perubahan strategi penyediaan energi Uni Eropa. Setelah 2022, EU akan meningkatkan pembangunan fasilitas energi terbarukan dan mendiversifikasi pemasok energinya untuk meningkatkan keamanan energi. Akan tetapi kemampuan Eropa untuk menambah impor LNGnya terganjal dengan kapasitas regasifikasi, serta jumlah terminal dan interkonektor yang terbatas.

Eropa saat ini sudah mulai mendiversifikasi pasokan energinya dari pipa di Afrika Utara dan menambah pembangunan fasilitas impor LNG meskipun hal ini akan sedikit memperlambat upaya Eropa untuk mencapai target perubahan iklim yang dicanangkan.

Prancis telah menghentikan subsidi untuk pemanas gas baru di rumah tangga dan sebagai gantinya akan mensubsidi pemanas listrik. Italia dan Jerman sedang mempertimbangkan untuk membakar batubara di beberapa pembangkit listrik daripada gas alam. Jerman berjuang keras untuk menemukan pasokanbaru dan mulai menandatangani perjanjian untuk membangun fasilitas LNG pertama di negara itu. Jerman juga berencana untuk membangun fasilitas LNG kedua setelah mencapai kesepakatan energi dengan Qatar.

Italia membuka pintu untuk membakar lebih banyak batubara dengan mengaktifkan kembali pembangkit batubaranya yang telah ditutup bertahun tahun.

Mengoperasikan pembangkit batubara dapat menghemat konsumsi gas Italia hingga 4 miliar meter kubik gas per tahun. Polandia, konsumen besar gas alam berencana untuk berhenti membeli seluruh bahan bakar dari Rusia pada akhir tahun ini ketika kontraknya dengan Gasprom berakhir. Adanya kesepakatan tambahan gas ke Eropa menghapus beberapa ketidakpastian terhadap masa depan gas alam. Kondisi ini berpotensi mendorong peningkatan investasi baru dari sisi pengeboran, pembangunan infrastruktur gas baru, dan mendorong lembaga keuangan untuk mendukung proyek LNG kembali setelah sebelumnya sempat akan dihentukan ketika dilihat melalui kacamata perubahan iklim.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pajak Karbon PLTU Batu Bara Berpotensi Ditunda, Pemerintah berpotensi menunda penerapan pajak karbon untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Jika tak ditunda, penerapan pajak karbon tersebut sedianya akan diberlakukan pada 1 April mendatang. Pasalnya, dinamika politik global hingga kenaikan harga komoditas menjadi suatu hal yang menjadi pertimbangan tersendiri. Apalagi aturan turunan pajak karbon yang merupakan salah satu instrumen Nilai Ekonomi Karbon ini juga masih dalam pembahasan lebih lanjut.

Pajak karbon sendiri bertujuan untuk mengubah perilaku para pelaku ekonomi untuk dapat beralih kepada aktivitas ekonomi hijau yang rendah karbon.

Selain itu, penerapan aturan ini juga ditujukan untuk mendukung target penurunan emisi GRK dalam jangka menengah dan panjang. Berikutnya, pajak karbon juga ditujukan untuk mendorong perkembangan pasar karbon, inovasi teknologi, dan investasi yang lebih efisien, rendah karbon dan ramah lingkungan. Adapun pokok-pokok pengaturan pajak karbon antara lain yakni, pengenaan dikenakan atas emisi karbon yang memberikan dampak negatif bagi lingkungan hidup.

Pajak terutang, atas pembelian barang yang mengandung karbon atau aktivitas yang menghasilkan emisi karbon dalam jumlah tertentu pada periode tertentu. Prinsip, keadilan dan keterjanjuan dengan memperhatikan iklim berusaha dan masyarakat kecil. Mekanisme, pada 2022-2024 mendasarkan pada batas emisi (cap and tax), selanjutnya berupa perluasan dengan penahapan sesuai dengan peta jalan pajak karbon atau pasar karbon.

Tarif ditetapkan lebih tinggi atau sama dengan harga karbon di pasar karbon dengan tarif paling rendah minimum sebesar Rp 30 per Kg CO2 atau Rp 30.000 per ton CO2 ekuivalen.

Kemudian, penerimaan dapat digunakan untuk pengendalian perubahan iklim. Dalam catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terdapat tiga grup klasifikasi penetapan pajak karbon di PLTU batu bara.

Hal itu karena, PLTU batu bara di Indonesia bermacam-macam, mulai dari kapasitas 7 Mega Watt (MW) hingga 1.000 MW. Teknologi juga menjadi salah satu pertimbangan penerapan pajak karbon di PLTU. Ketiga grup pengelompakan PLTU batu bara itu diantaranya: yakni kapasitas PLTU di atas 400 MW, 100-400 MW, dan PLTU Mulut Tambang 100-400 MW. 1. PLTU dengan kapasitas di atas 400 MW: nilai batasan emisi (cap) ditetapkan sebesar 0,918 ton CO2 per Mega Watt-hour (MWh).

2. PLTU dengan kapasitas 100-400 MW: dengan nilai batasan emisi 1,013 ton CO2 per MWh. 3. PLTU Mulut Tambang 100-400 MW, dengan nilai cap sebesar 1,94 ton CO2 per MWh. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Peningkatan DMO batubara. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan, dalam tren harga batubara yang tinggi saat ini maka perusahaan batubara sejatinya telah memperoleh keuntungan berupa windfall profit.

Peningkatan produksi batubara dinilai belum mendesak dilakukan meski pemerintah berencana menyesuaikan besaran Domestic Market Obligation (DMO) menjadi 30%. Jika produksi dan ekspor ditingkatkan justru berpotensi mempengaruhi tren harga yang ada saat ini. Kebijakan untuk menyesuaikan besaran DMO batubara menjadi 30% merupakan langkah yang tepat. Langkah ini dapat menjamin kebutuhan energi nasional di tengah tren kenaikan harga komoditas energi khususnya batubara.

Selain penyesuaian besaran DMO menjadi 30%. Pemerintah memastikan adanya kebijakan patokan harga sebesar US$ 90 per ton untuk sektor industri kecuali industri pengolahan dan/atau pemurnian mineral logam (smelter). Hal ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM No. 58.K/HK.02/MEM.B/2022 tentang Harga Jual Batu Bara untuk Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku/Bahan Bakar Industri di Dalam Negeri yang ditetapkan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 23 Maret 2022. Sektor pengguna batubara berpotensi mengalami tekanan di tengah tren kenaikan harga komoditas saat ini.

Untuk itu, langkah penetapan harga sebesar US$ 90 per ton dinilai merupakan keputusan yang tepat. Hal ini juga dapat membantu industri-industri strategis pengguna batubara untuk menjaga daya saing di pasar ekspor.

Kendati demikian, perlu diperhatikan bahwa adanya potensi industri akan kesulitan mendapatkan pasokan batubara ketika harga jualnya dipatok. Untuk itu, perencanaan dan pelaksanaan distribusi batubara terkait DMO dinilai perlu dilakukan secara baik oleh pemerintah. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Skenario energi transisi Singapura.

Otoritas Pasar Energi Singapura menerbitkan laporan Charting the Energy Transition to 2050, yang menetapkan tiga skenario dekarbonisasi untuk sektor listrik nasional untuk menuju emisi nol bersih. Singapura memajukan target emisi nol bersihnya menjadi tahun 2050. Sektor listrik sendiri menyumbang sekitar 39 persen dari total emisi primer. Sektor listrik menyumbang emisi yang cukup besar bagi total emisi Singapura. Selain listrik, dekarbonisasi juga dilakukan di sektor transportasi dan beberapa industri berat untuk lebih berkelanjutan melalui elektrifikasi.

Dalam skenarion “ clean energy renaissance” Singapura mencapai pasokan energi bersih yang terdiversifikasi pada tahun 2050 melalui penyediaan listrik lintas batas melalui sumber sumber energi terbarukan dan pengembangan lebih banyak infrastruktur hydrogen untuk membuat hydrogen lebih hemat biaya dan menambahkan energi panas bumi dan matahari ke dalam portfolio energi terbarukan domestiknya.

Dalam skenario “ climate action bloc”, ketergantungan Singapura terhadap impor listrik menjadi lebih besar, mencapai 60 persen dari bauran energinya. Kredit karbon menjadi pilihan yang dipertimbangkan melalui kolaborasi antara negara dengan membentuk pasar karbon yang fungsional. Singapura juga memperimbangkan “emergent technology trailblazer” menempatkan rantai pasokan hydrogen untuk dapat dikembangkan pada akhir 2030.

Impor listrik memainkan peran yang jauh lebih kecil hanya sekitar 25 persen dari bauran energi karena lambatnya pembangunan jaringan regional. Alternatif rendah kabron seperti nuklir mulai dieksplorasi, karena Singapura berada dalam posisi untuk meningkatkan aspek ini setelah menjadi lebih kompetitif.

Untuk mendukung hal tersebut, diversifikasi impor listrik untuk memastikan keamanan pasokan menjadi salah satu strategi yang diajukan. Termasuk mempercepat pengembangan jaringan regional penting untuk mempromosikan perdagangan tenaga listrik komersial. Singapura berencana untuk mengimpor hingga 4 Gw atau 30 persen listriknya dari sumber rendah karbon. Pasokan cadangan juga bisa menggunakan teknologi seperti sistem penyimpanan baterai dan solusi jangka panjang, seperti turbin gas siklus terbuka.

Hidrogen rendah karbon menjadi kunci untuk mendekarbonisasi sektor listrik Singapura karena berpotensi memaikan peran utama dalam campuran pasokan di masa depan. Singapura sudah mempelajari penggunaan hydrogen sebagai bahan bakar penerbangan dan untuk operasi darat di Bandara. Pasar karbon menjadi salah satu solusi jika pasar karbon global berkembang sebelum tahun 2050, kebijakan ini berpotensi mengatasi emisi dengan biaya yang efisien.

Singapura telah bersiap untuk berpartisipasi dalam pasar karbon. Rencanaya Singapura akan menaikan pajak karbonnya menjadi S$25 per ton pada 2024-225 dan menjadi S$45 per ton pada 2026/2027 dari tarif saat ini sebesar S$5 per ton. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pemangkasan PLTD PLN Jadi Kunci RI Bisa Capai Netral Karbon, Untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan bauran energi bersih, PT PLN (Persero) melakukan program dedieselisasi atau konversi sekitar 5.200 pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT), pembangkit gas, maupun integrasi dengan grid nasional.

Program dedieselisasi ini menjadi kunci untuk menekan emisi gas rumah kaca dalam mencapai target net zero emission 2060.

Program dedieselisasi ini menjadi langkah kecil dari PLN, tetapi akan menjadi lompatan besar bagi pencapaian target pemerintah menuju NZE 2060.

Ada tiga skema yang telah disiapkan PLN dalam melaksanakan program dedieselisasi yakni mengubah PLTD ke pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT), mengonversi PLTD ke gas atau gasifikasi, dan mengubah PLTD menjadi interkoneksi ke jaringan ( grid). Untuk program konversi PLTD ke pembangkit EBT mempunyai dua skema, yaitu konversi PLTD menjadi PLTS dan baterai atau hybrid menggunakan PLTS dan PLTD yang ada. Konversi PLTD ke pembangkit berbasis EBT ini menurutnya khususnya dilakukan di daerah-daerah yang terpencil ( isolated), jauh dari jaringan listrik PLN, dan tidak memiliki sumber energi baru terbarukan alternatif lainnya.

Adapun pembangkit listrik berbasis BBM yang akan diubah ke pembangkit EBT ini mencapai 499 MW. Untuk tahap 1, direncanakan sekitar 212 MW PLTD di 183 lokasi akan diubah menjadi PLTS dan baterai.

Dan selanjutnya untuk fase 2, akan dilakukan konversi sekitar 287 MW PLTD. Diharapkan dengan program konversi PLTD dengan total 499 MW ke EBT ini dapat menurunkan pemakaian BBM sebesar 67 ribu kl, menurunkan emisi CO2 sebesar 0,3 juta ton CO2e, serta meningkatkan bauran energi EBT sebesar 0,15%. Sementara untuk skema kedua yakni konversi PLTD ke gas (gasifikasi) akan dilakukan pada 304 MW PLTD yang ada. Dalam Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan (RKAP) PLN 2022, bauran energi dari pembangkit gas di akhir tahun direncanakan menjadi sebesar 18,76% dari 18,1% pada Februari 2022.

Penambahan ini masuk dari program dedieselisasi PLTD yang saat ini masih mendominasi di wilayah Nusa Tenggara dengan porsi 65%, serta Maluku dan Papua dengan porsi 85,9%. Dan untuk konversi PLTD ke interkoneksi jaringan, akan mencapai 1.070 MW PLTD. Seiring dengan perkembangan teknologi, biaya produksi pembangkit EBT di Indonesia bakal semakin kompetitif dibandingkan dengan pembangkit fosil.

Ini menjawab dilema antara energi bersih tapi mahal atau energi kotor tapi murah. Ini bisa dijawab, bahwa dalam kurun waktu energi bersih dan murah bisa dicapai. Selain dapat menekan penggunaan BBM, program ini juga bisa menghemat devisa negara. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Melonjaknya harga aluminium dan tembaga membuat industri kabel dalam negeri tak berkutik.

Pasalnya, berbeda dengan industri lainnya, industri kabel tidak bisa sembarang melakukan penyesuaian produk sebagai langkah menyiasati mahalnya harga bahan baku. kondisi naiknya harga bahan baku pembuatan kabel tersebut termasuk pada kondisi yang unpredictable atau force majure yakni karena dampak perang antara Rusia dan Ukraina. Tercatat, kenaikan untuk aluminium berkisar unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan 40%, sedangkan untuk tembaga 11% pada awal Maret ini.

Tembaga adalah logam industri ketiga yang paling banyak dikonsumsi dan sangat diperlukan untuk elektrifikasi. Kedepannya, bukan hanya terkait harga yang menjadi tantangan industri tembaga, melainkan terkait pasokan yang tidak dapat memenuhi permintaan. Tanpa tembaga, tidak ada dekarbonisasi karena mencakup semua sektor energi terbarukan.

Para eksekutif pertambangan setuju bahwa kedepannya akan lebih banyak tembaga diperlukan jika negara-negara mengejar rencana karbon nol-bersih mereka secara agresif. Ini adalah blok bangunan mendasar untuk turbin angin, panel surya, kendaraan listrik (EV), dan stasiun pengisian EV karena daya tahan, konduktivitas tinggi, dan efisiensinya. S&P Global Commodity Insights memproyeksikan gambaran pasokan-permintaan tembaga pada dasarnya akan tetap datar pada tahun 2022, tetapi kesenjangannya akan melebar.

Pada tahun 2026, 30.021 mt tembaga diproyeksikan mulai beroperasi versus permintaan sebesar 30.161 mt. CEO Freeport-McMorRan mengungkapkan bahwa setiap bentuk investasi dalam pengurangan karbon sangat padat tembaga. Ini adalah elemen permintaan baru yang sangat besar yang datang ke pasar yang akan memiliki kendala pasokan yang sangat parah.

Tanpa tembaga, tidak ada dekarbonisasi karena mencakup semua sektor energi terbarukan. Tantangan utama bagi perusahaan pertambangan adalah menemukan dan mengembangkan kualitas sumber daya yang tepat untuk memenuhi permintaan ini. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Tingkat pengeluaran rendah karbon diperkirakan akan meningkat dua kali lipat untuk memenuhi tujuan iklim yang lebih ambisius pada tahun 2030. Efisiensi belanja modal keseluruhan untuk teknologi pembangkit listrik rendah karbon meningkat 30 persen pada tahun 2030.

Listrik rendah karbon menyumbang 30 persen dari pengeluaran belanja modal US$1,5 triliun di sisi pasokan sektor energi pada tahun 2021, naik dari 22 persen dibanding tahun 2015. Transmisi dan distribusi menyumbang bagian unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan persen. PV surya skala utilitas dan sistem PV terdistribusi yang lebih kecil menghasilkan sepertiga dari pengeluaran listrik rendah karbon.

Secara kumulatif untuk pembangkit listrik rendah karbon selama sisa dekade ini diperkirakan akan melebihi US$4,4 triliun dan mencapai US$530 miliar per tahun pada tahun 2030. Peningkatan pengeluaran paling signifikan untuk pembangkitan hydrogen meningkat dari basis yang sangat rendah menjadi hampir US$70 miliar per tahun menjelang akhir dekade.

Pengeluaran baterai juga meningkat pesat, sekitar 10 persen per tahun. Peningkatan pengeluaran lebih besar terlihat di kawasan Afrika dan Timur Tengah. Sementara pengeluaran rendah karbon di Amerika Utara mengalami stagnasi setelah sebelumnya meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan karena penghapusan insentif pajak lokal yang berdampak terhadap penambahan kapasitas energi terbarukan.

Porsi teknologi rendah karbon dalam total pengeluaran energi meningkat. Selain itu karena penurunan biaya, jumlah kapasitas terpasang untuk setiap dolar yang digunakan dalam teknologi rendah karbon meningkat lebih cepat daripada segmen lainnya.

Efisiensi investasi modal secara keseluruhan untuk teknologi tenaga kerja rendah karbon meningkat 30 persen pada tahun 2030. Belanja modal per unit kapasitas produksi hydrogen hijau turun paling cepat karena peningkatan kapasitas unit elektrolisa terwujud. Efisiensi pembangkit untuk energi terbarukan juga meningkat sebesar 23 persen. Sementara peningkatan efisiensi diperkirakan akan jauh lebih rendah untuk sumber energi konvensional karena biaya bahkan dapat meningkat karena kendala lingkungan yang lebih ketat.

• Invasi Rusia ke Ukraina membawa pengaruh geopolitik energi menjadi fokus yang utama khususnya terkait dengan kemandirian energi di Eropa. Hal ini kemungkinan akan meningkatkan pengeluaran di semua segmen sektor energi karena Eropa mencoba untuk mengurangi impor energinya. Upaya tersebut diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran untuk penambahan energi terbarukan di Eropa antara US$390 sampai US$580 miliar. Meningkatnya permintaan kapasitas di Eropa serta Asia akan memberikan tekanan tambahan pada rantai pasokan yang sudah terbatas.

Hal ini cenderung memberikan tekanan pada unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan biaya energi terbarukan yang lebih tinggi. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Kolaborasi Menuju Ekonomi Hijau.

Dewasa ini, seluruh negara khususnya negara berkembang berpacu dengan waktu untuk lebih agresif mengganti bahan bakar berbasis fosil menjadi energi hijau yang ramah lingkungan. Indonesia pun demikian, kebijakan transisi energi sudah ditetapkan dengan target net zero emission di tahun 2060. Perlu diketahui bersama bahwa transisi energi ini menyangkut berbagai aspek yang kompleks mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai dengan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Kompleksitas urusan transisi energi di Tanah Air terlihat dari rencana pemerintah dalam menyusun rencana jangka panjang transisi energi, mulai dari menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hijau 2021-2030 hingga menjalankan komitmen” Net Zero Carbon” 2060. Secara umum ada tiga tantangan besar dalam transisi energi yang perlu mendapatkan perhatian para pemangku kepentingan energi. Pertama, terkait dengan akses energi bersih, tidak semua warga dunia memiliki akses pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern.

Tantangan kedua adalah terkait masalah pendanaan. Proses transisi membutuhkan dana yang sangat besar, transisi energi membutuhkan proyek-proyek baru, artinya juga dibutuhkan investasi baru.

yang berkorelasi positif dengan kebutuhan eksplorasi mekanisme pembiayaan yang tepat agar tercipta keekonomian, harga yang kompetitif, dan tidak membebani masyarakat. Tantangan yang ketiga adalah dukungan riset dan teknologi. Dalam transisi energi diperlukan peran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan lebih kompetitif sehingga bisa menurunkan biaya dan meningkatkan nilai tambah pada unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan industri energi baru terbarukan.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah diperlukan juga persiapan berbagai kompetensi dan keahlian dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi sehingga tersedia sumber daya manusia yang unggul untuk mendukung transisi energi. Di tengah kondisi ini, pemerintah menyadari bahwa proses transisi energi harus berlangsung secara inklusif serta kolaboratif. Artinya, negara yang memiliki beban berat untuk transisi energi harus dibantu dan diberikan kemudahan.

Sebaliknya, negara yang sudah siap bisa jalan terlebih dahulu sambil membantu negara lain yang belum mampu. Karena itu, Indonesia akan mengoptimalkan momentum presidensi G-20 untuk mendorong sinergi antara negara berkembang dan maju guna mempercepat proses transisi energi ini. Kolaborasi dibutuhkan untuk mempermudah akses layanan energi yang terjangkau, menciptakan inovasi teknologi dan terobosan pendanaan, merumuskan strategi yang konsisten dan berkelanjutan.

Sejumlah peluang dapat dipastikan akan terbuka lebar terkait masalah ini. Kemampuan dunia mengatasi tantangan transisi energi akan membuka peluang baru dan lapangan kerja baru, hingga terbukanya peluang ekonomi baru, yaitu ekonomi hijau. Transformasi ekonomi menuju ekonomi hijau menjadi salah satu strategi Indonesia untuk keluar dari middle income trap syndrome. Dengan demikian, ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial dengan tetap menjaga kualitas lingkungan.

Untuk menggenjot ekonomi hijau, pemerintah mengobral berbagai fasilitas fiskal dan keuangan guna menggaet minat para investor. Kehadiran instrumen fiskal dan peran aktif industri jasa keuangan amat dibutuhkan untuk mengakselerasi implementasi ekonomi hijau di Indonesia.

Kementerian Keuangan siap memberikan insentif fiskal, seperti tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk impor. Selain itu, akan diberlakukan juga pengurangan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh) Ditanggung Pemerintah (DTP), hingga pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Dengan berbagai insentif fiskal tersebut diharapkan beban dunia usaha untuk berinvestasi di ekonomi hijau terutama energi baru terbarukan (EBT) dapat berkurang dan mampu berakselerasi.

Disamping itu, Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan beragam insentif maupun stimulus sebagai katalis pengembangan ekonomi hijau yang menjadi tindak lanjut Paris Agreement on Climate Change 2015-2030 serta hasil pertemuan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa Ke-26 (COP-26).

Peran pihak swasta memang krusial karena Indonesia membutuhkan anggaran jumbo untuk mengurangi emisi karbon di Tanah Air. Kementerian Keuangan mengkalkulasi, untuk mengejar target penurunan karbon 2030, setiap tahun Indonesia membutuhkan anggaran Rp 266 triliun. Jika dihitung sejak 2017, secara total Indonesia membutuhkan anggaran Rp 3.460 triliun.

Pemerintah telah mampu mengidentifikasi tantangan transisi energi. Oleh karena itu langkah selanjutnya adalah bagaimana kita memanfaatkan momentum Presidensi G-20 dengan membangun lebih banyak kolaborasi untuk mempermudah akses layanan energi yang terjangkau, menciptakan inovasi teknologi dan terobosan pendanaan, merumuskan strategi yang konsisten dan berkelanjutan.

Sekali lagi konsep berbagi perlu ditekankan yaitu bahwa negara yang bebannya berat harus dibantu dan diberikan kemudahan sementara negara yang sudah siap bisa jalan terlebih dahulu sambil membantu negara lain yang belum mampu.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Tantangan hilirisasi. Pemerintah mendorong sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) melakukan hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah bagi negara. Hingga 2024 pemerintah menargetkan sebanyak 53 fasilitas pengolahan dan pemurnian hasil tambang atau smelter beroperasi.

Beberapa di antaranya terdiri dari 4 smelter tembaga, 30 smelter nikel, 11 smelter bauksit, 4 smelter besi, 2 smelter mangan, dan 2 smelter timbal dan seng.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi mengungkapkan bahwa saat ini transformasi ekonomi sedang terjadi di Indonesia. Pengembangan hirilisasi ini dilakukan karena merupakan instrumen penting dalam memberikan nilai tambah dan sekaligus menciptakan upah tenaga kerja yang cukup.

Sebagai contoh, di Morowali untuk industri nikel, setidaknya ada 50 ribu orang yang bekerja di sana dan itu akan menjadi basis untuk pembuatan baterai untuk mobil listrik. Program hilirisasi yang sedang berlangsung serta efisiensi yang terus ditingkatkan akan semakin mengukuhkan perekonomian Indonesia. Kondisi ini bukan semata-mata disebabkan oleh karena naiknya harga komoditas, tetapi program hilirisasi yang dilakukan pemerintah memberikan nilai tambah yang sangat tinggi.

Dengan program hilirisasi yang dilakukan terhadap mineral yang lain, angka ekspor Indonesia akan semakin meningkat.

Apalagi pemerintah berupaya untuk menekan biaya logistik untuk bisa di bawah 20 persen dari total biaya. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan program hilirisasi dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti pendanaan dan banyaknya perusahaan tambang yang belum menguasai hilirisasi. Membangun infrastruktur hilirisasi memerlukan modal yang tidak sedikit, hilirisasi merupakan industri padat modal, di mana memerlukan insentif dari pemerintah. Insentif tersebut bisa berupa fiskal maupun non fiskal. Namun, selain insentif, dukungan dari pemerintah daerah dalam menyukseskan pembangunan proyek smelter juga tak kalah penting.

Diharapkan agar beberapa daerah yang ada di Indonesia dapat mendukung para investor dalam merealisasikan proyek ini, seperti halnya proyek smelter tembaga yang saat ini tengah dibangun oleh PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Jika tantangan tersebut bisa diselesaikan, maka ini bisa mengundang banyak investor dan program hilirisasi berjalan menjadi industri yang integrated.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Akselerasi Jargas di Ibu Kota. Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk menargetkan membangun jaringan gas sebanyak 240 ribu di wilayah Jabodetabek, Karawang, Cilegon, dan Cirebon. Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, PGN merencanakan akan membangun kurang lebih 92 ribu Sambungan Rumah Tangga (SR) melalui skema investasi internal pada tahun ini. Selain itu, PGN juga merencanakan membangun 62 ribu SR melalui skema kerja sama dengan mitra.

Sehingga total jargas yang terbangun di DKI pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 154 ribu SR. Dalam 5 tahun ke depan, Provinsi DKI Jakarta menjadi salah satu wilayah yang akan menjadi target utama pengembangan jargas rumah tangga. Pelanggan eksisting di DKI Jakarta sebanyak 30.491 SR. Penambahan jumlah jargas rumah tangga di DKI Jakarta pun dilakukan semakin masif tiap tahunnya. Pada Tahun 2021 dilakukan penambahan sampai dengan 100 persen dan selanjutnya akan dilakukan rencana penambahan dengan jumlah yang lebih besar pada periode 2022.

Percepatan pelaksanaan pembangunan jargas rumah tangga di DKI Jakarta menggunakan tiga strategi: • penetrasi, dimana akan menambah pelanggan baru di sekitar infrastruktur eksisting. • pengembangan dengan menambah pelanggan baru melalui penambahan pipa induk dari infrastruktur eksisting.

• beyond pipeline, yakni menambah pelanggan baru yang berada cukup jauh dari infrastruktur eksisting dengan menggunakan CNG/ LNG. PGN perlu meningkatakan sinergi dengan pemprov DKI Jakarta untuk mengakselerasi pembangunan jargas meliputi penyelarasan program jargas dengan pengembangan fasilitas dan infrastruktur daerah yang ada serta sosialisasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar yang lebih aman dan ramah lingkungan.

Beberapa mulplier efek dari pembangunan jargas di DKI Jakarta antara lain: penghematan belanja energi rumah tangga masyarakat DKI Jakarta sampai dengan 20 persen; menyerap sekitar 12 ribu tenaga kerja di bidang keproyekan maupun operasional; optimalisasi kerja sama PGN dan Jakpro, mengurangi polusi, dan mendukung program Langit Biru Jakarta. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pungutan Ekspor CPO Naik Jadi Maksimal Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan per Ton, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan telah mengubah aturan mengenai pungutan ekspor kelapa sawit.

tarif pungutan ekspor (PE) minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunan dari maksimal US$355 per ton menjadi US$375 per ton. Perubahan ini dilakukan setelah pemerintah menghapuskan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) sawit.

Aturan baru tersebut tertuang pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.23/PMK.05/2022 tentang Perubahan Ketiga Atas PMK No. 57/PMK.05/2020 tentang Tarif Layanan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan.

PMK Nomor 23/2022 ini mulai berlaku pada 18 Maret 2022. Berdasarkan lampiran di dalam aturan, terdapat 17 lapisan yang mengatur tarif pungutan ekspor sawit, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), dan produk hilir. Tarifnya dibagi dengan harga di bawah atau sama dengan USD 750 per ton; harga di atas USD 750 per ton atau sama dengan USD 800 per ton; dan paling tinggi, yakni harga di atas USD 1.500 per ton.

PMK Nomor 23/2022 menggunakan skema tarif progresif yang sama halnya dengan skema PMK 76/PMK.05/2021. Perbedaannya, jika sebelumnya batas atas pengenaan tarif dari harga CPO sebesar USD 1.000/ton, saat ini meningkat menjadi USD 1.500/ton. Perbedaan lainnya dalam aturan terbaru ini adalah tarif RBD Palm Oil dan RBD Palm Kernel Oil naik dari USD 25/ton menjadi USD 38/ton. Selain itu, ekspor produk Used Cooking Oil (UCO) dikenakan tarif flat sebesar USD 35/ton; begitu pula ekspor Palm Oil Mill Effluent (POME) dikenakan tarif flat USD 5/ton.

Kebijakan kenaikan batas atas pungutan ekspor CPO tersebut bertujuan untuk menjamin pasokan CPO untuk memproduksi minyak goreng di Indonesia di tengah kenaikan harga ekspor. Dengan kenaikan batas atas pungutan ekspor, maka biaya yang harus dikeluarkan pengusaha akan semakin mahal, sedangkan penerimaan negara berpotensi semakin besar.

Sehingga ini menjadi disinsentif untuk ekspor, ini mendorong agar diserap di dalam negeri. Penerimaan dari pungutan pajak ekspor akan dimanfaatkan untuk memberikan subsidi minyak goreng curah. Sebagaimana diketahui konsumsi minyak goreng dalam negeri mencapai 2,1 juta ton pertahun. Nantinya, penyaluran subsidi akan dilakukan lewat BPDPKS Sementara, kenaikan pungutan ekspor CPO bersamaan dengan penghapusan kewajiban penjualan ke pasar domestik (DMO) sebesar 30 persen, akan membawa dampak beragam.

Peningkatan pungutan ekspor bisa memicu kenaikan harga jual di pasar global sebagai kompensasi kenaikan pungutan pajak dan Sebaliknya penghapusan DMO bisa mendorong peningkatan volume ekspor CPO yang berkorelasi dengan penurunan harga. Peningkatan volume bisa membuat suplai minyak sawit meningkat di pasar global. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Menteri Keuangan (Menkeu) menetapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 17/PMK.02/2022 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kebutuhan Mendesak Berupa Denda dan Dana Kompensasi Pemenuhan Kebutuhan Batubara Dalam Negeri pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

PMK ini diharapkan dapat mengakomodir jenis PNBP baru berupa denda dan dana kompensasi pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri pada Kementerian ESDM, sehingga pemungutan atas jenis PNBP dimaksud memiliki dasar hukum yang kuat. Tujuan dari pengaturan tersebut adalah untuk memastikan bahwa pasokan minerba (khususnya batubara) dapat tercukupi untuk kepentingan dalam negeri (untuk PLN, industri semen, dan industri lain) sebelum diekspor ke luar negeri karena masih terdapat perusahaan pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) atau pemegang Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang belum patuh melaksanakan kewajibannya memenuhi kebutuhan batu bara untuk kepentingan dalam negeri.

Sehingga, menyebabkan batubara tidak selalu tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam negeri sehingga industri di dalam negeri mengalami kekurangan bahan baku untuk operasionalnya yang pada gilirannya mengakibatkan supply produk industri untuk kepentingan umum terganggu.

Adapun pokok-pokok substansi PMK ini terdiri atas lima pasal, dengan rincian sebagai berikut: • Pasal 1: Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam rangka pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri terdiri atas denda dan dana kompensasi. • Pasal 2: Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

• Pasal 3: Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa denda dan dana kompensasi pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral wajib disetorkan ke Kas Negara. • Pasal 4: Tata cara pengenaan denda dan dana kompensasi pemenuhan kebutuhan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dalam negeri ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak.

• Pasal 5: Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Denda tersebut dihitung dari selisih harga jual ke luar negeri dikurangi harga patokan batu bara untuk penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. Nilai tersebut dikalikan volume penjualan ke luar negeri sebesar kewajiban pemenuhan kebutuhan dalam negeri yang tidak dipenuhi perusahaan. Penerbitan PMK ini diharapkan menjadi alat untuk meningkatkan kepatuhan perusahaan pemegang IUP atau IUPK untuk melaksanakan kewajibannya memenuhi kebutuhan batu bara untuk kepentingan dalam negeri.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Penerapan pajak karbon di Singapura. Singapura menjadi salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang memperkenalkan pajak karbon. Pada tahun 2018, harga karbon di singapura sudah ditetapkan sebesar S$5 per ton.

Pajak ini akan diterapkan sampai dengan 2023. Awalnya, setelah 2023, pajak akan dinaikan menjadi S$10 per ton dan pada tahun 2030 dinaikan kembali menjadi S$15 per ton.

Akan tetapi dalam penyusunan anggaran Singapura 2022, tingkat pajak karbon akan melonjak dari sebelumnya S$10 per ton dan S$15 per ton menjadi S$25 per ton pada 2024, S$45 per ton pada 2026, dan mencapai S$80 per ton pada 2030. Peningkatan agresif pajak karbon diperlukan bagi Singapura untuk mengurangi intensitas emisi sebesar 36 persen dari tingkat emisi tahun 2005 pada tahun 2030 dan mencapai target bauran emisi nol bersih pada tahun 2050.

Kenaikan pajak karbon hingga S$25 per ton pada tahun 2024 dan S$80 per ton pada 2030 diperkirakan akan meningkatkan harga listrik antara S$7 per MWh hingga S$22 per MWh.

Hal ini disebabkan karena sekitar 70 persen kapasitas pembangkit yang dimiliki Singapura masih berasal dari pembangkit gas yang relative usianya masih muda. Potensi kenaikan harga listrik akibat penerapan kenaikan harga pajak karbon diperkirakan akan membebani konsumen sehingga beberapa pihak menyarankan agar penerapan ini dapat ditunda.

Para perusahaan utilitas juga cenderung tidak akan menawarkan kontrak dengan harga tetap selama beberapa tahun mendatang karena volatilitas pasar yang tinggi. Oleh karena itu, Pemerintah akan mengambil beberapa langkah transisi untuk meringankan beban pelanggan residensial dan komersial. Di sisi lain, penerapan pajak karbon yang relative tinggi berpotensi menjadikan biaya teknologi penangkapan karbon menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan teknologi Combine Cycle Gas Turbine (CCGT).

Keberadaan pajak karbon yang tinggi akan mendukung adopsi teknologi rendah karbon dan memberikan level bermain yang merata dengan pembangkit pembangkit berbahan bakar fosil. Dukungan keuangan dari pendapatan pajak karbon nantinya akan dialokasikan untuk dekarbonisasi dan membantu pengembangan dan penerapan teknologi rendah karbon, misalnya teknologi pencampuran hydrogen yang saat ini biayanya masih tujuh kali lipat dibanding CCGT plus penangkapan karbon.

Pajak karbon membuat impor listrik menjadi pilihan yang lebih layak. Tanpa pajak karbon, harga dasar dari impor listrik berkisar antara S$100 per MWh dan S$150 per MWh. Ketika pajak karbon meningkat maka perbedaan antara biaya dari CCGT dan impor listrik semakin menyempit secara signifikan dan semakin mengecil jika pajak karbon dinaikan melebihi S$80 per ton setelah 2030. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan G20 Energy Trasition Working Group. Sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) akan menggelar Sidang Energy Transition Working Group yang pertama (ETWG 1).

Acara yang merupakan rangkaian Presidensi G20 Indonesia ini berlangsung pada 24-25 Maret 2022 di Yogyakarta. Sidang ETWG 1 yang dilaksanakan di Yogyakarta ini akan dihadiri oleh 20 negara anggota G20, 10 negara undangan, dan 8 organisasi internasional, baik secara langsung maupun virtual. Forum Transisi Energi G20 2022 terdiri dari Rangkaian Pertemuan, mulai dari Energy Transitions Working Group (ETWG) 1 di Yogyakarta yang dilaksanakan minggu depan.

Selanjutnya, ETWG 2 di Labuan Bajo, dan ETWG 3 di Bali, serta Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM). Puncak Presidensi G20 Indonesia adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada September 2022. Pembahasan dalam sidang ETWG-1 meliputi tiga isu prioritas transisi energi, yakni akses, teknologi, dan pendanaan.

Global energy security, securing energy accessibility, smart and clean energy technologies scaling up. Dan yang paling penting dari sidang tersebut adalah pembahasan rencana dan desain utama Road to Bali Communique (Komunike Bali) dari berbagai negara G20 untuk energi transisi.

Sidang juga akan membahas bagaimana menciptakan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua. Di bidang teknologi akan dibahas upaya peningkatan dan pemanfaatan teknologi untuk pembangunan industri bersih, integrasi energi terbarukan dan efisiensi energi. Dalam rangka Sidang juga akan membahas bagaimana menciptakan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua.

Di bidang teknologi akan dibahas upaya peningkatan dan pemanfaatan teknologi untuk pembangunan industri bersih, integrasi energi terbarukan dan efisiensi energi. Dalam rangka mendukung terselenggaranya ETWG 1 PLN akan memastikan kesediaan listrik tanpa kedip atau zero down time. Dua gardu induk dikerahkan untuk memasok listrik pada KTT tersebut.

Untuk memastikan kelancaran acara G20, PLN memasok listrik di lokasi-lokasi tersebut dari 2 Gardu Induk. Selain itu PLN juga menyiapkan cadangan pasokan menggunakan Automatic Change-Over (ACO), apabila pasokan utama mengalami gangguan, akan segera dipindahkan ke sumber listrik cadangan. Kementerian ESDM juga membuka partisipasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi maupun aksi nyata untuk mendukung energi bersih dalam kerangka G20 Energy Transitions.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Realisasi pemenuhan kebutuhan batubara domestik alias domestic market obligation (DMO) di dua bulan pertama tahun ini mencapai 25,88 juta ton.

Seperti diketahui Kementerian ESDM mencanangkan rencana produksi batubara 663 juta ton. Dari rencana produksi itu, pemerintah menetapkan rencana DMO batubara sebanyak 166 juta ton. Sebanyak 130 juta ton di antaranya untuk sektor kelistrikan. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memastikan upaya pemenuhan batubara untuk dalam negeri terus dilakukan. Direktur Utama PLN berpendapat kebijakan pemerintah serta dukungan DPR melalui Komisi VI dan Komisi VII yang tetap mematok harga DMO batubara sebesar US$ 70 per metric ton (MT) juga sangat membantu PLN untuk mengamankan pasokan batubara di tengah lonjakan harga.

Secara sistemik, PLN telah melakukan perubahan paradigma dalam monitoring dan pengendalian pasokan batubara, yang semula berfokus pada pengawasan di titik bongkar estimated time of arrival (ETA) menjadi berfokus di titik muat/ loading.

Bersama dengan Kementerian ESDM melakukan enforcement day to day kepada pemasok untuk memastikan setiap pengiriman yang direncanakan dapat dimuat sesuai rencana. Apabila terjadi kegagalan loading, maka sistem terintegrasi antara PLN dan Ditjen Minerba akan langsung mengunci sehingga tidak memungkinkan pemasok tersebut melakukan ekspor Pemerintah meluncurkan Sistem Informasi Mineral dan Batubara antara Kementerian dan Lembaga (SIMBARA) guna mendorong pemenuhan realisasi DMO.

Sebagai informasi, sistem tersebut memuat ekosistem pengawasan terintegrasi bagi seluruh aplikasi pengelolaan dan pengawasan data mineral dan batubara (minerba). SIMBARA mengintegrasikan proses mulai dari single identity dari wajib pajak dan wajib bayar, proses unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan tambang, rencana penjualan, verifikasi penjualan, pembayaran PNBP, serta ekspor dan pengangkutan atau pengapalan, dan devisa hasil ekspor.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Hitung-hitung penyesuaian BBM bersubsidi. Di satu sisi, Indonesia akan mendapatkan windfall profit dari kenaikan sejumlah harga komoditas yang dipicu oleh memanasnya konflik Rusia dan Ukraina. Kenaikan ini diperkirakan akan melebihi harga minyak mentah Indonesia yang menjadi acuan dalam pembentukan APBN sebesar US$63 per barel.

Di tengah proses pemulihan ekonomi yang sedang dijalankan, pemerintah mempertimbangkan untuk mempertahankan level harga BBM. Meskipun demikian, peningkatan harga komoditas tersebut cenderung juga menambah tekanan terhadap peningkatan beban anggaran khususnya subsidi BBM dan LPG. Kondisi ini mendrong adanya upaya untuk melakukan perubahan skema subsidi energi, listrik, dan LPG 3 kg menjadi penyaluran secara tertutup yang diperkirakan akan dilakukan pada tahun depan.

Pemerintah memastikan pelaksanaan reformasi subsidi bakal terus dilakukan secara bertahap, harapannya, di 2023 dan ke depan, subsidi listrik dan LPG ini bisa lebih kita integrasikan ke dalam program yang lebih tertutup, seperti kartu sembako atau bansos. Implementasi skema penyaluran subsidi energi secara tertutup masih menunggu keputusan Presiden, namun saat ini uji coba penyaluran sudah mulai dilakukan di beberapa kota di Indonesia. Implementasi ini juga masih menunggu kesiapan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial guna mengetahui masyarakat yang berhak dan tidak menggangu daya belinya.

Penerapan ini juga membutuhkan kesiapan taknologi yang akan digunakan sebagai transaksi pembayaran. Selain mengubah skema penyaluran dari terbuka menjadi tertutup, pemerintah juga akan kembali memberlakukan automatic tariff adjustment listrik setelah dihentikan beberapa tahun terakhir. Tidak adanya penyesuaian tarif listrik adjustment menyebabkan beban kompensasi yang harus ditanggun oleh Pemerintah terhadap selisih harga jual listrik dan harga keekonomiannya menjadi semakin besar.

Pengenaan tarif listrik adjustment diharapkan dapat membantu pelaksanaan tranfromasi subsidi energi lebih tepat sasaran yang sempat terhenti pada tahun 2017. Tahun 2017 merupakan tahun terakhir dimana pemerintah melakukan reformasi yang cukup signifikan dengan mengeluarkan golongan rumah tangga 900 VA dari golongan yang menerima subsidi listrik. Sebelumnya pada tahun 2015, pemerintah juga sempat melakukan reformasi subsidi energi dengan penghapusan subsidi BBM jenis Premium dan menghapuskan 12 golongan pelanggan listrik dari daftar penerima subsidi listrik.

• Perlu juga diperhatikan, bahwa secara historis Indonesia pernah memberlakukan harga BBM bersubsidi sampai dengan Rp8.500 per liter di tahun 2014. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk berani melakukan penyesuaian harga BBM khususnya yang bersubsidi sehingga gap antara harga jual BBM bersubsidi dengan harga BBM acuan tidak terlalu besar.

Selain memperkecil beban subsidi di dalam anggaran, hal ini juga dapat memperkecil potensi penyelundupan atau penyelewengan BBM bersubsidi. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Kompor Listrik Bisa Jadi Alternatif Atasi Lonjakan Harga LPG, Harga minyak dunia yang terus naik membuat harga acuan LPG, yakni CP Aramco, ikut mengalami kenaikan.

Per Maret 2022, harga CP Aramco tercatat sudah menyentuh level USD900 per metrik ton. Padahal, saat ini sebanyak 65% LPG yang digunakan di Indonesia harus diimpor. Kondisi ini diyakini bisa memperdalam defisit neraca perdagangan nasional.

Dampaknya, penggunaan dolar akan meningkat dan menyebabkan mata uang rupiah terdepresiasi. Akibatnya akan memberatkan keuangan negara. Selain itu, impor LPG pun dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring dengan konsumsi yang terus naik.

Pada tahun 2024, diperkirakan impor LPG bisa mencapai Rp 67,8 triliun. Oleh karena itu untuk mengatasi situasi seperti ini untuk membantu pemerintah dalam menghemat anggaran APBN dan mengurangi impor LPG diharapkan agar gerakan penggunaan kompor induksi kembali ditingkatkan demi mengurangi impor LPG. Dengan beralih ke kompor induksi, ketergantungan terhadap impor LPG bakal berkurang secara bertahap sehingga mendorong kemandirian energi.

Tak hanya itu, masalah defisit transaksi berjalan akibat impor LPG secara perlahan juga dapat diselesaikan. Selain mengurangi angka impor, konversi ini juga bakal menekan subsidi LPG dalam APBN yang terus membengkak. Pada tahun ini, pemerintah menganggarkan Rp.61 triliun untuk subsidi LPG dengan asumsi ICP US$ 63 per barel. Per Februari 2022, ICP sudah menyentuh dilevel US$ 95,72 per barel.

Kenaikan ini akan berdampak terhadap beban subsidi LPG dimana setiap kenaikan US$ 1 ICP maka beban subsidi LPG akan meningkat sebesar Rp 1,47 T. Jadi bisa dibayangkan berapa beban penambahan untuk subsidi LPG 3 kg saat ini. Perubahan dari LPG ke kompor listrik manfaatnya akan bisa langsung terasa. Negara juga akan lebih hemat karena ada pengurangan subsidi LPG.

Masyarakat juga akan mendapatkan manfaat dari penggunaan kompor induksi ini. Konsumsi menggunakan kompor induksi, jika dibandingkan 1 kg LPG adalah sebesar 7,1 kWh. Artinya, dengan memakai kompor listrik masyarakat hanya perlu merogoh kocek                             Rp 10.266, yang setara dengan 1 kg LPG non-subsidi dengan harga Rp.

15.500 per kg, Dengan asumsi pemakaian 1 bulan sebanyak 9 kg, maka biaya yang dikeluarkan rumah tangga mencapai Rp 139.500. Sedangkan pemakaian 1 bulan kompor induksi setara dengan 64,7 kWh atau hanya Rp 93.556.

“Artinya, penggunaan energi LPG lebih mahal Rp 45.944 per bulan jika dibandingkan dengan penggunaan kompor induksi. Saat ini pemerintah sedang mencanangkan progam 1 juta kompor listrik yang digagas oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Program ini merupakan upaya untuk memaksimalkan cadangan listrik PLN yang mengalami kelebihan pasokan. Untuk golongan masyarakat dengan daya listriknya 450-900 VA bisa menaikkan dayanya menjadi 2.200 VA. Menurutnya PLN bisa menggratiskan biaya penambahan daya bagi masyarakat golongan bawah. Pasalnya, konsumsi daya listrik untuk memasak menggunakan kompor tersebut cukup besar. Program kompor listrik gratis ini mencontoh konversi dari penggunaan minyak tanah ke LPG.

Oleh sebab itu, pihaknya bersama pemerintah terus mendorong masyarakat kelas menengah ke atas untuk mau beralih menggunakan kompor listrik. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Mobil Listrik Pertama yang Dibuat di Indonesia. Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik Hyundai Motor Manufacturing yang berada di Bekasi, Jawa Barat, Dalam kesempatan yang sama, presiden pun meluncurkan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan listrik Ioniq 5 pertama yang dibuat di Indonesia.

Presiden berharap mobil listrik Hyundai Ioniq 5 ini akan menjadi milestone penting dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, pengembangan mobil listrik yang semakin canggih dan diminati. Indonesia memiliki nikel dan kobalt sebagai material penting untuk baterai lithium. Bauksit yang bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik, serta tembaga yang dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel di mobil listrik, Untuk menjadi pemain kunci kendaraan listrik, maka perlu membangun ekosistem yang kuat.

Tanpa ekosistem yang kuat di dalam negeri maka akan sulit bersaing dengan negara lain dalam membangun industri mobil listrik. Beberapa investor saat ini akan memulai konstruksi dan siap mengolah nikel dan kobalt menjadi bahan material lithium baterai. dan pada tahun 2024 mobil-mobil listrik yang diproduksi di Indonesia sudah menggunakan baterai listrik dan juga komponen-komponen penting lainnya yang diproduksi di negara kita Indonesia.

Pemerintah akan terus mendorong peningkatan local content kendaraan listrik dengan memberikan insentif, memangkas berbagai hambatan regulasi, sehingga industri hulu dari kendaraan listrik juga akan tumbuh, yang sekaligus menciptakan lapangan kerja dan melakukan substitusi impor.

Pemerintah akan selalu mendukung setiap investasi kendaraan listrik di Indonesia dan juga pengembangan industri hulunya terutama industri baterai. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Langkah mitigasi kenaikan harga minyak. Pemerintah berusaha untuk tetap mempertahankan harga BBM pemerintah juga harus menanggung beban subsidi untuk BBM jenis Premium dan Solar. Dengan terus terkereknya harga minyak dunia, maka kebutuhan anggaran kompensasi penundaan kenaikan Pertamax92 dan Pertalite akan meningkat, demikian pula kebutuhan subsidi BBM jenis Premium dan Solar akan meningkat.

Pemerintah diharapkan dapat segera menyiapkan langkah langkah strategis dan beberapa skenario untuk dapat merespon kenaikan harga minyak dunia. Meskipun saat ini kenaikan harga minyak yang terjadi memberikan tekanan terhadap subsidi energi dalam APBN 2022, namun sedikit tertolong oleh naiknya harga komoditas seperti batubara, nikel, dan CPO terhadap penerimaan negara. Kenaikan harga BBM non subsidi seperti diperkirakan tidak akan menggangu daya belum masyarakat.

Penyesuaian harga BBM RON 92 yang lebih ramah lingkungan juga dinilai tidak banyak berdampak pada indikator ekonomi makro. Salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga BBM RON 92 ke atas tidak menyebabkan inflasi adalah karena proporsi konsumsi BBM RON 92 ke atas sangat kecil dan tidak banyak digunakan oleh transportasi logistic sehingga tidak secara langsung menaikan biaya distribusi yang berpotensi meningkatkan kenaikan harga harga kebutuhan pokok dan memicu inflasi Akan tetapi ada beberapa potensi risiko fiskal yang harus diantisipasi dari fluktuasi harga minyak yang terjadi.

Salah satunya dari sensitivitas risiko fiskal BUMN terhadap perubahan variable ekonomi makro. Fluktuasi harga minyak dapat menimbulkan shock terhadap kinerha BUMN dan menimbulkan eksposur terhadap APBN.

Risiko tersebut, baik terhadap pendapatan negara yang bersumber dari BUMN seperti penerimaan pajak dan dividen, maupun terhadap belanja negara seperti subsidi, serta pembiayaan anggaran seperti penyertaan modal negara dan pinjaman kepada BUMN. Kenaikan harga minyak mentah di satu sisi berdampak positif terhadap kenaikan kontribusi penerimaan negara dari PT Pertamina. Berdasarkan simulasi, setiap kenaikan harga minyak US$20 menambah penerimaan negara hingga 17,7 persen. Namun kenaikan harga minyak berdampak terhadap kenaikan biaya operasi BUMN yang berpotensi menyebabkan penurunan laba bersih operasi dan besaran kontribusi pajak yang disetorkan ke Pemerintah.

Selain dari sisi fiskal, pemerintah juga perlu menyiapkan langkah antisipatif di sisi penyediaan guna memastikan kebutuhan suplai stok migas nasional. Pemerintah perlu memastikan agar negara-negara yang selama ini menjadi andalan dalam penyediaan impor nasional masih tetap mengalokasikan produksinya untuk dieskpor ke Indonesia. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Potensi Pengembangan PLTN Small Modular Reactor.

Dalam rangka mendukung kebijakan net zero emission (NZE)di tahun 2060, Indonesia terus menggali berbagai macam potensi khususnya di sektor energi baru terbarukan (EBT).

Salah satu yang menarik untuk dikaji adalah potensi pemanfaatan energi nuklir skala kecil yaitu PLTN SMR ( Small Modular Reactor). Berbeda dengan PLTN skala besar yang cocok dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang besar seperti di Jawa-Bali dan Sumatera, PLTN SMR lebih cocok untuk dimanfaatkan di kepulauan Indonesia yang kebutuhan listriknya masih relatif kecil.

Jika melihat Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemanfaatan energi nuklir akan dipertimbangkan setelah pemanfaatan sumber energi baru dan energi terbarukan dimaksimalkan. Memperhatikan potensi energi terbarukan yang cukup besar, maka pemanfaatan energi nuklir merupakan pilihan terakhir.

Dalam KEN dan RUEN, dinyatakan bahwa energi nuklir dimanfaatkan dengan mempertimbangkan keamanan pasokan energi nasional dalam skala besar, mengurangi emisi karbon dan tetap mendahulukan potensi energi baru dan energi terbarukan sesuai nilai keekonomiannya, serta mempertimbangkannya sebagai pilihan terakhir dengan memperhatikan faktor keselamatan secara ketat. Namun demikian, dalam RUKN 2019-2038 disebutkan dalam upaya mendorong pemanfaatan sumber EBT yang lebih besar untuk penyediaan tenaga listrik, penelitian dan kajian kelayakan merupakan salah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan untuk dilaksanakan agar pengembangannya dapat dilakukan secara maksimal.

Dengan demikian tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukannya kajian ataupun studi pemanfaatan energi nuklir dalam penyediaan tenaga listrik. Dengan pertimbangan beberapa hal seperti: (i) semakin langka dan mahalnya harga energi fosil, (ii) ancaman perubahan iklim global sebagai akibat dari emisi karbon dioksida dari pembakaran batubara atau energi fosil lainnya, sebetulnya telah membuat PLTN menjadi sebuah opsi sumber energi yang sangat menarik untuk ikut berperan dalam memenuhi kebutuhan listrik di masa depan.

Apalagi apabila biaya proyek, biaya pengelolaan waste dan biaya decommissioning telah menjadi semakin jelas. Perlu disadari bahwa pengambilan keputusan untuk membangun PLTN tidak semata mata didasarkan pada pertimbangan keekonomian dan profitability, namun juga pertimbangan lain seperti aspek politik, Kebijakan Energi Nasional (KEN) target penggunaan EBT paling sedikit 23% pada tahun 2025, penerimaan sosial, budaya, perubahan iklim dan perlindungan lingkungan.

Dengan adanya berbagai aspek yang multi-dimensional tersebut, program pembangunan PLTN hanya dapat diputuskan oleh Pemerintah. Tingginya investasi awal dan panjangnya waktu implementasi dari pembangunan PLTN memerlukan dukungan Pemerintah dalam jangka panjang agar pembangunan PLTN dapat diselesaikan dengan sempurna dan tepat waktu. Oleh karena itu dalam RUPTL ini PLTN masih merupakan opsi yang dimunculkan untuk mencapai target bauran energi dari EBT sekitar 23% yang implementasinya memerlukan program pembangunan PLTN yang diputuskan oleh Pemerintah.

Untuk itu perlu dilakukan langkah nyata persiapan proyek pembangunan PLTN mengingat sumber energi fosil yang semakin langka dan mempertimbangkan masa pembangunan PLTN yang sangat lama.

Di sisi lain, pemanfaatan tenaga nuklir dapat mendukung upaya peningkatan bauran energi EBT dan pencapaian NZE 2060. Dengan teknologi yang berkembang saat ini, PLTN SMR yang tergolong teknologi PLTN generasi III+ memiliki beberapa kelebihan antara lain tidak membutuhkan area yang luas, waktu pembangunan lebih singkat serta lebih murah baik pembangunan maupun pemeliharaannya.

Selain itu SMR bersifat fleksibel, dimana daya yang dibangkitkan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila daya listrik yang dibutuhkan di suatu wilayah lebih banyak daripada yang tersedia, maka suplai daya dari SMR dapat ditingkatkan dengan menambah modul daya pada sistem reaktor yang sama.

Oleh karena itu, untuk mewujudnyatakan penggunaan energi nuklir diperlukan keseriusan berbagai pihak terutama dalam meningkatkan kajian keilmuan, feasibility study, dan kerjasama dengan mitra stakeholder seperti BATAN (BRIN) dan Bapeten sebagai persiapan dalam pengembangan tenaga nuklir dalam waktu dekat.

Dari sisi regulasi, upaya tersebut juga perlu diiringi dengan revisi ( updating) PP No.79 tahun 2014 yang menyebut penggunaan PLTN dianggap sebagai upaya terakhir. Selain itu revisi KEN dan RUEN juga perlu dilakukan dengan penyesuaian asumsi makro ekonomi yang lebih realistis. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Batubara mendorong kinerja ekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Indonesia pada Februari 2022 tumbuh sebesar 34,14 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Dibandingkan dengan Januari 2022, kinerja ekspor pada Februari 2022 tercatat tumbuh sebesar 6,73 persen (month-to-month/mtm). Kepala Badan Pusat Statistik menyampaikan, berdasarkan sektor, pertumbuhan tertinggi secara bulanan tercatat pada sektor pertambangan dan lainnya yang mencapai 65,82 persen.

Komoditas yang mendorong sektor pertambangan dan lainnya tumbuh tinggi, diantaranya komoditas batu bara di mana pada Februari 2022 naik sebesar 139,96 persen dan lignit naik 151,53 persen.

