Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Daftar Isi • 1. Kerajaan Sriwijaya • 2. Kerajaan Singosari • 3. Kerajaan Majapahit • 4. Kerajaan Pajajaran • 5. Kerajaan Mataram Kuno • 6. Kerajaan Kutai • 7. Kerajaan Kadiri • 8. Kerajaan Salakanegara • 9. Kerajaan Tarumanegara • 10. Kerajaan Kalingga • 11. Kerajaan Kahuripan • 12.

Kerajaan Kanjuruhan • 13. Kerajaan Wijayapura • 14. Kerajaan Melayu • 15. Kerajaan Janggala • 16. Kerajaan Bali 1. Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu pusat kerjaan terbesar di pulau Sumatera dan memiliki luas daerah kekuasan yang sangat luas sehingga memberikan pengaruh yang besar terhadap terbentuknya nusantara.

Luas kekuasaan kerajaan Sriwijaya meliputi Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa barat hingga Jawa Tengah.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

2. Kerajaan Singosari Kerajaan Singosari berada di wilayah Singosari, Malang, Jawa Timur. Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok pada thaun 1222. Keberadaan Kerjaan Singosari ditunjukkan oleh adanya candi-candi yang banyak ditemukan di sekitar daerah Singosari- Malang dan juga pada kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul kitab Negarakertagama karangan Mpu Parapanca. 3. Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya dan mengapai masa kejayaan pada era Raja Hayam Wuruk atau Rajasanagara pada tahun 1350 hingga 1389 berkat dukungan Mahapatih Gajah Mada yang terkenal oleh sumpah Amukti Palapa. 4. Kerajaan Pajajaran Kerajaan Pajajaran terletak di Parahyangaan Sunda. Kerjaan Pajajaran disebut juga dengan Kerjaan Sunda.

Kerjaan Pajajaran di dirikan oleh Sri Jayabhupati pada tahun 923, hal ini disebutkan dalam prasasti Sanghyang Tapak yang berada di Cibadak, Sukabumi. Kerjaan Pajajaran mencapai puncak kejayaan dibawah pemerintahan Sri Baduga Maharaja.

Raja Sri Baduga atau Siliwangi membangun banyak tempat seperti telaga, jalan menuju ibukota Pakuan dan Wanagiri 5. Kerajaan Mataram Kuno Kerjaan Mataram Kuno berada di Bumi Mataram, Jawa Tengah. Kerjaan Mataram Kuno pernah berada di bawah kekuasaan tiga wangsa. Yakni, Wangsa Sanjaya (agama hindu), Wangsa Syailendra (agama Budha) dan mangsa Isana (baru).

Baca juga: Lapisan Atmonsfer: Pengertian, Jenis, dan Manfaat [LENGKAP] Raja pertama yang memimpin kerajaan Mataram Kuno adalah Raja Sanjaya yang merupakan raja yang besar dan berkeyakinan Hindu Syiwa yang taat.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Candi perambanan merupakan salah satu peninggalan dari adanya kerajaan hindu dan budha yang ada di Indonesia. 6. Kerajaan Kutai Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan tertua di Indonesia dan berdiri sejak abad ke 5 masehi.

Kerajaan Kutai terletak di Kalimanan Timur di hulu sungai Mahakam. Adanya kerajaan Kutai ditunjukkan oleh adanya jenis huruf pranagri yang berasal dari India Selatan dan juga adanya tujuh buah Yupa atau prasasti berbentuk tiang batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

7. Kerajaan Kadiri Kerjaan Kadiri atau Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan yang bercorak Hindu dan terletak di Kediri, Jawa Timur sekitar tahun 1042 hingga 1222. Pusat kerajaan Kadiri teretak di daerah Daha (sekarang Kediri). Hal ini ditunjukkan dari adanya prasasti Pamwatan dari Airlangga. 8. Kerajaan Salakanegara Kerajaan Salakanegara berada di daerah Jawa Barat. Kerjaan ini diyakini sebagai kerajaan paling awal di Nusantara, dan diperkirakan berdiri pada abad ke-2 masehi.

Kerajaan ini dipercaya sebagai kerajaan leluhur orang Sunda dan juga merupakan cikal – bakal orang betawi. 9. Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara berada di daerah bagian barat pulau jawa dan merupakan salah satu kerjaan tertua di Indonesia. Bukti adanya Kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh banyaknya artefak yang ditemukan di sekitar lokasi kerajaan.

Dari peninggalan sejarah tersebut disebutkan bawa kerajaan beragama Hindu aliran Wisnu. 10. Kerajaan Kalingga Kerjaaan Kalingga atau yang disebut juga dengan Kerajaan Holing terletak di wilayah pesisir utara Jawa Tengah, dengan pusat pemerintah berada di wilayah Pekalongan dan Jepara. Mayoritas masyarakat Kerajaan Kalingga beragama Hindu dan Budha serta menggunakan bahasa Sansekerta dan Melayu Kuno. Puncak kejayaan Kalingga adalah saat berada dalam kepemimpinan Ratu Shima yang memerintah sekitar tahun 674 masehi hingga 732 masehi.

Salah satu contoh prasasti Yupa, bekas peninggalan kerajaan Kutai 11. Kerajaan Kahuripan Kerajaan Kahuripan berada di wilayah Jawa Timur dan didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009, Airlangga sendiri memerintah kerajaan Kahurioan dari tahun 1009 hingga 1042 masehi.

Dalam kepemerintahannya Airlangga, berupaya untuk menyatukan kembali kerajaan-kerajaan kecil yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Medang (kerajaan sebelum kerajaan Kahuripan).

Keinginan Airlangga tersebut kemudian berubah menjadi misi untuk menaklukan seluruh wilayah Jawa. Baca juga: Tari Merak Berasal dari Daerah Mana, Fungsi, dan Maknanya + Gambar 12. Kerajaan Kanjuruhan Kerajaan Kanjuruhan, kerajaan Hindu di Jawa Timur. Berdiri sejak abad ke-8 M, diperkirakan sezaman dengan kerajaan Tarumanegara dan kerajaan Kalingga.

Wilayah kekuasaan kerajaan Kanjuruhan berada di sekitar Kota Malang, tepatnya di daerah Dinoyo, Merjosari, Tlogomas, dan Ketawanggede. Keberadaan kerajaan Kanjuruhan ditunjukkan oleh Prasasti Dinoyo, yang dibuat pada 760 M.

Prasasti berupa lempengan batu berukir tersebut berisi beberapa baris tulisan beraksara Jawa Kuno dan bahasa Sansekerta. 13. Kerajaan Wijayapura Kerajaan Wijayapura adalah kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 di Kalimantan Barat dan terletak di sekitar Sungai Rejang.

Namun, kerajaan ini diduga berdiri pada sekitar abad ke-6 atau 7 di Kalimantan Barat. Hal ini ditunjukkan oleh adanya penemuan benda-benda kuno bercorah Hindu seperti patung dan gerabah. 14. Kerajaan Melayu Kerajaan Melayu berada di wilayah Pulau Sumatera dan berpusat di tepian Sungai Batanghari di Jambi, berpindah ke hulu Sungai Batanghari di Dharmasraya dan berpindah lagi ke Pagaruyung.

Kerajaan ini diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-4 Masehi. Hal ini berdasarkan kisah perjalan I-Tsing, seorang Sami Budha dari Cina yang menuturkan bahwa pada tahun 685 kerajaan Melayu ini telah takluk dibawah kerajaan Sriwijaya. 15. Kerajaan Janggala Kerajaan Janggala berdiri pada 1042, setelah Airlangga dari Kerajaan Kahuripan membagi wilayah kekuasaannya, menjadi Kerajaan Janggala dan Kerajaan Kadiri, untuk diberikan kepada kedua putranya yang saling berselisih.

Kerajaan Jenggala beribu kota di Kahirapan, diserahkan kepada Mapanji Garasakan, sedangkan Kerajaan Kadiri beribukota di Daha, diserahkan kepada Sri Samarawijaya. Sejak awal pemisahan dua kerajaan ini, hubungan antara Janggala dan Kadiri tidak pernah akur dan selalu terlibat dalam konflik. 16. Kerajaan Bali Kerajaan Bali ini berdiri pada abad 9 hingga abad ke 14 masehi. Ketika kerajaan Majapahit runtuh, banyak rakyat Majapahit yang melarikan diri dan menetap di Bali.

Sampai sekarang ada kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat Bali dianggap sebagai pewaris tradisi Majapahit. Penguasa pertama Kerajaan Bali adalah Sri Kesari Warma dewa. Demikian pembahasan mengani kerajaan hindu budha di Indonesia, semoga bermanfaat dan makin menambah pengetahuan mu tentang sejarah Indonesia. 7 Kerajaan Bercorak Hindu Di Indonesia - Perkembangan agama Hindu di Indonesia berawal sekitar 1500 sebelum Masehi (SM) seiring dengan kedatanagn bangsa Yunan.

Bagaimana mereka sampai ke Indonesia? Mereka masuk wilayah Nusantara dengan menaikki perahu tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam. Kelompok ini datang dari Kampuchea (Kamboja). Mereka akhirnyamendirikan rumah dan hidup berkelompok dalam masyarakat desa dan selanjutnya menetap di Nusantara.

Kerajaan bercorak Hindu di Indonesia yang pertaman adalah Kerajaan Kutai .Kerajaan ini terletak di daerah Muara Kaman, di sekitar tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua yang pernah ada di Indonesia, didirikan oleh Kudungga pada masa abad ke-4 M. Bukti berdirinya Kerajaan Kutai adalah dengan ditemukannya yupa.

Yupa merupakan tiang batu untuk mengikat hewan korban yang akan dipersembahkan oleh para brahmana. Yupa ditulis dalam huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dari tulisan yang ada pada yupa tersebut dapat disimpulkan adanya 3 generasi. Sisilah dimulai dari Kudungga yang memperanakkan anak bernama Aswawarman. Aswawarman memiliki tiga anak, satu di antaranya bernama Mulawarman.

Pada saatpemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai berhasil berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Hal ini terlihat dari prasasti yang ditemukan. Bukti kebesarann dapat ditunjukkan sebagai berikut. Para brahmana turut membangun sebuah batu bertulis. Hal ini sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada Raja Mulawarman.

Raja telah memberikan hadiah kepada mereka seperti minyak kental, lampu, dan lembu sebanyak 20.000 ekor. Peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai yang bercorak kerajaan Hindu antara lain: 1) Tujuh yupa yang diketemukan sekitar Muara Kaman pada 1879 dan 1940. 2) Kalung Cina erbuat dari emas. 3) Arca bulus. 4) Arca Buddha dari perunggu. 5) Arca batu. 2. Kerajaan Tarumanegara Kerajaan bercorak hindu berikutnya adalah Kerajaan Tarumanegara.

Keberadaan kerajaan Tarumanegara dapat dilacak dengan ditemukannya tujuh buah prasasti. Selain itu, dari berbagai sumber berita dari luar negeri.

Kerajaan Tarumanegara letaknya di Sungai Citarum, Bogor, Jawa Barat. Kerajaan Tarumanegara berdiri pada masa abad ke-5 M. Wilayah kerajaan ini meliputi Karawang, Jakarta, Bantendan Bogor. Raja yang terkenal adalah Purnawarman. Raja Purnawarman penganut agama Hindu beraliran Wisnu. Mata pencaharian utama penduduk Tarumanegara adalah tani dan berdagang.

Namun, para petani sering mengalami gagal panen karena dilanda musibah banjir. Pada tahun ke-22 masa pemerintahan Purnawarman, dibangunlah saluran air. Tujuan dari pembangunan saluran itu adalah untuk mengairi sawah dan mencegah banjir.

Saluran itu dikenal dengan Gomati dan Chandrabagha. Pembuatannya memakan waktu selama 21 hari. Panjang saluran adalah 6.112 tombak (11 km). Selesainya proses pembangunan saluran air ditandai penyerahan sejumlah 1.000 ekor lembu kepada para brahmana.

Raja Purnawarman dikenal sebagai raja yang gagah berani. Ia tegas menghadapi berbagai masalah dan musuh. Kerajaan bercorak Hindu tertua di pulau Jawa ini selalu mengadakan hubungan yang baik dengan bangsa lain. Contohnya dengan Cina. Hal ini dibuktikan dalam catatan bangsa Cina dan Prasasti Tarumanegara.

Sumber lainnya, penuturan Fa Hsien, seorang musafir Buddha dari Cina mengatakan bahwa di Tarumanegara terdapat lebih dari satu agama kepercayaan. Ajaran Hindu yang berkembang di Tarumanegara diajarkan Rahib Gunawarman. Kerajaan Tarumanegara memiliki banyak peninggalan sejarah.

Semua peninggalan dapat menunjukkan keberadaan dari kerajaan Tarumanegara. Peninggalan sejarah yang dimaksud antara lain: Prasasti Ciaruteum • Prasasti Ciaruteun: Ditemukan di daerah Ciampea, Bogor. Pada prasasti ini terdapat telapak kaki Raja Purnawarman dan lukisan berupa laba-laba. Raja Purnawarman dianggap perwujudan Dewa Wisnu. • Prasasti Jambu: Ditemukan di daerah Bukit Koleangkak, 30 km barat daya Kota Bogor, tertulis kata tarumayam (Tarumanegara).

