Herpes di wajah

herpes di wajah

Definisi Apa itu herpes? Herpes adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus herpes. Penyakit ini lebih dikenal dengan herpes kulit karena gejalanya ditandai dengan lenting atau lepuhan pada kulit yang terasa gatal.

Namun, sebenarnya terdapat delapan jenis virus herpes yang bisa menimbulkan penyakit, yaitu: • Herpes simplex tipe I (HSV-1): dikenal dengan herpes oral yang bisa menyebabkan luka dan benjolan melepuh di sekitar bibir serta wajah.

• Herpes simplex tipe II (HSV-2):termasuk ke dalam golongan herpes genital (kelamin) dan biasanya muncul di kelamin bagian luar serta daerah sekitar anus. • Varicella zoster (VZV): penyebab cacar air dan herpes zoster ( cacar api) yang menyerang orang yang pernah terkena cacar air. • Epstein-Barr virus (EBV): menyerang limfosit T dalam tubuh sehingga menyebabkan penyakit mononukleosis atau demam kelenjar.

• Cytomegalovirus (HHV 5), HHV 6, HHV 7: infeksi virusnya bisa berlangsung lama dan membahayakan orang dengan imunitas lemah seperti penderita HIV herpes di wajah yang herpes di wajah transplantasi organ.

• Kaposi’s sarcoma herpesvirus ( HHV 8): infeksi virusnya memicu pertumbuhan sel kanker di sekitar pembuluh darah dan limfa dikenal juga dengan penyakit sarkoma kaposi. Seberapa umumkah penyakit ini?

herpes di wajah

Dilansir dari the New Zealand Herpes Foundation, herpes kulit adalah penyakit yang sangat umum dialami. Siapapun bisa terinfeksi oleh virus herpes. Diperkirakan 50% pengidapnya tertular dari kontak dengan orang lain yang terinfeksi. Orang dewasa yang aktif secara seksual kerap terjangkit penyakit herpes yang menyerang kelamin. Selain itu, orang yang memiliki kondisi kekebalan tubuh yang lemah juga berisiko herpes di wajah terinfeksi virus herpes.

Tanda-tanda & gejala Apa saja tanda dan gejala herpes? Penyakit herpes yang menyerang kulit disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV 1 dan HSV2) dan varicella zoster atau herpes zoster. Terdapat beberapa perbedaan gejala antara herpes zoster dan herpes simplex, terutama pada bagian tubuh yang terdampak.

Berikut ini adalah tanda-tanda dan gejala penyakit herpes kulit yang biasanya ditunjukkan: • Ruam disertai lenting berkelompok di satu sisi tubuh • Ruam diawali dengan benjolan merah (lenting) • Lenting berair dan berubah menjadi kerak kering (terlihat menyebar atau mengelompok pada beberapa bagian tubuh seperti tangan, kaki, dan badan) • Rasa sakit, gatal, dan kesemutan pada lenting • Demam • Sakit kepala • Panas dingin • Kelelahan • Sensitif terhadap cahaya Herpes simpleks Infeksi virus herpes simplex akan menimbulkan gangguan pada kulit kelamin dan di sekitar bibir, terkadang bisa juga menyerang bagian mata (herpes mata).

Namun, kemunculan awal penyakit ini sering kali tidak disertai gejala. Gejala herpes simplex mungkin baru akan terasa muncul setelah berbulan-bulan hingga bertahun-tahun terinfeksi. Orang yang terkena penyakit ini akan mengalami gejala yang terus kambuh secara berulang. Berikut ini adalah berbagai gejala herpes yang menyerang kelamin dan mulut yang bisa muncul: • Lecet dan luka pada alat kelamin bagian luar • Lepuhan merah berisi air di sekitar mulut, anus, atau alat kelamin • Keputihan • Rasa sakit dan gatal pada lepuhan • Tidak enak badan • Demam • Nyeri saat buang air kecil • Kelenjar getah bening membengkak • Rasa terbakar atau kesemutan di sekitar alat kelamin sebelum luka lepuhan yang berisi air kembali muncul • Adanya lecet dan luka pada serviks • Luka lepuhan di sekitar mulut yang berisi cairan dan berwarna kemerahan Kapan harus pergi ke dokter?

Anda perlu segera herpes di wajah ke dokter saat melihat berbagai gejala yang menunjukkan penyakit herpes. Dokter akan segera melakukan penanganan terbaik untuk mencegah keparahan kondisi. Jika Anda melakukan hubungan seksual dengan orang yang diketahui terinfeksi herpes, segera periksakan diri untuk memastikan kondisi kesehatan. Selain itu, untuk Anda sudah pernah terkena cacar air kemungkinan virus aktif kembali pun tetap ada.

Oleh karenanya, konsultasikan segera saat gejala herpes kulit mulai muncul. Penyebab dan Penularan Apa penyebab penyakit herpes? Penyebab penyakit herpes kulit adalah infeksi virus varicella zoster yakni virus yang menyebabkan cacar air dan cacar api serta virus herpes simpleks. Virus varicella zoster biasanya dapat hidup dalam sistem saraf selama bertahun-tahun. Pada sebagian orang, virus akan tetap tidur, tapi pada sebagian herpes di wajah infeksi bisa diaktifkan kembali sehingga menyebabkan penyakit cacar api herpes zoster.

Re-infeksi virus varicella zoster lebih berpeluang terjadi terutama saat mengalami penyakit atau menjalani pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Virus varicella zoster bisa ditularkan melalui kontak langsung, droplet (percikan lendir), atau udara. Sementara virus herpes simpleks dapat menular dengan cara: • Berhubungan seks vagina atau anal tanpa kondom • Melakukan seks oral dengan orang yang memiliki luka dan ruam penyakit di sekitar mulutnya • Menggunakan mainan seks secara bergantian • Berciuman dengan orang yang memiliki ruam penyakit di sekitar mulutnya • Melalui kelahiran jika ibu dengan herpes genital memiliki luka saat melahirkan Faktor-faktor risiko Apa yang membuat saya berisiko terkena penyakit ini?

Semua orang yang pernah terserang cacar air dapat terkena penyakit heroes. Namun, ada berbagai faktor lain yang meningkatkan risikonya.

Berikut berbagai faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini: • Berusia lebih dari 50 tahun • Memiliki penyakit tertentu yang melemahkan sistem imun seperti HIV/AIDS dan kanker • Sedang menjalani perawatan kanker seperti radiasi dan kemoterapi yang dapat menurunkan kekebalan tubuh terhadap penyakit • Mengonsumsi obat-obatan yang dirancang untuk mencegah penolakan terhadap organ transplantasi misalnya penggunaan steroid yang berkepanjangan seperti prednison Herpes simpleks Semua orang berisiko terkena virus penyakit ini, dari mulai anak-anak hingga dewasa.

Namun, untuk yang menyerang kelamin biasanya lebih mudah menginfeksi orang-orang yang aktif secara seksual tanpa menerapkan seks aman. Berbagai faktor yang meningkatkan risiko penyakit yang satu ini: • Berjenis kelamin perempuan • Memiliki pasangan seks lebih dari satu • Berhubungan seks di usia yang sangat muda • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah • Memiki penyakit kelamin yang lain Diagnosis Bagaimana dokter mendiagnosis penyakit ini?

Penyakit herpes simpleks sering kali menimbulkan gejala yang cukup khas. Oleh karena itu, banyak dokter biasanya mampu mendiagnosis penyakit ini hanya dari melihat gejalanya saja. Sementara untuk herpes zoster, dokter akan mendiagnosisnya dengan melihat riwayat rasa herpes di wajah di satu sisi tubuh Anda. Dokter juga akan melihat apakah ada ruam dan lepuh yang muncul di bagian yang sakit tersebut. Namun untuk memastikan jenis penyakit herpes yang dialami, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan tambahan dengan mengambil sampel jaringan atau lepuhan untuk diperiksa di laboratorium.

Pengobatan Apa saja pilihan pengobatan untuk herpes? Dalam mengatasi penyakit herpes, dokter biasanya akan meresepkan antivirus. Obat antivirus inidigunakan untuk membantu mengurangi keparahan gejala, memperpendek masa kekambuhan infeksi, dan mengurangi risiko penularan virus ke orang lain.