Secara tahunan, pertumbuhan tertinggi pun terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya yang mencapai 84,61 persen yoy. Penyebab tingginya di antaranya batu bara yang naik 75,42 persen dan bijih tembaga naik 319,95 persen.

Di samping itu, berdasarkan golongan barang HS digit, ekspor bahan bakar mineral atau HS 27 mencatatkan peningkatan tertinggi, yaitu sebesar US1,75 miliar, dengan negara tujuan India, China, dan Jepang. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Target TKDN Migas 2022. SKK Migas mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk meningkatkan targetkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dalam pengelolaan komponen barang, jasa Industri hulu migas.

Komitmen TKDN tahun 2022 diharapkan bisa mencapai 60% meskipun Pemerintah telah menetapkan target TKDN migas sebesar 57%, dengan nilai unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan pengadaan barang/jasa sebesar US$ 5.200 juta atau setara dengan Rp.75 triliun, diperkirakan sekitar Rp.45 triliun pengadaan barang/jasa akan dinikmati oleh industri nasional.

Pada tahun 2021 lalu nilai TKDN industri hulu migas berhasil mencapai TKDN 58,95% dengan nilai pengadaan barang dan jasa sebesar USD 4,066 juta, dimana pencapaian nilai TKDN tersebut tentunya telah melebihi target yang ditetapkan pemerintah di industri hulu migas sebesar 57%.

Target TKDN ditahun 2022 ini menjadi tantangan dan dorongan bagi SKK Migas dan KKKS untuk terus berkomitmen melakukan proses rantai suplai sesuai dengan prinsip dasar dan etika pengelolaan rantai suplai yang efektif, efesien dan transparan dan mendukung tumbuh nya kemampuan nasional.

SKK Migas bersama dengan KKKS telah menyiapkan 7 program unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan yang akan dilaksanakan di tahun 2022 guna mengakselerasi TKDN yaitu Forum Kapasitas Nasional 2022, Program AML bersama Hulu Migas Tahap II, Pelaksanaan Indonesia Pavilion di Oil & Gas Asia (OGA) Exhibition dan ADIPEC 2022, Vendor Development/Program Uji Coba, Pembaharuan Data Market Intelligence dan Kemampuan Nasional, Penilaian KPI SCM dan Audit Kepatuhan KKKS serta Penyelesaian SOP CIVD dengan Peningkatan program digitalisasi pengadaan di hulu migas Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Diharapkan 7 program pemberdayaan kapasitas nasional hulu migas (TKDN) dapat dilakukan secara optimal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam negeri dan sejalan dengan visi 1 juta barrel minyak dan 12 BSCFD Gas, dengan 3 (tiga) strategi utama yakni pencapaian long term planning pencapaian lifting, menggerakan multiplier effect dan menjalankan program pembinaan lingkungan sesuai dengan program G-20.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Kenaikan Harga BBM Momentum Masyarakat Pindah ke Kendaraan Listrik, Kenaikan harga sejumlah komoditas energi fosil saat ini dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk menggenjot target bauran energi terbarukan (EBT).

Pasalnya, bauran EBT RI saat ini baru mencapai 11,7% dari target 23% di 2025. Hal ini seiring dengan adanya kenaikan harga komoditas di sektor energi seperti bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) non subsidi.

Kenaikanharga minyak dunia berdampak terhadap makin tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia, terutama untuk jenis BBM Umum yang memang tidak disubsidi oleh Pemerintah. Pemerintah sendiri telah menyesuaikan harga BBM sesuai jenis dan peruntukannya. Hal itu sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014. Pertama ialah BBM Jenis Tertentu (JBT) yang memang mendapatkan subsidi yaitu minyak tanah dan solar subsidi. Kedua, BBM Jenis Khusus Penugasan (JBKP) yaitu BBM RON mininal 88.

Kemudian yang ketiga, BBM Umum, yakni diluar ke dua jenis BBM tersebut seperti Pertamax Series, Dexlite dan Pertamina Dex.

Adapun formula dan harga BBM Umum mengacu kepada Keputusan Menteri (KepMen) ESDM Nomor 62 Tahun 2020, yang menyebutkan bahwa harga BBM ditetapkan oleh Badan Usaha dengan acuan harga rata-rata MOPS/Argus yang pastinya mengikuti harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM jenis nonsubsidi ada pada kisaran Rp500-Rp1.100 per liter.

Seiring dengan mulai tumbuhnya roda perekonomian pasca-pandemi kemarin, dimana mobilitas masyarakat sudah mulai masif dan kebutuhan akan BBM mulai meningkat, tapi disisi lain harga BBM mengalami lonjakan yang cukup signifikan dan pastinya akan berdampak terhadap beban keuangan, oleh karena itu diharapkan masyarakat dapat menghemat BBM dalam kegiatan sehari-hari agar beban keuangan bisa berkurang akibat kenaikan harga BBM.

Salah satu upaya penghematan BBM adalah dengan beralih ke kendaraan listrik. Selain meminimalisir konsumsi BBM, kendaraan listrik juga menjadi cara membantu PLN dalam meningkatkan konsumsi listrik yang saat ini sedang berlebih serta membantu pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dioksida.

Namun untuk mencapai itu, perlu upaya khusus dari pemerintah agar penggunaan kendaraan listrik ini terus meningkat. Selain infrastruktur, untuk harga dan desain kendaraan listrik harus bisa menyesuaikan dengan karakter dan kondisi jalan di Indonesia. III. Sektor Geologi, MIneral, Batubara dan Umum Batu Bara Topang Transisi Energi di Indonesia. Komoditas batu bara menjadi bagian tidak terpisahkan dalam upaya transisi energi selama beberapa dekade mendatang. Sumber energi ini akan terus digunakan seiring dengan langkah dunia mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan.

Selama masa transisi, penggunaan energi fosil tetap dilakukan sebagai penopang (backbone) dari pembangkit listrik. Pasalnya, energi baru dan terbarukan (EBT) masih dikembangkan hingga mencapai kapasitas terpasang sesuai yang ditargetkan. Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) mengatakan bahwa energi fosil merupakan sumber penting selama proses transisi energi. Tiga energi fosil yang dimaksud adalah batu bara, minyak dan gas bumi.

Dalam 10 tahun ini ketergantungan ke terhadap batu bara akan masih sangat tinggi, sehingga komoditas batu bara masih favorit dalam waktu beberapa tahun ke depan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan bahwa porsi penggunaan batu bara sebagai sumber energi di Indonesia mencapai 38 persen dari total energi nasional pada 2021.

Angka ini terbesar dibandingkan dengan energi lainnya. Minyak bumi berkontribusi 31,2 persen, gas bumi memberikan sumbangsih 19,3 persen dan energi baru terbarukan 11,5 persen. Sementara pada proyeksi tahun ini, batu bara juga masih mendominasi total bauran energi primer Tanah Air dengan porsi 34,5 persen. Kemudian disusul minyak bumi 27,3 persen, gas bumi 22,5 persen serta kontribusi EBT ditargetkan mencapai 15,7 persen. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menjelaskan bahwa sejauh ini batu bara terbukti menjadi sumber energi yang paling murah.

Selain murah, komoditas ini juga memenuhi unsur dalam ketahanan energi. Adapun unsur ketahan energi tersebut adalah ketersediaan yang relatif cukup banyak (availability), dapat diterima termasuk dengan perkembangan teknologi rendah emisi (acceptability) serta mudah diakses atau accessibility. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Dampak kenaikan harga minyak dalam proses transisi energi negara minyak.

Peningkatan harga minyak global yang mencapai lebih dari US$100 per barel memberikan makna tersendiri bagi transisi energi terbarukan terutama di negara negara Teluk. Didorong oleh terbatasnya pasokan dan meningkatnya permintaan global setelah pembatasan yang dilakukan di sejumlah negara. Kenaikan harga yang terjadi memberikan implikasi terhadap investasi dalam energi terbarukan terutama di negara negara pengekspor minyak di Teluk. Sebelumnya investasi migas telah berkurang sekitar 30 persen dalam masa pandemic, adanya peningkatan permintaan yang disertai kenaikan harga berpotensi menyebabkan pembalikan trend tersebut.

Salah satunya diperlihatkan oleh perusahaan migas dunia ExxonMobil yang mengumumkan peningkatan anggaran sebesar 45 persen untuk pengeboran dan kegiatannya tahun ini.

Sementara indikator lainnya ditunjukan oleh anggota OPEC dan negara penghasil minyak lainnya untuk tidak merubah target peningkatan produksi minyaknya sebesar 400 ribu barel per hari. Di saat yang sama, ada kekhawatiran bahwa harga minyak dan gas yang lebih tinggi akan mendorong peningkatan konsumsi batubara. Beberapa analis memperkirakan bahwa tingginya harga minyak yang terjadi saat ini dapat mendorong perusahaan minyak untuk berperan lebih besar dan lebih meningkatkan investasi mereeka dalam energi terbarukan.

Salah satunya Total, didorong oleh kenaikan harga minyak yang tinggi Total berencana untuk membeli US$1,5 miliar saham untuk menambah investasi mereka dalam energi terbarukan, sementara Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan, menyatakan akan meningkatkan pengeluaran untuk pengembangan energi rendah karbon hingga 40 persen dari total pengeluaran pada tahun 2025 dan 50 persen pada tahun 2030.

Selain itu negara negara Timur Tengah saat ini telah mengidentifikasikan pengembangan energi terbarukan sebagai salah satu kunci untuk rencana diversifikasi ekonomi jangka panjang mereka. Misalnya Arab Saudi, mentargerkan untuk menghasilkan 50 persen listriknya dari energi terbarukan pada tahun 2030 dan menetapkan target nol bersih pada 2060.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan untuk menginvestasikan US$101,3 milyar dalam produksi energi terbarukan pada akhir dekade ini.

Bahkan pada April tahun lalu Arab Saudi telah meresmikan pembangkit listrik tenaga surya pertama di negeri tersebut. Negara lainnya yaitu UEA merencanakan untuk berinvestasi sebesar US$163,4 milyar di energi terbarukan pada tahun 2050 guna mencapai target emisi nol bersih.

Oman, negara lainnya di Timur Tengah, meresmikan ladang tenaga surya Ibri dengan kapasitas 2.500 MW yang menjadi proyek energi terbarukan skala utilitas terbesar di negara tersebut. Bahkan Qatar sebagai salah satu pengekspor gas alam terbesar di dunia juga telah meningkatkan fokusnya pada energi terbarukan. Ada kecenderungan, keuntungan yang didapat dari peningkatan harga minyak benar benar dimanfaatkan oleh negara negara penghasil minyak untuk mewujudkan ambisinya dalam mencapai net zero emission yang ditargetkan.

II. Sektor EBT dan Ketenagalistrikan Kebijakan DMO 30 persen, Ekspor Jadi Macet, Kebijakan pemerintah menaikkan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 30 persen dari 20 persen untuk minyak goreng dinilai tidak tepat. Dengan adanya DMO pada minyak goreng justru membuat harga CPO di pasar internasional makin mahal dan memicu bocornya CPO keluar negeri karena disparitas harga antara ekspor dan domestic semakin jauh.

Pemerintah menaikkan angka DMO menjadi 30 persen untuk memberikan jaminan yang lebih besar kepada produsen minyak goreng atas ketersediaan bahan baku. Namun kebijakan tersebut justru akan mempersulit pelaku industri minyak nabati, bahkan bisa mengakibatkan ekspor CPO jadi macet. Padahal, 64 persen market CPO Indonesia adalah di pasar ekspor. Selain itu juga kenaikan DMO yang dibarengi dengan penetapan harga atau domestic price obligation (DPO) crude palm oil (CPO) atau minyak sawit memakan korban.

Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang oleokimia ini terpaksa menghentikan produksinya karena tidak mampu memenuhi kewajibannya memasok minyak goreng sebanyak 20 persen dari produk yang akan diekspornya.

Seharusnya sebelum menerapkan kebijakan DMO 30 persen, pemerintah diminta untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan DMO 20 persen yang diterapkan sebelumnya. Selain itu, pemerintah tidak pernah mengumumkan perusahaan CPO mana saja yang tidak patuh pada kebijakan DMO 20 persen. Pemerintah juga dinilai tidak menindak tegas perusahaan yang tidak patuh DMO dengan mencabut izin ekspor perusahaan tersebut.

Selain itu, kebijakan DMO ini akan berdampak menekan keuntungan perusahaan sawit yang yang mengekspor produknya. Kemudian, perusahaan sawit yang terkena dampak dari DMO adalah perusahaan yang tidak punya integrasi dengan industri makanan minuman atau hilirisasi sawit.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Peluang pasar dan laba batu bara. Perang Rusia Ukrania tidak hanya menyebabkan lonjakan pada harga minyak dan gas atau migas dunia, namun juga batu bara. Pasalnya, Rusia termasuk negara pengekspor batu bara terbesar ke negara-negara Eropa. Pengamat Energi UGM berpendapat bahwa berbeda dengan kenaikkan harga migas, meroketnya harga batu bara sangat menguntungkan bagi Indonesia.

Dimana hal itu bisa menaikkan perolehan devisa bagi negara dan pengusaha untuk meraup laba dalam jumlah sangat besar. Adapun, pada Februari 2022, harga batu bara sudah naik sebesar 38,22% secara month over month. Pada awal Maret 2022, harga batu bara kembali meroket mencapai USD446 per metrik ton. Selain itu, peluang pasar ekspor batu bara di Eropa yang selama ini dipasok Rusia semakin terbuka.

Namun, perlu diingat, agar pengusaha batu bara tidak rakus dalam meraup keuntungan dengan mengekspor seluruh produksi tanpa memasok batu bara ke PLN yang menyebabkan krisis batu bara di PLN seperti terjadi sebelumnya.

Lebih lanjut, untuk mencegah pengabaian DMO, PLN sudah mengembangkan monitoring sistem yang terintegrasi dengan Kemeterian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Hasil monitoring itu menjadi dasar bagi Kementerian ESDM untuk menetapkan sanksi berupa larangan ekspor, larangan produksi, dan pencabutan izin usaha bagi pengusaha batu bara yang tidak memenuhi DMO.

Untuk itu, Kementerian ESDM harus berani menerapkan sanksi tegas bagi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan yang abai terhadap ketentuan DMO, tanpa memperdulikan siapa pun pemilik perusahaan batu bara tersebut. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Respon negara Asia terhadap kenaikan harga minyak.

Lonjakan harga minyak global yang terjadi saat ini memberikan tekanan bagi beberapa Pemerintah di Asia untuk mengendalikan harga bensin untuk mengendalikan kemarahan public, sementara di beberapa negara lainnya membiarkan harga bensin meningkat. Vietnam, Jepang dan pemerintah di negara lainnya mempertimbangkan langkah-langkah untuk meringankan beban ekonomi masyarakatnya.

Di Vietnam harga bensin ditetapkan oleh Pemerintahharga bensin beroktan 95 telah dinaikan sebanyak enam kali sejak Desember tahun lalu, meningkat sekitar 17 persen dalam tiga bulan. Beban masyarakat semakin diperparah karena adanya kekurangan pasokan. Kekurangan pasokan yang terjadi menimbulkan spekulasi bahwa operator SPBU melakukan penimbunan sampai dengan kenaikan harga berikutnya. Untuk mengatasi tingginya harga dan kekurangan pasokan, Pemerintah Vietnam melakukan pengendalian harga, mengeluarkan cadangan dan meningkatkan impor minyak hingga tiga kali lipat rata rata bulanan pada februari lalu.

Di sisi lain pengendalian harga bahan bakar yang dilakukan oleh Pemerintah memberikan masalah terhadap likuiditas perusahaan penyulingan minyak terbesar di negara tersebut yang sebelumnya telah mengalami krisis keuangan akibat pandemic yang terjadi pada tahun 2021.

Bahkan pada Januari lalu, salah satu kilangnya mengurangi kapasitasnya menjadi 80 persen dan menangguhkan beberapa impor minyak mentah karena tidak cukup likuiditas untuk membeli kargo baru. Di sisi lain, parlemen Vietnam sedang mempertimbangkan untuk mengusulkan pemotongan pajak bahan bakar guna menurunkan harga. Di Malaysia, peningkatan harga minyak menyebabkan potensi subsidi bahan bakar yang harus ditanggung pemerintah meningkat lebih hingga lebih dari US$2,8 miliar pada tahun ini. Hal ini disebabkan harga diesel dan bensin beroktan 95 masih berada di bawah kendali pemerintah.

Diesel dibatasi pada harga 2,15 ringgit per liter dan bensin dibatasi pada harga 2,05 ringgit per liter. Kebijakan subsidi tetap dipertahankan, karena penghapusan subsidi merupakan topik sensitive secara politik yang dapat mempengaruhi reputasi pemerintah pusat di antara kelas pekerja di Malaysia. Kondisi ini hampir serupa dengan yang terjadi di Indonsia.

Pemerintah cenderung untuk mempertahankan harga jual bahan bakar untuk menghindari adanya protes yang luas dan menjaga tingkat inflas. Meskipun demikian hal tersebut diperkirakan akan menyebabkan peningkatan defisit fiskal menjadi sekitar 4,4 persen.

Di Jepang, pemerintah meningkatkan tingkat maksimum subsidi untuk distributor minyak menjadi 22 sen per liter pada Februari, naik dari sebelumnya sekitar 4 sen untuk mencegah kenaikan tiba tiba. Pemerintah juga mempertimbangkan untuk mengurangi pajak bahan bakar sebesar 25,1 Yen per liter. Kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah kota yang sudah kekurangan menerima pendapatan pajak bahan bakar.

Di India, pengecer bahan bakar milik negara telah membekukan tarif selama pemilihan negara bagian. Sementara di Kamboja, harga di SPBU naik 17% sejak Desember, para pejabat mengatakan pemerintah unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dapat mensubsidi bahan bakar lebih lanjut karena keterbatasan anggaran. Saat ini memberikan subsidi sekitar 4 sen per liter. Di Turki, jatuhnya mata uang negara tersebut telah membuat kenaikan harga minyak dua kali lipat menyakitkan.

Pemerintah sejak 2019 telah menerapkan skala geser pengurangan pajak bahan bakar untuk menjaga harga di bawah pasar. Sistem tahun lalu menghasilkan sekitar 60 miliar lira ($ 4,2 miliar) dari pendapatan pajak yang hilang. Dengan kenaikan harga minyak yang lebih tinggi, kebijakan tersebut ditinggalkan pada awal Maret.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan DMO CPO jadi 30 Persen Mulai Besok, Kemendag mengeluarkan aturan baru yang mewajibkan produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil ( CPO) untuk memenuhi stok dalam negeri (domestic market obligation/DMO) sebesar 30 persen. Naik dari kebijakan yang berlaku saat ini yaitu 20 persen, kenaikan berlaku mulai 10 Maret 2022.

Bahan baku (migor) harus dikumpulkan lebih banyak (menjadikan DMO sebesar) 30%, paling tidak 6 bulan ke depan untuk (bisa) di-review untuk ditambah (DMO-nya) atau di-adjust. DMO ini merupakan syarat bagi eksportir CPO dan turunannya untuk mendapatkan izin ekspor. Ditengah kenaikan harga CPO dunia, harga CPO Indonesia tetap menjadi yang paling lebih murah dibandingkan Dumai Malaysia. Per Maret 2022, harga Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan di Malaysia tercatat Rp 22.234 per liter dan di Dumai rata-rata CPO Rp 17.701 per kilogram.

Sedangkan di Indonesia hanya Rp 16.555 untuk minyak goreng kemasan dan Rp 15.525 untuk minyak goreng curah. Perbedaan harga ini, terletak pada penerapan kebijakan pajak ekspor bea dan masuk yang diterapkan di Indonesia.

Sementara, pajak ekspor di Malaysia saat ini telah mencapai USD 375. Sementara di Indonesia hanya sekitar USD 100. Perbedaan harga yang mencolok ini membuat industri di luar minyak goreng yang mengelola CPO bisa meraup untung yang besar. Mengingat pemain CPO dalam negeri bisa mendapatkan harga yang lebih murah lebih dari Rp 7.000 per liternya.

Sementara ketika dijual ke luar negeri menggunakan harga industri yang untungnya berlipat ganda. Untuk itu, demi menjaga stabilitas bahan baku pasokan minyak goreng di dalam negeri, eksportir diwajibkan mengikuti program DMO. Kenaikan DMO untuk Stabilitas Bahan Baku Minyak Goreng Domestik. Di sisi lain, dengan adanya kebijakan DMO CPO ini semakin memperjelas perbedaan signifikan antara harga CPO domestik dan internasional.

Hal ini telah terjadi sejak bulan Februari lalu sehingga membuat persediaan CPO dalam negeri lebih stabil. Kebijakan kenaikan DMO ini juga bertujuan untuk memastikan persediaan CPO dalam negeri tetap ada.

Sehingga harga minyak goreng dan ketersediaannya tetap stabil. Sehingga bahan baku selalu terjamin ketersediaannya I II.

Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Rusia bersandar pada China sebagai pasar ekspor. Kaya akan sumber daya alam, Rusia adalah pengekspor batubara (thermal dan kokas) terbesar ketiga di dunia dan pengekspor aluminium terbesar keempat. Ini juga memiliki pangsa pasar yang layak untuk ekspor tembaga, baja dan nikel. Menurut data perdagangan Rusia mengekspor 15,9 juta mt baja setengah jadi dan 16,8 juta mt baja unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan pada 2021.

Lima tujuan teratas baja setengah jadi Rusia adalah Meksiko, Belgia, Taiwan, Turki, dan Kazakhstan, yang menyumbang sekitar 70% dari total ekspor. Sementara itu, lima pasar teratas untuk baja jadi Rusia adalah Turki, Kazakhstan, Belarusia, Polandia, dan Uzbekistan, yang menyumbang sekitar 47% dari total ekspor. Industri logam Rusia diperkirakan akan bersandar pada China sebagai pasar ekspor setelah menghadapi tantangan dengan pelanggan Eropa sebagai sanksi atas invasinya ke Ukraina.

China telah menjadi pembeli utama aluminium, nikel, tembaga, dan batubara metalurgi Rusia, tetapi perdagangan baja antara keduanya terbatas pada produk setengah jadi. tekanan sanksi terhadap ekspor billet Rusia bisa berarti akan lebih banyak yang bisa dikirim ke China.

Namun, China sendiri memiliki kapasitas pembuatan baja yang sangat besar yaitu 1,2 miliar mt/tahun. Dalam perdagangan sebenarnya kedua negara tersebut mendapatkan ruang yang cukup baik, mengingat ambisi kendaraan listrik China, yang membutuhkan pasokan nikel yang stabil. Pasokan nikel Rusia juga akan menarik bagi China menyusul masalah pasokan yang dihadapinya dengan Indonesia. Berikut data impor baja, nikel, tembaga, alumunium China dari Rusia pada tahun 2021: • Impor konsentrat tembaga dari Rusia mencapai 428.767 mt • Impor unwrought non-alloy nickel dari Rusia adalah 44.693 mt • Impor aluminium utama dari Rusia adalah 291.036 mt • Impor batubara dari Rusia adalah 10,74 juta mt • Impor baja setengah jadi dari Rusia mencapai 0,8 mt • Impor tembaga dari Rusia mencapai 390.442 mt I.

Sektor Minyak dan Gas Bumi Pasar minyak kembali melanjutkan kenaikannya di perdagangan Asia seiring dengan adanya potensi pelarangan impor minyak Rusia yang sedang dibahas oleh Amerika Serikat, di tengah upaya Eropa untuk mengurangi ancaman tersebut Salah satu pertimbangan pemimpin Eropa untuk mengurangi ancaman sanksi bagi minyak Rusia adalah untuk menenangkan pasar minyak yang telah bergerak naik dengan harga minyak yang meroket tertinggi dalam 13 tahun terakhir.

Selain itu, negara negara Eropa seperti Jerman memiliki ketergantungan yang besar terhadap Rusia. Rusia menyumbang sekitar setengah dari impor gas dan batubara serta lebih dari sepertiga impor minyak Jerman.

Untuk mengurangi ketergantungan tersebut Jerman akan melipatgandakan penggunaan energi terbarukannya sambil mengevaluasi rencana penghapusan batubara dan nuklir sebagai tanggapan atas ancaman yang meningkat terhadap pasokan gas Rusia. Jerman juga merencanakan cadangan batubara dengan lebih dari 50 persen impor batubara tahun 2021 yang berasal dari Rusia. Harga batubara Eropa juga mencapai rekor tertinggi karena tingginya permintaaan yang mencari batubara dari Kolombia dan AS untuk menggantikan impor Rusia.

Di sisi lain, Rusia sempat mengeluarkan ancaman untuk memotong pasokan gas alamnya ke Eropa sebagai pembalasan jika larangan impor minyak Rusia diterapkan oleh Eropa.

Komoditas masih menjadi alat politik yang efektif bagi sebuah negara. Rusia mengekspor lebih dari 7 juta barel per hari produk minyak mentah dan minyak bumi, setara dengan 13% dari total perdangan minyak.

Dari jumlah tersebut, Eropa menerima sekitar 2,7 juta barel per hari. OPEC sebagai kelompok produsen minyak terbesar relative tidak memiliki kendali yang kuat terhadap hal hal yang terjadi pada pasar minyak saat ini karena geopolitik telah mengambil alih pasar. Tindakan yang dapat dilakukan oleh OPEC dalam waktu dekat saat ini adalah bertahan dengan rencananya untuk meningkatkan produksi bulanan sebesar 400 ribu barel per hari.

Jika peningkatan harga minyak hingga di atas US$100 per barel terjadi sepanjang musim panas, hal ini akan menjadi hambatan yang cukup besar terhadap ekonomi daripada yang diperkirakan pasar saat ini.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Titik Kritis Pengembangan EBT Indonesia dan Dunia. Semakin memanasnya perang di kawasan Eropa Timur telah menyasar sektor energi dunia dan memicu kenaikan beberapa komoditas energi seperti minyak dan batubara secara global. Konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai juga mulai berdampak tidak hanya bagi negara Eropa dan Barat tetapi juga sudah mulai dirasakan oleh Indonesia.

Dampak invasi tersebut membuat Indonesian Crude Oil Price (ICP) untuk bulan Februari 2022 naik menjadi sebesar US$95,72 per barel. Sementara harga batubara acuan (HBA) melesat ke harga US$203,69 per ton. Di satu sisi kenaikan harga komoditas akan berdampak langsung terhadap penerimaan negara. Di sektor migas kenaikan harga ICP ini jauh diatas asumsi APBN 2022 sebesar US$63 yang artinya menyebabkan penerimaan dari penjualan minyak mentah mengalami kenaikan meskipun di sisi lain juga akan menimbulkan penambahan belanja subsidi energi karena setiap kenaikan 1 dolar AS per barel berdampak pada tambahan subsidi dan kompensasi listrik sebesar Rp295 miliar.

Begitu pula yang terjadi dari sektor batubara, kenaikan HBA akan membuat penerimaan negara dari ekspor batubara unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan tajam namun di sisi lain kebutuhan batubara dalam negeri dengan HBA US$70 makin membuat beban subsidi energi makin besar. Hal ini sudah barang tentu juga menjadi critical point bagi pengembangan energi baru terbarukan, di tengah tren transisi energi dan pengembangan green energy secara global dalam satu dekade terakhir, saat ini dunia tengah dihadapkan pada ancaman krisis energi akibat mulai diberlakukan nya rencana kebijakan pembatasan suplai energi fosil dari Rusia.

Oleh karena itu, untuk memenuhi urgensi kebutuhan energi saat ini dunia dihadapkan pada pilihan mengandalkan optimalisasi suplai EBT atau untuk sementara menggantikan suplai energi dari Rusia dengan komoditas energi fosil lain seperti batubara dari negara lain.

Indonesia juga dihadapkan pada permasalahan serupa, karena seperti diketahui bersama sejak 2004, Indonesia sudah menjadi negara net importir unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan maka kenaikan harag minyak dunia cepat atau lambat akan berpengaruh pada kondisi fiskal dalam negeri. Oleh karena itu saat ini pilihan nya adalah akan mengandalkan EBT sebagai tulang punggung energi nusantara yang harus dipacu untuk dioptimalkan dalam waktu yang relative unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan atau bermain “aman” dengan mengandalkan peningkatan penggunaan sumber energi fosil lain seperti batubara yang tentunya akan merevisi banyak kebijakan sebelumnya terkait transisi energi.

Oleh karena itu, untuk menghadapi ancaman krisis energi dan titik kritis pengembangan EBT, diharapkan pemerintah bersama stakeholder di sektor energi dapat bersama sama berkoordinasi dan berkolaborasi untuk menyusun pengembangan kebijakan energi yang tepat. Dalam jangka pendek, kenaikan harga komoditas energi memang dapat menambah penerimaan negara, namun dalam jangka panjang justru akan menjadi boomerang jika tidak diantisipasi dampak lanjutannya sehingga peningkatan penerimaan negara akibat kenaikan harga tersebut seyogyanya dapat benar-benar dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi dan optimalisasi EBT untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi di masa depan.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Meroketnya harga komoditas nikel dunia berpotensi mendongkrak harga patokan mineral (HPM) nikel pada April 2022. Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) memproyeksikan harga ini bisa saja menyentuh US$80 per wet metrik ton pada bulan depan.

Lompatan harga saat ini akan berpengaruh tajam pada HPM April. Adapun, hitungan HPM ditetapkan berdasarkan harga acuan tiga bulan ke belakang. Dalam draf harga patokan nikel Maret 2022, nikel kadar 1,70 persen dengan corrective factor (CF) 18 persen FoB dihargai US$50,42 per wet metrik ton untuk kandungan air (MC) 30 persen serta US$46,82 per wmt untuk kandungan air 35 persen. Sedangkan kadar nikel 1,80 persen dengan corrective factor 19 persen FoB dihargai US$56,35 per wmt. Kemudian untuk kandungan air 35 persen diperdagangkan pada level US$52,32 per wmt.

Namun demikian, draf Maret masih menunggu persetujuan pemerintah melalui Keputusan Menteri ESDM. Sementara itu, APNI juga meminta agar komoditas turunan nikel seperti cobalt ikut dihargai oleh pembeli.

Selama ini, smelter hanya membeli nikel ore meski terdapat turunan cobalt. Sedangkan itu potensi penerimaan negara. Pekan ini, harga nikel mengalami lompatan tertinggi sepanjang sejarah. Pada Selasa (8/3/2022), harga nikel yang dipublikasi London Metal Exchange mengalami penguatan tajam mencapai US$101.350 per dry metrik ton atau sekitar 110,80 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Bursa London Metal Exchange mencatat harga nikel mengalami peningkatan tajam dengan penguatan 18.717 poin dari perdagangan akhir pekan sebelumnya menjadi US$48.211 per dmt pada Senin (7/3/2022). Penguatan juga terjadi untuk kontrak April menyentuh US$48.131 per dmt. Lonjakan harga juga terjadi untuk kontrak Mai dengan meningkat 65,10 persen atau 18.964 poin dari perdagangan sebelumnya Trading economics menyebutkan bahwa lonjakan harga nikel ini setidaknya tertinggi dalam 15 tahun terakhir.

Penguatan harga ini disebabkan oleh adanya sanksi Barat terhadap Rusia, setelah negara itu menginvasi Ukraina. Langkah politik Presiden Rusia Vladimir Putin itu dinilai dapat memicu kekhawatiran akan pasokan logam. Sanksi yang diberikan kepada Rusia memberikan pukulan telak bagi pasokan nikel dunia. Pasalnya, Rusia menjadi produsen ketiga terbesar di dunia mencapai 250.000 ton pada 2021. Saat ini, Indonesia masih menjadi produsen terbesar nikel dunia dengan mencapai 1 juta ton pada 2021.

Disusul Filipina 370.000 ton, Rusia, Kaledonia Baru 190.000 ton serta Australia 160.000 ton. Berbeda dengan negara lain, Indonesia telah menghentikan ekspor bijih nikel mentah. Kini RI hanya mengekspor nikel dalam bentuk olahan seperti ferro nickel dan nickel pig iron. Selain itu, penguatan harga komoditas ini juga dipicu oleh meningkatnya permintaan baja tahan karat, industri baterai, serta berkurangnya pasokan di dunia. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Langkah Eropa mengurangi ketergantungan gas Rusia.

Ketegangan yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina mendorong adanya seruan untuk melakukan embargo penuh terhadap impor minyak dan gas Rusia. Tetapi ada juga kekhawatiran bahwa larangan semacam itu dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi dan banyak menimbulkan kekacauan di pasar. Internasional Energi Agency mengatakan bahwa EU mengimpor 155 BCM gas Rusia pada tahun 2021, berkontribusi sekitar 45 persen dari impor gas EU dan hampir 40 persen dari total konsumsi gasnya. Dalam hal minyak, Rusia Urals memiliki pangsa pasar minyak mentah terbesar di Eropa, memasok sekitar seperempat dari impor minyak dan kondensatnya.

Dengan seperempat dari impor minyak Uni Eropa berasal dari Rusia, ada kekhawatiran bahwa Rusia dapat membatasi pasokannya untuk membalas embargo yang diberikan. Eropa dapat mengurangi ketergantungan impor gas alam terhadap Rusia lebih dari sepertiga volume yang ada.

Langkah-langkah yang diusulkan oleh IEA untuk mengurangi ketergantungan terhadap Rusia seperti beralih ke pemasok lain, pemanfaatan sumber energi lain, mendorong pengguna gas bisnis dan industri untuk menggunakan alternatif gas alam yang lebih bersih dan efisien. Langkah ini juga sejalan dengan upaya EU untuk mewujudkan tujuan pembangunan hijau. Dalam beberapa tahun terakhir Uni Eropa juga telah mendiversifikasi pasokan gas nya dengan cara membangun terminal LNG dan interkonektor baru.

Langkah yang direkomendasikan adalah tidak menandatangani kontrak gas baru dengan Rusia, memanfaatkan sumber energi rendah emisi seperti nuklir dan terbarukan, serta meningkatkan langkah-langkah efisiensi energi di rumah dan bisnis. Apabila langkah langkah tersebut dilakukan, diperkirakan dapat mengurangi impor gas Uni Eropa dari Rusia hingga lebih dari 50 miliar meter kubik atau lebih dari sepertiga dalam setahun.

Dalam jangka pendek, direkomendasikan adanya peralihan dari konsumsi gas di sektor listrik melalui peningkatan penggunaan teknologi berbahan bakar batu bara Eropa atau bahan bakar alternatif seperti minyak di dalam pembangkit listrik berbahan gas yang ada. Akan tetapi karena opsi ini tidak selaras dengan Kesepakatan Hijau Eropa dan diperkirakan relative lebih mahal dari sudut pandang ekonomi maka pilihan tersebut cenderung tidak menjadi pilihan.

Dengan strategi tersebut diperkirakan pengurangan total tahunan impor gas EU dari Rusia akan mencapai lebih dari 80 miliar meter kubik • II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Harga Meroket, Cek Stok Batu Bara dan Gas untuk Listrik RI Terkini.

Harga batu bara dunia saat ini telah melonjak menyentuh level US$ 407,05 per ton pada perdagangan akhir pekan lalu di pasar ICE Newcastle (Australia), tertinggi sejak 2008. Di tengah lonjakan harga batu bara ini, pemerintah mengklaim pasokan batu bara untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih aman.

Fluktuasi batubara terjadi karena adanya dua fenomena di dunia yaitu, pembatasan ekspor batu bara di Januari selama satu bulan dan perang Rusia dan Ukraina. Terkait pemenuhan batu bara dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO), dipastikan Indonesia tidak akan mengalami krisis atau kekurangan batu bara seperti yang terjadi pada awal tahun 2022 lalu.

Pasalnya, para pemasok itu sudah harus memenuhi syarat atau aturan DMO kepada PT PLN (Persero) sebelum mengekspor dan jika melanggar, maka akan mendapatkan sanksi penundaan izin ekspor hingga sanksi denda administrasi.

Kondisi terkini, semua pasokan batu bara untuk PLTU di Pulau Jawa dan Luar Jawa dapat dipastikan aman, dan tidak kritis seperti awal 2022 lalu. Ketersediaan batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik di dalam negeri saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 10 hingga 20 hari.

Untuk mengatasi  kritis batubara yang terjadi awal tahun 2022, saat ini Kementerian ESDM bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sudah membentuk Sistem Informasi Pengelolaan Mineral dan Batu Bara (Simbara). Simbara tersebut terintegrasi lintas kementerian. Sehingga, apabila ada perusahaan pertambangan batu bara yang belum memenuhi suplai batu bara dalam negeri bisa segera diketahui.

Selain batubara, untuk pasokan gas PLN saat ini juga dinilai aman karena PLN sudah memiliki kontrak panjang. Adapun untuk pasokan BBM, PLN telah didukung dari PT Pertamina (Persero). Terlebih, PLN telah membuat kontrak sejak awal tahun sebelum 2022, untuk menjamin pasokan batu bara, gas, dan BBM melalui kerjasama dengan Pertamina. Terkait dengan kenaikan tarif listrik akibat meningkatnya harga komoditas-komoditas energi PLN belum dapat memastikan karena kenaikan tarif listrik adalah wewenang pemerintah dan PLN sebagai operator PLN menyediakan listrik bagi masyarakat.

Meskipun PLN tidak menyangkal bahwa biaya listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM memang terdampak atas lonjakan harga minyak ini, namun tidak terlalu signifikan karena pemakaian BBM pada bauran energi pembangkit listrik perseroan kini hanya tinggal sekitar 3,6 persen.

Adapun untuk harga batu bara dan gas untuk pembangkit listrik dalam negeri masih diregulasi, yakni maksimal US$ 70 per ton untuk batu bara dan US$ 6 per MMBTU untuk gas. Dengan demikian, lonjakan harga batu bara dan gas di pasar internasional, menurutnya tidak berdampak pada kenaikan biaya pembangkitan listrik berbasis batu bara dan gas PLN.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Tarif royalti direncanakan naik menjadi sekitar 20%. Di tengah lonjakan harga batu bara yang tiada henti, pemerintah tengah menggarap aturan terkait kenaikan royalti batu bara.

Dari tarif royalti batu bara saat ini sekitar 3%, 5%, 7% bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan 13,5% bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B), tarif royalti direncanakan naik menjadi sekitar 20%, khususnya bagi pemegang IUPK.

Hal tersebut diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara.

Rencana kenaikan royalti batu bara ini sebenarnya sudah direncanakan sejak sebelum lonjakan harga batu bara terjadi. Saat ini menurutnya tengah diproses antara Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan.

Jadwal pemberlakuan kenaikan royalti batu bara ini akan bergantung pada proses di Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan. Pemerintah sudah memperhitungkan tingkat kewajaran kenaikan royalti batu bara ini, sembari melakukan sosialisasi pada industri nasional. Seperti diketahui, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) pada perdagangan akhir pekan lalu ditutup pada level US$ 407,05 per ton, melonjak 13,56% dibandingkan sehari sebelumnya.

Selama pekan lalu, harga batu bara membukukan kenaikan 61,85% secara point-to-point. Ini adalah rekor tertinggi kenaikan mingguan setidaknya sejak 2008.

Lonjakan harga batu bara sebelumnya terjadi seiring harga gas alam yang juga melejit serta meningkatnya eskalasi ketegangan geopolitik antara Rusia – Ukraina membuat harga komoditas batu bara global melambung tinggi.

Kementerian ESDM pun telah menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada bulan Maret 2022 sebesar US$ 203,69 per ton atau naik US$ 15,31 per ton dari bulan Februari lalu, yaitu US$ 188,38 per ton.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Untuk itu, pemerintah mengusulkan agar tarif royalti ekspor batu bara dan domestik dikenakan secara progresif. Hal ini untuk meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor batu bara saat harga sedang mengalami kenaikan. Tarif royalti progresif itu berdasarkan tingkat harga batu bara. Misalnya, harga batu bara mencapai US$ 70 per ton ke bawah, maka royalti yang akan dikenakan mencapai 14%.

Jika harga batu bara US$ 70 – US$ 80, royalti mencapai 16%. Kemudian harga batu bara US$ 80 – US$ 90 per ton royaltinya 19%, dan harga batu bara US$ 90 – US$ 100 per ton royaltinya mencapai 22%. Adapun jika harga batu bara di atas US$ 100 maka royalti yang dikenakan mencapai 24%. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Perang Rusia VS Ukraina berefek pada meluasnya eskalasi konflik.

Terutama, setelah melihat negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris dan Uni Eropa (UE) mulai “terlibat” dalam konflik tersebut.

Kekhawatiran meluasnya eskalasi konflik juga mendorong kekhawatiran para pelaku pasar, baik pasar keuangan maupun pasar komoditas. Kekhawatiran terhadap meluasnya dampak perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi Indonesia juga mulai muncul. Kekhawatiran tersebut tidak berasal dari jalur perdagangan dan investasi, namun disebabkan oleh faktor sentimen negatif di pasar keuangan dan komoditas.

Hubungan perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina tidak terlalu besar. Rusia dan Ukraina bukan negara partner dagang utama Indonesia. Ekspor dan impor Rusia hanya menduduki peringkat ke-23 dari total ekspor Indonesia, sedangkan Ukraina jauh di bawah, yaitu peringkat di atas ke-40.

Konflik Rusia-Ukraina ini telah menimbulkan dampak terhadap pasar keuangan dan terutama pasar komoditas. Pasar keuangan Indonesia juga mengalami koreksi, meskipun relatif kecil. Yang paling terdampak adalah pasar komoditas energi (minyak, gas, dan batubara). Harga minyak brent pada 4 Maret di pasar spot mencapai 118,11 dollar AS per barel meningkat lebih dari 20 persen dibanding posisi akhir Februari sebesar 97,97 dollar AS per barel.

Sedangkan harga gas naik menjadi 5,02 dollar AS per mmbtu meningkat lebih dari 14 persen dibanding posisi akhir Februari sebesar 4,40 dollar AS per mmbtu.

Kenaikan harga energi ini tentunya akan mempengaruhi berbagai sektor yang terkait dengan ketiga sumber energi tersebut: minyak, gas dan batubara. Dari sisi fiskal, kenaikan harga energi akan memberikan dampak terhadap APBN. Kenaikan harga minyak diperkirakan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap APBN. Kenaikan harga minyak akan menyebabkan kenaikan biaya impor untuk pengadaan BBM.

Di sisi lain, realisasi harga minyak (ICP) saat ini jauh di atas melampaui asumsi pada APBN 2022. Sebelum 2015, BBM bersubsidi relatif mendominasi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan komposisi penggunaan BBM di dalam negeri. Sehingga, setiap terjadi kenaikan harga minyak selalu meningkatkan risiko fiskal akibat tingginya subsidi BBM. Sejak 2015, besaran subsidi BBM mulai berkurang seiring dengan penurunan harga minyak saat itu. Rendahnya harga minyak saat itu dimanfaatkan pula sebagai momentum untuk memperluas penggunaan BBM non-subsidi.

Kini, porsi BBM bersubsidi sudah jauh berkurang. Sehingga, dampak kenaikan harga minyak terhadap risiko fiskal yang berasal subsidi BBM semakin dapat dikurangi. Namun demikian, berkurangnya risiko fiskal tersebut tidak serta merta mengurangi risiko fiskal yang muncul akibat kenaikan harga minyak.

Ini mengingat, sejak 2017 muncul beban baru yang ditanggung APBN terkait dengan pengadaan energi yaitu “Dana Kompensasi”. Dana Kompensasi ini muncul untuk mengganti kerugian yang dialami BUMN Energi akibat tidak dapat melakukan kenaikan tarif/harga secara otomatis (automatization tariff/price adjustment (AT/PA) atas pengadaan jenis-jenis energi non-subsidi: BBM-Non Subsidi, LPG Non-Subsidi, dan listrik Non-Subsidi.

Pada APBN 2022, asumsi makro yang dipakai adalah (i) ICP 63 dollar AS per barel, (ii) lifting 703 ribu barel per hari/bph (realisasi tahun lalu 662 ribu bph), dan (iii) kurs Rp14.350 per dollar AS. Analisis sensitivitas yang dipergunakan pada APBN 2022 memperlihatkan bahwa dampak langsung kenaikan ICP masih positif terhadap APBN. Namun yang menjadi pertanyaan: pada level berapa kenaikan ICP tersebut tetap positif bagi APBN di tengah harga minyak yang kini tinggi jauh di atas asumsi APBN, di sisi lain lifting trennya cenderung turun.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan PLN Tingkatkan Serap Captive Power untuk Dongkrak Konsumsi Listrik Industri, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada tahun ini akan meningkatkan konsumsi listrik salah satunya di sektor industri. Salah satunya adalah mengakuisisi captive power atau pembangkit listrik milik industri menjadi supply dari PLN. Penjualan listrik untuk industri pada Januari 2022 unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan 7,39 TWh atau mengalami pertumbuhan sekitar 16 persen jika dibandingkan Januari 2021 (YoY) yang hanya sebesar 6,36 TWh.

Kondisi ini menjadi sinyal juga adanya pertumbuhan konsumsi listrik di tengah pemulihan ekonomi, PLN menangkap momen ini dengan meningkatkan konsumsi listrik, yaitu melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi. Strategi ini ditempuh melalui program win back yaitu mengakuisisi captive power atau mengganti kelistrikan perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan pembangkit sendiri dengan suplai listrik dari Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan.

Langkah tersebut dilakukan agar pelanggan dapat berfokus pada bisnis intinya. Selain itu, PLN juga memberikan program bundling dan promo tambah daya.

PLN juga mendorong penerapan gaya hidup dengan menggunakan peralatan berbasis listrik dalam kehidupan sehari-hari atau electrifying lifestyle, seperti mendorong ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai dan penggunaan kompor induksi.

PLN siap memenuhi pasokan listrik untuk setiap kebutuhan pelanggan. Saat ini seluruh sistem kelistrikan dalam kondisi cukup. Hadirnya listrik tentu akan menggerakan roda ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Permintaan dan DMO batubara. Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada mengingatkan pengusaha batu bara untuk mematuhi kewajiban pemenuhan kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) di tengah lonjakan harga dunia saat ini.

Dalam ketentuan DMO, pengusaha wajib menjual batu bara ke PLN sebesar 25 persen dari total produksi dengan harga 70 dolar AS per metrik ton. Untuk mencegah pengabaian DMO, PLN sudah mengembangkan sistem pemantauan yang terintegrasi dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Hasil pemantauan itu menjadi dasar pemerintah untuk menetapkan sanksi berupa larangan ekspor, larangan produksi, dan pencabutan izin usaha bagi pengusaha batu bara yang tidak memenuhi DMO. Konflik geopolitik antara Rusia dengan Ukraina tak hanya menyebabkan melonjaknya harga minyak dan gas bumi dunia, tetapi juga mendorong kenaikan harga batu bara karena Rusia termasuk negara pengekspor batu bara terbesar ke negara-negara di Eropa.

Kenaikan harga minyak dan gas bumi membuat negara-negara Eropa kembali menggunakan batu bara untuk pembangkit listrik, sehingga menaikkan permintaan yang menyulut kenaikan harga batu bara dunia.

Pada Februari 2022, harga batu bara telah melesat naik sebesar 38,22%. Sedangkan pada awal Maret 2022, harga batu bara kembali meroket hingga menyentuh angka 446 USD$/ton. Indonesia memetik untung dari kenaikan harga batu bara melalui perolehan devisa dan pengusaha mendapat laba dari aktivitas ekspor batu bara karena harga pokok produksi kisaran 30 sampai 40 dolar AS per metrik ton serta peluang pasar ekspor batu bara di Eropa yang selama ini dipasok Rusia, semakin terbuka.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Perkiraan dampak kenaikan harga LPG. Peningkatan harga LPG non subsidi naik didorong oleh kenaikan harga Contract Price Aramco (CPA) yang mencapai 21 percen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021 menjadi US$775 metrik ton. Dengan kenaikan harga yang terjadi, harga LPG non subsidi yang berlaku saat ini adalah sekitar Rp15.500 per kg. Sebelumnya, harga LPG non subsidi di banderol dengan harga Rp 11.500 per kg, kemudian naik pada Desember 2021 menjadi Rp 13.500 per kg, dan pada Minggu 27 Februari 2022 kembali naik menjadi Rp 15.500 per kg.

Kenaikan harga ini merupakan kenaikan yang wajar dan masih kompetitif dibandingkan berbagai negara di ASEAN. Peningkatan harga CPA menyebabkan beban subsidi energi meningkat mengingat porsi LPG bersubsidi mencapai 93 persen dari total konsumsi LPG nasional per Januari 2022.

Diperkirakan setiap kenaikan harga minyak mentah US$1 per barel akan berdampak terhadap peningkatan beban subsidi LPG sekitar Rp1,47 triliun dan subsid serta kompensasi BBM lebih dari Rp2,65 triliun. Saat ini subsidi BBM dan LPG 3 kg dalam APBN 2022 ditetapkan sebesar Rp77,5 triliun berdasarkan pada ICP sebesar US$63 per barel. Saat ini dengan perkembangan harga minyak dunia telah mendorong ICP menjadi US$95,45 per barel. Artinya saat ini telah ada selisih US$32,45 per barel dari asumsi ICP yang ditetapkan.

Dengan kondisi tersebut beban subsidi LPG diperkirakan meningkat mencapai Rp47,7 triliun. Secara logis kenaikan harga LPG non subsidi berpotensi mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan LPG subsidi terlebih ketika gap harga LPG bersubsidi dan non subsidi semakin besar.

Kenaikan harga LPG non subsidi diperkirakan akan mendorong praktik pengoplosan dan dapat menimbulkan risiko keamanan. Untuk meminimalisir penyelewengan tersebut, disparitas harga antara LPG subsidi dan non subsidi perlu semakin diperkecil dengan mempercepat perbaikan skema subsidi LPG atau energi dari subsidi berbasis komoditas menjadi berbasis orang yang terintegrasi dengan bantuan sosial.

Sejumlah masyarakat mengeluhkan kenaikan harga LPG non subsidi terebut. Di beberapa wilayah seperti Bangka Belitung, kenaikan harga LPG non subsidi 12 kg mengakibatkan harga LPG non subsidi di daerah tersebut mencapai Rp220.000 per tabung dari sebelumnya Rp190.000. bagi sejumlah pelaku usaha makanan seperti makanan dan jasa catering, kenaikan yang terjadi menyebabkan penurunan omset penjualan hingga 10% dan 20% secara bulanan.

Selain itu, kenaikan harga LPG non subsidi akan berdampak terhadap kenaikan inflasi. Terlebih jika momentum kenaikan harga LPG tersebut bertepatan dengan datangnya Ramadhan yang akan jatuh pada April 2022.

Diperkirakan peningkatan inflasi akan mencapai 3%. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pentingnya Ketahanan dan Kemandirian Energi Indonesia.

Dalam dua pekan terakhir, dunia bergejolak akibat konflik yang terjadi di kawasan Eropa Timur. Melihat perkembangan yang terjadi, invasi Rusia terhadap Ukraina telah membuat seluruh dunia khawatir akan memicu pecahnya Perang Dunia III.

Sanksi dan kecaman terhadap Rusia terus mengalir dari berbagai pihak, namun ada satu hal yang menarik dari beberapa sanksi yang dikenakan kepada Rusia akibat invasi nya ke Ukraina dimana sejauh ini sanksi tersebut hanya sebatas sanksi finansial dan ekonomi, tidak ada sanksi yang berkaitan dengan suplai energi.

Seperti kita ketahui bersama, Rusia merupakan negara penghasil minyak terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi. Bahkan, negara beruang merah ini adalah negara pengekspor minyak terbesar di dunia bersama Arab Saudi, dan 60% dari total ekspor minyak Rusia ditujukan ke negara OECD Eropa [1]. Oleh karena itu, meskipun di satu sisi banyak negara saat ini memusuhi Rusia, di sisi lain hampir sebagian besar negara Eropa juga bergantung kepada suplai energi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Rusia.

Dari hal tersebut, Indonesia sebagai negara berkembang bisa belajar banyak dari Rusia, bagaimana ketahanan dan kemandirian energi suatu negara dapat menjadi senjata pertahanan mumpuni bagi negara tersebut. Dengan cadangan suplai energi yang cukup tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri tetapi juga dapat mencukupi kebutuhan energi negara lain akan membuat sebuah negara disegani oleh negara lain. Tidak perlu disangkal lagi, dari berbagai riset yang telah dilakukan potensi energi Indonesai sangat besar terutama berasal dari energi baru terbarukan seperti panas bumi, tenaga surya, sungai dan laut.

Sebagai contoh, PLTA Sungai Kayan yang baru diresmikan berpotensi menyuplai listrik sebesar 11.000-12.000 MW dan masih bisa bertambah dengan keberadaan 4400 sungai yang tersebar di Indonesia, ditambah lagi potensi dari panas bumi yang belum dimanfaatkan sebesar 29.000 MW [2].

Momentum transformasi menuju energi hijau juga menjadi salah satu fokus dalam Presidensi Indonesia di Forum G20 tahun ini. KTT G20 menjadi momen penting untuk mendorong transisi energi hijau berkelanjutan, mendorong kebijakan transisi energi hijau berkelanjutan, efisien, mudah, terjangkau, dan konkret. Oleh karena itu, fondasi pembangunan energi hijau dapat dilakukan sesegera mungkin serta dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi Indonesia untuk mengembangkan teknologi energi baru terbarukan, terlebih lagi tren global saat ini sedang mengarah kepada pemanfaatan energi hijau ramah lingkungan sehingga dukungan pembiayaan dan investasi pengembangan EBT juga dapat dipercepat.

Harapannya, dalam waktu 10-20 tahun ke depan Indonesia dapat memiliki ketahanan dan kemandirian energi tidak hanya untuk dalam negeri tetapi juga dapat diekspor ke luar negeri. I II. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Keuntungan Bisa Diraup Indonesia dari Konflik Rusia-Ukraina, Indonesia bisa diuntungkan dari konflik antara Rusia dan Ukraina.

Apabila konflik terus berlanjut, kondisi tersebut dapat meningkatkan harga komoditas dunia, termasuk emas, perak, aluminium, dan nikel. Indonesia saat ini dikenal sebagai negara penghasil emas, perak, aluminium dan nikel yang saat ini juga ikutan naik pasca meningkatnya eskalasi konflik Rusia dengan Ukraina. Jika kita bisa mengoptimalkan peluang ini, ekonomi kita bukan hanya selamat dari ancaman defisit karena dampak naiknya harga migas, tapi juga bisa untung besar.

Berdasarkan hasil riset terkait perang-perang Asia saat perang dingin, tidak semua negara mengalami kerugian, defisit, ataupun krisis perdagangan maupun ekonomi. Beberapa negara justru diuntungkan oleh ketegangan konflik antar negara maupun perang terbuka. Untuk mendapatkan untung besar di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, menurutnya Indonesia memerlukan strategi yang jitu terkait pertambangan, baik di hulu maupun hilirnya, termasuk tentu saja terkait pembangunan smelter dan lain-lainnya.

Hanya saja sebagai negara net importir minyak bumi, harga minyak dan gas bumi yang semakin tinggi pasca konflik antara Rusia dan Ukraina, dalam jangka panjang dapat merugikan Indonesia. Jika tidak disiasati, harga minyak bumi dan gas yang tinggi akan semakin membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang telah tertekan oleh pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi kita yang lumayan membaik tahun 2021, bisa jadi terdampak. Selain memberikan dampak positif, konflik Rusia-Ukraina yang memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global akan mempengaruhi dan memperlambat pemulihan ekonomi terutama emerging market seperti Indonesia.

Jika terus berlanjut, konflik Rusia-Ukraina dapat membuat sejumlah negara melarang masuk komoditas Rusia seperti minyak bumi, nikel, aluminium, palladium, dan gandum. Hal ini dapat meningkatkan harga komoditas dunia ke level yang lebih tinggi dari sebelumnya. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Dampak Perang Rusia Vs Ukraina terhadap Indonesia dimulai dengan kenaikan harga minyak dunia yang berefek pada kenaikan harga LPG Non Subsidi nonsubsidi rumah tangga Bright Gas 5,5 kg dan Elpiji 12 kg per tanggal 27 Februari menjadi Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan per kg.

Sejak hubungan Rusia dan Ukraina memanas, harga minyak dunia tercatat terus mengalami kenaikan hingga sempat menyentuh USD 105 per barel yang merupakan level tertinggi sejak 2014.

Untuk gas produksi Saudi Aramco yang diimpor Pertamina juga ikut mengalami kenaikan. Irto juga mengatakan, berdasarkan Contract Price Aramco (CPA), mencapai USD 775 per metrik ton per Januari 2022. Harga tersebut naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021. Kenaikan harga LPG kali ini merupakan yang kedua kalinya dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, kenaikan terjadi pada 25 Desember 2021 yang dikarenakan mengikuti kenaikan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021 mencapai USD 847 per metrik ton.

Dengan kenaikan harga LPG non subsidi maka gap harga dengan LPG subsidi makin melebar sehingga dimungkinkan potensi masyarakat kategori mampu untuk kembali beralih menggunakan LPG 3 kg (subsidi), serta sinergi khusus dari pemerintah pusat hingga pemerintah kabupaten/kota dalam pengawasan distribusi LPG subsidi dikarenakan semakin banyak kasus penyalahgunaan LPG subsidi yang disuntik ke tabung LPG non subsidi. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Harga Meroket, Momentum Regulasi Penggunaan Kompor Listrik, Penguatan harga komoditas Liquefield Petroleum Gas (LPG) dinilai menjadi momentum bagi pemerintah untuk menerbitkan regulasi terkait dengan penggunaan kompor listrik.

