Pengertian Asma Asma adalah penyakit jangka panjang pada saluran pernapasan yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran napas. Akibatnya timbul rasa sesak dan kesulitan bernapas. Gejala lain dari asma adalah nyeri dada, batuk, dan mengi. Saluran pernapasan penderita asma cenderung lebih sensitif ketimbang yang tidak mengidapnya. Itulah sebabnya saat paru-paru penderita asma teriritasi salah satu pemicu, otot pernapasan akan menjadi kaku dan saluran napas pun menyempit.
Beberapa pemicunya antara lain asap rokok, terpapar zat kimia, bulu binatang, atau bahkan udara dingin. WHO mengestimasi sekitar 235 juta populasi dunia adalah penderita asma. Menurut data dari Riset Data Penyebab nafas pendek dan cepat lelah Departemen Kesehatan Indonesia 2013, penderita asma di Indonesia adalah 4.5 persen dari keseluruhan penduduk.
Prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah sebanyak 7.8 persen diikuti Nusa Tenggara Timur 7.3 persen, DI Yogyakarta 6.9 persen, dan Sulawesi Selatan 6.7 persen. Asma bisa menyerang siapa pun dan tidak bisa disembuhkan. Namun penanganan yang tepat dapat mengontrol serangan dan penderita bisa menikmati hidup berkualitas.
Apabila Anda mengidap asma sejak kecil, gejalanya bisa saja menghilang saat beranjak remaja dan muncul kembali di usia dewasa. Namun, gejala asma dengan kategori menengah dan berat di masa kecil akan cenderung tetap ada. Asma dapat muncul pada usia berapa pun, tidak selalu berawal dari masa kecil. Asma adalah penyakit menahun.
Apabila tidak dilakukan penanganan dengan tepat maka dapat ditemukan efek terhadap kualitas hidup, antara lain: • Mudah lelah • Masalah psikologis seperti depres • Gangguan pertumbuhan pada anak-anak • Refractory asthma, kondisi asma parah walaupun sudah dengan penggunaan terapi maksimal • Gagal napas • Kerusakan paru-paru Artikel Lainnya: Alergi dan Asma, Apakah Selalu Berhubungan?
Gejala Asma Kebanyakan penderita asma pasti pernah merasakan kesulitan bernapas. Penderita dengan kondisi parah malah mungkin mengalaminya lebih sering. Gejala asma antara lain mengi (suara yang dihasilkan penyebab nafas pendek dan cepat lelah saat melalui saluran pernapasan yang menyempit), dada terasa seperti ada yang menghimpit, batuk, dan sulit bernapas.
Memang gejala asma tersebut bisa disebabkan oleh banyak hal tetapi dapat dipastikan sebagai asma apabila: • Sering kambuh • Gejala asma terasa lebih berat pada tengah malam dan awal pagi hari • Sepertinya terjadi sebagai respons dari pemicu asma—misalnya aktivitas fisik berlebihan atau terpapar alergen (seperti bulu binatang) Gejala asma yang memburuk dalam waktu singkat, dikenal sebagai serangan asma.
Ini bisa terjadi tiba-tiba atau bertahap selama beberapa hari. Gejala-gejala serangan asma, antara lain: • Mengi, batuk, dan dada terasa seperti terhimpit dirasa semakin berat dan sering • Aktivitas makan, bicara, dan tidur terganggu oleh kesulitan bernapas • Jantung berdebar • Mengantuk, mengalami kebingungan, letih, atau pusing • Jari atau bibir membiru • Pingsan Jika Anda sudah didiagnosis menderita asma, pada saat serangan asma ini inhaler pereda tidak akan membantu dan hasil tes arus puncak respirasi terlihat menurun cukup drastis.
Segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Artikel Lainnya: Pertolongan Tanpa Obat Saat Asma Kambuh Mendadak Penyebab Asma Penyebab asma belum diketahui sampai saat ini. Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang bengkak dan sensitif. Ketika terpapar faktor pemicu asma, saluran pernapasan lebih mudah menyempit dan tersumbat lendir.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat memicu dan menjadi penyebab asma: • Infeksi, terutama yang berhubungan dengan saluran napas atas seperti flu • Bulu binatang • Asap rokok, polusi udara • Obat-obatan, misalnya obat pereda sakit anti-inflamasi nonsteroid seperti aspirin dan ibuprofen • Emosi berlebihan, misalnya tertawa terbahak-bahak • Alergi makanan, misalnya alergi kacang-kacangan • Stres • Cuaca, termasuk perubahan suhu udara, udara dingin, lembap • Kondisi dalam ruangan yang lembap atau berdebu • Olahraga Begitu penyebab asma telah diketahui, usahakan untuk menghindarinya agar dapat mengontrol gejala asma.
Artikel Lainnya: Waspadai Dampak Asma yang Tidak Terkontrol Diagnosis Asma Untuk memastikan diagnosis asma, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Dimulai dari wawancara pasien dengan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dirasakan, seperti kapan gejala tersebut muncul beserta frekuensinya, apakah sesak napas disertai nyeri dada, serta riwayat kesehatan keluarga. Jika informasi yang didapat mengarah pada penyakit asma, dokter lantas akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium.
Berikut ini adalah tes yang umumnya dilakukan dokter dalam proses diagnosis asma: Spirometri Pasien akan diminta untuk menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya secepat mungkin ke dalam alat spirometer. Tes ini ditujukan untuk mengukur kinerja paru-paru berpatokan pada volume udara yang dapat pasien embuskan dalam satu detik dan jumlah total udara yang diembuskan.
Untuk mengetahui kondisi saluran pernafasan, data yang didapat akan dibandingkan dengan pengukuran rata-rata orang sehat yang seusia dengan Anda. Dokter mungkin akan melakukan tes ini dua kali; sebelum menggunakan inhaler dan setelah menggunakan inhaler. Jika hasil tes setelah menggunakan inhaler lebih bagus, maka kemungkinan besar pasien memang menderita asma. Artikel Lainnya: Kenali 6 Penyebab Asma yang Bisa Menyerang Anda Tes Kadar Arus Ekspirasi Puncak Tes ini dilakukan dengan tujuan mengukur tingkat embusan udara.
Dokter akan meminta Anda mengembuskan napas secepat mungkin ke dalam alat peak flow meter (PFM). Hasilnya akan memerlihatkan seberapa cepat Anda dapat mengembuskan udara dari paru-paru dalam satu kali nafas.
Dokter bisa menyarankan pasien untuk membeli PFM untuk digunakan di rumah. Kemudian Anda akan diminta melakukan tes setiap hari dan mencatat hasilnya serta kapan tes dilakukan. Ini akan memberikan data akurat untuk mengetahui kapan asma memburuk. Tes Asma Lainnya Selain kedua tes di atas, beberapa tes berikut mungkin dibutuhkan untuk mendiagnosis asma atau membantu pendeteksian penyakit lain. Tes yang dimaksud adalah: • Tes respons saluran napas Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui reaksi saluran napas jika terpapar salah satu pemicu asma.
Anda akan diminta untuk menghirup serbuk kering (mannitol) yang jumlahnya ditingkatkan seiring tes berlangsung. Kemudian Anda akan mengembuskan napas ke spirometer untuk melihat seberapa tinggi tingkat perubahan FEV1 dan FVC setelah terkena pemicu. Jika turun drastis, maka kemungkinan besar pasien mengidap asma. • Pemeriksaan alergi Dokter akan melakukan tes alergi untuk mengetahui apakah gejala asma terjadi karena alergi terhadap sesuatu. CT scan Apabila dokter mencurigai sesak napas bukan sebagai gejala asma melainkan infeksi paru-paru atau kelainan rongga hidung, maka CT scan akan dilakukan.
Artikel Lainnya: Lakukan Ini agar Asma Tak Kambuh Lagi Faktor Resiko Asma Walaupun penyebab pasti asma belum diketahui. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit tersebut, termasuk hal di bawah ini: • Memiliki riwayat keluarga berpenyakit asma atau atopik seperti penyebab nafas pendek dan cepat lelah • Memiliki penyebab nafas pendek dan cepat lelah atopik • Menderita bronkitis • Terpapar asap rokok pada masa kanak-kanak • Ibu merokok saat mengandung pasien • Lahir sebagai bayi prematur atau berat badan lahir rendah Artikel Lainnya: Apakah Asma Bisa Sebabkan Kematian?
Pengobatan Asma Pengobatan asma memiliki dua tujuan, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Tentunya pengobatan asma harus disesuaikan dengan hasil diagnosis dokter dan kondisi penderita. Pengobatan asma antara lain: • Menghindari pemicu munculnya gejala • Menggunakan inhaler pereda –digunakan untuk mengatasi gejala asma jangka pendek dengan membuat saluran pernapasan rileks • Penggunaan inhaler pencegah –digunakan rutin setiap hari untuk mengurangi radang pada saluran pernapasan dan mencegah gejala asma kambuh • Penggunaan inhaler kombinasi pencegah dan pereda –digunakan setiap hari agar mencegah timbulnya gejala asma serta membuat saluran pernapasan rileks dalam jangka waktu lebih lama Rencana Penanganan Asma Dokter akan memandu Anda untuk membuat jurnal penanganan asma individual.
Di dalamnya terdapat informasi mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, bagaimana cara memonitor kondisi, dan apa yang harus dilakukan apabila terjadi serangan asma. Sebaiknya, rencana penanganan ini ditinjau ulang setidaknya satu kali dalam setahun. Jika gejala asma memburuk, peninjauan harus dilakukan lebih sering. Salah satu informasi yang harus Anda catat di dalam jurnal adalah hasil dari pemeriksaan peak flow meter. Jadi, Anda akan disarankan untuk membelinya.
Dengan demikian, Anda dapat memantau kondisi asma sehingga dapat memprediksi serangan asma dan mengambil langkah penanganan yang diperlukan.
Artikel Lainnya: Membedakan Sesak Napas Akibat Asma dan PPOK Obat-obatan Asma yang Disarankan Selain penanganan dengan inhaler, obat asma kadang juga diperlukan dalam rencana pengobatan, misalnya: • Tablet theophilline. Umumnya, obat asma diberikan untuk membantu melebarkan saluran pernapasan dengan melemaskan otot-otot di sekelilingnya.
Efek samping dari obat ini antara lain mual, sakit kepala, muntah, dan gangguan perut. • Tablet leukotriene receptor antagonist (montelukast). Obat asma jenis ini dikonsumsi satu kali sehari untuk mencegah radang di dalam saluran pernapasan. Obat as,a ini digunakan untuk mencegah gejala asma. Efek sampingnya antara lain gangguan perut atau sakit kepala. Steroid Oral Jika asma Anda masih belum dapat dikendalikan, dokter mungkin akan menyarankan untuk mengonsumsi tablet steroid. Obat ini dapat meredakan penyebab nafas pendek dan cepat lelah yang terjadi di dalam saluran pernapasan.
Dokter spesialis paru akan memantau penggunaan obat ini karena jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan berefek samping pada pengeroposan tulang, hipertensi, diabetes, otot melemah, kulit menipis, dan nafsu makan meningkat. Efek samping yang lebih serius adalah katarak atau glaukoma. Biasanya dokter hanya akan memberikan obat untuk jangka waktu pendek sebagai obat tambahan menangani infeksi lain.
Setelahnya, pasien akan kembali ke rencana pengobatan sebelumnya. Artikel Lainnya: Tak Bisa Sembuh, Bagaimana Cara Mengendalikan Asma? Pengendalian Asma Walaupun asma tidak dapat disembuhkan, namun penderitanya dapat menjalani hidup berkualitas jika melakukan hal berikut: • Mengenali dan menghindari pemicu asma • Mengenali serangan asma dan langkah pengobatan tepat • Menggunakan obat yang diberikan oleh dokter secara teratur • Perhatikan kondisi saluran napas Anda Jika penggunaan inhaler pereda semakin sering, konsultasikan ke dokter.
Bisa saja rencana pengobatan Anda membutuhkan penyesuaian dengan kondisi. Asidosis adalah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, misalnya napas pendek, linglung, atau sakit kepala. Normalnya, pH darah di dalam darah adalah sekitar 7,4. Asidosis terjadi saat pH darah kurang dari 7,35 (asam). Hal ini berkebalikan dengan kondisi alkalosis yang terjadi saat pH darah lebih dari 7,45 (basa).
Perubahan pH ini akan sangat memengaruhi fungsi dan kerja berbagai organ tubuh. Penyebab Asidosis Asidosis terjadi saat keseimbangan asam-basa di dalam tubuh terganggu, sehingga kadar asam menjadi sangat tinggi. Ada 3 mekanisme yang menyebabkan munculnya asidosis, yaitu produksi asam yang berlebihan, pengeluaran asam yang terganggu, dan proses keseimbangan asam-basa di dalam tubuh yang tidak normal.
Hal-hal ini akan menyebabkan terjadinya penumpukan asam di dalam tubuh. Ketiga mekanisme tersebut bisa disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme asam di tubuh (asidodis metabolik) atau gangguan pada proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida (asidosis respiratorik).
Berikut adalah penjelasannya: Asidosis metabolik Kondisi ini terjadi ketika produksi asam di tubuh terlalu berlebihan atau saat ginjal tidak mampu mengeluarkan asam dari dalam tubuh. Ada beberapa jenis asidosis yang termasuk asidosis metabolik, yaitu: • Asidosis diabetik Asidosis diabetik atau ketoasidosis penyebab nafas pendek dan cepat lelah disebabkan oleh produksi badan keton (asam) yang berlebihan.
Kondisi ini terjadi saat diabetes tidak terkontrol. • Asidosis laktat Asidosis laktat atau lactate acidosis disebabkan oleh produksi asam laktat yang berlebihan. Kondisi ini terjadi saat tubuh melakukan metabolisme anaerob (kadar oksigen rendah). Asidosis laktat dapat disebabkan oleh kanker, konsumsi alkohol yang berlebihan, gagal hati, gagal jantung, hipoglikemia dalam jangka waktu lama, sepsis, dan kelainan genetik, seperti MELAS.
• Asidosis hiperkloremik Peningkatan kadar asam dalam tubuh pada kondisi ini disebabkan oleh kehilangan natrium bikarbonat (basa) yang berlebihan dalam waktu yang lama. Kondisi ini biasanya terjadi karena diare atau muntah-muntah yang berkepanjangan. • Asidosis tubulus renalis Kondisi ini terjadi ketika ginjal tidak dapat membuang asam melalui urine, sehingga asam terkumpul di dalam darah.
Hal ini biasanya terjadi saat kerusakan ginjal disebabkan oleh penyakit autoimun atau gangguan genetik. Asidosis respiratorik Asidosis respiratorik juga akan meningkatkan kadar asam di dalam tubuh, namun dengan mekanisme yang berbeda. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada sistem pernapasan yang meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam darah.
Berikut ini adalah beberapa gangguan pada sistem pernapasan yang dapat memicu asidosis penyebab nafas pendek dan cepat lelah • Gangguan pada saluran pernapasan, seperti asma dan PPOK ( penyakit paru obstruksi kronis) • Penyebab nafas pendek dan cepat lelah pada jaringan paru, seperti fibrosis pulmoner • Gangguan pada tulang dada yang bisa mempengaruhi pernapasan, seperti skoliosis dan kifosis • Gangguan pada sistem saraf yang mempengaruhi proses pernapasan, seperti myasthenia gravis, GBS ( Guillain-Barre Syndrome), dan ALS ( amyotrophic lateral sclerosis) • Penggunaan obat-obatan yang yang dapat mempengaruhi sistem pernapasan, seperti penggunaan opioid atau kombinasi obat golongan benzodiazepine dengan alkohol • Kondisi lain yang bisa mempengaruhi pernapasan, seperti obesitas dan sleep apnea Gejala Asidosis Gejala asidosis tergantung pada penyebabnya, apakah gangguan metabolisme asam (asidosis metabolik) atau gangguan pertukaran oksigen dan karbon dioksida (asidosis respiratorik).
Gejala asidosis metabolik dapat berupa: • Napas pendek dan cepat • Sakit kepala • Linglung • Mual dan muntah • Lelah atau mengantuk • Nafsu makan menurun • Denyut jantung meningkat • Sakit kuning • Bau nafas tercium seperti aroma buah Sedangkan gejala asidosis respiratorik dapat berupa: • Napas pendek dan cepat • Lelah atau mengantuk • Pusing • Sakit kepala • Linglung • Gelisah Jika penderita mengalami asidosis respiratorik berkembang dalam jangka waktu yang lama (kronis), gejala tidak selalu dirasakan.
Namun, tanda-tanda seperti kehilangan ingatan, kesulitan tidur, dan perubahan perilaku dapat terjadi. Kapan harus ke dokter Deteksi dan penanganan dini dapat membantu pemulihan asidosis. Oleh karena itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda merasakan gejala-gejala asidosis seperti yang telah dijelaskan di atas. Perlu diingat bahwa asidosis adalah kondisi yang serius dan bisa berakibat fatal. Pastikan Anda segera ke rumah sakit jika mengalami kesulitan bernapas.
Asidosis dapat dipicu oleh penyakit dan kondisi seperti diabetes, asma, PPOK. Lakukan kontrol dan pemerisaan rutin jika Anda memiliki kondisi tersebut untuk mencegah terjadinya asidosis.
Diagnosis Asidosis Untuk mendiagnosis asidosis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, obat-obatan yang sedang digunakan, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada pasien. Dokter juga akan melakukan tes penunjang untuk memastikan diagnosis, menentukan tingkat keparahan asidosis, dan mengetahui penyebab yang mendasarinya.
Tes yang dapat dilakukan adalah: • Tes darah, untuk menilai fungsi metabolik secara komprehensif termasuk fungsi ginjal, kadar gula, dan elektrolit. • Analisa gas darah arteri, untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan PH dalam darah. • Rontgen dada, untuk mendeteksi cedera atau gangguan lain di paru-paru.
• Tes fungsi paru, untuk mengetahui kondisi dan fungsi paru dan saluran pernapasan. • Tes urine, untuk mendeteksi keberadaan badan keton dan kadar asam yang dibuang melalui urine.
Pengobatan Asidosis Pengobatan asidosis akan disesuaikan dengan jenis, penyebab, serta tingkat keparahan asidosis. Berikut adalah penjelasannya: Asidosis metabolik Pengobatan asidosis metabolik sangat penyebab nafas pendek dan cepat lelah pada penyebabnya.
Dalam kasus asidosis hiprekloremik, dokter biasanya akan memberikan natrium bikabornat, baik dalam bentuk tablet atau cairan yang disuntikkan melalui pembuluh darah.
Untuk asidosis tubulus renalis, dokter mungkin akan memberikan sodium sitrat dan melakukan penanganan untuk gangguan ginjal yang dialami. Sedangkan bagi penderita asidosis diabetik, akan dilakukan pemberian insulin dan bersamaan dengan cairan infus untuk menyeimbangkan kadar asam. Untuk penderita asidosis laktat, beberapa obat-obatan, seperti natrium bikarbonat, antibiotik, cairan infus, atau oksigen, dapat diberikan. Jika kondisi belum terlalu parah, proses detoksifikasi dapat dilakukan, khususnya bagi pasien yang mengalami keracunan obat atau alkohol.
Asidosis respiratorik Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk memperbaiki fungsi paru. Pada kasus asidosis respiratorik akut, pengobatan dilakukan dengan menangani penyebabnya.
Sedangkan, untuk asidosis respiratorik kronis, penanganan biasanya dilakukan untuk mencegah kondisi bertambah parah. Umumnya, dokter akan memberikan antibiotik, diuretik, kortikosteroid, atau bronkodilator. Jika kondisi pasien cukup parah, dokter mungkin akan melakukan pemasangan alat bantu napas atau ventilator yang disebut continous positive airway pressure (CPAP).
Komplikasi Asidosis Jika tidak diobati, asidosis berpotensi menyebabkan komplikasi berupa: • Gagal ginjal • Osteoporosis • Gangguan otot • Gangguan sistem endokrin • Batu ginjal • Keterlambatan dalam pertumbuhan Pencegahan Asidosis Tidak semua jenis asidosis dapat dicegah. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kondisi ini, yaitu: • Menjalani pengobatan dan kontrol secara teratur jika memiliki penyakit yang dapat menyebabkan asidosis, seperti diabetes, asma, dan PPOK • Tidak merokok • Tidak minum minuman beralkohol • Menjaga berat badan ideal • Minum air putih yang cukup • Mengonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter
Oh No!
It appears that you are using an ad blocker :-( Please add an exception for our site and click refresh Ads help pay the bills and allow us to keep the site and service free. Our ads are small and non-intrusive and family friendly. If you want to use our site and service you will need to disable your ad blocker then reload the page. Once you're done using the service you are welcome to re-enable the ad blocker of course. We are sorry for having to do this, but please understand that it costs us a good amount of money to host and update our service so when you enable the adverts on our site you are simply giving back and helping the site stay alive and advance.
We penyebab nafas pendek dan cepat lelah you will add an exception to your ad blocker for us. Click to reload the site A live signature is an image of a signature that looks like a real, handmade, signature. It can be static or animated and can be used to customize nearly any digital document or web page. Some examples are: Email signatures, Document signatures, Blog signatures (at the bottom of each post), Letter signatures and so on. Registered users get extra features and services.
For example, you can store your signature on our servers and edit them whenever you want to. We can also host your signature for your blog or any other website via our generated HTML code. With an account, you get a signature management system and a lot of other bonuses. The process is simple: You click the "start" button on the menu or homepage and choose a creation option: Using our step-by-step wizard or use our online signature drawing feature.
You can also have our team make the signature for you based on a photo or scan of your signature (but that costs a small fee). The easiest way to find up to date instructions on how to add an image signature to your emails is to search in Google. Search for "Add image signature" + your email client name. For example: If you are using outlook 2016 as your email client do a google search for: "how to add image signature outlook 2016"(no quotes) Our designers handmake each and every one of our signatures.
That way your signature will be 100% unique and special.
This process might take about 2-4 days to complete depending on load and complexity and is done during work days. We will mail you as soon as the order had been completed and upload the signatures to your account if you are a registered member. Using our online wizard and tools is free. If you want us to host the signature to code into your website or save your signatures, you can do so with the paid account for $1.99/month.
We do offer paid upgrades such as creating the signature for you based on a signature scan/photo and also creating animated signatures, personal fonts, and more. Pricing for these services will appear in the signature upgrades page. Janine Gregor janinegregor.com As a virtual assistant it is important to nurture relationships with potential clients by publishing a custom business e-newsletter.
One of the topics in my newsletter, “Wizard’z Wordz” includes, ‘A Note from Janine’ which gives a brief introduction of what I have been ‘up to’. My readers like the piece and it helps to personalize the publication. Adding a colorful and fancy signature from ‘My Live Signature’ helps to add personality and life to that special introduction paragraph. My Live Signature is a great tool and is very easy to use. I recommend My Live Signature to all of my clients who want to make their e-newsletter stand out from the rest.
About us Our signature maker service started in 2007 and was the first ever free signature generator tool on the web. Throughout the years enhanced our service, adding new signature tools allowing users to create email signatures, animated signatures, personal signatures and more.
We promise our basic services will always remain free and we pride ourselves by providing best-in-market email signature generators, signature maker tool and signature design tools. SDKI - Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia http://snars.web.id/sdki • Fisiologis • Aktivitas dan Istirahat • Eliminasi • Neurosensori • Nutrisi dan Cairan • Reproduksi dan Seksualitas • Respirasi • Sirkulasi • Lingkungan • Keamanan dan Proteksi • Perilaku • Kebersihan Diri • Penyuluhan dan Pembelajaran • Psikologis • Integritas Ego • Nyeri dan Kenyamanan • Pertumbuhan dan Perkembangan • Relasional • Interaksi Sosial • SLKI • SIKI • Wiki • Utama • Login • 4 total views D.0073 Risiko Kehamilan Tidak Dikehendaki Definisi : Berisiko mengalami kehamilan yang tidak diharapkan baik karena alasan waktu yang tidak tepat atau karena kehamilan tidak diinginkan Faktor Risiko Pemerkosaan Hubungan seksual sedarah (incest) Gangguan jiwa Kegagalan penggunaan alat kontrasepsi Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Tidak menggunakan alat kontrasepsi Faktor sosial-ekonomi Kondisi Klinis Terkait Penyakit menular seksual Gangguan jiwa Kegagalan penggunaan alat kontrasepsi Kekerasan penyebab nafas pendek dan cepat lelah rumah tangga (KDRT) Tautan SDKI-SIKI Intervensi Utama : Edukasi Keluarga Berencana Manajemen Kehamilan tidak dikehendaki.
Internvensi Pendukung : Dukungan Perlindungan Penganiayaan Pasangan, Edukasi Komunikasi Efektif, Edukasi Manajemen Strees, Edukasi Seksualitas, Konseling Genetika, Manajemen Perilaku Seksual, Manajemen Stres, Manajemen Teknologi Sistem Reproduksi, Manajemen Trauma Perkosaan, Perawatan Kehamilan Risiko Tinggi, Perawatan Kehamilan Trimester Kedua dan Ketiga, Perawatan Kehamilan Trimester Pertama, Rujukan ke Pelayanan Keluarga Berencana. sumber : 3 total views D.0072 Risiko Disfungsi Seksual Definisi : Berisiko mengalami perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasrat, terangsang, orgasme dan relaksasi yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna/tidakadekuat Faktor Risiko Biologis Gangguan neurologi Gangguan urologi Gangguan endokrin Keganasan Faktor ginekologis (mis.
kehamilan, pasca persalinan) Efek agen farmakologis Psikologis Depresi Kecemasan Penganiayaan psikologis/seksual Penyalahgunaan obat/zat Situasional Konflik hubungan Kurangnya privasi Pola seksual pasangan menyimpang Ketiadaan pasangan Ketidakadekuatan edukasi Konflik nilai personal dalam keluarga, budaya dan agama Konflik Klinis Terkait Diabetes melitus Penyakit jantung (mis. hipertensi, penyakit jantung koroner) Penyakit paru (mis.
TB, PPOK, asma) Stroke Kehamilan Kanker Gangguan endokurin, perkemihan, neuromuskular, muskuloskeletal kardiovaskuler Trauma genital Pembedaan pelvis Kanker Menopause Gangguan psikiatrik seperti mania, depresi berat, demen sia, gangguan kepribadian, penyalahgunaan zat, gangguan kecemasan, dan skizofrenia sumber : 3 total views D.0071 Pola Seksual Tidak Efektif. Definisi : Kekhawatiran individu melakukan hubungan seksual yang berisiko menyebabkan perubahan kesehatan.
Penyebab : Kurang privasi, Ketiadaan pasangan, Konflik orientasi seksual, Ketakutan hamil, Ketakutan terinfeksi penyakit menular seksual, Hambatan hubungan dengan pasangan, Kurang terpapar informasi tentang seksualitas. Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual, Mengungkapkan aktivitas seksual berubah, Mengungkapkan perilaku seksual berubah, Orientasi seksual berubah. Objektif (tidak tersedia).
Gejala dan Tanda Minor Subjektif Mengungkapkan hubungan dengan psangan berubah. Objektif Konflik nilai. Kondisi Klinis Terkait Mastektomi. Histerektomi. Kanker. Kondisi yang menyebabkan paralisis. Penyakit menular seksual (mis. sifilis, gonore, AIDS). sumber : 2 total views D.0070 – Kesiapan Persalinan Definisi : Pola memprsiapkan, mempertahankan dan memprkuat proses kehamilan dan persalinan serta perawatan bayi baru lahir.
