Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

• Afrikaans • Alemannisch • አማርኛ • Aragonés • العربية • مصرى • অসমীয়া • Asturianu • Aymar aru • Azərbaycanca • تۆرکجه • Башҡортса • Boarisch • Žemaitėška • Bikol Central • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • भोजपुरी • Bamanankan • বাংলা • བོད་ཡིག • Brezhoneg • Bosanski • Буряад • Català • Cebuano • ᏣᎳᎩ • کوردی • Čeština • Kaszëbsczi • Чӑвашла • Cymraeg • Dansk • Deutsch • Ελληνικά • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • Estremeñu • فارسی • Suomi • Võro • Føroyskt • Français • Arpetan • Nordfriisk • Furlan • Frysk • Gaeilge • Gagauz • Kriyòl gwiyannen • Gàidhlig • Galego • Avañe'ẽ • Gaelg • Hausa • 客家語/Hak-kâ-ngî • עברית • हिन्दी • Hrvatski • Kreyòl ayisyen • Magyar • Հայերեն • Interlingua • Interlingue • Igbo • Ilokano • Ido • Íslenska • ᐃᓄᒃᑎᑐᑦ/inuktitut • 日本語 • Patois • Jawa • ქართული • Kabɩyɛ • Қазақша • Kalaallisut • ភាសាខ្មែរ • ಕನ್ನಡ • 한국어 • कॉशुर / کٲشُر • Kurdî • Kernowek • Кыргызча • Latina • Ladino • Лезги • Lingua Franca Nova • Luganda • Limburgs • Ligure • Lombard • ລາວ • Lietuvių • Latgaļu • Latviešu • मैथिली • Basa Banyumasan • Malagasy • Македонски • മലയാളം • Монгол • ဘာသာ မန် • मराठी • Bahasa Melayu • Mirandés • မြန်မာဘာသာ • مازِرونی • Nāhuatl • Plattdüütsch • Nedersaksies • नेपाली • नेपाल भाषा • Li Niha • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Novial • Nouormand • Occitan • Ирон • ਪੰਜਾਬੀ • Pälzisch • Polski • پنجابی • پښتو • Português • Runa Simi • Rumantsch • Română • Armãneashti • Русский • Русиньскый • Ikinyarwanda • संस्कृतम् • Саха тыла • ᱥᱟᱱᱛᱟᱲᱤ • Sardu • Sicilianu • Scots • سنڌي • Srpskohrvatski / српскохрватски • සිංහල • Simple English • Slovenčina • Slovenščina • ChiShona • Soomaaliga • Shqip • Српски / srpski • Seeltersk • Sunda • Svenska • Kiswahili • Ślůnski • Sakizaya • தமிழ் • తెలుగు • Tetun • Тоҷикӣ • ไทย • ትግርኛ • Türkmençe • Tagalog • Tok Pisin • Türkçe • Xitsonga • Татарча/tatarça • Українська yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • Vèneto • Vepsän kel’ • Tiếng Việt • Walon • Winaray • 吴语 • IsiXhosa • მარგალური • ייִדיש • 中文 • 文言 • Bân-lâm-gú • 粵語 Pertanian Umum • Agribisnis • Agroindustri • Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu • Ilmu pertanian • Jelajah bebas • Kebijakan pertanian • Lahan usaha tani • Mekanisasi pertanian • Menteri Pertanian • Perguruan tinggi pertanian • Perguruan tinggi pertanian di Indonesia • Permakultur • Pertanian bebas ternak • Pertanian berkelanjutan • Pertanian ekstensif • Pertanian intensif • Pertanian organik • Pertanian urban • Peternakan • Peternakan pabrik • Wanatani Sejarah • Sejarah pertanian • Sejarah pertanian organik • Revolusi pertanian Arab • Revolusi pertanian Inggris • Revolusi hijau • Revolusi neolitik Tipe • Akuakultur • Akuaponik • Hewan ternak • Hidroponik • Penggembalaan hewan • Perkebunan • Peternakan babi • Peternakan domba • Peternakan susu • Peternakan unggas • Peladangan • Portal:Pertanian Gambaran klasik pertanian di Indonesia Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.

[1] Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak, meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bio enzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. [2] Kelompok ilmu- ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, teknik pertanian, biokimia, dan statistika juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya.

"Petani" adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak secara khusus disebut sebagai peternak. Daftar isi • 1 Cakupan pertanian • 2 Sejarah singkat pertanian dunia • 3 Pertanian kontemporer • 4 Tenaga kerja • 4.1 Keamanan • 5 Sistem pembudidayaan tanaman • 6 Sistem produksi hewan • 7 Masalah lingkungan • 7.1 Masalah pada hewan ternak • 7.2 Masalah penggunaan lahan dan air • 7.3 Pestisida • 7.4 Perubahan iklim • 8 Energi dan pertanian • 8.1 Mitigasi kelangkaan bahan bakar fosil • 9 Ekonomi pertanian • 10 Lihat pula • 11 Referensi • 12 Pranala luar Cakupan pertanian [ sunting - sunting sumber ] Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia.

[3] Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman. Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar ( hutan).

Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air).

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.

Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/ bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif ( intensive farming).

Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industri selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan. Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah pertanian berkelanjutan ( sustainable agriculture).

Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.

Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.

Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.

Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponik) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Sejarah singkat pertanian dunia [ sunting - sunting sumber ] Daerah " bulan sabit yang subur" di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan alat-alat pengolahnya.

Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan pemeliharaan dan pembudidayaan hewan yang pertama kali. Selain itu, praktik pemanfaatan hutan sebagai sumber bahan pangan diketahui sebagai agroekosistem yang tertua.

[4] Pemanfaatan hutan sebagai kebun diawali dengan kebudayaan berbasis hutan di sekitar sungai. Secara bertahap manusia mengidentifikasi pepohonan dan semak yang bermanfaat.

Hingga akhirnya seleksi buatan oleh manusia terjadi dengan menyingkirkan spesies dan varietas yang buruk dan memilih yang baik. [5] Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan.

Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian ( serealia, terutama gandum kuno seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir pada era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian.

Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda ( neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan. Pada 5300 tahun yang lalu di China, kucing didomestikasi untuk menangkap hewan pengerat yang menjadi hama di ladang.

[6] Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat ( Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut ( millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi.

Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda. Hewan ternak yang pertama kali di domestikasi adalah kambing/ domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing.

Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini.

Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun. Tanaman serat didomestikasikan di saat yang kurang lebih bersamaan dengan domestikasi tanaman pangan.

China mendomestikasikan ganja sebagai penghasil serat untuk membuat papan, tekstil, dan sebagainya; kapas didomestikasikan di dua tempat yang berbeda yaitu Afrika dan Amerika Selatan; di Timur Tengah dibudidayakan flax.

[7] Penggunaan nutrisi untuk mengkondisikan tanah seperti pupuk kandang, kompos, dan abu telah dikembangkan secara independen di berbagai tempat di dunia, termasuk Mesopotamia, Lembah Nil, dan Asia Timur. [8] Pertanian kontemporer [ sunting - sunting sumber ] Citra inframerah pertanian di Minnesota. Tanaman sehat berwarna merah, genangan air berwarna hitam, dan lahan penuh pestisida berwarna coklat Pertanian pada abad ke 20 dicirikan dengan peningkatan hasil, penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, pembiakan selektif, mekanisasi, pencemaran air, dan subsidi pertanian.

Pendukung pertanian organik seperti Sir Albert Howard berpendapat bahwa di awal abad ke 20, penggunaan pestisida dan pupuk sintetik yang berlebihan dan secara jangka panjang dapat merusak kesuburan tanah.

Pendapat ini drman selama puluhan tahun, hingga kesadaran lingkungan meningkat di awal abad ke 21 menyebabkan gerakan pertanian berkelanjutan meluas dan mulai dikembangkan oleh petani, konsumen, dan pembuat kebijakan. Sejak tahun 1990-an, terdapat perlawanan terhadap efek lingkungan dari pertanian konvensional, terutama mengenai pencemaran air, [9] menyebabkan tumbuhnya gerakan organik.

Salah satu penggerak utama dari gerakan ini adalah sertifikasi bahan pangan organik pertama di dunia, yang dilakukan oleh Uni Eropa pada tahun 1991, dan mulai mereformasi Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa pada tahun 2005. [10] Pertumbuhan pertanian organik telah memperbarui penelitian dalam teknologi alternatif seperti manajemen hama terpadu dan pembiakan selektif.

Perkembangan teknologi terkini yang dipergunakan secara luas yaitu bahan pangan termodifikasi secara genetik. Di akhir tahun 2007, beberapa faktor mendorong peningkatan harga biji-bijian yang dikonsumsi manusia dan hewan ternak, menyebabkan peningkatan harga gandum (hingga 58%), kedelai (hingga 32%), dan jagung (hingga 11%) dalam satu tahun. Kontribusi terbesar ada pada peningkatan permintaan biji-bijian sebagai bahan pakan ternak di Cina dan India, dan konversi biji-bijian bahan pangan menjadi produk biofuel.

[11] [12] Hal ini menyebabkan kerusuhan dan demonstrasi yang menuntut turunnya harga pangan. [13] [14] [15] International Fund yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu Agricultural Development mengusulkan peningkatan pertanian skala kecil dapat menjadi solusi untuk meningkatkan suplai bahan pangan dan juga ketahanan pangan. Visi mereka didasarkan pada perkembangan Vietnam yang bergerak dari importir makanan ke eksportir makanan, dan mengalami penurunan angka kemiskinan secara signifikan dikarenakan peningkatan jumlah dan volume usaha kecil di bidang pertanian di negara mereka.

[16] Sebuah epidemi yang disebabkan oleh fungi Puccinia graminis pada tanaman gandum yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu di Afrika hingga ke Asia. [17] [18] [19] Diperkirakan 40% lahan pertanian terdegradasi secara serius. [20] Di Afrika, kecenderungan degradasi tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan lahan tersebut hanya mampu memberi makan 25% populasinya. [21] Pada tahun 2009, China merupakan produsen hasil pertanian terbesar di dunia, diikuti oleh Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat, berdasarkan IMF.Pakar ekonomi mengukur total faktor produktivitas pertanian dan menemukan bahwa Amerika Serikat saat ini 1.7 kali lebih produktif dibandingkan dengan tahun 1948.

[22] Enam negara di dunia, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Australia, Argentina, dan Thailand mensuplai 90% biji-bijian bahan pangan yang diperdagangkan di dunia. [23] Defisit air yang terjadi telah meningkatkan impor biji-bijian di berbagai negara berkembang, [24] dan kemungkinan juga akan terjadi di negara yang lebih besar seperti China dan India. [25] Tenaga kerja [ sunting - sunting sumber ] Pada tahun 2011, International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa setidaknya terdapat 1 miliar lebih penduduk yang bekerja di bidang sektor pertanian.

Pertanian menyumbang setidaknya 70% jumlah pekerja anak-anak, dan di berbagai negara sejumlah besar wanita juga bekerja di sektor ini lebih banyak dibandingkan dengan sektor lainnya. [26] Hanya sektor jasa yang mampu mengungguli jumlah pekerja pertanian, yaitu pada tahun 2007. Antara tahun 1997 dan 2007, jumlah tenaga kerja di bidang pertanian turun dan merupakan sebuah kecenderungan yang akan berlanjut.

[27] Jumlah pekerja yang dipekerjakan di bidang pertanian bervariasi di berbagai negara, mulai dari 2% di negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, hingga 80% di berbagai negara di Afrika. [28] Di negara maju, angka ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan abad sebelumnya. Pada abad ke 16, antara 55 hingga 75 persen penduduk Eropa bekerja di bidang pertanian. Pada abad ke 19, angka ini turun menjadi antara 35 hingga 65 persen.

[29] Angka ini sekarang turun menjadi kurang dari 10%. [28] Keamanan [ sunting - sunting sumber ] Batang pelindung risiko tergulingnya traktor dipasang di belakang kursi pengemudi Pertanian merupakan industri yang berbahaya. Petani di seluruh dunia bekerja pada risiko tinggi terluka, penyakit paru-paru, hilangnya pendengaran, penyakit kulit, juga kanker tertentu karena penggunaan bahan kimia dan paparan cahaya matahari dalam jangka panjang.

Pada pertanian industri, luka secara berkala terjadi pada penggunaan alat dan mesin pertanian, dan penyebab utama luka serius. [30] Pestisida dan bahan kimia lainnya juga membahayakan kesehatan.

Pekerja yang terpapar pestisida secara jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fertilitas. [31] Di negara industri dengan keluarga yang semuanya bekerja pada lahan usaha tani yang dikembangkannya sendiri, seluruh keluarga tersebut berada pada risiko.

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

{INSERTKEYS} [32] Penyebab utama kecelakaan fatal pada pekerja pertanian yaitu tenggelam dan luka akibat permesinan. [32] ILO menyatakan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi yang membahayakan tenaga kerja. [26] Diperkirakan bahwa kematian pekerja di sektor ini setidaknya 170 ribu jiwa per tahun.

Berbagai kasus kematian, luka, dan sakit karena aktivitas pertanian sering kali tidak dilaporkan sebagai kejadian akibat aktivitas pertanian.

[33] ILO telah mengembangkan Konvensi Kesehatan dan Keselamatan di bidang Pertanian, 2001, yang mencakup risiko pada pekerjaan di bidang pertanian, pencegahan risiko ini, dan peran dari individu dan organisasi terkait pertanian.

[26] Sistem pembudidayaan tanaman [ sunting - sunting sumber ] Budi daya padi di Bihar, India Sistem pertanaman dapat bervariasi pada setiap lahan usaha tani, tergantung pada ketersediaan sumber daya dan pembatas; geografi dan iklim; kebijakan pemerintah; tekanan ekonomi, sosial, dan politik; dan filosofi dan budaya petani.

[34] [35] Pertanian berpindah ( tebang dan bakar) adalah sistem di mana hutan dibakar. Nutrisi yang tertinggal di tanah setelah pembakaran dapat mendukung pembudidayaan tumbuhan semusim dan menahun untuk beberapa tahun.

[36] Lalu petak tersebut ditinggalkan agar hutan tumbuh kembali dan petani berpindah ke petak hutan berikutnya yang akan dijadikan lahan pertanian.

Waktu tunggu akan semakin pendek ketika populasi petani meningkat, sehingga membutuhkan input nutrisi dari pupuk dan kotoran hewan, dan pengendalian hama. Pembudidayaan semusim berkembang dari budaya ini. Petani tidak berpindah, namun membutuhkan intensitas input pupuk dan pengendalian hama yang lebih tinggi.

Industrialisasi membawa pertanian monokultur di mana satu kultivar dibudidayakan pada lahan yang sangat luas. Karena tingkat keanekaragaman hayati yang rendah, penggunaan nutrisi cenderung seragam dan hama dapat terakumulasi pada halah tersebut, sehingga penggunaan pupuk dan pestisida meningkat.

[35] Di sisi lain, sistem tanaman rotasi menumbuhkan tanaman berbeda secara berurutan dalam satu tahun. Tumpang sari adalah ketika tanaman yang berbeda ditanam pada waktu yang sama dan lahan yang sama, yang disebut juga dengan polikultur. [36] Di lingkungan subtropis dan gersang, preiode penanaman terbatas pada keberadaan musim hujan sehingga tidak dimungkinkan menanam banyak tanaman semusim bergiliran dalam setahun, atau dibutuhkan irigasi.

Di semua jenis lingkungan ini, tanaman menahun seperti kopi dan kakao dan praktik wanatani dapat tumbuh.

Di lingkungan beriklim sedang di mana padang rumput dan sabana banyak tumbuh, praktik budidaya tanaman semusim dan penggembalaan hewan dominan. [36] Sistem produksi hewan [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Peternakan, Budi daya perikanan, dan Hewan ternak Sistem produksi hewan ternak dapat didefinisikan berdasarkan sumber pakan yang digunakan, yang terdiri dari peternakan berbasis penggembalaan, sistem kandang penuh, dan campuran.

[37] Pada tahun 2010, 30 persen lahan di dunia digunakan untuk memproduksi hewan ternak dengan mempekerjakan lebih 1.3 miliar orang. Antara tahun 1960-an sampai 2000-an terjadi peningkatan produksi hewan ternak secara signifikan, dihitung dari jumlah maupun massa karkas, terutama pada produksi daging sapi, daging babi, dan daging ayam.

Produksi daging ayam pada periode tersebut meningkat hingga 10 kali lipat. Hasil hewan non-daging seperti susu sapi dan telur ayam juga menunjukan peningkatan yang signifikan. Populasi sapi, domba, dan kambing diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2050. [38] Budi daya perikanan adalah produksi ikan dan hewan air lainnya di dalam lingkungan yang terkendali untuk konsumsi manusia.

Sektor ini juga termasuk yang mengalami peningkatan hasil rata-rata 9 persen per tahun antara tahun 1975 hingga tahun 2007. [39] Selama abad ke-20, produsen hewan ternak dan ikan menggunakan pembiakan selektif untuk menciptakan ras hewan dan hibrida yang mampu meningkatkan hasil produksi, tanpa memperdulikan keinginan untuk mempertahankan keanekaragaman genetika. Kecenderungan ini memicu penurunan signifikan dalam keanekaragaman genetika dan sumber daya pada ras hewan ternak, yang menyebabkan berkurangnya resistansi hewan ternak terhadap penyakit.

Adaptasi lokal yang sebelumnya banyak terdapat pada hewan ternak ras setempat juga mulai menghilang. [40] Produksi hewan ternak berbasis penggembalaan amat bergantung pada bentang alam seperti padang rumput dan sabana untuk memberi makan hewan ruminansia. Kotoran hewan menjadi input nutrisi utama bagi vegetasi tersebut, namun input lain di luar kotoran hewan dapat diberikan tergantung kebutuhan.

Sistem ini penting di daerah di mana produksi tanaman pertanian tidak memungkinkan karena kondisi iklim dan tanah. [36] Sistem campuran menggunakan lahan penggembalaan sekaligus pakan buatan yang merupakan hasil pertanian yang diolah menjadi pakan ternak. [37] Sistem kandang memelihara hewan ternak di dalam kandang secara penuh dengan input pakan yang harus diberikan setiap hari. Pengolahan kotoran ternak dapat menjadi masalah pencemaran udara karena dapat menumpuk dan melepaskan gas metan dalam jumlah besar.

[37] Negara industri menggunakan sistem kandang penuh untuk mensuplai sebagian besar daging dan produk peternakan di dalam negerinya. Diperkirakan 75% dari seluruh peningkatan produksi hewan ternak dari tahun 2003 hingga 2030 akan bergantung pada sistem produksi peternakan pabrik. Sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di negara yang saat ini merupakan negara berkembang di Asia, dan sebagian kecil di Afrika.

[38] Beberapa praktik digunakan dalam produksi hewan ternak komersial seperti penggunaan hormon pertumbuhan menjadi kontroversi di berbagai tempat di dunia. [41] Masalah lingkungan [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Dampak lingkungan dari pertanian Pertanian mampu menyebabkan masalah melalui pestisida, arus nutrisi, penggunaan air berlebih, hilangnya lingkungan alam, dan masalah lainnya.

Sebuah penilaian yang dilakukan pada tahun 2000 di Inggris menyebutkan total biaya eksternal untuk mengatasi permasalahan lingkungan terkait pertanian adalah 2343 juta Poundsterling, atau 208 Poundsterling per hektare. [42] Sedangkan di Amerika Serikat, biaya eksternal untuk produksi tanaman pertaniannya mencapai 5 hingga 16 miliar US Dollar atau 30-96 US Dollar per hektare, dan biaya eksternal produksi peternakan mencapai 714 juta US Dollar. [43] Kedua studi fokus pada dampak fiskal, yang menghasilkan kesimpulan bahwa begitu banyak hal yang harus dilakukan untuk memasukkan biaya eksternal ke dalam usaha pertanian.

Keduanya tidak memasukkan subsidi di dalam analisisnya, namun memberikan catatan bahwa subsidi pertanian juga membawa dampak bagi masyarakat. [42] [43] Pada tahun 2010, International Resource Panel dari UNEP mempublikasikan laporan penilaian dampak lingkungan dari konsumsi dan produksi. Studi tersebut menemukan bahwa pertanian dan konsumsi bahan pangan adalah dua hal yang memberikan tekanan pada lingkungan, terutama degradasi habitat, perubahan iklim, penggunaan air, dan emisi zat beracun.

[44] Masalah pada hewan ternak [ sunting - sunting sumber ] PBB melaporkan bahwa "hewan ternak merupakan salah satu penyumbang utama masalah lingkungan". [45] 70% lahan pertanian dunia digunakan untuk produksi hewan ternak, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai lahan penggembalaan maupun lahan untuk memproduksi pakan ternak. Jumlah ini setara dengan 30% total lahan di dunia. Hewan ternak juga merupakan salah satu penyumbang gas rumah kaca berupa gas metana dan nitro oksida yang, meski jumlahnya sedikit, namun dampaknya setara dengan emisi total CO 2.

Hal ini dikarenakan gas metana dan nitro oksida merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan CO 2. Peternakan juga didakwa sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya deforestasi. 70% basin Amazon yang sebelumnya merupakan hutan kini menjadi lahan penggembalaan hewan, dan sisanya menjadi lahan produksi pakan.

[46] Selain deforestasi dan degradasi lahan, budi daya hewan ternak yang sebagian besar berkonsep ras tunggal juga menjadi pemicu hilangnya keanekaragaman hayati. Masalah penggunaan lahan dan air [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Dampak lingkungan dari irigasi Transformasi lahan menuju penggunaannya untuk menghasilkan barang dan jasa adalah cara yang paling substansial bagi manusia dalam mengubah ekosistem bumi, dan dikategrikan sebagai penggerak utama hilangnya keanekaragaman hayati.