Meroketnya harga gas dunia diakibatkan dampak unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Rusia-Ukraina sejak pekan kemarin. Kondisi ini memberi efek negatif bagi perekonomian nasional. Pasalnya, Indonesia merupakan negara net importir LPG.

Dengan melonjaknya harga gas LPG pemerintah dapat melakukan evaluasi dan menerbitkan kebijakan. Namun, diharapkan pendekatan yang dilakukan adalah perhitungan ekonomi dan bukan menggunakan perhitungan politis. Harga acuan LPG yaitu CP Aramco tercatat mengalami kenaikan hingga mencapai US$775 per metrik ton pada Februari 2022. Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga rata-rata sepanjang 2021 yaitu US$637 per metrik ton.

Jika kondisi ini dibiarkan, maka besaran subsidi dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terus melonjak, begitu pula defisit neraca perdagangan bakal kian melebar. Oleh kerena itu, dibutuhkan solusi jangka panjang untuk menyelesaikan masalah ini, salah satunya melalui konversi LPG ke kompor listrik.

Berdasarkan data BPS, nilai impor migas sepanjang 2021 sebesar US$25,52 miliar atau naik dibandingkan dengan impor migas tahun sebelumnya sebesar US$14,25 miliar. Dampaknya, defisit neraca perdagangan migas pada 2021 melebar hingga US$13,25 miliar. Disisi lain, untuk mengurangi dampak fiskal, pemerintah dapat memilih kebijakan konversi kompor listrik.

Dengan begitu, beban fiskal akibat impor LPG dapat ditekan. Akan tetapi pemerintah perlu memperjelas aturan terkait konversi kompor listrik.

Pasalnya, apabila konversi hanya dilakukan dengan kerelaan maka diprediksi program tersebut sulit diimplementasikan. Bahasanya, mengalihkan atau konversi harus dengan paksaan atau melalui peraturan.

Misalnya saat konversi minyak tanah ke kompor gas, diperlukan beleid setingkat Peraturan Presiden. Saat itu, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden No 104/2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefield Petroleum Gas (LPG) Tabung Tiga Kilogram. Beleid setingkat Peraturan Presiden akan mempermudah implementasi dan koordinasi. Mengingat, pelaksana aturan konversi tidak hanya satu sektor saja. Selain itu juga terjadinya migrasi di pengguna LPG nonsubsidi ke kompor listrik dengan adanya penyesuaian harga LPG sangat memungkinkan.

Hal ini juga akan membantu PLN dalam mendorong terjadinya peningkatan konsumsi listrik rumah tangga. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Pasar ekspor batubara. Konflik Rusia dan Ukraina diprediksi berimbas pada perdagangan sejumlah sektor termasuk batubara. Rusia tercatat sebagai salah satu produsen dan eksportir batubara utama di dunia.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mengatakan, saat ini belum ada informasi akurat terkait pemenuhan batubara oleh Rusia ke sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspornya. Di sisi lain, ekspor batubara Indonesia selama ini mencapai 98% menyasar negara-negara Asia Pasifik. Dapat dipastikan, pemenuhan batubara Indonesia ke sejumlah negara tujuan ekspor sejauh ini tidak menemui kendala dengan adanya konflik Rusia-Ukraina.

Namun demikian, ada indikasi beberapa negara di Eropa berkeinginan untuk mendapatkan pasokan batubara sebagai langkah antisipasi jika eskalasi konflik makin memburuk dan berkepanjangan. Jika situasi tersebut terjadi maka Indonesia bisa saja memenuhi kebutuhan tersebut.

Di unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan lain, konflik Rusia-Ukraina sejauh ini berimbas pada kenaikan harga komoditas batubara. Untuk pekan ini ada beberapa faktor yang bisa membuat pola bullish batu bara bertahan. Pertama adalah harga gas yang masih bisa naik karena tensi geopolitik belum turun. Kedua adalah unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan penurunan produksi di Australia karena faktor cuaca maupun karena hambatan Covid-19.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Perkembangan harga minyak dunia semakin meroket. Sempat menyentuh minus pada 2020, harga minyak mentah dunia berbalik menguat dan sempat menyentuh level US$100 per barel di tahun 2021.

Tahun ini, seiring dengan perkembangan geopolitik yang semakin memanas antara Ukraina dan Rusia, ditambah masih adanya ketidakseimbangan permintaan dan pasokan, harga minyak mentah dunia berpeluang naik dan menembus level US$100 per barel. Mobilitas masyarakat yang semakin meningkat karena semakin longgarnya pembatasan mobilitas di beberapa negara setelah Vaksinasi massal di beberapa negara dan  anggapan varian baru Omnicron yang tidak memicu gejala parah.

Bahkan beberapa negara seperti UK telah menyatakan berdamai dengan Covid-19. Ketika mobilitas masyarakat sudah diperlonggar, permintaan minyak akan meningkat terutama dari sektor transportasi sebagai consumer minyak terbesar.

Diperkirakan lonjakan permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 3,2 juta bph menjadi 100,6 juta bph tahun ini. Lonjakan permintaan ini di sisi lain tidak diikuti dengan kenaikan produksi yang cenderung berjalan lamban.

Pandemi yang terjadi tahun tahun sebelumnya telah menyebabkan beberapa fasilitas kilang minyak tutup atau mengurangi kapasitas produksinya sehingga cukup sulit untuk dapat mengembalikan kapasitas produksi ke tingkat normal seperti sebelumnya.

Kesenjangan antara produksi lapangan dan target yang ditetapkan Organisation of the Petroleum Exporting Countries/OPEC + menjadi faktor lain yang mendongkrak harga minyak mentah. Ketidakseimbangan penyediaan dan permintaan minyak diperkirakan akan lebih unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan karena beberapa anggota OPEC+ masih mengalami masalah dengan persoalan di lini produksi mengakibatkan situasi di pasar menjadi lebih buruk.

IEA mengatakan kesenjangan antara target dan produksi pada Januari telah melebar menjadi 900 ribu bph. Sementara stok minyak dari negara maju yang menjadi anggota OECD turun hingga 60 juta barel pada Desember menjadi 255 juta barel.

Jumlah ini berada di bawah rata-rata 5 tahunan dan berada pada level terendahnya dalam 7 tahun terakhir. Di sektor industri, stok minyak di industri telah turun 355 juta barel selama 12 bulan terakhir.

Ketegangan yang terjadi akibat perang Ukraina dan Rusia menimbulkan kekhawatiran potensi gangguan pasokan terutama di Eropa. Saat ini Rusia memproduksi sekitar 10 juta barel minyak per hari, tertinggi ke dua di bawah produksi Amerika Serikat. Dari kondisi yang terjadi, beberapa lembaga memperkirakan harga minyak global di tahun 2022 dapat menembus US$100 per barel terutama jika pasokan dari OPEC+ selalu lebih rendah dari target yang ditetapkan, sementara Amerika Serikat gagal merespons dan krisis Ukraina-Rusia semakin memburuk.

Di tengah semakin melonjaknya harga minyak global, Indonesia diharapkan dapat tetap menjaga penyaluran subsidi energi meskipun di sisi lain beban subsidi energi di dalam APBN mengalami lonjakan. Pada Januari 2022 subsidi energi telah mencapai Rp10,2 triliun. Angka tersebut empat kali lipat lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalau sebesar Rp2,3 triliun. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Industri EBT beri dorongan positif pertumbuhan ekonomi, Pemerintah memiliki perhatian serius pada industri energi baru terbarukan.

Hal tersebut terwujud dalam langkah Pemerintah yang menetapkan ekonomi hijau sebagai strategi utama dalam transformasi ekonomi jangka menengah dan panjang. Terlebih pada masa pandemi, transformasi merupakan kunci percepatan pemulihan ekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan pembangunan yang bersifat inklusif dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 juga tak lepas dari dorongan positif sektor usaha yang terkait energi baru dan terbarukan.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 mencapai 3,69 persen year on year (yoy) ini tentunya merupakan optimisme yang bisa kita bawa di 2022. PDB riil Indonesia sudah melewati level pra pandemi, dimana Indonesia sudah masuk pada upper middle income country dan dorongan positif juga datang dari sektor usaha yang terkait dengan energi baru dan terbarukan.

Dalam Presidensi G20 2022, penguatan komitmen Indonesia untuk mencapai berbagai target menjadi sangat penting dan membutuhkan kebijakan terhadap akses teknologi, akses pembiayaan, dan mempertimbangkan cost energy yang terjangkau bagi masyarakat.

Oleh karena itu, peran pembiayaan hijau menjadi penting, tidak hanya terbatas pada pembiayaan melalui APBN atau penerbitan surat utang atau green sukuk, tetapi juga instrumen lainnya. Salah satunya yang banyak dibahas terkait blended finance yang tentunya perlu didorong tidak hanya dari Pemerintah namun juga dari swasta. Sekaligus dari lembaga-lembaga donor internasional utamanya untuk kelestarian alam.

Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup yang telah didirikan juga diharapkan bisa mendorong terbitnya pengembangan perdagangan karbon secara transparan. Pemerintah, di sisi lain terus pula meningkatkan kerja sama pembiayaan hijau dengan lembaga internasional.

Beberapa program energi baru terbarukan mendapatkan pembiayaan dari Development Finance Institution (DFI) dan Export Credit Agency (ECA). Di sektor keuangan, Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II (2021-2025) unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan telah dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan tentunya akan mendorong Taksonomi Hijau agar Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang mempunyai standar hijau sebagai acuan pembiayaan nasional.

Pada aspek regulasi, Undang-Undang Cipta Kerja yang mempermudah ekosistem berusaha juga didukung dengan nilai-nilai keselamatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan, yang menjadi salah satu implementasi Undang-Undang yang dilaksanakan melalui sistem perizinan berbasis risiko yang telah diluncurkan pada tanggal 9 Agustus 2021.

Pemerintah pun telah membentuk Indonesia Invesment Authority (INA) dan diharapkan dapat berperan untuk mengembangkan peluang investasi jangka panjang terutama di sektor infrastruktur, termasuk infrastruktur digital dan infrastruktur lain yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Garap Mineral Kritis, Indonesia dan Korsel Bertukar Informasi dan SDM, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian ESDMdan Korea Selatan sepakat memperdalam kerja sama bilateral dengan mendatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di bidang pengembangan critical minerals ( mineral kritis ).

Transisi dari bahan bakar fosil ke sumber energi rendah karbon akan bergantung pada mineral kritis. Menurut International Energy Agency konsumsi mineral ini dapat meningkat enam kali lipat pada tahun 2050. Di dunia itu, perdagangan sumber daya terkait energi sebagian besar akan terdiri dari mineral kritis daripada minyak dan gas alam. Berdasarkan nilai, pasar ini dapat mencapai $400 miliar, melebihi nilai semua batubara yang diekstraksi pada tahun 2020.

Strategi untuk melindungi mineral kritis harus dimulai dengan pemahaman dasar tentang mineral mana yang benar-benar penting dan mengapa, di mana mereka ditambang hari ini dan di mana mereka dapat ditambang di masa depan, aplikasi teknologi apa yang mungkin mereka gunakan, dan apakah mereka dapat diganti dengan mineral lain.

Pertama penting untuk dipahami bahwa dua aplikasi dapat mendorong tiga perempat dari permintaan mineral kritis pada tahun 2050: jaringan listrik dan baterai, terutama untuk kendaraan listrik. Setengah dari total proyeksi permintaan pada tahun 2050 adalah untuk tembaga dan seperempatnya terbagi antara nikel dan grafit.

Lalu datanglah lithium, mangan, dan kobalt. Dari segi nilai, tembaga menyumbang sepertiga dari total pada tahun 2050, lithium dan nikel masing-masing menyumbang hampir seperempat, grafit 10 persen, dan kobalt 7 persen.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Subsidi Energi mencapai 10,2 Triliun. Menteri Keuangan menyampaikan bahwa realisasi pembayaran subsidi energi per akhir Januari 2022 mencapai Rp10,2 triliun hampir lima kali lipat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp2,3 triliun.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan subsidi antara lain adalah percepatan realisasi kurang bayar program subsidi BBM dan LPG 3 kg pada tahun 2020 di awal tahun 2022 serta kenaikan harga minyak mentah yang turut berimplikasi juga pada pembayaran subsidi energi.

Kenaikan harga minyak dunia memiliki efek pada dua sisi yaitu baik untuk penerimaan dan negatif untuk belanja subsidi, namun sejauh ini masih terkelola dengan baik. Hal yang perlu diwaspadai dalam menyikapi kenaikan harga minyak antara lain: • kapasitas fiscal yang digelontorkan untuk sejumlah insentif pemulihan ekonomi. • Perlu memastikan agar resiko beban APBN oleh subsidi energi dapat dikelola dengan kepastian surplus penerimaan dari sektor migas. • Kenaikan harga minyak harus berdampak positif terhadap penerimaan untuk memperkecil defisit.

Realisasi subsidi energi pada tahun 2021 mencapai Rp142 triliun, naik 30,5 persen dari tahun sebelumnya, unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan menandakan bahwa subsidi energi tetap diperlukan untuk menjaga stabilitas harga BBM dan LPG yang sangat mempengaruhi daya beli masyarakat dan menjadi salah satu bentuk fungsi APBN sebagai jaring pengaman sosial dari kenaikan harga energi yang tinggi.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Sinergi BUMN Percepat Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia. Dalam rangka meningkatkan adopsi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta. Setelah pemerintah melalui KESDM meluncurkan program konversi sepeda motor listrik beberapa waktu lalu, kabar baik kembali datang dari BUMN Energi lainnya yaitu Pertamina yang menggandeng perusahaan swasta untuk program percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik roda dua di Indonesia.

Langkah nyata kolaborasi BUMN dan swasta ini diperlukan untuk mempercepat terwujudnya ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi di Indonesia.

Electrum, perusahaan patungan Gojek dan TBS Energi Utama (TBS), bersama Pertamina, Gogoro, dan Gesits, bersinergi untuk mengakselerasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi dan terlengkap di Indonesia.

Kerjasama ini diharapkan juga memperkuat sinergi melalui komitmen bersama untuk terus melanjutkan kolaborasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Hal ini juga sejalan dengan isu prioritas yang dibawa Pemerintah Indonesia dalam G20 Summit, salah satunya terkait transisi energi yang berkelanjutan, termasuk percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Menandai pengukuhan komitmen dan kolaborasi ini, Electrum, Pertamina, Gogoro, dan Gesits akan memperluas uji coba komersial penggunaan kendaraan listrik roda dua yang akan terus dikembangkan secara bertahap hingga ribuan unit di sepanjang tahun 2022. Hasil uji coba akan dimanfaatkan antara lain sebagai landasan rencana bisnis Electrum. Perusahaan gabungan Gojek dan TBS ini sudah memiliki rencana membangun manufaktur motor listrik, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, dan pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik.

Kolaborasi ini akan memanfaatkan masing-masing keahlian dari keempat perusahaan untuk makin mendorong pengembangan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. Electrum akan bertindak sebagai integrator dan pengembang ekosistem kendaraan listrik, dengan memanfaatkan kehadiran Gojek di Indonesia dan keahlian TBS di sektor energi.

Sementara, Pertamina lewat Pertamina Patra Niaga akan menyediakan stasiun penukaran baterai motor listrik di berbagai SPBU yang tersebar di kawasan Jakarta Selatan. Hal ini didukung oleh Gogoro sebagai penyedia inovasi teknologi penukaran baterai dan motor listrik, dan Gesits menyediakan motor listrik beserta infrastrukturnya. Gojek, sebagai bagian dari Grup GoTo memiliki komitmen Zero Emissions yaitu menjadi platform karbon-netral dan menargetkan armadanya 100% kendaraan listrik di 2030.

Komitmen Gojek ini sesuai dengan satu dari tiga prioritas G-20 tahun ini yakni transisi energi. TBS yang berbagi komitmen yang sama pun berencana mentransformasi usahanya menjadi green business dengan fokus pada pengembangan dan investasi di bidang renewable energy and clean business. Keikutsertaan Pertamina dan Gesits sebagai BUMN dalam kolaborasi strategis ini akan berperan sangat penting. Pertamina, sebagai pemain utama sektor energi di Indonesia, berkomitmen terus mendukung rencana Pemerintah melakukan transisi energi.

Ini dilakukan melalui perluasan jaringan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum ( Battery Charging Station) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum ( Battery Swapping Station).

Pertamina akan memanfaatkan hasil uji komersial ini untuk mendapatkan bisnis model terbaik terkait Battery Swapping Station. Sebelumnya, Gojek bersama Electrum dan Pertamina telah melakukan uji coba komersial tahap satu motor listrik.

Hasilnya, pemanfaatan motor listrik dapat diterima dengan baik oleh mitra driver dan konsumen. Di sisi mitra driver, mereka bisa melakukan penghematan biaya operasional hingga 30% atau mencapai Rp500 ribu sampai dengan Rp700 ribu dalam sebulan. Lebih dari itu, mitra driver dan konsumen juga merasa motor listrik lebih nyaman karena memiliki tarikan yang lebih halus dan tanpa suara bila dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Harga emas dunia terus meroket, bahkan mencatat rekor baru pada hari ini Selasa (22/2/2022) tercatat harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.909,61/troy ons. Naik 0,21% dari hari sebelumnya sekaligus jadi yang tertinggi sejak Januari 2021. Presiden Direktur Freeport Indonesia menyebutkan selain ketidakpastian global terkait Rusia-Ukraina, naiknya harga emas juga tidak lepas dari faktor permintaan-penawaran, normalisasi kebijakan moneter AS, inflasi hingga posisi nilai tukar.

Freeport Indonesia sendiri tidak memiliki strategi khusus untuk memanfaatkan harga emas dunia yang sedang tinggi ini. Karena, untuk menambah produksi emas dari pertambangan, tidak bisa unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan itu dilakukan. Tambang emas sendiri, memiliki kadarnya masing-masing sesuai dengan mining sequences atau urutan pertambangan yang harus dilakukan secara simetris.

Kendati demikian, di tahun ini Freeport Indonesia telah menaikan target produksi dari 1,3 juta per ounce/oz pada 2021, naik menjadi 1,6 juta per ounce pada 2022. Naiknya target produksi emas pada tahun ini seiring dengan kapasitas tambah bawah tanah yang telah mencapai 100%. Adapun capital expenditure atau belanja modal yang disiapkan adalah sebesar US$ 2,5 miliar untuk mengejar 1,6 juta per ounce pada tahun ini.

Sebagai informasi, Freeport Indonesia mengklaim dengan jumlah cadangan yang ada bisa menambang hingga 2050. Namun, berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk kegiatan eksplorasi hanya akan berlangsung hingga 2041.

Sehingga Freeport Indonesia tidak melakukan eksplorasi lanjutan untuk mendapatkan cadangan-cadangan baru lagi. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Pengaruh ketegangan Ukraina Rusia terhadap Indonesia.

Ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah mengakibatkan kenaikan harga minyak dunia. Pasar minyak naik sekitar 2 persen pada Senin kemarin.

Ancaman langsung terbesar dari invasi tersebut adalah ekspor gas alam Rusia yang mengalir melalui pipa Ukraina ke Eropa. Jika gas tersebut dihentikan masyarakat Eropa berpotensi mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan energi yang cukup. Utilitas diperkirakan akan mengurangi produksi listrik dan pabrik dapat tutup lebih awal.

Rusia juga berusaha untuk meningkatkan tekanan pada negara Barat dengan membatasi ekspor ke Eropa. Meningkatnya harga bahan bakar di Eropa diperkirakan paling banyak memberikan tekanan kepada masyarakat desa dan kelas pekerja karena kelompok tersebut relative memiliki persentase pengeluaran energi yang lebih besar terhadap pendapatannya.

Saat ini ketegangan geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina memang belum memberikan pengaruh langsung bagi penyediaan BBM. Akan tetapi memanasnya tensi geopolitik dunia perlu menjadi kewaspadaaan khususnya dalam menjaga stok kesediaan BBM dalam negeri.

Pasokan minyak ke Indonesia diperkirakan akan mulai terdampak apabila ketegangan yang terjadi mulai bergerak ke Timur Tengah atau Afrika mengingat negara pengimpor terbesar Indonesia untuk minyak adalah Arab Saudi dan Nigeria, sementara Rusia relative lebih banyak melakukan ekspor ke negara-negara di Eropa dan Tiongkok. Persediaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak di dalam negeri saat ini berkisar sekitar 21 hari, sedikit di bawah target 23 hari.

Kondisi ini diharapkan tidak membuat masyarakat khawatir mengingat PT Pertamina masih memiliki fleksibilias yang tinggi untuk melakukan impor. Sebagai langkah adaptif dalam menghadapi potensi gangguan penyediaan bbm, Pemerintah terus berusaha untuk mencari sumber impor dari beberapa negara. Selain itu, peningkatan produksi BBM dalam negeri juga menjadi pertimbangan untuk menjaga kesediaan pasokan BBM Nasional.

Hal ini pernah terjadi sebelumnya di tengah membaiknya pandemic Covid -19 dan kebutuhan BBM mendadak meningkat tajam. Langkah lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah mengidentifikasi ketersediaan fasilitas yang ada untuk dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan cadangan operasional.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan PLTU Batu Bara Terbesar Australia Segera Ditutup, begitupun Indonesia. Australia akan menutup pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara Eraring unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan merupakan PLTU terbesar di negara Australia pada tahun 2025.

Ini lebih cepat beberapa tahun dari jadwal yang sebelumnya direncanakan. Fasilitas itu disebut tak lagi laik seiring biaya energi terbarukan yang rendah. Selain itu, kenyataannya adalah ekonomi pembangkit listrik tenaga batu bara berada di bawah tekanan yang terus meningkat oleh pembangkit yang lebih bersih dan berbiaya lebih rendah, seperti tenaga surya, angin, dan baterai.

Eraring telah beroperasi 40 tahun. Pembangkit tersebut saat ini mencakup empat generator berbahan bakar batu bara 720 megawatt dan satu generator diesel 42 megawatt. Eraring memasok seperempat dari listriknya ke negara bagian terpadat di Australia, New South Wales.

Seharusnya Eraring ditutup di 2032. Sementara itu, perwakilan serikat pekerja merasa khawatir dengan langkah itu.Bagi banyak pekerja yang bergantung pada pembangkit listrik Eraring untuk mata pencaharian mereka, pengumuman hari ini menciptakan ketidakpastian untuk masa depan. Penutupan ini menjadi pro kontra di Australia. Pemerintah Australia sendiri kini dikuasai kelompok konservatif yang unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan batu bara.

Anggota parlemen pendukung pemerintah menyebut penutupan akan menjadi bencana. Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan energi bisa melambung tinggi. Menanggapi rencana penutupan PLTU terbesar di Australia, KESDM menekankan bahwa Indonesia juga memliki program serupa Australia untuk mempercepat penghentian operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) guna menekan emisi gas rumah kaca. Pemerintah telah memiliki beberapa kebijakan untuk mempercepat penghentian operasional PLTU antara lain adalah dengan tidak menambah PLTU Batu Bara baru.

Namun, kebijakan ini dikecualikan untuk PLTU yang sudah dalam proses pembangunan dan telah ditetapkan di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dan kebijakan lainnya adalah untuk tidak memperpanjang kontrak pengoperasin PLTU. Sehingga nanti secara natural, PLTU akan semakin berkurang dan digantikan oleh EBT. Selain itu juga pemerintah juga sedang mengupayakan agar opsi pensiun dini PLTU di Tanah Air dapat dipercepat.

Namun demikian, pemerintah tetap memperhatikan isu komersial dalam kontrak. Pemerintah berencana mempensiunkan dini PLTU dengan total kapasitas sebesar 9,2 Giga Watt (GW) sebelum 2030. Hal ini mempertimbangkan peralihan lanskap energi global menuju ekonomi rendah karbon dan net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon. Sebanyak 5,5 GW dari PLTU akan dipensiunkan secara dini tanpa adanya penggantian dari pembangkit listrik EBT.

Jumlah ini berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 36 juta ton dengan total investasi yang dibutuhkan sebesar US$ 26 miliar atau Rp 372 triliun.

Sementara sisanya 3,7 GW atau sekitar 40% akan pensiun dini dan diganti dengan pembangkit listrik EBT. Angka ini akan berkontribusi pada pengurangan emisi total sebesar 53 juta ton CO2.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum BKPM Akan Serahkan IUP Minerba yang Dicabut ke Pihak yang Lebih Kompeten. Kementerian Investasi/Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus melakukan penindakan perizinan di sektor mineral dan batubara (minerba).

Terbaru, BKPM mencabut 180 Izin Usaha Pertambangan (IUP) Minerba. IUP yang dicabut terdiri dari 112 IUP mineral dan 68 IUP batu bara. Hal ini merupakan wujud dari arahan Presiden bahwa pemerintah akan bertindak tegas kepada perusahaan yang tidak memanfaatkan izin yang diberikan sebagaimana mestinya. IUP yang sudah dicabut akan didistribusikan kepada pihak yang lebih kompeten mengelola, baik perusahaan swasta maupun BUMN, BUMDes, UKM, koperasi, termasuk organisasi kemasyarakatan/keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI mengharapkan proses pencabutan IUP telah melalui tahapan yang sesuai. Artinya, sebelum pencabutan dilakukan, telah diberikan peringatan maupun sanksi sebelum sampai pada keputusan pencabutan IUP. Jika proses pencabutan dilakukan mendadak tanpa adanya peringatan dan sanksi maka dikhawatirkan akan merusak iklim investasi dan berusaha di sektor minerba.

WIUP yang telah dicabut sebaiknya dikembalikan ke negara untuk ditetapkan menjadi Wilayah Pencadangan Negara (WPN).

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Batu Bara dan Energi Indonesia (Aspebindo) mengapresiasi upaya pemerintah dalam memperbaiki tata kelola sektor minerba. Kendati demikian, diharapkan pasca pencabutan masih ada kesempatan bagi pelaku usaha untuk memberikan klarifikasi terkait situasi yang ada.

Kelanjutan pengelolaan IUP juga perlu melalui mekanisme khusus yang melibatkan pelaku usaha. Untuk itu, pihaknya berharap ada proses yang transparan yang dilakukan. Kementerian ESDM tercatat telah memberikan surat penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan pada 7 Februari 2022 lalu.

Adapun, surat dengan nomor B-571/MB.05/DJB.B/2022 ini menyatakan sejumlah perusahaan belum menyampaikan RKAB Tahun 2022. Tercatat ada 1.036 perusahaan Minerba yang dikenai sanksi administratif berupa penghentian sementara.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Perbandingan biaya produksi hydrogen per wilayah. Biaya produksi hydrogen di Eropa menunjukan kenaikan yang tinggi sehingga membuka kemungkinan adanya impor dari Timur Tengah dan Amerika Serikat.

Saat ini Inggris menjadi salah satu negara yang memiliki harga tertinggi untuk produksi hydrogen rendah karbon. Harga produksi elektrolisis di Inggris rata-rata sekitar US$20 per kg pada bulan Januari, lebih dari tujuh kali lipat lokasi termurah di Australia dan Amerika Serikat.

Harga produksi hydrogen di Inggris lebih dari 25 persen di atas Belanda dan lebih tinggi 50% dibandingkan Jepang. Biaya produksi hydrogen rendah karbon yang terjadi di Jepang, dan Australia salah satunya didorong karena penurunan harga bahan baku dan gas. Secara wilayah, biaya terendah untuk produksi hydrogen dengan teknologi konvensional berupa steam reform methane cracking tanpa CCUS/CCS ada di Amerika Serikat dengan biaya US$1,15 per kg.

Perbedaan dalam pasar listrik regional berdampak pada biaya produksi hydrogen di dunia dan akan menjadi faktor yang semakin penting dalam menentukan arus perdagangan di masa berikutnya.

Perbedaan harga regional ini juga penting bagi pengambil keputusan yang ingin membandingkan pilihan pilihan untuk mencapai rute dekarbonisasi yang paling hemat. Kecenderungannya untuk menghasilkan hydrogen di bawah US$3 per unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan diperlukan dukungan bahan baku listrik murah. Dibandingkan dengan proses elektrolisis, produksi hidrokarbon rendah berbasis CCS memiliki biaya yang lebih kompetitif.

Sementara sebagian besar negara Eropa berfokus pada perluasan hydrogen yang dihasilkan dari elektrolisis, pemerintah Inggris mulai menyediakan jalur untuk mengakui peran hydrogen dari fosil ditambah teknologi CCUS sebagai salah satu jalur untuk mencapai pengurangan emisi karbon.

Dengan kondisi tersebut, Inggris di satu sisi merupakan pasar dengan harga tinggi saat ini, namun pada tahun 2050, Inggris diperkirakan berpotensi untuk mengekspor sekitar 25% dari produksinya dengan asumsi ketersediaan bahan baku gas dan biaya listrik yang rendah. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Tantangan Capai Porsi EBT 23 Persen di 2025, Kementerian ESDM terus mendorong sinergi dan kolaborasi transisi energi guna mencapai realisasi bauran energi sebesar 23% di tahun 2025.

Untuk mencapai realisasi bauran energi di tahun 2021 diperlukan partisipasi aktif seluruh pihak sehingga memudahkan pemerintah dalam mengatasi berbagai tantangan dan dinamikan dalam pengembangan EBT. Pemerintah dan legislatif, saat ini tengah bersinergi dalam penguatan regulasi. Sementara, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta harus mempersiapkan kondisi pasar dan industri pengembangan regulasi.

Selain itu, litbang dan akademisi harus mendukung tersedianya alternatif opsi teknologi baru yang dapat diimplementasikan. Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan EBT antara lain, Pertama, keekonomian dan teknologi yang dapat mendukung keandalan sistem tenaga listrik dan terciptanya harga yang kompetitif.

Kedua, kesiapan industri dalam negeri melalui pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Ketiga, keseimbangan supply dan pertumbuhan demand dengan harga terjangkau. Terakhir, kemudahan perizinan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan penyiapan lahan serta debottlenecking dalam pelaksanaan proyek EBT. Saat ini arah kebijakan energi nasional adalah melaksanakan transisi energi, yaitu dari energi fosil menuju energi yang lebih bersih, minim emisi, dan ramah lingkungan, terutama melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Guna mencapai tujuan tersebut peran ilmu pengetahuan dan teknologi serta kegiatan riset sebagai dukungan utama pengembangan EBT sangat penting dilakukan untuk mendukung menghasilkan teknologi baru yang lebih efisien dan kompetitif, sehingga dapat menurunkan biaya Levelized Cost of Electricity (LCOE) pembangkit, dan meningkatkan value added pada produk industri EBT.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Ekspansi PT Smelting. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjalankan kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri.

Kebijakan hilirasi menjadi salah satu sumber penerimaan negara, dengan produk turunannya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. Hal ini akan berdampak positif seperti peningkatan devisa serta penambahan serapan tenaga kerja. Kebijakan ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden, bahwa pemerintah akan menghentikan ekspor raw material seperti minerba secara bertahap.

Kemenperin mengapresiasi upaya hilirisasi PT Smelting, dengan meningkatkan kembali kapasitas produksi smelter tembaga hingga 30 persen. Dengan demikian, kapasitasnya produksinya akan meningkat dari 300 ribu ton menjadi 342 ribu ton katoda tembaga per tahun. Investasi dari eskpansinya kali ini mencapai USD 231 juta, dan ditargetkan pembangunannya selesai sebelum akhir Desember 2023. Ekspansi PT Smelting telah dilakukan sebanyak empat kali dalam rangka peningkatan kapasitas produksi.

Tahap pertama, kapasitas produksi katoda tembaga dari PT Smelting sebesar 200 ribu ton per tahun. Pada tahun 1999, ekspansi pertama dilakukan dengan menambah kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 255 ribu ton per tahun. Berikutnya, tahun 2001 ditingkatkan lagi menjadi 270 ribu ton. Ekspansi ketiga, pada 2009, menambah kapasitas jadi 300 ribu ton per tahun. Selama ini, PT Smelting mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua.

PT Smelting mempunyai tiga pabrik, terdiri dari pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery) dan pabrik asam sulfat. Melalui pembangunan pabrik baru PT Smelting ini, yang semula hanya mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun, akan meningkat kapasitasnya menjadi 1,3 juta ton konsentrat per tahun. Dengan kontribusi dari perusahaan refinery lainnya yang memiliki kapasitas serapan konsentrat 2 juta ton, maka di Gresik ini akan menghasilkan total serapan konsentrat 3,3 juta ton.

Upaya hilirisasi tembaga ini bakal prospektif ke depannya seiring dengan adanya pengembangan sumber energi terbarukan, kendaraan listrik, dan solar panel. Artinya, Gresik ini akan menjadi wilayah sentra hilirisasi tembaga. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Industri baja dalam mendukung penurunan emisi karbon global. Industri besi dan baja merupakan salah satu industri penghasil gas rumah kaca terbesar. Memasuki tahun 2022, industri baja menyumbang sekitar 7% dari emisi karbon global.

Hal ini seiring dengan pemulihan industri baja global yang terus berlanjut setelah pada 2021 mengalami peningkatan produksi menjadi 1,9 miliar metrik ton. Sebagai langkah antisipatif, beberapa negara produsen baja terbesar di dunia telah mendorong pentingnya baja rendah karbon dalam rencana industri bersih. Bahkan enam bank global utama telah menyiapkan kerangka pinjaman untuk mendukung upaya dekarbonisasi industri baja.

Tiongkok mulai menerapkan pengurangan produksi baja dengan tujuan mengurangi emisi dan meningkatkan target efisiensi yang perlu dicapai industri baja dalam tiga tahun ke depan. Selain melalui peningkatan efisiensi, pilihan untuk dekarbonisasi industri baja dapat dilakukan melalui reduksi langsung hydrogen besi dengan tanur listrik yang didukung oleh sumber sumber listrik rendah karbon. Reduksi hydrogen langsung dari bijih besi dipandang sebagai salah satu teknologi kunci untuk secara signifikan mendekarbonisasi produksi baja.

Teknologi ini diperkirakan akan mulai diterapkan di UK dan dapat tetap menjaga daya saing industri baja. Pembuatan baja primer berdasarkan reduksi langsung hidrogen dan tanur listrik dapat dibuat kompetitif dengan teknologi pembuatan baja oksigen dasar. Meskipun demikian penggunaan teknologi tersebut memerlukan beberapa dukungan seperti elektrolisis suhu tinggi terintegrasi. mengatasi kebijakan dan biaya jaringan yang berdampak buruk terhadap harga listrik industri dan menempatkan industri besi dan baja Inggris pada posisi yang tidak menguntungkan dalam persaingan internasional; memberikan kejelasan tambahan insentif untuk industri padat energi dalam skema perdagangan emisi dan) mengembangkan dan memperkenalkan peraturan karbon lintas batas untuk produk besi dan baja untuk memastikan daya saing industri nasional dan mencegah kebocoran karbon II.

Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Rencana Pemerintah Pensiunkan 5,5 GW PLTU Disambut Pengusaha EBT, Pemerintah berencana mempensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU) berbasis batubara sebanyak 5,5 gigawatt (GW) pada 2030.

Rencana ini pun disambut baik oleh pengusaha EBT, karena selama ini PLTU berbasis batu bara telah memicu tingginya tingkat emisi karbon. Di sisi lain, kebijakan pemerintah ini juga bisa menekan jumlah pemakaian bahan bakar fosil yang cadangannya semakin menipis. Pemerintah bergerak cepat untuk mengurangi emisi karbon untuk mengatasi ancaman krisis energi yang telah menghebohkan sejumlah negara maju beberapa waktu terakhir. Dengan upaya menerbitkan regulasi untuk mendukung rencana penghentian operasi dari PLTU lebih cepat dan komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi karbon sampai dengan 2060, dengan mengacu pada peta jalan yang telah ditetapkan.

Salah satunya melalui Peraturan Presiden No 98/2021 tentang Penyelenggaran Nilai Ekonomi Karbon untuk pencapaian target kontribusi yang ditetapkan secara nasional dan pengendalian emisi gas rumah kaca dalam pembangunan nasional dan telah mengimplementasikan aturan pemberian pajak karbon pada April 2022 untuk PLTU yang masih beroperasi. Targetnya pembangkit EBT dapat mencapai 51% dalam Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) sejak 2021 hingga tahun 2030 mendatang.

Untuk pembangkit batu bara total ada 5,5 GW bakal digantikan sebelum 2030. Dengan penghentian operasional PLTU tersebut, para pengusaha EBT siap bekerjasama dengan pemerintah dalam mengadakan pembangkit listrik EBT yang terkenal ramah lingkungan, bersih, dan tidak menggunakan fosil.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum PLN Gandeng PT BA dan KAI Amankan Pasokan Batubara Berkelanjutan, PLN bersama dengan PT Bukit Asam dan PT KAI Indonesia menandatangani Head of Agreement (HoA) sebagai dasar penyusunan kajian bersama rencana kerjasama pengamanan suplai batu bara.

PLN berkomitmen meningkatkan keamanan suplai batubara yang berkelanjutan untuk PLTU guna mendukung ketahanan energi nasional. Dengan adanya penandatanganan ini membuat pelaksanaan sinergi BUMN rantai pasokan batubara dapat terlaksana dengan baik untuk mendukung ketahanan energi nasional.

Kajian komprehensif terkait rencana kerjasama mulai dari skema kerjasama dan model bisnis yang memungkinkan, teknis dan operasional, harga keekonomian, lingkungan dan keselamatan kerja, regulasi dan manajemen stakeholder, hingga analisis resiko. Kajian ini akan menjadi panduan bagi PLN, Bukit Asam dan Kereta Api Indonesia untuk menjalankan peran masing-masing, sehingga sinergi yang dilaksanakan akan memberikan nilai tambah yang besar dan dirasakan manfaatnya bagi seluruh stakeholder, ketiga perusahaan, serta masyarakat luas.

Kerjasama tersebut bersifat jangka panjang dan saat ini ketiga perusahaan plat merah ini akan mengebut kajian kerjasama agar pengiriman perdana batu bara menggunakan kereta api bisa tercapai pada 2025. Dengan adanya HoA ini diharapkan dapat unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan suatu terobosan serta langkah yang baik dan diharapkan dapat terselenggara secepatnya dengan mengedepankan good corporate governance.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG terus unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan setiap tahunnya.

Seiring dengan semakin meningkatknya penggunaan LPG di masyarakat, volume impor LPG sudah mencapai 6,34 juta ton, dari total pemanfaatan LPG yang mencapai 8,35 juta ton pada 2021. Diperkirakan nilai impor LPG tersebut akan mencapai Rp67,8 triliun pada 2024.

Tidak hanya angka impor, penggunaan Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan juga masih mengakibatkan beban subsidi LPG di dalam APBN terus membesar.

Pada tahun ini, subsidi LPG dianggarkan sebesar Rp61 Triliun dan diperkirakan akan terus naik menjadi Rp71,5 triliun pada 2024. Salah satu upaya yang akan dilakukan untuk mengurangi ketergantungan impor LPG adalah dengan melakukan konversi dari kompor LPG ke kompor induksi atau listrik. PLN menargetkan, penggunaan kompor induksi di rumah tangga akan mencapai 8,5 juta pada 2024.

Jumlah ini ditargetkan untuk terus ditingkatkan menjadi 18,2 juta pada 2030, lalu menjadi 38,2 juta pada 2040, dan mencapai 58 juta pada 2060. Hal ini seiring dengan dukungan PLN untuk mendorong tercapainya kemandirian energi dan berpotensi meningkatkan penggunaan listrik hingga 13 Gigawatt. Penggunaan kompor listrik/induksi juga berpotensi memberikan penghematan tidak hanya bagi keuangan negara tetapi juga pengeluaran masyarakat.

Jika diasumsikan, harga LPG sebelum disubsidi mencapai sekitar Rp13.500 per kg. Dengan asumsi perbandingan nilai energi LPG dan listrik sebesar 1 kg LPG setara dengan 7 kWh listrik, maka penggunaan energi listrik yang setara dengan 1 kg LPG hanya membutuhkan Rp10.250.

Jika pengalihan penggunaan LPG ke kompor induksi/listrik dilakukan bagi 30 juta konsumen/rumah tangga, maka diperkirakan penghematan negara bisa mencapai Rp 27,3 triliun selama empat tahun ke depan, terdiri dari Rp 25,9 triliun dari penghematan impor LPG dan Rp 1,4 triliun dari net penghematan subsidi LPG dikurangi dengan penambahan subsidi listrik.

Dari sisi konsumen, pemakaian kompor listrik juga bisa lebih menghemat pengeluaran dibandingkan menggunakan LPG. JIka konsumsi LPG rata-rata pelanggan golongan mampu atau yang memiliki daya listrik rumah tangga di atas 900 Watt sekitar 11,4 kg per bulan. Dengan asumsi harga LPG masih di kisaran Rp 7.000 per kg, sebelum adanya kenaikan pada Desember 2021 lalu, maka pengeluaran LPG di pelanggan rumah tangga ini mencapai sekitar Rp 136.800 per bulan atau sekitar Rp 1.641.600 per tahun.

Sementara bila menggunakan kompor induksi/listrik, dengan asumsi pemakaian 82 kilo Watt hour (KWh) per bulan dan tarif listrik pelanggan non subsidi Rp 1.445 per kWh, maka pengeluaran biaya untuk kompor listrik sekitar Rp 118.490 per bulan atau Rp 1.421.880 per tahun Meskipun demikian ada sejumlah faktor yang perlu menjadi perhatian dalam program konversi kompor LPG ke kompor listrik/induksi dan dapat berimplikasi terhadap penambahan cost diantaranya biaya penggantian kompor induksi, penambahan daya untuk rumah tangga yang memiliki daya di bawah 1.300 VA II.

Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Titik Balik Pengembangan EBT di Indonesia. Terbitnya Permen ESDM No.26/2021 dan RUPTL 2021-2030 di tahun lalu niscaya menjadi tonggak sejarah usaha percepatan peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan di tanah air. Kedua dokumen ini diharapkan akan memfasilitasi pertumbuhan energi terbarukan menjadi 23 persen dari bauran energi nasional pada tahun 2025.

Salah satu poin penting dalam peraturan baru untuk sistem atap surya adalah kemampuan pelanggan untuk mengekspor 100 persen listrik yang dihasilkan oleh panel surya atap ke perusahaan listrik milik negara PLN. Selanjutnya, rencana RUPTL 2021-2030 menetapkan target ambisius untuk EBT untuk mencapai lebih dari 51 persen bauran energi nasional pada akhir dekade ini.

Harapannya melalui 2 dokumen ini, Indonesia dapat segera mengatasi hambatan regulasi pengembangan EBT Seperti diketahui bersama, dalam beberapa tahun terakhir pengembangan energi terbarukan di Indonesia telah berkurang karena ketidakpastian peraturan dan iklim investasi yang tidak menarik.

Rata-rata kapasitas terpasang energi terbarukan Indonesia hanya tumbuh 4 persen per tahun sejak 2012. Ini jauh tertinggal dari Malaysia, Singapura, Vietnam, India, dan Thailand, yang kesemuanya telah mencapai pertumbuhan tahunan rata-rata lebih dari 10 persen pada periode yang sama. Sebagai contoh pada tahun 2018, 46 dari 70 produsen listrik independen (IPP) yang menandatangani perjanjian jual beli listrik (PPA) dengan PLN gagal memenuhi tenggat waktu penutupan keuangan mereka.

Selain itu, antara periode tahun 2018 hingga 2020, hanya 13 PPA baru tentang energi terbarukan yang ditandatangani. Hal ini diperparah dengan lambatnya proses penyusunan undang-undang energi terbarukan yang masih harus diselesaikan. Dalam konteks ini, keputusan pemerintah untuk mengubah peraturan atap surya dan secara signifikan meningkatkan target EBT negara dapat menjadi titik balik penting bagi pengembangan EBT Indonesia di masa depan.

Disamping itu dalam RUPTL 2021-2030, PLN menetapkan target energi terbarukan sebesar 51,6 persen pada tahun 2030, peningkatan yang signifikan dari target 30 persen yang terkandung dalam RUPTL sebelumnya pada tahun 2019. Dalam jangka panjang, PLN juga menargetkan penghentian penuh penggunaan batu bara.

pembangkit listrik pada tahun 2056, melalui substitusi bertahap mereka dengan energi terbarukan berbasis baterai.

Sebagian besar akan dihasilkan dari tenaga air (25,6 persen), tenaga surya (11,5 persen), dan panas bumi (8,3 persen). Peningkatan EBT yang mencolok diperkirakan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan terjadi pada tahun 2028, karena kemajuan teknologi dan penurunan biaya teknologi baterai.

Tenaga surya merupakan salah satu bentuk EBT yang akan mendominasi bauran kelistrikan Indonesia, termasuk sistem solar rooftop. Sebagai informasi, Indonesia memiliki potensi solar rooftop sebesar 32,5 GW. Pemerintah telah mengatur penerapan panel atap sejak 2018, dan ditargetkan mencapai kapasitas terpasang 3,6 GW pada 2025. Target utama adalah rumah tangga dan sektor industri, terutama di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur, yang diidentifikasi memiliki potensi pasar tertinggi.

Melalui Permen ESDM No.26/2021 diharapkan dapat mempercepat penerapan PLTS atap karena persentase listrik dari tenaga surya yang dapat diekspor ke PLN meningkat dari 65 persen menjadi 100 persen. Tidak diragukan lagi, kebijakan ini akan semakin menambah animo pasar sistem atap surya untuk industri dan pemilik rumah tangga.

Meskipun demikian, regulasi ini masih diperdebatkan karena faktor kelebihan pasokan yang berpotensi menambah utang PLN. Kekhawatiran lainnya adalah belum adanya pengembangan smart grid dan energy storage di jaringan listrik nasional.

Oleh karena itu rencana pemerintah untuk meningkatkan EBT harus diikuti dengan perbaikan jaringan listrik guna mengatasi intermiten pasokan energi terbarukan agar kebijakan pengembangan EBT dan pengurangan energi fosil tidak mengancam ketahanan listrik nasional negara di masa depan.

Terlepas dari isu-isu di atas, Pemerintah melalui Kementerian ESDM maupun PLN telah berhasil membuat terobosan untuk sektor energi terbarukan Indonesia setelah vakum selama beberapa tahun. Selain itu, ketergantungan Indonesia pada pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi lebih genting mengingat janji Presiden China Xi Jinping baru-baru ini untuk berhenti berinvestasi di pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri.

China adalah salah satu investor terbesar di pembangkit listrik tenaga batu bara Indonesia. Oleh karena itu, keputusan pemerintah untuk keluar dari PLTU batubara dan fokus pada peningkatan EBT tidak hanya sejalan dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai net-zero emisi pada tahun 2060, tetapi juga akan meningkatkan ketahanan energi nasional dalam jangka panjang.

Meski demikian, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama pada finalisasi undang-undang energi terbarukan dan peraturan presiden tentang mekanisme penetapan harga dan pengadaan energi terbarukan.

Pemerintah juga perlu membuat roadmap transisi energi yang optimal agar tidak menimbulkan tekanan terhadap lingkungan dan memenuhi pasokan energi yang dibutuhkan. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum 180 IUP dicabut. Sesuai arahan Presiden, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencabut total 180 Izin Usaha Pertambangan (IUP).

Hal itu tertuang melalui keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Satuan Tugas (Satgas) Penataan Penggunaan Lahan dan Penataan Investasi yang menjadi dasar bagi pencabutan IUP mineral dan batu bara. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal menjelaskan pencabutan IUP ditujukan kepada seluruh perusahaan yang tidak mengikuti aturan berlaku.

Adapun 180 IUP yang dicabut terdiri dari 112 IUP mineral dan 68 IUP batu bara yang dimiliki oleh 165 pelaku usaha, baik badan usaha maupun orang perseorangan. Pencabutan IUP batu bara paling banyak dilakukan di provinsi Kalimantan Timur sebanyak 34 IUP (50 persen) milik 34 pelaku usaha, sedangkan pencabutan IUP mineral mayoritas berlokasi di Kepulauan Riau sejumlah 17 IUP (15,18 persen) yang dimiliki delapan pelaku usaha. Salah satu tugas dari satgas tersebut ialah melakukan klasifikasi lahan dan menetapkan peruntukan lahan secara berkeadilan dalam upaya memberikan nilai manfaat bagi kesejahteraan rakyat.

Dalam hal ini, pemerintah akan mengalihkan izin yang dicabut kepada pengusaha yang memiliki kapabilitas dan integritas, serta kecukupan modal untuk mengelola IUP tersebut, termasuk juga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), organisasi/kelompok masyarakat, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan koperasi di daerah.

Sepanjang 2022, pemerintah menargetkan melakukan pencabutan sebanyak 2.343 IUP mineral dan batu bara, termasuk di dalamnya izin pertambangan emas, nikel, kobalt, batu bara, mangan, serta bahan galian C. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Cadangan Migas Baru di Natuna. KUFPEC selaku KKKS memastikan sudah menemukan cadangan migas di Natuna pasca drill stem test yang dilakukan di sumur eksplorasi sumur eksplorasi Anambas-2X di Blok Anambas, Laut Natuna, lepas pantai Indonesia.

Blok tersebut dioperasikan oleh KUFPEC Indonesia (Anambas) B.V. (KUFPEC Indonesia), dengan KUFPEC Indonesia memegang seluruh 100% hak partisipasi. KUFPEC total melakukan lima drill stem test pada formasi Gabus Bawah, Intra Keras, dan Formasi Arang. Pengujian ini menghasilkan laju aliran gabungan yang stabil sebesar 40 juta kaki kubik gas (MMscfd) gas alam dan 1.240 stb/d kondensat.

Hasil dari program pendalaman sumur juga memberikan sisi positif dari tujuan awal sumur dan mengidentifikasi potensi peluang eksplorasi lebih lanjut di formasi yang lebih dalam. SKK Migas memastikan, penemuan ini sekaligus menandai penemuan eksplorasi lepas pantai pertama yang dioperasikan untuk KUFPEC. Sumur dibor di kedalaman 288 kaki, menggunakan rig jack-up untuk mencapai kedalaman total 10.509 kaki.

Penemuan cadangan migas oleh KUFPEC Indonesia adalah penemuan hasil pengeboran yang kedua di tahun 2022, setelah sebelumnya di bulan Januari 2022, telah ditemukan pula cadangan migas baru di blok Mahakam oleh KKKS yang lain Penemuan ini mengindikasikan potensi migas Indonesia masih menarik khususnya di mata internasional. Adapun, lewat penemuan ini diharapkan akan mendorong investasi terutama dari perusahaan migas internasional.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pemerintah Akan Subsidi Rp 1 Juta/KK untuk Konversi Kompor ListrikPemerintah terus mendorong penggunaan kompor induksi listrik sebagai upaya untuk menurunkan impor LPG (liquefied petroleum gas). Bahkan pemerintah berencana memberikan subsidi Rp 1 juta per keluarga untuk membeli kompor listrik dan peralatan masak yang sesuai.

Hal tersebut sebagai upaya agar program konversi kompor LPG ke listrik tidak menjadi beban masyarakat. Selain itu, untuk memperlancar konversi, terutama pada masyarakat pengguna gas LPG 3 kg harus ada strategi khusus. Pertama, PLN akan menambah daya listrik masyarakat miskin, khususnya yang masih berdaya 450-900 volt ampere (VA/watt) menjadi 2.200 VA.

Meski demikian tarif listrik pelanggan golongan tersebut tetap tarif subsidi dengan mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial. Hal ini agar masyarakat miskin mendapatkan manfaat dari program konversi. Dengan konversi, distorsi harga LPG 3 kg terlihat lebih murah dan listrik seakan-akan lebih mahal namun nantinya listriknya akan mendapat insentif sehingga biaya memasak menggunakan listrik ini bisa lebih murah dibandingkan pakai LPG.

Untuk diketahui, harga LPG non subsidi saat ini Rp 13.500 per kg. Sedangkan 1 kg LPG setara dengan 7 kilowatt jam (kWh) listrik yang harganya Rp 10.250. Artinya dengan konversi ke kompor listrik, pelanggan pengguna LPG non subsidi bisa menghemat biaya untuk memasak Rp 3.250 per kg LPG. Sementara bagi pengguna LPG 3 kg, yang harganya Rp 7.000 per kg atau disubsidi Rp 6.500 oleh pemerintah, konversi akan membuat biaya untuk memasak lebih mahal Rp 3.250.

Inilah yang akan disubsidi pemerintah. Sehingga di satu sisi masyarakat miskin pengguna LPG 3 kg tidak terbebani dengan konversi ke kompor listrik, di sisi lain pemerintah bisa menghemat subsidi LPG hingga 50%. Subsidi (LPG) bisa dikurangi separuh. Saat ini beban subsidi pemerintah semakin besar, pada 2020 subsidi LPG mencapai Rp 50,6 triliun, kemudian naik menjadi Rp 56,8 triliun pada 2021. Tahun ini subsidi LPG diperkirakan mencapai Rp 61 triliun dan diproyeksikan mencapai Rp 71,5 triliun pada 2024.

Selain itu, dengan konversi ke kompor listrik Indonesia juga dapat mengurangi impor LPG yang mencapai 80% dari total kebutuhan setiap tahunnya. Pada 2020 impor LPG nilainya mencapai Rp 37 triliun, kemudian naik menjadi Rp 51 triliun pada 2021. Impor diproyeksi mencapai Rp 67,8 triliun pada 2024. Adapun pemerintah menargetkan konversi hingga 8,3 juta kompor LPG menjadi kompor induksi listrik hingga 2024.

Dengan target 8,3 juta pelanggan, artinya ada tambahan dana sekitar Rp 8,3 triliun yang harus dikeluarkan pemerintah. Namun angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan nilai impor LPG yang mencapai puluhan triliun setiap tahunnya. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Harga Batu Bara Memanas Hingga Nyaris US$250 per Ton, Ini Sederet Alasannya, Harga komoditas batu bara kian meroket  hingga menembus level US$245 per metrik ton.

Harga ini merupakan yang tertinggi sepanjang 2022. Penguatan harga batu bara juga ditopang oleh kenaikan minyak dan LNG. Peningkatan ini terjadi akibat adanya ketidakpastian pasokan dari wilayah Eropa Timur setelah terjadinya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Alhasil, batu bara masih dinilai lebih kompetitif dibandingkan migas. Selain itu, sentimen penguatan harga juga didorong dengan adanya pembeli yang mempercepat pengiriman. Mereka mencari spot cargo untuk pengiriman ke depan [advance shipment] di saat pasokan yang masih ketat [tight] sebagai dampak dari larangan ekspor kemarin. Memanasnya harga komoditas batu bara sepanjang 2022 dinilai mengindikasikan pemulihan ekonomi secara global.

Selain itu, harga emas hitam diproyeksi tetap bertahan hingga Covid-19 selesai. Adanya pemulihan konsumsi listrik sejak awal tahun, tetapi kondisi ini tidak dapat dipenuhi optimal oleh energi terbarukan oleh sebab itu, fosil masih menjadi pilihan.

Berdasarkan data dari Bursa ICE Newcastle mencatat batu bara kontrak Februari mengalami penguatan 5,90 poin menjadi US$245 per metrik ton pada Minggu (13/2/2022).

Pada perdagangan sebelumnya, emas hitam masih dihargai US$239,10 per metrik ton. Sementara itu, batu bara untuk kontrak Maret turut menguat 5,25 poin pada level US$220 per metrik ton. Angka ini meningkat dari perdagangan sebelumnya US$214,75 per metrik ton. Kemudian pada kontrak April, batu bara berada di level US$195,10 per metrik ton, meningkat 5,25 poin dari harga sebelumnya US$190,85 per metrik ton.

Adapun kenaikan harga tahun ini terjadi di tengah meningkatnya kebutuhan batu bara untuk pembangkit di pasar global. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Berdasarkan studi yang dilakukan oleh McKinsey, tantangan yang dihadapi oleh semua 69 negara untuk melakukan dekarbonisasi bersifat universal.

Semua akan menghadapi beberapa tingkat risiko fisik, memiliki potensi pertumbuhan yang dihasilkan namun risiko dan efeknya akan terdistribusi secara tidak merata. Daerah yang memiliki PDB per kapita lebih rendah dan daerah dengan sumber daya bahan bakar fosil yang lebih besar akan berinvestasi lebih banyak, relative terhadap PDB, untuk mengurangi emisi dan membangun ekonomi rendah emisi.

Negara yang terdapat dalam kelompok tersebut juga memiliki porsi pekerjaan, PDB, dan stok modal yang relatif lebih besar di sektor paling rentan terhadap transisi energi. • Negara negara berkembang dan negara yang memiliki sektor bahan bakar fosil yang besar diperkirakan harus mengeluarkan belanja lebih besar untuk fisik, relative terhadap PDB, untuk dekarbonisasi dan pertumbuhan rendah karbon. Kebutuhan belanja modal dari setiap negara akan sangat bervariasi dan karena keterbatasan yang ada tidak semua negara akan terdekarbonisasi pada tingkat yang sama.

