Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

SlideShare uses cookies to improve functionality and performance, and to provide you with relevant advertising. If you continue browsing the site, you agree to the use of cookies on this website. See our User Agreement and Privacy Policy.

SlideShare uses cookies to improve functionality untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan performance, and to provide you with relevant advertising.

If you continue browsing the site, you agree to the use of cookies on this website. See our Privacy Policy and User Agreement for details. Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah Lengkap • 1.

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Dosen Pengampu : Ir. Warmanti Mildaryani, MP “PENGAMBILAN CONTOH TANAH, MORFOLOGI TANAH, KADAR LENGAS TANAH, KADAR BAHAN ORGANIK TANAH, KADAR KAPUR EKIVALEN/SETARA TANAH, TEKSTUR TANAH, STRUKTUR TANAH, KONSISTENSI DENGAN ANGKA-ANGKA ATTERBERG TANAH DAN PH TANAH” “TANAH LATOSOL” Disusun Oleh : Abdul Mufti Putra 13011037 Ikhsan Adi Putra 13011033 Irfan Khan 13011038 Suhandrik Pasaribu 13011039 Widagdo Suripto 13011032 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014 • 2.

KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi nilai pada mata kuliah Dasar Ilmu Tanah pada Fakultas Agroindustri Program Studi Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Warmanti Mildaryani, MP selaku dosen pengampu Mata Kuliah Dasar Ilmu Tanah. 2. Agus Abudharin Munif selaku asisten dosen yang membantu kelancaran jalannya praktikum. 3. Staf Laboraturium Ilmu Tanah Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang membantu kelancaran jalannya praktikum.

4. Semua teman-teman dan sahabat-sahabat dari program studi agroteknologi angkatan 2013. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun penyusun butuhkan demi kesempurnaan laporan yang akan datang. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 20 Juni 2014 Penyusun • 3. DAFTAR ISI halaman HALAMAN SAMPUL . i KATA PENGANTAR . ii DAFTAR ISI . iii DAFTAR GAMBAR . v DAFTAR TABEL. vi DAFTAR LAMPIRAN . vii Acara I PENGAMBILAN CONTOH TANAH . 1 1.1. Tujuan Praktikum. 2 1.2. Landasan Teori . 2 1.3.

Metodologi Praktikum . 3 1.4. Hasil dan Pembahasan . 4 1.5. Kesimpulan. 5 Acara II MORFOLOGI TANAH. 6 2.1. Tujuan Praktikum. 7 2.2. Landasan Teori .

7 2.3. Metodologi Praktikum . 8 2.4. Hasil dan Pembahasan . 9 2.5. Kesimpulan. 11 Acara III KADAR LENGAS TANAH . 12 3.1. Tujuan Praktikum. 13 3.2. Landasan Teori . 13 3.3. Metodologi Praktikum . 15 3.4. Hasil dan Pembahasan . 16 3.5. Kesimpulan. 19 Acara IV PENETAPAN KADAR BAHAN ORGANIK TANAH . 20 4.1. Tujuan Praktikum. 21 4.2. Landasan Teori . 21 4.3. Metodologi Praktikum . 23 4.4. Hasil dan Pembahasan . 24 4.5. Kesimpulan. 27 • 4. Acara V KADAR KAPUR EKIVALEN/SETARA TANAH.

28 5.1. Tujuan Praktikum. 29 5.2. Landasan Teori . 29 5.3. Metodologi Praktikum . 31 5.4. Hasil dan Pembahasan . 32 5.5. Kesimpulan. 34 Acara VI PENENTUAN TEKSTUR TANAH .

35 6.1. Tujuan Praktikum. 36 6.2. Landasan Teori . 36 6.3. Metodologi Praktikum . 38 6.4. Hasil dan Pembahasan . 42 6.5. Kesimpulan. 46 Acara VII STRUKTUR TANAH . 47 7.1. Tujuan Praktikum. 48 7.2. Landasan Teori . 48 7.3. Metodologi Praktikum . 50 7.4. Hasil dan Pembahasan . 52 7.5. Kesimpulan. 57 Acara VIII KONSISTENSI DENGAN ANGKA-ANGKA ATTERBERG TANAH. 58 8.1. Tujuan Praktikum. 59 8.2. Landasan Teori . 59 8.3. Metodologi Praktikum .

61 8.4. Hasil dan Pembahasan . 66 8.5. Kesimpulan. 72 Acara IX REAKSI TANAH ; PH TANAH. 73 9.1. Tujuan Praktikum. 74 9.2. Landasan Teori . 74 9.3. Metodologi Praktikum . 75 9.4. Hasil dan Pembahasan . 76 9.5. Kesimpulan. 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN • 5. DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1. Profil tanah . 9 Gambar 2. Diagram Segitiga Tekstur Tanah USDA . 46 • 6. DAFTAR TABEL halaman Tabel 1. Horizon tanah.

9 Tabel 2. Kadar lengas tanah. 16 Tabel 3. Penentuan Kerapatan Massa (BV) Tanah . 53 Tabel 4. Kadar lengas untuk batas cair tanah. 66 Tabel 5. Persamaan regresi. 68 Tabel 6. Kadar lengas untuk batas lekat tanah. 69 Tabel 7. Kadar lengas untuk batas gulung tanah. 69 Tabel 8. Kadar lengas untuk batas berubah warna tanah . 70 Tabel 9. Harkat Angka-angka Atterberg.

71 • 7. DAFTAR LAMPIRAN halaman Laporan Sementara 1. Pengambilan Contoh Tanah. 82 Laporan Sementara 2. Morfologi Tanah. 83 Laporan Sementara 3. Kadar Lengas Tanah . 84 Laporan Sementara 4. Penetapan Kadar Bahan Organik Tanah. 87 Laporan Sementara 5. Kadar Kapur Ekivalen/Setara Tanah. 88 Laporan Sementara 6. Penentuan Tekstur Tanah. 89 Laporan Sementara 7.

Struktur Tanah. 92 Laporan Sementara 8. Konsistensi dengan Angka-angka Atterberg Tanah. 96 Laporan Sementara 9. Reaksi Tanah : pH Tanah .

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

101 • 8. ACARA I PENGAMBILAN CONTOH TANAH • 9. ACARA I PENGAMBILAN CONTOH TANAH 1.1. Tujuan Praktikum Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui teknik pengambilan contoh tanah. 1.2. Landasan Teori Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan diteliti.

Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis melalui dua aspek, yaitu disperse dan fraksinasi. Untuk mencari atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan 3 cara yaitu : pengambilan dalam keadaan agregat tidak terusik, pengambilan tanah tidak terusik dan pengambilan tanah terusik (Agus, 1998).

Menurut Hardjowigeno (1992), teknik pengambilan contoh tanah ada 4 cara, yaitu : 1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), digunakan untuk penetapan-penetapan berat volume (bulk density), porositas tanah, kurva pH dan permeableitas. 2. Contoh tanah dengan agregrat utuh (undisturbed soil agregrat) digunakan untuk penetapan agregrat dan nilai COLE (Coeffisient of Linear Extensibility). 3. Cntoh tanah terganggu atau tidak utuh (disturbed soil sample), digunakan untuk penetapan-penetapan kadar air, tekstur, konsistemsi dan batas-batas angka atterberg, warna dan sebagainya.

4. Contoh tanah dari suatu profil yaitu gabungan dari cara pengambilan contoh tanah utuh, tanah agregrat utuh, dan tanah terganggu/tidak utuh. Fraksinasi adalah penganalisisan sifat-sifat fisika tanah dengan cara memisahkan butir-butir primer tanah tersebut. Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu : tidak terusik, terusik, agregat tidak terusik.

Menurut (Soegiman (1982), untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu : 1) Contoh tanah tidak terusik, yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas • 10. 2) Contoh tanah terusik, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan.

3) Contoh tanah dalam keadaan agregat tidak terusik, yang diperlukan untuk penetapan agihan ukuran agregrat dan derajad kemantapan agregrat. 1.3. Metodologi Praktikum A. Waktu pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2014 di Dusun Sorogaten, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

B. Bahan dan alat Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : a. Pengambilan tanah utuh 1. Tabung kuningan/cooper ring/ring sample 2.

Sekop, cangkul atau cetok 3. Pisau yang tajam dan tipis b. Pengambilan tanah tidak utuh/terganggu 1. Kantong plastik yang berukuran cukup untuk diisi kira-kira 2 kg contoh tanah, plastik dan label 2.

Spidol 3. Cangkul C. Cara kerja a. Pengambilan tanah utuh 1. Meratakan dan membersihkan lapisan tanah atas yang akan diambil, kemudian letakkan tabung tegak pada lapisan tanah tersebut. 2. Menggali tanah disekitar tabung dengan sekop atau cetok 3. Mengiris dan menghaluskan potongan tanah disekita tabung hingga mendekati tabung.

4. Menekan tabung hingga ¾ masuk kedalam tanah. 5. Meletakkan tabung lain diatas tabung pertama. • 11. 6. Menekan lagi tabung tersebut sampai permukaan tabung pertama masuk kedalam tanah sekitar 1 cm. 7. Tabung beserta contoh tanah didalamnya diambil dengan sekop atau cangkul 8. Memisahkan tabung kedua dari tabung pertama dengan hati-hati, kemudian potonglah tanah berlebih pada bagian atas dan bawah tabung pertama hingga rata. 9. Menutup tabung yang berisi contoh tanah tersebut dengan plastik penutup dan simpan kedalam kotak khusus yang telah disediakan.

b. Pengambilan tanah tidak utuh/terganggu 1. Menggali tanah sampai kedalaman yang diinginkan. 2. Mengambil dan memasukkan contoh tanah kedalam kantong plastik. Beri tanda (nomor dan kode) pada label. Bungkus label dengan plastik kecil, masukkan kedalam kantong plastik lalu diikat dengan karet gelang. Pemberian tan da dapat juga pada plastik pembungkus tanah 1.4.

Hasil dan Pembahasan A. Hasil Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil berupa tanah utuh yang berada pada tabung dan tanah tidak utuh/terganggu dalam bentuk bongkahan yang ada didalam plastik. B. Pembahasan Pengambilan contoh tanah merupakan tahap awal dan terpenting dalam program uji tanah di laboratorium. Pengambilan contoh tanah ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat tanah pada suatu titik pengamatan. Prinsipnya adalah hasil analisis sifat fisik tanah dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di lapangan.

Pada praktikum ini digunakan 2 (dua) cara pengambilan contoh tanah yaitu contoh tanah utuh dan contoh tanah tidak utuh/terganggu. Pada pengambilan contoh tanah utuh menggunakan alat berupa cooper ring yang telah memenuhi syarat Area Ratio <0,1 untuk menghindari kerusakan (perubahan sifat fisik) tanah akibat tekanan-tekanan mendatar. Pengambilan contoh tanah ini dilakukan dengan menekan cooper ring pada kedalaman tertertu diatas lapisan tanah atas yang telah • 12.

bersih menggunakan cooper ring yang lain. Kemudian cooper ring yang masuk kedalam tanah diambil menggunakan cangkul dan diratakan bagian atas dan bawahnya jika ada tanah berlebih yang ikut terambil dan dimasukkan kedalam plastik. Pada pengambilan contoh tanah tidak utuh/terganggu dilakukan dengan menggali tanah yang akan diambil menggunakan cangkul sehingga didapatkan bongkahan kemudian dimasukkan kedalam plastik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah, antara lain : 1. Permukaan tanah yang akan diambil harus bersih dari rumput-rumputan, sisa tanaman, bahan organik, dan batu-batuan atau kerikil. 2. Alat-alat yang digunakan bersih dari kotoran-kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastik wadah contoh tanah sebaiknya masih baru, belum dipakai untuk keperluan lain. 3. Jangan mengambil contoh tanah dari selokan, bibir teras, bekas pembakaran sampah atau sisa tanaman, dan bekas penggembalaan ternak.

1.5. Kesimpulan Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Pengambilan contoh tanah diantaranya dapat dilakukan dengan cara mengambil contoh tanah utuh dan contoh tanah tidak utuh/terganggu. 2. Pengambilan contoh tanah utuh dilakukan dengan menekan cooper ring pada kedalaman tertertu diatas lapisan tanah atas yang telah bersih menggunakan cooper ring yang lain. 3. Pada pengambilan contoh tanah tidak utuh/terganggu dilakukan dengan menggali tanah yang akan diambil menggunakan cangkul sehingga didapatkan bongkahan kemudian dimasukkan kedalam plastik • 13.

ACARA II MORFOLOGI TANAH • 14. ACARA II MORFOLOGI TANAH 2.1. Tujuan Praktikum Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengenal dan mengamati bentuk profil tanah 2. Menggambar suatu profil tanah 2.2. Landasan Teori Tanah adalah lapisan terluar bumi yang memilki lapisan-lapisan (horizon). Horizon tanah terdiri dari horizon O, A, E, B, dan C. Lapisan tanah ini terbentuk karena proses yang terjadi dalam pembentukan tanah.

Pada dasarnya tanah terbentuk dari dari lapisan batuan yang paling besar untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan induk) menjadi partikel yang lebih kecil (pasir, debu dan liat). Selain itu kandungan tanah yang ada dipengaruhi oleh bahan mineral dan penambahan bahan-bahan organik yang berasal dari proses terbentuknya tanah. Kandungan tanah membuat tanah ini memiliki ciri-ciri yang dapat diperhatikan secara langsung (morfologi) seperti warna, bentuk dan batasan-batasan.

Tanah lapisan atas warnanya lebih gelap (hitam) dibanding tanah lapisan bawah yang berwarna terang (abu-abu atau kebiruan) (Foth,1994). Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat lubang dengan ukuran panjang, dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah yang diberlukan dalam kegiatan penelitian.

Tanah merupakan tbuh alam yang berbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural forses) terhadap pembentukan mineral, serta pembentukan dan pelapukan bahan-bahan koloid. (Hakim,2007) Selain itu, profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A- Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah, meskipun tanah terdiri dari beberapa horison, namun bagi tetanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sayuran yang berperan adalah kedalaman dibawah 20cm (Lopulisa, 2004) Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara horizon dan dalam satu horizon.

Pada pemerian profil tanah, warna setiap horizon itu • 15. haruslah diperi secara lengkap. Pemberian warna tanah juga perlu memperhatikan hubungan antara pola warna dengan struktur tanah kesarangan tanah.

Agregat untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan yang disidik perlu di hancurkan untuk memastikan apakah warna tanah tampak itu seragam diseluruh agregat. Buku Munsell Soil Color Chart merupakan buku pedoman pemberian warna tanah yang dipublikasikan oleh Badan Pertanian Amerika Serikat (USDA). (Poerwidodo, 1991) Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah yang lebih tepat, adapun faktor-faktor pembentuk tanah, maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah berbeda amat besar.

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

(Foth, 1998) Tiap jenis dan tipe tanah memiliki ciri yang khas dipandang dari sifat-sifat fisis maupun kimianya. Oleh karena itu, profil tanah adalah penampang vertikal pada tanah sampai lapisan bahan induk dari tanah.

Solum tanah merupakan penampang tanah yang dimulai dari horizon A sampai horizon B. (Nurhajati, 1986) Tanah membentuk lingkungan untuk sistem perakaran yang rumit pada tumbuhan dan bagian bawah tanah lainnya. Seperti rhizome, subang dan umbi lapis maupun untuk sejumlah jasad tanah.

Karena itu penting untuk memahami bagaimana lingkungan yang rumit itu dapat beragam dan bagaimana menyediakan medium untuk pertumbuhan akar tumbuhan dan tempat untuk bertaut (Ewusia, 1990). 2.3. Metodologi Praktikum A. Waktu pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2014 di Dusun Sorogaten, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. B. Bahan dan alat 1. Bor tanah 2. Cangkul 3. Pisau belati 4. Altimeter 5. Mistar kayu/gulung 6.

Buku warna tanah 7. H2O2 dan HCL 1 N • 16. Horizon O Horizon A Horizon E Horizon B C. Cara kerja 1. Memilih suatu tempat yang mewakili suatu kawasan/lahan, tentukan batas- batasnya dengan pengeboran. Penentuan batas ini bertujuan untuk membuat baku masing-masing satuan tanah (klasifikasi) sebagai pembanding terhadap satuan tanah lainnya.

2. Menggali lubang dengan ukuran dalam 1 m, lebar 1,5 m, dan panjang 2 m. Dinding profil tanah dibuat menghadap ke utara, dan untuk masuk ke lubang dibuatkan tangga. 3. Menentukan batas-batas horizon tanah, ketebalannya, dan amati masing-masing horizon mengenai ciri-cirinya.

4. Mencatat pula ciri-ciri morfologi lahan di sekitar profil tanah, ukur tinggi tempat dengan altimeter dan gambar penampang profil tanah yang diamati. 2.4. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut : Gambar 1.

Profil tanah Tabel 1. Horizon tanah Horizon Ketebalan Keterangan O 5 cm Warna gelap, berupa serasah/sisa-sisa tanaman dan bahan organik tanah hasil dekomposisi serasah A 16 cm Warna agak gelap, horizon mineral berbahan organik tanah tinggi E 32 cm Warna terang, horizon mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe, dan Al rendah tetapi pasir dan debu kuarsa dan mineral resisten lainnya tinggi B 65 cm Horizon illuvial (akumulasi bahan eluvial) • 17.

- Ketinggian tempat 450 mdpl - Ciri-ciri morfologi lahan disekitar untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan tanah yaitu semi tandus, tanaman yang tumbuh adalah tanaman kelapa dan ilalang. - Kandungan kapur tinggi, diketahui dengan meneteskan HCL 1 N pada contoh tanah yang mengakibatkan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan berbuih karena ada reaksi antara HCL dengan CaCO3. B. Pembahasan Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horison-horison O-A-E-B- C-R.

Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah. Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan mempelajari pembentukan dan klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan tanah yang lebih tepat, adapun faktor-faktor pembentuk tanah, maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah berbeda amat besar. (Foth, 1998) Pada praktikum kali ini pengamatan dilakukan di Dusun Sorogaten, Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Dari pengamatan yang telah dilaksanakan diketahui bahwa profil tanah yang tersingkap terdiri dari horizon O dengan ketebalan 5 cm, horizon A dengan ketebalan 16 cm, horizon E dengan ketebalan 32 cm dan horizon B dengan ketebalan 65 cm. Horizon C dan horizon R tidak terlihat karena jauh berada didalam tanah sehingga yang dapat diamati hanya sampai horizon B.

Horizon O berwarna gelap, dikarenakan horizon ini merupakan berupa serasah/sisa-sisa tanaman dan bahan organik tanah hasil dekomposisi serasah.

Horizon A berwarna agak gelap, dikarenakan horizon ini merupakan horizon mineral berbahan organik tanah tinggi. Horizon E berwarna terang karena horizon ini merupakan horizon mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe, dan Al rendah tetapi pasir dan debu kuarsa dan mineral resisten lainnya tinggi dan horizon B berwarna terang juga, merupakan hasil akumulasi bahan-bahan yan tercuci dari horizon diatasnya.

Tanah yang diamati profil tanahnya mengandung kapur yang tinggi, diketahui dengan meneteskan HCL 1 N pada contoh tanah yang mengakibatkan tanah berbuih karena ada reaksi antara HCL dengan CaCO3. Keadaan disekitar profil tanah yaitu • 18. semi tandus, hanya ilalang dan tanaman kelapa yang tumbuh. Untuk tanah seperti ini, untuk mendapatkan tanah yang baik sehingga dapat ditanami komoditas lain diperlukan pengolahan tanah yang sangat kompleks.

2.5. Kesimpulan Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit).

2. Profil tanah yang diamati terdiri dari horizon O,A,E dan B 3. Horizon O memiliki ketebalan 5 cm, horizon A memiliki ketebalan 16 cm, horizon E memiliki ketebalan 32 cm dan horizon B memiliki ketebalan 65 cm.

• 19. ACARA III KADAR LENGAS TANAH • 20. ACARA III KADAR LENGAS TANAH 3.1. Tujuan Praktikum Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah menetapkan kadar lengas contoh tanah latosol. 3.2. Landasan Teori Tanah Latosol disebut juga sebagai tanah Inceptisol. Tanah ini mempunyai lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm sampai 5 meter bahkan lebih, sedangkan batas antara horizon tidak begitu jelas.

Warna dari tanah latosol adalah merah, coklat sampai kekuning-kuningan. Kandungan bahan organiknya berkisar antara 3-9 % tapi biasanya sekitar 5% saja.

Reaksi tanah berkisar antara pH 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai agak asam. Tekstur seluruh solum tanah ini umumnya adalah liat, sedangkan strukturnya remah dengan konsistensi adalah gembur. Dari warna bisa dilihat unsur haranya, semakin merah biasanya semakin miskin. Pada umumnya kandungan unsur hara ini dari rendah sampai sedang. Mudah sampai agak sukar merembes air, oleh sebab itu infiltrasi dan perkolasinya dari agak cepat sampai agak lambat, daya menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi (Soepardi, 1983).

Pada umumnya tanah Latosol ini kadar unsur hara dan organiknya cukup rendah, sedangkan produktivitas tanahnya dari sedang sampai tinggi.

Tanah in memerlukan input yang memadai. Tanaman yang bisa ditanam didaerah ini adalah padi (persawahan), sayur-sayuran dan buah-buahan, palawija, kemudian kelapa sawit, karet, cengkeh, kopi dan lada. Secara keseluruhan tanah Latosol atau Inceptisol ini mempunyai sifat-sifat fisik yang baik akan tetapi sifat-sifat kimianya kurang baik (Soepardi, 1983).

Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas (matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan.

Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan air ketersediaan (Notohadiprabowo,2006). • 21. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air.

Status energi bebas (tekanan) lengas tanah dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979). Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air.

Dalam keadaan ini jumlah tanah yang disimpan didalam tanah merupakan jumlah air maksimum disebut kapasitas penyimpanan air maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan sebagian lainnya terisi air. Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh (Hillel,1983). Di dalam tanah air dapat bertahan tetap berada di dalam ruang pori karena adanya berbagai gaya yang yang bekerja pada air tersebut.

Untuk dapat mengambil air dari rongga pori tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang menahan air. Gaya – gaya yang menahan air hingga bertahan dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya tarik menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler (Yong et al.,1975).

Jumlah air tanah yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas – batas tertentu. Seperti pada kekurangan air, kelebihan air dapat merupakan kesukaran.

Air yang kelebihan itu tidaklah beracun, akan tetapi kekurangan udara pada tanah – tanah yang tergenanglah yang menyebabkan kerusakan. Tanaman dapat ditanam dengan memuaskan dalam larutan air bila aerasi diberikan dengan baik (Kelly,2002).

Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dalam sampel, misalnya melalui evaporasi, selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling umum digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan mengukur kehilangan berat sampel (Gardner, 1986). Penetapan kadar lengas secara tidak langsung dilakukan dengan mengevaluasi perubahan sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air dalam tanah.

Dua dari sifat-sifat tersebut yang paling banyak digunakan adalah : (i) jumlah dan laju penyebaran neutron, dan (ii) konduktivitas dan kapasitansi listrik dalam tanah (Gardner, 1986). • 22. 3.3. Metodologi Praktikum A. Waktu pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 06 Juni 2014 di Laboratorium Tanah Universitas Mercu Buana Yogyakarta B. Bahan dan alat Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Contoh tanah kering angin gumpalan, diameter 2mm dan 0,5 mm (Latosol) 2.

9 buah botol timbang kuningan 3. Timbangan analitis (ketelitian 0,001 gr) 4. Alat pengering (oven) 5. Eksikator C. Cara kerja 1.

Menimbang botol timbangan kuningan kosong, bersih dan bertutup [misal beratnya a gram] 2. Memasukkan contoh tanah kedalam botol timbangan sampai separuh penuh, timbang botol berisi tanah dan bertutup [misal beratnya b gram] 3. Dengan tutup terbuka masukkan botol timbangan berisi tanah kedalam oven selama paling sedikit 4 jam dengan suhu antara 1050 C – 1100 C. lebih lama lebih baik untuk mencapai berat konstan.

4. Setelah 4 jam botol timbang berisi tanah kering ditutup rapat, lalu dinginkan dalam eksikator/desikator, kemudian ditimbang. 5. Memasukkan lagi botol timbang seperti langkah ke-4 untuk mendapatkan berat konstan kering mutlak [misal c gram] • 23.

3.4. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 2. Kadar Lengas Tanah Ulangan Berat Botol Kosong (g) [a] Berat Botol +Sampel (g) [b] Berat botol setelah dioven 1 (g) Berat botol setelah dioven 2 (g) [c] % Kadar Lengas Tanah Latosol Bongkahan X1 23,875 32,297 31,765 31,743 7,04 X2 23,883 32,445 31,819 31,778 8,45 X3 25,700 37,089 36,133 36,121 9,29 Rata-Rata Kadar Lengas 8,26 Tanah Latosol Diameter 2 mm X4 23,736 33,097 32,388 32,385 8,23 X5 24,414 33,406 32,626 32,623 9,54 X6 25,666 37,729 36,797 36,888 7,49 Rata-Rata Kadar Lengas 8,42 Tanah Latosol Diameter 0,5 mm X7 31,891 39,163 38,489 38,486 10,27 X8 31,902 39,253 38,663 38,661 8,76 X9 32,557 40,063 39,398 39,397 9,74 Rata-Rata Kadar Lengas 9,59 Dengan perhitungan sebagai berikut : 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐚𝐬 𝐭𝐚𝐧𝐚𝐡 = 𝑏 − 𝑐 𝑐 − 𝑎 𝑥100% Keterangan : 𝑎 = Berat botol kosong konstan 𝑏 = Berat botol + sampel 𝑐 = Berat botol + sampel setelah dioven (berat konstan) - Kadar Lengas Tanah Bongkahan X1 = 32,297− 31,743 31,743− 23,875 x 100% = 7,04 % X2 = 32,445− 31,778 31,778− 23,883 x 100% = 8,45 % X3 = 37,089− 36,121 36,121− 25,700 x 100% = 9,29 % • 24.

Rata-rata kadar lengas tanah bongkahan = X1 + X2 + X3 3 = 7,04 + 8,45 + 9,29 % 3 = 8,26 % - Kadar Lengas Tanah Diameter 2 mm X4 = 33,097− 32,385 32,385− 23,736 x 100% = 8,23 % X5 = 33,406− 32,623 32,623− 24,414 x 100% = 9,54 % X6 = 37,729− 36,888 36,888− 25,666 x 100% = 7,49 % Rata-rata kadar lengas tanah diameter 2 mm = X1 + X2 + X3 3 = 8,23 + 9,54 + 7,49% 3 = untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan % - Kadar Lengas Tanah Diameter 0,5 mm X7 = 39,163− 38,486 38,486− 31,891 x 100% = 10,27 % X8 = 39,253− 38,661 38,661− 31,902 x 100% = 8,76% X9 = 40,063− 39,397 39,397− 32,557 x 100% = 9,74% Rata-rata kadar lengas tanah diameter 0,5 mm = X6 + X7 + X8 + X9 4 = 12,10 + 14,02 + 10,28 + 11,40 % 4 = 9,59 % • 25.

B. Pembahasan Kadar lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Manfaat kadar lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi, mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan airdan perhitungan Nilai Perbandingan Dispersi (NPD). Faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah (organik maupun anorganik) (Gardner, 1986).

Dalam percobaan kadar lengas ini menggunakan metode gravimetris, karena metode ini mudah dipraktekkan.

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

Selain itu biayanya juga murah dan waktunya yang digunakan relatif cepat, sebab gravimetris mempunyai prinsip kerja yang sederhana, yaitu pengukuran selisih berat lengas antara sebelum dan sesudah dikeringkan. Tanah dipanaskan pada suhu 1050 - 1100 C sehingga bobot sebelum dan sesudah akan berubah. Hal ini disebabkan pada suhu 1050 - 1100 C terjadi reaksi endotermik yang menyebabkan hilangnya molekul air yang disebut dehiroksilasi. Kehilangan air dan gugus hiroksil menyebabkan hilangnya bobot mineral.

Berat tanah sebelum dikeringkan akan lebih besar daripada sesudah dikeringkan. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa bahwa kadar lengas tanah latosol bongkahan sebesar 8,26 %, kadar lengas tanah latosol diameter 2 mm sebesar 8,42 % dan kadar lengas diameter 0,5 mm sebesar 9,59 %. Menurut Soepardi (1983) latosol merupakan tanah dengan kadar liat lebih dari 60 %, remah sampai gumpal, gembur sehingga permukaan porinya lebih luas.

Hal inilah yang menyebabkan tanah latosol memiliki kemampuan mengikat air yang tinggi. Kandungan lempung yang cukup besar menyebabkan tanah latosol memiliki daya simpan tanah terhadap air tinggi. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas tanah dipengaruhi oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi oleh keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979).

• 26. 3.5. Kesimpulan Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kadar lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. 2. Kadar lengas tanah latosol bongkahan sebesar 8,26 % 3. Kadar lengas tanah latosol diameter 2 mm sebesar 8,42 % 4. Kadar lengas diameter 0,5 mm sebesar 9,59 %. 5. Keberadaan lengas tanah untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air.

• 27. ACARA IV PENETAPAN KADAR BAHAN ORGANIK TANAH • 28. ACARA IV PENETAPAN KADAR BAHAN ORGANIK TANAH 4.1. Tujuan Praktikum Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah menetapkan kadar bahan organik contoh tanah latosol. 4.2. Landasan Teori Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman berada dalam kondisi yang optimum jika komposisinya terdiri dari : 25% udara, 25% air, 45% mineral dan 5% bahan organik. Atas dasar perbandingan ini, nampak kebutuhan tanah terhadap bahan organik adalah paling kecil.

Namun demikian kehadiran bahan organik dalam tanah mutlak dibutuhkan karena bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah (Lengkong dan Kawulusan, 2008).

Tanah yang baik merupakan tanah yang mengandung hara. Unsur yang terpenting dalam tanah agar dapat mendukung kesuburan tanah salah satunya adalah kandungan c-organik. Dimana kandungan c-organik merupakan unsure yang dapat menentukan tingkat kesuburan tanah. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus (Hardjowigeno,2003).

Bahan organik tanah merupakan komponen penting penentu kesuburan tanah, terutama di daerah tropika seperti di Indonesia dengan suhu udara dan curah hujan yang tinggi. Kandungan bahan organik yang rendah menyebabkan partikel tanah mudah pecah oleh curah hujan dan terbawa oleh aliran permukaan sebagai erosi, yang pada kondisi ekstrim mengakibatkan terjadinya desertitifikasi.

Rendahnya kandungan bahan organik tanah disebabkan oleh ketidakseimbangan antara peran bahan dan hilangnya bahan organik dari tanah utamanya melalui proses oksidasi biologis dalam tanah. Erosi tanah lapisan atas yang kaya akan bahan organik juga berperan dalam berkurangnya kandungan bahan organik tanah tersebut (Soetjito, 1992) Bahan organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau pelapukan bahan-bahan mineral yang terkandung didalam tanah.

Bahan organik tanah juga dapat berasal dari timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan • 29. terlapuk selama jangka waktu tertentu.bahan organik dapat digunakan untuk menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi tanah (Soetjito, 1992).

Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen, fosfor dan belerang. Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan didalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman.

Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro. Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Doeswono,1983) Komponen organik tanah berasal dari biomassa yang mencirikan suatu tanah aktif. Komponen organik tak hidup terbentuk dari melalui pelapukan kimia dan biologi, yang dipisahkan ke dalam bahan-bahan yang anatomi bahan aslinya masih tampak dan bahan-bahan yang telah terlapuk sempurna (Hardjowigeno,2003).

Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena memiliki beberapa peranan kunci di tanah. Disamping itu bahan organic tanah memiliki fungsi – fungsi yang saling berkaitan, sebagai contoh bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan meningkatkan daya pulih tanah (Sutanto,2005).

Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi C- organik menjadi bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian).

Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994). Tanah Latosol disebut juga sebagai tanah Inceptisol. Tanah ini mempunyai lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm sampai 5 meter bahkan lebih, sedangkan batas antara horizon tidak begitu jelas.

Warna dari tanah latosol adalah merah, coklat sampai kekuning-kuningan. Kandungan bahan organiknya berkisar antara 3-9 %, tapi biasanya sekitar 5% saja (Soepardi, 1983). • 30. 4.3. Metodologi Praktikum A. Waktu pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 06 Juni 2014 di Laboratorium Tanah Universitas Mercu Buana Yogyakarta B. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Bahan a) Contoh tanah kering udara 0,5 mm (Latosol) b) K2Cr2O7 1 N c) H2SO4 pekat d) H3PO4 e) FeSO4 0,5 N f) Indikator Diphenylamine g) Aquades 2.

Alat a) Labu takar 50 ml b) Pipet ukur 5 ml dan 10 ml c) Gelas ukur 10 ml d) Pipet tetes e) Labu erlenmeyer 250 ml f) Buret 50 ml g) Timbangan analitis (ketelitian 0,001 gr) h) Botol pemancar air C.

Cara Kerja 1. Menimbang 1 gram contoh tanah kering udara diameter 0,5 mm. 2. Menyiapkan labu takar 50 ml sebanyak 2 buah untuk sampel dan blanko. 3. Memasukkan tanah ke dalam labu takar 50 ml dan tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1 N dengan pipet ukur.

4. Menambahkan kemudian 10 ml H2SO4 pekat dengan gelas ukur 5. Kemudian dikocok dengan gerakan memutar dan mendatar (dengan penggojok kottermen selama 30 menit) • 31. 6. Warna harus tetap merah jingga, jika warnanya menjadi hijau/ biru, tambahkan lagi K2Cr2O7 dan H2SO4 pekat, dan jumlah penambahan harus dicatat (Perlakuan sampel dan blanko sama, tetapi blanko tidak menggunakan tanah) 7.

Mendiamkan kira-kira 30 menit sampai larutan menjadi dingin. 8. Menambahkan 5 ml H3PO4 85% dan beberapa tetes indikator diphenylamine 9.

Menjadikan volume 50 ml dengan menambahkan aquades, hendaknya memakai botol pemancar air. 10. Mengocok dengan cara membalik-balik labu takar sampai homogen dan biarkan mengencap. 11. Mengambil 5 ml larutan jernih dengan pipet ukur, kemudian masukkan kedalam labu erlenmayer 250 ml dan tambahkan aquades 15 ml. 12. Mentitrasi dengan larutan FeSO2 0,5 N hingga warnanya menjadi kehijau- hijauan, lalu mencatat volume titran.

4.4. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Volume titran blanko = 8,5 ml 2. Volume titran sampel = 8,5 ml Hasil tersebut dimasukkan kedalam rumus : 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐎𝐫𝐠𝐚𝐧𝐢𝐤 = (C) 100 50 % dengan : (𝑪) = (𝐵 − 𝐴)𝑁 𝐹𝑒𝑆𝑂4 𝑥 3 𝐴 𝑥 100 100 + 𝐾𝐿 𝑋 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (𝑚𝑔) 𝑥 10 𝑥 100 77 𝑥 100% Keterangan : B = Volume titran blanko A = Volume titran sampel KL = Kadar lengas tanah diameter 0,5 mm 3 = Berasal dari 1 ml K2Cr2O7 ~3 mg C 100/77 = Berasal dari C metode Walkley & Black : C metode Densnstedt 100/58 = Berasal dari kadar rata-rata C dalam bahan organik 58% • 32.

(𝑪) = (𝐵 − 𝐴)𝑁 𝐹𝑒𝑆𝑂4 𝑥 3 𝐴 𝑥 100 100 + 𝐾𝐿 𝑋 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (𝑚𝑔) 𝑥 10 𝑥 100 77 𝑥 100% (𝑪) = (8,5 − 8,5) 0,5 𝑥 3 8,5 𝑥 100 100 + 9,59 𝑥 1000𝑚𝑔 𝑥 10 𝑥 100 77 𝑥 100% (𝑪) = 15 7756,18 𝑥 1298,7 (𝑪) = 𝟐, 𝟓𝟏 % Sehingga : 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐎𝐫𝐠𝐚𝐧𝐢𝐤 = (C) 100 50 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐎𝐫𝐠𝐚𝐧𝐢𝐤 = (2,51) 100 50 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐁𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐎𝐫𝐠𝐚𝐧𝐢𝐤 = 𝟓, 𝟎𝟐 % Jadi, persentase kadar bahan organik dalam tanah latosol sebesar 5,02%.

