Sejarah maulid nabi muhammad saw

sejarah maulid nabi muhammad saw

the Monkey Times – Maulid Nabi adalah hari yang dirayakan oleh seluruh umat muslim di dunia. Di Indonesia terdapat tradisi yang dilakukan untuk menyambut Maulid Nabi, semisalnya adalah Barzanji, pengajian hingga pembacaan shalawat dengan kelompok Qasidah atau Hadroh. Sebagai umat Islam, maka penting sekali mengetahui sejarah Maulid Nabi beserta dengan artinya.

Mari simak penjelasannya di bawah ini, ya. Arti Maulid Nabi serta Maknanya Arti Maulid Nabi adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kata maulid yang disebutkan mempunyai arti lahir. Sehingga setiap tanggal 12 Rabiul Awal yang merupakan hari kelahiran Rasulullah, umat muslim pasti akan merayakan Maulid Nabi dengan mengucapkan shalawat.

Adapun makna dari perayaan Maulid Nabi untuk umat muslim, di mana hal ini tidak lepas dari rasa cinta kepada Rasulullah SAW. Terlebih, hari kelahiran Rasulullah SAW adalah berkah bagi seluruh dunia.

Maka, di hari tersebut sudah selayaknya diadakan peringatan. Selain itu Maulid Nabi juga diharapkan bisa menjadi pengingat untuk umat muslim akan perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam hingga seperti sekarang.

Tidak hanya itu saja, dengan memperingati Maulid Nabi, umat muslim juga diajak untuk terus mengumandangkan shalawat yang juga masuk di dalam Firman Allah SWT. Sejarah Maulid Nabi Dari arti serta maknanya, kamu pasti penasaran sejak kapan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW sejarah maulid nabi muhammad saw dilakukan.

Menurut buku dari penulis AM Waskito, peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW sudah ada ribuan tahun lalu. Bahkan ketika masa pemerintahan khalifah Umar Bin Khattab di tahun 639 M atau 22/23 Hijriyah. Pada saat itu, Sang Khalifah ingin menetapkan Hijriyah menjadi penggalan resmi di pemerintahan Islam. Dalam bukunya yang berjudul Pro dan Kontra Maulid Nabi, AM Waskito menyatakan ada tiga teori tentang sejarah perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW ini.

Berikut ini adalah teorinya: Dinasti Ubaid Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan pertama ketika zaman dari Dinasti Ubaid yang berkuasa sekitar 363 hingga 567 M atau pada abad ke 4 sampai ke 6 Hijriyah di Mesir.

Pada masa itu perayaan dilakukan oleh umat muslim beraliran dari Syiah Ismailiyah. Peringatan ini dilakukan pada masa Abu Tamim yang bergelar Al-Mu’izz Li Dinillah. Waktu itu tidak hanya perayaan Maulid Nabi saja, tapi juga perayaan Asyura. Pada zaman ini, perayaan Maulid Nabi juga tidak seperti sekarang, hanya ada satu jenis perayaan saja.

Kalangan Ahlus Sunnah Teori yang kedua adalah Maulid Nabi ini pertama kali berasal dari Ahlus Sunnah. Pada masa kepemimpinan Sultan Abu Said Muzaffar Kaukabari bin Zainuddin bin Baktari lah diperkirakan perayaan Maulid Nabi dimulai.

Sultan Muzhaffar dikenal sebagai pemimpin yang dermawan. Ia adalah orang yang membangun masjid di lereng Gunung Qasiyun dan diberi nama Al-Jami Al-Muzhaffar. Ada cerita yang mengatakan bahwa Sultan Muzhaffar pada saat Maulid Nabi mengundang para tamu seperti ahli tasawuf serta rakyatnya. Seluruh orang yang datang pun dijamu olehnya dengan berbagai hidangan makanan lezat, memberikan sejumlah hadiah serta bersedekah untuk para fakir miskin.

Dinasti Ayyub Teori terakhir dari perayaan Maulid Nabi adalah ketika Sultan Shalalahudin Al-Ayubbi berkuasa di tahun 567 hingg 622 Hijriyah. Sultan Shalalahudin merupakan penguasa di zaman Dinasti Ayyub. Saat itu, kekuasannya dimulai di Mesir dan di bawah otoritas dari zaman Dinasti Zanki serta Daulah Abbasiyah. Ketika Sultan Shalalahudin berkuasa, pengaruh dari Syiah Rafidhah sangatlah kuat. Pengaruh ini datang dari Dinasti Ubaidiyah. Diketahui bahwa masa kekuasaan dinasti tersebut berjalan di Mesir sekitar 280 tahun lamanya.

