Panggilan paman untuk orang batak adalah

panggilan paman untuk orang batak adalah

Horas.!!!!! Oleh karena KASIH Pada jaman modern ini banyak sekali generasi muda orang batak yang begitu bertemu dengan sesama orang batak, katakanlah saudara begitu terjadi tegur sapa hanya tersenyum sambil mikir;"wah. manggil apa ya?" he.he.he. ini kayaknya sih . pengalaman pribadi, yang ditegur orang tua kita. katanya" Anakna Ise I, dang iboto ima. ise na ahu" (artinya: Anak siapa itu, dia tidak kenal siapa saya.). Oleh karena itulah supaya tidak terjadi lagi makanya saya coba merangkumnya agar dapat di ingat-ingat,soalnya pepatah bilang "tak kenal maka tak sayang" kita mulailah dari hal-hal sederhana sbb: panggilan paman untuk orang batak adalah Panggilan kepada orang yang kira-kira seumuran kita jika kita laki-laki bertemu dengan laki-laki kita panggil "LAE" dan perempuan kita panggil "ITO"(untuk batak toba) dan "BOTO" ( untuk batak simalungun).

Jika kita Perempuan bertemu dengan Laki-laki kita panggil "ITO" dan dengan sesama perempuan kita panggil "EDA" tetapi jaman sekarang,hal itu sudah di sesuaikan dengan jaman kadang untuk laki-laki dipanggil "ABANG" dan perempuan dipanggil "KAKAK".(gaya anak medan/melayu) • Sekarang kita naik kelevel sepantaran dengan AYAH dan IBU kita; • kita mulai dari keluarga IBU kita karena di adat batak keluarga ibu statusnya lebih tinggi (yang sering disebut dengan "HULA-HULA").

• Jika Saudara IBU kita yang laki-laki baik lebih tua maupun lebih muda dari IBU kita, disebut dengan "TULANG" dan istrinya "INANGTULANG", untuk anak TULANG yang laki-laki jika kita laki-laki kita panggil "LAE" dan anak perempuan TULANG kita panggil "PARIBAN". Jika kita perempuan manggil anak laki-laki TULANG kita, dengan sebutan "ITO" dan anak perempuan TULANG, kita panggil "EDA" dan TULANG memanggil kita dengan sebutan "BERE". • Untuk saudara IBU yang perempuan, jika lebih tua dari IBU kita, disebut 'INANGTUA" dan suaminya kita panggil "BAPATUA", untuk anak-anaknya jika laki-laki kita panggil HAHA(ng) sedangkan anak perempuan dengan sebutan "AKKANG" • Untuk Saudara IBU yang lebih muda dari IBU kita, disebut "INANGUDA" dan suaminya dipanggil "BAPAUDA" untuk anak-anak mereka kita panggil ANGGI baik laki-laki maupun perempuan.

• Sekarang panggilan untuk keluarga kita dari pihak AYAH (biasa dikenal dengan sebutan DONGAN TUBU). • Jika saudara AYAH kita laki-laki dan LEBIH TUA dari AYAH kita, disebut "BAPATUA" dan istrinya dengan sebutan "INANGTUA",untuk anak laki-lakinya disebut HAHA(ng)atau "AKKANG Panggilan paman untuk orang batak adalah dan anak perempuannya dipanggil "AKKANG BORU" • Jika saudara AYAH kita Laki-laki dan LEBIH MUDA dari AYAH kita,disebut "BAPA UDA" dan istrinya "INANGUDA" sedangkan anak-anaknya kita panggil dengan sebutan "ANGGI".untuk yang laki-laki "ANGGI DOLI" dan yang perempuan "ANGGI BORU".

• Jika saudara AYAH kita perempuan baik lebih tua atau lebih muda dari AYAH kita, dipanggil"INANGBORU" dan suaminya dipanggil "AMANGBORU" dan anak-anaknya yang laki-laki kita panggil "LAE" dan anak perempuannya kita panggil"ITO" • Panggilan untuk AYAH kita atau laki-laki yang dituakan adalah "AMANG" dan panggilan untuk IBU kita atau perempuan yang dituakan adalah "INANG".Sedangkan untuk mertua Laki -laki baik dari suami maupun istri dipanggil dengan sebutan "SIMATUA DOLI" dan untuk mertua perempuan disebut "SIMATUA BORU" namun bisa juga dipanggil AMANG untuk mertua laki-laki dan INANG untuk mertua perempuan.

• Jika kita laki-laki, panggilan untuk Istri dari saudara laki-laki kita yang lebih tua dari kita(abang),disebut "AKKANG BORU" sedangkan istri dari saudara laki-laki yang lebih muda dari kita(adik) disebut "ANGGI BORU" • Istri dari Saudara laki-laki istri kita, di panggil dengan sebutan "INANGBAO dan Istri dari Saudara laki-laki istri kita, memanggil kita dengan sebutan "AMANGBAO" • Anak dari Saudara laki-laki istri kita yang laki-laki disebut dengan panggilan "TULANG NA POSO" dan istrinya dipanggil "NANTULANG NAPOSO/INANG NAPOSO" • Orang tua dari AYAH atau IBU kita yang laki-laki kita panggil "OMPUNG DOLI" (KAKEK)sedangkan yang perempuan kita panggil"OMPUNG BORU"(NENEK) • AYAHnya KAKEK kita,kita panggil dengan sebutan "AMANG MANGULAHI"(KAKEK BUYUT) • AYAHnya KAKEK BUYUT kita panggil dengan sebutan "OMPUNG MANGULAHI" • Saudara Laki-laki dari NENEK kita disebut dengan "TULANG ROROBOT" • Panggilan untuk mantu Laki-laki kita adalah "HELA" sedangkan mantu perempuan disebut dengan "PARMAEN" Sekian dulu ya.soalnya pengetahuannya baru segini.

jika ada saran silahkan. Dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga berdarah campuran Jawa dan Batak Toba membuat saya memahami betapa beragamnya budaya dan adat-istiadat yang dimiliki oleh orang Indonesia. Itu pun baru dari dua suku. Entah dari adat pernikahan, tradisi, maupun jika ada anggota keluarga yang meninggal. Namun, salah satu keragaman yang paling terlihat bagi saya adalah banyaknya jenis panggilan yang ada di dalam masyarakat Batak Toba.

Sebagai contoh, bagi orang Batak Toba untuk memanggil seorang paman saja, ada banyak jenis panggilan yang harus disesuaikan dengan silsilah keluarga, yaitu tulang, amanguda, amangboru, atau amangtua. Sementara kalau di adat Jawa, saya hanya perlu memanggil dengan sebutan pakde atau paklik. Nah, lho. Agar mudah untuk memahami, saya mencantumkan contoh gambar dua silsilah keluarga Batak Toba. Dua silsilah tersebut mewakili perbedaan panggilan kepada berbagai pihak yang ada di dalam keluarga atau yang di dalam masyarakat Batak disebut sebagai partuturan.

Saya akan jelaskan arti masing-masing dari setiap panggilan tersebut. Daftar Isi • #1 Opung Doli atau Opung Boru • #2 Amang atau Inang • #3 Amangtua atau Inangtua • #4 Amangboru atau Namboru • #5 Amanguda atau Inanguda • #6 Tulang panggilan paman untuk orang batak adalah Nantulang • #7 Haha, Anggi, atau Ito • #8 Lae atau Eda • #9 Amangbao atau Inangbao • #10 Anak atau Boru • #11 Hela atau Parumaen • #12 Bere • #13 Pahompu • • Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun.

Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya. • Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok?

Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini. #1 Opung Doli atau Opung Boru Opung doli adalah sebutan untuk kakek kita dan opung boru adalah sebutan untuk nenek kita. Namun, panggilan opung juga dapat digunakan kepada saudara dari opung doli dan opung boru kita, ataupun orang-orang yang kedudukannya setara dengan mereka. #2 Amang atau Inang Amang adalah sebutan untuk ayah kita dan inang adalah sebutan untuk ibu kita. Namun, tidak jarang juga panggilan ini diganti dengan bapa atau omak.

Jika yang dimaksud adalah orang tua secara kolektif, bukan individual, kita memanggil mereka dengan sebutan natoras atau natua-tua. #3 Amangtua atau Inangtua Panggilan ini memiliki makna yang sama dengan pakde dan bude dalam adat Jawa.