• Prasasti Lebak (Cidanghiang): Ditemukan di daerah Kampung Lebak, Pandeglang, menyebutkan bahwa Raja Purnawarman merupakan raja yang agung, pemberani, dan perwira. • Prasasti Kebon Kopi: Ditemukan di daerah Kampung Muara Hilir, Bogor, terdapat lukisan telapak kaki Airawata (gajah kendaraan dari Dewa Wisnu). • Prasasti Tugu: Ditemukan di daerah Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara, memiliki tulisan terpanjang yang menceritakan pembuatan saluran air (Gomati dan Chandrabhaga).

• Prasasti Pasir Awi: Ditemukan di daerah Pasir Awi, Bogor, terdapat lukisan tapak kakidan sampai sekarang belum bisa dibaca karena dalam bentuk huruf ikal. • Prasasti Muara Cianten: Ditemukan di daerah Muara Cianten, Bogor, prasasti ini juga belum bisa terbaca.

Kerajaan bercorak Hindu berikutnya adalah Mataram Kuno. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-8 M, terletak di pedalaman Jawa Tengah. Bukti keberadaan dari kerajaan ini tertulis dalam Prasasti Canggal dan Prasasti Balitung (Mantyasih). Berdasarkan prasasti tersebut, kerajaan bermula sejak masa pemerintahan Raja Sanjaya yang diberi gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Prasasti Canggal juga mengungkap pendirian lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya. Sebelum itu, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin raja bernama Sanna.

Raja Sanna memerintah rakyat secara bijaksana. Kerajaan ini kaya padi dan emas. Oleh sebab itu, Pulau Jawa mendapat julukan Jawadwipa. Candi Prambanan Peninggalan sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno sangat banyak, diantaranya Candi Gedong Songo, kompleks candi Dieng, dan komplek Candi Prambanan.

Kehidupan rakyat terbilang cukup makmur, dibuktikan banyaknya candi-candi. 4. Kerajaan Kediri Pada 1019 M terdapat Kerajaan Kahuripan yang dipimpin Raja Airlangga. Ia memiliki tiga orang anak diantaranya Sanggramawijaya, Samarawijaya, dan Mapanji Garasakan. Pada awalnya, Airlangga memberikan tahta kepada Sanggramawijaya.

Tetapi, Sanggramawijaya tidak bersedia. Ia lebih memilih jalan hidup sebagai pertapa. Sanggramawijaya dijuluki Raja Sucian atau Dyah Kili Suci. Patung Airlangga diwujudkan sebagai Wisnu yang sedang menunggang garuda. Namun, Airlangga masih mempunyai 2 anak lainnya, dan ia pun membagi kerajaan menjadi dua bagian. Hal ini bertujuan untuk menghindari perang saudara. Pada 1041 M, Mpu Bharada membagi Kerajaan Kahuripan sesuai perintah Airlangga.

Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Kediri yang beribu kota di Daha diserahkan kepada Samarawijaya. Kerajaan Jenggala atau Kahuripan yang berpusat di Kahuripan diserahkan kepada Mapanji Garasakan. Airlangga lalu mengasingkan diri menjadi pertapa dengan nama Resi Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam.

Tahun 1049, Airlangga wafat lalu dimakamkan di Candi Belahan. Berikut ini beberapa raja yang pernah memerintah Kediri. • Bameswara /Kameswara I (tahun 1115–1130 M) • Jayabaya (1130–1160 M) • Sarweswara (1160–1170 M) • Aryyeswara • Gandra • Srungga • Kertajaya (1200–1222 M) Kertajaya adalah raja terakhir Kerajaan Kediri.

Ia dijuluki Dandhang Gendhis. Akhirnya, Kertajaya terpaksa menyerahkan kerajaannya kepada Kerajaan Singasari (Ken Arok). Peristiwa itu menandai akhir dari riwayat Kerajaan Kediri. Menurut cerita rakyat yang ada, pembagian Kerajaan Kediri dilakukan oleh Mpu Bharada dengan cara terbang di udara. Ia membawa kendi yang berisi air yang dituangkan ke kawah. Air yang dituangkan tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam mengalir menjadi Sungai Brantas.

Peninggalan Kerajaan Kediri berupa prasasti, antara lain: • Prasasti Penumbangan (1120) • Prasasti Hantang (1135) • Prasasti Talan (1136) • Prasasti Jepun (1144) • Prasasti Weleri (1169) • Prasasti Angin (1161) • Prasasti Padlegan (1170) • Prasasti Jaring (1181) • Prasasti Semandhing (1182) • Prasasti Ceker (1185) Peninggalan bidang kesusastraan di antaranya adalah: • Kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa • Kresnayana karya Mpu Triguna • Samanasantaka karyaMpu Managuna • Smaradahana karya Mpu Darmaja • Hariwangsa oleh Mpu Panuluh • Gathotkaca Sraya karya Mpu Panuluh • Bharatayuda karyaMpu Panuluh dan Mpu Sedah • Wrestasancaya dan kidung Lubdhaka karya Mpu Tanakung.

Kerajaan bercorak Hindu berikutnya adalah Kerajaan Singasari. Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok. Pada mulanya, Ken arok adalah Akuwu Tumapel, ia membantu para brahmana Kediri melawan Raja Kertajaya. Setelah menang perang, Kerajaan Kediri dan Tumapel akhirnya bergabung.

Maka muncul kerajaan baru, Kerajaan Singasari. Raja yang memerintahantara lain: 1) Ken Arok (1222–1227) Kemenangan Ken Arok atas Kertajaya membuat dirinya terkenal dan harum. Raja pertama Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Ia diberi gelar Sri Rajasa Batara Sang Amurwabhumi. Ken Arok membuat sebuah dinasti baru bernama Girindrawangsa. Ken Arok menganggap bahwa dirinya adalah keturunan Dewa Syiwa.

Sebagai raja, masa lalu Ken Arok sangatlah buruk. Ia membunuh Mpu Gandring dan Tunggul Ametung. Bahkan, ia juga memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Pada masa itu, Ken Dedes sedang mengandung anak dari Tunggul Ametung. Janin tersebut setelah lahir bernama Anusapati.

Perkawinan Ken Arok dengan Ken Dedes memiliki tiga anak. Ada Mahisa Wong Ateleng, Panji Saprang, Panji Agnibaya, dan Dewi Rimbu. Perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang memiliki empat anak.

Masing-masing bernama Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wrengola, dan Dewi Rambi. Perlakuan Ken Arok terhadap Anusapati berbeda dengan anak yang lain. Anusapati menjadi curiga. Anusapati bertanya kepada orang di sekitarnya. Anusapati mengetahui bahwa Ken Arok yang membunuh ayah kandungnya. Lalu Anusapati membunuh Ken Arok dengan menggunakan keris Mpu Gandring. Dengan tewasnya Ken Arok, berakhirlah kekuasaannya di Singsari.

2) Anusapati (1227–1248) Anusapati akhirnya menjadi raja Singasari menggantikan Ken Arok, namun tidak berhasil membuat kemajuan Kerajaan Singasari. Anusapati mempunyai kegemaran mengadu ayam. Ia tidak punya banyak waktu untuk memikirkan nasib rakyatnya.

Anusapati juga dibunuh dengan keris Mpu Gandring. Anusapati dibunuh oleh Tohjaya yang dendam atas terbunuhnya Ken Arok. 3) Tohjaya (1248 M) Tohjaya naik tahta kerajaan dan hanya bertahan satu tahun, ini diakibatkan serangan dari Ranggawuni (anak dari Anusapati) yang dibantu Mahisa Cempaka. Ranggawuni naik tahta mengganti Tohjaya. Ia bergelar Sri jaya Wisnuwardhana. Dalam memerintah, Ranggawuni didampingi oleh Mahisa Cempaka (anak dari Mahisa Wong Ateleng). Sepeninggal Ranggawuni, kekuasaan digantikan oleh puteranya yang bernama Kertanegara.

5) Kertanegara (1268–1292) Kertanegara menduduki tahta kerajaan dengan bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Pada masa pemerintahannya, Singasari mencapai puncak keemasan. Kertanegara seorang raja arif dan bijaksana. Kertanegara bercita-cita mempersatukan seluruh Nusantara dan menjadikan Singasari sebagai sebuah kerajaan besar.

Cita-cita Kertanegara tersebut dikenal Cakrawala Mandala. Untuk mewujudkan cita-citanya, Kertanegara melakukan usahausaha sebagai berikut. • Mengganti sejumlah pejabat pemerintahan yang kurang mendukung cita-cita besarnya. • Mempembarui sistem pemerintahan.

Ia membentuk penasihat raja yang terdiri atas Rakyan I Hino, Rakyan I Sirikan, dan Rakyan I Halu. Ia juga membentuk pejabat tinggi yang terdiri Rakyan Mahapatih, Rakyan Demang, dan Rakyan Kanjuruhan. • Menaklukkan beberapa wilayah, antara lain Bali, Sunda, Pahang, Kalimantan Barat, dan Maluku, serta melakukan ekspedisi Pamalayu ke Sriwijaya.

• Mempererat hubungan dengan luar negeri, misalnya dengan negara Campa. Semasa Kertanegara berkuasa, kekaisaran Cina giat memperluas wilayah kekuasaan. Singasari termasuk wilayah yang ingin ditaklukkan. Kaisar Kubilai Khan mengirim seorang utusan kepada Kertanegara. Tujuannya agar Singasari mau mengakui kekuasaan Kubilai Khan. Kertanegara dengan tegas menolak permintaan itu. Akibatnya, Kubilai Khan sangat marah dan mendatangkan pasukan dari Cina.

T1292 M, pasukan Singasari dikerahkan menghadapi kekuatan bangsa Cina. Secara bersamaan, datang serangan dari Kediri dipimpin oleh Jayakatwang. Kertanegara membagi pasukannya. Pasukan dipimpin oleh menantunya, yaitu Raden Wijaya dan Ardaraja (anak Jayakatwang). Namun, pasukan Ardaraja justru berbalik membantu Jayakatwang (ayahnya) dan menyerang Singasari, dan Singasari mengalami kekalahan.

Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara. Kertanegara dikubur di Candi Singasari. Lalu, bagaimana nasib RRaden Wijaya bersama pengikutnya, yaitu Ranggalawe, Sora, dan Nambi menyelamatkan diri ke Madura. Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan bangsa Cina dalam menyerang Jayakatwang. Raden Wijaya menghasut para pasukan Cina. Ia mengatakan bahwa Jayakatwang adalah Kertanegara yang mereka cari.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Pasukan Cina menyerang Jayakatwang. Terbunuhnya Jayakatwang mengakhiri riwayat Kerajaan Singasari. Adapun peninggalan sejarah Kerajaan Singasari di antara lain: Candi Singasari • Candi Kagenengan, Candi Weleri, Candi Jago, Candi Mireng, dan Candi Singasari. • Arca Prajnaparamita dan arca Amoghapasya. • Prasasti Sarwadhana (1269). Majapahit merupakan Kerajaan Hindu terakhir di Indonesia. Kerajaan Majapahit didirikan Raden Wijaya. Kerajaan Majapahit terletak di daerah Kecamatan Trowulan, Mojokerto sebelah barat Surabaya.

Kerajaan Majapahit mempunyai hubungan dengan Kerajaan Singasari. Raden Wijaya adalah menantu Kertanegara. 1) Raden Wijaya (1293–1309) Raden Wijaya raja pertama sekaligus pendiri Majapahit yang bergelar Sri Kertarajasa Jayawardana. Beliau memerintah didampingi oleh empat putri Kertanegara sebagai permaisurinya. Di antaranya Tribhuwaneswari, Narendradahita, Prajnaparamita, dan Gayatri. Para pengikut Raden Wijaya yang turut berjasa diangkat menjadi menjadi pejabat tinggi pemerintahan.

Pada tahun 1309, Raden Wijaya meninggal. Akhirnya, Kerajaan Majapahit diserahkan Jayanegara. Jayanegara adalah putra dari perkawinannya dengan permaisuri Tribhuwaneswari. 2) Jayanegara (1309–1328) Pada pemerintahan Jayanegara banyak pemberontakan. Pemberontakan pada dasarnya kelanjutan dari pada Raden Wijaya. Ada pemberontakan Ranggalawe (1309), Sora (1311), Nambi (1316), Rasemi (1318), dan Kuti (1319). Pemberontakan yang terbesar adalah Kuti.

Muncul seorang ksatria bernama Gajah Mada. Ia berhasil menyelamatkan raja dari upaya pembunuhan. Ia berhasil menumpas pemberontakan. Pada tahun 1328, Jayanegara meninggal. Jayanegara diracun oleh tabib istana yang bernama Tancha. 3) Tribhuwanatunggadewi (1328–1350) Jayanegara tidak memiliki anak. Oleh sebab itu, tahta selanjutnya diganti oleh Tribhuwanatunggadewi.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Ia merupakan adik tiri Jayanegara. Tribhuwanatunggadewi adalah putri Raden Wijaya dengan Gayatri. Gajah Mada saat memimpin pasukan Pada masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan di Sadeng (1331). Namun Gajah Mada berhasil menumpasnya. Akhirnya Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Majapahit. Gajah Mada bersumpah untuk menyatukan Nusantara.

Sumpah itu disebut Sumpah Palapa. 4) Hayam Wuruk (1350–1389) Hayam Wuruk anak Tribhuwanatunggadewi dengan Kertawardhana. Masa kejayaan Majapahit terjadi pada pemerintahan Hayam Wuruk, dimana wilayah kekuasaannya meliputi seluruh Indonesia.

