Selain memiliki ritual penguburan yang sangat unik, suku Toraja juga memiliki aspek kebudayaan lain yang tak kalah memukau. Salah satunya adalah ukiran suku Toraja yang dikenal elegan dan mewah. Terdiri dari pulau-pulau yang jumlahnya mencapai ribuan, Indonesia merupakan sebuah negara yang begitu motif paqsulan sangbua berasal dari daerah akan keragaman budaya. Terbentang dari Aceh yang islami, Bali yang hindu, sampai Papua yang kristen, kita diberikan pemandangan yang berbeda-beda. Kebudayaan tradisional tiap budaya pun memiliki ciri yang berlainan satu sama lain.
Salah satu keunikan budaya yang sangat menonjol bahkan dikenal sampai mancanegara adalah kebudayaan suku Toraja. Suku Toraja berasal dari pulau Sulawesi. Beberapa media luar seperti BBC, Vice, dan lainnya pernah secara khusus meliput suku ini. Ya, apalagi kalau bukan tradisi pemakaman suku toraja yang sangat unik? Selain itu, mereka juga dikenal karena memiliki bangunan rumah yang sangat colorful dan pakaian adat yang sangat menarik. Motif paqsulan sangbua berasal dari daerah juga : Berkenalan dengan Jenis-jenis Ukiran Asli Indonesia Keunikan budaya suku Toraja bukan tanpa sebab.
Hidup di Sulawesi bagian utara membuat suku ini tak begitu terpapar dunia luar dibanding suku lainnya di Indonesia utamanya yang tinggal di Sumatera dan Jawa. Ketika Sumatera, Jawa, Bali, dan lainnya terkena pengaruh besar dari India sampai Arab, suku Toraja bisa melestarikan budayanya sendiri.
Namun tentu saja pengaruh dari luar tetap ada. Hanya tidak sebesar yang dialami suku lain. Kondisi itulah yang membuat budaya suku Toraja sangat khas dan masih memperlihatkan kealamiannya. Tak mengherankan, meski jumlah orang Toraja hanya di angka 1 juta, namun mereka didapuk sebagai pendorong pariwisata Indonesia.
Bersama Bali dan lainnya, orang-orang Toraja memang terbukti mampu memikat wisatawan mancanegara dengan kebudayaannya. Keunggulan suku toraja dengan budayanya yang unik tersebut pun tak hanya berlaku di sektor wisata. Suku ini juga sering lho dicari oleh antropolog dari berbagai belahan dunia. Mereka ingin meneliti mengenai kebudayaan khas Austronesia yang tak terlalu dipengaruhi oleh budaya lain seperti India dan juga Arab.
Ukiran Suku Toraja yang Memukau Bagaimana dengan seni ukirnya? Orang toraja pun memiliki seni ukiran yang dapat dibanggakan. Ya, siapa bilang yang bisa membuat ukiran bagus cuma pengrajin dari Bali dan Jepara saja? Tiap suku pasti memiliki ukirannya masing-masing. Bahkan seni ukir pada masing-masing suku itu pun masih bisa dibagi-bagi menjadi beberapa jenis. Misalnya saja seni ukir milik warga Toraja yang bisa dibedakan menjadi beberapa contoh di bawa ini.
Neq Limbongan Ukiran motif nec limbongan dikisahkan merupakan karya orang Toraja pertama yang membuat seni ini. Bahkan nama Neq Limbongan itu sendiri adalah karya seniman tersebut. Adapun, dari segi pemaknaannya, motif ini menggambarkan mengenai tekad orang Toraja untuk memperoleh rezeki dengan ulet untuk kebahagiaan anak cucu. Paqbarre Allo Paqbarre Allo sebagaimana namanya terdiri atas dua istilah. Yang pertama adalah barre dan kedua adalah allo.
Barre artinya bulatan sedangkan allo artinya matahari.
Istilah ini sering dikaitkan dengan ungkapan yang maknanya adalah gelar raja yang sifatnya mulia sama dengan sinar matahari jernih. Ukiran ini biasanya diterapkan di atap segitiga rumah Toraja yang menjorok ke depan. Paqkapuq Baka Motif ukiran suku Toraja ini memiliki makna yang sangat khas. Kapuq artinya ikatan sedangkan baka artinya keranjang.
Dengan demikian, paqkapuq baka bisa diartikan sebagai ukiran yang mirip simpulan penutup keranjang bakul. Motif ini melambangkan kerja sama dan sifat gotong royong di masyarakat. Paqkadang Pao Motif ukiran suku toraja berikutnya dinamai Paqkadang pao. Kadang artinya kait sedangkan pao artinya mangga. Bila disambungkan, nama ukiran ini bermakna ukiran yang bentuknya mirip pengait mangga. Sedangkan ditinjau dari pemaknaannya, paqkadang pao menggambarkan mengenai pentingnya kerja sama.
Paqsulan Sangbua Paqsulan sangbua terdiri dari kata sulan dan sangbua. Dalam bahasa toraja, sulan bisa berarti sulam ataupun lipat. Ukiran ini melambangkan kebesaran bagi orang-orang bangsawan. Itu baru contoh 5 jenis ukiran suku Toraja, lho. Sebetulnya masih ada lagi beberapa contoh seni ukir dari suku ini. Bisa Dikomersilkan Lantas apa ya gunanya memiliki produk budaya ukiran yang bagus? Eits, ternyata banyak sekali manfaatnya. Selain bisa berbangga diri dan duduk setara dengan bangsa lain yang memiliki peradaban hebat, kita juga bisa mendapatkan banyak keuntungan.
Caranya tentu dengan membuat produk dengan menerapkan seni ukir suku ini. Tapi tentu saja ingat bahwa Anda juga perlu menghormati kebudayaan lokal dan pakem-pakem yang sudah dijunjung tinggi.
Baca juga : Mengenal Seni Ukir Suku Asmat yang Unik dan Memesona Ada banyak sekali contoh produk yang bia dibuat. Anda bisa saja berkarya dan menghasilkan: • Suvenir seperti gantungan kunci • Furniture atau mebel dengan hiasan dekoratif berbasis ukiran Toraja • Bangunan, baik bangunan tradisional yang motif paqsulan sangbua berasal dari daerah memang menerapkan seni ukir lama, ataupun bangunan modern yang ingin memasukkan unsur tradisional. • Aneka produk home decor seperti hiasan dinding • Aneka jenis produk dapur Be creative!