B. Pembahasan Tanah sebagai media pertumbuhan tanaman berada dalam kondisi yang optimum jika komposisinya terdiri dari : 25% udara, 25% air, 45% mineral dan 5% bahan organik.

Atas dasar perbandingan ini, nampak kebutuhan tanah terhadap bahan organik adalah paling kecil. Namun demikian kehadiran bahan organik dalam tanah mutlak dibutuhkan karena bahan organik merupakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah (Lengkong dan Kawulusan, 2008).

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa kadar bahan organik tanah latosol sebesar 5,02 %. Jumlah ini sesuai dengan pendapat Soepardi (1983) yang menyatakan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan tanah latosol memiliki kandungan bahan organik berkisar antara 3-9 %, tapi biasanya sekitar 5% saja. Menurut Madjid (2007) bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik, maupun biologi tanah.

Fungsi bahan organik di dalam tanah sangat banyak, baik terhadap sifat fisik, kimia maupun biologi tanah, antara lain sebagai berikut : 1) Berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap ketersediaan hara.

Bahan organik secara langsung merupakan sumber hara N, P, S, unsur mikro • 33. maupun unsur hara esensial lainnya. Secara tidak langsung bahan organik membantu menyediakan unsur hara N melalui fiksasi N 2) Membentuk agregat tanah yang lebih baik dan memantapkan agregat yang telah terbentuk sehingga aerasi, permeabilitas dan infiltrasi menjadi lebih baik. Akibatnya adalah daya tahan tanah terhadap erosi akan meningkat. 3) Meningkatkan retensi air yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman.

4) Meningkatkan retensi unsur hara melalui peningkatan muatan di dalam tanah. 5) Mengimmobilisasi senyawa antropogenik maupun logam berat yang masuk ke dalam tanah 6) Meningkatkan kapasitas sangga tanah Faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik dapat dikelompokkan dalam tiga grup, yaitu 1) sifat dari bahan tanaman termasuk jenis tanaman, umur tanaman dan komposisi kimia, 2) tanah termasuk aerasi, temperatur, kelembaban, kemasaman, dan tingkat kesuburan, dan 3) faktor iklim terutama pengaruh dari kelembaban dan temperatur.

Bahan organik secara umum dibedakan atas bahan organik yang relatif sukar didekomposisi karena disusun oleh senyawa siklik yang sukar diputus atau dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana, termasuk di dalamnya adalah bahan organik yang mengandung senyawa lignin, minyak, lemak, dan resin yang umumnya ditemui pada jaringan tumbuh-tumbuhan; dan bahan organik yang mudah didekomposisikan karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri dari C, O, dan H, termasuk di dalamnya adalah senyawa dari selulosa, pati, gula dan senyawa protein.

Dari berbagai aspek tersebut, jika kandungan bahan organik tanah cukup, maka kerusakan tanah dapat diminimalkan, bahkan dapat dihindari. Jumlah bahan organik di dalam tanah dapat berkurang hingga 35% untuk tanah yang ditanami secara terus menerus dibandingkan dengan tanah yang belum ditanami atau belum dijamah (Brady, 1990).

Young (1989) menyatakan bahwa untuk mempertahankan kandungan bahan organik tanah agar tidak menurun, diperlukan minimal 8 – 9 ton per ha bahan organik tiap tahunnya. Atmojo (2003) mengemukakan beberapa cara untuk mendapatkan bahan organik: 1) Pengembalian sisa panen. Jumlah sisa panenan tanaman pangan yang dapat dikembalikan ke dalam tanah berkisar 2 – 5 ton per ha, sehingga tidak dapat memenuhi jumlah kebutuhan bahan organik minimum.

Oleh karena itu, masukan bahan organik dari sumber lain tetap diperlukan. • 34. 2) Pemberian pupuk kandang. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan peliharaan seperti sapi, kambing, kerbau dan ayam, atau bisa juga dari hewan liar seperti kelelawar atau burung dapat dipergunakan untuk menambah kandungan bahan organik tanah.

Pengadaan atau penyediaan kotoran hewan seringkali sulit dilakukan karena memerlukan biaya transportasi yang besar. 3) Pemberian pupuk hijau. Pupuk hijau bisa diperoleh dari serasah dan dari pangkasan tanaman penutup yang ditanam selama masa bera atau pepohonan dalam larikan sebagai tanaman pagar. Pangkasan tajuk tanaman penutup tanah dari famili leguminosae dapat memberikan masukan bahan organik sebanyak 1.8 – 2.9 ton per ha (umur 3 bulan) dan 2.7 – 5.9 ton per ha untuk yang berumur 6 bulan.

4.5. Kesimpulan Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kadar bahan organik tanah latosol sebesar 5,02% 2. Tanah latosol memiliki kadar bahan organik yang rendah 3. Penambahan pupuk organik harus dilakukan pada tanah latosol agar unsur hara bisa tersedia secara perlahan 4. Bahan organik untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan bahan penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah.

• 35. ACARA V PENETAPAN KADAR KAPUR EKIVALEN/SETARA TANAH • 36. ACARA V PENETAPAN KADAR KAPUR EKIVALEN/SETARA TANAH 5.1. Tujuan Praktikum Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah menetapkan kadar kapur ekivalen/setara tanah contoh tanah latosol.

5.2. Landasan Teori Tanah merupakan produk sampingan deposit akibat pelapukan kerak bumi dan atau batuan yang tersingkap dalam matrik tanah. Kapur memiliki sifat sebagai bahan ikat antara lain: sifat plastis baik (tidak getas), mudah dan cepat mengeras, workability baik dan mempunyai daya ikat baik untuk batu dan bata.

Bahan dasar kapur adalah batu kapur atau dolomit, yang mengandung senyawa kalsium karbonat (CaCO3) (Hanafiah, 2005). Kapur dalam tanah memiliki asosiasi dengan keberadaan kalsium dan magnesium tanah. Hal ini wajar, karena keberadaan kedua unsur tersebut sering ditemukan berasosiasi dengan karbonat.

Secara umum pemberian kapur ke tanah dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah. Bila ditinjau dari sudut kimia, maka tujuan pengapuran adalah menetralkan kemasaman tanah. Perlu diketahui bahwa tanah yang memiliki kandungan kapur yang tinggi, belum tentu tanah tersebut juga memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. bisa terjadi suatu kapur itu menjadi racun karena kapur akan menyerap unsur hara dari dalam tanah, dimana unsur hara tersebut dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya (Tan H, 1998) Perbedaan kadar kapur pada berbagai jenis tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain komposisi bahan induk dan iklim.

Kedua faktor ini berhubungan dengan kadar lengas tanah, terbentuknya lapisan-lapisan tanah, dan tipe vegetasi. Faktor-faktor ini merupakan komponen dalam perkembangan tanah. Pada umumnya batuan kapur/kwarstik lebih tahan terhadap perkembangan tanah.

Pelarutan dan kehilangan karbonat diperlukan sebagai pendorong dalam pembentukan tanah pada batuan berkapur. Garam-garam yang mudah larut (seperti Na, K, Ca, Mg-Klorida dan sulfat, NaCO3) dan garam alkali yang agak mudah larut ( Ca, Mg ) dengan karbonat yang akan berpindah bersama air, dan bergantung besarnya air yang dapat mencapai kedalaman tanah tertentu.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pengayaan garam/ kapur pada horison tertentu dan besarnya sangat bervariasi. Karena terdapat perbedaan • 37. kelarutan dan mobilitas tersebut maka yang terendapkan lebih dahulu adalah karbonat. Pada kondisi yang ekstrem kerak garam dan kapur dapat terbentuk di permukaan tanah.

Dari sini menunjukan bahwa kadar kapur tanah dapat berbeda-beda. (Tan H, 1991). Pengaruh kapur terhadap tanah dapat meliputi proses pembentukan agregat tanah, pengikatan hara oleh tanah, dan parameter tanah lain yang berhubungan dengan kegiatan biologi dalam tanah.

Analisis kadar kapur tanah secara kaulitatif atau yang biasa dilakukan di lapangan yaitu meneteskan contoh tanah dengan larutan HCl 10 %. Apabila tanah mengandung kapur maka akan terjadi reaksi ataupembuihan.

Semakin banyak kandungan kapur dalam tanah maka reaksi yang terjadi semakin besar atau hebat (Hanafiah, 2005). Penambahan kapur menimbulkan muatan positif (kation) dalam air pori.

Penambahan kation ini memungkinkan terjadinya proses tarik menarik antara an-ion dari partikel tanah dengan kation dari partikel kapur serta kation dari partikel kapur dengan anion dari partikel air (proses pertukaran ion/cation exchange). Proses ini mengganggu proses tarik menarik antara an-ion dari partikel tanah dengan kation dari partikel air serta proses tarik menarik antara an-ion dan kation dari partikel air, sehingga partikel tanah kehilangan daya tarik antar partikelnya.

Berkurangnya daya tarik antar partikel tanah dapat menurunkan kohesi tanah. Penurunan kohesi ini menyebabkan mudah terlepasnya partikel tanah dari ikatannya. Penambahan kapur untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan semakin banyak akan menyebabkan semakin turunnya nilai kohesi.

Dengan turunnya nilai kohesi akan menyebabkan turunnya nilai batas cair pada tanah (Wiqoyah, 2006). Namun apabila berlebihan, pengapuran dapat berdampak negatif berupa penurunan ketersediaan Zn, Mn, Cu, B yang dapat menyebabkan tanah menjadi devisiensi keempat unsur ini, serta dapat mengalami keracunan Mo (Hanafiah, 2005). Kapur yang mengandung sejumlah besar Mg dapat mengurangi Ca: rasio Mg dalam tanah.

Kapur dari dolomit mengandung Mg 10 sampai 15%, sedangkan kalsit kapur mengandung kurang dari 1% Mg. The University of Missouri program uji tanah, yang menggunakan filosofi SL, merekomendasikan dan menerapkan bahan penetral yang efektif (ENM) kapur untuk meningkatkan pH tanah garam menjadi antara 6,1 dan 6,5, yang pH garamnya sasaran kisaran untuk kapas.

ENM digunakan untuk menunjukkan efektivitas pengapuran bahan yang didasarkan pada kalsium karbonat diukur kesetaraan dan ukuran partikel. Jika tanah yang kekurangan Mg, kapur dolomit dapat direkomendasikan untuk memperbaiki keasaman tanah dan meningkatkan Mg tanah (Stevens, 2005). • 38. 5.3. Metodologi Praktikum A. Waktu Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2014 di Laboratorium Tanah Universitas Mercu Buana Yogyakarta B.

Bahan dan alat Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Bahan a) Contoh tanah kering udara 2 mm (Latosol) b) HCL 2 N 2. Alat a) Calcimeter (Alat CO2 Mohr) b) Gelas Arloji c) Timbangan analitis (ketelitian 0,001 gr) C. Cara Kerja 1. Menimbang calcimeter kosong, bersih dan kering [misal a gram] 2. Memasukkan sampel tanah sekitar 5 gram kedalam calcimeter, lalu ditimbang [misal b gram] 3. Mengisi tempat HCl dengan HCL 2 N ¾ penuh, harus menjaga supaya kran sebelah bawah tempat HCL tertutup rapat sehingga HCL tidak menetes, lalu ditimbang [misal c gram] 4.

Membuka kran sehingga HCL mengalir setetes demi setetes kedalam tempat tanah. Tiap kali diguncang-guncang sedikit. 5. Setelah HCL habis, calcimeter dipanaskan sebentar diatas api kecil. 6. Mengangkat calcimeter dari api, biarkan dingin selama sekitar 30 menit lalu ditimbang [misal d gram] • 39. 5.4. Hasil dan Pembahasan A.

Hasil Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Berat calcimeter kosong (a) = 74,036 gram 2. Berat calcimeter + sampel (b) = 79,034 gram 3. Berat calcimeter + sampel + HCL (c) = 99,798 gram 4.

Berat calcimeter setelah dipanaskan (d) = 99, 751 gram Hasil tersebut dimasukkan kedalam rumus : 𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑪𝒂𝑪𝑶 𝟑 = (𝑐 − 𝑑) 44 𝑥100 100 100 + 𝐾𝐿 (𝑏 − 𝑎) 𝑥100% Keterangan : 𝑎 = Berat calcimeter kosong 𝑏 = Berat calcimeter + sampel 𝑐 = Berat calcimeter + sampel + HCL 𝑑 = Berat calcimeter setelah dipanaskan 𝐾𝐿 = Kadar lengas tanah diameter 2 mm Sehingga : 𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑪𝒂𝑪𝑶 𝟑 = (99,798 − 99, 751) 44 𝑥100 100 100 + 8,42 (79,034 − 74,036) 𝑥100% 𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑪𝒂𝑪𝑶𝟑 = 0,107 4,6 𝑥100% 𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑪𝒂𝑪𝑶𝟑 = 𝟐, 𝟑𝟐 % B.

Pembahasan Kandungan Ca dan Mg yang tinggi dalam tanah kapur berhubungan dengan taraf perkembangan tanah tersebut, semakin tua tanahnya, akan semakin kecil pula kandungan kedua zat tersebut. Kadar tinggi berkaitan dengan pH yang netral. Sebagai unsur hara makro Ca dan Mg mempunyai fungsi yang penting pada tanaman.

Kalsium (Ca) berperan sebagai penyusun dinding sel tumbuhan dan sering pula menetralkan bahan racun dalam jaringan tanaman. Magnesium (Mg) • 40. merupakan komponen dari klorofil dan berperan pula dalam pembentukan lemak dan minyak pada tumbuhan. Kekurangan kedua zat ini dalam tanah dapat menghambat perkembangan normal pada jaringan muda. Kandungan kapur dari setiap jenis tanah berbeda-beda.

Kandungan kapur dari lapisan atas tentu berbeda dengan lapisan di bawahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya proses pelindian kapur pada lapisan atas oleh air yang akan diendapkan pada lapisan bawahnya. Selain itu keberadaan kapur tanah sangat dipengaruhi oleh batuan induk yang ada pada lokasi tanah tersebut. Pengaruh iklim terhadap pembentukan dan perkembangan profil tanah sangat bergantung pada besarnya air yang mampu melewati lapisan tanah. Dalam percobaan ini dilakukan analisis kapur dengan menggunakan metode gravimetri yang dikenal dengan penetapan kadar kapur setara tanah dengan menggunakan alat calcimeter dan khemikalia HCl.

CO2 yang menguap dalam penentuan kapur akan diukur menurut reaksi : CaCO3 + 2 HCl  CaCl2 + H2O + CO2 Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, kadar kapur tanah latosol sebesar 2,32 %, hal ini menunjukan bahwa kandungan kapur tanah latosol rendah. Perbedaan kadar kapur pada berbagai jenis tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain komposisi bahan induk dan iklim. Kedua faktor ini berhubungan dengan kadar lengas tanah, terbentuknya lapisan-lapisan tanah, dan tipe vegetasi.

Faktor- faktor ini merupakan komponen dalam perkembangan tanah. Pada umumnya batuan kapur/ kwarstik lebih tahan terhadap perkembangan tanah. Pelarutan dan kehilangan karbonat diperlukan sebagai pendorong dalam pembentukan tanah pada batuan berkapur. Garam-garam untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan mudah larut (seperti Na, K, Ca, Mg-Klorida dan sulfat, NaCO3) dan garam alkali yang agak mudah larut ( Ca, Mg ) dengan karbonat yang akan berpindah bersama air, dan bergantung besarnya air yang dapat mencapai kedalaman tanah tertentu.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pengayaan garam/ kapur pada horison tertentu dan besarnya sangat bervariasi. Karena terdapat perbedaan kelarutan dan mobilitas tersebut maka yang terendapkan lebih dahulu adalah karbonat.

Pada kondisi yang ekstrem kerak garam dan kapur dapat terbentuk di permukaan tanah. • 41. 5.5. Kesimpulan Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1.

Kadar kapur ekivalen/setara tanah latosol sebesar 2,32 %. 2. Tanah latosol memiliki kadar kapur yang rendah 3. Perbedaan kadar kapur pada berbagai jenis tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain komposisi bahan induk dan iklim. • 42. ACARA VI TEKSTUR TANAH • 43. ACARA VI TEKSTUR TANAH 6.1. Tujuan Praktikum Secara umum, tujuan dari untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan ini adalah sebagai berikut : 1.

Menetapkan agihan zarah tanah (lempung, debu, pasir) total menggunakan analisis granuler cara pipet 2. Menetapkan kelas tekstur tanah dengan segitiga USDA 3. Menetapkan agihan (lempung + debu) aktual 6.2.

Landasan Teori Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase yakni bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya bahan organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik (organosol). Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang perbandingannya untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan bervariasi menurut musim dan pengolahan tanah.

Dengan demikian, perbandingan keempat komponen utama tanah partikel-partikel inorganik, bahan organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah-lokasi dan kedalaman (Hakim, 1986). Sifat-sifat fisis tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, Retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah. Oleh karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sampai berapa jauh sifat-sifat tersebut dapat diubah (Hardjowigeno, 1995).

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat (Hanafiah, 2008).

Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978).

• 44. Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya.

Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Buckmandan Brady, 1992) Pembagian kelas tektur yang banyak dikenal adalah pembagian 12 kelas tekstur menurut USDA.

Nama kelas tekstur melukiskan penyebaran butiran, plastisitas, keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan tanah, kekeringan, penyediaan hara tanah dan produktivitas berkaitan dengan kelas tekstur dalam suatu wilayah geogtrafis (A.K.

Pairunan, dkk, 1985). Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas tekstur seperti yang tertera pada Diagram Segitiga Tekstur Tanah USDA (cit. Kohnke, 1980). Tabel ini menunjukkan bahwa suatu tanah disebut bertekstur pasir apabila mengandung minimal 85% pasir, bertekstur debu apabila berkadar minimal 80% debu, dan bertekstur liat apabila berkadar minimal 40% liat. Tanah yang berkomposisi ideal yaitu 22,5 – 52,5% pasir, 30 – 50% debu dan 10 – 30% liat disebut bertekstur lempung (Hanafiah, 2010) Tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik dan kimia serta mineral tanah.

Partikel-partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat, dan sifat lainnya. Analisis laboratorium yang mengisahkan hara tanah disebut analisa mekanis. Sebelum analisa mekanis dilaksanakan, contoh tanah yang kering udara dihancurkan lebih dulu disaring dan dihancurkan dengan ayakan 2 mm. Sementara itu sisa tanah yang berada di atas ayakan dibuang.

Metode ini merupakan metode hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaannya. Tekstur tanah dapat ditetapkan secara kualitatif dilapangan (Hakim, 1986). Dalam penetapan tekstur tanah ada tiga jenis metode yang biasa digunakan yaitu untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk), metode pipet atau biasa disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau disebut dengan metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel bertambah secara kuadratik (Hardjowigeno, 1995).

• 45. 6.3. Metodologi Praktikum A. Waktu pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13-17 Juni 2014 di Laboratorium Tanah Universitas Mercu Buana Yogyakarta B. Bahan dan alat Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : a) Bahan 1.

Contoh tanah halus kering udara ϕ 2,00 mm 2. H2O2 30% 3. 200 ml HCl 0,2 N 4. 20 ml HCl 2 N 5. 10 ml NaOH 1 N b) Alat 1. 1 buah gelas arloji ϕ 12 cm 2. Timbangan analisi teliti sampai 0,0001 gram 3. 1 buah corong gelas ϕ 10 cm 4. Tabung sedimentasi 1000 ml dengan tutup plastik 5. Pipet granuler volume 25 ml 6.

Stopwatch teliti sampai 0,1 detik 7. Batang kaca pengaduk 8. Thermometer 9. 2 buah cawan penguap ϕ 8 cm 10. 1 buah labu erlenmeyer 250 ml dan 500 ml 11. Kertas saring Whatman 42 12. Kuas 13. Gelas piala 500 ml 14. Tabung ukur 25 ml 15.

Penangas air/kompor listrik 16. Botol pemancar air 17. Alat pengering (oven) 18. Eksikator 19. Kertas lakmus biru • 46. C. Cara kerja a) Analisis granuler cara pipet 1.

Menimbang contoh tanah yang mengunakan gelas arloji/kertas bersih, sebanyak sekitar 15 gram (misal a gram). Masukkan contoh tanah secara kuantitatif kedalam gelas piala 500 ml, butir-butir tanah yang mungkin masih menempel dimasukkan semua sampai bersih. 2. Menambahkan air sebanyak 50 ml, lalu 10 ml H2O2 30% dengan gelas ukur. Gelas piala ditutup dengan gelas arloji yang bersih dan kering, kemudian dibiarkan semalam.

Tindakan ini dimaksudkan untuk menghilangkan bahan organik yang ada didalam tanah. 3. Keesokan harinya gelas piala tertutup ini dipanasi di atas penangas air yang telas mendidih/kompor listrik dan diawasi betul-betul kalau ada bahaya pembuihan sampai tanahnya meluap.

Kalau perlu gelas pialanya diangkat dari pemanas. Setelah reaksi pertama mereda (5 – 10 menit) tambahkan lagi H2O2 30% sebanyak 15 ml, tutup kembali dengan gelas arloji dan biarkan di atas penangas air selama 10 menit lagi. Lakukan sampai tidak ada gelembung lagi atau warna tanah menjadi muda dan kelihatan bersih permukaannya. Untuk memastikan, setelah larutan agak dingin diberi beberapa ml H2O2 30%. Kalau tidak timbul reaksi lagi, tidak lagi terjadi gelembung-gelembung percikan, ini berarti bahan organik betul-betul telah habis.

Jika reaksi masih timbul, maka langkah yang terakhir tadi dapat diulang secukupnya. 4. Butir-butir tanah yang menempel di gelas arloji dan dinding gelas piala dibilas masuk dengan air sampai bersih. Suspensi lalu di encerkan sampai kira-kira 150 ml dengan air suling, ditutup kembali, dan di didihkan di atas pemanas hati-hati selama 5 menit.

Dijaga sampai membuih atau memercik, dan tumpah. Setelah itu dibiarkan mendingin. 5. Setelah dingin gelas arloji penutup dan dinding gelas piala dibilas dengan air sampai bersih. Tambahkan 25 ml HCl 2 N untuk menghilangkan kapur, garam-garam lain dan kation-kation basa beradsorbsi.

Kalau tanah mengandung kapur lebih dari 2% maka untuk setiap persennya ditambah lagi 2,5 ml HCl 2 N. Encerkan suspensi sampai volume kira-kira 250 ml dengan air dan tanah digosok-gosok dengan batang kaca/pengaduk. Reaksi antara tanah dengan asam dibiarkan berlangsung selama 1 jam dengan diasuk-aduk.

• 47. Selama pekerjaan ini batang pengaduk tetap diletakan di dalam gelas piala, dan jangan di letakkan dimana-mana karena ujungnya ada tanah yang menempel. Setelah untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan ini terlampaui, larutan di tes dengan kertas lakmus biru.

Kertas lakmus biru harus berubah warnanya menjadi merah, yang menandakan bahwa telah ada kelebihan asam dan kapurnya pasti telah hilang semuanya.

Kalau kertas lakmus tidak berubah warnanya, berarti asamnya berkurang dan perlu ditambah 10 ml HCL. Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan lagi dengan lakmus biru. 6. Memasang kertas saring whatman dengan benar diatas corong dan letakkan diatas labu erlenmeyer. Basahi sedikit hingga kertas saring menempel dicorong. Saring suspensi tanah. Setiap kali menuang jangan sampai permukaan cairan dalam corong kurang dari 2 mm jaraknya dari tepi kertas saring dan sebagian besar tanah jatuh ditengah corong.

Biarkan tanah tertinggal didalam beaker glass. 7. Menuangkan HCL 0,2 N sebanyak 50 ml kedalam tanah lalu saring. Lakukan pencucian dengan HCL ini sebanyak 4 kali (200ml) 8. Mencuci tanah dan suspensi dengan air sampai netral. Biasanya 6 kali pencucian. Pencucian selesai apabila larutan dites dengan kertas lakmus biru tidak menyebabkan perubahan warna menjadi merah, artinya kertas lakmus tetap biru.

9. Setelah selesai pencucian, paparkan kertas saring ke atas gelas arloji, hati- hati jangan sampai sobek. Tanah yang ada dikertas saring dan beaker glass dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml. Masukkan semua tanah jangan sampai ada yang tertinggal atau tercecer. Bilas kertas saring dengan air sedikit demi sedikit. Pada saat pemeindahan tanah selesai volume suspensi tidak boleh melebihi 250 ml. 10. Menambahkan 10 ml larutan NaOH 1 N setepat mungkin dengan gelas ukur yang bersih.

Tutup erlenmeyer dengan plastik yang diikat dengan karet, gojoklah menggunakan penggojok kotterment selama 15 menit untuk mendapatkan pendispersian yang sempurna. 11. Suspensi dimasukkan kedalam tabung sedimentasi dan tambahkan air sampai 1000 ml.

Siapkan pipet granuler yang bersih, drop pipet, cawan porselin bersih yang sudah diketahui beratnya (misal b gram), termometer untuk mengetahui suhu suspensi dan stopwatch. • 48. 12. Pemipetan I kedalaman 20 cm : (lempung+debu) total Ukur suhunya untuk mengetahui waktu tunggu pemipetan. Tutup tabung sedimentasi denga plastik dan ikat dengan karet. Dibantu telapak tangan, dibalik-balik secara teratur kira-kira 15 kali dengan kecepatan 1 kali balik tiap 2 detik supaya suspensi menjadi homogen.

Jadi lama pemutar balikan kira-kira 30 detik. Kemudian letakkan pelan-pelan. Sesuai waktu tunggu di tabel, masukkan pipet sampai kedalaman 20 cm lalu pipet 25 ml 10=15 detik, kemudian untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan keluar.

Tampung isi suspensi kedalam cawan penguap, lalu dioven pada suhu 105˚-110˚C sampai didapatkan berat kering mutlak. (misal c gram). 13. Pemipetan II kedalaman 5 cm : lempung total Lakukan langkah seperti No.12, tetapi pemipetan dilakukan pada kedalamn 5 cm.

Pengamatan temperatur dilakukan dengan ; setelah tabung diletakkan sehabis dihomogenkan suspensinya, mulai dilakukan perhitungan waktu menunggu. Kemudian setelah lewat 1 jam, 2 jam, 2,5 jam suhu diamati, lalu dirata-rata untuk mendapatkan waktu tunggu yang dihitung dari penggojokan suspensi. Setelah tercapai waktu tertentu, pipet dengan kedalaman 5 cm sebanyak 25 ml, tampung isi suspensi kedalam cawan penguap yang sudah diketahui beratnya (misal d gram).

lalu dioven pada suhu 105˚-110˚C sampai didapatkan berat kering mutlak. (misal e gram) b) Agihan (debu + Lempung) aktual 1. Menimbang contoh tanah yang mengunakan gelas arloji/kertas bersih, sebanyak sekitar 15 gram (misal berat contoh tanah halus a gram) 2. Miringkan gelas piala hingga contoh tanah menyebar sepanjang kira-kira 4-5 cm pada dindingnya.

Tambahkan air sedikit demi sedikit dengan dialirkan lewat dinding gelas piala hingga tanah menjadi basah karena kapilaritas dan bukan karena dituangi air. 3. Setelah tanah menjadi basah betul, tambahkan air sampai volume suspensi mencapai 250 ml, penambahan air jangan dikenakan langsung pada tanahnya.

Biarkan tanah mengurai dengan sendirinya dalam air selama paling sedikit 15 menit. • 49. 4. Menuangkan suspensi tanah secara kuatitatif kedalam tabung sedimentasi dengan pemancar air, membilasnya jangan sampai terkena tanahnya. Tambahkan air sampai volume 1.000 ml. 5. Pemipetan kedalaman 20 cm Ukur suhunya untuk mengetahui waktu tunggu pemipetan. Tutup tabung sedimentasi denga plastik dan ikat dengan karet. Dibantu telapak tangan, dibalik-balik secara teratur kira-kira 15 kali dengan kecepatan 1 kali balik tiap 2 detik supaya suspensi menjadi homogen.

Jadi lama pemutar balikan kira-kira 30 detik. Kemudian letakkan pelan-pelan. Sesuai waktu tunggu di tabel, masukkan pipet sampai kedalaman 20 cm lalu pipet 25 ml 10=15 detik, kemudian tarik keluar.

Tampung isi suspensi kedalam cawan penguap yang sudah diketahui beratnya (b gram) lalu dioven pada suhu 105˚-110˚C sampai didapatkan berat kering mutlak. (misal c gram). 6.4. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut : 1.

Analisis granuler cara pipet - Berat sampel tanah = 15 gram - Berat cawan penguap kosong pemipetan 1 = 45, 681 gram - Berat kering mutlak pemipetan 1 = 45, 980 gram - Berat cawan penguap kosong pemipetan 2 = 40, 087 gram - Berat kering mutlak pemipetan 2 = 40, 308 gram - Kadar lengas ɸ 2 mm = 8,42 % - Kadar bahan organik = 5,02 % - Kadar kapur = 2,32 % Rumus : 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐃𝐞𝐛𝐮 = ((𝑐 − 𝑏) − (𝑒 − 𝑑))𝑥 1000 25 𝑥 100 (100 – X − Y) 𝑎 100 + KL % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐋𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐠 = (𝑒 − 𝑑 − 0,01)𝑥 1000 25 𝑥 100 (100 – X − Y) 𝑎 100 + KL % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐏𝐚𝐬𝐢𝐫 = (100 − Kadar Debu − Kadar Lempung) % • 50.

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

Keterangan : 𝑎 = Berat sampel tanah 𝑏 = Berat cawan penguap kosong pemipetan 1 𝑐 = Berat kering mutlak pemipetan 1 𝑑 = Berat cawan penguap kosong pemipetan 2 𝑒 = Berat kering mutlak pemipetan 2 𝐾𝐿 = Kadar lengas tanah diameter 2 mm 𝑋 = Kadar bahan organik 𝑌 = Kadar kapur ekivalen/setara tanah 0,01 = Angka koreksi berat NaOH yang ikut mengendap dan tertimbang bersama lempung Sehingga : 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐃𝐞𝐛𝐮 = ((45, 980 − 45, 681) − (40, 308 − 40, 087))𝑥 40 𝑥 100 (100 – 5,02 −2,32) 15 100 +8,42 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐃𝐞𝐛𝐮 = (0,299 − 0,221)𝑥 40 𝑥 100 92,66 x 0,14 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐃𝐞𝐛𝐮 = (0,299 − 0,221)𝑥 40 𝑥 100 12,9724 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐃𝐞𝐛𝐮 = 0,078 𝑥 40 𝑥 7,7 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐃𝐞𝐛𝐮 = 𝟐𝟒 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐋𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐠 = (40, 308 − 40, 087 − 0,01) 𝑥 40 𝑥 100 (100 – 5,02 −2,32) 15 100 +8,42 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐋𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐠 = 0,211 𝑥 40 𝑥 100 92,66 x 0,14 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐋𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐠 = 0,221 𝑥 40 𝑥 7,7 untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐋𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐠 = 𝟔𝟓 % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐏𝐚𝐬𝐢𝐫 = (100 − 24 − 65) % 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐏𝐚𝐬𝐢𝐫 = 𝟏𝟏 % 2.

Agihan (debu + Lempung) aktual - Berat sampel tanah (𝑎) = 15 gram - Berat cawan penguap kosong (𝑏) = 40,181 gram - Berat kering mutlak (𝑐) = 40,276 gram - Kadar lengas ɸ 2 mm (𝐾𝐿) = 8,42 % - Kadar bahan organik (𝑋) = 5,02 % - Kadar kapur (𝑌) = 2,32 % • 51.

Sehingga : a) Berat contoh tanah halus kering mutlak : = 100 𝑎 100+𝐾𝐿 = 100 𝑥 15 100+8,42 = 1500 108,42 = 13,84 gram b) Berat (debu + lempung) aktual kering mutlak = (c − b) 𝑥 1000 25 gram = (40,276 − 40,181) 𝑥 40 gram = 0,095 x 40 gram = 3,8 gram c) Kadar (debu + lempung) aktual : = Berat (debu + lempung) aktual kering mutlak 𝑥 100 Berat contoh tanah halus kering mutlak = 3,8 𝑥 100 13,84 = 3,8 𝑥 7,225 = 27,46 % d) Kadar (debu + lempung) total : = Berat (debu + lempung) aktual kering mutlak 𝑥 100 (100−𝑋−𝑌)𝑥 Berat contoh 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ ℎ𝑎𝑙𝑢𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 = 3,8 𝑥 100 (100−5,02−2,32)𝑥 13,84 = 3,8 𝑥 100 92,66 𝑥 13,84 = 3,8 𝑥 100 1282,4 = 3,8 𝑥 0,078 = 0,296 % • 52.

B. Pembahasan Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978) Menurut Hanafiah (2010), berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi: a) Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung (3 macam).

b) Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam). c) Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung, terdiri dari: 1.

Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir (sandy loam) atau lempung berpasir halus (dua macam). 2. Tanah bertekstur sedang meliputi yang bertekstur lempung berpasir sangat halus, lempung (loam), lempung berdebu (silty loam) atau debu (silt) (4 macam), dan 3. Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung liat (clay loam), lempung liat berpasir (sandy-clay loam) atau lempung liat berdebu (sandy-silt loam) (3 macam). Tekstur tanah dibagi menjadi 12 kelas tekstur seperti yang tertera pada Diagram Segitiga Tekstur Tanah USDA (cit.

Kohnke, 1980). Tabel ini menunjukkan bahwa suatu tanah disebut bertekstur pasir apabila mengandung minimal 85% pasir, bertekstur debu apabila berkadar minimal 80% debu, dan bertekstur liat apabila berkadar minimal 40% liat.

Tanah yang berkomposisi ideal yaitu 22,5 – 52,5% pasir, 30 – 50% debu dan 10 – 30% liat disebut bertekstur lempung (Hanafiah, 2010).

• 53. Gambar 2. Diagram Segitiga Tekstur Tanah USDA Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan diketahui bahwa tanah latosol dengan kadar debu sebesar 24%, kadar lempung sebanyak 65% dan kadar pasir sebanyak 11%.

Hal ini menunjukan bahwa tanah ini didominasi oleh lempung. Dengan demikian, berdasarkan Diagram Segitiga Tekstur Tanah USDA, tanah latosol digolongkan kedalam tanah yang bertekstur lempung (clay).

Hal ini sesuai dengan pendapat Soepardi (1983) yang menyatakan bahwa tanah latosol bertekstur liat dengan kandungan liat sebesar lebih dari 65%. Tanah-tanah yang bertekstur liat atau lempung karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.

Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Hanafiah, 2010). 6.5. Kesimpulan Dari uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kadar debu pada tanah latosol sebesar 24 % 2. Kadar lempung pada tanah latosol sebesar 65 % 3. Kadar pasir pada tanah latosol sebesar 11 % 4.

Berat (debu + lempung) aktual kering mutlak tanah latosol sebesar 3,8 gram 5. Kadar (debu + lempung) aktual tanah latosol sebesar 27,46 % 6. Kadar (debu + lempung) total tanah latosol sebesar 0,296 % 7. Tanah latosol tergolong dalam tanah yang bertekstur lempung (clay).

• 54. ACARA VII STRUKTUR TANAH • 55. ACARA VII STRUKTUR TANAH 7.1. Tujuan Praktikum Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan kerapatan butir (BJ) tanah 2. Menetapkan kerapatan massa (BV) tanah 3. Menghitung porositas total (n) tanah 4. Menghitung nilai perbandingan dispersi (NPD) tanah 7.2. Landasan Teori Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.

Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain (Foth, 1988). Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel – partikel tanah seperti pasir, debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut ped. Struktur yang dapat memodifikasi pengaruh tekstur tanah dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan air (Madjid, 2007).

Tanah yang terbentuk didaerah dengan curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur tanah atau granular dilapisan atas (top soil) yaitu horizon A dan struktur gumpal di horizon B atau tanah lapisan bawah (sub soil). Struktur dapat berkembang dari butiran – butiran tunggal ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam partikel – partikel tanah mengelompok bersama menjadi doster.

Pembentukan ini kadang – untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan sampai ke tahap perkembangan structural yang mantap (Hanafiah, 2005). Tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur – unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat bersinggungan dengan rapat, akibatnya pori – pori tanah banyak terbentuk.

Disamping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak sehingga pori – pori tanah tidak mudah tertutup (Ananto, 2010). • 56. Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan perubahan akar.

Struktur lapisan dipengaruhi oleh praktis dan dimana aerasi dan draenase membatasi pertumbuhan tanaman. System pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi pertanian (Utomo, 2005).

Struktur tanah sangat berpengaruh dalam bidang pertanian. Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman menjadi penentu seberapa hasil panen yang akan didapat. Jika strukturnya terlalu mantap maka akar akan sulit menembusnya, sebaliknya jika kemantapan strukturnya terlalu lemah maka ketersediaan unsur hara dan air akan sedikit karena tanah tidak dapat mengikat unsur hara dan air dengan kuat, oleh karena itu dibutuhkan struktur tanah yang seimbang (Kurnia, 2006).

Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara langsuung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.

Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah.

Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah.

Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah (Sutanto, 2005) • 57. 7.3. Metodologi Praktikum A. Waktu pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 06 Juni 2014 di Laboratorium Tanah Universitas Mercu Buana Yogyakarta B.

Bahan dan alat Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Contoh tanah kering angin gumpalan diameter 2 mm yang sudah diketahui kadar lengasnya (Latosol) 2. Piknometer 3. Kawat pengaduk 4. Thermometer teliti sampai 0,1˚C 5. Botol pemancar air 6. Timbangan analitis (ketelitian 0,001 gr) 7. Serbet C. Cara kerja a) Kerapatan butir (BJ) tanah 1.

Menimbang piknometer kosong, bersih dan kering bertutup [misal a gram] 2. Mengisi piknometer dengan contoh tanah sekitar 5 gr (tertentu), lalu timbang [misal b gram] 3. Menambahkan aquades kira-kira separuh piknometer, lalu aduk-aduk dengan kawat bersih hingga gelembung-gelembung udara yang tersekap dalam tanah keluar. Pengeluaran gelembung ini bisa dibantu dengan mengguncang-guncangkan piknometer 4. Piknometer dibiarkan semalam dengan keadan tertutup supaya tidak kemasukan debu atau kotoran.

5. Keesokan harinya penghilangan gelembung-gelembung udara yang mungkin masih tertinggal diulangi .lagi pengadukan sampai gelembung udara tidak ada lagi. 6. Menambahkan air sampai penuh. Hati-hati jangan sampai tanah dan atau air tumpah keluar. • 58. 7. Menimbang piknometer penuh ini [misal c gram], setelah itu diukur temperatur dalam piknometer [misal t1˚C].

Dari sini bisa diketahui berat jenisnya [misal BJ1] 8. Membuang tanah dan air dalam piknometer, lalu dibersihkan. 9. Mengisi piknometer dengan aquades hingga penuh, lalu ditimbang 10.

Mengukur temperatur aquades dalam piknometer [misal t2˚C]. (Percobaan ini diusahakan dilakukan pada waktu yang tidak terlalu lama sehingga diharapkan suhu tidak berubah/tetap). 11. Lihat berat jenis pada tabel [misal BJ2]. b) Kerapatan Massa (BV) Tanah 1. Mengambil 2 bongkah tanah sedemikian rupa sehingga bisa masuk kedalam gelas ukur 100 ml. Bersihakan dari debu-debu dengan kuas dan ikat dengan benang sehingga bisa digantung. Timbang bongkah tanah ini [misal beratnya a gram].

2. Mencairkan lilin dalam cawan pemanas diatas kompor listrik sampai encer/cair. Matikan api atau turunkan, biarkan sampai lilin mulai membeku.

Ukur suhu lilin, jika sudah 60˚C masukkan bongkahan tadi. Celup-celupkan sehingga semua permukaan tanah terlapisi lilin yang mulai membeku. Cairan lilin tidak boleh lebih dari 60˚C karena terlalu encer, bisa masuk ke pori-pori tanah. 3. Setelah selaput lilin cukup mengeras, waktu memeriksa jangan ditekan-tekan sehingga waktu diletakkan diatas piring timbangan idak melekat, bongkah tanah berlilin ditimbang [misal b gram] 4.

Mengisi gelas ukur 100 ml dengan volume tertentu dengan tepat [misal p ml], lalu bongkah tanah ditenggelamkan, maka volume air dalam gelas ukur akan bertambah.

Amati catat volumenya [misal q ml] • 59. 7.4. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Kerapatan butir (BJ) tanah 1) Berat piknometer kosong (a) = 13,990 gram 2) Berat piknometer + sampel (b) = 18,900 gram 3) Berat piknometer penuh (c) = 38,806 gram 4) Berat piknometer + air (d) = 36, 119 gram 5) t1 30˚C sehingga BJ1 = 0,9957 6) t2 29˚C sehingga BJ2 = 0,9960 Hasil tersebut dimasukkan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan rumus : 𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐭𝐢𝐫 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 (𝐁𝐉) = 100 (𝑏−𝑎)𝑥 (𝐵𝐽1𝑥𝐵𝐽2) (100+𝐾𝐿)𝑥(𝐵𝐽1(𝑑−𝑎)−𝐵𝐽2 (𝑐−𝑏)) g/cm3 Keterangan : 𝑎 = Berat piknometer kosong 𝑏 = Berat piknometer + sampel 𝑐 = Berat piknometer penuh 𝑑 = Berat piknometer + air BJ1 = Berat jenis air pada suhu t1 30˚C BJ2 = Berat jenis air pada suhu t2 29˚C 𝐾𝐿 = Kadar lengas tanah diameter 2 mm Sehingga : 𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐭𝐢𝐫 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 (𝐁𝐉) = 100 (18,900−13,990) 𝑥 (0,9957 𝑥 0,9960) (100+8,42) 𝑥 (0,9957(36,119−13,990)−0,9960 (38,806−18,900)) g/cm3 𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐭𝐢𝐫 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 (𝐁𝐉) = 100 (4,91) 𝑥 (0,9917) (108,42) 𝑥 (0,9957(22,129)−0,9960 (19,906)) g/cm3 𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐭𝐢𝐫 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 (𝐁𝐉) = 486,9247 108,42 𝑥 (22,0338−19,8264) g/cm3 𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐭𝐢𝐫 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 (𝐁𝐉) = 486,9247 239,33 g/cm3 𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐁𝐮𝐭𝐢𝐫 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 (𝐁𝐉) = 𝟐, 𝟎𝟑𝟒 g/cm3 Jadi, kerapatan butir tanah pada tanah latosol sebesar 2,034 g/cm3 • 60.

2. Kerapatan Massa (BV) Tanah Tabel 3. Penentuan Kerapatan Massa (BV) Tanah Ulangan Berat Bongkah (g) [a] Berat Bongkah + Lilin (g) [b] Volume Air Mula-mula (ml) [p] Volume Air setelah dicelup bongkahan (ml) [q] Kerapatan Massa (BV) Tanah (g/cm3) B1 4,208 4,790 50 53 1,61 B2 6,086 6,659 50 54 1,64 Rata-rata Kerapatan Massa (BV) Tanah 1,625 Dengan perhitungan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan berikut : 𝐊𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐬𝐬𝐚 (𝐁𝐕)𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 = 87 𝑎 (100+𝐾𝐿)𝑥 {0,87((𝑞−𝑝)−(𝑏−𝑎))} g/cm3 Keterangan : 𝑎= Berat bongkah mula-mula 𝑏= Berat bongkah + lilin 𝑝= Volume air mula-mula 𝑞= Volume air setelah dicelupkan bongkahan berlilin 𝐾𝐿 = Kadar lengas tanah bongkahan 0,87 = Berat jenis lilin Sehingga : - Kerapatan Massa (BV) Tanah Bongkahan 1 BV Tanah B1 = 87 (4,208) (100+8,26) 𝑥 {0,87(53−50)−(4,790−4,208)} g/cm3 BV Tanah B1 = 366,096 (108,26)𝑥 (0,87 (3−0,582)) g/cm3 BV Tanah B1 = 366,096 108,26 𝑥 2,1 g/cm3 BV Tanah B1 = 366,096 227,346 g/cm3 BV Tanah B1 = 1,61 g/cm3 Jadi, kerapatan massa (BV) tanah bongkahan 1 sebesar 1,61 g/cm3 • 61.

- Kerapatan Massa (BV) Tanah Bongkahan 2 BV Tanah B2 = 87 (6,086) (100+8,26) 𝑥 {0,87(54−50)−(6,659−6,086)} g/cm3 BV Tanah B1 = 529,482 (108,26)𝑥 (0,87 (4−0,573)) g/cm3 BV Tanah B1 = 529,482 108,26 𝑥 2,98 g/cm3 BV Tanah B1 = 529,482 322,615 g/cm3 BV Tanah B1 = 1,64 g/cm3 Jadi, kerapatan massa (BV) tanah bongkahan 2 sebesar 1,64 g/cm3 - Rata-rata Kerapatan Massa (BV) Tanah Rata-rata BV Tanah= 𝐵1+𝐵2 2 g/cm3 Rata-rata BV Tanah= 1,61+1,64 2 g/cm3 Rata-rata BV Tanah= 1,625 g/cm3 Jadi, rata-rata kerapatan massa (BV) tanah pada tanah latosol adalah sebesar 1,625 g/cm3.

3. Porositas Total (n) Tanah Porositas total tanah adalah persentase volume pori-pori total tanah yang ada dalam tanah terhadap volume total bongkah tanah. 𝒏 = (1 − 𝐵𝑉 𝐵𝐽 ) 𝑥 100% Sehingga : 𝒏 = (1 − 1,625 2,034 ) 𝑥 100% 𝑛 = (1 − 0,798) 𝑥 100% 𝑛 = 𝟐𝟎, 𝟐 % Jadi, porositas total (n) tanah pada tanah latosol adalah sebesar 20,2 %. • 62. 4. Nilai Perbandingan Dispersi (NPD) Tanah Nilai Perbandingan Dispersi (NPD) Tanah adalah hasil bagi antara (debu+lempung) aktual dengan (debu+lempung) total yang dinyatakan dalam persen.

𝑵𝑷𝑫 = (debu + lempung) aktual (debu + lempung) total % Sehingga : 𝑵𝑷𝑫 = 27,46 0,296 % 𝑁𝑃𝐷 = 𝟗𝟐, 𝟕𝟕 % Jadi, nilai perbandingan dispersi (NPD) tanah pada tanah latosol sebesar 92,77%. B. Pembahasan Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.

Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain (Foth, 1988). Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain.

Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan/ketahanan yang berbeda-beda. Menurut Hardjowigeno (1987), terdapat beberapa bentuk struktur tanah yaitu: 1.

Bentuk lempeng (platy) Memiliki sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu horisontal, biasanya banyak dijumpai di horison A2 atau pada lapisan padas liat.

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

2. Prisma Memiliki sumbu vertikal lebih besar daripada sumbu horisontal dan bagian atasnya rata, biasanya banyak ditemukan di horison B tanah daerah iklim kering. 3. Tiang Memiliki sumbu vertikal lebih besar daripada sumbu horisontal dan bagian atasnya membulat, biasanya banyak ditemukan di horison B tanah daerah iklim kering. 4. Gumpalan bersudut Bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut tajam, memiliki sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal, biasanya banyak ditemukan di horison B tanah daerah iklim basah.

• 63. 5. Gumpalan membulat Bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat, memiliki sumbu vertikal sama dengan sumbu horisontal, biasanya banyak ditemukan di horison B tanah daerah iklim basah. 6. Granuler Bentuk bulat agak kecil dan bersifat porus, biasanya banyak dijumpai di horison A. 7. Remah Berbentuk bulat kecil dan bersifat sangat porus, biasanya banyak dijumpai di horison A. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, tanah latosol dengan kerapatan butir (BJ) tanah sebesar 2,034 g/cm3kerapatan massa (BV) tanah sebesar 1,625 g/cm3porositas total (n) tanah sebesar 20,2 % dan nilai perbandingan dispersi (NPD) tanah sebesar 92,77%.

Dengan rendahnya nilai kerapatan butir (BJ) tanah dan kerapatan massa (BV) tanah serta perbandingan antara keduanya yang tidak terlalu jauh menunjukan bahwa tanah ini memiliki struktur yang remah. Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan Soepardi (1983) tanah latosol strukturnya remah dengan konsistensi adalah gembur.

Mudah sampai agak sukar merembes air, oleh sebab itu infiltrasi dan perkolasinya dari agak cepat sampai agak lambat, daya menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi. Tanah latosol memiliki porositas yang rendah yaitu sebesar 20,2 % karena tanah ini mengandung banyak lempung. Tanah yang mengandung lempung mempunyai pori – pori mikro lebih banyak daripada pori-pori makro sehingga sulit merembeskan air kebawah tanah.

Banyaknya fraksi lempung pada tanah ini dapat dilihat berdasarkan nilai perbandingan dispersi (NPD) tanah yang tinggi yaitu sebesar 92,77%. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat.

Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah.

Selain itu akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, • 64. sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah (Kurnia, 2006).

Tanah yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah tanah yang berstruktur mantap. Struktur tanah yang mantap dapat terjadi karena adanya interaksi berimbang dari berbagai faktor, antara lain : butiran tanah, (Soil Particle) bahan pengikat (Cementing Material) dan aktivitas biologi (Utomo, 2005). 7.5. Kesimpulan Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan uraian-uraian diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1.

Kerapatan butir (BJ) tanah pada tanah latosol sebesar 2,034 g/cm3 2. Kerapatan massa (BV) tanah pada tanah latosol sebesar 1,625 g/cm3 3. Porositas total (n) tanah pada tanah latosol sebesar 20,2 % 4. Nilai perbandingan dispersi (NPD) tanah pada tanah latosol sebesar 92,77% 5. Tanah latosol memiliki struktur tanah yang remah • 65. ACARA VIII KONSISTENSI DENGAN ANGKA-ANGKA ATTERBERG TANAH • 66. ACARA VIII KONSISTENSI DENGAN ANGKA-ANGKA ATTERBERG TANAH 8.1. Tujuan Praktikum Secara umum, tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1.

Menetapkan batas cair (BC) tanah 2. Menetapkan batas lekat (BL) tanah 3. Menetapkan batas gulung (BG) tanah 4. Menetapkan batas berubah warna (BBW) tanah 5. Menghitung jangka olah (JO) tanah 6. Menghitung indeks plastisitas (IP) tanah 7. Menghitung persediaan air maksimum (PAM) dalam tanah 8.2. Landasan Teori Sifat-sifat fisis tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, Retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman.

Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia dan biologi tanah. Oleh karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sampai berapa jauh sifat-sifat tersebut dapat diubah (Black, 1965) Ringan beratnya suatu tanah bukan saja berhubungan dengan mudah tidaknya tanah diolah, namun juga berhubungan dengan gaya menahan air tanah, infiltrasi, dan perkolasi.

Untuk menghindari faktor subyektif dalam mengklasifikasikan tanah berat atau ringan, dipakai standar angka. Setiap tanah mempunyai sifat mutu yang berbeda dalam mengolah tanah. Dibutuhkan suatu metode untuk menentukan apakah suatu tanah baik untuk pertanian, pembangunan atau bidang lain. Metode untuk menentukan tindakan pengolahan tanah adalah dengan menetapkan standar angka, yaitu metode penetapan Angka Atterberg (Hanafiah, 2010).

Konsistensi tanah adalah sebagai suatu sifat tanah yang menunjukkan derajat kohesi dan adhesi antara partikel- partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk disebabkan oleh tekanan.

Daya kohesi adalah daya yang terjadi antara partikel partikel tanah sendiri, sedangkan daya adhesi terjadi antara partikel partikel tanah dengan tekanan yang berasal dari luar (Foth, 1998). • 67. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatif atau diistilahkan dengan penentuan Angka Atterberg. Prinsip penetapan konsistensi tanah secara kualitatif adalah penentuan ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan, atau pijatan tanah pada berbagai kadar air tanah (Hanafiah, 2010) Angka atterberg menunjukkan kadar air pada berbagai batas konsistensi, yakni penetapan batas-batas konsistensi dari tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kandungan air tanah, yang selanjutnya dipergunakan untuk mengetahui indeks plastisitas suatu tanah (Black, 1965).

Atterberg tokoh yang pertama kali meneliti dan menggolongkan konsistensi tanah dalam hubungannya dengan kadar lengas, yaitu dengan menetapkan Batas Cair (BC), Batas Gulung (BG), Batas Lekat (BL), Batas Berubah Warna (BBW) (Hardjowigeno, 2010) Menurut Hardjowigeno (2010), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rendah dan tingginya indeks plastisitas (Angka Atterberg) antara lain : 1.

Komposisi butiran dari tanah. Karena partikel liat dikelilingi oleh lapisan rangkap, yang terutama terdiri dari air, maka dengan mudah saling bergerak.

Hal ini berlawanan dengan partikel pasir, tidak berkaitan satu dengan lainnya. 2. Pada kenyataan tipe mineral tanah juga penting. Tanah Kaolinit akan menjadi plastis pada kair yang rendah dibanding dengan montmorilonit. 3. Bentuk partikel. Oleh karena liat terdiri dari lempeng-lempeng (laminer) yang dapat berdekatan satu sama lain pada pengeringan, maka liat dapat berpengaruh terhadap tenaga adhesi yang tinggi.

Dengan adanya bahan organic, maka kadar air baik pada batas cair maupun batas plastis terendah menjadi meningkat. Atterberg menggunakan angka-angka konsistensi tanah. Angka-angka ini penting dalam menentukan tindakan pengolahan tanah karena pengolahan tanah akan sulit dilakukan jika tanah terlalu kering ataupun terlalu basah.

Batas-batas yang dipakai untuk mencirikan berat ringannya tanah adalah Batas Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG), dan Batas Berubah Warna (BBW) (Black, 1965). Batas Cair (BC) adalah jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah. Jika air lebih banyak tanah bersama air akan mengalir.

Dalam hal ini tanah diaduk dulu dengan air sehingga tanah bukan dalam keadaan alami. Hal ini berbeda dengan istilah kapasitas lapang (field capacity) yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah dalam keadaan alami atau undisturbed (Foth, 1998).

• 68. Batas Lekat (BL) adalah kadar air dimana tanah mulai tidak dapat melekat pada benda lain. Bila kadar air lebih rendah dari batas melekat, maka tanah tidak dapat melekat, tetapi bila kadar air lebih tinggi dari batas melekat, maka tanah akan mudah melekat pada benda lain (Wirjodihardjo, 1964). Batas Gulung (BG) atau batas menggolek adalah kadar air dimana gulungan tanah mulai tidak dapat digolek-golekkan lagi.

Jika digolek-golekkan tanah akan pcah- pecah ke segala jurusan. Jika kadar air lebih kecil dari batas menggolek, maka tanah sukar diolah (Wirjodihardjo, 1964).

Batas berubah warna (BBW) atau titik ubah adalah jika tanah yang telah mencapai batas menggolek masih dapat terus kehilangan air, sehingga tanah lambat laun untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan menjadi kering dan pada suatu ketika tanah menjadi berwarna lebih terang.

Titik ini dinamakan titik batas ganti warna atau titik ubah (Hardjowigeno, 2010). Batas-batas Atterberg / batas-batas konsistensi adalah persen berat kadar lengas tanah yang menandai terjadinya perubahan konsistensi secara nyata dan ditokrifkan jelas. Nilai-nilai ini terutama digunakan dalam pekerjaan rekayasa teknik, maupun secaraterbatas juga digunakan dalam bidang pertanian (Euroconsult, 1989) 8.3. Metodologi Praktikum A. Waktu pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2014 di Laboratorium Tanah Universitas Mercu Buana Yogyakarta B.

Bahan dan alat Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : a) Batas cair (BC) tanah a. Tanah halus diameter 0,5 mm b. Cassagandre c. Cawan penguap diameter 12 cm d. Colet e. Botol pemancar air f. 4 botol timbang kuningan g. Timbangan elektrik h. Oven i. Eksikator • 69. b) Batas lekat (BL) tanah 1. Pasta tanah sisa acara BC 2. Colet dari nikel mengkilap dan bersih 3.

2 buah botol timbang kuningan 4. Botol pemancar air 5. Oven 6. Eksikator c) Batas gulung (BG) tanah a. Pasta tanah sisa acara BC/BL b.

3 buah botol timbang kuningan c. Botol pemancar air d. Oven e. Eksikator d) Batas berubah warna (BBW) tanah 1. Pasta tanah sisa acara BC/BL/BG 2. Papan kayu dengan salah satu lebarnya rata dan halus berukuran 10x15 m 3. Colet nikel 4. 2 buah botol timbang kuningan 5. Oven 6. Eksikator C. Cara Kerja a) Batas cair (BC) tanah 1. Menyiapkan alat casagrande, dengan 2 buah skrup pengatur dan bagian ekor colet diatur serupa tinggi cawan kira-kira 1 cm 2.

Mengambil sejumlah tanah secukupnya, kira-kira 100 gram dengan cawan penguap. Dengan menggunakan colet tanah dicampur dengan air yang ditambah sedikit demi sedikit dengan botol pemancar air sehingga diperoleh suatu pasta yang homogen. 3. Meletakkan sebagian pasta tanah di atas cawan alat casagrande dan permukaannya diratakan dengan colet sampai tebal pasta kira-kira 1 cm. Kemudian dengan colet pasta tanah dibelah sepanjang diameter cawan. Waktu aporan Tekstur Tanah I.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat penting peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar.

Tanah merupakan campuran bahan atau partikel-partikel bahan organik yang telah melapuk, udara dan air. Materi kasar seperti pasir biasanya ditutupi oleh material halus.

Ukuran dari partikel-partikel tanah relatif tidak berubah. Karena itu, tekstur tanah dikategorikan sebagai sifat dasar tanah (Sutedjo, 2002). Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat.

Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah (taksnomi tanah) ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir (lebih besar 2 mm), sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir lempung, berpasir, berlempung halus, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (Sutedjo, 2002).

Penentuan kelas tekstur suatu tanah secara teliti harus dilakukan analisa tekstur di laboratorium yang disebut analisa mekanik tanah. Dalam menetapkan tekstur tanah ada tiga metode yang digunakan yaitu metode lapang, hydrometer, dan pipet.

Metode yang digunakan dalam praktek ini untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan metode hydrometer. Sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, penetrasi, akar tanaman, tata udara, dan pengikatan unsur hara, semuanya sangat erat kaitannya dengan sifat fisik tanah.Sifat fisik tanah ditentukan oleh permukaan butiran tanah, sifat-sifat kimia dari butiran dan kandungan bahan organik.

Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat mempengaruhi tekstur tanah (Hanafiah, 2010). Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan percobaan untuk mengetaui tekstur tanah pada setiap lapisan dan menggunakan metode hydrometer dalam menentukakn tektur tanah.

1.2 Tujuan dan kegunaan Tujuan praktikum analisis tekstur tanah ini adalah untuk menentukan tekstur tanah secara cepat, dapat membedakan tekstur tanah dengan cara sederhana, dan mengetahui cara menetapkan tekstur tanah di laboratorium menggunakan metode hydrometer.

Kegunaan praktikum ini adalah sebagai bahan informasi mengenai kelas tekstur tanah yang diamati yang erat kaitannya dengan tingkat kesuburan tanah dan sekaligus menjadi bahan pertimbangan mengenai jenis tanaman yang cocok pada tanah yang diteliti.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekstur Tanah Tekstur adalah ungkapan ragihan besar sarah tanah atau proporsi nisbi fraksi tanah. Dalam hal fraksi lempung merajai dibanding dengan fraksi debu dan pasir, tanah dikatakan bertekstur halus atau lempung. Oleh karena tanah bersifat atau bertekstur halus sering bersifat berat diolah karena sangat liat dan lekat sewaktu basah dan keras sewaktu kering, tanah yang dirajai fraksi lempung juga disebut bertekstur berat.

Sebaliknya, tanah yang dirajai fraksi disebut kasar, pasaran atau ringan (mudah diolah karena longgar dan gembur) (Notohadiprawiro, 1998). Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan dan kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah liat. Partikel pasir berukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan yang ditunjukkan oleh partikel-partikel debu dan tanah liat yang berbobot sama.

Tanah yang bertekstur kasar dengan 20% bahan organik atau lebih dan tanah bertekstur halus dengan 30% bahan organik atau lebih berdasarkan bobot mempunyai sifat yang didominasi oleh fraksi organik dan bukan oleh fraksi organik (Foth, 1991).

Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya.

Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Buckman dan Brady, 1992). Tekstur tanah menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah.

Terdapat perbedaan penting lainya antara pasir, dan liat pada beberapa tanah yang dihubungkan dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan elemen- elemen tanaman yang esensial).

Pada umumnya unsur hara yang esensial dan dapat tersedia sebagai partikel debu, area permukaanya per gram lebih besar, dan tingkat pelapukannya lebih cepat dari pada pasir yang menyebabkan tanah lebih subur daripada tanah berpasir. Hukum stokes menghubungakan kecepatan penurunan sebatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicoba pada kekuatan lapang yang ketahui (Foth, 1991).

Menurut Hanafiah (2010), tekstur tanah digolongkan menjadi 3 yaitu : 1. Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung (3 macam). 2. Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengadung minimal 37,5% liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).

3. Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan air dan unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.

Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar 2.2 Penentuan Tekstur Tanah Menurut Sutedjo (2002), adapun penetapan (klasifikasi) tekstur tanah dapat secara lapangan dan secara laboratorium, antara lain sebagai berikut : 1. Metode feeling Metode feeling/rasa dilakukan dengan mengambil sebongkah tanah seberat kira-kira 10 g, pecahkan perlahan, basahi dengan air secukupnya, lalu pijit di antara jari jempol dan telunjuk, geser-geserkan jari telunjuk sambil merasai derajat kekasaran, kelicinan, dan kelengketan partikel-partikel tanah.

Melalui perbandingan rasa ketiganya maka secara kasar tekstur tanah dapat diperkirakan, misalnya indera kulit merasakan partikel-partikel : · Pasir : Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan serta tidak melekat. · Pasir berlempung : Rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur serta sedikit sekali melekat. · Lempung berpasir : Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

· Lempung berdebu : Rasa licin, membentuk bola teguh, membentuk pita, lekat. · Lempung : Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta melekat.

· Debu : Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta agak melekat. · Lempung berliat : Rasa agak kasar, membentuk bola untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan (kering), membentuk gulungan jika dipijit, gulungan mudah hancur serta melekatnya sedang.

· Lempung liat berpasir : rasa kasar agak jelas, membentuk bola teguh (kering), membentuk gulungan jika dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat. · Lempung liat berdebu : Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan, gulungan mengkilat serta melekat.

· Liat berpasir : Rasa licin agak kasar, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah di gulung serta melekat sekali. · Liat berdebu : Rasa agak licin, membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. · Liat : Rasa berat membentuk bola baik serta melekat sekali · Hasil penetapan menurut metode feeling ini akan makin baik apabila untuk setiap titik pengamatan dilakukan beberapa kali, paling tidak tiga kali 2.

Metode pipet Bahan organik dioksidasi dengan H2O2 dan garam-garam yang mudah larut dihilangkan dari tanah dengan HCl sambil dipanaskan.Bahan yang tersisa adalah mineral yang terdiri atas pasir, debu dan liat. Pasir dapat dipisahkan dengan cara pengayakan basah, sedangkan debu dan liat dipisahkan dengan cara pengendapan yang didasarkan pada hukum Stoke. 3. Metode hydrometer Penetapan tekstur cara hidrometer berdasarkan pengukuran berat jenis (BJ) suspensi tanah. Kadar butiran tanah dapat diketahui dari selisih BJ suspensi dengan BJ caira media.Hidrometer yang digunakan dibuat khusus untuk pengukuran berat jenis suspensi tanah.

Hidrometer tipe 152 H memiliki pembagian skala yang dibuat langsung dalam satuan kadar partikel g l-1. 2.3 Peranan Tekstur Tanah Menurut Hanafiah (2010), ada beberapa peranan umu tekstur tanah yang sangat berpengaruh antara lain : 1. Resistensi, terhadap menembusnya akar-akar tanaman kedalam tanah. Tanah dengan kandungan silt dan clay yang tinggi sangat sukar ditembus oleh akar-akar tanaman sehingga percabangan dan perkembangan akar terhambat.

Hal ini akan berpengaruh pada daerah yang mempunyai iklim kering panjang. Terutama pada tanaman-tanaman yang masih berumur muda sangat peka terhadap tekstur tanah sehingga dapat menghasilkan tanaman dewasa yang berbeda. 2. Peresapan air. Pada tanah-tanah yang kasar, air hujan yang jatuh akan segera masuk kedalam tanah. Kalau kita mendapatkan tanah yang miring pada tanah yang kadar akan terjadi air aliran sedikit dan sebaliknya pada tanah bertekstur halus.

Sehingga pada umumnya pada tanah-tanah yang lebih berat (tekstur halus) akan mudah terjadi erosi sehingga banyaknya air yang mengalir akan mempengaruhi erosifitas tanah terutama oleh air hujan. 3. Kecepatan gerakan air dalam tanah. Pada umumnya hal di atas sangat ditentukan oleh tekstur tanah, yaitu makin halus tekstur makin lambat gerakan air. Umumnya pada tanaman muda (annual crop) tidak menghendaki tanah yang bertekstur halus dan sebaliknya termasuk tanaman keras lebih resisten terhadap tanah bertekstur halus.

Sehingga dengan demikian kebanyakan tanaman-tanaman muda mempunyai areal tanah pada daerah-daerah bertekstur kasar. Dengan sendirinya pada tanaman padi justru menghendaki sistem lempung ini karena tanaman padi termasuk tanaman yang memerlukan air berlebihan. Kedua macam tekstur ini mempunyai kebaikan dan kelemahan pada masing-masing tanaman. Kalau kita tinjau masalah ini pada tanah pasir maka air akan bergerak lebih cepat dibanding pada tanah-tanah bertekstur halus.

Kecepatan gerakan air pada tanah pasir ini begitu cepat sehingga sampai keluar dari daerah perakaran, dan tidak berguna. Ini ada hubungannya dengan mengapa tanaman muda menghendaki tanah pasir karena sistem perakarannya lebih dangkal daripada sistem perakaran tanaman keras sehingga dengan demikian walaupun air bergerak cepat tetapi kedalaman tertentu masih mempunyai kelembaban tertentu sehingga daerah ini masih mengandung air yang cukup untuk mensuplai air.

2.4 Tekstur Tanah Vertisol Menurut Sutedjo (2002), Vertisol merupakan salah satu order tanah yang memiliki beberapa kondisi sifat fisik yang tidak dikehendaki baik dari segi pertanian maupun teknik.

Salah satu kondisi sifat fisik tersebut adalah kemampuannya untuk mengembang dan mengerut secara intensif yang menyebabkan tanah tersebut tidak stabil.

Pengembangan tanah menyebabkan tanah mudah terdispersi dan pori-pori tanah tersumbat, sehingga permeabilitas tanahnya menjadi rendah. Tanah vertisol tergolong jenis tanah lempung berat karena sifat mengembang mengempisnya. Tanah Vertisol mempunyai tekstur yang tergolong pada liat berat dengan kandungan fraksi liat > 60%.

Tingginya kandungan fraksi liat berhubungan dengan bahan induk tanahnya. Bahan induk Vertisol terdiri atas alluvium napal, peridotit, batu kapur, volkan andesitik, dan dasitik.

Bahan-bahan tersebut tergolong pada bahan mudah lapuk, serta endapan banjir dan lakustrin yang memang sudah halus ukuran butirnya. Selain itu memiliki tekstur liat dengan kandungan 30% pada horizon permukaan sampai kedalaman 50 cm dan didominasi jenis lempung montmorillonit. Faktor dominan yang mempengarugi pembentukan tanah ini adalah iklim utamanya iklim kering dan batuan tanah yang kaya terhadap kation.

Tanah jenis vertisol yang akan digunakan sebagai lahan pertanian akan memberikan banyak masalah terutama kesuburan yang cenderung rendah, maka solusinya adalah memperbanyak bahan organik seperti kompos dan pupuk kandang, karena benda-benda ini untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan bersifat sebagai buffer/penyangga yang berfungsi mengurangi daya mengembang atau mengkerut tanah III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pengamatan tekstur tanah dilaksanakan di ……………… 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu diagram penentuan tekstur dengan feeling, labu semprot, botol tekstur, cawan petri, silinder sedimentasi, botol semprot, saringan 0,05 mm, hydrometer, termometer, oven dan segitiga tekstur.

Adapun bahan-bahan yang perlu disediakan yaitu tanah kering udara, sampel tanah terganggu lapisan I, larutan calgon, aquades, amyl alkohol, plastik dan karet gelang. 3.3 Prosedur Kerja Dalam prosedur kerja pengamatan wtektur tanah terdapat 2 macam cara yaitu : 3.3.1 Prosedur Kerja di Lapangan Menggunakan Metode Feeling Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam praktikum di lapangan yaitu: 1.

Mengambil tanah dari setiap lapisan pada profil tanah. 2. Menyemprotkan tanah dengan air dan membentuknya seperti bola atau bentuk lain. Apabila tanah tidak bisa membentuk bola maka memijit tanah tersebut dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol dan merasakan tekstur yang ada pada tanah tersebut.

3. Apabila tanah terasa kasar maka kandungan pasirnya banyak, apabila tanah terasa lengket maka kandungan liatnya yang banyak dan apabila tanah terasa halus maka tanah tersebut mengandung banyak debu. 3.3.2 Prosedur Kerja di Lapangan Menggunakan Metode Hydrometer Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam praktikum di laboratorium yaitu : 1. Menimbang untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan gram tanah kering udara.

2. Memasukkan ke dalam botol tekstur lalu menambahkan 10 ml calgon 4% dan air secukupnya. 3. Menutup dengan plastik atau penutup botol, kemudian mengocok botol tekstur lalu mendiamkan selama 1 x 24 jam. 4. Mengocok botol tekstur lalu menuangkan secara kuantatif ke dalam silinder sedimentasi 1000 ml melalui saringan dengan bantuan aquades menggunakan botol semprot.

5. Mengusahakan agar tidak ada tanah yang tertinggal dalam botol tekstur. 6. Memindahkan pasir yang tertinggal dalam saringan ke cawan petri, kemudian memasukkan dalam oven bersuhu 105oC selama 1×24 jam, dan timbang hingga berat pasir diketahui (mencatat sebagai C gram).

7. Mendiamkan tanah yang ada pada silinder sedimentasi selama 3 hari. 8. Mengaduk larutan tanah dalam silinder sedimentasi dengan alat pengaduk.

9. Mengamati suhu (t1) dengan meggunakan termometer dan nilai h1 dengan menggunakan hydrometer. 10. Mendiamkan kembali selama 4 jam. 11. Mengamati kembali suhu (t2) dengan menggunakan termometer dan nilai h2 dengan menggunakan hydrometer. 12. Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan di bawah ini: Berat debu dan liat = Berat liat = Berat debu = berat (debu + liat) – berat liat 13. Menghitung persentase pasir, debu, dan liat dengan persamaan : % Pasir = % Debu = % Liat = 16.

Memasukkan nilai ke dalam segitiga tekstur. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah di Lapangan Lapisan Tanah Tekstur Tanah II Liat Berdebu Sumber : Data primer setelah diolah, 2016 Tabel 2. Hasil Perhitungan Tekstur Tanah di Laboratorium Lapisan Tanah Persentase Fraksi Tekstur Tanah Pasir Debu Liat II 3,37 % 8,43 % 88,2 % Liat Sumber : Data primer setelah diolah, 2016 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil pengamatan dilapangan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan lapisan II memiliki tekstur tanah liat berdebu.