Bahkan, sampai ke negeri Siam, Birma, Kamboja, Amman, India, dan Cina. Zaman keemasan Majapahit berakhir sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada .Hayam Wuruk wafat tahun 1389 dan Gajah Mada wafat tahun 1346. 5) Wikramawardhana (1389–1400) Setelah Hayam Wuruk wafat, tahta diduduki oleh Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk). Setelah 12 tahun memerintah, ia mengundurkan diri pada tahun 1400.

6) Putri Suhita Putri Suhita anak dari Wikramawardhana. Pengangkatan Suhita tidak disetujui Bhre Wirabhumi, yaitu anak Hayam Wuruk dari seorang selir.

Perang saudara terjadi antara Ratu Suhita dengan Bhre Wirabhumi. Perang ini dikenal dengan Perang Paregreg (1401–1406). Jadi, runtuhnya Majapahit disebabkan oleh : • Tidak adanya tokoh yang kuat untuk menjaga kesatuan sehingga banyak daerah jajahan yang melepaskan diri. • Terjadinya perang Paregreg (1401–1406), • berkembangn ajaran Islam di Pulau Jawa, • datangnya armada Cina yang dipimpin Cheng–Ho.

Semester 1 (45) IPS (36) Kelas V SD (33) Bahasa Indonesia (32) IPA (32) Pengayaan Materi (32) Semester 2 (31) Kelas VI (22) Info Unik (20) IPS Kelas V (14) PKN (13) Kurikulum 2013 (10) Biografi Tokoh Terkenal (9) IPA Kelas V (9) Kelas V Bahasa Indonesia (7) Kelas VI Bahasa Indonesia (6) IPA kelas IV SD (3) Benda-Benda di Lingkungan Sekitar (2)
tirto.id - Sejarah kerajaan di Indonesia tidak terlepas dari periode kerajaan Hindu-Buddha.

Munculnya kerajaan-kerajaan ini tentunya juga dipengaruhi oleh kedatangan agama tersebut di Nusantara. Pada periode ini, Indonesia berkembang karena adanya jalur maritim yang memudahkan negara lain untuk singgah. Negara lain itu meliputi India, Tiongkok, serta negara wilayah Timur Tengah lainnya.

Terdapat lima teori yang mengungkapkan bagaimana cara agama tersebut menyebar ke Indonesia hingga berdiri menjadi kerajaan bercorak Hindu-Buddha.

Dalam buku Silang Budaya Lokal dan Hindu Budha yang diterbitkan oleh Kemendikbud pada 2017, disebutkan bahwa C. C. Berg menganggap ksatria-ksatria yang berasal dari India memiliki peran besar dalam sejarah kerajaan di pulau Jawa. Pendapat ini disebut sebagai Teori Ksatria dan merupakan teori pertama. Setelah itu, munculah teori-teori lain. Von Van Faber mengemukakan pendapatnya yang dikenal sebagai Teori Sudra.

Ia menjelaskan bahwa agama Hindu-Buddha masuk Indonesia melalui orang berkasta Sudra atau yang dibuang dari India. Lalu, teori ketiga datang dari kepala N. J. Krom. Ia menyatakan, yang membawa agama Hindu-Buddha adalah para pedagang India dan ini dikenal sebagai teori Waisya. Perdebatan belum berakhir, teori keempat mengungkapkan bahwa para brahmana yang menyebarkan agama Hindu-Buddha. Sebagai yang berpendapat, J. C. Van Leur menamainya Teori Brahmana. Setelah ada empat teori, F. D. K. Bosch muncul menanggapi dengan Teori Arus Balik.

Ia menerangkan, agama Hindu-Buddha dibawa oleh orang Indonesia yang pulang setelah belajar di India. Terlepas dari teori tersebut, kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Nusantara sudah dimulai pada sekitar tahun 130 M. Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Indonesia 1. Kerajaan Salakanegara (130-358) Letak kerajaan ini di daerah Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam, tepatnya di Teluk Lada.

Dalam buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara (2009), Deni Prasetyo mengungkapkan, kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan kuno yang ada di Indonesia. Raja pertamanya bernama Dewawarman yang merupakan orang India. 2. Kerajaan Tarumanegara (358-700) Berdasarkan catatan-catatan dalam prasasti peninggalan, Tarumanegara didirikan pada 358 oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman yang juga jadi raja pertama.

Selain itu, kerajaan ini merupakan kelanjutan cerita dari Salakanegara yang menjadi kerajaan daerah. 3. Kerajaan Kutai (400-1635) Di hulu sungai Mahakam daerah Kalimantan Timur kerajaan ini berlokasi. Didirikan oleh Kudungga yang juga merangkap sebagai raja pertama. Kerajaan Kutai berakhir pada masa pemerintahan Maharaja Dharma Setia. Ia tewas dan akhirnya Kutai menjadi Kesultanan bercorak Islam. 4. Kerajaan Kendan (536-702) Raja pertama dan pendiri kerajaan ini adalah Raja Maha Guru Manikmaya.

Selama masa pemerintahan, jabatan raja selalu diwariskan ke anak dan cucunya hingga sampai ke Wretikandayun yang mengganti kerajaan ini menjadi Kerajaan Galuh. 5. Kerajaan Kalingga (594-782) Kerajaan Kalingga mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Ratu Shima yang terkenal tegas. Setelah Ratu Shima meninggal dunia, kerajaan ini dibagi menjadi dua bagian dan diwariskan kepada kedua anaknya.

6. Kerajaan Indraprahasta (598-747) Raja pertama dari kerajaan ini adalah Maharesi Sentanu. Kerajaan ini terletak di lereng gunung Ciremai, Cirebon. Kehancuran Indraprahasta dimulai ketika Kerajaan Sunda menyerang pada 747 M.

7. Kerajaan Melayu (671-1375) Berdasarkan berita Cina yang ditulis I-tsing, kerajaan ini berada di daerah Sumatera. Belum ada sumber sejarah yang menyebutkan siapa raja pertama Kerajaan Melayu. Namun, pada 1183, Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa dianggap sebagai raja yang memimpin di masa itu.

8. Kerajaan Sriwijaya (671-1377) Salah satu kerajaan terbesar di daerah Sumatera yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada abad ke-8 hingga akhirnya runtuh pada 1377 karena serangan Majapahit. 9. Kerajaan Sunda (662-1579) Berdasarkan namanya, kerajaan ini berlokasi di daerah Jawa Barat serta sebagian Jawa Tengah dan pernah dipimpin oleh Maharaja Jayabhupati.

Kerajaan ini kemudian dipindahkan ke daerah Kawali, Ciamis. Namun, kerajaan ini mengalami kehancuran setelah serangan Maulana Yusuf dari Kerajaan Banten. 10. Kerajaan Galuh (669-1482) Merupakan lanjutan dari Kerajaan Kendan.

Kerajaan ini didirikan dan dipimpin oleh Wretikandayun setelah ia mewarisi tahta Kendan. 11.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Kerajaan Sumedang Larang (721-1620) Awalnya, kerajaan ini berdiri sebagai bawahan Kerajaan Sunda serta Kerajaan Galuh. Namun, pada 1530 Sumedang Larang menyatakan sebagai bagian Kerajaan Cirebon dan menjadi kerajaan bercorak Islam. 12. Kerajaan Medang (752-1045) Pendiri kerajaan ini adalah Mpu Sindo yang berasal dari kerajaan Mataram.

Namun, kerajaan ini mengalami kehancuran di masa kepemimpinan Dharmawangsa karena kudeta dari kerajaan Wurawuri yang merupakan bawahan Medang.

13. Kerajaan Kanjuruhan (800-an) Pertama kali dipimpin oleh Raja Dewashimha. Kerajaan ini terletak di daerah sekitar Jawa Timur dan memiliki relasi penting dengan Kerajaan Kalingga. Kehancurannya diawali dengan serangan Mataram pada abad ke-10. 14. Kerajaan Bali (914-1430) Pada periode kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, kerajaan ini terletak di pulau Sunda Kecil yang kini disebut sebagai Bali. Raja pertama kerajaan ini belum dapat diketahui secara pasti, namun yang tercatat berdasarkan Prasasti Lanjong raja pertama adalah Sri Kesari Warmadewa.

15. Kerajaan Kahuripan (1019-1045) Lokasi kerajaan ini berada di Jawa Timur. Airlangga mendirikan kerajaan ini pada tahun 1009.

Setelah hancurnya Kerajaan Medang, Airlangga mengajak rakyat dan membuat kerajaan baru ini. 16. Kerajaan Pajajaran (1042-1482) Awalnya,kerajaan ini muncul ketika Prasasti Batutulis dan Prasasti Kebantenan ditemukan.

Pemimpin kerajaan ini merupakan Maharaja Jayabhupati yang sebelumnya pernah memimpin Kerajaan Sunda. Setelah lama menjadi kerajaan, Pajajaran diserang oleh Banten yang dipimpin oleh Maulana Hasanuddin dan mengalami kekalahan.

17. Kerajaan Janggala (1045-1135) Sama seperti Kahuripan, kerajaan ini terletak di Jawa Timur dan berpusat di Sidoarjo. Tercatat dalam Prasasti Kambang Putih, raja pertamanya bernama Mapanji Garasakan.

Berakhirnya kerajaan ini disebabkan oleh kekalahan melawan Kerajaan Kediri pada 1135. 18. Kerajaan Kadiri (1045-1222) Raja pertama dari kerajaan ini adalah Sri Maharaja Jyetendrakara Parakrama Bakta.

Hal tersebut dijelaskan pada Prasasti Mataji. Kehancurannya terjadi pada masa pemerintahan Kertajaya pada 1222. 19. Kerajaan Singasari tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam Ken Arok berperan sebagai pendiri kerajaan ini pada 1222. Posisi tepatnya kerajaan ini terdapat di kota Malang. Pada 1292 terjadi sebuah kudeta dari Jayakatwang yang saat itu berada di bawah pimpinan Singasari, 20.

Kerajaan Majapahit (1293-1500) Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk kerajaan ini merupakan kerajaan yang kuat. Bahkan, Majapahit terkenal dengan penaklukkan seluruh Nusantara dan berhasil menguasai sebagian besar Indonesia. Namun, setelah Hayam Wuruk meninggal kekuasaan kerajaan ini mulai menyusut. Majapahit menjadi kerajaan bercorak Hindu-Buddha terakhir di Nusantara. Kemunduran dari kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha dipengaruhi juga oleh munculnya pengaruh Islam di Nusantara.

Kerajaan-kerajaan bercorak Islam muncul dan perlahan menyingkirkan eksistensi dari kerajaan Hindu-Buddha. • Tebar Hikmah Ramadan • Life Hack • Ekonomi • Ekonomi • Bisnis • Finansial • Fiksiana • Fiksiana • Cerpen • Novel • Puisi • Gaya Hidup • Gaya Hidup • Fesyen • Hobi • Karir • Kesehatan • Hiburan • Hiburan • Film • Humor • Media • Musik • Humaniora • Humaniora • Bahasa • Edukasi • Filsafat • Sosbud • Kotak Suara • Analisis • Kandidat • Lyfe • Lyfe • Diary • Entrepreneur • Foodie • Love • Viral • Worklife • Olahraga • Olahraga • Atletik • Balap • Bola • Bulutangkis • E-Sport • Politik • Politik • Birokrasi • Hukum • Keamanan • Pemerintahan • Ruang Kelas • Ruang Kelas • Ilmu Alam & Teknologi • Ilmu Sosbud & Agama • Teknologi • Teknologi • Digital • Lingkungan • Otomotif • Transportasi • Video • Wisata • Wisata • Kuliner • Travel • Pulih Bersama • Pulih Bersama • Indonesia Hi-Tech • Indonesia Lestari • Indonesia Sehat • New World • New World • Cryptocurrency • Metaverse • NFT • Halo Lokal • Halo Lokal • Bandung • Joglosemar • Makassar • Medan • Palembang • Surabaya • SEMUA RUBRIK • TERPOPULER • TERBARU • PILIHAN EDITOR • TOPIK PILIHAN • K-REWARDS • KLASMITING NEW • EVENT Konten Terkait • Celupak, Alat Penerangan Kuno di Kerajaan Majapahit • Sejarah Mozarab di Andalusia dan Bagian Espanyol, Komunitas Kristen yang Hidup di Kerajaan Ummayah • Budha Dhamma • Implementasi Dharma Agama dan Dharma Negara bagi Generasi Hindu • 10 Mei HUT Bangli, Perhitungan Kalender Hindu Dunia • Jejak Peninggalan Agama Hindu dari India di Tanah Karo Agama Hindu Budha berasal dari India.

Ada beberapa pendapat tentang golongan pembawa agama hindu-budha ke Indonesia. Beberapa tokoh berpendapat bahwa agama hindu-budha masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang, dan ada yang mengatakan pembawa agama hindu adalah brahmana dan ksatria. Masuknya agama hindu-budha ke Indonesia berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, di antaranya adalah berbagai peninggalan sejarah dalam bidang pemerintahan, seni, dan budaya.

Sebelum pengaruh hindu-budha masuk, masyarakat Indonesia tidak mengenal sistem kerajaan. Sistem pemerintahan yang ada pada waktu itu adalah pemerintahan desa yang dipimpin oleh kepala suku. I.  Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di Indonesia 1. Kutai Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 masehi. Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Lokasinya terletak di tepi sungai Mahakam Kalimantan Timur. Raja pertama adalah Kudungga dan raja yang terkenal adalah Mulawarman. 2. Tarumanegara Merupakan kerajaan Hindu tertua di pulau jawa dan kerajaan Hindu kedua di Indonesia. Letak kerajaan diperkirakan sekitar Bogor dan Bekasi Jawa Barat. Bediri sekitar abad V masehi dan mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Purnawarman.