Diperkirakan jumlah lahan yang diubah oleh manusia antara 39%-50%. [47] Degradasi lahan, penurunan fungsi dan produktivitas ekosistem jangka panjang, diperkirakan terjadi pada 24% lahan di dunia.

[48] Laporan FAO menyatakan bahwa manajemen lahan sebagai penggerak utama degradasi dan 1.5 miliar orang bergantung pada lahan yang terdegradasi. Deforestasi, desertifikasi, erosi tanah, kehilangan kadar mineral, dan salinisasi adalah contoh bentuk degradasi tanah.

[36] Eutrofikasi adalah peningkatan populasi alga dan tumbuhan air di ekosistem perairan akibat aliran nutrisi dari lahan pertanian. Hal ini mampu menyebabkan hilangnya kadar oksigen di air ketika jumlah alga dan tumbuhan air yang mati dan membusuk di perairan bertambah dan dekomposisi terjadi.

Hal ini mampu menyebabkan kebinasaan ikan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan menjadikan air tidak bisa digunakan sebagai air minum dan kebutuhan masyarakat dan industri. Penggunaan pupuk berlebihan di lahan pertanian yang diikuti dengan aliran air permukaan mampu menyebabkan nutrisi di lahan pertanian terkikis dan mengalir terbawa menuju ke perairan terdekat. Nutrisi inilah yang menyebabkan eutrofikasi.

[49] Pertanian memanfaatkan 70% air tawar yang diambil dari berbagai sumber di seluruh dunia. [50] Pertanian memanfaatkan sebagian besar air di akuifer, bahkan mengambilnya dari lapisan air tanah dalam laju yang tidak dapat dikembalikan ( unsustainable).

Telah diketahui bahwa berbagai akuifer di berbagai tempat padat penduduk di seluruh dunia, seperti China bagian utara, sekitar Sungai Ganga, dan wilayah barat Amerika Serikat, telah berkurang jauh, dan penelitian mengenai ini sedang dilakukan di akuifer di Iran, Meksiko, dan Arab Saudi.

[51] Tekanan terhadap konservasi air terus terjadi dari sektor industri dan kawasan urban yang terus mengambil air secara tidak lestari, sehingga kompetisi penggunaan air bagi pertanian meningkat dan tantangan dalam memproduksi bahan pangan juga demikian, terutama di kawasan yang langka air. [52] Penggunaan air di pertanian juga dapat menjadi penyebab masalah lingkungan, termasuk hilangnya rawa, penyebaran penyakit melalui air, dan degradasi lahan seperti salinisasi tanah ketika irigasi tidak dilakukan dengan baik.

[53] Pestisida [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Dampak lingkungan dari pestisida Penggunaan pestisida telah meningkat sejak tahun 1950-an, menjadi 2.5 juta ton per tahun di seluruh dunia.

Namun tingkat kehilangan produksi pertanian tetap terjadi dalam jumlah yang relatif konstan. [54] WHO memperkirakan pada tahun 1992 bahwa 3 juta manusia keracunan pestisida setiap tahun dan menyebabkan kematian 200 ribu jiwa. [55] Pestisida dapat menyebabkan resistansi pestisida pada populasi hama sehingga pengembangan pestisida baru terus berlanjut.

[56] Argumen alernatif dari masalah ini adalah pestisida merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi pangan pada lahan yang terbatas, sehingga dapat menumbuhkan lebih banyak tanaman pertanian pada lahan yang lebih sempit dan memberikan ruang lebih banyak bagi alam liar dengan mencegah perluasan lahan pertanian lebih ekstensif.

[57] [58] Namun berbagai kritik berkembang bahwa perluasan lahan yang mengorbankan lingkungan karena peningkatan kebutuhan pangan tidak dapat dihindari, [59] dan pestisida hanya menggantikan praktik pertanian yang baik yang ada seperti rotasi tanaman. [56] Rotasi tanaman mencegah penumpukan hama yang sama pada satu lahan sehingga hama diharapkan menghilang setelah panen dan tidak datang kembali karena tanaman yang ditanam tidak sama dengan yang sebelumnya.

Perubahan iklim [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Perubahan iklim dan pertanian Pertanian adalah salah satu yang mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim memiliki dampak bagi pertanian. Perubahan iklim memiliki pengaruh bagi pertanian melalui perubahan temperatur, hujan (perubahan periode dan kuantitas), kadar karbon dioksida di udara, radiasi matahari, dan interaksi dari semua elemen tersebut.

[36] Kejadian ekstrem seperti kekeringan dan banjir diperkirakan meningkat akibat perubahan iklim. [60] Pertanian merupakan sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Suplai air akan menjadi hal yang kritis untuk menjaga produksi pertanian dan menyediakan bahan pangan.

Fluktuasi debit sungai akan terus terjadi akibat perubahan iklim. Negara di sekitar sungai Nil sudah mengalami dampak fluktuasi debit sungai yang mempengaruhi hasil pertanian musiman yang mampu mengurangi hasil pertanian hingga 50%.

[61] Pendekatan yang bersifat mengubah diperlukan untuk mengelola sumber daya alam pada masa depan, seperti perubahan kebijakan, metode praktik, dan alat untuk mempromosikan pertanian berbasis iklim dan lebih banyak menggunakan informasi ilmiah dalam menganalisis risiko dan kerentanan akibat perubahan iklim.

[62] [63] Pertanian dapat memitigasi sekaligus memperburuk pemanasan global. Beberapa dari peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer bumi dikarenakan dekomposisi materi organik yang berada di tanah, dan sebagian besar gas metanan yang dilepaskan ke atmosfer berasal dari aktivitas pertanian, termasuk dekomposisi pada lahan basah pertanian seperti sawah, [64] dan aktivitas digesti hewan ternak.

Tanah yang basah dan anaerobik mampu menyebabkan denitrifikasi dan hilangnya nitrogen dari tanah, menyebabkan lepasnya gas nitrat oksida dan nitro oksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca. [65] Perubahan metode pengelolaan pertanian mampu mengurangi pelepasan gas rumah kaca ini, dan tanah dapat difungsikan kembali sebagai fasilitas sekuestrasi karbon. [64] Energi dan pertanian [ sunting - sunting sumber ] Sejak tahun 1940, produktivitas pertanian meningkat secara signifikan dikarenakan penggunaan energi yang intensif dari aktivitas mekanisasi pertanian, pupuk, dan pestisida.

Input energi ini sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil. [66] Revolusi Hijau mengubah pertanian di seluruh dunia dengan peningkatan produksi biji-bijian secara signifikan, [67] dan kini pertanian modern membutuhkan input minyak bumi dan gas alam untuk sumber energi dan produksi pupuk. Telah terjadi kekhawatiran bahwa kelangkaan energi fosil akan menyebabkan tingginya biaya produksi pertanian sehingga mengurangi hasil pertanian dan kelangkaan pangan.

[68] Rasio konsumsi energi pada pertanian dan sistem pangan (%) pada tiga negara maju Negara Tahun Pertanian (secara langsung & tidak langsung) Sistem pangan Britania Raya [69] 2005 1.9 11 Amerika Serikat [70] 1996 2.1 10 Amerika Serikat [71] 2002 2.0 14 Swedia [72] 2000 2.5 13 Negara industri bergantung pada bahan bakar fosil secara dua hal, yaitu secara langsung dikonsumsi sebagai sumber energi di pertanian, dan secara tidak langsung sebagai input untuk manufaktur pupuk dan pestisida.

Konsumsi langsung dapat mencakup penggunaan pelumas dalam perawatan permesinan, dan fluida penukar panas pada mesin pemanas dan pendingin. Pertanian di Amerika Serikat mengkonsumsi sektar 1.2 eksajoule pada tahun 2002, yang merupakan 1% dari total energi yang dikonsumsi di negara tersebut. [68] Konsumsi tidak langsung yaitu sebagai manufaktur pupuk dan pestisida yang mengkonsumsi bahan bakar fosil setara 0.6 eksajoule pada tahun 2002.

[68] Gas alam dan batu bara yang dikonsumsi melalui produksi pupuk nitrogen besarnya setara dengan setengah kebutuhan energi di pertanian. China mengkonsumsi batu bara untuk produksi pupuk nitrogennya, sedangkan sebagian besar negara di Eropa menggunakan gas alam dan hanya sebagian kecil batu bara. Berdasarkan laporan pada tahun 2010 yang dipublikasikan oleh The Royal Society, ketergantungan pertanian terhadap bahan bakar fosil terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

Bahan bakar yang digunakan di pertanian dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis tanaman, sistem produksi, dan lokasi. [73] Energi yang digunakan untuk produksi alat dan mesin pertanian juga merupakan salah satu bentuk penggunaan energi di pertanian secara tidak pangsung. Sistem pangan mencakup tidak hanya pada produksi pertanian, namun juga pemrosesan setelah hasil pertanian keluar dari lahan usaha tani, pengepakan, transportasi, pemasaran, konsumsi, dan pembuangan dan pengolahan sampah makanan.

Energi yang digunakan pada sistem pangan ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan energi pada produksi hasil pertanian, dapat mencapai lima kali lipat. [70] [71] Pada tahun 2007, insentif yang lebih tinggi bagi petani penanam tanaman non-pangan penghasil biofuel [74] ditambah dengan faktor lain seperti pemanfaatan kembali lahan tidur yang kurang subur, peningkatan biaya transportasi, perubahan iklim, peningkatan jumlah konsumen, dan peningkatan penduduk dunia, [75] menyebabkan kerentanan pangan dan peningkatan harga pangan di berbagai tempat di dunia.

[76] [77] Pada Desember 2007, 37 negara di dunia menghadapi krisis pangan, dan 20 negara telah menghadapi peningkatan harga pangan di luar kendali, yang dikenal dengan kasus krisis harga pangan dunia 2007-2008. Kerusuhan akibat menuntut turunnya harga pangan terjadi di berbagai tempat hingga menyebabkan korban jiwa. [13] [14] [15] Mitigasi kelangkaan bahan bakar fosil [ sunting - sunting sumber ] Prediksi M. King Hubbert mengenai laju produksi minyak bumi dunia.

Pertanian modern sangat bergantung pada energi fosil ini. [78] Pada kelangkaan bahan bakar fosil, pertanian organik akan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pertanian konvensional yang menggunakan begitu banyak input berbasis minyak bumi seperti pupuk dan pestisida.

Berbagai studi mengenai pertanian organik modern menunjukan bahwa hasil pertanian organik sama besarnya dengan pertanian konvensional. [79] Kuba pasca runtuhnya Uni Soviet mengalami kelangkaan input pupuk dan pestisida kimia sehingga usaha pertanian di negeri tersebut menggunakan praktik organik dan mampu memberi makan populasi penduduknya.

[80] Namun pertanian organik akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan jam kerja. [81] Perpindahan dari praktik monokultur ke pertanian organik juga membutuhkan waktu, terutama pengkondisian tanah [79] untuk membersihkan bahan kimia berbahaya yang tidak sesuai dengan standar bahan pangan organik. Komunitas pedesaan bisa memanfaatkan biochar dan synfuel yang menggunakan limbah pertanian untuk diolah menjadi pupuk dan energi, sehingga bisa mendapatkan bahan bakar dan bahan pangan sekaligus, dibandingkan dengan persaingan bahan pangan vs bahan bakar yang masih terjadi hingga saat ini.

Synfuel dapat digunakan di tempat; prosesnya akan lebih efisien dan mampu menghasilkan bahan bakar yang cukup untuk seluruh aktivitas pertanian organik.

[82] [83] Ketika bahan pangan termodifikasi genetik (GMO) masih dikritik karena benih yang dihasilkan bersifat steril sehingga tidak mampu direproduksi oleh petani [84] [85] dan hasilnya dianggap berbahaya bagi manusia, telah diusulkan agar tanaman jenis ini dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai penghasil bahan bakar, karena tanaman ini mampu dimodifikasi untuk menghasilkan lebih banyak dengan input energi yang lebih sedikit.

[86] Namun perusahaan utama penghasil GMO sendiri, Monsanto, tidak mampu melaksanakan proses produksi pertanian berkelanjutan dengan tanaman GMO lebih dari satu tahun.

Di saat yang bersamaan, praktik pertanian dengan memanfaatkan ras tradisional menghasilkan lebih banyak pada jenis tanaman yang sama dan dilakukan secara berkelanjutan.

[87] Ekonomi pertanian [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Subsidi pertanian dan Ekonomi pedesaan Ekonomi pertanian adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi produk dan jasa pertanian.

[88] Mengkombinasikan produksi pertanian dengan teori umum mengenai pemasaran dan bisnis adalah sebuah disiplin ilmu yang dimulai sejak akhir abad ke 19, dan terus bertumbuh sepanjang abad ke-20.

[89] Meski studi mengenai pertanian terbilang baru, berbagai kecenderungan utama di bidang pertanian seperti sistem bagi hasil pasca Perang Saudara Amerika Serikat hingga sistem feodal yang pernah terjadi di Eropa, telah secara signifikan mempengaruhi aktivitas ekonomi suatu negara dan juga dunia.

[90] [91] Di berbagai tempat, harga pangan yang dipengaruhi oleh pemrosesan pangan, distribusi, dan pemasaran pertanian telah tumbuh dan biaya harga pangan yang dipengaruhi oleh aktivitas pertanian di atas lahan telah jauh berkurang efeknya. Hal ini terkait dengan efisiensi yang begitu tinggi dalam bidang pertanian dan dikombinasikan dengan peningkatan nilai tambah melalui pemrosesan bahan pangan dan strategi pemasaran. Konsentrasi pasar juga telah meningkat di sektor ini yang dapat meningkatkan efisiensi.

Namun perubahan ini mampu mengakibatkan perpindahan surplus ekonomi dari produsen (petani) ke konsumen, dan memiliki dampak yang negatif bagi komunitas pedesaan.

[92] Digitalisasi perlu untuk merespon keterbatasan tenaga kerja dan juga meningkatkan efisiensi yang mampu meningkatkan produktivitas bisnis, value, produk dan konsumen baru men-distruptive teknologi budidaya konvensional. Baik selama proses bahkan hingga memasarkan produk pertanian, digitalisasi begitu efisien. Perlahan, para petani tidak gagap teknologi digital, dan bahkan bisa meningkatkan produkvitas sektor pertanian, hal ini tentu masih banyak tugas untuk mewujudkan petani menjadi petani digital.

[93] Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi secara signifikan pasar produk pertanian, dalam bentuk pemberian pajak, subsidi, tarif, dan bea lainnya. [94] Sejak tahun 1960-an, kombinasi pembatasan ekspor impor, kebijakan nilai tukar, dan subsidi mempengaruhi pertanian di negara berkembang dan negara maju.

Pada tahun 1980-an, para petani di negara berkembang yang tidak mendapatkan subsidi akan kalah bersaing dikarenakan kebijakan di berbagai negara yang menyebabkan rendahnya harga bahan pangan.

Di antara tahun 1980-an dan 2000-an, beberapa negara di dunia membuat kesepakatan untuk membatasi tarif, subsidi, dan batasan perdagangan lainnya yang diberlakukan di dunia pertanian. [95] Namun pada tahun 2009, masih terdapat sejumlah distorsi kebijakan pertanian yang mempengaruhi harga bahan pangan. Tiga komoditas yang sangat terpengaruh adalah gula, susu, dan beras, yang terutama karena pemberlakuan pajak.

Wijen merupakan biji-bijian penghasil minyak yang terkena pajak paling tinggi meski masih lebih rendah dibandingkan pajak produk peternakan. [96] Namun subsidi kapas masih terjadi di negara maju yang telah menyebabkan rendahnya harga di tingkat dunia dan menekan petani kapas di negara berkembang yang tidak disubsidi.

[97] Komoditas mentah seperti jagung dan daging sapi umumnya diharga berdasarkan kualitasnya, dan kualitas menentukan harga. Komoditas yang dihasilkan di suatu wilayah dilaporkan dalam bentuk volume produksi atau berat. [98] Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • ^ Safety and health in agriculture. International Labour Organization. 1999. ISBN 978-92-2-111517-5 . Diakses tanggal 13 September 2010. • ^ Harahap, Fitra Syawal (2021). Dasar-dasar Agronomi Pertanian.

Mitra Cendekia Media. hlm. 2. ISBN 9786236957851. • ^ Lamangida, Saiman (2021). "DEKAN HADIRI PENANDA TANGANAN IMPLEMENTASI KERJASAMA JURUSAN PETERNAKAN DENGAN DINAS PERTANIAN PROVINSI GORONTALO". ung.ac.id . Diakses tanggal 2022-01-04. • ^ Douglas John McConnell (2003). The Forest Farms of Kandy: And Other Gardens of Complete Design. hlm. 1. ISBN 978-0-7546-0958-2. • ^ Douglas John McConnell (1992). The forest-garden farms of Kandy, Sri Lanka.

hlm. 1. ISBN 978-92-5-102898-8. • ^ "Kucing Piaraan Tertua di Dunia Ditemukan". Kompas. 17 Desember 2013. • ^ Hancock, James F. (2012). Plant evolution and the origin of crop species (edisi ke-3rd).

CABI. hlm. 119. ISBN 1845938011. • ^ UN Industrial Development Organization, International Fertilizer Development Center (1998). The Fertilizer Manual (edisi ke-3rd).

Springer. hlm. 46. ISBN 0792350324. • ^ Scheierling, Susanne M. (1995). "Overcoming agricultural pollution of water : the challenge of integrating agricultural and environmental policies in the European Union, Volume 1".

The World Bank. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-05 . Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ "CAP Reform". European Commission. 2003 . Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ "At Tyson and Kraft, Grain Costs Limit Profit". The New York Times.

Bloomberg. 6 September 2007. • ^ McMullen, Alia (7 January 2008). "Forget oil, the new global crisis is food". Financial Post. Toronto. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-13 . Diakses tanggal 2013-11-13. • ^ a b Watts, Jonathan (4 December 2007). "Riots and hunger feared as demand for grain sends food costs soaring", The Guardian (London).

• ^ a b Mortished, Carl (7 March 2008). "Already we have riots, hoarding, panic: the sign of things to come?", The Times (London). • ^ a b Borger, Julian (26 February 2008). "Feed the world?

We are fighting a losing battle, UN admits", The Guardian (London). • ^ "Food prices: smallholder farmers can be part of the solution".

International Fund for Agricultural Development. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-05 . Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ McKie, Robin; Rice, Xan (22 April 2007).

"Millions face famine as crop disease rages", The Observer' (London). • ^ Mackenzie, Debora (3 April 2007). "Billions at risk from wheat super-blight". New Scientist.

London (2598): 6–7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-09 . Diakses tanggal 19 April 2007. • ^ Leonard, K.J. (February 2001). "Black stem rust biology and threat to wheat growers". USDA Agricultural Research Service . Diakses tanggal 2013-04-22. • ^ Sample, Ian (31 August 2007). "Global food crisis looms as climate change and population growth strip fertile land", The Guardian (London).

• ^ "Africa may be able to feed only 25% of its population by 2025", mongabay.com, 14 December 2006. • ^ "Agricultural Productivity in the United States". USDA Economic Research Service. 5 July 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-01 . Diakses tanggal 2013-04-22. • ^ " The Food Bubble Economy". The Institute of Science in Society. • ^ Brown, Lester R.

"Global Water Shortages May Lead to Food Shortages-Aquifer Depletion". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-07-24 . Diakses tanggal 2013-11-13. • ^ "India grows a grain crisis".

Asia Times (Hong Kong). 21 July 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-21 . Diakses tanggal 2013-11-13. • ^ a b c "Safety and health in agriculture". International Labour Organization.

21 March 2011 . Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ AP (26 January 2007). "Services sector overtakes farming as world's biggest employer: ILO". The Financial Express . Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ a b "Labor Force – By Occupation". The World Factbook. Central Intelligence Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-22 . Diakses tanggal 2013-05-04.

• ^ Allen, Robert C. "Economic structure and agricultural productivity in Europe, 1300–1800" (PDF). European Review of Economic History. 3: 1–25. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-10-27 . Diakses tanggal 2013-11-13. • ^ "NIOSH Workplace Safety & Health Topic: Agricultural Injuries".

Centers for Disease Control and Prevention . Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ "NIOSH Pesticide Poisoning Monitoring Program Protects Farmworkers". Centers for Disease Control and Prevention . Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ a b "NIOSH Workplace Safety & Health Topic: Agriculture".

Centers for Disease Control and Prevention . Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ "Agriculture: A hazardous work". International Labour Organization.

15 June 2009 . Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ "Analysis of farming systems". Food and Agriculture Organization . Diakses tanggal 2013-05-22. • ^ a b Acquaah, G. 2002. Agricultural Production Systems. pp. 283–317 in "Principles of Crop Production, Theories, Techniques and Technology". Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ. • ^ a b c d e f Chrispeels, M.J.; Sadava, D.E. 1994. "Farming Systems: Development, Productivity, and Sustainability".

pp. 25–57 in Plants, Genes, and Agriculture. Jones and Bartlett, Boston, MA. • ^ a b c Sere, C.; Steinfeld, H.; Groeneweld, J. (1995). "Description of Systems in World Livestock Systems – Current status issues and trends". U.N. Food and Agriculture Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-26 . Diakses tanggal 2013-09-08. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ a b Thornton, Philip K.

