Seikerei adalah

seikerei adalah

Daftar Isi • 1 Merunut Sejarah • 1.1 Imperialisme Jepang • 1.2 Adat Hormat pada Matahari • 1.3 Kerja paksa • 2 Apa itu Seikerei? • 3 Perlawanan Akibat Paksaan Seikerei Dari banyaknya pelaku wisata, ada yang memanfaatkan matahari sebagai obyek guna menikmati keindahan alam yang ada, baik itu berujud sunris pada pagi hari, ataupun sunset kala sore dan petang. Seolah melupakan sengatan teriknya di siang bolong, matahari laksana gadis cantik yang dipuja oleh seikerei adalah, baik itu sekedar wisatawan penikma senja dan pagi, ataupun para photographer yang hendak mengabadikan satu keindahan yang tercipta pada waktu emasnya.

Mengamati para penggemar matahari, tahukah Anda bahwa sejatinya telah lama bangsa Jepang juga mengagungkan keberadaan matahari. Hal itu sebagaimana terbersit dari rutinitas bernama seikerei.

Merunut Sejarah Sebagaimana tertulis dalam beberapa buku sejarah, termasuk novel karangan Umar Kayam berjudul”Para Priyayi,” warga pribumi juga diwajibkan membungkukkan badan semasa pendudukan Jepang di bumi Nusantara ini. Mengapa hal itu diwajibkan? Sesuai catatan sejarah, Restorasi Meiji adalah orang yang menjadikan agama Shinto sebagai agama negara di Jepang. Dalam ajaran agama Shinto ini memercayai bahwa Kaisar Jepang merupakan keturunan raja matahari bernama Amaterasu, yaitu sosok yang tinggal di puncak Gunung Fujiyama.

seikerei adalah

Dari kepercayaan inilah maka Fujiyama menjadi gunung yang sangat dihormati oleh masyarakat Jepang. • Imperialisme Jepang Bersamaan dengan Perang Dunia II Seikerei adalah mendarat di bumi Nusantara dan berhasil mengusir Hindia-Belanda yang telah lama menjajah.

Kedatangan Jepang pertama kali adalah melalui Tarakan, Kalimantan, dan lalu bergerak menguasai Nusantara. Saat itu Jepang mengaku hadir sebagai “saudara tua” dan akan membantu pihak Nusantara yang telah dianggapnya sebagai saudara muda. Ada banyak hal yang dilakukan pihak Jepang demi memperkuat stigma sebagai seikerei adalah tua itu, diantaranya adalah pembentukan badan persiapan kemerdekaan, dan yang pasti adalah mengadakan pelatihan para pemuda untuk menjadi tentara.

Rakyat Nusantara tentu saja merasa gembira melihat niat baik saudara tuanya ini, setidaknya dengan modal pelatihan ketentaraan, ada harapan memerdekakan diri dan lepas dari belenggu penjajah. Masih banyak yang belum tahu bahwa kenyataannya pelatihan perang itu lebih cenderung dipersiapkan guna menghadapi serangan pihak musuh Jepang. Artinya tak jauh dari pemerintah Hindia-Belanda, kehadiran Jepang terbukti hanya menjadi imperialis, yaitu dengan menguasai negara-negara yang berlokasi di Asia, termasuk Indonesia.

• Adat Hormat pada Matahari Ketika Jepang menguasai bumi Nusantara, memang ada lebih banyak kesempatan rakyat untuk mengenyam pendidikan, padahal sewaktu dibawah kekuasaan Hindia-Belanda hal ini tak begitu memperoleh ruang.

Hanya saja tetap ada syarat tak ringan yang harus dipatuhi. Syaratnya antara lain adalah harus berbahasa Jepang sebagai bahasa pengantar belajar-mengajar.

seikerei adalah

Bukan itu saja, saat mengibarkan bendera, bendera Jepang juga wajib seikerei adalah berada disebelah Sang Saka Merah Putih, dan “kimigayo” juga wajib dilantunkan setelah lagu Indonesia Raya. Sementara syarat dari imperialis Jepang yang mendapatkan tentangan dari banyak orang, utamanya dari para pemuka agama Islam, adalah pemaksaan rangkaian selepas upacara pagi, yaitu penghormatan terhadap matahari.