Maka, tidak heran bila tradisi dari Syiah ini masih melekat dengan erat di kehidupan masyarakat Mesir. Dinasti Ubaidiyah dikenal membangun kekuasaan secara kultural. Terbukti dengan berdirinya Al-Azhar yang merupakan pusat kaderisasi yang diisi oleh para dai dengan aliran Syiah Rafidhah.

Kala itu, para dai ini disebarkan ke seluruh wilayah di Mesir. Bahkan, dai dari Al-Azhar ini selalu berusaha untuk membangun simpati dengan mengadakan berbagai macam perayaan yang berhubungan dengan Islam, salah satunya Maulid Nabi.

Maka, pada saat Sultan Shalahuddin berkuasa, ia tidak menghapus seluruh budaya Syiah yang sudah ada ratusan tahun. Ia sangat menyadari bahwa peradaban dari bangsa Syiah sudah mengakar dalam kehidupan rakyatnya, sehingga sudah pasti akan sulit untuk menghilangkan seluruhnya.

Sultan Shalahuddin pun melakukan banyak perubahan dengan perlahan. Pertama-tama adalah mengubah kurikulum Syiah yang diajarkan, dimulai dari pengubahan simbol, ulama serta buka Syiah dengan menggunakan versi dari Ahlus Sunnah. Pada saat itu, Sultan Salahudin mengadakan acara Maulid Nabi secara massal. Hal ini sempat menimbulkan banyak protes dari para ulama yang menganggap bahwa kegiatan ini menyalahi aturan yang ada di agama Islam atau Bid’ah. Alasannya yang diberikan oleh ulama adalah pada masa Nabi Muhammad SAW tidak ada perayaan seperti ini.

Waktu itu, Sultan Shalalahudin menjawab bahwa Maulid Nabi bukanlah ritual, tapi sebagai acara yang memperluas syiar Islam. Pertama kali perayaan Maulid Nabi diadakan oleh Sultan Salahuddin adalah tahun 580 H atau pada 1184 M. Kala itu ia mengadakan berbagai sayembara untuk menuliskan riwayat Nabi Muhammad SAW dan disertai dengan puji-pujian. Sejarah maulid nabi muhammad saw pun harus seindah mungkin.

Para ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi ini. Pemenang dari kompetisi tersebut adalah Syekh Ja’far Al-Barzanji yang hingga sekarang karyanya masih menjadi bacaan wajib di saat acara Maulid Nabi. Demikianlah sejarah Maulid Nabi yang ternyata sudah terjadi semenjak ribuan tahun lalu. Walaupun masih ada pro dan kontra akan acara perayaan ini, tapi setidaknya yang dijalankan adalah memiliki tujuan baik salah satunya adalah dengan berbagi sedekah ke fakir miskin. Artikel Terkait: • Masa Jahiliyah dan Wahyu Pertama yang Diterima Nabi Muhammad • Kisah Nabi Muhammad SAW : Mutiara Budi Yang Terpancar di… • Hikmah Peristiwa Isra Mikraj • Sejarah Perang Uhud sejarah maulid nabi muhammad saw Desember 624 • Ruang Cinta Nabi Muhammad Saw dan Siti Khadijah • Tahun Gajah dan Kisah Raja Abrahah Mencoba Menghancurkan… Trending: • Jadwal dan Rute baru Bus Double Decker Rosalia Indah • Daftar dan Jadwal Bus dari Cileungsi ke Jakarta dan… • 5 Jenis Pelatihan Prakerja Terlaris dan Paling Mudah… • Siapa Sangka, Masker Kopi Kapal Api Bisa untuk… • Manfaat Masker Kopi dan Gula, Mulai dari Mengecilkan… • Biografi Susi Susanti, Sang Legenda Bulu Tangkis Indonesia • Jadwal Bus Efisiensi Cilacap Jogja dan Harga Tiket • Warta • DigiDay • Hai Indonesia • Internasional • Olahraga • Otomotif • Bolaku • Kabar Liga Champions • Kabar Liga Eropa • Piala dunia 2022 • Sepakbola Inggris • Sepakbola Italia • Sepakbola Jerman • Sepakbola Prancis • Sepakbola Spanyol • Data dalam Visual • Ekonomi • Kesehatan • Politik dan Keamanan • Sosial Budaya • Wisata • Seni dan Hiburan • Film • Literasia • Musik Cari Bulan Rabiulawal/bulan Maulid merupakan salah satu bulan istimewa dalam penanggalan kalender Hijriyah.

