Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik. Salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning, tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan.
Maka dia bengkit untuk shalat, dia shalat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan), dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit. (HR. Sunan Abu Dawud No. 350) ARTIKEL LAINNYA • Surat Yasin Ayat 37: Siang dan Malam Sebagai Tanda Kekuasaan Allah SWT • Doa Setelah Sholat Witir Subhanal Malikil Quddus • Surat Yusuf Ayat 26: Bayi Berbicara Menjadi Saksi Kebenaran Nabi Yusuf • Bacaan Surat Pendek Sholat Witir 3 Rakaat • Ayat Taqwa Khutbah Jumat Surat Ali Imron • Doa Setelah Sholat Dhuha dan Keutamaannya yang Luar Biasa • Surat Yusuf Ayat 21-22: Yusuf Kecil Dibeli Oleh Pejabat Tinggi Mesir • Doa Pendek Setelah Sholat Berikut Bacaan Latinnya • Keutamaan Menghafal 10 Ayat Surat Al Kahfi • Surat Yasin Ayat 80: Nyala Api, Pohon, dan Hari Kebangkitan • more • العربية • مصرى • Azərbaycanca • Башҡортса • বাংলা • Bosanski • کوردی • Dagbanli • Deutsch • English • فارسی • Français • עברית • हिन्दी • 日本語 • Jawa • Қазақша • Kurdî • മലയാളം • Bahasa Melayu • مازِرونی • Nederlands • پښتو • Português • Русский • Slovenščina • Shqip • Sunda • Svenska • Тоҷикӣ • Tagalog • Türkçe • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • 粵語 Informasi Arti Hari Kiamat Nama lain Idza waqa'at [1] Klasifikasi Makkiyah Al-Mufassal [1] Surah ke 56 Juz Juz 27 Statistik Jumlah ruku' 3 ruku' Jumlah ayat 96 ayat Surah Al-Waqi'ah ( Arab: الواقعه, "Hari Kiamat") adalah surah ke-56 dalam Al-Qur'an.
Surah ini terdiri atas 96 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini dinamai dengan Al Waaqi'ah (Hari Kiamat), diambil dari perkataan Al Waaqi'ah yang terdapat pada ayat pertama.
Terjemahan [ sunting - sunting sumber ] Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. • Tatkala sebuah Kemutlakan terlaksana, kelak tiada yang membantah kedatangan perkara tersebut; keadaan yang akan merendahkan maupun keadaan yang akan meninggikan; Tatkala bumi digoncangkan secara keras serta gunung-gunung surat al waqiah juz berapa secara keras hingga menjadi debu berhamburan, kemudian kalian dibagi menjadi tiga golongan: Golongan Kanan; apakah Golongan Kanan itu?
serta Golongan Kiri; apakah Golongan Kiri itu? serta Golongan Utama, yakni golongan yang diutamakan; golongan ini merupakan golongan didekatkan yang berada dalam Surga kesejahteraan; segolongan generasi terdahulu beserta sebagian kecil generasi terkemudian, golongan ini berada di tahta-tahta yang terpahat seraya golongan ini duduk sambil berhadap-hadapan; golongan ini dikelilingi oleh golongan muda abadi yang membawakan gelas, cerek serta piala berisi minuman yang diambil dari mata air mengalir; golongan ini tidak merasakan pening akibat itu bahwa golongan ini tiada mabuk, serta hidangan buah-buahan yang golongan kehendaki maupun hidangan daging burung yang golongan ini inginkan; disediakan pula para bidadari bermata indah laksana permata yang tersimpan baik, sebagai hadiah atas hal-hal yang telah golongan ini kerjakan; Tidaklah mereka mendengar disana; ocehan, serta tidak pula olok-olok; melainkan diserukan: "Damai!, Damai!" Ataupun Golongan Kanan, apakah Golongan Kanan itu?
yakni golongan yang berada di tengah-tengah pepohonan bidara yang tak berduri serta pepohonan yang bersusun-susun, golongan yang dikaruniai naungan terbentang luas, aliran air yang tercurah, buah-buahan berlimpah yang tiada berkurang serta tidak terlarang beserta singgasana-singgasana yang nyaman; yang kesemuanya Kami hadirkan secara langsung, juga Kami sediakan untuk mereka, kaum bidadari perawan yang rupawan lagi surat al waqiah juz berapa untuk Golongan Kanan; segolongan generasi terdahulu beserta segolongan generasi terkemudian.