• Kerja paksa Masih mengenai pemaksaan, tatkala Belanda menjajah kita mengenal istilah “rodi,” yaitu kerja-paksa tanpa bayaran yang dilakukan oleh pihak Belanda terhadap rakyat nusantara.

seikerei adalah

Ternyata pemaksaan tetap terjadi ketika Jepang seikerei adalah Nusantara, yaitu terkenal dengan istilah ‘romusha.’ Bahkan sebagaimana terpaparkan di atas, pemaksaan Jepang bukan saja terjadi pada perintah kerja “romusa” saja, hal yang harus diterima dan dilaksanakan adalah dari sisi budaya serta adat kebiasaannya, salah satunya kebiasaan tiap pagi hari yang menghormati matahari dalam waktu kurang-lebih 15 menit.

Adat kebiasaan itu tak lain adalah salah satu cara guna menghormati kaisar Jepang yang dipercaya seikerei adalah keturunan Dewa Matahari. Dan ritual menghormati matahari inilah yang dinamakan Seikerei. Apa itu Seikerei? Secara singkat Seikerei adalah penghormatan kepada dewa matahari dengan cara membungkukkan badan mengarah pada matahari terbit.

Selain seikerei adalah dicabik tanah dan tumpah darahnya, banyak warga Nusantara juga melawan penjajahan Jepang akibat dari pemaksaan dalam ritual menghormati matahari ini, pasalnya hal tersebut dianggap serupa dengan menyekutukan Tuhan. Perlawanan Akibat Paksaan Seikerei Mengacu pada catatan sejarah, ada banyak perlawananan terhadap imperialis Jepang yang muncul, namun perlawanan akibat tidak mau menjura pada matahari.ini yang paling terkenal adalah pemberontakan KH Zainal Mustafa. Akibatnya pihak Jepang tak sungkan menghancurkan pesantren kecil di Sukamanah, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat ini.

Bahkan Sang Kyai juga disiksa dan dihukum mati, lalu dikebumikan di daerah Ancol, Jakarta Utara, bersama makam-makam para santrinya serta beberapa makam tentara Belanda. Namun pada tanggal 25 Agustus 1973, makam KH Zainal Mustafa beserta para santrinya dipindahkan ke Sukamanah, Tasikmalaya, Jawa Barat.

[uth] Sumber Rujukan; [1] KH Zainal Mustafa id.wikipedia.org Diakses pada 16 Oktober 2014 [2] Sejarah Nusantara (1942-1945) id.wikipedia.org Dakses pada 16 Oktober 2014 [3] Gambar Matahari Terbit pic.ikanmasteri.com Diakses pada 16 Oktober 2014 • TAGS • Amaterasu • Belanda • ensiklopedia • Fujiyama • gunung • Hindia Belanda • imperialis • imperialisme • Indonesia • Japan • Jepang • Kaisar • Kalimantan • kimigayo • matahari • Nipon • nusantara • photographer • raja matahari • Restorasi Meiji • rodi • romusa • romusha • saudara tua • seikerei • sejarah • Shinto • Tarakan • wisata • Zainal Mustafa […] Suralaya atau ada yang menuliskannya “Suroloyo” tepatnya berlokasi di kecamatan Samigaluh, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebuah wilayah puncak perbukitan yang akan menyuguhkan pemandangan indah utamanya pada pagi hari bakda Subuh, karena meskipun berselimut kabut pekat namun apabila cuaca cerah maka akan nampak indah kehadiran sang surya.

[…] […] Dan sakit hati dan rasa benci Teto semakin bertambah ketika menyadari bahwa kaum Soekarno malah menghimpun rakyat untuk menurut dan membongkok pada Si Cebol Kuning atau para penjajah Jepang. Belum lagi ketika beribu-ribu rakyat diserahkan untuk menjadi romusha pada kaum sadis made in Japan tersebut.

Belum lagi ketika Papinya mati dan ibunya menjadi sakit jiwa karena dipaksa menjadi gundik tentara Jepang. [Baca juga: Seikerei adalah adalah Penghormatan dengan Cara Membungkukkan Badan kearah Matahari Terbit] […] […] Matcha merupakan jenis minuman teh hijau bubuk yang umumnya digunakan oleh masyarakat Jepang pada upacara minum teh. Perkiraan awalnya, matcha ini pertama kali dibuat pada sekitar abad X di Tiongkok, dan baru dikenal oleh orang-orang Jepang pada seikerei adalah ke-12.