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup yang tepat untuk persalinan. Menyatakan keinginan untuk menerapkan penatalaksanaan gejala ketidaknyamanan selama persalinan. Menyatakan rasa percaya diri menjalani persalinan. Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia). Objektif Menunjukan perilaku proaktif selama persiapan persalinan. Kondisi Klinis Terkait Status kesehatan ibu sehat. Status kesehatan janin sehat. sumber : 3 total views D.0069 Disfungsi Seksual Definisi : Perubahan fungsi seksual selama fase respon seksual berupa hasret, terangsang, orgasme, dan/atau relaksasi yang dirasa tidak memuaskan, tidak bermakna atau tidak adekuat.
Penyebab Perubahan fungsi/struktur tubuh (mis. kehamilan, baru melahirkan, obat-obatan, pembedahan, anomaliproses penyakit, trauma, radiasi) Perubahan biopsikososial seksualitas Ketiadaan model peran Model peran tidak dapat mempengaruhi Kurang privasi ketiadaan pasangan kesalahan informasi Kelaianan seksual (mis.
hubungan penuh kekerasan) Konflik nilai Penganiayaan fisik (mis. kekerasan dalam rumah tangga) Kurang terpapar informasi Gejal dan Tanda Mayor Subjektif Mengungkapkan aktivitas seksual berubah Mengungkapkan eksitasi seksual berubah Merasa hubungan seksual tidak memuaskan Mengungkapkan peran seksual berubah Mengeluhkan hasrat seksual menurun Mengungkapkan fungsi seksual berubah Mengeluh nyeri penyebab nafas pendek dan cepat lelah berhubungan seksual (dispareunia) Objektif (tidak tersedia) Gejala dan Tanda Minor Subjektif Mengungkapkan ketertarikan pada pasangan berubah Mengeluh hubungan seksual terbatas Mencari informasi tentang kemampuan mencapai kepuasan seksual Objektif (tidak tersedia) Kondisi Klinis Terkait Gangguan endokrin, perkemihan, neuromuskuler, muskuloskeletal, kardiovaskuler Trauma genital […] 3 total views D.0068 Risiko Konfusi Akut.
Definisi : Berisiko mengalami gangguan kesadaran, perhatian, penyebab nafas pendek dan cepat lelah dan presepsi yang reversibel dan terjadi dalam periode waktu singkat. Faktor Risiko Usia diatas 60 tahun Penyebab nafas pendek dan cepat lelah fungsi kognitif Perubahan siklus tidur-bangun Dehidrasi Demensia Riwayat stroke Gangguan fungsi metabolik (mis.
azotemia, penurunan hemogoblin, ketidakseimbangan elektroit, peningkatan nitrogen urea darah [BUN/kreatinin) Gangguan mobilitas Penggunaan restraint yang tidak tepat Infeksi Malnutrisi Nyeri Efek sgen farmologis Deprivasi sensori Penyalahgunaan zat Kondisi Klinis Terkait Cedera kepala Stroke Penyakit Alzheimer Penyalahgunaan zat Demensi Tautan SDKI – SIKI Intervensi Utama : Manajemen Nyeri Manajemen Demensia Pencegahan Infeksi.
Intervensi Pendukung : Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Alkohol Dukungan Pemulihan Penyalahgunaan Zat Dukungan tidur … sumber : 3 total views D.0067 Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer Definisi :… Berisiko mengalami gangguan sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada ekstermitas.
Faktor risiko Hiperglikemia Obstruksi vaskuler Fraktur Imobilisasi Penekanan mekanis (mis. tornket, gips, balutan, restraint) Pembedahan ortopedi Trauma Luka bakar Kondisi Klinis Terkait Diabetes melitus Obstruksi vaskuler Fraktur Pembedahan ortopedi Trauma Luka bakar sumber : 3 total views D.0066 Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial Definisi :… Gangguan mekanisme dinamika intrakranial dalam melakukan kompensasi terhadap stimulus yang dapat menurunkan kapasitas intrakranial Penyebab Lesi menempati ruang (mis.
space-occupaying lesion – akibat tumor, abses) Gangguan metabolisme (mis. akibat hiponatremia, ensefalotapi uremikum, ensefalopati hepatikum, ketoasidosis diabetik, septikemia) Edema serebral (mis. akibat cedera kepala [hematoma epidural, hematoma subdural, hematoma subarachnoid, hematoma intraserebral], stroke hemoragik, hipoksia, ensefalopati iskemik, pascaoperasi) Peningkatan tekanan vena (mis.
akibat trombosis sinus vena serebral, gagal jantung, trombosis/obstruksi vena jugularis atau vena kava superior) Obstruksi aliran cairan serebrospinalis (mis.
hidosefalus) Hipertensi intrakranial idiopatik Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Sakit kepala Objektif Tekanan darah meningkat dengan tekanan nadi (pulse pressure) melebar Bradikardia Pola napas ireguler Tingkat kesadaran menurun Respon pupil melambat atau tidak sama Refleks neurologis terganggu Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Gelisah Agitasi Muntah (tanpa disertai mual) Tampak lesu/lemah Fungsi kognitif terganggu Tekanan intrakranial (TIK) >20mmHg Papiledema Postur desebrasi (ektensi) Kondisi Klinis Terkait […] 3 total views D.0065 Konfusi Kronis Definisi :… Gangguan kesadaran, perhatian, kognitif dan persepsi yang ireversible, berlangsung lama, dan/atau progresif Penyebab Cedera otak (mis.
kerusakan serebrovaskuler, penyakit neurologis, trauma, tumor) Psikosis Korsakoff Demensia multi infark Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Kurang motivasi untuk memulai/menyelesaikan perilaku berorientasi tujuan Kurang motivasi untuk memulai/ menyelesaikan perilaku terarah Objektif Fungsi kognitif berubah progresif Memori jangka pendek dan/atau panjang berubah Interpretasi berubah Funsi sosial terganggu Respon terhadap stimulus berubah Gejala dan Tanda Minor Subjektif Salah persepsi Objektif Gangguan otak organik Kondisi Klinis Terkait Cedera kepala Tumor otak Stroke Penyakit Alzheimer Penyalahgunaan zat Demensia multi infark sumber : 3 total views D.0064 Konfusi Akut Definisi : Gangguan kesadaran, perhatian, kognitif, dan presepsi yang reversibel, berlangsung tiba-tiba dan singkat.
Penyebab. Delerium Demensia Fluktuasi siklus tidur-bangun Usia lebih dari penyebab nafas pendek dan cepat lelah tahun Penyalahgunaan zat Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Kurang motivasi untuk memulai/menyelesaiakan perilaku berorientasi tujuan Kurang motivasi untuk memulai/menyelesaikan perilaku terarah. Objektif’ Penyebab nafas pendek dan cepat lelah fungsi kognitif Fluktuasi tingkat kesadaran Fluktuasi aktivitas psikomotorik Gejala dan Tanda Minor Subjektif Salah persepsi Objektif Halusinasi Gelisah Kondisi Klinis Terkait Cedera kepala Stroke Penyakit Alzheimer Penyalahgunaan zat Demensia Delerium sumber : 2 total views D.0063 Gangguan Menelan.
Definisi : Fungsi menelan abnormal akibat defisit struktur atau fungsi oral, faring atau esofagus. Penyebab Gangguan serebrovaskular Gangguan saraf kranialis Paralisis serebral Akalasia Abnormalitas laring Abnormalitas orofaring Anomali jalan napas atas Defek anatomik kongenital Defek laring Defek nasal Defek rongga nasofaring Defek trakea Refluk gastroesofagus Obstruksi mekanis prematuritas Gejala dan Tanda Mayor.
Subjektif Mengeleuh sulit menelan Objektif Batuk sebelum menelan Batuk setelah makan atau minum Tersedak Makanan tertinggal di rongga mulut Gejala dan Tanda Minor Subjektif Oral (tidak tersedia) Faring Menolak makan Esofagus Menegeluh bangun dimalam hari Nyeri epigastrik Objektif Oral Bolus masuk terlalu cepat Refluks nasal Tidak mampu membersihkan rongga mulut Makanan jatug dari mulut Makanan terdorong keluar dari mulut Sulit mengunyah Muntah sebelum menelan Bolus terbentuk lama Waktu makan lama Porsi makan tidak habis Fase oral abnormal Mengiler Faring Muntah Posisi kepala kurang elevasi Menelan berulang-ulang Esofagus Hematemesis Gelisah Regurgitasi Odinofagia Bruksisme Kondis Klinis […] 2 total views D.0062 Gangguan Memori.
Definisi : Ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau perilaku. Penyeab Ketidakadekuatan stimulasi intelektual Gangguan srkulasi ke otak Gangguan volume cairan dan/atau elektroit Proses penuaan Hipoksia Gangguan neurologis (mis. EEG positif, cedera kepala, gangguan kejang) Efek agen farmakologis Penyalahgunaan zat Faktor psikologis (mis. kecemasan, depresi, stres berlebihan, berduka, gangguan tidur) Distraksi lingkungan Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Melaporkan pernah mengalami pengalaman luap Tidak mampu mempelajari keterampilan baru Tidak mampu mengingat informasi faktual Tidak mampu mengingat perilaku tertentu yang pernah dilakukan Tidak mampu mengingat peristiwa Objektif Tidak mampu melakuakan kemampuan yang dipelajari sebelumnya Gejala dan Tanda Minor Subjektif lupa melakukan perilaku pada waktu yang telah dijadwalkan Merasa mudah lupa Objektif (tidak tersedia) Kondisi Klinis Terkait Stroke Cedera kepala Kejang Penyakit Alzheimer Depresi Intoksikasi alkohol Penyalahgunaan zat Tautan SDKI – SIKI Intervensi Utama ; Latihan Memori Orientasi Realita Intervensi Pendukung : Dukungan Emosional Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Manajemen Cairan Perawatan Jantung […] 3 total views D.0061 Disrefleksia Otonom.
Definisi : Respon sistem saraf simpatis yang terjadi secara spontan dan mengancam jiwa terhadap stimulus berbahaya akibat cedera medula spinalis pada T7 atau diatasnya. Subjektif Sakit kepala Objektif Tekanan darah sistolik meningkat >20% Bercak merah pada kulit di atas lokasi cedera Diaforesis di atas lokasi cedera Pucat dibawah lokasi cedera Bradikardia dan/atau takikardia Gejala dan Tanda Minor Subjektif Nyeri dada Pandangan kabur Kongesti konjungtiva Kongesti nasal Parestesia Sensasi logam di mulut Objektif Menggigil Sindrom Horner Refleks pilomotorik Dilatasi pupil Penile erection Semen emission Kondisi Klinis Terkait Cedera medula spinalis Fraktur Trombosis vena dalam Tautan SDKI – SIKI Intervensi Utama : Manajemen Disrefleksia Intervensi Pendukung : Dukungan kepatuhan Program Pengobatan Insersi Intravena Kateterisasi Urine Latihan Batuk Efektjf Manajemen Cairan Manajemen Eliminasi Fekal Manajemen Elminasi Urine Manajemen Jalan Napas Manajemen Nutrisi Manajemen Nyeri Manajemen Obat Pemantauan Cairan Pemantauan Neurologis Pemberian Obat Pemberian Obat Intraspinal Pemberian Obat Intravena Pemberian Obat Oral Pemberian Obat […] 4 total views D.0060 Risiko Intoleransi Aktivitas.
Definisi : Beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari Faktor Risiko Gangguan srkulasi Ketidakbugaran status fisik Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas Gangguan pernapasan Kondisi Klinis Terkait Anemia Gagal jantung kongestif Penyakit katup jantung Aritmia Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) Gangguan metabolik Gangguan muskulosketal Tautan SDKI – SIKI Intervensi Utama : Manajamen Energi, Promosi Latihan Fisik Intervensi Pendukung : Dukungan Perawatan Diri Dukungan Tidur Edukasi Aktivitas / istirahat Edukasi Latihan Fisik Identifikasi Risiko Latihan Pernapasan Manajemen Alat Pacu Jantung Permanen Manajemen Medikasi Manajemen Nutrisi Manajemen Nyeri Pemantauan Respirasi Pemantauan Tanda Vital Pengaturan Posisi Promosi Berat Badan Rehabilitasi Jantung Surveilans Terapi Aktivitas Terapi Oksigen.
sumber : 3 total views D.0059 Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi. Definisi : Berisiko mengalami disintegrasi respon fisiologis dan neurobehaviour bayi terhadap lingkungan. faktor Risiko Kelebihan stimulasi sensorik Prematuritas Prosedur invasif Gangguan motorik Kelainan kongenitial Kelainan genetik Kondisi Klinis Terkait Hospitalisasi Prosedur invasif Prematuritas Gangguan neurologis Gangguan kongenital Kelainan kardiovaskuler sumber : 4 total views D.0058 Kesiapan Peningkatan Tidur.
Definisi : Pola penurunan kesadaran alamiah dan periodik yang memungkinkan istirahat adekuat, memperthankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan tidur Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur Objektif Jumlah waktu tidur sesuai dengan pertumbuhan perkembangan Gejala dan Tanda Minor Subjektif Tidak menggunakan obat tidur Objektif Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur Kondisi Klinis Terkait Pemulihan pasca operasi Nyeri kronis Kehamilan (periode prenatal/postnatal) Sleep apnea sumber : 5 total views D.0057 Keletihan.
Definisi : Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat. Gangguan tidur Gaya hidup monoton Kondisi fisiologis (mis. penyakit kronis, penyakit terminal, anemia. malnutrisi, kehamilan) ‘ Program perawatan/pengobatan jangka panjang Peristiwa hidup negatif Stres—berlebihan Depresi Gejala dan Tanda mayor Subjektif Merasa energi tidak putih walaupun telah tidur Merasa kurang tidur Mengeluh lelah Objektif Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin Tampak lesu Gejala dan Tanda Minor Subjektif Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung jawab libido menurun Objektif Kebutuhan istirahat meningkat Kondisi Klinis Terkait Anemia Kanker Hipotiroidisme/Hipertirodisme AIDS Depresi Menopause Keterangan Diagnosis keletihan merupakan perasaan subjektif yang tidak teratasi dengan istirahat dan intervensi keperawatan tidak difokuskan untuk meningkatkan daya tahan beraktivitas (endurance), melainkan untuk membantu klien beradaptasi dengan kondisi yang dialaminya.
Sedangkan, Intoleransi Aktivitas difokuskan untuk meningkatkan toleransi dan daya tahan beraktivitas klien. sumber : 3 total views D.0056 Intoleransi Aktivitas. Definisi :… Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari Penyebab Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Tirah baring Kelemahan Imobilitas Gaya hidup monoton Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengeluh lelah Objektif frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi sehat Gejala dan Tanda Minor Subjektif Dispnea saat/setelah aktivitas Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas Merasa lemah Objektif Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat Gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setelah aktivitas Gambaran EKG menunjukan iskemia Sianosis Kondisi Klinis Terkait Anemia Gagal jantung kongesif Penyakit jantung koroner Penyakit katup jantung Aritmia Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) Gangguan metabolik Gangguan muskuloskeletal Tautan SDKI – SIKI Intoleransi Aktivitas Intervensi Utama : Manajemen Energi Terapi Aktivitas Intervensi Pendukung : Dukungan Ambulasi Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Pemantauan Tanda vital Dukungan Meditasi Dukungan Pemeliharaan Rumah Dukungan Perawatan Diri Dukungan Spiritual Dukungan Tidur Edukasi Latihan Fisik Edukasi Teknik Ambulasi Manajemen Program Latihan Pemberian Obat Pemberian Obat Inhalasi Pemberian Obat Intravena Pemberian […] 5 total views D.0055 Gangguan Pola Tidur.
Definisi : Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal Penyebab : Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan) Kurang kontrol tidur Kurang privasi Restraint fisik Ketiadaan teman tidur Tidak familiar dengan peralatan tidur Gejala dan Tanda Mayor : Subjektif Objektif Mengeluh sulit tidur (tidak tersedia) Mengeluh sering terjaga Mengeluh tidak puas tidur Mengeluh pola tidur berubah Mengeluh istirahat tidak cukup Gejala dan Tanda Minor Subjektif Objektif Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (tidak tersedia) Kondisi Klinis Terkait Nyeri/kolik Hypertirodisme Kecemasan Penyakit paru obstruktif kronis Kehamilan Periode pasca partum kondisi […] 4 total views 0054 Gangguan Mobilitas Fisik.
Definisi :… Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri Penyebab Kerusakan integritas struktur tulang Perubahan metabolisme Ketidakbugaran fisik Penurunan kendali otot Penurunan massa otot Penurunan kekuatan otot Keterlambatan perkembangan Kekakuan sendi Kontraktur Malnutrisi Gangguan muskuloskeletal Gangguan neuromuskular Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia Efek agen farmakologis Program pembatasan gerak Nyeri Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik Kecemasan Gangguan kognitif Keengganan melakukan pergerakan Gangguan sensoripersepsi Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas Objektif Kekuatan otot menurun Rentang gerak (ROM) menurun Gejala dan Tanda Minor Subjektif Nyeri saat bergerak Enggan melakukan pergerakan Merasa cemas saat bergerak Objektif Sendi kaku Gerakan tidak terkoordinasi Gerakan terbatas Fisik lemah Kondisi Klinis Terkait Stroke Cedera medula spinalis Trauma Fraktur Osteoarthirtis Ostemalasia Keganasan Tautan SDKI – SIKI Intervensi Utama : Dukungan Ambulasi Dukungan Mobilisasi Intervensi Pendukung : Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Dukungan Perawatan Diri Pemberian Obat Dukungan […] 4 total views D.0053 Disorganisasi Perilaku Bayi.
Definisi : Disentegrasi respon fisiologis dan neurobehaviour bayi terhadap lingkungan Penyebab Keterbatasan lingkungan fisik Penyebab nafas pendek dan cepat lelah sensori Kelebihan stimulasi sensorik Imaturitas sistem sensoris Prematuritas Prosedur invasi Malnutrisi Gangguan motorik Kelainan kongenital Kelainan genetik Terpapar teratogenik Gejala dan Tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Hiperekstensi ekstemitas Jari-jari meregang atau tangan menggenggam Respon abnormal terhadap stimulus sensorik Gerakan tidak terkoordinasi Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Menangis Tidak mampu menghambat respon terkejut Iritabilitas Gangguan refleks Tonus motorik berubah Tangan di wajah Gelisah Tremor Tersentak Aritmia Bradikardia atau takikardia Saturasi menurun Tidak mau menyusu Warna kulit berubah Kindisi Klinis Terkait Hospitalisasi Prosedur invasif Prematuritas Gangguan Neurologis Gangguan pernapasan Gangguan kardiovaskuler Tautan SDKI – SIKI : Intervensi Utama : Perawatan Bayi Intervensi Pendukung : Dukungan Tidur Edukasi Nutrisi Bayi Edukasi Orangtua: Fase Bayi Konseling Genetika Konseling Laktasi Manajemen Energi Manajemen Lingkungan Manajemen Nyeri Pemantauan Neurologis Pemantauan Nutrisi Pemantauan Tanda […] 3 total views D.0052 Risiko Konstipasi.
Definisi : Berisiko mengalami penurunan frekuensi normal defekasi disertai kesulitan dan pengeluaran feses tidak lengkap. Faktor Risiko Fisiologis Penurunan motilitas gastrointestinal.
Pertumbuhan gigi tidak adekuat. Ketidakcukupan diet. Ketidakcukupan asupan serat. Ketidakcukupan cairan. Aganglionik (mis.penyakit Hircsprung). Kelemahan otot abdomen. Psikologis Konfusi. Depresi. Gangguan emosional. Situasional Perubahan kebiasaan makan (mis.jenis makanan, jadwal makan). Ketidakadekuatan toileting.
Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan. Penyalahgunaan laksatif. Efek agen farmakologis. Ketidakteraturan kebiasaan defekasi. Kebiasaan menahan dorongan defekasi. Perubahan lingkungan. Kondisi Klinis Terkait Lesi/cedera pada medula spinalis. Spina bifida.
Stroke. Sklerosis multipel. Penyakit Parkinson. Demensia. Hiperparatiroidisme. Hipoparatiroidisme. Tautan SDKI – SIKI Intervensi Utama : Pencegahan Konstipasi. Intervensi Pendukung: Dukungan perawatan diri : BAB / BAK Edukasi Diet Edukasi Toilet Training … sumber : 4 total views D.0051 Risiko Inkontinensia Urin Urgensi. Definisi :… Beresiko mengalami pengeluaran urin yang tidak tekendali. Faktor Risiko Efek samping obat, kopi dan alkohol Hiperrefleks destrussor Gangguan sistem saraf pusat Kerusakan kontraksi kandung kemih: relaksasi spingter tidak terkendali Ketidakefektifan kebiasaan berkemih Kapasitas kandung kemih kecil Kondis Klinis Terkait Infeksi/tumor/batu saluran kemih dan/atau ginjal Gangguan sistem saraf pusat sumber : 2 total views D.0050 Penyebab nafas pendek dan cepat lelah Urin.
Definisi :… Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap Penyebab peningkatan tekanan uretra Kerusakan arklus refleks Blok springter Disfungsi neurologis (mis. trauma, penyakit saraf) Efek agen farmakologis (mis. atropine, belladonna, psikotropik, antihistamin, opiate) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Sensasi penuh pada kandungan kemih Objektif disuria/anuria Distensi kandung kemih Gejala dan Tanda Minor Subjektif Dribbling Objektif Inkontinensia berlebih Residu urin Kondisi Klinis Terkait Benigna prostat hiperplasia Pembengkakan perineal Cedera medula spinalis Rektokel Tumor di saluran kemih sumber : 4 total views, 1 views today D.0049 Konstipasi.
Definisi :… Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta fases kering dan banyak Penyebab Fisiologis Penurunan motilitas gastrointestinal Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi Ketidakcukupan diet Ketidakcukupan asupan serat Ketidakcukupan asupan cairan Aganglionik (mis.
penyakit Hircsprung) Kelemahan otot abdomen Psikologis Konfusi Depresi Gangguan emosional Situasional Perubahan kebiasaan makan (mis. jenis makanan, jadwal makan) Ketidakadekuatan toileting Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan Penyalahgunaan laksatif Efek agen farmakologis Ketidakteraturan kebiasaan defekasi Kebiasaan menahan dorongan defekasi Perubahan lingkungan Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Defekasi kurang dari 2 kali seminggu Pengeluaran fases lama dan sulit Objektif Feses keras Peristalitik usus menurun Gejala dan Tanda Minor Subjektif Mengejan saat defekasi Objektif Distensi abdomen Kelemahan umum Teraba massa pada rektal Kondisi Klinis Terkait Lesi/cedera pada medula spinalis Spina bifida Stroke Sklerosis multipel Penyakit parkinson Demensia Hiperparatiroidisme Hipoparatiroidisme Ketidakseimbangan elektrolit Hemoroid Obesitas Pasca operasi obstruksi bowel Kehamilan Pembesaran prostat Abses rektal Fisura anorektal […] 3 total views D.0048 Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urin.
Definisi :… Pola fungsi sistem perkemihan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan eliminasi yang dapat ditingkatkan Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan eliminasi urin Objektif Jumlah urin normal Karakteristik urin normal Gejala dan Tanda Minor Sujektif (tidak tersedia) Objektif Asupan cairan cukup Kondisi Klinis Terkait Cedera medula spinalis Sklerosis multiple Kehamilan Trauma pelvis Pembedahan abdomen Penyakit prostat Tautan SDKI – SIKI : Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urine Intervensi Utama : Manajemen Elminasi Urine Intervensi Pendukung: Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Pemantauan Cairan Edukasi Toilet Training Latihan Otot Panggul Manajemen Cairan Manajemen Medikasi Manajemen Prolapsus Uten Perawatan Kateter Urine Promosi Eliminasi Urine Promosi Harga Diri Promosi Kesadaran Diri sumber : 2 total views D.0047 Inkontinensia Urine Urgensi.
Definisi :… Keluarnya urin tidak terkendali sesaat setelah keinginan yang kuat untuk berkemih (kebelet) Penyebab Iritasi reseptor kontraksi kamdung kemih Penurunan kapasitas kandung kemih Hiperaktivasi detrusor dengan kerusakan kontraktilitas kandung kemih Efek agen farmakologis (mis.
deurtik) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Keinginan berkemih yang kuat disertai dengan inkontinensia Objektif (tidak tersedia) Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif (tidak tersedia) Kondisi Klinis Terkait Riwayat penyakit peradangan pelvis dan/atau vagina Riwayat penurunan kateter urin Infeksi kandungan kemih dan/atau uretra Gangguan neurogenik/tumor/infeksi Penyakit Parkinson Neuropati diabetikum Operasi abdomen Tautan SDKI – SIKI Inontinensia Urine Urgensi Intervensi Utama : Latihan Berkemih Perawatan Inkontinensia Urine Intervensi Pendukung : Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Manajemen Lingkungan Dukungan Perawatan Diri.
BAB/BAK Dukungan Perawatan Diri: Mandi Edukasi Toilet Training Kateterisasi Urine Manajemen medikasi Pemantauan Cairan Pemberian Obat Oral Manajemen Cairan Manajemen Elminasi Urine Manajemen Inkontinensia Urine Pengontrolan Infeksi Perawatan Kateter Urine Perawatan Perineum […] 3 total views D.0046 Inkontinensia Urin Stres. Definisi :… Kebocoran urin mendadak dan tidak dapat dikendalikan karena aktivitas yang meningkat tekanan intraabdominal Penyebab Kelemahan intrinsik spinkter uretra Perubahan degenerasi/non degenerasi otot pelvis Kekurangan estrogen Peningkatan tekanan intraabdomen Kelemahan otot pelvis Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengeluh keluar urin <50 ml saat tekanan abdominal meningkat (mis.
saat berdiri, bersin, tertawa, berlari, atau mengangkat benda berat) Objektif (tidak tersedia) Gejala dan Tanda Minor Subjektif Pengeluaran urin tidak tuntas urgensi miksi Frekuensi berkemih meningkat Objektif Overdistensi abdomen Kondisi Klinis Terkait Obesitas Kehamilan/melahirkan Menopose Infeksi saluran kemih Operasi abdomen Operasi prostat Penyakit Alzheimer Cedera medula spinalis sumber : 4 total views D.0045 Inkontinensia Urin Refleks. Definisi :… Pengeluaran urin yang tidak terkendali pada saat volume kandung kemih tertentu tercapai Penyebab Kerusakn konduksi inplus di atas arkus refleks Kerusakan jaringan (mis.
terapi radiasi) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Tidak mengalami sensasi berkemih Dribbling Sering buang air kecil Hesitnacy Nokturia Enuresis Objektif Volume residu urin meningkat Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif (tidak tersedia) Kondisi Klinis Terkait Cedera/tumor/infeksi medula spinalis Cyistitis Pembedahan pelvis Sklerosis multipel Kanker kandung kemih atau pelvis Penyakit Parkinson Demensia sumber : 2 total views D.0044 Inkontinensia Urin Berlebih.
Definisi :… pengeluaran urin tidak terkendali karena kesulitan dan tidak mampu mencapai toilet pada waktu yang tepat Penyebab Ketidakmampuan atau penurunan mengenali tanda-tanda berkemih Penurunan tonus kandung kemih Hambatan monilitas Faktor psikologis : penurunan perhatian pada tanda-tanda keinginan berkemih (depresi, bingung, delirium) Hambatan lingkungan (toilet jauh, tempat tidur terlalu tinggi, lingkungan baru) Kehilangan sensorik dan motorik (pada geriatri) Gangguan penglihatan Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengompol sebelum mencapai atau selama usaha mencapai toilet Objektif (tidak tersedia) Gejala dan Tanda Minor Subjektif Mengompol di waktu pagi hari Mampu mengosongkan kandung kemih lengkap Kondisi Klinis Terkait Cedera kepala Neuropati alkoholik Penyakit Parkinson Penyakit dimielinsasi Sklerosis multipel Stroke Demensia progresif Depresi sumber : 3 total views D.0043 Inkontinensia Urin Fungsional.