Sedangkan Golongan Kiri, apakah Golongan Kiri itu? merupakan orang-orang yang dilanda angin yang membakar beserta air mendidih maupun berada dalam naungan asap pekat yang tiada sejuk juga tiada nyaman disebabkan sebelumnya orang-orang itu hidup bermewah-mewahan serta bertekun mengerjakan perbuatan-perbuatan tercela, bahkan orang-orang itu terbiasa mengatakan: "Apakah sewaktu kami telah mati sehingga kami telah menjadi debu maupun tulang belulang bahwa diri kami akan dibangkitkan kembali?
apakah kaum leluhur kami yang terdahulu juga?" Katakanlah: "Sungguh generasi terdahulu beserta golongan terkemudian kelak pasti dihimpunkan di sebuah waktu yang telah ditetapkan, pada sebuah Hari yang dikenal; kemudian tentulah kalian, wahai golongan sesat yang mendustakan, pasti akan memakan pohon Zaqqum serta akan memenuhi perut kalian dengan itu, lalu kalian akan meminum air mendidih serta kalian akan minum menyerupai unta kehausan." itulah hidangan untuk golongan demikian pada Hari Penghakiman.
(Ayat:1-56) • Kamilah yang telah menciptakan diri kalian lalu mengapakah kalian tiada mengakui? maka apakah kalian memperhatikan tentang hal yang kalian pancarkan; apakah kalian yang menciptakan hal demikian, ataukah Kami yang menciptakan hal demikian? telah Kami tetapkan Kematian terhadap kalian; ketahuilah bahwa Kami takkan dapat dikalahkan supaya mengganti kalian dengan golongan yang serupa kalian; ataupun untuk menciptakan kalian kelak dalam wujud yang tidak kalian ketahui, sungguh kalian telah mengetahui penciptaan pertama lalu mengapakah kalian tidak memahami?
Maka apakah kalian perhatikan tentang yang kalian taburkan? apakah kalian yang menumbuhkan itu ataukah Kami yang menumbuhkan itu? sekiranya Kami kehendaki, tentu Kami jadikan itu kering serta remuk hingga kalian merasa heran: "kita benar-benar merugi, bahkan kita sama sekali tak berdaya." Maka apakah kalian perhatikan tentang air yang kalian minum? apakah kalian yang menurunkan itu dari awan ataukah Kami yang menurunkan itu? sekiranya Kami kehendaki niscaya Kami jadikan itu memiliki rasa asin lalu mengapakah kalian tidak bersyukur?
Maka apakah kalian perhatikan tentang api yang kalian percikkan, apakah kalian yang menimbulkan itu ataukah Kami yang menimbulkan itu? Kami telah menjadikan itu sebagai peringatan serta bekal berguna untuk pengembara di gurun pasir; Maka semarakkan seraya memuji Nama Tuhanmu Yang Maha Agung.
Maka Aku bersumpah demi orbit bintang-bintang; hal ini merupakan penegasan yang kuat sekiranya kalian mengetahui, bahwasanya Al-Qur'an ini merupakan sebuah Bacaan yang berharga dalam Kitab yang Terpelihara, tiada yang menjangkau hal ini selain golongan suci, hal yang dihadirkan dari Tuhannya semesta alam.
(Ayat: 57-80) • Maka apakah kalian meremehkan Hadits ini? lalu apakah kalian mengganggap sebagai urusan kalian sendiri supaya kalian dapat membantah? juga mengapa ketika telah direnggut hingga mencapai tenggorokan: padahal kalian ketika itu memperhatikan bahkan Kami berada lebih dekat terhadap hal demikian dibanding kalian walaupun diri kalian tiada menyadari, lalu mengapakah jika kalian sama sekali tidak berada dalam kendali maka kalian tiada mengembalikan hal demikian apabila kalian memang golongan yang benar?
dan apabila orang itu termasuk Golongan yang dekat, maka orang itu meraih ketenteraman juga pencapaian beserta Surga kesejahteraan. sedangkan apabila orang itu termasuk Golongan Kanan: "Maka kesejahteraan untuk kamu karena kamu termasuk Golongan Kanan." Dan adapun sekiranya orang itu termasuk golongan pembantah yang sesat maka orang itu mendapat surat al waqiah juz berapa air mendidih serta dibakar di dalam Gejolak Api; Sungguh hal ini merupakan sebuah Kebenaran yang utuh, oleh sebab itu semarakkan Nama Tuhanmu Yang Maha Agung.