Biasanya, obat herpes diberikan dalam bentuk pil dan juga salep. Namun, untuk kasus yang cukup parah dokter akan memberikannya melalui suntikan. Berikut ini berbagai obat herpes yang biasanya diresepkan: • Obat antivirus seperti acyclovir, valacyclovir, dan famiciclovir membantu mengurangi rasa herpes di wajah dan mempercepat penyembuhan. Dikonsumsi 2 hingga 5 kali sehari sesuai resep dokter • Obat antiradang seperti ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

Dikonsumsi setiap 6 hingga 8 jam sekali • Obat dari golongan narkotika dan analgesik untuk mengurangi rasa sakit, biasanya dikonsumsi dua kali sehari atau sesuai resep dokter • Antikonvulsan atau antidepresan trisiklik untuk mengobati rasa sakit yang berkepanjangan, biasanya dikonsumsi 1 atau 2 kali sehari • Antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl) untuk mengatasi rasa gatal, biasanya dikonsumsi setiap delapan jam sekali • Krim, gel, atau patch mati rasa untuk seperti lidocaine untuk mengatasi rasa sakit, biasanya diaplikasikan saat diperlukan • Capsaicin (Zostrix), membantu mengurangi risiko nyeri saraf yang disebut neuralgia pasca-herpes yang terjadi setelah Anda pulih dari herpes zoster Terapi untuk mengatasi herpes Obat golongan antivirus diresepkan untuk pasien yang mengalami episode pertama penyakit herpes simpleks.

Untuk episode berulang, herpes di wajah dokter akan merekomendasikan terapi episodik dan terapi supresif yang juga menggunakan obat antivirus. Terapi episodik biasanya direkomendasikan jika Anda mengalami kekambuhan kondisi enam kali dalam waktu satu tahun. Terapi ini membantu mempersingkat gejala herpes kulit yang biasanya terjadi dalam waktu yang cukup lama. Sementara itu, terapi supresif digunakan untuk orang-orang yang mengalami kekambuhan kondisi sebanyak lebih dari enam kali dalam setahun.

Te rapi ini dapat mengurangi gejala herpes kulit setidaknya hingga 75 persen saat Anda meminum obat antivirus. Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan untuk mengatasi herpes? Selain perawatan dari dokter, perawatan rumahan dan perubahan gaya hidup bisa dilakukan untuk membantu mengatasi penyakit ini. Menggabungkan pengobatan medis dan perawatan rumahan dapat membantu mempercepat kesembuhan penyakit dan meringankan gejala. Berikut berbagai perawatan rumahan dan obat alami untuk herpes kulit: • Mandi dengan menggunakan air garam untuk membantu meredakan gejala.

• Berendam dalam bak mandi yang berisi air hangat. • Petroleum jelly menjadi obat alami yang bisa digunakan dengan mengoleskan ke area yang terinfeksi. • Menggunakan pakaian yang longgar dan menghindari yang ketat terutama di daerah yang terinfeksi.

• Mencuci tangan hingga bersih dengan sabun terutama setelah menyentuh area yang terinfeksi. • Tidak melakukan kegiatan seksual baik vaginal, oral, maupun anal hingga gejalanya menghilang. • Mengompres area yang terinfeksi dengan menggunakan es yang dibalut dengan handuk. • Istirahat yang cukup untuk mengembalikan kekuatan sistem kekebalan tubuh. • Mengompres ruam atau lepuhan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa sakit dan juga gatal. • Menggunakan losion calamine untuk mengurangi rasa gatal.

Pencegahan Bagaimana cara mencegah herpes? Vaksin cacar air membantu mencegah Anda dari gejala penyakit yang parah serta komplikasi yang ditimbulkannya. Untuk itu, semua anak perlu melakukan imunisasi varicella. Begitupun dengan orang dewasa yang belum pernah terserang cacar air perlu melakukan vaksin yang satu ini. Sementara itu, orang tua yang memasuki usia 50 tahun perlu melakukan vaksin herpes zoster yang dikenal sebagai imunisasi varicella zoster.

Vaksin ini nantinya akan herpes di wajah mencegah keparahan gejala dan komplikasi akibat herpes zoster. Tak hanya vaksin, Anda juga perlu mencegah penyebaran infeksi herpes di wajah cara: • Menghindari kontak dengan orang-orang yang belum pernah terkena cacar air dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah • Sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun • Menjaga daya tahan tubuh agar tetap baik dengan cara menerapkan pola hidup sehat yaitu makan bergizi, istirahat cukup, mengurangi stres dan olahraga teratur Sementara itu, belum ada obat untuk menyembuhkan herpes simpleks.

Oleh karena itu, cara terbaik menghindari infeksi ialah dengan melakukan berbagai tindakan pencegahan seperti: • Menghindari kontak fisik langsung dengan orang yang terinfeksi • Menghindari seks baik oral, vaginal, dan anal selama terinfeksi • Menghindari berciuman dengan orang yang memiliki infeksi di bagian mulut • Tidak berganti-ganti pasangan seksual • Melakukan seks aman dengan menggunakan kondom Melakukan berbagai langkah ini secara konsisten membantu mencegah Anda dari risiko dan komplikasi penyakit yang parah.

Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan ke dokter untuk mendapat informasi lebih jelas mengenai penyakit yang dimiliki. Saguil, A., Kane, S., Mercado, M., & Lauters, R. (2017). Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia: Prevention and Management.

American Family Physician, 96(10), 656-663. Retrieved from https://www.aafp.org/afp/2017/1115/p656.html Groves, M. (2016). Genital Herpes: A Review. American Family Physician, 93(11), 928-934. Retrieved from https://www.aafp.org/afp/2016/0601/p928.html CDC. (2020). Chickenpox - About - Varicella. Retrieved 26 October 2020, from https://www.cdc.gov/chickenpox/about/index.html CDC. (2020). Shingles - Signs and Symptoms - Herpes Zoster. Retrieved 26 October 2020, from https://www.cdc.gov/shingles/about/symptoms.html American Academy of Family Physicians.

(2020). Herpes – Symptoms, Diagnosis, Treatment. Retrieved 26 October 2020, from https://familydoctor.org/condition/herpes/ Mayo Clinic. (2020). Genital herpes – Symptoms and causes. Retrieved 26 October 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-herpes/symptoms-causes/syc-20356161 NZ Herpes Foundation. (2020). Myths vs facts on genital herpes (HSV-2) & cold sores.

Retrieved 26 October 2020, from https://www.herpes.org.nz/herpes-patient-info/myths-vs-facts Herpes adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka lepuh, atau luka terbuka yang berair.

Herpes simplex virus (HSV) dan varicella-zoster virus (VZ) adalah jenis virus herpes yang umum menyerang manusia. Virus herpes dapat menyerang siapa saja. Adanya riwayat kontak dengan penderita infeksi virus ini dan daya tahan tubuh yang sedang lemah adalah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus herpes. Virus herpes terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu a l pha (α) herpesvirus, b eta (β) herpesvirus, dan g amma (γ) herpesvirus. Dari tiga kelompok tersebut, ada delapan jenis herpes di wajah herpes yang dapat menginfeksi manusia, yaitu: • Herpes simplex virus tipe 1 (HSV 1) • Herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2) • Epstein-Barr virus (EBV) • Varicella-zoster virus (VZV) • Cytomegalovirus (CMV) • Herpesvirus 6 (HBLV) • Herpesvirus 7 • Herpesvirus 8 sarkoma kaposi Penyebab Herpes Meski banyak jenis virus herpes yang dapat menyerang manusia, tetapi kelompok alfa herpesvirus lah yang paling sering menyebabkan infeksi.

Beberapa jenis virus dari kelompok ini adalah: Herpes simplex virus tipe 1 (HSV 1) HSV 1 merupakan jenis virus herpes yang sering menyebabkan herpes oral (mulut) atau herpes labial (bibir). Akan tetapi, HSV 1 juga dapat menyebar dari mulut ke alat kelamin dan menyebabkan terjadinya herpes kelamin (genital) pada orang yang menerima seks oral dari penderita herpes oral. HSV 1 dapat menyebar melalui kontak langsung dari penderita herpes ke orang yang sehat, misalnya lewat berciuman, berbagi pakai peralatan makan atau kosmetik bibir, seperti lipstik.

Pada sebagian besar kasus, HSV 1 ditularkan dari penderita HSV 1 yang tidak bergejala. Namun, risiko penularan akan lebih tinggi jika terjadi kontak dengan penderita yang mengalami luka terbuka akibat HSV 1. Herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2) HSV 2 merupakan penyebab utama penyakit herpes genital. Infeksi virus ini bisa kambuh dengan frekuensi kekambuhan yang bervariasi pada tiap penderitanya. Virus HSV 2 menular melalui kontak langsung dengan luka pada penderita herpes, misalnya saat berhubungan seksual.

Pada kasus yang jarang terjadi, HSV 2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat persalinan. Varicella-zoster virus (VZV) VZV merupakan virus yang menjadi penyebab cacar air ( varicella) dan cacar ular ( herpes zoster).

Cacar air terjadi ketika virus varicella-zoster menginfeksi seseorang untuk pertama kalinya. Sedangkan herpes zoster, atau dikenal juga dengan herpes kulit, terjadi saat virus VZV yang tidak aktif di dalam tubuh kambuh kembali. Seseorang juga bisa terinfeksi virus ini dari penderita herpes zoster. VZV utamanya menular melalui kontak langsung dengan penderita cacar air. Infeksi virus ini dapat dikenali dengan timbulnya bintil kulit yang berisi cairan (vesikel).