(27 September 2010). "Livestock production: recent trends, future prospects". Philosophical Transactions of the Royal Society B. 365 (1554). doi: 10.1098/rstb.2010.0134. • ^ Stier, Ken (September 19, 2007). "Fish Farming's Growing Dangers". Time. • ^ P. Ajmone-Marsan (May 2010). "A global view of livestock biodiversity and conservation – GLOBALDIV".

Animal Genetics. 41 (supplement S1): 1–5. doi: 10.1111/j.1365-2052.2010.02036.x. • ^ "Growth Promoting Hormones Pose Health Risk to Consumers, Confirms EU Scientific Committee" (PDF). European Union. 23 April 2002 . Diakses tanggal 2013-04-06. • ^ a b Pretty, J; et al. (2000). "An assessment of the total external costs of UK agriculture".

Agricultural Systems. {/INSERTKEYS}

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

65 (2): 113–136. doi: 10.1016/S0308-521X(00)00031-7. • ^ a b Tegtmeier, E.M.; Duffy, M. (2005). "External Costs of Agricultural Production in the United States" (PDF). The Earthscan Reader in Sustainable Agriculture. • ^ International Resource Panel (2010). "Priority products and materials: assessing the environmental impacts of consumption and production".

United Nations Environment Programme. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-24. Diakses tanggal 2013-05-07. • ^ "Livestock a major threat to environment". UN Food and Agriculture Organization. 29 November 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-28. Diakses tanggal 2013-04-24. • ^ Steinfeld, H.; Gerber, P.; Wassenaar, T.; Castel, V.; Rosales, M.; de Haan, C. (2006). "Livestock's Long Shadow – Environmental issues and options" (PDF).

Rome: U.N. Food and Agriculture Organization. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-06-25. Diakses tanggal 5 December 2008. • ^ Vitousek, P.M.; Mooney, H.A.; Lubchenco, J.; Melillo, J.M. (1997). "Human Domination of Earth's Ecosystems". Science. 277: 494–499. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Bai, Z.G., D.L. Dent, L. Olsson, and M.E. Schaepman (November 2008). "Global assessment of land degradation and improvement 1:identification by remote sensing" (PDF).

FAO/ISRIC. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-12-13. Diakses tanggal 2013-05-24. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Carpenter, S.R., N.F. Caraco, D.L. Correll, R.W. Howarth, A.N. Sharpley, and V.H. Smith (1998). "Nonpoint Pollution of Surface Waters with Phosphorus and Nitrogen".

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

Ecological Applications. 8 (3): 559–568. doi: 10.1890/1051-0761(1998)008[0559:NPOSWW]2.0.CO;2. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Molden, D. (ed.). "Findings of the Comprehensive Assessment yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu Water Management in Agriculture". Annual Report 2006/2007. International Water Management Institute.

Diakses tanggal 2013-05-07. • ^ Li, Sophia (13 August 2012). "Stressed Aquifers Around the Globe". New York Times. Diakses tanggal 2013-05-07. • ^ "Water Use in Agriculture". FAO. November 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-15. Diakses tanggal 2013-05-07. • ^ "Water Management: Towards 2030". FAO. March 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-10.

Diakses tanggal 2013-05-07. • ^ Pimentel, D. T.W. Culliney, and T. Bashore (1996.). "Public health risks associated with pesticides and natural toxins in foods". Radcliffe's IPM World Textbook. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1999-02-18. Diakses tanggal 2013-05-07. Periksa nilai tanggal di: -year= ( bantuan) Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ WHO. 1992. Our planet, our health: Report of the WHU commission on health and environment.

Geneva: World Health Organization. • ^ a b Chrispeels, M.J. and D.E. Sadava. 1994. "Strategies for Pest Control" pp.355–383 in Plants, Genes, and Agriculture. Jones and Bartlett, Boston, MA. • ^ Avery, D.T. (2000). Saving the Planet with Pesticides and Plastic: The Environmental Triumph of High-Yield Farming. Indianapolis, IN: Hudson Institute.

• ^ "Home". Center for Global Food Issues. Diakses tanggal 2013-05-24. • ^ Lappe, F.M., J. Collins, and P. Rosset. 1998. "Myth 4: Food vs. Our Environment" pp. 42–57 in World Hunger, Twelve Myths, Grove Press, New York. • ^ Harvey, Fiona (18 November 2011). "Extreme weather will strike as climate change takes hold, IPCC warns". The Guardian. • ^ "Report: Blue Peace for the Nile" (PDF). Strategic Foresight Group. Diakses tanggal 2013-08-20. • ^ "World: Pessimism about future grows in agribusiness".

Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-11-10. Diakses tanggal 2013-11-17. • ^ "SREX: Lessons for the agricultural sector". Climate & Development Knowledge Network. Diakses tanggal 2013-05-24. • ^ a b Brady, N.C. and R.R. Weil. 2002. "Soil Organic Matter" pp. 353–385 in Elements of the Nature and Properties of Soils.

Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ. • ^ Brady, N.C. and R.R. Weil. 2002. "Nitrogen and Sulfur Economy of Soils" pp. 386–421 in Elements of the Nature and Properties of Soils. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ. • ^ " World oil supplies are set to run out faster than expected, warn scientists". The Independent. 14 June 2007. • ^ Robert W. Herdt (30 May 1997). "The Future of the Green Revolution: Implications for International Grain Markets" (PDF).

The Rockefeller Foundation. hlm. 2. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-10-19. Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ a b c Schnepf, Randy (19 November 2004). "Energy use in Agriculture: Background and Issues" (PDF). CRS Report for Congress. Congressional Research Service.

Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-09-27. Diakses tanggal 2013-09-26. • ^ Rebecca White (2007). "Carbon governance from a systems perspective: an investigation of food production and consumption in the UK" (PDF). Oxford University Center for the Environment.

Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-19. Diakses tanggal 2013-11-17.

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

• ^ a b Martin Heller and Gregory Keoleian (2000). "Life Cycle-Based Sustainability Indicators for Assessment of the U.S. Food System" (PDF). University of Michigan Center for Sustainable Food Systems. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-14. Diakses tanggal 2013-11-17. • ^ a b Patrick Canning, Ainsley Charles, Sonya Huang, Karen R.

Polenske, and Arnold Waters (2010). "Energy Use in the U.S. Food System". USDA Economic Research Service Report No. ERR-94. United States Department of Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-09-18. Diakses tanggal 2013-11-17. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Wallgren, Christine; Höjer, Mattias (2009). "Eating energy—Identifying possibilities for reduced energy use in the future food supply system".

Energy Policy. 37 (12): 5803–5813. doi: 10.1016/j.enpol.2009.08.046. ISSN 0301-4215. • ^ Jeremy Woods, Adrian Williams, John K. Hughes, Mairi Black and Richard Murphy (August 2010). "Energy and the food system". Philosophical Transactions of yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu Royal Society. 365 (1554): 2991–3006. doi: 10.1098/rstb.2010.0172. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Smith, Kate; Edwards, Rob (8 March 2008). "2008: The year of global food crisis".

The Herald. Glasgow. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ "The global grain bubble". The Christian Science Monitor. 18 January 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-11-30. Diakses tanggal 2013-09-26. • ^ "The cost of food: Facts and figures". BBC News Online. 16 October 2008. Diakses tanggal 2013-09-26. • ^ Walt, Vivienne (27 February 2008). "The World's Growing Food-Price Crisis".

Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-29. Diakses tanggal 2013-11-17. • ^ "World oil supplies are set to run out faster than expected, warn scientists". The Independent. 14 June 2007. • ^ a b "Can Sustainable Agriculture Really Feed the World?". University of Minnesota. August 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-25. Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ "Cuban Organic Farming Experiment". Harvard School of Public Health. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-01.

Diakses tanggal 2013-04-15. • ^ Strochlic, R.; Sierra, L. (2007). "Conventional, Mixed, and "Deregistered" Organic Farmers: Entry Barriers and Reasons for Exiting Organic Production in California" (PDF).

California Institute for Rural Studies. Diakses tanggal 2013-04-15. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ P. Read (2005). "Carbon cycle management with increased photo-synthesis and long-term sinks" (PDF). Geophysical Research Abstracts. 7: 11082. • ^ Greene, Nathanael (December 2004). "How biofuels can help end America's energy dependence". Biotechnology Industry Organization.

• ^ R. Pillarisetti and Kylie Radel (2004). "Economic and Environmental Issues in International Trade and Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu of Genetically Modified Foods and Crops and the WTO". 19 (2). Journal of Economic Integration: 332–352. Parameter -month= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Conway, G. (2000). "Genetically modified crops: risks and promise". 4(1): 2. Conservation Ecology. • ^ Srinivas (2008). "Reviewing The Methodologies For Sustainable Living".

7. The Electronic Journal of Environmental, Agricultural and Food Chemistry. Parameter -month= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ "Monsanto failure".

New Scientist. 181 (2433). London. 7 February 2004. Diakses tanggal 18 April 2008. • ^ "Agricultural Economics". University of Idaho. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-01. Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ Runge, C. Ford (June 2006). "Agricultural Economics: A Brief Intellectual History" (PDF). Center for International Food and Agriculture Policy. yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu.

4. Diakses tanggal 2013-09-16. • ^ Conrad, David E. "Tenant Farming and Sharecropping". Encyclopedia of Oklahoma History and Culture. Oklahoma Historical Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-27. Diakses tanggal 2013-09-16. • ^ Stokstad, Marilyn (2005). Medieval Castles. Greenwood Publishing Group. ISBN 0313325251. • ^ Sexton, R.J.

(2000). "Industrialization and Consolidation in the US Food Sector: Implications for Competition and Welfare". American Journal of Agricultural Economics. 82 (5): 1087–1104. doi: 10.1111/0002-9092.00106. • ^ Novalius, Feby (8 Januari 2019). "Digitalisasi Pertanian Mampu Tingkatkan Produksi hingga Tekan Biaya Pemasaran". Okezone. Diakses tanggal 12 Oktober 2020. • ^ Peter J. Lloyd, Johanna L.

Croser, Kym Anderson (March 2009). "How Do Agricultural Policy Restrictions to Global Trade and Welfare Differ Across Commodities" (PDF). Policy Research Working Paper #4864. The World Bank. hlm. 2–3. Diakses tanggal 2013-04-16. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Kym Anderson and Ernesto Valenzuela (April 2006). "Do Global Trade Distortions Still Harm Developing Country Farmers?" (PDF).

World Bank Policy Research Working Paper 3901. World Bank. hlm. 1–2. Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ Peter J. Lloyd, Johanna L. Croser, Kym Anderson (March 2009). "How Do Agricultural Policy Restrictions to Global Trade and Welfare Differ Across Commodities" (PDF). Policy Research Working Paper #4864. The World Bank. hlm. 21. Diakses tanggal 2013-04-16. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list ( link) • ^ Glenys Kinnock (24 May 2011).

"America's $24bn subsidy damages developing world cotton farmers". The Guardian. Diakses tanggal 2013-04-16. • ^ "Agriculture's Bounty" (PDF). May 2013. Diakses tanggal 2013-08-19. Pranala luar [ sunting - sunting sumber ] Wikimedia Commons memiliki media mengenai Agriculture.

• (Indonesia) Departemen Pertanian Republik Indonesia Diarsipkan 2007-02-03 di Wayback Machine. • (Inggris) Organisasi Pangan dan Pertanian PBB • (Inggris) Departemen Pertanian AS Diarsipkan 2008-07-08 di Wayback Machine. • Halaman ini terakhir diubah pada 28 Februari 2022, pukul 01.27. • Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.

Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • • • Aragonés • العربية • Asturianu • Azərbaycanca • تۆرکجه • Башҡортса • Žemaitėška • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • भोजपुरी • বাংলা • Brezhoneg • Bosanski • Буряад • Català • Нохчийн • Cebuano • کوردی • Corsu • Qırımtatarca • Čeština • Kaszëbsczi • Чӑвашла • Cymraeg • Dansk • Deutsch • Zazaki • Ελληνικά • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • Estremeñu • فارسی • Suomi • Võro • Français • Arpetan • Nordfriisk • Furlan • Gaeilge • Kriyòl gwiyannen • עברית • हिन्दी • Fiji Hindi • Hrvatski • Magyar • Հայերեն • Ilokano • Ido • Íslenska • Italiano • 日本語 • Patois • ქართული • Қазақша • Kalaallisut • ភាសាខ្មែរ • ಕನ್ನಡ • 한국어 • Къарачай-малкъар • Kernowek • Кыргызча • Latina • Лезги • Limburgs • Lombard • ລາວ • Lietuvių • Latviešu • Malagasy • Олык марий • Македонски • മലയാളം • Монгол • मराठी • Bahasa Melayu • Mirandés • မြန်မာဘာသာ • مازِرونی • Plattdüütsch • नेपाल भाषा • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Occitan • ਪੰਜਾਬੀ • Polski • Piemontèis • پنجابی • Português • Runa Simi • Română • Русский • Русиньскый • Саха тыла • Sardu • Sicilianu • Scots • Srpskohrvatski / српскохрватски • Simple English • Slovenčina • ChiShona • Soomaaliga • Shqip • Српски / srpski • Sunda • Svenska • Kiswahili • தமிழ் • తెలుగు • ไทย • Tagalog • Tok Pisin • Türkçe • Xitsonga • Татарча/tatarça • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • Vèneto • Vepsän kel’ • Tiếng Việt • Walon • Winaray • Wolof • ייִדיש • Yorùbá • 中文 • 粵語 • Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan.

• Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.

• Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini. • Susun header artikel ini sesuai dengan pedoman tata letak. • Tambahkan kotak info bila jenis artikel memungkinkan. • Hapus tag/templat ini. Industri mobil pada perusahaan Tesla Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan bahan baku atau pembuatan barang jadi di pabrik dengan menggunakan keterampilan dan tenaga kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan utama.

Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.

Industri merupakan bagian dari proses produksi dan kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. [1] Industri dapat juga diartikan kumpulan berbagai perusahaan yang menawarkan produk yang sama. Dengan kata lain, masing-masing produk saling mensubstitusi satu sama lain karena perusahaan menggunakan input yang sama dan menghadapi lebih kurang sekelompok pemasok dan pembeli yang sama juga.

Daftar isi • 1 Jenis industri • 2 Sejarah • 3 Deskripsi • 4 Industri manufaktur dan jasa • 4.1 Perbedaan industri manufaktur dan industri jasa • 5 Industri dan prinsip ekonomi • 6 Industri dan kebutuhan barang • 7 Cabang-cabang industri • 8 Klasifikasi • 8.1 Klasifikasi berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 • 8.2 Klasifikasi berdasarkan tempat bahan baku • 8.3 Jenis industri berdasarkan modal • 8.4 Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja • 8.5 Penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi • 8.6 Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi • 8.7 Jenis industri berdasarkan produktivitas perorangan • 9 Lihat pula • 10 Bacaan Lanjutan • 11 Referensi • 12 Lihat pula Jenis industri [ sunting - sunting sumber ] Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan industri jasa.

Industri barang merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan industri ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti pakaian, sepatu, mobil, sepeda motor, pupuk, dan obat-obatan. Sementara itu, industri jasa merupakan kegiatan ekonomi yang dengan cara memberikan pelayanan jasa. Contohnya, jasa transportasi seperti angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran. Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi.

Contohnya, jasa bank dan pergudangan. Pelayanan jasa ada yang langsung ditujukan kepada para konsumen. Contohnya asuransi, kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur. Sejarah [ sunting - sunting sumber ] Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah mata pencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu, dan nelayan pada zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun rumah, dan mengolah tanah dengan bertani, dan berkebun serta beternak.

Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga.

Para tukang, dan juru timbul sebagai sumber alat-alat, dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah berkembang kerajinan, dan pertukangan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan.

Untuk menjadi pengrajin, dan tukang yang baik diadakan pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan, dan pertukangan di Eropa dibentuk berbagai gilda (perhimpunan tukang, dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi sekarang). Pertambangan besi, dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan.

Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi, dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang selanjutnya membuka jalan pada pembuatan, dan perdagangan barang secara besar-besaran, dan massal pada akhir abad 18, dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille, dan Manchester) dan kereta api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil (Detroit), pabrik alumunium.

Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil berkembang industri kimia, dan farmasi. Terjadilah Revolusi Industri. Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang secara massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan upaya tradisional di bidang pertanian ( agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam industri. Deskripsi [ sunting - sunting sumber ] Kebanyakan orang mengasumsikan bahwa industri hanyalah kegiatan ekonomi manusia yang mengolah bahan baku/ bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau bahan jadi.

Padahal pengertian industri sangatlah luas, proses industri ini meliputi semua kegiatan manusia dalam suatu bidang tertentu yang sifatnya produktif dan komersial. Kata industri berasal dari bahasa Francis kuno yaitu "industrie" yang berarti aktivitas, tetapi kata tersebut dasarnya berasal dari bahasa latin yaitu "Industria" yang memiliki arti kerajinan dan aktivitas.

Dalam arti luas industri adalah suatu bidang yang bersifat komersial yang menggunakan keterampilan kerja serta teknologi untuk menghasilkan suatu produk dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Produk industri tidak hanya berupa barang (manufaktur) tetapi juga dalam bentuk jasa (pelayanan), contoh hasil produksi dalam bentuk jasa seperti misalnya perbankan, asuransi, transportasi, jasa pengiriman barang dan sebagainya. Suatu Industri identik dengan tempat dimana berlangsungnya suatu perindustrian yaitu pabrik, dalam arti luas pabrik adalah tempat manusia, mesin atau teknologi, material, energi, modal dan sumberdaya dikelola bersama-sama yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu suatu sistem produksi dengan tujuan menghasilkan suatu produk dan jasa yang efektif, efisien dan aman yang siap digunakan oleh masyarakat umum maupun dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan jenis produk yang lainnya.

Pabrik identik dengan pengolahan bahan baku yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu menghasilkan produk jadi dalam bentuk barang. Industri jasa adalah ( Service Industries) adalah industri yang bergerak dalam bidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani maupun menunjang aktivitas industri yang lain serta dapat juga memberikan pelayanan langsung terhadap masyarakat (kosumen).

Industri jenis ini biasanya melakukan aktivitas di dalam suatu gedung (perkantoran). Industri manufaktur dan jasa [ sunting - sunting sumber ] Istilah manufaktur berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu manus dan factus yang berarti manus adalah tangan dan factus adalah mengerjakan.

Jadi manufaktur artinya mengerjakan dengan tangan atau proses pembuatan produk yang dikerjakan dengan tangan. Pengertian manufaktur sekarang adalah proses pembuatan produk dengan bantuan mesin dan pengontrolan bahkan dikerjakan secara automatis penuh, tetapi tetap melalui pengawasan secara manual.

Contoh industri Manufaktur, yaitu: Industri semen, obat-obatan, otomotif, elektronika, pakaian, makanan & minuman, tekstil, sepatu, barang keperluan rumah tangga, dan lain lain. Industri pelayanan/jasa yaitu industri yang bergerak dibidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan pelayanan/jasa kepada konsumen.

Contoh Industri Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu, yaitu: Asuransi, Bursa efek, Perbankan, Transportasi, Pendidikan, Perdagangan, Perawatan kesehatan, Telekomunikasi, dan lain lain.

Perbedaan industri manufaktur dan industri jasa [ sunting - sunting sumber ] Perbedaan dasar antara industri manufaktur dan industri jasa seperti berikut: • Industri manufaktur memiliki kemungkinan yang kecil dalam hal kontak langsung dengan konsumen karena aktivitas industri tersebut lebih banyak dilakukan dalam suatu pabrik sedangkan industri jasa memiliki pegawai khusus yang bertugas untuk melayani para konsumen.

• Industri manufaktur merupakan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga dapat digunakan oleh para konsumen dan masyarakat umum, sedangkan industri jasa yang menyediakan pelayanan jasa kepada konsumen yang membutuhkan. • Produk dari industri manufaktur bersifat tahan lama dan bersifat fisik (memiliki wujud) sedangkan industri jasa tidak berwujud. • Hasil keluaran (produk) dari industri manufaktur dapat disimpan dengan jangka waktu tertentu sedangkan hasil dari industri jasa hanya dapat dinikmati.

• Jangka waktu kerja industri manufaktur relatif lebih lama jika dibandingkan dengan industri jasa. Industri dan prinsip ekonomi [ sunting - sunting sumber ] Prinsip ekonomi adalah panduan dalam kegiatan ekonomi untuk mencapai perbandingan rasional antara pengorbanan yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh.

atau Prinsip ekonomi dapat juga diartikan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin.

Ekonomi merupakan sebagian ilmu sosial yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi mengenai barang dan jasa. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani dari kata oikos yang berarti keluarga, rumah, tangga dan nomos yang berarti peraturan, aturan, hukum. Prinsip ekonomi memberi kita keuntungan yang pertama adalah dapat memaksimalkan keuntungan dimana mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya, keuntungan kedua adalah meminimalkan kerugian dimana dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya.

Prinsip ekonomi berlaku dalam tiga kegiatan ekonomi yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Prinsip ekonomi dalam kegiatan produksi Dalam kegiatan produksi adalah dasar dalam menghasilkan barang dan jasa sebanyak-banyaknya dengan biaya produksi dan pengorbanan tertentu. Contoh Penerapannya - Contoh-contoh penerapan prinsip ekonomi pada kegiatan produksi • Mendirikan tempat usaha dekat dengan bahan baku, tenaga kerja atau daerah pemasaran • Menggunakan tenaga kerja yang terampil • Memakai bahan baku yang berkualitas terbaik, namun dengan harga paling murah • Memakai sumber daya misalnya modal, tenaga kerja, dan waktu se-efisien mungkin.