[Baca juga: Seikerei adalah Penghormatan dengan Cara Membungkukkan Badan kearah Matahari Terbit] […] KOMPAS.com - Seikerei adalah penghormatan kepada Dewa Matahari dengan membungkukkan badan mengarah pada matahari terbit.

Hal ini wajib dilakukan oleh bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Jepang menginginkan penduduk Indonesia melakukan Seikerei karena tradisi ini sebagai wujud penghormatan terhadap Kaisar Jepang. Tradisi ini mendapat seikerei adalah dari rakyat Indonesia, salah satu perlawanan ditunjukkan oleh pemimpin sebuah pesantren di Singaparna, KH Zainal Mustafa.

Baca juga: Perlawanan Rakyat Singaparna Berasal dari ajaran agama Shinto Shinto adalah sebuah agama dari Jepang, di mana dewa atau Tuhan kerap disebut dengan kata "kami". "Kami" merupakan entitas supernatural yang diyakini menghuni segala sesuatu. Hubungan antara "kami" dan alam menyebabkan Shinto dianggap animistik. Dalam kepercayaan orang Jepang, "kami" berjumlah 8 juta buah yang tersebar di seluruh dunia, bisa berupa laut, api, pegunungan, dan semua hal ada yang ada di alam.

Penganut agama Shinto di Jepang menyembah dewa atau roh matahari Amaterasu.

seikerei adalah

Kenapa menyembah matahari? Karena penganut Shinto meyakini bahwa Amaterasu merupakan dewa tertinggi di antara ribuan dewa lainnya. Ajaran inilah yang kemudian melahirkan tradisi Seikerei. Baca juga: Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia
Apa yang dimaksud dengan seikerei? ? Seikerei adalah penghormatan kepada dewa matahari dengan cara membungkukkan badan mengarah pada matahari terbit. Ini adalah ritual bangsa Jepang dari agama Shinto yang mengajarkan untuk menghormati dewa matahari.

Ada banyak perlawanan terhadap imperialis Jepang yang muncul, namun perlawanan akibat tidak mau memuja pada matahari.ini yang paling terkenal adalah pemberontakan KH Zainal Mustafa. Akibatnya pihak Jepang tak sungkan menghancurkan pesantren kecil di Sukamanah, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Glosarium.org versi April 2019 ✰ Glosarium.org adalah website belajar online. tentang Glosarium kamus kosa kata bebas yang dimuat dari banyak sumber dan referensi di internet.

✰ Berdasarkan kategori bidang khusus dan mata pelajaran. ✰ Referensi rata-rata minimal 2 bidang/mata pelajaran per kata. ✰ Lengkap lebih dari 200+ bidang dan mata pelajaran ada di Glosarium.org ✰ Tanpa website mirror/kloningan ampas ✰ AMP, akses glosarium.org lewat Google Search mobile lebih cepat.

✰ Konten berorientasi manusia, mendahulukan penyampaian maksud yg dapat dimengerti manusia daripada mesin pencari. ✰ 2021, glosarium.org 3x lebih cepat.
Seikerei merupakan budaya Jepang (ajaran Shinto) yang dilakukan dengan membungkukkan badan untuk menghormati Amaterasu (Dewa Matahari). Budaya ini dibawa dan disebarkan juga di Indonesia, namun dalam perkembangannya mendapat kecaman dari ulama (tokoh Islam) seperti K.H.

Zainal Mustafa yang menganggap budaya seikerei menyalahi syariat Islam. Seikerei merupakan sikap menghormati Amaterasu (Dewa Matahari) yang dipercaya oleh penganut ajaran Shinto di Jepang dengan membungkukkan badan menghadap matahari yang telah terbit sempurna, setiap pertemuan umum, dan setiap disebutkan nama Tenno Haika, Kaisar Jepang.

Kegiatan ini tidak hanya dilakukan Jepang tatkala berada di Jepang, namun juga diimplementasikan tatlakala melakukan ekspansi di negeri jajahan, salah satunya Indonesia. Budaya membungkuk yang menyerupai gerakan rukuk dalam shalat ini ditentang oleh kalangan muslim salah satunya K.H. Zainal Mustafa, Tasikmalaya, Jawa Barat. Hal ini terjadi karena Jepang seikerei adalah semua warga Indonesia termasuk juga para ulama untuk hormat pada dewa matahari seikerei adalah seikerei) setelah upacara pagi dan kegiatan tersebut dianggap menyalahi syariat islam atau musyrik karena dianggap menyembah cipataan Tuhan.