Ekonomi terbesar di dunia-Amerika Serikat, Tiongkok, Uni Eropa, Jepang, dan Inggris – akan menyumbang sekitar setengah dari pengeluaran global untuk asset fisik dan menghabiskan sekitar 6 persen dari PDB gabungan mereka dari tahun 2021 hingga 2050. Di negara berkembang pengeluaran untuk energi dan lahan akan menjadi bagian yang paling besar terhadap PDB nasional, mencapai sekitar 10 persen untuk negara negara yang terdapat di Afrika, India, dan beberapa negara Asia yang lain.

Meskipun demikian untuk kasus tertentu, kebutuhan belanja modal di India misalnya dapat meningkat menjadi 11 persen dari PDB. Sekitar 60 s.d 80 persen dari investasi di India akan berada pada asset rendah emisi untuk mencapai skenario NZE 2050. Sebagian besar modal tersebut digunakan untuk mengurangi pengggunaan tenaga batubara dan memperluas listrik yang berasal dari sumber energi rendah emisi.

Contoh lain di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Rusia, yang relatif adalah ekonomi dengan basis bahan bakar fosil yang besar, diperkirakan membutuhkan pengeluaran substansial untuk program transisi energi lebih dari 15 persen. Sebagian besar pengeluaran tersebut digunakan untuk membiayai dekarbonisasi asset bahan bakar fosil. Selain digunakan untuk memphase out asset fosil yang ada, dan membangun asset rendah emisi. Diperlukan juga anggaran untuk mentransformasi ekonomi di bawah transisi net zero.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Melihat pertumbuhan penerbitan eksplosif dalam beberapa kuartal terakhir, obligasi hijau ( Green Bond) meningkat karena adanya investasi rendah karbon.

Tetapi instrument baru ini berlawanan dengan minat dalam keuangan Islam. Menurut data Climate Bonds Initiative (CBI) yang diperoleh oleh Net-Zero Business Daily, sukuk hijau senilai $869 jutamenurun dibandingkan dengan tahun 2020 yang senilai $2,56 miliar. Sebaliknya, penerbitan obligasi hijau global termasuk angka sukuk melonjak ke rekor $517 miliar pada tahun 2021 dari $297 miliar pada tahun 2020.

Para ahli keuangan mengatakan pasar yang lemah dapat dikaitkan dengan biaya penerbitan yang tinggi, kurangnya standar umum, dan peluang yang terbatas. Meskipun berkembang untuk mendanai proyek dekarbonisasi di banyak negara yang sebagian besar Islam. Selain itu juga kurangnya pengetahuan di tingkat penerbit dan investor tentang proses dan manfaat untuk instrumen baru tersebut.

Pelaku pasar mengatakan penerbitan sukuk telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir karena adanya dorongan dari investor Islam dan non-Islam. Data Fitch menunjukkan penjualan sukuk baru mencapai $252 miliar pada tahun 2021, naik 36,1% YoY.

Bashar Al-Natoor, kepala global keuangan Islam, juga mengatakan bahwa volume sukuk akan terus tumbuh pada tahun 2022 karena keinginan investor Islam yang kuat, tujuan diversifikasi pendanaan, dan agenda pengembangan keuangan Islam di sejumlah negara. Namun, sejauh ini sukuk hijau gagal. Data Institute of International Finance (IIF) menunjukkan total penerbitan sejak 2017 hanya sebesar $12,1 miliar. Penjualan baru semua sukuk berjumlah total $560 miliar antara 2017 dan 2020. Â Menurut data terbaru dari International Islamic Financial Market, Mike Davis, Kepala Global Perbankan di Abu Dhabi Investment Bank, mengatakan investor sukuk umumnya tidak bersedia menawarkan premi untuk varian hijau.

Mereka tidak menilai sukuk hijau secara memadai di atas sukuk biasa. Secara umum, perlu selaras dengan Asosiasi Pasar Modal Internasional Prinsip Green Bond dan menerima pendapat pihak kedua dari evaluator independen. Hal ini menyebabkan biaya tambahan setidaknya puluhan ribu dolar AS. Indonesia, merupakan pasar sukuk hijau terbesar di dunia dengan $7,1 miliar dalam penerbitan menurut data Institute of International Finance (IIF), yang telah mengembangkan Green Bond dan Green Sukuk Framework.

Sementara Malaysia merupakan pasar terbesar kedua dengan $1,41 miliar dalam penerbitan, diikuti Arab Saudi senilai $1,3 miliar dan Uni Emirat Arab senilai $1,2 miliar. Namun peraturan terkait sukuk hijau tidak jelas di kedua negara tersebut karena adanya isu standarisasi sukuk di Timur Tengah serta adanya kekhawatiran atas basis emiten yang sempit selama ini. Angka IIF menunjukkan 10 dari 15 perusahaan yang menerbitkan sukuk hijau berasal dari sektor energi.

Sebaliknya, 37% dari 252 obligasi hijau yang beredar di pasar antara Maret dan Desember 2021 diterbitkan oleh perusahaan energi. Namun, ke depan, beberapa ahli masih percaya bahwa sukuk hijau memiliki masa depan yang cerah karena permintaan keseluruhan untuk investasi yang meningkat. Permintaan investor untuk utang terkait Environment, Social and Governance (ESG) terus tumbuh secara eksponensial dan diatur untuk mempercepat penerbitan terkait ESG di pasar obligasi global, termasuk sukuk.

Dengan asumsi bahwa pemerintah dan organisasi multinasional dapat meningkatkan upaya mereka dalam mempromosikan sukuk hijau. Islamic Finance Council UK (UKIFC) memperkirakan pasar dapat meningkat sebesar $ 30 miliar hingga $ 50 miliar pada tahun 2025.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Penolakan tambang andesit di Desa Wadas. Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah baru-baru ini menjadi buah bibir.

Diduga terjadi intimidasi kepada warga oleh aparat kepolisian di desa yang memiliki ‘harta karun’ berupa batu andesit ini. Sejumlah warga Desa Wadas menolak penambangan batu andesit karena dianggap akan merusak lingkungan. Batuan tersebut akan dijadikan salah satu material dalam proyek pembangunan Bendungan Bener yang termasuk dalam proyek strategis nasional (PSN).

Proyek ini didanai langsung dari APBN melalui Kementerian PUPR. Masalah utama yaitu terkait dengan penambangan batu andesit, yang sebagian akan digunakan untuk pembangunan Bendungan Bener. Penambangan ini tidak menyajikan AMDAL yang akurat dan tidak melaporkan adanya penolakan dari warga. Yang terjadi kemudian justru adalah tindakan aparat penegak hukum yang represif dan intimidatif. Anggota Komisi VII DPR RI meminta Kementerian ESDM tidak mengeluarkan izin usaha pertambangan (IUP) selama amdalnya tidak disusun dengan baik sehingga menimbulkan penolakan dari warga.

Pemerintah diminta tidak memaksakan kehendak bila amdal penambangan dan rencana pembangunan Bendungan Bener tidak baik dan segera menghentikan teror kekerasan terhadap warga.

Segera bangun dialog yang konstruktif untuk mencari solusi terbaik bagi masyarakat dan upaya pembangunan nasional. Pemerintah harus melaksanakan pembangunan dengan pendekatan prosperity approach bukan dengan security approach. Karena pembangunan pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Gejolak Global Picu Kenaikan Harga Minyak. Kenaikan harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP di Januari 2022 dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya ketegangan Ukraina-Rusia. Potensi invasi Ukraina oleh Rusia dapat mengganggu pasokan minyak dan gas dunia. Harga rata-rata ICP pada Januari 2022 ditetapkan sebesar US$85,89 per barel. Angka tersebut naik US$12,53 per barel dibandingkan Desember 2021 yang mencapai US$73,36 per barel.

Beberapa faktor eksternal lainnya yang menyebabkan harga ICP naik adalah: • Kazakhstan sebagai salah satu negara OPEC Plus dengan produksi 1,6 juta barel per hari mengalami kendala logistik yang berpotensi menyebabkan penurunan produksi pascademonstrasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar.

• Libia yang saat ini hanya memproduksikan minyak mentah pada kisaran 700 ribu barel per hari dari potensi produksi kurang lebih 1,2 juta barel per hari. Dikarenakan akibat blokade di lapangan minyak utama area barat dan disertai perbaikan pipa yang menghubungkan Lapangan Samrah dan Dahra ke terminal Es Sider dengan kapasitas 350 ribu barel per hari. • Terjadinya ledakan pipa di Turki dengan kapasitas penyaluran sebesar 450 ribu barel per hari minyak dari utara Irak ke Pelabuhan Ceyhan-Mediteranian sehingga memicu kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan minyak.

Selain itu juga berdasarkan Laporan IEA (International Energy Agency) pada Januari 2022, terdapat peningkatan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2021 dan 2022 sebesar 200 ribu barel per hari menjadi 5,5 juta barel per hari pada 2021 dan 3,3 juta barel per hari pada 2022 yang dipicu oleh relaksasi pembatasan covid-19.Hambatan perdagangan, rantai pasokan, dan geopolitik dalam industri PV Surya dan Baterai.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Indonesia butuh investasi 1.177 miliar dolar AS untuk listrik bersih, Pemerintah Indonesia mengkalkulasi angka kebutuhan investasi sebesar 1.177 miliar dollas AS untuk membangun pembangkin listrik bersumber dari EBT sebesar 587 GW hingga 2020.

Dan pemerintah mendukung semua perubahan yang terjadi untuk mewujudkan target EBT dan netralitas karbon di Indonesia melalui dukungan fiscal, regulasi dan sebagainya. Rincian nilai investasi untuk proyek bersih itu adalah pembangunan pembangkit listrik sebesar 1.042 miliar dolar AS dan transmisi sebasar 135 miliar dolar AS. Dalam rangka mendukung transisi energi, saat ini KESDM juga sudah meluncurkan rencana pengadaan barang dan jasa pemerintahan untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional.

Selain itu, regulasi juga baru diterbitkan adalah Permen ESDM terkait pembangkit listrik tenaga surya di atap rumah supaya bisa mendorong minat pasar untuk terlibat dalam pemanfaatan energi tebarukan.

Selain itu, Pemerintah terus berupaya untuk menarik investasi pada proyek pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Bahkan investor dijanjikan bisa mendapatkan kembali investasinya atau balik modal dalam waktu 10 tahun. Saat ini pemerintah terus menggodok draf peraturan presiden tentang tarif listrik EBT untuk menjamin tingkat dan jangka waktu pengembalian investasi yang baik bagi investor.

Di samping itu, pemerintah bersama DPR juga tengah menyiapkan serangkaian aturan baru terkait EBT, seperti kewajiban implementasi EBT, sertifikasi EBT, penetapan tarif listrik EBT yang transparan untuk menjamin pengembalian investasi yang fair bagi pelaku bisnis.

Kemudian alokasi dana EBT yang bersumber dari APBN, APBD, perdagangan karbon, sertifikat EBT, sumber pendanaan lainnya, serta terkait ekspor dan impor EBT. Ragam insentif tersebut dibutuhkan lantaran investasi di sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) pada 2021 tak mencapai target.

Menurut data Kementerian ESDM, realisasi investasi sektor ini tahun lalu US$ 1,51 miliar, hanya memenuhi 74% dari target sebesar US$ 2,04 miliar. Investasi tersebut terdiri dari investasi sektor panas bumi US$ 680 juta, bioenergi US$ 340 juta, konservasi energi US$ 10 juta, dan aneka EBT US$ 480 juta.

Apalagi target investasi EBTKE tahun ini cukup ambisius, yakni mencapai US$ 3,91 miliar • Sumber: Ditjen EBTKE, KESDM, 17 Januari 2022 Sebelumnya Kementerian ESDM memperkirakan kebutuhan investasi khusus untuk pembangkit EBT hingga 40 tahun ke depan atau 2060 mencapai US$ 1,04 triliun atau Rp 14.950 triliun.

Artinya, Indonesia harus menyediakan investasi setidaknya US$ 25 miliar (Rp 360 triliun) per tahun untuk mencapai target netral karbon 2060. Disisi lain, dalam peta jalan EBT Indonesia, dari total kapasitas setrum bersih sebesar 587 GW pada 2060, dari tenaga surya menduduki posisi pertama dengan kapasitas sebesar 361 GW, diikuti oleh Battery Energy Storage Systems (BESS) sebesar 140 GW dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 83 GW.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Banyak Smelter Beroperasi, Permintaan Nikel Diproyeksi Capai 100 Juta Ton di 2022Permintaan nikel ore dalam negeri diperkirakan melonjak tajam menjadi 100 juta ton di tahun ini, atau naik 30 persen dibandingkan dengan 2021.

Peningkatan itu terjadi seiring dengan beroperasinya sejumlah smelter pengolahan nikel pada tahun ini. Proyeksi tersebut setidaknya ditopang oleh potensi menguatnya permintaan seiring dengan empat perusahaan smelter nikel yang akan beroperasi di 2022.

Salah satunya adalah pabrik smelter milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) di Kawasan Industri Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara.

Perusahaan tersebut telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Desember 2021, dan telah melakukan ekspor perdana tahun ini. Peningkatan permintaan tersebut juga ditopang oleh adanya pabrik precursor katoda. Kendati demikian, peningkatan produksi masih terganjal persetujuan pemerintah terhadap rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) perusahaan tambang nikel.

APNI mencatat, dari 332 izin usaha pertambangan (IUP) nikel, baru sekitar 20 IUP yang mendapat persetujuan RKAB dari pemerintah. Hingga 13 Januari 2022, Kementerian ESDM mencatat, dari 1.891 jumlah permohonan RKAB mineral, baru 416 RKAB yang disetujui.

Sisanya 307 ditolak, 552 dikembalikan, dan 616 RKAB masih dalam proses. Di samping itu, produksi nikel turut dipengaruhi oleh keberadaan alat berat dan cuaca. Faktor cuaca menjadi salah satu penentu produksi nikel. Pasalnya, perusahaan tambang nikel tidak dapat beroperasi di tengah cuaca buruk. Sementara itu, realisasi produksi olahan nikel terbesar pada 2021 adalah feronikel yang mencapai 1,58 juta ton. Kemudian disusul nickel pig iron sebesar 799.600 ton dan nickel matte sebesar 82.300 ton.

Tahun ini, Kementerian ESDM mematok produksi olahan nikel dapat mengalami peningkatan. Feronikel ditargetkan meningkat menjadi 1,66 juta ton, nickel pig iron 831.000 ton, dan nickel matte 82.900 ton. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Hambatan perdagangan, rantai pasokan, dan geopolitik dalam industri PV Surya dan Baterai. Tahun 2022, diperkirakan masih akan mengalami tantangan terhadap ketatnya rantai pasokan PV surya dan harga yang tinggi.

Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi di paruh pertama. Namun ada beberapa perkembangan positif yang akan meringankan tantangan terhadap keterbatasan rantai pasokan saat ini seperti peningkatan kapasitas polisilikon baru dan masuknya pemain wafer baru di pasar PV Surya.

• Hambatan perdagangan dan geopolitif akan mulai membentuk kembali peta manufaktur global. Kebijakan Pemerintah India yang meluncurkan skema production linked incentive diperkirakan akan mengurangi ketergantungan pada impor modul internasional di pasar instalasi surya India.

Kemudian pembahasan RUU Build Back Better di Amerika serikat diperkirakan dapat menjadi pendorong penting untuk memberi insentif pada produksi PV surya dalam negeri Amerika Serikat. Permasalahan rantai pasokan dan geopolitik diperkirakan akan mendorong perubahan pada industri manufaktur sel baterai. Pembuat mobil di Amerika Serikat saat ini merasa kurang puas dengan pemasok Tiongkok dan berencana memperluas produksi EVnya dengan pemasok dari negara lain. Tantangan lainnya adalah kenaikan harga baterei Li-ion sebesar 10%-20% pada pertengahan kedua tahun 2021.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

Kenaikan tersebut sebagian besar terjadi untuk sel LFP, teknologi yang digunakan untuk sistem penyimpanan energi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: lonjakan harga bahan mentah yang naik signifikan sepanjang tahun 2021, permintaan baterei LFP yang lebih besar dari industri otomotif, pasokan LFP yang terkonsentrasi di Tiongkok membuat LFP sangat rentan terhadap biaya tinggi dan gangguan logistik.

Diperkirakan kenaikan harga ini akan tetap berlanjut hingga tahun 2024. Meskipun demikian, harga baterai dapat turun jika ada peningkatan kapasitas produksi LFP dan lebih banyak pemasok LFP yang focus terhadap kendaraan listrik. Kenaikan harga baterei diperkirakan akan menyumbang kenaikan harga kendaraan listrik menjadi 5% lebih tinggi pada tahun 2022 dibanding tahun 2021.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Simalakama PLN Dalam Pengembangan EBT. Dalam rangka mendukung dan mengembangkan proyek transisi energi, pemerintah dan PLN masih menghadapi berbagai tantangan karena selain membutuhkan investasi yang cukup besar, ongkos produksi energi terbarukan masih mahal jika dibandingkan dengan energi fosil. Seperti diketahui bersama, pada tahun 2021 Pemerintah telah menetapkan rencana Indonesia untuk mencapai netral karbon atau net zero emission pada tahun 2060. Untuk memperkuat target tersebut, PLN juga telah menyusun rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2021-2030.

Dalam rencana tersebut, pemerintah membidik pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 20,9 gigawatt (GW), atau 51,6 persen dari total pembangkit yang direncanakan mencapai 40,5 GW. Sisanya adalah pengembangan pembangkit fosil dengan porsi 48,4 persen. Permasalahan kemudian muncul ketika PLN hingga saat ini masih berjibaku menghadapi tantangan tingginya harga komponen pembangkit bersih yang membuat ongkos produksi belum ekonomis. Dalam RUPTL, pembangkit listrik EBT base load ditargetkan mencapai 1,1 GW hingga 2030.

Sebagai perbandingan, pembangkit base load sebagai pemikul beban dasar seperti PLTU dan PLTGU memiliki ongkos produksi US$6-8 sen per KWh, sementara calon pengganti dari pembangkit EBT yaitu Combined PLTS-BESS ( Battery Energy Storage System) diperkirakan seharga US$18-21 sen per KWh. Tingginya harga produksi ini disebabkan karena masih mahalnya komponen teknologi penyimpan energi pada BESS ini padahal sebagian besar pembangkit EBT harus dilengkapi BESS karena sifatnya yang intermitten atau hanya mampu beroperasi secara langsung dan mengaliri tegangan listrik ke konsumen selama periode waktu terbatas.

Selain itu dalam pengembangan EBT, PLN juga berpacu dengan waktu untuk mencapai bauran energi terbarukan sebanyak 23 persen dari total energi listrik nasional di 2025. Sebab hingga akhir 2021, bauran EBT baru mencapai 11,5 persen dari total energi nasional. Artinya, masih terdapat selisih 11,5 persen lagi yang harus tercapai dalam 3 tahun mendatang.

Meskipun demikian, harapan tetap ada karena perkembangan inovasi dan disrupsi teknologi terus berjalan sehingga pada saatnya nanti harga EBT dapat bersaing dengan pembangkit fosil dan menjadi primadona di Indonesia baik dari segi teknis, komersial, ekonomi maupun sistem.

PLN sendiri masih menunggu adanya inovasi baterai storage hingga 4 tahun ke depan, misalnya dengan keberadaan pengembangan PLTS seharga US$2,5 sen–US$3 sen per kWh, ditambah dengan baterai berbasis liquid atau redox flow battery. Kemunculan teknologi itu akan menjadikan biaya untuk penyimpanan daya tersebut menjadi US$3,5 sen per kWh. Artinya, biaya EBT di masa depan bisa turun menjadi US$6 sen–US$7 sen per kWh.

Satu hal yang juga perlu menjadi perhatian adalah angka bauran EBT juga tidak hanya bergantung pada capaian kinerja penambahan pembangkit EBT semata, tapi juga sangat bergantung pada penggunaan eksisting pembangkit fosil, sebab sebanyak apapun penambahan pembangkit EBT selama dominasi pembangkit fosil masih tinggi, nilai bauran EBT juga tidak akan bertambah signifikan. Oleh karena itu angka atau target bukan dijadikan sebagai prioritas utama, namun sebaiknya lebih berfokus pada inovasi teknologi untuk menurunkan biaya produksi listrik EBT sambil secara bertahap mengimplementasikan program substitusi pembangkit fosil dalam proyek transisi energi.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Tambang emas skala kecil gunakan teknogi bebas merkuri. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) mendukung pertambangan emas skala kecil untuk beralih menggunakan teknologi yang bebas merkuri, menurut Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) upaya penghapusan merkuri dan menangani kegiatan pertambangan emas ilegal dilakukan dengan kolaborasi antara kementerian/lembaga seperti KLHK, Kementerian ESDM dan BPPT yang kini bergabung di BRIN yang kemudian memberikan solusi teknologinya.

Pendampingan pemberian teknologi penambangan tanpa merkuri harus dilakukan di wilayah pertambangan rakyat yang sudah memiliki izin pertambangan rakyat (IPR) dan pendampingan tidak diberikan kepada PESK ilegal. Selain Lebak di Banten, KLHK juga membangun fasilitas penambangan emas non-merkuri lain dengan beberapa di antaranya berada di Kabupaten Lombok Barat di NTB, Luwu di Sulawesi Selatan, Kotawaringin Barat di Kalimantan Tengah serta Halmahera Selatan di Maluku Utara.

Terkait teknologinya sendiri, Plt. Kepala OR Pengkajian dan Penerapan Teknologi BRIN menjelaskan bahwa alternatif teknologi pengolahan emas tanpa merkuri untuk PESK harus ditetapkan melalui karakteristik kegiatan dan bijih emas yang akan diolah. Terdapat teknologi pengolahan menggunakan metode pelindian kimiawi (leaching) menggunakan sianidasi yang telah dibangun proyek percontohan di Kulon Progo, D.I.

Yogyakarta. Terdapat pula metode konsentrasi gravitasi yang dibangun percontohannya di Kuantan Singingi, Riau. Tantangan ke depan adalah bagaimana mendapatkan formula baru untuk pelarut emas, bukan hanya sianida.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Keterkaitan kenaikan harga minyak dalam industri migas. Kenaikan harga minyak dunia yang saat ini sudah mencapai US$94 per barel menjadi alert bagi Indonesia dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara. Dari sisi penerimaan, kenaikan ini mendorong peningkatan penerimaan negara baik dari sisi pajak dan PNBP. Â Â Meskipun demikian beban di sisi hilir juga akan semakin meningkat khususnya terhadap beban subsidi listrik dan elpiji.

Meskipun sektor kelistrikan saat ini hanya 1% yang bergantung terhadap BBM, namun karena formula tarif listrik adjustment masih menggunakan harga minyak sebagai salah satu variabelnya, maka kenaikan harga minyak relative masih berpengaruh cukup besar terhadap peningkatan subsidi listrik. Sedangkan untuk elpiji, CP Aramco yang menjadi acuan dalam penentuan harga elpiji cenderung terus meningkat berbarengan dengan kenaikan harga minyak dunia.

Di sisi lain penjualan BBM ke masyarakat sudah tidak masuk dalam ketegori subsidi, namun menjadi penugasan dari badan usaha. Hal ini berakibat terhadap kompensasi yang harus diberikan oleh Pemerintah terhadap badan usaha yang menjual bbm khusus penugasan.

Salah satu badah usaha yang menderita kerugian akibat peningkatan harga minyak adalah Pertamina. Diperkiraan kerugian yang dialami oleh Pertamina mencapai Rp 37 triliun sampai dengan Rp 97 triliun akibat dari penjualan BBM Ron 90 yang dibawah harga keekonomian. Saat ini harga dari Pertamina untuk BBM RON 90 sebesar Rp7.650 liter jauh di bawah harga keekonomian Pertalite Rp.10.650 per liter.

Tidak hanya kerugian penjualan pertalite, potensi kerugian juga dialami akibat penjualan BBM RON 92 dimana saat ini RON 92 dijual pada harga Rp9.000 per liter dari harga keekonomian BBM RON 92 yang mencapai Rp11.900 per liter sampai Rp.13.000 per liter. Selain itu, dengan porsi impor minyak mentah saat ini mencapai 800 sampai 900 ribu barel per hari, hal ini akan berpotensi menambah current account defisit nasional semakin besar.

Di sisi hulu, peningkatan harga minyak global diharapkan dapat mendorong kegiatan di sektor hulu migas. SKK Migas meminta kontraktor kerja sama untuk meningkatkan rencana kerjanya baik berupa infil drilling, workover, dan well service. Kenaikan harga minyak dunia diharapkan juga dapat mendorong sejumlah proyek-proyek hulu migas yang sebelumnya sempat mangkrak karena terganjal masalah keekonomian.

Meskipun demikian proyek proyek tersebut saat ini masih dalam tahap peninjauan kembal dan evaluasi oleh SKK Migas. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Indonesia Teken MoU Kerja Sama Teknis Ekspor Listrik ke Singapura, Indonesia meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Singapura di bidang kerja sama energi dalam rangka mendukung proses transisi energi.

MoU ini untuk menaungi working group pembahasan ekspor listrik lintas negara, di mana akan dibahas mengenai regulasi dan aturan teknis untuk ekspor. Selain itu, dalam MoU juga tertuang mengenai penelitian dan pengembangan mengenai energi baru terbarukan dan konservasi energi [EBTKE].

Rencana ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura merupakan bagian dari kerja sama ASEAN yang berada di bawah program Trans ASEAN Power Grid (TAPG). Interkoneksi listrik antara Indonesia dan Singapura, didasari atas permintaan Singapura yang membutuhkan pasokan tenaga listrik dari sumber energi baru dan terbarukan (EBT). Indonesia sendiri memang memiliki posisi strategis, baik secara geografis maupun potensi EBT yang besar. Interkoneksi listrik Indonesia dan Singapura berupa grid tenaga listrik lintas negara, terdiri atas saluran transmisi kabel bawah laut dan gardu induk pendukungnya.

Mengekspor listrik ke Singapura dapat memberikan nilai tambah dan daya saing bagi Indonesia. Keuntungan tersebut bukan hanya keuntungan bagi badan usaha, namun juga keseluruhan perekonomian Indonesia. Multiplier effect akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi Indonesia, karena pembangkit listriknya dibangun di Indonesia, investasinya dari swasta nasional dan asing. Selain itu, dari sisi analisis manfaat dan biaya atau cost & benefit analysis secara keseluruhan, harus memberikan keuntungan bagi negara, badan usaha, dan masyarakat setempat, termasuk dampak lingkungan.

Pemerintah Singapura memiliki rencana untuk mengimpor lebih dari 4 Giga Watt (GW) listrik dari luar negaranya, terutama berbasis energi baru terbarukan (EBT). Indonesia sendiri memiliki potensi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Sistem Sumatera sebesar lebih dari 10 GW yang dapat dikembangkan untuk mendukung ekspor listrik ke Singapura. Disisi lain, terdapat enam perusahaan Indonesia bakal mengekspor listrik ke Singapura. Listrik yang akan diekspor bersumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Pada tahap awal, ditargetkan ekspor perdana dari energi bersih ini sebesar 100 megawatt non intermiten pada 2024. Calon pengembang yang berencana mengekspor listrik ke Singapura adalah PT Aruna Cahaya Pratama yang akan membangun PLTS 1 GWp, PLN Batam bersama Suryagen dan Sembcorp Utilities yang akan membangun PLTS 900 MWp, PT Pertamina Power Indonesia yang akan membangun PLTS 0,6-2 GWp, Badan Pengusahaan (BP) Batam yang akan membangun PLTS 2 GWp, dan PT Medco Power Indonesia yang akan membangun PLTS 600 MWAC, serta PT Indonesia Power PLTS 560 MWp.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum Ekspor Batubara telah berjalan Kembali. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memastikan seluruh perusahaan anggotanya kini telah bisa melaksanakan ekspor batubara. Pelarangan ekspor pada Januari lalu memang membuat adanya keterlambatan pengiriman untuk pasar ekspor dan imbasnya, produksi batu bara selama bulan lalu pun turut ambles.

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi batu bara Indonesia selama Januari 2022 hanya sebesar 31,75 juta ton.

Jumlah produksi ini turun 33% bila dibandingkan produksi pada Januari 2021 yang mencapai 47,19 juta ton. Pemerintah per 1 Februari 2022 memastikan telah mencabut kebijakan larangan ekspor yang diberlakukan sepanjang Januari 2022. Direktur Eksekutif APBI menjelaskan, pasca pencabutan larangan ekspor oleh pemerintah maka kegiatan ekspor oleh perusahaan anggota APBI telah berjalan kembali.

Kementerian ESDM sebelumnya telah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2022 tentang Pedoman Pengenaan Sanksi Administratif, Pelarangan Penjualan Batubara ke Luar Negeri dan Pengenaan Denda serta Dana Kompensasi Pemenuhan Kebutuhan Batubara Dalam Negeri.

Aturan ini antara lain mengatur tentang pengenaan sanksi bagi perusahaan batubara yang tidak memenuhi komitmen Domestic Market Obligation (DMO).

Perusahaan mengharapkan segera ada sosialisasi terkait kehadiran regulasi ini. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Ambisi penurunan emisi di tahun 2022. Kembalinya permintaan energi global di tahun 2021 mendekati atau di atas tingkat pra pandemi mendorong peningkatan harga komoditas energi mencapai level tertinggi pada tahun 2021.

Bahkan peningkatan permintaan energi fosil relative melampaui pertumbuhan pasokan energi bersih yang berarti lebih banyak emisi gas rumah kaca yang dihasilkan melebihi penurunan yang sempat terjadi di tahun 2020 akibat adanya pandemic.

Di sisi lain, kenaikan emisi yang terjadi di 2021 dapat diimbangi dengan kemajuan yang lain seperti penjualan kendaraan listrik yang mencapai rekor baru di 2021 dan peningkatan proyek hydrogen yang diumumkan. Diperkirakan tahun 2022 akan menjadi tahun yang sangat penting untuk menjaga kondisi lingkungan ke depan dan cukup menantang. Di tengah peningkatan harga energi, pemangku kebijakan dihadapkan kondisi untuk tetap menjaga harga energi tanpa harus menyebabkan peningkatan permintaan bahan bakar fosil sambil tetap menjaga pertumbuhan ekonomi rendah karbon yang tetap rendah.

Diperkirakan ada beberapa hal yang dapat menjadi indikator penting di 2022 untuk mengukur kemajuan transisi energi berikutnya. Pertama, penurunan emisi GRK.

Emisi GRK di tahun 2022 diperkirakan akan cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena sejumlah negara sedang berupaya memulihkan ekonominya dan pembakaran energi global akan naik 2,5%.  Secara unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan, kapasitas PV surya diperkirakan akan meningkat sebesar 4% pada tahun 2022, pembangkit bayu onshore meningkat 1%, sementara pembangkit angin lepas pantai berkontraksi sebesar 25% karena adanya rencana penghentian subsidi dari Tiongkok. Meningkatnya penyerapan energi terbarukan menimbulkan risiko adanya kekurangan energi listrik karena ketersediaan daya energi terbarukan yang seringkali terputus-putus dan cenderung mengakibatkan harga listik yang tinggi.

Oleh karena itu perlu adanya kebijakan yang lebih menyeimbangkan kebutuhan untuk menambah pasokan listrik tanpa karbon dan melihat tradeoff antara prioritas transisi energi atau pasokan yang andal. Kedua, pertumbuhan penjualan EV.

Selain dukungan dari peraturan dan kebijakan pemerintah, biaya bahan bakar yang tinggi dan insentif keuangan akan mendukung pertumbuhan yang kuat dalam penjualan EV, terutama di Tiongkok dan Uni Eropa. Produsen mobil terus meningkatkan investasi dalam manufaktur EV dan teknologi baterai, pengembangan model EV yang lebih luas, dan dukungan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik.

Penjualan EV diperkirakan akan tumbuh 40% di tahun 2022. Pengembangan hydrogen juga menjadi faktor yang akan banyak berpengaruh terhadap pengembangan EBT ke depan. Kapasitas produksi hydrogen sampai tahun 2021 mencapai 29 juta mt. Diperkirakan kapasitas produksi hydrogen  jangka pendek akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan kapasitas produksi hydrogen hijau di 2022 mulai dari yang menggunakan biogas, gas sampah, hingga elektrolisis skala kecil yang dikombinasikan dengan energi terbarukan.

Meskipun demikian, untuk jangka pendek diperkirakan masih akan ada produksi hydrogen yang berasal dari gas alam + penangkapan karbon skala besar. Tensi geopolitik di Timur Tengah dorong kenaikan harga minyak.

I I. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Kelangkaan Minyak Goreng, dibalik Harga Murah, Dalam beberapa minggu terakhir ini kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng banyak menghiasi pemberitaan di media massa.

Kenaikan dan kelangkaan harga minyak goreng ini disebabkan karena pergeseran besar dalam konsumsi CPO di dalam negeri. Di masa lalu, pengguna CPO yang dominan di dalam negeri adalah industri pangan, termasuk minyak goreng.

Namun sejak pemerintah menerapkan kebijakan mandatori biodiesel, alokasi CPO untuk campuran solar berangsur naik. Peningkatan tajam terjadi pada 2020 dengan diterapkannya Program B20 (20% kandungan CPO dalam biosolar). Akibatnya, konsumsi CPO untuk biodiesel naik tajam dari 5,83 juta ton pada 2019 menjadi 7,23 juta ton pada 2020 atau kenaikan sebesar 24 persen.

Sebaliknya, konsumsi CPO untuk industri pangan turun dari 9,86 juta ton pada 2019 menjadi 8,42 juta ton pada 2020. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan 2022 ini porsi CPO untuk industri biodiesel akan mencapai sekitar 43% dari konsumsi CPO dalam negeri, padahal pada 2019 masih sekitar 37 %.

Dalam satu sampai dua tahun ke depan, porsi untuk biodiesel akan melampaui porsi untuk industri pangan. Oleh sebab itu, Â pengusaha cenderung menyalurkan CPO-nya ke pabrik biodiesel karena pemerintah menjamin perusahaan biodiesel tidak merugi karena ada kucuran subsidi jika harga patokan di dalam negeri lebih rendah dari harga internasional. Sedangkan jika dijual ke pabrik minyak goreng tidak ada insentif seperti itu. Selain untuk pemenuhan biodesel dalam negeri kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng juga disebabkan oleh harga CPO internasional yang tinggi akibat kebutuhan dunia juga tinggi.

Kenaikan harga CPO tersebut berpengaruh besar pada kenaikan harga minyak goreng dalam negeri. Pasalnya kendati merupakan produsen sawit utama dunia, tapi nyatanya RI selama ini belum bisa melepaskan diri dari ketergantungan CPO internasional.

Kenaikan harga secara tajam inilah yang mendorong para produsen CPO mengalihkan pemasarannya: dari domestik dan ke pasar ekspor. Tujuannya, memanfaatkan selisih harga yang besar. Momentum ini dimanfaatkan terlebih selama masa pandemi 2020, mereka “puasa” akibat melemahnya aktivitas usaha.

Krisis pandemi menyebabkan penjualan dan laba korporasi tergerus (bahkan merugi) dan kesehatan keuangan mereka merosot.

Korporasi-korporasi tersebut membutuhkan pemulihan untuk mengobati luka memar (scarring effect) akibat pandemi. Perilaku inilah yang ditengarahi menjadi salah satu faktor internal yang mendorong terjadinya kelangkaan.

Untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan, mengeluarkan kebijakan penetapan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng untuk menjinakkan harga, rinciannya minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium Rp14.000 per liter.

HET mulai berlaku pada 1 Februari 2022. Serta kebijakan DMO dan domestic price obligation (DPO) yang berlaku untuk semua produsen minyak goreng.

Kebijakan DMO yang diterapkan adalah eksportir minyak goreng wajib memasok 20 % dari volumenya untuk dalam negeri di 2022. Sedangkan DPO untuk minyak sawit (crude palm oil, CPO) ditetapkan Rp9.300 per kg, sementara untuk minyak olein Rp 10.300 per liter.

Tujuannya untuk menjamin ketersediaan bahan baku minyak goreng. Namun meskipun pemerintah telah menetapkan HET, kelanggkaan minyak goreng masih tetap terjadi dibeberapa daerah dikarenakan masyarakat mengalami panic buying.

Oleh karena itu untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng, diharapkan agar Kemendag terus mengawasi dan melakukan operasi pasar agar program harga minyak goreng yang terjangkau bagi masyarakat dapat terlaksana dengan baik dan melakukan upaya-upaya untuk mencegah penimbunan komoditas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, serta mengawasi rantai pasokan minyak goreng di sejumlah daerah. Selain mengawal pelaksanaan HET, Kemendag juga harus bisa melaksanakan program-program domestic market obligation dan domestic price obligation dalam rangka menjaga stabilitas harga minyak goreng terlaksana dengan baik.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Bahan Bangunan Berasal dari Tambang Ilegal. Undang-Undang Mineral dan Batu bara mengundang pandangan dari berbagai kalangan masyarakat. Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) mengatakan, pasca disepakatinya UU Nomor 3 Tahun 2020, banyak material yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur berasal dari tambang ilegal. Sejak UU Minerba nomor 3 Tahun 2020 disetujui DPR RI pada 12 Mei 2020 hingga saat ini ada sekitar 70% material bangunan berupa sirtu (pasir dan batu) serta tanah urug untuk kebutuhan proyek pembangunan fisik infrastruktur pemerintah dan swasta berasal dari penambangan tanah ilegal.

Maraknya penambangan ilegal ini diduga disebababkan adanya kebutuhan besar dari kegiatan Proyek Strategis Nasional (PSN). Material ilegal itu dipasok dan digunakan untuk kebutuhan pembangunan jalan tol, proyek bendungan, gedung perkantoran, pembangunan kawasan perumahan, pelabuhan laut dan udara serta lainnya, termasuk digunakan untuk kegiatan operasi migas, yaitu tanah urug untuk kebutuhan lokasi tapak bor.

Sementara itu, 30% pasokan material legal berasal dari Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi yang waktunya masih berlaku yang dipandang sisa dari produk UU Minerba nomor 4 tahun 2009. Hal ini terjadi karena belum dikawal oleh kemudahan memperoleh unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan akibat regulasi yang ada.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Wacana Pertalite menjadi BBM Khusus Penugasan. Peningkatan harga minyak mentah global yang terus berlangsung hingga mendekati US$90 per barel berdampak terhadap harga keekonomian bahan bakar minyak domestik yang semakin tinggi. Kondisi ini mengakibatkan beban Pertamina untuk menanggung selisih harga jual BBM khususnya Pertalite yang bukan merupakan BBM non subsidi dengan harga acuannya menjadi semakin besar.

Bahkan sejak Januari 2021, perhitungan harga keekonomian BBM Ron 90 sebetulnya sudah berkisar di angka Rp10.000 – Rp11.000 per liter dari sebelumnya hanya Rp6.000 – Rp7.000 per liter.

Dengan perkembangan tersebut, pemerintah berencana untuk menyiapkan kompensasi untuk Pertalite sehingga harga Pertalite Rp7.650 per liter saat ini masih dapat dipertahankan sehingga masyarakat masih dapat tetap membeli BBM ramah lingkungan dengan harga terjangkau.

Ada beberapa skenario yang akan dilakukan untuk menentukan besaran pemberian kompensasi diantaranya adalah mengkompensas jenis Premium yang digunakan dalam campuran Pertalite atau merupakan selisih antara harga keekonomian dengan harga jual eceran.

Dari pembahasan yang dilakukan, nilai kompensasi tersebut diperkirakan berkisar antara Rp25T – Rp30T. Dengan perkiraan konsumsi pertalite pada 2022 berada pada kisaran 33-34 juta kilo liter. Pemberian kompensasi ini nantinya akan diikuti dengan adanya kuota penyaluran berupa volume dan wilayah penyalurannya. Bahkan sempat muncul adanya wacana untuk melakukan pembatasan penggunaannya apakah hanya ditujukan untuk roda dua, kendaraan umum, atau tetap untuk kendaraan pribadi namun dibatasi pembeliannya hanya sejumlah volume unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan.

Kendati demikian, wacana pembatasan tersebut ditiadakan dengan pertimbangan pelaksanaannya cenderung akan sulit dilakukan. Ketentuan pemberian kompensasi untuk Pertalite dituangkan dalam Perpres 117 Tahun 2021 yang menyebutkan di Pasal 21B ayat 1 bahwa dalam rangka mendukung energi bersih dan ramah lingkungan, jenis Bensin (Gasoline) RON 88 yang merupakan 50% (lima puluh persen) dari volume jenis Bensin (Gasoline) RON 90 yang disediakan dan didistribusikan oleh Badan Usaha Penugasan diberlakukan sebagai JBKP sejak 1 Juni 2O21 sampai dengan ditetapkan oleh Menteri ESDM.

Untuk mengurangi beban keuangan badan usaha, badan usaha dapat juga melakukan penyesuaan harga untuk jenis BBM umum lainnya. Hal ini diatur dalam KepMen ESDM No 20/2021 Pasal 8 Ayat (1) dimana harga jual eceran dihitung dan ditetapkan oleh Badan Usaha. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Majukan Pengembangan Energi Terbarukan Variable, KESDM Â terus mendorong transformasi energi di Indonesia melalui pengembangan energi terbarukan variable atau Variable Renewable Energy (VRE).

VRE merupakan sumber energi terbarukan yang hasil pembangkitannya tidak dapat dikendalikan karena sifatnya yang berfluktuasi, seperti tenaga angin dan tenaga matahari. Dalam pengembangan VRE dan untuk meningkatkan pemanfaatan energi bersih tersebut Indonesia menjalin kemitraan dengan Amerika. Indonesia akan belajar dari Hawaii yang telah sukses transformasi energi dari fossil ke energi terbarukan karena Indonesia dan Hawaii memiliki kesamaan geografis yaitu banyak pulau yang tersebar dan isolated grids.

Pencapaian Hawaii terhadap transformasi energi dengan memanfaatkan energi angin dan matahari tidak lepas dari dampak biaya energi terbarukan variable yang terjangkau dan kompetitif. Hal ini bisa menjadi pendekatan yang relevan untuk diterapkan sebagai program pengurangan pembangkit listrik diesel di wilayah tertentu yang tetap memanfaatkan bahan bakar minyak, seperti Maluku, NTT atau wilayah lain yang masih menggunakan gas dari Batam. Penerapan konsep transformasi dari energi fosil ke energi baru terbarukan tidak hanya meningkatan bauran energi terbarukan tetapi juga diharapkan dapat mengurangi biaya pokok penyediaan listrik.

Namun, penetrasi VRE yang besar seperti sistem di Hawaii yang mencakup 30 persen akan dihadapkan tantangan baru terhadap keandalan sistem. Oleh karena itu, KESDM dalam hal ini Ditjen EBTKE akan terus mempelajari dengan penyusunan regulasi terapan, strandar, dan grid code agar tidak akan mengganggu kendalan sistem yang ada.

Sistem Sulawesi telah mencapai 10 persen, namun masih perlu pelajaran dari Hawaii untuk meningkatkan lebih banyak VRE terutama dari aspek teknis dan sistem pendukung.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Lumpur Lapindo memiliki kandungan logam berat. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur (Jatim) menyebut temuan logam tanah jarang ( rare earth) yang terkandung dalam lumpur Lapindo, Sidoarjo, bukanlah sebuah harta kartun seperti yang banyak dikatakan pelbagai pihak belakangan.

Melainkan sebuah kutukan. Dari penelitian itu Walhi menemukan bahwa lumpur Lapindo memiliki kandungan logam berat jenis Kadmium rata-rata sebesar 0,30g3 mg/L, dan Timbal sebesar 7, 2876 mg/L. Kandungan ini ratusan kali lebih besar di atas ambang batas aman bagi lingkungan sebagaimana Kep.Menkes No. 907/2002. Framing pemberitaan menyebutkan temuan ini sebagai harta karun dan berkah tersembunyi dalam lumpur Lapindo.

Tapi yang tidak disadari adalah bahwa temuan berbagai jenis logam berat dalam lumpur Lapindo telah lama menjadi kutukan bagi warga Kecamatan Porong, Tanggulangin dan Jabon. Kemudian pada riset lanjutan tahun 2016, temuan logam berat bukan hanya terdeteksi pada lumpur Lapindo saja, namun juga sudah ditemukan dalam tubuh biota udang di Kali Porong.

Sungai itu merupakan tempat pembuangan lumpur Lapindo. Bukan itu saja, riset Walhi, tahun 2016 juga mendapati bahwa kandungan Kadmium dan Timbal juga terdeteksi pada sumur warga di Gempolsari di kecamatan Tanggulangin dan Glagaharum di Kecamatan Porong.

Kedua desa ini berada persis bersebelahan dengan tanggul lumpur Lapindo. Di sana ditemukan kandungan Timbal (Pb) 2-3 kali di atas ambang batas yang diperbolehkan, dan kandungan Kadmium (Cd) hingga 2 kali di atas ambang batas yang diperbolehkan. Ini mengakibatkan air sumur di sekitar semburan lumpur Lapindo tidak bisa dipakai sebagai konsumsi untuk air minum warga. Selama 15 tahun ini, warga yang beraktivitas, maupun yang masih tinggal di sekitar tanggul penahan lumpur Lapindo terus menerus terpapar kandungan logam berat ini.

Dalam jangka panjang, kontaminasi logam berat dalam tubuh manusia akan mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan. Akumulasi Timbal di dalam darah dapat menyebabkan gangguan kronis dan akut pada ginjal serta memicu penyakit jantung seperti hipertensi atau iskemia, sementara Kadmium dapat menyebabkan gangguan ginjal dan kekakuan paru-paru.

Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan ‘harta karun’ berupa logam tanah jarang ( rare earth) yang terkandung pada lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. Penemuan rare earth diduga bisa digunakan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Kepala Badan Geologi mengatakan salah satu logam tanah jarang yang ada di wilayah tersebut adalah Cerium (Ce) dan penemuan sejumlah mineral lain yang termasuk mineral kritis (CRM), di antaranya Litium dengan kadar 99,26-280,46 ppm dan Stronsium (Sr) dengan kadar 255,44 – 650,49 ppm.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Tensi geopolitik di Timur Tengah dorong kenaikan harga minyak. Geopolitik telah menjadi faktor utama di balik kenaikan harga minyak dan gas global yang tinggi di awal 2022 Kekhawatiran akan ketegangan Nato yang dipimpin Amerika Serikat dan Rusia mengenai masa depan Ukraina mendorong harga minyak mentah di atas US$90 per barel.

Terbatasnya kapasitas cadangan global menyebabkan negara negara di Teluk berada pada posisi kunci untuk memstikan agar permintaan global dapat dipenuhi oleh pasukan yang cukup. Rusia saat ini lebih aktif membentuk aliansi ekonomi strategis dengan produsen minyak melalui pengelompokan produsen OPEC+, yang menyelaraskan kebijakan produksinya dengan kebijakan negara negara Teluk. Kelompok ini mengendalikan sekitar 45% pasokan minyak global dan memberikan kekuatan yang luar biasa untuk mempengaruhi harga.

OPEC+ juga diminta untuk memastikan harga energi yang lebih stabil karena saat ini ekonomi global menunjukan pemulihan yang lebih cepat. Tiongkok sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia sangat menentang adanya kekuatan militer yang berdampak pada ketidakstabilan harga dlobal. Tiongkok cenderung mengutamakan kerjasama dengan produsen produsen minyak di Timur Tengah untuk mempertahankan pasokannya.

Contohnya pada 26 Januari lalu Tiongkok berendana untuk meningkatkan ekspor peralatan militernya ke Arab Saudi untuk mempertahankan pasokan minyak dan gas alam cair negara negara Teluk ke pasar Tiongkok. Perubahan persaingan besar yang berfokus di Tiongkok dinilai sebagai ancaman utama Amerika Serikat dan hal ini memberikan sejumlah tantangan strategis bagi negara-negara Teluk. Negara negara Teluk mulai mempertanyakan jaminan AS untuk mempertahankan kawasan tersebut dari ancaman masa depan.

Salah satu indikasinya adalah adanya serangan drone dan rudal yang menyerang truk bahan bakar di dekat fasilitas Abu Dhabi National Oil Co di UEA. Kejadian ini mengakibatkan risiko keamanan infrastruktur energi di Teluk meningkat dan menjadi pertanyaan akan jaminan AS terhadap kawasan tersebut. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Kerjasama PLN dan PT PAL Perkuat Sistem Ketenagalistrikan. Dalam rangka meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan sekaligus mewujudnyatakan pembangunan energi baru terbarukan sesuai dengan RUPTL Hijau yang ada saat ini, PT PLN menjalin kerjasama dengan PT PAL.

PLN melalui anak usahanya PT Indonesia Power, dan PT PAL melanjutkan kolaborasi untuk merakit dua pembangkit listrik di atas kapal atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 2 dan Nusantara 3 dengan nilai investasi Rp 1,6 triliun. Pengembangan dua pembangkit listrik bergerak atau Mobile Power Plant (MPP) dengan kapasitas total 90-megawatt (MW) ini untuk wilayah Indonesia Timur yaitu BMPP Nusantara 2 dengan kapasitas 60 MW rencananya akan memasok sistem kelistrikan Kolaka, Sulawesi Tenggara melalui jaringan 150 kilo Volt (kV).

Sementara BMPP Nusantara 3 akan memasok daya sebesar 30 MW ke sistem Sambelia, Lombok Timur. Selain daripada itu, kedua pembangkit ini juga akan difungsikan sebagai pemasok daya listrik cadangan untuk menjaga reserve margin pasokan listrik untuk daerah timur Indonesia. Karena itu, kedua unit ini diharapkan dapat lebih lincah lagi dari sisi kecepatan bergerak, sehingga dapat diandalkan ketika arus utama kelistrikan terjadi bencana padam.

Selain pengembangan BMPP, PLN dan PAL juga berkolaborasi untuk bisa memanfaatkan potensi arus laut dan ombak yang ada di Indonesia untuk bisa menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan. Langkah ini sejalan dengan green RUPTL 2021-2030. Seperti kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luasan lautan yang memiliki potensi besar. Oleh karena itu, arus laut maupun ombak yang ada di Indonesia memiliki peluang baru yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber listrik untuk Indonesia.

Oleh karena itu, PLN telah berdiskusi dengan PT PAL Indonesia mengenai pemetaan potensi arus laut dan ombak yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik beserta potensi demand serta pemanfaatan teknologi nya. Hal ini juga sejalan dengan rencana PLN dalam RUPTL nya dimana pada tahun depan ditargetkan melalui program de-dieselisasi 2100 titik pembangkit diesel di Indonesia bisa digantikan energi berbasis arus laut dan ombak.

Kerjasama dan sinergi antar BUMN ini menjadi sinyalemen positif bagi Indonesia dalam usaha membangun sistem ketenagalistrikan yang andal merata dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi EBT yang tersebar di seluruh penjuru nusantara.

Disamping itu secara khusus, kerjasama dengan PT PAL ini juga semakin menguatkan rencana pemerintah untuk mengembangkan kapasitas dan kualitas kemaritiman Indonesia untuk memasok energi listrik. Harapannya kerjasama dan sinergi ini dapat menjadi awal dari kolaborasi antar BUMN yang lain di Indonesia untuk menwujudkan ketahanan dan kemandirian energi di Indonesia. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Ekspor Batubara Kembali Dibuka.

Pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan pelarangan ekspor batu bara periode 1 hingga 31 Januari 2022 bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, IUPK Sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dan PKP2B.

Langkah ini dilakukan guna menjamin terpenuhinya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik. Dengan mempertimbangkan kondisi pasokan batu bara dan persediaan batu bara pada PLTU PLN dan IPP yang semakin membaik, terhitung sejak tanggal 1 Februari 2022 Pemerintah memutuskan untuk membuka kembali ekspor batu bara bagi perusahaan telah memenuhi kewajiban DMO dan/atau telah menyampaikan Surat Pernyataan bersedia membayar denda atau dana kompensasi atas kekurangan DMO tahun 2021 sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 13.K/HK.021/MEM.B/2022.

Izin ekspor diberikan kepada perusahaan tambang yang telah memenuhi kriteria, sebagai berikut: • Realisasi DMO tahun 2021 sebesar 100 persen atau lebih; • Realisasi DMO tahun 2021 kurang dari 100 persen dan telah menyampaikan surat pernyataan bersedia membayar dana kompensasi atas kekurangan DMO tahun 2021; dan • Tidak memiliki kewajiban DMO tahun 2021 (rencana atau realisasi produksi tahun 2021 sebesar 0 ton).

Selama periode larangan ekspor, Pemerintah (Kementerian ESDM, Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, serta BPKP), PT PLN (Persero), Indonesian National Shipowners Association (INSA), dan perusahaan pemasok batubara telah bekerja keras untuk memastikan pasokan batubara ke PLTU dapat terkirim dengan lancar untuk memenuhi kebutuhan batubara bulan Januari 2022.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Keberadaan Omicron diperkirakan tidak mengulangi penurunan di 2020. Meningkatnya permintaan gas alam, batubara, dan minyak mentah yang lebih tinggi pada tahun ini didorong adanya perbaikan ekonomi diperkirakan akan mendrong kenaikan harga pada komoditas tersebut. Hal ini akan mendorong inflasi dan risiko geopolitik yang dapat menyebabkan gangguan lebih lanjut di pasar global. Memasuki 2022, harga minyak mentah sudah naik sekitar 55% dari tahun lalu.

Harga batubara bahkan sudah meningkat 100%. Sedangkan harga spot untuk gas di Eropa dan Asia di awal Januari sudah mencapai 350% lebih tinggi dari tahun lalu. Alasan peningkatan harga gas spot di Eropa dan Asia disebabkan karena dorongan permintaan yang kuat. Peningkatan ini mulai terlihat sejak kuartal ketiga pada tahun 2021, mencapai 9% secara global.

Peningkatan tersebut sudah hampir setara dengan kapasitas yang tersedia yang berarti peningkatan permintaan tidak akan bisa fleksibel untuk dipenuhi. Kondisi ini juga terjadi pada pasar minyak.

Kapasitas cadangan produksi minyak mentah saat ini yang diperkirakan sekitar 3 juta barel per hari. Jika tidak ada pertumbuhan pasokan yang signifikan dari Amerika Serikat dan sumber lain di luar OPEC+ pada tahun 2022, maka kapasitas cadangan yang tersedia saat ini dapat membuat pasar minyak relative kritis apabila terjadi peningkatan permintaaan. • Mengenai perkembangan omicron, secara global kondisi ini tidak akan terlalu berdampak terhadap penurunan permintaan minyak global seperti Maret dan April 2020 dimana pandemic muncul pertama kali dan menyebabkan penurunan permintaan minyak global sekitar 20%.

Diperkirakan perkembangan omicron dapat terputus pada 500 ribu barel per hari di kuartal pertama 2022. Penurunan paling besar terjadi untuk bahan bakar jet.

Meningkatnya harga minyak global diperkirakan akan mendorong peningkatan harga produk bensin. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi potensi krisis minyak mentah adalah membatasi ekspor minyak mentah AS sekitar 3 juta barel per hari. Hal ini akan menjadi kejutan besar bagi pasar global karena secara global akan membutuhkan pasokan lain untuk menutupi hal tersebut.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan ESDM Yakin Implementasi Aturan Soal PLTS Atap Akan Berjalan Optimal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan terus mengantisipasi penerapan Permen ESDM No 26/2021 tentang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap agar berjalan optimal.

Permen tersebut telah mengatur jelas soal penerapan kebijakan itu di lapangan. Regulasi ini merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya sebagai upaya memperbaiki tata kelola dan keekonomian PLTS Atap. Aturan ini sebagai langkah merespons dinamika yang ada terkait pengembangan energi terbarukan dan upaya menurunkan emisi gas rumah kaca. Selain itu, Permen ESDM tentang PLTS Atap juga telah didukung oleh seluruh stakeholder.

Sementara itu, pemerintah juga telah mengantisipasi adanya sejumlah dampak juga akan terjadi akibat penerapan Permen ESDM tersebut. Beberapa di antaranya adalah potensi kenaikan biaya pokok pembangkitan (BPP), subsidi dan kompensasi, kehilangan penjualan PT PLN serta pendapatan dari capacity charge.

Lebih lanjut, Permen 26/2021 tersebut juga mengatur perihal pembentukan pusat pengaduan PLTS Atap. Nanti tim tersebut akan menerima pengaduan dari pelanggan PLTS Atap maupun pemegang IUPTLU bila terjadi masalah.

Berdasarkan proyeksi yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, target PLTS Atap sebesar 3,6 GW yang akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2025, akan berdampak positif pada hal-hal berikut, di antaranya: • Berpotensi menyerap 121.500 orang tenaga kerja • Berpotensi meningkatkan investasi sebesar Rp45 triliun–Rp63,7 triliun untuk pembangunan fisik PLTS dan Rp2,04 triliun–Rp4,1 triliun untuk pengadaan kWh Exim • Mendorong tumbuhnya industri pendukung PLTS di dalam negeri dan meningkatkan daya saing dengan semakin tingginya tingkat komponen dalam negeri (TKDN) • Mendorong green product sektor jasa dan green industry untuk menghindari penerapan carbon border tax di tingkat global • Menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 4,58 Juta Ton CO2e; • Berpotensi mendapatkan penerimaan dari penjualan nilai ekonomi karbon sebesar Rp0,06 triliun per tahun (asumsi harga karbon 2 USD/ton CO2e).