• Memakai mesin modern dengan produktivitas yang tinggi namun dengan biaya yang rendah • Menentukan harga jual yang menguntungkan • Menentukan barang dan jasa yang akan dihasilkan Prinsip ekonomi dalam kegiatan distribusi Dalam kegiatan distribusi adalah penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Contoh Penerapan - Contoh-contoh penerapan prinsip ekonomi berdasarkan kegiatan distribusi • Meningkatkan kualitas pelayanan • Penyaluran barang yang tepat waktu • Memakai sarana distribusi yang dengan harga murah • Membeli barang dari produsen secara langsung • Menyediakan barang dan jasa yang populer bagi konsumen • Membeli barang di produsen yang tepat • Menentukan lokasi perusahaan yang berada di antara produsen dan konsumen Prinsip ekonomi dalam kegiatan konsumsi Dalam kegiatan konsumsi adalah upaya dalam memperoleh kepuasan sebesar-besarnya dari suatu barang atau jasa dengan pengorbanan dan penggunaan anggaran tertentu.

Contoh-contoh penerapan prinsip ekonomi berdasarkan kegiatan konsumsi • Membeli barang yang berkualitas • Membeli barang dengan harga terjangkau atau murah • Membuat daftar barang yang dibutuhkan • Memilih barang sebelum membelinya • Mengadakan tawar menawar sebelum membeli barang • Mampu mengendalikan pengeluaran dengan memperhatikan pendapatan kita Tujuan prinsip ekonomi Tujuan melakukan tindakan menurut prinsip ekonomi adalah sebagai berikut • Mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin • Memperkecil adanya kerugian akibat dari kesalahan-kesalahan tertentu • Mencegah terjadinya konsumsi yang boros • Mempergunakan kemampuan dan modal yang dimiliki Ciri-Ciri orang yang menerapkan prinsip ekonomi • Bertindak rasional, artinya seseorang yang melakukan kegiatan atau tindakan selalu dengan akan yang sehat bukan berdasarkan dari emosi dan hawa nafsu • Bertindak ekonomis, artinya seseorang melakukan kegiatan ekonomi dengan segala perhitungan yang cermat dan perencanaan yang matang • Bertindak hemat, artinya seseorang melakukan kegiatan ekonomi dapat menghindari pemborosan dengan membeli kebutuhan sesuai dengan yang dibutuhkan • Membuat skala prioritas, artinya seseorang memenuhi kebutuhan dengan membuat urutan kebutuhan menurut tingkat kepentingannya dari yang mendesak sampai yang dapat ditunda-tunda • Bertindak dengan memakai prinsip cost and benefit atau untung dan rugi yang artinya seseorang dalam melakukan kegiatan selalu memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diterima dari kegiatan yang dilakukannya.

Industri dan kebutuhan barang [ sunting - sunting sumber ] Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur ( manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.

Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan.

Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Istilah industrialisasi secara ekonomi juga diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalnya, industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan, dan sebagainya Cabang-cabang industri [ sunting - sunting sumber ] Berikut adalah berbagai industri yang ada di Indonesia: • Makanan, dan minuman • Tembakau • Tekstil • Pakaian jadi • Kulit, dan barang dari kulit • Kayu, barang dari kayu, dan anyaman • Kertas, dan barang dari kertas • Penerbitan, percetakan, dan reproduksi • Batu bara, minyak, dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir • Kimia, dan barang-barang dari bahan kimia • Karet, dan barang-barang dari plastik • Barang galian bukan logam • Logam dasar • Barang-barang dari logam, dan peralatannya • Mesin, dan perlengkapannya • Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data • Mesin listrik lainnya, dan perlengkapannya • Radio, televisi, dan peralatan komunikasi • Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam • Kendaraan bermotor • Alat angkutan lainnya • Furniture, dan industri pengolahan lainnya Klasifikasi [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Kategori:Klasifikasi Industri Klasifikasi berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986 [ sunting - sunting sumber ] Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986, industri dibedakan menjadi: [2] • Industri kimia dasar: misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb • Industri mesin, dan logam dasar: misalnya industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll • Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll • Aneka industri: industri pakaian, industri makanan, dan minuman, dan lain-lain.

Klasifikasi berdasarkan tempat bahan baku [ sunting - sunting sumber ] • Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh: pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.

• Industri nonekstaktif, yaitu industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar. • Industri fasilitatif, yaitu industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh: Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya. Jenis industri berdasarkan modal [ sunting - sunting sumber ] • Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.

• Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja [ sunting - sunting sumber ] • Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.

• Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang. • Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang. • Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih. Penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi [ sunting - sunting sumber ] • Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar ( market oriented industry), yaitu industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen.

Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik. • Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja ( labour oriented industry), aAdalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif, dan efisien.

• Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku ( supply oriented industry), yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar. • Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri yang didirikan tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja.

Misalnya: Industri elektronik, Industri otomotif, dan industri transportasi. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi [ sunting - sunting sumber ] • Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.

Misalnya: Industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja. • Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen, misalnya: Industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler. Jenis industri berdasarkan produktivitas perorangan [ sunting - sunting sumber ] Pada level atas, industri sering kali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu primer (ekstraktif), sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa).

Beberapa penulis menambahkan sektor kuarterner (pengetahuan) atau bahkan sektor kuinari (kultur, dan penelitian). Seiring berjalannya waktu, perpecahan industri masyarakat pada masing-masing sektor mengalami perubahan. • Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya. • Industri sekunder, adalah industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.

Misalnya pemintalan benang sutra, komponen elektronik, daging kaleng, dan sebagainya. • Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya. • Industri kuarterner, adalah industri yang mencakup penelitian pengetahuan, dan teknologi serta berbagai tugas berlevel tinggi lainnya.

Misalnya adalah para peneliti, dokter, dan pengacara. • Industri kuinari, beberapa menganggapnya sebagai salah satu cabang sektor kuarterner yang meliputi level tertinggi pengambilan keputusan dalam masyarakat atau ekonomi.

Sektor ini meliputi eksekutif atau pegawai resmi dalam bidang pemerintahan, pengetahuan, universitas, non-profit, kesehatan, kultur, dan media. Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • Barang • Jasa Bacaan Lanjutan [ sunting - sunting sumber ] • Alvin Toffler, 1971, Future Shock.

Bantam Books. • Alvin Toffler, 1980, The Third Wave. William Morrow and Companies. • BPS, Nilai Tambah Menurut Sub Sektor 2001-2008 (Statistik Industri) Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ Liputan6.com (2019-01-17). "Industri adalah Kegiatan Manufaktur, Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu Pengertian Menurut Para Ahli dan Jenisnya".

liputan6.com. Diakses tanggal 2020-10-31. • ^ ILMU. Belajar Ilmu Pengetahuan Online. 31 Mei 2006. Pengertian, Definisi, Macam, Jenis dan Penggolongan Industri di Indonesia - Perekonomian Bisnis. Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • FMS • Halaman ini terakhir diubah pada 7 Mei 2022, pukul 22.27. • Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

• Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •
none • ► 2022 (3) • ► March (3) • ► 2021 (8) • ► October (1) • ► September (2) • ► August (1) • ► June (2) • ► May (1) • ► April (1) • ► 2020 (16) • ► December (2) • ► October (1) • ► August (4) • ► July (6) • ► June (2) • ► February (1) • ▼ 2019 (41) • ► November (2) • ► October (3) • ► September (10) • ► July (9) • ► June (2) • ► April (1) • ▼ March (7) • Soal Pilihan Ganda Penguatan Ekonomi Maritim dan A.

• Soal Pilihan Perdagangan dan Perdagangan Antardaer. • Soal Pilihan Ganda Keunggulan dan Keterbatasan Ant. • Soal Pilihan Ganda Konflik dan Integrasi dalam Kehi. • Soal Pilihan Ganda Pluralitas Masyarakat Indonesia • Soal Pilihan Ganda Pengaruh Perubahan dan Interaks.

• Soal Pilihan Ganda Interaksi Antarnegara-negara ASEAN • ► February (7) • ► 2018 (64) • ► December (5) • ► November (2) • ► October (8) • ► September (16) • ► August (5) • ► July (12) • ► February (7) • ► January (9) • ► 2017 (80) • ► December (5) • ► November (5) • ► September (1) • ► August (14) • ► July (20) • ► June (13) • ► May (5) • ► April (6) • ► March (7) • ► February (1) • ► January (3) • ► 2016 (65) • ► December (2) • ► November (2) • ► October (3) • ► September (3) • ► August (17) • ► July (8) • ► April (2) • ► March (9) • ► February (7) • ► January (12) • ► 2015 (28) • ► November (4) • ► September (1) • ► August (1) • ► April (3) • ► March (1) • ► February (6) • ► January (12) • ► 2014 (6) • ► December (1) • ► October (5)
Pengelolaan Sampah dalam Konteks Pembangunan Berkelanjutan (Waste Management in the Context of Waste Management) Published by hmgp.geo on August 27, 2021 Nabila Zahra Nur Aminah 1, Adina Muliawati 2 1 nabilazahranuraminah@mail.ugm.ac.id 2 adina.m@mail.ugm.ac.id 12 Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2021 12 Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (UU Nomor 18 Tahun 2008).

Menurut Waste Management (2021), pengelolaan sampah merupakan aktivitas untuk mengelola sampah dari awal hingga pembuangan, meliputi pengumpulan, pengangkutan, perawatan, dan pembuangan, diiringi oleh monitoring dan regulasi manajemen sampah. Pengelolaan sampah bisa disebut sebagai ‘pintu masuk’ untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan, karena hal ini merupakan isu multisektor yang berdampak dalam berbagai aspek di masyarakat dan ekonomi.

Pengelolaan sampah memiliki keterkaitan dengan isu kesehatan, perubahan iklim, pengurangan kemiskinan, keamanan pangan dan sumberdaya, serta produksi dan konsumsi berkelanjutan (UNEP, 2015).

Namun, pengelolaan sampah juga dapat dianggap sebagai ‘penghambat sistem’. Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah penyebaran dan kepadatan penduduk, sosial ekonomi dan karakteristik lingkungan fisik, sikap, perilaku serta budaya yang ada di masyarakat (Sahil, 2016). Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008, sampah yang dikelola terdiri atas sampah rumah tangga, sampah sejenis sampah rumah tangga, dan sampah spesifik. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan beberapa dampak negatif.

Oleh sebab itu, pengelolaan sampah yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk mencapai berbagai target terutama pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan sampah yang berkelanjutan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan (SDGs 12). Konsumsi yang berlebih tentunya akan menghasilkan sampah yang berlebih sehingga memengaruhi luasan tempat pembuangan sampah yang ada.

Tiga perempat dari tempat pembuangan terbuka terluas di dunia berada di pantai. Banyak pantai yang dipenuhi oleh buangan bahan dan zat berbahaya serta berbagai macam jenis sampah, seperti sisa jaring ikan plastik, puntung rokok, dan sedotan plastik.

Hal ini tentunya akan memengaruhi ekosistem yang ada di laut (SDGs 14). Selain ekosistem laut, sampah yang tidak dikelola dengan baik akan memengaruhi ekosistem darat (SDGs 15). Sebagai contoh adalah sampah anorganik plastik yang tidak dapat terurai di tanah sehingga banyak sampah plastik yang menyumbat saluran air maupun sungai, serta dapat tertelan oleh beberapa hewan.

Proses produksi yang tidak bertanggung jawab akan menghasilkan limbah berbahan kimia yang dapat meracuni tanah dan sungai di sekitarnya. Hal ini akan memengaruhi jumlah sumber air bersih yang tersedia (SDGs 6). Selain ekosistem laut dan darat, pengelolaan sampah yang berkelanjutan juga dapat mengurangi pencemaran udara yang terjadi sehingga akan meningkatkan kehidupan yang lebih sehat (SDGs 3).

Sebagai contohnya adalah masyarakat membuang sampah konsumsinya di tempat yang terbuka atau bahkan membakarnya. Oleh sebab itu, pengelolaan sampah yang berkelanjutan akan mengurangi dampak kesehatan dari pembakaran terbuka. Limbah atau sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menghasilkan metana dan CO2 yang berlebih. Hal ini tentunya akan berdampak pada perubahan iklim yang ada sehingga pengelolaan sampah dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi perubahan iklim (SDGs 13).

Sedangkan sampah yang dikelola dan dimanfaatkan dengan baik tentunya akan memberikan banyak manfaat, salah satunya adalah peningkatan ekonomi masyarakat (SDGs 8). Sampah yang dapat digunakan kembali serta didaur ulang dapat menjadikan potensi ekonomi bagi masyarakat sehingga dapat dijadikan alternatif peningkatan perekonomiannya.

Word Commission on Environment and Development (1987) mendefinisikan pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang. Dispesifikan dalam Brundtland Report (WCED, 1987) dalam tiga aspek yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dari perspektif ekonomi, maka dipertimbangkan cara untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam.

Kebijakan Pengelolaan sampah, seperti bank sampah dapat dijadikan upaya mengurangi jumlah timbunan sampah yang dimuat ke TPA dan membantu perekonomian masyarakat, yangmana hasil penjualan sampah disimpan dalam bentuk tabungan di bank sampah.

Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah berkelanjutan dapat memengaruhi tercapainya target SDGs, terutama SDGs ke 1, 8 dan 12. Dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dari perspektif lingkungan, sistem pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dapat memberi kontribusi bagi terwujudnya kota berkelanjutan, karena dengan pengelolaan sampah berwawasan lingkungan akan terciptanya lingkungan yang baik.

Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah berkelanjutan dapat memengaruhi tercapainya target SDGs, terutama SDGs ke 3, 7, 13, 14, dan 15. Integrated Sustainable Waste Management (ISWM) atau pengelolaan sampah berkelanjutan yang terintegrasi menurut Van de Klundert dan Anschutz (2001) dalam Wilson et al (2013) merupakan konsep pengelolaan sampah secara berkelanjutan dengan mengintegrasikan tiga dimensi utama, yaitu (1) stakeholders, (2) elemen sistem limbah, dan (3) aspek strategis.

Selain tiga dimensi tersebut, kebijakan pengelolaan sampah di setiap negara juga menjadi landasan dalam pendekatan pengelolaan sampah berkelanjutan. Gambar 1 Kerangka ISWM Pada gambar diatas dapat dilihat rincian dari masing-masing dimensi yang saling terintegrasi untuk menciptakan keberlanjutan.

Setiap stakeholders memiliki peran dan kepentingan yang berbeda-beda dalam pengelolaan sampah. Hal ini menjadi tantangan mengenai bagaimana membuat suatu kesepakatan antar stakeholders untuk bersinergi dalam mencapai tujuan bersama diluar kepentingannya masing-masing. Stakeholders yang terlibat bisa berupa LSM, sektor privat formal dan informal, penduduk lokal, dan lainnya.

Dimensi kedua yaitu elemen sistem limbah atau bisa disebut sebagai serangkaian tahap dalam pengelolaan material sampah. Dalam proses ini, penting untuk dibuat rencana pengelolaan sampah (waste management plan) agar mekanisme pengelolaan dapat lebih terstruktur. Dimensi kedua mencakup pengumpulan sampah, pemilahan, pengangkutan, pengurangan sampah, pemakaian kembali, pendauran ulang, pemulihan dan pembuangan sampah di TPA. Dimensi ketiga yaitu enam aspek strategis yang berpengaruh dan dipengaruhi oleh ISWM, meliputi: • aspek finansial-ekonomi,berkaitan dengan penganggaran biaya dalam sistem pengelolaan sampah, dampak jasa lingkungan terhadap ekonomi, efisiensi sistem pengaturan sampah perkotaan, dimensi makroekonomi dalam penggunaan sumber daya, serta penghasilan yang bisa diperoleh dari ISWM.

• aspek lingkungan, fokus pada efek dari pengelolaan sampah di tanah, air dan udara. • aspek politik, berkaitan dengan ‘batas-batas politis’ dalam pengelolaan sampah, seperti kerangka hukum dan peraturan yang telah ada, proses pengambilan keputusan, serta penentuan peran. • aspek institusional atau lembaga, berhubungan dengan struktur sosial dan politik yang mengontrol pengelolaan sampah, seperti pembagian fungsi dan tanggungjawab institusi yang bersangkutan, prosedur dan metode yang diterapkan, serta ketersediaan kapasitas institusional.

• aspek sosial budaya berkaitan dengan pengaruh budaya terhadap adanya timbulan sampah; perbedaan pengelolaan di setiap rumah tangga, bisnis, dan institusi, serta keterlibatan dari komunitas-komunitas terhadap pengelolaan sampah • aspek teknis berkaitan dengan mekanisme teknis pengelolaan sampah yang dipengaruhi oleh karakteristik sampah, kuantitas sampah, dan kondisi lokal.

DAFTAR PUSTAKA Lenkiewicz, Z. 2016. Waste and the Sustainable Development Goals. Diakses pada https://wasteaid.org/waste-sustainable-development-goals/ Sahil J et al. 2016. Sistem Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan Sampah di Kelurahan Dufa Dufa Kota Ternate. Jurnal Bioedukasi volume 4 nomor 2. ISSN: 2301-4678/ media.neliti.com.

Suwerda, Bambang. 2012. Bank Sampah (Kajian Teori dan Penerapan). Yogyakarta: CV. Rihama-Rohima Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. United Nations Environment Programme. 2015. Global Waste Management Outlook.

(T. Cannon, Ed.) Austria: International Solid Waste Association. Diakses pada https://www.unep.org/resources/report/global-waste-management-outlook Waste Portal. Integrated Sustainable Waste Management (ISWM). Diakses pada http://wasteportal.net/en/waste-aspects/integrated-sustainable-waste-management-iswm Waste Management. 2021. What Is Waste Management? https://www.wm.com/us/en/support/faqs/what-is-waste-management Wilson, et al (2013). Integrated Sustainable Waste Management in Developing Countries.

Jurnal Waste and Resource Management, Vol. 166, hlm 52-68. Publikasi Strategi Pangan Berkelanjutan Indonesia Berbasis Archipelago State Maya Sukma Aprilia 1, Sonia Nada Salsabila 2 1 mayasukmaaprilia@mail.ugm.ac.id 2 sonianada2020@mail.ugm.ac.id 12 Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2021 12 Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Indonesia merupakan negara agraris karena memiliki tanah yang subur.

Hal ini dapat terjadi karena Indonesia terletak di ekuator yang menyebabkan negara Indonesia memiliki iklim tropis. Hal ini menjadikan Indonesia mendapat intensitas penyinaran matahari terbanyak sepanjang tahun sehingga memiliki iklim tropis dengan dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan di mana perbedaan suhu dan kondisi antara dua musim tersebut tidak berbeda drastis.

Selain itu, banyaknya aktivitas vulkanik juga menyebabkan tanah yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu Indonesia menjadi subur. Hal ini dapat menunjang aktivitas agrikultur dengan baik. Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu karena itu, pertanian atau agrikultur merupakan salah satu yang paling berkembang di Indonesia dan merupakan mata pencaharian utama penduduk.

Pertanian mempunyai peranan penting dalam meningkatkan ekonomi negara sehingga mayoritas masyarakat Indonesia adalah bermata pencaharian di bidang pertanian. Faktor geografis dalam perspektif spasial dapat menjadi salah satu hambatan dalam mewujudkan peningkatan pertanian dan pemerataan ekonomi di Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara archipelago memang dapat menjadi daya tarik wisatawan akan keindahan alamnya maupun kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, tetapi disisi lain menjadi tantangan karena adanya laut yang memisahkan daratan-daratan di Indonesia.

Adanya laut dapat mengakibatkan menurunnya tingkat aksesibilitas dan konektivitas antar pulau sehingga dapat memperlambat pergerakan dan menambah biaya mobilitas barang dan jasa. Akibatnya, distribusi pendapatan juga tidak tersebar secara merata. Oleh karena itu, untuk mengatasi itu semua, hendaknya terdapat sebuah sistem pembangunan ekonomi khusus dengan paradigma yang telah disesuaikan dengan kondisi spasial Indonesia sehingga upaya-upaya yang dilakukan dapat terlaksana secara optimal dan dapat mengurangi angka ketimpangan dan kemiskinan ekonomi di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui, lebih dari 140 juta penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir yang mana 80% di antaranya menggantungkan hidupnya pada pemanfaatan Sumber Daya Pesisir. Negara Kesatuan Republik Indonesia juga terdiri atas belasan ribu pulau tentunya membutuhkan pengelolaan pesisir dan kepulauan yang saling terintegrasi agar potensi yang dimiliki oleh Indonesia dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Potensi yang ada dapat berupa sumber daya hayati, non hayati, sumberdaya buatan dan Jasa Lingkungan. Pangan sebagai kebutuhan pokok menghadapi tantangan untuk mencapai kedaulatan. Kondisi yang dimiliki Indonesia sebagai negara agraris dan terbentuk dari ribuan pulau merupakan salah satu tantangan tersebut, baik pada masa kini maupun di masa yang akan datang.

Pangan Bijak Nusantara merupakan sebuah visi mengenai kedaulatan pangan berkelanjutan yang adil dan menghargai kearifan lokal bagi seluruh masyarakat di Indonesia (Tranggono dkk., 2019). Konsep berkelanjutan tersebut diterapkan pada tiap proses produksi sumber pangan, mulai dari pengolahan, penyimpanan, hingga logistik dan distribusi pangan.

Sistem produksi yang berkelanjutan perlu memiliki tingkat produktivitas yang tinggi sehingga memiliki nilai ekonomi yang layak dan dapat mendukung proses produksi selanjutnya. Penggunaan bahan berbasis organik dapat ditingkatkan untuk mengurangi dampak buruk pada alam.

