Ciri ciri dari lagu daerah memiliki ciri khas yang terletak pada isi lagunya, baik secara karateristik pada syair serta melodi yang menggunakan bahasa dan gaya daerah dari tiap-tiap tempat. Keunikan pada lagu daerah lainya adalah pada alat musik atau instrumen musik yang digunakan, baik dari bentuk ataupun organologinya, cara memainkannya, serta cara membawakannya.
Pengerian serta Ciri ciri Lagu Daerah atau Musik Tradisional Pengertian Lagu Daerah – Lagu daerah atau musik tradisional adalah jenis dimana didalamnya terdapat inspirasi penciptaannya yang dibuat berdasarkan atas budaya dan adat istiadat dari suatu tempat daerah. Selain digunakan sebagai sarana dalam mengungkapkan perasaan dan cara atau kebiasaan yang terjadi didaerah tersebut, musik daerah juga dapat berfungsi sebagai media kegiatan upacara-upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Baca Juga: Rumah Adat Sunda di Jawa Barat Keunikan, Gambar, dan Sketsa Ciri Ciri dari Lagu Daerah Keaneka ragaman dari lagu daerah dari setiap tempat tentu saja berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, umumnya kita dapat memperhatikan beberapa ciri yang terdapat pada lagu daerah tersebut.
Atau mungkin juga kamu di sekolah sedang mendapat tugas atau pertanyaan tentang jelaskan dari ciri lagu daerah? Nah, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari musik daerah tersebut yang dapat kita perhatikan, antara lain adalah : 6. Jarang diketahui nama pengarangnya. Beberapa Contoh Musik Daerah Musik atau lagu daerah tradisional yang ada di indonesia tersebar dari sabang sampai meraoke memang sangat banyak sekali jenisnya, sehingga tidak akan dituliskan semuanya disini.
Dibawah ini hanya sebagian saja, berikut adalah beberapa contoh alat musik dari dari beberapa wilayah yang ada di nusantara. Musik Daerah Dari Jawa Barat Angklung Angklung merupakan salah alat musik yang terkenal yang berasal dari daerah Jawa Barat.
Alat musik ini semuanya terbuat dari bambu. Dalam sejarahnya, musik angklung telah diketahui dan digunakan oleh masyarkat Sunda sejak abad XVI sebagai alat tabuh daerah yang digunakan untuk ronda, memeriahkan pesta, dakwah agama atau kegiatan yang lain yang ad di masyarakat Sunda.
Selain angklung, tentunya masih banyak beberapa alat musik lainnya seperti Rebab, Suling, Karinding, Calung, Tarawangsa, Kecapi, Arumba, jenglong, dan celempung. Baca Juga: Fungsi Angklung di Jawa Barat Berdasarkan 8+ Jenis Jenisnya Musik dari Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Serune Kalee Serune Kalee adalah salah satu alat musik yang berasal dari daerah propinsi aceh, sumber bunyi alat musik ini berasal dari aerofon, sedangkan cara memainkan alat musik ini dengan cara ditiup, terdapat lubang yang dapat dimainkan dengan jari sebagai pengatur nada pada alat musik ini.
Selain alat musik serune kalee, tentunya masih ada beberapa alat musik lagi yang lainnya seperti misalnya rebana, gambus, harubab, gedumba, marwas, dan sebagainya. Musik Tradisonal dari Daerah Sumatera Utara Aramba Aramba merupakan salah musik tradisional yang berasal dari Sumatera Utara, sumber bunyi dari alat musik ini berasal dari Ideofon, dimainkan dengan cara Dipukul menggunakan pemukul khusus. Selain aramba masih banyak lagi alat musik lainnya seperti misalnya Tata Ganing atau Gondang, Gong, Gerantung, Tanggelong atau nungneng, salodap, salonat, sordam, Arbab, hasapi, hapetan, kulcapi dan tarafair.
Musik Daerah dari Nias Druri Dana Kabupaten Nias Selatan merupakan salah satu kabupaten di Sumatra Utara yang terletak di pulau Nias, dan Salah satu alat musik dari nias adalah Druri Dana, yakni sejenis alat musik tradisional yang unik yang berbentuk garpu tala. Bahan dari alat musik ini terbuat dari bambu. Biasanya dipakai jika ada pagelaran kesenian adat Nias. Selain Druri Dana, ada alat musik lainnya seperti aramba (gong), fondrahi, lagia, gondra, dan Nduri Mbewe.
Musik Tradisonal dari daerah Sumatera barat Saluang Salah satu alat musik tradisional yang populer dari sumatera utara adalah saluang, alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup, serta terdapat lubang yang dapat dimainkan dengan jari sebagai pengatur nadanya yang bersumber dari Aerofon. Selain alat musik saluang, ada beberapa alat musik trasional lainnya yang terdapat dari daerah Sumatera Barat seperti Talempong (Talempong duduk dan Talempong pacik), Gandang tabuik, kateuba, Rebab Pasisie, kecapi jepang, Dulang atau Talam, saluang pauh, Serunai, Bansi, Pupuik Batang Padi, Pupuik Tanduak, dan Rabab.
Baca juga: Audio Visual Musik Lagu Adat Upacara Panganten Sunda Musik Daerah Betawi, Jakarta Gambang Kromong Gambang Kromong adalah salah satu alat musik tradisional betawi, alat Musik ini merupakan perpaduan antara musik gamelan dengan musik barat yang menggunakan tangga nada pentatonis (tionghoa).
Selain Gambang Kromong ada beberapa lagi alat musik dari daerah betawi lainya seperti Marawis, Tanjidor, Kemong, Gendang, Gender, dan Gong.
Musik Tradisional daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta gamelan Musik tradisional daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah gamelan, yakni seperangkat alat musik yang terdiri dari Rebba, saron, bonang, gender, kendang, dan gong. Tangga nada yang digunakan pada alat musik ini ialah tangga nada pelog dan slendro. Notasi gamelan menggunakan tangga nada slendro memiliki 6 nada, yaitu : 1-2-3-5-6, sedangkan tangga nada pelog memiliki 7 nada, yaitu : 1-2-3-4-5-6-7.
Musik Daerah Dari Kalimantan Orkes Karawitan Banjar Orkes Karawitan Banjar merupakan musik daerah yang cukup populer di daerah Kalimantan. Alat-alat musik yang digunakan dalam orkes karawitan musik ini antara lain adalah rebab, gambang, gender, gendang dan suling diagonal. Baca Juga: Karawitan Adalah?
Pengertian, Fungsi dan Contoh Alat Musiknya Selain itu, ada beberapa alat musik tradisional lainnya yang berasal dari kalimantan seperti Katambung, Garantung, Kangkanung (Kenong), Rebab, Kacapi, Suling Balawung, Suling Bahalang, Japen, Tote atau Serupai, Gamang, Sarun, dan Gandang.
