Daftar isi: • Pengertian Fungi • Apa itu Fungi? • Definisi Fungi • Kesimpulan • Penutup Pengertian Fungi Fungi adalah jamak dari fungus, organisme eukariotik heterotrof yang memiliki selulosa atau kitin kaku berbasis dinding sel dan bereproduksi dengan membentuk spora. Apa itu Fungi? Jadi, apa sebenarnya arti dan maksud dari kata ini? Benar sekali, seperti yang sudah Kami jelaskan sedikit terkait pengertiannya di atas, ini apa itu fungi jamak dari fungus, organisme eukariotik heterotrof yang memiliki selulosa atau kitin kaku berbasis dinding sel dan bereproduksi dengan membentuk spora.
Ini semua juga sesuai berdasarkan daripada penyimpulan Kami yang mengacu pada sumber dari Situs Wikipedia. Definisi Fungi Agar lebih memahami mengenai pengertian dan makna dari kata tersebut di atas, maka kita juga harus mengetahui apa definisi dari Fungi. Tentu saja, untuk lebih mengetahuinya kita pastinya harus merujuk pembahasannya dari sumber terpercaya, baik itu menurut apa itu fungi atau kamus istilah kesehatan serta keperawatan ataupun secara langsung menurut para pakar dan ahli di bidang ini.
Ya, perlu kalian ketahui bahwa definisi sendiri merupakan apa itu fungi limit (batasan) atau arti. Ini juga dapat dimaknai dengan sebuah frasa, kata ataupun sebuah kalimat yang menggambarkan dan memberitahukan tentang sebuah penerangan, makna, atau ciri utama dari sesuatu, baik itu benda, proses, atau aktivitas maupun seseorang.
Kesimpulan Bagaimana sudah cukup jelas bukan? Baiklah, jadi berdasarkan pembahasan dan penjelasan daripada artikel di atas, dapat kita simpulkan bahwa Fungi adalah jamak dari fungus, organisme eukariotik heterotrof yang memiliki selulosa atau kitin kaku berbasis dinding sel dan bereproduksi dengan membentuk spora. Kamus adalah daftar alfabet kata dan artinya, itu membantu Anda sebagai pengguna untuk mencari pengertian, arti dan definisi untuk mendapatkan pemahaman dari kata yang lebih baik, pemahaman bahasa atau bidang yang lebih baik secara keseluruhannya.
Dalam bidang kesehatan, kamus istilah kesehatan paling sering digunakan untuk memeriksa ejaan pengguna, dan terkadang untuk menemukan makna kata, sinonim, dan antonim. Penutup Demikianlah apa yang dapat Kami sampaikan dalam postingan artikel kali ini, dimana Kami membahas mengenai. Semoga apa yang telah Kami bagikan disini dapat bermanfaat bagi para pengunjung dan pembaca situs Depkes terutama dalam belajar terkait bidang kedokteran, keperawatan dan kebidanan.
Baca juga postingan atau artikel Kami yang membahas tentang macam-macam istilah, akronim atau jargon dalam bidang kesehatan, kedokteran, keperawatan serta kebidanan lainnya. Jangan lupa like, share dan subscribe blog Depkes.org untuk artikel yang mengedukasi lainnya.
Sekian dari Kami, salam dan terima kasih. • Afrikaans • Alemannisch • Алтай тил • አማርኛ • Aragonés • العربية • مصرى • অসমীয়া • Asturianu • Atikamekw • Azərbaycanca • تۆرکجه • Башҡортса • Boarisch • Žemaitėška • Bikol Central • Беларуская • Беларуская (тарашкевіца) • Български • বাংলা • Brezhoneg • Bosanski • Буряад • Català • Mìng-dĕ̤ng-ngṳ̄ • Cebuano • ᏣᎳᎩ • کوردی • Corsu • Čeština • Kaszëbsczi • Чӑвашла • Cymraeg • Dansk • Dagbanli • Deutsch • Dolnoserbski • Ελληνικά • Emiliàn e rumagnòl • English • Esperanto • Español • Eesti • Euskara • Estremeñu • فارسی • Suomi • Võro • Føroyskt • Français • Nordfriisk • Frysk • Gaeilge • Kriyòl gwiyannen • Gàidhlig • Galego • Avañe'ẽ • Gaelg • 客家語/Hak-kâ-ngî • עברית • हिन्दी • Fiji Hindi • Hrvatski • Hornjoserbsce • Kreyòl ayisyen • Magyar • Հայերեն • Interlingua • Ilokano • ГӀалгӀай • Íslenska • Italiano • 日本語 • Patois • Jawa • ქართული • Gĩkũyũ • Қазақша • ಕನ್ನಡ • 한국어 • Kurdî • Kernowek • Кыргызча apa itu fungi Latina • Lëtzebuergesch • Лезги • Lingua Franca Nova • Limburgs • Ligure • Ladin • Lombard • Lingála • Lietuvių • Latviešu • Мокшень • Malagasy • Македонски • മലയാളം • मराठी • Bahasa Melayu • မြန်မာဘာသာ • Эрзянь • مازِرونی • Nāhuatl • Napulitano • Plattdüütsch • नेपाली • नेपाल भाषा • Nederlands • Norsk nynorsk • Norsk bokmål • Diné bizaad • Occitan • Livvinkarjala • Ирон • ਪੰਜਾਬੀ • Kapampangan • Polski • پنجابی • پښتو • Português • Runa Simi • Română • Русский • Русиньскый • संस्कृतम् • Саха тыла • Sardu • Sicilianu • Scots • Davvisámegiella • Srpskohrvatski / српскохрватски • Taclḥit • සිංහල • Simple English • Slovenčina apa itu fungi Slovenščina • Soomaaliga • Shqip • Српски / srpski • Seeltersk • Sunda • Svenska • Kiswahili • Ślůnski • தமிழ் • ತುಳು • తెలుగు • Тоҷикӣ • ไทย • Tagalog • Lea faka-Tonga • Türkçe • Татарча/tatarça • Удмурт • ئۇيغۇرچە / Uyghurche • Українська • اردو • Oʻzbekcha/ўзбекча • Vèneto • Tiếng Việt • Volapük • Walon • Winaray • 吴语 • Хальмг • IsiXhosa • მარგალური • ייִדיש • Yorùbá • Vahcuengh • 中文 • 文言 • Bân-lâm-gú • 粵語 ( L.) R.T.Moore [1] Subkingdom/Filum/Subfilum [2] Blastocladiomycota Chytridiomycota Glomeromycota Microsporidia Neocallimastigomycota Dikarya (inc.
Apa itu fungi Ascomycota Pezizomycotina Saccharomycotina Taphrinomycotina Basidiomycota Agaricomycotina Pucciniomycotina Ustilaginomycotina Subfilum Incertae sedis Entomophthormycota Kickxellomycotina Mucoromycotina Zoopagomycotina Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya apa itu fungi luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan sebagai sinonim bagi Fungi. Masyarakat awam menyebut sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun sering kali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak).
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara:dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa.
Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar kata Yunani μυκες, "lendir", dan λογοσ, "pengetahuan", "lambang"). Daftar isi • 1 Etimologi • 2 Ciri-ciri • 3 Keanekaragaman • 4 Mikologi • 4.1 Sejarah • 5 Morfologi • 5.1 Struktur mikroskopis • 5.2 Struktur makroskopis • 6 Pertumbuhan dan fisiologi • 7 Reproduksi • 7.1 Reproduksi aseksual • 7.2 Reproduksi seksual • 7.3 Penyebaran spora • 7.4 Proses seksual lainnya • 8 Evolusi • 9 Klasifikasi • 10 Ekologi • 10.1 Dengan apa itu fungi • 10.2 Dengan alga dan sianobakteri • 11 Lihat pula • 12 Referensi • 12.1 Daftar pustaka Etimologi [ sunting - sunting sumber ] Kata bahasa Inggris fungus secara langsung diadopsi dari bahasa Latin fungus (jamur), digunakan dalam tulisan-tulisan Horatius dan Plinius.
[3] Kata ini berasal dari kata Yunani sphongos (σφόγγος "spons"), yang mengacu pada struktur makroskopis dan morfologi jamur dan kapang; [4] akar kata ini juga digunakan dalam bahasa lain, seperti bahasa Jerman Schwamm ("spons") dan Schimmel ("kapang"). [5] Penggunaan kata mikologi, yang berasal dari bahasa Yunani mykes (μύκης "jamur") dan logos (λόγος "ilmu"), [6] untuk menunjukkan apa itu fungi ilmiah tentang jamur diperkirakan berasal dari tahun 1836 dengan publikasi naturalis Inggris Miles Joseph Berkeley The English Flora dari Sir James Edward Smith, Vol.
5. [4] Kelompok dari semua fungi yang ada di daerah tertentu dikenal sebagai mikobiota (kata benda jamak, tidak ada bentuk tunggal), misalnya, "mikobiota dari Irlandia". [7] Ciri-ciri [ sunting - sunting sumber ] • Dinding hifa • Septum • Mitokondria • Vakuola • Kristal ergosterol • Ribosom • Nukleus • Retikulum endoplasma • Badan lemak • Membran plasma • Spitzenkörper • Badan Golgi Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi dimasukkan ke dalam kerajaan tumbuhan/Plantae karena fungi memiliki beberapa kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga struktur morfologi dan tempat hidupnya juga mirip.
Seperti tanaman, kebanyakan fungi juga tumbuh di tanah dan, pada jamur, membentuk tubuh buah, yang kadang-kadang menyerupai tumbuhan seperti lumut. Fungi sekarang dianggap sebagai kerajaan tersendiri, berbeda dari baik tumbuhan maupun hewan, yang tampaknya telah berpisah sekitar satu miliar tahun lalu (sekitar awal dari Era Neoproterozoikum).
[8] [9] Beberapa ciri-ciri morfologi, biokimia dan genetik dimiliki bersama dengan organisme lain, sementara yang lain unik pada fungi, memisahkan fungi dari kerajaan lain dengan jelas: Ciri-ciri yang dimiliki bersama: • Dengan jenis eukariota lainnya: Sel fungi memiliki inti yang dibatasi membran dengan kromosom yang mengandung DNA dengan daerah bukan pengode yang disebut intron dan bagian pengode yang disebut ekson. Selain itu, sel fungi apa itu fungi memiliki beberapa organel sitoplasmik yang dibatasi membran seperti mitokondria, membran apa itu fungi mengandung sterol, dan ribosom bertipe 80S.
[10] Fungi memiliki kisaran karakteristik dari karbohidrat dan senyawa penyimpanan yang dapat larut, termasuk alkohol gula (misalnya, manitol), disakarida, (misalnya trehalosa), dan polisakarida (misalnya, glikogen, yang juga ditemukan pada hewan [11]). • Dengan hewan: Fungi tidak mempunyai kloroplas untuk fotosintesis dan merupakan organisme heterotrof, sehingga memerlukan senyawa organik sebagai sumber energinya.
[12] • Dengan tumbuhan: Fungi mempunyai dinding sel [13] dan vakuola. [14] Fungi bisa bereproduksi secara seksual maupun aseksual, dan seperti kelompok tumbuhan basal (seperti tumbuhan paku dan lumut daun), fungi akan menghasilkan spora. Mirip apa itu fungi dengan lumut daun dan alga, fungi memiliki nukleus yang haploid.
[15] • Dengan euglenoid dan bakteri: Fungi tingkat tinggi, euglenoid, dan beberapa bakteri menghasilkan asam amino Apa itu fungi dalam langkah-langkah biosintesis spesifik, yang disebut jalur α-aminoadipat. [16] [17] • Sel-sel dari sebagian besar jamur tumbuh sebagai struktur berbentuk tabung, memanjang, dan mirip benang (filamentous) yang disebut hifa, yang dapat mengandung banyak inti dan tumbuh dengan menumbuhkan ujungnya.
Setiap ujung berisi seperangkat vesikel agregat—struktur seluler yang terdiri dari protein, lipid, dan molekul organik lainnya—yang disebut Spitzenkörper. [18] Baik fungi dan Oomycota tumbuh sebagai sel hifa yang berfilamen. [19] Sebaliknya, organisme yang tampak serupa, seperti ganggang hijau berfilamen, tumbuh dengan pembelahan sel berulang dalam rantai sel. [11] Ada juga fungi bersel satu ( khamir) yang tidak membentuk hifa, dan beberapa fungi memiliki bentuk hifa dan khamir.
[20] • Seperti beberapa apa itu fungi tumbuhan dan hewan, lebih dari 70 spesies fungi menunjukkan bioluminesensi. [21] Ciri-ciri unik: • Beberapa spesies tumbuh sebagai khamir uniseluler yang bereproduksi dengan bertunas atau pembelahan biner. Fungi dimorfik dapat berpindah antara fase khamir dan fase hifa untuk merespon kondisi lingkungan. [20] • Dinding sel fungi apa itu fungi dari glukan dan kitin; meskipun glukan juga ada pada tumbuhan dan kitin pada eksoskeleton dari artropoda, [22] [23] fungi adalah satu-satunya organisme yang menyatukan kedua molekul struktural ini pada dinding selnya.
Tidak seperti tumbuhan dan Oomycota, dinding sel fungi tidak memiliki selulosa. [24] Omphalotus nidiformis, jamur bioluminesen Kebanyakan fungi tidak memiliki sistem yang efisien untuk transportasi air dan nutrisi jarak jauh, seperti xilem dan floem di banyak tumbuhan. Untuk mengatasi keterbatasan ini, beberapa fungi, seperti Armillaria, membentuk rizomorf, [25] yang menyerupai dan melakukan fungsi yang mirip dengan akar tumbuhan.
Sebagai eukariota, fungi memiliki jalur biosintesis untuk memproduksi terpena yang menggunakan asam mevalonat dan pirofosfat sebagai blok pembangun kimia. [26] Tumbuhan dan beberapa organisme lain memiliki jalur biosintesis terpena tambahan di dalam kloroplasnya, struktur yang tidak dimiliki fungi dan hewan.
[27] Fungi menghasilkan beberapa metabolit sekunder yang strukturnya mirip atau identik dengan yang dibuat oleh tumbuhan.
[26] Banyak enzim tumbuhan dan fungi yang membuat metabolit sekunder yang berbeda satu sama lain dalam urutan dan karakteristik lainnya, yang menunjukkan asal-usul yang terpisah dan evolusi konvergen dari enzim-enzim ini pada fungi dan tumbuhan.
[26] [28] Keanekaragaman [ sunting - sunting sumber ] Jamur braket di tunggul pohon. Fungi memiliki distribusi di seluruh dunia, dan tumbuh di berbagai habitat, termasuk lingkungan yang ekstrim seperti gurun atau daerah dengan konsentrasi garam yang tinggi [29] atau radiasi pengion, [30] serta sedimen laut dalam.
[31] Beberapa dapat bertahan hidup dari radiasi UV dan kosmik yang intens yang dijumpai selama perjalanan angkasa. [32] Sebagian besar tumbuh di lingkungan terestrial, meskipun beberapa spesies hidup sebagian atau sepenuhnya di habitat akuatik, seperti fungi Chytridiomycota Batrachochytrium dendrobatidis, parasit yang telah bertanggung jawab atas penurunan populasi amfibi di seluruh dunia. Organisme ini menghabiskan sebagian dari siklus hidupnya sebagai zoospora motil, memungkinkannya untuk bergerak sendiri melalui air dan memasuki inang amfibi.
[33] Contoh lain dari fungi akuatik adalah fungi yang tinggal di daerah hidrotermal laut. [34] Sekitar 120.000 spesies fungi telah dideskripsikan oleh taksonom, [35] tetapi keanekaragaman hayati global apa itu fungi kerajaan fungi tidak sepenuhnya dipahami. [35] Perkiraan tahun 2017 menunjukkan mungkin ada antara 2,2 dan 3,8 juta spesies. [36] Dalam mikologi, spesies secara historis telah dibedakan dengan berbagai metode dan konsep.
Klasifikasi berdasarkan karakteristik morfologi, seperti ukuran dan bentuk spora atau struktur buah, secara tradisional mendominasi taksonomi fungi. [37] Spesies juga dapat dibedakan oleh karakteristik biokimia dan fisiologis mereka, seperti kemampuan mereka untuk memetabolisme zat kimia tertentu, atau reaksi mereka terhadap tes kimia.