Penyediaan akses terhadap kebutuhan proses produksi juga perlu diperhatikan. Lahan pertanian merupakan lahan yang rentan mengalami pengalihfungsian lahan. Perlindungan dan penyediaan lahan yang menyediakan sumber pangan, baik lahan pertanian dan sumber pangan dari hutan, perlu dipertegas untuk mengatasi pengalihfungsian lahan pertanian dan hutan menjadi lahan terbangun, kerusakan lahan, pemanfaatan lahan yang tidak sesuai, dan lainnya. Tidak hanya pada sumber pangan yang berasal dari darat saja, sumber pangan yang berasal dari perairan juga memerlukan penyediaan akses yang memadai.

Dalam proses produksinya, diperlukan sistem yang dapat mendukung produktivitas dari pengambilan, budidaya, pengolahan, hingga distribusi hasil perikanan. Saat ini, para nelayan di Indonesia memerlukan surat izin berlayar untuk dapat mengambil ikan. Oleh karena itu, kemudahan akses untuk mendapatkan surat izin tersebut perlu diperhatikan lagi agar para nelayan dapat berlayar dan melakukan proses produksi.

Tingkat keberagaman jenis pangan lokal yang ada di Indonesia juga menjadi tantangan pada produksi pangan agar dapat diberdayakan secara maksimal. Contohnya, pada tanaman pangan sumber karbohidrat, Indonesia baru memfokuskan pada dua tanaman, yaitu padi dan jagung, meskipun terdapat 77 jenis tanaman sumber karbohidrat lainnya.

Kekayaan rempah di Indonesia juga merupakan keberagaman yang perlu dimanfaatkan. Melalui rempah, kita juga dapat melihat bahwa bentuk yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu kepulauan Indonesia merupakan sebuah potensi terhadap keberlanjutan pangan dengan kearifan lokal.

Keberagaman sumberdaya perikanan di lautan Indonesia pun perlu diperkenalkan pada masyarakat agar pemanfaatan sumberdaya tersebut dapat dioptimalkan. Pada aspek logistik dan distribusi, kondisi kepulauan di Indonesia menjadi sebuah tantangan.

Penurunan kualitas pangan dari produsen ke konsumen merupakan yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu hal yang lumrah terjadi pada proses logistik pangan. Dengan adanya perubahan pada kualitas pangan, risiko pengeluaran limbah pangan juga dapat terjadi apabila terdapat masalah pada proses penyaluran.

Untuk meminimalisasi limbah pangan, diterapkan hierarki yang sesuai dalam pengelolaan pangan. Pengelolaan pada sistem produksi dan distribusi pangan yang baik akan mendukung realisasi harga pangan yang adil pada tiap wilayah dan rantai pangan yang ada di Indonesia.

Dari sisi konsumen, keberlanjutan pangan dapat didukung melalui penerapan gaya hidup sehat. Berkaitan dengan pangan, penerapan gaya hidup sehat tersebut dapat dilakukan dengan pola makan sehat.

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

Pengurangan limbah makanan juga dapat dilakukan oleh konsumen untuk mendukung keberlanjutan pangan. Indonesia sendiri menduduki peringkat kedua sebagai penghasil limbah pangan terbanyak di dunia. Sampah organik yang dihasilkan dari makanan menyumbang pada efek gas rumah kaca yang berpengaruh perubahan iklim global. Fakta tersebut menunjukkan bahwa, diperlukan kerja sama, tidak hanya dari proses produksi tetapi juga konsumsi pangan agar sistem pangan berkelanjutan di Indonesia berhasil.

Diperlukan pengarusutamaan sistem pangan berkelanjutan yang ada di Indonesia ke dalam kebijakan-kebijakan pemerintah. Kebijakan tersebut dirancang dengan mempertimbangkan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan sehingga didapatkan kebijakan yang sesuai dan mampu memenuhi karakteristik wilayah yang berbeda di masing-masing pulau.

Selain kebijakan, peran dari tiap lapisan masyarakat, mulai dari proses produksi, distribusi, hingga konsumsi juga menjadi hal penting agar sistem pangan berkelanjutan dapat berhasil diterapkan.

REFERENSI Tranggono, A., Wirman, C., Sulistiowati, A., & Avianto, T. (2019). Makalah Strategi Sistem Pangan Berkelanjutan Indonesia. Hivos. Publikasi PANDEMI, LIMBAH MEDIS, DAN UMKM DI INDONESIA Ahmad Ilham Romadhoni 1, Muhammad Adrian Majiid 2 1 ilham.roma9@mail.ugm.ac.id 2 adrian.majiid@mail.ugm.ac.id 12 Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2021 12 Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Gambar 1 Ilustrasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Sumber: Photo by David Hagerman) COVID-19 telah mengguncang hidup manusia hampir genap dua tahun belakangan ini.

Tidak hanya masyarakat Indonesia namun juga dunia merasakan seluruh dampak dan pengaruh dari kemunculan virus corona. Coronavirus ini pertama ditemukan di Wuhan, Hubei, Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 2019.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, virus corona mampu menyebar hingga ke seluruh penjuru dunia.

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

COVID-19 ( Corona Virus Disease 2019) atau secara ilmiah dikenal dengan sebutan Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 atau SARS-CoV-2 merupakan penyakit menular yang dominan menyerang pada pernafasan. Virus corona menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS ( Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS ( Severe Acute Respiratory Syndrome).

Virus corona oleh WHO ( World Health Organization) telah ditetapkan statusnya menjadi pandemi global pada 11 Maret 2020. Pandemi global ini sebenarnya bukan yang pertama kali pada catatan sejarah. WHO mencatat bahwa pada tahun 2009-2010 terjadi pandemi influenza yang disebabkan oleh virus influenza A (H1N1). Pandemi yang sangat menghantam kehidupan manusia adalah bencana Flu Spanyol yang disebabkan oleh virus H1N1.

Flu Spanyol ini cukup mematikan karena diperkirakan telah merenggut nyawa hingga 50 juta jiwa pada tahun 1918-1919. Meskipun virus Corona memiliki tingkat fatalitas yang lebih rendah dari virus H1N1, namun penularannya cukup masif dan cepat sehingga perlu ditangani dengan cepat pula (Sari, 2020).

Itulah kenapa pemerintah memberlakukan beberapa pembatasan fisik dan wilayah serta mengimbau masyarakat untuk memakai masker untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Bagaimana aktivitas masyarakat dikala pandemi? Pemberlakuan pembatasan fisik atau physical distancing ini dilakukan agar virus tidak mudah menular melalui kontak fisik antar manusia. Program pembatasan pertama yang ditetapkan oleh pemerintah adalah PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Di DKI Jakarta sendiri, Gubernur Anies Baswedan mengajukan status PSBB untuk Jakarta yang kemudian disetujui oleh Menteri Kesehatan saat itu, yaitu Terawan Agus Putranto, pada 6 April 2020 malam. Persetujuan oleh menteri tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/239/2020 tentang penetapan PSBB di Provinsi DKI Jakarta.

Surat keputusan ini ditetapkan pada 7 April 2020. Kemudian pada tahun 2021 ini, tepatnya pada 3 Juli, Presiden Joko Widodo memutuskan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat. Langkah ini diambil Presiden Jokowi dalam rangka memperketat aktivitas masyarakat dalam mencegah penyebaran COVID-19. Kebijakan ini juga merupakan hasil dari pertimbangan melonjaknya kasus COVID-19 pada bulan Juni lalu.

PPKM tentu berdampak pada aktivitas dan perilaku hidup masyarakat. Sektor pendidikan, perdagangan, bisnis, sosial, agama, hingga hiburan cukup sulit beroperasi. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini aktivitas masyarakat mulai beralih ke media digital. Digitalisasi sektor kehidupan mulai menjadi hal yang diperhatikan masyarakat saat ini. Dari sektor pendidikan, sekolah hingga universitas mulai melaksanakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan metode daring.

Pembelajaran dilakukan melalui platform meeting seperti Google Meet, Cisco Webex, dan Zoom. Siswa dan guru hadir di dalam ruang meeting yang kemudian dosen atau guru mengajar seperti biasa dengan menghidupkan kamera dan mikrofon. Namun, setelah berjalan beberapa bulan, metode ini dirasa memiliki banyak kekurangan.

Guru tidak bisa berinteraksi langsung dengan murid sehingga pembelajaran terasa tidak efektif. Siswa cenderung menjadi tidak aktif karena kurang merasakan suasana atau vibes ketika belajar offline. Tidak adanya guru secara langsung di hadapan murid serta pembelajaran dari rumah membuat mereka menjadi lebih malas. Hal tersebut kemudian menyebabkan materi yang diajarkan oleh pengajar sulit tersampaikan dan dipahami oleh siswa. Dampak lanjutannya, guru cenderung memberi tugas atau PR (pekerjaan rumah) kepada siswa demi terpenuhinya penilaian hasil pembelajaran.

Sebagian besar siswa merasa tugas-tugas yang yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu terlalu membebani sehingga tidak meningkatkan kemampuan siswa. Akan tetapi, justru mengakibatkan penurunan akademik pada murid. Hal ini tentu saja merupakan hal yang buruk bagi dunia pendidikan Indonesia. Limbah Medis? Gambar 2 Ilustrasi Limbah Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu (Sumber: Photo by Unsplash) Pandemi COVID-19 juga memunculkan kebiasaan hidup baru seperti penggunaan masker, mencuci tangan dan membersihkan tangan dengan hand sanitizer, jaga jarak minimum 1 meter atau physical distancing.

Penanganan pasien COVID-19 yang membutuhkan treatment khusus menyebabkan penggunaan larutan antiseptik, alat pelindung diri (APD), plastik penyekat, bilik-bilik penyemprotan, sarung tangan karet, jarum suntik, dan peralatan plastik medis lainnya mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut tentunya berdampak pula terhadap peningkatan limbah medis yang termasuk ke dalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Lebih parahnya lagi di Indonesia, sebagian besar limbah tersebut masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tanpa melalui pengolahan khusus. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selama pandemi limbah medis mengalami peningkatan sebesar 30% hingga 50%. Apabila dikalkulasikan data dari 34 provinsi maka jumlah limbah medis per Oktober 2020 telah mencapai 1.662,75 tons. Angka limbah medis yang tinggi tersebut diperparah dengan pengelolaan limbah yang kurang terstruktur oleh pemerintah.

Apabila peningkatan limbah medis ini tidak ditanggulangi dan dikelola dengan serius maka akan menyebabkan degradasi lingkungan yang masif di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengelola limbah B3 maupun non B3 yang diakibatkan oleh adanya pandemi COVID-19 sesuai prosedur sehingga tidak menimbulkan degradasi lingkungan, seperti pengelolaan limbah medis terutama jenis B3 dengan prosedur Autoclave tipe alir gravitasi dan/atau tipe vakum, gelombang mikro, iradiasi frekuensi radio dan insinerator (Prasetiawan, 2020).

Pemilahan limbah medis juga harus dilakukan dengan konsisten dan menyeluruh sehingga dapat diolah dan disterilkan agar tidak mencemari lingkungan. Tercatat penyumbng limbah medis terbesar adalah masker, dimana tiap menitnya terdapat 2,8 juta masker sekali pakai yang digunakan oleh penduduk dunia.

Jumlah limbah medis yang besar tersebut dapat diminimalisir dengan penggunaan masker berulang oleh masyarakat. Apa kabar UMKM Indonesia? Selain sektor lingkungan, sektor ekonomi juga cukup terpengaruh akibat kebijakan pembatasan yang dilakukan oleh Pemerintah. Beberapa kantor dan pusat usaha menerapkan kebijakan WFH atau Work From Home.

Pekerja diminta untuk mengerjakan pekerjaannya cukup dari rumah saja secara daring. Bagi beberapa pekerja, hal ini mungkin tidak terlalu menyulitkan karena sebelum pandemi pun mereka sebenarnya dapat mengerjakan job tersebut dari rumah. Namun bagi beberapa pekerja yang sangat membutuhkan kerja langsung atau on the spot, seperti karyawan pabrik, hal ini menjadi ancaman karena berpotensi mengalami PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja. Tidak hanya itu, beberapa pelaku usaha harian seperti pedagang di yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu, pemilik warung makan, dan driver mitra Gojek mengalami penurunan konsumen yang berpengaruh pada tingkat penghasilan.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Demografi FEB UI, terdapat 63% mitra driver Gojek yang terdampak pandemi hampir tidak mendapat penghasilan, 38% mengalami penghasilan yang lebih sedikit sebelum pandemi COVID-19, 1% merasa penghasilan sama saja walaupun terjadi pandemi, dan 0,4% mengaku penghasilan mereka justru meningkat. Sebesar 92% mitra menganggap COVID-19 akan mempengaruhi penghasilan hingga lebih dari 1 bulan ke depan. Sebesar 78% mitra optimis dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarga setelah pandemi COVID-19 berakhir.

Kemudian sebesar 73% mitra optimis penghasilan dapat kembali seperti sebelum terjadi pandemi COVID-19. Data ini menunjukkan seberapa berdampaknya pandemi COVID-19 pada sektor ekonomi jasa. Gambar 3 Ilustrasi Mitra Driver (Sumber: Photo by Rockomotif) Tekanan pada ekonomi Indonesia mulai terasa masif bersamaan dengan semakin cepatnya penyebaran virus.

Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagian besar terpaksa tutup ataupun meliburkan karyawannya untuk membatasi interaksi. Hal tersebut tentunya menyebabkan peran UMKM melemah serta mengakibatkan perekonomian di Indonesia mengalami penurunan.

Pasalnya, UMKM memiliki peran yang sangat strategis dalam perekonomian Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia tahun 2018 menunjukkan jumlah unit usaha UMKM 99,9% dari total unit usaha atau 62,9 juta unit.

UMKM menyerap 97% dari total penyerapan tenaga kerja, 89% di antaranya ada di sektor mikro, dan menyumbang 60% terhadap produk domestik bruto (Kemenkop dan UKM, 2018). UMKM di Indonesia sebagian besar pelakunya adalah penduduk berusia dewasa hingga tua dan masih bersifat konvensional serta belum memanfaatkan media sosial dengan baik.

Masih sedikit pelaku UMKM di kalangan kelompok muda. COVID-19 menyebabkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat. Hal tersebut terjadi akibat masyarakat membatasi interaksi diluar ruangan untuk mencegah persebaran pandemi. Selain itu, semasa pandemi konsumen memiliki kecenderungan melakukan transaksi jual beli secara digital. Akibatnya banyak UMKM yang harus menutup usahanya karena menurunnya pembelian dan masih tergantung pada penjualan secara konvensional atau luring.

Fenomena tersebut menyebabkan UMKM konvensional yang belum memanfaatkan teknologi dengan baik memiliki banyak kendala selama pandemi, baik pemasaran, modal, maupun distribusi barang dan jasa. Kemenkop dan UKM juga menyebutkan bahwa akibat pandemi terdapat 37.000 UMKM yang terdampak dan melaporkan kesulitannya. Sekitar 56% mengalami penurunan penjualan, 22% kesulitan modal, 15% kesulitan dalam distribusi barang, dan 4% kesulitan mendapatkan bahan baku mentah.

Mengingat UMKM merupakan salah satu pilar penting bagi ekosistem ekonomi di Indonesia yang dibuktikan dengan kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sekitar 60%. Tentunya sudah menjadi tugas bersama antara pemerintah dan masyarakat secara umum untuk menggairahkan kembali economic flow pada UMKM dengan menyelesaikan berbagai permasalahan kesulitan yang dihadapi pelaku UMKM. Sumber Referensi : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

2018. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2017-2018. Jakarta : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Lembaga Demografi FEB UI. (2020). Survei Pengalaman Mitra Driver GOJEK Selama Pandemi COVID-19. Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia. Prasetiawan, T. (2020). Permasalahan Limbah Medis Covid-19 Di Indonesia. Info Singkat, 12(9). Jakarta : Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Sari, Yulia I. (2020). Sisi Terang Pandemi COVID-19.

Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional: Edisi Khusus. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Katolik Parahyangan, Indonesia. Hakim, Rakhmat N. 2020. “Disetujui Menkes, PSBB DKI Jakarta Mulai Berlaku Selasa 7 April 2020” dalam Kompas.

Diakses pada 28 Juli 2021 melalui https://nasional.kompas.com/read/2020/04/07/11582841/disetujui-menkes-psbb-dki- jakarta-mulai-berlaku-selasa-7-april-2020?page=all Rahman, Riska. 2020. “37,000 SMEs hit by COVID-19 crisis as government prepares aid” dalam The Jakarta Post. Diakses pada 13 Agustus 2021 melalui https://www.thejakartapost.com/news/2020/04/16/37000-smes-hit-by-covid-19-crisis-as-government-prepares-aid.html Saptoyo, Rosy DA.

2021. “Tiap Semenit Terdapat 2,8 Juta Limbah Masker Sekali Pakai di Bumi” dalam Kompas.com. Diakses pada 13 Agustus 2021 melalui https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/11/120500265/tiap-semenit-terdapat-2-8-juta-limbah-masker-sekali-pakai-di-bumi?page=all Violleta, Prisca T. 2020. “KLHK catat peningkatan 30-50 persen limbah medis saat pandemi” dalam Antara News. Diakses pada 13 Agustus 2021 melalui https://www.antaranews.com/berita/1837616/klhk-catat-peningkatan-30-50-persen-limbah-medis-saat-pandemi Publikasi Menilik Fenomena Keruangan Industri Kreatif Distro di Kawasan Urban Yogyakarta Adji Saiddinullah 1, Sulthan Aflahuddin 2, Prananta Radika 3 1 adjisaiddinullah@mail.ugm.ac.id 2 aflathan @mail.ugm.ac.id 3 prananta.r @mail.ugm.ac.id 12 3 Divisi Riset dan Keilmuan HMGP UGM 2021 12 3 Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada Gambar 1 Ilustrasi Kawasan Urban Yogyakarta Sumber: https://www.loveexploring.com/ Daerah Istimewa Yogyakarta, daerah yang tidak hanya istimewa dari budayanya, tetapi juga istimewa dari aktivitas ekonomi masyarakatnya.

Daerah ini menjadi salah satu sentra industri kreatif di Indonesia. Berpredikat sebagai Kota Pelajar dan Kota Budaya telah menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian besar masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia untuk berkunjung ke Yogyakarta.

Hal inilah yang dilihat sebagai suatu peluang bagi para pelaku industri kreatif di Yogyakarta. Salah satu industri kreatif yang ada di daerah ini adalah industri distributor outlet atau distro. Distro merupakan sebuah fenomena baru dalam dunia fashion, khususnya kalangan milenial.

Konsep awal distro yaitu yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu ada terikat dengan suatu major label tertentu sehingga memiliki desain dan merk tersendiri. Distro juga melakukan pemasaran sendiri yaitu dengan membuka semacam toko yang khusus menjual produk-produk yang telah diproduksi secara terbatas (Priatama, 2010).

Di Yogyakarta sendiri, perkembangan distro dimulai dari tahun 2000 dengan berdirinya Slackers Distro. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk yang ditawarkan dan konsep outlet penjualannya membuat kebanyakan orang mencoba mendirikan sebuah distro.

Setidaknya hingga tahun 2013 telah ada sekitar empat puluhan distro yang berkembang di Yogyakarta (Prabowo dan Rijanta, 2013).

Konsep lokasi outlet penjualan distro sangat menarik untuk dikaji, khususnya terkait dengan pola keruangan yang tercipta melalui pendekatan keruangan. Pendekatan keruangan merupakan salah satu pendekatan dalam geografi yang mengkaji rangkaian persamaan dari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang (Bintarto dan Hadisumarno, 1991). Analisis pendekatan keruangan merupakan komponen yang khas dalam geografi sebab studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi telah saling berkaitan dengan pembahasan masing-masing aspek-aspek keruangannya yang meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakat.

Pendekatan keruangan terdiri dari pendekatan topik, pendekatan regional, dan pendekatan aktivitas manusia (Suraatmadja, 1981). Pendekatan terhadap objek pola keruangan distro di Yogyakarta lebih diarahkan pada aktivitas manusia dalam sebuah ruang untuk mengungkapkan aktivitas yang ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala-gejala lain serta interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungan dalam upaya pemenuhan kebutuhan.

Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas manusia dan interaksinya, baik manusia dengan manusia maupun dengan lingkungan sekitar telah menciptakan kearifan lokal berupa industri kreatif distro pada satu ruang yaitu kawasan urban Yogyakarta. Meninjau lebih dalam terkait pola keruangan distro di kawasan urban Yogyakarta, sebenarnya telah banyak penelitian yang mengkaji hal tersebut, dua diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Rijanta (2013) serta Wulandari dan Widiyanto (2016).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabowo dan Rijanta (2013), apabila diamati dari tahun ke tahun, perkembangan distro di wilayah perkotaan Yogyakarta selalu mengalami peningkatan secara intensitas.

Perlahan tapi pasti, hingga 2013 tercatat setidaknya telah ada sekitar empat puluhan distro yang berkembang di Yogyakarta. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 terkait Peta Persebaran Distro di Perkotaan Yogyakarta. Gambar 2 Peta Persebaran Distro di Perkotaan Yogyakarta (Sumber: Prabowo dan Rijanta, 2013) Berdasarkan hasil penelitian oleh Prabowo dan Rijanta (2013), disebutkan bahwa persebaran distro di Yogyakarta cenderung lebih mengelompok di satu daerah, yaitu di Jalan Cendrawasih.