Anda bisa menghasilkan sangat banyak produk yang memiliki daya tarik tinggi dengan ukiran suku Toraja tersebut. Tingkatkan Kualitas Produk Seni Ukir dari Serangan Hama Tertarik mengembangkan usaha kerajinan dengan menerapkan seni ukir dari Toraja? Bila jawaban Anda iya, ingatlah bahwa peningkatan mutu produk selalu harus dilakukan.
Nah, berhubung seni ukir ini sering diterapkan pada bahan kayu, maka Anda juga harus membuat produk akhirnya tidak mudah rusak terkena jamur. Jamur bisa menyerang saat kayu belum digunakan sampai ketika produk kerajinan berbasis ukiran Motif paqsulan sangbua berasal dari daerah sudah dibuat. Bila ketahanan terhadap jamur lemah, maka Anda pun bisa mengalami rugi besar-besaran.
Tapi tenang! Kini sudah tersedia motif paqsulan sangbua berasal dari daerah BioCide SFP lho! BioCide Surface Film Preservative Biocide SFP BioCide Surface Film Preservative adalah produk fungisida yang bisa diandalkan industri kerajinan dan juga mebel.
Anda bisa membuat beragam produk berbasis seni ukir mengandalkan BioCide SFP. Dengan diberikan BioCide SFP, produk seni ukir akan: • Terjaga dari serangan jamur • Terjaga dari serangan bakteri pembusuk Produk berbasis seni ukir yang tahan jamur pasti akan lebih disenangi oleh pasar. Selain menghindari kerugian selama masa kirim dan simpan, usaha Anda pun akan punya kredibilitas di mata masyarakat. Jadi, jangan berpikir bahwa menggunakan proudk antijamur tak banyak mendatangkan manfaat.
BioCide SFP juga sudah bisa dipesan secara online lho. Silahkan pesan sekarang juga produk ini untuk mendapatkan solusi atas masalah jamur yang destruktif! Nah, demikianlah penjelasan kami mengenai ukiran suku Toraja. Pada intinya, kekayaan seni ukir seperti ini bisa dimaksimalkan untuk menyejahterakan rakyat. Dan ini tak hanya berlaku untuk kesenian ukir Toraja, namun juga suku lain di Indonesia mulai dari Aceh, Jawa, Bali, Dayak, NTT, hingga Papua.
Yang tak kalah penting, pastikan produk berbasis seni lokal tersebut diawetkan dengan BioCide SFP. Sejak 2 Oktober 2009, UNESCO telah menetapkan batik Indonesia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi. Oleh Karena itu, setiap tanggal 2 Oktober akhirnya menjadi momen peringatan hari batik nasional untuk di Indonesia. Dalam perkembangannya ada berbagai macam jenis batik yang tersebar di Indonesia. Motif yang beragam biasanya bergantung pada ciri khas atau keyakinan di tiap-tiap daerah.
Berikut 10 motif batik populer beberapa daerah yang dilansir news.okezone.com dari berbagai sumber: 1. Motif Batik Tujuh Rupa (Pekalongan) Motif batik tujuh rupa dari Pekalongan ini sangat kental dengan nuansa alam. Pada umumnya, batik Pekalongan menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan.
Motif-motif tersebut diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis cina. Pasalnya, dulu Pekalongan adalah tempat transit para pedagang dari berbagai negara. Sehingga, akulturasi budaya itulah yang membuat batik Pekalongan sangat khas dengan alam, khususnya motif jlamprang, motif buketan, motif terang bulan, motif semen, motif pisan bali dan motif lung-lungan.
2. Motif Batik Sogan (Solo) Motif batik Sogan sudah ada sejak zaman nenek moyang orang Jawa beberapa abad lalu. Batik ini, didominasi oleh warna cokelat muda dan memiliko motif yang khas seperti, bunga dengan aksen titik-titk atau lengkungan garis.
Dulunya, batik ini dipakai raja-raja di Jawa khususnya keraton kesultanan Solo. Namun, sekarang dapat dipakai oleh siapa saja, baik warga keraton maupun orang biasa. 3. Motif Batik Gentongan (Madura) Motif Gentongan berbeda dengan batik lainnya. Batik asal madura ini menggunakan motif abstrak sederhana, tanaman atau kombinasi keduanya.
Warna batik Gentongan biasanya mengambil warna terang seperti merah, kuning, hijau, atau ungu. Batik Gentongan sendiri diambil dari gentong, yakni gerabah yang dipakai sebagai wadah untuk mencelup kain batik pada cairan warna. 4. Motif Batik Mega Mendung (Cirebon) Motif batik Keraton berasal dari kebudayaan jawa yang kental dengan sistem kekeratonan dan kesultanannya.
Batik keraton ini melambangkan kearifan, kebijaksanaan, dan juga kharisma raja-raja jawa. Dulunya, batik asal Yogya ini hanya boleh dipakai warga keraton saja, namun sekarang sudah umum dipakai siapa saja. Ciri motif batik Keraton adalah motif bunga yang simetris atau saya burung yang dikenal sebagai motif sawat lar.
Motif ini bisa dibilang paling banyak dipakai baik oleh orang Indonesia maupun orang luar negeri. Motif batik Simbut berbentuk daun yang menyeruai daun talas. Motif tersebut merupakan motif yang paling sederhana, hanya menyusun dan merapikan satu jenis motif saja.
Motif Simbut berasal dari suku Badui pedalaman di Sunda yang kental dengan peradaban lama. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, para penduduk badui yang menerima modernitas mengembangkan batik ini di daerah pesisir Banten. Sehngga batik motif Simbut dikenal juga dengan batik Banten. 7. Motif Parang (Pulau Jawa) Parang berasal dari kata pereng atau miring.
Bentuk motifnya berbentuk seperti huruf “S” miring berombak memanjang.Motif Parang ini tersebar di seluruh Jawa, mulai dari Jawa Tegah, Jogjakarta dan Jawa Barat. Biasanya, perbedaannya hanya terletak pada aksen dari batik Motif parang tersebut. Misalkan, di Jogja ada motif Parang Rusak dan Parang Barong, di Jawa Tengah ada Parang Slobog, serta di Jawa Motif paqsulan sangbua berasal dari daerah ada Parang Klisik.