Konsep spesies biologis membedakan spesies berdasarkan kemampuan mereka untuk kawin. Penerapan alat-alat molekuler, seperti sekuensing DNA dan analisis filogenetik, untuk mempelajari keanekaragaman fungi telah sangat meningkatkan resolusi dan menambahkan kekuatan terhadap perkiraan keanekaragaman genetika dalam berbagai kelompok taksonomi. [38] Mikologi [ sunting - sunting sumber ] Mikologi adalah cabang biologi yang berkaitan dengan studi sistematis fungi, termasuk sifat genetik dan biokimia, taksonominya, dan penggunaannya oleh manusia sebagai sumber obat, makanan, dan zat psikotropika yang dikonsumsi untuk keperluan keagamaan, serta bahayanya, seperti keracunan atau infeksi.
Fitopatologi, studi tentang penyakit tumbuhan, terkait erat karena banyak patogen tumbuhan adalah fungi. [39] Pada 1729, Pier Antonio Micheli pertama kali menerbitkan deskripsi fungi. Fungi telah digunakan oleh manusia sejak zaman prasejarah; Ötzi, mumi lelaki Neolitik berusia 5.300 tahun yang terawetkan dengan baik yang ditemukan beku di Pegunungan Alpen Austria, membawa dua spesies jamur polypore yang mungkin telah digunakan sebagai tinder ( Fomes fomentarius), atau untuk pengobatan ( Piptoporus betulinus).
[40] Masyarakat kuno telah menggunakan apa itu fungi sebagai sumber makanan–sering kali tanpa sadar–selama ribuan tahun, dalam persiapan roti beragi dan jus fermentasi. Beberapa dari catatan tertulis yang tertua berisi referensi tentang penghancuran tanaman yang mungkin disebabkan oleh fungi patogen.
[41] Sejarah [ sunting - sunting sumber ] Mikologi adalah ilmu yang relatif baru yang menjadi sistematis setelah penemuan mikroskop pada abad ke-17. Meskipun spora fungi pertama kali diamati oleh Giambattista della Porta pada tahun 1588, karya yang dianggap sebagai pelopor dalam perkembangan mikologi yaitu publikasi Nova plantarum genera pada tahun 1729 oleh Pier Antonio Micheli.
[42] Micheli tidak hanya mengamati spora tetapi juga menunjukkan bahwa, pada kondisi yang tepat, spora dapat diinduksi untuk tumbuh menjadi spesies fungi yang sama dengan spesies asal dari spora itu. [43] Memperluas penggunaan sistem nomenklatur binomial yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam Species plantarum-nya (1753), Christian Hendrik Persoon (1761-1836) dari Belanda menetapkan klasifikasi jamur pertama dengan begitu terampil sehingga dianggap sebagai pendiri mikologi modern.
Kemudian, Elias Magnus Fries (1794–1878) menguraikan lebih jauh klasifikasi jamur, menggunakan warna dan karakteristik mikroskopis spora, metode yang masih digunakan oleh para ahli taksonomi hingga saat ini. Kontributor awal penting lainnya untuk mikologi pada abad ke-17-19 dan awal abad ke-20 termasuk Miles Joseph Berkeley, August Carl Joseph Corda, Anton de Bary, dua bersaudara Louis René dan Charles Tulasne, Arthur H.
R. Buller, Curtis G. Lloyd, dan Pier Andrea Saccardo. Selama abad ke-20 telah terjadi modernisasi mikologi yang berasal dari kemajuan dalam biokimia, genetika, biologi molekuler, dan bioteknologi. Penggunaan teknologi pengurutan DNA dan analisis filogenetik apa itu fungi memberikan wawasan baru tentang hubungan dan keanekaragaman hayati dari fungi, dan telah menantang pengelompokan berbasis morfologi tradisional dalam taksonomi fungi.
[44] Morfologi [ sunting - sunting sumber ] Struktur mikroskopis [ sunting - sunting sumber ] • hifa • konidiofor • phialide • konidia • septa Sebagian besar jamur tumbuh sebagai hifa, struktur yang berbentuk silindris seperti benang, berdiameter 2–10 µm dan panjangnya mencapai beberapa sentimeter. Hifa tumbuh di ujungnya (apeks); hifa baru biasanya dibentuk oleh munculnya ujung baru di sepanjang hifa yang ada dengan proses yang disebut percabangan, atau kadang-kadang pada ujung hifa tumbuh percabangan menjadi dua, sehingga menimbulkan dua hifa yang tumbuh paralel.
[45] Hifa juga terkadang menyatu ketika mereka bersentuhan, suatu proses yang disebut fusi hifa (atau anastomosis). Proses pertumbuhan ini mengarah pada perkembangan miselium, jaringan hifa yang saling terhubung. [20] Hifa dapat berupa septat atau senositik. Hifa septat dibagi menjadi ruang-ruang yang dipisahkan oleh dinding silang (dinding sel internal, yang disebut septa, yang terbentuk tegak lurus terhadap dinding sel yang memberikan bentuk hifa), dengan masing-masing ruang berisi satu atau lebih inti; hifa senositik tidak terbagi menjadi ruang-ruang.
[46] Septa memiliki pori-pori yang memungkinkan sitoplasma, organel, dan kadang-kadang inti untuk lewat; contohnya adalah septum dolipore dalam fungi dari filum Basidiomycota.
[47] Hifa senositik pada dasarnya adalah supersel multinukleat. [48] Banyak spesies telah mengembangkan struktur hifa khusus untuk penyerapan hara dari inang yang hidup; contohnya haustoria pada spesies parasit tumbuhan dari sebagian besar filum fungi, dan arbuskula dari beberapa fungi mikoriza, yang menembus ke dalam sel inang untuk mengonsumsi nutrien. [49] Meskipun fungi adalah Opisthokonta—kelompok organisme yang terkait secara evolusi yang secara luas ditandai oleh flagelum posterior tunggal—semua filum kecuali Chytridiomycota telah kehilangan flagela posteriornya.
[50] Di antara eukariota, fungi tidak biasa karena memiliki dinding sel yang, selain glukan (misalnya, β-1,3-glukan) dan komponen umum lainnya, juga mengandung biopolimer kitin. [51] Struktur makroskopis [ sunting - sunting sumber ] Armillaria solidipes Miselia jamur dapat terlihat dengan mata telanjang, misalnya, pada berbagai permukaan dan substrat, seperti dinding lembap dan makanan busuk, yang biasa disebut kapang ( mold).
Miselia yang ditumbuhkan pada media agar padat di cawan petri laboratorium biasanya disebut sebagai koloni. Koloni-koloni ini dapat menunjukkan bentuk pertumbuhan dan warna (karena spora atau pigmentasi) yang dapat digunakan sebagai fitur diagnostik dalam identifikasi spesies atau kelompok.
[52] Beberapa koloni fungi individu dapat mencapai dimensi dan usia yang luar biasa seperti pada kasus koloni Armillaria solidipes, yang membentang di area seluas lebih dari 900 ha (3,5 mil persegi), dengan perkiraan usia hampir 9.000 tahun.
[53] Apotekium—struktur khusus yang penting dalam reproduksi seksual dalam Ascomycota—adalah tubuh buah berbentuk cangkir yang sering kali berukuran makroskopis dan membawa himenium, lapisan jaringan yang mengandung sel-sel yang mengandung spora. [54] Tubuh buah dari Basidiomycota ( basidiokarp) dan beberapa Ascomycota kadang-kadang dapat tumbuh sangat apa itu fungi, dan banyak dikenal sebagai jamur ( mushroom). Pertumbuhan dan fisiologi [ sunting - sunting sumber ] Pertumbuhan kapang menutupi sebuah persik yang membusuk.
Setiap gambar diambil kira-kira setiap 12 jam selama enam hari. Pertumbuhan fungi sebagai hifa pada atau di dalam substrat padat atau sebagai sel tunggal di lingkungan akuatik teradaptasi untuk mengekstrak nutrisi secara efisien, karena bentuk pertumbuhan ini memiliki rasio luas permukaan per volume yang tinggi.
[55] Hifa secara khusus teradaptasi untuk pertumbuhan pada permukaan padat, dan untuk menyerang substrat dan jaringan. [56] Hifa dapat mengerahkan kekuatan mekanis yang besar untuk penetrasi; misalnya, banyak patogen tumbuhan, termasuk Magnaporthe grisea, membentuk struktur yang disebut apresorium yang berevolusi menjadi penusuk jaringan tumbuhan. [57] Tekanan yang dihasilkan oleh apresorium, yang diarahkan pada epidermis tumbuhan, dapat melebihi 8 megapascal (1.200 psi). [57] Fungi berfilamen Paecilomyces lilacinus menggunakan struktur yang sama untuk menembus telur nematoda.
[58] Tekanan mekanis yang diberikan oleh apresorium dihasilkan dari proses fisiologis yang meningkatkan turgor intraseluler dengan memproduksi osmolit seperti gliserol. [59] Adaptasi seperti ini dilengkapi dengan enzim hidrolitik yang disekresi ke lingkungan untuk mencerna molekul organik besar—seperti polisakarida, protein, dan lipid—menjadi molekul yang lebih kecil apa itu fungi kemudian dapat diserap sebagai nutrisi.
[60] [61] [62] Sebagian besar jamur berfilamen tumbuh secara polar (memanjang ke satu arah) dengan memanjang di ujung (apeks) hifa. [63] Bentuk lain dari pertumbuhan jamur termasuk ekstensi interkalar (ekspansi longitudinal kompartemen hifa yang berada di bawah apeks) seperti dalam kasus beberapa fungi endofit, [64] atau pertumbuhan dengan ekspansi volume selama perkembangan stipe jamur dan organ besar lainnya.
[65] Pertumbuhan fungi sebagai struktur multiseluler yang terdiri dari sel somatik dan reproduktif—fitur yang berkembang secara independen pada hewan dan tumbuhan [66]—memiliki beberapa fungsi, termasuk perkembangan tubuh buah untuk penyebaran spora seksual (lihat di atas) dan biofilm untuk kolonisasi substrat dan komunikasi antarsel.
[67] Fungi secara tradisional dianggap sebagai heterotrof, organisme yang hanya mengandalkan karbon yang difiksasi oleh organisme lain untuk metabolisme.
Fungi telah mengevolusikan fleksibilitas metabolisme tingkat tinggi yang memungkinkan fungi menggunakan beragam substrat organik untuk pertumbuhan, termasuk senyawa sederhana seperti nitrat, amonia, asetat, atau etanol.
[68] [69] Pada beberapa spesies, pigmen melanin dapat berperan dalam mengekstraksi energi dari radiasi pengion, seperti radiasi gama.
Bentuk pertumbuhan "radiotrofik" ini telah dideskripsikan hanya untuk beberapa spesies, efeknya pada laju pertumbuhan fungi kecil, dan proses biofisika dan biokimia yang mendasarinya tidak diketahui dengan baik. [30] Proses ini mungkin mirip dengan fiksasi CO 2 menggunakan cahaya kasatmata, tetapi menggunakan radiasi pengion sebagai sumber energi. [70] Reproduksi [ sunting - sunting sumber ] Polyporus squamosus Reproduksi fungi sangat kompleks, mencerminkan perbedaan gaya hidup dan susunan genetika dalam kerajaan organisme yang beragam ini.
[71] Diperkirakan sepertiga dari semua jamur bereproduksi menggunakan lebih dari satu metode perbanyakan; misalnya, reproduksi dapat terjadi dalam dua tahap yang terdiferensiasi dengan baik dalam siklus hidup suatu spesies, teleomorf dan anamorf. [72] Kondisi lingkungan memicu keadaan perkembangan yang ditentukan secara genetik yang mengarah pada terbentuknya struktur khusus untuk reproduksi seksual atau aseksual. Struktur ini membantu reproduksi dengan menyebarkan spora atau propagul yang mengandung spora secara efisien.
Reproduksi aseksual [ sunting - sunting sumber ] Reproduksi aseksual terjadi melalui spora vegetatif ( konidia) atau melalui fragmentasi miselium.
Fragmentasi miselium terjadi ketika miselium fungi terpisah menjadi beberapa bagian, dan setiap bagian tumbuh menjadi miselium terpisah. Fragmentasi miselium dan spora vegetatif mempertahankan populasi klon yang teradaptasi dengan relung tertentu, dan memungkinkan penyebaran yang lebih cepat daripada reproduksi seksual.
[73] "Fungi imperfecti" (fungi yang tidak memiliki tahap sempurna atau seksual) atau Deuteromycota terdiri dari semua spesies yang tidak memiliki siklus seksual yang dapat diamati. [74] Deuteromycota bukan klad taksonomi yang diterima, dan sekarang dianggap hanya berarti fungi yang tidak memiliki tahap seksual yang diketahui.
Reproduksi seksual [ sunting - sunting sumber ] Lihat pula: Perkawinan pada fungi dan Seleksi seksual pada fungi Reproduksi seksual dengan meiosis telah diamati secara langsung di semua filum fungi kecuali Glomeromycota [75] (analisis genetik menunjukkan mungkin meiosis juga terjadi di Glomeromycota). Ini berbeda dalam banyak aspek dari reproduksi seksual pada hewan atau tumbuhan. Perbedaan juga ada antara kelompok-kelompok fungi dan dapat digunakan untuk membedakan spesies dengan perbedaan morfologis dalam struktur seksual dan strategi reproduksi.
[76] [77] Percobaan kawin antara isolat fungi dapat mengidentifikasi spesies berdasarkan konsep spesies biologis. [77] Kelompok-kelompok fungi utama awalnya dideskripsikan berdasarkan morfologi struktur dan spora seksualnya; misalnya, struktur yang mengandung spora, askus dan basidium, dapat digunakan dalam identifikasi Ascomycota dan Basidiomycota, berturut-turut. Fungi menggunakan dua sistem perkawinan: spesies heterotalik memungkinkan perkawinan hanya antara individu-individu dari tipe kawin yang berlawanan, sedangkan spesies homotalik dapat kawin, dan bereproduksi secara seksual, dengan individu lain atau dirinya sendiri.
[78] Kebanyakan fungi memiliki tahap haploid dan diploid dalam siklus hidupnya. Dalam fungi yang bereproduksi secara seksual, individu yang cocok dapat bergabung dengan menggabungkan hifa mereka bersama-sama ke dalam jaringan yang saling berhubungan; proses ini, anastomosis, diperlukan untuk inisiasi siklus seksual.
Banyak Ascomycota dan Basidiomycota melewati tahap dikariotik, di mana inti yang diwarisi dari dua orang tua tidak bergabung segera setelah fusi sel, tetapi tetap terpisah dalam sel-sel hifa (lihat heterokariosis). [79] Askus yang berisi 8 spora dari Morchella elata, dilihat dengan mikroskop fase kontras Pada Ascomycota, hifa dikariotik dari himenium (lapisan jaringan yang mengandung spora) membentuk kait ( hook) yang khas pada septum hifa.
Selama pembelahan sel, pembentukan kait memastikan distribusi yang tepat dari inti yang baru membelah ke kompartemen apa itu fungi apikal dan basal. Askus kemudian dibentuk, di mana kariogami (fusi inti) terjadi. Askus tertanam di dalam askokarp, atau tubuh buah. Kariogami dalam askus segera diikuti oleh meiosis dan produksi askospora.
Setelah menyebar, askospora dapat berkecambah dan membentuk miselium haploid baru. [80] Reproduksi seksual pada Basidiomycota mirip dengan Ascomycota. Hifa haploid yang cocok menyatu untuk menghasilkan miselium dikariotik. Namun, fase dikariotik lebih banyak di Basidiomycota, sering kali juga terdapat dalam miselium yang tumbuh secara vegetatif.
Struktur anatomi khusus, yang disebut clamp connection, dibentuk pada setiap septum hifa. Seperti halnya kait pada Ascomycota yang serupa secara struktural, clamp connection pada Basidiomycota diperlukan untuk transfer nukleus yang terkendali selama pembelahan sel, untuk mempertahankan tahap dikariotik dengan dua nukleus yang berbeda secara genetik di setiap kompartemen hifa.