Musik Daerah Sulawesi Selatan musik tradisional Generang Generang merupakan Alat musik tradisional yang ada di Papua, alat musik ini dihiasi dengan pahatan dan sekakas, yang digunakan untuk menarik ikan hiu dalam suatu perburuan di laut. Alat musik yang ada di daerah Papua kebanyakan berasal dari Maluku seperti misalnya rebab, Tifa, rebana dan juga gong.
Baca juga: Arti Lirik atau Syair Lagu Cing Cangkeling Bahasa Sunda Nah, demikianlah sekilas mengenai pengertian dan Ciri Ciri Lagu Daerah atau Musik Tradisional beserta beberapa contoh alat musik yang di gunakan. Mohon maaf apabila tidak semua alat musik disemua daerah yang disebutkan disini. Semoga bermanfaat sebagai referensi untuk bahan pembelajaran ataupun untuk sekedar menambah wawasan seputar lagu daerah yang ada dibeberapa daerah di indonesia.
Cari untuk: KATEGORI • Adat Tradisi Sunda • Aksara Sunda • Artikel sunda • Autobiografi • Babad Sunda • Babasan Sunda • Bewara (Pengumuman) • Biodata biografi • Carita Pangalaman • Carita pantun • Cerpen carpon • Contoh Wawacan • Dongeng fabel • Dongeng kabayan • Dongeng mite • Dongeng sasakala • Gaya basa sunda • Guguritan • Humor sunda • Iklan sunda • Karangan basa sunda • Kata bijak sunda • Kata cinta sunda • Kata mutiara sunda • Kaulinan barudak • Kawih & Kakawihan • Lagu daerah • Laporan Kagiatan • Mamanis basa • Meme sunda • Nadom sunda • Naskah drama • Novel Bahasa Sunda • Paguneman Percakapan • Pakeman Basa • Pepeling sunda • Pidato Bahasa Sunda • Pribahasa sunda • Pupuh sunda • Remaja • Sajak Puisi Sunda • Sisindiran Pantun Sunda • Sunda lemes • Surat basa sunda • Tatarucingan • Warta sunda • Wawancara sunda • Wawaran C.
Pentatonis Biasanya tangga nada yang digunakan pada lagu daerah seperti yang ada di daerah Jawa Catatan: Tangga nada pentatonis terdiri dari 5 nada pokok : da, mi, na, ti, la DAN Terdiri dari 2 tangga nada pentatonis yaitu : Pelog : do, mi, fa, sol, si ( memiliki sifat gembira, menyenangkan, dan lain²) Slendro : do, re, mi, sol, la ( memiliki sifat sedih ,menyedihkan, dan lain²
Jawaban : Salah satu ciri khas dari lagu tradisional terlihat pada Tangga nada yang digunakan, untuk lagu Sunda pada umumnya menggunakan tangga nada PENTATONIS.
Pembahasan : Lagu tradisional adalah sebuah lagu yang berasal dari suatu daerah yang diwariskan secara turun - temurun dan menjadi kebudayaan atau identitas daerah tersebut. Biasanya lagu daerah dinyanyikan dengan kesan yang lemah lembut dan diiringi oleh iringan musik tradisional. Secara umum ciri - ciri lagu tradisional meliputi : • Pencipta lagu tidak diketahui / tidak dicantumkan • Menggunakan iringan musik tradisional • Bersifat sederhana namun memiliki makna • Menggunakan bahasa suatu daerah • Syair dan melodi memiliki kesan keindahan • Diwariskan secara turun temurun.
Sedangkan fungsi dari lagu tradisional adalah : • Sebagai media hiburan • Sebagai media komunikasi • Sebagai iringan sebuah tari tradisional • Sebagai media upacara adat Semakin majunya teknologi semakin besar pula budaya asing yang masuk ke Indonesia, kita sebagai generasi muda harus lebih mencintai kebudayaan dalam negeri sebab kebudayaan ini merupakan salah satu warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia. __________________________________________________ Dalam seni musik dikenal 3 macam jenis tangga nada, yaitu : • Tangga nada Diatonis • Tangga Nada Pentatonis • Tangga Nada Kromatis.
Berikut penjelasan nya! • Tangga Nada Diatonis, yaitu tangga nada yang terdiri dari 7 buah nada dan 2 interval nada. Tangga nada ini dibagi menjadi 2 macam yaitu mayor dan minor. • Tangga Nada Pentatonis, yaitu tangga nada yang memiliki 5 buah nada pokok. Contoh lagu sunda yang menggunakan tangga nada ini adalah lagu “Tanah Sunda” dan “Sabilulungan” • Tangga Nada Kromatis, yaitu tangga nada yang terdiri 12 buah nada yang berjarak ½. Tangga nada ini menggunakan tanda kromatis (#) dan mol (b).
KOMPAS.com - Tangga nada yang menggunakan lima nada pokok disebut tangga nada pentatonis. Tangga nada pelog dan slendro merupakan jenis dari tangga nada pentatonis. Biasanya tangga nada jenis slendro dan pelog digunakan dalam alat musik tradisional, yakni gamelan Jawa. Selain itu, tangga nada slendro dan pelog juga digunakan dalam alat musik tradisional Bali, Sunda, Madura dan daerah lainnya.
Musik atau lagu yang menggunakan tangga nada pentatonis mudah ditemukan dalam berbagai lagu tradisional atau lagu rakyat. Lagu daerah di Nusantara didominasi tanga nada slendro dan pelog. Lagu dengan pentatonis pelog Berikut contoh lagu dengan tangga nada pentatonis pelog, yaitu: • Gundul-Gundul Pacul, Jawa Tengah • Karatangan Pahlawan, Jawa Barat • Pitik Tukung, Jawa Tengah • Ngusak Asing, Bali • Macepet-Cepetan, Bali Lagu dengan pentatonis slendro Berikut contoh lagu dengan tangga nada pentatonis slendro, yaitu: • Janger, Bali • Lir Ilir, Jawa Tengah • Kerraban Sape, Madura-Jawa Timur • Te Kate Dipanah, Jawa Tengah • Cing Cangkeling, Jawa Barat Berita Terkait Kata Aceh dalam Lagu Bungong Jeumpa, Artinya dalam Bahasa Indonesia Lirik Lagu Bungong Jeumpa dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia Tuliskan Salah Satu Pantun di Lagu Kicir-Kicir, Jawaban Belajar dari Rumah TVRI 6 Mei Tuliskan 5 Judul Lagu Daerah dan Daerah Asalnya!
Jawaban Soal TVRI Berita Terkait Kata Aceh dalam Lagu Bungong Jeumpa, Artinya dalam Bahasa Indonesia Lirik Lagu Bungong Jeumpa dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia Tuliskan Salah Satu Pantun di Lagu Kicir-Kicir, Jawaban Belajar dari Rumah TVRI 6 Mei Tuliskan 5 Judul Lagu Daerah dan Daerah Asalnya!
