1. pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja disebut. a. unemployment b. Disquised underemployment c. visible employment d. invisible underemployment e. seasonal unemployment 2. upah yang diterima oleh pekerja didasarkan pada besar kecilnya hasil penjualan perusahaan. sistem upah yang demikian dinamakan.
a. sistem upah indeks biaya hidup b. sistem upah bagi hasil c. sistem upah menurut waktu d. sistem upah bonus e. sistem upah skala berubah SOAL EKONOMI Definisi ilmu ekonomi telah banyak dikemukakan, salah satunya oleh professor P.A. Samuelson, salah seorang ahli ekonomi yang terkemuka d … idunia yang menerima hadiah Nobel ilmu ekonomi pada tahun 1970, memberikan definisi ilmu ekonomi sebagai berikut yaitu: Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat dalam membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas.
Dalam memperoleh sesuatu yang kita suka, kita umumnya harus menyerahkan hal lain yang juga kita suka, dan dalam menentukan keputusan tersebut menyebabkan terjadinya trade off (pertukaran kepentingan) Berdasarkan pada konsep tersebut analisis lah pilihan dalam sebuah perusahaan antara lingkungan bersih dan pendapatan tinggi Jika dalam suatu kondisi regulasi pemerintah mengharuskan perusahaan mengurangi polusi/limbah industri, analisis lah hal-hal dibawah ini: a.
Apakah yang terjadi pada biaya produksi barang/jasa? b. Apakah yang terjadi pada harga barang/jasa? c. Apakah berdampak pada gaji karyawan?
d. Bagaimanakah dampaknya terhadap lingkungan? Dan apakah pengaruhnya pada pemilik perusahaan, karyawan dan pelanggan Butuh bantuan ekonomi. Perhatikan tabel berikut! No Pendapatan Disposable (Rp.) Konsumsi (Rp.) Tabungan (Rp) 1 1.000.000 900.000 100.000 2 1.5 … 00.000 1.200.000 300.000 3 2.000.000 1.800.000 200.000 4 2.500.000 2.000.000 500.000 5 2.750.000 2.600.000 150.000 Hitunglah MPC dan MPS periode 2, 3, 4, dan 5! Rekan mahasiswa silahkan anda diskusikan apa tujuan diberikannya kredit pajak luar negeri oleh pemerintah.
Jelaskan dengan bahasa anda sendiri, serta … tuliskan sumber anda menjawab diskusi. Kemiripan jawaban anda dengan rekan anda akan mempengaruhi penilaian. Selamat Berdiskusi.! Untuk jasa joki bisa hubungi 0895605807872 harga bersahabat Diskusi 4 Saat ini banyak sekali sosial media yang digunakan sebagai media komunikasi bisnis oleh perusahaan, seperti Instagram, Facebook, Twitter, Bl … og, YouTube, dan lain-lain.
Setiap media sosial tersebut memiliki karakteristik dan keunggulan dalam mentransmisikan bentuk komunikasi tertentu. Paparkan dan diskusikan karakteristik dan keunggulan salah satu media sosial tersebut berdasarkan bentuk komunikasi bisnis yang telah kita pelajari di sesi ini! Joki UT bisa paketan harga bersahabat, hubungi 0895605807872 Kamu pernah gak sih, kalau lihat mahasiswa lagi demo, biasanya ada yang bawa spanduk tulisannya “buka lapangan pekerjaan, kurangi pengangguran!”.
Mungkin kamu tahunya pengangguran itu adalah orang yang tidak bekerja, tetapi sebenarnya ada lho jenis-jenis pengangguran dan sifatnya. Untuk lebih jelasnya, ayo kita pelajari! Jika dilihat secara umum, yang dimaksud pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15-64 tahun) dan tidak mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Jika kita ingin lebih spesifik lagi, pengangguran adalah orang-orang dalam angkatan kerja yang saat itu tidak bekerja/sedang mencari kerja, dengan sengaja tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkannya, atau mereka yang sebenarnya sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
Ilustrasi orang menganggur (sumber: mmnews.tv) Pengangguran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jika dilihat berdasarkan sifat atau penyebab mengapa dia bisa menganggur, berikut ini adalah pengelompokkannya.
PENGANGGURAN BERDASARKAN PENYEBABNYA 1. Pengangguran Struktural Setiap pekerjaan membutuhkan keterampilan khusus masing-masing (sumber: yourarticlelibrary.com )* Perkembangan ekonomi dan kebutuhan manusia biasanya diikuti oleh perubahan struktur serta corak ekonomi. Biasanya perubahan ini memerlukan keterampilan-keterampilan baru untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Pengangguran jenis ini terjadi ketika para tenaga kerja tidak dapat mengikuti keterampilan yang diminta karena adanya perubahan struktur ekonomi.
Karena itu disebut dengan pengangguran struktural. 2. Pengangguran Konjungtur Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang terkena dampak perubahan dalam perekonomian, utamanya adalah dampak dari permintaan-penawaran terhadap suatu barang. Mereka adalah pekerja yang harus dikurangi pada saat produksi menurun karena berkurangnya permintaan, hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar.
3. Pengangguran Friksional Pengangguran ini terjadi karena adanya sebuah kesulitan, yaitu mempertemukan pencari kerja dengan lowongan pekerjaan. Hal ini terjadi karena banyak hal, tetapi biasanya letak geografis dan kekurangan informasi menjadi penyebab utamanya.
Selain itu, pencari kerja yang berhenti karena mencari kesempatan yang lebih baik juga termasuk dalam golongan ini. 4. Pengangguran Musiman Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan musim.
Misalnya petani, mereka hanya akan bekerja pada saat musim tanam dan musim panen, tetapi setelah itu mereka akan menganggur, inilah yang disebut pengangguran musiman. 5. Pengangguran Teknologi Pengangguran ini terjadi karena bidang-bidang produksi yang dulunya dikerjakan dengan tenaga manusia, sekarang bisa menjadi lebih mudah jika dikerjakan dengan teknologi. Hal inilah yang membuat posisi manusia tergusur dan digantikan oleh mesin.
6. Pengangguran Voluntary Pengangguran ini agak lucu sebenarnya, golongan ini adalah orang-orang yang menganggur dengan sukarela, mereka sebenarnya bisa mendapatkan kerja, tetapi tidak mau/sukarela tidak bekerja. Biasanya hal ini terjadi karena orang tersebut dapat warisan atau faktor lain yang menyebabkan dia tidak perlu bekerja (kaya mendadak).