[81] Sebuah basidiokarp terbentuk yang di dalamnya terdapat struktur seperti gada yang dikenal sebagai basidium yang menghasilkan basidiospora haploid setelah karyogami dan meiosis. [82] Basidiokarp yang paling dikenal adalah jamur, tetapi basidiokarp juga dapat berbentuk lain (lihat bagian Morfologi). Pada fungi yang dulunya diklasifikasikan sebagai Zygomycota, hifa haploid dari dua individu melebur, membentuk gametangium, struktur sel khusus yang menjadi sel penghasil gamet yang subur.
Gametangium berkembang menjadi zigospora, spora berdinding tebal yang dibentuk oleh penyatuan gamet. Ketika zigospora berkecambah, ia mengalami meiosis, menghasilkan hifa haploid baru, yang kemudian dapat membentuk sporangiospora aseksual. Sporangiospora ini memungkinkan fungi menyebar dengan cepat dan bertunas menjadi miselia fungi haploid baru yang identik secara genetik. [83] Penyebaran spora [ sunting - sunting sumber ] Baik spora atau sporangiospora aseksual dan seksual sering kali secara aktif disebarkan melalui penyemburan paksa dari struktur reproduksinya.
Penyemburan ini memastikan keluarnya spora dari struktur reproduksi serta perjalanan jarak jauh melalui udara. Jamur apa itu fungi burung, Cyathus stercoreus Mekanisme mekanis dan fisiologis khusus, serta struktur permukaan spora (seperti hidrofobin), memungkinkan ejeksi spora yang efisien.
{INSERTKEYS} [84] Misalnya, sel yang mengandung spora pada beberapa spesies Ascomycota memiliki struktur yang menyebabkan penumpukan zat-zat yang mempengaruhi volume sel dan keseimbangan cairan, memungkinkan pelepasan spora yang eksplosif ke udara. [85] Penyemburan paksa spora tunggal yang disebut balistospora melibatkan pembentukan setetes air (tetes Buller), yang ketika menyentuh spora menyebabkan pelepasan proyektil dengan percepatan awal lebih dari 10.000 g; [86] hasil akhirnya adalah bahwa spora dikeluarkan sejauh 0,01-0,02 cm, jarak yang cukup untuk jatuh melalui insang atau pori-pori ke udara di bawah.
[87] Jamur lain, seperti puffball, mengandalkan mekanisme alternatif untuk melepaskan spora, seperti gaya mekanis eksternal. Jamur sarang burung menggunakan gaya dari tetesan air yang jatuh untuk melepaskan spora dari tubuh buah berbentuk cangkir.
[88] Strategi lain terdapat di stinkhorn, fungi dengan warna-warna cerah dan bau busuk yang menarik serangga untuk menyebarkan sporanya. [89] Cara penyebaran spora yang paling umum adalah oleh angin – spesies yang menggunakan bentuk dispersi ini sering kali menghasilkan spora kering atau hidrofobik yang tidak menyerap air dan mudah tersebar oleh tetesan hujan, misalnya.
Sebagian besar spesies fungi yang diteliti menghasilkan spora yang dibawa oleh angin. [90] [91] Proses seksual lainnya [ sunting - sunting sumber ] Selain reproduksi seksual biasa dengan meiosis, fungi tertentu, seperti pada genera Penicillium dan Aspergillus, dapat bertukar material genetik melalui proses paraseksual, yang dimulai oleh anastomosis antara hifa-hifa dan plasmogami sel-sel jamur.
[92] Frekuensi dan kepentingan relatif dari kejadian paraseksual tidak jelas dan mungkin lebih rendah dari proses seksual lainnya. Proses paraseksual diketahui berperan dalam hibridisasi intraspesifik [93] dan kemungkinan diperlukan untuk hibridisasi antar spesies, yang telah dikaitkan dengan peristiwa besar dalam evolusi fungi.
[94] Evolusi [ sunting - sunting sumber ] Artikel utama: Evolusi fungi Berbeda dengan tumbuhan dan hewan, catatan fosil fungi awal sangat sedikit. Faktor-faktor yang kemungkinan berkontribusi pada representasi spesies fungi yang kurang di antara fosil mencakup sifat tubuh buah fungi, yang berupa jaringan yang lunak dan mudah terurai serta dimensi mikroskopis dari sebagian besar struktur fungi, yang karenanya tidak mudah dibuktikan. Fosil fungi sulit dibedakan dari mikrob lain, dan paling mudah diidentifikasi ketika menyerupai fungi yang masih hidup.
[95] Sampel fungi sering kali didapatkan dari inang tumbuhan atau hewan yang mengalami permineralisasi dan biasanya dipelajari dengan membuat preparasi tipis yang dapat diperiksa dengan mikroskop cahaya atau mikroskop transmisi elektron. [96] Para peneliti mempelajari fosil kompresi dengan melarutkan matriks di sekitarnya dengan asam dan kemudian menggunakan cahaya atau mikroskop pemindai elektron untuk memeriksa detail permukaan. [97] Fosil paling awal yang memiliki ciri-ciri khas fungi berasal dari era Paleoproterozoikum, sekitar 2.400 juta tahun yang lalu (jtl); organisme bentik multiseluler ini memiliki struktur berserabut yang mampu melakukan anastomosis.
[98] Studi lain (2009) memperkirakan kemunculan fungi pada sekitar 760-1.060 jtl berdasarkan perbandingan laju evolusi dalam kelompok yang berkerabat dekat. [99] Selama sebagian besar Era Paleozoikum (542–251 jtl), fungi tampaknya bersifat akuatik dan terdiri dari organisme yang mirip dengan Chytridiomycota yang masih ada karena memiliki spora yang berflagela.
[100] Adaptasi evolusioner dari gaya hidup akuatik menjadi terestrial memerlukan diversifikasi strategi ekologis untuk memperoleh nutrisi, termasuk parasitisme, saprobisme, dan perkembangan hubungan mutualistik seperti mikoriza dan likenisasi. [101] Sebuah studi pada 2009 menunjukkan bahwa keadaan ekologis leluhur Ascomycota adalah saprobisme, dan bahwa peristiwa likenisasi independen telah terjadi beberapa kali.
[102] Klasifikasi [ sunting - sunting sumber ] Fungi dalam taksonomi klasik di sekolah-sekolah biasa dikelompokkan sebagai divisio menjadi lima kelas: • Zygomycetes • Ascomycetes • Basidiomycetes • Deuteromycetes • Lichenes Pembagian di atas telah dianggap usang karena temuan-temuan terbaru membuat fungi diangkat menjadi Kerajaan organisme (Regnum) tersendiri, dengan divisio/filum: Filum Blastocladiomycota Filum Chytridiomycota Filum Glomeromycota Filum Microsporidia Filum Neocallimastigomycota Subregnum: Dikarya (term.
Deuteromycota), mencakup Filum Ascomycota Pezizomycotina Saccharomycotina Taphrinomycotina Filum Basidiomycota Agaricomycotina Pucciniomycotina Ustilaginomycotina Subfilum incertae sedis (mencakup Dikarya yang belum ditetapkan filumnya) Entomophthoromycotina Kickxellomycotina Mucoromycotina Zoopagomycotina Deuteromycota menjadi kelompok bagi cendawan-cendawan yang belum dapat digolongkan pada keempat filum di atas (berstatus "tidak jelas", incertae sedis).
Lumut kerak atau Lichenes bukanlah individu, melainkan bentuk simbiosis mutualisme yang erat antara cendawan dan alga. Meskipun demikian, penamaan khusus sering diberikan karena kepentingan praktis dalam terapan, misalnya farmasi. Ekologi [ sunting - sunting sumber ] Pin mold yang menguraikan buah persik Meskipun sering kali tidak mencolok, fungi hidup di setiap lingkungan di Bumi dan memainkan peran yang sangat penting di sebagian besar ekosistem. Bersama dengan bakteri, fungi adalah pengurai utama di sebagian besar ekosistem darat (dan beberapa ekosistem perairan), dan karenanya memainkan peran penting dalam daur biogeokimia [103] dan di banyak jaring-jaring makanan.
Sebagai pengurai, fungi memainkan peran penting dalam siklus nutrien, terutama sebagai saprotrof dan simbion, menguraikan zat organik menjadi molekul anorganik, yang kemudian dapat memasuki kembali jalur metabolisme anabolik pada tumbuhan atau organisme lain.
[104] [105] Banyak fungi memiliki hubungan simbiosis penting dengan organisme dari sebagian besar jika tidak semua Kerajaan. [106] [107] [108] Interaksi ini dapat bersifat protagonis atau antagonis, atau dalam kasus fungi komensal tidak bermanfaat atau merugikan bagi inangnya. [109] [110] [111] Dengan tumbuhan [ sunting - sunting sumber ] Simbiosis mikoriza antara tumbuhan dan fungi adalah salah satu asosiasi tumbuhan-fungi yang paling dikenal dan sangat penting untuk pertumbuhan dan ketahanan tanaman di banyak ekosistem; lebih dari 90% dari semua spesies tumbuhan terlibat dalam hubungan mikoriza dengan fungi dan bergantung pada hubungan ini untuk berkembang biak [112] Filamen gelap adalah hifa dari fungi endofit Neotyphodium coenophialum di ruang interselular jaringan selubung daun Festuca arundinacea Simbiosis mikoriza sudah terjadi setidaknya 400 juta tahun yang lalu.
[113] Mikoriza meningkatkan penyerapan senyawa anorganik pada tumbuhan, seperti nitrat dan fosfat dari tanah yang memiliki konsentrasi rendah dari nutrisi tanaman kunci ini. [104] [114] Fungi juga dapat memediasi transfer karbohidrat dan nutrisi lainnya dari tumbuhan ke tumbuhan. Komunitas mikoriza semacam itu disebut "jaringan mikoriza umum" ( common mycorrhizal network). [115] Kasus khusus mikoriza adalah miko-heterotrofi, di mana tumbuhan menjadi parasit pada fungi, mendapatkan semua nutrisi dari simbion fungi.
[116] Beberapa spesies fungi mendiami jaringan di dalam akar, batang, dan daun, dalam hal ini mereka disebut endofit. [117] Mirip dengan mikoriza, kolonisasi endofitik oleh fungi dapat menguntungkan kedua simbion; misalnya, endofit dari rumput memberikan kepada inangnya peningkatan resistensi terhadap herbivora dan tekanan lingkungan lainnya dan menerima makanan dan perlindungan dari tumbuhan sebagai imbalannya.
[118] Dengan alga dan sianobakteri [ sunting - sunting sumber ] Liken Lobaria pulmonaria, simbiosis dari fungi, alga, dan sianobakteri Lumut kerak atau liken adalah hubungan simbiosis antara fungi dan alga atau sianobakteri yang dapat melakukan fotosintesis. Mitra fotosintesis dalam hubungan tersebut dalam terminologi liken disebut sebagai "fotobion". Bagian fungi dari hubungan ini sebagian besar terdiri dari berbagai spesies Ascomycota dan sedikit Basidiomycota.
[119] Lumut kerak hidup di setiap ekosistem di semua benua, memainkan peran kunci dalam pembentukan tanah dan inisiasi suksesi ekologis, [120] dan menonjol di beberapa lingkungan ekstrem, termasuk wilayah kutub, alpen, dan gurun pasir semi-gersang. [121] Liken dapat tumbuh di permukaan yang tidak ramah, termasuk tanah kosong, batu, pepagan, kayu, kerang, teritip dan daun. [122] Seperti pada mikoriza, fotobion menyediakan gula dan karbohidrat lain melalui fotosintesis untuk fungi, sedangkan fungi menyediakan mineral dan air untuk fotobion.
Fungsi kedua organisme simbiotik terkait sangat erat sehingga mereka berfungsi hampir sebagai organisme tunggal; dalam kebanyakan kasus, organisme yang dihasilkan sangat berbeda dari komponen individunya. Likenisasi adalah cara umum fungi untuk mendapatkan nutrisi; sekitar 20% fungi—antara 17.500 dan 20.000 spesies yang dideskripsikan—mengalami likenisasi. [123] Karakteristik umum bagi kebanyakan lumut kerak mencakup memperoleh karbon organik melalui fotosintesis, pertumbuhan lambat, ukuran kecil, umur panjang, struktur reproduksi vegetatif tahan lama (musiman), nutrisi mineral yang diperoleh sebagian besar dari udara, dan toleransi terhadap desikasi yang lebih besar daripada kebanyakan organisme fotosintesis lainnya di habitat yang sama.
[124] Lihat pula [ sunting - sunting sumber ] • Jamur • Hifa • Spora Referensi [ sunting - sunting sumber ] • ^ Moore RT (1980). {/INSERTKEYS}
"Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts and other yeast-like fungi including the smuts". Botanica Marina. 23: 361–373. • ^ Sistem klasifikasi berikut ini berdasarkan studi filogenetik tahun 2007 oleh Hibbett et al.
• ^ Apa itu fungi DP (1979). Cassell's Latin Dictionary (edisi ke-5). London, UK: Cassell Ltd. hlm. 883. ISBN 978-0-304-52257-6. • ^ a b Ainsworth, p. 2. • ^ Mitzka W, ed. (1960). Etymologisches Wörterbuch der deutschen Sprache. Berlin: Walter de Gruyter. • ^ Alexopoulos et al., p. 1. • ^ "LIAS Glossary". Diakses tanggal 14 August 2013. • ^ Bruns T (October 2006). "Evolutionary biology: a kingdom revised". Nature. 443 (7113): 758–61. Bibcode: 2006Natur.443.758B. doi: 10.1038/443758a.
PMID 17051197. • ^ Baldauf SL, Palmer JD (December 1993). "Animals and fungi are each other's closest relatives: congruent evidence from multiple proteins".
Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 90 (24): 11558–62. Bibcode: 1993PNAS.9011558B.
doi: 10.1073/pnas.90.24.11558. PMC 48023. PMID 8265589. • ^ Deacon, p. 4. • ^ a b Deacon, pp. 128–29. • ^ Alexopoulos et al., pp. 28–33. • ^ Alexopoulos et al., pp. 31–32. • ^ Shoji JY, Arioka Apa itu fungi, Kitamoto K (2006). "Possible involvement of pleiomorphic vacuolar networks in nutrient recycling in filamentous fungi". Autophagy. 2 (3): apa itu fungi. doi: 10.4161/auto.2695. PMID 16874107. • ^ Deacon, p. 58. • ^ Zabriskie TM, Jackson MD (February 2000). "Lysine biosynthesis and metabolism in fungi".
Natural Product Reports. 17 (1): 85–97. doi: 10.1039/a801345d. PMID 10714900. • ^ Xu H, Andi B, Qian J, West AH, Cook PF (2006). "The alpha-aminoadipate pathway for lysine biosynthesis in fungi". Cell Biochemistry and Biophysics. 46 (1): 43–64. doi: 10.1385/CBB:46:1:43. PMID 16943623. • ^ Alexopoulos et al., pp.
27–28. • ^ Alexopoulos et al., p. 685. • ^ a b c Alexopoulos et al., p. 30. • ^ Desjardin DE, Perry BA, Lodge DJ, Stevani CV, Nagasawa E (2010). "Luminescent Mycena: new and noteworthy species". Mycologia. 102 (2): 459–77. doi: 10.3852/09-197. PMID 20361513. • ^ Alexopoulos et al., pp. 32–33. • ^ Bowman SM, Free SJ (August 2006). "The structure and synthesis of the fungal cell wall".
BioEssays. 28 (8): 799–808. doi: 10.1002/bies.20441. PMID 16927300. • ^ Alexopoulos et al., p. 33. • ^ Mihail JD, Bruhn JN (November 2005). "Foraging behaviour of Armillaria rhizomorph systems". Mycological Research. 109 (Pt 11): 1195–207. doi: 10.1017/S0953756205003606.
PMID 16279413. • ^ a b c Keller NP, Turner Apa itu fungi, Bennett JW (December 2005). "Fungal secondary metabolism - from biochemistry to genomics". Nature Reviews. Microbiology. 3 (12): 937–47. doi: 10.1038/nrmicro1286. PMID 16322742. • ^ Wu S, Schalk M, Clark A, Miles RB, Coates R, Chappell J (November 2006).
"Redirection of cytosolic or plastidic isoprenoid precursors elevates terpene production in plants". Nature Biotechnology. 24 (11): 1441–7. doi: 10.1038/nbt1251. PMID 17057703. • ^ Tudzynski B (March 2005). "Gibberellin biosynthesis in fungi: genes, enzymes, evolution, and impact on biotechnology". Applied Microbiology and Biotechnology.