Definisi :… Kehilanag urin yang tidak terkendali akibat overditensi kandung kemih. Penyebab Blok spinger Kerusakan atau tidakadekuatan jalur aferen Obstruksi jalan keluar urin (mis. Impaksi fekal, efek agen farmologis) Ketidakadekuatan detrusor (mis. pada kondisi stres atau tidak nyaman, deconditioned voiding) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Residu volume urin setelah berkemih atau keluhan kebocoran sedikit urin Nokturia Objektif Kandung kemih distensi (bukan berhubungan dengan penyebab reversibel akut) atau kandung kemih distensi dengan seringsedikit berkemih atau dribbling Gejala dan Tanda Minor (tidak tersedia) Objektif Residu urin 100 ml atau lebih Kondisi Klinis Terkait Asma Alergi Penyakit neurologi : cedera/tumor/infeksi medula spinalis Cedera kepala Sklerosis multipel Dimielinisasi saraf Neuropati diabetikum Neuropati alkohol Striktura uretra/leher kandung kemih Pembesaran prostat Pembengkakan periental sumber : 3 total views D.0042 Inkontinensia Urin Berlanjut.
Definisi :… Pengeluaran urin tidak terkendali dan terus menerus tanpa distensi atau perasaan penuh pada kandung kemih Penyebab Neuropati arkus refleks Disfungsi neurologis Kerusakan refleks kontraksi detrusor Trauma Kerusakan medula spinalis Kelainan anatomis (mis.fitsula) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Keluarnya urin konstan tanpa distensi Nokturia lebih dari 2 kali sepanjang tidur Objektif (tidak tersedia) Gejala dan Tanda Minor Subjektif Berkemih tanpa sadar Tidak sadar inkontinensia urin Objektif (tidak tersedia) Kondisi Klinis Terkait Cedera kepala Trauma Tumor Infeksi medula spinalis Fistula saluran kemih Tautan SDKI – SIKI Inkontinensia Urine Berlanjut Intervensi Utama : Kateterisasi Urine Perawatan Penyebab nafas pendek dan cepat lelah Urine Intervensi Pendukung : Dukungan Perawatan Diri BAB/BAK Latihan Berkemih Latihan Otot Panggul Manajemen Cairan Manajemen Elminasi Urine Manajemen inkontinensia Urine Pemberian Obat Oral Perawatan Kateter Urine Perawatan Perineum Perawatan Retensi Urine sumber : 2 total views D.0041 Inkontinensia Fekal.
Definisi : Kerusakan susunan saraf motorik bawah Penurunan tonus otot Gangguan kognitif Penyalahgunaan laksatif Kehilangan fungsi pengendalian sfingter rektum Pascaoperasi pullthrough dan penutupan klosomi Ketidakmampuan mencapai kamar kecil Diare kronis Stres berlebihan Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Tidak mampu mengontrol pengeluaran fases Tidak mampu menunda defekasi Objektif Fases keluar sedikit-sedikit dan sering Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Bau fases Kulit perinal kemerahan Kondisi Klinis Terkait Spina bifida Atresia ani Penyakit Hirschsprung Tautan SDKI – SIKI : Intervensi Utama : Latihan Eliminasi Fekal Perawatan Inkontinensia Fekal Intervensi Pendukung : Dukungan Emosional Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK Edukasi Toilet Training Manajemen Demensia Manajemen Diare Manajemen Eliminasi Fekal Manajemen Lingkungan Manajemen Nutrisi Manajemen Prolapsus Rektum Pemberian Obat Pemberian Obat Intravena Pemberian Obat Oral Pemberian Obat Rektal Perawatan Perineum Promosi Latihan Fisik Rujukan ke Perawat Enterostoma Terapi Aktivitas.
sumber : 3 total views, 1 views today D.0040 Gangguan Eliminasi Urin. Definisi :… Disfungsi eliminasi urin Penyebab Penurunan kapasitas kandung kemih Iritasi kandung kemih Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung kemih Efek tindakan medis dan diagnostik (mis. operasi ginjaloperasi saluran kemih, anestesi, dan obat-obatan) Kelemahan otot pelvis Ketidakmampuan mengakses toilet (mis.
imobilitas) Hambatan lingkungan Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis. anomali saluran kemih kongenital) Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Desekan berkemih (Urgensi) Urin menetas (dribbling) Sering buang air kecil Nokturia Mengompol Enuresis Objrktif Distensi kandung kemih Berkemih tidak tuntas (Hesitancy) Volume residu urin meingkat Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif (tidak tersedia) Kondisi Klinis Terkait Infeksi ginjal dan saluran kemih Hiperglikemi Trauma Kanker Cedera/tumor/infeksi medula spinalis Neuropati diabetikum Neuropati alkoholik Stroke Parkinson Skeloris multipel Obat alpha adrenergik Keterangan Diagnosis ini masih bersifat umum untuk ditegakan di klinik, sebaliknya penegakan diagnosis ini […] 4 total views, 1 views today D.0039 Risiko Syok.
Definisi :… Beresiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa. Faktor Risiko Hipoksemia Hipoksia Hipotensi Kekurangan volume cairan Sepsis Sindrom respons inflamasi sismetik (systemic inflamatory response syndrome [SIRS]) Kondisi Klinis Terkait Pendarahan Trauma multipel Pheumothoraks Infark miokard Kardiomiopati Cedera medula spinalis Anafilaksis Sepsis Koagulasi intravaskuler diseminata Sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflamatory response syndrome [SIRS]) Keterangan Diagnosis ini ditegakan pada kondisi gawat darurat yang dapat mengancam jiwa dan intervensi diarahkan untuk penyelamatan jiwa.
sumber : 2 total views D0038 Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah. Definisi :… Resiko terhadap variasi kadar glukosa darah dari rentang normal.
Faktor Risiko Kurang terpapar informasi tentang manejemen diabetes ketidaktepatan pemantaun glukosa darah Kurang petuh pada rencana manejemen diabetes Manajemen medikasi tidak terkontrol Kemilan Periode pertumbuhan cepat Stres berlebihan Penamabahan berat badan Kurang dapat menerima diagnosis Kondisi Klinis Terkait Diabetes melitus ketoasisdosis diabetik Hipoglekimia Diabetes getasional Penggunaan kortikosteroid Nutrisi parental sumber : 5 total views D.0037 Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit.
Definisi :… Berisiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit Faktor Risiko Ketidakseimbangan cairan (mis. dehidrasi dan intoksikasi air) Kelebihan volume cairan Gangguan mekanisme regulasi (mis. diabetes) Efek samping prosedur (mis. pembedahan) Diare Muntah Disfungsi ginjal Disfungsi regulasi endokrin Kondisi Klinis Terkait Gagal ginjal Anoreksia nervosa Diabetes melitus Penyakit Chron Gastroenteritis Pankreatitis Cedera kepala Kanker Trauma multipel Luka bakar Anemia sel sabit sumber : 2 total views 0036 Risiko Ketidakseimbangan Cairan.
Definisi :… berisiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan perpindahan cairan dari intraveskuler, interstisial atau intraselular. Faktor Risiko Prosedur pembedahan mayor Penyebab nafas pendek dan cepat lelah Luka bakar Aferesis Obstruksi intestinal Peradangan pankreas Penyakit ginjal dan kelenjar Disfungsi intestinal Kondisi Klinis Terkait Prosedur pembedahan mayor Penyakit ginjal dan kelenjar Perdarahan Luka bakar sumber : 3 total views D.0035 Risiko Ikterik Neonatus.
Definisi :… Beresiko mengalami kulit dan membran mukos neonatus menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tak terkonjugasi masuk ke dalam sirkulasi. Faktor Risiko Penurunan berat badan abnormal >7-8% pada bayi baru lahir yang menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bulan) Pola makan yang tidak ditetapkan dengan baik Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin Usia kurang dari 7 hari Keterlambatan pengeluran fases (mekonium) Prematuritas (<37 minggu) Kondisi Klinis Terkait Neonatus Bayi prematur sumber : 3 total views 0034 Risiko Hipovolemia.
Definisi :… Beresiko mengalami penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraselular. Faktro Risiko Kehilangan cairan secara aktif Gangguan absorbsi cairan Usia lanjut Kelebihan beraat badan Status hipermetabolik Kegagalan mekanisme regulasi Evaporasi Kekurangan intake cairan Efek agen farmakologis Kondisi Klinis Terkait Penyakit Addison Trauma/perdarahan Luka bakar AIDS Penyakit Crohn Muntah Diare Kolitis ulseratif sumber : 3 total views D.0033 Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal.
Definisi : Risiko peningkatan, penurunan, atau tidak efektifnya aktivitas peristatik pada sistem gastrointestinal. Faktor Risiko Pembedahan abdomen Penurunan sirkulasi gastrointensial Intoleransi makanan Refluks gastrointestinal Hiperglikemia Imobilitas Proses penuaan Inffeksi gastrointenstial Efek agen farmakologis (mis.
antibiotik, laksatif, narkotika/opiat) Prematuritas Kecemasan Stres Kurangnya sanitasi pada persiapan makanan Kondisi Klinis Terkait Pembedahan abdomen Penurunan sirkulasi gastrointestinal Intoleransi makanan Refluks gastrointestinal Hiperglikemia Imobilitas Proses penuaan Infeksi gastrointestinal Efek agen farmokologis (mis. antibiotik, laksatif, narkotika/opiat) Pematuritas Kecemasaan Stres Kurangnya sanitasi pada persiapan makanan Kondisi Klinis Terkait Pembedahan abdomen atau usus Malnutrisi Anemia Kecemasan Kanker empedu Kolesistektomi Infeksi pencernaan Gastroesophageal Reflux Dissease (GERD) Dialisis peritoneal Terapi radiasi Multiple organ dysfunction syndrome Tautal SDKI – SIKI : Intervensi Utama : Manajemen Nutrisi Pengontrolan Infeksi.
Intervensi Pendukung : Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan. Edukasi Diet. Edukasi Proses Penyakit. … sumber : 3 total views D.0032 Risiko Defisit Nutrisi. Definisi :… Beresiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Faktor Risiko Ketidakmampuan menelan makanan Ketidakmampuan mencerna makanan Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien Peningkatan kebutuhan metabolisme Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi) Faktor psikologis (mis. stres, penyebab nafas pendek dan cepat lelah untuk makan) Kondisi Klinis Terkait Stroke Parkinson Mobius Syndrome Celebral palsy Cleft lip Cleft palate Amyotropic lateral scierosis Kerusakan neuromuskular Luka bakar Kanker Infeksi AIDS Penyakit Crohn’s Enterokolotis Fibrosis kistik sumber : 4 total views D.0031 Risiko Berat Badan Lebih.
Definisi :… Bersiko mengalami akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin Faktor Risiko Kurang aktivitas fisik harian Kelebihan konsumsi gula Gangguan kebiasaan makan gangguan presepsi makan Kelebihan konsumsi alkohol Penggunaan energi kurang dari asupan Sering mengemil Sering memakan makanan berminyak/berlemak Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolisis) Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi Asupan kalsium rendah pada penyebab nafas pendek dan cepat lelah Berat badan bertambah cepat (Selama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama) Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan.
Kondisi Klinis Terkait Gangguan ginetik Hipotiroid Diabetes melitus gestasional Pola hidup kurang aktivitas sumber : 3 total views D.0030 Obesitas.
Definisi :… Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin, serta melampaui kondisi berat badan lebih (overweight) Penyebab Kurang aktivitas fisik harian Kelebihan konsumsi gula Gangguan kebiasaan makan Gangguan presepsi makan Kelebihan konsumsi alkohol Penggunaan energi kurang dari asupan Sering mengemil Sering makan makanan berminyak/berlemak Faktor keturunan (mis. ditribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi, aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolisis) Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi Asupan kalsium rendah pada anak-anak Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak.
selama masa bayi, termasuk minggi pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama) Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usi <5bulan. Gejala dan Tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia) Objektif IMT >27kg/m (pada dewasa) atau lebih dari presentil ke 95 untuk usia dan jenis kelamin (pada anak) Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Tebak lipatan kulit trisep >25 mm Kondisi Klinis Terkait Gangguan genetik Faktor keturunan […] 2 total views D.0029 Menyusui Tidak Efektif.
Definisi :… Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui. Penyebab Fisiologis Ketidakadekuatan suplai ASI Hambatan pada neonatus (mis. prematuritas, sumbing) Anomali payudara ibu (mis. puting yang masuk ke dalam) Ketidakadekuatan refleks oksitosin Ketidakadekuatan refleks menhispa bayi Payudara bengkak Riwayat operasi payudara Kelahiran kembar Situasional Tidak rawat gabung Kurang penyebab nafas pendek dan cepat lelah informasi tentang pentinya menyusui dan/atau metode menyusui Kurangnya dukungan keluarga Faktor budaya Gejala dan Tanda mayor Subjektif Kelelahan maternal Kecemasan maternal Objektif Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu ASI tidak menetas/memancar BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam Nyeri dan/atau lecet terus menerus setelah minggu kedua Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Intake bayi tidak adekuat Bayi menghisap tidak terus menerus Bayi menangis saat disusui Bayi rewel dan menangis terus dalam jam-jam pertama setelah menyusui Menolak untuk mengisap Kondisi Klinis Terkait Abses payudara Masititis Carpal tunnel syndrome […] 3 total views D.0028 Menyusui Efektif.
Definisi : Pemberian ASI secara langsung dari payudara kepada bayi dan anak yang dapat memenuhi kenutuhan nutrisi. Penyebab Fisiologis Hormon oksitosin dan protaktin adekuat Payudara membesar, alveoli mulai terisi ASI Tidak ada kelainan pada sruktur payudara Puting menonjol Bayi aterm Tidak ada kelainan bentuk pada mulut bayi Situasional Rawat gabung Dukungan keluarga dan tenaga kesehatan adekuat Faktor budaya Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Ibu merasa percaya diri selama proses menyusui Objektif Bayi melekat pada payudara ibu dengan benar Ibu mampu memposisikan bayi dengan benar Miksi bayi lebih dari 8 kali dalam 24 jam Berat badan bayi meningkat ASI menetes/memancar Suplai ASI adekuat Puting tidak lecet setelah minggu kedua Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Bayi tidur setelah menyusui Payudara ibu kosong setelah menyusui Bayi tidak rewel dan menangis stelah menyusui Kondisi Klinis Terkait Status kesehatan ibu baik Status kesehatan bayi baik sumber […] 4 total views D.0027 Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah.
Definisi : Variasi kadar glukosa darah nail/turun dari rentang normal. Penyebab Hiperglikemia Disfungsi Pankreas Resistensi insulin Gangguan toleransi glukosa darah Gangguan glukosa darah puasa Hipoglikemia Penggunaan insulin atau obat gikemik oral Hiperinsulinemia (mis. insulinoma) Endokrinnopati (mis. kerusakan adrenal atau pitutari) Disfungsi hati Disfungsi ginjal kronis Efek agen farmakologis Tindakan pembedahan Neoplasma Gangguan metabolik bawaan (mis.
gangguan penyimpanan lisosomal, galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen) Gejala dan tanda Mayor Subjektif Hipoglikemia Mengantuk Pusing Hiperglikemia Palpitasi Mengeluh lapar Objektif Hipoglikemia Gangguan koordinasi Kadar glukosa dalam darah/urin rendah Hiperglikemia Kadar glukosa dalam darah/urin tinggi Gejala dan Tanda Minor Subjektif Hipoglikemia Palpitasi Mengekuh lapar Hiperglikemia Mulut kering Haus meningkat Objektif Hipoglikemia Gemetar Kesadaran menurun Perilaku aneh Sulir bicara Berkeringat Hiperglikemia Kondisi Klinis Terkait Diabetes melitus Ketoasidosis diabetik Hipoglikemia Hiperglikemia Diabetes gestasional Penggunaan kortikosteroid Nutrisi Parental total (TPN) sumber : 3 total views D.0026 Kesiapan Peningkatan Nutrisi.
Definisi : Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memnuhi kebutuhan metabolisme dan dapat ditingkatkan. Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengekspresikan keinginan penyebab nafas pendek dan cepat lelah meningkakan nutrisi Objektif Makan teratur dan adekuat Gejala dan Tanda Minor Subjektif Mengekspresikan pengetahuan tentang pilihan makanan dan cairan yang sehat Mengikuti standart asupan nutrisi yang tepat (mis. piramida makanan, pedoman American diabetic Association atau pedoman lainya) Objektif Penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang aman Sikap terhadap makanan dan minuman sesuai dengan tujuan kesehatan Kondisi Klinis Terkait Perilaku upaya peningkatan kesehatan sumber : 3 total views D.0025 Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan.
Definisi : Pola ekuilibrium antara volume cairan dan komposisi kimia cairan tubuh yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik dan dapat ditingkatkan. Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan kesimbangan cairan Objektif Membran mukosa lembab Asupan makanan dan cairan adekuat untuk kebutuhan harian Turgor jaringan baik Tidak ada tanda edema atau dehidrasi Gejala dan Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Urin berwarna kuning bening dengan berat jenis dalam rentang normal Haluaran urin sesuai dengan asupan Berat badan stabil Kondisi Klinis Terkait penyebab nafas pendek dan cepat lelah jantung Sindrom iritasi usus Penyakit addison Mekanan entral atau parenteral Tautan SDKI – SIKI Kesiapan Peningkatan Keseimbangan Cairan Intervensi Utama : Manajemen Cairan Pemantauan Cairan Intervensi pendukung Edukasi Terapi Cairan Insersi Intravena Manajemen Demam Manajemen Hipovolemia Manajemen Nutrisi Manajemen Medikasi Pemantauan Tanda Vital Terapi Intravena sumber : 3 total views D.0024 Ikterik Neonatus ( Ikterus Neonatus ) Definisi : Kulit dan membran mukosa neonatus menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke dalam sirkulasi Penyebab Penuruann berat badan abnormal (>7-8% pada bayi baru lahir uang menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bualan) Pola makan tidak ditetapkan degan baik Kesukitan transisi ke kehidupan penyebab nafas pendek dan cepat lelah uterin Usia kurang dari 7 hari Keterlambatan pengeluaran fases (makonium) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif : (tidak tersedia) Objektif Profil darah abnormal (Hemolisis, bilirubin serum total >2mg/dL, bilirubin serum total pada rentang risiko tinggi menurut usia pada normogen spesifik waktu) Membran mukosa kuning Kulit kuning Sklera kuning Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif (tidak tersedia) Kondisi Klinis Terkait Neonatus Bayi prematur Tautan SDKI penyebab nafas pendek dan cepat lelah SIKI : Intervensi Utama : Perawatan Bayi Fototerapi Neonatus Intervensi Pendukung : Edukasi Orangtua: Fase Bayi Insersi Intravena Pemberian Obat Oral Manajemen Spesimen Darah Pemantauan Tanda Vital Pemberian Obat Pemberian […] 3 total views D.0023 Hipovolemia.
Definisi : Peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan / atau intraselular. Penyebab Kehilangan cairan aktif Kegagalan mekanisme regulasi Peningkatan permeabilitas kapiler Kekurangan intake cairan Evaporasi Gejala dan Tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Frekuensi nadi meningkat Nadi teraba lemah Tekanan darah menurun Tekanan Nadi menyempit Turgor kulit menyempit Membran mukosa kering Voluem urin menurun Hemtokrit meningkat Gejala dan Tanda Minor Subjektif Merasa lemah Mengeluh haus Objektif Pengisian vena menurun Status mental berubah Suhu tubuh meningkat Konsentrasi urin meningkat Berat badan turun tiba-tiba Kondisi Klinis Terkait Penyakit Addison Trauma/pendarahan Luika bakar AIDS Penyakit Crohn Muntah Diare Kolitis ulseratif Hipoalbuminemia Tautan SDKI – SIKI : Intervensi Utama Manajemen Hipovolemia Manajemen Syok Hipovolemik Intervensi Pendukung Balut Tekan Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Edukasi Pengukuran Nadi Radialis Insersi Intravena Insersi Selang Nasogastrik Konsultasi Via Telepon Manajemen Akses Vena Sentral Manajemen Aritmia Manajemen Diare Manajemen Elektrolit Manajemen Elektrolit: Hiperkalemia Manajemen Elektrolit: Hiperkalsemia Manajemen Perdarahan Antepartum Dipertahankan Manajemen […] 3 total views D.0022 Hipervolemia.
Definisi : Penyebab nafas pendek dan cepat lelah volume cairan intravaskular, interstisial, dan / atau intraselular. Penyebab Gangguan mekanisme regulasi Kelebihan asupan cairan Kelebihan asupan natrium gangguan aliran balik vena Efek agen farmakologis (mis.
kartikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide, vincristine, tryptilinescarbamazepine) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Ortopnea Dispenea Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) Objektif Ederma anasarka dan/atau ederma perifer Berat badan meningkat dalam waktu singkat Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau Cental Venous Pressure (CVP) meningkat Refleks hepatojugular positif Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Ditensi vena jugularis Terdengar suara nafas tembahan Hepatomegali Kadar Hb/Ht turun Oliguria Intake lebih banyak dari output penyebab nafas pendek dan cepat lelah cairan positif) Kongesti paru Kondisi Klinis Terkait Penyakit ginjal : gagal ginjal akut/kronis, sindrome nefrotik Hipoalbuminemia Gagal jantung kongestif Kelainan hormon Penyakit hati (mis.
sirosis, asites, kanker hati) Penyakit vena perifer (mis. varises vena, trombus vena, plebtis) imobilitas Tautan SDKI – SIKI : Intervensi Utama Manajemen Hipervolemia Pemantauan Cairan Intervensi Pendukung : Dukungan Kepatuhan […] 2 total views D.0021 Disfungsi Motilitas Gastrointestinal. Definisi: Peningkatan, penurunan, tidak efektif atau kurangnya aktivitas perstatik gastrointestinal. Penyebab Asupan enteral Intoleransi makanan Imobilisasi Makanan kontainan Malnutrisi Pembedahan Efek agen farmakologis (mis.
narkotik/opiat, antibiotik, laksatif, anatesia) Proses penuaan Kecemasan Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Mengungkapkan flatus tidak ada Nyeri/kram abdomen Objektif Suara peristaltik berubah (tidak ada, hipoaktif, atau hiperaktif) Gejala dan Tanda Mayor Subjektif Merasa mual Objektif Residu lambung meningkat/menurun Muntah Regurgitasi Pengosongan lambung cepat Distensi abdomen Diare Feses kering dan sulit keluar fese keras Kondisi Klinis Terkait Pembedahan abdomen atau usus Malnutrisi Kecemasan Kanker empedu Penyebab nafas pendek dan cepat lelah Infeksi pencernaan Gastroesophageal refluk disease (GERD) Dialisis perioneal Terapi radiasi Multiple organ dysfunction syndrome Tautan SDKI – SIKI Intervensi Utama Manajemen Nutrisi Pengontrolan Infeksi Intervensi Pendukung Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Manajemen Obat Edukasi Diet Edukasi Proses Penyakit Insersi Selang Nasogastrik trigasi Kolostorni Konseling Nutrisi Konsultasi Manajemen Reaksi Alergi Pemantauan Nutrisi Pemberian Enema Pemberian Makanan Enteral Pemberian Obat Intravena Pemberian […] 3 total views D.0020 Diare.
Definisi : Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak terbentuk. Penyebab Fisiologis Inflamasi gastrointestinal. Iritasi gastrointestinal. Proses infeksi. Malabsorsi. Psikologis Kecemasan. Tinkat stres tinggi. Situasional Terpapar kontaminan. Terpapar toksin. Penyalahgunaan laksatif. Penyalahgunaan zat. Program pengobatan (Agen tiroid, analgesik, pelunak feses, ferosultat, antasida, cimetidine dan antibiotik). Perubahan air dan makanan. Bakteri pada air. Gejala dan Tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia).
Objektif Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam. Feses lembek atau cair. Gejala dan Tanda Minor Subjektif Urgency. Nyeri/kram abdomen. Objektif Frekuensi peristaltik meningkat. Bising usus hiperaktif. Kondisi Klinis Terkait Kanker kolon. Divericulitis. Iritasi usus. Crohn’s disease. Ulkus peptikum. Gastritis. Spasme kolon. Kolitis ulseratif.
Hipertiroidisme. Demam typoid. Malaria. Sigelosis. Kolera. Disentri. Hepatitis. Tautan SDKI – SIKI : Intervensi Utama : Manajemen Diare Pemantauan Cairan Intervensi Pendukung : Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Pemberian Makanan Enteral Edukasi Kemoterapi Pemantauan Elektrolit Pemberian Obat Pemberian Obat Intradermal Pemberian Obat Intravena Pemberian Obat […] 3 total views D.0019 Defisit Nutrisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme Penyebab Ketidakmampuan menelan makanan Ketidakmampuan mencerna makanan Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien Peningkatan kebutuhan metabolisme Faktor ekonomi penyebab nafas pendek dan cepat lelah, finansial tidak mencukupi) Faktor psikologis (mis, stres, keengganan untuk penyebab nafas pendek dan cepat lelah Gejala dan Tanda Mayor Subjektif : (tidak tersedia) Objektif : 1.
Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal. Gejala dan Tanda Minor Subjektif : Cepat kenyang setelah makan Kram/nyeri abdomen Nafsu makan menurun. Objektif : Bising usus hiperaktif Otot pengunyah lemah Otot menelan lemah Membran mukosa pucat Sariawan Serum albumin turun Rambut rontok berlebihan Diare Kondisi Klinis terkait : Stroke Parkinson Mobius syndrome Celebral palsy Cleft lip Cleft palate Amyotropic lateral sclerosis Kerusakan neuromuskular Luka bakar Kanker Infeksi AIDS Penyakit Crohn’s Enterokolitis Fibrosis kistik Defisit Nutrisi Luaran Utama : Status Nutris Luaran Tambahan : Berat Badan Eleminasi Fekal […] 3 total views D.0018 Berat Badan Lebih.
Definisi : Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Penyebab Kurang aktivitas fisik harian Kelebihan konsumsi gula Gangguan kebiasaan makan Gangguan persepsi makan Kelebihan konsumsi alkohol Penggunaan energi kurang dari asupan Sering mengemil Sering memakan makanan berminyak/berlemak Faktor keturunan (mis.
distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi, aktifitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, liposis) Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi) Asupan kalsium rendah (pada anak-anak) Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama) Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan Gejala dan Tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia) Objektif IMT >25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari presentil 95 (pada anak <2 tahun) atau IMT pada presentil ke 85-95 (pada anak 2-18 tahun) Gejala dan Tanda Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif Tebal lipatan kulit trisep >25 mm Kondisi […] 4 total views D.0017 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif.
Definisi:… Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke otak Faktor risiko Keabnormalan masa protrombin dan/atau masa tromboplastin parsial Penurunan kinerja ventikel kiri Aterosklrosis aorta Diseksi arteri Fibrilasi atrium Tumor otak Stenosis karotis Miksoma atrium Aneurisma serebri Koagulopati (mis. anemia sel sabit) Dilatasi kardiomiopati Koagulasi (mis. anemia sel sabit) Embolisme Cedera kepala Hiperkolesteronemia Hipertensi Endokarditis infektif Katup prostetik mekanis Stenosis mitral Neoplasma otak Infark miokard akut Sindrom sick sinus Penyalahgunaan zat Terapi tombolitik Efek samping tindakan (mis.
tindakan operasi bypass) Kondisi Klinis Terkait Stroke Cedera kepala Aterosklerotik aortik Infark miokard akut Diseksi arteri Embolisme Endokarditis infektif Fibrilasi atrium Hiperkolesterolemia Hipertensi Dilatasi kardiomiopati Koagulasi intravaskular diseminata Miksoma atrium Neoplasma otak Segmen ventrikel kiri akinetik Sindrom sick sinus Stenosis karotid Stenosis mitral Hidrosefalus Infeksi otak (mis.
meningitis, ensefalitis, abses serebri) Tautan SDKI – SIKI : Intervensi Utama : Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial Pemantauan Tekanann Intakrasnial Intervensi Pendukung : Edukasi Diet Edukasi Program […] 51 total views, 1 views today D.0016 Risiko Perfusi Renal Tidak Efektif.