Selain itu juga, kehadiran Permen ESDM Nomor 26/2022 tentang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap diharapkan akan meningkatkan minat dan memperbesar keekonomian dalam pemasangan pembangkit listrik tersebut. Perbaikan regulasi tersebut bakal memicu peningkatan jumlah konsumsi PLTS atap, baik dari kalangan industri maupun rumah tangga dan tidak hanya itu dengan adanya peraturan baru tersebut diharapkan akan mendorong juga pemasangan PLTS atap di berbagai sektor, serta tidak hanya untuk pelanggan PLN, juga pelanggan di wilayah pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik [IUPTL] lainnya.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Insentif Dan Dukungan Regulasi Hilirisasi Batubara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bakal terus mendorong hilirisasi batubara. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara mengapresiasi langkah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang telah melakukan groundbreaking proyek dimethyl ether (DME) dan PT Kaltim Prima Coal juga sedang siapkan program yang sama. Ketentuan untuk unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan energi khususnya sektor batubara telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

 Hilirisasi atau peningkatan nilai tambah merupakan kewajiban bagi perusahaan batubara. Selain itu, hilirisasi juga menjadi syarat dalam perpanjangan izin untuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) eks Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Kementerian ESDM mengharapkan proyek-proyek hilirisasi batubara dapat terlaksana.

Terlebih, pemerintah kini tengah mengupayakan sejumlah insentif bagi pelaku usaha yang menjalankan hilirisasi batubara. Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara mengatakan, saat ini memang baru ada enam insentif yang telah ataupun sedang diupayakan oleh pemerintah. Pelaku usaha baru bisa merasakan manfaat insentif saat proyek sudah berjalan dan memenuhi ketentuan yang ada.

Terdapat enam insentif dan dukungan regulasi yang disiapkan, yakni: • Pemerintah akan mengurangi tarif royalti batubara secara khusus untuk gasifikasi batubara hingga 0%. Rancangan Permen yang memuat insentif ini kini tengah dibahas antar Kementerian dan Lembaga dan menunggu persetujuan Kementerian Keuangan. • Ketentuan harga batubara khusus untuk peningkatan nilai tambah (gasifikasi) di mulut tambang. Insentif ini kini tengah dikaji kembali dan menunggu permen tarif royalti batubara 0%.

• Adanya regulasi jangka waktu Izin Usaha Pertambangan (IUP) batubara yang khusus digunakan sebagai pasokan batubara untuk gasifikasi. Dari sini, masa berlaku IUP akan diberikan sesuai umur ekonomis industri gasifikasi batubara • Tax holiday pajak penghasilan (PPh) badan secara khusus sesuai umur ekonomis gasifikasi batubara.

• Pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) jasa pengolahan batubara menjadi syngas sebesar 0%. • Pembebasan PPN EPC kandungan lokal. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Resiko gangguan geopolitik dan kenaikan harga di pasar minyak global. Hal ini disebabkan karena adanya penutupan pipa di Ekuador yang berpengaruh terhadap penyaluran 270 ribu barel per hari di Bulan Desember, ditambah penutupan 35 ribu barel per hari dari lapangan minyak Libya Barat selama tiga minggu hingga 10 Januari lalu, serta kerusuhan public di Kazakhtan yang mengurangi pasokan minyak mentah Januari sekitar 50 ribu barel per hari.

Kekhawatiran pasar juga timbul dari adanya potensi serangan militer Rusia ke Ukraina dan serangan yang terjadi di UEA pada 16 Januari lalu. Jika gangguan ini terus meningkat maka potensi kenaikan harga minyak yang lebih tinggi semakin terlihat.

Meskipun demikian, pasar minyak global saat ini memiliki kapasitas cadangan yang cukup untuk mengimbangi gnagguan pasokan sporadis yang terjadi. Diperkirakan besarnya cadangan penyangga yang tersedia sekitar 1,8 juta barel per hari. Kenaikan harga minyak yang terjadi secara global menjadi faktor pendorong terbesar inflasi di Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan Pemerintah AS di desak untuk mendorong produsen minyak di AS dan OPEC untuk meningkatkan produksinya serta memanfaatkan cadangan minyak strategis nasional yang ada, serta melakukan pembatasan ekspor minyak mentah AS.

Sementara di Jepang, Pemerintah memutuskan untuk memberikan subsidi pertama kalinya untuk menekan kenaikan harga eceran BBM karena sudah melewati Yen 170 per liter. Subsidi yang diberikan sekitar Yen 3,4 per liter dan akan diberikan kepada refinery dan importir produk minyak selama periode 27 Januari – 2 Februari. Keputusan pemberian subsidi BBM ini dilakukan untuk mengurangi beban masyarakat dalam masa pemulihan ekonomi dari pandemic. Meskipun demikian, pemerintah memastikan bahwa subsidi BBM yang diberikan sifatnya hanya sementara dan akan dihilangkan ketika harga minyak sudah turun di bawah Yen 170 per liter untuk mencegah distorsi pasar.

Sementara di Eropa, kenaikan harga minyak mendorong kenaikan harga untuk komponen bensin seperti MTBE, aromatic, dan methanol yang biasa digunakan sebagai bahan campuran untuk beberapa kelas bensin di Afrika Barat atau Libya. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan PLN Siap Ikuti Ketentuan Pemerintah untuk Penyesuaian Tarif Listrik, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan siap mengikuti ketentuan pemerintah untuk kebijakan tarif listrik 13 golongan pelanggan non-subsidi.

Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sempat merencanakan untuk melepas Automatic Tariff Adjustment (ATA) untuk 13 golongan pelanggan non-subsidi yang telah ditahan sejak 2017 lalu. Tarif yang ditahan selama ini selisihnya ditutupi dengan kompensasi yang ditanggung oleh pemerintah. Adapun, jika kemudian pemerintah memutuskan untuk tidak lagi menahan tarif bagi 13 golongan pelanggan, maka akan ada penyesuaian tarif mengikuti pergerakan komponen pembentuk harga.

Jika nanti automatic tariff adjusment dilepas, akan ada kenaikan tarif sesuai 4 parameter, yaitu exchange rate, kurs ICP (Indonesian Crude Price), harga batu bara acuan (HBA), dan tingkat inflasi.

Namun, keputusan untuk melepas tariff adjustment atau tetap menahannya merupakan keputusan dari pemerintah. Terkait dengan penyesuaian tarif listrik, seharusnya tidak hanya untuk 13 golongan pelanggan non subsidi tetapi untuk semua golongan termasuk di kelompok pelanggan 450 VA dan 900 VA. Nantinya semua pelanggan itu bayar sesuai dengan tarifnya bagi yang tidak disubsidi dan kepada yang berhak disubsidi langsung dikasih cash atau apakah kupon, voucher untuk membayarnya, dan itu tidak bisa digunakan lagi selain untuk membayar listrik, dengan catatan penyaluran subsidi listrik dialihkan langsung kepada keluarga penerima manfaat berdasarkan DTKS.

Sebelumnya, Kementerian ESDM memastikan masih akan menahan tarif listrik untuk 13 golongan pelanggan non-subsidi maksimum 6 bulan, artinya setelah itu tidak (ditahan), namun tidak dijelaskan kapan mulai berlakunya dan pemerintah masih memantau dampak dari pandemi Covid-19. Pemerintah akan segera melakukan penyesuaian tarif listrik tersebut jika nantinya daya beli masyarakat sudah membaik serta daya saing industri sudah kompetitif agar tidak kian membebani APBN.

Dalam catatan Kementerian ESDM, APBN harus menanggung beban sekurang-kurangnya Rp 20 triliun per tahun untuk menutup selisih dari tarif yang ditahan sejak 2017 ini. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Saran Pajak Batu Bara. Ekonom senior menilai, kebijakan pemerintah terkait pelarangan ekspor baru bara demi pemenuhan pasokan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) kurang efektif.

Dalam hal ini, apabila tidak memenuhi kewajiban DMO, maka pengusaha tambang akan kembali dilarang ekspor batu bara. Dalam menghadapi persoalan krisis energi, kebijakan pajak ekspor akan lebih efektif. Pajak ekspor nantinya dapat diimplementasikan dengan menyesuaikan harga batu bara di pasaran.

Sehingga tidak perlu ada DMO, tidak perlu ada sanksi, dan tidak perlu ada larangan ekspor. Mekanisme pajak ekspor, nanti dapat dihitung dari rata-rata ongkos produksi baik di industri semen maupun industri batu bara ditambah keuntungan normal, bisa diterapkan dengan menyesuaikan harga batu bara dipasaran. Sebagai contoh, hasil perhitungan rata-rata ongkos produksi tersebut keluar angka USD 60.

Maka, pada saat level USD 60, pajak ekspornya sebesar nol; atau harga batu bara USD 100, pajak ekspornya 10%; USD 150, 25%.; dan atau USD 200, 50%. Dengan adanya pajak ekspor otomatis harga batu bara di dalam negeri nantinya akan ikut turun.

Sehingga akan berdampak baik bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memenuhi listrik nasional. Sehingga tidak ada namanya batu bara untuk PLN USD 70, untuk pabrik semen USD 90. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Peningkatan kinerja kilang minyak China selama 2021. Throughput minyak mentah China naik 4,6% YoY menjadi 14,13 juta b/d pada 2021 meskipun kilang memangkas produksi minyak sebesar 2,1% pada Desember untuk mengimbangi tekanan inventaris produk.

Throughput yang lebih tinggi pada tahun 2021 dikaitkan dengan perluasan kapasitas penyulingan, dan karena kilang menghasilkan lebih banyak produk minyak untuk mengimbangi pengurangan impor bahan pencampur untuk bensin dan gasoil, kata para analis.

Sementara itu, konsumsi bahan baku di kilang independen China di provinsi Shandong timur turun sedikit 0,4% YoY menjadi 121,3 juta mt pada 2021. Namun, konsumsi bahan mentah mentah turun 4,6% menjadi 111,53 juta mt selama periode yang sama karena kuota impor minyak mentah yang lebih sedikit dialokasikan ke kilang independen Shandong pada tahun 2021.

Untuk mengatasi kekurangan bahan baku, bahan bakar minyak dan campuran aspal diimpor dan dipecahkan sebagai bahan baku suplemen pada tahun 2021, dengan 8,5 juta mt dipecahkan oleh kilang independen Shandong pada tahun ini, melonjak dari volume kecil tahun sebelumnya. Kilang Minyak & Kimia Zhejiang yang terintegrasi terus meningkatkan produksi minyak mentahnya menjadi sekitar 2,84 juta mt pada Desember, naik 7,2% dari 1,72 juta mt pada November, yang naik 54% dari Oktober, menurut data JLC.

Kilang meningkatkan throughput setelah dialokasikan lebih banyak kuota pada akhir Oktober. Kilang Petrokimia Hengli (Dalian) di provinsi Liaoning juga meningkatkan produksinya sebesar 3,6% bulan ke bulan menjadi 1,7 juta mt pada bulan Desember. Ini terjadi setelah selesainya pemeliharaan di unit sekundernya. Kilang Sinopec Hainan Petrochemical di Cina selatan diperkirakan akan mengekspor sekitar 50.000 mt produk minyak sulingan pada Januari 2022, turun 55% dari 110.000 mt yang direncanakan untuk ekspor pada Desember 2021.

Kilang utama PetroChina, Dalian Petrochemical di timur laut provinsi Liaoning akan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan ekspor bensinnya menjadi 160.000 mt pada Januari, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Ini akan menjadi sekitar 357% lebih tinggi dari ekspor yang direncanakan pada bulan Desember. Dalian akan menggandakan ekspor bahan bakar jet menjadi 80.000 mt pada Januari, dari 40.000 mt bulan lalu. Dalian berencana untuk memproses sekitar 1,3 juta mt minyak mentah pada bulan Januari, yang berarti 75% dari kapasitas papan namanya, stabil pada bulan tersebut. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Usulkan Kewajiban Konversi Motor Listrik di Lingkungan Pemerintah.

Dalam rangka mengurangi penggunaan energi fosil untuk kendaraan, sekaligus sebagai usaha transisi energi menuju net zero emission, pemerintah terus menggenjot penggunaan kendaraan listrik, termasuk kendaraan roda dua. Salah satu program KESDM antara lain yaitu peningkatan penggunaan kendaraan listrik melalui konversi motor berbahan bakar fosil menjadi listrik. Pemerintah memiliki target enam juta kendaraan roda dua dapat dikonversi hingga lima tahun mendatang Untuk mencapai target tersebut, Kementerian ESDM akan mengusulkan program konversi menjadi mandatori bagi kendaraan operasional kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, yang dianggarkan dalam APBN.

Berdasarkan data awal, sepeda motor kendaraan operasional di kementerian dan lembaga, sebagian besar diperoleh dari periode 2000-2010 dan 2010-2019. Kendaraan yang dibidik untuk dikonversi adalah sepeda motor BBM kendaraan operasional layak jalan dengan nilai buku Rp 0.

Untuk mempelopori program ini diharapkan K/L dapat menganggarkan sekitar Rp 9-10 Juta per unit untuk konversi.

Secara umum program ini juga selaras dengan Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang menargetkan sebanyak 13 juta unit KBLBB roda dua akan tersedia pada tahun 2030. Sebagai informasi, pada 2021 sejumlah 100-unit sepeda motor listrik dinas operasional KESDM yang nilai bukunya Rp.0, telah dikonversi menjadi sepeda motor listrik di Workshop Ketenagalistrikan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE).

Workshop ini sudah disertifikasi sebagai Bengkel Pemasangan, Perawatan, dan Pemeriksaan Peralatan Instalasi Sistem Penggerak Motor Listrik pada Kendaraan Bermotor oleh Kementerian Perhubungan. P3TEKEBTKE telah menyelesaikan uji jalan 10.000 km untuk ketahanan ( endurance test) dan pengujian ke Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor. Surat BPKB/STNK sepeda motor juga telah disesuaikan di Korps Lalu Lintas (Korlantas) POLRI. Dari hasil uji kendaraan, pengguna sepeda motor konversi dapat menghemat pengeluaran biaya BBM Rp 2,78 juta per tahun.

Selain itu, dengan target populasi kendaraan roda dua yang akan dikonversi sebanyak 13 juta unit, maka program ini berpotensi menghasilkan efisiensi penggunaan BBM Rp 36 triliun rupiah/tahun serta menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 7,5 juta ton CO2e per tahun.

Diharapkan juga dengan kesuksesan program ini akan menggiatkan perekonomian nasional dengan melibatkan sektor UMKM dan industri lokal sehingga akan membuka pasar dan mempercepat laju ekonomi masyarakat. III. Sektor Mineral, Batubara, Geologi dan Umum Usulan untuk memperpanjang unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan harga khusus batu bara untuk industri semen dan pupuk yang berlaku sampai 31 Maret 2022 akan dipertimbangkan oleh KESDM.

Kebijakan yang tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No.206/2021 itu menetapkan harga khusus sebesar US$90 per metrik ton free on board untuk dua industri utama pengguna tersebut. Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM mengatakan sebelum kebijakan itu berakhir pada akhir Maret mendatang, akan mengevaluasi realisasi dan kebutuhan industri sejak diterapkan pada 1 November 2021.

Sebelumnya, kebijakan itu tidak menambah kuota domestic market obligation (DMO) pengusaha batu bara yang saat ini sebesar 25%. Untuk memastikan kecukupan pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri terutama bagi industri semen dan pupuk, Kementerian ESDM akan memantau kepatuhan DMO perusahaan-perusahaan secara bulanan. Jika kuota DMO telah terpenuhi, ekspor baru diperbolehkan. Selain itu, kewajiban itu dia sebut tidak membebani perusahaan batu bara karena harga US$90 per metrik ton masih di atas harga yang dibayar PLN sebesar US$70 metrik ton.

Berdasarkan data KESDM realisasi DMO secara nasional sepanjang tahun lalu mencapai 133 juta ton atau 97% dari target 137,5 juta ton. Dari total produksi batu bara nasional sepanjang 2021 sebesar 640 juta ton, 89% atau 435 juta ton diantaranya diserap pasar ekspor dengan nilai US$31,6 miliar. Adapun, dari DMO batu bara tersebut, yang terserap ke industri semen mencapai 4,45 juta ton. Tahun ini diperkirakan kebutuhan batu bara untuk industri semen akan mencapai 15,02 juta ton.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Industri hulu migas di tahun 2021 berhasil mencapai reserves replacement ratio (RRR) di atas 100 persen. Ini merupakan indikator positif dalam menunjukkan kemampuan industri hulu migas untuk menggantikan cadangan migas yang sudah dieksploitasi.

SKK Migas menyampaikan di Tahun 2021 terdapat penemuan cadangan sebesar sekitar 696 juta BOE secara keseluruhan sehingga RRR mencapai 116 persen.

Beberapa kegiatan eksplorasi yang berhasil direalisasikan di tahun 2021 dalam mendukung penemuan cadangan baru antara lain adalah studi G&G (geology & geophysic) sebanyak 121 kegiatan; survey tensor gravity seluas 101.918 kilometer persegi; seismik 2D sepanjang 2.635 kilometer; seismik 3D seluas 1.190 kilometer persegi; dan pengeboran eksplorasi sebanyak 28 sumur.

Kegiatan pengeboran eksplorasi yang rampung di 2021 menghasilkan 11 temuan yang cukup signifikan adalah pengeboran sumur Hidayah 1 (Petronas Carigali North Madura II), Maha 2 (Eni West Ganal), serta Singa Laut 2 dan Kuda Laut 2 (Premier Oil Tuna), yang memberikan tambahan sumber daya migas sekitar 224 juta BOE.

Diharapkan dengan tercapainya target RRR merupakan awal yang baik dalam pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030.

Target ini diperlukan untuk meningkatkan produksi jangka menengah dan jangka Panjang, mengurangi current account deficit, menjaga ketahanan energi nasional, dan meningkatkan investasi nasional. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pembentukan Sub Holding PLN, Dapat Restu dari DPR, Komisi VI DPR RI selaku komisi yang mengawasi sektor kelembagaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan restu dalam reformasi di tubuh PT PLN (Persero) dalam hal ini pembentukan holding dan sub holding.

Seperti diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan melakukan transformasi besar-besaran di tubuh PT PLN (Persero). Salah satunya dengan membentuk holding dan sub holding, yang mana PLN sendiri akan bertindak sebagai holding mengurus transmisi listrik. Sementara sub holdingnya merupakan bagian dari pembangkit-pembangkit milik PLN. Salah satu alasannya adalah sekarang ini sudah terlalu besar beban yang dimiliki PLN dan diharapkan dengan adanya sub holding pembangkit untuk pemenuhan bahan baku operasional PLN akan membuat kinerja perusahaan pelat merah itu menjadi efisien serta menjadi jalan keluar agar PLN menjadi lebih sehat lagi.

Namun yang terpenting dalam pembentukan holding dan sub holding, PLN tetap harus mempertahankan basis bisnis utamanya untuk menjalani tugas negara melistriki rakyat Indonesia serta untuk menjamin kesediaan listrik masyarakat. Sehingga ke depan, masyarakat tidak akan mengalami byar pet atau mati listrik yang berulang-ulang.

Selain itu, pembentukan sub holding juga tetap harus memperhatikan target-target yang sudah tertuang di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Sebelumnya, Anggota DEN Satya Widya Yudha berpandangan, pembentukan sub holding PLN semestinya bisa dijalankan sebagai dua fungsi yang berbeda. Di mana satu sub holding khusus penugasan negara atau Public Service Obligation (PSO) dan satu lagi untuk mencari keuntungan. Dengan adanya pemisahan sub holding khusus PSO dan mencari keuntungan tersebut, PLN bisa berkompetisi untuk bisa mengambil keuntungan, sekaligus bisa memberikan harga listrik dengan harga terjangkau.

Dengan demikian, PLN sebagai korporasi bisnis sekaligus yang juga menjalankan tugas negara dan dengan pembentukan sub holding PLN ini diharapkan akan membuat PLN menjadi lebih transparan, karena selama ini publik tidak tahu persis apakah operasional PLN cukup efisien atau tidak, karena seringkali ditutupi dengan subsidi atau kompensasi dari pemerintah. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum BUMN Komitmen Lakukan Hilirisasi Batu Bara, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan BUMN berkomitmen penuh dalam melakukan akselerasi proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) atau gasifikasi batu bara.

Hal ini bertujuan demi mengurangi ketergantungan pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG) dan penguatan energi hijau Indonesia.

KBUMN terus mendorong BUMN meningkatkan hilirisasi, agar melimpahnya sumber daya alam (SDA) tidak hanya menjadi sumber bagi pertumbuhan negara lain, bukan Indonesia.

Negara-negara Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Tenggara lain telah melakukan ekspor barang yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang masih mengandalkan ekspor raw material atau bahan mentah. Hal ini berbeda dengan ekspor Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina yang didominasi barang jadi dan setengah jadi.

Proyek gasifikasi batu bara yang dilakukan PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) dapat mengurangi subsidi LPG sebesar Rp 7 triliun per tahun dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia. Proyek strategis nasional (PSN) selama 20 tahun mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar 2,1 miliar dolar AS atau setara Rp 30 triliun. Dengan utilisasi enam juta ton batu bara per tahun, Erick menilai proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG satu juta ton per tahun.

Tak hanya dari investasi, PSN gasifikasi baru bara juga memberikan multiplier effect berupa menarik investasi asing lainnya, memberdayakan industri nasional melalui penggunaan porsi TKDN, hingga penyerapan tenaga kerja lokal.

Kerja sama gasifikasi batu bara mampu memberikan penghematan cadangan devisa hingga Rp 9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja. Gasifikasi unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan bara memberikan nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro karena sejalan dengan arahan presiden untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, juga transformasi ke ekonomi hijau serta energi baru dan terbarukan.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Penggunaan LNG di ASEAN dan hydrogen di Australia pada 2022. Negara negara di Asia Tenggara sedang berjuang menghadapi kekurangan batubara dan LNG, setelah adanya larangan jangka pendek ekspor batubara pada awal 2022 kemarin.

Di sisi lain Indonesia telah mendorong Pertamina dan produsen LNG swasta untuk memprioritaskan kebutuhan gas dalam negeri yang menyebabkan masalah ke pelanggan seperti Singapura pada tahun 2021. Indonesia saat ini sedang mencari keseimbangan antara masalah keamanan energi dan daya saingnya sebagai salah satu pengekspor bahan bakar fosil terbesar di Asia serta meningkatnya perhatian terhadap isu perubahan iklim.

Di tahun 2022, Indonesia diperkirakan akan lebih banyak mengalihkan kargo LNG untuk penggunaan domestic khususnya sektor pembangkit listrik berdampak pada komitmen ekspor untuk luar negeri. Pada 2021, kebutuhan LNG domestic mencapai 56 kargo dimana sekitar 54 kargo LNG dialokasikan untuk pembangkit listrik, sisanya oleh industri.

Sementara itu, Australia diperkirakan akan mulai meningkatkan penggunaan hydrogen di dalam jaringan gas alam menyusul keberhasilan proyek awal yang memadukan 5% hydrogen ke dalam jaringan gas alam.

Meskipun demikian proses ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar 4 unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan sebelum mulai meningkatkan ke skala yang lebih komersial.

Ditargetkan pada 2030, volume gas terbarukan mencapai 10% dari total volume gas yang disalurkan. Dan paling lambat pada 2050 seluruh jaringan distribusi gas alam dapat didekarbonisasi. Proses pencampuran hydrogen sudah mulai dilakukan sejak Mei 2021. Saat ini perusahaan gas mulai mencampur 5% hydrogen yang berasal dari angin dan matahari untuk 700 rumah tangga. Jumlah ini ditingkatkan menjadi 23.500 pelanggan rumah tangga, 100 pelanggan komersial, dan tujuh pelanggan industri pada November 2021.

Proyek proyek yang dijalankan mendapat bantuan pendanaan dari pemerintah federal dan negara bagian sebesar US$1,2 miliar. Dana tersebut diantaranya digunakan untuk membangun empat pusat hydrogen bersih, skema sertifikasi hydrogen bersih, dan pengembangan penangkapan karbon.

Menurut analis S&P, campuran 5% hydrogen dapat meningkatkan tagihan ritel di Australia antara 1,35% dan 2,98% dengan aumsi 30% biaya transmisi dan distribusi. Sedangkan untuk campuran 10% rata-rata tagihan akan meningkat 2,8% dan 6,19%. Namun untuk tingkat campuran di atas 20% diperkirakan diperlukan penguatan infrastruktur dan sedikit modifikasi peralatan • Tantangan penggunaan hydrogen dari sumber terbarukan adalah kecukupan produksi yang dihasilkan. Dengan campuran hydrogen 5% kebutuhan hydrogen mencapai 74 ribu ton per tahun.

Jika ditingkatkan menjadi 10%, maka kebutuhan hydrogen mencapai 167 ribu ton per tahun. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Permen PLTS Atap Resmi Diterapkan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan Peraturan Menteri ESDM tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Peraturan Menteri ini merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya sebagai upaya memperbaiki tata kelola dan keekonomian PLTS Atap.

Juga sebagai upaya memfasilitasi masyarakat dan mengurangi efek rumah kaca. Setelah sempat ditunda beberapa bulan, aturan baru penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, yakni Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 26 Tahun 2021 Tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap, akhirnya diimplementasikan juga.

Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2021 ini dapat dilaksanakan dan telah didukung oleh seluruh stakeholder. Permen ESDM No. 26 Tahun 2021 memuat sejumlah ketentuan baru. Salah satu ketentuan baru yang cukup mendapat sorotan di antaranya perubahan ketentuan ekspor-impor kWh listrik ke dan dari jaringan PLN dari semula 0,65:1 menjadi 1:1. Dengan ketentuan ini, pelanggan/pengguna PLTS atap bisa mengekspor/menjual 100% produksi listriknya ke PLN.

Ekspor listrik tersebut pada gilirannya akan digunakan dalam perhitungan energi listrik pelanggan pengguna PLTS atap dan bisa mengurangi tagihan listrik pelanggan. Selain itu juga, Permen ESDM No.26 Tahun 2021 memegang peranan penting untuk mendukung pencapaian target 23% bauran energi terbarukan di 2025, sejalan dengan target yang dimuat dalam PP No. 79/2014 (KEN), Perpres No. 22/2017 (RUEN), serta rencana transisi energi untuk mencapai target Net-Zero Emission di 2060. Dan untuk mendukung pelaksanaan Permen tersebut, seluruh KL (kementerian dan lembaga) terkait harus menyiapkan kebijakan/regulasi pendukung agar program PLTS Atap mampu menciptakan multiplier effect bagi perekonomian Indonesia.

Di sisi lain, Pemerintah berencana akan menyesuaikan atau menaikkan tarif listrik untuk pelanggan non subsidi ( tariff adjustment) paling cepat pada kuartal III-2022 atau bisa dimulai pada Juli 2022. Penyesuaian tarif listrik di tahun ini akan ditinjau dalam kurun waktu maksimal enam bulan, sesuai dengan kesepakatan dengan Badan Anggaran DPR RI. Dengan adanya Permen ESDM No.26 Tahun 2021 ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi konsumen untuk penggunaan PLTS atap guna menghemat tagihan listriknya.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum Logam tanah jarang terdapat di Lumpur Lapindo. Rare earth atau logam tanah jarang memiliki manfaat yang luar biasa untuk sejumlah industri, terutama untuk industri mobil listrik. Minerals economist and managing Director of MinEx Consulting, sebuah perusahaan konsultan pertambangan yang berbasis di Melbourne, Australia, pernah mengatakan satu mobil listrik membutuhkan sekitar 16 kg rare earth.

Ke depan kebutuhan akan mobil listrik akan semakin meningkat, seiring gerakan dunia yang ingin menekan emisi karbon. Diperkirakan, dalam 10 atau 20 tahun ke depan, setengah dari mobil baru yang dikeluarkan pabrikan merupakan mobil listrik. Peningkatan produksi mobil listrik tecermin juga dari proyeksi kenaikan investasinya. AlixPartners, sebuah perusahaan konsultan yang bermarkas di Newyork, Amerika Serikat, memperkirakan investasi mobil listrik akan mencapai USD330 miliar atau lebih dari Rp4.700 triliun pada 2025.

Tahun 2020 produsen otomotif global telah menghabiskan hampir USD225 miliar atau lebih dari Rp3.200 triliun. Tren mobil listrik itulah yang nantinya akan mengerek permintaan rare earth. Permintaan tahunan kolektif global untuk tanah jarang, dua tahun lalu kira-kira 170.000 ton. Jika banyak negara berkeinginan memproduksi mobil listrik, kebutuhannya akan naik berlipat-lipat. Permintaan yang naik itu tentu saja akan membuat harga rare earth, untuk jenis tertentu, akan semakin meroket.

Saat ini saja harga sejumlah jenis rare earth ratusan kali lipat dari harga batu bara. Mengutip Institute of Rare Earths and Metals, harga sejumlah jenis rare earth sebagai berikut: • Neodymium Metal harganya mencapai 157.856,69 euro atau USD178.378 yang kalau dirupiahkan dengan kurs Rp14.300 mencapai Rp2,55 miliar per metrik ton. • PrNd Mischmetal harganya 145.840,46 euro atau USD164.799 (Rp2,35 miliar).

Bandingkan dengan harga baru bara yang berada di kisaran USD200 per metrik ton. Itulah sebabnya rare earth disebut-sebut sebagai harta karun yang diburu dunia. Dan harta karun ini kini ada di lumpur lapindo. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Catatan satu tahun harga gas khusus di industri. Dalam sebuah studi yang dikeluarkan oleh Center of Economic and Law Studies kebijakan harga gas di sektor industri dilihat belum memberikan ketidakpastian yang tinggi bagi pelaku usaha migas baik BUMN maupun swasta dan mendorong perbaikan tata Kelola kebijakan gas yang lebih berkelanjutan.

Selain itu, untuk realisasi penyaluran pasokan gas industri di Jawa bagian timur relative belum berjalan dengan begitu baik, meskipun di satu sisi serapan gas di Jawa bagian timur naik dari 76,8% menjadi 81,08%. Seperti yang dialami oleh industri kaca diketahui jika volume pasokan gas kepada perusahaan kaca di Jawa Timur lebih rendah dari alokasi yang terdapat di Keputusan Menteri ESDM No.

134/2021. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, perusahaan menyampaikan membeli gas dengan harga sekitar US$9 per MMBTU. Hal yang sama juga dialami oleh pelaku industri keramik di Jawa bagian Timur, dimana pada dua minggu pertama Januari 2022 produsen keramik di Jawa Timur dikenai kuota maksimal penggunaan gas sebesar 50% lalu dua minggu salanjutnya dinaikan menjadi 75 %.

Selama periode tersebut, industri yang melebih kuota pemakaian akan dikenakan pinalti. Hal ini diperkirakan terjadi karena mundurnya jadwal gas on stream dari pemasok baru. Meskipun demikian, kondisi tersebut tidak dialami oleh pelaku industri yang terdapat di Jawa Barat karena diketahui mendapat pasokan dengan harga dan alokasi sesuai Kepmen ESDM No.

134/2021. Sementara itu, secara total serapan gas industri dengan harga khusus tercatat sebesar 81,1% untuk tujuh industri. Industri sarung tangan dan karet mencatatkan serapan tertinggi yakni 93,49%, pupuk 86,69%, petrokimia 81,82%, kaca 69,7%, keramik 67,32 %, oleokimia 67,4%, dan baja unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan. Dilihat dari tingkat utilisasi industri, disebutkan jika penetapan harga gas bumi khusus di sektor industri mampu meningkatkan utilitas industri menjadi 75% pada 2021 dan diproyeksi dapat menjcapai 85% pada 2022.

Hal ini mendorong investasi baru untuk peningkatan kapasitas produksi. Untuk industrikeramik, total produksi keramik meningkat dari 586 juta m2 dari sebelumnya 551 juta m2 dengan penyerapan tenaga kerja baru mencapai 3000 orang. Di luar harga gas murah, stabilitas pasokan gas untuk industri dinilai lebih penting.

Perlu ada keberpihakan pemerintah pada industri-industri yang lahap penggunaan gas karena menjadi faktor krusial dalam proses produksi II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Fix! PLN Bakal Bubarkan PLN Batubara, Begini Penjelasannya.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) resmi bakal melikuidasi anak usahanya PT PLN Batubara. Targetnya, proses likuidasi ini dapat rampung tahun ini. Selain akan melikuidasi anak usahanya, PLN juga akan melakukan evaluasi menyeluruh rantai pasokan batu bara di dalam PLN agar rantai pasok dapat lebih efisien dan terintegrasi.

Rantai pasok dengan terfragmentasi yang kompleks panjang dan berbelit-belit akan disederhanakan dimana titik-titik lemah diperkuat, dan apabila memang terkait suatu organisasi akan dirubah agar proses rantai pasok yang tadinya tidak handal dan penuh resiko menjadi handal, efektif dan efisien.

Transformasi yang akan dilakukan PLN saat ini bukan merupakan bagian dari liberalisasi sektor ketenagalistrikan namun arahnya di tengah tantangan energi, disturb teknologi, tantangan krisisi energi dan ada kesempatan di EBT, PLN harus berubah dari organisasi yang lambat dan kompleks menjadi organisasi lincah dan dinamis. Menteri BUMN juga menerangkan dalam proses transformasi PLN bakal dibentuk subholding pembangkit listrik. Dengan adanya subholding tersebut, peran PLN Batubara dapat dijalankan oleh subholding tersebut.

PLN juga kini sudah membentuk pola pembayaran batu bara yang berbeda dengan sebelumnya. Saat ini, pembayaran pembelian batubara dapat dituntaskan dalam sepekan setelah pengiriman dilakukan, ketika sebelumnya harus menunggu sampai 4 bulan menanti seluruh proses distribusi rampung.

Selain itu, PLN sebagai holding utama bakal fokus ke bisnis transmisi dan pemasaran. PLN juga kemungkinan membentuk satu entitas subholding baru yang mengurusi bisnis non kelistrikan, seperti pemanfaatan jaringan kabel untuk kebutuhan fiber optik hingga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk pengisian baterai kendaraan listrik. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Usulan pengusaha tambang batubara. Pelaku usaha sektor pertambangan batubara mengusulkan sejumlah poin untuk perbaikan pemenuhan batubara untuk kebutuhan domestik atau Domestic Market Obligation (DMO).

Sejumlah usulan ini pun berangkat dari kondisi krisis pasokan yang terjadi di awal tahun ini serta periode-periode sebelumnya. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) mengungkapkan, perlu ada perbaikan menyeluruh untuk pasokan DMO batubara. Perbaikan ini baik dari sisi penambang, PLN, regulator hingga industri penunjang batubara. Disparitas harga batubara merupakan salah satu penyebab tak terpenuhinya pasokan batubara. Kendati demikian, banyak perusahaan yang sebenarnya telah memenuhi komitmen DMO.

Selain itu, kendala pasokan juga umumnya terjadi saat harga batubara sedang tinggi dibarengi dengan kondisi cuaca buruk. Hal ini berdampak pada terganggunya jadwal pengiriman batubara. Apalagi, perusahaan batubara di saat bersamaan juga sudah memiliki kontrak batubara dengan buyer. APBI menjelaskan, dari total produksi batubara pada 2021 yang mencapai 613 juta ton, sekitar 240 juta ton secara kualitas dapat digunakan untuk pembangkit listrik baik oleh PLN maupun IPP.

Sayangnya, realisasi serapannya hanya mencapai 112 juta ton atau sekitar 47%. Meski demikian, APBI berharap agar kebijakan terkait disparitas harga ini pun jangan sampai membebani PLN. Selain itu, perlu ada penguatan dari aspek pengawasan serta pertimbangan untuk mengkaji persentase DMO batubara agar disesuaikan dengan kebutuhan domestik secara tepat dan akurat.

PLN pun juga diharapkan melakukan kontrak secara langsung dengan penambang. Selain itu, PLN diharapkan meningkatkan fleksibilitas dalam mengambil batubara diluar kualitas atau kalori yang dibutuhkan. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Catatan penerapan kebijakan harga gas khusus. Rencana pemerintah untuk memperluas insentif harga gas khusus di sektor industri mendapat beberapa masukan dan catatan. Hal ini disebabkan penetapan harga gas bumi khusus di sektor industri berdasarkan Peraturan Presiden No.

112/2020 kurang tepat sasaran dan berisiko merugikan keuangan Negara dalam jangka panjang. Salah satu indikator yang menjadi perhatian adalah pendapatan negara. Selama 2020, pendapatan negara dari hulu migas hanya mencatatkan nilai 460 juta. Jumlah ini jauh di bawah proyeksi awal ketika kebijakan harga gas USD6 per MMBTU ditetapkan pada Juni 2020, yakni senilai USD1,39 miliar. Dilihat dari selisih realisasi dan proyeksi awal pendapatan negara, ada potensial loss pendapatan negara hingga USD900 juta.

Terlebih lagi kondisi harga gas di pasar global mengalami kenaikan yang cukup tinggi dalam setahun terakhir sehinga dikhawatirkan windfall kenaikan harga gas di pasar global kurang dapat dioptimalkan. Di sisi lain, kebijakan harga gas khusus di sektor industri tidak diikuti dengan penyerapan konsumsi gas secara optimal. Karena sejak kebijakan subisidi harga gas ini diberikan, volume konsumsi gas sejumlah perusahan manufaktur tidak banyak bertambah. Transparansi formulasi penetapan harga juga diharapkan dapat lebih jelas serta kriteria industri penerima dianggap kurang transparan.

Indikator yang dapat digunakan sebagai acuan dalam formulasi harga adalah natural gas rent yang menggambarkan selisih antara nilai, pasar gas bumi suatu negara dan seluruh biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan gas bumi dibandingkan dengan produk domestik bruto.

Selama periode 2010-2019 natural gas rent nasional hanya 2 kali menembus 1 %. Nilai tersebut lebih rendah dari rata-rata historis natural gas rent di Thailand dan Malaysia. Terkait dengan rencana pemerintah unutk menambah jumlah industri yang mendapatkan harga gas khusus tersebut, beberapa pihak menyarankan agar dilakukan perubahan mekanisme harga terlebih dahulu berdasarkan perkembangan harga gas internasional dengan tetap mempertimbangkan kemampuan keuangan negara dan efektifitas bagi industri manufaktur.

Diketahui jika beberapa industri yang mendapatkan harga gas khusus tidak memiliki kinerja yang cukup positif. Kapasitas industri masih relative rendah bahkan masih belum mampu digunakan untuk bersaing dengan produk impor. Selain itu, formula penetapan harga gas khusus di Industri diharapkan dapat lebih terbuka sehingga dapat dilakukan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan yang lebih ketat.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pemerintah akan Ubah Skema Subsidi Listrik, Pemerintah memastikan tidak akan mengurangi subsidi listrik bagi pelanggan dengan daya 450 volt ampere (VA) sampai 900 VA. Bahkan, pemerintah sedang menyiapkan rencana pengubahan skema penyaluran subsidi listrik kepada masyarakat.

Perubahan ini demi membuat penyaluran subsidi listrik bisa efektif dan tepat sasaran, sehingga bisa menurunkan angka kemiskinan. Nantinya, pemberian subsidi yang sudah diubah diberikan secara tunai, kupon, atau voucher tidak bisa digunakan selain untuk membayar listrik. Mekanisme penyaluran subsidi listrik akan mengacu Data Terpadu Kesejahteraan Sosial dan verifikasi langsung di lapangan, supaya mekanisme subsidi langsung bisa efektif dan tetap sasaran, maka data penerima subsidi harus akurat minimum di atas 85% dari sisi kesesuaian di lapangan.

Subsidi langsung yang akan disalurkan itu menggunakan nomor induk kependudukan dan juga data pelanggan PLN. Reformasi subsidi listrik menyangkut dua hal: sisi mekanisme yang berujung ke subsidi langsung dan reformasi tarif. Sepanjang 2021, realisasi subsidi listrik tercatat mencapai Rp 47,8 triliun, sedikit menurun dari target awal Rp 53,6 triliun.

Adapun pada 2022, pemerintah menargetkan realisasi subsidi listrik mencapai Rp56,5 triliun. Saat ini, tarif keekonomian listrik sekitar Rp1.400 sampai 1.500 per kWh. Namun, subsidi dari pemerintah yang disalurkan melalui PT PLN (Persero) membuat masyarakat yang menerima subsidi hanya perlu membayar sekitar Rp 400 sampai Rp 600 per kWh, tergantung jenis daya yang digunakan.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Larangan ekspor bahan mentah bauksit. Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan di tahun ini ada akan penutupan keran ekspor untuk salah satu komoditas pertambangan di Indonesia. Kendati demikian, belum diketahui komoditas apa yang akan dilarang untuk diekspor tahun ini. Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan diketahui, Presiden memberikan mandat untuk unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan ekspor bahan mentah tambah, yakni bauksit di tahun ini, dan memberhentikan ekspor konsentrat tembaga pada 2023.

Hilirisasi ini sangat dibutuhkan untuk menambah lapangan kerja dan menyejahterakan masyarakat. Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan menegaskan bahwa hal ini bagian dari transformasi ekonomi Indonesia dari kebiasaan mengekspor barang mentah menjadi barang jadi. Berdasarkan data Booklet Bauksit 2020 yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada 2019 produksi bauksit Indonesia tercatat mencapai sekitar 16 juta ton.

Jumlah ini merupakan 4,3% dari total produksi bijih bauksit dunia yang mencapai 370 juta ton. Data tersebut menyebutkan bahwa ekspor bauksit Indonesia pada 2019 mencapai 16,1 juta ton, sementara yang digunakan untuk pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina tercatat sekitar 2,9 juta ton bijih bauksit per tahun. Ini berarti, sebagian besar bijih bauksit yang dihasilkan di dalam negeri masih diekspor.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Harga minyak Dunia naik pada perdagangan awal pekan ke-3 di awal tahun 2022.

Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2022 naik 42 sen, atau 0,5% menjadi US$ 86,48 per barel. Kontrak tersebut menyentuh level tertinggi sejak 3 Oktober 2018, saat menyentuh US$ 86,71 per barel. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2022 naik 62 sen atau 0,7% ke US$ 84,44 per barel.

Di awal sesi, WTI mencapai US$ 84,78 per barel, posisi tertinggi sejak 10 November 2021. Beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga antara lain: • Permintaan global yang meningkat, tidak terganggu oleh efek corona varian omicron.

• Panic buying yang didorong oleh pemadaman pasokan. • Sentimen bullish yang terus berlanjut karena OPEC+ tidak menyediakan cukup pasokan untuk memenuhi permintaan global yang kuat • OPEC+ secara bertahap melonggarkan pengurangan produksi yang diterapkan ketika permintaan turun pada tahun 2020. • Kekhawatiran akan serangan Rusia di negara tetangga Ukraina yang dapat mengganggu pasokan energi juga ikut menaikan harga.

• Stok minyak mentah AS yang turun lebih dari yang diharapkan ke level terendah sejak Oktober 2018. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Bauran EBT Baru 11,5%, ESDM Yakin Capai Target di 2025, Pemerintah menargetkan porsi bauran energi dari energi baru terbarukan ( EBT) mencapai 23% di 2025.

Walaupun saat ini, porsi EBT baru 11,5 %. Realisasi bauran EBT tahun 2021 masih jauh di bawah target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang sebesar 14,5%. Sementara target bauran EBT dalam RUEN untuk tahun 2022 sebesar 15,7%.

Adapun upaya percepatan yang kami lakukan kedepan untuk mendorong percepatan pengembangan EBT menuju target 23% di tahun 2025 adalah Pertama, penyelesaian Rperpres Harga EBT. Kedua, penerapan Permen ESDM PLTS Atap. Ketiga, peningkatan mandatori bahan bakar nabati (BBN). Keempat, pemberian insentif fiskal dan non fiskal untuk EBT. Kelima, kemudahan perizinan berusaha.

Keenam, mendorong demand ke arah energi listrik Dalam kurun lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 1.730 MW dengan kenaikan rata-rata sebesar 4,3%per tahunnya. Kapasitas terpasang PLT EBT tahun 2021 mencapai 654,76 MW dari target 854,78 MW.

Tambahan kapasitas pembangkit listrik EBT tahun 2021 sebesar 654,76 MW, diantaranya dari PLTA Poso Peaker Expansion #1-4, PLTA Malea, 3 unit PLTP, PLT Bioenergi, 18 unit PLTM, dan 7 unit PLTS dan PLS Atap III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum  Batubara dan CPO menjadi motor ekspor 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Januari–Desember 2021 mencapai US$231,54 miliar atau naik 41,88% dibanding periode yang sama tahun 2020.

Secara komoditas, penyumbang ekspor tertinggi pada 2021 adalah bahan bakar mineral US$32,84 miliar dengan share 14,98%, diikuti oleh lemak dan minyak nabati US$32,83 miliar atau 14,97%. Adapun, bahan bakar mineral termasuk batu bara dan minyak nabati ini termasuk minyak sawit atau CPO. Â Sementara itu, dari sektornya, penyumbang terbesar adalah industri pengolahan yang naik 35,11% atau sebesar US$177,11 miliar sepanjang 2021.

Kemudian dari share-nya, industri pengolahan tercatat 76,49%. Kemudian, ekspor terbesar kedua adalah pertambangan sebesar US$37,92 miliar dan share-nya 16,38% pada 2021. Kinerja ekspor cukup mengembirakan dan diharapkan tren ini berlanjut di 2022 dan itu berdampak pada pemulihan ekonomi.

Transformasi besar banga. Pandemi covid-19 tidak boleh menghentikan transformasi besar Indonesia. Presiden ingin tantangan dihadapi dengan baik, bahkan dijadikan batu loncatan menggapai target pokok yang ditetapkan. Terdapat tiga transformasi, yakni di industri hilir, ekonomi hijau, dan ekonomi digital. Terobosan dilakukan di transformasi industri hilir dengan tidak mengekspor bahan mentah sejak 2020. Ekspor bahan tambang separuh jadi memberikan nilai tambah sangat besar.

Sebagai contoh, saat ekspor nikel mentah tujuh tahun lalu, Indonesia yang mengantongi USD1 miliar atau Rp14 triliun. Sementara pada 2020, Indonesia mengantongi USD20,8 miliar atau Rp300 triliun ketika mengekspor olahan nikel.

Meskipun banyak tantangan terkait transformasi ini, termasuk pertentangan dari negara yang membeli nikel dari Indonesia. Namun presiden menyatakan tidak takut, bahkan siap menghadapi negara-negara yang mengadukan Indonesia ke organisasi perdagangan dunia (WTO). Di sisi lain, transformasi ekonomi hijau juga harus terus dikebut. Indonesia tengah membangun sebuah kawasan industri di Kalimantan Utara yang didesain ramah lingkungan. Di Eropa, kalau dihasilkan dari produksi energi hijau, itu akan dihargai lebih tinggi.

Indonesia mempunyai modal besar yaitu berupa sumber energi baru terbarukan (EBT) yang begitu melimpah. Indonesia memiliki potensi EBT 418 ribu megawatt yang berasal dari sungai, arus bawah laut, geothermal dan angin yang bisa dikembangkan secara maksimal. Transformasi besar yang terakhir ada di sektor ekonomi digital. Perkembangan sektor digital di Tanah Air juga jauh lebih pesat dibandingkan negara-negara lain. Di 2025, nilai pasar digital kita akan mencapai USD146 miliar. Ada potensi Rp2.100 triliun yang bisa diraih.

Pemerintah berkomitmen terus membangun infrastruktur pendukung transformasi digital. Di 2021, pemerintah telah memulai konstruksi satelit multifungsi Satria-1. Sebanyak 12.500 base transceiver station (BTS) juga tengah didirikan di belasan ribu desa dan kelurahan yang belum memiliki akses 4G. Terkait hal tersebut di atas yang terpenting adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM). Tanpa ada SDM yang baik transformasi sulit dijalankan.

Institusi pendidikan tinggi diharapkan dapat membantu para mahasiswa mengembangkan talenta mereka. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Serapan Gas Khusus Industri.

Realisasi serapan gas untuk 7 sektor industri per 2021 mencapai 81,08% atau setara 1.006,23 Billion British Thermal Unit Day (BBTUD) dari alokasi sebesar 1.241,00 BBTUD.

Masih ada sejumlah kendala antara lain adanya industri di Jawa Bagian Timur yang menerima volume harga gas khusus di bawah alokasi yang tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 134 Tahun 2021. Terkendalanya pasokan ini pun membuat sejumlah perusahaan terpaksa harus membeli sisa volume gas dengan harga yang jauh lebih mahal. Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) menyampaikan serapan gas dari sektor industri keramik per akhir 2021 telah mencapai 84% dari alokasi dalam Kepmen ESDM Nomor 134 Tahun 2021 dengan utilisasi industri keramik per 2021 tercatat mencapai level 75% atau tertinggi sejak tahun 2015 lalu.

Asaki juga melihat peluang optimis pada tahun 2022 dengan menilik capaian 2021 yaitu penambahan kapasitas sebesar 13 juta m2 menjadi total 551 juta m2 per tahun. Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) menyampaikan masih ada sejumlah kendala serapan gas yang dialami pelaku industri baja nasional pada semester I 2021, diantara lain kurangnya volume pasokan yang hanya mencapai 60% hingga 80% dari total kebutuhan.

Kondisi ini membuat pelaku usaha harus membayar sisa pasokan gas dengan harga normal. Penyaluran Tahun 2022 berpotensi meningkat dengan upaya antara lain perbaikan volume alokasi gas di daerah Jawa Timur dan area yang termasuk Kawasan HGBT (Harga Gas Bumi Tertentu) sesuai dengan yang dialokasikan pada Kepmen ESDM No.

134 Tahun 2021. Namun sebelumnya perlu ada langkah evaluasi penerapan kebijakan harga gas khusus di sektor industri dengan memperhatikan dampak penerapan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan gas khusus terhadap kinerja perusahaan dan juga multiplier effect yang dihasilkan dari perusahaan yang mendapatkan fasilitas harga gas khusus.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Ini Prioritas Pemerintah di Sektor Listrik Tahun Ini, Usaha pemerintah dalam melistriki seluruh rakyat di Indonesia terus digencarkan, termasuk dalam mencanangkan program prioritas pada tahun 2022.

Salah satu program yang menjadi prioritas Kementerian ESDM di tahun 2022 adalah Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL). Kegiatan prioritas ESDM tahun 2022 bidang EBTKE dan ketenagalistrikan diantaranya pemasangan 79 unit PLTS Atap, 22 ribu paket Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS), 3 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), 11.347 paket Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL), revitalisasi 11 unit pembangkit listrik EBT, dan bantuan sambung baru listrik sebanyak 80 ribu sambungan di yang tersebar di 32 provinsi.

Program BPBL merupakan upaya pemerintah untuk membantu pasang baru listrik gratis bagi rumah tangga belum berlistrik. Program ini juga salah satu dari sekian upaya pemerataan akses listrik ke seluruh nusantara untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dengan memberikan bantuan pasang baru listrik 450 VA bagi Rumah Tangga (RT) miskin belum berlistrik yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Selain program BPBL, program ketenagalistrikan lain juga terus didorong oleh Kementerian ESDM. Diantaranya adalah target kapasitas pembangkit listrik sebesar 76,3 Giga Watt pada 2022 untuk menjaga ketersediaan listrik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kemudian pada tahun 2022 juga ditargetkan konsumsi listrik per kapita naik sebesar 1.268 kWh/kapita, kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT sebesar 11.791 MW, dan rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik ditargetkan 100% pada 2022.

Selain itu penurunan & intensitas penurunan emisi CO2 ditargetkan sebesar 91 juta ton CO2 pada tahun 2022, dan target konversi sepeda motor BBM ke motor listrik sebanyak 1.000 unit sepeda motor di tahun 2022 dengan perluasan program untuk K/L, Pemda, dan BUMN. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Skema BLU batubara. Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) mengungkapkan, skema BLU batubara berpotensi lebih menguntungkan pelaku usaha ketimbang PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Lebih jauh, skema BLU juga berpotensi kian membebani keuangan PLN. Apalagi, iuran yang bakal dikenakan bagi pelaku usaha bisa saja tidak akan bisa menutupi disparitas harga batubara antara harga pasar dengan baseline dalam DMO sebesar US$ 70 per ton.

Setiap kenaikan (harga) US$ 10 per ton itu Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik naik Rp 10 triliun. Kalau bicara kenaikan (selisih) US$ 50 per ton berarti BPP akan naik Rp 50 triliun. Dampaknya keuangan PLN akan makin tertekan, selain itu hal ini bisa saja berdampak unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan tarif dasar listrik ikut naik. Dengan demikian, rakyat yang bakal terbebani. Akan tetapi, jika TDL tetap dijaga maka skema ini berpotensi membuat subsidi listrik ikut meningkat.

Kebijakan DMO batubara yang ada saat ini telah disusun melalui pembahasan yang panjang. Adapun, penetapan harga US$ 70 per ton dinilai sudah cukup memenuhi skala keekonomian pelaku usaha. Jika kemudian pembelian harga batubara mengikuti harga pasar berdampak pada tarif listrik maka asas keadilan tidak dapat tercapai. Apalagi, jika merujuk pada UUD 1945 Pasal 33 dimana Sumber Daya Alam (SDA) dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pemerintah seharusnya bisa menjalankan pengawasan terkait DMO dengan lebih baik. Mengingat, kebijakan kuota batubara untuk dalam negeri telah dilakukan bertahun-tahun. Sementara itu, Pengamat Hukum Energi dan Pertambangan Universitas Tarumanegara mengungkapkan, skema BLU batubara memiliki sisi positif dimana kelembagaan BLU yang menjadi entitas pemerintah dapat menguatkan pasokan batubara yang selama ini tidak optimal dijalankan oleh PLN melalui PLN batubara.

Kehadiran BLU bisa memperkuat intervensi pemerintah dalam memastikan pasokan batubara untuk kebutuhan dalam negeri. Selain itu, kordinasi untuk pasokan batubara dinilai dapat lebih efektif dan efisien.

Kendati demikian, kehadiran BLU juga dinilai memperumit tata kelola yang sudah ada selama ini. Kemudian, pembelian harga batubara mengikuti harga pasar dinilai tidak sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam UUD 1945 serta UU Minerba Nomor 3 Tahun 2020. Dalam UU Minerba Nomor 3 Tahun 2020 Pasal 5 telah ditetapkan bahwa harga batubara untuk kepentingan dalam negeri ditetapkan oleh pemerintah dan bukan mengikuti mekanisme pasar. Aturan ini pun juga dinilai telah mengatur jelas untuk produksi dan penjualan batubara.

Penetapan iuran yang direncanakan akan ada dalam skema BLU pun dinilai bertentangan dengan regulasi yang ada. Pemerintah perlu menguatkan pengawasan dan penegakan hukum atau sanksi bagi perusahaan yang tidak memenuhi komitmen. Selain itu, pengawasan ini perlu diperkuat dari sisi perencanaan dimana pemerintah seharusnya sudah memiliki gambaran besaran kuota DMO setiap perusahaan saat Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) telah diajukan.

Perbaikan pun, dinilai perlu dilakukan oleh PLN khususnya dari segi perencanaan jangka panjang kebutuhan batubara setiap PLTU. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Kondisi Migas nasional 2021 dan perkembangan 2022. Produksi minyak bumi Indonesia tahun 2021 semakin merosot dan mencapai kisaran 660 ribu barel per hari.

Sementara lifting gas bumi pada 2021 mencapai 982 MBOEPD, turun dari 983 MBOEPD pada 2020. Perhitungan biaya lifting ikut mengalami peningkatan karena adanya sejumlah treatment ekstra yang harus dilakukan dari hasil lifting di sumber-sumber minyak tua. Sementara pada 2022, diperkirakan akan menjadi tantangan mengingat banyak perusahaan -perusahaan migas yang hengkang dari Indonesia dan melakukan merger serta akuisisi pada 2022.

Sejumlah perusahaan migas global memiliki strategi untuk mengkonsolidasi asset-aset hulu migas di negaranya. Perusahaan sekelas ExonMobil, Chevron, Conocophilips cenderung untuk menggese portfolio bisnisnya dan bergerak pada bisnis yang lebih hijau. Isu nasionalisasi juga menjadi salah satu concern bagi perusahaan migas global untuk memilih meninggalkan Indonesia.

Ditambah lagi, masalah kepastian hukum dan rezim fiskal masih menjadi perhatian para investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia sehingga Indonesia cenderung masih kalah dari unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan tetangga. Untuk mendorong pelaksanaan transisi energi menuju net zero emission pada 2050-2060 diperlukan penguatan pasokan dan infrastruktur gas bumi nasional.

Kebutuhan gas bumi akan sangat signifikan seiring dengan penggunaan kembali gas di Eropa. Untuk lebih mengoptimalkan penggunaan gas yang lebih efektif dan efisien dibutuhkan inovasi dan teknologi yang lebih terintegrasi. Pada tahun 2022, peningkatan pengelolaan niaga gas untuk sektor retail, komersial, dan kelistrikan diperkirakan akan lebih dari 1000 BBTUD termasuk pengolahan untuk LNG Internasional.

Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring menjadi 1.400 BBTUD pada tahun 2027. Kebutuhan minyak mentah dunia diperkirakan akan kembali mencapai kondisi normal sebesar 100 juta barel per hari pada 2022 dan harga minyak mentah dunia akan berada pada level US$65-80 per barel. Namun hal tersebut akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana dunia dapat mengendalikan pandemic yang terjadi.