66 (6): 597–611. doi: 10.1007/s00253-004-1805-1. PMID 15578178. • ^ Vaupotic T, Veranic P, Jenoe P, Plemenitas A (June 2008). "Mitochondrial mediation of environmental osmolytes discrimination during osmoadaptation in the extremely halotolerant black yeast Hortaea werneckii".
Fungal Genetics and Biology. 45 (6): 994–1007. doi: 10.1016/j.fgb.2008.01.006. PMID 18343697. • ^ a b Dadachova E, Bryan RA, Huang X, Moadel T, Schweitzer AD, Aisen P, Nosanchuk JD, Casadevall A (2007). "Ionizing radiation changes the electronic properties of melanin and enhances the growth of apa itu fungi fungi". PLoS One. 2 (5): e457. Bibcode: 2007PLoSO.2.457D. doi: 10.1371/journal.pone.0000457. PMC 1866175. PMID 17520016. • ^ Raghukumar C, Raghukumar S (1998).
"Barotolerance of fungi isolated from deep-sea sediments of the Indian Ocean". Aquatic Microbial Ecology. 15 (2): 153–163. doi: 10.3354/ame015153.
• ^ Sancho LG, de la Torre R, Horneck G, Ascaso C, de Los Rios Apa itu fungi, Pintado A, Wierzchos J, Schuster M (June 2007). "Lichens survive in space: results from the 2005 LICHENS experiment". Astrobiology. 7 (3): 443–54. Bibcode: 2007AsBio.7.443S. doi: 10.1089/ast.2006.0046. PMID 17630840. • ^ Brem FM, Lips KR (September 2008).
"Batrachochytrium dendrobatidis infection patterns among Panamanian amphibian species, habitats and elevations during epizootic and enzootic stages". Diseases of Aquatic Organisms. 81 (3): 189–202. doi: 10.3354/dao01960. PMID 18998584. • ^ Le Calvez T, Burgaud G, Mahé S, Barbier G, Vandenkoornhuyse P (October 2009).
"Fungal diversity in deep-sea hydrothermal ecosystems". Applied and Environmental Microbiology. 75 (20): 6415–21. doi: 10.1128/AEM.00653-09. PMC 2765129. PMID 19633124. • ^ a b Mueller GM, Schmit JP (2006). "Fungal biodiversity: what do we know? What can we predict?". Biodiversity and Conservation. 16: 1–5. doi: 10.1007/s10531-006-9117-7.
• ^ Hawksworth DL, Lücking R (July 2017). Fungal Diversity Revisited: 2.2 to 3.8 Million Species. Microbiology Spectrum. 5. hlm. 79–95. doi: 10.1128/microbiolspec.FUNK-0052-2016. ISBN 9781555819576. PMID 28752818. • ^ Kirk et al., p. 489. • ^ Hibbett DS, Binder M, Bischoff JF, Blackwell M, Cannon PF, Eriksson OE, et al.
(May 2007). "A higher-level phylogenetic classification of the Fungi" (PDF). Mycological Research. 111 (Pt 5): 509–47. CiteSeerX 10.1.1.626.9582. doi: 10.1016/j.mycres.2007.03.004. PMID 17572334. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 March 2009. • ^ According to one 2001 estimate, some 10,000 fungal diseases are known. Struck C (2006). "Infection strategies of plant parasitic fungi".
Dalam Cooke BM, Jones DG, Kaye B. The Epidemiology of Plant Diseases. Berlin, Germany: Springer. hlm. 117. ISBN 978-1-4020-4580-6. • ^ Peintner U, Pöder R, Pümpel T (1998). "The Iceman's fungi". Mycological Research. 102 (10): 1153–1162. doi: 10.1017/S0953756298006546. • ^ Ainsworth, p.
1. • ^ Alexopoulos et al., pp. 1–2. • ^ Ainsworth, p. 18. • ^ Hawksworth DL (September 2006). "Pandora's mycological box: molecular sequences vs. morphology in understanding fungal relationships and biodiversity". Revista Iberoamericana de MicologíA.
23 (3): 127–33. doi: 10.1016/S1130-1406(06)70031-6. PMID 17196017. • ^ Harris SD (2008). "Branching of fungal hyphae: regulation, mechanisms and comparison with other branching systems". Apa itu fungi. 100 (6): 823–32. doi: 10.3852/08-177. PMID 19202837. • ^ Deacon, p. 51. • ^ Deacon, p. 57. • ^ Chang S-T, Miles PG (2004).
Mushrooms: Cultivation, Nutritional Value, Medicinal Effect and Environmental Impact. Boca Raton, Florida: CRC Press.
ISBN 978-0-8493-1043-0. • ^ Parniske M (October 2008). "Arbuscular mycorrhiza: the mother of plant root endosymbioses". Nature Reviews. Microbiology. 6 (10): 763–75. doi: 10.1038/nrmicro1987. PMID 18794914. • ^ Steenkamp ET, Wright J, Baldauf SL (January 2006). "The protistan origins of animals and fungi".
Molecular Biology and Evolution. 23 (1): 93–106. doi: 10.1093/molbev/msj011. PMID 16151185. • ^ Stevens DA, Ichinomiya M, Koshi Y, Horiuchi H (September 2006). "Escape of Candida from caspofungin inhibition at concentrations above the MIC (paradoxical effect) accomplished by increased cell wall chitin; evidence for beta-1,6-glucan synthesis inhibition by caspofungin". Antimicrobial Agents and Chemotherapy. 50 (9): 3160–1. doi: 10.1128/AAC.00563-06.
PMC 1563524. PMID 16940118. • ^ Hanson, pp. 127–141. • ^ Ferguson BA, Dreisbach TA, Parks CG, Filip GM, Schmitt CL (2003). "Coarse-scale population structure of pathogenic Armillaria species in a mixed-conifer forest in the Blue Mountains of northeast Oregon". Canadian Journal of Forest Research. 33 (4): 612–623. doi: 10.1139/x03-065. • ^ Alexopoulos et al., pp. 204–205. • ^ Moss ST (1986). The Biology of Marine Fungi. Cambridge, UK: Cambridge University Press. hlm. 76. ISBN 978-0-521-30899-1. • ^ Peñalva MA, Arst HN (September 2002).
"Regulation of gene expression by ambient pH in filamentous fungi and yeasts". Microbiology and Molecular Biology Reviews. 66 (3): 426–46, table of contents. doi: 10.1128/MMBR.66.3.426-446.2002. PMC 120796. PMID 12208998. • ^ a b Howard RJ, Ferrari MA, Roach DH, Money NP (December 1991). "Penetration of hard substrates by a fungus employing enormous turgor pressures".
Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 88 (24): 11281–4. Bibcode: 1991PNAS.8811281H. doi: 10.1073/pnas.88.24.11281. PMC 53118. PMID 1837147. • ^ Money NP (1998). "Mechanics of invasive fungal growth and the significance of turgor in plant infection". Molecular Genetics of Host-Specific Toxins in Plant Disease: Proceedings of the 3rd Tottori International Symposium on Host-Specific Toxins, Daisen, Tottori, Japan, August 24–29, 1997.
Netherlands: Kluwer Academic Publishers. hlm. 261–271. ISBN 978-0-7923-4981-5. • ^ Wang ZY, Jenkinson JM, Holcombe LJ, Soanes DM, Veneault-Fourrey C, Bhambra GK, Talbot NJ (April 2005).
"The molecular biology of appressorium turgor generation by the rice blast fungus Magnaporthe grisea". Biochemical Society Transactions. 33 (Pt 2): 384–8. doi: 10.1042/BST0330384. PMID 15787612. • ^ Pereira JL, Noronha EF, Miller RN, Franco OL (June 2007). "Novel insights in the use of hydrolytic enzymes secreted by fungi with biotechnological potential". Letters in Applied Microbiology.
44 (6): 573–81. doi: 10.1111/j.1472-765X.2007.02151.x. PMID 17576216. • ^ Schaller M, Borelli C, Korting HC, Hube B (November 2005). "Hydrolytic enzymes as virulence factors of Candida albicans". Mycoses. 48 (6): 365–77. doi: 10.1111/j.1439-0507.2005.01165.x. PMID 16262871. • ^ Farrar JF (October 1985). "Carbohydrate metabolism in biotrophic plant pathogens".
Microbiological Sciences. 2 (10): 314–7. PMID 3939987. • ^ Fischer R, Zekert N, Takeshita N (May 2008). "Polarized growth in fungi--interplay between the cytoskeleton, positional markers and membrane domains". Apa itu fungi Microbiology. 68 (4): 813–26. doi: 10.1111/j.1365-2958.2008.06193.x. PMID apa itu fungi. • ^ Christensen MJ, Bennett RJ, Ansari HA, Koga H, Johnson RD, Bryan GT, Simpson WR, Koolaard JP, Nickless EM, Voisey CR (February apa itu fungi. "Epichloë endophytes grow by intercalary hyphal extension in elongating grass leaves".
Fungal Genetics and Biology. 45 (2): 84–93. doi: 10.1016/j.fgb.2007.07.013. PMID 17919950. • ^ Money NP (October 2002). "Mushroom stem cells". BioEssays. 24 (10): 949–52. doi: 10.1002/bies.10160. PMID 12325127. • ^ Willensdorfer M (February 2009).
"On the evolution of differentiated multicellularity". Evolution; International Journal of Organic Evolution. 63 (2): 306–23. arXiv: 0801.2610. doi: 10.1111/j.1558-5646.2008.00541.x. PMID 19154376. • ^ Apa itu fungi KJ, Srikantha T, Lockhart SR, Pujol C, Soll DR (May 2006).
"Opaque cells signal white cells to form biofilms in Candida albicans". The EMBO Journal. 25 (10): 2240–52. doi: 10.1038/sj.emboj.7601099. PMC 1462973. PMID 16628217. • ^ Marzluf GA (September 1981). "Regulation of nitrogen metabolism and gene expression in fungi". Microbiological Reviews. 45 apa itu fungi 437–61. PMC 281519. PMID 6117784. • ^ Hynes MJ (1994).
"Regulatory circuits of the amdS gene of Aspergillus nidulans". Antonie van Leeuwenhoek. 65 (3): 179–82. doi: 10.1007/BF00871944. PMID 7847883. • ^ Dadachova E, Casadevall A (December 2008). "Ionizing radiation: how fungi cope, adapt, and exploit with the help of melanin". Current Opinion in Microbiology. 11 (6): 525–31. doi: 10.1016/j.mib.2008.09.013.
PMC 2677413. PMID 18848901. • ^ Alexopoulos et al., pp. 48–56. • ^ Kirk et al., p. 633. • ^ Heitman J (September 2006). "Sexual reproduction and the evolution of microbial pathogens". Current Biology. 16 (17): R711–25. doi: 10.1016/j.cub.2006.07.064. PMID 16950098. • ^ Alcamo IE, Pommerville J (2004).
Alcamo's Fundamentals of Microbiology. Boston, Massachusetts: Jones and Bartlett. hlm. 590. ISBN 978-0-7637-0067-6. • ^ Redecker D, Raab P (2006).
"Phylogeny of the glomeromycota (arbuscular mycorrhizal fungi): recent developments and new gene markers". Mycologia. 98 (6): 885–95. doi: 10.3852/mycologia.98.6.885. PMID 17486965. • ^ Guarro J, Stchigel AM (July 1999). "Developments in fungal taxonomy". Clinical Microbiology Reviews. 12 (3): 454–500. PMC 100249. PMID 10398676. • ^ a b Taylor JW, Jacobson DJ, Kroken S, Kasuga T, Geiser DM, Hibbett DS, Fisher MC (October 2000). "Phylogenetic species recognition and species concepts in fungi".
Fungal Genetics and Biology. 31 (1): 21–32. doi: 10.1006/fgbi.2000.1228. PMID 11118132. • ^ Metzenberg RL, Glass NL (February apa itu fungi. "Mating type and mating strategies in Neurospora".
BioEssays. 12 (2): 53–9.
doi: 10.1002/bies.950120202. PMID 2140508. • ^ Jennings and Lysek, pp. 107–114. • ^ Deacon, p. 31. • ^ Alexopoulos et al., pp. 492–493. • ^ Jennings and Lysek, p. 142. • ^ Deacon, pp. 21–24.
• ^ Linder MB, Szilvay GR, Nakari-Setälä T, Penttilä ME (November 2005). "Hydrophobins: the protein-amphiphiles of filamentous fungi". FEMS Microbiology Reviews. 29 (5): 877–96. doi: 10.1016/j.femsre.2005.01.004. PMID 16219510. • ^ Trail F (November 2007). "Fungal cannons: explosive spore discharge in the Ascomycota".
FEMS Microbiology Letters. 276 (1): 12–8. doi: 10.1111/j.1574-6968.2007.00900.x. PMID 17784861. • ^ Pringle A, Patek SN, Fischer M, Stolze J, Money NP (2005). "The captured launch of a ballistospore". Mycologia. 97 (4): 866–71. doi: 10.3852/mycologia.97.4.866. PMID 16457355. • ^ Kirk et al., p. 495. • ^ Brodie HJ (1975). The Bird's Nest Fungi. Toronto, Ontario: University of Toronto Press.
hlm. 80. ISBN 978-0-8020-5307-7. • ^ Alexopoulos et al., p. 545. • ^ "Spore Dispersal in Fungi". www.botany.hawaii.edu. Diakses tanggal 2018-12-28. • ^ "Dispersal". herbarium.usu.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-12-28. • ^ Jennings and Lysek, pp. 114–115. • ^ Furlaneto MC, Pizzirani-Kleiner AA (January 1992). "Intraspecific hybridisation of Trichoderma pseudokoningii by anastomosis and by protoplast fusion".
FEMS Microbiology Letters. 69 (2): 191–5. doi: 10.1111/j.1574-6968.1992.tb05150.x. PMID 1537549. • ^ Schardl CL, Craven KD (November 2003).
"Interspecific hybridization in plant-associated fungi and oomycetes: a review". Molecular Ecology. 12 (11): 2861–73.
doi: 10.1046/j.1365-294X.2003.01965.x. PMID 14629368. • ^ Donoghue MJ, Cracraft J (2004). Assembling the Tree of Life. Oxford (Oxfordshire), UK: Oxford University Press. hlm. 187. ISBN 978-0-19-517234-8. • ^ Taylor and Taylor, p. 19. • ^ Taylor and Taylor, pp. 7–12. • ^ Bengtson, Stefan; Rasmussen, Birger; Ivarsson, Magnus; Muhling, Janet; Broman, Curt; Marone, Federica; Stampanoni, Marco; Bekker, Andrey (24 April 2017). "Fungus-like mycelial fossils in 2.4-billion-year-old vesicular basalt".
Nature Ecology & Evolution. 1 (6): 0141. doi: 10.1038/s41559-017-0141. PMID 28812648. • ^ Lücking R, Huhndorf S, Pfister DH, Plata ER, Lumbsch HT (2009). "Fungi evolved right on track". Mycologia. 101 (6): 810–22. doi: 10.3852/09-016. PMID 19927746. • ^ James TY, Kauff F, Schoch CL, Matheny PB, Hofstetter V, Cox CJ, et al. (October 2006). "Reconstructing the early evolution of Fungi using a six-gene phylogeny".
Nature. 443 (7113): 818–22. Bibcode: 2006Natur.443.818J. doi: 10.1038/nature05110. PMID 17051209. • ^ Taylor and Taylor, pp. 84–94 and 106–107. • ^ Schoch CL, Sung GH, López-Giráldez F, Townsend JP, Miadlikowska J, Hofstetter V, et al.
(April 2009). "The Ascomycota tree of life: a phylum-wide apa itu fungi clarifies the origin and evolution of fundamental reproductive and ecological traits". Systematic Biology. 58 (2): 224–39. doi: 10.1093/sysbio/syp020. PMID 20525580. • ^ Gadd GM (January 2007). "Geomycology: biogeochemical transformations of rocks, minerals, metals and radionuclides by fungi, bioweathering and bioremediation". Mycological Research. 111 (Pt 1): 3–49. doi: 10.1016/j.mycres.2006.12.001. PMID 17307120.
