Merdeka.com - Nabi Ibrahim as adalah nabi ke-6 dalam sejarah rasul Allah yang wajib diketahui umat Islam. Secara silsilah, Nabi Ibrahim adalah Ibrahim bin Azzar bin Tahur bin Sarush bin Ra’uf bin Falish bin Tabir bin Shaleh bin Arfakhsad bin Syam bin Nuh. Sebagai seorang yang mulia, tugas Nabi Ibrahim as sangatlah berat.
Karena dia harus dilahirkan di tengah-tengah masyakrakat jahiliyah yang musyrik dan kafir. Nabi Ibrahim dilahirkan pada tahun 2295 SM di negeri Mausul. Sayangnya, ayah dari Nabi Ibrahim as adalah pembuat patung berhala yang juag mempercayai bahwa patung-patung itu adalah perantara manusia kepada Sang Khalik. Di tambah lagi, kaum jahiliyah di zaman Nabi Ibrahim memiliki seorang penguasa bernama Raja Namrud yang dengan sombongnya mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan Semesta Alam.
Anehnya, banyak sekali yang percaya pada pengakuannya tersebut. Kisah Nabi Ibrahim as. ©2017 Merdeka.com Semasa kecil, Nabi Ibrahim diasingkan ke hutan, di dalam sebuah goa yang mustahil akan ditemukan orang. Hal ini dilakukan dalam bentuk penyelamatan karena di zaman itu Raja Namrud mengeluarkan peraturan untuk membunuh setiap ada bayi laki-laki yang lahir. Namrud melakukan hal itu karena dirinya tidak ingin digantikan oleh siapapun di muka bumi ini sebagai penguasa.
Oleh karena itu, orang tua Nabi Ibrahim mengasingkannya ke sebuah hutan. Allah telah menunjukkan kuasanya dengan membuat Nabi Ibrahim tumbuh sebagai sosok lelaki yang tangguh hingga selamat dari segala macam marabahaya di dalam hutan. Sampai akhirnya dirinya kembali ke tengah masyarakat dan melihat smeua orang seperti gila pada patung.
Hampir setiap rumah dan tempat-tempat umum dipenuhi patung berhala agar dapat menyembah setiap waktu. Termasuk di rumah ayahnya yang memang bekerja sebagai pembuat patung berhala. Lama kelamaan Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya pada dirinya. Di manakah Tuhan itu? Manakah yang dinamakan Tuhan?
Kemudian Allah pun memberikan mukjizat pada Nabi Ibrahim yakni sebuah pemikiran cerdas, kritis, sekaligus mengutusnya sebagai penyampai keberadaan Allah SWT selama ini.
Serta mengajak semua orang untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan meninggalkan berhala-berhala yang tidak penting. Kisah Nabi Ibrahim as. ©2017 Merdeka.com Berkali-kali dengan pemikiran cerdasnya, Nabi Ibrahim as bertanya siapa sebenarnya Tuahan? Benarkah berhal aitu adalah Tuhan? Atau justru Raja namrud yang berkuasa itu adalah Tuhan? Kemudian dia melihat bulan dan bintang di malam hari, matahari di siang hari, ia berkata "Mungkinkah benda-benda itu Tuhan?" Namun ternyata, bulan dan bintang menghilang dan matahari terbenam, lalu ia berkata, "Aku tak akan bertuhan kepada benda-benda seperti itu." Allah SWT pun berfirman dalam Surat Al-An'am ayat 76-79: Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan.
© Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat". BACA JUGA: Doa Nabi Yunus dalam Perut Ikan, Bantu Keluar dari Segala Kesulitan Amalan Nabi Yusuf AS yang Patut Dicontoh, Berikan Banyak Manfaat Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar".
Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. © Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
Sejak saat itu pun dia meyakini bahwa bukan berhala-berhala itu Tuhan semesta alam. Allah kemudian membisikkan sebuah perintah kepada Nabi Ibrahim untuk mengajak orang menyembah pada Allah SWT, bukan lagi berhala. Jagat raya dan seluruh isinya serta hukum yang berlaku di dalamnya, cukup kuat untuk menjadi bukti keesaan Allah dan kebatilan perbuatan orang-orang musyrikin.
Nabi Ibrahim as cenderung kepada agama tauhid dan menyatakan bahwa agama-agama lainnya adalah batal, dan dia bukanlah termasuk golongan orang-orang yang musyrik. Dia seorang yang berserah diri kepada Allah SWT semata. Kisah Nabi Ibrahim as. ©2017 Merdeka.com Paham bahwa berhala bukanlah Tuhan, Nabi Ibrahim dengan kecerdikannya langsung merencanakan sesuatu pada Raja Namrud dan para pengikutnya. Pada suatu hari Raja Namrud melakukan perjalanan keluar kota bersama sebagian besar pengikutnya selam beberapa hari.
Wilayah kekuasaan Namrud pun nyaris kosong. Kemudian Nabi Ibrahim masuk dan menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah Namrud. Semua patung-patung dihancurkan, meski dia tahu itu adalah buatan ayahnya sendiri. Nabi Ibrahim as hanya menyisakan satu berhala yang tidak dirusaknya. Itu adalah berhala yang paling besar. Kemudian dia meletakkan kapak yang dipakai untuk menghancurkan patung-patung lainnya di pangkuan berhala satu-satunya yang tak dirusaknya. Setelah beberapa hari Raja Namrud mengetahui semua berhalanya rusak dan murka.
"Siapa yang melakukan semua ini di belakangku?!" teriaknya pada pengikutnya. Salah satu pengikutnya yang kebetulan tidak turut pergi bersama Namrud mengatakan bahwa ada seorang pemuda bernama Ibrahim yang melakukan itu semua.
Dipanggillah Nabi Ibrahim untuk menghadap Raja Namrud. Sang Raja berkata dengan geram: "Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancurkan berhala-berhala ini?" "Bukan!" jawab Ibrahim singkat.
Mendengar jawaban itu, Raja Namrud semakin geram dan berkata: "Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada di sini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?" "Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada di lehernya?" sahut Ibrahim dengan tenang. Raja Namrud membantahnya: "Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!". Mendengar hal itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: "Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?" Mendengar pernyataan Ibrahim, para pengikutnya tersadar dan terpikir oleh mereka Tuhan yang selama ini disembah tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak.
Namun, Raja Namrud semakin murka. Kisah Nabi Ibrahim as. ©2017 Merdeka.com Karena Geram dan kesalnya Raja Namrud, akhirnya ia memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan seberat-beratnya. Nabi Ibrahim dihukum mati dengan jalan dibakar hidup-hidup. Api dinyalakan besar sekali dengan kayu sebagai bahan bakarnya, sementara Nabi diikat dan ditempatkan di tengah-tengah tumpukan kayu. Tetapi Allah lebih berkuasa dalam segala hal.
Allah belum menghendaki Nabi Ibrahim mati dan kalah oleh Raja Namrud. Menyaksikan proses pembakaran itu, Raja Namrud dan para pengikutnya tertawa dengan penuh kepuasan. Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam.© Nabi tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun. Sejak saat itu, pengikut Namrud berpaling dan menjadi umat Nabi Ibrahim untuk terus lurus ke jalan Allah SWT.