Hal ini disebabkan oleh faktor pasarnya sudah terbentuk. Selain yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu, faktor penentu pelaku distro cenderung memilih mengelompok di Jalan Cenderawasih juga karena jalan ini terletak di kawasan bisnis dan apabila dilihat dari segi geografisnya jalan tersebut berada di jalur lambat penghubung jalan nasional. Kedua hal ini yang menjadi faktor penentu para pelaku distro lebih memilih daerah tersebut untuk menempatkan lokasi distronya sehingga dari tahun ke tahun perkembangan dan persebaran distronya pun terus meningkat.

Menurut Prabowo dan Rijanta (2013) sebenarnya pola keruangan distro tidak hanya mengelompok di Jalan Cendrawasih, tetapi juga menyebar di daerah lainnya. Hanya saja, dengan pola yang menyebar di daerah lain membuat perkembangannya cenderung lambat. ­­ Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dan Widiyanto (2016) menyebutkan bahwa secara umum distribusi keruangan distro di Yogyakarta, khususnya Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, didominasi pola mengelompok membentuk klaster di Jalan Mataram dan Jalan Cendrawasih.

Adapula yang polanya menyebar yaitu di Jalan Jalan Seturan, Jalan Gejayan, Jalan Solo, Jalan Kaliurang, Jalan Colombo, Jalan Ringroad Utara, dan Jalan Perumnas.

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

Akan tetapi, perkembangan distro di daerah tersebut cenderung tidak pesat. Berikut ditambilkan Gambar 3 terkait Peta Peta Distribusi Keruangan Distro di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Gambar 3 Peta Peta Distribusi Keruangan Distro di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman (Sumber: Wulandari dan Widiyanto, 2016) Berdasarkan identifikasi pola distro di DIY sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, pola distro yang terbentuk di DIY yaitu berupa economies of agglomeration di mana hal ini telah menjadi suatu episentrum perekonomian dengan produktivitas yang tinggi di wilayah perkotaan Yogyakarta.

Menurut O’Sullivan dalam Sijabat dan Sutanto (2020), yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu of agglomeration memberikan manfaat kepada perusahaan-perusahaan karena mereka terletak dekat satu sama lain secara spasial, atau dengan kata lain teraglomerasi. Fenomena aglomerasi distro di Yogyakarta erat kaitannya dengan aksioma Self-Reinforcing Effects dalam Urban Economies oleh O’Sullivan.

Menurut O’Sullivan dalam Sijabat dan Sutanto (2020), aksioma ini menjelaskan bahwa aktor ekonomi memiliki tendensi untuk lebih memilih tempat-tempat yang didiami oleh aktor ekonomi lain yang memiliki kesamaan karakteristik dengan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, proksimitas dapat menjadi katalis bagi produktivitas mereka.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fenomena keruangan lokasi industri kreatif distro di Yogyakarta lebih dominan mengelompok atau membentuk distrik klaster. Para pelaku distro di Yogyakarta lebih memilih menempatkan lokasi distronya karena pertimbangan lokasi pasarnya yang sudah terbentuk. Kawasan wisata dan bisnis pun menjadi acuan para pelaku distro di dalam penempatan lokasinya. Pengaruh dari penentuan lokasi dengan pola mengelompok seperti ini telah mampu mendorong datangnya konsumen dalam jumlah yang banyak.

Fenomena aglomerasi distro di Yogyakarta ini merupakan bentuk aksioma Self-Reinforcing Effects di mana proksimitas menjadi katalis bagi produktivitas para pelaku distro. REFERENSI Bintarto, R., & Hadisumarno, S. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES.

Kementerian Komunikasi dan Informasi, 2015. Ekonomi Kreatif adalah Pilar Perekonomian Masa Depan. [Online] Available at: https://kominfo.go.id/content/detail/5277/ekonomi-kreatif-adalah-pilar perekonomian-masa-depan/0/berita [Diakses 31 Oktober 2020]. Prabowo, I. & Rijanta, R., 2013. Distribusi Spasial Perkembangan Distribution Outlet (Distro) di Perkotaan Yogyakarta.

Jurnal Bumi Indonesia, 2(3). Priatama, A., 2010. Penggunaan Produk Distro sebagai Simbol Gaya Hidup Berbusana Kaum Muda (Studi terhadap Remaja Konsumen di Planet Distro dan Orbit Distro Banjarnegara)Surabaya: Perpustakaan Unnes. Sijabat, M. I. L. & Sutanto, R., 2020. Proyek Sepuluh Metropolitan: Sebuah Ambisi yang Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu Dievaluasi.

[Online] Available at: https://www.kompasiana.com/himiespa/5f5e075fd541df19e8160702/proyek-sepuluh-metropolitan-sebuah-ambisi-yang-perlu-evaluasi?page=all [Diakses 12 Desember 2020]. Suraatmadja, 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan.

Bandung: Alumni Wulandari, I. & Widiyanto, D., 2016. Analisis Pola Distribusi Klaster Distro di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Jurnal Bumi Indonesia, 5(3).
Contoh Hasil Penelitian Bagian hasil dari contoh makalah penelitian adalah tempat melaporkan temuan studi Anda berdasarkan informasi yang dikumpulkan sebagai hasil metodologi yang Anda terapkan. Bagian hasil hanya menyatakan temuan, tanpa bias atau interpretasi, dan disusun dalam urutan logis. Bagian yang menjelaskan hasil (temuan) sangat diperlukan jika makalah Anda menyertakan data yang dihasilkan dari penelitian Anda sendiri.

Sekali lagi, perlu ditegaskan bahwa bagian hasil bukan untuk menafsirkan hasil dengan cara apa pun; yang termasuk dalam bagian diskusi. Pada bagian ini Anda harus bertujuan untuk menceritakan temuan Anda tanpa mencoba menafsirkan atau mengevaluasinya.

Selain daripada kegunaan hasil penelitian adalah untuk memberikan tautan ke bagian diskusi. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang hasil penelitian, artikel ini akan mengulas tentang pengertian, jenis, ciri, yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu cara membuat hasil penelitian. Daftar Isi • Hasil Penelitian • Pengertian Hasil Penelitian • Pengertian Hasil Penelitian Menurut Para Ahli • Wordvice • Jenis Hasil Penelitian • Uraian • Tabel • Gambar • Ciri Hasil Penelitian • Elemen 1- Memperkenalkan hasil • Elemen 2- Mempresentasikan hasil yang paling penting • Elemen 3- Mengomentari hasil • Contoh Hasil Penelitian • Kondisi di Daerah 3t • Konsep Sekolah Terpadu • Peran Pemuda Terkait Implementasi Gagasan • Dampak • Cara Menuliskan Hasil Penelitian • Sebarkan ini: • Posting terkait: Hasil Penelitian Businessdictionary dalam keterangannyamemberikan dua definisi hasil yaitu: • Konsekuensi, atau kesimpulan dari suatu masalah, penyelidikan atau percobaan setelah periode waktu tertentu.

Kesimpulan ini dapat berupa satu hasil, banyak hasil, atau tanpa hasil. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menemukan hasil dapat bervariasi dari kurang dari satu detik hingga beberapa tahun. • Data diterima setelah memproses permintaan. Misalnya, ketika pengguna mengirimkan permintaan pencarian di mesin pencari online, mesin pencarian online akan memproses permintaan pengguna dan menghasilkan hasil pencarian biasanya dalam sepersekian detik.

Pengertian Hasil Penelitian Hasil penelitian ialah proses pengaturan dan pengelompokan baik tentang informasi suatu kegiatan berdasarkan fakta melalui usaha pikiran peneliti dalam mengolah dan menganalisa objek atau topik penelitian secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis sehingga terbentuk sebuah prinsip-prinsip umum atau teori. Bagian hasil harus mencakup temuan studi Anda dan “hanya” temuan studi Anda.

Temuan tersebut meliputi: • Data yang disajikan dalam tabel, grafik, dan gambar (dapat ditempatkan di antara teks penelitian atau pada halaman terpisah). • Analisis kontekstual dari data tersebut dengan menjelaskan artinya dalam bentuk kalimat. • Laporan pengumpulan data, dan / atau peserta penelitian. • Data yang sesuai dengan pertanyaan penelitian utama. • Temuan sekunder (hasil sekunder, analisis subkelompok, dan lain-lain) Jika ruang lingkup penelitian ini luas atau memiliki banyak variabel, atau jika metodologi yang digunakan menghasilkan berbagai hasil yang berbeda, penulis harus menyatakan hanya hasil yang paling relevan dengan pertanyaan penelitian yang dinyatakan dalam bagian Pendahuluan.

Sebagai aturan umum, setiap informasi yang tidak menyajikan temuan atau hasil langsung dari yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu ini harus dihapuskan kecuali penulis diminta oleh jurnal atau penasihat/pembimbing untuk memasukkan bagian hasil dan diskusi secara bersamaan. Pengertian Hasil Penelitian Menurut Para Ahli Adapun definisi hasil dalam sebuah laporan penelitian menurut para ahli, antara lain: • Wordvice Bagian hasil dari makalah penelitian ilmiah mewakili temuan inti dari studi yang berasal dari metode yang diterapkan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi.

Ini menyajikan temuan ini dalam urutan logis tanpa bias atau interpretasi dari penulis, menyiapkan pembaca untuk interpretasi dan evaluasi pada bagian Diskusi. Tujuan utama dari bagian Hasil adalah untuk memecah data menjadi kalimat yang menunjukkan signifikansinya terhadap pertanyaan penelitian. Bagian hasil mengikuti presentasi metode dan bahan dan disajikan sebelum bagian Diskusi-meskipun Hasil dan Diskusi disajikan bersama yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu bentuk berupa jurnal atau bentuk artikel yang nantinya akan memberikan hasil yang baik.

Bagian ini menjawab pertanyaan dasar. Apa yang Anda temukan dalam penelitian Anda? Jenis Hasil Penelitian Terdapat bermacam-macam penyajian hasil yang dapat dilakukan dengan menggunakan: • Uraian Hasil yang disajikan dalam bentuk uraian digunakan terutama untuk menyajikan hasil analisis data dalam contoh penelitian kualitatif seperti ciri-ciri tanaman, ciri-ciri jenis tanah, ciri-ciri organisme pengganggu tumbuhan, gejala dan tanda penyakit, dan sebagainya.

Uraian dibuat dengan menggunakan gaya penulisan deskriptif, lebih khusus lagi gaya penulisan deskriptif untuk pemeritah. • Tabel Hasil yang disajikan dalam bentuk tabel digunakan untuk menyajikan hasil analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik-teknik analisis statistika tertentu. Bila merupakan hasil analisis deskriptif, jangan lupa menyertakan nilai galat (galat pengambilan sampel penelitian untuk data survei). Setiap tabel harus disertai dengan judul di bagian atasnya, judul didahului dengan kata ‘Tabel’ dan diikuti dengan nomor urut tabel.

Setiap tabel harus dirujuk dalam teks dengan menyebutkan kata ‘Tabel’ disertai dengan nomor urut tabel. • Gambar Hasil yang disajikan dalam bentuk gambar dapat berupa grafik atau kurva hasil analisis data atau gambar visual seperti gambar garis, foto, atau peta.

Seperti penyajian tabel, penyajian gambar harus disertai dengan judul yang didahului dengan kata ‘Gambar’ dan diikuti dengan nomor urut gambar. Berbeda dengan penyajian judul tabel, penyajian judul gambar dilakukan di bawah gambar. Setiap gambar harus dirujuk dalam teks dengan menyebutkan kata ‘Gambar’ disertai dengan nomor urut gambar yang terdapat di daftar isi bagian kepenulisan. Ciri Hasil Penelitian Saat mempresentasikan hasil penelitian, terdapat tiga elemen yang harus dimasukkan atau dicantukan, yaitu: • Elemen 1- Memperkenalkan hasil Eleme ini memperkenalkan hasil pernyataan yang menempatkan gambar di mana hasilnya dapat diketahui.

Di bagian ini Anda harus menunjukkan kepada pembaca Anda gambar apa pun yang Anda gunakan (grafik, tabel, chart) untuk menyajikan hasil Anda. Bagian ini biasanya mulai dengan satu atau dua kalimat yang menjabarkan prosedur yang Anda gunakan dalam penelitian. Jangan ulangi apa yang Anda tulis di bab Metode, cukup rangkum apa yang telah menjadi ringkasan pada kepenulisan tersebut. • Elemen 2- Mempresentasikan hasil yang paling penting Eleme ini berisis pernyataan yang menyajikan temuan yang paling penting.

Biasanya suatu penelitian akan menghasilkan banyak data. Inilah sebabnya mengapa angka-angka umumnya digunakan untuk menyajikan semuanya.

Namun, semua gambar harus disertai dengan presentasi terperinci dalam bentuk teks tentang apa yang terkandung di dalamnya. Anda mungkin tidak ingin mempresentasikan semua data yang diperoleh. Ini karena beberapa data tidak signifikan atau karena mungkin terlalu banyak data. Untuk alasan ini, Anda biasanya hanya menyajikan temuan yang paling penting.

• Elemen 3- Mengomentari hasil Elemen ini berisi pernyataan yang mengomentari hasil yang Anda sajikan. Hanya menyajikan hasilnya mungkin tidak cukup. Anda mungkin perlu mendiskusikan apa yang telah Anda sajikan sehingga para pembaca dapat memahami apa yang anda tulis. Contoh Hasil Penelitian Adapun untuk memperjelas bagian daripada hasil dalam sebuah penelitian, dalam langlah selanjutnya kami akan memberikan beragam contoh penulisan hasil penelitian.

Baik bisa dipergunakan dalam penulisan karya ilmiah, makalah, laporan penelitian, skripsi, thesis, ataupun tugas akhir. Hasil Penelitian Karya Ilmiah/Makalah/Laporan Penelitian/Skripsi, Thesis/Tugas Akhir Dalam setiap penulisan dengan berpedoman pada tatanan yang baku yang sudah legal di mata hukum bisa disebut sebagai karya ilmiah.

Hal ini bisa dilakukan kajian dalam berbagai sisi, baik dalam pendidikan, sosial, geografi, sosiologi, ataupun dalam segi lingkungan. Adapun untuk contoh hasil penelitian ini ialah tentang pendidikan yang ditulis dengan judul “ SATE: Sekolah Terpadu Sebagai Alternatif Memecahkan Masalah Ketimpangan Pendidikan Di Daerah 3T” yang ditulis oleh Hikma Irsanai J, Andrea Nurrosa Khalis, dan Fajar Cahyono. Berikut adalah contoh penulisannya; • Kondisi di Daerah 3t Karakteristik Daerah 3t yang telah dibahas tidak lepas dari ketertinggalan yang disebabkan oleh berbagai kondisi.

Hal tersebut disebabkan karena perkembangan yang tidak merata dan proses desentralisasi yang tidak efektif sehingga daerahnya tertinggal. Desentralisasi yang inefektif semacam ini mengakibatkan perkembangan wilayah penduduk cenderung disalurkan lebih kepada daerah-daerah kapital seperti perkotaan, daerah kabupaten berkembang, atau daerah industri pada wilayah tersebut. Hal tersebut membuat pembangunan yang ada menjadi sedemikian terhambat.

Pembangunan yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah pembangunan yang berkaitan pada aspek edukasi nasional. Pendidikan yang tidak merata sedemikian penting untuk menjadi sorotan utama di antara permasalahan nasional lain. Cynthia (2009) dalam tesisnya memaparkan bahwa pendidikan belum sepenuhnya menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, wilayah terpencil yang secara geografis sulit dijangkau-salah satunya adalah Daerah 3t.

Menurutnya kondisi tersebut mengakibatkan ketidaksetaraan penerima layanan pendidikan pada usia sekolah nasional. Dapat disimpulkan bahwa aksesibilitas yang buruk dan kesulitan pemenuhan kebutuhan fundamental masyarakat Daerah 3t adalah akar dari rasa sungkan masyarakat Daerah 3t untuk memanfaatkan fasilitas edukasi yang tersedia dan seadanya. Kenyataan tersebut sungguh kontradiktif dengan harapan negara yang tercantum pada uud 1945 pasal 31 ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu wajib memberikan kontribusi demi tercapainya kewajiban tersebut.

Dengan kata lain, pendidikan yang dimaksud pasal di atas saat ini hanya bisa dinikmati sebagian masyarakat Indonesia saja. Hal tersebut didasarkan pada distribusi kemajuan yang inefektif. Mutrofin (2009) menyimpulkan bahwa, secara umum, terdapat butir-butir masalah utama yang menjadi akar permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan Indonesia. Hal tersebut adalah inefektivitas kinerja tenaga pendidik; distribusi fasilitas pendidikan yang tidak merata; relevansi tujuan dan rencana pendidikan dengan kondisi yang ada, dan; manajemen pendidikan yang inefisien guna memnunjang kemajuan pendidikan.

Selain itu, ide tentang pemerataan pendidikan adalah konsep yang mengarah pada kebutuhan pendidikan secara menyeluruh (Amtu 2014). Namun tentu saja, pemberlakuan gagasan tak terlepas dari masalah lanjutan yang dihasilkan atas konsekuensi.

Kelangsungan dan kesejahteraan instrumen dan sarana prasarana perlu diperhatikan juga demi kelangsungan gagasan ini. • Konsep Sekolah Terpadu Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (uu tentang Sistem Pendidikan Nasional No.

20 2003). Sehingga, bertolak dari tetapan tersebut, diharapkan pelajar memiliki dasar-dasar yang direncanakan oleh negara seperti dasar spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Maka dari dasar itulah kami mengusulkan gagasan di bidang pendidikan yaitu Sekolah Terpadu, yang nantinya diharapkan akan menjawab masalah pemerataan pendidikan di Indonesia. Konsep Sekolah Terpadu merupakan kesatuan sistem pembelajaran yang di dalamnya telah dilengkapi dengan instrumen yang memadai yang disesuaikan dengan karakteristik lapangan pada Daerah 3t. Selain itu, Sekolah Terpadu juga memanfaatkan program-program pengabdian masyarakat instansi terkait di bidang pendidikan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kepengajaran dengan kuantitas, kualitas, dan waktu yang telah ditentukan.

Di dalam sistem pembelajaran tersebut juga terdapat jangkauan teknologi informasi untuk siswa dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Terakhir adalah aspek agrikultur sebagai pelengkap dari keseluruhan konsep. Konsep agrikultur yang dibentuk ini merupakan sebagai penyempurna dari tiga komponen sebelumnya sehingga Sekolah Terpadu mempunyai empat komponen utama yaitu sarana dan prasarana, guru, jangkauan informasi, dan pelatihan keterampilan.

Hal tersebut memperhatikan ketentuan bahwa setiap satuan pendidikan formal maupun nonformal mestinya menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi prasyarat pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan intelektual, emosional, dan kejiwaan peserta didik (uu No. 20 pasal 45 ayat (1) 2003). Kurangnya kelengkapan instrumen dalam wahana pendidikan di daerah terpencil, khususnya pada Daerah 3t, memicu kesenjangan yang timbul (Drost 2005; Sachs 2012).

Untuk menunjang daya konsep ini, diadakan berbagai instrumen gagasan yang disesuaikan untuk karakteristik Daerah 3t. Seperti yang telah diketahui, perintang utama pembangunan pada karakter daerah seperti Daerah 3t adalah hal-hal penunjang yang inaksesibel dan pengadaan yang rumit dan mempertimbangkan banyak hal.

Terinspirasi oleh Paguron Ki Hadjar Dewantara, gagasan Sekolah Terpadu ini didesain untuk memperbesar peluang akses masyarakat pada instrumen penunjang.

Pengadaan instrumen non-pegawai seperti sarana dan prasarana penting aktivitas pendidikan seperti yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu, tempat tinggal, dan pusat administrasi yang berdekatan satu dengan lainnya dinilai sangat yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu untuk memenuhi gagasan ini.

Selain sarana dan prasarana yang menjadi perhatian kami dalam membentuk sistem pendidikan ideal untuk Daerah 3t, tenaga kependidikan pun menjadi bagian yang penting juga untuk melengkapi gagasan kami. Tenaga kependidikan seperti guru merupakan salah satu pelaku bahkan pemeran utama dalam penyelenggaraan pembelajaran, sehingga diharapkan penampilan guru harus benar-benar memiliki kemampuan, keterampilan dan sikap profesional yang pada akhirnya mampu menunjang terhadap peningkatan mutu pembelajaran yang akan dicapai (Rosdijatind).

Maka dari itu, pemenuhan guru dengan kuantitas dan kualitas mencukupi menjadi harga mati dalam membangun pendidikan di Daerah 3t. Pemenuhan kuantitas tenaga kependidikan dapat dicapai melalui pemanfaatan program-program pengabdian masyarakat muda di bidang pendidikan seperti Indonesia Mengajar, sm3t, berbagai program kerja lapangan mahasiswa, dan lain sebagainya.

Dengan waktu yang terbatas dari program pengabdian tersebut, manajemen waktu para tenaga kependidikan yang mengajar menjadi solusi terbaik. Selain itu, dengan bergilirnya tenaga pendidik satu dengan yang lain diharapkan siswa menjadi tidak bosan dan menambah pengetahuan siswa dengan karakter-karakter tenaga kependidikan yang bervariasi, yang berasal dari seluruh Indonesia.

Berikutnya, untuk pemenuhan kualitas dapat dilakukan pelatihan untuk tenaga kependidikan yang nantinya akan mengajar di Daerah 3t, pelatihan berupa pemahaman akan budaya daerah yang dituju, metode mengajar, penggunaan teknologi, dan lain sebagainya.