• ^ a b Lindahl BD, Ihrmark K, Boberg J, Trumbore SE, Högberg P, Stenlid J, Finlay RD (2007). "Spatial separation of litter decomposition and mycorrhizal nitrogen uptake in a boreal forest".
The New Phytologist. 173 (3): 611–20. doi: 10.1111/j.1469-8137.2006.01936.x. PMID 17244056. • ^ Barea JM, Pozo MJ, Azcón R, Azcón-Aguilar C (July 2005). "Microbial co-operation in the rhizosphere". Journal of Experimental Botany. 56 (417): 1761–78. doi: 10.1093/jxb/eri197. PMID 15911555. • ^ Aanen DK (June 2006). "As you reap, so shall you sow: coupling of harvesting and inoculating stabilizes the mutualism between termites and fungi".
Biology Letters. 2 (2): 209–12. doi: 10.1098/rsbl.2005.0424. PMC 1618886. PMID 17148364. • ^ Nikoh N, Fukatsu T (April 2000). "Interkingdom host jumping underground: phylogenetic analysis of entomoparasitic fungi of the genus cordyceps".
Molecular Biology and Evolution. 17 (4): 629–38. doi: 10.1093/oxfordjournals.molbev.a026341. PMID 10742053. • ^ Perotto Apa itu fungi, Bonfante P (December 1997). "Bacterial associations with mycorrhizal fungi: close and distant friends in the rhizosphere". Trends in Microbiology. 5 (12): 496–501. doi: 10.1016/S0966-842X(97)01154-2.
PMID 9447662. • ^ Arnold AE, Mejía LC, Kyllo D, Apa itu fungi EI, Maynard Z, Robbins N, Herre EA (December 2003). "Fungal endophytes limit pathogen damage in a tropical tree". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 100 (26): 15649–54. Bibcode: 2003PNAS.10015649A. doi: 10.1073/pnas.2533483100.
PMC 307622. PMID 14671327. • ^ Paszkowski U (August 2006). "Mutualism and parasitism: the yin and yang of plant symbioses". Current Opinion in Plant Biology. 9 (4): 364–70. doi: 10.1016/j.pbi.2006.05.008. PMID 16713732. • ^ Hube B (August 2004). "From commensal to pathogen: stage- and tissue-specific gene expression of Candida albicans". Current Opinion in Microbiology.
7 (4): 336–41. doi: 10.1016/j.mib.2004.06.003. PMID 15288621. • ^ Bonfante P (April 2003). "Plants, mycorrhizal fungi and endobacteria: a dialog among cells and genomes". The Biological Bulletin. 204 (2): 215–20. doi: 10.2307/1543562. JSTOR 1543562. PMID 12700157. • ^ Remy W, Taylor TN, Hass H, Kerp H (December 1994).
"Four hundred-million-year-old vesicular arbuscular mycorrhizae". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 91 (25): 11841–3. Bibcode: 1994PNAS.9111841R. doi: 10.1073/pnas.91.25.11841.
PMC 45331. PMID 11607500. • ^ van der Heijden MG, Streitwolf-Engel R, Riedl R, Siegrist S, Neudecker A, Ineichen K, Boller T, Wiemken A, Sanders IR (2006).
"The mycorrhizal contribution to plant productivity, plant nutrition and soil structure in experimental apa itu fungi. The New Phytologist. 172 (4): 739–52. doi: 10.1111/j.1469-8137.2006.01862.x. PMID 17096799. • ^ Selosse MA, Richard F, He X, Simard SW (November 2006). "Mycorrhizal networks: des liaisons dangereuses?".
Trends in Ecology & Evolution. 21 (11): 621–8. doi: 10.1016/j.tree.2006.07.003. PMID 16843567. • apa itu fungi Merckx V, Bidartondo MI, Hynson NA (December 2009). "Myco-heterotrophy: when fungi host plants". Annals of Botany. 104 (7): 1255–61. doi: 10.1093/aob/mcp235. PMC 2778383. PMID 19767309. • ^ Schulz B, Boyle C (June 2005).
"The endophytic continuum". Mycological Research. 109 (Pt 6): 661–86. doi: 10.1017/S095375620500273X. PMID 16080390. • ^ Clay K, Schardl C (October 2002).
"Evolutionary origins and ecological consequences of endophyte symbiosis with grasses". The American Naturalist. 160 Suppl 4 (suppl. 4): S99–S127. doi: 10.1086/342161. PMID 18707456. • ^ Brodo IM, Sharnoff SD (2001). Lichens of North America. New Haven, Connecticut: Yale University Press. ISBN 978-0-300-08249-4. • ^ Raven PH, Evert RF, Eichhorn, SE (2005). "14—Fungi". Biology of Plants (edisi ke-7).
W. H. Freeman. hlm. 290. ISBN 978-0-7167-1007-3. • ^ Deacon, p. 267. • ^ Purvis W (2000). Lichens. Washington, D.C.: Smithsonian Institution Press in association with the Natural History Museum, London. hlm. 49–75. ISBN 978-1-56098-879-3. • ^ Kirk et al., p. 378. • ^ Deacon, pp. 267–276. Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Brundrett2002" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Brakhage2005" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Ammirati1987" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Bush1997" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag apa itu fungi nama "Beadle1941" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Christian2005" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Datta1989" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Dean2005" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Deshpande1999" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "ElDine2008" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Eshet1995" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Firenzuoli2008" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Fomina2007" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Gryzenhout2006" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Hetland2008" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag apa itu fungi nama "James2006" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Kauffman2007" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Kulp2000" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Lin2005" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Lockhart2006" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Loo2006" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Manzoni2002" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Michelot2003" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Nielsen2007" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "nysaes" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Orr1979" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Paterson2008" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Radford1997" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Schlegel1993" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "ShalchianTabrizi2008" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Sullivan2006" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Taylor2005" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "urlwww.uvminnovations.com" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Yang2007" yang didefinisikan di
Kesalahan pengutipan: Tag dengan nama "Ward2005" yang didefinisikan di
Introduction to the History of Mycology.
Cambridge, UK: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-11295-6. • Alexopoulos CJ, Mims CW, Blackwell M (1996). Introductory Mycology. John Wiley and Sons. ISBN 978-0-471-52229-4. • Chandler PJ (2010). A Dipterist's Handbook (edisi ke-2nd). The Amateur Entomologists' Society. hlm. 1–525. • Deacon J (2005). Fungal Biology. Cambridge, Massachusetts: Blackwell Publishers. ISBN 978-1-4051-3066-0. • Hall IR (2003). Edible and Poisonous Mushrooms of the World. Portland, Oregon: Timber Press. ISBN 978-0-88192-586-9.
• Hanson JR (2008). The Chemistry of Fungi. Royal Society Of Chemistry. ISBN 978-0-85404-136-7. • Jennings DH, Lysek G (1996). Fungal Biology: Understanding the Fungal Lifestyle. Guildford, UK: Bios Scientific Publishers Ltd. ISBN 978-1-85996-150-6. • Kirk PM, Cannon PF, Minter DW, Stalpers JA (2008). Dictionary of the Fungi (edisi ke-10th).
Wallingford, UK: CAB International. ISBN 978-0-85199-826-8. • Taylor EL, Taylor TN (1993). The Biology and Evolution of Fossil Plants. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. ISBN 978-0-13-651589-0. Kategori tersembunyi: • Halaman dengan kesalahan referensi • CS1 sumber berbahasa Inggris (en) • Artikel dengan format mikro 'spesies' • Semua regnum fungi • Artikel Wikipedia dengan penanda GND • Artikel Wikipedia dengan penanda BNE • Artikel Wikipedia dengan penanda BNF • Artikel Wikipedia dengan penanda LCCN • Artikel Wikipedia dengan penanda NDL • Artikel Wikipedia dengan penanda MA • Artikel Wikipedia dengan penanda ganda • Halaman ini terakhir diubah pada 10 Maret 2022, pukul 08.10.
• Teks tersedia di bawah Lisensi Creative Apa itu fungi Atribusi-BerbagiSerupa; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya. • Kebijakan privasi • Tentang Wikipedia • Penyangkalan • Tampilan seluler • Pengembang • Statistik • Pernyataan kuki • •
Fungi – Biologi merupakan Mata Pelajaran yang mempelajari tentang Alam Kehidupan secara sistematis, sehingga Ilmu Biologi ini bukan hanya berupa Materi-materi yang berdasarkan suatu Konsep saja, tetapi juga mempelajari tentang Makhluk Hidup (Biotik) dan Makhluk Tidak Hidup (Abiotik) dengan melakukan suatu penelitian tertentu.
Didalam Klasifikasi Makhluk Hidup apa itu fungi meliputi banyak sekali macam-macam jenis, yaitu diantaranya adalah Fungi. Apa yang dimaksud dengan Fungi?.
Daftar Isi : • Pengertian • Ciri-Ciri Fungi • Struktur Tubuh Fungi • Pertumbuhan Fungi • 1. Berkembangbiak Aseksual • 2. Berkembangbiak Seksual • Klasifikasi Fungi • 1. Divisi Zygomycotina • 2. Divisi Ascomycotina • 3. Divisi Basidiomycotina • Share this: • Related posts: Pengertian Fungi (Cendawan) adalah Organisme Heterotrofik yang memerlukan Senyawa Organik sebagai pemasukkan Nutrisinya.
Tetapi apabila kelangsungan hidup Organisme tersebut bergentung pada Organik Mati yang terlarut, disebut sebagai Sporofit. (Pelczar : 1986) Sedangkan pengertian lain dari Fungi adalah Eukariota Multiseluler yang memiliki banyak Sel pada dalam tubuh, dan memiliki fungsi yang berbeda-beda untuk meningkatkan Effisiensi pada fungsi-fungsinya. Walaupun Organisme jenis ini pernah dikategorikan ke dalam Kingdom Tumbuhan, Fungi pada umumnya berbeda dengan Eukariota lainnya, karena terlihat dari cara memperoleh makanan, struktural Organisasi, Pertumbuhan serta Cara Reproduksinya.
(Campbell : 2003). Ciri-Ciri Fungi Dalam struktur pembentukannya, Fungi memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini : • Tidak memiliki Klorofil bersifat Heterotrof • Hidup menjadi Saprofit, Parasit, dan Simbiosis • Memiliki sifat Eukarion (Terdapat Inti Sejati) • Memiliki Sel Tunggal dan ada yang memiliki banyak Sel • Berkembangbiak secara Vegetative dan Generative • Tumbuh pada lingkungan yang memiliki Zat Asam, Tempat yang Lembab yang mengandung Zat Organisme • Memiliki Dinding Sel tubuh yang tersusun dari Kitin Struktur Apa itu fungi Fungi Jamur merupakan salah satu Golongan Organisme yang terpisah dari Kingdom Tumbuhan, dan merupakan bagian dari Kelompok Organism Fungi.
Dalam Struktur pembentukan tubuh Fungi (Jamur). yaitu sebagai berikut : Kelompok Jamur Uniseluler memiliki Ukuran Tubuh yang berbeda-beda, Berdiameter sekitar 1-5 Mikrometer dan memiliki Panjang 5-30 Mikrometer.
Sedangkan Kelompok Jamur Banyak Sel memiliki Tubuh yang tersusun dari Benang-benang yang disebut sebagai Hifa. Beberapa jenis Jamur, pada Dinding Hifa mengandung Selulosa, tetapi pada umumnya Hifa mengandung Nitrogen Organic, yaitu disebut sebagai Kitin. Macam-macam Hifa : • Aseptat merupakan Sebuah Hifa yang tidak memiliki Sekat (Septum) disebut dengan Senosit.
• Septat Uninukleus merupakan Sebuah Hifa yang memiliki Sekat (Septum), menjadi ruang yang berisikan Satu Inti Sel, dan memiliki Beinti Tunggal. • Septat Multinukleus merupakan Sebuah Hifa yang memiliki Banyak Sel. Pertumbuhan Fungi Secara Sistemastis perkembangbiakannya, Fungi (Jamur) memiliki 2 macam pertumbuhannya, yaitu sebagai berikut : 1. Berkembangbiak Aseksual • Memiliki Fragmentasi Hifa • Memiliki pembentukan pada Tunas • Memiliki pembentukan pada Spora Aseksual, yaitu berupa Sporangiospora, Konidiaspora, dan Klamidospora 2.
Berkembangbiak Seksual • Sogami • Anisogami • Oogami • Gametangiogami • Somatogami • Spermatisasi Klasifikasi Fungi Pada jenis Organism Fungi terdiri dari 2 macam Klasifikasinya, yaitu sebagai berikut : 1. Divisi Zygomycotina Zygomycotina merupakan Suatu Organisme yang membentuk berupa Spora berdinding tebal, disebut Zigospora. Organisme ini pada umumnya, tumbuh hidup pada daratan sebagai Saprofit yang tidak memiliki Klorofil.
Memiliki Hifa yang tidak memiliki Sekat (Septum) dan memiliki banyak Inti, Berkembangbiak secara Vegetative dengan membentuk Aplanospora yang tumbuh hidup pada daratan, dan Zoospore yang tumbuh hidup pada perairan, sedangkan Zygomycotina yang Berkembangbiak secara Generative, membentuk Oogami atau Gametaniogami. Contoh Zygomycotina : • Pilobolus • Mucor Muceedo • Rhizopus Nigricans • Rhizopus Oligosporus • Rhizopus Stoloniferus • Mucor Javanicus 2.
Divisi Ascomycotina Ascomycotina merupakan Suatu Organisme yang membentuk berupa, Spora yang terbentuk dalam perkembangbiakan secara Generative (Seksual). Spora ini apa itu fungi dalam Sel Gelembung dan berwujud seperti Kantung yang disebut sebagai Askus, dan Spora yang dihasilkan disebut dengan Askospora.
Contoh Ascomycotina : • Penicillium Italicum • Penicillium Islandicum • Penicillium Notatum • Penicillium Chrysogenum • Penicillium Camembery • Xylaria Tabacina • Aspergillus Nidulans • Aspergillus Flavus • Fusarium • Claviceps Puepurea 3.
Divisi Basidiomycotina Pada kelompok Jamur yang termasuk Basidiomycotina, memiliki bentuk tubuh yang besar (Makroskopis). Spora terbentuk dalam Basidium, dan setiap Basidium umumnya memiliki 4 macam Basidispora. Basidiomycotina berkembangbiak secara Vegetative dengan membentuk Fragmentasi Hifa, sedangkan pada perkembangbiakannya yang secara Generative dengan membentuk Basidiospora pada Basidium. Pertumbuhan yang dilakukan Basidiomycotina, dimulai dari perkembangan apa itu fungi Spora Basidium atau Konidium, setelah itu pada Spora Basidium tersebut berubah menjadi Benang Hifa, dengan Sekat (Septum) dengan Satu Inti, kemudian pada Hifa akan membentuk berupa Miselium.
Contoh Basidiomycotina : • Volvariella Volvacea • Auricularia Polytricha • Puccinia Graminis • Amanita Phalloides • Agaricus Campertis • Lycoperdon • Lentinus Edodes • Ezobasidium Vexans Demikianlah penjelasan mengenai tentang Fungi beserta Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur, Pertumbuhan, dan Klasifikasinya.
Semoga dapat bermanfaat dan menjadi suatu pengetahuan yang berguna untuk kita semua. Baca Juga Artikel Lainnya : Magnoliopsida Spermatophyta Angiospermae Tulisan Terbaru • Gangguan Pada Hati • Iklim Fisis • Sistem Sosial apa itu fungi Contoh Masalah Sosial • Kesenjangan Sosial • Gangguan Pada Usus Besar • Iklim Oldeman • Rumus Trapesium – Pengertian, Jenis, Keliling, Luas, Beserta Contohnya • Perbedaan Etika dan Moral • Perbedaan Debit Dan Kredit • Perbedaan CV dan PT • Bagian Bagian Pada Telinga Beserta Gambar dan Fungsinya • Konsep Adalah • Perbedaan Cuaca Dan Iklim • Perbedaan Saham dan Obligasi Pengertian fungi adalah: Subjek Definisi Biologi ?
fungi : merupakan bangsa jamur atau kapang Mikrobiologi ? fungi : adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. fungi : jamur,cendawan; tumbuhan yang tidak memiliki daun sejati dan hidup dari bahan tumbuhan BSE Biologi kelas 10 ? fungi : kelompok jamur (BSE: Biologi 10 IKESL09) Kamus Definisi Bahasa Indonesia (KBBI) ? fungi : fu.ngi [n Bio] tumbuhan tanpa daun atau klorofil, hidup dari bahan tumbuhan atau binatang lain, dapat terdiri atas satu sel, dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan atau binatang, dapat membusukkan kayu, makanan, dsb; cendawan; jamur Definisi ?
fungi : kb, jamur, apa itu fungi. Glosarium.org versi April 2019 ✰ Glosarium.org adalah website belajar online. tentang Glosarium kamus kosa kata bebas yang dimuat dari banyak sumber dan referensi di internet. ✰ Berdasarkan kategori bidang khusus dan mata pelajaran. ✰ Referensi rata-rata minimal 2 bidang/mata pelajaran per kata.