PENGANGGURAN BERDASARKAN SIFATNYA 1. Pengangguran Terbuka Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran terbuka terjadi karena kurangnya kesempatan kerja yang ada, tidak mau bekerja atau adanya ketidakcocokan antara lowongan kerja yang ada dengan latar belakang pendidikan. 2. Setengah Menganggur Setengah menganggur adalah orang yang pekerjaannya kurang dari 35 jam per minggu.
3. Pengangguran Terselubung Pengangguran ini terjadi ketika ada tenaga kerja yang tidak bekerja dengan maksimal, dalam artian sebenarnya dia bisa melakukan hal yang lebih, tetapi karena tidak dibutuhkan maka ia menyimpan kemampuannya tersebut.
Contohnya begini, dalam pembuatan sebuah mobil-mobilan dibutuhkan 2 orang pekerja, tetapi karena tidak tega dengan sepupunya yang menganggur, Pak Hassan sebagai pemilik perusahaan menyuruh sepupunya membuat sebuah mobil mainan. Nah karena sepupu pak Hassan ini adalah tenaga tambahan/orang ke 3, maka dia tidak perlu bekerja secara maksimal karena sebenarnya sudah cukup 2 orang untuk produksi. Begitu Squad, itu adalah penjelasan tentang pengangguran, ternyata tak semua pengangguran itu tidak bekerja karena tidak ada kesempatan, ada yang masih mencari kesempatan yang lebih baik, dan ada yang memang memutuskan untuk tak usah bekerja sekalian.
Nah agar lebih jelas lagi, kamu bisa lihat video penjelasannya di ruangbelajar. Di sana gak hanya ada penjelasan tentang materi ini aja lho, tapi ribuan video dengan pembahasan mata pelajaran lain yang pastinya menarik dan mudah dimengerti.
Referensi Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga Sumber Foto Mencari pekerjaan. Tautan: https://mmnews.tv/1-5mn-became-unemployed-in-3-months-due-to-covid-19-adb/ Pekerja. Tautan: https://youthcarnival.org/bn/tag/%E0%A6%AA%E0%A7%87%E0%A6%B6%E0%A6%BE/ Artikel diperbarui 11 Desember 2020
Hola, Quipperian! Wah, Quipper Blog senang deh, ternyata meskipun baru memasuki semester 2, kamu masih semangat belajar.
Buktinya, sekarang kamu mampir ke blog yang satu ini. Yes, seperti judulnya, kali ini Quipper Blog mau membahas materi Ekonomi kelas 11, khususnya tentang pengangguran dan cara mengatasi pengangguran. Kamu tentu tahu, kan, pengangguran dianggap sebagai salah satu faktor terbesar penyebab dari tindakan kriminal.
Karena tidak ada pekerjaan dan kebutuhan harus terus terpenuhi, maka orang terkadang nekat melakukan sesuatu yang jahat. Tapi, di sini Quipper Blog bukan mau membahas masalah tindakan kriminalnya, guys, melainkan tentang akar masalahnya sendiri, yaitu pengangguran. Apa sih itu pengangguran, kenapa bisa terjadi, dan gimana cara mengatasinya?
Kuy, simak pembahasan lengkapnya di bawah! Cara Mengatasi Pengangguran Pengertian dan Penyebab Pengangguran Pengangguran (tunakarya) ialah istilah yang diberikan untuk orang yang tidak bekerja sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Umumnya, pengangguran disebabkan karena jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada.
Sejak lama, pengangguran sudah menjadi masalah bagi perekonomian negara. Sebab, karena adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat berkurang. Akibatnya, timbullah kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Secara umum, ada beberapa hal pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja disebut menyebabkan terjadinya pengangguran: • Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja.
• Rendahnya keterampilan dan tingkat pendidikan.
• Kemajuan teknologi. • Resesi ekonomi. • Pemanfaatan tenaga kerja antardaerah tidak seimbang. • Kebijakan pemerintah menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri. Nah, Quipperian, tentunya pengangguran tidak hanya berdampak negatif bagi orang yang bersangkutan, tetapi juga bagi masyarakat sekitarnya. Berkurangnya kesempatan kerja menyebabkan kelesuan ekonomi, turunnya potensi diri, hilang keterampilan kerja, menurunnya pajak penghasilan, serta menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Jenis-jenis Pengangguran Nah, jenis-jenis pengangguran sebenarnya dibagi ke dalam beberapa kelompok, Quipperian. Apa saja? Yuk, simak! 1. Berdasarkan Faktor Penyebabnya Berdasarkan faktor penyebabnya, pengangguran dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: • Pengangguran musiman: pengangguran yang terjadi akibat pergantian atau perubahan musim.
• Pengangguran siklis: pengangguran yang terjadi akibat krisis ekonomi sehingga terjadi pemutusan hubungan kerja. • Pengangguran de asioner: pengangguran terjadi akibat jumlah tenaga kerja lebih tinggi dari lowongan yang tersedia.
• Pengangguran voluntary: pengangguran yang terjadi akibat orang memilih tidak bekerja padahal masih mampu bekerja. • Pengangguran struktural: pengangguran yang terjadi akibat perubahan struktur ekonomi suatu negara.
• Pengangguran teknologi: pengangguran yang terjadi akibat kemajuan teknologi sehingga tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin. • Pengangguran friksioner: pengangguran terjadi akibat perbedaan permintaan tenaga kerja dengan penawaran yang tersedia. 2. Berdasarkan Lama Waktu Bekerja Pengangguran juga bisa dibagi berdasarkan lama waktu bekerja, yakni: a.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) Pengangguran terbuka ialah situasi di mana orang sama sekali tidak bekerja dan tidak berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran terbuka bisa disebabkan oleh ketidaktersediaan lapangan kerja, ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan, dan tidak mau bekerja.
Untuk menghitung tingkat pengangguran terbuka, dapat dilakukan dengan rumus: b. Setengah Menganggur (Underemployment) Setengah menganggur ialah situasi di mana orang bekerja tetapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh. Sebagai contoh orang yang bekerja sebagai tenaga kerja lepas (freelance) di mana tidak ada kepastian mengerjakan pada waktu tertentu.
Untuk menghitung besar tingkat setengah menganggur dapat dilakukan dengan rumus: c. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) Pengangguran terselubung terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Kondisi ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuan dari tenaga kerja.
Dampak ketidakcocokan ini tentu akan berpengaruh pada produktivitas kerja dan penghasilan yang rendah. Sebagai contoh seorang lulusan D-3 keperawatan bekerja sebagai sekretaris pada suatu perusahaan. Dia tidak bisa menjalankan fungsi kesekretariatan dengan baik sehingga menghambat proses kerja yang ada.
