Kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Suara.com - Pedagang Gujarat dan Persia yang memeluk Islam mulai mengunjungi Indonesia pada abad ke-14. Seiring dengan perdagangan, mereka memperkenalkan Islam kepada umat Hindu Indonesia, khususnya di daerah pesisir Jawa.

Berikut ini kerajaan Islam pertama di pulau Jawa. Sebelum kedatangan agama Islam, sistem kepercayaan populer di wilayah Indonesia sepenuhnya dipengaruhi oleh tradisi dharma Hindu dan Buddha. Lantas, apa kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa?

Islam menyebar melalui pantai barat Sumatera dan kemudian berkembang ke timur di Jawa. Periode ini juga melihat kerajaan didirikan tetapi kali ini dengan pengaruh Muslim, yaitu Demak, Pajang, Mataram kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah Banten. Dimana kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa? Pada akhir abad 15, 20 kerajaan berbasis Islam telah didirikan, mencerminkan dominasi Islam di Indonesia. Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa pun berdiri.

Baca Juga: 6 Spot Menarik di Taman Sari Jogja, Cagar Budaya Sekaligus Tempat Wisata Sejarah Berikut ini empat kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yang dilansir dari berbagai sumber. 1. Kerajaan Islam Cirebon Kerajaan Cirebon atau yang dikenal juga dengan nama Kesultanan Cirebon yaitu Kesultanan Islam di Jawa Barat yang berdiri tahun 1430 M atau abad 15-16 M. Lokasi kerajaan ini terletak di wilayah pantai utara Pulau Jawa. Kerajaan Cirebon diketahui sebagai pusat penyebaran Islam di wilayah Jawa Barat.

tirto.id - Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan ini berdiri pada awal abad ke-16 Masehi seiring kemunduran Majapahit. Kesultanan Demak pun mulai memperlihatkan eksistensinya dan tentunya meninggalkan peninggalan sejarah.

Dalam buku Sejarah yang ditulis oleh Nana Supriatna diungkapkan, Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, putra Raja Majapahit dari istri seorang perempuan asal Cina, yang telah masuk Islam. Raden Patah memimpin Demak pada 1500 hingga 1518 M. Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam dengan peran sentral Wali Songo. Periode ini adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa. Setelah Raden Patah wafat pada 1518, takhta Demak dilanjutkan oleh putranya, Adipati Unus (1488-1521).

Sebelumnya menjadi sultan, Pati Unus terkenal dengan keberaniannya sebagai panglima perang hingga diberi julukan Pangeran Sabrang Lor. Dikutip dari buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara (2005) karya Slamet Muljana, pada 1521 Pati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan Portugis.

Pati Unus gugur dalam pertempuran tersebut kemudian digantikan Trenggana (1521-1546) sebagai pemimpin ke-3 Kesultanan Demak. Baca juga: • Jalan Setapak Syekh Siti Jenar • Sejarah Lahirnya J.P. Coen Penakluk Jayakarta • Tan Go Wat: Dari Cina, Lalu "Mengislamkan" Jawa Sultan Trenggana membawa Kesultanan Demak mencapai periode kejayaannya.

Wilayah kekuasaan Demak meluas hingga ke Jawa bagian timur dan barat. Pada 1527, pasukan Islam gabungan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan Trenggana berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa kemudian diganti menjadi Jayakarta atau "kemenangan yang sempurna". Kelak, Jayakarta berganti nama lagi menjadi Batavia lalu Jakarta, ibu kota Republik Indonesia.

Saat menyerang Panarukan, Situbondo, yang saat itu dikuasai Kerajaan Blambangan (Banyuwangi), pada 1546, terjadi insiden yang membuat Sultan Trenggana terbunuh. Meninggalnya Sultan Trenggana inilah yang kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah awal keruntuhan Kesultanan Demak karena terjadi perselisihan mengenai siapa yang berhak menduduki takhta selanjutnya. Hingga akhirnya, pemerintahan Kesultanan Demak benar-benar usai pada 1554. Peninggalan Kesultanan Demak Masjid Agung Demak Salah satu masjid tertua di Indonesia ini merupakan peninggalan utama yang paling terkenal dari Kesultanan Demak.

Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Demak pertama, Raden Patah (1475–1518), masjid ini menjadi pusat pengajaran dan penyebaran ajaran Islam yang dirintis oleh Wali Songo. Pintu Bledek Pintu ini adalah jalan masuk Masjid Agung Demak yang mitosnya dikatakan terbuat dari petir yang menyambar sehingga dinamakan “bledek”. Saat ini, Pintu Bledek sudah rapuh dan tua sehingga dipindahkan ke dalam Masjid Agung Demak.

Soko Guru Masjid Agung Demak disokong oleh empat soko guru atau tiang penyangga setinggi 19,54 meter dan berdiameter 1,45 meter. Soko guru ini dipercaya merupakan sumbangan dari 4 anggota Wali Songo, yakni Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, dan Sunan Gunung Jati. Bedug dan Kentongan Bedug dan kentongan di Masjid Agung Demak digunakan untuk memanggil masyarakat sekitar guna melaksanakan salat. Dua peninggalan era Kesultanan Demak ini masih ada hingga kini.

Baca juga: • Sejarah & Daftar Kerajaan-kerajaan Maritim Islam di Indonesia • Candi Mendut: Sejarah & Arsitektur Peninggalan Bercorak Buddha • Sejarah Kekhalifahan Umayyah, Kejayaan, Hingga Keruntuhannya Situs Kolam Wudhu Sekarang, situs ini tidak digunakan sebagaimana fungsinya dan hanya menjadi bukti peninggalan sejarah.

Pada masa Kesultanan Demak dulu, tempat ini selalu digunakan untuk wudhu bagi mereka yang hendak melaksanakan salat di Masjid Agung Demak. Maksurah Merupakan dinding berkaligrafi yang dibuat pada 1866 M, yakni ketika Aryo Purbaningrat menjadi Adipati Demak atau setelah era Kesultanan Demak berakhir.