Seluruh umat muslim di dunia merayakan dan memeriahkan bulan Maulid karena bulan tersebut merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beberapa daerah di Indonesia bahkan memiliki tradisi sendiri dalam merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, seperti Yogyakarta yang terkenal dengan Grebek Maulid-nya dan Surakarta yang terkenal dengan tradisi Sekaten-nya. Namun, sudahkah kamu tahu makna dan sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW secara lengkap?

Yuk tambah pengetahuanmu sejarah maulid nabi muhammad saw Maulid Nabi Muhammad SAW melalui artikel ini! Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki sejarah yang sangat mengesankan. Mengutip dari laman NU Online, perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW di bangsa Arab, menurut catatan Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid Nabi (2015), perayaan Maulid Nabi sudah dilaksanakan oleh umat Muslim sejak tahun kedua hijriyah.

Kala itu, seorang yang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk untuk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW di masjid Nabawi. Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid Nabi di rumah-rumah mereka.

Makna Maulid Nabi Muhammad SAW Merayakan dan memperingati Maulid Nabi membawa makna tersendiri. Beberapa makna yang bisa dipetik dan diambil dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut; Hal pertama yang bisa diambil maknanya dari peringatan Maulid Nabi ini adalah bertambahnya nilai spiritual (memperingati Maulid Nabi dapat menambah nilai spiritualmu. Kamu bisa menambah pahala dengan terus bersholawat dan banyak mengingat nabi Muhammad SAW). Selanjutnya adalah menambah nilai sosial, nilai ini bisa didapat dengan cara memberikan makanan atau jamuan untuk para tamu yang menghadiri majlis maulid.

Berbagi kepada sesama sangat dianjurkan karena dapat mempererat persaudaraan dan rasa peduli kepada sesama. Selain menambah nilai spiritual dan nilai moral, memperingati Maulid Nabi juga dapat memberi makna dari segi moral. Kamu dapat memetik hikmah dengan mengenal akhlak mulia Nabi Muhammad SAW yang bisa ditiru dan dijadikan suri tauladan. Cara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Bulan kelahiran Nabi adalah bulan yang istimewa, sebagai umatnya, wajib kiranya merayakan dan menyambut bulan Maulid atau bulan Rabiulawal dengan suka cita dan gegap gempita.

Ada beberapa cara atau kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk merayakan dan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, di antaranya adalah; Membaca Al Quran Al-Quran sejarah maulid nabi muhammad saw kitab suci umat Muslim yang di dalamnya berisi ayat-ayat Allah yang mulia. Di bulan Rabiulawal ini, kamu bisa memperingati hari kelahiran Nabi dengan memperbanyak bacaan ayat-ayat Al-Quran.

Mengucapkan Berbagai Pujian kepada Nabi Muhammad SAW Mengucapkan berbagai pujian kepada Nabi Muhammad SAW bisa terus digaungkan melalui sholawat. Biasanya beberapa daerah di Indonesia juga kerap membaca Kitab Al-Barzanji di bulan Maulid. Kitab tersebut berisi tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW, puji-pujian, dan doa.

Kitab yang merupakan karangan Syaikh Ja’far Al-Barzanji ini cukup populer dan tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia.

Bersedekah Cara lain sejarah maulid nabi muhammad saw memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang bisa kamu lakukan adalah bersedekah. Bersedekah di sini bisa berbentuk apa saja asalkan ikhlas.

Kamu juga bisa bersedekah dengan memberikan makanan kepada orang-orang.

sejarah maulid nabi muhammad saw

Atau mungkin jika di mushola atau di masjid dekat rumahmu sedang mengadakan acara memperingati Maulid Sejarah maulid nabi muhammad saw, kamu juga bisa memberikan makanan atau camilan. Selain ketiga hal tersebut, ada beberapa agenda melegenda yang biasanya dirayakan beberapa daerah di Indonesia. Salah satu acara yang paling terkenal adalah Grebeg Maulud.