Tingkat Pengangguran Tingkat pengangguran ialah perbandingan antara jumlah penganggur dan jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Apabila peningkatan jumlah angkatan kerja di suatu negara tidak diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerja, tingkat pengangguran di negara tersebut tergolong tinggi. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah angkatan kerja diimbangi dengan peningkatan daya serap lapangan kerja, tingkat pengangguran di negara tersebut tergolong rendah. Cara Mengatasi Pengangguran Pengangguran tidak hanya jadi masalah bagi orang yang bersangkutan, tapi juga bagi negara dan pemerintah.
Untuk itu, penting bagi pemerintah agar membuat kebijakan yang bisa mengurangi angka pengangguran. Misalnya saja kebijakan seperti: • Perluasan kesempatan kerja melalui perluasan produksi, peningkatan investasi, penyediaan prasarana sik, peningkatan ekspor, dan penggalakkan program padat karya (melibatkan banyak tenaga kerja dalam melakukan suatu proses produksi).
• Mengurangi urbanisasi guna mencegah pengangguran di kota besar. • Penggunaan teknologi yang tepat yang disesuaikan dengan teknologi yang sifatnya padat karya. • Memperbaiki mutu pendidikan yang menciptakan keseimbangan antara dunia kerja dan dunia pendidikan. • Pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB). • Penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja melalui kerja sama dengan perusahaan dan kampus dalam melaksanakan kegiatan job fair dan magang.
So, Quipperian, gimana dengan pembahasan pengangguran dan cara mengatasi pengangguran di atas? Agar kamu bisa turut membantu pemerintah mengurangi pengangguran, makanya mulai sekarang belajar yang rajin supaya nanti kamu bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, ya! Selain bisa membantu pemerintah, tentunya punya usaha sendiri itu seru banget dan bisa membantu banyak orang untuk memiliki pekerjaan. Yuk, semangat belajarnya! Jangan lupa juga gabung bareng Quipper Video supaya kegiatan belajar kamu makin asyik.
Sebab, di sana kamu bakalan belajar bareng tutor andal lewat video, rangkuman, dan ragam latihan soal. Buruan daftar, ya! Penulis: Serenata Apa Itu Resesi dan Bagaimana Dampaknya? Februari 3, 2021 Produk Bank – Ekonomi Kelas 10 Desember 23, 2020 Lembaga Penunjang Pasar Modal – Ekonomi Kelas 10 Desember 15, 2020 Permintaan dan Penawaran – Ekonomi Kelas 12 2006 September 11, 2020 Permintaan dan Penawaran Uang – Ekonomi Kelas 11.
September 7, 2020 Pergerakan dan Pergeseran Kurva – Ekonomi Kelas 10 September 7, 2020 MENU • Home • SMP • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • IPS • IPA • SMA • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • IPA • Biologi • Fisika • Kimia • IPS • Ekonomi • Sejarah • Geografi • Sosiologi • SMK • S1 • PSIT • PPB • PTI • E-Bisnis • UKPL • Basis Data • Manajemen • Riset Operasi • Sistem Operasi • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • Agama • Bahasa Indonesia • Matematika • S2 • Pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja disebut • (About Me) 7.1.
Sebarkan ini: Pengertian Pengangguran Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran.Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.
Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8). Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu: • Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
• Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4). Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa: • Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
• Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (BPS, 2000: 14). Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Landasan Teori Pengangguran Tingkat pengangguran di negara kita semakin hari semakin meningkat. Ini belum termasuk yang dikenal dengan istilah “ disguised unemployement”. Pengangguran jenis ini memang perlu didefinisi ulang Setiap hari di kantor-kantor pemerintah tidak nampak karyawan yang sibuk. Bahkan ada kebijakan untuk telah melengkapi kantor mereka dengan perangkat televisi yang boleh ditonton pada jam kerja. Belum lagi penggunaan komputer yang seringkali kalau diperhatikan lebih banyak digunakan untuk bermain “ game” atau bahkan yang lebih canggih lagi untuk menelusuri situs-situs internet yang tidak ada relevansinya dengan pekerjaan.
Jadi dapat dibayangkan biaya besar yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui APBN dan APBD yang begitu besar baik untuk membeli peralatan, membayar listrik dan telepon serta penyediaan ruang kerja nyaman telah membuat pengangguran tidak kentara di sektor pemerintahan.
Ini menjadi jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang terjadi di sektor pertanian di pedesaan. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan besar secara sosial dalam ekonomi.
Di negara-negara berkembang, upaya-upaya pembangunan diarahkan pada perbaikan tingkat hidup, harga diri dan kebebasan, dengan dimensi pembangunan yang berorientasi pada pengentasan keterbelakangan dalam bentuk kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan (Suryana, 2000). Pengangguran Terdidik adalah seseorang yang telah lulus dari perguruan tinggi negeri atau swasta dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
Para penganggur terdidik biasannya dari kelompok masyarakat menengah ke atas, yang memungkinkan adanya jaminan kelangsungan hidup meski menganggur. Pengangguran terdidik sangat berkaitan dengan Masalah kependidikan di negara berkembang pada umumnya, antara lain berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, fasilitas, dan Kurangnya lapangan pekerjaan yang akan berimbas pada kemapanan sosial dan eksistensi pendidikan dalam pandangan masyarakat.
Pada masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan diposisikan sebagai sarana untuk peningkatan kesejahteraan melalui pemanfatan kesempatan kerja yang ada. Dalam arti lain, tujuan akhir program pendidikan bagi masyarakat pengguna jasa pendidikan. Dari total jumlah penduduk hanya sebagian yang bekerja, dan sebagian lainnya tidak bekerja.
Mereka yang bekerja adalah mereka yang berminat untuk bekerja, telah berusaha mencari atau menciptakan pekerjaan, dan berhasil mendapatkan atau mengembangkan pekerjaan. Sedangkan mereka yang tidak bekerja adalah mereka yang sedang berusaha mendapatkan atau mengembangkan pekerjaan tetapi belum berhasil, dan mereka yang berniat untuk tidak bekerja. Mereka yang ingin bekerja, sedang berusaha mendapatkan (mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya (menemukannya) disebut pengangguran.