Dampar Kencana Dahulu, benda peninggalan ini merupakan singgasana Sultan Demak yang berada di dalam Masjid Agung Demak. Kini dijadikan sebagai mimbar untuk penceramah. Piring Campa Di dinding dan tempat imam Masjid Agung Demak, terdapat piring yang ditempelkan. Hiasan ini merupakan hadiah dari ibunda Raden Patah yang konon berasal dari Cina.
Kerajaan Islam Pertama di Indonesia – Masa kejayaan Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan berlangsung pada abad ke-13 hingga abad ke-14.

Awal mula masuknya Islam di Indonesia bermula dari maraknya perdagangan di nusantara, hal ini dikarenakan wilayah Indonesia dilintasi oleh berbagai pedagang dari penjuru negeri pada masa perdagangan kala itu terutama pedagang dari Arab, India, Persia dan Cina. Pedagang dari Timur Tengah seperti dari Arab dan Persia adalah pedagang yang aktif menyebarkan agama Islam di Indonesia, penyebaran agama Islam di Indonesia pun tidak secara bersamaan namun secara bertahap mulai kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah pulau Sumatra terlebih dahulu, kemudian ke pulau Jawa serta daerah-daerah di sekitar Jawa dan akhirnya hingga ke wilayah timur Indonesia seperti Sulawesi dan Maluku.

Pada masa penyebaran agama Islam di nusantara inilah mulai muncul beberapa kerajaan Islam di nusantara yang mulai bermunculan di berbagai daerah dan berbagai pulau di Indonesia. Sejak saat itu, tatanan kehidupan masyarakat Indonesia pun mulai berubah dan mengikuti ajaran-ajaran Islam.

Daftar Isi • Kerajaan Islam Pertama Di Indonesia • 1 Kerajaan Perlak (840-1292) • 2. Kerajaan Ternate (1257) • Anda Mungkin Juga Menyukai • 3. Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521) • 4. Kerajaan Gowa (1300-1945) • 5. Kesultanan Malaka (1405-1511) • 6.

Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677) • 7. Kerajaan Demak (1478-1554) • 8. Kerajaan Islam Banten (1526-1813) • 9. Kerajaan Pajang (1568-1586) • 10. Kerajaan Mataram Islam (1588-1680) • Buku Terkait Kerajaan Islam Pertama di Indonesia • Huru-Hara Majapahit & Berdirinya Kerajaan Islam Di Jawa • Runtuhnya Kerajaan-kerajaan Hindu Di Jawa & Berdirinya Kerajaan Islam • Mengenal Kerajaan Islam Nusantara • Peninggalan kerajaan Islam beserta sejarah singkatnya • Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Kerajaan Islam Pertama di Indonesia • • Buku Terkait Kerajaan Indonesia • Materi Terkait Kerajaan Indonesia Kerajaan Islam Pertama Di Indonesia Kemunculan kerajaan Islam pertama di Indonesia dimulai sejak penyebaran agama Islam di nusantara semakin pesat dan berkembang.

Ada beberapa Kerajaan Islam yang cukup besar di nusantara saat itu seperti Kerajaan Perlak, Kerajaan Ternate, Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Gowa, Kesultanan Malaka, Kerajaan Islam Cirebon, Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Banten dan Kerajaan Mataram Islam.

Semua Kerajaan- kerajaan pertama Islam di Indonesia tersebut tersebar di nusantara terutama di daerah Jawa, Sulawesi, Maluku dan NTT. Hal ini dikarenakan daerah Jawa, Maluku dan Sulawesi saat itu merupakan tempat yang strategis dan dilalui oleh jalur perdagangan dari berbagai negri. Kerajaan Islam pertama di Indonesia tentunya mengedepankan ajaran-ajaran Islam sebagai landasan utama untuk mengatur tatanan kehidupan sosial masyarakat serta aturan-aturan dalam kerajaannya.

Ada beberapa Kerajaan Islam besar di nusantara yang telah di sebutkan di atas, untuk itu berikut kami berikan beberapa penjelasan mengenai kerajaan-kerajaan Islam di nusantara agar kamu lebih mengenal sejarah tentang berbagai kerajaan Islam di nusantara. Dalam memahami sejarah dari kerajaan Islam yang ada di Nusantara, kamu dapat membaca buku Mengenal Kerajaan Islam Nusantara yang ada di bawah ini, karena berisi pengenalan tentang berbagai kerajaan Islam di Nusantara pada zamannya.

1 Kerajaan Perlak (840-1292) Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak atau Kesultanan Perlak.

Kerajaan ini bahkan yang tertua di Asia Tenggara. Wilayah kerajaan Perlak berada di daerah Aceh Timur. Dinamakan Kerajaan Perlak karena pada saat itu, daerah di Aceh Timur tersebut merupakan daerah penghasil kayu perlak yang mana merupakan kayu yang bagus dan kayu terbaik terutama untuk bahan pembuatan kapal.

Karena hasil alam yang melimpah dan posisi yang strategis inilah maka perlak menjadi pelabuhan yang cukup ramai pada abad ke-8. Selain itu juga menjadi tempat singgah para pedagang-pedagang dari seluruh kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah salah satunya adalah dari Arab dan Persia. Raja pertama kerajaan Perlak adalah Raja Abdul Aziz Syah, kemudian kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah Raja Abdul Aziz syah wafat digantikan oleh Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdrahim Syah kemudian kepemimpinan terus berganti hingga 18 kali pergantian kepimpinan dan hingga akhirnya pada tahun 1292 kerajaan Perlak runtuh.

Rp 65.000 2. Kerajaan Ternate (1257) Kerajaan Ternate atau biasa di kenal juga dengan sebutan Kerajaan Gapi adalah kerajaan Islam pertama di wilayah timur Indonesia, tepatnya di daerah kepulauan Maluku.