Jawaban Soal TVRI Jawaban Soal Belajar dari Rumah TVRI 6 Agustus 2020 SD Kelas 4-6 https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/06/060000669/jawaban-soal-belajar-dari-rumah-tvri-6-agustus-2020-sd-kelas-4-6 https://asset.kompas.com/crops/3iJndsojgjJKuzBB8bhTHzqgNzc=/184x0:982x532/195x98/data/photo/2020/08/05/5f2a5de9b0e1d.png
Pengertian Tangga Nada – Siapa sih yang tidak suka mendengarkan musik? Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak orang yang gemar mendengarkan musik, dari mulai musik pop, R&B, jazz, dan lainnya.
Tetapi, apakah kamu tahu apa itu nada? Alunan musik yang enak didengar membuat banyak orang gemar mendengarkannya setiap hari. Perlu kamu ketahui, di dalam musik terdapat hal yang sangat penting yaitu tangga nada. Banyak dari kita yang hanya memahami nada saja, namun tidak mengetahui apa saja jenisnya dan juga pengertiannya. Nah, supaya lebih paham tentang apa itu tangga nada. Berikut ini penulis akan menjelaskan pengertian tangga nada dan beberapa jenisnya.
Daftar Isi • Pengertian Tangga Nada • Jenis-jenis Tangga Nada • 1. Jenis Tangga Nada Diatonis • Anda Mungkin Juga Menyukai • • a. Tangga Nada Diatonis Mayor • b. Tangga Nada Diatonis Minor • 2. Mengenal Tangga Nada Pentatonis • a. Tangga Nada Pelog • b. Tangga Nada Salendro • 3. Mengenal Tangga Nada Kromatis • Mengenal Urutan Tangga Nada • 1.
Tangga Nada Modal • 2. Tangga Nada Penuh Pengertian Tangga Nada Tangga nada adalah susunan yang berjenjang dan berasal dari nada-nada pokok dari sebuah sistem nada. Mulai dari nada dasar sampai dengan nada oktaf, yaitu do, re, mi, fa, so, la, si, do. Namun, ada pula yang menyebut bahwa tangga nada merupakan susunan dari sebuah nada yang dirangkai dengan menggunakan rumus interval dari nada tertentu. Apa itu interval nada?
Jadi, interval nada adalah jarak antara nada yang satu dengan nada yang lain. Jarak tersebut beragam, ada yang memiliki jarak ½, ada yang 1, dan juga ada yang 2. Dari jarak tersebut nantinya akan menentukan sebuah variasi nada dan juga jenis tangga salah satu ciri khas dari lagu tradisional terlihat pada tangga nada yang digunakan untuk lagu sunda pada umumnya menggunakan tangga nada yang dihasilkan. Sementara itu, di dalam tangga nada terdapat tiga jenis tangga nada yang berbeda-beda.
Antara lain, tangga nada diatonis, pentatonis, dan juga kromatis. Di dalam sebuah musik, tangga nada tersebut berfungsi sebagai instrumen yang bisa membuat sebuah lagu dapat didengar dengan harmonis dan indah. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa tangga nada merupakan susunan dari beberapa not lagu yang disusun secara berurutan. Pelajari tangga nada beserta teori musik lainnya pada buku Salah satu ciri khas dari lagu tradisional terlihat pada tangga nada yang digunakan untuk lagu sunda pada umumnya menggunakan tangga nada Suka Musik.
Grameds juga bisa mempelajari cara membaca not balok dan juga not angka yang ada pada alat musik. Jenis-jenis Tangga Nada Tangga nada sendiri terdiri dari 3 jenis, dimana dari ketiga jenis tersebut nantinya akan dibagi lagi sesuai dengan jenis nadanya masing-masing.
Apakah Grameds bingung? Nah, supaya tidak bingung, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini. 1. Jenis Tangga Nada Diatonis Jenis tangga nada yang pertama adalah tangga nada diatonis. Tangga nada yang satu ini merupakan tangga nada yang memiliki tujuh nada yang berbeda di dalam satu oktaf.
Tujuh nada tersebut nantinya akan diakhiri dengan satu nada yang berulang. Kemudian, jarak antara not maupun nada diatonis adalah satu dan setengah.
Salah satu contoh dari tangga nada diatonis adalah C mayor. Dimana nada ini dimulai dari do diteruskan dengan A minor yang dimulai dari La. Rp 100.000 Diatonis merupakan salah satu pengetahuan dasar dari sebuah teori musik. Terutama pada musik yang berasal dari Negara Barat seperti Eropa. Lalu, tangga nada diatonis dibagi lagi menjadi dua jenis. Pertama adalah tangga nada mayor. Kedua adalah tangga nada minor. a. Tangga Nada Diatonis Mayor Tangga nada diatonis mayor merupakan salah satu tangga nada yang umum digunakan pada sebuah musik.
Jarak antara nada atau not pada diatonis mayor adalah 1-1-½-1-1-1-½. Nah, contoh dari tangga nada diatonis mayor yaitu C mayor. Tangga nada ini terdiri dari do, re, mi, fa, so, la, si, do. Jika nada ini dimainkan, umumnya diatonis mayor akan memiliki nuansa musik yang ceria dan juga menyenangkan. Berikut adalah contoh lagu daerah yang menggunakan diatonis mayor: 1. Berkibarlah Benderaku 2. Bintang Kecil 3. Bangun Pemudi Pemuda 4.
Gebyar Gebyar 5. Balonku Temukan berbagai lagu daerah lainnya yang dapat kamu mainkan pada buku Kumpulan Lagu Pop Anak Indonesia Dan Daerah, Belajar Bernyanyi Sambil Memainkan Musik karya Bayu Satya DS dibawah ini. b. Tangga Nada Diatonis Minor Jika diatonis mayor merupakan tangga nada yang bernuansa ceria, berbeda dengan tangga nada diatonis minor. Tangga nada ini justru memiliki nuansa musik yang melankolis dan cenderung sedih.
Nada ini memiliki jarak antara nada yaitu 1-½-1-1-½-1-1. Sedangkan untuk contoh tangga nada ini yaitu A minor. Nada tersebut terdiri dari la, si, do, re, mi, fa, sol, la.
Berikut ini adalah beberapa contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada diatonis minor: 1. Syukur 2.
Bagimu Negeri 3. Indonesia Pusaka 4. Ambilkan Bulan 5. Bintang Kejora Grameds juga dapat menemukan kumpulan lagu wajib nasional serta lagu daerah dalam bentuk not balok, not angka, beserta liriknya pada buku Edisi Istimewa – Kumpulan Lagu Wajib Nasional Dan Daerah karya Hendri C Wibowo. Tangga nada pentatonis atau yang juga disebut sebagai pentatonic scale merupakan jenis tangga nada yang paling umum digunakan pada sebuah musik.
Dikutip dari Encyclopedia Britannica mengungkapkan bahwa tangga nada jenis ini memiliki lima nada yang berbeda-beda. Sehingga nada ini memiliki lima nada dalam satu oktaf. Tangga nada pentatonis sudah ada sejak pertama kali musik berkembang. Hal ini terbukti bahwa tangga nada ini sudah ditemukan di dalam musik-musik yang ada di dunia. Penggunaan nada ini bisa dipakai untuk musik modern dan juga musik tradisional.