3. Mataram kuno (Hindu-Budha) Kerajaan ini berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan antara abad VIII -X masehi. Kerajaan Mataram Kuno terdiri atas dua dinasti yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya menganut agama Budha didirikan oleh raja Sanjaya pada tahun 723 masehi sedangkan dinasti syailendra menganut agama Budha didirikan oleh raja Bhanu pada tahun 752 masehi.

   4. Sunda Kerajaan yang berdiri di Jawa Barat sekitar tahun 932-1579 masehi. Kerajaan ini merupakan penyatuan dua kerajaan besar di tanah Sunda yaitu kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh. Kedua kerajaan merupakan pecahan kerajaan Tarumanegara. 5. Kediri Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas Jawa Timur. Berdiri pada abad XII masehi. Kerajaan Kediri lahir dari pembagian kerajaan Medang  Kamulan oleh raja Airlangga.
MENU • Home • SMP • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • IPS • IPA • SMA • Agama • Bahasa Indonesia • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • IPA • Biologi • Fisika • Kimia • IPS • Ekonomi • Sejarah • Geografi • Sosiologi • SMK • S1 • PSIT • PPB • PTI • E-Bisnis • UKPL • Basis Data • Manajemen • Riset Operasi • Sistem Operasi • Kewarganegaraan • Pancasila • Akuntansi • Agama • Bahasa Indonesia • Matematika • S2 • Umum • (About Me) gurupendidikan.com – Sebelum menjadi Negara Republik seperti sekarang, Indonesia yang saat itu dikenal dengan nama Musantara memiliki banyak sekali kerajaan.

Kerajaan kerajaan tersebut saling berdiri sendiri sehingga tak ayal sering terjadi peperangan antar kerajaan tersebut. Hah apa saja kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia?

Berikut uraian lengkap 22 Nama Kerajaan Di Indonesia, Sejarah Beserta Rajanya Lengkap 1.23. Sebarkan ini: Mengenal Kerajaan kerajaan di Indonesia beserta Sejarahnya Serta Raja Yang Memerintah • Kerajaaan Kutai Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang didirikan pada tahun 400 Masehi di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Kutai sendiri sebenarnya merupakan nama yang diberikan oleh para ahli yang diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi keberadaan kerajaan tersebut. Hal itu karena tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang informasi yang diperoleh juga sangat terbatas.

Dari prasasti yang ditemukan hanya menyebutkan tentang upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke 4 M. Selain prasasti, juga terdapat 7 buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah kerajaan Kutai. Yupa merupakan tugu batu yang memiliki fungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para brahman atas kedermawanan Raja Mulawarman yang telah mendermakan sebanyak 20000 sapi kepada kaum brahmana.

Dalam agama Hindu sapi merupakan hewan yang disucikan dan tidak boleh disembelih seperti kurbannya umat Islam. Kerajaan Kutai berakhir pada masa pemerintahan Maharaja Dharma Setia yang tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke 13 Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.

Yang peru diingat, kerajaan Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu beribukota di Kutai Lima (Tanjung Kite). Baca Juga: Kerajaan Kutai : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap • 2. Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu di Jawa Barat yang didirikan pada tahun 450 M. Nama Tarumanegara berasal dari kata “taruma” yang merupakan nama sebuah sungai yang membelah Jawa Barat yaitu sungai Citarum dan “negara” yang berarti kerajaan atau negara.

Ditemukannya komplek percandian yang luas yaitu percandian batujaya dan percandian cibuaya pada muara citarum diduga merupakan peradaban peninggalan kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh seorang raja yang bernama Pernawarman. • 3. Kerajaan Kalingga Kalingga, Kaling atau Ho-ling (dalam sebutan Tiongkok) merupakan sebuah kerajaan bercorak Hindu yang didirikan di Jepara, Jawa Tengah pada tahun 674 Masehi atau pada abad ke 6 Masehi. Mengenai letak pasti kerajaan Kalingga, sampai saat ini masih belum jelas.

Kemungkinan terletak di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah mengenai kerajaan ini kebanyakan berasal dari sumber catatan Cina, tradisi kisah setempat, serta naskah cerita parahyangan yang disusun pada beberapa abad kemudian tepatnya pada abad ke 16 yang menyinggung secara singkat mengenai ratu Shima dan kaitannya dengan kerajaan Galuh.

Selain itu, sumber catatan Tiongkok hanya menyebut kerajaan Kalingga telah ada pada abad ke 6 Masehi dan diperintah oleh seorang ratu bernama Ratu Shima. Ratu Shima dikenal memiliki peraturan potong tangan bagi yang kedapatan mencuri.

Selain Ratu Shima, disebut juga seorang pendeta yang terkenal yang bernama Jhanabhadara Baca Juga: “Kerajaan Kalingga” Sejarah & ( Masa Kejayaan – Runtuhnya ) • 4.

Kerajaan Sriwijaya Salah satu kerajaan yang terbesar di Nusantara adalah kerajaan Sriwijaya yang berdiri di Sumatra tepatnya di Sumatera Selatan. Sriwijaya merupakan kemaharajaan bahari yang sangat berpengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan meliputi Kamboja, Thailand selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat, dan kemungkinan Jawa Tengah. Sriwijaya dalam bahasa sansekerta berasal dari dua kata sri yang berarti bercahaya dan jaya yang berarti gemilang. Jadi kata Sriwijaya berarti kemenangan yang gilang gemilang.

Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam bukti keberadaan kerajaan sriwijaya diketahui dari seorang pendeta tiongkok I Tsing yang hidup pada abad ke 7 Masehi. Dalam tulisannya, pendeta I Tsing menyebut bahwa ia mengunjungi sriwijaya pada tahun 671 dan tinggal disana selama 6 bulan.

Selain itu, terdapat pula prasasti tertua yang diketahui berasal dari abad ke 7. Prasasti tertua yang dikenal dengan nama prasasti Kedukan Bukit itu ditemukan di Palembang dan bertarikh 682.

Kerajaan sriwijaya mulai mengalami kemunduran akibat dari berbagai peperangan yang beruntun. Seperti serangan Rajendra Chola 1 dari Koromandel, India dan serangan dari Raja Kertanegara dari Singosari pada tahun 1025. Selanjutnya pada tahun 1183 kekuasaan sriwijaya berada dibawah kendali kerajaan Dharmasraya. Setelah kerajaan Sriwijaya mengalami kejatuhannya, keberadaannya seakan terlupakan.

Dan baru diketahui keberadaannya kembali lewat publikasi tahun 1918 dari sejarawan Perancis Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam Cœdès dari École française d’Extrême-Orient.

Raja-raja yang pernah memerintah Sriwijaya: • Sri Jayanaga • Balaputradewa • Sri Sangrawijayatunggawarman. Guru agama Buddha yang terkenal ialah Sakyakirti.

Baca Juga: “Kerajaan Sriwijaya” Sejarah & ( Kejayaan – Keruntuhan – Peninggalan ) • 5. Kerajaan Melayu Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan kerajaan Sriwijaya. Namun pada tahun 692 Kerajaan Melayu dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya. Raja-raja Kerajaan Melayu: • Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183). Sumber: Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand, perintah kepada bupati Grahi yang bernama Mahasenapati Galanai supaya membuat arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin.

Ibukota: Dharmasraya. • Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. (1286). Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur, pengiriman Arca Amonghapasa sebagai hadiah Raja Singhasari kepada Raja Dharmasraya.

Ibukota: Dharmasraya. • Akarendrawarman. (1300). Sumber: Prasasti Suruaso. Ibukota: dharmasraya atau Suruaso. • Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa. (1347). Sumber: Arca Amoghapasa. Ibukota: Suruaso atau Pagarruyung. • Ananggawarman. (1375).

Sumber: Prasasti Pagaruyung.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Ibukota: Pagaruyung. • 6. Kerajaan Mataram Hindu Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah dengan ibu kota Medang Kamulan. Raja raja yang memerintah: • Sanna • Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram Ratu Sanjaya • Rakai Panangkaran, yang bergelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana Pada masa Rakai Panangkaran, Mataram terpecah menjadi dua, Mataram Hindu yang berkuasa di sekitar pegunungan Dieng dan Mataram Budha yang berkuasa di Jawa Tengah Selatan.

Mataram kembali bersatu setelah Mataram dipimpin oleh Rakai Pikatan. Raja-raja yang selanjutnya ialah : • Belitung yang bergelar Rakai Watukara • Daksa • Tulodong • Wawa • Mpu Sendok.

Baca Juga: Kerajaan Mataram Kuno, Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap • 7. Kerajaan Wangsa Isyana Wangsa Isyana merupakan kerajaan yang didirikan Mpu Sendok setelah ia memindahkan pemerintahan Syailendra ke Jawa Timur pada tahun 929. Raja-raja yang memerintah : • Mpu Sendok, bergelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmotunggadewa • Sri Isyanatunggawijaya • Makutawangsawardhana • Darmawangsa, bergelar Sri Darmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa • Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga • Anantawikramatunggadewa • 8.

Kerajaan Kediri Kerajaan Kediri merupakan kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bernama Sri Samarawijaya. Kerajaan Kediri selalu berebut kekuasaan dengan Jenggala atau Singosari sampai tahun 1520. Selnjutnya kedua kerajaan tidak pernah disebut lagi dalam sejarah. Hingga pada tahun 117 kerjaan Kediri muncul kembali dengan raja-rajanya sebagai berikut: • Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara • Jaya baya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabaya Pada masa itu, kitab Baharata Yudha di gubah oleh Mpu sedah dan di lanjutkan Mpu Panuluh (Mpu Sedah meninggalkan sebelum kitabnya selesai).

Mpu Penuluh juga menulis buku Hariwangsa dan Gatutkacasraya • Sri Aryeswara • Kameswara, bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata Pada masa itu terdapat 2 pujangga yang sangat terkenal, yaitu: • Mpu Tanakung, karyanya Werasancaya dan Lubdaka • Mpu Darmaja, karyanya Smaradhahana Pada tahun 1222 Ken Arok menyerang Kediri sekaligus mengakhiri masa kejayaan Kediri.

Baca Juga: Kerajaan Kediri : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap 9. Kerajaan Bali A. Raja-raja Wangsa Warmadewa Salah satu wangsa terkenal yang memerintah di Bali ialah Wangsa Warmadewa. Raja yang terkenal ialah : • Tri Candrabhaysingka Warmadewa • Udayana, bergelar Dhamodayana Warmadewa.

Udayana, berputra tiga orang yaitu : Airlangga, yang menjadi menantu Raja Dharmawangsa, dan kemudian menjadi raja Kahuripan (kerajaan wangsa Isyana). Marataka, yang menggantikan Udayana (tetapi tidak terkenal). Anak Wungsu, yang menggantikan tahta Marataka tahun 1049. Dari pemerintahan Anak Wungsu di tinggalkan 28 buah prasasti Singkat, yang antara lain di temukan di goa Gajah, Gunung Kawi (Tampak Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.

B. Raja-Raja Lain di Bali Sesudah pemerintahan wangsa Warmadewa, Pulau Bali di perintah oleh raja-raja lain yang berganti-ganti, dan yang terkenal di antaranya : • Jayasakti, mempunyai kitab undang-undang yaitu uttara Widhi Balawan dan Rajawacana (1133 – 1150) • Jayapangus, menggunakan kitab undang-undang Manawasasa nadharma (117 – 1181).

Tahun 1284 Kerajaan Bali di taklukan oleh Kertanegara dari Singasari. Baca Juga: Kerajaan Bali, Sejarah, Raja, Dan Peninggalan Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap 10.

Kerajaan Singasari Riwayat dan pemerintahan Ken Arok serta raja-raja Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan negara kertagama. Raja-raja yang memerintah ialah : • Ken Arok. Ken Arok menjadi raja Singasari setelah membunuh Tumapel Tunggul Ametung dan menaklukkan Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja pertama di Singasari yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, kemudian keturunannya terkenal dengan sebutan wangsa Rajasa.

• Anusapati (anak Tunggul Ametung – Ken Dedes). Anusapati menjadi raja Setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh seorang pengalasan (budak). • Tohjaya (anak Ken Arok – Ken Umang). Tohjaya menjadi raja setelah membunuh Anusapati.

Tahun 1248 timbul pemberontakan yang dilancarkan oleh: Ranggawuni (anak Anusapati) dan Mahisa Campaka (anak Mahisa Wongaleleng atau cucu Ken Arok dan Ken dedes). • Ranggawuni. Bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 – 1268. Wisnuwardhana memerintah Singasari tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam Mahisa Cempaka sebagai Ratu Anggabaya, yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi bahaya yang mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.

• Kertanegara. Bergelar Srimaharajadhiraja Sri Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam (1269 – I292), merupakan raja Singasari yang terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah-daerah yang ditaklukkannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya) dan Gurun (Maluku) serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya Singawarman – Raja Campa.

Tahun 1292 di taklukan oleh Jayakatwang dari Kediri. Baca Juga: “Kerajaan Singasari” Sejarah & ( Awal Berdiri – Silsilah – Kejayaan – Keruntuhan ) • 11. Kerajaan Majapahit #Kertarajasa, Jayawardhana (1292-1309). Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tal atau cucu Mahisa Campaka) pada tahun 1292 setelah memperdayai bala tentara Kubilai Khan dan Cina yang bermaksud menghukum Raja Jawa yang telah menghina utusannya yaitu Meng Ki pada masa pemerintahan Kertanegara di Singasari.