Hal ini di karenakan pada saat mengamati tekstur tanah pada lapisan I dengan menggunakan metode feeling terasa licin, lekat dan dapat membentuk bola. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1993) yang menyatakan bahwa jika tanah berdebu akan terasa licin sekali. Dapat membentuk bola yang teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilap serta terasa agak lekat. Dan jika tanah liat akan terasa berat, dapat membentuk bola yang baik. Serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).

Pada hasil pengamatan di laboratorium pada lapisan I persentasi fraksi pasir adalah 3,37 %, persentase fraksi debu adalah 8,43 %, persentase fraksi liat adalah 88,2 % dan termasuk bertekstur liat.

Kelas tekstur tanah liat merupakan tekstur yang halus karena tekstur liat terasa halus dengan sedikit bagian agak melekat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1993) yang menyatakan Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, maka tanah tersebut tergolong bertekstur liat.

Setelah melakukan pengamatan tekstur tanah di lapangan menggunakan metode feeling ternyata tidak terdapat kesamaan ketika melakukan pengamatan tekstur tanah dengan metode hydrometer saat di laboratorium yakni pada lapisan II dengan metode feeling menghasilkan tekstur liat berdebu sedangkan metode hydrometer diperoleh liat. Pada metode feeling dapat memperkirakan jenis tanahnya secara langsung, selain itu metode ini lebih mudah digunakan karena hanya dengan cara perasaan.

Sedangkan pada metode hydrometer terdapat data-data yang didapatkan diperoleh dari proses yang empiris yaitu laboratorium, selain itu dapat menentukan jenis tekstur tanah cenderung lebih valid atau optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2008) menyatakan bahwa data-data yang bersifat valid atau baik adalah berasal dari metode hydrometer karena data tersebut diperoleh dari proses empiris yaitu perhitungan, analisis dalam laboratorium. Sedangkan pada metode feeling hanya menggunakan teknik perasaan, sehingga cenderung sama sekali tidak tepat dalam penentuan tekstur tanah itu sendiri ditambahkan lagi kita harus mengetahui karakteristik berupa rata dan sifat tanah itu sendiri sehingga tidak efektif jika analisis data dari metode feeling.

V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pada hasil pengamatan menggunakan metode feeling lapisan II memiliki tekstur liat berdebu. 2. Pada hasil pengamatan menggunakan metode hydrometer memiliki persentasi fraksi pasir, debu dan liat adalah 3,37%, 8,43% dan 88,2% tekstur tanah adalah liat.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah adalah iklim, topografi, organisme hidup, waktu dan bahan induk. 5.2 Saran Adapun saran saya yakni sebelum menentukan pengelolaan tanah di suatu wilayah sebaiknya terlebih dahulu diteliti tekstur tanahnya agar sifat-sifat tanah dapat diketahui, selain itu dalam melakukan praktikum ini sebaiknya dilakukan dengan teliti dan memeriksa terlebih dahulu kelengkapan dan kondisi alat-alat yang akan digunakan agar praktikum berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA Buckman dan Brady, 1992. Ilmu Tanah. Jakarta: Bharata karya aksara. Foth, Henry.1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hanafiah, Kemas Ali. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Rajagrafindo. Hanafiah, Kemas Ali. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Rajagrafindo. Hardjowigeno, H. Sarwono. 1993. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo. Notohadiprawiro.1998. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Sutedjo, Mul Mulyani.2002.Pengantar Ilmu Tanah.

Jakarta: PT.Rineka Cipta. LAMPIRAN Perhitungan Tekstur Tanah Lapisan 2 Diketahui : h1 = 10 h2 = 9 t1 = 28 t2 = 28 c = 0,2 Ditanyakan : tekstur tanah….?

Penyelesaian : Berat debu dan liat = = = = = 6,23 – 0,5 = 5,73 Berat liat = = = = = 5,73 – 0,5 = 5,23 Berat debu = berat (debu + liat) – berat liat = 5,73 – 5,23 = 0,5 % Pasir = = = 0,033 x 100% = 3,37 % % Debu = = = 0,084 x 100% = 8,43 % % Liat = = = 0,881 x 100 % = 88,2 % SEGITIGA TEKSTUR Hasil dari tekstur tanah dengan menggunakan segitiga tekstur yaitu pada lapisan 2 memiliki tekstur tanah yang Clay atau Liat
• Afrikaans • Akan • Alemannisch • አማርኛ • Aragonés • العربية • ܐܪܡܝܐ • الدارجة • مصرى • অসমীয়া • Asturianu • Azərbaycanca • تۆرکجه • Башҡортса • Žemaitėška • Bikol Central • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • भोजपुरी • Banjar • Bamanankan • বাংলা • Brezhoneg • Bosanski • Буряад • Català • Mìng-dĕ̤ng-ngṳ̄ • Cebuano • کوردی • Čeština • Чӑвашла • Cymraeg • Dansk • Deutsch • Thuɔŋjäŋ • Zazaki • Ελληνικά • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • Estremeñu • فارسی • Suomi • Võro • Føroyskt • Français • Nordfriisk • Furlan • Frysk • Gaeilge • 贛語 • Kriyòl gwiyannen • Gàidhlig • Galego • Avañe'ẽ • गोंयची कोंकणी / Gõychi Konknni • ગુજરાતી • עברית • हिन्दी • Hrvatski • Magyar • Հայերեն • Արեւմտահայերէն • Interlingua • Ido • Íslenska • Italiano • ᐃᓄᒃᑎᑐᑦ/inuktitut • 日本語 • Patois • Jawa • ქართული • Taqbaylit • Kabɩyɛ • Қазақша • ಕನ್ನಡ • 한국어 • Kurdî • Kernowek • Latina • Lëtzebuergesch • Luganda • Limburgs • Ligure • Lingála • Lietuvių • Latviešu • Malagasy • Minangkabau • Македонски • മലയാളം • मराठी • Bahasa Melayu • Mirandés • မြန်မာဘာသာ • Эрзянь • Napulitano • नेपाली • नेपाल भाषा • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Nouormand • Sesotho sa Leboa • Occitan • ଓଡ଼ିଆ • Ирон • ਪੰਜਾਬੀ • Polski • پنجابی • پښتو • Português • Runa Simi • Română • Русский • Русиньскый • Sicilianu • Scots • سنڌي • Srpskohrvatski / српскохрватски • සිංහල • Simple English • Slovenčina • Slovenščina • ChiShona • Soomaaliga • Shqip • Српски / srpski • Sesotho • Seeltersk • Sunda • Svenska • Kiswahili • தமிழ் • తెలుగు • ไทย • Tagalog • Setswana • Türkçe • Xitsonga • Татарча/tatarça • ئۇيغۇرچە / Uyghurche • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • Vepsän kel’ • Tiếng Việt • Winaray • Wolof • 吴语 • ייִדיש • Yorùbá • 中文 • Bân-lâm-gú • 粵語 • IsiZulu • l • b • s Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan aliran muatan listrik.

Listrik menimbulkan berbagai macam efek yang telah umum diketahui, seperti petir, listrik statis, induksi elektromagnetik dan arus listrik. Adanya listrik juga bisa menimbulkan dan menerima radiasi elektromagnetik seperti gelombang radio. Dalam listrik, muatan menghasilkan medan elektromagnetik yang dilakukan ke muatan lainnya. Listrik muncul akibat adanya beberapa tipe fisika: • muatan listrik: sifat beberapa partikel subatomik yang menentukan interaksi elektromagnetik.

Substansi yang bermuatan listrik menghasilkan dan dipengaruhi oleh medan elektromagnetik • medan listrik (lihat elektrostatis): tipe medan elektromagnetik sederhana yang dihasilkan oleh muatan listrik ketika diam (maka tidak ada arus listrik).

Medan listrik menghasilkan gaya ke muatan lainnya • potensial listrik: kapasitas medan listrik untuk melakukan kerja pada sebuah muatan listrik, biasanya diukur dalam volt • arus listrik: perpindahan atau aliran partikel bermuatan listrik, biasanya diukur dalam ampere • elektromagnet: Muatan berpindah menghasilkan medan magnet. Arus listrik menghasilkan medan magnet dan perubahan medan magnet menghasilkan arus listrik Pada teknik elektro, listrik digunakan untuk: • tenaga listrik yang digunakan untuk menghidupkan peralatan • elektronik yang berhubungan dengan sirkuit listrik yang melibatkan komponen listrik aktif seperti tabung vakum, transistor, dioda dan sirkuit terintegrasi Fenomena listrik telah dipelajari sejak zaman purba, meskipun pemahaman secara teoritisnya berkembang lamban hingga abad ke-17 dan 18.

Meski begitu, aplikasi praktisnya saat itu masih sedikit, hingga di akhir abad ke-19 para insinyur dapat memanfaatkannya pada industri dan rumah tangga. Perkembangan yang luar biasa cepat pada teknologi listrik mengubah industri dan masyarakat. Fleksibilitas listrik yang amat beragam menjadikan penggunaannya yang hampir tak terbatas seperti transportasi, pemanasan, penerangan, telekomunikasi, dan komputasi.

Tenaga listrik saat ini adalah tulang punggung masyarakat industri modern. [1] Daftar isi • 1 Sejarah • 2 Konsep • 2.1 Muatan listrik • 2.2 Arus listrik • 2.3 Medan listrik • 2.4 Potensial listrik • 2.5 Elektromagnet • 2.6 Elektrokimia • 2.7 Rangkaian listrik • 2.8 Tenaga listrik • 2.9 Elektronika • 2.10 Gelombang elektromagnetik • 3 Produksi dan penggunaan • 3.1 Pembangkit dan transmisi • 3.2 Penggunaan • 4 Keselamatan dari bahaya listrik • 5 Satuan-satuan SI listrik • 6 Referensi • 6.1 Bacaan • 7 Lihat juga • 8 Pranala luar Sejarah [ sunting - sunting sumber ] Thales, ilmuwan pertama yang meneliti listrik Jauh sebelum pengetahuan tentang listrik ada, orang pada saat itu takut akan kejutan dari ikan listrik.

Penduduk Mesir Kuno dari zaman 2750 BC menyebut ikan ini sebagai "Guntur dari Nil", dan menganggap mereka sebagai "pelindung" dari semua ikan lainnya. Ikan listrik kemudian juga dilaporkan satu milenium kemudian oleh Yunani Kuno, Kekaisaran Romawi dan para naturalis Arab.

[2] Beberapa penulis kuno, seperti Plinius yang Tua dan Scribonius Largus, membuktikan efek mati rasa sengatan listrik dari lele dan pari torpedo, dan tahu bahwa kejutan listrik tersebut dapat mengalir melalui benda berkonduktansi.

[3] Pasien yang terkena pirai atau sakit kepala juga diarahkan untuk memegang ikan listrik dengan harapan bahwa kejutan yang kuat tersebut mampu menyembuhkan mereka. [4] Kemungkinan pendekatan awal dan paling dekat kepada penemuan listrik dari sumber lainnya adalah kepada orang-orang Arab, di mana sebelum abad ke-15 mereka telah memiliki kata berbahasa Arab untuk petir ( raad) ke pari listrik.

[5] Beberapa budaya kuno sekitar Mediterania mengetahui bahwa beberapa benda, seperti batang ambar, dapat digosok dengan bulu kucing untuk menarik benda ringan seperti bulu. Thales membuat beberapa observasi pada listrik statis sekitar tahun 600 BC, di mana ia percaya bahwa friksi yang dihasilkan amber magnetik, kebalikan dari minerak seperti magnetit yang tidak perlu digosok.

[6] [7] Thales saat itu belum benar bahwa tarik-menarik disebabkan oleh efek magnet, tetapi sains kemudian membuktikan adanya hubungan antara magnetisme dan listrik. Menurut sebuah teori kontroversial, orang-orang Parthia mungkin telah memiliki pengetahuan tentang elektroplating, berbasis pada penemuan Baghdad Battery tahun 1936 yang menyerupai sel galvani, meskipun belum diketahui apakah artefak itu berlistrik di alam.

[8] Benjamin Franklin melakukan penelitian ekstensif tentang listrik pada abad ke-18, didokumentasikan oleh Joseph Priestley (1767) Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan and Present Status of Electricity, dengannya Franklin melakukan korespondensi lanjutan. Listrik tetap hanya menjadi bahan keingintahuan selama satu milenium hingga tahun 1600, ketika ilmuwan Inggris William Gilbert membuat studi khusus mengenai listrik dan magnetisme, membedakan efek lodestone dari listrik statis yang dihasilkan dengan menggosok ambar.

[6] Ia mengajukan kata Latin Baru electricus ("seperti amber", seperti ἤλεκτρον, elektron, kata Yunani Kuno untuk "amber") untuk merujuk pada sifat menarik benda ringan setelah digosok. [9] Kata ini akhirnya diserap dalam bahasa Inggris "electric" dan "electricity", yang pertama kali muncul pada tulisan cetak pada tulisan milik Thomas Browne, Pseudodoxia Epidemica, tahun 1646.

[10] Karya berikutnya yang dilakukan oleh Otto von Guericke, Robert Boyle, Stephen Gray dan C. F. du Fay. Pada abad ke-18, Benjamin Franklin melakukan penelitian ekstensif pada kelistrikan. Bulan Juni 1752 ia berhasil menempelkan kunci logam ke bagian dasar senar layang yang dibasahi dan menerbangkan layang tersebut di langit berbadai. [11] Adanya kilatan yang meloncat dari kunci ke tangannya menunjukkan bahwa kilat adalah listrik di alam.

[12] Penemuan Michael Faradaydmenjadi dasar teknologi motor listrik Tahun 1791, Luigi Galvani mempublikasikan penemuan biolistrik, menunjukkan bahwa listrik merupakan medium di mana sel saraf memberikan signal ke otot. [13] Baterai Alessandro Volta atau tumpukan volta pada tahun 1800, dibuat dari lapisan seng dan tembaga, sehingga memberikan sumber yang lebih dipercaya bagi para ilmuwan bagi sumber energi listrik daripada mesin elektrostatis yang sebelumnya digunakan. [13] Dikenalnya elektromagnetisme, kesatuan fenomena listrik dan magnetik, adalah karya Hans Christian Ørsted dan André-Marie Ampère tahun 1819–1820; Michael Faraday menemukan motor listrik tahun 1821, dan Georg Ohm menganalisis secara matematis sirkuit listrik tahun 1827.

[13] Listrik dan magnet (dan cahaya) dihubungkan oleh James Clerk Maxwell, pada tulisannya " On Physical Lines of Force" tahun 1861 dan 1862. [14] Di awal abad ke-19 mulai ada perkembangan yang cepat dalam ilmu kelistrikan.

Beberapa penemu seperti Alexander Graham Bell, Ottó Bláthy, Thomas Edison, Galileo Ferraris, Oliver Heaviside, Ányos Jedlik, Lord Kelvin, Sir Charles Parsons, Ernst Werner von Siemens, Joseph Swan, Nikola Tesla dan George Westinghouse, listrik berubah dari keingintahuan sains menjadi peralatan berguna untuk kehidupan modern, menjadi penggerak bagi Revolusi Industri Kedua.

[15] Tahun 1887, Heinrich Hertz [16] :843–844 [17] menemukan bahwa elektrode yang teriluminasi dengan cahaya ultraviolet dapatmenghasilkan percikan listrik lebih mudah. Tahun 1905 Albert Einstein mempublikasikan tulisan yang menjelaskan data percobaan dari efek fotolistrik sebagai hasil dari energi cahaya yang dibawa pada discrete quantized packets, menghidupkan elektron.

Penemuan ini mengantarkan pada revolusi kuantum. Einstein mendapatkan Hadiah Nobel bidang Fisika tahun 1921 untuk "penemuannya dalam hukum efek fotolistrik". [18] Efek fotolistrik juga digunakan dalam fotosel seperti yang bisa ditemukan pada panel surya dan bisa digunakan untuk memproduksi listrik secara komersial.

Alat solid-state pertama adalah detektor " cat's whisker", pertama kali digunakan tahun 1900-an di penerima radio.

Kawat menyerupai kumis ditempatkan berkontak dengan kristal padat (seperti kristal germanium) untuk mendeteksi signal radio dengan efek simpang kontak. [19] Pada komponen bentuk padat, arus listrik dibatasi oleh elemen padat dan senyawa direkayasa spesifik untuk menghidupkan dan memperkuatnya. Aliran arus dapat dipahami dalam 2 bentuk: sebagai elektron bermuatan negatif dan elektron kekurangan muatan positif yang disebut lubang.

Muatan dan lubang ini dapat dipahami pada fisika kuantum. Material pembangunnya biasanya adalah kristalin semikonduktor. [20] [21] Komponen bentuk-padat kemudian berkembang dengan munculnya transistor tahun 1947. Beberapa komponen bentuk padat yang umum adalah transistor, chip mikroprosesor, dan RAM. Sebuah tipe khusus dari RAM disebut flash RAM digunakan pada flash drives.

Selain itu, solid-state drive saat ini digunakan untuk menggantikan cakram keras yang berputar mekanis. Komponen bentuk padat mulai populer tahun 1950-an dan 1960-an, transisi dari tabung vakum ke dioda semikonduktor, transistor, sirkuit terintegrasi (IC) dan diode pancaran cahaya (LED).

Konsep [ sunting - sunting sumber ] Muatan listrik [ sunting - sunting sumber ] Muatan pada elektroskop berdaun-emas menyebabkan daunnya akan terlihat tolak-menolak satu sama lain Adanya muatan akan menghasilkan gaya elektrostatis: muatan memberikan gaya pada muatan lainnya, sebuah efek yang diketahui sejak zaman kuno.

[16] :457 Sebuah bola ringan yang digantung dari senar dapat diberi muatan dengan menyentuhkannya dengan pengaduk kaca yang telah dimuati dengan menggosokkannya pada kain. Jika ada bola yang sama dimuati dengan pengaduk kaca yang sama, maka akan menolak bola pertama: muatan bekerja pada kedua bola.

Dua bola yang dimuati dengan batang amber yang digosok juga menolak satu sama lain. Namun, jika satu bola dimuati oleh pengaduk kaca, dan lainnya dengan batang amber, kedua bola ini akan tarik menarik. Fenomena ini kemudian diinvestigasi di akhir abad ke-18 oleh Charles-Augustin de Coulomb. Penemuan ini kemudian memunculkan aksiom yang terkenal: muatan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan akan tolak-menolak dan muatan berlawanan jenis akan tarik-menarik.

[16] Gaya yang bekerja pada partikel akan memberi muatan pada partikel itu sendiri, maka muatan akan memiliki kecenderungan untuk tersebar berlipat ganda pada permukaan berkonduksi. Besarnya gaya elektromagnetik, entah tarik-menarik atau tolak-menolak, dituliskan dalam Hukum Coulomb, yang menghubungkan gaya dengan hasil kali muatan dan memiliki hubungan kuadrat terbalik dengan jarak antar keduanya. [22] [23] :35 Gaya elektromagnetik sangat kuat, hanya berada di belakang gaya nuklir kuat, [24] namun ia bergerak ke semua arah.

[25] Sebagai perbandingan dengan gaya gravitasi yang jauh lebih lemah, gaya elektromagnetik akan mendorong kedua elektron terpisah 10 42 kali daripada gaya tarik-menarik gravitasi yang saling menarik mereka. [26] Studi telah menunjukkan bahwa sumber muatan adalah dari tipe partikel subatomik tertentu yang memiliki sifat muatan listrik.

Muatan listrik menimbulkan dan berinteraksi dengan gaya elektromagnetik, satu dari empat interaksi dasar di alam. Pembawa paling umum dari muatan listrik adalah elektron dan proton. Penelitian menunjukkan bahwa muatan adalah kekekalan kuantitas, artinya muatan bersih antara sebuah sistem terisolasi akan selalu konstan tanpa memperhatikan perubahan yang terjadi pada sistem tersebut. [27] Dalam sistem, muatan dapat berpindah antar tubuh, entah melalui kontak langsung atau dilewatkan material berkonduksi seperti kawat.

[23] :2–5 Sebutan listrik statis merujuk pada adanya muatan bersih pada suatu benda, biasanya disebabkan oleh kedua material berbeda yang digosok bersamaan, menyebabkan perpindahan muatan dari satu benda ke benda lainnya. Muatan pada elektron dan proton berlainan tanda, maka jumlah muatan dapat diekspresikan negatif atau positif. Dengan konvensi, muatan yang dibawa elektron ditulis negatif, dan proton positif, sebuah kesepakatan yang berasal dari kerja Benjamin Franklin. [28] Jumlah muatan biasanya diberi simbol Q dan satuannya coulomb; [29] tiap elektron membawa muatan yang sama kira-kira −1.6022×10 −19 coulomb.

Jika proton memiliki muatan yang sama dan berlainan, maka muatannya +1.6022×10 −19 coulomb. Muatan tidak hanya dimiliki oleh materi, tetapi juga antimateri, tiap antipartikel memiliki hubungan muatan yang sama dan berlawanan dengan partikel lainnya. [30] Muatan dapat diukur dengan beberapa cara, salah satu instrumen awal adalah elektroskop berdaun-emas, yang saat ini masih digunakan untuk demonstrasi di kelas, telah digantikan oleh elektrometer elektronik.

[23] :2–5 Arus listrik [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Arus listrik Perpindahan muatan listrik dikenal dengan nama arus listrik, besarnya diukur dalam ampere.

Arus dapat terdiri dari partikel bermuatan apapun yang berpindah; biasanya adalah elektron, tetapi muatan apapun yang berpindah menghasilkan arus.

Menurut konvensi lama, arus positif didefinisikan sebagai yang memiliki arah yang sama dari aliran muatan positif yang dikandungnya, atau aliran dari bagian paling positif dari sirkuit ke bagian paling negatif.

Saat ini disebut dengan arus konvensional. Gerakan elektron bermuatan negatif di sekitar sirkuit listrik, maka dianggap positif pada arah "berlawanan" dari elektron tersebut. [31] Meski begitu, tergantung kondisinya, arus listrik dapat terdiri dari aliran partikel bermuatan dari salah satu arah, atau bahkan bersamaan dari kedua untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan.

Konvensi positif ke negatif digunakan luas untuk menyederhanakan kondisi ini. Api listrik memberikan demonstrasi energi dari arus listrik Proses ketika arus listrik melewati material disebut konduksi listrik, dan sifatnya bervariasi tergantung dari partikel bermuatan dan material yang mereka lewati.

Contoh arus listrik misalnya konduksi logam, di mana elektron mengalir melalui konduktor listrik seperti logam, dan elektrolisis, di mana ion ( atom bermuatan) mengalir melalui cairan atau plasma. Ketika partikel itu sendiri dapat berpindah agak lambat, medan listrik yang menggerakkan mereka dapat memperbanyak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, memungkinkan signal lsitrik untuk lewat dengan cepat pada kawat.

[32] Arus akan menyebabkan beberapa pengaruh. Air bisa terdekomposisi melalui arus dari tumpukan volta, ditemukan oleh Nicholson dan Carlisle tahun 1800, proses ini sekarang dikenal dengan elektrolisis. Hasil karya mereka kemudia dikembangkan Michael Faraday tahun 1833. Arus yang melalui resistansi listrik akan menyebabkan panas, efek yang dipelajari matematis oleh James Prescott Joule tahun 1840. [23] :23–24 Salah satu penemuan terpenting dalam ilmu tentang arus oleh Hans Christian Ørsted tahun 1820, ketika ia menyaksikan arus dalam kawat menganggu kerja jarum kompas magnet.

[33] Ia menemukan elektromagnetisme, interaksi dasar antara listrik dan magnet. Tingkat keluaran elektromagnetik yang dihasilkan api listrik cukup tinggi untuk menghasilkan gangguan elektromagnet yang bisa menganggu kerja alat. [34] Pada teknik atau aplikasi rumah tangga, arus sering kali dijelaskan dalam arus searah (DC) atau arus bolak-balik (AC). Sebutan ini merujuk pada bagaimana arus bervariasi terhadap waktu. Arus searah, diproduksi sebagai contoh dari baterai dan diperlukan oleh hampir seluruh peralatan elektronik, adalah aliran dari bagian positif sirkuit ke bagian negatif.

[35] :11 Aliran ini biasanya dibawa oleh elektron, mereka akan berpindah melalui arah berlawanan. Arus bolak-balik adalah arus yang berbalik arah berulang-ulang; hampir selalu membentuk gelombang sinus. [35] :206–207 Arus bolak-balik akan bergetar bolak-balik dalam konduktor tanpa tanpa muatan berpindah tiap jarak seiring waktu. Nilai waktu rata-rata arus bolak balik adalah nol, tetapi energi akan dikeluarkan pada satu arah, kemudian kebalikannya. Arus bolak-balik dipengaruhi oleh sifat-sifat listrik yang tidak dapat dilihat pada arus searah keadaan tunak, seperti induktansi dan kapasitansi.

[35] :223–225 Sifat-sifat ini menjadi penting ketika rangkaian ditujukan pada respon transien, seperti ketika pertama kali diberi energi. Medan listrik [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Elektrostatis Konsep medan listrik pertama kali diperkenalkan oleh Michael Faraday.

Medan listrik tercipta dari benda bermuatan di ruang yang mengelilinginya, dan menghasilkan gaya yang diberikan pada muatan manapun yang berada pada cakupan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan tersebut. Medan listrik bekerja untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan antara 2 muatan dengan perilaku yang serupa dengan medan gravitasi bekerja di antara 2 massa, dan akan berbanding kuadrat terbalik dengan jarak.

[25] Namun, ada perbedaan di antara keduanya. Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan selalu bekerja tarik menarik, menarik kedua massa bersama, sedangkan medan listrik bisa menghasilkan tarikan atau tolakan. Ketika objek besar seperti planet umumnya tidak membawa muatan bersih, medan listrik pada jarak tertentu nilainya nol.

Oleh karena itu gravitasi menjadi dominan di alam semesta, meskipun jauh lebih lemah. [26] Garis gaya keluar dari muatan positif diatas bidang konduktor Sebuah medan listrik umumnya beragam pada suatu ruang, [36] dan kekuatannya pada satu titik didefiniskan sebagai gaya (per satuan muatan) yang mengenai muatan diam imajiner jika diletakkan pada titik tersebut.

[16] :469–470 Konsep ini, dinamai ' muatan tes', haruslah sangat kecil untuk menghindari medan listriknya sendiri menganggu medan utama dan juga harus diam untuk menghindari efek medan magnet.

Karena medan listrik didefiniskan dalam gaya, dan gaya adalah vektor, maka medan listrik juga vektor, memiliki besaran dan arah. Secara spesifik, medan listrik adalah medan vektor. [16] :469–470 Studi mengenai medan listrik diciptakan oleh muatan diam yang disebut elektrostatis.

Medan dapat divisualisasikan dengan set garis imajiner yang arahnya pada semua titik adalah sama dengan medan tersebut. Konsep ini pertama kali diperkenalkan Faraday, [37] di mana kata ' garis gaya' terkadang masih digunakan. Garis medan adalah jalur-jalur titik tempat muatan positif akan terlihat seperti dipaksa untuk berpindah di dalam medan tersebut; namun ini hanyalah konsep imajiner tanpa keberadaan yang sesungguhnya.

Medan menembus semua ruang di antara garis-garis tersebut. [37] Garis gaya terpancar dari muatan diam memiliki beberapa sifat: pertama, mereka berawal dari muatan positif dan berakhir pada muatan negatif. Kedua, mereka harus masuk ke konduktor manapun pada sudut yang benar, ketiga, mereka tidak boleh memotong atau berdekatan antara satu sama lain.

[16] :479 Objek berkonduksi berongga membawa semua muatannya pada permukaan. Maka medan di dalam objek bernilai nol. [23] :88 Ini merupakan prinsip operasi sangkar Faraday, kerangka logam berkonduksi yang mengisolasi dalamnya dari efek listrik dari luar.

Prinsip elektrostatis sangat penting ketika mendesain peralatan dengan voltase tinggi. Ada batas medan listrik tertentu yang dapat ditahan oleh medium apapun. Diatas titik ini, akan terjadi kegagalan listrik dan percikan api dan terjadi flashover di antara bagian yang bermuatan. Udara, misalnya, cenderung akan muncul percikan di sepanjang celah kecil pada medan listrik diatas 30 kV per sentimeter. Jika celahnya diperbesar, maka kekuatan breakdown juga melemah, sekitar untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan kV per sentimeter.

[38] Paling mudah bisa dilihat pada kilat, terjadi ketika muatan menjadi terpisah di awan dengan naiknya kolom udara dan menaikkan medan listrik di udara hingga lebih besar dari yang bisa ditahan. Voltase dari awan kilat yang besar bisa mencapai 100 KV dan bisa mengeluarkan energi hingga 250 kWh. [39] Kekuatan medan sangat dipengaruhi oleh objek berkonduksi di dekatnya, terutama menjadi besar ketika dipaksa untuk melekuk disekitar titik objek.

Asas ini kemudian dipelajari pada konduktor kilat, ujung tajam yang di mana mendorong kilat untuk terarah kesitu, dan bukan ke gedung yang dilindunginya. [40] :155 Potensial listrik [ sunting - sunting sumber ] Sepasang baterai AA. Tanda + menunjukkan polaritas perbedaan potensial di antara kutub-kutub baterai. Konsep dari potensial listrik sangat berhubungan dekat dengan medan listrik. Sebuah muatan yang diletakkan dalam sebuah medan listrik akan mendapat gaya, dan akan membuat membuat muatan melawan gaya tersebut yang membutuhkan kerja.

Potensial listrik pada tiap titik didefinisikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk membawa sebuah muatan dari jarak tak terbatas ke titik tersebut. Diukur dalam satuan volt yang berarti satu volt adalah potensial di mana harus dihasilkan kerja 1 joule untuk membawa muatan sebesar 1 coulomb dari jarak tak terhingga.

[16] :494–498 Definisi potensial ini hanya sedikit memiliki kegunaan, dan konsep yang lebih sering dipakai adalah perbedaaan potensial listrik yaitu energi yang dibutuhkan untuk memindahkan sebuah muatan antara 2 titik tertentu. Sebuah medan listrik memiliki karakteristik khusus yaitu konservatif di mana jalur yang dilewati muatan tidak berhubungan: semua jalur antara 2 titik tertentu menghabiskan energi yang sama, maka nilai perbedaan potensial dapat ditentukan. [16] :494–498 Pada praktiknya, biasanya didefinisikan titik referensi di mana potensial dapat dinyatakan dan dibandingkan.

Karena harus ditentukan maka acuan yang paling umum digunakan adalah bumi itu sendiri, yang diasumsikan memiliki potensial yang sama di manapun. Titik acuan ini biasanya diambil dari bumi. Bumi diasumsikan memiliki jumlah muatan negatif dan positif yang sama banyak dan tak terbatas, maka tak dapat dialiri listrik. [41] Potensial listrik adalah besaran skalar yang berarti hanya memiliki nilai dan tidak memiliki arah.

Dapat dianalogikan dengan tinggi: ketika sebuah objek yang dilontarkan akan jatuh pada ketinggian yang berbeda akibat medan gravitas maka muatan akan 'jatuh' melalui tegangan yang disebabkan oleh medan listrik. [42] Pada peta relief menunjukkan garis kontur menandai titik-titik pada ketinggian yang sama, sekelompok garis menandai titik-titik dengan potensial yang sama (atau ekuipotensial) dapat digambarkan di sekitar objek bermuatan elektrostatis.

Ekuipotensial akan memotong semua garis gaya pada sudut siku. Ekuipotensial juga harus terletak paralel dengan permukaan konduktor listrik, jika tidak maka akan menghasilkan gaya yang dapat membawa muatan sampai bahkan potensial pada permukaan. Medan listrik secara formal didefinisikan sebagai gaya yang diberikan per atuan muatan, namun konsep dari potensial memberikan definisi yang lebih baik: medan listrik adalah gradien lokal dari potensial listrik.

Diukur dalam volt per meter, arah vektor dari medan listrik adalah garis kemiringan terbesar dari potensial, di mana ekuipotensial terletak paling dekat bersamaan. [23] :60 Elektromagnet [ sunting - sunting sumber ] Medan magnet melingkari arus Penemuan Ørsted pada tahun 1821 bahwa medan magnet ada pada semua sisi kawat yang membawa arus listrik menandakan bahwa ada hubungan langsung antara listrik dan magnet. Ditambah lagi, interaksi antar keduanya tampak berbeda dari gaya gravitasi dan elektrostatis.

Gaya pada jarum kompas tidak mengarah pada arah yang sama atau kebalikan, tetapi arahnya tegak lurus terhadap arus. [33] Gaya ini juga tergantung dari arah arus, jika arah alirannya dibalik, maka gayanya juga terbalik. [43] Ørsted belum memahami dengan benar penemuannya, tetapi ia meneliti bahwa efek ini bersifat kebalikan: sebuah arus menghasilkan gaya pada magnet dan medan magnet menghasilkan gaya pada arus.

Fenomena ini nantinya akan diteliti lebih lanjut oleh Ampère, yang menemukan bahwa 2 kawat paralel berarus akan menghasilkan gaya satu sama lain: dua kawat mengonduksi arus pada arah yang sama akan tarik-menarik, sedangkan kawat yang arusnya berlawanan arah akan tolak menolak. [44] The interaction is mediated by the magnetic field each current produces and forms the basis for the international definition of the ampere.

[44] Motor listrik menggunakan prinsip elektromagnet: arus melalui medan magnet akan mendapat gaya untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan sudut tegak lurus dari medan dan arus Hubungan antara medan magnet dan arus sangat penting, hal ini akan mengacu pada penemuan motor listrik oleh Michael Faraday tahun 1821.

Motor homopolar Faraday terdiri dari magnet permanen yang terletak pada pul raksa. Arus dilewatkan melalui kawat yang digantung dari poros diatas magnet dan dicelupkan ke dalam raksa. Magnet akan memberikan gaya tangensial pada kawat, membuat kawat mengelilingi magnet selama arus mengalir. [45] Percobaan oleh Faraday tahun 1831 membuktikan bahwa kawat bergerak tegak lurus terhadap medan magnet akan menghasilkan perbedaan potensial di antara ujung-ujungnya.

Penelitian lebih lanjut dari proses ini, disebut dengan induksi elektromagnetik, memunculkan Hukum induksi Faraday, yang menyatakan bahwa perbedaan potensial yang diinduksi pada rangkaian tertutup akan berbanding lurus dengan perubahan kecepatan fluks magnet sepanjang rangkaian.

Pemanfaatan lebih lanjut dari penemuan ini membuatnya menemukan generator listrik pertama tahun 1831, di mana ia mengubah energi mekanik dari cakram tembaga yang berputar menjadi energi listrik. [45] Cakram Faraday tidak efisien dan tidak digunakan sebagai generator sesungguhnya, tetapi ia menunjukkan adanya kemungkinan membangkitkan energi listrik menggunakan magnet. Elektrokimia [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Elektrokimia Kemampuan reaksi kimia untuk menghasilkan listrik, serta kemampuan listrik untuk menjalankan reaksi kimia telah banyak membawa manfaat.

Elektrokimia merupakan bagian penting dari listrik. Dari awal penemuan tumpukan volta, sel elektrokimia telah berkembang menjadi berbagai macam baterai, elektroplating, dan sel elektrolisis.

Aluminium diproduksi dalam jumlah besar saat ini dan banyak peralatan ditenagai dengan sel yang dapat diisi ulang. Rangkaian listrik [ sunting - sunting sumber ] Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan listrik sederhana. Sumber tegangan V di sebelah kiri akan menghasilkan arus listrik I di sekitar rangkaian, memberikan energi listrik ke resistor R.