VZV juga bisa menular melalui kontak langsung dengan cairan yang ada di dalam vesikel atau percikan liur yang keluar saat penderita bersin atau batuk. Biasanya, virus sudah berada di dalam tubuh penderita selama 7–21 hari sebelum ruam atau gejala lainnya muncul. Namun, penderita sudah dapat menularkan virus varicella-zoster ke orang lain sejak 48 jam sebelum munculnya ruam. Faktor risiko herpes Herpes dapat menyerang siapa saja dalam semua kelompok usia.

Akan tetapi, infeksi virus ini lebih rentan terjadi pada seseorang yang sering kontak dengan penderita herpes, seperti petugas medis atau anggota keluarga yang merawat pasien herpes. Untuk jenis virus herpes simplex tipe 1 atau tipe 2, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terinfeksi virus ini: • Berjenis kelamin perempuan • Sering bergonta-ganti pasangan seksual • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat mengonsumsi obat tertentu atau menderita HIV/AIDS • Menderita penyakit menular seksual Sementara beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko terinfeksi virus VZV adalah: • Berusia di bawah 12 tahun • Memiliki riwayat kontak langsung dengan penderita cacar air • Bekerja atau beraktivitas di sekolah atau fasilitas khusus anak-anak, terutama jika ada anak yang sedang mengalami cacar air • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, baik akibat penyakit maupun efek samping obat-obatan Selain bisa menyebabkan cacar air, virus VZV juga bisa menyebabkan herpes zoster.

Beberapa faktor dan kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami herpes zoster, yaitu: • Berusia 60 tahun ke atas • Memiliki riwayat cacar air sebelumnya • Menderita penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau kanker • Sedang menjalani kemoterapi, radioterapi, atau menggunakan obat imunosupresan Gejala Herpes Infeksi herpes biasanya terjadi dalam beberapa tahap.

Gejala atau keluhan yang bisa timbul pada tiap tahap dapat berbeda-beda, seperti dijelaskan herpes di wajah bawah ini: 1. Stadium primer Stadium primer terjadi pada hari ke-2 hingga ke-8 setelah infeksi herpes terjadi. Gejala yang muncul pada fase ini adalah ruam lepuh ( blister) pada kulit yang berukuran kecil dan terasa sakit. Ruam lepuh biasanya berisi cairan berwarna bening atau keruh. Ruam lepuh dapat pecah sehingga menimbulkan luka terbuka.

Area di sekitar ruam lepuh juga akan berwarna kemerahan. 2. Stadium laten Pada stadium ini, ruam lepuh dan luka yang sebelumnya muncul akan mereda. Namun, pada fase ini, virus sedang berkembang dan menyebar ke saraf di dekat saraf tulang belakang yang ada di bawah kulit. 3. Stadium peluruhan Virus mulai berkembang biak pada ujung saraf organ tubuh.

Jika ujung saraf yang terinfeksi terletak pada organ tubuh yang menghasilkan cairan, seperti testis atau vagina, maka virus herpes dapat terkandung dalam cairan tubuh seperti air mani dan lendir vagina.

Biasanya, pada fase ini, penderita tidak mengeluhkan gejala khusus. 4. Stadium rekurensi ( kemuncul an kembali) Pada stadium ini, ruam lepuh pada kulit yang terjadi di stadium primer dapat muncul kembali, tetapi biasanya tidak separah lepuhan dan luka yang sebelumnya.

Gejala lain yang bisa timbul pada stadium rekurensi ini adalah gatal, kesemutan, dan nyeri yang muncul di area infeksi pada stadium pertama. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala atau keluhan saat terinfeksi virus herpes bisa bervariasi, tergantung pada fase yang sedang terjadi, jenis virus yang menginfeksi, serta daya tahan tubuh penderita.

Perlu diingat, tidak semua penderita herpes mengalami gejala yang sama.

herpes di wajah

Bahkan, kondisi ini kadang tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, pada beberapa orang yang mengalami infeksi virus herpes, akan muncul gejala berikut: • Demam • Kelelahan • Sakit kepala • Nyeri otot • Hilang nafsu makan • Pembengkakan kelenjar getah bening Selanjutnya, akan muncul gejala spesifik sesuai dengan jenis virus herpes yang menginfeksi dan lokasi atau bagian tubuh yang terinfeksi, yaitu: Gejala infeksi HSV 1 atau herpes oral Pada kondisi ini, gejala akan timbul di mulut dan area di sekitarnya.

Gejala yang dapat muncul herpes di wajah • Nyeri, gatal, rasa terbakar, atau tertusuk di bibir • Luka lepuh, lenting-lenting kecil, atau sariawan di bibir • Luka lepuh yang terasa nyeri sehingga mengganggu proses makan Gejala infeksi HSV 2 Pada penderita infeksi HSV 2 atau herpes genital, beberapa gejala yang umumnya dialami adalah: • Pembengkakan pada kulit kelamin atau area di sekitarnya yang terasa gatal, nyeri, dan disertai sensasi terbakar • Luka yang terasa nyeri di kemaluan, bokong, anus, atau paha • Nyeri pada saat buang air kecil ( dysuria) • Keluarnya cairan dari vagina • Kulit penis kering, perih, dan gatal Gejala infeksi VZV Sedangkan pada infeksi herpes zoster virus yang menyebabkan cacar air, akan timbul ruam kulit berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal.

Ruam ini dapat menyebar ke seluruh tubuh. Jika penderita cacar air yang sudah sembuh mengalami herpes zoster, akan muncul keluhan pada salah satu sisi bagian tubuh, seperti herpes di wajah, sensasi panas, dan diikuti dengan munculnya lepuh di kulit.

Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala herpes seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika timbul ruam lepuh di kulit yang tidak diketahui penyebabnya. Pemeriksaan perlu segera dilakukan jika ruam lepuh timbul pada anak Anda yang berusia kurang dari 8 minggu. Infeksi virus herpes pada bayi dapat berkembang lebih cepat hingga bisa menyebabkan terjadinya komplikasi serius.

Jika Anda memiliki daya tahan tubuh yang lemah, lakukan pemeriksaan ke dokter saat timbul ruam lepuh pada kulit.

herpes di wajah

Infeksi yang parah dan komplikasi lebih mudah terjadi pada penderita herpes yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Kesulitan saat makan akibat infeksi HSV 1 berisiko menyebabkan dehidrasi.

Segera cari pertolongan medis jika mengalami dehidrasi akibat infeksi virus ini, yang ditandai dengan jumlah urine berkurang, mulut kering, kelelahan, herpes di wajah mudah marah. Khusus ibu hamil yang sedang atau pernah menderita herpes genital, konsultasikan dengan dokter terkait hal yang harus dilakukan untuk mencegah virus menular ke bayi.

Diagnosis Herpes Untuk mendiagnosis herpes, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala, riwayat aktivitas, dan riwayat kesehatan pasien.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat ada tidaknya demam, jenis ruam kulit yang timbul, dan pola penyebaran ruam tersebut. Dokter dapat mendiagnosis herpes melalui tanya jawab dan hasil pemeriksaan fisik.

Namun, untuk memperkuat diagnosis dan memastikan jenis virus herpes yang menginfeksi, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti: Kultur virus Kultur virus herpes bertujuan untuk mendeteksi virus herpes. Kultur virus herpes dilakukan dengan mengambil herpes di wajah melalui metode swab (usap) dari area kulit atau genital yang terinfeksi, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium.

Pemeriksaan kultur virus terutama dilakukan untuk mendeteksi atau memastikan keberadaan virus herpes, sekaligus menentukan jenis virus yang menginfeksi. Pemeriksaan Tzank Pemeriksaan Tzank dilakukan dengan mengambil sampel dari ruam kulit untuk selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop.

Hasil pemeriksaan ini bisa menentukan apakah lesi yang timbul disebabkan oleh virus herpes. Meski begitu, pemeriksaan Tzank tidak dapat mengidentifikasi jenis virus herpes yang menyebabkan infeksi.

Tes antibodi Tes antibodi bertujuan untuk mendeteksi antibodi terhadap virus herpes. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah, kemudian menelitinya di laboratorium untuk memastikan keberadaan antibodi yang terbentuk akibat infeksi virus herpes. Hasil tes antibodi akan sangat membantu diagnosis pada pasien yang tidak mengalami luka atau lepuhan pada kulit. Pemeriksaan ini sering digunakan mendiagnosis infeksi HSV 1 atau pun HSV 2.

Selain tes yang disebutkan di atas, pada herpes di wajah kasus, dokter bisa menyarankan tes PCR ( polymerase chain reaction), untuk mendeteksi infeksi virus herpes, terlebih yang telah menyebabkan infeksi pada mata atau sistem saraf pusat. Pengobatan Herpes Pada umumnya, luka dan lepuh akibat herpes dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–4 minggu.