Akses informasi yang luas dan tanpa hambatan, sebagai salah satu dari instrumen pendidikan, berperan sangat vital bagi pembangunan kualitas pendidikan. Akses informasi yang umum ditemukan adalah akses kepada jaringan internet. Peran internet dalam pendidikan adalah memudahkan siswa untuk mengakses segala pengetahuan yang ada di internet, terlebih lagi dengan tersedianya laman khusus bagi pembelajaran siswa seperti jejaring milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Peran internet juga menjadi penutup lubang-lubang kelemahan tenaga kependidikan yang mengajar dalam penguasaan pengetahuan secara menyeluruh dan menjadi bahan acuan lain bagi pengetahuan yang guru berikan kepada siswa.

Selain itu, internet juga bisa menambah referensi dalam membaca peserta didik. Oleh sebab itu, pengadaan internet dirasa menjadi penting dalam menunjang pembelajaran siswa. Sebagai pelengkap dan sebagai konsekuensi dari keberadaan kompleks Sekolah terpadu yang berada pada Daerah 3t, kompleks Sekolah Terpadu pun menyediakan program pelatihan keterampilan yang menyesuaikan karakteristik daerah masing-masing unit.

Unit yang mengandung instrumen yang berdekatan memungkinkan proses belajar-mengajar tidak terbatas pada ruang kelas, melainkan memungkinkan munculnya kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang menyesuaikan karakteristik daerah. Hal tersebut memungkinkan para peserta didik dan tenaga kependidikan dekat dengan lingkungan sekitar dan terampil yang memungkinkan untuk menghasilkan bibit unggul yang sesuai dengan harapan negara dan bangsa.

Dengan adanya keempat komponen di atas, Sekolah Terpadu berupaya untuk mengatasi permasalahan mengenai pemerataan pendidikan nasional. Ketersediaan sarana dan prasarana, tenaga kependidikan yang berkualitas, informasi yang aksesibel sebagai penunjang sumber pembelajaran, dan keterampilan yang disesuaikan menjadikan siswa untuk belajar mengenai kewirausahaan, dan menekan biaya yang dikeluarkan pemerintah, menjadi kerangka utama gagasan ini.

• Peran Pemuda Terkait Implementasi Gagasan Penekanan peran pemuda pada masyarakat sedemikian penting, mengingat masa depan masyarakat bergantung atas konsekuensi yang mereka miliki saat masa perkembangannya. Pemuda adalah masyarakat yang berumur 17–30 tahun (Rokhmad 1998) yang, dalam gagasan ini, mencakup setiap elemen masyarakat yang terlibat dalam implementasi gagasan baik tenaga kependidikan maupun peserta didik. Oleh karena itu, pemanfaatan waktu pemuda untuk pengembangan dan pematangan diri yang intens sedemikian perlu.

Hal tersebut berhubungan dengan gagasan Sekolah Terpadu. Konsep Sekolah Terpadu yang berbentuk kompleks aktivitas semi-mandiri memerlukan instrumen yang dapat bergerak tak terputus dan berkesinambungan antara apayang ditulis dengan yang tidak. Hal tersebut dapat diatasi dengan susunan syarat dan ketentuan yang menekankan keluasan tiap-tiap instrumen yang memenuhi ketentuan tertentu untuk melakukan pengembangan kompleks Sekolah Terpadu. Adanya keluasan peluang untuk berkontribusi memicu gerak yang tak terputus dalam kompleks sekaligus membuat pemuda menjadi pemeran penting dalam upaya pengembangan pendidikan.

Pemuda yang dimaksud sebagai bagian dari instrumen konsep Sekolah Terpadu terbagi menjadi dua kelompok: pelajar aktif yang termasuk klasifikasi sebagai pemuda, dan; tenaga kependidikan. Pelajar aktif, sebagai peserta didik lanjut dapat mengimplementasikan keterampilan yang didapatkan dari Sekolah Terpadu baik akademis maupun non-akademis pada masyarakat sekitar. Seperti pada umumnya, pelajar aktif selain dibekali keterampilan relatif terhadap karakteristik daerah unit, pun juga dibekali kemampuan akademis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Selain itu, tenaga kependidikan sebagai elemen penting memanggul tanggung jawab sebagai pembentuk fundamental karakter. Dari uraian tersebut, terlihat peran pemuda yang sangat penting dalam pengembangan pendidikan di Daerah 3t. • Dampak Konsep Sekolah Terpadu adalah sebuah yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu dalam upaya mengisi ruang-ruang kosong atas ketidakterjangkauannya tangan pemerintah pada beberapa aspek kenegaraan.

Keberadaan konsep Sekolah Terpadu memungkinkan berbagai peluang untuk menjamah berbagai fungsi. Hal tersebut muncul karena inovasi Sekolah Terpadu yang menitikberatkan pembangunan yang menyesuaikan karakteristik daerah tiap unit. Konsep Sekolah Terpadu memungkinkan untuk menghasilkan alumni yang terampil baik akademik maupun non-akademik. Unit Sekolah terpadu yang terbentuk untuk menciptakan atmosfer edukasi maksimal yang berkelanjutan selama 12 tahun bersekolah membuat peserta didik terpantau baik.

Selain itu, keterampilan yang peserta didik dapat selama sesi belajar dalam unit dapat berguna untuk pengabdian langsung kepada masyarakat baik untuk daerah setempat maupun kegunaan jangka panjang. Selain itu, unit Sekolah Terpadu sebagai properti negara memungkinkan untuk berdaya sebagai alat politik negara. Keberadaannya yang begitu dekat dengan masyarakat dan daerah perbatasan memungkinkan transfer informasi alternatif untuk menjangkau daerah yang sulit.

Selain itu, kesejahteraan yang mana sebagai dampak dari pendidikan dapat berlaku sebagai simbol eksistensi kekuatan bangsa dan sebagai instrumen pemerataan kesejahteraan.

Konsep Sekolah Terpadu pula berguna sebagai upaya alternatif desentralisasi pembangunan. Sekolah Terpadu memberikan suatu inovasi dalam pencarian solusi jangka panjang mengenai permasalahan ketimpangan pembangunan di negeri berkembang. Bukan tidak mungkin dengan adanya Sekolah Terpadu di setiap sudut Indonesia, hal tersebut akan memberi dampak yang sangat besar dalam segala bidang bagi bangsa dan negara Indonesia.

Hasil dalam penelitian dalam pedoman penulisan karya ilmiah senantiasanya diakhiri dengan Bab Penutup yang di dalamnya juga terdapat contoh kesimpulan dan saran. Jangan lupa tetap haruslah mencantumkan daftar pustaka yang sudah menjadi aturan di dalamnya. B aca juga; Pengertian Daftar Pustaka, Fungsi, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya Cara Menuliskan Hasil Penelitian Bagian hasil adalah salah satu bagian terpenting dari makalah penelitian Anda karena di bagian ini Anda menyajikan fakta dan temuan tentang penelitian Anda, dan itu menjawab pertanyaan “ apa” tentang studi Anda.

Bagian Hasil yang disusun secara logis dan ditulis dengan jelas dengan penggunaan elemen visual yang tepat, misalnya tabel dan gambar adalah cara yang efektif untuk menyajikan hasil Anda.

Dalam menuliskan bagian hasil tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, diantaranya yaitu: Saat merumuskan bagian hasil, penting untuk diingat bahwa hasil penelitian tidak membuktikan apa pun. Temuan hanya yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu mengkonfirmasi atau menolak hipotesis yang mendasari penelitian Anda. Namun, tindakan mengartikulasikan hasil membantu Anda untuk memahami masalah dari dalam, memecahnya menjadi beberapa bagian, dan untuk melihat masalah yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu dari berbagai perspektif.

Panjang halaman bagian ini ditentukan oleh jumlah dan jenis data yang akan dilaporkan. Ringkaslah, gunakan elemen non-tekstual dengan tepat, seperti gambar dan tabel, untuk menyajikan temuan secara lebih efektif. Dalam memutuskan data apa yang akan dideskripsikan di bagian hasil, Anda harus dengan jelas membedakan informasi yang biasanya akan dimasukkan dalam makalah penelitian dari data mentah atau konten lain yang dapat dimasukkan sebagai lampiran.

Secara umum, data mentah yang belum dirangkum tidak boleh dimasukkan dalam teks utama makalah Anda kecuali diminta oleh pembimbing Anda. Hindari memberikan data yang tidak penting untuk menjawab pertanyaan penelitian. Informasi latar belakang yang Anda uraikan di bagian pendahuluan harus memberi pembaca konteks atau penjelasan tambahan yang diperlukan untuk memahami hasilnya.

Strategi yang baik adalah dengan selalu membaca kembali bagian latar belakang makalah Anda setelah Anda menulis hasil Anda untuk memastikan bahwa pembaca memiliki konteks yang cukup untuk memahami hasil. Dalam menuliskan bagain hasil ada beberapa hal yang harus dihindari, misalnya: • Mendiskusikan atau menafsirkan hasil Anda. Simpan hal ini untuk bagian selanjutnya dari makalah Anda, meskipun jika sesuai, Anda harus membandingkan hasil spesifik dengan yang ditemukan dalam penelitian lain.

Melaporkan informasi latar belakang atau berusaha menjelaskan temuan Anda. Ini seharusnya dilakukan di bagian pengantar Anda, tapi seringkali hasil penelitian menunjukkan perlunya informasi latar belakang tambahan atau untuk menjelaskan topik lebih lanjut, jadi jangan berpikir Anda melakukan sesuatu yang salah. Perbaiki pengenalan Anda sesuai kebutuhan. • Mengabaikan hasil negatif. Jika beberapa hasil Anda gagal mendukung hipotesis Anda, jangan abaikan.

Dokumentasikan dan sebutkan di bagian pembahasan mengapa hasil negatif muncul dari studi Anda. Perhatikan bahwa hasil negatif, dan bagaimana Anda menanganinya, menawarkan kesempatan untuk menulis bagian diskusi yang lebih menarik, oleh karena itu, jangan ragu untuk menyorotinya. • Jangan memasukkan data mentah. Tanyakan kepada pembimbing Anda jika Anda perlu memasukkan data mentah yang dihasilkan oleh studi Anda, seperti transkrip dari wawancara atau file data.

Jika data mentah akan dimasukkan, tempatkan dalam lampiran yang dirujuk dalam teks. • Jadikan faktual dan sesingkat mungkin dalam melaporkan temuan Anda. Jangan menggunakan frasa yang tidak jelas atau tidak spesifik, seperti, “tampaknya lebih besar daripada variabel lain …”.

Pengubah subyektif harus dijelaskan di bagian diskusi makalah ini. [misalnya, mengapa satu variabel tampak lebih besar?) • Menyajikan data yang sama atau mengulang informasi yang sama lebih dari satu kali.

Jika penting untuk menyoroti temuan tertentu, Anda akan memiliki kesempatan untuk menekankan signifikansinya di bagian pembahasan. Jangan ulangi di bagian hasil Anda. Sajikan angka-angka yang membingungkan dengan tabel. Pastikan untuk memberi label dengan benar elemen non-tekstual saat menuliskan hasil penelitian Anda.

Jangan menyebut grafik sebagai ilustrasi atau gambar tabel. Nah, itulah tadi materi yang dapat diberikan terkait dengan beragam contoh- contoh hasil penelitian karya ilmiah, makalah, laporan penelitian, skripsi, thesis, ataupun tugas akhir.

Semoga melalui artikel ini dapat memberikan referensi kepada segenap pembaca sekalian. Trimakasih, Posting terkait: • 10 Syarat Penelitian yang Baik dalam Berbagai Bidang • Pengertian Penelitian, Jenis, Ciri, Syarat, dan Cara Membuatnya • Macam Variabel Penelitian dan Contohnya Posting pada Penelitian Ditag bentuk hasil penelitian, cara menulis hasil penelitian, ciri hasil penelitian, format hasil penelitian, hasil laporan penelitian, hasil penelitian, hasil penelitian adalah, hasil penelitian karya ilmiah, hasil penelitian makalah, hasil penelitian skripsi, jenis hasil penelitian, macam hasil penelitian, pembahasan, penelitian, pengertian hasil penelitian, pengertian hasil penelitian menurut para ahli Navigasi pos Kategori • Ciri • Contoh • Dampak • Faktor • Fungsi • Globalisasi • Hukum • Ilmu Sosial • Indonesia • Internasional • Kajian • Kelebihan • Kelemahan • Macam • Manfaat • Masyarakat • Menulis • Menurut Ahli • Negara • Pancasila • Pemerintah • Penelitian • Pengetahuan • Pers • Politik • PPKN • Sosial • Tujuan • UUDMENU • Home • SMP • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • IPS • IPA • SMA • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • IPA • Biologi • Fisika • Kimia • IPS • Ekonomi • Sejarah • Geografi • Sosiologi • SMK • S1 • PSIT • PPB • PTI • E-Bisnis • UKPL • Basis Data • Manajemen • Riset Operasi • Sistem Operasi • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • Agama • Bahasa Indonesia • Matematika • S2 • Umum • (About Me) 23 Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli, Tujuan, Fungsi, Tujuan, Manfaat, komponen, Klasifikasi, Ciri, Jenis, & Contohnya LENGKAP : sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

8.2. Sebarkan ini: Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.

Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.

Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah dioleh sehingga lebih berguna bagi user).

Suatu sistem informasi (SI) atau information system (IS) merupakan aransemen dari orang, data, proses-proses, dan antar-muka yang berinteraksi mendukung dan memperbaiki beberapa operasi sehari-hari dalam suatu bisnis termasuk mendukung memecahkan soal dan kebutuhan pembuat- keputusan manejemen dan para pengguna yang berpengalaman di bidangnya.

Hasil dari proses tersebut digunakan pihak manajemen sebagai suatu dasar dalam pembuatan keputusan organisasi. Selain itu, sistem informasi yang baik juga dapat membantu dalam hal penganalisaan dan visualisasi masalah dalam penciptaan produk baru. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 10 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Menurut Ahli dan Tujuannya • Konsep Dasar Sistem Konsep dasar sistem ada dua pendekatan yaitu penekanan pada prosedurnya dan penekanan pada komponennya.

Definisi sistem yang lebih menekankan pada prosedur adalah : suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Suatu prosedur adalah : suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi- transaksi bisnis yang terjadi.

Definisi lain dari prosedur adalah : urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Definisi sistem yg lebih menekankan pada konponen/elemen adalah : kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Karakteristik sistem yaitu : mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah/proses, dan sasaran atau tujuan. Klasifikasi sistem dari beberapa sudut pandang sebagai berikut : • Sistem sebagai sitem alamiah dan sistem buatan manusia. • Sistem sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. • Sistem sebagai sistem tertentu (deterministic) dan sistem tak tentu (probabilistic) • Sistem sebagai sitem tertutup dan sistem terbuka.

• Konsep Dasar Informasi Didalam organisasi sangat penting dalam mengelola sumberdaya-sumberdaya utama seperti buruh, dan bahan mentah, tapi saat ini informasi juga merupakan sumberdaya yang tidak kalah pentingnya harus dikelola. Para pembuat keputusan memahami bahwa informasi tidak hanya sekedar produk sampingan bisnis yang sedang berjalan, namun juga sebagai bahan pengisi bisnis dan menjadi faktor kritis dalam menentukan kesuksesan atau kegagalan suatu usaha.

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Sehingga informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama dalam suatu organisasi yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai tujuan.

Definisi informasi adalah : data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data adalah : kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata.

Atau data adalah : representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pelanggan), hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya. Metode pengumpulan data / Informasi • Pengamatan langsung • Wawancara • Perkiraan koserponden • Daftar pertanyaan Siklus informasi : Data yang masih merupakan bahan mentah yang harus diolah untuk menghasilkan informasi yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu suatu model.

Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi). Kebutuhan informasi didasarkan pada : • Kegiatan bisnis yang semakin komplek. • Kemampuan komputer yang semakin meningkat. Output komputer berupa informasi dapat digunakan oleh manager, non manager ataupun perorangan dalam suatu perusahaan. Kualistas informasi tergantung pada tiga hal yaitu : • Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut.

Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Dalam prakteknya, mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak isi dari informasi tersebut. Komponen akurat meliputi : • Completeness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

• Correctness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kebenaran. • Security, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki keamanan. • Tepat waktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang (terlambat) tidak mempunyai niali yang baik, sehingga bila digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal.

Saat ini mahalnya nilai informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya. • Relevan, informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.

• Yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu, informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

• Konsep Dasar Sistem Informasi Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Definisi sistem informasi adalah : suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Definisi lain sistem informasi adalah : kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia dan komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

• Komponen Sistem Informasi Komponen sistem informasi yang disebut blok bangunan yaitu : blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali. Ke-enam blok tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

Blok masukan mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, termasuk metode dan media untuk memperoleh data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar. Blok model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi/mentranspormasi data masukan dan data yang tersimpan dalam basis data untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

Blok keluaran produk dari sistem informasi adalah keluaran berupa informasi yang berkualitas. Blok teknologi merupakan kotak alat (tool-box) dalam sistem informasi. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama yaitu teknisi(brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya beroperasi (operator komputer, pemrogram, operator pengolah data, spesialis telekomunikasi, analis sistem). Teknologi perangkat lunak berupa aplikasi-aplikasi perangkat lunak (program). Teknologi perangkat keras berupa teknologi masukan (semua perangkat yang digunakan untuk menangkap data seperti : keyboard, scanner, barcode), teknologi keluaran (perangkat yang dapat menyajikan informasi yang dihasilkan seperti : monitor, printer), teknologi pemroses (komponen CPU), teknologi penyimpanan (semua peralatan yang digunakan untuk menyimpan data seperti : magnetik tape, magnetik disk, CD) dan teknologi telekomunikasi (teknologi yang memungkinkan hubungan jarak jauh seperti internet dan ATM) Blok basis data merupakan kumpulan dari file data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Blok kendali Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Sistem Informasi Keuangan” Pengertian & ( Bentuk – Sifat – Tujuan – Fungsi ) Jenis Sistem Informasi Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis.

Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian • Transaction Processing Systems (TPS) TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal.

Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer. • Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS) OAS dan KWS bekerja pada level knowledge.

OAS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek- aspek OAS seperti word processing, spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan video conferencing. KWS mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.

• Sistem Informasi Manajemen (SIM) SIM tidak menggantikan TPStetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).

• Decision Support Systems (DSS) DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan. • Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI) AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya.

Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi.

Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna. • Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work Systems (CSCW) Bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi.

GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario.

Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu jaringan.

• Executive Support Systems (ESS) ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.

• Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan sistem dapat berati menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki/diganti disebabkan beberapa hal, yaitu : • Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama, permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan, pertumbuhan organisasi, • Untuk meraih kesempatan-kesempatan.

• Adanya instruksi-instruksi (dari pimpinan atau dari luar organisasi misalnya pemerintah). Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. • Analis Sistem Definisi Analisis Sistem Menurut Yogiyanto (1995) analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.

Menurut Kristanto (2003) analisis sistem adalah suatu proses mengumpulkan dan menginterpretasikan kenyataan-kenyataan yang ada, mendiagnosa persoalan dan menggunakan keduanya untuk memperbaiki sistem.

Analis Sistem Menurut Yogiyanto (1995) analis sistem (analis informasi) adalah orang yang menganalis sistem (mempelajari masalah-masalahan yang timbul dan menentukan kebutuhan pemakai sistem) untuk mengidentifikasikan pemecahan permasalahan tersebut.

Menurut Kristanto (2003) analis sistem adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis sebuah sistem, memilih alternatif pemecahan masalah dan menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan komputer. Peranan Analis Sistem Analis sistem secara sistematis menilai bagaimana fungsi bisnis dengan cara mengamati proses input dan pengolahan data serta proses output informasi untuk membantu peningkatan proses organisasional.

Dengan demikian, analis sistem mempunyai tiga peranan penting, yaitu : • Sebagai konsultan • Sebagai ahli pendukung • Sebagai agen perubahan Tugas Analis Sistem Adapun tugas-tugas yang dilakukan oleh seorang analis sistem adalah : • mengumpulkan dan menganalisis semua dokumen, file, formulir yang digunakan pada sistem yang telah berjalan. • menyusun laporan dari sistem yang telah berjalan dan mengevaluasi kekurangan-kekurangan pada sistem tersebut dan melaporankan semua kekurangan tersebut kepada pemakai sistem.

• merancang perbaikan pada sistem tersebut dan menyusun sistem baru. • menganalisis dan menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk sistem yang baru dan memberikan argumen tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari pemakian sistem yang baru tersebut. • mengawasi semua kegiatan terutama yang berkaitan dengan sistem yang baru tersebut. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian, Fungsi, Dan Tujuan Sistem Informasi Manajemen Beserta Contohnya Lengkap Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli Berikut terdapat 23 pendapat dari berbagai para ahli di dunia tentang sistem informasi, antara lain: • Menurut Robert A.

Leitch dan K. Roscoe Davis Sistem informasi merupakan yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu dalam organisasi yang mempertemukan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, kegiatan manajerial dan strategis dari suatu organisasi serta menyediakan pihak luar dengan laporan-laporan yang diperlukan.

• Menurut Rommey (1997: 16) Sistem informasi adalah cara untuk memasukan, mengumpulkan, menyimpan serta mengolah data dan terorganisir dengan cara sebagai mengelola, menyimpan, melaporkan serta mengendalikan informasi dengan cara organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telag ditetapkan. • Menurut Tafri D. Muhyuzir Sistem informasi merupakan data yang dukumpulkan, diolah, serta diklassifikasikan dengan sedemikian rupa sehingga menjadi sistem informasi entitas terkait mengandung dan tungagal satu sama lain sehingga akan menjadi sistem informasi berharga bagi mereka yang mengirimnya.