Kerajaan Ternate berperan penting dalam penyebaran agama Islam nusantara terutama di wilayah timur Indonesia. Kerajaan Ternate ini berdiri pada tahun 1257 dan mengalami masa kejayaannya pada abad ke-16 atau sekitar tahun 1600. Kejayaan Kerajaan Ternate ini dikarenakan kerajaan Ternate merupakan kerajaan besar yang memiliki komoditas rempah-rempah yang mana pada masa itu rempah-rempah merupakan salah satu bahan makanan yang paling dicari dan cukup bernilai.

Selain memiliki komoditas rempah-rempah yang melimpah, kerajaan Ternate juga memiliki kekuatan militer yang patut diperhitungkan karena banyaknya prajurit yang ada di kerajaan Ternate tersebut. Keruntuhan kerajaan Ternate berawal ketika negara-negara barat mulai melakukan penjajahan, kala itu Portugis datang dan ingin menguasai Kerajaan Ternate namun gagal karena Kerajaan Ternate berhasil melawan Portugis. Namun ketika Belanda datang, akhirnya Ternate kalah karena Belanda memonopoli perdagangan dari kerajaan Ternate dengan kontrak yang tidak adil dan merugikan kerajaan Ternate.

3. Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521) Kerajaan Samudra Pasai atau di sebut juga dengan sebutan kerajaan Samudra Darussalam adalah sebuah kerajaan yang terletak di bagian utara pulau Sumatera tepatnya sekarang berada di provinsi Aceh di kota Lhokseumawe. Pusat pemerintahan kerajaan Samudra Pasai berada di pinggiran sungai Krueng Jambu Aye dan Krueng Pase.

Kerajaan samudra pasai tidak memiliki benteng batu seperti umumnya kerajaan lainnya. Namun benteng Kerajaan Samudra Pasai ini berbentuk pagar yang terbuat dari kayu yang mengelilingi kerajaan. Kerajaan Samudra Pasai memiliki komoditas utama lada sebagai komoditas unggulan. Lada kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah Kerajaan Samudra Pasai terkenal memiliki kualitas yang bagus dan banyak diminati oleh para pembeli.

Keruntuhan Kerajaan Samudra Pasai bermula dari adanya perang saudara yang tak kunjung usai hingga datanglah Portugis dan akhirnya Portugis menaklukan kerajaan samudra Pasai ini. Sebagai kerajaan Islam pertama, Kesutanan Samudra Pasai seringkali dikagumi oleh berbagai orang. Salah satunya adalah penjelajah dunia asal Italia Marco Polo yang dapat kamu baca pada buku Mneyusuri Kota Jejak Kejayaan Islam.

4. Kerajaan Gowa (1300-1945) Kerajaan Gowa atau biasa di sebut juga dengan kesultanan Goa adalah kerajaan Islam yang berada di daerah timur Indonesia tepatnya berada di provinsi Sulawesi Selatan. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan Islam yang cukup besar dan berjaya pada abad ke-17, pada saat itu Kerajaan Gowa menjadi kerajaan yang memiliki kekuatan militer yang cukup besar serta menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian timur mulai dari daerah Sulawesi, Maluku, NTT hingga ke timur Kalimantan.

Masyarakat Gowa kebanyakan merupakan nelayan dan pedagang, karena daerah Gowa ini terletak di pesisir pantai dan menjadi salah satu jalur perdagangan laut yang cukup strategis yang dilalui oleh para pedagang dari berbagai negri. Salah satu pemimpin dari kerajaan Gowa yang cukup terkenal dan menjadi pahlawan nasional adalah Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin menjadi pemimpin Gowa yang adil, bijaksana dan berani.

Bahkan Sultan Hasanudin mampu menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di daerah Sulawesi dan bersatu melawan Belanda yang waktu itu menjajah Indonesia. Kerajaan Gowa tidak pernah runtuh dan bahkan ada hingga kemerdekaan Indonesia, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya kesultanan Gowa secara resmi juga bergabung ke republik Indonesia dan berubah nama bukan Kerajaan Gowa namun menjadi salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yakni Kabupaten Gowa.

5. Kesultanan Malaka (1405-1511) Kesultanan Malaka adalah salah satu Kerajaan Melayu yang berdiri di wilayah Malaysia yakni di Malaka. Kesultanan Malaka didirikan oleh Parameswara, sebelumnya Kesultanan Malaka ini merupakan kerajaan yang berada di wilayah sekitar Singapura. Namun karena serangan dari kerajaan di Jawa dan Siam maka kerajaan Malaka ini pindah ke daerah bernama Malaka. Kejayaan Kesultanan Malaka ini pada abad ke-15 dan menjadi salah satu kerajaan Islam yang cukup besar.

Kerajaan Malaka ini berada di Selat Malaka yang mana merupakan selat yang memisahkan kepulauan Sumatera dengan Malaysia dan salah satu jalur yang sangat strategis untuk perdagangan internasional di kala itu.

Keruntuhan Kerajaan Malaka ini terjadi ketika bangsa Portugis datang dan menaklukan Kesultanan Malaka ini, dengan kekalahan kesultanan Malaka ini maka jalur Selat Malaka sepenuhnya menjadi jalur yang bebas di lalui oleh para penjajah. Keruntuhan Kesultanan Malaka ini juga membuka pintu gerbang para penjajah untuk datang ke nusantara. 6. Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677) Kerajaan Islam Cirebon atau Kesultanan Cirebon adalah salah satu Kerajaan Islam tertua di Indonesia dan peninggalannya pun masih ada hingga sekarang dan masih terjaga kelestariannya.

Kesultanan Cirebon ini berada di daerah Cirebon yang mana merupakan daerah yang cukup strategis di utara pulau Jawa dan merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kesultanan Cirebon juga menjadi kesultanan yang ternama di daerah Jawa barat dan kesultanan Cirebon ini memiliki pengaruh yang besar terhadap Islam di Pulau Jawa terutama dalam hal penyebaran Islam di Pulau Jawa.