(Ayat: 81-96) Referensi [ sunting - sunting sumber ] • 9.
At-Taubah • 10. Yunus • 11. Hud • 12.
Yusuf • 13. Ar-Ra’d • 14. Ibrahim • 15. Al-Hijr • 16. An-Nahl • 17. Al-Isra' • 18. Al-Kahf • 19. Maryam • 20. Ta Ha • 21. Al-Anbiya' • 22. Al-Hajj • 23.
Al-Mu’minun • 24. An-Nur • 25. Al-Furqan • 26. Asy-Syu'ara' • 27. An-Naml • 28. Al-Qasas • 29. Al-'Ankabut Juz 21 - Juz 30 • surat al waqiah juz berapa. Al-'Ankabut • 30. Ar-Rum • 31. Luqman • 32. As-Sajdah • 33. Al-Ahzab • 34. Saba’ • 35. Fatir • 36.
Ya Sin • 37. As-Saffat • 38. Sad • 39. Az-Zumar • 40. Al-Mu'min • 41. Fussilat • 42. Asy-Syura • 43. Az-Zukhruf • 44. Ad-Dukhan • 45. Al-Jasiyah • 46. Al-Ahqaf • 47. Muhammad • 48. Al-Fath • 49. Al-Hujurat • 50. Qaf • 51. Az-Zariyat • 52. At-Tur • 53. An-Najm • 54. Al-Qamar • 55. Ar-Rahman • 56. Al-Waqi’ah • 57. Al-Hadid • 58. Al-Mujadilah • 59. Al-Hasyr • 60. Al-Mumtahanah • 61. As-Saff • 62. Al-Jumu’ah • 63. Al-Munafiqun • 64. At-Tagabun • 65. At-Talaq • 66.
At-Tahrim • 67.
Al-Mulk • 68. Al-Qalam • 69. Al-Haqqah • 70. Al-Ma’arij • 71. Nuh • 72. Al-Jinn • 73. Al-Muzzammil • 74. Al-Muddassir • 75. Al-Qiyamah • 76. Al-Insan • 77. Al-Mursalat • 78. An-Naba’ • 79.
An-Nazi’at • 80. 'Abasa • 81. At-Takwir • 82. Al-Infitar • 83.
Al-Mutaffifin • 84. Al-Insyiqaq • 85.
Al-Buruj • 86. At-Tariq • 87. Al-A’la • 88. Al-Ghasyiyah • 89. Al-Fajr • 90. Al-Balad • 91. Asy-Syams • 92. Al-Lail • 93. Ad-Duha • 94. Al-Insyirah • 95. At-Tin • 96.
Al-'Alaq • 97. Surat al waqiah juz berapa • 98. Al-Bayyinah • 99. Az-Zalzalah • 100. Al-'Adiyat • 101. Al-Qari'ah • 102. At-Takasur • 103. Al-'Asr • 104. Al-Humazah • 105. Al-Fil • 106. Quraisy • 107. Al-Ma'un • 108. Al-Kausar • 109. Al-Kafirun • 110. An-Nasr • 111. Al-Lahab • 112. Al-Ikhlas • 113. Al-Falaq • 114. An-Nas • Halaman ini terakhir diubah pada 9 April 2022, pukul 09.06. • Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •
Didalam tulisan ini akan dijelaskan kandungan-kandungan atau bagian-bagian utama isi surat al waqiah. Di dalam surat ini, terdapat dua tema yang sangat penting yang dapat kita temukan.
Tema pertama tentang Kiamat dari ayat 1 hingga 6 dan tema kedua tentang hari kebangkitan yang terdapat pada ayat 7 hingga 14. Tentang Peristiwa Kiamat surat al waqiah juz berapa 1-6) Pada ayat-ayat awal surat ini kita akan disuguhkan cerita atau gambaran tentang kiamat yang dapat membuat kita bertambah iman kepada hari akhir dan bertambah ketaqwaan dan takut kepada Allah SWT atas hari kiamat dan hari akhirat yang pasti datang.