Tradisi yang berasal dari Yogyakarta ini biasanya dirayakan setiap tanggal 12 bulan Maulid. Dalam acara tersebut disiapkan 7 gunungan besar yang berisi makanan atau hasil bumi, kemudian 7 gunungan besar tersebut diarak melewati Keraton Yogyakarta hingga menuju masjid Agung Kauman. Itu dia sejarah dan makna peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Mari sambut bulan kelahiran Nabi dengan penuh suka cita dan penghormatan, mudah-mudahan kelak akan mendapat syafaat dari Rasulullah SAW. Baca Juga; • Keutamaan Menuntut Ilmu oleh Ustadz Romdhoni Hamzah • Apa Perbedaan Ramadhan Kareem dan Ramadhan Mubarak • Paket Bahasa Inggris Anak • Paket Bahasa Mandarin Anak • Paket Private Bahasa Inggris • Paket Semi Private Bahasa Inggris • Paket Club Bahasa Inggris • Paket Chat Bahasa Inggris • Paket Private Bahasa Jepang • Paket Semi Private Bahasa Jepang • Paket Club Bahasa Jepang • Paket Private Bahasa Mandarin • Paket Semi Private Bahasa Mandarin • Paket Private Bahasa Korea • Paket Semi Private Bahasa Korea • Paket Private Bahasa Indonesia • Paket untuk Korporasi
Jakarta, CNN Indonesia -- Umat Islam memperingati Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal yang kali ini bertepatan dengan Sabtu, 9 November 2019.

Sejarah Maulid Nabi merupakan perjalanan penting dalam kehidupan Rasulullah dan juga agama Islam.

sejarah maulid nabi muhammad saw

Nabi Muhammad lahir dari ibu bernama Aminah dan ayah bernama Abdullah. Menurut riwayat, Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal pada tahun pertama sejak peristiwa tentara bergajah atau Amul Fiil atau tahun 571 kalender Romawi. Pendapat lain juga menyebut Nabi lahir pada 9 Rabiul Awal. Namun, pendapat yang terkenal adalah pada 12 Rabiul Awal.

sejarah maulid nabi muhammad saw

Hal ini sesuai dengan Hadis Riwayat Muslim. "Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, hari Senin adalah hari aku dilahirkan," bunyi Hadis Riwayat Muslim, dikutip dari buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad karya Abdul Somad. Lihat juga: Jadwal Puasa Sunah di Bulan Rabiul Awal Saat Muhammad lahir, diriwayatkan Ibnu Sa'ad Ahmad ibn Hanbal Darini, cahaya menerangi istana-istana di Rum. Nama Muhammad diberikan oleh sang kakek Abdul Mutalib, pemegang kunci Kakbah.

Abdul Mutalib membawa Muhammad masuk ke dalam Kakbah, lalu seekor kambing disembelih sebagai bentuk akikah. Nabi Muhammad juga dikhitan saat berusia tujuh hari.

sejarah maulid nabi muhammad saw

Dikuti dari buku Intisari Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hazm al-Andalusi, Nabi Muhammad tumbuh sebagai seorang yatim. Ayahnya meninggal saat belum genap berusia 3 tahun.

sejarah maulid nabi muhammad saw

Saat Nabi lahir, tak ada yang mau menyusuinya karena tergolong miskin. Namun, seorang ibu bernama Halimah Sa'diyah dengan ikhlas mau menyusui Muhammad meski ASI-nya sulit keluar. Ilustras.

Pada peringatan Maulid Nabi, umat Islam memaknai kembali kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW. (CNN Indonesia/Andry Novelino) Keikhlasan Halimah pun diberi balasan oleh Allah Swt. Keledai kurus milik Halimah menjadi berisi dan ASI-nya kembali lancar. Ustaz Yusuf Mansyur memaknai salah satu kisah dalam Sejarah Maulid Nabi ini dengan, siapa pun yang dekat kepada Nabi Muhammad akan diberi kelancaran mengarungi kehidupan.