Istilah pengangguran ( unemployment) tidak berkaitan dengan mereka yang berniat untuk tidak bekerja seperti siswa atau mahasiswa (sekalipun ada yang sambil bekerja atau berusaha mencari pekerjaan sambil sekolah atau kuliah, mereka diasumsikan tidak mencari pekerjaan), ibu rumah tangga yang sengaja memfokuskan diri untuk mengurus keluarga, atau penduduk usia kerja yang karena kondisi fisik mereka tidak dapat bekerja sehingga tidak mencari kerja (Djohanputro, 2006), Pengangguran merupakan salah satu persoalan dalam pembangunan.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Kelebihan Dan Kekurangan Wirausahawan Beserta Ciri Dan Syarat Jenis Pengangguran Pengangguran dapat dikelompokan menurut sumber atau penyebabnya.
Pengangguran menurut cara ini terdapat 4 jenis pengangguran yaitu: • Pengangguran Friksional Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi antara pencari kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, jumlah pengangguran rendah dan pekerjaan mudah diperoleh.
Sedangkan pengusaha sulit memperoleh pekerja. Untuk itu pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi.
Hal inilah yang akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari kerja baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya.
Dalam proses mencari pekerjaan baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur. • Pengangguran Silikal Pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi, dan hal ini mendorong pengusaha menaikkan produksi untuk itu lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang.
Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat mengalami penurunan. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan lain yang mempunyai hubungan juga akan mengalami kemerosontan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaa-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya, maka pengangguran akan bertambah. • Pengangguran Struktual Pengangguran struktural adalah pengangguran yang akibatkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.
Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju sebagian akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor yaitu munculnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri sangat menurun karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain.
Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur. • Pengangguran Teknologi Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya.
Contohnya racun rumput telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian lainnya.
Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubah, memotong rumput, membersihkan kawasan, dan memungut hasil. Di pabrik ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia. Pengangguran dapat juga dikelompokkan menurut ciri pengangguran yang berlaku. Menurut cara ini terdapat 4 jenis pengangguran yaitu: • Pengangguran Terbuka Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena pertambahan lowongan pekerjaan lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja.
Akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu. Pengangguran terbuka dapat pula dikarenakan kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga manusia, atau akibat kemunduran perkembangan suatu industri.
• Pengangguran Tersembunyi Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja sampai jumlah tertentu tidak akan mengurangi jumlah produksi. Pengangguran ini terutama terjadi di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung kepada banyak faktor.
Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan agar ia dapat menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi.
Contohnya keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang sangat sempit. Contoh lain pengangguran tersembunyi adalah orang yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginannya atau tidak sepadan dengan kemampuannya.
• Pengangguran Musiman Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun. Bentuk pengangguran terutama terjadi di sektor pertanian dan perikanan.
Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada waktu-waktu di mana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan masa menanam berikutnya dan periode di antara sesudah menanam bibit dan masa menuai hasilnya adalah masa yang kurang sibuk dalam kegiatan pertanian.
Pada periode tersebut banyak di antara para petani dan tenaga kerja di sektor pertanian tidak melakukan suatu pekerjaan. Berarti mereka sedang dalam keadaan menganggur. Jenis pengangguran ini hanya sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu. • Pengangguran Setengah Menganggur Kelebihan penduduk di sektor pertanian di negara-negara berkembang disertai pertambahan penduduknya yang cepat telah menimbulkan percepatan dalam proses urbanisasi. Salah satu tujuan dari urbanisasi tersebut adalah untuk mencari pekerjaan di kota-kota.
Tidak semua orang yang hijrah ke kota-kota dapat memperoleh pekerjaan. Banyak di antara mereka yang terpaksa menganggur sepenuh waktu. Disamping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka lebih rendah dari jam kerja normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. • Masalah Pengangguran dan Krisis Sosial Berdasarkan teori Fungsional Struktural, masalah sosial timbul karena terjadinya ketidak seimbangan lembaga-lembaga sosial sehingga menyebabkan fungsi lembaga-lembaga tersebut terganggu.
Pengangguran dalam hal ini, terjadi akibat kepincangan lembaga ekonomi dan menimbulkan masalah bagi lembaga sosial. Pengangguran menjadi masalah sosial tidak karena bersumber pada penyimpangan norma-norma masyarakat, tetapi karena ia rawan menimbulkan masalah-masalah sosial lainnya, seperti kemiskinan, meningkatnya kriminalitas, premanisme, prostitusi, dan lain-lain.
Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan menimbulkan banyak masalah sosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis sosial. Suka atau tidak suka, pengangguran selalu berkorelasi dengan kemiskinan yang identik dengan kebodohan, kejahatan dan perilaku menyimpang lainnya.
Indikator masalah social ini bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang orang tuanya menganggur, yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
Ironisnya, apa yang terjadi saat ini adalah banyak para penganggur yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal.
Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjaja seks, pencuri, preman, penjual narkoba, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit mereka yang dibayar untuk berbuat rusuh atau anarkis demi kepentingan politik salah satu kelompok tertentu.
Belum lagi dengan semakin menjamurnya prostitusi di Indonesia, sebuah pilihan hidup akibat himpitan ekonomi. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Kewirausahaan Dampak Pengangguran Dilihat dari segi ekonomi, pengangguran memiliki dampak sebagai berikut: • Pengangguran secara tidak langsung berkaitan dengan pendapatan nasional.
Tingginya jumlah pengangguran akan menyebabkan turunnya produk domestik bruto (PDB), sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan. • Pengangguran akan menghambat investasi, karena jumlah tabungan masyarakat ikut menurun.
• Pengangguran akan menimbulkan menurunnya daya beli masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha. Ditinjau dari segi sosial, pengangguran bisa menimbulkan dampak yang tidak kecil.
Secara sosial, pengangguran dapat menimbulkan: • Perasaan rendah diri; • Gangguan keamanan dalam masyarakat, sehingga biaya sosial menjadi meningkat. Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap perekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi, yaitu: 1. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian Suatu Negara Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengangguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini: • Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya.
hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah. • Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasionla dari sektor pajak berkurang. hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun.
dengan demikian, pajak yang harus diterima dari masyarakat pun akan menurun. jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
• Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang- barang hasil produksi akan berkurang. keadaan demikian tidak merangsang kalangan investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu. 2. Dampak Pengangguran Terhadap Individu dan Masyarakat Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya: • Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian • Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan • Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
Apabila pengangguran dibiarkan tentunya akan berdampak negatif terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Bila tingkat pengangguran tinggi akan menyebabkan tingkat kemakmuran rendah, bahkan dapat membahayakan stabilitas negara. Beberapa akibat pengangguran di antaranya: terjadinya bahaya kelaparan, tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, pendapatan perkapita masyarakat rendah, dan angka kriminalitas tinggi.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Definisi Peluang Usaha Dan Resiko Usaha Dalam Ekonomi Faktor Penyebab pengangguran Untuk jenis-jenis pengangguran menurut sebab terjadinya dibedakan menjadi sebagai berikut. • Pengangguran Konjunktal Dalam artinya pengangguran yang disebabkan oleh adanya gelombang konjunktur yakni disebabkan karena adanya kelesuan atau kemunduran kegiatan dalam ekonomi nasional. Hal ini dapat terjadi katika masyarakat mengalami kelesuan dan barang menjadi tidak laku, lalu produksi barang akan dikurangi atau setidaknya tidak akan dilakukan penambahan barang, sampai akhirnya faktor produksi menjadi dikurangi yang berarti ini bisa terjadi pengangguran.