✰ Lengkap lebih dari 200+ bidang dan mata pelajaran ada di Glosarium.org ✰ Tanpa website mirror/kloningan ampas ✰ AMP, akses glosarium.org lewat Google Search mobile lebih cepat. ✰ Konten berorientasi apa itu fungi, mendahulukan penyampaian maksud yg dapat dimengerti manusia daripada mesin pencari.
✰ 2021, glosarium.org 3x lebih cepat.
Daftar Isi • Pengertian Fungi (Jamur) • Pengertian Fungsi Menurut Para Ahli • Menurut Gandjar (2006) • Menurut Campbell (2003) • Ciri atau Karakteristik Jamur • Klasifikasi dan Contoh Jamur • 1. Zygomycota • 2. Ascomycota • 3. Basidiomycota • 4. Deuteromycota • Struktur Fungi (Jamur) • Sifat Fungi Jamur • Cara Hidup Fungi • Reproduksi Fungi (Jamur) • Reproduksi Jamur (Fungi) Secara Vegetatif • Reproduksi jamur (fungi) Secara Generatif • Sebarkan ini: • Posting terkait: Pengertian Fungi (Jamur) Pendidikanku.Org – Fungi berasal dari bahasa latin yang artinya jamur.
Jamur (fungi) ini bereproduksi dengan secara aseksual yang menghasilkan kuncup, spora dan jugafragmentasi. Sedangkan dengan cara seksual pada zigospora, askospora, serta basidiospora. Jamur (fungi) ini hidupnya pada tempat yang apa itu fungi tawar, lembap, air laut, tempat yang asam serta juga yang bersimbosis dengan ganggang sampai jamur tetrsebut kemudian membentuk lumut (lichenes).
Pengertian Fungsi Menurut Para Ahli untuk dapat mengerti lebih dalam lagi mengenai apa sih fungi itu, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli, diantaranya sebagai berikut : Menurut Gandjar (2006) Menurut Campbell (2003) Ciri atau Karakteristik Jamur Terdapat beberapa ciri atau karakteristik dari jamur, secara umum sebagai berikut : • Tidak memiliki klorofil.
• Hifa adalah kompenen penting pada tubuh jamur • Tdak bisa menyiapkan makanan sendiri (heterotrof). • Mayoritas hidupnya sebagai parasit.
• Dinding Sel jamur tersebut terbuat dari bahan kitin. • Jamur punya komponen inti yang benar. • Tubuh terbentuk dari satu atau lebih sel.
• Simpan makanan dalam bentuk glikogen. • Jamur berkembangbiak guna membentuk belahan dada, spora serta fragmentasi. • Tidak bisa dibedakan mana batang, akar maupun daun. Klasifikasi dan Contoh Jamur Dibawah ini merupakan klasifikasi Jamur, diantaranya : 1. Zygomycota Karakteristik dari spesies jamur Zygomycota, ialah • Jenis jamur ini hidup seperti saprophyte. • Multiseluler, dan juga bentuk anyaman dari hifa (miselium) itu tidak terisolasi.
• Reproduksi aseksual membentuk spora, sedangkan di dalam reproduksi seksual dengan melalui hubungan antara 2 hifa yang menghasilkan zygospora. • Sebagian besar anggotanya itu hidup di bumi. Contoh spesies Zygomycota, yaitu: • Rhizopus stoloniferus. • Rhizopus nigricans. 2. Ascomycota Adapun karakterisik dari spesies jamur ini, diantaranya Jamur ini mempunyai struktur khusus yang disebut dengan Asus (tahanan).
Terdapat tubuh uniseluler serta beberapa tubuh multiseluler. Hifanya memiliki banyak isolasi serta nukleasi. Contoh spesies Ascomycota, yaitu: • Penicillium notatumn. • Sacharomyces cerevisae (ragi). • Aspergillus. • Penicellium chrysogenum. 3. Basidiomycota Karakteristik dari spesies jamur ini adalah : • Jenis jamur ini mempunyai miselium Schott • Ujung miselium memanjang serta membentuk basidium guna menghasilkan empat spora batang.
• Berkembang biak dengan secara seksual dari basidiospora serta aseksual dengan konidiospora. • Untuk jamur jenis ini terutama yang memiliki dimensi makroskopis itu hidup sebagai parasit serta saprophyte. Contoh dari Basidiomycota, ialah sebagai berikut : • Volvariela volvacae (jamur) • Amanita muscaria & Amanita phalloides (jamur beracun) • Auricularia polytricha (jamur kuping) • Ustilago maydis (jamur api) 4. Deuteromycota Karakteristik dari spesies jamur ini adalah • Bukan jamur sempurna (imferfecti) • Hifanya terisolasi.
• Hidup jamur itu sebagai saprophyte serta parasit. • Tubuhnya itu berbentuk mikroskopis. Contoh Dari Spesies jamur ini, diantaranya yaitu: • Efidermophyton floocosum. • Microsporum sp. • Monillia sitophila (jamu Oncom). • Curvularia sp. • Trighophyton sp.
Struktur Fungi (Jamur) Struktur tubuh dari fungi itu terbentuk dari komponen dasar yakni Hifa > Miselium > Menyusun jalinan semu dan membentuk tubuh buah Hifa ini bentuknya seperti benang yang terbentuk dari dinding berbentuk pipa.
Dinding ini yang kemudian menyelubungi membran plasma serta sitoplasma hifa. Di dalam Sitoplasmanya itu terkandung organel eukariotik. Kebanyakan dari hifa ini dibatasi oleh dinding melintang (septa).
Septa ini mempunyai pori besar yang cukup untuk bisa dilewati ribosom, mitokondria, serta inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Tetapi ada juga hifa yang tidak bersepta yaitu hifa senositik. Struktur dari hifa senositik ini dihasilkan oleh karna adanya pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa di jamur yang bersifat parasit biasanya akan mengalami modifikasi menjadi haustoria, haustoria ini merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria ini bisa menembus jaringan substrat.
Semua jenis itu jamur bersifat heterotrof. tetapi, berbeda dengan organisme lainnya, jamur ini tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk bisa memperoleh makanan, jamur akan menyerap zat organik dari lingkungan dengan menggunakan hifa dan miseliumnya, setelah itu jamur akan menyimpannya kedalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur adalah konsumen maka jamur itu bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, serta senyawa kimia lainnya.
Seluruh zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sifat Fungi Jamur Sebagai makhluk heterotrof, jamur bisa bersifat : • Parasit obligat: ini adalah sifat jamur yang hanya bisa hidup pada inangnya. Contohnya, Pneumonia carini (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). • Parasit fakultatif: sifat parasit apabila ia mendapatkan inang yang sesuai, namun bersifat saprofit apabila ia tidak mendapatkan inang yang cocok.
• Saprofit: ini adalah jamur pelapuk serta pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit ini menyerap makanannya dari organisme yang sudah mati seperti kayu tumbang serta buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit itu mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk kemudian mendekomposisi molekul kompleks tersebut menjadi molekul sederhana agar mudah diserap oleh hifa.
Selain dari itu, hifa bisa langsung menyerap bahan bahan organik ke dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara Hidup Fungi Cara hidup jamur lainnya ialah dengan melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup secara bersimbiosis, selain ia mendapatkan makanan dari organisme lain, ia juga menghasilkan zat tertentu yang berfungsi bagi simbionnya.
Simbion adalah makhluk yang hidup bersimbiosis yang berbeda jenis. Kita bisa melihat mikoriza yang merupakan contoh simbiosis mutualisme pada jamur dengan tanaman, yakni jamur yang hidup diakar tanaman kacang-kacangan atau pun pada lichen. Jamur berhabitat di segala macam lingkungan serta berasosiasi dengan banyak organisme. Walaupun kebanyakan hidup di darat, beberapa dari jamur ada juga yang hidup di air serta berasosiasi dengan organisme air.
Jamur yang hidup di air ini umumnya bersifat parasit atau saprofit, serta kebanyakan dari kelas Oomycetes. Selain dari itu, juga disesuaikan dengan habitat dari tempat jamur itu hidup yang bisa dilihat dari sifat jamur diatas.
Reproduksi Fungi (Jamur) Reproduksi jamur tersebut terjadi dengan secara v egetatif (aseksual) dan juga generatif (seksual). Biasanya pada tumbuhan jamur ini bereproduksi dengan secara generatif yang ialah reproduksi darurat yang dilakukan apabila terjadi suatu perubahan pada kondisi lingkungan tersebut. Reproduksi yang dilakukan dengan secara generatif tersebut menghasilkan keturunan yang mempunyai beragam genetik yang lebih tinggi dengan dibandingkan reproduksi yang dilakukan dengan secara vegetatif.
Oleh adanya variasi genetik ini dapat memungkinkan akan menghasilkan keturunan yang dapat lebih adaptif apabila terjadi suatu perubahan kondisi pada lingkungannya tersebut. Reproduksi Jamur (Fungi) Secara Vegetatif Reproduksi Secara Vegetatif – Reproduksi dengan secara vegetaitf pada jamur itu ialah jamur bersel satu yang dilakukan dengan cara suatu pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi sebuah individu yang baru.
Selain dari itu juga reproduksi dengan secara vegetatif pada jamur multiseluler yang dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut… • Fragmentasi (pemutusan) suatu hifa.
Potongan hifa yang terpisah tersebut kemudian akan tumbuhan menjadi jamur yang baru • Pembentukan pada spora aseksual. Spora aseksual dapat berbentuk sporangiospora atau juga konidospora. Ada beberapa jenis jamur yang sudah dewasa akan dapat menghasilkan sporangiosfor (tangkai kotak spora).
Pada ujung sporangiofor tersebut terdapat suatu sporangium (kotak spora). Sedangkan didalam kotak spora tersebut akan terjadi suatu pembelahan sel dengan secara mitosis yang menghasilkan banyak sekali sporangiospora dengan kromosom haploid (n).
Sedangkan juga pada jamur yang lainnya apabila sudah dewasa dapat juga menghasilkan konidiofor (tangkai konidium). di ujung konidiofor tersebut terdapat suatau konidium (kotak konidiospora). Didalam konidium tersebut akan terjadi suatu pembelahan sel apa itu fungi dilakukan dengan secara mitosis dengan menghasilkan banyak konidiospora dengan berkromosom haploid (n).
Baik itu sporangiospora ataupun konidiospora, apabial jatuh di tempat yang cocok maka akan tumbuh menjadi suatu hifa baru yang haploid (n). Reproduksi jamur (fungi) Secara Generatif Reproduksi Secara Generatif – Reproduksi jamur dengan secara generatif (seksual) tersebut dilakukan terlebih dahulu dengan melalui suatu pembentukan spora seksual melalui suatu peleburan antara hifa yang mempunyai jenis yang berbeda.
Mekanisme reproduksi secara generatif tersebut ialah sebagai berikut : • Hifa (+) dan juga Hifa (-), masing-masing tersebut akan berkromosom haploid (n), dengan berdekatan dan membentuk gametangium. Gametangium ialah organ yang dapat menghasilkan suatu gamet pada tumbuhan yang mempunyai tingkat rendah.
• Gametangium tersebut mengalami suati plasmogami (peleburan sitoplasma) yang membentuk suatu zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan melalui pasangan nukleus yang kromosom haploid yang belum bersatu. Pada zigosporangium tersebut mempunyai lapisan yang dinding selnya tebal dan juga kasar didalam bertahan pada kondisi yang buruk ataupun pada kondisi yang kering. • Apabila kondisi lingkungan tersebut membaik akan menjadi suatu kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium mempunyai inti yang berkromosom diploid (2n).
• Inti diploid (2n) zigosporangium tersebut segera akan mengalami suatu pembelahan yang secara mitosis yang akan menghasilkan zigospora haploid (n) didalam zigosporangium. • Zigospora haploid (n) tersebut akan berkecambah dan membentuk sporangium yang berangkai pendek dengan kromosom haploid (n). • Sporangium haploid (n) tersebut akan dapat menghasilkan spora-spora yang haploid (n). Spora-spora tersebut akan mempunyai keanekaragaman genetik.
• Apabila spora-spora haploid (n) tersebut jatuh pada tempat yang cocok, hal tersebut akan terjadi kecambah (germinasi) yang akan menjadi sebuah hifa jamur haploid (n). Hifa ini akan tumbuh dengan cara membentuk suatu jaringan miselium yang semuanya haploid (n). Demikianlah pembahasa mengenai Pengertian Fungi (Jamur), Cara Hidup, Reproduksi, Sifat dan Struktur, kami berharap apa yang apa itu fungi dapat bermanfaat untuk anda.
Terima kasih Posting terkait: • √ Pengertian Nasionalisme • √ Pengertian Arthropoda • Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer Posting pada SD, SMA, Apa itu fungi Ditag apakah peranan jamur dalam ekosistem, berikut yang tidak termasuk spora aseksual fungi adalah, buku jamur pdf, ciri ciri fungi adalah, ciri ciri jamur pdf, ciri umum fungi adalah, ciri-ciri fungi, ciri-ciri kingdom fungi adalah, ebook mikologi pdf, fungi adalah, fungi adalah brainly, fungi adalah jamur, fungi adalah jurnal, fungi adalah kbbi, fungi adalah organisme, fungi adalah pdf, fungi adalah saprofit, fungi imperfecti adalah, fungible adalah, fungiderm adalah, fungisida adalah, fungisida antracol adalah, fungisida kontak adalah, fungisida kuratif adalah, fungisida sistemik adalah, fungistatik adalah, fungistop adalah obat untuk, hifa adalah, jamur adalah mikroorganisme, jelaskan peranan jamur dalam ekosistem, jelaskan peranan jamur saccharomyces dalam proses fermentasi, jenis jenis jamur pdf, jurnal pengertian jamur pdf, keratolitikum anti fungi adalah, kingdom fungi adalah, kingdom jamur, klasifikasi jamur, mikologi jamur pdf, morfologi jamur, organisme yang termasuk kingdom fungi adalah, pada umumnya jamur yang dikonsumsi oleh manusia dan hewan ini berasal dari kelompok, pembeda antara protista dan fungi adalah, pengertian jamur menurut para ahli, pengertian jamur pdf, pengertian jamur tiram pdf, peranan fungi, peranan jamur, peranan jamur bagi manusia, peranan jamur dalam ekosistem, peranan jamur dalam apa itu fungi manusia, peranan jamur dalam lingkungan, peranan jamur di bidang kesehatan, peranan jamur kancing, peranan jamur kuping, peranan jamur tiram, peranan jamur yang menguntungkan, peranan jamur yang menguntungkan dan merugikan, peranan jamur yang merugikan, peranan jamur zygomycota, peranan protista mirip jamur, perbedaan antara protista dan fungi adalah, reproduksi fungi, sebutkan lima peranan jamur dalam pengadaan pangan, sebutkan peranan jamur bagi tanah, struktur jamur, struktur tubuh fungi, tabel peranan jamur, yang merupakan ciri-ciri fungi adalah, yang termasuk kingdom fungi adalah Pos-pos Terbaru • √ Pengertian Nasionalisme • √ Pengertian Workshop • √ Pengertian Arthropoda • Cara Membuat Nama Hilang Di Whatsapp • Cara Menghapus Akun Instagram • 7 Jenis Peluang Usaha Yang Menjanjikan Wajib Dicoba • Cara Download Video Di Pinterest Mudah Dan Praktis • Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer • Cara Menyembunyikan Aplikasi Di Semua Tipe Smartphone • Pengertian Kabinet Adalah • Situs Facebook Downloader – Tempat Download Video Facebook • Pengertian Gratifikasi, Perbedaan, Unsur, Syarat dan Contoh • Cara Membuat Facebook Meta Business Suite / Facebook Manager • Cara Menggunakan Telegram • Cara Melihat Cadangan Chat Whatsapp di Google Drive • Trend Market Adalah • Pengertian Orientasi Pasar, Tahap, Komponen, Fungsi dan Manfaat • Cara Belanja Di Tiktok Mudah dan Praktis Gak Apa itu fungi Ribet • Cara Melihat Last Seen Telegram Yang Disembunyikan • Cara Mengaktifkan dan Berjualan di Tiktok Shop Seller Center
27.