"Dari kisah ini, dapat diambil hikmah bahwa siapa saja yang dekat dengan Nabi akan diberi kemudahan, rezeki ngalir terus," kata Yusuf dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com pada 2018 lalu. Saat anak-anak dan masa remaja, tanda-tanda kenabian Muhammad sudah terlihat. Misalnya, seperti malaikat Jibril yang membelah dada dan mencuci jantung Nabi. Saat masa remaja ketika pergi berdagang, seorang pendeta Bahira juga melihat tanda kerasulan Muhammad.

Lihat juga: MUI: Maulid Nabi Momentum Merawat Persatuan Nabi Muhammad lalu menerima wahyu pertama pada saat berusia 40 tahun di Gua Hira. Nabi memiliki empat sifat yakni benar, dapat dipercaya, menyampaikan, dan cerdas. Rasulullah meninggal dalam usia 63 tahun pada hari Senin di bulan Rabiul Awal. Nabi Meninggal setelah sakit sejarah maulid nabi muhammad saw 12 hari.

Sejarah Maulid Nabi atau Kelahiran Nabi dapat dijadikan momentum untuk mendekatkan diri kepada Rasulullah dengan meneladani kisah dan sifat-sifat Rasulullah.

sejarah maulid nabi muhammad saw

{INSERTKEYS} [Gambas:Video CNN] (ptj/asr) © 2022 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2022 Cable News Network, Inc.

A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed with permission. Tentang Kami - Redaksi - Pedoman Media Siber - Karir - Disclaimer CNN U.S.

- CNN International - CNN en ESPAÑOL - CNN Chile - CNN México - العربية - 日本語 - Türkçe Mengutip buku Maulid Nabi Muhammad: Antara Sunah dan Bid'ah oleh Muhammad Ajib, Lc., MA., peringatan Maulid Nabi dalam Islam termasuk ke dalam masalah fu’uriyah. Maksudnya, hukum dari hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan ulama ahlus sunah wal jamaah.

Sebagian ulama membolehkan perayaannya, namun sebagian lain melarangnya. Mengutip buku Pro dan Kontra Maulid Nabi oleh AM.

Waskito, saat perayaan Maulid diadakan, Muzhaffar Kukabri mengundang para ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan seluruh rakyatnya. Beliau menjamu mereka dengan hidangan makanan, memberikan hadiah, bersedekah kepada fakir miskin, dan lainnya. Tradisi ini kemudian melekat dalam masyarakat dan digunakan sebagai adat istiadat perayaan Maulid secara turun menurun. Teori ketiga yaitu perayaan Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi (567-622 H), penguasa Dinasti Ayyub di bawah kekuasaan Daulah Abbassiyah.

Tujuan perayaan ini adalah meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin dalam menghadapi Perang Salib melawan kaum Salibis dari Eropa. "Orang yang pertama kali merintis peringatan Maulid ini adalah penguasa Irbil, Malik Al-Muzhaffar Abu Sa'id Kukabri bin Zainuddin bin Baktatin, salah seorang raja yang mulia, agung dan dermawan. Beliau memiliki peninggalan dan jasa-jasa yang baik, dan dialah yang membangun masjid Al-Jami' Al-Muzhaffari di lereng gunung Qasiyun." Adapun mengenai tradisinya, perayaan Maulid Nabi biasanya diisi dengan amalan-amalan ibadah yang bersifat mutlak.

Mengutip buku Pro Kontra Maulid Nabi: Mencari Titik Kesepahaman oleh Isnan Ansory, Lc. MA., amalan tersebut di antaranya melakukan pengkajian tentang sirah Rasulullah, membaca Alquran, bershodaqoh, dan lainnya.
Jakarta - Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Tanggal tersebut pun ditetapkan sebagai hari Maulid Nabi. Namun, bagaimana sejarah Maulid Nabi yang lengkap? Rasulullah sendiri lahir di kota Mekkah saat tahun Gajah dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab.

Namun, sang ayah meninggal dunia sebelum Nabi Muhammad lahir dan ibunya menghembuskan napas terakhir saat Nabi berusia 6 tahun. Pertama, perayaan Maulid diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir yang berhaluan Syiah Ismailiyah (Rafidhah).

Mereka berkuasa di Mesir pada tahun 362-567 hijriyah. Perayaan dilakukan sebagai salah satu perayaan saja. Selain itu, mereka juga mengadakan perayaan hari Asyura, perayaan Maulid Ali, Maulid Hasan, Maulid Husain, Maulid Fatimah, dan lainnya.