Hanya saja, virus mungkin tetap ada di dalam tubuh penderita tanpa menimbulkan gejala. Hingga kini, belum ada metode pengobatan yang dapat menghilangkan virus herpes dari dalam tubuh. Fokus pengobatan herpes adalah untuk membantu meredakan keluhan, mencegah penularan herpes, dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Beberapa obat-obatan antivirus dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus herpes adalah: • Acyclovir • Valacyclovir • Famciclovir • Penciclovir Selain mengonsumsi obat antivirus, beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan keluhan dan mempercepat pemulihan akibat infeksi virus herpes yaitu: • Mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan nyeri • Mengompres ruam kulit dengan air hangat atau atau air dingin • Menggunakan air suam kuku untuk herpes di wajah • Menggunakan pakaian longgar • Menggunakan pakaian dalam berbahan katun • Menjaga area luka tetap kering dan bersih Komplikasi Herpes Secara umum, infeksi akibat herpes di wajah herpes jarang menimbulkan komplikasi serius.

Komplikasi infeksi virus herpes biasanya terjadi pada kondisi tertentu. Misalnya, penderita herpes simpleks yang juga menderita HIV biasanya mengalami gejala herpes yang lebih parah dan lebih sering kambuh. Komplikasi akibat infeksi virus herpes juga bisa tergantung pada jenis virus yang menginfeksi. Saat terinfeksi virus herpes simpleks, berikut ini adalah beberapa komplikasi yang bisa timbul: • Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain • Hepatitis • Radang paru-paru • Radang otak dan selaput otak • Kematian jaringan retina mata • Esofagitis Pada cacar air, risiko terjadinya komplikasi umumnya akan meningkat pada anak-anak, lansia, ibu hamil, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat cacar air adalah: • Ruam menyebar ke mata • Ruam yang diikuti oleh sesak napas dan sakit kepala • Ruam yang diikuti dengan infeksi sekunder Cacar air pada ibu hamil yang tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada janin.

Gangguan tersebut bisa berupa gangguan penglihatan, retardasi mental, pertumbuhan lambat, atau kepala yang berukuran lebih kecil. Sementara itu, komplikasi yang bisa terjadi akibat herpes zoster adalah: • Post herpetic neuralgia, yaitu nyeri yang masih dirasakan meski lesi pada kulit sudah menghilang • Infeksi bakteri pada lokasi ruam • Nyeri dan ruam yang menjalar hingga ke mata • Sindrom Ramsay-Hunt, yaitu kondisi yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada wajah dan gangguan pendengaran Pencegahan Herpes Untuk menghindari penyebaran virus herpes ke orang lain, beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah: • Hindari kontak fisik dengan orang lain, terutama bagi yang memiliki luka terbuka.

• Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin. • Oleskan obat pada ruam dengan menggunakan kapas agar tangan tidak menyentuh daerah yang terinfeksi virus herpes. • Jangan berbagi pakai barang-barang yang dapat menyebarkan virus, seperti gelas, cangkir, handuk, pakaian, dan peralatan makeup. • Jangan melakukan seks oral, ciuman, atau aktivitas seksual lainnya, selama gejala penyakit herpes muncul. • Hindari mencium bayi terlalu sering.

Khusus bagi penderita herpes genital, hindari segala bentuk aktivitas seksual selama gejala herpes masih ada. Perlu diingat bahwa meski sudah menggunakan kondom, virus herpes dapat menyebar melalui kontak kulit yang tidak terlindungi kondom. Bagi wanita yang merencanakan kehamilan, jalani tes toksoplasmosis, rubella, citomegalovirus, dan herpes ( tes TORCH) terlebih dahulu.

Selain sebagai deteksi dini, tujuan tes tersebut adalah agar ibu yang terinfeksi bisa menjalani pengobatan sebelum hamil sehingga mencegah penularan virus ke janin.
Merdeka.com - Herpes merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang sering terjadi di sekitar area wajah. Penyakit ini biasanya akan membuat area kulit wajah melepuh dan kering. Ketika herpes menyerang wajah, sudah pasti akan membuat kepercayaan diri hilang bukan? Hal inilah yang membuat cara mengobati herpes di wajah menjadi penting dilakukan.

Penyakit herpes disebabkan oleh infeksi virus herpesviridae. Sedangkan virus herpes yang paling terkenal adalah herpes simplex virus. Selain bisa memengaruhi penampilan, herpes di wajah juga sangat menyakitkan.

herpes di wajah

Nah, cara mengobati herpes di wajah ini akan membantu meredakan rasa sakit yang ditimbulkannya. Herpes dikenal sebagai penyakit kulit yang bisa menular. Tentu saja keberadaannya di wajah akan membuat orang lain enggan mendekat. Cara mengobati herpes di wajah untungnya mudah sekali dilakukan. Tidak perlu menggunakan bahan-bahan kimia dan tentu tidak menyakitkan. Untuk mengetahui secara rinci, berikut 8 cara mengobati herpes di wajah yang dilansir dari Herpes di wajah. 1. Gunakan Es Batu Cara mengobati herpes di wajah yang pertama dengan menggunakan es batu.

Sensasi dingin yang diberikan es batu bisa mebantu meredakan rasa sakit dan mengurangi terjadinya inflamasi. Inflamasi tambahan jelas akan membuat herpes semakin menyebar. Caranya sangat mudah, hanya perlu menyiapkan kain untuk mengompres dan air serta es batu. Jika air dirasa sudah dingin, celupkan kain di air es. Tempelkan pada wajah yang sakit dan ganti kain jika suhunya sudah berubah. Jika menggunakan kain terlalu repot, bisa gunakan botol kecil herpes di wajah diisi air dingin. Langsung saja tempelkan botol ke area kulit yang terkena herpes.

Herpes di wajah pastikan bahwa botol bersih. BACA JUGA: Pengertian Batik Jumputan, Berikut Cara Membuatnya 9 Mei 2004: Pembunuhan Presiden Chechnya Akhmad Kadyrov dengan Bom Ranjau Cara mengaplikasikannya cukup mudah, tempelkan saja gel lidah buaya pada wajah.

Tepatnya pada wajah yang terkena herpes. Jika tidak ingin menggunakan lidah buaya secara langsung, bisa diganti dengan minyak lidah buaya. Minyak ini bisa dibeli di apotek. 3. Baking Soda Baking soda ternyata tidak hanya digunakan untuk memasak, tetapi bisa untuk meredakan sakit karena herpes.

Baking soda aman diterapkan pada wajah yang terkena herpes. Sebelum menerapkannya, campurkan baking soda dengan minyak esensial Niauli. Minyak ini dikenal bisa melawan infeksi dan meningkatkan regenerasi kulit.

Takarannya, campurkan satu sendok makan baking soda dengan lima tetes minyak esensial Niauli. Setelah itu, tambahkan juga setengah gelas air hangat. Jika sudah, aduk secara merata dan tempelkan pada wajah yang terkena herpes. Bisa mulai tempelkan dengan kain atau kapas. 4. Mandi Air Dingin Cara mengobati herpes di wajah berikutnya dengan mandi menggunakan air dingin. Mandi air dingin juga bisa membantu meredakan peradangan herpes pada wajah.

Cara ini bisa sedikit membersihkan dan menjaga luka. Rutinitas ini akan membuat lecet di wajah tetap bersih dan bisa mengurangi risiko infeksi.

BACA JUGA: Cara Melentikkan Bulu Mata dengan Bahan Alami, Aman dan Efektif 40 Parikan Lucu yang Menghibur dan Bikin Ketawa, Akrabkan Suasana Air dingin juga bisa membantu meredakan bintik-bintik sakit dan gatal. Hal ini bisa menurunkan risiko menggaruk wajah yang akan memperparah peradangan. Goresan justru akan menyebabkan luka menjadi jaringan parut. Jika sudah, jangan lupa untuk mengeringkannya dengan handuk. Lalu cuci handuk setelah digunakan agar tidak menyebar.

5. Minyak Zaitun Minyak zaitun bisa membantu untuk digunakan sebagai cara mengobati herpes pada wajah. Hal ini disebabkan karena sifat antimikroba dan antivirusnya. Minyak zaitun akan membantu melembapkan dan melembutkan kulit akibat infeksi. Minyak zaitun memiliki banyak vitamin, termasuk A, D, dan K, serta vitamin E. Kandungan ini akan meregenerasi kulit dan mempercepat penyembuhan akibat ruam herpes. 6. Teh Hijau Teh hijau memiliki sifat sebagai antioksidan dan antivirus.