Hal-hal yang diperkirakan akan menstabilkan harga minyak adalah naiknya optimism investasi perusahaan migas dunia yang diimbangi oleh fokus perusahaan migas membayar utang dan dividen. Harga minyak juga akan sangat terpengaruh dari krisis energi, hubungan diplomatic Amerika Serikat dan Cina sera masalah pipa gas Rusia ke Eropa, serta Australia-China.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Kapasitas Listrik 2021 Capai 74 GW, PLTU Dominan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat realisasi kapasitas terpasang pembangkit listrik mencapai 74 gigawatt (GW) pada tahun 2021, atau naik sekitar 1,2 GW dibandingkan 2020. Kapasitas ini didominasi oleh peningkatan kapasitas pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dari sebelumnya 36,7 GW pada 2020, menjadi 37 GW pada 2021. Kemudian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) naik dari 6,1 GW menjadi 6,6 GW; pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) naik dari 20,8 GW menjadi 20,9 GW; pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dari 4,9.

Kemudian konsumsi listrik per kapita meningkat dibandingkan 2015 yakni 910 kilowatt hour (kWh) per kapita menjadi 1.123 kWh per kapita pada 2021. Selain itu, pemerintah merencanakan peningkatan kapasitas listrik pada 2022 menjadi 76,3 GW serta kenaikan konsumsi listrik mencapai 1.268 kWh per kapita. Target ini dipatok seiring dengan program peningkatan konsumsi listrik serta pembangunan infrastruktur di daerah yang belum terjamah aliran listrik. Sementara itu, pada pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) mencatat total kapasitas terpasang pembangkit listrik EBT hingga akhir 2021 mencapai 11,152 MW atau meningkat 650,03 MW sepanjang tahun lalu.

Angka ini sejatinya tidak mencapai target yang sebelumnya ditetapkan pemerintah sebesar 11.357 MW. Untuk itu ke depannya dalam rangka mencapai target menurunkan emisi dan target bauran, sumber energi EBT yang kita miliki harus bisa kita manfaatkan agar target penurunan emisi bisa kita penuhi.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Menteri ESDM Baru Bisa Buka Ekspor Batu Bara, Jika Stok PLN Tercukupi. MESDM akan membuka ekspor batubara disaat PT PLN menyatakan kecukupan stok dalam negeri sudah terpenuhi. Ekspor akan diprioritaskan bagi perusahaan yang sudah memenuhi 100 persen komitmen untuk Domestic Market Obligation (DMO).

Sementara itu, perusahaan tambang yang belum memenuhi kewajiban pasokan domestik untuk memenuhi lebih dulu ketentuan pemerintah sebelum diberikan izin ekspor. Untuk itu  perusahaan pertambangan agar mematuhi aturan tersebut, jika tidak bisa diberikan sanksi. Seperti diketahui, pemerintah secara parsial telah membuka ekspor batu bara aturan tersebut tertuang di Keputusan Menteri ESDM Nomor 139.K/HK/03/MEM/B/2021 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batu Bara di Dalam Negeri alias Domestic Market Obligation (DMO).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan juga mengungkapkan larangan ekspor dibuka karena melihat pasokan PLN yang sudah mampu memenuhi hingga 25 hari kedepan. Sudah ada beberapa belas kapal yang diisi batu bara telah diverifikasi dan akan dilepas. Untuk masalah pasokan untuk PLN dan IPP dengan meniadakan skema penjualan free on board (FoB).

Lalu, menggantinya dengan skema cost in insurance and freight (CIF). Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan pelarangan ekspor batu bara ke luar negeri pada 31 Desember 2021 lalu yang berlaku mulai 1-30 Januari 2022. Langkah itu dilakukan guna menyelamatkan 10 juta pelanggan PLN mulai dari masyarakat hingga industri dari ancaman pemadaman listrik akibat kekurangan bahan baku batu bara untuk menyalakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Penurunan harga minyak dan daya tarik investasi migas.

Harga minyak yang mulai mengalami kenaikan dalam satu bulan terakhir dinilai dapat menghambat pemulihan ekonomi. Kenaikan harga minyak mendorong kenaikan biaya energi yang mendorong terjadinya inflasi. Gangguan pasokan yang terjadi di Kazakhtan dan Libya menambah kekhawatiran yang berasal dari peningkatan kasus global Omikron.

Harga minyak global naik 5% dalam satu pekan terakhir setelah proses di Kazakhtan mengganggu jalur kereta api dan memberikan tekanan pada produksi di ladang minyak utama. Setelah proses tersebut, perusahaan minyak terbesar Kazakhtan Tengizchevroil (TCO) secara bertahap unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan produksi untuk mencapai tingkat normal hingga Senin kemarin (10/1).

Sementara pemeliharaan pipa di Libya mendorong penurunan produksi dari sebelumnya 1,3 juta barel per hari menjadi 729 ribu barel per hari. Kenaikan harga minyak juga didukung dari meningkatnya permintaan minyak global dan adanya penambahan pasokan yang lebih rendah dari perkiraaan yang ditentukan oleh OPEC+.

Produksi OPEC pada bulan Desember naik 70 ribu barel per hari dari bulan sebelumnya, lebih rendah dibandingkan peningkatan produksi yang disepakati pada kesepakatan OPEC+ sebesar 253 ribu barel per hari.

Kenaikan harga minyak dan peningkatan penyebaran omnicron memberikan ketidakpastian pasar diaman pelaku pasar saat ini juga sendang menantikan pemulihan ekonomi paska pandemic. Selasa, harga minyak Brent turun 1,08 persen menjadi USD80,87 per barel. Sedangkan harga minyak mentah WTI turun 0,85 persen menjadi USD78,23 per barel. Kondisi ini membuat para investor di sektor hulu migas masih belum terlalu agresif untuk meningkatkan investasi terutama untuk investasi ke lapangan-lapngan baru ataupun kegiatan eksplorasi.

Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia karena perusahaan migas cenderung semakin ketat menyeleksi protfolionya dan Indonesia cenderung kalah menarik dibandingkan dengan negara negara lain.

Kecenderungannya saat ini kegiatan kegiatan di lapangan eksisting masih dapat ditingkatkan dengan peningkatkan pengeboran sumur pengembangan dan EOR. Pemerintah tentunya terus berupaya untuk menicptakan iklim investasi yang menarik dan kompetitif khususnya masalah pertanahan dan perizinan yang masih menjadi penyebab utama kegagalan operasi yang dialami para KKKS selama tahun 2021 II.

Sektor EBTKE dan Ketengalistrikan Cegah Kelangkaan Batu Bara dan LNG, Begini Strategi PLN. Kelangkaan pasokan batu bara dan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) yang terjadi beberapa waktu terakhir membuat PT PLN (Persero) mengatur strategi untuk mencegah adanya pemadaman listrik pelanggan. Sebagai langkah korektif dan memperkuat sistem, PLN terus mengembangkan aplikasi pemantauan batu bara yang ada di PLN saat ini, yaitu batu bara online menjadi super sistem digital yang mampu memberikan peringatan dini terkait ketersediaan batu bara yang sudah mendekati level tertentu.

Sistem tersebut juga bisa digunakan untuk memantau antrian loading batu bara hingga pemantauan data pemasok dalam mengirimkan batu bara sesuai komitmen kontraktualnya. Semua sistem administrasi juga akan dibuat digital yang terverifikasi dengan legal dan sah untuk digunakan. PLN juga memastikan komitmen penugasan pemerintah dan pemenuhan DMO reguler akan dipenuhi oleh para mitra pemasok dengan memastikan setiap detil kebutuhan baik dari sisi kargo (volume batu bara) maupun dari sisi armada (vessel/tongkang) melalui pemantauan day per day.

Tak hanya itu, PLN pun telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk jangka menengah panjang, seperti mengubah kontrak jangka pendek menjadi jangka panjang dengan klausul win-win dan continuous improvement pada sistem digitalisasi. Terkait dengan pasokan LNG, PLN telah mendapatkan tambahan pasokan yang bisa digunakan untuk memaksimalkan pembangkit listrik berbahan bakar gas.

Disisi lain, kalangan perusahaan saat ini sudah mulai banyak beralih ke sumber energi listrik PLN dikarenakan dengan tingginya harga batubara yang berkepanjangan.

Mereka mengaku tidak kuat untuk membayar lebih karena memberatkan biaya produksi. Kalangan industri berharap pemerintah memastikan stok PLN agar tidak terganggu sehingga kegiatan produksi tetap berjalan dan tidak memberatkan dari segi biaya produksi.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Industri smelter nikel dapat mendorong pertumbuhan ekonomi baru sebagai daya tarik investasi di Provinsi Kalimantan Timur. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim menyatakan dukungan dan siap mengawal terhadap kegiatan industri tersebut yang ditargetkan beroperasi tahun 2023.

Hal yang cukup menarik investor adalah bahan baku tidak hanya dari Kaltim tapi bahan baku dari luar, bisa berproses di Kaltim. Hal ini sangat penting dengan nilai investasi yang cukup besar, sehingga diharapkan proyek bisa berjalan dengan baik.

Di sisi lain, dalam menunjang kegiatan industi smelter, pihak PLN Kaltimra siap memasok listrik melalui perjanjian jual beli tenaga listrik. Dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL), PLN berkomitmen memasok listrik kepada industri smelter nikel yaitu PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) dengan daya 800 MVA secara bertahap yang berlokasi di Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara (Kukar).

Kemudian, PLN menggelontorkan investasi sebesar Rp 139 Miliar untuk melayani listrik smelter PT KFI dengan memulai unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan konstruksi penyaluran tenaga listrik secara bertahap mulai 100 Mega Volt Ampere (MVA) dalam waktu 12 bulan, dimana total daya tersambung adalah 800 MVA hingga tahun 2026.

General Manager PLN UIW Kaltimra, mengatakan bahwa PLN siap memberikan layanan kelistrikan yang andal kepada PT KFI. Kesiapan pasokan listrik adalah motor penggerak roda ekonomi, khususnya di Kalimantan Timur sebagai calon Ibu Kota Negara (IKN) baru, dimana kedepannya industri dan sentra ekonomi akan berkembang.

Sementara itu, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) menyatakan Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki kekayaan bahan baku industri. Oleh karena itu, masuknya industri smelter nikel di Kukar yang diharapkan juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga setempat, membawa kemajuan bagi Kabupaten Kutai Kartanagara.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Proyek pembangunan kilang minyak di Asia. Keberadaan proyek RDMP Balikpapan diproyeksikan dapat menekan defisit neraca migas hingga USD2,65 miliar per tahun. Penghematan senilai USD2,65 miliar tersebut atau setara dengan Rp37,88 triliun (asumsi kurs Rp14.294 per USD) diperoleh melalui substitusi produk impor dengan produk-produk bernilai jual tinggi seperti gasoline dengan kualitas Euro V dan produk Petrokimia Propylene yang kebutuhannya masih sangat tinggi. Melalui RDMP Balikpapan, produk-produk non BBM seperti LPG akan naik dari 48 ribu ton per tahun menjadi 384 ribu ton per tahun dan 225 kilo ton per tahun propylene.

Produk BBM seperti gasoline, diesel, dan avtur juga naik sehingga total peroduksi menjadi 319 ribu barel per hari. Produksi ini terdiri dari bensin 122 ribu barel per hari, solar 156 ribu barel per hari, dan avtur 41 ribu barel per hari. Adanya proyek kilang Balikpapan mendorong penyerapan 10 ribu tenaga kerja dan nantinya ketika pada puncak proyek di Agustus 2022 diperkirakan akan menyerap 19.500 orang dengan persentasi 98,9% pekerja lokal dan sisanya merupakan pekerja asing.

Dari anggaran RDMP Balikpapan sebesar Rp100 triliun sebanyak 30%-35% merupakan komponen atau produk dalam negeri. Sementara dari total seluruh kebutuhan investasi proyek kilang yang mencapai US$43 miliar menyebabkan Rp8,4 triliun dana bergerak di dalam ngeri. Keberadaan kilang Pertamina ke depan juga nantinya akan meningkatkan penyediaan bahan baku petrokimia.

Penyelesaian proyek revamping aromatic di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) akan meningkatkan kapasitas produksi Paraxilene dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahunnya dan meningkatkan kapasitas Platforming dari 50 kilo barel per day menjadi 55 kilo barel per day.

Proyek revamping aromatic yang memakan biaya USD200 juta berpotensi menghemat current account deficit hingga USD410 juta setelah beroperasi pada 2023. Mulai 2023, TPPI dapat menutupi kekurangan pasokan produk aromatic dalam negeri yang selama ini didominasi oleh produk impor.

Keberadaan pembangunan kilang minyak baru di Indonesia dinilai sebagai langkah tepat untuk dapat menjaga ketahanan energi nasional serta meningkatkan daya saing nasional. Berdasarkan Global Crude Oil Refinery Projects Outlook 2021-2025, secara global akan ada 416 proyek kilang minyak yang diperkirakan akan beroperasi antara 2021 sampai 2025.

Kapasitas kilang tersebut diperkirakan mencapai 12.750 mbd baik dari pembangunan baru atau proyek pengembangan. Asia menjadi wilayah yang dominan dengan penambahan kapasitas tertinggi sekitar 5.498 mbd pada 2025.

Timur Tengah dan Afrika mengikuti dengan kapasitas 3.067 mbd dan 2.541 mbd. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Dirombak, Ini Skema Baru Pengadaan Batubara, Krisis pasokan batubara untuk pembangkit listrik dan industri di dalam negeri menjadi pelajaran mahal akan pentingnya ketahanan energi nasional.

Kondisi ini juga seharusnya juga menjadi momentum bagi pemangku kepentingan dalam memperbaiki tata kelola komoditas sumber daya alam (SDA), terutama bagi sektor energi yang menjadi motor penggerak ekonomi. Oleh karena itu, Pemerintah dan PT PLN (Persero) perlu berbenah mencari solusi permanen untuk memastikan krisis energi akibat menipisnya batu bara di pembangkit listrik tidak terulang lagi.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah memastikan akan ada perombakan besar pada tata kelola pasokan batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik dalam negeri.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menjelaskan, ke depannya PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membeli harga batu bara mengikuti pergerakan harga batu bara di pasar.

Pemerintah akan membentuk Badan Layanan Umum (BLU) yang mengurusi batu bara PLN. Ditargetkan badan tersebut terbentuk dalam satu atau dua bulan ke depan. Luhut menegaskan pembentukan BLU membuat transaksi DMO lebih transparan dan tidak akan berpengaruh pada besaran tarif listrik. Jadi tidak ada lagi nanti mekanisme pasar terganggu. Untuk itu, nantinya para perusahaan wajib untuk membayarkan pungutan kepada BLU untuk selanjutnya dana tersebut dialokasikan sebagai kompensasi untuk selisih harga yang dikeluarkan oleh PLN karena membeli batu bara dengan harga pasar Selain perubahan tersebut, PLN juga tidak lagi melakukan pembelian batubara dengan skema Free on Board (FoB) atau membeli batu bara di lokasi tambang.

Ke depannya skema yang bakal diadopsi yakni Cost, Insurance and Freight (CIF), yakni membeli batu bara dengan harga sampai di tempat yag mencakup total nilai harga barang, ongkos kirim dan asuransi III.

Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Pemerintah kembali membuka ekspor batu bara secara bertahap mulai Rabu, 12 Januari 2022.

Kapal bermuatan batu bara diperbolehkan berlayar setelah melalui verifikasi ketat yang meliputi antara lain kepatuhan alokasi batu bara dalam negeri (domestic market obligation/DMO). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengungkapkan pembukaan ekspor bertahap seiring dengan kondisi stok batu bara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Saat ini tok batu bara sudah 15 hari, dan bertahap menuju 25 hari atau lebih tinggi dari standar minimal 20 HOP (hari operasi). Hasil rapat evaluasi juga menetapkan PLN tidak lagi membeli batu bara atau berkontrak dengan trader. Perusahaan listrik plat merah itu pun diwajibkan membeli batu bara dari perusahaan tambang. Rapat evaluasi pun merekomendasikan pembubaran PT PLN Batubara. Anak usaha PLN itu selama ini yang melakukan kontrak batu bara dengan trader maupun perusahaan tambang.

Indonesia merupakan eksportir batubara terbesar di dunia sepanjang tahun 2020 (sumber: IEA). Tercatat ekspor batubara Indonesia ke pasar global sebesar 405 juta ton. Hal ini ironis dengan adanya krisis akibat kurangnya pasokan batubara nasionalatas dasar inilah sebelumnya pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor batubara mulai 1-31 Januari 2022 karena untuk pengamaan pasokan batubara nasional. Menteri ESDM juga menginstruksikan jajarannya dapat memastikan pelaksanaan kebijakan DMO berjalan optimal, dimana perusahaan yang melanggar mekanisme DMO batubara dapat dikenai sanksi sesuai perundang-undangan yang berlaku.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Update RDMP Kilang Pertamina. PT Pertamina (Persero) melalui subholding refining & petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menargetkan penyelesaian Refinery Development Master Plan (RDMP) atau modifikasi kilang Balongan akan selesai April 2022.

Kilang Balongan akan mengalami penambahan kapasitas produksi dari 125 ribu barel per hari menjadi 150 ribu barel per hari di Kuartal I 2022. Refinery Unit (RU) VI Balongan menjadi kilang pertama yang bertambah kapasitasnya setelah beberapa tahun terakhir PT KPI tidak menambah kapasitas.

Kilang Balongan menjadi salah satu dari empat kilang Pertamina yang berada dalam program RDMP dengan Kerjasama China Petroleum Corporation (CPC) yang terdiri dari tiga fase.

Untuk fase pertama dan kedua, merupakan pengembangan kilang eksisting yang ditargetkan rampung pada April 2022, dimana Pertamina akan mengolah produk produk minyak menjadi petrokimia. Fase ketiga, membangun refinery yang akan terintegrasi dengan petrokimia yang akan dilakukan CPC.

Selain menambah kapasitas produksi sebesar 25 ribu barel per hari, proyek ini juga akan menghasilkan naphtha untuk proses lanjut dengan kapasitas produksi 11,6 MBSD, dari sebelumnya yang sebesar 5,29 MBSD. Adapun Refinery Unit (RU) VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan Pertamina dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM, dan Petrokimia.

Penambahan kapasitas di Kilang Balongan diharapkan dapat sedikit mengurangi impor BBM dan apabila pada 2027 Program RDMP telah selesai sesuai target maka unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak dari 729 ribu barel per hari (saat ini) mencapai 1,4 Juta barel per hari.

Selanjutnya pada 2023, ditargetkan kapasitas kilang BBM akan bertambah ditandai dengan onstream revamping unit RDMP Kilang Balikpapan, dan kemudian pada 2026 untuk seluruh proyek Kilang. Setelah proyek kilang Pertamina tersebut selesai semua, kapasitas kilang menjadi sekitar 1,4 juta barel per hari dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari.

Penambahan kapasitas kilang tersebut akan meningkatkan produksi BBM dari saat ini sekitar 700 ribu barel per hari menjadi sekitar 1,2 juta barel per hari.

Dan produksi petrokimia meningkat dari 1.660 ribu tpa menjadi 8.000 ribu tpa. Penambahan kapasitas produksi BBM dan petrokimia tersebut diharapkan dapat digunakan untuk memenuhi potensi peningkatan kebutuhan BBM yang diperkirakan mencapai 1,5 juta bpd dan produk petrokimia yang diperkirakan mencapai 7.600 ribu tpa pada 2030. Yang tidak kalah penting, pembangunan kapasitas kilang tersebut perlu diikuti dengan pembangunan infrastruktur lain seperti storage BBM.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Batubara Dominan, Panas Bumi Perlu Dikembangkan, Â Sepekan terakhir isu kelangkaan batubara untuk pembangkit listrik dan industri lain di dalam negeri tiba-tiba menjadi perhatian Istana Negara. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun langsung bereaksi akibat kisruh sumber bahan bakar utama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) itu.

Musababnya, stok di sejumlah PLTU dalam kondisi kritis. Untuk mengamankan pasokan dalam negeri, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) balikan telah melarang ekspor batu bara hingga 31 Januari mendatang. Larangan ini disebabkan banyaknya perusahaan tambang yang tidak merealisasikan kewajiban pasokan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO).

Hal ini ditengarai karena perusahaan-perusahaan lebill memilih ekspor, seiring kenaikan harga batubara internasional yang mencapai di atas USD150 permetrik ton. Jika dijual di pasar unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan, harganya USD70 per metrikton.

Data Kementerian ESDM menyebutkan, produksi batubara di Indonesia tahun lalu dipatok 625 juta ton. Dari jumlah tersebut, menurut Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dijual di pasar ekspor sekitar 480 juta ton. Sisanya untuk kebutuhan dalam negeri potensi batubara untuk memasok kebutuhan energi memang masih dominan. Porsinya mencapai 38% dalam bauran energi nasional. Sisanya, minyak bumi 31,6%. Padahal, selain batubara, Indonesia memiliki harta karun energi yang jumlahnya melimpah, yakni panas bumi.

Sayangnya, pemanfaatan panas bumi yang cadangannya mencapai 23,7 Gigawatt itu belum termanfaatkan secara optimal. Dari sumber daya sebesar itu, baru sekitar 9 % atau sekitar 2.170 megawatt yang dikelola dan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Indonesia mempunyai potensi panas bumi terbesar kedua setelah Amerika Serikat (AS).

Saat ini, dari potensi tersebut sudah dieksplorasi untuk mengambil kandungan litium untuk pengembangan panas bumi. Selain sebagai pembangkit, panas bumi dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, pemandian air panas dan destinasi wisata, produksi hidrogen, pengeringan pada industri pertanian dan green house, akuakultur, pemanas, dan pendingin, industri kertas, hingga makanan dan minuman. Hingga 2035 pembangkit panas bumi ditargetkan bertambah 3.335 MW.

Hal itu bisa dicapai apabila terjadi sinergi dan dijalankan oleh para pihak terkait. Kementerian ESDM juga menyatakan pengembangan panas bumi akan dipercepat mengingat pemerintah mengejar terwujudnya net zero emission pada 2060 mendatang. Regulasi sudah sangat lengkap, sudah identifikasi tantangan spesifik untuk panas bumi dan strateginya. Keterlibatan stakeholder sangat penting.

Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Priyandaru Effendi mengatakan, harus ada percepatan pengembangan panas bumi. Bagi API Net Zero Emission akan bisa tercapai, dan panas bumi bisa berkontribusi besar apabila ada upaya ekstra. Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia bisa terus dikembangkan dan dioptimalkan dengan menyelesaikan tiga isu utama.

Ketiganya terkait kebijakan pengelolaan panas bumi, teknologi, dan beyond electricity. Dengan terjawabnya ketiga isu tersebut panas bumi diharapkan bisa menjadi backbone energy di masa mendatang. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum Tata Kelola batubara. Persoalan krisis pasokan batu bara ke PLN dan independent power producer (IPP) IPP memang menguatirkan karena menyangkut produktivitas 20 PLTU berkapasitas 10.850 MW di sistem jaringan Jawa-Bali.

Bila pasokan batu bara bermasalah dan mengakibatkan berkurangnya produksi listrik, dampak langsungnya adalah pemadaman bergilir ke jutaan pelanggan dan industri di Jawa-Bali.

Imbasnya sangat luas, mulai dari masalah sosial, ekonomi dan politik yang sangat besar. Jika terjadi, pemerintah akan dituding tidak mampu mengurus tata kelola batu bara serta menyediakan listrik yang merupakan kebutuhan vital masyarakat. • Hilangnya potensi devisa atas penjualan batu bara keluar negeri sekitar US$3 miliar.

• Penumpukan stok batu bara di stockpile dan stock run off mine. • Total produksi per bulan secara nasional mencapai 52 juta ton dan kebutuhan untuk wajib memenuhi pasar domestik (DMO) sekitar 12 juta ton.

Jadi, akan ada sisa hasil produksi yang tidak terpasarkan sekitar 40 juta ton. • Produsen batu bara akan dikenakan demurrage oleh pembeli di luar negeri, unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan pengapalan batal dilakukan. Nilainya bervariasi antara US$20.000 dan US$40.000 per hari per kapal.

• Kredibilitas Indonesia sebagai pengekspor batu bara akan turun dan mengurangi minat investasi dan kepastian berusaha. • Terjadi pula pengalihan order batu bara ke negara lain yang lebih siap untuk mengisi pasar seperti Australia, Rusia, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan.

Meski keputusan pelarangan ekspor tersebut dari sisi undang-undang serta aturan turunannya mempunyai landasan hukum yang kuat tetapi kerugian langsung cukup signifikan, yaitu: Kondisi ini sebenarnya bisa dihindari jika saja kebijakan terkait tata kelola batu bara dapat tertangani dengan baik. Pemerintah tidak akan mengeluarkan kebijakan ekstrem ini bila produsen batu bara punya niat baik dan konsisten untuk mensup-lai kebutuhan sesuai aturan DMO. Masalah muncul ketika tidak semua pelaku usaha memenuhi kewajiban tersebut secara baik dan konsisten.

Disparitas harga yang terlalu jauh menjadi salah satu penyebabnya. Harga batu bara untuk GAR 4.200 misalnya, dengan menggunakan Index NEX US$180 per ton (17 Desember 2021) maka harga di pasar internasional sebesar US$94 per ton. Di sisi lain harga ke PLN atau IPP hanya US$40 per ton, sehingga terdapat disparitas harga US$54 per ton. Semakin tinggi kalori atau GAR batu bara, kian besar disparitas harga jual di dalam dan luar negeri. Secara perhitungan ekonomi, produsen tentu cenderung memilih untuk ekspor daripada DMO.

Pelarangan ekspor diharapkan tak berlangsung lama mengingat dampak dan efek sampingnya yang berimbas ke banyak pihak. Tata kelola batu bara yang lebih baik untuk kepentingan nasional akan dapat memberikan kontribusi positif bagi negara dan juga masyarakat secara keseluruhan. Tanpa mencari kambing hitam, memang diperlukan sejumlah perbaikan tata kelola batu bara di Indonesia untuk menghindari masalah kelangkaan ini terjadi lagi di kemudian hari.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai alternatif solusi: • PLN dan IPP membuat proyeksi kebutuhan batu bara hingga jangka waktu tertentu meliputi volume dan spesifikasi serta penyebaran lokasi PLTU untuk menyesuaikan dengan jumlah cadangan, volume produksi serta lokasi tambang.

Perlu dibuat platform yang andal untuk memantau kebutuhan pasokan batu bara dan status stok di semua PLTU PLN dan IPP, sehingga dapat diantisipasi kekurangan pasokannya. • Cadangan batu bara dalam beberapa dasawarsa ke depan akan menipis dan habis. PLN dan IPP harus mempunyai perencanaan subtitusi dengan mengurangi ketergantungan energinya dari PLTU berbahan bakar batu bara dan beralih ke pembangkitan non fosil atau energi baru dan terbarukan.

• Pemerintah harus tegas dan berani menindak produsen batu bara yang tidak memenuhi kewajiban DMO, karena telah menyebabkan dampak sistemik dan masif bagi timbulnya isu sosial, ekonomi, dan politik skala nasional. • Pemerintah perlu untuk membuat rumusan yang berkeadilan alas penetapan Harga Batubara Acuan (HBA) agar diperoleh keseimbangan keuntungan antara PLN dan IPP serta produsen tambang.

• Pemerintah memperbaiki dan memperkuat jalur logistik ke PLN dan IPP, termasuk penyediaan kapal dan barge serta peningkatan kualitas infrastruktur di pelabuhan tujuan agar kapasitas dan manajemen bongkar tidak terkendala. Diperlukan pula fasilitas pencampuran yang memadai dengan sistem zonasi, sehingga pemerintah dapat memungut royaltinya dalam bentuk in-kind.

• Keterbukaan di PLN dan IPP terkait dengan pembelian dan aspek komersial, sehingga informasi terkait mudah diakses oleh pemasok batu bara serta publik.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Mengoptimalkan pasokan energi domestik. Krisis pasokan batubara yang terjadi pada PLN di penghujung akhir tahun 2021 memberikan catatan awal tahun yang penting di tahun 2022. Persediaan batubara pada sejumlah pembangkit batubara milik PLN dan IPP sangat rendah dan kritis sehingga berpotensi menggangu operasional pembangkit yang pada akhirnya berdampak pada kehandalan pasokan listrik nasional. Guna mengamankan pasokan batubara untuk kelistrikan umum dan mengantisipasi adanya gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem yang sering terjadi pada bulan Januari dan Februari, Pemerintah memutuskan pelarangan penjualan batubara ke luar negeri sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Januari 2022.

Dan mewajibkan seluruh perusahaan pemegang PKP2B, IUP, IUPK Operasi Produksi, serta IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian memasok seluruh produksi batubaranya untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk kepentingan umum sesuai kewajiban pemenuhan kebutuhan dalam ngeri dan atau penugasan dari Pemerintah.

Di sisi lain, jaminan pasokan LNG yang dialokasikan untuk sektor ketenagalistrikan selama beberapa tahun terakhir tidak terserap maksimal. Menurut catatan SKK Migas, terdapat kargo-kargo LNG yang sudah disiapkan secara kontraktual namun tidak terserap oleh sektor pembangkit masing-masing di 2020 dan 2021 sebesar 13 kargo dan 11 kargo LNG.

Bahkan pada tahun 2022 ini, sektor hulu migas masih akan berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan gas dari pembangkit listrik. Jumlah gas yang dialokasikan untuk sektor pembangkit listrik di 2022 mencapai 58 kargo yang berasal dari kilang LNG Bontang dan Tangguh.

LNG merupakan komoditas yang butuh waktu untuk menyiapkannya dan membutuhkan biaya yang tinggi untuk penyimpanannya sehingga diharapkan perencanaan penggunaan bahan bakar LNG untuk sektor kelistrikan dapat lebih diperbaiki untuk memastikan pasokan yang aman bagi pembeli dan kesinambungan produksi bagi penjualnya. Terlebih ke depannya peran gas alam akan semakin strategis dalam rangka mendukung transisi energi yang saat ini sedang dilakukan di banyak negara untuk menuju net zero emission.

Ditambah lagi, kedua komoditas tersebut, baik LNG dan batubara, termasuk komoditas andalan dalam penerimaan negara. Kedua kondisi tersebut dapat menjadi catatan untuk meningatkan pasokan energi primer yang lebih optimal di pembangkit listrik, karena pemberlakukan kebijakan pelarangan ekspor batubara di awal tahun berpotensi menyebabkan hilangnya kesempatan Indonesia untuk mendapatkan devisa di tengah permintaan dan harga batubara global yang sedang tinggi.

Demikian juga serapan LNG domestic yang lebih rendah dari alokasi yang ditetapkan berdampak terhadap penurunan lifting gas. Pelarangan ekspor juga diperkirakan dapat menyebabkan kehilangan buyer yang dapat mengalihkan kontrak jangka panjang ke competitor lain seperti Australia. Dan ketika larangan ekspor berakhir bisa saja eksportir Indonesia tidak akan mudah untuk mendapatkan kembali pembeli pembeli sebelumnya. Ditambah lagi Tiongkok memberikan respon larangan ekspor yang dilakukan Indonesia dengan memperpanjang kontrak pembelian dari pemasok lain dan meningkatkan produksi domestiknya.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan PLN Dapat Suplai Batu Bara 13,9 Juta Ton, PT PLN (Persero) mencatat sampai Rabu, 5 Januari 2022 sudah mendapatkan total kontrak 13,9 juta MT batu bara.

Jumlah tersebut terdiri dari 10,7 juta MT kontrak eksisting PLN dan IPP, dan 3,2 juta MT kontrak tambahan. Dengan tambahan pasokan ini akan masuk ke pembangkit PLN secara bertahap. Perseroan pun terus meningkatkan kecepatan dan efektivitas bongkar muat kapal unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan batu bara.

Dengan adanya tambahan pasokan itu, PLN memastikan tidak ada pemadaman listrik akibat kritis pasokan energi primer. PLN terus berupaya menjaga stabilitas pasokan energi primer khususnya batu bara agar dapat memenuhi standar minimal 20 HOP (hari operasi) untuk seluruh pembangkit PLN maupun IPP usai terbitnya kebijakan strategis Pemerintah yang mengutamakan pemenuhan pasokan energi primer untuk kebutuhan nasional.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis batubara antara lain adanya disparitas harga antara harga ekspor dan dan DMO. Artinya, produsen atau Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) memilih mengekspor batubara karena nilainya jauh lebih besar dibandingkan harga supply batubara kepada PLN yang dipandang kecil.

Tak hanya itu, faktor utama terjadinya krisis jenis bahan bakar lokomotif uap itu juga didorong oleh realisasi DMO di internal BUMN di sektor ketenagalistrikan itu sendiri.

Dalam hitungannya, produsen batubara tidak semuanya memproduksi batubara yang sesuai dengan spesifikasi pembangkit PLN. Sebagian besar pembangkit batubara PLN menggunakan kalori rendah atau di level 4.200. Sementara, ada sejumlah produsen yang tidak memproduksi kalori rendah atau memproduksi kalori yang lebih tinggi dari kebutuhan pembangkit PLN. Dalam rangka mengatasi krisis pasokan energi primer sejumlah upaya dilakukan PLN untuk mengamankan pasokan batu bara.

Di antaranya, menyiapkan digitalisasi, early warning system, integrated system dan kerja sama yang intensif antara PLN dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selain itu, implementasi alternatif pasokan melalui pembelian batu bara di pasar spot, optimasi distribusi pasokan, dan perbaikan pengelolaan logistik termasuk penjadwalan pengiriman juga terus dilakukan.

Selain itu juga untuk menghindari terjadinya pemadaman PLN juga mengatur beberapa strategi untuk jangka pendek, PLN harus memastikan 20 juta MT batu bara untuk membuat ketersediaan batu bara di pembangkit listrik dalam kondisi aman dengan minimal 20 hari operasi di bulan Januari 2022. Sementara untuk jangka panjang terkait pasokan energi primer sangat dibutuhkan PLN demi keandalan pasokan listrik ke masyarakat dan ketahanan energi nasional. Sebagai langkah antisipasi ke depan, PLN akan melakukan kontrak jangka panjang dan perikatan volume dengan swing 20%.

Sementara harga batu bara tetap akan mengacu pada regulasi pemerintah dengan skema kirim Cost, Insurance and Freight (CIF/beli batu bara dengan harga sampai di tempat) atau skema Free on Board (FOB/beli batu bara di lokasi tambang). Karena saat ini di tengah pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19, pasokan listrik yang andal sangat dibutuhkan.

Untuk itu, PLN akan memastikan bahwa listrik tidak padam. PLN terus berupaya dalam menjaga keandalan pasokan listrik yang berkualitas, mudah diakses dan terjangkau bagi masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum Harapan emiten batubara terhadap kebijakan larangan ekspor batubara. Keputusan pemerintah melarang ekspor batu bara hingga akhir Januari 2022 menimbulkan pro dan kontra di kalangan pelaku industri, termasuk emiten pertambangan batubara.

Emiten yang telah memenuhi domestic market obligation (DMO) berharap tetap bisa melaksanakan pengapalan batu bara ke luar negeri. Saat ini, perusahaan akan terus memantau perkembangan kebijakan larangan ekspor batu bara dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memitigasi risiko termasuk melakukan negosiasi untuk menunda sementara waktu jadwal pengapalan batu bara untuk pasar ekspor.

Diharapkan larangan ekspor tersebut tidak memiliki dampak yang material terhadap kinerja keuangan dan kegiatan operasional perseroan. Karena larangan ekspor batu bara tersebut hanya bersifat sementara dan tidak mempengaruhi rencana produksi batu bara perseroan untuk 2022.

Untuk mengantisipasi kerugian dengan pelanggan pasar ekspor, saat ini perusaahaan sedang melakukan komunikasi langsung dengan pelanggan, pemasok dan atau pihak terkait lainnya untuk mengurangi efek dari larangan sementara tersebut. Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menjelaskan pihaknya sudah melakukan penjajakan dengan Asosiasi Pertambangan Indonesia (APBI) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk berdiskusi lebih lanjut terkait kebijakan larangan ekspor batu bara hingga 31 Januari 2022.

Harapannya kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah bisa bersifat fair bagi pengusaha pertambangan serta tetap bisa membantu PT PLN dan IPP dalam pemenuhan pasokan batu baranya. PTBA bersama APBI sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk menyampaikan ke Kementerian ESDM daftar perusahaan yang sudah memenuhi kewajiban DMO dan perusahaan tersebut diusulkan untuk dicabut larangan ekspornya.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Pemberlakukan BBM Khusus Penugasan. Dalam rangka mendukung komitmen nasional dalam penurunan emisi karbon melalui upaya penurunan emisi gas buang kendaraan bermotor, Pemerintah mengeluarkan Perpres 117 Tahun 2021 yang merupakan perubahan ketiga atas Perpress 191 Tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian dan harga jual eceran bahan bakar minyak.

Melalui perpres tersebut, pemerintah memperluas wilayah penugasan pendistribusian BBM Khusus Penugaan dari sebelumnya terbatas di luar Jamali menjadi meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aturan ini dianggap membatalkan rencana pemerintah yang awalnya akan menghapus RON 88 di Jawa Madura Bali pada 2022.

Dengan kebijakan ini RON 88 akan tetap didistribusikan secara nasional. Selain itu, dalam mendukung energi bersih dan ramah lingkungan jenis bensin RON 88 yang merupakan 50% dari volume jenis bensin RON 90 yang disediakan dan didistribusikan oleh Badan Usaha penerima penugasan diberlakukan sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan sejak 1 Juni 2021.

Dengan demikian, BBM RON 88 yang digunakan sebagai campuran RON 90 nantinya unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan mendapat kompensasi. Dengan pemberian kompensasi bagi komponen RON 88 yang terdapat di dalam RON 90 maka diharapkan ada potensi penerapan harga yang lebih baik bagi masyarakat. Akan tetapi hal ini tentunya akan berdampak terhadap peningkatan beban keuangan Pemerintah karena potensi volume RON 88 yang akan mendapat kompensasi lebih besar dibanding pada tahun sebelumnya.

Di sisi lain, adanya kompensasi akan sedikit meringankan beban Badan Usaha yang menyalurkan RON 90 dan masih menanggung kerugian dari selisih harga jual yang selama ini berada di bawah harga keekonomian karena kompensasi yang diberikan maksimal hanya 50% dari total volume RON 90 yang disalurkan.

Yang perlu menjadi perhatian adalah adanya klausul pemberian kompensasi ini jangan sampai menimbulkan kesan bahwa harga RON 90 nantinya menjadi lebih murah karena saat ini harga jual RON 90 masih di bawah harga keekonomian.

Harga RON 90 yang lebih murah nantinya juga dapat menyulitkan Badan Usaha ketika hendak melakukan penyesuaian harga RON 90 ke depannya mengingat ada potensi bahwa kategori BBM Khusus Penugasan yang sebelumnya hanya minimum RON 88 dapat berubah menjadi minimum RON 90 jika disepakati dalam rapat koordinasi antar Menteri yang dipimpin oleh Menteri koordinator bidang perekonomian.

Sebagai infrmasi, pada tahun 2022, pemerintah menetapkan kuota bahan bakar khusus penugasan sebesasr 11,52 juta KL. II. Sektor EBTKE dan Ketengalistrikan Percepat Ekosistem Kendaraan Listrik, Pemerintah Revisi AturanPemerintah tengah memperbaiki aturan untuk mempercepat implementasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di dalam negeri.

Revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020 agar bisa lebih memudahkan pengembangan infrastruktur KBLBB. Salah satu poin revisi yang tengah digodok pemerintah adalah terkait dengan jenis SPKLU yang terpisah. Nantinya Badan Usaha dapat memilah jenis SPKLU sesuai dengan kebutuhan yang ada guna menekan biaya investasi. Â Di samping itu, dalam revisi aturan tersebut pemerintah akan memasukkan pengaturan pengembangan SPKLU untuk kendaraan roda dua yang sebelumnya belum masuk dalam Permen 13/2020.

Revisi Permen sudah berlangsung targetnya kuartal I/2022 dapat selesai dan saat ini sedang tahapan pembahasan di Biro Hukum. Dalam mempercepat pertumbuhan dan keekonomian usaha penyediaan SPKLU, pemerintah sebelumnya sudah menetapkan tarif curah kepada badan usaha sebesar Rp 714 per kilowatt hour untuk badan usaha SPKLU untuk dijual kembali dengan tarif layanan khusus Rp 2.475 per Kwh. Selain itu juga pemerintah memberikan beberapa insentif berupa keringanan biaya penyambungan atau jaminan langganan serta pembebasan rekening minimum selama dua tahun pertama bagi badan usaha SPKLU dan pemilik instalasi privat yang digunakan untuk pengisian angkutan umum.

Di samping itu, pemerintah melalui PLN telah memberikan insentif biaya penyambungan untuk penambahan daya dan pemberian insentif tarif home charging berupa pengurangan tarif sebesar 30 persen di luar waktu beban puncak. Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM juga akan terus mengevaluasi dan mengkaji regulasi terkait KBLBB agar semakin mempercepat tumbuhya infrastruktur KBLBB di Indonesia.

Disisi lain, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyiapkan investasi Rp 55 miliar untuk membangun 40 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pada tahun ini. Jadi, masih ada potensi penambahan SPKLU lewat skema lain, termasuk menggandeng swasta. Hingga saat ini realisasi pembangunan SPKLU PLN telah mencapai 114 unit. Ke depan, PLN berencana menggandeng pihak swasta untuk turut serta dalam penyediaan SPKLU. PLN juga menggandeng sejumlah agen pemegang merek (APM) mobil untuk memfasilitasi pemasangan home charging di rumah pelanggan yang membeli kendaraan listrik.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum Mekanisme baru DMO batubara. Menteri Perdagangan mengatakan, pemerintah akan mengubah mekanisme kewajiban pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri atau DMO batubara. Semula jadwal pemenuhan itu tidak ada. Kini setiap eksportir batubara wajib memenuhi ketentuan DMO sebesar 25 persen dari total produksi tahunan setiap mereka hendak mengekspor batubara.

Khusus untuk kebutuhan batubara pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), mereka wajib memasok batubara yang sesuai dengan spesifikasi PLTU, yaitu 4.200-5.700 kilokalori per kilogram (kcal/kg). Harga patokan domestic market obligation (DMO) batubara masih sebesar 70 dollar AS per ton. Mekanisme baru ini akan mempermudah pengawasan pemenuhan DMO dan lebih menjamin stok batubara di dalam negeri.

Selain itu, tidak ada alasan lagi bagi mayoritas eksportir yang menyatakan tidak bisa memasok batubara kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) karena kalorinya rendah. Sebelumnya, mengacu kepada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 139.K/1 IK.02/MEM.B/2021 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batubara Dalam Negeri, persentase penjualan batubara untuk DMO listrik dan bahan baku industri ditetapkan 25 persen dari rencana jumlah produksi batubara tahunan yang disetujui.

Spesifikasi acuan batubara untuk kelistrikan adalah pada kalori 6.322 kcal/kg, total kelembaban 8 persen, sulfur 0.8 persen, dan kandungan abu (ash) 15 persen. Sebagai informasi, terdapat 613 eksportir batubara yang terdaftar dan wajib melaksanakan komitmen DMO.

Dari jumlah itu, sebanyak 418 perusahaan atau 68,91 persen sama sekali tidak menjalankan komitmen DMO sepanjang 2021. Mereka beralasan kadar kalori batubara berada di bawah spesifikasi batubara untuk PLTU.

Kendati demikian, ada juga perusahaan yang telah memenuhi ketentuan DMO di kisaran 75 persen hingga 100 persen, yaitu sebanyak 30 perusahaan. Bahkan, sebanyak 93 perusahaan telah memenuhi kewajibannya lebih dari 100 persen. Saat ini sudah ada komitmen sejumlah perusahaan untuk memasok batubara bagi PLN sebanyak 6 juta ton. Jumlah tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan batubara PLTU sebanyak 5,1 juta ton pada bulan ini. Terkait dengan larangan ekspor batubara, pemerintah masih akan melihat perkembangan stok batubara di dalam negeri.

Normalisasi (pencabutan larangan ekspor) pasti akan dilakukan, tetapi menunggu hasil pencermatan dan evaluasi atas persoalan tersebut. Sementara itu, Kementerian BUMN berkomitmen untuk memperlancar pasokan batubara di dalam negeri.

Dua langkah utama akan ditempuh, yaitu memperbaiki kontrak jangka panjang dan mengurai hambatan logistik. Komitmen tersebut merupakan hasil rapat koordinasi Kementerian BUMN dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Kejaksaan Agung, serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Kementerian BUMN mendapat mandat dari Presiden untuk merampungkan persoalan ketidakpastian kebutuhan energi, terutama batubara.

di dalam negeri. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah memperbaiki kontrak jangka panjang kebutuhan batubara domestik. Berdasarkan data Kementerian ESDM, kebutuhan batubara dalam negeri diperkirakan meningkat pada 2022 menjadi 190 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan kuota DMO batubara pada 2021 yang sebanyak 137,5 juta ton.

Target produksi batubara pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yaitu produksi batubara pada 2022 ditargetkan di kisaran 637 juta ton hingga 664 juta ton, di atas target 2021 yang sebanyak 625 juta ton. Kementerian ESDM akan mengeluarkan pembahan kebijakan DMO yang bisa ditinjau per bulan.

Selain itu, para produsen batubara yang tidak menepati ketentuan DMO akan dikenai penalti tinggi, bahkan dicabut izin usahanya. Koordinator Nasional Publish What You Pay (PWYP) Indonesia berpendapat, pelaksanaan kebijakan DMO sektor kelistrikan dan industri merupakan pilihan yang lebih rasional dalam mengendalikan produksi dibandingkan tetap melepas produksi batubara ke pasar ekspor tanpa pembatasan.

Tujuan dan sasaran DMO lebih atraktif secara ekonomi karena memiliki rentang kendali kebijakan dan permintaan industri dalam negeri yang lebih mudah direncanakan ataupun dikembangkan. PLN juga diharapkan membuat early warning system yang memungkinkan pengawasan kondisi ketahanan suplai batubara jauh-jauh hari. Ini untuk mencegah agar peristiwa pelarangan ekspor batubara 1-31 Januari 2022 tidak terulang. Ketua Umum Asosiasi Pemasok Batubara dan Energi Indonesia (Aspebindo) menyarankan ketentuan pembayaran perlu dipertimbangkan agar ada perbaikan.

Perusahaan tambang batubara yang ingin menaikkan suplai ke PLN perlu diberikan insentif. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Peralihan Premium ke Pertalite Butuh Waktu 2 Tahun, Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memiliki research octane number (RON) rendah disinyalir menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan.

Karena itu, pemerintah Indonesia berencana melakukan transisi perpindahan energi ( shifting energy) ke  BBM dengan RON di atas 91 yang lebih ramah lingkungan. BBM jenis Premium yang memiliki RON 88 akan digantikan BBM Pertalite yang memiliki RON 90.

Kemudian BBM jenis Pertalite secara bertahap akan dihapus. Sehingga nantinya hanya ada BBM jenis Pertamax dengan RON 91 atau 92, dan BBM jenis Pertamax Turbo dengan RON 95 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pemerintah dalam melakukan transisi perpindahan energi ( shifting energy) ke  BBM dengan RON di atas 91.

Pertama, salah satu komponen hajat hidup orang banyak adalah terkait BBM dan  saat ini Indonesia sedang mengalami proses pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Dimana pandemi menyebabkan daya beli masyarakat di level bawah menjadi turun sehingga ketika peraturan tersebut diterapkan tanpa melihat proses pemulihan yang sedang berjalan, ditakutkan dapat mengurangi atau membebani masyarakat paling miskin. Oleh karena itu, agar tidak terlalu banyak masalah bagi perekonomian diharapkan proses shifting dilakukan secara bertahap oleh pemerintah.

Oleh karena itu, untuk mengurangi beban masyarakat kecil yang semakin tinggi. Pemerintah harus memberikan perlindungan terkait hal tersebut dengan beberapa program sosial seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk meredam dampak negatif yang timbul akibat shifting BBM.

Kedua, jika shifting diterapkan di masyarakat kota, dikhawatirkan dalam jangka pendek akan memicu timbulnya inflasi. Saat ini biaya BBM adalah salah satu komponen besar di dalam komponen bisnis suatu perusahaan terutama di sektor transportasi dan logistik. Lonjakan Inflasi tersebut harus dimitigasi sejak awal oleh pemerintah. Tujuannya agar tren inflasi yang cukup stabil di level tiga persen bisa tetap berlanjut ke depan Sementara, dalam jangka panjang kemungkinan besar yang akan terkena dampak adalah masyarakat.

Transportasi publik di kota besar harus dipercepat dari segi kuantitas dan kualitas. Dengan begitu, masyarakat bisa memiliki pilihan untuk memakai kendaraan sendiri dengan biaya lebih mahal atau memilih menggunakan kendaraan umum.

Untuk kota-kota besar yang ada Indonesia, distribusi BBM relatif lancar. Namun tidak dengan distribusi BBM di kota kota kecil sehingga memerlukan perhatian lebih. Shifting energi juga diharapkan tidak hanya berlaku untuk transportasi umum saja. Tetapi juga untuk alat lain yang memiliki emisi yang besar.

Jika tujuan shifting untuk dekarbonisasi, kendaran usia tua atau yang memiliki emisi di ambang batas, perlu ada aturan agar alat-alat tersebut tidak boleh ada di jalan.Sumber emisi mereka jauh mengotori daripada teknologi mesin yang saat ini. Karena mesin sudah tua, dari segi kecepatan juga akan mengganggu lalu lintas di jalan. Terkait penyaluran, Pemerintah mengeluarkan beleid soal penyaluran BBM, dimana aturan tersebut memberikan ruang kepada Menteri ESDM untuk menghapus Premium sewaktu waktu.

Namun, rencana penghapusan premium ini dinilai Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan tidak berdampak besar bagi masyarakat karena angka konsumsi premium yang relatif rendah ini disebabkan kesadaran dari masyarakat yang sudah mulai menggunakan BBM dengan RON tinggi seperti Pertalite bahkan Pertamax. Di sisi lain, produk Premium juga sudah mulai langka di pasaran.

Namun, masyarakat tetap butuh waktu untuk bisa beralih ke BBM dengan kualitas baik. Oleh karenya, peran pemerintah dalam mensosialisasikan manfaat BBM RON tinggi sangat penting terkait keuntungan dan manfaat dari BBM dengan RON yang lebih tinggi secara masif. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Merebut Pendanaan Energi Hijau, Pada pembuka tahun baru, sektor energi dan sumber daya mineral masih menghadapi banyak pekerjaan rumah yang menunggu untuk diselesaikan.

Salah satunya adalah bagaimana memuluskan transisi energi dari fosil ke energi hijau. Sampai saat ini proses pengembangan energi terbarukan masih terganjal masalah pendanaan, dari investor nasional maupun pemodal mancanegara. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengembangan energi hijau membutuhkan investasi yang sangat besar. Pemerintah pun telah berupaya untuk menjaga iklim investasi guna menggaet pendanaan jumbo di berbagai proyek energi hijau. Sayangnya, investasi yang masuk masih sangat sedikit.

Beberapa hal masih menanti penyelesaian. Di sektor kelistrikan, misalnya, pembiayaan energi hijau yang mahal tetapi harga jual listriknya masih rendah. Artinya, keberadaan energi hijau berpotensi meningkatkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik menjadi dua kali lipat. Beban tersebut jelas tidak dapat ditanggung oleh pemerintah. Selisih harga tersebut juga tidak dapat dibebankan kepada masyarakat melalui kenaikan  tarif dasar listrik. Seperti tidak ingin kehilangan momentum, belum lama ini Menteri Energi dan Sumber Daya MineralArifin Tasrif berencana merevisi sejumlah regulasi dan mengubah beberapa aturan antara lain proses pembelian agar lebih ramah investasi.

Beberapa perubahan yang tengah digodok adalah skema Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT), pengaturan Pembangkit Listrik Tenaga Air waduk/iri-gasi, penugasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap, hingga penugasan proyek pendanaan dari hibah pemerintah selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Guna menggaet investasi energi hijau, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No.

98/2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon. Regulasi ini digadang-gadang menjadi payung hukum untuk menggerakkan pembiayaan dan investasi hijau. Selain itu, pemerintah juga terus berupaya mematangkan sejumlah regulasi pendukung untuk mendongkrak pengembangan energi hijau nasional. Setidaknya terdapat dua target utama dalam pengembangan energi terbarukan ini. Pertama, dalam jangka pendek pemerintah membidik bauran energi terbarukan hingga 23% pada 2025.

Saat ini, persentase bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) tercatat sekitar 11%. Kedua, eksekutif telah berkomitmen menjalankan target Nationally Determined Contributions (NDC) dengan menurunkan emisi karbon sekitar 29% oleh kemampuan sendiri dan 41 % melalui bantuan internasional pada 2030.

Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan mencari sumber pendanaan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan untuk energi bersih begitu tinggi upaya untuk memenangkan kompetisi pendanaan tersebut masih menjadi pekerjaan rumah yang mesti segera diselesaikan oleh seluruh pemangku kepentingan di sektor energi hijau.

Pada masa mendatang, tuntutan untuk menggunakan energi yang ramah lingkungan menjadi kian masif seiring dengan munculnya kesadaran masyarakat untuk menjaga bumi. Keberhasilan pengembangan dan pemanfaatan energi hijau di Indonesia menjadi sangat strategis ke depan. Semua itu berjalan ke satu tujuan, yakni membuat energi terbarukan menjadi penopang utama energi nasional. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum DMO untuk PLN, Presiden memerintahkan kepada pelaku usaha yang bergerak di bidang pertambangan, perkebunan dan sumber daya alam lainnya untuk memprioritaskan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu, sebelum melakukan ekspor.

Hal tersebut sesuai amanat dari Pasal 33 Ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945, bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, dan PLN diperintahkan untuk segera cari solusi terbaik demi kepentingan nasional. Mekanisme kewajiban pemenuhan kebutuhan batu bara untuk kepentingan dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) batu bara sudah diatur, khususnya untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero).

Ini mutlak, dan jangan sama sekali dilanggar untuk alasan apapun. Jika masih ada perusahaan yang tidak tertib mengikuti peraturan ini, maka perusahaan tambang batu bara tersebut akan diberikan sanksi hukuman, mulai dari pencabutan izin ekspor dan juga mencabut izin usahanya.

Untuk diketahui, pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi melarang ekspor batu bara melalui surat Ditjen Minerba Nomor B-1605/MB.05/DJB.B/2021 yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2021. Pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan pelarangan ekspor batubara periode 1 hingga 31 Januari 2022 bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau IUPK tahap kegiatan Operasi Produksi, IUPK Sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian dan PKP2B.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM mengatakan, langkah pelarangan ekspor ini perlu dilakukan karena kondisi pasokan batu bara dalam negeri untuk PLN dalam kondisi kritis.

Langkah ini dilakukan guna menjamin terpenuhinya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik. Kurangnya pasokan ini akan berdampak kepada lebih dari 10 juta pelanggan PT PLN (Persero), mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Potensi Kenaikan Harga Energi dan Efek Terhadap Pelaku Usaha. Tantangan bisnis tahun 2022 akan semakin berat dengan adanya potensi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik.

Perwakilan dari Kadin menyampaikan bahwa dunia usaha saat ini belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemic, masih banyak pelaku usaha yang masih struggling mempertahankan eksistensi usaha dan me-recover modal yang hilang sepanjang pandemi sehingga kenaikan biaya energi ini akan memberikan beban tambahan untuk proses recovery tersebut.

Dengan adanya potensi kenaikan harga energi, Kadin memperkirakan proses recovery industri bisa lebih lama dikarenakan energi merupakan komponen biaya pokok industri yang sangat berpengaruh apabila ada kenaikan di semua jenis energi (BBM LPG dan Listrik), walaupun permintaan pasar domestik telah terpantau membaik di tiga bulan terakhir, namun daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya sehingga banyak pelaku usaha yang menahan menaikkan harga jual sepanjang pandemi.

Dengan adanya potensi kenaikan harga energi pelaku usaha juga tidak bisa lagi menahan kenaikan harga jual kepada konsumen di tahun 2022 sehingga beban di sisi pelaku usaha dan di sisi konsumen akan lebih besar. Di satu sisi perusahaan yang masih menyerap kerugian untuk menahan kenaikan harga jual di pasar akan mengalami kerugian ekonomi yang lebih dalam karena kenaikan harga energi Sehingga bisa berimbas pada eksistensi usaha atau penciptaan lapangan kerja.

Di sisi lain, bila perusahaan tidak lagi mampu menyerap kerugian dan memilih menaikkan harga jual, kinerja perusahaan kemungkinan besar akan turun yakni dari sisi penerimaan maupun produksi karena daya beli masyarakat-nya masih lemah. Di samping itu, kenaikan harga energi juga dapat meningkatkan beban konsumen sehingga memicu inflasi yang lebih tinggi tetapi tidak disertai dengan kenaikan pendapatan secara umum karena constraints penciptaan kinerja yang lebih tinggi dalam kondisi pandemi.