Disana dijelaskan dahsyatnya peristiwa kiamat, bagaimana bumi yang besar ini digoncangkan dengan goncangan yang sangat dahsyat hingga gunung-gunung yang tinggi itu beterbangan seperti benda ringan hingga hancur lebur menjadi debu.
Na'udzubillahi min Dzalik, semoga kita dijauhkan dari kiamat. Tentang Hari Berbangkit (Ayat 7-14) Pada ayat 7 hingga ayat 14 surat ini, kita akan mendapati bahwa hari berbangkit itu adalah peristiwa yang pasti. Oleh karena itu kita harus siap-siap dari saat ini untuk menghadapi hari kebangkitan dimana amal baik dan buruk kita akan di pertanggung jawabkan.
Itulah diantaranya kisah-kisah yang terdapat dalam surat ini yang bahkan belum kita alami, tapi sebagai seorang muslim kita mengimaninya. Surat Al Waqiah merupakan surat ke-56 dalam Al Quran.
Surat yang berada di juz ke-27 ini berjumlah 96 ayat. Al Waqiah menerangkan dan mengingatkan kepada muslim akan datangnya hari kiamat. Mengutip tafsirzilal, surat Al Waqiah membahasa kehidupan akhirat sebagai bantahan atas perkataan orang-orang yang meragukannya, menyekutukan Allah SWT, dan mereka yang mendustakan Al Quran.
Karenanya surat ini dibuka dengan menerangkan apa itu kiamat dan menegaskan kepastian akan datanganya hari akhir tersebut. اِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُۙ iżā waqa'atil-wāqi'ah Apabila terjadi hari kiamat, لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ ۘ laisa liwaq'atihā kāżibah Terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal). خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ khāfiḍatur rāfi'ah (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain).
اِذَا رُجَّتِ الْاَرْضُ رَجًّاۙ iżā rujjatil-arḍu rajjā Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya, وَّبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ wa bussatil-jibālu bassā Dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya, فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ fa kānat habā`am mumbaṡṡā Maka jadilah ia debu yang beterbangan, وَّكُنْتُمْ اَزْوَاجًا ثَلٰثَةً ۗ wa kuntum azwājan ṡalāṡah Dan kamu menjadi tiga golongan, فَاَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ەۙ surat al waqiah juz berapa اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۗ fa aṣ-ḥābul-maimanati mā aṣ-ḥābul-maimanah Yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu, وَاَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ۗ wa aṣ-ḥābul-masy`amati mā aṣ-ḥābul-masy`amah Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu, وَالسّٰبِقُوْنَ السّٰبِقُوْنَۙ was-sābiqụnas-sābiqụn Dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga).
اُولٰۤىِٕكَ الْمُقَرَّبُوْنَۚ ulā`ikal-muqarrabụn Mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah SWT), فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ fī jannātin-na'īm Berada dalam surga kenikmatan, ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ ṡullatum minal-awwalīn Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ wa qalīlum minal-ākhirīn Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.
عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍۙ 'alā sururim mauḍụnah Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata, مُّتَّكِـِٕيْنَ عَلَيْهَا مُتَقٰبِلِيْنَ muttaki`īna 'alaihā mutaqābilīn Mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan.
يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُوْنَۙ yaṭụfu 'alaihim wildānum mukhalladụn Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ bi`akwābiw wa abārīqa wa ka`sim mim ma'īn Dengan membawa gelas, surat al waqiah juz berapa dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, لَّا يُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُوْنَۙ lā yuṣadda'ụna 'an-hā wa lā yunzifụn Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَۙ wa fākihatim mimmā yatakhayyarụn Dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih, وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ wa laḥmi ṭairim mimmā yasytahụn Dan daging burung apa pun yang mereka inginkan.
وَحُوْرٌ عِيْنٌۙ wa ḥụrun 'īn Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah, كَاَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِۚ ka`amṡālil-lu`lu`il-maknụn Laksana mutiara yang tersimpan baik. جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ jazā`am bimā kānụ ya'malụn Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan.
لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا تَأْثِيْمًاۙ lā yasma'ụna fīhā lagwaw wa lā ta`ṡīmā Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun yang menimbulkan dosa, اِلَّا قِيْلًا سَلٰمًا سَلٰمًا illā qīlan salāman salāmā Tetapi mereka mendengar ucapan salam. وَاَصْحٰبُ الْيَمِينِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ wa aṣ-ḥābul-yamīni mā aṣ-ḥābul-yamīn Dan golongan kanan, siapakah golongan kanan itu.
فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْدٍۙ fī sidrim makhḍụd (Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, وَّطَلْحٍ مَّنْضُوْدٍۙ wa ṭal-ḥim manḍụd Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), وَّظِلٍّ مَّمْدُوْدٍۙ wa ẓillim mamdụd Dan naungan yang terbentang luas, وَّمَاۤءٍ مَّسْكُوْبٍۙ wa mā`im maskụb Dan air yang mengalir terus-menerus, وَّفَاكِهَةٍ كَثِيْرَةٍۙ wa fākihating kaṡīrah Dan buah-buahan yang banyak, لَّا مَقْطُوْعَةٍ وَّلَا مَمْنُوْعَةٍۙ lā maqṭụ'atiw wa lā mamnụ'ah Yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang mengambilnya, وَّفُرُشٍ مَّرْفُوْعَةٍۗ wa furusyim marfụ'ah Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
اِنَّآ اَنْشَأْنٰهُنَّ اِنْشَاۤءًۙ innā ansya`nāhunna insyā`ā Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, فَجَعَلْنٰهُنَّ اَبْكَارًاۙ fa ja'alnāhunna abkārā Lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, عُرُبًا اَتْرَابًاۙ 'uruban atrābā Yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya, لِّاَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ li`aṣ-ḥābil-yamīn Untuk golongan kanan, ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ ṡullatum minal-awwalīn Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, وَثُلَّةٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ wa ṡullatum minal-ākhirīn Dan segolongan besar pula dari orang yang kemudian.
وَاَصْحٰبُ الشِّمَالِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الشِّمَالِۗ wa aṣ-ḥābusy-syimāli mā aṣ-ḥābusy-syimāl Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu.
فِيْ سَمُوْمٍ وَّحَمِيْمٍۙ fī samụmiw wa ḥamīm (Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih, وَّظِلٍّ مِّنْ يَّحْمُوْمٍۙ wa ẓillim miy yaḥmụm Dan naungan asap yang hitam, لَّا بَارِدٍ وَّلَا كَرِيْمٍ lā bāridiw wa lā karīm Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.
اِنَّهُمْ كَانُوْا قَبْلَ ذٰلِكَ مُتْرَفِيْنَۚ innahum kānụ qabla żālika mutrafīn Sesungguhnya mereka sebelum itu (dahulu) hidup bermewah-mewah, وَكَانُوْا يُصِرُّوْنَ عَلَى الْحِنْثِ الْعَظِيْمِۚ wa kānụ yuṣirrụna 'alal-ḥinṡil-'aẓīm dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar, وَكَانُوْا يَقُوْلُوْنَ ەۙ اَىِٕذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَۙ wa kānụ yaqụlụna a iżā mitnā wa kunnā turābaw wa 'iẓāman a innā lamab'ụṡụn Dan mereka berkata, “Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?
اَوَاٰبَاۤؤُنَا الْاَوَّلُوْنَ a wa ābā`unal-awwalụn Apakah nenek moyang kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?” قُلْ اِنَّ الْاَوَّلِيْنَ وَالْاٰخِرِيْنَۙ qul innal-awwalīna wal-ākhirīn Katakanlah, “(Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, لَمَجْمُوْعُوْنَۙ اِلٰى مِيْقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍ lamajmụ'ụna ilā mīqāti yaumim ma'lụm Pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi.
ثُمَّ اِنَّكُمْ اَيُّهَا الضَّاۤ لُّوْنَ الْمُكَذِّبُوْنَۙ ṡumma innakum ayyuhaḍ-ḍāllụnal-mukażżibụn Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan!
لَاٰكِلُوْنَ مِنْ شَجَرٍ مِّنْ زَقُّوْمٍۙ la`ākilụna min syajarim min zaqqụm Pasti akan memakan pohon zaqqum, فَمَالِـُٔوْنَ مِنْهَا الْبُطُوْنَۚ fa māli`ụna min-hal-buṭụn Maka akan penuh perutmu dengannya.
فَشَارِبُوْنَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيْمِۚ fa syāribụna 'alaihi minal-ḥamīm Setelah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. فَشَارِبُوْنَ شُرْبَ الْهِيْمِۗ fa syāribụna syurbal-hīm Maka kamu minum seperti unta (yang sangat haus) minum.
هٰذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّيْنِۗ hāżā nuzuluhum yaumad-dīn Itulah hidangan untuk mereka pada hari pembalasan.” نَحْنُ خَلَقْنٰكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُوْنَ naḥnu khalaqnākum falau lā tuṣaddiqụn Kami telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?
اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تُمْنُوْنَۗ a fa ra`aitum mā tumnụn Maka adakah kamu perhatikan, tentang (benih manusia) yang kamu pancarkan. ءَاَنْتُمْ تَخْلُقُوْنَهٗٓ اَمْ نَحْنُ الْخَالِقُوْنَ a antum takhluqụnahū am naḥnul-khāliqụn Kamukah yang menciptakannya, ataukah Kami penciptanya?
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَۙ naḥnu qaddarnā bainakumul-mauta wa mā naḥnu bimasbụqīn Kami telah menentukan kematian masing-masing kamu dan Kami tidak lemah, عَلٰٓى اَنْ نُّبَدِّلَ اَمْثَالَكُمْ وَنُنْشِئَكُمْ فِيْ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ 'alā an nubaddila amṡālakum wa nunsyi`akum fī mā lā ta'lamụn Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (di dunia) dan membangkitkan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْاَةَ الْاُوْلٰى فَلَوْلَا تَذَكَّرُوْنَ wa laqad 'alimtumun-nasy`atal-ụlā falau lā tażakkarụn Dan sungguh, kamu telah tahu penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُوْنَۗ a fa ra`aitum mā taḥruṡụn Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam? ءَاَنْتُمْ تَزْرَعُوْنَهٗٓ اَمْ نَحْنُ الزَّارِعُوْنَ a antum tazra'ụnahū am naḥnuz-zāri'ụn Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan?
لَوْ نَشَاۤءُ لَجَعَلْنٰهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُوْنَۙ lau nasyā`u laja'alnāhu huṭāman fa ẓaltum tafakkahụn Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami hancurkan sampai lumat; maka kamu akan heran tercengang, اِنَّا لَمُغْرَمُوْنَۙ innā lamugramụn (sambil berkata), “Sungguh, kami benar-benar menderita kerugian, بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ bal naḥnu mahrụmụn Bahkan kami tidak mendapat hasil apa pun.” اَفَرَءَيْتُمُ الْمَاۤءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَۗ a fa ra`aitumul-mā`allażī tasyrabụn Pernahkah kamu memerhatikan air yang kamu minum?
ءَاَنْتُمْ اَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ اَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ a antum anzaltumụhu minal-muzni am naḥnul-munzilụn Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? لَوْ نَشَاۤءُ جَعَلْنٰهُ اُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُوْنَ lau nasyā`u ja'alnāhu ujājan falau lā tasykurụn Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur? اَفَرَءَيْتُمُ النَّارَ الَّتِيْ تُوْرُوْنَۗ a fa ra`aitumun-nārallatī tụrụn Maka pernahkah kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan (dengan kayu)?
ءَاَنْتُمْ اَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ اَمْ نَحْنُ الْمُنْشِـُٔوْنَ a antum ansya`tum syajaratahā am naḥnul-munsyi`ụn Kamukah yang menumbuhkan kayu itu ataukah Kami yang menumbuhkan? نَحْنُ جَعَلْنٰهَا تَذْكِرَةً وَّمَتَاعًا لِّلْمُقْوِيْنَۚ naḥnu ja'alnāhā tażkirataw wa matā'al lil-muqwīn Kami menjadikannya (api itu) untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir.
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ fa sabbiḥ bismi rabbikal-'aẓīm Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.