Sebarkan ini: Jamur (Fungi) merupakan organisme eukariotik yang tidak berklorofil. Jamur bersifat uniseluler dan juga multiseluler.
Jamur (Fungi) sering ditemukan pada lingkungan sekitar yang tumbuhan subur teru tama pada musim hujan sebab jamur menyukai tempat lembab. Namun jamur bisa ditemukan disemua tempat yang terdapat materi organik.
Tumbuhan Eukariota Jamur adalah tumbuhan eukariota, yaitu yang telah mempunyai membran nukleous serta organel membran lainnya. Salah satu ciri-ciri sel eukariotik yang terdapat pada jamur (fungi) ialah mempunyai membran nukleus akan tetapi mempunyai nukleoplasma dan juga sitoplasma terpisah. memiliki organel seperti mitokondria golgi, retikulum endoplasma, ribosom dan kloroplas pada tumbuhan. Multiseluler dan Uniseluler Hampir seluruh jenis jamur merupakan tumbuhan multiseluler yang artinya tumbuhan yang mempunyai banyak sel.
Tetapi terdapat jenis jamur yang apa itu fungi mempunyai satu sel (uniseluler). Contoh jamur yang mempunyai sel satu ialah Sacharomyces yang mampu menghasilkan tuak, yakni salah satu minuman beralkohol.
Selain itu jamur Sacharomyces juga bisa dipakai untuk membuat roti, tape, peuyeum, shake, minuman anggur dan bir. Bersifat Heterotrof Tumbuhan jamur pada umumnya bersifat heterotrof, yaitu tidak bisa membuat makanan sendiri. Jamur merupakan tumbuhan konsumen yang mengandalkan hidup dengan menyerap nutrisi dari organisme yang lainnya. Jamur merupakan tumbuhan yang nencerna makananya di luar tubuh dan menyerap zat-zat bernutirisi di dalam selnya.
Tidak berklorofil Meskipun termasuk tumbuhan multiseluler, fungi adalah tumbuhan yang tidak mempunyai zat hijau daun (klorofil). Jamur adalah tumbuhan konsumen dan bergantung hidup pada organisme lainnya. Jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin dan senyawa kimia lainnya, semua zat itu didapat dari lingkungannya. Tubuhnya berupa Hifa Fungi mempunyai tubuh berbentuk hifa.
Hifa yakni struktur bentuk seperti tabung yang tersusun dari spora dan konidia. Hifa bisa dengan mudah dilihat dengan mata apabila berbentuk miselimum. Miselium ialah hifa yang terkumpul menjadi massa yang sanagat banyak sehingga bisa dilihat dengan mudah. Struktur yang berbentuk menyerupai payung yang umumnya dikenal orang sebagai jamur tidak lain hanyalah alat reproduksi yang dikenal sebagai karpus atau tubuh buah, yang muncul hanya sewaktu-waktu.
Berdasarkan fungsinya, hifa terbagi menjadi dua fungsi, yakni hifa vegeratif dan hifa reproduktif. Terdapat Miselium Tubuh jamur terdapat miselium yang berperan penting dalam kelangsungan hidup jamur.
Miselium merupakan bagian jamur multiseluler yang dibentuk oleh kumpulan beberapa Hifa. Sebagian miselium berguna sebagai penyerap makanan dari apa itu fungi lain atau sisa-sisa organisme. Miselium yang menyerap makanan dinamai miselium vegetatif. Sementara itu ada juga miselium yang merupakan tempat pembentukan spora Tubuhnya dilindungi Zat Kitin Seperti tumbuhan multiseluler yang lainnya, tubuh jamur nampak bisa tumbuh dengan dinding sel apa itu fungi.
Zat kitin merupakan zat penyusun utama dari sel-sel pada jamur. Berbeda dengan dinding sel tumbuhan lainnya yang tersusun dari selulosa, dinding sel pada jamur lebih kokoh sebab sebagian besar terbuat dari zat kitin. Hidup di Tempat Lembab Hampir setiap jenis fungi hidup di tempat lembab, agak masam, hidup di bahan organik, hidup pada saprofit, parasit pada tumbuhan dan hewan serta manusia.
Jamur hidup ditempat lembab sebab untuk mengurangi proses penguapan air di dalam tubuh jamur. Apabila jamur banyak yang berhabitat di tempat yang lembab itu adalah suatu kewajaran sebab, pada umumnya jamur memanfaatkan bakteri yang ada di tempat lembab untuk mempertahankan hidupnya, jamur tidak bisa hidup ditempat yang kering.
Hidup Bersimbiosis Cara hidup jamur lainnya ialah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur apa itu fungi hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat khusus yang bermanfaat bagi simbionnya.
Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman bisa dilihat pada mikoriza, yakni jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan.
Hidup Sebagai Parasit Jamur hidup di macam-macam tempat. Banyak jamur yang hidup di darat, tetapi banyak juga jamur yang hidup di tempat yang berair serta tempat yang lembab. Umumnya jamur bersifat merugikan organisme lainnya. Jamur menyerap zat-zat bernutisi pada organisme-organisme lainnya. Kita bisa mengamati kulit manusia yang terkena penyakit panu.
Hal tersebut bisa terjadi sebab jamur tumbuh subur di kulit manusia, jamur tersebut menyerap zat-zat yang bernutrisi dari inangnya. Klasifikasi Fungi (Jamur) Terdapat 4 klasifikasi fungsi jamur (fungu), berikut dibawah ini penjelasannya Zygomycota Ciri-ciri tubuh Zygomycota tersusun dari benang-benang hifa yang terbentuk dengan sekat melintang, tetapi terdapat juga yang tidak bersekat secara melintang.
Hifa pada Zygomycota bercabang cukup banyak serta permukaan dinding selnya dilengkapi oleh kandungan kitin. Fungi dalam divisi Zygomycota berada pada jamur yang tumbuh di tempe, roti, nasi, dan jenis makanan lainnya. Ascomycota Secara umum ciri fungi divisi Ascomycota ini adalah mampu menghasilkan spora askus atau askospora. Spora askus adalah spora yang dihasilkan melalui reproduksi secara seksual dan terdapat sebanyak 8 spora yang berada di dalam kotak spora. Adapun bentuk dari kotak spora ini seperti kantong dan umumnya dinamai dengan askus.
Ascomycota mengalami tahap reproduksi secara seksual maupun aseksual. Adapun reproduksi secara seksual langkah pertama adalah hifa yang berbentuk percabangan tersebut akan berdiferensiasi untuk pembentukan alat kelamin jantan dan betina. Basidiomycota Basidiomycota adalah jenis fungi yang paling sering dijumpai pada musim penghujan.
Contoh dari fungi Basidiomycota ini yakni, jamur kuping, jamur pohon, jamur barat, dan sebagainya. Basidiomycota mempunyai ukuran yang cukup besar, sehingga untuk jamur jenis ini bisa di lihat langsung dengan kasat mata. Pada umumnya bentuk dari tubuh buah fungi devisi Basidiomycota hampir sama seperti payung. Basidiomycota adalah fungi yang dibudidayakan, misal jamur tiram, jamur merang, jamur shiltake dan sebagainya.
Hifa yang terdapat pada Basidiomycota memiliki sekat melintang serta berinti satu ataupun berinti dua. Deuteromycota Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa untuk fungi yang bisa menciptakan askus dari tahap reproduksinya di kelompokkan ke dalam jenis Ascomycota, sedangkan fungi yang menghasilkan basidium di kelompokkan dalam Basidiomycota. Secara keseluruhan tidak semuanya jenis fungi sudah diketahui bagaimana cara perkembangbiakannya baik secara seksual maupun aseksual.
Dengan demikian apa itu fungi ahli belum dapat mendefinisikan fungi tersebut ke dalam divisi yang seperti apa seharusnya. Reproduksi Fungi • Reproduksi Vegetatif Reproduksi vegetatif jamur adalah jamur sel tunggal, yang dilakukan oleh pembentukan tunas yang menanam di individu baru, serta reproduksi vegetatif pada jamur multiseluler dengan cara berikut: • Fragmentasi (pemisahan) Hypha, sepotong HYFA terpisah kemudian akan menanam jamur baru.
• Pembentukan spora aseksual, spora aseksual dapat sporangiospora atau conidospores. Dalam beberapa jenis jamur tumbuh akan menghasilkan sporangiosfor (kotak spora batang). Pada akhir sporangiofor adalah sporangium (Spore Box). Sementara di kotak spora akan ada Divisi sel mitose yang menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom haploid. Sementara di jamur lain, jika orang dewasa dapat menghasilkan konidiofor (batang apa itu fungi, pada akhir Konidiofor ada conidium (kotak konidiospora).
Dalam conidium, pembelahan sel akan terjadi, yang mitosis melalui produksi banyak conidiospora dengan haploid berkromosoma (n), baik sporangiospora dan konidiospora, jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh ke hyfa baru haploid (s). • Reproduksi Generatif Reproduksi jamur generatif (seksual) terjadi di muka dengan pembentukan spora seks oleh peleburan antara HYFA, yang memiliki spesies yang berbeda.
• Dilakukan dengan melelehkan inti/inti dari dua sel induk. • Reproduksi seksual ini kurang Umum dan kurang dari aseksual. • Pembibitan ini terjadi dalam keadaan tertentu. • adalah reproduksi darurat yang dilakukan jika terjadi perubahan kondisi lingkungannya. • Menghasilkan keturunan yang memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi daripada reproduksi vegetatif. • Dari variasi genetik adalah mungkin untuk menghasilkan keturunan yang lebih adaptif dalam hal perubahan dalam keadaan lingkungan.
Struktur Fungi • Struktur tubuh fungi terdiri dari sel eukaryotik yang terdiri dari dinding sel yang mengandung zat kitin. Zat yang unik dari kitin pada jamur menyerupai substansi kitin pada kerangka luar athropoda pasangan. Ini kain kitin terbuat dari polisakarida, kuat dan fleksibel. • Benang halus yang membentuk tubuh jamur disebut Hifa. • Hifa dalam jamur dapat menjadi cabang yang membentuk jaringan yang disebut miselium. • Miselium ini akan membentuk sebuah kepang untuk membentuk tubuh seperti buah dalam jamur.
• Selain itu, hyphae pada jamur juga memiliki penghalang atau pembagi antara sel yang disebut SEPTA. SEPTA pada jamur memiliki pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat mengalir dari sel ke sel lain. • Dalam beberapa jenis jamur, Hyfa tidak memiliki partisi yang disebut Hypha Asepta. Hyphae ini adalah massa sitoplasma panjang yang berisi ratusan sampai ribuan inti disebut senocytic hyfa.
Inti adalah banyak karena pembagian diulang inti sel tanpa pembelahan sitoplasmik yang menyertainya. • Adapun cabang Hyfa dan bentuk Mycelium memungkinkan jamur untuk menyerap lebih banyak nutrisi.
• Jamur dengan parasitisme memiliki hyfa dimodifikasi disebut haustorium. • Nah, rumah ini adalah tip yang bekerja di atas jaringan host dan menguras nutrisi dari host. • Hyfa pada miselium dibedakan membentuk agen reproduksi yang fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini disebut misookum generatif. Contoh Fungi • Zygomycota • Rhizopus Oligosporus • Rhizopus nigricans • Rhizopus Stolonifer • Pilobolus • Mucor mucedo • Ascomycota • Penicillium • Aspergillus • Neurospora • Saccharomyces • Morcella Deliciosa • Higrophorus • Basidiomycota • Volvariella Volvacea(jamur merang) • Pucinia graminae • Auricularia polytricha (jamur kuping), • Ustilago maydis • Amanita palloides • Pleurotus ostreatus – wild, • Polyporus acularius • Ganoderma sp • Gloeophyllum striatum • Phellinus sp • Deuteromycota • Mycosporium penyebab penyakit kurap.
• Epidermophyton menyebabkan penyakit pada sela jari kaki • Mycosporium, Verticellium, dan Cercos parasit pada tumbuhan. • Fusarium Demikianlah artikel tentang Fungi Adalah : Pengertian, Ciri, Klasifikasi, Reproduksi, Struktur, Contoh dari pengajar.co.id semoga bermanfaat. Sebarkan ini: • Facebook • Twit • WhatsApp Posting pada S1, S2, SD, SMA, SMP, UMUM Ditag 4 divisi fungi, animalia adalah, apa itu protista, apa yang dimaksud dengan animalia, apa yang dimaksud dengan miselium, apa yang dimaksud dengan monera, apa yang dimaksud dengan plantae, apa yang dimaksud hifa dan miselium, apa yang dimaksud plantae, apa yang dimaksud protista, apa yang menjadi dasar klasifikasi jamur, apa yg dimaksud dengan animalia, apakah itu kelompok jamur, bagaimana proses pembentukan askospora, bagaimanakah cara hidup jamur, basidiomycota, cendawan, ciri ciri fungi, ciri ciri fungi brainly, ciri-ciri fungi ditunjukkan oleh nomor, contoh fungi, contoh jamur zygomycota, dari manakah jamur memperoleh nutrisinya, daur hidup jamur erysiphe sp, fungi adalah brainly, fungi adalah pdf, fungi basidiomycota, fungi ppt, fungi zygomycota, fungsi fungi, fungsi inti sel pada jamur, fungsi pileus pada jamur, fungsi septa pada jamur, fungsi tudung pada jamur, fungus, gambar fungi, gambar reproduksi jamur, habitat fungi, habitat fungi brainly, habitat jamur, kapang, karakteristik fungi, kingdom plantae adalah, klasifikasi fungi, kumpulan hifa pada jamur disebut, manfaat fungi, manfaat jamur dalam biologi, morfologi fungi pdf, morfologi jamur, pengertian kingdom fungi, peranan dan contoh fungi, perbedaan antara ganggang (alga) dan jamur, perbedaan fungi dan jamur, plantae adalah, plantae adalah brainly, rangkuman fungi, reproduksi fungi, sebutkan ciri-ciri fungi, sebutkan ciri-ciri umum jamur, sebutkan contoh jamur, sebutkan contoh jamur yang merugikan, sebutkan klasifikasi fungi, siklus reproduksi jamur, struktur fungi, struktur jamur, struktur jamur dan apa itu fungi, struktur jamur tempe, teleomorfisme, tubuh atau talus kapang terdiri dari, zygomycota menghasilkan Artikel Terbaru • Tes Wartegg • Iman Kepada Allah • Struktur Kulit • Norma Kesopanan • Pengertian Kedaulatan • Letak Astronomis Indonesia • √Flowchart adalah : Pengertian, Jenis, Perbedaan, Tujuan dan Fungsi Secara Lengkap • Momen Inersia • √ Manusia Purba Di Indonesia : SejarahPengertian dan Jenisnya • Manajemen Pemasaran Adalah • Kompetensi Adalah • Implementasi Adalah • Manajemen Operasional Adalah • E-book Adalah • Talak AdalahPenjelasan lengkap apa itu kingdom fungi mulai dari pengertian, manfaat, ciri-ciri, klasifikasi, contoh gambar terbaru, dan strukturnya.
Kali ini kami akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan kingdom fungi. Jamur atau juga dinamakan fungi adalah termasuk organisme eukarotik yang mempunyai dinding sel serta umumnya tidak motil. Karakteristiknya memang hampir sama dengan tumbuhan. Hanya saja, fungi tidak dilengkapi dengan klorofil. Dikarenakan tidak mempunyai klorofil, maka fungi tidak bisa melakukan fotosintesis untuk bisa menghasilkan bahan apa itu fungi yang berasal dari air dan karbohidrat.