Jika dilihat dari sudut pandang keluarga ayah, amangtua adalah sebutan untuk kakak laki-laki ayah. Inangtua adalah sebutan untuk istri dari amangtua kita. Sebaliknya, jika dilihat dari sudut pandang keluarga ibu, inangtua adalah sebutan untuk kakak perempuan dari ibu kita dan suaminya kita panggil dengan sebutan amangtua.

#4 Amangboru atau Namboru Namboru atau saat ini lebih sering ditemui dengan sebutan bou adalah sebutan untuk saudara perempuan dari ayah kita dan tidak dipengaruhi oleh usia. Artinya, baik itu kakak maupun adik perempuan ayah kita memiliki panggilan yang sama. #5 Amanguda atau Inanguda Panggilan ini memiliki arti sebaliknya dari amangtua dan inangtua. Jika dilihat dari sudut pandang keluarga ayah, amanguda merujuk kepada adik laki-laki dari ayah kita dan istrinya disebut dengan inanguda.

Sementara jika dilihat dari sudut pandang keluarga ibu, inanguda adalah sebutan untuk adik perempuan dari ibu kita dan semuanya disebut dengan amanguda. #6 Tulang atau Nantulang Selain opung dan lae, panggilan ini mungkin yang paling banyak didengar oleh orang-orang yang bukan berdarah Batak.

Tulang sendiri merujuk kepada saudara laki-laki dari ibu kita tanpa memperhatikan usia. Nantulang adalah sebutan untuk istri dari tulang kita.

#7 Haha, Anggi, atau Ito Ketiga panggilan ini merujuk kepada saudara kandung kita. Kepada kakak yang segender, kita memanggilnya dengan haha atau akang (akang boru jika perempuan), atau lebih sederhana lagi dengan abang atau kakak.

panggilan paman untuk orang batak adalah

Kepada adik yang segender, kita memanggilnya dengan anggi. Untuk saudara kandung yang berbeda gender, kita memanggilnya ito tanpa melihat tingkatan umur. #8 Lae atau Eda Kedua panggilan ini merujuk kepada suami atau istri dari saudara kandung kita alias ipar kita yang segender dengan kita.

Lae digunakan oleh seorang laki-laki kepada ipar laki-laki, dan eda digunakan oleh seorang perempuan kepada ipar perempuan. Sementara jika kita ingin memanggil ipar yang berbeda gender, dapat menggunakan sebutan yang sama dengan menyebut kakak atau adik kita, yaitu haha atau anggi. #9 Amangbao atau Inangbao Kedua panggilan ini digunakan untuk menyebut suami atau istri dari ipar kita.

Inangbao digunakan oleh seorang laki-laki untuk menyebut istri dari iparnya, sementara amangbao digunakan oleh seorang perempuan untuk menyebut suami dari iparnya. #10 Anak atau Boru Sebutan untuk anak dalam masyarakat Batak juga dibedakan berdasarkan gendernya. Anak digunakan untuk menyebut anak laki-laki, sementara boru digunakan untuk menyebut anak perempuan.

#11 Hela atau Parumaen Hela digunakan untuk menyebut menantu pria kita, sementara parumaen digunakan untuk menyebut menantu perempuan kita. Namun, sebutan ini juga bisa digunakan untuk menyebut anak dari ito kita. Hal ini disebabkan karena di Batak sendiri, banyak pernikahan yang dilakukan antara pariban (seorang laki-laki dengan anak tulangnya, atau perempuan dengan anak namborunya). Pernikahan ini secara tidak langsung menyebabkan seorang keponakan menjadi menantu dari seseorang.

#12 Bere Bere digunakan sebagai sebutan untuk keponakan kita. #13 Pahompu Pahompu merujuk kepada cucu kita, tanpa memperhatikan gender tertentu. Nah, itu adalah panggilan-panggilan yang ditemui di dalam adat masyarakat Batak Toba. Banyaknya panggilan ini pula yang menyebabkan saya harus sedikit berpikir saat hendak memanggil seseorang dalam keluarga saya. Siapa tahu dari pembaca artikel ini juga ada yang malah berjodoh dengan seorang Batak dan harus belajar adat istiadatnya. BACA JUGA Manulangi Natua-tua, Tradisi Balas Budi Orang Tua Suku Batak Toba Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun.

Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya. Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Menu • Home • Budaya • Ruma • Ulos • Tortor • Gondang/Musik • Makanan/Minuman • Ukiran • Partuturon • Adat • Unjuk/Perkawinan • Mamongoti/Memasuki Rumah • Mangirdak/7Bulanan • Tardidi/Pasahat Ulos Parompa • Hukum Perkawinan • Hukum Waris • Sastra • Umpasa • Umpama • Falsafah • Surat/Tulisan • Bilangan/Angka • Parmesana/Zodiak • Parhalaan/Kalender • Tingki/Jam • Tokoh Batak • PAHLAWAN NASIONAL • PEMERINTAHAN • AHLI DAN AKADEMISI • MILITER • POLISI • HAKIM • JAKSA • PENGUSAHA • PENGACARA • POLITIK • SENI DAN BUDAYA • WARTAWAN • AKTIVIS • Pariwisata • KAB SAMOSIR • KAB HUMBANG HASUNDUTAN • KAB TOBA • KAP TAPANULI UTARA • KAB SIMALUNGUN • Tempat Penginapan • Informasi Transportasi • Oleh-oleh • Sejarah • Pusaha/Benda Bersejarah • Foto Batak Tempo Dulu • Legenda • Mistik • Artikel • UMUM • BERITA • PENDIDIKAN • KESEHATAN • SOSPOL • INSPIRASI Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan (genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.

Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga. Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan Ada begitu banyak sapaan kekerabatan yang biasa diucapkan oleh masyarakat Batak yang sering kita dengar, berikut ini ada beberapa tutur sapa yang sering diucapkan semoga berguna : • Ale-ale = teman akrab, bisa saja berbeda marga • Amang Naposo = anak (lk) abang/adik dari hula-hula kita • Amang/ damang/ damang parsinuan =ayah, bapak, sapaan umum menghormati kaum laki-laki • Amangbao = suami dari adik/ kakak (pr) (eda) suami kita • Amangboru = suami kakak atau adik perempuan dari ayah • Amangtua mangulaki = kakek ayah • Amangtua = abang dari ayah, suami dari kakak ibu, suami dari pariban ayah yang lebih tua • Amanguda = adik laki-laki dari ayah, suami dari adik ibu, suami dari pariban ayah yang lebih muda • Amanta/ amanta raja = kaum laki-laki yang biasa dipanggil pada sebuah acara adat • Ampara = sapaan umum buat yang se-marga, marhaha-maranggi (abang-adik) untuk yang laki-laki • Anakboru = perempuan yang masih gadis atau belum menikah • Anggi doli = suami dari anggiboru.