Sama seperti tangga nada diatonis, tangga nada pentatonis juga dibagi menjadi dua jenis. Apa saja jenisnya? Jadi, tangga nada pentatonis terdiri dari tangga nada pelog dan juga slendro.
Keduanya dapat digunakan di alat musik tradisional seperti alat musik gamelan. Di bawah ini adalah penjelasan lengkapnya. a. Tangga Nada Pelog Tangga nada pelog memiliki karakter nada yang menyenangkan dan juga memiliki kesan penghormatan.
Tangga nada yang satu ini mempunyai lima nada yang memiliki perbedaan jarak cukup besar. Nada tersebut adalah do, mi, fa, sol, si. Berikut ini adalah beberapa contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pelog: 1.
Pitik Tukung yang berasal dari Jawa Tengah 2. Gundul-gundul pacul yang berasal dari Jawa Tengah 3. Ngusak Asing yang berasal dari Bali 4. Karatagan Pahlawan yang berasal dari Jawa Barat 5. Macepet Cepetan yang berasal dari Bali Dengan total 101 lagu, buku 101 Lagu Wajib Dan Daerah bisa kamu dapatkan di Gramedia yang memuat kumpulan lagu wajib Nasional serta daerah yang tersebar di seluruh Nusantara.
b. Tangga Nada Salendro Hampir sama dengan tangga nada pelog, tangga nada yang satu ini juga memiliki karakter nada yang menyenangkan dan juga lincah. Namun jarak antar nadanya cukup kecil, berbeda dengan tangga nada pelog yang memiliki jarak nada yang cukup besar.
Nada tersebut adalah do, re, mi, sol, la.
Berikut ini adalah beberapa contoh lagu yang menggunakan nada salendro: 1. Lir Ilir yang berasal dari Jawa Tengah 2. Te Kate Dipanah yang berasal dari Jawa Tengah 3.
Cing Cangkeling yang berasal dari Jawa Barat 4. Keraban Sape yang berasal dari Jawa Tengah 5. Cublak-cublak Suweng yang berasal dari Jawa Tengah Temukan Koleksi Terbaik Lagu Wajib & Nusantara karya Tim Redaksi Eazy Book yang di dalamnya terdapat berbagai kumpulan lagu daerah yang bisa kamu mainkan dibawah ini Itulah beberapa penjelasan singkat mengenai tangga nada pentatonis. Apakah Grameds tertarik untuk membuat lagu dari nada tersebut?
3. Mengenal Tangga Nada Kromatis Jenis tangga nada yang terakhir adalah tangga nada kromatis. Tangga nada ini terdiri dari 12 nada yang tersusun dengan interval setengah nada di setiap notnya. Sebenarnya, tangga nada ini merupakan turunan dari diatonik mayor. Di bagian nada yang lain pada nada diatonik mayor kemudian dipecah menjadi ½ dan ½ di tangga nada kromatis.
Jenis tangga nada yang satu ini memang cukup banyak digunakan di berbagai jenis lagu atau musik jazz, rohani, pop, dan juga beberapa lagu rock. Contoh lagu yang menggunakan tangga nada kromatis adalah Bungong Jeumpa yang berasal dari Aceh dan Indonesia Pusaka yang diciptakan oleh Ismail Marzuki.
Temukan berbagai lagu pop hits karya musisi Indonesia pada buku Kumpulan Lagu Pop Hits oleh Haris Hoeda dibawah ini. Dari beberapa penjelasan yang sudah disampaikan di atas, kita sudah belajar mengenai perbedaan jenis tangga nada. Mungkin akan sedikit sulit dipahami ya, terlebih untuk kita yang masih awam di dunia musik.
Namun kamu tidak perlu khawatir, karena dalam bermusik tentu kita membutuhkan proses yang tidak mudah. Tips untuk kamu yang sedang belajar musik, sebaiknya jangan hanya belajar teorinya saja tapi perlu langsung mempraktikannya. Sebab, praktik sendiri merupakan salah satu hal paling penting untuk mewujudkan teori-teori yang sudah kita pelajari sebelumnya. Intinya, kamu bisa belajar sambil praktik.
Sama halnya ketika kita ingin bermain gitar. Kita tidak hanya butuh belajar tentang not-notnya saja. Tapi perlu praktik langsung untuk memainkan gitarnya secara langsung. Dalam belajar musik, kita memerlukan repetisi sesering mungkin.
Sering dilakukan, sering dipraktikkan, dan sering diulangi, sehingga akan lebih mudah mahir. Tidak harus belajar selama berjam-jam, kamu hanya cukup mengulangnya sesering mungkin selama 15 atau 30 menit per hari.
Dengan begitu, proses belajar musik akan lebih berkembang dan cepat hafal. Semakin sering dipraktikkan, maka akan semakin mudah memahami setiap tangga nada yang dipelajari. Mengenal Urutan Tangga Nada 1. Tangga Nada Modal Tangga nada modal atau yang biasa disebut skala modal merupakan urutan nada yang paling awal.
Sebelum mengenal tangga nada ini lebih jauh, yuk simak penjelasan lengkap mengenai nama dan juga jenis-jenis tangga nada modal. Skala modal ini terdiri dari 7 tangga nada, yaitu Ionian, dorian, phrygian, lydian, mixolydian, aeolian, dan yang terakhir locrian.
Salah satu ciri khas dari lagu tradisional terlihat pada tangga nada yang digunakan untuk lagu sunda pada umumnya menggunakan tangga nada ketujuh nada tersebut, kamu harus hafal urutannya ya Grameds.
Urutan skala modal yang pertama adalah Ionian dan skala yang terakhir adalah Locrian. Kemudian ada beberapa skala modal yang berupa mode mayor dan beberapa bagian lagi berupa mode minor. Dimana masing-masing tangga nada menghasilkan nuansa musik dan berbeda.
Supaya kamu mudah memahaminya, berikut ini adalah penjelasan lanjutannya. Tangga nada modal merupakan sebuah penamaan nada yang urutannya berdasarkan nada ke berapa skala tersebut dimulai. Misalnya, coba kamu cek tangga nada yang mulainya dari C=Do.
Lalu nada tersebut akan membentuk tangga nada yang seperti ini, C-D-E-F-G-A-B-C. bisa dilihat kalau nada yang pertama dari tangga C adalah C. Kemudian diikuti dengan nada D, lalu E dan seterusnya.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa urutan tangga nada di atas adalah, C merupakan Ionian, nada D merupakan Dorian, E merupakan Phrygian, nada F adalah Lydian, nada G merupakan Mixolydian, nada A merupakan Aeolian, dan terakhir nada B adalah Locrian.
apakah kamu paham sampai disini? Jika kamu akan memainkan skala modal, maka kamu harus memperhatikan urutan yang benar, mulai dari Ionian, Dorian, Phrygian, Lydian, Mixolydian, Aeolian, dan Locrian. Apabila kamu sudah hafal urutannya, kamu akan lebih mudah dalam merangkainya. Misalnya skala modal dari G Mixolydian, itu artinya tangga nada dasar yang sedang kamu mainkan adalah nada C. Jika belum paham, kamu bisa melihat tabel nada yang ada di bawah ini: Ketika kamu sedang memainkan lagu dengan tangga nada C.