Teori kedua, Maulid Nabi berasal dari kalangan ahlus sunnah oleh Gubernur Irbil di wilayah Irak, Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri. Dikisahkan, saat perayaan Maulid Nabi dilakukan Muzhaffar mengundang para ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan seluruh rakyatnya. Ia juga memberikan hidangan, hadiah, hingga sedekah kepada fakir-miskin. Teori yang terakhir, perayaan Maulid Nabi diadakan pertama kali oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau Muhammad Al Fatih.

Tujuannya untuk meningkatkan semangat jihad kaum Muslimin, dalam rangka menghadapi Perang salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yarusalem. Sementara itu, di Indonesia sendiri sejarah Maulid Nabi Muhammad berkembang di tangan Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Perayaan tersebut dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam. Maka dari itu, Maulid Nabi juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatin. Selain itu, perayaan ini juga dikenal dengan Gerebeg Mulud karena cara masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan menggelar upacara nasi gunungan.

Baca juga: Bulan Rabiul Awal: Kelahiran Nabi Muhammad dan Amalan-amalannya Makna Maulid Nabi Berdasarkan buku '37 Masalah Populer: Untuk Ukhuwah Islamiyah' karya H Abdul Bomad, yang bisa dipetik dalam perayaan Maulid Nabi adalah mengingatkan manusia tentang risalah dan sirah dari Rasulullah SAW. Dengan begitu, umat Islam akan memahami bahwa satu-satunya tauladan adalah Rasulullah SAW.

Dalil Maulid Nabi Berdasarkan Quran surat Al A'raf ayat 157, Allah SWT berfirman mengenai keutamaan memuliakan dan mencintai Nabi Muhammad SAW sebagai berikut Arab: اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Latin: allażīna yattabi'ụnar-rasụlan-nabiyyal-ummiyyallażī yajidụnahụ maktụban 'indahum fit-taurāti wal-injīli ya`muruhum bil-ma'rụfi wa yan-hāhum 'anil-mungkari wa yuḥillu lahumuṭ-ṭayyibāti wa yuḥarrimu 'alaihimul-khabā`iṡa wa yaḍa'u 'an-hum iṣrahum wal-aglālallatī kānat 'alaihim, fallażīna āmanụ bihī wa 'azzarụhu wa naṣarụhu wattaba'un-nụrallażī unzila ma'ahū ulā`ika humul-mufliḥụn Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.

{/INSERTKEYS}

sejarah maulid nabi muhammad saw

Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung. Selain itu, dikutip dari buku 'Maulid dan Ziarah ke Makam Nabi' karya Syekh Muhammad Hisyam Kabbani berdasarkan hadist riwayat Muslim, dari Abu Qatadah ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah ditanya mengenai puasa di hari Senin.

Lalu, beliau bersabda, "Itu adalah hari di mana aku dilahirkan." Dalil tersebut menjadi salah satu acuan bahwa pentingnya memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan bentuk peribadatan.

Sahabat Hikmah jangan lupa memahami sejarah Maulid Nabi ya! (pay/erd)
Berita ini tersebar di telinga makhluk penghuni langit, semua gempar dan sebagian para ahli terawangan mengetahui hal ini berikut dengan ciri dan tanda-tandanya.

Para ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nashrani pun mengetahui. Dan mereka pun mencari, siapa utusan terakhir ini. Kemuliaan hari sejarah maulid nabi muhammad saw nabi ini juga diabadikan dalan Al Qur’an.

“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (Ash-Shaff: 6) “Dan Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”.

(QS.Al-Anbiya:107) “Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS.Yunus:58) Begitu pentingnya hari kelaharian nabi hingga dikabarkan di dalam Al Qur’an sebagai rahmat bagi alam semesta dan Allah menyuruh kita untuk bergembira atas karunia dan rahmatnya ini. • 1 Kelahiran Nabi Muhammad saw • sejarah maulid nabi muhammad saw Sejarah Maulid Nabi • 3 Perayaan Maulid Nabi Secara Besar-Besaran Kelahiran Nabi Muhammad saw Pada hari senin, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, lahirlah seorang anak dari pasangan Abdullah dan Aminah yang kemudian diberi nama Muhammad, seorang nabi yang terakhir dimana tidak ada nabi lagi setelah ini.