Dari resistor, arus akan kembali ke sumber, sehingga menjadi satu rangkaian. Rangkaian listrik adalah interkoneksi beberapa komponen listrik sehingga muatan listrik dibuat berpindah melalui jalur tertutup (rangkaian), biasanya digunakan untuk melakukan tujuan tertentu. Komponen dalam rangkaian listrik dapat terdiri dari berbagai macam elemen seperti resistor, kapasitor, sakelar, transformator dan elektronika.

Rangkaian listrik terdiri dari komponen aktif, biasanya semikonduktor, dan biasanya berjalan non-linear, membutuhkan analisis kompleks. Komponen listrik paling sederhana adalah komponen-komponen pasif dan linear: ketika mereka dapat menyimpan energi sementara, mereka tidak punya sumbernya, dan akan memperlihatkan respon linear jika diberi stimulus.

[46] :15–16 Resistor adalah salah satu elemen rangkaian pasif: resistor akan menghambat arus yang melaluinya, melepaskan energinya sebagai panas. Hambatan muncul akibat gerak muatan melalui untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan pada logam, misalnya, hambatan disebabkan karena tabrakan antara elektron dan ion.

Hukum Ohm adalah hukum dasar mengenai teori rangkaian, menyatakan bahwa rangkaian yang melewati hambatan berbanding lurus dengan perbedaan potensialnya. Hambatan pada sebagian besar material relatif konstan terhadap berbagai range suhu dan arus. Ohm, satuan hambatan, diambil dari fisikawan Georg Ohm, dilambangkan dengan huruf Yunani Ω.

1 Ω adalah hambatan yang akan menghasilkan perbedaan potensial 1 volt jika diberikan arus satu ampere. [46] :30–35 Kapasitor adalah pengembangan Leyden jar dan merupakan alat yang dapat menyimpan muatan sehingga menyimpan energi listrik dalam medan resultan. Kapasitor terdiri dari 2 pelat berkonduksi dipisahkan oleh lapisan dielektrik terinsulasi. Dalam kenyataannya, kertas logam tipis digulung bersama, meningkatkan luas permukaan per satuan volume dan meningkatkan kapasitansi.

Satuan kapasitansi adalah farad, diambil dari nama fisikawan Michael Faraday, dan diberi simbol F: satu farad adalah kapasitansi yang memberikan perbedaan potensial 1 volt ketika menyimpan muatan sebesar 1 coulomb.

Kapasitor awalnya terhubung dengan catu daya akan menimbulkan arus listrik dan mengumpulkan muatan; arus ini akan terputus ketika kapasitor telah terisi penuh. Maka kapasitor tidak beroperasi dalam arus keadaan tunak ( steady state), tetapi malah membloknya.

[46] :216–220 Induktor, biasanya berupa gulungan kawat, menyimpan energi pada medan magnet sebagai respon atas arus yang melewatinya. Ketika terjadi perubahan arus, maka medan magnet akan berubah, menginduksi tegangan antara ujung-ujung konduktor.

Tegangan terinduksi berbanding lurus dengan perubahan arus terhadap waktu. Perbandingan ini disebut dengan induktansi. Satuan dari induktansi adalah henry, dinamai dari fisikawan Joseph Henry. Satu henry adalah induktansi yang akan menginduksi perbedaan potensial sebesar 1 volt jika arus yang melewati berubah dengan kecepatan 1 ampere per detik. Perilaku induktor agak kebalikan dengan kapasitor: beroperasi pada arus tetap, tetapi tidak bia jika arus berubah sangat cepat.

[46] :226–229 Tenaga listrik [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Tenaga listrik Tenaga listrik adalah kecepatan energi listrik berpindah melalui rangkaian listrik.

Satuan SI dari tenaga adalah watt, satu joule per detik. Tenaga listrik, seperti tenaga mekanik, adalah seberapa cepatnya melakukan kerja, terukur dalam watt dan dilambangkan dengan huruf P. Tenaga listrik dihasilkan dari arus listrik I terdiri dari muatan Q coulomb tiap t detik melewati perbedaan potensial listrik ( voltase) V adalah P = kerja per satuan waktu = Q V t = I V {\displaystyle P={\text{kerja per satuan waktu}}={\frac {QV}{t}}=IV\,} Q: muatan listrik dalam coulomb t: waktu dalam detik I: arus listrik dalam ampere V: potensial listrik atau voltase dalam volt Pembangkit listrik biasanya menggunakan generator listrik, tetapi juga bisa berasal dari sumber kimia seperti baterai listrik atau sumber lain.

Tenaga listrik biasanya disalurkan ke rumah tangga dan bisnis oleh industri tenaga listrik. Listrik biasanya dijual dalam satuan kilowatt jam (3.6 MJ) yang merupakan hasil kali daya dalam kilowatt dikali lamanya waktu dalam jam. Utilitas listrik mengukur daya menggunakan meteran listrik, yang terus menyimpan total energi listrik yang digunakan oleh pelanggan.

Elektronika [ sunting - sunting sumber ] Komponen elektronik yang dimuat pada untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan Elektronika berhubungan dengan rangkaian listrik yang berisi komponen aktif seperti tabung vakum, transistor, dioda dan sirkuit terintegrasi.

Sifat nonlinear dari komponen aktif dan kemampuannya untuk mengontrol aliran elektron membuat penguatan signal lemah menjadi mungkin dan elektronika secara luas digunakan pada pemrosesan informasi, telekomunikasi, dan pemrosesan sinyal.

Kemampuan peralatan elektronik untuk menjadi sakelar memungkinkan pemrosesan informasi digital. Ditambah teknologi papan rangkaian, pengemasan elektronik, dan berbagai bentuk rangkaian infrastruktur komunikasi, mengubah komponen yang terpisah-pisah menjadi satu sistem kesatuan kerja.

Saat ini, sebagian besar peralatan elektronik menggunakan komponen semikonduktor untuk mengontrol elektron. Studi mengenai peralatan semikonduktor dan teknologinya adalah cabang dari fisika fasa padat, di mana mempelajari desain dan konstruksi rangkaian elektronik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan teknik elektronika.

Gelombang elektromagnetik [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Gelombang elektromagnetik Faraday dan Ampère menunjukkan bahwa medan magnet yang berubah terhadap waktu berperan sebagai sumber medan listrik, dan medan listrik yang berubah terhadap waktu juga sebagai sumber medan magnet.

Maka, ketika salah satu medan berubah terhadap waktu, maka medan lainnya juga terinduksi. [16] :696–700 Fenomena ini adalah sifat-sifat gelombang dan disebut sebagai gelombang elektromagnetik.

Gelombang elektromagnetik pertama kali diteliti oleh James Clerk Maxwell tahun 1864. Maxwell mengembangkan beberapa persamaan yang menjelaskan hubungan antara medan listrik, medan magnet, muatan listrik, dan arus listrik.

Ia juga dapat membuktikan bahwa gelombang dapat melintas dengan kecepatan cahaya, maka cahaya itu sendiri adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik. Hukum Maxwell, yang menggabungkan cahaya, medan, dan muatan adalah salah satu pencapaian terpenting di bidang fisika teoretis. [16] :696–700 Maka, dari hasil kerja para peneliti ini barang elektronik bisa mengubah signal menjadi arus berosilasi berfrekuensi tinggi, dan melalui konduktor, listrik bisa menghantarkan dan menerima signal ini melalui gelombang radio pada jarak untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan sangat jauh.

Produksi dan penggunaan [ sunting - sunting sumber ] Pembangkit dan transmisi [ sunting - sunting sumber ] Alternator awal abad 20 yang dibuat di Budapest, Hongaria, di ruangan pembangkit listrik dari stasiun tenaga air (foto oleh Prokudin-Gorsky, 1905–1915). Pada abad ke-6 SM, filosofis Yunani Thales melakukan percobaan dengan batang amber dan percobaan ini adalah percobaan pertama untuk menghasilkan energi listrik.

Dengan metode ini, saat ini disebut efek triboelektrik, dapat mengangkat benda ringan dan menghasilkan percikan, tetapi sangat tidak efisien.

[47] Namun tidak ada perkembangan berarti hingga abad ke-18 ketika ditemukannya tumpukan volta. Tumpukan volta dan penerus modernnya yaitu baterai listrik menyimpan energi kimia dan bisa menghasilkan listrik. [47] Baterai mudah digunakan dan merupakan sumber tenaga paling umum yang ideal untuk banyak aplikasi, tetapi penyimpanan energinya terbatas, dan ketika sudah habis maka harus dibuang atau diisi ulang.

Untuk kebutuhan energi listrik yang besar maka listrik harus dihasilkan kontinu melalui jalur transmisi konduktif. Tenaga listrik biasanya dihasilkan dengan generator mekanik-listrik yang digerakkan oleh uap dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, atau panas yang dilepas dari reaksi nuklir, atau dari sumber lain seperti energi kinetik dari angin atau air mengalir.

Turbin uap modern ditemukan oleh Sir Charles Parsons tahun 1884 saat ini menghasilkan sekitar 80% tenaga listrik dunia dari berbagai sumber panas. Generator ini sudah berbeda sama sekali dari generator cakram homopolar Faraday tahun 1831, tetapi masih tetap menggunakan prinsip dasar elektromagnetik yang sama yaitu konduktor yang dihubungkan ke medan magnet yang berubah akan menginduksi perbedaan potensial di antara ujung-ujungnya. [48] Penemuan transformator di akhir abad ke-19 akhirnya bisa membuat tenaga listrik disalurkan lebih efisien pada tegangan tinggi namun arus rendah.

Transmisi listrik yang efisien dapat membuat listrik bisa disalurkan ke pengguna yang berjarak yang relatif jauh dari stasiun pembangkitnya. [49] [50] Tenaga angin menjadi penting di banyak negara Karena energi listrik tidak dapat dengan mudah disimpan dalam jumlah besar untuk memenuhi permintaan nasional, maka listrik harus diproduksi sebanyak mungkin yang dibutuhkan.

[49] Hal ini membutuhkan utilitas listrik untuk memprediksi dengan benar beban listrik dan menjaga koordinasi dengan stasiun pembangkit. Setiap pembangkit yang dijalankan harus memiliki cadangan untuk melindungi jaringan listrik dari gangguan dan kehilangan yang tak terduga.

Permintaan akan listrik akan meningkat untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan seiring modernisasi suatu negara dan berkembangnya ekonomi. Permintaan listrik di Amerika Serikat meningkat 12% tuap tahunnya pada 3 dekade pertama abad ke-20, [51] pertumbuhan yang saat ini juga dirasakan oleh India atau Tiongkok.

[52] [53] Dari sejarahnya, tingkat permintaan listrik telah melampaui bentuk energi lainnya. [54] :16 Keresahan lingkungan akan pembangkit listrik meningkatkan fokus pembangkitan listrik dari energi terbaharui, seperti angin dan air. [54] :89 Penggunaan [ sunting - sunting sumber ] Lampu pijar, salah satu aplikasi pertama listrik, beroperasi dengan pemanasan joule: lewatnya arus listrik melalui hambatan listrik akan menghasilkan panas Listrik adalah energi yang paling mudah digunakan dan telah digunakan di sebagian besar alat dan akan terus berkembang.

[55] Penemuan lampu pijar pada tahun 1870-an menjadikan penerangan salah satu aplikasi pertama tenaga listrik yang digunakan secara luas. Dengan begitu listrik menggantikan penerangan dari api yang berarti jauh mengurangi risiko kebakaran pada rumah dan pabrik. [56] Utilitas umum dipasang di banyak kota menargetkan permintaan pasar yang berkembang untuk penerangan listrik.

Efek pemanasan joule yang muncul pada lampu juga digunakan langsung pada pemanas listrik. Meski penggunaannya mudah dan bisa dikontrol, tetapi pemanas listrik dianggap memboroskan energi, karena sebagian besar pembangkit listrik sudah membutuhkan panas di stasiun pembangkit.

[57] Beberapa negara seperti Denmark, telah mengeluarkan aturan yang membatasi atau melarang penggunaan pemanas listrik di bangunan baru. [58] Listrik juga merupakan sumber energi utama untuk refrigerasi, [59] dengan pendingin udara menggambarkan permintaan listrik yang meningkat. [60] Listrik digunakan dalam telekomunikasi, muncul pada telegraf listrik tahun 1837 oleh Cooke dan Wheatstone. Pembangunan sistem telegraf interkontinental dan transatlantik, pada tahun 1860-an, listrik membuat komunikasi di seluruh dunia terhubung dalam hitungan menit.

Fiber optik dan satelit komunikasi turut berperan dalam sistem telekomunikasi, tetapi listrik tetap menjadi bagian utamanya. Efek elektromagnet paling bisa dilihat pada motor listrik yang dapat menyediakan tenaga gerak yang bersih dan efisien. Motor diam seperti winch dapat ditenagai dengan mudah, tetapi motor yang berpindah dalam penggunaannya, seperti kendaraan listrik, harus membawa sumber tenaga seperti baterai atau mendapatkan arus dari kontak geser seperti pantograf.

Peralatan elektronik menggunakan transistor, salah satu penemuan terpenting pada abad ke-20, [61] menjadi dasar dari semua rangkaian listrik modern. Sebuah rangkaian terintegrasi modern dapat berisi milyaran transistor mini dengan luas hanya beberapa sentimeter persegi. [62] Listrik juga digunakan untuk menggerakan transportasi umum, seperti kereta dan bus listrik.

[63] Keselamatan dari bahaya listrik [ sunting - sunting sumber ] Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Bab atau bagian ini akan dihapus bila tidak tersedia referensi ke sumber tepercaya dalam bentuk catatan kaki atau pranala luar.

Aliran listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Dengan listrik arus searah jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif), listrik tidak akan mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena strum). Demikian pula jika kita hanya memegang saluran negatif. Dengan listrik arus bolak-balik, Listrik bisa juga mengalir ke bumi (atau lantai rumah). Hal ini disebabkan oleh sistem perlistrikan yang menggunakan bumi sebagai acuan tegangan netral (ground).

Acuan ini, yang biasanya di pasang di dua tempat (satu di ground di tiang listrik dan satu lagi di ground di rumah). Karena itu jika kita memegang sumber listrik dan kaki kita menginjak bumi atau tangan kita menyentuh dinding, perbedaan tegangan antara kabel listrik di tangan dengan tegangan di kaki (ground), membuat listrik mengalir dari tangan ke kaki sehingga kita akan mengalami kejutan listrik.

Daya listrik dapat disimpan, misalnya pada sebuah aki atau baterai. Listrik yang kecil, misalnya yang tersimpan dalam baterai, tidak akan memberi efek setrum pada tubuh. Pada aki mobil yang besar, biasanya ada sedikit efek setrum, meskipun tidak terlalu besar dan berbahaya. Listrik mengalir dari kutub positif baterai/aki ke kutub negatif. Sistem listrik yang masuk ke rumah kita, jika menggunakan sistem listrik 1 fase, biasanya terdiri atas 3 kabel: Pertama adalah kabel fase (berwarna merah/hitam/kuning) yang merupakan sumber listrik bolak-balik (fase positif dan fase negatif berbolak-balik terus menerus).

Kabel ini adalah kabel yang membawa tegangan dari pembangkit tenaga listrik ( PLN misalnya); kabel ini biasanya dinamakan kabel panas, dapat dibandingkan seperti kutub positif pada sistem listrik arus searah (walaupun secara fisika adalah tidak tepat). Kedua adalah kabel netral (berwarna biru). Kabel ini pada dasarnya adalah kabel acuan tegangan nol, yang disambungkan ke tanah di pembangkit tenaga listrik, pada titik-titik tertentu (pada tiang listrik) jaringan listrik dipasang kabel netral ini untuk disambungkan ke ground terutama pada trafo penurun tegangan dari saluran tegangan tinggi tiga jalur menjadi tiga jalur fase ditambah jalur ground (empat jalur) yang akan disalurkan kerumah-rumah atau kelainnya.

Untuk mengatasi kebocoran (induksi) listrik dari peralatan tiap rumah dipasang kabel tanah atau ground (berwarna hijau-kuning) dihubungkan dengan logam (elektrode) yang ditancapkan ke tanah untuk disatukan dengan saluran kabel netral dari jala listrik dipasang pada jarak terdekat dengan alat meteran listrik atau dekat dengan sikring.

Dalam kejadian-kejadian badai listrik luar angkasa yang besar, ada kemungkinan arus akan mengalir dari acuan tanah yang satu ke acuan tanah lain yang jauh letaknya. Fenomena alami ini bisa memicu kejadian mati lampu berskala besar. Ketiga adalah kabel tanah atau Ground (berwarna hijau-kuning). Kabel ini adalah acuan nol di lokasi pemakai, yang disambungkan ke tanah (ground) di rumah pemakai, kabel ini benar-benar berasal dari logam yang ditanam di tanah di rumah kita, kabel ini merupakan kabel pengamanan yang disambungkan ke badan (chassis) alat2 listrik di rumah untuk memastikan bahwa pemakai alat tersebut tidak akan mengalami kejutan listrik.

Kabel ketiga ini jarang dipasang di rumah-rumah penduduk, pastikan teknisi (instalatir) listrik anda memasang kabel tanah (ground) pada sistem listrik di rumah. Pemasang ini penting, karena merupakan syarat mutlak bagi keselamatan anda dari bahaya kejutan listrik yang bisa berakibat fatal dan juga beberapa alat-alat listrik yang sensitif tidak akan bekerja dengan baik jika ada induksi listrik yang muncul di chassisnya (misalnya karena efek arus Eddy).

Satuan-satuan SI listrik [ sunting - sunting sumber ] edit Unit-unit elektromagnetisme SI Simbol Nama kuantitas Unit turunan Unit dasar I Arus ampere A A Q Muatan listrik, Jumlah listrik coulomb C A·s V Perbedaan potensial volt V J/C = kg·m 2·s −3·A −1 R, Z Tahanan, Impedansi, Reaktansi ohm Ω V/A = kg·m 2·s −3·A −2 ρ Ketahanan ohm meter Ω·m kg·m 3·s −3·A −2 P Daya, Listrik watt W V·A = kg·m 2·s −3 C Kapasitansi farad F C/V = kg −1·m −2·A 2·s 4 Elastisitas reciprocal farad F −1 V/C = kg·m 2·A −2·s −4 ε Permitivitas farad per meter F/m kg −1·m −3·A 2·s 4 χ e Susceptibilitas listrik (tak berdimensi) - - Konduktansi, Admitansi, Susceptansi siemens S Ω −1 = kg −1·m −2·s 3·A 2 σ Konduktivitas siemens per meter S/m kg −1·m −3·s 3·A 2 H Medan magnet, Kekuatan medan magnet ampere per meter A/m A·m −1 Φ m Flux magnet weber Wb V·s = kg·m 2·s −2·A −1 B Kepadatan medan magnet, Induksi magnet, Kekuatan medan magnet tesla T Wb/m 2 = kg·s −2·A −1 Reluktansi ampere- turns per weber A/Wb kg −1·m −2·s 2·A 2 L Induktansi henry H Wb/A = V·s/A = kg·m 2·s −2·A −2 μ Permeabilitas henry per meter H/m kg·m·s −2·A −2 χ m Susceptibilitas magnet (tak berdimensi) - - Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ Jones, D.A.

(1991), "Electrical engineering: the backbone of society", Proceedings of the IEE: Science, Measurement and Technology, 138 (1): 1–10, doi: 10.1049/ip-a-3.1991.0001 • ^ Moller, Peter; Kramer, Bernd (December 1991), "Review: Electric Fish", BioScience, American Institute of Biological Sciences, 41 (11): 794–6 [794], doi: 10.2307/1311732, JSTOR 1311732 • ^ Bullock, Theodore H.

(2005), Electroreception, Springer, hlm. 5–7, ISBN 0-387-23192-7 • ^ Morris, Simon C. (2003), Life's Solution: Inevitable Humans in a Lonely Universe, Cambridge University Press, hlm. 182–185, ISBN 0-521-82704-3 • ^ The Encyclopedia Americana; a library of universal knowledge (1918), New York: Encyclopedia Americana Corp • ^ a b Stewart, Joseph (2001), Intermediate Electromagnetic Theory, World Scientific, hlm.

50, ISBN 981-02-4471-1 • ^ Simpson, Brian (2003), Electrical Stimulation and the Relief of Pain, Elsevier Health Sciences, hlm. 6–7, ISBN 0-444-51258-6 • ^ Frood, Arran (27 February 2003), Riddle of 'Baghdad's batteries'BBCdiakses tanggal 2008-02-16 • ^ Baigrie, Brian (2006), Electricity and Magnetism: A Historical Perspective, Greenwood Press, hlm. 7–8, ISBN 0-313-33358-0 • ^ Chalmers, Gordon (1937), "The Lodestone and the Understanding of Matter in Seventeenth Century England", Philosophy of Science, 4 (1): 75–95, doi: 10.1086/286445 • ^ Srodes, James (2002), Franklin: The Essential Founding Father, Regnery Publishing, hlm.

92–94, ISBN 0-89526-163-4 Belum diketahui pasti apakah Franklin melakukan percobaan ini sendiri, tetapi dialah yang populer. • ^ Uman, Martin (1987), All About Lightning (PDF), Dover Publications, ISBN 0-486-25237-X • ^ a b c Kirby, Richard S. (1990), Engineering in History, Courier Dover Publications, hlm. 331–333, ISBN 0-486-26412-2 • ^ Berkson, William (1974) Fields of force: the development of a world view from Faraday to Einstein p.148.

Routledge, 1974 • ^ Marković, Dragana, The Second Industrial Revolution, diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-19diakses tanggal 2007-12-09 • ^ a b c d e f g h i j Sears, Francis; et al. (1982), University Physics, Sixth Edition, Addison Wesley, ISBN 0-201-07199-1 • ^ Hertz, Heinrich (1887).

" Ueber den Einfluss des ultravioletten Lichtes auf die electrische Entladung". Annalen der Physik. 267 (8): S. 983–1000. Bibcode: 1887AnP.267.983H. doi: 10.1002/andp.18872670827. • ^ "The Nobel Prize in Physics 1921". Nobel Foundation.

Diakses tanggal 2013-03-16. • ^ "Solid state", The Free Dictionary untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan ^ John Sydney Blakemore, Solid state physics, pp.1-3, Cambridge University Press, 1985 ISBN 0-521-31391-0.

• ^ Richard C. Jaeger, Travis N. Blalock, Microelectronic circuit design, pp.46-47, McGraw-Hill Professional, 2003 ISBN 0-07-250503-6. • ^ "Gaya tolak menolak antara kedua bola yang diberi muatan dengan listrik yang sama akan berkebalikan dengan kuadrat jarak antar kedua bola." Charles-Augustin de Coulomb, Histoire de l'Academie Royal des Sciences, Paris 1785.

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

• ^ a b c d e f Duffin, W.J. (1980), Electricity and Magnetism, 3rd edition, McGraw-Hill, ISBN 0-07-084111-X • ^ National Research Council (1998), Physics Through the 1990s, National Academies Press, hlm.

215–216, ISBN 0-309-03576-7 • ^ a b Umashankar, Korada (1989), Introduction to Engineering Electromagnetic Fields, World Scientific, hlm. 77–79, ISBN 9971-5-0921-0 • ^ a b Hawking, Stephen (1988), A Brief History of Time, Bantam Press, hlm. 77, ISBN 0-553-17521-1 • ^ Trefil, James (2003), The Nature of Science: An A–Z Guide to the Laws and Principles Governing Our Universe, Houghton Mifflin Books, hlm.

74, ISBN 0-618-31938-7 • ^ Shectman, Jonathan (2003), Groundbreaking Scientific Experiments, Inventions, and Discoveries of the 18th Century, Greenwood Press, hlm. 87–91, ISBN 0-313-32015-2 • ^ Sewell, Tyson (1902), The Elements of Electrical Engineering, Lockwood, hlm. 18. Q awalnya dipahami sebagai 'jumlah listrik', kata 'listrik' saat ini lebih umum dituliskan sebagai 'muatan'.

• ^ Close, Frank (2007), The New Cosmic Onion: Quarks and the Nature of the Universe, CRC Press, hlm. 51, ISBN 1-58488-798-2 • ^ Ward, Robert (1960), Introduction to Electrical Engineering, Prentice-Hall, hlm. 18 • ^ Solymar, L. (1984), Lectures on electromagnetic theory, Oxford University Press, hlm. 140, ISBN 0-19-856169-5 • ^ a b Berkson, William (1974), Fields of Force: The Development of a World View from Faraday to Einstein, Routledge, hlm.

370, ISBN 0-7100-7626-6 Accounts differ as to whether this was before, during, or after a lecture. • ^ "Lab Note #105 EMI Reduction – Unsuppressed vs. Suppressed". Arc Suppression Technologies. April 2011. Diakses tanggal March 7, 2012. • ^ a b c Bird, John (2007), Electrical and Electronic Principles and Technology, 3rd edition, Newnes, ISBN 978-1-4175-0543-2 • ^ Almost all electric fields vary in space.

An exception is the electric field surrounding a planar conductor of infinite extent, the field of which is uniform. • ^ a b Morely & Hughes, Principles of Electricity, Fifth edition, hlm.

73, ISBN 0-582-42629-4 • ^ Naidu, M.S.; Kamataru, V. (1982), High Voltage Engineering, Tata McGraw-Hill, hlm. 2, ISBN 0-07-451786-4 • ^ Naidu, M.S.; Kamataru, V.

(1982), High Voltage Engineering, Tata McGraw-Hill, hlm. 201–202, ISBN 0-07-451786-4 • ^ Paul J. Nahin (9 October 2002). Oliver Heaviside: The Life, Work, and Times of an Electrical Genius of untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan Victorian Age. JHU Press. ISBN 978-0-8018-6909-9. • ^ Serway, Raymond A. (2006), Serway's College Physics, Thomson Brooks, hlm.

500, ISBN 0-534-99724-4 • ^ Saeli, Sue; MacIsaac, Dan (2007), "Using Gravitational Analogies To Introduce Elementary Electrical Field Theory Concepts", The Physics Teacher, 45 (2): 104, Bibcode: 2007PhTea.45.104S, doi: 10.1119/1.2432088diakses tanggal 2007-12-09 • ^ Thompson, Silvanus P.

(2004), Michael Faraday: His Life and Work, Elibron Classics, hlm. 79, ISBN 1-4212-7387-X • ^ a b Morely & Hughes, Principles of Electricity, Fifth edition, hlm. 92–93 • ^ a b Institution of Engineering and Technology, Michael Faraday: Biography, diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-07-03diakses tanggal 2007-12-09 • ^ a b c d Alexander, Charles; Sadiku, Matthew (2006), Fundamentals of Electric Circuits (edisi ke-3, revised), McGraw-Hill, ISBN 978-0-07-330115-0 • ^ a b Dell, Ronald; Rand, David (2001), "Understanding Batteries", Unknown, Royal Society of Chemistry, 86: 2–4, Bibcode: 1985STIN.8619754M, ISBN 0-85404-605-4 • ^ McLaren, Peter G.

(1984), Elementary Electric Power and Machines, Ellis Horwood, hlm. 182–183, ISBN 0-85312-269-5 • ^ a b Patterson, Walter C. (1999), Transforming Electricity: The Coming Generation of Change, Earthscan, hlm.

44–48, ISBN 1-85383-341-X • ^ Edison Electric Institute, History of the Electric Power Industry, diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-13diakses tanggal 2007-12-08 • ^ Edison Electric Institute, History of the U.S. Electric Power Industry, 1882–1991diakses tanggal 2007-12-08 • ^ Carbon Sequestration Leadership Forum, An Energy Summary of India, diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-05diakses tanggal 2007-12-08 • ^ IndexMundi, China Electricity – consumptiondiakses tanggal 2007-12-08 • ^ a b National Research Council (1986), Electricity in Economic Growth, National Academies Press, ISBN 0-309-03677-1 • ^ Wald, Matthew (21 March 1990), "Growing Use of Electricity Raises Questions on Supply", New York Timesdiakses tanggal 2007-12-09 • ^ d'Alroy Jones, Peter, The Consumer Society: A History of American Capitalism, Penguin Books, hlm.

211 • ^ ReVelle, Charles and Penelope (1992), The Global Environment: Securing a Sustainable Future, Jones & Bartlett, hlm. 298, ISBN 0-86720-321-8 • ^ Danish Ministry of Environment and Energy, "F.2 The Heat Supply Act", Denmark's Second National Communication on Climate Change, diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-08diakses tanggal 2007-12-09 • ^ Brown, Charles E.

(2002), Power resources, Springer, ISBN 3-540-42634-5 • ^ Hojjati, B.; Battles, S., The Growth in Electricity Demand in U.S.

Households, 1981–2001: Implications for Carbon Emissions (PDF)diakses tanggal 2007-12-09 • ^ Herrick, Dennis F. (2003), Media Management in the Age of Giants: Business Dynamics of Journalism, Blackwell Publishing, ISBN 0-8138-1699-8 • ^ Das, Saswato R.

(2007-12-15), "The tiny, mighty transistor", Los Angeles Times • ^ "Public Transportation", Alternative Energy News, 2010-03-10 Bacaan [ sunting - sunting sumber ] • Nahvi, Mahmood; Joseph, Edminister (1965), Electric Circuits, McGraw-Hill, ISBN 978-0-07-142241-3 • Hammond, Percy (1981), "Electromagnetism for Engineers", Nature, Pergamon, 168 (4262): 4, Bibcode: 1951Natur.168.4G, doi: 10.1038/168004b0, ISBN 0-08-022104-1 • Morely, A.; Hughes, E.

(1994), Principles of Electricity (edisi ke-5th), Longman, ISBN 0-582-22874-3 • Naidu, M.S.; Kamataru, V. (1982), High Voltage Engineering, Tata McGraw-Hill, ISBN 0-07-451786-4 • Nilsson, James; Riedel, Susan (2007), Electric Circuits, Prentice Hall, ISBN 978-0-13-198925-2 • Patterson, Walter C.

(1999), Transforming Electricity: The Coming Generation of Change, Earthscan, ISBN 1-85383-341-X • Benjamin, P. (1898). A history of electricity (The intellectual rise in electricity) from antiquity to the days of Benjamin Franklin. New York: J. Wiley & Sons. Lihat juga [ sunting - sunting sumber ] • Daftar tegangan, frekuensi, dan colokan listrik menurut negara Pranala luar [ sunting - sunting sumber ] Wikimedia Commons memiliki media mengenai Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan.

• "One-Hundred Years of Electricity", May 1931, Popular Mechanics • Illustrated view of how an American home's electrical system works • Electricity around the world • Electricity Misconceptions • Electricity and Magnetism Diarsipkan 2015-12-01 di Wayback Machine. • Understanding Electricity and Electronics in about 10 Minutes • World Bank report on Water, Electricity and Utility subsidies Kategori tersembunyi: • Halaman yang menggunakan pranala magis ISBN • Artikel yang tidak memiliki referensi Maret 2022 • Semua artikel yang tidak memiliki referensi • Pranala kategori Commons ada di Wikidata • Templat webarchive tautan wayback • Artikel Wikipedia dengan penanda GND • Artikel Wikipedia dengan penanda BNF • Artikel Wikipedia dengan penanda EMU • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN • Artikel Wikipedia dengan penanda NDL • Artikel Wikipedia dengan penanda MA • Artikel Wikipedia dengan penanda NARA • Halaman ini terakhir diubah pada 31 Maret 2022, pukul 07.16.

• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

• Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • • • HobiMasak • Resep Ayam• Resep Ikan• Resep Kue• Resep Makanan• Resep Masakan• Resep Sambal• HobiKreasi • Kerajinan Alam• Kerajinan Bambu• Kerajinan Barang Bekas• Kerajinan Botol• Kerajinan Cangkang• Kerajinan Daun• Kerajinan Kain• Kerajinan Kayu• Kerajinan Kertas• Kerajinan Kulit• Kerajinan Sabun• HobiNonton • Anime• Drama• Film• HobiBelajar • Matematika• Sejarah• Seni Budaya• Bahasa Indonesia• Bahasa Jawa• IPA• IPS• Ekonomi• HobiOlahraga • Basket• Karate• Voli• HobiPiara • Burung Cendet• Burung Merpati• Burung Murai AdaHobi, Kerajinan bangun ruang adalah kerajinan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah yang memiliki panjang, lebar, tinggi dan bervolume (3 Dimensi).

Adapun contoh limbah tersebut seperti kardus, ember, bak, botol, kaleng, sedotan maupun bahan bekas lainnya.

Barang berkas tersebut bisa dicuci sampai bersih, dikeringkan dan dicat sedemikian sebagai bahan utama pembuatan ide kerajinan. Untuk mempercantiknya, biasanya akan dikombinasikan dengan limbah lain yang lebih kecil sehingga menjadi barang yang lebih bermanfaat baik untuk hiasan, miniature ataupun wadah tertentu. Oleh karena itu jika Anda menjumpai barang berkas bervolume sebaiknya dikreasikan menjadi karya seni seperti beberapa contoh referensi di bawah ini.

Kerajinan Bangun Ruang dari Koran Bekas Kerajinan Bangun Ruang Dari Kardus Kardus adalah salah satu bahan yang banyak kita temui dan sebenarnya bisa kita manfaatkan sebagai bahan kerajinan bangun ruang. Ada berbagai macam bentuk dan ukuran untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan hasil dari pembelian peralatan rumah tangga maupun elektronik. Nah, bila anda memiliki banyak kardus di rumah coba sebaiknya dikreasikan seperti beberapa contoh berikut. 1. Kerajinan Celengan Kardus Celengan Kardus Celengan tersebut merupakan kerajinan yang dibuat dari kardus bekas yang dijahit serta di beri lubang dibagian atasnya untuk memasukkan uang.

Untuk jenis kardus yang digunakan bisa dari apa saja, Anda hanya perlu membuat pola kubus pada kardus dan merangkainya dengan cara dijahit sehingga menjadi kotak celengan yang unik dan menarik. 2. Kerajinan Tempat Alat Tulis Tempat Alat Tulis Limbah kardus berukuran sedang bisa kita manfaatkan menjadi tempat alat tulis yang dibuat bersekat-sekat seperti contoh di atas. Caranya cukup mudah: • Guntinglah kardus persegi menjadi setengah• Buatlah beberapa model potongan kardus untuk sekat• rekatkan sekat kardus menggunakan lem Agar tempat alat tulisnya lebih cantik, bagian luarnya bisa di-cover dengan kertas kado ataupun bisa juga diwarnai.

3. Kerajinan Tempat Tisu Kardus Tempat Tisu Kardus Untuk membuat tempat tisu dari kardus sangatlah mudah karena kebanyakan bentuk kardus sudah seperti kubus ataupun persegi panjang. Jadi Anda hanya perlu mempercantiknya dengan membungkus kardus tersebut dengan kertas kado ataupun memberikan warna di permukaan luarnya. Jika ingin hasil kerajinan bangun ruang lebih menarik, bisa juga dengan menambahkan aksesoris seperti bentuk kupu-kupu atau lainnya.

4. Kerajinan Topi Kardus Topi Kardus Kreasi topi dari kardus di atas memang sangat unik dan bagus. Jika kita amati ada 3 bagian dalam pembuatan topi tersebut. • Pertama membuat pola lingkaran kardus sebagai dasaran• Kedua membuat pola memanjang untuk kemudian dilingkarkan• Ketiga membuat pola lingkaran kardus untuk penutup atas Sedangkan untuk mempercantik kerajinan topi tersebut cukup diberikan aksen daun di bagian depannya. 5. Kerajinan Tempat Sampah Kardus Tempat Sampah Kardus Jika Anda memiliki kardus bekas berukuran besar persegi panjang, cobalah untuk membuat kerajinan tempat sampah kardus untuk sampah kering di dalam rumah.

Jadi kardus persegi panjang tersebut bagian atasnya dipotong segitiga untuk tempat masuk sampah dengan sistem jungkit. Sementara untuk mempercantik kerajinan tersebut bisa memberikan warna dan menambahkan akses seperti mata dan kumis agar terkesan berkarakter. 6. Kerajinan Lampu Hias Kardus Lampu Hias Masih dengan jenis kardus persegi panjang bekas, Anda juga bisa mengkreasikan sebagai wadah lampu hias dengan melubangi di setiap bagiannya seperti contoh di atas.