Karena Kertanegara telah dihancurkan oleh Jayakatwag dari Kediri, maka bala tentara Kubilai Khan menghancurkan Kediri. Yang selanjutnya atas siasat Raden Wijaya di bantu oleh Arya Wiraraja, bala tentara Cina dapat dihancurkan oleh Raden Wijaya. Akhirnya Raden wijaya menjadi Raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarejasa Jayawardhana. Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu : • Tribuana, sebagai permaisuri • Gayatri. yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit • Narendraduhita • Prajnaparamita.

Tahun 1309 Raja Kertarajasa wafat, meninggalkan tiga orang putra: • Jayanegara (dari permaisuri) • Sri Gitarya (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Kahuripan • Dyah Wiyat (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Daha.

#Sri Jayanegara (1309 – 1329). Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada masa pemerintahannya timbul pemberontakan, yaitu : • Pemberontakan Ranggalawe dari Tuban • Pemberontakan Sora, pada tahun 1311 • Pemberontakan Nambi, pada tahun 1316 • Pemberontakan Kuti, pada tahun 1319.

lbukota Majapahit berhasil diduduki dan raja Jayanegara mengungsi ke desa Bedander dikawal oleh 15 orang pengawal setia (pasukan Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada. Atas usaha Gajah Mada ibukota dapat direbut lagi, dan kembali Jayanegara bertahta, Atas jasanya Gajah Mada diangkat menjadi patih Kahuripan dan kemudian Kediri.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Dalam pemerintahannya Raja Jayanegara menggunakan lambang Minadwaya (dua ekor ikan). #Tribhuwana Tunggadewi (1328 -1350) Jayanegara wafat tidak meninggalkan putra, maka Gayatri atau Rajapatni berhak menjadi raja. Karena Gayatri telah menjadi bhiksuni (pendeta agama Buddha), maka diwakilkan kepada Sri Gitarya, Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana.

Timbul pemberontakan Sadeng, yang dapat dipadamkan oleh Gajah Mada, karena jasanya pada tahun 1331 Gajah Mada diangkat menjadi perdana menteri, yang pada saat pelantikannya mengucapkan Sumpah Palapa. Tahun 1350 Gayatri atau Rajapatni wafat, Tribuwana yang mewakilinya menyerahkan kekuasaan itu pada anaknya bernama, Hayam Wuruk.

#Rajasanegara (1350 -13891) Hayam Wuruk naik tahta pada usia 16 tahun, bergelar Rajasanegara, merupakan raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada sebagai Mahapatih.

Kekuasaannya meliputi seluruh Kepulauan Nusantara, bahkan masih ditambah dengan Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu. Karya sastra yang terkenal diantaranya : • Negarakertagama karya Mpu Prapanca • Sutasoma atau Parusadashanta dan • Arjunawijaya karya Mpu Tantular. Tahun 1364 Gajah Mada wafat, kedudukannya diganti oleh 4 orang menteri. Tahun 1389 Hayam Wuruk Wafat. #Wikramawardhana (1389 – 1429) Hayam Wuruk dengan permaisurinya hanya mempuyai seorang putri yaitu Kusumawardhani yang selanjutnya memerintah bersama suaminya Wikramawudhana yang masih saudara sepupunya.

Bhre Wirabumi, anak dari selir diberi kekuasaan memerintah daerah Blambangan, merasa tidak puas, dan merasa lebih berhak atas tahta Majapahit. Tahun 1401 – 1406 timbul perang saudara antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana. Bhre Wirabumi gugur (Perang Paregreg). Tahun 1429 Wikramawurdhana wafat, Majapahit telah menjadi kerajaan kecil akibat dari satu persatu daerahnya melepaskau diri. Tahun 1478 Bhatara Prabu Girindrawardhana raja Daha merebut Majapahit dari Raja Kertabumi (Raja Majapahit yang terakhir).

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Majapahit Terlengkap 12. Kerajaan Samudra Pasai Samudra Pasai adalah kerajaan Islam Nusantara yang pertama. Letaknya di Aceh Utara (sekarang masuk Kabupaten Lhoksumawe) berdiri abad 13.

Raja-rajanya ialah : • Sultan Malik al Saleh.tahun 635 Hijriah atau l297 Masehi • Sultan Muhammad bergelar Sulatan Malik al Tathir. Baca Juga: “Kerajaan Samudera Pasai” Sejarah & ( Kehidupan Politik – Ekonomi – Sosial – Budaya ) 13.

Kerajaan Demak Raden Patah(±1500 -1518). Pada awal 1500 seorang Bupati Demak yang memeluk agama Islam yaitu Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Dibantu para ulama Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak. Selanjutnya Demak berkembang menjadi pusat pengembangan agama Islam. Tahun 1511 hubungan Demak dengan Malaka terputus karena Malaka dikuasai Portugis. Tahun 1513 armada Demak dibawah pimpinan Pati Unus menyerang malaka tetapi gagal.

Pati Unus (1518 – l 521) Pati Unus terkenal dengan sebutan pangeran sabrang Lor, hanya tiga tahun menjadi raja. Sultan Trenggana (1521 – 1546) Sultan Trenggana adalah menantu Pati Unus.

Tahun 1522 mempercayai seorang ulama dari Pasai (Faletehan) untuk memimpin armada Demak merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dari Pajajaran. Tahun 1546 Sultan Trenggana gugur dalam usahanya menaklukan Pasuruan.

Setelah itu timbul perebutan kekuasaan antara Sunan Prawata (putra sulung Sultan Trenggana) dengan Pangeran Sekar (adik Sultan Trenggana). Sunan Prawata naik tahta setelah membunuh Pangeran Sekar, tak lama kemudian Sunan Prawata dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar). Baca Juga: Kerajaan Demak : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Masa Kejayaannya Secara Lengkap • 14.

Kerajaan Pajang Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil membinasakan Arya Penangsang atas bantuan Kyai Ageng Pemanahan. Jaka tingkir naik tahta bergelar Adiwijaya dan memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang. Kerajaan Pajang tidak lama berdiri. Setelah Sultan Adiwijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan. Arya Pangiri (anak Sunan Prawata) mencoba merebut di gagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Adiwijaya) dibantu Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan).

Pangeran Benawaa merasa tidak sanggup menggantikan ayah handanya, maka menyerahkan kekuasaan kepada Sutawijaya, yang kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram. 15. Kerajaan Mataram Islam. Sutawijaya lebih dikenal dengan Panambahan Senapati. Panembahan Senapati wafat tahun 1601.

Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah berdiri pada abad ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, yang mengklaim sebagai suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit. Asal-usulnya adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang, berpusat di “Bumi Mentaok” yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya.

Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan Senapati), putra dari Ki Ageng Pemanahan. Kerajaan Mataram pada masa keemasannya pernah menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Negeri ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya firma dagang itu, namun ironisnya malah harus menerima bantuan VOC pada masa-masa akhir menjelang keruntuhannya.

Mataram merupakan kerajaan berbasis agraris/pertanian dan relatif lemah secara maritim. Ia meninggalkan beberapa jejak sejarah yang dapat dilihat hingga kini, seperti kampung Matraman di Batavia/Jakarta, sistem persawahan di Pantura Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dalam literatur bahasa Sunda, politik feodal di Pasundan, serta beberapa batas administrasi wilayah yang masih berlaku hingga sekarang.

Baca Juga: Kerajaan Mataram Islam : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap • 16. Kerajaan Banten Setelah Faletehan merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon, maka dialah yang menguasainya.

Karena di Demak timbul perebutan kekuasaan maka pada tahun 1522 Faletehan menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin sebagai raja Banten yang pertama dan Faletehan memusatkan perhatiannya pada agama Islam di Gunung Jati, Cirebon.

adalah sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan. Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut.

Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri. Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya.

Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.

Raja-raja yang lain ialah : • Pangeran Yusuf (1570) • Maulana Muhammad (baru berusia 9 tahun), tahun 1596 gugur dalam usahanya menyerang Palembang • Abdulmufakir (baru berusia 5 tahun), pemerintahan dikendalikan oleh Mangkubumi Jayanegara. Baca Juga: Kerajaan Banten : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Masa Kejayaannya Secara Lengkap • 17.

Kerajaan Malaka Kerajaan Malaka tidak terletak di kawasan Nusantara. Raja-rajanya ialah : • Paramisora, pelarian dari Majapahit, yang telah masuk lslam, yang telah diganti nama Sultan Iskandar Syah • Sultan Mansyur Syah • Sultan Mahmud Syah Tahun 1511.

Malaka jatuh ke tangan Portugis. 18. Kerajaan Aceh Pada awal abad 16 masih merupakan kerajaan kecil, di bawah kekuasaan Pedir. Raja-rajanya ialah : • Sultan Ibrahim. Aceh melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Aceh semakin maju karena Malaka di kuasai oleh Portugis, sehingga pedagang Islam dari Arab dan Gujarat mengalihkan perdagangannya ke Aceh. • Sultan Iskandar Muda (1607-1639). Pada pemerintahannya Aceh mencapai puncak ketayaannya.

19. Kerajaan Ternate Berdiri kira-kira Abad ke 13. Abad 14 Ternate Menjadi Kerajaan Islam. Masa Pemerintahan Sultan Baabullah Ternate Mencapai puncak kejayaannya.

Tahun 1575 Sultan Baabullah Mengusir Portugis Dari Maluku. Baabullah bergelar yang di pertuan di 72 pulau, meluaskan wilayahnya sampai Filipina. Baca Juga: Kerajaan Ternate & Tidore : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap 20. Kerajaan Tidore Merupakan kerajaan Islam di Maluku.

Sempat diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, untuk berselisih dengan Kerajaan Ternate, tetapi berbalik kembali bahkan bersama-sama mengusir bangsa Portugis dari Maluku. Rajanya yang terkenal adalah Sultan Nurku, yang gigih berjuang mengusir Belanda. Wilayahnya meliputi Halmahera. Seram, Kai, dan, sampai Papua. 21. Kerajaan Makasar Pada abad ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan, yaitu Goa dan Tailo.

Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tailo, atau Makasar dengan ibu kota sombaopu, sebagai kerajaan Islam pertama di Sulawesi. Raja-rajanya ialah : • Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin. Mangkubuninya adalah raja Tailo Karaeng Matoaya bergelar Sultan Abdullah • Sultan Hasanuddin, masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan Baca Juga: Kerajaan Makassar : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap 22.

Kerajaan Banjar Dengan bantuan Kerajaan Demak, abad ke-76 Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan menaklukan Daha (sebuah kerajaan di pedalaman Kalimantan) Banjar adalah kerajaan Islam, dengan rajanya Raden Samudra yang Telah masuk Islam Berganti Nama Sultan Suryanullah. Demikian artikel tentang 22 Nama Kerajaan Di Indonesia, Sejarah Beserta Rajanya Lengkap semoga dapat menambah wawasan.

Sebarkan ini: • • • • • Posting pada Sejarah Ditag daftar kerajaan di indonesia 2017, kerajaan budha di indonesia, kerajaan budha di indonesia wikipedia, kerajaan budha indonesia, kerajaan di indonesia, kerajaan di indonesia dan peninggalannya, kerajaan di jawa, kerajaan diindonesia, kerajaan hindu di indonesia, kerajaan indonesia, kerajaan jawa, kerajaan kerajaan, kerajaan yang ada di indonesia, kerjaan indonesia, nama kerajaan hindu budha beserta rajanya, nama kerajaan hindu budha di indonesia, nama kerajaan islam di indonesia beserta nama rajanya, nama nama kerajaan di indonesia beserta rajanya, nama nama kerajaan islam di indonesia, nama nama raja di indonesia, nama nama raja islam di indonesia, nama raja raja di indonesia, raja sriwijaya yang terkenal adalah, raja terkenal, raja terkenal kerajaan banten, raja terkenal kerajaan kutai, raja-raja di indonesia, urutan kerajaan islam di indonesia, zaman kerajaan di indonesia Navigasi pos Pos-pos Terbaru • Pengertian Myxomycota – Ciri, Siklus, Klasifikasi, Susunan Tubuh, Daur Hidup, Contoh • “Panjang Usus” Definisi & ( Jenis – Fungsi – Menjaga ) • Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli Beserta Peran Dan Fungsinya • “Masa Demokrasi Terpimpin” Sejarah Dan ( Latar Belakang – Pelaksanaan ) • Pengertian Sistem Regulasi Pada Manusia Beserta Macam-Macamnya • Rangkuman Materi Jamur ( Fungi ) Beserta Penjelasannya • Pengertian Saraf Parasimpatik – Fungsi, Simpatik, Perbedaan, Persamaan, Jalur, Cara Kerja, Contoh • Higgs domino apk versi 1.80 Terbaru 2022 • Pengertian Gizi – Sejarah, Perkembangan, Pengelompokan, Makro, Mikro, Ruang Lingkup, Cabang Ilmu, Para Ahli • Proses Pembentukan Urine – Faktor, Filtrasi, Reabsorbsi, Augmentasi, Nefron, zat Sisa • Contoh Soal Psikotes • Contoh CV Lamaran Kerja • Rukun Shalat • Kunci Jawaban Brain Out • Teks Eksplanasi • Teks Eksposisi • Teks Deskripsi • Teks Prosedur • Contoh Gurindam • Contoh Kata Pengantar • Contoh Teks Negosiasi • Alat Musik Ritmis • Tabel Periodik • Niat Mandi Wajib • Teks Laporan Hasil Observasi • Contoh Makalah • Alight Motion Pro • Alat Musik Melodis • 21 Contoh Paragraf Deduktif, Induktif, Campuran • 69 Contoh Teks Anekdot • Proposal • Gb WhatsApp • Contoh Daftar Riwayat Hidup • Naskah Drama • Memphisthemusical.Com
Kerajaan Islam di Indonesia – Telah kita ketahui bersama, bahwa dahulu banyak berdiri kerajaan di Indonesia, baik itu kerajaan dengan corak Hindu-Buddha atau corak Islam.