Adik (lk) sudah kawin. • Anggi = adik kita (lk), adik (pr) boru tulang • Anggiboru = isteri adik kita yang laki-laki, istri dari adik yang satu marga • Angkang boru = isteri abang satu marga • Angkang doli = abang, laki-laki yang lebih tua dari kita yang sudah menikah dan satu marga sesuai tarombo / silsilah • Angkangboru mangulaki = namboru ayah dari seorang perempuan • Bere = semua anak (lk / pr) dari adik/kakak perempuan • Bona niari = tulang dari kakek • Bonaniari binsar = tulang dari ayah kakek • Bonatulang = tulang dari ayah • Boru diampuan = keturunan dari namboru ayah • Boru = anak kandung perempuan, semua pihak keluarga dari saudara perempuan • Borutubu = semua menantu (lk) / isteri dari satu ompung • Dahahang (baoa/ boru) = abang kita atau panggilan paman untuk orang batak adalah • Dainang = ibu, sebutan kasih sayang anak kepada ibu, digunakan juga oleh ayah kepada anak perempuannya • Dakdanak = anak laki-laki atau perempuan yang masih kecil • Damang = ayah, bapak, sebutan kasih sayang dari anak kepada ayah, digunakan juga oleh ibu kepada anaknya sendiri • Dolidoli = laki-laki yang masih lajang atau belum menikah • Dongan sahuta = kekerabatan akrab karena tinggal dalam satu kampung • Dongansapadan = dianggap semarga karena diikat oleh janji atau ikrar • Dongantubu = abang/ adik satu marga • Eda = kakak atau adik ipar antar perempuan, sapaan awal antara sesama wanita • Haha = abang laki-laki • Hahadoli = sebutan isteri terhadap abang (kandung) suaminya, abang dari urutan marga • Hela = suami anak perempuan kita, menantu laki-laki, bisa juga sebutan untuk suami dari anak perempuan kita yang se-marga dan setarap menurut silsilah marga • Hula-hula = keluarga abang/adik (lk) dari isteri • Ibebere = keluarga anak (lk/pr) dari pihak perempuan • Inang simatua panggilan paman untuk orang batak adalah ibu mertua • Inangbao = isteri dari adik/ abang (lk) istri kita • Inangnaposo = isteri dari amangnaposo • Inangtua mangulaki = nenek ayah • Inangtua = isteri dari abang ayah, ada juga inangtua marpariban • Inanguda = isteri dari adik ayah, ada juga inanguda marpariban • Inanta/ inanta soripada = sebutan penghormatan bagi wanita sudah menikah, kaum ibu yang lebih dihormati dalam acara adat • Ito, iboto = kakak atau adik perempuan satu marga, sapaan awal dari laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya, panggilan kita kepada anak perempuan dari namboru • Lae = tutur sapa anak laki-laki tulang dengan kita (lk) maupun sebaliknya, tutur sapa awal perkenalan antara dua laki-laki, suami dari kakak atau adik kita sendiri (lk), anak laki-laki dari namboru kita (lk) • Maen = anak-gadis dari hula-hula kita • Namboru = kakak atau panggilan paman untuk orang batak adalah ayah kita yang sudah menikah maupun belum • Nantulang = isteri dari tulang kita, mertua dari adik kita yang perempuan • Nini = sebutan untuk anak dari cucu laki-laki • Nono = sebutan untuk anak dari cucu perempuan • Ompung boru = nenek, orang tua perempuan dari ayah kita • Ompung doli = kakek, orang tua laki-laki dari ayah kita • Ompungbao = kakek/nenek dari ibu kita, orangtua dari ibu kandung kita • Ondok-ondok = cucu dari cucu laki-laki • Pahompu = sebutan untuk semua cucu, anak - anak dari semua anak kita • Pamarai = abang atau adik dari suhut utama, orang kedua • Paramaan = anak (lk) dari hula-hula • Pariban = semua anak perempuan dari pihak tulang kita, abang-adik karena isteri juga kakak-beradik, anak perempuan yang sudah menikah dari pariban mertua perempuan • Parumaen = mantu perempuan, isteri dari anak • Rorobot, tulangrorobot = tulang isteri (bukan narobot) • Simatua boru = mertua perempuan, ibu dari istri • Simatua doli = mertua laki-laki, ayah/ bapak dari istri • Simolohon / simandokhon = iboto, kakak atau adik laki-laki • Suhut = pemilik hajatan kelompok orang yang membuat acara adat • Tulang = abang atau adik dari ibu, mertua dari adik kita yang laki-laki • Tulang naposo = paraman yang sudah menikah • Tulang Ni Hela panggilan paman untuk orang batak adalah tulang dari pengantin laki-laki • Tunggane boru, inang siadopan, pardijabunami, = isteri • Tunggane doli, amang siadopan, amanta jabunami = suami • Tunggane = semua abang dan adik (lk) dari isteri kita, semua anak laki-laki dari tulang • ▼ 2011 (43) • ► November (9) • ► September (22) • ▼ Juli (12) • Legenda Boru Saroding Pandiangan • Kebudayaan Batak Toba Dalam Pernikahan • SIRAJA LONTUNG • Toga Gultom • SEJARAH BATAK • Dalihan Na Tolu • Panggilan dalam Suku Batak • Hukum Ambarita • Pengertian Marga Batak Toba • Pulau Samosir Do Haroroanku • Icip Icip Kuliner Originally BatakMasakan Bata.

• Aneka Khas Batak Toba Suku batak mengikuti garis keturunan dari pihak Ayah, yang disebut juga patrilineal. Suku Batak yang tergolong unik dibandingkan dengan suku-suku lain di Indonesia, memiliki tanda pengenal yang disebut marga, dan juga memiliki No.

generasi.

panggilan paman untuk orang batak adalah

Marga dan No. Generasi ini dipakai untuk saling mengenal satu sama lain. Berdasarkan marga dan no. generasi ini, kita dapat mengetahui bagaimana seharusnya kita menyapa seseorang. Berikut ini adalah panggilan sapaan yang dipakai oleh suku Batak: • Abang Panggilan sesama pria, yang adalah: 1.

Kakak kandung 2. Yang bermarga sama, dengan No. Generasi setingkat, tetapi No. Urut lebih tinggi. Contoh: Keturunan Gultom Hutapea, memanggil Abang kepada Keturunan Gultom Hutatoruan, yang memiliki No.

Generasi sama. • Akkang, Kakak Panggilan sesama wanita, yang adalah 1. Kakak kandung 2. Kakak lelaki dari suami 3. Wanita semarga dengan No. Generasi sama, tetapi urutan lebih tinggi • Anggi, Adik Panggilan sesama wanita atau sesama pria, yang adalah 1. Adik kandung 2. Adik lelaki dari suami 3. Adik perempuan dari istri 4. semarga dengan No. Generasi sama, tetapi urutan lebih rendah • Ito Panggilan dari pria kepada wanita atau sebaliknya, dengan aturan: 1. Saudara pria/wanita dalam satu keluarga 2.

Pria/wanita semarga dengan No. generasi sama 3. Wanita dengan no. generasi lebih tinggi memanggil Ito kepada pria semarga dengan No. generasi lebih rendah 4. Anak laki-laki/perempuan dari saudara perempuan ibu 5. Pria/Wanita sesama suku Batak yang tidak semarga • Lae Panggilan sesama pria, kepada: 1. Saudara laki-laki dari pihak istri/saudara ipar laki-laki 2. Suami dari saudara perempuan 3.

Anak lelaki dari Tulang 4. Anak lelaki dari namboru 5. Laki-laki sesama suku Batak yang tidak semarga • Eda Panggilan sesama wanita, kepada: 1. Saudara perempuan dari pihak suami/saudara ipar perempuan 2. Istri dari saudara laki-laki 3. Anak perempuan dari Tulang 4. Anak perempuan dari Namboru 5. Wanita sesama suku Batak yang tidak semarga • Amang Tua,Bapak Tua, Pak Tua: Panggilan untuk pria, yang adalah: 1.

Kakak langsung dari ayah 2. Semarga, dan memiliki No. Generasi setingkat dengan ayah, yang nomor urutnya lebih tinggi. No. Urut disini adalah No. Urutan anak ke sekian. Contoh: Toga Gultom memiliki 4 orang anak yaitu Hutatoruan, Hutapea, Hutabagot, dan Hutabalian.

Anak-anak dari Hutapea memanggil Amang tua kepada Hutatoruan, demikian pula anak dari Hutabagot dan Hutabalian. Demikian pula anak dari Hutabagot memanggil Amangtua kepada Hutapea. Demikian seterusnya. 3. Suami dari kakak perempuan ibu, baik langsung maupun tidak langsung, yang semarga dengan ibu. • Inang Tua, Mama Tua, Mak Tua: Panggilan untuk wanita, yang adalah: 1. Istri dari Amang Tua panggilan paman untuk orang batak adalah.

Kakak perempuan ibu baik langsung maupun tidak langsung yang semarga dengan ibu. • Amanguda, Bapauda Kebalikan dari Amang Tua. Kalo Amang Tua adalah kakak, maka Amanguda adalah adik. • Inanguda Kebalikan dari Inang Tua. Kalo Inang Tua adalah kakak, maka Inanguda adalah adik.

• Inangbaju Sebutan untuk Saudara perempuan ibu yang belum menikah. Pada saat ini, sebutan ini umumnya diganti menjadi Tante, mengikuti perkembangan zaman. • Namboru Panggilan untuk wanita, yang: 1. Saudara perempuan dari ayah, panggilan paman untuk orang batak adalah langsung maupun tidak langsung yang semarga 2.

panggilan paman untuk orang batak adalah

Semarga, dengan No. Generasi lebih tinggi. Untuk wanita, kalau no. gererasi lebih tinggi 2 tingkat atau lebih, tetap dipanggil namboru. • Amang Boru Panggilan untuk pria, yang adalah: 1. Suami dari Namboru • Tulang Panggilan untuk pria yang adalah: 1. Saudara laki-laki dari ibu 2. Pria yang semarga dengan ibu, dan memiliki No. generasi setingkat dengan ibu • Nantulang Panggilan untuk wanita, yang adalah: 1. Istri dari Tulang • Opung Doli Panggilan untuk pria, yang: 1. Ayah dari ayah/ibu 2.