BACA JUGA: Perbedaan Nabi dan Rasul dari Wahyu dan Tugasnya, Perlu Diketahui Doa Nabi Khidir beserta Artinya yang Bisa Diamalkan, Amalan agar Terkabulnya Hajat [ega] Baca juga: Allah SWT beri tanda kehadiran Rasulullah pada nabi terdahulu Rasulullah SAW, pemimpin pemaaf yang sebarkan Islam dengan lembut Allah SWT sendiri yang jaga dan didik Nabi Muhammad SAW Kisah Nabi Hud dan orang-orang kaya sombong penerima azab Allah SWT 1 Oplas Dinilai Berhasil, 5 Potret Lucinta Luna di Malaysia Dipuji Bak Boneka Barbie 2 4 Cara Mudah untuk Mengawali Hari dengan Lebih Bugar dan Bertenaga 3 Selamat!
Jessica Iskandar Melahirkan Anak Kedua, Wajah Sang Bayi Bikin Penasaran 4 Cantik dan Menggemaskan Salima Anak Wishnutama & Gista Putri Liburan di Luar Negeri 5 Innalillahi Waina Ilaihi Rajiun, Sang Raja Dangdut Rhoma Irama Berduka Selengkapnya KOMPETENSI DASAR • Meyakini kebenaran kisah Nabi Ibrahim a.s • Menunjukkan rasa ingin tahu, sabar, rela berkorban, hormat, dan patuh kepada orangtua sebagai implementasi pemahaman kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s • Memahami kisah Nabi Ibrahim a.s • Menceritakan kisah Nabi Ibrahim a.s TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran jarak jauh pada pertemuan kali ini, diharapkan peserta didik mampu: • Memahami kisah Nabi Ibrahim a.s • Menjelaskan kisah Nabi Ibrahim a.s MATERI POKOK : KISAH NABI IBRAHIM A.S KEGIATAN PEMBELAJARAN I.
KEGIATAN AWAL 1. Salam dan Doa اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Apa kabar anak-anak kelas tiga yang salih salihah? Semoga kita selalu dalam lindungan Allah Swt, diberikan kesehatan jasmani rohani dan keberkahan, Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Mari kita awali pembelajaran hari ini dengan membaca doa.
II. KEGIATAN INTI KISAH NABI IBRAHIM A.S Nabi Ibrahim a.s lahir di Babilonia (sekarang Irak). Ayahnya bernama Azar bin Nahur. Kala itu, Babilonia dipimpin oleh seorang raja yang sangat zalim, yaitu Namrud bin Kan’an bin Kush. Babilonia adalah negeri yang kaya. Rakyatnya hidup makmur, tetapi mereka tidak mengenal Allah Swt. Penduduk Babilonia justru menyembah patung. Lucunya, patungpatung itu dibuat oleh mereka sendiri. Anak Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s memiliki anak bernama Ismail dan Ishaq.
Antara Ismail dan Ishaq berbeda ibu, tetapi ayahnya tetap Ibrahim. Ibunda Ismail bernama Hajar dan Ibunda Ishaq bernama Sarah. Menurut riwayat, keturunan Nabi Ishaq a.s menurunkan Nabi Musa a.s.
dan dari keturunan Nabi Ismail a.s. menurunkan Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai Bapak Para Nabi. Kehidupan Nabi Ibrahim a.s.
Ibrahim sejak kecil hidup di lingkungan yang penuh kemusyrikan dan kekufuran. Beliau dibesarkan oleh seorang ayah yang tidak seiman dengannya. Ayah Ibrahim ahli dalam memahat patung. Patung-patung ini dijual kepada penduduk Babilonia. Patung-patung itulah yang kemudian dijadikan sesembahan.
Ayah Ibrahim menyuruh Ibrahim untuk menjual patung-patung itu. Namun, berkat bimbingan Allah Swt., Ibrahim dengan halus menolak perintah ayahnya. Menurut Ibrahim, kebiasaan penduduk Babilonia, termasuk ayahnya sendiri keliru. Satu-satunya cara menyadarkan penduduk Babilonia kembali ke jalan yang benar adalah menyadarkan atas kelemahan patung sebagai sesembahan. Hanya Allah Swt. Yang Maha Esa dan Mahakuasa yang berhak disembah. Dialah pencipta alam semesta beserta isinya. Patung-patung itu tidak dapat membela dirinya sendiri, apalagi membela kawannya.
Nabi Ibrahim a.s. Mencari Tuhan yang Sebenarnya Masyarakat Babilonia sudah lama sebagai penyembah bintang-bintang dan patung-patung. Ibrahim terus berusaha mencari kebenaran agama yang dianut oleh keluarganya. Ketika malam telah gelap, Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan menyaksikan sebuah bintang. Dia sempat berpikir bahwa bintang itu Tuhannya, tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian, tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku." Setelah bulan itu terbenam, dia berkata, "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Kemudian, tatkala ia melihat matahari terbit, dia ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan, "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Tatkala matahari itu terbenam, dia berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan." Inilah yang dianugerahkan Allah Swt.
kepada Nabi Ibrahim a.s. dalam menolak agama yang dipercayai kaumnya serta menerima Tuhan yang sebenarnya. Menyaksikan Kekuasaan Allah Swt. Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 260, dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim a.s.
berdoa kepada Allah Swt. memohon supaya diperkenankan melihat kekuasaan-Nya. “Ya Allah, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan makhluk yang sudah mati”, demikian suatu hari Nabi Ibrahim a.s. berdoa. Keinginan itu dikabulkan. Kemudian, Allah Swt.
menyuruh Nabi Ibrahim a.s. menangkap empat ekor burung. Setiap burung diberi tanda. Selanjutnya, burung itu dicincang. Bagian-bagiannya dicampur satu sama lain. Potongan tubuh keempat burung itu dibawa. Lalu, diletakkan di puncak empat buah bukit. Keempat bukit itu letaknya berjauhan satu sama lain.
Kemudian, Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. memanggil burung-burung itu. Dengan izin Allah Swt., burung-burung itu hidup kembali. Semuanya utuh seperti sediakala. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Tak ada yang sanggup menghalangi kehendak-Nya. Hanya dengan kata kun (jadilah), hal yang dikehendaki-Nya pasti terbukti.
Allah Mahakuasa, menghidupkan yang mati sangatlah mudah bagi-Nya. Nabi Ibrahim a.s. telah melihatnya sendiri. Hatinya makin mantap, keyakinannya makin kuat, keimanannya makin hebat. Berdakwah kepada Ayahnya Azar tidak hanya pembuat patung, tetapi ia juga menyembah patung.
Sebelum berdakwah kepada penduduk Babilonia, Nabi Ibrahim a.s. harus menyadarkan dulu ayahnya. Berdakwah kepada ayahnya tidaklah mudah karena ayahnya tetap bersikukuh dengan keyakinannya.
Usaha Nabi Ibrahim a.s. sudah maksimal, Allah Swt. yang menentukan. Sebagai anak, Nabi Ibrahim a.s. sangat ingin menyelamatkan ayahnya. Sikap ayahnya yang menolak ajaran Allah Swt. tidak membuat Nabi Ibrahim a.s. larut dalam kesedihan. Sikapnya tetap teguh untuk menyebarkan pesan-pesan Allah Swt. Kisah Nabi Ibrahim a.s tersebut terdapat dalam firman Allah Swt pada Surah Maryam ayat 42- 47 berikut.