فَلَآ اُقْسِمُ بِمَوٰقِعِ النُّجُوْمِ fa lā uqsimu bimawāqi'in-nujụm Lalu Aku bersumpah dengan tempat surat al waqiah juz berapa bintang-bintang. وَاِنَّهٗ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُوْنَ surat al waqiah juz berapa wa innahụ laqasamul lau ta'lamụna 'aẓīm Dan sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui, اِنَّهٗ لَقُرْاٰنٌ كَرِيْمٌۙ innahụ laqur`ānung karīm Dan (ini) sesungguhnya Al-Qur'an yang sangat mulia, فِيْ كِتٰبٍ مَّكْنُوْنٍۙ fī kitābim maknụn Dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), لَّا يَمَسُّهٗٓ اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَۙ lā yamassuhū illal-muṭahharụn Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.
تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ tanzīlum mir rabbil-'ālamīn Diturunkan dari Tuhan seluruh alam. اَفَبِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَنْتُمْ مُّدْهِنُوْنَ a fa bihāżal-ḥadīṡi antum mud-hinụn Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al-Qur'an), وَتَجْعَلُوْنَ رِزْقَكُمْ اَنَّكُمْ تُكَذِّبُوْنَ wa taj'alụna rizqakum annakum tukażżibụn Dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah SWT) justru untuk mendustakan(-Nya).
فَلَوْلَآ اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَۙ falau lā iżā balagatil-ḥulqụm Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan, وَاَنْتُمْ حِيْنَىِٕذٍ تَنْظُرُوْنَۙ wa antum ḥīna`iżin tanẓurụn Dan kamu ketika itu melihat, وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ wa naḥnu aqrabu ilaihi mingkum wa lākil lā tubṣirụn Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat, فَلَوْلَآ اِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِيْنِيْنَۙ falau lā ing kuntum gaira madīnīn Maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah SWT), تَرْجِعُوْنَهَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ tarji'ụnahā ing kuntum ṣādiqīn Kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar?
فَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَۙ fa ammā ing kāna minal-muqarrabīn Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Surat al waqiah juz berapa SWT), فَرَوْحٌ وَّرَيْحَانٌ ەۙ وَّجَنَّتُ نَعِيْمٍ fa rauḥuw wa raiḥānuw wa jannatu na'īm Maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga (yang penuh) kenikmatan. وَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۙ wa ammā ing kāna min aṣ-ḥābil-yamīn Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, فَسَلٰمٌ لَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ fa salāmul laka min aṣ-ḥābil-yamīn Maka, “Salam bagimu (wahai) dari golongan kanan!” (sambut malaikat).
وَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِيْنَ الضَّاۤلِّيْنَۙ wa ammā ing kāna minal-mukażżibīnaḍ-ḍāllīn Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan dan sesat, فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيْمٍۙ fa nuzulum min ḥamīm Maka dia disambut siraman air yang mendidih, وَّتَصْلِيَةُ جَحِيْمٍ wa taṣliyatu jaḥīm Dan dibakar di dalam neraka.
اِنَّ هٰذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِيْنِۚ inna hāżā lahuwa ḥaqqul-yaqīn Sungguh, inilah keyakinan yang benar. فَسَبِّحْ surat al waqiah juz berapa رَبِّكَ الْعَظِيْمِ fa sabbiḥ bismi rabbikal-'aẓīm Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar. Artinya: “Barangsiapa membaca surat Al Waqiah setiap malam, maka dia tidak akan jatuh miskin selamanya.” (HR Baihaqi) Di samping melancarkan rezeki, dari penelitian Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mencatat bahwa kandungan serta keutamaan surat Al Waqiah yaitu adanya nilai pendidikan keimanan, seperti tentang asal-usul manusia, tanaman, air, api, hingga hari kiamat.
• Dijauhkan dari kemiskinan Apabila seorag muslim membaca surat Al Waqiah sebanyak satu kali setiap malam, niscaya ia akan terhindar dari segala bentuk kemiskinan. Keutamaan tersebut tercantum dalam Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203, Abdullah bin Mas’ud pernah mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: " Barangsiapa yang membaca surat Al Waqiah, ia tidak akan tertimpa oleh kefakiran selamanya." (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).