Hal ini yang menjadi alasan kenapa fungi termasuk ke dalam apa itu fungi heterotrof atau organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Sifat heterotrofnya pun sama dengan yang apa itu fungi oleh sel hewan. Apa itu kingdom fungi?
Kingdom fungi adalah satu satu dari enam klasifikasi kingdom. Awalnya, para peneliti berpendapat bahwa fungi termasuk ke dalam kingdom tumbuhan atau kingdom plantae. Akan tetapi, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut kemudian ditemukan banyak fakta bahwa ternyata jamur tidak sama dengan tumbuhan. Jamur tidak memiliki struktur seperti tumbuhan serta tidak mampu membuat makanan sendiri.
Maka dari itu, fungi atau jamur termasuk ke dalam golongan heterotrof. Selain itu, fungi juga memiliki karaketeristik yang tidak sama jika dibandingkan dengan organisme yang lain. Itulah sebabnya mengapa fungi dibuatkan kelompok sendiri yang sekarang kita kenal dengan sebutan kingdom fungi. Baca juga: Kingdom Plantae Manfaat Kingdom Fungi Adapun manfaat yang terdapat pada fungi atau jamur akan kami jelaskan di bawah ini: • Mempunyai kandungan protein yang tinggi seperti jamur Volvariella volvacea • Sebagai bahan baku dalam pengolahan oncom dan tempe seperti Rhizopus dan Mucor • Bahan baku pengolahan keju dan roti seperti jenis jamur Khamir Saccharomyces • Dekomposer seperti Higroporus dan Lycoperdon perlatum • Antibiotik alami seperti Penicillium notatum Ciri-Ciri Kingdom Fungi Di bawah ini kami akan menjelaskan apa saja ciri-ciri yang terdapat pada kingdom fungi • Dinding sel fungi memiliki membran inti atau eukarotik dan tersusun dari zat katin dengan kromosom yang di dalamnya mengandung DNA • Struktur tubuh pada fungi terdiri atas uniseluler dan multiseluler • Di dalam fungi terdapat benang-benang halus yang dinamakan hifa.
Untuk cabang dari hifa disebut miselum yang digunakan untuk menyerap makanan dari subtraknya • Untuk hifa yang tedapat pada fungi di bagi menjadi dua yaitu fungi tidak berserat dan juga hifa berserat • Tubuh pada fungi masih belum bisa dibedakan mana yang termasuk batang, daun, dan akar • Fungi memiliki sifat saprofit dan juga parasit • Fungi memiliki pigmen, namun tidak mempunyai klorofil • Secara umum, jamur apa itu fungi di tempat yang lembab • Jamur berkembang biak dengan cara seksual dan aseksual • Fungi mempunyai vakuola dan dinding sel • Fungi termasuk ke dalam organisme heterotrof • Beberapa anggota pada jamur dapat membentuk alat yang digunakan untuk melindungi diri dari lingkungan yang buruk diantaranya telespora, klamidospora, dan gemma • Sel pada fungi memiliki beberapa organel sitoplasmatik misalnya mitokondria, sterol, ribosom, dan juga nukleus Klasifikasi Kingdom Fungi gambar kingdom fungi (klasifikasi) Untuk klasifikasi kingdom fungi itu sendiri dilihat dari ada atau tidaknya tubuh buah selama daur hidupnya.
Selain itu, klasifikasi yang dilakukan juga berdasarkan pada cii-ciri spora, baik yang termasuk seksual maupun aseksual. Sementara itu, jika berdasarkan cara reproduksinya maupun strukturnya, maka kita akan menemukan bahwa kingdom fungi dibagi menjadi empat divisi.
Keempat divisi tersebut yaitu zygomicota, basidiomycota, ascomycotaa, dan juga deuteromycota. Informasi mengenai keempat klasifikasi kingdom fungi tersebut akan kami jelaskan apa itu fungi bawah ini. 1. Zygomicota Beberapa hal yang apa itu fungi ke dalam ciri-ciri zygomicota antara lain: • Memiliki nama zygomicota karena berbentuk spora dengan dinding sel yang tebal yang dinamakan sebagai zigospora • Zygomicota memiliki habitat di darat, tanah, maupun sisa makhluk hidup yang sudah mati • Mempunyai hifa sensorik • Hidup apa itu fungi pengurai zat organik apa itu fungi saprofit • Mempunyai miselium yang memiliki banyak cabang serta tidak bersekat • Miselium memiliki 3 tipe hifa yaitu rizoid, stolon, dan juga sporangiofor • Zygomicota bereproduksi secara seksual dan aseksual • Zygomicota juga berperan di dalam pembuatan makanan seperti Apa itu fungi oryzae yang terdaapat pada pembuatan tempe 2.
Ascomycota Ciri-ciri yang terdapat pada ascomycota adalah sebagai berikut: • Mempunyai talus multiseluler dan uniseluler • Ascomycota menghasilkan askospora pada reproduksi generatif • Mempunyai hipta yang bersepta. Setiap septa mempunyai satu inti • Dinding hifa diperkuat oleh selulosa serta bersifat heterokaritik • Reproduksi vegetatif yang dilakukan dengan memperbanyak spora, konidia, tunas, dan juga fragmentasi • Reproduksi generatifnya dengan konjugasi yang nantinya akan digunakan dalam membentuk askospora dalam askus.
Askus dibentuk di dalam tubuh buah yang dinamakan askokarp atau askoma 3. Basidiomycota Untuk ciri-ciri yang dimiliki oleh Basidiomycota yaitu seperti di bawah ini: • Mempunyai hifa yang bersepta dengan sambungan apit • Memiliki sifat saprobe • Umumnya disebut sebagai mushroom • Mempunyai tangkai yang asimetris, pendek, serta ada yang tidak memiliki tangkai • Basidiospora berada di permukaan lamela atau jika yang terbentuk berada di bawah tudungnya • Basidiospora menghasilkan basidium dengan bentuk yang mirip gada.
Basidium terbagi menjadi dua yaitu ada basidium yang bersekat dan ada yang tidak bersekat • Reproduksi aseksual dengan tunas, koniida, dan fragmentasi. Sementara itu, untuk reproduksi secara seksual yaitu dengan cara membentuk basidiospora • Mempunyai manfaat untuk kehidupan manusia, misalnya jamur kuping (Auricularia politricha yang bisa dimakan, jamur merang (Volvariella volcaea) yang juga bisa dimakan, Ganodema applanatum yang bermanfaat sebagai obat atau makanan super, serta jamur karat (Ustilago scitamine) 4.
Deuteromycota Apa saja yang termasuk ke dalam ciri-ciri Deuteromycota? Berikut ini jawabannya: • Mempunyai hifa bersepta serta tubuh mikroskopis • Multiseluler • Reproduksi vegetatifnya dilakukan dengan cara membentuk spora dan konidia • Sementara untuk reproduksi generatifnya masih belum diketahui sehingga menjadikannya disebut sebagai jamur tak sempurna • Menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup lainnya atau parasitisme • Adapun penyakit yang dialami manusia yang berasal oleh jamur ini adalah kurap.
Penyakit ini diakibatkan oleh Microsporum, Epidermophyton, dan Trichophytom. Panu yang disebabkan oleh Tinea vesicolor Contoh Kingdom Fungi Apa saja yang termasuk apa itu fungi dalam contoh kingdom fungi? Berikut ini silakan Anda simak baik-baik informasi yang kami bagikan. • Contoh Zygomicota antara lain: Rhizopus Oligosporus, Pilobolus, Rhizopus nigricans, Mucor mucedo, dan Rhizopus Stolonifer • Contoh Ascomycota antara lain: Aspergillus, Morcella Deliciosa, Saccharomyces, Penicillium, Higrophorus, dan Neurospora • Contoh Basidiomycota antara lain: Pucinia graminae, Ustilago maydis, Volvariella Volvacea atau jamur merang, Auricularia polytricha atau jamur kuping, Apa itu fungi ostreatus – wild, Ganoderma sp, Amanita palloides, Phellinus sp, Polyporus acularius, dan Gloeophyllum apa itu fungi • Contoh Deuteromycota antara lain: Epidermophyton yang mengakibatkan penyakit pada sela jari kaki, Fusarium, Mycosporium, Apa itu fungi parasit, Verticellium, pada tumbuhan, Mycosporium yang menjadi penyebab seseorang menderita penyakit kurap Demikian informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan kingdom fungi.
Semoga bermanfaat.
KOMPAS.com - Fungi adalah kelompok makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Fungi berkembang biak dengan dua cara, yakni secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa yang membentuk zigot, kemudian zigot tumbuh menjadi tubuh buah. Sementara itu, perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan cara membentuk spora, bertunas, atau fragmentasi hifa. Fungi memiliki cara hidup dengan menyerap zat organik dari lingkungannya. Baca juga: Kingdom Fungi: Ciri-ciri dan Jenisnya Berdasarkan cara memperoleh makanan, fungi dibagi menjadi tiga yaitu kelompok, yakni saprofit, parasit, dan mutual.
Setiap cara hidup fungi memiliki efek tertentu. Misalnya, fungi yang hidup sebagai parasit memiliki sifat yang merugikan, sedangkan fungi yang hidup secara mutual dapat menguntungkan inangnya. Ciri-ciri fungi Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), berikut adalah ciri-ciri fungi: 1. Tubuh fungi belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun.
2. Struktur sel yang menyusun tubuh fungi bersifat eukariotik (inti selnya memiliki membran inti) dan memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin. Baca juga: 4 Ciri-ciri Bioma Sabana 3. Fungi tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri dan digolongkan sebagai organisme heterotrof.
4. Bentuk tubuh fungi ada yang apa itu fungi satu (uniseluler) dan ada yang bersel banyak (multiseluler). Bentuk tubuh apa itu fungi yang uniseluler umumnya bulat, sedangkan fungi yang multiseluler tersusun atas kumpulan benang (hifa) yang disebut miselium. Jenis hifa fungi ini ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat. Adapun fungsi hifa adalah untuk menyerap nutrisi sekaligus sebagai alat reproduksi vegetatif.
Fungi adalah organisme yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Ada berbagai jenis fungi atau jamur di luar sana, mulai dari yang tumbuh di makanan-makanan busuk dan yang dapat kita konsumsi, yang dapat kita lihat langsung dan ada juga yang tidak dapat kita lihat tanpa bantuan mikroskop. Tapi, pernahkah kita berpikir apa sebenarnya fungi itu? Termasuk ke dalam kingdom apa ya? Tumbuh-tumbuhan? Atau justru hewan? Ternyata, fungi atau jamur memiliki kingdom sendiri lho, yang disebut kingdom Fungi. Artinya, fungi memiliki perbedaan yang cukup kentara sehingga tidak bisa digolongkan ke dalam tumbuh-tumbuhan.
Yuk kita bahas ciri-ciri, cara hidup, dan klasifikasinya! Ciri-Ciri Jamur Organisme pada kingdom Fungi merupakan organisme eukariotik, artinya tidak memiliki membran inti sel. Tubuhfungsi atau jamur disebut sebagai talus, yaitu tidak memiliki akar, batang, maupun daun sejati.
Walaupun kebanyakan sifatnya multiseluler atau terdiri dari banyak sel, ada pula jenis fungi yang uniseluler atau hanya memiliki satu sel, contohnya ragi. Berdasarkan ukurannya pun ada yang bersifat makroskropis dan mikroskopis. (Baca juga: Reproduksi Pada Bakteri, Bagaimana Prosesnya?) Fungi tidak memunyai klorofil, sehingga ia tidak dapat berfotosintesis dan tidak termasuk ke dalam kingdom Plantae.
Tapi, fungi merupakan organisme yang heterotrof, yaitu dapat memperoleh makanan dari organisme lain. Dinding sel pada fungi mengandung zat kitin, berbeda dengan tumbuh-tumbuhan yang mengandung selulosa. Fungi juga menggunakan spora sebagai alat reproduksinya. Cabang ilmu biologi yang khusus mengkaji fungi disebut mikologi. Berdasarkan benduknya, fungi dibagi menjadi dua, yaitu kapang ( mold) dan khamir ( yeast). Fungi atau jamur kapang berbentuk filamen panjang yang bercabang seperti benang (hifa).
Beberapa hifa tidak bersekat dan memiliki banyak inti (senositik), tapi ada pula yang bersekat. Hifa membentuk jaring-jaring benang yang disebut miselium. Miselium berfungsi untuk meningkatkan luas penyerapan. Sementara itu, jamur khamir merujuk kepada jamur yang bersel satu, contohnya ragi ( Saccharomyces cereviceae).
Cara Hidup Jamur Seperti yang telah disebutkan di atas, fungi atau jamur bersifat heterotrof, yaitu mendapatkan makanan dari organisme lain. Nah, cara jenis mahkluk hidup ini mendapatkan nutrisi dibagi menjadi tiga, yaitu saprofit, parasit, dan simbiosis mutualistik. Saprofit artinya jamur memperoleh zat organik dari sisa-sisa organisme mati, seperti bangkai hewan. Dalam ekosistem, saprofit berfungsi sebagai dekomposer. Contohnya adalah jamur kuping yang tumbuh di batang kayu yang sudah mati.
Jamur parasit adalah jamur yang memperoleh zat organik dari organisme hidup. Untuk mengambil nutrisi, jenis ini memiliki hifa khusus yang disebut haustoria. Terakhir, jamur yang menjalani hubungan simbiosis mutualisme mendapatkan nutrisi dari organisme hidup lain, tetapi mampu memberikan keuntungan bagi organisme pasangannya.
Salah satu contohnya adalah kerak ( lichen) dan mikoriza. Klasifikasi Jamur Jamur dibagi menjadi empat divisi berdasarkan jenis spora seksualnya, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.
Zygomycota memiliki spora seksual yang disebut zigospora, sementara spora aseksualnya adalah sporangiospora. Hifa pada Zygomycota tidak bersekat (senositik) dan berinti banyak.
Jamur Zygomycota dapat ditemukan di darat, tanah, dan organisme mati sebagai saprofit. Zygomycota juga memiliki tiga tipe hifa, yaitu rizoid yang berbentuk seperti akar, stolon yang membentuk anyaman pada permukaan substrat, dan sporangiofor yang tumbuh tegak dan terdapat sporangium di ujung atasnya. (Baca juga: Jadi Bagian dari Materi Genetik, Apa sih Gen dan Kromosom?) Ascomycota merupakan jamur yang menghasilkan askospora sebagai spora seksual dan konidiospora sebagai spora aseksualnya.
Askospora dihasilkan oleh struktur berbentuk kantung yang disebut askus. Sementara itu, konidiospora dihasilkan dari ujung hifa khusus yang bernama konidiofor.
Pada umumnya, askus dibentuk dalam tubuh apa itu fungi yang dinamakan askokarp. Ascomycota memiliki hifa yang bersekat. Berdasarkan bentuk askusnya, Ascomycota dibagi menjadi tiga, yaitu: • Hemiascomycetes – Tidak memiliki askokarp dan tidak memiliki hifa.
Bentuk selnya oval dan dapat bertunas. Contoh: ragi dan Candida albicans. • Plectomycetes – Askus bertipe kleistotesium. Sifatnya parasit maupun saprofit. Contoh: Aspergillius, Penicillium. • Pyrenomycetes – Askus tipe peritesium. Contoh: Neurospora crassa. Selanjutnya, ada Basidiomycota. Basidiomycota memiliki struktur seperti gada apa itu fungi bernama basidium sebagai alat penghasil basidiospora. Apa itu fungi merupakan spora seksual, sementara spora aseksual pada Basidiomycota adalah konidiospora.
Sebagian anggotanya bersifat makroskopis dan dapat dikonsumsi. Tubuh buah yang dinamakan basidiokarp berbentuk seperti payung yang terdiri dari batang dan tudung. Hifa pada Basidiomycota memiliki sekat. Terakhir, ada Deuteromycota yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya. Jenis ini juga disebut sebagai fungi imperfecti yang berarti jamur tak sempurna.
Salah satu contoh Deuteromycota adalah Epidermophyton floocosum yang menyebabkan penyakit kaki atlet dan Microsporum yang menyebabkan kurap. Kelas Pintar Kelas Pintar adalah salah satu partner Kemendikbud yang menyediakan sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik.
Related Topics • Biologi • Fungi • Jamur • Kelas 10 • Kingdom Fungi Previous Article