Dengan demikian, Seikerei adalah merupakan budaya Jepang (ajaran Shinto) yang dilakukan dengan membungkukkan badan untuk menghormati Amaterasu (Dewa Matahari). Budaya ini dibawa dan disebarkan juga di Indonesia, namun dalam perkembangannya mendapat kecaman dari ulama (tokoh Islam) seperti K.H. Zainal Mustafa yang menganggap budaya seikerei menyalahi syariat Islam.
Pengertian seikerei adalah: Subjek Definisi IPS / Ilmu Pengetahuan Sosial ? seikerei : penghormatan kepada dewa matahari dengan cara mem-bungkukkan badan ke arah matahari terbit Sejarah ?

seikerei : Gerakan membungkuk ke arah barat yang seikerei adalah adalah menghormat kaisar Jepang seikerei : Upacara penghormatan kepada kaisar Jepang yang dianggap dewa.

caranya adalah dengan membungkukkan badan kearah timur laut. Politik (arti & contoh)? seikerei : suatu peng-hormatan yang dilakukan rakyat kepada kaisar Jepang. Seikerei ini oleh sebagian besar rakyat ditentang terutama oleh umat Islam seperti yang terjadi di Tasikmalaya yang dipimpin Zainal Mustafa Definisi ?

Glosarium.org versi April 2019 ✰ Glosarium.org adalah website belajar online. tentang Glosarium kamus kosa kata bebas yang dimuat dari banyak sumber dan referensi di internet.

✰ Berdasarkan kategori seikerei adalah khusus dan mata pelajaran. ✰ Referensi rata-rata minimal 2 bidang/mata pelajaran per kata.

✰ Lengkap lebih dari 200+ bidang dan mata pelajaran ada di Glosarium.org ✰ Tanpa website mirror/kloningan ampas seikerei adalah AMP, akses glosarium.org lewat Google Search mobile lebih cepat. ✰ Konten berorientasi manusia, mendahulukan penyampaian maksud yg dapat dimengerti manusia daripada mesin pencari. ✰ 2021, glosarium.org 3x lebih cepat.Masuknya agama Hindu-Buddha dan Islam pada abad IV dan abad VII memengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu bentuk pengaruh tersebut adalah.

a. wilayah Indonesia menjadi jajahan kerajaan bercorak Hindu-Buddha di India dan kerajaan Islam di Persia b. terjadi akultarasi antara kebudayaan asli Indonesia, Hindu-Buddha, dan Islam c. terjadi peperangan antara pasukan kerajaan Hindu-Buddha dan kerajaan Islam d.

perpindahan pusat-pusat perdagangan dari daerah pesisir menuju pedalaman e. penduduk asli Indonesia terdesak ke wilayah pedalaman
Sikerei yang sedang mengobati warga yang sakit Sikerei adalah sebutan bagi seorang dukun di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat yang dianggap memiliki kekuatan supranatural. Sikerei dinobatkan melalui upacara khusus yang disebut taddek. Bagi orang Mentawai, kerei adalah pengetahuan, keahlian, serta keterampilan akan pengobatan dan tanaman obat.

Orang yang dapat berhubungan dengan roh-roh dan jiwa orang-orang di alam nyata maupun di alam gaib. [1] Oleh karena keistimewaan tersebut, seikerei adalah memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan orang Mentawai.

seikerei adalah

Sikerei menjadi tokoh pengobatan dan spiritual dan pemimpin ritual dalam setiap upacara adat atau punen (pesta) di uma (rumah adat Mentawai).

Kemampuan istimewa seorang sikerei tidak diperoleh begitu saja, ada beberapa banyak tahapan dan ujian yang harus dilalui seseroang untuk menjadi sikerei, Ia harus melalui proses yang panjang untuk mendapatkan pengetahuan tentang ramuan obat-obatan, ritual atau upacara adat, nyanyian-nyanyian (urai sikerei), dan tarian (turuk sikerei). Semua itu didapatkan dengan belajar dari sikerei senior. Sikerei senior berperan sebagai guru dan pembimbing yang disebut dengan sipaumat. Walaupun tidak ada batasan untuk jenis kelamin untuk menjadi sikerei, pada umumnya dan bahkan dapat dikatakan sebagian besar sikerei adalah laki-laki dan bersama dengan rimata (pemimpin kelompok kerabat/klan) dia memimpin suatu upacara.