اِ ذْ قَالَ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِيْ عَنْكَ شَيْـًٔا (٤٢) يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ قَدْ جَاۤءَنِيْ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِيْٓ اَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا (٤٣) يٰٓاَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطٰنَۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ عَصِيًّا (٤٤) يٰٓاَبَتِ اِنِّيْٓ اَخَافُ اَنْ يَّمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمٰنِ فَتَكُوْنَ لِلشَّيْطٰنِ وَلِيًّا (٤٥) قَالَ اَرَاغِبٌ اَنْتَ عَنْ اٰلِهَتِيْ يٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهِ لَاَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِيْ مَلِيًّا (٤٦) قَالَ سَلٰمٌ عَلَيْكَۚ سَاَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّيْۗ اِنَّهٗ كَانَ بِيْ حَفِيًّا (٤٧) Artinya: 42.
(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun? 43. Wahai ayahku! Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. 44. Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan. Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
45. Wahai ayahku! Aku sungguh khawatir engkau akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga engkau menjadi teman bagi setan. 46. Dia (ayahnya) berkata, “Bencikah engkau kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika engkau tidak berhenti, pasti engkau akan kurajam, maka tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama.” 47. Dia (Ibrahim) berkata, “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.
Raja Namrud yang Zalim Raja Namrud memerintah dengan kejam. Semua orang harus taat, tidak boleh melawannya. Jika ada yang berani melawan, nyawa taruhannya. Rakyat hidup bagaikan budak. Keadaan itu tidak membuat Namrud puas. Ia merasa dirinya layak disembah. Ia ingin dipertuhankan. Ia berpikir, rakyat pasti mau menyembahnya. Patung-patung yang tak bernyawa saja disembah, apalagi raja yang sangat berkuasa.
Menunjukkan Kelemahan Patung Nabi Ibrahim a.s. berdakwah tak kenal lelah, tetapi penduduk Babilonia menolak keras. Mereka tetap pada keyakinannya menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri.
Namun, Nabi Ibrahim a.s. tidak kehilangan akal. Ada rencana lain, barangkali penduduk Babilonia memerlukan bukti. Orang-orang Babilonia mempunyai suatu tradisi, yaitu setiap tahun mereka pergi meninggalkan negerinya.
Sewaktu Raja Namrud dan kaumnya meninggalkan negeri, kampung mereka ditinggalkan kosong. Kesempatan itu dipergunakan Nabi Ibrahim a.s. untuk menghancurkan patung-patung Raja Namrud dan kaumnya. Dengan kapak yang telah dipersiapkan, mulailah Nabi Ibrahim a.s. menghancurkan patung-patung itu satu per satu. Hanya satu patung yang paling besar tidak dihancurkan. Lalu, kapak yang dipergunakan menghancurkan patung-patung itu dikalungkan di leher patung yang paling besar tadi. Akibat Perbuatan Ibrahim Ketika Raja Namrud dan kaumnya datang ke pusat pemujaan, betapa terkejutnya mereka semua karena patung-patung sembahan mereka hancur.
Maka, tak pelak lagi, Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan yang dituduh. Nabi Ibrahim a.s. akhirnya dipanggil dan diadili. Raja Namrud bertanya kepada Nabi Ibrahim a.s., “Apakah kamu yang menghancurkan patung-patung sesembahan kami?” “Aku pikir barangkali berhala besar itulah yang melakukannya.
Bukankah kapak yang ada di lehernya yang membuktikan perbuatannya?” kata Ibrahim. “Mana mungkin berhala bisa berbuat seperti itu!” kata Namrud. “Kalau begitu mengapa engkau sembah patung yang tidak bisa berbuat apa-apa?” kata Ibrahim. Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim a.s. itu, orang-orang yang menyaksikan banyak yang sadar.
Selama ini mereka telah menyembah patung-patung yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa bicara. Melihat keadaan demikian Raja Namrud makin murka. Raja Namrud akhirnya memutuskan bahwa Nabi Ibrahim a.s. harus dibunuh dengan cara dibakar hidup-hidup. Setelah kayu bakar dikumpulkan, Nabi Ibrahim a.s.
diikat dan dilempar dengan alat pelontar yang membara. Api menjalar mendekati Nabi Ibrahim a.s. akan tetapi, ia tetap tenang. Hatinya bertawakal. Ia yakin Allah Swt. tak akan membiarkannya. Allah Swt. pasti menolong orang yang berjuang di jalan-Nya. Ketika api menyala makin besar, Raja Namrud dan pengikutnya tertawa riang.
Mereka menyangka bahwa Ibrahim telah hancur menjadi abu. Akan tetapi, betapa terkejutnya mereka melihat keajaiban yang tidak disangka-sangka. Setelah api padam, Nabi Ibrahim a.s.
tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran api dengan selamat tanpa luka sedikit pun. Allah Swt. menunjukkan kekuasaan dan kasih sayangnya kepada Nabi Ibrahim a.s. dan kaumnya. Kisah itu terdapat dalam Surah al-Anbiya’ ayat 69 berikut: قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ Artinya: “Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!” (Q.S.
al-Anbiya’:69) Itulah mukjizat yang Allah Swt berikan kepada Nabi Ibrahim a.s. Sejak saat itu banyak orang yang percaya kepada Nabi Ibrahim a.s. Sekarang mari kita simak video pembelajaran kisah Nabi Ibrahim a.s.
berikut ini. III. KEGIATAN PENUTUP Demikian pembelajaran hari ini, semoga apa yang kita pelajari menjadi ilmu yang bermanfaat untuk diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Anak-anak salih salihah selalu ingatlah untuk rajin salat lima waktu, membaca Al-Qur’an, berbakti kepada kedua orang tua dan berbuat baik kepada sesama. Selanjutnya kerjakan tugas di bagian penilaian.
Mari kita sempurnakan pertemuan ini dengan membaca Hamdalah, surah al- ‘Asr dan doa kafaratul majlis. 2. PENGETAHUAN Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar! • Mengapa Nabi Ibrahim a.s. tidak menyukai pekerjaan ayahnya? • Bagaimana sikap Nabi Ibrahim a.s. ketika disuruh menjual patung-patung buatan ayahnya?
• Bagaimana sikap Nabi Ibrahim a.s. ketika Allah Swt menghidupkan kembali burung-burung yang sudah mati? • Mengapa Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan Ibrahim a.s. tidak berhasil mengajak ayahnya beriman kepada Allah Swt.? • Mengapa Nabi Ibrahim a.s. menghancurkan patung-patung Raja Namrud dan kaumnya? • Mengapa Nabi Ibrahim a.s. tidak menghancurkan patung Raja Namrud yang paling besar? • Apa yang dilakukan Raja Namrud setelah Nabi Ibrahim a.s.
menghancurkan patung-patungnya? • Apa yang terjadi setelah Nabi Ibrahim a.s. dibakar oleh Raja Namrud? • Siapakah nama dua anak Nabi Ibrahim a.s.? • Sebutkan salah satu sikap terpuji Nabi Ibrahim a.s.!
Jika kita boros, maka yang akan susah adalah orang tua. Selain itu, jika sedari kecil sudah boros, maka hal ini dapat berlanjut ketika sudah dewasa.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari sifat ini agar tidak ada yang merugi, baik orang tua maupun diri sendiri. Menerapkan pola hidup yang bersih di rumah maupun di sekolah dapat membuat suasana menjadi nyaman dan tentram. Selain itu, jika dapat menerapkan pola hidup sehat, maka kita dapat merasa bahagia. Jika hidup dijalani dengan bersih dan sehat, maka hal ini akan membawa pengaruh positif bagi diri sendiri maupun orang di sekitar kita. Brilio.net - Nabi Ibrahim merupakan nabi ke-6 dari 25 nabi yang wajib diketahui.