Kesultanan Cirebon bergabung dengan Indonesia setelah Indonesia merdeka dan berubah nama menjadi kabupaten dan kota Cirebon yang masing-masing dipimpin oleh Bupati dan Walikota. 7. Kerajaan Demak (1478-1554) Kerajaan demak juga sering disebut juga sebagai Kesultanan Demak merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berada di daerah Demak, Jawa Tengah. Kerajaan Demak ini cukup memiliki andil yang besar dalam persebaran Islam di tanah air khususnya di Pulau Jawa.

Kesultanan Demak ini tidak berlangsung lama dikarenakan terjadinya perebutan kekuasaan oleh para kerabat kerajaan. Adanya perebutan kekuasaan oleh para kerabat kerajaan inilah menyebabkan Kesultanan Demak menjadi runtuh. Masjid Agung Demak merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Demak yang ada sampai sekarang.

Masjid Agung Demak ini dipercaya merupakan masjid pada masa Kesultanan Demak yang didirikan oleh Walisongo. Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam yang cukup terpandang pada masa itu, hingga akhirnya runtuh di karenakan adanya perang saudara yang saling memperebutkan kekuasaan. Setelah kesultanan Cirebon runtuh kemudian digantikan oleh pewarisnya mendirikan kerajaan sendiri yang bernama kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang. 8. Kerajaan Islam Banten (1526-1813) Kerajaan Islam Banten merupakan Kerajaan Islam yang berada di daerah Banten yang sekarang menjadi Provinsi Banten.

Kesultanan Banten berawal dari Kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak yang sedang berekspansi memperluas wilayahnya di wilayah utara Pulau Jawa.

Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak kemudian berhasil menaklukan beberapa kawasan pelabuhan di pesisir barat Pulau Jawa salah satunya Banten. Penaklukan pelabuhan di beberapa kawasan pesisir barat pulau jawa ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya monopoli perdagangan antara perjanjian Portugis dengan Kerajaan Sunda pada masa itu. Hingga akhirnya setelah berhasil menaklukan Banten, kemudian Maulana Hasanudin yang merupakan putra dari Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan sendiri yakni Kesultanan Banten dan menjadikannya pangkalan militer karena kesultanan Banten dikenal memiliki kekuatan militer yang kuat pada masa itu.

9. Kerajaan Pajang (1568-1586) Kerajaan Pajang atau Kesultanan Pajang merupakan kerajaan yang berada di Jawa Tengah, Kerajaan Pajang ini merupakan kerajaan yang didirikan oleh salah satu pewaris Kerajaan Demak setelah runtuhnya Kerajaan Demak di karenakan terjadinya perang saudara karena perebutan kekuasaan di kerajaan Demak pada masa itu. Kerajaan Demak awalnya memiliki wilayah yang cukup luas, namun setelah berganti menjadi Kerajaan Pajang.

Wilayah Kerajaan Pajang semakin mengecil hanya sebagian dari Jawa Tengah dan wilayah Demak itu sendiri. Hal ini dikarenakan setelah kerajaan demak runtuh, banyak daerah di Jawa Timur yang tadinya merupakan bagian dari kekuasaan wilayah kerajaan Demak kemudian memisahkan diri sehingga wilayah kerajaan Pajang menjadi semakin kecil. Kerajaan Pajang runtuh juga diakibatkan oleh peperangan antar kerabat kerajaan yang menyebabkan pemerintahan berantakan dan saling memperebutkan kekuasaan hingga akhirnya kerajaan Pajang runtuh.

10. Kerajaan Mataram Islam (1588-1680) Kerajaan Mataram Islam atau kesultanan Mataram Islam adalah kerajaan yang berada di Pulau Jawa tepatnya berada di Jawa Tengah.

Kerajaan Mataram menjadi salah satu kerajaan islam yang kuat dan memiliki wilayah yang cukup luas yakni meliputi pulau Jawa, Madura hingga Sukadana atau sekarang ini daerah Kalimantan barat. Kerajaan Mataram dipimpin oleh dinasti yang di sebut dengan Dinasti Mataram yang dipimpin oleh Wangsa Mataram.

Kerajaan Mataram ini puncak kejayaanya pada abad ke-16 tepatnya ketika di bawah kepemimpinan Hanyakrakusuma. Saat penjajahan Belanda, Kesultanan Mataram secara de facto merupakan kerajaan sendiri atau Negara sendiri yang berdaulat dan tidak berada di bawah jajahan Belanda. Sehingga Kerajaan Mataram dan Belanda (VOC) saling mengirim utusannya masing-masing layaknya duta besar untuk menjalin kerjasama dan mempererat hubungan antara kerajaan Mataram dengan pihak Belanda (VOC).

Salah satu Raja yang cukup terkenal dari kerajaan Mataram ini adalah Sultan Agung, Raja Sultan Agung menjadi Raja yang sangat di agung-agung kan oleh rakyatnya karena kepemimpinannya membuat kerajaan Mataram menjadi makmur, damai dan sejahtera.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Bahkan Sultan Agung juga dinobatkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia. Sultan Agung mendirikan pemakaman di daerah Imogiri yang terletak belasan kilometer dari Yogyakarta, bahkan pemakaman Imogiri ini sampai sekarang masih ada dan menjadi pemakanan khusus sultan atau keturunan kerajaan di Surakarta maupun di Yogyakarta.

Peninggalan dari Kerajaan Mataram pun masih ada hingga saat ini dan menjadi daya tarik wisatawan karena masih terjaga dengan asli peninggalan-peninggalannya. Pada masa kerajaan Islam di Jawa, terjadinya transformasi politik serta religius dari kerajaan Hindu-Buddha menuju kerajaan Islam di Jawa dan hal ini dapat kamu baca pada buku Genealogi Kerajaan Islam Di Jawa oleh P.

Mardiyono yang ada di bawah ini. Buku Terkait Kerajaan Islam Pertama di Indonesia Huru-Hara Majapahit & Berdirinya Kerajaan Islam Di Jawa Buku ini mengupas sejarah peralihan kekuasaan di Tanah Jawa, yakni dari Kerajaan Majapahit beralih ke kekuasaan kerajaan yang bercorak Islam, Kasultanan Demak.