Definisi:… Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke ginjal Faktor Risiko Kekurangan volume cairan Embolisme vaskuler Vaskulitis Hipertensi Disfungsi ginjal Hiperglikemia Keganasan Pembedahan jantung Bypass kardiopulmonal Hipoksemia Hipoksia Asidosis metabolik Trauma Sindrom kompartemen abdomen Luka bakar Sepsis Sindrom respon inflamasi sistemik Lanjut usia Merokok Penyalah gunaan zat Kondisi Klinis Terkait Diabetes melitus Hipertensi Aterosklerosis Syok Keganasan Luka bakar Pembedahan jantung Penyakit ginjal (mis.
ginjal polikistik, stenosis penyebab nafas pendek dan cepat lelah ginjal, gagal ginjal, glumeruloneftritis, nefritis intersisial, nekrosis kortikal bilateral, polinefritis) Trauma sumber : 4 total views D.0015 Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif. Definisi:… Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah pada level kaliper yang dapat mengganggu metabolisme tubuh Faktor risiko Hiperglikemia Gaya hidup kurang gerak Hipertensi Merokok Prosedur endovaskuler Trauma Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis.
merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas, imobilitas) Kondisi Klinis Terkait Arterosklerosis Raynaud’s disease Trombosis arteri Leriche’s syndrome Aneurisma Buerger’s diasease Varises Diabetes melitus Hipotensi Kanker sumber : 4 total views D.0014 Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif. Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi arteri koroner yang dapat mengganggu metabolisme miokard.
Faktor Risiko : Hipertensi. Hiperlipidemia. Hiperglikemia. Hipoksemia. Hipoksia. Kekurangan volume cairan. Pembedahan Jantung. Penyalahgunaan zat. Spasme arteri koroner. Peningkatan protein C-reaktif. Tamponade jantung. Efek agen farmakologis. Riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga. Kurang terpapar informasi tentang faktor risiko yang dapat diubah ( misal merokok, gaya hidup kurang gerak, obesitas). Kondisi Klinis Terkait : Bedah Jantung. Tamponade jantung.
Sindrom koroner akut. Diabetes mellitus. Hipertensi Keterangan : Diagnosis ini ditegakkan pada pasien yang belum berisiko mengalami gangguan pompa jantung. Jika pasien telah berisiko mengalami gangguan pompa jantung maka lebih dianjurkan untuk menegakkan diagnosis risiko penurunan curah jantung. sumber : 4 penyebab nafas pendek dan cepat lelah views D.0013 Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif.
Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi gastrointestinal. Faktor Risiko : Perdarahan gastrointetinal akut Trauma abdomen Sindroma kompartemen abdomen Aneurisma aorta abdomen Varises gastroesofagus Penurunan kinerja vertikel kiri Koagulopati (mis. anemia sel sabit, koagulopati intravaskuler diseminata) Penurunan konsentrasi hemoglobin Keabnormalan masa protombin dan/atau masa tromboplastin parsial Disfungsi hati (mis.
sirosis, hepatitis) Disfungsi ginjal (mis. ginjal polikistik, stenosis arteri ginjal, gagal ginjal) Disfungsi gastrointestinal (mis. ulkus duodenum atau ulkus lambung, kolitis iskemik, pankreatitis iskemik) Hiperglikemia Ketidakstabilan hemodinamik Efek agen farmakologis usia >60 tahun Efek samping tindakan (cardiopulmunary bypass, anastesi, pembedahan lambung) Kondisi Klinis Terkait Varises gastroesofagus Aneurisma aorta abdomen Diabetes melitus Sirosis hepatis Perdarahan gastrointestinal akut Gagal jantung kongesif Koagulasi intravaskuler diseminita Ulkus duodenum atau ulkus lambung Kolistik iskemi Pankreatitis iskemik Ginjal polikistik Stenosis arteri ginjal Gagal ginjal Sindroma kompartemen abdomen Trauma abdomen Anemia Pembedahan Jantung sumber : Tautan Luaran /bg_collapse] 7 total views D.0012 Risiko Perdarahan.
Definisi : Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi di dalam tubuh) maupun ekternal (Terjadi hingga keluar tubuh). Faktor Risiko : Aneurisma. Gangguan gastrointestinal (misal ulkus, polip, varises). Gangguan fungsi hati (misal sirosis hepatitis). Komplikasi kehamilan (misal ketuban pecah sebelum waktunya, plasenta previa/abrupsio, kehamilan kembar). Komplikasi pasca partum (misal atoni uterus, retensi plasenta). Gangguan koagulasi (misal trombositopenia), Efek agen farmakologis.
Tindakan pembedahan. Trauma. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan pencegahan perdarahan. Proses keganasan. Kondisi Klinis Terkait. Aneurisma. Koagulasi intravaskuler diseminata.
Gangguan fungsi hati (misal sirosis hepatitis). Komplikasi kehamilan (misal ketuban pecah sebelum waktunya, plasenta previa/abrupsio, kehamilan kembar). Komplikasi pasca partum (misal atoni uterus, retensi plasenta). Gangguan koagulasi (misal trombositopenia). Efek agen farmakologis. Tindakan Pembedahan. Trauma. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan.
Proses Keganasan, Kondisi Klinis Terkait : Aneurisma. Koagulasi intravaskuler diseminata. Sirosis Hepatis. Ulkus lambung. Varises. Trombositopenia. Ketuban pecah sebelum waktunya. Plasenta previa / abrupsio. Atonia uterus. Retensi Plasenta. Tindakan pembedahan. Kanker.
Trauma. […] 2 total views D.0011 Risiko Penurunan Curah Jantung. Definisi : Berisiko mengalami pemompaan jantung yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Faktor Risiko : Perubahan afterload. Perubahan frekuensi jantung. Perubahan irama jantung. Perubahan kontraktilitas. Perubahan preload. Kondisi Klinis Terkait. Gagal jantung kongestif Sindrom koroner akut. Gangguan katup jantung (stenosis / regirgitasi aorta, pulmonalis, trikuspidalis, atau mitralis). Atrial / ventricular septal defect. Aritmia. sumber : 3 total views D.0010 Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan. sumber : Buku SDKI – PPNI Edisi 1. Definisi : Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan.
FAktor Resiko : Kekurangan volume cairan. Hipoksia. Hipotermia. Hipokalemia/hiperkalemia. Hipoglikemia/hiperglikemia. Penyebab nafas pendek dan cepat lelah. Taksin (mis. keracunan, overdosis obat). Tamponade jantung. Tension pneumothorax. Trombosis jantung. Trombosis paru (emboli paru). Kondisi Klinis terkait : Bradikardia. Takikardia.
Sindrom koroner akut. Gagal jantung. Kardiomiopati. Miokarditis. Disritmia. Trauma. Perdarahan (mis. perdarahan gastrointestinal, ruptur aorta, perdarahan intrakranial). Keracunan. Overdosis. Tenggelam. Emboli paru. Tautan Penyebab nafas pendek dan cepat lelah – SIKI Gangguan Sirkulasi Spontan Intervensi Utama : Manajemen Defibrilasi Resusitasi Cairan Resusitasi Jantung Paru Intervensi Pendukung : Code Management Dukungan Kepatuhan Program Pengobatan Manajemen Spesimen Darah Manajemen Penyalahgunaan Zat Pemantauan Cairan Pemantauan Hasil Laboratorium Pemantauan Hemodinamik Invasif Pemantauan Tanda Vital Insersl Intravena Insersi Jalan Napas Buatan Kateterisasl Urine Konsultasi Manajemen Alat Pacu Jantung Sementara Pemberian Obat Manajemen Asam-Basa: Alkalosis Metabolik Pemberian Obat Intramuskular Manajemen Asam-Basa: Asidosis Metabolik Pemberian Obat Intraoseous Manajemen Asam-Basa: […] 4 total views D.0009 Perfusi Perifer Tidak Efektif.
Definisi : Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh. Penyebab: Hiperglikemia Penurunan konsentrasi gemoglobin Peningkatan tekanan darah Kekurangan volume cairan Penurunan aliran arteri dan / atau vena Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis.
merokok, gaya hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garamimobilitas) Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. diabetes melittus, hiperlipidemia) Kurang aktivitas fisik. Gejala dan Tanda Mayor – Subjektif : (Tidak tersedia). Gejala dan Tanda Mayor – Objektif : Pengisian kapiler >3 detik. Nadi perifer menurun atau tidak teraba. Akral teraba dingin. Warga kulit pucat. Turgor kulit menurun. Gejala dan Tanda Minor – Subjektif : Parastesia.
Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten). Gejala dan Tanda Minor – Objektif: Edema. Penyembuhan luka lambat. Indeks ankle-brachial < 0,90. Bruit femoral. Kondisi Klinis Terkait. Tromboflebitis. Diabetes melitus. Anemia. Gagal Jantung kongenital. Kelainan jantung kongenital/ Thrombosis arteri. Varises. Trombosis vena dalam. Sindrom kompartemen. Tautan Luaran : […] 4 total views D.0008 Penurunan Curah Jantung. Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Penyebab : 1. Perubahan irama jantung. 2. Perubahan frekuensi jantung. 3. Perubahan kontraktilitas. 4. Perubahan preload. 5. Perubahan afterload. Gejalan dan Tanda Mayor Subjektif : 1. Perubahan irama jantung : Palpitasi. 2. Perubahan preload : lelah. 3. Perubahan afterload : Dispnea.
4. Perubahan kontraktilitas : Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND); Ortopnea; Batuk. Gejalan dan Tanda Mayor Subjektif : Perubahan irama jantung : – Bradikardial / Takikardia. – Gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi.
Perubahan preload : – Edema, – Distensi vena jugularis, – Central venous pressure (CVP) meningkat/menurun, – Hepatomegali. Perubahan afterload. – Tekanan darah meningkat / menurun. – Nadi perifer teraba lemah. – Capillary refill time > 3 detik – Oliguria. – Warna kulit pucat dan / atau sianosis.
Perubahan kontraktilitas – Terdengar suara jantung S3 dan /atau S4. – Ejection fraction (EF) menurun. Kondisi Klinis Terkait : Gagal jantung kongestif. Sindrom […] 5 total views D.0007 Gangguan Sirkulasi Spontan. Definisi : Ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan. Penyebab : 1.
Abnormalitas kelistrikan jantung. 2. Abnormalitas struktur jantung. 3. Penurunan fungsi ventrikel. Gejalan dan Tanda Mayor – Subyektif : 1. Tidak berespon.
Gejalan dan Tanda Mayor – Objektif : 1. Frekuensi nadi <50 kali / menit atau >150kali / menit. 2. Tekanan darah sistolik <60 mmHg atau >200 mmHg. 3. Frekuensi nasa <6 kali/menit atau >30 kali/menit. 4. Kesadaran menurun atau tidak sadar. Gejala dan Tanda Minor – Subjektif : (tidak tersedia) Gejala dan Tanda Minor – Objektif : 1.
Suhu tubuh <34,5 derajat Celcius. 2. Tidak ada produksi urin dalan 6 jam. 3. Saturasi oksigen <85%. 4. Gambaran EKG menunjukkan aritmia letal (mis. Ventricular Tachycardia [VT], Ventricular Fibrillatio [VF], Asistol, Pulseless Electrical Activity [PEA] ). 5. Gambaran EKG menunjukkan aritmia mayor ( mis.
AV block derajat 2 tipe 2, AV block total, takiaritmia / bradiaritmia, Supraventricular Tachycardia [SVT], […] 2 total views D.0006 Risiko Aspirasi. Resiko mengalami masuknya sekresi gastrointestonal, sekresi orofaring, benda cair atau padat ke dalam saluran trakeobronkhial penyebab nafas pendek dan cepat lelah disfungsi mekanisme protektif saluran napas.
FAKTOR RISIKO : 1. Penurunan tingkat kesadaran. 2. Penurunan refleks muntah dan / atau batuk. 3. Ganggunan menelan. 4. Disfagia. 5. Kerusakan mobilitas fisik. 6. Peningkatan residu lambung. 7. Peningkatan tekanan intragastrik. 8. Penurunan motilitas gastrointestinal. 9. Sfingter esofagus bawah inkompeten. 10. Perlambatan pengosongan lambung. 11. Terpasang selang nasogastrik. 12.
Terpasang trakeostomi atau endotracheal tube. 13. Trauma / pembedahan leher, mulut, dan / atau wajah. 14. Efek agen farmakologis.
15. Ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan dan bernafas. Kondisi Klinis Terkait : 1. Cedera Kepala. 2. Stroke. 3. Cedera medula sipinalis. 4. Guillain barre syndrome. 5. Penyakit Parkinson. 6. Keracunan obat dan alkohol. 7. Pembesaran uterus. 8. Miestenia gravis. 9. Fistula trakeoesofagus. 10. Strikura esofagus. 11. Sklrerosis multiple. 12. Labiopalatoskizis. 13. Atresia esofagus. 14. Laringomalasia. 15. Prematureritas. TAUTAN LUARAN : Luaran Utama […] 5 total views D.0005 Pola Napas Tidak Efektif Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat Penyebab : 1.
Depresi pUsat pernapasan 2. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot pernapasan) 3. Deformitas dinding dada. 4. Deformitas tulang dada.
5. Gangguan neuromuskular. 6 Gangguan neurologis (mis elektroensefalogram [EEG] positif, cedera kepala ganguan kejang). 7. maturitas neurologis. 8. Penurunan energi. 9. Obesitas. 10. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru.
11. Sindrom hipoventilasi. 12. Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf CS ke atas). 13. Cedera pada medula spinalis. 14. Efek agen farmakologis. 15. Kecemasan. Gejalan dan Tanda Mayor : Subjektif : 1.
Dispnea Objektif : 1. Penggunaan otot bantu pernapasan. 2. Fase ekspirasi memanjang. 3. Pola napas abnormal (mis. takipnea. bradipnea, hiperventilasi kussmaul cheyne-stokes). Gejala dan Tanda Minor : Subjektif : 1. Ortopnea Objektif : 1. Pernapasan pursed-lip. 2. Pernapasan cuping hidung. 3. Diameter thoraks anterior—posterior meningkat 4. Ventilasi semenit menurun 5. Kapasitas vital menurun 6.
Tekanan ekspirasi […] 3 total views D.0004 Gangguan Ventilasi Spontan. Definisi : Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak mampu bernapas secara adekuat. Penyebab : 1. Gangguan metabolisme. 2.
Kelelahan otot pernafasan Gejala dan tanda mayor – subjektif : 1. Dispenda. Gejala dan tanda mayor – obyektif : 1. Penggunaan otot atas meningkat. 2. Volume tidal menurun. 3. PCO2 meningkatkan. 4. PO2 menurun. 5.SaO2 menurun. Gejala dan tanda minor – subjektif : tidak tersedia. Gejala dan tanda minor – Objektif : 1.
Gelisah. 2. Takikardia. Kondisi Klinis Terkait : 1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 2. Asma. 3. Gangguan Ventilasi Spontan Intervensi Utama : Dukungan Ventilasi Pemantauan Respirasi Intervensi Pendukung : Dukungan Emosional Dukungan Perawatan Diri Edukasi Keluarga: Pemantauan Respirasi Pemberian Obat Intraoseous Edukasi Pengukuran Respirasi Fisioterapi Dada Konsultasi Pemberian Obat Intradermal Pemberian Obat Intramuskular Pemberian Obat Intravena Manajemen Asam-Basa Manajemen Asam-Basa: Alkalosis Respiratorik Manajemen Asam-Basa: Asidosis Respiratorik Manajemen Energi Manajemen Jalan Napas Manajemen Jalan Napas Buatan Manajemen Ventilasi […] 4 total views D0003 Ganguan Pertukaran Gas.
DEFINISI : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eleminasi karbondioksida pada membran alveolus-kapiler.
PENYEBAB : 1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi. 2.
Perubahan membran alveolus-kapiler. Gejalan dan Tanda Mayor – Subjektif : 1. Dispnea. Gejalan dan Tanda Mayor – Objektif : 1. PCO2 meningkat / menurun. 2. PO2 menurun. 3. Takikardia. 4. pH arteri meningkat/menurun. 5. Bunyi napas tambahan. GEJALA dan TANDA MINOR – Subjektif : 1. Pusing.
2. Penglihatan kabur. GEJALA dan TANDA MINOR – Objektif : 1. Sianosis. 2. Diaforesis. 3. Gelisah. 4. Napas cuping hidung. 5. Pola napas abnormal (cepat / lambat, regular/iregular, dalam/dangkal).
6. Warna kulit abnormal (mis. pucat, kebiruan). 7. Kesadaran menurun. KONDISI KLINIS TERKAIT : 1. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 2. Gagal jantung kongestif. 3. Asma. 4. Pneumonia. 5. Tuberkulosis paru. 6. Penyakit membran hialin. 7. Asfiksia. 8. Persistent pulmonary hypertension of newborn (PPHN). 9. Prematuritas. 10.Infeksi saluran napas. LUARAN UTAMA : 1. Pertukaran Gas. […] 2 total views D.0002 Gangguan Penyapihan Ventilator Definisi : ketidakmampuan beradaptasi dengan pengurangan bantuan ventilator mekanik yang dapat menghambat dan memperlama proses penyapihan.
Penyebab : Penyebab Fisiologis : 1. Hipersekresi jalan nafas. 2. Ketidakcukupan energi. 3. Hambatan upaya napas (misal nyeri saat bernafas, kelemahan oto pernafasan, efek sedasi.) Penyebab Psikologis : 1. Kecemasan. 2. Perasaan tidak berdaya. 3. Kurang terpapar informasi tentang proses penyapihan. 4. Penurunan motivasi.
Situasional : 1 ketidakadekuatan dukungan sosial 2 ketidaktepatan kecepatan proses penyapihan 3 riwayat kegagalan berulang dalam upaya penyapihan 4 riwayat ketergantungan ventilator lebih dari 4 hari GEJALA DAN TANDA MAYOR.
Subjektif : Tidak tersedia. Objektif : 1. Frekuensi napas meningkat. 2. Penggunaan otot bantu napas. 3. Napas megap-megap (gasping). 4. Upaya penyebab nafas pendek dan cepat lelah dan bantuan ventilator tidak sinkron. 5. Nafas Dangkal.
6. Agitasi. 7. Nilai gas darah arteri abnormal. GEJALA DAN TANDA MINOR. Gejala dan tanda Minor Subjektif : 1. Lelah. 2. Kuatir mesin rusak. 3. Fokus meningkat pada pernafasan. […] 9 total views D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Definisi : ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Penyebab :Fisiologis :1. Spasme jalan napas.2. Hipersekresi jalan napas.3. Disfungsi neuromuskuler.4. Benda asing dalam jalan napas.5. Adanya jalan napas buatan.6. Sekresi yang tertahan.7.
Hiperplasia dinding jalan napas.8. Proses infeksi .9. Respon alergi.10. Efek agen farmakologis (mis. anastesi).
Situasional :1. Merokok aktif.2. Merokok pasif.3. Terpajan polutan. Gejala dan tanda mayor : Subjektif : tidak tersedia. Objektif : 1. batuk tidak efektif2. tidak mampu batuk.3. sputum berlebih.4. Mengi, wheezing dan / atau ronkhi kering.5. Mekonium di jalan nafas pada Neonatus. Gejala dan Tanda Minor. Subjektif : Dispnea. Sulit bicara. Ortopnea. Objektif : Gelisah. Sianosis. Bunyi napas menurun. Frekuensi napas berubah. Pola napas berubah. Kondisi Klinis Terkait Gullian barre syndrome. Sklerosis multipel.
Myasthenia gravis. Prosedur diagnostik (mis. bronkoskopi, transesophageal echocardiography [TEE] ). Depresi sistem saraf pusat. Cedera Kepala Stroke Kuadriplegia Sindron aspirasi mekonium Infeksi saluran Napas.
[…] 6 total views Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menerbitkan secara resmi Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Buku SDKI saat ini telah didistribusian ke berbagai daerah di Indonesia yang nantinya dapat digunakan oleh perawat di rumah sakit atau praktik mandiri keperawatan dalam menjalankan tugasnya yakni memberikan asuhan keperawatan.
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman/respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan/ risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diganosa keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan penyebab nafas pendek dan cepat lelah sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal. Berikut diagnosis-diagnosis keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Kategori: Fisiologis Subkategori: Respirasi. 0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. 0002 Penyebab nafas pendek dan cepat lelah Penyapihan Ventilator. 0003 Gangguan Pertukaran Gas. 0004 Gangguan Ventilasi Spontan. 0005 Pola Napas Tidak Efektif. 0006 Risiko Aspirasi. Subkategori: Sirkulasi. 0007 Gangguan Sirkulasi Spontan. 0008 Penurunan Curah Jantung. 0009 Perfusi Perifer Tidak Efektif. 0010 Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan.
0011 Risiko Penurunan Curah Jantung. 0012 Risiko Perdarahan. 0013 Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif. […] 6 total views Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menerbitkan secara resmi Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Buku SDKI saat ini telah didistribusian ke berbagai daerah di Indonesia yang nantinya dapat digunakan oleh perawat di rumah sakit atau praktik mandiri keperawatan dalam menjalankan tugasnya yakni memberikan asuhan keperawatan.
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman/respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan/ risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diganosa keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal. Berikut diagnosis-diagnosis keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Kategori: Fisiologis Subkategori: Respirasi.
0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. 0002 Gangguan Penyapihan Ventilator. 0003 Gangguan Pertukaran Gas. 0004 Gangguan Ventilasi Spontan. 0005 Pola Napas Tidak Efektif. 0006 Risiko Aspirasi. Subkategori: Sirkulasi. 0007 Gangguan Sirkulasi Spontan.
0008 Penurunan Curah Jantung. 0009 Perfusi Perifer Tidak Efektif. 0010 Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan. 0011 Risiko Penurunan Curah Jantung. 0012 Risiko Perdarahan. 0013 Risiko Perfusi Gastrointestinal Tidak Efektif. […] admin Fisiologis 0 6 total views D.0149 Termoregulasi Tidak Efektif Definisi : kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Penyebab : 1. stimulasi pusat termoregulasi hipotalamus.
2. fluktuasi suhu lingkungan. 3. Proses penyakit misal infeksi. 4. Proses Penuaan. 5. Dehidrasi. 6. Ketidak sesuaian pakaian untuk suhu lingkungan. 7. Peningkatan kebutuhan oksigen. 8. Perubahan laju metabolisme.
9. Suhu lingkungan ekstrim. 10. Ketidakadekuatan suplai lemak subkutan. 11. Berat badan ekstrem. 12. Efek agen farmalogis (mis. sedasi). Gejala dan Tanda Mayor : Subjektif : (tidak tersedia) Objektif : 1.kulit dingin/hangat. 2.Menggigil. 3.Suhu tubuh flukuatif. Gejala dan Tanda Minor : Subjektif : (tidak tersedia) Objektif : 1.Piolereksi.
2.Pengisian kapiler >3 detik. 3. Tekanan darah meningkat. 4.Pucat. 5.Frekuensi nafas meningkat. 6.Takikardia. 7.Kejang. 8.Kulit kemerahan. 9.Dasar kuku sianotik. Kondisi Klinis Terkait : Cedera medula spinalis. Infeksi/spesis. Pembedahan.
Cedera otak akut. Trauma. Tautan SDKI – SIKI Intervensi Utama : Edukasi pengukuran suhu tubuh. Edukasi Termogoregulasi. Intervensi Pendukung : Edukasi Aktivitas / Istirahat. Edukasi Berat Badan Efektif. Edukasi […] Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0 4 total views D.0148 Risiko Termoregulasi Tidak Efektif Definisi : Berisiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Faktor Resiko 1. cedera otak akut. 2. dehidrasi. 3. pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan.
4. peningkatan area permukaan tubuh tehrhadap rasio berat badan 5. Kebutuhan oksigen meningkat 6. Perubahan laju metabolisme 7. Proses penyakit (mis.infeksi). 8. Suhu lingkungan ekstrim. 9. Suplai lemak subkutan tidak memadai.
10. Proses penuaan. 11. Berat badan ekstrim. 12. Efek agen farmaksologis (mis.sedasi). Kondisi Klinis Terkait 1.Cedera penyebab nafas pendek dan cepat lelah akut. 2.dehidrasi. 3.trauma. sumber : Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0 6 total views D.0147 Risiko Perlambatan Pemulihan Pasca bedah Definisi : Beresiko mengalami pemanjangan jumlah hari pascabedah untuk memulai dan melakukan aktivitas sehari-hari Faktor resiko 1. Skor klasifikasi status fisik American Soiciety of Anesthesiologists (ASA) >3 2.
Hiperglikimia 3. Ederma dilokasi pembedahan 4. Prosedur pembedahan ekstensif (luas) 5. Usia ekstrim 6, Riwayat perlambatan penyembuhan luka 7.
Gangguan mobilitas 8. Mainutrisi 9. obesitas 10. Infeksi luka perioperatif 11. Mual/muntah persisten 12. Respon emosional pasca operasi 13. Pemanjangan proses operasi 14. Gangguan psikologis pasca operasi 15. Kontaminasi bedah 16. trauma luka operasi 17.
Efek agen farmkologis Kondisi klinis Terkait 1. Tindakan operasi besar 2. Trauma yang memerlukan intervensi bedah sumber : Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0 2 total views D.0146 Risiko Perilaku Kekerasan Definisi : Berisiko membahayakan secara fisik, emosi dan / atau seksual pada diri sendiri atau orang lain.
Faktor Risiko : Pemikiran waham/delusi. Curiga pada orang lain. Halusinasi. Berencana bunuh diri. Disfungsi sistem keluarga. Kerusakan kognitif. Disorientasi atau konfusi. Kerusakan kognitif. Persepsi pada lingkungan tidak akurat.
Alam perasaan depresi. Riwayat kekerasan pada hewan. Kelainan neurologis. Lingkungan tidak teratur. Penganiayaan atau pengabaian anak. Riwayat atau ancaman kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain atau destruksi properti orang lain. Impulsif. Kondisi Klinis Terkait : Penganiayaan fisik, psikologis atau seksual.
Sindrom otak organik (mis. penyakit Alzheimer). Gangguan perilaku. Oppositional defiant disorder. Depresi. Serangan panik. Gangguan Tourette. Delirium. Demensia.
Gangguan Amnestik. Halusinasi. Upaya bunuh diri. Abnormalitas neurotransmitter otak. sumber : Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0 4 total views D.0145 Risiko Mutilasi Diri Definisi : Berisiko sengaja mencenderai diri yang menyebabkan kerusakan fisi untuk memperoleh pemulihan ketegangan. Faktor Resiko Perkembangan remaja Individu autistik Gangguan kepribadian Penyakit keturunan Penganiayaan (mis.
fisik, psikologis, seksual) Gangguan hubungan interpersonal Perceraian keluarga Keterlambatan perkembangan Riwayat perilaku mencederai diri Ancaman kehilangan hubungan yang bermakna Ketidakmampuan mengungkapkan ketegangan secara verbal Ketidakmampuan mengatasi masalah Harga diri rendah Peningkatan keteganganyang tidak dapat ditoleransi Kondisi Klinis Terkait Gangguan kepribadian Gangguan mental organik Autisme Skizofrenia Depresi mayor Dissociative Identify Disorder (DID) Masokisme seksual Gangguan afektif atau mania Riwayat penganiayaan sumber : Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0 2 total views D.0144 Risiko Luka Tekan Definisi : Berisiko mengalami cedera lokal pada kulit dan / atau jaringan, biasanya pada tonjolan tulang akibat tekanan dan atau gesekan.