Lampu hias kardus tersebut sangat estetik namun dalam proses pembuatannya dibutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.

7. Kerajinan Minaitur Rumah Kardus Miniatur Rumah Kerajinan bangun ruang unik lainnya yang bisa dibuat dari sisa kardus bekas adalah miniature rumah. Jadi miniature rumah dari kardus ini memiliki nilai seni yang tinggi. Anda bisa membuat miniature rumah mulai dari yang bentuk simpel dan sederhana, ataupun miniatur rumah kardus dengan detail yang sangat bagus dan rapi. Kerajinan Bangun Ruang Dari Botol Bekas Seperti yang kita tahu limbah botol bekas itu ada banyak jenisnya, mulai dari botol bekas minuman aqua, botol cairan pembersih,sabun, botol bekas wadah sesuatu baik itu yang berbahan kaca atau plastik sebaiknya jangan langsung dibuang ke tong sampah.

Anda bisa memilah botol bekas tersebut mana sekiranya yang bisa di daur ulang untuk dijadikan kerajinan bangun ruang yang bagus dan bernilai seni tinggi. Adapun beberapa contoh kerajinan dari botol bekas seperti berikut.

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

1. Kerajinan Vas Bunga Dari Botol Vas Bunga Tiga buah vas bunga berbentuk karakter unik dan lucu di atas terbuat dari botol plastik bekas yang dikreasikan sedemikian rupa. Adapun karakter tersebut menyerupai panda, tikus dan kucing. Masing-masing vas tersebut dibedakan berdasarkan cara memotong botol plastik untuk membuat telinga dan juga memberikan warna yang berbeda berdasarkan karakter masing-masing 2. Kerajinan Tempat Pensil Dari Botol Tempat Pensil Kreasi selanjutnya yaitu menjadikan botol plastik bekas menjadi tempat pensil dengan bentuk dan karakter yang berbeda.

Pada dasarnya botol sudah memiliki bentuk dasar seperti tabung sehingga yang perlu dilakukan adalah memotong bagian atasnya saja. Sedangkan karakter tersebut bisa ditambahkan melalui pewarnaan ataupun cara pemotongan bagian botol sehingga bentuknya berbeda.

3. Kerajinan Mainan Anak Dari Botol Pesawat Mainan Botol bekas plastic bisa di buat menjadi prakarya anak sekolah yang mudah dan menyenangkan. Salah satu contoh kerajinan tersebut yaitu membuat pesawat-pesawatan dari botol. Adapun caranya : • Mencuci botol bekas tersebut sampai bersih lalu dikeringkan• Kemudian bungkus bagian badan botol dengan kertas putih• Buatlah aksen bulatan yang ditempelkan ke badan botol• Untuk membuat sayap bisa menggunakan kertas warna biru di samping kiri dan kanan• Sedangkan untuk baling-baling pesawat bisa menggunakan kertas yang diselipkan di bagian tutup botol Bagaiman?

Sangat mudah bukan!! 4. Kerajinan Boneka Lucu Dari Botol Hiasan Boneka Sumo Botol yang identik bentuknya lonjong panjang, sepertinya bisa Anda potong di bagian sisi tengah untuk menggabungkan hanya bagian atas dan bawahnya saja. Sementara pembuatan boneka prajurit sumo seperti contoh di atas, Anda hanya perlu membubuhkan cat dengan melukiskan karakter sumo di setiap botol untuk hiasan meja rumah. 5. Kerajinan Wadah Permen Dari Botol Wadah Permen Wadah permen yang nampak unik dan bagus di atas ternyata bisa dibuat dengan memanfaatkan botol bekas.

Caranya hanya perlu mengumpulkan beberapa botol lalu di potong dan di ambil hanya bagian bawah botol Kemudian bagian tersebut bisa disatukan menggunakan jahit tali dan untuk mempercantiknya bisa ditambahkan resleting untuk membuka dan menutupnya.

6. Kerajinan Wadah Sikat Gigi Dari Botol Wadah Sikat Gigi Kerajinan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan terakhir dari botol bekas yaitu dengan menyulapnya menjadi wadah sikat gigi kamar mandi. • Jadi botol bekas bisa di potong menjadi dua untuk di ambil bagian setengah keatas.• Lalu potong lagi bagian leher dari masing-masing botol untuk di satukan pada badan botol sebelumnya• Lubangi botol kestiap leher botol yang ditempel sebagai wadah beberapa sikat dalam satu botol Baca Juga :Â 21+ Kreasi Kerajinan dari Botol Bekas yang Simple dan Berdaya Jual Kerajinan Bangun Ruang Dari Stik Es Krim Stik es krim adalah salah satu bahan sisa yang banyak dibuang.

Padahal stik es krim ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama sehingga akan sangat mudah jika di kreasikan menjadi sebuah kerajinan yang bagus, unik dan menarik. Umumnya seseorang akan memanfaatkan stik es krim untuk membuat miniature-miniatur. Namun sebenarnya ada yang lebih unik lagi, berikut ini ada beberapa ide kerajinan bangun ruang yang dapat dibuat dari stik es krim. 1. Kerajinan Miniatur Rumah Miniatur Rumah Miniatur rumah merupakan kerajinan yang sangat sering dibuat menggunakan stik es krim karena bentuk dan warnanya yang mirip seperti kayu pada umumnya.

Adapun hasil miniature rumah dengan stik es krim ini memang lebih bagus jika dibandingkan dengan bahan lain yang terkesan lebih kaku. Anda hanya perlu mengumpulkan sebanyak-banyaknya sisa stik es krim, semakin banyak stik es krim yang ada maka miniature rumah yang bisa dibuat juga bisa semakin detail dan bagus.

2. Kerajinan Tas dari Stik Es Krim Kerajinan Tas Proses pembuatan tas dari stik es krim ini terbilang mudah. Jadi Anda bisa menyusun stik es krim sejajar dengan panjang sekitar 40 cm untuk kemudian di tekuk menjadi 2 bagian. Adapun di bagian sisi tekukan yang masih terbuka bisa diberi stik es krim dengan posisi berdiri dan direkatkan menggunakan lem kayu. Untuk tahap akhir, Anda bisa menambahkan kancing dan tali agar kerajinan yang dibuat bisa terlihat mirip seperti aslinya.

3. Kerajinan Celengan dari Stik Es Krim Celengan Stik Es Apabila sebelumnya kita memuat celengan dari kardus, kali ini bisa juga membuat celengan dengan memanfaatkan kumpulan stik es krim bekas seperti gambar di atas.

Proses pembuatannya bisa dengan menyusun stik es krim dalam posisi miring dan melingkar sehingga membentuk seperti tabung. Setelah proses ini selesai, berikutnya tinggal menutup bagian bawah dan atas serta menyisakan lubang untuk tempat masuknya uang koin maupun kertas.

4. Kerajinan Vas Bunga dari Stik Es Krim Vas Bunga Vas bunga yang dibuat dari stik es krim di atas terlihat lebih bagus dan estetik. Berbeda dengan vas bunga yang umumnya berbentuk tabung dan kotak, tapi dengan stik es krim vas bunga yang dibuat bisa di kreasikan sedemikian rupa sehingga lebih memiliki nilai seni tinggi. Kerajinan Bangun Ruang Dari Kaleng Bekas Kaleng bekas baik yang berbentuk kotak, tabung, ataupun bundar sebaiknya di olah kembali menjadi kerajinan daur ulang sebagai tempat penyimpanan.

Selain diwarna, Anda juga bisa menambahkan pernak-pernik lucu untuk membuat hasilnya terlihat lebih bagus dan menarik seperti berikut ini. 1. Kerajinan Miniatur Kendaraan Miniatur Kendaraan Untuk jenis kaleng kecil seperti kaleng minuman, bisa dibuat kerajinan seperti miniature kendaraan seperti contoh di untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan.

Caranya cukup dengan mengkreasikan semua bentuk bagian miniature dengan kaleng bekas yang dipotong-potong sedemikian rupa dan dilekatkan menggunakan lem. 2. Dekorasi Lampu Kamar Dekorasi Lampu Kamar Untuk kaleng berukuran sedang, bisa dibuat sebagai dekorasi lampu kamar dengan memberikan desain lubang-lubang kecil sehingga ketika lampu dinyalakan akan terlihat bagus pada detail yang di buat.

3. Kontainer Penyimpanan Kontainer Penyimpanan Untuk Anda yang tidak suka ribet, cara mendaur ulang kaleng bekas menjadi sebuah kerajinan yang berguna yaitu dengan menyulapnya menjadi kontainer penyimpanan berbagai macam barang. Seperti contoh di atas, kerajinan tersebut dibuat dari kaleng bekas dengan berbagai macam bentuk dan hanya perlu diwarnai sesuai dengan kreativitas. Pastikan semua cat sudah kering sebelum digunakan sebagai wadah penyimpanan. 4. Kerajinan Karakter Lucu Hiasan Meja Karakter Sedangkan untuk jenis kaleng susu, maka bisa dibuat menarik dengan membuat karakter-karakter lucu yang nantinya digunakan untuk hiasan meja atau hiasan dinding.

Kerajinan Bangun Ruang Dari Sedotan Barang bekas yang satu ini apabila disusun dan dirangkai dengan benar maka bisa menjadi sebuah kerajinan yang berharga jual tinggi. Karena sifat dari sedotan ini bisa di tekuk dan tidak gampang rusak tentu membuatnya bisa dikreasikan menjadi banyak kerajinan bangun ruang yang unik dan menarik seperti berikut ini.

1. Kerajinan Miniatur Perahu Miniatur Perahu Jika Anda amati miniature perahu ini di buat dengan sangat kompleks hanya dengan memanfaatkan sedotan bekas. Adapun detail seperti b adan perahu, layar, bendera maupun tali perahu dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Terbukti bahwa dengan sedikit kreatiivitas, maka jadilah miniature perahu yang bisa dijadikan hiasan atau pajangan rumah yang sangat menarik.

2. Kerajinan Tas dari Sedotan Kerajinan Tas Dengan menggunakan teknik mengayam, kumpulan sedotan bekas berbagai warna juga bisa kita sulap menjadi barang berguna seperti tas di atas. Jadi Anda hanya perlu menyambungkan tiap-tiap sedotan dan mulai mengayam hingga membentuk tas yang cantik.

3. Kerajinan Vas dari Sedotan Vas Bunga Yang ini lebih simpel lagi, Anda bisa menyusun sedotan secara vertikal dan saling direkatkan dengan lem plastik sehingga membentuk vas bunga beragam warna. Baca Juga :Â 20+ Kerajinan Tangan dari Sedotan Kerajinan Bangun Ruang Dari Bambu Bambu adalah bahan dari alam yang memiliki panjang, lebar serta volume yang berbeda-beda. Jadi tidak heran jika bambu ini sangatlah mudah untuk dijadikan kerajinan yang memiliki nilai fungsi maupun estetika.

Ada berbagai macam kerajinan bangun ruang yang bisa dibuat dari bambu seperti diantaranya : 1. Kerajinan Lampu Dinding Lampu Dinding Lampung dinding di atas terbuat dari bamboo yang di anyam dan diberikan dudukan untuk kemudian di paku pada dinding rumah.

Apabila lampu tersebut dinyalakan maka kesan estetik dari pancaran sinar lampu tersebut bisa didapatkan. Proses pembuatannya juga cukup mudah, Anda hanya perlu mengambil serutan bambu untuk kemudian di anyam menyerupai wadah tabung, kemudian dilekatkan pada kayu sebagai dudukan. 2. Kerajinan Hiasan Meja Unik Hiasan Meja Dengan bentuknya yang menyerupai tabung, maka bamboo tersebut bisa dibuat menjadi kerajinan hiasan meja yang unik seperti contoh di atas yaitu miniature sumur jepang. Anda bisa membuat seperti contoh tersebut dengan cara memahat bagian atas bambu bagian atas dan diberikan aksen tulisan jepang untuk menambah kesan aslinya.

Kerajinan Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan Ruang Dari Pipa Jika Anda memiliki banyak sisa pipa paralon bekas di rumah, cobalah untuk menjadikannya sebuah kreasi kerajinan yang mungkin bisa lebih bermanfaat untuk digunakan kembali. Adapun contohnya seperti berikut. 1. Kerajinan Tempat Aksesoris Tempat Aksesoris Dengan memanfaatkan pipa paralon bekas dan juga sisa sambungan pipa, maka bisa dijadikan wadah atau tempat aksesoris kecil seperti bando, gunting dan lain sebagainya.

2. Kerajinan Tempat Payung Tempat Payung Apabila pipa yang Anda miliki bentuknya besar dan panjang, bisa dicoba untuk di kreasikan menjadi tempat paying agar lebih terorganisir.

Untuk mempercantik wadah tersebut, Anda bisa membuat semacam ukiran yang nantinya di lubangi dengan gergaji pipa sehingga didapatkan aksen hiasa atau ukiran langsung di badan pipa. Kerajinan Bangun Ruang Dari Kayu Kayu merupakan salah satu bahan yang paling banyak digunakan sebagai pembuat hiasan ataupun kerajinan.

Adapun kerajinan bangun ruang yang bisa dibuat dengan sisa-sisa kayu adalah : 1. Kerajinan Box Tisu Kayu Kotak Tisu Kayu Box tisu di atas terbuat dari beberapa sisa papan kayu yang direkatkan menjadi satu dan diberikan lubang kecil memanjang di bagian atas untuk pengambilan tisu.

Tapi box tersebut juga bisa dibuka dari atas, untuk mengisi tisu jika sudah habis. 2. Kerajinan Pot Mini Kayu Pot kayu Pot mini dari kayu tersebut terlihat sangat unik dan sangat cocok untuk di pajang pada café atau restoran-restoran berbau vintage. Cara pembuatannya sangat mudah, Anda hanya perlu mengkreasikan kayu yang ada berbentuk persegi dengan bagian atasnya terbuka Kerajinan Bangun Ruang dari Koran Bekas Tempat Tisu Koran Yang terakir adalah kerajinan yang dibuat dari koran bekas yang dipotong sama panjang kemudian di gulung-gulung dan disusun sedemikian rupa sehingga menjadi tempat tisu yang unik dan menarik.

Jadi jika dirumah Anda ada banyak koran bekas yang tidak dipakai, cobalah untuk mengkreasikannya menjadi barang-barang yang berguna lainnya. Jadi itulah beberapa contoh kerajinan bangun ruang yang dibuat dari berbagai macam limbah atau sisa barang rumah tangga yang tidak terpakai lagi. Pada dasarnya kerajinan bangun ruang adalah kerajinan yang hasil dari prakaryanya baik itu benda, wadah atau hiasan membentuk sebuah ruang.

Berbeda dengan hasil kerajinan bangun datar yang prakaryanya cukup 2 dimensi saja.
SOP Gudang adalah standar operasional prosedur yang digunakan sebagai pedoman dan panduan dalam manajemen gudang, mulai dari penerimaan, pemeriksaan, penyimpanan, pengeluaran, barang sampai laporan persediaan barang dari waktu ke waktu. Jadi, bila manajemen gudang Anda masih berantakan dan anda ingin merancang SOP untuk bagian gudang, seperti: • prosedur penyimpanan barang di gudang • pengiriman barang dari gudang • tata tertib gudang • cara penyusunan barang di gudang 8 Contoh SOP Gudang/ SOP Warehouse ini semoga jadi inspirasi untuk melaksanakan manajemen gudang yang baik.

Satu lagi sebagai artikel bonus, saya sajikan cara membuat stok barang masuk dan keluar dengan Excel. Langsung saja ikuti pembahasannya berikut ini… 01: SOP Gudang Penerimaan Barang Mengapa Perlu SOP Manajemen Gudang Pertumbuhan dan perkembangan sebuah perusahaan sangat tergantung pada pengelolaan gudang. Arus keluar masuk barang dan penataan yang semrawut, kotor, serta tidak aman, akan mempercepat laju kebangkrutan perusahaan.

Sebaliknya, arus keluar masuk barang yang terdata dengan baik akan membuat barang selalu terjaga dan sampai di tangan konsumen tepat waktu serta dalam kondisi prima.

Kebersihan dan keamanan yang terjaga akan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan kerugian perusahaan. Langsung saja mari dimulai pembahasannya step-by-step …. *** Format SOP yang digunakan untuk membuat SOP warehouse ini masih sama dengan format contoh SOP perusahaan sebelumnya, yaitu kombinasi antara narasi dan flowchart pembelian.

Perhatikan step by step cara pembuatan SOP dan contoh format SOP berikut ini : A. Tujuan: Untuk menjelaskan kegiatan penerimaan barang di gudang dan pengiriman barang untuk memastikan bahwa barang yang telah diterima atau dikirim telah sesuai dengan purchasing order (PO) atau Delivery Order (DO). B. Bahan dan alat : • Delivery Order (DO) • Surat Pesanan • Kendaraan • Troley C.

Kualifikasi Pegawai : Pegawai yang ditunjuk D. Prosedur : • Saat penerimaan barang sebaiknya menggunakan checklist seperti pada dibawah ini • Gudang hanya boleh menerima produk sesuai dengan surat pesanan. • Meminta persetujuan Manajer Logistik atau pegawai yang ditunjuk jika ada barang yang tidak dapat dipesan sebelum produk diterima.

E. Checklist Penerimaan Barang : • Nama dan jumlah barang yang datang sesuai dengan surat pesanan. • Kebenaran jenis dan jumlah barang yang diterima. • Tidak terlihat tanda-tanda kerusakan. • Tidak ditemukan kebocoran dan sebagainya. • Jangka waktu kadaluarsa yang memadai. • Kebenaran kondisi kemasan seperti yang disyaratkan. Selain memuat item-item keterangan seperti di atas, dalam checklist sebaiknya juga memuat kolom yang berisi penjelasan singkat dari setiap item keterangan.

Untuk bentuk lengkapnya bisa seperti berikut ini : Conroh SOP Gudang checklist-penerimaan-barang-01 02: SOP Gudang Pengiriman Barang Dagangan Langkah-langkah Membuat SOP Pengiriman Barang Pada bagian kedua ini membahas tata cara pembuatan SOP Pengiriman Barang.

Format yang digunakan adalah narasi dan flowchart penjualan. Perhatikan urutan langkah-langkahnya berikut ini : A. Tujuan : Untuk menjelaskan kegiatan pengiriman barang dagangan untuk memastikan bahwa barang yang dikeluarkan sesuai dengan surat pesanan dan surat pengiriman barang. B. Bahan dan Alat : • Surat Pesanan (SP) • Surat Pengiriman Barang (SPB) • Forklift • Kendaraan pengangkut barang (Truck) C.

Penanggung jawab : Kepala Gudang D. Prosedur: #1: Pemeriksaan barang yang akan dikirim : • Periksa barang yang dikirim oleh kepala gudang. • Periksa kesesuaian nama barang, batch number, tanggal kadaluarsa dengan Surat Pesanan dan Surat Pengiriman Barang (SPB).

• Ditanda tangani kepada gudang apabila kondisi barang sudah sesuai. • Serahkan Surat Pengiriman Barang dan barang kepada pengirim barang. • Periksa ulang kesesuaian barang dengan Surat Pesanan (SP) dan SPB oleh pengirim barang.

• Packing barang dan masukkan dalam armada pengiriman. • Catat pengiriman barang oleh administrasi gudang pada buku ekpedisi pengiriman. • Serahkan kembali SP dan SPB lembar ke-2 dan ke-3 yang telah ditandatangani dan distempel penangungjawab setelah pengiriman barang kepada administrasi gudang. • Periksa kesesuaian SPB dengan buku ekspedisi pengiriman. • Arsipkan SP dan SPB lembar ke-3. • Serahkan SPB lembar ke-2 ke bagian pajak.

#2: Pengiriman barang melalui jasa angkutan: • Hubungi jasa angkutan untuk mengambil barang atau antarkan barang ke kantor jasa angkutan. • Informasikan ke petugas keamanan bila akan ada pengiriman untuk melakukan PENGAWASAN selama pemuatan barang.

• Lakukan serah terima barang kepada petugas jasa angkutan, pastikan petugas pengiriman dan petugas jasa angkutan menandatangani dokumen pada kolom diserahkan oleh dan penerima disertai nama petugas, tanggal dan cap perusahaan. • Pastikan petugas jasa angkutan memberikan bukti pengiriman / resi sesuai dengan alamat tujuan dan nomor yang tercantum pada surat pengantar. #3: Pengeluaran barang agar mengikuti sistem : • FIFO, adalah barang yang lebih dulu diterima agar lebih dahulu dikeluarkan.

• FEFO, adalah barang yang masa kadaluarsanya lebih pendek harus lebih dahulu dikeluarkan. • Pengemasan barang dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan untuk tiap jenis barang sehingga mutu tetap terjamin selama dalam perjalanan.

03: SOP Gudang Kebersihan dan Kerapihan Gudang Mengapa Perlu Membuat SOP Kebersihan Gudang Kebersihan dan kerapihan gudang pun tak kalah pentingnya, bayangkan seandainya gudang berantakan, barang-barang letaknya berantakan, labelnya hilang, ditambah kotor. Tidak nyaman kan, dan pastinya pendistribusian barang akan berantakan juga. Oleh karena itu, perlu disusun Standar Operasional Prosedur Kebersihan dan Kerapihan Gudang, format SOP masih sama dengan format sebelumnya.

Perhatikan urutan format dan langkah-langkahnya: A. Tujuan : Untuk menjelaskan kegiatan menjaga kebersihan dan kerapihan gudang. B. Bahan dan Alat : • Alat pembersih lantai, seperti sapu • Alat pel • Cairan desinfektan • Pestisida ( kalau diperlukan ) C. Kualifikasi pegawai : Tenaga kerja yang ditunjuk D. Prosedur : #1: Lantai Sapu dan pel lantai setiap pagi, tempatkan palet-palet sedemikian rupa sehingga lantai dapat dengan mudah dibersihkan, catat dalam checklist dan paraf petugas.

#2: Dinding dan Langit-langit • Bersihkan dinding dan langit-langit dari kotoran atau debu yang menempel • Bersihkan langit-langit dari sarang laba-laba dan lain-lain. #3: Pencegahan hama Lakukan penggunaan pestisida secara berkala untuk mencegah adanya rayap, tikus atau serangga lain yang dapat merusak barang-barang yang ada di gudang, catat dalam check list dan paraf petugas E.

Dokumen terkait : Kertas dan dokumen. 04: SOP Gudang Kebersihan dan Hygiene Langkah-Langkah Membuat SOP Kebersihan dan Hygiene Kebersihan dan hygiene gudang pun perlu mendapat perhatian, sehingga perlu dibuat Standard Operating Procedure Warehouse.

Dan berikut ini urutan langkah-langkah membuat SOP Gudang ini: A. Tujuan: Menjaga kebersihan ruang penyimpanan (gudang) untuk memelihara mutu barang yang disimpan di gudang.

B. Alat dan bahan: • Alat kebersihan seperti sapu dan alat pel • Penandaan dilarang merokok, makan, minum dan meludah • Checklist kebersihan gudang C. Pihak Terkait: • Pimpinan • Kepala gudang • Pelaksana Gudang • Cleaning service D. Prosedur: • Ruang penyimpanan harus kering, bersih, bebas limbah / sampah dan debu.

• Ruang penyimpanan harus dibersihkan setiap hari oleh petugas yang menangani kebersihan ( cleaning service) sesuai checklist yang dibuat. • Dilarang menyimpan makanan, minuman, meludah, rokok dan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan untuk penggunaan pribadi di area penyimpanan (gudang). • Toilet dan wastafel harus terpisah dari ruang penyimpanan dan harus terjaga kebersihannya. • Rekaman kegiatan pembersihan harus dipelihara. 05: SOP Gudang Keamanan Gudang Alasan Membuat SOP Keamanan Gudang Kita tentu memahami bahwa keamanan gudang menjadi kunci penting untuk menekan kerugian perusahaan.

Bagaimana perusahaan agar bisa survive bila di gudangnya ada ‘tikus’ yang menggerogoti aset perusahaan. Bahkan negara pun akan menjadi negara ‘gagal’ saat banyak ‘tikus-tikus’ menggerogoti asetnya 🙂 Maka pembuatan SOP Security Gudang menjadi sangat krusial. Dan berikut ini contoh format SOP Security Gudang dan step by step cara menyusun SOP Gudang ini : A.

Tujuan : Untuk menjelaskan kegiatan bagaimana menjaga keamanan gudang termasuk keamanan barang yang disimpan di dalamnya. B. Bahan dan Alat : Alat pengamanan seperti kunci / gembok, alarm C. Kualifikasi personel : Pegawai yang ditunjuk D. Prosedur : • Selain petugas dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk gudang ( pemberitahuan ini dicantumkan pada pintu masuk gudang ).

• Pintu gudang harus selalu terkunci jika tidak ada proses penerimaan dan pengeluaran barang. • Kunci gudang disimpan oleh kepala gudang / orang yang berwenang jika kepala gudang berhalangan.

untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan

06: SOP Gudang – Monitoring Temperatur Ruangan Pengertian SOP Monitoring Temperatur Gudang Apa itu SOP Monitoring Temperatur Gudang? Standar Operasional Prosedur/ SOP Gudang Monitoring Temperatur dan Kebersihan Gudang adalah prosedur kerja yang digunakan oleh perusahaan untuk memandu semua kegiatan monitoring suhu dan kebersihan gudang.

Apa tujuan SOP Monitoring Temperatur Gudang? Tujuan membuat SOP gudang tentang monitoring temperatur dan kebersihan ruangan penyimpanan adalah untuk menjaga kualitas dan mutu barang yang disimpan digudang. SOP ini adalah salah satu bagian penting dari manajemen gudang.

Proses Penyusunan SOP Monitoring Temperatur Gudang 01: Format SOP Gudang Monitoring Temperatur dan Kebersihan Ruangan Berikut ini adalah komponen-komponen contoh standar oprasional prosedur/ SOP gudang tentang monitoring temperatur ruangan: A. Tujuan: Untuk menjelaskan aktivitas pengendalian dan monitoring temperatur serta kondisi ruangan penyimpanan sesuai dengan yang dipersyaratkan. B. Bahan dan Alat: • Ruangan • Pallet, Rak • AC, Termometer • Form checklist monitoring harian C. Pihak Terkait: • Pelaksana gudang D.

Prosedur Pelaksanaan: • Nyalakan lampu penerangan yang cukup • Periksa ventilasi / sirkulasi udara dengan memeriksa AC / Exhaust fan dan pengatur suhu serta kelembaban, apakah sudah dihidupkan sesuai dengan peruntukkannya.

• Simpan barang jadi pada ruangan yang sudah ditentukan sesuai kondisi yang ditetapkan dalam penyimpanan barang jadi. • Pasang alat pengukur suhu dalam ruangan yang ditentukan dan diletakkan pada daerah yang mudah dilihat.

• Lakukan pemeriksaan suhu setiap hari kerja pada pagi, siang dan sore hari, catat pada lembar monitoring harian yang sesuai dengan kondisi ruangan serta paraf/tanda tangan petugas pemeriksa. • Bila alat menunjukkan penyimpanan atas temperatur yang sudah ditetapkan laporkan pada pengawas. • Buat evaluasi sebab ketidaksesuaian dan bila perlu buat order pemeriksaan alat. • Hasil monitoring secara teratur dicatat di dalam kartu kontrol dan ditandatangani oleh petugas yang ditunjukkan.

E. Hal-hal penting: • Ruang penyimpanan barang jadi harus tersedia alat pengukur suhu yang terkalibrasi. F. Dokumen Terkait: • Formulir monitoring kondisi gudang perusahaan. • Formulir pencatatan suhu / temperatur ruangan. *** Dan berikut untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan contoh 2 formulir tersebut: Formulir Monitoring Kondisi Gudang Perusahaan: Formulir Monitoring Kondisi Gudang Formulir pencatatan suhu dan kelembaban gudang perusahaan: Formulir pencatatan suhu dan kelembaban gudang 2: Contoh SOP Warehouse Monitoring Temperatur Gudang Berikut ini saya sajikan contoh SOP Warehouse lengkap yang merupakan gabungan bagian-bagian dari format standard operating procedure yang telah kita buat sebelumnya (di atas).

Halaman 01: Standar Operasional Prosedur Warehouse Halaman 02: SOP Warehouse Halaman 03: 07: SOP Gudang Kebersihan Ruangan Proses Penyusunan SOP Kebersihan Ruang Bagaimana proses dan langkah-langkah membuat SOP kebersihan ruang penyimpanan barang? Berikut ini tahap-tahapnya …. #1: Format SOP Gudang Kebersihan Ruangan Penyimpanan Barang Berikut ini adalah komponen-komponen dari Standar Operasional Prosedur gudang untuk kebersihan ruangan penyimpanan barang.

A. Pendahuluan: Kebersihan gudang penyimpanan harus diperhatikan agar barang dagangan terjaga baik dan siap didistribusikan setiap saat. Untuk menjaga pelaksanaan prosedur tersebut maka diperlukan alat dan bahan.

Alat dan bahan yang digunakan tergantung pada jenis pekerjaan yang dilaksanakan. Prosedur ini menerangkan mengenai alat dan bahan yang umum digunakan untuk membersihkan ruangan produksi. B. Prosedur Pelaksanaan: Alat yang digunakan untuk membersihkan ruangan penyimpanan persediaan barang serta cara penggunaannya adalah sebagai berikut: a) Alat: Kain lap/busa ( spon) Cara Penggunaannya: • Basahi dengan air dingin atau air hangat dan seka permukaan yang dibersihkan.

• Bila sudah cukup menyerap pengotoran, bilas dengan air dingin / hangat hingga bersih. Untuk Membersihkan: • Permukaan perabotan • Permukaan peralatan tidak berminyak • Dinding: Lap yang baru simpan dalam keadaan kering sedangkan yang rusak hendaknya diganti. b) Alat pembersih lantai bahan kain / busa dan tangkai pemegang dibuat dari logam / plastik.

Sebaiknya jangan menggunakan tangkai kayu. Cara penggunaannya: • Lanjutkan pembersihan. • Basahi dengan air hangat / larutan di-sinfektan untuk pengepelan. • Peras secukupnya menggunakan alat peras. Untuk membersihkan: • Lantai • Hendaknya disediakan 2 ember masing-masing berisi air atau larutan dis-infektan untuk pengepelan dan air untuk pembersihan. Air yang sudah mulai kotor harus diganti yang baru. c) Alat atau botol penyemprot larutan pembersih Cara penggunaan: • Isi botol dengan larutan pembersih dan semprotkan ke arah yang akan dibersihkan • Keringkan dengan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan.

Untuk membersihkan: • Kaca • Daun pintu d) Alat Penyedot debu ( vaccum cleaner) Cara penggunaan: • Siapkan alat • Colokkan kabel ke stop kontak • Nyalakan alat • Bersihkan tempat yang hendak diberihkan. Untuk membersihkan: • Karpet • Plafon #2: Contoh SOP Gudang Kebersihan Ruangan Penyimpanan Barang Dan bila bagian-bagian dari format Standard Operating Procedur yang sudah kita buat di atas digabungkan menjadi satu, maka jadilah satu format SOP Gudang Kebersihan Ruangan Penyimpanan Barang seperti berikut ini: Halaman #1: Contoh SOP Gudang Kebersihan Ruangan Penyimpanan Barang: 1 Halaman #2: SOP Gudang Kebersihan Ruangan Penyimpanan Barang: 2 08: SOP Gudang Stock Opname Pengertian SOP Stock Opname Apa itu SOP Stock Opname?

Defini SOP Stock Opname adalah standar operasional prosedur yang digunakan sebagai panduan dan pedoman dalam melakukan semua kegiatan stock opname. #1: Mengapa Perusahaan Perlu Mengelola Persediaan/ Stock Barang? Pengelolaan yang baik atas persediaan barang atau stok barang harus dilakukan oleh perusahaan. Dua tujuan utama dari pengelolaan atas persediaan barang adalah melindungi persediaan dan menyusun laporan stok barang dengan benar dalam laporan keuangan.

Pengelolaan atas persediaan harus segera dimulai sejak barang dagang diterima. Laporan penerimaan harus dilengkapi oleh bagian penerimaan perusahaan sebagai akuntabilitas awal atas persediaan.

Untuk memastikan persediaan yang diterima adalah barang yang dipesan, laporan penerimaan harus sesuai dengan pesanan pembelian barang yang dikeluarkan perusahaan. Pesanan pembelian memberi wewenang atas pembelian suatu barang dari supplier atau pemasok yang telah menandatangi surat perjanjian kerjasama bisnis. Begitu pula, harga persediaan yang dipesan seperti yang ditunjukkan dalam pesanan pembelian, harus dibandingkan dengan harga yang ditagihkan pemasok ke perusahaan.

Seperti ditunjukkan dalam faktur supplier. Setelah laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan faktur pemasok dicocokkan perusahaan harus melaporkan persediaan dan utang usaha terkait di catatan akuntansi.

Manajemen persediaan antara lain mengembangkan dan menggunakan tindakan keamanan untuk mencegah kerusakan persediaan atau penyalahgunaan oleh pelanggan atau karyawan. Sebagai contoh, persediaan harus disimpan dalam sebuah gudang atau area lain dengan akses terbatas hanya pada pada karyawan yang telah diberi wewenang.

Salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengelola persediaan dengan efektif adalah BUKU BESAR PEMBANTU persediaan atau buku persediaan barang.

Dalam buku besar pembantu persediaan, kita bisa mengetahui jumlah setiap jenis barang. Selain itu buku besar pembantu dapat menjadi alat bantu untuk menjaga kuantitas persediaan pada tingkat tertentu. Seringkali membandingkan saldo tingkat persediaan maksimum dan minimum yang telah ditentukan sebelumnya memungkinkan pemesanan kembali tepat pada waktunya.

Dan mencegah pemesanan kembali dalam jumlah yang berlebihan. #2: Pengertian Stock Opname Apa itu stock opname? Stock Opname adalah cara perusahaan untuk mendata persediaan dengan menghitung dan memeriksa kondisi fisik persediaan. Untuk memastikan keakuratan jumlah persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, sebuah perusahaan perlu melakukan penghitungan fisik persediaan ( physical inventory) atau stock opname secara berkala, yaitu menghitung persediaan secara fisik.

Langkah awal yang dapat lakukan saat stock opname adalah memeriksa kartu stok, kartu stok barang, atau form stok barang. Selanjutnya memeriksa dan membandingkan dengan kondisi fisik yang sebenarnya. Hasil penghitungan fisik tersebut kemudian dibandingkan dengan catatan persediaan untuk menghitung jumlah persediaan yang hilang atau rusak.

Jika persediaan yang hilang jumlahnya tidak normal, maka manajemen dapat menyelidiki lebih jauh dan melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Mengetahui bahwa penghitungan fisik akan dilaksanakan juga membantu mencegah penyalahgunaan persediaan oleh karyawan. Kebanyakan perusahaan melakukan penghitungan fisik saat tingkat persediaan paling rendah.

Sebagai contoh, kebanyakan perusahaan retail melakukan penghitungan fisik pada akhir Januari atau awal Februari. Yaitu setelah penjualan musim liburan akhir tahun dan sebelum memesan kembali persediaan untuk musim berikutnya. Namun ada perusahaan lain yang melakukan penghitungan fisik ( stock opname) menjelang akhir periode akuntansi. #3: Contoh SOP Stock Opname dan Cara Membuatnya Karena begitu pentingnya arti, manfaat dan kegunaan dari pemeriksaan fisik persediaan barang, maka perusahaan perlu membuat prosedur baku sebagai pedoman pelaksanaan proses stock opname.

Bagaimana cara dan langkah untuk membuat Standar Operasional Prosedur SOP Stock opname? Yuk kita bahas cara membuat SOP Gudang Stock Opname step-by-step. let’s go… Format SOP yang digunakan adalah narasi dengan diagram alir (flowchart).