Keduanya bisa membantu mencegah infeksi yang datang untuk kedua kali. Hal ini penting sekali dilakukan, karena herpes termasuk penyakit kulit seumur hidup dan bisa muncul berulang-ulang. Katekin yang dimiliki teh hijau akan menghambat pertumbuhan bakteri dan virus pemicu herpes. Selain itu, mengonsumsinya juga bisa mempercepat pemulihannya. 7. Cuka Apel Cara mengobati herpes di wajah berikutnya herpes di wajah menggunakan cuka apel.

Cuka apel dikenal memiliki sifat antiradang dan antivirus. Tidak heran jika cuka apel memang bisa diandalkan untuk mengobati herpes di wajah. Cuka apel termasuk aman diterapkan di wajah. Cuka apel dapat membantu mencegah peradangan yang semakin parah dan infeksi yang datang kedua kali. Caranya sangat mudah, hanya perlu mencampurkan 1 sendok cuka apel dengan 3 sendok air. Aduk keduanya dengan merata dan oleskan campuran ini ke wajah yang terinfeksi. 8. Konsumsi Sayur Cara mengobati herpes di wajah yang terakhir dengan mengonsumsi sayur.

Mengonsumsi lebih banyak sayur bisa membantu mengatasi rasa sakit akibat peradangan herpes di wajah. Mengonsumsi lebih banyak sayur juga bisa membuat daya tahan tubuh lebih baik. Daya tahan tubuh yang baik ini sangat efektif menghalang infeksi virus, termasuk virus herpes.

Misalnya saja seperti kembang kol, bayam, dan tomat. 1 Oplas Dinilai Berhasil, 5 Potret Lucinta Luna di Malaysia Dipuji Bak Boneka Barbie 2 4 Cara Mudah untuk Mengawali Hari dengan Lebih Bugar dan Bertenaga 3 Selamat!

Jessica Iskandar Melahirkan Anak Kedua, Wajah Sang Bayi Bikin Penasaran 4 Cantik dan Menggemaskan Salima Anak Wishnutama & Gista Putri Liburan di Luar Negeri 5 Innalillahi Waina Ilaihi Rajiun, Sang Raja Dangdut Rhoma Irama Berduka Selengkapnya Herpes simplex virus type 1 (HSV 1) atau orang biasa mengenal dengan herpes di wajah. Chayavichitsilp P, Buckwalter JV, Krakowski AC, Friedlander SF (April 2009).

“Herpes simpleks” : Tingkat HSV-1 adalah antara 70% dan 80% pada populasi dengan status sosial ekonomi rendah dan 40% hingga 60% pada populasi dengan status sosial ekonomi yang lebih baik. Herpes wajah sering dikenal sebagai luka lepuh atau luka terbuka yang berair. Herpes mungkin muncul di mana saja di area wajah, seperti pada bibir dan pipi. Lepuhan herpes yang jarang berisi cairan juga dapat muncul di dalam mulut atau di rongga hidung.

Lalu, apa saja yang menjadi faktor penyebab herpes di wajah ini? Temukanlah jawabannya pada penjelasan artikel di bawah ini. Lepuhan pada wajah memberikan sensasi terbakar dan akan terus berkembang. Baca Juga: Penyebab Herpes Apa itu herpes wajah? Herpes herpes di wajah sering berupa sebagai luka lepuh atau luka terbuka yang berair. Herpes wajah ditandai dengan munculnya sekelompok lepuh berisi cairan bengkak atau memerah pada area kulit.

Lepuhan pada wajah memberikan sensasi terbakar dan akan terus berkembang. Ketika lepuhan berkembang, lepuhan cenderung membentuk area yang lebih empuk dan menyakitkan jika disentuh.

Area wajah yang sering memunculkan lepuhan adalah mulut, pipi, dan dagu. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menyebar ke area tangan dan anggota tubuh lainnya, jika tidak membersihkan atau mencucinya secara teratur. Lepuhan ini akan bertahan selama beberapa hari atau beberapa minggu setelah terinfeksi.

Baca Juga: Kenali Gejala Herpes Genital Penyebab herpes wajah Penyebab herpes wajah dipengaruhi oleh beberapa jenis faktor pemicu, seperti virus dan penyaluran langsung dari penderita kepada orang disekitarnya.

Faktor penyebab itu diperoleh dengan sengaja maupun tidak sengaja. Berbagai faktor penyebab herpes wajah yaitu: • Penyebab herpes wajah timbul paling umum adalah virus herpes herpes di wajah tipe 1 (HSV-1). Virus ini akan menyerang sel-sel epidemis, lapisan luar kulit, dan menyebabkan lepuhan berisi cairan muncul. Penyebaran virus dari epidermis sepanjang jalur saraf menjadi pemicu potensial demam (seperti flu biasa), radiasi UV (paparan sinar matahari), kelelahan yang ekstrim atau penurunan fungsi kekebalan tubuh.

• Virus herpes simpleks dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak langsung atau jarak dekat. Seseorang bisa terinfeksi virus herpes simpleks hanya dengan menyentuh luka herpes yang terbuka atau belum sembuh. Kebanyakan orang yang terinfeksi yang tidak memiliki luka, dokter menyebut ini “penumpahan virus tanpa gejala.” • Menyentuh kulit, mencubit pipi, dan memberikan ciuman juga merupakan kontak langsung yang dapat memicu penyebaran virus herpes.

Penularan akan meningkat ketika virus masih baru, terbuka, atau baru saja tertutup. Disarankan bagi orang disekitarnya untuk menghindari dan meminimalisir kontak dengan penderita. • Berbagi peralatan makan, peralatan mandi, dan berbagai jenis peralatan lainnya juga dapat menjadi perantara penyebaran virus herpes.

Baik penderita maupun orang yang tinggal bersama penderita, perlu untuk selalu memperhatikan kebersihan tangan mereka. • Kontak dengan cairan tubuh, seperti air liur, dapat menjadi pemicu penyebaran virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1). Maka dari itu, disarankan bagi para penderita yang telah memiliki pasangan untuk mengurangi intensitas berhubungan secara seksual atau oral guna meminimalisir penularan virus. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu jika ingin melakukan hubungan dengan pasangan Anda.

Menjaga kebersihan tubuh dan mengonsumsi obat-obatan perlu diterapkan guna kesembuhan penyakit. Baca Juga: Berapa Lama Herpes Sembuh? Virus herpes wajah dapat menyerang seseorang dengan berbagai jenis usia. Kebanyakan penderita herpes wajah adalah bayi dan anak-anak dengan rentan usia 1 sampai 5 tahun. Beberapa tanda terinfeksinya virus herpes herpes di wajah muncul rasa kesemutan dan pembengkakan disertai cairan.

Virus masih bisa menyebar sampai luka benar-benar sembuh dan tertutup oleh keropeng. Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) yang menyerang pada wajah juga dapat memicu timbulnya herpes genital.

Tetapi, herpes genital lebih dominan disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2). Herpes genital akan berbahaya baik bagi penderita, pasangan, ibu hamil, dan juga anak dalam kandungannya. Penyebab herpes di wajah kambuh Penyebab kekambuhan herpes wajah pada penderita disebabkan oleh beberapa faktor pemicu.

Sebelum itu, perlu diketahui bahwa ketika seseorang telah terinfeksi oleh virus herpes, maka virus tidak akan meninggalkan tubuh. Virus herpes akan terus aktif di dalam tubuh sehingga mampu memicu timbulnya kekambuhan. Inilah beberapa penyebab herpes wajah yang dapat “membangunkan” virus adalah: • Tekanan yang menyebabkan stres atau trauma • Penyakit medis lainnya • Meningkatnya suhu tubuh atau demam • Paparan sinar matahari atau radiasi UV • Periode menstruasi atau perubahan hormon (terutama pada wanita) • Melakukan proses pembedahan atau operasi Penyebab kekambuhan di atas perlu untuk diwaspadai dan dihindari, jika seseorang tidak ingin menimbulkan gejala herpes.

Gejala herpes yang berulang akan lebih cepat sembuh dibandingkan gejala herpes yang pertama. Tetapi, tetaplah menjaga kebersihan tubuh dan mengonsumsi obat-obatan jika diperlukan. Herpes wajah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1). Herpes wajah merupakan penyakit yang umum dan dapat menyerang berbagai kalangan usia, terutama pada anak-anak. Penyebab dari herpes wajah sendiri adalah virus dan kontak langsung dengan penderita herpes.

Kontak langsung akan sangat berbahaya dan meningkatkan persentase penularan terjadi. Selain itu, ketika seseorang telah memiliki virus herpes dalam tubuh, maka akan herpes di wajah untuk disembuhkan dan bahkan dapat kambuh sewaktu-waku.

Maka disarankan untuk menghindari berbagai faktor penyebab herpes di wajah, jika sudah terlanjur segeralah hubungi dokter guna mendapatkan penanganan selanjutnya. Telah direview oleh dr. Febriani Kezia Haryanto Source: • Virus Herpes Simpleks • Virus Herpes Herpes di wajah HSV-1 & HSV-2 • Semua yang Ingin Anda Ketahui Tentang Herpes Genital dan Oral
Yahoo fait partie de la famille de marques Yahoo.