Faktor Risiko Skor skala Braden Q < 16 (anak) atau skor skala Braden <18 (dewasa) Perubahan fungsi kognitif Perubahan sensasi Skor ASA (American in Sensation Anethesiologist) <2 Anemia Penurunan mobilisasi penurunan kadar albumin Penurunan oksigenasi jaringan Penurunan perfusi jaringan Dehidrasi Kulit kentang Ederma Peningkatan suhu kulit 1-2’C Periode imobilisasi yang lama diatas permukaan yang keras (mis.
prosedur operasi 22jam) Usia >65 tahun Berat badan lebih Fraktur tungkai Riwayat stroke Riwayat luka tekan Riwayat trauma Hipertermi Inkontinensia Ketidakadekuatan nutrisi Skor RAPS (Risk Assisment Preddure Score) rendah Klasifikasi fungsional NYHA (New York Heart Association) <2 Efek agen farmakologis (mis.
anatesi umum, vasopresor, antidepresan, norepinefrin) Imobilisasi fisik Penekanan di atas tonjolan tulang penurunan tebal lipatan kulit trisep Kulit bersisik Gesekan permukaan kulit Kondisi Klinis Terkait Anemia Gagal jantung kongestif Trauma Stroke Malnutrisi Obesitas Fraktur tungkai Cedera medula […] Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0 5 total views D.0143 Risiko Jatuh.
Definisi : Berisiko mengalami kerusakan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh. Faktor Risiko Usia >65 tahun (pada dewasa) atau <2 tahun (pada anak). Riwayat jatuh. Anggota gerak bawah prostesis (buatan). Penggunaan alat bantu berjalan.
Penurunan tingkat kesadaran. Perubahan fungsi kognitif. Lingkungan tidak aman (mis. licin, gelap, lingkungan asing). Kondisi pasca operasi. Hipotensi ortostatik. Perubahan kadar glukosa darah. Anemia. Kekuatan otot menurun. Gangguan pendengaran. Gangguan keseimbangan. Gangguan penglihatan (mis. glaukoma, katarak, ablasio, retina, neuritis optikus). Neuropati. Efek agen farmakologis (mis. sedasi, alkohol, anastesi umum). Kondisi Klinis Terkait Osteoporosis. Kejang.
Penyakit sebrovaskuler. Katarak. Glaukoma. Demensia. Hipotensi. Amputasi. Intoksikasi. Preeklampsi. sumber : Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0 9 total views D.0142 Risiko Infeksi. Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik. Faktor Risiko Penyakit kronis (mis. diabetes. melitus).
Efek prosedur invasi. Malnutrisi. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : Gangguan peristaltik, Kerusakan integritas kulit, Perubahan sekresi pH, Penurunan kerja siliaris, Ketuban pecah lama, Ketuban pecah sebelum waktunya, Merokok, statis cairan tubuh. Ketidakdekuatan pertahanan tubuh sekunder : Penurunan homolobin, Imununosupresi, Leukopenia, Supresi respon inflamasi, Vaksinasi tidak adekuat.
Kondisi Klinis Terkait AIDS. Luka bakar. Penyakit paru obstruktif. Diabetes melitus. Tindakan invasi. Kondisi penggunaan terapi steroid. Penyalahgunaan obat. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW). Kanker. Gagal ginjal. Imunosupresi. Lymphedema. Leukositopedia. Gangguan fungsi hati. sumber : Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0 4 total views, 1 views today D.0141 Risiko Hipotermia Perioperatif Definisi : Berisiko mengalami penurunan suhu tubuh dibawah 36 derajat Celcius secara tiba-tiba yang terjadi satu jam sebelum pembedahan hingga 24 jam setelah pembedahan.
Faktor Risiko Prosedur pembedahan. Kombinasi anastesi regional dan umum. Skor American Society of Anestesiologist (ASA) >1. Suhu pra-operasi rendah (<36’C). Berat badan rendah. Neuropati diabetik.
Komplikasi kardiovaskuler. Suhu lingkungan rendah. Transfer panas (mis. volume tinggi infus yang tidak dihangatkan, irigasi >2 liter yang tidak dihangatkan). Kondisi Klinis Terkait Tindakan pembedahan sumber : Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0 3 total views D.0140 Risiko Hipotermia Definisi : Berisiko mengalami kegagalan termoregulasi yang dapat mengakibatkan suhu tubuh berada dibawah rentang normal Faktor Risiko Berat badan ekstrem Kerusakan hipotalamus Konsumsi alkohol Kurangnya lapisan lemak subtukan Suhu lingkungan rendah Malnutrisi Pemakaian pakaian yang tipis Penurunan laju metabolisme Terapi radiasi Tidak beraktivitas Transfer panas (mis.konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi) Trauma Prematuritas Penuaan Bayi baru lahir berat badan lahir rendah Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia Efek agen farmakologis Kondisi Klinis Terkait Berat badan ekstrem Dehidrasi Kurang mobilitas fisik sumber penyebab nafas pendek dan cepat lelah Admin SDKI Keamanan dan Proteksi 0
Follow @HediSasrawan Sistem pernapasan pada manusia adalah salah satu sistem organ yang sangat penting.
Karena jika manusia tidak bernapas selama beberapa menit, maka dia akan mati. Sama seperti sistem organ yang lain, sistem pernapasan pada manusia juga bisa mengalami gangguan atau kelainan yang mempengaruhi sistem itu sendiri. Nah, apa sajakah penyakit pada sistem pernapasan pada manusia? Langsung saja kita simak yang pertama: 1. Faringitis Faringitis adalah radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering.
Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis. Peradangan juga dapat terjadi karena terlalu banyak merokok, ditandai dengan rasa sakit saat menelan dan rasa kering di kerongkongan. 2. Asma Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun rambut. Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba internasional untu penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada selaput pipa udara yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru.
Pada penyakit asma, paru-paru tidak dapat menyerap oksigen secara optimal. Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru.
Kelainan ini tidak menular dan bersifat genetis atau bawaan seseorang sejak lahir. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin, udara kotor, alergi, dan stres (tekanan psikologis). Hampir separuh jumlah penderita mendapat asma karena alergi ataupun sistem pernafasan yang terlalu sensitif terhadap debu, obat, makanan, dan minuman.Pola hidup tidak sehat turut mempengaruhi timbulnya penyakit asma, seperti merokok dan stress.
Asma adalah penyakit sistem pernapasan manusia yang paling banyak di derita di dunia. Di tahun 2010, penderita asma di seluruh dunia berkisar 300 juta orang. Sementara jumlah penderita asma di Indonesia mencapai 12 juta orang atau kurang lebih 6 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Asma bukanlah penyakit menular, sehingga jika ada salah satu anggota keluarga yang terserang asma, anggota lain tidak perlu panik.
Gejala penyakit Asma antara lain: • Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik. Apabila gejala-gejala tersebut muncul, maka seseorang yang menderita asma akan kesulitan untuk melakukan pernapasan dikarenakan adanya kontraksi pada otot-otot bronkul yang mengakibatkan penyempitan pada saluran pernapasan. Saat serangan asma terjadi, biasanya penderita kronis diberikan obat semprot yang mengandung epinefrine atau isoproterenol yang dapat dihisap dengan segera saat terjadi serangan asma.
Untuk tingkat akut, epinefrin tidak lagi disemprotkan, namun diinjeksikan (disuntik) ke dalam tubuh penderita. Jika tidak ada epinefrine, penderita dapat ditolong sementara dengan memberikan minuman hangat atau menghirup uap air panas. Bisa juga dengan memberikan hembusan angin segar dari kipas angin untuk membantu proses pernapasan penderita. Penyakit asma mungkin tidak dapat dihilangkan dari sistem pernapasan manusia, namun penyakit ini dapat dikontrol agar gejala dan serangannya tidak mengganggu aktivitas bekerja.
Cara mencegah penyakit Asma: • Jangan terlalu banyak melakukan olahraga yang membutuhkan napas panjang bila napas tidak kuat. Sekitar 50 % penderita asma melakukan terapi pengobatan alternatif, namun belum cukup bukti yang memastikan bahwa terapi-terapi tersebut efektif mengobati asma. 3. Influenza (Flu) Penyakit influenza disebabkan oleh virus influenza.
Gejala yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan terutama ditandai oleh demam, gigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk yang tidak berdahak.
Lama sakit berlangsung antara 2-7 hari dan biasanya sembuh sendiri. Penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering menyerang sistem pernapasan pada manusia di seluruh dunia. Flu diakibatkan oleh virus RNA dari keluarga Orthomyxoviridae. Gejala umum flu adalah badan menggigil, deman, mata berair, hidung tersumbat kepala berat, disertai batuk, dan nyeri di beberapa bagian tubuh. Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di masyarakat. Walaupun ringan tetapi penyakit ini dapat berbahaya bagi usia sangat muda dan usia tua dimana terdapat keterbatasan fungsi pernafasan.
Penyakit ini terutama terjadi pada musin dingin di negara bermusim dingin dan di musim hujan pada negara-negara tropis.Mahluk hidup tempat berkembang dan menyebarkan influenza ini adalah manusia sendiri. Diduga bahwa hewan lain seperti burung, babi, dan kuda memegang peranan dalam menciptakan jenis virus influenza dengan jenis yang berbeda akibat adanya mutasi di hewan-hewan tersebut.
Penyebaran virus influenza ini melalui tetesan air liur pada saat batuk dan melalui partikel yang berasal dari sel hidung yang melayang di udara terutama di ruangan tertutup. Pengobatan terbaik flu adalah istirahat karena flu lebih sering diakibatkan menurunnya daya tahan tubuh karena kelelahan.
Minum air yang banyak dan hangat dapat membantu meringankan gejala flu. Vitamin C dosis tinggi (500 mg) dapat diberikan untuk membantu tubuh meningkatkan kekebalan tubuh.
Penyebab influenza adalah virus yang menginfeksi jaringan saluran nafas bagian atas. Terdapat 3 jenis virus yang di kenal yaitu A,B, dan C. Virus tipe A akan menyebabkan gejala yang berat, menyebar secara cepat dan dapat menyebabkan infeksi di suatu negara atau wilayah (pandemi).
Virus tipe B akan menyebabkan gejala yang lebih ringan dan penyebarannya tidak secepat virus tipe A. Virus tipe C hanya memberikan gejala yang ringan saja. Perbedaan dari virus ini dapat diketahui melalui pemeriksaan dari cairan ludah dengan mempergunakan test secara genetik. Obat analgesik dan asetaminofen bisa diberikan agar flu cepat hilang. Flu yang biasa menyerang orang dewasa dan anak kecil sekalipun tidak terlalu berbahaya.
Hanya saja kini ketakutan akan flu menjadi lebih tinggi, terutama sejak mencuatnya kasus flu burung mulai awal tahun 2000-an, dan ternyata lebih menyebabkan kerusakan parah daripada flu Spanyol yang pernah menjadi epidemi di tahun 1980-an. Transmisi virus melalui udara dan air ludah sangat bergantung dari jumlah virus yang terkandung didalamnya.
Dari hasil penelitian apabila didapatkan 10 virus / air ludah sebanyak 50% orang yang terkena air ludah ini akan menderita influenza. Virus akan melekat pada sel permukaan di rongga hidung dan saluran nafas. Tanda-tanda gejala flu yang tidak biasa ini hampir sama dengan flu biasa, namun dengan intensitas yang lebih tinggi. Pada kasus flu burung, gejala demam bisa sangat tinggi dan tiba-tiba. Badan bisa menggigil hebat. Gejala-gejala flu yang tidak biasa ini tentu harus ditangani secepatnya oleh medis.
Setelah virus berhasil masuk kedalam sel, dalam beberapa jam akan mengalami replikasi dan menuju ke permukaan sel sehingga dapat meninggalkan sel yang sudah rusak untuk masuk ke sel yang baru, baik sel yang berada di sebelahnya atau menempel pada air ludah dan menyebar melalui udara. Gejala pada penderita Influenza, umumnya pasien mengeluh demam, sakit kepala, sakit otot, batukpilek, terkadang disertai sakit pada waktu menelan dan serak. Gejala ini dapat didahului oleh lemah badan dan rasa dingin.Pada kondisi ini biasanya sudah didapatkan gambaran kemerahan pada tenggorokan.
Gejala-gejala diatas dapat terjadi beberapa hari dan hilang dengan sendirinya. Tubuh memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus dan bakteri yang berbahaya melalui sistem pertahanan tubuh degnan sel darah putih, tetapi pertahanan ini akan baik apabila kondisi tubuh baik pula.
Setelah masa penghancuran virus penyebab nafas pendek dan cepat lelah bakteri berbahaya tubuh membutuhkan waktu untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi sehingga akan terasa lemas dan lemah. 4. Emfisema Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan pembengkakan pada paru-paru karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya penyebab nafas pendek dan cepat lelah alveolus. Emfisema membuat penderita sulit bernafas.
Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini. Gejala yang ditimbulkan: • Perlakuan termasuk menggunakan inhaler, pemberian oksigen, obat-obatan dan kadang-kadang operasi untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini.
Berhenti merokok juga sangat penting. 5. Bronkitis Bronkitis berupa peradangan pada selaput lendir dari saluran bronkial. Sementara itu, pleuritis adalah peradangan pada pleura, lapisan pelindung yang membungkus paru-paru. Laringitis adalah pembengkakan di laring, sedangkan sinusitis adalah pembengkakan pada sinus penyebab nafas pendek dan cepat lelah rongga hidung. Peradangan-peradangan tersebut dapat terjadi karena berbagai hal, di antaranya karena infeksi oleh mikroorganisme.
Peradangan juga dapat terjadi karena tubuh merespons terhadap zat atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga terjadi reaksi alergik. Gejala-gejala peradangan tersebut secara umum adalah batuk-batuk, demam, sulit menelan, dan sakit di dada. Penyakit bronkitis dapat dikenali melalui gejala-gejala berikut ini.
• Penglihatan tampak kabur. 6. Asbestosis Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Asbestos penyebab nafas pendek dan cepat lelah dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru). Penyakit yang disebabkan penyebab nafas pendek dan cepat lelah Asbestosis diantaranya: • Para pekerja yang berhubungan dengan Asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok 7.
Sinusitis Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus, menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress, penyebab nafas pendek dan cepat lelah rokok, dan infeksi pada gigi.
Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita penyakit sinusitis. • Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.
Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh, menghilangkan kebiasan merokok, dan memperbanyak mengonsumsi buah-buahan. 8. Tuberculosis (TBC) TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia, namun yang paling sering diserang adalah paru-paru (maka secara umum sering disebut sebagai penyakit paru-paru / TB Paru-paru).
Bakteri ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru mengecil.
Akibatnya napas penderita terengah-engah. Keadaan ini menyebabkan: penyebab nafas pendek dan cepat lelah Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru TBC dapat menyebabkan kematian. Sebagian besar orang yang terinfeksi oleh bakteri tuberculosis menderita TBC tanpa mengalami gejala, hal ini disebut latent tuberculosis.
Apabila penderita latent tuberculosis tidak menerima pengobatan maka akan berkembang manjadi active tuberculosis. Active tuberculosis adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak mampu untuk melawan bakteri tuberculosis yang terdapat dalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi terutama pada bagian paru-paru. Gejala-gejala penyakit TB Paru adalah: batu berdahak selama tiga minggu atau lebih, dalam dahak pernah didapati bercak darah, demam selama satu bulan lebih terutama pada siang dan sore, menurunnya nafsu makan dan juga berat badan, sering berkeringat saat malam, dan sesak nafas.
Menurut WHO, kurang lebih 33 % penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis, dan hampir sepertiga orang yang terinfeksi berada di Asia Tenggara. Pada tahun 2010, ditemukan 8,8 juta kasus baru tuberkulosis di seluruh dunia. 1,4 juta diantarnya berakhir dengan kematian.
Di Indonesia, kurang lebih ada 500.000 kasus baru TB setiap tahunnya. Sepertiganya meninggal dunia. Besarnya jumlah kematian akibat TB membuat Indonesia menduduki peringkat tiga jumlah dan kasus kematian penderita TB yang merupakan penyakti menular ini.
TBC dapat di atasi dengan terapi. Terapi TBC yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. • Pengobatan pada active tuberculosis dengan menggunakan antibiotik selama kurang lebih 6 bulan tidak boleh putus.
Penularan TB paling banyak dan paling mudah melalui udara. Itulah mengapa organ yang pertama kali diserang tuberkulosis adalah sistem pernapasan manusia terutama paru-paru. Tuberkulosis dapat menjadi penyakit kronis yang menyebabkan jaringan luka yang cukup luas di paru-paru.
Tuberkulosis dapat menyebar ke seluruh bagian tubuh, mulai dari sistem saraf, sistem getah bening, hingga tulang dan persendian. Tuberkulosis tulang disebut juga tuberkulosis milier.Orang-orang yang beresiko tinggi terkena tuberkulosis adalah orang-orang pengguna narkotika, para petugas medis dan orang-orang yang bekerja di rumah sakit.
Resiko penularan pada orang yang merokok lebih besar dua kali lipat daripada orang yang tidak merokok. Demikian juga dengan orang yang kecanduan alkohol dan penderita diabetes melitus, resiko penularan tuberkulosis menjadi tiga kali lipat dari orang biasa.
Dahak ataupun bersin yang dikeluarkan oleh penderita TB banyak mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis. Anak-anak dengan kekebalan tubuh belum sempurna sangat rentan terhadap penularan TB, terlebih jika mereka berada dalam satu lingkungan penderita Penyebab nafas pendek dan cepat lelah. Untuk pencegahan penularan TB pada anak-anak, imunisasi BCG adalah imunisasi yang wajib selain hepatitis B, Polio, DPT, dan campak.
Pengobatan yang rutin dan berhasil minimal memakan waktu 6 bulan, namun ketidaksabaran dan ketidakpatuhan penderita dalam pengobatan, membuat penyakit TB kadang sulit diberantas. Pengobatan yang umum digunakan melawan tuberkulosis adalah menggukan antibiotik jenis isoniazid dan rifampisin. Orang dengan penyakit tuberkulosis aktif biasannya diberikan dua macam pengobatan antibiotik, hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Tinggkat penularan penyakit sistem pernapasan manusia tuberkulosis sangat tinggi karena penyebab nafas pendek dan cepat lelah kualitas lingkungan. Pencegahan terbaik tuberkulosis adalah dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Kualitas udara yang buruk memperparah penderita tuberkulosis. Penderita tuberkulosis juga harus dijauhkan dari anak-anak. 9. Pneumonia Pneumonia atau Logensteking yaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan oleh Diplococcus pneumoniae. Akibat peradangan alveolus dipenuhi oleh nanah dan lender sehingga oksigen sulit berdifusi mencapai darah. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus pneumoniae, atau pneumokokus. Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat.
Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.
Terjadinya penyakit pneumonia yaitu gejala yang berhubungan dengan pneumonia termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernafas.Sedangkan tanda-tanda menderita Pneumonia dapat diketahui setelah menjalani pemeriksaan X-ray (Rongent) dan pemeriksaan sputum.Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia.
Hal ini diantaranya adalah : • Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapy (chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh (Immun) yang lemah.
• Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan Pneumonia.Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi. • Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal tube’ sangat beresiko terkena Pneumonia.
Disaat mereka batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka potensial tinggi terkena Pneumonia. • Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.
• Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar sehingga menyebabkannya bermasalah dalah hal mobilisasi merupakan salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.
Penanganan dan pengobatan pada penderita Pneumonia tergantung dari tingkat keparahan gejala yang timbul dan type dari penyebab Pneumonia itu sendiri, antara lain: • Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri akan diberikan pengobatan antibiotik. Pengobatan haruslah benar-benar komplite sampai benar-benar tidak lagi adanya gejala atau hasil pemeriksaan X-ray dan sputum tidak lagi menampakkan adanya bakteri Pneumonia, jika tidak maka suatu saat Pneumonia akan kembali diderita.
• Pneumonia yang disebabkan oleh jamur akan mendapatkan pengobatan dengan pemberian antijamur. Disamping itu pemberian obat lain untuk membantu mengurangi nyeri, demam dan sakit kepala. Pemberian obat penyebab nafas pendek dan cepat lelah (penekan) batuk di anjurkan dengan dosis rendah hanya cukup membuat penderita bisa beristirahat tidur, Karena batuk juga akan membantu proses pembersihan secresi mucossa (riak/dahak) di paru-paru.
10. Dipteri Dipteri adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas. Pada umumnya, disebabkan oleh Corynebacterium diphterial. Pada tingkat lanjut, penderitanya dapat mengalami kerusakan selaput jantung, demam, lumpuh, bahkan meninggal dunia. 11. Renitis Renitis merupakan peradangan pada rongga hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan banyak mengeluarkan lendir.
Gejala-gejala yang timbul pada seseorang yang menderita renitis antara lain bersin-bersin, hidung gatal, hidung tersumbat, dan berair (ingus encer). Renitis bisa timbul karena alergi atau faktor lain. 12. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Upper Respiratory tract Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), penyebab nafas pendek dan cepat lelah tenggorokan.
Penyakit ini sering dijumpai pada masa peralihan cuaca. Penyebab munculnya ISPA hampir sama dengan influenza, yaitu karena kekebalan tubuh yang menurun. Perubahan suhu yang ekstrim terutama pada masa pancaroba membuat daya tahan tubuh menurun. Namun kadang virus dan bakteri turut berperan menyebabkan ISPA. Lebih dari 200 jenis virus dapat menyebabkan ISPA, namun virus yang paling sering menyerang adalah rinovirus.
Selain itu masihada juga coronavirus, parainfluenza virus, adenovirus, dan enterovirus. Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan ISPA berasal dari jenis Stafilokokus, Streptokokus, dan Pneumokokus.ISPA dibagi dalam tiga tingkat, yaitu ringan, sedang, dan berat.
Gejala ISPA ringan berupa batuk, suara serak, hidung berlendir (mengeluarkan ingus), dan demam (atau suhu badan terasa meningkat tidak seperti biasanya). Gejala ISPA sedang berupa demam tinggi hingga 39 derajat celcius, tenggorokan merah, pada kulit terdapat bercak-bercak berwarna merah menyerupai campak, telinga sakit dan mengeluarkan darah, dan pernafasan berbunyi mendecit.
Sedangkan pada ISPA berat, gejala-gejalanya berupa bibir dan kulit mulai membiru, kesadaran menurun, gelisah, dan pernafasan berbunyi keras. Bentuk-bentuk ISPA antara adalah rhinitis (radang pada lubang mukos hidung), rinosinusitis/sinusitis, nasofaringitis dan faringitis (radang pada faring), epiglotitis (radang pada laring atas), laringitis, laringotraceitis (radang pada laring dan trakea), dan trakeaitis (radang pada trakea). Rhinitis, faringitis, dan laringitis kadang disebut sebagai flu biasa.
Semua radang tersebut terjadi di sistem pernapasan manusia bagian atas. Pengobatan ISPA sering menggunakan antibiotik walupun virus penyebab ISPA dapat hilang dengan sendirinya seiring perbaikan kekebalan tubuh penderita. Pemberian antibiotik adalah untuk mencegah terjadinya infeksi yang lebih parah.
Pada kasus ISPA dimana ingus dan dahak sudah berwara hijau, antibiotik disarankan diberikan pada penderita karena dengan demikian sudah ada infeksi karena bakteri. Obat-obatan analgesik juga dapat untuk mengobati keluhan sakit kepala dan badan pegal penderita ISPA.Infeksi berlangsung kurang lebih 14 hari.
Setelah itu penderita secara umum akan normal kembali. Namun penderita dengan kelainan maupun komplikasi akan mendapat ISPA lebih lama. Jika sudah demikian, penderita memang harus memeriksakan diri ulang ke dokter. Bagi orang dewasa ISPA merupakan penyakit ringan dan biasa, namun bagi anak apalagi bayi, penyakit ini merupakan ancaman serius yang dapat menyebabkan kematian. ISPA mudah menyerang anak-anak karena kekebalan tubuh yang belum sempurna.
Sekitar 40 % - 60 % pasien anak ke Puskesmas karena keluhan ISPA. Serangan ISPA pada bayi kurang dari dua bulan sangat dapat menyebabkan kematian. Pada bayi, sistem pernapasan manusia belum sempurna. Kadang laring harus bekerja keras agar bayi tidak tersedak.
13. Kanker Paru-Paru Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru. Gejala-gejala umum penderita kanker paru-paru : • Suara serak/parau 14. SARS SARS ( Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sebuah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Coronavirus dari ordo Coronaviridae.
Virus ini menginfeksi saluran pernapasan. Gejalanya berbedabeda pada tiap penderita, misalnya pusing, muntah-muntah, disertai panas tinggi dan batuk. Sementara itu, gangguan yang tidak disebabkan oleh infeksi antara lain rinitis, yaitu peradangan pada membran lendir (mukosa) rongga hidung. Banyaknya lendir yang disekresikan, mengakibatkan peradangan. Biasanya, terjadi karena alergi terhadap suatu benda, seperti debu atau bulu hewan.
15. Rinitis Rinitis adalah radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu. Produksi lendir meningkat. 16. Laringitis Laringitis adalah radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.
17. Legionnaries Legionnaries adalah penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya mirip dengan pneumonia. 18. Tonsilitis Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna kemerahan, terasa lunak dan timbul bintik-bintik putih pada permukaannya.
Tonsilitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Jika terjadi infeksi melalui mulut atau saluran pernapasan, tonsil akan membengkak (radang) yang dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.
Adapun gejala-gelaja tonsilitis adalah sebagai berikut. • Timbul nyeri di sekitar otot 19. Asfiksi Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan oleh terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh.
Asfiksi disebababkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom (enzim pernapasan).
Gejala penyakit Asfiksi: • Pada fase dispneu / sianosis asfiksia berlangsung kira-kira 4 menit. Fase ini terjadi akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida.
Tingginya kadar karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata sehingga terjadi perubahan pada pernapasan, nadi dan tekanan darah. Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. Nadi teraba cepat. Tekanan darah terukur meningkat. • Fase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat pernapasan lengkap. Denyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati. 20. Hipoksia Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen pada pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.Pada kasus yang fatal dapat menyebabkan kematian pada sel-sel.
Namun pada tingkat yang lebih ringan dapat menimbulkan penekanan aktivitas mental (kadang-kadang memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas kerja otot. Sumber: 1. Kelainan dan Gangguan Sistem Pernapasan Manusia (budisma.web.id) 2.
Macam-Macam penyakit sistem pernafasan manusia (debbyzalina.com) 3. Beberapa Penyakit yang Menyerang Sistem Pernapasan pada Manusia (bimbie.com) 4. Gangguan, Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Pernapasan Manusia (layartekno.blogspot.com) 5.
Macam Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernafasan Manusia (I) (ilmu-duniadanakhirat.blogspot.com) 6. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia (biologilma.blogspot.com) 7. Penyakit Pada Sistem Pernapasan Manusia (anneahira.com) 8.
Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia (artikelbagus.com) 9. Gangguan Sistem Pernapasan pada Manusia (apriyaninita.wordpress.com) • ► 2020 (2) • ► November (1) • ► January (1) • ► 2019 (40) • ► December (2) • ► November (1) • ► October (1) • ► September (5) • ► August (1) • ► July (5) • ► June (3) • ► May (3) • ► April (2) • ► March (4) • ► February (5) • ► January (8) • ► 2018 (48) • ► December (2) • ► November (4) • ► October (3) • ► September (2) • ► August (2) • ► July (10) • ► June (3) • ► May (2) • ► April (3) • ► March (4) • ► February (3) • ► January (10) • ► 2017 (54) • ► December (5) • ► November (8) • ► October (3) • ► September (13) • ► August (7) • ► July (3) • ► June (1) • ► May (2) • ► April (5) • ► March (2) • ► February (4) • ► January penyebab nafas pendek dan cepat lelah • ► 2016 (81) • ► December (1) • ► November (3) • ► October (6) • ► September (5) • ► August (5) • ► July (5) • ► June (4) • ► May (8) • ► April (8) • ► March (8) • ► February (12) • ► January (16) • ► 2015 (286) • ► December (9) • ► November (18) • ► October (16) • ► September (16) • ► August (29) • ► July (20) • ► June (36) • ► May (33) • ► April (56) • ► March (14) • ► February (10) • ► January (29) • ► 2014 (307) • ► December (39) • ► November (49) • ► October (24) • ► September (8) • ► August (10) • ► July (17) • ► June (27) • ► May (6) • ► April (22) • ► March (21) • ► February (34) • ► January (50) • ▼ 2013 (439) • ► December (31) • ► November (27) • ► October (35) • ► September (23) • ▼ August (17) • Asap Kendaraan Menghasilkan Gas Apa?