Untuk SOP Stock Opname ini, kita tidak perlu menggunakan flowchart untuk menjelaskan prosedur kerja. A: Menentukan Header (bagian paling atas) SOP Perhatikan contoh format header SOP Manajemen Gudang Stock Opname berikut ini: contoh bagian header SOP Stock Opname Dari gambar di atas, kita melihat ada 7 bagian dalam sebuah header, perhatikan bagian-bagian yang saya beri angka 1-7 warna merah.

Angka 1: Bagian Header yang di-isi dengan logo atau nama perusahaan yang menerapkan Standard Operating Procedure.

Angka 2: Bagian ini menunjukkan judul atau nama dari Standar Operating Procedure, dalam hal ini adalah Standar Operasional Prosedur SOP Stock Opname. Angka 3: Bagian yang berisi nomor dokumen. Angka 4: Bagian yang menunjukkan waktu berlakunya SOP Gudang Stock Opname. Angka 5: Bagian yang untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan keterangan tentang revisi atau perbaikan terhadap Standar Operasional Prosedur Manajemen Gudang Stock Opname Angka 6: Bagian yang menjelaskan tentang jumlah revisi/perbaikan yang pernah dilakukan.

Angka 7: Bagian yang berisi tentang jumlah halaman dari SOP Gudang Stock Opname. Ketujuh elemen tersebut sudah cukup menjelaskan identitas sebuah Standard Operating Procedure. Bila SOP Manajemen Gudang yang Anda bikin, terasa kurang, anda bisa menambah sesuai dengan kebutuhan. B: Bagian Isi Perhatikan contoh format SOP Manajemen Gudang berikut ini: Bagian Isi SOP Stock Opname Seperti terlihat pada format di atas, bagian isi utama di SOP Stock Opname ini terdiri dari 4 point yaitu: • Tujuan: Berisi penjelasan dibuatnya Standar Operasional Prosedur.

• Alat dan Bahan: Penjelasan alat ( tools) yang digunakan saat pelaksanaan Standard Operating Procedure ini, misalnya kartu stok gudang. • Pihak Terkait: Penjelasan tentang bagian/siapa saja yang terkait dengan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur, yaitu kepala gudang dan stafnya.

• Prosedur: Penjelasan prosedur kerja saat pelaksanaan SOP Gudang Stock Opname. #3: Bagian Penutup/pengesahan Perhatikan contoh format SOP Gudang Stock Opanme bagian pengesahan berikut ini: Contoh bagian pengesahan SOP Stock Opname. Bagian ini menjelaskan siapa saja yang bertanggungjawab dalam penyusunan, dan pelaksanaan Standard Operating Procedure. Terdiri dari siapa yang: • menyusun, • memeriksa, dan • menyetujui SOP. Lengkap dengan nama, jabatan, dan paraf. Bila ketiga bagian Standard Operating Procedure di atas di satukan dalam satu format SOP Warehouse Stock Opname yang utuh, maka bentuknya seperti berikut ini: Contoh SOP Stock Opname Setelah selesai menyusun SOP Warehouse Stock Opname, selanjutnya perusahaan menerapkan Standar Operasional Prosedur ini dalam aktivitas pengelolaan persediaan.

Selama pelaksanaan terus dipantau. Adakah masukkan atau komplain dari pihak-pihak terkait. Dari masukkan dan kasus-kasus yang terjadi selama pelaksanaan Standar operasional prosedur untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan persediaan ini.

Maka bila dipandang ada yang kurang dan perlu untuk dilakukan revisi, maka segera lakukan revisi serta penyesuaian ( update) hingga diperoleh kondisi yang ideal atau mendekati ideal. 09: Artikel Bonus: Cara Membuat Stok Barang Masuk dan Keluar dengan Excel Salah satu pelaksanaan manajemen gudang adalah Laporan stock opname yang merupakan hasil dari stock opname yang telah dilakukan.

Bentuknya bisa berupa laporan stok barang sederhana, tabel stok barang, atau laporan stok barang Excel. Untuk perusahaan kecil atau UKM/ UMKM, cara menghitung stok barang, kita bisa menggunakan Excel untuk membuat aplikasi stok barang.

Aplikasi Stok Barang Sederhana Excel adalah perangkat sederhana untuk memonitor persediaan barang dagang. Dan berikut ini tampilan contoh aplikasi stok barang sederhana dengan Excel: A: Bagian 01: Menu aplikasi Perhatikan tampilan menu aplikasi stok barang Excel berikut ini: Aplikasi Stok Barang menu Ada 4 tombol menu, yaitu: Tombol #1: Jumlah barang masuk: menu ini akan mengarahkan anda ke bagian rekapitulasi barang yang masuk, lengkap dengan jumlah dan harganya.

Tombol #2: Input barang: bila anda meng-klik tombol ini akan diarahkan ke bagian input barang. Setiap barang yang masuk, anda input-kan di bagian ini.

Tombol #3: Penjualan: menu ini bila di-klik akan mengarahkan anda ke bagian penjualan (barang keluar). Setiap terjadi penjualan atau pengeluaran barang, anda masukkan datanya di bagian ini. T ombol #4: Laporan: saat anda meng-klik tombol ini, maka anda akan diarahkan ke bagian laporan. Di bagian ini anda bisa melihat beberapa laporan seperti jumlah penjualan, jumlah stok persediaan akhir. B: Bagian 02: Input barang masuk Perhatikan tampilan berikut ini: Aplikasi stock barang excel untuk input barang masuk Bagian ini digunakan untuk memasukkan data-data barang yang masuk ke gudang.

C: Bagian 03: Tabel daftar barang masuk Perhatikan tampilan berikut ini: Aplikasi Stok Barang Excel untuk mengetahui data jumlah persediaan Bagian ini berisi data-data stock barang dagangan yang masuk dan keluar, termasuk harganya.

D: Bagian 04: Input barang keluar (misalnya Penjualan) Perhatikan tampilan berikut ini: Aplikasi Stok Barang Excel untuk memasukkan penjualan Bagian ini digunakan untuk meng-input data-data barang yang keluar. E: Bagian 05: Tabel Laporan Tampilan bagian ini seperti berikut ini: Aplikasi Stok Barang Laporan Bagian ini berisi tentang berbagai laporan.

Contoh laporan stok barang gudang dapat dilihat di bagian ini. Termasuk laporan-laporan lain, seperti: • Laporan stock akhir, • Laporan penjualan dan • Nilai stock. 10: Kesimpulan Manajemen gudang pada sistem pergudangan modern keberadaan SOP Gudang/ SOP Warehouse sangat penting. Sehingga perusahaan harus memperhatikan sejak merancang SOP untuk bagian gudang, seperti; • prosedur penerimaan barang, • cara penyusunan barang di gudang, • prosedur penyimpanan barang di gudang, • pengiriman barang dari gudang, • pembukuan stok barang masuk dan keluar, • laporan stok barang gudang • tata tertib gudang Hingga pelaksanaan, dan terus melakukan update SOP Gudang agar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu.

Contoh-contoh SOP ini bisa diterapkan untuk SOP Gudang Distributor, SOP Gudang Retail, dan SOP Gudang Obat dalam manajemen gudang farmasi rumah sakit, kerjasama bisnis pergudangan, dan sejenisnya. Demikian yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat. Terima kasih. Most Popular • SOP Keuangan dan Accounting Tools • 12 Contoh Standard Operating Procedure – SOP Produksi • 2 Contoh Standar Operasional Prosedur (SOP) Marketing Berbasis Strategi • 33+ Contoh SOP Perusahaan, Mana Paling Anda Butuhkan?

• 4 Contoh SOP HRD SDM PERSONALIA dan Cara Mudah Membuatnya • Standar Operasional Prosedur Akuntansi Beserta Contoh Penerapannya • Prosedur Pencatatan Jurnal Penjualan Kredit dan Tunai dengan PPN • Proses Membuat Account Code, Buku Jurnal dan Buku Besar
MAKALAH TENTANG PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL (INJEKSI) Di Susun Oleh Kelompok 8: Indah lailatul Ifa khoridotul Jayyidul Fikri Kristinawati Leilita Fatmawati AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA Program DIII Keperawatan 2014/2015 Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-nya penulis telah berhasil menyusun makalah tentang Pemberian obat secara parenteral.

Makalah ini di buat untuk menunjang proses pembelajaran keperawatan. Sesuai dengan kurikulum terbaru program DIII keperawatan, yaitu pembelajaran berbasis kompetensi.

Maka makalah ini sudah mengarahkan mahasiswa untuk belajar dengann kurikulum terbaru sehingga lebih memudahkan mahasiswa untuk mempelajari makalah ini. Pada penulisan makalah ini kami menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna dan di ambil intisari dari materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Makalah ini juga di harapkan dapat diguunakan oleh mahasiswa DIII keperawatan karena kami telah berusaha melengkapi materi makalah sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran yang di sempurnakan.

Demikian kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang mata pelajaran farmakologi. Banyuwangi, 23 Maret 2015 Penyusun Daftar Isi Kata pengantar…………………………………………………………………………………….i Daftar isi………………………………………………………………………………………………ii Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………….1 • Latar Belakang………………………………………………………………………………1 • Rumusan masalah………………………………………………………………………….1 • Tujuan masalah…………………………………………………………………………….1 Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………….2 2.1 Pemberian obat secara parenteral…………………………………………………….2 2.2 Pemberian obat via jaringan intra kutan………………………………………………2 2.3 Pemberian obat via jaringan subkutan……………………………………………….4 2.4 Pemberian obat via intra vena………………………………………………………….

6 2.5 Pemberian Obat Via Intra Muskular………………………………………………….10 Bab III Penutup……………………………………………………………………………………12 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….12 3.2 Saran…………………………………………………………………………………………12 Daftar pustaka………………………………………………………………………………….13 BAB I PENDAHULUAN • Latar Belakang Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah member obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah.

Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya.

Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik.

Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan ini unik yang diinjeksikan atau disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang paling dalam.

Sediaan parenteral memasuki pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit dan membran mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba dan bahan-bahan beracun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat diterima.

• Rumusan Masalah • Apa yang dimaksud dengan pemberian obat parenteral ? • Apa tujuan Pemberian secara parenteral ? • Bagaimana caranya memberikan ? • Mengenal tindakan sesuai SOP 1.3 Tujuan Masalah Tujuan disusunnya makalah mengenai cara pemberian obat secara Parenteral ini adalah : • Menjelaskan bagaimana harua melakukan persiapan pemberian obat parenteral.

• Menjelaskanmacam-macamcarapemberianobat • Menjelaskanindikasidankontraindikasi • Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dan cara pemberiannya. BAB II PEMBAHASAN 2.1 PEMBERIAN Untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan SECARA PARENTERAL Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau infuse. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril.

Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga diketahui bahwa pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi.

Resiko infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan tekhnik aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada pemberian obat parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit.

Komplikasi yang seringv terjadi adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan tempat penusukan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi. Pada umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu : A. Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan • Pemberian Obat Via Jaringan Subkutan • Pemberian Obat Via Intra Vena : Intra Vena Langsung dan tak langsung • Pemberian Obat Via Intramuskular 2.2 Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan • 1.

Pengertian Intra Kutan Merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit. Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang disuntikkan. • Tujuan Pemberian obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.

• Hal-hal Yang Perlu Di Perhatikan Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : • Tempat injeksi • Jenis spuit dan jarum yang digunakan • Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi • Kondisi atau penyakit klien • Pasien yang benar • Obat yang benar • Dosis yang benar • Cara atau rute pemberian obat yang benar • Waktu yang benar A.4. Indikasi dan Kontra Indikasi- Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi.

Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas. – Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit A.5. Alat dan Bahan • Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat. • Obat dalam tempatnya • Spuit 1 cc/spuit insulin • Cairan pelarut • Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit) • Bengkok • Perlak dan alasnya.

A.6. Prosedur Kerja • Cuci tangan • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien • Bebaskan daerha yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan panjang terbuka dan keatasan 4.Pasang perlak/pengalas dibawah bagian yang akan disuntik 5.Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril. • Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan.

7.Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik. 8. Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit.

• Suntikkkan sampai terjadi gelembung. • Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase. • Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan jenis obat. v Daerah Penyuntikan : o Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD. o Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus deltoideus.

2.3 Pemberian Obat Via Jaringan SubKutan. B.1. Pengertian Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen). B. 2. Tujuan Pemberian obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.

Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat. B.3.

Hal-hal yang perlu diperhatikan • Tempat injeksi • Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan • Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi • Kondisi atau penyakit klien • Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat • Obat yang akan diberikan harus benar • Dosisb yang akan diberikan harus benar • Cara atau rute pemberian yang benar • Waktu yang tepat dan benar B.4.

Indikasi dan kontra indikasi – Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air. – Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau minyak. • 5. Alat dan bahan • Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat • Obat dalam tempatnya • Spuit insulin • Kapas alcohol dalam tempatnya • Cairan pelarut • Bak injeksi • Bengkok perlak dan alasnya B.6.

Prosedur kerja • Cuci tangan • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan • Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan.

• Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan. Setelah itu tempatkan pada bak injeksi. • Desinfeksi dengan kapas alcohol. • Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan).

7. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dari permukaan kulit. • Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan hingga habis. • Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan ke dalam bengkok.

• Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenis serta dosis obat. • Cuci tangan. v Daerah Penyuntikan : o Otot Bokong (musculus gluteus maximus) kanan & kiri ; yang tepat adalah 1/3 bagian dari Spina Iliaca Anterior Superior ke tulang ekor (os coxygeus) o Otot paha bagian luar (muskulus quadriceps femoris) o Otot pangkal lengan (muskulus deltoideus) 2.4 Pemberian Obat Via Intra Vena : • Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena langsung • a.

1. Pengertian Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala).

C.a. 2. Tujuan pemberian obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.

C.a. 3. Hal-hal yang diperhatikan • setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik lamanya. • Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.

• Jenis spuit dan jarum yang digunakan. • Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi. • Kondisi atau penyakit klien. • Obat yang baik dan benar. • Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar. • Dosis yang diberikan harus tepat. • Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar. • a. 4. Indikasi dan kontra indikasi – indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.

– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. • a. 5. Alat dan bahan • daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat. • Obat dalam tempatnya. • Spuit sesuai dengan jenis ukuran • Kapas alcohol dalam tempatnya. • Cairan pelarut (aquades).

• Bak injeksi. • Bengkok. • Perlak dan alasnya. • Karen pembendung. • a. 6. Prosedur kerja • cuci tangan. • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. • Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan. • Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan. Apabila obat dalam bentuk sediaan bubuk, untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan larutkan dengan aquades steril.

• Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi. • Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi. • Desinfeksi dengan kapas alcohol. • Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang akan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan.

• Ambil spuit yang berisi obat. • Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah. • Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan hingga habis.

• Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan lakukan masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah digunakan di masukkan ke dalam bengkok. • Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat. • Cuci tangan. • Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsung. • b. 1. Pengertian Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intra vena.

C.b. 2. Tujuan pemberian obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah. C. b. 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan • injeksi intra vena untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.

• Jenis spuit dan jarum yang digunakan. • Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi. • Obat yang baik dan benar. • Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan benar. • Dosis yang diberikan harus tepat. • Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan benar.

C. b. 4. Indikasi dan kontra indikasi – indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.

– kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. • b. 5. Alat dan bahan • Spuit dan jarum sesuai ukuran • Obat dalam tempatnya. • Wadah cairan (kantung/botol). • Kapas alcohol dalam tempatnya.

• b. 6. Prosedur kerja • cuci tangan. • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. • Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit. • Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya penyuntikan pada kantung infuse untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan dilakukan pada bagian atas kantung/botol infuse. 5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung/botol dan kunci aliran infuse.

6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam kantong/botol infuse/cairan. • Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.

• Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat di dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse. • Periksa kecepatan infuse. • Cuci tangan. • Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian. v Daerah Penyuntikan : o Pada Lengan (v. mediana cubiti / v. cephalika) o Pada Tungkai (v. Spahenous) o Pada Leher (v. Jugularis) o Pada Kepala (v. Frontalis atau v. Temporalis) khusus pada anak – anak 2.5 Pemberian Obat Via Intra Muskular • 1.

Pengertian Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid).

D. 2. Tujuan Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat. • 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan • Tempat injeksi. • Jenis spuit dan jarum yang digunakan. • Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi. • Kondisi atau penyakit klien. • Obat yang tepat dan benar. • Dosis yang diberikan harus tepat. • Pasien yang tepat. • Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.

• 4. Indikasi dan kontra indikasi – indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.

– kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya. • 5. Alat dan bahan • Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat. • Obat dalam tempatnya. • Spuit da jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk dewasa panjangnya 2,5-3 cm, untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm. • Kapas alcohol dalam tempatnya.

• Cairan pelarut. • Bak injeksi. • Bengkok. • 6. Prosedur kerja • cuci tangan. • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. • Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan dalam bak injeksi. • Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan).

• Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi. • Lakukan penyuntikan : ü Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara, anjurkan pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi. ü Pada ventrogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi.

ü Pada daerah dorsogluteal dengan cara, anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar kea rah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan diletakkan di depan tungkai bawah. ü Pada daerah deltoid (lengan atas) dilakukan dengan cara, anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

• Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus. 8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit, maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-lahan hingga habis.

9. Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok. untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan.

Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian. • Cuci tangan v Daerah Penyuntikan : o Bagian lateral bokong (vastus lateralis) o Butoks untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan lateral gluteus maksimus) o Lengan atas (deltpid) BAB III PENUTUP Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra vena.

Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah. 3.2 Saran. Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bias fatal. Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun oranglain.

DAFTAR PUSTAKA L, Kee Joyce & R, Hayes evelyn ; farmakologi Pendekatan proses Keperawatan, 1996 ; EGC; Jakarta. Priharjo, Robert; Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, 1995; EGC; Jakarta. Aziz, Azimul;Kebutuhan dasar manusia II.Bouwhuizen, M; Ilmu Keperawatan Bagian 1; 1986; EGC; Jakarta. Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta. WHO, (1998 ), Nursing care of the sick: A guide for nurses working in small rural hospitals. Departemen kesehatan RI, dirjenyanmed, 1991.

Prosedur keperawatan Dasar, Direktorat rumah sakit dan pendidikan. http: // arsegofconfb.blogspot.comMENU • Home • SMP • Matematika • Agama • Bahasa Indonesia • Pancasila • Biologi • Kewarganegaraan • IPS • IPA • Penjas • SMA • Matematika • Agama • Bahasa Indonesia • Pancasila • Biologi • Akuntansi • Matematika • Kewarganegaraan • IPA • Fisika • Biologi • Kimia • IPS • Sejarah • Geografi • Ekonomi • Sosiologi • Penjas • SMK • Penjas • S1 • Agama • IMK • Pengantar Teknologi Informasi • Uji Kualitas Perangkat Lunak • Sistem Operasi • E-Bisnis • Database • Pancasila • Kewarganegaraan • Akuntansi • Bahasa Indonesia • S2 • Umum • About Me Sublimasi Adalah – Pengertian, Tujuan, Gambar, Teori & Contoh – DosenPendidikan.Com – Sublimasi adalah perubahan wujud yang padat ke gas sama sekali tanpa mencair terlebih dahulu.

Contohnya es yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dulu. Pada tekanan normal, umumnya benda dan zat mempunyai tiga bentuk yang berselisih pada suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud masa. Namun untuk beberapa masa, wujudnya bisa langsung beralih, berganti, bersalinbertukar ke gas tanpa mesti mencair. 2.6. Sebarkan ini: Sublimasi adalah wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu melalui pemanasan, maka partikel tesebut akan berubah fase (ujud) menjadi gas.

Sebaliknya, blia suhu gas tersebut diturunkan dengan cara kendensasi, maka gas akan segera berubah menjadi padat. Pada dasarnya sublimasi diterapkan untuk memisahkan suatu zat dari pengotornya (impuritis) sehingga diperoleh zat yang lebih murni, kotoran biasanya akan tertinggal dalam wadah akibat ketidakmampuannya dala menyublim. Syarat pemisahan campuran dengan menggunakan sublimasi adalah pertikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi.

Seblimasi juga diartikan sebagai proses perubahan zat dari fase padat menjadi uap, kemudian uap tersebut dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fase cair.(Heru, 2013). Prinsip Kerja Sublimasi Prinsip kerja sublimasi secara umum [dalam skala industri] adalah memisahkan zat yang mudah menyublim tersebut dengan sebuah sublimator sehingga menjadi gas/uap.

Gas yang dihasilkan ditampung, lalu didinginkan/dikondensasi kembali. Sedangkan cara kerja sublimasi secara sederhana dalam skala laboratorium adalah zat yang akan disublimasi dimasukkan dalam cawan/gelas piala untuk keperluar sublimasi, ditutup dengan gelas arloji, corong/labu berisi air sebagai pendingin, kemudian di panaskan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan api kecil pelan-pelan.

Zat padat akan menyublim berubah menjadi uap, sedangkan zat penyampur tetap padat. Uap yang untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan karena adanya proses pendinginan berubah lagi menjadi padat yang menempel pada dinding alat pendingin. Bila sudah tidak ada lagi zat yang menyublim, dihentikan proses pemanasan dan di biarkan dingin supaya uap yang terbentuk menyublim semua, kemudian zat yang terbentuk dikumpulkan untuk diperiksa kemurniannya.

Bila kurang murni proses sublimasi dapat diulang sampai didapatkan zat yang murni. Proses Sublimasi • Buatan Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara sengaja/paksa, proses ini dapat terjadi pada skala industri dan skala laboratorium.

• Alami Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara natural atau alami akibat dari proses alam itu sendiri. Misalnya sublimasi belerang yang terjadi pada kawah-kawah gunung berapi. Contohnya yakni pada kawah Gunung Ijen (ketinggian 2.386 m), Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur.

Kawah ini selalu melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat. Belerang tersebut dihasilkan dari hasil sublimasi gas-gas belerang yang terdapat dalam asap solfatara asap yang berasal dari kawah yang bersuhu sekitar 200 °C.

ketika asap tersebut menuju atmosfer maka udara dingin di pegunungan akan mengkondensasi secara alami gas yang mengandung belerang. Selanjutnya belerang yang telah padat akan menumpuk di tanah lalu terkubur secara alami membentuk deposit/endapan yang dapat berupa batuan padat. Kemudian akibat adanya erosi [misal karena hujan dan angin] maka batuan belerang ini dapat muncul separuh bagian maupun seluruhnya dengan wujud visual batuan padat kasar berwarna kuning pucat.

Biasanya deposit belerang ini dimanfaatkan oleh penambang lokal maupun industri terdekat seperti industri karet melalui penggalian secara langsung.

Cara Kerja Sublimasi zat yang akan disublimasi dimasukkan dalam cawan/gelas piala untuk keperluan sublimasi, ditutup dengan gelas arlojicorong/labu berisi air sebagai pendinginkemudia di panaskan dengan api kecil pelan-pelan. Zat padat akan menyublim berubah menjadi uap, sedangkan zat penyampur tetap padat. Uap yang terbentuk karena adanya proses pendinginan berubah lagi menjadi padat yang menempel pada dinding alat pendingin.

Bila sudah tidak ada lagi zat yang menyublimdihentikan proses pemanasan dan di biarkan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan supaya uap yang terbentuk menyublim semua kemudian zat yang terbentuk dikumpulkan diperiksa kemurniannya.

Bila kurang murni diulang proses subliasi sampai didapatkan zat yang murni (sudja,1990). Syarat Pemisahan Campuran Dengan Metode Sublimasi • Zat padat yang memiliki suhu dan tekanan di bawah T° dan P°, T° dan P° adalah suhu dan tekanan dimana zat berada dalam keadaan setimbang • Partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan kemurnian yang tinggi.

Baca Juga : Koloid adalah Bahan-Bahan Yang Dapat Disublimasi • Ammonium clorida • CO2 padat (dry ice) • Kafein • Kamper (Naftalein) • Iodium • Belerang • Arsenik • Klorofoam Alat-Alat Sublimasi (Sumblimator) • Sublimator Adapter • Microscale Sublimer • Non vakum Sublimation • Dailey Vacuum Sublimator • Cryogenic Sublimation Apparatus • Fluidized Bed Sublimator Alat-alat Sublimasi • Timbangan • Gelas Kimia 100 mL • Batang Pengaduk • Kassa Asbes • Kaki Tiga • Spritus • Korek Api • Corong Penyaring • Kaca Arloji • Mortir dan Stamfer Keuntungan Sublimasi • Mencegah dekomposisi senyawa yang menyublim pada suhu tinggi • Peralatan penyubliman tidak mahal • Dapat dengan mudah dirangkai dari peralatan gelas yang ada • Tidak menggunakan pelarut sehingga pada akhir penyubliman tidak memerlukan pengusiran pelarut Kerugian Sublimasi • Tidak banyak digunakan pada pemurnian karena tidak banyak senyawa yang menyublim.

Baca Juga : Hukum Faraday – Percobaan, Makalah, Penerapan Dan Contoh Soal Prosedur : • Gerus/tumbuk iodin [kuantitas bahan sesuai keinginan kita sendiri] sampai halus untuk memperoleh luas permukaan yang besar sehingga proses perubahan fasa berjalan lebih cepat • Tambahkan zat pengotor seperti pasir maupun karbon aktif. • Masukkan ke dalam beaker glass lalu tutup bagian atasnya dengan cawan porselein atau labu didih yang didalamnya telah dilengkapi dengan batu es atau air dingin.

• Susun alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah ini, nyalakan pembakar bunsen. untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan Biarkan sampai semua iodin yang ada di dalam campuran menguap. Setelah itu matikan pembakar bunsen. • Amati yang terjadi pada labu didih. Akan terbentuk kerak yang menempel pada bagian bawah labu didih seperti di bawah ini.

Keterangan : Hati-hati saat mengambil kerak iodin, karena uap berwarna ungu dari iodin yang menerobos keluar dapat menimbulkan keracunan dan iritasi pernafasan bila terhirup. Proses Sublimasi Secara Alami Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara natural [alami] akibat dari proses alam itu sendiri. Misalnya sublimasi belerang yang terjadi pada kawah-kawah gunung berapi. Contohnya yakni pada kawah Gunung Ijen (ketinggian 2.386 m), Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur.

Kawah ini selalu melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat. Belerang tersebut dihasilkan dari hasil sublimasi untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan belerang yang terdapat dalam asap solfatara [asap yang berasal dari kawah] yang bersuhu sekitar 200 °C.

ketika asap tersebut menuju atmosfer maka udara dingin di pegunungan akan mengkondensasi secara alami gas yang mengandung belerang. Selanjutnya belerang yang telah padat akan menumpuk di tanah lalu terkubur secara alami membentuk deposit [endapan] yang dapat berupa batuan padat. Kemudian akibat adanya erosi [misal karena hujan dan angin] maka batuan belerang ini dapat muncul separuh bagian maupun seluruhnya dengan wujud visual batuan padat kasar berwarna kuning pucat.

Biasanya deposit belerang ini dimanfaatkan oleh penambang lokal maupun industri terdekat [misalnya industri karet] melalui penggalian secara langsung. Ini bisa berlangsung apabila tekanan udara di zat tersebut terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul sekarang melepaskan diri dari struktur padat. Sublimasi juga meraih diartikan sebagai metode pemisahan campuran yang didasarkan dalam campuran zat yang punya satu zat yang apat menyublim(perubahan wujud padat ke gas), sedangkan zat lain tidak dapat menyublim.

Misalnya, campuran iodin dan garam dapat dipisahkan dengan teknik sublimasi. Baca Juga : Laju Reaksi – Persamaan, Teori, Contoh Soal, Hukum Dan Faktornya Prinsip Kerja Sublimasi Prinsip kerja sublimasi secara umum [dalam skala industri] adalah memisahkan zat yang mudah menyublim tersebut dengan sebuah sublimator sehingga menjadi gas/uap.

Gas yang dihasilkan ditampung, lalu didinginkan/dikondensasi kembali. Sedangkan cara kerja sublimasi secara sederhana [dalam skala laboratorium] adalah zat yang akan disublimasi dimasukkan dalam cawan/gelas piala untuk keperluar sublimasi, ditutup dengan gelas arloji, corong/labu berisi air sebagai pendingin, kemudian di panaskan dengan api kecil pelan-pelan.

Zat padat akan menyublim berubah menjadi uap, sedangkan zat penyampur tetap padat. Uap yang terbentuk karena adanya proses pendinginan berubah lagi menjadi padat yang menempel pada dinding alat pendingin. Bila sudah tidak ada lagi zat yang menyublim, dihentikan proses pemanasan dan di biarkan dingin supaya uap yang terbentuk menyublim semua, kemudian zat yang terbentuk dikumpulkan untuk diperiksa kemurniannya.

Bila kurang murni proses sublimasi dapat diulang sampai didapatkan zat yang murni. Syarat Pemisahan Campuran Dengan Metode Sublimasi • Zat padat yang memiliki suhu dan tekanan di bawah T° dan P°, T° dan P° adalah suhu dan tekanan dimana zat berada dalam keadaan setimbang • Partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi Rumus Entalphi Sublimasi ∆H sublimasi = ∆H peleburan + ∆H penguapan Baca Juga : Asam Asetat – Pengertian, Rumus, Reaksi, Bahaya, Sifat Dan Penggunaannya Bahan-Bahan Yang Dapat Disublimasi • Ammonium clorida • CO2 padat (dry ice) • Kafein • Kamper (Naftalein) • Iodium • Belerang • Arsenik • Klorofoam Alat-Alat Sublimasi (Sublimator) • Sublimator Adapter • Microscale Sublimer • Non vakum Sublimation • Dailey Vacuum Sublimator • Cryogenic Sublimation Apparatus • Fluidized Bed Sublimator Beberapa contoh yang sublimatorsumum berbeda ditunjukkan di bawah ini.

Sublimasi adaptor ditampilkan di atas dirancang untuk ditempatkan ke dalam labu • Desain ini lebih murah, tapi seringkali sulit untuk mendapatkan jari dingin keluar dari sendi sempit tanpa mengkontaminasi atau kehilangan bahan disublimasikan. Beberapa senyawa (seperti ferrocene ) dapat sublimasi hanya dengan menempatkan alat tersebut dalam cawan Petri dan kemudian memanaskan bahan di piring panas. Baca Juga : Reaksi Eksoterm adalah Tips untuk menggunakan Sublimators Vakum • Jika Anda mencoba untuk materi Anda untuk pertama kalinyahanya menggunakan sebagian dari itu – jika senyawa termal stabil Anda tidak akan kehilangan seluruh batch.

Tip : molekul yang bulat atau simetris memiliki kesempatan terbaik pada sublimasi. • Gunakan suhu pendingin sesuai untuk bahan. Jika bahan memiliki panas untuk 200 ° C dalam ruang hampabahan akan cocok dengan pendingin air sederhana. Namun, jika bahan memiliki volatilitas materi pada 50 ° Ckurang cocok dengan pendingin air sederhana. • Setelah jari dingin dilapisi dengan bahanbeberapa mungkin jatuh kembali ke bawah. Untuk mencegah hal ini terjadimenempatkan KimWipe dan layar logam halus antara material dan jari dingin.

Bahan gas dapat berdifusi masa lalutetapi material yang jatuh akan ditangkap oleh layar dan dapat dipulihkan dalam bentuk murni. • Ketika Anda siap untuk mengumpulkan bahan sublimasi Anda, lepaskan vakum dengan membuka kran yang sangat lambat sehingga Anda tidak mengusir materi dari jari dingin atau meledakkan bahan murni ke jari dingin. • Cara termudah untuk mengumpulkan materi Anda adalah untuk lay out sepotong besar aluminium foil.

Tempatkan lipatan di foil dan mengikis materi disublimasikan dari jari dingin. Anda kemudian dapat dengan mudah mentransfer produk Anda ke botol tared. • Sublimators dengan O -ring sendi biasanya disukai dibandingkan dengan sendi berminyakterutama untuk sublimators lebih besar. Sendi gemuk lebih sulit untuk membuka dan Anda akan menyentuh sendi dengan jari Anda dingin ketika merakit atau membongkar peralatan.

• Jika Anda akan memompa Sublimator Anda ke DryboxAnda harus terlebih dahulu mengeluarkan cairan pendingin. Hal ini sulit dilakukan karena memiringkan Sublimator cukup untuk mengosongkan cairan dapat menyebabkan produk Anda akan terkontaminasi. Cara yang baik untuk menangani hal ini ( terutama untuk sublimators besar ) adalah : • Miringkan Sublimator untuk menghapus sebanyak pendingin yang Anda bisa tanpa risiko produk Anda.

• Pasang sepotong tipis tabung fleksibel untuk akhir sebuah jarum suntik ( tabung Intramedic bekerja dengan baik ). Geser pipa ke bagian bawah jari dingin dan menarik cairan. untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan Bilas jari dingin dengan aseton dan kemudian menghapus aseton dengan jarum suntik Anda. • Meniup udara atau nitrogen melalui jari dingin sampai kering.

Baca Juga : Asam Oksalat : Pengertian, Msds, Rumus, Sifat, Bahaya & Kegunaannya Aplikasi Proses Sublimasi • Pembuatan Dry Ice (CO2 padat) • Gas yang mengandung konsentrat CO2 tinggi • Gas yang kaya kerbon dioksida ini kemudian dimampatkan dan untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan turunkan suhunya sampai -78.5°C • Tekan/pemampatan kemudian dikurangi (sebagian kecil CO2 menguap) • CO2 yang telah berbentuk salju kemudian dipotong-potong Sekian penjelasan artikel diatas tentang Sublimasi Adalah – Pengertian, Tujuan, Gmabar, Teori & Contohnya semoga bermanfaat bagi seluruh pembaca DosenPendidikan.Com Sebarkan ini: • • • • • Posting pada Fisika, Kimia Ditag apa itu distilasi, apa itu filtrasi, apa yang dimaksud destilasi, apa yang dimaksud sentrifugasi, apa yang dimaksud sublimasi, arti sublimasi adalah, asas kromatografi, bagaimana analisis kuantitatif dengan klt, campuran yang dapat dipisahkan dengan metode sublimasi adalah, contoh penerapan klt dalam kehidupan, contoh sublimasi dalam industri, contoh sublimasi sastra, definisi kromatografi, definisi sublimasi, ebook sublimasi, eluat adalah, eluen adalah pdf, gambar kristalisasi, gambar sublimasi, jenis jenis kromatografi, Jenis Kromatografi, jurnal kromatografi, jurnal tentang sublimasi pdf, kalor sublimasi adalah, kelebihan dan kekurangan kromatografi kolom, kertas kromatogram adalah, kristalisasi adalah, kumpulan soal sublimasi, makalah sublimasi, materi sublimasi pdf, metode dekantasi, metode evaporasi, metode pemisahan campuran evaporasi, metode pemisahan campuran kromatografi, pemisahan campuran kristalisasi, pemisahan campuran sublimasi adalah, pengertian destilasi dan contohnya, pengertian ekstraksi dan contohnya, pengertian fase stasioner, pengertian kristalisasi dan contohnya, pengertian sentrifugasi, pertanyaan sublimasi, prinsip sublimasi, sublimasi adalah brainly, sublimasi geografi, sublimasi psikologi adalah, teori sublimasi, teori sublimasi pdf, tujuan kromatografi, tujuan sublimasi, waktu retensi adalah pdf Navigasi pos • Contoh Teks Editorial • Contoh Teks Laporan Hasil Observasi • Teks Negosiasi • Teks Deskripsi • Contoh Kata Pengantar • Kinemaster Pro • WhatsApp GB • Contoh Diksi • Contoh Teks Eksplanasi • Contoh Teks Berita • Contoh Teks Negosiasi • Contoh Teks Ulasan • Contoh Teks Eksposisi • Alight Motion Pro • Contoh Alat Musik Ritmis • Contoh Alat Musik Melodis • Contoh Teks Cerita Ulang • Contoh Teks Prosedur Sederhana, Kompleks dan Protokol • Contoh Karangan Eksposisi • Contoh Pamflet • Pameran Seni Rupa • Contoh Seni Rupa Murni • Contoh Paragraf Campuran • Contoh Seni Rupa Terapan • Contoh Karangan Deskripsi • Contoh Paragraf Persuasi • Contoh Paragraf Eksposisi • Contoh Paragraf Narasi • Contoh Karangan Narasi • Teks Prosedur • Contoh Karangan Persuasi • Contoh Karangan Argumentasi • Proposal • Contoh Cerpen • Pantun Nasehat • Cerita Fantasi • Memphisthemusical.Com
BAB I PENDAHULUAN Suatu organisasi yang beroperasi dalam suatu pasar, apakah itu pasar konsumsi, pasar penyalur atau pasar pemerintah selalu menyadari bahwa pada hakikatnyaia tidak dapat melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut.