Dengan adanya dampak-dampak tersebut, perlu strategi harga energi yang tepat dalam menyikapi laju pemulihan ekonomi yang sedang berjalan dengan tetap menjaga iklim usaha dan kemampuan daya beli masyarakat. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pertumbuhan Energi Terbarukan Global Capai Target Lebih Cepat, karenanya tenaga surya diharapkan menyumbang lebih dari setengah energi untuk mendorong pencapaian target itu. Pencapaian ini harus tetap terjadi meskipun biaya bahan yang digunakan untuk membuat panel surya dan turbin angin meningkat.

Sementara itu, pengembangan energi terbarukan global mencetak rekor baru lagi pada 2021 menurut laporan IEA. Sepanjang tahun 2021, ada penambahan sekitar 290 gigawatt kapasitas pembangkit energi terbarukan di seluruh dunia, sebagian besar dalam bentuk turbin angin dan panel surya. Hasil data tersebut mengalahkan rekor sebelumnya yang juga terjadi peningkatan pesat pada penambahan kapasitas terpasang energi terbarukan sebesar 260 gigawatt. Jika kemajuan tren ini terus berlanjut, pembangkit listrik dari energi terbarukan akan mengalahkan gabungan dari bahan bakar fosil dan energi nuklir pada 2026.

Tingginya pertumbuhan energi terbarukan tersebut tak lepas dari diterapkannya kebijakan pro-iklim dan energi terbarukan di banyak negara di seluruh dunia.

Setelah KTT iklim COP26 di Glasgow, skotlandia, banyak negara juga memasang target yang lebih ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Kendati demikian, pertumbuhan energi terbarukan saat ini dinilai baru setengah dari target yang harus dicapai untuk mencapai emisi nol karbon pada pertengahan abad ini. Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol menyebutkan, rekor pertumbuhan energi terbarukan tahun 2021 merupakan tanda lain bahwa ekonomi energi global yang baru sedang muncul.

Tingginya harga komoditas dan energi yang kita lihat saat ini menimbulkan tantangan baru bagi industri terbarukan. Tetapi, kenaikan harga bahan bakar fosil juga unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan energi terbarukan semakin kompetitif.

Keterangan proyeksi IEA, energi terbarukan akan menyumbang sekitar 95 persen dari peningkatan kapasitas pembangkit listrik global hingga akhir 2026. Di antara semua negara, Tiongkok merupakan negara yang memasang kapasitas energi terbarukan paling banyak tahun ini. Hingga saat ini, Tiongkok diproyeksikan mampu merealisasikan 1.200 gigawatt kapasitas terpasang energi angin dan surya pada 2026, atau empat tahun lebih awal dari targetnya pada 2030.

Sejauh ini, Tiongkok masih menjadi penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Tiongkok mempunyai target puncak emisinya pada 2030, yang menurut banyak analis sudah sangat terlambat jika dunia ingin membatasi kenaikan suhu global tak lebih dari 1,5 derajat Celsius.

Perlu diketahui, India, penghasil emisi terbesar ketiga di dunia, juga mengalami pertumbuhan yang pesat dalam pengembangan energi terbarukan tahun lalu. Tetapi, targetnya untuk mencapai nol bersih pada 2070 juga dianggap terlalu lemah oleh banyak orang. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Larangan ekspor batubara. Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), mengatakan, larangan ekspor batu bara yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM akan menyebabkan Pemerintah kehilangan devisa hasil ekspor batu bara hingga USD 3 miliar per bulan.

Kerugian lainnya, Pemerintah akan kehilangan pendapatan pajak dan non pajak (royalti), yang mana hal ini juga berdampak kepada kehilangan penerimaan pemerintah daerah. Sementara, dampak pemberlakuan larangan ekspor bagi pengusaha secara umum akibat ketidakpatuhan dari beberapa perusahaan akan merugikan bagi perusahaan yang patuh, dan bahkan seringkali diminta untuk menambal kekurangan pasokan. Tentunya, larangan ekspor batubara ini akan menciptakan ketidakpastian usaha sehingga berpotensi menurunkan minat investasi di sektor pertambangan mineral dan batu bara.

Oleh karena itu, para pelaku usaha pengekspor batubara menyatakan keberatan dan meminta Kementerian ESDM mencabut kebijakan pelarangan ekspor batu bara. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyayangkan kebijakan sepihak dan tergesa-gesa yang diambil pemerintah terkait dengan larangan ekspor batu bara, terlebih karena keputusan tersebut diambil tanpa melibatkan dunia usaha.

Kebijakan tersebut diambil Pemerintah Indonesia dalam rangka memulihkan perekonomian nasional yang sempat limbung dihantam pandemi. Terlebih lagi, saat ini perekonomian nasional sempat mengalami percepatan pemulihan akibat booming komoditas yang sangat dibutuhkan pasar global, salah satunya batu bara.

Pemerintah diharapkan meninjau kembali kebijakan ini. Pasalnya, banyak perusahaan batu bara nasional yang juga terikat kontrak dengan luar negeri. Selain itu, kebijakan itu juga dinilai akan memperburuk citra pemerintah terkait dengan konsistensi kebijakan dalam berbisnis. Kendati demikian, Kadin Indonesia senantiasa mendukung kebijakan dan peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah. Namun, Kadin berharap dunia usaha bisa dilibatkan atau paling tidak diminta klarifikasi dan dimintai solusi jika ada keluhan yang dialami oleh pihak pengguna batu bara domestik termasuk PLN.

Dunia usaha membutuhkan konsistensi kebijakan untuk solusi jangka panjang. Karena itu, Kadin Indonesia merekomendasikan agar segera dilakukan diskusi antara pemerintah, PLN dan pengusaha batu bara guna mencapai solusi yang tepat, bukan hanya dari sisi pasokan tapi juga dari permintaan, seperti pelabuhan PLN, perencanaan ataupun pengadaan PLN. Berdasarkan hasil penelusuran Kadin, tidak semua PLTU grup PLN termasuk produsen listrik swasta (IPP) mengalami kondisi kritis persediaan batu bara.

Selain itu, pasokan batu bara ke masing-masing PLTU, baik yang ada di bawah manajemen operasi PLN maupun IPP, sangat bergantung pada kontrak-kontrak penjualan atau pasokan batu bara antara PLN dan IPP dengan masing-masing perusahaan pemasok.

Anggota Kadin Indonesia banyak yang merupakan perusahaan pemasok batu bara dan mereka telah berupaya maksimal untuk memenuhi kontrak penjualan dan aturan penjualan batu bara untuk kelistrikan nasional sebesar 25 persen yang sebagaimana diatur dalam Kepmen 139/-2021, bahkan telah memasok lebih dari kewajiban Domestic Market Obligation (DMO) tersebut sesuai harga untuk kebutuhan PLTU PLN dan IPP.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Pergerakan harga minyak selama 2021. Selama 2021 harga minyak mentah dunia melonjak lebih dari 50% dibandingkan awal tahun dan komoditas ini masih menjadi primadona bagi pelaku pasar. Harga minyak mentah dunia mengalami goncangan sepanjang tahun 2021 yang membuat harga ini memanas dan mendingin secara fluktuatif. Berdasarkan data Bloomberg per 29 Desember 2021 pukul 15.00 WIB, harga minyak sejak awal 2021 atau year-to-date (ytd) telah naik signifikan.

Minyak benchmark West Texas Intermediate (WTI) melonjak sebesar 58,67% menjadi US$76,16 dari awal tahun sebesar US$48,00. Sedangkan minyak benchmark Brent melejit sebesar 55,02% menjadi US$79,20 dari awal tahun sebesar US$51,09. Berbagai faktor memicu fluktuasi harga sepanjang 2021. Gelombang Covid-19 yang mengganas, pembatasan mobilitas masyarakat dunia, serta badai tropis Ida dan Nicholas yang menghantam Amerika Serikat, merupakan sebagian penekannya.

Ditambah lagi adanya rencana penambahan pasokan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dan mitranya yang tergabung dalam OPEC+. Di sisi lain, program vaksinasi Covid-19, berbagai paket stimulus besar di banyak negara, tindakan produsen top dunia membatasi pasokan, serta pemulihan ekonomi global, telah mendorong permintaan minyak. Hal ini menjadikan harga komonditas ini menjadi bergairah kembali bahkan sempat menyentuh level tertinggi sepanjang 14 tahun terakhir.

Pergerakan harga minyak pada awal tahun didorong oleh pelantikan Presiden AS Joe Biden. Pelaku pasar menangkap sinyal positif dari terpilihnya Biden dan ini membuat harga minyak mengalami apresiasi. Presiden AS terpilih diharapkan mampu mengambil langkah-langkah untuk menghidupkan kembali pertumbuhan dan permintaan energi di ekonomi terbesar dunia ini.

Reli harga minyak yang berlangsung tahun ini salah satunya ditopang oleh kebijakan produsen utama minyak dunia. Pemerintah Arab Saudi memangkas tambahan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari untuk periode Februari dan Maret. Prospek kelangkaan minyak pada tahun ini juga semakin melambungkan harga minyak.

Laporan Morgan Stanley menyebutkan pasar minyak pada kuartal I/2021 merupakan yang paling ketat sejak tahun 2000. Laporan itu menyebutkan, pasar minyak dunia mengalami undersupply sebanyak 2,8 juta barel per hari.

Hal ini diyakini akan memicu penguatan harga minyak yang berkelanjutan. Melonjaknya harga minyak juga terjadi setelah OPEC+ memangkas produksi secara kolektif untuk mendorong penyeimbangan kembali pasar yang tertekan oleh pandemi tahun sebelumnya. Pada November minyak kembali mengalami koreksi tajam setelah adanya kesepakatan negara-negara konsumen utama yang dikomandoi AS untuk melepaskan cadangan strategis mereka. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar akan adanya kelebihan pasokan jika terjadi aksi pelepasan cadangan strategis negara-negara konsumen utama dunia.

Menjelang akhir tahun, munculnya varian Omicron yang terus meluas menjadi pemberat harga. Akan tetapi, efek yang lebih buruk dari varian Omicron ternyata tidak ditemukan. Hal ini kemudian memberikan dorongan yang positif terhadap prospek permintaan sehingga harga minyak kembali bergairah di akhir tahun 2021.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Biaya Lebih Murah, Pemerintah Bakal Bangun Lebih Banyak PLTSPemerintah akan membangun lebih banyak Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di seluruh wilayah Indonesia demi mencapai target energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025. Saat ini bauran EBT di dalam negeri baru mencapai 11,2 persen.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan sebagai salah satu sumber energi terbarukan, PLTS memakan biaya lebih murah dengan waktu pembangunan yang singkat. KESDM akan mendorong pembangunan PLTS, baik PLTS atap skala kecil, PLTS terapung, maupun PLTS dengan skala besar yang tersebar di seluruh Indonesia.

Berikut rencana pengembangan PLTS Indonesia: • Pengembangan PLTS Atap dengan target 2025 sebesar 3,61 gigawatt (GW). • PLTS terapung berpotensi dikembangkan sebesar 26,65 GW. • PLTS Skala Besar ditargetkan sampai dengan 2030 mencapai 4,68 GW.

Adapun langkah selanjutnya yang dilakukan Kementerian ESDM dengan menetapkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030. Rancangan ini merupakan Green RUPTL dengan penambahan Kapasitas EBT 20,9 GW (51,6 persen).

RUPTL ini membuka peran IPP lebih besar termasuk dalam pengembangan pembangkit berbasis EBT, yakni akan mengembangkan 63,7 persen dari total 4.680 MWP pembangkit listrik tenaga surya PV. Khusus untuk PLTS on-grid, swasta akan mengembangkan 54,4 persen dari total 3.236 MWP.

Dalam RUPTL ini juga tidak ada lagi rencana PLTU baru kecuali yang sudah committed dan konstruksi, hal ini juga membuka ruang yang cukup besar untuk pengembangan EBT menggantikan rencana PLTU dalam RUPTL sebelumnya. Selain itu juga, PT PLN (Persero) memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berpartisipasi dalam pengerjaan proyek Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini bertujuan untuk memenuhi ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

PLN akan selalu mengedepankan kapasitas lokal dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan khususnya pemanfaatan EBT. Meski teknologi pembangkit EBT sebagian masih diimpor, tetapi PLN tetap melibatkan industri lokal dalam pengadaan barang impor ini. Apalagi kebutuhan barang jasa PLN pada infrastruktur kelistrikan berbasis EBT akan meningkat sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang memperioritaskan pembangkit berbasis EBT.Saat ini, PLN sudah mendukung TKDN mencapai Rp37 triliun atau sebesar 48,31 persen.

Dalam upaya memenuhi ketentuan TKDN pada pengadaan dan perencanaan sistem kelistrikan, PLN berpedoman pada empat pilar. Pertama, setiap tahunnya PLN harus ada peningkatan produk jasa dalam negeri. Kedua, penyerapan tenaga kerja lokal. Ketiga, penguatan investasi dan peningkatan kepakaran daya saing global industri dalam pasar global. Untuk bisa mendorong TKDN lebih tinggi diperlukan perbaikan iklim investasi yang membuat industri dalam negeri menciptakan produk yang mampu bersaing baik dari sisi kualitas dan harga.

Selain itu tentunya diperlukan dukungan semua pihak, dalam hal ini pemerintah dan juga diperlukan harmonisasi regulasi dalam pendanaan multilateral dalam peningkatan TKDN. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum 2021 Harga Nikel Naik 22%, tahun 2022? Tahun depan harga nikel dunia diperkirakan melemah seiring dengan pemulihan produksi. Harga nikel mengalami konsolidasi setelah mencapai rekor harga tertinggi pada Oktober. Konsolidasi diperkirakan akan bertahan hingga tahun depan.

Dari sisi konsumsi, permintaan dari China untuk pabrik baja anti karat ( stainless steel) akan mulai melemah. Sebelumnya permintaan dari sektor ini melesat pada tahun 2021 dan turut menopang kenaikan harga nikel global.

Namun, sinyal unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan mulai muncul dari PMI manufaktur, produksi industri, dan aktivitas konstruksi perumahan yang lesu. Sektor energi hijau pun masih belum bisa berkontribusi besar terhadap konsumsi nikel dunia. Pada tahun 2020 diperkirakan permintaan nikel untuk pembuatan batera kendaraan listrik hanya 5% dari keseluruhan konsumsi nikel dunia.

Di sisi penawaran, produksi nikel rafinasi akan meningkat selama paruh pertama tahun 2022 di ekspor nikel utama termasuk Indonesia dan Filipina seiring dengan pelonggaran pembatasan aktivitas yang ketat dalam upaya memerangi penyebaran COVID-19. Chen Ruirui, analis Antaike, memperkirakan neraca pasokan nikel akan surplus 45.000 ton tahun 2022.

Surplus pasokan didorong oleh nikel berkalori rendah Nickel Pig Iron (NPI) yang diproduksi oleh Indonesia, produsen nikel terbesar dunia. Global Palladium Fund memperkirakan surplus nikel global sebesar 59.000 ton pada tahun 2022. Fitch Solution Country Risk & Industry Research memproyeksi harga nikel dunia tahun depan akan berada di kisaran US$ 17.000/ton. Sedangkan konsensus yang dihimpun Bloomberg memprediksi harga nikel akan berada di level US$ 19.000/ton.

Saat ini (24/12/2021) harga nikel di bursa logam London (LME) berada di level di US$ 20.045/ton. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Kekhawatiran 2020 dari harga energi. Beberapa pihak mengkhawatirkan adanya kenaikan harga energi di tahun depan. Hal ini disebabkan karena adanya wacana untuk menghapuskan BBM dengan RON di bawah 92, serta adanya rencana penyesuaian harga LPG non subsidi dan penyesuaian tarif tenaga istrik golongan pelanggan non subsidi.

Dari informasi yang berkembang di masyarakat, tarif listrik untuk 13 golongan pelanggan non-subsidi diperkirakan akan naik tahun depan. Hal ini muncul setelah pemerintah dan DPR sepakat untuk menerapkan kembali tarif adjustment bagi pelanggan non subsdi. Dengan skema tersebut, terdapat potensi kenaikan tarif listrik mulai dari Rp18.000 sampai dengan Rp101.000 per bulan sesuai golongan pelanggan. Terkait harga LPG, PT Pertamina sudah menaikan harga LPG non subsidi dengan tingkat bervariasi tergangung pada wilayah.

Sementara terkait dengan harga BBM, potensi kenaikan harga muncul disebabkan karena adanya rencana kebijakan untuk menghentikan penggunaan BBM dengan RON dibawah 90. Penyesuaian harga energi yang akan dilakukan tahun depan diperkirakan akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat Indonesia secara umum. Tidak hanya masyarakat, pelaku usaha merespon negative rencana penyesuaian harga yang akan dilakukan pada 2022.

Pelaku usaha makanan dan minuman merasakan tekanan yang cukup besar karena selain gelombang pandemic dan harga energi, juga akan terjadi kenaikan biaya logistic, hingga kenaikan PPN 11%. Kondisi tersebut diperkirakan akan mendorong adanya kenaikan harga pangan olahan sekitar 4% – 7%.

Dari pelaku usaha logistic, rencana penghapusan BBM RON dibawah 90 berpotensi mendorong kenaikan biaya logistic. Diperkirakan kondisi tersebut dapat menaikan biaya jasa logistic antara 8% – 10%. Hal ini tentunya menjadi dilema karena apabila pemerintah tidak melakukan penyesuaian harga maka hal ini akan menaikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang pada 2022 dibatasi tidak dapat melebihi 3%.

Selain adanya kekhawatiran meningkatnya beban biaya produksi dari beberapa kalangan, yang juga perlu diwaspadai adalah potensi meningkatnya praktik pengoplosan LPG karena selisih harga yang semakin besar antara LPG bersubsidi dan yang non subsidi. Namun hal tersebut dapat diminimalisir apabila transformasi subsidi LPG dari subsidi berbasis komoditas menjadi subsidi langsung kepada keluarga penerima manfaat yang terintegrasi dengan bantuan sosial, secara bersamaan dapat diterapkan.

Selain dapat mengurangi selisih antara harga LPG bersubsidi dan LPG non subsidi, hal tersebut setidaknya dapat menjaga daya beli masyarakat karena di sisi lain masyarakat mendapatkan bantuan berupa bantuan sosial pembeian energi dari adanya kebijakan transformasi subsidi nanti.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Co-firing Biomassa untuk PLTU, Inisiatif Jitu PLN Kejar Bauran EBT. PT PLN (Persero) telah menyatakan memiliki sejumlah insiatif untuk mengejar target porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 % dalam bauran energi pada 2025, tanpa membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) di tengah kelebihan pasokan listrik.

Penerapan program pencampuran biomassa dengan batu bara (Co-firing) pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi salah satu inisiatif PLN, untuk mendukung transisi energi dari fosil ke EBT tanpa memberatkan APBN. Program Co-firing merupakan salah satu program strategis PLN dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan 23 % pada 2025, melalui pemanfaatan biomassa hutan tanaman energi, pelet sampah, dan limbah perkebunan atau pertanian sebagai subtitusi sebagian bahan bakar batu bara di PLTU.

Implementasi Co-firing, juga menjadi upaya PLN melakukan transformasi dengan mendorong penggunaan energi rendah unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan yang ramah lingkungan.

Transisi energi fosil ke EBT tanpa mengandalkan APBN bukan hal yang mudah, kondisi menjadi tambah berat dengan berlebihnya pasokan listrik saat ini. Oleh karena itu, situasi dilematis sektor kelistrikan harus disiasati, pasalnya pemerintah ingin menggenjot pemanfaatan EBT tanpa membebani APBN, namun saat ini harga listrik dari pembangkit berbasis EBT sebagian besar belum kompetitif dibanding batu bara.

Pembangkit listrik yang harganya saat ini mampu bersaing dengan PLTU hanyalah PLTS, namun kapasitas pembangkit yang memanfaatkan energi sinar matahari tersebut kecil dibandingkan kemampuan PLTU. Co-firing merupakan salah satu siasat yang tepat untuk meningkatkan porsi EBT dan mengurangi emisi karbon, sehingga target NZE pada 2060 dapat tercapai. Karena dengan adanya Co-firing itu berarti PLTU eksisting disuntik biomassa.

Itu bisa kurangi emisi karbon sehingga cita-cita kita di 2060 tetap jalan PLN tercatat telah memproduksi energi listrik sebesar 85.015 megawatt per hours (MWh) atau setara 291,1 MW dari mengimplementasikan Co-firing di 18 lokasi PLTU hingga Juli 2021.

Implementasi Co-firing, akan dilakukan di PLTU tidak hanya untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendorong efisiensi dari operasional pembangkit. Adapun, daya pembangkit Co-firing di 52 lokasi PLTU setara dengan 2.000 megawatt (MW). Implementasi Co-firing di beberapa pembangkit PLN sudah tampak mereduksi emisi karbon di pembangkit batu bara.

Misalnya, PLTU Sanggau, mereduksi emisi karbon sebesar 9,5 persen dari yang sebelumnya 10,2 % dan PLTU Belitung yang sebelumnya mereduksi emisi karbon sebesar 19,1 % menjadi 17,9 %. Selain dua PLTU tersebut, PLN juga mengembangkan Co-firing di beberapa PLTU, seperti PLTU Paiton berkapasitas 2×400 MW menggunakan olahan serbuk kayu, PLTU Ketapang berkapasitas 2×10 MW dan PLTU Tembilahan berkapasitas 2×7 MW menggunakan olahan cangkang sawit.

Salah satu tantangan dalam penggunaan metode cofiring biomassa adalah sustainability feedstock supply. Oleh karena itu, untuk menyukseskan co-firing, PLN bersinergi dengan BUMN dan pemasok lainnya untuk memastikan kesiapan rantai pasokan biomassa dan kesiapan terkait volume dan harga.

Saat ini, perseroan telah bersinergi dengan Perum Perhutani,PT Perkebunan Nusantara, dan PT Sang Hyang Seri (Persero). Kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tersebut meliputi kolaborasi dalam rangka penyedia biomassa baik hutan tanaman energi maupun pelet sampah, guna menjamin kesiapan rantai pasok serta kesediaan biomassa jangka panjang. Selain itu, PLN juga mendorong kemungkinan berdirinya industri biomassa melalui pengembangan hutan tanaman energi termasuk pemanfaatan lahan kering, serta pemanfaatan sampah.

PT. PLN, PTPN Group dan Perhutani bersinergi dalam pelaksanaan co-firing di 52 lokasi PLTU. Hal ini diresmikan lewat penandatanganan Head of Agreement (HoA) penyediaan biomassa dan pengembangan industri biomassa untuk co-firing PLTU.

Dalam pokok-pokok HoA, Perhutani akan menyediakan woodchip dalam bentuk serbuk (sawdust), sementara PTPN memasok limbah perkebunan/tandan kosong segar. Dengan begitu, PLN sebagai pembeli, sementara Perhutani dan PTPN sebagai pemasok. PLN optimistis produksi penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti batu bara (Co-firing) di 52 PLTU dapat mencapai 10.601 GWh pada 2025.

Selain co-firing inisiatif lain yang dilakukan PLN untuk mengejar target porsi EBT di 2030 adalah mempercepat pengoperasian pembangkit berbasis EBT yang masuk dalam program kelistrikan 35 ribu Mega Watt (MW), serta menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang tidak tersambung dengan sistem kelistrikan skala besar di wilayah terpencil dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLN juga akan menggunakan PLTS dengan total kapasitas 3 sampai 4 GW dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dengan total kapasitas 600 MW.

Dengan adanya beberapa inisiatif tersebut dan dengan memanfaatkan asset yang ada, PLN dapat berhemat dari sisi pengeluaran belanja modal (capital expenditure/Capex) dan diharapkan dapat mengejar target porsi EBT sebesar 23% dalam bauran energi pada 2025. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Hilirisasi Bauksit. Presiden mengundang para investor untuk membangun industri hilir bauksit seiring rencana penghentian ekspor komoditas itu pada akhir 2022.

Terkait hal tersebut, Presiden pun kembali menyatakan komitmen pemerintah untuk menghentikan ekspor bahan baku mineral seiring dengan upaya meningkatkan nilai tambah sumber daya di dalam negeri melalui smelter dan industri pengolahan lainnya. Setelah melarang ekspor bijih nikel, pemerintah akan menghentikan ekspor bauksit, tembaga, hingga timah yang belum dimurnikan.

Upaya penghiliran terus dikebut pemerintah untuk unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan manfaat lebih bagi negara. Selain serapan tenaga kerja, keberadaan industri hilir juga berdampak pada pendapatan negara dalam bentuk pajak.

Lebih lanjut, pelarangan ekspor bauksit akan dimulai pada akhir 2022. Namun pengumuman ini disampaikan lebih awal demi kesiapan pelaku bisnis di sektor tersebut. Kebijakan ini akan berdampak pada percepatan pembangunan industri hilir di dalam negeri. Pemerintah telah menargetkan pembangunan 53 smelter pada 2024 dengan 20 smelter di antaranya telah beroperasi hingga 2021. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan bahwa penghiliran sumber daya alam mendorong pemerataan dalam investasi.

Investasi yang selama ini terpusat di Jawa dan Sumatra mulai tersebar di pulau kepulauan lainnya. “Sehingga ekonomi kita tidak hanya terpusat di Jawa dan Sumatra saja yang 70%-an. Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia mendorong pemerintah membangun industri antara untuk menyerap produksi olahan smelter.

Selama ini, industri antara menjadi penghubung antara hasil mineral logam olahan smelter dengan industri produk jadi. Terputusnya rantai industri ini membuat penerimaan negara tidak optimal. Pemerintah perlu melakukan pemetaan ulang terhadap industri yang ada. Data ini kemudian dikoordinasikan bersama antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Perindustrian dalam hal membangun industri antara yang bisa menyerap produk yang dihasilkan smelter.

Saat ini dalam prosesnya, hasil tambang akan diolah melalui smelter, namun hasil olahannya mayoritas masih diekspor ke pasar global. Pasalnya tidak ada industri antara yang dapat menyerap.

Setelah diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi, Indonesia kembali mengimpor produk tersebut hingga dijadikan produk jadi.

Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mengatakan bahwa pertambangan terus didorong untuk menghasilkan produk antara. Kendati demikian, sejauh ini dari sisi hulu smelter nikel jadi yang paling berkembang. Beberapa jenis produk antara telah dimiliki pada komoditas nikel. Sementara itu, smelter bauksit baru dibangun oleh dua perusahaan.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Potensi inflasi dari program BBM ramah lingkungan. Sebagai salah satu upaya untuk mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan, Pemerintah berencana menghapus BBM RON 88 dan BBM RON 90 secara bertahap. Tahap pertama, adalah penghapusan penggunaan BBM RON 88 pada tahun depan sehingga nantinya hanya akan tersedia BBM dengan RON 90 ke atas yang saat ini dijual pada harga Rp7.650 per liter sampai dengan diatas Rp11.000 per liter.

Perubahan penggunaan premium ke pertalite diperkirakan akan menurunkan kadar emisi karbon dioksida sekitar 14 persen. Sementara perubahan pemakaian Pertalite ke Pertamax dapat menurunkan emisi karbon dioksida sektiar 27 persen. Meski berdampak positif bagi lingkungan, di sisi lain kebijakan ini akan mengerek inflasi karena masyarakat akan mengkonsumsi barang dengan harga yang lebih mahal.

Hal ini akan berpotensi menambah beban pengeluaran masyarakat. Berdasarkan studi yang dilakukan INDEF, tingkat inflasi pada 2022 diperkirakan akan meningkat lebih dari dua unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan lipat dari capaian inflasi di 2021.

Seiring pemulihan ekonomi yang secara alamiah akan mendorong kenaikan inflasi, ada beberapa faktor fundamental seperti kenaikan biaya produksi terutama sembako dan layanan transportasi umum yang merupakan implikasi dari adanya kenaikan harga energi. Kisaran inflasi yang di targetkan pemerintah adalah 3%. Angka ini dijadikan sebagai angka sasaran yang baik untuk mendukung daya beli masyarakat dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bank Indonesia memperirakan proyeksi inflasi tahun 2022 meningkat seiring permintaan yang pulih, keyakinan konsumen yang membaik, perubahan perilaku paska pandemic, dampak likuiditas kebijakan PEN, dan tekanan eksternal yang termoderasi namun masih tinggi di tengah nilai tukar yang terjaga.

Diperkirakan inflasi 2022 sekitar 3% namun ada bebeapa risiko yang perlu diperhatikan terkait dengan penyesuaian harga energi, dampak pembiayaan PEN, dan adanya penyesuaian perpajakan naik itu PPN, pajak karbon, dan cukai.

Di sisi lain, kebijakan penjualan BBM ramah lingkungan perlu diikuti dengan penetapan formula harga yang konsisten, dimana ketika terjadi penurunan harga minyak bumi global maka harga jual BBM tersebut juga harus diturunkan. Selain itu beberapa pihak menyampaikan jika kebijakan pengalihan BBM tersebut dilakukan sebaiknya juga diikuti dengan pemberian subsidi ke masyarakat seperti halnya yang dilakukan oleh Malaysia untuk memberikan subsidi kepada pengguna BBM Ron tinggi.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Hingga November 2021, Dana BPDPKS Untuk Program Biodiesel Mencapai Rp51,86 Triliun, Dana para pengekspor kelapa sawit yang disalurkan dalam program B30 pada tahun ini tembus lebih dari Rp50an triliun.

Hingga November dana yang tercatat mencapai Rp51,86 Triliun. Jumlah itu naik cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2020 lalu yang hanya mencapai Rp 28 triliun.

Realisasi penyaluran dana tahun ini juga termasuk dana yang merupakan carry over tahun 2020 dan pembayaran hingga November tahun 2021. Berdasarkan data BPDPKS, dalam kurun waktu 2015 hingga 2021, total volume BBN jenis biodiesel yang dibayarkan mencapai 29,14 juta KL dengan dana sebesar Rp110 triliun. Sementara total volume penyaluran mencapai 33,07 juta KL. Mandatori B30 merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM nomor 32 tahun 2008 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2012, telah diatur pentahapan mandatori pencampuran BBN jenis Biodiesel ke dalam BBM jenis Minyak Solar yang wajib dilaksanakan oleh BU BBM.

Untuk mendukung agar implementasi pencampuran BBN jenis Biodiesel ke dalam BBM jenis minyak Solar dapat berjalan sesuai dengan mandatori yang ditetapkan, sejak September 2018 sesuai dengan Permen ESDM nomor 41 tahun 2018 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan BBN jenis Biodiesel dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan kelapa Sawit, dilakukan perluasan pemberian insentif pembiayaan BPDPKS yang semula hanya untuk BBM Jenis Minyak Solar Tertentu menjadi untuk semua jenis minyak Solar yang dicampur dengan BBN jenis Biodiesel.

I II. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Batubara DMO Dipatok U$ 70, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengevaluasi batas harga patokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri, di sektor kelistrikan, semen, hingga pupuk.

Pengamat menilai jika pengusaha batu bara akan tetap menuai untung meski harga Domestic Market Obligation (DMO) di beberapa sektor termasuk kelistrikan tidak naik. Direktur Eksekutif Energy Watch, mengacu pada besaran harga DMO batu bara sebesar USD 70 per ton dan biaya produksi berkisar USD 39-45 per ton, maka keuntungan yang masih didapat pengusaha sekitar USD 3,44 miliar hingga USD 4,26 miliar. Ini dengan asumsi kebutuhan DMO batu bara 137,5 juta ton per tahun pada 2021.

Keuntungan tersebut juga belum termasuk kenaikan margin seiring lonjakan harga batu bara di pasar internasional hingga di atas USD 170 per ton. Hingga kini, dari total volume produksi batu bara nasional, sekitar 25 persen dijual ke pasar domestik, sementara sebagian besar diekspor.

Mamit menghitung, jika pemerintah memutuskan melepas harga DMO, di mana harga batu bara acuan (HBA) pada 2022 dipatok USD 150 per ton, maka pengusaha mengantongi untung USD 105-USD 111 per ton. Dengan asumsi kebutuhan DMO batu bara 2022 sama dengan tahun ini 137,5 juta ton, maka windfall profit yang bisa diraup pengusaha berkisar USD 14,43- USD 15,26 miliar. Kemudian di sisi lain, kenaikan harga DMO batu bara bakal mengakibatkan kenaikan biaya pokok produksi (BPP) listrik dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sehingga akan mendongkrak subsidi dan kompensasi yang harus ditanggung negara.

Dari sini, dikhawatir jika penyesuaian DMO hanya akan membuat pengeluaran negara lebih besar, dibanding pendapatan negara atas kenaikan batu bara DMO. Kondisi saat ini pun dinilai bukan waktu tepat karena terkait dengan perekonomian nasional, di mana konsumsi masyarakat pun belum pulih dan industri baru mulai bergeliat kembali.

Rencana kenaikan DMO ini ditahan hingga perekonomian benar-benar pulih. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Desember 2021 sebesar USD 159,79 per ton atau turun USD55,22 per ton dibandingkan HBA bulan November 2021, yaitu USD 215,01 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM menjelaskan penurunan HBA ini dipengaruhi oleh intervensi kebijakan Pemerintah Tiongkok dalam menjaga kebutuhan batubara domestik mereka.

Penurunan HBA bulan ini juga disebabkan oleh masih berlangsungnya krisis energi diikuti merangkaknya komoditas energi fosil di luar batubara. Penurunan HBA Desember sendiri merupakan kali pertama setelah hampir sepanjang tahun harga batubara mengalami lonjakan sepanjang tahun 2021. Dibuka pada level USD 75,84 per ton di Januari, HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari USD 87,79 per ton, sempat turun di Maret USD 84,47 per ton.

Selanjutnya terus mengalami kenaikan secara beruntun hingga bulan November 2021 pada angka USD 215,01 per ton. Rinciannya, April di angka USD86,68, Mei (USD 89,74/ton), Juni (USD 100,33/ton), Juli (USD 115,35/ton), Agustus (USD 130,99/ton), September (USD 150,03/ton), dan Oktober (USD161,63/ton). Sebagai informasi, HBA merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt’s 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

HBA bulan Desember ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel) selama satu bulan ke depan.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Stok BBM dan LPG Jelang NATARU Aman. Dikonfirmasi oleh PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrokimia PT Kilang Pertamina Internasional menjamin ketersediaan pasokan BBM dan gas elpiji selama periode Natal dan Tahun Baru 2022. Terdapat enam refinery dengan kapasitas pengolahan total mencapai 1 juta barel perhari yang berperan mengelola minyak mentah menjadi produk-produk olahan kilang, seperti BBM, elpiji, dan produk petrokimia.

Secara nasional stok BBM, LPG, dan avtur termonitor sangat baik termasuk di lokasi yang terdapat banyak kegiatan wisata. Sebanyak 114 terminal BBM, 23 terminal LPG, 68 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), lebih dari 7.400 SPBU, serta seluruh rantai distribusi LPG mulai dari Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) hingga agen dan pangkalan LPG baik yang subsidi maupun non subsidi telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat.

Pertamina Patra Niaga turut menyiagakan layanan dan fasilitas tambahan, yaitu sebanyak 1.077 SPBU Siaga dijalur reguler, 64 SPBU Siaga di jalur tol, 219 Motoris atau armada Pertamina Delivery Service (PDS), 144 titik kantong BBM SPBU, 37 unit Pertashop atau SPBU modular, serta lebih dari 48 ribu agen dan pangkalan LPG Siaga. Selain itu, layanan di 68 DPPU juga akan terus siaga memenuhi kebutuhan avtur bagi seluruh maskapai penerbangan. Selain kehandalan operasional, Pertamina Patra Niaga juga menyediakan layanan antigen untuk konsumen di 25 SPBU.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Menanti Realisasi Energi Bersih, Lepas sebulan dari Konferensi Para Pihak tentang Perubahan Iklim Ke-26 atau COP 26 di Glasgow, Skotlandia, energi bersih masih menanti tatanan untuk membuatnya berjalan, bahkan berlari kencang. Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan atau RUU EBT digadang-gadang dapat menyokong daya saing energi bersih. Pada Pasal 3 RUU EBT menyebutkan, EBT menjadi modal pembangunan berkelanjutan yang mendukung perekonomian nasional serta mengembangkan dan memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesia.

Bakal regulasi ini akan menjamin efektivitas pelaksanaan dan pengendalian pengelolaan serta pemanfaatan EBT yang berdaya saing, berdaya guna, dan berhasil guna melalui mekanisme yang terbuka dan transparan. Salah satu wujud keberpihakan legislatif, pada RUU EBT juga tertuang pada kemudahan perizinan penyelenggaraan EBT untuk mempercepat aliran modal. Berdasarkan fakta yang dihimpun, proyek kelistrikan di Indonesia membutuhkan lebih dari 100 izin, sedangkan di Singapura dan Malaysia hanya beberapa izin.

Dampaknya, iklim investasi untuk EBT di Indonesia dianggap tak menarik. Dalam RUU EBT juga disebutkan bahwa pemerintah pusat dan daerah memberikan kemudahan perizinan dalam pengelolaan EBT yang meliputi prosedur, jangka waktu, dan biaya. Adapun syarat untuk memperoleh izin pengusahaan EBT minimal terdiri dari izin lingkungan, studi kelayakan, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara itu, dari sisi sumber daya manusia perlu ada kolaborasi dengan penduduk dan komunitas setempat di tingkat daerah, terutama yang tergolong terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), dalam menyinergikan EBT dengan budaya lokal.

Namun, penguatan pemanfaatan energi bersih tidak cukup hanya mengandalkan RUU EBT, tetapi juga aturan teknis pendukung yang memberikan kepastian berusaha, SDM berkualitas, modal, hingga badan usaha pelat merah yang berdaya. Aspek-aspek itu membutuhkan aksi konkret, bukan sekadar janji manis. Data Kementerian ESDM menyebutkan, potensi energi terbarukan di Indonesia lebih dari 400 gigawatt (GW). Dari seluruh ragam sumber energi terbarukan, pemanfaatannya diperkirakan mencapai 11,3 GW sampai akhir 2021.

Total emisi sektor energi pada 2020 sekitar 580 juta ton karbon dioksida. Berdasarkan skenario yang disusun, emisi akan meningkat hingga 695 juta ton karbon dioksida ketika mendekati 2030 dan memuncak di posisi 706 juta ton karbon dioksida pada 2039. Emisi akan menurun pada 2040 seiring dengan selesainya kontrak pembangkit fosil dan diharapkan menjadi nol pada 2060. III.

Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Mendongkrak investasi minerba. Pemerintah akan melakukan evaluasi regulasi dan kebijakan pertambangan mineral dan batu bara untuk mendongkrak investasi di subsektor tersebut yang terancam kembali turun pada tahun ini.

Direktur Penerimaan Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa pihaknya terus mengevaluasi kebijakan maupun aturan yang dianggap menghambat investasi. Selain itu, sejumlah insentif juga akan digodok guna memuluskan masuknya investor, termasuk mempertemukan antara pelaku industri dan investor atau financial support.

Upaya ini dilakukan untuk menemukan permasalahan dalam investasi dan mencari solusi bersama. Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) yang kelola Ditjen Minerba Kementerian ESDM, realisasi investasi subsektor mineral dan batu bara baru mencapai US$4,01 miliar hingga 26 Desember atau 93% dari target US$4,3 miliar.

Dengan capaian ini, realisasi investasi Minerba 2021 berpotensi jadi yang paling rendah dalam 5 tahun terakhir. Salah satu yang mendapat perhatian adalah investasi pada proyek pembangunan smelter. Pemerintah menargetkan pembangunan 53 smelter hingga 2024. Saat ini terdapat 19 smelter telah berdiri dengan tambahan empat smelter ditargetkan rampung hingga akhir tahun.

Keempat smelter tersebut adalah milik PT Aneka Tambang Tbk. dengan progres 97,7%, PT Smelter Nikel Indonesia 100%, PT Cahaya Modern Metal Industri 100%, dan PT Kapuas Prima Citra dengan progres pengerjaan mencapai 99,87%.

Sejumlah perbankan maupun perusahaan di China dan Jepang tertarik menanamkan modal pada pembangunan smelter. Dari Jepang, Kementerian menjaring tiga perusahaan ingin terlibat proyek smelter, yakni Sumitomo Metal, Mitsui, dan Toyota Tsusho.

Mereka berencana menyuntikkan modal melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Selain itu, dua perbankan disebut berpotensi dan menyatakan minatnya dalam pembangunan smelter. Keduanya adalah Bank of China dan Japan Bank of International Corporation. Sebaliknya, sejumlah institusi internasional dipastikan tidak berencana terlibat dalam proyek smelter. Mereka adalah Asian Development Bank, Asian Infrastructure Investment Bank, World Bank, dan International Finance Corporation.

Adapun, dari seluruh pembangunan smelter hingga 2024, kebutuhan investasi pada proyek ini mencapai US$8 miliar. Sementara itu, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memberi sinyal peningkatan nilai investasi untuk aktivitas eksplorasi tambang pada 2022.

Gairah eksplorasi ini setidaknya dapat bercermin dari ramainya perusahaan tambang yang meningkatkan jumlah produksi batu bara pada 2022. PT Bukit Asam Tbk., misalnya, telah menyampaikan rencana kenaikan produksi batu bara tahun depan. Perusahaan telah mematok produksi 30 juta ton pada 2021 atau naik sekitar 20% dari 2020, yakni 24,8 juta ton.

Hingga November 2021, realisasi produksi batu bara emiten dengan kode saham PTBA itu telah mencapai 28 juta ton dengan penjualan 25,8 juta ton. Artinya, perusahaan tinggal memproduksi 2 juta ton lagi untuk mencapai target sesuai rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) 2021. Perusahaan lainnya, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), optimistis kinerja 2022 akan membaik, terlebih dengan harga batu bara yang tetap di posisi tinggi. BUMI meningkatkan target produksinya menjadi 90 juta metrik ton pada 2022.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Daya tarik investasi migas nasional. Meskipun sejumlah perusahaan minyak dan gas bumi global memutuskan untuk keluar dari wilayah kerja di Indonesia, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas meyakini iklim investasi di Tanah Air masih kondusif. Rencana Shell untuk keluar dari Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dengan divestasi proyeknya di Masela masih belum terealisasi sehingga Shell masih akan terus menjadi pemegang hak partisipasi di Masela bersama dengan Inpex.

Sementara, Chevron masih belum benar-benar keluar dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) karena masih belum mendapatkan mitra baru. SKK Migas masih akan meminta Chevron untuk melanjutkan rencana pengembangannya di proyek itu. SKK Migas juga mencatat sejumlah perusahaan lainnya seperti Eni, Mubadala, Petronas, PetroChina, Petronas, ExxonMobil, BP, PremierOil, yang masih tetap bertahan dan disebut masih cukup agresif di Indonesia.

Salah satu hal yang dianggap menjadi masalah di sektor hulu migas Indonesia saat ini adalah adanya stigma nasionalisasi yang dilihat oleh para investor. Di samping itu, dengan banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang keluar, hal itu akan membuat Indonesia tidak menarik di mata calon investor lain.

Selain itu, terdapat permasalahan-permasalahan lainnya seperti kebijakan fiskal yang kurang menarik dibandingkan dengan negara lain dan kepastian kontrak yang masih kurang baik. Sejumlah perusahaan migas internasional yang keluar dari Indonesia menjadi sebuah penegasan bahwa kompetisi untuk mendapatkan investasi hulu migas di tingkat regional maupun global makin ketat.

Sudah lebih dari satu dekade ke belakang, iklim investasi hulu migas Indonesia relatif kalah kompetitif jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Adapun, pemerintah telah memperbaiki profit split kontraktor dengan mempertimbangkan faktor risiko wilayah kerja, bonus tanda tangan terbuka untuk ditawar, FTP menjadi 10% shareable, serta penetapan harga DMO 100% selama kontrak.

Selain itu, pemerintah memberikan fleksibilitas bentuk kontrak, yakni PSC cost recovery atau PSC gross split, ketentuan baru relinquishment atau tidak ada pengembalian sebagian area di tahun ke-3 kontrak, kemudahan akses data melalui mekanisme membership Migas Data Repository (MDR), dan pemberian insentif dan fasilitas perpajakan sesuai peraturan yang berlaku. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Kebijakan Kurang Kondusif, Picu Ketidakpastian dan Menghambat Investasi Energi Terbarukan, Â Kebijakan energi di Indonesia dianggap belum memberikan rasa aman bagi pengembang untuk berinvestasi di energi terbarukan.

Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2017 menyerahkan risiko sepenuhnya kepada pengembang bila terjadi perubahan kebijakan pemerintah. Peraturan ESDM No. 50/2017 menyebabkan proyek energi terbarukan dipandang sebagai proyek yang sulit mendapat pendanaan dari bank (unbankable). Tidak hanya itu, Peraturan Presiden tentang tarif energi baru dan terbarukan yang urung disahkan tahun ini menyebabkan ketidakpastian dan menghambat investasi proyek energi terbarukan di Indonesia.

Kebijakan yang kurang mendukung ini berdampak pada investasi energi terbarukan di tahun ini yang tidak signifikan, hanya mencapai US$1,17 miliar dibandingkan tahun 2020 sebesar US$1,12 miliar.

Jumlah ini sangat rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan investasi untuk dekarbonisasi sistem energi sesuai kajian IESR, sebanyak US$ 20-25 miliar per tahun menuju 2030. Ditinjau secara teknis dan ekonomis, secara global, baik teknologi maupun biaya energi terbarukan semakin kompetitif dalam beberapa tahun terakhir. Hasil lelang PLTS terakhir menghasilkan biaya listrik US$0,04/kWh, lebih rendah dari rata-rata PLTU batubara yang menelan biaya US$0,05-0,07/kWh. Saratnya subsidi dan dukungan regulasi pemerintah terhadap PLTU batubara disinyalir membuat biaya PLTU batubara rendah.

Jika menggunakan harga pasar aktual, dengan harga batubara US$150/ton (September 2021), biaya pembangkitan listrik PLTU bisa mencapai US$0,09-0,11/kWh. Meskipun proyek energi terbarukan sudah semakin ekonomis, investasi energi terbarukan masih dinilai kurang atraktif. Hal utama yang perlu disorot adalah ketidak-familiaran bank-bank dan investor lokal terhadap risiko proyek energi terbarukan yang sebenarnya lebih rendah daripada proyek energi fosil, menimbang harga teknologi secara tren globalnya yang juga semakin menurun.

Selain itu, lamanya proses perizinan dan kompleksitas mekanisme pengadaan juga dilihat sebagai dua hal yang sering kali membuat biaya pendanaan proyek energi terbarukan menjadi lebih tinggi daripada yang direncanakan sehingga pengembang sulit menentukan angka kebutuhan investasi yang tepat dan pasti untuk diajukan kepada para institusi pendanaan.

I II. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum Revisi Harga DMO Batu Bara. Penyesuaian harga batu bara untuk pasar domestik atau domestic market obligations (DMO) bagi sektor kelistrikan sebesar US$ 70 per ton berpotensi mengerek tarif listrik. Apalagi dengan kondisi harga batu bara di pasar ekspor yang masih tinggi saat ini.

Direktur Center of Economic and Law Studies mengatakan rencana penyesuaian harga DMO batu bara memiliki beberapa masalah krusial, mengingat tren kenaikan harga batu bara diperkirakan akan berlanjut hingga 2023. Sehingga penyesuaian DMO bakal berdampak pada harga energi primer PLN yang akan membengkak signifikan. Revisi DMO yang dilakukan saat harga batu bara tinggi cukup riskan menekan keuangan PLN. Pada akhirnya PLN akan membebankan biaya ke konsumen berupa penyesuaian tarif listrik.

Imbas inflasi yang terlalu tinggi bisa melemahkan daya beli dan menahan laju pemulihan ekonomi. Pelaku usaha batu bara sebenarnya masih dapat menikmati keuntungan dari windfall harga batu bara, sehingga tidak diperlukan adanya revisi DMO.

Apalagi ketika harga batu bara sedang anjlok, harga DMO juga masih tetap berlaku. Jadi saat ini keuntungan pengusaha batu bara jangan dioptimalkan karena aji mumpung harga internasional sedang tinggi, perhatikan juga efek ke masyarakat secara umum. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Outside Battery Limit (OSBL) Proyek Revamping Aromatik telah selesai dilakukan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

Proyek kilang aromatic ini bertujuan untuk menurunkan impor produk turunan petrokimia. Proyek Revamping Aromatik mampu meningkatkan kapasitas produksi Paraxylene dari 600.000 ton menjadi 780.000 ton per tahunnya dan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan produksi Benzene dari 440.000 ton menjadi 500.000 ton per tahun. Proyek Revamping Kilang TPPI adalah salah satu langkah yang disepakati dalam perjanjian antara Menteri Keuangan dan Pertamina pada Agustus 2018 untuk pengembangan industri petrokimia nasional yang diawali dengan pengambilalihan TubanPetro oleh Menteri Keuangan dan Pertamina, peningkatan kepemilikan saham di TPPI dan sekaligus memberikan tambahan modal utk peningkatan kapasitas kilang serta inisiasi beberapa proyek pengembangan pada anak perusahaan.

Penyelesaian OSBL berupa lima unit tangki berfungsi untuk mendukung keseluruhan proyek Revamping Aromatik dan meningkatkan fleksibilitas operasional Kilang TPPI. Penyelesaian OSBL ini termasuk pembangunan lima unit tangki, lengkap dengan sistem perpipaan, kelistrikan, instrumentasi, dan keamanan, dengan nilai proyek sebesar Rp 379,75 miliar.

Pembangunan OSBL yang telah selesai terdiri dari 3 tangki berkapasitas 40.000 kl, 1 tangki dengan kapasitas 38.000 kl, dan 1 tangki berkapasitas 15.200 kl. Tangki tersebut mulai digunakan dalam operasi Kilang TPPI sejak 18 Desember 2021.

TPPI memulai pembangunan OSBL pada Juni 2020 dan diselesaikan sesuai target dalam jangka waktu 18 bulan. Pengembangan dari Kilang TPPI ini dibagi menjadi dua bagian unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan, yaitu yang pertama adalah Proyek Revamp TPPI guna memaksimalkan produksi Paraxylene, dan kedua adalah Proyek Olefin TPPI, di mana dalam merancang Proyek ini dengan mengintegrasikan kebutuhan Kilang Olefin ini dari Kilang TPPI existing dan juga kilang-kilang Pertamina yang ada, sehingga dapat meningkatkan keekonomian proyek dan juga Kilang TPPI.

Pengembangan kilang TPPI juga merupakan respon terhadapa penurunan permintaan BBM serta langkah antisipasi dengan meningkatkan kapasitas produksi petrochemical, diharapkan dengan bergulirnya berbagai proyek strategis nasional di Kilang TPPI Tuban, akan mengokohkan peran TPPI sebagai bagian dari Pertamina Group dalam pengembangan industri petrokimia nasional.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pengembangan EBT Harus Pertimbangkan 2 Hal IniMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menegaskan, potensi dan teknologi energi baru terbarukan (EBT) merupakan modal utama untuk melaksanakan strategi transisi energi menuju net zero emission pada tahun 2060.

Namun, Arifin menekankan pula bahwa upaya pemanfaatan dan pengembangan teknologi untuk memanfaatkan EBT tersebut, juga harus tetap mempertimbangkan aspek supply dan demand-nya. Seperti misalnya pengembangan pembangkit EBT secara masif dengan prioritas pada PLTS dengan tim secara bertahap.

Kemudian memanfaatkan hydro energi, serta pengembangan teknologi storage. Selain itu, dari sisi demand antara lain melalui pemanfaatan kompor listrik, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Serta pengembangan interkoneksi smart gate, smart meter, dan jaringan gas bumi. Saat ini pembangunan pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan prioritas utama dan diharapkan dapat mewujudkan ketahanan energi pada masa mendatang.

Keandalan mengembangkan industri EBT di dalam negeri menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dan bukan importir teknologi EBT. Pengembangan itu di proyeksikan dapat mengurangi emisi secara signifikan, khususnya pada 2040 saat selesainya kontrak energi fosil. Namun, dalam laporan tahunan Indonesia Energy Transition Outlook 2022, total kapasitas terpasang energi terbarukan saat ini hanya mencapai 10.827 megawatt (mw).

Atau hanya bertambah sekitar 400 mw sampai September 2021. Sementara untuk mencapai target kebijakan energi nasional (KEN) dan rencana umum energi nasional (RUEN) 2025, kapasitas pembangkit energi terbarukan harus mencapai minimal 24 ribu mw.

Yaitu, sekitar 2-3 gigawatt (gw) penambahan kapasitas energi terbarukan setiap tahun. Agar sesuai dengan Persetujuan Paris, dibutuhkan setidaknya 11-13 gw pembangkit energi terbarukan untuk mendekarbonisasi sistem energi di Indonesia dan investasi yang dibutuhkan untuk transisi energi di sektor kelistrikan diprediksi membutuhkan dana USD 1 triliun pada 2060 atau USD 25 miliar per tahun dan diharapkan dengan dukungan teknologi yang kompetitif bisa menekan jumlah investasi tersebut.

Indonesia sendiri memiliki potensi energi terbarukan yang sangat banyak, yang jumlahnya mungkin lebih dari 3.000 Gigawatt yang terdiri dari energi surya, angin, hydro, panas bumi, bioenergi, dan laut. Pada saat COP26, Indonesia juga berkesempatan melakukan pertemuan dengan berbagai pelaku industri energi terbarukan yang memberikan perspektif baru mengenai penerapan teknologi EBT, seperti misalnya energi laut dan angin yang semakin kompetitif.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara, dan Umum Target produksi batu bara tahun 2022. Kementerian ESDM (KESDM) memperkirakan produksi batu bara Indonesia tahun 2022 di kisaran 637 juta ton hingga 664 juta ton. Meski demikian target produksi tersebut belum final dan masih berpotensi mengalami perubahan seiring dengan perkembangan produksi hingga akhir 2021. KESDM saat ini juga masih memproses rencana kerja dari perusahaan-perusahaan tambang batu bara. Apalagi produksi batu bara pada tahun ini dipastikan tidak akan mencapai target yang 625 juta ton.

Data terakhir menunjukkan produksi hanya mencapai 560 juta ton atau 89,6% dari target. Sementara, kebutuhan batu bara untuk domestik (domestic market obligations/DMO) tahun depan diperkirakan mencapai 190 juta ton, naik 52,5 juta ton dibandingkan tahun ini sebesar 137,5 juta ton. Hingga Desember, realisasi Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan batu bara mencapai 121,3 juta ton atau sebesar 88,2% dari target 137,5 juta ton.

Pemanfaatan batu bara untuk domestik terus meningkat dari tahun 2016 khusus untuk pembangkit itu dari 75 juta ton di 2016 sampai 113 juta ton di 2021. Demikian juga briket, kertas, metalurgi, semen, pupuk, tekstil dan lain-lain itu membutuhkan pemanfaatan batu bara domestik. Sebelumnya Kementerian ESDM memastikan akan tetap melanjutkan kebijakan DMO batu bara untuk memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi.

Pemerintah menetapkan penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri minimal 25% dari rencana produksi nasional. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Peningkatan harga minyak dan investasi. Kenaikan harga minyak mentah di pasar global yang sempat menembus US$70 per barel ternyata belum mampu meningkatkan investasi minyak dan gas bumi di Indonesia.

Bahkan, di saat yang bersamaan ada kecenderungan investor global cenderung mulai meninggalkan investasinya di Indonesia. Seperti yang terjadi pada ConocoPhillips yang baru baru ini menjual kepemilikannya ke perusahaan lokal sebesar 54%. Ada kecenderungan saat ini bahwa perubahan strategi bisnis korporasi global yang bergeser ke pengembangan EBT menjadi tantangan bagi investor global untuk tetap meningkatkan kegiatan investasinya.

Hal ini akan berpengaruh terhadap pencapaian target produksi migas nasional 1 juta barel per hari dan gas sebesar 12 BSCFD pada 2030 mengingat untuk mencapai target tersebut dibutuhkan investasi US$187 miliar dari tahun 2021 sampai 2030, atau rata rata setiap tahunnya dibutuhkan investasi sekitar US$18 miliar. Berdasarkan data realisasi investasi migas di kisaran US$10 miliar s.d US$11 miliar per tahun, masih ada gap sekitar US$8 miliar. Pelaku usaha sangat mengharapkan dukungan yang besar dari pemerintah terhadap kegiatan industri hulu migas.

Hal ini diwujudkan dalam pemberian insentif baik fiskal dan non fiskal hingga membebaskan investor untuk memilih jenis kontrak yang dianggap memberikan tingkat keekonomian yang lebih sesuai berupa PSC cost recovery atau PSC gross split. Pemerintah juga telah menghilangkan biaya signature bonus, sehingga investor dapat memasukan biaya tersebut sebagai bagian dari biaya operasi agar kebutuhan investasi dapat diturunkan.

Kebijakan lainnya seperti DMO price juga diharapkan dapat meningkatkan keterkaitan investor menanamkan modalnya di industri hulu migas. Pada perdagangan Senin (20/12) pukul 15.52 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2022 terkoreksi 4,87% menjadi US$67,41 per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari 2022 melemah 4,37% menjadi US$70,31 per barel di London ICE Futures Exchange. Akhir-akhir ini kasus penyebaran varian Omicron meningkat di beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Denmark, hingga Inggris. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen menyebut pemerintahnya akan mengusulkan untuk membatasi pergerakan masyarakat agar kasus penularan turun.