8. Motif Kawung (Jawa Tengah) Batik ini terinspirasi dari bentuk buah kolang kaling. Bentuk kolang kaling yang lonjong tersebut disusun empat sisi membentuk lingkaran. Motif Kuwung sering diidentikan dengan motif sepuluh sen kuno, karena bentuknya yang bulat dengan lubang ditengahnya. Motif ini berasal dan berkembang di Jawa Tengah dan Jogjakarta. Biasanya motifnya sama, hanya bedanya pada hiasan atau aksennya saja. Batik ini juga termasuk motif batik Indonesia yang paling banyak dipakai. 9. Motif Pring Sedapur (Magetan) Motif batik Pring Sedapur memiliki ciri khas yang simpel namun elegan.
Motif yang dipakai adalah motif bambu, sehingga sering juga disebut sebagai batik Pring. Batik ini tidak hanya indah dalam kesederhanaan motifnya, tetapi memiliki filosofi yang sederhana pula. Dimana bambu memberikan makna ketentraman, keteduhan dan kerukunan.
Selain itu, bambu/pring juga mempunyai filosofi mendalam bagi orang Jawa, yakni apa saja dalam diri kita haruslah memberikan manfaat bagi orang lain, sejak lahir sampai mati. 10. Motif Priyangan (Tasik) Motif batik Priyangan memiliki bentuk motif berupa tumbuhan.
Bedanya dengan batik lain, tumbuhan yang digambar disusun rapi dan simetris. Sehingga, kesan elegan muncul dalam batik dari Tasik ini, baik dari segi kerapian maupun corak warnanya.
Batik ini memunyai warna terang tetapi kalem dan tidak mencolok. Jadi batik dengan motif Priyangan ini pantas dikenakan dalam suasana dan acara apa pun.
1, tumbuhan yang berkembang biak dengan akar tinggal. a. temu lawak, ketela rambat dan rumput teki b. lengkuas, arbei dan pisang c. nanas, bambu dan … pisang d. kencur, kunyit dan jahe 2. tumbuhan yang berkembang biak menggunakan umbi lapis adalah … a.
bawang merah b. jamur c. tanaman paku d. singkong 3. tanaman lengkuas berkembang biak dengan … a. tunas b. geragih c. akar tinggal d. umbi batang 4. bacalah daftar hewan berikut ini1) ikan nila 2)ular piton 3)kuda laut4)kelelawar5)kadal berdasarkan data tersebut, hewan yang berkembang biak dengan cara ovovivipar ditunjukkan oleh angka … a.
1) dan 3) b. 2) dan 4) c. 1) dan 2) d. 2) dan 5) 5. perhatikan table berikut. n0 nama hewan cara berkembang biak1 ikan pari ovipar2 planaria fragmentasi3 semut ovipar4 kelinci viviparpasangan yang tepat antara nama hewan dan cara perkembangbiaknya ditunjukkan oleh angka … a.
1) dan 2) b. 1) dan 3) c 2) dan 4) d 3) dan 4) 7. benda berikut yang termasuk sel kelamin jantan pada tumbuhan yaitu … a. daun b. putik c. benang sari d. akar tinggal 8. perkembangbiakan tumbuhan tanpa adanya perkawinan disebut perkembangbiakan secara … a.
generative b. buatan c. vegetative d. alami 9. teknik cangkok untuk memperbanyak tumbuhan dilakukan pada bagian … a. daun b. buah c. akar d.
batang 10. mengembangbiakan tanaman mangga dimulai dari. a. biji b. bunga c. tunas d. daun 11. peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik motif paqsulan sangbua berasal dari daerah dengan … a. perkembangbiakan b. penyerbukan c. perkembangbiakan generative d. perkembangbiakan vegetative 12. contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi lapis yaitu … a. kunyit b. jahe c. bawang merah d. bambu 13. tumbuhan cocor bebek berkembangbiak dengan … a. umbi batang b. umbi lapis c. tunas adventif d.
spora 14. hewan yang mempunyai kelenjar susu tergolong hewan … a. ovipar b. vivipar c. reptile d. amfibi 15. perhatikan bahan-bahan berikut !(1) balon(2) kertas(3) air(4) kayu. a. (1) b. (2) c. (3) d. (4) 16. membuat patung dengan bahan batu dan kayu dapat dilakukan dengan cara . a. pahat b. cor d. butsir d. teknik mesin 17. contoh bahan patung yang dibuat dengan teknik butsir adalah .
a. gamping b. kayu c. batu bata d. tanah liat 18. bahan yang digunakan untuk membuat karya seperti pada gambar adalah . gambar tanpa teks a. tanah liat b. bambu c. kain d. sabun 19. (1) seni ukir (2) kaligrafi (3) seni lukis (4) seni patungkarya seni tiga dimensi ditunjukkan oleh nomor . a. (3) b. (2) c. (1) d. (4) 20. bahan berikut ini yang dapat digunakan untuk membuat patung adalah .
a. daun b. kayu c. tisu d. kertas 21. alat yang biasa digunakan untuk memahat kayu adalah . a. pisau b. gergaji c. pahatan d. gunting 22. berikut ini yang termasuk bentuk karya seni rupa tiga dimensi adalah . a. lukisan b.
patung c. tulisan d.
puisi 23. karya seni patung yang penampilannya hanya menampilkan bagian badan, dari dada, pinggang dan panggul adalah . a. torso b. dada c. lengkap d. tubuh 24. patung yang digunakan untuk sarana beribadah dan bermakna religius adalah patung . a. seni a. kerajinan b. arsitektur c. religi 25. kelompok bahan berikut ini yang termasuk bahan yang dapat digunakan untuk membuat karya seni patung adalah . a. batu, kayu, logam b. air, daun, batu c.
plastik, air,kain d. tali, batu, daun 26. teknik membuat patung yang menjadi bentuk yang dinginkan, misalnya kerajinan gerabah/keramik disebut teknik . a. pahat b. konstruksi c. butsir d. cor 27. peralatan yang biasa digunakan untuk membuat patung berbahan dasar logam adalah .
a. martil besi, gerinda, mesin potong b. kapak, gergaji, ampelas c. kompor, tungku panas, alat-alat cetak d. butsir, sudip, ampelas motif paqsulan sangbua berasal dari daerah. dua aliran seni patung murni yang ada di indonesia adalah .
a. realis dan dekoratif b. realis dan abstrak c. realis dan surealis d. realis dan kontemporer 29. gambar relief umumnya terdapat pada bangunan . a. candi b. rumah c. kayu d. mesjid 30. berdasarkan pembuatannya, fungsi motif paqsulan sangbua berasal dari daerah monumen adalah . a. sarana ibadah b. peringatan peristiwa bersejarah c. dinikmati keindahan bentuknya d. penghias bangunan tolong dijawab hari ini mau dikumpulkan trimakasih Produk daerah Sulawesi Selatan bukan hanya kain tenun saja.