• Pengangguran Struktural Dalam pengangguran ini terjadi disebabkan oleh adanya masalah dalam segi penawaran, dalam hal ini artinya apabila masyarakat masih mengalami kekurangan dalam perusahaan industri, kekurangan prasarana, kekurangan modal, kurang keahlian dan kekurangan-kekurangan lain yang dapat menimbulkan pengurangan pada suatu produksi karena tidak bisa ditingkatkan dan banyak faktor produksi yang tidak akan terpakai.
Pengangguran ini bisa terjadi karena penggantian tenaga manusia dengan teknologi. • Pengangguran Musiman Dalam pengangguran ini bisa terjadi secara berkala yang disebabkan karena pengaruh musim. Hal ini bisa terjadi pada sektor pertanian, yang dimana pekerjaan paling padat terjadi saat musim tanam dan musim panen.
Dalam pengangguran yang terjadi di pedesaan sering disebut juga sebagai pengangguran tersembunyi atau tidak kentara atau disguised unemployment, sebab terlihat ada saja hal-hal yang dikerjakan, namun apabila mereka tidak ikut bekerja maka produksi juga tidak akan berkurang. • Pengangguran Friksional atau Transisional atau Peralihan Dalam pengangguran ini bisa terjadi karena perpindahan tenaga kerja dari sektor atau pekerjaan yang satu ke sektor atau pekerjaan yang lain.
Dalam suatu negara, pengangguran jenis ini dinilai normal apabila tidak melebih 3-5%. • Pengangguran Siklis Pengangguran ini dapat terjadi apabila permintaan lebih rendah jika dibandingkan dengan output potensial dari perekonomian. Dimana kemampuan ekonomi suatu bangsa menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan kemampuan yang harus dicapai. Pengangguran siklis bisa diukur dari jumlah orang yang bekerja dikurangi dengan jumlah orang yang seharusnya memiliki suatu pekerjaan pada tingkat pendapatan nasional.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Materi Prakarya dan Kewirausahaan Cara Untuk Mengatasi Pengangguran Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran secara umum adalah sebagai berikut: 1.
Memperluas kesempatan kerja Menurut Soemitro Djojohadikusumo, kesempatan kerja dapat diperluas dengan dua cara, yaitu: • Pengembangan industri, terutama jenis industri yang bersifat padat karya (yang dapat menyerap relatif banyak tenaga kerja); • Melalui berbagai proyek pekerjaan umum, seperti pembuatan jalan, saluran air, bendungan dan jembatan.
2. Pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja disebut jumlah angkatan kerja Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan jumlah angkatan kerja, misalnya program keluarga berencana, program wajib belajar dan adanya pembatasan usia kerja minimum.
3. Meningkatkan kualitas kerja dari tenaga kerja yang ada, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan keadaan. Banyak cara yang bisa dilakukan, seperti melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, kursus, balai latihan kerja, mengikuti seminar dan yang lainnya. Untuk itu perlu diupayakan cara mengatasi pengangguran, antara lain sebagai berikut: • Meningkatkan mutu pendidikan • Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri modern • Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan • Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal • Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya • Membuka kesempatan kerja ke luar negeri.
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut: 1. Cara mengatasi pengangguran struktural Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah: • Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja • Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan • Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong • Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
2. Cara mengatasi pengangguran friksional Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut: • Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri- industri baru, terutama yang bersifat padat karya • Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru • Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industri d. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
• Pembukaan proyek- proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, pltu, plta, sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta. 3. Cara mengatasi pengangguran musiman : Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara: • Pemberian informasi cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan • Melakukan pelatihan di bidang ketrampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.
4. Cara mengatasi pengangguran siklus : Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah : • Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan • Meningkatkan daya beli masyarakat. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Deskripsi Badan Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri Beserta Pengertiannya Tingkat Pengangguran Di Indonesia Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik, dari 4,18 juta menjadi 11,35 juta. Didominasi pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja disebut penganggur usia muda.
Selain usia muda, pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada penganggur wanita dan pengaggur terdidik. Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu.Sektor di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, pendidikan dan ekonomi.
Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009.
Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen.
Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri. Sebarkan ini: • • • • • Posting pada Ekonomi, IPS, SMA, SMK Ditag akibat pengangguran, apa saja cara untuk mengatasi pengangguran, apa yang dimaksud dengan kesempatan kerja, bekerja penuh adalah, berikut akibat dari pengangguran kecuali, berita pengangguran makin bertambah, cara mengatasi pengangguran, cara mengatasi pengangguran friksional, cara mengatasi pengangguran musiman, cara mengatasi pengangguran musiman adalah, cara mengatasi pengangguran struktural, cara mengatasi pengangguran teknologi, cara mengatasi pengangguran terbuka, cara mengatasi pengangguran terselubung, ciri ciri pengangguran, contoh artikel pengangguran, contoh kasus pengangguran dan solusinya, contoh pengangguran, contoh pengangguran friksional, contoh pengangguran terpaksa, contoh pengangguran terselubung, daftar pustaka tentang pengangguran, dampak pengangguran, debat tentang pengangguran, definisi menganggur menurut para ahli, faktor penyebab pengangguran, fenomena pengangguran, jelaskan cara mengatasi pengangguran, jenis jenis pengangguran dan cara mengatasinya, jenis pengangguran dan cara mengatasinya, judul pengangguran, jurnal pengangguran pdf, kompasiana pengangguran, latar belakang pengangguran, makalah pengangguran, makalah pengangguran pdf, materi pengangguran, mengapa pengangguran friksional terjadi, menghitung besarnya tingkat pengangguran, menjelaskan cara mengatasi pengangguran, pengangguran deflasioner adalah, pengangguran di indonesia, pengangguran friksional, pengangguran jurnal, pengangguran menurut bps, pengangguran pdf, pengangguran potensial, pengangguran siklis, pengangguran terdidik bps, pengangguran terpelajar, pengangguran tersembunyi, pengangguran tersembunyi adalah, pengertian pengangguran friksional, pengertian pengangguran menurut para ahli, pengertian pengangguran menurut sakernas, penyebab pengangguran, ppt jenis jenis pengangguran, sebutkan penyebab terjadinya pengangguran, solusi pengangguran, tenaga kerja menurut hubungan dengan produk, teori ekonomi makro tentang pengangguran, teori mengatasi pengangguran, teori-teori pengangguran, terjadinya pengangguran disebabkan oleh Navigasi pos Pos-pos Terbaru • Pengertian Coelentarata – Ciri, Habitat, Reproduksi, Klasifikasi, Cara Hidup, Peranan • Pengertian Gerakan Antagonistic – Macam, Sinergis, Tingkat, Anatomi, Struktur, Contoh • Pengertian Dinoflagellata – Ciri, Klasifikasi, Toksisitas, Macam, Fenomena, Contoh, Para Ahli • Pengertian Myxomycota – Ciri, Siklus, Klasifikasi, Susunan Tubuh, Daur Hidup, Contoh • “Panjang Usus” Definisi & ( Jenis – Fungsi – Menjaga ) • Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli Beserta Peran Dan Fungsinya • “Masa Demokrasi Terpimpin” Sejarah Dan ( Latar Belakang – Pelaksanaan ) • Pengertian Sistem Regulasi Pada Manusia Beserta Macam-Macamnya • Rangkuman Materi Jamur ( Fungi ) Beserta Penjelasannya • Pengertian Saraf Parasimpatik – Fungsi, Simpatik, Perbedaan, Persamaan, Jalur, Cara Kerja, Contoh • Contoh Soal Psikotes • Contoh CV Lamaran Kerja • Rukun Shalat • Kunci Jawaban Brain Out • Teks Eksplanasi • Teks Eksposisi • Teks Deskripsi • Teks Prosedur • Contoh Gurindam • Contoh Kata Pengantar • Contoh Teks Negosiasi • Alat Musik Ritmis • Tabel Periodik • Niat Mandi Wajib • Teks Laporan Hasil Observasi • Contoh Makalah • Alight Motion Pro • Alat Musik Melodis • 21 Contoh Paragraf Deduktif, Induktif, Campuran • 69 Contoh Teks Anekdot • Proposal • Gb WhatsApp • Contoh Daftar Riwayat Hidup • Naskah Drama • Memphisthemusical.Com
Jawaban yang benar adalah A.
Pengangguran setengah menganggur ( underemployment) adalah seorang pekerja yang tidak bekerja sepenuh waktu dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Misalnya, orang yang hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu.
Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan A.
• Bahasa Indonesia • English • • • Login • Berlangganan • Newsletter • Home • Buletin • Pengantar • Berita • Berita Hari Ini • Kolom Berita • Breaking News Indonesia • Trade Expos & Exhibitions • Proyek • Rencana Pembangunan Pemerintah • Kemitraan Publik-Swasta • Proyek Swasta • Proyek Publik • Production House • Keuangan • Kolom Keuangan • Berita Bursa Efek • Saham & Obligasi • Sistem Pajak • Angka Ekonomi Makro • Anggaran Negara • Kontak • Bisnis • Kolom Bisnis • Profil Perusahaan • Komoditas • Industri & Sektor • Risiko • Investasi Asing • Tinggal & Kerja • Serambi Bisnis • Budaya • Kolom Budaya • Kunjungan Bisnis • Politik • Ekonomi • Agama • Demografi • Tourist Guide • Tentang Kami • Perusahaan Kami • Tim Penulis • Kontak • Bergabung • Kegiatan Usaha • Home • Kembali • Home • Buletin • Pengantar • Berita • Kembali • Berita • Berita Hari Ini • Kolom Berita • Breaking News Indonesia • Trade Expos & Exhibitions • Proyek • Kembali • Proyek • Rencana Pembangunan Pemerintah • Kemitraan Publik-Swasta • Proyek Swasta • Proyek Publik • Production House • Keuangan • Kembali • Keuangan • Kolom Keuangan • Berita Bursa Efek • Saham & Obligasi • Sistem Pajak • Angka Ekonomi Makro • Anggaran Negara • Kontak • Bisnis • Kembali • Bisnis • Kolom Bisnis • Profil Perusahaan • Komoditas • Industri & Sektor • Risiko • Investasi Asing • Tinggal & Kerja • Serambi Bisnis • Budaya • Kembali • Budaya • Kolom Budaya • Kunjungan Bisnis • Politik • Ekonomi • Agama • Demografi • Tourist Guide • Tentang Kami • Kembali • Tentang Kami • Perusahaan Kami • Tim Penulis • Kontak • Bergabung • Kegiatan Usaha • Language Pilih Bahasa • Kembali • English • Login • Berlangganan • Newsletter • • • Indonesia Investments Report - March 2022 Edition • Subscriber Update - Biofuels in Indonesia • Subscriber Update - Taxation in Indonesia • Subscriber Update - Cryptocurrency in Indonesia • 20 April 2022 (closed) • Jakarta Composite Index (7,227.36) +28.13 +0.39% • USD/IDR (14,146) -6.00 -0.04% • EUR/IDR (17,335) +57.05 +0.33% • GDP Growth Q4 2021 5.02% (y/y) • Inflation March 2022 2.64% (y/y) • Central Bank BI 7-Day Reverse Repo April 2022 3.50% Semasa pemerintahan Orde Baru, pembangunan ekonomi mampu menambahkan banyak pekerjaan baru di Indonesia, yang dengan demikian mampu mengurangi angka pengangguran nasional.
Pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja disebut yang terutama mengalami peningkatan tenaga kerja (sebagai pangsa dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia) adalah sektor industri dan jasa sementara sektor pertanian berkurang: pada tahun 1980-an sekitar 55 persen populasi tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang pertanian, tetapi belakangan ini angka tersebut berkurang menjadi di bawah 40 persen.
Namun, Krisis Keuangan Asia (Krismon) yang terjadi pada akhir tahun 1990-an merusak pembangunan ekonomi Indonesia (untuk sementara) dan menyebabkan angka pengangguran di Indonesia meningkat menjadi lebih dari 20 persen dan angka tenaga kerja yang harus bekerja pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja disebut bawah level kemampuannya ( underemployment) juga meningkat, sementara banyak yang ingin mempunyai pekerjaan full-time, hanya bisa mendapatkan pekerjaan part-time.