• 6 Perkembangan Teori Atom Modern • 5 Permasalahan yang Terjadi di Negara Maju • 10 Permasalahan yang Terjadi di Negara Berkembang • 20 Penyakit pada Sistem Pernapasan Manusia • Apa Itu Simpul Tawara?
• Saraf Simpatik dan Parasimpatik (Artikel Lengkap) • Artikel Tentang Yoga • 6 Saraf pada Korpuskula • Jika Anda Sedang Mencintai Teman Sekelas… • 2 Cara Menghadapi Cowok yang Suka dengan Kita • Kelangkaan SDA dapat Disebabkan Oleh Manusia Karena?
• 6 Ciri Orang yang Suka Kita dari Cara SMS • 8 Organ Pernapasan Pada Manusia • Putaran Roda: Ketika Sedang Berada di Bawah… • 5 Tips Jika Pacar Mulai Bosan • 4 Cara Merebut Hati Cowok yang Sudah Punya Pacar • ► July (56) • ► June (81) • ► May (26) • ► April (41) • ► March (36) • ► February (27) • ► January (39) • ► 2012 (341) • ► December (78) • ► November (32) • ► October (26) • ► September (8) • ► August (16) • ► July (39) • ► June (55) • ► May (45) • ► April (23) • ► March (11) • ► February (8) • ► 2011 (76) • ► December (10) • ► November (5) • ► October (12) • ► September (3) • ► August (3) • ► July (15) • ► June (16) • ► May (11) • ► April (1) • ► 2010 (1) • ► October (1)
• Afrikaans • Akan • Alemannisch • Aragonés • Ænglisc • العربية • ܐܪܡܝܐ • الدارجة • مصرى • অসমীয়া • Asturianu • Aymar aru • Azərbaycanca • تۆرکجه • Башҡортса • Žemaitėška • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • भोजपुरी • Banjar • Bamanankan • বাংলা • བོད་ཡིག • Brezhoneg • Bosanski • Буряад • Català • Mìng-dĕ̤ng-ngṳ̄ • کوردی • Čeština • Cymraeg • Dansk • Dagbanli • Deutsch • Ελληνικά • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • Estremeñu • فارسی • Suomi • Võro • Na Vosa Vakaviti • Français • Frysk • Gaeilge • 贛語 • Kriyòl gwiyannen • Galego • Avañe'ẽ • 客家語/Hak-kâ-ngî • עברית • हिन्दी • Hrvatski • Kreyòl ayisyen • Magyar • Հայերեն • Արեւմտահայերէն • Interlingua • Ilokano • ГӀалгӀай • Ido • Íslenska • Italiano • ᐃᓄᒃᑎᑐᑦ/inuktitut • 日本語 • Patois • Jawa • ქართული • Taqbaylit • Қазақша • ಕನ್ನಡ • 한국어 • कॉशुर / کٲشُر • Kurdî • Kernowek • Кыргызча • Latina • Lingua Franca Nova • Luganda • Limburgs • Lingála • Lietuvių • Latviešu • मैथिली • Basa Banyumasan • Malagasy • Minangkabau • Македонски • മലയാളം • Монгол • ဘာသာ မန် • मराठी • Bahasa Melayu • Эрзянь • Nāhuatl • नेपाली • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Occitan • ਪੰਜਾਬੀ • Polski • پنجابی • پښتو • Português • Runa Simi • Română • Armãneashti • Русский • Русиньскый • Саха тыла • Sicilianu • Scots • سنڌي • Srpskohrvatski / српскохрватски • Taclḥit • සිංහල • Simple English • Slovenčina • Slovenščina • Soomaaliga • Shqip • Српски / srpski • Svenska • Kiswahili • Sakizaya • தமிழ் • తెలుగు • Тоҷикӣ • ไทย • Tagalog • Türkçe • Xitsonga • Татарча/tatarça • Twi • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • Vèneto • Tiếng Việt • Walon • Winaray • 吴语 • IsiXhosa • ייִדיש • Yorùbá • Vahcuengh • 中文 • Bân-lâm-gú • 粵語 Penyakit Papirus Edwin Smith, dokumen pembedahan tertua di dunia.
Papirus ini ditulis dalam skrip hieratik di Mesir kuno sekitar tahun 1600 SM. Teks di dalamnya menggambarkan pengamatan anatomi serta pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis 48 jenis permasalahan medis dengan sangat rinci. Perawatan yang dijelaskan di antaranya menutup luka dengan jahitan, mencegah dan menyembuhkan infeksi dengan madu dan roti berjamur, menghentikan pendarahan dengan daging mentah, dan imobilisasi cedera kepala dan sumsum tulang belakang.
Teks yang diterjemahkan pada tahun 1930 ini mengungkapkan kecanggihan dan kepraktisan pengobatan Mesir kuno. Rekto kolom 6 (kanan) dan 7 (kiri) dari papirus yang digambarkan di sini membahas tentang trauma wajah. (Kasus 12-20). Penyakit adalah kondisi abnormal tertentu yang secara negatif memengaruhi struktur atau fungsi sebagian atau seluruh tubuh suatu makhluk hidup, dan bukan diakibatkan oleh cedera eksternal apa pun.
[1] [2] Penyakit juga dikenal sebagai kondisi medis yang berhubungan dengan gejala dan tanda klinis tertentu. [1] Suatu penyakit dapat disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti patogen atau oleh disfungsi internal. Sebagai contoh, disfungsi internal sistem imun dapat menghasilkan berbagai penyakit yang berbeda, di antaranya berbagai bentuk defisiensi imun, hipersensitivitas, alergi, dan penyakit autoimun.
Pada manusia, penyakit sering digunakan secara lebih luas untuk merujuk pada kondisi apa pun yang menyebabkan rasa nyeri, disfungsi, distres, masalah sosial, atau kematian bagi penderitanya, atau masalah serupa bagi mereka yang berhubungan dengan orang tersebut. Dalam pengertian yang lebih luas ini, penyakit kadang-kadang termasuk cedera, difabel, kelainan, sindrom, infeksi, gejala terisolasi, perilaku menyimpang, serta variasi struktur dan fungsi yang atipikal (tidak umum), sementara dalam konteks lain dan untuk tujuan lain, hal-hal ini dianggap kategori yang dapat dibedakan.
Penyakit tidak hanya memengaruhi seseorang secara fisik, tetapi juga secara mental, karena mengidap dan hidup dengan suatu penyakit dapat mengubah pandangan hidup seseorang. Kematian karena penyakit disebut kematian oleh sebab alami. Secara umum, penyebab nafas pendek dan cepat lelah empat jenis penyakit utama: penyakit menular, penyakit defisiensi, penyakit keturunan (termasuk penyakit genetik dan penyakit keturunan non-genetik), dan penyakit fisiologis.
Penyakit juga dapat diklasifikasikan dengan cara lain, seperti penyakit menular versus tidak menular. Penyakit paling mematikan pada manusia adalah penyakit arteri koroner (penyumbatan aliran darah), diikuti oleh penyakit serebrovaskular dan infeksi saluran pernapasan bawah. [3] Di negara maju, penyakit yang paling banyak ditemui secara keseluruhan adalah kondisi neuropsikiatri, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Studi penyakit disebut patologi, yang mencakup studi etiologi atau penyebab penyakit.
Daftar isi • 1 Terminologi • 1.1 Konsep • 1.2 Jenis berdasarkan sistem tubuh • 1.3 Tahapan • 1.4 Tingkat • 2 Klasifikasi • 3 Penyebab • 3.1 Jenis penyebab • 4 Pencegahan • 5 Perawatan • 6 Epidemiologi • 6.1 Beban penyakit • 7 Masyarakat dan budaya • 7.1 Bahasa penyakit • 8 Lihat pula • 9 Referensi • 10 Pranala luar Terminologi [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Terminologi medis Konsep [ sunting - sunting sumber ] Dalam banyak kasus, istilah-istilah seperti sakit, penyakit, gangguan, kelainan, dan morbiditas, digunakan secara bergantian; namun, ada situasi ketika istilah tertentu dianggap lebih sesuai.
[4] Penyakit Istilah penyakit secara luas mengacu pada segala kondisi yang mengganggu fungsi normal tubuh. Karena alasan ini, penyakit diasosiasikan dengan disfungsi proses homeostasis normal tubuh. [5] Umumnya, istilah ini digunakan secara khusus pada penyakit infeksi, yang merupakan penyakit yang penyebab nafas pendek dan cepat lelah secara klinis diakibatkan oleh keberadaan agen mikrob patogenik, termasuk virus, bakteri, jamur, protozoa, organisme multiseluler, dan protein menyimpang yang dikenal sebagai prion.
Infeksi atau kolonisasi yang tidak dan tidak akan berujung pada penyimpangan fungsi normal yang secara klinis terbukti, seperti keberadaan bakteri dan khamir normal dalam usus, atau virus penumpang, tidak dianggap sebagai penyakit.
Sebaliknya, infeksi yang tidak menunjukkan gejala selama masa inkubasinya, tetapi diperkirakan akan menimbulkan gejala di kemudian hari, biasanya dianggap sebagai penyakit.
Penyakit noninfeksi adalah semua penyakit lain, termasuk sebagian besar kanker, penyakit jantung, dan penyakit genetik. Penyakit dapatan/perolehan Penyakit yang didapat atau diperoleh ( bahasa Inggris: acquired diseases) adalah penyakit yang dimulai pada titik tertentu selama hidup seseorang, dan berkebalikan dengan penyakit yang sudah ada sejak lahir, yaitu penyakit bawaan.
Penyakit perolehan tidak berarti penyakit tersebut "diperoleh melalui penularan", tetapi diperoleh setelah seseorang lahir. Penyakit perolehan juga dapat berupa penyakit primer maupun penyakit sekunder. Penyakit kongenital atau penyakit bawaan Penyakit bawaan atau kelainan bawaan adalah penyakit yang telah ada saat seseorang di lahirkan. Penyakit ini sering kali merupakan penyakit genetik dan dapat diwariskan. Penyakit jenis ini juga bisa dihasilkan dari infeksi yang ditularkan secara vertikal dari ibu pada anak yang dikandungnya, seperti HIV/ AIDS.
Penyakit genetik Penyakit genetik atau kelainan genetik disebabkan oleh satu atau beberapa mutasi genetik. Penyakit ini sering kali diwariskan, tetapi beberapa mutasi bersifat acak dan de novo. Penyakit keturunan atau turunan Penyakit keturunan adalah jenis penyakit genetik yang disebabkan oleh mutasi genetik yang bersifat turun-temurun (dan ditemukan dalam suatu keluarga).
Penyakit akut Penyakit akut adalah penyakit yang bersifat jangka pendek ( akut); istilah ini terkadang juga merujuk pada penyakit yang terjadi secara mendadak penyebab nafas pendek dan cepat lelah tiba-tiba. Kondisi kronis atau penyakit kronis Penyakit kronis adalah penyakit yang berlanjut dari waktu ke waktu, sering kali berlangsung setidaknya selama enam bulan tetapi mungkin juga meliputi penyakit yang diperkirakan akan diderita seumur hidup.
Penyakit iatrogenik Penyakit atau kondisi iatrogenik adalah penyakit yang diakibatkan oleh intervensi medis, baik sebagai efek samping dari pengobatan atau sebagai hasil yang tidak disengaja.
Penyakit idiopatik Penyakit idiopatik memiliki penyebab atau sumber yang tidak diketahui. Karena ilmu kedokteran penyebab nafas pendek dan cepat lelah maju, banyak penyakit yang sebelumnya tidak diketahui sama sekali penyebabnya, telah berhasil dipahami beberapa aspek penyebabnya sehingga tidak lagi berstatus idiopatik. Sebagai contoh, ketika kuman ditemukan, diketahui bahwa mereka adalah penyebab infeksi, tetapi kuman tertentu dan penyakit tertentu belum dihubungkan sebagai sebab-akibat.
Pada contoh lain, diketahui bahwa autoimunitas merupakan penyebab beberapa bentuk diabetes melitus tipe 1, meskipun jalur molekuler tertentu yang melatarbelakanginya belum dipahami. Secara umum, telah diketahi bahwa faktor-faktor tertentu ber korelasi dengan penyakit tertentu; akan tetapi, korelasi dan kausalitas adalah dua fenomena yang sangat berbeda, karena penyebab ketiga mungkin saja menghasilkan penyakit, serta fenomena terkait.
Penyakit primer Penyakit primer adalah penyakit yang dihasilkan oleh akar penyebab penyakit, berbeda dengan penyakit sekunder, yang merupakan lanjutan ( sekuela), atau komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit primer. Sebagai contoh, pilek adalah penyakit primer, sedangkan rhinitis adalah penyakit sekunder yang mungkin mengikutinya.
Seorang dokter perlu menentukan jenis penyakit, apakah pilek atau infeksi bakteri, yang mengakibatkan rhinitis sekunder pada seseorang ketika memutuskan apakah akan meresepkan antibiotika atau tidak. Penyakit sekunder Penyakit sekunder adalah penyakit yang merupakan lanjutan atau komplikasi dari penyakit kausal sebelumnya, yang disebut sebagai penyakit primer atau sekadar penyebab utama yang mendasarinya.
Misalnya, infeksi bakteri dapat bersifat primer ketika orang yang sehat terpapar oleh bakteri dan menjadi terinfeksi, atau dapat menjadi penyakit sekunder akibat penyebab utama, yang menjadi predisposisi tubuh terhadap infeksi. Sebagai contoh, infeksi virus primer yang melemahkan sistem imun dapat mengakibatkan infeksi bakteri sekunder. Demikian pula dengan luka bakar primer yang menciptakan luka terbuka dapat memberikan titik masuk bagi bakteri, dan menyebabkan infeksi bakteri sekunder.
Penyakit yang tidak bisa disembuhkan Penyakit yang tidak bisa disembuhkan belum tentu merupakan penyakit mematikan atau terminal, dan terkadang gejala penyakit dapat diobati secara memadai agar penyakit tersebut hanya memiliki sedikit dampak atau bahkan tidak berdampak pada kualitas hidup.
Penyakit terminal Penyakit terminal atau penyakit mematikan adalah penyakit yang diperkirakan mengakibatkan kematian yang tak terhindarkan. Sebelumnya, AIDS adalah penyakit terminal; sekarang meskipun tidak dapat disembuhkan, AIDS dapat dikelola tanpa batas menggunakan obat-obatan. Gangguan Gangguan adalah kelainan atau kekacauan fungsional. Gangguan medis dapat dikategorikan menjadi gangguan mental, gangguan fisik, gangguan genetik, gangguan emosi dan perilaku, dan gangguan fungsional.
Istilah gangguan sering dianggap lebih netral terhadap nilai dan kurang mendapat stigma dibandingkan dengan penyakit, sehingga lebih disukai dalam beberapa keadaan.
{INSERTKEYS} [6] Dalam kesehatan mental, istilah gangguan mental digunakan sebagai cara untuk mengakui adanya interaksi kompleks antara faktor biologis, sosial, dan psikologis dalam kondisi kejiwaan; akan tetapi, istilah gangguan juga digunakan dalam banyak bidang kedokteran lainnya, terutama untuk mengidentifikasi gangguan fisik yang tidak disebabkan oleh organisme menular, seperti gangguan metabolisme.
Kondisi medis Kondisi medis adalah istilah luas yang mencakup semua penyakit, lesi, gangguan, atau kondisi nonpatologis yang biasanya mendapatkan perawatan medis, seperti kehamilan atau persalinan. Walaupun istilah kondisi medis umumnya juga mencakup penyakit mental, dalam beberapa konteks, istilah ini digunakan secara khusus untuk menunjukkan penyakit, cedera, atau penyakit apa pun selain untuk penyakit mental.
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), manual psikiatri yang digunakan secara luas yang berisi penjelasan semua gangguan mental, menggunakan istilah kondisi medis umum untuk merujuk pada semua penyakit dan cedera selain gangguan mental.
[7] Penggunaan ini juga umum ditemukan dalam literatur psikiatris. Beberapa polis asuransi kesehatan juga mendefinisikan kondisi medis sebagai segala penyakit atau cedera, kecuali penyakit kejiwaan. [8] Karena lebih netral terhadap nilai dibandingkan istilah seperti penyakit, istilah kondisi medis terkadang lebih disukai oleh orang-orang dengan masalah kesehatan yang mereka anggap tidak merugikan.
Di sisi lain, dengan menekankan sifat medis dari kondisi ini, istilah ini kadang-kadang ditolak, seperti oleh para pendukung gerakan hak autisme. Istilah kondisi medis juga merupakan sinonim untuk keadaan medis, yang menggambarkan keadaan pasien saat ini dari sudut pandang medis. Contoh penggunaan istilah keadaan medis misalnya pernyataan bahwa pasien dalam keadaan kritis.
Morbiditas Morbiditas (dari bahasa Latin morbidus, artinya 'sakit, tidak sehat') adalah keadaan sakit, difabel, atau kesehatan buruk karena sebab apa pun. Istilah ini dapat digunakan untuk merujuk pada keberadaan segala bentuk penyakit, atau pada tingkat kondisi kesehatan yang memengaruhi seseorang.
Di kalangan pasien yang sakit parah, tingkat morbiditas sering diukur dengan sistem penilaian ICU. Komorbiditas adalah kehadiran dua kondisi medis atau lebih secara bersamaan, seperti skizofrenia dan penyalahgunaan zat. Dalam ilmu epidemiologi dan aktuaria, istilah "angka morbiditas" dapat merujuk pada insiden atau prevalensi suatu penyakit atau kondisi medis. Ukuran ini berbeda dengan mortalitas suatu kondisi, yang merupakan proporsi orang yang meninggal selama interval waktu tertentu.
Angka morbiditas digunakan dalam profesi aktuaria, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi perawatan jangka panjang, untuk menentukan premi yang tepat untuk dibebankan kepada pelanggan. Angka morbiditas membantu perusahaan asuransi memperkirakan kemungkinan seseorang akan terjangkit atau mengembangkan sejumlah penyakit tertentu. Sindrom Sindrom adalah asosiasi dari beberapa tanda medis, gejala, atau karakteristik lain yang sering terjadi secara bersamaan.
Beberapa sindrom, seperti sindrom Down, hanya memiliki satu penyebab. Sindrom lainnya, seperti sindrom Parkinson, memiliki beberapa kemungkinan penyebab. Sebagai contoh, sindrom koroner akut bukanlah penyakit tunggal, tetapi lebih merupakan manifestasi dari beberapa penyakit, seperti infark miokard sekunder akibat penyakit arteri koroner.
Pada sindrom lain, penyebabnya tidak diketahui. Nama sindrom yang familier sering kali tetap digunakan bahkan setelah penyebab yang mendasarinya ditemukan, atau ketika diakibatkan oleh sejumlah penyebab primer yang berbeda. Contohnya sindrom Turner dan sindrom DiGeorge yang masih sering disebut dengan nama "sindrom" meskipun keduanya dapat dilihat sebagai entitas penyakit dan tidak hanya sebagai sekumpulan tanda dan gejala.
Prapenyakit Prapenyakit adalah fase awal sebelum terjadinya penyakit ( prodom) atau fase subklinis sebelum gejala penyakit muncul. Pradiabetes dan prahipertensi adalah contoh umum prapenyakit. Namun, nosologi atau epistemologi prapenyakit masih diperdebatkan karena jarang ditemui batasan jelas yang membedakan antara kepedulian untuk status subklinis/prodromal/tanda awal penyakit (pada satu sisi) dan konflik kepentingan yang diakibatkan oleh menjual ketakutan akan penyakit atau medikalisasi penyakit (pada sisi lainnya).
Mengidentifikasi prapenyakit secara tepat dapat menghasilkan tindakan pencegahan yang bermanfaat, seperti memotivasi seseorang untuk mengerjakan latihan fisik yang sehat, [9] tetapi memberi label prapenyakit pada orang yang sehat dengan dugaan yang tidak berdasar dapat mengakibatkan perawatan yang berlebihan, seperti menggunakan obat yang hanya membantu orang dengan penyakit berat atau membayar resep obat dengan rasio manfaat-biaya sangat kecil.
Sebuah studi menyimpulkan bahwa ada tiga persyaratan untuk keabsahan konsep prapenyakit ini, yaitu kondisi yang berisiko sangat tinggi untuk berkembang menjadi penyakit, dapat ditindaklanjuti untuk mengurangi risiko, dan memiliki manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan bahaya dalam setiap intervensi yang diambil. [10] Jenis berdasarkan sistem tubuh [ sunting - sunting sumber ] Mental Gangguan mental merupakan label umum untuk kategori penyakit yang meliputi ketidakstabilan afektif atau emosional, disregulasi perilaku, serta disfungsi atau gangguan kognitif.
{/INSERTKEYS}
Penyakit spesifik yang dikenal sebagai penyakit mental termasuk depresi berat, gangguan kecemasan umum, skizofrenia, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
Gangguan mental dapat berasal dari faktor biologis (misalnya anatomis, kimiawi, atau genetik) atau psikologis (misalnya trauma atau konflik). Penyakit mental dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja atau belajar dan dapat membahayakan hubungan interpersonal. Istilah gila digunakan secara teknis sebagai istilah hukum. Organik Penyakit organik adalah penyakit yang diakibatkan oleh perubahan fisik atau fisiologis pada beberapa jaringan atau organ tubuh.
Istilah ini terkadang tidak meliputi infeksi. Penyakit organik biasanya digunakan untuk membedakannya dengan gangguan mental. Gangguan emosi dan perilaku digolongkan dalam penyakit organik jika disebabkan oleh perubahan pada struktur fisik atau fungsi tubuh, seperti setelah strok atau cedera otak traumatis, tetapi tidak digolongkan dalam penyakit organik jika disebabkan oleh masalah psikososial.
Tahapan [ sunting - sunting sumber ] Pada penyakit menular, masa inkubasi adalah periode waktu antara infeksi dan munculnya gejala. Periode latensi adalah periode waktu antara infeksi dan kemampuan agen penyakit untuk menyebar ke orang lain, yang kejadiannya dapat mendahului, mengikuti, atau secara bersamaan dengan munculnya gejala.
Beberapa virus juga menunjukkan fase dorman, yang disebut latensi virus, yaitu ketika virus bersembunyi di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif. Sebagai contoh, virus varicella-zoster yang menyebabkan cacar air pada fase akut; setelah sembuh dari cacar air, virus dapat tetap dorman dalam sel saraf selama bertahun-tahun, dan kemudian menyebabkan herpes zoster.
Penyakit akut Penyakit akut adalah penyakit yang berumur pendek, seperti pilek. Penyakit kronis Penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung lama, biasanya minimum enam bulan.
Selama periode tersebut, penyakit mungkin terus-menerus ada, atau mungkin mengalami remisi dan kambuh secara berkala. Penyakit kronis mungkin bersifat stabil (tidak memburuk) atau mungkin progresif (semakin buruk dari waktu ke waktu).
Beberapa penyakit kronis dapat disembuhkan secara permanen. Sebagian besar penyakit kronis dapat diobati, meskipun tidak dapat disembuhkan secara permanen. Penyakit klinis Penyakit yang memiliki konsekuensi klinis; dengan kata lain, stadium penyakit yang menghasilkan tanda dan gejala khas penyakit tersebut. [11] AIDS adalah tahap penyakit klinis infeksi HIV. Kesembuhan Kesembuhan adalah akhir dari suatu kondisi medis atau suatu perawatan yang sangat mungkin mengakhiri kondisi medis, sementara remisi mengacu pada hilangnya gejala.
Remisi lengkap merupakan hasil terbaik untuk penyakit yang tak tersembuhkan. Kambuh Kambuh ( bahasa Inggris: flare-up) dapat merujuk pada kembalinya gejala atau timbulnya gejala yang lebih parah. [12] Penyakit progresif Penyakit progresif adalah penyakit secara alami memburuk hingga terjadi kematian, kelemahan serius, atau kegagalan organ. Penyakit progresif yang lambat juga merupakan penyakit kronis; banyak juga yang merupakan penyakit degeneratif.
Kebalikan dari penyakit progresif adalah penyakit stabil atau penyakit statis: suatu kondisi medis yang tidak menjadi lebih baik atau lebih buruk.
Penyakit refraktori Penyakit refraktori adalah penyakit yang tidak merespons terhadap pengobatan, terutama pada kasus individual, meskipun pengobatan yang diberikan melebihi standar normal untuk penyakit tesebut. Penyakit subklinis Penyakit subklinis juga disebut penyakit diam atau penyakit tanpa gejala. Subklinis juga merupakan suatu tahap pada beberapa penyakit sebelum munculnya gejala klis untuk pertama kali. [13] Fase terminal Jika seseorang akan segera mati karena suatu penyakit, terlepas dari apakah penyakit tersebut biasanya berujung pada kematian, maka periode antara fase sebelumnya dengan fase sekarat disebut fase terminal.
Tingkat [ sunting - sunting sumber ] Penyakit terlokalisasi Penyakit terlokalisasi adalah penyakit yang hanya menyerang satu bagian tubuh, seperti tinea pedis atau infeksi mata.
Penyakit terdiseminasi Penyakit terdiseminasi adalah penyakit yang telah menyebar ke bagian tubuh lain; jika berupa kanker, penyakit ini biasanya disebut metastasis. Penyakit sistemik Penyakit sistemik adalah penyakit yang menyerang seluruh tubuh, seperti influenza atau tekanan darah tinggi. Klasifikasi [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Nosologi Penyakit dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab, patogenesis (mekanisme terjadinya penyakit), atau berdasarkan gejalanya.
Klasifikasi juga dilakukan menurut sistem organ yang terlibat, meskipun pengelompokan ini lebih rumit karena ada banyak penyakit yang memengaruhi lebih dari satu organ. Kesulitan utama dalam nosologi yaitu penyakit sering kali tidak dapat didefinisikan dan diklasifikasikan dengan jelas, terutama ketika penyebab atau patogenesisnya tidak diketahui. Dengan demikian, diagnosis terkadang hanya mencerminkan gejala atau serangkaian gejala (sindrom).
Penyebab nafas pendek dan cepat lelah klasik, klasifikasi penyakit pada penyebab nafas pendek dan cepat lelah dilakukan berdasarkan pengamatan atas korelasi antara analisis patologis dan sindrom klinis.
Saat ini, klasifikasi cenderung dilakukan berdasarkan penyebabnya jika diketahui. [14] Klasifikasi penyakit yang paling dikenal dan banyak dipakai adalah ICD yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Sistem klasifikasi ini diperbarui secara berkala dengan publikasi terakhir saat ini yaitu ICD-10.
Penyebab [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Penyebab penyakit dan Penularan penyakit Hanya sejumlah penyakit yang menular dan umumnya diyakini infeksius, misalnya influenza. Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit ini dikenal sebagai patogen (terkadang disebut agen infeksi atau agen penyakit) yang meliputi berbagai jenis bakteri, virus, protozoa, dan jamur. Penyakit infeksi dapat ditularkan, misalnya melalui kontak dari tangan-ke-mulut setelah menyentuh materi infeksius pada permukaan benda, melalui gigitan serangga atau pembawa penyakit lainnya, serta dari air atau makanan yang terkontaminasi (sering kali melalui kontaminasi tinja), dll.