Paman dari ayah/ibu 3. Semarga dengan no. generasi 2 tingkat lebih tinggi 4. Semarga dengan ibu dengan no. generasi 1 tingkat lebih tinggi dari ibu • Opung Boru Panggilan untuk wanita, yang: 1. Istri dari Opung Doli • Pahompu sebutan untuk cucu • Anak Sebutan untuk anak • Parumaen Sebutan untuk menantu perempuan • Simatua, Mertua Sebutan untuk mertua. ^_^
* Abang Panggilan sesama pria (antara pria dan pria), yang adalah hubungannya adalah : 1.

panggilan paman untuk orang batak adalah

Kakak kandung 2. Yang bermarga sama, dengan Nomor Generasi setingkat, tetapi Nomor Urut Silsilah Marga lebih tinggi. Contoh: Keturunan Gultom Hutapea, memanggil Abang kepada Keturunan Gultom Hutatoruan, yang memiliki Nomor Generasi sama (sama-sama bermarga Gultom, namun Gultom Hutapea lebih muda daripada Gultom Hutatoruan). * Akkang, Kakak Panggilan sesama wanita (antara wanita dan wanita), yang adalah 1.

Kakak Kandung 2. Kakak lelaki dari suami 3. Wanita semarga dengan No. Generasi sama, tetapi urutan lebih tinggi (lebih tua).

panggilan paman untuk orang batak adalah

* Anggi, Adik Panggilan sesama wanita (seorang wanita memanggil seorang wanita lain) atau sesama pria (seorang pria memanggil seorang yang lain pria), yang adalah 1.

Adik Kandung 2. Adik Laki-laki dari Suami 3. Adik Perempuan dari Istri 4. Semarga, dan No. Generasi sama, tetapi urutan lebih rendah (lebih muda). * Ito Panggilan dari pria kepada wanita atau sebaliknya (yang beda jenis kelamin), dengan aturan: 1. Saudara pria/wanita dalam satu keluarga (saudara kandung, beda jenis kelamin) 2.

Pria/wanita semarga dengan No. generasi sama 3. Wanita dengan no. generasi lebih tinggi memanggil Ito kepada pria semarga dengan No. generasi lebih rendah 4. Anak laki-laki/perempuan dari saudara perempuan ibu 5. Pria/Wanita sesama suku Batak yang tidak semarga * Lae Panggilan sesama pria, kepada : 1. Saudara laki-laki dari pihak istri / saudara ipar laki-laki 2. Suami dari saudara perempuan 3. Anak laki-laki dari Tulang 4. Anak laki-laki dari Namboru 5.

Laki-laki sesama suku Batak yang tidak semarga Biasanya buat para laki-laki yang baru kenal, baru ketemu ketemu dan tidak tahu harus memanggil apa, umumnya saling memanggil / menyebutl dengan Lae terlebih dahulu.

*Eda Panggilan sesama wanita, kepada: 1. Saudara Perempuan dari pihak Suami / Saudara Ipar Perempuan 2. Istri dari Saudara Laki-laki 3.

Anak Perempuan dari Tulang 4. Anak Perempuan dari Namboru 5. Wanita sesama suku Batak yang tidak semarga Sama dengan Lae, tapi yang ini untuk sesama cewek. Panggilan Eda ini bisa dipakai para wanita yang belum mengetahui harus manggil apa sesuai adat Batak.

* Amang Tua, Bapak Tua, Pak Tua : Panggilan untuk pria, yang adalah: 1. Kakak Kandung Ayah 2. Semarga, dan memiliki No. Generasi setingkat dengan Ayah (satu tingkat diatas kita), yang nomor urutnya lebih tinggi (lebih tua dari Ayah). Contoh: Toga Gultom memiliki 4 orang anak yaitu Hutatoruan, Hutapea, Hutabagot, dan Hutabalian (Urutan dari yang paling tua sampai yang paling muda).

Anak-anak dari Hutapea memanggil Amang tua kepada Hutatoruan, demikian pula panggilan paman untuk orang batak adalah dari Hutabagot dan Hutabalian. Demikian pula anak dari Hutabagot memanggil Amangtua kepada Hutapea. Demikian seterusnya.

3. Suami dari Kakak Perempuan Ibu, baik langsung maupun tidak langsung, yang semarga dengan ibu (maksudnya kakak perempuannya yang semarga dengan ibu. Kepada Suaminya itu dipanggil Bapak Tua). * Inang Tua, Mama Tua, Mak Tua : Panggilan untuk wanita, yang adalah: 1. Istri dari Amang Tua 2. Kakak Perempuan Ibu baik langsung maupun tidak langsung yang semarga dengan Ibu (Kakak Perempuannya yang semarga). * Amanguda, Bapauda, Uda (Panggilan untuk Pria) Kebalikan dari Amang Tua.

Kalo Amang Tua adalah Kakak, maka Amanguda adalah Adik (panggilan untuk Panggilan paman untuk orang batak adalah Laki-laki Bapak yang lebih muda dari Bapak). * Inanguda (Panggilan untuk Wanita) Kebalikan dari Inang Tua. Kalau Inang Tua adalah Kakak, maka Inanguda adalah Adik Perempuan ibu yang semarga dengan ibu. Dalam hal ini tidak harus untuk Adik Kandung saja. Adik Sepupu Ibu juga boleh dipanggil Inanguda asalkan masih semarga.

Sebutan Inaguda juga lazim digunakan sebagai panggilan kepada istrinya Uda. * Inangbaju Sebutan untuk Saudara perempuan ibu yang belum menikah. Pada saat ini, sebutan ini umumnya sering diganti menjadi Tante, mengikuti perkembangan zaman, berasal dari Bahasa Belanda yang diserap ke dalam Bahasa Nasional Indonesia dan banyak diadopsi oleh beragam Suku di Indonesia termasuk Batak. * Namboru Panggilan untuk Wanita, yang: 1. Saudara Perempuan dari Ayah, baik langsung maupun tidak langsung yang semarga dengan Ayah.

Bisa digunakan untuk yang lebih muda, dan bisa pula untuk digunakan kepada yang lebih tua 2. Semarga, dengan Nomor Generasi lebih tinggi (berarti setingkat Ayah). catatan : Namboru adalah panggilan khusus utk wanita. Untuk wanita, kalau Nomor Generasi lebih tinggi 2 tingkat atau lebih, tetap dipanggil Namboru. * Amang Boru Panggilan untuk Pria, yang adalah Suami dari Namboru. * Tulang Panggilan untuk Pria, yang adalah: 1.

Saudara Laki-laki dari Ibu 2. Pria yang semarga dengan Ibu, dan memiliki Nomor Generasi setingkat dengan Ibu. * Nantulang Panggilan untuk Wanita, yang adalah Istri dari Tulang * Opung Doli Panggilan untuk Pria, yang: 1. Ayah dari Ayah/Ibu (Kakek Laki-laki Kandung dari Ayah atau dari Ibu) 2.

Paman dari Ayah/ibu (ini berarti Saudaranya Kakek Laki2 Ayah atau Ibu) 3. Semarga dengan Nomor Generasi 2 tingkat lebih tinggi (satu marga dengan kita, tapi setingkat Opung) 4. Semarga dengan Ibu dengan Nomor Generasi 1 tingkat lebih tinggi dari Ibu (satu marga Ibu, tapi setingkat Opung) Cth : Bila Ucok bermarga X, dan Ibu si Ucok dari boru Y. Yang akan dipanggil Opung Doli oleh si Ucok adalah Kakek Laki-laki si Ucok dari Ayahnya (berarti sama-sama bermarga X), dan Kakek laki-laki dari Ibu si Ucok yang bermarga Y.

* Opung Boru Panggilan untuk Wanita, yang adalah Istri dari Opung Doli (maksudnya adalah Nenek, bisa dari pihak Ayah atau pun dari pihak Ibu). * Pahompu Panggilan atau Sebutan untuk Cucu. * Anak Sebutan untuk Anak. * Parumaen Sebutan untuk Menantu Perempuan. * Simatua, Mertua Sebutan untuk mertua. Sumber : tuandibangarna.com
Ada beberapa sebutan atau panggilan yang biasa didengar oleh masyarakat umum yang bagi masyarakat Batak sudah tidak asing lagi.