Batik juga menjadi bisnis lokal masyarakat setempat yang sangat berkembang pesat. Sama halnya dengan motif batik dari berbagai daerah lainnya seperti batik jogja yang jadi favorit wisatawan, batik khas Sulawesi Selatan juga memiliki motif yang kaya makna. Terutama motif-motif yang memiliki nilai filosofi untuk mengenalkan budaya Sulawesi Selatan. Lalu, apa saja motif batik Sulawesi Selatan yang paling populer? Mayoritas motif batik Tana Toraja diambil dari kehidupan keseharian serta kebudayaan masyarakat setempat.
Batik khas Toraja diperkirakan sudah ada sejak abad ke V yang dipercaya digunakan sebagai media untuk mengungkapkan ide dan gagasan nenek moyang terdahulu. Umumnya, warna batik produk daerah masyarakat Toraja tidak jauh dari hitam, kuning, putih, dan merah.
Nah, berikut ini adalah beberapa motif batik khas Tana Toraja: Motif batik Sulawesi Selatan yang pertama adalah Pa’tedong atau kepala kerbau. Perlu diketahui bahwa kerbau merupakan hewan yang sangat dihormati dan menjadi peliharaan kesayangan masyarakat Toraja.
Kerbau mempunyai filosofi penting yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat Toraja. Dari sekian banyak motif batik khas Sulawesi Selatan, ada sebuah motif yang bentuknya seperti arah mata angin.
Motif batik seperti ini dinamakan dengan motif Ne’ Limbongan. Tentu saja, motif ini juga memiliki filosofi tersendiri. Ne’ Limbongan adalah motif yang menggambarkan sumber mata air yang tak pernah kering. Gambar dari motif ini adalah berbentuk aliran air yang memutar dimana terdapat panas padah keempat arah mata angin. Makna dari motif ini adalah bahwa rezeki yang melimpah datang dari empat penjuru. Dengan banyaknya limpahan rezeki, maka diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat Toraja untuk lebih gigih dalam bekerja.
Barre memiliki arti ‘bulatan’, sementara Allo memiliki arti ‘matahari’. Jadi, ukiran Pare Allo berbentuk bulatan matahari lengkap dengan sinarnya. Motif ini dimaknai sebagai kearifan dan ilmu pengetahuan yang selalu menerangi rakyat Toraja layaknya sebuah matahari. Banyak bisnis lokal masyarakat Toraja yang membuat kreasi batik motif Pare Allo. Itulah berbagai macam motif batik khas Sulawesi Selatan yang sangat cantik dan unik.
Selain kelima motif batik tersebut, tentu masih banyak jenis motif lainnya yang membuat semua orang kagum dan tidak cepat bosan karena keragamannya.
Tentu saja, berbagai motif kain batik Sulawesi Selatan ini wajib dibeli dari berbagai tempat bisnis lokal saat singgah di Tana Toraja.
• gambar ukiran (62) • motif ukiran (24) • patung ukiran (30) • ukiran bali (100) • ukiran batik (24) • ukiran batu (10) • ukiran buah (11) • ukiran dayak (33) • ukiran design (114) • ukiran jawa (10) • ukiran jepara (3) • ukiran kaca (20) • ukiran kayu (15) • ukiran naga (2) • ukiran sandal (186) • ukiran toraja (11)
Ada beberapa daerah di Indonesia yang mempunyai kerajinan seni ukir dari kayu yang setiap daerahnya mempunyai ciri khas tersendiri.
Misalkan ukiran kayu Jepara yang ada di Pulau Jawa dan sudah terkenal sampai ke mancanegara, seni ukir suku Dayak yang ada di Kalimantan, seni ukir Toraja yang ada di Sulawesi dan juga seni ukir suku Asmat yang ada di Papupi.
Untuk mengetahui ciri khas motif ukiran dari setiap daerah, berikut ada ulasannya khusus buat kamu. Pada dasarnya, dalam setiap motif ukiran tradisional yang ada di Indonesia pasti terdiri dari beberapa motif berikut ini: • Motif daun pokok, yaitu motif yang menjadi pokok dari keseluruhan motif ukiran kayu. • Motif angkup adalah bentuk motif daun yang masih menelungkup pada bagian punggung daun pokok.
• Motif simbar adalah motif yang digunakan sebagai penghias dari bagian depan daun pokok. • Motif endong adalah motif hias yang digunakan untuk menghias bagian belakang (punggung) dari daun pokok. • Motif trubusan atau yang disebut juga dengan tunas, merupakan motif tunas yang muncul dari motif daun pokok.
• Motif trubusan biasanya berbentuk beberapa daun kecil yang ada di sekitar daun pokok, motif ini sebenarnya hanya sebagai pelengkap atau pengisi dari bidang yang kosong.
• Motif pecahan adalah motif yang berbentuk sobekan sebuah daun sehingga motif ini juga membentuk karakter sebuah daun. Motif pecahan merupakan motif pemanis atau untuk menambah luwesnya bentuk daun yang sudah dipecah. • Motif benangan adalah motif yang berbentuk garis dan terdapat pada pola utama yang mempunyai fungsi sebagai pelengkap motif yang berbentuk bidang. Biasanya motif benangan berbentuk miring mulai dari bawah sampai ke atas dan berhenti pada ulir pokok. Motif Majapahit merupakan salah satu motif ukiran yang berasal dari Pulau Jawa dan yang paling terkenal adalah motif ukiran yang berasal dari Jepara.