Nah, tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam artikel ini kita akan membahas tentang kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia. Apa saja kerajaan bercorak Islam di Indonesia, dimana letaknya, dan bagaimana sejarah singkat kerajaan tersebut? Yuk simak uraiannya di bawah ini. Daftar Isi Artikel • Nama Kerajaan Islam di Indonesia • Kerajaan Perlak (840-1292 M) • Kerajaan Tidore (1081-1805 M) • Kerajaan Ternate (1432-Sekarang) • Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521 M) • Kerajaan Aceh Darussalam (1496-1903 M) • Kerajaan Demak (1475-1568 M) • Kerajaan Mataram Islam (1588-1755 M) • Kerajaan Gowa-Tallo (1565 M) • Kerajaan Kutai Kartanegara (1575-1960 M) • Kerajaan Bone (1330-1823 M) • Kerajaan Malaka (1414-1511 M) • Kerajaan Selaparang (Abad ke-16) • Kerajaan Banjar (1520-1860 Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam • Kerajaan Banten (1552-1813 M) • Kerajaan Pajang (1526-1813 M) • Kerajaan Deli (1632-sekarang M) • Kerajaan Siak (1723-1945 M) • Penutup Nama Kerajaan Islam di Indonesia Siapa raja Kerajaan Islam di Indonesia?

Di mana letak Kerajaan Islam di Indonesia? Berikut beberapa daftar nama kerajaan Islam di Indonesia. Nama kerajaan Pendiri Letak Tahun berkuasa Raja terkenal Kerajaan Perlak Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah Aceh Timur 840-1292 M Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II Kerajaan Tidore Syahjati atau Muhammad Naqil Tidore 1081-1967 M Sultan Nuku Kerajaan Ternate Baab Mashur Malamo Ternate 1257-1914 M Sultan Baabullah Kerajaan Samudera Pasai Marah Silu atau Sultan Malik Al-Saleh Lhokseumawe, Aceh 1267-1517 M Sultan Mahmud Malik Az Zahir Kerajaan Gowa-Tallo Tumanurung Bainea Sulawesi Selatan 1300-1960 M Sultan Hasanuddin Kerajaan Kutai Kartanegara Aji Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam Agung Dewa Sakti Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 1300-1960 M Sultan Muhammad Idris Kerajaan Bone Manurunge ri Matajang Sulawesi Selatan 1330-1905 M Arung Palaka Kerajaan Malaka Parameswara Selat Malaka 1405-1511 M Sultan Mansur Syah Kerajaan Cirebon Pangeran Cakrabuana Cirebon 1430-1677 M Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Kerajaan Demak Raden Patah Demak, Jawa Tengah 1478-1561 M Sultan Trenggono Kerajaan Aceh Sultan Ali Mughayat Syah Banda Aceh 1496-1903 M Sultan Iskandar Muda Kerajaan Selaparang Sayyid Zulqarnain Lombok 1500-an Prabu Rangkesari Kerajaan Banjar Raden Samudera atau Sultan Suriansyah Martapura, Kalimantan Selatan 1520-1905 M Sultan Mustain Billah Kerajaan Banten Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati Banten 1526-1813 M Sultan Ageng Tirtayasa Kerajaan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir Surakarta 1568-1587 M Sultan Hadiwijaya Kerajaan Mataram Islam Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati Kotagede, Yogyakarta 1586-1755 M Sultan Agung Kerajaan Bima La Kai Bima 1620-1958 M Sultan Muhammad Salahuddin Kerajaan Deli Tuanku Panglima Gocah Pahlawan Tanah Deli 1632-1946 M Sultan Ma’moen Al Rasyid Kerajaan Siak Sultan Abdul Jalil Riau 1723-1945 M Raja Ismail Kerajaan Perlak (840-1292 M) Kerajaan Perlak https://www.sejarahone.id/ Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam tertua di Indonesia.

Perlak berdiri pada abad ke-9 hingga abad ke-13 (840-1292 M). Kerajaan ini terletak di Pulau Sumatera dan beribukota di Aceh Timur. Nama perlak diambil dari hasil bumi yang banyak didapatkan di daerah Aceh Timur, kayu Perlak juga dipercaya sebagai kayu yang bagus dan berkualitas terbaik untuk bahan pembuatan kapal. Masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin II pada tahun 1230-1267 merupakan masa kejayaan kerajaan Perlak. Di bawah kekuasaannya, PErlak mengalami kemajuan pesat di bidang pendidikan Islam dan dakwah Islam.

Kerajaan Perlak berakhir setelah wafatnya Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan pada 1292 M. Berakhirnya Perlak meninggalkan jejak sejarah berupa mata uang dirham, kupang, kuningan, stempel kerajaan, dan makam Raja Benoa.

Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam Tidore (1081-1805 M) Masjid Sultan Tidore cagarbudaya.kemdikbud.go.id Kerajaan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Maluku. Kerajaan ini berasal yang sama dengan Kerajaan Ternate.

Awalnya kerajaan ini belum menganut Islam, agama Islam baru masuk dan berkembang pada akhir abad ke-15. Tepat tahun 1495, diketahui bahwa kerajaan ini berpusat di Gam Tina dengan dipimpin seorang raja bernama Sultan Djamaluddin.

Sultan Nuku berhasil membawa Kerajaan Tidore menuju puncak kejayaan pada tahun (1797-1805 M). Kekuasaan Tidore meliputi Pulau Halmahera, Pulau Buru, Pulau Seram, dan kawasan Papua bagian Barat. Setelah kematian Sultan Nuku pada 1805, Belanda mengincar Tidore dan ini memicu keruntuhan Kerajaan Tidore. Meskipun begitu, Tidore menyisakan peninggalannya berupa Istana Kerajaan Tidore (Kadato Kie), Masjid Sultan Tidore, dan benteng Torre dan Tahula.

Kerajaan Ternate (1432-Sekarang) Istana Kesultanan Ternate kompas.com Kerajaan Islam yang masih berdiri hingga saat ini merupakan kerajaan Ternate. Mulanya kerajaan ini bernama Kerajaan Gapi dan masih belum bercorak Islam. Karena agama Islam baru sampai di Ternate pada abad ke-14, keluarga kerajaan baru memeluk ajaran agama Islam pada masa pemerintahan Raja Marhum (1432-1436 M). Kerajaan Ternate mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1583 M). Kesultanan Ternate pernah jatuh ke tangan VOC Belanda, akan tetapi kerajaan ini berhasil bangkit dan berdiri kembali hingga detik ini.

Sultan terakhir yang masih menjabat adalah Sultan Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah. Ia menjabat sebagai sultan ke 49 sejak 2016 silam. Situs bersejarah yang ada sejak berdirinya Kerajaan Ternate adalah istana Kesultanan Ternate, Masjid Jami Kesultanan Ternate, kompleks pemakaman sultan Ternate, dan senjata perang yang masih tersimpan di Museum Kesultanan Ternate.

Kerajaan Samudera Pasai kebudayaan.kemendikbud.go.id Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Nusantara yang ada sejak abad ke-13 hingga abad ke-16. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu atau Sultan Malik as-Saleh sekitar tahun 1267 M.

Keberadaan kerajaan ini diceritakan dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq karya Abu Abdullah Ibnu Batuthah (1304-1368). Kerajaan Samudera Pasai dibentuk dari gabungan antara Kerajaan Pase dan Peurlak yang sudah ada sejak abad ke-6. Kerajaan Samudera Pasai sendiri terletak di pesisir utara pulau Sumatera, tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia. Kawasan kerajaan ini sangat strategis, karena tidak jauh dari Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan Cina, Arab, Persia, dan India.

Masa kejayaan Kerajaan Samudera berhasil dicapai pada saat masa pemerintahan Sultan Al Malik Zahir IIyang berkuasa sejak tahun 1326-1345 M. Keruntuhan Samudera Pasai terjadi pada tahun 1521 M karena datangnya Portugis ke Malaka yang kemudian berhasil mengambil alih Selat Malaka dari Samudera Pasai pada 1511 M. Kerajaan Aceh Darussalam (1496-1903 M) Masjid Baiturrahman Kompas.com Kerajaan Aceh atau juga dikenal dengan sebutan Kerajaan Aceh Darussalam merupakan kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh, Indonesia.

I bu kota Kerajaan Aceh terletak di Kutaraja atau sekarang dikenal dengan Banda Aceh. Kerajaan Aceh berada di utara pulau Sumatera dengan ibu kota Banda Aceh Darussalam, yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496.

Kerajaan ini berdiri ketika kekuatan Barat mulai berdatangan di Selat Malaka. Sejak awal berdiri hingga tahun 1873, ibukota Kerajaan Aceh berada di Bandar Aceh Darussalam. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar MudaKerajaan Aceh mengalami puncak kejayaan sehingga wilayah kerajaan semakin meluas hingga ke daerah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri.

Pada masa pemerintahan raja terakhir Kerajaan Aceh, Sultan Muhammad Daud Syah (1903 M), Belanda terus saja melancarkan perang terhadap Aceh. Hingga peperangan berlangsung selama 40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya berhasil jatuh ke tangan Kolonial Belanda. Situs peninggalan Kesultanan Aceh yang paling terkenal hingga sekarang adalah Masjid Raya Darussalam.

Selain itu, Kesultanan Aceh juga meninggalkan situs makam dan karya agama sebagai warisan dakwah ajaran Islam di Indonesia. Kerajaan D emak (1475-1568 M) Masjid Agung Demak https://www.kompas.com/ Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berada di pulau Jawa.

Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah di tahun 1478. Raden Patah merupakan putra Prabu Brawijaya, raja terakhir Kerajaan Majapahit. Dengan bantuan dari wali songo, Raden Patah membangun Kerajaan Demak menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam. Di masa pemerintahan Raden Patah, kerajaan Demak mendirikan masjid yang juga dibantu oleh para wali ataupun sunan, yang kini menjadi masjid Agung Demak.

Kesultanan Demak berhasil mencapai puncak kejayaan pada periode pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546 M). Pada periode ini, Demak menjadi kerajaan terkuat di Jawa dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Jawa dari bagian barat hingga ke timur. Demak juga menjadi tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam penyebaran agama Islam. Keruntuhan kesultanan Demak ditandai dengan meninggalnya sang Sultan Trenggonosejak itu terjadi perselisihan perebutan kekuasaan.

Akhirnya Kerajaan Demak jatuh ke tangan Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir, yang kemudian mendirikan kerajaan baru bernama Kerajaan Pajang. Jejak sejarah Kerajaan Demak meninggalkan Masjid Agung DemakSoko Majapahit, Pawestren, Surya Majapahit, Maksurah, Mihrab, Dampar Kencana, Soko Guru, Menara dan beberapa peninggalan lainnya yang masih tersimpan di Museum Masjid Agung.

Kerajaan Mataram Islam (1588-1755 M) Taman Sriwedari jejakpikniki.com Kerajaan Mataram Islam atau dikenal Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berkuasa sejak abad ke-16 hingga abad ke-18.

Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati. Masa puncak kejayaan kesultanan ini ketika dipimpin oleh Sultan Agung (1613-1645 M). Di bawah kekuasaannya, Mataram mampu menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Kerajaan yang terletak di Kotagede, Yogyakarta, ini pernah memerangi VOC di Batavia.

Penyerangan ini dilakukan untuk mencegah didirikannya loji-loji dagang di pantai utara. Masa kekuasaan Kerajaan Mataram Islam berakhir pada 1755 M, setelah ditandatangani Perjanjian Giyanti yang disepakati bersama VOC. Kesepakatan tersebut menyatakan bahwa Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Kasultanan Ngayogyakarta dan Nagari Kasunanan Surakarta. Kerajaan ini meninggalkan situs sejarah yang berada di Surakarta dan Yogyakarta.

Beberapa situs peninggalan Kesultanan Mataram berupa Benteng Vastenburg, pasar Gedhe Hardjonagoro, Rumah Sakit Kadipolo, Taman Sriwedari. Serta beberapa masjid di Yogyakarta, pasar Kotagede, dan kompleks makam Kerajaan Imogiri. Kerajaan Gowa-Tallo (1565 M) Istana Tamalate https://www.kompas.com/ Kerajaan Makassar atau dikenal pula dengan sebutan Kerajaan Gowa-Tallo, merupakan kerajaan yang berada di Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Gowa.

Kerajaan Gowa-Tallo merupakan gabungan dari dua kerajaan, yakni Kerajaan Gowa dan Tallo pada 1565 M. Masa kejayaan dicapai pada abad ke-17, ketika kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan berkembang di sektor pemerintahan, ekonomi, militer, dan sosial budaya. Pada saat ini Kesultanan Gowa Tallo dalam kepemimpinan Sultan Hasanuddin, atau dijuluki sebagai Ayam Jantan dari Timur.