Runtuhnya Kerajaan-kerajaan Hindu Di Jawa & Berdirinya Kerajaan Islam Peta sejarah di Tanah Jawa bersangkut paut bukan hanya mengenai keberadaan kerajaan-kerajaan di masa lalu. Mengenal Kerajaan Islam Nusantara “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Kalimat itu memang pas untuk menggambarkan sebuah bangsa yang besar. Namun, sungguh ironis di tengah zaman yang katanyanya serba modern ini justru ke-enggan-an generasi muda yang seakan memandang sejarah hanyalah bagian masa lalu yang bahkan tidak penting untuk dipelajari.

Jangankan sejarah bangsanya, mungkin kita sendiri jika ditanya nama leluhur kita sendiri paling hanya mentok kakek dan nenek saja. Di atasnya sudah terlupakan seakan tidak penting. Padahal apapun posisi Anda sekarang takkan lepas minimal dari keluarga Anda sendiri.

Hal ini penting sebagai identitas Anda dalam membentuk karakter Anda sendiri. Buku ini hadir mencoba mengenalkan kepada kita tentang sejarah kerajaan Islam di Nusantara. Sebagai umat muslim seyogyanya untuk tahu tidak hanya sebagai wawasan namun dapat menjadi karakter Anda sebagai orang Islam. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!!” Peninggalan kerajaan Islam beserta sejarah singkatnya Peninggalan-peninggalan kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah Kerajaan Islam di nusantara tersebar di seluruh nusantara terutama di daerah-daerah yang berdiri Kerajaan islam.

Contoh peninggalan-peninggalan kerajaan Islam adalah berupa bangunan-bangunan keraton, bangunan masjid yang bersejarah dan beberapa benda-benda yang di gunakan oleh masyarakat maupun kerajaan pada masa Kerajaan Islam di nusantara masih berjaya.

Contohnya kerajaan Samudra Pasai yang meninggalkan bukti arkeologis yang cukup banyak di antaranya koin emas dirham yang pada waktu itu di gunakan sebagai alat transaksi utama, kemudian makam Sultan Malik Al saleh, Lonceng Cakra Donya yang merupakan hadiah dari negri Cina dan beberapa hikayat-hikayat Pasai. Selain itu ada juga kerajaan Aceh Darussalam yang meninggalkan peninggalan berupa Taman Sari Gunongan, Masjid Baiturahman, Makam Sultan Iskandar Muda dan koin emas.

Kerajaan Demak juga memiliki peninggalan yang masih ada hingga sekarang yakni Masjid Demak, pintu bledeg dan Makam Sunan Kalijaga. Sedangkan Kerajaan Cirebon menjadi kerajaan Islam yang memiliki peninggalan keraton terbanyak diantara kerajaan lainnya, bahkan jumlah keraton kerajaan Cirebon merupakan yang terbanyak diantara kerajaan Islam lainnya.

Peninggalan-peninggalan dari kerajaan Islam lainnya juga cukup banyak dan sebagian besar berupa bangunan keraton, benteng, masjid, makam dan beberapa pernak pernik benda yang di gunakan pada masa kerajaan.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Nah, itulah penjelasan tentang kerajaan islam pertama di Indonesia yang perlu Grameds ketahui sebagai umat muslim dan warga negara Indonesia. Belajar sejarah tentu memerlukan waktu dan butuh banyak referensi.

Grameds bisa kunjungi koleksi buku Gramedia di http://www.gramedia.com untuk memperoleh referensi buku yang lengkap tentang kerajaan islam pertama di Indonesia. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Kerajaan Islam Pertama di Indonesia Kategori • Administrasi 5 • Agama Islam 127 • Akuntansi 37 • Bahasa Indonesia 95 • Bahasa Inggris 59 • Bahasa Jawa 1 • Biografi 31 • Biologi 101 • Blog 23 • Business 22 • CPNS 8 • Desain 14 • Design / Branding 2 • Ekonomi 152 • Environment 10 • Event 15 • Feature 12 • Fisika 30 • Food 3 • Geografi 62 • Hubungan Internasional 9 • Hukum 20 • IPA 82 • Kesehatan 18 • Kesenian 10 • Kewirausahaan 9 • Kimia 19 • Komunikasi 5 • Kuliah 21 • Lifestyle 10 • Manajemen 29 • Marketing 19 • Matematika 20 • Music 9 • Opini 3 • Pendidikan 35 • Pendidikan Jasmani 32 • Penelitian 5 • Pkn 69 • Politik Ekonomi 15 • Profesi 12 • Psikologi 31 • Sains dan Teknologi 30 • Sastra 32 • SBMPTN 1 • Sejarah 84 • Sosial Budaya 98 • Sosiologi 53 • Statistik 6 • Technology 26 • Teori 6 • Tips dan Trik 57 • Tokoh 59 • Uncategorized 31 • UTBK 1 Runtuhnya Majapahit pada awal abad ke – 15 menjadi awalan baru bagi sejarah di Nusantara, salah satunya adalah berdirinya kerajaan Islam pertama di pulau Jawa, yakni Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak bediri di utara pantai Pulau Jawa ketika masa – masa Majapahit menuju keruntuhan, yakni pada sekitar awal abad ke – 15 dan merupakan kesultanan pertama yang berdiri di tanah Jawa. Tak heran mengapa Demak walaupun berada di wilayah kekuasaan Majapahit yang notabene kerajaan Hindu – Buddha lebih memilih agama Islam, sebab daerah – daerah di pantai utara pulau Jawa sering disinggahi pedagang Islam yang kemudian mengajarkan ajaran Islam bagi para penduduk sekitar Pendiri Demak sendiri diyakini beberapa sumber adalah Raden Patah yang merupakan seorang keturunan dari raja Majapahit bernama Brawijaya.