Beliau terlahir di lingkungan yang penduduknya masih sangat jahiliyah. Bahkan ayahnya pun bekerja sebagai pembuat berhala yang kemudian dijadikan sesembahan oleh kaumnya. Meski begitu, Nabi Ibrahim tak lantas mengikuti kebiasaan tersebut. Ia justru berpikir bahwa berhala bukanlah Tuhan yang layak disembah. Beberapa kisah Nabi Ibrahim pun telah diabadikan dalam Alquran. Mulai dari bagaimana ia berpikir dan mencari keberadaan Tuhan, cara dakwahnya, mukjizat tidak mati meski dibakar hidup-hidup, dan kisah-kisah teladan lainnya.
Nabi Ibrahim juga dijuluki sebagai bapak para Nabi, karena memiliki putera Nabi Ismail dan Nabi Ishaq. Keturunan dari kedua putranya itu pula yang kelak menjadi Nabi dan Rasul. Nabi Ibrahim as, dikala masih kecil sudah mendapat karunia dengan kecerdasaan membaca kekafiran lingkungan sekitar. Banyak masyarakat kala itu menyembah berhala-berhala yang membuat Nabi Ibrahim merenung dan berfikir, siapakah Tuhan yang sebenarnya?
Ketika sedang merenung di malam hari, Nabi Ibrahim melihat keindahan bintang-bintang dilangit. Beliau menganggap bintang-bintang dilangit merupakan Tuhan nya. Namun ternyata bulan lebih besar dari pada bintang. Sehingga nabi Ibrahim menganggap sebuah bulan di malam hari adalah tuhan.
Pada akhirnya malam berkahir, dan Nabi Ibrahim mengalami kekecewaan karena bulan dan bintang yang dianggapnya sebagai tuhan, lenyap berganti dengan pagi. Selanjutnya Nabi Ibrahim memperhatikan matahari. Matahari yang bersinar dari pagi hingga sore hari membuat Nabi Ibrahim as berfikir, inilah Tuhan yang sebenarnya.
Karena matahari lebih bersinar terang, dan lebih besar daripada bulan. Namun pada akhirnya beliau mengalami kekecewaan kembali, ketika malam sudah mulai datang dan matahari ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan lagi tampak. Hingga pada akhirnya, Nabi Ibrahim as mendapatkan wajyu dan mengetahui yang berhak disembah hanyalah Allah SWT.
Karena kuasa Allah lah, ada langit, bumi dan makhluk-makhuk hidup. Allah juga lah yang menciptakan siang dan malam, yang telah menciptakan semua yang ada di alam semesta. Nabi Ibrahim berdakwah pada kaumnya. foto: freepik.com Ayahanda nabi Ibrahim adalah seorang yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung-patung berhala. Jika sebelumnya ia sudah merasa ada yang salah, setelah menerima wahyu, Nabi Ibrahim semakin yakin.
Nabi Ibrahim tak salah menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh ayah dan kaumnya adalah perbuatan yang bodoh dan sesat. Tidak hanya kecerdasaan, Nabi Ibrahim as juga memiliki keberanian untuk mengembalikan kaumnya ke jalan yang benar. Dikisahkan seluruh penduduk didesanya pergi ke perayaan besar. Pada saat itu Nabi Ibrahim mengendap-endap masuk kedalam sela-sela patung berhala yang akan di sembah oleh para kaumnya.
Sesaat upacara perayaan akan dimulai, Nabi Ibrahim mengahancurkan berhala dengan sebuah kapak dan hanya menyisakan satu berhala besar. Kapak itu dikalungkan ke berhala yang tersisa. Ketika orang-orang kembali, mereka menyalahkan Nabi Ibrahim. Namun Nabi Ibrahim mengatakan bahwa itu semua ulah berhala besar. Mereka yang mendengar pun mengatakan bahwa Nabi Ibrahim sudah gila karena menganggap berhala bisa menghancurkan berhala lainnya. Seketika Nabi Ibrahim menggunakan kata-kata itu dan meyakinkan bahwa memang berhala tak bisa apa-apa, karena itulah mereka bukanlah Tuhan yang layak disembah.
Nabi Ibrahim juga menerangkan bahwa yang berhak untuk hanyalah Allah. Karena bergitu kesal, Raja Namrud menghukum Nabi Ibrahim dan membakarnya hidup-hidup. Namun atas izin Allah, api yang menyentuh tubuh Nabi Ibrahim berubah menjadi dingin.
Hal ini juga menjadi mukjizat bagi Nabi Ibrahim. Ia keluar dengan keadaan selamat meski sudah dibakar. Kisah Nabi Ibrahim menanti keturunan. foto: freepik.com Penantian Nabi Ibrahim mendapat keturunan tidaklah mudah. Di usianya yang menginjak usia 100 tahun, Nabi Ibrahim pun diberikan keturunan.
Dalam kisahnya, kita mengenal dua nama istri Nabi Ibrahim yakni Sarah dan Hajar. Dari Sarah, lahirlah Ishaq, cikal bakal dari bangsa Yunani dan bani Israel beserta Nabi-Nabi lainnya. Sedangkan dari Hajar lahirlah Nabi Ismail, dari garis keturunan Nabi Ismail lah kelak Nabi Muhammad lahir sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
Tak hanya menanti keturunan, Allah juga sempat menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan mimpi menyembelih putera kesayangnya, Ismail. Setelah menyampaikan mimpi tersebut, Nabi Ismail justru bergitu taat dan bersedia jika memang itu merupakan perintah Allah. Nabi Ibrahim pun pergi bersama Nabi Ismail ke Mina. Ketika hampir menyembelih puteranya sendiri, Allah pun menyelamatkan Nabi Ismail dan menggantinya dengan kambing. Dari peristiwa itulah, Allah SWT juga mewajibkan ibadah ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan bagi seluruh umat muslim.
(brl/lin) • Rekomendasi kuliner khas kampung halaman di ShopeeFood, bikin laper • Kisah Nabi Zakaria, tak henti-hentinya berdoa akhirnya dikaruniai anak • Dilewati iringan jenazah Yahudi, begini sikap teladan Rasulullah • Selain ketupat, 4 makanan kekinian cocok temani silaturahmi Idul Fitri • Kisah wafatnya Khadijah ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan Nabi Muhammad di hari ke-11 Ramadan • Kisah Nabi Yusuf dibuang ke sumur oleh saudaranya, penuh hikmah • Rekomendasi kuliner khas kampung halaman di ShopeeFood, bikin laper • Cerita kedahsyatan doa, pria ini selamat dari maut karena bertasbih (brl/lin)
Nabi ibrahim hidup dilingkungan yang masyarakat nya suka berbuat maksiat contohnya menyembah patung/berhala dan Banyak penduduknya melakukan perbuatan syirik.
Pembahasan Nabi Ibrahim lahir di Babilonia, dengan Ayah bernama Torakh (Tarikh) yang terkenal dengan panggilan Azar. Nabi Ibrahim lahir pada Zaman Raja Namrud. Nabi Ibrahim dilahirkan ditengah hutan, karena ayahnya khawatir akan dibunuh raja Namrud, sehingga sampai tumbuh dewasa nabi Ibrahim ditengah hutan.