Sultan Hasanuddin merupakan sosok raja yang menentang keberadaan asing di Nusantara, hingga beliau terjun melakukan perlawanan terhadap VOC Belanda.

Sebab dedikasinya itulah, beliau juga diangkat sebagai pahlawan nasional. Dalam perlawanannya melawan Belanda, Sultan Hasanuddin harus mengakui kekalahan dan terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 1667 M, yang banyak kerugian harus diterima Makassar.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Setelah Perjanjian Bongaya disepakati, akhirnya Sultan Hasanuddin harus turun dari singgasana dan menyerahkan kekuasaan kepada Sultan Amir Hamzah, yang kemudian menjadi awal keruntuhan Kesultanan Gowa Tallo.

Meskipun telah runtuh, Kerajaan Gowa Tallo menyisakan peninggalan sebagai situs sejarah, di antaranya adalah Istana Balla Lompoa, Istana Tamalate, Masjid Katangka, Benteng Somba Opu, dan Benteng Fort Rotterdam. Kerajaan Kutai Kartanegara (1575-1960 M) Kedaton Kerajaan Kutai Kertanegara pada masa Sultan Alimuddin https://id.wikipedia.org Awalnya Kerajaan Kutai Kartanegara didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti yang menjadi raja pertamanya sejak tahun 1300 hingga 1325 Masehi.

Semula, kerajaan ini menganut ajaran Hindu. Kemudian Kutai Kartanegara mulai menjadi kerajaan Islam sejak tahun 1575. Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam yang menjadi sultan pertamanya adalah Aji Raja Mahkota Mulia Alam. Kutai Kertanegara semakin kuat sebagai kerajaan Islam saat dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778).

Ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang sangat menentang penjajahan Belanda. Akan tetapi ia kemudian wafat pada saat bertempur melawan VOC Belanda bersama rakyat Bugis. Pada masa pemerintahan Kesultanan Banjar merupakan tonggak awal kemunduran kerajaan ini.

Secara de facto kerajaan ini di bawah naungan kekuasaan Belanda pada 1787. Tepat 21 Januari 1960, kekuasaan Kutai Kartanegara berakhir. Akan tetapi pada 1999 Kutai Kartanegara bangkit kembali bersama Bupati Kutai Kartanegara, Syaukani Hasan Rais. Kutai Kartanegara juga menyisakan peninggalan sebagai situs bersejarah, di antaranya adalah kompleks makam Sultan Kutai Kartanegara, Mahkota emas Sultan Kutai, Pedang Sultan Kutai, dan Kalung Ciwa.

Patung Arung Palakka Bone mapio.net Kerajaan Islam di Indonesia bagian tengah tak lepas diwarnai oleh Kerajaan Bone. Kerajaan yang didirikan oleh Manurunge ri Matajang pada 1330 M ini terletak di Sulawesi Selatan. Masa kejayaan Kerajaan Bone dicapai pada pertengahan abad ke-17, yakni pada masa pemerintahan Sultan Arung Palakka. Arung Palakka berhasil memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Kesultanan Bone mengalami kemunduran setelah Sultan Ismail Muhtaddin wafat pada 1823 M.

Kemudian pemerintahan dipimpin oleh Arung Datu (1823-1835 M). Arung Datu merubah Perjanjian Bongaya dan memicu kemarahan Belanda, kemudian Belanda menyerang Kerajaan Bone, sementara Arung Datu diasingkan.

Kerajaan Bone pun harus berakhir. Meski pernah menjadi penguasa utama di Sulawesi Selatan, namun akhirnya Bone berada di bawah kendali Belanda pada 1905. Kerajaan Bone menyisakan jejak peninggalan berupa Museum Lapawawoi, Makam raja-raja Bone, Bola Soba, Patung Arung Palakka Bone. Kerajaan Malaka (1414-1511 M) Istana Kesultanan Malaka kompas.com Kerajaan Malaka merupakan kelanjutan dari kerajaan Melayu di Singapura. Malaka mengalami pemindahan ibukota ke Melaka karena desakan dan serangan Majapahit dan Siam (Thailand.

Malaka didirikan oleh Parameswara pada abad ke-15, yang terletak di dekat Selat Malaka. Parameswara merupakan pangeran Hindu keturunan Palembang. Malaka mengalami masa keemasan pada saat pemerintahan Sultan Mansur Syah (1459-1477 M). Pada saat ini kekuasaan Malaka meluas hingga menjangkau Pahang, Kedah, Trengganu, dan beberapa daerah di Sumatera.

Tepat di tahun 1511 M, Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis, yang kala itu Malaka dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah. Dengan demikian, kemudian jalur dan peran perdagangan Malaka diambil alih Kerajaan Aceh. Bukti peninggalan Kerajaan Malaka berupa masjid Agung Deli, masjid Johor Baru, masjid aformosa, dan mata uang. Kerajaan Selaparang (Abad ke-16) Makam Selaparang Lombok wisatadilombok.com Kerajaan Selaparang merupakan salah satu kerajaan Islam yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Sayyid Zulqarnain atau Syaikh Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam merupakan pendiri kerajaan ini. Selaparang merupakan kerajaan yang terkenal tangguh di darat dan laut. Hal ini semakin didukung dengan pemindahan wilayah di Lombok Timur. Pada masa pemerintahan Prabu Rangkesari, Selaparang mengalami masa keemasan dengan menjadi pusat kerajaan Islam di Lombok dan memegang hegemoni seluruh wilayah Lombok.

Pada tahun 1672, Kerajaan Karang Asem menaklukkan Selaparang dengan bantuan Arya Banjar Getas, dan akhirnya Karang Asem berhasil menguasai Lombok. Bukti peninggalan Kerajaan Lombok diantaranya adalah masjid Pusaka Selaparang dan Makam Raja Selaparang.

Kerajaan Banjar (1520-1860 M) Masjid Sultan Suriansyah kompasiana.com Kerajaan Banjar atau juga dikenal dengan sebutan Kesultanan Banjar merupakan kerajaan Islam di Kalimantan.

Kerajaan ini didirikan oleh Raden Samudera alias Sultan Suriansyah pada tahun 1520. Selama Banjar berdiri, kesultanan ini mengalami pemindahan ibu kota berulang kali, hingga terakhir di Kayu Tangi (sekarang Martapura), Kalimantan Selatan.

Sultan Mustain Billah merupakan sultan yang berhasil membawa Banjar menjadi bandar perdagangan besar dengan komoditas utamanya berupa lada hitam, madu, roten, emas, intan, damar, dan kulit binatang.

Selain itu, Banjar juga mengalami perluasan wilayah hingga ke Sambas, Lawai, Sukadana, Kotawaringin, Pembuang, Sampit, Mendawai, Kahayan Hilir, Kayan Hulu, Kuta, Pasir, Pulau Laut, Asam Asam, Kintap, dan Swarangan.

Pada tahun 1860, Kesultanan Banjar dihapuskan dan digantikan pemerintahan regent yang berkedudukan masing-masing di Martapura (Pangeran Jaya Pemenang) dan di Amuntai (Raden Adipati Danu Raja). Adat istiadat sembah menyembah tetap berlaku hingga meninggalnya Pangeran Suria Winata. Masjid Agung Banten kompas.com Kerajaan Banten adalah kerajaan Islam yang berada di Pulau Jawa, tepatnya di Tanah Sunda, Provinsi Banten.

Dengan lokasinya yang strategis, sehingga Demak diuntungkan dan menjadi penguasa jalur pelayaran dan perdagangan. Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati merupakan pendiri Kerajaan Banten. Meskipun sebagai pendiri, ia tidak pernah menjabat sebagai raja.

Justru raja pertama Banten adalah Sultan Maulana Hasanuddin yang merupakan anak dari Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin memimpin kekuasaan sejak 1552-1570 M. Masa kejayaan Banten berlangsung selama pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683 M). Ia berhasil menguatkan politik dan angkatan perang guna melawan pendudukan VOC di Indonesia. Selain itu, kehidupan sosial masyarakat Banten sangat menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan toleransi.

Sebab, pada saat itu banyak orang China, India, Arab, Melayu dan Jawa hidup berdampingan di Banten. Kerajaan Banten mengalami kemunduran karena adanya adu domba VOC. Dimana Sultan Haji, yang merupakan anak dari Sultan Ageng Tirtayasa berusaha merebut kekuasaan dari tangan ayahnya sendiri. Hingga pada 1809 Gubernur Jenderal Daendels menghapus Kesultanan Banten. Kesultanan Banten menyisakan bukti sejarah berupa masjid Agung Banten, masjid Kasunyatan, Benteng Keraton Surosowan, Masjid Pacinan, dan Benteng Speelwijk.

Kerajaan Pajang (1526-1813 M) Kerajaan Pajang https://www.goodnewsfromindonesia.id/ Kerajaan Pajang merupakan Kerajaan yang didirikan oleh Sultan Hadiwijaya atau biasanya dikenal dengan Jaka Tingkir pada tahun 1568 M. Sebelumnya kekuasaan Demak direbut dari kekuasaan Arya Penangsang, sehingga benda dan juga pusaka Demak dipindahkan ke Pajang.

Setelah kejadian tersebut, Jaka Tingkir mendapatkan gelar Sultan Hadiwijaya yang juga merupakan raja pertama dari Kerajaan Pajang. Pada tahun 1554 Jaka Tingkir melakukan ekspansi ke Timur hingga Madiun, tepat di sebelah aliran sungai Bengawan Solo. Pada tahun 1577 Jaka Tingkir berhasil menduduki Blora dan juga Kediri. Pada pemerintahan Sultan pertama, Pajang telah mengalami puncak kejayaannya.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Sultan Hadiwijaya meninggal setelah melakukan pertempuran perang dengan Mataram pada 1582. Setelah sepeninggal Sultan Hadiwijaya, kemunduran Pajang terjadi.

Pajang yang kala itu dipimpin Pangeran Benawa, namun tak berlangsung lama. Sebab ia lebih memilih menyebarkan Islam. Kekuasaan Pajang berakhir dan menjadi negeri bawahan Mataram. Peninggalan dan situs sejarah dari Kerajaan Pajang berupa Masjid dan Pasar Laweyan, Makam Sultan Hadiwijaya, serta ada kompleks makam pejabat Pajang. Kerajaan Deli (1632-sekarang M) Istana Maimun Kompas.com Kerajaan Deli merupakan kerajaan Islam yang berdiri di Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam Deli, Sumatera Utara.

Kerajaan ini didirikan oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan pada 1632 M. Mulanya, Deli merupakan bagian dari Kerajaan Aceh.

Pada abad ke-19, Kesultanan Deli menjadi kerajaan independen. Sejak masa itu, Deli semakin berkembang pesat dan makmur. Kekayaan Deli berupa perkebunan tembakau. Wilayah kekuasaan Kerajaan Deli mencakup Kota Medan, Langkat, Suka Piring, Buluh Cina, dan beberapa negeri kecil di sekitar pesisir timur Pulau Sumatera. Dan diketahui bahwa kesultanan Deli masih berdiri hingga kini, meskipun tidak memiliki kekuatan politik sejak Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Beberapa situs kerajaan Deli adalah Istana Maimun, Masjid Raya Al-Mashun Medan, Masjid Raya Al-Osmani, dan taman Sri Deli. Kerajaan Siak (1723-1945 M) Istana Kesultanan Siak Sri Indrapura kompas.com Kerajaan Siak atau Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan kerajaan Islam yang didirikan oleh Raja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Shah pada tahun 1723. Kerajaan ini berada di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dan pusat pemerintahannya di Buantan. Pada masa pemerintahan Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syarifuddin (1889-1908), Siak mengalami masa kejayaannya di bidang perekonomian.

Ia juga membangun Istana Siak sebagai tanda puncak kejayaan. Akan tetapi masa kejayaan Siak tidak berlangsung lama, kerajaan ini mengalami kemunduran pada abad ke-20 karena adanya pemerintahan Kolonial Belanda. Setelah Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, akhirnya Sultan Kasim II atas nama Kerajaan Siak menyatakan diri bergabung dengan Republik Indonesia.

Sebagai bukti sejarah bahwa Siak pernah ada, terdapat beberapa situs peninggalan berupa Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Siak, patung Sultan Syarif Hasyim, Masjid Raya Syahabuddin, Mahkota Kerajaan, dan Meriam Buntung. Penutup Telah kita pelajari bersama betapa banyaknya kerajaan Islam di Nusantara. Begitu menakjubkan bukan? Indonesia dahulu begitu tangguh, meski banyak berguguran namun Kerajaan Islam di Indonesia tetap mampu bangkit kembali dan membentuk kerajaan baru, begitu terus hingga Kemerdekaan Indonesia.

Semangat juang dan kegigihan para leluhur kita terdahulu ini sangat patut kita tiru. Dan tentunya jangan mudah puas dalam belajar, karena masih banyak hal yang harus kita pelajari. Kira-kira pembahasan menarik apa ya yang belum kita bahas? Yuk tulis di kolom komentar… Kerajaan Islam di Indonesia Sumber Refrensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Islam https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/03/133034079/daftar-nama-kerajaan-islam-di-indonesia https://news.detik.com/berita/d-4728897/15-kerajaan-islam-di-indonesia-dan-peninggalannya https://www.gramedia.com/literasi/kerajaan-islam-di-indonesia-nusantara/#Kerajaan_Islam_Pertama_di_Indonesia • Tari Kipas Pakarena : Sejarah, Properti, Pola Lantai dan Makna Gerakan • Tari Kreasi : Sejarah, Properti, Pola Lantai dan Makna Gerakan • 50+ Pantun Cinta untuk Nembak Pacar : Pendek Gombal Romantis • 4+ Alat Musik Suling : Gambar, Sejarah dan Cara Memainkan • 23+ Pantun Gembira : Nasehat Riang Lucu Penuh Kesenangan Ikuti Artikel terbaru dari RomaDecade, masukkan alamat email disini !Parents, sebelum Tanah Air berubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, kita pernah memiliki beragam kerajaan besar.