En cliquant sur Accepter tout, vous consentez à ce que Yahoo et nos partenaires stockent et/ou utilisent des informations sur votre appareil herpes di wajah l’intermédiaire de cookies et de technologies similaires, et traitent vos données personnelles afin d’afficher des annonces et des contenus personnalisés, d’analyser les publicités et les contenus, d’obtenir des informations sur les audiences et à des fins de développement de produit.

Données personnelles qui peuvent être utilisées • Informations sur votre compte, votre appareil et votre connexion Internet, y compris votre adresse IP • Navigation et recherche lors de l’utilisation des sites Web et applications Yahoo • Position précise En cliquant sur Refuser tout, vous refusez tous les cookies non essentiels et technologies similaires, mais Yahoo continuera à utiliser les cookies essentiels et des technologies similaires.

Sélectionnez Gérer les paramètres pour gérer vos préférences. Pour en savoir plus sur notre utilisation de vos informations, veuillez consulter notre Politique relative à la vie privée et notre Politique en matière de cookies. Vous pouvez modifier vos choix à tout moment en consultant vos paramètres de vie privée.
Klikdokter.com, Jakarta Virus herpes dapat menjangkiti siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin.

Herpes di wajah mungkin sedikit kurang dikenal dibandingkan herpes di area kelamin. Virus herpes terdiri dari delapan jenis, tapi hanya dua jenis yang paling umum terjadi, yaitu herpes simpleks dan herpes zoster. Kalau herpes simpleks termasuk dalam penyakit kelamin, herpes zoster dapat terjadi di seluruh tubuh, termasuk wajah.

Herpes zoster atau disebut juga cacar api pada umumnya ditandai dengan munculnya ruam kemerahan di permukaan kulit yang menyebabkan rasa sakit dan terbakar. Penyakit ini adalah jenis infeksi yang merupakan proses reaktivasi dari infeksi virus cacar air atau Varicella-Zoster sebelumnya. Karena itu, seseorang yang mengalami herpes zoster memiliki riwayat infeksi cacar air sebelumnya.

herpes di wajah

Saat pengobatan cacar air, virus tidak sepenuhnya teratasi. Virus ini pun menetap di dasar tulang tengkorak atau tulang belakang dan dapat aktif kembali di kemudian hari.

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya infeksi herpes zoster, yang sebagian besar sangat berkaitan dengan daya tahan atau imunitas tubuh, yaitu: • Lanjut usia (di atas 60 tahun) • Pengguna obat imunosupresan • Pasien imuunocompromised ( HIV) • Stres psikologis Bisa timbulkan komplikasi pada mata Ketika lesi herpes zoster menyerang wajah, sebaiknya terapi yang dilakukan harus tepat sesuai dengan petunjuk dokter.

Jika tidak tertangani dengan baik, dapat timbul komplikasi pada mata yang disebut dengan herpes zoster oftalmikus (HZO). Herpes zoster oftalmikus merupakan salah satu penyakit mata yang menimbulkan gejala berupa ruam kulit disertai nyeri pada salah satu sisi wajah.

HZO pada umumnya terjadi pada dewasa, tapi bukan tidak mungkin ditemukan juga pada usia muda. Jika seseorang memiliki daya tahan tubuh yang baik, virus Varicella Zoster akan dapat ditekan. Namun, ketika daya tahan tubuh sedang turun, virus akan kembali menjadi aktif dan menginfeksi persarafan yang memicu respons imun tubuh. Akibatnya, timbul lepuh pada wajah maupun peradangan pada mata, berdasarkan lokasi dan jaringan yang terinfeksi. Gejala herpes zoster oftalmikus Tidak seluruh orang yang mengalami infeksi herpes zoster akan mengalami HZO.

Oleh karena itu, jika herpes zoster terjadi pada wajah, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa gejala berikut: • Hutchingson's sign di mana terdapat ruam lepuh pada hidung • Mata merah • Penurunan tajam penglihatan • Nyeri pada mata • Berair HZO dapat menimbulkan infeksi pada kornea hingga dapat membuat peradangan pada iris.

Kondisi ini dapat disertai dengan peningkatan tekanan pada bola mata. Jika hal ini tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan kebutaan. Ketika melakukan konsultasi dengan dokter, seorang penderita HZO akan diberikan antivirus yang harus dikonsumsi selama 7-10 hari. Reaksi peradangan pada mata biasanya akan diatasi dengan pemberian tetes mata steroid oleh dokter. Jika diperlukan, dokter dapat memberikan obat untuk menurunkan tekanan bola mata. Selain itu, apabila pasien merasakan nyeri yang tidak tertahankan, dokter akan mempertimbangkan pemberian obat antinyeri.

Ingat, penggunaan obat-obat tersebut harus sesuai dengan petunjuk dokter. Jadi, ketika Anda terinfeksi cacar air, pastikan Anda sudah benar-benar terbebas dari virus. Herpes di wajah bisa muncul akibat virus yang belum sepenuhnya tertangani maupun berbagai komplikasi, seperti herpes zoster oftalmikus.

Untuk mencegahnya, Anda disarankan untuk menjaga daya tahan tubuh dan melakukan vaksinasi Varicella Zoster. Segera periksa ke dokter jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada munculnya herpes. [HNS/ RVS]Herpes bukan hanya timbul di sekitar area kelamin tetapi juga di wajah. Apa penyebab herpes di wajah, dan bagaimana cara pengobatan yang dapat dilakukan di rumah ? Simak di sini. Herpes merupakan salah satu jenis virus yang dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia dan jenis kelamin.

Virus ini tak hanya muncul di area kelamin namun juga dapat timbul di wajah. Sebaiknya Anda kenali penyebab herpes di wajah. Penyebab herpes di wajah Virus herpes terdiri dari delapan jenis. Dua jenis diantaranya merupakan jenis yang paling umum muncul dan menyerang tubuh. Yaitu, herpes simplex virus (HSV) dan varicella zoster virus.

Virus herpes simplex muncul di sekitar kelamin dan herpes di wajah penyebab penyakit kelamin. Sedangkan varicella zoster muncul di seluruh tubuh manusia dan menjadi penyebab herpes di wajah.

Varicella zoster virus atau herpes zoster sebagai penyebab herpes di wajah ini dikenal pula dengan sebutan cacar api atau cacar ular. Penderita akan mengalami ruam kemerahan di permukaan kulit dan menyebabkan kulit seperti terbakar serta menimbulkan rasa sakit.

Selain itu juga menimbulkan bintil kulit berisi air dan nyeri. Infeksi herpes ini ditandai dengan kulit kering, luka melepuh, atau luka terbuka berair. Infeksi virus Varicella Zoster adalah penyebab herpes di wajah dan penyakit cacar air.

Meski tak berbahaya namun herpes zoster dapat menimbulkan keluhan nyeri. Biasanya penderita herpes zoster telah memiliki riwayat infeksi cacar air.

Pengobatan cacar air tidak sepenuhnya dapat mengatasi herpes di wajah. Virus dapat menetap di dasar tulang tengkorak atau tulang belakang dan dapat kambuh lagi di kemudian hari.

Sejumlah faktor risiko dapat memicu terjadinya infeksi herpes zoster. Sebagian besar berkaitan dengan masalah daya tahan atau imunitas tubuh. Adapun faktor risiko penyebab herpes di wajah ini adalah • Lanjut usia (di atas 60 tahun) • Pengguna obat imunosupresan • Pasien imuunocompromised ( HIV) • Stres psikologis Baca Juga: Waspadai Virus Penyebab Herpes Kulit Tiga kelompok virus herpes Virus herpes yang menjadi penyebab herpes di wajah dan sekitar area kelamin maupun di seluruh area tubuh berasal dari kelompok virus herpes berikut ini.

• Alfa herpesvirus Ini merupakan kelompok virus Alfa herpervirus yang memiliki siklus berkembang biak yang cepat dan memiliki fase infeksi laten atau tersembunyi tanpa gejala serta bersifat kambuhan. Contoh dari alfa herpesvirus ini adalah HSV tipe 1 dan 2, serta varicella-zoster virus.

• Beta herpesvirus Beta herpesvirus merupakan kelompok virus yang memiliki siklus berkembang biak yang panjang. Sel-sel tubuh yang terinfeksi oleh virus tersebut akan mengalami pembengkakan dan virusnya sendiri dapat tetap bersembunyi di dalam tubuh. Biasanya Beta herpesvirus ini menyerang sel sel darah merah, ginjal, dan kelenjar sekretori.