Melihat kondisi Majapahit yang kian melemah, Raden Patah yang merupakan bupati Demak kemudian memutuskan untuk memisahkan diri dari Majapahit dan mendirikan sebuah kesultanan.

Baca juga: Jejak Kaki Kuno Ungkap Gaya Pengasuhan Anak 700 Ribu Tahun yang Lalu Raden Patah kemudian kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah mengembangkan Demak menjadi Kesultanan kuat di Nusantara, bermodalkan lahan pertanian yang luas ia kemudian mencoba menghasilkan komoditi – komoditi dagang yang kemudian diperjual – belikan dengan pedagang dari berbagai daerah.

Untuk memaksimalkan penjualanya ini, Raden Patah kemudian melancarkan ekspansi ke beberapa daerah di pesisir Pulau Jawa yang dirasa strategis untuk pelabuhan. Daerah – daerah seperti Sedayu, Tuban, Gresik, Cirebon dan Banten ia taklukan demi kemajuan Kesultanan Demak. Selain perdagangan dan ekspansi kekuasaan, Kesultanan Demak juga berhasil menjadi pusat penyebaran Islam yang penting bagi sejarah Indonesia. Pengetahuan mengenai Islam dipertingkat, ahli – ahli agama diperbanyak, dan didirikanya salah satu Masjid paling bersejarah di Sejarah Indonesia, yakni Masjid Agung Demak.

Mulai munculnya Portugis di Nusantara kemudian meresahkan Demak yang ketika itu berada dibawah pimpinan Adipati Unus, ia takut bahwa bangsa Portugis yang notabene menganut agama Katolik akan mencoba menghilangkan ajaran – ajaran Islam di Nusantara, sehingga ia kemudian mengutus Adipati Unus untuk membawa armada lautnya menyerang Portugis di Malaka.

Penyerangan ini namun berakhir dengan kegagalan, mengingat pihak Portugis yang mempunyai persenjataan yang lebih lengkap dan canggih dibandingkan milik pasukan yang dipimpin Adipati Unus.

Walaupun kalah akibat perang, eksistensi kesultanan ini terus berlanjut. Setelah Adipati Unus wafat, kekuasaa diserahkan kepada Sultan Trenggana. Dibawah kepemimpinanya Demak terus berkembang dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa wilayah kerajaan di Pulau Jawa, seperti Sunda Kelapa dan Pajajaran. Demak dibawah Sultan Trenggana juga berhasil mengahalau Portugis yang melakukan serangan beberapa kali di Pulau Jawa, seperti di Tuban, Madiun, Surabaya, dan Pasuruan.
Blog yang Membahas Asal Kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah, Kisah, Sejarah Kerajaan, dan Rahasia Dunia yang Masih Banyak Tersembunyi.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

• Home • Asal Usul • Nenek Moyang • Merah Delima • Nyi Roro Kidul • Sejarah • Majapahit • Tarumanegara • Hindu • Seni Tari • Tari Saman • Tari Piring • Serampang 12 • Humor Ngeres • Humor Ngeres 1 • Humor Ngeres 2 • Humor Ngeres 3 • Misteri • Pocong • Dajjal • Mati Suri • Islam • Nabi Adam • Muhammad • Nabi Musa Masuknya Islam ke Indonesia ternyata bukan hanya merubah kepercayaan dan pandangan masyarakat Jawa terhadap konsep ketuhanan yang mereka anut sebelumnya, melainkan juga merubah beragam hal lain termasuk dalam bidang politik.

Perubahan di bidang politik yang dianut masyarakat Jawa setelah masuknya Islam dibuktikan dengan terbentuknya beberapa kerajaan Islam sejak abad ke 15, dengan Kesultanan Demak yang menjadi pelopornya. Berikut ini kami akan bahas beberapa kerajaan Islam di Jawa lainnya sebagai tambahan wawasan untuk kita semua. Kerajaan Islam di Jawa 1. Kesultanan Demak (1500 - 1550) Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pesisir pantai utara Jawa.

Kerajaan ini sebelumnya merupakan sebuah kadipaten dari kerajaan Majapahit. Setelah datang dan masuknya pengaruh Islam serta dimulainya masa keruntuhan Majapahit, kadipaten ini kemudian bermetamorfosis sebagai basis penyebaran Islam di Nusantara. Salah satu bukti peninggalan sejarah Islam di Indonesia dari kerajaan ini adalah Masjid Agung Demak. Masjid ini merupakan warisan peninggalan wali songo, para ulama penyebaran Islam di Jawa.

2. Kesultanan Banten (1524 - 1813) Kerajaan Islam di Jawa yang selanjutnya berdiri di atas Tatar Pasundan. Kerajaan ini bernama Kesultanan Banten. Kerajaan ini berdiri setelah kerajaan Demak mempeluas kekuasaannya ke pesisir barat Jawa. Maulana Hasanuddin (putra Sunan Gunung Jati) merupakan orang yang sangat berperan dalam penaklukan tersebut.

Karena pengaruh kedatangan Belanda, kerajaan ini kemudian hanya bertahan hingga tahun 1813. 3. Kesultanan Cirebon (1552 - 1677) Pada abad ke-15 dan 16 Masehi, kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam yang sangat ternama di seluruh Asia. Dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau pada masa silam, kesultanan ini menempati posisi yang sangat strategis. Selain menjadi jembatan dan tempat persinggahan para pedagang dan pelayar yang hendak berlayar ke Timur dan ke Barat, kerajaan Islam di Jawa yang satu ini juga menjadi pusat pertemuan kebudayaan dari bermacam-macam daerah.

4. Kesultanan Pajang (1568 - 1618) Kerajaan Pajang adalah kerajaan Islam di Jawa Tengah yang menjadi kelanjutan dari Kerajaan Demak. Selepas kematian Sultan Trenggana, kerajaan Demak kemudian runtuh.