Akan tetapi masih banyak juga orang Batak yang lahir di perantauan yang belum mengerti sebutan2 tsb. Masyarakat Batak menyebutnya “PARTUTURAN” artinya: sebutan atau panggilan antara sesama orang batak, dengan terlebih dahulu menyebut marganya sehingga bisa diambil garis hubungan kekerabatan antara kedua belah pihak. Dalam Umpasa Batak sering disebut: Jolo tinittip sanggar Umbahen huru-huruan, Jolo sinungkun marga Asa binoto partuturan. Tulisan ini saya tujukan buat masyarakat “Non Batak” yang mungkin sering mendengar tutur sapa masyarakat Batak sehari-hari.

Nambah ilmu dikit gitu loo…! hehehe…! Penasaran kan apa aaja tuh sebutannya…!! Nih dia.! Lae Panggilan sesama pria, kepada : – Saudara laki-laki dari pihak istri / saudara ipar laki-laki – Suami dari saudara perempuan – Anak laki-laki dari Tulang – Anak laki-laki dari Namboru – Laki-laki sesama suku Batak yang tidak semarga, biasanya buat para laki-laki yang baru kenal, baru ketemu dan tidak panggilan paman untuk orang batak adalah harus memanggil apa, umumnya saling memanggil / menyebutl dengan Lae terlebih dahulu.

Ito Panggilan pria kepada wanita atau sebaliknya yang berbeda jenis kelamin: – Saudara pria/wanita dalam satu keluarga (saudara kandung yang berbeda jenis kelamin) – Pria/ wanita semarga yang generasinya sama atau 1 nomor – Anak laki-laki/ perempuan dari saudara perempuan ibu – Pria/ Wanita sesama suku Batak yang tidak semarga Eda Panggilan sesama wanita, kepada: – Saudara Perempuan dari pihak Suami/ Saudara Ipar Perempuan – Istri dari Saudara Laki-laki – Anak Perempuan dari Tulang – Anak Perempuan dari Namboru – Wanita sesama suku Batak yang tidak semarga, biasanya buat para wanita yang baru kenal, baru panggilan paman untuk orang batak adalah dan tidak tahu harus memanggil apa, umumnya saling memanggil/ menyebut dengan Eda terlebih dahulu.

Abang Panggilan sesama pria, yang mempunyai hubungan sbb: – Kakak kandung – Pria semarga dengan nomor generasi yang sama tetapi nomor urut silsilah marga lebih tinggi.

misalnya: Keturunan Panjaitan Raja Siponot memanggil Abang kepada Keturunan Panjaitan Raja Dogor yang memiliki nomor generasi yang sama karena secara silsilah Raja Dogor Panjaitan lebih tua dari Raja Siponot Panjaitan. Akkang atau Kakak Panggilan sesama wanita yang mempunyai hubungan sbb: – Kakak Kandung – Kakak lelaki dari suami – Wanita semarga dengan nomor generasi yang sama tetapi urutan silsilah marga lebih panggilan paman untuk orang batak adalah.

Anggi, Adik Panggilan sesama wanita atau sesama pria yang mempunyai hubungan sbb: – Adik Kandung – Adik Laki-laki dari Suami – Adik Perempuan dari Istri – Semarga dengan nomor generasi yang sama tetapi urutan silsilah marga lebih rendah (lebih muda).

Amang Tua, Bapa Tua: Panggilan untuk pria yang mempunyai hubungan sbb: – Kakak Kandung Ayah – Semarga dan memiliki nomor generasi setingkat dengan Ayah atau 1 tingkat generasi di atas kita akan tetapi silsilah marganya lebih tinggi – Suami dari Kakak Perempuan Ibu, baik langsung maupun tidak langsung, yang semarga dengan ibu.

Inang Tua: Panggilan untuk wanita yang mempunyai hubungan sbb: – Istri dari Amang Tua – Kakak Perempuan Ibu baik langsung maupun tidak langsung yang semarga dengan Ibu (Kakak Perempuannya yang semarga). Amanguda, Bapauda, Uda Kebalikan dari Amang Tua. Kalo Amang Tua adalah Kakak, maka Amanguda adalah Adik (panggilan untuk Saudara Laki-laki Bapak yang lebih muda dari Bapak).

Inanguda Kebalikan dari Inang Tua. Kalau Inang Tua adalah Kakak, maka Inanguda adalah Adik Perempuan ibu yang semarga dengan ibu.

panggilan paman untuk orang batak adalah

Dalam hal ini tidak harus untuk Adik Kandung saja. Adik Sepupu Ibu juga boleh dipanggil Inanguda asalkan masih semarga. Sebutan Inaguda juga lazim digunakan sebagai panggilan kepada istrinya Uda. Inangbaju Sebutan untuk Saudara perempuan ibu yang belum menikah.

Pada saat ini, sebutan ini umumnya sering diganti menjadi Tante, mengikuti perkembangan zaman, berasal dari Bahasa Belanda yang diserap ke dalam Bahasa Nasional Indonesia dan banyak diadopsi oleh beragam Suku di Indonesia termasuk Batak.

Namboru Panggilan untuk Wanita yang mempunyai hubungan sbb: – Saudara Perempuan dari Ayah, baik langsung maupun tidak langsung yang semarga dengan Ayah. Bisa digunakan untuk yang lebih muda, dan bisa pula untuk digunakan kepada yang lebih tua – Semarga, dengan Nomor Generasi lebih tinggi (berarti setingkat Ayah). Untuk wanita, kalau Nomor Generasi lebih tinggi 2 tingkat atau lebih, tetap dipanggil Namboru.

Amang Boru Panggilan untuk Pria, yang adalah Suami dari Namboru. Tulang Panggilan untuk Pria yang mempunyai hubungan sbb: – Saudara Laki-laki dari Ibu – Pria yang semarga dengan Ibu, dan memiliki Nomor Generasi setingkat dengan Ibu. Nantulang Panggilan untuk Wanita, yang adalah Istri dari Tulang Opung Doli Panggilan untuk Pria yang mempunyai hubungan sbb: – Ayah dari Ayah/Ibu (Kakek Laki-laki Kandung dari Ayah atau dari Ibu) – Paman dari Ayah/ibu (ini berarti Saudaranya Kakek Laki2 Ayah atau Ibu) – Semarga dengan Nomor Generasi 2 tingkat lebih tinggi (satu marga panggilan paman untuk orang batak adalah kita, tapi setingkat Opung) – Semarga dengan Ibu dengan Nomor Generasi 1 tingkat lebih tinggi dari Ibu (satu marga Ibu, tapi setingkat Opung) Opung Boru Panggilan untuk Wanita, yang adalah Istri dari Opung Doli (maksudnya adalah Nenek, bisa dari pihak Ayah atau pun dari pihak Ibu).

Pahompu Panggilan atau Sebutan untuk Cucu.

panggilan paman untuk orang batak adalah

Anak Sebutan untuk Anak. Parumaen Sebutan untuk Menantu Perempuan. Simatua Sebutan untuk mertua Demikianlah kira2 permirsa TV sekalian…. eh salah pembaca blog sekalian, kalau ada yang kurang mohon ditambahkan,… kalau ada yang salah… ya … mohon dikoreksi. Pago– pago taruge pauk-pauk hudali. Angka nasala pianuli, angka na denggan niulahi.

HORAS…! ISRAN PANJAITAN Promosikan Halaman Anda Juga Komentar Terbaru isran panjaitan pada Benarkah Pahlawan Nasional DR… isran panjaitan pada SOADA BE, Koor Gabungan HKBP S… Umbul Sianturi pada SOADA BE, Koor Gabungan HKBP S… TONGKU GURU TAROMAR… pada Benarkah Pahlawan Nasional DR… iranjaya2022 pada Dr Connie, Ikut Ritual Jalan S… KALENDER Inilah Sederet Jabatan Pandu Sjahrir, Keponakan Luhut dgn segudang PRESTASI Jadi Komisaris DMMX hingga BEI Pandu Patria Syahrir.

Itulah namanya. Ia adalah keponakan dari Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. Ibunya adalah adik dari Luhut Binsar Panjaitan. Itu artinya ia adalah bere, sebutan orang batak, dari luhut binsa […] isran panjaitan • NELPON SIAPA LUHUT KETIKA PRESIDEN SEDANG PIDATO 8 Mei 2022Bapa / Inang (Bapa/Ibu) Sepasang suami isteri, baru dianggap syah selaku: Bapa/Ibu, apabila mereka telah dikarunia anak, baik laki-laki maupun perempuan.