Maka kamu dapat memainkan tangga nada tersebut berdasarkan tabel di atas. Contohnya, ketika kamu bermain di tangga nada C, kemudian kamu memainkan melodi dari A minor.
Maka skala nada A yang sedang kamu mainkan yaitu skala Aeolian. Apabila kamu bermain musik di tangga nada D. Maka kamu akan memainkan skala D Dorian. Sebagai contoh, ketika kamu memainkan lagu yang menggunakan nada seperti berikut ini, Dm…?-G7…-Cmaj7… Maka nada Dm disini menggunakan skala Dorian. Sedangkan nada G7 menggunakan skala Mixolydian. Lalu nada Cmaj7 menggunakan skala Ionian. Skala-skala tersebut umumnya akan kerap ditemukan pada musik atau lagu jazz. Penggunaan skala di atas seringkali digunakan oleh musisi atau komposer musik jazz saat mereka ingin memainkan sebuah komposisi.
Sehingga ketika music director maupun pimpinan band mengungkapkan akan memainkan dari nada G Mixolydian, maka semua anggota pemain akan bermain di skala modal tersebut tanpa meninggalkan rootnya yang ada di tangga C.
Kita coba untuk melihat contoh lainnya. Ketika saat ini kamu sedang memainkan tangga nada yang dimulai dari Do=G. Maka kamu akan memperoleh tangga nada seperti berikut ini: G-A-B-C-D-E-F#-G’. Dengan salah satu ciri khas dari lagu tradisional terlihat pada tangga nada yang digunakan untuk lagu sunda pada umumnya menggunakan tangga nada rumus yang sama, kamu sudah bisa memainkan melodi menggunakan skala modal yang dimulai dari nada G.
Sehingga skala yang kamu gunakan adalah G Ionian, nada A Dorian, nada B Phrygian, nada C Lydian, nada D Mixolydian, nada E Aeolian, dan nada F# Locrian. Rumusnya tetap sama dengan yang ada di tabel atas. Apabila kamu sedang memainkan nada E Aeolian, itu artinya kamu sedang memainkan skala modal E di tangga nada G. 2. Tangga Nada Penuh Tangga nada penuh atau yang biasa disebut dengan skala penuh merupakan skala nada yang memiliki jarak antar nada satu not penuh.
Sehingga yang ada di dalam tangga nada ini semua jarak antar nada tidak ada yang memiliki jarak setengah. Supaya bisa lebih mudah memahaminya, kamu dapat membandingkan skala penuh dengan tangga nada mayor. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jarak nada di skala mayor mempunyai interval nada seperti ini: 1, 1, ½, 1, 1, 1, ½.
Jika diaminkan di tangga nada C maka akan seperti ini, C-D-E-F-G-A-B-C. Kemudian pada tangga nada ini, kamu juga akan menemukan interval nada yang berjarak satu not penuh. Dimana antar notnya akan seperti ini: not asal, 2nd, 3rd, #4, #5, b7. Jika dimainkan pada tangga nada Do=C, maka akan berbentuk seperti C, D, E, F#, G#, Bb. Mengapa skala penuh harus dipelajari?
Dengan mempelajari skala penuh, kamu akan memiliki pengetahuan lebih luas mengenai not. Kemudian, kamu juga akan lebih mudah mengeksplorasi nada lebih jauh. Semakin banyak pengetahuan yang kamu miliki, maka akan semakin baik kan? Nah, itulah beberapa pembahasan perihal mengenal tangga nada. Mulai dari pengertian, jenis nada, dan juga contoh-contoh lagu yang menggunakan tangga nada tersebut. Hal ini mungkin akan sangat bermanfaat bagi kamu yang memiliki cita-cita menjadi komposer musik atau pencipta lagu.
Sebab, musik tidak hanya rangkaian dari nada-nada saja. Tapi kamu juga perlu mengenali nada-nada tersebut lebih mendalam. Supaya musik yang kamu hasilkan memiliki nuansa yang indah dan enak didengar oleh banyak orang. Baca juga artikel terkait “Pengertian Tangga Nada” : • Daftar Lagu Daerah • Daftar Chord Gitar • Alat Musik Tradisional • Alat Musik Melodis • Alat Musik Ritmis • Alat Musik Tradisional dan Modern • Jenis-jenis Genre Musik Kategori • Administrasi 5 • Agama Islam 126 • Akuntansi 37 • Bahasa Indonesia 95 • Bahasa Inggris 59 • Bahasa Jawa 1 • Biografi 31 • Biologi 101 • Blog 23 • Business 20 • CPNS 8 • Desain 14 • Design / Branding 2 • Ekonomi 152 • Environment 10 • Event 15 • Feature 12 • Fisika 30 • Food 3 • Geografi 62 • Hubungan Internasional 9 • Hukum 20 • IPA 82 • Kesehatan 18 • Kesenian 10 • Kewirausahaan 9 • Kimia 19 • Komunikasi 5 • Kuliah 21 • Lifestyle 9 • Manajemen 29 • Marketing 17 • Matematika 20 • Music 9 • Opini 3 • Pendidikan 35 • Pendidikan Jasmani 32 • Penelitian 5 • Pkn 69 • Politik Ekonomi 15 • Profesi 12 • Psikologi 31 • Sains dan Teknologi 30 • Sastra 32 • SBMPTN 1 • Sejarah 84 • Sosial Budaya 98 • Sosiologi 53 • Statistik 6 • Technology 26 • Teori 6 • Tips dan Trik 57 • Tokoh 59 • Uncategorized 31 • UTBK 1
Daftar Isi • Sejarah Musik Tradisional • Seni Musik Tradisional • Pengertian Seni Musik • Konsep Pertunjukan Musik Tradisional • Suara • Tangga Nada • Durasi Waktu • Jenis Tangga Nada • Elemen Dalam Konsep Durasi • Beat • Rhythm • Meter • Tempo • Ciri-Ciri Musik Tradisional • Dipelajari Secara Lisan • Tidak Memiliki Notasi • Bersifat Informal • Pemainanya Tidak Terspesialisasi • Syair Lagu Berbahasa Daerah • Lebih Melibatkan Alat Musik Daerah • Musik Bagian dari Budaya Masyarakat • Fungsi Musik Tradisional • Sebagai Alat Komunikasi • Sebagai Sarana Hiburan • Sebagai Musik Pengiring Tarian • Sebagai Sarana Adat Budaya Daerah • Sebagai Sarana Ekonomi • Sebagai Sarana Pengembangan Diri • Macam-Macam Musik Tradisional • Musik Tradisional Indonesia • Musik Tradisonal Spanyol • Musik Tradisonal Korea • Musik Tradisonal Jepang • Contoh Alat Musik Tradisional Seni musik tradisional adalah sebuah musik yang hidup di dalam masyarakat secara turun temurun, hingga dipertahankan sebagai sarana hiburan.