Sementara itu, sebagian besar tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan di daerah perkotaan karena Krismon pindah ke pedesaan dan masuk ke dalam sektor informal (terutama di bidang pertanian). Walaupun Indonesia telah mengalami pertumbuhan makro ekonomi yang kuat sejak tahun 2000-an (dan Indonesia telah pulih dari Krismon), sektor informal ini - baik di kota maupun di desa - sampai sekarang masih tetap berperan besar dalam perekonomian Indonesia.
Walau agak sulit untuk menentukan jumlahnya secara pasti, diperkirakan bahwa sekitar 55 sampai 65 persen pekerjaan di Indonesia adalah pekerjaan informal. Saat ini sekitar 80 persen dari pekerjaan informal itu terkonsentrasi di wilayah pedesaan, terutama di sektor konstruksi dan pertanian. Dipekerjakan di sektor informal menyiratkan risiko tertentu karena pekerja sektor informal biasanya memiliki pendapatan yang lebih rendah dan tidak stabil.
Lagipula mereka tidak memiliki akses ke perlindungan dan layanan dasar. Sementara itu, arus uang di sektor informal tidak dikenakan pajak dan kegiatan informal tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan produk nasional bruto (PNB) atau produk domestik bruto (PDB).
Oleh karena itu, pada dasarnya, sektor informal tidak baik bagi pekerja dan tidak baik bagi perekonomian. Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat.
Dengan jumlah total penduduk sekitar 260 juta orang, Indonesia adalah negara berpenduduk terpadat keempat di dunia (setelah Cina, India dan Amerika Serikat).
Selanjutnya, negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Statistik Tenaga Kerja dan Pengangguran (Absolut) di Indonesia: dalam juta orang 2016 2017 2018¹ Tenaga Kerja 127.8 128.1 133.9 - Bekerja 120.8 121.0 127.1 - Menganggur 7.0 7.0 6.9 Penduduk Usia Kerja, Bukan Angkatan Kerja 63.7 64.0 59.6 - Sekolah 15.9 16.5 15.6 - Mengurus Rumah Tangga 39.3 39.9 36.0 - Lainnya 8.4 7.6 8.0 ¹ data dari Februari 2018 dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4 - Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8 - Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Tabel di bawah ini memperlihatkan angka pengangguran (relatif) di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Tabel tersebut menunjukkan penurunan angka pengangguran (yang terbuka) yang cepat di antara tahun 2006 dan 2012 waktu Indonesia diuntungkan saat 2000s commodities boom. Waktu itu ekonomi Indonesia tumbuh dengan cepat maka menghasilkan banyak pekerjaan baru di tengah aktivitas ekonomi yang yang tumbuh.
Alhasil, angka pengangguran Indonesia turun.
Tren ini terganggu oleh perlambatan ekonomi Indonesia (2011-2015) ketika boom komoditas tahun 2000an tiba-tiba berakhir di tengah perlambatan ekonomi global. Ini adalah tanda lain bahwa ekonomi Indonesia terlalu bergantung pada harga komoditas (yang volatil).
Oleh karena itu, upaya Presiden Joko Widodo untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas (yang mentah) dihargai dan harus mengarah pada ekonomi yang lebih kuat secara struktural di masa depan. Seharusnya ini juga berdampak positif pada angka pengangguran di Indonesia. Pengangguran di Indonesia (Relatif): 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Pengangguran (% dari total tenaga kerja) 6.2 5.9 6.2 5.6 5.5 5.1 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pengangguran (% dari total tenaga kerja) 10.3 9.1 8.4 7.9 7.1 6.6 6.1 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kalau kita melihat pengangguran di perkotaan dan pedesaan di Indonesia, maka kita dapat melihat bahwa pengangguran - secara signifikan - lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Yang tidak kalah menariknya yaitu kesenjangan antara pengangguran perkotaan dan pedesaan melebar selama empat tahun terakhir karena pengangguran pedesaan telah menurun lebih cepat daripada pengangguran di perkotaan. Penjelasan untuk tren ini adalah bahwa banyak orang pedesaan pindah ke daerah perkotaan dalam rangka mencari peluang kerja. Indonesia sedang mengalami proses urbanisasi yang cepat. Saat ini lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan.
Di satu sisi, ini adalah perkembangan positif karena urbanisasi dan industrialisasi diperlukan untuk tumbuh menjadi negara yang berpenghasilan menengah ( middle income country).
Di sisi lain, proses ini perlu disertai dengan penciptaan lapangan kerja yang memadai di kota-kota.
Oleh karena itu, investasi (baik domestik maupun asing) perlu meningkat di daerah perkotaan yang sudah ada atau daerah urban yang baru. Dengan demikian, pemerintah Indonesia harus membuat iklim investasi lebih menarik sehingga menghasilkan lebih banyak investasi. Isu-isu penting (yang merupakan tanggung jawab pemerintah) adalah penguatan sumber daya manusia Indonesia (sumber daya manusia mengacu pada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan seorang karyawan).
Kualitas sumber daya manusia lokal dapat ditingkatkan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan. Saat ini banyak perusahaan mengeluh bahwa sumber daya manusia Indonesia terlalu lemah.
Ini berarti bahwa investor lebih suka berinvestasi di negara lain (di mana kualitas pekerja lebih tinggi), sehingga menyebabkan hilangnya peluang dalam hal penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Pengangguran Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia: 2014 2015 2016 2017 Pengangguran Nasional (% dari total tenaga kerja) 5.9 6.2 5.6 5.5 - Pengangguran Perkotaan (% dari total tenaga kerja perkotaan) 7.1 pengangguran yang terjadi karena jumlah jam kerja yang benar-benar digunakan lebih sedikit dari jam yang disediakan untuk bekerja disebut 6.6 6.8 - Pengangguran Perdesaan (% dari total tenaga kerja perdesaan) 4.8 4.9 4.5 4.0 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Sementara itu, relatif sedikit perempuan yang bekerja di Indonesia (di sektor formal).
Hanya sekitar separuh dari perempuan Indonesia yang di usia kerja yang jadi bekerja dalam pekerjaan formal. Namun, angka ini sebenarnya sedikit lebih tinggi dari tingkat (rata-rata) partisipasi angkatan kerja perempuan dunia sebesar 49 persen pada tahun 2017 (data dari Bank Dunia). Namun, dibandingkan dengan pria Indonesia, tingkat partisipasi tenaga kerja wanita rendah.