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

• Menurut O’Brien Sistem informasi merupakan sebuah kombinasi dari setiap unit yang dikelola orang (manusia), hardware (perangkat keras, software (perangkat lunak), jaringan komuniakasi data serta komputer, dan database (basis data) yang mengubah, mengumpulkan, serta menebarkan infomasi tentang yang bentuk organisasi. • Menurut Mc Leod Sistem informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber serta memakai berbagai media untuk menampilkan informasi.

• Menurut Lani Sidharta Sistem informasi merupakan sistem buatan dari manusia yang berisi serangkaian terpadu komponen – komponen dan manual bagian – komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data, mengolah data, dan menghasilkan informasi bagi pengguna.

• Menurut Leitch Rosses Sistem informasi express ialah sistem dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi harian, mendukung kegiatan operasi, manajerial dan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

• Menurut Tata Sutabri, Kom., MM Sistem informasi merupakan sistem dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi manajerial organisasi dalam kegiatan organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan. • Menurut Gordon B. Davis (1991: 91) Sistem informasi merupakan sistem yang menerima input data dan instruksi, mengolah data yang sesuai dengan instruksi serta mengeluarkan hasilnya.

• Menurut Kertahadi (2007) Sistem informasi merupakan alat untuk menyajikan informasi sedemikian rupa dan memiliki manfaat untuk penggunanya. Tujuannya ialah untuk memberikan informasi dalam perencanaan, memulai, pengorganisasian sebuah perusahaan yang melayani sinergi organisasi dalam proses mengendalikan pengambilan keputusan.

yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu

• Menurut Erwan Arbie Sistem informasi merupakan sistem dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, bantuan dan dukungan operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi dan membantu memfasilitasi penyediaan laporan yang diperlukan.

• Menurut John F. Nash (1995: 8) Sistem informasi merupakan sebuah kombinasi dari manusia, teknologi, media, prosedur serta pengendalian yang ditujukan untuk mengatur jaringan komunikasi, proses transaksi tertentu, membantu manajemen dan menyediakan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat. • Menurut Alter Sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja. Sistem kerja merupakan sistem dimana manusia atau/dan mesin melakukan suatu pekerjaan dengan memakai sumber daya untuk menghasilkan produk tertentu dan/atau jasa untuk pelanggan.

Sistem informasi merupakan sistem kerja yang kegitannya dimaksudkan untuk pengolahan (transmisi, menangkap, menyimpan, memanipulasi, mengambil, serta menampilkan) informasi. • Menurut Yakub Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen atau elemen.

Komponen sistem informasi disebut dengan istilah blok bangunan. • Menurut O’brian dalam Yakub (2012:16) “Sistem informasi ( information system) adalah kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak ( software), jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”. • Menurut Agus Mulyanto “Sistem informasi sebagai suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan ”.

• Menurut Hanif Al Fatta Sistem informasi merupakan suatu perkumpulan data yang terorganisasi beserta tatacara penggunaanya yang mencangkup lebih jauh dari pada sekedar penyajian. Istilah tersebut menyir atkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tatacara penggunaanya. • Menurut Burch dan Grudnitski Mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya sebagai blok pembangunan ( building block).

Blok pembangunan ini kemudian dibagi menjadi: blok input, blok model, blok output, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. • Menurut Keneth C Laudon and Jane P Laudin Sistem Informasi adalah serangkaian komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan di dalam sebuah organisasi. • Menurut Raymond Mcleod (2008) Sistem Informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.

• Menurut James A O’Brien and George M Marakas (2016) Sistem informasi adalah kombinasi terorganisasi apapun dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data dan kebijakan serta prosedur yang terorganisasi yang menyimpan, mengambil, mengubah, dan memisahkan informasi dalam sebuah organisasi. • Menurut Henry Lucas Sistem informasi menurut Henry Lucas adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, apabila dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam.

• Menurut Gelinas dan Dull ”Sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang pada umumnya terdiri dari sekumpulan komponen berbasis komputer yang terintegrasi dan komponen manual yang dibangun untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan output informasi kepada pengguna”.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Sistem Informasi Manajemen Terlengkap Klasifikasi Sistem Informasi No Klasifikasi Jenis 1. Sistem Informasi Menurut Level Organisasi a. Sistem Informasi Departemen b. Sistem Informasi Perusahaan c.

Sistem Informasi Antarorganisasi 2. Sistem Informasi Fungsional a. Sistem Informasi Akuntansi b. Sistem Informasi Keuangan c. Sistem Informasi Manufaktur d. Sistem Informasi Pemasaran e. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia 3.

Sistem Informasi Berdasarkan Dukungan yang Tersedia a. Sistem Pemrosesan Transaksi b. Sistem Informasi Manajemen c. Sistem Otomasi Perusahaan d. Sistem Pendukung Keputusan e. Sistem Informasi Eksekutif f. Sistem Pendukung Kelompok g. Sistem Pendukung Cerdas 4. Klasifikasi Menurut Aktivitas Manajemen a. Sistem Informasi Pengetahuan b. Sistem Informasi Operasional c. Sistem Informasi Manajerial d. Sistem Informasi Strategis 5.

Klasifikasi Menurut Arsitektur Komputer a. Sistem Berbasis mainframe b. Sistem Komputer Pribadi (PC) tunggal c. Sistem tersebar atau sistem komputasi jaringan Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis (Geograpics information system atau GIS) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi geografis (Aronoff, 1989).

Hal ini memungkinkan data dapat diakses penunjukan ke suatu lokasi dalam peta yang tersaji secara digital. Sistem informasi geografis digunakan untuk menangani data spasial atau data keruangan. Sistem seperti ini banyak digunakan antara lain untuk pemetaan tanah dan agrikultur, arkeologi, jaringan listrik dan geologi. Sistem informasi geografis berskala nasional yang pertama dioperasikan di Kanada dengan nama CGIS (Canada Geograpics Information System) pada akhir 1960-an.

Sistem ERP Sistem ERP (Enterprise Resource Planing) merupakan aplikasi bisnis terintegrasi (sistem informasi terintegrasi) dan umumnya dapat dipakai untuk menangani kebanyakan bisnis. Sistem ini memiliki modul-modul seperti pengendalian sediaan, utang dagang, piutang dagang, perencanaan kebutuhan material hingga penanganan sunber daya manusia. S Komponen-Komponen penyusun ERP (O’Brien, 2001) • Perencanaan Produksi • Logistik Terintegrasi • Akuntansi dan Keuangan • Sumber Daya Manusia • Penjualan, Distribusi, Manajemen Pemesanan • Pelanggan/Pegawai S Contoh Modul-modul yang terdapat pada Sistem ERP yang disebut SAP R/3 dari SAP AG, Jerman (Martin, 1999) Logistic Category : Production Planing and Control Project Manajemen System Materials Management Quality Management Plant Maintenance Product Data Management Sales and Distribution Service Management Human Resources Category : Personnel Management Organizational Management Payroll Accounting Time Management Personnel Development Financial Category : Financial Accounting Controlling Investment Management Treasury Management Enterprise Controlling Fungsi Sistem Informasi Fungsiutamaditerapkannyasisteminfomasimanajemendalamsuatuorganisasiadalahsebagaiberikut: • Mempermudah pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan, pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang memiliki hubungan komando atau koordinasi dengannya.

• Meningkatkan efisiensi dan efektifitas data yang tersaji akurat dan tepat waktu. • Meningkatkan produktifitas dan penghematan biaya dalam suatu organisasi. • Meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja yang terkoordinir dan sistematis.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Sistem Informasi Geografi Terlengkap Manfaat dan Tujuan Manfaat Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen memiliki sejumlah manfaat yang bisa diambil oleh para penggunanya, berikut ini beberapa manfaat dari sistem informasi manajemen : • Dapat meningkatkan aksestabilitas data yang disajikan dengan akurat dan tepat waktu untuk para pengguna informasi tanpa melalui perantara sistem informasi • Sistem Informasi Manajemen bisa menjamin kwalitas dan keterampilan didalam memanfaatkan sistem informasi manajemen secara kritis • Sistem informasi manajemen dapat mengantisipasi serta memahami konsekuensi ekonomis dari sebuah sistem informasi dan tekhnologi baru • Mengembangkan sebuah perencanaan yang lebih efektif • Mengidentifikasikan kebutuhan pendukung sistem informasi • Menetapkan investasi yang nantinya akan diarahkan kepada sistem informasi • Memperbaiki produktifitas didalam aplikasi pengembangan dan maintenance sistem • Mengolah seluruh transaksi, mengurangi biaya yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu menciptakan pendapatan Tujuan dari Sistem Informasi Manajemen : • Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

• Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. • Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Contoh sistem informasi • Sistem reservasi penerbangan, digunakan dalam biro perjalanan untuk melayani pemesanan/pembelian tiket. • Sistem POS (Point Of Sale) yang diterapkan di pasar swalayan dengan dukungan barcode reader untuk mempercepat pemasukan data.

• Sistem layanan akademis yang memungkinkan mahasiswa memperoleh data akademis dan mendaftar mata kuliah yang diambil pada tiap semester. • Sistem penjualan secara kredit agar dapat memantau hutang pelanggan yang jatuh tempo. • Sistem smart card yang dapat digunakan tenaga medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien.

• 0 Kemampuan utama sistem Informasi • melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar dan dengan kecepatan tinggi. • menyediakan kominukasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah. • menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang kecil tetapi mudah diakses. • memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak diseluruh dunia dengan cepat dan murah. • meningkatkan efektifitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam kelompok dalam suatu tempat atau beberapa lokasi.

• mengotomatisasikan proses-proses bisnis dan tugas-tugas yang dikerjakan secara manual. • mempercepat pengetikan dan penyuntingan. • yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu yang lebih murah daripada pengerjaan secara manual. Contoh Sistem Informasi Manajemen Beberapa contoh kongkrit penerapan sistem informasi manajemen adalah sebagai berikut: yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu Enterprise Resource Planning (ERP) Sistem ERP ini biasanya digunakan oleh sejumlah perusahaan besar dalam mengelola manajemen dan melakukan pengawasan yang saling terintegrasi terhadap unit bidang kerjaKeuangan, Accounting, Sumber DayaManusia, Pemasaran, Operasional, dan Pengelolaan Persediaan.

• Supply Chain Management (SCM) Sistem SCM ini sangaat bermanfaat bagi pihak manajemen dimana data data yang disajikan terintegrasi mengenai manajemen suplai bahan baku, mulai dari pemasok, produsen, pengecer hingga konsumen akhir.

• Transaction Processing System (TPS) TPS ini berguna untuk proses data dalam jumlah yang besar dengan transaksi bisnis yang rutin. Program ini biasa diaplikasikan untuk manajemen gaji dan inventaris. Contohnya adalah aplikasi yang digunakan untuk Bantuan Keuangan Desa Pemprov • Office Automation System yang bukan hambatan pengembangan agrikultur di indonesia yaitu Sistem aplikasi ini berguna untuk melancarkan komunikasi antar departemen dalam suatu perusahaan dengan cara mengintegrasikan server-server komputer pada setiap user di perusahaan.

Contohnyaadalah email. • Knowledge Work System (KWS) Sisteminformasi KWS ini mengintegrasikan satu pengetahuan baru kedalam organisasi. Dengan ini, diharapkan para tenaga ahli dapat menerapkannya dalam pekerjaan mereka. • Informatic Management System (IMS) IMS berfungsi untuk mendukung spektrum tugas-tugas dalam organisasi, yang juga dapat digunakan untuk membantu menganalisa pembuatan keputusan.

Sistem ini juga dapa tmenyatukan beberapa fungsi informasi dengan program komputerisasi, seperti e-procurement. • Decision Support System (DSS) Sistem ini membantu para manajer dalam mengambil keputusan dengan cara mengamati lingkungan dalam perusahaan. Contohnya, Link Elektronik di sekolah Tunas Bangsa, yang mengamati jumlah pendapatan atau pendaftaran siswa baru setiap tahun.

• Expert System (ES) dan Artificial Intelligent (A.I.) Sistem ini pada dasarnya menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisa pemecahan masalah dengan menggunakan pengetahuan tenagaahli yang telah diprogram kedalamnya.Contohnya, sistem jadwal mekanik. • Group Decision Support System (GDSS) dan Computer-Support Collaborative Work System (CSCWS) Serupadengan DSS, tetapi GDSS mencari solusi lewat pengumpulan pengetahuan dalam satu kelompok, bukan per individu.Biasanya berbentuk kuesioner, konsultasi, dan skenario.

Contohnyaadalah e-government. • Executive Support System (ESS) Sistem ini membantu manajer dalam berinteraksi dengan lingkungan perusahaan dengan berpegang pada grafik dan pendukung komunikasilainnya. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Sistem Informasi Geografis ( SIG )” Pengertian & ( Sejarah – Manfaat ) Komponen Dari Sistem Informasi komponen SI dalam prosedur yang berkaitan dengan manual prosedur dan prosedur berbasis komputer dan standar untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna.

Prosedur adalah urutan langkah-langkah yang diambil untuk menyelesaikan satu atau lebih kegiatan pengolahan informasi. Memproses informasi ini dapat dilakukan oleh pengguna, atau kombinasi dari pengguna dan staf IT. Sebuah bisnis terdiri dari berbagai prosedur logis digabungkan untuk membentuk sebuah sistem. Sebagai contoh sistem yang umumnya ada dalam suatu organisasi adalah sistem penggajian, personil, akuntansi, dan gudang.

SI dapat dikategorikan dalam empat bagian: • Sistem Informasi Manajemen • Sistem pendukung keputusan • Sistem Informasi Eksekutif • Sistem Pemrosesan Transaksi Sebarkan ini: • • • • • Posting pada S1 Ditag #contoh sistem informasi manajemen, #fungsi sistem informasi manajemen, #manfaat sistem informasi manajemen, #tujuan sistem informasi manajemen, 10 contoh sistem informasi, 4 klasifikasi sistem informasi, 6 komponen sistem informasi dan contohnya, 8 manfaat sistem informasi manajemen, aktivitas sistem informasi manajemen, Apa itu sistem informasi, apa itu sistem informasi manajemen, apa yang dimaksud dengan blog atau web blog, apa yang dimaksud informasi masukan digital, apakah fungsi bentuk organisasi jelaskan, arti penting sim dalam manajemen, artikel pengertian sistem informasi, contoh blok basis data, contoh gambar sistem informasi, contoh gambar sistem informasi terbuka, contoh klasifikasi sistem, contoh laporan sistem informasi manajemen, contoh pembagian klasifikasi sistem informasi dalam kehidupan sehari hari, contoh program sistem informasi terbuka, contoh sistem informasi, contoh sistem informasi berbasis komputer, contoh sistem informasi dan kegunaannya, definisi arsitektur informasi, definisi big data dalam istilah volume, definisi saluran distribusi, definisi sistem informasi menurut para ahli, definisi sistem menurut o'brien, ebook klasifikasi sistem informasi, fase pengambilan keputusan, fungsi sistem informasi, fungsi sistem informasi akuntansi, fungsi sistem informasi dalam bisnis, fungsi sistem informasi manajemen pdf, fungsi sistem informasi manufaktur, fungsi sistem informasi menurut ahli, fungsi tugas dan tujuan sistem informasi manajemen, fungsi unsur si, gambar dan jelaskan siklus informasi, gambar daur hidup sistem, hubungan antar komponen sistem informasi, information system building block adalah, jelaskan 3 unsur sistem informasi, jelaskan kualitas dari informasi, jelaskan pengertian sistem informasi brainly, jelaskan yang dimaksud data dalam sim ritel, jenis jenis sistem informasi, jenis sistem informasi, jurnal klasifikasi sistem informasi, jurnal komponen sistem informasi, jurnal tentang klasifikasi sistem informasi, jurusan sistem informasi adalah, jurusan sistem informasi kerja apa, jurusan sistem komputer, karakteristik informasi adalah, karakteristik sim, karakteristik sistem informasi manajemen, kegunaan dari informasi, kegunaan teknologi informasi, kelebihan dan kekurangan sistem informasi, kendala sistem informasi manajemen, kerugian tidak ada sistem informasi manajemen, keunggulan sistem informasi manajemen, klasifikasi manajemen, klasifikasi sistem dan contohnya, klasifikasi sistem informasi akuntansi, klasifikasi sistem informasi dan contohnya, klasifikasi sistem informasi manajemen, klasifikasi sistem informasi pdf, klasifikasi sistem menurut para ahli, klasifikasi sistem pdf, Komponen sistem informasi, komponen sistem informasi adalah, komponen sistem informasi dan contohnya, komponen sistem informasi manajemen, komponen sistem informasi manajemen pdf, komponen sistem informasi menurut para ahli, komponen sistem informasi pdf, komponen teknologi secara garis besar, komputasi pemakai akhir, konsep model sim, lingkup kerja sistem informasi manajemen, lulusan manajemen informatika jadi apa, makalah klasifikasi sistem informasi manajemen, makalah komponen sistem informasi, makalah komponen sistem informasi manajemen, makalah sistem informasi, makalah sistem informasi manajemen, manfaat informasi, manfaat optimalisasi bagi manajer, manfaat sim bagi perusahaan, manfaat sistem, manfaat sistem informasi, manfaat sistem informasi bagi masyarakat, manfaat sistem informasi organisasi, manfaat sistem informasi secara umum, manfaat surat izin mengemudi, manfaat utama akuntansi bagi manajemen adalah, mengapa informasi akuntansi harus berkualitas, mengapa sim ritel mendukung operasi bisnis, pemakai informasi akuntansi pihak internal, pengaruh sistem informasi pada organisasi, pengertian building block fitokimia, pengertian konsep sistem informasi, pengertian lengkap sistem informasi, pengertian project management, pengertian sistem abstrak, Pengertian Sistem Informasi, pengertian sistem informasi 2015, pengertian sistem informasi building block, pengertian sistem informasi dan contohnya, pengertian sistem informasi jaringan, pengertian sistem informasi kesehatan, Pengertian sistem informasi menurut para ahli, pengertian sistem informasi pdf, pengertian teknologi informasi dan contohnya, peran sistem informasi bagi perekam medis, prasyarat sistem informasi, prasyarat sistem informasi manajemen, profil lulusan sistem informasi, ruang lingkup sia, sebutkan dan jelaskan sistem informasi, sebutkan manfaat sistem informasi, sejarah sistem informasi, sifat sistem informasi, sintesis struktur sistem informasi manajemen, sistem deterministik, sistem informasi adalah, sistem informasi jurnal, sistem informasi manajemen adalah, sistem informasi menurut level organisasi, sistem informasi menurut para ahli, sistem informasi menurut robert a leitch, sistem informasi pdf, sistem informasi ui, sistem manajemen, sistem menurut o'brien, sistem terbuka dan tertutup dalam manajemen, skema arsitektur sistem informasi, sks sistem informasi, tipe utama sistem informasi, tugas dan fungsi sistem informasi, tugas sistem informasi manajemen, tujuan dibuatnya sebuah aplikasi, tujuan informasi, tujuan informasi menurut para ahli, Tujuan sistem informasi, tujuan sistem informasi akademik, tujuan sistem informasi akuntansi, tujuan sistem informasi akuntansi manajemen, tujuan sistem informasi manajemen menurut para ahli, tujuan sistem informasi manajemen pdf, tujuan sistem informasi manajemen perkantoran, tujuan sistem informasi menurut para ahli, tujuan sistem informasi pdf, tujuan sistem informasi pemasaran, tujuan utama dbms, universitas yang ada jurusan sistem informasi, unsur sia, visi misi fakultas teknik unikom, visi misi grup smule, visi misi sarekat islam, visi misi tujuan dan sasaran adalah Navigasi pos Pos-pos Terbaru • Pengertian Sistem Regulasi Pada Manusia Beserta Macam-Macamnya • Rangkuman Materi Jamur ( Fungi ) Beserta Penjelasannya • Pengertian Saraf Parasimpatik – Fungsi, Simpatik, Perbedaan, Persamaan, Jalur, Cara Kerja, Contoh • Higgs domino apk versi 1.80 Terbaru 2022 • Pengertian Gizi – Sejarah, Perkembangan, Pengelompokan, Makro, Mikro, Ruang Lingkup, Cabang Ilmu, Para Ahli • Proses Pembentukan Urine – Faktor, Filtrasi, Reabsorbsi, Augmentasi, Nefron, zat Sisa • Peranan Tumbuhan – Pengertian, Manfaat, Obat, Membersihkan, Melindungi, Bahan Baku, Pemanasan Global • Diksi ( Pilihan Kata ) Pengertian Dan ( Fungsi – Syarat – Contoh ) • Penjelasan Sistem Ekskresi Pada Manusia Secara Lengkap • Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan • Contoh Soal Psikotes • Contoh CV Lamaran Kerja • Rukun Shalat • Kunci Jawaban Brain Out • Teks Eksplanasi • Teks Eksposisi • Teks Deskripsi • Teks Prosedur • Contoh Gurindam • Contoh Kata Pengantar • Contoh Teks Negosiasi • Alat Musik Ritmis • Tabel Periodik • Niat Mandi Wajib • Teks Laporan Hasil Observasi • Contoh Makalah • Alight Motion Pro • Alat Musik Melodis • 21 Contoh Paragraf Deduktif, Induktif, Campuran • 69 Contoh Teks Anekdot • Proposal • Gb WhatsApp • Contoh Daftar Riwayat Hidup • Naskah Drama • Memphisthemusical.Com

PENGUATAN EKONOMI MARITIM DAN AGRIKULTUR DI INDONESIA




2022 www.videocon.com