Maka oleh anak-anaknya menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap kedua orang tuanya, yaitu untuk orang tuanya laki-laki, ialah Bapa dan untuk orangn tuanya Perempuan ialah inang/nange (ibu) dab sebaliknya, oleh panggilan paman untuk orang batak adalah bapa terhadap anaknya laki-laki adalah “anak-dukak” dan terhadap anaknya perempuan adalah “brru”.

Patua (bapa tua/ Nantua/mak tua) Beberapa orang bersaudara/bersaudari, apabila masing-masing mempunyai anak baik laki-laki maupun perempuan, maka mereka menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan, yaitu khusus bagi anak yang sulung ialah: Patua (bapatua) dan terhadap isterinya ialah: Nantua/mak tua, dan sebaliknya, oleh si Bapatua dan Isterinya terhadap anak-anak saudarinya, untuk laki-laki ialah anak, dan terhadap perempuan ialah”brru”.

Demikian bagi sesame mereka, yaitu, anak-anak yang nomor 3, 4, dan seterusnya juga memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap bapa si anak nomor 2 yaitu Patua/bapa tua, dan terhadap isterinya yaitu: Nantua/mak tua, dan sebaliknya oleh si Patua/bapa tua bersama isterinya, sebutan pertuturanya terhadap anak-anak dari nomor 3, 4 dan seterusnya untuk anak laki-laki ialah “anak” dan untuk anak perempuan adalah “brru”.

Hal yang sama yang berlaku bagi orang yang semarga, abik yang lebih tua, bahwa semua orang tua yang di bawah umurnya, dimana anak-anaknya menjadi memiliki suatu pertuturan terhadap abang ayahnya tersebut, yaitu Patua (Bapa tua) dan kepada isterinya yaitu: Nan tua (mak tua) dan sebaliknya oleh si Patua/Bapa tua bersama isterinya terhadap panggilan paman untuk orang batak adalah tersebut yaitu bagi anak-anak laki-laki disebut “anak” dan bagi anak peremuan disebut “brru” Masih ada lagi, yaitu 2 (dua) orang pemuda yang berlainan marga akan tetapi kedua-duanya sepengambilan atas dua orang gadis yang satu ayah dan satu ibu, dan setelah mereka ini mempunyai anak, dimana anak-anak tersebut menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan, sesuai menurut umur dari pada ibunya, katakana anak si ibu nomor 2, berpetuturan kepada si ibu nomor satu yaitu disebut “Nantua” dan kepada suaminya yaitu disebut Patua (bapa tua).

Tonga/Nantonga (bapa tengah-inak tengah). Beberapa orang bersaudara-bersaudari terdiri dari satu ayah dan satu ibu, apabila masing-masing telah mempunyai anak baik laki-laki maupun perempuan, mereka menjadi memiliki satu sebutan pertuturan, yaitu: anak dari pada anak yang sulung, kepada semua adik-adiknya kecuali terhadap anak yang bungsu, yaitu bertuturkan: Tonga (bapa tongah) dan terhadap isterinya bertuturkan kepada anak-anak dari adiknya tersebut untuk anak laki-laki disebut “anak” dan untuk anak perempuan disebut “brru” dan demikianlah seterusnya “anak” dan untuk anak perempuan disebut ”brru” dan demiakianlah seterusnya, anak dari nomor dua tehadap ayah dari nomor tiga, dan anak dari nomor tiga terhadap ayah dari nomor empat, masing-masing bertuturkan seperti yang diuraikan diatas.

Demikian sebutan pertuturan ini tidak terbatas disitu saja akan tetapi di dalam hal yang bersamaan, juga di berlakukan secara khusus bagi yang memiliki “marga” yang serupa, adalah sama dalam bentuk pertuturannya, seperti apa yang diuraikan pada bagian diatas. Papun/Nangampun (Bapa bungsu/ Mak bungsung).

panggilan paman untuk orang batak adalah

Beberapa orang yang bersaudara-saudari terdiri dari satu ayah dan satu ibu, apabila masing-masing telah mempunyai anak, maka seluruh anak-anak mereka ini menjadi suatu sebutan pertuturan, terutama ditujukan kepada ayah dari anak yag bungsu dengan sebutan “Papun” (Bapa bungsu) dan kepada isterinya dengan sebutan “Nangampun” (Ibu bungsu) dan sebaliknya oleh anak-anak dari si Papun dan Nangampun tersebut, yaitu terhadap abang si ayah seluruhnya ialah Patua dan kepada isterinya “Nan tua”.

Demikian sebutan pertuturan ini tidak terbatas sampai disitu saja, akan tetapi di dalam hal yang sama, juga diberlakukan khusus bagi yang memiliki “marga”, yang sama halnya adalah seperti yang diuraikan pada bagian atas, namun sebutan “Papun” ini berobah menjadi “bapa kedek” (bapa kecil) kalau terdapat dalam pengucapan yang berlainan akan tetapi maksudnya adalah sama, karena panggilan paman untuk orang batak adalah adalah sama-sama yang bungsu. Panguda-Nanguda (bapa uda-mak uda) 2 (dua) orang laki-laki yang belainan marga, akan tetapi mereka sepengambilan atas dua (2) orang gadis yang terdiri dari satu ayah dan satu ibu, maka bagia anak mereka menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan yang didasarkan menurut umur si isteri.

Umpamanya, isteri si A lebih tua dari pada si B, maka oleh anak-anak si B bertutur kepada suami si A yaitu Bapa tua dan kepada isterinya dengan tutur Nan tua/ Mak tua, sedang anak-anak si A bertutur kepada si B yaitu Panguda/Bapa uad, dan kepada isterinya Nanguda (Mak uda). Kaka (abang) Bagi orang-orang yang bersaudara-saudari terdiri dari satu ayah dan satu ibu demikian sesuai dengnan jenjang umur masing-masing, dan mereka menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan, umpamanya: si A lebih tua dari pada si B maka pertuturan si B kepada si A yaitu Kaka/abang, juga kepada isterinya, juga dengan pertuturan kak selanjutnya si B lebih tua dari pada si C, maka si C bertutur kepada si B yaitu kaka/abang juga kepada isterinya dengan tutur kaka, begitu seterusnya antara si C dengan si D antara si D dengan si E.

sebagaimana sebutan pertuturan sesama anak laki, demikian juga yang berlaku buat anak perempuan. Bagi mereka-mereka yang bukan satu ayah dan satu ibu, tetapi terdiri dari satu marga, maka susunan sebutan pertuturanya adalah sama dengan apa yang diuraikan pada bagian diatas. Ada juga terdapat pada orang-orang yang bukan satu marga, umpamanya 2 (dua) orang laki-laki yang berlainan marga akan tetapi mereka ini kawin dengan 2 (dua) orang gadis yang terdiri dari satu ayah- satu ibu, maka oleh anak-anak mereka jadi memiliki pertuturan seperti apa yang berlaku pada bagian diatas.

Anggi/adik Beberapa orang bersaudara-bersaudari yang terdiri satu dari ayah dan satu ibu, baik laki-laki maupun peremuan, jadi mereka ini menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan umpamanya si A lebih tua dari pada si B, maka pertuturan si A kepada si B, adalah anggi/adik dan kepada isterinya disebut: mrkalak anggi (beradik) seterusnya si B lebih tua dari pada si C, maka sebutan pertuturan si B kepada si C sama seperti si A terhadap si B, demikian seterusnnya berturut-turut.

Bagi mereka yang bukan satu ayah satu ibu, akan tetapi memiliki sama-sama dalam satu marga, umpamanya si A lebih dari pada si B, maka pertuturan si A kepada si B ialah anggi/adik dmikian kepada isterinnya. Lainlagi terhadap 2 (dua) laki-laki yang berlainan marga akan tetapi kawin kepada 2 (dua) orang gadis yang terdiri dari satu ayah dan satu ibu, maka mereka ini menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan berdasarkan jenjang umur dari pihak si isteri umpamanya: suami si A lebih muda dari pada suami si B, jadi pertuturan suami si A kepada si B, adalah: anggi/adik, demikian dengan sebutan yang sama terhadap isteri si B.

Perlu sekedar untuk diketahui, bahwa sebutan pertuturan mr-anggi (beradik) adapun sabagai dasar utamanya adalah ditentukan dari segi umur, artinya siapa lebih tua, dialah selaku kaka (abang), akan tetapi sebutan pertuturan ini biasa saja berobah terutam sewaktu melaksanakan suatu pesta adat, umpamanya si A, lebih muda dari pada si B, akan tetapi umur Bapa si B lebih muda dari pada si A, maka selaku kaka prtubuh adalah si B, akan tetapi selaku kaka I adat (abang dalam adat) adalah si A.