Sekitar 83 persen pria Indonesia (di usia kerja) bekerja di sektor formal. Ada dua penjelasan dasar untuk situasi ini: (1) Tradisi/budaya; wanita Indonesia lebih cenderung (daripada pria) untuk mengurus rumah tangga, terutama setelah melahirkan anak.
(2) Ke(tidak)setaraan gender; perempuan Indonesia cenderung bekerja di sektor informal (dua kali lebih banyak daripada laki-laki). Ada banyak contoh pekerja perempuan informal di pabrik (misalnya pabrik garmen) atau yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga atau yang buka usaha informal di rumah (misalnya menjual masakan dimasak sendiri). Juga patut dicatat bahwa sebagian besar pekerja perempuan informal ini adalah pekerja yang tidak dibayar.
Dan mereka yang menerima penghasilan biasanya mendapatkan bayaran kurang dari pria untuk pekerjaan yang sama. Sebagaimana disebutkan di atas, bekerja di sektor informal membawa risiko karena pekerja sektor informal biasanya memiliki pendapatan yang rendah dan tidak stabil, apalagi mereka tidak memiliki akses ke perlindungan dan layanan (kesehatan) dasar. Penurunan yang terjadi secara perlahan dan berkelanjutan, khususnya angka pengangguran wanita.
Pengangguran wanita berkurang secara drastis, bahkan mulai mendekati angka pengangguran pria. Meskipun demikian, masalah persamaan gender, seperti di negara-negara lain, masih menjadi isu penting di Indonesia. Meski sudah ada kemajuan dalam beberapa sektor utama (seperti pendidikan dan kesehatan), wanita masih cenderung bekerja di bidang informal (dua kali lebih banyak dari pria), mengerjakan pekerjaan tingkat rendah dan dibayar lebih rendah daripada pria yang melakukan pekerjaan yang sama.
Meskipun banyak kemajuan telah dicapai di beberapa bidang (teritama pendidikan dan kesehatan), perempuan masih lebih mungkin bekerja di sektor informal, dalam pekerjaan yang bayarannya rendah, dan dibayar lebih rendah daripada laki-laki untuk pekerjaan serupa. Sebenarnya, Bank Dunia mendeteksi penurunan cepat pengangguran perempuan di Indonesia pada akhir tahun 2000an di tengah boom komoditas (mungkin karena penurunan ini berasal dari low base).
Bahkan, pengangguran perempuan turun jauh lebih cepat daripada tingkat pengangguran laki-laki Indonesia pada waktu itu. Sayangnya, Bank Dunia berhenti merilis tingkat pengangguran perempuan Indonesia setelah tahun 2010. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Laki-Laki dan Perempuan: 2016 2017 2018 Pengangguran Total (% dari angkatan kerja) 5.61 5.50 TPAK (% dari angkatan kerja) 66.34 66.67 TPAK Laki-Laki (% dari total angkatan kerja laki2) 81.97 82.51 TPAK Perempuan (% dari total angkatan kerja perempuan) 50.77 50.89 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Salah satu karakteristik Indonesia adalah bahwa angka pengangguran cukup tinggi yang dihadapi oleh tenaga kerja muda usia 15 sampai 24 tahun, jauh lebih tinggi dari angka rata-rata pengangguran secara nasional.
Mahasiswa yang baru lulus dari universitas dan siswa sekolah kejuruan dan menengah mengalami kesulitan menemukan pekerjaan di pasar kerja nasional.
Hampir setengah dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia hanya memiliki ijazah sekolah dasar saja. Semakin tinggi pendidikannya semakin rendah partisipasinya dalam kekuatan tenaga kerja Indonesia. Meskipun demikian dalam beberapa tahun terakhir terlihat adanya perubahan tren: pangsa pemegang ijazah pendidikan tinggi semakin besar, dan pangsa pemegang ijazah pendidikan dasar semakin berkurang.
2006 2007 2008 2009 2010 2011 Pengangguran Muda Pria (persentase tenaga kerja pria 15-24 tahun) 27.7 23.8 21.8 21.6 21.1 19.3 Pengangguran Muda Wanita (persentase tenaga kerja wanita 15-24 tahun) 34.3 27.3 25.5 23.0 22.0 21.0 Sumber: Bank Dunia Sektor pertanian tetap berada di posisi teratas dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Tabel di bawah ini memperlihatkan empat sektor terpopuler yang menyerap paling banyak tenaga kerja di tahun 2011 dan setelahnya. Tenaga Kerja per Sektor: dalam juta 2011 2012 2013 2014 2015 2016¹ Pertanian 42.5 39.9 39.2 39.0 37.8 38.3 Pedagang Grosir, Pedagang Ritel, Restoran dan Hotel 23.2 23.6 24.1 24.8 25.7 28.5 Jasa masyarakat, Sosial dan Pribadi 17.0 17.4 18.5 18.4 17.9 19.8 Industri Manufaktur 13.7 15.6 15.0 15.3 15.3 16.0 ¹ data dari Februari 2016 Sumber: Badan Pusat Statistik Pekerjaan rentan (tenaga kerja yang tidak dibayar dan pengusaha) baik untuk pria maupun wanita angkanya lebih tinggi di Indonesia daripada di negara-negara maju atau berkembang lainnya.
Dalam satu dekade terakhir ini tercatat sekitar enam puluh persen untuk pria Indonesia dan tujuh puluh persen untuk wanita.
Banyak yang merupakan 'pekerja rentan' adalah mereka yang bekerja di sektor informal. Keuangan • Kolom Keuangan • Berita Bursa Efek • Saham & Obligasi • Sistem Pajak • Angka Ekonomi Makro • Produk Domestik Bruto • Inflasi • Hutang Pemerintah • Nilai Tukar • Current Account Balance • Kemiskinan • Pengangguran • Anggaran Negara • Kontak Berita Hari Ini • Consumer Price Index of Indonesia; Inflationary Pressures Start Growing in March 2022 06 April 2022 • Indonesia Investments Released March 2022 Report - A Blessed Ramadan 06 April 2022 • Mega-IPO on the Indonesia Stock Exchange: GoTo Gojek Tokopedia 22 Maret 2022 • Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement; Challenges & Opportunities 14 Maret 2022 • Economy & Monetary Policy; How Is Indonesia Doing in the First Quarter of 2022?
08 Maret 2022 Bergabung • Kolom dan analisis terperinci tentang sektor, perusahaan dan komoditas Indonesia • Update terbaru berita ekonomi, politik dan sosial • Akses ke proyek investasi • Untuk gagasan investasi dan mewujudkannya Daftar