Daerah-daerah kekuasannya melepaskan diri dan membangun kerajaannya sendiri, termasuk kesultanan Pajang ini. Sekarang, kita masih bisa menemukan bukti keberadaan kesultanan Pajang di masa silam. Reruntuhan kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah pondasi keratonnya masih tersisa dan dapat kita lihat di kelurahan Pajang, Kota Surakarta. 5. Kesultanan Mataram (1586 - 1755) Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Jawa yang berdiri pada akhir abad ke-15.

Raja pertamanya adalah Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan. Pada masa keemasannya, Kerajaan Mataram pernah menyatukan tanah Jawa. Kerajaan yang berbasis pada pertanian ini juga pernah memerangi VOC di Batavia.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Beberapa peninggalan yang masih dapat kita jumpai hingga kini antara lain adanya kampung Matraman di Jakarta, penggunaan hanacaraka dalam bahasa Sunda, sistem persawahan di Pantai Utara Jawa, politik feodal, dan beberapa batas wilayah administrasi yang hingga sekarang masih berlaku.

6. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1755-sekarang) Selain 5 kerajaan di atas, ternyata masih ada 2 kerajaan Islam di Jawa yang hingga kini masih eksis. Kedua kerajaan tersebut adalah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Kedua kerajaan ini merupakan pecahan dari kerajaan Mataram Islam yang bubar akibat perebutan kekuasaan. Melalui perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755, Mataram resmi dipecah menjadi 2 hingga kini. Nah, demikianlah pemaparan kami mengenai kerajaan Islam di Jawa beserta sejarah singkatnya. Semoga dapat bermanfaat dan jika ada pertanyaan silakan ajukan melalui kolom komentar.

Terima kasih.
Jakarta - Kerajaan Islam pertama di pulau Jawa adalah Demak yang muncul pada pertengahan akhir abad ke-15 Masehi.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Kerajaan Demak didirikan Sultan Fatah yang masih keturunan dari raja-raja Majapahit. Raden Fatah yang dikenal juga dengan nama Pangeran Jimbun merupakan putra Raja Majapahit Kertabumi Brawijaya V dengan ibunya Putri Champa keturunan China.

Raden Fatah belajar Islam pada Raden Rahmat (Sunan Ampel). "Dalam masa akhir belajar agama Islam, Raden Fatah kemudian dinikahkan dengan Nyai Ageng Malaka, putri Sunan Ampel," tulis Naily Fadhilah dalam jurnal berjudul Jejak Peradaban dan Hukum Islam Masa Kerajaan Demak Baca juga: Kerajaan Islam yang Berdiri Pertama di Abad 13, Perlak hingga Samudra Pasai Secara geografis, kerajaan Islam pertama di pulau Jawa ini terletak di daerah Jawa Tengah.

Letak Demak sangat menguntungkan untuk perdagangan dan pertanian. Saat itu, Demak terletak di tepi selat antara Pegunungan Muria dengan Jawa.

Sebelumnya, Demak adalah wilayah kadipaten di bawah kekuasaan Majapahit. Demak lebih dikenal sebagai Bintara atau Glagahwangi.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Kadipaten Demak adalah hadiah dari Raja Kertabumi Brawijaya V kepada Raden Fatah. Wilayah ini diolah Raden Fatah dan istrinya dengan baik melalui pendirian pondok pesantren setelah tahun 1475 M. Pesantren ini menjadi pusat kegiatan dakwah di Glagahwangi dan awal mula kerajaan Demak. Berdirinya pesantren menjadi faktor penting kesuksesan dakwah.

Baca juga: Sejarah Kerajaan Demak: Pendirian, Masa Kejayaan, dan Runtuhnya Kerajaan Selain Raden Fatah, para wali punya peran penting dalam mengembangkan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dan usaha dakwah. Alih-aling langsung menyerang Majapahit dan menegaskan diri sebagai kerajaan Islam, Demak terlebih dulu mengikuti kemauan penguasa.

Dengan siasat matang dan kongkrit para wali, Demak baru menyerang Majapahit setelah dikuasau Prabu Girindrawardhana dari kerajaan Keling Kediri. Setelah sang raja kalah, barulah Demak memproklamasikan diri sebagai kerajaan Islam. Pada tanggal 11 malam 12 Rabiul Awal 1482 M, Raden Fatah diangkat menjadi sultan pertama Kerajaan Demak bergelar Sultan Alam Akbar al Fatah.

Selain Raden Fatah, Demak sempat dipimpin Pati Unus (1513-1521), Sultan Tranggana (1521-1546), dan Sultan Prawata (1546-1561). Semoga penjelasan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa adalah Demak ini bisa menambah wawasan detikers ya. Simak Video " Polres Demak Terbakar, Berikut Sederet Faktanya" [Gambas:Video 20detik] (row/erd)Mulanya, Raden Fatah mendapat wilayah kekuasaan berupa wilayah Demak dari Kerajaan Majapahit. Namun atas dukungan raja Jepara, Gresik dan Tuban, Raden Fatah melepaskan diri dari Majapahit dan Demak berdiri sebagai kerajaan Islam sendiri pada tahun 1500.

Di bawah kepemimpinannya, Demak menjadi pusat penyebaran ajaran Islam di Jawa.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Ia berhasil melakukan penyebaran agama Islam di seluruh Jawa, Kalimantan dan Sumatera Selatan. Dilansir dari berbagai sumber, dikatakan bahwa Raden Fatah merupakan keturunan Raja Majapahit. Ayahnya adalah Kertabumi Brawijaya, raja Majapahit yang terakhir. Sedangkan ibunya adalah muslimah keturunan Champa, sebuah negara kuno di Vietnam Tengah. Menurut versi lain mengatakan bahwa ibunya seorang keturunan Tionghoa yang menjadi selir dari Kertabumi Brawijaya saat itu.

Karena itulah sebagian orang menyatakan bahwa Demak adalah penerus kerajaan Majapahit yang telah beragama Islam. Sebab pada mulanya Raden Fatah merupakan keturunan Raja Hindu.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Masjid Demak dan Makna Saka Guru Masjid Pada masa pemerintahannya, selain melakukan penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah, Raden Fatah juga membangun sebuah masjid yang hingga kini masih kokoh berdiri. Masjid tersebut dikenal dengan Masjid Demak.