Senina-mrsinina (satu ayah lain ibu) Seoranng ayah yang memiliki bebrapa orang isteri, dan masing-masing mempunyai beberapa orang anak laki-laki dan perempuan. Bagi mereka menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan yaitu: khusus untuk anak laki disebut: panggilan paman untuk orang batak adalah mrsinina,tentunya tidak mengurangi jenjang umur, yaitu bagi yang tertua tetap selaku abang dan termuda selaku adik, hal yang sama juga berlaku untuk anak perempuan. Kmpu (cucu) Sepasang suami isteri, apabila anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan telah mempunyai anak, maka suami isteri tersebut jadi memiliki suatu sebutan pertuturan kepada anak dari pada anaknya yaitu kmpu (cucu).

Nini (cicit) Selanjutnya, apabila seorang nenek dimana anak si nenek telah mempunyai cucu, maka si nenek menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap cucu dari pada anaknya tersebut yaitu nini (cicit) Seterusnya, apabila seorang nenek dimana anak perempuan si nenek telah mempunyai cucu, maka si nenek menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap cucu dari pada anak perempuannya tersebut yaitu “ nono “ ( cicit 0 ).

Kmpute ( cicit – cicit ). Baik nini maupun nono, kedua – keduanya bersatu dalam suatu sebutan yaitu kmpute ( cicit – cicit ). Siminik. Seorang nenek moyang telah genap “ mrkmpunte “, kemudian mrkmputenya ini bercucu, dan bernini – bernono, maka si nenek tersebut jadi menyandang suatu sebutan nama yaitu semua keturunan – keturunannya adalah Siminik.

Mpung ( Nenek ).

panggilan paman untuk orang batak adalah

Seorang ayah yang telah mempunyai beberapa orang anak, baik laki – laki panggilan paman untuk orang batak adalah perempuan, maka apabila anak – anaknya ini telah mempunyai anak, mereka ini menjadi memiliki suatu sebutan petuturan terhadap ayah/ibu dari orang tuanya, yaitu mpung ( nenek ). Dalam ucapan lainnya, bagi nenek laki – laki juga di sebutan : Mpungoli.

Suatu hal yang harus kita ketahui, bahwa sebutan petuturan “ nenek “ ini tidak hanya berlaku khusus untuk keluarga sendiri, tetapi juga datangnya dari semua pihak, hanya saja dengan suatu syarat yaitu setingkat lebih tinggi dari pada ayahnya.

Turang ( saudari ). Seorang ayah yang mempunyai beberapa orang anak laki – laki dan perempuan, maka di antara laki – laki / perempuan menjadi memiliki suatu sebutan petuturan yaitu : Turang ( saudari ). Hal ini seperti ini juga berlaku buat anak laki – laki / perempuan, terutama bagi yang sama – sama dalam satu marga, dan panggilan paman untuk orang batak adalah sebutan pertuturannya sama seperti yang diuraikan pada bagian diatas.

Juga berlaku bagi yang bukan satu marga, umpamanya terhadap anak brru ( anak perempuan dari mambrru / nambrru ( pakcik/makcik ) sebutan pertuturannya ialah turang ( saudari ). Lain lagi apa yang disebut turang anak ini puhun ( saudara dari anak paman ) seperti seorang perempuan menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap anak laki – laki dari paman dengan sebutan “ turang anak ni puhun “ ( saudara dari anak paman ).

Seorang ayah yang bermenantu laki – laki, maka kepada si ibu menantunya yaitu mrturang ( bersaudari ). Bayo ( besan ). Seorang ayah menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap mertua perempuan dari anaknya laki – laki yaitu besan/bayo. Seorang suami menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap isteri dari iparnya ( saudara laki – laki dari isterinya ) yaitu bayo/besan kita, demikian bayo/besan dari ipar ( saudari dari isteri kita ).

Bbbrre Beberapa orang yang satu ayah/satu ibu, maka semua pihak laki – laki menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap anak – anak dari turangnya/saudarinya, yaitu : Bbbrre. Impal. Beberapa orang yang satu ayah dan satu ibu, baik anak dari laki – laki maupun dari anak – anak dari perempuan, mereka/kedua belah pihak memiliki suatu sebutan pertuturan yaitu : impal.

panggilan paman untuk orang batak adalah

Kela ( menantu laki – laki ). Seorang ayah-ibu, bila anak gadisnya kawin dengan seorang laki – laki maka si laki – laki tersebut oleh ayahnya-ibunya, memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap suami dari anak perempuanya tersebut yaitu kela ( menantu laki – laki ), namun dibalik itu, jika kebetulan anak perempuannya kawin dengan anak saudara kandungnya sebutan pertuturannya kepada si menantu adalah tetap “ bbbrre “.

Purmaen ( menantu perempuan ). Seorang panggilan paman untuk orang batak adalah, bila anak laki-lakinya kawin, akan memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap isteri anaknya tersebut yaitu Purmanen ( menantu perempuan ) juga dalam sebutan pertuturan yang sama, terhadap ( kepada ) semua abang – adik dari menantunya si perempuan. Pmmrre Beberapa orang anak gadis yang terdiri dari satu ayah satu ibu, apabila mereka ini sudah kawin, maka suami – suaminya menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan antara satu dengan yang lainnya Pmmrre.

Panguda – Nanguda ( bapa uda – mak uda ). Beberapa orang anak gadis yang terdiri dari satu ayah – satu ibu apabila mereka masing – masing telah bersuami, kemudian mendapat anak, maka oleh anak – anaknya mereka ini menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan, terutama anak suami isteri yang tertua bertutur terhadap suami isteri yang kedua, yaitu untuk suami adalah Panguda ( bapa uda ) dan untuk isteri adalah nanguda ( mak uda ) demikian seterusnya. Silih ( Ipar ).

Apabila seseorang laki – laki kawin dengan seorang gadis, dia menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap abangnya dan adiknya dari isterinya yaitu “ Silih “ ( ipar ) demikian sebaliknya. Demikian kedua belah pihak orang tua baik orang tua si laki – laki maupun pihak orang tua si perempuan, satu sama lain menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan yaitu silih ( ipar ). Apabila ipar ( dari pihak abang adik isteri kita ) telah mempunyai ipar, maka kita menjadi memiliki suatu sebutan pertuturan, serupa dengan tuturan yang di lakukan oleh ipar kita tersebut yaitu silih ( ipar ).

Mambrru – Nambrru ( Pakcik – makcik ). Seorang pria yang kawin dengan kaka/adik dari seorang ayah, maka anak – anak dari si ayah memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap si suami dari kaka/adik si ayah tersebut yaitu “ mambrru, dan kepada isterinya yaitu Nambbrru ( makcik ). Dengan menantu perempuan memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap bapa suaminya, yaitu nambrru ( pakcik ) kepada isterinya nambrru ( makcik ).

Seorang ayah yang mempunyai beberapa orang anak laki – laki dan perempuan, maka semua anak – anak dari si laki – laki, memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap kaka adik dari bapa anak – anak tersebut yaitu mambrru ( pakcik ). Simatua ( mertua ) Seorang suami, memiliki suatu sebutan pertuturan terhadap ayah ibu dari isterinya, yaitu simatua ( mertua ).

Puhun – Nampuhun ( paman, makcik ). Beberapa orang laki/perempuan anak dari seorang ayah/ibu, maka anak dari pihak perempuan menjadi memiliki suatu pertuturan terhadap abang adik dari ibunya yaitu puhun ( paman ) dan kepada isterinya, nampuhun ( makcik ). Sebutan lain – lainnya yang tidak termasuk dalam sebutan pertuturan sesuai menurut keadaan dari kedudukannya seperti : - Partua ibale ( seorang tua di balei ) ditunjukkan bagi orang laki – laki yang sudah kawin.

- Partua ibags ( orang tua di rumah ), ditunjukan bagi orang – orang perempuan yang sudah kawin. - Prrukat-jabunu-jlmana ( seorang perempuan yang syah bersuami, di mana si laki – laki memiliki suatu sebutan yaitu : Prrukatna, jabuna, jlmana, ketiga sebutan ini tujuannya adalah serupa yaitu selaku isterinya ).