Semua bentuk dari motif ukiran berupa daun, bunga dan buah yang berbentuk melengkung cekung dan cembung. Oleh karena itu, ciri-ciri dari motif paqsulan sangbua berasal dari daerah Majapahit secara umum bisa dikatakan kombinasi antara bentuk cekung dan cembung. Seperti halnya pada motif ukiran yang ada di daerah lain, motif pecahan yang terdapat pada motif Majapahit memiliki dua jenis pecahan yaitu pecahan cawen yang terdapat pada ukiran daun patran dan pecahan garis yang menjalar di daun pokok.
Keberadaan dari motif pecahan ini bisa menambah keindahan pada ukiran yang dibuat. Salah satu hasil dari seni ukir yang berasal dari Pulau Sulawesi dan juga termasuk yang paling terkenal adalah ukiran Toraja.
Sebagai hasil dari warisan budaya, setiap motif ukiran Toraja menggambarkan makna tertentu dari suatu benda atau bentuk untuk kehidupan masyarakat setempat. Jika kamu merupakan seorang yang mempercayai kekuatan alam, tidak ada salahnya jika kamu mengetahui makna dibalik setiap motif yang terdapat pada ukiran Toraja sebelum kamu berniat motif paqsulan sangbua berasal dari daerah membelinya.
Motif Ukiran Ne’Limbongan. Bentuk dasar dari motif ini berupa lingkaran yang dibatasi dengan bujur sangkar. Motif ukiran ini menggambarkan tentang empat arah mata angin utama yang dipercaya oleh masyarakat Toraja sebagai sumber rejeki.
Motif Ne’Limbongan juga dipercaya sebagai awal mula dari ukiran Toraja. Motif Ukiran Pa’Barre Allo. Motif ini berasal dari dua kata, yaitu “barre” yang mempunyai arti bundaran dan “allo” yang mempunyai arti matahari.
Bentuk utama dari motif ini berupa empat buah lingkaran yang ada di dalam bujur sangkar. Ukiran ini melambangkan akan kebesaran masyarakat Toraja, motif ini juga banyak ditemui pada pucuk rumah adat masyarakat Toraja. Motif ukiran Pa’Kapuk Baka. Bentuk utama dari motif ini berupa empat buah lingkaran yang saling berpotongan antara yang satu dengan yang lainnya dengan simpul yang rumit.
Pada zaman dulu ukiran ini digunakan sebagai tanda untuk tempat penyimpanan harta. Simpul motif ukiran yang rumit ini diartikan sebagai sebuah kesatuan keluarga yang tidak boleh tercerai-berai demi terciptanya sebuah kemakmuran. Motif Ukiran Pa’Tangkik Pantung I dan Pa’Tangkik Pantung II. Motif ukiran ini (Pa’Tangkik Pantung I) mengambil motif dari paku yang digunakan untuk memancang bambu. Motif ukiran ini merupakan sebuah lambang kebesaran dari para bangsawan masyarakat Toraja.
Sedangkan untuk motif Pa’Tangkik Pantung II terdiri dari empat buah lingkaran yang membentuk dua buah angka delapan. Motif ini motif paqsulan sangbua berasal dari daerah pesan tentang pentingnya sebuah persatuan. Motif Ukiran Pa’Kadang Pao. Motif ukiran Pa’Tanduk Re’pe berupa beberapa garis melengkung yang sejajar motif paqsulan sangbua berasal dari daerah juga merepresentasikan tentang kerbau.
Karena motif menggambar sebuah tanduk kerbau, motif ukiran ini juga memiliki makna tentang sebuah perjuangan hidup yang keras demi untuk mendapatkan kesejahteraan dan juga status sosial. Motif ukiran ini menggambarkan tentang sebuah rumah lebah madu yang biasanya terdapat di dahan pohon. Maksud dari motif ukiran ini adalah untuk mengingat akan kekayaan bumi Melayu Riau yang dulunya banyak terdapat pepohonan besar yang sering digunakan para lebah untuk menggantungkan rumahnya.
Motif Ukiran Itik Sekawan (Itik Pulang Petang). Motif ukiran ini menggambarkan tentang tingkah laku dari hewan Itik yang biasanya selalu berjalan secara beriringan saat dalam perjalanan pulang ke kandang di waktu petang.
Tingkah laku berjalan Itik yang selalu beriringan menggambarkan tentang kedisiplinan, keserasian, persahabatan, kekompakan dan kebersamaan, bisa dijadikan contoh untuk manusia akan arti sebuah kehidupan. Hal tersebut yang kemudian dijadikan sebagai inspirasi suatu corak motif ukir, tenun, tekat dan juga songket.
Motif Ukiran Kaluk Pakis (kaluk paku) Motif ukiram ini merupakan sebuah gambaran dari pohon/tetumbuhan pakis/paku yang meliuk-liuk atau berkeluk-keluk, motif ini juga biasa diaplikasikan dalam kerajinan tenun, tekat maupun barang kerajinan lain sejenisnya. Semua corak dari motif Melayu dipadukan dengan begitu cermat sehingga hasilnya kelihatan serasi dan saling mengisi. Motif Ukiran pucuk rebung Motif ukiran ini melambangkan tentang sebuah harapan baik, hal tersebut diambil berdasarkan corak yang digunakan dalam motif ukiran ini adlah pohon bambu, yang mana pohon tersebut tidak mudah roboh oleh tiupan angin yang sangat kencang sekalipun.
Motif pucuk rebung biasanya selalu ada di setiap kain songket yang digunakan sebagai tumpal kain atau kepala kain tersebut. Penggunaan dari motif pucuk rebung yang ada pada kain songket dimaksudkan supaya si pemakai selalu mendapatkan keberuntungan dan harapan yang baik dalam setiap langkah hidup. Motif Ukiran Selembayung Selembayung merupakan sebuah hiasan yang letaknya saling bersilang di kedua ujung perabung bangunan belah bubung dan rumah lontik. Pada bagian bawah terkadang diberi juga hiasan tambahan seperti tombak yang terhunus yang digunakan untuk menyambung kedua ujung dari perabung (tombak-tombak).