Bagi sikerei yang berjenis kelamin perempuan, pada dasarnya adalah bersifat membantu sikerei laki-laki dan biasanya adalah istri dari sikerei tersebut. Pekerjaan sikerei perempuan hanyalah terbatas pada membantu suaminya. Akan tetapi, pada masa sekarang sikerei perempuan atau istri dari sikerei bekerja untuk membantu persalainan dan mengobati penyakit anak-anak. [2] Masyarakat Mentawai sangat menghormati sikerei karena dipandang sebagai orang yang memiliki kematangan, kedewasaan, dan kearifan dalam menjalankan tradisi dan adat istiadat.

Serta pelayanan dan kemampuannya dalam memberikan pengobatan termasuk pula perannya kepada anggota uma. Orang yang bukan sikerei disebut simatak yang berarti mentah. Akan tetapi, perbedaan sebutan tidak menciptakan perbedaan kelas atau strata sosial dalam kehidupan masyarakat Mentawai. Sikerei di Sikakap (sebelum 1940) Cerita mengenai asal-usul sikerei dalam cerita rakyat Si Malinggai.

Dahulu ada seorang anak laki-laki yang telah yatim piatu bernama Si Malinggai. Suatu hari ia dikubur hidup-hidup oleh pengasuhnya. Siang dan malam Si Malinggai menangis di dalam kuburnya. Kuburan pada zaman dahulu diletakkan di atas pohon besar dan tidak berada dalam tidak timbunan tanah.

Kemudian di dalam kuburnya itu Si Malinggai dibimbing dan dilinduingi oleh kerei sipageta sabbau. Oleh sebab itulah Si Mallinggai dapat seikerei adalah hidup meski dikubur. Beberapa hari kemudian ada seseorang yang merasa iba dan bergerak hatinya untuk menyelamatkan si Malinggai. Orang itu membawa Malinggai pulang ke rumah, lalu ia di magri (ritual mandi untuk pembersihan diri dan jiwa) agar roh-roh jahat atau hantu yang mungkin telah merasuki jiwanya dan raganya dapat terusir.

Setelah dewasa seikerei adalah Malinggai mulai menunjukkan adanya keanehan dalam dirinya. Ia tiba-tiba bisa bernyanyi lagu-lagu kerei seperti: suppa, balungan dan sering menyanyikannya. Ia pun mulai menyiapkan berbagai keperluan dan seikerei adalah yang nantinya menjadi kebutuhan seikerei adalah proses mendapatkan kerei.

Mulailah ia menjalani berbagai tahapan kegiatan hingga akhirnya selesai. Ia pun menjadi sikerei yang disebut sikerei karai. Pengangkatan Sikerei [ sunting - sunting sumber ] Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang seseorang menjadi sikerei. Pertama dan yang paling umum adalah karena diwahyukan melalui suatu penyakit dan mimpi. Orang Mentawai percaya bahwa seseorang dipilih oleh leluhur untuk menjadi sikerei melalui tanda.

Tanda-tanda itu seperti menderita suatu penyakit dalam waktu yang lama, penyakit tersebut tidak dapat disembukan meski telah diobati. [1] Dalam mimpi yang dialami oleh seorang calon sikerei, seseorang tersebut mendapat tanda-tanda agar menjadi seorang sikerei.

Pada banyak kasus ketika orang tersebut bersedia menjadi sikerei makan penyakit itu akan sembuh dengan sendirinya. Alasan lain seseorang menjadi sikerei ialah karena adanya dorongan dari dalam diri sendiri atau dari orang lain.

Keinginan dalam diri sendiri bisa timbul karena memiliki ketertarikan akan kerei. Selain itu, seseorang mendapat dorongan dari orang lain atau anggota uma yang menginkan adanya sikerei baru di uma mereka. Namun, apapun alasan yang menjadi latar belakang pengangkatan sikerei.

seikerei adalah

Calon sikerei beserta keluarga harus menyiapkan diri untuk upacara pengangkatan sikerei. Upacara untuk pengangkatan seseorang menjadi sikerei disebut juga dengan Tadek. Seluruh rangkaian upacara Tadek disiapkan oleh seikerei adalah calon sikerei, ada banyak pesyaratan yang harus dipenuhi, termasuk juga dengan pembiayaan upacara. Upacara ini sebagai pemberitahuan adanya sikerei baru, sekaligus menunjukkan bahwa untuk menjadi sikerei orang harus belajar dulu kepada sikerei senior.