- Doholina, oleh si isteri menyatakan doholina, artinya sama dengan suaminya. - Rantoana, sepasang muda-mudi, yang sudah syah bertukar cincin, maka si perempuan menjadi memiliki suatu sebutan bahwa dialah ranto si pohan ( tunangan si polan yang bakal jadi isteri oleh si laki – laki tersebut ).

Eda. Isteri si A memiliki suatu pertuturan terhadap kaka/adik perempuan si A yaitu eda demikian antara si ibu si A dengan ibu isterinya masing – masing bertuturkan eda. Cimbang ( madu ). Seorang suami kawin lagi, maka isteri pertama tersebut jadi memiliki suatu sebutan julukan yang di katakana mercimbang ( dimadu ). Kaka iprtubuh ( abang yang duluan liar ).

Di daerah Suku Pakpak, ada suatu hukum yang berlaku di dalam bentuk sebutan pertuturan yaitu siapa yang duluan lahir di dalam menjadi si kakaan ( siabangan ) akan tetapi walaupun demikian, bukan berarti dia menjadi si kakaan ( siabangan ) jika ada terjadi panggilan paman untuk orang batak adalah pekerjaan dalam bentuk adat umpamanya.

panggilan paman untuk orang batak adalah

Nenek si A lebih muda dari pada nenek si B, jika di tinjau dari segi umur akan tetapi bukan oleh karena lebih tua panggilan paman untuk orang batak adalah dari keturunan si B, mengakibatkan dia menjadi menerima sulang ( perolehan daging sembelihan sesuai menurut jenis perolehan ) akan tetapi yang wajib menerimanya ialah keturunan dari nenek si A, sekalipun umurnya panggilan paman untuk orang batak adalah muda.

Selain dari pada sebutan – sebutan yang di uraikan diatas, maka ada lagi sebutan lainnya, yang lazim di katakan sewaktu diadakan suatu acara pesta adat yaitu : - Kalimbubu / puang simmupus.

- Puang / kula – kula. - Puang pngngmaki - Puang labe - Bnna ni ari, kelima sebutan ini bagaimana kedudukannya akan lebih di perinci satu persatu, pada bagian adat pada masa “ kerja jahat “ ( suatu upacara adat sewaktu duka cita ) dan kerja baik ( suatu upacara adat sewaktu suka cita ).

Semua uraian ini dapat disimpulkan dalam 3 ( tiga ) bagian, yaitu : Golongan pertama : - dngngan sibltk ( teman sepupu, semarga ). Golongan kedua : - kula – kula / puang ( pihak paman ). Golongan ketiga : - brru ( adat perempuan yang kawin dengan marga lain ).

• ► 2012 (3) • ► April (2) • ► Maret (1) • ► 2011 (7) • ► Desember (7) • ► 2010 (3) • ► April (3) • ▼ 2009 (18) • ► Desember (1) • ► September (9) • ▼ Agustus (5) • Sebutan Partuturan (pertuturan) Panggilan Pada Bat. • Merga Silima Pada Batak Karo • Sistem Kemasyarakatan BATAK KARO • Sistem Kemasyarakatan Batak Pakpak Dairi • Legenda Tuan Saribu Raja Dan Siboru Pareme • ► Juli (3)
Horas, Suku Batak terdapat di wilayah Sumatera Utara.Suku Batak terdiri dari beberapa sub-sub suku yaitu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak (Dairi), Batak Mandailing (Angkola).Masing-masing sub suku Batak menempati daerah sekitar Danau Toba.Dari masing-masing sub suku tentu saja ada persamaan dan perbedaan, contohnya sama-sama memiliki marga dan bahasa yang agak berbeda.

Kali ini saya ingin berbagi sebutan atau nama panggilan dalam keluarga Batak Toba.Sebenarnya untuk semua sub suku Batak julah sebutan itu sama saja cuma namanya yang berbeda.Saya perlu membagikan hal-hal sederhana ini khususnya bagi generasi berdarah batak dan bagi suku lain yang ingin tahu.

Baca Juga • Kumpulan Cerita Lucu Guru Dan Murid • Cerita Lucu Guru Dan Murid Bagian 2 Dalam budaya batak sebutan atau nama panggilan mempunyai tingkatan dari cucu sampai kakek dan akan diulang atau disebut Mangulahi dalam bahasa bataknya.Inilah nama panggilan dalam budaya batak dan artinya. Baoa = Pria. Borua, Boru-boru = Wanita, Perempuan. Anggi = Adik.Untuk Adik ipar laki-laki disebut Anggi Doli, untuk Adik ipar perempuan disebut Anggi boru. Appara = Sebutan untuk Teman semarga laki-laki, contoh marga Hutapea dengan marga Hutapea.

Haha = Kakak/Abang.Untuk abang ipar disebut Haha Doli, untuk kakak ipar disebut haha boru. Anak = Sebutan untuk keturunan laki-laki atau putera. Boru = Sebutan untuk keturunan perempuan atau puteri.

Doli = Laki-laki. Doli-doli = Sebutan untuk Lajang atau pemuda. Naposo, Naoso Bulung = Muda-mudi. Ompung (Oppung) Doli = Kakek. Ompung (Oppung) Boru = Nenek.

panggilan paman untuk orang batak adalah

Amanta, Among, Among, Bapa = Ayah, Bapak, Papa. Inanta, Inang, Inong, Oma(k) = Ibu, Mama, Bunda. Simatua = Mertua (dalam penggilan ini, simatua doli sebutan untuk mertua laki-laki dan simatua boru untuk simatua perempuan, tetapi dapat juga menggunakan panggilan Mang simatua untuk ayah mertua dan inang simatua untuk ibu mertua.) Tulang = Paman (Sebutan untuk adik laki-laki atau abang dari ibu kita.) Nantulang = Sebutan untuk istri Tulang.

Bapa Tua, Amang Tua = Sebutan untuk Abang dari ayah kita dan sebutan untuk Suami kakak ibu kita.) Oma(k) Tua, Inang Tua = Sebutan untuk istri dari abang ayah kita dan sebutan untuk kakak ibu kita. Bapa Uda, Amang Uda, Uda = Sebutan untuk adik ayah kita dan sebutan untuk suami adik ibu kita. Inang Uda = Sebutan untuk istri adik ayah kita dan sebutan untuk adik ibu kita. Tante = Sebutan untuk adik perempuan ibu kita, biasanya untuk adik ibu yang belum menikah. Amang Boru = Sebutan untuk Suami dari adik atau kakak panggilan paman untuk orang batak adalah kita.

Namboru, (Bou) panggilan paman untuk orang batak adalah Bibi, Sebutan untuk adik perempuan atau kakak ayah kita.

Lae = Adik/Abang Ipar,Sebutan ini digunakan antar laki-laki, bisa juga digunakan untuk teman sebaya, Sebutan yang kita gunakan untuk Putra dari Tulang atau putra dari Amang Boru kita. Tunggane = Adik/Abang ipar, sebutan ini digunakan antar laki-laki misalnya Ayah kita dengan adik atau abang ibu kita. Ito, Iboto = Kakak/Adik, sebutan antara laki-laki dan perempuan. Angkang (akkang) = Kakak Perempuan/Laki-laki (Nb:Diucapkan jika berjenis kelamin sama misal perempuan dengan perempuan) Paraman = Keponakan laki-laki, sebutan untuk anak laki-laki dari adik atau abang seorang wanita.

Pariban = Sebutan yang dipakai antara Putera Amang boru/Namboru dengan puteri Tulang/Nantulang.Dalam budaya batak Pariban inilah yang di izinkan untuk kita nikahi daalam budaya batak. Hela = Menantu Laki-laki Parumaen = Menantu Perempuan Pahompu (pahoppu) = Cucu Nini = Cicit, sebutan untuk keturunan dari cucu laki-laki.

Nono = Cicit, sebutan untuk keturunan dari cucu perempuan. Itulah nama panggilan dalam Adat Batak Toba, dan untuk teman-teman suku batak saya minta dikoreksi apabila ada kesalahan dan apabila ada yang kurang saya minta kesediaan teman-teman untuk memberitahu lewat kolom komentar atau Email saya rihardpea@gmail.com agar dapat saya perbaharui untuk kesempurnaan artikel saya ini.

Mauliate, Ho

Istilah Panggilan (sebutan) Saudara Adik Perempuan dari Ibu dalam Budaya Batak Toba




2022 www.videocon.com