Nama Muhammad merupakan nama secara lahiriah/jasad sedangkan nama ruh Beliau yang terkenal di langit adalah Ahmad. Sejak kecil Nabi Muhammad termasuk anak yatim. Abdullah wafat ketika Nabi Muhammad masih berada di dalam kandungan sedangkan ibunya wafat saat Beliau masih berumur 6 tahun.

sejarah maulid nabi muhammad saw

Pada saat itu, Ibunda Aminah wafat ketika sepulang dari mengajak Nabi Muhammad kecil untuk berziarah ke makam ayahnya (Abdullah). Baca juga: hukum mengadakan maulid nabi Sejarah Maulid Nabi Ketika Nabi Muhammad saw lahir, pamannya yang bernama Abu Lahab sangatlah senang atas kelahiran keponakannya ini.

Rasa gembiranya ini diekspresikan dengan cara mengundang masyarakat dalam jamuan makan dan puncaknya di depan umum, ia membebaskan budaknya yang bernama Tsuwaibah.

sejarah maulid nabi muhammad saw

Tsuwaibah adalah budaknya Abu Lahab yang telah memberikannya kabar pertama kali atas kelahiran Nabi Muhammad kepada Abu Lahab. Dalam hadist shahih Bukhari diterangkan bahwa Abu Lahab mendapat keringanan siksaan kubur setiap hari senin dan mendapatkan minuman yang keluar diantara jarinya berkat senang merayakan kelahiran nabi padahal Abu Lahab meninggal dalam keadaan kafir.

Dalam sebuah riwayat Abu Qatadah Al Anshari radliallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, maka beliau pun menjawab: “Di hari itulah saya dilahirkan, dan pada hari itu pula, wahyu diturunkan atasku.” (HR. Muslim) [No. 1162 Syarh Shahih Muslim] Shahih. Bahkan para sahabat nabi juga menganggap sakral hari kelahiran nabi yakni tepatnya saat pada kekhalifahan Umar bin Khattab ra menetapkan acuan penanggalan Islam, hari lahir nabi menjadi salah satu usulan.

Ini bisa kita lihat pada kitab karangan Imam al-Sakhawi dalam Al-I’lan bi al-Taubikh li Man Dzamma al-Tarikh. Intinya, bersuka cita atas kelahiran Nabi Muhammad saw sudah dilakukan sejak zaman nabi sejarah maulid nabi muhammad saw zaman salafus sholih bahkan oleh nabi sendiri. Akan tetapi perayaan secara besar-besaran barulah dilakukan di zaman setelahnya. Perayaan Maulid Nabi Secara Besar-Besaran Perayakan maulid nabi secara besar-besaran pertama kali dilakukan oleh kalangan mahzab syiah ismailiyah, Abu Tamim Maad Al-Muizz Lidinillah (341-365 H) dari dinasti Fatimiyah yang bermahzab Syiah Ismailiah di Kairo, Mesir.

Adapun dalam acaranya dibuat beberapa susunan acara seperti ceramah agama, pembacaan ayat suci al-Qur’an serta pemberian hadiah-hadiah untuk para tokoh dan masyarakat secara umum. Sang raja membagikan 6.000 dirham, 40 piring kue, karamel, madu, gula-gula dan minyak wijen. Menurut Ibnu Katsir dalam kitab Tarikh dan Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab Al-Hawi li al-Fatawi, perayaan maulid nabi secara besar-besaran dilakukan pada masa kerajaan Ibril (Iraq) dibawah kekuasaan Sultan Muzhaffar Al-Kaukabri (604 H) yang merupakan raja yang sholeh.

Sang sultan menyiapkan acara ini hingga 3 hari sebelum hari lahir nabi. Ia mengundang semua masyarakat serta para ulama dari berbagai bidang ilmu diantaranya ilmu fiqih, ilmu tassawuf, ilmu kalam, ilmu hadist dan membuat jamuan makan (sedekah makanan) dalam jumlah yang banyak. Daging unta dan domba banyak disembelih untuk kegiatan ini.