Motif Ukiran Sayap Layang-layang atau Sayap Layangan Motif ukiran ini juga merupakan hiasan yang terdapat pada empat sudut cucuran atap dan bentuknya pun hampir sama dengan motif selembayung.
Selain itu, setiap bangunan yang menggunakan motif selembayung harus memadukannya dengan motif sayap layangan sebagai padanannya. Letak motif sayap layang-layang yang ada pada empat sudut cucuran atap merupakan sebuah lambang sari dari empat pintu hakiki, yaitu pintu rezeki, pintu budi, pintu hati dan juga pintu Illahi.
Selain itu, motif sayap layang-layang juga melambangkan tentang kebebasan, tetapi kebebasan yang tahu diri dan tahu batas. Motif Ukiran Singap/Bidai Bagian dari motif ini biasanya dibuat dengan bertingkat dan diberi sebuah hiasan yang juga berfungsi sebagai ventilas. Sedangkan pada bagian yang menjorok keluar di beri gambar lantai yang disebut dengan teban layar atau lantai alang buang atau disebut juga dengan Undan-undan.
Motif Ukir Kalimantan aredonebolobolo.blogdetik.com Salah satu motif ukiran yang paling terkenal dari Pulau Kalimantan adlah motif ukiran dari suku Dayak Lundayeh atau yang lebih dikenal dengan masyarakat Lun Bawang yang ada di Kalimantan Timur.
Berikut beberapa motif ukiran yang berasal dari Kalimantan. Motif ukiran Arit Linawa dan motif Arit Pawad Motif ini biasanya diaplikasikan pada ukiran Buluh atau juga Sarung Parang. Motif ini terdiri dari berbagai motif ukiran bunga. Pada era sekarang, pola dari ini juga banyak digunakan pada berbagai macam ukiran, lukisan, properti kesenian, interior funitur dan lain-lain.
Motif Ukiran Perisai motif ini merupakan motif yang berupa sebuah bingkai dan didalamnya terukir perpaduan antara beberapa motif kreasi dengan berbagai pola motif dasar.
Makna dari motif perisai sendiri melambangkan sebuah pertahanan yang kokoh/kuat dari suku dayak, karena pada dasarnya perisai sering dijadikan sebagai alat pertahanan oleh masyarakat dayak ketika berperang.
Motif Ukiran Burung Enggang Motif ini biasa dihubungkan dengan kompilasi motif ukiran naga. Hal ini disebabkan, karena enggang dan naga merupakan simbol dari penguasa alam. Pohotara atau Mahatala adalah penguasa alam atas yang disimbolkan dengan Enggang Gading.
Motif Ukiran Naga Pola dasar dari motif ukiran naga ini juga banyak diaplikasikan dalam gambar lukisan suku Dayak. Menurut masyarakat Dayak naga atau yang lebih dikenal dengan sebutan Juata atau Jata dipercaya sebagai simbol penguasa dari alam bawah (air/tanah).
Motif Ukiran Anjing Motif ukiran ini biasa diukir pada lukisan yang digunakan sebagai alat untuk pengenalan kehidupan suku dayak. Dalam sebuah cerita rakyat dari suku Dayak, anjing merupakan hewan jelmaan dari dewa yang diusir dari alam kahyangan dan diturunkan ke dunia sebagai penjaga manusia.
Suku Dayak sendiri membuat motif anjing sebagai bagian dari berbagai hal, sebagai rasa terimakasih mereka kepada hewan peliharaan yang selalu menemani dan menjaga mereka ketika mereka sedang berburu dan juga karena kesetiaannya kepada tuannya.
Motif Ukiran Papua Bagi masyarakat suku Asmat, seni ukir kayu merupakan bagian kehidupan sehari-hari mereka yang sudah turun-temurun dan jadi suatu kebudayaan yang tidak hanya dikenal di Papua dan Indonesia saja, tetapi sudah ke mancanegara juga. Setiap turis yang datang berkunjung ke Papua, rasanya kurang lengkap jika tidak mengenal dan pastinya membeli cenderamata karya ukir dari suku Asmat dalam berbagai ukuran. Ciri khas dari motif ukiran suku Asmat ada pada bentuk polanya yang natural dan berbentuk unik, yang mana dari beberapa pola tersebut akan terlihat betapa rumitnya proses pembuatan.
Tak heran jika karya ukir dari suku Asmat bernilai sangat tinggi, namun seni ukir dari suku Asmat ini juga banyak diminati oleh para turis yang sedang berkunjung terutama bagi mereka yang motif paqsulan sangbua berasal dari daerah karya seni. Dari sisi model ukiran yang dibuat oleh suku Asmat juga mempunyai pola yang sangat beragam, mulai dari bentuk patung model manusia, perahu, binatang, panel, tifa, perisai, telur kaswari serta ukiran tiang.
Dalam membuat sebuah karya seni, biasanya suku Asmat mengadopsi dari pengalaman yang mereka dapat dari lingkungan hidup sehari-hari yang kemudian mereka gunakan sebagai pola ukiran.Pola hiasan toraja motif Paqsulan Sangbua dapat dilihat di lampiran. Namun kita bahas terlebih dahulu apa itu motif Paqsulan Sangbua. Pembahasan Paqsulan Sangbua di dalam Suku Toraja, Sulawesi Selatan diartikan sebagai Sulan: Lipatan Berbentuk Tembakau Sirih Sangbua: Tunggal Kita menyimpulkan bahwa Ornamen atau pola hiasan Paqsulan Sangbua bersifat tunggal dan coraknya adalah tembakau-sirih.
Paqsulan Sangbua jika ditelusuri lebih lanjut diartikan sebagai simbol kebesaran Bangsawan Toraja yang biasanya dijadikan sebagai pola ukiran kayu.
Di samping itu adanya pola Sirih pada pola ini juga diartikan juga sebagai tradisi makan sirih, sebagai simbol komunikasi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. pelajari lebih lanjut Motif paqsulan sangbua berasal dari brainly.co.id/tugas/13177691 =================== Detail Jawaban Kode : - Kelas : 8 Mapel : IPS Bab : - Kata Kunci : pola hiasan toraja motif paqsulan sangbua, paqsulan sangbua
Nama dan Makna Motif Tana Toraja Ragam Motif Tana Toraja Setiap ukiran dan motif pada ragam hias Tana Toraja atau Tator memiliki nama dan makna khusus.
Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan. Gambar kiri memperlihatkan contoh ukiran kayu Toraja, terdiri atas 15 panel persegi.
Panel tengah bawah melambangkan kerbau atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Panel tengah melambangkan simpul dan kotak, sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak.
Kotak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan hewan air, menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang bergerak di permukaan air. Hal Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik. Keteraturan dan ketertiban merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja, selain itu ukiran kayu Toraja juga abstrak dan geometris. Alam sering digunakan sebagai dasar dari ornamen Toraja, karena alam penuh dengan abstraksi dan geometri yang teratur.
Ornamen Toraja dipelajari dalam ethnomatematika dengan tujuan mengungkap struktur matematikanya meskipun suku Toraja membuat ukiran ini hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri. Suku Toraja menggunakan bambu untuk membuat oranamen geometris.
Nama dan Makna Ragam Motif Toraja Ukiran Toraja adalah kesenian ukir Melayu khas suku bangsa Toraja di Sulawesi Selatan. Ukiran ini dicetak menggunakan alat ukir khusus di atas sebuah papan kayu, tiang rumah adat, jendela, atau pintu. Motif ukiran Toraja bermacam-macam, antara lain cerita rakyat, benda di langit, binatang yang disakralkan, peralatan rumah tangga, atau tumbuh-tumbuhan. Nama dan Makna Motif Toraja dapat kami uraikan antara lain: Neq Limbongan Motif Tator “Neq Limbongan” Orang Toraja meyakini bahwa nama ini diambil dari nama leluhur mereka yakni Limbongan yang diperkirakan hidup pada 3000 tahun yang lalu.
Sedangkan neq berarti “danau”. Dalam pengertian orang Toraja, limbongan berarti sumber mata air yang tidak pernah kering sehingga menjadi sumber kehidupan. Oleh karena itu, motif ukiran ini berbentuk aliran air yang memutar dengan panah di keempat arah mata angin.
Motif ini memiliki makna bahwa rejeki akan datang dari 4 penjuru bagaikan mata air yang bersatu dalam danau dan memberi kebahagiaan. Paqbarre allo Motif Tator “Paqbarre Allo” Barre artinya “bulatan”, dan allo artinya motif paqsulan sangbua berasal dari daerah. Ukiran jenis ini menyerupai bulatan matahari dengan pancaran sinarnya dan biasanya ada di salah satu bagian belakang atau depan rumah di bawah ukiran paqmanuk londong yang berbentuk segitiga.
Ukiran ini dimaknai sebagai ilmu pengetahuan dan kearifan yang menerangi layaknya matahari. Paqkapuq baka Motif Tator “Paqkapuq Baka” Kapuq artinya “ikatan” dan baka artinya “bakul” atau “keranjang”. Motif ukiran ini menyerupai ikatan pada penutup bakul (tempat menyimpan pakaian) yang bagi orang Toraja dianggap sakral.
Jika ikatan bakul berubah, dipercaya bahwa ada yang mencuri pakaian di dalamnya. Ukiran ini dimaknai sebagai harapan agar keturunan senantiasa bersatu dan senantiasa hidup damai dan sejahtera. Paqkadang pao Motif Tator “Paqkadang Pao” Nama ini berarti “kait mangga”.
Oleh Karena itu, ukiran ini berbentuk seperti kait penjolok yang digunakan untuk mengambil mangga. Ukiran ini dimaknai bahwa untuk mengaitkan harta benda ke rumah harus dengan cara yang jujur dan perlu kerjasama di lingkungan keluarga atau masyarakat. Paqsulan sangbua Motif Tator Paqsulang Sangbua" Sulan berarti “sulam” atau lipatan seperti tembakau sirih. Oleh karena itu, ukiran ini mirip sulaman tembakau sirih dan dimaknai sebagai lambang kebesaran bangsawan Toraja.
Paqbulu londong Motif Tator"Paqbulu Londong" Kata londong berarti “ayam jantan” sehingga ukiran ini menyerupai rumbai bulu ayam jantan. Ukiran ini dimaknai sebagai lambang keperkasaan dan kearifan laki-laki atau pemimpin. Paqtedong Motif Tator “Paqtedong” Tedong berarti “kerbau”. Ukiran ini menyerupai tanduk kerbau dan dimaknai sebagai lambang kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat semua dan keluarga. Paqtangko pattung Motif Tator “Paqtangko Pattung” Istilah Paqtangko pattung berarti menyerupai paku bambu yang biasa digunakan untuk mengaitkan tiang bangunan.
Ukiran ini melambangkan kebesaran bangsawan Toraja dan lambang persatuan yang kokoh seperti paku bambu. Paqtangkiq motif paqsulan sangbua berasal dari daerah II Motif Tator “Paqtangkiq Attung II” Motif Tana Toraja jenis ini merupakan pengembangan dari Paqtangko pattung. Motif ini terdiri dari 4 bundaran benda seragam dan membentuk angka motif paqsulan sangbua berasal dari daerah sebangun, yang bila dijumlah menjadi 16, sama dengan 1+6=7.
Angka 7 merupakan angka sakral bagi orang Toraja sesuai dengan falsafah aluk saqbu pitu ratuq pitung pulo pitu (Seribu Tujuh Seratus Tujuh atau 7777). Ukiran motif paqsulan sangbua berasal dari daerah merupakan lambang kebersamaan dan kekeluargaan Toraja. Paqtanduk reqpe “Paqtanduk Reqpe” Tanduk reqpe berarti “tanduk yang menggelayut ke bawah seperti ranting pohon yang keberatan buah”.
Ukiran yang menyerupai tanduk kerbau ini melambangkan perjuangan hidup dan jerih payah Paqpolloq gayang Motif Tator"Paqpolloq Gayang" Polloq artinya “ekor”, sedangkan gayang artinya “keris emas”.