Nabi Ibrahim suka tadabbur alam, dia perhatikan alam ini untuk mencari Tuhan. Bulan, Bintang, Matahari dia perhatikanawalnya dia mengirah Bulan, BintangMatahari itu Tuhan, namun karena Bulan, Bintang, matahari silih berganti ahirnya Nabi Ibrahim bergumam, "Tuhan tidak mungkin hilang, pastilah ada dzat yang mengatur silih bergantinya bulan, bintang, dan matahari itu".
• Apa hikmah dari ibadah kurban brainly.co.id/tugas/3601807 Menginjak dewasa, nabi Ibrahim berbaur dengan masyarakat, dan sudah mendapat titik terang tentang agama yang benar. suatu hari nabi Ibrahim mengharapkan pemantapat jiwa kepada Allah, dan dengan panduan malaikat, nabi ibrahim diperintahkan membunuh 4 ekor burung dan melumatkan tubuh burung itu menjadi 1, kemudian dibaginya lagi menjadi 4 dan diletakkan ditempat yang berbeda, atas ijin Allah burung-burung itu hidup kembali, maka semakin kuatlah iman nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim mulai mensyi'arkan agamanya, dan menentang agama raja Namrud, sampai suatu hari, dihari sabtu, masyarakat pada pergi mencari ikan untuk acara sesembahan kepada berhala-berhala di makkah, nabi Ibrahim pergi ke makkah, dan menghancurkan semua behala disitu, dan disisakan 1 berhala yang sangat besar, dan kapak yang digunakan untuk menghancurkan berhala dikalungkan dileher berhala yang besar tadi.
setelah masyarakat menyadari apa yang terjadi pada berhala-berhala mereka, mereka lapor pada raja, dan nabi Ibrahimlah tersangka utamanya, dan langsung dipanggil untuk disidang.
Dalam sidang, nabi Ibrahim dapat mengalahkan hujjah raja, dan karena raja murka, nabi Ibrahim dihukum bunuhdengan cara dibakar, namun atas ijin Allah, api yang membakar nabi Ibrahim tidak panas, bahkan ,membuat nabi Ibrahim segar, melihat kenyataan itu, banyak masyarakat mengikuti ajaran nabi Ibrahim. Pelajari Lebih lanjut • Pelajari Lebih Lanjut → Mengapa salat merupakan ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat?
brainly.co.id/tugas/4419022 • Arti gelar Al-amin dapat disimak di brainly.co.id/tugas/249088 ========================= Detail Jawaban Kelas : 7 Mapel ; PAI Kategori ; Sejarah Nabi Muhammad SAW Kode : 7.14.9 #AyoBelajar Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat tinggal dan berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama dalam suatu masyarak … at. a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?
b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. AzZukhruf: 32 c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut pandang masyarakat madani! d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab dan sejahtera! Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar! 1) Jelaskan peranan para Ulama terhadap pembaruan dalam bidang politik dan pendidikan! 2) Jel … askan jalur masuknya ide-ide pembaruan di Indonesia!
3) Jelaskan corak gerakan pembaruan di Indonesia! 4) Jelaskan konsep pembaruan yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan! 5) Jelaskan konsep pembaruan Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan! Tolong dibantu yaa قَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَ … ثِيْرًاۗ laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.
(Q.S Al Ahzab ayat 21) Pertanyaan : Bagaimana pendapatmu tentang ayat tersebut? 44. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut. (1) Dilakukan pada malam hari di bulan Ramadan. (2) Harus dilakukan secara berjama’ah. (3) Dilakukan se … telah waktu salat isya.
(4) Jumlah rakaatnya selalu genap. (5) Diikuti dengan salat witir. Tentukan pernyataan yang tepat tentang tata cara pelaksanaan salat tarawih berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 157 Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s.
merupakan sosok nabi yang patut dicontoh. Mereka memberikan contoh yang baik kepada umatnya untuk menjalankan setiap perintah Allah Swt. Mereka menguatkan niatnya dan meneguhkan hatinya untuk menjalankan perintah Allah Swt. yang sangat sulit. Ayo, Bekerja Sama 1. Buatlah 8 kelompok dalam kelasmu. 2. Setiap kelompok mendapatkan satu nomor dari beberapa penggalan kisah Nabi Ibrahim a.s.
berikut ini. 3. Setiap kelompok membaca dan berdiskusi. 4. Selanjutnya, setiap kelompok menuliskan perbuatan apa yang bisa disimpulkan dari kisah tersebut. Jika perbuatan itu baik atau buruk, bagaimana sikap kita menanggapinya?
5. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Pelajaran 12 A. Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s lahir di Babilonia (sekarang Irak).
Ayahnya bernama Azar bin Nahur. Kala itu, Babilonia dipimpin oleh seorang raja yang sangat zalim, yaitu Namrud bin Kan’an bin Kush. Babilonia adalah negeri yang kaya. Rakyatnya hidup makmur, tetapi mereka tidak mengenal Allah Swt. Penduduk Babilonia justru menyembah patung. Lucunya, patung- patung itu dibuat oleh mereka sendiri. 1. Anak Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim a.s memiliki anak bernama Ismail dan Ishaq. Antara Ismail dan Ishaq berbeda ibu, tetapi ayahnya tetap Ibrahim. Ibunda Ismail bernama Hajar dan Ibunda Ishaq bernama Sarah. Menurut riwayat, keturunan Nabi Ishaq a.s menurunkan Nabi Musa a.s.
dan dari keturunan Nabi Ismail a.s. menurunkan Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai Bapak Para Nabi. 2. Kehidupan Nabi Ibrahim a.s. Ibrahim sejak kecil hidup di lingkungan yang penuh kemusyrikan dan kekufuran. Beliau dibesarkan oleh seorang ayah yang tidak seiman dengannya. Ayah Ibrahim ahli dalam memahat patung. Patung-patung ini dijual kepada penduduk Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan.
Patung-patung itulah yang kemudian dijadikan sesembahan. Ayah Ibrahim menyuruh Ibrahim untuk menjual patung- patung itu. Namun, berkat bimbingan Allah Swt., Ibrahim dengan halus menolak perintah ayahnya. Menurut Ibrahim, kebiasaan penduduk Babilonia, termasuk ayahnya sendiri keliru. Satu-satunya cara menyadarkan penduduk Babilonia kembali ke jalan yang benar adalah menyadarkan atas kelemahan patung sebagai sesembahan.
Hanya Allah Swt. Yang Maha Esa dan Mahakuasa yang berhak disembah. Buku Siswa Kelas III SD/MI 158 patung itu tidak dapat membela dirinya sendiri, apalagi membela kawannya.
3. Nabi Ibrahim a.s. Mencari Tuhan yang Sebenarnya Masyarakat Babilonia sudah lama sebagai penyembah bintang-bintang dan patung-patung. Ibrahim terus berusaha mencari kebenaran agama yang dianut oleh keluarganya.
Ketika malam telah gelap, Ibrahim menyaksikan sebuah bintang. Dia sempat berpikir bahwa bintang itu Tuhannya, tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." Kemudian, tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku." Setelah bulan itu terbenam, dia berkata, "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." Kemudian, tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Tatkala matahari itu terbenam, dia berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan." "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan." Inilah yang dianugerahkan Allah Swt.
kepada Nabi Ibrahim a.s. dalam menolak agama yang dipercayai kaumnya serta menerima Tuhan yang sebenarnya. 4. Menyaksikan Kekuasaan Allah Swt. Dalam al-Qur’±n surat al-Baqarah ayat 260, dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim a.s. berdoa kepada Allah Swt. memohon supaya diperkenankan melihat kekuasaan- Nya. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 159 menghidupkan makhluk yang sudah mati”, demikian suatu hari Nabi Ibrahim a.s.
berdoa. Keinginan itu dikabulkan. Kemudian, Allah Swt. menyuruh Nabi Ibrahim a.s. menangkap empat ekor burung. Setiap burung diberi tanda. Selanjutnya, burung itu dicincang. Bagian-bagiannya dicampur satu sama lain. Potongan tubuh keempat burung itu dibawa.