Contoh dari kelompok beta herpesvirus adalah cytomegalovirus herpes di wajah, herpesvirus 6dan herpesvirus 7. • Gamma herpesvirus Sementara itu, Gamma herpesvirus merupakan virus yang menyerang bagian sel atau limfosit T atau B pada tubuh manusia.

Kelompok amma herpesvirus ini terdiri atas Epstein-Barr virus dan human herpesvirus 8. Herpes di wajah bisa timbulkan komplikasi pada mata Seperti telah diungkapkan di atas, penyebab herpes di wajah adalah virus herpes zoster. Saat virus ini menyerang wajah, apabila tidak ditangani dengan baik herpes di wajah dapat menimbulkan komplikasi pada mata. Komplikasi ini disebut herpes zoster oftalmikus atau HZO. Penderita HZO juga mengalami ruam kulit disertai nyeri pada salah satu sisi wajah. Efek HZO jika tidak ditangani akan menimbulkan kebutaan.

Virus ini dapat menimbulkan infeksi pada kornea hingga dapat membuat peradangan pada iris, dan bisa disertai pula dengan terjadinya peningkatan tekanan pada bola mata. Inilah yang kemudian menimbulkan kebutaan.

herpes di wajah

Umumnya HZO menyerang orang dewasa. Namun tak menutup kemungkinan juga menyerang anak muda. Daya tahan tubuh atau imunitas seseorang dapat menahan serangan virus ini. Jika daya tahan kuat maka virus penyebab herpes di wajah ini akan dapat ditekan. Sebaliknya, ketika daya tahan tubuh menurun maka virus ini akan kembali menjadi aktif dan menginfeksi persarafan yang memicu respons imun tubuh.

Akibatnya dapat menyebabkan peradangan pada mata hingga kebutaan. Baca Juga: 7 Manfaat Minyak Zaitun Untuk Wajah Cara mengobati herpes di wajah Setelah mengenali penyebab herpes di wajah, berikut adalah beberapa cara mengobati herpes di wajah yang dapat dilakukan di rumah.

• Kompres dengan es batu atau botol air dingin Mengompres bagian kulit wajah yang terkena herpes dengan es batu akan menimbulkan sensasi dingin yang dapat meredakan rasa sakit dan mengurangi terjadinya inflamasi. Siapkan kain lalu celupkan ke es batu. Setelah kain menjadi dingin, tempelkan ke bagian wajah yang sakit. Bila suhu kain sudah berubah, celupkan kembali ke es batu.

Botol berisi air dingin bisa menggantikan kain. Gunakan botol yang udah dicuci bersih. Lalu masukan air dingin, atau dinginkan botol air di dalam kulkas. Herpes di wajah itu baru ditempelkan ke bagian wajah yang terkena herpes. • Oleskan gel lidah buaya Penyebab herpes di wajah adalah virus herpes zoster yang dapat menimbulkan rasa sakit dan panas di wajah.

Gunakan gel lidah buaya untuk mengobatinya. Oleskan gel bening aloe vera ini untuk meredakan rasa panas dan rasa sakit. • Gunakan baking soda dan minyak esensial Baking soda juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi penyebab herpes di wajah. Caranya dengan mencampurkan baking soda dengan minyak esensial lalu usapkan pada bagian yang terkena herpes di wajah. Komposisinya adalah satu sendok makan baking soda dicampur dengan minyak esensial dan tambahkan setengah gelas air hangat. Aduk hingga rata lalu tempelkan pada wajah dengan menggunakan kain atau kapas wajah.

• Mandi dengan air dingin Air dingin herpes di wajah membantu meredakan peradangan herpes pada wajah. Mandilah dengan air dingin untuk membersihkan dan menjaga luka serta mengurani risiko infeksi.

Selain itu dengan membasuh wajah pakai air dingin dapat meredakan bintik-bintik sakit dan gatal. Sehingga dapat menurunkan risiko menggaruk-garuk wajah.

Setelah mandi, jangan lupa untuk mengeringkan kulit dengan handuk. • Oleskan minyak zaitun Penyebab herpes di wajah Anda dapat diatasi dengan menggunakan minyak zaitun. Senyawa antimikroba dan antivirus yang terdapat di dalam minyak zaitun dapat membantu melembapkan dan melembutkan kulit akibat infeksi. Minyak zaitun mengandung vitamin A,D, K, dan E yang dapat membantu percepatan penyembuhan herpes pada wajah.

• Herpes di wajah teh hijau Teh hijau merupakan tanaman herbal yang cocok digunakan dalam pengobatan penyebab herpes di wajah. Sifat antioksidan dan antivirus yang terdapat di dalam teh hijau akan membantu pencegahan kambuhnya infeksi herpes di wajah. Sebagaimana diketahui, herpes dapat datang untuk kedua kalinya.

Senyawa katekin di dalam teh hijau dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus pemicu herpes. Konsumsi teh hijau untuk mengatasi herpes di wajah. Baca Juga: 5 Manfaat Lidah Buaya untuk Wajah dan Efek Sampingnya • Oleskan cuka apel Cuka apel juga dapat mengobati penyebab herpes di wajah.

Cuka apel memiliki sifat antiradang dan antivirus yang bisa membantu mencegah peradangan yang semakin parah dan infeksi yang datang kedua kalinya pada herpes di wajah.

Cara penggunaannya dengan mencampurkan 1 sendok cuka apel dengan 3 sendok air lalu aduk sampai rata. Setelah itu herpes di wajah ramuan ini dengan cara dioleskan pada wajah yang terkena infeksi virus herpes. • Perbanyak konsumsi sayur Selanjutnya, penyebab herpes di wajah dapat dicegah dengan memperbanyak konsumsi sayuran. Makan sayur yang banyak akan dapar membuat daya tahan tubuh meningkat. Daya tahan tubuh yang baik sangat efektif menghalang infeksi virus, termasuk virus herpes.

Jenis sayuran yang baik dikonsumsi oleh penderita herpes di wajah adalah kembang kol, bayam, dan tomat.
Pastikan untuk mengecek kesehatanmu dan keluarga secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7.

herpes di wajah

Periksa kesehatan kulit dan kelamin dengan mitra dokter spesialis kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya! Mari simak apa yang perlu kamu ketahui tentang apa itu herpes, jenis-jenis, kapan harus tes, dan bagaimana kamu dapat mencegah herpes di wajah. Menurut data World Health Organization (WHO), 67 persen orang di bawah 50 tahun memiliki infeksi virus herpes tipe HSV-1, dan 11 persen dari 15 hingga 49 tahun memiliki infeksi HSV-2 di seluruh dunia.

Yuk ketahui lebih jauh tentang tanda-tanda yang harus kamu waspadai, pencegahan dini apa saja yang bisa kamu lakukan, dan juga kapan kamu harus pergi ke dokter. Apa itu herpes? Herpes Simplex Virus, atau dikenal juga sebaai HSV, adalah infeksi yang menyebabkan herpes. Kondisi kulit ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh. Paling sering pada herpes di wajah kelamin atau mulut, namun juga bisa pada bagian-bagian tubuh lainnya.

Ada dua jenis HSV ini, yang pertama adalah HSV 1 atau tipe 1, yang terutama menyebabkan oral herpes atau di bagian mulut. HSV 2 atau tipe 2, yang cenderung menyebabkan genital herpes. Namun, kedua jenis tipe itu, juga dapat terjadi di kedua wilayah tersebut.

Ciri-ciri dan gejala awal penyakit herpes Beberapa orang tidak herpes di wajah gejala apapun seketika setelah tertular. Jika gejalanya muncul, yang pertama kali ditunjukkan biasanya adalah langsung kondisi kulit atau luka tersebut. Luka ini dapat muncul sebagai lepuhan di sekitar mulut, anus, atau alat kelamin. Bentuknya bisa terbuka dan menyakitkan, meninggalkan luka yang bisa memakan waktu beberapa minggu untuk sembuh. Gejala lain dapat termasuk: • Sensasi terbakar saat buang air kecil, jika urine melewati luka yang sakit • Kesulitan buang air kecil karena luka menghalangi uretra • Gatal dan nyeri di sekitar alat kelamin Beberapa pemilik atau pendetita menyebut tanda-tanda yang terlihat pertama ini sebagai ‘outbreak’.

Selama outbreak pertama, orang mungkin juga memiliki gejala seperti flu, termasuk: • Demam • Sakit kepala • Pegal-pegal • Kelenjar bengkak • Kelelahan Jika seseorang sudah memiliki kondisi atau sakit tertentu yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh mereka, misalnya: diabetes, HIV dan AIDS, leukemia, mereka mungkin mengalami gejala yang lebih lama dan lebih menyakitkan.

Dalam beberapa kasus, seseorang dengan mungkin tidak mengalami gejala virus selama bertahun-tahun. Dalam kasus lain, gejala pertama dapat muncul sekitar 2-10 hari setelah tertular virus. Outbreak pertama dapat berlangsung selama 2-4 minggu. Setelah waktu ini, luka secara bertahap akan sembuh tanpa meninggalkan bekas luka. Outbreak yang pertama biasanya yang terpanjang dan paling menyakitkan.