Ukiran yang menyerupai rumbai ekor penghias keris emas bangsawan Toraja ini melambangkan kebesaran, kedamaian, dan kemudahan rejeki. Paqulu gayang Motif Tator “Paq Ulu Gayang” Ulu artinya “bagian kepala” dan gayang artinya “keris emas”. Ukiran jenis ini menyerupai bagian kepala keris emas dan melambangkan perjuangan dalam mencari harta, terutama emas. Paqbombo uai i I “Paq Bombo Uai” Dalam hal ini, bombo berarti “binatang air yang melayang di atas air bagaikan angin”. Ukiran ini merupakan gambaran manusia yang harus bekerja cepat, tepat waktu, displin, dan terampil.
Paqbombo uai i II Ukiran ini sama dengan Motif Tator Paqbombo uai i I diatas, namun lain bentuk. Garis-garisnya agak besar dan lengkungannya jelas.
Paqkollong buqkuq Paq Kollong Bukku Istilah motif paqsulan sangbua berasal dari daerah berarti “leher burung tekukur”. Ukiran ini bentuknya menyerupai leher tekukur dan melambangkan kejujuran.
Paqulu karua Paq Ulu Karua Ulu karua berarti “kepala delapan” yang mengacu pada mitos bahwa leluhur orang Toraja ada delapan 8 orang.
Oleh Karena itu, ukiran ini menyerupai angka 8 dan melambangkan ilmu pengetahuan. Paqmanik-manik Paq Manik-manik Seperti namanya Motif Tator yang satu ini berbentuk manik-manik, hiasan tradisional Toraja. Ukiran ini dimaknai sebagai harapan agar anak cucu Toraja selalu hidup rukun. Paqsekong kandaure Paq Sekong Kandaure Ukiran ini berbentuk lengkung lingkar yang berlekuk-lekuk.
Ukiran ini dimaknai sebagai harapan agar seluruh keturunan Toraja hidup berbahagia. Paqsekong anak Motif Tator “ Paq Sekong Anak” Istilah ini berarti lengkungan bayi ketika masih ada di rahim ibu. Ukiran ini berbentuk demikian juga dan dimaknai sebagai perlambang kejujuran dan keterbukaan. Passekong dibungai. Motif Tator “Paq Sekong diBungai” Ukiran jenis ini hampir sama dengan sebelumnya, hanya saja lingkarannya diberi hiasan bunga-bunga.
Ukiran ini menyerupai segi empat sama sisi yang ujungnya tersembunyi di bagian tengah. Ukiran ini dimaknai sebagai perlambang bahwa seseorang harus bisa menjaga rahasia. Paqsepuq torong kong Motif Tator “Paq Sepuq Torongkong” Ukiran ini menyerupai sulaman pundi tempat sirih.
Torong kong digunakan untuk menyebut suku bangsa Rongkong yang masih serumpun dengan orang Toraja. Ukiran ini dimaknai sebagai semangat persatuan kedua suku. Paqsalaqbiq biasa Motif Tator “ Paq Salaqbiq Biasa” Ukiran ini berbentuk pagar rumah yang terbuat dari bambu. Hal ini dimaknai sebagai perlambang sikap kehati-hatian dari segala kemungkinan ancaman.
Paqsalaqbiq ditoqmokki Motif Tator “Paq Salabiq Ditoqmokki” Ukiran ini memiliki bentuk yang sama dengan sebelumnya, hanya saja pagar bambu dibuat lebih besar. Bentuk ini dimaknai sebagai harapan agar anak cucu terhindar dari segala wabah penyakit dan marabahaya lainnya.
Paqtalinga Motif Tator “Paq Talinga” Talinga artinya telinga. Ukiran ini dimaknai sebagai peringatan agar manusia menggunakan telinganya dengan benar. Paqbokoq komba kaluaq Paq Bokoq Komba Kaluaq Ukiran ini menyerupai hiasan pada gelang emas dan manik-manik yang dipakai saat upacara adat.
Ukiran ini dimaknai sebagai perlambang kewibawaan dan kebesaran kaum bangsawan Toraja. Paqerong Paq Erong Erong adalah peti untuk menyimpan tulang-belulang orang Toraja yang wafat. Erong ada yang berbentuk kepala kerbau atau babi. Ukiran ini dimaknai sebagai harapan agar arwah leluhur menjaga dan memberkahi rejeki.
Paqsiborongan Paq Siborongan Borongan berarti “bekerja secara berkelompok”. Tradisi ini diwujudkan menjadi ukiran di rumah-rumah orang Toraja yang berbentuk seperti bunga-bunga yang mekar. Ukiran ini sebagai lambang semangat persatuan dan kekerabatan. Paqdoti siluang I Paq Doti Siluang I Ukiran ini merupakan repersentasi dari ilmu motif paqsulan sangbua berasal dari daerah dan kerbau.
Ukiran ini biasanya terdapat pada pembungkus mayat perempuan dan dimaknai sebagai lambang keanggunan perempuan. Paqdoti siluang II Paq Doti Siluang II Ukiran ini berupa segi empat kecil dan besar yang bertanda silang di tengahnya.
Ukiran ini biasa terdapat di rumah adat Toraja atau pada pembungkus mayat perempuan. Makna ukiran ini sebagai lambang hati-hati jika mendengar kabar dari perempuan. Paqreopo sangbua Paq Reopo Sangbua Ukiran ini berbentuk garis siku-siku serong yang berlapis-lapis, sebagai representasi dari gerakan tari melipat lutut. Bentuk ukiran ini biasa ditemukan di dinding lumbung adat dan dimaknai sebagai semangat kebersamaan dan gotong-royong. Paqpolloq songkang Paq Polloq Songkang Ukiran jenis ini berbentuk segi empat yang dibagi dalam segitiga kecil.
Bentuk ini merupakan representasi dari bambu yang biasa digunakan untuk memerah susu. Oleh orang Toraja, ukiran ini dimaknai sebagai lambang kebesaran dan kemampuan bangsawan Toraja.
Paqpapan kandaure Paq Papan Kandaure Ukiran ini berbentuk segi empat besar dan bermakna harapan menjadi rumpun keluarga besar yang bersatu. Paqsalaqbiq dibungai Paq Salaqbiq diBungai Bentuk ukiran ini berupa sebilah bambu yang dibuat bersilang-silang dan ujungnya runcing. Ukiran jenis ini terdapat di rumah adat Toraja dan dimaknai untuk penangkal bahaya. http://dlvr.it/4FSTDs