[15] Terdapat pula penyakit menular seksual. Dalam beberapa kasus, suatu penyakit dapat dicegah atau diperbaiki dengan nutrisi yang tepat atau perubahan gaya hidup lainnya. Beberapa penyakit, seperti sebagian besar (tetapi tidak semua) kanker, penyakit jantung, dan gangguan mental, merupakan penyakit tidak menular. Banyak penyakit tidak menular didasarkan oleh genetik, baik sebagian atau seluruhnya, sehingga dapat ditularkan dari satu generasi ke generasi lainnya.
Penentu sosial kesehatan adalah kondisi sosial yang menentukan perbedaan status kesehatan individu atau kelompok masyarakat.
Pada umumnya, penyakit terkait dengan keadaan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Penentu sosial kesehatan telah diakui oleh beberapa organisasi kesehatan seperti Badan Kesehatan Masyarakat Kanada dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan kolektif dan pribadi.
Dewan Penentu Sosial di bawah WHO juga mengakui faktor-faktor penentu sosial kesehatan dalam kemiskinan. Ketika penyebab suatu penyakit tidak dipahami dengan baik, masyarakat cenderung membuat mitos untuk penyakit tersebut atau menggunakannya sebagai metafora atau simbol apa pun yang dianggap jahat oleh budaya setempat. Misalnya, sampai bakteri penyebab tuberkulosis ditemukan pada tahun 1882, para ahli dengan berbagai cara mengaitkan penyakit ini dengan faktor keturunan, gaya hidup kurang bergerak, depresi, dan kegemaran berlebihan dalam seks, makanan, atau alkohol—semua penyakit sosial pada masa itu.
[16] Ketika suatu penyakit disebabkan oleh patogen (misalnya penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium), istilah penyakit dapat digunakan secara keliru bahkan dalam literatur ilmiah sebagai pengganti agen penyebabnya, yaitu patogen. Kebiasaan bahasa ini dapat mengakibatkan kebingungan dalam komunikasi prinsip sebab-akibat dalam epidemiologi, dan karenanya sangat tidak dianjurkan.
[17] Jenis penyebab [ sunting - sunting sumber ] Udara Penyakit bawaan udara adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen dan ditularkan melalui udara.
Makanan Penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan adalah segala penyakit yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh bakteri patogen, racun, virus, prion, atau parasit. Infeksi Penyakit infeksi terdiri atas penyakit yang terbukti secara klinis (dengan tanda atau gejala penyakit yang khas) disebabkan oleh infeksi, yaitu keberadaan dan pertumbuhan agen biologis patogenik dalam organisme inang secara individual.
Termasuk dalam kategori ini adalah penyakit menular, yaitu penyakit infeksi seperti influenza atau pilek, yang dapat menyebar dari satu orang ke orang lain. Gaya hidup Penyakit gaya hidup adalah penyakit apa pun yang tampaknya meningkat frekuensinya karena suatu negara menjadi lebih terindustrialisasi dan penduduknya berumur lebih panjang, terutama jika faktor-faktor risikonya mencakup pilihan perilaku seperti gaya hidup yang menetap atau diet dengan makanan yang tidak sehat seperti karbohidrat olahan, lemak trans, atau minuman beralkohol.
Tidak dapat menular Penyakit tidak menular adalah kondisi medis atau penyakit yang tidak dapat ditularkan. Penyakit tidak menular tidak dapat disebarkan secara langsung dari satu orang ke orang lain. Penyakit jantung dan kanker adalah contoh penyakit tidak menular pada manusia.
Pencegahan [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Kedokteran pencegahan Banyak penyakit dan gangguan dapat dicegah melalui berbagai cara. Contoh tindakan pencegahan penyakit yaitu penerapan sanitasi, asupan nutrisi yang tepat, latihan fisik yang memadai, penyebab nafas pendek dan cepat lelah dan perawatan diri lainnya, serta tindakan kesehatan masyarakat.
Perawatan [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Terapi Perlakuan medis, perawatan medis, atau terapi adalah upaya untuk menyembuhkan atau meringankan penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Pada bidang medis, terapi identik dengan kata pengobatan. Di antara para psikolog, istilah ini dapat merujuk secara khusus pada psikoterapi atau "terapi bicara".
Pengobatan umum di antaranya medikasi, pem bedahan, penggunaan peralatan medis, dan perawatan diri. Terapi dapat dilakukan oleh sistem layanan kesehatan yang terorganisir, atau secara informal oleh pasien atau anggota keluarganya. Perawatan kesehatan preventif merupakan cara untuk menghindari cedera, sakit, atau penyakit sejak awal.
Pengobatan atau penyembuhan diterapkan setelah masalah medis terjadi. Perawatan medis mencoba untuk memperbaiki atau menghilangkan masalah, tetapi mungkin tidak menghasilkan kesembuhan permanen, terutama pada penyakit kronis. Penyembuhan adalah bagian dari perawatan yang menghilangkan penyakit sepenuhnya atau mengakhiri masalah medis secara permanen.
Banyak penyakit yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya masih bisa dirawat. Manajemen nyeri (juga disebut kedokteran nyeri) adalah cabang kedokteran yang menggunakan pendekatan interdisipliner untuk meredakan rasa nyeri dan meningkatkan kualitas hidup seseorang yang hidup dengan rasa nyeri.
[18] Perawatan untuk kedaruratan medis harus diberikan segera, sering kali melalui instalasi gawat darurat. Epidemiologi [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Epidemiologi Epidemiologi adalah studi tentang faktor-faktor yang menyebabkan atau mendorong penyakit. Beberapa penyakit lebih umum ditemukan di daerah geografis tertentu, di antara orang-orang dengan karakteristik genetik atau sosial ekonomi tertentu, atau pada waktu yang berbeda dalam setahun.
Epidemiologi dianggap sebagai metodologi utama penelitian kesehatan masyarakat dan sangat dihargai dalam kedokteran berbasis bukti untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit.
Dalam studi penyakit menular dan tidak menular, pekerjaan seorang epidemiologis berkisar dari penyelidikan wabah hingga desain studi, pengumpulan data, dan analisis, termasuk pengembangan model statistik untuk menguji hipotesis dan dokumentasi hasil untuk diserahkan ke jurnal ilmiah.
Ahli epidemiologi juga mempelajari interaksi penyakit dalam suatu populasi, suatu kondisi yang dikenal sebagai sindemik. Ahli epidemiologi mengandalkan sejumlah disiplin ilmu lain seperti biologi (untuk lebih memahami proses penyakit), biostatistik (untuk mengolah informasi mentah yang tersedia), ilmu informasi geografis (untuk menyimpan data dan memetakan pola penyakit), serta ilmu sosial (untuk lebih memahami berbagai faktor risiko).
Epidemiologi dapat membantu mengidentifikasi penyebab serta memandu upaya pencegahan. Dalam mempelajari penyakit, epidemiologi menghadapi tantangan untuk mendefinisikan suatu penyakit. Khususnya untuk penyakit yang kurang dipahami, berbagai kelompok yang berbeda mungkin menggunakan definisi penyakit yang sangat berbeda. Tanpa definisi yang disepakati, beragam peneliti dapat melaporkan suatu penyakit dengan jumlah kasus dan karakteristik yang berbeda. [19] Beberapa basis data morbiditas penyakit dikompilasi dari data yang disediakan oleh otoritas kesehatan negara dan teritori, di tingkat nasional [20] [21] atau skala yang lebih besar (seperti Basis Data Morbiditas Rumah Sakit Eropa (HMDB) [22] yang mungkin berisi data rumah sakit dengan diagnosis rinci,usia, dan jenis kelamin.
Data HMDB Eropa diserahkan oleh negara-negara Eropa ke Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia untuk Eropa. Beban penyakit [ sunting - sunting sumber ] Beban penyakit adalah dampak akibat masalah kesehatan di suatu daerah yang diukur dengan biaya keuangan, kematian, morbiditas, atau indikator lainnya.
Ada beberapa langkah yang digunakan untuk mengukur beban yang ditimbulkan oleh penyakit pada manusia. Kehilangan tahun kehidupan potensial (YPLL) adalah perkiraan sederhana akan hilangnya tahun kehidupan seseorang akibat suatu penyakit. Misalnya, jika seseorang meninggal pada usia 65 karena suatu penyakit, dan mungkin akan hidup sampai usia 80 tanpa penyakit itu, maka penyakit itu telah menyebabkan hilangnya 15 tahun kehidupan potensial. Pengukuran YPLL tidak memperhitungkan seberapa difabel seseorang sebelum meninggal, sehingga pengukuran tersebut menyetarakan seseorang yang mati mendadak dan seseorang yang meninggal pada usia yang sama setelah puluhan tahun menderita penyakit.
Pada tahun 2004, WHO menghitung bahwa 932 juta tahun potensi kehidupan hilang karena kematian dini. [23] Metrik tahun kehidupan berkualitas tersesuaikan (QALY) dan tahun kehidupan disabilitas tersesuaikan (DALY) diukur dengan cara serupa, tetapi memperhitungkan penyebab nafas pendek dan cepat lelah orang tersebut tetap sehat setelah didiagnosis menderita penyakit tertentu. Selain jumlah tahun yang hilang karena kematian prematur, pengukuran ini menambahkan tahun-tahun yang hilang karena sakit.
Tidak seperti YPLL, kedua pengukuran ini menunjukkan beban yang dikenakan pada orang yang sangat sakit, tetapi hidup dengan durasi normal. Penyakit yang memiliki morbiditas tinggi, tetapi mortalitas rendah, memiliki DALY tinggi dan YPLL rendah. Pada tahun 2004, WHO menghitung bahwa 1,5 miliar DALY hilang karena penyakit dan cedera.
[23] Di negara maju, penyakit jantung dan strok paling banyak menyebabkan kematian, tetapi kondisi neuropsikiatrik seperti gangguan depresi mayor mengakibatkan sebagian besar tahun hilang karena sakit. Masyarakat dan budaya [ sunting - sunting sumber ] Obesitas dulunya merupakan simbol status dalam budaya Abad Renaisans: "Jenderal Toscana Alessandro del Borro", dikaitkan dengan Andrea Sacchi, 1645. [24] Walaupun saat ini obesitas umumnya dikaitkan dengan penyakit. Bagaimana masyarakat merespons penyakit merupakan subjek dari sosiologi medis.
Suatu kondisi dapat dianggap sebagai penyakit pada beberapa budaya atau era tetapi tidak pada yang lain. Misalnya, obesitas dapat menunjukkan kekayaan dan kelimpahan, dan merupakan simbol status di daerah rawan kelaparan dan beberapa tempat yang dilanda HIV/ AIDS.
[25] Epilepsi dianggap sebagai tanda bakat spiritual di antara orang-orang Mong. [26] Penyakit memberi legitimasi sosial atas manfaat tertentu, seperti tunjangan sakit, penghindaran kerja, dan perawatan oleh orang lain.
Orang yang sakit mengambil peran sosial yang disebut peran sakit. Seseorang yang merespons penyakit yang menakutkan, seperti kanker, dengan cara yang dapat diterima secara budaya mungkin secara publik dan pribadi dihormati dengan status sosial yang lebih tinggi. [27] Sebagai imbalan atas manfaat ini, orang yang sakit berkewajiban untuk mencari perawatan dan berupaya untuk menjadi sehat kembali. Sebagai perbandingan, kehamilan, tidak diartikan sebagai penyakit, bahkan jika ibu dan bayi sama-sama mendapat manfaat dari perawatan medis.
Sebagian besar agama memberikan pengecualian dari tugas keagamaan kepada orang yang sakit. Misalnya, seseorang yang hidupnya akan terancam dengan ber puasa pada Yom Kippur atau selama bulan Ramadan akan dibebaskan dari persyaratan, atau bahkan dilarang berpartisipasi. Orang yang sakit juga dibebaskan dari tugas sosial. Misalnya, kesehatan yang buruk adalah satu-satunya alasan yang diterima secara sosial bagi seorang Amerika Serikat untuk menolak undangan ke Gedung Putih.
[28] Identifikasi suatu kondisi sebagai penyakit, dan bukan sekadar variasi struktur atau fungsi manusia, dapat memiliki implikasi sosial atau ekonomi yang signifikan. Pengakuan kontroversial penyakit seperti cedera regangan berulang (RSI) memiliki sejumlah efek positif dan negatif pada tanggung jawab keuangan dan lainnya dari pemerintah, perusahaan, dan lembaga terhadap seorang individu, serta pada individu penderita itu sendiri.
Implikasi sosial dari memandang penuaan sebagai suatu penyakit bisa sangat mendalam, meskipun klasifikasi ini belum tersebar luas. Penderita kusta merupakan orang-orang yang secara historis dijauhi karena mereka memiliki penyakit menular, dan istilah "kusta" masih membangkitkan stigma sosial. Ketakutan akan penyakit masih bisa menjadi fenomena sosial yang luas, meskipun tidak semua penyakit membangkitkan stigma sosial yang ekstrem.
Status sosial dan status ekonomi memengaruhi kesehatan. Penyakit kemiskinan adalah penyakit yang berhubungan dengan kemiskinan dan status sosial yang rendah; penyakit kemakmuran adalah penyakit yang berhubungan dengan status sosial dan ekonomi yang tinggi.
Jenis penyakit yang dikaitkan dengan kondisi tertentu akan bervariasi menurut waktu dan tempat. Beberapa penyakit, seperti diabetes melitus, dapat dikaitkan dengan kemiskinan (pilihan makanan yang buruk) maupun kemakmuran (rentang hidup yang panjang dan gaya hidup yang kurang gerak), melalui mekanisme yang berbeda. Istilah penyakit gaya hidup menggambarkan penyakit yang terkait dengan umur panjang dan lebih umum terjadi pada antara orang tua.
Sebagai contoh, kanker jauh lebih umum di masyarakat dengan sebagian besar anggotanya hidup hingga usia 80 tahun dibandingkan di masyarakat dengan sebagian besar anggotanya meninggal sebelum mereka mencapai usia 50 tahun.
Bahasa penyakit [ sunting - sunting sumber ] Narasi penyakit adalah cara mengatur pengalaman medis menjadi cerita yang koheren yang menggambarkan pengalaman pribadi individu yang sakit. Orang-orang menggunakan metafora untuk memahami pengalaman mereka akan penyakit. Metafora memindahkan penyakit dari hal obyektif yang ada menjadi pengalaman afektif.
Metafora yang paling populer mengacu pada konsep militer: Penyakit adalah musuh yang harus ditakuti, diperangi, diperangi, dan dialihkan. Pasien atau penyedia layanan kesehatan adalah pejuang, bukan korban pasif atau pengamat.
Agen infeksi adalah penjajah; penyakit tidak menular merupakan pemberontakan internal atau perang saudara. Karena ancaman penyakit bersifat mendesak, dan mungkin masalah antara hidup dan mati, maka tindakan yang radikal, bahkan menindas, menjadi tugas moral masyarakat dan pasien saat mereka dengan berani bergerak untuk berjuang melawan kehancuran.
Perang melawan kanker adalah contoh dari penggunaan bahasa secara metaforis. [29] Bahasa ini memberdayakan beberapa penderita, tetapi membuat orang lain merasa gagal. [30] Jenis metafora lain menggambarkan pengalaman penyakit sebagai perjalanan: Penderitanya melakukan perjalanan ke atau dari suatu tempat penyakit, dan mengubah dirinya sendiri, menemukan informasi baru, atau menambah pengalamannya selama perjalanan.
Ia mungkin bepergian "di jalan menuju pemulihan" atau membuat perubahan untuk "mencapai jalur yang benar" atau memilih "jalur". [29] [30] Beberapa di antaranya secara eksplisit bertema imigrasi: penderita penyakit telah diasingkan dari wilayah rumah yang sehat ke tanah orang sakit, yang mengubah identitas dan hubungan dalam prosesnya. [31] Bahasa ini lebih umum di kalangan profesional kesehatan Inggris dibandingkan bahasa agresi fisik.
[30] Beberapa metafora bersifat spesifik terhadap penyakit. Perbudakan adalah metafora umum untuk kecanduan: Pecandu alkohol diperbudak oleh minuman, dan perokok ditawan oleh nikotin. Beberapa pasien kanker memperlakukan kerontokan rambut mereka dari kemoterapi sebagai metonimia atau metafora untuk semua kerugian yang disebabkan oleh penyakit ini.
[29] Beberapa penyakit digunakan sebagai metafora untuk penyakit sosial: "Kanker" merupakan deskripsi umum untuk apa pun yang endemik dan merusak dalam masyarakat, seperti kemiskinan, ketidakadilan, atau rasisme. AIDS dipandang sebagai penghakiman ilahi untuk kemerosotan moral, dan hanya dengan membersihkan diri dari "polusi" oleh "penyerbu" maka masyarakat dapat menjadi sehat kembali. [29] Kemudian, ketika AIDS tampaknya kurang mengancam, jenis bahasa emosi ini diterapkan pada flu burung dan diabetes melitus tipe 2.
[32] Penulis pada abad ke-19 umumnya menggunakan tuberkulosis sebagai simbol dan metafora untuk transendensi. Penderita penyakit ini digambarkan dalam literatur sebagai orang yang telah melampaui kehidupan sehari-hari untuk menjadi objek pencapaian spiritual atau artistik sesaat. Pada abad ke-20, setelah penyebabnya lebih dipahami, penyakit yang sama menjadi lambang kemiskinan, kemelaratan, dan masalah sosial lainnya.
[31] Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • Kecacatan perkembangan, kecacatan berat dan seumur hidup yang disebabkan oleh gangguan mental atau fisik • Penyakit lingkungan • Interaksi inang–patogen • Daftar penyakit tak dapat disembuhkan • Penyakit mitokondrial • Patologi tumbuhan • Penyakit langka, penyakit yang diderita sangat sedikit orang • Sosiologi kesehatan dan penyakit • Filsafat kedokteran Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ a b " Disease" di Dorland's Medical Dictionary • ^ White, Tim (19 December 2014).
"What is the Difference Between an 'Injury' and 'Disease' for Commonwealth Injury Claims?". Tindall Gask Bentley. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 October 2017.
Diakses tanggal 6 Penyebab nafas pendek dan cepat lelah 2017. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ "What is the deadliest disease in the world?". WHO. 16 May 2012. Diarsipkan dari versi asli Parameter -archive-url= membutuhkan -url= ( bantuan) tanggal 17 December 2014. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan); Parameter -ur= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan); Tidak memiliki atau membutuhkan -url= ( bantuan); Parameter -access-date= membutuhkan -url= ( bantuan) • ^ "Mental Illness – Glossary".
US National Institute of Mental Health accessdate=18 April 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 May 2010. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) Pemeliharaan CS1: Tanpa pipa ( link) • ^ "Regents Prep: Living Environment: Homeostasis". Oswego City School District Regents Exam Prep Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2012. Diakses tanggal 12 November 2012.
Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Sefton, Phil (21 November 2011). "Condition, Disease, Disorder". AMA Style Insider. American Medical Association.
Diakses tanggal 20 August 2019. • ^ American Psychiatric Association Task Force on DSM-IV (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (edisi ke-4th).
Washington, DC: American Psychiatric Association. ISBN 978-0-89042-025-6. • ^ "Expat Insurance Glossary by The Insurance Page". Penyebab nafas pendek dan cepat lelah dari versi asli tanggal 27 October 2008. Diakses tanggal 20 November 2008. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Lenzer, Jeanne (14 August 2012). "Blood pressure drugs for mild hypertension: Not proven to prevent heart attacks, strokes, or early death".
Slate. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2012. Diakses tanggal 16 August 2012. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Viera, Anthony J.
(2011), "Predisease: when does it make sense?", Epidemiologic Reviews, 33 (1), hlm. 122–34, doi: 10.1093/epirev/mxr002, PMID 21624963 • ^ "clinical disease". Mosby's Medical Dictionary (edisi ke-9th). Elsevier. 2009. Diakses tanggal 6 November 2017 – via medical-dictionary.thefreedictionary.com. • ^ Shiel, William C. Jr. (2019-06-20). "Definition of Flare". MedicineNet. Diakses tanggal 2019-12-21. • ^ "subclinical". Diakses tanggal 6 November 2017 – via medical-dictionary.thefreedictionary.com.
• ^ Loscalzo J1, Kohane I, Barabasi AL. Human disease classification in the postgenomic era: a complex systems approach to human pathobiology. Mol Syst Biol. 2007;3:124. Epub 2007 Jul 10. • ^ Alexander van Geen, et al. "Impact of population and latrines on fecal contamination of ponds in rural Bangladesh." Science Of The Total Environment 409, no.
17 (August 2011): 3174–82. • ^ Olson, James Stuart (2002). Bathsheba's breast: women, cancer & history. Baltimore: The Johns Hopkins University Press. hlm. 168–70. ISBN 978-0-8018-6936-5. • ^ Marcantonio, Matteo; Pascoe, Emily; Baldacchino, Frederic (January 2017). "Sometimes Scientists Get the Flu. Wrong…!". Trends in Parasitology. 33 (1): 7–9. doi: 10.1016/j.pt.2016.10.005. PMID 27856180. • ^ Hardy, Paul A.; Hardy, Paul A. J. (1997). Penyebab nafas pendek dan cepat lelah Pain Management: The Essentials.
Cambridge University Press. hlm. 10. ISBN 978-1-900151-85-6. OCLC 36881282. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 October 2015. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Tuller, David (4 March 2011).
"Defining an illness is fodder for debate". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 January 2017. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ "National Hospital Morbidity Database". aihw.gov.au. Australian Institute of Health and Welfare. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2013. Diakses tanggal 11 July 2013. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ "Hospital Morbidity Database (HMDB)".
statcan.gc.ca. Statistics Canada. 2007-10-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30June2016. Diakses tanggal 21 September 2015.
Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan); Periksa nilai tanggal di: -archivedate= ( bantuan) • ^ "European Hospital Morbidity Database". who.int. World Health Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 September 2013. • ^ a b "Disease and injury regional estimates for 2004". who.int. World Health Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 December 2010. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) Standard DALYs (3% discounting, age weights).
Also DALY spreadsheet and YLL spreadsheet. • ^ Gerten-Jackson, Carol. "The Tuscan General Alessandro del Borro". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 May 2009. Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ Haslam DW, James WP (2005). "Obesity". Lancet. 366 (9492): 1197–209. doi: 10.1016/S0140-6736(05)67483-1.
PMID 16198769. • ^ Fadiman, Anne (1997). The spirit catches you and you fall down: a Hmong child, her American doctors, penyebab nafas pendek dan cepat lelah the collision of two cultures.
New York: Farrar, Straus, and Giroux. ISBN 978-0-374-52564-4. • ^ Sulik, Gayle (2010). Pink Ribbon Blues: How Breast Cancer Culture Undermines Women's Health. New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-974045-1. • ^ Martin, Judith (2005). Miss Manners' Guide to Excruciatingly Correct Behavior. New York: W.W. Norton & Co. hlm. 703. ISBN 978-0-393-05874-1.
OCLC 57549405. • ^ a b c d Gwyn, Richard (1999). "10". Dalam Cameron, Lynne; Low, Graham. Researching and applying metaphor. Cambridge, England: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-64964-3. OCLC 40881885. • ^ a b c Span, Paula (22 April 2014). "Fighting Words Are Rarer Among British Doctors". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2014.
Parameter -url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan ( bantuan) • ^ a b Diedrich, Lisa (2007). Treatments: language, politics, and the culture of illness. Minneapolis: University of Minnesota Press. hlm.
8, 29. ISBN 978-0-8166-4697-5. OCLC 601862594. • ^ Hanne M, Hawken SJ (December 2007). "Metaphors for illness in contemporary media". Med Humanit.
33 (2): 93–99. doi: 10.1136/jmh.2006.000253. PMID 23674429. Pranala luar [ sunting - sunting sumber ] • Media terkait penyakit dan gangguan di Wikimedia Commons Kategori tersembunyi: • Halaman dengan rujukan yang menggunakan parameter yang tidak didukung • Halaman yang menggunakan rujukan web tanpa URL • Halaman yang menggunakan rujukan dengan accessdate dan tanpa URL • Halaman dengan galat rujukan archiveurl • Pemeliharaan CS1: Tanpa pipa • Galat CS1: tanggal • Artikel Wikipedia dengan penanda GND • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN • Artikel Wikipedia dengan penanda NDL • Artikel Wikipedia dengan penanda HDS • Artikel Wikipedia dengan penanda MA • Artikel Wikipedia dengan penanda NARA • Artikel Wikipedia dengan penanda ganda • Halaman ini terakhir diubah pada 6 Desember 2021, pukul 01.45.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •Bahasa Indonesia memiliki beragam teks dengan berbagai fungsi. Salah satunya contoh teks persuasif yang berfungsi untuk mengajak dan mempengaruhi pembaca.
Berbeda dengan contoh teks eksposisi proses yang tanpa ada unsur mempengaruhi pembaca. Ngomong-ngomong soal teks persuasif, kita mungkin penyebab nafas pendek dan cepat lelah menjadi kepikiran dengan iklan yang muncul di berbagai media.
Mengapa harus media iklan? Tanpa kita sadari, mungkin kita sudah terbujuk oleh iklan yang tayang di berbagai media. Kita akan membeli atau melakukan sesuatu yang sesuai dengan iklan itu. Contohnya iklan kecantikan dengan harga yang terjangkau tetapi memiliki segudang manfaat. Kita, terutama kaum hawa akan tertarik untuk membeli produk kecantikan tersebut. Nah selain iklan, teks persuasif sendiri sebenarnya masih memiliki fungsi dan kegunaan.
Penasaran bagaimana fungsi dan kegunaannya? Yuk kita simak penjelasannya di bawah ini. Contents • Pengertian Teks Persuasif • Ciri ciri Teks Persuasif • Tujuan Teks Persuasif • Struktur Teks Persuasif • Syarat-syarat Menyusun Paragraf Persuasi • Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi • Contoh Teks Persuasif • 1.
Contoh Teks Persuasif Singkat • 2. Contoh Teks persuasif beserta Strukturnya • 3. Contoh Teks Persuasif Pendidikan • 4. Contoh Teks Persuasi Politik • 5.
Contoh Teks Persuasif Propaganda • 6. Contoh Teks Persuasif tentang Kesehatan • 7. Contoh Teks Persuasif Advertensi (Iklan) • 8. Contoh Teks Persuasif tentang Bencana Alam • 9. Contoh Teks Negosiasi Narkoba • 10.
Contoh Teks Persuasif Covid 19 beserta Strukturnya • Share this: Pengertian Teks Persuasif Contoh Pengertian Teks Persuasif Teks persuasif adalah teks yang berfungsi untuk mempengaruhi orang lain agar mau mengikut tindakan maupun pemikiran tertentu. Pengaruh tersebut bisa berupa ajakan, bujukan, perintah maupun yang lainnya.
Agar orang yang dibujuk mau mengikuti kita, maka pendapat, gagasan dan juga ide yang ditulis harus sesuai dengan kenyataan dan dibuat dengan meyakinkan. Nah karena bersifat sebuah ajakan atau bujukan, maka sudah sewajarnya jika di dalam persuasi terdapat kata-kata ajakan di dalamnya. Berdasarkan kata-kata ajakan yang digunakan, teks persuasif terbagi menjadi dua, yakni tersurat dan tersirat.
Yang dimaksud dengan teks tersurat adalah teks persuasif yang menuliskan kata ajakan secara langsung. Sementara teks tersirat adalah teks persuasif yang tidak menuliskan kata kata ajakan secara langsung. Sehingga kita harus memahami dan mengetahui maksud dari isi teks tersebut.
Ciri ciri Teks Persuasif Contoh Ciri Ciri Teks Persuasif Teks persuasif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: • Berisi fakta dan data Untuk mengajak orang lain dan menuruti ajakan kita, maka data dan fakta yang kita sampaikan harus jelas. Dengan menggunakan alasan berupa data dan fakta yang kuat, maka kita dapat mempengaruhi orang lain dengan mudah.