Beberapa orang mengalami outbreak yang berulang, biasanya pada tahun pertama setelah tertular virus. Jika berulang, biasanya gejalanya hilang dalam waktu sekitar satu minggu. Tentang oral herpes Pada oral herpes, kebanyakan luka atau kondisi kulit yang melepuh munculnya di bibir atau mulut. Bisa juga muncul di tempat lain di wajah, terutama di sekitar dagu dan di bawah hidung, atau di lidah. Pada awalnya, luka terlihat mirip dengan benjolan kecil atau jerawat, sebelum berkembang menjadi lepuhan berisi nanah.

Warnanya bisa merah, kuning atau putih. Begitu pecah, cairan bening atau kuning akan habis, sebelum kemudian lepuhan ini mengembangkan kerak kuning dan menjadi perlahan menyembuhkan.

Penderita area mulut ini mungkin mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di leher saat terjadi outbreak. Apa yang perlu kamu ketahui tentang herpes genital? Genital herpes adalah infeksi menular seksual yang umum disebabkan oleh HSV. Kontak seksual menjadi cara utama penyebaran virus. Setelah infeksi awal, virus ini biasanya tidak aktif di tubuh kamu, namun dapat aktif kembali beberapa kali dalam setahun.

Kondisi dapat menyebabkan rasa sakit, gatal, dan luka di area genital kamu. Jika kamu mengalami gejala genital, di antaranya: nyeri atau gatal, kamu mungkin juga mengalami rasa sakit di daerah genital, sampai infeksinya hilang. Ada juga benjolan merah kecil atau lepuhan putih kecil, dan ini mungkin muncul beberapa hari hingga beberapa minggu setelah infeksi.

Apa penyebabnya? Dua jenis infeksi virus dapat menyebabkan herpes genital. Pertama adalah HSV-1, yang sering menyebar melalui kontak kulit ke kulit, meskipun dapat juga menyebar ke area genital selama seks oral. Yang kedua adalah HSV-2, ini adalah jenis yang biasanya menyebabkan masalah genital. Virus ini menyebar melalui kontak seksual dan kontak kulit ke kulit.

HSV-2 sangat umum dan sangat menular, baik sakit terbuka atau tidak. Serba-serbi tentang rectum herpes? Baik lelaki atau perempuan yang terkena genital herpes, biasanya dapat berkembang menjadi luka atau lecet di sekitar rektum (organ terakhir dari usus besar, yang biasanya sebagai tempat penyimpanan sementara herpes di wajah, sebelum berakhir di anus). Tandanya misalnya, luka terbuka atau merah di sekitar anus.

Luka yang muncul di sekitar rektum, biasanya dari sini dapat juga berkembang lagi ke pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan.

Tentang finger herpes Luka atau lepuhan juga dapat berkembang di jari. Ini disebut herpetic whitlow, dan paling umum terjadi pada anak-anak yang kerap mengisap ibu jari mereka. Herpes juga dapat menyebabkan satu atau lebih luka berkembang di sekitar kuku. Seseorang akan sering mengalami rasa sakit atau sensasi kesemutan di daerah tersebut, sebelum sakitnya lebih berkembang.

Jika beberapa luka muncul, luka ini juga cenderung bergabung dan menjadi satu, dan menjadi lepuhan lebih besar seperti sarang lebah dalam seminggu. Ini juga dapat menyebar ke dasar kuku. Apa yang perlu kamu ketahui tentang cornea herpes? Virus dapat juga menginfeksi kornea, yang menyebabkan kerusakan jaringan dan mungkin menyebabkan gangguan penglihatan yang bertahan lama, jika tidak cepat diidentifikasi dan diobati.

Infeksi kornea yang paling umum, biasanya disebabkan oleh HSV, baik tipe 1 dan tipe 2. Infeksi kornea juga disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV), atau cacar air atau virus zoster. HSV dan VZV adalah infeksi kornea yang signifikan. Jika kamu mengalami sakit mata, mata merah, kepekaan terhadap cahaya, atau penurunan penglihatan, kamu harus segera diperiksa oleh dokter mata.

Untuk perawatan yang tepat dan membantu mengurangi risiko gangguan penglihatan. Pencegahan dini herpes Virus umumnya tersebar melalui kontak langsung kulit dengan daerah yang terkena.

Akibatnya, orang dapat tertular dari hubungan seks vaginal, anal, atau oral, dengan seseorang yang memiliki virus herpes. Penting untuk dicatat bahwa orang dengan herpes genital, memiliki peluang lebih tinggi untuk tertular HIV dari pasangan seksual yang memiliki HIV. Langkah-langkah pencegahan adalah termasuk juga dengan memberi tahu pasangan seksual, apabila menderita sebelum berhubungan seks. Langkah-langkah tambahan untuk mengurangi kemungkinan penularan termasuk: • Tidak berhubungan seks selama berjangkitnya herpes, karena herpes di wajah dapat berpindah dengan lebih mudah melalui luka • Menunggu sampai semua luka benar-benar sembuh sebelum berhubungan seks lagi • Mencari gejala prodromal (sekumpulan gejala yang menyertai atau mendahului suatu infeksi) dari outbreak, dan tidak berhubungan seks selama waktu ini • Selalu menggunakan kondom atau dental dams selama berhubungan seks, bahkan ketika tidak ada gejala herpes • Mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menyentuh luka herpes, untuk mencegah virus menyebar ke daerah lain • Tidak mencium orang ketika ada luka di mulut, terutama orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah • Minum obat antivirus setiap hari juga dapat mengurangi kemungkinan menularkan infeksi, dengan sebelumnya berkonsultasi dengan dokter tentang opsi perawatan ini Kapan harus ke dokter?

Kamu harus mengunjungi dokter, jika mengira atau berpikir kamu berkemungkinan mengalami karena mengalami gejala.

herpes di wajah

Tes juga penting untuk menyingkirkan infeksi menular seksual lainnya. Jika memiliki luka atau lecet, penyedia layanan kesehatan akan menggunakan swab untuk mengambil sampel dari luka. Sampel akan menunjukkan apakah luka disebabkan oleh infeksi herpes atau tidak. Beberapa orang mungkin khawatir mereka memiliki virus, tetapi tidak menunjukkan gejala.

Dalam kasus seperti ini, dokter mungkin dapat melakukan tes darah untuk memeriksa virus dalam darah seseorang. Berapa lama dari tertular herpes sampai kemudian muncul gejala? Masa inkubasi untuk herpes adalah sekitar 2 hingga 12 hari, berarti bahwa waktu terbaik untuk dites virusjika kamu belum pernah mengalami outbreak, adalah setelah 12 hari.

Jika kamu khawatir terkena tetapi belum didiagnosis, berikut adalah beberapa langkah yang dapat kamu ambil: – Jika kamu saat ini aktif secara seksual, hentikan semua aktivitas seksual hingga kamu dapat herpes di wajah diagnosis formal – Hubungi dokter kamu dan jadwalkan janji temu untuk sekali masa inkubasi – Jika kamu mengalami outbreak, kamu tidak perlu menunggu untuk dites.

Dimungkinkan untuk menerima diagnosis berdasarkan luka tersebut. Kuncinya adalah jika kamu terkena virus herpes, kamu harus menunggu periode inkubasi berlalu, sebelum kamu diperiksa dan dites.

Pastikan untuk mengecek kesehatanmu dan herpes di wajah secara rutin melalui Good Doctor dalam layanan 24/7. Periksa kesehatan kulit dan kelamin dengan mitra dokter spesialis kami. Download aplikasi Good Doctor sekarang, klik link ini, ya!

herpes di wajah

• Healthline, How Long Does It Take for Herpes Symptoms to Appear or Be Detected on a Test? https://www.healthline.com/health/how-long-does-it-take-for-herpes-to-show-up#takeaways, diakses pada 30 April 2020 • Health Harvard, Herpes infection of the cornea, https://www.health.harvard.edu/blog/herpes-infection-of-the-cornea-2019052016668, diakses pada 30 April 2020 • Mayoclinic, Genital herpes, https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/genital-herpes/symptoms-causes/syc-20356161, diakses pada 30 April 2020 • Medicalnewstoday, Symptoms, causes, and treatment for herpes, https://www.medicalnewstoday.com/articles/151739#prevention, diakses pada 30 April 2020 • Medicalnewstoday, What does herpes look like?

https://www.medicalnewstoday.com/articles/324838, diakses pada 30 April 2020 • Medicalnewstoday, Herpes symptoms: How long do they take to show up? https://www.medicalnewstoday.com/articles/324838, diakses pada 30 April 2020

Apa itu HERPES ZOSTER dan obatnya??




2022 www.videocon.com