Lalu, diletakkan di puncak empat buah bukit. Keempat bukit itu letaknya berjauhan satu sama lain. Kemudian, Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Ibrahim a.s. memanggil burung-burung itu. Dengan izin Allah Swt., burung-burung itu hidup kembali. Semuanya utuh seperti sediakala. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tak ada yang sanggup menghalangi kehendak-Nya. Hanya dengan kata kun (jadilah), hal yang dikehendaki-Nya pasti terbukti. Allah Mahakuasa, menghidupkan yang mati sangatlah mudah bagi-Nya. Nabi Ibrahim a.s. telah melihatnya sendiri. Hatinya makin mantap, keyakinannya makin kuat, keimanannya makin hebat.
5. Berdakwah kepada Ayahnya Azar tidak hanya pembuat patung, tetapi ia juga menyembah patung. Sebelum berdakwah kepada penduduk Babilonia, Nabi Ibrahim a.s. harus menyadarkan dulu ayahnya. Berdakwah kepada ayahnya tidaklah mudah karena ayahnya tetap bersikukuh dengan keyakinannya.
Usaha Nabi Ibrahim a.s. sudah maksimal, Allah Swt. yang menentukan. Sebagai anak, Nabi Ibrahim a.s. sangat ingin menyelamatkan ayahnya. Sikap ayahnya yang menolak ajaran Allah Swt. tidak membuat Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan Ibrahim a.s. larut dalam kesedihan. Sikapnya tetap teguh untuk menyebarkan pesan-pesan Allah Swt.
Buku Siswa Kelas III SD/MI 160 6. Raja Namrud yang Zalim Raja Namrud memerintah dengan kejam. Semua orang harus taat, tidak boleh melawannya. Jika ada yang berani melawan, nyawa taruhannya. Rakyat hidup bagaikan budak. Keadaan itu tidak membuat Namrud puas. Ia merasa dirinya layak disembah. Ia ingin dipertuhankan.
Ia berpikir, rakyat pasti mau menyembahnya. Patung- patung yang tak bernyawa saja disembah, apalagi raja yang sangat berkuasa.
7. Menunjukkan Kelemahan Patung Nabi Ibrahim a.s. berdakwah tak kenal lelah, tetapi penduduk Babilonia menolak keras. Mereka tetap pada keyakinannya menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri.
Namun, Nabi Ibrahim a.s. tidak kehilangan akal.
Ada rencana lain, barangkali penduduk Babilonia memerlukan bukti. Orang-orang Babilonia mempunyai suatu tradisi, yaitu setiap tahun mereka pergi meninggalkan negerinya.
Sewaktu Raja Namrud dan kaumnya meninggalkan negeri, kampung mereka ditinggalkan kosong. Kesempatan itu dipergunakan Nabi Ibrahim a.s. untuk menghancurkan patung-patung Raja Namrud dan kaumnya. Dengan kapak yang telah dipersiapkan, mulailah Nabi Ibrahim a.s. menghancurkan patung-patung itu satu per satu. Hanya satu patung yang paling besar tidak dihancurkan.
Lalu, kapak yang dipergunakan menghancurkan patung- patung itu dikalungkan di leher patung yang paling besar tadi. 8. Akibat Perbuatan Ibrahim Ketika Raja Namrud dan kaumnya datang ke pusat pemujaan, betapa terkejutnya mereka semua karena patung-patung sembahan mereka hancur.
Maka, tak pelak lagi, Ibrahimlah yang dituduh. Nabi Ibrahim a.s. akhirnya dipanggil dan diadili. Raja Namrud bertanya kepada Nabi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 161 patung sesembahan kami?” “Aku pikir barangkali berhala besar itulah yang melakukannya.
Bukankah kapak yang ada di lehernya yang membuktikan perbuatannya?” kata Ibrahim. “Mana mungkin berhala bisa berbuat seperti itu!” kata Namrud.
“Kalau begitu mengapa engkau sembah patung yang tidak bisa berbuat apa-apa?” kata Ibrahim. Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim a.s. ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan, orang-orang yang menyaksikan banyak yang sadar. Selama ini mereka telah menyembah patung-patung yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa bicara. Melihat keadaan demikian Raja Namrud makin murka. Raja Namrud akhirnya memutuskan bahwa Nabi Ibrahim a.s. harus dibunuh dengan cara dibakar hidup-hidup. Setelah kayu bakar dikumpulkan, Nabi Ibrahim a.s. diikat dan dilempar dengan alat pelontar yang membara.
Api menjalar mendekati Nabi Ibrahim a.s. akan tetapi, ia tetap tenang. Hatinya bertawakal. Ia yakin Allah Swt. tak akan membiarkannya. Allah Swt. pasti menolong orang yang berjuang di jalan-Nya. Ketika api menyala makin besar, Raja Namrud dan pengikutnya tertawa riang. Mereka menyangka bahwa Ibrahim telah hancur menjadi abu. Akan tetapi, betapa terkejutnya mereka melihat keajaiban yang tidak disangka-sangka. Setelah api padam, Nabi Ibrahim a.s.
tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran api dengan selamat tanpa luka sedikit pun. Allah Swt. menunjukkan kekuasaan dan kasih sayangnya kepada Nabi Ibrahim a.s. dan kaumnya. Buku Siswa Kelas III SD/MI 162 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 163 Tugas Kelompok Tugas 1 1. Buat kelompok dengan jumlah empat sampai lima anak per kelompok! 2. Setiap kelompok berdiskusi dengan menjawab pertanyaan berikut.
a. Bagaimana sikap Nabi Ibrahim a.s. melihat ayahnya dan kaum Babilonia menyembah patung-patung? b. Mengapa Nabi Ibrahim a.s. menolak permintaan ayahnya supaya menyembah patung-patung sesembahan masyarakat Babilonia? c. Apa yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s.
terhadap patung- patung yang menjadi sesembahan Raja Namrud dan kaum Babilonia? d. Apakah Nabi Ibrahim a.s. berhasil mengajak ayahnya beriman kepada Allah Swt.?
Jelaskan mengapa. 3. Tuliskan hasil diskusi kelompokmu! Tugas 2 1. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya. 2. Kelompok yang lain menyimak dan memberikan tanggapan. 3. Hasil diskusi kelompok diserahkan kepada gurumu! Aku harus berani melakukan kebaikan.
Insya Allah Aku Bisa Berilah tanda ( ) pada kolom yang tepat! Kadang- Tidak Selalu Sering No Uraian kadang pernah 1. Aku berani mengata- kan, aku adalah orang Islam. 2. Aku menjaga nama baik keluargaku.
3. Aku mengerjakan kebaikan karena Allah Swt. 4. Aku taat dan patuh kepada orang tua. Ayo, Ber latih Ayo, Berlatih 1 Isilah dengan jawaban yang singkat dan benar! 1. Nabi Ibrahim a.s. dilahirkan di. 2. Ayah Nabi Ibrahim a.s. bernama. 3. Babilonia dipimpin oleh seorang raja yang sangat zalim, yaitu .