Tiga komponen-komponen yang saling memengaruhi diantaranya yaitu Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya.
Pinhome – Sedangkan maksud dari musik itu sendiri untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Sehingga menjadikan musik tradisional sebagai perbendaharaan seni di kalangan masyarakat hingga musik tradisional itu sendiri lebih bisa menyentuh pada sektor komersial umum. 15 Sejarah musik tradisional, merupakan sebuah sejarah musik yang lahir secara turun-temurun dari jaman nenek moyang hingga ke jaman kita saat ini.
Dulunya sejarah musik tradisioanl sendiri biasa digunkan untuk sarana hiburan serta sarana upacara adat hingga saat ini musik tradisional terus masih digunakanya. Selain itu musik tradisional juga memiliki tiga komponen diantaranya adalah seniman, musik itu sendiri, dan masyarakat yang menikmatinya. Baca Juga: • Mengenal Musik Kontemporer • Ciri-Ciri Musik Tradisional Seni Musik Tradisional (romandecade.com) Seni musik tradisonal merupakan suatu hasil karya seni yang mempu menghasilkan bunyi atau suara yang indah.
Seni musik tradisional sendiri berasala dari Bahasa yunani. Munurut bahasa yunani kata musik dulunya diambil dari Dewa Mitologi atau yang dikenalnya dengan Mousa yang dulunya pernah memimpin seni dan ilmu.’ Sedangkan kata tradisonal yakni berasal dari bahasa latin yang berarti Traditio yang memiliki arti dari kebiasaan masyarakat kuno atau dengan kata lain sebuah musik yang menggambarkan khas dari masyarakat dulu.
Baca Juga: • Apa Saja Perbedaan Musik Tradisional dan Modern? • Alat Musik Tradisional Pengertian Seni Musik (lianarusmala.wordpress.com) Seni, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, adalah sebuah keahlian yang membuat karya bermutu, entah itu dilihat dari sisi kehalusan atau keindahannya. Disebutkan juga bahwa seni adalah karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa. Kata kedua yaitu musik didefinisikan sebagai ilmu menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi yang berkesinambungan.
Musik juga diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama dan keharmonisan. Baca Juga: • Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia • Simak, Alat Musik Daerah Konsep Pertunjukan Musik Tradisional (antarafoto.com) Di dalam sebuah konsep pertunjukan musik tradisional terbagi menjadi beberap jenis yaitu yang pertama: Suara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, suara adalah bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia dan alat-alat.
Suara bisa berbentuk gumaman, dengungan, siulan, nyanyian, teriakan, atau tangisan. Pukulan, gesekan, tiupan atau tekanan pada suatu alat juga dapat menghasilkan suara. Dalam konsep seni musik, suara yang dimaksud adalah suara yang menghasilkan melodi dan harmoni lewat sebuah karya musik. Suara, atau sebut saja nyanyian, yang ditampilkan secara solo (1 orang), duet (2 orang), trio (3 orang), kwartet (4 orang), atau paduan suara (lebih dari 12 orang).
Suara manusia, yaitu pria dan wanita, masing-masing memiliki 3 jenis suara. Jenis suara yang dimiliki wanita adalah sopran, mezzo-sopran dan alto. Pria memiliki jenis suara tenor, baritone, dan bass. Jenis-jenis suara pada wanita dan pria memiliki tingkat yang sama, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Baca Juga: • Alat Musik Sunda • 30 Jenis Alat Musik Tradisional Indonesia dan Asal Daerahnya Tangga Nada Konsep yang kedua seni musik adalah tangga nada, yang didefiniskan sebagai suatu susunan nada atau tingkatan-tingkatan bunyi, umumnya terbagi menjadi 7 nada, yaitu “ Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, Do”.
Secara umum tangga nada ini yang dikenal dengan sebutan nada mayor dan minor. Interval pada tangga nada mayor adalah “ 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2″, sedangkan interval minornya adalah “ 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1“. Tangga nada mayor biasa dimulai dengan nada do, dan sifat lagu yang dibuat dengan nada mayor bersifat gembira dan cerah.
Contoh lagu-lagu dengan tangga nada ini adalah “Anak Gembala” yang dipopulerkan oleh Tasya cilik dan lagu “Selamat Ulang Tahun”. Begitu sebaliknya dengan tangga nada minor yang bersifat sedih, dan dimulai dengan nada la. Contoh lagu nada minor adalah “Syukur” oleh H. Mutahar dan “Terima Kasih Guruku” yang diciptakan oleh Sri Widodo. Durasi Waktu Konsep seni musik ini mungkin jarang didengar, tetapi peran inilah sangat penting dalam sebuah seni musik.
Menurut Galettis (2009), durasi berhubungan dengan panjang pendek nada dan tanda istirahat dalam suatu karya musik. Di dalamnya termasuk beat atau tanda ketukan, tanda birama, pulses, rhythm, meter, nilai not, tanda istirahat, dan tempo. Kita tidak akan membahas dari keseluruhan elemen durasi, tetapi kita hanya cukup salah satu ciri khas dari lagu tradisional terlihat pada tangga nada yang digunakan untuk lagu sunda pada umumnya menggunakan tangga nada pada 4 elemen, yaitu beat, rhythm, meter, dan tempo.
Baca Juga: • Alat Musik Jawa Tengah • 7 Alat Musik Bali Jenis Tangga Nada Dalam seni musik, tangga nada secara umum ada 2 jenis, yaitu diatonik dan pentatonik. Diatonik merupakan tangga nada yang sudah umum kita pakai, berisi 8 nada yang tentunya sudah kita hafal diluar kepala.
Tangga nada ini bermula dari negeri barat, dan dipakai di seluruh dunia hingga saat ini. Tidak seperti diatonik, jenis tangga nada pentatonik hanya memiliki 5 nada saja. Susunan nada seperti ini dapat di temukan dalam musik tradisional, yaitu seperti musik gamelan yang merupakan musik asli Indonesia memakai tangga nada pentatonik.
Gamelan Jawa menggunakan nada 1, 2, 3, 5, 6 yang disebut laras slendro. Adapun gamelan Bali juga menggunakan nada pentatonik yang disebut pelog, berisi nada 1, 3, 4, 5, dan 7. Elemen Dalam Konsep Durasi (Widadari.blogspot.com) Elemen konsep durasi dalam sebuah nada terbagai menjadi beberapa macam, diantaranya adalah sebagai berikut ini: Beat Beat atau lebih mudahnya kita sebut sebagai ketukan, dibagi menjadi 2, ada ketukan kuat dan ketukan lemah.