Salah satunya adalah kerajaan Budha. Kerajaan Budha di Indonesia sendiri termasuk besar dan menyebar ke berbagai pelosok daerah. Awal kerajaan Budha berkembang di Tanah Air adalah karena akivitas perdagangan. Saat itu, Indonesia merupakan tempat singgah jalur maritim bagi negara lain.

Mengutip laman CNN Indonesia, masuknya kerajaan Budha di Indonesia umumnya berasal dari orang-orang asal India. Teori lain juga mengatakan bahwa agama Budha sendiri bisa berkembang di Tanah Air karena adanya pernikahan pedagang asal India dengan penduduk Nusantara.

Agama Budha tepatnya mulai menyebar dan masuk Indonesia pertama kali mulai abad ke-5 Masehi. Kemudian, abad ke-7 Masehi berdirilah kerajaan Budha pertama di Nusantara. Lantas, kerajaan Budha apa saja yang terkenal dan berpengaruh di Tanah Air?

Melansir berbagai sumber, berikut daftar selengkapnya yang bisa Parents ajarkan juga pada si kecil. Artikel terkait: 12 Jenis Kerajinan Serat Alam khas Indonesia, Keren dan Artistik! Kerjaan Budha di Indonesia yang Terkenal dan Berpengaruh 1.

Kerajaan Sriwijaya Merupakan kerajaan Budha pertama yang berdiri di Indonesia. Berdiri sejak abad ke-7 Masehi di Sumatera Selatan, membuat Sriwijaya menjadi kerajaan Budha tertua dan paling berpengaruh di Tanah Air. Mereka berhasil menguasai Nusantara dengan mengandalkan perdagangan maritim atau jalur perairan. Dalam catatan sejarah, disebutkan jika pendiri awal Kerajaan Sriwijaya adalah Dapuntahyang Seri Jayanasa. Ketika masih berjaya, wilayah kekuasaan Sriwijaya mencangkup Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampu, dan Jambi.

Kerajaan yang pusat pemerintahaannya ada di Lembang ini kemudian harus runtuh pada sekitar tahun 1100 Masehi karena perang. Salah satu yang menghancurkan kerajaan adalah serangan Rajendra Chola I pada 1025.

Pengaruh kerajaan Sriwaja yang terkenal di Nusantara juga bisa terlihat dari peninggalannya yang berupa candi dan prasasti. Beberapa peninggalan Sriwijaya yang terkenal, di antaranya Candi Muara Takus, Muaro Jambi, Gapura Sriwijaya, Prasasti Ligor, Prasasti Kota Kapur, dan sebagainya.

2. Kerajaan Mataram Kuno Disebut juga dengan sebutan Kerajaan Medang. Kerajaan ini berdiri pada tahun 700-an Masehi di Yogyakarta, Jawa Tengah.

Karena beberapa hal, pusat kerajaan kemudian pindah ke Jombang dan Madiun, Jawa Timur. Pada awalnya, kerajaan Mataram Kuno ini menganut aliran Hindu Syiwa. Namun, sejak pemerintahkan raja Sailendrawangsa, kerajaan ini berpindah aliran menjadi Budha. Maka itu, kerajaan ini juga sempat disebut sebagai Mataram Budha. 3. Kerajaan Dharmasraya Foto: Histori.id Kalau Swriwijaya merupakan kerajaan Budha pertama di Nusantara, maka Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan Budha pertama di wilayah pantai utara Pulau Jawa.

Kerjaan Kalingga atau Halong ini juga sempat dibagi dua, yakni kerjaan Keling dan Medang.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Saat dipimpin oleh Ratu Sima, kerajaan Kalingga berhasil mencapai puncak kejayaan dan menjadi suatu kerajaan Budha berpengaruh di Nusantara. Namun, kerajaan Kalingga runtuh pada 782 Masehi saat diambil alih oleh Rakai Mataram dan Rakai Panangkaran dari Medang. Foto: Wikimedia Awal berdirinya Kerajaan Sri Bangun hingga kini belum diketahui.

Namun, kerajaan bercorak Budha ini terletak di Kalimantan Timur, yakni di kota Bangun. Ini merupakan penerus dari Kerajaan Martadipura. Meski penerus, Kerajaan Sri Bangun ini menganut aliran Budha, berbeda dengan Martadipura yang bercorak Hindu. Adapun raja terkenal di Sri Bangun adalah Raja Qeva.

Artikel terkait: 5 Fakta Menarik tentang Kolintang, Alat Musik Khas Minahasa yang Mendunia Nah, Parents, itulah beberapa kerajaan Budha paling terkenal dan berpengaruh di Nusantara yang bisa Anda ajarkan pada si kecil. Semoga bermanfaat, ya! *** • Kehamilan • Tips Kehamilan • Trimester Pertama • Trimester Kedua • Trimester Ketiga • Melahirkan • Menyusui • Tumbuh Kembang • Bayi • Balita • Prasekolah • Praremaja • Usia Sekolah • Parenting • Pernikahan • Berita Terkini • Seks • Keluarga • Kesehatan • Penyakit • Info Sehat • Vaksinasi • Kebugaran • Gaya Hidup • Keuangan • Travel • Fashion • Hiburan • Kecantikan • Kebudayaan • Lainnya • TAP Komuniti • Beriklan Dengan Kami • Hubungi Kami • Jadilah Kontributor Kami Tag Kesehatan
Jakarta - Sejak dulu, Hindu adalah salah satu agama yang dibawa orang India dan dikembangkan di nusantara.

Perkembangan pesat membuat banyak peninggalan yang ditemukan seperti kerajaan bercorak Hindu. Indonesia memang merupakan wilayah dengan jalur pelayaran strategis, sehingga menjadi tempat yang disinggahi berbagai pedagang dunia. Agama Hindu diperkirakan dibawa oleh pedagang India dan China ke Indonesia pada awal abad ke-2. Masuknya ajaran Hindu menjadi awal pendirian sejumlah kerajaan. Apa saja kerajaan yang bercorak Hindu di Indonesia? Simak penjelasan berikut ini: 1.

Kerajaan Kutai Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, adalah salah satu kerajaan tertua yang berdiri pada abad ke-5 Masehi. Informasi kerajaan ini diketahui dari tujuh batu bertulis atau prasasti yang disebut Yupa. Yupa ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa dari India. Dari salah satu Yupa, diketahui bahwa yang mendirikan kerajaan Kutai adalah raja Kudungga. Kemudian kekuasaan dilanjutkan oleh raja Aswawarman yang dikenal cakap dan kuat pada zamannya.

Lalu, kekuasaan diambil alih oleh raja Mulawarman.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Menurut sejarah, kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya pada masa raja Mulawarman. Hal ini dibuktikan dari raja Mulawarman yang mengadakan upacara korban emas dan menghadiahkan 20.000 sapi untuk golongan Brahmana. Baca juga: Intip Ruangan Unik di UGM Ini, Vibe Zaman Majapahit Banget! 2. Kerajaan Tarumanegara Berkembang antara 400-500 Masehi, kerajaan ini terletak di Bogor, Jawa Barat. Berita tentang kerajaan Tarumanegara bisa diketahui dari tujuh prasasti, yaitu prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Muara Cianten, Tugu, Pasir Awi, dan Munjul.

Menurut prasasti Ciaruteun, kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Purnawarman sebagai raja ke-3 sekaligus yang terbesar sepanjang sejarahnya. Untuk memajukan pertanian dan perdagangan, raja Purnawarman membangun terusan air di Sungai Gomati yang panjangnya 12 kilometer dan selesai dalam waktu 21 hari.

Berkat sungai ini, pertanian pada masa kerajaan Tarumanegara dikenal semakin maju. 3. Kerajaan Kediri Sumber sejarah kerajaan Kediri dapat diketahui dari berita dan prasasti Cina, diantaranya seperti prasasti Padlegan, Hantang, Jaring, dan Kemulan.

Raja yang berkuasa di kerajaan Kediri berturut-turut adalah Jayawarsa, Jayabaya, Sarweswara, Aryaswara, Ganara, Kameswara, dan Kertajaya. Di antara berbagai raja tadi, yang paling terkenal adalah raja Jayabaya karena pada masa pemerintahannya, kerajaan Jenggala dan Kediri berhasil disatukan.

Perdagangan di masa kerajaan kediri berjalan cukup baik, dengan barang-barang seperti emas, perak, kayu cendana, dan pinang. 4. Kerajaan Singasari Kerajaan Singasari adalah kelanjutan dari kerajaan Kediri.

tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam

Raja pertamanya adalah Ken Arok yang mana dalam perjalanannya, kerajaan ini dipenuhi perebutan kekuasaan antara keluarga raja, pembunuhan, dan balas dendam. Sebelum menjadi raja Singasari, Ken Arok adalah Bupati Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang ia bunuh.

Selama menjadi bupati, Ken Arok ingin melepaskan diri dari Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Tulislah masing-masing 2 contoh kerajaan-kerajaan di indonesia yang bercorak agama hindu budha dan islam. Keinginan ini berhasil setelah Ken Arok menyerang Kerajaan Kediri dan memenangkan pertempuran. Setelah menyatakan diri sebagai Raja Singasari, Ken Arok mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Rajasa atau Dinasti Girindra. Lalu, pengganti Ken Arok selanjutnya adalah Anusapati, Panji Tohjaya, Wisnu Wardana, dan Kertanegara.

Anusapati dan Tohjaya merupakan anak dari Ken Arok yang mendapat kekuasaan setelah membunuh ayah dan saudaranya sendiri. Meski tidak ada sumber yang jelas, diperkirakan bahwa perekonomian Kerajaan Singasari bergantung pada pertanian dan perdagangan.

Setelah lama berkuasa, Kerajaan Singasari hancur akibat diserang Kerajaan Mongol dan pasukan Jayakatwang. Serangan bangsa Mongol ini dipicu oleh penghinaan Kertajaya kepada Meng-Chi sebagai utusan Kubilai Khan di tahun 1289. Kerajaan Sunda Pajajaran Berdasarkan Carita Parahyangan, Kerajaan Sunda Pajajaran adalah kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara yang runtuh pada abad ke-7. Pusat kerajaan ini berpindah ke beberapa tempat, mulai dari Galuh dipindahkan ke Pakuan Pajajaran, lalu dipindah lagi ke Kawali (Ciamis).

Beberapa Raja Sunda Pajajaran diantaranya adalah Sri Jayabhupati, Rahyang Dewa Niskala, Sri Baduga Maharaja, Prabu Niskala Wastu Kancana, dan lain-lain. Dari catatan bangsa Portugal, Kerajaan Sunda dikenal dengan sektor perdagangannya seperti lada, beras, sayuran, sapi, kambing, babi, tuak, dan buah-buahan.

Kerajaan ini mengalami kemunduran perlahan karena raja yang berkuasa tidak menjalankan tugas dengan baik. Banyak penguasa yang melanggar pedoman hidup orang Sunda, sehingga kerajaan ini runtuh pada abad ke-16 di bawah kepemimpinan Nusiya Mulya.

5. Kerajaan Majapahit Raja pertama di Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya. Tak jauh berbeda dengan Singasari, kehidupan di Majapahit penuh dengan intrik politik, pengkhianatan, dan pemberontakan.

Pada tahun 1331, Gajah Mada berhasil menumpas pemberontakan dan diangkat sebagai Patih Mangkubumi atas jasanya. Lalu, ia mengeluarkan Sumpah Palapa di depan raja dan pembesar Majapahit, bahwa ia tidak akan amukti palapa sebelum menaklukkan seluruh nusantara.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Hayam Wuruk. Namun tak lama, mengalami kemunduran sejak meninggalnya Gajah Mada pada 1364. Perekonomian Majapahit berfokus pada pertanian beras, kelapa, lada, pala, dan cengkeh yang dikonsumsi dan juga diperdagangkan. Pada masa ini, beberapa karya sastra juga berkembang pesat. Seperti adanya Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, Sutasoma dan Arjunawiwaha karya Mpu Tantular, dan lain sebagainya.

Nah, itulah beberapa kerajaan bercorak Hinduyang ada di Indonesia. Apakah detikers pernah melihat peninggalan sejarah dari salah satu kerajaan tadi?
Yahoo is part of the Yahoo family of brands. By clicking " Accept all" you agree that Yahoo and our partners will store and/or access information on your device through the use of cookies and similar technologies and process your personal data, to display personalised ads and content, for ad and content measurement, audience insights and product development.

Your personal data that may be used • Information about your device and Internet connection, including your IP address • Browsing and search activity while using Yahoo websites and apps • Precise location You can select ' Manage settings' for more information and to manage your choices. You can change your choices at any time by visiting Your Privacy Controls. Find out more about how we use your information in our Privacy Policy and Cookie Policy.

Click here to find out more about our partners.

Kelas 7 - IPS - Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam - Bagian 1




2022 www.videocon.com