. . 4. Penduduk Babilonia tidak mengenal Allah Swt. tetapi menyembah. 5. Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan. Buku Siswa Kelas III SD/MI 164 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 165 1. Mengapa Nabi Ibrahim a.s. tidak menyukai pekerjaan ayahnya? 2. Bagaimana sikap Nabi Ibrahim a.s. ketika disuruh menjual patung-patung buatan ayahnya? 3. Bagaimana sikap Nabi Ibrahim a.s. ketika Allah Swt. menghidupkan kembali burung-burung yang sudah mati?
4. Mengapa Nabi Ibrahim a.s. tidak berhasil mengajak ayahnya beriman kepada Allah Swt.? 5. Mengapa Nabi Ibrahim a.s. menghancurkan patung- patung Raja Namrud dan kaumnya? 6. Mengapa Nabi Ibrahim a.s.
tidak menghancurkan patung Raja Namrud yang paling besar? 7. Apa yang dilakukan Raja Namrud setelah Nabi Ibrahim a.s. menghancurkan patung-patungnya? 8. Apa yang terjadi setelah Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud? 9. Siapakah nama dua anak Nabi Ibrahim a.s.?
10. Sebutkan salah satu sikap terpuji Nabi Ibrahim a.s. Ayo, Renungkan 1. Apa yang kamu pelajari hari ini? Ibrahim a.s. yang menghancurkan patung-patung Raja Namrud dan pengikutnya? Belajar di Rumah Kegiatan Bersama Orang Tua Tuliskan apa saja sikap terpuji yang dapat dicontoh dari kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s.! Setelah selesai, mintalah orang tuamu menandatangani hasil pekerjaanmu dan serahkan kepada bapak/ibu gurumu. Sikap terpuji Nabi Ibrahim a.s. Buku Siswa Kelas III SD/MI 166 B.
Kisah Keteladanan Nabi Ismail a.s. Sebelum membaca kisah keteladanan Nabi Ismail a.s., ikuti terlebih dahulu petunjuk berikut! Ayo, Bekerja Sama 1. Buatlah 6 kelompok dalam kelasmu. 2. Setiap kelompok mendapatkan satu nomor dari beberapa penggalan kisah Nabi Ismail a.s. berikut ini. 3.
Setiap kelompok membaca dan berdiskusi. 4. Selanjutnya, setiap kelompok menuliskan perbuatan apa yang bisa disimpulkan dari kisah tersebut. Kalau perbuatan itu baik atau buruk, bagaimana sikap kita menanggapinya? 5. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. 1. Keluarga Nabi Ismail a.s.
Setelah berdakwah di Babilonia dan beberapa lama tinggal di Mesir, Nabi Ibrahim a.s. bermaksud pindah ke Palestina bersama istrinya. Karena lama tidak memiliki anak, kemudian beliau berdoa kepada Allah Swt. agar dikarunia anak yang saleh. Berkat doa itu, Ibrahim dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ismail. Ibu Nabi Ismail a.s. bernama Hajar. 2. Hijrah ke Mekkah Dengan bertawakal kepada Allah Swt., Nabi Ibrahim a.s. meninggalkan rumah membawa Hajar dan Ismail tanpa tempat tujuan yang tertentu.
Ia hanya berserah diri kepada Allah Swt. yang akan memberi arah kepada Pendidikan Agama Islam dan Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan Pekerti 167 berada dalam perjalanan jauh, tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim a.s bersama istri dan anaknya Ismail di Mekkah.
Di kota itu, Ka’bah didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail a.s. dan menjadi kiblat manusia dari seluruh dunia. Di tempat itu, Masjidil Haram sekarang berada. 3. Ditinggal di Tempat yang Gersang Lelah masih belum hilang. Perintah Allah Swt. sudah datang kepada Nabi Ibrahim a.s. Di Mekkah, Hajar dan Ismail harus ditinggalkan, padahal tempat itu sangat gersang, tak ada air dan tanaman yang subur.
Nabi Ibrahim a.s. mengatakan kepada istrinya bahwa ini adalah kehendak Allah Swt. dan harus bertawakal kepada-Nya. Hajar berkata, “Ke manakah Engkau akan pergi? Apakah Allah yang menyuruhmu melakukan hal ini?” Nabi Ibrahim a.s. menjawab, “Benar, Allah-lah yang menyuruh kita ke sini. Percayalah Allah Maha Penyayang, tidak mungkin menelantarkan kalian”. 4.
Munculnya Air Zam-zam Hajar mematuhi perintah Ibrahim dengan sabar. Ia makan dari bekalnya dan minum dari air yang ditinggalkan Nabi Ibrahim a.s. sampai habis. Beberapa hari kemudian, persediaan bekal sudah habis. Tak ada lagi makanan dan minuman. Hajar kebingungan, ke mana ia harus mencari makanan. Kebingungan bertambah manakala terdengar tangisan Ismail kehausan. "Hajar melirik ke kanan dan ke kiri, pandangannya ke sana kemari mencari air.
Begitu gigihnya Hajar, ia berlari menuju bukit Safa barangkali bisa mendapatkan air, ternyata tidak ada air sedikit pun. Kemudian, ia pun berlari-lari kepayahan sampai tiba di suatu tempat lain yang bernama Marwah. Di sana, pun tidak ada air. Kejadian itu sampai berulang-ulang, bolak- balik sebanyak tujuh kali ia berlari antara bukit Safa dan Marwah. Buku Siswa Kelas III SD/MI 168 berdaya dan hampir berputus asa. Namun, pertolongan Allah Swt.
datang kepadanya. Atas kekuasaan Allah Swt. melalui Malaikat Jibril, keluarlah mata air Zam-zam. Air itu dapat memenuhi keperluannya sehari-hari. 5. Pengorbanan Nabi Ismail a.s. Nabi Ismail a.s. adalah anak yang patuh dan taat pada perintah Allah Swt. serta hormat kepada orang tuanya. Ketaatan dan kepatuhan Nabi Ismail a.s. diuji oleh Allah Swt. Ketika Nabi Ismail a.s. menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim a.s dan Hajar diuji oleh Allah Swt.
Peristiwa ini • dijelaskan dalam al-Qur’±n surat as-Saffat ayat 102-111. . yaitu: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka, pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.
Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (ayat 102) "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya )." (ayat 103) "Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." ( ayat 104-105) "Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata." (ayat 106) "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar".
(ayat 107) (Sesudah nyata kesabaran dan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 169 menyembelih Ismail dan untuk meneruskan kurban. Allah Swt. menggantinya dengan seekor kambing.
Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji). "Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." (ayat 108-109) "Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik." (ayat 110) "Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." (ayat 111) Dan inilah asal permulaan sunah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada setiap hari raya Idul Adha tanggal 10 Zulhijjah.
6. Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Membangun Ka’bah Pada satu ketika, Nabi Ibrahim a.s. menerima wahyu dari Allah Swt. agar membangun Ka’bah. Hal itu disampaikan kepada anaknya. Nabi Ismail a.s. berkata, “Kerjakanlah apa yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu dan aku akan membantumu dalam pekerjaan mulia itu.” Allah Swt. berfirman dalam al-Qur’±n surat al-Baqarah Ayat 127: ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Mulailah keduanya membangun Ka’bah hingga selesai dan tempat Nabi Ibrahim a.s.
berdiri ketika itu dikenal dengan Maqam Ibrahim. Buku Siswa Kelas III SD/MI 170 Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. untuk membersihkan Ka’bah dari kotoran, perbuatan syirik dan penyembahan berhala untuk orang-orang yang tawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud. Tugas Kelompok Tugas 1 1. Buat kelompok, dengan jumlah empat sampai lima anak per kelompok! 2. Setiap kelompok berdiskusi dengan menjawab pertanyaan berikut. a. Apa pendapat Nabi Ismail a.s. ketika ayahnya bermimpi dirinya disembelih?
b. Apa pendapat Nabi Ismail a.s. ketika ayahnya menerima perintah untuk membangun Ka’bah? 3. Tuliskan hasil diskusi kelompokmu! Tugas 2 1. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya. 2. Kelompok yang lain menyimak dan memberikan tanggapan.
3. Hasil diskusi kelompok diserahkan kepada gurumu! Aku selalu bersungguh-sungguh mengerjakan perbuatan baik karena Allah Swt. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 171 Insya Allah Aku Bisa Berilah tanda ( ) pada kolom yang tepat! Kadang- Tidak Selalu Sering No Uraian kadang pernah 1. Aku tidak suka melawan orang tua. 2. Aku tidak berkata kasar kepada orang tua.
3. Aku mengerjakan perbuatan baik dengan sungguh-sungguh. 4. Aku melakukan perbuatan baik karena Allah Swt. 5. Aku berdoa untuk keselamatan orang tua.
6. Aku tidak mengecewakan orang tua. Ayo, Ber latih Ayo, Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan 1 Isilah dengan jawaban yang singkat dan benar! 1. Nabi Ismail a.s. memiliki ibu bernama . 2. Nabi Ibrahim a.s. bersama istri dan anaknya harus meninggalkan rumah untuk hijrah ke . Buku Siswa Kelas III SD/MI 172 bolak-balik dari bukit . ke bukit . 4. Sumber mata air yang ditemukan Hajar disebut . 5. Nabi Ibrahim bermimpi untuk .
anaknya yang bernama Ismail. Ayo, Berlatih 2 1. Sebutkan salah satu perbuatan terpuji Nabi Ismail a.s.! 2. Apa yang disampaikan Nabi Ismail a.s. kepada ayahnya ketika mendengar dirinya akan disembelih ayahnya? 3. Mengapa Nabi Ismail a.s. mau mengikuti perintah ayahnya? 4. Siapakah yang pertama kali membangun Ka’bah? 5. Ibadah apakah yang dilakukan dengan berlari-lari kecil bolak-balik dari bukit Safa ke bukit Marwah? Ayo, Renungkan 1. Apa yang kamu pelajari hari ini? 2. Bagaimana pendapatmu, jika seorang anak tidak taat dan patuh kepada orang tuanya untuk berbuat baik?
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 173 Belajar di Rumah Kegiatan Bersama Orang Tua Tuliskan apa saja sikap terpuji yang dapat dicontoh dari kisah keteladanan Nabi Ismail a.s.! Setelah selesai, mintalah orang tuamu menandatangani hasil pekerjaanmu dan serahkan kepada bapak/ibu gurumu. Sikap terpuji Nabi Ismail a.s.
. Buku Siswa Kelas III SD/MI 174 Komentar Orang Tua (Tuliskanlah kegiatan anak di sekolah dan di rumah berkaitan dengan pelajaran ini.) Tanda Tangan Orang Tua Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 175Pendidikan Agama Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh dengan perbuatan dan Budi Pekerti 165 Ayo, Berlatih 2 1.
Mengapa Nabi Ibrahim a.s. tidak menyukai pekerjaan ayahnya? 2. Bagaimana sikap Nabi Ibrahim a.s. ketika disuruh menjual patung-patung buatan ayahnya? 3. Bagaimana sikap Nabi Ibrahim a.s. ketika Allah Swt. menghidupkan kembali burung-burung yang sudah mati?
4. Mengapa Nabi Ibrahim a.s. tidak berhasil mengajak ayahnya beriman kepada Allah Swt.? 5. Mengapa Nabi Ibrahim a.s. menghancurkan patung- patung Raja Namrud dan kaumnya? 6. Mengapa Nabi Ibrahim a.s. tidak menghancurkan patung Raja Namrud yang paling besar? 7. Apa yang dilakukan Raja Namrud setelah Nabi Ibrahim a.s. menghancurkan patung-patungnya? 8. Apa yang terjadi setelah Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud?
9. Siapakah nama dua anak Nabi Ibrahim a.s.? 10. Sebutkan salah satu sikap terpuji Nabi Ibrahim a.s. Ayo, Renungkan 1. Apa yang kamu pelajari hari ini? 166 Buku Siswa Kelas III SD/MI 2. Bagaimana pendapatmu mengenai tindakan Nabi Ibrahim a.s. yang menghancurkan patung-patung Raja Namrud dan pengikutnya?
Belajar di Rumah Kegiatan Bersama Orang Tua Tuliskan apa saja sikap terpuji yang dapat dicontoh dari kisah keteladanan Nabi Ibrahim a.s.! Setelah selesai, mintalah orang tuamu menandatangani hasil pekerjaanmu dan serahkan kepada bapak/ibu gurumu. Sikap terpuji Nabi Ibrahim a.s. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 167 B. Kisah Keteladanan Nabi Ismail a.s. Sebelum membaca kisah keteladanan Nabi Ismail a.s., ikuti terlebih dahulu petunjuk berikut! Ayo, Bekerja Sama 1. Buatlah 6 kelompok dalam kelasmu.
2. Setiap kelompok mendapatkan satu nomor dari beberapa penggalan kisah Nabi Ismail a.s. berikut ini. 3. Setiap kelompok membaca dan berdiskusi.
4. Selanjutnya, setiap kelompok menuliskan perbuatan apa yang bisa disimpulkan dari kisah tersebut. Kalau perbuatan itu baik atau buruk, bagaimana sikap kita menanggapinya? 5. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. 1. Keluarga Nabi Ismail a.s. Setelah berdakwah di Babilonia dan beberapa lama tinggal di Mesir, Nabi Ibrahim a.s. bermaksud pindah ke Palestina bersama istrinya. Karena lama tidak memiliki anak, kemudian beliau berdoa kepada Allah Swt. agar dikarunia anak yang saleh.
Berkat doa itu, Ibrahim dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ismail. Ibu Nabi Ismail a.s. bernama Hajar. 2. Hijrah ke Mekkah Dengan bertawakal kepada Allah Swt., Nabi Ibrahim a.s.
meninggalkan rumah membawa Hajar dan Ismail tanpa tempat tujuan yang tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah Swt. yang akan memberi arah kepada 168 Buku Siswa Kelas III SD/MI binatang tunggangannya. Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh, tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim a.s bersama istri dan anaknya Ismail di Mekkah. Di kota itu, Ka’bah didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail a.s. dan menjadi kiblat manusia dari seluruh dunia.
• Company About Us Scholarships Sitemap Q&A Archive Standardized Tests Education Summit • Get Course Hero iOS Android Chrome Extension Educators Tutors • Careers Leadership Careers Campus Rep Program • Help Contact Us FAQ Feedback • Legal Copyright Policy Academic Integrity Our Honor Code Privacy Policy Terms of Use Attributions • Connect with Us College Life Facebook Twitter LinkedIn YouTube Instagram