Dalam lagu birama 2/4 atau 3/4, ketukan kuat akan terasa pada ketukan pertama saja. Lain halnya dengan birama 4/4, ketukan kuat terasa pada ketukan pertama dan ketiga. Ketukan kuat biasa dijadikan patokan untuk mengisi chord pada suatu lagu.
Baca Juga: • Alat Musik Gesek Lengkap Dengan Definisi dan Macamnya • Simak, Alat Musik Jawa Rhythm Elemen ini sering disebut sebagai ‘pengisi’ dalam suatu lagu.
Rhythm dibuat berdasarkan panjang pendeknya nada dan tanda istirahat pada sebuah lagu. Rangkaian nada berulang dalam suatu lagu bisa disebut sebagai rhythm. Komposer membuat nada berulang tersebut dengan tujuan agar penikmat musik dapat mengingat karya musiknya dengan mudah. Kita juga bisa mendegar rhythm lewat intro sebuah lagu, yang digunakan untuk memperkenalkan lagu pada penikmat musik. Meter Yang dimaksud dengan meter dalam seni musik ini adalah sebuah pengelompokan ketukan.
Kelompok ketukan yang biasanya umum dipakai adalah 2 ketuk, 3 ketuk, dan 4 ketuk. Dalam partitur, lagu yang memiliki 2 ketukan di setiap barnya ditulis 2/4, lalu 3/4 untuk 3 ketuk, dan 4/4 untuk 4 ketuk. Ada pula lagu yang memiliki 6 ketukan setiap bar, biasa ditulis 6/8. Ketukan yang umum digunakan adalah 4/4, contohnya lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya” dan lagu nasional “Maju Tak Gentar”.
Ketukan 3/4 juga cukup sering digunakan, contoh lagunya adalah “Burung Kakatua” dari Maluku.
Tempo Elemen terakhir yang tak kalah penting adalah tempo, yang didefinisikan sebagai kecepatan ketukan dalam sebuah lagu. Tempo ditulis para komposer untuk menyatakan kecepatan lagu yang mereka inginkan, dan seperti apa keseluruhan lagu saat dimainkan. Tempo bisa dibuat pelan, sedang, cepat, atau sangat cepat. Istilah-istilah tempo yang cukup dikenal adalah adagio (lambat dan lembut), moderato (sedang), allegro (cepat), dan presto (sangat cepat).
Baca Juga: • Alat Musik Harmonis Tradisional Dan Modern • Simak, Alat Musik Tiup Ciri-Ciri Musik Tradisional (portalteater.com) Ciri khasnya musik tradisional tentunya terdapat sebuah perbedaan antara seni musik tradisional dengan jenis seni musik lainnya. Berikut ini adalah ciri khas Seni musik tradisional: Dipelajari Secara Lisan Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa musik tradisional adalah musik yang diwariskan secara turun temurun dari jaman nenek moyang hingga sekarang, oleh karena itu dalam proses pembelajarannya pun terbatas secara lisan.
Ketika generasi sebelumnya hendah mewariskan sebuah seni musik tradisional kepada generasi penerusnya, maka yang dilakukan adalah mengajari para generasi muda secara langsung dari mulut ke mulut.
Begitu pula dengan generasi muda yang harus mewariskannya kembali kepada generasi mendatang, yang dilakukan adalah pembelajaran secara lisan. Demikian pula dengan seterusnya hingga sampai akhirnya kekayaan/warisan turun-temurun berupa seni musik itu dikenal sebagai ciri khas masyarakt tersebut.
Bagaimana mungkin dapat menghafal secara lisan tanpa catatan atau apapun? Tentu saja prosesnya tidak mudah dan tidak sebentar, setiap daerah memiliki budaya masing-masing dan pastinya proses pembelajarannya dilakukan secara berkesinambungan atau terus-menerus. Baca Juga: • Alat Musik Bali Lengkap Dengan Video • Simak, Alat Musik Papua, Lengkap Dengan Nama dan Mitos Tidak Memiliki Notasi Poin ini sangat relevan dengan poin nomor satu, dimana pembelajaran secara lsan membuat para pelakunya tidak memiliki catatan apapun sehingga tidak ada notasi yang tertuang di dalam kertas, partitur atau semacamnya.
Dari kedua poin di atas kita harus mengakui kehebatan orang-orang jaman dahulu yang tetap bisa mempertahankan kesenian tradisional tanpa catatan yang seharusnya lebih bisa menunjang pembelajaran dari satu generasi ke generasi lain.
Namun tentu saja tetap ada sisi buruknya, yiatu, jika suatu saat nanti suatu generasi tidak mempau mengajarkan ayau mempertahankan kesenian tradisional mereka, maka sudah bisa dipastikan hal yang telah dipertahankan dari masa ke masa itu bisa punah seketika.
Solusinya adalah dengan cara membenahi informasi-informasi mengenai sejarah atau seni musik tradisional sehingga kelak ke siapapun (terlepas dari daerah mana dia berasal) orang akan bisa ikut melestarikannya.
Baca Juga: • Alat Musik Sasando • Simak, Alat Musik Rebab Bersifat Informal Umumnya kebanyakan dari semua seni musik tradisional yang ada hingga saat ini memiliki fungsi yang tidak begitu terlalu serius atau sifatnya formal, meski memang ada beberapa musik tradisional yang digunakan untuk kegiatan beribadat sebuah suku.
Namun kebanyakan bersifat informal karena biasanya disebuah daerah yang menciptakan sebuah musik khas diinisialisasi untuk hiburan atau seni karya yang dapat menghibur masyarakatnya. Pemainanya Tidak Terspesialisasi Pada umumnya, Pemain atau orang-orang yang memainkan musik tradisional biasaya adalah orang-orang yang berasal dari daerah asal musik tradisional tersebut meski tidak menutup kemungkinan orang lainpun dapat memainkannya.
Dan pada biasanya orang-orang tersebut tidak hanya mempelajari satu jenis alat musik saja namun bisa lebih. Sehingga banyak dari mereka yang mampu memainkan bermacam-macam alat musik. Misal seorang sinden biasanya memiliki keterampilan lain selain bernyanyi yaitu memainkan degung, dll. Syair Lagu Berbahasa Daerah Seperti Syiar lagu jawa memiliki alunan musik yang mendayu-dayu dan halus seperti karakter kebanyakan orang jawa.
Dengan kata lain benar-benar memberikan nuansa kedaerahan. dari awal artikel ini sudah disebutkan bahwa seni musik tradisional umumnya menggunakan bahasa dari daerah masing-masing. Namun tidak hanya sebatas itu saja. Seni Musik Tradisional biasanya turut serta menghadirkan melodi atau alunan musik yang sesuai dengan karakter daerahnya.
Baca Juga: • Alat Musik Jawa Barat • 13 Alat Musik Ritmis Lebih Melibatkan Alat Musik Daerah Pada umumnya, lagu yang merupakan seni musik tradisional dibawakan atau dimainkan dengan alat-alat musik tradisional dari daerah tersebut.