Pelanggan terlalu banyak, sangat berpencar beraneka ragam dalam tuntutan penjualannya. Mungkin beberapa pesaing memiliki posisi yang lebih baik dan lebih kuat untuk melayani beberapasegmen pasar tertentu sedangkan perusahaan sendiri dari pada bersaing di mana saja, lebih baik menetapkan bagian mana yang paling menarik untuk dimasuki secara efektif. Jantung pemasaran strategis modern dapat dijelaskan sebagai pemasaran STP yangmerupakan kependekan dari Segmenting, Targeting, untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan Positioning.

Namun para penjual tidak selalu harus berpegang pandangan ini dalam strategis untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan, mereka sering melewati tiga tahap berikut : • Pemasaran Massal ( Mass Marketing ) • Pemasaran Aneka Produk ( Produk Variety Marketing ) • Pemasaran Sasaran ( Target Marketing ) Pemasaran sasaran memerlukan 3 langkah utama : • Segmentasi pasar ( Segmenting ) Yaitu tindakan membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok pembeli yang berbeda – beda yang mungkin membutuhkan produk – produk dan atau kombinasi pemasaran yang terpisah.

2.Penentuan pasar sasaran ( Targeting ) Yaitu suatu tindakan mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki.

3. Peenempatan produk Yaitu tindakan untuk menempatkan posisi bersaing produk dan bauran pemasaran yang tepat pada setiap pasar sasar. BAB II LANDASAN TEORI Sebuah perusahaan yang memutuskan untuk beroperasi dalam suatu pasar yang luas baik itu pasar konsumen, industri, pedagang kecil, atau pemerintah akan mengetahui bahwa mereka secara tidak akan dapat melayani semua pelanggan dalam pasar tersebut, karena pasar terdiri dari banyak sekali pembeli, dan para pembeli itu berada dalam satu dan lain hal termasuk dalam hal keinginan, sumber daya, lokasi, sikap pembelian, dan pola pembelian mereka.

Jantung pemasaran strategis modern dapat dijelaskan sebagai pemasaran STP yaitu segmenting (segmentasi), targeting (penentuan target pasar) dan positioning (penentuan posisi pasar).

Namun para penjual tidak selalu harus berpegang pandangan ini dalam strategis pemasaran, mereka sering melewati tiga tahap berikut : • Pemasaran massal ( mass marketing) Pada tahap ini, perusahaan memproduksi secara besar – besarn, dan juga mempromosikan secara besar – besaran hanya satu jenis produk kepada seluruh pembeli. Strategi pasar ini pernah ditempuh oleh Henry Ford, yang memproduksi mobil Ford Model T bagi seluruh pasar.

Mereka menyatakan: warna mobil yang tahan lama adalah hitam. Merupakan alasan pokok ditempuhnya pemasaran massal ialah rendahnya harga pokok dan harga jual sehingga diharapkan akan tercipta pasar potensial yang paling besar. • Pemasaran aneka produk ( produk variety marketing) Di sini perusahaan memproduksidua atau lebih produk yang masing – masing berlainan dalam model, ukuran, kualitas dan sebagainya.

General Motors misalnya, saat ini membuat beberapa mobil dengan nama yang berbeda d serta dalam ciri serta gaya. Dengan demikian, perusahaan menyajikan berbagai produk kepada pembeli,dan bukannya berusaha memikat segmen – segmen pasar yang berbeda. Tentu saja, pelanggan perlu variasi. • Pemasaran sasaran ( target marketing ) Pada tahap ini, pasar mulai di pisahkan secara jelas ke dalam banyak segmen pasar kemudian perusahaan memilih satu atau lebih segmen, memproduksi barang dan mengembangkan segala bauran pemasaran yang dirancang khusus untuk masing – masing segmen.

Seperti yang terjadi sekarang ini Coca – Cola memproduksi merek- Fanta Kuning untuk memenuhi selera konsumen Indonesia yang sangat senang dengan rasa jeruk. Pemasaran sasaran memerlukan 3 langkah utama : • Segnenting pasar ( Segmenting ) Yaitu tindakan membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok pembeli yang berbeda – beda yang mungkin membutuhkan produk – produk dan atau kombinasi pemasaran yang terpisah.

Perusahan mengidentifikasi cara – cara yang berbeda untuk memilah – milah pasar dan untuk mengembangkan gambaran dari segmen pasar yang di hasilkan • Penentuan pasar sasaran ( Targeting ) Yaitu suatu tindakan mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki. • Penempatan produk ( Positioning ) Yaitu tindakan untuk menempatkan posisi bersaing produk dan bauran pemasaran yang tepat pada setiap pasar sasaran.

• A. SEGMENTASI PASAR Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi pembeli yang kebutuhan, karakteristik atau perilakunya berbeda dan mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan karena beberapa alasan, Pertama, segmentasi memungkin perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya.

Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen akan memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani. Selain itu segmentasi memungkin perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar perusahaan. Kedua, segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi.

Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan acuan dalam penentuan positioning. Ketiga, segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing. Dasar – dasar untuk Mensegmentasikan Pasar Konsumen • Segmentasi Geografik Segmentasi geografik adalah membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik seperti negara, regional, negara bagian, kota atau komplek perumahan.

Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografik ini atau beroperasi disemua wilayah tetapi lebih memperhatikan perbedaan kebutuhan dan keinginan yang dijumpai. Banyak perusahaan dewasa ini “meregionalkan” progam pemasaran mereka, melokalkan produk, iklan, promosi, dan usaha penjualan agar sesuai dengan kebutuhan masing – masing wilayah.

• Segmentasi Demografik Segmetasi demografik adalah suatu proses yang membagi – bagi pasar menjadi kelompok – kelompok berdasarkan variabel – variabel demografi seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan,pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal, agama, ras dan kebangsaan.

Variabel – variabel demografis merupakan dasar yang paling populer untuk menentukan kelompok untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan kelompok pelanggan, karena keinginan kebutuhan, dan tingkat pemakaian konsumen seringkali berkaitan sangat erat dengan variabel demografis dan juga variabel demografis lebih mudah diukur dari pada kebanyakan variabel lain.

Bahkan kalaupun segmen pasar ditetapkan dengan dasar yang lain (non demografis ) karakteristik demografis mereka harus diketahui pula untuk menaksir besarnya pasar sasaran dan memenuhi kebutuhan mereka secara efisien. • Segmentasi Psikikografis Dalam segmentasi psikikografis maka pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.

Mensegmentasi Pasar Industri Pembeli di pasar industri dapat disegmentasikan secara geografis atau menurut manfaat yang dicari, status pengguna, tingkat penggunaan, dan status loyalitas. Dalam industri terpilih sebuah perusahaan dapat mensegmentasi lebih lanjut berdasarkan ukuran pelanggan atau lokasi geografik. Mensegmentasi Pasar Internasional Hanya sedikit perusahaan mempunyai sumber dayaatau bersedia beroperasi di semua negara yang ada diseluruh dunia.

Beroperasi di banyak negara menghadirkan banyak tantangan baru. Satu negara dengan negara lain berbeda bahkan yang letaknya berdekatan dapat berlainan dalam susunan ekonomi, budaya dan politiknya sehingga perusahaan internasional perlu mengelompokan pasar dunia menjadi segmen dengan kebutuhan dan perilaku yang khas. Perusahaan dapat mensegmentasi pasar internasional dengan menggunakan satu variabel atau suatu kombinasi dari beberapa variabel.

Segmentasi dapat dilakukan berdasarkan lokasi geografik, mengelompokan negara berdasarkan wilayah seperti Eropa Barat, sekitar Pasifik dan sebagainya. Segmentasi geografik menganggap bahwa bangsa yang hidup berdampingan mempunyai sifat dan perilaku yang sama.

Pasar dunia dapat disegmentasi berdasarkan faktor – faktor ekonomi, misalnya berdasarkan tingkat pendapatan atau tingkat perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan. Selain itu segmentasi dapat juga berdasarkan faktor – faktor politik dan peraturan seperti tipe dan stabilitas pemerintah, penerimaan terhadap perusahaan asing, peraturan moneter dan jumlah birokrasi.

Faktor – faktor budaya juga dapat digunakan untuk mensegmentasi pasar misal bahasa, agama, nilai – nilai, sikap, kebiasaan dan perilaku. Mensegmentasi pasar internasional berdasarkan faktor – faktor geografi, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya menganggap bahwa segmen tersebut terdiri dari kumpulan negara. Akan tetapi, banyak perusahaan menggunakan pendekatan yang berbeda, yaitu yang disebut segmentasi antar pasar. Dengan menggunakan pendekatan ini perusahaan membentuk segmen konsumen yang mempunyai kebutuhan dan perilaku membeli yang sama walaupun mereka berada di negara yang berbeda.

Syarat Segmentasi yang Efektif Dalam melakukan segmentasi perusahaan perlu memperhatikan efektifitas segmentasi tersebut. Agar dapat berguna secara maksimal, maka setiap segmen pasar harus menunjukan lima karakteristik : • Dapat diukur ( Measurabel ) Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur dengan tingkat tertentu. • Dapat dijangkau ( Accessible ) Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. • Cukup besart ( Substantial ) Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang dapat diloyani.

Suatu segmen merupakan kelompok homogenyang cukup bernilai untuk dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai. • Dapat dibedakan ( Differentiabel ) Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas. • Dapat dilaksanakan ( Actionable ) Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan. • B. Evaluasi Segmen Pasar Perusahaan harus mengevaluasi berbagai segmen dan memutuskan berapa banyak dan segmen mana yang akan dijadikan sasaran.

Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda sebuah perusahaan harus memperhatikan tiga faktor, yaitu : • Ukuran dan pertumbuhan segmen Apakah segmen potensial memiliki karakteristik, ukuran dan pertumbuhan yang tepat. Perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisa data mengenai tingkat penjualan saat ini, tingkat pertumbuhannya dan kemampuannya memperoleh laba yang diharapkan beberapa segmen.

Perusahaan akan tertarik pada segmen yang mempunyai ukuran dan karakteristik pertumbuhan yang tepat dan ini merupakan hal yang relatif. • Daya tarik struktural segmen Perusahaan harus meneliti beberapa faktor struktural utama yang mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang. Misalnya suatu segmen tidak akan menarik bila sudah dimasuki oleh pesaing yang kuat dan agresif, banyak produk pengganti yang potensial, kekuatan tawar menawar pembeli besar terhadap penjual serta pemasok yang kuat yang dapat mengendalikan harga atau mengurangi mutu atau juimlah barang dan jasa yang dipesan.

• Sasaran dan sumber daya perusahaan Bila suatu segmen cocok dengan sasaran perusahaan, selanjutnya perusahaan harus memastikan apakah mempunyai ketrampilan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk sukses dalam segmen tadi. Dan perusahaan dituntut mempunyai ketrampilan dan sumber daya yang lebih baik dari pada pesaingnya. Menyeleksi Segmen Pasar Setelah mengavaluasi segmen pasar, perusahaan memutuskan segmen mana dan beberapa segmen yang akan dilayani.

Ini merupakan seleksi pasar sasaran yaitu kumpulan pembeli dengan kebutuhan atau karakteristik sama yang akan dilayani perusahaan. Ada tiga strategi cakupan pasar yang dapat digunakan, yaitu • Pemasaran tanpa pembedaan Dengan menggunakan strategi tanpa pembedaan, sebuah perusahaan dapat memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan menawarkan satu macam produk ke seluruh pasar. Tawaran itu akan berfokus pada apa yang serupa bukannya pada apa yang berbeda.

Perusahaan merancang suatu produk dan progam pemasaran yang ditujukan pada jumlah pembeli yang paling besar. Perusahaan mengandalkan distribusi massal dan iklan massa, serta keinginan menanamkan citra superior dalam benak konsumen mengenai produknya. • Pemasaran dengan pembedaan Dengan menggunakan strategi pemasaran dengan pembedaan sebuah perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan merancang barang yang berbeda untuk masing – masing segmen.

Dengan menawarkan variasi produk di pasar, perusahaan berharap menjual lebih banyak dan memperoleh posisi lebih kuat dalam setiap segmen. Perusahaan juga mengharapkan pembelian yang lebih loyal karena menawarkan barang yang lebih cocok dengan keinginan konsumen.

• Pemasaran terkonsentrasi Strategi pemasaran terkonsentrasi menarik apabila sumber daya perusahaan terbatas. Strategi pemasaran terkonsentrasi merupakan srtategi peliputan dasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mencari pangsa pasar besar dalam satu atau beberapa sub pasar. Pemasaran terkonsentrasi menawarkan cara yang baik sekali sekali bagi perusahaan kecil untuk memperoleh pijakan dalam menghadapi pesaing yang jauh lebih banyak mempunyai sumber daya.

Banyak strategi yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi cakupan pasar, yaitu : • Sumber daya perusahaan • Varibilitas produk • Daur hidup produk • Varibilitas pasar • Strategi pemasaran pesaing C. PENEMPATAN POSISI PRODUK Setelah memutuskan segmen pasar mana yang akan dimasuki, perusahaan harus memutuskan “posisi” apa yang ingin ditempati dari segmen tersebut.

Posisi produk adalah cara produk ditetapkan oleh konsumen berdasarkan beberapa atribut penting yang diduduki produk tersebut dalam ingatan konsumen dalam hubungan dengan produk pesaing.

Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menetapkan posisi, yaitu : • Memposisikan produknya pada atribut produk spesifik Contoh : Mobil Toyota Avanza mengiklankan harga rendah. • Produk yang hanya diposisikan pada kebutuhan yang dipenuhi atau manfaat yang diberikan.

Contoh : pasta gigi Pepsodent mengiklankan produknya untuk mengurangi gigi berlubang. • Produk dapat diposisikan menurut peristiwa penggunaan Contoh : dimusim panas Isotonik dapat diposisikan sebagai minuman untuk menggantikan cairan tubuh atlet, sedangkan di musim dingin minuman ini diposisikan sebagai produk untuk diminum kalau dokter menganjurkan banyak minum. • Memposisikan produk untuk kelas pengguna tertentu.

Contoh : Johnson and Johnson meningkatkan pangsa pasar shampoo bayi dri 3% menjadi 14% dengan memposisikan ulang produk itu untuk orang dewasa yang seringkali mencuci rambutnya dan membutuhkan shampoo lembut. • Produk dapat diposisikan langsung dibandingkan dengan pesaing. • Produk dapat diposisikan untuk kelas produk berbeda. Tugas memposisikan produk terdiri dari tiga langkah : • Mengidentifikasikan keunggulan bersaing ( comparative advantage) Konsumen biasanya memilih produk dan jasa yang memberikan nilai terbesar bagi mereka.

Keunggulan dibanding pesaing dapat diperoleh dengan menawarkan nilai lebih besar kepada konsumen dengan harga lebih rendah maupun dengan memberikan manfaat lebih besar karena harganya lebih tinggi. Sebuah perusahaan dapat didifferensiasikan melalui : • Differensiasi produk Sebuah perusahaan dapat mendifferensiasikan produk secara fisik, misalnya melalui keawetan, kehandalan atau mudah untuk diperbaiki.

• Differensiasi servis Perusahaan dapat membedakan servis yang menyertai produk, misalnya melalui penyerahan yang cepat, nyaman atau dapat juga melalui servis pemasangan dan pelatihan pelanggan. • Differensiasi personil Perusahaan dapat meraih keunggulan bersaing lewat mempekerjakan dan melatih orang yang lebih baik dibandingkan dengan pekerja di perusahaan pesaing.

Differensiasi personil mengharuskan perusahaan menyeleksi secara hati-hati orang yang berhubungan dengan pelanggan. • Differensiasi citra Perusahaan harus berusaha menekankan citra yang membedakan mereka dari pesaing. Suatu citra perusahaan atau merek harus menyampaikan manfaat khusus dan pemposisian produk tersebut, misalnya dengan menggunakan symbol.

• Memilih keunggulan bersaing yang tepat Apabila sebuah perusahaan cukup beruntung menemukan keunggulan bersaing potensial maka perusahaan harus : • Menentukan berapa banyak perbedaan yang dipromosikan Banyak pemasar yang berpendapat bahwa perusahaan harus secara agresif mempromosikan hanya satu manfaat kepada pasar sasaran. Tetapi pemasar lain berpendapat bahwa perusahaan sebaiknya memposisikan pada lebih dari satu factor pembeda.

• Menetukan perbedaan mana yang dipromosikan Tidak semua perbedaan merek itu cukup bernilai dan tidak mempunyai nilai pada setiap perbedaan. Suatu perbedaan itu bernilai kalau memenuhi criteria sebagia berikut: 1) Penting. Perbedaan memberikan suatu menfaat yang sangat bernilai bagi pembeli sasaran 2) Khas.

Pesaing tidak menawarkan perbedaan itu atau perusahaan dapat menawarkan dengan cara yang khas 3) Superior 4) Dapat dikomunikasikan. Perbedaan itu dapat dikomunikasikan dan daoat dilihat oleh pembeli 5) Mendahului. Pesaing tidak mudah meniru perbedaan itu.

6) Terjangkau harganya. Pembeli dapat membeli perbedaan itu. 7) Mendatangkan laba, perusahaan dapat memperkenalkan perbedaan itu dan meraih laba.

• Mengkomunikasikan dan menyerahkan posisi yang dipilih Setelah memilih suatu posisi, perusahaan harus mengambil langkah-langkah mantap untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan posisi yang dikehendaki kepada pelanggan sasaran.

• D. Segmentasi Pasar Dan Penentuan Pasar Sasaran Segmentasi pasar Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli dan para pembeli tersebut berbeda dalam satu atau beberapa hal. Mereka bisa berbeda dalam keinginan, daya beli, sikap pembelian, lokasi geografis dan cara pembelian mereka. Salah satu variabel tersebut dapat digunakan untuk segmentasi pasar.

Pola – pola Segmentasi Pasar Para pembeli mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik, sehingga berpotensi menjadi sebuah pasar tersendiri.

Idealnya seseorang penjual dapat merancang sebuah progam pemasaran tersendiri bagi setiap pembeli, akan tetapi kebanyakan perusahaan tidak merasakan manfaat yang cukup berarti dari segmentasi yang sempurna, karena terlalu membebami perusahaan untuk menyesuaikan penawaran mereka setiap saat.

Sebagai gantinya penjual mengidentifikasi kelas – kelas pembeli yang luas yang berbeda dalam persyaratan membeli dan atau tanggapan – tanggapan pemasarannya. Tiga pola identifikasi pemilahan pasar ( Segmentasi Pasar ) • Preferensi Homogen Menunjukan sebuah pasar dimna konsumen secara umum punya kesukaan yang sama.

Pasarnya menunjukan tiada segmen, hanya kedua atribut yang diperhatikan. Kita akan meramalkan bahwa merk – merk yang ada akan serupa dan terletak pada pusat kesukaan ( untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan ). • Preferensi Tersebar ( Diffused ) Pada sisi yang lain kesukaan konsumen mungkin tersebar di seluruh tempat, bervariasi dalam kesukaan mereka.

Bila suatu merk memasuki pasar kemungkinan ia akan ditempatkan ditengah meminimumkan jumlah total ketidakpuasan konsumen. Pesaing baru dapat menempatkan diri dekat dengan merk pertama dan berjuang untuk memperoleh pangsa pasar.

• Preferensi Mengelompok ( Clustered ) Pasar mungkin menimbulkan kelompok – kelompok kesukaan berbeda disebut segmen pasar yang alami. Perusahaan pertama dalam pasar ini punya tiga pilihan menempatkan diri di tengah dengan berharap dapat menarik semua kelompok ( pemasaran yang tidak berbeda / undifferentiated ), menempatkan diri pada segmen terbesar atau pemasaran terkonsentrasi, atau mungkin mengembangkan beberapa merk masing – masing ditempatkan pada segmen yang berbeda ( differentiated ).

Prosedur Dan Proses Segmentasi Pasar Ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam segmentasi pasar (Kotler,2003) yaitu: 1. Survey Stage Survey Stage merupakan tahap melakukan eksplorasi baik melalui focus group discussion atau dengan wawancara terhadap beberapa kelompok konsumen untuk memperoleh keterangan mengenai motivasi, sikap dan perilaku mahasiswa Program Magister Manajemen (MM).

Dengan adanya gambaran awal tentang preferensi konsumen peneliti dapat menggali lebih lanjut dengan menggunakan kuesioner. 2. Analysis Stage Analysis Stage merupakan tahap analisis terhadap informasi yang telah diperoleh melalui survey. Analisis dapat dilakukan dengan menerapkan analisis faktor untuk menelaah variabel-variabel mana yang berkolerasi tinggi untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan menerapkan analisis cluster untuk menciptakan atau mengetahui kelompok-kelompok pasar yang secara signifikan memiliki perbedaan karakteristik.

3. Profiling Stage Profiling Stage merupakan tahap untuk mengidentifikasi frofil masing-masing cluster yang terbentuk. Dengan ini akan teridentifikasi perbedaan masing-masing cluster berdasarkan sikap dan perilaku, demografi, psikografi, manfaat atau value yang diharapkan dari sebuah program MM, kemudian untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan cluster diberi nama berdasarkan karakteristik yang menonjol (Fanggidae, 2006).

• E. MENETAPKAN PASAR SASARAN ( MARKET TARGETING ) Segmentasi pasar menimbulkan peluang segmen pasar yang dihadapi perusahaan. Perusahaan tersebut mengevaluasi berbagai segmen dan memutuskan beberapa banyak segmen yang harus dicakup serta segmen mana yang akan dilayani.

Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus melihat pada tiga faktor ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural serta tujuan dan sumber daya perusahaan. Memilih segmen pasar Setelah mengevaluasi beberapa segmen perusahaan berharap mendapatkan satu atau lebih segmen pasar yang bernilai untuk dimasuki. Perusahaan harus memutuskan berapa banyak dan segmen mana yang akan dilayani yang biasa dinamakan marketing target atau pasar sasaran.

Pasar sasaran adalah sekelompok pembeli yang mempunyai kebutuhan atau karakteristik yang sama yang ingin dilayani oleh perusahaan. 5 untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan pemilihan pasar sasaran : • Konsentrasi pada segmen tunggal Perusahaan memilih sebuah segmen tunggal yang memiliki kesamaan alami pada kunci persyaratan untuk sukses di segmen ini.

Melalui pasar yang terkonsentrasi maka perusahaan posisi pasar yang kuat dalam segmen. Dana yang terbatas segmen tanpa pesaing, titik tolak untuk ekspansi. • Spesialisasi selektif Perusahaan memilih beberapa segmen masing – masing dilihat daya tariknya dan kesesuaian dengan tujuan serta sumber daya perusahaan.

• Spesialisasi Produk Perusahaan berkonsentrasi pada pembuatan satu produk tertentu yang dijual ke beberapa segmen pasar. Melalui strategi ini perusahaan membangun reputasi tinggi dalam satu area produk yang khusus, resiko akan muncul bila produk tersebut dikalahkan oleh teknologi yang lebih baru.

• Spesialisasi pasar Perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok tertentu. Perusahaan mencapai reputasi yang tinggi dalam spesialisasi pelayanan kelompok pelanggan.

• Jangkauan pasar secara penuh Perusahaan berusaha untuk melayani semua kelompok pelanggan dengan semua produk yang diperlukan. Perusahaan besar dapat menjangkau pasar dengan dua cara yaitu melalui pemasaran yang tidak dibedakan dan dibedakan.

• Pemasaran yang tidak dibedakan ( Undiferentiated Marketing ) Perusahaan mengabaikan perbedaan segmen pasar dan melayani keseluruhan pasar dengan satu penawaran. Pemasaran ini akan menghemat biaya persediaan ( lini produk yang sempit ) dan biaya pengangkutan. • Pemasaran yang dibedakan / pemasaran serba aneka ( Diferentiated Marketing ) Perusahaan memilih untuk beroperasi pada beberapa segmen pasar dan merancang progam pemasaran yang berbeda untuk setiap segmen.

• Pemasaran terpusat Perusahaan mencari pangsa pasar / market share yang besar dalam sebuah sub pasar dari pada mengejar market share yang kecil dalam sebuah pasar yang besar. Strategi ini cocok bagi perusahaan yang sumber dananya terbatas. • F. PENENTUAN POSISI PASAR ( POSITIONING ) Posisi produk adalah bagaimana produk didefinisikan oleh konsumen atas dasar atribut – atribut yang menyertai dibanding dengan produk pesaing dalam benak konsumen.

Strategi penentuan posisi pasar • Atas dasar atribut produk Contoh harga murah, manfaat yang diberikan, rasa yang enak. • Peristiwa penggunaan Isotonik diposisikan sebagai minuman untuk menggantian zat cair dan gas tubuh para atlet pada musim panas. Pada musim dingin diposisikan sebagai minuman yang digunakan manakala dokter menganjurkan meminum banyak cairan.

• Kelas pengguna BAB III PERMASALAHAN SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KRATINGDENG Kratingdaeng adalah nama dagang sebuah minuman energi dari Austria/ Thailand. Di bisnis minuman energy cair, persaingnya paling gencar dan tajam.

Kratingdaeng mulai masuk pasar tahun 1993 diproduksi oleh PT ASIA HEALTH ENERGY BEVERAGE CO. LTD Yang sebelumnya diimpor oleh PT ASIASEJAHTERA PERDANA PHARMA CEUTICAL Dari segi ekonomis bisnis ini tumbuh dinamis.

Melihat dari peta pasar yang ada, dominasi kratingdaeng sulit dipatahkan. Kemenangan kratingdaeng disebabkan produk yang diluncurkan tahun 1993 itu sangat dominan dalam tiga faktor utama (distribusi, promosi dan citra). Minuman ini dipasarkan sebagai penangkal kelelahan. Mengandung 27 gram of gula (glukosa, sukrosa), 1000 mg taurine, 600 mg glucuronolactone, vitamin B-complex dan 80 mg kafein dalam satu porsi 250 ml.

Jumlah kafein ini sedikit di bawah kandungan satu cangkir kopi (100 mg) atau dua kali kandungan 1 kaleng Coca Cola. Minuman ini juga dikenal di untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan negara sebagai Red Bull. Kratingdaeng adalah pemimpin pasar di kategori Minuman Energi Cair.

Beragam perhargaan baik ICSA dan IBBA telah diperoleh dari tahun ke tahun. Kandungannya yang mampu memulihkan stamina terbukti aman untuk dikonsumsi setiap hari. PT.Asiasejahtera Perdana Pharmaceutical adalah nama terpercaya sebagai distributor unggul di bidang minuman energi dan kesehatan.Sebagai distributor tunggal produk Kratingdaeng, You C1000 Vitamin, You C1000 Water, Torpedo, Red Bull, yang lebih dikenal sebagai produk minuman energi dan kesehatan yang beredar di pasaran Indonesia, PT.

Asiasejahtera Perdana Pharmaceutical selalu siap untuk memberikan pelayanan dan perhatian khusus yang dibutuhkan oleh semua mitra dagang dan pelanggan dengan kualitas yang memuaskan. BAB IV PEMBAHASAN Strategi STP Kratingdeng Dalam ilmu marketing kita mengenal STP dan 4P sebagai strategi pemasaran produk ataupun jasa. STP adalah singkatan dari Segmentation, Targeting dan Positioning sedangkan 4P adalah singkatan dari keempat unsur dalam marketing mix, yakni Product, Price, Place dan Promotion.

STP dan 4P akan selalu muncul dalam marketing, apa pun konteksnya. Segmentation Adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah-milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka.

Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk.

Demografi, penjualan produk kratingdaeng ditujukan untuk para penduduk di Negara maju maupun berkembang yang mulai memberikan perhatian lebih terhadap minuman suplemen guna meningkatkan daya tahan. Kratingdaeng tidak menetapkan wilayah sasaran geografik. Dapat melayani semua segmen pasar.

Untuk mendukung keberadaan barang kratingdaeng banyak menyebar dipasar-pasar eceran dibandingkan pedagang besar. Targeting Setelah memetakan pasar, tahap targeting seperti namanya adalah membidik kelompok konsumen mana yang akan kita sasar.

Pria dan wanita. Berusia remaja sampai dewasa. Atlet, eksekutif, pelajar, yang menghendaki stamina prima. Banyak bertempat tinggal di daerah urban dan sub urban. Berpola pikir dinamis dan energik. Lalu merambah kepasaran anakmuda sebagai selingan lifestyle anak muda masa kini. Dulu minuman berenergi cuma dicitrakan untuk orang yang mau begadang atau pekerja keras. Dalam perjalanan waktu, orang tahu, minuman ini juga cocok untuk siapa saja yang menghendaki stamina prima, dari eksekutif, pelajar hingga pekerja pria dan wanita.

Bahkan, kini semakin banyak konsumen yang mengonsumsi minuman ini rutin, setiap hari, sesuai anjuran produsen Kratingdaeng itu, tiga botol/hari.

Berani menembus semua segmen pasar dari mulai aktivitas olah raga, fun bike, basket, bulu tangkis, sponsor Olah raga, pargelaran music, acara dansa hingga klub malam. dulu minuman berenergi cuma dicitrakan untuk orang yang mau begadang atau pekerja keras. Dalam perjalanan waktu, orang tahu, minuman ini juga cocok untuk siapa saja yang menghendaki stamina prima, dari eksekutif, pelajar hingga pekerja pria dan wanita. Bahkan, kini semakin banyak konsumen yang mengonsumsi minuman ini rutin, setiap hari, sesuai anjuran produsen Kratingdaeng itu, tiga botol/hari.

Positioning Apabila target pasar sudah jelas, positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya. Dari contoh produk yang tersedia, kratingdaeng memberikan manfaat untuk manambah vitalitas. Kratingdaeng cenderung lebih unggul dibandingkan merek sejenis pada unsur rasa, kandungan dan efeknya pada kebugaran tubuh pada akhirnya perilaku konsumen sebagai pengguna minuman tersebut. • Dalam rangkaian proses marketing, STP ini ada di tahap awal yang paling penting yakni mengidentifikasikan customer value.

STP ada di level strategis karena menentukan bagaimana kita menggarap pasar. Product Pertama-tama, untuk masuk ke pasar, kita harus memiliki produk yang bagus sesuai dengan target pasarnya. Produk Kratingdaeng merupakan produk liquid menggunakan kemasan botol kecil netto 125 ml.

setiap kemasan mengandung berbagai multivitamin seperti vitamin B, taurin, inostol, caffeine, calcium pantothene, nicotinamide, tartrazine, dan lain-lain. Dan konsumen tidak mau mengkonsumsinya tanpa mengetahui manfaat dan efek sampingnya yang dapat merugikan kesehatan.

Produk kratingdaeng memiliki jenis kratingdaeng biasa (Kratingdaeng) dan premium (Kratingdaeng-S) yang masing-masing memiliki kandungan yang agak berbeda. Untuk jenis premium caffeinnya lebih tinggi dan ada tambahan vitamin. Price Produk tersebut harus memiliki harga yang sesuai dengan target pasar. Harga kratingdaeng kemasan botol dalam negeri berkisar antara Rp4.000 untuk Kratingdaeng dan Rp5.500 untuk Kratingdaeng-S. Harga yang ditawarkan memang cukup mahal dibandingkan pesaingnya (Extra joss).

Harga bukan sebagai penentu dalam persaingan. Konsumen kembali lagi yang menentukan akan membeli produk yang mana. Place Lokasi atau tempat yang kita masuki juga menentukan keberhasilan menggarap target pasar.

All Convenience store, Café, Hotel, Restauran, Pusat kebugaran, warung, kantin, kaki lima, toko kelontong, lapangan golf dan Klub Malam. Kekuatan distribusi kratingdaeng banyak terbantu karena jaringan distribudi kelompok PT.

ABC Artha Boga Cemerlang yang terkenal tangguh. Promotion Ketiga P yang lain tak akan berarti tanpa promosi, yakni mengkomunikasikan produk kita kepada target pasar. Jika STP ada di level strategis, 4P bermain di level eksekusi.Bagi produk yang perputarannya cepat seperti minuman berenergi cair ini, iklan memang merupakan faktor yang amat penting.

Minuman energi cair tergolong produk low involvement. Artinya, pengambilan keputusan tidak didasari oleh pemahaman atau pemikiran yang mendalam. Akibatnya, iklan memberi pengaruh yang sangat tinggi. Jadi, kalau TOM Ad-nya tinggi, brand share-nya tinggi. Hal ini akan semakin positif jika ditunjang distribusi yang luas. Akibatnya, produk tersebut akan meraih share yang sama atau bahkan lebih besar dari TOM Ad-nya. Periklanan menjadi salah satu hal yang penting dalam proses mambangun merek /branding.

Mengenalkan produk kepada konsumen adalah salah satu tujuan dalam promosi. Periklanan yang efektif akan mengubah pengetahuan public mengenai ketersediaan dan karakteristik sebuah produk (product knowledge).

Periklanan adalah permainan kalah atau menang. Jika slogan tanpa arti, itu tidak membantu mereknya. Seperti slogan kratingdaeng “ mengembalikan stamina yang loyo’’yang merupakan tag line yang bisa diterima untuk mengambil cairan dari dalam botol maka kita menggunakan. Dalam proses marketing, 4P ini ada pada tahap menyalurkan customer value dan mengkomunikasikan customer value kepada pasar.

BAB V KESIMPULAN Para penjual bisa menggunakan tiga pendekatan terhadap sebuah pasar. • Pemasaran massal • Pembedaan produk • Pemasaran sasaran Para penjual saat ini sedang beralih dari pemasaran massaldan pembedaan produk ke pemasaran sasaran, karena yang disebut belakangan lebih membantu untuk melihat kesempatan pasar dan mengembangkan produk dan bauran pemasaran dengan lebih efisien.

Langkah – langkah penting dalam pemasaran sasaran adalah • Segmentasi pasar ( Segmentasi ) • Pentargetan pasar ( Targeting ) • Penempatan pasar ( Positioning ) Dari analisa singkat terhadap STP dan 4P terhadap produk minuman suplemen cair Kratingdaeng, dapat kita ketahui kekuatan Kratingdaeng yang membuat produk ini menguasai pangsa pasar minuman sejenis di indonesia lebih dari 50 % pangsa pasar. – Kratingdaeng cenderung lebih unggul dibandingkan dengan dengan merek sejenis pada unsur kualitas produk.

– Unsur rasa “taste” kandungan dan efek pada kebugaran tubuh menjadi faktor yang menentukan konsumen memilih produknya. Setiap Negara memilki taste yang berbeda dipengaruhi factor budaya, geografis, perilaku konsumen. – Berani menembus semua segmen pasar dari mulai aktivitas olah raga, fun bike, basket, bulu tangkis, sponsor Olah raga, pargelaran music, acara dansa hingga klub malam. – Gencarnya promosi di media massa, TVdan sponsor dalam event-event tertentu.

– Kekuatan distribusi jaringan kelompok PT. ABC yang terkenal tangguh. DAFTAR PUSTAKA Edris, Mochamad. 2010. Dasar – Dasar Pemasaran. Kudus.

Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian. Jilid 1.Jakarta. http://yuiworld.wordpress.com/2011/11/21/analisis-segmentation-targeting-dan-positioningstp-dan-4p-dalam-produk-minuman-suplemen-cair-kratingdaeng/ http://saridewihidayani.multiply.com/journal/item/11 www.

kratingdaeng.com

Pengusir nyamuk di musim panas, hanya sekaleng bir, semua nyamuk di rumah akan hilang




2022 www.videocon.com