Para ulama berpendapat ini acara yang baik. Pada masa yang sama, Sultan Salahuddin Al Ayubi juga melakukan perayaan maulud nabi secara besar-besar di semua penjuru yang berada dalam kekuasaan Dinasti Ayubiyah yang meliputi daerah Mesir, Suriah, Iraq, Hijaz (Mekah Madinah) dan sebagian wilayah Yaman. Jadi kesimpulannya perayaan maulid Nabi Muhammad saw 1. Kita diperintahkan oleh Allah untuk bergembira (senang) atas karunia dan rahmat yang diberikan Allah kepada kita.

Nah, karunia dan rahmat terbesar bagi alam semesta adalah kelahiran Nabi Muhammad saw di dunia ini. 2. Nabi Sejarah maulid nabi muhammad saw merayakan hari lahirnya dengan berpuasa setiap hari senin.

sejarah maulid nabi muhammad saw

3. Perayaan besar-besaran sebagai ekspresi gembira atas kelahiran nabi dilakukan sejak jaman klasik baik oleh kalangan Islam Sunni maupun Syiah. 4. Perayaan maulid nabi bisa dilakukan dengan kegiatan positif yang tidak bertentangan dengan syariat misalnya bersedekah, puasa, membaca sejarah nabi, memperbanyak sholawat dsb. 5. Abu lahab yang meninggal dalam keadaan kafir saja mendapatkan keringanan siksa kubur akibat merayakan maulid nabi apalagi kaum muslimin.

6. Para ulama memandang perayaan besar-besaran terhadap hari kelahiran nabi adalah sesuatu yang baik sebagian mengganggap sebagai bid’ah hasanah (sesuatu kebaikan yang tidak dilakukan nabi)AM. Waskito menerangkan melalui buku Pro dan Kontra Maulid Nabiada tiga teori tentang sejarah Maulid Nabi. Pertama, perayaan Maulid Nabi pertama kali dilakukan pada masa Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir yang berhaluan dengan Syiah Ismailiyah (Rafidhah).

Mereka berkuasa di Mesir pada tahun 362-567 Hijriyah, sekitar abad 4-6 Hijriyah.

sejarah maulid nabi muhammad saw

Ketiga, perayaan Maulid pertama kali diadakan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi (567-622 H), penguasa Dinasti Ayyub (di bawah kekuasaan Daulah Abbassiyah). Tujuannya untuk meningkatkan semangat Jihad kaum Muslimin dalam rangka menghadapi Perang Salib melawan kaum Salibis dari Eropa dan merebut Yerusalem dari tangan Kerajaan Salibis.

Meski hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, namun bukan berarti perayaan Maulid Nabi dilarang atau menjadi sesuatu yang haram. Sebab, segala sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah atau tidak pernah dilakukan oleh para sahabatnya belum tentu bertentangan dengan ajaran Rasulullah sendiri.
.

• News • Nasional • Internasional • Megapolitan • Finance • Keuangan • Makro • Bisnis • Sport • Soccer • All Sport • Lifestyle • Music • Film • Health • Seleb • Muslim • Travel • Otomotif • Techno • Multimedia • Video • Photo • Infografis • Indeks • Daerah • Aceh • Sumut • Sumsel • Jabar • Jateng • Yogya • Jatim • Bali • Kalbar • Sulsel • Babel • Lampung • Maluku • Papua • Sumbar • NTB • Sulut • Kalteng • Kalsel • Kaltim • Regional sejarah maulid nabi muhammad saw • BACA JUGA: Kumpulan 25 Ucapan Selamat Maulid Nabi SAW 2021 yang Penuh Doa dan Rahmat قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ “Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.

Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka sejarah maulid nabi muhammad saw. (QS.Yunus:58). Salah satu bentuk mengungkapkan kebahagiaan dan rasa syukur itu yakni dengan banyak membaca sholawat. Secara bahasa, sholawat berasal dari kata sholah yang berarti doa atau seruan kepada Allah SWT. Berikut awal mula sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW 1. Maulid Nabi Digelar Raja Al Mudhaffar Sejarah Maulid Nabi, menurut Imam al-Suyuthi seperti dikutip mui.or.id, tercatat sebagai raja pertama yang memperingati Maulid Nabi SAW atau hari kelahiran Rasulullah SAW dengan perayaan yang meriah luar biasa adalah Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (l.

549 H. – w.630 H.) Tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan maulid. Intinya menghimpun semangat juang dengan membacakan syi’ir dan karya sastra yang menceritakan kisah kelahiran Rasulullah saw.
none

SEJARAH PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW.




2022 www.videocon.com