Di samping itu, surat Al Waqiah disebut sebagai surat kekayaan. Dari Imam Ja’far Ash Shadiq (sa) berkata: " Barangsiapa yang membaca surat Al Waqiah pada malam Jumat, ia akan dicintai oleh Allah SWT, dicintai oleh manusia, tidak melihat kesengsaraan, kefakiran, kebutuhan, dan penyakit dunia; surat ini adalah bagian dari sahabat Amirul Mukimin (sa) yang bagi beliau memiliki keistimewaan yang tidak tertandingi oleh yang lain." (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5/203).
• Wabah Hepatitis Akut Disebut Efek Vaksin Covid-19? Ini Penjelasan Ahli • Heboh BBM Air Nikuba, Ahli Sebut Sulit Proses Air Menjadi Energi • Elektabilitas Tiga Capres 2024 Makin Tinggi, Ini Harta Kekayaannya • Fakta Terkini Hepatitis Akut, Gejala hingga Dugaan Penyebabnya • Kasus Baru Covid-19 Mencapai 218 Orang, Ini Sebarannya
Didalam tulisan ini akan dijelaskan kandungan-kandungan atau bagian-bagian utama isi surat al waqiah.
Di dalam surat ini, terdapat dua tema yang sangat penting yang dapat kita temukan. Tema pertama tentang Kiamat dari ayat 1 hingga 6 dan tema kedua tentang hari kebangkitan yang terdapat pada ayat 7 hingga 14. Tentang Peristiwa Kiamat (Ayat 1-6) Pada ayat-ayat awal surat ini kita akan disuguhkan cerita atau gambaran tentang kiamat yang dapat membuat kita bertambah iman kepada surat al waqiah juz berapa akhir dan bertambah ketaqwaan dan takut kepada Allah SWT atas hari kiamat dan hari akhirat yang pasti datang.
Disana dijelaskan dahsyatnya peristiwa kiamat, bagaimana bumi yang besar surat al waqiah juz berapa digoncangkan dengan goncangan yang sangat dahsyat hingga gunung-gunung yang tinggi itu beterbangan seperti benda ringan hingga hancur lebur menjadi debu.
Na'udzubillahi min Dzalik, semoga kita dijauhkan dari kiamat. Tentang Hari Berbangkit (Ayat 7-14) Pada ayat 7 hingga ayat 14 surat ini, kita akan mendapati bahwa hari berbangkit itu adalah peristiwa yang pasti. Oleh karena itu kita harus siap-siap dari saat ini untuk menghadapi hari kebangkitan dimana amal baik dan buruk kita akan di pertanggung jawabkan. Itulah diantaranya kisah-kisah yang terdapat dalam surat ini yang bahkan belum kita alami, tapi sebagai seorang muslim kita mengimaninya.
Didalam tulisan ini akan dijelaskan kandungan-kandungan atau bagian-bagian utama isi surat al waqiah.
Di dalam surat ini, terdapat dua tema yang sangat penting yang dapat kita temukan. Tema pertama tentang Kiamat dari ayat 1 hingga 6 dan tema kedua tentang hari kebangkitan yang terdapat pada ayat 7 hingga 14. Tentang Peristiwa Kiamat (Ayat 1-6) Pada ayat-ayat awal surat ini kita akan disuguhkan cerita atau gambaran tentang kiamat yang dapat membuat kita bertambah iman kepada hari akhir dan bertambah ketaqwaan dan takut kepada Allah SWT atas hari kiamat dan hari akhirat yang pasti datang.
Disana dijelaskan dahsyatnya peristiwa kiamat, bagaimana bumi yang besar ini digoncangkan dengan goncangan yang sangat dahsyat hingga gunung-gunung yang tinggi itu beterbangan seperti benda ringan hingga hancur lebur menjadi debu.
Na'udzubillahi min Dzalik, semoga kita dijauhkan dari kiamat. Tentang Hari Berbangkit (Ayat 7-14) Pada ayat 7 hingga ayat 14 surat ini, kita akan mendapati bahwa hari berbangkit itu adalah peristiwa yang pasti. Oleh karena itu kita harus siap-siap dari saat ini untuk menghadapi hari kebangkitan dimana amal baik dan buruk kita akan di pertanggung jawabkan.
Itulah diantaranya kisah-kisah yang terdapat dalam surat ini yang bahkan belum kita alami, tapi sebagai seorang muslim kita mengimaninya.