Amerika Serikat juga menghadapi situasi yang sama ketika penyebaran varian Omicron terjadi sangat pesat. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan menunda rencana agar pekerjanya kembali ke kantor. Warga AS juga diharuskan untuk mendapatkan suntikan booster dan memakai masker di ruang publik yang ramai. Sementara itu, Belanda melakukan penguncian pada hari Minggu (19/12) dan kemungkinan lebih banyak pembatasan Covid-19 diberlakukan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru II.

Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pendanaan Masih Menantang, Pengembangan energi terbarukan dinilai masih menghadapi kendala pendanaan baik dari investor lokal maupun internasional.

Perbankan dalam negeri bahkan dinilai belum akrab dengan energi terbarukan ini. Penulis laporan Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2022, Institute for Essential Services Reform (IESR), Julius C. Adiatma mengatakan bahwa selama ini pendanaan perbankan terhadap sektor energi masih didominasi untuk sektor batu bara. Hal ini turut berkontribusi pada minimnya investasi sektor energi hijau.

Iklim investasi masih belum mendukung (pengembangan energi terbarukan) karena bank lokal belum familier dengan risiko investasi ke energi terbarukan. Selain itu, sejumlah regulasi juga dinilai menyebabkan pengembangan energi baru terbarukan terlihat belum atraktif.

Misalnya, Peraturan Menteri ESDM No. 50/2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Menteri ESDM Arifin Tasrif kemudian merevisi regulasi tersebut menjadi Permen ESDM No. 4/2020. Regulasi ini mengubah sejumlah aturan sebelumnya seperti proses pembelian. Kemudian, ada perubahan skema build, own, operate, and transfer (BOOT), pengaturan PLTA waduk/irigasi, penugasan PLTS atap, hingga penugasan proyek pendanaan dari hibah pemerintah selain APBN.

Adapun, IETO 2022 melaporkan bahwa pengembangan energi terbarukan mencapai US$25 miliar-US$35 miliar atau setara Rp350 triliun hingga Rp490 triliun per tahun hingga 2030. Kebutuhan ini kemudian meningkat jadi US$45 miliar-US$60 miliar atau setara Rp630 triliun-Rp840 triliun setelah 2030 hingga 2050. Selama ini beberapa lembaga internasional hanya berfokus pada upaya menangani perubahan iklim, bukan pada energi terbarukan.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Logam Tanah Jarang China, Pemerintah Cina dilaporkan mempertimbangkan untuk melepaskan hak konsesi untuk mengeksplorasi dan menambang logam tanah jarang ( rare earth mineral). Ini bertujuan untuk meningkatkan produksi sekaligus dominasinya di industri ini. Seorang pejabat Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Cina, mengatakan bahwa Cina harus melepaskan hak eksplorasi logam tanah jarang untuk memperkuat eksplorasi tambang Bayan Obo di wilayah Mongolia Dalam, termasuk sumber daya tanah jarang sedang dan berat.

Cina merupakan produsen terbesar logam tanah jarang di dunia. Namun Cina masih memiliki kekurangan dalam green development dan produksi barang berteknologi tinggi dari logam tanah jarang.

Dia juga menyarankan agar industri menjaga harga mineral ini dalam kisaran yang wajar. Pemerintah Cina telah meningkatkan kuota penambangan logam tanah jarang tahun ini ke level tertingginya sebesar 168.000 ton. Untuk menjaga dominasinya di industri logam strategis global, Beijing juga dilaporkan berencana membentuk sebuah holding perusahaan milik negara China Rare Earth Group.

Kelompok gabungan ini dirancang untuk lebih memperkuat kekuatan Cina dalam menentukan harga dan menghindari pertikaian di antara perusahaan-perusahaan lokal, serta menggunakan pengaruh itu untuk melemahkan upaya Barat untuk mendominasi teknologi penting. Perkiraan dominasi Cina dalam industri tanah jarang bervariasi. Beberapa analis mengatakan China menambang lebih dari 70% tanah jarang di dunia unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan bertanggung jawab atas 90% dari proses kompleks untuk mengubahnya menjadi magnet.

Sebuah laporan Gedung Putih memperkirakan bahwa Cina mengendalikan 55% dari penambangan tanah jarang di dunia dan 85% dari proses pemurniannya. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Key prospek migas 2022. Dalam sebuah laporan yang disusun oleh Fitch Solution Risk & Industry Research diketahui bahwa perkiraan pasar minyak akan bergeser dari kekurangan pasokan menjadi kelebihan pasokan pada 2022.

Munculnya varian baru Omicron pada akhir 2021 diperkirakan tidak akan mempengaruhi tingkat produksi migas global ke depan. OPEC+ telah menyatakan akan melanjutkan peningkatan produksi bulanan sebesar 400 ribu barel per hari. Dalam beberapa bulan terakhir, OPEC terlihat mulai berjuang untuk memenuhi target peningkatan produksi terlebih karena Nigeria dan Angola mengalami kesulitan untuk meningkatkan produksinya. Potensi peningkatan pasokan minyak global semakin besar dengan adanya rencana AS yang akan melepas cadangan minyak strategisnya selama bulan bulan awal 2022.

AS diketahui akan mengadakan lelang regular barel dari Cadangan Minyak Strategis antara Januari dan April 2022. Produksi AS diperkirakan akan naik secara signifikat pada tahun 2022 yang berasal dari produksi minyak mentah, NGPL, dan lainnya hingga mencapai 1,45 juta barel per hari. Kondisi ini akan mendorong harga minyak yang lebih rendah karena dari sisi pertumbuhan permintaan diperkirakan masih melambat dengan dampak Omicron yang belum jelas.

Disebutkan pula jika investasi di sektor migas cenderung akan bergeser dari upaya hulu ke upaya rendah karbon seiring dengan semakin banyaknya perusahaan public yang meningkatkan komitmennya untuk mengurangi dampak iklim.

Di sisi hilir, Tiongkok diperkirakan akan menjadi salah satu negara dengan kapasitas kilang terbesar pada 2022. Pada laporan yang lain dari Wood Mackenzie disebutkan jika sektor hulu akan menghadapi puncak ketidakpastian. Di satu sisi arus kas perusahaan migas akan meningkat, diperkirakan pada kondisi harga minyak mentah US$80 per barel, arus kas akan mencapai US$1 triliun, namun di sisi lain risiko yang akan dihadapi sektor migas diperkirakan akan lebih besar dibandingkan keuntungannya.

Pembiayaan minyak dan gas akan semakin berkurang sehingga menambah tekanan bagi perusahaan migas tahun depan. Lembaga keuangan yang selama ini memberikan dukungan pembiayaan terhadap proyek-proyek hulu migas, susdah bergabung dengan Glasgow Financial Alliance untuk Net Zero. Adanya perkumpulan ini mengakibatkan biaya pinjaman meningkat dan persetujuan pembiayaan proyek untuk minyak menjadi sulit.

Meskipun demikian, industri migas masih dapat berpotensi mendapatkan pinjaman jika kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sisi hulu diselaraskan dengan penghentian batubara atau CCS.

Industri migas pada dasarnya menjadi salah satu pemegang kunci dari solusi yang dibutuhkan untuk memenuhi nol bersih. Untuk itu dibutuhkan adanya aliansi baru dan mengembangkan cara baru untuk bekerja sama di seluruh rantai nilai dan ekosistem. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pajak Karbon, Upaya untuk Mengendalikan dan Mengerem Emisi CO2, Ekonomi hijau menjadi salah satu instruksi Presiden Joko Widodo untuk mengurangi emisi gas karbon dioksida.

Untuk itu, Indonesia berupaya membuat terobosan baru untuk mengurangi emisi karbon dalam upaya menekan penyebab pemanasan global dan perubahan iklim. Wujud terobosan ini adalah pajak karbon yang akan diimplementasi mulai 1 April 2022 dan perdagangan karbon pada tahun 2025 mendatang. Awalnya, pajak karbon akan menyasar usaha yang bergerak di bidang PLTU batubara karena dinilai banyak menghasilkan emisi gas rumah kaca.

Pajak karbon dilaksanakan melalui mekanisme cap and tax juga cap and trade. Para pelaku usaha didorong melakukan aksi mitigasi perubahan iklim guna menekan pengurangan emisi di bawah batas atas emisi (cap).

Artinya pajak karbon baru dipungut jika emisi melampaui cap. Kedua skema ini diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2021 yang merupakan kerangka operasional Nilai Ekonomi Karbon. Sementara, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi dan Peraturan Perpajakan (HPP) pajak karbon akan ditetapkan secara bertahap dengan prioritas pada pemulihan ekonomi. Tahap awal 1 April 2022, pajak karbon ditetapkan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara dengan tarif Rp 30 per kilogram karbon dioksida ekuivalen (COe2) atau setara.

PLTU yang memakai batubara memang menghasilkan emisi gas karbon yang cukup tinggi. Mekanismenya, bagi PLTU akan ditetapkan batas atas emisi karbon atau cap. “Penetapan, baik tarif maupun sektor yang dikenakan, akan dievaluasi berkala memperhatikan banyak hal termasuk pemulihan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan dan dampak terhadap penurunan emisi.

Penyesuaian terhadap seluruh sektor dilakukan dengan melihat kesiapan masing-masing sektor dan tetap memperhatikan prinsip keadilan, keterjangkauan, serta langkah pemulihan ekonomi. Selanjutnya, penerimaan pajak karbon ini akan dipergunakan untuk mendukung sektor usaha ramah lingkungan. Alokasi lain adalah untuk mendukung masyarakat yang berpenghasilan rendah agar mampu melakukan adaptasi menghadapi perubahan iklim. Ini penting untuk memastikan Indonesia mencapai Nationality Determined Contribution (NDC) secara inklusif.

SElain itu, Pemerintah juga menciptakan mekanisme perdagangan karbon, dengan cara menghitung jumlah selisih emisi karbon oleh produsen dari batas cap yang diterapkan. Selisih di bawah cap bisa di jual di pasar karbon dan bisa dibeli oleh produsen karbon yang memproduksi karbon di atas batasan cap tersebut. Pelaksanaan perdagangan karbon ini diharapkan berjalan pada 2025. Agar rencana pengurangan emisi karbon ini berjalan mulus, Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter turut mendukung dengan memudahkan perbankan menyalurkan kredit usaha ramah lingkungan dengan memberikan perbedaan insentif makroprudensial yaitu kepada sektor hijau dan sektor non hijau.

Dengan adanya penerapan pajak karbon yang akan diimplementasikan mulai tanggal 1 April 2022 diharapkan pemerintah menyusun peta jalan pajak karbon dengan memperhatikan perkembangan pasar karbon, target pencapaian pengurangan karbon dalam negeri, kesiapan sektor dan kondisi perekonomian.

Agar bisa menjaga daya saing industri Indonesia, penciptaan lapangan kerja dan mengurangi efek gas rumah kaca mapun menjaga iklim bumi. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Limbah hilirisasi nikel. Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyoroti sejumlah isu yang luput dari perbincangan mengenai proyek penghiliran nikel menjadi baterai kendaraan listrik oleh pemerintah. Koordinator Nasional Jatam menggarisbawahi potensi kerusakan ekosistem mangrove di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sumber tambang nikel, yang notabene memiliki peran dalam menyerap emisi karbon.

Alih-alih sejalan dengan tujuan besar pengendalian dampak perubahan iklim, aktivitas penghiliran berpotensi kontraproduktif. Selanjutnya, terkait limbah dari smelter dengan teknologi hidrometalurgi atau high pressure acid leach (HPAL) yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2024 di bawah pengembangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.

Limbah HPAL harus dibuang ke dasar laut dengan teknik deep sea tailing placement (DSTP). Aktivitas ini ditengarai akan berdampak besar pada ekosistem dan keanekaragaman hayati laut. Selain itu, pemerintah juga dinilai belum memperhatikan potensi bencana terkait kawasan pertambangan nikel di Indonesia bagian timur yang dipeluk gunung-gunung berapi.

Hal lain yang juga menjadi sorotan Jatam yakni perlindungan bagi masyarakat adat di sekitar kawasan pertambangan dan penghiliran nikel. Sampai saat ini, pemerintah belum memiliki skema untuk memastikan keselamatan masyarakat adat di lokasi pembongkaran nikel. Sebelumnya, Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef mengatakan penghiliran nikel dengan teknologi HPAL diliputi kendala investasi yang mahal dan penanganan limbah yang rumit.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Kontraktor Global Butuh Pemanis. Perusahaan minyak dan gas bumi raksasa global menilai dibutuhkan solusi jangka panjang untuk meningkatkan minat investasi di Indonesia. Keekonomian kontraktor existing pun perlu mendapat perhatian.

Adapun, sejumlah faktor yang mendukung keputusan investasi migas di suatu negara mencakup insentif serta kemudahan bisnis yang ditawarkan. Kemudahan dalam menjalankan suatu proyek menjadi salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan minat investasi perusahaan global di suatu negara, selain hal tersebut, dibutuhkan sejumlah skema kerja sama atau kontrak yang baik antara negara dan investor, khususnya untuk di Indonesia.

Dalam industri migas, solusi yang diberikan jangan hanya untuk memecahkan masalah jangka pendek, tetapi harus secara jangka panjang karena sifat investasinya yang lama.

Selain itu, tidak hanya investasi masa mendatang yang perlu mendapatkan perhatian, tetapi juga investasi-investasi existing agar keekonomian yang didapatkan investor bisa sesuai rencana. Beberapa faktor untuk mengambil keputusan investasi secara global. Salah satunya adalah bagaimana sebuah negara memberikan kebijakan yang atraktif bagi para investornya. Di samping itu, kemudahan proses administrasi dan tidak adanya tumpang tindih kebijakan antara satu kementerian dengan kementerian yang lain dapat sangat memengaruhi minat para investor untuk mendatangkan modalnya ke Indonesia.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mempermudah proses pengajuan izin eksplorasi tambang dan izin operasi produksi menjadi satu paket.

Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi masa pengurusan izin terkait sektor tambang. Ketika [pengurusan] izin eksplorasi, mereka akan terima izin operasi produksi.

Nanti akan dibuat jadi satu izin. Jadi, akan bisa kurangi waktu untuk mendapatkan izin. Semula, pemerintah memisahkan pengurusan dua izin berbeda untuk eksplorasi dan operasi produksi.

Kini kementerian akan mempersingkat perizinan tersebut. Lebih lanjut, industri pertambangan disebut mengalami peningkatan di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan. Produksi batu bara tahun ini bahkan ditambah dari target semula sebanyak 550 juta menjadi 625 juta ton. Kendati demikian, investasi di sektor pertambangan masih belum sesuai harapan.

Berdasarkan catatan terakhir Kementerian ESDM, investasi yang masuk pada sektor mineral dan batu bara baru mencapai US$2,7 miliar pada kuartal III/2021 atau 62,7% dari target US$4,3 hingga akhir tahun.

Sementara itu, pemerintah terus mendorong penghiliran dari sektor minerba. Secara total, pemerintah membidik target pembangunan 54 smelter hingga 2024. Sebagian di antaranya sudah beroperasi.

Pemerintah juga akan mendorong investasi asing di bidang pemurnian di Indonesia. Kerja sama internasional terus dijalankan termasuk pada sektor pembiayaan. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pajak Karbon, dari Indonesia Untuk Dunia, Disahkannya ketentuan pajak karbon bermakna penting bagi masa depan pemulihan ekonomi Indonesia agar tidak hanya kuat, tetapi juga berkelanjutan.

Alih-alih sekadar mengejar potensi penerimaan negara, pajak karbon yang diatur melalui UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) ini bicara tentang keadilan antargenerasi. Skema ini juga harus dilihat dalam konteks tujuan mengendalikan pembahan iklim yang dampaknya secara nyata menjadi ancaman bagi dunia dan terutama Indonesia.

Dibandingkan negara lain, Indonesia salah satu negara paling terdampak perubahan iklim berdasar laporan Bank Dunia tahun 2019. Populasi yang paling rentan adalah yang tinggal di daerah rawan dan masyarakat miskin, dengan estimasi 2,5-7,0 persen dari PDB. Dengan melakukan segala aktivitas mitigasi dan adaptasi, kita sedang meminimalkan risiko perubahan iklim bagi perekonomian Indonesia.

Melalui Kerangka Kerja Fiskal Perubahan Iklim, Indonesia memperkuat strategi pembiayaan perubahan iklim, misalnya melalui penggunaan skema pendanaan publik (APBN/APBD) atau skema inovatif lainnya. Dari banyak praktik pendanaan inovatif, pasar karbon dan pajak karbon yang menganut filosofi polluterspay principle jamak dilakukan di banyak negara. Prinsip ini mencerminkan fungsi pajak karbon sebagai instrumen perilaku (changing behavior) agar masyarakat mengalihkan aktivitasnya ke arah yang lebih efisien, rendah karbon, dan ramah lingkungan.

Indonesia dalam Nationally Determined Contribution (NDC) menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen dari business as usual (BaU) dengan usaha sendiri (sekitar 834 juta ton CO2) pada 2030, dan 41 persen (setara 1.185 juta ton CO2) dengan dukungan internasional. Target ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mengenai pembangunan rendah karbon.

Indonesia juga memperbarui dokumen NDC pada 2021 bersamaan dengan penyampaian Long Term Strategjes for Low Carbon and Climate Resilicnce (LTS-LCRC) 2050. Bersama negara-negara lain.

Indonesia juga mengagendakan capaian net zero emission di 2060 atau lebih awal. Dalam upaya mencapai target ini, pemerintah telah mengesahkan regulasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK). Pada payung besar NEK inilah, pajak karbon sebagai bagian dari pungutan atas karlMim disandingkan dengan skema pasar karbon. Keduanya diharapkan mampu bersinergi dalam mendorong optimalisasi pencapaian seluruh target yang sudah ditetapkan.

Kerangka operasional NEK diatur dalam Perpres No 98/2021 mengenai NEK. Perpres NEK mengatur skema pasar karbon dan pajak karbon. Pasar karbon diharapkan mampu menjaga emisi di level tertentu melalui sistem perdagangan emisi antarpelaku.

Sementara pajak karbon sifatnya menguatkan pasar karbon. Penggunaan kebijakan ekonomi dalam pengendalian iklim merupakan wujud internalisasi emisi itu ke dalam sistem perekonomian agar kita dapat mengendalikan secara terukur dan efektif. Pemerintah perlu menginternalisasi emisi CO2 karena memiliki dampak eksternalitas negatif bagi iklim, perekonomian, dan kesehatan.

Mekanisme pasar karbon merupakan metode terbaik pemberian nilai terhadap proses internalisasi ini. Pembentukan harga melalui pasar karbon inilah yang kini tengah dibangun dan akan diterapkan. Harga unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan terbentuk akan jadi rujukan bagi penetapan tarif pajak karbon nantinya. Untuk tarif pajak karbon di tahap awal, pemerintah menetapkan Rp 30/kilogram CO2 atau setara 2,1 dollar AS/ton CO2.

Angka ini adalah nilai minimal yang nantinya akan terus dievaluasi dan disesuaikan secara berkala. Implementasi pajak karbon akan sangat terkait dengan sektor-sektor utama penyumbang target penurunan emisi. Dari target NDC, target mayoritas berasal dari sektor kehutanan dan sektor energi dan transportasi yang menyumbang 97 persen dari total target.

Sisanya adalah kontribusi dari sektor limbah, pertanian dan industri (3 persen). Komposisi ini menunjukkan skala prioritas upaya pengendalian iklim, termasuk melalui pajak karbon. Dilihat dari kinerja saat ini, pengendalian emisi di sektor kehutanan sudah menunjukkan perbaikan yang signifikan. Tahun 2030, sektor kehutanan menargetkan pencapaian emisi bersih nol (net sink). Artinya, sektor kehutanan menyerap karbon dengan jumlah yang sama dengan emisinya, dan setelah 2030, sektor ini akan mengalami “surplus” karbon.

Sementara itu, sektor energi dan transportasi masih belum menunjukkan perkembangan penurunan emisi secara signifikan. Oleh sebab itu, kebijakan pengendalian iklim ke depan diprioritaskan di sektor ini. Hal ini yang menyebabkan pajak karbon pada April 2022 akan diterapkan pada sektor PLTU batubara dengan tarif awal Rp 30/kilogram CO2 ekuivalen.

Selanjutnya pajak karbon disesuaikan dengan memperhatikan perkembangan pasar karbon, target NDC. kesiapan sektor dan kondisi perekonomian masyarakat. Penerimaan pajak karbon bisa dipakai untuk upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim lainnya.

Untuk mengendalikan emisi di sektor energi dan transportasi, pajak karbon tak berdiri sendiri, tetapi bersama dengan rencana jangka panjang pemerintah untuk melakukan percepatan pencapaian target NZE dengan memanfaatkan skema pembiayaan mekanisme transisi energi (ETM).

NZE ditargetkan dapat dicapai pada 2056. di mana PT PLN menargetkan PLTU batubara tak akan lagi beroperasi. Dengan memanfaatkan skema ETM, pemerintah dapat mengurangi PLTU batubara secara bertahap (phasing dowri). Misalnya, dengan memendekkan masa penggunaan selama 10 tahun dan menggantikannya dengan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Namun, PT PLN saat ini yang mengalami kelebihan pasokan mengharuskan pembangunan EBT memperhatikan pasokan dan kebutuhan/permintaan listrik.

Kelebihan pasokan ini dipengaruhi oleh turunnya permintaan, di saat banyak PLTU sudah memasuki masa operasi komersial. Untuk mengatasi kelebihan pasokan ini, pemerintah telah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN baru yang telali memperhitungkan kondisi pasokan dan permintaan listrik.

Namun, potensi kelebihan pasokan masih akan terjadi jika realisasi permintaan masih berada di bawah asumsi yang ditetapkan. Oleh karena itu, penambahan produksi listrik dari EBT perlu tetap mempertimbangkan realisasi pertumbuhan pasokan dan permintaan.

III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Harga Karun  Super Langka RI Terganjal Data, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pemanfaat “Harta Karun” super langka RI yakni Logam Tanah Jarang (LTJ) atau rare earth element di tanah air masih terkendala. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, menyampaikan, bahwa penggunaan atau utilisasi logam tanah jarang ini sudah banyak. Akan tetapi di Indonesia, pihaknya menyadari ada potensi yang besar namun masih terkendala data.

Kendalannya data masih terbatas. Mengacu data survei Badan Geologi Kementerian ESDM tahun 2009 – 2020, tercatat saat ini untuk LTJ sendiri terdapat di Tapanuli, Sumatera Utara sekitar 20.000 ton.

Lalu, di Bangka Belitung ada mineral monasit yang mengandung logam tanah jarang, dan monasit ini dijumpai bersama endapan timah dengan sumber daya sekitar 186.000 ton.

Kemudian, di Kalimantan, ada kajian di Kalimantan Barat potensi logam tanah jarang dalam bentuk laterit 219 ton dan Sulawesi 443 ton. KESDM melalui Direktorat Jenderal Batubara tetap membuka peluang investasi untuk menggarap eksplorasi logam tanah jarang ini. Khususnya disektor teknologi untuk memproses perolehan eksplorasi dan untuk mendukung investasi pertambangan di tanah air, dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba), pemerintah mengelola perizinan secara nasional terintegrasi.

Harapannya, dengan nasional terintegrasi itu bisa mempermudah proses birokrasi. Artinya, sektor swasta tidak perlu melalui dua langkah atau tahapan yaitu tahapan melalui pemerintah daerah dan pusat. I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Target penurunan emisi perusahaan migas global.

Di saat sejumlah perusahaan minyak dan gas besar Amerika Serikat dan Eropa berjanji untu mencapai net zero emission pada 2050, masih ada ketidaksetujuan dari apa yang dimaksud dengan net zero serta pandangan bagaimana untuk menuju kekondisi tersebut. Pembatasan kenaikan pemanasan global kurang dari 2 derajat celicius pada 2050 membutuhkan pengurangan emisi yang besar dari pelaku usaha di sektor migas.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan SP Global, emisi yang dihasilkan dari inudstri migas dapat mendorong kenaikan temperature global 5 derajat sampai dengan 2025. Perusahaan-perusahaan besar migas hulu dan hilir saat ini telah menset sejumlah target, namun sedikit diantaranya memiliki tujuan penurunan emisi yang jelas setelah 2025.

Ada perbedaan strategi yang digunakan oleh perusahaan migas di Eropa dan Amerika Serikat. Perusahaan migas Eropa cenderung mengurangi emisinya dengan cara mengalihkan pengoperasioan bahan bakar fosil dan membeli proyek proyek dan perusahaan energi terbarukan.

Sementara industri di Amerika Serikat akan mengoptimalkan teknologi dan pajak untuk menurunkan emisi. Berdasarkan ruang lingkupnya ada 3 emisi di sektor hulu migas yang dihasilkan, emisi langsung dari sumber yang dapat dikendalikan, emisi tidak langsung dari pembangkitan atau pembelian energi, dan emisi dari operasi hulu dan hilir, sepanjang rantai pasok perusahaan termasuk yang dihasilkan dari pelanggan.

II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan 3 Isu Strategis RUU EBT. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan (RUU EBT) diharapkan memberikan kepastian hukum dan menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi investor EBT.

Selain itu, RUU EBT juga diharapkan dapat menyelaraskan Peraturan Perundangan terkait, memperkuat kelembagaan dan tata kelola pengembangan EBT, serta dapat mengoptimalkan sumber daya EBT dalam mendukung pembangunan industri dan ekonomi nasional. Sebagai catatan, RUU EBT yang saat ini masih di Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akan segera ditindaklanjuti oleh pemerintah setelah diserahkan ke presiden.

Apabila DPR RI selaku inisiator telah menyampaikan RUU EBT kepada presiden RI, maka pemerintah akan menindaklanjuti berupa penyusunan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).

Beberapa isu strategis yang menjadi perhatian publik dan perlu dibahas dan diputuskan dalam penyusunan RUU EBT antara lain, pertama, ruang lingkup pengaturan dalam RUU EBT, mencakup energi baru dan energi terbarukan atau hanya energi terbarukan. Kedua, debottlenecking regulasi yang menghambat pengembangan EBT. Selain itu diperlukan pengaturan mekanisme penyaluran melalui skema Power Wheeling untuk lebih memberikan ruang bagi kerjasama penyediaan dan pemanfaatan EBT antar badan usaha.

Ketiga, pengaturan standar portofolio energi terbarukan dan perdagangan karbon dalam substansi RUU EBT sejalan dengan telah adanya ketentuan mengenai pajak karbon dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan dan ketentuan mengenai nilai ekonomi karbon dalam Perpres Nomor 98 Tahun 2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon.

III. Sektor Geologi, MineralBatubara dan Umum Kinerja ekspor Indonesia pada November 2021 diproyeksikan tumbuh sebesar 34,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang mencapai 53,4 persen yoy. Secara bulanan, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan turun -6,5 persen (month-to-month/mtm). Kepala Ekonom Bank Danamon mengatakan penurunan tersebut didorong oleh penurunan harga komoditas batu bara dan CPO pada November 2021.

Harga CPO turun sebesar 11 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Harga batu bara pun turun sebesar 37 persen secara bulanan. Terkoreksinya harga tersebut dipengaruhi oleh intervensi pemerintah China di pasar batu bara, serta munculnya varian omicron pada akhir November.

Namun demikian, tingkat harga [CPO dan batu bara masih lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.

Di sisi lain, diperkirakan kinerja impor meningkat 30,6 persen secara tahunan, juga lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 51,1 persen yoy. Perkembangan tersebut tercermin dari PMI manufaktur yang melanjutkan tren ekspansif di level 53,9, meskipun sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya. Di samping itu, inflasi inti meningkat menjadi 1,45 persen pada November 2021, dari 1,33 persen pada bulan sebelumnya.

Kondisi ini menunjukkan peningkatan permintaan domestik. Secara keseluruhan, diperkirakan surplus neraca dagang menyusut menjadi US$4,1 miliar pada November 2021, dari posisi US$5,7 miliar pada Oktober 2021.

Anggaran Belanja Modal PT BUMI Tahun 2022. Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menyiapkan anggaran belanja modal sekitar US$13,3 juta pada 2022 mendatang. Total belanja modal tersebut dibagi dua untuk Kaltim Prima Coal (KPC) US$9,8 juta atau sekitar US$140 miliar, sedangkan untuk Arutmin senilai US$3,5 juta atau Rp50 miliar. BUMI optimistis tahun depan masih bisa mencetak kinerja yang optimal melihat pada 2022 diprediksi harga batu bara global masih akan bergerak di kisaran US$140 – US$160.

Kondisi saat ini, permintaan dari China dan India masih sangat bagus dan Covid-19 yang sudah recover, harga LNG masih di atas US$30 ini juga mendorong pembangkit listrik kembali ke batu bara. Untuk tahun depan, BUMI menargetkan produksi batu bara melalui Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin direncanakan sekitar masing-masing 61 juta ton dan 29 Juta ton.

Berdasarkan laporan keuangan sampai dengan kuartal III/2021, BUMI mencatatkan peningkatan pendapatan 35 persen dari US$2,77 miliar pada 2020 menjadi US$3,75 miliar. Selanjutnya, beban pendapatan naik 14 persen dari US$2,46 miliar menjadi US$2,80 miliar. Laba kotor naik 3 kali lipat dari US$305,9 juta pada tiga kuartal 2020 menjadi US$946,7 juta pada tahun ini.

Kemudian, laba usaha naik 4 kali lipat dari US$156,9 juta sampai kuartal III/2020 ke US$756,8 juta periode yang sama tahun ini. Pada margin usaha juga meningkat taham dari 5,7 persen berbandng dengan 20 persen pada 2021. Laba sebelum pajak juga berbalik positif dari 2020 rugi US$38,4 juta menjadi untuk US$598,8 juta. Selanjutnya, total laba bersih juga berbalik positif dari rugi US$9,1 juta sampai kuartal III/2021 menjadi laba US$243,3 juta pada periode yang sama 2021.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Hengkangnya perusahaan migas global dan dihentikannya pembiayaan proyek energi fosil. Indonesia kembali menghadapi tantangan dalam usahanya mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari setelah sejumlah perusahaan minyak dan gas asing memutuskan tidak memperpanjang kontraknya di Indonesia. Baru-baru ini ConocoPhilips melepas asetnya di Blok Corridor, Sumatera Selatan.

ConocoPhillips diketahui menjual 54 persen saham participating interest di Blok Coridor dan 35 persen kepemilikan sahamnya di Transasia Pipeline Company. Dari penjualan tersebut, ConocoPhillips mendapatkan dana segar senilai US$1,35 miliar dari PT Medco Energi Internasional. Dana tersebut infonya akan digunakan oleh ConocoPhillips untuk menambah kepemilikan saham ConocoPhillips di Pacific LNG sebesar 10% dengan nilai transaksi US$1,64 miliar yang berlokasi di Australia.

Melalui aksi tersebut, ConocoPhillips akan menguasai kepemilikan saham hingga 47,5 persen setelah transaksi tersebut selesai pada awal tahun depan. Berkurangnya keikutsertaan perusahaan migas internasional dalam kegiatan usaha hulu migas di Indonesia sempat dikaitkan dengan kurang menariknya iklim investasi migas di Indonesia yang disebabkan karena rendahnya jaminan kepastian hukum, masih adanya isu sosial di masyarakat dan permasalahan lahan. Akan tetapi hal tersebut tidak terlepas dari komitmen perusahaan migas global dalam memperkuat komitmen berkelanjutan yang menjadi portfolio persahaan tersebut.

Berkurangnya partisipasi perusahaan migas multinasional dapat memberi dampak positif bagi perusahaan migas nasional. Peran Pertamina dipastikan akan lebih besar namun di sisi lain hal ini berpotensi memberikan risiko yang lebih besar bagi perusahaan migas nasional. Akan lebih baik jika perusahaan migas nasional dapat medistribusikan risiko yang akan dihadapi kepada pelaku lain. Atau meningkatkan peran Pemerintah dalam mengurangi risiko eksplorasi dan ketidakpastian bagi perusahaan migas nasional dengan cara menambah ketersediaan informasi data lapangan.

Peran dan dukungan pemerintah akan semakin diperlukan karena kecenderungannya sejumlah lembaga pembiayaan yang berasal dari negara maju, salah satunya Amerika Serikat, mulai diinstruksikan untuk menghentikan pembiayan proyek bahan bakar fosil dan memprioritaskan kolaborasi global untuk menerapkan teknologi energi bersih. Instruksi ini dikeluarkan langsung oleh Presiden Amerika Joe Biden melalui nota diplomatic.

Keterlibatan pemerintah Amerika Serikat ke depan harus unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan tujuan dalam mempromosikan energi bersih, memajukan teknologi inovatif, meningkatkan daya saing teknologi bersih AS. Namun kebijakan ini masih diberikan pengecualian jika menimbulkan masalah keamanan nasional, geostrategis, atau pengembangan akses energi tidak ada alternatif emisi karbon yang lebih rendah. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pemerintah Tebar Insentif Untuk Kendaraan Listrik, Pemerintah mempercepat masifnya penggunaan mobil listrik di Indonesia.

Untuk bisa dijangkau masyarakat dan mendorong percepatan pertumbuhan industri mobil listrik pemerintah menebar berbagai insentif. Pertama, insentif PPnBM yang sudah berlaku sejak Oktober kemarin. Kebijakan ini mendorong agar para masyarakat bisa menjangkau mobil listrik yang selama ini masih dibebankan pajak barang mewah. Dengan adanya kebijakan ini, maka beban harga jual bisa berkurang. Jadi makin bisa diakses oleh masyarakat. Kedua, insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance dan super deduction tax diperuntukan bagi industri yang mengembangkan kendaraan listrik.

Bebas bea masuk pun diperuntukan bagi industri pabrikasi kendaraan listrik ini. Ketiga, ada kebijakan dari pemerintah yang mendorong perbankan nasional untuk bisa memberikan kredit murah bagi masyarakat untuk bisa mengakses mobil listrik, saat ini ada kebijakan DP nol persen dan suku bunga yang rendah yang disediakan perbankan nasional.

Dengan kebijakan ini, perbankan nasional didorong untuk ikut juga a memasifkan kendaraan listrik. Insentif ini langsung bisa dirasakan masyarakat sehingga masyarakat bisa lebih mudah mengakses mobil listrik. Dari pemerintah kota ataupun daerah saat ini sudah banyak memberikan insentif yang bisa dirasakan masyarakat.

Seperti di Jakarta misalnya, saat ini mobil listrik ini bebas ganjil genap. Beberapa daerah juga memberikan diskon tol dan juga bebas bea parkir. Insentif yang langsung bisa dirasakan oleh masyarakat ini bisa langsung berdampak dan menggugah masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik. Disisi lain, PLN pun terus berupaya mempercepat pembentukkan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak.

Saat ini PLN telah menggandeng tiga produsen mobil listrik seperti Nissan, Hyundai dan Wuling. Pemerintah juga menargetkan selama periode 2024 hingga 2029 sebanyak 60% kendaraan listrik di dalam negeri merupakan produk lokal, dengan adanya rencana tersebut diharapkan akan berdampak positif dalam menggerakkan perekonomian nasional. Mulai dari baterai, spare part yang ada saat ini tinggal konversi ke kendaraan listrik. Selain itu, guna menarik investasi, pemerintah diharapkan dapat memberi insentif tambahan bagi pabrikan otomotif di Indonesia.

Pasalnya, hal tersebut dapat berdampak pada harga jual mobil listrik yang ekonomis dan terjangkau ke masyarakat. Selain dengan produsen kendaraan listrik, PLN juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan pabrikan stasiun pengisian ulang bahan bakar atau charging station. PLN telah membentuk aliansi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai lokasi pengisian daya bagi kendaraan listrik.

Saat ini, Kementerian ESDM menargetkan penggunaan 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik pada 2030. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan. Menteri Energi dan Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya mengatakan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang tinggi, ketergantungan terhadap bahan bakar minyak atau BBM pun terus meningkat.

Konsumsinya mencapai 1,2 juta barel per hari dan sebagian besar merupakan produk impor. Kementerian ESDM pun terus menyusun strategi besar penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai atau KBLBB.

Target pengurangan impornya setara 77 ribu barel minyak per hari (BOPD). Dengan penggunaan 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik, penghematan devisanya mencapai US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 25,4 triliun.

Penurunan emisi karbon dioksidanya mencapai 11,1 juta ton. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum Cadangan Timah diperkirakan 25 tahun lagi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat keberlanjutan industri timah nasional.

Saat ini cadangan timah hanya mencapai 2,23 juta ton logam timah (sumber: Badan Geologi, 2019), dengan tingkat produksi mencapai 0,085 juta ton logam per tahun. Sehingga diprediksi umur cadangan timah hanya sampai pada tahun 2046. Produksi timah memang penting untuk ketahanan perekonomian nasional. Saat ini Indonesia memang tidak sedang diburu-buru waktu untuk menghabiskan sumber daya alam termasuk timah, penting untuk memanfaatkan momentum yang baik. Dari catatan cadangan timah yang tersisa 2,23 juta ton itu, terdapat sebanyak 661 jumlah Izin Usaha Pertambangan (IUP) komoditas timah.

Rinciannya: 22 IUP tahap eksplorasi, 647 IUP tahap operasi produksi. Sementara untuk lokasinya 460 IUP ada di daratan dan 209 IUP ada di lautan. Untuk memanfaatkan jalannya pemanfaatan timah, Kementerian ESDM sudah berkoordinasi lintas kementerian. Diantaranya dengan Kementerian Perindustrian, yang mana mendorong pemanfaatan timah melalui hilirisasi. Kementerian Perindustrian mengatur agar timah yang diperdagangkan ini sudah melalui proses nilai tambah dan kegiatan ekspor sesuai yang mengacu dengan RKAB.

I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Dukungan infrastruktur dalam dekarbonisasi pembangkit Tiongkok. Tiongkok saat ini tengah berupaya untuk mendekarbonisasi sektor listriknya dan sedang berusaha untuk menentukan strategi dekarbonisasi yang tepat.

Ada yang berpandangan bahwa untuk menuju dekabronisasi rantai pasokan listrik peran dari bahan bakar fosil perlu dikalibrasi ulang, pandangan lain menyatakan jika peran energi terbarukan harus secara fundamental ditingkatkan dan mulai memperkenalkan mekanisme berbasis pasar untuk energi dan perdagangan karbon. Namun pada dasarnya, hampir seluruhnya memandang bahwa pelaksanaan transisi harus dapat memastikan jika pasokan listrik tetap stabil dan jangan sampai kecepatan menonaktifkan pembangkit listrik batubara di Tiongkok mengakibatkan terjadinya kekhawatiran terhadap ketersediaan energi.

Masalah harga juga menjadi perhatian dalam pelaksanaan dekarbonisasi. Baru baru ini harga listrik yang berasal dari energi terbarukan di pasar listrik Provinsi Shanxi mengalami harga yang fluktuatif. Ketika pasokan tenaga angin rendah, harga listrik mencapai US$85,9/MWH dan turun menjadi US$25,02/MWh ketika tenaga angin pulih kembali.

Hal ini menandakan bahwa harga energi terbarukan juga dapat mengalami fluktuasi seperti halnya komoditas energi fosil yang disebabkan karena intermittency sumber energi tersebut. Dalam sistem tenaga listrik yang didominasi energi terbarukan, diusulkan adanya dua pasar, pertama adalah pasar untuk listrik ramah lingkungan yang menentukan harga pada waktu yang berbeda berdasarkan fundamental penawaran dan permintaan.

Kemudian pasar kedua, ketika pasar untuk listrik dari penyimpanan baterai skala utilitas, bahan bakar fosil, dan sumber lain ketika sumber listrik ramah lingkungan tidak mencukupi. Sinyal harga yang muncul dari pasar kedua diharapkan dapat mendorong penyedia listrik agar secara proaktif untuk meningkatkan investasinya dalam teknologi penyimpanan.

Tiongkok saat ini sudah memperkenalkan perdaangan listrik yang diatur secara dominan dan merupakan program percontohan untuk perdagangan listrik hijau antara konsumen dan perusahaan pembangkit yang dikelola bersama oleh dua jaringan listrik milik negara. Sistem ini belum berkembang menjadi mekanisme pasar yang sepenuhnya efektif dan kuat yang dapat mendukung energi terbarukan. Tantangannya adalah kurang besarnya ukuran dan sistem untuk mentransfer dan menjual listrik dari provinsi terpencil yang kaya energi terbarukan ke pusat konsumsi energi.

Pemerintah perlu memfasilitasi transmisi listrik antar-daerah, sementara itu mekanisme pasar perlu dibangun dengan baik untuk mendukung perdagangan listrik antar-daerah. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Co-firing PLTU Percepat Transisi Energi Tanpa Bebani APBN, Penerapan program pencampuran biomassa dengan batu bara (Co-firing) pada pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU), yang dilakukan PT PLN (Persero) dinilai sudah tepat untuk mendukung transisi energi dari fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT) tanpa memberatkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan Widya Yudha, mengatakan jika transisi energi fosil ke EBT tanpa mengandalkan APBN bukan hal yang mudah, kondisi menjadi tambah berat dengan berlebihnya pasokan listrik saat ini. Situasi dilematis sektor kelistrikan ini harus disiasati. Pasalnya pemerintah ingin menggenjot pemanfaatan EBT tanpa membebani APBN, namun saat ini harga listrik dari pembangkit berbasis EBT sebagian besar belum kompetitif dibanding batu bara.

Pembangkit listrik yang harganya saat ini mampu bersaing dengan PLTU hanyalah PLTS, namun kapasitas pembangkit yang memanfaatkan energi sinar matahari tersebut kecil dibandingkan kemampuan PLTU.

Co-firing merupakan salah satu siasat yang tepat untuk meningkatkan porsi EBT dan mengurangi emisi karbon, sehingga target net zero emmision pada 2060 dapat tercapai.Karena dengan adanya Co-firing itu berarti PLTU eksisting disuntik biomassa.

Itu bisa kurangi emisi karbon sehingga cita-cita kita di 2060 tetap jalan. Indonesia sebagai negara berkembang belum mencapai puncak emisi, berdasarkan perhitungan DEN dengan prediksi pertumbuhan ekonomi 6 persen Indonesia baru keluar dari golongan negara dengan unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan sedang ke tinggi pada 2043, saat itu baru emisi Indonesia berada di titik puncak.

Sektor yang menjadi penyumbang besar pun bukan energi tetapi manufaktur dan jasa. Maka unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan harus gunakan beberapa cara agar sektor ini juga berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Sekadar diinformasikan, PLN telah memiliki sejumlah insiatif untuk mengejar target porsi EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi pada 2025 tanpa membebani APBN di tengah kelebihan pasokan listrik, yaitu mempercepat pengoperasian pembangkit berbasis EBT yang masuk dalam program kelistrikan 35 ribu Mega Watt (MW).

Seperti PLTP ada 1,4 GW kemudian hidro ada 4,9 GW itu kami percepat prosesnya. Sehingga kita harapkan di 2025 itu bisa beroperasi. Inisiatif berikutnya adalah menerapkan penggantian batu bara sebagai bahan bakar pada PLTU dengan biomassa (co-firing), sehingga biomassa menempati 3 sampai 6 persen dalam porsi EBT pada 2025.

Inisiatif ketiga adalah menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang tidak tersambung dengan sistem kelistrikan skala besar di wilayah terpencil dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLN juga akan menggunakan PLTS dengan total kapasitas 3 sampai 4 GW dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dengan total kapasitas 600 MW. Dengan inisiatif tersebut, PLN dapat berhemat dari sisi pengeluaran belanja modal (Capex) untuk mengejar target porsi EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi pada 2025.

Dengan memanfaatkan aset yang ada, kami berharap Capex tidak tinggi dan Opex bisa dioptimalkan. III. Sektor Geologi, Mineral, Batu Bara dan Umum Perkiraan permintaan batu bara. Indonesia telah menyatakan komitmennya melakukan transisi energi. Pemerintah juga membidik capaian netral karbon atau net zero emission pada 2060.

Meski begitu, eksplorasi pertambangan diyakini akan semakin masif pada tahun depan. Perusahaan pertambangan batu bara diperkirakan terus menggenjot eksplorasi komoditas tersebut di tengah upaya transisi energi yang mulai menggeliat di dalam negeri. Langkah tersebut diyakini berlanjut dalam beberapa tahun ke depan hingga penggunaan energi baru terbarukan (EBT) menemukan titik keekonomian yang kokoh untuk dikembangkan secara masif.

Terlebih, batu bara mencatatkan masa terbaik sepanjang sejarah selama 2021. Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) memproyeksikan bahwa eksplorasi batu bara akan terus dilakukan pada 2022 meski di tengah upaya pemerintah melakukan transisi energi.

Berkaca dari peningkatan penggunaan pembangkit batu bara seperti di Jepang, Inggris, dan Korea Selatan. Beberapa negara juga diketahui juga mulai gencar menggantikan pembangkit listrik tenaga nuklir kepada batu bara. Kebijakan ini ditempuh seiring dengan dampak limbah nuklir yang berbahaya meski tidak terlihat. Direktur Eksekutif Asosiasi PerIndonesia (APBI) mengatakan optimalisasi cadangan batu bara yang ada terus dilakukan perusahaan lambang.

Langkah tersebut sekaligus memanfaatkan kenaikan harga komoditas itu di pasar global. Perusahaan batu bara saat ini terus memaksimalkan potensi yang ada. Karena harga tidak selamanya naik, tidak selamanya bagus terus. Pihaknya optimistis bahwa permintaan terhadap batu bara akan terus meningkat di tahun mendatang termasuk dari kawasan Asia Pasifik.

Sekitar 98% dari total ekspor batu bara Indonesia disalurkan ke kawasan tersebut dengan dua pasar utamanya adalah China dan India yang mencakup sekitar 63 %. Seiring dengan potensi perkembangan industri mulai tahun depan yang diprediksi meningkatkan kebutuhan listrik dan batu bara sebagai salah satu bahan bakarnya. Laman khusus iklim berbasis di Inggris, Carbon Brief, dalam laporannya pada 2020 mencatat kapasitas pembangkit listrik menggunakan bahan bakar batu bara telah mencapai 2.045 gigawatt (GW) sejak 2000 hingga 2020.

Negara paling gencar menggunakan energi ini adalah China dan India.Laporan itu juga menyebutkan bahwa 200 GW pembangkit balu bara tengah dibangun dan 300 GW dalam perencanaan. Saat ini, jenis energi fosil tersebut menghasilkan hampir 40% dari kebutuhan listrik dunia. Sedikitnya 80 negara menggunakan komoditas ini sebagai bahan baku penyediaan energi listrik. Angka ini naik dari 66 negara pada 2020.

Asosiasi Pemasok Batubara dan Energi Indonesia (Aspebindo) memproyeksikan permintaan komoditas itu juga akan tetap berkilau pada tahun depan. Tahun depan akan terjadi perubahan signifikan pada aktivitas di kawasan industri tetapi hal itu tidak sampai mengganggu permintaan batu bara.

unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan

Pasalnya, batu bara masih menjadi salah satu sumber bahan bakar utama di tengah langkah pemerintah menggalakkan transisi energi. Komoditas ini juga menyumbang pendapatan terbesar bagi negara dari sektor energi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat realisasi penerimaan negara dari sektor mineral dan batu bara mencapai Rp70,05 triliun.

Angka ini naik hingga 179,14% dari rencana Rp39,10 triliun (sumber: MODIstatus: 13 Desember 2021) I. Sektor Minyak dan Gas Bumi Kunci dekarbonisasi sektor migas. Program pengurangan emisi di sektor migas. Beberapa langkah strategi pengurangan emisi gas rumah kaca sedang disusun untuk menekan emisi karbon di sektor migas. Di sisi hulu migas, penghijauan menjadi salah satu program andalan yang akan dilakukan.

Berdasarkan data SKK Migas, program penghijauan yang wajib dilakukan KKKS dan sudah disepakati bersama dalam Work Plan and Budget (WPN&B) tahun ini mencapai 6,9 juta pohon dengan total lahan seluas 14.100 hektar. Program ini diproyeksikan dapat menyerap CO2 sebesar 87.100 ton per tahun.

Program lainnya yang akan dikembangkan adalah Carbon Capture Utilization, Storage (CCUS) dikombinasikan dengan EOR. Program ini akan mulai dilakukan di Papua melaluli pembangunan Vorwata Enhanced Gas Recovery (EGR) CCUS.

Melalui proyek ini jumlah CO2 yang akan diinjeksikan mencapai 25 juta ton pada 2035 dan 33 juta ton pada 2045. Sektor migas juga akan memiliki peran yang sangat penting terhadap penurunan emisi gas rumah kaca untuk pemanfaatan gas bumi di pembangkit listrik sebesar 1.100 BBTUD atau setara 5.600 MW. Pada 2022, ada sekitar 52 pembangkit berbahan bakar minyak yang akan dikonversi dengan gas alam cair (LNG). Penggunaan gas juga akan ditingkatkan di rumah tangga untuk mencapai target 1 juta sambungan di tahun 2022.

Proyek ini akan dikerjasamakan dengan PT KAI untuk memanfaatkan stasiun kereta api sebagai tempat regasifikasi LNG untuk selanjutnya gasnya disalurkan ke rumah tangga pipa. Banyak perusahaan migas sedang mencari cara untuk mengurangi jejak karbonnya dengan beberapa strategi seperti pengurangan flaring, beralih ke model produksi yang lebih rendah karbon, menciptakan bahan bakar yang lebih rendah karbon, investasi pada kegiatan carbon offset, menambah teknologi penangkap karbon.

Pada akhir September, Oil and Gas Climate Initiative – merupakan grup dari 12 perusahaan migas terbesar di dunia – mengupdate target penurunan intensitas emisi karbon dari operasi hulu migas menjadi 17 kg CO2 eq per barel dari sebelumnya 20 kg CO2eq per barrel.

Salah satu negara yang saat ini memiliki intensitas karbon yang rendah adalah Libya. Pengurangan flare gas dan energi matahari mejadi kunci bagi Libya dalam melakukan dekarbonisasi.

Saat ini intensitas karbon yang terdapat di Libya mencapai 10 kg CO2eq per barel. Nilai intensitas karbon operasi minyak di Libya dapat lebih diturunkan dengan lebih banyak kerjasama antar perusahaan minyak internasional. Rendahnya intensitas karbon yang dimiliki Libya memberikan nilai tambah bagi Libya untuk menjadi tujuan investasi yang lebih menarik bagi perusahaan minyak besar. II. Sektor EBTKE dan Ketenagalistrikan Pengunaan energi baru terbarukan (EBT) diyakini akan menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia.

Anggota Komisi VII DPR berpendapat penggunaan EBT, khususnya diimbangi dengan sistem low carbon development, maka akan mengurangi emisi karbon dengan potensi mengurangi emisi sebesar 43 persen pada 2030. Kita juga bisa menghasilkan 23 juta pekerjaan lebih hijau dan lebih baik. Penggunaan EBT juga bisa menyelamatkan sebanyak 40.000 jiwa per tahun, karena bisa mengurangi polusi udara dan air.

Polusi pengaruhi kualitas SDM di Indonesia, bisa menghambat produktivitas negara dan akan sulit capai Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, ditegaskan bahwa Rancangan Undang-Undang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di DPR harus didorong dan direalisasikan.

Karena dengan adanya UU EBTKE ini, maka kepastian hukum ada, investasi tumbuh. Tidak mungkin PLN, Pertamina jalan sendiri tanpa investasi karena biaya yang dibutuhkan sangat besar.

Dengan adanya UU EBTKE, maka investasi, nilai beli, bisa terangkum di sana. 3 Infrastruktur listrik di Jakarta Barat. PT PLN (Persero) mengoperasikan tiga infrastruktur kelistrikan di wilayah DKI Jakarta dengan nilai Rp324,4 miliar. Ketiga proyek ini akan menyokong ketersediaan listrik bagi pelanggan bisnis dan rumah tangga khususnya di Jakarta Barat.

Tiga infrastruktur tersebut adalah Extension 2 Line Bay Gas Insulated Substation (GIS) 150 kV Grogol, Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV Grogol-Tomang, dan GIS 150 kV Tomang. Dengan resminya pemberian tegangan terhadap tiga infrastruktur ini, sistem kelistrikan di Ibukota terutama kawasan Jakarta Barat akan semakin andal. Adapun tujuan pembangunan Ext. 2 LB GIS 150 kV Grogol dan GIS 150 kV Tomang adalah untuk pembagian beban ( load sharing) dengan GI 150 kV Kebon Jeruk dan GIS 150 kV Grogol sehingga pemadaman listrik dapat diminimalisir.Pembangunan GIS 150 kV Tomang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi baru untuk mengoptimalisasi pemanfaatan lahan di area yang terbatas.

GIS ini merupakan GI Radial yang menjadikan GIS 150 kV Grogol sebagai suplai satu-satunya, dan dihubungkan melalui SKTT 150 kV Grogol-Tomang sepanjang 4,089 kilometer. Pembangunan ketiga proyek ini telah memenuhi aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 93,15 persen untuk Ext 2 LB GIS 150 kV Grogol. Sementara aspek TKDN untuk GIS 150 kV Tomang mencapai 64,82 persen, dan 87,11 persen untuk SKTT 150 kV Grogol-Tomang.

Hal ini merupakan komitmen kami untuk turut menggerakkan industri dalam negeri. III. Sektor Geologi, Mineral, Batubara dan Umum 11 poin usulan APNI untuk pemerintah. Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengusulkan pemerintah untuk membuat aturan baru atau melakukan revisi tentang tata niaga nikel.

Dalam alur penjualan hasil tambang, para penambang umumnya tidak langsung menjual ke pabrik atau smelter. Mereka harus melalui beberapa trader, baik trader tengah maupun trader ujung (trader di bawah afiliasi smelter). Trader tengah kebanyakan mengcover terlebih dahulu pembelian bijih nikel secara free on board (FOB) dengan pembayaran 80%.

 Tetapi, umumnya harganya ditekan oleh mereka. Sisa pembayaran 20% menunggu hasil analisa akhir pihak pembeli unsur bahan pangan setengah jadi memiliki nilai ekonomi tinggi dikarenakan pihak smelter. Sekjen APNI, menjelaskan bahwa dalam dunia perdagangan bijih nikel, tidak pernah menggunakan metode FOB, tetapi dengan CIF ( cost, insurance, and freight). Para penambang, sesuai ketentuan Permen ESDM No. 11 Tahun 2020 berkewajiban membayar PNBP, royalty, dan PPh. Misalnya, jika transaksi penjualan berdasarkan FOB, setelah ditentukan harga pembelian kemudian penambang membayar PNBP, royalty, dan PPh untuk diserahkan ke negara.

Sementara metode trading berbasis CIF, untuk mengetahui harga HPM jika melalui beberapa trader ada istilah HPM minus antara 0-US$ 3. Contohnya untuk nikel kadar 1,8% dengan kadar air 35% harganya US$ 44. Jika melalui trader, maka HPM-nya akan dikurangi antara US$ 1- US$ 3. Misalnya dipotong US$ 3, harga HPM yang diterima penambang adalah US$ 41 per ton bijih nikel.

Jika penambang melakukan kontrak trading dengan smelter, umumnya berbasis CIF. Pihak smelter hanya memberikan subsidi 0-US$ 3 per ton. Sementara biaya untuk tongkang antara 4, 8, 10, sampai US$ 12 per ton bijih nikel. Jika harga tongkang yang harus kami bayarkan, US$ 6, jika smelter hanya membayar harga CIF, rumusnya HPM ditambah US$ 3 (angka maksimun), maka kami harus menanggung subsidi lagi sebesar US$ 3 dikurang harga HPM Metode trading dengan CIF kendala yang dihadapi para penambang, pertama, mereka harus menanggung subsidi biaya pengiriman atau biaya tongkang.

Kedua, terjadi perbedaan hasil analisa, baik di pelabuhan muat maupun di pelabuhan smelter. Faktanya, sekitar 90% selalu terjadi perbedaan analisa. Contohnya, hasil dari pelabuhan muat kadar nikelnya 1,8 %, maka mau tidak mau berdasarkan analisa itulah yang harus kami bayarkan ke negara berdasarkan HPM, yaitu untuk membayar royalty maupun pph 1,5%. Di sisi lain, invoice yang disampaikan kepada pihak pembeli (smelter), jika analisa terjadi penurunan kadar, misalnya hasil kadarnya 1,29%, maka invoice yang disampaikan penjual adalah di kadar 1,29%, bukan di kadar 1,8%.

Artinya, terjadi finalty penurunan nilai atau angka penjualan kami yang cukup sigfinikan. Hingga tahun 2021 ada 11 perusahaan surveyor yang sudah mendapat izin jasa survey dari Kementerian Perdagangan. Jadi, penambang yang ingin menjual komoditas nikel dapat memilih di antara 11 surveyor untuk melakukan jasa analisa di pelabuhan muat. Tetapi, di pelabuhan bongkar atau di pelabuhan smelter, mayoritas dilakukan oleh salah satu jasa surveyor.

Dari hasil analisa perusahaan jasa surveyor ini kadang terjadi perbedaan kadar bijih nikel maupun stuktur mineral yang lain. Kondisi ini membuat para penambang menanggung kerugian. Sebagai informasi, sampai Oktober 2021 sudah terjadi sekitar 5.542 kontrak trading. Kontrak tersebut tersebar di beberapa surveyor. Bisa dibayangkan jika kontrak itu ditampung s