• Menggunakan kata-kata yang bersifat ajakan Dalam teks persuasif tersurat dan tersirat, kita akan menemukan kata-kata yang sifatnya mengajak seperti: mari, ayo, lakukan, hindarilah, sebaiknya, seharusnya, dan jangan.
Nah jika kita menemukan kata-kata seperti diatas, maka kita sedang membaca teks yang bersifat mengajak. • Menggunakan bahasa provokatif Dengan gaya penulisan bahaya yang provokatif dan menarik akan membuat pembaca menjadi antusias dalam membaca teks persuasif. • Meyakinkan pembaca Agar ajakan atau pengaruh berhasil, maka teks yang kita buat harus nampak meyakinkan. Jika teks persuasi yang sudah dibuat tidak meyakinkan, bukan tidak mungkin pembaca tidak akan yakin dan terbujuk dengan pendapat kita.
• Menghindari adanya konflik Ciri yang terakhir di dalam persuasif adalah menghindari adanya konflik yang muncul. Sebuah teks yang meyakinkan akan membuat pembaca menjadi percaya. Sehingga secara tidak langsung akan terjadi kesepakatan antara kita dengan pembaca terhadap fakta dan data-data dalam tulisan.
Dengan adanya data dan fakta yang termuat akan membuat konflik yang tidak diperlukan tidak akan terjadi. Tujuan Teks Persuasif Tujuan teks persuasi yaitu: membujuk, merayu, dan mempengaruhi pembaca atau orang lain agar mengikuti apa yang diinginkan penulis. Contoh teks persuasif Covid 19. Setiap teks memiliki struktur yang berbeda. begitu pula dengan contoh teks eksplanasi sosial memiliki struktur yang berbeda dengan contoh teks persuasif.
Adapun struktur teks persuasif adalah 1. Pengenalan Isu Pengenalan isu merupakan sebuah pengantar untuk menjelaskan permasalahan yang akan dibahas di dalam teks persuasif. 2. Rangkaian Argumen Rangkaian argumen berisikan argumen-argumen untuk mendukung fakta dalam pengenalan isu. 3. Pernyataan Ajakan Pernyataan ajakan merupakan inti dari teks yang berisikan pernyataan-pernyataan yang mendorong pembaca untuk melakukan sesuatu.
Wujud pernyataan ajakan dapat dibuat dengan cara tersurat dan tersirat. Adapun argumen-argumen yang ada berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan tersebut. 4. Penegasan Kembali Penegasan kembali merupakan jawaban atas ajakan untuk apa teks persuasif ini dibuat.
Biasanya menggunakan kata seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah. Syarat-syarat Menyusun Paragraf Persuasi Contoh Syarat Menyusun Teks Persuasif Untuk menyusun teks persuasi dibutuhkan syarat-syarat sebagai berikut: • Pilihan Kata Untuk membuat teks persuasi yang bagus diperlukan ketepatan dalam memilih kata atau diksi.
Dengan kata yang tepat dan juga menarik, bukan tidak mungkin para pembaca akan terpengaruh dengan tulisan kita.
• Kemampuan mengelola emosi Selain menggunakan diksi yang menarik, kita juga perlu “mempermainkan” emosi pembaca. Maksudnya di sini adalah ketika pembaca membaca teks persuasif, maka mereka (para pembaca) dapat meredam atau bahkan mengobarkan emosinya.
Kemampuan mengelola emosi pembaca ini sangat diperlukan terutama di dalam contoh teks persuasif politik dan propaganda. • Bukti-bukti/ fakta Untuk lebih dapat mengelola emosi pembaca, kita perlu melampirkan bukti mapun fakta yang sudah maupun sedang terjadi. Kemudian penunjukan bukti/fakta ini juga bisa kita gunakan di dalam membuat contoh teks anekdot pendidikan misalnya.
Dengan adanya bukti dan juga fakta yang ada akan membuat teks persuasi yang kita buat menjadi lebih bermakna. Bukan hanya sekedar gagasan tanpa makna, tanpa adanya bukti yang nyata. Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi Contoh Kaidah Kebahasaan Teks Persuasif Adapun kaidah kebahasaan teks persuasif adalah sebagai berikut: • Memakai kata bujukan atau ajakan seperti penting, harus, ayo, waspadalah.
• Menggunakan kata kerja imperatif seperti contoh kata jadikanlah, hendaknya, waspadalah. • Memakai kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik bahasan.
Maksud kata-kata teknis atau peristilahan adalah kata-kata atau istilah dalam penyebutan sesuatu. Contoh teks yang dipakai dalam bahasa persuasif adalah teknologi internet, reproduksi, aborsi.
• Menggunakan kata-kata penghubung yang argumentatif. Penggunaan kata hubung ini memiliki tujuan untuk memberikan penekanan pada suatu pernyataan. Contohnya kata karena, jika, akibatnya, oleh karena itu, dengan demikian. Dengan mengetahui kaidah kebahasaan tersebut nantinya kita akan mengetahui kata-kata khusus yang mencerminkan bagaimana teks tersebut.
Rangkaian Argumen Selain tar dan nikotin yang disebutkan di dalam kemasannya, sebenarnya di dalam satu batang rokok terkandung lebih dari 4000 bahan kimia, dimana 200 diantaranya beracun.
Semakin besar tar dan nikotin yang terkandung dalam sebatang rokok, maka akan semakin besar pula dampak yang diberikan kepada tubuh kita. Dampak tersebut bukan hanya diterima oleh perokok saja, tetapi juga orang-orang disekitarnya. Orang-orang tersebut disebut dengan perokok pasif. Baik perokok aktif maupun pasif, keduanya akan terkena dampak yang sama.
Dampak yang ditimbulkan dari rokok diantaranya adalah penyakit jantung, kanker serta impoten. Selain dampak di atas, merokok juga sangat berbahaya buat wanita hamil dan juga janin. Pernyataan Ajakan Dengan banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari rokok, maka alangkah baiknya jika kita menghindari rokok.
Dengan tidak merokok akan membuat tubuh kita menjadi sehat serta mengurangi pencemaran polusi udara. Selain penyebab nafas pendek dan cepat lelah juga dengan tidak merokok maka kita tidak merugikan orang lain. Penegasan Kembali Untuk itu sebaiknya hindarilah rokok. Karena di dalam rokok lebih besar bahayanya daripada manfaatnya. 2. Contoh Teks persuasif beserta Strukturnya Interaksi Sosial Manusia Contoh Teks Persuasif dan Strukturnya Banyak dibaca: Contoh Proposal Kegiatan Singkat Manusia tidak akan bisa sendiri tanpa bantuan dan interaksi dengan individu lainnya.
Manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhannya sendiri tanpa berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Rangkaian Argumen Setiap manusia akan penyebab nafas pendek dan cepat lelah hidup berdampingan dengan manusia lainnya. Kehidupan tersebut menjadi sebuah takdir manusia untuk hidup di dalam lingkungan. Kemudian di lingkungan yang lebih luas lagi, setiap lingkungan akan selalu membutuhkan lingkungan lain dan berinteraksi dengan lingkungan tersebut.
Kita ambil contoh masyarakat dalam lingkup perkotaan. Mereka akan selalu membutuhkan kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh masyarakat pedesaan. Begitu juga sebaliknya, masyarakat di lingkungan pedesaan akan selalu berinteraksi dengan masyarakat perkotaan dalam memenuhi kebutuhannya.
Contohnya seperti kebutuhan akan seperti minyak goreng, sabun, pakaian, dan lain sebagainya. Contoh diatas merupakan potongan kecil dalam kehidupan manusia. Manusia akan selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi tersebut bisa bersifat terkecil antar sesama manusia hingga interaksi antar kelompok. Manusia mampu mencukupi semua kebutuhannya karena adanya manusia lainnya.
Proses interaksi ini bisa berwujud barter untuk mencukupi kebutuhan maupun yang lainnya. Hal ini pun sudah menjadi sebuah kodrat jika manusia memiliki ketergantungan dan akan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Penyataan Ajakan Oleh sebab itu, marilah kita merenungkan kembali fungsi dari interaksi sosial dengan masyarakat sekitar kita.
M arilah kita bersama mengembalikan budaya luhur bangsa Indonesia yakni budaya tolong menolong. Kita harus membantu siap sedia untuk membantu masyarakat yang yang membutuhkan pertolongan terutama di lingkungan sekitar. Kemudian di dalam memberikan pertolongan, kita harus melakukan tanpa mengharap pamrih. Penegasan Kembali Karena itulah kita harus saling tolong menolong.
Hal ini karena nanti jika tiba saatnya, kita pun akan membutuhkan pertolongan dari orang lain. Membangun Pendidikan Bangsa Masyarakat merupakan aset pembangunan bangsa. Masyarakat yang berkualitas disertai dengan tingkat Sumber Daya Manusia yang tinggi dapat menjadi roda penggerak pembangunan di Indonesia.
Akan tetapi dengan jumlah penduduk yang besar dan tidak diiringi dengan kualitas SDM yang bagus, malah akan menjadi beban pembangunan. karena hal inilah Karena itulah kualitas SDM di Indonesia harus ditingkatkan.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Masyarakat Indonesia perlu sadar pendidikan. Mereka wajib mengenyam pendidikan yang bagus. Agar kualitas pendidikan menjadi bagus, kualitas pengajaran dan kurikulum pun harus ditingkatkan. Sistem pendidikan harus dirancang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Dengan jalan pendidikan maka pola hidup dan pola pikir masyarakat diharapkan dapat berubah. Hal ini karena salah satu kunci untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik adalah dengan pendidikan. Dengan menempuh jalan pendidikan, maka akan dapat membuka kesempatan bagi para kaum muda untuk mencapai cita-cita mereka. Tanpa adanya pendidikan, maka masyarakat Indonesia tidak akan bisa mengerti perkembangan dunia. Sehingga mereka akan tertinggal dengan bangsa lainnya. Selain itu juga mereka juga tidak akan punya bekal dasar untuk menjalani kehidupan.
Jadi, pendidikan sangat berperan penting untuk mendorong kemajuan bangsa. Jika kualitas pendidikan yang dimiliki bangsa Indonesia sudah bagus, maka secara tidak langsung kualitas Sumber Daya Manusia nya juga bagus. Dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas, maka pembangunan bangsa Indonesia akan menjadi lebih potensial. Untuk itulah mari kita dukung dan sukseskan program wajib belajar yang ada di Indonesia. 4. Contoh Teks Persuasi Politik Pilkades Contoh Teks Persuasif tentang Politik Pemilihan kepala desa ini merupakan sarana untuk memilih pemimpin yang akan menentukan nasib mereka 5 tahun mendatang.
Kita sebagai warga desa yang baik, harus peduli dengan desa tempat kita dilahirkan dengan cara turut serta memilih kepala desa yang mumpuni. Kita harus menggunakan hak pilih secara bijak dengan cara memilih pemimpin yang sudah terbukti amanah dan bisa memajukan Desa Sido Makmur ke depannya. Untuk memilih pemimpin yang berkompeten, kita harus melihat visi misinya. Dari visi misi yang ada, pilihlah pemimpin yang mempunyai visi misi cerdas untuk membangun desa. Maka dari itu, Pilihlah Bapak Sunyoto yang sudah teruji dan terbukti bisa memberikan ide-ide visioner untuk mengubah desa ini menjadi desa yang maju, dan mandiri dalam perindustrian.
Tidak usah takut dan jangan ragu untuk memilih. Kita pastikan bersama untuk menggunakan hak pilih hanya untuk mencoblos Bapak Sunyoto, calon Kepala Desa Sido Makmur. Jangan sampai kita menyesal karena telah salah memilih calon pemimpin. Jangan sampai Desa Sido Makmur ini nantinya dipimpin oleh kepala desa yang tidak amanah dan tak memiliki integritas sebagai seorang pemimpin.
Sudah saatnya Desa Sido Makmur untuk berbenah dan berubah menjadi lebih baik, lebih maju dan rakyatnya sejahtera. Jadi, jangan lupa pada tanggal 14 Desember 2021 nanti, pastikan Anda datang ke TPS yang telah disediakan. Jangan lupa untuk mencoblos calon kepada desa nomor 01 yaitu Bapak Sunyoto. Mari bersama-sama kita wujudkan Desa Sido Penyebab nafas pendek dan cepat lelah yang maju dan mandiri di dalam perindustrian.
5. Contoh Teks Persuasif Propaganda Perbanyak Minum Air Putih Untuk membuat sebuah contoh teks persuasif propaganda, kita bisa melihatnya di media massa, baik itu media cetak, seperti koran maupun online. Tujuan dari teks persuasi propaganda ini adalah sebuah himbauan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal.
Perbanyak Minum Air Putih Kita sebagai manusia pastinya sangat membutuhkan asupan air putih. Apabila kita kekurangan air putih, maka tubuh akan dehidrasi.
Ketika terkena dehidrasi, selain rasa haus, kita juga bisa terkena sesak nafas, denyut nadi cepat tapi lemah, demam, tekanan darah rendah, kulit kering, bahkan menyebabkan kehilangan kesadaran atau pingsan. Menurut Institute of Medicine’s Food and Nutrition Board menganjurkan bagi perempuan setidaknya mendapatkan asupan air putih sebanyak 2,7 liter.
Sementara laki-laki setidaknya mendapatkan asupan air putih sebanyak 3,7 liter. Adapun waktu untuk minum air putih adalah ketika bangun tidur, saat haus, lelah, sesudah atau sebelum makan.
Kita tidak perlu mengkonsumsi air putih secara berlebihan, secukupnya saja sesuai kebutuhan harian. Dengan mengkonsumsi air putih yang sesuai, maka sistem metabolisme, pencernaan, dan pernapasan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, jangan lupa untuk memenuhi asupan air putih kita. Agar tetap sehat dan bugar, ayo minum air putih setiap hari! 6. Contoh Teks Persuasif tentang Kesehatan Membiasakan Sarapan Contoh Teks Persuasif Kesehatan Membiasakan Sarapan Apakah diantara kalian ada yang punya kebiasaan sering melewatkan sarapan? Jika kalian termasuk di dalamnya, mulai dari sekarang cobalah untuk selalu menyantap sarapan pagi sebelum beraktivitas seharian.
Jika tubuh tidak diberi asupan maka tubuh akan terasa lemas sepanjang hari. Hal ini karena tidak ada yang dapat diuraikan menjadi energi.
Jika kebiasaan kalian tidak sarapan ini terus terulang, maka akan menyebabkan kalian akan mudah lelah meskipun sudah makan.
Jika sudah demikianmaka aktivitas yang kalian lakukan juga akan terganggu. Hal ini karena asupan yang tidak terpenuhi membuat performa tubuh yang berkurang. Selain itu juga kalian akan mudah terkena penyakit. Untuk menu sarapan dipagi hari, sebaiknya kalian memilih makanan yang mengandung karbohidrat sesuai kebutuhan tubuh. Kemudian kalian sarapan secukupnya untuk membantu pengoptimalan kerja organ. Jika kalian makan makanan terlalu banyak malah akan menyebabkan mudah mengantuk.
Jadi makanlah sesuai porsi kalian dan jangan berlebihan agar kalian merasa segar saat beraktivitas. Karena itulah biasakan hidup sehat mulai sekarang dimulai dari sarapan di pagi hari dan memakan makanan yang sehat. Ingat! Mencegah lebih baik dari pada mengobati. 7. Contoh Teks Persuasif Advertensi (Iklan) Contoh Teks Persuasif Iklan Advertensi Banyak dibaca: Teknik Presentasi Seminar dan Persiapannya Kesemutan dan nyeri terjadi karena adanya penumpukan kolesterol jahat dan trigliserida dalam darah atau biasa disebut dengan lemak darah.
Penumpukan kolesterol bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan asam urat. Jika tidak segera ditangani, maka lemak darah yang tinggi akan menyebabkan tekanan darah tinggi. Jika dibiarkan, maka besar kemungkinan beresiko serangan stroke atau jantung. Lebih lanjut, kematian merupakan resiko terbesar dari penyumbatan pembuluh darah. Maka dari itu jangan sekalipun menganggap enteng dengan kadar kolesterol kalian.
Sebenarnya, kadar kolesterol yang tinggi dalam darah bisa dilenyapkan dengan air yang ber-pH basa/alkali. Penyebab nafas pendek dan cepat lelah dengan kandungan pH yang tinggi dapat berguna untuk melarutkan endapan kolesterol dalam pembuluh darah dan kemudian mengeluarkannya bersama kotoran.
Untuk mendapatkan air dengan kandungan pH yang tinggi, kalian bisa mendapatkannya dari Air Alkali Zerni. Perlu kalian ketahui jika kadar basa dalam air alkali Zernii sangat baik untuk tubuh. Air Alkali Zernii dapat membuat perut tidak kembung, meskipun diminum dalam jumlah banyak. Zernii adalah air alkali yang melalui proses alami tanpa tambahan mineral. Air ini tidak seperti air mineral lainnya yang diproses dengan proses kimia agar pHnya menjadi basa.
Zernii diproduksi dengan sistem penyulingan alami.
Untuk menjamin kemurniannya, Air alkali Zernii diambil dari mata air pegunungan daerah Jawa Barat yang memang terkenal bersih dan higienis. Air tersebut disuling dan dikemas dengan sistem yang halal dan syar’i. Bahkan saat proses pengemasan akan diperdengarkan ayat-ayat suci Al Qur’an agar terbentuk kristal air yang bermanfaat. Jadi kalian tunggu apalagi, segera dapatkan air alkali Zernii di agen-agen dan distributor resmi kami.
Jangan tunggu kalian sakit. Segera konsumsi Zernii mulai saat ini dan rasakan manfaatnya. Jika kalian menjadi menjadi member akan mendapatkan harga spesialnya dari kami. 8. Contoh Teks Persuasif tentang Bencana Alam Contoh Teks Persuasif tentang Bencana Alam Penyebab Terjadinya Banjir Setiap musim penghujan kerap kali terjadi bencana alam yang namanya banjir di Indonesia, terutama di wilayah Ibukota Jakarta. Tidak perlu diragukan lagi jika banjir pasti menyebabkan kerugian material, non-material sampai korban jiwa.
Membahas banjir tidak akan ada habisnya. Semua saling tuding dan menyalahkan penyebab terjadinya banjir. Masyarakat banyak yang tutup mata dan hanya menyalahkan pihak pemerintah saat banjir tiba. Padahal membahas permasalahan banjir, masyarakat juga harus introspeksi diri dengan banjir tahunan yang selalu melanda.
Jika dilihat lebih jauh, penyebab banjir bukan hanya karena intensitas hujan yang tinggi. Mengapa demikian? Hal ini karena walaupun intensitas hujan sedang tinggi, jika air bisa mengalir dengan lancar, maka banjir kemungkinan kecil akan terjadi.
Lantas, apa sebenarnya penyebab banjir? Faktor utama penyebab banjir adalah karena ulah manusia yang merusak lingkungannya. Budaya masyarakat yang masih suka buang sampah sembarangan seperti di sungai atau danau juga menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir. Demi kepentingan ekonomi, manusia rela menebang pohon dan menggunduli hutan. Ini mengakibatkan hutan yang ada menjadi gundul.
Inilah yang membuat air hujan tidak dapat terserap kedalam tanah. Hutan-hutan yang kehilangan pohonnya membuat penyebab nafas pendek dan cepat lelah hujan tidak terserap oleh akar, sehingga membuat air langsung mengalir ke sungai. Sialnya, sungai yang dialiri air penuh dengan sampah sehingga membuat aliran air terganggu. Air yang semakin menumpuk membuat genangan semakin membesar dan berubah jadi banjir. Karena itulah, mari kita sadar diri untuk kembali merawat alam tercinta.
Kita sebagai manusia tidak akan bisa hidup sendiri. Kita sangat bergantung kepada alam sekitar. Lingkungan kita hanya ada satu di dunia. Jika kita merusak alam dan tidak mau merawatnya, lantas akan tinggal dimana kita nantinya? Marilah kita bahu membahu mengatasi banjir yang datang dengan senantiasa menjaga kelestarian alam. Jangan lagi menebang pohon sembarangan. Jangan lupa untuk selalu membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. 9. Contoh Teks Negosiasi Narkoba Jauhi Narkoba – Contoh Teks Persuasif Narkoba Jauhi Narkoba Pengenalan Isu Semakin hari narkoba semakin mudah didapat.
Ini membuat pengguna narkoba semakin tinggi, terutama remaja. Ada banyak faktor mengapa mereka mengkonsumsi narkoba. Diantaranya adalah kurangnya kasih sayang dari keluarga dan pengaruh dari teman-temannya. Jika sudah terjerat narkoba maka dia hanya akan dihantui dampak buruk yang menyertainya. Rangkaian Argumen Narkoba merupakan salah satu zat adiktif sehingga membuat orang kecanduan. Jika sudah kecanduan dan sakau, maka mereka harus menggunakan narkoba agar bisa kembali tenang.
Sakau merupakan gejala tubuh yang terjadi akibat pemberhentian penggunaan obat secara mendadak atau akibat dari penurunan dosis secara drastis. Pada kondisi ini pengguna akan mengalami rasa sakit yang hebat dan tidak tertahan hingga mereka mendapatkan narkoba kembali.
Penggunaan narkoba akan memperburuk kesehatan. Para ahli menyebutkan jika penyalahgunaan narkoba akan mengakibatkan rendahnya daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit seperti demam, penyakit pernafasan, dan kanker. Penyalahgunaan narkoba akan membuat pengguna mengalami penurunan mental. Pengguna akan penyebab nafas pendek dan cepat lelah sering merasa depresi, rasa cemas yang berlebihan, halusinasi serta gangguan mental lainnya.
Bahaya lainnya adalah kematian. Dilansir dari kompas, pada tahun 2015 kasus penyalahgunaan narkoba sudah menyentuh angka 6 juta jiwa. Lebih lanjut data dari BNN mengatakan jika diperkirakan setiap hari ada 50 orang yang meninggal akibat kecanduan narkoba. Pernyataan Ajakan Penggunaan narkoba akan menghancurkan masa depan penggunanya. Jika kecanduan akan sulit untuk melepaskan.
Mereka hanya bisa direhabilitasi agar dapat lepas dari jeratan narkoba. Jangan pernah mencoba mendekati narkoba. Ada banyak bahaya yang mengikutinya. Segera jauhi narkoba sebelum terlambat. Jangan pernah menunda untuk berhenti menggunakan narkoba.
Jangan sampai berhenti memakai narkoba karena ajal, tetapi berhentilah karena tekad kita. Penegasan Kembali Karena itulah segeralah penyebab nafas pendek dan cepat lelah narkoba. Banyak dampak buruk yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Para pengguna narkoba hanya merasakan kenikmatan sesaat saja. Jangan coba mendekatinya karena jika sudah terpikat akan sulit sekali melepaskannya. 10. Contoh Teks Persuasif Covid 19 beserta Strukturnya Contoh Teks Persuasif Covid 19 Stay at Home Pengenalan Isu Semenjak pandemi COVID 19 masuk ke Indonesia pada Maret 2020, virus ini membuat dampak luar biasa bagi kita.
Pandemi membuat kita untuk menjaga jarak, tetap di rumah, dan tidak bersentuhan dengan orang lain. Salah satu dampaknya adalah banyak tempat usaha yang tutup atau terpaksa gulung tikar. Rangkaian Argumen Tercatat hingga Desember 2020 terjadi lebih dari 700.000 kasus baru di Indonesia. Bayangkan, betapa sibuknya petugas kesehatan dan tenaga medis untuk senantiasa terjaga dalam tugasnya.
Mereka juga merindukan keluarga, sama seperti kita. Mereka berjuang agar orang-orang yang terpapar tetap hidup dan bisa sembuh seperti semula.
Banyak tenaga medis yang berguguran dalam tugas menjaga kesehatan bangsa. Inilah mengapa kita perlu menahan diri untuk tidak keluar rumah kecuali mendesak. Semua ini bukan hanya demi kita sendiri, tetapi demi keluarga, dan orang lain.
Lalu, apa yang bisa dilakukan di rumah? Banyak pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah. Pemanfaatan teknologi perlu benar-benar dimaksimalkan. Kita bisa meeting secara virtual, mengikuti kelas online untuk memperbaharui atau menambah skill.
Disamping itu, perkuliahan dan pembelajaran dilakukan secara daring. Yang terpenting bisa quality time bersama keluarga. Pernyataan Ajakan Kita tidak bisa memutuskan persoalan secara egois seperti keluar rumah hanya sekedar untuk nongkrong.
Apalagi tanpa menerapkan protokol kesehatan. Di tengah pandemi, kita tidak pernah tahu dengan siapa kita tertular ataupun malah menularkan virus kepada orang lain. Kita tidak tahu apakah kita terpapar atau tidak. Jangan sampai keluarga, saudara, teman-teman terpapar virus hanya karena keegoisan kita untuk keluar seenaknya. Penegasan Kembali Karena itu, tetap di rumah dan be safe merupakan langkah yang harus dilakukan.
Agar rantai penyebaran virus bisa segera terputus dan pandemi bisa cepat hilang untuk kebaikan bersama. Nah itu tadi kumpulan contoh teks persuasif yang bisa kita jadikan referensi. Jika ada pertanyaan maupun yang lainnya, silahkan sampaikan langsung di kolom komentar.
Win Irwan Royadi.* dr IMS Murah Manoe,SpOG (K) Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% .Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II.
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi,jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah. Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipervolemia.
Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
Diketahui penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut : 1. Kurang gizi / malnutrisi 2. Kurang zat besi dalam diit 3. Malabsopsi 4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu,haid dan lain-lain 5. Penyakit-penyakit kronik seperti: TBC, paru,cacing usus, malaria dan lain-lain Gejala Anemia pada ibu hamil Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah ,sering pusing,mata berkunang- kunang,malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Klasifikasi Anemia dalam kehamilan sebagai berikut : 1.
Anemia defisiensi besi Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil,tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi. a. Pengobatan oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat.
Pemberian preparat 60mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan.saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.
b. Pengobatan melalui suntikan baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral,dan adanya gangguan penyerapan, untuk penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua. Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa.Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sachli,dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut : 1.
Hb 11 gr% : Tidak anemia 2. Hb 9 – 10 gr% : Anemia ringan 3. Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang 4. Hb < 7 gr% : Anemia berat Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg.Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan masa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan diekskresikan lewat usus, urin dan kulit.
Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8- 10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil. 2. Anemia Megaloblastik Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin B 12.
Pengobatannya: a. Asam folik ? 15 -30 mg /hari b. Vitamin B12 ? 3×1 tablet/hari c. Sulfas ferosus ? 3×1 tablet/hari d. Pada kasus berat dan pengobatan peroral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan tranfusi darah. 3. Anemia Hipoplastik Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnosis diperlukan pemeriksaan- pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan – kelainan gambaran darah, kelemahan, serta gejala kompliksai bila terjadi kelainan pada organ penyebab nafas pendek dan cepat lelah. Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.
Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan,hal ini tidak member hasil.Sehingga tranfusi darah berulang dapat membantu penderita ini. Efek Anemia Pada Ibu Hamil,Bersalin dan Nifas Anemia dapat terjadi pada ibu hamil,karena itulah kejadian ini harus selalu diwaspadai.anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan Abortus ( keguguran) dan kelainan kongenital.
Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan premature,perdarahan antepartum,gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,asfiksia intrauterin sampai kematian, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia,dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.
Saat pasca melahirkan anemia dapat menyebabkan : atonia uteri ,retensio plasenta,perlukaan sukar sembuh,mudah terjadinya febris puerpuralis dan gangguan involusi uteri. Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas,BBLR dan angka kematian bayi.Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu penyebab nafas pendek dan cepat lelah mengetahui gejala anemia pada ibu hamilyaitu cepat lelah,sering pusing,mata berkunang-kunang, malaise,lidah luka,nafsu makan turun (anoreksia),konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
*Penulis Adalah Residen Divisi Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2010-05-19