Seperti hanya musik sunda dimana penyanyinya membawakan lagu ‘bubuy bulan’ yang biasanya akan diiringi oleh alat musik khas sunda seperti karinding, degung, dll. Begitu pula dengan lagu-lagu daerah lainya. Musik Bagian dari Budaya Masyarakat Musik tradisional benar-benar penggambaran dari kebudayaan atau karakter suatu daerah. Hal itu membuat siapa saja yang mendengarkan musik tradisional dapat menebak dari mana adal daerah musik tradisional tersebut.
Fungsi Musik Tradisional Sumber: independensi.com Ngomongin musik memang ada banyak sekali fungsinya, salah satunya adalah sebagai berikut ini: Sebagai Alat Komunikasi Sejatinya, memang musik bisa dikatan sebagai salah satu media komunikasi antara pencipta dengan pendengarnya. Pencipta atau menulis lagu selalu berusaha mengkomunikasikan apa yang dirasakannya atau menyampaikan suatu keadaan kepada pendengarnya.
Namun lebih sederhana dari itu, ternyata di beberapa negara terdapat musik atau beberapa nada yang digabungkan secara unik sebagai sebuah pertanda. Contoh yang sering kita temui adalah suara atau bunyi dari lonceng, di Indonesia sendiri, jika di bunyikan di sekolah makan itu berarti saatnya istirahat. Sebagai Sarana Hiburan Sudah jelas sekali bahwa kebanyakan musik diciptakan untuk menghibur atau untuk mengiringi suka cita.
Tidak hanya itu saja, namun musik dapat dimanfaatkan sebagai mengalihkan fikiran dari rutinitas kegiatan sehari-hari. Hal ini kontras sekali terjadi di daerah-daerah. Dimana masyarakat sekitar biasanya rutin menyelenggarakan pertunjukan musik daerah mereka dan lepas dari rutinitas untuk waktu beberapa saat. Baca Juga: • 17 Jenis Alat Musik Sumatera Utara • Alat Musik Pukul Sebagai Musik Pengiring Tarian Tarian daerah mana yang tidak menggunakan musik sebagai pengiringnya?
Rasanya setiap tarian pasti memiliki musik tertentu dan gerakannya didasarkan pada ketukan-ketukan musik yang menggambarkan sebuah makna atau arti tertentu. Sebagai Sarana Adat Budaya Daerah Sedikit banyak dari seni musik tradisional baik di dalam Indonesia maupun di luar negeri yang menggunakan seni musik tradisional sebagai ritual adat.
Sebut saja dari salah satu suku di papua yang selalu membawakan musik tradisional sebagai sarana mereka lengkap dengan tariannya ketika menyambut sebuah tamu kehormatan. Sebagai Sarana Ekonomi Dibeberapa daerah baik di Indonesia maupun di luar negeri, banyak orang/pemain musik tradisional yang menjadikan permainan musik mereka sebagai usah menyambung hidup atau mata pencaharian.
Ada yang mengelolanya secara besar sehingga banyak menampung/menyerap banyak tenaga kerja, adapula yang melakukannya sendiri atau terbatas dengan sebuah kelompok kecil. Meraka akan mendapatkan bayaran dari pihak yang meminta mereka membawakan pertunjukan musik tradisional, biasanya dalam acara-cara kedaerahan atau acara pernikahan, sunatan, dll.
Sebagai Sarana Pengembangan Diri Yang terakhir adalah sebagai sarana dalam pengembangan diri. Selain menambah keterampilan, orang-orang yang bergelut dalam dunia ini biasanya memiliki karakter yang kental akan budaya daerahnya sehingga karakter-karakter atau ciri khas orang di daerah tersebut tidak akan hilang atau tergerus arus globalisasi. Macam-Macam Musik Tradisional Sumber: mikiro.com Setiap negara pastinya memiliki musik tradisional yang berbeda-beda, salah satunya seperti: Musik Tradisional Indonesia terdiri dari musik tradisional: Gong Luang, Laras Madya, Santi Swara, Karang Dodou, Musik Huda, Goong rentang, Musik Krumpyung, Gambang Kromong, dll.
Musik Tradisonal Spanyol Terdiri dari musik tradisonal: Musik Tango, Brukdown, Samba, Salsa, Bachata, Cha Cha Cha, Reggaeton. Musik Tradisonal Korea Terdiri dari musik tradisonal: sinyo, Pansori, Arirang, Nongak, Samul Nori, dll. Musik Tradisonal Jepang Terdiri dari musik tradisional: Biwa Hoshi, Heike Biwa, Moso dan Biwa.
Contoh Alat Musik Tradisional Adapun untuk contoh-contoh alat musik tradisonal adalah sebagai berikut ini: • Angklung • Sarune kale • Aramba • Saluang • Gambus • Serangko • Accordion • Doll • Bande • Sasando • Gamelan • Kolintang • Kendang • Tifa • Bonang • Panting • Kecapi • Gong • Gendang Melayu • Tebangan • Genggong • Kompang • Jengglong Dunia ini penuh warna dengan segala keanekaragaman bahkan pada musik sekalipun, eksistensi musik tradisional yang mulai tergerus oleh musik modern tidak membuat para pelakunya atau pewarisnya gentar.
Malah justru semakin menunjukan bahwa seni musik tradisional tidak hanya dikenal di daerah masing-masing saja, namun musik tradisional dapat mendunia. Hingga terbukti saat ini dari banyaknya seniman atau pemusik tradisional Indonesia yang menjuarai kompetisi tingkat dunia. Setelah banyak mengetahui tentang seni musik tradisional beserta fungsi, pengertian dan lengkap dengan contohnya, semoga kita semua dapat ikut melestarikan seni musik tradisional khususnya di Indonesia tanah air, tanah tercinta.
Baca Juga: • Alat Musik Sasando • Hubungan Seni Budaya Lokal dan Islam Temukan pilihan rumah terlengkap di Aplikasi Pinhome. Dapatkan properti idaman melalui program NUP untuk akses eksklusif. Untuk kamu agen properti independen atau agen kantor properti bergabunglah menjadi rekan agen properti bersama kami dan iklankan properti kamu di sini.
Kamu juga bisa belajar lebih lanjut mengenai properti di Property Academy by Pinhome. Gabung menjadi Rekan Jasa Pinhome melalui aplikasi Rekan Pinhome di App Store atau Google Play Store sekarang! Hanya di Pinhome.id yang memberikan kemudahan dalam membeli properti. Pinhome – PINtar jual beli sewa properti.Soal dan Kunci Jawaban PAT Seni Budaya SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 – Penilaian Akhir Tahun (PAT) pada kurikulum 2013 atau Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) pada kurikulum 2006, kini memasuki hari ketiga yakni Hari Rabu 15 Mei 2019 dilaksanakan PAT dengan mata pelajaran yang diujikan adalah PPKn dan Seni Budaya.