Calon sikerei biasanya berasal dari anak laki-laki dari seorang sikerei atau orang biasa. Pertanda seseorang dipilih menjadi sikerei adalah kondisi badannya sakit-sakitan dan baru sembuh setelah ayahnya mempersiapkan upacara untuk sikerei. [3] Pakaian Sikerei [ sunting - sunting sumber ] Pakaian Sikerei Sikerei harus memakai pakaian khusus yang dipakai sebagai pakaian sehari-hari sebagai simbol seseorang yang terlibat dalam upacara-upacara pakaiannya terdiri dari: Seikerei adalah Ikat kepala yang terbuat dari rotan dan manik-manik.

Ikat kepala ini menyimpulkan bahwa dirinya adalah orang dipercaya oleh mahkluk supranatural sebagai pembawa berita keadaan sosial di alam nyata. Lekkau Adalah seikerei adalah untuk lengan atas yang terbuat dari rotan. Gelang ini menggambarkan bahwa dirinya adalah sipengobat segala sakit atau penyakit, baik yang ada pada diri seseorang maupun yang sedang menjadi epidemik pada sebuah dusun Tudda Adalah kaluang yang terbuat dari untaian manik-manik.

Kalung dengan hiasan manik-manik ini menggambarkan bahwa dirinya adalah anggota masyarakat biasa juga, sama dengan seikerei adalah lainnya. Tonngoro Adalah cawat yang terbuat dari kulit kayu yang berwarna merah. Cawat ini sangat erat kaitannya dengan dirinya dan selalu digunakan sebagai pakaian sehari-hari.

Walaupun sebagian anggota masyarkat mengenakan pakaian dari katun (celana maupun baju), akan tetapi seorang sikerei tetap harus menggunakan cawat yang terbuat dari kulit kayu. Berbeda dengan sikerei perempuan, sikerei perempuan menggunakan rok berwarna merah, namun dada dibiarkan terbuka.

Abak Ngalau adalah kalung yang menggantung seperti gelang di leher. Abak ngalau menyimbolkan bahwa setiap perkataannya bermanfaat bagi kehidupan sosial masyarakat. Jara-jara adalah hisan rambut yang terbuat dari bulu burung.

ini menggambarkan bahwa sikerai merupakan anggota dari dunia supranatural yang dapat hidup di dua dunia (nyata dan tidak nyata). Urai Sikerei [ sunting - sunting sumber ] Urai Sikerei merupan seikerei adalah atau nyayian yang dibawakan ketika ritual pengobatan tradisional yang dilakukan oleh Sikerei.

Dalam upacara pengonatan sikerei melaului lagu yang dinyanyikan meminta bantuan kekuatan pada roh agar obat yang sedang diramu majur. Lagu-lagu yang biasa dinyanyikan sikerei dalam pengobatan adarai urai ukui, urai tirik langgai dan urau tibbalet.

[4] Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ a b Hernawati, Tarida (ed) (2015). Upacara Adat Mentawai. Padang: Yayasan Citra Mandiri Mentawai. hlm. 14.

seikerei adalah

ISBN 978-979-98602-9-3. Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list ( link) • ^ Bambang Rudito, Dan Sunarseh (2013). Masyarakat dan Kebudayaan Mentawai. Padang: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatra Barat UPTD Museum Nagari. hlm. 178. • ^ Rudito, Bambang (2013). Bebetei Uma Kebangkitan Orang Mentawai: Sebuah Etnografi. Yogyakarta: Gading. seikerei adalah. 135. ISBN 978-979-16776-2-2. • ^ Warisan budaya tak benda di [nama tempat]. Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang (Indonesia), (edisi ke-Cetakan pertama).

Padang, Sumatra Barat. ISBN 978-602-8742-66-5. OCLC 892305159.

seikerei adalah

• Halaman ini terakhir diubah pada 6 Desember 2020, pukul 23.11. • Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.

seikerei adalah

Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •

Perlawanan Rakyat Singaparna




2022 www.videocon.com