Masjid ini didirikan tahun 1477, meski ada versi lain yang menyebutkan tahun 1479. Ia menjadikan masjid ini sebagai pusat pemerintahan selain sebagai tempat ibadah dan pembelajaran Islam. Arsitektur dari masjid ini bercorak Jawa. Atapnya yang bersusun tiga sangat filosofis. Ia memiliki makna Islam, Iman dan Ihsan. Adapun pintu masjid yang berjumlah lima melambangkan rukun Islam, sedangkan jendela yang berjumlah enam bermakna rukun iman.

Terdapat hal yang khas dan monumental pada Masjid Demak ini, ialah saka guru. Saka yang berarti tiang dan berjumlah empat tersebut bertujuan untuk menopang atap masjid. Saka guru dibangun oleh empat wali di antara wali songo.

Tiang di sebelah tenggara dibangun oleh Sunan Ampel, di sebelah baratdaya dibangun oleh Sunan Gunung Jati, sebelah barat laut oleh Sunan Bonang dan di timurlaut oleh Sunan Kalijaga.

Adapun tiang yang dibangun oleh Kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang terbuat dari kayu utuh. Sedangkan tiang yang dibangun oleh Sunan Kalijaga terbuat dari potongan balok yang diikat menjadi satu atau disebut saka tatal.

Hingga kini Masjid Demak menjadi icon Kota Demak dan menjadi masjid tertua di Indonesia. Sultan Kedua: Pati Unus Selepas kepergian Raden Fatah, kepemimpinan Demak dipegang oleh putranya, Pati Unus. Dalam versi lain menyebutkan bahwa Pati Unus merupakan menantunya yang menikahi putrinya. Pati Unus juga dikenal dengan julukan Pangeran Sabrang Lor (Sabrang= menyebrang, Lor= utara).

Ia mendapat julukan tersebut karena pernah menyeberangi Pulau Jawa menuju Malaka untuk melawan Portugis. Ia pernah melakukan penyerbuan ke Malaka pada tahun 1513 lalu melakukan penyerbuan kedua pada tahun 1521 saat dirinya telah menjadi raja di Kesultanan Demak dan dalam penyerbuan itulah ia gugur.

Sultan Ketiga: Sultan Trenggana Kepemimpinan Demak diteruskan oleh adiknya, Trenggana yang merupakan anak kedua dari Raden Fatah.

Pada saat Pati Unus wafat sempat terjadi perebutan kekuasaan antara Raden Trenggana (sebelum bergelar Sultan) dengan adiknya, Raden Kikin. Kemudian, Putra Sulung Trenggana yaitu, Mukmin (nama kecil Sunan Prawoto) mengirim utusan untuk membunuh Raden Kikin. Pembunuhan tersebut berhasil dan Raden Trenggana pun naik takhta. Ia bergelar Sultan Abdul Arifin. Pada tahun 1546 Sultan Trenggana gugur dalam penyerbuan ke Panarukan. Kepemimpinan akhirnya diteruskan oleh Raden Mukmin yang bergelar Sunan Prawoto.

Kekuasaan Sunan Prawoto dan Era Kemunduran Pada masa kepemimpinannya, Kesultanan Demak sudah mulai mengalami kemunduran. Beberapa penguasa yang mulanya tunduk pada Demak mulai memberontak dan melepaskan diri.

Di antara penguasa-penguasa tersebut ialah Adipati Cirebon, Jepara, dan Surabaya. Raden Mukmin yang selanjutnya lebih dikenal dengan Sunan Prawoto adalah sosok yang tidak pandai berpolitik. Kemampuannya yang minim berpengaruh pada stabilitas politik kerajaan. Ia pun memimpin kerajaan sampai ia wafat pada tahun 1549, dibunuh oleh Arya Pinangsang, putra dari Raden Kikin yang dulu pernah ia bunuh melalui utusannya. Pasca wafatnya Sunan Prawoto, Joko Tingkir yang menjadi prajurit di Kesultanan Demak semasa Sultan Trenggono mendapatkan peluang kemenangan berupa takhta Demak.

Pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono, Joko Tingkir dijadikan menantu dan menjadi tangan kanan kerajaan. Setelah kejadian pembunuhan Sunan Prawoto oleh Arya Pinangsang, ialah yang menghukum Arya hingga tewas.

kesultanan islam pertama di pulau jawa adalah

Dari situlah atas dukungan raja-raja daerah pesisir, ia mengangkat dirinya sebagai Sultan Demak. Kemudian ia memindahkan kerajaan ke Pajang dan mendirikan Kesultanan Pajang dengan gelar Sultan Adiwijaya. Wilayah Kekuasaan Demak Kerajaan Demak diakui sangat memiliki peran dalam penyebaran agama Islam di nusantara. Pengaruhnya meliputi wilayah dari barat Pulau Jawa sampai ke Sumatera Selatan dan Kalimantan. Wilayah Jawa yang dipengaruhi oleh Kesultanan Demak mencakup Tuban (1527); Wirosari (Purwodadi, 1528); Gagelang (kini Madiun, 1529); Mandakungan (kini Blora, 1530); Surabaya (1531); Pasuruan (1535); Lamongan, Blitar dan Wirosobo (1541-1542); Penanggungan, Mamenang (nama kuno Kediri), dan daerah hulu Sungai Brantas, seperti Malang (1543) dan Sengguruh (1545).

Sampai tahun 1545, kekuasaan Kesultanan Demak meliputi hampir seluruh Jawa dan Sumatera Selatan. Begitu juga Kalimantan seperti kota Banjarmasin dan Kotawaringin. Kesemuanya dikuasai mulai pada masa kepemimpinan Sultan Trenggana.

3 KERAJAAN ISLAM TERBESAR DAN PERTAMA DI PULAU JAWA




2022 www.videocon.com